Makalah Agama
-
Upload
dian-novi-wiyanah -
Category
Documents
-
view
98 -
download
0
description
Transcript of Makalah Agama
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jilbab Islam yang datang sebagai agama terakhir melihat bahwa ada orang-orang
yang menyimpan penyakit di hati mereka, memandang jelek dan rendah kepada wanita.
Mereka memperturutkan hawa nafsu mereka, melalui mata dan angan-angan di dalam
hati. Karena hal itu bertentangan dengan agama, maka Al-Qur’an menetapkan batas
baginya dan mengharamkan apa saja yang bertentangan dengan agama, etika dan
kemanusiaan.
Islam kemudian memerintahkan wanita-wanita muslim untuk memakai jilbab
sebagai busana muslimah yang membedakan orang-orang muslim dengan non-muslim.
Meskipun sebenarnya jilbab sudah ada sebelum Islam datang, Islam memberikan
ketetapan yang begitu jelas dalam Al-Qur’an sebagai panduan bagi seluruh kaum
muslimah dalam berbusana. Dizaman globalisasi ini semakin banyak hal-hal baru berkat
inovator-inovator yang memiliki nilai seni yang tinggi. Tidak hanya kemajuan dalam
bidang IPTEK(Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tapi juga dalam fashion/berbusana.
Berbagai dampakpun bermunculan baik dari segi positif maupun negatif. Salah satu
dampak dalam fashion adalah trennya kerudung bagi wanita muslim. Semakin indah dan
gaul cara berkurudung ternyata memunculkan daya tarik bagi wanita muslim untuk
menggunakannya tetapi hal ini tidak sesuai dengan niat dan syariat islam.
Namun, dalam kenyataan sekarang ini banyak sekali jenis pakaian muslimah –
dalam hal ini jilbab – yang tidak sesuai dengan apa yang digambarkan dalam Al-Qur’an.
Maka perlu adanya kajian mendalam tentang hal terebut. Dalam makalah ini penulis akan
memaparkan beberapa landasan perlunya menggunakan jilbab, cara menggunakan jilbab
yang sesuai syar’i.
Berbusana muslimah selain menjadi sarana untuk menjaga pandangan dari
nafsu syahwat, juga memberikan pengaruh dalam persepsi sosial dan tingkah laku
seseorang untuk tetap berusaha berada dalam aturan Islam.
B. Rumusan Masalah
Perumusan pada makalah ini adalah :
1. Apa defiisi jilbab?
2. Apa hukum dari perintah menggunakan jilbab?
3. Apa bedanya jilbab, khimar dan kerudung?
4. Bagaimana islam memandang kerudung trend masa kini jika dikaitkan dengan syariat
yang benar?
5. Bagaimanakah cara menggunakan jilbab yang sesuai syariat islam?
6. Apa hikmah dari menggunakan jilbab?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah :
1. Mengetahui defiisi jilbab
2. Mengetahui hukum dari perintah menggunakan jilbab
3. Dapat membedakan jilbab, khimar dan kerudung dengan mudah baik
4. Bagaimana islam memandang kerudung trend masa kini jika dikaitkan dengan syariat
yang benar?
5. Mengetahui cara menggunakan jilbab yang sesuai syariat islam dengan contoh
6. Mengetahui hikmah dari menggunakan jilbab?
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan kesadaran
khususnya penulis dan umumnya pembaca dalam mengilhami jilbab dan cara
menggunakannya agar sesuai syariat yang diajarkan sehingga dapat mencapai ridho Allah
S.W.T
E. Metode Pengumpulan Data
Metode penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Metode Observasi (Pengamatan)
Data diambil dari pengamatan yang dilakukan oleh penulis. Pengamatan
dilakukan dengan cara mempelajari dari keadaan sehari-hari.
2. Studi Pustaka (Kepustakaan)
Dalam makalah ini, penulis mengambil sumber-sumber dari buku maupun
blog yang berkaitan dengan makalah ini. Akan tetapi, penulis hanya mempelajari,
mengutip dan tidak menyalin isi dari buku tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Jilbab
Apakah pengertian jilbab ? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, jilbab berarti
sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada.
Dalam kitab Al Mu jam Al Wasith karya Dr. Ibrahim Anis (Kairo : Darul
Maarif)halaman 128, jilbab diartikan sebagai
1. Ats tsaubul musytamil alal jasadi kullihi yang artinya pakaian yang menutupi seluruh
tubuh, atau
2. Ma yulbasu fauqa ats tsiyab kal milhafah yakni pakaian luar yang dikenakan di
ataspakaian rumah, seperti milhafah (baju terusan), atau
3. Al Mula`ah tasytamilu biha al mar`ah yakni pakaian luar yang digunakan untuk
menutupi seluruh tubuh wanita
Dalam Tafsir Jalalain (jilid 3:1803) memberikan arti jilbab sebagai kain yang
dipakai seorang wanita untuk menutupi tubuhnya.
Jadi jelaslah, bahwa yang dimaksud jilbab sebagai pakaian wanita adalah
mengenakan kain terusan (dari kepala sampaibawah) (Arab : milhafah/mula`ah) yang
dikenakan sebagai pakaian luar (di bawahnya masih ada pakaianrumah, seperti daster,
tidak langsung pakaian dalam) lalu diulurkan ke bawah hingga menutupi kedua kakinya.
B. Perintah menggunakan jilbab
Jilbab merupakan bagian dari syari’at yang penting untuk dilaksanakan oleh
seorang muslimah. Ia bukanlah sekedar identitas atau menjadi hiasan semata dan juga
bukan penghalang bagi seorang muslimah untuk menjalankan aktivitas kehidupannya.
Menggunakan jilbab yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam adalah wajib dilakukan oleh setiap muslimah, kedudukannya sama seperti ibadah-
ibadah lainnya seperti sholat, puasa yang diwajibkan bagi setiap muslim. Ia bukanlah
kewajiban terpisah dikarenakan kondisi daerah seperti dikatakan sebagian orang misal di
Arab karena disana berdebu, panas dan sebagainya). Ia juga bukan kewajiban untuk
kalangan tertentu (yang sudah naik haji atau anak pesantren).
Memakai jilbab adalah kewajiban kita sebagai seorang muslimah. Hal ini jelas dituliskan
dalam Al-qur’an suart Al Ahzab : 59 yang artinya “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-
isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”
C. Jilbab, Khimar dan kerudung
Pada umumnya muslimah sering sekali tidak dapa membedakan kerudung,
khimar dan jilbab karena minimnya rasa ingin tau dan sudah merasa nyaman dengan
yang mereka gunakan, bahkan kebanyakan dari mereka tidak mengetahui apa yang
sebenarnya busana yang diwajibkan untuk muslimah. Maka perlunya ada penjelasan
tentang hal tersebut dibahas pada bab ini.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada bagian definisi jilbab intinya
jilbab bukan hanya penutup kepala namun meliputi seluruh tubuh. Sebagai contoh
Gambar 3.1 Jilbab
Sumber : www.google.com
Penggunaan khimar yang merupakan bagian dari syari’at penggunaan jilbab
sebagaimana terdapat dalam ayat selanjutnya dalam surat An Nuur ayat 31
�ن� �ض�ر�ب �ي �خ�م�ر�ه�ن� و�ل �ه�ن� ع�ل�ى ب �وب ي ج�
“Dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke dadanya.”
Khumur merupakan jamak dari kata khimar yang berarti sesuatu yang dipakai
untuk menutupi bagian kepala. Desain khimar ini menutupi kepala, leher dan menjulur
hingga menutupi dada wanita dari belakang maupun dari depan (termasuk menutupi
tulang selangka). Khimar ini tidak diikatkan ke leher seperti kerudung, karena jika hal
tersebut dilakukan, maka akan memperjelas bentuk lekuk dada dari wanita. Jadi khimar
harus menjulur lurus kebawah dari kepala ke seluruh dada tertutupi.
Kerudung hampir mirip dengan Khimar , namun kerudung tidak dianjurkan dalam
Islam, karena desain kerudung cuma sebagai penutup kepala saja. Kerudung yang hanya
sebagai penutup kepala, tidak sepanjang khimar yang mampu menutupi dada wanita
sekaligus.
Kerudung merupakan kain yang digunakan untuk menutupi kepala dan leher
sedangkan khimar adalah kain yang meutupi kepala, lehae dan dada dan jilbab maliputi
keseluruhan pakaian yang menutup mulai dari kepala sampai kaki kecuali muka dan
telapak tangan hingga pergelangan tangan. Sehingga seseorang yang mengenakan jilbab
pasti berkhimar tetapi orang yang berkerudung belum tentu berjilbab.
D. Busana muslimah dalam trend masa kini
Jilbab bukan hanya sekedar penutup kepala tapi juga meliputi seluruh tubuh
yang merupakan aurat wanita inilah jilbab yang dimaksud sebagai busana muslimah.
Namun pada kenyataannya jilbab masa kini banyak yang melenceng dari syariat-syariat
yang benar dikarenakan berbagai faktor ekstern maupun intern. Imam An-Nawawi
rahimahullah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “Wanita-wanita yang
berpakaian namun telanjang” ialah mereka yang menutup sebagian tubuhnya dan
menampakkan sebagian lainnya dengan maksud menunjukkan kecantikannya. Sebagai
contoh gambaran jilbab masa kini ada dibawah ini dan kita kaji kesalahan nya.
Gambar 4.1 Cara memakai jilbab yang salah
Sumber : www.google.com
Kesalahan pada gambar 4.1 adalah kain pada rok dan kerudung terlalu pendek
sehingga aurat pada kaki bagian bawah masih nampak dan tidak menggunakan kaos kaki.
Menurut riwayat ImamTurmuzi dan Nasa;i, dari Ummu Salamah r.a. “Ya Rasulullah,
bagaimana perempuan akan berbuat kain-kain mereka yang sebelah bawah?”
Sabda Rasulullah S.A.W : “Hendaklah mereka memanjangkan barang sejengkal
dan janganlah menambahkan lagi keatasnya”
Gambar dibawah ini merupakan contoh cara memakai jilbab yang salah.
Gambar 4.2 Cara memakai jilbab yang salah
Sumber : www.google.com
Pada gambar diatas jelas kerudung tidak menutupi dada, padahal dada merupakan
aurat. Allah S.W.T berfirman dalam Surat An Nur, ayat 31 yang artinya “Dan katakanlah
kepada perempuan yang beriman , agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara
kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang
terbiasa terlihat. Dan hendaklah mereka meutup kain kerudung ke dadanya ....”
Kesalahan dalam berjilbab selanjutnya adalah seperti gambar 4.3 dibawah ini.
Tren berjilbab seperti ini yang sedang marak terlihatdi kalangan remaja.
Gambar 4.3 Cara memakai jilbab yang salah
Sumber : www.google.com
Banyak sekali kesalahan dalam berjilab yang ada pada gambar 4.3 ini diantaranya
adalah kerudung yang tidak menutup dada, tidak memakai kaos kaki, pakain yang
digunakan baik blaus maupun celana ketat sehingga menampakkan lekuk tubuh, blaus
yang digunakan terlalu pendek harusnya menutupi bagian bokong. Hal ini sesuai Surat
An Nur, ayat 31 : “Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman , agar mereka
menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya ...”
Kesalahan selanjutnya adalah seperti gambar 4.4 dibawah ini
Gambar 4.4 Cara memakai jilbab yang salah
Sumber : www.google.com
Sesuai dengan hadits yang diriwayatkan Ahmad, Abu Daud, An Nasa’i dan Ibn
Majah “Barang siapa yang memakai pakaian mencolok mata, maka Allah S.W.T akan
memberikan pakaian kehinaan di hari akhir nanti”. Hal yang dimaksud hadits tersebut
adalah kain yang dipakai berbelah depan sehingga menjadi pusat perhatian bagi yang
memandangnya. Selain itu lengan balus yang digunakan pendek hanya tiga perempat dari
tangan, karena yang boleh diperlihatkan hanya wajah dan kedua telapak tangan maka
balus yang digunakan tidak menutupi aurat sepenuhnya dan juga tidak menggunakan
kaus kaki.
Gambar 4.5 Cara memakai jilbab yang salah
Sumber : www.google.com
Kesalahan pada gambar 4.5 jelas diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan
Bukhari dan Muslim yang artinya “Sesungguhnya, sebilangan ahli neraka ialah
perempuan-perempuan yang berpakain tetapi yang telanjang yang condong pada maksiat
dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat. Mereka tidak akan masuk surga dan
tidak akan mencium harumnya”. Pada gambar tersebut kerudung tidak menutupi dada
hanya sebatas menutupi kepala, balus yang digunakan berlengan pendek, tidak
menggunakan kaus kaki dan rok yang digunakan terlalu pendek sehingga menggantung.
Gambar 4.6 Cara memakai jilbab yang salah
Sumber : www.google.com
Rasulullah bersabda yang artinya : “...hendaklah kamu memanjangkan baju yang
panjang dan longgar itu.” Hal ini karena pada gambar diatas blaus yang digunakan
pendek terlihat pada tangan, tidak menutupi bagian bokong dan masi menampakkan
lekukan tubuh, dan make up yang sangat tebal. Selain terlihat dan terasa sesak, ternyata
pakaian yang ketat juga tidak baik untuk kesehatan. Sebuah penelitian membuktikan
bahwa pakaian yang ketat menyebabkan kulit kekurangan ruang untuk bernafas. Akibat
yang ditimbulkan dari mengenakan pakaian ketat – mulai dari yang teringan seperti
biduran, adanya bercak ringan di bagian tubuh tertentu sampai dengan penyakit yang
cukup berbahaya, seperti kemandulan dan kanker.
Allah SWT berfirman dalam surat Al’Araf ayat 31 : ” Wahai anak cucu Adam.
Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap memasuki mesjid, makan dan minumlah,
tetapi jangan berlebihan. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”
Menggunakan make up boleh saja karena wanita memang diharuskan berpenampilan
cantik namun sewajarnya saja. Selain itu, jika make up anda terlalu tebal, maka kurang
sehat untuk wajah anda karena kulit wajah tidak dapat bernafas dengan baik dan
menyisakan residu yang berlebihan pada wajah sehingga jika tidak telaten dapat
menyebabkan jerawat di wajah. Apalagi ada beberapa muslimah yang mungkin malas
berwudhu atau hanya berwudhu sekedarnya saja dengan alasan menjaga riasan wajah
agar tetap awet.
Kesalahan lainnya adalah memilih ciput atau daleman kerudung, seperti gambar
4.7 dibawah ini
Gambar 4.7 Cara memakai jilbab yang salah
Sumber : www.google.com
Ciput ini seperti yang digambarkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda tentang dua kelompok yang termasuk ahli neraka dan beliau belum
pernah melihatnya,
اء� �س� �ات� و�ن ي �اس� �ات� ك ت� ع�ار�ي ت� م�م�يال� �ال� ه�ن� م�ائ ء�وس� �م�ة� ر� ن س�� �أ �خ�ت� ك �ب �ة� ال �ل �م�ائ ل�ن� ال� ال �د�خ� �ة� ي ن �ج� ال
�ج�د�ن� و�ال� �ن� ر�يح�ه�ا ي �وج�د� ر�يح�ه�ا و�إ �ي ة� م�ن� ل ير� �ذ�ا م�س� �ذ�ا ك و�ك
“Dua kelompok termasuk ahli neraka, aku belum pernah melihatnya, suatu kaum
yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengan
cambuknya dan wanita yang kasiyat (berpakaian tapi telanjang, baik karena tipis
atau pendek yang tidak menutup auratnya), mailat mumilat (bergaya ketika berjalan,
ingin diperhatikan orang), kepala mereka seperti punuk onta. Mereka tidak masuk
surga dan tidak mendapatkan baunya, padahal baunya didapati dengan perjalanan
demikian dan demikian.” (HR. Muslim 3971, Ahmad 8311 dan Imam Malik 1421)
Pada bagian belakang ciput ini menyerupai rambut yang digulung dan hal ini
mencolok mata.
E. Cara menggunakan Jilbab sesuai syar’i
Jilbab syar’i adalah jilbab yang sesuai tuntunan Rasul. Menggunakan jilbab
janganlah setengah hati agar tidak sia-sia dan menjadi ibadah maka perlu niat dan
pengetahuan tentang cara menggunakan jilbab sesuai syari’at. Hal ini sangat penting
diketahui agar jilbab yang digunakan benar-benar menjadi busana bagi muslimah. Diantara
syarat-syarat menggunakan jilbab yang sesuai syari’at adalah sebagai berikut :
1. Menutup seluruh badan kecuali yang dibolehkan untuk terlihat
Allah S.W.T berfirman :
�ا 3ه�ا ي ي� �ي3 أ �ب و�اج�ك� ق�ل الن �ز� �ك� أل: �ات �ن اء و�ب �س� �ين� و�ن �م�ؤ�م�ن �ين� ال �د�ن �ه�ن� ي �ي �ه�ن� م�ن ع�ل �يب ب �ى ذ�ل�ك� ج�ال� �د�ن أ
�ن �ن� أ �ؤ�ذ�ي �ان� ي �ه� و�ك A الل A غ�ف�ورا ح�يما ر�
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-
isteri orang mu’min: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Al Ahzab: 59)
�ات� و�ق�ل �م�ؤ�م�ن :ل �غ�ض�ض�ن� ل �ص�ار�ه�ن� م�ن� ي �ب �ح�ف�ظ�ن� أ وج�ه�ن� و�ي �د�ين� و�ال� ف�ر� �ب �ه�ن� ي �ت �ال� ز�ين ظ�ه�ر� م�ا إ�ه�ا …م�ن
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya…” (QS. An Nuur: 31)
Isi surat dalam surat An Nuur yang artinya “kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya”, Dari syarat pertama ini, maka jelaslah bagi seorang muslimah untuk menutup
seluruh badan kecuali yang dikecualikan oleh syari’at. Maka, sangat bertolak belakang
ketika seseorang muslimah dirinya memakai jilbab, tapi dapat kita lihat rambut yang
keluar baik dari bagian depan ataupun belakang, lengan tangan yang terlihat sampai
sehasta, atau leher dan telinganya terlihat jelas sehingga menampakkan perhiasan yang
seharusnya ditutupi.
Sebagaimana terdapat dalam hadits dari Sa’id bin Jubair mengenai ayat dalam
surat Al Ahzab di atas, ia berkata, “Yakni agar mereka melabuhkan jilbabnya.
Sedangkan yang namanya jilbab adalah qina’ (kudung) di atas khimar. Seorang
muslimah tidak halal untuk terlihat oleh laki-laki asing kecuali dia harus mengenakan
qina’ di atas khimarnya yang dapat menutupi bagian kepala dan lehernya.” Hal ini juga
terdapat dalam atsar dari ‘Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata,
خمار و جلباب و درع: فيهن تصلي أثواب ثالثة من للمرأة البد
“Seorang wanita dalam mengerjakan shalat harus mengenakan tiga pakaian: baju,
jilbab dan khimar.” (HR. Ibnu Sa’ad, isnadnya shahih berdasarkan syarat Muslim)
Namun terdapat keringanan bagi wanita yang telah menopause yang tidak ingin
kawin sehingga mereka diperbolehkan untuk melepaskan jilbabnya, sebagaimana terdapat
dalam surat An Nuur ayat 60:
�ق�و�اع�د� اء م�ن� و�ال :س� �ي الن ت ج�ون� ال� الال� �ر� A ي �احا �ك �س� ن �ي �ه�ن� ف�ل �ي �اح� ع�ل ن �ن ج� �ض�ع�ن� أ �ه�ن� ي �اب �ي �ر� ث غ�يUج�ات �ر: �ب �ةU م�ت �ز�ين �ن ب �ع�ف�ف�ن� و�أ ت �س� �ر� ي ي �ه�ن� خ� �ه� ل م�يع� و�الل س�
“Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung)
yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian
mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan
adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Bijaksana.”
Ibnu Abbas radhiallahu’anhu mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kata “pakaian”
pada ayat di atas adalah “jilbab” dan hal serupa juga dikatakan oleh Ibnu Mas’ud.
(Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Al Baihaqi). Dapat pula diketahui di sini, bahwa
pemakaian khimar yang dikenakan sebelum jilbab adalah menutupi dada. Yang
dimaksud boleh menampakkan yang biasa terlihat adalah wajah dan ke dua telapak
tangan karena keduanya bukanlah aurat.
2. Bukan Berfungsi Sebagai Perhiasan
Berdasarkan firman Allah SWT dalam surat An Nuur ayat 31 yang artinya “Dan
janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka.”
Maksud perhiasaan dalam ayat ini adalah pakaian (jilbab) yang dihiasi dengan
benang-benang emas dan perakserta meletakkan berbagai pernak-pernik perhiasan pada
jilbab misalnya bros, mute-mute, kalung dan lain-lain, sehingga menyebabkan kaum
adam melirikkan pandangan padanya. Hal ini bertentangan dengan tujuan menggunakan
jilbab yakni menutupi perhiasan (aurat).
Adapun dalam pemilihan corak dan warna pilihlah yang tidak mencolok sehingga
mengundang perhatian lawan jenis. Yang menjadi tolak ukur pakaian perhiasan atau
bukan juga berdasarkan urf (kebiasaan).
3. Kainnya Harus Tebal, Tidak Tipis
Rasulullah SAW bersabda “Pada akhir ummatku nanti akan ada wanita-wanita
yang berpakaian namun hakikatnya telanjang. Di atas kepala mereka seperti terdapat
bongkol (punuk) onta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka itu adalah kaum
wanita yang terkutuk.”
Hadits ini ancamannya sangat keras bahkan sebagin ulama memasukkannya
dalam dosa besar. Menutup itu tidak akan terwujud kecuali harus tebal. Jika tipis maka
hanya akan semakin memancing godaan dan tidak menutupi perhiasannya. Beberapa
contoh dalam kisah sahabat nabi pakaian yang tipis adalah Quhiyah yakni tenunan dari
Quhistan yang ternyata tipis dan halus dan baju Qubthiya dari Mesir tipis dan berwarna
putih. Sekalipun baju atau khimar yang digunakan tidak tipis namun bisa
menggambarkan lekuk tubuh tetap saja itu tidak boleh dipakai.
4. Harus Longgar, Tidak Ketat
Selain kain yang tebal dan tidak tipis, maka pakaian tersebut haruslah longgar, tidak
ketat, sehingga tidak menampakkan bentuk tubuh wanita muslimah. Hal ini sebagaimana
terdapat dalam hadits dari Usamah bin Zaid ketika ia diberikan baju Qubthiyah yang
tebal oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia memberikan baju tersebut kepada
istrinya. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahuinya, beliau
bersabda,
ها عظمها حجم تصف أن أخاف فإني غاللة تحتها فلتجعل مر�“Perintahkanlah ia agar mengenakan baju dalam di balik Qubthiyah itu, karena saya
khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tubuh.” (HR. Ad Dhiya’ Al
Maqdisi, Ahmad dan Baihaqi dengan sanad hasan)
Maka tidak tepat jika seseorang memakai rok, namun ternyata tetap
memperlihatkan pinggul, kaki atau betisnya. Maka jika pakaian tersebut telah cukup tebal
dan longgar namun tetap memperlihatkan bentuk tubuh, maka dianjurkan bagi seorang
muslimah untuk memakai lapisan dalam. Namun jangan hanya menggunakan kaos kaki
panjang(stocking), karena ini tidak cukup untuk menutupi bentuk tubuh (terutama untuk
muslimah yang sering tersingkap roknya ketika mengendarai motor sehingga terlihatlah
bentuk betisnya). Hal ini juga menjadi jawaban bagi seseorang yang membolehkan
penggunaan celana dengan alasan longgar dan pinggulnya ditutupi oleh baju yang
panjang. Celana boleh digunakan untuk menjadi lapisan namun bukan inti dari pakaian
yang kita kenakan. Karena bentuk tubuh tetap terlihat dan hal itu menyerupai pakaian
kaum laki-laki. Jika ada yang beralasan, celana supaya fleksibel. Maka, tidakkah ia
ketahui bahwa rok bahkan lebih fleksibel lagi jika memang sesuai persyaratan (jangan
dibayangkan rok yang ketat/span). Kalaupun rok tidak fleksibel (walaupun pada asalnya
fleksibel) apakah kita menganggap logika kita (yang mengatakan celana lebih fleksibel)
lebih benar daripada syari’at yang telah Allah dan Rasul-Nya tetapkan ?
5. Tidak Diberi Wewangian atau Parfum
Beberapa sabda Nabi SAW berkenaan tentang hukum memakai wewangian ketika keluar
rumah yang bersanad shahih diantaranya adalah :
\ما ت� استعطرت� امرأةU اي �ج�د�وا قوم على فم�ر\ �ح�ها، لي �ية�U فهيا ر�ي زان
“Siapapun perempuan yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum laki-laki
agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina.” (HR. Tirmidzi)
االخرة العشاء معنا تشهد فال بخورا أصابت امرأة أيما
“Siapapun perempuan yang memakai bakhur, maka janganlah ia menyertai kami
dalam menunaikan shalat isya’.” (HR. Muslim)
Wewangian itu selain ada yang digunakan pada badan, ada pula yang digunakan
pada pakaian . Penggunaan bakhur (wewangian yang dihasilkan dari pengasapan
semacam dupa atau kemenyan) yang ini lebih banyak digunakan untuk pakaian bahkan
lebih khusus untuk pakaian. Maka hendaknya kita lebih berhati-hati lagi dalam
menggunakan segala jenis bahan yang dapat menimbulkan wewangian pada pakaian
yang kita kenakan keluar, semisal produk-produk pelicin pakaian yang disemprotkan
untuk menghaluskan dan mewangikan pakaian (bahkan pada kenyataannya, bau wangi
produk-produk tersebut sangat menyengat dan mudah tercium ketika terbawa angin).
Lain halnya dengan produk yang memang secara tidak langsung dan tidak bisa dihindari
membuat pakaian menjadi wangi semisal deterjen yang digunakan ketika mencuci.
Alasan dilarangnya menggunakan wewangian adalah membangkitkan nafsu birahi
pria. Selain itu hadits yang ke dua menyatakan dilarangnya menggunakan wewangian
meskipun ke mesjid untuk beribadah, apalagi keluar rumah misal ke pasar tetap saja
dilarang meskipun suaminya mengijinkan. Hadits ke dua tersebut bersifat umum
waktunya kapan saja hanya waktu disebutkan secara khusus yakni waktu isya karena
fitnah dan godaan akan semakin besar peluangnya ketika malam.
6. Tidak Menyerupai Pakaian Laki-Laki
Terdapat hadits-hadits yang menunjukkan larangan seorang wanita menyerupai
laki-laki atau sebaliknya (tidak terbatas pada pakaian saja). Salah satu hadits yang
melarang penyerupaan dalam masalah pakaian adalah hadits dari Abu Hurairah
radhiallahu’anhu, ia berkata
لبسة تلبس المرأة و المرأة لبسة يلبس الرجل سلم و عليه الله صلى الله رسول لعن
الرجل
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pria yang memakai pakaian
wanita dan wanita yang memakai pakaian pria.” (HR. Abu Dawud)
Kesamaan dalam perkara lahir mengakibatkan kesamaan dan keserupaan dalam
akhlak dan perbuatan. Misalnya dengan menyerupai pakaian laki-laki, maka seorang
wanita akan terpengaruh dengan sifat laki-laki dimana ia akan menampakkan badannya
dan menghilangkan rasa malu yang disyari’atkan bagi wanita. Bahkan yang berdampak
parah jika sampai membawa kepada maksiat lain, yaitu terbawa sifat kelaki-lakian,
sehingga pada akhirnya menyukai sesama wanita. Terdapat dua landasan yang dapat
digunakan sebagai acuan bagi kita untuk menghindari penggunaan pakaian yang
menyerupai laki-laki.
1. Pakaian tersebut membedakan antara pria dan wanita.
2. Tertutupnya kaum wanita.
Sehingga dalam penggunaan pakaian yang sesuai syari’at ketika menghadapi
yang bukan mahromnya adalah tidak sekedar yang membedakan antara pria dan wanita
namun tidak tertutup atau tertutup tapi tidak bisa dibedakan dengan pakaian pria.
Keduanya saling berkaitan. Prinsipnya bukan semata-mata apa yang dipilih, disukai dan
biasa dipakai kaum pria dan kaum wanita. Contohnya muslimah di zaman sekarang
banyak menggunakan jaket dan celana panjang, meskipun ke dua pakaian ini mampu
menutup aurat tapi ini dilarang karena celana panjang dan jaket adalah pakaian untuk
pria.
Hal yang membedakan antara jenis pakaian pria dan wanita kembali adalah yang
sesuai dengan yang diperintahkan bagi pria dan apa yang diperintahkan bagi kaum
wanita. Namun yang perlu diingat, pelarangan ini adalah dalam hal-hal yang tidak sesuai
fitrahnya. Adapun beberapa toleransi misalnya menggunakan jubah dana farwah
(sejenis tutup kepala) untuk mengusir dingin maka diperbolehkan. Hikmah dari
pelaknatan menyerupakan diri ini karena bisa menyimpangkan seseorang dari kodrat dan
sifat asli yang telah diciptakan oleh Allah SWT.
7. Tidak Menyerupai Pakaian Wanita-Wanita Kafir
Banyak dari poin-poin yang telah disebutkan sebelumnya menjadi terasa berat
untuk dilaksanakan oleh seorang wanita karena telah terpengaruh dengan pakaian wanita-
wanita kafir. Betapa kita ketahui, mereka (orang kafir) suka menampakkan bentuk dan
lekuk tubuh, memakai pakaian yang transparan, tidak peduli dengan penyerupaan
pakaian wanita dengan pria. Bahkan terkadang mereka mendesain pakaian untuk wanita
maskulin. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati
mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka),
dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al
Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati
mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang
fasik.” (QS. Al Hadid [57]: 16)
Ketika Firman Allah, ‘Janganlah mereka seperti…’ merupakan larangan mutlak
dari tindakan menyerupai mereka. Sebab dalam syari’at Islam telah ditetapkan bahwa
kaum muslimin baik laki-laki maupun perempuan tidak boleh bertasyabuh (menyerupai)
kepada orang-orang kafir baik dalam ibadah, ikut merayakan hari raya, dan berpakaian
dengan pakain khas mereka. Menyerupai berarti mengikuti hawa nafsu mereka. Namun
banyak sekali yang melanggar hal tersebut sehingga menimbulkan keruntuhan dalam
Islam.
8. Bukan Pakaian Untuk Mencari Popularitas
Berdasarkan hadits Ibnu Umar ra yang berkata : Rasulullah SAW
bersabda“Barangsiapa mengenakan pakaian syuhrah (untuk mencari popularitas) di
dunia, niscaya Allah mengenakan pakaian kehinaan pada hari kiamat, kemudian
membakarnya dengan api naar.”
Adapun libas syuhrah (pakaian untuk mencari popularitas) adalah setiap pakaian
yang dipakai dengan tujuan meraih popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik
pakaian tersebut mahal, yang dipakai seseorang untuk berbangga dengan dunia dan
perhiasannya dengan sikap angkuh dan sombong, maupun pakaian yang bernilai rendah
yang dipakai seseorang untuk menampakkan kezuhudan dan dengan tujuan riya.
Namun bukan berarti di sini seseorang tidak boleh memakai pakaian yang baik,
atau bernilai mahal. Karena pengharaman di sini sebagaimana dikatakan oleh Imam Asy
Syaukani adalah berkaitan dengan keinginan meraih popularitas. Jadi, yang dipakai
sebagai patokan adalah tujuan memakainya. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala suka
jika hambanya menampakkan kenikmatan yang telah Allah berikan padanya. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
�ن� �ه� إ �ح�ب� الل �ن� ي ى أ �ر� �ر� ي ث� �ه� أ �ع�م�ت �د�ه� ع�ل�ى ن ع�ب
“Sesungguhnya Allah menyukai jika melihat bekas kenikmatan yang diberikan oleh-
Nya ada pada seorang hamba.” (HR. Tirmidzi).
Untuk lebih jelas mengenai gambaran jilbab yang sesuai syari’at lihatlah
ilustrasi gambar 5.1 dibawah ini berikut penjelasannya.
Gambar 5.1 Cara memakai jilbab yang sesuai syari’at
Sumber : www.google.com
Gambar diatas adalah cara berjilbab yang sesuai syari’at karena :
1. Jilbab longgar, sampai ke dada dan tebal sehingga rambut, telinga n leher ataupun
perhiasan lainnya tertutupi.
2. Lengan baju panjang hingga pergelangan tangan.
3. Baju longgar dan tebal sehingga tidak memperlihatkan lekuk tubuh
4. Baju atasan panjang hingga ke dengkul sehingga menutupi bokong.
5. Rok longgar dan tebal
6. Memakai kaos kaki
7. Menggunakan sepatu berhak tinggi yang tidak berbunyi karena tumit terbuat dari
getah. Hal ini untuk membedakan sepatu pria.
F. Hikmah menggunakan jilbab
Menggunakan jilbab adalah hal yang tidak boleh ditolak bagi wanita muslimah
karena jelas hukumnya wajib. Allah sangat menyayangi kaum hawa ini sangat jelas bila
dikaitkan dengan hukum menggunakan jilbab karena ternyata banyak sekali hikmah dari
menggunakan jilbab baik dari segi kesehatan, keselamatan, kehormatan wanita dan lain-
lain. Dibawah ini adalah beberapa hikmah berikut penjelasan yang sesuai fakta.
1) Selamat dari Adzab Allah (Adzab Neraka)
“Ada dua macam penghuni Neraka yang tak pernah kulihat sebelumnya;
sekelompok laki-laki yang memegang cemeti laksana ekor sapi, mereka mencambuk
manusia dengannya. Dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang, sesat dan
menyesatkan, yang dikepala mereka ada sesuatu mirip punuk unta. Mereka (wanita-
wanita seperti ini) tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya. Sedangkan
bau surga itu tercium dari jarak yang jauh” (HR. Muslim).
Jadi ketika wanita menggunakan jilbab yang sesuai syariat islam akan selamat
dari siksa api neraka.
2) Terhindar dari Pelecehan
Banyaknya pelecehan seksual terhadap kaum wanita adalah akibat tingkah laku
mereka sendiri. Karena wanita merupakan fitnah (godaan) terbesar. Sebagaiman sabda
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam:
“Sepeninggalku tak ada fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki dari pada
wanita.” (HR. Bukhari).
Jikalau wanita pada jaman Rasul merupakan fitnah terbesar bagi laki-laki padahal
wanita pada jaman ini konsisten terhadap jilbab mereka dan tak banyak lelaki jahat saat
itu, maka bagaimana wanita pada jaman sekarang??? Tentunya akan menjadi target
pelecehan. Hal ini telah terbukti dengan tingginya pelecehan di negara-negara Eropa
(wanitanya tidak berjilbab).
3) Memelihara Kecemburuan Laki-Laki
Sifat cemburu adalah sifat yang telah Allah subhanahu wataala tanamkan kepada
hati laki-laki agar lebih menjaga harga diri wanita yang menjadi mahramnya. Cemburu
merupakan sifat terpuji dalam Islam. “Allah itu cemburu dan orang beriman juga
cemburu. Kecemburuan Allah adalah apabila seorang mukmin menghampiri apa yang
diharamkan-Nya.” (HR. Muslim). Bila jilbab ditanggalkan, rasa cemburu laki-laki akan
hilang. Sehingga jika terjadi pelecehan tidak ada yang akan membela.
4) Akan seperti Bidadari Surga
“Dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang menundukkan pandangannya,
mereka tak pernah disentuh seorang manusia atau jin pun sebelumnya.” (QS. Ar-
Rahman: 56). “Mereka laksana permata yakut dan marjan.” (QS. Ar-Rahman: 58).
“Mereka laksana telur yang tersimpan rapi.” (QS. Ash-Shaffaat: 49)
Dengan berjilbab, wanita akan memiliki sifat seperti bidadari surga. Yaitu
menundukkan pandangan, tak pernah disentuh oleh yang bukan mahramnya, yang
senantiasa dirumah untuk menjaga kehormatan diri. Wanita inilah merupakan perhiasan
yang amatlah berharga. Dengan berjilbab, wanita akan memiliki sifat seperti bidadari
surga.
5) Meninggikan derajat muslimah
Dengan mengenakan jilbab yang menutup seluruh auratnya dan tidak membuka
auratnya di sembarang tempat, maka seorang muslimah itu bagaikan sebuah batu permata
yang terpajang di etalase yang tidak sembarang orang dapat mengambil dan memilikinya.
Dan bukan seperti batu yang berserakan di jalan dimana setiap orang dapat dengan
mudah mengambilnya, kemudian menikmatinya, lalu membuangnya kembali.
Allah berfirman :
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”(QS. An Nahl (16) : 97)
6) Mencegah Penyakit Kanker Kulit
Kanker adalah sekumpulan penyakit yang menyebabkan sebagian sel tubuh
berubah sifatnya. Kanker kulit adalah tumor-tumor yang terbentuk akibat kekacauan
dalam sel yang disebabkan oleh penyinaran, zat-zat kimia, dan sebagainya.
Penelitian menunjukkan kanker kulit biasanya disebabkan oleh sinar Ultra Violet
(UV) yang menyinari wajah, leher, tangan, dan kaki. Kanker ini banyak menyerang orang
berkulit putih, sebab kulit putih lebih mudah terbakar matahari.
Kanker tidaklah membeda-bedakan antara laki-laki dan wanita. Hanya saja,
wanita memiliki daya tahan tubuh lebih rendah dari pada laki-laki. Oleh karena itu,
wanita lebih mudah terserang penyakit khususnya kanker kulit.
Oleh karena itu, cara untuk melindungi tubuh dari kanker kulit adalah dengan
menutupi kulit. Salah satunya dengan berjilbab. Karena dengan berjilbab, kita
melindungi kulit dari sinar UV. Melindungi tubuh bukan dengan memakai kerudung gaul
dan baju ketat. Kenapa? Karena hal itu percuma saja. Karena sinar UV masih bisa
menembus pakaian yang ketat apalagi pakaian transparan. Berjilbab disini haruslah
sesuai kriteria jilbab.
7) Memperlambat Gejala Penuaan
Penuaan adalah proses alamiah yang sudah pasti dialami oleh semua orang yaitu
lambatnya proses pertumbuhan dan pembelahan sel-sel dalam tubuh. Gejala-gejala
penuaan antara lain adalah rambut memutih, kulit keriput, dan lain-lain.
Penyebab utama gejala penuaan adalah sinar matahari. Sinar matahari memang
penting bagi pembentukan vitamin D yang berperan penting terhadap kesehatan kulit.
Namun, secara ilmiah dapat dijelaskan bahwa sinar matahari merangsang melanosit (sel-
sel melanin) untuk mengeluarkan melanin, akibatnya rusaklah jaringan kolagen dan
elastin. Jaringan kolagen dan elastin berperan penting dalam menjaga keindahan dan
kelenturan kulit.
8) Memperkuat kontrol sosial
Seorang yang ikhlas dalam menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya
khususnya dalam mengenakan busana muslimah, Insya Allah ia akan selalu menyadari
bahwa dia selalu membawa nama dan identitas Islam dalam kehidupannya sehari-hari,
sehingga apabila suatu saat dia melakukan kekhilafan maka ia akan lebih mudah ingat
kepada Allah dan kembali ke jalan yang diridhoiNya.
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah pembahasan diatas maka kita dapat menyimpulkan bahwa jilbab, khimar
dan kerudung jelas beda dari segi desain. Hukum menggunakan jilbab adalah wajib bagi
wanita muslim yang sudah baligh. Cara menggunakan jilbab yang sesuai syari’at adalah
menutup seluruh badan kecuali yang biasa nampakdan bukan aurat, bukan berfungsi
sebagai perhiasan, kainnya harus tebal dan tidak tipis (transparan), harus longgar, tidak
ketat sehingga tidak dapat menggambarkan lekuk tubuhnya, tidak diberi wewangian atau
parfum, tidak menyerupai pakaian laki-laki, tidak menyerupai pakaian wanita kafir,
bukan pakaian untuk mencari popularitas.
B. Penutup
Demikian pembahasan tentang jilbab yang sesuai syari’at. Semoga bermanfaat
dan menambahkan ilmu pengetahuan khususnya kaum muslimah agar menggunakan
jilbab tidak hanya menuntaskan kewajiban tapi disertai niat dan dengan cara yang sesuai
syari’at sehingga hasilnya akan bernilai pahala. Semoga kita diberikan taufik dan
hidayahNya agar terus patuh pada perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Semoga makalah ini dapat diterima oleh semua pihak dan mendapat apresiasi
terbaik khusunya dari Widyaiswara dan umumnya rekan-rekan seperjuangan.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com (Diakses 21-04-2012 pukul 11:56)
Nashiruddin, Al-albani. 1414 H. Jilbab Wanita Muslimah. Solo : At- tibyan.