Majalah Sai Sarathi Medan
-
Upload
pustaka-sai -
Category
Documents
-
view
276 -
download
1
description
Transcript of Majalah Sai Sarathi Medan
EDISI : 05 JUNI - JULI 2010
DAPUR REDAKSI
Pelindung : Bapak M.U. Phoa Krishnaputra
Bapak Mohan Leo
Penasehat : Koordinator wilayah I, Sai Indonesia
Pemimpin : Nyoman Sumantra
Bendahara : Sures
Ilustrator : Silvia
Crew : Sumantra, Mahendra, Jaya
Alamat : Jln T.B Simatupang, Gg Sai Ganesha
No. 5 - E. Medan - Sunggal
E-mail : [email protected]
PETUNJUK JALAN KEBAJIKAN MENUJU KEDAMAIAN
DENGAN TONGKAT KEBENARAN, KASIH
DAN TANPA KEKERASAN.
DAFTAR ISI
Sekapur sirih dari Redaksi.............................................................
Pesan Pembuka............................................................................
Wejangan Bhagavan (Nabhaka, Naabhaka, Ambarisha)…………..
Kolom Kesehatan (Manfaat Jus)..……………………………………
Keagungan Swami……………………………………………………..
Renungan...…………………………………………………………….
Cerita Budi Pekerti…..………………………………………………...
Kolom Pendidikan (Manfaat Cerita bagi anak)…………………….
Pembangkit keyakinan (V)……………………………………………
Pertanyaan dan Jawaban …………………………………………….
Jendela Informasi Dunia (Tembok besar China)……………………
Cerita Motivasi dan Kehidupan...……………………………………
Seri Tokoh Dunia (Sir Alexander Fleming)………………………….
Pojok Tertawa ………………………………………………………..
Cerita Bergambar……………………………………………………..
Wejangan Bhagavan (Kekuatan Keyakinan)………………………..
Kegiatan SSG Medan………………………………………………….
1
2
3
28
31
34
36
40
43
44
51
54
56
59
61
66
72
SEKAPUR SIRIH DARI REDAKSI
Om Sri Sai Ram para pembaca yang terkasih. Atas rahmat dan limpa-
han kasih dari Swami, maka Sai Sarathi dapat kembali hadir di tengah-tengah
para pembaca semuanya. Untuk dapat menjalani kehidupan di dunia ini maka
manusia memerlukan keahlian, kecakapan dan juga yang paling penting
adalah karakter yang baik. Untuk mendapatkan semuanya ini, maka manusia
harus memasuki yang namanya “pendidikan”. Kita semua sangat berharap
bahwa pada sistem pendidikan yang ada saat sekarang dapat memberikan kita
semua hal yang dibutuhkan.
Namun, kita sekarang dapat melihat dengan jelas bahwa sistem pen-
didikan duniawi ternyata tidak mampu membekali dan membangkitkan nilai
yang ada di dalam diri kita. Pendidikan saat sekarang hanya berorientasi pada
pengetahuan hafalan yang berasal dari buku saja dan bukan pengetahuan yang
dapat mereka alami dari dalam diri mereka. Bentuk pendidikan yang seperti
ini sangat sulit untuk mendapatkan “Akhir dari pendidikan adalah karakter”.
Untuk itu kita perlu sebuh sistem pendidikan yang dapat membangkitkan nilai
-nilai luhur kemanusiaan yang bersemayam di dalam diri manusia. Maka dari
itu Swami membentuk sistem pendidikan yaitu “Sathya Sai Education” yang
menuntun para pelajar untuk bisa mendapatkan keharmonisan dalam berpikir,
berbicara dan bertindak. Jika hal ini dapat diraih maka para siswa akan men-
jadi pelita dimanapun mereka berada.
Jay Sai Ram
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 1
PESAN PEMBUKA
Jangan membuang waktu hidupmu dengan membuat rencana,
Yang mana rencana tersebut sudah dibuat
Gunakan waktu tersebut dengan bijak dan berdoa
Dan carilah Aku pada semuanya, pada setiap makhluk hidup
Milikilah keyakinan terhadap rencana-Ku
Dan ketahuilah bahwa Aku hadir
Di sepanjang waktu dan di setiap tempat
Hal yang dapat engkau lakukan adalah meminta pertolongan dari-Ku
Aku tidak memerlukan waktu untuk hadir di setiap tempat
Aku pasti hadir dimanapun juga
Dimanapun tempat yang Aku kehendaki
Sesungguhnya, ketika engkau memikirkan-Ku
Maka Aku datang seketika itu juga.
Sai Darshan bagian I
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 2
NABHAKA, NAABHAKA & AMBARISHA
Pradoshe Deepakaschandrah
Prabhaate Deepaki Ravihi
Trailoke Deepako Dharmah
Suputrah Kula Deepakah
Bulan adalah sumber cahaya di
malam hari. Pada siang hari,
matahari memancarkan sinar.
Dharma menerangi ketiga dunia.
Seorang anak yang baik adalah
pelita dari keluarga.
Ada dua jenis malam hari: bulan
purnama dan bulan baru. Kegelapan
biasanya tidak disukai oleh kebanya-
kan orang. Namun ada beberapa
orang, seperti para pencuri dan
orang-orang jahat yang menyukai
kegelapan. Kegelapan membangkit-
kan pikiran-pikiran yang buruk dan
memudahkan untuk melakukan tin-
dakan yang berdosa. Karena itu
disebut dengan Raakshasa Kaalam -
waktu yang dimiliki oleh para setan.
Malam hari digolongkan ke dalam
tamo guna. Karena itu, orang-orang
yang baik dan penuh kedamaian ti-
dak menginginkan kegelapan.
Pradoshe Deepakaschandrah
Pada saat bulan purnama suasana
diliputi oleh cahaya dan keindahan.
Setiap orang menunggu datangnya
bulan purnama. Para pujangga men-
dapatkan inspirasi dan ilham untuk
menyusun puisi dengan memandang
bulan purnama dan melihat anak-
anak yang bermain penuh dengan
kegembiraan di dalam limpahan ca-
haya bulan yang lembut. Bulan dise-
but dengan chandamama - paman
bulan. Dia adalah paman bagi setiap
anak-anak, bagi para orang tua, bagi
para kakek dan nenek …. bagi setiap
orang. Dia adalah sama bagi setiap
orang. Maka dari itu, cahaya
memiliki banyak arti, dan dapat -
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 3
membangkitkan pikiran-pikiran
yang suci.
Prabhaate Deepako Ravihi
Matahari dan bulan menjaga dunia
ini. tanpa adanya matahari maka ti-
dak akan ada kehidupan. Matahari
memberikan kepada kita cahaya,
musim, hujan dan makanan. Banyak
jenis penyakit yang dapat disem-
buhkan dari pancaran sinar matahari
yang penuh dengan kebajikan.
Bahkan Listrik dapat dibangkitkan
dari cahaya matahari.
Trailoke Deepako Dharmah Yang ketiga adalah dharma:
Dharma mengandung arti “yang
mengikat”. Dharma mengikat kita
dalam sebuah batasan, membantu
kita dalam menempuh jalan yang
benar dan dalam melaksanakan ke-
wajiban kita. Dharma menegakkan
norma tingkah laku diantara dua
orang, diantara seseorang dan -
masyarakat dan seterusnya. Dharma
juga membantu menyuburkan per-
tumbuhan dan perkembangan dari
nilai-nilai kemanusiaan. Ketika
dharma merosot, maka nilai-nilai
kemanusiaan akan mengalami
penderitaan dan hal ini akan dapat
menimbulkan kehancuran di dalam
kehidupan. Sebuah negeri tanpa
adanya dharma adalah negeri tem-
pat para raksasa. Dharmo Rakshati
Rakshitah-Dharma melindungi
mereka yang melindungi dharma.
Maka dari itu, menjunjung tinggi
dharma adalah hal yang paling
penting untuk diperhatikan oleh para
pelajar saat sekarang. Dalam Weda
dijelaskan - Satyam Vada, Dharmam
Chara - berbicaralah yang benar dan
ikutilah kebajikan. Ini merupakan
warisan adi luhung dari para leluhur
kita. Harta karun yang sejati dari
Bharatiya hanyalah sathya dan
dharma.
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 4
Suputrah Kula Deepakah
Sekarang bagian yang keempat. Seo-
rang anak yang baik dapat mener-
angi seluruh keluarga. Bahkan seo-
rang anak yang penuh dengan keba-
jikan dapat membawa nama baik
bagi keluarga. Sebuah tanaman me-
lati memberikan keharuman yang
begitu memikat pada seluruh isi hu-
tan. Jika setiap rumah memiliki satu
orang anggota yang memiliki kebaji-
kan dalam karakter, maka dunia
akan memancarkan cahaya ke-
damaian. Memiliki banyak anak
yang tidak memiliki kebajikan
adalah tidak berguna. Cerita Maha-
bharata juga telah menjelaskan
kepada kita tentang kebenaran ini.
Dhritarashtra mempunyai seratus
putra namun semuanya tidak me-
nguntungkan bagi keluarga maupun
bagi kelangsungan kerajaannya.
Resi Suka tidak mempunyai anak
tapi beliau selalu dalam keadaan pe-
nuh dengan kebahagiaan!
Maka dari itu, adalah merupakan
kebodohan dengan merayakan pe-
nuh suka cita atas kelahiran seorang
putra. Seorang ayah tidak merasa
senang hanya ketika melihat kelahi-
ran putranya. Orang tua mengalami
kebahagiaan hanya ketika anak-anak
mereka memperlihatkan karakter
yang baik dan memperoleh nama
baik. Diantara para pelajar saat
sekarang kita membutuhkan para
suputra-anak-anak yang baik. Sia-
pakah yang dapat disebut sebagai
“anak-anak baik”? Apakah mereka
yang mempunyai hidung yang can-
tik, mata yang indah dan bentuk
tubuh yang bagus? Bukan itu. Hanya
ketika seseorang mempunyai sifat
yang suci dapat disebut sebagai anak
yang baik. Tidak peduli bagaimana
tampannya seseorang jika tanpa ke-
bajikan maka dia hanyalah orang
yang jelek.
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 5
Cerita tentang Naabhaka
Bhagavatam mengandung cerita ten-
tang seorang raja yang bernama
Nabhaka. Beliau memiliki banyak
anak dan salah satunya adalah Naab-
haka. Naabhaka adalah seorang
cendikiawan yang sangat terpan-
dang. Dia memasuki sebuah guru-
kula (tempat belajar) untuk mempe-
lajari berbagai jenis pengetahuan
yang berbeda. Dia merupakan seo-
rang siswa yang ideal. Dia mem-
persembahkan segala waktu dan en-
erginya untuk mendapatkan pendidi-
kan. Untuk hal ini dia bahkan sam-
pai melupakan orang tuanya! Dia
menganggap bahwa pendidikan
adalah permata bagi kehidupannya.
Dia menyadari kekuatan yang begitu
luar biasa dari pengetahuan yang
sejati dan memutuskan untuk
menghabiskan hidupnya untuk men-
dapatkan pengetahuan ini. Naabhaka
menghabiskan banyak waktunya di
gurukula. Tepat pada waktunya -
Nabhaka yang merupakan ayah
Naabhaka menjadi semakin tua dan
memutuskan untuk membag i
kekayaannya diantara putra-
pu t r anya . D ia me mber ika n
kekayaannya kepada semua
putranya namun dia lupa akan Naab-
haka karena dia berada jauh untuk
mendalami pendidikan. Setelah
Naabhaka menyelesaikan pendidi-
kannya, dia memutuskan untuk kem-
bali pulang. Dia melihat saudaranya
telah memerintah kerajaan. Dia ber-
t a n ya k e p a d a s a u d a r a n ya ,
“Saudaraku, apa yang diberikan oleh
ayah untuk menjadi harta wari-
sanku?” Mereka menjawab,”Ayah
tidak meninggalkan apapun un-
tukmu. Namun kami belum memu-
tuskan apa yang harus dilakukan
dengan ayah sendiri. Karena itu,
engkau dapat memiliki ayah sebagai
harta warisanmu. Naabhaka adalah
seorang yang berpendidikan tinggi.
Dia menyadari tentang bentuk -
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 6
hormat kepada ayah dan dia ber-
kata,”Ayah adalah harta yang cukup
bagiku.” Seperti halnya dijelaskan di
dalam kebudayaan India yang suci -
Maatru Devo Bhava, Pitru Devo
Bhava - Ibu dan ayah adalah sama
dengan Tuhan. Sri Rama mem-
persembahkan seluruh hidupnya un-
tuk mematuhi dan menjunjung
tinggi perkataan ayah-Nya. sama
halnya, Naabhaka berkata,”Ayahku
adalah kekayaanku yang sejati” dan
kemudian pergi menemui ayahnya.
Dia berkata kepada ayahnya,”Ayah
yang tersayang, seperti yang telah
dijelaskan oleh saudaraku se-
muanya, maka ayah adalah
kekayaanku yang sesungguhnya.”
Ayahnya menjawab,”putraku yang
terkasih, ayah tidak mempunyai
kekayaan lagi. Namun ayah akan
mengajarkanmu sebuah jalan untuk
mendapatkan kekayaan. Resi Angi-
rasa sedang melaksanakan sebuah
yaga. Tidak ada seorangpun yang -
ada di dunia ini yang mampu melak-
sanakan yaga ini. Ada dua mantra
yang diperlukan untuk menyempur-
nakan dan menyelesaikan pelak-
sanaan yaga ini. Mantra-mantra
Weda telah dilantunkan selama pe-
laksanaan yaga dalam jangka waktu
yang cukup lama namun mereka ti-
dak mengetahui bagaimana menye-
lesaikan yaga ini dengan baik.
Ke d u a ma n t r a i n i a d a la h
kekayaanmu yang sejati. Ayah akan
mengajarkan kedua mantra ini un-
tukmu. Pergilah ke tempat pelak-
sanaan yaga itu dan lantunkanlah
mantra ini.” Patuh terhadap perintah
ayahnya, Naabhaka pergi menuju ke
tempat pelaksanaan yaga. Dia
mendekati Resi Angirasa dan ber-
kata, ”Hamba dapat melantunkan
kedua mantra yang digunakan untuk
menyelesaikan pelaksanaan yaga
ini.” Naabhaka melantunkan mantra
itu dan yaga akhirnya terlaksana
dengan baik. Angirasa sangat -
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 7
menghargai sumbangsih dan ban-
tuan yang diberikan oleh Naabhaka
dan beliau berkata, ”Anakku yang
terkasih, saya akan pergi menuju ke
Waikuntha (tempat kediaman Dewa
Wisnu) sekarang. Nikmatilah semua
kekayaan yang dikumpulkan untuk
kegiataan yaga ini. Setelah setiap
orang meninggalkan tempat itu,
Naabhaka mulai mengumpulkan se-
mua kekayaan yang ada. Seorang
pria berkulit hitam mendekat dan
mengaku bahwa dia yang memiliki
semua kekayaan itu. Dia berkata,
”Aku adalah Rudra (wujud dari
Dewa Siwa). Ini merupakan perintah
Tuhan bahwa semua kekayaan yang
dihasilkan dari pelaksanaan yajna
adalah menjadi milikku.” Naabhaka
berkata dengan penuh hormat,
”Engkau memiliki hakmu dan
hamba memiliki hak juga. Marilah
kita mencari orang ketiga untuk me-
mecahkan perselisihan ini. Mereka
berdua pergi menemui Nabhaka,
yang sangat menguasai semua
naskah suci. Nabhaka mempertim-
bangkan dengan seksama masalah
yang diajukan dan pada akhirnya
beliau memberikan keputusan
bahwa semuanya itu adalah milik
Rudra dan bukan milik putranya.
Naabhaka sujud di kaki Rudra dan
memohon ampun atas tuntutannya
yang salah. Rudra sangat men-
gagumi rasa keadilan, penuh ke-
benaran dan bhakti kepada orang tua
yang dimiliki oleh Naabhaka. Rudra
kemudian menyerahkan semua
kekayaan itu kepada Naabhaka dan
Rudra berkata, ”Anakku, seluruh
dunia diterangi oleh kebajikanmu.
Aku merasa senang dengan kualitas
dan sifat yang engkau miliki. Aku
tidak pernah bertemu dengan seo-
rang pelajar yang seperti dirimu.”
Rudra memberkatinya bahwa dia
akan memerintah kerajaan dalam
jangka waktu yang lama dan juga
memberikannya kekayaan yang -
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 8
paling kekal – Atma Vidya. Naab-
haka diliputi dengan kebahagiaan.
Dia kemudian menjadi orang yang
paling kaya dalam dinasti Ikshvaku.
Cerita tentang Ambarisha
Waktu terus berjalan dan tiba wak-
tunya ketika Naabhaka memiliki
seorang putra yang bernama Am-
barisha. Cerita Ambarisha dalam
Bhagavatam adalah sangat suci.
Ambarisha adalah seseorang yang
berpendidikan tinggi. Dia memperli-
hatkan kebahagiaan kepada rakyat-
nya dan menganggap mereka semua
sebagai anak-anaknya. Bagi Am-
barisha dia meyakini, rakyatnya
adalah bagian dari tubuhnya dan Tu-
han adalah hatinya. Seorang raja dan
rakyatnya adalah saling berkaitan
satu dengan yang lainnya sama hal-
nya seperti kepala dan tubuh.
Pengalaman duniawi adalah mimpi.
Tidak ada yang bersifat kekal. Anit-
yam Asukham Lokam - Dunia ini
adalah sementara dan penuh dengan
penderitaan.
Maata Naasti, Pita Naasti,
Naasti Bandhu Sahodarah
Artham Naasti, Griham Naasti,
Tasmaat Jaagrata Jaagrata
Ibu, ayah, saudara, para kerabat
Kekayaan, rumah - semuanya
adalah tidak nyata. Maka dari itu,
waspadalah, waspadalah!
Semua bentuk hubungan adalah
hanya berkaitan dengan tubuh.
Mereka didasarkan pada keterikatan,
dan tidak pada kasih. Keterikatan
bersifat memperbudak. Dengan
mengetahui semua ini dengan baik,
kita masih menginginkan semuanya
ini dan terjerembab ke dalam perbu-
dakan. Ambarisha menyadari hal ini
ketika masih muda. Dia memu-
t u s k a n b a h w a d i a h a n ya
menginginkan harta dalam bentuk
kedekatan dengan Tuhan dan bukan
pada keterikatan duniawi. Resi
Wasistha dan Gautama menyuruh -
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 9
Ambarisha untuk melaksanakan As-
wamedha Yaga (Upacara yg dilak-
sanakan raja untuk mendapatkan
pengakuan dari kerajaan lainnya.
Swami berkata, tubuh adalah sebuah
kuda yang selalu berjingkrak-
jingkrak - simbul dari pikiran yg
gelisah. Upacara ini dilaksanakan
untuk mendapatkan ketenangan
pikiran). Banyak raja yang telah me-
laksanakan yaga ini dengan sukses
namun tidak ada seorangpun yang
melakukannya seperti Ambarisha.
Dia melaksanakan yaga ini dengan
sempurna, mendermakan sapi,
tanah, emas dan benda lainnya yang
belum pernah orang-orang lihat atau
dengar sebelumnya. Selama pelak-
sanaan yagna Ambarisha melupakan
kerajaannya dan bahkan tubuhnya
sendiri. Dia memusatkan perhatian
sepenuhnya pada Narayana. Pada
akhir dari pelaksanaan yagna, Nara-
yana muncul dan menganugrahkan
senjata-Nya, Sudarsana Chakra
kepada Ambarisha. Apakah makna
dari kata Sudarsana? Dalam arti
duniawi, ini berarti sebuah cakra
yang diberkati dengan kekuatan. Se-
cara spiritual, Sudarsana mengan-
dung makna “pandangan yang baik”
- kemampuan untuk melihat segala
sesuatu dalam cahaya kebijak-
sanaan. Setelah memiliki dan men-
dapatkan rahmat dari Sudarsana,
Ambarisha mampu menikmati dunia
ini dan mengatasi semua kesulitan
yang terjadi didalam hidupnya. Dia
tidak memiliki kecemasan, penderi-
taan atau beberapa keinginan. Dia
memusatkan pikiran sepenuhnya
kepada Tuhan. Beberapa saat ke-
mudian, Resi Wasistha meminta
Ambarisha untuk melaksanakan
Dvaadasi Vrata, melakukan tirakat
selama 12 bulan. Setelah melakukan
disiplin tertentu selama 12 bulan,
Ambarisha harus melakukan puasa
pada hari sebelum penyelesaian tira-
kat selama satu tahun. Puasa yang -
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 10
dilakukannya harus dibuka pada
waktu tertentu keesokan harinya,
tepat sebelum satu tahun berakhir.
Dan setelah dia membuka puasa
maka dia harus memberikan makan
semua rakyatnya. Semuanya ini me-
rupakan syarat yang terdapat di
dalam melaksanakan tirakat. Am-
barisha sudah bersiap untuk mem-
buka puasanya pada hari terakhir.
Secara tiba-tiba tanpa diharapkan
datanglah Resi Durvasa. Ambarisha
me mb e r ik a n p e ng ho r ma t a n
kepadanya. Durvasa berkata,”O
Raja, tidak ada siapapun yang ada di
dunia ini yang pernah melakukan
tirakat ini. Engkau akan mendapat-
kan kemashyuran yang besar. Kera-
jaanmu akan selalu dalam keadaan
damai dan penuh dengan kelimpa-
han.” Ambarisha memohon dengan
sangat,”Swami, anda harus mene-
rima keramah-tamahan kami di
kerajaan ini sekarang.” Durvasa ber-
kata, ”Dengan senang hati. Namun -
berikan aku waktu beberapa menit
saja. Aku akan pergi ke sungai untuk
mandi dan melaksanakan doa yang
setiap hari aku lakukan.” Dengan
berkata seperti itu, Durvasa pergi
menuju ke sungai dengan para pen-
giringnya. Ambarisha mulai menjadi
cemas ketika Durvasa belum kem-
bali dalam jangka waktu yang lama.
Mengapa? Sebaliknya, etika dari
tuan rumah menuntut bahwa dia ti-
dak dapat makan sebelum mem-
persembahkan makanan kepada ta-
munya. Di sisi yang lain, aturan
dalam Dvadasi Vrata menjelaskan
bahwa Ambarisha harus makan se-
belum saat-saat yang suci dan men-
guntungkan dari pelaksanaan tirakat
selama satu tahun lewat, dan momen
ini telah datang. Ambarisha merasa
sangat cemas sekarang. Resi
Wasistha menyarankan agar Am-
barisha meneteskan beberapa tetes
air Tulasi (tanaman selasih yang
disucikan umat Hindu) di dalam -
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 11
mulutnya untuk membuka puasanya
dan meyakinkannya bahwa tidak ada
kesalahan yang akan menimpanya
dengan melakukan tindakan ini.
Ambarisha menuruti semua saran
dari Resi Wasistha. Selang beberapa
saat kemudian Durvasa kembali dari
sungai. Dia mengetahui apa yang
telah dilakukan oleh Ambarisha. Dia
berkata, ”Ambarisha, engkau telah
buta dengan keangkuhanmu!” Am-
barisha bertanya, ”Wahai Resi yang
terhormat, apakah salah hamba?”
Durvasa berkata, ”Betapa berani
engkau bersikap seperti orang yang
tidak berdosa! Engkau mengun-
dangku sebagai seorang tamu dan
kemudian engkau makan sebelum
engkau melayani tamumu! Apakah
ini bukan merupakan sikap yang
menyalahi adat keramah tamahan?
Aku adalah seorang Maharshi (Resi
agung) dan bukan tamu biasa! Eng-
kau telah menghinaku hari ini!” Am-
barisha mengaku tidak merasa -
bersalah, dengan penuh kerendahan
hati dan tanpa merasa takut. Namun
Durvasa telah menjadi marah dan
tidak berubah pikirannya. Dia men-
cabut sehelai rambut dari kepalanya
dan memberikannya dengan sebuah
mantra. Kemudian muncul raksasa
yang begitu menyeramkan sambil
memegang pedang untuk membunuh
Ambarisha. Secepat kilat, Sudarsana
Chakra muncul dan membunuh rak-
sasa itu. Senjata sakti itu kemudian
mengarah kepada Resi Durvasa.
Durvasa kemudian melarikan diri.
Sudarsana Chakra terus mengikuti-
nya melewati hutan, sungai, padang
pasir, dataran, kota …. Setiap tem-
pat. Durvasa terus berlari dan ber-
lari. Sampai pada akhirnya, dia men-
cari perlindungan di Brahma Loka,
tempat tinggalnya Dewa Brahma.
Brahma berkata kepadanya: “Aku
tidak berdaya. Aku tidak bisa me-
nentang kekuatan dari Dewa Nara-
yana. Aku adalah pelayan dari -
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 12
Narayana. Engkau tidak akan men-
dapatkan apapun dariku.” Durvasa
kemudian melarikan diri menuju
Kailasa, Tempat tinggal Dewa Siva.
Dewa Sankara berbicara dengan ka-
limat yang sama,”Aku tidak mem-
punyai hak untuk melawan kehen-
dak dari Narayana. Aku tidak bisa
menolongmu.” Durvasa kemudian
lari menuju ke Dewa Narayana. Na-
rayana berkata,”O Resi! Tidakkah
engkau melihat bahwa Aku juga ti-
dak berdaya? Aku mungkin
memiliki semua kekuatan, namun
Aku tidak bisa menghilangkan ber-
kat yang telah Aku berikan; Berkat
yang dimiliki oleh seorang bhakta
yang telah menyerahkan segalanya
kepada-Ku. Aku selalu tunduk
kepada pemuja-Ku. Ambarisha
adalah salah satu pemuja-Ku. Dia
telah melepaskan semuanya dan
hanya mencari Aku saja. Aku tidak
bisa menyangkal penyerahan diri
yang begitu total. Kekuatan kasih -
(prema sakti) dari pemuja-Ku adalah
lebih hebat dari kekuatan-Ku sendiri
(iccha sakti)! Pada akhirnya Aku
tidak bisa menolongmu. Namun Aku
akan memberikanmu sebuah jalan
keluar. Memohonlah pengampunan
dari Ambarisha.” Seperti yang telah
dinasehatkan oleh Dewa Wishnu,
Durvasa menelisik kembali langkah-
nya dan sujud di kaki Amabarisha.
Olah tapa dan kekuatan dari Durvasa
tidak tertandingi. Bayangkan, seo-
rang Resi yang begitu besar jatuh
dan sujud di kaki seorang raja! Am-
barisha menjadi terkejut dan malu.
Dia berkata,”O Resi yang agung!
Engkau kaya dengan olah tapa dan
kebijaksanaan, tolong jangan sujud
di kaki manusia biasa seperti
hamba.” Durvasa menjawab,”Dalam
kesombongan saya telah mengucap-
kan perkataan yang kasar kepadamu.
Saya telah membuatmu menderita
tanpa menyadari rasa bhaktimu yang
begitu tulus. Maafkanlah saya.”
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 13
Ambarisha kemudian berdoa untuk
keselamatan Durvasa, ”O Dewa
Wishnu, Engkau adalah perwujudan
dari kasih dan sayang. Engkau
adalah yang maha mengetahui dan
juga maha kuasa. Tolong ampunilah
kesalahan yang telah dilakukan oleh
Resi Durvasa.” Hanya dengan
demikian maka Sudarsana Chakra
akan berhenti mengejarnya.
Tuhan adalah sebagai pelayan
Apakah makna yang terkandung
dalam cerita ini? Tuhan adalah seba-
gai pelayan dari para bhakta-Nya.
Beliau adalah penguasa dari
segalanya dimanapun juga, kecuali
dihadapan pemuja-Nya! Kekuatan
Tuhan menjadi tidak berbahaya
kepada pemuja-Nya dan begitu
menghancurkan kepada orang yang
jahat. Kehidupan Hanuman juga
mengandung arti yang sama. Hanu-
man begitu rendah hati di hadapan
Rama, namun begitu berani dan -
ganas di depan Ravana. Kebajikan,
tingkah laku yang tanpa cela, pe-
lepasan ikatan duniawi - - -
semuanya ini adalah kualitas dari
bhakti. Ambarisha adalah seorang
raja tidak hanya di kerajaannya saja,
namun juga dalam kerajaan bhakti.
Bahkan Dewa Brahma, Wishnu dan
Siwa harus menundukkan kepala
pada rasa bhakti yang dimiliki Am-
barisha! Keampuhan dari bhakti
adalah - - Avaang Maansa
Gocharam - - melampaui pikiran
dan perkataan. Di jaman kali ini,
orang-orang tidak memahami makna
dari bhakti. Mereka berpikir bahwa
bhakti hanya terbatas pada melaku-
kan pemujaan, bhajan dan melaku-
kan janji pada Tuhan. Wujud Tu-
han harus terpatri di dalam
hatimu seperti halnya tulisan
diatas kertas! Seharusnya tidak ada
jarak, tidak ada perbedaan antara
engkau dan Tuhan. Keyakinan yang
begitu kuat sangat jarang ditemui -
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 14
pada saat sekarang. Penglihatan Am-
barisha hanya melihat Narayana,
telinganya hanya mendengar nama
Tuhan, kakinya hanya berjalan
mendekati Tuhan dan tangan-
tangannya hanya selalu terlibat di
dalam pemujaan. Kecemerlangan
Tuhan selalu memancar di dalam
semua indrianya. Nabhaka, Naab-
haka dan Ambarisha - - kakek, ayah
dan putra - ketiganya adalah berpen-
didikan tinggi. Pendidikan apa yang
mereka dapatkan? Yang jelas bukan
pendidikan duniawi, namun Atma
Vidya (pengetahuan tentang diri
yang sejati)! Krishna bersabda -
Aadhyatmika Vidya Vidyaanaam -
Pengetahuan yang sesungguhnya
adalah pengetahuan tentang jati diri
yang sejati. Berbagai jenis pengeta-
huan duniawi adalah seperti aliran-
aliran kecil yang akan menyatu
dalam lautan Atma Vidya.
Nadeenaam Saagaro Gatih - semua
sungai akan bermuara di lautan.
Ini hanya diakibatkan karena Am-
barisha mengejar pengetahuan spiri-
tual bergandengan tangan dengan
pengetahuan duniawi maka dia men-
dapatkan perlindungan dari Tuhan.
Dia mampu mengatasi kutukan dari
seorang Resi. Sebuah kutukan yang
diberikan oleh seorang Resi bi-
asanya tidak dapat ditarik kembali
atau dibatalkan. Namun Ambarisha
mampu menjadi rendah hati bahkan
dihadapan kualitas dari Resi Dur-
vasa! Tidak ada yang ada di dunia
mendekati kekuatan dari bhakti. Na-
mun orang bodoh buta akan hal ini.
sejatinya, seseorang yang menyadari
potensi dari bhakti tidak akan bisa
tinggal jauh walaupun sesaat saja.
Setiap nektar mungkin masih
memiliki rasa pahit namun prinsip
dari bhakti adalah manis, manis, ma-
nis. Premaamritam - nektar dari rasa
bhakti - adalah batas dari rasa ma-
nis.Rasa manis dari premaamritam
hanya ada diantara Tuhan dengan -
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 15
pemuja-Nya. Sedangkan semua
hubungan yang lainnya hanya ber-
dasarkan pada keterikatan. Kasih
dan keterikatan sangatlah berbeda
seperti langit dengan bumi. Orang-
o r a n g b e r k a t a k e p a d a
swami,”Hamba menc int aimu,
hamba menc int aimu, hamba
mencintaimu”. Apakah itu cinta?
Mereka tidak mengetahui artinya.
Pelayanan
Chatterji baru saja berbicara tentang
“pertolongan”. Para pelajar tidak
memiliki pemahaman bahkan ten-
tang arti “pertolongan”. Mereka
hanya mengulang-ulang prase
“selalu menolong, tidak pernah men-
yakiti.” Menolong berarti memberi-
kan bantuan. Namun, jenis bantuan
apa, dimana, kepada siapa dan ba-
gaimana? Kita harus memahami hal
ini dengan baik. Itulah sebabnya
mengapa dalam Bhagavatam dijelas-
kan - berderma harus memenuhi -
syarat. Jangan menolong setiap
orang, pada setiap waktu, setiap
tempat. Sebelum engkau memberi-
kan pertolongan maka engkau harus
menilai, ”kepada siapa saya mem-
berikan pertolongan dan bagaimana
caranya? Apa yang akan menjadi
hasil dari tindakan yang saya laku-
kan?” Engkau tidak dapat memberi-
kan sebuah pisau kepada orang yang
jahat atau sebuah cangkir emas
kepada seorang anak. Harus ada ke-
layakan di dalam memberikan ban-
tuan. Jika tidak, bantuan yang eng-
kau berikan akan berubah menjadi
penderitaan bagi mereka. Kapan
engkau harus memberikan pertolon-
gan? Ketika engkau melihat seseo-
rang sedang menderita, maka rasa-
kan penderitaannya itu di dalam
hatimu. Berikanlah pelayanan ketika
hatimu luluh melihat keadaan itu.
Artinya, berikanlah pertolongan
yang kepada mereka yang melu-
luhkan hatimu. Ketika banyak orang
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 16
mendapatkan keuntungan dari ban-
tuanmu maka engkau dengan pasti
disebut telah membantu. Pertolon-
gan tidak hanya untuk para individu.
Ini juga seharusnya terkait dengan
masyarakat dan bahkan kepada
dunia.
Tadi pagi Ashok Singhal membi-
carakan tentang pentingnya pelaya-
nan. Apakah itu pelayanan? Orang-
orang mengatakan bahwa pelayanan
adalah melakukan “pekerjaan yang
baik”. Jangan berpikir bahwa seva
sebagai “pekerjaan baik”. Bahkan
dalam sikap “saya sedang melaku-
kan kebaikan kepada yang lainnya”
hal ini tidak bersifat positif. Sikap
yang benar adalah melihatnya seba-
gai “pekerjaan Tuhan”! Seva yang
sejati adalah menganggap semua
tindakanmu sebagai pekerjaan Tu-
han.
Na Tapaamsi Na Teerthaanaam
Na Saastra Na Japaanahi
Samsaara Saagaroddhaare
Sajjanam Sevanam Vina
Tidak dengan penebusan dosa atau
berziarah, tidak dengan mempelajari
naskah suci atau mengulang-ulang
nama Tuhan, namun lautan kelahi-
ran dan kematian hanya dapat dise-
brangi dengan melayani orang yang
baik dan memerlukan.
Bantulah hanya orang yang baik
dan memerlukan saja. Jika seseorang
sedang memukul yang lainnya,
akankah engkau menolongnya
dalam melakukan tindakan itu? Se-
lalulah memiliki kemampuan mem-
bedakan untuk memberikan per-
tolongan. Seseorang meminta uang
kepadamu. Engkau menanyakannya
mengapa dia menginginkan uang.
Jika dia berkata bahwa dia merasa
lapar, berikanlah dia makanan dan
bukannya uang. Keperluannya yang
sesungguhnya adalah makanan. Jika
dia bersikeras meminta uang, maka
orang yang seperti itu tidak perlu
untuk dibantu. Jika dia merasakan -
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 17
kedinginan, berikanlah pakaian han-
gat. Jika dia sakit, berikanlah obat.
Namun jangan memberikannya
uang. Mengapa? Dengan memberi-
kannya uang maka dia akan
menghabiskannya untuk membeli
minuman keras, pulang dan meneng-
gelamkan dirinya sendiri dan keluar-
ganya ke dalam penderitaan. Dengan
memberikan uang itu berarti engkau
tidak menolongnya tapi menghan-
curkannya! Jadi, selalulah menye-
lidiki siapa yang harus engkau
tolong, kapan, dimana, dan bagai-
mana. Ini adalah seva yang sejati.
Orang-orang berpikir, ”Saya
adalah pemberi dan dia adalah pene-
rima”. Sikap ini bukanlah seva.
Sekali seseorang memutuskan untuk
melakukan seva. Dia mengatakan
kepada dirinya sendiri “Saya adalah
pelayan. Itulah sebabnya saya me-
layani.” Tuhan hadir dalam pelaya-
nan dan bukan pada kekuasaan. Pe-
layan itu berdoa:
Daasaanudaasudanu Kaavalenu Ra,
Daasulaku Sevane Cheyavale Ra.
Oh Tuhan! Ijinkan hamba menjadi
pelayan dari pelayan-Mu.
Ijinkan hamba sibuk melayani pe-
layan-Mu.
Apakah makna dari doa ini? Tu-
juan dari melakukan pelayanan
adalah untuk menundukkan ego.
Rasa ego tidak akan pernah me-
layani dan pelayan yang sejati
adalah tanpa ego. Majulah melaku-
kan pelayanan dengan pandangan
yang seperti ini. Tidak ada yang le-
bih besar daripada melakukan pe-
layanan. kita seharusnya mengem-
bangkan kualitas kerendahan hati.
Kekuasaan tidak ada untuk selama-
nya. Kekayaan dapat musnah kapan-
pun saja. Namun keluhuran budi se-
lalu kekal.
Ketika Hanuman sampai di
Alenka, semua raksasa menjadi ter-
tarik dengan penampilannya.
Mereka tidak pernah sama sekali -
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 18
melihat seekor monyet sebelumnya.
Mengapa? Ingatlah bahwa Lanka
dikelilingi oleh lautan di semua sis-
inya dan monyet apa yang dapat
menyebrangi lautan? Ketika mereka
sedang memandang Hanuman den-
gan penuh rasa heran, Hanuman ter-
tawa dan bercanda dengan sedikit
nakal. Kemudian seekor raksasa ber-
tanya, “Hey, Siapakah kamu? Jawa-
ba n ya ng mu ncu l ada la h :
“Daasoham Kosalendrasya” -
“engkau bertanya siapakah aku?
Aku adalah pelayan Rama.” Hanu-
man tidak mengatakan, “Aku adalah
sese orang yang berbudi luhur, kuat
dan putra dari Dewa Angin” dan se-
bagainya Ini disebabkan karena
kualitas kerendahan hati yang di-
miliki oleh Hanuman yang selalu
berhasil dalam menjalankan tugas
yang diberikan oleh Rama. Untuk
dapat menjalankan perintah Tuhan,
pertama kita harus membuat ego kita
menjadi tidak berdaya. Kita harus -
mengungkapkan kerendahan hati.
Bukannya hanya melulu mengung-
kapkan kerendahan hati, tapi juga
harus melakoninya. Orang-orang
berpikir, “Saya adalah orang yang
terpelajar, begitu pintar, begitu ber-
pengaruh.” Berapa lama kekuasaan
dan kewenangan akan bertahan
lama? Dengan pengunduran diri se-
mua pengaruhmu akan musnah
seperti halnya salju di musim panas!
Dunia telah menyaksikan para raja
dan pemimpin, yang lebih hebat dari
yang lainnya. Banyak kaisar yang
telah memerintah India. Dimanakah
mereka semuanya sekarang?
Kekayaan dan kekuasaan adalah
bersifat sementara, namun kebajikan
adalah bersifat kekal. Sudah beribu-
ribu tahun sejak meninggalnya Am-
barisha. Namun kemuliaan dari
karakternya masih dilantunkan di
seluruh pelosok dunia sampai
sekarang. Maka dari itu, kita layak
mendapatkan kemashyuran yang -
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 19
yang kekal ketika kita bersinar
dalam kebajikan. Kesenangan
duniawi adalah seperti “awan yang
berlalu”. Ambarisha telah menyadari
tentang kebenaran ini. tidak ada di
dunia ini yang dapat memberikan
kebahagiaan atau kedamaian. Keba-
hagiaan dan kedamaian hanya dapat
diraih dengan dekat dengan Tuhan.
Ra ja Tan javur member ikan
kekayaan kepada Tyagaraja dan
Tyagaraja melantunkan sebuah lagu:
Nidhi chaala sukhamaa, Isvara san-
nidhi chaala sukhama? Nijamuga
Telupumu Manasa!
Oh Pikiran, apakah yang dapat
me mber ika n kebahag iaa n -
kekayaan (nidhi) atau kedekatan
dengan Tuhan (Isvara sannidhi)?
Selama kenikmatan duniawi ma-
sih ada di sekeliling kita, engkau
mungkin dapat mengalaminya.
Adalah tidak mungkin untuk me-
lepaskan kenikmatan duniawi sepe-
nuhnya. Namun untuk Tuhan kita -
harus siap untuk melepaskan
segalanya! “Beban yang sedikit,
membuat perjalanan menjadi lebih
menyenangkan.” Kurangilah tang-
gung jawab dan keinginan secara
teratur. Keinginan adalah pencuri
dan penipu yang paling hebat.
Keinginan merupakan akar penye-
bab dari keresahan dan kegelisahan.
Pengorbanan adalah dasar untuk ke-
damaian. Setiap manusia harus men-
dorong perasaan yang suci dan pen-
gorbanan di dalam hatinya jika dia
menginginkan Tuhan. Walaupun
jika engkau tidak memiliki bhakti,
itu tidak apa-apa. Perasaanmu yang
suci adalah rasa bhaktimu.
Ada banyak makna yang diberi-
kan untuk kata “pertolongan”. Kita
seharusnya tidak menggunakan kata
itu dengan sembrono. Pertolongan
yang sejati termasuk kepada
masyarakat dan meresap ke dalam
pikiran, perkataan, penglihatan,
pendengaran dan tindakan.
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 20
Pertolongan yang diberikan dengan
adanya kesatuan anatara pikiran,
perkataan dan tindakan (trikarana
suddhi) adalah pelayanan yang se-
jati. Menolong berarti kasih sayang
menuntun tanganmu untuk melaku-
kan tindakan.
Ada seorang nenek yang memiliki
yang penuh dengan sifat kebaikan
dan pengorbanan. Selama musim
hujan, hembusan angin membuat
malam menjadi terasa begitu dingin.
Pada malam hari dia akan pergi me-
nelusuri jalan dengan membawa se-
buntel selimut. Banyak para tuna
wisma yang sedang tidur di trotoar
jalan. Dia akan menutupi setiap tuna
wisma dengan sebuah selimut. Se-
cara perlahan orang-orang kota ingin
mengetahui kegiatan yang dilakukan
nenek ini. Mereka berpikir, “Betapa
besar kerendahan hati dan pengorba-
nan yang dimilikinya”! Apakah ada
seseorang di dunia ini yang melaku-
kan pelayanan yang melebihi -
nenek ini?” ketika setiap orang me-
mujinya dengan cara ini, nenek ini
biasanya menutupi kepalanya dan
pergi menjauh.
Seorang anak laki-laki menanya-
kannya, “Nenek! Mengapa nenek
tidak menegakkan kepala dengan
apa yang telah nenek lakukan ini?”
Nenek itu berkata, “Anakku, saya
tidak menolong siapapun juga.”
Anak laki-laki itu berkata, “Namun
bukankah nenek yang menyumbang-
kan selimut kepada orang-orang
yang menggigil kedinginan di jalan
setiap harinya?’ Nenek itu men-
jawab, “Anakku, Tuhan telah mem-
berikan kepada kita dua tangan. Di-
bandingkan dengan apa yang Beliau
telah lakukan, maka semua yang te-
lah kita lakukan adalah sepele. Dan
nenek hanya menggunakan satu tan-
gan untuk mendistribusikan selimut
ini. Nenek merasa malu dengan ti-
dak menggunakan tangan yang lain-
nya. Nenek hanya bisa menegakkan
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 21
kepala ketika Tuhan memberkati
nenek kesempatan untuk melayani
dengan kedua tangan ini.”
Ada banyak orang bodoh di
dunia ini yang tidak mau berkorban
walaupun sudah kaya. Mereka pergi
ke pasar dengan membawa uang
koin di kantong mereka dan bu-
kannya membawa uang kertas.
Mereka memberi beberapa koin
kepada setiap pengemis yang
mereka temui. Sebagai contoh yang
lainnya. Aku pergi ke Bombay be-
berapa hari yang lalu. Dari Bombay,
kita harus melewati kota terdekat.
Dalam perjalanan kita berhenti
ketika lampu lalu lintas berwarna
merah. Banyak pengemis yang
mengelilingi mobil. Aku melihat
seorang wanita yang sedang meng-
gendong bayinya dan kelihatan san-
gat menderita. Namun, Aku bahkan
tidak memiliki kantong. Apa yang
harus dipakai untuk menyimpan
uang! Aku meminta kepada Indulal
Shah, “Engkau berikan dia sesuatu.”
Dia memberikan satu rupee kepada
wanita itu dari kantongnya. Apakah
kalian mengetahui apa yang dilaku-
kan oleh wanita itu? Dia melempar-
kan kembali uang itu ke mobil den-
gan berkata, “Engkau tidak akan
mendapatkan apapun dengan satu
rupee tuan. Engkau simpan saja
uang itu!”
Bahkan lima rupee adalah tidak
cukup bagi para pengemis sekarang.
Dalam situasi yang seperti itu,
akankah dengan memberikan be-
berapa koin merupakan suatu kebai-
kan? Beberapa orang begitu kikir
dan pelit bahkan untuk koin yang
mereka berikan adalah koin palsu!
Tidak, tidak. Dimana kalian menda-
patkan semua uang yang kalian
miliki? Kita melihat pengusaha yang
besar yang kekayaannya melampaui
dari apa yang dibayangkan oleh
manusia. Bagaimana mereka menda-
patkan kekayaan? Mereka -
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 22
mendapatkan uang dengan bantuan
dari para buruh dan juga pegawai
yang bekerja. Ketika kalian menge-
tahui bahwa setiap orang adalah ber-
tanggung jawab at as kese-
jahtraanmu, kalian harus berkorban
untuk kepentingan mereka. Di jaman
kali, orang kaya hanya meningkat-
kan ego dan kebanggaan mereka dan
bukannya membangkitkan sifat ber-
korban bagi yang lainnya. Na Kar-
mana Na Prajaya Dhanena Tyaa-
genaike Amritatvamaanashu - Tidak
dengan ritual, anak-anak atau
kekayaan, namun hanya dengan ber-
korban maka keabadian dapat diraih.
Terimalah sesuai dengan kebutu-
hanmu dan bagilah sisanya.
Hastaya Bhooshanam Daanam
Satyam Kanttasya Bhooshanam
Kemurahan hati adalah perhiasan
untuk tangan. Kebenaran adalah
perhiasan untuk tenggorokan.
Perhiasan apa yang kalian inginkan?
Emas? Permata? Bukan, bukan.
Perhiasan apa lagi yang kita perlu-
kan selain kemurahan hati, kebena-
ran dan nama Tuhan? Ini adalah
pengorbanan yang sejati.
Miliki keinginan hanya Tuhan
saja
Maka dari itu, semua dari kalian ha-
rus mengembangkan kesatuan yang
berdasarkan pada Atma, pusatkan
perhatian pada Tuhan dan lakukan
tindakan yang menguntungkan bagi
masyarakat luas. Bagaimana kalian
bisa menyebut diri sebagai manusia
tanpa mengikuti nilai-nilai kemanu-
siaan? Saat sekarang kebutuhan
yang paling diperlukan adalah nilai-
nilai kemanusiaan.
Bagaimana cara kita menumbuh
kembangkan nilai-nilai kemanu-
siaan? Sebuah benih tumbuh men-
jadi sebuah pohon ketika ditaruh di
tanah yang subur. Akankah benih ini
dapat tumbuh di dalam kaleng? Ti-
dak, sama halnya dengan benih nilai
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 23
nilai kemanusiaan dapat tumbuh
hanya dalam tanah subur spiritual.
Tanpa adanya tanah spiritual yang
subur, kemanusiaan tidak akan dapat
tumbuh dengan kuat. Hati diliputi
dengan kasih untuk Tuhan adalah
seperti tanah yang gembur dan
subur. Taburlah benihmu di atas
tanah yang seperti ini. Lihatlah
kepada Ambarisha. Meskipun dia
memiliki pengetahuan, kekayaan
dan kekuasaan yang begitu luas, dia
melepaskan kenikmatan-kenikmatan
dunaiwi: “Aku hanya menginginkan
Tuhan, tidak ada yang lainnya. Tu-
han sendiri adalah satu-satunya tu-
juan saya”. Tetapkan Tuhan sebagai
tujuan hidupmu. Para pelajar saat
sekarang merubah tujuan mereka
seratus kali dalam sehari! Tidak, ti-
dak. Sampai nafas terkahirmu maka
tujuanmu tidak boleh berubah.
Walaupun Kalian harus mengalami
ratusan kali masalah, hadapi dan
tuntaskanlah semuanya. Jangan -
biarkan semua masalah itu mengha-
langimu. Inilah kualitas dari manu-
sia yang sejati. Lihatlah bagaimana
Ambarisha harus menderita. Kutu-
kan dari Durvasa menyebabkan dia
mengalami banyak penderitaan. Na-
mun dengan pikirannya yang ter-
pusat dan pandangan yang mantap
membuat dia mendapatkan ke-
menangan dari semuanya. Pikiran
yang terpusat dan pandangan yang
mantap: Kedua hal ini merupakan
batu loncatan dari bhakti, yang
setiap bhakta harus mendapat-
kannya. Pandangan kita harus ter-
pusat hanya pada Tuhan. Pikiran
hanya merenungkan Tuhan. Satu-
satunya motivasi untuk semua tinda-
kan yang kita lakukan adalah untuk
mendapatkan kasih Tuhan (bhagavat
preetyartham).
Tuntutlah ilmu pada masa-masa
belajar
Para pelajar! Penuhilah hatimu -
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 24
dengan perasaan-perasaan yang suci.
Ya, engkau sedang memenuhi
perasaanmu sendiri. Namun, dengan
apa? Dengan bacaan novel yang san-
gat konyol, Program TV, radio dan
Video. Semua hal ini bahkan tidak-
lah cukup untuk mengisi hati kalian.
Bawalah ke dalam tindakan! Inilah
merupalan simbul dari murid yang
sejati. Para pencari pengetahuan
(vidyarthis) seharusnya tidak ber-
balik menjadi pencari kenikmatan
duniawi (vishayathis). Milikilah
keinginan hanya untuk pengetahuan
saja selama kalian masih menjadi
pelajar. Setelah menyelesaikan pen-
didikan, kalian mungkin bisa
menginginkan uang. Ambarisha ti-
dak peduli untuk segala sesuatu
yang lainnya selama dia masih
menuntut ilmu. Dia memasuki ger-
bang kerajaan pengetahuan hanya
setelah dia menyelesaikan pendidi-
kannya. Itulah sebabnya dia bisa
melayani semua rakyatnya.
Dia memprakarsai kegiatan untuk
kesejahtraan masyarakat luas, me-
menangkan kasih rakyatnya dan
bahkan mencapai penglihatan Tu-
han.
Semua pekerjaan adalah peker-
jaan Tuhan
Ambarisha dapat meraih rahmat
Tuhan. Para pelajar! Kalian mung-
kin tidak bisa mendapatkan atau da-
pat dipilih untuk sesuatu, namun da-
patkanlah rahmat Tuhan - itu sudah
cukup. Dapatkanlah rahmat Tuhan
pertama dan kalian dapat mencapai
apapun yang kalian inginkan. Tya-
garaja bernyanyi, “Rama, semua
yang hamba butuhkan adalah rahmat
-Mu (anugraha). Kemudian Sembi-
lan kekuatan surgawi (nava graham)
akan terkumpul dalam diri hamba.”
Kalian mungkin mempelajari pela-
jaran yang hebat, mendapatkan
pekerjaan yang sangat kalian harap-
kan dan mendapatkan kekayaan,
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 25
namun semuanya tidak akan ada
nilainya kecuali kalian mendapatkan
rahmat Tuhan. Seorang pelajar dari
Varanasi tidak memiliki pekerjaan.
Jadi, dia datang ke kantor pemerin-
tahan untuk mendapatkan pekerjaan.
Mereka mengatakan kepadanya:
“Anakku! Pekerjaan sangat sulit di-
dapat saat sekarang. Namun tidak
ada ada yang menyalakan lampu
yang ada di jalanan. Engkau dapat
melakukannya jika engkau berke-
naan.” Anak yang miskin ini ber-
kata, “Saya siap untuk pekerjaan
apapun, tuan”. Jadi, dia akan mem-
bersihkan setiap lampu pada saat
sore hari, mengisinya dengan min-
yak dan menyalakannya. Dia mela-
kukan segala sesuatunya sebagai
tindakan pelayanan. ketika dia mem-
bersihkan setiap kaca lampu dia ber-
pikir, “Rama, ini adalah pelayanan
yang bisa hamba lakukan untuk-
Mu.” Dia membayangkan bahwa dia
sedang membersihkan kaki-Nya -
dengan setiap gosokan. Sebagai ha-
silnya, lampunya amat bersih dan
bersinar dengan terang daripada
yang lainnya. Pegawai pemerintahan
kota menyadari akan hal ini dan me-
manggilnya, “Anakku! Cahaya lam-
pumu bersinar dengan terang sekali
seperti halnya hatimu yang suci dan
murni.” Anak itu tidak peduli den-
gan pujian itu. Dia melakukan se-
muanya ini hanya untuk kepua-
sannya sendiri.
Pelayanan yang dilakukan
sekarang adalah pamer. Mereka me-
megang sapu ditangan dan memang-
gil tukang photo, “Hey, ambillah
photo ketika aku melakukan pelaya-
nan!” Ini adalah untuk yang lainnya,
bukan untuk dirimu sendiri, tidak
juga untuk Atma. Kegiatan yang da-
pat memberikanmu kebahagiaan
yang suci dan meningkatkan seman-
gatmu adalah pelayanan yang sejati.
Pelayanan membuat engkau lupa
akan dirimu sendiri.
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 26
Para pelajar! Bhagavatam mempun-
yai banyak teladan dengan hati yang
suci. Sadarilah karakter mereka,
peganglah idealism mereka di dalam
pikiranmu dan berusahalah untuk
menyamai dan melebihi mereka. Ja-
man sekarang adalah jaman kali
yuga. Namun, nama yang cocok
adalah jaman kalaha yuga, jaman
pertengkaran dan percekcokan! Se-
lalu ada perkelahian untuk masalah
yang kecil. Di tengah-tengah kon-
filik, kembangkanlah hati yang suci
dan layanilah negerimu. Aanggaplah
bahwa engkau sedang melayani
dirimu sendiri, dan bukan yang lain-
nya. Tuhan yang sama hadir dalam
setiap orang. Egomu akan surut
ketika sikapmu dalam melakukan
pelayanan mengalami penguatan.
Ketika kalian melakukan pelayanan
dengan perasaan Tuhan, negeri kita
akan bersinar cemerlang dengan pe-
nuh kesucian dan kesejahtraan.
Wacana Musim Panas, 1995
● Cinta kasih dalam pikiran adalah kebenaran
● Cinta kasih dalam tinda-kan adalah kebajikan
● Cinta kasih dalam pema-haman adalah kedamaian
● Cinta kasih dalam perasaan adalah tanpa kekerasan.
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 27
Minum jus buah
banyak sekali
m a n f a a t n y a .
Selain segar
saat diminum,
jus buah juga
me mber ik a n-
nilai gizi lebih yang berguna bagi
tubuh Anda. Buah dan sayuran kaya
serat dan mengandung vitamin dan
mineral sangat diperlukan tubuh
guna membentengi diri dari seran-
gan beragam penyakit.
Nilai Gizi Lebih Lengkap
Membuat jus adalah cara sehat dan
mudah mengonsumsi buah segar.
Anggapan bahwa jus buah akan ban-
yak menghilangkan daging buah
adalah keliru. Padahal dengan mi-
num satu gelas jus seperti jeruk -
banyak mengandung serat yang
dibutuhkan tubuh. Serat-serat ini
berguna untuk mencegah serangan
dari berbagai penyakit. Jus dengan
buah segar dapat memenuhi kebutu-
han vitamin dan mineral Anda
dalam waktu lebih cepat. Anda juga
dapat mencampurkan beberapa
macam buah dalam satu gelas agar
mendapatkan rasa yang berbeda.
United States Food and Drug Ad-
ministration (FDA) menganjurkan
ibu hamil untuk mengonsumsi buah
dan sayuran sumber asam folat, mis-
alnya orange juice, untuk mengu-
rangi risiko lahir cacat. Serat sangat
berguna untuk merawat sistem pen-
cernaan agar berfungsi dengan baik
dan terhindar penyakit pencernaan.
Sebaiknya mengonsumsi jus buah
segar dalam keadaan perut kosong -
MANFAAT JUS BAGI TUBUH
KOLOM KESEHATAN
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 28
Jus Segar vs Jus dalam kemasan
Lebih baik mengonsumsi jus buah
segar buatan sendiri. Lebih baik hin-
dari minum jus buah dalam kaleng
atau botol gelas karena ketika botol
atau kaleng ditutup, jus tersebut ter-
lebih dahulu dipanaskan dan menda-
patkan struktur asam. Jus kotakan,
kaleng dan botolan telah melalui
proses pasteurisasi, dimana jus terse-
but telah dipanaskan atau dimasak
dulu untuk membunuh semua ku-
man. Pemanasan ini dapat men-
gubah enzim dalam makanan men-
jadi kehilangan nilai nutrisinya. Se-
lain itu, jus botolan juga dilengkapi
dengan zat pengawet. Jadi anda ti-
dak dapat mengganti jus buah segar
dengan jus botolan atau kotakan.
Toh sangat banyak variasi buah
yang akan anda minum dalam jus.
Bisa dimulai dengan jus mangga,
stroberi, apel, buah semangka atau
blewah, dll. Bisa pula buah yang
satu dikombinasikan dengan buah -
yang lainnya.
Detoksifikasi
Jika tidak mengonsumsi banyak
buah, tubuh anda beresiko menderita
keracunan. Buah berguna membantu
mengeluarkan racun dalam tubuh.
Mengonsumsi buah dalam porsi be-
sar akan membuat tubuh sibuk mela-
kukan detoksifikasi atau proses
pembersihan racun dalam tubuh.
Buah yang bersifat asam seperti
lemon, jeruk, tomat dan nanas
adalah buah yang kuat dalam detok-
sifikasi. Dengan minum jus jeruk
setiap pagi sebagai sarapan pagi
maka tubuh akan lebih cepat
memiliki energi dan stamina. Karena
jus jeruk segar juga meningkatkan
kekebalan tubuh.Jus buah segar juga
memberikan enzim dan fitonutrien
yang berguna memperbaiki setiap
sel tubuh anda. dengan makan buah,
anda juga dapat menurunkan berat
badan. Selain, dapat membakar -
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 29
lemak, buah juga dapat mengatasi
racun yang terdapat dalam lemak.
Beberapa manfaat jus segar
1. Jus segar dapat menyerap pro-
tein, karbohidrat, dan asam le-
mak esensial, vitamin dan min-
eral dengan mudah.
2. Jus buah dan sayuran segar kaya
potassium dan rendah sodium.
Keseimbangan seperti ini ber-
peran penting dalam kesehatan
pembuluh darah jantung dan
mencegah kanker.
3. Jus memiliki enzim yang penting
untuk saluran pencernaan dan
penyerapan zat gizi dalam
makanan.
4. Muatannya mengandung antiok-
sidan yang besar seperti karoten,
jus dari sayuran hijau, merah dan
ungu serta buah dan sayuran
kuning dapat menetralkan
kanker yang disebabkan oleh
radikal bebas.
Untuk mendapatkan manfaat jus
yang maksimal sebaiknya kita
sendirilah yang membuat juice sayur
dan buah. Disamping akan terjamin
kebersihannya, lebih segar, terjaga
gizi nutrisi dan bebas dari zat-zat
kimia yang berbahaya bagi kese-
hatan tubuh, juga jus tersebut akan
sesuai dengan selera kita. Dengan
sering melakukan inovasi maka bu-
kan tidak mungkin kita bisa mene-
mukan berbagai resep jus baru yang
benar-benar enak menurut lidah kita.
“SELAMAT MENCOBA”
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 30
Oleh: N. Kasturi
Beberapa tahun lalu ada seorang
sanyasi tua yang datang dari Rama-
nashrama. Dia merupakan orang
yang terkenal disana, dan dalam
‘Ramana Gita’ dia disebutkan seba-
gai ‘Amruthananda Yatheendra’.
Dia telah bersama dengan Ramana
Maharshi selama 15 tahun melaku-
kan yoga dengannya. Dia datang ke
Prasanthi Nilayam setelah Ramana
Maharshi meninggalkan dunia ini.
Swami berkata kepadanya bahwa
penyakit ‘asma’ nya yang membuat
dia kesulitan bernafas sama dengan
penyakit ‘asma’ yang diderita oleh
Ramana Maharshi yang disebabkan
oleh kesalahan dalam melakukan
teknik yoga. Dia datang dan tinggal
di Prsanthi selama dua hari, namun
dia memutuskan untuk tinggal se-
lama dua bulan. Swami begitu baik
dan penuh perhatian kepadanya den-
gan memberikan dia beberapa kali
kesempatan interview dan menyem-
buhkan penyakit asmanya. Dia
adalah orang Kerala dan Swami ber-
kata bahwa Beliau dapat memberi-
kannya makanan Kerala dan memin-
tanya untuk tinggal dengan saya.
Pada suatu hari, Amruthananda
datang dari interview dan berkata
kepada saya, bahwa Swami berkata
bahwa Beliau memberikannya be-
berapa daun hijau untuk kesembu-
han penyakit asmanya. Daun hijau
itu penuh dengan duri dan Swami
meminta daun itu kembali. Dia
memberikan daun itu kepada Swami
kembali dan selanjutnya Swami -
SWAMI MEMBERIKAN DARSHAN GANAPATI
KEAGUNGAN SWAMI !!!
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 31
memberikan daun itu lagi kepada
Amruthananda dan kali ini semua
durinya telah hilang! Pada saat beri-
kutnya, Swami mengatakan kepada
Amruthananda yang berusia 75 ta-
hun, bahwa ket ika upacara
“upanayam” yang dilakukan pada
saat dia berusia lima tahun ayahnya
melaksanakan upacara ’Ganapathi
Homa’. Amruthananda mengingat
kembali dan berkata, “Ya Swami,
ya, saya ingat.” Swami berkata,
“Selama pelaksanaan Homa, engkau
menaruh kelapa ke dalam api den-
gan melantunkan mantra …”
Swami melantunkan mantra itu
kembali dan bertanya kepada Am-
ruthananda “Apakah hasil dari pe-
laksanaan homa itu?” Amruthananda
berkata, “Swami, dijelaskan di
dalam naskah suci bahwa setelah
empat puluh satu hari pelaksanaan
homa , se la ma poornahu th i
(persembahan terakhir) maka semua
benda-benda yang dituangkan ke -
kedalam api suci akan diterima
sendiri oleh Ganapati, dan kita bisa
melihat Ganapati di dalam api suci!
Namun karena waktu itu hamba
berusia tujuh tahun, hamba mungkin
telah mengucapkan mantra itu den-
gan salah sehingga hamba tidak bisa
melihat perwujudan Ganapati.”
Swami berkata, “Engkau mungkin
telah melakukan kesalahan dalam
pelaksanaan homa itu, namun itu
tidak apa-apa karena engkau masih
anak-anak dan engkau tidak menge-
tahui maknanya sama sekali. Na-
mun, setiap tindakan baik pasti
menghasilkan hasil yang baik dan
itulah sebabnya engkau datang
kesini.” Amruthananda melihat
Swami. Namun tidak ada wujud
Swami disana! Malahan, dia melihat
wujud Ganapati yang begitu agung
dan mulia. Amruthananda benar-
benar dalam keadaan lupa diri
karena rasa bahagia! Dia kehilangan
kesadaran. Swami memanggil saya -
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 32
masuk dan menyuruh saya untuk
membawanya keluar. Amruthananda
tidak sadarkan diri selama dua hari
karena dia masih mengalami keba-
hagiaan yang disebabkan oleh
Swami memberikan Darshan Gana-
pati kepadanya.
“ AUM SRI SAI RAM “
Diterjemahkan dari buku: Baba is
God in Human Form. Jangan mencari pujian dan penghormatan dari orang lain;
lebih baik mendapatkan rahmat dari Tuhan.
- Baba
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 33
Seorang anak mengeluh kepada
ayahnya mengenai kehidupannya
dan menanyakan mengapa hidup ini
terasa begitu berat baginya. Dia
t i d a k t a h u b a g a i m a n a
menghadap inya dan hampir
menyerah. Dia sudah lelah untuk
berjuang. Sepertinya setiap kali satu
masalah selesai maka timbul
masalah yang baru. Ayahnya, adalah
seorang koki dan membawanya ke
dapur. Dia mengisi tiga panci
dengan air dan menaruhnya di atas
api. Setelah air di ketiga panci
tersebut mendidih. Dia menaruh
wortel di dalam panci pertama, telur
di panci kedua dan dia menuangkan
kopi bubuk di panci terakhir. Dia
membiarkannya mendidih tanpa
berkata-kata. Si anak diam dan
menunggu dengan tidak sabar, -
memikirkan apa yang sedang
dikerjakan sang ayah. Setelah 20
menit, sang ayah mematikan api. Ia
menyisihkan wortel dan menaruhnya
di mangkuk, mengangkat telur dan
meletakkannya di mangkuk yang
lain, dan menuangkan kopi di
mangkuk lainnya. Lalu ia bertanya
kepada anaknya, “Apa yang kau
lihat, nak?” "Wortel, telur, dan kopi”
j a w a b s i a n a k . A ya h n y a
menga jaknya mendekat dan
memintanya merasakan wortel itu.
Ia melakukannya dan merasakan
bahwa wortel itu terasa lunak.
A ya hn ya la lu me min t a n ya
m e n g a m b i l t e l u r d a n
m e m e c a h k a n n y a . S e t e l a h
membuang kulitnya, ia mendapati
sebuah telur rebus yg mengeras.
Terakhir, ayahnya memintanya -
KISAH WORTEL, TELUR DAN KOPI
R E N U N G AN
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 34
untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum
ketika mencicipi kopi dengan
aromanya yang khas. Setelah itu, si
anak bertanya, “Apa arti semua ini,
Ayah?” Ayahnya menerangkan
bahwa ketiganya telah menghadapi
‘kesulitan’ yang sama, melalui
proses perebusan, tetapi masing-
masing menunjukkan reaksi yang
berbeda. Wortel sebelum direbus
kuat, keras dan sukar dipatahkan.
Tetapi setelah direbus, wortel
menjadi lembut dan lunak. Telur
s e be lu mn ya mu d a h pe c a h .
Cangkang tipisnya melindungi
isinya yang berupa cairan. Tetapi
setelah direbus, isinya menjadi
keras. Bubuk kopi mengalami
perubahan yang unik. Setelah berada
di dalam rebusan air, bubuk kopi
merubah air tersebut. “Kamu
termasuk yang mana?,” tanya
ayahnya. “Ket ika kesu l it an
mendatangimu, bagaimana kamu
menghadapinya? Apakah kamu -
wortel, telur atau kopi?” Apakah
ka mu ada la h wo r t e l ya ng
kelihatannya keras, tapi dengan
adanya penderitaan dan kesulitan,
kamu menyerah, menjadi lunak dan
kehilangan kekuatanmu.” atau
“apakah kamu adalah telur, yang
awalnya memiliki hati lembut?
dengan jiwa yang dinamis, namun
setelah adanya patah hati, perceraian
atau pemecatan maka hatimu
menjadi keras dan kaku. Dari luar
kelihatan sama, tapi apakah kamu
menjadi keras dengan hati yang
kaku?.” Atau “apakah kamu adalah
bubuk kopi? Bubuk kopi merubah
a i r p a n a s , s e s u a t u ya n g
menimbulkan penderitaan, untuk
mencapai rasanya yang maksimal
pada suhu 100 derajat Celcius.
Ketika air mencapai suhu terpanas,
kopi terasa semakin nikmat.” “Jika
kamu seperti bubuk kopi, ketika
keadaan menjadi semakin buruk,
kamu akan menjadi semakin baik”
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 35
Ravana adalah seorang raja rak-
sasa di kerajaan Lanka yang memer-
intah kerajaannya dengan tidak ada
bandingannya. Dia telah men-
galahkan semua para Dewa terma-
suk Dewa Indra dan para Astadi-
palaka sedang mengawal kerajaan
dan istananya.
Kemudian datang raksasa yang
bernama Akampana dengan bergetar
penuh dengan ketakutan. Dia tidak
berdaya dihadapan Ravana. Ravana
berteriak lantang, “Mengapa engkau
takut, ayo katakan apa yang ingin
engkau sampaikan kepadaku.”
Akampana menceritakan dengan
suara yang gemetaran bagaimana
seorang pangeran yang bernama
Rama memasuki hutan Dandaka
yang begitu angker dan begitu -
menyeramkan dan telah membuat
cacat Surpanakha, membunuh khara,
Dooshan dan Trisula dan memus-
nahkan seluruh kekuatan raksasa
yang ada disana.
Ravana menjadi marah menden-
gar berita ini. dia bangkit dari sing-
gasananya dan berseru “Aku segera
akan membunuh makhluk kecil yang
bernama Rama itu.” Namun Akam-
pana menyanggahnya. “Tuan, tidak
begitu mudah untuk membunuhnya.
Tuan tidak akan bisa menandinginya
dengan kebenaranian. Maafkanlah
saya dengan mengatakan hal ini. na-
mun ada satu cara. Istri Rama yang
bernama Sita adalah wanita yang
sangat cantik dan aku tidak bisa
menjelaskan kecantikannya dengan
kata-kata. Hamba menyarankan agar
Cerita PNK EPISODE DARI RAMAYANA :
JALAN KEHANCURAN
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 36
tuanku mendapatkannya dengan
jalan apa saja. Rama akan sedih dan
mati atas kehilangan istri-Nya.” Ra-
vana diam sementara untuk
memikirkan ide yang disampaikan
bawahannya.
Keesokan paginya Ravana pergi
ke pertapaan tempat Maricah ting-
gal. Ravana menjelaskan tentang
rencananya dan meminta kepada
Naricha untuk membantunya men-
culik Sita. Maricha adalah orang
yang bijaksana dan mencoba untuk
membujuk Ravana agar jangan me-
lakukan konfrontasi dengan Rama.
Dia berkata, “Tuanku, janganlah
memikirkan lagi rencanamu itu. Jika
tuan memulai pertikaian dengan
Rama maka itu akan menjadi mus-
nahnya keturunan dan golon-
ganmu.Jangan ijinkan rasa keakuan
dan kesombonganmu menutupi
penilaianmu. Saya mengetahui sia-
pakah Rama itu. Lihatlah bekas luka
yang diakibatkan olehnya yang -
yang hanya berusia 16 tahun. Saya
berharap seluruh golongan raksasa
dapat tumbuh dengan baik. Saya ti-
dak dapat ikut bergabung untuk me-
rusak keturunan para raksasa.” Ra-
vana telah diyakinkan dan dia kem-
bali ke Lanka.
Pada keesokan harinya saudari
dari Ravana yang bernama Sur-
panakha datang dengan mata,
hidung dan telinga yang terpotong.
Dia menemui Ravana dan menceri-
takan bagaimana dia telah dihina
oleh dua orang bersaudara yang ber-
nama Rama dan Lakshmana dan
juga bagaimana seorang perempuan
muda yang bernama Sita tertawa
kegirangan melihat keadaannya.
Surpanakha menang is dan
menangis dengan keras. Ravana
mencoba menghiburnya. “Katakan
kepadaku apa yang dapat aku laku-
kan untuk menghilangkan penderi-
taanmu?” Surpanakha berkata,
“Saudaraku, aku tidak bisa tidur atau
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 37
makan sampai Sita dihina atas kela-
kuannya. Ketika aku melihat kecinti-
kannya, aku memutuskan bahwa dia
seharusnya menjadi selirmu. Engkau
adalah orang yang tepat untuk
memilikinya. Dia begitu anggun.
Kata-kata yang disampaikan Sur-
panakha menarik hati dan Ravana
tidak mampu menahan gejolak hati-
nya. Dia meyakinkan saudarinya
bahwa dia akan pergi ke Dandara-
kanya untuk menculik Sita dan
membawanya ke Lanka. Ravana
berseru, “Saudariku yang terkasih,
aku akan membuatmu menjadi
senang. Jika tidak, aku tidak lagi
berhak atas nama dan kemasy-
uranku”.
Dengan tekad yang sudah bulat,
Ravana pergi kembali menemui
Maricha. Maricha merasakan ada
sesuatu yang buruk. Ravana mem-
bentangkan semua rencananya.
Maricha harus mengambil wujud
sebagai seekor kijang emas dan -
membawa Rama menjauh. Setelah
membawa Rama jauh masuk ke
dalam hutan, Maricha harus berte-
riak kesakitan dengan menggunakan
suara Rama agar Lakshmana juga
pergi dari gubuk itu. Hal ini akan
membuat Sita sendirian dan Ravana
akan menculiknya.
Maricha menjadi tercengang dan
dengan tangan terkatup dia berkata
kepada Ravana, “Tuanku, tolong
hilangkan ide atau gagasan untuk
menyakiti Rama dan Sita. Saya ya-
kin dia tidak hanya akan membunu-
hmu, namun seluruh keturunan rak-
sasa akan musnah. Engkau telah
membawa ketenaran dan kebesaran
bagi keturunan raksasa. Mengapa
engkau sendiri yang harus menghan-
curkannya dengan tindakan bodoh
ini?”
Saat ini Ravana telah bulat den-
gan tekadnya. Dia tidak bisa dibujuk
kembali. Malahan Ravana dipenuhi
dengan nafsu terhadap Sita.
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 38
Tidak ada nasehat baik yang dapat
mencegah kehendak Ravana. Dia
berbalik kepada Maricha “Aku
datang kesini bukan untuk menden-
garkan nasehatmu. Aku menyuru-
hmu sebagai seorang raja.” Maricha
pada akhirnya tidak mempunyai pili-
han sama sekali. Dia mengetahui
bahwa Ravana telah memilih jalan
kehancuran. Dia telah mencoba den-
gan usahanya yang terbaik untuk
menasehati Ravana tapi gagal. Jika
dia tidak menuruti perkataan Ravana
maka Ravana akan membunuhnya.
Akhirnya dia berpikir, “aku akan
mematuhi perintah Ravana dan mati
ditangan Rama yang suci.”
Ravana dan Maricha pergi
menuju hutan Dandakaranya untuk
menjalankan rencana jahat mereka.
Pertanyaan:
1. Apakah anjuran yang diberikan
kepada Ravana terkait perti-
kaiannya dengan Rama?
2. Apakah nasehat yang diberikan
oleh Maricha?
Bersambung……….
Disadur dari “Story for children part
II”
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 39
Pada zaman serba canggih seperti
sekarang, kegiatan mendongeng di
mata anak-anak tidak populer lagi.
Sejak bangun hingga menjelang
tidur, mereka dihadapkan pada tele-
visi yang menyajikan beragam
acara, mulai dari film kartun, kuis,
hingga sinetron yang acapkali bukan
tontonan yang tepat dan mendidik
untuk anak. Kalaupun mereka bosan
dengan acara yang disajikan, mereka
dapat pindah pada permainan lain
seperti videogame atau play station.
KENDATI demikian, kegiatan
mendongeng sebetulnya bisa memi-
kat dan mendatangkan banyak man-
faat, bukan hanya untuk anak-anak
tetapi juga orang tua yang mendon-
geng untuk anaknya. Kegiatan ini
dapat mempererat ikatan dan komu-
nikasi yang terjalin antara orang tua
dan anak. Para pakar menyatakan
ada beberapa manfaat lain yang da-
pat digali dari kegiatan mendongeng
ini.
Pertama, anak dapat mengasah
daya pikir dan imajinasinya. Hal
yang belum tentu dapat terpenuhi
bila anak hanya menonton dari tele-
visi. Anak dapat membentuk visu-
alisasinya sendiri dari cerita yang
didengarkan. Ia dapat membayang-
kan seperti apa tokoh-tokoh maupun
situasi yang muncul dari dongeng
tersebut. Lama-kelamaan anak dapat
MANFAAT BERCERITA PADA ANAK
KOLOM PENDIDIKAN
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 40
melatih kreativitas dengan cara ini.
Kedua, cerita atau dongeng me-
rupakan media yang efektif untuk
menanamkan berbagai nilai dan
etika kepada anak, bahkan untuk
menumbuhkan rasa empati. Misal-
nya nilai-nilai kejujuran, rendah
hati, kesetiakawanan, kerja keras,
maupun tentang berbagai kebiasaan
sehari-hari seprti pentingnya makan
sayur dan menggosok gigi. Anak
juga diharapkan dapat lebih mudah
menyerap berbagai nilai tersebut
karena di sini tidak bersikap memer-
intah atau menggurui, sebaliknya
para tokoh cerita dalam dongeng
tersebutlah yang diharapkan menjadi
contoh atau teladan bagi anak.
Ketiga, dongeng dapat menjadi
langkah awal untuk menumbuhkan
minat baca anak. Setelah tertarik
pada berbagai dongeng yang diceri-
takan, anak diharapkan mulai
menumbuhkan ketertarikannya pada
buku. Diawali dengan buku-buku
dongeng yang kerap didengarnya,
kemudian meluas pada buku-buku
lain seperti buku pengetahuan, sains,
agama, dan sebagainya.
Tidak ada batasan usia yang ketat
mengenai kapan sebaiknya anak da-
pat mulai diberi dongeng . Untuk
anak-anak usia prasekolah, dongeng
dapat membantu mengembangkan
kosa kata. Sedangkan untuk anak-
anak usia sekolah dasar dapat
dipilihkan cerita yang mengandung
teladan, nilai dan pesan moral serta
problem solving. Harapannya nilai
dan pesan tersebut kemudian dapat
diterapkan anak dalam kehidupan
sehari-hari. Berikut ini ada beberapa
teknik atau cara bercerita yang bisa
menjadi pengetahuan dasar kita ber-
cerita atau mendongeng kepada anak
-anak kita:
1. Banyak membaca dari buku-buku
cerita atau dongeng yang benar-
benar sesuai untuk anak-anak, serta
banyak membaca dari pengalaman
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 41
atau kejadian sehari-hari yang pan-
tas diberikan kepada anak-anak.
Banyak membaca akan memperkaya
“bank” cerita kita, sehingga cerita
yang kita bacakan lebih variatif dan
tidak membuat anak bosan.
2. Biasakan untuk ngobrol dengan
anak karena dengan mengobrol kita
bisa mengetahui dan memahami
gaya bahasa anak kita, istilah yang
dia gunakan, serta sejauh mana pe-
mahamannya akan sesuatu. Dengan
menaggapai obrolannya, ceritanya,
pembicaraannya, kita jadi lebih pa-
ham apa yang ia sukai dan ia tidak
sukai, sehingga memudahkan kita
bercerita kepadanya. Kemauan
mendengar merupakan realisasi dari
cinta dan kasih sayang kita
kepadanya.
3. Berikan penekanan pada dialog
atau kalimat tertentu dalam cerita
yang kita bacakan atau kita tuturkan,
kemudian lihat reaksi anak. Ini un-
tuk mengetahui apakah cerita kita -
menarik hatinya atau tidak, sehingga
kita bisa melanjutkannya atau meng-
gantinya dengan cerita yang lain.
4. Berceritalah pada waktu yang te-
pat, yaitu di waktu anak kita bisa
mendengarkan dengan baik, se-
hingga nilai-nilai yang terkandung
dalam cerita bisa diserap dengan
baik.
“Rahasia dari kebahagiaan bukan terletak pada melakukan apa yang disukainya namun menyukai apa
yang harus dilakukannya” -Baba-
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 42
Pada saat sekarang orang-orang
tidak memiliki keyakinan. Mereka
mengingat Tuhan pada saat kesuli-
tan dan melupakan-Nya ketika
mereka dalam keadaan baik-baik
saja. Berapa banyak orang yang
mengikuti ideal Swami? Mereka
hanya meningkatkan keinginan-
keinginan mereka. Kebodohan apa
yang lebih hebat daripada ini?
Ada satu hal yang harus dipela-
jari oleh semua orang apakah
mereka datang dari China, India atau
Amerika. Tuhan yang bersemayam
di dalam diri mereka semua adalah
satu dan sama. Kasihmu kepada Tu-
han seharusnya tidak tergoyahkan,
apapun yang terjadi. Kasih adalah
Tuhan. hiduplah dalam kasih. Ke-
benaran yang satu ini akan
melindungimu sepanjang waktu.
Tinggalkan semua kualitas burukmu
disini dan ambillah semua pikiran
baik dan kebiasaan baik. Itulah ala-
san mengapa engkau ada disini.
Menjadi baik dan meningkatkan
masyarakat.
Ketika kalian kembali ke negera
kalian masing-masing dengan kuali-
tas yang baik, orang-orang akan
melihat perubahan di dalam dirimu
setelah mengunjungi Puttaparthi.
Gunakan Prasanthi Nilayam sebagai
bengkel spiritual. Tidak ada biaya
yang dipungut disini. Semuanya
adalah gratis. Aku telah siap. Guna-
kan waktu kalian dengan baik se-
lama tinggal disini.
Bersambung ……….
PEMBANGKIT KEYAKINAN KEPADA TUHAN Bagian V
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 43
Pertanyaan 16
Swami! Kami memohon kepada-
Mu agar menjelaskan kepada
kami tentang dua aspek Tuhan,
yang tanpa wujud dan yang ber-
wujud?
Sathya Sai Baba:
Banyak orang yang menjadi bingung
akan hal ini. tanpa adanya sebuah
wujud, dimana kalian akan menda-
patkan yang tanpa wujud? Bagai-
mana mungkin bagi kalian untuk
menggambarkan yang tanpa wujud?
Karena kalian memiliki wujud,
ma k a k a l ia n ha n ya d ap a t
memikirkan Tuhan yang berwujud.
Sebagai contoh, jika seekor ikan
mencoba untuk memikirkan tentang
Tuhan, maka ikan itu hanya dapat
membayangkan wujud Tuhan dalam
bentuk ikan yang lebih besar. Sama
halnya juga jika semua kerbau
memikirkan tentang Tuhan, maka
semua kerbau hanya dapat
memikirkan Tuhan dalam wujud
kerbau yang lebih besar. Bagaimana
dengan manusia, manusia dapat
memikirkan tentang Tuhan hanya
dalam wujud manusia, dalam wujud
manusia yang memiliki idealisme
yang sempurna.
Bahkan aspek Tuhan yang tanpa wu-
jud dapat direnungkan dengan ber-
dasarkan pada aspek Tuhan yang
berwujud. Kalian tidak dapat men-
dapatkan yang tanpa wujud tanpa
adanya sebuah wujud terlebih da-
hulu. Disini ada sebuah contoh yang
sederhana. Kalian semua sekarang
sedang duduk disini di dalam ruan-
gan ini di depan Swami di Kodai-
kanal. Kalian sedang mendengarkan
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 44
perkataan Swami. Ini adalah sebuah
pengalaman yang berkaitan dengan
wujud. Selanjutnya, kalian pulang
kembali ke rumah dan setelah be-
berapa hari kalian mulai mengingat
dan merenungkan kembali tentang
apa yang telah terjadi disini. Kalian
mengingat kembali semua keadaan
ini. sesungguhnya, apakah Swami
datang secara phisik ke tempatmu?
Akankah kalian menemukan ruan-
gan seperti ini di tempatmu? Apakah
kalian semua pergi ke tempat ini
pada saat kembali membayang-
kannya? Tidak, namun semua pen-
galaman itu kembali terlihat di
dalam benak kalian yang mana
memberikan pengalaman yang tidak
langsung tentang keadaan yang ada
disini. Apa yang kalian lihat disini
adalah sakara dan apa yang kalian
bayangkan di dalam benak kalian
adalah nirakara. Jadi, yang tidak
berwujud didasarkan pada aspek
yang berwujud. Yang satu tidak bisa
ada tanpa yang lainnya.
Sebagai contoh yang lainnya. Ini
adalah susu. Kalian ingin sekali
meminumnya. Bagaimana kalian
dapat meminumnya? Tidakkah
kalian membutuhkan gelas atau
cangkir? Sama halnya dengan me-
muja Tuhan (susu) kalian membu-
tuhkan sebuah bentuk (cangkir).
Swami, dalam kedua aspek pemu-
jaan ini, yaitu yang berwujud dan
tanpa wujud, yang mana diantara
keduanya yang lebih hebat?
Sri Sathya Sai Baba:
Menurut pendapat-Ku, keduanya
adalah sama. Yang satu tidaklah le-
bih hebat daripada yang lainnya.
Sekarang kalian ada di Coimbatore.
Disini tanahnya adalah datar, tidak
ada bentuk tanah yang naik dan
yang lainnya turun. Ketinggian
tanah di tempat ini seluruhnya
adalah sama. Tidak ada seorangpun
yang mendatarkannya. Tidak ada
yang telah mempersiapkan bentuk
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 45
yang seperti ini. Bentuk dari Coim-
batore adalah seperti ini. Kontruksi
tanahnya memang seperti ini. Na-
mun daerah Kodaikanal terletak di
perbukitan. Tidak ada seorangpun
yang membuat bukit disana. Bentuk
dari tanah yang ada disana memang
seperti itu. Coimbatore dan Kodai-
kanal adalah berbeda satu dengan
yang lainnya. Semuanya sempurna
menurut bentuknya sendiri. Begitu
juga dengan dua metode pemujaan
yaitu yang berwujud dan yang lain-
nya adalah tanpa wujud dan
keduanya sama-sama menguntung-
kan bagi para pencari kehidupan
spiritual dan mereka yang mendam-
bakan pencerahan spiritual.
Pertanyaan 17
Swami! Kitab suci menyatakan
bahwa Tuhan ada dimana-mana.
Tolong jelaskanlah kepada kami
tentang aspek ini? dan Bagaimana
kami dapat memahaminya?
Sri Sathya Sai Baba:
Dalam Bhagavad Gita dijelaskan
“bijam mam sarvabhutanam” Tuhan
adalah benih dari seluruh ciptaan ini.
Tuhan adalah benih dari semua mak-
hluk hidup.” Sebagai contoh, kalian
melihat ini adalah sebuah bibit po-
hon mangga. Kalian menaburkannya
di atas tanah, ketika hari berlalu dan
berganti maka benih ini akan mulai
berkecambah. Dalam prosesnya,
benih ini mulai menghasilkan akar,
kemudian batang, daun, cabang, dan
bunga secara perlahan-lahan. Benih
ini ada di dalam setiap bagian dari
tumbuhan dan semua bagian dari
tumbuhan baik secara langsung
maupun tidak langsung berasal dari
benih ini. Pada akhirnya, biji padat
yang ada di dalam buah juga berasal
dari benih itu juga. Jadi, Tuhan ada
di dalam seluruh alam semesta. Se-
luruh dunia adalah sebuah pohon,
Tuhan adalah benihnya, dan buah-
nya adalah makhluk hidup atau -
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 46
ciptaan berasal dari pohon dunia ini.
Pertanyaan 18
Swami! Ketika Tuhan yang sama
ada dan bersemayam dalam diri
setiap orang, lantas mengapa per-
bedaan itu tetap ada? Kualitas
Tuhan itu sama, mengapa kami
berbeda satu dengan yang lain-
nya?
Sri Sathya Sai Baba:
Dalam Naskah suci dijelaskan
bahwa “Ekamevadvitiyam brahma,
“Tuhan adalah satu tidak ada
duanya”. Kemudian, bagaimana kita
dapat melihat banyak keanekarag-
man, perbedaan, jenis, dsb? Sebuah
contoh yang sederhana untuk mema-
hami hal ini. sumber listrik adalah
sama, tidakkah kalian menemukan
adanya perbedaan tegangan yang
terdapat pada bola lampu? Sebuah
bola lampu dengan tegangan yang
rendah akan memberikanmu pener-
angan cahaya yang rendah dan -
sebuah bola lampu yang bertegan-
gan tinggi akan memberikan cahaya
yang terang. Namun, pada saat yang
bersamaan, arus listrik yang men-
galir di dalam kedua bola lampu itu
adalah satu dan sama. Bola lampu
yang berbeda dan berbagai jenis
yang memberikan perbedaan pada
cahaya yang dipancarkan. Sama hal-
nya, tubuh kita adalah sama dengan
bola lampu itu dengan arus yang
mengalir di dalamnya adalah sama
yaitu Tuhan.
Swami! Engkau berkata bahwa
Tuhan ada di dalam diri setiap
orang. Kemudian, sebelum kita
lahir dimanakah Tuhan itu
berada? Apakah Tuhan itu akan
tetap ada setelah kita meninggal?
Sri Sathya Sai Baba:
Tuhan akan selalu tetap ada. Tuhan
bersifat tidak dapat dihancurkan,
suci dan tidak ternoda. Tuhan tidak
mengalami kelahiran dan juga ke-
matian. Tuhan adalah kekal dan -
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 47
tidak mengalami perubahan. Tuhan
melampaui ruang dan waktu. Tuhan
melampaui semua hukum jasmani.
Sekarang, pertanyaanmu adalah: di-
manakah Tuhan itu berada sebelum
kelahiran kalian dan dimanakah Tu-
han setelah kematian? sedangkan
Tuhan ada di dalam diri kita sepan-
jang kehidupan. Kalian lihat, ada
sebuah kabel listrik diatas tembok
dan juga gagang lampu. Kalian
hanya akan dapatkan nyala lampu
jika bola lampu terpasang dengan
baik pada gagang lampu dan bukan
sebaliknya. Mengapa? Arus yang
mengalir melalui kawat dan mema-
suki bola lampu dan bisa menyala
jika sudah terpasang di gagangnya
dengan baik. Jika kalian memegang
bola lampu itu di tangan kalian,
maka bola lampu tidak akan bisa
menyala karena tidak ada daya lis-
trik yang mengalir kesana. Hal yang
harus kalian pahami adalah, arus
listrik yang mengalir ke dalam bola -
lampu tidak baru saja dihasilkan.
Arus listrik itu sudah ada di dalam
kawat. Jika kalian melepaskan bola
lampu dari gagangnya, apa yang
akan terjadi dengan arus listrik itu?
Maka arus listrik itu akan tetap ada
di dalam kawat. Perbedaaan yang
terjadi hanyalah kalian tidak bisa
mengalami kehadirannya sebagai
cahaya penerangan. Sama halnya,
bola lampu itu adalah tubuh manu-
sia, sedangkan arus listrik keTu-
hanan yang mengalir ke dalam bola
lampu tubuh manusia sebagai ca-
haya kehidupan. Ketika bola lampu
tubuh manusia ini dilepaskan, arus
keTuhanan tetap ada tersembunyi,
jadi Tuhan tetap ada selamanya
bahkan sebelum kalian lahir, selama
hidup kalian dan bahkan akan tetap
ada setelah kalian meninggal sama
halnya dengan arus listrik yang tetap
ada di dalam kawat.
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 48
Pertanyaan 19
Swami! Tuhan dinyatakan sebagai
hrdayavasi, bersemayam di dalam
hati. Apakah hati tempat berse-
mayamnya Tuhan sama dengan
hati yang ada di sebelah kiri dada
kita?
Sri Sathya Sai Baba:
Tidak, tidak. Hati yang ada di sebe-
lah kiri dadamu adalah hati phisik.
Namun tempat duduk Tuhan adalah
hati dalam spiritual, yang juga dise-
but dengan hrdaya. Artinya hr +
daya = hrdaya. Seseorang yang dili-
puti dengan kasih adalah hrdaya,
hati. Saat sekarang kasih sayang
adalah berkaitan dengan mode/
kebiasaan. Kebanyakan orang me-
makai kasayavastra, jubah yang ber-
warna kuning namun mereka
memiliki kasayihrdaya, hati seorang
pembunuh kejam. Hati secara phisik
ada di sebelah kiri sedangkan hati
spiritual adalah di sebelah kanan.
Hati spiritual adalah tempat suci
Tuhan. Dalam Gita, Sri Krishna ber-
sabda, “isvarah hrddese arjuna tist-
hati yang berarti Tuhan bersemayam
di altar hatimu. Pengetahuan,
duniawi, teknologi, penemuan
ilmiah semuanya ini berkaitan den-
gan kepala dan bukannya hati. Na-
mun kasih, rasa menyayangi, ke-
benaran, pengorbanan dan kesabaran
berhubungan dengan hati.
Pertanyaan 20
Swami! Dapat kah Tuhan
diselidiki secara ilmiah? Apakah
memungkinkan mengetahui Tu-
han dengan penjabaran alasan-
alasan pendukung?
Sri Sathya Sai Baba:
Semua pengalaman duniawi dibatasi
oleh ruang dan waktu. Indria kalian
membantu kalian untuk dapat men-
galami semua hal yang ada di dunia
luar. Ilmu pengetahuan dan
teknologi melakukan penyelidikan
pada lima unsur yang ada, membuat
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 49
kombinasi tertentu dan perubahan
dan menyediakan beberapa tamba-
han kenyamanan untuk umat manu-
sia untuk menempuh hidup yang le-
bih baik. Semua hal ini termasuk
dengan peralatan elektronik, kom-
puter dan sebagainya.
Seorang ilmuwan melakukan se-
buah percobaan, namun seorang
pencari spiritual mengalami keTu-
hanan yang tidak dapat dilakukan di
dalam laboratorium. Bagaimana
kalian berharap dapat menyampai-
kan apa saja tentang Tuhan yang
melampaui penjelasan? Bagaimana
kalian membayangkan tentang Tu-
han, yang melampaui pemahaman
kita? Bagaimana kalian bisa menye-
lidiki dan mengalami Tuhan yang
melampaui semua penjelasan dan
indria? Ilmu pengetahuan adalah
berdasarkan pada percobaan dan
agama berlandaskan pada pengala-
man. Dalam ilmu pengetahuan,
kalian menganalisa, namun dalam
agama, kalian adalah menyadari.
“Hidup dengan Tuhan adalah
pendidikan.
“Hidup untuk Tuhan adalah
pelayanan.
“Hidup dalam Tuhan adalah
kesadaran.
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 50
Tembok Raksasa Tiongkok atau
Tembok Besar Tiongkok meru-
pakan bangunan terpanjang yang
pernah dibuat oleh manusia, terletak
di Republik Rakyat Tiongkok. Pan-
jangnya adalah 6.400 kilometer (dari
kawasan Sanhai Pass di timur
hingga Lop Nur di sebelah barat)
dan tingginya 8 meter dengan tujuan
untuk mencegah serbuan bangsa
Mongol dari Utara pada masa itu.
Lebar bagian atasnya 5 m, sedang-
kan lebar bagian bawahnya 8 m.
Setiap 180-270 m dibuat semacam
menara pengintai. Tinggi menara
pengintai tersebut 11-12 m. Untuk
membuat tembok raksasa ini, diper-
lukan waktu ratusan tahun di zaman
berbagai kaisar. Semula, diperkira-
kan Qin Shi-huang yang memulai
pembangunan tembok itu, namun
menurut penelitian dan catatan lit-
eratur sejarah, tembok itu telah
dibuat sebelum Dinasti Qin berdiri,
tepatnya dibangun pertama kali pada
Zaman Negara-negara Berperang.
Kaisar Qin Shi-huang meneruskan
pembangunan dan pengokohan -
TEMBOK BESAR CHINA
JENDELA INFORMASI DUNIA
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 51
tembok yang telah dibangun sebe-
lumnya.
Sepeninggal Qin Shi-huang,
pembuatan tembok ini sempat ter-
henti dan baru dilanjutkan kembali
di zaman Dinasti Sui, terakhir dilan-
jutkan lagi di zaman Dinasti Ming.
Bentuk Tembok Raksasa yang
sekarang kita lihat adalah hasil pem-
bangunan dari zaman Ming tadi.
Bagian dalam tembok berisi tanah
yang bercampur dengan bata dan
batu-batuan. Bagian atasnya dibuat
jalan utama untuk pasukan berkuda
Tiongkok.
Sejarah pembangunan Tembok
Besar Tiongkok dapat dilacak sam-
pai abad ke-9 sebelum Masehi. Pada
waktu itu, pemerintahan di bagian
tengah Tiongkok menyambung ben-
teng dan menara api yang meru-
pakan pos penjagaan tentara di per-
batasan menjadi satu tembok pan-
jang dalam rangka menangkis seran-
gan etnis-etnis dari bagian utara -
Tiongkok. Sampai pada Masa Chun-
qiu dan Negara-negara Berperang,
pertempuran berkecamuk di antara
negara-negara kepangeranan yang
saling berkonfrontasi.
Negara-negara itu demi per-
tahanannya sendiri berturut-turut
membangun tembok besar di atas
bukit dan gunung yang terletak di
daerah perbatasan. Pada tahun 221
sebelum Masehi, Kaisar Qinshi-
huang menyatukan Tiongkok. Sete-
lah itu, Kaisar Qinshihuang memer-
intahkan agar tembok-tembok yang
dibangun oleh berbagai negara
kepangeranan itu disambung men-
jadi satu tembok besar sebagai kubu
pertahanan untuk menangkis seran-
gan pasukan kavaleri etnis nomadik
di padang rumput Monggolia bagian
utara Tiongkok.
Tembok Besar yang kita sebut
sekarang kebanyakan adalah tembok
besar yang dibangun pada Dinasti
Ming yang berkuasa antara tahun -
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 52
1368 dan 1644. Ujung baratnya ber-
pangkal dari Benteng Jiayu di
Provinsi Gansu Tiongkok Barat dan
ujung timurnya terletak di pinggir
Sungai Yalu Provinsi Liaoning
Tiongkok Timur Laut setelah mele-
wati 9 provinsi, kota dan daerah
otonom sepanjang 7300 kilometer,
atau sama dengan 14 ribu li Tiong-
kok. Dengan demikian, Tembok Be-
sar itu disebut sebagai "tembok pan-
jang 10 ribu li" di Tiongkok.
Fungsi Tembok Besar sebagai
kubu pertahanan militer sekarang
sudah tidak ada lagi, namun keinda-
han arsitekturnya tetap sangat men-
gagumkan.
Keindahan Tembok Besar tercer-
min pada kemegahan, kekuatan dan
kebesarannya. Melepas pandang dari
tempat jauh ke Tembok Besar, tem-
bok besar tinggi yang memanjang
selama ribuan kilometer itu tampak
serupa naga mahabesar yang meng-
geliang-geliut menyusuri -
pegunungan; jika dilihat dari jarak
dekat, maka tembok itu penuh den-
gan daya tarik seni dengan arsitek-
turnya yang aneka ragam.
Tembok Besar adalah hasil jerih
payah yang dibasahi keringat dan
darah serta diresapi kecerdasan
rakyat Tiongkok pada zaman kuno.
Betapa beratnya proyek pemban-
gunan Tembok Besar pada zaman
kuno yang masih rendah tenaga pro-
duktif memang sulit dibayangkan.
Tembok Raksasa Tiongkok diang-
gap sebagai salah satu dari Tujuh
Keajaiban Dunia. Pada tahun 1987,
bangunan ini dimasukkan dalam
daftar Situs Warisan Dunia
UNESCO.
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 53
Sepasang kakek dan nenek pergi
belanja di sebuah toko suvenir untuk
mencari hadiah buat cucu mereka.
Kemudian mata mereka tertuju
kepada sebuah cangkir yang cantik.
“Lihat cangkir itu,” kata si nenek
kepada suaminya. “Kau benar, inilah
cangkir tercantik yang pernah aku
lihat,” ujar si kakek.
Saat mereka mendekati cang-
kir itu, tiba-tiba cangkir yang dimak-
sud berbicara “Terima kasih un-
tuk perhatiannya, perlu diketa-
hui bahwa aku dulunya tidak can-
tik. Sebelum menjadi cangkir yang
dikagumi, aku hanyalah seong-
gok tanah liat yang tidak ber-
guna. Namun suatu hari ada seorang
pengrajin dengan tangan kotor me-
lempar aku ke sebuah roda berputar.
Kemudian pengrajin itu mulai -
memutar-mutar aku hingga aku
merasa pusing. Stop! Stop! Aku
berteriak, Tetapi orang itu ber-
kata “belum!” lalu ia mulai menyo-
dok dan meninjuku berulang-ulang.
Stop! Stop! teriakku lagi. Tapi orang
ini masih saja tetap menin-
juku, tanpa menghiraukan teri-
akanku. Bahkan lebih buruk lagi ia
selanjutnya memasukkan diriku
ke dalam tungku perapian yang san-
gat panas. Panas ! Panas ! Teriakku
dengan keras. Stop! Cukup! Teri-
akku lagi. Tapi orang ini berkata
“belum!”
Akhirnya ia mengangkat aku dari
perapian itu dan membiarkan aku
sampai dingin. Aku pikir, sele-
sailah penderitaanku ini. Oh, tern-
yata semua ini belum selesai. Sete-
lah aku terasa dingin maka aku -
CANGKIR YANG CANTIK
CERITA MOTIVASI & KEHIDUPAN
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 54
Diberikan kepada seorang wanita
muda dan dan ia mulai mewarnai
aku. Asapnya begitu memualkan.
Stop ! Stop ! Aku berteriak.
Wanita itu berkata “belum !”
Lalu ia memberikan aku kepada seo-
rang pria dan ia memasuk-
kan aku lagi ke perapian yang le
bih panas dari sebelumnya! Tolong !
Hentikan penyiksaan ini ! Sambil
menangis aku berteriak sekuat-
kuatnya. Tapi orang ini tidak pe-
duli dengan teriakanku. Ia terus
me mbakar ku . Set e la h puas
“menyiksaku” kini aku dibiarkan
dingin.
Setelah benar-benar dingin, seo-
rang wanita cantik mengangkatku
d a n m e n e m p a t k a n
aku dekat kaca. Aku meli-
hat diriku. Aku terkejut sekali.
A k u h a m p i r t i d a k p e r -
caya, karena di hadapanku berdiri
sebuah cangkir yang begitu cantik.
Semua rasa sakit dan penderitaanku
yang lalu menjadi sirna tatkala kuli-
hat diriku.
****************************
Sahabat, dalam kehidupan ini ada-
kalanya kita seperti disuruh berlari,
ada kalanya kita seperti digencet
permasalahan kehidupan. Tapi sa-
darlah bahwa semuanya itu meru-
pakan cara Tuhan untuk membuat
kita kuat. Hingga cita-cita kita terca-
pai. Memang pada saat itu tidak-
lah menyenangkan, terasa sakit, pe-
nuh penderitaan, dan banyak air
ma t a . T e t ap i in i la h s a t u -
satunya cara untuk mengubah kita
supaya menjadi cantik dan meman-
carkan kemuliaan.
Apabila Anda sedang mengha-
dapi ujian hidup, jangan berkecil
hati, karena akhir dari apa yang se-
dang anda hadapi adalah kenyataan
bahwa anda lebih baik, dan makin
cantik dalam kehidupan ini.
****************************
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 55
Alexander Fleming (1881-1955),
ahli bakteriologi Inggris, pe-
menang hadiah Nobel, dikenal
karena penemuan antibiotika
penisilin.
Lahir dekat Ayrshire, Skotlandia,
pada tanggal 6 Agustus 1881, dan
meninggal di London, Inggris, pada
11 Maret 1955. Menjalani pendidi-
kan di sekolah Kedokteran Rumah
Sakit Saint Mary di Universitas Lon-
don. Fleming lahir dari keluarga -
Peternak domba, Skot landia.
Tubuhnya kecil, dengan pakaian
yang tampak tak sesuai dengan
citranya sebagai anggota masyarakat
terpandang. Sapai datangnya per-
isitwa “kebetulan” penemuan penis-
ilin, Fleming hanyalah seorang ahli
bakteri biasa.
Rangkaian kejadian penemuan
penisilin pada 1928 memang seperti
sebuah mitos ilmiah. Fleming, ilmu-
wan peneliti muda Skotlandia yang
SERI TOKOH DUNIA
SIR. ALEXANDER FLEMING
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 56
Sedang berusaha membuktikan teori
favoritnya - bahwa lender hidung
memiliki efek antibakteri - saat dia
meninggalkan piring kultur berisi
bakteri staphylococcus di bangku
laboratorium ketika berlibur selama
dua minggu.
Waktu dia kembali, sebuah ling-
karan bening menyelubungi pertum-
buhan jamur kuning hijau yang se-
cara tidak sengaja mengkontaminasi
piring itu. Tanpa diketahinya, spora
dari jenis yang jarang penicillium
notatum telah mampir dari laborato-
rium Fleming. Untungnya Fleming
tidak memasukkan kultur itu ke in-
cubator panas dan London kemudian
mengalami musim dingin yang
memberikan kesmepatan kepada
jamur untuk berkembang biak. Ke-
mudian, saat suhu naik, bakteri
staphylococcus telah tumbuh
menutupi permukaan piring - kec-
uali daerah di sekitar jamur.
Menyaksikan lingkaran bening -
adalah momen penting bagi Flem-
ing. Dengan wawasan dan penalaran
deduktifnya, seketika dia dengan
tepat menarik kesimpulan bahwa
jamur itu telah melepaskan zat kimia
yang dapat menghambat pertumbu-
han bakteri.
Penemuan ini mengubah jalan
sejarah. Ramuan aktif pada jamur itu
merupakan alat penghambat infeksi
yang berpotensi luar biasa. Ketika
akhirnya diketahui bahwa obat ini
merupakan penyelamat paling mu-
jarab di dunia, penisilin telah men-
gubah cara penanganan infeksi.
Penemuan Fleming pada September
1928 menandai abad baru dalam
dunia antibiotik modern. Fleming
juga menemukan bahwa bakteri
sendiri dapat mengembangkan resis-
tansi dan daya tahan terhadap penis-
ilin apabila penisilin yang digunakan
sebagai antibiotik terlalu sedikit dan
digunakan dalam jangka waktu yang
pendek. Karena penisilin pada waktu
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 57
itu sangat sukar untuk dikembang-
kan, Fleming putus asa untuk
mengembangkan antibiotik tersebut.
Segera setelah Fleming tidak lagi
mengembangkan penisilin, pada ta-
hun 1939 kelompok ilmuwan dari
Universitas Oxford yang dipimpin
oleh Howard Florey dan dibantu
oleh ahli kimia yang bernama Ernst
Boris Chain. Para ilmuwan ini beru-
saha mengidentifikasi dan mengiso-
lasi zat antibakteri. Misi ini menda-
pat titik awal yang baik dengan
adanya jamur penicillum notatum.
Florey dan Chain dan teamnya
dengan cepat bisa memurnikan
penisilin dalam jumlah yang cukup
untuk melakukan percobaan. Semua
usaha mereka berhasil dengan sem-
buhnya seekor tikus yang telah
diberi dosis bakteri yang mematikan.
Dunia mulai menaruh perhatian
ketika mereka memperlihatkan
bahwa penyuntikan penisilin menye-
babkan para pasien yang terkena
injeksi bisa sembuh secara menak-
jubkan. Akhirnya satu pendapat
muncul bahwa "Tanpa Fleming, ti-
dak ada Florey, tanpa Florey, tidak
ada Chain, tanpa Chain, tidak ada
Penisilin."
Hujan penghargaan dan pujian
mereka terima dan puncaknya
adalah pemberian hadih nobel fisi-
ologi atau kedokteran 1945 kepada
mereka bertiga. Namun, Fleming
pun telah menyadari bahwa penisilin
memiliki kelemahan. Dia menulis
pada 1946, “Pemberian dosis yang
terlalu kecil ...menghasilkan ketu-
runan bakteri yang kebal.”
Fleming meninggal karena seran-
gan jantung pada tahun 1955 di usia
73 tahun. Dia dikubur sebagai pahla-
wan nasional di Katedral St. Paul,
London. Meskipun pencapain sains
Fleming tidak istimewa, tetapi kon-
tribusi satu-satunya itu telah men-
gubah praktek kedokteran.
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 58
Wah..kita jumpa lagi...semalam
saya makan lontong di warung
tenda. Makanannya sih enak, bikin
lidah bergoyang. Lagi asyik makan,
muncul seorang peminta. Saya
melir ik. Wah, peminta atau
pengemis ini sudah lama saya tidak-
jumpai. Pertama kali jumpa
pengemis ini 13 tahun lalu. Waktu
itu profesinya pengemis juga.
Sekarang juga. Wah, konsisten, ko-
mitmen dan fokus juga nih ibu
pengemis. Yah, kalo memang kita
fokus, komitmen, konsisten, pasti
akan meraih apa yang kita inginkan.
Bidang apapun itu. Nah, ketemu lagi
ibu ini, saya jadi ingat sebuah cerita
t ent ang pe nge mis . Ber iku t
ceritanya…
Seorang anak muda lagi ada tugas
kuliah, kerja praktek gitu lah, untuk
mensurvey kehidupan pengemis.
Anak muda ini melakukan kunjun-
gan lapangan ke rumah salah seo-
rang pengemis dan melakukan tanya
jawab.
Anak muda: “Pak, boleh saya
mewawancarai bapak?”
Pengemis: “Boleh Nak, Silahkan..”
Anak muda:”Bapak sudah berapa
lama mengemis?”
Pengemis:”Wah, sudah lama sekali
Nak, sudah 40an tahun lebih, kalo
sekarang sih saya sudah pensiun jadi
pengemis. Saya dulu mengemis ter-
paksa Nak. Untunglah anak-anak
saya sekarang sudah bisa mandiri,
sudah bisa cari uang sendiri.”
Anak Muda:”Wah, hebat donk Pak.
Ngomong-ngomong, anak Bapak -
POJOK TERTAWA
BELAJAR DENGAN PENGEMIS
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 59
ada berapa? Dan mereka bekerja di-
mana saja sekarang?
Pengemis: “Anak saya ada 3. Anak
yang pertama di Bank Indonesia,
yang kedua di Bank Mandiri, dan
yang ketiga di Universitas Indone-
sia.”
Anak Muda:”Wah, hebat banget
Pak. Tidak menyangka juga ya, anak
-anak Bapak Luar Biasa sekali. Bisa
kerja di tempat-tempat bergengsi.
Yang pertama di bagian apa di BI?
Yang kedua di bagian apa di Bank
Mandiri? dan yang ketiga masih ku-
liah di UI ya Pak?
Pengemis:”Apanya yang hebat!…
Mereka tuh ngemis juga… di ping-
gir jalan depan kantor-kantor itu..”
Anak muda : “OOoooo…….” Anak
muda ini terkesima…
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 60
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 61
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 62
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 63
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 64
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 65
Dalam salah satu wejangan
Swami “Trayee Brindavan” di Bulan
Mei, Bhagavan banyak berbicara
tentang kekuatan dari keyakinan,
Beliau berkata,”Keyakinan yang pe-
nuh adalah sangat mendasar jika
kalian ingin mengalami Tuhan. Se-
harusnya sedikitpun tidak boleh
adanya keraguan. Seseorang yang
hidup tanpa adanya keyakinan
kepada Tuhan adalah seperti halnya
mayat yang tidak bernyawa.” Bha-
havan menceritakan sebuah cerita
untuk menjelaskan tentang kekuatan
dari keyakinan:
Seorang anak laki-laki biasanya
pergi dari desa menuju ke sekolah
yang terletak di kota terdekat. Dia
harus melewati hutan untuk bisa
mencapai kota. Biasanya dia pulang
ke rumah sebelum matahari -
terbenam. Pada suatu hari, dia pu-
lang dari sekolah sudah terlambat
dan hari sudah memasuki malam
dan kegelapan sudah mulai menye-
limuti bumi.
Anak laki-laki ini merasa takut
untuk berjalan melewati hutan di
dalam kegelapan dan dia berkata
kepada ibunya bahwa dia takut ber-
jalan di dalam kegelapan tanpa
adanya seseorang yang meneman-
inya. Ibunya berkata: “Mengapa
engkau menjadi takut? Kapanpun
engkau memerlukan seorang teman,
maka beteriaklah untuk memanggil
saudaramu. Dia akan segera datang
untuk menolongmu”.
Anaknya bertanya: “Siapakah sau-
dara saya Ibu? Ibunya menjawab:
“Dia adalah tiada lain daripada
Krishna. Tuhan adalah ibu, ayah, -
KEKUATAN KEYAKINAN
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 66
guru, saudara, kerabat, teman dan
segalanya. Kapanpun engkau ada
dalam masalah maka jangan ragu-
ragu untuk memanggil-Nya untuk
meminta bantuan.”
Anak laki-laki itu memiliki keyak-
inan yang kuat terhadap perkataan
ibunya. Namun, pada saat sekarang
walaupun Tuhan sendiri yang men-
gatakan sesuatu, tidak ada seorang-
pun yang percaya. Itulah sebabnya
mengapa Jesus berkata: “Jika saja
saya bisa menjadi anak-anak setiap
hari dengan yakin sepenuhnya
kepada ibu saya, betapa senangnya
hati saya!”
Pada keesokan harinya anak laki-
laki itu sedang pulang ke rumah dari
sekolah larut sore dan dia harus me-
lewati hutan di dalam kegelapan.
Dia berteriak:“Anna Krishna
(saudara Krishna). Setelah beberapa
saat Krishna muncul dihadapan anak
laki-laki itu dalam wujud seorang
anak laki-laki dan berkata -
kepadanya: “Mengapa engkau takut
ketika Aku ada disini? Aku akan
menemanimu pulang”. Krishna me-
nemani anak laki-laki itu sampai ke
desa dan setelah itu menghilang.
Anak laki-laki itu menceritakan ke-
jadian itu kepada ibunya tentang ba-
gaimana “saudaranya” menolong
dan menemani pulang yang sesuai
dengan perkataan ibunya. Ibunya
berkata: “Krishna tidak hanya
menolongmu, namun setiap orang
yang meminta bantuan-Nya.”
Dari sejak saat itu, anak laki-laki
i t u b i a s a n y a m e m a n g g i l
“saudaranya” kapanpun dia mem
butuhkan bantuan dan Krishna tidak
pernah mengecewakan hati anak laki
-laki itu. Secara perlahan anak laki-
laki itu mulai menjadi anak yang
pemberani.
“Ketika kalian memiliki keyakinan
yang penuh, Tuhan secara pasti akan
menolongmu dan membuatmu men-
jadi pemberani. Orang-orang yang -
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 67
yang memiliki keyakinan kepada
Tuhan tidak akan pernah dikecewa-
kan. Namun bagi mereka yang tidak
memiliki keyakinan kepada Tuhan
akan mengalami penderitaan. Kalian
tidak perlu mencari Tuhan. Tuhan
yang akan mencari bhakta yang se-
jati”, sabda Bhagavan.
MENGENDALIKAN SUASANA
HATI
Swami mengacu pada tingkah
laku pikiran dan berkata bahwa ke-
cepatan pikiran adalah tidak ada
bandingannya. Hanya karena kuran-
ganya pengendalian pada pikiran
maka seseorang terjerembab ke
dalam kemarahan, yang dapat
menghilangkan kemampuan mem-
bedakan dan akhirnya menuju pada
kehancuran. Adalah penting sekali
bagi seseorang untuk mengendalikan
perasaan hatinya dan menjauhi
kemarahan.
Swami menyebutkan sebuah -
kejadian dari kehidupan Babu Ra-
jendra Prasad, presiden pertama In-
dia dan Swami bercerita:
Rajendra Prasad memiliki seorang
pembantu yang sangat bagus yang
bernama Rathna yang memiliki ke-
setiaan yang sungguh luar biasa dan
melayaninya dalam jangka waktu
yang lama untuk menyenangkan tu-
annya. Pada suatu hari dia diminta
untuk membersihkan kamar tu-
annya. Rajendra Prasad menyimpan
sebuah pena yang diberikan oleh
Mahatma Gandhi di dalam salah
satu bukunya. Ketika Rathna sedang
membersihkan meja tanpa disengaja
sebuah buku jatuh dan pena yang
ada di dalamnya ikut jatuh serta
membuat ujung pena itu menjadi
patah. Rathna menjadi bingung na-
mun dia menjelaskan kepada tu-
annya kebenaran yang terjadi dan
memohon ampun atas kesalahannya.
Setelah mendengarkan kejadian ini,
R a je nd r a P r a sa d be r t e r ia k
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 68
dengan keras dan memintanya untuk
pergi dan jangan pernah memperli-
hatkan wajahnya lagi karena dia te-
lah merusak pena yang merupakan
hadiah yang sangat berharga dari
Mahatma Gandhi.
Kemudian Rathna memohon
bahwa dia tidak bisa bertahan hidup
tanpa tuannya dan dia memohon
maaf atas kesalahannya. Namun Ra-
jendra Prasad sedang jengkel dan
marah sehingga dia tidak ingin
mendengarnya dan dia meminta agar
Rathna untuk menyingkir dari pan-
dangannya.
Pada waktu malam hari, Rajendra
Prasad tidak bisa tidur karena dia
masih terbayang dan dihantui bagai-
mana dia telah mengusir pemban-
tunya. Ketika dia bangun pada pagi
harinya dia tidak mendapatkan kopi
yang biasanya Rathna siapkan untuk
dirinya. Dia kemudian merenungkan
kembali keputusannya dan merasa
menyesal karena telah mengusir -
seorang pembantu yang sangat setia
untuk kesalahan yang tidak begiru
besar. Dia menyadari bahwa se-
muanya ini adalah kesalahannya
sendiri karena telah menyimpan
pena secara sembrono di dalam buku
bukannya menyimpannya di tempat
yang aman. Dia akhirnya meminta
kepada Rathna untuk kembali lagi
dan dia memohon maaf dengan ber-
kata: “Rathna, engkau adalah anak
yang baik. Semuanya ini adalah ke-
salahanku karena menyimpan pena
di dalam buku. Jadi engkau harus
memaafkanku atas tindakanku yang
begitu kasar kepadamu.” Dia
meminta Rathna untuk melanjutkan
melayaninya sampai akhir hayatnya.
Kemarahan berasal dari suasana
hati yang ada di dalam diri dan se-
seorang yang menyerah pada sua-
sana hatinya akan mengalami pende-
ritaan. Kalian harus dapat mengen-
dalikan kemarahan dan menghindar
dari mengucapkan atau melakukan -
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 69
sesuatu dalam keadaan marah.
Sebagai contoh yang lainnya
adalah bagaimana kemarahan dapat
memberikan kebaikan yang terdapat
dalam cerita Mahabharatha.
Swami berkata: Aswathama ber-
doa kepada Dewi Kaali untuk mem-
bantunya dalam melaksanakan sum-
pahnya untuk membunuh para Pan-
dawa keesokan harinya sebelum
matahari terbenam dan Aswathama
mendapatkan pedang dari Dewi
Kaali untuk melaksanakan rencanya
itu. Namun, semua hal ini telah
didengar oleh Draupadi dan dia ber-
kata: “Para Pandawa adalah lima
prinsip dan saya adalah prinsip yang
keenam. Bagaimana saya bisa hidup
setelah mereka semua pergi?” Sete-
lah berkata seperti itu, dia berdoa
kepada Krishna karena Beliau selalu
ada sebagai penyelamat mereka ka-
panpun mereka dalam masalah.
Krishna muncul dihadapan Draupadi
dan menanyakan mengapa dia -
memanggilnya. Draupadi menjelas-
kan bagaimana Aswathama telah
mendapatkan berkah dari Dewi
Kaali berupa pedang untuk mem-
bunuh para Pandawa besok tepat
sebelum matahari terbenam. Krishna
berkata: “Perkataan dari ibu Dewi
Kaali harus terjadi. Pada saat yang
bersamaan para Pandawa harus dise-
lamatkan dan dilindungi karena
mereka semua adalah para pemuja-
Ku. Aku harus menemukan sebuah
rencana yang tepat.” Krishna me-
manggil resi Durvasa (walaupun Tu-
han dapat melakukan sesuai dengan
kehendak-Nya sendiri, kadang-
kadang Beliau menggunakan orang
lain sebagai alat-Nya.”). Durvasa
merasa senang sekali karena Krishna
memberikannya darshan dan selan-
jutnya dia bertanya kepada Krishna
mengapa dia dipanggil. Ketika
Krishna berkata bahwa bantuannya
sangat diperlukan, dia berkata
bahwa setiap orang memerlukan
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 70
bantuan Tuhan dan sangatlah aneh
bahwa Tuhan sedang memerlukan
bantuannya. Durvasa berkata: “Oh
Tuhan, hamba dengan pasti akan
menuruti semua perintah-Mu”.
Krishna memperlihatkan rencana-
Nya dan Beliau meminta Durvasa
untuk mempersiapkan sebuah
terowongan besar untuk dapat men-
yembunyikan para pandavwa di-
dalamnya. Krishna berkata: “Engkau
harus menghamparkan beberapa ca-
bang pohon untuk menutupi lubang
terowongan dan engkau duduk
diatasnya. Aswathama akan datang
padamu. Engkau dapat mengatakan
kebenaran, namun gantilah nada
suaramu.”
Aswathama datang pada siang
ahrinya dan memohon dengan san-
gat kepada Durvasa dengan penuh
kerendahan hati untuk menjelaskan
dimana para Pandava sekarang
berada karena Durvasa adalah seo-
rang Trikalajnani ) seseorang yang
mengetahui masa lalu, sekarang, dan
masa depan). Durvasa berkata den-
gan nada yang sangat marah: “Para
Pandawa sedang berada di bawah
kakiki”. Karena setiap orang pasti
telah mengetahui akibat dari
kemarahan Durvasa, maka dari itu
Aswathama tidak berani lagi menan-
yakan lebih lanjut lagi dan membuat
Durvasa menjadi marah yang sangat
menyeramkan. Aswathama mening-
galkan tempat itu dan saat itu
matahari telah terbenam dan para
pandawa telah terselamatkan.
Isyarat dari Tuhan dengan ber-
pura-pura menjadi marah hanyalah
untuk kebaikan yang lainnya dan
melindungi umat manusia. Tuhan
harus bertindak dengan cara yang
berbeda dalam situasi yang berbeda.
Tuhan tidak memiliki rasa amarah di
dalam diri-Nya. Ketika Tuhan men-
gambil wujud manusia maka Beliau
harus bertindak seperti seorang
manusia.
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 71
KEGIATAN SAI STUDY GROUP MEDAN
DONOR DARAH
Sai Study Group Medan beker-
jasama dengan PMI Medan men-
gadakan kegiatan donor darah pada
tanggal 23 Mei 2010.
Kegiatan ini berlangsung satu hari
yang bertempat di Sasana Budaya
Sai Ganesha, Medan-Sunggal.
Kegiatan sosialisai dari visi
menuju aksi yang dipaparkan oleh
team dari SSGI Pusat yang berang-
gotakan 8 orang yang dipimpin oleh
Bro. Suwitra. Kegiatan ini bertujuan
menyatukan visi ajaran Swami dan
membuat suatu aksi yang beridenti-
taskan SAI. Kegiatan ini dilaksana-
kan pada tanggal 16 Mei 2010.
SOSIALISASI AJARAN SWAMI (VISI– AKSI)
Pengarahan tentang bhajan oleh
Bapak Mohan Leo yang dilaksana-
kan di Kumara Sai Centre, pada
tanggal 22 Mei 2010. Kegiatan ini
bertujuan untuk mendalami dan
meningkatkan pemahaman dan juga
meningkatkan kualitas bhajan di Sai
centre.
Seva pembagian sembako oleh
Sai Ganesha Sai Centre di wilayah
Sunggal dan sekitarnya dan juga Ku-
mara Shanti Sai Centre di wilayah
Glugur-Medan. Kegiatan ini dilak-
sanakan setiap bulan. Sembako yang
dibagikan adalah: 1 goni beras den-
gan berat bersih 5, dan 1 kotak mie.
PENGARAHAN TENTANG BHAJAN
SEVA PEMBAGIAN SEMBAKO
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 72
Kegiatan ini adalah merupakan
penyampaian materi yang didapat
dari Sis. Vijay Laksmi dan Bro.
Ravindran di Jakarta. Materi ini
disampaikan oleh Sis. Bharathi dan
Bro. Sumantra. Kegiatan ini dilak-
sanakan pada tanggal 6 Juni 2010
yang bertempat di Sasana Budaya
Sai Ganesha.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk
mempersiapkan para calon guru dan
bhakta yang tertarik dalam pendidi-
kan Sathya Sai. Kegiatan ini dilak-
sanakan mulai dari tanggal 10 Juni –
25 Juni 2010 pada hari kamis dan
jumat di Sai Ganesha Sai centre,
pada jam 19.00 - 21.00 wib.
Pembagian sembako bagi 210 ke-
luarga di rumah susun Sukaramai,
Medan. Kegiatan ini dilaksanakan
pada hari Minggu, 20 Juni 2010.
sembako yang dibagikan meliputi:
Beras, mie instant.
Kelas tabla diberikan kepada anak-
anak yang berminat dalam mempe-
lajari dan menguasai salah satu alat
musik pendukung bhajan yaitu
Tabla. Kelas ini dilaksanakan pada
hari Minggu di Kumara Santi Sai
centre, jam 9.00 - 10.00 pagi. Kelas
ini dipandu oleh Bro. Mohandas dan
Bro. Suresh.
SATHYA SAI EDUCARE TRAINING PROGRAM
PELATIHAN CALON GURU PENDIDIKAN
SATHYA SAI
PEMBAGIAN SEMBAKO
TABLA KELAS UNTUK ANAK-ANAK
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 73
Kegiatan ini dipelopori oleh para
Mahilavibag SSG Medan. Kegiatan
ini dilaksanakan pada tanggal 2 Mei
2010. pembagian makanan ini men-
cakup daerah Jln. Ir.H. Djuanda
Simpang Pos, Yuki simpang Raya.
Jumlah penerima adalah 150 anak-
anak. Kegiatan ini dipimpin oleh
Sis. Malthi.
Kegiatan ini dilakukan untuk
memperingan korban kebakaran
yang terjadi di Jl. Dr. Cipto-Medan.
Kegiatan ini dilaksanakan pada
tanggal 18 April 2010. Jumalh pene-
rima adalah 16 rumah, 26 keluarga,
117 orang. Barang yang diberikan:
pakaian, kompor, piring, pisau me-
masak, tempat air, dsb.
Kegiatan ini dilaksanakan di
daerah Desa Galang sekitar 40 km
dari kota Medan. Medical camp di-
laksanakan pada tanggal 11 April
2010. ada sekitar 200 orang yang
menerima pengobatan gratis ini.
PEMBAGIAN MAKANAN UNTUK ANAK JALANAN
PEMBAGIAN PERLENG-KAPAN RUMAH TANGGA
DAN DAPUR
MEDICAL CAMP
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 74
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 75
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 76
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 77
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 78
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 79
Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 80
SEPULUH POKOK NILAI DHARMA
( yang perlu dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari )
IBU
1.Tumbuhkan rasa cinta yang tulus melalui pengorbanan dan sikap
memaafkan.
2. Perlakukan anak-anakmu secara adil dan jangan membanding-bandingkan
mereka dengan anak-anak yang lain.
3. Jadilah sumber inspirasi dan contoh yang bisa memotivasi anak
4. Habiskan waktu dengan hal-hal yang bermanfaat dan tumbuhkan hubungan
yang terbuka dan bersahabat.
5. Jadilah pilar kekuatan fisik, mental dan spiritual
6. Tanam dan peliharalah rasa yang baik terhadap tradisi, agama dan budaya.
7. Jagalah keharmonisan keluarga.
8. Pujalah Tuhan dalam doa-doa pagimu dan mohonlah bantuan-Nya dan
tuntunan-Nya untuk menjadi ibu yang baik.
9. Berikanlah anak-anak kekuatan dengan dasar-dasar Ketuhanan dan
kebajikan yang kokoh.
10. Berilah cinta kasih dengan disiplin yang cukup melalui dukungan yang
positif.