Makalah Agama

30
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MAKALAH TATA CARA PERAWATAN JENAZAH D I S U S U N OLEH : 1. ANGGIT SRI HERLAMBANG 2. DINA ISNAINI 3. ENDANG WIJAYANTI 4. IMAM PRAYOGO P. 5. M.IRFAN 6. SAFITRI SEKARSARI DEPARTEMEN PENDIDIKAN SMA NEGERI 01 KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2009 – 2010

Transcript of Makalah Agama

Page 1: Makalah Agama

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MAKALAH TATA CARA PERAWATAN JENAZAH

DISUSUN OLEH :1. ANGGIT SRI HERLAMBANG

2. DINA ISNAINI3. ENDANG WIJAYANTI4. IMAM PRAYOGO P.

5. M.IRFAN6. SAFITRI SEKARSARI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SMA NEGERI 01 KAJENKABUPATEN PEKALONGAN

TAHUN 2009 – 2010

Page 2: Makalah Agama

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami satu kelompok dapat menyelesaikan tugas menyusun makalah tentang perawatan jenazah.

Dalam melakukan berbagai eksperimen tersebut, juga tidak semudah yang kami pikirkan, diantaranya, dalam hal mencari informasi. Kami sring menemukan hal – hal yang berbeda dalam tata cara pelaksanaannya,

Kegiatan ini juga mungkin tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya pihak

– pihak yang telah membantu kami. oleh karena itu, kami mengucapkan banyak

terimakasih kepada :

1. Ibu Khuzaemah, selaku guru pembimbing Pendidikan Agama Islam

2. Teman-teman Semuanya.

Kami juga berharap dengan penyusunan makalah ini bisa menjadi pedoman dalam tata cara perawatan jenazah.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.

Pekalongan, 20 Mei 2010Penyusun,

Anggit , dkk

BAB I

PEMBUKAAN

A. Latar Belakang Masalah Segala puji bagi Alloh yang telah memberikan karunia Nya kepada umat manusia agar supaya manusia mensyukurinya.Sholawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, demikian juga kepada keluarga dan sahabat – sahabatnya serta para pengikut-pengikutnya yang masih istiqomah dengan ajaran-ajarannya. Kematian adalah sesuatu yang pasti dan kita harus bersedia menghadapinya kerana ia merupakan

Page 3: Makalah Agama

titik permulaan kepada penghidupan yang kekal abadi. Hanya mukmin yang dipanggil menghadap Tuhannya dengan hati bersih memperolehi kejayaan.

Menguruskan jenazah adalah merupakan perkara yang tidak boleh kita elakkan begitu saja. Ia merupakan fardhu kifayah ke atas umat Islam. Dengan adanya sebagian umat Islam yang mengetahuinya akan selesailah tanggungjawab itu.

Namun dalam keadaan sekarang ini, kesadaran di kalangan generasi muda untuk melaksanakan tanggungjawab ini amat tipis sekali. Ramai dari generasi muda yang tidak tahu cara-cara menguruskan jenazah dan hanya menyerahkan sepenuhnya kepada jenerasi yang lebih tua dari mereka untuk melaksanakannyaAlloh Ta’ala berfirman :

“Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian”.(Q.S Ali Imron:185 ).Wahai saudara yang menyadari akan arti kehidupan. Mati adalah sesuatu yang pasti bagi kita, tentunya kita menginginkan agar mayat kita diurus dengan benar sesuai dengan ajaran Rosul Shollallohu ‘Alaihi Wasallam. Kalau kita menginginkan agar mayat kita diurus orang lain, maka hendaknya kita juga harus bisa mengurus jenazah, bagaimana cara mempersiapkan pemandian bagi jenazah, memandikannya, mengkafaninya, mensholatkan, sampai kita menguburkannya.

B. Rumusan MasalahDalam penyusunan makalah ini penyusun membuat

berbagai rumusan masalah, yaitu :

1. Bagaimana menghadapi seseorang yang

mengalami sakaratul maut?

2. Bagaimana tata cara perawatan jenazah yang

benar menurut ajaran Islam?

3. Bagaimana tata cara memandikan jenazah?

4. Bagaimana tata cara mengkafani jenazah?

5. Bagaimana tata cara menyalatkan jenazah ?

6. Bagaimana tata cara pengkuburan jenazah?

C. Tujuan PenulisanTujuan dari penulisan ini adalah agar kita mengetahui

tata cara pelaksanaan dari perawatan jenazah antara

lain :

1. Untuk menetahui bagaimana menghadapi

Page 4: Makalah Agama

seseorang yang mengalami sakaratul maut.

2. Untuk memahami perawatan jenazah yang

benar menurut ajaran Islam.

3. Untuk mengetahui bagaimana cara

memandikan jenazah yang benar.

4. Untuk mengetahui bagaimana cara

mangkafani jenazah.

5. Untuk mengetahui bagaimana cara

menyalatkan jenazah.

6. Untuk mengetahui bagaimana cara pemakaman

jenazah.

D. Manfaat Dari penyusunan makalah ini, bermanfaat sebagai salah satu pedoman untuk melaksanakan tata cara perawatan jenazah dan bagaimana sikap kita dalam menghadapai orang yang akan maupun baru saja meninggal.

E. Metode PenelitianDalam penyusunan makalah ini, kami sekelompok menggunakan metode studi pustaka.

Page 5: Makalah Agama

BAB II

ISI

A. Melawat orang yang sakit dan hikmahnya

Sakit adalah datangnya dari Allah. Penyakit yang ditimpa ke atas kita sebenarnya mengandungi hikmah. Antaranya ialah :

1. Memberi kesedaran dan keinsafan kepada kita bahawa kita ini lemah dan tidak mempunyai kuasa dan kekuatan untuk menyembuhkannya melainkan Allah.

2. Allah ingin menguji sejauh mana kesabaran kita menghadapi dugaan Allah.

3. Allah ingin mengampunkan dosa kita yang kita telah lakukan samada secara sedar ataupun tidak.

Oleh itu, kita hendaklah sabar dan redha di atas dugaan yang telah diberikan Allah kepada kita dan berusahalah mencari obatnya sebab Nabi Muhammad s.a.w. pernah bersabda yang bermaksud 'Tiap-tiap penyakit ada ubatnya kecuali mati'.

Sabda Nabi Muhammad s.a.w. yang bermaksud : “'Menziarah/melawat orang yang sakit pada permulaan masa sakitnya itu adalah Fardhu (wajib) dan kemudiann daripadanya Sunat, tidak lebih dari 3 hari'. Ketika berada dekat dengan orang sakit, bacalah doa ini berulang kali,

Umat Islam amat menghargai kita melawat orang sakit terutama jika saudara-mara kita yang sakit begitu juga kalau jiran-jiran kita, walaupun jiran kita bukan dari golongan orang Islam.

Apa yang perlu di lakukan ketika menghadapi seseorang yang dalam keadaan nazak?

1. Perlu berada di sisinya. 2. Sentiasa mengingatkannya dengan kalimah Syuhadah

iaitu :

“Asyhadualla illahaillallah wa asyhaduanna muhammadarrosulullah”

Page 6: Makalah Agama

di telinganya dan hendaklah dimadkan bacaan kalimah tersebut. Manakala rakan-rakan yang lain membaca Al-Quran atau Yasin.

3. Pesakit hendaklah ditelentangkan menghala ke Qiblat dan qiam tangannya.

  Apabila sah matinya 

1. Apabila seseorang itu telah disahkan matinya, perkara-perkara berikut hendaklah dilakukan :

Hendaklah kita ucapkan :

2. Tukarkan pakaiannya dan bersihkan kekotoran yang keluar dari duburnya.

3. Rapatkan kedua belah matanya. 4. Qiamkan tangannya seperti dalam

sembahyang. 5. Rapatkan mulutnya. 6. Ikat dagunya dan simpul di atas ubunnya. 7. Luruskan kakinya. 8. Ikatkan kedua ibu jari kakinya.  9. Letakkan di tempat yang tinggi. 10. Hadapkan ke Qiblat.

  Mengurus Jenazah 

Mengurus jenazah orang Islam, merupakan fardhu kifayah, yakni apabila sudah dikerjakan oleh sebahagian dari orang Islam yang lain, maka yang lainnya tidak berdosa, akan tetapi apabila tidak seorang pun yang mengerjakan kewajipan tersebut, maka semua orang Islam dalam satu kampung atau kawasan tersebut akan berdosa.

Di antaranya yang wajib kita kerjakan dalam mengurus jenazah ialah :

1. Memandikannya. 2. Mengkafankan jenazah. 3. Solat ke atas jenazah. 4. Mengebumikannya.

 Orang yang berhak menguruskan Jenazah

Orang yang berhak dan lebih afdal untuk menguruskan

Page 7: Makalah Agama

jenazah ialah dari kalangan keluarganya atau warisnya yang terdekat misalnya ; anaknya sendiri kalau simati bapanya.

Kalau warisnya tidak ada kemampuan atau pengalaman, bolehlah diminta Imam atau Bilal di kawasan tersebut untuk menguruskannya.

 Perkara-perkara yang perlu diuruskan oleh Warisnya

Waris yang tertua hendaklah berpakat/berbincang berhubung dengan kematian.

1. Urusan di Balai Polis bagi melapurkan kematian.Nota : Sekiranya jenazah itu meninggal di Hospital cukup dengan surat kebenaran atau pengesahan dari doktor.

2. Membeli keperluan untuk urusan memandi dan mengkafankan mayat.

3. Menentukan bilal untuk memandikan mayat. 4. Urusan menggali kubur. 5. Menentukan Imam untuk sembahyang mayat. 6. Menguruskan kenderaan untuk jenazah. 7. Ucapan takziah.

 

Sifat-sifat yang mesti ada pada seseorang yang hendak menguruskan Jenazah 

1. Sifat berani. 2. Sabar. 3. Amanah. 4. Mempunyai kemahiran dan ilmu yang cukup.  

Sebelum memandikan mayat, pastikan dahulu kubur telah digali dan peralatan mengkafan mayat telah disediakan seperti :

1. Kain putih (bidang 45")  - 20 meter bagi dewasa 2. Gunting 3. Kapas 4. Cendana 5. Kapur barus 6. Air mawar 7. Minyak wangi (Minyak Attar) 8. Tikar jerami 9. Bantal (dari daun pandan) 10. Tempat mandi yang khas.

Memandikan Jenazah 

Page 8: Makalah Agama

A. Syarat-syarat jenazah yang wajib dimandikan :

Orang muslim

Masih ada anggota badannya meskipun

hanya sebagian

Bukan mati syahid

Ada 13 macam jenazah mati syahid yang

wajib dimandikan dan di kafani:

Mati dalam membela agama (tidak di

medan perang)

Mati dibunuh karena membela diri

Mati dibunuh karena melindungi/

membela keluarganya

Mati dibunuh karena melindungi

hartanya

Mati karena penyakit menular

Mati karena melahirkan

Mati karena tenggelam

Mati karena terbakar

Mati karena tertimpa reruntuhan

Mati karena penyakir paru-paru

Mati karena sakit perut

Mati karena sedang beribadah kepada

Allah

Anak perawan yang mati dalam pingitan

MEMANDIKAN JENAZAH.a. Orang yang berhak memandikan jenazah.1. Jika mayyit telah mewasiatkan kepada seseorang untuk memandikannya, maka orang itulah yang berhak.2. Jika mayyit tidak mewasiatkan, maka yang berhak adalah ayahnya atau kakeknya atau anak laki-lakinya atau cucu-cucunya yang laki-laki (kalau mayatnya laki-laki, kalau perempuan maka dari jenis putri).3. Jika tidak ada yang mampu, keluarga mayyit boleh menunjuk orang yang amanah lagi terpercaya buat mengurusnya.

b. Tempat memandikan mayyit harus tertutup baik dinding maupun atapnya.

Page 9: Makalah Agama

c. Dianjurkan agar yang memandikan jenazah memilih 2 orang dari keluarganya.

d. Perlengkapan bagi yang memandikan jenazah.1. Penutup hidung.2. Memakai pelindung tubuh agar tidak terkena kotoran-kotoran seperti sisa air perasan daun bidara dan kapur barus.3. Sarung tangan.4. Sepatu bot berlaras tinggi.

e. Cara menyediakan perasan daun bidara.1 Gelas besar : 4 liter8 lt + 2 gls air perasan daun bidara12 lt + 3 gls air perasan daun bidara16 lt + 4 gls air perasan daun bidara20 lt + 5 gls air perasan daun bidara

f. Cara menyediakan air dan kapur barus.Setiap 4 liter air dicampur dengan 2 potong kapur barus 1 :g. Persiapan sebelum memandikan jenazah.1. Menutup aurat simayyit dengan handuk besar mulai pusar sampai dengan lututnya (laki-laki dan perempuan sama) .2. Melepas pakaian yang masih melekat ditubuhnya.Caranya :Pakaian :a) Dimulai dari lengan sebelah kanan kearah kirib) Selanjutnya dari lobang baju (krah) kebawahc) Setelah itu bagian depan ditarik dengan perlahan dari bawah handuk penutup auratnya. (ini kalau mayyit mengenakan gamis atau baju panjang, kalau hanya kemeja cukup buka kancingnya).Celana :a) Digunting sisi sebelah kanan dari atas sampai kebawah lalu sebelah kirib) Setelah itu bagian depan ditarik dengan perlahan dengan tetap menjaga handuk penutup.Pakaian belakang mayyit :- Tubuh mayyit dibalik ke sebelah kiri, pakaian digeser kekiri.- Setelah itu dibalikkan lagi kekanan3. Menggunting kuku tangan dan kaki kalau panjang .4. Mencukur bulu ketiak, kalau tidak lebat dicabut saja.5. Merapikan kumis.6. Membersihkan hidung dan mulut serta menutupnya dengan kapas ketika dimandikan lalu dibuang setelah selesaih. Memandikan jenazah.1. Bersihkan isi perut dengan tangan kiri yang telah terbalutAngkat sedikit tubuh mayyit, tekan perutnya perlahan-lahan sebanyak tiga kali hingga keluar, bersihkan kotoran itu dengan kain pembersih kemudian siram.2. Wudhukan jenazah.a) Bacalah basmallah.b) Cuci tapak tangan mayyit 3 X.c) Bersihkan mulut dan hidungnya 3 X

Page 10: Makalah Agama

d) Wajah dan tangan kanan lalu kiri sampai dengan siku.e) Kepala dan kedua telinganya.f) Kaki kanan kemudian kirinya.3. Cara menyiram air perasan daun bidara.a) Siram kepala dan wajahnya dengan perasan dengan buihnya dulu.b) Basuh tubuh bagian kanan dari pundak ketelapak kaki sebelah kanan terus kearak kiri.c) Ulangi sekali lagi.4. Menyiram dengan air kapur barus (caranya Idem).5. Keringkan (usap) tubuh mayyit dari atas kebawah. Usahakan menggunakan handuk yang halus.Rambut wanita dikepang menjadi tiga.Wajib berwudhu bagi yang memandikan dan dianjurkan mandi setelah selesai.

Lafaz niat memandikan jenazah lelaki :

"Sahaja aku memandikan jenazah (lelaki) kerana Allah Taala"

Lafaz niat memandikan jenazah perempuan :

"Sahaja aku memandikan jenazah (perempuan) kerana Allah Taala"

13. Telentangkan mayat, siram atau basuh dari kepala hingga hujung kaki 3 kali dengan air bersih.

14. Siram sebelah kanan 3 kali. 15. Siram sebelah kiri 3 kali. 16. Kemudian mengiringkan mayat ke kiri basuh bahagian

lambung kanan sebelah belakang. 17. Mengiringkan mayat ke kanan basuh bahagian

lambung sebelah kirinya pula. 18. Telentangkan semula mayat, ulangi menyiram seperti

bil. 13 hingga 17. 19. Lepas itu siram dengan air kapur barus. 20. Lepas itu wudukkan mayat.

Lafaz niat mewudukkan jenazah lelaki :

Page 11: Makalah Agama

"Sahaja aku berniat mewudukkan jenazah (lelaki) ini kerana Allah s.w.t"

 

"Sahaja aku berniat mewudukkan jenazah (perempuan) ini kerana Allah s.w.t"

Cara mewudukkan jenazah ini iaitu dengan mencucurkan air ke atas jenazah itu

bermula dari muka dan akhir sekali pada kakinya, sebagaimana melaksanakan

wuduk biasanya. Jenazah lelaki hendaklah dimandikan oleh lelaki dan mayat wanita hendaklah dimandikan oleh perempuan.

21. Siram dengan air sembilan. 22. Setelah selesai dimandikan dan diwudukkannya

dengan baik dan sempurna hendaklah dilapkan menggunakan tuala pada seluruh badan mayat.

23. Cawatkan bahagian kemaluan mayat dengan cawat yang disediakan.

24. Lepas itu usung dengan menutup seluruh anggotanya. 25. Segala apa-apa yang tercabut dari anggota mayat,

hendaklah dimasukkan ke dalam kapan berama (Contoh : rambut, kuku dll).

26. Dengan ini selesailah kerja memandikan mayat dengan sempurnanya.

Cara-cara mengkafankan jenazah 

MENGKAFANI JENAZAH.a. Ukuran kain kafan yang digunakan.Ukurlah lebar tubuh jenazah. Jika lebar tubuhnya 30 cm, maka lebar kain kafan yang disediakan adalah 90 cm. 1 : 3.b. Ukurlah tinggi tubuh jenazah.1. Jika tinggi tubuhnya 180 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 60 cm.2. Jika tinggi tubuhnya 150 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 50 cm.3. Jika tinggi tubuhnya 120 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 40 cm.4. Jika tinggi tubuhnya 90 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 30 cm.

Page 12: Makalah Agama

5. Tambahan panjang kain kafan dimaksudkan agar mudah mengikat bagian atas kepalanya dan bagian bawahnya.c. Tata cara mengkafani.1. Jenazah laki-laki.Jenazah laki-laki dibalut dengan tiga lapis kain kafan. Berdasar dengan hadits.“Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam dikafani dengan 3 helai kain sahuliyah yang putih bersih dari kapas, tanpa ada baju dan serban padanya, beliau dibalut dengan 3 kain tersebut.a. Cara mempersiapkan tali pengikat kain kafan.1. Panjang tali pengikat disesuaikan dengan lebar tubuh dan ukuran kain kafan. Misalnya lebarnya 60 cm maka panjangnya 180 cm.2. Persiapkan sebanyak 7 tali pengikat. ( jumlah tali usahakan ganjil). Kemudian dipintal dan diletakkan dengan jarak yang sama diatas usungan jenazah.b. Cara mempersiapkan kain kafan.3 helai kain diletakkan sama rata diatas tali pengikat yang sudah lebih dahulu , diletakkan diatas usungan jenazah, dengan menyisakan lebih panjang di bagian kepala.c. Cara mempersiapkan kain penutup aurat.1. Sediakan kain dengan panjang 100 cm dan lebar 25 cm ( untuk mayyit yang berukuran lebar 60 cm dan tinggi 180 cm), potonglah dari atas dan dari bawah sehingga bentuknya seperti popok bayi.2. Kemudian letakkan diatas ketiga helai kain kafan tepat dibawah tempat duduk mayyit, letakkan pula potongan kapas diatasnya.3. Lalu bubuhilah wewangian dan kapur barus diatas kain penutup aurat dan kain kafan yang langsung melekat pada tubuh mayyit.d. Cara memakaikan kain penutup auratnya.1. Pindahkan jenazah kemudian bubuhi tubuh mayyit dengan wewangian atau sejenisnya. Bubuhi anggota-anggota sujud.2. Sediakan kapas yang diberi wewangian dan letakkan di lipatan-lipatan tubuh seperti ketiak dan yang lainnya.3. Letakkan kedua tangan sejajar dengan sisi tubuh, lalu ikatlah kain penutup sebagaimana memopok bayi dimulai dari sebelah kanan dan ikatlah dengan baik.e. Cara membalut kain kafan :1. Mulailah dengan melipat lembaran pertama kain kafan sebelah kanan, balutlah dari kepala sampai kaki .2. Demikian lakukan denngan lembaran kain kafan yang kedua dan yang ketiga.f. Cara mengikat tali-tali pengikat.1. Mulailah dengan mengikat tali bagian atas kepala mayyit dan sisa kain bagian atas yang lebih itu dilipat kewajahnya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri.2. Kemudian ikatlah tali bagian bawah kaki dan sisa kain kafan bagian bawah yang lebih itu dilipat kekakinya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri.3. Setelah itu ikatlah kelima tali yang lain dengan jarak yang

Page 13: Makalah Agama

sama rata. Perlu diperhatikan, mengikat tali tersebut jangan terlalu kencang dan usahakan ikatannya terletak disisi sebelah kiri tubuh, agar mudah dibuka ketika jenazah dibaringkan kesisi sebelah kanan dalam kubur.4. Mengkafani jenazah wanita.Jenazan wanita dibalut dengan lima helai kain kafan. Terdiri atas : Dua helai kain, sebuah baju kurung dan selembar sarung beserta kerudungnya. Jika ukuran lebar tubuhnya 50 cm dan tingginya 150 cm, maka lebar kain kafannya 150 cm dan panjangnya 150 ditambah 50 cm.Adapun panjang tali pengikatnya adalah 150 cm, disediakan sebanyak tujuh utas tali, kemudian dipintal dan diletakkan sama rata di atas usungan jenazah. Kemudian dua kain kafan tersebut diletakkan sama rata diatas tali tersebut dengan menyisakan lebih panjang dibagian kepala.a. Cara mempersiapkan baju kurungnya.1. Ukurlah mulai dari pundak sampai kebetisnya, lalu ukuran tersebut dikalikan dua, kemudian persiapkanlah kain baju kurungnya sesuai dengan ukuran tersebut.2. Lalu buatlah potongan kerah tepat ditengah-tengah kain itu agar mudah dimasuki kepalanya.3. Setelah dilipat dua, biarkanlah lembaran baju kurung bagian bawah terbentang, dan lipatlah lebih dulu lembaran atasnya (sebelum dikenakan pada mayyit, dan letakkan baju kurung ini di atas kedua helai kain kafannya ).lebar baju kurung tersebut 90 cm.b. Cara mempersiapkan kain sarung.Ukuran kain sarung adalah : lebar 90 cm dan panjang 150 cm. Kemudian kain sarung tersebut dibentangkan diatas bagian atas baju kurungnya.c. Cara mempersiapkan kerudung.Ukuran kerudungnya adalah 90 cm x90 cm. Kemudian kerudung tersebut dibentangkan diatas bagian atas baju kurung.d. Cara mempersiapkan kain penutup aurat.1. Sediakan kain dengan panjang 90 cm dan lebar 25 cm.2. Potonglah dari atas dan dari bawah seperti popok.3. Kemudian letakkanlah diatas kain sarungnya tepat dibawah tempat duduknya, letakkan juga potongan kapas diatasnya.4. Lalu bubuhilah wewangian dan kapur barus diatas kain penutup aurat dan kain sarung serta baju kurungnya.e. Cara melipat kain kafan.Sama seperti membungkus mayat laki-laki.f. Cara mengikat tali.Sama sepert membungkus mayat laki-laki.Catatan :1. Cara mengkafani anak laki-laki yang berusia dibawah tujuh tahun adalah membalutnya dengan sepotong baju yang dapat menutup seluruh tubuhnya atau membalutnya dengan tiga helai kain.2. Cara mengkafani anak perempuan yang berusia dibawah tujuh tahun adalah dengan membalutnya dengan sepotong

Page 14: Makalah Agama

baju kurung dan dua helai kain.

Misalnya sebagai berikut :

Pertama : Hendaklah disediakan tiga lembar kain kafan dibentangkan dengan disusun, kain yang paling lebar diletakkan di bawah atau dengan cara kain tiga lembar dibentangkan dan letaknya agak serong yang atas melebar dan yang bawah mengecil, setiap lembar disapu dengan wangi-wangian atau minyak wangi yang tidak mengandungi alkohol.

Kedua : Hendaklah disediakan tali pengikat sebanyak tiga atau lima utas yang diletakkan di bawah kain kafan tersebut.

Ketiga : Hendaklah disediakan kapas yang disapu dengan wangi-wangian dan kayu cendana yang digunakan untuk menutup antara lain :1. Kemaluan2. Wajah (muka)3. Kedua buah dada4. Kedua Telinga5. Kedua siku tangannya6. Kedua tumitnya

Keempat :

Angkatlah mayat tersebut dengan berhati-hati kemudian baringkan di atas kain kafan yang sudah dibentangkan.

Kelima : Tutupkan jenazah itu dengan kapas yang telah disediakan pada bahagian-bahagian yang telah disebutkan di atas.

 Keenam : Hendaklah kain kafan tersebut diselimutkan atau

ditutupkan dari lembar yang paling atas sampai lembar yang paling bawah, kemudian ikatlah dengan tali daripada kain yang telah disediakan sebanyak tiga atau lima ikatan.

Semua tali pengikat mayat hendaklah disimpul hidup di sebelah kiri. Sebelum  diikat di bahagian kepala, benarkan warisnya melihat atau menciumnya.Tulislah kalimah "ALLAH dan MUHAMMAD" di dahi mayat dengan menggunakan minyak wangi.

Setelah siap diikat renjislah dengan air mawar dan sapulah minyak wangi.

 

Page 15: Makalah Agama

Solat Jenazah 

Dalam mengerjakan solat jenazah, yang paling utama ialah dikerjakan secara berjemaah dan harus dijadikan tiga saf (barisan) sekurang-kurangnya setiap satu saf dua orang.

Bagi orang perempuan diperbolehkan mengikuti berjemaah bersama-sama dengan orang lelaki atau boleh mendirikan solat ke atas jenazah setalah disolatkan oleh orang lelaki.

Adapun hukum solat jenazah ini adalah Fardhu Kifayah seperti hal menguruskannya.

1. Cara mengerjakan Solat JenazahBagi jenazah lelaki, Imam yang akan mendirikan solat ke atasnya hendaklah berdiri searah dengan kepala jenazah itu.Bagi jenazah perempuan, Imam hendaklah berdiri searah dengan lambung atau bahagian tengah jenazah itu. Kalau jenazah lebih dari satu dan berlainan jenis kelamin, maka posisinya sebagai berikut :Barisan pertama dari imam adalah jenazah laki-laki, kemudian anak laki-laki kemudian jenazah wanita kemudian anak perempuan.Tentang tempat untuk mengerjakan solat jenazah, diperbolehkan di dalam masjid, di surau atau di tempat lainnya yang memungkinkan solat berjemaah dengan syarat tempatnya itu luas dan bersih.

I. Ketentuan dalam melaksanakan sholat jenazah :

A. Syarat salat jenazah

Suci dari hadas maupun najis

Menutup aurat

Menghadap kiblat

Jenazah sudah dimandikan dan dikafani

Letak jenazah di sebelah kiblat orang

yang menyalatkan

B. Rukun salat jenazah

Niat

Berdiri bagi yang mampu

Takbir empat kali

Membaca Al Fatihah

Membaca sholawat nabi

Mendo’akan jenazah

Salam

Page 16: Makalah Agama

C. Sunah salat jenazah

Mengangkat tangan waktu takbir

Merendahkan suara bacaan (israr)

Membaca ta’awud

Memperbanyak jumlah jemaah

Memperbanyak saf

2. Lafaz niat solat jenazah :

a.  Lafaz niat solat jenazah lelaki secara persendirian :

"Sahaja aku berniat mendirikan solat ke atas jenazah ini dengan empat takbir fardhu kifayah kerana Allah Taala"

b. Lafaz niat untuk jenazah perempuan secara persendirian :

"Sahaja aku berniat mendirikan solat ke atas jenazah ini dengan empattakbir fardhu kifayah kerana Allah

Taala"

c. Lafaz niat untuk mayat lelaki bagi Imam.

"Sahaja aku berniat mendirikan solat ke atas

Page 17: Makalah Agama

jenazah(lelaki) ini dengan empat takbir fardhu kifayah  menjadi Imam kerana Allah Taala"

d. Lafaz niat untuk mayat perempuan bagi Imam.

"Sahaja aku berniat mendirikan solat ke atas jenazah(perempuan) ini dengan empat takbir fardhu

kifayah  menjadi Imam kerana Allah Taala"

e. Lafaz niat untuk mayat lelaki bagi Makmum

"Sahaja aku berniat mendirikan solat ke atas jenazah(lelaki) ini dengan empat takbir fardhu kifayah  menjadi makmum kerana Allah Taala"

f. Lafaz niat untuk jenazah perempuan bagi Makmum

"Sahaja aku berniat mendirikan solat ke atas jenazah(perempuan) ini dengan empat takbir fardhu kifayah 

menjadi makmum kerana Allah Taala"

4. Bacaan dan Doa dalam Solat Jenazah.

a. Takbir yang pertama :

Page 18: Makalah Agama

Membaca lafaz :   

 Allahu Akbaru (Allah Maha Besar). 

Kemudian dilanjutkan dengan membaca Al-Fatihah :

1. Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi maha Penyayang. 

2. Segala puji bagi Allah tuhan sekalian alam. 3. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. 4. Yang berkuasa mengadili pada hari

pembalasan. 5. Hanya kepada Mu kami menyembah dan

hanya kepada Mu kami memita segala pertolongan.

6. Tunjukkanlah kami jalan yang lurus. 7. Iaitu Jalan orang yang engkau kurniakan

nikmat ke atras mereka, bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan jalan orang-orang yang sesat.

b. Takbir yang kedua.

Membaca lafaz seperti pada takbir pertama, kemudian dilanjutkan dengan membaca selawat atas Nabi Muhammad s.a.w :

 

Page 19: Makalah Agama

"Ya Allah! Berilah rahmat atas penghulu kami Muhammad s.a.w dan atas keluarganya sebagaimana Engkau telah memberi rahmat pada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan berkatilah atas Nabi Muhammad s.a.w. dan atas keluarganya. Sebagaimana Engakau memberkati Nabi Ibarahim dan atas keluarganya. Pada seluruh alam. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia".

c.       Takbir yang ketiga :

Selepas takbir yang ketiga hendaklah membaca doa untuk memohonkan ampun pada si mati :

 "Ya Allah! Ampunilah dia dan kasihanilah dia dan sejahterakanlah serta ampunilah dosa kesalahan dia. Dan muliakanlah kedatangannya dan luaskanlah tempat masuknya (kuburnya) dan bersihkanlah dia dengan air salju dan embun, bersihkanlah dia dari segala dosa dan sebagaimana kain putih yang bersih dari segala kotoran dan gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya dan gantikanlah isteri yang lebih baik dari isterinya dan gantikanlah keluarga yang lebih dari keluarganya dan peliharalah (hindarkanlah) dia dari seksa kubur dan seksa neraka."

 

d.      Takbir yang ke empat.

Selepas mengangkat takbir yang keempat hendaklah membaca doa seperti di bawah ini :

"Ya Allah ! Janganlah kiranya pahala tidak sampai pada kami dan janganlah Engkau memberi pada kami fitnah sepeninggalannya dan ampunilah kami dan dia dan bagi saudara -saudara kami yang telah mendahului

Page 20: Makalah Agama

kami dengan imam dan janganlah menjadikan gelisah (dengki) dalam hati kami pada orang-orang yang beriman, Ya Allah! Ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

 

Selanjutnya yang terakhir adalah memberi salam dan palingkan ke kanan dan ke kiri dengan membaca :

“Assalamu`alaikum wr.wb.”

Menguburkan Jenazah.

1. Tata cara menggali kubur.a). Untuk orang besar adalah panjang 200 cm, kedalaman 130 cm, lebar 75 cm, kedalaman lahat 55 cm, lebar lahat 50 cm, yang menjorok ke dalam dan keluar 25 cm.b). Besar kecil ukuran kuburan tergantung jenazahnya (disesuaikan).2. Tata cara menguburkannya.Hendaklah dua-tiga orang turun keliang kubur, dan hendaklah orang yang kuat, lalu dua lagi diatas tepat di sisi kubur sebelah kiblat untuk membantu menurunkan jenazah. Ketika menurunkan hendaklah berdoa “ Bismillahi wa ‘ala millati rasulullah “ “ Dengan nama Alloh dan menurut sunnah Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam. “Jenazah dibaringkan diatas tubuhnya sebelah kanan dalam posisi miring, dengan dihadapkan kearah kiblat, kenudian letakkan bantalan dari tanah atau potongan batu bata dibawah kepalanya, setelah itu buka tali pengikatnya dan singkaplah kain kafan yang menutupi wajahnya, kemudian lahat ditutup dengan batu atau cor-coran atau sejenisnya dan usahakan kalau bisa jangan yang mudah terbakar seperti kayu atau sejenisnya, lalu diturunkan kembali galian tanah kuburan. Boleh diberi sedikit gundukan, tapi tidak boleh lebih dari satu jengkal, lalu berilah tanda dari batubata pada arah kepala dan kaki, selanjutnya taburkan batu kerikil dan perciki dengan air supaya tanah menjadi lengket dan padat.

 

Page 21: Makalah Agama

BAB IIIKESIMPULAN

Sebagai seorang muslim, kita memiliki berbagai macam kewajiban. Diantaranya adalah mengurus jenazah sesama muslim yang lain. Karena mengurus jenazahnya hukumnya adalah fardlu kifayah, yang jika tidak dilaksanakan dosalah semua muslim tersebut, namun jika salah satu saja telah melaksanakannya, maka terampuni dosa semua muslim tersebut dalam hal ini. Beberapa perawatan jenazah adalah sebagai berikut :

1. Memandikannya. 2. Mengkafankan jenazah. 3. Solat ke atas jenazah. 4. Mengebumikannya.

Page 22: Makalah Agama

DAFTAR PUSTAKA

Samsuri, 2006, Pendidikan Agama Islam Untuk SMA Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

www.blogspot.jerambah.com

Buku catatan PDBAI.