Makala h

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat lahir, bayi harus melakukan transisi dari yang tadinya mendapat suplay nutrisi dari plasenta menjadi pemberian makanan per oral. Pada awal kelahiran, Energi tambahan yang di perlukan neonatus jam-jam pertama, di ambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula darah mencapai 120mg/100 mg. Apabila karena suatu hal misalnya bayi dari ibu yg menderita DM / BBLR dimana perubahan glukosa menjadi glukogen akan meningkat/terjadi gangguan pada metabolisme asam lemak dan tidak dapat memenuhi kebutuhan neonatus, maka kemungkinan besar bayi akan menderita HIPOGLIKEMIA. Ketakutan terhadap rendahnya kadar gula darah pada bayi baru lahir menjadi alasan baru “yang lumrah” untuk memisahkan ibu dengan bayinya, dan memberikan bayi tambahan susu formula pada masa awal setelah bayi lahir. Alasan kehawatiran para dokter anak dan ahli neonatal tersebut adalah karena kadar gula darah yang rendah dapat menyebabkan kerusakan pada otak, sehingga hal ini menjadi sesuatu yang sangat diperhatikan. Bagaimanapun, telah terbentuk perhatian yang berlebihan HIPOGLIKEMI PADA NEONATUS 1

description

hipoglikemi

Transcript of Makala h

Page 1: Makala h

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Saat lahir, bayi harus melakukan transisi dari yang tadinya mendapat

suplay nutrisi dari plasenta menjadi pemberian makanan per oral. Pada awal

kelahiran, Energi tambahan yang di perlukan neonatus jam-jam pertama, di ambil

dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula darah mencapai

120mg/100 mg. Apabila karena suatu hal misalnya bayi dari ibu yg menderita DM

/ BBLR dimana perubahan glukosa menjadi glukogen akan meningkat/terjadi

gangguan pada metabolisme asam lemak dan tidak dapat memenuhi kebutuhan

neonatus, maka kemungkinan besar bayi akan menderita HIPOGLIKEMIA.

Ketakutan terhadap rendahnya kadar gula darah pada bayi baru lahir

menjadi alasan baru “yang lumrah” untuk memisahkan ibu dengan bayinya, dan

memberikan bayi tambahan susu formula pada masa awal setelah bayi lahir.

Alasan kehawatiran para dokter anak dan ahli neonatal tersebut adalah karena

kadar gula darah yang rendah dapat menyebabkan kerusakan pada otak, sehingga

hal ini menjadi sesuatu yang sangat diperhatikan. Bagaimanapun, telah terbentuk

perhatian yang berlebihan mengenai kadar gula darah rendah yang sebenarnya

tidak diperlukan. Pada kenyataannya, kebanyakan bayi yang diuji kadar gula

darahnya sebetulnya tidak membutuhkan pengujian tersebut, dan mereka yang

menerima susu formula sebenarnya tidak memerlukan susu formula. Dengan

memberikan susu formula, khususnya karena hampir selalu diberikan dengan

botol, kita telah mengganggu proses menyusui dan telah memberi kesan bahwa

formula adalah obat yang bagus.

hipoglikemi pada neonatus 1

Page 2: Makala h

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI

Hipoglikemia (hypo+glic+emia) merupakan konsentrasi glukosa dalam

darah berkurangnya secara abnormal yang dapat menimbulkan tremor, keringat

dan sakit kepala apabila kronik dan berat, dapat menyebabkan manifestasi

susunan saraf pusat.

Hipoglikemia neonatorum adalah masalah pada bayi dengan kadar glukosa

darah kurang dari 40 - 45mg/dl .

Keadaan dimana bila kadar gula darah bayi di bawah kadar rata-rata bayi

seusia & berat badan Aterme (2500 gr atau lebih) < 30 mg/dl dalam 72 jam

pertama, & < 40 mg/dl pada hari berikutnya.

2.2 EPIDEMIOLOGI

Insiden hipoglikemia pada bayi baru lahir ialah mencapai 1,3 - 3,0 / 1000

kelahiran hidup. Hipoglikemia juga bisa terjadi sampai 14% bayi-baru-lahir yang

sehat dan dilahirkan dengan masa kehamilan normal, dan 16% pada bayi-baru-

lahir BMK (besar untuk masa kehamilan) yang dilahirkan dari ibu yang menderita

diabetes.

2.3 PATOFISIOLOGI

Hipoglikemia sering terjadi pada BBLR, karena cadangan glukosa rendah.

Pada ibu DM terjadi transfer glukosa yang berlebihan pada janin sehingga respon

insulin juga meningkat pada janin,saat lahir dimana jalur plasenta terputus maka

transfer glukosa berhenti,sedangkan respon insulin masih tinggi sehingga terjadi

HIPOGLIKEMIA. Hipoglikemi dapat menimbulkan hipoksi otak. Glukosa

merupakan sumber kalori yang penting. Setiap stress yang terjadi mengurangi

cadangan glukosa yang ada karena meningkatkan penggunaan cadangan glukosa,

misalnya pada asfiksia, hipotermi, gangguan pernapasan. Hipoglikemia adalah

masalah serius pada BBL. Kejadian hipoglikemia lebih sering di dapat pada bayi

hipoglikemi pada neonatus 2

Page 3: Makala h

dari ibu dengan Diabetes Miletus. Glukosa merupakan sumber kalori yang penting

untuk ketahapan hidup selama proses persalinan dan hari-hari pertama pasca lahir.

2.4 ETIOLOGI

a) Hipotermia

b) Pertumbuhan janin terhambat (PJT)/ BBLR/bayi kembar BBLR)

c) Prematuritas

d) Stres dingin

e) Sepsis

f) Postmaturitas

g) Reflek moro yang berlebihan

h) Apnea / riwayat asfiksia

i) Bayi dari ibu dengan DM

j) Kelainan bawaan (gangguan metabolik/kesalahan penyimpanan

glikogen)

2.5 TANDA DAN GEJALA

a) Apnea (henti nafas > 20”) / pernafasan cepat (> 60 x/menit)

b) Sianosis

c) Kejang atau tremor

d) Letargi dan tidak kuat mengisap

e) Tangisan yang lemah atau bernada tinggi

f) Hipotermia

g) Keringat dingin

h) Penurunan kesadaran

i) Apatis

j) Kesulitan minum

k) Gerakan mata berputar/nistagmus

l) Keringat dingin

m) Pucat

n) Muntah

hipoglikemi pada neonatus 3

Page 4: Makala h

Karena Manifestasi Klinis ini dapat disebabkan oleh berbagai penyebab

maka penting untuk mengukur kadar glukosa serum dan menentukan apakah

hipoglikemia menghilang dengan pemberian glukosa yang cukup untuk

menaikkan kadar glukosa darah menjadi normal atau tidak. Jika tidak, diagnosis

lain harus dipikirkan.

2.6 DIAGNOSIS

a. Untuk mencegah abnormalitas perkembangan syaraf, identifikasi dan

pengobatan tepat waktu untuk hipoglikemia adalah sangat penting

b. Pemantauan glukosa di tempat tidur adalah tindakan tepat untuk

penapisan dan deteksi awal

c. Hipoglikemia harus dikonfirmasi oleh nilai serum dari laboratorium

jika memungkinkan

d. Anamnesis

Riwayat bayi  menderita asfiksia, hipotermi, hipertermi,

gangguan pernapasan

Riwayat bayi prematur

Riwayat bayi Besar untuk Masa Kehamilan (BMK)

Riwayat bayi Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)

Riwayat bayi dengan ibu Diabetes Mellitus

Riwayat bayi dengan Penyakit Jantung Bawaan

Bayi yang beresiko terkena hipoglikemia :

Bayi dari ibu diabetes (IDM)

Bayi yang besar untuk masa kehamilan (LGA)

Bayi yang kecil untuk masa kehamilan (SGA)

Bayi prematur dan lewat bulan

Bayi sakit atau stress (RDS, hipotermia)

Bayi puasa

Bayi dengan polisitemia

Bayi dengan eritroblastosis

hipoglikemi pada neonatus 4

Page 5: Makala h

Obat-obat yang dikonsumsi ibu, misalnya sterorid, beta-

simpatomimetik dan beta blocker

e. Pemeriksaan Fisik

Pucat, diaphoresis, tekanan darah, frekuensi denyut jantung,

penurunan kesadaran, deficit neurologik fokal transient.

Trias whipple untuk hipoglikemia secara umum:

gejala yang konsisten dengan hipoglikemia

kadar glukosa plasma rendah

Gejala mereda setelah kadar glukosa plasma meningkat.

f. Pemeriksaan Penunjang

Kadar glukosa darah (GD), tes fungsi ginjal, tes fungsi hati, C- peptide

2.7 DIAGNOSIS BANDING

Hipoglikemia karena :

Obat:

( sering ) ; insulin, sulfonlurea, alcohol

( kadang) ; kinin, pentamidine

(jarang ) ; salisilat, sulfonamide.

Hiperinsulinisme endogen ; insulinoma, kelainan sel B jenis lain,

sekretagogue ( sulfonylurea ), autoimun, sekresi insulin ektopik

Penyakit kritis: gagal hati, gagal ginjal, sepsis, starvasi dan inasasi

Defisiensi endokrin ; kortisol, growth hormone, glukagon, epnefrin

Tumor non-sel B ; sarkoma, tumor adrenokortikal, hepatoma,

leukemia, limfoma, melanom.

Pasca – prandial ; reaktif ( setelah operasi gaster), diinduksi alcohol

2.8 PENCEGAHAN

Menghindari faktor resiko yang dapat dicegah, contohnya

hipotermia

Pemberian ASI merupakan tindakan preventif tunggal paling

penting

hipoglikemi pada neonatus 5

Page 6: Makala h

Jika bayi tidak mungkin menyusui, mulailah pemberian minum

dengan menggunakan sonde dalam waktu 1-3 jam setelah lahir

Neonatus yang berisiko tinggi harus dipantau nilai glukosanya

Jika ini gagal, terapi intravena dengan glukosa 10% harus dimulai

dan kadar glukosa dipantau.

2.9 PENATALAKSANAAN

Menurut MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)

Jika anak masih bisa menyusu: mintalah kepada ibu untuk

menyusui anaknya

Jika anak tidak bisa menyusu tapi masih bisa menelan: beri perasan

ASI atau air gula 30-50 ml sebelum di rujuk.

Jika anak tidak bisa menelan: beri 50 ml ASI atau air gula melalui

pipa nasogastrik.

Pada bayi yang beresiko (BBLR, BMK, bayi dengan ibu DM) perlu

dimonitor dalam 3 hari pertama :

a) Periksa kadar glukosa saat bayi datang/umur 3 jam

b) Ulangi tiap 6 jam selama 24 jam atau sampai pemeriksaan

glukosa normal dalam 2 kali pemeriksaan.

c) Kadar glukosa ≤ 45 mg/dl atau gejala positif tangani

hipoglikemia

Penanganan hipoglikemia dengan gejala :

a) Bolus glukosa 10% 2 ml/kg pelan-pelan dengan kecepatan 1

ml/menit

b) Pasang jalur IV D10 sesuai kebutuhan (kebutuhan infus glukosa

6-8 mg/kg/menit).

Contoh : BB 3 kg, kebutuhan glukosa 3 kg x 6 mg/kg/mnt = 18

mg/mnt = 25920 mg/hari. Bila dipakai D 10% artinya 10

g/100cc, bila perlu 25920 mg/hari atau 25,9 g/hari berarti perlu

25,9 g/ 10 g x 100 cc= 259 cc D 10% /hari. Atau cara lain

dengan GIR

hipoglikemi pada neonatus 6

Page 7: Makala h

Konsentrasi glukosa tertinggi untuk infus perifer adalah 12,5%,

bila lebih dari 12,5% digunakan vena sentral.

c) Untuk mencari kecepatan Infus glukosa pada neonatus

dinyatakan dengan GIR.

Kecepatan Infus (GIR) = glucosa Infusion Rate

GIR (mg/kg/min) =

Kecepatan cairan (cc/jam) x konsentrasi Dextrose (%)

                              6 x berat (Kg)

Contoh : Berat bayi 3 kg umur 1 hari

Kebutuhan 80 cc/jam/hari  = 80 x 3 = 240 cc/hari  = 10 cc/jam

GIR = 10 x 10 (Dextrose 10%) = 100 = 6 mg/kg/min

6 x 3                             18

d) Periksa glukosa darah pada : 1 jam setelah bolus dan tiap 3 jam

e) Bila kadar glukosa masih < 25 mg/dl, dengan atau tanpa gejala,

ulangi seperti diatas

f) Bila kadar 25-45 mg/dl, tanpa gejala klinis :

Infus D10 diteruskan

Periksa kadar glukosa tiap 3 jam

ASI diberikan bila bayi dapat minum

Bila kadar glukosa ≥ 45 mg/dl dalam 2 kali pemeriksaan

Pasca terapi pertama harus diberi infus glukosa 8 mg/kg/menit. Jika

hipoglikemia terjadi lagi, kecepatan infus harus ditambah sampai menggunakan

glukosa 15-20%. Jika infus glukosa 20% intravena tidak cukup untuk

melenyapkan gejala dan mempertahankan kadar glukosa serum normal,

hidrokortison (2,5 mg/kg/6 jam) atau prednisone (1 mg/kg/24 jam) harus juga

diberikan. Glukosa serum harus diukur setiap 2 jam setelah terapi dimulai sampai

beberapa pengukuran berada diatas 40 mg/dL. Selanjutnya, kadar harus diperiksa

setiap 4-6 jam dan pengobatan secara bertahap dikurangi dan akhirnya dihentikan

bila glukosa serum telah berada pada kisaran normal dan bayi tidak menampakkan

gejala selama 24-28 jam. Pengobatan biasanya diperlukan selama beberapa hari

sampai satu minggu, kadang-kadang selama beberapa minggu. Jika ada

hipoglikemi pada neonatus 7

Page 8: Makala h

hiperinsulinisme neonates, seperti pada nesidioblastosis, dan bayi tidak

memberikan respon terhadap steroid dan glukosa yang diberikan selama waktu

yang cukup, diazoksid atau somatostatin dengan masa kerja pajang dapat

digunakan.

Bayi yang resikonya mengalami hipoglikemia bertambah harus diukur

glukosa serumnya dalam 1 jam kelahiran dan selanjutnya setiap 1-2 jam selama 6-

8 jam pertama, kemudian setiap 4-6 jam sampai usia 24 jam, bayi normoglikemik

yang mempunyai resiko tinggi harus mendapat makanan oral atau melalui sonde

susu formula yang dimulai pada umur 1-3 jam dan dilanjutkan dengan interval 2-3

jam selama 24-48 jam. Infus glukosa intravena 4 mg/kg/menit harus diberikan jika

pemberian makanan oral kurang ditoleransi atau jika terjadi hipoglikemia

neonates sementara yang asimptomatik.

2.10 PROGNOSIS

Prognosis untuk hidup baik. Hipoglikemia kambuh pada 10-15% bayi

sesudah pengobatan adekuat. Bebrapa bayi telah dilaporkan selambatnya timbul

pada usia 8 bulan. Kumat lebih sering terjadi jika cairan intravena keluar dari

pembuluh atau jika cairan dihentikan terlalu cepat sebelum makanan oral

ditoleransi dengan baik. Anak yang dikemudian hari menderita hipoglikemia

ketotik mengalami peningkatam insidens hipoglikemia neonates. Prognosis untuk

fungsi intelektual yang normal harus ditentukan dengan hati-hati, karena

hipoglikemia yang lama dan berat dapat disertai dengan sekuele neurologis. Bayi

hipoglikemik yang simptomatis, terutama bayi dengan berat lahir rendah dan bayi

dari ibu diabetes, mempunyai prognosis yang lebih jelek untuk kelanjutan

perkembangan intelektual yang normal dari pada prognosis bayi yang

asimptomatik.

hipoglikemi pada neonatus 8

Page 9: Makala h

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hipoglikemia (hypo+glic+emia) merupakan konsentrasi glukosa dalam

darah berkurangnya secara abnormal yang dapat menimbulkan tremor, keringat

dan sakit kepala apabila kronik dan berat, dapat menyebabkan manifestasi

susunan saraf pusat.

Hipoglikemia neonatorum adalah masalah pada bayi dengan kadar glukosa

darah kurang dari 40 - 45mg/dl. Keadaan dimana bila kadar gula darah bayi di

bawah kadar rata-rata bayi seusia & berat badan A terme (2500 gr atau lebih) < 30

mg/dl dlm 72 jam pertama, & < 40 mg/dl pada hari berikutnya.

Mulainya gejala bervariasi dari beberapa jam sampai beberapa minggu

setelah lahir. Perkiraan urutan kekerapan adalah kecemasan atau tremor, apati,

episode sianosis, konvulasi, serangan apnea intermiten atau takipnea, menangis

lemah atau dengan frekuensi tinggi, lemas atau lesu, sukar makan, dan mata

berputar. Episode berkeringat, pucat mendadak, hipotermia, dan henti serta gagal

jantung juga terjadi. Sering ada sekelompok gejala episodic. Karena Manifestasi

Klinis ini dapat disebabkan oleh berbagai penyebab maka penting untuk

mengukur kadar glukosa serum dan menentukan apakah hipoglikemia menghilang

dengan pemberian glukosa yang cukup untuk menaikkan kadar glukosa darah

menjadi normal; jika idak, diagnosis lain harus dipikirkan.

hipoglikemi pada neonatus 9

Page 10: Makala h

DAFTAR PUSTAKA

o Arvin, Behrman, Kliegman. 2007. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:

EGC

o Behrman, dkk. 2014. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:

Saunders Elseveir

o Braunwald, dkk. 2012. Prinsip – prinsip ilmu penyakit dalam.

Jakarta: EGC

o Madiyono, Bambang. 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid

I. Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta.

hipoglikemi pada neonatus 10