Makalah Agama 2 (1)
description
Transcript of Makalah Agama 2 (1)
HAKEKAT, FUNGSI, HIKMAH DAN MAKNA SPIRITUAL IBADAH
DALAM KEHIDUPAN SOSIAL
Dosen : Tohirin, M.Ag.
Disusun Oleh:
Ahmad Wahyudi (NPM) 14.0101.
Luluk Oktaviani (NPM) 14.0101.0083
Rizki Rahmawati (NPM) 14.0101.0116
Eva Yuliyanti M (NPM) 14.0102.0018
Siti Nurlindawati (NPM) 14.0102.0037
Tri Porwanti (NPM) 14.0102.0039
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI DAN MANAJEMEN
TAHUN 2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap sendi kehidupan yang dijalani manusia mempunyai muatan ibadah di sisi Allah
SWT. Di dalam terminologi fiqih, ibadah dibedakan menjadi dua macam yaitu ibadah
mahdhah dan ghairu mahdhah. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang mempunyai tata cara
tertentu dan aturan-aturan yang tertentu pula. Sedangkan, ibadah ghairu mahdhah adalah
ibadah yang tidak ditentukan tata cara dan bersifat umum.
Pada pembahasan tentang ibadah khususnya shalat, thaharah menempati posisi yang
sangat penting dalam pelaksanaannya karena thaharah adalah syarat mutlak sah dan
tidaknya shalat yang dilaksanakan oleh seorang muslim.
Thaharah secara bahasa berarti nazhafah (kebersihan) atau bersih dari kotoran baik
yang bersifat nyata seperti najis maupun yang bersifat maknawiyah seperti aib. Adapun
secara syar’i thaharah adalah menghilangkan hal-hal yang dapat menghalangi kotoran
berupa hadas atau najis dengan menggunakan air dan sebagainya. Sedangkan, untuk
mengangkat najis harus dengan tanah.
Secara etimologi, kata shalat berasal dari bahasa arab yang berarti do’a. Secara
terminologi shalat adalah yang terdiri atas beberapa ucapan dan perbuatan, yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam sesuai dengan syarat dan rukun-rukun yang telah
ditetapkan.
Menurut bahasa puasa berarti imsak atau menahan, sedangkan puasa menurut syariat
ialah menahan dengan niat ibadah dari makanan, minuman, hubungan suami istri dan
semua hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbitnya fajar hingga terbenam matahari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ibadah
Ibadah secara (عبادة) etimologi berarti merendahkan diri serta tunduk. Ibadah
mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi ibadah itu antara
lain :
1. Ibadah ialah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya yang
ditetapkan melalui para Rasul-Nya,
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah, yaitu tingkatan ketundukan yang
paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi pula.
3. Ibadah ialah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah,
baik berupa ucapan atau perbuatan, yang dzahir maupun batin.
Ibadah itu terbagi menjadi ibadah hati, lisan dan anggota badan. Rasa khauf (takut),
raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang) dan
rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). Sedangkan shalat,
zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih
banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan hati, lisan dan badan.Maka
Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia, Allah SWT berfirman dalam surat
Adz-Dzariat yang artinya :
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak
menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah, Dia-lah Maha
Pemberi rizki yang mempunyai kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. Adz-Dzariyat: 56-58)
Allah SWT memberitahukan, tujuan penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka
melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Dan Allah SWT Maha Kaya, tidak
membutuhkan ibadah mereka, akan tetapi merekalah yang membutuhkan-Nya. Karena
ketergantungan mereka kepada AllahSWT, maka mereka menyembah-Nya sesuai dengan
aturanNya.
Dalam terminology, ibadah diartikan sebagai sesuatu yang diperintahkan AllahSWT,
bukan karena adanya keberlangsungan tradisi sebelumnya, juga bukan karena tuntutan
logika, atau akal manusia. Maka, ruang lingkup ibadah adalah seluruh aktifitas manusia
yang diniatkan semata-mat auntuk mencariridha Allah SWT.
B. Hakekat Ibadah
Tujuan diciptakannya manusia di muka bumi yaitu untuk beribadah kepada-Nya.
Ibadah Farr pengertian yang komprehensif menurut Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiyah
adalah sebuah nama yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah
SWT berupa perkataan atau perbuatan baik amalan batin ataupun yang zhahir (nyata).
Adapun hakekat ibadah yaitu :
1. Ibadah adalah tujuan hidup kita.
2. Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah SWT cintai dan ridhai
dengan penuh ketundukan dan kerendahan diri kepada-Nya.
3. Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah SWT Allah dan
meninggalkan larangan-Nya
4. Cinta,maksudnya cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya yang mengandung
makna mendahulukan kehendak Allah SWT dan Rasul-Nya atas yang lainnya.
Tanda-tandanya adalah mengikuti sunah Rasulullah SAW.
5. Jihad di jalan Allah SWT (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu
yang dicintai Allah).
6. Takut,maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk dan
jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.
Dengan demikian orang yang benar-benar mengerti kehidupan adalah yang mengisi
waktunya dengan berbagai macam bentuk ketaatan. Baik dengan melaksanakan perintah
maupun menjauhi larangan. Sebab dengan cara itulah tujuan hidupnya akan terwujud.
C. Hikmah Ibadah
1. Tidak Syirik
Seorang hamba yang sudah berketetapan hati untuk senantiasa beribadah
menyembah kepada-Nya, maka ia harus meninggalkan segala bentuk syirik. Ia telah
mengetahui segala sifat-sifat yang dimiliki Nya adalah lebih besar dari segala yang ada,
sehingga tidak ada wujud lain yang dapat mengungguli-Nya.
2. Memiliki ketakwaan
Ketakwaan yang dilandasi cinta timbul karena ibadah yang dilakukan manusia
setelah merasakan kemurahan dan keindahan Allah SWT. Setelah manusia melihat
kemurahan dan keindahan-Nya munculah dorongan untuk beribadah kepada-Nya.
Sedangkan ketakwaan yang dilandasi rasa takut timbul karena manusia menjalankan
ibadah dianggap sebagai suatu kewajiban bukan sebagai kebutuhan. Ketika manusia
menjalankan ibadah sebagai suatu kewajiban ada kalanya muncul ketidakikhlasan,
terpaksa dan ketakutan akan balasan dari pelanggaran karena tidak menjalankan
kewajiban.
3. Terhindar dari kemaksiatan
` Ibadah memiliki daya pensucian yang kuat sehingga dapat menjadi tameng dari
pengaruh kemaksiatan, tetapi keadaan ini hanya bisa dikuasai jika ibadah yang
dilakukan berkualitas. Ibadah ibarat sebuah baju yang harus selaludipakai dimanapun
manusia berada.
4. Berjiwa sosial
Ibadah menjadikan seorang hamba menjadi lebih peka dengan keadaan lingkungan
disekitarnya, karena dia mendapat pengalaman langsung dari ibadah yang
dikerjakannya. Sebagaimana ketika melakukan ibadah puasa, ia merasakan rasanya
lapar yang biasa dirasakan orang-orang yang kekurangan. Sehingga mendorong hamba
tersebut lebih memperhatikan orang lain.
5. Tidak kikir
Harta yang dimiliki manusia pada dasarnya bukan miliknya tetapi milik Allah
SWT yang seharusnya diperuntukan untuk kemaslahatan umat. Tetapi karena kecintaan
manusia yang begita besar terhadap keduniawian menjadikan dia lupa dan kikir akan
hartanya. Berbeda dengan hamba yang mencintai Allah SWT, senantiasa dawam
menafkahkan hartanya di jalan Allah SWT, ia menyadari bahwa miliknya adalah bukan
haknya tetapi ia hanya memanfaatkan untuk keperluanya semata-mata sebagai bekal di
akhirat yang diwujudkan dalam bentuk pengorbanan hartauntuk keperluan umat.
D. Jenis Ibadah
Ditinjau dari jenisnya, ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua jenis, dengan bentuk
dan sifat yang berbeda antara satu dengan lainnya :
Ibadah Mahdhah, (ibadah Khas) artinya penghambaan yang murni hanya
merupakan hubungan antara hamba dengan Allah SWT secara langsung. ‘Ibadah
bentuk ini memiliki 4 prinsip:
a) Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah,baik dari al-Quran
maupun al- Sunnah al-Maqbulah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh
ditetapkan oleh akal atau logika keberadaannya.
b) Tata caranya harus berpola kepada contoh Rasul saw. Salah satu tujuan diutus
rasul oleh Allah adalah untuk memberi contoh:
Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul kecuali untuk ditaati dengan izin
Allah…(QS.4:64).Dan apa saja yang dibawakan Rasul kepada kamu maka
ambillah, dan apa yang dilarang, maka tinggalkanlah…( QS. 59: 7).
c) Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal), artinya ibadah bentuk ini bukan
ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya
berfungsi memahami rahasia dibaliknya yang disebut hikmah’. Shalat, adzan,
tilawatul Quran, dan ibadah mahdhah lainnya, keabsahannnya bukan ditentukan
oleh mengerti atau tidak, melainkan ditentukan apakah sesuai dengan ketentuan
atau tidak. Atas dasar ini, maka ditetapkan oleh syarat dan rukun yang ketat.
d) Azasnya “taat”, yang dituntut dalam melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan
atau ketaatan. Maka wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah
kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan, bukan untuk Allah,
dan salah satu misi utama diutus Rasul adalah untuk dipatuhi: Jenis ibadah yang
termasuk mahdhah, adalah : wudhu, tayammum, mandi hadas, adzan, iqomat,
shalat, membaca Al-Quran, i’tikaf, puasa, haji dan umrah, mengurus jenazah.
Ibadah Ghairu Mahdhah (ibadah ‘Am) tidak murni semata hubungan dengan
Allah) yaitu ibadah yang di samping sebagai hubungan hamba dengan Allah juga
merupakan hubungan atau interaksi antara hamba dengan makhluk lainnya. Prinsip-
prinsip dalam ibadah ini, ada 4:
a) Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang. Selama Allah
SWT dan Rasul-Nya tidak melarang maka ibadah bentuk ini boleh diseleng
garakan.
b) Tatalaksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasul, karenanya dalam ibadah
bentuk umum ini tidak dikenal istilah “bid’ah”.
c) Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-ruginya, manfaat
atau madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika. Sehingga jika menurut
logika sehat, buruk, merugikan, dan madharat, maka tidak boleh dilaksanakan.
d) Azasnya “Manfaat”, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan.
E. Fungsi Ibadah
Islam adalah agama yang dinamis dan menyeluruh. Dalam Islam,keimanan harus
diwujudkan dalam bentuk amal yang nyata, yaitu amal sholeh yang dilakukan karena
Allah. Ibadah dalam Islam tidak hanya bertujuan untuk mewujudkan hubungan antara
manusia dengan Tuhannya, tetapi juga untuk mewujudkan hubungan antar sesama
manusia. Islam mendorong manusia untuk beribadah kepada Allah SWT dalam semua
aspek kehidupan dan aktifitas.Ada tiga aspek fungsi ibadah dalam Islam yaitu;
1. Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya.
Mewujudkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya dapat dilakukan
melalui “muqarabah” dan “khudlu”. Orang yang beriman dirinya akan selalu
merasa diawasi oleh Allah. Ia akan selalu berupaya menyesuaikan segala
perilakunya dengan ketentuan Allah SWT. Dengan sikap itu seseorang muslim
tidak akan melupakan kewajibannya untuk beribadah, bertaubat, serta
menyandarkan segala kebutuhannya pada pertolongan Allah SWT. Demikianlah
ikrar seorang muslim seperti tertera dalam Al-Qur’an surat Al-Fatihah ayat 5
“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami
meminta pertolongan.”
Atas landasan itulah manusia akan terbebas dari penghambaan terhadap manusia,
harta benda dan hawa nafsu.
2. Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya
Dengan sikap ini, setiap manusia tidak akan lupa bahwa dia adalah anggota
masyarakat yang mempunyai hak dan kewajiban untuk menerima dan memberi
nasihat. Oleh karena itu, banyak ayat Al-Qur'an ketika berbicara tentang fungsi
ibadah menyebutkan juga dampaknya terhadap kehidupan pribadi dan
masyarakat. Contohnya: Ketika Al-Qur'an berbicara tentang shalat, ia
menjelaskan fungsinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu
Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah
dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat
Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain).
dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”QS. Al-ankabut 45
Dalam ayat ini Al-Qur'an menjelaskan bahwa fungsi shalat adalah mencegah dari
perbuatan keji dan mungkar. Perbuatan keji dan mungkar adalah suatu perbuatan
merugikan diri sendiri dan orang lain. Maka dengan shalat diharapakan manusia
dapat mencegah dirinya dari perbuatan yang merugikan tersebut.
3. Melatih diri untuk berdisiplin
Adalah suatu kenyataan bahwa segala bentuk ibadah menuntut kita untuk
berdisiplin. Kenyataan itu dapat dilihat dengan jelas dalam pelaksanaan shalat,
mulai dari wudhu, ketentuan waktunya, berdiri, ruku, sujud dan aturan-aturan
lainnya, mengajarkan kita untuk berdisiplin. Apabila kita menganiaya sesama
muslim, menyakiti manusia baik dengan perkataan maupun perbuatan, tidak mau
membantu kesulitan sesama manusia, menumpuk harta dan tidak
menyalurkannya kepada yang berhak. Tidak mau melakukan “amar ma'ruf nahi
munkar”, maka ibadahnya tidak bermanfaat dan tidak bisa menyelamatkannya
dari siksa Allah SWT
F . Makna Spriritual Ibadah dalam Kehidupan Sosial
Sebagai umat Islam yang patuh akan segala kewajiban beragama, sudah bukan hal
yang ganjil lagi jika ita sering melakukan berbagai hal terkait dengan ibadah. Seperti
sholat, puasa, haji, zakat, bersuci dan sebagainya. Kesemua hal itu dilakukan semata-mata
untuk memenuhi kewajiban sebagai umat islam serta bentuk ketaatan kita kepada Allah
SWT. Tak jarang pula umat islam yang memaknai ibadah sebagai peraturan wajib yang
harus dipenuhi. Ibadah yang mereka lakukan semata-mata hanya untuk menggugurkan
kewajibannya bukan untuk berkomunikasi dengan Sang Khaliq. Mereka belum bisa
menghayati hakikat apa yang sebenarnya terkandung dalam pelaksanaan ibadah itu
sendiri. Sehingga banyak muslim yang kelihatannya taat padahal mereka belum bisa
memaknai arti ibadah yang mereka lakukan.
A. WUDHU (THAHARAH)
Wudhu atau yang sering kita kenal dengan thaharah adalah salah satu bentuk ibadah
yang sering dilakukan oleh umat Islam, denga menggunakan air yang suci kita
membasuh dan mengusap anggta-anggota tubuh tertentu. Berikut adalah makna
spiritual wudhu yang sepatutnya dipahami oleh umat Islam.
1. Membasuh Kedua Telapak Tangan
Itu artinya bahwa setiap muslim aar menjaga kebersihan kedua telapak tangannya
dari perbuatan maksiat.
2. Berkumur
Pengertian berkumur secara spiritual bisa berarti bahwa setiap muslim harus
menyeleksi makanan yang akan dimakan. Setiap makanan yang masuk ke mulut,
harus halal, baik dzatnya maupun halal cara mendapatkannya.
3. Memasukan air ke hidung
Makna spiritual dari memasukkan air ke hidung adalah bahwa hidung tidak
diperkenankan untuk mencium sesuatu yang mengandung dosa dan kemaksiatan.
4. Membasuh muka
Manfaat secara langsung, tentu, agar muka hamba-hambanya selalu bersih dari
kotaran debu dan tanah yang melekat pada wajahnya.Bahwa setiap wajah muslim,
pada saat bertatap muka dengan orang harus senantiasa mengeluarkan aura positif,
tidak menakutkan, baik terhadap sesama muslim maupun bukan.
5. Membasuh kedua tangan sampai ke siku
Makna spiritualnya adalah kedua tangan yang dimilikinya tidak boleh digunakan
untuk berbuat maksiat. semestinya tangan-tangan yang tersentuh oleh air wudhu
selalu ringan tangan, yakni membantu saudara-saudara kita, si fakir, si miskin dan
kaum dhu’afa serta orang lain yang memerlukan bantuan kita.
6. Mengusap sebagian kepala
Di dalam kepala kita terdapat benda yang sangat misterius, yakni berupa otak.
Otak yang ada di dalam kepala manusia bisa merancang dan mengendalikan
melakukan apa saja, termasuk tindak kejahatan. Oleh sebab itu, melalui sentuhan
air wudhu ini, otak setiap muslim akan selalu selalu mengarahkan seluruh anggota
badan dan aktifitas pada sesuatu yang lebih baik dan positif.
7. Membersihkan kedua telinga
Membersihkan kedua daun telinga, bisa disimbolkan bahwa, semestinya, kedua
telinga yang dimiliki tidak digunakan untuk mendengar perkataan-perkataan yang
kurang bermanfaat dan mengandung maksiat dari orang lain. Seharusnya telinga
digunakan untuk mendengarkan ayat-ayat Allah ataupun hal-hal yang mengandung
manfaat dan kebaikan.
8. Membasuh kedua kaki
Makna spiritualnya adalah setiap muslim kemanapun ia melangkahkan kedua
kakinya pasti akan menuju tempat-tempat yang bersih dan suci, bukan ketempat-
tempat yang kotor dan mengandung maksiat.
B. SHALAT
Adapun makna spiritual dari berbagai gerakan shalat antara lain :
1. Takbiratul Ihram
Maknanya penyerahan totalitas pada yang Maha Awal bahwa karena Allah SWT
lah kita ada dan karena Allah SWT juga kita bisa melakukan perjalanan hidup.
2. Berdiri
Berdiri lambang siap berjalan menjelajahi kehidupan. Dalam tegak berdiri, posisi
kepala tunduk, artinya dalam perjalanan hidup akan tunduk dan patuh pada segala
Hukum dan Kehendak Allah bebas dari rasa kesombongan diri. Kedua tangan
memegang ulu hati, simbol bahwa hati akan selalu dijaga kebersihannya dalam
perjalanan hidup.
3. Ruku’
Ruku’ adalah lambang penghormatan kita kepada para Nabi dan rosul yang telah
mengenalkan kita kepada Allah SWT, penghormatan sebagai rasa syukur kita
kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya.
4. Itidal
Kita berdiri lagi melakukan Itidal, maknanya adalah untuk mengisi perjalanan
hidup dengan penuh puja dan puji pada Allah serta penuh syukur setiap saat
sehingga tercipta kepatuhan dan ketaatan.
5. Sujud
Sujud dengan kaki dilipat, atau setengah berdiri adalah simbol dari perjalanan hati
(rohani). Dangan sujud hati dan fikiran kita direndahkan serendahnya sebagai
tanda ketundukan total pada segala kehendak Allah dan mengikuti segala kehendak
Allah. Menyatu kan kehendak Allah dengan Kehendak kita.Merekatkan diri ke
Bumi, bahwa awal dan akhir manusia dari dan ke bumi, berharap pada saat
kematian keadaan diri kita sama saat dengan saat dilahirkan, yaitu dalam keadaan
suci, sehingga bisa bertemu Allah. Makna sujud ada 2 macam yaitu :
a. Sujud pertama bermakna penyatuan Kehendak Allah dengan kehendak ruhani
atau hati atau jiwa. Diselangi permohonan pada duduk antara 2 sujud.
b. Sujud kedua bermakna pernyataan pengagungan Allah SWT, dimana Allah
SWT berbeda dengan makhluknya dan pernyataan ingin kembali kepada Allah
SWT pada akhir perjalanan hidup nantinya.
6. Duduk antara 2 Sujud
Pengungkapan berbagai permohonan pada Allah SWT untuk memberikan segala
kebutuhan yang diperlukan dalam bekal perjalanan menuju pertemuan dengan
Allah, butuh sumber dukungan hidup jasmani dan ruhani, serta pemeliharaan dan
perlindungan jasmani ruhani agar tetap pada jalan Allah yaitu berupa ampunan,
kesehatan, rizky, kasih sayang, derajat, pengampunan terhadap aib dan kejelekan,
petunjuk, dan peleburan kekhilafan.
7. Attahiyat
Yaitu sebuah pemantapan hati yang disimbolkan dengan Ikrar Syahadat melalui
telunjuk kanan. Sebelum Ikrar memberikan penghormatan untuk para Utusan Allah
dan Ruh Hamba-hamba Sholeh (Auliya) karena berkat merekalah kita mengenal
Allah SWT juga melalui ajaranya kita dibimbing menujuNya dan menjadikan
mereka menjadi saksi atas Ikrar kita. Sholawat menjadi pernyataan kebersediaan
mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah Muhammad SAW, dan menempatkannya
sebagai pimpinan dalam perjalanan kita. Salam penghormatan kepada Bapak para
Nabi yaitu Nabi Ibrahim yang menjadi bapak induk ajaran Tauhid. Kemudian
diakhir dengan permohonan doa dan permohonan perlindungan dari kejahatan
tipuan Dajal/Iblis untuk menjaga perjalanan tetap pada keselamatan dan berhasil
mencapai Allah SWT.
8. Salam
Salam adalah ucapan yang mengakui adanya manusia lain yang sama-sama dalam
perjalanan, menunjukkan bahwa hidup ini tidak sendiri, sehingga hendaknya
menyebarkan salam dan berkah kepada sesama untuk bahu-membahu menegakkan
kehidupan yang harmonis dan tegaknya kedamaian, kesejahteraan dan keselamatan
di bumi Allah SWT.
C. PUASA
Puasa yang kita lakukan selama ini ternyata tidak hanya perbuatan menahan makan,
minum, dan berhubungan seksual (bagi suamu istri). Namun terdapat makna spiritual
yang tidak sedikit dibalik ibdah puasa itu sendiri, yaitu antara lain :
1. Mengendalikan hawa nafsu kita terhadap banyaknya keinginan yang bersifa
duniawi. Dengan berpuasa kita diharapkan mampu menahnanya sehingga terhindar
dari keinginan yang bersifat haram ataupun tidak sah.
2. Sebagai pola hidup zuhud yaitu berlaku sederhana dan bersahaja. Tidak
menghambur-hamburkan harta untuk hal-hal yang tidak mpenting meskipun kita
tahu bahwa harta itu adalah milik kita. Dalam makanpun kita hanya memiliki 2
waktu yaitu ketika sahur dan berbuka, hal itu memiliki makna untuk memberi
ruang kosong pada mulut dan perut kita terhadap berbagai makanan.
3. Pola hidup sosial yaitu adanya kepedulian kepada sesama yang dalam kondisi
memprihatinkan. Kita tidak makan dan minum dalam rentang waktu yang cukup
lama, diharapkan kita mampu merasakan hal yang telah dialami oleh fakir miskin.
Dimana mereka sangat kekurangan pangan, sandang, dan papan.
4. Proses berpikir dan bertindak jernih untuk kepentingan jangka panjang. Yaitu
mempertahankansikap untuk tida tergoda oleh berbagai hal yang dapat
membatalkan puasa, seperti makan dan minum sebelum waktunya tiba.
5. Sikap jujur dan tanggung jawab. Saat kita berpuasa maka kita akan senantiasa
bersikap jujur. Kita tahu bahwa Allah SWT Maha mengawasi dan mengetahui
segala gerak-gerik kita. Jadi akan ada sikap mawas diri meskipun orang lain tidak
mengetahui tindakan kita.
Dari berbagai penjelasan tentang makna spiritual ibadah, wudhu, shalat dan puasa diatas,
kita sebagai muslim tidak lagi memandang remeh ibadah, ataupun melaksanakannya sebatas
untuk menggugurkan kewajiban tetapi kita mampu menghayati setiap pelaksanaanya
dengan baik. Karena dengan ibadah yang baik, kita akan selalu dekat dengan Allah SWT,
Tuhan yang Maha dari segala Maha.
BAB III
PENUTUP
Ibadah merupakan seluruh aspek kehidupan. Tidak terbatas pada saat-saat singkat
yang diisi dengan cara-cara tertentu. Suatu Ibadah mempunyai nilai yaitu jalan hidup dan
seluruh aspek kehidupan dan merupakan tingkah laku, tindak-tanduk, pikiran dan
perasaan semata-mata untuk Allah SWT, yang dibangun dengan suatu sistem yang jelas,
yang di dalamnya terlihat segalanya yang pantas dan tidak pantas terjadi .
Manusia diciptakan Allah SWT bukan sekedar untuk hidup di dunia ini kemudian
mati tanpa pertanggungjawaban, tetapi manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk
beribadah. Karena Allah SWT maha mengetahui tentang kejadian manusia, maka agar
manusia terjaga hidupnya, bertaqwa, diberi kewajiban ibadah. Tegasnya manusia diberi
kewajiban ibadah agar menusia itu mencapai taqwa.
Hikmah dari ibadah adalah kita dapat meningkatkan ketaqwaan tehadap Allah SWT dan
hidup berdasarkan apa yan Dia perintahkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://yurishandcraft.blogspot.com/2013/12/makalah-konsep-ibadah-dalam-islam.html
http://lppkk-umpalangkaraya.blogspot.com/2014/09