Makalah Agama 2 (1)

21
HAKEKAT, FUNGSI, HIKMAH DAN MAKNA SPIRITUAL IBADAH DALAM KEHIDUPAN SOSIAL Dosen : Tohirin, M.Ag. Disusun Oleh: Ahmad Wahyudi (NPM) 14.0101. Luluk Oktaviani (NPM) 14.0101.0083 Rizki Rahmawati (NPM) 14.0101.0116 Eva Yuliyanti M (NPM) 14.0102.0018 Siti Nurlindawati (NPM) 14.0102.0037 Tri Porwanti (NPM) 14.0102.0039

description

ok

Transcript of Makalah Agama 2 (1)

Page 1: Makalah Agama 2 (1)

HAKEKAT, FUNGSI, HIKMAH DAN MAKNA SPIRITUAL IBADAH

DALAM KEHIDUPAN SOSIAL

Dosen : Tohirin, M.Ag.

Disusun Oleh:

Ahmad Wahyudi (NPM) 14.0101.

Luluk Oktaviani (NPM) 14.0101.0083

Rizki Rahmawati (NPM) 14.0101.0116

Eva Yuliyanti M (NPM) 14.0102.0018

Siti Nurlindawati (NPM) 14.0102.0037

Tri Porwanti (NPM) 14.0102.0039

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI DAN MANAJEMEN

TAHUN 2014/2015

Page 2: Makalah Agama 2 (1)

BAB I

PENDAHULUAN

   

Setiap sendi kehidupan yang dijalani manusia mempunyai muatan ibadah di sisi Allah

SWT. Di dalam terminologi fiqih, ibadah dibedakan menjadi dua macam yaitu ibadah

mahdhah dan ghairu mahdhah. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang mempunyai tata cara

tertentu dan aturan-aturan yang tertentu pula. Sedangkan, ibadah ghairu mahdhah adalah

ibadah yang tidak ditentukan tata cara dan bersifat umum.

Pada pembahasan tentang ibadah khususnya shalat, thaharah menempati posisi yang

sangat penting dalam pelaksanaannya karena thaharah adalah syarat mutlak sah dan

tidaknya shalat yang dilaksanakan oleh seorang muslim.

Thaharah secara bahasa berarti nazhafah (kebersihan) atau bersih dari kotoran baik

yang bersifat nyata seperti najis maupun yang bersifat maknawiyah seperti aib. Adapun

secara syar’i thaharah adalah menghilangkan hal-hal yang dapat menghalangi kotoran

berupa hadas atau najis dengan menggunakan air dan sebagainya. Sedangkan, untuk

mengangkat najis harus dengan tanah.

Secara etimologi, kata shalat berasal dari bahasa arab yang berarti do’a. Secara

terminologi shalat adalah yang terdiri atas beberapa ucapan dan perbuatan, yang dimulai

dengan takbir dan diakhiri dengan salam sesuai dengan syarat dan rukun-rukun yang telah

ditetapkan.

Menurut bahasa puasa berarti imsak atau menahan, sedangkan puasa menurut syariat

ialah menahan dengan niat ibadah dari makanan, minuman, hubungan suami istri dan

semua hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbitnya fajar hingga terbenam matahari.

Page 3: Makalah Agama 2 (1)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ibadah

Ibadah secara (عبادة) etimologi berarti merendahkan diri serta tunduk. Ibadah

mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi ibadah itu antara

lain :

1. Ibadah ialah taat kepada Allah  dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya yang

ditetapkan melalui para Rasul-Nya,

2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah, yaitu tingkatan ketundukan yang

paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi pula.

3. Ibadah ialah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah,

baik berupa ucapan atau perbuatan, yang dzahir maupun batin.

Ibadah itu terbagi menjadi ibadah hati, lisan dan anggota badan. Rasa khauf (takut),

raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang) dan

rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). Sedangkan shalat,

zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih

banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan hati, lisan dan badan.Maka

Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia, Allah  SWT berfirman dalam surat

Adz-Dzariat yang artinya :

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak

menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah, Dia-lah Maha

Pemberi rizki yang mempunyai kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. Adz-Dzariyat: 56-58)

Allah SWT memberitahukan, tujuan penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka

melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Dan Allah SWT Maha Kaya, tidak

membutuhkan ibadah mereka, akan tetapi merekalah yang membutuhkan-Nya. Karena

Page 4: Makalah Agama 2 (1)

ketergantungan mereka kepada AllahSWT, maka mereka menyembah-Nya sesuai dengan

aturanNya.

Dalam terminology, ibadah diartikan sebagai sesuatu yang diperintahkan AllahSWT,

bukan karena adanya keberlangsungan tradisi sebelumnya, juga bukan karena tuntutan

logika, atau akal manusia. Maka, ruang lingkup ibadah adalah seluruh aktifitas manusia

yang diniatkan semata-mat auntuk mencariridha Allah SWT.

B. Hakekat Ibadah

Tujuan diciptakannya manusia di muka bumi yaitu untuk beribadah kepada-Nya.

Ibadah Farr pengertian yang komprehensif menurut Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiyah

adalah sebuah nama yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah

SWT berupa perkataan atau perbuatan baik amalan batin ataupun yang zhahir (nyata).

Adapun hakekat ibadah yaitu :

1. Ibadah adalah tujuan hidup kita.

2. Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah SWT cintai dan ridhai

dengan penuh ketundukan dan kerendahan diri kepada-Nya.

3. Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah SWT Allah dan

meninggalkan larangan-Nya

4. Cinta,maksudnya cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya yang mengandung

makna mendahulukan kehendak Allah SWT dan Rasul-Nya atas yang lainnya.

Tanda-tandanya adalah mengikuti sunah Rasulullah SAW.

5. Jihad di jalan Allah SWT (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu

yang dicintai Allah).

6. Takut,maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk dan

jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.

Dengan demikian orang yang benar-benar mengerti kehidupan adalah yang mengisi

waktunya dengan berbagai macam bentuk ketaatan. Baik dengan melaksanakan perintah

maupun menjauhi larangan. Sebab dengan cara itulah tujuan hidupnya akan terwujud.

C. Hikmah Ibadah

1. Tidak Syirik

Seorang hamba yang sudah berketetapan hati untuk senantiasa beribadah

menyembah kepada-Nya, maka ia harus meninggalkan segala bentuk syirik. Ia telah

mengetahui segala sifat-sifat yang dimiliki Nya adalah lebih besar dari segala yang ada,

sehingga tidak ada wujud lain yang dapat mengungguli-Nya.

2. Memiliki ketakwaan

Page 5: Makalah Agama 2 (1)

Ketakwaan yang dilandasi cinta timbul karena ibadah yang dilakukan manusia

setelah merasakan kemurahan dan keindahan Allah SWT. Setelah manusia melihat

kemurahan dan keindahan-Nya munculah dorongan untuk beribadah kepada-Nya.

Sedangkan ketakwaan yang dilandasi rasa takut timbul karena manusia menjalankan

ibadah dianggap sebagai suatu kewajiban bukan sebagai kebutuhan. Ketika manusia

menjalankan ibadah sebagai suatu kewajiban ada kalanya muncul ketidakikhlasan,

terpaksa dan ketakutan akan balasan dari pelanggaran karena tidak menjalankan

kewajiban.

3. Terhindar dari kemaksiatan

` Ibadah memiliki daya pensucian yang kuat sehingga dapat menjadi tameng dari

pengaruh kemaksiatan, tetapi keadaan ini hanya bisa dikuasai jika ibadah yang

dilakukan berkualitas. Ibadah ibarat sebuah baju yang harus selaludipakai dimanapun

manusia berada.

4. Berjiwa sosial

Ibadah menjadikan seorang hamba menjadi lebih peka dengan keadaan lingkungan

disekitarnya, karena dia mendapat pengalaman langsung dari ibadah yang

dikerjakannya. Sebagaimana ketika melakukan ibadah puasa, ia merasakan rasanya

lapar yang biasa dirasakan orang-orang yang kekurangan. Sehingga mendorong hamba

tersebut lebih memperhatikan orang lain.

5. Tidak kikir

Harta yang dimiliki manusia pada dasarnya bukan miliknya tetapi milik Allah

SWT yang seharusnya diperuntukan untuk kemaslahatan umat. Tetapi karena kecintaan

manusia yang begita besar terhadap keduniawian menjadikan dia lupa dan kikir akan

hartanya. Berbeda dengan hamba yang mencintai Allah SWT, senantiasa dawam

menafkahkan hartanya di jalan Allah SWT, ia menyadari bahwa miliknya adalah bukan

haknya tetapi ia hanya memanfaatkan untuk keperluanya semata-mata sebagai bekal di

akhirat yang diwujudkan dalam bentuk pengorbanan hartauntuk keperluan umat.

D. Jenis Ibadah

Ditinjau dari jenisnya, ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua jenis, dengan bentuk

dan sifat yang berbeda antara satu dengan lainnya :

Ibadah Mahdhah, (ibadah Khas) artinya  penghambaan yang murni hanya

merupakan hubungan antara hamba dengan Allah SWT secara langsung. ‘Ibadah

bentuk ini  memiliki 4 prinsip:

Page 6: Makalah Agama 2 (1)

a) Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah,baik dari al-Quran

maupun al- Sunnah al-Maqbulah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh

ditetapkan oleh akal atau logika keberadaannya.

b) Tata caranya harus berpola kepada contoh Rasul saw. Salah satu tujuan diutus

rasul oleh Allah adalah untuk memberi contoh:

Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul kecuali untuk ditaati dengan izin

Allah…(QS.4:64).Dan apa saja yang dibawakan Rasul kepada kamu maka

ambillah, dan apa yang dilarang, maka tinggalkanlah…( QS. 59: 7).

c) Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal), artinya ibadah bentuk ini bukan

ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya

berfungsi memahami rahasia dibaliknya yang disebut hikmah’. Shalat, adzan,

tilawatul Quran, dan ibadah mahdhah lainnya, keabsahannnya bukan ditentukan

oleh mengerti atau tidak, melainkan ditentukan apakah sesuai dengan ketentuan

atau tidak. Atas dasar ini, maka ditetapkan oleh syarat dan rukun yang ketat.

d) Azasnya “taat”, yang dituntut dalam melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan

atau ketaatan. Maka wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah

kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan, bukan untuk Allah,

dan salah satu misi utama diutus Rasul adalah untuk dipatuhi: Jenis ibadah yang

termasuk mahdhah, adalah : wudhu, tayammum, mandi hadas, adzan, iqomat,

shalat, membaca Al-Quran, i’tikaf, puasa, haji dan umrah, mengurus jenazah.

Ibadah Ghairu Mahdhah (ibadah ‘Am) tidak murni semata hubungan dengan

Allah)  yaitu ibadah yang di samping sebagai hubungan  hamba dengan Allah juga

merupakan hubungan atau interaksi antara hamba dengan makhluk lainnya.  Prinsip-

prinsip dalam ibadah ini, ada 4:

a) Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang. Selama Allah

SWT dan Rasul-Nya tidak melarang maka ibadah bentuk ini boleh diseleng

garakan.

b) Tatalaksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasul, karenanya dalam ibadah

bentuk umum ini tidak dikenal istilah “bid’ah”.

c) Bersifat rasional,  ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-ruginya, manfaat

atau madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika.  Sehingga jika menurut

logika sehat, buruk, merugikan, dan madharat, maka tidak boleh dilaksanakan.

d) Azasnya “Manfaat”, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan.

Page 7: Makalah Agama 2 (1)

E. Fungsi Ibadah

Islam adalah agama yang dinamis dan menyeluruh. Dalam Islam,keimanan harus

diwujudkan dalam bentuk amal yang nyata, yaitu amal sholeh yang dilakukan karena

Allah. Ibadah dalam Islam tidak hanya bertujuan untuk mewujudkan hubungan antara

manusia dengan Tuhannya, tetapi juga untuk mewujudkan hubungan antar sesama

manusia. Islam mendorong manusia untuk beribadah kepada Allah SWT dalam semua

aspek kehidupan dan aktifitas.Ada tiga aspek fungsi ibadah dalam Islam yaitu;

1.   Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya.

Mewujudkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya dapat dilakukan

melalui “muqarabah” dan “khudlu”. Orang yang beriman dirinya akan selalu

merasa diawasi oleh Allah. Ia akan selalu berupaya menyesuaikan segala

perilakunya dengan ketentuan Allah SWT. Dengan sikap itu seseorang muslim

tidak akan melupakan kewajibannya untuk beribadah, bertaubat, serta

menyandarkan segala kebutuhannya pada pertolongan Allah SWT. Demikianlah

ikrar seorang muslim seperti tertera dalam Al-Qur’an surat Al-Fatihah ayat 5

“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami

meminta pertolongan.”

Atas landasan itulah manusia akan terbebas dari penghambaan terhadap manusia,

harta benda dan hawa nafsu.

2.    Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya

Dengan sikap ini, setiap manusia tidak akan lupa bahwa dia adalah anggota

masyarakat yang mempunyai hak dan kewajiban untuk menerima dan memberi

nasihat. Oleh karena itu, banyak ayat Al-Qur'an ketika berbicara tentang fungsi

ibadah menyebutkan juga dampaknya terhadap kehidupan pribadi dan

masyarakat. Contohnya: Ketika Al-Qur'an berbicara tentang shalat, ia

menjelaskan fungsinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu

Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah

dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat

Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain).

dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”QS. Al-ankabut 45

Dalam ayat ini Al-Qur'an menjelaskan bahwa fungsi shalat adalah mencegah dari

perbuatan keji dan mungkar. Perbuatan keji dan mungkar adalah suatu perbuatan

merugikan diri sendiri dan orang lain. Maka dengan shalat diharapakan manusia

dapat mencegah dirinya dari perbuatan yang merugikan tersebut.

Page 8: Makalah Agama 2 (1)

3.   Melatih diri untuk berdisiplin

Adalah suatu kenyataan bahwa segala bentuk ibadah menuntut kita untuk

berdisiplin. Kenyataan itu dapat dilihat dengan jelas dalam pelaksanaan shalat,

mulai dari wudhu, ketentuan waktunya, berdiri, ruku, sujud dan aturan-aturan

lainnya, mengajarkan kita untuk berdisiplin. Apabila kita menganiaya sesama

muslim, menyakiti manusia baik dengan perkataan maupun perbuatan, tidak mau

membantu kesulitan sesama manusia, menumpuk harta dan tidak

menyalurkannya kepada yang berhak. Tidak mau melakukan “amar ma'ruf nahi

munkar”, maka ibadahnya tidak bermanfaat dan tidak bisa menyelamatkannya

dari siksa Allah SWT

F . Makna Spriritual Ibadah dalam Kehidupan Sosial

Sebagai umat Islam yang patuh akan segala kewajiban beragama, sudah bukan hal

yang ganjil lagi jika ita sering melakukan berbagai hal terkait dengan ibadah. Seperti

sholat, puasa, haji, zakat, bersuci dan sebagainya. Kesemua hal itu dilakukan semata-mata

untuk memenuhi kewajiban sebagai umat islam serta bentuk ketaatan kita kepada Allah

SWT. Tak jarang pula umat islam yang memaknai ibadah sebagai peraturan wajib yang

harus dipenuhi. Ibadah yang mereka lakukan semata-mata hanya untuk menggugurkan

kewajibannya bukan untuk berkomunikasi dengan Sang Khaliq. Mereka belum bisa

menghayati hakikat apa yang sebenarnya terkandung dalam pelaksanaan ibadah itu

sendiri. Sehingga banyak muslim yang kelihatannya taat padahal mereka belum bisa

memaknai arti ibadah yang mereka lakukan.

A. WUDHU (THAHARAH)

Wudhu atau yang sering kita kenal dengan thaharah adalah salah satu bentuk ibadah

yang sering dilakukan oleh umat Islam, denga menggunakan air yang suci kita

membasuh dan mengusap anggta-anggota tubuh tertentu. Berikut adalah makna

spiritual wudhu yang sepatutnya dipahami oleh umat Islam.

1. Membasuh Kedua Telapak Tangan

Itu artinya bahwa setiap muslim aar menjaga kebersihan kedua telapak tangannya

dari perbuatan maksiat.

2. Berkumur

Pengertian berkumur secara spiritual bisa berarti bahwa setiap muslim harus

menyeleksi makanan yang akan dimakan. Setiap makanan yang masuk ke mulut,

harus halal, baik dzatnya maupun halal cara mendapatkannya.

Page 9: Makalah Agama 2 (1)

3. Memasukan air ke hidung

Makna spiritual dari memasukkan air ke hidung adalah bahwa hidung tidak

diperkenankan untuk mencium sesuatu yang mengandung dosa dan kemaksiatan.

4. Membasuh muka

Manfaat secara langsung, tentu, agar muka hamba-hambanya selalu bersih dari

kotaran debu dan tanah yang melekat pada wajahnya.Bahwa setiap wajah muslim,

pada saat bertatap muka dengan orang harus senantiasa mengeluarkan aura positif,

tidak menakutkan, baik terhadap sesama muslim maupun bukan.

5. Membasuh kedua tangan sampai ke siku

Makna spiritualnya adalah kedua tangan yang dimilikinya tidak boleh digunakan

untuk berbuat maksiat. semestinya tangan-tangan yang tersentuh oleh air wudhu

selalu ringan tangan, yakni membantu saudara-saudara kita, si fakir, si miskin dan

kaum dhu’afa serta orang lain yang memerlukan bantuan kita.

6. Mengusap sebagian kepala

Di dalam kepala kita terdapat benda yang sangat misterius, yakni berupa otak.

Otak yang ada di dalam kepala manusia bisa merancang dan mengendalikan

melakukan apa saja, termasuk tindak kejahatan. Oleh sebab itu, melalui sentuhan

air wudhu ini, otak setiap muslim akan selalu selalu mengarahkan seluruh anggota

badan dan aktifitas pada sesuatu yang lebih baik dan positif.

7. Membersihkan kedua telinga

Membersihkan kedua daun telinga, bisa disimbolkan bahwa, semestinya, kedua

telinga yang dimiliki tidak digunakan untuk mendengar perkataan-perkataan yang

kurang bermanfaat dan mengandung maksiat dari orang lain. Seharusnya telinga

digunakan untuk mendengarkan ayat-ayat Allah ataupun hal-hal yang mengandung

manfaat dan kebaikan.

8. Membasuh kedua kaki

Makna spiritualnya adalah setiap muslim kemanapun ia melangkahkan kedua

kakinya pasti akan menuju tempat-tempat yang bersih dan suci, bukan ketempat-

tempat yang kotor dan mengandung maksiat.

B. SHALAT

Adapun makna spiritual dari berbagai gerakan shalat antara lain :

1. Takbiratul Ihram

Maknanya penyerahan totalitas pada yang Maha Awal bahwa karena Allah SWT

lah kita ada dan karena Allah SWT juga kita bisa melakukan perjalanan hidup.

Page 10: Makalah Agama 2 (1)

2. Berdiri

Berdiri lambang siap berjalan menjelajahi kehidupan. Dalam tegak berdiri, posisi

kepala tunduk, artinya dalam perjalanan hidup akan tunduk dan patuh pada segala

Hukum dan Kehendak Allah bebas dari rasa kesombongan diri. Kedua tangan

memegang ulu hati, simbol bahwa hati akan selalu dijaga kebersihannya dalam

perjalanan hidup.

3. Ruku’

Ruku’ adalah lambang penghormatan kita kepada para Nabi dan rosul yang telah

mengenalkan kita kepada Allah SWT, penghormatan sebagai rasa syukur kita

kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya.

4. Itidal

Kita berdiri lagi melakukan Itidal, maknanya adalah untuk mengisi perjalanan

hidup dengan penuh puja dan puji pada Allah serta penuh syukur setiap saat

sehingga tercipta kepatuhan dan ketaatan.

5. Sujud

Sujud dengan kaki dilipat, atau setengah berdiri adalah simbol dari perjalanan hati

(rohani). Dangan sujud hati dan fikiran kita direndahkan serendahnya sebagai

tanda ketundukan total pada segala kehendak Allah dan mengikuti segala kehendak

Allah. Menyatu kan kehendak Allah dengan Kehendak kita.Merekatkan diri ke

Bumi, bahwa awal dan akhir manusia dari dan ke bumi, berharap pada saat

kematian keadaan diri kita sama saat dengan saat dilahirkan, yaitu dalam keadaan

suci, sehingga bisa bertemu Allah. Makna sujud ada 2 macam yaitu :

a. Sujud pertama bermakna penyatuan Kehendak Allah dengan kehendak ruhani

atau hati atau jiwa. Diselangi permohonan pada duduk antara 2 sujud.

b. Sujud kedua bermakna pernyataan pengagungan Allah SWT, dimana Allah

SWT berbeda dengan makhluknya dan pernyataan ingin kembali kepada Allah

SWT pada akhir perjalanan hidup nantinya.

6. Duduk antara 2 Sujud

Pengungkapan berbagai permohonan pada Allah SWT untuk memberikan segala

kebutuhan yang diperlukan dalam bekal perjalanan menuju pertemuan dengan

Allah, butuh sumber dukungan hidup jasmani dan ruhani, serta pemeliharaan dan

perlindungan jasmani ruhani agar tetap pada jalan Allah yaitu berupa ampunan,

Page 11: Makalah Agama 2 (1)

kesehatan, rizky, kasih sayang, derajat, pengampunan terhadap aib dan kejelekan,

petunjuk, dan peleburan kekhilafan.

7. Attahiyat

Yaitu sebuah pemantapan hati yang disimbolkan dengan Ikrar Syahadat melalui

telunjuk kanan. Sebelum Ikrar memberikan penghormatan untuk para Utusan Allah

dan Ruh Hamba-hamba Sholeh (Auliya) karena berkat merekalah kita mengenal

Allah SWT juga melalui ajaranya kita dibimbing menujuNya dan menjadikan

mereka menjadi saksi atas Ikrar kita. Sholawat menjadi pernyataan kebersediaan

mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah Muhammad SAW, dan menempatkannya

sebagai pimpinan dalam perjalanan kita. Salam penghormatan kepada Bapak para

Nabi yaitu Nabi Ibrahim yang menjadi bapak induk ajaran Tauhid. Kemudian

diakhir dengan permohonan doa dan permohonan perlindungan dari kejahatan

tipuan Dajal/Iblis untuk menjaga perjalanan tetap pada keselamatan dan berhasil

mencapai Allah SWT.

8. Salam

Salam adalah ucapan yang mengakui adanya manusia lain yang sama-sama dalam

perjalanan, menunjukkan bahwa hidup ini tidak sendiri, sehingga hendaknya

menyebarkan salam dan berkah kepada sesama untuk bahu-membahu menegakkan

kehidupan yang harmonis dan tegaknya kedamaian, kesejahteraan dan keselamatan

di bumi Allah SWT.

C. PUASA

Puasa yang kita lakukan selama ini ternyata tidak hanya perbuatan menahan makan,

minum, dan berhubungan seksual (bagi suamu istri). Namun terdapat makna spiritual

yang tidak sedikit dibalik ibdah puasa itu sendiri, yaitu antara lain :

1. Mengendalikan hawa nafsu kita terhadap banyaknya keinginan yang bersifa

duniawi. Dengan berpuasa kita diharapkan mampu menahnanya sehingga terhindar

dari keinginan yang bersifat haram ataupun tidak sah.

2. Sebagai pola hidup zuhud yaitu berlaku sederhana dan bersahaja. Tidak

menghambur-hamburkan harta untuk hal-hal yang tidak mpenting meskipun kita

tahu bahwa harta itu adalah milik kita. Dalam makanpun kita hanya memiliki 2

waktu yaitu ketika sahur dan berbuka, hal itu memiliki makna untuk memberi

ruang kosong pada mulut dan perut kita terhadap berbagai makanan.

3. Pola hidup sosial yaitu adanya kepedulian kepada sesama yang dalam kondisi

memprihatinkan. Kita tidak makan dan minum dalam rentang waktu yang cukup

Page 12: Makalah Agama 2 (1)

lama, diharapkan kita mampu merasakan hal yang telah dialami oleh fakir miskin.

Dimana mereka sangat kekurangan pangan, sandang, dan papan.

4. Proses berpikir dan bertindak jernih untuk kepentingan jangka panjang. Yaitu

mempertahankansikap untuk tida tergoda oleh berbagai hal yang dapat

membatalkan puasa, seperti makan dan minum sebelum waktunya tiba.

5. Sikap jujur dan tanggung jawab. Saat kita berpuasa maka kita akan senantiasa

bersikap jujur. Kita tahu bahwa Allah SWT Maha mengawasi dan mengetahui

segala gerak-gerik kita. Jadi akan ada sikap mawas diri meskipun orang lain tidak

mengetahui tindakan kita.

Dari berbagai penjelasan tentang makna spiritual ibadah, wudhu, shalat dan puasa diatas,

kita sebagai muslim tidak lagi memandang remeh ibadah, ataupun melaksanakannya sebatas

untuk menggugurkan kewajiban tetapi kita mampu menghayati setiap pelaksanaanya

dengan baik. Karena dengan ibadah yang baik, kita akan selalu dekat dengan Allah SWT,

Tuhan yang Maha dari segala Maha.

Page 13: Makalah Agama 2 (1)

BAB III

PENUTUP

Ibadah merupakan seluruh aspek kehidupan. Tidak terbatas pada saat-saat singkat

yang diisi dengan cara-cara tertentu. Suatu Ibadah mempunyai nilai yaitu jalan hidup dan

seluruh aspek kehidupan dan merupakan tingkah laku, tindak-tanduk, pikiran dan

perasaan semata-mata untuk Allah SWT, yang dibangun dengan suatu sistem yang jelas,

yang di dalamnya terlihat segalanya yang pantas dan tidak pantas terjadi .

Manusia diciptakan Allah SWT bukan sekedar untuk hidup di dunia ini kemudian

mati tanpa pertanggungjawaban, tetapi manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk

beribadah. Karena Allah SWT maha mengetahui tentang kejadian manusia, maka agar

manusia terjaga hidupnya, bertaqwa, diberi kewajiban ibadah. Tegasnya manusia diberi

kewajiban ibadah agar menusia itu mencapai taqwa.

Hikmah dari ibadah adalah kita dapat meningkatkan ketaqwaan tehadap Allah SWT dan

hidup berdasarkan apa yan Dia perintahkan.

Page 14: Makalah Agama 2 (1)

DAFTAR PUSTAKA

http://yurishandcraft.blogspot.com/2013/12/makalah-konsep-ibadah-dalam-islam.html

http://lppkk-umpalangkaraya.blogspot.com/2014/09