Makalah Agama

11
Integrasi Ilmu dan Teknologi dengan Islam 2014 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 LAT AR BELAKANG Di dalam Al-Qur’an surat Ibrahim: 24-25, Allah tellah memberikan ilustrasi indah tentang integrasi antara iman, ilmu, dan amal. Ayat tersebut menggambarkan keutuhan antara iman, ilmu dan amal dengan menganalogikan bangunan Dinul Islam bagaikan sebatang  pohon yang baik.Iman dianalogikan dengan akar sebuah po hon yang yang menop ang tegaknya ajaran Islam.Ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan dan cabang-cabang ilmu, sedangkan amal ibarat buah dari pohon sebagai analogi dari karya ilmu  pengetahuan. Mengingat begitu eratnya hubungan antara iman, ilmu dan amal, sudah selayaknya kaum muslim mengimplementasikan ketiga aspek penting kehidupan ini dalam kegiatan keseharian untuk kebaikan diri sendiri maupun kebaikan orang lain atau orang yang membutuhkan. Sementara itu, seiring dengan perkembangan zaman dan semakin majunya peradaban, semakinmaju pula ilmu dan teknologi yang dapat memberi kemudahan kepada manusia. Kemudahan ini sering memberi makna yang beragam sehingga kadang kala muncul  penafsiran yang salah. Bahkan,ada beberapa dari kaum muslim yang antipati terhadap kemajuan teknologi karena beranggapan bahwa kemajuan teknologi menyebabkan lunturnya iman. Di lain waktu, ada juga kaum muslim yang sangat akrab dengan kemajuan teknologi sampai hampir atau bahkan sudah melakukan penyimpangan terhadap penggunaan kemajuan teknologi tersebut. I.2 TUJUAN Pemahaman juga penyalahgunaan perkembangan ilmu dan kemajuan teknologi inilah yang perlu dibenarkan.Sejatinya,ajaranIslam tidak melarang adanya perkembangan ilmuyang menjadikan teknologi semakin berkembang.Disampng itu,berkembangnya teknologi juga dapat memberikan manfaat dan sebagai sarana untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah.

description

integerasi ilmu pengetahuan dan teknologi dalam islam

Transcript of Makalah Agama

Integrasi Ilmu dan Teknologi dengan Islam

Integrasi Ilmu dan Teknologi dengan Islam2014

BAB IPENDAHULUAN

I.1LATAR BELAKANGDi dalam Al-Quran surat Ibrahim: 24-25, Allah tellah memberikan ilustrasi indah tentang integrasi antara iman, ilmu, dan amal. Ayat tersebut menggambarkan keutuhan antara iman, ilmu dan amal dengan menganalogikan bangunan Dinul Islam bagaikan sebatang pohon yang baik.Iman dianalogikan dengan akar sebuah pohon yang yang menopang tegaknya ajaran Islam.Ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan dan cabang-cabang ilmu, sedangkan amal ibarat buah dari pohon sebagai analogi dari karya ilmu pengetahuan.Mengingat begitu eratnya hubungan antara iman, ilmu dan amal, sudah selayaknya kaum muslim mengimplementasikan ketiga aspek penting kehidupan ini dalam kegiatan keseharian untuk kebaikan diri sendiri maupun kebaikan orang lain atau orang yang membutuhkan.Sementara itu, seiring dengan perkembangan zaman dan semakin majunya peradaban, semakinmaju pula ilmu dan teknologi yang dapat memberi kemudahan kepada manusia. Kemudahan ini sering memberi makna yang beragam sehingga kadang kala muncul penafsiran yang salah. Bahkan,ada beberapa dari kaum muslim yang antipati terhadap kemajuan teknologi karena beranggapan bahwa kemajuan teknologi menyebabkan lunturnya iman. Di lain waktu, ada juga kaum muslim yang sangat akrab dengan kemajuan teknologi sampai hampir atau bahkan sudah melakukan penyimpangan terhadap penggunaan kemajuan teknologi tersebut.

I.2TUJUANPemahaman juga penyalahgunaan perkembangan ilmu dan kemajuan teknologi inilah yang perlu dibenarkan.Sejatinya,ajaranIslam tidak melarang adanya perkembangan ilmuyang menjadikan teknologi semakin berkembang.Disampng itu,berkembangnya teknologi juga dapat memberikan manfaat dan sebagai sarana untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah.Untuk itu, maka disusunlah makalah ini dengan harapan bahwa kaum muslim dapat menambah perannya dalam perkembangan ilmu dan teknologi juga menyebarluaskan manfaatnya dan konsisten untuk tetap menggunakan perkembangan ilmu dan teknologi sebagaimana mestinya.

I.3RUANG LINGKUPRuang lingkup yang akan dibahas dalam makalah ini adalah pandangan Islam tentang ilmu dan teknologi, pentingnya integrasi antaraIslam, ilmu, dan teknologi, dan tanggung jawab kaum muslim terhadap lingkungannya di dalam penggunaan ilmu dan teknologi.

BAB IILANDASAN TEORI

Dalam Islam terdapat dua sumber ilmu, yaitu akal dan wahyu.Ilmu yang bersumber dari wahyu Allah bersifat abadi dengan tingkat kebenaran mutlak. Sedangkan ilmu yang bersumber dari akal pikiran manusia bersifat perolehan dengan tingkat kebenaran relative, oleh karenanya tidak ada istilah final dalam suatu produk ilmu pengetahuan, sehingga memungkinkan untuk dilakukan suatu kajian ulang, pengembangan atau bahkan perbaikan.Ilmu dan segala hasilnya dapat diterima oleh Islam manakala bermanfaat bagi kehidupan manusia. Jika penggunaan hasil ilmu dan teknologi akan melalaikan seseorang dari dzikir dan tafakkur, serta mengantarkan kepada rusaknya nilai-nilai kemanusiaan, maka bukan hasil dari teknologi yang ditolak, melainkan pengguna teknologi itu yang harus diperingatkan dan diarahkan menuju nilai-nilai kebaikan. Apabila ilmu dan teknologi sejak semula diduga dapat menggeser manusia dari jati diri dan tujuan penciptaan, maka sejak itu pula kehadirannya ditolak oleh Islam.Seperti yang kita ketahui, teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia, tetapi juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kerusakan alam semesta.Pada dasarnya teknologi memiliki karakteristik yang obyektif dan netral, tetapi dalam situasi tertentu teknologi tidak lagi memiliki karakteristik yang netral dikarenakan teknologi memiliki potensi untuk merusak dan menguasai.Oleh karena itu, seharusnya temuan-temuan baru di bidang ilmu dan teknologi bersumber dan terinspirasi dari wahyu Allah.Ilmu dan teknologi yang Islami selalu mengutamakan dan mengedepankan kepentingan orang banyak dan kemaslahatan bagi kehidupan umat manusia.Untuk itu ilmu dan teknologi dalam pandangan Islam tidak bebas nilai, baik nilai local maupun nilai universal.

BAB IIIPEMBAHASAN

III.1PANDANGAN ISLAM TENTANG ILMU DAN TEKNOLOGIUmat Islam mewarisi ajaran suci yang berdasar dari wahyu Allah juga peradaban dan Ipteks Islam yang jaya di masa lalu.Sehingga, bila terdapat pemahaman atau penafsiran ajaran agama Islam yang menentang fakta-fakta ilmiah, maka kemungkinan adakesalahan pemahaman yang telah dilakukan.Islam sangat memotivasi umatnya untuk memanfaatkan akal dan rasa secara seimbang. Menuntut dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam Islam merupakan kewajiban bagi setiap muslim, dan muslim yang beriman. Oleh karena itulah antara iman dan ilmu tidak dapat dipisahkan dalam Islam. Sementara itu,pandangan Al-Quran tentang ilmu dan teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw.

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq : 1-5)Pada QS. Al-Alaq tersebut tidak dijelaskan apa yang harus dibaca.Karena itu, bisa disimpulkan bahwa Allah menghendaki umatnya membaca apa saja selama bacaan tersebut bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. Iqra berarti bacalah, telitilah, dalamilah, alhasil, objek perintah iqra mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkaunya.Pengulangan perintah membaca dalam wahyu ini menunjukkan bahwa untuk memperoleh ilmutidak akan dapat diperoleh kecuali dengan memahami bacaan dan membaca berbagai referensi ilmu yang bisa didapatkandan hendaknya dilakukan sampai mencapai batas maksimal kemampuan. Selanjutnya, dari QS. Al-Alaq : 1-5, diperoleh isyarat bahwa ada dua cara perolehan dan pengembangan ilmu, yaitu Allah mengajar dengan pena yang telah diketahui manusia lain sebelumnya, dan mengajar manusia (tanpa pena) yang belum diketahuinya. Cara pertama adalah mengajar dengan alat atau atas dasar usaha manusia.Cara kedua dengan mengajar tanpa alat dan tanpa usaha manusia.Walaupun berbeda, keduanya berasal dari satu sumber, yaitu Allah SWT.Setiap pengetahuan memiliki subjek dan objek.Secara umum subjek dituntut peranannya untuk memahami objek. Namun pengalaman ilmiah menunjukkan bahwa objek terkadang memperkenalkan diri kepada subjek tanpa usaha sang subjek. Misalnya komet Halley yang memasuki cakrawala hanya sejenak setiap 76 tahun.Pada kasus ini, walaupun para astronom menyiapkan diri dengan peralatan mutakhirnya untuk mengamati dan mengenalnya, sesungguhnya yang lebih berperan adalah kehadiran komet itu dalam memperkenalkan diri.Wahyu, ilham, intuisi, firasat yang diperoleh manusia yang siap dan suci jiwanya, atau apa yang diduga sebagai kebetulan yang dialami oleh ilmuwan yang tekun, semuanya tidak lain kecuali bentuk-bentuk pengajaran Allah yang dapat dianalogikan dengan kasus komet di atas. Itulah pengajaran tanpa qalam yang ditegaskan oleh QS. Al-Alaq : 1-5 tersebut.

III.2PENTINGNYA INTEGRASI ANTARA ISLAM, ILMU, DAN TEKNOLOGIDalam agama Islam, imu dan teknologi memiliki hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi ke dalam suatu sistem yang disebut Dinul Islam.Didalmnya ada tiga unsur pokok yaitu iman, ilmu, dan amal sholeh.Salah satu tujuan islam ialah untuk memberi tuntunan sehingga manusia dapat meningkatkan taraf hidup yang modern dan lebih maju. Islam tidak melarang untuk memikirkan masalah teknologi modern atau ilmu pengetahuan yang sifatnya menuju modernisasi pemikiran manusia yangprofessional, konstruktif, serta aspiratif terhadap permasalahan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.Allah berfirman :

Artinya : Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya.Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (QS. Al-Ibrahim : 24-25)Ayat diatas menggambarkan keutuhan iman, ilmu, dan amal dengan sebuah pohon yang akarnya menghujam ke bumi, batangnya menjulang tinggi, mengeluarkan buah ditiap musimnya atas izin Allah.Disini diungkapkan iman sebagai akarnya, ilmu sebagai batang dan amalsebagai buahnya.Berkaitan dengan hai ini, makaakan dikemukakan beberapa contoh yang memperlihatkan bahwa antara agama dan ilmu pengetahuan saling membutuhkan, dan tidak bertantangan.Pertama, agama menyuruh manusia berpikir, menggunakan akal pikiran dan segenap potensi lainnya yang dimiliki.Kedua, di dalam wahyu terdapat perintah Allah untuk melaksanakan ibadah, mengolah alam dalam rangka pelaksanaan fungsi sebagai khalifah di bumi dan lain sebagainya.Untuk melaksanakan semua itu jelas sekali memerlukan agama. Dengan kata lain, perintah mengembangkan ilmu pengetahuan dalam islam terintegrasi dengan perintah melaksanakan ibadah dan lainnya.Ketiga, agama berisikan tentang moralitas akhlak mulia.Agama juga menjelaskan bagaimana seharusnya berusaha dan berbuat baik di dunia ini.Ilmu dan teknologi yang dapat menawarkan barbagai kemudahan, terkadang masih belum memiliki tujuan yang harus dicapai.Maka dari itu,agamalah yang memberika landasan dan arah bagi penggunaan dan pemanfaatan ilmu dan teknologi tersebut.Keempat, agama berfungsi membenarkan, melengkapidan mengoreksi terhadap berbagai temuan dalam bidang ilmu pengetahuan. Dengan demikian, antara agama dan ilmu pengetahuan dalam pandangan islamdapat saling melengkapi.Kelima, agama berbicara tentang kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.Kehidupan di dunia harus menjadi media untuk menuju kebahagiaan di akhirat.Karena itu, kehidupan duniawi yang memerlukan dukungan ilmu pengetahuan itu membuthkan bimbingan agama.

III.3TANGGUNG JAWAB KAUM MUSLIM TERHADAP LINGKUNGANNYA DALAM PENGGUNAAN ILMU DAN TEKNOLOGIAda dua fungsi utama manusia di dunia, yaitu sebagai Abdun (hamba Allah) dan sebagai Khalifah Allah di bumi.Esensi dari abdun adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan esensi dari khalifah adalah tanggung jawab terhadap dirinya dan alam lingkungannya, baik lingkungan social maupun lingkungan alam.Dalam konteks abdun, manusia menempati posisi sebagai ciptaan Allah yang memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh kepada penciptanya. Keengganan akan menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan Sang Pencipta kepadanya. Dengan hilangnya rasa syukur mengakibatkan manusia menghamba kepada selain Allah, termasuk menghambakan diri kepada hawa nafsunya Keikhlasan manusia menghambakan dirinya kepada Allah akan mencegah penghambaan manusia kepada sesama manusia termasuk kepada dirirnya.Fungsi yang kedua adalah sebagai khalifah (wakil Allah) di muka bumi.Dalam posisi ini manusia mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan alam dan lingkungan tempat mereka tinggal.Manusia diberikan kebebasan untuk mengeksploitasi, menggali sumber-sumber alam, serta memanfaatkannya dengan sebesar-besarnya untuk kebaikan umat manusia, asalkan tidak berlebih-lebihan dan melampaui batas.Karena pada dasarnya alam beserta isinya ini diciptakan oleh Allah untuk kehidupan dan kemaslahatan manusia.Untuk menggali potensi alam dan pemanfaatannya diperlukan ilmu dan teknologi yang memadai.Hanya orang-orang yang memiliki ilmu yang cukup yang sanggup menggali dan memberdayakan sumber-sumber alam ini. Akan tetapi, para ilmuwan juga harus mengetahui bahwa potensi sumber daya alam ini terbatas dan akan habis terkuras apaila tidak dijaga keseimbangannya. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan alam semesta banya bertumpu kepada para ilmuwan.Mereka mempunyai amanat atau tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan dengan orang-orang yang tidak memiliki ilmu dan teknologi.Kerusakan alam dan lingkungan ini lebih banyak disebabkan oleh tangan manusia sendiri seperti yang telah dijelaskan pada salah satu wahyu Allah berikut.

Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(QS. Ar-Ruum : 41)Mereka banyak yang menghianati perjanjiannya sendiri kepada Allah.Mereka tidak menjaga amanat sebagai khalifah yang bertugas untuk menjaga dan melestarikan alam ini, justru mengeksploitasi alam ini untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.Kedua fungsi manusia tersebut tidak boleh terpisah, artinya keduanya merupakan satu kesatuan yang utuh dan seharusnya diaktualisasikan dalam kehidupan manusia. Jika hal tersebut dapat dilakukan secara terpadu maka akan dapat mewujudkan manusia yang ideal (Insan Kamil) yakni manusia sempurna yang pada akhirnya akan memperoleh keselamatan hidup dunia dan akhirat.

BAB IVPENUTUP

IV.1KESIMPULANIslam sangat memotivasi umatnya untuk memanfaatkan akal dan rasa secara seimbang. Menuntut dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam Islam merupakan kewajiban bagi setiap muslim, dan muslim yang beriman. Oleh karena itulah antara iman dan ilmu tidak dapat dipisahkan dalam Islam. Selain itu,pandangan Al-Quran tentang ilmu dan teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw, yaitu QS. Al-Alaq : 1-5.Di dalam Al-Quran surat Ibrahim: 24-25, Allah tellah memberikan ilustrasi indah tentang integrasi antara iman, ilmu, dan amal. Ayat tersebut menggambarkan keutuhan antara iman, ilmu dan amal dengan menganalogikan bangunan Dinul Islam bagaikan sebatang pohon yang baik.Iman dianalogikan dengan akar sebuah pohon yang yang menopang tegaknya ajaran Islam.Ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan dan cabang-cabang ilmu, sedangkan amal ibarat buah dari pohon sebagai analogi dari karya ilmu pengetahuan.Untuk menggali potensi alam dan pemanfaatannya diperlukan ilmu dan teknologi yang memadai.Hanya orang-orang yang memiliki ilmu yang cukup yang sanggup menggali dan memberdayakan sumber-sumber alam ini. Akan tetapi, para ilmuwan juga harus mengetahui bahwa potensi sumber daya alam ini terbatas dan akan habis terkuras apaila tidak dijaga keseimbangannya. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan alam semesta banya bertumpu kepada para ilmuwan.Mereka mempunyai amanat atau tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan dengan orang-orang yang tidak memiliki ilmu dan teknologi.

IV.2KRITIK DAN SARANDemikianlah makalah ini kami buat. Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari sempurna, dan oleh karena itu kami mengharapkan masukan dan kritik yang membangun dari Bapak Dosen Drs. Wahyuddin, M. EI serta dari teman-teman mahasiswa demi meningkatkan kualitas keimanan dan keilmuan kita.

DAFTAR PUSTAKA

Muhibbin, Zainul, dkk,2014. Pendidikan Agama Islam, Membangun Karakter Madani, Surabaya. Litera Jannata Perkasa.Multazam, Ahmad (2013). Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dengan Islam. Dari http://multazam-einstein.blogspot.com/2013/07/integrasi-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-(IPTEK)-dengan-islam.html, 21 Februari 2014.

11