Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

download Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

of 10

Transcript of Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

  • 8/19/2019 Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

    1/23

    PRESENTASI KASUS RSUD BANYUMASPresentan : dr. Melania Testudinaria

    Pembimbing : Dr. dr. Ismail Setyopranoto, Sp. S(K)  dr. Laksmi Puritosari, Sp. S

      dr. Siti !arida Setyaningrum, Sp. S

    Sabtu, "# !ebruari "#$%

    IDENTITAS

     &ama : Tn. M'

    mur : * ta+un

    enis kelamin : Laki-laki

    gama : Islam

    lamat : Kebasen, /anyumas

    Pendidikan : SD

    Peker0aan : Petani

    Masuk 1S : 2$ anuari "#$%

     &o 1M : %.%%.33

    ANAMNESIS

    Diperole+ dari keluarga ($ dan 2 !ebruari "#$%)

    KELUHAN UTAMA

    Kelema+an mendadak anggota gerak kiri.

    RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

    Kurang lebi+ dua 0am sebelum masuk ruma+ sakit, sepulang dari beker0a di saa+,

     pasien mendadak mengalami kelema+an pada sisi tubu+ sebela+ kiri. Pasien sama sekali tidak 

    dapat mengangkat lengan kiri dan tungkai kirinya serta tidak dapat berdiri dan ber0alan.

    Pasien 0uga mengelu+ a0a+ perot dan bi4ara pelo.

    Disangkal adanya nyeri kepala, pusing berputar, munta+ +ebat, demam, penurunan

    kesadaran, ke0ang, kesemutan sesisi tubu+, gangguan perilaku, gangguan pen4iuman,

    gangguan pandangan mendadak, penurunan pendengaran, peruba+an pada penge4apan,

    gangguan menelan, gangguan //5 /K, serta terbentur di kepala5trauma.

    Pasien langsung dibaa ke 6D 1SD /anyumas dan diraat inap. Pada +ari kedua

     peraatan di bangsal, pasien mengalami demam, dan sesak na7as, diikuti penurunankesadaran, kemudian pasien diraat di unit stroke 1SD /anyumas.

    RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

    - 1iayat tekanan dara+ tinggi diketa+ui $ ta+un yang lalu, tidak rutin diperiksakan

    maupun minum obat. Tekanan dara+ sistol tertinggi $%# mm8g.

    - 1iayat merokok selama lebi+ dari 9# ta+un +ingga saat ini, rata-rata meng+abiskan satu

     bungkus rokok dalam 2 +ari.

    - 1iayat sesak na7as bila ber0alan 0au+ dan aktiitas berat, sesak na7as bila tidur 

    terlentang dengan $ bantal, bengkak kaki (-), dikatakan dokter puskesmas

     pembengkakkan 0antung.

  • 8/19/2019 Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

    2/23

    - Disangkal adanya riayat kelu+an serupa, riayat tekanan dara+ tinggi, DM, kolesterol

    tinggi, stroke sebelumnya, riayat trauma, penurunan berat badan drastis, sesak na7as,

     batuk lama, tumor atau ben0olan di tubu+, maupun alergi.

    RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

    - Disangkal riayat tekanan dara+ tinggi, DM, kolesterol tinggi, stroke, penyakit 0antung,

    tumor, maupun alergi pada keluarga.

    RIWAYAT SOSIAL EKONOMI

    Pasien tinggal bersama keluarga anak bungsunya. Se+ari-+ari pasien beker0a sebagai

     petani. Kondisi ekonomi menenga+ ke baa+. /iaya pengobatan menggunakan /PS P/I.

    ANAMNESIS SISTEM

    Sistem serebrospinal : kelema+an pada anggota gerak kiri, disertai a0a+ perot dan bi4ara pelo, yang ter0adi mendadak.

    Sistem kardioaskuler : sesak na7as bila ber0alan 0au+ dan aktiitas berat, sesak na7as

     bila tidur telentang dengan satu bantal

    Sistem respirasi : tidak ada kelu+an

    Sistem gastrointestinal : tidak ada kelu+an

    Sistem muskuloskeletal : tidak ada kelu+an

    Sistem integumentum : tidak ada kelu+an

    Sistem urogenital : tidak ada kelu+an

    RESUME ANAMNESIS

    Seorang laki-laki usia * ta+un datang dengan kelema+an anggota gerak kiri, disertai

    a0a+ perot dan bi4ara pelo, yang ter0adi se4ara mendadak. Terdapat riayat tekanan dara+

    tinggi yang tidak rutin diperiksakan, pembengkakkan 0antung, dan merokok selama lebi+ dari

    9# ta+un.

     DISKUSI I 

    Dari anamnesis, didpatkan ba+a penderita mengalami ge0ala berupa gangguan

    kelema+an anggota gerak kiri, pelo, perot, yang ter0adi mendadak, dengan riayat penyakit

    stroke sebelumnya, tanpa dida+ului ole+ trauma kepala, demam, maupun riayat in7eksi

    sebelumnya. 6angguan neurologis yang terdapat pada penderita ini mengara+ ke suatu lesi

    askular karena onsetnya yang mendadak dan terdapat 7aktor risiko askular berupa +ipertensidan riayat merokok.

    Stroke

    Stroke adala+ gangguan 7ungsional otak yang ter0adi se4ara mendadak berupa gangguan

    klinis 7okal maupun global yang mun4ul 4epat akibat gangguan 7ungsi otak, berlangsung lebi+

    dari "9 0am dan dapat menyebabkan kematian. Tidak termasuk disini gangguan peredaran

    dara+ sepintas, tumor otak, in7eksi, atau sekunder akibat trauma (T+oraldsen et al ., $;;).

    Stroke 0uga di4irikan sebagai ke+ilangan mendadak sirkulasi dara+ pada suatu area di otak 

    yang mengakibatkan ke+ilangan 7ungsi neurologis tertentu (/e4ker < =ira, "##%).

    Prealensi stroke di merika Serikat meliputi %; stroke iskemik, $2> stroke perdara+an

    intraserebral, %> perdara+an subara4+noid, dan $"> sisanya memiliki tipe yang tidak 0elas

  • 8/19/2019 Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

    3/23

    (=ol7e et al ., "##"). Insidensi stroke kurang lebi+ "?#-9## dalam $##.### orang (8osmann et 

    al ., "##%). Sedangkan di 1SP Dr Sard0ito og0akarta pada ta+un "##; prealensi stroke

    iskemik #> dan stroke perdara+an 2#> (Setyopranoto, "#$").Patogenesis dari tipe stroke ini berbeda tergantung dari letak sumbatan dan besar 

    ke4ilnya pembulu+ dara+ yang tersumbat, ge0ala klinis yang didapatkan sangat berariasi.

    /egitu pula dengan stroke perdara+an, tergantung banyaknya olume dara+, letak perdara+an,

     0uga tergantung dari pembulu+ dara+ otak mana yang pe4a+. Se4ara umum meliputi:

    $. 8emide7isit sensoris

    ". 8emide7isit motoris

    2. Paresis nerus 4ranialis @II dan AII unilateral

    9. 6angguan ba+asa (a7asia)

    ?. 6angguan 7ungsi lu+ur 

    %. Penurunan kesadaran

    7. Dizziness*. 8emianopsia

    Stroke Iskemik 

    Stroke iskemik adala+ stroke yang mun4ul akibat proses trombosis atau emboli yang

    mengenai satu atau lebi+ pembulu+ dara+ di otak dan menyebabkan oklusi aliran dara+.

    Bklusi ini nantinya menyebabkan aliran dara+ menurun atau +ilang sama sekali diikuti dengan

     peruba+an 7ungsional, biokimia, dan struktural yang menyebabkan kematian sel neuron yang

    irreversible (dam, "##$C /andera, et al ., "##%C /e4ker < =ira, "##%).

    liran dara+ ke otak pada keadaan normal berkisar ?#mL5$## gr 0aringan otak5menit.

    liran dara+ yang turun +ingga $*mL5$## gr 0aringan otak5menit masi+ reversible  karena

    struktur sel masi+ baik alaupun aktiitas listrik neuron ter+enti. (Lindsay, "#$9). Penurunan

    aliran dara+ yang terus berlan0ut akan menyebabkan kematian 0aringan otak (in7ark).

    Prinsipnya, in7ark serebri ditimbulkan karena iskemik otak yang lama dan para+ dengan

     peruba+an 7ungsi dan struktur otak yang irreversibe (6o7ir, "##;).

    Stroke Perdara+aan

    Pe4a+nya pembulu+ dara+ di otak dibedakan menurut anatominya atas perdara+an

    intraserebral dan perdara+an subara4+noid. Sedangkan menurut penyebabnya, perdara+an

    intraserebral dibagi atas perdara+an intraserebral primer dan sekunder.

    8ipertensi kronis menyebabkan askulopati serebral dengan akibat pe4a+nya pembulu+

    dara+ otak (perdara+an intraserebral primer). Sedangkan perdara+an sekunder (non+ipertensi7) disebabkan ole+ karena anomali askular kongenital, koagulopati, tumor otak 

    askulopati non +ipertensi7, askulitis, moya-moya, pas4a stroke iskemik, pemberian obat anti

    koagulan. 8ampir ?#> lebi+ penyebab perdara+an intraserebral adala+ +ipertensi kronik, "?>

    karena anomali kongenital, dan sisanya penyebab lain (Kau7man < /e4ker, $;;$).

    Pada perdara+an intraserebral, pembulu+ yang pe4a+ terdapat dalam otak atau massa

    otak, sedangkan pada perdara+an subara4+noid, pembulu+ dara+ yang pe4a+ terdapat di ruang

    subara4+noid, di sekitar sirkulus ilisi. Pe4a+nya dinding pembulu+ dara+ disebabkan ole+

    kerusakan dinding arteri (arteriosklerosis) atau karena kelainan kongenital misalnya

    mal7ormasi arteri-ena, in7eksi, dan trauma (6o7ir, "##;).

  • 8/19/2019 Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

    4/23

    Dari anamnesis, dapat diperkirakan 0enis stroke pada pasien ini. Menurut skoring Sirira0

    saat admisi, pasien ini memberikan nilai 2 (kemungkinan ke ara+ stroke iskemik) dan S6M

    kemungkinan ke ara+ stroke iskemik.SSS E (",? 3 kesadaran) F (" 3 nyeri kepala) F (" 3 munta+) F ($#> 3 diastole) $"

    E (",? 3 #) F (" 3 #) F (" 3 #) F ($#> 3 ;#) $"

    E - 2

    S6M dapat dipakai untuk membedakan stroke perdara+an intraserebral dengan stroke

    in7ark, dengan sentiitas sebesar ;?>. ntuk perdara+an intraserebral, sensititas dan

    spesi7isitas SSS adala+ lebi+ dari ;#>, namun nilai predikti7 positi7nya tidak lebi+ dari #>.

    ntuk in7ark serebri, sensitiitas dan spesi7isitas SSS sekitar *#>, dan nilai prediksi positi7 

    nya lebi+ dari ;#> (6o7ir, "##;). Menurut studi Mita et al ("#$9), sensitiitas SSS adala+

    %;>, dan spesi7isitasnya adala+ *2> untuk diagnosis stroke non +emoragik, sedangkan untuk 

    stroke +emoragik, sensitiitas SSS adala+ %?>, dan spesi7isitasnya **>.

    !aktor 1esiko Stroke

    Pada pasien ini memiliki 7aktor resiko stroke berupa +ipertensi, dan kebiasaan merokok.

    !aktor resiko stroke yang lainnya, yaitu :

    $. sia. Merupakan 7aktor resiko yang tak dapat dimodi7ikasi. sia rata-rata stroke dari

    "* 1S di Indonesia adala+ ?*,* ta+un G $2,2 ta+un, dengan rentang usia $*-;? ta+un.

    ". enis kelamin. Studi !raming+am menun0ukkan angka ke0adian stroke pada pria rata-

    rata ",? kali lebi+ sering daripada anita, sedangkan di Indonesia anita lebi+ sering

    daripada pria (?2,*> s 9%,">).

    2. 8ipertensi adala+ 7aktor resiko utama stroke. 8ipertensi sistolik maupun diastolik 

    memiliki resiko yang sama pada ke0adian stroke. Sedangkan tekanan dara+ borderline

    memiliki ke4enderungan penyakit 0antung koroner.

    9. !ibrilasi atrium dan penyakit katup 0antung. Peningkatan resiko ke0adian stroke

    sebesar ?.% kali pada orang dengan 7ibrilasi atrium sesuai +asil studi !raming+am.

    ?. Diabetes melitus. Komplikasi makroangiopati dan mikroangiopati pada diabetes

    melitus meningkatkan kemungkinan ter0adinya aterosklerosis pada arteri koroner,

    7emoralis, dan serebral. Studi !raming+am menun0ukkan peningkatan ke0adian stroke

     pada orang dengan diabetes melitus dibandingkan yang memiliki kadar gula normal.

    %. 8ematokrit, 7ibrinogen, dan polisitemia. Studi !raming+am menun0ukkan +ubungan

    tingginya kadar +ematokrit dan ke0adian in7ark serebri. Interaksi antara tingginya

    kadar +ematokrit dan 7ibrinogen akan menyempitkan penetrasi arteri ke4il dan

    meningkatkan stenosis arteri serebral.. 8iperkolesterolemia. 8ubungan antara kadar serum lipid dan aterosklerosis arteri

    karotis dibuktikan dengan pemeriksaan ultrasonogra7i, terbukti adanya penebalan

    arteri karotis ekstrakranial dan intrakranial yang merupakan indikator aterosklerosis.

    Penyakit 6agal antung

    6agal 0antung adala+ sindrom klinis yang ditandai dengan sesak napas dan 7atik (saat

    istira+at atau saat aktiitas) yang disebabkan ole+ kelainan struktur dan 7ungsi 0antung.

    $. 6agal 0antung sistolik dan diastolik. Tidak dapat dibedakan dari pemeriksaan 0asmani,

    7oto t+ora3, dan HK6, +anya dapat dibedakan dengan eko dopler. 6agal 0antung

    sistolik adala+ ketidakmampuan 0antung dalam memompa dara+ ke seluru+ tubu+

    se+ingga menyebabkan ge0ala 7atik, kelema+an, dan ge0ala +ipoper7usi lainnya. 6agal

  • 8/19/2019 Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

    5/23

     0antung diastolik adala+ gangguan relaksasi atau pengisian entrikel, dide7inisikan

    dengan 7raksi e0eksi lebi+ dari ?#>.

    ".  Low output  dan high output heart failure.  Low output heart failure disebabkan ole++ipertensi, kardiomiopati dilatasi, kelainan katup dan perikard.  High output heart 

     failure ter0adi apabila ter0adi penurunan resistensi askular sistemik pada kasus

    anemia, +ipertiroidisme, ke+amilan, 7istula -@, beri-beri, dan penyakit paget. Se4ara

     praktis kedua kelainan ini tidak dapat dibedakan.

    2. 6agal 0antung akut dan kronik. onto+ klasik gagal 0antung akut adala+ robekan pada

    katup yang ter0adi mendadak pada kasus endokarditis, trauma atau in7ark miokard

    luas. ura+ 0antung yang menurun mendadak menyebabkan penurunan tekanan dara+

    tanpa disertai edema peri7er. onto+ klasik gagal 0antung kronis adala+ pada kasus

    kardiomiopati dilatasi atau kelainan multialular yang ter0adi se4ara perla+an-la+an.

    Kongesti peri7er sangat menyolok, namun tekanan masi+ terpeli+ara dengan baik.

    9. 6agal 0antung kanan dan kiri. 6agal 0antung entrikel kiri menyebabkan stasis atau perlambatan aliran dara+ di ena pulmonalis yang menyebabkan pasien sesak napas

    (ort+opnea, dyspneu d’effort , paroksismal nokturnal dispnea). 6agal 0antung entrikel

    kanan disebabkan karena +ipertensi pulmonal primer5sekunder, tromboemboli paru

    kronik se+ingga ter0adi kongesti ena sistemik (edema peri7er, +epatomegali, dan

    distensi ena 0ugularis).

    DIAGNOSIS SEMENTARA

    Diagnosis klinik : Kelema+an anggota gerak kiri, a0a+ perot, bi4ara pelo, onset akut

    Diagnosis topik : susp. subkorteks +emis7er serebri de3tra sesuai teritori arteri 4erebri

    media de3tra

    Diagnosis etiologik : Stroke non +emorr+agik emboli DD stroke +emoragik 

    Diagnosis lain : 8ipertensi

    PEMERIKSAAN  ($ !ebruari "#$%, pkl. $%.##)

    Status Generalis

    Keadaan mum : lema+, kesadaran kompos mentis, 6S H9@?M%Status 6iJi : //: 9*kg, T/: $%?4m, /MI: $,% (undereig+t)

    Tanda ital : TD $?#5;# mm8g, MP: $$#

      &adi %" 35mnt (reguler, isi tekanan 4ukup)

      1espirasi "# 35mnt (regular, tipe t+orakoabdominal)

      Su+u 2,"  &PS #

    Kepala : Kon0ungtia tak anemis, sklera tak ikterik

    Le+er : @P meningkat, lim7onodi tak teraba membesar  

    Dada : Pulmo I : simetris

      P : 7remitus normal

      P : sonor 

      : esikuler normal, suara tamba+an paru (-)

      antung I : i4tus 4ordis tampak 

      P : i4tus 4ordis kuat angkat

      P : batas 0antung melebar 

      : Suara 0antung I-II murni, bising (-)

  • 8/19/2019 Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

    6/23

    bdomen : supel, timpani, peristaltik normal, +epar dan lien tidak teraba

    Hkstremitas : pulsasi arteri (F), de7ormitas (-), ulkus (-), edema (-)

    Status &eurologis

    Kesadaran : 4ompos mentis, 6S H9@?M%Sikap tubu+ : normal

    Kepala : meso4ep+al

    Sara7 Kranialis

    Kanan Kiri

     &.I Daya Peng+idu &ormal &ormal

     &.II Daya pengli+atan $5%# $5%#

    Pengli+atan arna &ormal &ormal

    Lapang Pandang Sulit dinilai Sulit dinilai

     &.III Ptosis (-) (-)

    6erakan mata ke medial &ormal &ormal

    6erakan mata ke atas &ormal &ormal

    6erakan mata ke baa+ &ormal &ormal

    kuran pupil 2 mm 2mm

    1e7lek 4a+aya langsung F F

    1e7lek 4a+aya konsensuil F F

    Strabismus diergen - -

     &.I@ 6erakan mata ke lateral

     baa+

     &ormal &ormal

    Strabismus konergen - - &.@ Menggigit &ormal &ormal

    Membuka mulut &ormal &ormal

    Sensibilitas muka &ormal &ormal

    1e7leks kornea F F

    Trismus - -

     &.@I 6erakan mata ke lateral &ormal &ormal

    Strabismus konergen - -

     &.@II Kedipan mata &ormal   Normal

    Lipatan nasolabial &ormal   Menghilang

    Sudut mulut &ormal  Mendatar

    Mengerutkan da+i &ormal   Normal

    Menutup mata &ormal   Normal

    Meringis &ormal Terganggu

    Menggembungkan pipi &ormal Terganggu

    Daya ke4ap lida+ "52 depan Tidak diperiksa Tidak diperiksa

     &.@III Mendengar suara berbisik &ormal &ormal

    Mendengar detik arlo0i &ormal &ormal

    Tes 1inne Tidak diperiksa Tidak diperiksa

    Tes S4+aaba4+ Tidak diperiksa Tidak diperiksa

    Tes =eber Tidak diperiksa

     &.IA rkus 7aring Simetris Simetris

  • 8/19/2019 Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

    7/23

    Daya ke4ap lida+ $52

     belakang

    Tidak diperiksa Tidak diperiksa

    1e7leks munta+ F FSengau tidak ditemukan

    Tersedak F F

     &.A Denyut nadi %" 35mnt,reguler %" 35mnt,reguler 

    rkus 7aring Simetris Simetris

    /ersuara &ormal

    Menelan &ormal

     &.AI Memalingkan kepala &ormal &ormal

    Sikap ba+u &ormal &ormal

    Mengangkat ba+u &ormal &ormal

    Tro7i otot ba+u &ormal &ormal &.AII Sikap lida+ Deiasi ke kanan

    rtikulasi Terganggu Terganggu

    Tremor lida+ tidak ditemukan tidak ditemukan

    Men0ulurkan lida+ Deiasi ke kiri

    Tro7i otot lida+ &ormal &ormal

    !asikulasi lida+ &ormal &ormal

      Le+er : Meningeal Sign (-)

    1e7le3 primiti7 : glabela (F), palmomental (-), snout (-), grasping (-)

    Sensibilitas : dalam batas normal

    @egetati7 : dalam batas normal

    /art+el Inde3 : $? (ketergantungan berat)

     &I8SS: $9 (de7isit neurologis sedang)

    Sirira0 stroke s4ore: (",?3#) F ("3#) F ("3#) F (#,$3;) (23#) $" E -2 (mengara+ stroke non

    +emoragik)

    S6M: Penurunan kesadaran (-), nyeri kepala (-), re7leks babinski (F) E mengara+ stroke non

    +emoragik 

    PEMERIKSAAN

    PENUNJANG

    Laboratorium (2$

    anuari "#$%)

    Hkstremitas :

    6 / T K  ?5?5? $5$5$ 1! F" F2 1P - -/ T ?5?5? $5$5$ F" F" - F

    Tn

     & &Tr 

    H Hl -5-

     & & H H

    L

    8emoglobin

    T

    H

    8ematokrit

    Lim7ositMonosit

     &eutro7il

    Hosino7il

    Kolesterol total

    8DL

    LDL

    Triglisrida

    ,993$#25uL

    $2,$ g5dl

    $?? 3$#25uL

    9,? 3$#%5uL

    2*,$ >

    $2,$ >?,9? >

    ;," >

    $,?; >

    $"#,* mg5dl

    ?$,9 mg5dl

    ?9 mg5dl

    *# mg5dl

    /&

    reatinin

    S6BT

    S6PT

     &aF 

    K F

     l- 

    6DS

    2%

    #,*

    9$

    $#,$

    $9% mmol5l

    9," mmol5l$# mmol5l

    $9$ mg5dl

  • 8/19/2019 Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

    8/23

    Laboratorium (? !ebruari "#$%)

    Laboratorium (; !ebruari "#$%)

    Hlektrokardiogram (2$ anuari "#$%)

    Sinus bradikardi, ?35menit

    Hlektrokardiogram (2 !ebruari "#$%)

    L

    8emoglobinT

    H

    8ematokrit

    Lim7osit

    Monosit

     &eutro7il

    Hosino7il

    $?,? 3$#25uL

    $9," g5dl9 3$#25uL

    ?,%% 3$#%5uL

    9$,9 >

    *,9? >

    ;,$% >

    *#," >

    #,* >

    L8emoglobin

    T

    H

    8ematokrit

    Lim7osit

    Monosit

     &eutro7il

    Hosino7il

    $%,2 3$#25uL$"," g5dl

    2$" 3$#25uL

    9,"* 3$#%5uL

    2%,2 >

    *,?% >

    9,% >

    *? >

    $,2? >

    /&reatinin

     &aF 

    K F 

    l- 

    ?;,#,*

    $2? mmol5l

    9,9 mmol5l

    $# mmol5l

  • 8/19/2019 Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

    9/23

    trial premature beat, %35menit

    1ontgent t+ora3 (2$ anuari "#$%)

     ardiomegali, pulmo dalam batas normal

    1ontgent t+ora3 ($2 !ebruari "#$%)

  • 8/19/2019 Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

    10/23

    /ronk+itis kronis, 4ardiomegali dengan elongasio aorta

     Head CT Scan

    Kesan: tro7i 4erebri

    RESUME PEMERIKSAAN ( !e"ruari #$%&

    - Kondisi umum : lema+, giJi kurang, kompos mentis, 6S H9@?M%

    - Tanda ital : 8ipertensi st. I (TD $?#5;# mm8g)

    - Status neurologis : Parese &. @II M& sinistra

      Parese & AII M& sinistra

      8emiparese sinistra (kekuatan lengan: $, kekuatan tungkai: $)

      1e7leks 7isiologis de3tra meningkat (F2)

      Tidak didapatkan re7leks patologis dan klonus

    - Terdapat ketergantungan berat (/art+el Inde3: $?) dan de7isit neurologis sedang (&I8SS:

    $9)

  • 8/19/2019 Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

    11/23

    - Sirira0 s4ore dan S6M mengara+ pada kemungkinan stroke non +emoragik 

    - Laboratorium : dalam batas normal

    - HK6 : Sinus bradikardi, ?35menit- 1ontgent t+ora3 : 4ardiomegali

    - 8ead T s4an : atro7i 4erebri

     DISKUSI II 

    Pada pasien ini, se4ara klinis didapatkan:

    $. 8emiparese sinistra

    ". Parese nerus @II sinistra

    2. Parese nerus AII sinistra

    9. 8asil T s4an kepala menun0ukkan atro7i 4erebri, tidak didapatkan perdara+an

    intra4ranial.

    8asil pemeriksaan klinis neurologis mengara+ pada diagnosis stroke non +emorr+agis(kardioembolik) dengan skoring S6M mendukung ke ara+ diagnosis tersebut (re7leks

     patologis unilateral, serta tidak adanya nyeri kepala, dan penurunan kesadaran).

    8asil pemeriksaan penun0ang neurologi tidak didapatkan gambaran in7ark maupun

     perdara+an. In7ark 4erebri akut seringkali tidak dapat terli+at melalui T s4an pada %-$" 0am

     pertama setela+ onset. /ila terdapat +emide7isit yang 0elas, namun T s4an aal tidak 

    menun0ukkan adanya kelainan, maka mengulang kembali pemeriksaan T s4an setela+ "9

     0am adala+ beralasan. Pemeriksaan T S4an kepala masi+ merupakan gold standar  penegakan

    diagnosis stroke.

    Stroke In7ark 

    Sistem pengelompokan stroke yang dikembangkan ole+ lembaga multi4enter trial of 

    rg !"!7# in $cute Stro%e Treat&ent (TBST), stroke in7ark dibagi kedalam 2 kelompok 

     besar :

    $. In7ark pada arteri besar, stroke trombotik yang diakibatkan ole+ oklusi in situ pada lesi

    aterosklerotik di arteri arteri 4arotis, ertebrobasilar, 4abang arteri 4erebral besar.

    ". In7ark pada arteri ke4il atau la4unar in7ark 

    2. In7ark kardioembolik, merupakan sumber umum stroke rekuren. Memiliki tingkat

    mortalitas tertinggi dalam $ bulan pas4a stroke.

    Distribusi arterial

    Duapertiga daera+ serebri anterior diaskularisasi 4abang arteri karotis internasedangkan sepertiga daera+ posterior ole+ 4abang arteri ertebrobasilaris. rteri karotis

    interna akan ber4abang men0adi arteri serebri anterior dan arteri serebri media. Sedangkan

    arteri ertebrobasilaris akan berlan0ut men0adi arteri serebri posterior.

    rteri serebro anterior () mensuplai bagian medial dari lobus 7rontal dan parietal

    dan bagian anterior dari ganglia basalis dan bagian anterior dari kapsula interma. rteri

    serebri media (M) mensuplai bagian lateral dari lobus 7rontal dan parietal, serta bagian

    anterior dan lateral dari lobus temporal, dan memberi 4abang per7orantes ke globus palidus,

     putamen, dan kapsula interna. rteri serebri posterior (P) memberi 4abang per7orantes

    yang mensuplai talamus dan batang otak serta ramus kortikal bagi bagian posterior dan medial

    lobus temporal dan o44ipital. 8emis7er serebeli bagian in7erior disuplai ole+ arteri serebeli

     posterior in7erior (PI) yang berasal dari arteri ertebralis, sedangkan bagian superiornya

  • 8/19/2019 Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

    12/23

    diaskularisasi ole+ arteri serebelar superior. /agian anterior serebelum diaskularisasi ole+

    arteri serebeli anterior in7erior (I) yang berasal dari arteri basilaris (/ae+r, "##?).

    8asil pemeriksaan klinis t+ora3 mengon7irmasi adanya kelainan 0antung(kardiomegali). Pada aal pemeriksaan HK6 didapatkan irama sinus, namun dengan

    7rekuensi nadi kurang dari %#35menit, menun0ukkan adanya sinus bradikardi. &amun pada

    ealuasi HK6 berikutnya didapatkan gambaran atrial premature beat yang kemudian men0adi

    atrial 7ibrilasi dengan 7rekuensi nadi kurang dari $## 35menit. Pada ealuasi HK6 monitor 

    terli+at ba+a irama 0antung pasien beruba+-uba+ dari irama sinus, P/, kemudian men0adi

    !&@1 yang berlangsung kurang dari 2# detik. Pada pasien 0uga didapatkan klinis dyspnea

    de77ort serta ort+opneu yang dapat mengara+kan pada kemungkinan penyakit gagal 0antung.

    Stroke Kardioembolik 

    6angguan 0antung kardioembolik merupakan sala+ satu risiko pembentukan emboli

    yang dapat mengobstruksi aliran dara+ serebroaskular dan menyebabkan in7ark serebri. Diseluru+ dunia, 7rekuensi stroke kardioembolik berariasi antara $"-2$> dari seluru+ stroke

    in7ark. 1isiko ke0adian stroke kardioembolik meningkat seiring bertamba+nya usia,

    diakibatkan meningkatnya prealensi atrial 7ibrilasi pada usia lan0ut.

    Hmboli kardiogenik yang k+ususnya berasal dari atrium 0arang melibatkan arteri di

     bagian pro7unda otak, dan 0arang bermani7estasi sebagai lakunar in7ark. Sebaliknya emboli

    kardiogenik ke4il dari sumber alular dapat mengobstruksi pembulu+ dara+ subkortikal ke4il

    dan menyebabkan lakunar in7ark subkortikal. =alaupun tidak ada kriteria diagnostik yang

    sensiti7 atau spesi7ik, gambaran klinis berikut dapat membantu membedakan emboli

    kardiogenik dengan mekanisme lain yang menyebabkan iskemia serebral dan berguna untuk 

    tata laksana pasien :

    $. Penurunan kesadaran pada onset stroke

    ". De7isit neurologis yang sangat mendadak disertai de7isit neurologis yang berat pada

    onset stroke

    2. Pemuli+an yang 4epat dari de7isit neurologis mayor 0ika ter0adi reper7usi askular 

    otak disertai lisis embolus yang 4epat

    9. 6e0ala melibatkan berbagai teritori askular di otak.

    Pemeriksaan 7isik yang mengara+ pada adanya emboli kardiogenik meliputi :

    $. danya aritmia atrial (atrial 7ibrilasi, dis7ungsi nodus sinus atrial)

    ". danya kardiak murmur (mitral stenosis, stenosis aorta kalsi7ikasi)

    2. Tanda gagal 0antung kongesti7 (setela+ MI, noniskemik 4ardiomyopati)

    9. In7ark myokadial yang baru sa0a ter0adi (angka ke0adian emboli serebral paling tinggidalam 9 minggu setela+ in7ark myokard akut)

    ?. danya penyakit penyerta (SLH)

    Mekanisme yang mendasari stroke kardioemboli adala+ oklusi pembulu+ dara+

    serebral ole+ debris yang berasal dari 0antung. Hmboli bisa terdiri dari aggregat platelet,

    t+rombus, platelet-t+rombi, kolesterol, kalsium, bakteri, dsb. Sebagian besar debris emboli

    tersusun dari aggregat platelet.

    Tidak ada mekanisme tunggal yang berperan dalam pembentukan kardioemboli. Tiap

    gangguan 0antung menentukan pato7isiologi dan per0alanan penyakit se+ingga setiap sumber 

    kardioemboli +arus ditentukan sendiri. Hmboli yang terbentuk akibat abnormalitas atrium

    dipi4u ole+ stasis dara+, sedangkan yang disebabkan ole+ abnormalitas katup disebabkan ole+

    abnormalitas endotel yang mengakibatkan perlengkatan berbagai material pada sisi bebasnya.

  • 8/19/2019 Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

    13/23

    Si7at emboli bergantung pada sumbernya, misalnya partikel kalsi7ikasi pada katup 0antung

    yang terkalsi7ikasi dan 4onto+ lainnya berupa sel-sel neoplasma pada kasus my3oma.

    Sekali emboli men4apai sirkulasi serebral maka akan menyebabkan obstruksi suplaidara+ di otak dan menyebabkan iskemia neuron dan men0adi in7ark. /erbeda dengan trombus,

    embolus tidak melekat kuat di dinding asa se+ingga dapat bermigrasi +ingga ke distal. ika

    +al ini ter0adi, reper7usi dari kapiler di arteriole yang rusak menyebabkan kebo4oran dara+ ke

     0aringan in7ark sekelilingnya. 8al ini men0elaskan mengapa 7rekuensi in7ark +emor+agik 

    umum ter0adi pada stroke kardioembolik (=ol7 et al ., $;;$).

    trial !ibrilasi

    Penyakit katup 0antung sekunder akibat penyakit 0antung rematik meningkatkan

    kemungkinan ter0adinya atrial 7ibrilasi, dan memiliki risiko 9 kali lipat dalam ke0adian

    emboli. trial 7ibrilasi 0uga dapat timbul se+ubungan dengan penyakit sistemik nonkardial,

    4onto+nya 9?> pasien +ipertensi sistemik dan $#> pasien diabetes melitus, 0uga kondisi lainseperti +ipertiroidisme, PPBK, emboli paru, +ipertensi pulmonal, dsb. Ter4atat 2> pasien

    dengan atrial 7ibrilasi tidak diketa+ui penyebabnya (lone $' ).

    Perlu dibedakan apaka+ atrial 7ibrilasi yang ter0adi ini adala+ bersi7at paroksisimal,

     persisten, dan permanen. Paroksismal atrial 7ibrilasi berlangsung kurang dari +ari, lebi+

    kurang ?#> akan kembali ke irama sinus se4ara spontan dalam aktu "9 0am. trial 7ibrilasi

    yang episode pertamanya kurang dari 9* 0am 0uga disebut paroksismal atrial 7ibrilasi.

    Sedangkan atrial 7ibrilasi persisten apabila durasi menetap lebi+ dari +ari, diperlukan

    kardioersi (elektrik, medikamentosa) untuk mengembalikan ke irama sinus. atrial 7ibrilasi

     permanen berlangsung lebi+ dari +ari, kardioersi pun sulit mengembalikan ke irama sinus

    (Dorian, "##?).

    6agal antung Kongesti7 (8!)

    Kriteria diagnosis gagal 0anttung kongesti7 dapat menggunakan kriteria 7raming+am

    dapat digunakan untuk gagal 0antung kongesti7 yaitu minimal $ kriteria mayor dan " kriteria

    minor.

    Kriteria 'a)r Kriteria 'in)r Kriteria 'a)r * 'in)r

    Paroksismal &okturnal Dispnea Hdema ekstremitas penurunan // N 9,? kg

    dalam ? +ari pengobatanDistensi ena 0ugular /atuk malam +ari

    1onki paru Dispnea de77ort

    Kardiomegali 8epatomegali

    Hdema paru akut H7usi pleura6allop S2 Penurunan kapasitas ital

     paru sepertiga normal

    1e7luks +epato0ugular Takikardia

    Pasien ini memenu+i kriteria 7raming+am diatas dengan ditemukannya Distensi ena 0ugular,

    kardiomegali, dispnea d’effort .

    DIAGNOSIS AKHIR 

    Diagnosis klinik : 8emiparese sinistra 4um parese &.@II et AII M& sinistra, onset akut

    Diagnosis topik : susp. subkorteks +emis7er de3tra sesuai teritori arteri 4erebri media

    de3tra

    Diagnosis etiologik : Stroke non +emorr+agik 4ardioemboli

  • 8/19/2019 Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

    14/23

    Diagnosis Lain : 8ipertensi, 88D

    PENATALAKSANAAN Stroke kut

    Prinsip tata laksana stroke pada 7ase akut meliputi :

    $. Membantu proses restorasi dan plastisitas otak. Ta+ap ini menargetkan untuk 

    memperta+ankan ilaya+ oligemia iskemik penumbra dengan 4ara membatasi durasi

    ke0adian iskemik dan dera0at kepara+an 4edera iskemik (proteksi neuronal). Men4ega+

    kondisi +ipertermi, +ipotermi, +ipertensi, +iperglikemia, +ipoglikemia, peningkatan

    tekanan intrakranial, in7eksi, gangguan elektrolit, dan ke0ang. Serta men4ega+

    timbulnya stroke berulang dengan pemberian antiplatelet (aspirin, 4lopidogrel, dsb)

    atau antikoagulan (+eparin, ar7arin, rTP) (apabila 7aktor yang mendasari adala+

    sebab koagulopati).

    ". Mengendalikan 7aktor risiko. Mengendalikan 7aktor risiko yang dapat dimodi7ikasidan mengembalikan ke leel normal. Sebagai 4onto+, pasien dengan +ipertensi, target

     pengendalian tekanan dara+ setela+ leat 7ase akut stroke +ingga dibaa+ $9#5;#

    mm8g, sedangkan bila pasien sebelumnya menderita +ipertensi dan diabetes melitus

    maka diperta+ankan dibaa+ $2?5*? mm8g.

    2. Men4ega+ komplikasi

    Komplikasi yang kerap ter0adi pada pasien dengan stroke yang +arus tira+ baring

    adala+ pneumonia, dekubitus, in7eksi saluran kemi+. Pasien mutlak +arus dilakukan

    tindakan 7isioterapi. Pada 7ase akut pasien belum dapat berpartisipasi penu+ pada

     program terapi akti7, untuk itu dilakukan lati+an 1BM (range of &otion) setiap +ari

    dan posisioning  yang tepat untuk men4ega+ pemendekan dan kontraktur sendi. Terapi

    akti7 dapat dilakukan perla+an-la+an (isometrik, isotonik, isokinetik). Pasien tetap

    dimonitor untuk kemungkinan tidak stabilnya +emodinamik dan aritmia 0antung,

    intensitas lati+an 0uga +arus dimonitor, karena otot yang terlalu keras berlati+ 0ustru

    akan membuat kelema+an semakin progresi7.

    trial !ibrilasi pada Pasien Stroke kut

    Prinsip penanganan atrial 7ibrilasi adala+ mengontrol ritme dan la0u (rate) 0antung

    kembali ke irama sinus dan pen4ega+an pembentukan trombus. ntuk pasien dengan atrial

    7ibrilasi non alular akan di+itung dulu skor predikti7 peluang ter0adinya stroke (8 "DS"-

    @S4), selan0utnya akan ditentukan apaka+ pasien akan mendapat terapi antitrombotik 

    dan5atau antikoagulan. Sedangkan pada atrial 7ibrilasi yang disebabkan kelainan di alular akan segera mendapatkan terapi antikoagulan.

     Stroke Risk Assessment: The CHA2 DS 2-VASc Score

     Risk Factor Points (yes

    Congestive Heart 'ailure History( !

     Hypertension History( !

     $ge ) 7* years old #

     Diabetes +ellitus( !

    Stro%e,T-$,Thro&boe&bolis& History( #

    ascular Disease History( /  previous +-0 peripheral arterial disease or aortic pla1ue 2 !

     $ge 3*475 years old !

     'e&ale( !

  • 8/19/2019 Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

    15/23

    6una mengembalikan ke irama sinus dilakukan kardioersi baik elektrik ataupun

    7armakologis. Kardioersi 7armakologis kurang e7ekti7 dibandingkan kardioersi elektrik.

    1isiko tromboemboli atau stroke kardioemboli (atrial stunning ) tidak berbeda antarakeduanya, se+ingga rekomendasi pemberian antikoagulan sama pada keduanya.

    Mana0emen pengaturan ritme dan la0u (rate) 0antung dengan kardioersi pada pasien

    dengan atrial 7ibrilasi yang pemanen. Pasien stroke dengan atrial 7ibrilasi dianggap masuk 

    kategori critically ill  yang mana0emennya berbeda dengan populasi umum atrial 7ibrilasi tanpa

    stroke. Kardioersi elektrik 0ustru memba+ayakan, ter4atat kesuksesannya +anya 2?> dan

    menurun men0adi $2,?> apabila dilakukan setela+ 9* 0am (Mayr et al ., "##2).

    Pasien ini atrial 7ibrilasinya disebabkan ole+ kondisi non alular. Selama peraatan,

    ! +anya mun4ul se4ara paroksismal dengan 7rekuensi nadi kurang dari $##35menit, se+ingga

     pada aalnya terapi kontrol rate belum dilakukan. Pada 7ollo up selan0utnya, atrial 7ibrilasi

    menetap dengan rate diatas $##35menit se+ingga kemudian diberikan terapi digo3in per oral.

    Pasien ini setela+ dinilai skor 8"DS"-@S4 adala+ 9, se+ingga perlu diberikanantikoagulan berupa dabigatran, setela+ probem stress ul4er tertangani. Dosis optimal yang

    e7ekti7 dan aman untuk pen4ega+an komplikasi tromboemboli pada atrial 7ibrilasi adala+

    dengan nilai I&1 ",? (rentang "-2). Pada pasien dengan usia di atas ? ta+un target I&1 "

    dengan rentang ($,% ").

    Studi !SK men4atat pemberian aspirin ? mg akan menurunkan risiko $*>,

    sedangkan pada studi SP! pemberian aspirin 2"? mg menurunkan risiko 99>. Pada studi

    metaanalisis, pemberian ar7arin akan menurunkan insidensi stroke sebesar %">, penurunan

    risiko absolut ",> perta+un pada pen4ega+an primer dan *,9> perta+un pada pen4ega+an

    sekunder. =ar7arin lebi+ baik dibandingkan aspirin dengan penurunan risiko relati7 2%>.

    6agal antung

    Tata laksana gagal 0antung sebagai sebua+ paradigma. Paradigma lama (konsep

    +emodinamik) menganggap gagal 0antung disebabkan ole+ berkurangnya kontraktilitas dan

    daya pompa 0antung, se+ingga diperlukan agen inotropik dan diuretik serta asodilator untuk 

    mengurangi beban. Paradigma baru (konsep neuro+umoral) menganggap gagal 0antung

    sebagai suatu proses remodelling progresi7 akibat penyakit5beban pada miokard se+ingga

     pen4ega+an progresiitas dengan peng+ambat neuro+umoral seperti  $C64inhibitor ,

     $ngiotensin receptor bloc%er0  atau beta bloc%er  digunakan selain penggunaan diuretik dan

    digitalis.

    Penatalaksanaan pada pasien adala+:

    $. &on Medikamentosa- Hdukasi dan motiasi keluarga dan pasien

    - Hleasi kepala 2#o

    - #" 2 Lt5menit nasal kanul

    - I@!D sering $% tpm

    - Diet TKTP

    - !isioterapi, +est T+erapy

    ". Medikamentosa

    - In0. iti4olin ?## mg5$" 0am (i)

    - In0. Pira4etam 2 gr5$" 0am (i)

    - In0. BmepraJol 9# mg5"9 0am (i)

    - Dabigatran $ 3 $$# mg (po)

  • 8/19/2019 Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

    16/23

    - Para4etamol 2 3 ?## mg (po)

    - Su4ral7at syrup 2 3 ? 44 (po)

    Konsultasi bagian Kardiologi (2$5$5"#$%):

    sesmen:

    - 88D

    - 8ipertensi

    Terapi :

    - In0. !urosemid "# mg5$" 0am (i)

    - andesartan $ 3 * mg

    Konsultasi bagian Penyakit Dalam ("5"5"#$%):

    sesmen:

    - Pneumonia- PPBK  

    Terapi:

    - In0. e7tria3on $gr5$" 0am (i)

    - mbro3ol 2 3 2# mg (po)

    - Jitromisin $ 3 ?## mg (po)

    - &ebu ombien : !le3otide per $" 0am

    PROGNOSIS

    Se4ara umum, stroke kardioemboli memiliki prognosis yang lebi+ buruk dibandingkan

     0enis stroke in7ark lainnya karena memiliki risiko ke4a4atan dan kematian yang lebi+ tinggi.

    Mortalitas stroke kardioembolik 2 kali lipat stroke in7ark 0enis lainnya (De ong et al ., "##2).

    - Deat+ : dubia

    - Disease : dubia

    - Dissability : dubia ad malam

    - Dis4om7ort : dubia ad malam

    - Dissatis7a4tion : dubia ad malam

    - Destitussion : dubia ad bonam

  • 8/19/2019 Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

    17/23

     follow upTanggal $5"5"#$% "5"5"#$% 25"5"#$% 95"5"#$%

    Kelu+an Kelema+an sisi kanan, perot, pelo, nyeri kepala

    (-), munta+ (-)

    Kesadaran menurun,demam, sesak na7as,

    demam, lendir (F),munta+ (-)

    Penurunan kesadaran,demam (-), sesak na7as,

     produk &6T ke4oklatan

    Penurunan kesadaran,demam (F), sesak na7as,

     produk &6T 0erni+

    Keadaan

    umum

    Sedang,M,

    H9@9M%

    Lema+

    H"@"M?

    Lema+

    H"@"M?

    Lema+

    H2@"M?Tanda ital TD : $2#5#

    11 : "# 35mnt & : %" 35mnt, reguler 

    t : 2%,*o &PS : #

    TD : $2#5#11 : 2# 35mnt

     & : * 35mnt, reguler t : 2*o=/ : 2

    TD : $95;11 : "% 35mnt

     & : # 35mnt, ireguler t : 2,"o=/ : "

    TD : $%%5;#11 : "% 35mnt

     & : ;" 35mnt, ireguler t : 2,*o=/ : "

     &n.4raniales P&. @II, AII S M& P&. @II, AII S M& P&. @II, AII S M& P&. @II, AII S M&

    6erak <

    Kekuatan

    ? $ Lateralisasi S Lateralisasi S Lateralisasi S

    ? $

    1.7isiologis F" F2 F" F2 F" F2 F" F2

    F" F" F" F" F" F" F" F"

    1.patologis - - - - - - - -

    - F - F - F - F

    Problem 8emiparese de3traParase +emi7a4ialisDiagnosis etiologis

    Penurunan kesadaranLateralisasi SPneumonia88D

    Penurunan kesadaranLateralisasi SPneumonia88D!&@1 (P!), PStress l4er 

    Penurunan kesadaranLateralisasi SPneumonia88D!&@1 (P!), PStress l4er membaik 

    Terapi I@!D 1L $% tpm

    #" 2 Lt5menit &K In0. iti4olin ?##mg5 $" 0amIn0. Pira4etam 2gr5*0am

    I@!D 1L $% tpm

    #" 2 Lt5menit &K In0. iti4olin ?##mg5 $" 0amIn0. Pira4etam 2gr5$"0amIn0. e7tria3on$gr5$"0am

    In0. !urosemid"#mg5$"0amandesartan $ 3 * mglopidogrel $ 3 ? mgPT 2 3 ?## mgmbro3ol 2 3 2# mg

    Jitromisin $ 3 ?## mg

     &ebu 4ombien :7le3otide per $" 0am

    I@!D 1L $% tpm

    #" 2 Lt5menit &K In0. iti4olin ?##mg5 $" 0amIn0. Pira4etam2gr5$"0amIn0. e7tria3on

    $gr5$"0amIn0. !urosemid"#mg5$"0amandesartan $ 3 * mglopidogrel $ 3 ? mgtunda

    PT 2 3 ?## mg

    mbro3ol 2 3 2# mgJitromisin $ 3 ?## mg &ebu 4ombien :7le3otide per $" 0amIn0. BmepraJol

    $ampul5"90amSu4ral7at syr 23?44

    I@!D 1L $% tpm

    #" 2 Lt5menit &K In0. iti4olin ?##mg5 $" 0amIn0. Pira4etam 2gr5$"0amIn0. e7tria3on $gr5$"0amIn0. !urosemid

    "#mg5$"0amandesartan $ 3 * mgPT 2 3 ?## mgmbro3ol 2 3 2# mgJitromisin $ 3 ?## mg &ebu 4ombien :

    7le3otide per $" 0am

    In0. BmepraJol$ampul5"90amSu4ral7at syr 23?44

    Planning La4ak +asil +ead Ts4an

    Konsul penyakit dalam1aat unit stroke

    Monitor K5@S5tanda peningkatan TIK  &6T dialirkan, dietstop sementara

    Monitor K5@S

  • 8/19/2019 Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

    18/23

    Tanggal ?5"5"#$% ;5"5"#$% $#5"5"#$% $$5"5"#$%

  • 8/19/2019 Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

    19/23

    Kelu+an Penurunan kesadaran,demam (F), sesak na7as,

     produk &6T 0erni+

    Kesadaran meningkat Penurunan kesadaran, batuk 

    Penurunan kesadaran

    Keadaanumum

    Lema+H"@"M?

    Lema+H2@"M?

    Lema+H2@"M?

    Lema+H2@"M?

    Tanda ital TD : $#%5;#11 : 2* 35mnt

     & : $2# 35mnt, ireguler t : 2;," o

    =/ : "

    TD : $$%5#11 : "9 35mnt

     & : $$# 35mnt, ireguler t : 2%,; o=/ : "

    TD : $"%5%911 : "9 35mnt

     & : ;9 35mnt, ireguler t : 2%,? o

    =/ : "

    TD : $%%5;#11 : "% 35mnt

     & : ;" 35mntt : 2,*o=/ : "

     &n.4raniales P&. @II, AII S M& P&. @II S M& P&. @IIS M& P&. @II, AII S M&

    6erak <Kekuatan

    Lateralisasi S Lateralisasi S Lateralisasi S Lateralisasi S

    1.7isiologis F" F2 F" F2 F" F2 F" F2

    F" F" F" F" F" F" F" F"

    1.patologis - - - - - - - -

    - F - F - F - F

    Problem Penurunan kesadaranLateralisasi S

    Pneumonia88D!1@1 

    Penurunan kesadaranLateralisasi S

    Pneumonia88D!

    Penurunan kesadaranLateralisasi S

    Pneumonia88D!

    Penurunan kesadaranLateralisasi S

    Pneumonia88D!&@1 

    Terapi I@!D 1L $% tpm#" * Lt5menit &1MIn0. iti4olin ?##mg5 $" 0amIn0. Pira4etam 2gr5$"0am

    In0. e7tria3on$gr5$"0amIn0. !urosemid"#mg5$"0amandesartan $ 3 * mgmbro3ol 2 3 2# mg

    Jitromisin $ 3 ?## mg &ebu 4ombien :7le3otide per $" 0amIn0. BmepraJol$ampul5"90amSu4ral7at syr 23?44

    PT 2 3 $### mg

    Spironolakton $ 3 "? mgDigo3in $ 3 $ tabDabigatran $ 3 $$# mg

    I@!D 1L $% tpm#" * Lt5menit &1MIn0. iti4olin ?##mg5 $" 0amIn0. Pira4etam 2gr5$"0am

    In0. e7tria3on$gr5$"0amIn0. !urosemid"#mg5$"0amandesartan $ 3 * mgmbro3ol 2 3 2# mg

    Jitromisin $ 3 ?## mgstop &ebu 4ombien :7le3otide per $" 0amIn0. BmepraJol$ampul5"90am

    Su4ral7at syr 23?44 stop

    PT 2 3 $### mgSpironolakton $ 3 "? mgDigo3in $ 3 $ tabDabigatran $ 3 $$# mg

    I@!D 1L $% tpm#" * Lt5menit &1MIn0. iti4olin ?##mg5 $" 0amIn0. Pira4etam

    2gr5$"0amIn0. e7tria3on$gr5$"0am stopIn0. !urosemid"#mg5$"0amandesartan $ 3 * mg

    mbro3ol 2 3 2# mg &ebu 4ombien :7le3otide per $" 0amIn0. BmepraJol$ampul5"90amPT 2 3 $### mg

    Spironolakton $ 3 "?

    mgDigo3in $ 3 $ tabDabigatran $ 3 $$# mgIn7. ipro7lo3a4in

    "##mg5$"0amIn0. 6entamisin*#mg5$"0am

    I@!D 1L $% tpm#" 2 Lt5menit &K In0. iti4olin ?##mg5 $" 0amIn0. Pira4etam 2gr5$"0am

    In0. !urosemid"#mg5$"0amandesartan $ 3 * mgPT 2 3 ?## mgmbro3ol 2 3 2# mg &ebu 4ombien :

    7le3otide per $" 0amIn0. BmepraJol$ampul5"90amPT 2 3 $### mgSpironolakton $ 3 "? mgDigo3in $ 3 $ tab

    Dabigatran $ 3 $$# mg

    In7. ipro7lo3a4in"##mg5$"0amIn0. 6entamisin*#mg5$"0am

    66 2 3 $ tab

    Planning Monitor K5@SSu4tion berkala!isioterapi pasi7, 4+estt+erapy

    Monitor K5@S!isioterapi pasi7, 4+estt+erapyHaluasi dara+ rutin

    Monitor K5@S!isioterapi pasi7, 4+estt+erapy

    Monitor K5@S

    Tanggal $"5"5"#$% $25"5"#$% $?5"5"#$% $%5"5"#$%

  • 8/19/2019 Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

    20/23

    Kelu+an Kesadaran membaik,demam (-), batuk (F)

    Kesadaran membaik, batuk (F)

    Sadar, komunikasi (-) Sadar, komunikasi (-)

    Keadaanumum Lema+H9@3M3Lema+H9@3M3

    Lema+H9@3M3Lema+H9@3M3

    Tanda ital TD : $"%5*911 : "9 35mnt & : ;% 35mnt

    t : 2% o=/ : "

    TD : $9*5;#11 : "9 35mnt & : ;# 35mnt

    t : 2% o=/ : "

    TD : $#$5%$11 : 2$ 35mnt & : $#% 35mnt

    t : 2%,? o=/ : "

    TD : $2#5#11 : "9 35mnt & : *% 35mnt

    t : 2%,*o=/ : "

     &n.4raniales P&. @II, AII S M& P&. @II S M& P&. @IIS M& P&. @II, AII S M&

    6erak <

    Kekuatan

    Lateralisasi S Lateralisasi S Lateralisasi S Lateralisasi S

    1.7isiologis F" F2 F" F2 F" F2 F" F2

    F" F" F" F" F" F" F" F"

    1.patologis - - - - - - - -

    - F - F - F - F

    Problem Lateralisasi SPneumonia88D!

    Lateralisasi SPneumonia88D!

    Lateralisasi SPneumonia88D!

    Lateralisasi SPneumonia88D!

    Terapi I@!D 1L $% tpm#" 2 Lt5menit &K 

    In0. iti4olin ?##mg5 $" 0amIn0. Pira4etam 2gr5$"0amIn0. !urosemid"#mg5$"0amandesartan $ 3 * mg

    mbro3ol 2 3 2# mg &ebu 4ombien :7le3otide per $" 0amIn0. BmepraJol$ampul5"90amSu4ral7at syr 23?44

    PT 2 3 $### mgSpironolakton $ 3 "? mgDigo3in $ 3 $ tabDabigatran $ 3 $$# mgIn7. ipro7lo3a4in"##mg5$"0am

    In0. 6entamisin*#mg5$"0am66 2 3 $ tabIn0. /isolon$amp5$"0am

    I@!D 1L $% tpm#" 2 Lt5menit &K 

    In0. iti4olin ?##mg5 $" 0amIn0. Pira4etam 2gr5$"0amIn0. !urosemid"#mg5$"0amandesartan $ 3 * mg

    mbro3ol 2 3 2# mg &ebu 4ombien :7le3otide per $" 0amIn0. BmepraJol$ampul5"90amSu4ral7at syr 23?44 stop

    PT 2 3 $### mgSpironolakton $ 3 "? mgDigo3in $ 3 $ tabDabigatran $ 3 $$# mgIn7. ipro7lo3a4in"##mg5$"0am

    In0. 6entamisin*#mg5$"0am66 2 3 $ tab In0./isolon $amp5$"0ammiodaron $ 3 $ tablet

    I@!D 1L $% tpm#" 2 Lt5menit &K 

    In0. iti4olin ?##mg5 $" 0amIn0. Pira4etam2gr5$"0amIn0. !urosemid"#mg5$"0am

    andesartan $ 3 * mgmbro3ol 2 3 2# mg &ebu 4ombien :7le3otide per $" 0amIn0. BmepraJol$ampul5"90am

    PT 2 3 $### mgSpironolakton $ 3 "?mgDigo3in $ 3 $ tabDabigatran $ 3 $$# mgIn7. ipro7lo3a4in

    "##mg5$"0amIn0. 6entamisin*#mg5$"0am stop/isolon $amp5$"0ammiodaron $ 3 $ tablet

    I@!D 1L $% tpm#" 2 Lt5menit &K 

    In0. iti4olin ?##mg5 $" 0amIn0. Pira4etam 2gr5$"0amIn0. !urosemid"#mg5$"0amandesartan $ 3 * mg

    mbro3ol 2 3 2# mg &ebu 4ombien :7le3otide per $" 0amIn0. BmepraJol$ampul5"90amPT 2 3 $### mg

    Spironolakton $ 3 "? mgDigo3in $ 3 $ tabDabigatran $ 3 $$# mgIn7. ipro7lo3a4in"##mg5$"0am/isolon $amp5$"0am

    stopmiodaron $ 3 $ tablet

    Planning Monitor K5@SHaluasi rontgent t+ora3

    Monitor K5@S Monitor K5@SPinda+ bangsal

    Dis4+arge planningMobilisasi duduk 

    Spee4+ t+erapy

    Tanggal $*5"5"#$%

  • 8/19/2019 Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

    21/23

    Kelu+an Komunikasi (-), demam(-), batuk berkurang

    Keadaanumum Lema+H9@3M3Tanda ital TD : $2#5;#

    11 : "" 35mnt & : *% 35mnt

    t : 2%,%o=/ : "

     &n.4raniales P&. @II, AII S M&

    6erak <

    Kekuatan

    Lateralisasi S

    1.7isiologis F" F2

    F" F"

    1.patologis - -

    - F

    Problem Lateralisasi SPneumonia membaik 88D!

    Terapi iti4+olin " 3 ?## mgPira4etam 2 3 *## mg

    !urosemid $ 3 9# mgandesartan $ 3 * mgmbro3ol 2 3 2# mgJitromisin $ 3 ?## mgSpironolakton $ 3 "? mgDigo3in $ 3 $ tab

    Dabigatran $ 3 $$# mge7i3im " 3 $## mgmiodaron $ 3 $ tablet

    Planning /LPL8ome 4are

    DA!TAR PUSTAKA

  • 8/19/2019 Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

    22/23

    T+oraldsen et al ., $;;, Stroke Trends in t+e =8B MB&I Pro0e4t. Stro%e, "*, ?##-?#%.

    /e4ker , =ira . "##%. Stroke, Is4+emi4. e+edicine. 44essed on B4tober 2#, "##at +ttp:55.emedi4ine.4om5emerg5topi4??*.+tm.

    =ol7e, ., et al ., "##". In4iden4e and ase !atality 1ates o7 Stroke Subtypes in Multiet+ni4

    Population: T+e Sout+ London Stroke 1egister. ournal o7 &eurology, &eurosurgery

    and Psy4+iatry ":"$$-"$%.

    Setyopranoto, I., "#$". Bedem Btak pada Pasien Stroke Iskemik kut. /adan Penerbit

    !akultas Kedokteran niersitas 6ad0a+ Mada 'ogyakarta.

    /andera et al ., "##%. erebral /lood !lo T+res+old o7 Is4+emi4 Penumbra and In7ark ore

    in 4ute Is4+emi4 Stroke. Stro%e, 2, $229-$22;

    dam 1.D., "##$. rinciples of 8eurology. t+ ed. M4 6ra 8ill In4. Singapore.

    6o7ir, ., "##;. Klasi7ikasi Stroke dan enis Patologi Stroke. Dalam Mana0emen Stroke

     6vidence 9ased +edicine, Pustaka endikia Press, 'ogyakarta.Lamsudin, 1., $;;*, Pro7il Stroke di 'ogyakarta Diagnosis dan !aktor Keterlambatan

    Penderita Stroke Datang ke 1uma+ Sakit, Mana0emen Stroke Mutak+ir, /erita

    Kedokteran Masyarakat AI@, Program Pendidikan Kedokteran Komunitas !akultas

    Kedokteran 6ad0a+ Mada, 'ogyakarta.

    Lamsudin, 1., $;;. lgoritma Stroke 6ad0a+mada, Disertasi Doktor. niersitas 6ad0a+

    Mada

    Kau7man, S. 1., /e4ker, 6., $;;$. ontent and /oundaries o7 Medi4ine in Long Term are:

    P+ysi4ians Talk about Stroke. :erontologist , 2$, "2*-"9?.

    Lumbantobing

    Lindsay K=, /one I., "##9. &eurology and &eurosurgery Illustrated, 9t+ edition. +ur4+ill

    Liingstone, nited Kingdom.

    PH1DBSSI, "#$$. Kelompok Studi Serebroaskuler, 6uideline Stroke, edisi reisi. akarta.

    Mita et al, "#$9. 44ura4y o7 lini4al Stroke s4ores 7or distinguis+ing stroke subtypes

    in resour4e poor settings: systemati4 reie o7 diagnosti4 test a44uray. ournal o7

     &euros4ien4e 1ural Pra4ti4e ?(9):22#-;.

    =ol7 P, bbott 1D, Kannel =/. trial 7ibrilation as an independent risk 7a4tor 7or stroke :

    t+e !raming+am Study. Stro%e. ""(*):;*2-*

    http://http/www.emedicine.com/emerg/topic558.htmhttp://http/www.emedicine.com/emerg/topic558.htmhttp://http/www.emedicine.com/emerg/topic558.htm

  • 8/19/2019 Maju Kasus Stroke dengan Atrial Fibrilasi

    23/23

    Presentasi Ilmia+ Stase /anyumas

    Sabtu, "# !ebruari "#$%Presentan : Melania Testudinaria

    Pembimbing : Dr. dr. Ismail Setyopranoto, Sp.S(K)

      dr. Laksmi Puritosari, Sp.S

      dr. Siti !arida Setyoningrum, Sp.S

    Presentasi Ilmia+ Stase /anyumas

    Sabtu, "# !ebruari "#$%

    Presentan : Melania Testudinaria

    Pembimbing : Dr. dr. Ismail Setyopranoto, Sp.S(K)

      dr. Laksmi Puritosari, Sp.S

      dr. Siti !arida Setyoningrum, Sp.S

    Presentasi Ilmia+ Stase /anyumas

    Sabtu, "# !ebruari "#$%Presentan : Melania Testudinaria

    Pembimbing : Dr. dr. Ismail Setyopranoto, Sp.S(K)

      dr. Laksmi Puritosari, Sp.S

      dr. Siti !arida Setyoningrum, Sp.S