Majalah Dinding TSAQOFAH edisi 13

6
1 Oleh : Taufiqurrahman Al Harits Majalah Dinding Kampus STAI AL FATAH Edisi 13/ Bulan Dzulqo’dah 1433/ Thn 02 Tabassum Hey, Apa kabar pem- baca sea Tsaqofah? Semoga perkuliahan antum lancar dan diridhoi Allah. Alhamdulillah, Tsaqofah kembali bisa menyapa antum di edisi ke 13 ini. O ya.. sebelumnya kami, awak redaksi mengu- capkan selamat datang rekan-rekan ma- hasiswa baru di Kampus Jihad. Semoga Kampus Tercinta kita ini menjadi ladang jihad antum dalam menempuh ilmu. Kami juga ingin menyapa 12 rekan mahasiswa baru yang merupakan m SAR Al Jama’ah bersandi AJE (Abdul- lah Ibn Jahsyi) . Selamat bergabung bersama kami para mahasiswa STAI Al Fatah. Mereka adalah m khusus yang sengaja disiapkan oleh Imamul Muslimin untuk menjadi mujahid da’i dengan skill multalenta. Diantara skill yang harus mereka kuasai adalah dunia jurnalisk. Oleh karenanya, kini mereka bersama- sama rekan-rekan KPI Semester 1 belajar jurnalisk dan media massa. Sepekan lalu, Sabtu (3/9), beberapa awak redaksi bersama rekan mahasiswa lain berkesempatan mengiku Pelahan Jurnalisk di Radio Rasil. Keikutsertaan mereka dalam kegiatan tersebut tentu diharapkan dapat meningkatkan kualitas jurnal Tsaqofah. Kami berharap semakin banyaknya akfitas non kampus ini mampu menun- jang kuliah dan menambah pengalaman mahasiswa STAI Al Fatah. So, terulah bersemangat dan berkreasi.. Terakhir, kami awak redaksi mengucap- kan selamat berbahagia kepada salah satu awak redaksi Tsaqofah, Iklima, yang hari ini melapas masa lajangnya dengan Chevi, Mahasiswa PAI Semester 5. Baro- kallahu lakuma wa baroka ‘alaikuma wa jama’a bainakuma fil khoir. Selamat membaca.. Wassalamu’alaikum.. Kuliah Utama PEMUDA ANTI GALAU Sudah sepekan ini Budi bolos kuliah. Bukan karena dia tengah disibukkan akvitas non kampus. Sebab sepekan itu pula dia pun tak terlihat di masjid sho- lat berjama’ah dan mengiku ka- jian Islam. Saat ditemui kawan-kawan sekampus, Budi bercerita bahwa dirinya malas ke- luar kos. Akhir-akhir ini dia hanya dur-duran serta bermain in- ternet dan game di Laptop. Budi mengaku bahwa ia sedang bosan dengan tugas-tugas kuliah yang menumpuk. Sama halnya dengan Budi, Rima seorang mahasiswi penyuka sine- tron dan film korea juga mengalami hal serupa. Dia merasa sedih hanya karena beberapa saat lalu pacarnya dak membalas smsnya. Dia hanya diam menyendiri di kamar dan menangis berhari-hari. Lalu dia tumpahkan semua perasaannya di jejaring sosial. Kegalauan jiwa yang menimpa ke dua kawan kita di atas mungkin sering pula kita jumpai di lingkungan kita. Atau bahkan kita sendiri yang pernah mengalaminya. Kata galau akhir-akhir ini memang popular kita dengar sebagai is- lah gaul dalam kehidupan remaja.Tidak hanya sebagai sebuah islah gaul yang kerap mereka sebutkan, rupanya tanpa sadar mereka pun mengang- gap kondisi kegalauan jiwa ini sebagai bagian dari hidup gaul. Dalam islah mereka, ‘Engga Galau engga Gaul.’ Akibatnya, mereka akan merasa senang dan dianggap sebagai rema- ja gaul jika mereka ikut merasakan galau dalam jiwanya. Musibah sekecil apapun akan sangat sensive menyentuh perasaan mereka yang kemu- dian membuat mereka bersedih dan menangis. Atau seper yang dialami Budi, yang kemudian malas kuliah dan lebih memilih dur-duran. Dan keka kegalauan itu diketahui oleh orang lain, mereka merasa bangga dan senang karena dipandang sebagai remaja gaul. Seper telah terjadi upaya kanalisasi eksistensi dalam jiwanya. Tak heran jika kemudian, mereka den- gan mudahnya mengekpresikan ke’galau’annya melalui facebook ataupun twier untuk mendapat respon dari kawan-kawannya. Jika dianalisis secara psiko-sosial, para remaja yang seringkali up- date status bernada galau, pada dasarnya disebabkan oleh obsesi untuk menjadi pusat perhaan teman-teman sebayanya. Karena yang tengah menjadi trend adalah fenomena tersebut, maka mereka menganggap jika keluar dari trend maka mereka akan terasing dari komunitasnya. Keinginan untuk dianggap “ada” bahkan lebih baik dan paling “hebat” mendorong Bersambung Ke Hal 5

description

Majalah Dinding TSAQOFAH edisi 13

Transcript of Majalah Dinding TSAQOFAH edisi 13

Page 1: Majalah Dinding TSAQOFAH edisi 13

1

Oleh : Taufiqurrahman Al Harits

Majalah Dinding Kampus STAI AL FATAHEdisi 13/ Bulan Dzulqo’dah 1433/ Thn 02

TabassumHey,Apa kabar pem-

baca setia Tsaqofah? Semoga perkuliahan

antum lancar dan diridhoi Allah.Alhamdulillah, Tsaqofah kembali bisa menyapa antum di edisi ke 13 ini. O ya..sebelumnya kami, awak redaksi mengu-capkan selamat datang rekan-rekan ma-hasiswa baru di Kampus Jihad. Semoga Kampus Tercinta kita ini menjadi ladang jihad antum dalam menempuh ilmu. Kami juga ingin menyapa 12 rekan mahasiswa baru yang merupakan tim SAR Al Jama’ah bersandi AJE (Abdul-lah Ibn Jahsyi) . Selamat bergabung bersama kami para mahasiswa STAI Al Fatah. Mereka adalah tim khusus yang sengaja disiapkan oleh Imamul Muslimin untuk menjadi mujahid da’i dengan skill multitalenta. Diantara skill yang harus mereka kuasai adalah dunia jurnalistik. Oleh karenanya, kini mereka bersama-sama rekan-rekan KPI Semester 1 belajar jurnalistik dan media massa.Sepekan lalu, Sabtu (3/9), beberapa awak redaksi bersama rekan mahasiswa lain berkesempatan mengikuti Pelatihan Jurnalistik di Radio Rasil. Keikutsertaan mereka dalam kegiatan tersebut tentu diharapkan dapat meningkatkan kualitas jurnal Tsaqofah. Kami berharap semakin banyaknya aktifitas non kampus ini mampu menun-jang kuliah dan menambah pengalaman mahasiswa STAI Al Fatah. So, terulah bersemangat dan berkreasi..Terakhir, kami awak redaksi mengucap-kan selamat berbahagia kepada salah satu awak redaksi Tsaqofah, Iklima, yang hari ini melapas masa lajangnya dengan Chevi, Mahasiswa PAI Semester 5. Baro-kallahu lakuma wa baroka ‘alaikuma wa jama’a bainakuma fil khoir.Selamat membaca..Wassalamu’alaikum..

KuliahUtama

PEMUDA ANTI GALAU

Sudah sepekan ini Budi

bolos kuliah. Bukan karena dia tengah disibukkan aktivitas non

kampus. Sebab sepekan itu pula dia pun tak terlihat di masjid sho-

lat berjama’ah dan mengikuti ka-jian Islam. Saat ditemui kawan-kawan

sekampus, Budi bercerita bahwa dirinya malas ke-luar kos. Akhir-akhir ini dia hanya tidur-tiduran serta bermain in-

ternet dan game di Laptop. Budi mengaku bahwa ia sedang bosan dengan tugas-tugas kuliah yang menumpuk.

Sama halnya dengan Budi, Rima seorang mahasiswi penyuka sine-tron dan film korea juga mengalami hal serupa. Dia merasa sedih hanya karena beberapa saat lalu pacarnya tidak membalas smsnya. Dia hanya diam menyendiri di kamar dan menangis berhari-hari. Lalu dia tumpahkan semua perasaannya di jejaring sosial.

Kegalauan jiwa yang menimpa ke dua kawan kita di atas mungkin sering pula kita jumpai di lingkungan kita. Atau bahkan kita sendiri yang pernah mengalaminya.

Kata galau akhir-akhir ini memang popular kita dengar sebagai isti-lah gaul dalam kehidupan remaja.Tidak hanya sebagai sebuah istilah gaul yang kerap mereka sebutkan, rupanya tanpa sadar mereka pun mengang-gap kondisi kegalauan jiwa ini sebagai bagian dari hidup gaul. Dalam istilah mereka, ‘Engga Galau engga Gaul.’

Akibatnya, mereka akan merasa senang dan dianggap sebagai rema-ja gaul jika mereka ikut merasakan galau dalam jiwanya. Musibah sekecil apapun akan sangat sensitive menyentuh perasaan mereka yang kemu-dian membuat mereka bersedih dan menangis. Atau seperti yang dialami Budi, yang kemudian malas kuliah dan lebih memilih tidur-tiduran. Dan ketika kegalauan itu diketahui oleh orang lain, mereka merasa bangga dan senang karena dipandang sebagai remaja gaul. Seperti telah terjadi upaya kanalisasi eksistensi dalam jiwanya. Tak heran jika kemudian, mereka den-gan mudahnya mengekpresikan ke’galau’annya melalui facebook ataupun twitter untuk mendapat respon dari kawan-kawannya.

Jika dianalisis secara psiko-sosial, para remaja yang seringkali up-date status bernada galau, pada dasarnya disebabkan oleh obsesi untuk menjadi pusat perhatian teman-teman sebayanya. Karena yang tengah menjadi trend adalah fenomena tersebut, maka mereka menganggap jika keluar dari trend maka mereka akan terasing dari komunitasnya. Keinginan untuk dianggap “ada” bahkan lebih baik dan paling “hebat” mendorong

Bersambung Ke Hal 5

Page 2: Majalah Dinding TSAQOFAH edisi 13

2

“BUATLAH ORANG LAIN SENANG DENGAN KEBAI-KAN KITA”

Sejak awal berkenalan, siapapun pasti seolah merasa sudah lama bersahabat

dengannya. Akrab, asyik, humoris dan solider. Meski dari raut wajahnya, orang yang pertama melihatnya akan mengira dia sosok yang cuek dan jaim, namun kesan itu akan berubah seketika saat mulai ngobrol dengannya. Dia mampu mencairkan suasana beku dengan tingkahn-ya. Memecahkan keheningan dengan tawanya. Dialah Muqorrobin al Fikri.

Pemuda lajang yang akrab dipanggil para sahabatnya dengan sebutan Pepew ini memang dikenal sebagai so-sok yang akrab dan komedian. Tampang berjenggot rapi dengan rambut ikal lebat berwarna hitam pekat tentu tak terlihat maching dengan tingkahnya yang kocak. Namun siapa sangka, mungkin dialah diantara segelintir orang yang mampu membantah teori ‘wajah mencerminkan kepribadian seseorang’. Sebab antara kepribadian dan tampangnya benar-benar seperti Jaka Sembung, alias ‘Ga Nyambung’.

Pria yang sehari-harinya disibukkan dengan aktifitas mengajar dan kuliah ini memang tergolong pandai ber-gaul. Aktifitasnya yang padat tak membuatnya gampang jenuh dan lesu. Ia selalu terlihat riang dan ceria. Sesuatu yang kemudian membuat orang disekitarnya tertular semangat dan keceriaannya.

Meski selalu terlihat riang, Pepew tak memungkiri sebenarnya beberapa kali dia merasa jenuh dengan ak-tifitasnya tersebut. Sejak memutuskan untuk tidak meninggalkan Kampus STAI Al Fatah, setelah di terima kuliah di LIPIA, oto-matis dalam sepekan dia tidak memiliki hari libur. Bahkan setiap hari dia ham-pir tidak punya waktu untuk istirahat. Setiap pagi dia mengajar sedangkan di siang hari dia harus berangkat kuliah ke Jakarta. Lalu malamnya, sepulang kuliah di Jakarta dia kembali sibuk mengajar di Tahfidzul Qur’an Madrasah Al Fatah.

Pada awalnya Pepew mengaku sempat merasa kehilangan semangat belajar karna rutinitas tersebut. Namun lambat laun den-gan kesabaran ekstra ia bisa menjaga ritme suasana jiwanya. Mahasiswa penyuka telor dadar buatan nyokap ini pun mengungkapkan rahasianya, “Selalu berusaha positive think-ing dengan situasi.” Selain itu, menurutnya ia banyak memperoleh nasihat dari materi-ma-teri kuliah yang dipelajarinya di STAI Al Fatah dan LIPIA .

Karakternya yang demikian rupanya me-mang sudah menjadi moto dalam hidupnya. Menurut pria kelahiran Cibinong 1989 ini, ada kebahagiaan tersendiri yang tak ternilai har-

ganya saat dirinya mampu membuat orang lain senang dengan kebaikan yang dilakukannya. Tak heran saat ditanya hoby apa yang paling digemarinya, ia menjawab, ‘Apa saja yang membuat orang semangat dan senang asalkan itu baik’.

Moto dan hobynya inilah yang mendorongnya untuk memilih bekerja sebagai guru. Sosok guru sejati menu-rutnya adalah yang mampu membangun motivasi belajar dalam diri siswa. Selain itu juga menciptakan suasana riang di kelas. Tak heran, jika Guru Program Tahfidzul Qur’an Madrasah Al Fatah ini menjadi guru favorit bagi murid-muridnya.

Terus terang Pepew merasa bangga menjadi guru di Ponpes tempatnya dulu belajar. Baginya pekerjaan guru merupakan pengabdian terbaik dalam hidupnya. Ia pun menjalani profesi ini dengan semangat dan sungguh-sungguh.

Dalam persahabatan pun, Pepew dikenal sebagai sahabat yang solider dan perhatian. Alumni MA Al Fatah 2007 ini punya prinsip kuat dalam persahabatan, yakni ‘Jangan pernah buat kecewa sahabat’. Prinsip yang selalu ia jaga ini merupakan buah dari satu pengalaman dirinya saat masih duduk di bangku MTs. Pepew pun

bercerita bahwa dirinya pernah terlibat persaingan sengit dalam bermain Play-

station dengan sahabatnya. Persaingan ini pun berlanjut ke dalam pertikaian kecil hingga mereka sempat saling berjauhan. Pepew mengaku sempat menangis dan bersedih karena kejadian ini. Dari sini, Pepew pun berjanji untuk

berusaha menjaga persahabatan meski dirinya harus mengor-bankan kepentingan pribadinya.

Dibalik jerih payahnya dalam menjalani aktiftis sebagai guru dan mahasiswa di dua kampus berbeda, Pepew ternyata masih

memendam harapannya untuk melanjutkan kuliah hingga S3. Na-

mun ia tidak mau terburu-buru me-maksakan diri untuk meraihnya. Putra ke 2 dari pasangan M. Thobri dan Misfi Laily ini ingin menjalani proses ke arah sana seperti air mengalir. Karena bag-inya harapan itu masih terlampau jauh untuk dicapai. Untuk saat ini, Pepew mengaku hanya mau fokus kuliah dan mengajar sambil menanti

melepas masa lajangnya dalam waktu dekat. Saat ditanya seperti apa istri yang ia idam-idamkan, Guru Bahasa Arab ini pun sedikit memberikan bo-corannya, “Siswi yang paling pinter dari hasil didikan sendiri.”

‘Jangan pernah buat kecewa sahabat’

Profil Muda

Page 3: Majalah Dinding TSAQOFAH edisi 13

Demi berdirinya kantor berita Islam pertama di Indone-

sia, tim senior wartawan kantor berita Antara bekerja sama dengan Radio Silaturahim (RASIL), juga pesantren al Fatah dan Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), men-gadakan Pelatihan Jurnal-istik Kantor Berita Islam Internasional pada 29-30 September 2012 lalu di studio Rasil yang beralamat di Cibubur, Bekasi.

Acara yang dilak-sanakan selama dua hari tersebut diikuti setidaknya oleh 50 orang peserta dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Nangroe Aceh Darussalam, Medan, Lampung, Pontianak, Bogor, Semarang, Ngawi, dan lainnya. Bahkan ada peserta yang

datang dari negeri jiran, Malasyia. Peserta yang datang dari berbagai dae-rah tersebut mendapat-kan pembekalan materi seputar dunia jurnalistik, mulai dari pengenalan kode etik, cara penu-lisan berita, konsentrasi media dan kantor berita,

sampai pada urgensi seorang jurnalis yang berjihad dengan pena dan berbagi pengalaman bersama para wartawan senior Antara.

Adapun mentor dalam pelatihan ini merupakan perwakilan pihak yang bekerja sama di atas. Salah satunya adalah Ismet Rauf, selaku wartawan se-

nior Antara dan Dewan kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) cabang Jakarta. Selain itu, wartawan senior lainnya yang ikut memberikan materi dalam pelatihan ini adalah adalah Aat Surya Safaat, wartawan senior Antara yang pernah ber-tugas di New York, dan Edi Utama yang pernah bertugas di Beijing dan

Tokyo. Peserta acara juga disuguhi den-gan materi Aqidah serta urgensi seorang jurnalis muslim dan dibawakan oleh Abul Hidayat Saerodjie yang merupakan perwakilan dari pesantren Al Fatah.

Materi kode etik jurnalistik yang dib-awakan Ismet ini diselingi tanya jawab interaktif mengenai berbagai kondisi media terkini di Indonesia yang sebagian besar sudah sarat akan kepentingan pribadi pemilik media. Ismet yang sudah puluhan tahun malang melingtang dalam dunia kewartawanan, menjelaskan umat Islam harus mampu menghasilkan berita berkualitas yang informatif agar bisa menengahi atau menjawab segala fitnah yang dituduhkan kepada umat Islam. Untuk itu, wartawan senior Antara yang

pernah bertugas di Kuala Lumpur dan markas PBB di Wina ini pun mene-gaskan, agar seorang jur-nalis mampu menghasil-kan berita berkualitas tersebut, maka jurnalis ha-rus banyak membaca

maupun menelaah semua informasi yang datang tidak hanya dari Islam saja, melainkan juga referensi-referensi selain Islam.

Pelatihan Jurnalistik Kantor Berita Islam Internasional ini pun rencananya akan terus diadakan guna menjaring dan melatih para jurnalis muslim yang ingin fokus pada perkembangan Islam saja tanpa memiliki kepentingan-ke-pentingan pribadi maupun partai politik. Sebagaimana diungkapkan Muhyidin Hamidy, Imaamul Jamaah Muslimin yang juga penggagas acara, menyatakan bahwa tujuan dari pembentukan kantor berita Islam internasional ini adalah un-tuk menjawab dan meng-counter semua pemberitaan yang tidak benar tentang Islam.

Pelatihan Jurnalistik Kantor Berita Islam Inter-nasional Pertama Di Indonesia

Ismet Rauf

Aat Surya Safaat

Edi Utama

My Name is Rina fromSTAI Al Fatah and I’m not terrorist

Merujuk pada konflik antara Israel dan Palestina, menurut sejarah

sudah 31 tahun. Ketika 1500 SM- 2000 SM pada masa Nabi Ya’kub A.S. dan kisah yusuf beserta saudara-saudaranya bermigrasi ke Mesir. Sejak itu populasi anak ketururan Israel membesar. Kemudian pada pemerinta-han firaun, Bangsa Israel diturunkan statusnya menjadi budak, karena bangsa Israel dianggap sebagai masalah bagi Negara Mesir dan Israel, yang dianggap lebih pintar menguasai perekonomian dibanding orang Mesir asli.

Berbagai konflik terus berlanjut hingga 17 september 2002, dimana empat serangkai yaitu Uni Eropa, Rusia, PBB, dan Amerika Serikat mengusulkan sebuah peta

menuju perdamaian. Peta tersebut akan menerapkan sebuah rencana pemisahan diri yang kontrovesional, dengan mendirikan tembok atau penghalang tepi Barat Israel dan mempertahankan situasi Barat seperti adanya sekarang.

Hal tersebut diajukan oleh Perdana Menteri Ariel Sharon. Menurut rencana yang diajukan kepada AS, Is-rael menyatakan bahwa ia akan menyingkirkan seluruh “kehadiran sipil dan militer yang permanen” di jalur Gaza (yaitu 21 pemukiman Yahudi dan 4 pemukiman di Tepi Barat), namun akan terus melakukan kegiatan militer dan mengawasi kantong-kantong eksternal di darat, laut, maupun udara dari Jalur Gaza. 3

Senjata Islam Pembebasan Al-AqshaOleh : Ika Restya

Page 4: Majalah Dinding TSAQOFAH edisi 13

Majalah Dinding Kampus STAI AL FATAHEdisi 13/ Bulan Dzulqo’dah 1433/ Thn 02

Dalam rubrik Kantin Kampus, kita akan menguak beberapa obrolan ringan yang ramai dibicarakan para mahasiwa. Dan pada edisi kali ini, kita kutip beberapa obrolan mahasiwa seputar

‘Siapakah dosen favoritnya?’

Rudi (Ketua BEM STAI Al Fatah) : “Euum siapa ya..Bu Sri Hapsari. Dah cantik, pinter, bisa menjadi inspirator bagi pra calon guru.”

Rina Asrina : “ Pak Arif. Beliau kalau ngajar, sabar, empower-ing, motivating..”

Iklima : “Pak Arif, coz beliau dalam mendidik, selalu ngasih motivasi ketika kita down. Sangat jarang mengatakan karya kita salah. Tapi beliau mengatakan dengan hati-hati bahwa karya kita harus sedikit diperbaiki. Kata-kata itupun diselingi pujian seperti, “Ini sudah bagus.”

Fadhil : “Bu Dini Amalia. Dia ngajarnya ga bikin susah mu-

ridnya. Penjelasannya cepat buat kita paham. Dan enak diajak ngobrol sama bercanda.”

Julfikar: “Ust. Yakhsya. Saya suka metode ngajarnya. Jelas penyampaian isi materinya. Beliau juga punya prinsip dalam menuntut ilmu yang diterapkan pada dirinya sendiri dan maha-siswa dengan konsisten.”

Jamilah : “Pak Arif dan Ust. Yakhsya. Pak Arif, karna penjela-sannya mudah dipahami dan cepat ngerti. Cara ngajarnya asyik. Mengajarkan muridnya untuk bertanggungjawab. Selalu ada tugas tiap minggu. Ust. Yakhsya, karena cara ngajarnya yang berinteraksi dengan mahasiswa. Setiap pelajaran yang beliau jelaskan kita juga harus paham maksudnya. Penjelasannya men-detail sehingga cepat paham.”

Pepew : “Ust. Yakhsya. Selain beliau berwawasan sangat luas, cara penyampaiannya juga bagus, jelas. Dengan suaranya yang menylekit dan setiap pertemuan serasa naik roller coaster, ka-rena adrenalin ane pasti bermain setiap kali beliau mengajar.”

Siapakah dosen favorit anda? Kantin

4

Sementara itu, sudah terjadi serangan-serangan kecil diantara kedua belah pihak di sekitar Jalur Gaza, disebabkan Israel menutup tempat penyeberangan atau jalur komersial ke Gaza sehingga pasokan bahan bakar minyak terhenti, yang memaksa satu-satunya pusat pebangkit listrik di Jalur Gaza tutup. Yang kemudian terjadi serangan habis-habisan Israel ke Gaza.

Lalu apa tujuan utama Israel terhadap penyerangan Pal-estina?, apakah dengan mengklaim daerah Al-quds Pales-tina, serta merusak dan menodai kesucian Masjid Al-Aqsho dengan berbagai tindakan kekejamannya, Zionis Israel akan mengubah sejarah dunia dan menghapus Palestina dari muka bumi?,

Masih lagi dengan pembuatan terowon-gan di bawah Mas-jid Al Aqsha, guna merobohkannya dan mendirikan sinagog Yahudi di kawasan masjid kedua paling bersejarah bagi kaum Muslimin terse-but, serta kiblat pertama ummat Islam dan tempat Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

Terkait dengan bagaimana menga-tasi masalah Palestina ini, maka Imamul Muslimin KH Muhyiddin Hamidy, pimpinan Jamaah Muslimin (Hizbul-lah) mengadakan Pelatihan Jurnalistik di Cibubur pada 29 september 2012, yang kemudian berlanjut dengan rencana didirikannya kantor berita islam.Inilah senjata umat Islam yang akan menghancurkan Zionis Israel. Pimpinan Pondok Pesantren Al-fatah menyatakan, “Kita harus bertindak, bagaimana mematahkan opini dunia”.

Pelatihan tersebut, bertujuan memberikan informasi ten-tang konflik dunia Islam kepada masyarakat yang sebenar-be-narnya, yaitu tidak bertindak dengan opini, melainkan fakta atau kenyataan yang terjadi. Pelatihan dengan diadakannya Kantor Berita Islam ini guna menjadi media pembebasan Al-Aqsho dan pembebasan muslim-muslim di berbagai belahan dunia dari cengkraman penjajah. “kita harus berbuat, dan jika kita tidak berbuat maka berdosa” tegas Imamul Mus-limin.

Para peserta yang berasal dari berbagai daerah, merasa antusias dengan semangat Jihad Pembebasan Al-Aqsho melalui Pelatihan Jurnalistik Kantor Berita Islam tersebut.

Imam menegaskan kembali bahwa, “Semua yang terjadi di Dunia ini tidak ada yang kebetulan, tetapi sudah diatur oleh

Allah dan janji Allah Islam pasti menang”. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran At-taubah 31-33 kemu-

dian An-Nur 55.

Derita Palestina menambah panjang deretan pembantaian umat Islam di muka bumi yang dilakukan rezim sekuler. Kondisi ini akan terus terulang di ber-bagai belahan dunia selama tidak ada kedaulatan yang satu

dalam bentuk kepemimpinan umat di tangan kaum muslimin.

Inilah pentingnya keberadaan Daulah Khilafah sebagai pengayom,

pelindung, dan penjamin kehidupan kaum muslimin.

Skenario kehidupan dunia telah Allah susun dengan rapi. Al-Qur’an dan Sunnah serta pengamalan keduanya dalam ke-hidupan Jamaah adalah jaminan kebahagiaan hidup. Kepem-impinan adalah unsur penting dalam kehidupan umat Islam. Jihad adalah solusi untuk keluarnya umat Islam dari zaman kegelapan.

Page 5: Majalah Dinding TSAQOFAH edisi 13

5

Majalah Dinding Kampus STAI AL FATAHEdisi 13/ Bulan Dzulqo’dah 1433/ Thn 02

Sore itu ane terlibat pembicaraan singkat dengan salah seorang ikhwah. Dia darah muda, mahasiswa, kalau tak

salah berusia 24 tahun dan belum lama menikah. Dan kini tengah nikmat-nikmatnya merasakan kesibukan berumahtangga dan ma’isyah.

Di depan ane yang bujang ini, dia mengungkapkan rasa kepr ihatinannya melihat generasi muda Islam yang kerjaannya keluyuran ke sana kemari tak jelas. Begadang tiap malam ngobrolin persoalan remeh temeh. Atau mungkin rajin main facebookan, rajin update status dan komen-komen. Menurutnya, semua kegiatan gajebo tersebut hanya bisa diatasi dengan nikah.

Nah, dari sekian kegiatan di atas tadi, ane jadi tertarik untuk mengamati penilaian dia terhadap para aktifis facebook bujang yang tak nikah-nikah, melalui kajian korelasi antara rendahnya tingkat keaktifan berfacebook ria dengan kesibukan berumahtangga. Apakah benar mereka yang tadinya aktif dakwah di FB akan pensiun dakwah di jejaring sosial tersebut paska nikah. Atau tidak ada kaitan sama sekali antara tingkat keaktifan dakwah di FB dengan aktifitas RT. Ini hanya analisis sederhana, renyah dan easy yang coba ane lakukan lewat perenun-gan sekejap mata terhadap sedikit ikhwah aktifis FB yang kemudian tenggelam dari FB usai nikah. So, tingkat validitasnya boleh dipertanyakan.

Kawan ane satu kampus yang juga teman di FB, sudah sekian lama ini tak terlihat di FB paska nikah. Kulihat update status dan aktifitas terakhirnya di FB 1 tahun lalu. Itu berarti hanya beberapa saat setelah dia nikah. Kini dia tengah sibuk-sibuknya mengajar di SDIT, kampus, ngisi kajian di masjid juga tentu saja berumahtangga. Apa benar dia sama sekali ga sempat untuk berfaceboook ria lagi karena kesibukan tadi. Atau menurutnya FB ria hanyalah kerjaan tak bermanfaat.

Masih kawan ane, yang ane sebutkan di paragraph awal, juga ane amati mengalami hal serupa. Tak terlihat batang hidungnya di FB semenjak 3 bulan nikah. Padahal di FB kulihat dia gemar update status nasihat, ungkapan-ungkapam mutiara dan dalil-dalil. Chatting dengan orang arab. Upload foto kegiatan dll. Namun seperti yang ia ungkapkan di atas, FB menurutnya merupakan kerjaan orang-orang bujang terlantar tak ada kesibukan. So, mu-lai saat itu dia tak mau muncul lagi di dunia maya. Dan lebih memilih meninggalkanya untuk kemudian menyi-bukkan diri ma’isyah dan mengajar. Demi mencitrakan diri sebagai pemuda sebenarnya.

Lagi kawan ane satu kerjaan. Awalnya memang dia bukanlah aktifis FB. Mungkin dalam sebulan dia hanya terlihat di FB tak lebih dari 3 kali. Namun saat dia nikah, intensitasnya jauh berkurang. Atau kalau tak salah dia malah sama sekali tak pernah nongol di FB. Kuperhatikan

Galau . . . (hal 1)mereka untuk berperilaku ganda. Berbeda kepriba-

dian antara dunia nyata dan dunia maya. Yang tadi biasan-ya pendiam dapat menjadi sangat enerjik untuk mengek-spresikan dirinya. Keadaan ini juga memaksa mereka untuk dapat menampilkan “kepalsuan” yang diciptakan hanya untuk terlihat lebih dan beda.

Fenomena demikian tentu tidak sepantasnya ter-jadi dalam kehidupan pemuda muslim. Seorang muslim harus pandai memahami setiap masalah lalu menyikapin-ya dengan bijak. Bukan dengan melebih-lebihkan masalah sepele. Karena itu adalah bukti bahwa dia tidak sanggup menerima ujian yang menimpanya.

Dalam menyikap setiap problema, seorang pemuda muslim tidak sewajarnya mengeluh dan mengeluh. Pada-hal mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah. Justru menambah beban masalah dalam dirinya. Terlebih ketika keluhan itu disampaikan ke arah yang salah.

Seorang pemuda muslim, dalam menyikapi ma-salah senantiasa bijak dan berbaik sangka. Ia tidak per-nah mengeluhkan masalah secara berlebihan, apalagi jika hanya untuk pamer masalah. Ia memahami bahwa ujian yang menimpanya tidak akan melebihi batas kemampuan dirinya untuk mengatasinya. Dan pada hakikatnya, ujian

itu datang dari Allah untuk menguji keimanannya.

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gem-bira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah: 155)

Karena ujian itu datang dari-Nya, maka ia pun mengeluhkan masalah itu kepada-Nya dan memohon agar dicarikan jalan keluarnya. Kemudian ia berusaha untuk tetap sabar dalam menjalani ujian sembari terus berikhtiar mencari solusi.

“Dan mintalah pertolongan kepada Allah dengan Sabar dan Sholat dan sesungguhnya Sholat itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk” (QS Al Baqarah: 45)

Untuk itu wahai pemuda muslim, jangan mudah mengeluh dan jenuh. Jadilah pemuda yang kuat mental dan tangguh dengan keimananmu.

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mer-eka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenter-am.” (QS – Ar Ra’d 28)

Wallahu waliyut taufiiq

Antara Facebook, Dakwah Dan NikahJusT ToFiQ

Page 6: Majalah Dinding TSAQOFAH edisi 13

6

sejak menikah, tidak hanya aktifitas FB nya yang lenyap tapi juga ngajarnya yang terbengkalai. Dia pergi kesana kemari cari duit alias dagang cari nafkah.

Sekejap saja renungan itu kemudian hampir membuat ane memberikan kata sepakat dengan penilaian kawan ane di atas, bahwa FB hanyalah pelampiasan orang-orang bujang terlantar dari ketidakmampuan atau ketidakbera-nian untuk menikah. Namun ane tak mau berhenti pada ketiga kawan di atas. Karena rupanya ane punya beberapa kawan yang membuktikan sebaliknya, tetap aktif di FB meski sudah nikah.

Dia kakak kelas ane di Kampus. Nikah di usia 25 kalau tak salah. Saat masih lajang, boleh dibilang dia face-booker islamy. Mungkin hampir tiap hari dia update status dakwah. Dan kesibukannya di dunia FB itu rupanya tak berkurang saat berganti status menjadi ‘pria laku’. Aktifit-asnya di dunia nyata juga seabrek. Kerja, aktif di organisa-si, dakwah dan tentu saja ngurus rumah tangga. Namun, dia juga tak lupa untuk up date status.

Masih dengan kakak kelas ane yang lain. Sebelum ni-kah, dia tergolong rajin muncul di FB. Up date status hasil pertandingan bola. Komen status orang lain. Upload foto kegiatan, dll. Sejak nikah, rupanya dia masih doyan ngribu-tin bola di FB. Komen status orang lain dan upload foto mesra bersama istri.

Terakhir, kakak kandung ane sendiri. Semasa bujang, hampir tiap saat dia update status. Setelah aktifitas dia ti-dak lupa up date status. Camping, kuliah, kerja dan bahkan mau tidur dia up date status dulu. Namun, intensitasnya di FB, justru kian bertambah sejak nikah. Coz, aktifitasnya kini bertambah, yakni ngurus anak dan istri. Jadi dia pun juga harus tambah statusnya tentang aktifitas rumah tangga. Dan masih banyak lagi mereka-mereka yang masih setia jadi facebooker meski sudah berstatus kawin.

Jadi kawan, rupanya penilaian teman ane di atas tidak sepenuhnya tepat. Jika ane cermati, fenomena hilangnya ses- eorang dari FB karena sibuk berumah tangga

setelah sebegitu seringnya dia muncul di FB sebelum nikah, boleh jadi karena selama ini dia aktif di FB hanya untuk TePe-TePe (Tebar

Pesona). Up date status nasihat, ungka-pan mutiara dll yang dilakukanya ibarat

seseorang yang berupaya menghiasi halaman rumahnya dengan tanaman untuk menarik kaum hawa datang

dan penasaran dengan pemilik rumah tersebut. Dan belum tentu isi rumahn-ya seindah halaman rumahnya.

Sehingga saat ada seorang akhwat yang jatuh hati padanya dan bersedia hidup di rumahnya, dia tidak lagi perlu untuk TePe-TePe.

Namun mereka yang eksis di FB menyebarkan seruan dakwah melalui status nasihat, doa, dalil-dalil dll, jika memang itu ikhlas dan tulus tentu saja akan tetap berlan-jut meski dia telah nikah. Karna tentu saja, dalam hal ini, Jaka Sembung akan berkata “tak ada ada kaitannya antara intensitas dakwah di FB dengan kesibukan rumah tangga, alias ga nyam-bung jek” Dak-wah ya dakwah, rumah tangga ya rumah tangga.

Dari situ sedikit ane bisa simpulkan bahwa ketulusan ses-eorang dalam mendakwahkan Islam di FB bisa terbaca dari kom-parasi intensi-tasnya di jejaring sosial tersebut pra dan paska nikah. Jadi apakah benar selama ini di FB dia menda-kwahkan Islam atau justru hanya mendakwahkan dirinya yang sep-erti kata Wali ‘tak laku-laku’ ? Nah silakan kawan jawab sendiri pertanyaan ini. Wallahua’lam bish showab.

Jadi apakah benar selama ini di FBdia mendakwahkan Islam atau justruhanya mendakwahkan dirinya yang

seperti kata Wali ‘tak laku-laku’ ?

PENANGGUNG JAWABBadan Eksekutif Mahasiswa

(BEM) STAI Al Fatah

PEMIMPIN REDAKSIEDISI ROJUL

Taufiqurrahman Al Harits

SEKRETARIS REDAKSINurrahmi

KEUANGANS. Jamilah

PENULISFikri

Julfikar

LAYOUTJulfikar

WEBSITEtsaqofah-alfatah.blogspot.

com

ALAMATJl. Ponpes Al Fatah, Pasiran-gin, Po Box 16820 Cileungsi-

Bogor

SMS KRITIK & SARAN085217898008083897591949

Staf Redaksi

The

WooW