Makala Him Plant
Transcript of Makala Him Plant
-
7/29/2019 Makala Him Plant
1/51
I. PENDAHULUAN
Implan dental dimulai sejak abad ke 19, dikenal luas di Amerika Serikat, Swedia,
Jepang dan beberapa negara Eropa lainnya. Sejak itu telah dilakukan berbagai
percobaan dan penelitian untuk mencapai hasil yang maksimal dalam rehabiltasi
fungsi pengunyahan, estetik dan fonetik. Percobaan dan penelitian yang dilakukan
baik mengenai bahan yang digunakan, reaksi jaringan tubuh terhadap bahan implan
ataupun mengenai bentuk, macam dan teknik penanamannya.
Worthington, 1994 mengemukakan sejak kehilangan gigi baik yang disebabkan
oleh karena trauma ataupun penyakit menjadi suatu yang penting dalam kehidupan
manusia, hal ini sangat mempengaruhi segi estetik, fungsi pengunyahan dan fungsi
fonetik, maka bukanlah suatu kejutan lagi bahwa sejarah penggantian gigi selalu
mengalami peningkatan dalam perkembangannya . Dimulai dari zaman purbakala
yang menunjukan banyaknya usaha yang dilakukan untuk menggantikan bagian gigi
yang hilang dengan logam, gading, dan tulang. Abad demi abad kemajuan tersebut
semakin meningkat, hal ini terbukti dengan meningkatnya variasi bahan yang
digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang .
Salah satu dampak fisiologis yang tidak dapat dihindari setelah tanggalnya
gigi adalah terjadinya resorpsi tulang alveolar. Kecepatan resorbsi mengalami
peningkatan yang luar biasa pada 6 bulan pertama setelah kehilangan gigi dan
resorbsi akan berlanjut secara lambat seumur hidup .
1
-
7/29/2019 Makala Him Plant
2/51
Penyebab dari resorbsi tulang terbagi menjadi beberapa faktor, yaitu faktor
anatomis, biologis dan mekanis, faktor anatomis meliputi ukuran dan bentuk dari
lingir, tipe tulang dan jaringan tulang. Faktor biologis meliputi umur, jenis kelamin,
keseimbangan hormon dan penyakit, sedangkan faktor mekanik meliputi tipe dari
protesa dan gaya yang dikenakan atau diaplikasikan pada lingir alveolar (Chong,
1997).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Tallgren (1966), menunjukan bahwa
resorpsi tulang masih terjadi pada pasien yang menggunakan gigi tiruan lengkap,
begitu pula pada pasien yang menggunakan gigi tiruan sebagian. Hal ini dapat
mempengaruhi segi estetik dari pasien karena berkurangnya tinggi muka pasien pada
saat pasien melakukan oklusi sentrik. Selain itu resorpsi lingir alveolar yang terjadi
terus menerus, juga dapat menyebabkan gigi tiruan konvensional kehilangan retensi
dan stabilitasnya .
Pada penelitian Carlsson menunjukan bahwa pemakaian implan dental dapat
menurunkan tingkat resorpsi tulang yang terjadi pada pemakaian gigi tiruan
konvensional. Implan dental dapat digunakan sebagai alat rehabilitasi lingir alveolar
yang memanfaatkan mekanisme oseointegrasi yang terjadi antara tulang rahang
dengan permukaan implan (Chong, 1997).
Implan dental menjadi salah satu pilihan menarik yang berkembang sangat pesat
pada praktek kedokteran gigi. Pada dekade terakhir ini implan merupakan terapi
2
-
7/29/2019 Makala Him Plant
3/51
alternatif yang cocok untuk menggantikan gigi tiruan konvensional. Bagian implan
yang tertanam dalam tulang rahang dan bagian implan yang menonjol pada jaringan
mukosa digunakan untuk menghasilkan penjangkaran yang dapat meningkatkan
retensi dan stabilitas pada gigi tiruan diatasnya (McKinney, 1991).
Menurut Branemark (1987), implan dengan metoda oseointegrasinya dapat
digunakan untuk mengatasi pasien tidak bergigi pada semua tingkatan resorbsi,
bahkan pada keadaan resorpsi yang ekstrim dan diskontinuitas rahang atas dan rahang
bawah dengan bantuangraftingpada tempat implan dipasang.
Apabila implan digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang pada pasien
dengan kehilangan sebagian gigi, baik kehilangan satu gigi maupun hampir
keseluruhan dari gigi, maka dalam prosedur pemasangannya dapat tanpa melibatkan
gigi yang lain. Lain halnya dengan gigi tiruan konvensional (gigi tiruan lepasan dan
cekat), walaupun pergantiannya hanya satu gigi, tetap akan melibatkan gigi lainnya.
Penggunaan gigi tiruan cekat akan mengalami kegagalan apabila dijumpai kerusakan
jaringan yang luas. Implan dental dapat mengatasi keadaan tersebut.
Implan dental dapat dibagi dalam 4 kategori, yaitu : implan endodontic,
implan subdermal, implan subperiostealdan implan endosseous. Implan endosseous
dapat disebut juga sebagai implan endosteal, karena implan jenis ini ditanamkan ke
dalam tulang rahang. Yang termasuk ke dalam implan jenis ini adalah jenis sekrup,
jenis blade dan jenis silinder. Implan endosseous hanya dapat ditanamkan bila ada
3
-
7/29/2019 Makala Him Plant
4/51
cukup tulang rahang, baik ketebalan maupun ketinggiannya. Implan jenis ini dapat
terbuat dari bahan chrome cobalt, carbon, ceramic dan titanium .
Implan endosseous dapat berdiri sendiri sebagai penyangga atau digabung
dengan gigi asli. Implan yang berdiri sendiri lebih menguntungkan oleh karena tidak
membutuhkan gigi asli sebagai penyangga tambahan. Penderita lebih menyukai
implan jenis ini oleh karena dapat menghindari pengasahan gigi asli yang mungkin
masih dalam keadaan baik. Oleh karena implan jenis ini dapat menyangga gigi tiruan
penuh, maka dapat menjadi alternatif perawatan bagi gigi tiruan penuh lepasan yang
konvensional .
Implan dental merupakan salah satu cara untuk mengganti gigi yang hilang yang
makin populer saat ini, karena diharapkan dapat mencapai fungsi pengunyahan,
estetik dan kenyamanan yang ideal. Pada prinsipnya untuk implan dental diperlukan
bahan yang dapat diterima oleh jaringan tubuh, cukup kuat dan dapat berfungsi
bersama-sama dengan restorasi prostetik diatasnya ( Manurung, 1997).
Saat ini implan dental yang sering dipergunakan dibidang kedokteran gigi
terdapat berbagai macam sistem yang dalam cara implantasinya sangat berbeda satu
sama lain. Demikian pula instrument yang dipergunakan sangat spesifik untuk setiap
jenis impalan. Salah satu diantaranya adalah sistem implan I T I
4
-
7/29/2019 Makala Him Plant
5/51
II. TINJAUAN UMUM IMPLAN DENTAL
2.1. Macam dental implan
Sebenarnya sangat sulit mengklasifikasikan macam dental implan mengingat
berbagai macam implan dental yang beredar saat ini sangat spesifik dalam hal bahan
yang dipergunakan, bentuk implan, teknik pembuatan dan cara penanamannya.
Hanya untuk memudahkan pemahaman dalam mengikuti perkembangan dental
implan, maka dental implan akan dibedakan berdasarkan tempat implan diinsersikan .
2.1.1. Berdasarkan Lokasi Jaringan Tempat Implan
Berdasarkan letak implan ditanamkan, maka jenis implan dapat dibagi dalam:
1). Implan Subperiosteal
Implan jenis ini diletakkan diatas linggir tulang dan berada dibawah
perioteum. Sering dipergunakan pada rahang yang sudah tak bergigi baik
untuk rahang atas maupun rahang bawah.
2). Implan Transosseus
Implan jenis ini diletakkan menembus tulang rahang bawah dan
penggunaanya terbatas untuk rahang bawah saja
3). Implan Intramukosal atau Submukosal
Implan ini ditanam pada mukosa palatum dan bentuknya menyerupai
kancing, oleh karena itu disebut button insert. Penggunaanya hanya terbatas
pada rahang atas yang sudah tidak bergigi.
5
-
7/29/2019 Makala Him Plant
6/51
4). Implan Endodontik Endosteal
Merupakan suatu implan yang diletakkan kedalam tulang melalui saluran
akar gigi yang sebelumnya telah dipesiapkan untuk pengisian saluran akar
gigi. Tujuannya untuk menambah stabilitas gigi yang memiliki akar pendek,
misalnya setelah dilakukan apikoektomi atau dapat juga dipakai pada gigi
yang goyang.
5). Implan Endosseus atau Endosteal
Implan jenis ini ditanam kedalam tulang melalui gusi dan periosteum. Jenis
ini merupakan jenis yang paling banyak dipakai dan ditolerir oleh para
praktisi, pabrik maupun pakar yang mendalami secara Scientific & Clinical
Forndation, yang pada dasarnya menanam implan pada alveolar dan basal
bone . Bentuk bisa berupa rootform atau blade form.
Menurut Branemark (1987), keuntungan yang didapat dari penggunaan implan
endosseus ialah bahwa jenis ini dapat dilaksanakan pada pasien tidak bergigi dengan
semua tingkatan abrosbsi, bahkan pada keadaan resorbsi yang ekstrim dengan
bantuan grafting. Juga dapat digunakan pada pasien tidak bergigi sebagian, dari
kehilangan satu gigi sampai keseluruhan.
2.2 Syarat-Syarat Bahan Implan Dental
Bahan baku untuk pembuatan implan dental yang secara umum disebut
biomaterial, adalah suatu bahan bukan obat yang dipakai atau dimasukkan ke dalam
6
-
7/29/2019 Makala Him Plant
7/51
tubuh yang bertujuan untuk menambah atau mengganti fungsi jaringan tubuh atau
organ. Menurut Reuther (1993) sifat-sifat yang harus dimiliki oleh biomaterial antara
lain :
1) Biokompatibel
2) Tidak beracun.
3) Non immunogenic.
4) Mudah digunakan secara klinis.
5) Tidak mahal.
6) Memiliki kemampuan yang sama dengan gigi asli, yaitu dalam hal penyerapan
tekanan yang diterima, akomodasi untuk pergerakan gigi, fungsi sensoris dan
regulasi dari osteogenesis dan cementogenesis.
7) Dapat menirukan situasi gigi asli.
8) Non carcinogenic.
9) Memiliki resistensi yang tinggi.
10) Elastisitas sama dengan jaringan sekitarnya.
11). Dapat dibuat dalam berbagai bentuk.
Sedangkan pengertian kompatibel adalah : tidak beracun, tidak
menimbulkan reaksi alergi, tidak menyebabkan kanker, tidak merusak jaringan, tidak
mengganggu penyembuhan jaringan sekitar, tidak bersifat korosif dan resorptif .
7
-
7/29/2019 Makala Him Plant
8/51
2.3. Bahan Implan
2.3.1. Bahan implan yang terbuat dari logam
Jenis-jenis bahan implan logam (Pilliar dan Hasting, 1984) :
1). Co-Base Alloys ( Co-Cr-Mo, Co-Cr-W-Ni ).
2). Co-Ni-Base Alloys ( MP35N / Co-Ni-Cr-Mo ).
3). 316L Stainless Steel.
4). Ti dan Ti 6Al4V Alloys.
5). Sistem kombinasiplasma spray coating.
Logam dan logam paduan yang sering dipergunakan untuk implan dental
(Babbush, 1991 ):
1). Titanium, Tantalum.
2). Titanium, Vanadium, Alumunium alloy.
3). Ferum, Chromium, Nickel.
4). Cobalt, Chromium, Molybdenum.
Dari segi material logam Titanium dengan segala variasi lapisan permukaannya
( Surface coating ) menempati urutan pertama. Sukses Titanium di bidang ortopedik
sudah tidak dibantah lagi (Branemark, 1987). Maka rasional apabila titanium juga
bersifat biologicaly innertpada maksila dan mandibula.
8
-
7/29/2019 Makala Him Plant
9/51
Kebanyakan sistem implan menggunakan logam sebagai bahan dasarnya dan
bahan logam yang sering dipergunakan adalah Titanium. Titanium dan logam
paduannya ( Ti-Al-V ) memiliki lapisan oksida pada permukaannya. Lapisan tersebut
akan berikatan dengan reseptor yang terdapat pada tulang dan pada area tersebut
terjadi proses peletakan matriks tulang secara in vivo. Mekanisme inilah yang
menjadi salah satu faktor penting dalam penggunaan titanium pada implan dental.
2.3.2. Bahan implan bukan logam
Bahan untuk pembuatan implan selain dari logam dan variasinya, juga terbuat
dari bahan bukan logam antara lain :
1). Implan yang terbuat dari plastik : Polymeric Material, Porous Polymethyl
Methacrilate (PMMA), PMMA yang dikombinasi dengan Vitrous Carbon
(PMMA-VC), PMMA yang dikombinasi dengan Silica
2). Implan yang terbuat dari Carbon : Vitrous Carbon, Pyrolic Carbon atau Low
Tempetarure Isotropic (LTI), Vapor Deposited Carbon atau Ultra Low
Temperature Isotropic (ULTI)
3). Implan yang terbuat dari Ceramic : Porous Ceramic, Non Porous Ceramic,
Biodegradable (misalnya Tricalcium Phiosphat ), Non-Biodegradable
(misalnya A 1203)
9
-
7/29/2019 Makala Him Plant
10/51
Sampai saat ini para ahli masih terus mengembangkan bahan implan dan berbaga
macam variasinya.
2.4. Kriteria Produk Implan
Guna mencapai tingkat keamanan dan efektifitas suatu produk implan, perlu
dilakukan suatu evaluasi dari bahan yang akan dipergunakan. Disamping itu
diperlukan kriteria-kriteria yang dapat menentukan keberhasilan dari sebuah implan,
antara lain (Babbush, 1991) :
1). Model dan bentuk geometri.
2). Tahap penanganan.
3). Pengontrolan kualitas.
4). Karakteristik produk implan.
5). Karakteristik permukaan.
6). Biokompatibel.
7). Sterilisasi dan penyimpanan.
2.4.1 Model dan Bentuk Geometri
Model dan bentuk geometri memiliki dampak yang signifikan pada kesatuan
struktur implan secara keseluruhan, dimana keseluruhan dari material yang
10
-
7/29/2019 Makala Him Plant
11/51
dipergunakan harus dapat menunjukkan hasil yang baik pada uji tegangan dan
regangan.
Model yang salah dapat mengurangi kelebihan dari salah satu bahan yang
dipergunakan dalam produk implan. Dalam menentukan bentuk geometri produk
implan, harus mempertimbangkan bahan yang dipergunakan dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan fungsi pokok dan kegunaan dari implan.
Dalam perhitungan secara fisika-matematis pada hukum Hooks, dapat
diterangkan adanya hubungan yang linier antara tegangan dan regangan. Hubungan
tersebut juga menunjukkan adanya kemampuan bahan untuk kembali seperti semula
pada uji penekanan bahan. Pada tingkatan atom sifat tersebut sangat dipengaruhi oleh
keseimbangan dan jarak antar atom. Menurut Silver (1994) keadaan ini bisa
didapatkan dengan cara mencampur beberapa bahan logam dan memodifikasi bahan
logam tersebut ke dalam bentuk logam campuran (Alloy ).
2.4.2 Tahap Penanganan
Dalam memproduksi sebuah implan, bahan yang menjadi pilihan harus melewati
beberapa tahap penanganan. Bahan logam murni memiliki komponen yang dapat
mempengaruhi implan baik secara fisik, kimia maupun secara mekanis, maka bahan
tersebut harus ditambah dengan unsur lain atau dimodifikasi ke dalam bentuk logam
paduan.
11
-
7/29/2019 Makala Him Plant
12/51
2.4.3 Pengontrolan Kualitas
Bahan implan yang akan dipergunakan, diawasi dan diatur oleh pengontrol
kualitas (quality control). Setiap bahan yang dipergunakan harus memenuhi standar
GMP (Good Manufacturing Practices Regulation) yang berada di bawah FDA
(Federal Dental Association).
Pengontrolan dan pengawasan ini juga dilakukan pada tahap penanganan,
pengemasan dan pemberian label. Pengontrolan ini dilakukan untuk menghasilkan
kesempurnaan sebuah produk implan.
2.4.4 Karakteristik Produk Implan
Karakteristik implan secara keseluruhan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu :
1) Aspek mekanis :
a. Modulus elastisitas.
b. Perubahan plastis.
c . Kekuatan regangan.
d. Kelelahan bahan.
e). Distribusi tekanan.
f). Elongasi.
2) Aspek fisik :
12
-
7/29/2019 Makala Him Plant
13/51
a. Kekerasan bahan .
b. Ketahanan terhadap suhu.
c. Kekuatan pemakaian.
d. Densitas.
e. Kestabilan kimia.
f. Sifat racun.
g. Sifat konduktif.
2.4.5 Karakteristik Permukaan
Permukaan yang dimiliki oleh sebuah implan merupakan dasar dari keberhasilan
jangka pendek maupun jangka panjang dari penggunaan implan, tetapi karakteristik
permukaan ini tidak menjamin keberhasilan penggunaan implan apabila tidak
didukung oleh faktor lain seperti kestabilan fisik dan mekanis. Karakteristik
permukaan implan meliputi :
1) Energi dan tegangan permukaan.
2) Komposisi kimia dan stabilitas secara mekanis.
3) Ketebalan lapisan permukaan atau lapisan oksida.
4) Muatan pada permukaan.
5) Ketahanan terhadap korosi.
13
-
7/29/2019 Makala Him Plant
14/51
2.4.6 Biokompatibel
Para ahli bersepakat bahwa untuk semua bahan yang dipergunakan untuk
pembuatan implan harus bersifat biokompatibel. Yaitu sifat dari bahan yang tidak
merusak jaringan tubuh dan sebaliknya bahan tersebut tidak dirusak oleh tubuh.
Salah satu sifat ini adalah tidak bersifat racun. Efek racun dari suatu bahan dapat
terjadi secara akut maupun secara kronis. Keracunan akut dapat secara langsung
terjadi pada jaringan tempat implan diinsersikan , misalnya : reaksi alergi,
pewarnaan dan nekrosis pada jaringan.
Keracunan khronis terjadi dalam jangka waktu yang lebih lama dari pada
keracunan akut yaitu + 2 tahun setelah implantasi.
Efek racun ini dapat disebabkan oleh bahan itu sendiri atau dapat juga
disebabkan oleh fraksi-fraksi dari bahan yang larut oleh cairan fisiologis rongga
mulut. Untuk menghindari hal tersebut , perlu diketahui tentang stabilitas kimia dan
kelarutan dari bahan yang dipergunakan. Selama ini macam implan yang dipasarkan
telah melalui berbagai macam uji laboratorium sehingga aman untuk pemakaian
jangka lama.
2.4.7 Sterilisasi dan Penyimpanan
Sterilisasi konvensional seperti : autoklaf, sterilisasi panas kering, sterilisasi
dengan glass bead dan sterilisasi dengan ethylene oxide, dapat dipergunakan untuk
14
-
7/29/2019 Makala Him Plant
15/51
implan dental. Selain itu dapat juga digunakan sterilisasi lain yaitu dengan teknik
radiasi, seperti : radiasi pancaran elektron, sinar gamma dan ultra violet.
Setelah dilakukan sterilisasi, kemudian dilakukan penyimpanan ke dalam kotak
atau tabung yang kedap udara, guna mempertahankan sterilitas dari implan.Tujuan
dari kedua tahap ini adalah untuk menghindari kontaminasi mikroorganisme dan
menghindari kerusakan dari permukaan implan, yang sangat mempengaruhi
keberhasilan implan dental.
2.5 Lapisan Permukaan Implan
Lapisan permukaan implan harus dapat diterima secara baik oleh tubuh.
Ilmu pengetahuan untuk memodifikasi tekstur permukaan telah memasuki era baru.
Proses pelapisan generasi pertama seperti teknik pengulasan telah ditinggalkan,
sekarang proses pelapisan telah dilengkapi oleh bahan-bahan bioaktif seperti :
protein, agen kimia, faktor pertumbuhan dan materi-materi sejenis yang sangat
membantu proses penyatuan permukaan implan dengan jaringan biologis (Babbush,
1991).
Macam-macam teknik modifikasi permukaan dan teknik pelapisan di bidang
kedokteran (Medical Coating) antara lain : plasma deposition, physical vapour
deposition, chemical vapour deposition, ion bombardment, ion-beam sputter
deposition, ion beam-assisted deposition, sputtering, thermal spraying dan dipping
15
-
7/29/2019 Makala Him Plant
16/51
(Spera, 1998; Hall, 1999).
2.5.1 Proses Pelapisan Dengan TeknikPlasma Spraying
Proses pelapisan panas (thermal spraying) terdiri dari beberapa teknik, yaitu :
flame spraying, plasma spraying dan high velocity oxy fuel. Ketiga teknik ini
memiliki prinsip kerja yang sama (Hall, 1999).
Plasma spraying adalah proses pelapisan panas yang menggunakan listrik
sebagai sumber panas untuk mengionisasikan gas. Hasil dari ionisasi ini akan
melelehkan dan menyebarkan bahan pelapis menjadi bagian dari permukaan implan.
Bahan pelapis yang digunakan merupakan bahan berupa bubuk (keramik atau logam)
yang disuntikkan ke dalam plasma stream (alat penghantar arus). Plasma stream
tersebut akan melelehkan bahan pelapis dan bahan pelapis yang telah meleleh dengan
sendirinya akan menyebar, melekat dan membentuk suatu lapisan pada permukaan .
Titanum plasma spray coating adalah proses pelapisan logam titanium dengan
teknik pelapisan panas (thermal spraying). Prosedur ini menggunakan gas argon yang
dipanaskan dengan suhu rendah sebesar 220C. Proses ini akan menghasilkan suatu
lapisan tipis dengan ketebalan 0,04 mm 0,05 mm pada permukaan implan dan
memiliki kekuatan rekat (bonding strength) sebesar 0,5 kg/mm tanpa disertai oleh
kelelahan logam (Hulbert, 1973 ; Babbush, 1991).
16
-
7/29/2019 Makala Him Plant
17/51
Pelapisan dengan TPS akan menghasilkan lapisan tipis pada permukaan implan
sekitar 50m. Proses ini akan menghasilkan permukaan yang tidak rata dan terbukti
dapat meningkatkan luas area permukaan. Hulbert (1973) telah berhasil membuktikan
bahwa porositas yang terbentuk dari plasma spray coating ini tidak hanya
meningkatkan kontak antara implan dengan tulang, tetapi juga mempengaruhi derajat
reaksi tubuh untuk melakukan proses penyembuhan. Permukaan yang tidak rata ini
terbukti dapat meningkatkan penjangkaran mikro antara tulang dan permukaan
implan (Babbush, 1991).
Pada penelitian Russell di Pacific Northwest National Lab, telah berhasil
dikembangkan proses pelapisan permukaan yang dapat meningkatkan mineralisasi
tulang. Teknikplasma spraying yang dikembangkan telah berhasil meningkatkan
deposit calcium-phospat pada permukaan dari implan titanium., Proses interaksi ini
didasari oleh teori yang sederhana, yaitu hanya dengan menempelkan lapisan
permukaan logam dengan bahan organik. Dalam jaringan biologis, bahan logam
(implan) yang tertanam pada jaringan tulang akan berkontak dengan matriks calcium-
phospat melalui proses mineralisasi. Proses pelapisan dengan temperatur yang rendah
ini dapat mengakomodasikan dan mengaktifkan faktor pertumbuhan. Adanya faktor
pertumbuhan yang aktif di sekitar implan akan menyebabkan calcium-phospat pada
daerah tersebut mudah untuk terdeposit pada permukaan lapisan sehingga terjadi
17
-
7/29/2019 Makala Him Plant
18/51
proses mineralisasi yang mengacu kepada pertumbuhan tulang. Mekanisme ini dapat
terjadi dalam keadaan fisiologis (Spera, 1998).
2.5.2 Keuntungan TeknikPlasma Spraying
Bahan implan yang akan dipergunakan sering dilapisi dengan bahan lain
terutama dengan lapisan Titanium. Proses pelapisan dengan teknikplasma spraying ,
merupakan teknik untuk mengubah dan memodifikasi permukaan yang secara
ekonomis dapat meningkatkan ketahanan terhadap suhu, kestabilan terhadap
pemakaian, daya konduksi (penghantar panas), kestabilan kimia dan dapat
memperluas permukaan . Dalam pelaksanaanya teknik plasma spraying ini ada
beberapa macam.
Pelapisan ini dimaksudkan antara lain untuk memperoleh permukaan implan
yang kasar, sehigga dapat meningkatkan daya ikat implan dengan tulang. Pada
akhirnya ikatan ini akan mampu bertahan terhadap segala jenis beban baik aksial
maupun lateral.
2.6 Respon Jaringan Biologis Terhadap Implan
Respon jaringan biologis merupakan suatu reaksi yang terjadi akibat
adanya interaksi jaringan tubuh dengan implan. Respon ini dapat berupa respon
jaringan gusi di sekitar implan, respon jaringan tulang dan respon jaringan ikat.
18
-
7/29/2019 Makala Him Plant
19/51
2.6.1 Ruang Lingkup Interaksi Tubuh Dengan Implan
Ruang lingkup reaksi-reaksi tubuh dengan implan dapat dibagi dalam 4 katagori
utama yang dikenal sebagai 4 B dalam implantology (The four Bs of implantology)
seperti yang terlihat pada gambar 2. Biomaterialadalah bahan yang dapat diterima
oleh lingkungan biologis, yaitu lingkungan ditempatkannya implan. Sifat-sifat fisik
bahan memiliki potensi untuk menjadi rusak dalam lingkungan jaringan. Konfigurasi
permukaan dan induksi jaringan berpotensi untuk menimbulkan inflamasi dan reaksi
penolakan. Hal-hal tersebut merupakan faktor-faktor yang penting dalam pemilihan
bahan implan.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam biomechanics adalah beban
terhadap biomaterialdi dalam rongga mulut, seperti : distribusi tekanan pada rahang,
kemampuan untuk menahan tekanan yang merugikan, dan kemampuan untuk
mendukung protesa.
Faktor yang perlu diperhatikan pada penutupan biologis (biological seal) adalah
reaksi dan respon jaringan dan sel terhadap biomaterial yang tertanam. Reaksi dan
respon ini sangat penting dalam perioda penyembuhan dan sangat
mempengaruhi jangka waktu penggunaan biomaterial yang bersangkutan.
Body serviceability adalah satu segi dalam implanologi yang memungkinkan
dilakukannya penelitian-penelitian longitudinal ilmiah secara klinis oleh dokter gigi
dengan parameter yang mudah dihitung dan dievaluasi (McKinney, 1991)
19
-
7/29/2019 Makala Him Plant
20/51
Gambar 1. The Four Bs of Implanology (McKinney, 1991).
2.6.2 Respon Gusi di Sekitar Implan
Setelah implan ditanamkan maka akan timbul respon jaringan baik dari jaringan
keras ( tulang )maupun lunak (gusi atau mukosa) .Respon gusi di sekitar implan
akan membentuk penutupan biologis diantara jaringan dan implan. Pada penelitian
dengan scanning elektron micrograph dari sebuah implan titanium dalam tulang
20
-
7/29/2019 Makala Him Plant
21/51
rahang anjing mongrel, tampak jelas adanya pertumbuhan gusi disekeliling implan
setelah pembedahan. Regenerasi gusi cekat yang terjadi disekeliling implan post
akan menghasilkan lapisan perlindungan antara rongga mulut dan lingkungan internal
dari rahang.
Prosedur pembedahan dalam rongga mulut kemungkinan akan merusak epitel
gusi dan struktur sekitanya, baik gusi cekat ataupun mukosa alveolar. Pada waktu
perioda penyembuhan akan terbentuk margin gusi bebas beserta sulkus gusi yang
bebas. Sel-sel epitel gusi pada sulkus gusi mengalami pemulihan dengan membentuk
sel-sel epitel baru. Sel-sel epitel yang membentuk sulkus ini berada dalam kontak
dengan permukaan implan pada bagian dasar pada sulkus gusi yang baru. Disamping
itu juga terbentukpseudopodia dari sel-sel yang berkontak dengan permukaan
implan. Reaksi dan respon penyembuhan disekeliling implan oleh sel-sel epitel gusi
ini sangat serupa dengan yang terjadi disekeliling gigi alami setelah pembedahan
periodontal (McKinney , 1991).
2.6.3 Respon Jaringan Tulang di Sekitar Implan
Kemampuan tulang untuk melakukan regenerasi adalah sangat besar. Tulang
akan beregenerasi disekitar tonjolan dan lekukan dari implan tipe sekrup atau melalui
pori-pori dari implan tipe blade dan cekungan dari implan tipe root form, seperti yang
terlihat pada gambar 3. Tulang merupakan jaringan yang mudah beradaptasi dengan
21
-
7/29/2019 Makala Him Plant
22/51
banyak jenis biomaterial dari kedokteran gigi termasuk polymethyl methacrylate,
stainless steel, Vitalium, titanium, dan keramik.
Jaringan tulang yang langsung tumbuh disekeliling implan menimbulkan suatu
fenomena yang disebut sebagai osseointegration atau osteointegration. Selain itu juga
dikenal istilah direct bone interface atau interaksi langsung permukaan tulang dengan
implan.
Secara radiografis permukaan tulang kortikal merupakan struktur yang menyatu
di sekeliling akar implan melalui direct bone interface atau mekanisme
osseointegration. Pada gambaran radiografis akan tampak seolah-olah implan
dikelilingi oleh tulang kortikal, tetapi pada kenyataannya tidaklah demikian. Bagian
dari implan yang didukung oleh tulang kortikal hanya sepertiga bagian atas dari
bagian akar implan. Pada umumnya dukungan tulang kortikal ini hanyalah sepertiga
sampai dengan setengah panjang dari permukaan akar implan, selebihnya permukaan
implan endoosseous ini akan didukung oleh tulang trabekular.
Penemuan lain yang menarik dari penelitian histologis yang telah dilakukan ialah
bahwa implan yang diinsersikan akan mengalami penyembuhan dengan direct bone
interface di sekitar implan. Pada lokasi tersebut terlihat adanya suatu proses
remodelingtulang secara aktif dua sampai empat bulan setelah implantasi atau selama
perioda penyembuhan dan setelah tahap supra struktur atau penempatan protesa
(McKinney , 1991).
22
-
7/29/2019 Makala Him Plant
23/51
Gambar 2. Gambaran Mekanisme Oseointegrasi pada Implan TipeBlade
(Grafelmann,1994).
2.6.4 Respon Jaringan Ikat di Sekitar Implan
Suatu direct bone interface tidak selalu diperoleh pada saat pemasangan implan
Seringkali suatu area dari implan dikelilingi oleh jaringan ikat yaitu kolagen setelah
perioda penyembuhan. Berkas-berkas kolagen ini akan membentang dari tulang ke
tubuh implan dan membentuk peri-implan ligament di sekeliling implan yang
memiliki morfologi serupa dengan ligamentum periodontal.
23
Gigi tiruan
Abutment head
Regenerasi tulang melalui
pori-pori pada tubuh blade
implan
Jaringan gusi
Kapiler baru
Blade implan dengan
TPS coating
-
7/29/2019 Makala Him Plant
24/51
Weiss menganggap bahwa keberadaan peri-implan ligamentitu adalah sebuah
konsep yang penting bagi pemeliharaan implan tipe root form dan tipe blade dari
endoosteal implan. Respon jaringan dengan fibro-osseous integration ini memiliki
peranan sebagai shock absorbingyang pada gambaran radiografis akan menunjukkan
garis radiolusen tipis disekeliling implan dan dapat menggantikan fungsi dari
ligamentum periodontal (McKinney, 1991).
III. SISTIM IMPLAN DENTAL ITI
Sistim implan dental ITI saat ini merupakan sistim yang paling banyak
dipergunakan di Indonesia. Sistim ini memiliki berbagai keunggulan, baik dari segi
bahan implan, bentuk maupun dalam bervariasinya tipe yang dipergunakan
Jenis implan ini memergunakan bahan implan berasal dari Titanium dengan
berbagai variasi coating nya. Material ini cukup kuat dan dapat diterima oleh tubuh
manusia (Ucer, 1997).
3.1. Sejarah Perkembangan Implan Dental ITI
Dental implanology berkembang parallel dengan perkembangan metoda operasi
patah tulang dan endoprotesa. Pada awal tahun 1960 telah terbentuk sebuah tim kerja
osteosintesa yang dipelopori oleh Dr. Fritz Straumann dan Prof. Andre Schoeder,
yang mempelopori inplan dental. Mereka pertamakali mencoba implan metal pada
24
-
7/29/2019 Makala Him Plant
25/51
kera. Hasilnya terbukti biokompatibel dan oseointegrasi implan dental terjadi pada
rahang yang sama pada tulang panjang. Untuk mengkoordinasi tim kerja osteosintesa
maka terbentuk grup khusus yang menangani implan denta yaitu grup ITI (Foitzk,
1994) yang merupakan singkatan dari InternationalTeam For OralImplanology .
Saat ini ITI mempunyai anggota lebih dari 200 orang dari seluruh dunia dan
kelompok ini terbentuk pada tahun 1980 (Schroeder, dkk, 1996). Tim ini terdiri atas
dokter gigi, ahli bedah mulut dan maksilofasial, ahli teknik, ahli anatomi, ahli fisika.
Ahli metal, dental tekniker dan ahli-ahli lainnya, yang berdedikasi untuk
mengembangkan lebih lanjut oral implanology. Tim ini murni berorientasi keilmuan
yang bekerja tanpa pemikiran mencari untung (Straumann, 1995).
Prinsip-prinsip yang mendasari sistim ITI mulai dikembangkan pada awal tahun
l970 an oleh Conservation Dentistry Departement dari University of Berne
Switzerland. Prinsip-prinsip ini telah diterapkan dengan sukses dan
didokumentasikan secara klinis sejak tahun 1974. Kemudian kerja sama dilakukan
dengan tim internasional untuk oral implanologi yang telah menghasilkan sistim
implan endosteal yang kita kenal saat ini. Sistim ini telah terbukti baik dan masih
dikembangkan lebih lanjut (Straumann, 1955).
3.2. Spesifikasi Implan Dental ITI
3.2.1. Menggunakan sistim terbuka (Open Transmucosal System)
25
-
7/29/2019 Makala Him Plant
26/51
Secata teoritis ada dua kemungkinan sistim dalam mendesain suatu implan,
yaitu :
1). Sistim tertutup (closed mucosal system).
Pada sistim ini bagian utama implan tertanam dalam tulang, sehingga
dibutuhkan operasi kedua untuk memasang bagian gigi tiruan.
2). Sistim terbuka (open transmukosal system)
Pada sistim ini bagian utama implan berada diatas permukaan tulang dengan
ketinggian sekitar 3 mm sehingga jaringan lunak mengelilingi bagian leher implan.
Implan ITI menggunakan sistim terbuka karena beberapa alasan yaitu ;
1. Operasi tulang tidak dibutuhkan untuk memasang gigi tiruan. Proses
pemasangan gigi tiruan dilakukan dalam kondisi yang optimum karena tidak
adanya gangguan dari darah atau sisa jaringan yang dipotong pasa saat operasi
kedua.
2. Jaringan lunak sebagai penutup disekitar implan telah terbentuk lama
sebelumnya dan tidak terbuka lagi oleh operasi ulang sehingga kondisi
implan lebih stabil. Ruang diantara bagian utama implan dan bagian protesa
gigi berada diatas jaringan lunak sehingga akan menimbulkan efek samping
seperti infeksi.
3. Hubungan antara implan dan abutment pada sistim terbuka memiliki
hubungan mekanik yang lebih baik dibandingkan dengan sistim tertutup.
26
-
7/29/2019 Makala Him Plant
27/51
4. Hanya diperlukan satu kali operasi saja dengan demikian akan bisa
menghemat biya.
3.2.2. Bahan Implan Dental ITI
Semua implan dental ITI terbuat dari Titanium grade 4 yang memiliki lapisan
oksida dan besi lebih banyak dibandingkan dengan Titanium grade 1 sampai 3,
sehingga secara mekanis implan jenis ini lebih kuat dibandingkan dengan grade yang
lebih rendah (Straumann, 1995) Pada umumnya Titanium dinyatakan inert dengan
jaringan tubuh, tidak beraksi dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini terjadi karena
lapisan oksida pada permukaan Titanium akan terbentuk dengan sendirinya ketika
Titanium bersentuhan dengan udara, air atau elektrolit yang lain. Lapisan oksida ini
adalah mineral yang sangat kuat dan memiliki daya tahan yang tinggi terhadap reaksi
kimia. Tiatanium memiliki sifat yang lebih kuat dan lebih lentur dari denti maupun
tulang, sehingga implan Titanium dapat menahan beban yang berat (Schoeder, dkk,
1996). Lapisan oksida pada permukaan implan juga diyakini merupakan bentuk
biokompatibel yang baik sehingga menghasilkan oseointegrasi (Bethesda, 1998).
Ada beberapa alasan yang kuat bahwa Titanium merupakan bahan yang ideal
unutk implan dental, yaitu (Schoider, dkk, 1996) :
1. Titanium adalah logam reaktif, artinya baik diudara, air maupun bahan
elektrolit lainnya, Titanium akan membentuk oksida yang secara spontan
terbentuk dipermukaan logam tersebut. Oksida ini merupakan salah satu jenis
27
-
7/29/2019 Makala Him Plant
28/51
mineral yang paling resisten yang pernah dikenal. Oksida ini membentuk
lapisan tebal dan dapat melindungi logam dari serangan kimia termasuk
diantaranya serangan kimia yang terdapat dalam cairan tubuh.
2. Titanium memiliki sifat inert dalam jaringan. Lapisan oksida yang berkontak
dengan jaringan tidak dapat larut, yang berarti tidak ada ion yang dilepas
sehingga tidak mungkin timbul reaksi dengan molekul organic.
3. Titanium memiliki sifat-sifat mekanis yang baik. Kekuatan tahanan terhadap
daya rentang mendekati stainless steel dan Titanium juga jauh lebih kuat
dibandingkan dengan tulang kortikal atau dentin, sehingga implan dental
dapat memiliki bentuk yang lebih ramping tetapi mempu menahan beban yang
besar. Hal lain yang juga sangat pentingnya adalah bahwa logam ini sangat
kuat dan mudah dibentuk, sehingga tidak sensitif terhadap tekanan beban dan
memungkinkan sebuah implan dapat menerima beban tanpa mengalami
kerusakan.
4. Titanium tidak bersifat pasif terhadap jaringan dan tulang tumbuh pada
permukaan yang kasar dan menyatu dengan logam tersebut dalam satu reaksi
yang biasanya hanya terjadi pada bahan-bahan yang bersifat bioaktif.
Pengikatan ini sering disebut oseointegrasi.
3.2.3. Pelapisan Titanium Plasma Spray (TPS)
28
-
7/29/2019 Makala Him Plant
29/51
Bagian endosseous dari semua implan ITI meiliki lapisan titanium plasma spray,
suatu lapisan plasma Titanium mikroporous yang memiliki kekasaran permukaan
sekitar 15 m dengan tebal lapisan 20 30 m. Permukaan lapisan ini bersifat kasar
dalam bentuk membundar dan meskipun berpori-pori tetap berkesinambungan.
Alasan pelapisan ini adalah untuk memperoleh permukaan implan yang kasar
dan akan meningkatkan daya ikat implan dengan tulang. Ikatan antara tulang dan
implan akan terbentuk sekitar 100 hari setelah penanaman. Dengan adanya ikatan ini,
implan akan tahan terhadap segala jenis beban seperti beban aksial dan beban lateral.
Berdasarkan hasil riset Schoeder, dkkk, besar beban lateral 20 kg dan beban aksial
400 kg. Sifat lapisan ini sama dengan sifat Titanium itu sendiri, tetapi dibandingkan
dengan permukaan Titanium yang halus.
TPS memiliki keunggulan yaitu (Straumann, 1995 ; Schoeder, dkk, 1966) :
1. Mempercepat pertumbuhan tulang pada awal tahap penyembuhan
2. Meningkatkan luas permukaan implan yang berkontak dengan tulang
3. Meningkatkan kekuatan ikatan antara implan dan tulang
3.2.4. Leher Implan Yang Dibuat Halus
Implan ITI memiliki permukaan yang halus untuk bagian atas (leher) yang
bersentuhan dengan jaringan lunak dan permukaan kasar untuk bagian bawah (badan)
29
-
7/29/2019 Makala Him Plant
30/51
yang bersentuhan dengan tulang. Konsep ini dibuat agar kestabilan implan dalam
tulang akan lebih baik.
3.2.5. Konsep SambunganMorse Taper Abutment
Sambungan ini dapat digunakan dengan semua jenis abutment, dengan demikian
dapat dipastikan bahwa semua komponen bersifat saling sesuai. Keuntungan dari
sambungan macam ini dibutuhkan daya gerak yang lebih besar untuk membuka
abutmentdibandingkan untuk menutupnya sehingga abutment tidak mudah berputar
dan jika dibandingkan dengan sekrup standar, sambungan ini dapat bertahan terhadap
torsi 4 kali lebih besar dari yang dapat ditahan oleh sambungan standar. Fungsi dari
sambungan morse taper abutment, adalah untuk menghilangkan beban terhadap ulir
drat dari abutment(Straumannn, 1955, dkk, 1966).
3.2.6. Integrasi Jaringan Yang Baik
Untuk memperioleh integrasi jaringan yang baik maka syarat-syarat yang harus
dipenuhi terlebih dahulu adalah :
1). Materi implan yang bioinert
2). Daerah implan harus dipreparasi secata tepat dengan kecepatan pengeboran
yang pelan, menggunakan alat yang tajam dan memenuhi standar, cairan salin
yang banyak untuk proses pendinginan supaya jaringan terjaga keutuhannya.
30
-
7/29/2019 Makala Him Plant
31/51
3). Jaringan lunak harus beradaptasi secara tepat
4). Disarankan untuk menjalani periode penyembuhan sekurang-kurangnya 3
bulan tanpa ada gangguan apapun dan sebaiknya hindari beban fungsional
yang terlalu berat.
5). Kesehatan dan kebersihan mulut harus baik.
6). Kesesuaian yang optimum antara implan dan tulang yang setelah dibor untuk
mencapai stabilitas.
3.3. Kelebihan Dental Implan ITI
3.3.1. Menurut Schoeder, dkk, 1966, sifat-sifat unggul dari sistim implan ITI secara
umum adalah :
1. Terdapat beberapa macam pilihan implan sesuai dengan kebutuhan pasien
yang tergantung dari kualitas dan kuantitas tulang
2. Perangkat peralatan yang standar untuk preparasi lokasi implan, dapat
digunakan pada semua macam dental implan ITI
3. Kepala implan dibuat seragam dan stadar, baik dalam ukuran maupun,
desain, sehingga perlengkapan alat-alat dapat digunakan pada semua
macamimplan ITI.
4. abutment dan perlengkapan gigi tiruan yang standar sehingga dapat digunakan
pada semua macam implan ITI
31
-
7/29/2019 Makala Him Plant
32/51
3.3.2. Kelebihan implan TipeHollow dengan Titanium Plasma Spray (TPS)
Kelebihan implan hollow dengan Titanium plasma spray dibandingkan dengan
tipe yang lain adalah :
1. Permukaan implan yang luas sehingga tekanan permukaan terhadap tulang
lebih kecil.
2. Volume implan lebih kecil, sehingga dapat mengatasi perubahan bentuk dari
tulang rahang dengan lebih baik.
3. Volume tulang yang dibuang lebih sedikit
4. Kelenturan implan mendekati kelenturan tulang.
5. Merangsang proses pertumbuhan tulang ke dalam implan, sehingga implan
dan tulang seakan-akan menjadi satu.
6. Tegangan antara implan dan tulang lebih kecil.
3.3.3. Kelebihan Implan Tipe Solid
Menurut Schoeder, dkk, 1996, kelebihan implan tipe solid adalah :
1. Stabilitas mekanik yang baik sehingga dapat mengatasi tekanan yang besar
tanpa takut akan patahnya implan.
2. Stabilitas primer yang baik dapat dicapai dengan ulir drat yang kecil, paling
besar 0,05 mm sehingga resiko kerusakan akibat panas sewaktu insersi dapat
dikurangi.
32
-
7/29/2019 Makala Him Plant
33/51
3. Metode penanaman implan yang sederhana dengan hanya menggunakan
instrumen yang standar.
3.4. Macam-Macam Dental Implan ITI
Implan dental sistim ITI terdiri dari 2 macam implan yaitu implan tipe solid
(padat) dan implan tipe hollow (berongga), yang masing-masing dibagi lagi
berdasarkan bentuk, ukuran, kegunaan dan desain dasar (Foitzk, 1994 ; Straumann,
1995 ; Schoeder, dkk, 1996) :
3.4.1. Macam Implan Berdasarkan Bentuk
1). ImplanHollow Cylllinder(HC)
Terdiri atas dua tipe, yaitu yang bersudut 15O
dan lurus, Tipe ini didesain
khusus untuk kasus protrusive
2). ImplanHollow Screw (HS)
Dibandingkan dengan hollow cylinder implan hollow screw memiliki satu
keunggulan yaitu lebih stabil meskipun di tanam pada tulang yang memiliki
kepadatan rendah. Implan ini digunakan sebagai penyangga distal di
mandibula dan maksila, atau sebagai penyangga dari jembatan. Selain itu
juga digunakan untuk penggatian gigi tunggal dibagian premolar dan molar .
33
-
7/29/2019 Makala Him Plant
34/51
3). Implan Tipe Solid Screw (SS)
Seperti halnya hollow screw, pada implansolid screw dibutuhkan
pengeboran untuk mempersiapkan tulang sebelum implantasi. Implan solid
screw cocok untuk kasus-kasus penyangga distal baik di mandibula
maupun
di maksila .
3.4.2. Macam Implan Dental ITI Berdasarkan Ukuran
1). Ukuran kedalamam : 6 mm. 8 mm, 10 mm, 12 mm, 14 mm dqn 16 mm
2). Ukuran dianeter :
a). Hollow cylinder ; 3, 5 mm
b). Hollow screw : 4,1 mm
c). Solid screw : 4,1 mm , 3,3 mm dan 4, 8 mm
3.4.3. Macam Implan Dental ITI Berdasarkan Pemakaian
1). Standar
Digunakan untuk kondisi normal.
2). Alternatif.
Digunakan sebagai alternatif lain dri tipe standar
3). Estetik
34
-
7/29/2019 Makala Him Plant
35/51
a. Bagian TPS dinaikkan setinggi 1 mm
b. Digunakan untuk gigi anterior, agar bagian leher implan tidak terlihat jika
gusi mengalamai resesi.
4). Implan Leher Sempit
Digunakan untuk kondisi ruang yang sempit pada tulang seperti :
a). Ruang antar gigi (mesial-distal) sangat terbatas
b). Lebar tulang vestibular- oral terbatas.
Desain diutamakan untuk penggantian gigi tunggal pada lokasi insisif atas
atau bawah. Bentuk implan leher sempitr dapat dilihat pada gambar .
3.4.4. PemilihanPemakaian Dental Implan ITI
Dalam pelaksanaanya untuk memilih salah sati tipe implan, baik dalam pilihan
bentuk, ukuran panjang, dimater dan lain sebagianya harus berdasarkan analisa klinik
yang diperoleh dari berbagai pemeriksaan. Hasil pemeriksaan klinik dan radiologis
akan membantu untuk menetapkan jenis implan yang akan dipilih. Dengan demikian
pemilihan tipe implan tergantung pada kasus yang dihadapi. Pemilihan yang kurang
tepat akan berakibat pembuatan supra struktur akan mengalami kesulitan yang pada
akghirnya akan mengakibatkan hasil yang tidak memuaskan. Untuk itu pengamatan
yang seksama mulai dari seleksi pasien sampai kepada pemeriksaan harus
35
-
7/29/2019 Makala Him Plant
36/51
dilaksanakan secara hati-hati dan diperhitungkan akan terjadinya konsisi yang tidak
diinginkan.
3.4.5. Macam Implan Dental ITI Berdasarkan Desain Dasar
1). Desain Implan Satu Bagian
Digunakan untuk retensi protesa pada mandibula dengan kehilangan
keseluruhan gigi. Caranya dengan memasang beberapa implan serta
dihubungkan dengan suatu bar. Sesudah dilakukan operasi. Metode ini lebih
disukai karena sederhana dan geometrinya tidak menyulitkan. Desain satu
bagian ini terdiri dari 3 macam, yaitu: HC, HS dan SS. Dengan 5 panjang
standar yang berbeda yaitu : 8 mm, 10 mm, 12 mm, 14 mm dan 16 mm.
2). Desain Implan Dua Bagian
Desain implandua bagian terdiri dari 4 macam, yaitu : : HC, HC bersudur 15o
HS, SS, dengan panjang yang berbeda-beda, yaitu : 6 mm, 8 mm, 10 mm dan
12 mm.
Berikut ini adalah beberapa rangkuman dari berbagai macam implan dental ITI
berdasarkan ukuran, kedalaman, ukuran diameter dan kegunaannya dan juga
rangkuman pemilihan implan berdasarkan indikasinya. Pilihan ini dapat diambil
36
-
7/29/2019 Makala Him Plant
37/51
setelah segala macam pemeriksaan dan analisa kasus telah dilaksanakan sebaik-
baiknya dengan mempertimbangkan berbagai apspek yang ditemui selama
pemeriksaan.
Tabel 1. : Macam-macam implan ITI berdasarkan ukuran, kedalama, ukuran
diameter dan berdasarkan pemakaian
Kedalaman ( mm)
Standar 6 8 10 12 14
Solid screw diameter 4,1 mm
Hollow screw diamter 4,1 mm
Hollow cylinder diamter 3, 5 mm Hollow cylinder bersudut 15
o
Alternatif
Solid Screw diameter 4,1 mm
Hollow screw diamter 4,1 mm
Solid screw diamter 4,8 mm
Solid screw diamter 3,3 mm
Estetik
Solid screw diameter 4,1 mm
Solid screw diamter 3,3 mm
Hollow cylinder diameter 3,5 mm Hollow cykinder bersudut 15
o
Implan Leher Sempit
Tabel 2.Pilihan tipe implan dental ITI beserta kombinasinya yang disesauiakan
Dengan indikasi (Sumber : Schoeder, dkk, 1996)
INDIKASI Macam-macam implan dental
Anterior bawah HC, HS 1 dan 2 bagian
37
-
7/29/2019 Makala Him Plant
38/51
Lengkuing mandibula pendek HC, HS
Gighi tunggal HS 2 bagian
Implan dengan Pier-Abvutment HC, HS, SS
Maksila HC, HS 2 bagian
Tabel 3. Pilihan implan dental berdasarkan linggir alveolar (Sumber : Straumann,1955)
Lebar Ridge Pilihan Implan Diameter Luar
> 6 mm HS , SS 4,1 4,1 mm
> 5 mm HC, HS, SS 3,5 mm
5,6 mm SS, 3,3 3,3 mm
< 5 mm Augmentasi
Tabel 4. Pemilihan implan dental ITI berdsarkan kondisi tulang (Sumber :
Straumann, 1995
Indikasi / Kondisi Tulang
Implan
yang disarankan AlternatifTinggi vertical tulang >10 mm SS 4,1 (SS3,3) HS atau HC
Tinggi vertical tulang 6-10 mm HS HS ata HC
Masalah yang berkaitan dengan
parallelism dan angulasiHC
o
SS atau SS 3,3Lokasi implan dengan perforasi
kesinus maksilaris SS 4,1 (SS 3,3)
Implantasi simultan dan penem- SS 4,1
SS 3,3 HC atau HS
hanya digunakan jika
38
-
7/29/2019 Makala Him Plant
39/51
patan membran
implan hollow tidak
duiekspos.
Implantasi dan augmentasi tulangvertikal SS 4,1
3.5. Bagian Bagian Implan ITI
Implan ITI terdiri dari beberapa bagian yaitu : badan implan, Occlusal screw dan
abutment (Schoeder, 1996 ; Foitzk, 1994 : Straumann, 1995) :
Bentuk abutmentmenyesuaikan dengan estetik dan mencegah lepasnya protesa
dari abutment, maka ada beberapa macam model abutmentyaitu : solid, sistim cone
dan sistim octa
IV. IMPLANTASI SISTIM IMPLAN DENTAL ITI
Kelaziman prosedur dalam pemasangan dental implan menurut Reuther (1993),
Mc. Climpphy (1993), Larsen (1993) dan Pederson (1994) adalah : seleksi pasien,
pembedahan ( iInfra struktur), tahap prostodontik ( supra struktur), Post dental
implan( regular control) danEvaluasi akhir.
4.1. Seleksi Pasien
39
-
7/29/2019 Makala Him Plant
40/51
Beberapa ahli mengemukakan bahwa salah satu kunci keberhasilan suatu dental
implan ialah dalam seleksi pasien. Seleksi umum adalah keadaan penderita yang
betul-betul baik untuk pemasangan implan. Dalam hal ini dapat berkonsultasi dengan
ahli lain misalnya spesialis penyakit dalam.
Secara psikis, penderita harus betul-betul well motivated setelah melalui well
informed dari operator dan diwujudkan nantinya sebelum penandatanganan
Informed Concent dengan penuh kesadaran dan keyakinan . Mengenai indikasi
seleksi lokal apakah memang rahang penderita masih dalam batas-batas indikasi
dengan memperkecil kemungkionan komplikasi prosedur bedah dan distribusi beban
yang akan diterima dental implan, diharapkan sama atau mendekati seperti keadan
gigi asli . Untuk menunjang keberhasilan pemasangan suatu implan maka sebelumnya
perlu dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan pada pasien tersebut. Pemeriksaan
meliputi pemeriksaan laboratorium, klinis dan Rontgenologis secara cermat untuk
mengetahui:
4.1.1. Kesehatan penderita
Pasien implan yang berusia lanjut dan dengan kondisi penyakit istemik kronis,
misalnya diabetes mellitus yang tidak terkontrol, pasien dengan penyakit akut dan
kelainan sistemik tertentu akan mnelemahkan daya tahan tubuh pasien dan
merupakan penghalang keberhasilan implan. Untuk itu diperlukan pemeriksaan yang
seksama sehingga hasil implantasi akan diperoleh hasil yang baik
40
-
7/29/2019 Makala Him Plant
41/51
4.1.2. Kesehatan tulang rahang, gingiva dan mukosa mulut.
Umumnya pasien dengan kehilangan giginya dan akan dilakukan pemasang
implan, padsa umumnya disertai dengan oral gigiene yang buruk. Pasien dengan oral
higiene yang buruk merupakan kontra indikasi relatif terhadap pemasangan implan.
Adanya kelainan patologis pada tulang rahang dan gingiva daerah pemasangan
implan akan mempengaruhi keberhasilan oseointegrasi.
Kuantitas dan kualitas tulang rahang harus cukup baik untuk menopang
implan., sehingga implan yang dipasang akan mempunyai kestabilan yang cukup.
Sikap mental dan kooperatif pasien sangat penting dalam menunjang
keberhasilan pemasangan implan. Pasien yang tidak kooperatif bukan merupakan
calon penerima implan yang baik.
4.1.3. Indikasi Pemasangan Implan Dental
4.1.3.1. Indikasi umum :
Pemasangan implan harus dilakukan pada pasien yang mempunyai motivasi,
kooperatif dan oral higiene yang baik. Tidak ada batasan usia untuk pemasangan
implan, akan tetapi lebih baik diatas usia 16 tahun. Pemasangan implan pada usia tua
lebih baik dari pada pasien dengan usia muda.
41
-
7/29/2019 Makala Him Plant
42/51
4.1.3.2. Indikasi lokal
Faktor-faktor yang merupakan indikasi dalam pemasangan implan antara lain :
(Fonseca RJ & Walker, R.V, 1991),
a. Kehilangn gigi
b. Agenesis suatu gigi
c. Sebagai penyangga distal pada kehilangan gigi berujung bebas
d. Sebagai
e. Atrofi tulang alveolar yang agak banyak, baik pada maksila maupun
mandibula
4.1.4. Kontra Indikasi
4.1.4.1. Kontra Indikasi Umum Yang Absolut (mutlak)
Faktor-faktor yang merupakan kontra indikasi umum yang absolut ialah :
a. Usia dibawah 16 tahun
b. Gangguan hematopoesis, pembekuan darah dan sistem endokrin
c. Terapi penyakit cardiovaskuler yang resisten
d. Malignant tumor dengan prognosis buruk
e. Gangguan yang permanent pada sistem immune (HIV)
f. Gangguan mental / kepribadian yang psychopathy
4.1.4.2. Kontra Indikasi Umum Yang Relatif
Beberapa keadaan yang dikelompokkan kedalam kontra indikasi relatif, yaitu :
42
-
7/29/2019 Makala Him Plant
43/51
a. Alergi
b. Rheumatoid ringan
c. Focal infeksi yang menyeluruh
d. Penyakit - penyakit yang akut
e. Kehamilan
f. Adiksi terhadap obat, alkohol dll.
g. Adanya stress fisik
4.1.4.3. Kontra Indikasi Lokal Yang Absolut
1. Adanya penyakit di daerah rahang
2. Myoarthropathy
3. Pasien-pasien dengan kebiasaan buruk
4. Osteomelitis akut atau kronis
5.Bone deficits
6. Kondisi anatomi & topografi unfavorable dan unatferable
7. Kurangnya motivasi untuk menjaga kebersihan mulut yang baik
4.1.4.4. Kontra Indikasi Lokal Yang Relatif
1. Temporary bone deficite (misalnya setelah ekstraksi gigi atau ekstirpasi kista
2. Maxillary deficit
3. Secara topografi dan anatomi kondisinya tidak memungkinkan
43
-
7/29/2019 Makala Him Plant
44/51
Secara lokal pemeriksaan visual dan palpasi akan dijumpai keadaan-keadaan yang
dapat mengganggu pemasanagn implan misalnya jaringan lunak flabby yang
berlebihan , ridge yang sempit atau tajam, atau adanya undercut Tetapi hal-hal
tersebut akan tersamar bila jaringan lunak yang menutupi tulang sangat padat,
immobile dan tibious . Untuk berhasilnya suatu implan sebaiknya kita perhatikan
keadaan - keadaan dibawah ini misalnya :
1. Ketebalan tulang dilingual kurang lebih 1 mm dan 0,5 mm disisi facial dari
Implan
2. Jarak antara implan minimal 3 mm
3. Jarak antara implan dan nasal cavity minimal 1 mm
4. Jarak antara implan dan dasar sinus maksilaris minimal 1 mm
5. Ketinggian tulang yang adekwat ummnya dijumpai diantara nasal cavity dan
sinus masksilaris
6. Jarak antara implan dan kanalis alveolaris inferior minimal 2 mm.
4.2. Tahap pembedahan / Infra struktur
Tahap ini dikenal pula dengan tahap implantasi . Dilaksanakan setelah se-
leksi pasien dan telah dilakukan analisa secara seksama. Keadaan yang dijumpai /
didapat harus menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan implantasi. Pengamatan
44
-
7/29/2019 Makala Him Plant
45/51
klinis dan analisa data akan memberikan gambaran keberhasilan suatu implan.
Livingston R..J, 1994, mengemukakna bahwa keberhasilan suatu implan endosteal
tergantung dari berbagai faktor melipuiti seleksi dari biocompatible
material ,biomechanical design, evluasi kesehatan umum dan gigi, menepati
protokol pem -bedahan , kecakapan aplikasi prostetik dan pemeliharaan oral higene
yang baik.
Tentang teknik prosedur pembedahan dilaksanakan sesuai dengan jenis
implan yang akan dipasang. Tiap jenis implan oleh pabriknya telah ditetapkan
prosedur penanamannya termasuk alat yang dipergunakan pada prosedur
pembedahannya.
Pada umunya tahap implantasi terbagi dalam Softtissue procedutre dan
bone procedur. Pada prosedur pembedahan jaringan lunak tidak banyak adanya
perbedaan, tetapi pada tahap pemasangan implan dari masing-masing jenis sangat
berbeda baik tekniknya maupun alat-alat yang dipergunakannya.
Berikut ini hanya akan dibahas teknik implantasi dari Implan tipe solid
screw, hollow sylinderdan hollow screw.
4.2.1.Tahap pembedahan Implan Solid Screw
45
-
7/29/2019 Makala Him Plant
46/51
Tahap implantasi untuk implan solid screw 1 bagian atau 2 bagian
mempergunakan peralatan yang sama sederhananya (Foitzk, 1994). Tahapan
pembedahannya meliputi (Straumann, 1955 ; Schoeder, dkk, 1996)
1. Tahap pertama setelah dilakukan anestesi dilakukan insisi pada regio tempat
implat ditanam. Mukoperiosteum harus dipotong secara tajam dengan
menggunakan scalpel tajam dan flap mukoperiosteal harus dipisahkan dengan
hati-hati mempergunakan periosteal. Flap ditahan dengan suatu jahitan.
2. Linggir alveolar yang tajam atau sempit diratakan dengan secara hati-hati
dengan menggunakan bor bundar besar (friser) supaya permukaan tulang
menjadi datar dengan lebar yang cukup.Sebagai contoh apabila kita akan
menempatkan implan standar ITI diameter 4,1 mm, maka lebar tulang
alveolar harus memiliki lebar lebih dari 6 mm.
3. Slide gauge dipergunakan untuk memilih tempat implan suopayatepat,
ditandai dengan mata bor bundar dengan ukuran yang semakin besar secara
berurutan.
4. Pengeboran tulang smpai kedalaman yang dikehendaki dengan m,enggunakan
pilot drill diamter 2,2 mm. Selanjutnya diperlebar dengan perlahan-lahan
menggunakan ukuran diamter 2,8 mm, sampai menggunakan twist drill.
Pengeboran ini dikerjakan dengan kecepatan tidak boleh melebihi 800 rpm
dan gerakan pengeboran harus intermiten
46
-
7/29/2019 Makala Him Plant
47/51
5. Setelah tulang bersih, kedalaman dapat diukur dengan menggunakan alat ukur
kedalaman yang menggunakan kode warna yaitu depth gauge.
6. Pembentukan ulir sampai kedalaman yang ditentukan dengan menggunakan
tap dan alat pengemudi tap adalah ratchetdanguide key.
7. Ampul implan ditangani secra steril, diinsersikan pada posisi yang benar
dengan bantuan rathetdanguide key.
8. Implan ditutup dengan occlusal screw yang ukurannya harus sesuai. Occlusal
crew berfungsi sebagai pembatas daerah servikal untuk mencegah tepi luka
menutupi bahu implan yang disebabkan oleh pembengkakkan jaringan linak
selama beberapa hari setelah operasi. Juga berguna untuk mempertahankan
konfigurasi bagian dalam bahu implan yang disebabkan oleh pembengkakkan
jaringan lunak selama beberapa hari setelah operasi.
9. Melakukan penjahitan sudut-sudut luka dengan menggunakan bahan jahitan
non absorbable . Sebuah jahitan harus ditempatkan pada setiap sisi implan
untuk memastikan bahwa sudut luka akan beradaptasi terhadap implan tanpa
mengalami tekanan. Gunakan jahitan interrupted dengan hati-hati dan tidak
terlalu kencang sehingga palpila dan margin gusi tetap terjaga.
10. Pemeriksaan radiologis setelah operasi digunakan untuk memastikan apakah
implan ITI telah berada pada posisi yang tepat.
47
-
7/29/2019 Makala Him Plant
48/51
11. Selama proses penyebuhan luka, protesa yang ada untuk sementara tidak
boleh digunakan. Dipergunakan kembali setelah 2 atau 3 minggu kemudian.
12. Jahitan diangkat setelah hari ke 7 10 dan pasien diinstruksikan untuk
menlanjutkan program oral hygiene.
13. Pemeriksaan lebih lanjut dilkukan 14 21 hari setelah opersai dan kondisi
jaringan lunak harus dilihat lagi setelah 2 bulan. Gingivektomi bila perlu
dilakukan setelah 10 minggu implantasi. Bila hasil pemeriksaan
memperlihatkan bahwa implan telah mengalami oseointegrasi maka restorasi
selanjutnya dapat dilaksanakan.
4.2.2. Tahap Pembedahan ImplanHollow Cylinder
Tahap implantasi jenis hollow cylinder1 bagian atau 2 bagian hampir sama
seperti implan solid screw. Proses pengerjaannya tahap 1 dan 2 sama tetapi pada
tahap 3, preparasi mempergunakan spiral pre drillyang digunakan untuk melubangi
lapisan tulang kortikal dan harus dimasukkan kedalam lubang hingga bahu implan
dengan sudut implan yang telah direncanakan. Preparasi dilanjutkan dengan
menggunakan trephine drillyang digunakan untuk mempreparasi bagian apikal dari
lokasi implan, sehingga menghasilkan lubang tulang silindris pada bagian tengah
lokasi. Trephine drill juga dilengkapi dengan cooling ring yang diperlukan untuk
sistim pendinginan external conventional dan sistim continual internal irrigation
48
-
7/29/2019 Makala Him Plant
49/51
yang dikombinasikan dengan teknik pengeboran intermitten dan kecepatan
maksimum 800 rpm. Tahap selanjutnya sama seperti pada implan solid screw.
(Straumann, 1995)
4.2.3. Tahap Pembedahan ImplanHollow Screw
Pada implan jenis inipun pekerjaan tahap pertama hampir sama hanya ada
penambahan pekerjaan pada tahap 5 harus membentuk ulir seperti pada implansolid
screw, dengan menggunakan tap yang dimasukan kedalam lokasi implan, disertai
dengan ratchet dan guide key. Tahap selanjutnya sama seperti pada implantasi
implansolid screw.
DAFTAR PUSTAKA
Branemark. 1985. Tissue Integrated Prostehesis. Osteointegration in Clinical
Dentistry. 1 st edition. Germany : Kosel GmbH & Co.
Babbush, C.A. 1991. Dental Implan Principle and Practice. 1 st edition. United
State of America : W.B. Saunders Company.
Chong, F.A. 1987. Implantacia course handbook. Http : // Implant-Asia implanet.
Com.
Foitzk, C. 1994.,I T I Das Dental Implantat System, Schlutersche Verlagsanstalt und
Druckerei GmbH & Co, Hannover.
Fonseca R.J and Walker R.V. 1991. Oral and Maxillofacial Trauma. vol.2. Philadel-
phia-London-Toronto--Montreal-Sydney-Tokyo. : W.B. Saunders Co.
Grafelmann. H.L. 1991.Product Catalogue of easy bio-oss oraltronics implant,
49
-
7/29/2019 Makala Him Plant
50/51
Bremen (Germany) : und Vertriebs GmbH.
Hall, C. 1999.Medical Coating Technique. Http : // med.coat.html.
Lincow L.I and Minters F. Dental Implan. Can Make Your life wonderful again.
New York : Robert Speller & Sons, Publishers.
Livingstone R.J. 1994, Implan Design and its Relationship to Bone Quality.
The 1 th International Oral Implan Symp[osium. Bali-Indonesia.
Mc. Kinney, R.V. 1991.Endosteal Dental Implant. 1 st edition. Toronto : Mosby
Year Book.
Manurung, R. 1997. Tinjauan Umum Dentakl Implan.Jurnal Kedokteran Gigi.
Universitas Padjadjaran.
Reuther. J.F. 1993. Symposium of Dental Implan .Wuerzburg, Germany.
Schoeder, A., Cs. 1996. Oral Implantology, Basics ITI Hollow Cylinder System,2 nd
ed.,Georg Thieme Verlag Stuttgart,
Silver, F.H. 1994.Biomaterial Medical Device and Tissue Enginering. 2 nd edition.
Chapmant & Hall.
Spera, G. 1998 Coating Science.Medical Device and Diagnostic Industry Magazine
MDDI article. Http : // 005.html.coating material.
Starumann, 1995. Concept and Surgical Procedure, Starumann Dental, Quintessens
Verlag, Berlin.
Ucer, T.C., 1997.Implantology and Dental Surgery. Fixed Tooth Replacements with
Osseointegrated Dental Implants.Internet Downnload : // Counter. Digits.
Com/wc/-d/4/-rz/cemal Align.
Worthington, P. 1994. Osseointegration in Dentistry. 2 nd edition. Illiois :
Quintenssesnce Publihing Ltd. Co, Inc.
---------------------------
50
-
7/29/2019 Makala Him Plant
51/51
51