Makala Him Plant

download Makala Him Plant

of 51

Transcript of Makala Him Plant

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    1/51

    I. PENDAHULUAN

    Implan dental dimulai sejak abad ke 19, dikenal luas di Amerika Serikat, Swedia,

    Jepang dan beberapa negara Eropa lainnya. Sejak itu telah dilakukan berbagai

    percobaan dan penelitian untuk mencapai hasil yang maksimal dalam rehabiltasi

    fungsi pengunyahan, estetik dan fonetik. Percobaan dan penelitian yang dilakukan

    baik mengenai bahan yang digunakan, reaksi jaringan tubuh terhadap bahan implan

    ataupun mengenai bentuk, macam dan teknik penanamannya.

    Worthington, 1994 mengemukakan sejak kehilangan gigi baik yang disebabkan

    oleh karena trauma ataupun penyakit menjadi suatu yang penting dalam kehidupan

    manusia, hal ini sangat mempengaruhi segi estetik, fungsi pengunyahan dan fungsi

    fonetik, maka bukanlah suatu kejutan lagi bahwa sejarah penggantian gigi selalu

    mengalami peningkatan dalam perkembangannya . Dimulai dari zaman purbakala

    yang menunjukan banyaknya usaha yang dilakukan untuk menggantikan bagian gigi

    yang hilang dengan logam, gading, dan tulang. Abad demi abad kemajuan tersebut

    semakin meningkat, hal ini terbukti dengan meningkatnya variasi bahan yang

    digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang .

    Salah satu dampak fisiologis yang tidak dapat dihindari setelah tanggalnya

    gigi adalah terjadinya resorpsi tulang alveolar. Kecepatan resorbsi mengalami

    peningkatan yang luar biasa pada 6 bulan pertama setelah kehilangan gigi dan

    resorbsi akan berlanjut secara lambat seumur hidup .

    1

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    2/51

    Penyebab dari resorbsi tulang terbagi menjadi beberapa faktor, yaitu faktor

    anatomis, biologis dan mekanis, faktor anatomis meliputi ukuran dan bentuk dari

    lingir, tipe tulang dan jaringan tulang. Faktor biologis meliputi umur, jenis kelamin,

    keseimbangan hormon dan penyakit, sedangkan faktor mekanik meliputi tipe dari

    protesa dan gaya yang dikenakan atau diaplikasikan pada lingir alveolar (Chong,

    1997).

    Pada penelitian yang dilakukan oleh Tallgren (1966), menunjukan bahwa

    resorpsi tulang masih terjadi pada pasien yang menggunakan gigi tiruan lengkap,

    begitu pula pada pasien yang menggunakan gigi tiruan sebagian. Hal ini dapat

    mempengaruhi segi estetik dari pasien karena berkurangnya tinggi muka pasien pada

    saat pasien melakukan oklusi sentrik. Selain itu resorpsi lingir alveolar yang terjadi

    terus menerus, juga dapat menyebabkan gigi tiruan konvensional kehilangan retensi

    dan stabilitasnya .

    Pada penelitian Carlsson menunjukan bahwa pemakaian implan dental dapat

    menurunkan tingkat resorpsi tulang yang terjadi pada pemakaian gigi tiruan

    konvensional. Implan dental dapat digunakan sebagai alat rehabilitasi lingir alveolar

    yang memanfaatkan mekanisme oseointegrasi yang terjadi antara tulang rahang

    dengan permukaan implan (Chong, 1997).

    Implan dental menjadi salah satu pilihan menarik yang berkembang sangat pesat

    pada praktek kedokteran gigi. Pada dekade terakhir ini implan merupakan terapi

    2

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    3/51

    alternatif yang cocok untuk menggantikan gigi tiruan konvensional. Bagian implan

    yang tertanam dalam tulang rahang dan bagian implan yang menonjol pada jaringan

    mukosa digunakan untuk menghasilkan penjangkaran yang dapat meningkatkan

    retensi dan stabilitas pada gigi tiruan diatasnya (McKinney, 1991).

    Menurut Branemark (1987), implan dengan metoda oseointegrasinya dapat

    digunakan untuk mengatasi pasien tidak bergigi pada semua tingkatan resorbsi,

    bahkan pada keadaan resorpsi yang ekstrim dan diskontinuitas rahang atas dan rahang

    bawah dengan bantuangraftingpada tempat implan dipasang.

    Apabila implan digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang pada pasien

    dengan kehilangan sebagian gigi, baik kehilangan satu gigi maupun hampir

    keseluruhan dari gigi, maka dalam prosedur pemasangannya dapat tanpa melibatkan

    gigi yang lain. Lain halnya dengan gigi tiruan konvensional (gigi tiruan lepasan dan

    cekat), walaupun pergantiannya hanya satu gigi, tetap akan melibatkan gigi lainnya.

    Penggunaan gigi tiruan cekat akan mengalami kegagalan apabila dijumpai kerusakan

    jaringan yang luas. Implan dental dapat mengatasi keadaan tersebut.

    Implan dental dapat dibagi dalam 4 kategori, yaitu : implan endodontic,

    implan subdermal, implan subperiostealdan implan endosseous. Implan endosseous

    dapat disebut juga sebagai implan endosteal, karena implan jenis ini ditanamkan ke

    dalam tulang rahang. Yang termasuk ke dalam implan jenis ini adalah jenis sekrup,

    jenis blade dan jenis silinder. Implan endosseous hanya dapat ditanamkan bila ada

    3

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    4/51

    cukup tulang rahang, baik ketebalan maupun ketinggiannya. Implan jenis ini dapat

    terbuat dari bahan chrome cobalt, carbon, ceramic dan titanium .

    Implan endosseous dapat berdiri sendiri sebagai penyangga atau digabung

    dengan gigi asli. Implan yang berdiri sendiri lebih menguntungkan oleh karena tidak

    membutuhkan gigi asli sebagai penyangga tambahan. Penderita lebih menyukai

    implan jenis ini oleh karena dapat menghindari pengasahan gigi asli yang mungkin

    masih dalam keadaan baik. Oleh karena implan jenis ini dapat menyangga gigi tiruan

    penuh, maka dapat menjadi alternatif perawatan bagi gigi tiruan penuh lepasan yang

    konvensional .

    Implan dental merupakan salah satu cara untuk mengganti gigi yang hilang yang

    makin populer saat ini, karena diharapkan dapat mencapai fungsi pengunyahan,

    estetik dan kenyamanan yang ideal. Pada prinsipnya untuk implan dental diperlukan

    bahan yang dapat diterima oleh jaringan tubuh, cukup kuat dan dapat berfungsi

    bersama-sama dengan restorasi prostetik diatasnya ( Manurung, 1997).

    Saat ini implan dental yang sering dipergunakan dibidang kedokteran gigi

    terdapat berbagai macam sistem yang dalam cara implantasinya sangat berbeda satu

    sama lain. Demikian pula instrument yang dipergunakan sangat spesifik untuk setiap

    jenis impalan. Salah satu diantaranya adalah sistem implan I T I

    4

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    5/51

    II. TINJAUAN UMUM IMPLAN DENTAL

    2.1. Macam dental implan

    Sebenarnya sangat sulit mengklasifikasikan macam dental implan mengingat

    berbagai macam implan dental yang beredar saat ini sangat spesifik dalam hal bahan

    yang dipergunakan, bentuk implan, teknik pembuatan dan cara penanamannya.

    Hanya untuk memudahkan pemahaman dalam mengikuti perkembangan dental

    implan, maka dental implan akan dibedakan berdasarkan tempat implan diinsersikan .

    2.1.1. Berdasarkan Lokasi Jaringan Tempat Implan

    Berdasarkan letak implan ditanamkan, maka jenis implan dapat dibagi dalam:

    1). Implan Subperiosteal

    Implan jenis ini diletakkan diatas linggir tulang dan berada dibawah

    perioteum. Sering dipergunakan pada rahang yang sudah tak bergigi baik

    untuk rahang atas maupun rahang bawah.

    2). Implan Transosseus

    Implan jenis ini diletakkan menembus tulang rahang bawah dan

    penggunaanya terbatas untuk rahang bawah saja

    3). Implan Intramukosal atau Submukosal

    Implan ini ditanam pada mukosa palatum dan bentuknya menyerupai

    kancing, oleh karena itu disebut button insert. Penggunaanya hanya terbatas

    pada rahang atas yang sudah tidak bergigi.

    5

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    6/51

    4). Implan Endodontik Endosteal

    Merupakan suatu implan yang diletakkan kedalam tulang melalui saluran

    akar gigi yang sebelumnya telah dipesiapkan untuk pengisian saluran akar

    gigi. Tujuannya untuk menambah stabilitas gigi yang memiliki akar pendek,

    misalnya setelah dilakukan apikoektomi atau dapat juga dipakai pada gigi

    yang goyang.

    5). Implan Endosseus atau Endosteal

    Implan jenis ini ditanam kedalam tulang melalui gusi dan periosteum. Jenis

    ini merupakan jenis yang paling banyak dipakai dan ditolerir oleh para

    praktisi, pabrik maupun pakar yang mendalami secara Scientific & Clinical

    Forndation, yang pada dasarnya menanam implan pada alveolar dan basal

    bone . Bentuk bisa berupa rootform atau blade form.

    Menurut Branemark (1987), keuntungan yang didapat dari penggunaan implan

    endosseus ialah bahwa jenis ini dapat dilaksanakan pada pasien tidak bergigi dengan

    semua tingkatan abrosbsi, bahkan pada keadaan resorbsi yang ekstrim dengan

    bantuan grafting. Juga dapat digunakan pada pasien tidak bergigi sebagian, dari

    kehilangan satu gigi sampai keseluruhan.

    2.2 Syarat-Syarat Bahan Implan Dental

    Bahan baku untuk pembuatan implan dental yang secara umum disebut

    biomaterial, adalah suatu bahan bukan obat yang dipakai atau dimasukkan ke dalam

    6

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    7/51

    tubuh yang bertujuan untuk menambah atau mengganti fungsi jaringan tubuh atau

    organ. Menurut Reuther (1993) sifat-sifat yang harus dimiliki oleh biomaterial antara

    lain :

    1) Biokompatibel

    2) Tidak beracun.

    3) Non immunogenic.

    4) Mudah digunakan secara klinis.

    5) Tidak mahal.

    6) Memiliki kemampuan yang sama dengan gigi asli, yaitu dalam hal penyerapan

    tekanan yang diterima, akomodasi untuk pergerakan gigi, fungsi sensoris dan

    regulasi dari osteogenesis dan cementogenesis.

    7) Dapat menirukan situasi gigi asli.

    8) Non carcinogenic.

    9) Memiliki resistensi yang tinggi.

    10) Elastisitas sama dengan jaringan sekitarnya.

    11). Dapat dibuat dalam berbagai bentuk.

    Sedangkan pengertian kompatibel adalah : tidak beracun, tidak

    menimbulkan reaksi alergi, tidak menyebabkan kanker, tidak merusak jaringan, tidak

    mengganggu penyembuhan jaringan sekitar, tidak bersifat korosif dan resorptif .

    7

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    8/51

    2.3. Bahan Implan

    2.3.1. Bahan implan yang terbuat dari logam

    Jenis-jenis bahan implan logam (Pilliar dan Hasting, 1984) :

    1). Co-Base Alloys ( Co-Cr-Mo, Co-Cr-W-Ni ).

    2). Co-Ni-Base Alloys ( MP35N / Co-Ni-Cr-Mo ).

    3). 316L Stainless Steel.

    4). Ti dan Ti 6Al4V Alloys.

    5). Sistem kombinasiplasma spray coating.

    Logam dan logam paduan yang sering dipergunakan untuk implan dental

    (Babbush, 1991 ):

    1). Titanium, Tantalum.

    2). Titanium, Vanadium, Alumunium alloy.

    3). Ferum, Chromium, Nickel.

    4). Cobalt, Chromium, Molybdenum.

    Dari segi material logam Titanium dengan segala variasi lapisan permukaannya

    ( Surface coating ) menempati urutan pertama. Sukses Titanium di bidang ortopedik

    sudah tidak dibantah lagi (Branemark, 1987). Maka rasional apabila titanium juga

    bersifat biologicaly innertpada maksila dan mandibula.

    8

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    9/51

    Kebanyakan sistem implan menggunakan logam sebagai bahan dasarnya dan

    bahan logam yang sering dipergunakan adalah Titanium. Titanium dan logam

    paduannya ( Ti-Al-V ) memiliki lapisan oksida pada permukaannya. Lapisan tersebut

    akan berikatan dengan reseptor yang terdapat pada tulang dan pada area tersebut

    terjadi proses peletakan matriks tulang secara in vivo. Mekanisme inilah yang

    menjadi salah satu faktor penting dalam penggunaan titanium pada implan dental.

    2.3.2. Bahan implan bukan logam

    Bahan untuk pembuatan implan selain dari logam dan variasinya, juga terbuat

    dari bahan bukan logam antara lain :

    1). Implan yang terbuat dari plastik : Polymeric Material, Porous Polymethyl

    Methacrilate (PMMA), PMMA yang dikombinasi dengan Vitrous Carbon

    (PMMA-VC), PMMA yang dikombinasi dengan Silica

    2). Implan yang terbuat dari Carbon : Vitrous Carbon, Pyrolic Carbon atau Low

    Tempetarure Isotropic (LTI), Vapor Deposited Carbon atau Ultra Low

    Temperature Isotropic (ULTI)

    3). Implan yang terbuat dari Ceramic : Porous Ceramic, Non Porous Ceramic,

    Biodegradable (misalnya Tricalcium Phiosphat ), Non-Biodegradable

    (misalnya A 1203)

    9

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    10/51

    Sampai saat ini para ahli masih terus mengembangkan bahan implan dan berbaga

    macam variasinya.

    2.4. Kriteria Produk Implan

    Guna mencapai tingkat keamanan dan efektifitas suatu produk implan, perlu

    dilakukan suatu evaluasi dari bahan yang akan dipergunakan. Disamping itu

    diperlukan kriteria-kriteria yang dapat menentukan keberhasilan dari sebuah implan,

    antara lain (Babbush, 1991) :

    1). Model dan bentuk geometri.

    2). Tahap penanganan.

    3). Pengontrolan kualitas.

    4). Karakteristik produk implan.

    5). Karakteristik permukaan.

    6). Biokompatibel.

    7). Sterilisasi dan penyimpanan.

    2.4.1 Model dan Bentuk Geometri

    Model dan bentuk geometri memiliki dampak yang signifikan pada kesatuan

    struktur implan secara keseluruhan, dimana keseluruhan dari material yang

    10

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    11/51

    dipergunakan harus dapat menunjukkan hasil yang baik pada uji tegangan dan

    regangan.

    Model yang salah dapat mengurangi kelebihan dari salah satu bahan yang

    dipergunakan dalam produk implan. Dalam menentukan bentuk geometri produk

    implan, harus mempertimbangkan bahan yang dipergunakan dan segala sesuatu yang

    berhubungan dengan fungsi pokok dan kegunaan dari implan.

    Dalam perhitungan secara fisika-matematis pada hukum Hooks, dapat

    diterangkan adanya hubungan yang linier antara tegangan dan regangan. Hubungan

    tersebut juga menunjukkan adanya kemampuan bahan untuk kembali seperti semula

    pada uji penekanan bahan. Pada tingkatan atom sifat tersebut sangat dipengaruhi oleh

    keseimbangan dan jarak antar atom. Menurut Silver (1994) keadaan ini bisa

    didapatkan dengan cara mencampur beberapa bahan logam dan memodifikasi bahan

    logam tersebut ke dalam bentuk logam campuran (Alloy ).

    2.4.2 Tahap Penanganan

    Dalam memproduksi sebuah implan, bahan yang menjadi pilihan harus melewati

    beberapa tahap penanganan. Bahan logam murni memiliki komponen yang dapat

    mempengaruhi implan baik secara fisik, kimia maupun secara mekanis, maka bahan

    tersebut harus ditambah dengan unsur lain atau dimodifikasi ke dalam bentuk logam

    paduan.

    11

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    12/51

    2.4.3 Pengontrolan Kualitas

    Bahan implan yang akan dipergunakan, diawasi dan diatur oleh pengontrol

    kualitas (quality control). Setiap bahan yang dipergunakan harus memenuhi standar

    GMP (Good Manufacturing Practices Regulation) yang berada di bawah FDA

    (Federal Dental Association).

    Pengontrolan dan pengawasan ini juga dilakukan pada tahap penanganan,

    pengemasan dan pemberian label. Pengontrolan ini dilakukan untuk menghasilkan

    kesempurnaan sebuah produk implan.

    2.4.4 Karakteristik Produk Implan

    Karakteristik implan secara keseluruhan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu :

    1) Aspek mekanis :

    a. Modulus elastisitas.

    b. Perubahan plastis.

    c . Kekuatan regangan.

    d. Kelelahan bahan.

    e). Distribusi tekanan.

    f). Elongasi.

    2) Aspek fisik :

    12

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    13/51

    a. Kekerasan bahan .

    b. Ketahanan terhadap suhu.

    c. Kekuatan pemakaian.

    d. Densitas.

    e. Kestabilan kimia.

    f. Sifat racun.

    g. Sifat konduktif.

    2.4.5 Karakteristik Permukaan

    Permukaan yang dimiliki oleh sebuah implan merupakan dasar dari keberhasilan

    jangka pendek maupun jangka panjang dari penggunaan implan, tetapi karakteristik

    permukaan ini tidak menjamin keberhasilan penggunaan implan apabila tidak

    didukung oleh faktor lain seperti kestabilan fisik dan mekanis. Karakteristik

    permukaan implan meliputi :

    1) Energi dan tegangan permukaan.

    2) Komposisi kimia dan stabilitas secara mekanis.

    3) Ketebalan lapisan permukaan atau lapisan oksida.

    4) Muatan pada permukaan.

    5) Ketahanan terhadap korosi.

    13

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    14/51

    2.4.6 Biokompatibel

    Para ahli bersepakat bahwa untuk semua bahan yang dipergunakan untuk

    pembuatan implan harus bersifat biokompatibel. Yaitu sifat dari bahan yang tidak

    merusak jaringan tubuh dan sebaliknya bahan tersebut tidak dirusak oleh tubuh.

    Salah satu sifat ini adalah tidak bersifat racun. Efek racun dari suatu bahan dapat

    terjadi secara akut maupun secara kronis. Keracunan akut dapat secara langsung

    terjadi pada jaringan tempat implan diinsersikan , misalnya : reaksi alergi,

    pewarnaan dan nekrosis pada jaringan.

    Keracunan khronis terjadi dalam jangka waktu yang lebih lama dari pada

    keracunan akut yaitu + 2 tahun setelah implantasi.

    Efek racun ini dapat disebabkan oleh bahan itu sendiri atau dapat juga

    disebabkan oleh fraksi-fraksi dari bahan yang larut oleh cairan fisiologis rongga

    mulut. Untuk menghindari hal tersebut , perlu diketahui tentang stabilitas kimia dan

    kelarutan dari bahan yang dipergunakan. Selama ini macam implan yang dipasarkan

    telah melalui berbagai macam uji laboratorium sehingga aman untuk pemakaian

    jangka lama.

    2.4.7 Sterilisasi dan Penyimpanan

    Sterilisasi konvensional seperti : autoklaf, sterilisasi panas kering, sterilisasi

    dengan glass bead dan sterilisasi dengan ethylene oxide, dapat dipergunakan untuk

    14

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    15/51

    implan dental. Selain itu dapat juga digunakan sterilisasi lain yaitu dengan teknik

    radiasi, seperti : radiasi pancaran elektron, sinar gamma dan ultra violet.

    Setelah dilakukan sterilisasi, kemudian dilakukan penyimpanan ke dalam kotak

    atau tabung yang kedap udara, guna mempertahankan sterilitas dari implan.Tujuan

    dari kedua tahap ini adalah untuk menghindari kontaminasi mikroorganisme dan

    menghindari kerusakan dari permukaan implan, yang sangat mempengaruhi

    keberhasilan implan dental.

    2.5 Lapisan Permukaan Implan

    Lapisan permukaan implan harus dapat diterima secara baik oleh tubuh.

    Ilmu pengetahuan untuk memodifikasi tekstur permukaan telah memasuki era baru.

    Proses pelapisan generasi pertama seperti teknik pengulasan telah ditinggalkan,

    sekarang proses pelapisan telah dilengkapi oleh bahan-bahan bioaktif seperti :

    protein, agen kimia, faktor pertumbuhan dan materi-materi sejenis yang sangat

    membantu proses penyatuan permukaan implan dengan jaringan biologis (Babbush,

    1991).

    Macam-macam teknik modifikasi permukaan dan teknik pelapisan di bidang

    kedokteran (Medical Coating) antara lain : plasma deposition, physical vapour

    deposition, chemical vapour deposition, ion bombardment, ion-beam sputter

    deposition, ion beam-assisted deposition, sputtering, thermal spraying dan dipping

    15

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    16/51

    (Spera, 1998; Hall, 1999).

    2.5.1 Proses Pelapisan Dengan TeknikPlasma Spraying

    Proses pelapisan panas (thermal spraying) terdiri dari beberapa teknik, yaitu :

    flame spraying, plasma spraying dan high velocity oxy fuel. Ketiga teknik ini

    memiliki prinsip kerja yang sama (Hall, 1999).

    Plasma spraying adalah proses pelapisan panas yang menggunakan listrik

    sebagai sumber panas untuk mengionisasikan gas. Hasil dari ionisasi ini akan

    melelehkan dan menyebarkan bahan pelapis menjadi bagian dari permukaan implan.

    Bahan pelapis yang digunakan merupakan bahan berupa bubuk (keramik atau logam)

    yang disuntikkan ke dalam plasma stream (alat penghantar arus). Plasma stream

    tersebut akan melelehkan bahan pelapis dan bahan pelapis yang telah meleleh dengan

    sendirinya akan menyebar, melekat dan membentuk suatu lapisan pada permukaan .

    Titanum plasma spray coating adalah proses pelapisan logam titanium dengan

    teknik pelapisan panas (thermal spraying). Prosedur ini menggunakan gas argon yang

    dipanaskan dengan suhu rendah sebesar 220C. Proses ini akan menghasilkan suatu

    lapisan tipis dengan ketebalan 0,04 mm 0,05 mm pada permukaan implan dan

    memiliki kekuatan rekat (bonding strength) sebesar 0,5 kg/mm tanpa disertai oleh

    kelelahan logam (Hulbert, 1973 ; Babbush, 1991).

    16

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    17/51

    Pelapisan dengan TPS akan menghasilkan lapisan tipis pada permukaan implan

    sekitar 50m. Proses ini akan menghasilkan permukaan yang tidak rata dan terbukti

    dapat meningkatkan luas area permukaan. Hulbert (1973) telah berhasil membuktikan

    bahwa porositas yang terbentuk dari plasma spray coating ini tidak hanya

    meningkatkan kontak antara implan dengan tulang, tetapi juga mempengaruhi derajat

    reaksi tubuh untuk melakukan proses penyembuhan. Permukaan yang tidak rata ini

    terbukti dapat meningkatkan penjangkaran mikro antara tulang dan permukaan

    implan (Babbush, 1991).

    Pada penelitian Russell di Pacific Northwest National Lab, telah berhasil

    dikembangkan proses pelapisan permukaan yang dapat meningkatkan mineralisasi

    tulang. Teknikplasma spraying yang dikembangkan telah berhasil meningkatkan

    deposit calcium-phospat pada permukaan dari implan titanium., Proses interaksi ini

    didasari oleh teori yang sederhana, yaitu hanya dengan menempelkan lapisan

    permukaan logam dengan bahan organik. Dalam jaringan biologis, bahan logam

    (implan) yang tertanam pada jaringan tulang akan berkontak dengan matriks calcium-

    phospat melalui proses mineralisasi. Proses pelapisan dengan temperatur yang rendah

    ini dapat mengakomodasikan dan mengaktifkan faktor pertumbuhan. Adanya faktor

    pertumbuhan yang aktif di sekitar implan akan menyebabkan calcium-phospat pada

    daerah tersebut mudah untuk terdeposit pada permukaan lapisan sehingga terjadi

    17

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    18/51

    proses mineralisasi yang mengacu kepada pertumbuhan tulang. Mekanisme ini dapat

    terjadi dalam keadaan fisiologis (Spera, 1998).

    2.5.2 Keuntungan TeknikPlasma Spraying

    Bahan implan yang akan dipergunakan sering dilapisi dengan bahan lain

    terutama dengan lapisan Titanium. Proses pelapisan dengan teknikplasma spraying ,

    merupakan teknik untuk mengubah dan memodifikasi permukaan yang secara

    ekonomis dapat meningkatkan ketahanan terhadap suhu, kestabilan terhadap

    pemakaian, daya konduksi (penghantar panas), kestabilan kimia dan dapat

    memperluas permukaan . Dalam pelaksanaanya teknik plasma spraying ini ada

    beberapa macam.

    Pelapisan ini dimaksudkan antara lain untuk memperoleh permukaan implan

    yang kasar, sehigga dapat meningkatkan daya ikat implan dengan tulang. Pada

    akhirnya ikatan ini akan mampu bertahan terhadap segala jenis beban baik aksial

    maupun lateral.

    2.6 Respon Jaringan Biologis Terhadap Implan

    Respon jaringan biologis merupakan suatu reaksi yang terjadi akibat

    adanya interaksi jaringan tubuh dengan implan. Respon ini dapat berupa respon

    jaringan gusi di sekitar implan, respon jaringan tulang dan respon jaringan ikat.

    18

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    19/51

    2.6.1 Ruang Lingkup Interaksi Tubuh Dengan Implan

    Ruang lingkup reaksi-reaksi tubuh dengan implan dapat dibagi dalam 4 katagori

    utama yang dikenal sebagai 4 B dalam implantology (The four Bs of implantology)

    seperti yang terlihat pada gambar 2. Biomaterialadalah bahan yang dapat diterima

    oleh lingkungan biologis, yaitu lingkungan ditempatkannya implan. Sifat-sifat fisik

    bahan memiliki potensi untuk menjadi rusak dalam lingkungan jaringan. Konfigurasi

    permukaan dan induksi jaringan berpotensi untuk menimbulkan inflamasi dan reaksi

    penolakan. Hal-hal tersebut merupakan faktor-faktor yang penting dalam pemilihan

    bahan implan.

    Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam biomechanics adalah beban

    terhadap biomaterialdi dalam rongga mulut, seperti : distribusi tekanan pada rahang,

    kemampuan untuk menahan tekanan yang merugikan, dan kemampuan untuk

    mendukung protesa.

    Faktor yang perlu diperhatikan pada penutupan biologis (biological seal) adalah

    reaksi dan respon jaringan dan sel terhadap biomaterial yang tertanam. Reaksi dan

    respon ini sangat penting dalam perioda penyembuhan dan sangat

    mempengaruhi jangka waktu penggunaan biomaterial yang bersangkutan.

    Body serviceability adalah satu segi dalam implanologi yang memungkinkan

    dilakukannya penelitian-penelitian longitudinal ilmiah secara klinis oleh dokter gigi

    dengan parameter yang mudah dihitung dan dievaluasi (McKinney, 1991)

    19

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    20/51

    Gambar 1. The Four Bs of Implanology (McKinney, 1991).

    2.6.2 Respon Gusi di Sekitar Implan

    Setelah implan ditanamkan maka akan timbul respon jaringan baik dari jaringan

    keras ( tulang )maupun lunak (gusi atau mukosa) .Respon gusi di sekitar implan

    akan membentuk penutupan biologis diantara jaringan dan implan. Pada penelitian

    dengan scanning elektron micrograph dari sebuah implan titanium dalam tulang

    20

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    21/51

    rahang anjing mongrel, tampak jelas adanya pertumbuhan gusi disekeliling implan

    setelah pembedahan. Regenerasi gusi cekat yang terjadi disekeliling implan post

    akan menghasilkan lapisan perlindungan antara rongga mulut dan lingkungan internal

    dari rahang.

    Prosedur pembedahan dalam rongga mulut kemungkinan akan merusak epitel

    gusi dan struktur sekitanya, baik gusi cekat ataupun mukosa alveolar. Pada waktu

    perioda penyembuhan akan terbentuk margin gusi bebas beserta sulkus gusi yang

    bebas. Sel-sel epitel gusi pada sulkus gusi mengalami pemulihan dengan membentuk

    sel-sel epitel baru. Sel-sel epitel yang membentuk sulkus ini berada dalam kontak

    dengan permukaan implan pada bagian dasar pada sulkus gusi yang baru. Disamping

    itu juga terbentukpseudopodia dari sel-sel yang berkontak dengan permukaan

    implan. Reaksi dan respon penyembuhan disekeliling implan oleh sel-sel epitel gusi

    ini sangat serupa dengan yang terjadi disekeliling gigi alami setelah pembedahan

    periodontal (McKinney , 1991).

    2.6.3 Respon Jaringan Tulang di Sekitar Implan

    Kemampuan tulang untuk melakukan regenerasi adalah sangat besar. Tulang

    akan beregenerasi disekitar tonjolan dan lekukan dari implan tipe sekrup atau melalui

    pori-pori dari implan tipe blade dan cekungan dari implan tipe root form, seperti yang

    terlihat pada gambar 3. Tulang merupakan jaringan yang mudah beradaptasi dengan

    21

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    22/51

    banyak jenis biomaterial dari kedokteran gigi termasuk polymethyl methacrylate,

    stainless steel, Vitalium, titanium, dan keramik.

    Jaringan tulang yang langsung tumbuh disekeliling implan menimbulkan suatu

    fenomena yang disebut sebagai osseointegration atau osteointegration. Selain itu juga

    dikenal istilah direct bone interface atau interaksi langsung permukaan tulang dengan

    implan.

    Secara radiografis permukaan tulang kortikal merupakan struktur yang menyatu

    di sekeliling akar implan melalui direct bone interface atau mekanisme

    osseointegration. Pada gambaran radiografis akan tampak seolah-olah implan

    dikelilingi oleh tulang kortikal, tetapi pada kenyataannya tidaklah demikian. Bagian

    dari implan yang didukung oleh tulang kortikal hanya sepertiga bagian atas dari

    bagian akar implan. Pada umumnya dukungan tulang kortikal ini hanyalah sepertiga

    sampai dengan setengah panjang dari permukaan akar implan, selebihnya permukaan

    implan endoosseous ini akan didukung oleh tulang trabekular.

    Penemuan lain yang menarik dari penelitian histologis yang telah dilakukan ialah

    bahwa implan yang diinsersikan akan mengalami penyembuhan dengan direct bone

    interface di sekitar implan. Pada lokasi tersebut terlihat adanya suatu proses

    remodelingtulang secara aktif dua sampai empat bulan setelah implantasi atau selama

    perioda penyembuhan dan setelah tahap supra struktur atau penempatan protesa

    (McKinney , 1991).

    22

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    23/51

    Gambar 2. Gambaran Mekanisme Oseointegrasi pada Implan TipeBlade

    (Grafelmann,1994).

    2.6.4 Respon Jaringan Ikat di Sekitar Implan

    Suatu direct bone interface tidak selalu diperoleh pada saat pemasangan implan

    Seringkali suatu area dari implan dikelilingi oleh jaringan ikat yaitu kolagen setelah

    perioda penyembuhan. Berkas-berkas kolagen ini akan membentang dari tulang ke

    tubuh implan dan membentuk peri-implan ligament di sekeliling implan yang

    memiliki morfologi serupa dengan ligamentum periodontal.

    23

    Gigi tiruan

    Abutment head

    Regenerasi tulang melalui

    pori-pori pada tubuh blade

    implan

    Jaringan gusi

    Kapiler baru

    Blade implan dengan

    TPS coating

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    24/51

    Weiss menganggap bahwa keberadaan peri-implan ligamentitu adalah sebuah

    konsep yang penting bagi pemeliharaan implan tipe root form dan tipe blade dari

    endoosteal implan. Respon jaringan dengan fibro-osseous integration ini memiliki

    peranan sebagai shock absorbingyang pada gambaran radiografis akan menunjukkan

    garis radiolusen tipis disekeliling implan dan dapat menggantikan fungsi dari

    ligamentum periodontal (McKinney, 1991).

    III. SISTIM IMPLAN DENTAL ITI

    Sistim implan dental ITI saat ini merupakan sistim yang paling banyak

    dipergunakan di Indonesia. Sistim ini memiliki berbagai keunggulan, baik dari segi

    bahan implan, bentuk maupun dalam bervariasinya tipe yang dipergunakan

    Jenis implan ini memergunakan bahan implan berasal dari Titanium dengan

    berbagai variasi coating nya. Material ini cukup kuat dan dapat diterima oleh tubuh

    manusia (Ucer, 1997).

    3.1. Sejarah Perkembangan Implan Dental ITI

    Dental implanology berkembang parallel dengan perkembangan metoda operasi

    patah tulang dan endoprotesa. Pada awal tahun 1960 telah terbentuk sebuah tim kerja

    osteosintesa yang dipelopori oleh Dr. Fritz Straumann dan Prof. Andre Schoeder,

    yang mempelopori inplan dental. Mereka pertamakali mencoba implan metal pada

    24

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    25/51

    kera. Hasilnya terbukti biokompatibel dan oseointegrasi implan dental terjadi pada

    rahang yang sama pada tulang panjang. Untuk mengkoordinasi tim kerja osteosintesa

    maka terbentuk grup khusus yang menangani implan denta yaitu grup ITI (Foitzk,

    1994) yang merupakan singkatan dari InternationalTeam For OralImplanology .

    Saat ini ITI mempunyai anggota lebih dari 200 orang dari seluruh dunia dan

    kelompok ini terbentuk pada tahun 1980 (Schroeder, dkk, 1996). Tim ini terdiri atas

    dokter gigi, ahli bedah mulut dan maksilofasial, ahli teknik, ahli anatomi, ahli fisika.

    Ahli metal, dental tekniker dan ahli-ahli lainnya, yang berdedikasi untuk

    mengembangkan lebih lanjut oral implanology. Tim ini murni berorientasi keilmuan

    yang bekerja tanpa pemikiran mencari untung (Straumann, 1995).

    Prinsip-prinsip yang mendasari sistim ITI mulai dikembangkan pada awal tahun

    l970 an oleh Conservation Dentistry Departement dari University of Berne

    Switzerland. Prinsip-prinsip ini telah diterapkan dengan sukses dan

    didokumentasikan secara klinis sejak tahun 1974. Kemudian kerja sama dilakukan

    dengan tim internasional untuk oral implanologi yang telah menghasilkan sistim

    implan endosteal yang kita kenal saat ini. Sistim ini telah terbukti baik dan masih

    dikembangkan lebih lanjut (Straumann, 1955).

    3.2. Spesifikasi Implan Dental ITI

    3.2.1. Menggunakan sistim terbuka (Open Transmucosal System)

    25

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    26/51

    Secata teoritis ada dua kemungkinan sistim dalam mendesain suatu implan,

    yaitu :

    1). Sistim tertutup (closed mucosal system).

    Pada sistim ini bagian utama implan tertanam dalam tulang, sehingga

    dibutuhkan operasi kedua untuk memasang bagian gigi tiruan.

    2). Sistim terbuka (open transmukosal system)

    Pada sistim ini bagian utama implan berada diatas permukaan tulang dengan

    ketinggian sekitar 3 mm sehingga jaringan lunak mengelilingi bagian leher implan.

    Implan ITI menggunakan sistim terbuka karena beberapa alasan yaitu ;

    1. Operasi tulang tidak dibutuhkan untuk memasang gigi tiruan. Proses

    pemasangan gigi tiruan dilakukan dalam kondisi yang optimum karena tidak

    adanya gangguan dari darah atau sisa jaringan yang dipotong pasa saat operasi

    kedua.

    2. Jaringan lunak sebagai penutup disekitar implan telah terbentuk lama

    sebelumnya dan tidak terbuka lagi oleh operasi ulang sehingga kondisi

    implan lebih stabil. Ruang diantara bagian utama implan dan bagian protesa

    gigi berada diatas jaringan lunak sehingga akan menimbulkan efek samping

    seperti infeksi.

    3. Hubungan antara implan dan abutment pada sistim terbuka memiliki

    hubungan mekanik yang lebih baik dibandingkan dengan sistim tertutup.

    26

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    27/51

    4. Hanya diperlukan satu kali operasi saja dengan demikian akan bisa

    menghemat biya.

    3.2.2. Bahan Implan Dental ITI

    Semua implan dental ITI terbuat dari Titanium grade 4 yang memiliki lapisan

    oksida dan besi lebih banyak dibandingkan dengan Titanium grade 1 sampai 3,

    sehingga secara mekanis implan jenis ini lebih kuat dibandingkan dengan grade yang

    lebih rendah (Straumann, 1995) Pada umumnya Titanium dinyatakan inert dengan

    jaringan tubuh, tidak beraksi dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini terjadi karena

    lapisan oksida pada permukaan Titanium akan terbentuk dengan sendirinya ketika

    Titanium bersentuhan dengan udara, air atau elektrolit yang lain. Lapisan oksida ini

    adalah mineral yang sangat kuat dan memiliki daya tahan yang tinggi terhadap reaksi

    kimia. Tiatanium memiliki sifat yang lebih kuat dan lebih lentur dari denti maupun

    tulang, sehingga implan Titanium dapat menahan beban yang berat (Schoeder, dkk,

    1996). Lapisan oksida pada permukaan implan juga diyakini merupakan bentuk

    biokompatibel yang baik sehingga menghasilkan oseointegrasi (Bethesda, 1998).

    Ada beberapa alasan yang kuat bahwa Titanium merupakan bahan yang ideal

    unutk implan dental, yaitu (Schoider, dkk, 1996) :

    1. Titanium adalah logam reaktif, artinya baik diudara, air maupun bahan

    elektrolit lainnya, Titanium akan membentuk oksida yang secara spontan

    terbentuk dipermukaan logam tersebut. Oksida ini merupakan salah satu jenis

    27

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    28/51

    mineral yang paling resisten yang pernah dikenal. Oksida ini membentuk

    lapisan tebal dan dapat melindungi logam dari serangan kimia termasuk

    diantaranya serangan kimia yang terdapat dalam cairan tubuh.

    2. Titanium memiliki sifat inert dalam jaringan. Lapisan oksida yang berkontak

    dengan jaringan tidak dapat larut, yang berarti tidak ada ion yang dilepas

    sehingga tidak mungkin timbul reaksi dengan molekul organic.

    3. Titanium memiliki sifat-sifat mekanis yang baik. Kekuatan tahanan terhadap

    daya rentang mendekati stainless steel dan Titanium juga jauh lebih kuat

    dibandingkan dengan tulang kortikal atau dentin, sehingga implan dental

    dapat memiliki bentuk yang lebih ramping tetapi mempu menahan beban yang

    besar. Hal lain yang juga sangat pentingnya adalah bahwa logam ini sangat

    kuat dan mudah dibentuk, sehingga tidak sensitif terhadap tekanan beban dan

    memungkinkan sebuah implan dapat menerima beban tanpa mengalami

    kerusakan.

    4. Titanium tidak bersifat pasif terhadap jaringan dan tulang tumbuh pada

    permukaan yang kasar dan menyatu dengan logam tersebut dalam satu reaksi

    yang biasanya hanya terjadi pada bahan-bahan yang bersifat bioaktif.

    Pengikatan ini sering disebut oseointegrasi.

    3.2.3. Pelapisan Titanium Plasma Spray (TPS)

    28

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    29/51

    Bagian endosseous dari semua implan ITI meiliki lapisan titanium plasma spray,

    suatu lapisan plasma Titanium mikroporous yang memiliki kekasaran permukaan

    sekitar 15 m dengan tebal lapisan 20 30 m. Permukaan lapisan ini bersifat kasar

    dalam bentuk membundar dan meskipun berpori-pori tetap berkesinambungan.

    Alasan pelapisan ini adalah untuk memperoleh permukaan implan yang kasar

    dan akan meningkatkan daya ikat implan dengan tulang. Ikatan antara tulang dan

    implan akan terbentuk sekitar 100 hari setelah penanaman. Dengan adanya ikatan ini,

    implan akan tahan terhadap segala jenis beban seperti beban aksial dan beban lateral.

    Berdasarkan hasil riset Schoeder, dkkk, besar beban lateral 20 kg dan beban aksial

    400 kg. Sifat lapisan ini sama dengan sifat Titanium itu sendiri, tetapi dibandingkan

    dengan permukaan Titanium yang halus.

    TPS memiliki keunggulan yaitu (Straumann, 1995 ; Schoeder, dkk, 1966) :

    1. Mempercepat pertumbuhan tulang pada awal tahap penyembuhan

    2. Meningkatkan luas permukaan implan yang berkontak dengan tulang

    3. Meningkatkan kekuatan ikatan antara implan dan tulang

    3.2.4. Leher Implan Yang Dibuat Halus

    Implan ITI memiliki permukaan yang halus untuk bagian atas (leher) yang

    bersentuhan dengan jaringan lunak dan permukaan kasar untuk bagian bawah (badan)

    29

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    30/51

    yang bersentuhan dengan tulang. Konsep ini dibuat agar kestabilan implan dalam

    tulang akan lebih baik.

    3.2.5. Konsep SambunganMorse Taper Abutment

    Sambungan ini dapat digunakan dengan semua jenis abutment, dengan demikian

    dapat dipastikan bahwa semua komponen bersifat saling sesuai. Keuntungan dari

    sambungan macam ini dibutuhkan daya gerak yang lebih besar untuk membuka

    abutmentdibandingkan untuk menutupnya sehingga abutment tidak mudah berputar

    dan jika dibandingkan dengan sekrup standar, sambungan ini dapat bertahan terhadap

    torsi 4 kali lebih besar dari yang dapat ditahan oleh sambungan standar. Fungsi dari

    sambungan morse taper abutment, adalah untuk menghilangkan beban terhadap ulir

    drat dari abutment(Straumannn, 1955, dkk, 1966).

    3.2.6. Integrasi Jaringan Yang Baik

    Untuk memperioleh integrasi jaringan yang baik maka syarat-syarat yang harus

    dipenuhi terlebih dahulu adalah :

    1). Materi implan yang bioinert

    2). Daerah implan harus dipreparasi secata tepat dengan kecepatan pengeboran

    yang pelan, menggunakan alat yang tajam dan memenuhi standar, cairan salin

    yang banyak untuk proses pendinginan supaya jaringan terjaga keutuhannya.

    30

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    31/51

    3). Jaringan lunak harus beradaptasi secara tepat

    4). Disarankan untuk menjalani periode penyembuhan sekurang-kurangnya 3

    bulan tanpa ada gangguan apapun dan sebaiknya hindari beban fungsional

    yang terlalu berat.

    5). Kesehatan dan kebersihan mulut harus baik.

    6). Kesesuaian yang optimum antara implan dan tulang yang setelah dibor untuk

    mencapai stabilitas.

    3.3. Kelebihan Dental Implan ITI

    3.3.1. Menurut Schoeder, dkk, 1966, sifat-sifat unggul dari sistim implan ITI secara

    umum adalah :

    1. Terdapat beberapa macam pilihan implan sesuai dengan kebutuhan pasien

    yang tergantung dari kualitas dan kuantitas tulang

    2. Perangkat peralatan yang standar untuk preparasi lokasi implan, dapat

    digunakan pada semua macam dental implan ITI

    3. Kepala implan dibuat seragam dan stadar, baik dalam ukuran maupun,

    desain, sehingga perlengkapan alat-alat dapat digunakan pada semua

    macamimplan ITI.

    4. abutment dan perlengkapan gigi tiruan yang standar sehingga dapat digunakan

    pada semua macam implan ITI

    31

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    32/51

    3.3.2. Kelebihan implan TipeHollow dengan Titanium Plasma Spray (TPS)

    Kelebihan implan hollow dengan Titanium plasma spray dibandingkan dengan

    tipe yang lain adalah :

    1. Permukaan implan yang luas sehingga tekanan permukaan terhadap tulang

    lebih kecil.

    2. Volume implan lebih kecil, sehingga dapat mengatasi perubahan bentuk dari

    tulang rahang dengan lebih baik.

    3. Volume tulang yang dibuang lebih sedikit

    4. Kelenturan implan mendekati kelenturan tulang.

    5. Merangsang proses pertumbuhan tulang ke dalam implan, sehingga implan

    dan tulang seakan-akan menjadi satu.

    6. Tegangan antara implan dan tulang lebih kecil.

    3.3.3. Kelebihan Implan Tipe Solid

    Menurut Schoeder, dkk, 1996, kelebihan implan tipe solid adalah :

    1. Stabilitas mekanik yang baik sehingga dapat mengatasi tekanan yang besar

    tanpa takut akan patahnya implan.

    2. Stabilitas primer yang baik dapat dicapai dengan ulir drat yang kecil, paling

    besar 0,05 mm sehingga resiko kerusakan akibat panas sewaktu insersi dapat

    dikurangi.

    32

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    33/51

    3. Metode penanaman implan yang sederhana dengan hanya menggunakan

    instrumen yang standar.

    3.4. Macam-Macam Dental Implan ITI

    Implan dental sistim ITI terdiri dari 2 macam implan yaitu implan tipe solid

    (padat) dan implan tipe hollow (berongga), yang masing-masing dibagi lagi

    berdasarkan bentuk, ukuran, kegunaan dan desain dasar (Foitzk, 1994 ; Straumann,

    1995 ; Schoeder, dkk, 1996) :

    3.4.1. Macam Implan Berdasarkan Bentuk

    1). ImplanHollow Cylllinder(HC)

    Terdiri atas dua tipe, yaitu yang bersudut 15O

    dan lurus, Tipe ini didesain

    khusus untuk kasus protrusive

    2). ImplanHollow Screw (HS)

    Dibandingkan dengan hollow cylinder implan hollow screw memiliki satu

    keunggulan yaitu lebih stabil meskipun di tanam pada tulang yang memiliki

    kepadatan rendah. Implan ini digunakan sebagai penyangga distal di

    mandibula dan maksila, atau sebagai penyangga dari jembatan. Selain itu

    juga digunakan untuk penggatian gigi tunggal dibagian premolar dan molar .

    33

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    34/51

    3). Implan Tipe Solid Screw (SS)

    Seperti halnya hollow screw, pada implansolid screw dibutuhkan

    pengeboran untuk mempersiapkan tulang sebelum implantasi. Implan solid

    screw cocok untuk kasus-kasus penyangga distal baik di mandibula

    maupun

    di maksila .

    3.4.2. Macam Implan Dental ITI Berdasarkan Ukuran

    1). Ukuran kedalamam : 6 mm. 8 mm, 10 mm, 12 mm, 14 mm dqn 16 mm

    2). Ukuran dianeter :

    a). Hollow cylinder ; 3, 5 mm

    b). Hollow screw : 4,1 mm

    c). Solid screw : 4,1 mm , 3,3 mm dan 4, 8 mm

    3.4.3. Macam Implan Dental ITI Berdasarkan Pemakaian

    1). Standar

    Digunakan untuk kondisi normal.

    2). Alternatif.

    Digunakan sebagai alternatif lain dri tipe standar

    3). Estetik

    34

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    35/51

    a. Bagian TPS dinaikkan setinggi 1 mm

    b. Digunakan untuk gigi anterior, agar bagian leher implan tidak terlihat jika

    gusi mengalamai resesi.

    4). Implan Leher Sempit

    Digunakan untuk kondisi ruang yang sempit pada tulang seperti :

    a). Ruang antar gigi (mesial-distal) sangat terbatas

    b). Lebar tulang vestibular- oral terbatas.

    Desain diutamakan untuk penggantian gigi tunggal pada lokasi insisif atas

    atau bawah. Bentuk implan leher sempitr dapat dilihat pada gambar .

    3.4.4. PemilihanPemakaian Dental Implan ITI

    Dalam pelaksanaanya untuk memilih salah sati tipe implan, baik dalam pilihan

    bentuk, ukuran panjang, dimater dan lain sebagianya harus berdasarkan analisa klinik

    yang diperoleh dari berbagai pemeriksaan. Hasil pemeriksaan klinik dan radiologis

    akan membantu untuk menetapkan jenis implan yang akan dipilih. Dengan demikian

    pemilihan tipe implan tergantung pada kasus yang dihadapi. Pemilihan yang kurang

    tepat akan berakibat pembuatan supra struktur akan mengalami kesulitan yang pada

    akghirnya akan mengakibatkan hasil yang tidak memuaskan. Untuk itu pengamatan

    yang seksama mulai dari seleksi pasien sampai kepada pemeriksaan harus

    35

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    36/51

    dilaksanakan secara hati-hati dan diperhitungkan akan terjadinya konsisi yang tidak

    diinginkan.

    3.4.5. Macam Implan Dental ITI Berdasarkan Desain Dasar

    1). Desain Implan Satu Bagian

    Digunakan untuk retensi protesa pada mandibula dengan kehilangan

    keseluruhan gigi. Caranya dengan memasang beberapa implan serta

    dihubungkan dengan suatu bar. Sesudah dilakukan operasi. Metode ini lebih

    disukai karena sederhana dan geometrinya tidak menyulitkan. Desain satu

    bagian ini terdiri dari 3 macam, yaitu: HC, HS dan SS. Dengan 5 panjang

    standar yang berbeda yaitu : 8 mm, 10 mm, 12 mm, 14 mm dan 16 mm.

    2). Desain Implan Dua Bagian

    Desain implandua bagian terdiri dari 4 macam, yaitu : : HC, HC bersudur 15o

    HS, SS, dengan panjang yang berbeda-beda, yaitu : 6 mm, 8 mm, 10 mm dan

    12 mm.

    Berikut ini adalah beberapa rangkuman dari berbagai macam implan dental ITI

    berdasarkan ukuran, kedalaman, ukuran diameter dan kegunaannya dan juga

    rangkuman pemilihan implan berdasarkan indikasinya. Pilihan ini dapat diambil

    36

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    37/51

    setelah segala macam pemeriksaan dan analisa kasus telah dilaksanakan sebaik-

    baiknya dengan mempertimbangkan berbagai apspek yang ditemui selama

    pemeriksaan.

    Tabel 1. : Macam-macam implan ITI berdasarkan ukuran, kedalama, ukuran

    diameter dan berdasarkan pemakaian

    Kedalaman ( mm)

    Standar 6 8 10 12 14

    Solid screw diameter 4,1 mm

    Hollow screw diamter 4,1 mm

    Hollow cylinder diamter 3, 5 mm Hollow cylinder bersudut 15

    o

    Alternatif

    Solid Screw diameter 4,1 mm

    Hollow screw diamter 4,1 mm

    Solid screw diamter 4,8 mm

    Solid screw diamter 3,3 mm

    Estetik

    Solid screw diameter 4,1 mm

    Solid screw diamter 3,3 mm

    Hollow cylinder diameter 3,5 mm Hollow cykinder bersudut 15

    o

    Implan Leher Sempit

    Tabel 2.Pilihan tipe implan dental ITI beserta kombinasinya yang disesauiakan

    Dengan indikasi (Sumber : Schoeder, dkk, 1996)

    INDIKASI Macam-macam implan dental

    Anterior bawah HC, HS 1 dan 2 bagian

    37

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    38/51

    Lengkuing mandibula pendek HC, HS

    Gighi tunggal HS 2 bagian

    Implan dengan Pier-Abvutment HC, HS, SS

    Maksila HC, HS 2 bagian

    Tabel 3. Pilihan implan dental berdasarkan linggir alveolar (Sumber : Straumann,1955)

    Lebar Ridge Pilihan Implan Diameter Luar

    > 6 mm HS , SS 4,1 4,1 mm

    > 5 mm HC, HS, SS 3,5 mm

    5,6 mm SS, 3,3 3,3 mm

    < 5 mm Augmentasi

    Tabel 4. Pemilihan implan dental ITI berdsarkan kondisi tulang (Sumber :

    Straumann, 1995

    Indikasi / Kondisi Tulang

    Implan

    yang disarankan AlternatifTinggi vertical tulang >10 mm SS 4,1 (SS3,3) HS atau HC

    Tinggi vertical tulang 6-10 mm HS HS ata HC

    Masalah yang berkaitan dengan

    parallelism dan angulasiHC

    o

    SS atau SS 3,3Lokasi implan dengan perforasi

    kesinus maksilaris SS 4,1 (SS 3,3)

    Implantasi simultan dan penem- SS 4,1

    SS 3,3 HC atau HS

    hanya digunakan jika

    38

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    39/51

    patan membran

    implan hollow tidak

    duiekspos.

    Implantasi dan augmentasi tulangvertikal SS 4,1

    3.5. Bagian Bagian Implan ITI

    Implan ITI terdiri dari beberapa bagian yaitu : badan implan, Occlusal screw dan

    abutment (Schoeder, 1996 ; Foitzk, 1994 : Straumann, 1995) :

    Bentuk abutmentmenyesuaikan dengan estetik dan mencegah lepasnya protesa

    dari abutment, maka ada beberapa macam model abutmentyaitu : solid, sistim cone

    dan sistim octa

    IV. IMPLANTASI SISTIM IMPLAN DENTAL ITI

    Kelaziman prosedur dalam pemasangan dental implan menurut Reuther (1993),

    Mc. Climpphy (1993), Larsen (1993) dan Pederson (1994) adalah : seleksi pasien,

    pembedahan ( iInfra struktur), tahap prostodontik ( supra struktur), Post dental

    implan( regular control) danEvaluasi akhir.

    4.1. Seleksi Pasien

    39

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    40/51

    Beberapa ahli mengemukakan bahwa salah satu kunci keberhasilan suatu dental

    implan ialah dalam seleksi pasien. Seleksi umum adalah keadaan penderita yang

    betul-betul baik untuk pemasangan implan. Dalam hal ini dapat berkonsultasi dengan

    ahli lain misalnya spesialis penyakit dalam.

    Secara psikis, penderita harus betul-betul well motivated setelah melalui well

    informed dari operator dan diwujudkan nantinya sebelum penandatanganan

    Informed Concent dengan penuh kesadaran dan keyakinan . Mengenai indikasi

    seleksi lokal apakah memang rahang penderita masih dalam batas-batas indikasi

    dengan memperkecil kemungkionan komplikasi prosedur bedah dan distribusi beban

    yang akan diterima dental implan, diharapkan sama atau mendekati seperti keadan

    gigi asli . Untuk menunjang keberhasilan pemasangan suatu implan maka sebelumnya

    perlu dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan pada pasien tersebut. Pemeriksaan

    meliputi pemeriksaan laboratorium, klinis dan Rontgenologis secara cermat untuk

    mengetahui:

    4.1.1. Kesehatan penderita

    Pasien implan yang berusia lanjut dan dengan kondisi penyakit istemik kronis,

    misalnya diabetes mellitus yang tidak terkontrol, pasien dengan penyakit akut dan

    kelainan sistemik tertentu akan mnelemahkan daya tahan tubuh pasien dan

    merupakan penghalang keberhasilan implan. Untuk itu diperlukan pemeriksaan yang

    seksama sehingga hasil implantasi akan diperoleh hasil yang baik

    40

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    41/51

    4.1.2. Kesehatan tulang rahang, gingiva dan mukosa mulut.

    Umumnya pasien dengan kehilangan giginya dan akan dilakukan pemasang

    implan, padsa umumnya disertai dengan oral gigiene yang buruk. Pasien dengan oral

    higiene yang buruk merupakan kontra indikasi relatif terhadap pemasangan implan.

    Adanya kelainan patologis pada tulang rahang dan gingiva daerah pemasangan

    implan akan mempengaruhi keberhasilan oseointegrasi.

    Kuantitas dan kualitas tulang rahang harus cukup baik untuk menopang

    implan., sehingga implan yang dipasang akan mempunyai kestabilan yang cukup.

    Sikap mental dan kooperatif pasien sangat penting dalam menunjang

    keberhasilan pemasangan implan. Pasien yang tidak kooperatif bukan merupakan

    calon penerima implan yang baik.

    4.1.3. Indikasi Pemasangan Implan Dental

    4.1.3.1. Indikasi umum :

    Pemasangan implan harus dilakukan pada pasien yang mempunyai motivasi,

    kooperatif dan oral higiene yang baik. Tidak ada batasan usia untuk pemasangan

    implan, akan tetapi lebih baik diatas usia 16 tahun. Pemasangan implan pada usia tua

    lebih baik dari pada pasien dengan usia muda.

    41

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    42/51

    4.1.3.2. Indikasi lokal

    Faktor-faktor yang merupakan indikasi dalam pemasangan implan antara lain :

    (Fonseca RJ & Walker, R.V, 1991),

    a. Kehilangn gigi

    b. Agenesis suatu gigi

    c. Sebagai penyangga distal pada kehilangan gigi berujung bebas

    d. Sebagai

    e. Atrofi tulang alveolar yang agak banyak, baik pada maksila maupun

    mandibula

    4.1.4. Kontra Indikasi

    4.1.4.1. Kontra Indikasi Umum Yang Absolut (mutlak)

    Faktor-faktor yang merupakan kontra indikasi umum yang absolut ialah :

    a. Usia dibawah 16 tahun

    b. Gangguan hematopoesis, pembekuan darah dan sistem endokrin

    c. Terapi penyakit cardiovaskuler yang resisten

    d. Malignant tumor dengan prognosis buruk

    e. Gangguan yang permanent pada sistem immune (HIV)

    f. Gangguan mental / kepribadian yang psychopathy

    4.1.4.2. Kontra Indikasi Umum Yang Relatif

    Beberapa keadaan yang dikelompokkan kedalam kontra indikasi relatif, yaitu :

    42

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    43/51

    a. Alergi

    b. Rheumatoid ringan

    c. Focal infeksi yang menyeluruh

    d. Penyakit - penyakit yang akut

    e. Kehamilan

    f. Adiksi terhadap obat, alkohol dll.

    g. Adanya stress fisik

    4.1.4.3. Kontra Indikasi Lokal Yang Absolut

    1. Adanya penyakit di daerah rahang

    2. Myoarthropathy

    3. Pasien-pasien dengan kebiasaan buruk

    4. Osteomelitis akut atau kronis

    5.Bone deficits

    6. Kondisi anatomi & topografi unfavorable dan unatferable

    7. Kurangnya motivasi untuk menjaga kebersihan mulut yang baik

    4.1.4.4. Kontra Indikasi Lokal Yang Relatif

    1. Temporary bone deficite (misalnya setelah ekstraksi gigi atau ekstirpasi kista

    2. Maxillary deficit

    3. Secara topografi dan anatomi kondisinya tidak memungkinkan

    43

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    44/51

    Secara lokal pemeriksaan visual dan palpasi akan dijumpai keadaan-keadaan yang

    dapat mengganggu pemasanagn implan misalnya jaringan lunak flabby yang

    berlebihan , ridge yang sempit atau tajam, atau adanya undercut Tetapi hal-hal

    tersebut akan tersamar bila jaringan lunak yang menutupi tulang sangat padat,

    immobile dan tibious . Untuk berhasilnya suatu implan sebaiknya kita perhatikan

    keadaan - keadaan dibawah ini misalnya :

    1. Ketebalan tulang dilingual kurang lebih 1 mm dan 0,5 mm disisi facial dari

    Implan

    2. Jarak antara implan minimal 3 mm

    3. Jarak antara implan dan nasal cavity minimal 1 mm

    4. Jarak antara implan dan dasar sinus maksilaris minimal 1 mm

    5. Ketinggian tulang yang adekwat ummnya dijumpai diantara nasal cavity dan

    sinus masksilaris

    6. Jarak antara implan dan kanalis alveolaris inferior minimal 2 mm.

    4.2. Tahap pembedahan / Infra struktur

    Tahap ini dikenal pula dengan tahap implantasi . Dilaksanakan setelah se-

    leksi pasien dan telah dilakukan analisa secara seksama. Keadaan yang dijumpai /

    didapat harus menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan implantasi. Pengamatan

    44

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    45/51

    klinis dan analisa data akan memberikan gambaran keberhasilan suatu implan.

    Livingston R..J, 1994, mengemukakna bahwa keberhasilan suatu implan endosteal

    tergantung dari berbagai faktor melipuiti seleksi dari biocompatible

    material ,biomechanical design, evluasi kesehatan umum dan gigi, menepati

    protokol pem -bedahan , kecakapan aplikasi prostetik dan pemeliharaan oral higene

    yang baik.

    Tentang teknik prosedur pembedahan dilaksanakan sesuai dengan jenis

    implan yang akan dipasang. Tiap jenis implan oleh pabriknya telah ditetapkan

    prosedur penanamannya termasuk alat yang dipergunakan pada prosedur

    pembedahannya.

    Pada umunya tahap implantasi terbagi dalam Softtissue procedutre dan

    bone procedur. Pada prosedur pembedahan jaringan lunak tidak banyak adanya

    perbedaan, tetapi pada tahap pemasangan implan dari masing-masing jenis sangat

    berbeda baik tekniknya maupun alat-alat yang dipergunakannya.

    Berikut ini hanya akan dibahas teknik implantasi dari Implan tipe solid

    screw, hollow sylinderdan hollow screw.

    4.2.1.Tahap pembedahan Implan Solid Screw

    45

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    46/51

    Tahap implantasi untuk implan solid screw 1 bagian atau 2 bagian

    mempergunakan peralatan yang sama sederhananya (Foitzk, 1994). Tahapan

    pembedahannya meliputi (Straumann, 1955 ; Schoeder, dkk, 1996)

    1. Tahap pertama setelah dilakukan anestesi dilakukan insisi pada regio tempat

    implat ditanam. Mukoperiosteum harus dipotong secara tajam dengan

    menggunakan scalpel tajam dan flap mukoperiosteal harus dipisahkan dengan

    hati-hati mempergunakan periosteal. Flap ditahan dengan suatu jahitan.

    2. Linggir alveolar yang tajam atau sempit diratakan dengan secara hati-hati

    dengan menggunakan bor bundar besar (friser) supaya permukaan tulang

    menjadi datar dengan lebar yang cukup.Sebagai contoh apabila kita akan

    menempatkan implan standar ITI diameter 4,1 mm, maka lebar tulang

    alveolar harus memiliki lebar lebih dari 6 mm.

    3. Slide gauge dipergunakan untuk memilih tempat implan suopayatepat,

    ditandai dengan mata bor bundar dengan ukuran yang semakin besar secara

    berurutan.

    4. Pengeboran tulang smpai kedalaman yang dikehendaki dengan m,enggunakan

    pilot drill diamter 2,2 mm. Selanjutnya diperlebar dengan perlahan-lahan

    menggunakan ukuran diamter 2,8 mm, sampai menggunakan twist drill.

    Pengeboran ini dikerjakan dengan kecepatan tidak boleh melebihi 800 rpm

    dan gerakan pengeboran harus intermiten

    46

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    47/51

    5. Setelah tulang bersih, kedalaman dapat diukur dengan menggunakan alat ukur

    kedalaman yang menggunakan kode warna yaitu depth gauge.

    6. Pembentukan ulir sampai kedalaman yang ditentukan dengan menggunakan

    tap dan alat pengemudi tap adalah ratchetdanguide key.

    7. Ampul implan ditangani secra steril, diinsersikan pada posisi yang benar

    dengan bantuan rathetdanguide key.

    8. Implan ditutup dengan occlusal screw yang ukurannya harus sesuai. Occlusal

    crew berfungsi sebagai pembatas daerah servikal untuk mencegah tepi luka

    menutupi bahu implan yang disebabkan oleh pembengkakkan jaringan linak

    selama beberapa hari setelah operasi. Juga berguna untuk mempertahankan

    konfigurasi bagian dalam bahu implan yang disebabkan oleh pembengkakkan

    jaringan lunak selama beberapa hari setelah operasi.

    9. Melakukan penjahitan sudut-sudut luka dengan menggunakan bahan jahitan

    non absorbable . Sebuah jahitan harus ditempatkan pada setiap sisi implan

    untuk memastikan bahwa sudut luka akan beradaptasi terhadap implan tanpa

    mengalami tekanan. Gunakan jahitan interrupted dengan hati-hati dan tidak

    terlalu kencang sehingga palpila dan margin gusi tetap terjaga.

    10. Pemeriksaan radiologis setelah operasi digunakan untuk memastikan apakah

    implan ITI telah berada pada posisi yang tepat.

    47

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    48/51

    11. Selama proses penyebuhan luka, protesa yang ada untuk sementara tidak

    boleh digunakan. Dipergunakan kembali setelah 2 atau 3 minggu kemudian.

    12. Jahitan diangkat setelah hari ke 7 10 dan pasien diinstruksikan untuk

    menlanjutkan program oral hygiene.

    13. Pemeriksaan lebih lanjut dilkukan 14 21 hari setelah opersai dan kondisi

    jaringan lunak harus dilihat lagi setelah 2 bulan. Gingivektomi bila perlu

    dilakukan setelah 10 minggu implantasi. Bila hasil pemeriksaan

    memperlihatkan bahwa implan telah mengalami oseointegrasi maka restorasi

    selanjutnya dapat dilaksanakan.

    4.2.2. Tahap Pembedahan ImplanHollow Cylinder

    Tahap implantasi jenis hollow cylinder1 bagian atau 2 bagian hampir sama

    seperti implan solid screw. Proses pengerjaannya tahap 1 dan 2 sama tetapi pada

    tahap 3, preparasi mempergunakan spiral pre drillyang digunakan untuk melubangi

    lapisan tulang kortikal dan harus dimasukkan kedalam lubang hingga bahu implan

    dengan sudut implan yang telah direncanakan. Preparasi dilanjutkan dengan

    menggunakan trephine drillyang digunakan untuk mempreparasi bagian apikal dari

    lokasi implan, sehingga menghasilkan lubang tulang silindris pada bagian tengah

    lokasi. Trephine drill juga dilengkapi dengan cooling ring yang diperlukan untuk

    sistim pendinginan external conventional dan sistim continual internal irrigation

    48

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    49/51

    yang dikombinasikan dengan teknik pengeboran intermitten dan kecepatan

    maksimum 800 rpm. Tahap selanjutnya sama seperti pada implan solid screw.

    (Straumann, 1995)

    4.2.3. Tahap Pembedahan ImplanHollow Screw

    Pada implan jenis inipun pekerjaan tahap pertama hampir sama hanya ada

    penambahan pekerjaan pada tahap 5 harus membentuk ulir seperti pada implansolid

    screw, dengan menggunakan tap yang dimasukan kedalam lokasi implan, disertai

    dengan ratchet dan guide key. Tahap selanjutnya sama seperti pada implantasi

    implansolid screw.

    DAFTAR PUSTAKA

    Branemark. 1985. Tissue Integrated Prostehesis. Osteointegration in Clinical

    Dentistry. 1 st edition. Germany : Kosel GmbH & Co.

    Babbush, C.A. 1991. Dental Implan Principle and Practice. 1 st edition. United

    State of America : W.B. Saunders Company.

    Chong, F.A. 1987. Implantacia course handbook. Http : // Implant-Asia implanet.

    Com.

    Foitzk, C. 1994.,I T I Das Dental Implantat System, Schlutersche Verlagsanstalt und

    Druckerei GmbH & Co, Hannover.

    Fonseca R.J and Walker R.V. 1991. Oral and Maxillofacial Trauma. vol.2. Philadel-

    phia-London-Toronto--Montreal-Sydney-Tokyo. : W.B. Saunders Co.

    Grafelmann. H.L. 1991.Product Catalogue of easy bio-oss oraltronics implant,

    49

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    50/51

    Bremen (Germany) : und Vertriebs GmbH.

    Hall, C. 1999.Medical Coating Technique. Http : // med.coat.html.

    Lincow L.I and Minters F. Dental Implan. Can Make Your life wonderful again.

    New York : Robert Speller & Sons, Publishers.

    Livingstone R.J. 1994, Implan Design and its Relationship to Bone Quality.

    The 1 th International Oral Implan Symp[osium. Bali-Indonesia.

    Mc. Kinney, R.V. 1991.Endosteal Dental Implant. 1 st edition. Toronto : Mosby

    Year Book.

    Manurung, R. 1997. Tinjauan Umum Dentakl Implan.Jurnal Kedokteran Gigi.

    Universitas Padjadjaran.

    Reuther. J.F. 1993. Symposium of Dental Implan .Wuerzburg, Germany.

    Schoeder, A., Cs. 1996. Oral Implantology, Basics ITI Hollow Cylinder System,2 nd

    ed.,Georg Thieme Verlag Stuttgart,

    Silver, F.H. 1994.Biomaterial Medical Device and Tissue Enginering. 2 nd edition.

    Chapmant & Hall.

    Spera, G. 1998 Coating Science.Medical Device and Diagnostic Industry Magazine

    MDDI article. Http : // 005.html.coating material.

    Starumann, 1995. Concept and Surgical Procedure, Starumann Dental, Quintessens

    Verlag, Berlin.

    Ucer, T.C., 1997.Implantology and Dental Surgery. Fixed Tooth Replacements with

    Osseointegrated Dental Implants.Internet Downnload : // Counter. Digits.

    Com/wc/-d/4/-rz/cemal Align.

    Worthington, P. 1994. Osseointegration in Dentistry. 2 nd edition. Illiois :

    Quintenssesnce Publihing Ltd. Co, Inc.

    ---------------------------

    50

  • 7/29/2019 Makala Him Plant

    51/51

    51