Majalah Teknokra edisi 130

download Majalah Teknokra edisi 130

of 28

Transcript of Majalah Teknokra edisi 130

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    1/28

    ISSN 0215-8116

    N0.130 Edisi November 2013

    Teknologi, Inovasi, Kreativitas, dan Aktivitas

    Ilmiah Bisa, Populer Juga Boleh

    Majalah Mahasiswa Universitas Lampung

    Menyoal Kembali Transparansi

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    2/28

    2 No.130 Tahun XIII TrimingguanEdisi November 2013

     

    MAJALAH TRI MINGGUAN diterbitkan oleh Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) TEKNOKRAUniversitas Lampung ALAMAT Grha Kemahasiswaan Lt.1 Jl.Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandar Lampung

    35145 Telp .(0727) 788717 E-Mail [email protected] WEBSITE www.teknokra.com

    Pelindung:  Prof.Dr.Ir.H.Sugeng P.Harianto,M.S Penasihat:  Prof.Dr.Sunarto,SH,MH Dewan Pembina: Maulana Mukhlis, S.Sos., MIP. Anggota Dewan Pembina: Prof. Dr. Ir. Muhajir Utomo,M.Sc., Asep unik SE.ME., Drs.M.Toha B Sampurna Jaya.MS., Ir.Anshori Djausal,MT.,M.A., Dr.Yuswanto.SH.,MH., Dr.Eddi Rifai SH.MH., Asrian Hendi Caya,SE.,ME., Dr. Yoke Moelgini M.Sc, Irsan Dalimunte,SE.M.Si,MA.,Dr.Dedy Hermawan S.Sos,M.Si., Dr. Nananng Trenggono M.Si., Dr.H.Sulton Djasmi, M.Si., Syafarrudin, S. Sos. MA., Toni Wijaya S.Sos.MA

    Pemimpin Umum:  Rudiyansyah Pemimpin Redaksi:  Rikawati Pemimpin Usaha:  Rukuan Sujuda Kepala Pusat Penelitian danPengembangan:  Aprohan Saputra Kepala Kesekretarian: Inayati Soah Redaktur Pelaksana: Vina Oktavia Redaktur Pelakasana Online: M.Burhan Redaktur Berita: Des Dian M (Non Aktif) Hayatun Nisa, Reporter : Hanna F (Non Aktif), Fitria W, Khorik I Redaktur Foto:  Novalin-da S Fotografer: Kurnia M Redaktur Artistik: Fitri Wahyuningsih Staf Artistik: Imam G Kameramen: Yovi L Webdesigner: Yovi L Manajer

    Keuangan: Puji Lestari Staf Keuangan: Yurike P Koordinator Periklanan: Yurike P Koordinator Pemasaran: Faris Yursanto Staf Pemasaran:Lia Vivi F Staf Iklan: Sindy N M, Staf Kesekretariatan: Jenni Ayuningtiyas (Non Aktif), Ayu Yuni A, Staf SDM: M.Burhan Staf Analisis danPerpustakaan: M Faza P Magang: Cherli Medika, Ramon M S, Suci Tri Aprianto, Aryan Danil M, Dwi Nurkinasih, Fahmi Bastiar, Harianto

     Agusman, M.Fajar Ali, M.Nur Yusuf, Retno Wulandari, Anzanis M,Fajar N,Indra B, Mita W, Prayoga DP, Rika A,Siti Sua, Sri Lestari, WawanTaryanto, Wulan Sumiar, Yasrifa FA, Yola Savitri, Yola Septika

    SALAM REDAKSI

    Konsistensi. Lagi dan lagikata itu yang harus selalukami pegang bahkan kami

    bentangkan. Menemani tiap lang-kah kaki dan menghiasi tiap jejaklangkah kami di sini. Di Teknokrakami masih terus belajar mem-perbaiki kualitas dan kuantitas-nya, baik sumber daya manusia,penerbitan, hingga kegiatan-nya. Yang tentu sering membuatkami patah arah ketika semuanyamenuntut untuk diperhatikandalam waktu yang bersamaan.Tapi kembali konsistensi menjaditongkat bagi kami untuk kembalibangkit dan berjalan menempuhsemua proses yang harus dilewa-ti. Butuh ribuan kata semangat,ribuan motivasi, ribuan alasan un-tuk membuat kami tetap berdiritegap dan berjalan membuat jejaklangkah kami sendiri di situasi ini.

    Kami pun sadar akan mandatkami sebagai pers mahasiswasekaligus menyadari akan pe-ranan ganda yang otomatis ha-rus kami sandang. Sebagai maha-siswa juga sebagai aktivis jurnaliskampus. Dan itulah yang sedangmenerpa kami, fenomena yangmembuat kami jauh dari kataprofesional dalam menjalankanrutinitasnya sebagai LembagaPenerbitan. “Deadline” tentu

    kata ini menjadi momok utamabagi kami, tapi toh tak dipungkiriterbitan masih sering “molor”dan kontinuitas terbitan yang taksesuai dengan yang diagendakandi awal kepengurusan.

    Tapi disinilah kami sadar kamimasih harus belajar menjalankanperan ganda kami, tetap berdiridengan idealisme kami sebagaipers mahasiswa, tetap konsisten

    pada penerapan prinsip jurnal-isme dalam mengungkapkanfakta. Berbagai masalah yangmenyangkut kepentingan ma-hasiswa, dosen dan kebijakankampus tetap disajikan secarakomprehensif melalui prosesjurnalistik (mencari, menulis,menyunting, hingga menyebar-kan informasi).

    Majalah edisi130 ini kami rasacukup menjadi bukti akan usahakami untuk tetap konsisten danmenjaga eksistensi kami. Terimakasih kepada pembaca yang setiadengan terbitan kami, memberikritik dan saran. Dengan inilahkami memaknai peran kami, inipersembahan dari kami. Selamatmembaca.

    Tetap Berpikir Merdeka!

    Konsistensi

    Foto Fitri Wahyuningsih

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    3/28

    Edisi November 2013

    C O M M E N T

    Kyay Jamo Adien Oleh Muhamad Burhan

    3No.130 Tahun XIII Trimingguan

    COVER

    Tahun ini masalah trans-paransi kembali mencuat,seperti kisah tak pernah

    usai. Setiap tahun masalah inikembali menjadi persoalan yangdihadapi setiap lembaga kema-hasiswaan. Bahkan kini isunya se-makin meluas, tak hanya sebatas

    pengajuan dana yang berbelit.Tetapi pembagian dana masing-masing UKM menjadi persoalanbaru. Tentu pertimbangan untukmemberikan pendanaan menjadipenting karena kegiatan maha-siswa ikut andil membawa namabaik Unila.

    Terdapat 36 UKM tingkat uni-versitas yang aktif dari 43 UKMtermasuk BEM U, DPM U yangmendapat alokasi dana. Namun

    kemana mengucurnya dana ke-mahasiswaan untuk UKM yang ti-dak aktif selama ini. Pihak birokratkampus berdalih dana tersebutdialokasikan untuk lembaga ke-mahasiswaan yang aktif. Tetapipernyataan itu menuai bantahan,karena kenyataanya untuk mem-

    LAGI LAGI TRANSPARANSI

    peroleh dana saja harus ‘berbelit’apalagi mendapat kucuran danalebih. Tentu hal itu jauh dari hara-pan lembaga kemahasiswaan,walaupun tak menampik jika ter-dapat 2-3 UKM yang merasakanalokasi dana tersebut. Puluhanlembaga yang merasakan sulit-

    nya mendapatkan dana, bahkandana yang didapat jauh dari jum-lah yang dialokasikan. Lalu untukapa dibuat alokasi dana setiaplembaga jika yang didapat tetaptak sesuai.

    Beranjak dari hal itu dirasa wa-jar jika lembaga kemahasiswaanmengajukan pemikiran untukmengambil kebijakan sistemkontrak dengan mendapatkanpendanaan diawal tahun. Selain

    itu juga menghapus semua UKMyang tidak aktif karena diang-gap sebuah solusi tepat, lamanyapencairan dana dengan sistemyang kini sedang dipakai menjadipenghambat tiap menyelengga-rakan kegiatan, belum lagi terlaluseringnya proposal pengajuan

    dana yang terabaikan atau malahdiabaikan. Kebijakan sistem kon-trak pun tidak luput dari pro dankontra, bagi UKM yang seringmendapat kucuran dana lebihtentu akan menolak kebijakanini. Yang perlu dipertimbangkantidak hanya berjalanya setiap ke-

    giatan UKM yang aktif saja, tetapibagaimana semua kegiatan yangdiajukan tiap lembaga mendapat-kan bantuan dana.

    Tidak bisa ditampik setiap ke-giatan mahasiswa menjadi bagianpenting dan ikut andil membesar-kan nama Unila, setiap kegiatanyang tidak mendapat dukungantentu akan terhambat. Terlepaskebijakan apapun yang akan dite-rapkan hendaknya juga memihak

    kepada kepentingan lembaga ke-mahsiswaan. Tidak hanya untukkemudahan beberapa lembagasaja, tetapi semua lembaga ke-mahasiswaan. Sehingga tidak lagimasalah transparansi selalu men-jadi persoalan setiap lembaga ke-mahasiswaan.=

    Judul:

    Menyoal Kembali

    Transparansi

    Ide & Desain:Fitri & Rudiyansyah

    Kyay Jamo Adien

    Edisi November 2013

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    4/28

    4 No.130 Tahun XIII TrimingguanEdisi November 2013

    Tumpuk Batu. Seorang tukang bangunan tengah menumpuk batu untuk pembuatan pondasi green house diFakultas pertanian. Foto diambil Kamis (14/11).

    Foto Kurnia Mahardika

    KAMPUS IKAM

    Akademi komunitas (AK)merupakan kebijakan barupemerintah di bidang pendidikanyang bertujuan untuk pengua-tan pendidikan vokasi dan men-dongkrak angka partisipasi kasarpendidikan tinggi. Rencananya,Kementerian Pendidikan dan Ke-budayaan akan mendirikan 20 AKdiseluruh provinsi. Mahasiswa yangmenyelesaikan pendidikan di AKakan mendapat gelar setara den-gan D1 dan D2.

    Akademi komunitas negeripertama kali didirikan di kampunghalaman presiden Indonesia,Susilo Bambang Yudhoyono yaituPacitan, Jawa Timur pada 9 Sep-tember 2013 lalu. Pembangunanyang menghabiskan biaya 50 mil-iar ini akan berfokus pada bidangotomotif, pertanian, teknologi in-formasi, dan perhotelan.

    Sedangkankan untuk Provinsi

    Lampung, Unila ditunjuk menjadikoordinator pendiri. Proyek iniakan didirikan di dua tempat, yai-tu di Kabupaten Pringsewu dan

    Unila Menjadi Koordinator AK 

    Kabupaten Mesuji.Sekretaris pelaksana, Mardi

    Syahperi mengaku surat kepu-tusan yang ditandatangani olehrektor Unila sudah ia terima. Se-dangkan, SK pendirian AkademiKomunitas di Kabupaten Pring-sewu ditandatangani pada 23 Sep-tember lalu. Rencananya, di kabu-paten Pringsewu akan didirikan3 program studi, yaitu D2 teknik

    mesin, arsitektur, dan lanscape.Sedangkan program studi yangakan dibuka di Kabupaten MesujiD2 teknik mesin yang terdiri daridua konsentrasi; body otomotive dan ber logam.

    Tenaga pengajar akan diam-bil dari Pringsewu. Hal ini karenasumber daya manusia di Pring-sewu dinilai cukup memadai. Se-lain itu, dosen-dosen dari Unilajuga akan dikerahkan. Sedangkanuntuk tenaga pengajar di Kabu-

    paten Mesuji diambil dari dosen-dosen di Unila.

    “Sekarang ini Unila sedangmelakukan persiapan upgrade 

    guru dan dosen untuk meningkat-kan kualitas dan kesiapan dosendalam mengajar, apalagi untukdosen yang mengajar di KabupatenMesuji karena jaraknya yang jauhdari Bandar Lampung,” ujar Mardi.

    Persyaratan untuk mendaftarAK minimal lulus SMA jurusan IPA,SMK/STM/setara. Untuk SMA ju-rusan IPS tergantung pada kebu-tusan dari daerah masing-masing.Setelah mendaftar akan diadakanseleksi seperti pada pendaftaranmasuk universitas pada umumnya.

    Rencananya, AK di Kabu-paten Mesuji akan dibebaskandari semua tuntutan pembiayaankarena sudah ditanggung olehpemerintah daerah Mesuji. Se-dangkan untuk Kabupaten Pring-sewu masih tetap dipungut biaya.Biaya yang dikenakan akan lebihmurah.

    “Yang sangat penting kalau

    Akademi Komunitas dapat berha-sil maka akan mengetahui kebutu-han sumber daya yang di butuh-kan di daerah itu,” jelasnya.=

    Oleh Fajar Nurrohmah

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    5/28

    5No.130 Tahun XIII TrimingguanEdisi November 2013

    KAMPUS IKAM

    Fasilitas Olahraga MemprihatinkanOleh Retno Wulandari

    Minat dan bakat Aan Hendri-awan, mahasiswa Teknik Mesin2008 dan teman-temannya yangtergabung dalam Unit KegiatanMahasiswa (UKM) Futsal ter-hambat sarana lapangan. UKMyang berdiri sejak 2012 ini belummemiliki lapangan untuk berla-tih. Menurut Aan selaku ketuaumum UKM futsal, mereka acapkali berlatih di lapangan kampus

    Ratulangi. Setiap latihan merekaharus rela merogoh kantong ma-sing-masing. “Sekali main masing-masing pemain mengumpulkanuang lima ribu,” ujar Aan.

    Aan dan teman-temannyabukannya tinggal diam. Mer-eka pernah mengajukan ke pihakrektorat. Bahkan, sempat adawacana Unila akan membangunlapangan futsal. Rencana pem-bangunan lapangan ini terletak

    dibekas lapangan softball  yangada di Rusunawa. Namun, sampaisaat ini wacana tersebut belumterealisasi. Selain belum adanyalapangan sebagai sarana latihan,UKM Futsal juga belum memiliki

    sekretariat. Rencananya, sekre-tariat UKM Futsal akan berada digedung pusat komputer. Namun,sampai saat ini rencana itu belummenjadi kenyataan.

    UKM Futsal bukan satu-satu-nya UKM yang tak memiliki fasili-tas latihan. UKM Bulu Tangkis danUKM Basket juga bernasib sama.Menurut ketua UKM Bulu Tangkis,Teki Prasetyo Sulaksono sebagian

    besar anggota UKM Bulu Tangkispernah mencetak prestasi. Sa-yangnya, prestasi ini tak dibarengidengan kesediaan fasilitas latihan.Tak jarang mereka harus berlatihdi luar lingkungan universitas.Gelanggang olahraga TawakalPramuka menjadi salah satu pili-han tempat latihan. Meski gratis,mereka tetap harus membayarbiaya kebersihan sebesar 15 ribu.Lapangan Gunung Terang Se-

    jahtera juga menjadi salah satualternatif tempat latihan. Semen-tara itu, anggota yang tidak punyabanyak dana untuk latihan biasamemanfaatkan fasilitas lapanganyang terdapat di beberapa seko-

    lah sekitar Unila. “Meskipun per-mainan bulu tangkis bisa dimain-kan di mana saja, kalau untukpemain yang sering berlaga dikejuaraan tentu fasilitas latihansangat mengganggu,” tutur Teki.

    Teki mengaku UKM yang ak-tif lagi tahun 2011 ini memangmendapatkan dana subsidi.Meski begitu, pengeluaran yangdikeluarkan hanya cukup untuk

    peralatan berlatih, seperti shuttlecock.  Teki berharap Unila dapatmembangun fasilitas untuk latihan.

    Sementara itu, Juni Prasetyo,Ketua UKM Basket mengeluhkanmahalnya biaya peminjaman la-pangan. Ia dan teman-temannyaharus membayar 100 ribu setiapbulan untuk menggunakan fasili-tas tersebut. Itu pun setelah me-minta surat rekomendasi daripembantu rektor III yang dilaku-

    kan setiap bulan. Jika tidak adasurat rekomendasi, maka biayapeminjaman lapangan akan di-kenakan biaya sebesar 25 ribu ru-piah setiap kali pakai.Lanjut ke halaman 9...

    Program studi Teknologi HasilPertanian (THP) Fakultas Pertani-an berhasil meraih penghargaankinerja program studi terbaikjuara satu se-Unila pada acaraDies Natalis Unila ke-48. Hasil itudiperoleh melalui penilaian timpusat penjamin mutu Unila den-gan melakukan monitoring danevaluasi selama satu hari oleh duaorang auditor .

    Ketua Prodi THP, Susilawatimenerangkan kinerja programstudi yang berjalan selama satutahun dilaksanakan sesuai de-

     THP Raih Penghargaan

    ngan visi dan misi program studiTHP, termasuk dalam pelaksa-naan operasional program studi.Mulai dari proses belajar menga-jar, pengabdian dan penelitianyang dilakukan selama periodesatu tahun. Rekap absensi dosendan mahasiswa serta semua uru-san dosen, mahasiswa serta pega-wai-pegawai yang ada di programstudi tak luput dari penilaian.

    Dalam monitoring dan evalu-asi, PPMU memiliki tujuh standaryang didokumentasikan sebagaibukti kinerja selama satu tahun

    yang kemudian akan dilakukanakumulasi penilaian untuk mem-peroleh skor. Tak hanya meraihpenghargaan program studi ter-baik, jurusan THP juga meraihpenghargaan laboratoriumpengolahan terbaik juara 1, danpembelajaran bermutu terbaikse-Unila serta dosen berprestasijuara 3 Dr. Sri Hidayat.

    “Program studi ini kan bukan

    milik saya sendiri, dosen dan ma-hasiswa juga ikut berperan, inikejuaraan yang diraih bersama-sama, ” ujar Susilawati.=

    Oleh Sindy Nurul Mugniati

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    6/28

    6 No.130 Tahun XIII TrimingguanEdisi November 2013

    KAMPUS IKAM

    Larangan Parkir

    Tanpa SanksiOleh Ayu Yuni Antika

    Tahun 2013, mahasiswa baru dilarang membawa kendaraan bermotor

    demi membatasi jumlah kendaraan di kampus. Namun, peraturan ini tak

    berjalan sesuai rencana. Unila juga tak memberi sanksi tegas bagi yang

    melanggar.

    Tahun ajaran 2013 ini maha-siswa baru disambut oleh laran-gan membawa kendaraan rodadua maupun roda empat. Aturanini sebenarnya membuat SatuanPengamanan (Satpam) Unilakerepotan. Pasalnya, meski sudahdilarang masih ada saja maha-siswa baru yang nekat membawakendaraan. Alhasil, mereka parkir

    di sembarang tempat.Tak hanya itu, larangan parkir

    di setiap fakultas membuat hala-man parkir balai bahasa menjadipelarian mahasiswa baru untukmemarkirkan sepeda motor. Takjarang, saat sudah penuh ma-hasiswa beralih parkir ke depanBank Bukopin, belakang GedungGrha Kemahasisawaan, halamanMasjid Al-Wasi’i, bahkan di hala-man Gedung Serba Guna.

    Rizani Oktanisyah Putrasalah satu mahasiswa baru yangmemilih parkir di balai bahasa.Mahasiswa jurusan Biologi ang-katan 2013 ini mengakui adanyalarangan dari pihak fakultas untukmemarkir kendaraan di sekitarfakultas karena rawan pencurianmotor. Ia pun memilih parkir dibalai bahasa yang dirasa lebihaman dengan adanya penjagaanSatpam. Rizani sebenarnya men-

    dukung larangan mahasiswa baruuntuk membawa kendaraaan.Namun, menurutnya banyak jugamahasiswa baru yang rumahnya

    jauh dan tidak memungkinkanuntuk menggunakan angkutanumum setiap hari.

    Penuhnya halaman parkirdengan sepeda motor kerapmengganggu karyawan, dosen,dan mahasiswa lama yang hendakke balai bahasa. Komandan Sat-pam Unila, Syafe’i mengharapkanada sanksi akademis maupun non

    akademis untuk mahasiswa yangmelanggar peraturan. Sampaisaat ini larangan tersebut terusberjalan tanpa adanya sanksi yangjelas. “Kalau mau melarang kamibingung karena dasar dan sank-sinya tidak jelas, tetap saja me-reka parkir semaunya,” ujarnya.Ia hanya dapat menghimbau ma-hasiswa baru agar menambahkankunci tambahan setiap memarkir-kan kendaraan.

    Banyaknya kendaraan bermo-tor milik mahasiswa yang parkirdi area kampus tanpa kunci tam-bahan membuat kasus pencu-rian kendaran bermotor kembaliterjadi. Syamsuri selaku SatpamFakultas FISIP mengatakan Sep-tember lalu terjadi kasus kehilan-gan tiga sepeda motor. Menurut-nya, dua diantara tiga motor yanghilang parkir diantara gedung Bdan gedung D FISIP.

    Syamsuri mengatakan parakorban tidak dapat menuntut ke-pada pihak keamanan maupunpihak fakultas karena kehilan-

    gan tersebut disebabkan olehkelalaian sang pemilik. “Kamisebagai pihak keamanan sudahberusaha semaksimal mung-kin untuk mengamankan lahanparkir yang ada di FISIP ini, namundengan ratusan motor yang masukbaik dari FISIP maupun dari luar ti-dak akan bisa kami pantau satu per-satu,” katanya.

    Sementara itu PD III FakultasTeknik, Sarkowi mengaku pi-haknya mengikuti peraturanuniversitas yang melarang maha-siswa baru membawa kendaraan.Menurutnya, di fakultas teknikpernah terjadi pencurian sepedamotor. Hal ini karena mahasiswamemarkir kendaraan tanpa kuncitambahan. “Sebenarnya lahanparkir cukup luas seperti di GSGatau di perpustakaan, tapi kon-

    sekuensinya Satpam harus selalusiap berjaga di tempat-tempattersebut,” tambahnya.

    Menurutnya, penyediaan la-han parkir yang aman dan nyamanbagi mahasiswa masih menjadi pe-kerjaan rumah Unila yang belumselesai. Ia juga menghimbau ma-hasiswa baru di fakultas teknikmengikuti aturan yang sudahdikeluarkan Unila, untuk kebaikanmereka, kalau pun terpaksa mem-

    bawa kendaraan, mahasiswa di-harapt idakparkir sembarangan. Iamenyayangkan tak adanya sanksiyang tegas bagi pelanggar.=

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    7/28

    7No.130 Tahun XIII TrimingguanEdisi November 2013

    KAMPUS IKAM

    Berderet. Minimnya lahan parkir membuat Belasan mobil mahasiswa kedokteran parkir di jalan depan jurusanpeternakan hingga turunan menuju kedokteran. Foto diambil Senin (10/10).

    Foto Kurnia Mahardika

    Setelah menyabet juara satupada pekan olahraga daerahlalu, kini beberapa pemain yangtergabung dalam unit kegiatanmahasiswa (UKM) Basket Unilasedang melakukan persiapan se-belum berlaga di Pekan OlahragaMahasiswa Nasional yang akandiadakan tanggal 24 hingga 29

    November mendatang di Gelang-gang Olahraga Universitas IslamIndonesia Yogjakarta. Sepuluh pe-main dari Unila dan satu dari Uni-versitas Darma Jaya akan menjadiperwakilan Lampung pada Pom-nas mendatang.

    Untuk menghadapi Pom-nas, Joan Iswoyo sebagai pela-tih memberikan latihan sik dantaktik. Menurutnya, jika merekasudah menguasai latihan sik dan

    Persiapan UKM Basket

    Menjelang Pomnas

    taktik diharapkan bisa mencapaitarget. Banyak pengalaman ber-tanding ditingkat universitas dandi Lampung juga membuat Joantidak mengalami kesulitan dalammelatih para pemain tersebut.

    Juni Prasetyo, Ketua UKMBasket sekaligus salah satu pe-main yang terpilih menargetkan

    setidaknya timnya dapat masuknal, sebab mengingat lawan dari

    Jawa yang menurutnya lebih he-bat. “Disini kita berusaha semak-simal mungkin kita dapat juara,targetnya sih bisa sampai nal,”

    .ujarnyaMenurutnya, jika target terse-

    but tidak tecapai, mereka akanmenjadikan ajang tersebut seb-agai pembelajaran dan pengala-man untuk kompetisi selanjutnya.

    Sependapat dengan Juni,Joan Iswoyo yang juga dosen diFKIP Penjas ini ternyata juga men-argetkan bisa lolos dari grup. Ia in-gin tim dari Unila bisa masuk nal.

    Joan optimis meski tim bertahandari Jawa lebih tangguh. Sampaisaat ini, tim Unila sudah latihanselama beberapa bulan. Tapi Joan

    tetap memiliki harapan yang be-sar terhadap tim Unila.

    Joan menambahkan, timnyasudah melakukan beberapa per-siapan dalam menghadapi Pom-nas. Latihan yang dilakukan dian-taranya latihan sik dan teknik. Ia

    juga sering mengajak berkumpulbersama membangun kekompak-an. Sedangkan untuk pendanaanmendapatkan bantuan dari pihakUnila.=

    Oleh Retno Wulandari

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    8/28

    8 No.130 Tahun XIII TrimingguanEdisi November 2013

    KAMPUS IKAM

    Tahun ini Fakultas Ekonomidan Bisnis kembali menyabetgelar fakultas terbaik dari tujuhfakultas lain yang ada di Unila.Berita baik itu diumumkan ber-samaan dengan acara Dies Nata-lis Unila pada 19 September lalu.“Harus disyukuri dan menjadilebih untuk bekerja lebih baiklagi,” ujar Pembantu Dekan I FEB,Moneyzar.

    Moneyzar mengatakan akre-ditasi fakultas dan penjaminanmutu menjadi kunci FEB masihmenjadi juara bertahan. Menurut-nya, semua jurusan di FEB telahterakreditasi A dan mendapatsertikat berstandar internasi-

    Gelar Fakultas Terbaik untuk FEB

    onal. Selain itu, penjaminan mutuyang menjadi daya unggul ditun-jukkan dengan pelayanan prose-dural yang berstandar. Fakultasjuga berusaha memotivasi dosen,mahasiswa, dan staf untuk disiplindan tertib waktu.

    Layanan prima FEB dirasakanoleh Dwi Kurniasari, mahasiswajurusan Ekonomi Pembangunan2012. Menurutnya, pelayanan pi-hak fakultasnya sangat baik. “Tan-da tangan pembantu dekan ataudekan tidak sulit, bahkan bisa di-tunggu,” ujarnya. Dwi juga men-gaku dekan dan pembantu dekanFEB selalu menyempatkan waktuuntuk memantau, mengecek, dan

    mengawasi jalannya perkuliahan.Hal itu rutin dilakukan setiap pagidan sore hari. Mereka juga tak se-gan menegur dosen maupun kary-awan yang tidak disiplin. Selainitu, motivasi yang selalu diberikanpara petinggi fakultas membuatmahasiswa dan karyawan menjadilebih disiplin dan tertib.

    Budaya saling sapa antar civi-tas akademika juga dilestarikan.Kantin yang bersih, ruang lem-baga kemahasiswaan yang bagus,dan fasilitas wif yang lancar mem-buat mahasiswa betah berlama-lama di fakultas untuk sekadarnongkrong   hingga mengerjakantugas.=

    Oleh Retno Wulandari

    Koleksi buku yang ‘jadul’ di-tambah fasilitas yang belum me-madai acap kali menjadi keluhanmahasiswa ketika berkunjungke perpustakaan Unila, namunkini hal itu mulai diperbaiki. Sep-erti yang disampaikan kepala per-pustakaan, Sugianta saat ditemuidi ruang kerjanya.

    Ia mengatakan bahwa adabeberapa penambahan fasilitasyang terdapat di perpustakaanseperti penambahan 12 buah AC,Security Gate, online public cata-log (opac) dan beberapa bukubaru sekitar 3500 judul meskiyang kini baru dikeluarkan seki-tar 1500 judul. Tak hanya itu,pihak perpustakaan juga telahmenyediakan beberapa layananonline  untuk mempermudah ma-hasiswa dalam mencari beberapareferensi yang dibutuhkan. Sep-erti  opac.unila.ac.id (katalog per-pustakaan), digilib.unila.ac.id ( te-sis ataupun skripsi), library.unila.ac.id (web perpustakaan Unila),search.ebscohost.com  (e-jurnal).Namun tidak semua situs tersebut

    langsung dapat diakses, maha-siswa perlu mengetahui beberapapassword yang dapat ditanyakanpada masing-masing fakultas ataulangsung datang ke perpustakaanUnila. Menurut Sugianta tidakmudah untuk membenahi fasilitasyang ada di perpustakaan. Ada be-berapa faktor yang memengaruhiterhambatnya perbaikan fasilitas,mulai dari terbatasnya dana hing-ga kurangnya pegawai dan stafahli yang mumpuni untuk dapatdipekerjakan di perpustakaanUnila.

    “Contoh saja harga satu buahunit security gate yang sebe-lumnya mencapai 27 juta rupiahkini naik hingga 50 juta rupiah,”ujarnya. Sugiyanta berencanamenyimpan skripsi setiap lulusanUnila dalam bentuk soft copy.Dengan begitu, mahasiswa hanyamenggunggah data skripsi me-lalui situs perpustakaan Unila lalumengonrmasikan kepada pihakperpustakaan. Hal ini dilakukanuntuk mempermudah pekerjaanpegawai perpustakaan serta

    untuk menghemat tempat pen-yimpanan skripsi mahasiwa yangtiap tahunnya terus bertambah.“Rencananya tahun depan se-luruh ruangan yang terdapat diperpustakaan akan dipasang AC,memperbanyak buku bacaan un-tuk mahasiswa, dan menambahbeberapa pegawai untuk dapatmemberikan pelayanan yang op-timal untuk mahasiswa nantinya,”ujar Sugiyanta.

    Upaya perpustakaan membe-nahi fasilitas sangat didukung ka-langan mahasiswa. Salah satunyaAhmad Afrizal (Agroteknologi ‘10)yang saat itu berkunjung ke per-pustakaan. Ia mengatakan cukuppuas dengan fasilitas yang ada diperpustakaan meski koleksi buku-nya kurang lengkap dan fasilitasyang belum merata. Ia berharapfasilitas Unila terus dibenahi.Selain itu, ia berharap ke depa-nya koleksi buku di perpustakaanterus ditambah. “untuk dapatberkunjung ke perpustakaan,”ujarnya mengakhiri perbincan-gan.=

    Perpustakaan Mulai BerbenahOleh Fahmi Bastiar 

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    9/28

    9No.130 Tahun XIII TrimingguanEdisi November 2013

    KAMPUS IKAM

    Foto Kurnia Mahardika

    Lanjutan...

    Tarif ini adalah tarif yang dikena-kan untuk masyarakat umum.

    Fasilitas peminjaman lapan-gan yang tak gratis ternyata takdibarengi dengan fasilitas pendu-kung yang memadai. “Kita bayar

    gak masalah sih, cuma dari fasili-tas itu kita gak bisa merasakan se-bagaimana lapangan basket yangsebenarnya,” keluh Juni. Ia men-gaku risih dan tidak kondusif saat

    latihan. “Ring saja sudah mau co-pot, jaring gak ada,” tambahnya.

    Kondisi tersebut membuat iadan teman-teman UKM Basketlainnya memilih latihan diluar. Iaberharap atlet-atlet basket dariUKM yang ia pimpin dapat berla-tih di Unila dengan fasilitas yang

    memadai.Menanggapi hal tersebut,Pembantu Rektor III Prof. Suna-rto menjelaskan bahwa penge-lolaan fasilitas olahraga berada

    dibawah Balai Layanan Umum(BLU). Menurutnya, wajar jikaada beberapa UKM olahragayang membayar fasilitas karenaBLU bersifat komersil. Uang yangdibayar UKM olahraga digunakanuntuk biaya kebersihan. Namun,uang tersebut bisa diganti den-

    gan dana kemahasiswaan apabilaUKM mengajukan proposal. Ren-cananya, fasilitas olahraga yangbelum tersedia akan dicanangkanpembangunanya pada 2014.=

    Sumpah pemuda yang diikrar-kan pemuda Indonesia 85 tahunsilam menjadi bukti kelahiranBangsa Indonesia. Peristiwa ber-

    sejarah itu menyisakan semangatgenerasi muda untuk menjagakesatuan bangsa. Jambore Pemu-da yang diadakan KementerianPemuda dan Olahraga (Kemenpo-ra) Indonesia buktinya. Kegiatantahunan ini merupakan puncakperayaan Hari Sumpah Pemudayang jatuh pada 28 Oktober.

    Jambore pemuda tahunini mengangkat tema ‘Pemudayang Kreatif dan Inovatif’. Setiap

    provinsi akan mengirimkan 24orang pemudanya dalam acara

    tersebut. Kegiatan yang melibat-kan pemuda dari seluruh provinsidi Indonesia ini dilaksanakan padatanggal 26 Oktober hingga 2 No-

    vember di Samarinda, KalimantanTimur.

    Sebagai pemuda yang berun-tung, Jaya Aji Thamrin (Ilmu ko-munikasi ‘11) berhasil menjadisalah satu dari 24 pemuda Lam-pung yang diutus untuk mengi-kuti jambore pemuda tersebut.Bukan perkara yang mudah untuklolos dan menjadi salah satu per-wakilan Lampung. Ia harus mela-wati tahap seleksi yang lumayan

    panjang. Tes wawancara, tes ter-tulis, dan tes keterampilan seni

    budaya lancar ia lewati.Jaya mengaku telah diberikan

    pembekalan sebelum berang-kat ke Samarinda. Pemberian

    pembekalan diadakan di WismaSemergo sejak 23 oktober 2013.Pembekalan yang diberikan beru-pa wawasan tentang kebangsaan,pariwisata, etika akhlak dan mo-ral, talenta, keterampilan, sertapengetahuan tentang keunggu-lan Provinsi Lampung. Para peser-ta wajib menguasai keseniandan keterampilan yang menjadikeunggulan di Provinsi Lampung.Dalam ajang itu, peserta akan me-

    mentaskan seni daerah dari mas-ing-masing provinsi.=

    Jambore PemudaOleh Mita Wijayanti

     Aksi. 

    Sejumlah mahasiswa

    yang

    tergabung aliansi

    Badan Eksekutif

    Mahasiswa (BEM)

    se-Unila

    megadakan aksi

    berkeliling tiap

    fakultas memperingati

    hari

    Sumpah Pemuda,

    Jumat (28/10).

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    10/28

    10 No.130 Tahun XIII TrimingguanEdisi November 2013

    KAMPUS IKAM

    Seap hari pelataran parkir

    Fakultas Matemaka dan Ilmu Pen-

    getahuan Alam dipada kendaraan

    bermotor. Kendaraan-kendaraan

    tersebut tak hanya terpusat disatu

    k, tetapi menyebar di sekitar

    gedung perkuliahan. Namun, tak

    satupun Satuan pengamanan (Sat-

    pam) terlihat berjaga.

    Komandan Satpam Uni la ,

    Syafe’i menuturkan bahwa jumlah

    Satpam di FMIPA hanya dua orang.

    Mereka berjaga secara bergan-

    an dengan sistem shif. Rupanya,

    hal inilah yang menyebabkan ja-

    rang terlihatnya Satpam di FMIPA.

    “Mereka itu bekerja dengan sistem

    berganan siang dan malam, sekali

     jaga hanya satu orang, itu pun

    hanya berjaga di dalam gedung

    dekanat dan dak berpatroli kare-

    na dilarang oleh PD II,” ujarnya.

    Bukan hal baru jika banyak ter-

     jadi kehilangan di FMIPA, mulai dari

    kehilangan helm, stop kontak yang

    dibobol, hingga raibnya motor ma-

    hasiswa. Menurut Syafe’i, pihaknya

    Unila

    RAWAN PENCURIAN

    pernah mengirim dua Satpam tam-

    bahan ke FMIPA, namun dikemba-

    likan tanpa alasan yang jelas.

    Keamanan kendaraan memang

    menjadi tanggungjawab pribadi

    mahasiswa, namun ketiadaan

    Satpam yang berjaga membuat

    mahasiswa menjadi was-was. Ita

    (Biologi ’10) adalah salah satu ma-

    hasiswa yang melakukan ndakan

    pengamanan terhadap sepeda

    motornya. “Saya pasang gembok,

    alarm dan gak   lupa dikunci stang-

    nya. Helm juga  disangkutn  ke jok

    supaya aman,” ujar Ita mahasiswa

    Biologi angkatan 2010.

    Masalah keamanan parkir -

    dak hanya di FMIPA, Fakultas Ilmu

    Sosial dan Ilmu Polik (FISIP) juga

    mengalami hal senada, lahan parkir

    yang sempit dan dak terpusatnya

    lahan parkir bagi mahasiswa mem-

    buat kendaraan parkir di semba-

    rang tempat.

    “Tidak terpusatnya lahan

    parkir bagi mahasiswa membuat

    peluang bagi para pelaku curanmor

    sangatlah besar. Bahkan satu bulan

    terakhir ini sudah terjadi ga kali

    pencurian motor yang korbannya

    mahasiswa FISIP itu sendiri,” terang

    Syamsuri, Satpam FISIP. Syamsuri

     juga mengatakan lahan parkir yang

    menyebar atau dak memusat dan

    minimnya petugas keamanan yang

    harus mengawasi ratusan kendara-

    an yang mustahil dapat dihafal satu

    persatu menjadi penyebabnya. Se-

    lain itu, menurutnya kurangnya ke-

    sadaran dari si pemilik kendaraan

    itu sendiri. Bahkan sering kali ia

    menerima kontak motor dari petu-

    gas parkir yang di temukan terng-

    gal dimotor mahasiswa.

    Menanggapi hal tersebut

    Dekan FISIP, Agus Hadiawan men-

    gatakan secepatnya akan melaku-

    kan pembangunan lahan parkir

    supaya dapat memusatkan kenda-

    raan mahasiswa dan lebih mudah

    diawasi oleh para petugas keaman-

    an dan meminimalisir ndakan

    pencurian motor.=

    Oleh Yola Savitri, Rika Indriyani

    Badan Kerja Sama Teknik Me-sin Indonesia (BKSTM) mengada-kan musyawarah anggota ke-12,bertempat di Gedung Rektoratlantai 2 Unila, Selasa (22/10). Aca-ra dihadiri oleh seluruh anggota,calon anggota, maupun anggotapratinjau kepala jurusan TeknikMesin berbagai universitas diIndonesia. Musyawarah ini ber-tujuan untuk membicarakan kuri-kulum berbasis kompetensi yang

    digunakan Jurusan Teknik Mesinseluruh universitas di Indonesia ,rencana penempatan rapat kerjalima tahun ke depan, dan mem-

    bahas kelangsungan organisasiBKSTM, seperti penetapan ang-gota, laporan keuangan, dan eval-uasi keanggotaan. Musyawarahtersebut menghadirkan DesmondChoung perwakilan  AmericanSociety of Mechanical enggineer-ing (ASME) Indonesia, GeorgeAbraham perwakilan perusahaanAutodesk, dan Prof. Mulyadi Burselaku Sekjen BKSTM.

    Ketua pelaksana, Gusri Akhyar

    mengaku bangga karena Unilaberkesempatan menjadi tuanrumah musyawarah BKSTM ke-12.“Kita sebagai tuan rumah mampu

    melakukan ketiga agenda besarBKSTM, belum semua universi-tas melakukannya, untuk juru-san teknik mesin sendiri menjadisuatu kebanggan, kita mampu, di-percaya, kita bisa, kita minta, kitabersedia,” terangnya.

    Musyawarah ini juga dijadikanajang share  mengenai perkem-bangan Jurusan Teknik Mesin diberbagai universitas di Indonesia,terutama beberapa universitas di

    Jawa yang dipandang lebih cepatmaju, sehingga Unila diharapkanmampu memperbaiki diri dan ber-benah menjadi lebih baik.=

    Unila Tuan Rumah Musyawarah BKSTMOleh Retno Wulandari

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    11/28

    11No.130 Tahun XIII TrimingguanEdisi November 2013

    OBITUARI

    Kabar duka itu datangdari pulau seberang, so-sok pejuang pendidikan

    itu gugur. Aditya Prasetya, alumniUniversitas Lampung yang jugapengajar muda angkatan VI di In-donesia mengajar dikabarkan me-ninggal dunia. Kepergiannya yang‘tiba-tiba’ membuat keluarga danteman-temannya terkejut. Dia

    berpulang pada 5 November 2013.Saat itu, ia ditemukan telah tiadasaat hendak dibangunkan shalatsubuh. Tak ada tanda-tanda sakitsebelumnya.

    Pria yang lahir 1 Oktober 1988itu menutup mata saat bertugasdi Desa Waulah, Maluku TenggaraBarat. Pengabdiannya sebagaipengajar muda baru genap limabulan. Namun, torehan ilmu yangia tinggalkan jelas terlihat. Guru

    dan anak-anak didiknya begitusedih saat melepas jenazah. Bah-kan, nama Aditya kini diabadikansebagai nama sekolah tempat ia

     SANG PENGABDIdi Timur Indonesia

    Oleh Vina Oktavia

    Foto Rudiyansyah

    mengajar. Penghormatan terakhirjuga diberikan oleh Anies Baswe-dan, pendiri Indonesia Mengajar.Ia sengaja datang dari Jakartauntuk bertakziah ke rumah duka.Wakil presiden RI, bupati, dan te-man-teman seperjuangan Adityajuga turut memberikan karanganbunga. Bahkan, tak sedikit yanghadir saat pemakaman.

    Meski meninggal di usiamuda, Aditya telah meninggalkanbanyak kenangan untuk orang-orang terdekatnya. Keluarga Aditbegitu kehilangan sosok yangdikenal tak pernah mengeluh itu.Dikalangan teman aktivis Unila,Adit begitu ia disapa, adalah so-sok yang kritis dan berani. Saat iamasih menjadi mahasiswa, Aditbahkan pernah berorasi sambilmenaiki air mancur Unila. Ia se-

    cara tegas mengkritik kebijakanrektor yang ia nilai tak sesuai. Ke-beraniannya itu sempat menjadigunjingan teman-teman maha-

    siswa lainnya. Namun, Adit mem-buktikan bahwa ia bukan sosokyang sekadar berbicara. Kepedu-liannya terhadap lingkungan seki-tar telah ia buktikan.

    Selain berani dan kritis, Adityajuga terkenal sebagai orang yangdisiplin waktu dan berkomitmen.Beberapa temannya mengaku,ia selalu tepat waktu saat meng-

    hadiri acara. Aditya juga kerapdiundang sebagai pemateri untukmembangkitkan semangat pemu-da. Ia juga begitu asyik saat diajakberdiskusi soal banyak hal. Duniapendidikan, politik, dan lingku-ngan ia kuasai dengan baik.

    Kesetiaan Aditya untuk men-gabdi di dunia pendidikan begitukental. Ia pernah ditawari posisiempuk di sebuah partai politik.Namun, ajakan itu tegas ia tolak.

    Adit pun memilih mengabdi ditimur Indonesia. Kini, sosok AdityaPrasetya hidup dalam semangatanak-anak Desa Waulah.=

    ADITYA PRASETYA,

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    12/28

    12 No.130 Tahun XIII TrimingguanEdisi November 2013

     Apresiasi 

    Oh!

    Inipermainandarilingkaranrasa

    Diamahamembolak-balikhati

    Akutakmampu

    Sungguhtakbisamengelakdan

    bekatatidak

    Biasankatadanfrasasangpem-

    bual

    Ternyatasama

    Diberinyakehatiinidanitu

    Sudahlahakusudahi

    Sebelumtelingainituli

    Langitpuntahuperbuatanmudi

    bumi

    MataharimengintipdariawanInginmenimpahdengantubuhrak-

    sasa

    Daunhijaumulaimenguning

    Tanpaairtanpakejujuran

    Takperlumengelaklagikaupem-

    bual

    Jempolanuntuksatukanaksara

    Jadikiasannanpuitisnya

    Sudahlahkausudahicaramuitu

    pembual

     Sudahi 

    Pembual 

    Kelam

    Tak ada secercah cahaya

    Apa iu malam apa itu siang

    Aku tak paham

    Hanya suara-suara yang kata orang itu manusia

    Menjelaskan atas segala kegelapanLalu begitu berlalu

    Sampai batas akhir bernama kematian

    Emas dan kalung tak lagi melingkar

    Mobil kebanggaan tak lagi mengantar

    Hanya sebutan sementara pangkat dan gelar

    Baris-baris hitam

    Atas segala kegelapan menunggu giliran

    Dibantu oleh tangan-tangan kecilBerlutut dengan butiran permata berjatuhan

    Meminta pengampunan

    Baris-Baris

    HITAM 

    Umat Amit

    Puisi Mega Noviana

    Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2012

    Hei!

    Kau jiwa manusia berhargaKerlipan matamu masih tebayang

    Ada lubang di pipi setiap kau tersenyum

    Menari kesana kemari dalam alunan pikiran

    Diam!

    Jangan berkedip

    Tatap dan aku beri mantra sip

    Umat amit umat amt umat amit

    Umat-umat amit-amit

    Tetap bermata genit

    Nanti kau di pingit

    Lalu aku ulangi umat amit

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    13/28

    No.130 Tahun XIII TrimingguanEdisi November 2013

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    14/28

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    15/28

    EKSPRESI

    jadi bagian hidup gadis kelahiranNatar ini, ia pun kembali berniatke radio. Tak disangaka kesem-patan itu datang, tiba-tiba nomor

    muncul dilayar handphone. “Inidean ya, mau  gak  siaran di radioKencana,” ujarnya menirukan su-ara si penelepon.

    Mendengar tawaran itu Intanlangsung menyetujui, sejak awalia mendapatkan tawaran untuksiaran setiap hari, namun tawaranitu hanya bisa ia sanggupi 3 kaliseminggu saat hari libur. “Disinisaya komitmen, tidak ada istilahkuliah tertinggal atau pekerjaan

    lain terbengkalai,” ujar gadisberusia 22 tahun ini.

    Aktvitas anak pertama daritiga bersaudara ini tak hanyasebatas radio, ia pun mencobahal lain dengan menjadi seorangMaster Ceremony (MC), mulanyahanya lingkungan keluarga, per-lahan tawaran dari luar mulaidatang. Putri dari pasangan NettyYunidawati dan Hari Priatna (Alm)ini mendapat tawaran menjadi

    presenter disalah satu TV lokaluntuk membawakan programbudaya.”Kerja di TV, wah hal barulagi nih” ujarnya.

    Sejak menjadi presenter iasering jalan-jalan untuk liputanbudaya khususnya di Lampung,tetapi ia tetap komitmen, baiksiaran maupun presenter ia jalanisaat hari libur.

    Tak puas menjadi penyiardan presenter saja, Intan men-

    coba mengasah kemampuanyadibidang menulis, mulanya hanyamenulis tentang hobi dan men-girimkan rilis ke media-media.Dari pekerjaanya itu Intan bisamendapatkan penghasilan tam-bahan. “Bisa lah  buat tugas ku-liah, fotocopy atau kadang traktirtemen-temen makan,” ujarnyasembari tersenyum.

    Berawal dari sekedar menulishobi, Intan ingin mengembang-

    kan bakatnya dengan menulis di-bidang ekonomi. Alhasil dari siniia mencapai kesuksesan dan ber-kesempatan berpartisipasi dalam

    program internasional APEC be-berapa waktu lalu.

    ***Berawal dari media sosial twit-

    ter  yang bertuliskan “Neh tweeps, ayo ikutan”. Intan penasaran danmembuka isi tweet. Ternyata in-formasi sebuah kompetisi menulisartikel tentang APEC, dan 5 besarpemenang berkesempatan mengi-kuti APEC di Bali. Terakhir pengum-pulan tulisan 8 September, ia men-getahui info itu pada 1 September.

    “Apa yang mau ditulis, APECini event besar,” tuturnya. Disaatbersamaan ia melihat mahasiswa

    baru sedang melaksanakan proptifakultas, dan hari itu merupakanhari terakhir. Terbesit sebuah ideuntuk tulisannya, tidak menunggulama saat itu juga Intan langsungmembuat sebuah riset tentangpengetahuan mahasiswa Unilaterkait APEC. Dari pagi hinggasore Intan menyambangi kerumu-nan mahasiswa disetiap fakultas.Malam harinya ia langsung men-dengarkan rekaman hasil wawan-

    caranya berulang-ulang kali hing-ga larut malam.

    Hari terakhir pengumpulantulisan, Hingga malamnya tulisanIntan belum juga rampung, ia punhampir putus asa. Tetapi ia tetapberusaha menghasilkan tulisanterbaik berdasarkan risetnya dandigabungkan dengan data disertaisolusi yang ia tawarkan sebagaipemuda Indonesia.

    Tiga hari berselang, ia mem-

    buka  e-mail  berharap ada pen-gumuman hasil kompetisi yangsudah ia nantikan. Ia langsungterkejut dan tak percaya den-gan tulisan “Selamat anda lolosmenjadi 10 nalis, selanjutnyasesi interview”. Keesokan harinyaia langsung di interview melaluitelepon, ia dinilai oleh empat juri.Para juri banyak menanyakan ak-tivitasnya sehari-hari, beruntungia bisa menjawab dengan lancar.

    Terlebih lagi penglamanya diber-bagai kegitan sejak SMA hinggakuliah sangat membantunya men-jawab pertanyaan juri.

    Sabtu 14 September 2013, ke-tika di angkutan umum hendakberangkat siaran beberapa kalinomor baru muncul dilayar hand-

    phone  nya, ia pun tak menyadaritelpon itu karena sedang dalamperjalanan dan saat bersamaanHP ia silent.

    Ia pun meras kaget, terlebihlagi ia ingat hari itu pengumuman.Sulung dari tiga bersaudara inimencoba balik menelepon,

    “Halo siapa ini,” tanya Intan taksabar.

    “Saya Angga panitia writingAPEC.”

    “Iya ada apa mas Angga, maaftadi sedang diperjalanan,” tanyaintan lagi semakin tak sabar.

    “Selamat ya Intan kamu lolos 5besar.”

    Mendengar ucapan itu Intantetap tak percaya, usai siaran ialangsung membuka e-mail.  Na-manya pun sudah terpajang dipengumuman sebagai pesertayang lolos di event internasional.

    Setelah lolos ia mulai mem-

    buat proposal untuk membantupandanaan keberangktanya keBali, mulai dari fakultas hinggatingkat universitas. Namun taksesuai harapan, ia sama sekali ti-dak mendapatkan bantuan danadari pihak Unila. “Apa  gak ngejual,atau memang gak peduli. Tapi sayatetap positif thingking  saja,” ujarnya.

    Intan merasa sangat banggabisa menjadi Pemenang Phase IABAC Writing Competition, se-

    hingga dapat menghantarkan iake bali menjadi peserta APEC CEOSummit 2013 dan selanjutnya iaditugaskan oleh ABAC sebagaiObserver pada event 4th ABACMeeting, serta sebagai Liaison Of-cer pada event APEC CEO Sum-mit 2013 tersebut yang diseleng-garakan pada tanggal 1-7 Oktoberdi Bali, Ia pun berkesempatanmengikuti APEC Voice, dimana iaberkesempatan bergabung den-

    gan pemuda dari utusan 21 negarapeserta APEC. “Kesempatan yangluar biasa bisa bertemu dengan to-koh-tokoh dunia,” pungkasnya.=

    15No.130 Tahun XIII TrimingguanEdisi November 2013

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    16/28

    16 No.130 Tahun XIII TrimingguanEdisi Juni 2013

    Laporan UtamaLaporan Utama

    Pertemuan antar pimpinan

    Unit Kegiatan Mahasiswa

    (UKM) tingkat universitas

    dengan Pembantu Rektor III Unila

    sengaja digelar untuk membahas

    permasalahan UKM. Pertemuan

    yang berlangsung pada 26 Setem-

    ber 2013 ini juga memberikan

    transparansi aliran dana kema-

    hasiswaan. Beberapa staf bidang

    kemahasiswaan turut hadir dalam

    pertemuan.

    Berbagai permasalahan yang

    dihadapi UKM menjadi bahan

    perbincangan. Pembagian ruang

    sekretariat hingga dana kegiatan

    yang terkendala menjadi topik

    utama. Prof. Sunarto selaku PR III

    Unila mengungkapkan bahwa akan

    melakukan pendataan kembali UKM

    yang akf atau baru terbentuk.

    Obrolan pun berlanjut tentang

    dana kegiatan kemahasiswaan.

    Dalam pertemuan tersebut, PR III

    beserta anggotanya menunjukkan

    transparansi dana kemahasiswaan.

    UKM ngkat universitas mendapat

     jatah 25%, sedangkan 75% lain-

    nya dibagikan kepada seluruh

    UKM yang ada dingkat fakultas.

    Jumlah dana awal yang dibagikan

    ke 32 UKM yang akf untuk se-

    mester genap 169.744.825 rupiah

    dan semester ganjil mencapai Rp

    130.042.768 jadi masing-masing

    UKM mendapatkan Rp 4.587.689

    semester genap, Rp 3.422.178 gan- jil. Pembagian dana juga dilakukan

    secara bertahap, yakni 60% dana

    kemahasiswaan diberikan saat

    semester genap. Sementara, 40%

    sisanya diberikan saat semester

    Menyoal Kembali

    Transparansi

    ganjil.

    Dalam penjelasannya, Sunarto

    mengatakan dana UKM yang dak

    akf akan disalurkan kepada UKM

    yang kekurangan dana kegiatan.

    Sebelumnya, UKM Anggar, Filateli,

    dan beberapaUKM lain yang ter-

    catat sebagai UKM yang masih me-

    nerima dana kemahasiswaan. Na-

    mun, UKM tersebut ternyata dak

    akf sehingga kelebihan dana di-

    alirkan kepada UKM lain yang me-

    miliki banyak kegiatan seper UKM

    Menwa,Pramuka,UKMBS, KSR, ESo

    dan Kopma.

    Sunarto juga menawarkan

    sistem baru dalam pembagian

    dana kemahasiswaan. Sebelumnya,

    pencairan dana kemahasiswaan di-

    lakukan setelah UKM mengajukan

    proposal kegiatan. Dana yang di-

    turunkan pun disesuaikan dengan

    usulan kegiatan yang akan digelar.

    Sistem baru yang ditawarkan dalam

    pertemuan itu adalah sistem kon-

    trak. Nannya, semua dana kema-

    hasiswaan untuk UKM akan dibagi

    sama rata. Beberapa UKM yang -

    dak akf juga akan dihapuskan dari

    daar UKM yang menerima ban-

    tuan dana. Dengan demikian, tak

    ada lagi kelebihan dana yang dapat

    disalurkan ke UKM lain. Pertemuan

    itu berakhir pukul 13.00 WIB tanpa

    kesepakatan mengenai tawaran

    Sunarto.

    ***

    Pertemuan kedua demi menin-

    dak lanju sistem kontrak digelar

    pada Jumat malam, 18 Oktober

    2013 di sekretariat UKM Hindu.

    Pertemuan ini awalnya bertujuan

    untuk mencapai kesepakatan. Na-

    mun, tanggapan pro dan kontra

    dari berbagai UKM justru banyak

    bermunculan.

    Arif Budi Seawan selaku ketua

    Kopma menyatakan setuju dengan

    adanya sistem kontak. Menurut-

    nya, sistem baru ini akan membuat

    UKM lebih mudah mengolah dana

    sejak awal kepengurusan. Maha-

    siswa pendidikan ekonomi 2010

    ni juga mengatakan sistem yang

    saat ini berlaku membuat UKM

    menunggu terlalu lama soal pencai-

    ran dana. Besar dana yang akan di-

    berikan pun terkadang dak sesuai.

    Menurut Arif, selama ini

    UKM Kopma juga tidak pernah

    mendapatkan dana lebih. Ia

    membantah bahwa UKM Kopma

    mendapatkan kucuran dana lebih

    yang berasal dari pengalihan dana

    UKM yang dak akf. Bahkan,

    menurut Arif ada dana bantuan ke-

    giatan yang belum cair sejak Febru-

    ari. Arif juga mengeluhkan tentang

    birokrasi pengajuan proposal yang

    begitu rumit dan memakan waktu

    lama. Proposal kegiatan UKM Kop-

    ma juga pernah terbengkalai dan

    dak diketahui keberadaannya.

    Padahal, UKM Kopma telah meny-

    erahkannya ke rektorat. Akhirnya,

    proposal harus dicetak ulang dan

    mengurus ulang dari awal.

    Yessy Yolanda yang menjabat

    bendara UKM Rakanila juga setuju

    dengan wacana sistem kontrak.

    Hal ini karena menurutnya, UKM

    Rakanila baru menerima dana keg-

    iatan orientasi calon magang sebe-

    sar 750 ribu rupiah. Dana itu diteri-

    Oleh Khorik Istiana, Fitria Wulandari

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    17/28

    17No.130 Tahun XIII TrimingguanEdisi November 2013

    Laporan UtamaLaporan Utama

    ma pada 21 Januari 2013. Menurut

    Yessi, kegiatan lain yang dilakukan

    oleh UKM Rakanila dak mendapat

    kucuran dana. Ia juga mengeluh-kan mengenai seringnya proposal

    kegiatan yang raib entah kemana

    saat tengah diajukan ke rektorat.

    “Entah itu kesalahan siapa, dari

    pihak rektorat atau kami, proposal

    bisa nyelip  dan sering ilang,” ujar

    mahasiswa Pendidikan Ekonomi

    2011 itu.

    Berbeda dengan kedua ukm

    tersebut, UKM Menwa, KSR, dan

    Eso justru menolak sistem kontrak.

    Mereka lebih setuju dengan sistem

    lama karena sistem baru diang-gap akan merugikan UKM yang

    memiliki banyak kegiatan. “Kalau

    seper itu akan memakan UKM,

    UKM kami sering melakukan keg-

    iatan seper pengiriman delegasi.

    Jika sistem kontrak, dak bisa men-

    gajukan proposal lagi,” ujar Anwar

    Fadila selaku ketua umum Eso. Jika

    sitem kontrak disetujui, Anwar ber-

    harap dana yang dibagikan pada

    seap UKM sesuai dengan kebutu-

    han masing-masing.

    Komang selaku ketua UKMHindu menyatakan keberatan den-

    gan pendapat Anwar. Menurut-

    nya, dak adil jika ada UKM yang

    mendapat dana lebih. “Semua

    UKM itu sama-sama mengadakan

    kegiatan, uang yang dianggarkan

    pun harusnya sama,” ujar maha-

    siswa pendidikan bahasa inggris

    ini menyampaikan keberatannya.

    Menurut cerita Komang, Ukm

    Hindu mendapat dana untuk em-

    pat kegiatan. Dua kegiatan masing-masing didanai 750 ribu rupiah,

    sedangkan dua kegiatan lainnya

    sekitar 500 hingga 700 ribu rupiah.

    Perwakilan UKM basket ikut

    memberi tanggapan. Juni pra-

    setyo selaku etua UKM Basket

    mengatakan baru mendapat dana

    kemahasiswaan sebesar 2,6 juta

    rupiah. Dana itu digunakan untuk

    pendaaran DJ cup  dan kejuar-

    an 3 on 3. Menurut pengakuan

    Juni, dana lainnya diperoleh daripembina basket. Sementara itu

    Aldino Ahmad yang merupakan

    perwakilan UKM bulu tangkis me-

    nyatakan baru mendapat bantuan

    dana dua juta rupiah untuk acara

    Dies Natalis. Dana itu pun didapat

    dari sumber lain. UKMBS yang

    bergelut dibidang seni juga hanya

    mendapat dana kegiatan Open

    Rekrutmen sebesar satu juta rupi-

    ah. “Sebelumnya banyak kegiatan

    yang dilakukan UKMBS, beberapaproposal juga di  Acc,  namun da-

    nanya belum cair-cair,” ujar Danil

    selaku ketua UKMBS

    UKM Zoom juga tak mau ket-

    inggalan memberikan penjelasan.

    Ebta aprilia (Pendidikan Matema-

    ka ’10) mengaku Zoom pernah

    mendapat bantuan dana dari rek-

    torat 3,5 juta rupiah. Dana itu di-

    pergunakan untuk acara Diklat dan

    Jambore. Namun, hingga saat ini

    dana kemahasiswaan belum dic-airkan. “Jumlah yang diterma dak

    pernah lebih, sama dengan UKM

    yang lain,” ujar Ebta.=    I    l   u   s   t   r  a   s    i     F    i   t   r    i     W

      a    h   y   u

       n    i   n  g 

       s    i    h

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    18/28

    18 No. 130 Tahun XIII TrimingguanEdisi November 2013

    Wawancara Khusus

          R    e    p    r    o

    Dana kemahasiswaan ten-gah hangat dibicarakanoleh forum komunikasi

    (Forkom) unit kegiatan maha-siswa. Banyak permasalahan yanghingga kini belum terselesaikan.Mulai dari transparansi hinggaproses pencairan dana yang ber-belit menjadi topik perbincangan.Ditemui diruanganya Rabu (6/11),pembantu rektor (PR) III bidangkemahasiswaan, Prof.Sunarto

    menjelaskan kepada reporter Tek-nokra Khorik Istiana  terkait danakemahasiswaan. Berikut petikanwawancaranya:

    Berapa UKM yang dialokasikan

    untuk mendapat dana kemaha-siswaan?

    Ada sekitar 43 UKM sudahtermasuk BEM,DPM dan MPM,meskipun yang aktif hanya 36dan yang lain ada yang tidak aktif,

    semua unit kegiatan unversitasdidanai.

    Berapa besarnya dana kemaha-

    siswaan yang didapat tiap UKM?Khusus BEM U, DPM plus

    MPM dialokasikan kurang lebih12,5 juta untuk pemira dan lain-lain. Masing-masing UKM se-lama ini mendapat dana kemaha-siswaan kurang lebih 3,8 juta persemester ganjil dan genap hampir

    sama. Sumber dana didapat dariUKT, mahasiswa UKT dipungut 50ribu per semester untuk membi-ayai dana kemahasiswaan, untuk

    mahasiswa yang tidak menggu-nakan sistem UKT dipungut 8%persemester.

    Apakah UKM tidak aktif juga

    mendapat alokasi dana kemaha-siswaan?

    Untuk status UKM yang ti-dak aktif sebagai pembagi dana

    kemahasiswaan dan seolah-olahdia dapat. Dananya dialihkanUKM yang aktif dan perlu biayabanyak, sepertiMenwa,Pramuka,KSR,PSM,UKMBS,Teknokra,Eso,UKM Bidang Olahraga, dan Kopmayang tidak cukup dengan dana3,8 per semesternya. Bahkan adayang dapat dana lebih sampai 12-15 juta persemester, dana terse-but diambil dari UKM yang tidakmenjalankan aktivitasnya seperti

    Kempo,Filateli, Anggar dan lainya.

    Apa saja kriteria UKM yang aktif?

    Kriteria UKM aktif sendiri me-liputi punya banyak kegiatan, me-miliki personil, banyak melibatkanpeserta dan hasilnya bagus.

    Ada wacana menerapkan sistem

    kontrak, bagaimana sistem pem-

    bagian dananya ?Opini berkembang dari

    Forkom ingin mengunakansistem kontrak, dana kemaha-siswaan bagi rata dan UKM yangtidak aktif akan dihapuskan. Padaprinsipnya saya menyetujui haltersebut, hanya yang jadi per-timbangan selama ini bidang ke-mahasiswaan berusaha agar ke-giatan tidak vakum artinya bidangkemahasiswaan memutar danaagar kegiatan bisa berlangsung,misal kegiatan mahasiswa harus

    jalan Januari sementara penge-lolaan dana kemahasiswaan itubaru didapat dari bidang keuan-gan pada akhir April-Mei dan

    mahasiswa harus bisa mengikutiaturan tersebut.

    Bagaimana sistem pengelolaan jika

    menggunakan sistem kontrak?

    Untuk sistem kontrak penge-lolaan pencairan harus 75% di awalbaru 25% menyusul. untuk kelema-hanya UKM yang aktif akan sama

    dengan UKM yang biasa-biasa.Bagi UKM yang asal-asalan tidaktermotivasi untuk melakukan ke-giatan lain, akibatnya UKM men-jadi tidak produktif. Sedangkanuntuk keunggulanya bidang ke-mahasiswaan tertib administrasidengan dihapusnya UKM yangtidak aktif maka jangan berharapdapat subsidi dari bidang kemaha-siswaan.

    Bagaimana jika dana kemaha-siswaan tidak habis saat menggu-

    nakan sistem kontrak?

    J ika dana kemahasiwaanyang menggunakan sistem kon-trak tidak habis maka harusdikembalikan ke bendahara BLUuntuk kegiatan lainnya, untuk se-mester 2 pencairan sekitar bulanNovember. 

    Saat menggunakan sistem lama,

    bagaimana bisa kejadian proposalhilang?

    Menyangkut sistem lama yangbanyak dikeluhkan, mahasiswaharus tahu prosedur dan meman-tau perkembangan proposal ma-sing-masing. Jika proposal sudahdisposisi dan mendapat  acc  bisadifotokopi untuk mengantisipaiterjadinya selip. Proposal harusada arsip dan tidak perlu mengulangdari awal. Sementara untuk propos-

    al yg tidak di acc biasanya proposaltersebut tidak layak, format yangsalah, kegiatan kurang jelas dan ti-dak memenuhi prosedur.=

    Menimbang Masalah PendanaanOleh Khorik Istiana

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    19/28

    1919No.130 Tahun XIII TrimingguanEdisi November 2013

    Wawancara Khusus

    Sebagai upaya untuk mewu-judkan visi dan misi UnilaTop Ten University 2025,

    Unila meluncurkan sebuah la-yanan berbasis ISO 9001:2008yang merupakan standar mutuuntuk mencapai visi misi tersebut.Layanan prima menjadi salah satuRencana Strategis (Renstra) Uniladalam Rencana PengembanganJangka Panjang (RPJP) Unila peri-ode 2011-2015 tentang PenguatanPelayanan (Strengthening Capac-ity of Services), yakni Unila ha-rus mau dan mampu memberikanpelayanan yang baik terhadapsemua pemangku kepentingan.

    Namun masih banyak civitasakademik terutama mahasiswaUnila yang tidak mengetahui haltersebut. Kamis 17 Oktober lalurepoter   Teknokra,  Hayatun Nisa melakukan wawancara denganRektor Unila Prof. Sugeng P. Hari-anto, M.S,saat sedang mengikutiagenda penandatanganan notakesepakatan antara Unila dankota Metro di kantor wali kotaMetro. Berikut ini adalah wawan-cara lengkapnya

    Apa sebenarnya layanan prima

    yes itu?

    Ini adalah program lanjutandari visi misi yang sudah lamaUnila inginkan, mulai tahun 2011Unila mulai mencapai visinya itu

    UnilaBerikan Layanan

     Terbaik Oleh Hayatun Nisa

    untuk menjadi Top Ten Universitydi tahun 2025. Ini merupakan lang-kah transformasi Unila denganterobosan di bidang pelayanan.Saya sudah resmikan ini pada 17Agustus lalu saat upacara HariUlang Tahun (HUT) Republik In-

    donesia ke-68. Sebagai upaya me-ningkatkan kepuasan seluruh civitasakademik.berbasis ISO 9001:2008kami pimpinan dan seluruh stafUnila berkomitmen untuk terusberbenah dalam memberikanpelayanan pada setiap pemang-ku kepentingan. ISO 9001:2008menetapkan kriteria untuk sistemmanajemen mutu yang disertikasi.

    Bagaimana sosialisasinya?

    Ya kami mengakui bahwasosialisasi ini masih kurang, tapiini juga dikarenakan mahasiswasekarang banyak yang gak mautahu, sudah dipublikasikan di webUnila, tapi memang mahasiswa ti-dak mau mencari tahu.

    Pelayanan mencakup apa saja?Pelayanan ini sesuai dengan

    Dasar Dharma Perguruan Tinggi,pelayanan untuk semua lini.

    Pelayanan secara akademik danadministrasi. Dengan adanya pelay-anan ini akan memudahkan semuapemangku kepentingan di Unila.

    Langkah-langkah yang sudah di-

    lakukan?

    Kami sudah membuat Stan-dar Operasional Prosedur (SOP)untuk acuan pelaksanana danpenentuan kebijakan dan men-jadi acuan untuk meningkatkan

    standar mutu. SOP itu juga men-jadi standar pelayanan prima.Sekarang kami sedang melakukanpenyusunan dokumen. Pelatihan

    juga sudah kami lakukan, tang-gal 22 Oktober akan ada pelati-han keuangan dari KementerianPendidikan untuk pegawai Unila.Sebelumnya juga sudah dilakukan

    pelatihan untuk pegawai Unila.Untuk setahun kemudian akanada evaluasi, untuk kebijakan se-lanjutnya tentu diserahkan kepa-da rector selanjutnya.

    Sejauh ini bagaimana pelayanan-

    nya?Tentu pelayanan maksimal,

    yang kami lakukan melayaniseperti kondisi yang ada. Um-pamanya mobil yang tidak ber AC

    punyanya kan cuma mobil itu, yakalau tidak mau kepanasan ya di-buka kaca jendelanya. Kita melay-ani sesuai dengan apa yang adatapi juga tetap memperbaiki diri.

    Bagaimana dengan masalah fasi-litas? Perpustakan contohnya?

    Peran perpustakan memangkurang baik. Tapi sebetulnyabuku-buku di perpustakaan kitasudah lengkap, walaupun edis-

    inya sudah lama tapi kan bukantidak bisa dipakai lagi. Lihat sajaperpustakaan itu selalu rapihkarena mahasiswanya saja malaske perpustakaan. Tapi kami jugaterus memperbaiki fasilitas per-pustakaan.

    Apa saja kendalanya?Anggaran tentu menjadi ken-

    dala utama, kami sudah seringmangajukan proposal untuk pem-

    bangunan fasilitas, seperti rumahsakit, karena tak ada anggaranpembangunan pun berhenti danbeberapa tanahnya pun masihbermasalah, belum dibayar. Wa-laupun itu masuk ke BUMN tapiharus dicairkan oleh DPRD. Selainitu SDM juga menjadi kendala,PNS itu banyak yang males, ke-banyakan mereka datang pagilalu pulang tidak sesuai jadwal,padahal pekerjaannya di kantor

    masih banyak. Tapi bagaimanakalau aturannya memang begitu.Tapi bagi yang melanggar tentudikenai sanksi.=

    Foto Kurnia Mahardika

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    20/28

    20 No.130 Tahun XIII TrimingguanEdisi November 2013

     Artikel Tema

     Antiklimaks

    Kesakralan Informasi MediaPembaca bukan pelanggan–Bill Kovach

    Overloaded Information diera mondial ini kontras

    dengan zaman dulu yangmasih akrab dengan simbol danmajas. Ketika zaman lapuk, infor-masi masih dianggap sakral. Alih-alih menyampaikan informasi,tak ayal sering dikemas dalambentuk-bentuk yang bias. Se-but saja dalam menyampaikaninformasi, kejadian atau peris-tiwa penting, masyarakat dahulumengemasnya dalam suatu ceri-ta, dongeng, legenda, prosa atau

    karya sastra lainnya, sehinggauntuk mendapatkan informasiyang gamblang seseorang masihperlu menganalisisnya. Selain itu,informasi yang sering beredar ditempo dulu diperoleh dari loncat-an informasi dari mulut ke mulutsehingga kevalidan informasi itusendiri masih sering diragukan.Sampai pada akhirnya munculmedia yang dianggap memilikitingkat kevalidan paling absah

    dalam menyampaikan suatu in-formasi. Informasi yang disam-paikan media kepada masyarakatmenjadi sakral. Dan orang yang

    mengetahui inforamsi dari mediabiasanya lebih terpandang karena

    mengetahui informasi yang diang-gap valid.Namun belakangan, informasi

    yang disampaikan media sepertibiasa saja. Kesakralan informasiyang disampaikan kepada ma-syarakat mulai luntur. Perkem-bangan zaman dan kemajuanteknologi sekonyong-konyongmembuka seluas-luasnya kepadamasyarakat untuk mencari danmembentuk setiap orang men-

    jadi pelaku media (jurnalis). Meskidinilai positif (karena dengan be-gitu, informasi akan lebih banyakrinci), namun di sisi lain fenomenaini menginterupsi para pelaku me-dia professional. Dapat dikatakan,kualitas media profesional diper-taruhkan dalam hal ini.

    Kemajuan teknologi sep-erti air bah yang tak terbendungdan memaksa media mengubahpendekatan kepada masyarakat

    dewasa ini. Tidak sedikit mediamemberdayakan dunia digital se-bagai strategi dalam menyampai-kan informasi. Dan sesekali sudut

    Ilustrasi Fitri Wahyuningsih

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    21/28

    21No.130 Tahun XIII TrimingguanEdisi November 2013

    pandang informasi dimodikasisehingga informasi lebih segarditerima masyarakat. Hanya saja

    tidak bisa dipungkuri, demokrasiyang terjadi di Negara kita pas-ca reformasi, membuka ruangpada setiap masyarakat menjadipelaku media untuk menyampai-kan informasi ke publik. Dan yangmenjadi permasalahan sekaliguskeresahan bersama adalah ketikainformasi yang disampaikan tidakmemperhatikan unsur-unsur fun-damental tentang aturan jurnal-isme.

    Baik jurnalis profesional mau-pun jurnalis warga (keduanyadapat disebut sebagai pelakumedia), pada dasarnya mencariinformasi lalu menjajalkannya ke-pada masayrakat. Hanya saja parapelaku media sering luput dariaturan jurnalis. Setidaknya padasuatu kesempatan bedah buku,salah satu punggawa Harian Lam-pung Post, Djajat Sudrajat (2013)menyampaikan bahwa: “Seorang

    jurnalis untuk mendapatkan gam-bar atau video (visual), kadang-kadang sering melakukan ke-giatan manipulatif kronologikejadian. Padahal dalam duniajurnalistik, hal seperti ini dianggapmenyalahi aturan.”  Hal ini bisasaja terjadi di lapangan bahkanpada seorang jurnalis profesionalyang kehilangan momentum se-hingga mengambil ‘jalan pintas’yaitu memanipulasi atau mer-

    ekonstruksi kembali kejadian un-tuk mendapatkan sumber visual.Sementara di lain kasus be-

    berapa pelaku media, seringmelakukan plagiat atau penyadu-ran informasi ‘bulat-bulat’ tanpamenyisipkan sumbernya. Seolah-olah informasi yang disampaikankepada publik adalah kepunyaan-nya. Dan kasus seperti ini acapterjadi di lapangan dan masihdianggap hal yang lumrah. Hal ini

    didukung dengan tidak adanyasanksi yang jelas pada pelangga-ran aturan jurnalisme seperti yangdi atas.

    Selain gambaran diatas,pelanggaran aturan teknis punmasih saja terjadi yaitu kaidah-kai-

    dah baku dalam penggunaan tatabahasa. Rosihan Anwar (dalamSarwoko: 2007) mengatakanbahwa: “Bahasa jurnalistik mem-punyai sifat khas, yaitu singkat,padat, sederhana, jelas, lugasdan menarik.” Hanya saja pelakumedia sering melupakan aturanteknis ini. Di dalam buku “Pelang-garan Etika Pers”, yang disusunoleh Lukas Luwarso dengan tegasmenuliskan tujuh dosa besar yang

    mesti dijauhi oleh pelaku media,yaitu penyimpangan informasi,dramatisasi fakta, serangan priva-si, pembunuhan karakter, eksploi-tasi seks, meracuni pikiran anak,dan penyalahgunaan kekuasaan(Pepih Nugraha: 2012).

    Tak sedikit kasus intimidasiseseorang atau kelompok se-cara implisit pun sering dilakukanpelaku media. Sebut saja sep-erti kasus yang menerpa Eyang

    Subur. Media seolah-olah ‘hakim’kedua yang membentuk pola pikirmasyarakat bahwa Eyang Suburmemiliki ilmu santet. Padahal ka-sus hukum sedang berjalan. Danyang lebih tidak mencerdaskanlagi, pelaku media sering mempu-satkan informasi yang sepertinyakurang substansial dan ‘mendin-ginkan’ beberapa isu dan kasusyang seharusnya disampaikankepada masyarakat. Dan pengali-

    han isu seperti ini sangat erat kai-tannya dengan keprofesionalanmedia.

    Pelaku media juga kerap men-jadi ‘senjata’ yang efektif untukmemuluskan kepentingan suatukelompok. Strategi pencitraanmenggunakan media menjadijajalan umum di tengah masyara-kat. Kesannya media kurangmemberikan pencerdasan yangbaik kepada masayarakat. Pelaku

    media sering lupa substansi danorientasi penyampaian informasi.Media pun terjebak dalam Cam-paign Political weapon (senjata

    kampanye politik) dan pelaku me-dia gagal mewujudukan tujuanmedia itu sendiri jika sudah ter-

    kontaminasi dengan politik prak-tis. Sehingga impaknya adalah,masyarakat menjadi antiklimaksterhadap eksistensi media, jikapelaku media tidak melakukankerja dan fungsinya sesuai tujuankeberadaan media itu sendiri.

    Pada dasarnya arus informasiyang membludak mesti diikutidengan peningkatan pelaku me-dia juga. Hal ini tentunya akanlebih baik sehingga masyarakat

    dapat memperoleh informasilebih cepat dan akurat. Tanpa in-formasi, peradaban suatu bangsatentunya akan tertinggal danmempengaruhi dinamisasi tatan-an masyarakat.

    Dengan demikian, perlu ad-anya aturan dan pengawalanyang terang pada setiap pelakumedia serta sanksi terhadappelanggaran aturan tersebutagar tercipta dunia jurnalis yang

    baik. Payung hukum pun harustersibak untuk mengantisipasi ad-anya pihak-pihak yang dirugikan.Kebebasan yang tidak terkontrolakan membentuk vandalisme. Pa-dahal yang hendak disampaikanoleh pelaku media merupakankonsumsi publik. Dan jika infor-masi yang disampaikan tidak baik,bisa diperkirakan seberapa besardampaknya. Selain itu sosialisasitentang aturan dan kaidah jur-

    nalis perlu dimasian khususnyakepada pelaku media. Dengan be-gitu informasi yang diperoleh dandisampaikan oleh pelaku mediabetul-betul berdasarkan fakta dansesuai dengan aturan. Dan yanglebih penting lagi adalah merevi-talisasi orientsasi pelaku mediadengan lebih mengutamakan ke-pentingan publik sehingga bang-sa Indonesia menjadi bangsa yangmelek informasi.=

    *Hendry Roris Sianturi, Mahasiswa

    Pendidikan Biologi, FKIP.

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    22/28

    22 No.130 Tahun XIII TrimingguanEdisi November 2013

    Inovasi

    Kejelian Agus melihat min-yak dan gas sebagai sum-ber daya yang tidak dapat

    diperbaharui menggerakkannya

    untuk membuat alat ini. Ber-modal ilmu yang ia peroleh dariUniversitas Gajah Mada, dosenTeknik Pertanian ini menciptakankompor berbahan bakar kayu.Jika diperhatikan, seperti tak adayang istimewa dari kompor milikAgus. Namun, setelah melewatiuji penggunaan, kompor ini ter-bukti lebih esien dalam penggu-naan bahan bakar dibandingkantungku yang biasa digunakan un-tuk memasak. Dengan demikian,

    penggunaan kompor ini terbuktilebih ekonomis. Selain itu, bahanbakar yang digunakan juga mudahdidapatkan dan dapat diperbaharui.

    Alasan lain Agus membuatkompor ini karena menurutnyakayu masih menjadi bahan bakarfavorit masyarakat di Indonesia.Subsidi pemerintah terhadap gaselpiji tak lantas membuat seluruhmasyarakat mau menggunakankompor gas. Pasti ada masyarakat

    yang tetap setia menggunakankayu sebagai bahan bakar untukmemasak. Melihat hal tersebut,Agus berinovasi memperbaikipenampilan alat masak tungku

    Hemat Bahan Bakar

    yang menimbulkan asap hitam(jelaga) menjadi kompor kayuminim jelaga. Ia berharap alat inidapat menjadi solusi masyarakat

    kelas bawah.Selain lebih ekonomis, waktuyang dibutuhkan untuk mema-sak menggunakan kompor kayuini juga lebih esien. Dari hasilpengujian standar, waktu yangdibutuhkan untuk mendidihkanair sebanyak 5 liter menggunakankompor kayu adalah 15 menit.Waktu ini dua kali lipat lebih cepatjika dibandingkan dengan meng-gunakan tungku. Kayu bakar yangdibutuhkan juga lebih sedikit,

    yaitu 690 gram untuk 5 liter air,sedangkan pada tungku biasa me-merlukan 856 gram kayu bakar.

    Lelaki bernama lengkap Dr.Ir. Agus Haryanto, M.P ini dibantudua mahasiswanya. Fadil Murdadan Iim Imadudin membantupenelitian yang dimulai sejak ta-hun 2010 ini. Kompor kayu ini per-nah mendapatkan juara satu padaperlombaan teknologi tepat gunadi Provinsi Lampung.

    Menurut Agus, prinsip kerjakompor miliknya ini mirip dengankompor minyak. Ia memanfaat-kan proses gasikasi dalam pros-es pembakaran. Bedanya, sumbu

    yang ada pada kompor berupalubang-lubang kecil yang ber-fungsi sebagai tempat masuknyaoksigen. Gasikasi sendiri adalah

    proses pengubahan bahan bakarkayu menjadi gas yang kemudiandibakar lagi dengan oksigen. “Ok-sigen masuk dari luar dan mem-bakar gas hasil pembakaran kayubakar,” ujarnya.

    Apabila ditinjau dari segi keil-muan, terdapat dua rangkaianreaksi pembakaran yang terjadi.Reaksi pertama adalah reaksipembakaran kayu bakar. Reaksiini umumnya menimbulkan jelagaseperti pada saat memasak meng-

    gunakan tungku. Dalam komporkayu ini, gas yang dihasilkan daripembakaran tidak sempurna diba-kar lagi dengan bantuan oksigenyang masuk melalui sumbu. Den-gan demikian, hasil pembakaranakan menghasilkan api yang lebihbaik dan minim jelaga.

    Pembuatan kompor kayu initak memerlukan bahan yang su-lit. Lembaran seng dan besi tipisseluas satu meter persegi cukup

    untuk membuat satu buah kom-por. Awalnya, silinder luar ber-diamater sekitar 70 cm dibuat.Dibagian bawah, terdapat pintuudara seluas 100 cm persegi. Ba-

    Laporan Suci Tri K.

     Artikel Vina Oktavia

    Foto dok

    KOMPOR

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    23/28

    23No.130 Tahun XIII TrimingguanEdisi November 2013

    gian ini nantinya berfungsi untukmemperbesar atau memperkecilnyala api.

    Setelah membuat silinder

    luar, ruang gasikasi yang meru-pakan silinder yang lebih keciljuga perlu dipersiapkan. Silinderini nantinya diletakkan dibagiandalam silinder yang telah dibuatsebelumnya. Terdapat lubang-lubang kecil dihampir seluruh ba-gian silinder. Jarak antar lubangsengaja diatur sedemikian rupaagar proses pembakaran ber-langsung baik. Langkah terakhirpembuatan kompor kayu adalahmembuat dudukan panci.

    Proses penyalaan api komporini dilakukan melalui bagian atas.Kayu bakar yang telah dipotongkecil-kecil diletakkan di antara sil-

    inder luar dan dalam. Selanjutnya,dengan bantuan kertas atau se-dikit minyak tanah api dapat diny-alakan sehingga potongan kayutadi dapat terbakar dan meng-hasilkan nyala api.

    Agus mengaku kompor kayuini perlu penyempurnaan. Ia dantimnya masih merencanakanmembuat tempat pengisian ba-han bakar kayu di bagian bodykompor. Hal ini dilakukan untukmempermudah saat kayu bakar

    perlu ditambah selama prosesmemasak. Selain itu, ia juga ten-gah mengembangkan konsepagar api yang dihasilkan oleh kom-

    por ini menjadi lebih biru.Ia mengungkapkan, biaya

    yang dibutuhkan untuk membuatsatu buah kompor masih relatifmahal, yakni sekitar 100 ribu ru-piah. Agus berharap setelah pe-nyempurnaan, Unila dapat mem-bantu mempublikasikan karyanyake pemerintah agar dapat dikem-bangkan. “Saya mengharap-kan pimpinan-pimpinan kitamenawarkan hasil penelitian inikepada Pemda,” ujar Agus.=

    Sampaikan Keluhanmu lewat SMS Mahasiswa, dengan format Nama_NPM_Jurusan/Fakultas_

    Komentar. Kirim ke 089699271495/ 085789666911 atau Teknokra Unila @TeknokraUnila

    Suara Mahasiswa

    Redaksi hanya akan memuat SMS/komentar yang disertai identitas lengkap dan bisa di-pertanggungjawabkan, Nama/Jurusan/Fakultas/Angkatan. Kami akan mencocokkannya dengandata siakad Unila.

    NgekhibasLarangan bawa kendaraan bagi mahasiswa baru

    Sanksi saja gak jelas, parkir jadi semrawut

    Perpustakaan mulai berbenah,

    Buku-bukunya masih tetap ‘jadul’ gak ya?

    Dana kemahasiswaan berbelit,

    Dari dulu juga gitu! 

    UKM Basket ikuti Pomnas

    Bagus donk, tapi fasilitas latihan memperihatinkan

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    24/28

    24 No.130 Tahun XIII TrimingguanEdisi November 2013

    Teka Teki Si lang

    Oleh Retno Wulandari

    Satuan Pengamanan

    Cucurbita Moschata Duchesne

    Nitrous Oxide Systems

    Studi mengenai kebijaksanaan

    Ilmu yang mempelajari tentang

    samudera

    Perlintasan kereta api

    Komisi pemberantasan ….

    Tahun baru Islam

    Pekan baru

    Kain khas Lampung

    Pemimpin Umum UKPM

    Teknokra 2012-2013

    Yang dimainkan dalam anime

    Blazing Teens

     Alone (Bahasa indonesia)

    Lapisan atmosfer terendah

    Tumbuhan berbiji Satu

    Pahlawan Alat musik khas lampung

    LPM Universitas Hasanudin,

    Makasar 

    Prof. Dr. Ir. Sungeng P Harianto, M.S

    Unsur Kimia Xe

    DAPATKAN BINGKISAN MENARIK

    UNTUK 3 ORANG PEMENANG

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    1

    2

    3

    45

    6

    7

    8

    MENDATAR MENURUN

    DEADLINE

    24 NOVEMBER

    2013

    iklan

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    25/28

    25No.130 Tahun XIII TrimingguanEdisi November 2013

    TIPS ‘n TRIK

    M

    enjadi mahasiswa ha-rus dibudayakan mem-baca dan berdiskusi su-

    paya wawasan luas. Edisi majalahtrimingguan kali ini akan berbagitips dan trik merawat buku denganbaik, supaya buku-buku kamu tetapterawat and meskipun sudah lamadibeli tapi tetap layak pakai aliasgak lapuk dimakan rayap. Nah inidia tips dan trik nya, jangan lupa dicoba ya. Semoga berhasil.

    Pertama pastikan tempatbuku tidak lembab dan

    memiliki sirkulasi udarayang memadai. Untukmendapatkan udara yangcukup, tempat buku harusmemiliki jendela atau lu-bang keluar masuk udarasecara cukup.

    Usahakan letak buku tidakberdekatan dengan lantai,artinya tempat buku jangandi bagian paling bawah le-

    mari. Pilihlah tempat yangmemungkinkan buku enakdilihat dan mudah di jang-kau. Pilihan bisa di bagiantengah atau atas.

    Selanjutnya, posisi bukusebaiknya berdiri dan ber-jajar kesamping. Posisi inimemungkinkan udara ma-suk kesela-sela buku lewatcelah lembaran. Jika po-

    sisi buku tertumpuk di kha-watirkan udara tidak bisamasuk dan mempercepatkelembaban.

    Oleh Fitria Wulandari

    I l u s t r a s i  I m a m  G u n a w a n 

    Merawat Buku

    Jangan lupa taburkan kamper di sela-sela bukuatau pojok-pojok lemari. Kamper berfungsi un-tuk mengusir ngengat dan mengurangi bau taksedap.

    Lakukan rotasi posisi buku setiap dua pekan seka-li. Jika memungkinkan keluarkanlah buku-bukudari lemari dan letakan selama sehari di luar le-mari. Bisa di atas meja atau di ruang terbuka yang

    tidak lembap.

    Tak ada salahnya memberi lampu khusus dalamlemari buku hingga buku mendapat cahaya yangcukup. Sinar lampu menghambat ngengat masukke sela-sela buku.

    Cara yang paling aman adalah membungkus buku dalamkemasan plastik khusus buku langka berusia di atas 100tahun yang lengket antar satu halaman dengan hala-man lain tidak perlu di paksa memisahkannya. Ada caratersendiri. Rendamlah kertas yang lengket itu ke dalam

    air selama setengah jam. Lalu angkat dan angin-anginkandi tempat sejuk. Jangan sekali-kali menjemur di bawahterik matahari agar kertas tidak bergelombang setelahkering.=

    14

    5

    6

    3

    2

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    26/28

    POJOK PKM

    26 No.130 Tahun XIII TrimingguanEdisi November 2013

    “Pahlawan, kamu pasti sudahtahu akan melahirkan cucu-cucu penjajah uang rakyat

    ‘KORUPTOR’, makanya kamu gu-gur duluan”

    “Bukan sudah tahu, tapi ko-rupsi memang diwariskan ke cucu”

    Kalimat ini saya kutip dari per-cakapan dua teman di grup What-sApp, cukup menggelitik dan te-gas. Masih menjadi PR besar bagipemerintah. Ratusan daftar korup-tor dari berbagai kalangan munculke permukaan, tak ada hentinyakeluar dari pemberitaan. Ber-dasarkan data yang dimiliki KPK,

    sejak 2004 hingga Agustus 2013ada 65 anggota DPR, 7 menteri, 8gubernur, 32 bupati, 7 komisionerKPU, 4 duta besar, 4 konsuler jen-deral dan seorang Gubernur BankIndonesia beserta lima deputinyayang ditangkap.

    KPK juga telah menahan 5hakim, 5 jaksa, seorang penyidikKPK, 107 pegawai eselon I dan II,dirjen, sekjen, deputi, direktur danratusan pimpinan BUMN dan pe-

    rusahaan swasta. Data ini cukupmengejutkan publik, Belum selesaiskandal Century, muncul Hambal-ang dan Wisma Atlet, saat sosokBunda Putri masih menjadi misteri,muncul lagi kasus Gubernur Bant-en Atut.

    Seolah menjadi wajar bila pe-jabat itu korupsi, bebas menjajahuang rakyat dan kebal hukum. Apaini alasan mereka berbondong-bondong berebut kursi kekuasaan.

    Semua ini wajib dipertanyakan.***Minggu lalu, tepat tanggal 10

    PAHLAWAN MASA KINI

    November dikenal dengan hariPahlawan. Ceremonial tahunanpasti dilakukan untuk menggu-gurkan kewajiban. Upacara, doabersama hingga seminar kepahl-awanan heboh digelar, maknan-ya hanya segelintir orang yangtahu. Berkat perjuangan pahla-wan terdahulu, Indonesia bisa ke-luar dari penjajahan Belanda dan

    Jepang, tepat tanggal 17 Agustus1945 menjadi hari kemerdekaanIndonesia. Yang menjadi pertan-yaan saat ini, sudahkah Indonesiabenar-benar merdeka?

    Makna kemeredekaan be-lum dirasa bagi sebagian besarpenduduk Indonesia. Kelaparan,himpitan ekonomi masih menjadipermasalahan yang belum ram-pung. Menjadi negara kepulauanterbesar di dunia dengan kekay-

    aan alam melimpah ternyata be-lum bisa menutupi kemiskinanyang melanda NKRI ini. Sebagian

    Rukuan Sujuda

    Pemimpin Usaha

    orang hanya memperkaya dirisendiri, membuat dinasti di setiapdaerah untuk menyejahterakankeluarga, disini semakin terlihatjelas yang kaya semakin kaya danyang miskin semakin miskin.

    Menjadi pahlawaan saat initak harus melengkapi dirinyadengan tombak dan parang, siapsiaga menanti musuh di perba-tasaan. Menjadi pahlawan saatini yang dibutuhkan adalah mem-bekali diri dengan agama dan ilmupengetahuan. Musuh yang di-hadapi saat ini lebih terselubung,datang dari dalam negeri, dibesar-kan dari kekayaan alam Indonesia.Siapakah mereka semua? Mereka

    adalah para pejabat yang meny-alah gunakan kewenangannya,mereka wakil rakyat yang lupatugasnya, mereka orang cerdasyang membodohi orang lain.

    Mahasiswa haruslah men-gambil peran disini, sebagai agenof change harusnya tak hanyaberpangku tangan dan menjadipenonton saja. Mahasiswa seb-agai kaum intelektual harusnyalebih peka dan geram melihat ke-

    adaan negaranya yang semakinterpuruk. Namun kenyataannyaberbeda, tak ada tindakan yangdilakukan, sebagian besar maha-siswa dilenakan dengan teknologiyang semakin canggih dan meng-giurkan, fashion dan  gadget men-jadi pilihan.

    Bangunlah hai mahasiswa,pandanglah keluar jendela, nega-ra ini butuh pahlawan-pahlawanuntuk membasmi tikus-tikus yang

    berkeliaran. Kalian adalah pemu-da harapan bangsa. Jadilah pahla-wan masa kini.=

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    27/28

  • 8/15/2019 Majalah Teknokra edisi 130

    28/28

    PASANG

    IKLAN

    DI

    TEKNOKRA

    Hub: