Makalah Agama

27
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan kepada kami, sehingga tugas makalah Agama Islam yang telah ditugaskan kepada kami , dapat kami selesaikan dengan tepat waktu. Dalam makalah kali ini kami mengangkat judul tentang “Masyarakat Madani dan Kerukunan Umat Beragama”. Dalam kesempatan kali ini juga, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya, dan tepat pada waktunya. Dan terutama kepada dosen mata kuliah Agama Islam yaitu Bapak Syamsul Arifin, DRS.MAG yang telah memberikan arahan dan pandangan-pandangan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak ada gading yang tak retak, kami menyadari di dalam penyampaiannya, kami sangat menyadari akan kekurangan-kekurangan yang ada, maupun penyampaian yang mungkin kurang tepat ataupun salah. Karena memang pembelajaran bagi kami untuk memperbaikinya, perlu proses dan wawasan yang baik. Tetapi dalam banyaknya kekurangan- i

Transcript of Makalah Agama

Page 1: Makalah Agama

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan

kesehatan kepada kami, sehingga tugas makalah Agama Islam yang telah ditugaskan

kepada kami , dapat kami selesaikan dengan tepat waktu. Dalam makalah kali ini

kami mengangkat judul tentang “Masyarakat Madani dan Kerukunan Umat

Beragama”.

Dalam kesempatan kali ini juga, kami ingin mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga makalah ini dapat

diselesaikan dengan sebaik-baiknya, dan tepat pada waktunya. Dan terutama kepada

dosen mata kuliah Agama Islam yaitu Bapak Syamsul Arifin, DRS.MAG yang telah

memberikan arahan dan pandangan-pandangan sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah ini.

Tak ada gading yang tak retak, kami menyadari di dalam penyampaiannya,

kami sangat menyadari akan kekurangan-kekurangan yang ada, maupun penyampaian

yang mungkin kurang tepat ataupun salah. Karena memang pembelajaran bagi kami

untuk memperbaikinya, perlu proses dan wawasan yang baik. Tetapi dalam

banyaknya kekurangan-kekurangan yang ada, kami telah berusaha sebaik mungkin

agar memenuhi criteria yang diharapkan. Oleh karena itu, kami berharap bahwa

adanya makalah ini dapat membantu kami dalam memenuhi penilaian yang baik

dalam mata kuliah Agama Islam.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

i

Page 2: Makalah Agama

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Masyarakat madani, konsep ini merupakan penerjemahan istilah dari konsep

civil society yang pertama kali digulirkan oleh Dato Seri Anwar Ibrahim dalam

ceramahnya pada simposium Nasional dalam rangka forum ilmiah pada acara

festival istiqlal, 26 September 1995 di Jakarta. Konsep yang diajukan oleh Anwar

Ibrahim ini hendak menunjukkan bahwa masyarakat yang ideal adalah kelompok

masyarakat yang memiliki peradaban maju. Lebih jelas Anwar Ibrahim

menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat madani adalah sistem

sosial yang subur yang diasaskan kepada prinsip moral yang menjamin

keseimbangan antara kebebasan perorangan dengan kestabilan masyarakat.

Menurut Quraish Shibab, masyarakat Muslim awal disebut umat terbaik

karena sifat-sifat yang menghiasi diri mereka, yaitu tidak bosan-bosan menyeru

kepada hal-hal yang dianggap baik oleh masyarakat selama sejalan dengan nilai-

nilai Allah (al-ma’ruf) dan mencegah kemunkaran. Selanjutnya Shihab

menjelaskan, kaum Muslim awal menjadi “khairu ummah” karena mereka

menjalankan amar ma’ruf sejalan dengan tuntunan Allah dan rasul-Nya. (Quraish

Shihab, 2000, vol.2: 185).

Perujukan terhadap masyarakat Madinah sebagai tipikal masyarakat ideal bukan

pada peniruan struktur masyarakatnya, tapi pada sifat-sifat yang menghiasi

masyarakat ideal ini. Seperti, pelaksanaan amar ma’ruf nahi munkar yang sejalan

dengan petunjuk Ilahi, maupun persatuan yang kesatuan yang ditunjuk oleh ayat

sebelumnya (lihat, QS. Ali Imran [3]: 105). Adapun cara pelaksanaan amar

ma’ruf nahi mungkar yang direstui Ilahi adalah dengan hikmah, nasehat, dan tutur

kata yang baik sebagaimana yang tercermin dalam QS an-Nahl [16]: 125. Dalam

i

Page 3: Makalah Agama

rangka membangun “masyarakat madani modern”, meneladani Nabi bukan hanya

penampilan fisik belaka, tapi sikap yang beliau peragakan saat berhubungan

dengan sesama umat Islam ataupun dengan umat lain, seperti menjaga persatuan

umat Islam, menghormati dan tidak meremehkan kelompok lain, berlaku adil

kepada siapa saja, tidak melakukan pemaksaan agama, dan sifat-sifat luhur

lainnya.

Kita juga harus meneladani sikap kaum Muslim awal yang tidak

mendikotomikan antara kehidupan dunia dan akhirat. Mereka tidak meninggalkan

dunia untuk akhiratnya dan tidak meninggalkan akhirat untuk dunianya. Mereka

bersikap seimbang (tawassuth) dalam mengejar kebahagiaan dunia dan akhirat.

Jika sikap yang melekat pada masyarakat Madinah mampu diteladani umat Islam

saat ini, maka kebangkitan Islam hanya menunggu waktu saja.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian dan karakteristik masyarakat madani?

1.2.2 Apa peran umat islam dalam mewujudkan masyarakat madani?

1.2.3 Apa misi perdamain dan kerahmatan bagi seluruh alam?

1.2.4 Apa makna ukhuwah islamiyah dan ukhuwah insaniyah?

1.2.5 Bagaimana kebersamaan pluralitas agama?

1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dan karakteristik masyarakat madani

1.3.2 Untuk mengetahui peran umat islam dalam mewujudkan masyarakat

madani

1.3.3 Untuk mengetahui misi perdamaian dan kerahmatan bagi seluruh alam

1.3.4 Untuk mengetahui makna ukhuwah islamiyah dan ukhuwah insaniyah

1.3.5 Untuk mengetahui kebersamaan pluralitas agama

i

Page 4: Makalah Agama

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan karakteristik masyarakat madani

Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-

nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan

teknologi. Allah SWT memberikan gambaran dari masyarakat madani dengan

firman-Nya dalam Q.S. Saba’ ayat 15: Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda

(kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah

kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari

rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya.

(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha

Pengampun”.

Ada dua masyarakat madani dalam sejarah yang terdokumentasi sebagai

masyarakat madani, yaitu:

1) Masyarakat Saba’, yaitu masyarakat di masa Nabi Sulaiman.

2) Masyarakat Madinah setelah terjadi traktat, perjanjjian Madinah antara

Rasullullah SAW beserta umat Islam dengan penduduk Madinah yang

beragama Yahudi dan beragama Watsani dari kaum Aus dan Khazraj.

Perjanjian Madinah berisi kesepakatan ketiga unsur masyarakat untuk

saling menolong, menciptakan kedamaian dalam kehidupan sosial,

menjadikan Al-Qur’an sebagai konstitusi, menjadikan Rasullullah SAW

sebagai pemimpin dengan ketaatan penuh terhadap keputusan-

keputusannya, dan memberikan kebebasan bagi penduduknya untuk

memeluk agama serta beribadah sesuai dengan ajaran agama yang

dianutnya.

i

Page 5: Makalah Agama

Ada beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya:

1. Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok ekslusif

kedalam masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.

2. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang

mendominasi dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan

alternatif.

3. Dilengkapinya program-program pembangunan yang didominasi oleh

negara dengan program-program pembangunan yang berbasis masyarakat.

4. Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena

keanggotaan organisasi-organisasi volunter mampu memberikan masukan-

masukan terhadap keputusan-keputusan pemerintah.

5. Tumbuhkembangnya kreatifitas yang pada mulanya terhambat oleh rejim-

rejim totaliter.

6. Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-

individu mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak

mementingkan diri sendiri.

7. Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial

dengan berbagai ragam perspektif.

8. Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang

beragama, yang mengakui adanya Tuhan dan menempatkan hukum Tuhan

sebagai landasan yang mengatur kehidupan sosial.

9. Damai, artinya masing-masing elemen masyarakat, baik secara individu

maupun secara kelompok menghormati pihak lain secara adil.

10. Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang

dapat mengurangi kebebasannya.

11. Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah

diberikan oleh Allah sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa

terganggu oleh aktivitas pihak lain yang berbeda tersebut.

12. Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial.

i

Page 6: Makalah Agama

13. Berperadaban tinggi, artinya bahwa masyarakat tersebut memiliki

kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan ilmu

pengetahuan untuk umat manusia.

14. Berakhlak mulia.

Dari beberapa ciri tersebut, kiranya dapat dikatakan bahwa masyarakat

madani adalah sebuah masyarakat demokratis dimana para anggotanya

menyadari akan hak-hak dan kewajibannya dalam menyuarakan pendapat dan

mewujudkan kepentingan-kepentingannya; dimana pemerintahannya

memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi kreatifitas warga negara untuk

mewujudkan program-program pembangunan di wilayahnya. Namun

demikian, masyarakat madani bukanlah masyarakat yang sekali jadi, yang

hampa udara, taken for granted. Masyarakat madani adalah onsep yang cair

yang dibentuk dari poses sejarah yang panjang dan perjuangan yang terus

menerus. Bila kita kaji, masyarakat di negara-negara maju yang sudah dapat

dikatakan sebagai masyarakat madani, maka ada beberapa prasyarat yang

harus dipenuhi untuk menjadi masyarakat madani, yakni adanya democratic

governance (pemerintahan demokratis) yang dipilih dan berkuasa secara

demokratis dan democratic civilian (masyarakat sipil yang sanggup

menjunjung nilai-nilai civil security; civil responsibility dan civil resilience).

2.2 Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani

Dalam sejarah Islam, realisasi keunggulan normatif atau potensial umat

Islam terjadi pada masa Abbassiyah. Pada masa itu umat Islam menunjukkan

kemajuan di bidang kehidupan seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, militer,

ekonomi, politik dan kemajuan bidang-bidang lainnya. Umat Islam menjadi

kelompok umat terdepan dan terunggul. Nama-nama ilmuwan besar dunia lahir

pada masa itu, seperti Ibnu Sina, Ubnu Rusyd, Imam al-Ghazali, al-Farabi, dan

yang lain.

i

Page 7: Makalah Agama

Kualitas SDM umat islam dalam Q.S. Ali Imran ayat 11: Artinya:Kamu

adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang

ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya

ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada

yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. Dari ayat

tersebut sudah jelas bahwa Allah menyatakan bahwa umat Islam adalah umat

yang terbaik dari semua kelompok manusia yang Allah ciptakan. Di antara aspek

kebaikan umat Islam itu adalah keunggulan kualitas SDMnyadibanding umat non

Islam. Keunggulan kualitas umat Islam yang dimaksud dalam Al-Qur’an itu

sifatnya normatif, potensial, bukan riil.

SDM umat Islam saat ini belum mampu menunjukkan kualitas yang

unggul. Karena itu dalam percaturan global, baik dalam bidang politik, ekonomi,

militer, dan ilmu pengetahuan dan teknologi, belum mampu menunjukkan

perannya yang signifikan. Di Indonesia, jumlah umat Islam lebih dari 85%, tetapi

karena kualitas SDM nya masih rendah, juga belum mampu memberikan peran

yang proporsional. Hukum positif yang berlaku di negeri ini bukan hukum Islam.

Sistem sosial politik dan ekonomi juga belum dijiwai oleh nilai-nilai Islam,

bahkan tokoh-tokoh Islam belum mencerminkan akhlak Islam.

2.3 Misi Perdamaian Dan Kerahmatan Bagi Seluruh Alam

Terdapat sejumlah argumentasi yang dapat digunakan untuk menyatakan

misi ajaran Islam sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam, yaitu:

Pertama, dapat dilihat dari pengertian atau makna asli dari islam itu sendiri yaitu

masuk dalam perdamaian, dan orang muslim adalah orang yang damai dengan

Allah dan damai dengan manusia. Berdamai dengan Allah artinya berserah diri

sepenuhnya kepada kehendak-Nya, dan damai dengan manusia bukan saja

berarti menyingkiri berbuat jahat dan sewenang-wenang kepada sesamanya.

i

Page 8: Makalah Agama

Kedua, misi ajaran islam sebagai pembawa rahmat dapat dilihat dari peran yang

dimainkan islam dalam menangani berbagai problematika agama, social,

ekonomi , politik, hukum, pendidikan kebudayaan, dan sebagainya.

Dalam keadaan umat manusia yang kacau balau Nabi Muhammad datang

membawa ajaran islam yang didalamnya bukan hanya mengandung ajaran

akidah atau hubungan manusia dengan Tuhannya saja, melainkan juga hubungan

dengan sesama manusia dan alam semesta.

Dari sejak kelahirannya Islam sudah memiliki komitmen dan respon yang

tinggi untuk ikut serta dalam memecahkan berbagai masalah tersebut diatas. Hal-

hal yang demikian itu dapat dikemukakan sebgai berikut:

Pertama, dalam bidang social, Islam memperkenalkan ajaran yang bersifat

egaliter atau kesetaraan dan kesederajatan antara manusia dengan manusia lain.

Satu dan lannya sama makhluk Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dengan segala

kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Orang yang memilki kelebihan

dalam bidang tertentu misalnya ia memiliki kekurangan dalam bidang tertentu

lainnya. Orang yang memiliki kekurangan dalam bidang tertentu, tetepi memiliki

kelebihan dalam bidang lainnya. Kelebihan yang dimiliki yang satu digunakan

untuk menutupi kekurangan yang satunya lagi. Demikian seterusnya.Kelebihan

yang dimiliki oleh seseorang bukan untuk memeras yang lain. Orang berkulit

putih tidaklah lebih mulia dari yang berkulit hitam, dan orang yang berkulit

hitam tidaklah lebih rendah dari yang berkulit putih. Yang paling mulia disisi

Allah adalah yang paling bertakwa, sebagaimana dalam surat Al-Hujurat, 49:13.

Demikian pula dalam sebuah hadis Nabi menyatakan: “Tidak ada kelebihan bagi

orang arab atas orang yag bukan arab, dan orang yang berkulit puti atas orang

yang berkulit hitam, kecuali siapa diantara mereka yang peling bertakwa.” (HR.

Muslim)

Kedua, misi Islam sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam dapat dilihat dari

ajaran dalam bidang ekonomi yang bersendikan asas keseimbangan dan

pemerataan. Selain itu misi dalam bidang ekonomi ini dapat dilihat pula dari

i

Page 9: Makalah Agama

perintah berdagang dengan cara yang jujur. Sebaimana disebutkan dalan surat

Al-Isra, 17:35. Lebih lanjut ajaran Islam sangat melarang keras melakukan

praktik riba, atau membungakan uang yang menguntungkan secara berlipat

ganda, tanpa memperhitungkan kemampuan orang yang meminjamnya. Praktik

riba inj sangat dilarang dalam islam sebaimana yang dinyatakan dalam surat Ali

Imran ,3:130.

Ketiga, dalam bidang poitik terlihat dari perintah Al-qur’an agar seorang

pemerintah bersikap adil, bijaksana terhadap rakyat yang dipimpinnya,

memperhatikan aspirasi dan kepentingan rakyat yang

dipimpinnya,mendahulukan kepentingan rakyat daripada kepentingannya sendiri,

melindungi dan mengayomi rakyat, membrikan keamanan dan ketentraman

kepada masyarakat. sebagaimana yang disebutkan dalam surat An-Nisa, 4:58

Keempat, dalam bidang hukum yaitu sebaimana yang disebutkan dalam surat

An-Nisa, 4:58. Ayat tersebut memerintahkan seorang hakim agar berlaku adil

dan bijaksana dalam memutuskan perkara dengan tidak memandang adanya

perbedaan pada orang yang sedang berperkara.

Kelima, dalam bidang pendidikan dapat dilihat dari ajaran islam yang

memberikan kepada manusia hak-haknya dalam bidang pendidikan.

Berdasarkan uraian diatas terlihat dengan jelas bahwa misi utama ajaran islam

adalah membawa rahmat bagi seluruh umat manusia dengan cara menata aspek

kehidupan social, ekonomi, politik, hukum, pendidikan dan sebagainya.

Keenam, misi islam dapat pula dilihat dari misi ajaran yang dibawa dan

dipraktikan oleh Nabi Shallallahu alahi Wa sallam. Hal ini disebutkan dengan

tegas dalam surat Al-Anbiya ayat ke 10, dan juga terlihat dalam praktik

kehidupan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam yang dikenal dengan

seorang yang sayang dengan umatnya dan kepada manusia umumnya.

Ketujuh, misi Islam dapat dilihat pula pada kedudukannya sebagai sumber nilai

dan pandangan hidup manusia. Dalam hal ini Islam telah memainkan empat

peran sebagi berikut. Pertama sebagai faktor kreatif, yaitu ajaran agama yang

i

Page 10: Makalah Agama

mendorng manusia melakukan kerja produktif dan kreatif. Kedua, faktor

motifatif, yaitu bahwa ajaran agama dapat melandasi cita-cita dan amal

perbuatan manusia dalam seluruh aspek kehidupannya. Ketiga, faktor sublimatif,

yakni ajaran agama yang dapat meningkatkan dan mengkuduskan fenomena

kegiatan manusia tidak hanya hal keagamaan saja, tetapi juga yang bersifat

keduniaan. Keempat, faktor integrative, yaitu ajaran agama dapat

mempersatukan sikap dan pandangan manusia serta aktifitasnya baik secara

indifidual maupun kolektif dalam menghadapi berbagai tantangan.

Kedelapan, misi ajaran islam dapat dilihat pula dari peran yang dimainkannya

dalam sejarah. Sebagaimana tercatat dalam sejarah bahwa islam diabad

klasik(Abad 7 sd 13 Masehi) atau lebih kurang 7 abad telah tampil sebagai

pengawal sejarah umat manusia menuju kehidupan yang tertib, aman, damai,

sejahtera, maju dalam bidang ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan peradaban.

Peran kesejarahan umat islam tersebut masih dapat dlilihat dinegara-negara

dimana Islam pernah melakukan perannya itu, seperti diirak, Bukhara, Turkistan,

Turki, Spanyol, India, Mesir, dan lain sebagainya.

Pengaruh ilmu pengetahuan, peradaban dan kejayaan islam lainnya terhadap

eropa merupakan bukti bahwa islam secara faktualtelah berperan secara

signifikan bagi kemanusiaan secara universal. Keadaan sekarang ini mungkin

sudah terbalik. Eropa lebih maju dari Islam dalam ilmu pengetahuan, dan

kebudayaan.

Kesembilan, misi ajaran Islam lebih lanjut dapat dilihat pula dari praktek

hubungan Islam dengan penganut agama lain, sebagaimana yang dilakukan Nabi

Shallallahu Alaihi Wa Sallam diMadinah. Fakta sejarah membuktikan bahwa

yang pertama dilakukan Nabi diMadinah adalah menjali hubungan yang

harmonis dengan seluruh komponen masyarakat yang ada diMadinah melalui

apa yang dalam sejarah dikenal sebagai Mitsaq al-Madinah atau Piagam

Madinah. Dari penelitian terhadap Piagam Madinah ditemukan sejumlah prinsip

tentang hak asasi manusiadan politik pemerintahan. Teks piagam tersebut

i

Page 11: Makalah Agama

menyatakan bahwa atas dasar ajaran Al-qur’an, kemanusiaan dan ikatan social ,

disamping orang-orang muslim mukmin sebagai satu umat atas dasar agama dan

keyakinan, kaum yahudi dan sekutunya juga merupakan umat bersama orang-

orang Mukmin.

2.4 Makna Ukhuwah Islamiyah Dan Ukhuwah Insaniyah

Kata Ukhuwah berarti persaudaraan. Maksudnya perasaan simpati atau

empati antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak memiliki perasaan yang

sama baik suka maupun duka, baik senang maupun sedih. Jalinan perasaan itu

menimbulkan sikap timbale balik untuk saling membantu bila pihak lain

mengalami kesulitan. Dan sikap untuk membagi kesenangan kepada pihak lain.

Ukhuwah dan persaudaraan yang berlaku bagi sesame muslim disebut ukhuwah

islamiyah.

Persaudaraan sesama muslim adalah persaudaraan yang tidak dilandasi oleh

keluarga, suku, bangsa, dan warna kulit, namun karena perasaan seaqidah dan

sekeyakinan. Nabi mengibaratkan antara satu muslim dengan muslim lainnya

ibaratkan satu tubuh. Apabila ada satu bagian yang sakit, maka seluruh tubuh

akan merasakan sakitnya. Rasulullah SAW juga bersabda : ” tidak sempurna iman

salah seorang kamu, sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai

dirinya sendiri “.

Hadis di atas berarti, seorang mulim harus dapat merasakan penderitaan dan

kesusahan saudara yang lainnya. Ia harus selalu menempatkan dirinya pada posisi

saudaranya.

Antara sesama muslim tidak ada sikap saling permusuhan,dilarang mengolok-

olok saudaranya yang muslim. Tidak boleh berburuk sangka dan mencari

kesalahan orang lain ( Q.S al-Hujurat: 11-12)

i

Page 12: Makalah Agama

Sejarah telah membuktikan bagaimana keintiman persahabatan dan lezatnya

persaudaraan antara kaum muhajirin dan kaum anshar. Kaum muhajirin rela

meninggalkan segala harta dna kekayaann dan keluarganya di kampong halaman.

Demikian juga kaum anshar dengan penuh keikhlasan menyambut dan

menjadikan kaum Muhajirin sebagai saudara. Peristiwa inilah awal bersatunya

dua hati dalam bentuk yang teorisentrik dan universal sebagai hasil dari sebuah

persaudaraan yang dibangun Nabi atas dasar kesamaan aqidah.

Persaudaraan sesama manusia disebut ukhuwah insaniyah. Persaudaraan ini

dilandasi oleh ajaran bahwa semua umat manusia adalah makhluk Allah.

Perbedaan keyakinan dan agama juga merupakan kebebasan pilihan yang

diberikan Allah. Hal ini harus dihargai dan dihormati.

Dalam praktek, ketegangan yang sering timbul intern umat beragama dan

antar umat beragama disebabkan oleh:

1. Sifat dari masing-masing agama yang mengandung tugas dakwah atau missi

2. Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya sendiri dan

agama lain. Arti keberagamannya lebih keoada sikap fanatisme dan kepicikan

( sekedar ikut-ikutan).

3. Para pemeluk agama tidak mampu menahan diri, sehingga kurang

menghormati bahkan memandang rendah agama lain.

4. Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan toleransi

dalam kehidupan bermasyarakat.

5. Kecurigaan masing-masing akan kejujuran pihak lain, baik intern umat

beragama maupun antar umat beragama.

6. Kurangnya saling pengertian dalam menghadapi masalh perbedaan pendapat.

Dalam pergaulan antar agama, semakin hari kita merasakan intensnya

pertemuan agama-agama itu. Walaupun kita juga semakin menyadari bahwa

pertemuan itu kurang diisi segi-segi dialogis antar imannya.

Dalam pembinaan umat Bergama, para pemimpin dan tokoh agama

mempunyai peranan yang besar, yaitu:

i

Page 13: Makalah Agama

1. Menterjemahkan nilai-nilai dan norma-norma agama ke dalam kehidupan

bermasyarakat

2. Menerjemahkan gagasan-gagasan pembangunan ke dalam bahasa yang

dimengerti oleh masyarakat.

3. Memberikan pendapat, saran dan kritik yang sehat terhadap ide-ide dan cara-

cara yang dilakukan untuk suksesnya pembangunan.

4. Mendorong dan membimbing masyarakat dan umat beragama untuk ikut serta

dalam usaha pembangunan

5. Meredamkan api-api konflik yang ada dan berusaha mencari titk temu dan

solusi.

2.5 Kebersamaan Pluralitas Agama

Secara etimologis, pluralitas atau pluralisme agama berasal dari dua kata yaitu

“pluralisme” dan “agama”. Dan jika “pluralisme” dirangkai dengan “agama”

sebagai predikatnya , maka berdasarkan pemahaman tersebut bisa dikatakan bahwa

pluralisme agama adalah kondisi hidup bersama antar agama (dalam arti yang

luas) yang berbeda-beda dalam satu komunitas dengan tetap mempertahankan ciri-

ciri spesifik atau ajaran masing-masing agama.

Pluralisme tidak dapat dipahami hanya dengan mengatakan bahwa masyarakat

kita majemuk, beraneka ragam, terdiri dari berbagai suku dan agama, yang justru

hanya menggambarkan kesan fragmentasi (dibagi-bagi), bukan pluralisme.

Tetapi, pluralisme harus dipahami sebagai “pertalian sejati kebinekaan dalam

ikatan-ikatan keadaban”. Bahkan, pluralisme adalah suatu keharusan bagi

keselamatan umat manusia, antara lain melalui mekanisme pengawasan dan

pengimbangan yang dihasilkannya.

Makna pluralisme seperti itu, terungkap dalam Kitab Suci Alquran yang berisi

suatu penegasan, bahwa Allah menciptakan mekanisme pengawasan dan

pengimbangan antara sesama manusia guna memelihara keutuhan bumi, dan

i

Page 14: Makalah Agama

merupakan salah satu wujud kemurahan Tuhan yang melimpah kepada umat

manusia.

Konsep kebersamaan dalam pluralitas agama adalah setiap manusia yang

hidup bersama di masyarakat akan menyadari lingkungan yang serba plural,

berbeda, dan tidak sama dengan dirinya. Dan bahkan masyarakat yang homegen

pun, perbedaan antar individu pasti ada, karena perbedaan manusia adalah

kehendak Tuhan.

Pluralisme agama hadir sebagai penyelamat diantara adanya perpecahan

terhadap klaim-klaim kebenaran absolute diantara beberapa agama yang ada,

setiap agama mengklaim dirinya yang paling benar dan yang lain sesat semua.

Dalam kompleksitas keragaman umat beragama sekiranya dapat dipahami

bahwa pluralisme agama sangatlah wajar, kalaupun tidak diterima akan

menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru. Apa solusi yang dapat diberikan untuk

dapat menjaga citra baik antara umat beragama yang berbeda-berbeda ini?.

Caranya, dengan tidak mengatakan kebenaran absolut bagi agama masing-

masing. Lagipula kebenaran milik Tuhan, dan kebenaran Tuhan ditafsirkan

menurut zamannya dan para penafsirnya.

Adanya keberagaman pemeluk semua agama atau pemeluk agama beda

paham untuk dapat membangun kesadaran bersama akan tujuan mulia semua

agama. Dengan cara demikian, agar dapat terbuka peluang dan ruang dialog

kemanusiaan bagi pemeluk semua agama, sehingga dimungkinkan pengembangan

praktik keberagaman yang lebih santun dan manusiawi.

i

Page 15: Makalah Agama

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Untuk mewujudkan masyarakat madani dan agar terciptanya kesejahteraan

umat maka kita sebagai generasi penerus supaya dapat membuat suatu perubahan

yang signifikan. Selain itu, kita juga harus dapat menyesuaikan diri dengan apa yang

sedang terjadi di masyarakat sekarang ini. Agar di dalam kehidupan bermasyarakat

kita tidak ketinggalan berita. Adapun beberapa kesimpulan yang dapat saya ambil

dari pembahasan materi yang ada di bab II ialah bahwa di dalam mewujudkan

masyarakat madani dan kesejahteraan umat haruslah berpacu pada Al-Qur’an dan As-

Sunnah yang diamanatkan oleh Rasullullah kepada kita sebagai umat akhir zaman.

Sebelumnya kita harus mengetahui dulu apa yang dimaksud dengan masyarakat

madani itu dan bagaimana cara menciptakan suasana pada masyarakat madani

tersebut, serta ciri-ciri apa saja yang terdapat pada masyarakat madani sebelum kita

yakni pada zaman Rasullullah.

Selain memahami apa itu masyarakat madani kita juga harus melihat pada

potensi manusia yang ada di masyarakat, khususnya di Indonesia. Potensi yang ada di

dalam diri manusia sangat mendukung kita untuk mewujudkan masyarakat madani.

Karena semakin besar potensi yang dimiliki oleh seseorang dalam membangun

agama Islam maka akan semakin baik pula hasilnya. Begitu pula sebaliknya, apabila

seseorang memiliki potensi yang kurang di dalam membangun agamanya maka

hasilnya pun tidak akan memuaskan. Oleh karena itu, marilah kita berlomba-lomba

dalam meningkatkan potensi diri melalui latihan-latihan spiritual dan praktek-praktek

di masyarakat.

Maka diharapkan kepada kita semua baik yang tua maupun yang muda agar

dapat mewujudkan masyarakat madani di negeri kita yang tercinta ini yaitu

Indonesia. Yakni melalui peningkatan kualiatas sumber daya manusia, potensi,

i

Page 16: Makalah Agama

perbaikan sistem ekonomi, serta menerapkan budaya zakat, infak, dan sedekah. Insya

Allah dengan menjalankan syariat Islam dengan baik dan teratur kita dapat

memperbaiki kehidupan bangsa ini secara perlahan. Demikianlah makalah

rangkuman materi yang dapat kami sampaikan pada kesempatan kali ini semoga di

dalam penulisan ini dapat dimengerti kata-katanya sehingga tidak menimbulkan

kesalahpahaman di masa yang akan datang.

i

Page 17: Makalah Agama

Daftar Pustaka

i