Makalah 2 Tugas Kelompok

31
OI KAJIAN ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT ABAD MODERN ( disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Fisika ) Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Sutarto, M.Pd Prof. Dr. Indrawati, M.Pd. Oleh : Kelas B Reguler Devi Aprilia N. (120210102015) Defrin Yuniar K.S. (120210102027) Desi Rahmawati (120210102071) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

description

jnnmk

Transcript of Makalah 2 Tugas Kelompok

Page 1: Makalah 2 Tugas Kelompok

OI

KAJIAN ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT ABAD MODERN

( disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Fisika )

Dosen Pembimbing :

Prof. Dr. Sutarto, M.Pd

Prof. Dr. Indrawati, M.Pd.

Oleh :

Kelas B Reguler

Devi Aprilia N. (120210102015)

Defrin Yuniar K.S. (120210102027)

Desi Rahmawati (120210102071)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2014

Page 2: Makalah 2 Tugas Kelompok

KAJIAN ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT ABAD MODERN

Filsafat Modern merupakan pembagian dalam sejarah filsafat barat pada

abad ke-17 hingga awal abad ke-20, sekaligus menjadi tanda berakhirnya era

skolastisisme. Zaman filsafat modern dimulai sejak munculnya rasionalisme lewat

pemikiran Descartes, seorang filsuf terkemuka di zaman Modern.

Para pemikir modern mulai bersikukuh bahwa ilmu dan pengetahuan

didapat dari manusia itu sendiri, bukannya dari kitab suci atau ajaran agama.

Namun demikian, secara epistemologis terdapat perbedaan pendapat. Dalam era

filsafat modern ini yang berlanjut pada abad ke-20, muncullah berbagai aliran

pemikiran, yaitu:

1. RASIONALISME

Rasionalisme berasal dari kata rasio dan isme, yang berarti paham yang

meletakkan kebenaran tertinggi pada akal manusia atau paham filsafat yang

mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting untuk memperoleh

pengetahuan. Menurut aliran rasionalisme suatu pengetahuan diperoleh haruslah

dengan cara berpikir (Hasan Bakti, 2001 : 169).

Pengertian lain rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah doktrin filsafat

yang menyatakan bahwa kebenaran ditentukan melalui pembuktian, logika, dan

analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran

agama. Hal ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk membebaskan diri dari

segala pemikiran yang tradisional. Yang dalam hal ini Rene Descartes adalah

pendiri pada aliran ini. (Asmoro Achmadi, 2008 : 110)

Rasionalisme adalah aliran filsafat yang sangat

mementingkan akal (rasio). Dalam akal (rasio) terdapat ide-ide

dan dengan ide tersebut seorang dapat membangun ilmu

pengetahuan tanpa menghiraukan realitas di luar akal (rasio).

(Juhaya Praja, 2003 : 91)

Page 3: Makalah 2 Tugas Kelompok

Contoh Rasionalisme

Salah satu contoh permasalahan dari masyarakat Indonesia adalah

terkadang ada orang yang tidak bersalah terpaksa harus menjalani hukuman

karena adanya kesalahan pada oknum-oknum tertentu, atau bahkan adanya

kecurangan. Hal ini jelas merupakan contoh dari tindakan yang tidak dipikir

dengan rasional, sehingga merugikan orang lain.

Adapun penerapan paham rasionalisme dalam kehidupan sehari-hari salah

satunya yaitu, jika saya mampu menjawab semua soal ujian degan benar,

mengerjakan tugas sesuai ketentuan dan aktif dalam pembelajaran di kelas, maka

saya akan mendapatkan nilai A. Namun jika saya tidak mampu menjawab soal

ujian dengan benar, tidak pernah mengerjakan tugas dan saya pasif dalam

pembelajaran di kelas, maka saya akan mendapat nilai D. Rasionalisme membuat

kita meraih kebenaran dan berpikir secara objektif sesuai dengan akal pikiran. 

Tokoh Rasionalisme

a) Rene Descartes

Dalam bukunya Discourse on Method (1637) dan

Meditations (1642), Descartes menegaskan perlunya metode

yang jitu sebagai dasar kokoh bagi semua pengetahuan, yaitu

menyangsikan segalanya, secara metodis.

Descartes memandang pengetahuan melalui indera adalah

kabur. Untuk meyakinkan orang bahwa dasar filsafat haruslah

akal, ia menyusun argumentasi yang amat terkenal. Argumentasi

ini tertuang di dalam sebuah metode yang sering disebut Cogito

Descartes atau metode cogito. Tahapan metode itu bisa

digambarkan seperti berikut:

Benda inderawi tidak

Gerak, jumlah, besaran (ilmu pasti) tidak ada

Saya sedang ragu, ada

Saya ragu karena saya berpiki

Jadi, saya berpikir, ada.

Page 4: Makalah 2 Tugas Kelompok

(Ahmad Tafsir, 1990 : 129)

b) Baruch Spinoza

Rasionalisme-nya lebih luas dan konsekuen dibanding

dengan Rasionalisme Descartes. Baginya di dalam dunia tiada

hal yang bersifat rahasia, karena akal atau rasio manusia telah

mencakup segala sesuatu, juga Allah. Bahkan Allah menjadi

sasaran akal yang terpenting.

Bagi Descartes Allah adalah suatu Pribadi yang

menciptakan dunia, akan tetapi bagi Spinoza, Allah adalah suatu

kesatuan umum, yang mengungkapkan diri di dalam dunia.

Segala yang ada adalah Allah, tiada sesuatu pun yang tidak

tercakup di dalam Allah dan tiada sesuatu pun dapat berada

tanpa Allah. Itulah sebabnya pendirian Spinoza disebut

panteisme, yaitu Allah disamakan dengan segala sesuatu yang

ada.

c) G.W. Leibniz

Seperti halnya Descartes dan Spinoza, Leibniz

mendasarkan filsafatnya pada substansi. Menurut Leibniz,

substansi adalah suatu “ada” yang dapat beraksi (un etre

capable d’action). Jadi apa yang dipandang Spinoza sebagai sifat

Allah, oleh Leibniz diterapkan kepada benda tunggal. Oleh

karena itu maka, menurut Leibniz, ada banyak sekali substansi,

begitu banyak sehingga tak terbilang jumlahnya. Tiap substansi

oleh Leibniz dinamakan monad, setiap monad berbeda satu

dengan yang lain, dan Allah (sesuatu yang supermonad atau

satu-satunya monad yang tidak dicipta) adalah Pencipta monad-

monad itu.

Page 5: Makalah 2 Tugas Kelompok

2. EMPIRISME

Istilah Empirisme berasal dari kata empiri yang berarti indera, yang

ditambah dengan isme sebagai suatu aliran. Dengan kata lain, kebenaran adalah

sesuatu yang sesuai dengan pengalaman manusia.

Pandangan orang terhadap filsafat mulai merosot. Hal ini terjadi karena

filsafat dianggap tidak berguna lagi bagi kehidupan. Pada sisi lain, ilmu

pengetahuan besar sekali manfaatnya bagi kehidupan. Kemudian ada anggapan

bahwa pengetahuanlah yang bermanfat, pasti dan benar hanya diperoleh lewat

indera (empiri), dan empirilah satu-satunya sumber pengetahuan. Pemikiran

tersebut lahir dengan nama Empirisme (Hasan Bakti, 2001 : 171).

Empirisme menekankan bahwa ilmu pengetahuan manusia bersifat

terbatas pada apa yang dapat diamati dan diuji. Oleh karena itu, aliran empirisme

memiliki sifat kritis terhadap abstraksi dan spekulasi dalam membangun dan

memperoleh ilmu. Strategi utama pemerolehan ilmu, dengan demikian, dilakukan

dengan penerapan metode ilmiah.

Contoh Empirisme

Aliran empirisme dapat dicontohkan pada proses pembelajaran. Dalam

belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak hanya mengamati, tetapi ia harus

menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap

hasilnya. Sebagai contoh seseorang yang belajar membuat tempe yang paling baik

apabila ia terlibat secara langsung dalam pembuatan, bukan hanya melihat

bagaimana orang membuat tempe, apalagi hanya mendengar cerita bagaimana

cara pembuatan tempe.

Contoh yang lainnya seperti “Bagaimana kita mengetahui api itu panas?”

Maka, seseorang empirisme akan berpandangan bahwa api itu panas karena

memang dia mengalaminya sendiri dengan menyentuh api tersebut dan

memperoleh pengalaman yang kita sebut “panas”. Dengan kata lain, dengan

menggunakan alat inderawi, kita akan memperoleh pengalaman yang menjadi

Page 6: Makalah 2 Tugas Kelompok

pengetahuan kita kelak. Contoh sederhana yang lain, ketika kita belajar memasak,

mungkin saat kita baru pertama kali mencoba masakan yang telah kita masak,

masakan nya terasa terlalu asin, atau bahkan tidak ada rasa sama sekali, nah dari

situ kita bisa belajar bagaimana menciptakan masakan yang enak sesuai dengan

pengalaman yang telah didapat.

Tokoh Empirisme

a) John LockeMenurut Locke, seluruh pengetahuan bersumber dari

pengalaman manusia, sebelum seorang manusia mengalami

sesuatu, pikiran manusia belum berfungsi atau masih kosong

ibarat sebuah kertas putih, yang kemudian mendapatkan isinya

dari pengalaman yang dijalani oleh manusia itu. Ada dua macam

pengalaman manusia, yakni pengalaman lahiriah dan batiniah.

Pengalaman lahiriah adalah pengalaman yang menangkap

aktivitas indrawi yaitu segala aktivitas material yang

berhubungan dengan panca indra manusia. Kemudian

pengalaman batiniah terjadi ketika manusia memiliki kesadaran

terhadap aktivitasnya sendiri dengan cara mengingat,

menghendaki, meyakini, dan sebagainya. Kedua bentuk

pengalaman manusia inilah yang akan membentuk pengetahuan

melalui proses selanjutnya (Hasan Bakti, 2001 : 176).

b) Thomas Hobbes

Menurut Hobbes, filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan tentang efek-efek

atau akibat-akibat berupa fakta yang dapat diamati. Segala yang ada ditentukan

oleh sebab tertentu, yang mengikuti hukum ilmu pasti dan ilmu alam. Yang nyata

Page 7: Makalah 2 Tugas Kelompok

adalah yang dapat diamati oleh indera manusia, dan sama sekali tidak tergantung

pada rasio manusia (bertentangan dengan rasionalisme). Dengan menyatakan

yang benar hanyalah yang inderawi, Hobbes mendapatkan jaminan atas kebenaran

(Wikipedia, 2013).

3. KRITISISME

Aliran ini muncul pada abad ke-18, yang dilatarbelakangi

manusia melihat adanya kemajuan ilmu pengetahuan telah

mencapai hasil yang menggembirakan. Di sisi lain jalannya

filsafat tersendat-sendat. Untuk itu diperlukan upaya agar filsafat

dapat berkembang sejajar dengan ilmu pengetahuan.

Aliran kritisisme ini beranggapan bahwa akal memiliki

batas-batasnya, namun tidak menutup kemungkinan ada

persoalan-persoalan yang melampaui batas akal. Walau pengetahuan

bersumber pada akal (rasionalisme), tetapi ada pengertian timbul dari benda

(empirisme). Sehingga, irrasionalitas dari kehidupan dapat diterima dari

kehidupan. Ibarat burung harus mempunyai sayap (rasio) dan udara (empiri).

Pada kritisisme, akal budi dan pengalaman inderawi dibutuhkan serentak.

Menurut Kant, syarat rasio dapat mencapai tahap rasionalitasnya yakni melewati

tiga tahap. Yaitu :

a.  Tahap Inderawi ; disini peranan subjek lebih menonjol, tapi harus ada bentuk

rasio murni yaitu ruang dan waktu yang dapat diterapkan pada pengalaman.

Hasil pencerapan indrawi inderawi yang dikaitkan dengan bentuk ruang dan

waktu ini merupakan fenomena konkret. Namun pengetahuan yang diperoleh

dalam bidang inderawi ini selalu berubah-ubah tergantung pada subjek yang

mengalami, dan situasi yang melingkupinya.

b. Akal Budi ; apa yang telah diperoleh melalui bidang inderawi tersebut untuk

memperoleh pengetahuan yang bersifat objektif-universal haruslah

dituangkan ke dalam bidang akal.

c. Tahap Rasional ; pengetahuan yang telah diperoleh dalam bidang akal itu

baru dapat dikatakan sebagai putusan Sintetik-Apriori, setelah dikaitkan

Page 8: Makalah 2 Tugas Kelompok

dengan tiga macam ide, yaitu Tuhan (ide teologis) Jiwa (ide psikologis) dan

dunia (ide kosmologis). Namun ketiga macam ide itu sendiri tidak mungkin

dapat dicapai oleh akal pikiran manusia. Ketiga ide ini hanya merupakan

petunjuk untuk menciptakan kesatuan pengetahuan

Contoh Kritisisme

Misalnya pada salah satu mata kuliah kita yakin akan mendapat nilai A

karena kita sudah mengerjakan ujian dan tugas-tugas dengan baik dan benar.

Namun, pemikiran tersebut belum tentu benar karena bisa saja dosen dalam

penilaiannya juga memperhatikan kehadiran (presensi). Selain itu, bisa saja tugas

yang dikerjakan kurang sesuai dengan yang dimaksud oleh dosen. Sehingga kita

harus berpikir kritis untuk memenuhi semua kriteria penilaian dosen agar

mendapat nilai A.

4. IDEALISME

Idealisme adalah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik

hanya dapat dipahami dalam kebergantungannya pada jiwa (mind) dan roh

(spirit). Istilah ini diambil dari kata “idea”, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa.

Kata idealisme dalam filsafat mempunyai arti yang sangat berbeda dari arti yang

biasa dipakai dalam bahasa sehari-hari.

Arti falsafi dari kata idealisme ditentukan lebih banyak oleh arti dari kata

ide daripada kata ideal. Secara ringkas idealisme mengatakan bahwa realitas

terdiri dari ide-ide, pikiran-pikiran, akal (mind) atau jiwa (self) dan bukan benda

material dan kekuatan. Idealisme menekankan mind sebagai hal yang lebih dahulu

(primer) daripada materi.

Pokok utama yang diajukan oleh idealisme adalah jiwa mempunyai

kedudukan yang utama dalam alam semesta. Sebenarnya, idealisme tidak

mengingkari materi. Namun, materi adalah suatu gagasan yang tidak jelas dan

bukan hakikat. Sebab, seseorang akan memikirkan materi dalam hakikatnya yang

terdalam, dia harus memikirkan roh atau akal. Jika seseorang ingin mengetahui

Page 9: Makalah 2 Tugas Kelompok

apakah sesungguhnya materi itu, dia harus meneliti apakah pikiran itu, apakah

nilai itu, dan apakah akal budi itu, bukannya apakah materi itu.

Paham ini beranggapan bahwa jiwa adalah kenyataan yang sebenarnya.

Manusia ada karena ada unsur yang tidak terlihat yang mengandung sikap dan

tindakan manusia. Manusia lebih dipandang sebagai makhluk kejiwaan /

kerohanian. Untuk menjadi manusia maka peralatan yang digunakannya bukan

semata-mata peralatan jasmaniah yang mencakup hanya peralatan panca indera,

tetapi juga peralatan rohaniah yang mencakup akal dan budi. Justru akal dan

budilah yang menentukan kualitas manusia.

Contoh Idealisme

Contoh dalam kehidupan sehari-hari, dalam sebuah pekerjaan, ketika kita

tidak menyukai pekerjaan itu dan akhirnya memilih mundur karena tidak sesuai

dengan idealisme kita, pengertian idealisme di sini bisa jadi, pekerjaannya tidak

sesuai aturan yang ada, atau tidak sesuai kehendak atau minat hati. Jadi, idealisme

lebih mengarah pada kehendak/keinginan hati seseorang.

Tokoh Idealisme :

a) J.G. Fichte (1762-1814 M)

Filsafat menurut Fichte haruslah dideduksi dari satu prinsip. Ini sudah

mencukupi untuk memenuhi tuntutan pemikiran, moral, bahkan seluruh

kebutuhan manusia. Prinsip yang dimaksud ada di dalam etika. Bukan teori,

melainkan prakteklah yang menjadi pusat yang disekitarnya kehidupan diatur.

Unsur esensial dalam pengalaman adalah tindakan, bukan fakta.

b) G.W.F Hegel (1798-1857 M)

Tema fisafat Hegel adalah Ide Mutlak. Oleh karena itu, semua

pemikirannya tidak terlepas dari ide mutlak, baik berkenaan dari sistemnya,

proses dialektiknya, maupun titik awal dan titik akhir kefilsafatannya. Oleh karena

itu pulalah filsafatnya disebut filsafat idealis, suatu filsafat yang menetapkan

wujud yang pertama adalah ide (jiwa).

Page 10: Makalah 2 Tugas Kelompok

5. POSITIVISME

Positivisme berasal dari kata positive. Dalam bahasa filsafat, “positif”

bermakna sebagai suatu peristiwa yang benar-benar terjadi, yang dapat dialami

sebagai suatu realita. Positivisme secara terminologis berarti merupakan suatu

paham yang dalam ‘pencapaian kebenaran’-nya bersumber dan berpangkal pada

kejadian yang benar-benar terjadi dimana kebenaran tersebut bergantung secara

objektif pada hukum yang telah diletakkan.

Filsafat positivisme lahir pada abad ke-19. Titik tolak

pemikirannya, apa yang telah diketahui adalah yang factual dan

yang positif, sehingga metafisika ditolaknya. Maksud positif

adalah segala gejala dan segala yang tampak seperti apa

adanya, sebatas pengalaman-pengalaman objektif. Jadi setelah

fakta diperolehnya, fakta-fakta tersebut diatur agar dapat

memberikan gambaran (proyeksi) untuk masa depan.

Positivisme sangat dekat dengan empirisme, yakni paham yang

berpendapat bahwa sumber utama pengetahuan manusia adalah pengalaman

inderawi. Artinya, manusia tidak bisa mengetahui sesuatu apapun, jika ia tidak

mengalaminya terlebih dahulu secara inderawi. Ciri khas dari positivisme adalah

peran penting metode di dalam mencapai pengetahuan. Di dalam positivisme,

valid tidaknya suatu pengetahuan dilihat dari validitas metodenya. Dengan

demikian, pengetahuan manusia, dan juga mungkin kebenaran itu sendiri, diganti

posisinya oleh metode yang berbasiskan data yang juga diklaim obyektif murni

dan universal. Metode yang diakui oleh para pemikir adalah metode ilmu-ilmu

alam.

Ajaran utama dari positivisme diantaranya:

a) Di dalam alam terdapat hukum-hukum yang dapat diketahui,

b) Penyebab adanya benda-benda dalam alam tidak diketahui,

c) Setiap pernyataan yang secara prinsip tidak dapat dikembalikan pada fakta

tidak mempunyai arti nyata dan tidak masuk akal,

d) Hanya hubungan fakta-fakta saja yang dapat diketahui,

Page 11: Makalah 2 Tugas Kelompok

e) Perkembangan intelektual merupakan sebab utama perubahan sosial.

Contoh Positivisme

Media massa khususnya televisi dalam memberitakan isu tentang

pemilihan calon gubernur dan wakil gurbernur DKI Jakarta. Dimana media massa

merefleksikan apa yang dikatakan para kandidat dalam suatu kempanye pemilu,

media massa terlihat menentukan mana topik yang penting. Sehingga publik bisa

terhipnotis dari apa yang diberitakan media massa, sehingga berpengaruh terhadap

pilihan masyarakat dalam memilih.

Tokoh Positivisme

Tokoh positivisme yang paling popular adalah Augus Comte (1798-1857).

Menurut Comte, perkembangan manusia berlangsung dalam tiga

tahap. Pertama, tahap teologis, kedua, tahap metafisik, ketiga,

tahap positif.

1) Tahap Teologis

Pada tahap teologis ini, manusia percaya bahwa dibelakang gejala-gejala alam

terdapat kuasa-kuasa adikodrati yang mengatur fungsi dan gerak gejala-gejala

tersebut.

2) Tahap Metafisik

Tahap ini bisa juga disebut sebagai tahap transisi dari pemikiran Comte.

Tahapan ini sebenarnya hanya merupakan varian dari cara berpikir teologis,

karena di dalam tahap ini dewa-dewa hanya diganti dengan kekuatan-kekuatan

abstrak, dengan pengertian atau dengan benda-benda lahiriah, yang kemudian

dipersatukan dalam sesuatu yang bersifat umum, yang disebut dengan alam

yang menjadi asal mula agama.

3) Tahap Positif

Pada tahap ini pengertian “menerangkan” berarti fakta-fakta yang khusus

dihubungkan dengan suatu fakta umum. Dengan demikian, tujuan tertinggi

Page 12: Makalah 2 Tugas Kelompok

dari tahap positif ini adalah menyusun dan dan mengatur segala gejala di

bawah satu fakta yang umum

(Asmoro Achmadi, 2008 : 117)

6. EVOLUSIONISME

Pengertian evolusi secara harfiah berarti keadaan berkembang atau

tumbuh. Teori evolusi adalah hasil daripada falsafah materialis yang dibayangi

oleh falsafah materialistik purba dan mulai tersebar meluas pada kurun ke-19. 

Evolusionisme atau teori evolusi adalah suatu interpretasi tentang bagaimana

proses perkembangan segala bentuk kehidupan, baik evolusi dalam arti biologi

maupun evolusi dalam arti evolusi organik.

Aliran ini dipelopori oleh ahli Zoologi, Charles Robert

Darwin. Dalam pemikirannya, ia mengajukan konsep tentang

perkembangan tentang segala sesuatu termasuk manusia yang

diatur oleh hukum-hukum mekanik, yaitu survival of the fittest

dan struggle for life

Analisis Aliran Evolusionisme

Aliran evolusionisme yang dipelopori oleh Charles Robert Darwin ini

dapat dianalisis bahwa sebenarnya teori ini bermula dari Darwin yang berpikir

tentang evolusi ide; bahwa semua species berhubungan satu sama lain dan

mempunyai "common ancestor" (berasal dari satu garis keturunan) dan melalui

mutasi species baru muncul. Ia menulis: "Manusia cenderung untuk bertambah

dalam tingkat yang lebih besar daripada caranya untuk bertahan. Akibatnya,

sesekali ia harus berjuang keras untuk bertahan, dan seleksi alam akan

memengaruhi apa yang terletak di dalam jangkauan ini." (Descent of Man, Ps.21)

Konsep yang dikemukakan yaitu “survival of the fittest dan

struggle for life” memiliki arti bahwa survival of the fittest dinyatakan

ketika para ilmuwan menjelaskan tentang hukum alam yang selalu berlaku yakni

siapa yang kuat pasti akan bertahan, dan seleksi itu akan terus berlaku secara

Page 13: Makalah 2 Tugas Kelompok

alami dari masa ke masa. Hal ini pun berkaitan dengan konsep “struggle for life”

yang mana dapat diartikan bahwasanya semua organisme membutuhkan tempat,

iklik yang cocok dan zat-zat tertentu agar tetap bertahan hidup. Akan tetapi

persediaan tidak selamanya mencukupi kebutuhan-kebutuhan diantara mereka, hal

ini yang mengakibatkan kelangkaan dan kekurangan persediaan, sehingga terjadi

persaingan dan perebutan dikalangan mereka demi keberlangsungan

kehidupannya (K.J. Veeger: 1985)

7. MATERIALISME

Materialisme adalah asal atau hakikat dari segala sesuatu, dimana asal atau

hakikat dari segala sesuatu ialah materi. Materialisme merupakan istilah dalam

filsafat ontology yang menekankan keunggulan faktor-faktor material atas

spiritual dalam metafisika, teori nilai, fisiologi, efistemologi, atau penjelasan

historis. Maksudnya, suatu keyakinan bahwa di dunia ini tidak ada sesuatu selain

materi yang sedang bergerak. Pada sisi ekstrem yang lain, materialisme adalah

sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa pikiran ( roh, kesadaran, dan jiwa )

hanyalah materi yang sedang bergerak.

Beberapa tokoh pemikir materialisme, antara lain :

a) Karl Marx (1818-1883)

Dasar filsafat Marx adalah bahwa setiap zaman, system produksi merupakan

hal yang fundamental. Yang menjadi persoalan bukan cita-cita politik atau teologi

yang berlebihan, melainkan suatu system produksi. Sejarah merupakan suatu

perjuangan kelas, perjuangan kelas yang tertindas melawan kelas yang berkuasa.

b) Thomas Hobbes (1588-1679 M)

Menurut Thomas Hobbes materialisme menyangkal adanya jiwa atau roh

karena keduanya hanyalah pancaran dari materi. Dapat dikatakan juga bahwa

materialisme menyangkal adanya ruang mutlak lepas dari barang-barang material.

c) Hornby (1974)

Menurut Hornby materialisme adalah theory, belief, that only material thing

exist (teori atau kepercayaan bahwa yang ada hanyalah benda-benda material

Page 14: Makalah 2 Tugas Kelompok

saja). Sebagian ahli lain mengatakan bahwa materialisme adalah kepercayaan

bahwa yang ada hanyalah materi dalam gerak. Juga dikatakan kepercayaan bahwa

pikiran memang ada, tetapi adanya pikiran disebabkan perubahan-perubahan

materi.

d) Van Der Welj (2000)

Van Der Welj mengatakan bahwa materialisme dengan menyatakan bahwa

materialisme ini terdiri atas suatu aglomerasi atom-atom yang dikuasai aleh

hukum-hukum fisika-kimiawi. Bahkan, terbentuknya manusia sangat

dimungkinkan berasal dari himpunan atom-atom tertinggi. Apa yang dikatakan

kesadaran, jiwa, atau roh sebenarnya hanya setumpuk fungsi kegiatan dari

otakyang bersifat sangat organik-materialistis.

Analisis Aliran Materialisme

Dari penjelasan materialisme diatas, dari sini dapat dianalisis bahwa

filsafat materialisme dapat diartikan sebagai suatu aliran yang memandang bahwa

materi ada terlebih dahulu sedangkan ide atau pikiran baru timbul setelah

melihat materi. Materialisme memandang bahwa benda itu primer sedangkan ide

ditempatkan di sekundernya. Sebab materi ada terlebih dahulu baru kemudian ada

ide. Dengan kata lain materialisme mengakui bahwa materi menentukan ide,

bukan ide menentukan materi. Contoh : karena tas secara objektif ada, maka orang

berpikir tentang sebuah tas. Menurut aliran ini berarti kita tidak bisa memikirkan

tas sebelum tas itu ada.

8. NEO-KANTIANISME

Nama aliran ini berasal dari dua kata yaitu, neo yang berarti baru dan Kant

yang berarti nama filsuf, Imanuel Kant. Dari penggabungan dua kata tersebut,

Neo Kantianisme berarti kembali kepada Kant, yaitu mengembangkan kembali

unsur-unsur idealis, metafisis dan dialektis.

Neo-Kantianisme adalah paham filosofis yang mengalir dari pemikiran

Immanuel Kant. Aliran ini lahir sebagai tanggapan atas ketidakmampuan paham

Idealisme yang berusaha menanggapi tantangan ilmu empiris dan positivisme

Page 15: Makalah 2 Tugas Kelompok

dalam bidang agama. Ketidakmampuan ini dikarenakan argumen-argumen

idealisme tetap berada dalam tataran teoritis. Dengan kata lain, argumen atau

pemikiran mereka sulit untuk diterapkan dalam tataran praktis. Padahal di lain

pihak, baik ilmu empiris dan positivisme menyatakan apa yang benar adalah apa

yang dapat dibuktikan melalui dan dalam pengalaman.

Analisis aliran neo-kantianisme

Berdasarkan penjelasan di atas, aliran ini menunjukkan bahwa agama

memang berurusan dengan apa yang super-sensibilis, tapi sekaligus agama juga

harus dapat memperlihatkannya dalam kehidupan konkret, praktis, dan aktual.

Dalam filsafat Neo Kantianisme, kepercayaan terhadap penggunaan

rasionalitas sangat terkait erat dengan konsep otonomi dan kebebasan manusia.

Dalam risalah bertajuk Idea for a universal history from a cosmopolitan point of

view, Immanuel Kant mengatakan bahwa “semua bakat alamiah dari setiap

mahluk ditakdirkan untuk berkembang sepenuh-penuhnya menuju tujuan

kodratnya.” Kemudian, Kant melanjutkan tulisannya: “Pada manusia (sebagai

satu-satunya makhluk berakal budi di atas bumi) bakat-bakat alamiah tersebut,

yang diarahkan kepada penggunaan akal-budi, akan berkembang sepenuh-

penuhnya dalam jenis, dan bukannya dalam setiap diri seorang individu.”

Sebagai contoh adalah bagaimana hokum di Indonesia memperlakukan koruptor

masih bersifat diskriminatif terhadap mereka yang memiliki latar belakang politik

dan kekuasaan.

9. PRAGMANTISME

Pragmantisme berasal dari kata pragma (bahasa Yunani)

yang berarti tindakan, perbuatan. Pragmatisme adalah aliran

dalam filsafat yang berpandangan bahwa kriteria kebenaran

sesuatu ialah, apakah sesuatu itu memiliki kegunaan bagi

kehidupan nyata.

Pragmatisme adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa

kriteria kebenaran sesuatu terletak pada nilai kegunaan sesuatu tersebut dalam

Page 16: Makalah 2 Tugas Kelompok

kehidupan nyata. Sehingga kebenaran sifatnya menjadi tidak mutlak. Mungkin

sesuatu konsep atau peraturan sama sekali tidak memberikan kegunaan bagi

masyarakat tertentu, tetapi terbukti berguna bagi masyarakat yang lain. Maka

konsep itu dinyatakan benar oleh masyarakat kedua.

Analisis aliran pragmantisme

Analisis dari aliran pragmantisme yaitu bahwa menurut

aliran ini kebenaran sifatnya menjadi relatif tidak mutlak.

Mungkin sesuatu konsep atau peraturan sama sekali tidak

memberikan kegunaan bagi masyarakat tertentu, tetapi terbukti

berguna bagi masyarakat yang lain. Maka konsep itu dinyatakan

benar oleh masyarakat yang kedua.

Pragmatisme merupakan suatu metode berpikir yang lebih mengutamakan

nilai praktis dari suatu objek atau keputusan yang diambilnya. Bisa dikatakan

seorang Pragmatis hanya mengutamakan untung yang didapatkannya.  Contohnya

dalam bidang pendidikan, seorang Guru yang Pragmatis hanya memikirkan

bagaimana caranya mengajarkan siswanya sesuai dengan kurikulum yang ada

tanpa memikirkan apakah siswanya menangkap pelajaran yang diberikan atau

tidak yang penting Guru tersebut mendapat gaji

10. FILSAFAT HIDUP

Aliran filsafat ini lahir akibat dari reaksi dengan adanya

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menyebabkan

industrialisasi semakin pesat. Hal ini mempengaruhi pola pikir

manusia. Peranan akal pikiran hanya digunakan untuk

menganalisis sampai menyusun suatu sintesis baru. Bahkan

alam semesta atau manusia dianggap sebagai mesin yang

tersusun dari beberapa komponen dan bekerja sesuai dengan

hukum-hukumnya.

Page 17: Makalah 2 Tugas Kelompok

Analisis aliran filsafat hidup

Kita dapat melihat dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan

filsafat hidup ini. Bayak pekerjaan-pekerjaan rumit yang kita bisa melakukannya

namun, membutuhkan banyak tenaga atau membuang waktu cukup lama. Dari

sini muncullah sebuah alat yang dapat mempermudah pekerja kita. Selain dapat

mengehemat tenaga yang kita keluarkan, juga dapat mempersingkat waktu dalam

pengerjaannya, inilah yang disebut dengan tekhnologi. Sebagai contoh adalah

mesin cuci, sebelum terbentuknya mesin cuci kita mencuci pakaian dengan cara

manuai menggunakan tangan. Setelah muncul mesin cuci, kita cukup

memasukkannya kedalam mesin cuci. Dengan adanya permasalahan yang ada,

maka teknologi yang disebut mesin cuci dibuat. Seperti itulah pemikiran filsafat

hidup, yang menyatakan “tugas filsafat adalah memberikan pengaruh dalam

tindakan hidup manusia”.

11. FENOMENOLOGI

Fenomenologi berasal dari kata fenomen yang artinya

gejala, yaitu sebagai ungkapan kejadian yang dapat diamati oleh

indra. Edmun Husserl (1859-1938) adalah pendiri aliran

fenomenologi, ia telah mempengaruhi pemikiran filsafat abad ke

20 ini secara amat mendalam. Fenomenologi adalah ilmu (logos)

pengetahuan tentang apa yang tampak (phainomenon). Dengan

demikian fenomenologi adalah ilmu yang mempelajari yang

tampak atau apa yang menampakkan diri atau fenomenon.

Analisis aliran fenomenologi

Saat ini banyak fenomena-fenomena yang terjadi. Baik kita sadari maupun

tidak kita sadari. Fenomena yang sering diperbincangkan salah satunya mengenai

“global warming”. Misalnya, menumpuknya sampah di TPA. Siapa yang percaya

bahwa pemulung yang sering mengais-ngais sampah sebenarnya orang kaya.

Rupanya dibalik semua itu ada fenomena-fenomena yang mau disampaikan.

Page 18: Makalah 2 Tugas Kelompok

Dalam hal ini, sebaiknya janganlah kita melihatnya hanya sebatas mata

melihat/apa yang tampak pada mata kita, tetapi sebenarnya ada fenomena yang

tersembunyi dibalik semuanya itu yaitu pemulung di TPA adalah bukan semuanya

miskin, tetapi kebanyakan orang kaya.

Contoh lain adalah fenomena alam yang sering terjadi di negeri kita, yang

tidak kita ketahui kapan dan apa yang menyebabkannya terjadi. Salah satu yang

terbesar yag sedang terjadi adalah meluapnya lumpur lapindo di Sidoarjo. Kita

tidak menyadari bahwa penyebabnya ialah keserakahan dan ketidakpuasan

manusia akan sumber daya alam. Dalam hal ini, ketidakpuasan dari manusia akan

kebutuhan hidup.

12. EKSISTENSIALISME

Kata Eksistensialisme berasal dari kata eks = ke luar, dan

sistensi = berdiri, menempatkan. Secara umum berart, manusia dalam

keberadaannya itu sadar bahwa dirinya ada dan segala sesuatu keberadaannya

ditentukan oleh subjek benda tersebut. Karena manusia selalu terlihat di

sekelilingnya, sekaligus sebagai miliknya. Upaya untuk menjadi miliknya itu

manusia harus berbuat menjadikan dan merencanakan, yang berdasar pada

pengalaman yang nyata/konkret.

Eksistensialisme adalah salah satu aliran filsafat yang memusatkan

perhatiannya pada kebebasan manusia, tanggung jawab pribadi, dan pentingnya

seorang individu untuk menentukan pilihannya. Filsafat ini memandang segala

apa yang ada dengan berpangkal pada eksistensi.

Analisis aliran eksistensialisme.

Pada masa sekarang ini, eksistensialisme masih layak

untuk dibahas. Mengingat begitu maraknya seruan tentang

kebebasan, salah satu contoh yang sering terjadi adalah

“kebebesan dalam berperndapat”. Beberapa kelompok mungkin

salah memahami arti dari kebebasan pendapat ini, karena

mereka berfikir kebebasan dalam berpendapat merupakan suatu

celah untuk menyerang pihak lain. Kebebasan seperti inilah yang

Page 19: Makalah 2 Tugas Kelompok

justru tidak menggambarkan kebebesan itu sendiri. Karena

mereka hanya bertindak sewenang-wenang untuk menguasai

atau mendominasi dengan cara bersembunyi dibalik kelompok

besarnya. Mereka tidak dapat bebuat sesuai dengan

keinginannya disebakan oleh tekanan psikologi kelompoknya.

Maka, yang akan terlihat hanya kekuatan kelompok, sedangkan

kekuatan individu menghilang.

13. NEO-THOMISME

Pada pertengahan abad ke-19, ditengah-tengah gereja

Katolik banyak penganut paham Thomisme, yaitu aliran yang

mengikuti paham Thomas Aquinas. Pada mulanya dikalangan

gereja terdapat semacam keharusan untuk mempelajari ajaran

tersebut. Kemudian akhirnya menjadi sebuah paham Thomisme,

yaitu pertama, paham yang menganggap bahwa ajaran Thomas

sudah sempurna. Kedua, paham yang menganggap ajaran

Thomas telah sempurna tetapi masih terdapat hal-hal yang pada

suatu saat belum dibahas. Ketiga, paham yang menganggap

bahwa ajaran Thomas harus diikuti, akan tetapi tidak boleh

beranggapan bahwa ajarannya betul-betul sempurna.

Pemikiran Thomas Aquinnas meliputi berikut ini :

Thomas mengemukakan bahwa Allah dalam pandangannya yang

mencerminkan pengaruh filsafat Aristoteles dari zaman Yunani klasik: sebagai

"ada yang tak terbatas" (ipsum esse subsistens).

Allah adalah "zat yang tertinggi", yang memunyai keadaan yang paling tinggi.

Allah adalah penggerak yang tidak bergerak.

Selanjutnya, menurut Thomas Dunia dan hidup manusia menurut Thomas

terbagi atas dua tingkat, yaitu tingkat adikodrati dan kodrati, tingkat atas dan

bawah. Tingkat bawah (kodrati) hanya dapat dipahami dengan

mempergunakan akal. Hidup kodrati ini kurang sempurna dan ia bisa menjadi

sempurna kalau disempurnakan oleh hidup rahmat (adikodrati). Thomas

Page 20: Makalah 2 Tugas Kelompok

mengajarkan bahwa pada mulanya manusia memunyai hidup kodrati yang

sempurna dan diberi rahmat Allah.

Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, rahmat Allah (rahmat adikodrati) itu

hilang dan tabiat kodrati manusia menjadi kurang sempurna. Manusia tidak dapat

lagi memenuhi hukum kasih tanpa bantuan rahmat adikodrati. Rahmat adikodrati

itu ditawarkan kepada manusia lewat gereja. Dengan bantuan rahmat adikodrati

itu manusia dikuatkan untuk mengerjakan keselamatannya dan memungkinkan

manusia dimenangkan oleh Kristus.

(Wikipedia, 2014)

Analisis aliran neo-thomisme

Kita ambil contoh dalam kegiatan belajar mengajar dikelas.

Misalnya, seorang siswa menjawab pertanyaan kurang lengkap.

Namun, ia tidak mendapatkan sekor pada nomor yang salah

tersebut. Padahal jawabannya hanya kurang lengkap, yang

berarti sudah dalam kategori benar walau tidak sempurna. Hal

seperti sesuai dengan aliran neo-thomisme, dimana kita mungkin

memandang sesuatu hal salah, namun apabila kita lihat sebab

dan penyebabnya belum tentu hal tersebut seluruhnya salah.

Page 21: Makalah 2 Tugas Kelompok

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Asmoro. 2008. Filsafat Umum.Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Author. 2013. Thomas Hobbes. (http://id.wikipedia.org/wiki/Thomas_Hobbes)

diakses pada 19 Oktober 2014

Author. 2014. Thomas Aquinas. (http://id.wikipedia.org/wiki/Thomas_Aquinas)

diakses pada 19 Oktober 2014

Nasution, Hasan Bakti .2001.Filsafat Umum.Jakarta: Gaya Media

Pratama

S. Praja, Juhaya, Aliran-Aliran Filsafat & Etika, Jakarta: Prenada

Media, 2003.

Tafsir, Ahmad, Filsafat Umum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

1990.