Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

52
MAJALAH EDISI 8 | EDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013 Digitalisasi Sistem Informasi HUMAS UNIMED

Transcript of Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

Page 1: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

MAJALAH EDISI 8 | EDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013

D i g i t a l i s a s i Sistem Informasi

HUMAS UNIMED

Page 2: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

DIGITALISASI SISTEM INFORMASIU n i v e r s i t a s N e g e r i M e d a n

Salam RedaksiPara pembaca civitas akademika Universitas Negeri medan (Unimed) yang berbahagia. Majalah Unimed hadir kembali pada edisi delapan tahun 2013 ini dengan kemasan yang semakin menarik, indah dan elegan dengan bentuk dan bacaan yang menggugah para calon pendidik dan seluruh pihak yang mendukung digitalisasi sistem informasi di Universitas Negeri Medan.

Majalah ini merupakan majalah internal Humas Unimed yang berusaha menampilkan berbagai informasi internal dan peliputan berbagai kegiatan internal Unimed.

Pada edisi keempat, majalah Unimed menghadirkan laporan utama mengenai Digitalisasi Sistem Informasi di Universitas Negeri Medan yang dalam beberapa waktu belakangan santer digalakkan.Sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas lulusan menyongsong dunia internasional, digitalisasi sistem informasi adalah salah satu bagian penting yang urgen untuk segera direalisasikan.Kelancaran sistem informasi merupakan substansi penting untuk menunjang peningkatan kualitas segenap mahasiswa dan civitas akademika.Di tengah perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih, maka penyebaran informasi juga membutuhkan teknologi yang lebih baik agar lebih efektif, efisien dan tepat waktu dalam pengaksesannya.

Dalam pewartaan seputar digitalisasi sistem informasi tersebut, dewan redaksi telah melakukan sejumlah wawancara langsung kepada pihak-pihak terkait, pimpinan dan civitas akademika ihwal digitalisasi sistem informasi di Universitas Negeri Medan.Tentunya, dalam perjalanan menuju peningkatan kualitas kinerja Humas Unimed, berbagai bentuk kekurangan yang ditemukan menjadi intropeksi.

Selain itu, beragam informasi tentang Unimed dan kegiatan mahasiswa yang bersangkutan kami hadirkan dalam majalah Humas ini. Kami berharap informasi ini dapat menjadi inspirasi bagi seluruh civitas akademika Unimed, agar lebih antusias dan semangat melakukan perbaikan serta sejumlah peningkatan kualitas intelektual untuk membantu pencapaian citra Universitas Negeri Medan sebagai salah satu kampus barometer kelahiran tenaga pendidik yang kompeten dan professional. Bravo Unimed!

Selamat Membaca

Dewan Redaksi

HUMAS UNIMED

Tajuk Rencana 2Editorial 3Foto 5

923

Artikel 26Sudut Tekno 43Personil Humas 50

Lintas PeristiwaProfil

Syahruddin SiregarArfi Lubis, S.Kom.,Jihan Siska

Page 3: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

digital, kebijakan i n i s e k a l i g u s dilaksanakan agar mahasiswa dan segenap civitas akademika siap b e r p e r a n d a n b e r j u a n g mewujudkan visi U n i m e d m e n y o n g s o n g d u n i a internasional.

Perkembangan zaman senantiasa b e r p a c u p a d a k e c a n g g i h a n teknologi.Hal ini yang mendasari k e b i j a k a n

digitalisasi sistem informasi mesti dilaksanakan. Selain efektif dan efisien, digitalisasi sistem informasi merupakan kebijakan tepat yang potensial menjadi andalan masa depan Universitas Negeri Medan.

Selalu ada tantangan untuk sampai pada prestasi yang gemilang. Begitu pun dengan penerapan digitalisasi sistem informasi di Universitas Negeri Medan. Berbagai hambatan, rintangan mulanya memang menghambat kelancaran sistem baru ini.Di samping mahasiswa yang belum terbiasa menggunakan sistem informasi digital, beberapa kalangan yang tidak bertanggungjawab turut mengganggu. Tetapi, apa pun yang terjadi, sistem ini memang tetap harus berjalan. Demi kebaikan bersama, kesadaran untuk memanfaatkan teknologi secara benar dan bijak adalah karakter yang musti ditanamkan pada segenap mahasiswa dan civitas akademika Universitas Negeri Medan agar kemungkinan-kemungkinan terburuk yang dapat timbul akibat penerapan kebijakan ini dapat diminimalisir.

Sebagai salah satu b a r o m e t e r p e n d i d i k , Universitas Negeri Medan senantiasa m e n g u p a y a k n program-program akademik maupun nonakademik yang lebih baik dan i n o v a t i f u n t u k m e n i n g k a t k a n kuali tas tenaga pendidik.Berbagai program terkait k e g u r u a n d a n sejumlah upaya p e n i n g k a t a n k u a l i t a s t i d a k hanya dilakukan melalui pembelajaran sepanjang perkuliahan atau program kegiatan penunjang.Tetapi juga melalui perbaikan kualitas sistem informasi.

Beberapa tahun belakangan, Universitas Negeri Medan semakin gencar membangkitkan vitalitas kehidupan kampus dengan berbagai k e m u d a h a n a k s e s i n f o r m a s i d a n komunikasi.Selanjutnya beranjak pada segala aspek.Mulai dari administrasi hingga berbagai kepentingan internal.Tujuannya tentu saja untuk mempermudah akses informasi dari pihak universitas kepada seluruh elemen-elemen kampus terutama mahasiswa dan segenap akademika.

Sejak direalisasikannya Kartu Program Studi Online hingga saat ini yang menjadi andalan adalah keberadaan perpustakaan digital, Universitas Negeri Medan terus melakukan perbaikan dan digitalisasi sistem informasi dalam berbagai bidang. Selain sebagai bentuk keseriusan Universitas Negeri Medan dalam meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan mahasiswa sesuai dengan zaman

BULETIN HUMAS UNIMED OKTOBER 2013

HUMAS UNIMED

2 MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013 Tajuk Rencana

Page 4: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

dalam pengolahan dan pengirimannya juga memerlukan teknologi terbaru.

Ekonomis (Economy). Nilai ekonomis sebuah informasi memang menjadi pertimbangan yang tak bisa dipisahkan dari keberadaan teknologi.Ini dikarenakan hal tersebut sangat susbtansional dalam penentuan kebijakan penggunaan teknologi.

Efisien (Efficiency). Kualitas dari informasi yang d i g u n a k a n d a l a m p e n g a m b i l a n ke p u t u s a n jugabergantung pada nilai efisien yang terdapat didalamnya.

Dapat dipercaya (Reliability).Meski senantiasa memperhitungkan kecepatan dan

keefisiensian, informasi yang disebarkan harus dapat dipercaya. Hal ini dapat diwujudkan dengan penghadiran sejumlah fakta-fakta terkait yang berimbang.Selain itu, keakuratan data dan teknis penyebarannya turut memengaruhi tingkat kepercayaan publik.

Beberapa kriteria tersebut yang menjadi pertimbangan penting dalam realisasi sistem informasi digital di perguruan tinggi. Tentu saja, sejumlah hambatan awal tak dapat dielakkan. Namun karena kebutuhan akan konsep dan mekanisme belajar mengajar yang lebih baik serta untuk kepentingan eksistensi mahasiswa dan civitas akademika, maka digitalisasi sistem informasi pun menjadi urgensional.

Sebagai konsekuensi, seiring dengan proses digitalisasi sistem informasi ini, kehadiran banyak hacker kerap mengganggu kelancaran sistem. Akibatnya, akses untuk mendapatkan informasi terganggu dan keakuratan informasi menjadi dipertanyakan.Inilah yang juga mesti diantisipasi.Agar kualitas tetap terjaga, tentu saja kesiapan untuk menghadapi dan meminimalisir semua kemungkinan buruk itu harus dilakukan.

Efisiensi dan efektivitas menjadi pertimbangan utama dalam penyebaran informasi pada khalayak luas. Tidak hanya meringankan kerja unit informan, tetapi turut memberi kemudahan akses dan kelancaran sirkulasi data sebaran pada penerima.Maka, di tengah perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang saat ini begitu pesat, digitalisasi sistem informasi telah menjadi kebutuhan penting bagi sebuah perguruan tinggi.Tentu saja, hal ini juga didukung oleh kebutuhan perguruan tinggi sebelum menempatkan diri ke jajaran internasional.

Informasi ibarat vitamin bagi tubuh.Di lingkungan perguruan tinggi, keberadaan informasi memiliki urgensi yang lebih tinggi.Jika penyebarannya terkendala dan tidak efektif serta efisien, kemungkinan-kemungkinan terburuk seperti terbelakangnya pengetahuan mahasiswa dan segenap warga perguruan tinggi tentang kondisi internal maupun ekternal, sistem registrasi dan administrasi yang masih cenderung lambat, serta dampak-dampak lain, secara tidak langsung berpengaruh pada vitalitas kehidupan perguruan tinggi.

Digitalisasi sistem informasi sekaligus menjadi bentuk penjagaan kualitas informasi agar tetap dalam kondisi yang baik dan memenuhi kebutuhan publik.Adapun kualitas informasi (quality of information) tersebut diantaranya ditentukan oleh beberapa hal sebagai berikut :

Tepat waktu (TimeLines).Tingkat kebutuhan mahasiswa dan segenap civitas akademika perguruan tinggi terhadap informasi sangat tinggi.Maka, penyebaran informasi yang tepat waktu adalah hal yang sangat berpengaruh.Akan berakibat fatal jika keberadaan informasi senantiasa terlilit akses yang masih manual dan lambat.Di tengah kelancaran dan kecanggihan IPTEK, informasi telah menduduki peringkat pal ing penting.Mahalnya nilai sebuah informasi, mengakibatkan

3MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013EDITORIAL

Digitalisasi Sistem Informasi Universitas Negeri Medan

HUMAS UNIMED

Page 5: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

kekuatan memakmurkan negeri. Sementara itu, Rektor Unimed, Prof. Ibnu Hajar Damanik mengatakan program pengenalan wirausaha melalui pendidikan merupakan salah satu langkah 'jitu' dalam memproduksi enterpreneur-enterpreneur muda. Dengan pengenalan itu akan secara langsung merangsang keingintahuan bagi para mahasiswa u n t u k m e n g e n a l , m e n c o b a , d a n mengimplementasikannya.Sebab, diakui bahwa kemajuan sebuah negara bergantung seberapa banyak pengusaha ikut berperan dalam mengatur roda ekonomi dalam negara itu sendiri. “Dan kami berkeyakinan dengan dukungan semua pihak baik itu pemerintah dan perusahaan baik negeri dan swasta, Unimed akan menjadi wadah mencetak wirausahawan muda yang tidak hanya berpengetahuan tetapi mampu melakukan inovasi dalam merebut peluang pasar bisnis dan usaha di Indonesia , Sumut , maupun internasional”, katanya.Apalagi, 2015 mendatang akan dimulainya pasar besar ASEAN Economic Community (ACE) yang mengharuskan negara-negara di Asean mempersiapkan diri baik infrastruktur dan sarana pendukung lainnya. Dan yang paling penting adalah Sumber Daya Manusia (SDM).“Jika SDM sudah paten, maka tak ada alasan bagi Indonesia khususnya Sumut hanya jadi penonton saja, tetpai harus tampil sebagai pemain”, katanya.Dalam kesempatan tersebut, Bank Mandiri Kanwil 1 Medan menyumbang bantuan hibah Rp 100 juta untuk membangun sarana dan prasarana kepada Unimed. Juga akan diserahkan bantuan Rp 91 juta untuk pembelian buku dan kemudian diserahkan kepada perpustakaan di Sekolah Dasar (SD) dan lanjutan.

Universitas Negeri Medan digandeng PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Wilayah (Kanwil) 1 Medan dalam mempersiapkan enterpreneur atau wirausahawan muda baru dari Sumut khususnya kota Medan. Mendukung kegiatan tersebut, berbagai program untuk merangsang generasi muda untuk berwirausaha terus dilakukan dan salah satunya yakni dengan penguatan di bidang pendidikan maupun edukasi dalam bidang kewirausahaan, kata Regional Manager Bank Mandiri Kanwil I Medan, Sugeng Hariadi keapad awrtawan usai melaksanakan Seminar Umum bertajuk “Spirit Memakmurkan Negeri” di Auditorium Unimed, Jumat 25 Oktober lalu.

Dikatakan, melalui penerapan ilmu pengetahuan terutama pendidikan kewirausahaan ini, diharapkan ke depan enterpreneur muda khusunya Sumut tidak hanya mampu sebagai wirausaha saja, tetapi juga menjadikan mereka sebagai wirausaha yang memiliki kreativitas bagi entitas bisnis dalam merebut peluang pasar.“Ke depan kita berharap pengusaha muda yang lahir dari Sumut adalah enterpreneur- enterpreneur muda yang tidak hanya mampu mengendalikan bisnisnya sendiri tetapi juga mampu melakukan kreativitas dan terobosan baru serta mampu merebut peluang pasar ke depan”, katanya.Universitas Negeri Medan menjadi salah satu perguruan tinggi di Sumut yang digandeng Bank Mandiri dengan komitmen serius untuk menciptakan enterpreneur muda yang kreatif dan inovatif. Karena perguruan tinggi merupakan wadah dan salah satu pilar yang menyokong kemajuan Indonesia dan kekuatan itu ada pada mahasiswanya yang ke depan akan menjadi wirausahawan muda yang mampu menjadi

Unimed Cetak Wirausahawan Muda melalui Program Kerjasama

dengan Bank Mandiri

HUMAS UNIMED

4 MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013 Lintas Peristiwa

Page 6: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

LIPUTAN ACARA DIES NATALIS UNIMED KE-48

10-14 DESEMBER 2013

Page 7: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2
Page 8: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2
Page 9: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2
Page 10: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

keterbelakangan peradaban. Dan cara yang paling ampuh untuk memotong rantai penyakit itu dengan menggunakan 'pisau' pendidikan.

“Tak ada cara yang paling ampuh untuk memutus mata rantai ketidaktahuan, kemisikinan, dan keterbelakangan peradaban”, tukasnya. M. Nuh juga berharap Unimed dapat mempersiapkan generasi yang punya pisau pendidikan untuk memotong tiga mata rantai penyakit sosial yang juga dibenci penderitanya.

M. Nuh mengimbau kepada mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi untuk tidak menyerah mn\enghadapi masa depan dan memutus mata rantai musuh bersama masyarakat. Beliau mencontohkan Chairul Tanjung yang berjuang keluar dari kemiskinan dan ketidaktahuan hingga sukses di tengah masyarakat.

M. Nuh meminta agar mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi tidak terjebak ke dalam tiga rantai penyakit sosial tersebut, karena program Bidik Misi ini ada juga untuk mendukung pendidikan yang tidak terhalang ekonomi.

“Tugas kami memberikan kesempatan dan akses seluas-luasnya pada anak bangsa melalui program Bidik Misi, ujar M. Nuh seraya menyebutkan pihaknya sudah menyiapkan beasiswa Bidik Misi untuk program S2, baik di dalam maupun di luar negeri.”

Melalui Bidik Misi ini mahasiswa ditempa untuk menghadapi kesulitan dan tantangan. Beliau juga mengingatkan bahwa kunci sukses bukan sekadar kerja keras, tetapi juga terletak pada pengabdian seorang anak kepada orang tuanya.

Dalam kunjungannya bersama Dirjen Dikti Prof. Djoko Santoso, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikandan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDM PKPMP) Prof. Dr. Syawal Gultom, M. Pd., Mendikbud meresmikan penggunaan Perpustakaan Digital Unimed Jalan Willem Iskandar Medan Estate.

Dalam kaitan Dies Natalis, Mendikbud juga mengharapkan Unimed dapat mempersiapkan generasi bangsa yang berkual i tas , mengingat sedang dipersiapkannya Kurikululum 2013 untuk generasi 2045.

Di sela-sela kunjungan seharinya, Sabtu 14 Desember lalu dalam rangka Dies Natalis Unimed ke-48, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Dr. H. Muhammad Nuh DEA tampak akrab berdialog dengan mahasiswa Universitas Negeri Medan (Unimed) penerima program beasiswa Bidik Misi. Mendikbud menyempatkan diri bersilaturrahim dengan mahasiswa Unimed tersebut.

“Di manapun saya berkunjung, saya selalu menyempatkan diri bersilaturrahim dengan mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi,” kata M. Nuh di Aula Perpustakan Digital Unimed.

Dalam suasana akrab yang terbangun tampak juga kecanggungan di antara mahasiswa ketika mengutarakan rasa syukurnya karena berkesempatan berkuliah di kampus ini. Beberapa mahasiswa juga sempat membagi kisah sedih keluarganya kepada menteri pendidikan tersebut. M. Nuh pun memberikan motivasi kepada mahasiswa bersangkutan agar tidak patah semangat.

“Sukses merupakan hak setiap orang. Tidak boleh karena keterbatasan ekonomi sesorang kehilangan hak itu. Oleh karena itu pemerintah memberi dukungan kepada mahasiswa yang kurang mampu dari aspek ekonomi untuk meraih sukses, ujar mantan rektor ITS ini.”

M. Nuh mengutip semboyan 'Belilah masa depan dengan harga sekarang'. Sebab menurutnya, kelak masa depan pasti lebih mahal harganya dengan modal yang ada saat ini. “Masa depan dapat dibeli sekarang dengan kompetensi yang merupakan alat tukar yang paling ampuh. Dengan kompetensi yang dimiliki saat ini, ibaratnya seseorang yang ingin meraih sukses masa depan, sudah mengangsur membeli masa depannya”, katanya.

M. Nuh menyebutkan, kompetensi yang layak atau laku untuk membeli masa depan ada tiga, yakni kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Ketiga kompetensi tersebut ibarat satu mata uang. Jika bisa meningkatkan nilai kompetensi, maka masa depan dapat dibeli dengan mudah.

Pada kesempatan tersebut, M. Nuh juga mengulas tentang tiga penyakit sosial yang menjadi musuh bersama yakni, ketidaktahuan, (M. Nuh enggan menyebut ketidaktahuan dengan kebodohan), kemisikinan, dan

9MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013Lintas Peristiwa

Mendikbud Berikan Motivasi pada Mahasiswa Unimed

HUMAS UNIMED

Page 11: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

berkelanjutan. Beliau juga mengakui bahwa saat ini tidak banyak ditemukan guru yang mengajarkan dengan aspek emosional pribadi yang bagus dengan siswanya, sehingga banyak ditemukan siswa yang membenci guru dan guru yang tak mendoakan siswa kalau ada masalah. Di samping mempersiapkan tenaga pendidik yang berkualitas, menteri pendidikan juga terus mengupayakan program beasiswa Bidik Misi bagi mahasiswa yang berkeinginan melanjutkan program kuliah hingga Magister. Program ini muncul karena selama ini prestasi anak-anak penerima beasiswa Bidik Misi dinilai sangat bagus. Bahkan ada mahasiswa Universitas Negeri Padang yang akan wisuda bulan depan dengan IPK 3,99. Padahal baru menyelesaikan studi selama tiga tahun. Bertepatan di acara tersebut, M. Nuh beserta Rektor Unimed, Prof. Ibnu Hajar memberikan gelar tokoh peduli pendidikan kepada H. Anif yang kala itu diserahkan di Auditorium Unimed. H. Anif menyampaikan terima kasih kepada menteri atas penghargaan tersebut. Ke depan ia juga akan terus berusaha untuk memberikan karya nyata untuk kemajuan pendidikan anak bangsa. Baginya apa yang dilakukannya selama ini sama sekali ikhlas, tanpa pamrih.

Pendidikan menjadi aspek penting dalam memajukan dan mencerdaskan anak bangsa. Guru sebagai tenaga pengajar adalah jembatan yang menghubungkan siswa dengan ilmu pengetahuan. Bukan hanya itu, seorang guru yang luhur juga siap tidak ragu dalam membimbing siswanya. Menjalin kedekatan emosional terhadap siswa ataupun menerapkan suatu metode ajar merupakan cara-cara yang dilakukan guru dalam mentransfer ilmu dan mendampingi anak didiknya. Pada acara Dies Natalis Unimed ke-48, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia Prof. Muhammad Nuh menyampaikan bahwa tidak ada cara lain untuk dapat maju, selain melalui dunia pendidikan. Ke depan Indonesia membutuhkan guru sebagai aspek penting dalam memajukan bangsa dan Universitas Negeri Medan (Unimed) memegang kunci untuk menghasilkan guru yang berkualitas.Pada peringatan ke-48 tahun Unimed yang di gelar Sabtu, 14 Desember 2013 tersebut, M. Nuh menjelaskan bahwa yang terpenting untuk menjadi sukses adalah guru dan kurikulumnya. Sehingga kementerian pendidikan memperbaiki kedua sistem ini secara berkala dan

Mendikbud Berharap Unimed Cetak Guru Berkualitas

HUMAS UNIMED

10MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013 Lintas Peristiwa

Page 12: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

membantu dunia pendidikan di Indonesia.“Ini semua berkat karunia Allah SWT yang mengizinkan saya berkontribusi demi memajukan dunia pendidikan di Indonesia,” kata H. Anif.

H. Anif tidak lupa mengucap terimakasih kepada Unimed yang telahmemberikan penghargaan. Penghargaan tersebut dianggap sebagai kehormatan besar yang diterima oleh H. Anif. “Ini sekaligus menjadi pengingat bagi saya, untuk terus berusaha dan berupaya sekuat tenaga, memberi karya nyata dalam partisipasi memajukan dunia pendidikan,” lanjut H. Anif.

H. Anif kemudian mengenang sedikit perjalanan hidupnya yang membuat beliau meneteskan air mata. Kesulitan hidup yang dialaminya dalam merintis kehidupan yang lebih layak membuatnya terharu. H. Anif berharap dengan bantuannya di dunia pendidikan selama ini mampu membangun generasi Indonesia yang lebih baik lagi di masa depan.

“Saya juga mengajak semua pihak, pengusaha, BUMN, dan swasta untuk sama-sama bergandengan tangan memberi partisipasi di dunia pendidikan,” ujar H. Anif.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, secara khusus mengucapkan terimakasih kepada tokoh masyarakat Sumut, H. Anif yang dianggap sangat berjasa di dunia pendidikan.

Haji Anif memang didaulat sebagai penerima penghargaan, tokoh peduli pendidikan oleh Universitas Negeri Medan (Unimed), sabtu (14/12) lalu di Auditorium Unimed bersamaan dengan peringatan Dies Natalis ke -48 Unimed. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Rektor Unimed, Prof Dr Ibnu Hajar yang didampingi oleh Mendikbud, M. Nuh.

“ Kami atas nama Kementerian dan Kebudayaan RI, berterimakasih sekali kepada H. Anif yang sudah ikut berperan penting dalam kemajuan dunia pendidikan,” kata M. Nuh yang disambut tepuk tangan dari ratusan mahasiswa dan dosen Unimed yang hadir. Karena berpengaruhnya terhadap dunia pendidikan di Sumut, M. Nuh berharap ada beberapa tokoh seperti H. Anif.

“ Andai ada 10 orang saja seperti H. Anif, maka selesai persoalan pendidikan di negeri ini,” tambah Mendikbud.

Dalam sambutannya, H. Anif mengaku senang bisa

11MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013Lintas Peristiwa

Mendikbud Berterima Kasih Kepada H Anif

HUMAS UNIMED

Page 13: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

kabupaten/kota.“Harus toh, dengan tetap membuat kisi-kisi soal sebesar 25% itu pada Ujian Sekolah (US) pemerintah dapat terus mengukur kualitas pendidikan di seluruh daerah. Dan itu semata-mata hanya agar ada standar kualitas soal, memudahkan sekolah sekaligus meningkatkan mutu sekolah secara bertahap”, katanya.Menurut M. Nuh, penghapusan ini sejalan dengan penerapan kurikulum 2013 yang akan diimplementasikan tahun ajaran 2013-2014 mulai Juli mendatang. Selain itu juga, mulai tahuan depan tidak akan ada siswa Sekolah Dasar yang tinggal kelas atau tidak naik kelas. Siswa tersebut tetap bisa naik kelas, hanya saja kembali mengulang pelajaran yang belum dipahaminya. Bentuk penilaian rapor Sekolah Dasar juga berubah, tidak lagi berisi angka-angka tetapi berbentuk deskripsi untuk menilai sikap, keterampilan, san pengetahuan peserta didik.Telah dilakukan pelatihan untuk guru pendamping yang turun ke lapangan terkait sistem baru tersebut. Mereka dijelaskan tentang bentuk rapor, cara penilaian, dan pemberian angka. Pelatihan tahun depan mencakup 150.000 Sekolah Dasar, lebih besar dibandingkan tahun ini yang hanya mencakup 6.000 Sekolah Dasar.

Kedatangan Prof. M. Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayan (Mendikbud) RI di acara Dies Natalis Unimed ke-48, diisi oleh beliau dengan orasi ilmiah tentang kurikulum 2013 yang diharapkan dapat membekali anak-anak Indonesia dalam menjawab tantangan global yang sarat dengan persaingan.

M. Nuh mengungkapkan beberapa poin penting rumusan kurikulum 2013 mencakup tiga kompetensi, yakni pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. “Perubahan kurikulum sangat penting untuk menyikapi perubagan zaman”, ujarnya.

Tidak ada unsur politik dalam perubahan kurikulum 2013, melainkan murni karena landasan akademik. Karena itu pihaknya melakukan uji publik.

Ketiga kompetensi tadi disinergikan dengan nilai-nilai karakter. Pendidikan karakter itu penting guna menentukan perubahan sikap, sedangkan perubahan keterampilan dan pengetahuan itu ditentukan oleh inovasi. Maka dari itu untuk mendidik siswa agar memiliki inovasi adalah mengembangkan kreativitasnya.

Terlepas dari itu, untuk menindaklanjuti peniadaan Ujian Nasional (UN) untuk SD dan MI, Kemendikbud akan mempersiapkan kisi-kisi soal sebesar 25%, selebihnya diserahkan kepada satuan pendidikan di provinsi untuk kemudian melakukan koordinasi ke tingkat

Mendikbud: Kurikulum 2013, Jawaban Perubahan Zaman

HUMAS UNIMED

12 MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013 Lintas Peristiwa

Page 14: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

tersebut dibangun, beliaulah yang berupaya agar gedung-gedung tersebut bisa dimiliki Unimed dalam menunjang perkuliahan di Unimed. Muhammad Nuh berharap mahasiswa dapat mempergunakan fasilitas Digital Library, Laboratorium Fisika FMIPA Unimed dan Gedung Sekolah Pascasarjana Unimed sebaik mungkin.“Kedatangan saya untuk meresmikan Digital Library, Laboratorium Fisika FMIPA Unimed dan Gedung Sekolah Pascasarjana Unimed tidak terlepas untuk menyampaikan bimbingan kepada mahasiswa Unimed, khususnya yang menerima beasiswa bidik misi,” katanya. Seusai peresmian, Mendikbud menjadi pembicara seminar yang digelar di kampus hijau Unimed itu.

Muhammad Nuh (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI), memotong pita peresmian Library Digital, UNIMED. Dalam rangka Dies Natalis ke-48 Universitas Neger i Medan (Unimed) Mendikbud Muhammad Nuh hadir meresmikan Digital Library Kampus Unimed, Laboratorium Fisika FMIPA Unimed dan Gedung Sekolah Pascasarjana Unimed.Dalam peresmian yang digelar Sabtu (14/12/2013) itu Mendikbud didampingi Rektor Unimed Prof Dr Ibnu Hajar MSi. Dirjen Dikti Prof. Dr. Djoko Santoso dan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudyaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd yang juga mantan Rektor Unimed, bahkan masa kepemimpinan beliaulah semua gedung

Mendikbud Resmikan Digital Library Unimed

HUMAS UNIMED

11MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013Lintas Peristiwa

Page 15: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

Universitas Negeri Medan, karena seluruh unit bertemu dan bersilaturahim guna mempererat persatuan guna mencapai misi dan visi besar universitas negeri ini.

Kegiatan olahragaLebih lanjut Humas Unimed Tapil Rambe MSi menjelaskan, selain lomba bersifat hiburan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan seni, juga dilaksanakan kegiatan olahraga dengan memipertandingkan futsal antar dosen dan pegawai; futsal antar mahasiswa fakultas; tenis meja antar dosen dan pegawai; tennis meja antar mahasiswa fakultas; badminton antar dosen dan pegawai; lari goni estafet; bakiak/terompak; tarik tambang antar dosen dan pegawai. “Dari kegiatan olahraga ini selain meningkatkan kesehatan f is ik Keluarga Besar Unimed juga memperkokoh persatuan,” ucap Rambe.Dia juga menjelaskan pada tanggal 14 Desember 2013 dilakukan seminar, peresmian gedung dan pemberian penghargaan kepada tokoh.

Rektor Universitas Negeri Medan Prof Dr H Ibnu Hajar melepas peserta gerak jalan santai dalam rangka memeriahkan memeriahkan Dies Natalis ke 48 Universitas Negeri Medan (Unimed) yang dilaksanakan di kampus itu Jalan Willem Iskander Medan Estate, Selasa (10/12). Rangkaian kegiatan Dies Natalis yang diperuntukan dosen, pegawai dan mahasiswa dilaksanakan sampai tanggal 14 Desember 2013 itu meliputi Unimed Debating Contes untuk mahasiswa antar fakultas, Lomba Lukis dan Mewarnai, Lomba Tumpeng Fakultas, Pascasarjana, Lembaga Biro dan UPT. Selanjutnya Anjangsana ke Panti Asuhan; Pentas Seni Unimed; Pameran Fakultas, Pascasarjana, Lembaga, UPT dan pihak eksternal Unimed; Lomba Foto; Lomba Marching Band; Kirap Budaya Sumut dan upacara peringatan Dies Natalis Unimed ke 48 tahun, malam kesenian sekaligus pengumuman pemenang lomba. Rektor Unimed dalam kesempatan itu mengharapkan seluruh kegiatan menjadi modal besar untuk memajukan

HUMAS UNIMED

14MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013 Lintas Peristiwa

Berbagai Kegiatan memeriahkan Dies Nalatis Unimed Ke-48

Page 16: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

dan kegagalan serta kebrhasilannya sebagai pengajar dan pendidik di Rimba Jambi. Seluruh tuturannya mengundang rasa haru dan tepuk tangan penonton. Beberapa kali penonton terhibur dengan kisah hidup yang dituturkan Butet.Pengabdi IlmuRektor Unimed Prof Ibnu Hajar memuji Butet dengan sebutan pengabdi ilmu, pengabdi pendidikan dan pengabdi kemanusiaan. Juga sebagai Champion. Dalam kesempatan itu, Ibnu juga memberi auto kritik terhadap Unimed dan para pendidik yang selama ini kurang kreatif mendidik anak. “Kita selama ini kurang kreatif mendidik anak. Kreatif dalam konteks konservatif kemanusiaan.” ujarnya.Ibnu juga menjelaskan alasan mengundang Butet sebagai narasumber. Yakni, Butet dianggap menginspirasi. “Mohon maaf, hari ini banyak orang besar tapi minim gagasan. Mereka punya gagasan hebat tapi tak mampu melakukannya. Jadi lebih baik kita panggil 'orang-orang kecil' yang berada di komunitas kecil tapi punya gagasan hebaat dan mereka mampu mewujudkannya. Mereka mampu menghasilkan efek domino besar di masyarakat. Salah satunya, ya Butet.” kata Ibnu lagi.Kedatangan Butet sungguh menyita perhatian sedikitnya 600-an peserta seminar. Ketua Panitia Dr.Phil Ichwan Azari menuturkan, tak mudah mendatangkan sosok Butet ke seminar tersebut. “Enggak mudah mendatangkan praktisi pendidikan seperti Butet ini. Mereka ternyata sangat sibuk.” kata Ichwan yang disambut senyum manis Butet serta tepuk tangan peserta seminar. Dik Doank juga tak kalah menggugah dalam parannya. Dik Doank membuka sekolah alam di Ciputat. Diskusi tambah seru karena dimoderatori Prof. Dr. Sri Milfa Yetti, M.Pd. Kons Guru Besar Pendidikan Unimed yang memandu acara dengan santai.

Wanita Pekasa yang bernama Saur Marlina Manurung alias Butet menggugah sedikitnya 600 orang peserta seminar bertajuk “Potensi dan Manfaat Sekolah Alam” yang diselenggarakan di gedung perpustakaan digital, Unimed, Medan, Jumat (13/12). Acara seminar ini diselenggarakan dalam merayakan dies natalis ke-48 Unimed. Untuk topik ini, Unimed melihat Butet Manurung, penggagas Sokola Rimba dan Dik Doank, pemilik Yayasan Dik Doank dan Komunitas Kandang Jurang Doank lebih pas diundang untuk berbagi pengalaman. Butet dan Dik Doank pun hadir dengan senang hati. Keduanya benar-benar menggugah para peserta dengan beragam pengalaman mendidik anak-anak dengan memanfaatkan kearifan lokal, unsur alam serta partisipasi masyarakat.Seminar ini digelar untuk membuka perspektif baru tentang pendidikan alternatif, yakni pola pendidikan yang memberdayakan kebudayaan lokal serta membangkitkan partisipasi masyarakat untuk mendidik anak-anak daerah tertentu. Pendidikan alternatifd ini sebagai satu acuan atau model yang akan digunakan di daerah tertentu yang sangat berbeda dengan pola pendidikan di kota. Tentang upaya mendidik anak, Butet menceritakan bahwa yang utama adalah bagaimana seorang pendidik mampu membangunkan rasa bangga di hati anak terhada dirinya sendiri. “Kalau bikin anak enggak bangga pada dirinya sendiri bisa bahaya. Kalau gak bangga, nanti sudah besar, mereka bisa meninggalkan identitasnya, malu pada akar budayanya.” kata Butet. Selanjutnya, tujuan pendidikan, kata Butet, bagaimana anak itu sadar bahwa pendidikan itu bermanfaat bagi kelompoknya dan bagi komunitas yang lebih besar lagi, bukan fokus pada diri anak semata. Butet juga memaparkan pengalaman-pengalamannya, baik yang seru, menegangkan, petualangan, penolakan,

15MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013Lintas Peristiwa

Butet Manurung Si “Sokola Rimba”Pemateri Seminar di Unimed

HUMAS UNIMED

Page 17: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

Amien Rais menyoroti mentalitas inlander (bangsa pribumi yang tidak memiliki rasa percaya diri) di negeriini. Mental ini tidak hanya mewabah di kalangan rakyat bawah,tapi juga dialami para pemimpin dan elite politik. “Kalau yang terserang mental inlander itu rakyat kecil, maka mereka akan terkagum-kagum kepada bule (orang asing) dan ketagihan nonton sinetron Indonesia. Tapi, kalau yang terserang penyakit mental inlander ini adalah elite politik, sosial, ekonomi,intelektual agamawan dan elite-elite yang lain, maka celakalah bangsa kita,” katanya Amien Rais berharap, ke depan akan lahir pemimpin nasional yang mempunyai keberanian untuk keluar dari tekanan pihak asing yang ingin menguasai SDA Indonesia dengan berbagaicara.“Keberanian ini dibutuhkan untuk menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, bangsa yang berdaulat dan bangsa yang mandiri,” tegasnya. Sementara itu, Humas Unimed Tappil Rambe mengatakan, Amien Rais hadir menyampaikan kuliah umum sebagai bagian dari rangkain dari Dies Natalis ke-48 Unimed.

Prof. Dr. Amin Rais hadir ikut meramaikan di acara Diesnalatis Unimed ke-48 di kampus hijau Unimed. Amin Rais memberikan kuliah umum tentang Kebangsaan dihadapan pimpinan Unimed dan ratusan mahasiswa, acara itu dilaksanakan di aula Perpustakaan Digital Unimed pada hari senin, 9 desember 2013. Amien Rais memberikan penegasan dalam kuliah umumnya : “Indonesia terpuruk karena tidak mampu mengelola sumber daya alam (SDA).“Wajar kondisi negeri kita begini, karena bangsa ini bangga SDAnya dikelola pihak asing,”. Berbicara di hadapan 500 mahasiswa Unimed, Amien Rais mengatakan, sebagai pembenaran, pemerintah selalu menyampaikan alasan klasik yakni biaya eksploitasi dan produksi lebih murah bila dikelola pihak asing, disamping kemampuan sumber daya manusia (SDM) Indonesia masih rendah.Padahal, lanjut Amien Rais, anak bangsa ini punya kemampuan mengelola SDA sendiri. Tetapi regulasi yang dibuat belum berpihak kepada anak-anak bangsa yang mempunyai kemampuan untuk itu. Pada bagian lain,

Amien Rais Memberikan Kuliah Umum tentang Kebangsaan di Unimed

HUMAS UNIMED

16MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013 Lintas Peristiwa

Page 18: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

aspek karakter, bakat, dan keterampilan mahasiswa.Kadispora Kota Medan Drs. H. Abd. Azis ketika

membuka kegiatan yang diikuti 1.100 peserta itu menyampaikan apresiasinya dengan program PJK Unimed, karena tuntutan dunia kerja terhadap kemampuan bahasa Inggris menjadi hal utama.

Beliau menjelaskan bahwa persaingan di dunia kerja semakin tinggi, maka dari itu mahasiswa dan alumni dituntut memiliki kompetensi sesuai kebutuhan, karena kita berada di era perdagangan bebas dan globalisasi, maka penguasaan bahasa Inggris menjadi sangat prioritas di semua instansi, BUMNdan perusahaan.

Sejalan dengan itu, Rektor Unimed, Prof. Dr. Ibnu Hajar yang diwakili Pembantu Rektor I Prof. Dr. H. Khairil Ansari, M. Pd. mengatakan, kompetensi bahasa Inggris sangat dibutuhkan bagi dosen dan mahasiswa agar tidak kalah bersaing dengan lulusan perguruan tinggi lain.

Kepala Pusat Jasa Ketenagakerjaan (PJK) Universitas Negeri Medan, Ir. Herkules Abdullah MS mengungkapkan, karir dan masa depan mahasiswa tidak cukup hanya dengan aspek keilmuan semata. Tetapi juga harus ditunjang dengan skill, bakat, dan keterampilan.

“Bahkan sampai saat ini, hampir semua bidang pekerjaan membutuhkan sarjana yang memiliki keterampilan praktis, terutama dalam hal keterampilan bahasa Inggris”, ujar Herkules Abdullah pada seminar Persiapan Memasuki Dunia Kerja dan Test TOEFL yang dilaksanakan PJK Unimed di Auditorium Unimed, Sabtu 7 Desember lalu.

Menurutnya, selama ini dunia pendidikan hanya berorientasi pada pada bagaimana meningkatkan aspek akademis mahasiswa, dengan memberikan setumpuk tugas kuliah dan praktikum. Akan tetapi mengabaikan

PJK Unimed Gelar Seminar Persiapan Masuki Dunia Kerja

HUMAS UNIMED

17MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013Lintas Peristiwa

Page 19: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

usai. Dengan sigap semua anggota memutuskan untuk langsung menyalurkan dana yang telah terkumpul kepada para korban Sinabung, berupa: masker, roti, mie instan, dan kebutuhan lainnya yang benar-benar dibutuhkan di pengungsian. “kita bergerak sebagai mahasiswa yang peduli terhadap sesama, berbagi seperti ini juga merupakan bentuk pengabdian kita kepada masyarakat,” ucap Yudha Perdana salah seorang mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam aksi peduli Sinabung. Posko muhammadiyah bertepatan di perguruan Muhammadiya, Kabupaten Karo Jalan Jamin Ginting.Brastagi merupakan posko yang baru dibuka setelah terjadi letusan dan hujan batu di beberapa desa pada sabtu malam.Setelah menyampaikan tujuan kedatangan mahasiswa Bidik Misi Unimed, yang sengaja datang untuk membantu panitia posko membagikan sumbangan sesuai kebutuhan para pengungsi, beberapa mahasiswa berdialog dengan para pengungsi, sekadar berbagi cerita.Aksi Bidik Misi Unimed ini menunjukkan bahwa peduli terhadap sesama dan berbagi itu indah.

Kepedulian terhadap manusia adalah kewajiban kita sebagai makhluk sosial. Pasca letusan Sinabung pada Sabtu malam, 23 November 2013, kota Medan menjelma kota putih. Dari hasil diskusi, mahasiswa bidikmisi Universitas Negeri Medan, mengadakan aksi dana dengan turun ke jalan untuk mengetuk hati masyarakat yang peduli.Mahasiswa Bidik Misi adalah mahasiswa pilihan yang dibiayai oleh pemerintah atas dasar prestasi dan dari keluarga yang kurang mampu.Pukul 08.00 WIB beberapa mahasiswa mulai mengadakan aksi peduli sinabung di sekitar simpang hotel JW Marriot.Dengan niat yang tulus, untuk membantu korban Sinabung.“Peduli sinabung menjadi dasar kami untuk melakukan aksi ini, melihat korban gunung Sinabung, kami Mahasiswa Bidik Misi tergerak untuk membantu, karena di sana saudara-saudara kita sedang membutuhkan bantuan,” tutur Dyah Wahyuni yang saat ini menjabat sebagai ketua umum persatuan Bidik Misi Unimed disela aksi, Minggu Pagi, 24 November 2013.Ketika matahari di atas kepala, pengumpulan dana pun

HUMAS UNIMED

18MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013 Lintas Peristiwa

MAHASISWA BIDIK MISI UNIMED PEDULI SINABUNG

Page 20: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

seperti terkait penerimaan mahasiswa Bidik Misi. Pada kunjungan kali itu sudah terjalin komunikasi yang baik, semoga maksud baik tersebut bisa selaras dengan hasil yang baik pula.

Harian AnalisaUniversitas Negeri Medan berkunjung ke kantor

redaksi Harian Analisa, Medan, Senin (16/12). Kunjungan itu dalam rangka silaturahim sekaligus membicarakan nota kesepakatan antara Unimed dengan Analisa terkait upaya peningkatan citra Unimed selaku institusi pendidikan.Kunjungan Unimed itu diwakili oleh Kabag Humas Tappil Rambe dan 7 stafnya, yaitu S Fahmy Dalimunthe, Hendra K Pulungan, Muhammad Surip, M Oky F Gafari, Jihan Siska, Arfi Lubis, dan Syarifuddin Siregar.Tappil mengatakan, rektor Unimed Prof Ibnu Hajar, semestinya hadir, namun karena satu dan lain hal, ia berhalangan. Namun, sambung Tappil, kunjungan tersebut baru permulaan. Akan ada kelanjutannya, paling tidak, tiga bulan sekali. Tujuannya untuk pencitraan Unimed dalam kerangka peningkatan mutu. Dan kunjungan berikutnya rektor Unimed bakal ikut serta.

Kunjungan Unimed itu disambut baik Analisa. Pemimpin Redaksi H Soffyan dan Sekretaris Redaksi War Djamil menerima langsung kunjungan tersebut. Kunjungan tersebut, tidak sekadar silaturahim biasa. Unimed ingin menjalin kerjasama di bidang pendidikan sekaligus meminta kritik dan masukan bagi kemajuan Unimed. Dalam dialog, Tappil menyampaikan rencana Unimed

Harian WaspadaHumas Universitas Negeri Medan (Unimed)

melakukan audiensi ke harian Waspada pada tanggal 16 Desember 2013, yang disambut baik oleh Wakil Penanggung Jawab Harian Waspada, H. Sofyan Harahap di ruang rapat redaksi lantai III gedung Bumi Warta Waspada Jln. Bridgen Katamso Medan.

Pimpinan rombongan Kabbag Humas Tappil Rambe S.Pd., M.Si., menyatakan kunjungan mereka bertujuan meningkatkan jalinan silaturrahim dan peningkatan kerja sama dengan Harian Waspada. “Di samping silaturrahim kami juga ingin menjajaki peningkatan hubungan dengan Waspada” kata Tappil didampingi stafnya Muhammad Surip S.Pd., M.Si., M. Oki F. Gafari S.Sos., M.Hum., S. Fahmi Dalimunthe M.I.Kom, Hendra K. Pulungan, M.I.Kom., Arfi Lubis, S. Kom, Syafruddin Siregar dan Jihan”.

Tappil menyampaikan tentang rencana Unimed menjalin kerja sama dengan Waspada melalui sebuah nota kesepahaman (MoU). Artinya ada draf mengutakan kerja sama ini. “Kami berharap keinginan ini terwujud”, ujarnya.

P a d a ke s e m p a t a n i t u , Ta p p i l m e m i n t a Waspadamemberikan tempat bagi peneliti Unimed mempublikasikan hasil risetnya. “Publikasi hasil riset s a n ga t p e n t i n g ka re n a bermanfaat bag i orang banyak”, sebutnya.

Hal tersebut diperkuat dengan dukungan para staf yang secara bergant ian menyampaikan penjelasan terkait rencana tersebut. Dan Wakil Penanggung Jawab, H, S o f y a n H a r a h a p a k a n menyampaikan rencana dari pihak Humas Unimed.

“Pintu selalu terbuka bagi siapapun, tidak terkecuali Unimed, dalam menjalin kerja s a m a d e n ga n Wa s p a d a sepanjang tidak bertentangan dengan UU dan kode etik jurnalistik”, tutur H. Sofyan Harahap didampingi Kabag Humas Harian Waspada H. Erwan Effendi dan Bagian Promosi Aidil Yusral.

Sofyan Harahap menyampaikan beberapa poin tentang Waspadadan tentang dunia kewartawanan. Selain itu baik H. Sofyan Harahap, H. Erwan Effendi dan Aidil Yusral juga menanyakan beberapa hal terakit perkembangan dunia pendidikan, khususnya di Sumut,

19MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013Lintas Peristiwa

Audiensi Humas Unimed ke Beberapa Media Masa di Medan

HUMAS UNIMED

Page 21: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

meminta sejumlah masukan yang berguna bagi kemajuan Unimed di kemudian hari," ujar Staf Ahli Humas Unimed M Surip, S.Pd., M.Si, yang juga merupakan Ketua Program Studi di Fakultas Bahasa dan Seni Unimed.

Dalam silaturahmi itu, rombongan staf ahli kehumasan Unimed tersebut dijamu langsung Pemimpin Redaksi (Pemred) MedanBisnis Bersihar Lubis, Redaktur Pelaksana Nurhalim Tanjung, serta Redaktur Keuangan Hisar Hasibuan dan Redaktur Interaktif Bisnis Hendrik Hutabarat.

"Unimed sangat berkeinginan mengadakan MoU dengan sejumlah media massa termasuk MedanBisnis. Apalagi, Unimed sebenarnya memiliki sejumlah potensi besar khususnya dalam bidang akademik, ditambah lagi lulusan Unimed banyak yang saat ini berkarir di dunia jurnalistik baik di tingkat lokal dan nasional," terang Surip.

Menanggapi hal itu, Pemred MedanBisnis Bersihar Lubis mengatakan, bahwasanya selama ini media massa sangat berperan besar dalam menciptakan nama besar seorang ahli bidang tertentu untuk mencuat ke publik. Seperti halnya dengan dengan menjelmanya tokoh akademisi menjadi seorang pakar yang dikenal oleh masyarakat secara luas.

"Apalagi Unimed yang memiliki sejumlah potensi yang besar, tentu saja dengan media massa pakar-pakar yang dimiliki akan semakin populer," sebutnya.

Selain itu, banyaknya tulisan mahasiswa Unimed yang telah diterbitkan oleh sejumlah media massa, sambung Bersihar, tentu saja dapat dimanfaatkan oleh Unimed untuk mempraktikkan Citizen Journalism (jurnalisme warga) di kampusnya.

"Sebagai lembaga kehumasan, Citizen Journalism itu bisa dimanfaatkan oleh humas seolah-olah menjadi wartawan. Jadi akan sangat banyak yang bisa dilakukan dengan terjalinnya silaturahmi ini," ungkapnya.

Usai melakukan silaturahmi, kedepan, rombongan staf ahl i kehumasan Unimed tersebut akan mendiskusikan beberapa poin yang di dapat dengan rektor Unimed. Selanjutnya, kerja sama tersebut baru akan dapat terbentuk apabila draft kerja sama telah disepakati dan Unimed akan melakukan kunjungan kembali.

yang ingin menggandeng lima koran lokal di Medan, termasuk Analisa dalam rangka membangun citra pendidikan melalui penguatan kerjasama antara institusi perguruan tinggi dengan pers.

Permintaan Kerja SamaSelain itu, Unimed juga berharap Analisa mau

mengakomodir ide-ide para guru besar Unimed. Permintaan kerja sama dan usulan menganulir ide-ide para guru besar Unimed itu diterima baik oleh Analisa. Soffyan mengatakan, kerjasama itu baik, asal kesepakatan itu dibuat dalam bentuk yang sederhana dan bisa dikerjakan. Analisa juga memberi masukan kepada Unimed. Salah satunya terkait kurikulum 2013 yang masih belum maksimal dikenal masyarakat luas dan masalah sertifikasi guru. “Masalah kurikulum ini mestinya Unimed bisa berperan besar dalam memberikan pemahaman bagi masyarakat awam.” ujar War Djamil. Tak hanya itu, lanjut Soffyan. “Jujur saja, Analisa tidak terlalu kenal dengan rektor Unimed yang sekarang. Kalau dulu, Analisa dekat dengan IKIP. Tapi rektor sekarang tidak. Namun begitu, usulan ini kita terima dengan senang hati.” ujarnya.Sementara usulan ide menganulir gagasan para guru besar Unimed, menurut Soffyan, persoalannya bukan Analisa yang tidak mau menerima atau memublikasikan tetapi Unimed yang tidak melakukannya. “Bukan kita enggak mau menerima. Tapi guru besar Unimed sendiri yang tidak mau menuliskannya. Kalau kami wellcome.” ujar Sofyan.War Djamil menambahkan, nota kesepakatan itu mesti dibuat dengan sederhana. Butir-butirnya jangan terlalu berat, supaya bisa diimplementasikan. Serunya, masukan dari Analisa diterima baik oleh Unimed.

Harian Medan BisnisSilaturahmi tersebut dilakukan rombongan staf ahli

kehumasan Unimed tersebut, sebagai upaya membangun kerja sama antara Unimed dan MedanBisnis, sekaligus meminta sejumlah masukan positif, agar ke depan Unimed d a p a t s e m a k i n m e n i n g k a t k a n kualitasnya sebagai Pe rg u r u a n T i n g g i Negeri

" Tu j u a n k i t a datang berkunjung ialah, agar antara U n i m e d d a n MedanBisnis dapat terbangun kerja sama y a n g s a l i n g menguntungkan bagi kedua belah pihak. Selain itu, kita juga

HUMAS UNIMED

12MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013 Lintas Peristiwa

Page 22: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

nasional, utamanya keamanan warga Negara dari berbagai ancaman yang timbul baik dari dalam maupun dari luar.Wamenham mengakui banyak yang berpendapat RUU Kamnas masih belum matang dan terkesan terburu-buru jika ingin segera disahkan. “RUU ini tentu saja masih perlu beberapa revisi atau perbaikan, untuk itu kami mengadakan sosialisasi ini”, kata Wamenhan.Lebih lanjut, dikatakannya permasalahan utama dari RUU Kamnas adalah interpretasi yang berbeda-beda di masyarakat baik dari segi substansi hingga penggunaan diksi. Rektor Unimed, Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik menyampaikan terima kasih terpilihnya Unimed sebagai sarana dalam mensosialisasikan RUU Kamnas di kalangan

akademik di Sumut. Prof Ibnu Hajar juga mengapresiasi langkah kegiatan Menwa Mahatara Sumut bersama Menwa Unimed.Danmenwa Mahatara Sumut Dedi Holden Simbolon menyebutkan, sosialisasi ini mendapat apresiasi penuh dari civitas akademika Unimed. Sosialisasi ini ditutup dengan sebuah kesimpulan salah satunya adalah bahwa berangkat dari amanat dalam UUD 1945 maka dibuatlah RUU Kamnas ini. Pemateri dalam sosialisasi tersebut lainnya adalah Sekretaris Dirjen Potensi Pertahanan Kemhan Brigjen TNI Santoso, Direktur Hukum Strategi Pertahanan Fachruddin S.H MM. Pembantu Rektor III Unimed Prof.Dr.Biner Ambarita M.Pd.

Wakil Menteri Pertahanan (Wamenham) RI, Sjafrie Sjamsoeddin tampil sebagai nara sumber pada sosialisasi Rancangan Undang-Undang Keamanan Nasional (RUU Kamnas) di Kampus Unimed, Rabu (18/12) .Sosialisasi RUU Kamnas itu, dilaksanakan Menwa Mahatara Sumut bekerjasama dengan Menwa Unimed, untuk menampung aspirasi khususnya dari mahasiswa. Turut hadir, Pangdam I/BB Mayjen Istu Hari, Rektor Unimed , Prof. Dr Ibnu Hajar Damanik, Gubsu Gatot Pujonugroho diwakili Kaban Kesbangpollinmas Sumut Drs Eddy Sofyan MAP, Damenpur Mahatara Sumut Rotua Sibagaring, Damenwa Mahatara Dedi Holden Simbolon, SSi MPd, Wadamenwa Sjahrijal Akino, Kasmen Bernard Sibagaring dan Dansatgas Doni Douglas Tambunan.

Di hadapan sekitar 500 mahasiswa, para dosen dan undangan lainnya, Wamenhan memaparkan pentingnya nilai menjaga keamanan nasional, dimana dalam sosialisasinya mengajak seluruh masyarakat, agar ikut dan berperan serta dalam menjaga keamanan nasional.Keberadaan UU Kamnas nantinya akan menjadi Undang - undang sistem yang mengintegrasikan peran dan tugas bagi pihak-pihak yang berkompeten dan memiliki otoritasnya masing-masing. RUU Kamnas ini dibuat atas dasar amanat yang terkandung dalam UUD 1945 dan melihat kondisi kekinian Indonesia baik secara geografis maupun strategis.

Banyak PendapatHal tersebut dimaksudkan untuk menjaga keamanan

21MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013Lintas Peristiwa

Wamen Kemhan Berkunjung ke Unimed Dalam Rangka Sosialisasi RUU KamNas dikalangan Akademisi

HUMAS UNIMED

Page 23: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

(tenaga administrasi) dilaksanakan Selasa 24 Desember 2013 jam 08.00 WIB-16.00 WIB di gedung pusat adminstrasi Unimed lantai 3 ruang sidang A. Rektor menghimbau bagi pelamar yang ditetapkan diterima, wajib melengkapi dan menyerahkan beberapa syarat administrasi yang telah tercantum dalam surat edaran Kemendikbud Unimed melalui Pengumuman Nomor : 002420/UN33/KEP/KP/2013 tentang Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Universitas Negeri Medan tahun 2013.Ditambahkannya juga bahwa penerimaan CPNS di Unimed dari tahun ke tahun dilaksanakan dengan bersih, terbuka dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Tidak bisa main curang, pakai jalur samping, dan lainnya. Apabila peserta yang mendaftar CPNS sesuai formasi yang ada tidak lulus ujian tulis, ya tidak bisa dibantu, karena yang membuat soal, yang meriksa, dan yang mengumumkan hasil tes nya juga dari panitia pusat. Jadi kami Unimed akan menunjukkan kepada masyarakat bahwa Unimed akan terus berupaya penerimaan CPNS dari tahun sebelumnya dan tahun akan datang tetap dilaksanakan dengan bersih, terbuka dan sesuai aturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Mudah-mudahan usaha ini akan membawa kebaikan dan kemajuan untuk Unimed. Amin.

Setelah mengikuti tes tertulis yang dilaksanakan pada 03 November 2013 di Unimed, pada tanggal 16 Desember 2013 diumumkan para peserta yang dinyatakan lulus ujian tulis. Sebanyak 152 orang peserta yang Memenuhi Persyaratan (MP) Tes Kompetensi Dasar (TKD) di Unimed pelaksanaan Tes Kompetensi Bidang (TKB) bagi yang lulus TKD di lingkungan Unimed dilaksanakan bagi tenaga pendidik (Dosen), Senin 23 Desember 2013 jam 08.00 WIB hingga 16.00 WIB di gedung pusat administrasi Unimed lantai 3 ruang sidang A dan B.Sebelumnya Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013, mengumumkan peserta yang lulus ujian tulis dengan surat keputusan nomor 194190/A4/KP/2013 tanggal 16 Desember 2013, menetapkan sebanyak 152 orang.Rektor Universitas Negeri Medan (Unimed), Prof. Dr. Ibnu Hajar, kepada wartawan di Biro Rektor Jalan Willem Iskander, Medan Estate, Jumat (20/12) mengatakan, pelamar yang telah lulus ujian TKD ini memenuhi syarat dan berhak mengikuti tes TKB, dengan perincian untuk dosen atau tenaga pendidik 59 orang, dan jumlah formasi atau yang akan diterima 35 orang, kemudian tenaga kependidikan 93 orang dengan jumlah formasi 13 orang.Dia menjelaskan tes TKB bagi tenaga kependidikan

HUMAS UNIMED

22MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013 Lintas Peristiwa

152 PESERTA CPNS UNIMED LULUS UJIAN TULIS

Page 24: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

HUMAS UNIMED

PROFIL REDAKSI MAJALAH HUMAS UNIMED

ahir di Kroya Jateng, 10 Agustus 1980, alumnus Program Studi Ilmu Komunikasi Program Pascasarjana Universitas L

Padjadjaran Bandung, tamat tahun 2007. Sejak 2007 bertugas sebagai dosen PNS di FBS Universitas Negeri Medan dan diwaktu-waktu sela juga menjadi dosen di FT IAIN Sumatera Utara dan FISIP Universitas Islam Sumatera Utara.Mata kuliah yang diampu adalah teori komunikasi , komunikasi antarpribadi , komunikasi organisasi, dasar-dasar jurnalistik dan kehumasan.Muhammad Surip, S.Pd. M.Si. sosok seorang melankolis, santun dan bersahabat serta

memiliki banyak pengalaman dalam bidang kehumasan dan karya tulis. Sejak tahun 2008 hingga sekarang telah menjadi staf ahli Humas Unimed dan mewakili Unimed dalam kegiatan kehumasan di tingkat nasional baik kehumasan PTN dan kehumasan pemerintah pusat dan regional. Pada tahun 2008 hingga 2011 mendapat amanah sebagai Plt Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan pada tahun 2011 hingga 2015 masih mendapat amanah sebagai ketua program studi sastra Indonesia FBS Unimed. Seorang pekerja keras dan tekun ini selalu berusaha untuk melaksanakan amanah dengan baik dan mampu melaksanakan tugas-tugas dalam memberikan kontribusi terbaik untuk Unimed tercinta.ringkasan dan gaya kognitif mahasiswa terhadap hasil belajar ilmu pengairan. Ikip medan, 1999, Anggota Peneliti, Program Pengembangan Sentra Pengembangan Pendidikan Wilayah I Sumatera, 2001 (Hibah Bersaing P3AI Dikti Depdiknas), Anggota Peneliti, Pengembangan Model Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi di Kota Medan, 2003 (Hibah Bersaing Dikti Depdiknas), Anggota Peneliti,

Karya tulis buku ber-ISBN dan Jurnal yang telah diterbitkan adalah : Komunikasi Intruksional dalam Pendidikan (Jurnal Pendidikan UHAMKA Jakarta : 2009), Komunikasi Intruksional (Jurnal Bahas FBS Unimed : 2009), Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Perguruan Tinggi (Penerbit Cita Pustaka Bandung : 2010), Filsafat Ilmu (Penerbit Cita Pustaka Bandung : 2010), Teknologi Informasi dan Komunikasi (Penerbit Halaman Moeka Jakarta : 2011), Membaca Berita Media dengan Kacamata Kritis (Jurnal Humas Unimed : 2011), Wujudkan Bangsa Berkarakter melalui Dunia Pendidikan (Majalah Humas Unimed : 2012), Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Kelas Tinggi (Penerbit Halaman Moeka Jakarta : 2011), Teori Komunikasi (Penerbit Unimed Press : 2011), Memahami Bahasa Agama melalui kajian semiotik di era globalisasi (Prosiding Makalah BKS PTN di Bengkulu : 2012), Komunikasi Antarpribadi (Penerbit Halaman Moeka Jakarta : 2012). Retorika (Penerbit Halaman Moeka Jakarta : 2013). Terampil Berseminar (Penerbit Halaman Moeka Jakarta : 2013)

Muhammad Surip, M.Si

23MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013

Page 25: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

ahir di Medan, 15 Januari 1979. Menamatkan Pendidikan SD, SMP, dan

SMA di Medan, kemudian melanjutkan Studi ke Universitas Sumatera LUtara (USU) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu

Komunikasi dan lulus tahun 2004. Pada tahun 2008 lulus Sekolah Pascasarjana

USU pada Program Studi Linguistik dengan gelar Magister Humaniora (M.Hum).

Kandidat Doktor Linguistik USU 2009Pengalaman aktivitas kerja sebagai Jurnalis Radio, pernah aktif sebagai Leader

Promo di PT Madu Nusantara Medan dan aktif menulis artikel di Jurnal Bahasa

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan (Unimed), dan sejak tahun

2004 hingga sekarang sebagai dosen tetapdi Fakultas Bahasa dan Seni Unimed.

M. Oky Fardian Gafari, S.Sos, M.Hum

ahir di Medan, 17 Juli 1977. Menamatkan pendidikan

Sekolah Dasar di SD, SMP dan SMA di Medan, LSumatera Utara.Pada tahun 2001 lulus dari Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi,

Universitas Sumatera Utara. Kemudian melanjutkan studi

Program Pasca Sarjana (Magister), Ilmu Komunikasi

Konsentrasi Riset dan Pengembangan Teori di Universitas

Sebelas Maret Surakarta dan selesai pada tahun 2011. Sejak

tahun 2006 aktif sebagai dosen tetap di Fakultas Bahasa dan

Seni, Universitas Negeri Medan, jurusan Bahasa Indonesia

untuk kosentrasi mata kuliah jurnalistik.

Hendra Kurnia Pulungan, S.Sos., M.I.Kom

S. Fahmy Dalimunthe, S.Sos., M.I.Kom

ahir di Medan, 17 Juli 1977. Menamatkan pendidikan

Sekolah Dasar di SD, SMP dan SMA di Medan, Sumatera LUtara.Pada tahun 2001 lulus dari Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas

Sumatera Utara. Kemudian melanjutkan studi Program Pasca

Sarjana (Magister), Ilmu Komunikasi Konsentrasi Riset dan

Pengembangan Teori di Universitas Sebelas Maret Surakarta

dan selesai pada tahun 2011. Sejak tahun 2006 aktif sebagai

dosen tetap di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri

Medan, jurusan Bahasa Indonesia untuk kosentrasi mata kuliah

jurnalistik.

24MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013

Page 26: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

kejujuran, karena itu yang akan membentuk karakter bangsa”.

“Selain untuk melatih nalar siswa, juga efektif untuk memotivasi siswa dalam belajar.”Kata Turian Husagian selaku Guru Matematika SMA N 15 yang datang ke Unimed untuk mendampingi siswa terbaiknya.

Sekretaris Dinas Pendidikan Sumatera Utara, Hendri Siregar menambahkan, kompetisi yang digelar Unimed ini merupakan suatu latihan. Lebih lanjut katanya, ke depan, pemerintah provinsi Sumatera Utara akan menggelar kompetisi serupa untuk mempersiapkan anak-anak Sumut dikompetisi tingkat nasional nantinya.

Bagi peserta ujian, kompetisi matematika merupakan kompetisi yang menantang sekaligus membuat diri terpacu untuk belajar.Hal itu diungkapkan Nurul Chairany, siswa SMK AR Rahman, Medan. “kompetisis ini seru dan menantang, bikin kita termotivasi. Karena itu sebaiknya diadakan rutin aja.Kalau bisa tiap tahun,” ujar Chairany.

Semoga kompetisi yang diadakan oleh Himpinan Mahasiswa Jurusan Matematika Unimed bisa menular kepada jurusan lain khususnya dalam menunjang kualitas pendidikan di Sumatera Utara.

Sebanyak 1.357 siswa dari ratusan SMA yang ada di Sumatera Utara mengikuti kompetisi Matematika yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Matematika Universitas Negeri Medan (Unimed). Kompetisi dilaksanakan di gedung Auditorium Unimed, pada hari Rabu 27 November 2013.Kompetisi berlangsung lancer, dengan tes yang diujikan berupa menjawab soal-soal Matematika dalam bentuk pilihan berganda dan essai.

Ismail, selaku ketua panitia mengatakan, bahwa tujuan diselenggarakannya kompetisi ini semata-mata untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap pelajaran matematika. Karena selama ini matematika dianggap sebagai pelajaran yang kurang diminati oleh para siswa. “karena itu kita mau bikin matematika disukai anak-anak,” ujarnya.

Finalis akan diambil sebanyak enam orang siswa terbaik untuk masuk ke babak final, yakni juara 1, 2, dan 3 serta harapan 1, 2, dan 3 yang akan berlangsung kamis 28 November 2013.

Pembantu Rektor 1 Unimed, Khairil Ansari sangat mendukung pelaksanaan kompetisi ini. Karena menurutnya kompetisi semcam ini penting dan patut didukung.“Namun,”sambungnya, “yang terpenting adalah

25MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013Lintas Peristiwa

Ribuan Siswa SMA Se-Sumut Ikuti Kompetisi Matematika

Di Unimed

HUMAS UNIMED

Page 27: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

KONSEP BIOMEKANIKA DALAM CABANG OLAHRAGAATLETIK NOMOR LARI 100 METER

Oleh

Rima Mediyana Sari

Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Unimed

ABSTRAKAtletik adalah salah satu cabang olahraga yang berkembang saat ini.Dalam cabang atletik terdapat

beberapa nomor perlombaan.Salah satu nomor yang paling bergengsi dalam cabang olahraga atletik adalah lari 100 meter. Suatu analisa struktural prestasi lari 100 meter dan kebutuhan latihan dan pembelajaran

untuk memperbaikinya harus dilihat sebagai suatu kombinasi yang kompleks dari proses-proses biomekanika, biomotor, dan energetik yang paling bergengsi untuk cabang atletik adalah lari 100 meter.Lari 100 meter yang lain mengikuti pola dasar yang sama, tetapi panjang dan pentingnya tahapan relatif

bervariasi seperti karakteristik/sifat-sifat kecepatan. Teknik ini adalah sangat kritis terhadap prestasi selama suatu lomba lari sprint.Melalui tahapan lomba tuntutan teknik sprint beragam seperti halnya aktivitas pada otot-otot, pola waktu mereka dan aktivitas metabolik para atlet. Konsep biomekanika pada cabang olahraga

atletik nomor lari 100 meter meliputi; Gerak Linier dan Gerak Rotasional, Kecepatan dan Percepatan, Momentum, Hukum Newton, Aspek Biomekanika Pada Posisi Start

Kata kunci; atletik, lari 100 meter, biomekanika.

A. Karakteristik Lari 100 MeterAtletik adalah salah satu cabang olahraga yang

berkembang saat ini.Dalam cabang atletik terdapat beberapa nomor perlombaan.Salah satu nomor yang paling bergengsi dalam cabang olahraga atletik adalah lari 100 meter. Suatu analisa struktural prestasi lari 100 meter dan kebutuhan latihan dan pembelajaran untuk memperbaikinya harus dilihat sebagai suatu kombinasi yang kompleks dari proses-proses biomekanika, biomotor, dan energetik yang paling bergengsi untuk cabang atletik adalah lari 100 meter (Purnomo dan Dapan, 2011:33).

Nomor lari 100 meter merupakan nomor yang membutuhkan kecepatan. Untuk memperoleh kecepatan yang maksimal, sangat dibutuhkan efisiensi dari kontraksi yang kuat dan cepat dari otot, yang kemudian akan dirubah menjadi gerakan halus dan lancer (Purnomo dan Dapan, 2011:32).

Lari 100 meter adalah lari yang dilakukan dengan secepat-cepatnya dengan kecepatan yang maksimal mulai dari start hingga finish untuk menempuh jarak 100 meter dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Faktor utama yang berperan dan perlu diperhatikan dalam lari 100 meter adalah kecepatan dari pelari itu sendiri. Bompa (1990:314) mengemukakan bahwa kecepatan merupakan salah satu kemampuan biomotorik yang sangat penting dilakukan dalam berolahraga yaitu: kecepatan atau kapasitas berpindah, bergerak secepat mungkin.

Lari 100 meter bila dilihat dari tahap-tahap berlari terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap reaksi dan dorongan (reaction and drive)2. Tahap percepatan (acceleration)3. Tahap transisi/perubahan (transition)4. Tahap kecepatan maksimum (speed maximum)5. Tahap pemeliharaan kecepatan (maintenance

speed)

6. Finish (Purnomo dan Dapan, 2011:33).Lari 100 meter yang lain mengikuti pola dasar yang

sama, tetapi panjang dan pentingnya tahapan relatif bervariasi seperti karakteristik/sifat-sifat kecepatan. Teknik ini adalah sangat kritis terhadap prestasi selama suatu lomba lari sprint. Melalui tahapan lomba tuntutan teknik sprint beragam seperti halnya aktivitas pada otot-otot, pola waktu mereka dan aktivitas metabolik para atlet. Dari tahap reaksi sampai kepada tahap transisi tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan kecepatan dari suatu sikap diam di tempat dan kekuatan adalah istimewa penting bagi teknik yang efektif. Dalam tahap kecepatan maximum tujuannya adalah untuk memaksimalkan kecepatan gerakan-gerakan siklus dan disini mobilitas dan koordinasi inter dan intra otot-otot (muskuler) menjadi faktor-faktor dominan. Dalam tahap pemeliharaan kecepatan tujuannya adalah untuk menunda kecenderungan mekanik dan teknik lari sprint untuk merincinya dikarenakan faktor kelelahan otot dan sistem syaraf dan pada titik ini daya tahan-kecepatan menjadi prioritas (IAAF, 2001:21-22).

B. Konsep Biomekanika Pada Nomor Lari 100 Meter

1. Gerak Linier dan Gerak RotasionalGerak linier adalah gerakan sepanjang garis lurus dan

gerak rotasional adalah gerakan mengelilingi sebuah as rotasi. Di atletik, biasanya terjadi kombinasi antara gerakan linier dan rotasional dan yang disebut gerakan umum (general motion). Misalnya, badan seorang pelari 100 meter bergerak linier tetapi gerak ini disebabkan oleh gerak rotasional dari kaki-kaki pelari (IAAF, 1993:31).

2. Kecepatan dan PercepatanKecepatan memberitahukan kita betapa kencang

suatu benda bergerak. Benda ini mungkin badan manusia atau alat lempar. Kecepatan menunjukkan kepada kita betapa cepat suatu benda itu bergerak dan ke arah mana. Seorang sprinter mungkin akan menempuh jarak 100

Artikel

HUMAS UNIMED

26MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013

Page 28: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

padanya”.Apa aplikasinya hukum ini? Seorang sprinter tidak

akan bergerak dari start-block sampai kakinya menggunakan kekuatan/gaya terhadapnya (IAAF, 1993:34).

- Hukum Newton II :“ P e r c e p a t a n s u a t u b e n d a a d a l a h seimbang/sebanding dengan kekuatan yang menyebabkan dan terjadi searah dengan bergeraknya kekuatan itu”.Lebih besar kekuatan/gaya berarti lebih banyak

percepatan.Seorang sprinter melakukan percepatan lari dari start-block adalah sebanding dengan kekuatan yang dikenakan terhadap start-block. Lebih besar gaya yang

dikenakan, maka percepatannya akan lebih besar meninggalkan start-block (IAAF, 1993:34). - Hukum Newton III :

“Terhadap setiap aksi selalu terjadi reaksi yang sama dan berlawanan”.Seorang pelari menggunakan

kekuatan terhadap tanah. Ini menimbulkan kekuatan reaksi yang sama dan berlawanan arah yang menggerakkan badan diatas tanah (IAAF, 1993:35).

5. Aspek Biomekanika Pada Posisi StartŸ Posisi awal

Pertimbangan yang paling penting untuk sikap awal atau pada posisi aba-aba “Bersediaaa!” adalah :

- Jarak antara blok-blok,- Jarak antara start-blok dengan garis start,- Jarak horizontal dan vertical dari titik pusat

gravitasi dari garis start,- Sudut kaki, lutut dan sendi pinggul kedua kaki,- Sudut badan terhadap tanah (IAAF, 2001:8).

Ÿ Posisi “siaaap!”Ini adalah kepentingan dasar bahwa seseorang atlet

menerima suatu postur dalam posisi start “siaaap” yang menjamin suatu sudut optimum dari tiap kaki untuk mendorongnya, suatu posisi yang sesuai dari titik pusat gravitasi ketika kaki diluruskan dan peregangan awal otot-otot diperlukan bagi suatu kontraksi explosif dari otot-otot kaki. Penentuan penempatan antara blok-blok dibuat, sedemikian jauh bebas dari tanda-tanda phisik, sedangkan ukuran badan dan panjang kaki adalah penentu dalam menetapkan penempatan start-blok relatif terhadap garis-start (IAAF, 2001:8).

Feature (tanda-tanda) utama suatu posisi “siaaap” yang optimum adalah :

- Berat badan dibagikan seimbang- Poros pinggul lebih tinggi dari poros bahu- Titik pusat gravitasi ke depan- Sudut lutut 90º pada kaki depan - Sudut lutut 120º pada kaki belakang- Kaki diluruskan (menekan ke start-blok)(IAAF,

2001:8)

meter dalam waktu 10 detik. Kecepatan gerak horizontal ini ditentukan dengan membagi jarak yang ditempuh dengan waktu yang dipakai menempuhnya. Dalam contoh ini 100 meter dibagi 10 detik dan membentuk kecepatan 10 meter/detik. Bila berlomba pada suatu jarak kecepatan akan berubah. Pada garis start seorang pelari tidak dapat bergerak karena kecepatannya 0. Sesudah pistol-start ditembakkan seorang pelari akan memperoleh kecepatan atau percepatan. Percepatan memberitahukan kita betapa kencang kecepatan sesuatu itu berubah. Percepatan lari mungkin sampai mencapai kecepatan maximum, seperti dalam 100 meter atau sampai suatu kecepatan yang optimal untuk event itu (IAAF, 1993:31).

Seorang atlet yang berlari pelan, kehilangan kecepatan dan dikatakan dia dalam perlambatan. Kalau kita melihat grafik diatas, kita tahu adanya phase awal percepatan. Ini diikuti oleh kecepatan maximal lari sprint dan akhirnya suatu phase perlambatan pada saat si atlet merasakan kelelahan (IAAF, 1993:32).

3. Momentum

Momentum adalah kuantitas gerakan yang dimiliki tubuh sebagai hasil dari berat dan kecepatan. Dalam tubuh manusia dapat terjadi pemindahan momentum dari bagian badan yang satu ke yang lain. Momentum siku adalah kuantitas gerakan putar atau siku dimiliki badan dan sebagai hasil moment inertia (kelembaman) dan kecepatan putar. Bila badan berputar maka moment kelembaman/inertia sebanding besarnya dengan besarnya. Bila lengan dibengkokkan pada lari sprint, moment kelembaman/inertianya adalah lebih kecil dari pada bila lengan tetap lurus. Suatu badan yang berputar memiliki suatu kuantitas gerak atau momentum dan setiap pengurangan moment inertia akan menyebabkan percepatan untuk menambah kecepatan berputar. Pada lari sprint azas ini mempengaruhi gerakan lengan dan gerak kembalinya kaki. Setiap penambahan moment inertia mempunyai pengaruh berlawanan mengurangi kecepatan berputar (IAAF, 1993:32).

4. Hukum Newton- Hukum Newton I :

“Semua benda akan terus menerus dalam keadaan berhenti atau bergerak seragam/sama dalam garis lurus kecuali jika dikenai kekuatan luar/external

27MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013Artikel

HUMAS UNIMED

Page 29: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

Ÿ Gerakan startDaya dorong tungkai dan kaki dalam start dapat di

analisa dengan menggunakan papan pengalas daya dibangun pada saat start-blok. Bila kaki-kaki menekan pada papan itu pada saat start, impulsnya dapat disalurkan ke dan ditampilkan pada suatu dynamo-meter. Kekuatan impuls arah dan lamanya, juga timing dari dorongan dari tiap kaki dapat dicatat (IAAF, 2001:9).

Figur 4 menggambarkan gerakan mendorong dalam suatu start yang dapat dijadikan contoh. Pada poros vertikal, impuls kekuatan dimasukkan dalam satuan kilo-pon. Poros horisontal menunjukkan kronologi tingkatan daya (IAAF, 2001:9).

Feature kunci yang untuk diperhatikan adalah :- Kaki belakang bergerak lebih dahulu. Pola daya

kekuatan menunjukkan bahwa daya kekuatan yang puncaknya sangat tinggi dikenakan mengawali gerak akselerasi dari titik pusat gravitasi atlet, kemudian dengan cepat menurun.

- Penerapan daya kekuatan dari kaki depan dimulai sedikit lambat yang memungkinkan gerak akselerasi titik pusat gravitasi untuk berlanjut setelah dorongan kaki belakang menghilang, dan berlangsung dalam waktu yang lebih lama. Kenyataannya, daya keseluruhan dikenakan oleh kaki depan kira-kira dua kali lipat dari daya kaki belakang (IAAF, 2001:9).

Feature utama dari gerakan start yang optimum adalah :

- Waktu bereaksi yang pendek dan konsisten/tetap- Besarnya kekuatan kedua kaki digunakan secepat

mungkin- Kombinasi dari kekuatan akselerasi kaki depan dan

kaki belakang- Menahan lebih lama dari suatu penambahan

kekuatan yang tinggi dari dorongan kaki- Sudut start 42-45º terhadap permukaan lintasan- Pemanfaatan unsur gerak ayunan (lengan dan tungkai)

dalam pelurusan badan secara explosif, dengan sudut siku-siku pada lengan dan lutut

- Gerakan ke depan yang aktif dari lutut kaki belakang mendahului langkah pertama yang cepat sedikit di belakang proyeksi vertical dari titik pusat gravitasi, jadi menghindari setiap efek hambatan (IAAF, 2001:9).

DAFTAR PUSTAKABompa, Tudor O. 1990. Theory and Methodology of Training

The Key to Athletic Performance. Ubuque Lowa: Kedall Hunt.

IAAF. 1993. Pedoman Dasar Melatih Atletik, Alih Bahasa Suyono. Jakarta: PB PASI.

IAAF. 1993. Pengenalan Kepada Teori Pelatihan. Jakarta: PB PASI.

IAAF. 2001. Start, Sprint, Estafet & Lari Gawang, Alih Bahasa Suyono. Sistem Pendidikan & Sertifikasi Pelatih Atletik (SP & SPA).

Purnomo, Eddy., Dapan. 2001. Dasar-dasar Gerak Atletik. Yogyakarta: Alfamedia.

Artikel

HUMAS UNIMED

28MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013

Page 30: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

29MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013Artikel

HUMAS UNIMED

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH, GURU,ORANG TUA DAN MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN SEKOLAH RAMAH ANAK

Oleh

Zulaini,SKM,M.Kes

Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Unimed

ABSTRAKPemerintah, guru, orang tua dan masyarakat sama-sama memiliki peran dan tanggung jawab dalam

menciptakan suatu lingkungan pembelajaran yang nyaman di sekolah.Sering kali anak menjadi korban kekerasan baik itu dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan sosial.Pendidikan adalah hak anak, bukan kewajiban anak.Namun, hal itu belum banyak dipahami oleh kalangan sekolah di Indonesia sehingga seolah muncul keterpaksaan.Kementerian Negara PemberdayaanPerempuan (KPP)

bekerja sama denganDepartemen Pendidikan telah merumuskanmodel sekolah ramah anakyang bertujuan untuk membangunpendidikan tanpa kekerasan terhadapanak, khusus untuk perlindungananak di dalam

institusi pendidikan. Implementasi UU No23/2002 tentang PerlindunganAnak harus lebih ditingkatkan.Sekolah merupakan tempat pembentukan karakter anak.Seperti halnya orang tua, guru di

sekolah selain bertugas untuk mengajar, juga memiliki peran sebagai pengganti orang tua dalam mendidik siswa-siswinya. Menjalankan suatu pola pembelajaran yang menyenangkan dalam membentuk karakter anak tidak akan berhasil secara maksimal tanpa dukungan pemerintah, guru, orang tua dan masyarakat.

PENDAHULUAN

Sering kali anak menjadi korban kekerasan baik

itu dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah

maupun lingkungan sosial.Sebut saja Edo, siswa kelas

IISD Santa Maria Immaculata,Jakarta Timur, yang pada

akhir2007 lalu meninggal, merupakan signalbagi seluruh

masyarakat di manaperlindungan anak di sekolah

haruslebih ditingkatkan sebagai implementasi UU

No23/2002 tentang PerlindunganAnak.Edo hanyalah

salah satu korban kekerasan di sekolahnya.Siapa yang

bertanggung jawab atas kasus ini?Kementerian Negara

PemberdayaanPerempuan (KPP) bekerja sama

denganDepartemen Pendidikan telah merumuskan

model sekolah ramah anakyang bertujuan untuk

membangunpendidikan tanpa kekerasan terhadapanak,

khusus untuk perlindungananak di dalam institusi

pendidikan,.Tidak hanya kekerasan sekolahterhadap

anak, tapi juga kekerasan yangterjadi antar anak didik.

Kejadian ini memaksa pihak sekolahdan

instansi-instasi terkait termasukKPP meningkatkan

perlidungan anak.Hal tersebut juga menggugah

kesadarankita tentang banyak hal yang harusdilakukan

sesegera mungkin terutamasosialisasi UU Perlindungan

Anak,karena kesadaran orang tua dan anak-anaktentang

hak-hak anak masih sangatrendah.Penegakkan sanksi

bagi pelaku kekerasan mestinya harus tetap ditegakkan

t e t a p i a n a k j u g a b e r h a k a t a s h a k - h a k n y a

untukmendapatkan perlindungan karenapenjara bukan

solusi dari permasalahananak.Peran orang tua serta

sistem perlindungan anak seakan-akan tidak

mampumemberikan perlindungan kepadaanak.

A d a b e b e r a p a f a k t o r y a n g d i a n g g a p

memberikankontribusi dalam kekerasan terhadapanak.

Antara lain faktor budaya, dimana kekerasan seringkali

ditoleransidengan cara pembenaran-pembenaran,baik

dalam rangka displin ataupun memberikan pendidikan

padaanak supaya jera.Faktor lain yang juga ikut

berperanyaitu rendahnya public awareness.Hal ini

disebabkan kurangnyapublikasi data-data, informasi

tentangberbagai laporan tentang hak-hakanak di dunia

m a u p u n n a s i o n a l k e p a d a p u b l i k s e h i n g g a

sosialisasidijadikan salah satu solusi pemecahan

permasalahan tersebut.

Pendidikan adalah hak anak, bukan kewajiban

anak.Namun, hal itu belum banyak dipahami oleh kalangan

sekolah di Indonesia sehingga seolah muncul

keterpaksaan.Kecenderungan yang terjadi, anak-anak

biasanya lebih suka jika jam pelajaran sekolah kosong

karena gurunya rapat misalnya.Atau, anak senang saat

memasuki masa liburan sekolah.Ini terjadi karena anak-

anak merasa tidak tenang, tidak nyaman, dan merasa

tertekan saat masuk sekolah.Ini mengindikasikan sekolah

belum menjadi tempat yang nyaman.Apakah sekolah ramah

anak di Indonesia hanya sebatas impian saja?

Sekolah merupakan tempat pembentukan

karakter anak.Seperti halnya orang tua, guru di sekolah

selain bertugas untuk mengajar, juga memiliki peran sebagai

pengganti orang tua dalam mendidik siswa-siswinya.

Menjalankan suatu pola pembelajaran yang menyenangkan

dalam membentuk karakter anak tidak akan berhasil secara

Page 31: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

maksimal tanpa dukungan guru, pemerintah, keluarga

dan masyarakat. Dibutuhkan keterlibatan berbagai pihak

dalam menciptakan sekolah ramah anak yaitu dengan

keterlibatan pemerintah, keluarga dan masyarakat

didalamnya.

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH, GURU,

ORANG TUA DAN MASYARAKAT

1. Pemerintah

Untuk mengetahui peran dan tanggung jawab

pemerintah, dapat dilihat dari Undang-undang yang

terkait dengan hak pendidikan anak, yaitu :

a. UUD 1945 RI, pasal 31 ayat [1]: Setiap warga

negara berhak mendapat pendidikan”.

b. UU 39/1999 tentang Hak Azasi Manusia, pasal 60.

- ayat [1]: setiap anak berhak untuk

m e m p e r o l e h p e n d i d i k a n d a n

pengajarandalam rangka pengembangan

kepribadiannya sesuai dengan minat, bakat,

dantingkat kecerdasannya.

- ayat [2]: tiap anak berhak mencari, menerima,

dan memberikan informasi sesuai dengan

tingkat intelektualitas dan usianya demi

pengembangan dirinya sepanjang sesuai

dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.

c. UU no. 23/2002 tentang Perlindungan Hak Anak,

pasal 9.

- ayat [1]: setiap anak berhak memperoleh

pendidikan dan pengajaran dalam rangka

pengembangan pribadinya dan tingkat

kecerdasannya sesuai dengan minat dan

bakatnya

- ayat [2]: selain hak anak sebagaimana

dimaksud dalam ayat 1 khusus bagi anakyang

menyandang cacat juga berhak memperoleh

pendidikan luar biasa,

sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan

juga berhak mendapatkanpendidikan khusus.

d. UU no. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, pasal 6.

- ayat [1]: setiap warga negara yang berusia

tujuh tahun sampai dengan lima belas tahun

wajib mengikuti pendidikan dasar.

- ayat [2]: setiap warga negara bertanggung

j a w a b t e r h a d a p k e b e r l a n g s u n g a n

penyelenggaraan pendidikan.

Selain pasal diatas didalam penjelasan pasal 15

dinyatakan: ”pendidikan khususmerupakan

penyelenggaraan pendidikan untuk peserta

didik yang berkelainanatau peserta didik yang

m e m i l i k i ke c e rd a s a n l u a r b i a s a ya n g

diselenggarakansecara inklusif atau berupa

satuan pendidikan khusus pada tingkat

pendidikandasar dan menengah.”

Untuk mendukung keterlaksanaan Undang-

Undang di atas dan perundang-undanganlain tentang

pendidikan diperlukan suatu lingkungan inklusif ramah

terhadappembelajaran. Dalam kondisi lingkungan

pendidikan ini semua anakakan diterima, dirawat dan

dididik tanpa ada perbedaan baik darisegi jenis kelamin,

fisik, intelektual, sosial, emosional, linguistik (bahasa) atau

karakteristik lainnya.

Peran dan tanggungjawab pemerintah dalam

mendukungpelaksanaan lingkungan yang ramah terhadap

pembelajaran, antara lain :

· Menyusun, mensosialisasikan, menerapkan

pendidikan dan kebijakan pendidikaninklusif

seperti sumber daya manusia, dana, kurikulum dan

perangkatpembelajaran lainnya.

· Memfasilitasi proses pelaksanaan pendidikan

inklusif di semua lingkunganpembelajaran.

· Memperluas akses pendidikan bagi anak

berkebutuhan khusus.

· Membuka peluang pada pihak terkait untuk

berkontribusi dalam lingkungan yang ramah

terhadap pembelajaran.

2. Guru

Peran dan tanggungjawab guru, diantaranya:

1) Berkomunikasi secara berkala dengan keluarga,

yaitu: orang tua atau wali tentang kemajuan anak

mereka dalam belajar dan berprestasi.

2) Bekerjasama dengan masyarakat untuk menjaring

anak yang tidak bersekolah, mengajak dan

memasukkannya ke sekolah.

3) Menjelaskan manfaat dan tujuan lingkungan yang

ramah bagi pembelajaran di sekolah kepada orang

tua peserta didik.

4) Mempersiapkan anak agar berani berinteraksi

dengan masyarakat sebagai bagian dari kurikulum,

seperti mengujungi museum, memperingati hari-

hari besar keagamaan dan Nasional.

5) Mengajak orang tua dan anggota masyarakat

terlibat di kelas.

6) Mengkomunikasikan lingkungan yang ramah bagi

pembelajaran kepada orangtua atau wali peserta

didik, komite sekolah serta pemimpin dan anggota

masyarakat.

Artikel

HUMAS UNIMED

30MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013

Page 32: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

6) Sebagai tempat/wadah belajar bagi peserta didik.

7) Merupakan sumber informasi, pengetahuan dan

pengalaman praktis.

8) Mendukung sekolah dalam mengembangkan

lingkungan yang ramah dalam pembelajaran.

Bentuk nyata dari keterlibatan masyarakat dalam

proses pembelajaran anak di sekolahdapat dilakukan

dengan berbagai cara, diantaranya:

Ÿ Memberikan sumbangan finansial dan nonfinansial

dalam perbaikan sarana danprasarana sekolah.

Ÿ Membantu sekolah sebagai pusat layanan

pendidikan yang aman dan bersih.

Ÿ Mendatangkan seorang dengan profesi tertentu

untuk bercerita mengenaipekerjaan yang

dilakukannya.

Ÿ Memberi kesempatan kepada anak untuk

m e l a k u k a n s t u d i l a p a n g a n d a l a m

rangkamenyelesaikan tugas sekolahnya.

Strategi Menjalin Kerjasama

Banyak cara yang efektif untuk menjalin hubungan

sekolah dengan orangtua dan keluarga peserta didik serta

masyarakat. Hubungan yang efektif dimaksudkan untuk

membantu pengembangan pendidikan anak dalam

lingkungan inklusif ramah terhadap pembelajaran

Hubungan efektif sekolah, orangtua dan

masyarakat dapat dilakukan melalui:

Ÿ Mengadakan pertemuan dengan keluarga dan

kelompok masyarakat untuk memperkenalkan diri

anda.Jelaskan kepada mereka makna keragaman

dalam kelas dan pelajaran yang ramah.

Ÿ Jadwalkan diskusi informal, satu atau dua kali

dalam setahun dengan orangtua dan komite

sekolah untuk menggali potensi belajar anak

mereka. Tunjukkan contoh hasil karya anak,

tekankan bakat dan prestasi yang dimiliki anak, dan

bicarakan bagaimana agar dapat belajar lebih baik

jika ia bisa mengatasi hambatannya.

Ÿ Kirim hasil karya anak ke rumahnya agar

orangtuanya mengetahui perkembangan potensi

anaknya kemudian mintalah pendapat mereka.

Ÿ Biasakanlah anak membahas apa yang telah

dipelajari di rumah dengan memanfaatkan

informasi pelajaran yan diperoleh dari sekolah.

Juga komunikasikan dengan orang tua bagaimana

dan apa yang telah dipelajari di kelas dengan

mengaitkan kegiatan dan perannya di rumah.

Dengan kata lain, tunjukkan bagaimana

pengetahuan yang diperoleh di kelas bisa

digunakan di rumah dan di masyarakat.

7) Bekerjasama dengan para orang tua untuk

menjadi penyuluh sekolah ramah anak

dilingkungan sekolah dan masyarakat.

3. Orang tua

Sekolah tidak mungkin melepaskan diri dari

berkomunikasi dan berhubungan dengan orangtua

peserta didik.Karena komunikasi dan hubungan dengan

orangtua peserta didik sangat-lah penting artinya untuk

menciptakan suasana yang harmonis di antara keduanya.

Dalam mewujudkan suatu lingkungan sekolah yang ramah

dalam pembelajaran maka peran dan tanggung jawab

orang tua adalah :

1. Mendukung pelaksanaan lingkungan yang ramah

dalam pembelajaran di sekolah.

2. Berpartisipasi aktif dalam mensosialisasikan

lingkungan yang ramah dalam pembelajaran di

berbagai komunitas.

3. Bersedia menjadi narasumber sesuai keahlian dan

profesi yang dimiliki.

4. Menginformasikan ni lai-ni lai posit i f dari

pelaksanaan lingkungan yang ramah dalam

pembelajaran kepada masyarakat secara luas.

5. Bekerjasama dengan anggota komite sekolah atau

pihak lain dalam pengadaan sumber belajar.

6. Aktif bekerja sama dengan guru dalam proses

pembelajaran untuk anak yang berkebutuhan

khusus.

7. Aktif dalam memberikan ide/gagasan dalam rangka

peningkatan kualitas pembelajaran

4. Masyarakat

Masyarakat yang dimaksud adalah orang tua atau

wali peserta didik, anggota keluargayang lain atau semua

orang yang tinggal di sekitar lingkungan sekolah. Dalam

konteksmenyeluruh masyarakat merupakan tempat anak

hidup dan belajar kemudianmenerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu peran dan

tanggungjawab masyarakat dalam lingkungan yang ramah

dalam pembelajaran, antara lain:

1) M i t ra p e m e r i nta h d a l a m m e n d u ku n g

terlaksananya model pendidikan inklusi

2) Memperluas akses pendidikan dan pekerjaan

bagi anak berkebutuhan khusus

3) Membangun dan mengembangkan kesadaran

akan hak anak untukmemperoleh pendidikan

4) Melakukan kontrol sosial akan kebijakan

pemerintah tentang pendidikan.

5) Membantu mengidentif ikasi anak yang

berkebutuhan khusus yang belum bersekolah di

lingkungannya.

31MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013Artikel

HUMAS UNIMED

Page 33: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

Ÿ Lakukan kunjungan sumber belajar di masyarakat

atau minta anak mewawancaraiorangtuanya,

atau kakek-neneknya tentang kegiatan saat masa

k a n a k - k a n a k d a l a m k e h i d u p a n

bermasyarakat.Minta anak menuliskan cerita

atau karangan tentang “Kehidupan Masyarakat di

Masa Lalu”.

Ÿ Ikutsertakan anggota keluarga dalam kegiatan

kelas dan undang ahli-ahli di masyarakat untuk

berbagi pengetahuan mereka di kelas.

Strategi Penyuluhan dan KesadaranMasyarakat

Strategi lain untuk mewujudkan lingkungan

pembelajaran yang ramah di sekolah adalah dengan

penyuluhan yang dilakukan untuk membangun

kesadaran. Pesan yang disampaikan dalamkegiatan

penyuluhan tidak berhenti hanya sebagai informasi

tetapi mampu merubahperilaku pada diri seorang atau

sekelompok orang.Strategi penyuluhan dapat

melaluipendidikan, publikasi, mencari dukungan untuk

ikut serta menyampaikan pesan andatentang Bagaimana

orangtua dan anggota masyarakat berperan dalam

menciptakan lingkungan pembelajaran yang ramah di

sekolah.

§ Motivasi orangtua untuk menceritakan lingkungan

pembelajaran yang ramah kepada sesama

orangtua dan masyarakat di sekolah anda. Sebagai

motivator, orangtua bisa sangat efektif berbicara

dengan orangtua yang menolak perubahan.

Orangtua juga dapatberbicara nilai keberagaman di

sekolah, melaluipengalamannya sendiri atau orang

lain, dan dalam meyakinkan mereka (orangtuayang

menolak) bahwa pendidikan yang berkualitas

adalah prioritas sekolah dengan pembelajaran yang

ramah.

§ Melibatkan Orangtua di Kelas untuk Membantu

Anak yang Tersisihkan. Ketika orangtua melihat

bahwa mereka diterima di sekolah dan kelas,

mereka mungkin dengan sukarela datang lebih

sering dan mendampingi Anda. Jika tidak, buatlah

tugas untuk orangtua atau anggota masyarakat dan

undang mereka untuk membantu Anda. Misalnya:

orangtua atau anggota masyarakat dapat

mendampingi anak berkebutuhan khusus secara

sukarela dalam pengajaran bahasa. Merekajuga

bisa mengawasi kegiatan kelompok dan

memberikan kebebasan pada guruuntuk bekerja

dengan anak secara individu atau kelompok kecil

yang mungkinmembutuhkan lebih banyak

perhatian.

§ Melibatkan Orangtua dalam Kegiatan Mencari Anak

yang belum dan tidak bersekolah. Kegiatan ini dapat

dilakukan dengan mengadakan pameran sebelum

awaltahun ajaran untuk menarik semua keluarga di

masyarakat sekitarnya agar tertarikmenghadirinya,

kemudian memasukkan anaknya ke kesekolah. Para

tokoh masyarakat, komite sekolah, guru, kepala

sekolah mungkin bisa menyumbang hadiah kepada

anak. Orangtua dan guru bisa menyumbang makanan

dan mengelola permainan. Bernyanyi dan menari bisa

dimasukkan sebagai kegiatan juga. Semua kegiatan

berfokus pada pentingnya pendidikan yang berkualitas

dan bagaimana cara sekolah serta masyarakat bekerja

sama untuk mendidik semua anak.

§ Melibatkan Komite Sekolah dengan Penciptaan

Lingkungan Pembelajaran yang Ramah. Melibatkan

Komite Sekolah merupakan salah satu cara

menghubungkan antara orangtua dengan sekolah.

Mereka membantu melakukan pengawasan untuk

meningkatkan kualitas dan akuntabilitas.

§ Komunikasi melalui Kunjungan Rumah. Melakukan

komunikasi dengan keluarga yang anaknya dikucilkan

tidaklah mudah.Satu cara untuk memberikan

informasi tentang lingkungan pembelajaran yang

ramah bagi sekolah yaitu meminta seseorang dari

kelompok yang terkucilkanseperti anak berkebutuhan

khusus atau anak suku terasing menjadi orang 'di

luarjangkauan‛ untuk bersekolah. Pertemuan

kelompok atau kunjungan rumah sangat efektif dalam

menjelaskan pendekatan sekolah terhadap lingkungan

pembelajaran yang ramah.

DAFTAR PUSTAKA

Bureau of Elementary Education, Department of Education,

Culture and Sports in

cooperation with UNICEF Philippines (1994) The Multigrade

Teacher's Handbook,Manila.

duPlessis J. (2003) Rainbow Charts and C-O-C-O-N-U-T-S:

Teacher Developmentfor Continuous Assessment in

M a l a w i C l a s s r o o m s . W a s h i n g t o n , D C :

AmericanInstitutes for Research.

RW. Majalah Gemari. Edisi 77/Tahun VIII/Juni 2007.

Miske SJ. (2003) Proud Pioneers: Improving Teaching and

Learning in Malawi throughContinuous Assessment.

Washington, DC: American Institutes for Research.

Rugh A and Bossert H. (1998) Involving communities:

Participation in the delivery ofeducation programs.

Washington, DC: Creative Associates International,

Inc.

The Gender-Fair Teacher (2003) UNICEF/Eritrea

Artikel

HUMAS UNIMED

32MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013

Page 34: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

33MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013Artikel

HUMAS UNIMED

PENERJEMAHAN IDIOM BAHASA PRANCIS

KE DALAM BAHASA INDONESIA

Oleh

Andi Wete Polili, S. Pd., M. Hum.

ABSTRAKPPenerjemahan idiom merupakan hal yang dianggap selalu berkaitan dengan pemadanan budaya bahasa

sumber dan bahasa sasaran. Hal tersebut disebabkan oleh adanya asumsi bahwa idiom dalam suatu bahasa belum tentu sepadanan dengan idiom dalam bahasa sasaran. Atas dasar tersebut penulis ingin membahasa

tentang penerjemahan idion bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia.

Kata Kunci: Penerjemahan, Idiom, Bahasa Prancis, Bahasa Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

Kajian terjemahan meliputi penerjemahan,

terjemahan dan penerjemah. Sebelum merumuskan

penjelasan istilah penerjemahan berikut ini akan

disajikan beberapa defenisi penerjemahan dari pendapat

para ahli. Defenisi penerjemahan pada dasarnya di bagi

pada dua hal yakni pernerjemahan berbasis proses atau

penerjemahan berbasis produk. Berikut ini akan

dijelaskan beberapa defenisi penerjemahan baik

berbasis proses atau produk.

Catford (1965) menyatakan bahwa: “defines

translation as the replacement of textual material in one

language (SL) by equivalent textual material in another”

Artinya adalah: penerjemahan adalah

penggantian bahan tekstual dalamsatu bahasa (bahasa

sumber) dengan bahan tekstual bahasa lain (bahasa

sasaran yang sesuai).

Selanjutnya Newmark (1988) menyatakan

bahwa : “Translation is rendering the meaning of the text

into another language in the way that the author

intended the text.”

Artinya: menerjemahkan makna suatu teks ke

dalam bahasa lain sesuai dengan maksud pengarang.

Nida & Taber (1982): “Translation consists in

reproducing in the receptor language the closest natural

equivalence of source language to an optimally

equivalent target language, text requires syntactic,

semantic, style and pragmatic.”

Artinya adalah: penerjemahan merupakan

perumusan kembali kalimat ke dalam bahasa target

dengan menggunakan padanan kata yang dirasakan

secara alami paling dekat dengan bahasa sumber agar

penerjemahan optimal baik secara sintaksis,

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui

bahwa defines penerjamahan tersebut berbasis pada

proses.

Contoh:

Bsu. : J' ai vu Pierre ce matin.

Saya mempunyai melihat Pierre ini

pagi.

Bsa. : Saya bertemu dengan Pierre tadi pagi.

Proses penerjemahan pada kalimat di atas

merupakan proses pengalihan makna dari bahasa Prancis

(Teks Bsu) ke dalam bahasa Indonesia (Teks Bsa). Pengalihan

makna tersebut terlihat pada pengalihan makna kata 'ai'

yang sebenarnya berarti mempunyai namun tidak

disepadankan dengan kata apapun (zero equivalence) pada

Teks Bsa. Kemudian kata 'vu' yang berarti melihat namun

disepadankan dengan bertemu, kemudian muncul kata

'tadi' untuk arti kata 'ce' yang sebenarnya berarti 'ini'.

Pemunculan kata tadi tersebut pada dasarnya merupakan

dampak dari bentuk kala lampau kalimat tersebut yang

ditandai dengan penggunaan 'ai'.

Adapun pendapat ahli yang menyatakan defenisi

penerjemahan berbasis produk yakni : Wills (1989:17)

menyatakan bahwa penerjemahan berbasis produk

merupakan proses penerjemahan yang biasanya bukan

hanya memadankan makna kata, kalimat atau teks dari

bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran, tetapi juga

mempertahankan bentuk dan proforma bahasa sumbernya.

Pada umumnya 'pengertian penerjemahan yang berbasis

produk ini dapat dilihat pada penerjemahan puisi, pantun,

pepatah atau idiom.

Idiom merupakan suatu ungkapan yang tersusun

dari satu kata, frasa atau bahkan kalimat yang mengandung

makna diluar dari makna yang dikandung unsur penyusun

idiom tersebut. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh

Chollet dan Robert (2008 :3) Idiome est langue propre à une

notion, mode de la communication qui n'a pas la nature du

langage. Idiom adalah salah satu unit bahasa yang

mengandung makna tertentu, ketika dikomunikasikan akan

mengandung makna yang sama sekali tidak ada kaitannya

dengan kata penyusunnya. Prambudi (2011) Idiom atau di

Page 35: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

sebut juga dengan Ungkapan adalah Gabungan Kata Yang

membentuk arti baru yang tidak berhubungan dengan

kata pembentuk dasarnya. Kemudian Chaer ()

menyatakan bahwa idiom adalah makna satu bahasa baik

berupa kata, frasa atau kalimat yang mengandung makna

yang berbeda dengan makna leksikalnya atau makna

dasar kata yang terdapat dalam kamus.

P e n e r j e m a h a n i d i o m m e r u p a k a n

penerjemahan yang membetuhkan kemampuan luar

biasa dari penerjemahnya karena sangat erat kaitannya

dengan unsur budaya bahasa sumber. Dengan kata lain,

penerjemahan idiom bukan hanya menemukan padanan

makna tetapi juga memadankan unsur budaya yang

notabene merupakan masalah yang kerap kali dihadapi

oleh seorang penerjemah. Penerjemahan idiom juga

memiliki bentuk yang khas serta tidak biasa layaknya

penerjemahan kata, frasa atau kalimat pada umumnya.

Oleh sebab itu penerjemahan idiom merupakan

penerjemahan yang bebasis pada produk dan bukan

pada proses. Hal tersebut dikarenakan sebisa mungkin

seorang penerjemah menemukan padanan idiom dalam

bahasa sasarannya, namun hal tersebut belum tentu

dapat dipertahankan. Hal ini selaras dengan pendapat

Becker (1992 72-77) yang menyatakan bahwa

penerjemahan idiom dapat dilakukan dengan idiom yang

memiliki makna dan bentuk yang persis sama, atau

penerjemahan idiom dengan bentuk yang berbeda, atau

penerjemahan idiom dengan parafrasa, atau bahkan

tidak diterjemahnkan ke dalam bahasa sasaran karena

tidak mengurangi makna yang yang dikandung oleh

bahasa sasarannya.

Berikut ini akan disajikan beberapa contoh

penerjemahan idiom dalam bahasa Prancis ke dalam

bahasa Indonesia.

Misalnya:

Bsu.: S'arracher les cheveux.

Menarik sendiri itu rambut-rambut

Bsa. : Mati kutu.

S'arracher les cheveux merupakan idiom dalam

bahasa Prancis yang mengandung makna menyerah

dalam melakukan sesuatu. Idiom ini sebenarnya berasal

dari kebiasaan tingkah laku orang prancis yang suka

menarik rambut mereka ketika menghadapi masalah

yang pelik yang sudah diusahakan pemecahannya tetapi

ternyata tidak ditemukan sehingga menimbulkan rasa

marah yang akhirnya menyerah. Ekspresi menyerah

dalam bahasa Indonesia dapat dinyatakan melalui

sebuah idiom ''mati kutu''. Jika dianalisis kedua idiom ini

masih memiliki kedekatan alat ekspresinya yaitu sama-

sama suatu benda yang letaknya di atas kepala yakni kutu

dan rambut. Namun penggunaan verba menarik dan

mati merupakan penerjemahan yang dilakukan dengan

menggunakan metode penerjemahan idiomatik.

Penerjemahan idiomatik tersebut hanya dapat dilakukan

oleh seorang penerjemah yang benar sudah menguasai

budaya baik dalam bahasa sumber maupun bahasa sasaran.

Penguasaan budaya tersebut bukan merupakan hal yang

sederhana karena membutuhkan analisis dan pemahaman

seluruh konteks kata, frasa maupun kalimatnya.

Contoh lain :

Bsu. : Tomber dans les pommes.

Jatuh dalam itu appel-appel

Bsa. : Pingsan

Idiom tomber dans les pommes pada contoh di atas

jika ditambahkan subjek il (dia) maka akan diterjemahnkan

menjadi dia jatuh ke dalam apel. Kalimat tersebut sama akan

terasa jangkal dalam bahasa Indonesia karena tidak

mungkin seseorang jatuh ke dalam apel. Maka jika seorang

penerjemah tidak mengetahui bahwa tomber dans les

pommes adalah sebuah idiom, besar kemungkinan kalimat

tersebut akan diterjemahkan menjadi dia jatuh ke dalam

keranjang berisi apel. Padahal arti kalimat tersebut sama

sekali bukan demikian halnya. Sebab tomber dans les

pommes merupakan idiom, dan idiom merupakan satuan

kata yang sudah memiliki arti tertentu yang berbeda dengan

makna leksikal kata yang dikandungnya. Penerjemah dalam

hal ini harus peka terhadap makna idiom yang mungkin

dikandung suatu kata, frasa atau kalimat. Kepekaan tersebut

tidak terlahir begitu saja. Kepekaan tersebut

membutuhkan keahlian khusus yang menuntut penguasaan

dan keterampilan khusus juga.

Berangkat dari hal tersebut, penulis memandang

bahwa penelitian tentang idiom penting untuk dilakukan.

Sebab pada hakekatnya penggunaan idiom tersebut

merupakan salah satu gaya bahasa yang mengandung

makna, pesan, tersirat bahkan ironi yang ingin disampaikan

secara halus oleh penuturnya. Kesalahan dalam memaknai

idiom dapat mengakibatkan perbedaan makna yang

dimaksud dalam bahasa sumber dengan makna yang

disampaikan oleh bahasa sasaran. Hal tersebut seperti yang

diutarakan oleh Cholet dan Robert (2008 :3) : L'objectif de ce

précis consiste à comprendre précisément et à utiliser a bon

escient les expressions idiomatiques de la langue française,

sans faire de contre sens gênant. Seorang pembelajar

bahasa asing khususnya bahasa Prancis sebaiknya

memahami makna yang sebenarnya dikandung oleh suatu

idiom atau ekspresi idiomatik agar tidak menciptakan

pemahaman yang berbeda yang biasanya akan

mengganggu jalannya komunikasi.

Melalui tulisan ini, penulis ingin menguraikan jenis-

jenis idiom dalam bahasa Prancis, kemudian bagaimana

pemadanan yang dapat dilakukan melalui penggunaan

Artikel

HUMAS UNIMED

34MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013

Page 36: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

i. Le dégout (muak)

j. Le désespoir (putus asa)

k. L'ennui (Kebosanan)

l. L'excitation (kegembiraan)

m. La fatigue (kepenatan)

n. L'enquiétude (was-was)

o. La peur (Ketakutan)

p. L'envie (Keinginan)

q. Le regret (penyesalan)

r. La résignation (menarik diri)

s. La satisfaction (kepuasan)

t. La souffrance (penderitaan)

u. La surprise/ l'étonnant (keterkejutan)

v. La tristesse (Kesedihan)

Dari seluruh kategori idiom ini, ditemukan

beberapa pergeseran bentuk idiom ketika sudah

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Pergeseran

(shifting) tidak dapat dihindari oleh penerjemah ketika

menerjemahkan teks. Penerjemahan adalah proses

pengalihan makna, dalam proses pengalihan makna

tersebut, seorang penerjemah biasanya bertugas sebagai

pengalih makna sesuai dengan yang dimaksudkan oleh

pembicara atau penulis. Setiap bahasa memiliki

karakteristik yang sama namun tidak jarang berbeda baik

dari aspek budaya, linguistik kebahasaan. Dalam proses

penerjemahan tersebut kerap kali seorang penerjemah

harus melakukan pergeseran (shifting) demi tersampaikan

makna yang dimaksudkan oleh penulis atau pembicara.

Prosedur pergeseran (shifting) ini biasanya harus

dilakukan ketika adanya unsure budaya atau bahasa yang

tidak ditemukan secara identik yang terdapat dalam teks

bahasa sumber dan teks bahasa sasaran. Hal ini sesuai

dengan yang dikatakan oleh Hatim dan Munday (2004:26)

menjelaskan bahwa pergeseran (shift) adalah perubahan

linguistik yang terjadi antara teks sumber dan teks target

Originally defined by Catford (1965:73) as “departure from

formal correspondence in the process of going from the SL

to the TL.” Two major types of “shift” occur; level shift and

category shift.

Pergeseran bentuk tersebut dapat dilihat pada

contoh-contoh berikut ini :

Bsu.: Etre rouge de colère

Adalah merah dari marah.

Bsa. : Merah padam

Pada contoh diatas, proses penerjemahan masih

dapat dilakukan dengan memberikan padanan berupa

idiom, artinya dalam memadankan idiom être rouge de

colère dalam bahasa Prancis juga dipadankan dengan

idiom merah padam dalam bahasa Indonesia. Jika

dianalisis lebih jauh pemadanan ini mengalami pergeseran

leksikal yakni dari frasa verba pada idiom bahasa

metode penerjemahan yang mana berdasarkan teori

Newmark, serta pergeseran leksikal atau gramatikal apa

yang ditemukan setelah proses penerjemahan dilakukan.

BAB II

PEMBAHASAN

Seperti yang telah dikemukan pada pendahuluan,

idiom merupakan kata, frasa, atau kalimat yang sudah

memiliki arti tersendiri yang pada hakekatnya memiliki

makna diluar makna kata penyusunnya yang dalam hal ini

diluar makna kata yang terdapat dalam kamus. Hal

tersebut juga dikemukan oleh Saussure 1916 :261

menyatakan bahwa idiome est ensemble des moyens

d'expression d'une communauté considéré dans sa

spécificité.

Setelah merumuskan pengertian idiom,

selanjutnya akan dijabarkan jenis-jenis idiom dalam

bahasa Prancis. Menurut Cholet dan Robert (2008:): Idiom

dalam bahasa Prancis dibagi kedalam beberapa kategori

yakni idiom yang berkaitan aktifitas manusia, deskripsi

akan sesuatu, emosi dan sensasi manusia, situasi, dan

gagasan. Berikut ini hanya akan dijabarkan idiom yang

berkaitan dengan emosi dan sensai mental yang umumnya

dirasakan oleh manusia. Penjabaran ini dilakukan secara

khusus karena hal yang menjadi objek kajian dalam tulisan

ini adalah penerjemahan idiom bahasa Prancis yang

berkaitan emosi dan sensi saja.

Metode yang digunakan dalam mengolah data

adalah metode deksriptif kwalitatif, dimana data yang

berupa idiom akan dikumpulkan kemudian diterjemahkan

dengan cara dicari padanannya yang paling tetap kemudia

dianalisis proses penerjemahan.

Pembatasan kajian ini bertujuan agar analisis

yang diperoleh lebih dalam dan objektif. Menurut Cholet

dan Robert (2008) Idiom yang berkaitan dengan emosi dan

sensasi dibagi ke dalam 22 bentuk. Kedua puluh dua

bentuk tersebut terdiri atas :

a. Se sentir bien ou mal (Perasaan nyaman atau tidak

nyaman)

b. La bonne humeur et la mauvaise humeur

(Suasana hati yang baik dan tidak baik)

c. Avoir chaud et Avoir froid (Kepanasan atau

kedinginan)

d. La colère (Amarah)

e. La confusion physique (Bingung dalam

mengambil langkah)

f. La confusion mentale (Bingung dalam

memutuskan sesuatu)

g. La contrariété (Pertentangan)

h. La culpabilité, La géne, La honte (Kealpaan,

gangguan dan aib)

35MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013Artikel

HUMAS UNIMED

Page 37: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

Prancisnya menjadi frasa adjektiva dalam bahasa

Indonesianya. Jadi dapat disimpulkan bahwa walaupun

metode penerjemahan idiomatik dapat dilakukan namun

bentuk tidak dapat dipertahankan.

Contoh lain :

Bsu.: Bâiller comme une carpe.

Menguap seperti seekor ikan kerapu

Bsa. : Bosan (pada umumnya ditandai dengan menguap

dengan membuka mulut selebar-lebarnya).

Pada contoh tersebut ter jadi proses

penerjemahan dari idiom menjadi bukan idiom dan juga

disertai pergeseran bentuk leksikal dari frasa verba

menjadi adjektiva. Pemadanan menguap seperti ikan

kerapu sebenarnya bermakna bahwa pada dasarnya ikan

kerapu itu memiliki bentuk mulut yang selalu terbuka.

Hal ini coba dipresentasikan oleh rasa bosan yang

akhirnya menyebabkan rasa ngantuk sehingga orang

menguap dengan begitu lebarnya. Hal tersebut dilakukan

dengan membuka mulut secara lebar seperti ketika ikan

kerapu membuka mulutnya, dan inilah asal-muasal idiom

tersebut. Bentuk idiom yang sama tidak ditemukan

dalam bahasa Indonesia sehingga pemadanannya

dilakukan dengan parafrasa.

Contoh lain :

Bsu.: Jeter un froid

membuang sebuah dingin.

Bsa. : Bagaikan petir di siang hari.

Idiom ini memiliki makna dimana pada saat

seseorang atau sekelompok orang sedang berbahagia

namun tiba-tiba datang atau muncul sebuah berita yang

biasanya tidak menyenangkan. Dalam bahasa Indonesia

idiom ini dapat dipadankan dengan idiom bagaikan petir

di siang hari. Penerjemahan idiom jeter un froid ini dapat

dilakukan melalui penerapan metode penerjemahan

idiomatik, namun tidak memiliki bentuk yang sama.

Dengan kata lain terjadi pergeseran gramatikal yang

dalam hal ini penambahan kata keterang waktu di siang

hari.

BAB III

PENUTUP

Idiom merupakan kata, frasa, atau kalimat yang

sudah memiliki arti tersendiri yang pada hakekatnya

memiliki makna diluar makna kata penyusunnya yang

dalam hal ini diluar makna kata yang terdapat dalam

kamus.

Dalam bahasa Prancis idiom emosi atau sensasi

dapat dibagi ke dalam beberapa kategori yakni: Perasaan

nyaman atau tidak nyaman; Suasana hati yang baik dan

tidak baik; Kepanasan atau kedinginan; Amarah; Bingung

dalam mengambil langkah; Bingung dalam memutuskan

sesuatu; Pertentangan; Kealpaan, gangguan dan aib; muak;

putus asa; Kebosanan; kegembiraan; kepenatan; was-was;

Ketakutan; Keinginan; penyesalan; menarik diri; kepuasan;

penderitaan; keterkejutan; Kesedihan

Berdasarkan analisa yang dilakukan penulis, dapat

diketahui bahwa, penerjemahan idiom dpaat dilakukan

dengan beberapa metode. Akibat dari penggunaan Metode

tersebut terjadi perubahan leksikal mapuan gramatikal dari

bahasa sumbernya ke dalam bahasa sasaran. Pergeseran

tersebut meliputi pergeseran bentuk, kelas kata, bahkan

satuan bahasa yakni dari frasa ke klausa atau dari klausa

frasa dan bahkan ke kata.

DAFTAR PUSTAKA

Brislin, Ricard W (ed). 1976. Translation and Research. New

York: Gardner Press.

Chollet, Isabelle. Michel Robert-Jean. 2008. Les expressions

Idiomatiques. Paris : CLE International.

Fontainer. 1979. La Metaphore. Dalam Jean Molino 9 (ed).

Langanges. Paris: Didier Larousse.

Hervey, Sandor and Higgins, Lan. 1992. Thinking Translation:

A course in Translation Method. French-English.

London: utedge.

Hurtado Albir, Amparo. 1983. La Traduction: Traduction,

Trahison ?. Collectif ESIT. Paris : ESIT.

Istiqomah, Nurul. 2008. Analisis Penerjemahan Idiom

Bahasa Jepang. FIB. UI. Tesis

Ivir, Vladimir. 1975. Social Aspect of Translation. Zagreb:

Institute of Linguistics.

Khan, D. Yahya. 2006. Pedoman Penerjemahan: Praktis dan

Komprehensif Bagi Pembelajar Traduktologi.

Semarang: Unnes Press

Larson, Mildred. 1984. Meaning-based Translation. Aguide

to Cross Language Equivalence. New york:

University Press of America

Newmark, peter. 1981. Approaches to Translation. London:

Pergamon Press.

Nida, Eugene A. 1964. Toward a Science of Translating.

Leiden. Netherland: E. J. Brill

________. 1988. Textbook of translation. London. Prentice

Hall International (UK).

________. 1991. About Translation. Clevedon: The

Longdunn Press.

Prambudi dalam Sembiring. 2012. Analisis Metode

Penerjemahan pada Contes Populaire D'Aceh.

FBS.Unimed.

Saussure, Ferdinand. 1981. Lingusitique Générale. Paris :

Université de Nathan.

Artikel

HUMAS UNIMED

36MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013

Page 38: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

37MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013Artikel

HUMAS UNIMED

IMPLEMENTASI SIMULATION GLOBALE DALAM PENGAJARAN BERBICARA BAHASA PRANCIS UNTUK MENGEMBANGKAN SOFT SKILLS

*Evi Eviyanti

Staf pengajar bahasa Prancis

Komunikasi merupakan suatu aktivitas dalam keterampilan bahasa yang dapat berlangsung secara tertulis maupun lisan. Komunikasi secara lisan lebih banyak dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Oleh

karena itu kemampuan berbicara sangat penting untuk dikuasai oleh setiap orang agar dapat menyampaikan pesan, informasi, keinginan kepada lawan bicara dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh lawan bicara, sehingga lawan bicara dapat menerima dan memahami apa yang

disampaikan oleh pembicara.

Simulation globale merupakan teknik pengajaran yang dapat digunakan dalam pengajaran berbicara bahasa Prancis dengan melibatkan seluruh mahasiswa (± 30 orang) di dalam kelas untuk aktif berbicara bahasa Prancis dan memberikan kebebasan kepada mahasiswa sebagai pembelajar bahasa Prancis untuk berimajinasi sesuai dengan tokoh

yang diperankan di dalam suatu lingkungan yang diciptakan. Komunikasi lisan merupakan salah satu atribut softskills berdasarkan hasil survey di Canada, Amerika, dan Inggris. Softskills merupakan keterampilan seseorang dalam

berkomunikasi dengan orang lain (Interpersonal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intra-personal skills) yang mampu menunjukkan unjuk kerja

secara maksimal. Kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan keterampilan teknis (hard skills), tetapi oleh keterampilan mengelola

diri dan orang lain (soft skills). Pendidikan soft skills bertumpu pada pembinaan mentalitas agar mahasiswa dapat menyesuaikan diri dengan realitas kehidupan

Setiap orang termasuk mahasiswa sudah memiliki soft kills walaupun berbeda-beda. Soft skills ini dapat dikembangkan menjadi lebih baik atau bernilai (diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari) melalui proses pembelajaran. Pendidikan soft skills tidak seharusnya melalui satu mata kuliah khusus, melainkan dintegrasikan melalui mata

kuliah yang sudah ada atau dengan menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa.

Softskills mahasiswa dapat dikembangkan melalui simulation globale ketika mahasiswa melakukan komunikasi lisan dengan teman-teman di dalam kelas yang memerankan berbagai tokoh sesuai dengan

tema dalam simulation globale.

Soft skills, simulation globale, berbicara bahasa Prancis

*Dr. Evi Eviyanti, M.Pd adalah Staf pengajar bahasa Prancis di Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis Jurusan Pendidikan Bahasa Asing Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

Oleh

ABSTRAK

Kata Kunci:

I. Pendahuluan

Keinginan menghasilkan lulusan terbaik,

tentunya menjadi cita-cita dan tujuan setiap perguruan

tinggi. Namun peningkatan mutu lulusan harus pula

diikuti dengan manajemen tata kelola perguruan tinggi

yang baik (good university governance). Manajemen tata

kelola perguruan tinggi yang baik ini juga menjadi

indikator penting keberhasilan pendidikan nasional.

Saat ini perguruan tinggi tengah dihadapkan

pada tantangan untuk menghasilkan lulusan yang tidak

hanya mempunyai kemampuan keilmuan (hard skills)

yang memadai, tetapi juga diharuskan mempunyai

kemampuan kepribadian (soft skills) yang tangguh.

Observasi singkat terhadap dunia kerja menunjukkan

perubahan paradigma serapan tenaga kerja. Jika pada tahun

1990-an serapan tenaga kerja oleh perusahaan berorientasi

pada tanggible asset saat ini berubah menjadi intanggible

asset. Akibat perubahan ini tentunya berdampak pada

lulusan perguruan tinggi yang akan memasuki pasar kerja.

Maka itu, perubahan orientasi ini wajib diikuti oleh

perguruan tinggi.

Orientasi mutu lulusan perguruan tinggi yang

selama ini hanya berorientasi pada hard skills kini mulai

mengalami perubahan dengan dimasukkannya unsur

pengembangan soft skills. Maka itu perubahan paradigma

pendidikan yang dulu berfokus pada isi dimana

pembelajaran berpusat pada dosen (teacher center

learning), sekarang telah bergeser menjadi pembelajaran

Page 39: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

berpusat pada mahasiswa (student center learning).

Dengan perubahan orientasi ini, maka dosen hanya akan

bertindak sebagai fasilitator dan penekanan pada

bagaimana cara menyelesaikan permasalahan.

Mahasiswa berperan aktif dalam setiap aktivitas

pembelajaran.

Pembelajaran aktif (active learning) adalah

proses belajar dimana mahasiswa mendapat

kesempatan untuk lebih banyak melakukan aktivitas

belajar, berupa hubungan interaktif dengan materi

pelajaran sehingga terdorong untuk menyimpulkan

pemahaman daripada hanya sekedar menerima

pelajaran yang diberikan. Meyer & Jones (1993)

mengemukakan bahwa pembelajaran aktif terjadi

aktivitas berbicara dan mendengar, menulis, membaca,

dan refleksi yang menggiring ke arah pemaknaan

mengenai isi pelajaran, ide-ide, dan berbagai hal yang

berkaitan dengan satu topik yang sedang dipelajari.

Setiap orang termasuk mahasiswa sudah

memiliki soft skills walaupun berbeda-beda. Soft skills ini

dapat dikembangkan menjadi lebih baik atau bernilai

(diterapkan dalam kehidupan sehari-hari) melalui proses

pembelajaran. Pendidikan soft skills tidak seharusnya

melalui satu mata pe lajaran khusus, melainkan

dintegrasikan melalui mata kuliah yang sudah ada atau

dengan menggunakan strategi pembelajaran yang

berpusat pada mahasiswa. Salah satunya adalah

pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and

Learning).

Penerapan atribut soft skills di ruang kelas,

misalnya dosen menerapkan pembelajaran aktif melalui

tugas diskusi kelompok, presentasi, bermain peran, dan

simulasi. Dengan tujuan untuk meningkatkan

kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun

tulisan dan bekerja sama.

Komunikasi lisan atau berbicara merupakan

salah satu atribut soft skills yang penting dalam

kehidupan sehari-hari bagi manusia sebagai makhluk

sosial. Oleh karena itu dosen harus menerapkan teknik

pengajaran yang menitikberakan pada keaktifan

mahasiswa dalam proses pembelajaran di kelas seperti

simulation globale pada pengajaran berbicara bahasa

Prancis untuk mengembangkan soft skills.

Komunikasi merupakan suatu aktivitas dalam

keterampilan bahasa dapat berlangsung secara tertulis

maupun lisan. Komunikasi lisan terjadi apabila dua orang

atau lebih terlibat dalam suatu pembicaraan, dengan

alasan : mereka ingin menyampaikan sesuatu atau ingin

menerima suatu informasi, mereka mempunyai tujuan

komunikatif. Komunikasi secara lisan lebih banyak

dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Oleh

karena itu kemampuan berbicara sangat penting agar

dapat menyampaikan pesan, informasi, keinginan

kepada lawan bicaranya dengan menggunakan kata-kata

yang dapat dimengerti oleh lawan bicaran, sehingga

lawan bicara dapat menerima dan memahami apa yang

disampaikan oleh si pembicara.

II. Tinjauan Pustaka

1. Soft Skills

Soft skills disebut keterampilan lunak adalah

keterampilan yang digunakan dalam berhubungan dan

bekerjasama dengan orang lain. (Ramdhani). Keterampilan-

keterampilan lain yang dimasukkan dalam kategori soft skills

adalah etika/profesional, kepemimpinan, kreativitas,

kerjasama, inisiatif, facilitating kelompok maupun

masyarakat, komunikasi, berpikir kritis, dan problem

solving. Keterampilan-keterampilan tersebut umumnya

berkembang dalam kehidupan bermasyarakat.

Atribut soft skills ini dimiliki oleh setiap orang

dengan kadar yang berbeda-beda, dipengaruhi oleh

kebiasaan berfikir, berkata, bertindak dan bersikap. Namun,

atribut ini dapat berubah jika yang bersangkutan mau

merubahnya dengan cara berlatih membiasakan diri dengan

hal-hal yang baru. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

oleh negara-negara Inggris, Amerika dan Kanada, ada 23

atribut soft skills yang dominan di lapangan kerja. Ke 23

atribut tersebut diurut berdasarkan prioritas kepentingan di

dunia kerja, yaitu: 1. Inisiatif 2. Etika/integritas 3. Berfikir

kritis 4. Kemauan belajar 5. Komitmen 6. Motivasi 7.

Bersemangat 8. Dapat diandalkan 9. Komunikasi lisan 10.

Kreatif 11. Kemampuan analitis 12. Dapat mengatasi stres

13. Manajemen diri 14. Menyelesaikan persoalan 15. Dapat

meringkas 16. Berkoperasi 17. Fleksibel 18. Kerja dalam tim

19. Mandiri 20. Mendengarkan 21. Tangguh 22.

Berargumentasi logis 23. Manajemen waktu.

Komunikasi lisan atau berbicara, kerja sama,

motivasi dan kreatif merupakan atribut soft skills yang

ingin dikembangkan melalui penggunaan simulation

globale dalam pengajaran berbicara bahasa Prancis

(expression orale).

2. Berbicara

Komunikasi lisan atau berbicara merupakan salah

satu dari keterampilan berbahasa yang bersifat produksi

lisan. Keterampilan berbicara menuntut seseorang

untuk dapat menghasilkan paparan secara lisan yang

merupakan hasil pemikiran, perasaan, dan idenya. Scott

dalam Johnson (1981) mengemukakan berbicara

merupakan suatu kegiatan komunikasi lisan yang

melibatkan dua orang atau lebih, dan para partisipannya

berperan baik sebagai pembicara maupun yang memberi

reaksi terhadap apa yang didengarnya serta memberi

kontribusi dengan segera.

Tujuan pengajaran bahasa, termasuk bahasa asing,

ialah mengembangkan kemampuan berkomunikasi baik

secara lisan maupun tulisan. Pada dasarnya mereka yang

belajar bahasa asing diharapkan dapat mengerti setiap

pesan yang disampaikan oleh penutur asli atau lawan

bicara. Juga melalui kegiatan berbicara, mereka diharapkan

dapat menciptakan ungkapannya sendiri sebagai suatu

respons terhadap pesan-pesan yang telah didengarkannya

Artikel

HUMAS UNIMED

38MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013

Page 40: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

dalam melakukan komunikasi, seperti yang dikemukakan

oleh Hymes dalam Nababan (1993) yaitu faktor-faktor

sosiolinguistik. Faktor- faktor tersebut meliputi : (1) siapa-

siapa yang berbicara, (2) dengan siapa ia berbicara, (3)

topik yang dibicarakan, (4) tujuan pembicaraan, (5) waktu

dan tempat, (6) konteks, (7) jalur (lisan/tulisan), (8) media

(tatap muka, telepon, televisi, koran), dan (9) peristiwa-

peristiwa (upacara, ceramah, laporan).

Faktor-faktor sosiolinguistik perlu diperhatikan di

dalam melakukan komunikasi karena sosiolinguistik

merupakan salah satu cabang ilmu bahasa yang menelaah

penggunaan bahasa di dalam interaksi anggota

masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat

merupakan suatu kolektivitas orang-orang yang

terorganisir, terbentuk dari suatu jaringan kerja sama yang

saling berhubungan yang merupakan bagian dari struktur

masyarakat. Struktur masyarakat secara garis besar

diklasifikasikan atas kelompok-kelompok usia, jenis

kelamin, kekerabatan, status. Masyarakat merupakan

salah satu unsur yang sangat penting selain bahasa di

dalam kajian sosiolinguistik. Suatu tata bahasa tidak

lengkap jika di dalam kaidah-kaidah tata bahasa tersebut

tidak dimasukkan faktor sosial seperti umur, jenis kelamin,

latar belakang pendidikan, dan sebagainya yang sangat

mempengaruhi pilihan vasiasi bahasa, jenis kalimat,

ucapan dan sebagainya yang digunakan oleh pembicara.

3. Simulation Globale

Teknik pengajaran bahasa senant iasa

berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi. Ada

beberapa teknik pengajaran yang sudah banyak

diterapkan di dalam pengajaran bahasa misalnya diskusi,

bermain peran, drama, simulasi, dan sebagainya. Simulasi

merupakan salah satu teknik pengajaran bahasa yang

sudah banyak diterapkan di dalam pengajaran bahasa

Inggris atau bahasa asing lainnya.

Simulasi merupakan teknik pengajaran yang

dapat melibatkan beberapa orang di dalam kelas. Seperti

yang dikemukakan oleh Jones ( 1983) bahwa “a simulation

is an activity which is a 'classroom copy' or 'model' of real

life events. The classroom represents the place where the

events take place and the participants are the people

involved”. Simulasi adalah suatu aktivitas kelas tiruan

atau 'model' tentang peristiwa kehidupan yang nyata.

Kelas menghadirkan tempat di mana peristiwa itu

berlangsung dan pesertanya adalah orang-orang yang

dilibatkan di dalamnya. Jadi mahasiswa yang sedang

mempelajari bahasa Prancis melakukan aktivitas sesuai

dengan tema yang ditentukan. Mahasiswa tersebut

beraktivitas seolah-olah di dalam kehidupan yang nyata.

Mahasiswa melakukan komunikasi dengan menggunakan

bahasa Prancis di dalam kelas.

Simulasi merupakan salah satu teknik pengajaran

yang menjanjikan dan terus populer untuk berlatih

berkomunikasi di dalam kelas bahasa. . Khususnya di

dalam bahasa Prancis salah seorang pakar bahasa Prancis,

maupun sebagai suatu cara mengekspresikan dengan

spontan segala perasaan dan keinginannya.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dikemukakan

bahwa dalam kegiatan berbicara setiap partisipan, yaitu

pembicara dan pendengar mempunyai tujuan atau

seperangkat tujuan yang ingin dicapai dalam interaksi.

Setiap partisipan harus mampu menafsirkan apa yang

dikatakan kepadanya yang sebenarnya tidak dapat

diramalkan secara tepat bentuk atau artinya. Selain itu,

setiap partisipan akan menjawab sesuai dengan

kemampuan tutur bahasa yang dimiliki sebagai tahap

penyelesaian pembicaraan, dengan cara memperhatikan

apa yang baru saja dikatakan dan maksud gagasan atau

pendapat yang akan disampaikan dalam interaksi.

Jones (1989) mengemukakan “speaking is a form

of expression, so it is important that what you say is

conveyed in the most effective way. How you say

something can be as important as what you say in getting

your meaning across”. Berdasarkan pengertian ini, dapat

dikemukakan bahwa berbicara adalah suatu bentuk

berkomunikasi. Hal yang penting adalah apa yang di

katakan dengan cara yang efektif, bagaimana mengatakan

sesuatu sama pentingnya dengan apa yang dikatakan agar

maksud dapat disampaikan. Dengan demikian, dalam

melakukan kegiatan berbicara yang penting bukan hanya

apa yang akan dibicarakan, melainkan juga bagaimana

menjelaskan maksud pembicaraan tersebut agar

pendengar dapat memahami isi pembicaraan yang

disampaikan oleh pembicara.

Pembicara harus mampu menyampaikan pesan

dengan jelas kepada pendengar sedangkan pendengar

harus mampu menginterpretasikan pesan yang

disampaikan oleh pembicara. Pembicara menyampaikan

pesannya tidak terlalu cepat dan juga suara pembicara

tidak terlalu pelan sehingga pesan yang disampaikan oleh

pembicara dapat dengan mudah dipahami oleh

pendengar. Ketika pendengar berusaha memahami isi

pesan yang disampaikan oleh pembicara, ia dapat dibantu

dengan memperhatikan intonasi, tekanan, gerakan tubuh

atau anggota badan pembicara. Cara berbicara dan nada

pembicara yang akan digunakan dapat dipengaruhi oleh

pendengar yang akan diajak berbicara. Misalnya seseorang

sedang berdiskusi dengan teman-temannya, orang

tersebut biasanya menggunakan nada yang bersifat

percakapan informal. Tetapi apabila pembicara yang akan

memberikan ceramah atau pidato di depan puluhan

orang, maka pembicara akan berbicara secara formal

dengan suara yang nyaring agar suara pembicara dapat

didengar oleh seluruh pendengar.

Jadi yng dimaksud dengan kemampuan berbicara

yaitu kemampuan berbahasa lisan seseorang atau

mengucapkan kata-kata dalam mengemukakan pikiran,

gagasan, dan perasaan dengan cara yang efektif dan

mampu menjelaskan maksud pembicaraan tersebut agar

pendengar dapat memahami isi pembicaraan yang

disampaikan oleh pembicara.

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan

39MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013Artikel

HUMAS UNIMED

Page 41: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

Debyser (1996) telah mengembangkan simulasi yang

disebut simulation globale. Ia menyatakan :

Une simulation globale est un protocole ou un

scénario cadre qui permet à un groupe

d'apprenants pouvant aller jusqu'à une classe

entière d'une trentaine d'élèves, de créer un

univers de références-un immeuble, un village,

une île, un cirque, un hôtel-de l'animer de

personnages en interaction et d'y simuler toutes

les fonctions du langage que ce cadre, qui est à la

fois un lieu-thème et un univers du discours, est

susceptible de requérir.

Jadi simulation globale adalah skenario yang

menitiberatkan pada suatu kelompok di dalam suatu

kelas bahasa yang berjumlah ± 30 mahasiswa, untuk

menciptakan suatu lingkungan yang mengacu pada suatu

tempat tinggal (rumah, apartemen), desa, pulau, sirkus,

hotel untuk meramaikan karakter di dalam interaksi dan

untuk menirukan tentang semua fungsi bahasa, pada

waktu yang sama pada suatu tempat atau lingkungan,

adalah memerlukan kepekaan.

Selain itu Claude M (1997) mengemukakan : A global

simulation, i.e. a simulation that allows students to

encounter situations that include love, life and death. It is

a place where culture and experiences convene, and

where a world is constructed using a foreign language in

a playful atmosphere. Aktivitas kelas ini disebut

simulation globale yaitu suatu simulasi yang

menunjukkan para siswa untuk menghadapi situasi yang

meliputi cinta, hidup dan mati. Ini merupakan suatu

tempat bertemunya kultur dan pengalaman, dan di mana

suatu dunia dibangun dengan menggunakan suatu

bahasa asing di dalam suasana permainan.

Simulation globale menguraikan prosedur cara

pengajaran berbicara bahasa Prancis melalui kegiatan

simulasi yang dilakukan oleh mahasiswa secara

kelompok dan berkesinambungan sesuai dengan tema

yang ditentukan oleh dosen. Di dalam kegiatan

simulation globale ini mahasiswa diberi kesempatan

kebebasan berimajinasi sebagai anggota kelompok dari

masyarakat di dalam suatu lingkungan yang diciptakan.

Simulation globale juga menuntut mahasiswa untuk

selalu berbicara dalam bahasa Prancis sesuai dengan

kemampuan mereka masing-masing. Para mahasiswa

mendapat kesenangan yang nyata untuk menemukan

dan membuat hidup alam semesta fiktif ciptaan mereka

yang menghasilkan suatu individu dan kelompok khayal

dimana mereka menjadi bagian yang integral.

Kegiatan dalam simulation globale merupakan

suatu proses untuk melakukan kegiatan seolah-olah

berperan di dalam suatu alam semesta yang

sesungguhnya. Jadi kegiatan simulation globale ini

dilakukan oleh, dari, dan untuk mahasiswa dengan

tujuan meningkatkan kemampuan berbicara bahasa

Prancis. Dengan demikian perlu dipertimbangkan tingkat

kemampuan mahasiswa dalam berbahasa dan persiapan

yang matang. Mahasisiwa dapat menerapkan dialog-dialog

sesuai tema tersebut di dalam kehidupan nyata sehari-hari.

L'immeuble merupakan tema tentang tempat

tinggal dan lingkungan sekitar. Di dalam simulation globale

“l'immeuble” ini mahasiswa berimajinasi tinggal di

apartemen atau tempat tinggal lainnya di Prancis. Selama

kegiatan berlangsung di dalam proses belajar mengajar

mahasiswa harus menggunakan identitas fiktif masing-

masing yang telah ditentukan oleh mahasiswa sendiri.

Mahasiswa mempunyai warga negara lain seperti warga

negara Prancis, Itali, Spanyol, dan sebagainya. Mahasiswa

dapat berinteraksi dengan teman-teman kelompoknya yang

telah ditentukan. Mahasiswa melakukan berbagai aktivitas

sehari-hari yang biasa terjadi di lingkungan tempat tinggal

seperti sebuah apartemen atau perumahan lainnya.

Kelas dikondisikan seolah-olah sebagai apartemen

dan mahasiswa sebagai penghuni apartemen. Jadi

semua kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di dalam

kelas seolah-olah terjadi di dalam situasi nyata kehidupan

sehari-hari sebagai penghuni apartemen di Prancis.

Di dalam semua kegiatan di dalam kelas mahasiswa

melakukan interaksi secara lisan dengan menggunakan

bahasa Prancis. Dengan demikian mahasiswa diharapkan

dapat berbicara bahasa Prancis tidak hanya di dalam kelas

saja tetapi di luar kelas, melainkan juga di dalam kehidupan

dengan teman, dosen, atau penutur asli.

Simulation globale memberi kesempatan kepada

mahasiswa untuk berlatih berkomunikasi dalam konteks

sosial yang berbeda dan di dalam peranan sosial yang

berbeda pula. Mahasiswa senantiasa melakukan interaksi

secara lisan dengan menggunakan bahasa Prancis di dalam

semua kegiatan simulation globale. Kegiatan-kegiatan

tersebut dapat memotivasi mahasiswa untuk berbicara

bahasa Prancis.

S i m u l a s i i n i d i k a t a k a n g l o b a l k a r e n a

mengungkapkan suatu kegiatan yang dimulai di dalam

ruang waktu yang berkesinambungan dan berlangsung

secara keseluruhan dengan waktu yang minimal. Kegiatan

ini terdiri dari tiga tahap besar yaitu menciptakan dekorasi

(latar), tokoh-tokoh/orang-orang, dan menciptakan suatu

peristiwa atau kegiatan.

4. Dialog sebagai Bentuk Materi Latihan Simulation

globale

Dialog merupakan salah satu bentuk latihan pada

pengajaran mata kuliah Expression Orale dengan

menggunakan simulation globale. Dialog merupakan salah

satu bentuk latihan untuk meningkatkan perbendaharaan

kosa kata, tata bahasa, pengucapan, kelancaran, dan

pemahaman.

Mahasiswa melakukan interaksi dengan

mahasiswa lainnya melalui dialog. Interaksi antara

mahasiswa merupakan inti dari suatu proses belajar

berbahasa, dengan demikian materi-materi ajar hendaknya

disusun dengan tujuan memudahkan dan menghidupkan

interaksi antara mahasiswa dengan materi ajar melalui

Artikel

HUMAS UNIMED

40MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013

Page 42: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa Program

Studi Pendidikan Bahasa Prancis. Artinya mahasiswa

dapat mengikuti mata kuliah tersebut jika mahasiswa

sudah lulus mata kuliah Expression Orale pada

semester sebelumnya.

Materi ajar mata kuliah Expression Orale

yang diajarkan kepada mahasiswa

m e r u p a ka n m ate r i ya n g d a p at

digunakan oleh mahasiswa ketika

berbicara bahasa Prancis dengan teman,

dosen, orang prancis sebagai penutur

asli. Oleh karena itu tujuan dari mata

kuliah Expression Orale yaitu mahasiswa

diharapkan dapat memahami dan

menggunakan bahasa Prancis secara

lisan dalam bentuk percakapan dan

kalimat. Artinya mahasiswa memiliki

kemampuan berbicara bahasa Prancis

yang meliputi pengucapan, tata bahasa, kosa kata,

kelancaran, dan pemahaman (Tagliante,1991).

Simulation globale dapat mendukung

pengajaran berbicara sambil menawarkan berbagai

kreativitas yang belum dikenal dan sebuah kegiatan yang

besar untuk mahasiswa. Jadi mahasiswa dapat melakukan

berbagai kreativitas yang baru pada pengajaran Expression

Orale. Sehingga mahasiswa tidak monoton dan merasa

jenuh mengikuti mata kuliah Expression Orale karena

mahasiswa dapat melakukan berbagai kegiatan dan

kreativitas yang baru. Kegiatan-kegiatan yang terdapat di

dalam simulation globale tersebut merupakan suatu

kegiatan permainan komunikatif yang besar yang terdiri

dari debat, bermain peran, dan kreativitas.

Pokok bahasan yang terdapat pada simulation

globale 'l'immeuble' adalah kegiatan sehari-hari yang

biasa dilakukan oleh penghuni apartemen atau

perumahan dan sekitarnya. Misalnya memperkenalkan

nama sendiri, memperkenalkan orang lain, kegiatan yang

biasa dilakukan sehari-hari dan kegiatan yang biasa

dilakukan pada hari minggu pagi, menyatakan tentang

sesuatu yang disukai atau tidak disukai, gosip

berkomunikasi melalui telepon, dan sebagainya. Semua

kegiatan tersebut dilakukan oleh mahasiswa secara

kelompok.

Dosen mengajak seluruh mahasiswa untuk

berimajinasi sebagai orang Prancis, Italia, Spanyol, dan

sebagainya yang tinggal di sebuah apartemen di Paris.

Selanjutnya mahasiswa diminta menentukan identitas

fiktif seperti nama, profesi, warga negara, umur, hobi. Jadi

selama pengajaran mata kuliah Expression Orale dengan

menggunakan simulation globale seluruh mahasiswa akan

senantiasa menggunakan identitas fiktif masing-masing

pada awal sampai akhir perkuliahan di kelas.

Pada setiap kegiatan mahasiswa akan melakukan

tanya jawab dan dialog dengan menggunakan bahasa

Prancis. Mahasiswa pun melatih mengembangkan ide

masing-masing sesuai tema dialog. Dosen menjelaskan

tema dialog, selanjutnya mahasiswa secara kelompok

dialog.

Proses interaksi verbal yang sederhana sebagai

suatu proses mutual. Kegiatan tersebut ditunjukkan

sebagaimana terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1 : Proses Interaksi Verbal dari Thomas(1987)

Pembicara memberi aksi terhadap pendengar sebagai

lawan bicara, kemudian pendengar tersebut pada

gilirannya akan menjadi pembicara baru yang memberi

reaksi terhadap pendengar yang baru (yang pada mulanya

menjadi pembicara). Kegiatan seperti itu berlangsung

secara terus menerus dalam proses yang sama.

Melalui dialog terjadi interaksi yang

menggambarkan situasi komunikasi yang sebenarnya.

Pada keadaan ini arus informasi terjadi tidak hanya satu

arah. Selain itu dalam menyampaikan dialog tidak hanya

melalui kata-kata saja, tetapi juga dilengkapi dengan

gerak-gerik tubuh, kontak pandangan mata, dan

sebagainya antara pembicara dan pendengar. Dalam

pengajaran bahasa dengan menggunakan simulation

globale, dialog merupakan salah satu bentuk materi ajar

yang menunjang pencapaian kemampuan berkomunikasi

secara lisan dengan menggunakan bahasa yang sedang

dipelajarinya, karena pembicara dalam dialog tersebut

dapat diperankan langsung oleh mahasiswa yang sedang

belajar bahasa, baik peran sebagai pembicara maupun

pendengar.

Percakapan dialog mempunyai tujuan untuk

memberikan kesempatan pada mahasiswa pada tahap

pertama menggunakan ucapan atau ungkapan dan kata

seru. Walaupun hal ini tidak perlu mengingat kata demi

kata. Dialog memberikan kemudahan secara praktis

dalam irama, tekanan dan pola intonasi. Dialog pun

merupakan cara menyampaikan informasi kebudayaan

yang baik sekali.

III. Pengembangan Soft Skills melalui Penggunaan

Simulation Globale dalam

Pengajaran Mata Kuliah Expression Orale

Mata kuliah Expression Orale diajarkan kepada

mahasiswa mulai dari semester I sampai dengan

semester IV dan merupakan mata kuliah bersyarat

41MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013Artikel

HUMAS UNIMED

Page 43: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

harus mampu mengembangkan tema dialog tersebut

menjadi sebuah dialog. Dengan demikian melalui dialog

mahasiswa dilatih untuk bekerja sama, kreatif dan

mampu melakukan komunikasi lisan menggunakan

bahasa Prancis dengan teman atau dosen di dalam kelas.

Salah satu atribut soft skill yang ingin

dikembangkan pada pengajaran berbicara bahasa

Prancis (expression orale) dengan menggunakan

simulation globale yaitu komunikasi lisan (berbicara)

ketika mahasiswa melakukan dialog dengan teman atau

dosen di kelas. Seseorang yang mempunyai soft skills

harus dapat menyesuaikan sikap dan cara berbicara

dengan lawan bicara dengan memperhatikan : siapa yang

diajak berbicara jika lawan bicara usianya lebih muda dari

pembicara atau seusia, teman akrab, topik yang

dibicarakan tentang informasi kegiatan perkuliahan,

dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya

tugas mata kuliah yang diberikan oleh dosen, dalam

suasana dan waktu santai (informal), di rumah, dan

komunikasi dilakukan secara tatap muka. Di dalam

bahasa Prancis pembicara dan pendengar dapat

menggunakan kata ganti orang kedua tunggal tu.

Contoh : (dialog dilakukan oleh dua orang mahasiswa di

rumah)

Pierre : Salut

Monique : Salut

Pierre : Ça va?

Monique : Ça va bien, merci

Pierre : Pourquoi tu es absente, hier?

Monique : Parceque, j'ai été malade

Est-ce qu'il y a le devoir?

Pierre : Oui, il y en a. C'est le devoir de cours

Structure IV à la page 58

Monique : D'accord, merci

Pierre : Je t'en prie

Jika lawan bicara usianya lebih tua dari

pembicara, orang yang dihormati maka pembicara

menggunakan kata ganti orang kedua tunggal vous baik

dalam situasi formal maupun nonformal. Vous juga bisa

digunakan untuk kata ganti orang kedua jamak.

Contoh : (dialog dilakukan antara mahasiswa dengan

dosen di dalam kelas ketika dosen sedang

menjelaskan materi ajar)

Mme. Dubois (le professeur) : Vous comprenez?

Les étudiants : Pas encore madame

Repetez-madame, s'il vous plaît

Mme.Dubois : Maintenant, vous faites l'exercice à

la page 67

Jacque (l'étudiant) : Madame, j'espère que vous

expliquez le numero 5, s'il vous

plaît

Mme.Dubois : D'accord

Les étudiants : Madame, c'est fini

Mme.Dubois : Bon, alors vous le donnez à

moi.

Keterangan : madame merupakan kata panggilan untuk

seorang perempuan yang sudah menikah, orang yang

dihormati, dan usia lebih tua dari pembicara. Sedangkan

kata panggilan untuk seorang wanita muda, seusia dengan

pembicara dan belum menikah adalah mademoisselle atau

langsung memanggil nama yang bersangkutan. Kata

panggilan untuk seorang laki-laki, usia lebih tua dari

pembicara dan orang yang dihormati, adalah monsieur. Jika

lawan bicara seorang laki-laki muda, seusia dengan

pembicara dan belum menikah maka pembicara dapat

langsung memanggil nama yang bersangkutan.

Keterangan :

Le professeur : dosen

l'étudiant : mahasiswa

Pada setiap kegiatan mahasiswa melakukan dialog

atau tanya-jawab dengan teman secara berpasangan dan

bergantian. Melalui dialog dalam simulation globale dapat

dikembangkan soft skills: komunikasi secara lisan, kerja

sama, motivasi dan kreatifitas mahasiswa .

Daftar Pustaka

Debyser, Francis. 1996. .L'immeuble. Paris : Hachette Livre.

Johnson, Keith. 1981.Communication in the Classroom.

Burnt Mill : Longman,

Jones, Leo. 1983. .Eight Simulations For Upper-intermediate

and More Advanced Students of English.

Cambridge: Cambridge University Press.

Jones, Rhodri. 1989.Speaking and Listening. London : John

Murray Ltd.

KATHO Polytechnic. WOT Study Group for the Optimization

o f L a n g u a g e T e a c h i n g .

( ).

M., Michèle Claude An Adaption of Francis Debyser's

Writing Project A Global Simulation to Teach

L a n g u a g e a n d C u l t u r e . 1 9 9 7

(

)

Nababan, Sri Utari Subyakto. 1993. Metodologi Pengajaran

Bahasa. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Ramdhani, Neila. Active learning dan Soft Skills. pdf.

(http://www.google.co.id/search?hl=en&q

=active+learning+dan+soft+skills&btnG=Google+

Search&meta=&aq=f&oq= diakses pada tgl 30 Juni

2009)

TAGLIANTE, Christine. 1991. .L'Évaluation. Paris : CLE

International.

Thomas, Ann M. Classroom Interaction. Oxford : Oxford

University Press, 1987.

http://www.katho.be/reno/simulation.html

WWW.sandiego.edu/~mmagnin/simulation.html

#Top

Artikel

HUMAS UNIMED

42MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013

Page 44: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

PETUNJUK UMUM

Petunjuk umum dalam buku ini berisikan panduan pengisian form secara umum. Adapun panduan pengisian form secara umum adalah sebagai berikut:

1. Buka laman sistem informasi pengembangan karir dosen melalui alamat:

2. Pilih menu login untuk memulai pengisian3. Setelah memilih menu login akan muncul menu seperti dibawah ini, lanjutkan dengan mengisikan NIDN dan

password yang telah diberikan

4. Setelah melewati proses login, akan muncul 12 jenis sub menu di bagian atas layar seperti pada gambar di bawah. Pilih form yang akan diisi terlebih dahulu diantara menu-menu tersebut.

http://sipkd.dikti.go.id

43MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013Sudut Tekno

HUMAS UNIMED

PANDUAN PENGISIAN LAMAN SISTEM INFORMASI PENGEMBANGAN KARIR DOSEN (SIPKD)

Page 45: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

5. Lakukan pengisian data secara lengkap dan benar.6. Apabila ada bagian yang tidak akan diisi, silakan menulis tanda strip (-), jangan dikosongkan.7. Periksa kembali bahwa data yang diisikan sudah lengkap dan benar sebelum menekan tombol validasi pada

menu konfirmasi.8. Pengisian form dianggap sudah selesai dilakukan dan tidak dapat diubah lagi apabila tombol validasi sudah

ditekan.9. Form SIPKD diisi setiap tahun. Data yang diisikan merupakan data per semester sejak terakhir kali melalui

proses kenaikan pangkat jabatan akademik.

PETUNJUK KHUSUSBagian petunjuk khusus berisikan petunjuk lebih rinci mengenai pengisian form pada masing-masing menu

dalam laman sipkd. Petunjuk pengisian secara lebih rinci dijelaskan dalam sub bab selanjutnya.

IdentitasForm identitas berisikan informasi mengenai identitas dosen yang terdiri atas: NIDN, Nama, Gelar Depan,

Gelar Belakang, Jenis Kelamin, Tempat Lahir, Tanggal Lahir, No. KTP, Alamat Rumah, No Telp. Rumah, No Hp Aktif, Email Aktif, Tahun Penerimaan Tunjangan Profesi, dan Tahun Penerimaan Tunjangan Kehormatan.

Beberapa bagian dalam form isian sudah terisi dengan data yang diperoleh dari laman evaluasi masing-masing

perguruan tinggi. Bagian yang belum terisi wajib dilengkapi dengan benar.Seluruh pertanyaan yang diberi tanda

bintang (*) wajib diisi dengan lengkap dan benar. Jika form sudah diisi dengan lengkap dan benar silakan tekan

tombol “Lanjut”. Bentuk tampilan form identitas ditunjukkan dalam Gambar di bawah.

Artikel

HUMAS UNIMED

44MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013

Page 46: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

Berikut petunjuk pengisian form identitas:

1. NIDN. Telah terisi sesuai dengan NIDN yang digunakan ketika melakukan login;

2. Nama. Telah terisi informasi nama dosen pemilik NIDN sesuai dengan data dosen dalam laman

3. Gelar Depan. Diisi dengan gelar yang ditulis di depan nama dosen;

4. Gelar Belakang. Diisi dengan gelar yang ditulis di belakang nama dosen;

5. Jenis Kelamin. Dipilih dengan informasi jenis kelamin dosen;

6. Tempat Lahir. Diisi dengan tempat lahir dosen;

7. Tanggal Lahir. Diisi dengan tanggal lahir dosen. Format: yyyy-mm-dd.

yyyy: 4 digit tahun lahir dosen, mm: 2 digit bulan lahir dosen, dd: 2 digit tanggal lahir dosen.

8. No KTP. Diisi dengan nomor KTP dosen yang masih berlaku;

9. Alamat Rumah. Diisi dengan alamat rumah dosen;

10. Telp Rumah. Diisi dengan nomor telepon rumah dosen yang dapat dihubungi. Apabila tidak memiliki telepon

rumah, bagian ini diisi dengan tanda strip (-);

11. Nomor Hp Aktif. Diisi dengan nomor Hp dosen yang dapat dihubungi. Apabila tidak memiliki hp, bagian ini diisi

dengan tanda strip (-);

12. Email Aktif. Diisi dengan alamat email yang aktif. Apabila tidak memiliki email, bagian ini diisi dengan tanda strip

(-);

13. Penerima Tunjangan Profesi. Diisi dengan tahun ketika dosen menerima tunjangan profesi. Apabila belum

menerima tunjangan profesi, bagian ini diisi dengan tanda strip (-);

14. Penerima Tunjangan Kehormatan. Diisi dengan tahun ketika dosen menerima tunjangan kehormatan. Apabila

belum menerima tunjangan kehormatan, bagian ini diisi dengan tanda strip (-);

15. Tombol “Simpan Sementara” dipilih apabila hendak berhenti mengisi form sebelum form terisi seluruhnya.

Sedangkan tombol “Lanjut” dipilih apabila seluruh bagian form telah diisi dan hendak melanjutkan pengisian

pada menu lainnya.

http://evaluasi.dikti.go.id

45MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013Artikel

HUMAS UNIMED

Page 47: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

Kepegawaian

Form Kepegawaian berisikan informasi mengenai: Kementerian Induk, Status (PNS/ Non PNS), No Kartu

Pegawai, Pangkat/Golongan, TMT Pangkat, Jabatan Akademik, TMT Jabatan, NIP/Nomor Induk Kepegawaian yang

relevan, Nomor Registrasi Sertifikat Pendidik (Dikosongkan apabila belum Serdos), Tanggal Mulai Menjadi Dosen.

Bentuk tampilan form kepegawaian ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Berikut petunjuk pengisian form kepegawaian:

1. Kementerian Induk. Diisi dengan nama Kementerian Induk dosen, misal: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama, dll.;

2. Status PNS/Non PNS. Pilih status kepegawaian dosen: PNS, CPNS, Non PNS;

3. Nomor Kartu Pegawai. Diisi dengan nomor kartu pegawai;

4. Pangkat/Golongan Terakhir. Pilih Pangkat/Golongan Terakhir dosen;

5. TMT Pangkat. Diisi dengan terhitung mulai tanggal (TMT) berapa dosen memiliki pangkat/golongan terakhir.

Format: yyyy-mm-dd. yyyy: 4 digit tahun lahir dosen, mm: 2 digit bulan lahir dosen, dd: 2 digit tanggal lahir

dosen;

6. Jabatan Akademik Terakhir. Pilih jabatan akademik terakhir dosen;

7. TMT Jabatan. Diisi dengan terhitung mulai tanggal (TMT) berapa dosen memiliki jabatan akademik terakhir.

Format: yyyy-mm-dd. yyyy: 4 digit tahun lahir dosen, mm: 2 digit bulan lahir dosen, dd: 2 digit tanggal lahir

dosen;

8. NIP. Diisi dengan Nomor Induk Pegawai bagi dosen yang berstatus PNS atau diisi dengan nomor induk

Artikel

HUMAS UNIMED

46MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013

Page 48: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

kepegawaian yang relevan bagi dosen yang berstatus non PNS;

9. No Registrasi Sertifikat Pendidik. Diisi dengan nomor registrasi sertifikat pendidik. Apabila dosen belum

menerima sertifikat pendidik, bagian ini diisi dengan tanda strip (-);

10. Tanggal Mulai Menjadi Dosen. Diisi dengan terhitung mulai tanggal berapa menjadi dosen (CPNS). Format:

yyyy-mm-dd. yyyy: 4 digit tahun lahir dosen, mm: 2 digit bulan lahir dosen, dd: 2 digit tanggal lahir dosen;

11. Tombol “Simpan Sementara” dipilih apabila hendak berhenti mengisi form sebelum form terisi seluruhnya.

Sedangkan tombol “Lanjut” dipilih apabila seluruh bagian form telah diisi dan hendak melanjutkan pengisian

pada menu lainnya.

Bidang Akademik

Form Bidang Akademik berisikan informasi mengenai: Kode Perguruan Tinggi, Nama Perguruan Tinggi,

Alamat Perguruan Tinggi, Jenis Pendidikan Tinggi, Fakultas/ Jurusan/ Departemen/ Bagian, Program Studi, Bidang

Ilmu, Prodi S2 yang sesuai dengan bidang ilmu, Prodi S3 yang sesuai dengan bidang ilmu, Mata kuliah pokok, Status

Tugas, serta Riwayat Pendidikan. Bentuk tampilan form bidang akademik ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Berikut petunjuk pengisian form kepegawaian:

1. Kode Perguruan Tinggi. Telah terisi kode perguruan tinggi induk dosen sesuai dengan data dosen pada laman

http://evaluasi.dikti.go.id

47MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013Artikel

HUMAS UNIMED

Page 49: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

2. Nama Perguruan Tinggi. Telah terisi kode perguruan tinggi induk dosen sesuai dengan data dosen pada laman

3. Alamat Perguruan Tinggi. Diisi dengan alamat surat perguruan tinggi;

4. Jenis Pendidikan Tinggi berdasarkan jenjang dan program studi. Telah terisi sesuai dengan kode dan nama perguruan tinggi;

5. Fakultas. Diisi dengan nama fakultas tempat dosen menginduk. Apabila tidak ada fakultas dalam struktur perguruan tinggi dosen, bagian ini diisi dengan tanda strip (-);

6. Jurusan. Diisi dengan nama jurusan tempat dosen menginduk. Apabila tidak ada jurusan dalam struktur perguruan tinggi dosen, bagian ini diisi dengan tanda strip (-);

7. Program Studi. Diisi dengan nama program studi tempat dosen menginduk;

8. Bidang Ilmu. Pilih bidang ilmu sesuai dengan latar belakang keilmuan dosen;

9. Prodi S2 pada PT Saudara yang sesuai dengan bidang ilmu. Diisi dengan nama program studi S2 pada Perguruan Tinggi yang sesuai dengan bidang ilmu dosen. Apabila tidak ada program studi S2, bagian ini diisi dengan tanda strip (-);

10. Prodi S3 pada PT Saudara yang sesuai dengan bidang ilmu. Diisi dengan nama program studi S3 pada Perguruan Tinggi yang sesuai dengan bidang ilmu dosen. Apabila tidak ada program studi S3, bagian ini diisi dengan tanda strip (-);

11. Mata Kuliah Pokok. Diisi dengan 1 (satu) nama mata kuliah pokok yang diajarkan oleh dosen;

12. Status Tugas. Pilih status tugas dosen: Dosen (DS), Profesor (PR), Dosen dengan tugas tambahan (DT), dan Profesor dengan tugas tambahan (PT);

Bentuk tampilan riwayat pendidikan dosen adalah sebagai berikut.Petunjuk pengisian riwayat pendidikan diberikan di bagian bawah.

http://evaluasi.dikti.go.id

Artikel

HUMAS UNIMED

48MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013

Page 50: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

1. Riwayat pendidikan diisi untuk seluruh jenjang pendidikan yang telah dilalui oleh dosen.

2. Nama Program Studi. Diisi dengan nama program studi tempat dosen menyelesaikan pendidikan;

3. Bidang Ilmu. Pilih bidang ilmu yang sesuai dengan program studi yang telah diisikan pada poin sebelumnya;

4. Jenjang. Pilih jenjang yang sesuai dengan program studi yang telah diisikan pada poin sebelumnya;

5. Nama PT. Diisi dengan nama perguruan tinggi tempat dosen menyelesaikan pendidikan, sesuai dengan nama program studi dan jenjang yang telah diisikan pada poin sebelumnya;

6. Negara. Diisi dengan nama Negara lokasi perguruan tinggi tempat dosen menyelesaikan pendidikannya;

7. Tahun Mulai. Pilih tahun ketika dosen memulai pendidikannya;

8. Tahun Selesai. Pilih tahun ketika dosen menyelesaikan pendidikannya;

9. Gelar. Tuliskan nama gelar yang diperoleh ketika dosen menyelesaikan pendidikannya;

10. Sumber dana/sponsor. Diisi dengan nama sumber dana/sponsor pembiayaan penyelesaian studi. Apabila studi dilakukan dengan biaya sendiri, bagian ini diisi “mandiri”;

11. Tombol Tambah. Dipilih untuk menambahkan informasi riwayat pendidikan jenjang selanjutnya.

12. Tampilan ketika riwayat pendidikan selesai diisikan adalah sebagai berikut:

13. Tombol “Simpan Sementara” dipilih apabila hendak berhenti mengisi form sebelum form terisi seluruhnya. Sedangkan tombol “Lanjut” dipilih apabila seluruh bagian form telah diisi dan hendak melanjutkan pengisian pada menu lainnya.

Bidang Pendidikan dan Pengajaran

Form Bidang Pendidikan dan Pengajaran terbagi menjadi menu pelatihan yang diikuti dan pengajaran yang dilakukan. Form isian pada menu pelatihan yang diikuti terdiri atas Nama pelatihan, semester, tahun ajaran, bukti penugasan, capaian, tempat, jumlah jam, sks. Sedangkan form pengajaran yang dilakukan terdiri atas kategori, nama kegiatan, jenjang, semester, tahun ajaran, bukti penugasan, capaian, tempat, jumlah mahasiswa, dan sks.

49MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013Artikel

HUMAS UNIMED

Page 51: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2

Unimed untuk berperan dalam

pencitraan. Paran tim humas dituntut

untuk secara serempak membangun

konsensus dan pemahaman,

menciptakan kepercayaan dan

harmoni, pandai bicara dan

mempengaruhi opini publik,

mengantisipasi konflik dan

menyelesaian perselisisihan internal.

Salah satu konsep dasar dari praktik

humas adalah mengetahui siapa yang

menjadi pendengar atau pemirsa.

Bagi praktisi humas global, ini berarti

mengetahui khalayak merupakan

kewajiban sehingga akan

menyesuaikan harapan dan

tantangan. Untuk itu, dibutuhkan

keahlian khusus termasuk

kemampuan berkomunikasi aktif

secara santun, beretika, dan

bermoral baik, serta memiliki skill

kehumasan untuk menunjang tugas

dan fungsi yang diamanahkan

pimpinan kepada personil humas.

Bapak Tappil Rambe, S.Pd. M.Si.,

selaku kepala Humas Universitas

Negeri Medan terus berupaya

melakukan berbagai terobosan dan

gagasan bersama tim humas untuk

perubahan kearah lebih baik dalam

meningkatkan pencitraan Unimed

kepada publik. Bentuk rancangan

yang akan difokuskan adalah

memelihara dan menjalin baik

hubungan yang terus terjaga dengan

para jurnalis dan media masa lokal

dan nasional. Selain itu melakukan

berbagai kegiatan pelatihan dan

workshop yang menunjang

peningkatan kualitas SDM Humas.

Para petugas humas dengan

tanggung jawab internal yang tinggi

harus mampu bersinergi terus

dengan media massa dan

melayaninya lebih dari sekedar

sebagai kolega, namun harus sering

duduk bersama dalam membatu

Marina K. Simorangkir, S.Sos Lahir di Medan, 30 Maret 1979

Bertugas di Humas Unimed sejak 2003

HP. 081260740412

Syahruddin SiregarLahir di Medan, 05 Oktober 1961

abangda Ucok Humas sebagai petugas humas Unimed sejak 1998,

HP. 081362329143

Arfi Lubis, S.KomMedan, 05 Oktober 1979 Bertugas

di Humas Unimed sejak 2002 HP. 081361111534

Jihan SiskaBertugas di Humas Unimed

sejak 1 Juni 2013 HP. 081263609210Jihan Siska

Drs. H. Aspikar

:

HUMAS UNIMED

50MAJALAH UNIMEDEDISI 8 OKTOBER - DESEMBER 2013

Page 52: Majalah Unimed Edisi 8 Oktober - Desember 2013 R2