Majalah Mina Bahari Edisi 2

78
Oktober 2015 | MINA BAHARI 1

Transcript of Majalah Mina Bahari Edisi 2

Page 1: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

1

Page 2: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

2

Page 3: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

3

PENANGGUNG JAWABIr. R. Sjarief Widjaja, Ph.D, FRINA

REDAKTUR PELAKSANALilly Aprilya Pregiwati, S.Pi., M.Si.

REDAKTURTri Asmoro SulistyoMuji PitoyoHardiansyahJulianti MaesarahDiding SutardiEndang Puji LestariSri SumaryantiDianaddinWiwin Diah Oktafiana

EDITORUmi NurhayatiIlma NurweliRaja Haposan PasaribuFebrina Puspa S.

DESAIN GRAFISTri MulyaniBudi AntokoWahyudi SudarsonoUgeng NugrohoDoris DolarisasanaRR. Kartika Chandra

DITERBITKAN OLEHKementerian Kelautan dan Perikanan

ALAMAT REDAKSIGedung Mina Bahari III Lt. 2Jl. Medan Merdeka Timur No. 16(021) 351 9070 ext. 6170/[email protected]

BAHARIMIN

A

Petikan pidato Soekarno tersebut menunjukan tingginya semangat menjadikan Indonesia sebagai negara maritim. Semangat yang

sama muncul kembali semenjak Joko Widodo, Presiden Indonesia, mencanangkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Dalam kaitan tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan tentu memiliki peran sangat besar untuk berkontribusi mewujudkan visi tersebut.

Untuk membangkitkan kesadaran dan semangat segenap bangsa Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia, Majalah Mina Bahari edisi II tahun 2015 hadir dengan deretan artikel menarik seputar topik kemerdekaan dalam konteks kelautan dan perikanan, yang kami bingkai dalam tema, “Menjaga Kedaulatan Laut, Mewujudkan Kedaulatan RI”.

Simak wawancara dengan Sarwono Kusumaatmadja, Haryono Suyono dan Hasyim Djalal. Ada juga tulisan tradisi unik, destinasi wisata, inspirasi wirausaha, info gaya hidup, direktorat dan kegiatan KKP lainnya. Semoga kehadiran kami dapat menginspirasi kebangkitan sektor kelautan dan perikanan Indonesia agar tumbuh berkelanjutan, semakin maju dan mensejahterakan Indonesia. Dirgahayu Republik Indonesia.

SalamTim Redaksi

SALAM MERDEKA..!!!

"Usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut kembali. Ya, bangsa pelaut dalam arti seluas-luasnya. Bukan sekedar menjadi jongos-jongos di kapal, bukan. Tetapi bangsa pelaut dalam arti kata cakrawala samudera. Bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga, bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri.”

Ir. Soekarno, 1953

SUSUNAN DAN PENGANTAR REDAKSI

Page 4: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

4 DAFTAR ISI

6 SURAT ANDA

8 EDITORIAL

10 SAJIAN UTAMA>> LAUT MASA DEPAN BANGSA

14 CERITA PHOTO

18 INFO PAJAK>> TINJAUAN PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN ATAS JASA KONSTRUKSI : FINAL ATAU TIDAK FINAL SERTA PENERAPANNYA

24 BERITA DIREKTORAT>> PENENGGELAMAN KAPAL KOMITMEN MENJAGA KEDAULATAN>> TAMAN TEKNO JEMBATAN EMAS PENYEDIAAN SDM TERAMPIL

30 WIRAUSAHA>> PURNANI, BISNIS TIDAK LENGKAP TANPA KEPEDULIAN

34 TOKOH>> PROF. DR. HASJIM DJALAL KENALI LAUT DAN OPTIMALKAN POTENSINYA>> IR. SARWONO KUSUMAATMADJA KITA SUDAH BERADA DALAM SEMANGAT DAN TINDAKAN YANG TEPAT>> PROF. DR. HARYONO SUYONO, M.A. PH.D BERKOMITMEN HANYA KEPADA RAKYAT, BUKAN KEPADA UANG

Page 5: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

5

49 DESTINASI>> BOALEMO GODAAN SURGA BAWAH LAUT

53 JENDELA>> BELAJAR KEARIFAN DARI TRADISI MANE’E

56 RESENSI BUKU>> MENGENAL LEBIH DEKAT SOSOK PELETAK DASAR KONSEP KEDAULATAN LAUT INDONESIA

57 INFO LUAR NEGERI>> PASAR IKAN SERUPA BURSA SAHAM

59 EVENT

63 PELUANG USAHA>> OMZET MENGGIURKAN BISNIS ONIGIRI

70 INFO GAYA HIDUP>> TREND BELANJA IKAN TREND HIDUP SEHAT

73 INFO BLUSUKAN>> MENCERMATI GELIAT SENTRA PERDAGANGAN IKAN DI IBUKOTA

Page 6: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

6

Selamat pagi.Berkaitan dengan Permen KP No. 1 tahun 2015, tentang pelarangan penangkapan lobster, kepiting dan

rajungan, mohon diberikan penjelasan untuk penggunaan jaring ingsang (GillNet) untuk penangkapan rajungan, terutama ukuran mata jaring (Mesh Size) yang digunakan, agar hasil tangkapan rajungan sesuai dengan Permen KP tersebut. Terima kasih.

Yth. Ibu Susi Pudjiastuti,Mohon bantuan sosialisasi dengan segera kepada para nelayan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten

oleh Pengawas Perikanan KKP tentang Permen yang berkaitan dengan pelarangan penangkapan ikan pari manta dan hiu atau ikan-ikan jenis lain yang dibatasi penangkapannya terutama kegiatan penangkapan yang dilakukan oleh nelayan tradisional.

Permohonan bantuan ini kami kemukakan karena kurangnya sosialisasi kepada nelayan tradisonal umumnya dan khususnya di Binuangeun, Wanasalam, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.Melalui sosialisasi tersebut, kami, para nelayan tradisonal ingin mengetahui dengan jelas bahwa permen pelarangan / pembatasan penangkapan ikan laut sudah disahkan dan diterbitkan oleh KKP RI.Demikian permohonan bantuan sosialisasi ini kami ajukan untuk dapat ditindaklanjuti. Terima kasihSalam.

Mohon dilakukan Sidak dan tindakan di daerah Pecaron, Situbondo, karena maraknya praktik pengambilan terumbu karang yang merusak. Di wilayah ini banyak berdiri usaha-usaha pembuatan akuarium laut dimana terumbu karangnya diambil langsung dari perairan setempat,

Terima kasih dan mohon segera tindakannya

Saya informasikan, bahwa di daerah saya, di kabupaten Kepulauan Talaud, masih banyak kapal–kapal dari Filipina yang melakukan aktivitas illegal fishing yang sangat merugikan nelayan kabupaten Kepulauan Talaud yang sebagian besar masih bersifat tradisional. Mohon pemantauan dan tindak lanjutnya.

Rasidi ([email protected])

Baskara ([email protected])

Ady Fran Tempoh ([email protected])

Nelayan Tradisional Binuangeun-Wanasalam, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. ([email protected])

SURAT ANDA

Page 7: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

7

7

Page 8: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

8

KEDAULATAN LAUT UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Merdeka memiliki arti terbebas dari segala macam belenggu, aturan, dan kekuasaan dari pihak tertentu.

Kemerdekaan bagi sebuah negara juga berarti bebas menentukan hidup serta memiliki hak untuk mengendalikan dan menegakkan kedaulatan wilayahnya. Indonesia menjunjung tinggi makna kemerdekaan bagi sebuah bangsa, hal tersebut salah satunya ditunjukkan dalam alinea pertama pembukaan UUD 1945 yang berbunyi, “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.

Momentum penting perjalanan sejarah bangsa Indonesia diawali dengan peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928, saat pemuda-pemudi Indonesia dengan semangat yang sama bersatu mengukuhkan tekadnya mengaku berbangsa, berbahasa dan bertanah air satu, Indonesia. Setelah era tersebut, bangsa Indonesia terus memperjuangkan kemerdekaannya dengan

mengorbankan pemikiran, harta, jiwa dan raga. Dan ketika bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, maka dimulailah lembaran baru penentuan arah baru perjalanan sejarah bangsa sebagai negara merdeka yang berdaulat penuh. Berbagai persiapan dilakukan termasuk perumusan sistem pemerintahan yang dapat menjamin hak-haknya sebagai negara yang berdaulat.

Di masa awal kemerdekaan, luas wilayah Indonesia mengacu pada Ordonansi Tahun 1939 yang mengatakan bahwa pulau-pulau di wilayah nusantara dipisahkan oleh laut di sekelilingnya dan setiap pulau hanya mempunyai laut sekeliling sejauh 3 mil dari garis pantai. Dengan kondisi tersebut terdapat wilayah perairan internasional di sekeliling wilayah territorial Indonesia, sehingga laut bukan lagi sebagai pemersatu, tetapi justru berpotensi mengancam pertahanan dan keamanan negara.

Sekitar tahun 1956 banyak kapal-kapal Belanda yang lalu lalang di perairan Indonesia. Salah satunya

EDITORIAL

Page 9: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

9

kapal Induk Hr. Ms. Karel Doorman, yang masuk ke wilayah Irian Barat melalui Laut Jawa. Saat itu, Irian Barat belum masuk ke wilayah NKRI dan Belanda belum rela menyerahkannya. Mengetahui dan menghadapi ancaman kedaulatan dan keamanan nasional tersebut, maka pada tanggal 17 Oktober 1956 pemerintah Indonesia dibawah Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo membentuk Panitia Interdepartemental (INTERDEP) urusan RUU Laut Teritorial Indonesia dan Lingkungan Maritim dengan maksud menggantikan Ordonansi Tahun 1939.

Pada tanggal 13 Desember 1957 melalui Deklarasi Djuanda tercetus konsep negara kepulauan yang pokok isinya menegaskan penentuan batas laut territorial tidak lagi 3 mil, melainkan 12 mil diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik terluar dari pulau-pulau NKRI, dan bahwa segala perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau termasuk daratan, merupakan bagian dari wilayah perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak NKRI.

Butuh waktu yang cukup lama sebelum akhirnya konsep negara kepulauan yang dicetuskan dalam Deklarasi Djuanda diakui dunia Internasional. Perjuangan panjang dilakukan sejak Konferensi UNCLOS I tahun 1958 hingga UNCLOS III tahun 1982. Ada satu catatan penting yang patut diapresiasi bahwa keberhasilan atas pengakuan tersebut tidak diperoleh dengan senjata apalagi pertumpahan darah, melainkan lewat jalur diplomasi. Sebuah cara perjuangan yang menegaskan keluhuran harkat bangsa sebagai negara besar yang mencintai cara-cara bermartabat.

Kini, setelah lebih dari tiga dekade pengakuan kedaulatan melalui Deklarasi Djuanda, sejauh apa pencapaian Indonesia dalam menjaga kedaulatan wilayahnya? Dari masa ke masa, pemerintah Indonesia telah melakukan upaya-upaya untuk menegakkan hukum dan kedaulatan khususnya di wilayah laut Indonesia.

Salah satu yang sangat menyita perhatian dalam setahun terakhir adalah, gebrakan besar yang menandai transformasi penting sektor kelautan dan perikanan yang dilakukan Menteri Kelautan

dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Kebijakan tegasnya yang tidak mengenal kompromi dalam memberantas Illegal and Unreported Fishing (IUUF) di Indonesia telah berhasil mengirimkan sinyal kuat kepada dunia internasional mengenai keseriusan komitmen pemerintah Indonesia memerangi kejahatan serius di sektor kelautan dan perikanan yang telah merugikan negara triliunan rupiah.

Kebijakan tegas Susi Pudjiastuti, secara pelan dan pasti telah berhasil mengurangi kejahatan IUUF di lautan Indonesia. Kebijakan tersebut terbukti telah berhasil memberikan dampak signifikan pada meningkatnya hasil tangkapan nelayan, dan berkurangnya pasokan dan stock ikan di negara-negara yang disinyalir telah melakukan aktivitas penangkapan ikan illegal di wilayah laut Indonesia.

Dimasa yang akan datang upaya-upaya pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang lebih berdaulat, berkesinambungan dan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat akan terus ditingkatkan jumlah dan kualitasnya. Kebijakan yang terkait dengan peningkatan peran masyarakat khususnya akses dan kesempatan kepada pengusaha Indonesia yang berbisnis di sektor kelautan dan perikanan juga akan terus ditingkatkan. Salah satunya dengan menutup kesempatan kepada para investor asing untuk berinvenstasi di bidang penangkapan ikan, dan mendorong investasi di bisnis pengolahan. Bersamaan dengan upaya tersebut, pemerintah berupaya meningkatkan kemampuan dan daya saing masyarakat sektor KP melalui berbagai stimulus yang menarik, produktif dan tepat sasaran.

Momen peringatan 70 tahun Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini, selayaknya kita maknai sebagai saat yang tepat untuk membangkitkan kembali kesadaran dan kecintaan kita kepada Indonesia, termasuk wilayah lautnya yang luas dengan kekayaan yang berlimpah. Laut adalah Masa Depan Bangsa, simbol Kedaulatan yang harus kita jaga dan pertahankan kelestarian dan keberlanjutannya. Dirgahayu Republik Indonesia.

Page 10: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

10

"Usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut kembali. Ya, bangsa pelaut dalam arti seluas-luasnya. Bukan

sekedar menjadi jongos-jongos di kapal, bukan. Tetapi bangsa pelaut dalam arti kata cakrawala samudera. Bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga, bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut me-nandingi irama gelombang lautan itu sendiri."

Kutipan pidato Presiden Pertama RI Soekarno, tahun 1953 tersebut mengingatkan kita bahwa Indonesia memang dilahirkan untuk menjadi bangsa yang berdaulat di laut, wilayah terluas dari seluruh yang dimiliki Indonesia.

Laut dengan kekayaan sumberdayanya serta keragaman tradisi kebaharian yang telah berlangsung selama berabad-abad, merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya. Sumber daya kelautan dan perikanan yang terkandung di lautan Indonesia telah memberikan begitu banyak manfaat bagi keberlangsungan kehidupan manusia, sekaligus pemersatu ribuan pulau yang ada didalamnya.

Hal tersebut sempat mengundang decak kagum Eduard Douwes Dekker (1820-1887) seorang penulis buku asal Belanda yang terkenal dengan

Penulis : Diding Sutardi

LAUT MASA DEPAN BANGSA

'REFLEKSI 70 TAHUN INDONESIA MERDEKA'

Menginjak usia kemerdekaan ke-70, bangsa

Indonesia melakukan transformasi besar di

sektor kemaritiman melalui penegasan sikap yang

menjadikan sektor kelautan dan perikanan sebagai

pilar penggerak penting perekonomian bangsa, sumber kesejahteraan,

masa depan peradaban bangsa. Ini adalah

momentum besar, sebuah perubahan mendasar

tentang bagaimana kita memandang laut,

setelah puluhan tahun kita memunggunginya.

SAJIAN UTAMA10

Page 11: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

11

karyanya berjudul Multatuli. Ia melukiskan keindahan kepulauan nusantara sebagai untaian 'Zamrud Khatulistiwa'. Tak hanya itu, kekayaan bangsa ini juga bahkan telah menarik perhatian negaranya untuk menguasai tanah air kita hingga tiga setengah abad lamanya.

Sebagai negara maritim terbesar di dunia, Indonesia memang memiliki kekayaan alam yang sangat besar dan beragam, baik SDA terbarukan (perikanan, terumbu karang, padang lamun, hutan mangrove, rumput laut, dan produk-produk bioteknologi), serta SDA KP tak terbarukan seperti energi kelautan (pasang surut, gelombang, angin dan Ocean Thermal Energy Coversion/OTEC), serta jasa-jasa lingkungan kelautan dan pulau-pulau kecil untuk pariwisata bahari, transportasi laut, serta sumber keragaman hayati dan plasma nutfah.

Ketika pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mulai memfokuskan perhatian pembangunan ke arah laut, betapa terkejutnya kita mengetahui kondisi yang terjadi. Kita yang selalu menepuk dada dengan gagah menyatakan diri sebagai pewaris semangat bahari, ternyata belum sepenuhnya berdaulat atas laut.

Realitas di lapangan menunjukkan ironi yang memprihatinkan. Di lautan Indonesia, setiap saat ditemukan kapal-kapal asing dengan leluasa mencuri ikan di laut kita. Tak terhitung banyaknya

pelanggaran hukum lain yang memanfaatkan laut sebagai jalurnya. Pencurian ikan yang masif di lautan Indonesia bahkan diperkirakan telah merugikan Indonesia hingga US 20 triliun/tahun. Tak terhitung kerugian yang diderita Indonesia akibat aktivitas transhipment yang dilakukan di atas laut dan penyalahgunaan BBM subsidi. Jika saja pengelolaan laut dilakukan secara optimal, diperkirakan kekayaan laut Indonesia bisa menyumbangkan kontribusi hingga 1,2 triliun Dolar AS per tahun. Nilai yang sungguh fantastis.

Ketika tekad untuk menjadikan laut sebagai halaman depan bangsa digaungkan, bangsa ini kembali terperangah karena selama ini laut hanya dijadikan sebagai halaman belakang rumah, tempat pembuangan akhir. Lihat saja bagaimana rusaknya lingkungan pesisir dan laut kita. Hampir sepanjang pemukiman nelayan

yang berhadapan langsung dengan laut sampah berserakan, pohon bakau tercerabut dan pencemaran lingkungan pesisir tak terkendali.

Tak hanya itu, tindakan-tindakan ekspoitasi SDKP secara tidak bertanggungjawab juga marak terjadi. Penangkapan kepiting, lobster dan rajungan bertelur yang mengancam keberlangsungan hidup produk unggulan laut kita terus terjadi. Pengelolaan laut yang tidak mempertimbangkan aspek keberlanjutan (sustainability), telah merusak ekosistem laut seperti rusaknya terumbu

karang. Penangkapan ikan dengan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan menjadi hal biasa. Kegiatan yang tidak bertanggungjawab tersebut nyatanya telah merusak hampir 70 persen terumbu karang Indonesia .

Terumbu karang sebagai habitat ikan untuk berkembang biak dan mencari makan kini

Page 12: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

12

telah rusak parah, jadi jangan berharap akan mendapatkan tangkapan melimpah jika rumahnya saja rusak. Di luar itu, masih banyak persoalan yang tidak kalah serius akibat sikap abai dan ketidakpedulian kita pada potensi laut Indonesia, tindakan memunggungi lautan.

Kini menginjak usia ke-70, kemerdekaan Republik Indonesia sudah saatnya Indone-sia melakukan perubahan, menjadikan sektor kelautan sebagai sumber kekuatan ekonomi dan modal dasar pembangunan bangsa. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato kenegaraannya saat baru diangkat menjadi Presiden telah menegaskan tekadnya, untuk mengembalikan secara nyata semboyan yang telah lama dicetuskan oleh nenek moyang rakyat Indonesia, 'Di Laut Kita Jaya'.

"Kita juga ingin hadir di antara bangsa-bangsa dengan kehormatan, dengan marta-bat, dengan harga diri. Kita ingin menjadi bangsa yang bisa menyusun peradabannya sendiri. Bangsa besar yang kreatif yang bisa ikut menyumbangkan keluhuran bagi peradaban global. Kita harus bekerja dengan sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim. Samudera, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Kita telah lama memunggungi laut, memunggungi samudera, memunggungi selat dan teluk", ungkap Presiden Jokowi saat pidato kenegaraan.

Pidato pertama Presiden Jokowi itu sangat dahsyat karena secara tegas disebutkan bahwa Indonesia telah lama memunggungi laut, padahal laut, samudera, teluk dan selat adalah masa depan peradaban bangsa. Presiden mengajak semua kalangan untuk bekerja keras mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai negara maritim. Pemerintah akan terus melakukan aksi untuk meneguhkan kedaulatan bahari Indonesia. "Kita harus meyakini bahwa masa depan kita ada di laut", ungkapnya.

Perhatian pemerintahan Jokowi terhadap sektor kelautan menjadi titik balik kebangkitan Indonesia di bidang kemaritiman. Berbagai kebijakan tata kelola laut dibenahi untuk segera mengembalikan kedaulatan Indonesia menuju kejayaan negara bahari.

Jika menilik kebelakang, berabad-abad lalu, Indonesia yang disebut nusantara pernah mencapai puncak kejayaan di bidang kemaritiman. Sejarah mencatat keberadaan kerajaan Majapahit dan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim yang sangat disegani dunia karena ketangguhan armada lautnya.

IMPLEMENTASI NAWA CITAKementerian Kelautan

dan Perikanan (KKP) dibawah kepemimpinan Susi Pudjiastuti sejak awal fokus mengembalikan kedaulatan Indonesia di laut. Mulai dari mengusir dan memberikan efek jera (penenggelaman kapal)

para pelaku illegal fishing hingga melakukan tata kelola laut secara berkelanjutan. Ada tiga program kebijakan utama KKP yang merupakan turunan dari Nawa Cita yang merupakan visi misi Presiden Jokowi.

Pertama, menjaga kedaulatan dalam bidang ekonomi dengan menjaga keamanan sumber daya kelautan. Tugas tersebut dilaksanakan dengan memastikan bahwa nelayan dan semua stakeholder perikanan lainnya memiliki kedaulatan atas

Page 13: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

13

pekerjaan dan bisnis mereka.Hal tersebut diwujudkan

dengan memerangi praktek Illegal Unreported and Unregulated (IUU) Fishing, menindaktegas para pelaku dan menegakkan hukum di laut. Sebagai bentuk keseriusannya, pemerintah telah membentuk Tim Satuan Tugas (satgas) IUU Fishing yang bertugas melakukan analisa dan evaluasi atau uji kepatuhan dari perusahan perikanan dan para pemilik kapal eks asing.

Dalam hal peraturan, juga telah dilakukan penghentian sementara (moratorium) perizinan kapal eks asing yang saat ini memasuki tahap kedua (Permen KP Nomor 10 Tahun 2015).

Program kedua, mengawal visi misi Presiden Jokowi mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Jika kedua program tersebut sukses dilaksanakan, maka akan tercipta misi ketiga, yaitu terciptanya kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia. "Dengan tegaknya kedaulatan dan terlaksananya tata kelola yang menjamin keberlanjutan, kami optimis masyarakat akan bisa meraih kesejahteraannya,” tandas Susi.

Selain itu dalam berbagai kesempatan, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti terus menekankan peran penting sektor kelautan sebagai masa depan bangsa. "Laut adalah masa depan bangsa, sehingga keberadaannya harus selalu terjaga agar tidak rusak. Sumber daya kelautan boleh dimanfaatkan, tetapi harus dengan pola ramah ling-kungan, jangan merusak atau menghancurkannya", pesan Susi dalam berbagai kesempa-tan.

Susi pun mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama memahami visi dan misi Presiden Jokowi yaitu : mewujudkan kedaulatan dalam mengelola sumber daya kelautan dan perikanan

secara berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat. Visi tersebut harus menjadi acuan kinerja pemerintah selama beberapa tahun ke depan.

"Pemerintah saat ini sangat bersemangat untuk mengantarkan masyarakatnya meraih kesejahteraan. Untuk sejahtera kita wajib menjaga lautan yang kita yakini sebagai masa depan bangsa. Masa depan Indonesia ada di laut. Kita semua wajib memberikan kontribusi untuk mewujudkan cita-cita tersebut, visi besar bangsa Indonesia. Banyak hal yang belum sesuai antara fakta dan realita. Salah satunya misalnya, fakta bahwa luas laut kita terpanjang di dunia ternyata tidak membuat kita menjadi eksportir produk perikanan dan kelautan nomor 1 di dunia. Kenyataannya, saat ini kita hanya nomor 5 di Asia Tenggara, bukan di dunia. Hal-hal seperti itu harus menjadi perhatian kita bersama. Kita harus tergugah, dan tergerak ikut membantu sehingga apa yang kita cita-citakan dapat terwujud. Sudah banyak yang kami kerjakan, tapi pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan juga masih banyak. Kami tidak bisa bekerja sendirian, dukungan dari berbagai pihak, terutama masyarakat yang peduli dan mau bekerja sangat dibutuhkan ", pungkas Susi penuh keyakinan dan semangat. Dirgahayu Republik Indonesia.

Page 14: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

14

SUATU HARI DI TPI PANGANDARAN

CERITA PHOTO

Page 15: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

15

Hiruk pikuk di Tempat Pelelangan Ikan Pangandaran begitu terasa. Beberapa nelayan terlihat sigap mengangkut hasil tangkapan menuju penimbangan.

Udang di timbang dan di pilah-pilah sesuai ukuran dan jenisnya. Ada dua jenis udang yang di lelang hari itu: Udang Dogol dan Udang Tiger.

Dalam sekejap, para pembakul menyemut di pelelangan, berharap mendapat bagian untuk dijajakan hari itu.

Teks dan Foto: Dorris Dolarisasana

Page 16: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

16

Page 17: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

17

Page 18: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

18

Penulis : Sony Wahyudi

Tinjauan Pengenaan Pajak Penghasilan Atas Jasa Konstruksi :

Final Atau Tidak Final Serta Penerapannya

SUBYEK PAJAK UNTUK JASA KONSTRUKSISubyek pajak disini adalah pengusaha yang

bidang usahanya secara formal merupakan usaha jasa konstruksi. Artinya, perusahaan yang sudah memperoleh sertifikasi dan juga kualifikasi di bidang jasa konstruksi. Dalam konteks pengenaan PPh Final jasa konstruksi, subyek pajak disini

adalah “penyedia jasa “ sesuai dengan PP No 51 Tahun 2008 pada pasal 1 “ adalah orang pribadi atau badan termasuk bentuk usaha tetap, yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi baik sebagai perencana konstruksi, pelaksana konstruksi dan pengawas konstruksi maupun sub-subnya”.

Ilust

rasi

, sum

ber :

ww

w.c

bn4.

com

INFO PAJAK

Page 19: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

19

Arti dari makna kata tersebut jelas bahwa subyek pajak jasa konstruksi adalah untuk perusahaan yang memang bergerak secara formal adalah merupakan suatu perusahaan konstruksi, baik sebagai pelaksana ataupun perusahaan konsultan perencana ataupun pengawas.

PEMOTONG PPh JASA KONSTRUKSIUU No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan,

Pasal 4 ayat (2) menyatakan Pemotong PPh Pasal 4 ayat (2) yaitu :

a. Koperasi;b. Penyelenggara kegiatan;c. Otoritas bursa; d. Bendaharawan.

OBYEK PPh FINALDikenakan atas penghasilan mereka yang

berasal dari kegiatan usaha jasa konstruksi. Usaha jasa konstruksi yang penghasilannya ditetapkan menjadi obyek PPh Final Pasal 4 ayat (2) terdiri dari 3 kelompok jasa, yaitu:a. Jasa Perencanaan Konstruksi

Perencanaan konstruksi adalah layanan jasa di bidang konstruksi yang hasil pekerjaannya diwujudkan dalam bentuk dokumen perencanaan pembangunan bangunan atau bentuk fisik lain. Misalnya jasa penggambaran bangunan (arsitek), jasa penelitian tanah atau lahan tempat bangunan akan didirikan, jasa penelitian dan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) dan jasa perencanaan pembangunan lainnya baik yang merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan

secara menyeluruh atau sebagian atau dilakukan secara terpisah. Sedangkan yang dimaksud dengan ‘bentuk fisik lain’ adalah konstruksi teknik yang bukan berbentuk bangunan (gedung, rumah, dlsb) seperti misalnya proyek pembangunan instalasi pembangkit tenaga listrik, pembangunan instalasi pengeboran minyak, dsbb. Jasa Pelaksanaan Konstruksi

Jasa pelaksanaan konstruksi adalah jasa di bidang konstruksi untuk melaksanakan perencanaan konstruksi menjadi bentuk bangunan atau fisik lain atau jasa dalam bentuk melaksanakan pembangunan bangunan. Termasuk di dalamnya adalah pekerjaan konstruksi terintegrasi yaitu penggabungan fungsi layanan dalam model penggabungan perencanaan, pengadaan, dan pembangunan (engineering, procurement and construction) serta model penggabungan perencanaan dan pembangunan (design and build). Jasa perbaikan, perawatan maupun pemeliharaan bangunan, khususnya yang dilakukan oleh pemberi jasa yang kegiatan usahanya di bidang konstruksi (punya surat izin usaha jasa konstruksi/SIUJK) juga termasuk dalam pengertian jasa pelaksanaan konstruksi.c. Jasa Pengawasan Konstruksi

Jasa pengawasan konstruksi adalah jasa di bidang pengawasan terhadap proyek atau pelaksanaan konstruksi mulai dari awal pelaksanaan pekerjaan/proyek konstruksi sampai selesai dan bangunan diserahterimakan. Misalnya jasa mandor konstruksi, jasa penilai pekerjaan konstruksi.

Ilust

rasi

, sum

ber :

ww

w.k

bic.

com

Ilust

rasi

, sum

ber :

ww

w.ra

mte

chco

nstr

uctio

n.co

m

Page 20: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

20

TARIF PPh FINAL JASA KONSTRUKSIDalam peraturan perundang-undangan di bidang konstruksi ada ketentuan bahwa sebelum

mengajukan permohonan untuk meminta surat izin usaha jasa konstruksi, pengusaha harus terlebih dahulu mengajukan sertifikasi dan registrasi kepada Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) untuk memperoleh Sertifikat Badan Usaha (SBU). Sertifikat ini merupakan dokumen formal yang menyatakan kemampuan atau kompetensi dari pengusaha jasa konstruksi. Dalam kesehariannya, SBU ini sering hanya disebut dengan kualifikasi usaha atau sertifikat kualifikasi usaha.

Khusus untuk jasa pelaksanaan konstruksi, kualifikasi usaha itu bahkan dibagi ke dalam tiga kelompok yakni: kecil, menengah dan besar. Menurut Peraturan LPJK Nomor 11 Tahun 2006 pengelompokkan tersebut didasarkan pada apa yang disebut ‘grade’ yaitu tingkat kemampuan atau kompetensi penyedia jasa, seperti tampak pada tabel berikut:

Tetapi dalam kenyataannya tidak sedikit pengusaha jasa konstruksi (penyedia jasa) yang tidak memiliki sertifikat tersebut atau penyedia jasa yang tidak memperpanjang masa berlaku sertifikat kualifikasi usaha dikarenakan sertifikat kualifikasi usaha itu memiliki masa berlaku.

Selanjutnya atas pengelompokkan usaha berdasarkan grade tersebut, dilakukan penyesuaian oleh Kementerian Pekerjaan Umum sesuai dengan Surat Edaran(SE) Menteri PU No 16/SE/M/2010 tanggal 23 November 2010 tentang persyaratan kualifikasi usaha dan nilai paket pekerjaan serta masa berlaku sertifikat badan usaha, sertifikat keahlian kerja dan sertifikat keterampilan kerja. Adapun isi SE No 16/SE/M/2010 tersebut adalah :

a. Pelaksanaan pengadaan dalam bidang pekerjaan konstruksi dikembalikan sesuai aturan pengadaan nasional, yaitu Perpres Nomor 54 Tahun 2010

b. Peraturan tentang grade tidak sesuai dengan Perpres 54/2010 dan bagi yang sudah menggunakan atau memiliki grade, maka dilakukan penyesuaian yaitu kualifikasi usaha dibedakan menjadi hanya kecil dan non kecil dengan usaha kecil dapat diikuti oleh grade 2-4 sedangkan grade 5-7 merupakan usaha non kecil dengan batasan usaha kecil adalah dengan nilai kontrak s.d 2,5 Milyar. Hal ini sesuai dengan pasal 100 ayat (3) PP 54 Tahun 2010 yang menyatakan nilai paket pekerjaan barang/konstruksi/jasa lainnya s.d 2,5 Milyar diperuntukan bagi usaha kecil, mikro dan koperasi.

c. SBU, SKK, dan SKT yang belum diperpanjang atau sudah tidak berlaku, tetap dapat digunakan sebagai pemenuhan persyaratan khusus dalam bidang konstruksi, sehingga panitia pengadaan/ULP harus berhati-hati dengan hal ini, jangan sampai menggugurkan penyedia barang yang SBU-nya sudah tidak berlaku lagi.

Page 21: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

21

Menurut PP Nomor 51 Tahun 2008, tarif untuk penyedia jasa yang punya SBU atau sertifikat kualifikasi usaha dibedakan dengan tarif untuk penyedia jasa yang tidak punya SBU. Tarif PPh Final jasa konstruksi sebagaimana ditetapkan oleh PP Nomor 51 Tahun 2008 adalah seperti berikut:

a. Jasa Perencanaan Konstruksi:1. 4% (empat persen), jika penyedia jasa

mempunyai sertifikat kualifikasi usaha (SBU); atau

2. 6% (enam persen), jika penyedia jasa tidak mempunyai sertifikat kualifikasi usaha.

b. Jasa Pelaksanaan Konstruksi:1. 2% (dua persen), jika penyedia jasa

mempunyai sertifikasi kualifikasi usaha kecil;

2. 3% (tiga persen), jika penyedia jasa mempunyai sertifikasi kualifikasi usaha menengah maupun besar; atau

3. 4% (empat persen), jika penyedia jasa tidak mempunyai sertifikasi kualifikasi usaha.

c. Jasa Pengawasan Konstruksi:1. 4% (empat persen), jika penyedia jasa

mempunyai sertifikat kualifikasi usaha; atau2. 6% (enam persen), jika penyedia jasa tidak

mempunyai sertifikat kualifikasi usaha.

DASAR PENGENAAN PAJAKPPh Final jasa konstruksi dihitung dengan cara

mengalikan tarif tersebut di atas dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP). Menurut Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) PMK Nomor 187/PMK.03/2008, DPP yang digunakan untuk menghitung PPh Final jasa konstruksi adalah:

1. jumlah pembayaran, apabila PPh Final jasa konstruksi dikenakan melalui pemotongan PPh oleh pengguna jasa (pemilik proyek atau owner);

2. jumlah penerimaan pembayaran, apabila PPh Final jasa konstruksi dikenakan melalui penyetoran sendiri oleh penyedia jasa yang bersangkutan.

SAAT TERUTANGNYA PPh FINALPMK Nomor 187/PMK.03/2008, pasal 4

menyatakan bahwa saat terutangnya PPh Final jasa konstruksi terjadi pada saat pembayaran atau diterimanya pembayaran (cash basis), bukan pada saat munculnya utang atau piutang (accrual basis).

PEMOTONGAN PPH OLEH PENGGUNA JASAPembayaran atau pelunasan PPh Final jasa

konstruksi dilakukan melalui salah satu dari dua cara, yakni melalui pemotongan oleh pengguna

Ilust

rasi

, sum

ber :

ww

w.d

isco

vero

ja.c

om

Page 22: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

22

jasa (owner) atau dengan cara disetor sendiri oleh si penyedia jasa (pemberi jasa).

Jika pengguna jasa (owner) berstatus sebagai pemotong PPh, maka pelunasan PPh Final jasa konstruksi dilakukan melalui pemotongan PPh Final oleh pengguna jasa. Dalam hal ini pengguna jasa wajib melakukan pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh Final pada waktu yang telah ditetapkan.a. Pemotongan

PPh Final jasa konstruksi dilakukan pada saat pembayaran (cash basis). Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 4 ayat (2) PMK Nomor 187/PMK.03/2008.

Misalnya pada tanggal 9 Nopember 2012, Instansi Pemerintah “Dinas YY” menerima tagihan dari penyedia jasa atas proyek pembangunan gedung milik instansi tersebut. Kemudian pembayaran tagihan itu dilakukan pada bulan Desember 2012. Dalam hal ini pemotongan PPh Final jasa konstruksi wajib dilakukan pada bulan Desember 2012 (bulan pembayaran).

Saat pemotongan PPh ini dibuktikan dengan tanggal yang tercantum dalam bukti pemotongan

PPh Final Pasal 3 ayat (2). Artinya, untuk tagihan tersebut tanggal yang harus tercantum dalam bukti pemotongan PPh maksimal tanggal 31 Desember 2012.b. Penyetoran

PPh Final jasa konstruksi dilakukan paling lambat pada tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah bulan terutangnya PPh Final jasa konstruksi. Penyetoran dilakukan apabila penyedia jasa melakukan pembayaran sendiri ke negara, Misalnya, PT AAA harus menyetorkan PPh Final jasa konstruksi tersebut paling lambat pada tanggal 10 Januari 2013. Jika tanggal 10 itu jatuh tepat pada hari libur, termasuk hari Sabtu atau libur nasional, maka sesuai ketentuan Pasal 3 PMK Nomor 184/PMK.03/2007, penyetoran pajak bisa dilakukan pada hari kerja berikutnya.c. Pelaporan

PPh Final jasa konstruksi dilakukan bersamaan dengan pelaporan PPh Final lainnya (seperti pemotongan PPh Final sewa tanah/bangunan, dividen, dlsb). Selain hal tersebut, sesuai dengan ketentuan PP 51 Tahun 2008, pada pasal 8, penyedia jasa juga diwajibkan untuk ”Penyedia Jasa wajib

Ilust

rasi

, sum

ber :

eri.

pt

Page 23: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

23

melakukan pencatatan yang terpisah atas biaya yang timbul dari penghasilan yang diterima atau diperoleh dari kegiatan usaha selain usaha Jasa Konstruksi.” Sedangkan bagi instansi pemerintah (Bendaharawan/pejabat pembuat SPM) selaku pejabat pemotong PPh jasa konstruksi maka harus menatausahakan bukti pemotongan tersebut.

Subyek pemotong PPh semestinya meliputi badan, lembaga atau institusi pemerintah; Subyek Pajak badan dalam negeri termasuk BUT; Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya yang ada di Indonesia; dan Orang pribadi yang ditunjuk oleh Dirjen Pajak (c.q. KPP setempat).

PENYETORAN SENDIRI OLEH PENYEDIA JASAApabila pengguna jasa bukan pemotong PPh,

maka penyedia jasa selaku pemberi jasa dan penerima penghasilan wajib menyetorkan sendiri PPh Final yang terutang tersebut.

1. Penyetoran sendiri PPh Final oleh pemberi jasa dilakukan paling lambat pada tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah bulan diterimanya pembayaran (cash basis). Jika tanggal 15 itu jatuh tepat pada hari libur, termasuk hari Sabtu atau

libur nasional, maka sesuai ketentuan Pasal 3 PMK Nomor 184/PMK.03/2007, penyetoran pajak bisa dilakukan pada hari kerja berikutnya. Penyetoran sendiri PPh Final dilakukan dengan menggunakan SSP di mana satu SSP digunakan untuk penyetoran seluruh PPh Final jasa konstruksi di bulan yang bersangkutan yang belum dipotong oleh pengguna jasa;

2. Pelaporan PPh Final jasa konstruksi oleh penyedia jasa yang melakukan penyetoran sendiri juga dilakukan bersamaan dengan pelaporan PPh Final lainnya (seperti PPh Final sewa tanah dan bangunan, dan PPh Final lainnya yang tidak dipotong oleh pengguna jasa). Pelaporan menggunakan formulir SPT Masa PPh Pasal 4 Ayat (2)—kode formulir F.1.1.32.04—dan disampaikan ke KPP tempat penyedia jasa terdaftar. Pelaporan harus dilakukan paling lambat tanggal 20 (dua puluh) bulan berikutnya setelah bulan diterimanya pembayaran imbalan jasa konstruksi. Dan jika tanggal 20 itu jatuh tepat pada hari libur, termasuk hari sabtu maupun libur nasional, maka pelaporan SPT Masa dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.

Page 24: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

24

Sore itu, 29 Juli 2015, kapal pengawas Hiu Macan 001 melakukan operasi rutin melintasi perairan Natuna, Kepulauan

Riau. Merapat ke setiap kapal asing yang terlihat melakukan aktivitas penangkapan.

Hasilnya, empat kapal berbendera Vietnam digiring ke Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Pontianak, Kalimantan Barat, untuk menjalani proses hukum oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perikanan, karena tidak bisa menunjukan surat-surat izin operasi. 10 kapal tersebut antara lain : KM. BV

PENENGGELAMAN KAPAL Komitmen Menjaga Kedaulatan

Penenggelaman 38 kapal pelaku IUUF sehari setelah peringatan Hari

Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke : 70 tahun, menunjukkan keseriusan Pemerintah Indonesia untuk menegakkan kedaulatan di

laut, melalui penegakkan sanksi hukum yang tegas dan adil.

BERITA DIREKTORAT

PSD KP

24

Page 25: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

25

9619 TS (85 GT), KM. BV 8281 TS (90 GT), KM. BV 9947 TS (85 GT), KM BV 7282 TS (90 GT).

Selang beberapa hari kemudian, kapal pengawas Hiu Macan 005 milik KKP kembali menangkap 6 (enam) kapal perikanan asing berbendera Vietnam yang sedang melakukan aktivitas penangkapan ikan illegal di sekitar perairan Anambas, Kepulauan Riau. Ke enam kapal asing tersebut diawaki 43 (empat puluh tiga) warga negara Vietnam. Kapal tersebut antara lain: KM. BV 95228 TS (35 GT), KM. BV 95038 TS (35 GT), KM. BV 95609 TS (36 GT), KM BV 95472 TS (32 GT), KM BV 95632 TS

(36 GT), dan 6) KM BV 75169 TS (32 GT). Keenam kapal tersebut tertangkap tangan saat

melakukan penangkapan ikan tanpa dilengkapi dokumen-dokumen perizinan penangkapan ikan, dan terbukti telah menangkap ikan di WPP-NRI sebanyak ± 9.171 kg. Keenam kapal tersebut dikawal oleh KP Hiu Macan 005 ke Satker PSDKP Batam, untuk menjalani proses hukum oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perikanan.

Kapal-kapal penangkap ikan yang tertangkap tangan tersebut diduga melanggar Pasal 93 ayat (2)jo Pasal 27 (2) UU No. 45 tahun 2009 tentang

25

Page 26: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

2626

perubahan atas UU RI No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan, dengan ancaman pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp 20 miliar. Tindakan tegas KKP bagi para pelaku IUUF ini kembali menegaskan komitmennya untuk menjaga dan mengamankan wilayah perairan Indonesia dari aksi pencurian kapal asing yang akan berdampak pada kedaulatan Indonesia atas wilayah perairannya.

BERSMA TNI TENGGELAMKAN 38 KAPAL PELAKU IUUF

Memperingati Hari Kemerdekaan ke-70, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dan aparat penegak hukum lainnya menenggelamkan 38 kapal pelaku illegal fishing sehari usai peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) yang ke-70.

KKP melakukan penenggelaman secara bersamaan di berbagai lokasi berbeda yaitu : : Perairan Pontianak 15 kapal, Bitung 8 kapal, dan

Page 27: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

27Dalam aksi penenggelaman Kapal di Kalimantan Barat , Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Perikanan, Asep Burhanudin, turun langsung memimpin pemusnahan yang dilakukan dari Kapal Pengawas Perikanan Hiu Macan 001. Pemusnahan dilakukan di daerah Pulau Lemukutan, Kabupaten Bengkayang. "Kegiatan penenggelaman kapal Illegal fishing ini merupakan hasil kerjasama intensif antara KKP, TNI AL, Polri, Kejaksaan Agung dan instansi terkait lainnya," ujar Asep. Penenggelaman kapal pelaku illegal fishing dilakukan mengacu pada Pasal 76A UU No. 45/2009, yaitu benda dan atau alat yang digunakan dalam dan atau yang dihasilkan dari tindak pidana perikanan dapat dirampas untuk negara atau dimusnahkan setelah mendapat persetujuan ketua pengadilan negeri, dan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap (inkracht) sebagaimana diatur dalam KUHAP. Data Tangkapan Kapal tanggal 29 juli 2015

No Nama Kapal/

Nomor Lambung

GT

Asal Negara Kapal

Bendera Kapal

Jumlah Awak

(orang)

Alat Tangkap

Posisi Henrik

1. BV 9619 TS 85 Vietnam - 3 Pair Trawl 03º 18.19’ LU / 109º 45.57’BT

2. BV 8281 TS 90 Vietnam - 20 Pair Trawl 03º 18.19’ LU / 109º 45.57’BT

3. BV 9947 TS 85 Vietnam - 3 Pair Trawl 03º 13.58’ LU / 109º 47.59’BT

4. BV 7282 TS 90 Vietnam - 22 Pair Trawl 03º 13.58’ LU / 109º 47.59’BT

JUMLAH ABK 48

Dalam aksi penenggelaman Kapal di Kalimantan Barat , Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Perikanan, Asep Burhanudin, turun langsung memimpin pemusnahan yang dilakukan dari Kapal Pengawas Perikanan Hiu Macan 001. Pemusnahan dilakukan di daerah Pulau Lemukutan, Kabupaten Bengkayang. "Kegiatan penenggelaman kapal Illegal fishing ini merupakan hasil kerjasama intensif antara KKP, TNI AL, Polri, Kejaksaan Agung dan instansi terkait lainnya," ujar Asep. Penenggelaman kapal pelaku illegal fishing dilakukan mengacu pada Pasal 76A UU No. 45/2009, yaitu benda dan atau alat yang digunakan dalam dan atau yang dihasilkan dari tindak pidana perikanan dapat dirampas untuk negara atau dimusnahkan setelah mendapat persetujuan ketua pengadilan negeri, dan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap (inkracht) sebagaimana diatur dalam KUHAP. Data Tangkapan Kapal tanggal 29 juli 2015

No Nama Kapal/

Nomor Lambung

GT

Asal Negara Kapal

Bendera Kapal

Jumlah Awak

(orang)

Alat Tangkap

Posisi Henrik

1. BV 9619 TS 85 Vietnam - 3 Pair Trawl 03º 18.19’ LU / 109º 45.57’BT

2. BV 8281 TS 90 Vietnam - 20 Pair Trawl 03º 18.19’ LU / 109º 45.57’BT

3. BV 9947 TS 85 Vietnam - 3 Pair Trawl 03º 13.58’ LU / 109º 47.59’BT

4. BV 7282 TS 90 Vietnam - 22 Pair Trawl 03º 13.58’ LU / 109º 47.59’BT

JUMLAH ABK 48

Data Tangkapan Kapal tanggal 1 Agustus 2015

No Nama

Kapal/Nomor Lambung

GT

Asal Negara Kapal

Bendera Kapal

Jumlah Awak

(orang)

Alat Tangkap

Posisi Henrik

1. BV 95228 TS 35 Vietnam - 7 Rawai 03º 12.828’ LU / 104º 57.421’BT

2. BV 95038 TS 35 Vietnam - 7 Rawai 03º 11.317’ LU / 104º 58.858’BT

3. BV 95609 TS 36 Vietnam - 8 Rawai 03º 10.137’ LU / 104º 59.216’BT

4. BV 95472 TS 32 Vietnam - 6 Rawai 03º 10.728’ LU / 105º 01.873’BT

5. BV 95632 TS 36 Vietnam 8 Rawai 03º 12.930’ LU / 105º 04.606’BT

6. BV 75169 TS 32 Vietnam 7 Rawai 03º 14.542’ LU / 105º 04.309’BT

TOTAL 43

Belawan 3 kapal. Di tiga lokasi berbeda TNI AL juga menenggelamkan 5 kapal di perairan Ranai, 3 di Tarempa dan 4 di Tarakan. Kapal-kapal yang ditenggelamkan tersebut merupakan hasil penangkapan oleh KKP (21 kapal), TNI AL (12 kapal), dan POLRI (5 kapal).

Dalam aksi penenggelaman Kapal di Kalimantan Barat , Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Perikanan, Asep Burhanudin, turun langsung memimpin pemusnahan yang dilakukan dari Kapal Pengawas Perikanan Hiu Macan 001. Pemusnahan dilakukan di daerah Pulau Lemukutan, Kabupaten Bengkayang. "Kegiatan penenggelaman kapal Illegal fishing ini merupakan

hasil kerjasama intensif antara KKP, TNI AL, Polri, Kejaksaan Agung dan instansi terkait lainnya," ujar Asep.

Penenggelaman kapal pelaku illegal fishing dilakukan mengacu pada Pasal 76A UU No. 45/2009, yaitu benda dan atau alat yang digunakan dalam dan atau yang dihasilkan dari tindak pidana perikanan dapat dirampas untuk negara atau dimusnahkan setelah mendapat persetujuan ketua pengadilan negeri, dan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap (inkracht) sebagaimana diatur dalam KUHAP.

Page 28: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

28

Indonesia akan memiliki 24 Taman Teknologi (Techno Park) kelautan dan perikanan. Taman Tekno tersebut diharapkan dapat

tumbuh menjadi kawasan terpadu berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), yang optimal menjalankan peran strategisnya mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan industri lokal untuk mendukung pertumbuhan dan daya saing industri nasional Indonesia.

Pembangunan taman teknologi merupakan salah satu upaya strategis KKP untuk mendorong tumbuhnya perekonomian daerah berbasis SDM. Peluncuran Techno Park telah dilakukan oleh

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di Jakarta, pada akhir bulan Juni, 2015

Pembangunan 24 taman teknologi KP secara bertahap pada periode tahun 2015-2019 yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP melalui Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) bertujuan mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) kompeten sekaligus mengembangkan inkubator bisnis di sektor kelautan dan perikanan.

Menurut Susi, mandat untuk membangun 24 Taman Tekno berbasis perikanan rakyat kepada KKP merupakan pelaksanaan Nawa Cita dalam

Diding Sutardi/Sumber : Humas BPSDMKP

TAMAN TEKNOJembatan Emas Penyediaan SDM Terampil

BPSDMP KP

Page 29: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

29

lima tahu (2015-2019). Peluncurannya merupakan tindak lanjut pencanangan Program Nasional Pengembangan 100 Taman Sains dan Teknologi Nasional (Science and Techno Park/STP) sebagai salah satu program quick win Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan dan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, pada 7 Mei 2015.

Kegiatan di Taman Tekno terdiri dari pendidikan dan pelatihan untuk menghasilkan tenaga kompeten; adaptasi dan alih teknologi untuk menghasilkan produk inovatif; serta inkubator bisnis guna menghasilkan usaha baru. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada masyarakat ini tanpa dipungut biaya. Sementara inkubator bisnisnya meliputi pengembangan jejaring kerja sama dengan dunia usaha, dunia industri, dan stakeholders; pendampingan oleh Penyuluh dan Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP), peningkatan teknologi tepat guna, konsultasi, serta inovasi teknologi dengan pendidikan, penelitian, dan pengembangan. Adapun sasaran programnya adalah perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, dan konservasi perairan.

Menindaklanjuti rencana tersebut, di tahun 2015 KKP telah membangun 4 (empat) Taman Teknologi bertempat di Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Tegal, Banyuwangi, Aertembaga, dan Ambon. Untuk 20 lokasi lainnya direncanakan tersebar di kabupaten/kota, dengan mempertimbangkan aspek kewilayahan, kedekatan lokasi dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) KKP dan potensi daerahnya.

Kegiatan Taman Tekno pertama yang berada di Tegal akan difokuskan pada sertifikasi kompetensi, pengembangan garam, udang galah, padi, permesinan, budidaya udang, dan budidaya rumput laut. Aktivitas Taman Tekno di Banyuwangi difokuskan pada sertifikasi kompetensi budidaya ikan sidat, produksi garam, budidaya udang, dan pengolahan produk. Adapun kegiatan di Bitung akan difokuskan pada sertifikasi kompetensi perkapalan, dan pengolahan produk. Aktivitas Taman Tekno di Ambon akan difokuskan pada sertifikasi kompetensi budidaya ikan laut,

pengolahan produk, permesinan perikanan, dan wisata pelatihan.

“Taman Tekno ini diharapkan dapat mendorong pengembangan inovasi dan bisnis sekaligus mendorong dan meningkatkan pembinaan wirausaha baru (startup company) di sektor perikanan dan kelautan yang berbasis IPTEK. Untuk mencapai tujuan tersebut tentu diperlukan sinergi yang solid dengan perguruan tinggi, pemerintah, industri dan masyarakat yang bergerak atau memiliki kepedulian terhadap kemajuan sektor kelautan dan perikanan. Saya harapkan kehadiran taman tekno ini dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan inovasi teknologi tepat guna disektor kelautan dan perikanan, sehingga masyarakat tergugah untuk berperan aktif menyukseskan program ini baik dalam skala lokal maupun nasional”, tegas Susi.

Taman Tekno dibangun dengan beragam tujuan, antara lain mendorong kesiapan masyarakat kelautan dan perikanan menghadapi pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di 2015 dengan penerapan prinsip inovasi, kreativitas, penumbuhan bisnis ekonomi baru, kemandirian dan daya saing lokal.

Berdasarkan kondisi tersebut maka kegiatan bidang pendidikan, pelatihan dan penyuluhan harus berperan sebagai pilar pendukung utama yang mendukung keberadaan Techno Park. Peran bidang-bidang tersebut sangat diharapkan terkait peningkatan kompetensi, inovasi, inkubator bisnis kelautan dan perikanan untuk mengembangkan peran dan eksistensi Taman Tekno di masa yang akan datang.

“Agar berfungsi optimal dan berkelanjutan, keberadaan Taman Tekno harus diintegrasikan dengan program pembangunan daerah, dan perlu tertuang dalam dokumen perencanaan daerah, termasuk komitmen penyedian lahan dan anggaran pengelolaannya. Keberadaan Taman Tekno yang terkelola dengan baik dapat menjadi salah satu solusi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat, berkelanjutan dalam mengelola sumberdaya alam, sekaligus mensejahterakan masyarakatnya melalui sektor kelautan dan perikanan,” tegas Susi.

Page 30: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

30

Purnani

BISNIS TIDAK LENGKAP TANPA KEPEDULIAN

Bisnis di sektor Kelautan dan Perikanan bukan bisnis kecil. Hal itu telah dibuktikan Purnani, pebisnis ulet yang

mampu mencetak omzet hingga Rp500 juta/bulan. Berbekal keseriusan, keuletan, kepedulian dan inovasi tanpa henti, Purnani berhasil menaklukkan berbagai hambatan sekaligus memberinya kesempatan untuk berbagi ilmu kepada lebih banyak orang. Sesuatu yang sebelumnya tidak pernah terlintas dibenaknya.

Melalui bisnis pengolahan ikan di bawah bendera PT Benning Jati Anugrah, Purnani yang rela meninggalkan kenyamanan bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di kantor Dinas

Kelautan dan Perikanan Lampung, membuktikan bahwa pilihannya menjadi wirausaha sudah tepat. Sebuah jalan yang mengantarnya pada prestasi dan pencapaian penting lain dalam hidupnya.

Purnani, lulusan Akademi Usaha Perikanan (AUP), sekarang Sekolah Tinggi Perikanan (STP) merintis usaha dibidang budidaya lele dan gurame pada tahun 1993, di Cogrek, Ciseeng, Bogor. Kegiatan usahanya dimulai dengan mengajak dan melibatkan warga disekitar tempat usahanya untuk menjadi pembudidaya lele.

Di tahun 2000, usahanya terpaksa berhenti karena lingkungan semakin tidak nyaman, serta menipisnya keuntungan yang diraih.

Penulis : Tri Mulyani, Julianti Maesarah, Sri Sumaryanti

Bisnis itu mulia, jika tidak sekedar mengejar urusan omzet semata. Kelegaan bercampur kebahagiaan saat mengetahui ada begitu banyak orang yang mendapatkan manfaat dari bisnis yang dijalankan dapat menjadi energi ampuh untuk menggerakkan bisnis bergerak lebih cepat, lebih baik dan lebih besar.

WIRAUSAHA

Page 31: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

31

Ketidakberuntungan tersebut ternyata membuka jalan baru. Seorang teman datang menawarkan kerjasama untuk menjadi pemasok lele dan gurame hidup di gerai Makro (sekarang Lotte.red). Tak lama menjalankan usaha baru, ia kembali mendapati kenyataan bahwa margin dibisnis barunya sangat tipis.

Menghadapi kondisi tersebut, Purnani beralih menjadi pemasok berbagai produk olahan ikan seperti : kepala kakap, skin on, skin less di Makro. Awalnya ia memasarkan produk makanan olahan ikan dari produsen yang namanya telah dikenal, namun ditengah perjalanan, sang produsen berhenti memasok produk akibat perubahan kebijakan investornya.

Untuk menggantikan, Purnami memasarkan produk produsen lain yang saat itu tengah dalam

kebangkrutan. Melihat banyaknya produk yang tidak terjual, ia memutuskan berjualan di PRJ Expo. Aha,… diluar perkiraannya, produknya ludes terjual bahkan sebelum expo berakhir. Keberhasilan tersebut membuat sang pengusaha memanggil kembali karyawan yang telah dirumahkannya, dan kembali berproduksi.

Purnanipun akhirnya menjalin kerjasama dengan sang produsen. Namun, seiring waktu, mitra kerjanya memutuskan kerjasama. Dihadapkan pada kondisi tersebut, Purnani tidak punya pilihan kecuali membangun usaha sendiri. Bermodal lokasi pabrik sewaan, dan eks pegawai dari perusahaan sebelumnya, wanita optimis ini mulai mengibarkan brand sendiri, yaitu Benning Food melalui Perusahaan PT Benning Jati Anugrah di tahun 2007.

Page 32: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

32

“Benning”, berasal dari kata Ben Ning dari bahasa Jawa yang artinya agar tentram/tenang, “Jati” berasal dari kata Sejati dan “Anugrah” yang berarti Berkah. Makna nama perusahaan yang dipilihnya tersebut sebenarnya adalah serangkaian do’a agar usaha yang dirintisnya senantiasa mendapatkan “Berkah dan memberikan ketentraman yang sejati dari Allah. Sebuah doa dan harapan yang mulia.

Do’anya berbuah manis. Tak lama setelah ditinggal mitra bisnis dan mendirikan usaha sendiri, Purnani justru mendapatkan juara nasional UKM dibidang Pengolahan Ikan pada tahun 2009. Hadiahnya, luar biasa. Berbagai alat pengolahan ikan dengan total nilai mencapai Rp 900 jutaan. Pada saat bersamaan, PT Benning Jati Anugerahpun diajak bergabung dalam Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

P2MKP, adalah lembaga pelatihan kelautan dan perikanan mandiri bidang kelautan dan perikanan yang dibentuk dan dikelola oleh pelaku utama dan/atau pelaku usaha KP baik perorangan maupun kelompok. Penetapannya dilakukan oleh Kepala Badan Pengembangan SDM KP. P2MKP merupakan mitra pelatihan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk melakukan pelatihan sektor KP kepada masyarakat yang membutuhkan. Keikutsertaan Purnani di P2MKP membuka kesempatan kepadanya untuk menyebarluaskan pengetahuannya kepada masyarakat diseluruh Indonesia. “Melatih memberikan kepuasaan yang tidak dapat diungkapkan kata-kata. Saat memberikan pelatihan, saya all out”.

INOVASI TIADA HENTIKini Benning Food telah menjelang 8 (delapan)

tahun. Mengawali produksi dengan 12 jenis produk olahan, saat ini telah ada 32 jenis produk olahan ikan yang dihasilkannya. Apa rahasia yang membuat usahanya semakin berkembang? “Inovasi, Inovasi dan Inovasi. Selalu mengamati perkembangan kebutuhan pasar dan segera memproduksi apa yang dibutuhkan dengan kualitas terbaik”, tegasnya.

Dengan cara tersebut, Benning Food terbukti mampu menciptakan produk untuk memenuhi berbagai segmen pelanggan. Grade A untuk hotel, grade B untuk penjualan umum dan grade C untuk pasar modern. Tak hanya itu, Benning Food juga memperluas usahanya dengan menjadi pemasok pakan untuk Ikan-Ikan di Seaworld, Ancol dan membuat booth – booth jajanan sehat, yang berisi produk olahan ikan matang dengan penyajian yang menarik. Booth tersebut dapat dibeli dengan sistem franchise sehingga bisa membuka peluang usaha kepada masyarakat luas.

Dalam proses produksinya, Purnani menerapkan Blue Economy dan Zero Waste. Tulang ikan yang dibersihkan dalam bentuk kering dijual dan diekspor ke Jepang. Setiap tiga bulan ia juga mengirimkan sekitar empat ton sisik ikan ke negeri Sakura. Siapa sangka barang sisa yang dianggap sampah tersebut bisa bernilai puluhan juta rupiah.

AYO, LAHIRKAN LEBIH BANYAK PENGUSAHA SEKTOR KP

Ditengah kesuksesannya, Purnani tetap rendah hati. Ia menyimpan cita-cita untuk karyawan yang telah setia mendukung perjuangannya. “Saya ingin bisa membangun perumahan di area pabrik sebagai ungkapan rasa terimakasih kepada karyawan yang telah membuat Benning Food seperti sekarang. Saya juga selalu ingatkan agar jangan pernah pelit ilmu, karena kita tidak akan menjadi miskin hanya karena membagi ilmu. Sebaliknya kita justru semakin kaya dan bahagia, setelah melihat orang-orang yang kita latih tumbuh menjadi wirausaha baru, yang nantinya juga akan mengajak lebih banyak orang bekerja dan hidup sejahtera. Kenikmatannya luar biasa”, ungkapnya mengakhiri perbincangan. Sangat inspiratif.

PT. BENING JATI ANUGRAH (BENNING FOOD)

KP. JATI PARUNG RT. 03 RW 04, PARUNG, BOGOR, JAWA BARAT.

TELP. 08129429196, 087870404748 EMAIL :

[email protected]

Page 33: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

33

Page 34: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

34

Prof. Dr. Hasjim Djalal

KENALI LAUT DAN OPTIMALKAN POTENSINYA

Sebagai mantan diplomat senior dan tokoh hukum laut internasional Prof. Dr. Hasyim Djalal punya andil besar dalam proses

lahirnya pengakuan dunia internasional atas kedaulatan Indonesia sebagai negara kepulauan (archipelagic state). Dikenal sebagai salah satu arsitek United Nation Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) atau konvensi hukum laut Internasional yang disyahkan PBB pada 10 Desember 1982, pria bersahaja kelahiran Bukittinggi, 25 Pebruari 1934 ini, pernah menjabat berbagai posisi penting.

Berkarir sebagai diplomat sejak masa orde lama, orde baru hingga reformasi, beliau juga dipercaya sebagai penasehat senior Menteri Kelautan dan

Perikanan dan Kepala Staf Angkatan Laut. Disela kesibukannya, beliau masih sempat menulis buku, diantaranya “Struggle for the law of the sea (1979), Indonesia and the law of the sea (1995) dan Preventive Diplomacy in Southeart Asia Lesson Learned (2003).

Saat ini ketika bangsa Indonesia mengukuhkan tekadnya menjadi Poros Maritim Dunia, pemikiran kritis dan gagasan briliannya masih sangat dibutuhkan. Untuk mendengarkan pandangannya, Mina Bahari menemui tokoh yang masih penuh semangat ini di kantornya, Hasyim Djalal Lawyer, Menara Sudirman Lantai 7, Jakarta.

TOKOH

Penulis : Wahyudi Sudarsono, Budi Antoko

Page 35: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

35

Bapak dikenal sebagai tokoh yang turut memperjuangkan Indonesia sebagai negara kepulauan bersama dengan Prof. Mochtar Kusumaatmadja, Menteri Luar Negeri yang menjadi Ketua Delegasi di UNCLOS tahun 1982. Bagaimana sebenarnya konsep negara kepulauan dimaksud dalam Deklarasi Djuanda?

Saat Deklarasi Djuanda dicetuskan saya masih di Amerika Serikat. Saat itu di Indonesia terjadi berbagai pemberontakan seperti : PRRI di Sumatera Barat, Permesta di Sulawesi, Darul Islam di Aceh, dan DITII di Jawa Barat. Kita menyatakan diri sebagai negara kesatuan, kenyataannya kita tidak bersatu. Dalam kaitan tersebut laut punya peran strategis. Kenapa? Karena para pemberontak dibantu negara lain dengan menggunakan akses laut. Pertanyaannya, apakah selamanya laut itu akan kita biarkan dimanfaatkan sebagai unsur pemecah belah bangsa? Sarana bagi kekuatan asing untuk memecah bangsa kita?

Apa jadinya kalau kondisi tersebut dibiarkan. Apanya yang kesatuan, kalau laut dan udaranya bukan punya kita? Atas dasar pemikiran tersebut, kami berpikir bahwa laut harus dijadikan wilayah nasional untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Presiden Jokowi memiliki visi untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Menurut bapak seperti apa pengejawantahannya?

Pertama, kita harus mengenal kekayaan alam Indonesia, terutama yang ada dilaut. Saat ini kita baru kenal ikan dan migas, kekayaan di dasar lautnya seperti mineral belum. Kita tahunya mineral ada di darat dan di gunung, itupun yang di darat sudah mulai habis. Apakah ada mineral di dasar laut? Tentu ada. Pada tahun 1965 Amerika Serikat menemukan mineral di dasar Samudera Pasifik. Hal itulah yang kemudian memicu pengembangan konferensi hukum laut. Saat ini orang berebut mencari mineral di dasar Samudera Pasifik terutama antara Hawaii sampai Mexico namanya clarion cliffetern zone dan itu sudah dibagi dan diakui. Mengetahui hal tersebut berbagai negara berlomba-lomba mencarinya. Jepang,

China, dan India di Samudera Hindia sementara Rusia, Inggris, Jerman, Polandia, Singapura, di Samudera Pasifik. Kita juga ikut memperjuangkan hak-hak negara-negara berkembang tersebut, sayangnya sekarang kita malah lupa. Kita hampir tidak ada perhatian untuk meminta hak atas mineral yang ada di dasar Samudera yang pada tahun 1965 kita katakan sebagai common heritage of man kind, warisan umat manusia. Kapan Indonesia akan memperhatikan itu?

Kita mengatakan kita poros maritim karena kita di dua benua, antara dua samudera, Hindia dan Pasifik. Lalu apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkan manfaat optimal atas strategisnya posisi tersebut? Saya pikir itu yang harus diperhatikan dan dikerjakan pemerintah sekarang.

Apa yang menjadi ancaman terbesar dari kedaulatan wilayah Indonesia, khususnya laut?

Wilayah perairan Indonesia telah lama menjadi lintasan ikan Paus, salah satunya Laut Sewu. Karena itu beberapa kali kita pernah mendengar berita adanya paus yang terdampar diperairan kita. Orang awan berfikir ini merupakan kejadian alam biasa, namun perlu diketahui bahwa Paus mengandalkan sonar alami yang dimilikinya untuk bermigrasi. Nah ketika sonar tersebut terganggu akibat adanya gelombang sonar lain, jalur Paus pun otomatis terganggu.

Pernahkan kita berfikir tentang keamanan di perairan dalam? Tidak tertutup kemungkinan perairan kita telah menjadi jalur kapal selam negara lain yang mengirimkan gelombang sonarnya ke markas besar militer negara mereka. Hukum internasional melarang suatu negara untuk menaruh perlengkapan militernya di wilayah perairan negara lain, pertanyaannya apakah Indonesia sudah melakukan kontrol terhadap hal tersebut? Saya rasa sistem pertahanan juga sangat relevan diperhatikan dalam konteks menjadi poros maritim.

Page 36: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

36

Bagaimana caranya mengatasi ancaman tersebut. Apakah dengan penegakan hukum? Apa saja yang menjadi kendala dalam penegakan hukum tersebut?

Ada empat hal yang harus diperhatikan dalam penegakan hukum : monitoring, surveillance, control dan enforcement. Kita sudah melakukan monitoring, surveillance dan control, tapi tidak melakukan enforcement. Ibu Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan. Red) berani melakukan enforcement melalui penenggelaman kapal. Itu langkah bagus untuk penegakkan kedaulatan bangsa kita.

Masa Pemerintahan bu Susi, kita ketahui sangat concern terhadap penanganan Illegal Fishing. Bagaimana pandangan bapak terhadap hal tersebut?.

Illegal fishing itu harus diberantas. Seluruh dunia mendukung dan menghendakinya. Saya sangat menghargai keberanian dan langkah-langkah penegakan hukum terkait Illegal Fishing yang dilakukan beliau.

Dok

. SU

PM B

one

Page 37: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

37

Dalam Konferensi Asia Afrika tahun 2015, Ibu Susi membawa isu kedaulatan maritim dan mengajak negara-negara anggota untuk bersama-sama memberantas praktek illegal fishing. Menurut bapak apakah langkah tersebut sudah tepat?

Illegal fishing ditentang dimana-mana dan jika kita ingin memerangi dan mengajak negara-negara lain untuk mendukung langkah tersebut itu langkah bagus. Dengan demikian negara-negara lain mengetahui bahwa kita serius, sangat bersungguh-sungguh mengatasinya.

Apa harapan bapak terhadap dunia kemaritiman Indonesia?

Kita bisa menjadi negara besar di dunia. Wilayah kita luas, penduduk banyak, sumber daya alam kita banyak. Setelah energi yang ada didarat dan digunung, kita masih punya energi yang tersimpan di laut. Indonesia jalur samudera, arus Samudera Pasifk mengalir ke Samudera Hindia. Itu energi yang luar biasa. Korea Selatan memanfaatkan energi dari pasang naik dan turun yang mampu menghasilkan energi bagi 500.000 orang di Incheon. Laut dan samudera kita jauh lebih luas, tapi pernahkah kita memikirkan bagaimana memanfaatkan energi yang tersimpan didalamnya?

Apa masukan bapak bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan?

Perikanan sudah kita perhatikan, tetapi kelautannya belum. Bicara tentang kelautan memang punya kaitan dengan beberapa kementerian lain, misalnya, energi laut dengan Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM), atau Kementerian Lingkungan Hidup jika menyangkut lingkungan laut. Agar pengelolaan laut dengan potensi dan permasalahannya yang demikian kompleks dapat dilakukan secara optimal, landasan dan batasan yang jelas bagi para pihak yang bertanggungjawab dan terlibat didalamnya harus ditentukan dengan jelas.

Apa nasehat bapak bagi para generasi muda Indonesia?

Anak-anak muda harus mengerti tentang laut Indonesia dan memahami penegakkan hukum yang menyangkut hak-hak kita. Ada hal yang berbeda-beda antara laut teritorial, laut kepulauan, perairan ekonomi, dan continental save. Setelah itu harus tahu mana yang sudah diambil, dan mana yang belum sehingga kita bisa menyiapkan segala hal yang diperlukan agar kita bisa memanfaatkannya dengan maksimal untuk kesejahteraan bangsa.

Page 38: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

3838

MINA BAHARI | Oktober 2015

Page 39: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

39

Ir. Sarwono Kusumaatmadja

KITA SUDAH BERADA DALAM SEMANGAT DAN TINDAKAN YANG TEPAT

Sarwono Kusumaatmadja dikenal sebagai sosok politisi bersahaja, bersih dan cerdas. Sejak kuliah, beliau aktif dalam organisasi,

hingga didaulat menjadi ketua umum dewan mahasiswa, saat kuliah di jurusan teknik sipil ITB. Ia punya catatan panjang kiprahnya di dunia politik diantaranya : Anggota DPR RI sejak zaman Presiden Soeharto dan Sekretaris Jenderal Golkar (1983-1988). Jabatan sebagai Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (1988-1993), serta menteri lingkungan hidup di zaman Presiden Soeharto, membuatnya dikenal sebagai pemerhati lingkungan hidup. Sarwono juga dikenal sebagai Menteri Eksplorasi Laut era Gusdur (1999-2001), sebuah cikal bakal sejarah kementerian kelautan dan perikanan yang kita kenal hari ini.

Di masa jabatannya, Sarwono pernah meminta angkatan laut untuk mengamankan kapal asing milik Thailand yang melakukan illegal fishing diwilayah Aceh. Kapal tersebut ditangkap, disita dan dilelang. Uangnya kemudian diserahkan kepada Panglima Laot, sebuah institusi adat sekaligus ketua lembaga yang mengatur tata cara penangkapan ikan di laut. Tindakan tegas tersebut didukung menteri luar negeri Thailand karena dianggap mempermalukan kerajaan Thailand.

Ironisnya, tindakan tegas tersebut justru menuai aksi protes.

Rabu (5/8) lalu, di sela-sela kesibukannya, Sarwono menerima tim redaksi Mina Bahari, kementerian kelautan dan perikanan, di kediamannya di Komplek Liga Mas, Pasar Minggu, Jakarta. Berikut petikan wawancaranya :

Deklarasi Djuanda berperan penting dalam proses kedaulatan laut Indonesia. Bagaimana konsep awal tercetusnya Deklarasi Djuanda, yang dirumuskan oleh Bapak Mochtar Kusumaatmadja?

Saya hadir dalam konferensi pertama UNCLOS I, April 1958 di Jenewa, karena dipanggil oleh kakak saya Mochtar Kusumaatmadja. Saat itu Mochtar baru saja menyelesaikan gelar Master Hukum Internasional dari Amerika. Kemudian menikah dengan keponakan Khaerul Saleh, menteri urusan veteran saat itu. Khaerul Saleh rupanya jengkel melihat kapal perang Belanda mondar-mandir melewati laut Jawa. Ia kemudian minta pendapat Mochtar, apakah kapal Belanda itu berhak melintas karena itu merupakan laut internasional.

Penulis : Julianti Maesarah, Wahyudi Sudarsono, Budi Antoko

“Sumber daya perikanan kita terlantar. Kita mengaku memiliki tanah air, tetapi buta laut, tidak mengerti bagaimana cara mengelolanya.

Sehingga banyak sumber daya yang tersia-sia”.

Page 40: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

40

Khaerul Saleh juga bertanya, apakah tidak ada cara agar wilayah laut tersebut menjadi wilayah Indonesia? Mochtar kemudian mempelajari teori-teori hukum laut internasional dan melihat ada celah dan peluang untuk mengambil wilayah laut tersebut menjadi wilayah laut Indonesia.

Saat itu wilayah laut teritorial hanya sepanjang 3 mil dari garis pantai. Konsep yang ditawarkan Mochtar Kusumaatmadja adalah laut dan perairan antar pulau menjadi pemersatu, penghubung antar pulau, dan batas-batas wilayah laut diukur sejauh 12 mil dari garis dasar pantai pulau terluar.

Teori tersebut kemudian dibawa oleh Muhamad Yamin dan Khaerul Saleh ke Perdana Menteri Ir. H. Djuanda. Kemudian dibawa ke dalam pembahasan rapat kabinet dan mendapat persetujuan. Perdana Menteri Djuanda, menandatangani konsep tersebut sehingga diberi nama Deklarasi Djuanda.

Sebelumnya telah ada panitia wilayah laut, namun belum memiliki pengetahuan mengenai hukum laut internasional, sehingga Mochtar Kusumaatmadja dimasukan dalam panitia tersebut.

Konsep Deklarasi Djuanda yang ditawarkan ke dunia internasional membuat geger dan mendapat banyak pertentangan dari negara-negara besar seperti Amerika, Kanada dan Australia. Upaya memperjuangkannya juga cukup lama, yaitu dari UNCLOS I tahun 1958 sampai akhirnya diakui pada UNCLOS III tahun 1982. Hebatnya perjuangan tersebut dilakukan dengan diplomasi, tanpa pertumpahan darah.

Pada saat bersamaan, selain konsep negara kepulauan yang ditawarkan Indonesia, negara-negara Amerika Latin juga sedang memperjuangkan konsep Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Chili, misalnya, memiliki bentang laut lepas yang luas. Namun hanya memiliki kedaulatan 12 mil, sehingga meminta hak ZEE.

Dengan diterimanya konsep Deklarasi Djuanda dan ZEE, negara-negara kepulauan banyak yang berterima kasih kepada Indonesia, terutama mereka yang berada di kepulauan kecil di daerah pasifik dan Karibia, karena merekapun bisa memiliki kedaulatan yang besar terhadap wilayah laut.

Berarti, diterimanya dua konsep (Deklarasi Djuanda dan ZEE) yang diperjuangkan secara bersamaan tersebut ternyata saling memperkuat, sehingga diterima oleh dunia internasional?

Betul. Pada akhirnya wilayah laut dibagi menjadi 6 zona : laut teritorial, laut kepulauan, perairan pedalaman, Zona tambahan, ZEE dan laut lepas. Sehingga jika dikatakan Indonesia mewarisi wilayah dari Belanda tidak sepenuhnya benar. Karena Belanda hanya meninggalkan luas teritorial 3 mil laut. Luas ini kemudian diperluas oleh pemerintah Indonesia melalui Deklarasi Djuanda menjadi 12 mil laut serta mengklaim wilayah antar pulau. Sebagai tawaran ke dunia luar kita juga menawarkan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang boleh dilayari oleh kapal asing selama pelayaran damai.

Page 41: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

41

Menurut Anda, apa manfaat yang dapat dipetik dari pemahaman yang benar mengenai Deklarasi Djuanda dalam kaitannya dengan Pengelolaan Wilayah Laut di Indonesia?

Pertama, kita memiliki keleluasaan untuk memperlakukan laut sebagai milik kita, memiliki hak untuk mengelola sumber daya di atas dan di dasar laut, membuat alur pelayaran, memanfaatkan pantai, dan lainnya.

Di ZEE, kita memiliki hak berdaulat utk memanfaatkan sumber daya di dalamnya, seperti bisa membuat pulau buatan di wilayah yuridiksi kita. Kalau Cina tidak mungkin membuat pulau buatan karena bukan negara kepulauan.

Anda dikenal sebagai tokoh yang peduli terhadap lingkungan. Saat menjadi Menteri Lingkungan Hidup berhasil mengeluarkan UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. Undang-undang itu disebut-sebut sebagai aturan terbaik yang dimiliki negara berkembang. Apa pandangan Anda mengenai pelestarian sumber daya kelautan dan perikanan di Indonesia?

Sumber daya perikanan kita terlantar. Kita mengaku memiliki tanah air, tetapi buta laut, tidak mengerti bagaimana cara mengelolanya. Sehingga banyak sumber daya yang tersiakan.

Tapi sejak Abdurrahman Wahid (Gusdur) membentuk Departemen Eksplorasi laut,hingga munculnya konsep Poros Maritim Dunia oleh Presiden Joko Widodo pandangan tersebut berubah. Sebenarnya dulu pernah ada Menteri Kompartemen Maritim yang dipimpin Ali Sadikin namun sebentar. Saat ini sudah mulai ada perbaikan.

Indonesia memiliki potensi sumberdaya perikanan yang luar biasa. Apakah saat ini sudah termanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan rakyat Indonesia, khususnya nelayan?

Belum. Jika kita melakukan upaya budidaya ikan, permasalahannya selalu pada mutu airnya yang tercemar oleh industri dan rumah tangga.

Jika bicara tentang perikanan tangkap, ada masalah khas yang terjadi. Nelayan kita umumnya nelayan pesisir bukan pelaut. Nelayan pelaut harus kuat berlayar berbulan-bulan. Sementara nelayan kita adalah nelayan pesisir yang hanya mencari ikan untuk keperluan sehari-hari kemudian pulang. Sehingga ketika melaut lebih dari itu, harus berhadapan dengan orang-orang yang lebih keras budayanya.

Banyak kapal asing yang mempekerjakan Anak Buah Kapal (ABK) dari Birma, Myanmar, dan negara lain, yang diperlakukan secara tidak manusiawi. Di Eropa orang-orang Afrika diterbangkan ke Eropa dari airport ke kapal.

Seperti yang terjadi di Kapal Benjina?

Perbudakan menjadi problem bagi sektor perikanan tangkap di seluruh dunia. Di Eropa yang sering dituduh melakukan perbudakan adalah orang-orang Spanyol dan budaknya orang Afrika. Seperti cukong-cukong di Thailand dan Cina melakukan perbudakan di perairan kita. Ini penyakit lama menyangkut kelakuan ekonomi, saat ini sudah mulai ditindak oleh Bu Susi tanpa kenal kompromi. Sudah waktunya untuk di tertibkan.

Saya memahami strategi Bu Susi, bahwa perikanan tangkap diprioritaskan untuk orang-orang kita sendiri yang menangkap sekitar pantai. Sedangkan yang di laut lepas dilarang dulu sampai kita bisa menciptakan kemampuan untuk beroperasi di lepas pantai. Orang-orang asing tidak boleh mengambil di perairan kita.

Tradisi melaut kita dulu hanya di bidang perniagaaan dan perampokan. Tidak pernah menangkap ikan. Selalu pelayaran antar pulau, kalaupun masuk ke pulau lepas hanya ingin ke pulau tertentu. Agar bisa berubah perlu diberi ilmu dan keterampilan. Jepang bisa maju di bidang perikanan juga bukan karena tradisi namun dengan belajar, kita telah memiliki budaya Maritim dengan memanfaatkan laut sebagai media transportasi hingga ke Madagaskar.

Page 42: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

42

Menurut Anda, apakah tindakan Ibu Susi menenggelamkan kapal-kapal illegal fishing negara lain akan mengganggu hubungan bilateral antar negara?

Tidak. Karena kapal mereka menggunakan bendera Indonesia, dan kru kapal tidak memiliki dokumen yang benar, sehingga mereka tidak bisa protes.

Kebijakan Bu Susi untuk menindak pelaku illegal fishing sempat mendapat tentangan dari beberapa pihak. Menurut Anda, bagaimana menyeimbangkan antara kebutuhan akan pemanfaatan ekonomi dengan keberlanjutan sumber daya perikanan di sisi yang lain?

Kita harus bersikap tegas. Apabila ada beberapa pihak yang dirugikan itu pasti. Pelan-pelan sistemnya harus ditata kembali. Jika ada protes dari nelayan, kita juga harus kritis, apakah benar dari nelayan ataukah pemodal? Sehingga tepat sasaran. Setelah itu organisasi ekonomi para nelayan juga harus ditata kembali, seperti koperasi. Ini tidak mudah, karena nelayan memiliki sifat optimis, sehingga percaya bahwa esok pasti akan ada hasil tengkapan. Sehingga tidak ada yang ditabung dan disetorkan untuk istrinya hanya sedikit.

Berbeda dengan nelayan di pantai selatan Jawa, karena mereka menjadi nelayan hanya sambilan, selebihnya bertani. Mereka memiliki sikap yang lebih disiplin. Saat pulang dari melaut, istri mereka sudah langsung meminta hasil tangkapan, sehingga istri memiliki kekuasaan untuk mengatur keuangan.

Setiap daerah memiliki budaya berbeda, tergantung tipologi wilayahnya. Di Aceh, bagus disiplinnya. Ada Panglima Laut yang mengatur dengan adat dan mereka kuat. Contoh di waktu tertentu yang memiliki hak untuk menangkap ikan adalah keluarga ini dan ini, kelompok ini dan ini, kemudian ada tempat yang dilarang karena merupakan tempat konservasi. Anak-anak mereka diberi kesempatan pendidikan sampai perguruan tinggi. Berbeda dengan kondisi di Pantai Utara Jawa, tingkat pendidikan masih rendah, anak mereka disuruh membantu dan mewarisi sikap

konsumtif orang tuanya. Kearifan lokal dan tradisional menjadi rusak

ketika diracuni dengan pola konsumsi kota, harus punya mobil, motor, ponsel dan lainnya. Hal tersebut mempengaruhi budaya lokal.

Sejauh mana pemerintah bisa masuk dan berperan mengatur hal tersebut?

Pertama edukasi. Kedua kegiatan yang menyadarkan bahwa kearifan tradisional dihargai. Misalnya wisata bahari. Turis mancanegara datang ke pulau, ingin hidup sederhana tanpa alat komunikasi dan lain-lain, lalu mereka membayar mahal. Jika orang-orang Indonesia sadar bahwa hal tersebut memiliki nilai ekonomi, maka diharapkan akan mengikuti pola tamunya.

Baru-baru ini, produk perikanan Indonesia mendapat pembebasan bea masuk ke Amerika. Apakah hal ini akan membawa dampak positif bagi perekonomian di Indonesia?

Itu bentuk penghargaan terhadap usaha Bu Susi. Sebaliknya yang mendapat sanksi adalah Thailand dan Filipina masuk ke zona kuning. Teluk Thailand sudah tidak memiliki ikan, Vietnam juga. Ikan mereka dulu dari Indonesia. Tentu akan berdampak secara ekonomi. Eksportir kita happy, apalagi Dolar sedang mahal, sehingga memberi keuntungan bagi pelaku usaha ekspor.

Seperti apa konsep nelayan ideal ke depan?

Profesi nelayan harus diperlakukan seperti pekerjaan lainnya. Diantaranya : memiliki ilmu, menjadi nelayan karena keinginan sendiri, dan mengurangi jumlah nelayan. Jika jumlah konsumsi ikan meningkat, maka secara otomatis, stok ikan di laut menipis. Mengurangi jumlah nelayan, akan membuat hasil tangkapan nelayan yang ada menjadi lebih banyak.

Lalu bagaimana dengan prospek bisnis sektor perikanan di Indonesia dan peluangnya untuk menarik tenaga kerja?

Page 43: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

43

Banyak pekerjaan lain, tinggal dimana akan dititik beratkan, insentif pemerintah akan dikerahkan kemana, masih sangat mungkin untuk dikembangkan.

Menurut Bapak, Hal-hal apa yang dipandang tidak sesuai atau belum optimal terkait pengelolaan laut dan sumber Daya Perikanan kita yang sangat penting dan prioritas diselesaikan saat ini? apa saran bapak untuk mengatasinya?

Tata ruang laut harus diatur. Walaupun laut akses terbuka, namun harus dikontrol dan diatur penggunaannya dengan perencanaan tata ruang.

Terobosan apa yang perlu dilakukan KKP untuk “mereformasi” sistem pengelolaan Sumber Daya Perikanan saat ini dan di era yang akan datang, sehingga cita-cita untuk memanfaatkan Sumber Daya Perikanan dapat berlangsung lebih optimal.

Jika soal perikanan tangkap kebijakan kita sudah benar. Laut kita adalah lahan kedaulatan, sehingga orang lain tidak boleh menangkap sembarangan. Namun ada juga hal lain yang harus dibenahi, seperti perlu adanya penataan ruang, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan. Di luar negeri orang yang membuang sampah di laut terlihat lewat satelit dan didenda.

Untuk sektor perikanan budidaya tergantung dari mutu lingkungan. Untuk mencapai target produksi tertentu, perlakuan terhadap

ikan tidak boleh berlebihan seperti penyuntikan antibiotik dan hormon.

Berkaitan dengan HUT RI dan konsep Poros Maritim Jokowi, apa yang harus menjadi fokus KKP?

KKP harus mengedepankan masalah kedaulatan, tidak sekedar penegakan hukum tetapi juga kedaulatan wilayah Indonesia di Laut. Apa yang telah dilakukan Bu Susi, sudah berada dalam koridor dan semangat tersebut.

Page 44: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

44

Prof. Dr. Haryono Suyono, M.A. Ph.D

Berkomitmen Hanya Kepada Rakyat, Bukan Kepada Uang

Berbicara mengenai program pemberdayaan masyarakat, khususnya program keluarga berencana, siapa

yang tidak mengenal Prof. Dr. Haryono Suyono, M.A. Ph.D ? Sosok pria kelahiran Pacitan tujuh puluh tahun lalu ini tidak hanya dikenal sebagai Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), tapi juga berbagai jabatan strategis yang mengukuhkan kepakarannya dibidang pemberdayaan masyarakat. Pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto, Haryono Suyono dipercaya memimpin berbagai departemen strategis, salah satunya menko kesra pada Kabinet Reformasi Pembangunan.

Kini, setelah lama tidak menjadi pejabat negara, kiprah Haryono Suyono tidak berhenti. Ia tetap aktif turun langsung menangani berbagai persoalan kemasyarakatan, khususnya membantu

masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan agar dapat hidup lebih sejahtera. Ditemui di kantornya, di Gedung Granadi, Kuningan Jakarta Selatan, ia tetap bugar, bersemangat dan tidak kehilangan antusiasme menceritakan berbagai pengalaman berharga, sembari memberikan berbagai tips sukses penyelenggaraan program-program pemberdayaan masyarakat kepada para pembaca majalah Mina Bahari. Berikut petikan wawancaranya:

MINA BAHARI | Oktober 2015

Penulis : Dondi, Raja, Teguh Maharsari

Page 45: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

45

Sejak awal Anda sudah memberikan perhatian pada pemberdayaan, bagaimana awalnya bisa tertarik pada bidang tersebut ?

Sebagai seorang statistis (ahli bidang statistik), saya tahu persis sulitnya kondisi masyarakat pada jaman perjuangan dan era awal kemerdekaan. Bangsa ini masih berjuang untuk hidup jadi program-program dasar seperti pendidikan, kesehatan apalagi pemberdayaan hampir tidak ada. Pak Harto (Presiden Suharto.Red) kemudian menerbitkan berbagai macam Inpres, yang pada intinya bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dengan keluarga sebagai landasannya. Pada sekitar tahun 1970-an, kami mulai dengan pemberdayaan masyarakat melalui program Keluarga Berencana (KB). Kami bekerja keras untuk menyukseskan program tersebut. Hasilnya tidak sia-sia. 10 tahun kemudian, atau sekitar tahun 1989, PBB mengapresiasi program tersebut dengan memberikan bintang kehormatan UN Population Award. Sampai disitu, landasan awal proses pemberdayaan selesai. Indikatornya lebih dari 50% atau 60% masyarakat Indonesia sudah mengikuti program KB, sehingga angka kelahiran bisa ditekan. Setelah itu, baru kami maksimalkan program-program lain seperti : pendidikan, keterampilan dan wirausaha.

Bagaimana lahirnya Posdaya ?

Saat menjelang pensiun di tahun 2000, saya mengamati program pembangunan keluarga yang landasannya telah dibangun sangat sistematis dan komprehensif mulai kendur. Saya pikir, saya harus segera turun tangan sendiri, sebagai swasta, tidak mungkin hanya bergantung pada pemerintah. Caranya? Saya dan teman-teman membangun Posdaya, Pos-Pos Pemberdayaan Keluarga. Program ini berkembang pesat. Saat ini program Posdaya sudah didukung sekitar 382 Perguruan Tinggi, sebentar lagi bahkan mencapai 400. Kabar baiknya setiap minggu ada saja universitas yang mau bergabung. Ini sangat menyenangkan.

Apakah sudah banyak kementerian yang ikut dalam program tersebut?

Saya berterima kasih bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah ikut serta. Selain itu, ada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta yang sedang dalam pembicaraan khusus adalah kementerian pembangunan desa. Disamping itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga mengerahkan universitas-universitas untuk mendukung program pemberdayaan masyarakat melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Bagaimana cara yang tepat membangun masyarakat pesisir?

Saat acara bedah buku di BPSDMP KP, saya pernah menyarankan agar KKP tidak hanya fokus pada sertifikasi masyarakat pesisir yang tidak bersekolah. Hal yang sangat mereka butuhkan justru keterampilan. Hal tersebut bisa diperoleh melalui pelatihan-pelatihan penggunaan teknologi. Dengan cara tersebut, KKP dapat menjangkau masyarakat lebih luas, sebab kalau hanya mengandalkan sertifikasi dan latihan melalui sekolah saja, jumlah yang ditangani pasti tidak banyak. Saya sangat senang karena KKP melalui BPSDMP KP juga telah memberikan paket-paket pelatihan. Saya harap kegiatan sejenis atau yang lebih baik akan semakin banyak dan menyebar di mana-mana.

Apa dan siapa saja yang bapak sarankan untuk dilatih ?

Nelayan yang tinggal di pinggir pantai, perlu dilatih agar bisa mengubah sikap, sederhana saja dari boros menjadi hemat. Setelah itu ajari hal-hal praktis tapi yang bermanfaat seperti : cara menggunakan sistem pengawetan ikan dengan es agar masa penjualan hasil tangkap bisa lebih panjang atau cara pengelolaan keuangan agar mereka bisa hidup lebih sejahtera. Lingkungan nelayan juga perlu dibenahi.

Page 46: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

46

Agar KKP bisa menolong masyarakat lebih banyak, ajak, gandeng kementerian-kementerian lain, misalnya Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Dalam Negeri, Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan masih banyak lainnya sehingga suasana perumahan/perkampungan dan lingkungan nelayan bisa lebih tertata, bersih dan modern. Jangan bekerja sendirian, nanti lambat kemajuannya. Kalau sudah begitu, khan tidak ada alasan bagi masyarakat nelayan untuk tidak menjadi moderen dan maju.

Pengelolaan keuangan bagi nelayan? Apakah ini berarti bank umum juga memiliki peran dalam pembangunan masyarakat pesisir?

Oya, Sudah tentu. Bank-bank harus diajak turun ke tempat nelayan untuk mengajari pengelolaan keuangan yang baik, seperti : pentingnya menabung atau mengenalkan manfaat produk-produk bank seperti deposito dan sebagainya. Dengan demikian kita punya nelayan yang pikirannya modern, tidak apa-apa kalau belum disertifikasi. Maksud saya lihat kebutuhannya. Apa iya semua nelayan perlu disertifikasi kalau hanya menangkap ikan untuk menunjang hidup keluarganya saja? Mereka perlu disejahterakan, itu dulu. Kalau sertifikasi khan perlunya buat yang mau bekerja profesional dibidang penangkapan ikan, kalau mau jadi nelayan dunia.

Apa saran bapak untuk mengajak orang lebih sering makan ikan, agar ikan “gengsinya”, makin naik?

Perikanan darat harus mampu bersaing dengan kebutuhan pokok yang lain sehingga menjadi bagian penting untuk meningkatkan gizi penduduk. Promosi ikan hasil budidaya sebagai lauk pauk dan lainnya, seperti ikan lele dan nila harus dilakukan secara masif, besar-besaran, terus menerus dan skala nasional. Jangan hanya pas ada peringatan makan ikan, yang hanya setahun sekali. Kalau begitu khan orang akan lupa, selain hari makan ikan. Kalau masyarakat sudah sadar, saat terjadi lonjakan kelangkaan daging, kita tidak perlu khawatir karena sudah ada ikan sebagai

menu utama yang tidak kalah bergizi. Kampanye makan ikan jangan hanya diperkenalkan pada tingkat elit saja. Kenalkan kepada masyarakat desa, warung-warung, sehingga nantinya setiap warung makan pasti ada ikan. Menu ikan tidak hanya dibicarakan di hotel atau di restoran besar, tetapi juga di warung kecil sampai rumah tangga.

Restoran juga harus menjadi target KKP, dorong mereka untuk membuat menu ikan yang lebih variatif, sehingga konsumen senang. Kontes-kontes masakan ikan yang melibatkan masyarakat dengan jumlah besar dan cakupan nasional juga bagus. Selain kontes, juga perlu diadakan pelatihan memasak ikan atau pelatihan pengolahan dari mentah hingga jadi makanan lezat.

Pendekatan kepada masyarakat pesisir dapat dibilang sulit, meskipun kita bermaksud baik untuk meningkatkan taraf hidup mereka, bagaimana caranya menyentuh langsung ke hati mereka?

Kita harus berpikir dan berjiwa besar. Awalnya kita harus bisa membuat mereka sadar bahwa apa yang kita tawarkan penting untuk mereka. Pendekatan dan penyampaiannya tidak hanya harus baik, tapi juga pas. Saran saya KKP jangan hanya ,“ngopeni” profesional penangkap ikan dan perusahaan ikan. Jadi orientasinya tidak hanya menghasilkan sesuatu yang besar, seperti devisa dan pajak yang besar, tetapi lupa mensejahterakan rakyat. Pejabat-pejabat kementerian harus lebih sering jalan, bergaul, bertemu dan bertukar pikiran dengan nelayan-nelayan kecil. Jadi kelihatan orientasinya rakyat tidak hanya condong pada perusahaan (korporasi). Nelayan juga jangan hanya yang masuk organisasi saja, mungkin yang tidak masuk organisasi jumlahnya lebih banyak.

Pemimpin seperti apa yang dibutuhkan agar program-program pemberdayaan bisa berhasil?

Pertama, pemimpin atau pejabatnya harus memiliki komitmen yang besar dan sungguh-sungguh bekerja untuk masyarakat. Cara berpikirnya harus sederhana, berorientasi pada hasil, tidak ruwet atau terlalu sophisticated,

Page 47: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

47

yang nanti malah membuat programnya nggak ada yang jalan. Selanjutnya dia harus paham bahwa keberhasilan program pemberdayaan itu bisa diukur, bisa dilihat hasilnya. Program yang berhasil tidak dilihat dari besarnya nilai proyek, tetapi luasnya cakupan dan besarnya partisipasi masyarakat. Makin luas cakupan, makin banyak yang berpartisipasi makin bagus. Berikutnya selain komitmen, pemimpin atau pejabat tersebut harus mampu mentransformasikan program atau kegiatan menjadi gerakan. Gerakan yang meluas, tidak hanya menjadi kegiatannya KKP saja, tapi siapa saja, dimana saja dan pelan-pelan menjadi kegiatan yang dengan sukarela dilaksanakan secara mandiri oleh masyarakat sendiri. Jika itu terjadi, dengan sendirinya ongkosnya tidak lagi menjadi beban pemerintah. Dorong masyarakat agar membangun pusat pelatihan sendiri, kalau perlu pengajar, pemerintah turun tangan, bantu. Atau kalau mereka tidak punya tempat, pemerintah bantu. Tidak perlu mewah, kursi seadanya, yang penting pemerintah punya peran menginisiasi sampai terwujud harapannya, jangan biarkan mereka yang punya keinginan, patah semangat karena pemerintah tidak peduli. Dalam proses inisiasi ini, KKP harus siap menjemput bola dan mengulurkan tangan.

Bantuan tidak selalu harus uang atau barang, kehadiran, saran, yang memberi solusi atau jejaring yang bisa saling membantu dan menguatkan juga sangat dibutuhkan. Setelah itu apa lagi? Jika pelatihan berhasil, produksi otomatis meningkat. Jangan dibiarkan tidak terkendali, ada masalah lain yang harus dibantu penyelesaiannya. Pemasaran misalnya. Nah disitu pemerintah harus memberikan kemudahan dalam pemasaran. Ajarkan agar mereka memperbaiki kualitas, variasi agar membuat sesuai selera pembeli, bukan seleranya sendiri. Promosi? Pemerintah harus bantu buat strateginya, manajemennya, pembukuannya ditahap awal, setelah itu terapkan, dampingi. Banyak sekali yang bisa dilakukan oleh

pemimpin atau pejabat yang punya komitmen serius, bukan yang hanya berorientasi proyek.

Apakah komitmen saja cukup? Bagaimana dengan organisasi pendukung?

Organisasi jelas harus kuat, dan yang tak kalah penting orang yang berkemauan kuat bekerja untuk orang banyak, commitment for the people,

bukan commitment for the money, bukan kepada uang atau proyek tapi kepada rakyat.

KKP punya perhatian serius pada masalah pemberdayaan, apa yang harus dipersiapkan?

Perhatikan peta penduduk kita, minimal yang berada disekitar pantai, lebih baik lagi kalau kita bisa melihat siapa saja yang mempunyai minat, tertarik dan ingin bekerja di bidang perikanan. Disitu akan kita temukan masalahnya, sekaligus jalan keluarnya. Ciptakan demand, permintaan. Misalnya, kembangkan minat seakan-akan makan ikan, tangkap ikan, menjual ikan itu menarik, sangat menarik, sehingga orang ingin, berminat menjadi bagian. Setelah itu beri insentif kepada peminat-peminat baru sehingga akan semakin banyak yang bergabung dalam barisan kita. Setelah itu libatkan lebih banyak instansi, kelompok, perusahaan, orang untuk terlibat. Buat struktur yang efisien yang menghubungkan dengan mudah pusat-pusat produksi ke jaringan pasar. Jika diperlukan pembenahan dan hal lainnya, lakukan, mudahkan. Dampaknya harus segera kelihatan, jangan malah nambah ruwet. Buat program pendukung, promosi, event, terus menerus, konsisten, setiap saat diberbagai tempat. Jika perlu, jadikan semua hari penting di republik ini sebagai moment untuk kampanye ikan. Bukan hanya event KKP, tapi semua event orang kita tempeli, manfaatkan. Intinya, apapun nama dan bentuknya, Pemberdayaan KKP harus punya “Core”, strategi mendasar yang modelnya bisa dilempar, ditempel kemana-mana, dimana-mana.

Page 48: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

48

Untuk berhasil kita perlu bantuan pihak lain?

Persis, dikeroyok, kerjakan beramai-ramai jangan sendirian. Kalau saya baca sejarahnya dari periode ke periode seakan-akan orang yang mengerti tentang kelautan dan perikanan hanya Menteri dan Dirjen-nya saja. Makanya saya kritik agar tidak terus-terusan seperti itu. Kalau begitu terus caranya, sampai Indonesia merdeka 100 tahun, sepertinya yang berjuang orangnya iya itu-itu saja. Meskipun kita memasang orang yang sangat ahli diperikanan misalnya, tidak akan bisa berhasil jika tidak didukung Presiden, Bappenas, Menkeu atau pihak-pihak lain yang juga ikut berperan terhadap keberhasilan program-program KKP.

Bapak sudah berhubungan dengan banyak nelayan, apa hambatan terbesar mereka untuk maju?

Jangan dibiarkan mereka berjuang sendirian, seperti tidak dilindungi. Sekarang saya tanya apakah bupati atau camat tertarik pada nelayan? Pasti tidak, apa menariknya. Nelayan itu lahannya begitu terbuka, sehingga orang-orang yang tidak biasa berlayar itu tidak akan tertarik ngurusin nelayan di tengah laut. Jadi mereka itu kurang bimbingan dan kurang diperhatikan. Idealnya, perhatiannya tidak hanya dari KKP saja, tetapi ada dari Kemendagri dan lainnya. Dengan cara tersebut diharapkan akan tercipta budaya baru yang dapat mendorong perubahaan sosial yang luar biasa dibidang kelautan. Saya lihat puluhan tahun ini terlalu lambat perkembangannya karena semua ditangani sendiri oleh orang yang ahli kelautan, kalau kamu nggak ahli kelautan, nggak usah ikut-ikut, kesannya begitu.

Apakah selama ini bapak mengalami kesulitan menghadapi nelayan atau masyarakat yang bergerak di KP?

Asal ada kemauan yang keras tidaklah sulit. Buktinya dalam dua tahun terakhir saya berhasil mengajak masyarakat menerapkan teknologi Busmetik, menanam rumput laut di beberapa

kabupaten, serta menanam dan memelihara terumbu karang tanpa bantuan dari KKP. Disamping itu ada resep lain yang tidak kalah penting yaitu agar kita selalu bersikap : Sabar, Ikhtiar, Ikhlas dan Syukur (SIIS). Untuk apa? Untuk menjaga dan memelihara kecerdasan emosional kita saat berhubungan dengan mayarakat. Kalau sudah terjun ke lapangan kita akan mengalami banyak hal yang tidak terduga, karena itu sikap mental yang tangguh serta “ilmu” SIIS, itu menjadi penting. Satu lagi, kalau turun ke lapangan kita harus mau mendengarkan aspirasi mereka, dan itu sangat beragam. Setelah itu kita harus pandai-pandai mencari solusi yang paling tepat, kita yang tentukan bentuk dan caranya. Bisa jadi caranya tidak langsung pas, jadi kita mesti siap melakukan penyesuaian dan perubahan agar apa yang kita lakukan pada akhirnya dapat menjawab masalah mereka. Jangan tangung-tanggung, harus tuntas.

Apa harapan dan pesan bapak untuk kemajuan sektor kelautan dan perikanan?

Kabinet ini sangat beruntung memiliki seorang Ibu Susi Pudjiastuti. Beliau sangat berani membuat gebrakan, misalnya dengan tegas memerangi illegal fishing. Itu bagus, namun sekali lagi itu saja belum cukup. Setelah itu berhasil segera bereskan dampak-dampak yang ditimbulkan, sehingga masyarakat segera dapat merasakan dampak baik dari kebijakan tersebut. Saya sangat berharap agar Ibu Susi, para Dirjen dan seluruh jajaran KKP dapat sepenuhnya hadir memenuhi harapan rakyat. Ayo, serukan ramai-ramai bahwa sekaranglah waktunya untuk menangkap ikan dan mengolah hasil laut kita sebaik-baiknya dengan menjadikan pendekatan kelestarian dan keberlanjutan sebagai landasannya. Biarkan rakyat menikmati kekayaan ini, ikut merasakan nikmat dan sehatnya ikan segar hasil laut kita, jangan semua yang bagus hanya untuk ekspor.

Page 49: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

49

Boalemo berhadapan dengan Teluk Tomini, teluk terbesar di dunia yang dilintasi garis khatulistiwa. Secara geologi, teluk

ini termasuk dalam salah satu rangkaian segitiga terumbu karang dunia (coral triangle). Dengan keistimewaan tersebut, tak heran jika Boalemo menjadi tujuan banyak wisatawan penyuka aktivitas selam baik lokal maupun mancanegara.

Hampir semua pulau-pulau di Indonesia dikelilingi terumbu karang, tak terkecuali Provinsi Gorontalo, khususnya Kabupaten Boalemo. Keaneragaman terumbu karang di Kabupaten Boalemo bisa ditemui di Kecamatan Dulupi, Bangga, Limatihu dan pulau Bitila.

Terumbu karang di Bitila dan sekitarnya merupakan zona wisata yang sangat menarik untuk dieksplorasi para penyelam. Jenis kelompok

karang keras di Bitila dan sekitarnya sangat bervariasi tergantung kekhususan habitatnya.

Ditempat tersebut, setidaknya terdapat 40 genera, yang didominasi Acropora yang bisa ditemukan di perairan ini. Karang bisa ditemui

dari kedalaman 2 hingga 35 meter, namun kebanyakan berada di kedalaman sampai 20 meter.

Hasil pemantauan terhadap terumbu karang di daerah ini, menunjukkan kondisi karang yang stabil dari tahun ke tahun serta tidak mengalami dampak signifikan akibat aktivitas nelayan pencari ikan. Saat ini aktivitas penangkapan

ikan ilegal sudah sangat jarang ditemui karena semakin intensifnya pengawasan yang dilakukan oleh patroli Polairut dan Pengawasan dari Dinas Kelautan dan Perikanan. Akan semakin baik jika dimasa depan pengelolaan kawasan ini terus

BOALEMOGodaan Surga Bawah Laut

BOALEMO, Gorontalo menawarkan keindahan surga bawah laut yang

mengundang decak kagum para penyelam dunia. Jika datang berkunjung, jangan

lupa sejenak bersantai di tepian pantai berpasir putihnya yang menawan

49DESTINASI

Penulis : Budhy Antoko

Page 50: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

50

ditingkatkan dengan mengimplementasikan manajemen yang tepat sehingga kawasan terumbu karang yang menakjubkan ini dapat dikembangkan sebagai obyek wisata sekaligus penelitian terumbu karang.

Perlu diketahui bahwa lokasi penyelaman terbaik di daerah ini adalah di tempat yang miring karena banyaknya organisme laut unik dan menarik yang dapat ditemukan. Gugusan karang yang terhampar di kedalaman 5-15 meter di lokasi ini memiliki banyak organisme yang menakjubkan.

Ketika menyelam di lokasi ini, sangat mungkin menemukan berbagai macam jenis ikan dan terumbu karang serta berbagai jenis udang kecil. Jarak pandang di lokasi penyelaman ini rendah, karena banyaknya partikel dan nutrient yang tersebar di air.

Arus airnya relatif tenang, penyelam dianjurkan untuk menyelam disaat air sedang pasang dan menjaga bouyancy atau tidak terlalu sering menggerakkan fin agar pasir di dasar perairan tidak terbongkar dan mempengaruhi jarak pandang. Penyelaman di lokasi ini dapat dijangkau dengan langsung masuk dari pantai atau menggunakan speedboat.

Limbatihu terkenal memiliki panorama bawah air yang indah dengan berbagai jenis karang batu dan karang lunak beraneka warna. tutupan karang di tempat ini 80-90 % merupakan karang berbentuk meja besar. Di lokasi ini banyak ditemukan ikan karang dan ikan-ikan pelagis. Pada bulan-bulan tertentu, bahkan ikan lumba-lumba dapat dijumpai berenang di daerah ini.

Kondisi arus di perairan ini relatif tenang. Namun begitu, arus biasanya akan berubah kuat jika terjadi pergantian pasang surut. Kondisi ini bisa mempengaruhi jarak pandang penyelaman. Limbatihu bisa diselami para penyelam mulai dari kategori open water, penyelamannya dilakukan dengan menggunakan perahu.

Waktu terbaik untuk menyelam adalah saat musim barat yang terjadi di bulan Desember sampai Mei, karena pada bulan-bulan tersebut, air relatif tenang sepanjang hari. Pada saat musim angin selatan, ombak di perairan ini masih memungkinkan untuk kegiatan menyelam.

Selain terkenal akan keunikan taman bawah lautnya yang indah, bumi Boalemo masih menyimpan beberapa destinasi wisata yang tak kalah menawan. Demografi Boalemo yang terletak persis di pesisir Teluk Tomini membuat kabupaten

Page 51: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

51

ini sangat kaya akan panorama pantai pasir putih dan pulau-pulau eksotis.

PULAU PASIR PUTIHTerletak di antara pulau Mohupomba dan pulau

Monduli, dapat ditempuh 30 menit menggunakan speedboat dari ibukota kabupaten. Keunikan pulau ini akan terlihat saat air laut surut. Sesuai namanya, sejauh mata memandang, ditempat ini hanya terlihat hamparan pasir seputih kristal salju. Lingkungan alamnya masih asli sehingga pulau ini menjadi tempat favorit persinggahan burung-burung liar untuk mencari makan. Pulau ini juga memiliki spot memancing terbaik bagi para penggemar olahraga memancing.

PANTAI BOLIHUTUOPantai wisata Balihutuo ini masih terus

dikembangkan. Saat ini pemerintah berencana membangun fasilitas pendukung, diantaranya hotel, resort, restoran, water park dan aneka fasilitas pendukung wisata lainnya. Pemerintah daerah Boalemo telah sepakat dengan pemerintah provinsi Gorontalo untuk membangun pantai ini menjadi tujuan wisata bergengsi yang mengharumkan nama kota.

Pantai yang indah ini sangat cocok untuk liburan akhir pekan, berbagai aktifitas menyenangkan dapat dilakukan wisatawan di pantai ini. Membangun istana pasir, bermain voli pantai atau sekedar bersantai bersama keluarga. Menikmati pemandangan matahari terbit (sunrise) dan matahari terbenam (sunset) sungguh menawan. Panorama langitnya dijamin akan memikat hati para penikmat keindahan alam.

PULAU MONDULITerletak persis dihadapan pantai Bolihutuo,

mudah terjangkau, kira-kira 30 menit perjalanan darat dari ibukota kabupaten ke pantai Bolihutuo, dilanjutkan menyeberang setengah jam lagi dengan kapal motor menuju Pulau Monduli. Pulau ini terkenal dengan hutan bakaunya yang unik. Dibawahnya tersimpan surga taman bawah laut menakjubkan yang menjadikannya sebagai destinasi wisata favorit para pecinta diving dan penikmat keindahan alam bawah laut.

Page 52: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

52

OBYEK WISATA PULAU LAMBATIHUPulau cantik ini terletak di Kecamatan

Paguyaman Pantai, di sebuah desa bernama desa Lambatihu. Jarak tempuh dari ibukota Kabupaten Boalemo menuju kecamatan ini hanya 30 menit saja menggunakan moda angkutan darat. Dilanjutkan 30 menit lagi dengan perahu motor menuju pulau Lambatihu. Pulau ini sangat indah dengan daya tarik pantai pasir putih seperti kristal di bawah sinar terik mentari. Gradasi air lautnya pun berwarna hijau, karena habitat bawah lautnya masih asli, sangat terjaga kelestariannya. Sungguh, surga bagi para penggemar diving. Pulau mungil nan menawan ini memang masih sepi. Begitu tenang sehingga cocok sebagai tujuan wisata, atau sekedar beristirahat melepas kepenatan.

PULAU MOHUPOMBA DAN PULAU ASIANGIMasih ada Pulau Mohupomba dan Pulau

Asiangi. Kedua pulau ini bisa ditempuh dengan perahu motor kira-kira 30 menit saja dari pusat kota. Panorama pantai pasir putih yang menawan berpadu wisata bawah laut dengan keindahan ekosistem terumbu karang yang masih terjaga menjadi andalan komoditas wisata pulau ini, para wisatawan pecinta olahraga air, khususnya menyelam umumnya betah berlama-lama di pulau ini.

CARA MENUJU BOALEMOMencapai Boalemo sangatlah mudah.

Penerbangan langsung dari Jakarta dan Surabaya ke Bandara Jalaludin Gorontalo dilayani oleh beberapa maskapai penerbangan setiap harinya. Dari bandara Jalaludin yang terletak di Isimu, provinsi Gorontalo, bisa melanjutkan perjalanan menuju Tilamuta, ibukota Boalemo menggunakan transportasi darat. Lama perjalanan kira-kira 30 menit saja dengan kondisi jalan mulus.

Untuk penginapan dan akomodasi, tersedia beberapa hotel dan guest house kelas melati dengan harga terjangkau di Tilamuta. Namun, jika menginginkan kenyamanan lebih, bisa juga memilih hotel dan penginapan yang terletak di Kota Gorontalo dan sekitarnya. Mengingat jarak pusat antar kota kecamatan di Gorontalo dengan Tilamuta tidaklah terlalu jauh.

Transportasi sehari-hari bisa menggunakan angkutan umum atau mobil dan motor sewaan. Untuk jarak dekat, bisa menggunakan angkutan umum jenis bentor (becak bermotor). Selamat berwisata di Boalemo.

52

Page 53: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

53

Penulis : Raja Hapoposan

Tradisi Mane’e terdapat di Pulau Intata, Kecamatan Nanusa, Kabupaten Talaud. Pulau Intata merupakan salah satu

pulau kecil terluar dari 11 pulau terluar yang dimiliki Provinsi Sulawesi Utara. Terletak di bagian Utara Pulau Sulawesi berbatasan langsung dengan Filipina, pulau tak berpenghuni seluas 0,15 kilometer persegi ini banyak ditumbuhi pohon kelapa. Di bagian Selatan dan Barat pulau ini terdapat pasir putih, sementara di bagian timur pantainya berbatu. Secara administratif, Intata masuk dalam wilayah Kecamatan Nanusa, Kabupaten Kepulauan Talaud yang dibatasi

Samudera Pasifik di sebelah timur dan Pulau Kakorotan di sebelah Selatan.

Di sekeliling Intata terdapat rataan terumbu karang yang cukup lebar dengan kemiringan yang landai terutama di bagian Barat dengan tutupan karang hidup lebih dari 30 persen. Kondisi itu membuat populasi ikan-ikan karang relatif banyak. Di samping itu, Intata juga memiliki pesona alam yang sangat indah dan layak dijadikan tujuan wisata bahari. Pasir putih, air jernih serta suhu tropis yang hangat sangat cocok bagi wisatawan asing.

sitaro.files.wordpress.com

BELAJAR KEARIFAN dari Tradisi Mane’e

Indonesia memiliki banyak tradisi kearifan yang mengingatkan dan mengajarkan kita untuk senantiasa menjaga keharmonisan dengan lingkungan, tak terkecuali dengan laut dan

sumberdaya yang ada didalamnya. Tradisi Mane’e yang telah hidup sejak abad ke : 16, dari Pulau Intata salah satunya.

JENDELA

Page 54: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

54

Menurut cerita, dulunya di tempat ini hanya ada satu pulau. Tapi saat terjadi gempa besar yang memicu tsunami tahun 1628, Kakorotan terpisah menjadi tiga bagian yakni Pulau Kakorotan, Pulau Intata dan Pulau Malo. Kini, perairan dan daratan Intata merupakan bagian dari budaya warga Kakorotan. Tradisi Mane'e dikenal setelah terjadinya bencana yang merengut seluruh harta benda warga Kakorotan. Konon saat itu hanya tersisa 8 orang saja yang kemudian membentuk empat suku yaitu: Waleuala, Pondo, Melonca dan Parapa.

Di masa susah tersebut, mereka kedatangan dua orang asing yang menghentak-hentakkan dedaunan ke air. Di tempat tersebut kemudian tiba-tiba muncul ikan. Penduduk yang tersisa kemudian mohon kepada kedua orang tersebut agar mereka diajari cara menangkap ikan. Kedua orang asing tersebut kemudian menyerahkan peralatan mereka dan pergi berlayar. Sejak saat itulah diyakini tradisi Mane'e dimulai.

Mane'e lazimnya digelar pada bulan Mei atau Juni saat pasang tertinggi dan surut terendah mencapai puncaknya, sebagai pertanda diakhirinya

masa “Eha”. Eha menyiratkan hubungan timbal balik antara manusia dengan alam. Bila manusia menjaga alam, maka alam pun akan memberikan bagiannya bagi manusia. Itulah esensi dari Mane'e, sebuah tradisi kearifan yang patut dilestarikan.

Masyarakat Kakorotan memiliki kesepakatan adat pelarangan mengambil hasil laut dan hasil daratan di Intata. Eha berlangsung antara 3 hingga 6 bulan, bahkan di lokasi Mane'e digelar, pelarangan itu berlangsung selama setahun penuh. Jika ada warga yang melanggar, maka sanksi adat menanti. Pelaku akan dipermalukan dengan cara berkeliling kampung dengan ikan-ikan digantung di badannya.

Sejatinya tradisi Mane'e terdiri dari Sembilan tahapan yang dilakukan dalam beberapa hari. Tahapan-tahapan itu adalah Maraca Pundangi (memotong tali hutan), Mangolom Par’ra (permohonan kepada Tuhan), Mattuda Tampa Pane’can (menuju lokasi acara), Mamabi’u Sammi (membuat alat tangkap dari janur kelapa yang dilingkarkan pada tali hutan), Mamoto’u Sammi (menebar janur), Mamole Sammi (menarik janur ke darat), Manganu Ina (mengambil hasil

http://4.bp.blogspot.com/

Page 55: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

55

tangkapan/ikan), Matahia Ina (membagi hasil) dan Manarm’ MaAlama (ucapan syukur lewat makan bersama hasil tangkapan). Dari seluruh tahapan acara tersebut, tahapan menebar janur hingga makan bersama hasil tangkapan selalu dijadikan sebagai puncak Festival Mane'e.

Saat Mane'e digelar pada 7 Mei 2015, sammi (alat tangkap dari janur.red), sepanjang 3,5 kilometer ditebar saat air mulai surut. Hanya warga Kakorotan-Intata yang bisa menarik sammi atas petunjuk dan perintah tokoh adat, Ratumbanua. Perlahan-lahan dengan penuh perhitungan bentangan sammi yang membentuk setengah lingkaran itu ditarik hingga mengecil, seiring surutnya air laut. Perlahan bebatuan karangpun mulai bermunculan.

Ratumbanua terlihat mondar-mandir sambil melafalkan mantra. Para pentua adat lainnya menjaga ujung-ujung sammi agar tetap dalam formasi setengah lingkaran. Saat air mencapai pasang terendah, yang ditandai tersambungnya pulau Kakorotan dan Intata, tiba-tiba ribuan ikan mulai bermunculan terkurung dalam lingkaran sammi. Orang-orang yang ada disekitar lokasi

prosesi tersebut hanya diizinkan menonton dari kejauhan dengan tertib. Prosesi berlangsung lancar tanpa ganggungan karena warga menyakini jika prosesi itu diganggu, maka ikan-ikan yang sudah berada di dalam sammi akan terlepas kembali laut.

Pergerakan ribuan ikan dari berbagai jenis itu membuat air laut yang terkurung sammi bergelora. Ikan dari jenis layar, bawal, barongan, kakap merah, marlin putih, todak bahkan hiu dan penyu serta puluhan jenis lainnya berenang membentuk formasinya masing-masing. Seakan menurut apa yang dikehendaki Ratumbanua, ribuan ikan-ikan itu datang menghampiri warga Kakorotan-Intata yang menjaga sammi. Setelah semua warga mendapatkan ikan, warga membakar hasil tanggapan tersebut. Selanjutnya mereka beramai-ramai menuju pantai dan melakukan acara makan ikan bersama. Seru, ramai dan penuh sukacita.

Dikeliling prosesi yang menakjubkan tersebut, hadir sekitar 3500-an warga Talaud yang terpikat menyaksikan kearifan lokal warga Kakorotan-Intata berusia ratusan tahun yang terus dijaga penuh kecintaan dan ketaatan secara turun temurun.

Sungguh sebuah atraksi wisata dari kearifan lokal yang tetap hidup dan terjaga dari salah satu pulau terluar Indonesia. Tidak heran jika dengan menumpangi berbagai moda transportasi laut, masyarakat yang berada disekitar daerah ini rela menempuh pelayaran berjam-jam lamanya agar tidak terlewat melihat tradisi menangkap ikan yang sudah ada sejak abad ke-16 itu.

DUKUNGAN PEMERINTAHSecara perlahan, Pemerintah Daerah Talaud

mulai membangun sarana penunjang wisata di Intata, terutama saat digelarnya Festival Mane'e. Akses ke Intata dari ibu kota Sulut, Manado dapat ditempuh dengan penerbangan pesawat yang tersedia setiap hari ke Melonguane atau dengan kapal laut. Dari Melonguane pemerintah daerah Talaud menyediakan kapal khusus untuk mengangkut wisatawan ke Intata. Sebuah upaya yang patut diapresiasi agar lebih banyak orang bisa mengenal dan belajar kearifan pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan.

http://ww

w.talaudkab.go.id/

Page 56: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

56

Buku Rekam Jejak Mochtar Kusuma-Atmadja memberikan gambaran lengkap sosok Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja.

Seorang pejuang dan pakar hukum internasional terbaik bangsa yang merumuskan dan memperjuangkan konsep negara kepulauan. hingga akhirnya disetujui oleh Sidang Kabinet era Perdana Menteri Djuanda.

Sebelum dikenalnya konsep tersebut, luas wilayah Indonesia mengacu pada Ordonansi Tahun 1939, yang menyatakan bahwa pulau-pulau di wilayah Nusantara dipisahkan oleh laut di sekelilingnya dan setiap pulau hanya mempunyai laut sekeliling sejauh 3 mil dari garis pantai. Pada saat itu banyak kapal asing, terutama kapal Belanda yang lalu lalang di sekitar laut Jawa ke Irian Barat. Kondisi tersebut sangat merugikan dan mengancam kedaulatan wilayah Indonesia.

Chaerul Saleh sebagai Menteri Urusan Veteran saat itu memanggil Mochtar Kusumaatmadja yang berlatar pendidikan hukum internasional untuk mencari cara agar laut internasional di sekitar wilayah Indonesia bisa menjadi laut teritorial Indonesia. Mochtarpun bergerak cepat mengumpulkan teori dan fakta untuk menguatkan gagasan dan konsep negara kepulauan.

Pengakuan dunia atas konsep Negara Kepulauan Indonesia memerlukan perjuangan panjang dan berliku. Dilakukan sejak Konferensi UNCLOS I tahun 1958, konsep tersebut dan diakui dunia internasional pada konferensi UNCLOS III tahun 1982.

Pokok Isi Deklarasi Djuanda mengandung satu pemikiran sangat mendasar yang menegaskan

bahwa bagi Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau laut bukanlah pemisah tapi pemersatu. Sebuah transformasi pemikiran besar yang bervisi jauh kedepan.

Banyak informasi menarik yang akan pembaca temukan dalam buku ini.

Sebuah referensi sangat bernilai untuk membangkitkan kembali semangat kita untuk ikut menjaga Indonesia, khususnya wilayah laut dengan kekayaannya yang luar biasa.

Mengenal Lebih Dekat SOSOK PELETAK DASAR KONSEP KEDAULATAN LAUT INDONESIA

RESENSI BUKU

“REKAM JEJAK KEBANGSAAN MOCHTAR KUSUMA-ATMADJA”

PENULIS : NINA PANEPENERBIT : KOMPASTAHUN TERBIT : FEBRUARI 2015JUMLAH HALAMAN : XVI + 496 HLM.UKURAN BUKU : 15 CM X 23 CMHARGA BUKU : RP. 149.000

Penulis : Julianti Maesarah

Page 57: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

57

Penulis : Endang Puji Lestari

PASAR IKAN Serupa Bursa Saham

Dalam kunjungan kerja ke Australia, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyempatkan diri

berkunjung ke pasar ikan di Sydney. Di Negeri Kanguru tersebut, Susi melihat kondisi pasar ikan yang sangat bersih dan berkeinginan mengadopsi konsep tersebut untuk diterapkan di pasar ikan Muara Baru, Jakarta Utara.

"Banyak sekali yang saya peroleh di sana, melihat ikan dari Indonesia, ketemu kapten kapal trawl Australia yang bekerja di Arafuru, bertemu

NGO dan menerima banyak masukan. Pasar ikan serupa yang ada di Sydney nanti akan kita bangun di Muara Baru," ujarnya.Menurutnya, seluruh proses pengolahan dan penangkapan ikan di pasar Australia yang telah terintegrasi di satu tempat membuat pengelolaanya sangat efisien, mudah dan transparan.

“Kami sudah melihat Sydney Fish Market. Sebuah tempat pelelangan ikan yang sudah computerized. Di sana lelang ikan segarnya tidak lagi dilakukan secara manual tetapi seluruhnya

Melangkahkan kaki ke Sydney Fish Market di Negara Bagian New South Wales, Australia, seperti memasuki ”pasar saham” ikan. Sebuah role model untuk pengembanganTPI Indonesia di masa depan?

thebluemacaron.w

ordpress.comINFO LUAR NEGERI

Page 58: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

58

melalui sistem komputer terpadu. Para pengikut lelang ikan dapat langsung datang ke lokasi atau bisa mengikuti lelang melalui komputer yang sudah terkoneksi dengan jaringan internet”, ungkap Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Sudirman Saad memberikan penjelasan lebih lanjut.

SYDNEY FISH MARKET (SFM)

Pasar Ikan Sydney atau Sydney Fish Market (SFM) merupakan pasar ikan terbesar di dunia.Pasar Ikan ini menyajikan variasi produk laut terbesar kedua setelah Tsukiji di Tokyo, Jepang. Pasar ikan ini juga berfungsi sebagai tempat pelelangan ikan.

Mengunjungi tempat pelelangan dan pasar ikan Sydney kita seakan memasuki sebuah mal. Ikan-ikan beragam jenis tertata rapi dalam ruang-ruang kaca, semuanya tersimpan dalam bak-bak plastik. Selain itu penjual yang ramah dan lorong pembeli yang cukup besar dan bersih membuat tempat ini nyaman untuk dikunjungi.

Kegiatan di pasar ini dimulai dari pukul 05.30 pagi. Setiap harinya rata-rata terdapat 52 ton produk laut dijual baik dalam bentuk lelang maupun dijual untuk perorangan.Hasil laut di pasar ini dipasok dari nelayan, perusahaan penangkapan ikan, koperasi dan pribadi lainnya di Australia, Selandia Baru, dan Asia-Pasifik.

Hasil laut yang akan dilelang diperiksa kualitasnya

terlebih dahulu, baik dari segi kesehatan, ukuran, kesegaran dan kualifikasi yang lainnya. Pemeriksaan hasil tangkapan juga melingkupi apakah ikan tersebut melanggar ketentuan dari negara-negara bagian dimana ikan itu ditangkap.

Misalnya soal ukuran. Jika ada ikan-ikan yang ditangkap ternyata tidak sesuai ukurannya, maka tim pemeriksa akan memberikan laporan kepada instansi terkait. Nelayan yang bersangkutan bisa diberikan sanksi bila terbukti oleh pengadilan telah melanggar peraturan.

Begitu juga ketaatan pada aturan lainnya,seperti larangan menangkap kepiting betina yang sedang bertelur. Jika ditemukan pelanggaran, maka nelayan yang bersangkutan akan diproses dan diperintahkan untuk mengembalikan hasil tangkapannya tersebut ke daerah asal penangkapannya.

Proses lelang menggunakan sistem elektronik. Di setiap meja terdapat alat yang digunakan untuk menekan tombol ketika angka penunjuk harga ikan berputar. Penekanan tombol disesuaikan keinginan harga

yang ditawar.Pasar ikan ini dikendalikan di

bawah perusahaan yang bekerja sama dengan Pemerintah Negara Bagian New South Wales (NSW). Laporan keuangannya pun diaudit oleh lembaga auditor independen yang ditunjuk.

Di kawasan yang sama di Sydney Fish Market juga terdapat berbagai restoran yang menjual makanan laut, tempat kursus memasak seafood sebagai sarana untuk memasyarakatkan cara mengolah seafood favorit dan beberapa jenis seafood lain yang kurang favorit dimasak skala rumah tangga, seperti octopus, kepiting, kerang, atau abalon.

Dengan segala kelebihannya, Sydney Fish Market saat ini merupakan salah satu tempat wisata paling populer di Sydney dan menjadi salah satu destinasi pariwisata yang paling terkenal di Australia, yang berhasil menarik jutaan wisatawan, pencinta makanan, dan warga lokal setiap tahun.

Kita tentu berharap dalam waktu ke depan pasar ikan Indonesia bisa seperti ini.

upload.wikim

edia.org

Page 59: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

59

Untuk lebih memahami persoalan dan mendekatkan diri dengan para stakeholder perikanan, Menteri Susi mengadakan pertemuan dengan para

stakeholder perikanan. Menteri susi mendengarkan kritik dan

saran para stakeholder perikanan serta berdiskusi untuk kemajuan

perikanan Indonesia.

Dalam Rangka Memperingati Nuzullul Qur'an, Kementerian Kelautan dan

Perikanan mengadakan lomba Musabaqah Tilawatil Qur'an yang

diikuti oleh para pegawai kementerian Kelautan dan Perikanan dengan

tema Menjadikan Alqur'an Sebagai Petunjuk Dalam Kehidupan, dengan mendatangkan Prof. Dr. Komaruddin Hidayat sebagai Penceramah dalam

acara peringatan tersebut.

EVENT

1

2

32 4

34

1

Page 60: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

60

Kementerian Kelautan dan Perikanan mengajak anak - anak

SD untuk lebih mencintai laut dengan mengundang mereka

mengunjungi perpustakaan Kementerian Kelautan dan

Perikanan. Selain Lebih mengenal laut dan lingkungannya, anak -

anak juga dapat menumbuhkan minat baca.

Untuk menumbuhkan kreatifitas dan perhatian

masyarakat terhadap sektor kelautan dan perikanan, KKP menyelenggarakan lomba

inovasi alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan dengan peserta dari masyarakat, dosen

dan mahasiswa.

5

7

7 8

8

6

5 6

Page 61: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

61

403 Wisudawan/wisudawati STP diwisuda

oleh Menteri Kelautan dan Perikanan di Ballroom

Mina Bahari III,KKP. Menteri Susi berharap

para wisudawan dan wisudawati menjadi insan

yang berpendidikan, berwawasan, dan

berintegritas untuk memajukan Indonesia.

9

109 10

Page 62: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

62

KKP mencanangkan Program Nasional Pengembangan Sains dan Teknologi atau Technopark

di 5 kawasan berbasis Pulau Kecil yang akan dilembangkan di 5

kawasan terpadu kelautan dan perikanan.Technopark diharapkan

dapat mendukung pengelolaan sumberdaya kelautan dan

perikanan yang produktif, efektif, efisien, memiliki daya saing, serta

berkelanjutan.

KKP dan TNI AL bersinergi menyelamatkan terumbu karang di perairan Indonesia yang sudah

terancam rusak. Kekayaan laut Indonesia ini harus dilindungi, dilestarikan dan dijaga sebaik mungkin demi kelangsungan

hidup berbagai spesies ikan yang hidup di dalamnya

11

12

11 12

13

14

13 14

Page 63: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

63

Onigiri mungkin belum sepopuler Sushi, tapi prospeknya tak kalah menggiurkan. Bagi yang belum mengenal produk

ini, Onigiri adalah nama Jepang untuk makanan berupa nasi yang dipadatkan sewaktu masih hangat, sehingga berbentuk segitiga, bulat, atau seperti karung beras. Cara makannya? Tidak pakai sumpit.

Salah satu brand produk Onigiri yang diminati masyarakat adalah, Onigiri Futago yang dimiliki dan dikelola tiga kakak beradik yaitu : Yuka Ramadina (25), Yuki Ramadini (25) dan Kogi Putratama (22). Arti kata Futago yang dilekatkan dibelakang nama produknya adalah kembar. Benar, Yuka dan Yuki memang kembar. Sebuah penanda unik yang mudah diingat.

Penulis : Ilma Nurweli

Omzet Menggiurkan BISNIS ONIGIRIRagam makanan khas Jepang cukup mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia. Menyuguhkan makanan berbahan hasil laut seperti : ikan, kerang, udang, cumi, gurita, rumput laut dan lainnya, kuliner khas Jepang selalu ramai peminat. Sushi salah satunya. Lalu bagaimana dengan Onigiri?

PELUANG USAHA

Page 64: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

64

“Usaha ini kami bangun setelah mengamati dan

mencermati celah pasar dibisnis ini. Segmennya ada, sementara pemain

dibisnis ini masih sedikit, sehingga peluang kami

cukup besar. Belum cukup dikenalnya

Onigiri dibandingkan Sushi atau Ramen,

kami jadikan peluang untuk memperkenalkan produk ini lebih baik. Ini

tantangan, sekaligus peluang yang memacu

kami untuk mampu melahirkan kreasi-kreasi

unik yang membuat masyarakat semakin penasaran dan mau

mencoba”,

Page 65: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

65

Mengawali bisnis karena rasa suka pada Onigiri yang telah dikenal dan disukai sejak kecil, Yuki, Yuka dan Kogi tidak pernah menyangka bisa punya bisnis seperti sekarang. Semua berawal dari rasa suka. Sang ibu yang berdarah Jepang-Indonesialah yang pertama kali memperkenalkan Onigiri kepada mereka untuk bekal sekolah atau latihan sotfball.

“Saat melihat kami makan Onigiri, teman-teman suka nanya, dan lama-lama ingin mencicipi. Tak disangka, setelah itu ternyata banyak diantara mereka yang menyukainya, dan minta beli. Kondisi tersebut menginspirasi kami untuk mulai berjualan kecil-kecilan, hanya dikalangan teman-teman dekat saja pada sekitar tahun 2007”.

Melihat animo dan permintaan yang terus meningkat, ketiga bersaudara ini kemudian mulai memasarkan produknya keberbagai tempat seperti RS Pondok Indah dan Kampus UI. Diawal pendiriannya, Onigiri Futago hanya menghadirkan varian rasa Onigiri khas Jepang seperti : Salmon Onigiri, Salmay Onigiri, Tuna Onigiri, dan Nayo Onigiri. Namun seiring bertambahnya penjualan dan permintaan, merekapun termotivasi untuk melahirkan menu dan cita rasa baru.

Setelah itu lahirlah beberapa kreasi menu baru yang merupakan perpaduan rasa Jepang dan Indonesia seperti : Chickter Onigiri, Roa Onigiri, Umeboshi Onigiri, Spiro Onigiri (Spicy Roa), dan Danburi (Rendang Taburi) . Harga yang ditawarkan untuk masing-masing menu yang ditawarkan tersebut juga cukup dan terjangkau, berkisar Rp 14 ribu sampai Rp 18 ribu.

Tekad untuk menjalankan bisnis Onigiri lebih serius diputuskan pada tahun 2011. Karena mereka banyak menghabiskan waktu ditempat latihan Softball di Senayan, merekapun memutuskan membuka booth di Mal FX Lifestle X’nter lantai FB, Jakarta Selatan. Pilihan tersebut dipandang pas karena lokasi mal yang berada ditengah areal perkantoran sehingga ramai pengunjung saat makan siang atau pulang kantor.

Terkait keputusan menekuni usaha Onigiri dengan serius, Yuki menuturkan pertimbangannya. “Usaha ini kami bangun setelah mengamati dan mencermati celah pasar dibisnis ini. Segmennya ada, sementara pemain dibisnis ini masih sedikit,

Page 66: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

66

sehingga peluang kami cukup besar. Belum cukup dikenalnya Onigiri dibandingkan Sushi atau Ramen, kami jadikan peluang untuk memperkenalkan produk ini lebih baik. Ini tantangan, sekaligus peluang yang memacu kami untuk mampu melahirkan kreasi-kreasi unik yang membuat masyarakat semakin penasaran dan mau mencoba”, ungkap Yuka penuh semangat.

Tidak mau ketinggalan dengan pebisnis lain yang memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan penjualan, Onigiri Futago rajin mempromosikan produknya melalui facebook, twitter, Instagram, dan Website, dengan nama ‘onigirifutago’.

Lalu bagaimana pertumbuhan bisnis Yuka, Yuki dan Kogi, yang awalnya dibangun dengan modal Rp50 juta itu sekarang? Dengan wajah berseri-seri, mereka menuturkan bahwa saat ini dalam sehari, mereka bisa menjual hingga 350 buah Onigiri, yang setara dengan nilai Rp 5,2 juta. Berdasarkan hitungan tersebut, maka jika dirata-ratakan, dalam sebulan tiga bersaudara ini bisa menjual hingga 10.500 buah atau setara dengan Rp 157,5 juta. Lalu berapa keuntungan yang diraih mereka? Sekitar 68% dari total penjualan, atau sekitar Rp 108 juta perbulan. Hemmm, sungguh bisnis yang menjanjikan. Bravo.

Onigiri Lezat ala Futago

Anda ingin mencoba kelezatan Onigiri di rumah? Ayo, kita coba resep yang dibagi tiga bersaudara ini untuk Mina Bahari.Bahan :• Beras Jepang• Nori atau rumput laut kering• Garam secukupnya• Isiannya (Salmon mayonnaise/Tuna

mayonnaise/dll)Cara Membuat:1. Masak Nasi seperti biasa2. Bubuhi Nasi dengan sedikit garam3. Masukkan salmon mayonnaise keda-

lam nasi tersebut4. Kepal nasi tersebut dengan tangan5. Bentuk nasi sesuai selera, umunya

segitiga, bisa juga bulat6. Tutup dengan nori. Bagian nori yang

halus ada di bagian luar, sedangkan bagian yang kasar di bagian dalam.

Kini, Onigiri karya Anda siap disantap. Selamat Mencoba!

Kunjungi Juga Akun Onigiri FutagoTwitter : onigirifutagoInstagram : onigirifutagoFacebook : Onigiri FutagoWebsite : www.onigirifutago.com

Page 67: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

67

67

Page 68: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

68

Page 69: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

69

Page 70: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

70

Penulis : Diding Sutardi

TREND BELANJA IKANTREND HIDUP SEHAT

Suasana Jakarta siang itu seperti biasanya, disesaki kendaraan yang membuat kemacetan semakin parah. Ditimpali

terik sinar matahari yang menyengat kulit, suasana membuat panas terasa semakin mengigit. Bayangkan jika dalam kondisi tersebut kita harus berbelanja di pasar, apalagi jika harus ke pasar ikan. Terbayang dalam benak, sebuah tempat yang kotor dan becek, lengkap dengan aroma yang hemmm,... Anda pasti sudah tahu maksudnya.

Namun bayangan itu sirna seketika saat kami menginjakan kaki di Pasar Ikan Higienis Pejompongan. Pasar ikan yang satu ini sungguh berbeda. Pandangan

negatif tentang pasar ikan yang lekat dengan kesan kotor, langsung terbantahkan. Kami disambut suasana sejuk, bersih, dan nyaman.

Ruangan tertata rapi. Ada jejeran meja dan kursi layaknya restoran. Hal yang membedakan dengan restoran pada umumnya adalah keberadaan etalase (show case) berisi berbagai jenis ikan, baik ikan laut maupun ikan air tawar, termasuk kerang dan kepiting. Everfresh juga menjual ikan dalam keadaan hidup yang ditempatkan dalam akuarium kaca yang berjejer rapih.

Terletak ditengah kota Jakarta yang mudah diakses, pasar yang sekarang bernama "Everfresh" ini menempati lahan seluas 2.750 m2. Lokasinya

INFO GAYA HIDUP

Page 71: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

71

tepat di Jalan Pejompongan, Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Lokasi yang strategis lengkap dengan areal parkir yang luas membuat acara belanja ikan segar Anda menjadi sangat menyenangkan.

Kami berkunjung menjelang jam makan siang. Saat itu, beberapa meja terlihat sudah ditempati para pelanggan yang tampak tidak sabar menikmati kelezatan hidangan ikan favoritnya. "Kami sering makan siang disini bareng temen-temen kantor, kebetulan tempatnya cukup strategis dan lumayan terjangkau. Tempat ini menjadi alternatif kami untuk bisa menikmati seafood tanpa harus pergi jauh-jauh ke pinggir laut", kata Oscar (28), pegawai salah satu bank swasta di Jakarta.

Everfresh memang telah menjadi salah satu tempat favorit untuk makan bagi mereka yang bekerja di sekitar wilayah Pejompongan. Kunjungan paling ramai biasanya terjadi saat makan siang, menjelang sore sekitar pukul 15.00 serta makan malam sekitar pukul 19.00 Wib.

TERJAGA KESEGARANNYAIkan-ikan yang dijual terlihat

sangat segar dan dipajang di atas meja aluminium yang berisi butiran es batu sebesar kerikil. Sistem rantai dingin menjadi prioritas utama yang diterapkan untuk mejaga ikan kualitas dan kesegaran ikannya. Ikan yang dijual merupakan ikan harian, dimana rentang waktu ikan ditangkap hingga dijual tak

lebih dari satu hari. Misalnya ikan ditangkap malam hari dan langsung dipasarkan keesokan harinya.

Selain itu, semua ketersediaan ikan dipasok setiap hari oleh pemasok dengan sistem retur. Setiap dua hari ikan-ikan yang tidak terjual akan diganti dengan yang baru oleh pemasok. Dengan cara tersebut, ikan yang dijual tetap dalam kualitas terbaik atau nomor satu. Pihak pengelola telah memercayakan kepada hanya satu pemasok (suplier) untuk memasok semua jenis ikan yang dipasarkan. "Kerjasama dengan suplier sudah terjalin cukup lama, sejak tempat ini mulai beroperasi", jelas Rudi, Kepala Bagian untuk penanganan ikan.

Ikan-ikan dikumpulkan oleh pemasok dari berbagai tempat. Misalnya, ikan dan jenis hasil laut lainnya berasal dari Muara Kamal, Jakarta Utara. Ikan laut didatangkan langsung dari pelabuhan yang baru didaratkan dari kapal nelayan, bukan ikan yang sudah dibekukan. Sedangkan untuk ikan hidup dan air tawar seperti ikan patin, nila dan gurame dipasok dari beberapa daerah seperti : Jakarta Barat dan Lampung (udang dan bandeng). Jumlah pasokan berkisar 50 hingga 120 kg per hari, tergantung stok yang tersedia dan permintaan pelanggan.

Everfresh bisa menjual ikan berkisar 30-40 kg setiap harinya, baik ikan segar atau yang dimasak langsung. Harganya cukup bersaing dengan ikan-ikan sejenis yang dijual di

supermarket. Udang Vaname misalnya, selain lebih segar, harga yang ditawarkan pun relatif lebih murah. "Memang sedikit lebih mahal dari yang dijual di pasar ikan biasa, tapi kualitas kesegarannya terjamin. Dan saya pastikan bahwa semua yang dijual disini segar dan bebas formalin", tegasnya

MENGUTAMAKAN KEPUASAN PELANGGAN

Setiap harinya pelanggan dilayani dengan ramah oleh sekitar 10 pegawai, yang memiliki tugas masing-masing seperti menangani ikan, menyajikan makanan, juru masak serta kasir. Pelanggan yang datang bisa langsung memilih sendiri ikan yang dikehendaki, kemudian langsung dimasak dan makan ditempat atau bisa dibawa pulang. Untuk ikan yang akan dibawa pulang, ikan akan disiangi/dibersihkan terlebih dahulu tanpa dikenai biaya tambahan. Tak heran, jika di tempat ini dilengkapi fasilitas sanitasi yang memadai.

Disamping itu, Everfresh telah memiliki pelanggan tetap yang membeli ikan secara kontinyu dan berkala. "Kebanyakan ibu rumah tangga yang mengambil ikan untuk konsumsi sehari-hari. Mereka biasanya datang dua hingga tiga kali dalam seminggu", ungkap Rudi.

Untuk menjaga hubungan baik dan memberikan pelayanan yang baik bagi pelanggan pihak pengelola biasanya menghubungi pelanggan setianya setiap kali ada ikan yang baru datang. Pelayanan

Page 72: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

72

tersebut merupakan bentuk komitmen nyata Everfresh untuk selalu memberikan ikan dalam kualitas terbaik kepada pelanggannya, yang saat ini tidak hanya berasal dari Jakarta saja, tapi bahkan sampai Bekasi dan sekitarnya.

Lusi (43), misalnya. Ibu rumah tangga asal Jakarta Selatan ini mengaku sudah lama berbelanja ikan di Everfresh. Menurutnya, informasi atau pemberitahuan mengenai ikan yang baru datang, sangat membantunya untuk menemukan ikan segar yang dibutuhkan. Ia mengaku tidak perlu khawatir mengenai kualitas, karena Everfresh telah memastikan kesegaran dan kualitasnya.

Sayangnya layanan yang sangat bermanfaat tersebut saat ini masih dilakukan secara manual, atau person to person (by phone), padahal dengan kecanggihan sistem informasi dan media sosial saat ini, informasi mungkin dapat dikembangkan lebih masif

sehingga tidak hanya pelanggan setia yang mendapatkan informasinya tapi juga masyarakat lain yang berminat mendapatkan ikan segar.

Everfresh juga menyediakan jasa pemesanan dan pengantaran tanpa dibatasi jumlah tertentu. Syaratnya pemesanan dilakukan minimal dua hari sebelumnya. Barang yang dipesan dapat diambil atau diantarkan melalui layanan antar (delivery).

PASAR IKAN MENJAWAB TUNTUTAN GAYA HIDUP SEHAT

Trend masyarakat perkotaan dengan gaya hidup urban telah mempengaruhi pola konsumsi makanan laut (seafood) di kota-kota besar. Gaya hidup yang senang berkumpul dan menghabiskan waktu dengan makan bersama di tempat yang nyaman dengan variasi masakan yang ditawarkan menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pengembangan pasar ikan ke depan.

Disamping itu, trend membeli barang secara online dengan layanan antar juga membuka kesempatan bagi pengelola pasar ikan untuk melebarkan jangkauan pemasarannya dengan tetap mengedepankan kesegaran, dan kualitas produknya. Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah, terutama untuk menjawab tantangan perkembangan teknik pemasaran ikan yang sangat dinamis.

Peluang meningkatnya minat masyarakat untuk berbelanja dan mengkonsumsi ikan ini idealnya juga dibarengi upaya pembangunan dan perbaikan pengelolaan Pasar Ikan Higienis yang tidak hanya konsisten menyediakan produk perikanan berkualitas, tapi juga nyaman dan sesuai dengan trend gaya hidup kaum urban.

Page 73: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

73

MENJAGA MOMENTUMPe n c ap a i an - p e n c ap a i an

signifikan yang telah dicapai KKP beserta jajarannya dalam setahun terakhir tidak hanya ramai diperbincangkan, tapi juga telah berhasil menggugah

kesadaran berbagai elemen masyarakat untuk turut berpartisipasi mendukung dan menyukseskan program-program KKP yang diarahkan untuk memperbaiki sistem pengelolaan dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Sikap tegas KKP dalam memerangi dan menindak tegas pada pelaku pelanggaran hukum di sektor KP, menjadi salah satu titik balik penting yang telah mengembalikan kedautan dan

Penulis : Diding Sutardi dan Wiwin Diah

Mencermati Geliat SENTRA PERDAGANGAN IKAN

DI IBUKOTA

INFO BLUSUKAN

beritadaerah.co.id

Page 74: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

74

kebanggaan Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Iklim yang sangat kondusif ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Dampak positif berbagai kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) diakui telah memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pada kuartal pertama tahun 2015, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pencapaian PDB sektor perikanan sebesar

8,64 persen, atau meningkat dibandingkan pencapaian pada kuartal I tahun 2014 yang mencapai 7,46 persen. Ini sebuah langkah awal yang baik , yang diharapkan dapat memicu pencapaian-pencapaian kinerja yang lebih baik di tahun-tahun mendatang.

RESPON DI LAPANGANUntuk mengetahui kondisi riil

di lapangan, tim redaksi Mina Bahari berinisiatif melakukan kunjungan lapangan. Melalui

cara ini, tim berharap bisa melihat langsung geliat perekonomian masyarakat yang bergerak di sektor kelautan dan perikanan, paska diberlakukannya berbagai kebijakan KKP.

Redaksi membagi tim menjadi 2 (dua) kelompok dan bergerak mendatangi sentra-sentra kegiatan perikanan yaitu : 1) tim satu mengunjungi : Pelabuhan Perikanan, Tempat Pelelangan Ikan dan Pasar Ikan Grosir Muara Angke, sedangkan tim dua berkunjung ke Tempat

http://fotokita.net/

Page 75: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

75

Pelelangan Ikan dan Pasar Ikan Kalibaru, Tempat Pelelangan Ikan Cilincing, Pasar Ikan Pondok Gede dan Pasar Ikan Kramat Jati.

Pilihan atas tempat-tempat tersebut didasari pemikiran bahwa : Pelabuhan Perikanan dan Tempat Pelelangan Ikan merupakan salah satu objek vital tempat pergerakan perekonomian sektor perikanan yang sangat menentukan jumlah pasokan dan ketersediaan ikan di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Perlu diketahui bahwa saat ini Pelabuhan Perikanan Muara Angke, setiap harinya menjadi tempat berlabuh kapal-kapal perikanan dari berbagai daerah di Indonesia khususnya Pantai Utara (Pantura), yang berniat menjual hasil tangkapannya di Tempat Pelelangan Ikan dan Pasar Ikan Muara Angke.

Temuan di lapangan cukup mengejutkan sekaligus menggembirakan. Dari pantauan di lapangan saat ini ternyata jumlah ikan

yang didaratkan, masih kurang banyak dibandingkan permintaan. Beberapa pedagang mengatakan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, permintaan ikan cenderung meningkat, sehingga hasil tangkapan nelayan bisa langsung terserap pasar. Ini tentu kabar yang menggembirakan.

Kondisi tersebut sejalan dengan apa yang tim saksikan di beberapa pasar ikan yang dikunjungi. Aktivitas di pasar-pasar ikan tersebut terlihat sangat ramai. Kondisi di Pasar Muara Angke dan Pondok Gede misalnya, setiap malam ramai dikunjungi pembeli baik untuk dikonsumsi sendiri atau di jual kembali. Untuk memenuhi permintaan tersebut, penjual tidak hanya mengandalkan pasokan ikan dari Jawa saja, tapi juga hasil tangkapan nelayan dari pulau Sumatra seperti : Lampung dan Sumatera Selatan.

TESTIMONIDalam acara “blusukan”,

ke sentra perdagangan ikan di Jakarta, tim juga sempat bertemu dan berbincang dengan nelayan, petugas pelabuhan dan TPI, pedagang dan juga pembeli. Menarik mendengarkan tanggapan mereka terhadap berbagai kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Berikut petikannya untuk Anda.

Page 76: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

76

Sejak banyak kapal asing ditangkap, Alhamdulillah penghasilan kami sekarang naik. Kalau dulu sebulan kami bisa dapat Rp10 juta, sekarang naik menjadi Rp 15 juta. Alhamdulillah.

Semenjak ada program bu menteri Susi, kami bisa mendapatkan ikan sampai 8 ton, jumlah ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun lalu yang hanya mencapai 4 ton. Saya harap nantinya pengaturan perikanan akan tambah bagus dan menguntungkan nelayan.

Dulu ikan jarang, beda dengan sakarang. Ikan dari mana-mana masuk kesini. Dari Ciasem, Pemalang, Kembang, bahkan kadang-kadang dari Bengkulu dan Lampung.

Dulu banyak beroperasi kapal-kapal besar yang mencari ikan dengan pukat besar sehingga kami tidak kebagian ikan. Sekarang karena kapal dengan pukat besar berkurang, hasil tangkapan nelayan jadi lebih banyak dan kami para pedagang bisa mendapatkan pasokan ikan lebih banyak.

Pelarangan cantrang itu sudah benar karena dapat merusak laut. Kalau tidak dilarang sekarang, nanti semua ikan kecil habis terbawa, terumbu karang juga bisa rusak.

Saat ini pasokan ikan segar sedang banyak-banyaknya, alhamdulillah.

SIBIANIPeserta Lelang TPI Muara Angke

ROHIM Nelayan

KANANG SUKANAN Pedagang Ikan di Muara Angke

JASRIP Pedagang

BAHTIARJuru Lelang TPI Muara Angke

HAMZAH Pedagang

Page 77: Majalah Mina Bahari Edisi 2

Oktober 2015 | MINA BAHARI

77

Page 78: Majalah Mina Bahari Edisi 2

MINA BAHARI | Oktober 2015

78