Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

72

description

Majalah Internal Kopassus TNI AD

Transcript of Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Page 1: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009
Page 2: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Susunan Redaksi

PELINDUNG : Komandan Jenderal Kopassus, Mayor Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo | PENASEHAT : Wakil Komandan Jenderal Kopassus, Brigadir Jenderal TNI Wisnu Bawa Tenaya | STAF AHLI : Ir Kopassus, Para Asisten Danjen Kopassus, Dan Pusdikpassus, Para Dangrup Kopassus, Dansat-81 Kopassus | PIMPINAN REDAKSI : Aspers Danjen Kopassus, Letkol Inf Handy Geniardi | ANGGOTA REDAKSI : Letkol Inf Agus Subiyanto, Mayor Inf Andi Gunawan, Kapten Inf Sutrisno, Kapten Cba Herbert, Serda Sunar, Aryo Priyo Hutomo, SE. | FOTOGRAFER : Serka Hasin, Sertu Munir, Serda Supardi, Serda Anton, Kopda Nurkholis, Kopda Murdiyanto | DESAIN GRAFIS : Hariyandi Rizal, S.Kom

DITERBITKAN OLEH : Penerangan Komando Pasukan Khusus | ALAMAT : Ksatrian Achmad Yani, Cijantung I, Jakarta Timur,Telepon: 021 8406467 Fax : 021 8410706 | WEBSITE : www.kopassus.mil.id

Page 3: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009
Page 4: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

4 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Page 5: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

SAMBUTAN DANJEN KOPASSUS

Yang saya hormati para sesepuh Korps Baret Merah dan segenap tamu undangan, serta para anggota yang saya cintai dan banggakan dimanapun saat ini berada dan bertugas.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan ridho-Nya kita dapat melaksanakan acara syukuran dalam rangka HUT ke-57 Kopassus pada hari ini dalam keadaan sehat walafi at.

Peringatan ulang tahun satuan seperti yang kita selenggarakan kali ini merupakan tradisi dan tonggak penting bagi kehidupan Korps Baret Merah, dalam rangka meningkatkan moril anggota dan moril satuan untuk menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan dalam pelaksanaan tugas.

Peringatan ulang tahun ini juga merupakan wahana bagi kita warga Korps Baret Merah untuk bersilaturahmi agar tetap dapat memelihara kebersamaan yang sudah terjalin selama ini. Selaku Danjen Kopassus saya berharap kebersamaan dan tali persaudaraan yang solid dan kokoh diantara sesama warga korps akan semakin erat, sehingga semangat dan jiwa kebersamaan pada setiap prajurit Korps Baret Merah dapat dijadikan pemicu untuk mewujudkan pencapaian tugas pokok demi pengabdian terbaik kepada Negara dan Bangsa.

Dalam kurun waktu 57 tahun pengabdian Kopassus telah tumbuh dan berkembang dinamis dengan ditandai berbagai karya-karya nyata dalam pengabdian kepada tanah air, bangsa dan negara. Berbagai keberhasilan yang telah dicapai tersebut merupakan perpaduan antara kerja keras dan semangat pengabdian yang pantang menyerah serta disiplin dan profesionalisme dari segenap warga Kopassus.

Namun demikian, hendaknya disadari bahwa keberhasilan dan prestasi yang telah dicapai tersebut pada hakekatnya adalah hasil pembinaan yang telah dirintis oleh para sesepuh dan pendahulu Kopassus.

Oleh karena itu, tepatlah kiranya apabila pada kesempatan ini kita kenang jasa dan pengorbanan mereka, disertai tekad dan semangat untuk mempertahankan prestasi dan berupaya untuk meningkatkannya seiring dengan tuntutan tugas saat ini.

Peringatan ulang tahun kali ini diselenggarakan dengan sederhana, namun tidak mengurangi kehidmatan dan nilai-nilai tradisi kejuangan heroik yang telah diwariskan dari para pendahulu Korps Baret Merah sehingga generasi penerus di satuan ini dapat melanjutkan nilai-nilai luhur tersebut demi tetap terpeliharanya konsistensi prajurit baret merah untuk selalu berbuat yang terbaik dalam memikul tugas dan tanggung jawab yang diembannya.

Peringatan yang sederhana ini merupakan hasil renungan yang mendalam setelah melihat kondisi bangsa dan kondisi prajurit Kopassus yang masih memerlukan perhatian dari kami sebagai pimpinan Kopassus. Kesederhanaan ini juga merupakan wujud nyata dari pelaksanaan kebijakan Pimpinan TNI AD agar kita selalu melaksanakan penghematan disemua lini.

Oleh sebab itu walaupun peringatan ulang tahun kali ini dilaksanakan secara sederhana, namun tidak menghilangkan makna kebersamaan dan jiwa korps baret merah.

Sebelum mengakhiri sambutan kali ini, sekali lagi saya beserta seluruh warga korps baret merah mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya serta penghormatan yang setinggi-tingginya kepada seluruh tamu undangan dan sesepuh Kopassus yang telah meluangkan waktu untuk hadir dalam acara HUT ke-57 Kopassus. Kami memohon do’a restu dari seluruh tamu undangan agar Kopassus senantiasa berhasil dalam setiap pelaksanaan tugas.

DIRGAHAYU KORPS BARET MERAH ...!!!

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan kepada kita sekalian dalam melanjutkan pengabdian kepada Negara dan Bangsa Indonesia yang sangat kita cintai.

Jakarta, 16 April 2009KOMANDAN JENDERAL KOMANDO PASUKAN KHUSUS

PRAMONO EDHIE WIBOWOMAYOR JENDERAL TNI

Cahaya Chandraca | 5

Jakart , pAL KOMANDO PASUKAN

NO EDHIE WIBOWOR JENDERAL TNI

KOKOKOKOKOKKOKOKOKOOKOKOKOKOKOKOKOKOOOKOOKOKKOKKKOKOOKOKOOOKKOKKKOOKOOOOKOKKOKKOOOKOKOOOOKKOKKKOOOOKOOKOOKOOKKKKKOKKOOKOOKKKKKOKOOKKKKKOKKOOOKOKKKKOKOOKKKOKOKOOOKOKKKKKKKKKKKKKOKKKKKKKKKKOKOKKKKKKKKKKKKKKOOOOOOOOOOOMAMAMAMAMAMAMAMAMAMAMAMAMAMAMAMAMAMAMAMAMAMAMAMAMMMAMAMMAMMMMMAMAMMAMMAAAAAMAAMAMAMAMMAMMAMMMMAMAAMAAMAAMAMMAMAMAMMMMAMMMMMAMAMAMAAAAAAAMMMAMAMMMMAAAAAAAAAAMAAMMMMMAAMMMMMMAAAMAMAMMMMAMAAAAAMMMAAAAMAAMMMAAMMM NDNDNDNDNDNDNDNNNDNDNDNDNDNDNDNDNDNDNDNNNNNDNDDDNDDDNNDNDNNDDNDNDDNDDDNDNDDNDDNDDNDNDNNDDNDNDNDDNDDDNDDDDNDDDDNDDDDDDDDDDDDNDNDDDDNDDDNDDNDNNDNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNDN ANANANANANANANANANANANANANANANNANANAAAANANANANANANANANNNANNAAANANAANANANNAAANAAANAANNNNNNNAAAAANANNNNNNNANNNANAANAANNNNNANANANANANANANNNANANANAANNNANNANAAAAANANAANNNNANAANANNNANANNAANANNNANNAAAANANANNNAANNANNNNNNNANANNNNNNANANNNNANNNANANANANNNNNNNAANNNNNANNANNNNANANNNNAANNNNNANNAANNANNNN JJ JJJJJJ JJJ J JJJ JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJENENENENENENENENENENEENENENENEENENEENEEENENEENENENEEEEENEENEEENEENENEEENNENENENENEENENNNENENENEENNNEEENNNEENNNNENEENEENNENENNEEENNNEENENNNNENENEENNNNNNEENNNNNEEEENNNNNNEENNENNENENNNNENNNNNENNNEENNNNNNNNNNNNNNNENNNNNNNNNNDERA

PRPRPPPPPPRPRPPPRPRPPRRPRPRPRPRPPPPPPPRPRPRPPPPPRPRPRPRPRPPPPRPRPPRPRPRPPRPRPPRRRPPRPRPRRPPRRPRPRRRPPPRPRPRRPRPPPRRPRRPPPPPPRPPPPPPRRRPPPPRPPRRPRPPPPRPRPPPPPRPPPPRRPPPPPPPPPPRPRRRPRPPPPRAMAAAMAAAAAAAAMAMAAMAAMAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAMAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA ONMAMMMMMMMMMM YOR

Page 6: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

6 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Page 7: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

PUSDIKPASSUS SAT-81 KOPASSUS

GRUP 2 KOPASSUS

GRUP 1 KOPASSUS GRUP 3 KOPASSUS

Dwi Dharma Birawa Yudha

Eka Wastu Baladika Catur Kottaman Wira Naraca Byuha

Tri Yudha Cakti Siap Setia Berani

Cahaya Chandraca | 7

Page 8: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Komandan Jenderal Komando Pasukan KhususDari Masa ke Masa (1952-2009)

8 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Page 9: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Wakil Komandan Jenderal Komando Pasukan KhususDari Masa ke Masa (1953-2009)

Cahaya Chandraca | 9

Page 10: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Pejabat Kopassus 2009

10 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Page 11: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Eselon Badan Pelayanan

Eselon Badan Pelaksana

Staf Khusus

Cahaya Chandraca | 11

Page 12: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

12 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Page 13: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

PANCASILA

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan

dalam Permusyawaratan/Perwakilan

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Cahaya Chandraca | 13

Page 14: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

14 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Page 15: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

SAPTA MARGA

1. Kami Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia, Yang

Bersendikan Pancasila.

2. Kami Patriot Indonesia, Pendukung Serta Pembela

Idiologi Negara, Yang Bertanggung Jawab Dan Tidak

Mengenal Menyerah

3. Kami Ksatria Indonesia Yang Bertaqwa Kepada Tuhan

Yang Maha Esa Serta Membela Kejujuran, Kebenaran Dan

Keadilan.

4. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia Adalah

Bhayangkari Negara Dan Bangsa Indonesia

5. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia Memegang

Teguh Disiplin, Patuh Dan Taat Kepada Pimpinan Serta

Menjunjung Tinggi SIkap Dan Kehormatan Prajurit

6. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia

Mengutamakan Keperwiraan Didalam Melaksanakan

Tugas Serta Senantiasa Siap Sedia Berbhakti Kepada

Negara Dan Bangsa.

7. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia Setia Dan

Menepati Janji Serta Sumpah Prajurit

Cahaya Chandraca | 15

Page 16: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

16 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Page 17: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

SUMPAH

PRAJURIT

1. SETIA KEPADA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

YANG BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG

DASAR 1945

2. TUNDUK KEPADA HUKUM DAN MEMEGANG TEGUH

DISIPLIN KEPRAJURITAN

3. TAAT KEPADA ATASAN DENGAN TIDAK MEMBANTAH

PERINTAH ATAU PUTUSAN

4. MENJALANKAN SEGALA KEWAJIBAN DENGAN PENUH

RASA TANGGUNG JAWAB KEPADA TENTARA DAN NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

5. MEMEGANG SEGALA RAHASIA TENTARA

SEKERAS-KERASNYA

Cahaya Chandraca | 17

Page 18: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

18 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Page 19: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

DELAPAN

WAJIB TNI

1. BERSIKAP RAMAH TAMAH TERHADAP RAKYAT

2. BERSIKAP SOPAN SANTUN TERHADAP RAKYAT

3. MENJUNJUNG TINGGI KEHORMATAN WANITA

4. MENJAGA KEHORMATAN DIRI DIMUKA UMUM

5. SENANTIASA MENJADI CONTOH DALAM SIKAP DAN

KESEDERHANANNYA

6. TIDAK SEKALI-KALI MERUGIKAN RAKYAT

7. TIDAK SEKALI-KALI MENAKUTI DAN MENYAKITI HATI

RAKYAT

8. MENJADI CONTOH DAN MEMPELOPORI USAHA-USAHA

UNTUK MENGATASI KESULITAN RAKYAT SEKELILINGNYA

Cahaya Chandraca | 19

Page 20: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

JANJI PRAJURIT

KOMANDO

Saya Berjanji Bahwa Saya, Akan Tetap Setia Dan Menepati Isi

Dan Jiwa Sapta Marga

Saya Berjanji Bahwa Saya, Akan Memegang Teguh Dan Tetap

Berpedoman Pada Sumpah Prajurit

Saya Berjanji Bahwa Saya, Akan Menjunjung Tinggi Dan

Mempertahankan Derajat, Nama, Kehormatan Dan Jiwa

Kesatuan Para Komando Pada Setiap Saat, Tempat Dan Keadaan

Bagaimanapun

20 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Page 21: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Cahaya Chandraca | 21

K O M A N D O

Keberanian adalah ciri utama

Olah yudha, olah pikir, Olahraga Unggul

Akan selalu mencapai tugas pokok yang diberikan oleh atasan langsung

Naluri pertempuran harus dimiliki dan dipelihara

Dorongan utama untuk membela negara dan bangsa

Operasi tempur adalah ujian terpenting bagi prajurit Komando

Mampu mengatasi segala rintangan,hambatan dan bahaya

Page 22: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Pemerintah segera menindak dan memberantas pemberontakan tersebut dengan melancarkan Operasi Militer, keadaan di Jawa Barat dan Sulawesi berangsur aman. Pada bulan Juli 1950 kembali timbul pemberontakan di Maluku oleh kelompok yang menamakan dirinya RMS (Republik Maluku Selatan). Pimpinan Angkatan Perang Republik Indonesia pada saat itu, segera mengerahkan berbagai unsur tempurnya yang terdiri dari satuan-satuan tempur ringan dan berat. Operasi ini dipimpin langsung oleh Panglima Tentara dan Teritorium-VI, Kolonel Kawilarang, sedangkan sebagai Komandan Operasinya adalah Letnan Kolonel Slamet Riyadi. Dalam pertempuran-pertempuran yang terjadi, kekuatan musuh yang relatif lebih kecil ini ternyata cukup

efektif dan seringkali menggagalkan serangan TNI yang kekuatannya lebih besar.

Operasi yang dipimpin Kolonel Kawilarang dan Letkol Slamet Riyadi ini, memang telah berhasil menumpas gerakan pemberontakan, namun keduanya merasa prihatin karena korban dipihak TNI cukup besar. Setelah dikaji, ternyata bukan hanya semangat anggota pasukan musuh yang tinggi atau perlengkapan yang lebih baik, namun juga taktik dan pengalaman tempur mereka cukup handal. Disamping itu, ternyata musuh juga memiliki sejumlah penembak tepat yang mampu bergerak secara perorangan, inilah sebenarnya inti pasukan RMS.

Peristiwa inilah yang mengilhami dan mendorong munculnya kebutuhan

Sejak pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda tanggal 27 Desember 1949, telah terjadi beberapa pemberontakan di berbagai wilayah di Indonesia, antara lain pemberontakan APRA di Jawa Barat, Gerakan Andi Azis dan kawan-kawan di Sulawesi Selatan, RMS di Maluku dan sebagainya.

22 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Oleh : Mayor Inf Andi Gunawan, Kasi Prodok Pen Kopassus

Page 23: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

untuk memiliki suatu satuan pemukul fl eksibel yang dapat digunakan secara cepat dan tepat untuk menghadapi berbagai sasaran dalam medan yang bagaimanapun beratnya. Letkol Slamet Riyadi bertekad memelopori pendirian pasukan istimewa tersebut segera setelah operasi penumpasan pemberontakan ini selesai. Namun sejarah menentukan lain, 4 (empat) hari setelah kota Ambon diduduki, Letkol Slamet Riyadi gugur dalam suatu pertempuran disekitar kota Ambon. Gagasan Letkol Slamet Riyadi tetap hidup, dan dilanjutkan oleh Kolonel A.E. Kawilarang yang saat itu menjabat Panglima Tentara Teritorium III (Sekarang Kodam-III/Siliwangi) di Jawa Barat.

Melalui Instruksi Panglima Tentara dan Teritorium-III No.55/Instr/ PDS/52, tanggal 16 April 1952, terbentuklah KESATUAN KOMANDO TERITORIUM-III yang merupakan cikal bakal “Korps Baret Merah”. Sebagai Komandan Pertama dipercayakan kepada Mayor Mochamad Idjon Djanbi (1952-1956), mantan Kapten KNIL yang pernah bergabung dengan Korps Speciale Troopen dan pernah

bertempur dalam Perang Dunia-II. Tanggal 16 April selanjutnya diperingati sebagai hari lahir Komando Pasukan Khusus. Untuk mengisi organisasi dan kemampuan, maka dilaksanakan pendidikan komando angkatan pertama dengan 400 orang siswa berasal dari Batalyon-304/Pasopati, Batalyon 3 Mei dan pasukan lain dari Sekolah Kader (SK) di jalan Manado, Bandung. Untuk mendukung jalannya operasional pendidikan, Kolonel Kawilarang memanggil prajurit dan perwira yang pernah mendapat pendidikan Combat Intelligence serta Para Dasar, antara lain; Lettu A. Marzuki Sulaiman, Letda Hang Haryono dan Sersan Mayor Trisnoyuwono. Para prajurit ini kemudian menjadi pelatih pendidikan

Komando angkatan pertama di Batujajar.

Dari keseluruhan Siswa Komando angkatan pertama ini yang berhasil lulus hanya 242 siswa, yang kemudian membentuk Kompi-A di bawah pimpinan Kapten Soepomo. Kompi ini langsung dioperasikan di Jawa Barat, dan berhasil menumpas gerombolan pengacau keamanan di wilayah tanggung jawab Teritorium III, karena keberhasilannya Pasukan Komando ini mulai dikenal oleh umum. Prestasi pasukan Kesko-III mengatasi pemberontak di wilayah Jawa Barat, menarik perhatian pimpinan TNI AD. Dengan tujuan untuk mendapatkan pembinaan yang lebih baik, pada tahun 1953 Kesko Teritorium III

dialihkan kedalam organisasi TNI AD dan namanya diubah menjadi KESATUAN KOMANDO ANGKATAN DARAT disingkat KKAD. Pada bulan Februari 1954, dibuka pendidikan Komando angkatan kedua. Seleksi dan pendidikannya sangat ketat, hanya 44 orang yang dinyatakan lulus dari 87 orang siswa.

Pendidikan ini, melahirkan Kompi-B dan Kompi inipun langsung dilibatkan dalam penumpasan DI/TII di wilayah Jawa Barat. Sejak penugasan ini, kekuatan KKAD ditambah dengan beberapa Perwira baru lulusan Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat.

Sejalan dengan perkembangan organisasi, tanggal 25 Juli 1955, Kesatuan Komando Angkatan Darat

Cahaya Chandraca | 23

Page 24: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

ini diubah menjadi Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat disingkat RPKAD yang diresmikan oleh Wakil Presiden Muhammad Hatta mewakili Panglima Tertinggi. Sebagai Komandannya ditunjuk Mayor Mochamad Idjon Djanbi dan Mayor RE. Jaelani sebagai Wakil Komandan. Pada tahun 1956 untuk pertama kalinya, dibuka pendidikan terjun payung di Margahayu Bandung, bekerja sama dengan AURI. Inilah awal peningkatan kualifi kasi dari Pasukan Komando menjadi Pasukan Para dan Komando. Untuk memberikan kemampuan “para” bagi prajurit Komando yang baru, kemudian dibentuk Sekolah Para Komando Angkatan Darat disingkat SPKAD dan nama Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat disesuaikan menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat, dengan tetap menggunakan singkatan RPKAD. Pada masa ini, terjadi dua kali pergantian kepemimpinan.

Pada tahun 1956 Mayor RE. Djaelani menggantikan Mayor Idjon Djanbi sebagai Komandan ke-2. Pergantian selanjutnya dilaksanakan

dari Mayor RE. Djaelani kepada Komandan ke-3, Mayor Kaharudin Nasution yang menjabat dari tahun 1956 s.d 1958.

Tahun 1958 satuan RPKAD yang terdiri dari Kompi-A dan Kompi-B, diterjunkan ke Sumatera untuk menumpas pemberontakan PRRI. Prajurit RPKAD tergabung dalam “Operasi Tegas” untuk merebut kota Pekan Baru dan Riau, Operasi Sapta Marga membebaskan kota Tapanuli, serta Operasi 17 Agustus untuk membebaskan kota Padang dan wilayah Sumatera Barat. Dari Sumatera, prajurit Komando kemudian diterjunkan di hutan-hutan lebat Kalimantan dalam Operasi Penumpasan Gerombolan Pengacau Keamanan Paraku.

Komandan ke-4, Kolonel Moeng

Parhadimulyo menjabat dari tahun 1958 s.d 1964. Pada periode ini terjadi perubahan organisasi, Sejak 28 Oktober 1959 unsur tempur dan pendidikan yang semula berada dalam satu kesatuan di Batujajar dipisahkan. Unsur tempurnya, RPKAD tetap berada di bawah kendali Kepala Staf Angkatan Darat dengan markasnya yang baru di daerah Cijantung Jakarta. Unsur pendidikannya, SPKAD berada dibawah Komando Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat tetap berkedudukan di Batujajar-Bandung, unsur pendidikan ini kemudian berkembang menjadi Pusat Sandi Yudha dan Lintas Udara disingkat Pussandha Linud.

Guna memenuhi formasi pasukan setingkat resimen serta semakin meningkatnya penugasan operasi, dilakukan perekrutan langsung dari masyarakat. Pada periode ini pula, prajurit-prajurit RPKAD diterjunkan di

hutan-hutan ganas Irian Barat dalam operasi Trikora, untuk mengembalikan wilayah ini kepangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mulai tahun 1964, RPKAD juga diperkuat oleh Perwira-Perwira muda lulusan Akademi Militer tahun 1960 – 1963.

Komandan Ke-5 Kolonel Sarwo Edhi Wibowo menjabat dari tahun 1964 s.d 1967. Dibawah kepemimpinannya, RPKAD bersama satuan-satuan TNI lainnya berhasil mengamankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pemberontakan G.30 S/PKI. RPKAD mengalami peruba-han dalam bentuk organisasi disesuaikan dengan tuntutan situasi dan kondisi pada saat itu. Pada tanggal 12 Februari 1966 nama RPKAD diganti menjadi Pusat Pasukan

24 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Page 25: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Khusus Angkatan Darat disingkat PUSPASSUS TNI AD berkedudukan di Cijantung Jakarta. Sementara itu, SPKAD di Batujajar berganti menjadi Pusat Pendidikan Pasukan Khusus Angkatan Darat disingkat PUSDIKPASSUS TNI AD. Namun, singkatan RPKAD tetap digunakan karena nama itu telah menjadi kebanggaan Korps dan dikenal oleh seluruh rakyat Indonesia.

Pada tahun 1967 Kolonel Sarwo Edhi Wibowo digantikan oleh Brigjen TNI Widjoyo Suyono sebagai Komandan ke-6 menjabat dari tahun 1967 s.d 1970.

Jabatan ini kemudian diserah terimakan kembali kepada pengganti berikutnya yaitu Brigjen TNI Witarmin sebagai Komandan ke-7 menjabat dari tahun 1971 s.d 1975, pada masa ini terjadi lagi pergantian nama satuan dari PUSPASSUS TNI AD dirubah menjadi Komando Pasukan Sandi

Yudha disingkat Kopassandha terhitung sejak tanggal 17 Februari 1971. Ada pemisahan kembali antara wadah operasional dan pendidikan. Kopasandha secara taktis dan administrasi berada di bawah pembinaan Markas Besar Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau Mabes ABRI. Sedangkan Pusat Sandi Yudha/Lintas Udara sebagai wadah pendidikan berada di bawah Kobangdiklat atau Komando Pengembangan Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat.

Komandan ke-8, Brigjen TNI Yogi S. Memet menjabat dari tahun 1975 s.d 1983. Pada masa ini tercatat beberapa peristiwa penting bagi kesatuan Kopassus. Diantaranya, keberhasilan Tim Anti Teror di bawah

pimpinan Kolonel Inf Sintong Panjaitan membebaskan sandera di lapangan terbang Don Muang-Bangkok pada tahun 1981. Semua sandera dapat diselamatkan, namun salah seorang anggota Tim, Lettu Inf Ahmad Kirang gugur dalam pelaksanaan operasi ini.

Komandan ke-9 dijabat oleh Brigjen TNI Wismoyo Arismunandar dari tahun 1983 s.d 1985.

Komandan ke-10, Brigjen TNI Sintong Panjaitan menjabat dari tahun 1985 s.d 1987. Dalam rangka pembentukan Pasukan Khusus yang kecil, efektif dan efi sien, dilaksanakan reorganisasi dan perubahan nama. Pada 21 Mei 1985 Kopasandha berubah nama menjadi Komando Pasukan Khusus TNI AD atau Kopassus. Penataan organisasi pada tanggal 27 Desember 1986 telah menyatukan kembali wadah kesatuan operasional dan pendidikan serta lambang-lambang satuannya. Satuan-

satuan operasional dan Pussandha/Linud, dilikuidasi menjadi tiga Grup, yaitu Grup-1/Parako, Grup-2/Parako dan Grup-3/Pusdikpassus serta satu Detasemen Anti Teror dengan nama Den-81.

Komandan ke-11 dijabat oleh Brigjen TNI Kuntara dari tahun 1987 s.d 1992, Dalam periode ini telah dilaksanakan peningkatan kemampuan prajurit Baret Merah, melalui pendidikan spesialisasi untuk menambah kemampuan dengan keterampilan dan pengetahuan khusus yang diperlukan, dalam mengantisipasi perubahan yang terjadi baik dilingkungan internasional, regional maupun dilingkungan nasional.

Komandan ke-12 adalah Brigjen

TNI Tarub (1992 – 1993). Dengan bekal kemampuan serta ketrampilan yang telah dirintis para pendahulunya, upaya peningkatan kemampuan prajurit Kopassus terus ditingkatkan guna membentuk postur prajurit yang mahir dan handal serta memiliki semangat juang yang tangguh dan berjiwa Sapta Marga.

Komandan ke-13, Brigjen TNI Agum Gumelar menjabat dari tahun 1993 s.d 1994. Dibawah arahannya, jiwa korsa dan semangat juang yang tinggi terus dipupuk dan dikembangkan dengan mempertahankan penampilan prajurit Kopassus yang tetap solid dalam pengabdiannya terhadap negara dan bangsa.

Komandan ke-14 dijabat oleh Brigjen TNI Subagyo Hadi Siswoyo dari tahun 1994 s.d 1995. Pada periode ini peningkatan profesionalisme prajurit lebih ditingkatkan, baik melalui operasi gabungan yang melibatkan

berbagai satuan TNI, maupun melalui latihan bersama dengan satuan khusus negara- negara sahabat.

Komandan ke-15, Mayjen TNI Prabowo Subianto menjabat dari tahun 1995 s.d 1998. Di era kepemimpinannya, Kopassus bersama satuan-satuan TNI lainnya berhasil melaksanakan operasi pembebaskan sandera di Irian Jaya. Prestasi lainnya pada tanggal 26 April pukul 15.25 waktu setempat, tiga orang prajurit Kopassus berhasil mengibarkan Sang Merah Putih di puncak gunung tertinggi dunia “Mount Everest”.

Sebagai antisipasi dalam menghadapi kemungkinan meningkatnya kompleksitas ancaman, pada 25 Juni 1996 Kopassus dikembangkan menjadi lima Grup,

Cahaya Chandraca | 25

Page 26: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

terdiri dari dua Grup Parako, satu Grup Pusdikpassus, dan satu Grup Sandi Yudha serta satu Grup Anti Teror, Kopassus dipimpin oleh Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus berpangkat Mayor Jenderal. Pataka Kopassus kembali kebentuknya semula, serta diberlakukan secara resmi Dhuaja bagi ke lima Grup tersebut.

Pada tanggal 28 Maret 1998 dilaksanakan serah terima jabatan Danjen Kopassus dari Letjen TNI Prabowo Subianto kepada Mayjen TNI Muchdi Purwopranjono sebagai Komandan ke-16.

Komandan ke-17, Mayjen TNI Syahrir MS menjabat sejak tanggal 25 Mei 1998 s.d 4 Juli 2000. Pada periode ini Kopassus berusaha menjabarkan program reformasi TNI AD.

Pada tanggal 4 Juli 2000 jabatan Danjen Kopassus diserah terimakan kepada Mayjen TNI Amirul Isnaini sebagai Danjen Kopassus ke-18. Sedangkan Komandan ke-19, dijabat oleh Mayjen TNI Sriyanto (2002-2005). Selanjutnya Komandan ke-20 adalah Mayjen TNI Syaiful Rizal (2005-2006), dan dilanjutkan oleh Mayjen TNI Rasyid Qurnuen Aquary sebagai Komandan ke-21 (2006-2007) dan Komandan ke-22 adalah Mayjen

TNI Soenarko (2007-2008). Sebagai Komandan ke-23 yang dijabat dari tanggal 1 Juli 2008 hingga sekarang Mayjen TNI Pramono Edhie Wibowo.

Peningkatan profesionalisme prajurit terus dilaksanakan melalui penyempurnaan sistem latihan dan pendidikan. Latihan-latihan dalam satuan lebih diintensifkan untuk memelihara kemampuan dan profesionalisme prajurit. Sehingga

mampu memberikan kontribusi terbaik dalam menjaga eksistensis dan keutuhan negara dan bangsa. Membina dan mengembangkan kembali prestasi prajurit, yang selama ini telah banyak ditunjukan baik dalam tugas operasi maupun dalam tugas-tugas lainnya. Keberhasilan berturut-turut menjuarai Lomba Ton Tangkas serta prestasi pada event-event internasional mewakili bangsa

26 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Page 27: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

dan negara yang telah dilaksanakan dengan baik, merupakan bentuk nyata akan kesiapan Kopassus dalam memelihara dan peningkatan prefesionalisme.

Sebagai bagian dari upaya menjawab tantangan tugas masa depan serta mewujudkan postur pasukan khusus yang profesional dan berdisiplin tinggi, telah dilaksanakan validasi Kopassus yang meliputi aspek-aspek organisasi, personel dan perlengkapan. Sesuai Surat Panglima TNI Nomor : B/563-08/05/06/SRU, tanggal 23 Maret 2001, selama satu tahun Kopassus melaksanakan uji coba organisasi baru. Dari lima Grup operasional, menjadi tiga Grup operasional, satu Pusat Pendidikan dan satu Satuan Penanggulangan Teror, yang dikendalikan dari Makopassus yang berkedudukan di Cijantung, dengan sesanti Pataka “TRIBUANA CANDRASA SATYA DHARMA”.

Grup-1 Kopassus, berkedudukan di Serang, dengan sesanti Dhuajanya “EKA WASTU BALADIKA’. Grup-2 Kopassus di Solo dengan sesanti Dhuajanya “DWI DHARMA BIRAWA YUDHA”. Grup-3 Kopassus berkedudukan di Cijantung, dengan sesanti Dhuajanya “CATUR KOTAMAN WIRA NARACA BYUHA”. Pusdikpassus, di Batujajar, dengan sesanti sempananya “TRI YUDHA SAKTI”. Sedangkan Satuan 81 Kopassus berkedudukan di Cijantung, dengan sesanti Dhuajanya “SIAP SETIA BERANI”.

Dengan berpedoman pada Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, Kopassus terus menerus melakukan koreksi dan introspeksi kedalam demi peningkatan kualitas pengabdiannya.

Sejak kelahirannya sampai saat ini, prajurit Baret Merah bersama satuan-satuan TNI lainnya tidak pernah absen dari berbagai tugas baik di dalam maupun di luar negeri guna mengatasi berbagai ancaman demi menjamin tegak kokohnya integrasi bangsa dan negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Bagi prajurit Kopassus “hidup adalah pengabdian dan mati hanyalah demi tegaknya kedaulatan negara dan bangsa Indonesia”.

Sejarah mencatat telah banyak prajurit Baret Merah yang gugur dalam mengemban tugas suci negara dan bangsa, jasadnya menghiasi persada Ibu Pertiwi yang tersebar diseluruh pelosok tanah air, sebagai pahlawan kusuma bangsa.

Cahaya Chandraca | 27

Page 28: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Dimensi ancaman yang dihadapi tersebut, pada gilirannya telah menuntut profesionalitas TNI AD sebagai bagian dari komponen utama pertahanan negara dalam pelaksanaan tugasnya. Dari sisi sumber daya manusia, bangunan profesionalitas TNI AD tersebut pada hakekatnya berbanding lurus dan merupakan akumulasi dari

profesionalisme prajurit dalam melaksanakan tugas pokok. Manakala profesionalisme para prajurit dalam melaksanakan tugas pokoknya baik (tinggi) maka profesionalisme satuannya dan TNI AD secara keseluruhan akan baik, namun demikian juga bila terjadi hal yang sebaliknya.

Realitas di lapangan

menunjukkan bahwa perkembangan lingkungan yang mampu merubah pola pikir dan perilaku dengan intensitas yang kuat, juga telah memberikan pengaruh secara negatif terhadap profesionalisme prajurit. Salah satu pengaruh yang ditimbulkan yaitu kecenderungan di kalangan sebagian prajurit untuk mengikuti perkembangan lingkungan

PENERAPAN KEPEMIMPINAN LAPANGAN YANG EFEKTIFDALAM RANGKA MENINGKATKAN PROFESIONALISME PRAJURIT UNTUK MENGHADAPI TUGAS POKOK

Perkembangan lingkungan saat ini yang sarat dengan kemajuan di bidang Ilpengtek, disamping telah memberikan banyak nilai manfaat yang diperoleh bangsa Indonesia, namun juga telah berimplikasi pada peningkatan kompleksitas ancaman dalam berbagai bentuknya yang dapat menyebabkan terganggunya stabilitas serta kepentingan nasional.

28 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Oleh : Brigjen TNI Wisnu Bawa TenayaWadanjen Kopassus

Page 29: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

sosialnya secara negatif, sehingga terobsesi pada kehidupan yang materialistis (pola hidup konsumtif) dan mudah mengabaikan norma kepatutan. Hal tersebut antara lain dapat dilihat pada kasus-kasus pelanggaran disiplin, insubordinasi dan tindak kejahatan yang terjadi di kalangan prajurit. Kondisi tersebut menunjukkan adanya penurunan

profesionalisme dari para prajurit yang bersangkutan untuk dapat menghadapi tugas pokoknya secara berhasil, yang akan bermuara pada penurunan profesionalisme satuan. Oleh karena itu, peningkatan profesionalisme prajurit untuk menghadapi tugas pokok, merupakan suatu tuntutan kebutuhan dan wajib terus dilakukan melalui berbagai

upaya yang dapat ditempuh untuk merealisasikannya.

DIMENSI PERMASALAHANProfesionalisme prajurit pada

hakekatnya merupakan keluaran atau hasil dari proses Pembinaan Satuan (Binsat) yang menjadi tanggung jawab unsur Pimpinan atau Komandan Satuan (Dansat) dalam rangka mewujudkan kesatuannya sebagai suatu organisasi dengan semua unsur-unsur yang ada didalamnya menjadi suatu sistem yang utuh dan terkoordinasi sehingga sumber daya yang ada dapat didayagunakan secara optimal untuk dapat melaksanakan tugas secara baik. Dimensi profesionalisme tersebut antara lain dapat merujuk pada ciri pokok profesionalisme sebagaimana yang dinyatakan oleh Samuel P.Huntington 1), meliputi aspek keahlian dari sisi pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pendidikan, latihan dan kemudian dikembangkan melalui pengalaman, kemudian aspek tanggung jawab yang didasarkan pada moral yang tinggi untuk menggunakan keahlian yang dimiliki bagi kepentingan satuan, masyarakat, bangsa dan negaranya, serta aspek korporasi dalam wujud jiwa korsa yang kuat sehingga terbangun soliditas dan kemandirian. Salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan seorang Dansat dalam pelaksanaan tanggung jawabnya tersebut adalah menyangkut kualitas kepemimpinan dari Dansat yang bersangkutan. Hal tersebut didasarkan pada pemahaman bahwa kepemimpinan merupakan: seni dan kecakapan (sang pemimpin) dalam mempengaruhi dan membimbing orang bawahan, sehingga dari pihak yang dipimpin timbul kemauan, kepercayaan, hormat dan ketaatan yang diperlukan dalam penunaian tugas-tugas yang dipikulkan padanya, dengan menggunakan alat dan waktu, tetapi mengandung keserasian antara tujuan kelompok atau kesatuan dengan kebutuhan-kebutuhan atau tujuan-tujuan perorangan 2).

Berangkat dari pengertian tersebut, maka kepemimpinan pada dasarnya merupakan suatu proses dari suatu tindakan dari pemimpin yang dilakukan dengan maksud mempengaruhi anak buahnya agar 1 ) Lihat, Samuel P.Huntington,dalam Amos Permut-ter, Militer dan Politik, CV.Rajawali, Jakarta, 1984, Hal.6.2 ) Lihat, Naskah Sekolah Dikreg Seskoad No.52-04-B1-A-0201, Kepemimpinan TNI, Seskoad, 2003, Hal.3.

Cahaya Chandraca | 29

Page 30: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

tujuan satuan dapat berhasil dengan baik. Dalam konteks ini, sebagaimana dinyatakan oleh AB.Susanto 3), bahwa kepemimpinan bukan hanya karena status, jabatan atau otoritas, namun yang lebih penting adalah bagaimana pemimpin tersebut mengajak bawahannya untuk mengikuti kehendaknya dengan sukarela atau tanpa merasa dipaksa dan karena tanggung jawabnya mereka sadar untuk berupaya mencapai tujuan organisasi. Mengalir dari uraian tersebut, maka kepemimpinan yang dilakukan dengan tatap muka (Face To Face Leadership) merupakan salah satu metode yang paling efektif digunakan untuk dapat menggerakkan bawahan dan satuan tersebut dalam segala bentuk penugasan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian upaya penerapan kepemimpinan lapangan merupakan permasalahan yang penting untuk dikaji, dalam hubungannya dengan peningkatan profesionalisme prajurit untuk menghadapi tugas pokok.

Persoalan Dalam Penerapan Kepemimpinan Lapangan

Para unsur pimpinan atau komandan dalam berbagai strata, pada dasarnya sudah memiliki bekal ilmu menyangkut konsep tentang sifat-sifat, azas, prinsip-prinsip, nilai-nilai dan ciri-ciri kepemimpinan (sebagaimana terlampir), yang diperolehnya dari pendidikan atau dipelajari dari buku referensi, dalam rangka menerapkan kepemimpinan lapangannya di satuan. Meskipun demikian, realitasnya sebagian pemimpin atau komandan tidak berhasil mencapai hasil yang maksimal bahkan menemui kegagalan atas kepemimpinan lapangan yang diterapkannya. Terdapat pula yang pernah mencapai keberhasilan saat memimpin di suatu satuan atau pada suatu levelitas pimpinan, namun tidak mencapai keberhasilan saat bertugas di tempat lain atau saat berada pada levelitas berbeda. Konsep-konsep kepemimpinan yang tidak diimplementasikan sebagaimana seharusnya akibat pola sikap dan cara pikir pemimpin yang keliru, contohnya : berpikir praktis bukan untuk tujuan efi siensi namun lebih dikarenakan ingin mencari jalan pintas bahkan karena malas, langkah improvisasi dilakukan bukan 3 ) AB.Susanto, Quantum Leadership,PT.Grasindo,Jakarta 2003. Hal 115.

karena kreatifi tas dalam menghadapi keadaan yang tidak menentu namun lebih dikarenakan tidak dimilikinya konsep dan rencana yang baik, pendelegasian wewenang dilakukan lebih karena ketidakmauan dalam memikul resiko dan tanggung jawab, sikap demokratis yang ditunjukkan lebih karena kurangnya penguasaan tehnis dalam pelaksanaan tugas sehingga salah dalam melimpahkan wewenang, kemudian dalam hal kecepatan mengambil ke-putusan lebih didasarkan pada sikap reaktif dan emosional sehingga sering tidak proposional dan menimbulkan dampak dalam pengimplementasiannya.

Permasalahan menyangkut penerapan kepemimpinan lapangan

dalam rang-ka meningkatkan profesionalisme prajurit untuk menghadapi tugas pokok secara umum mencakup beragam persoalan. Hal tersebut terkait dengan aspek-aspek kepemimpinan yang sangat luas, serta merupakan proses yang melibatkan berbagai komponen di dalamnya dan saling mempengaruhi. Namun dengan menyimak realitas tersebut, terdapat 3 (tiga) persoalan penting yang perlu dicermati, menyangkut efektifi tas kepemimpinan yang diterapkan dihadapkan dengan situasi anggota dan satuan, serta persoalan yang menyangkut integritas dan kompetensi kepemimpinan dari sang pemimpin .

Upaya Yang DilaksanakanSeorang pemimpin dalam

dimensi kepemimpinan bukanlah

dilahirkan namun dapat diwujudkan melalui proses pengembangan secara berlanjut yang tidak pernah berhenti. Kaitan dengan itu, untuk menjawab persoalan-persoalan di atas dalam rangka penerapan kepemimpinan lapangan yang diharapan dapat meningkatkan profesionalisme prajurit untuk menghadapi tugas pokok, maka upaya yang dilaksanakan diarahkan pada pencapaian kualitas kepemimpinan yang mampu menjawab tuntutan kebutuhan melalui penajaman efektifi tas kepemimpinan, pengembangan visi dan integritas, serta kompetensi pemimpin dalam melaksana-kan kepemimpinannya.

Penajaman Efektifi tas Kepemimpinan.

Kepemimpinan lapangan, yang lazim digunakan dalam lingkungan militer, memiliki suatu kekhususan atau karakteristik khas yang membedakannya dengan kepemimpinan umum. Dalam kepemimpinan lapangan, seorang pemimpin dituntut untuk memiliki fl eksibilitas yang tinggi, mengetahui kemampuan bawahan secara cermat dan memahami dengan tepat situasi dan kondisi satuan serta lingkungannya. Seorang pemimpin harus mengenal secara utuh siapa dan apa satuan yang mereka pimpin, mengenal secara utuh peran, fungsi dan tugas yang diemban satuannya. Dengan demikian maka kepemimpinan lapangan yang diterapkan dapat efektif untuk menjadikan semua personel yang

30 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Page 31: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

mengawaki satuan merespons dan melaksanakan dengan baik setiap peran, fungsi, dan tugasnya masing-masing, yang berarti tugas pokok satuan akan dapat dilaksanakan sesuai tujuan dan sasaran yang diinginkan atau yang ditetapkan.

Sering ditemukan adanya seorang pemimpin yang hanya menerapkan ke-pemimpinan lapangannya menurut konsep idealnya, dan menjadikan personel dan satuan yang dipimpinnya sebagai obyek semata. Hal tersebut pada akhirnya menjadikan kepemimpinan yang diterapkannya tidak efektif untuk dapat mengge-rakkan dan mengarahkan personel dan satuannya pada tujuan yang diharapkan, akibat adanya ketidaksesuaian dengan situasi bahkan banyak yang berujung pada resistensi dan penolakan terhadap kepemimpinan sang pemimpin. Hal tersebut antara lain bisa dilihat dari kasus adanya anggota melarikan diri secara massal, prajurit kehilangan kontrol, unjuk rasa kepada Komandan akibat tindakan yang dianggapnya tidak proporsional atau komandan mengelak dari tanggung jawab dan ragu-ragu dalam mengambil keputusan.

Kepemimpinan lapangan yang efektif tidak menggunakan gaya atau cara yang sama setiap saat dalam penerapannya, namun menggunakan gaya yang disesuaikan dengan tingkat kesiapan / readiness yang dipimpin serta dengan cara-cara yang dapat dimengerti mereka, mengapa pemimpinnya bersikap/berperilaku demikian. Kesiapan anak buah tersebut secara umum berkaitan erat dengan 2 (dua) hal pokok, yaitu faktor kemampuan / ability (antara lain : pengetahuan, keterampilan dan pengalaman) serta faktor kemauannya / willingness (antara lain : keyakinan atau kepercayaan diri, motivasi, komitmen). Kedua faktor tersebut memiliki beragam kombinasi intensitas, yang masing-masing menuntut penerapan kepemimpinan lapangan dengan gaya yang berbeda. Pada kondisi anak buah dalam kondisi yang ideal, yaitu memiliki kemampuan tinggi dan kemauan yang tinggi, maka seorang pemimpin dapat menerapkan kepemimpinan lapangan yang lebih mengkepankan inisiatif dan kreatifi tas anak buah melalui komunikasi dua arah dan pendelegasian tugas-tugas. Selanjutnya, apabila kondisi

anak buah memiliki kemampuan yang tinggi namun kemauannya rendah, maka seorang pemimpin dapat lebih efektif menerapkan kepemimpinan lapangan yang bersifat mendorong peran serta aktif anggota melalui pelibatannya dalam penyelenggaraan tugas-tugas yang dilaksanakan dengan tetap menonjolkan komunikasi dua arah. Pada kondisi sebaliknya, yaitu anggota dalam kondisi memiliki kemampuan yang rendah namun memiliki kemampuan yang tinggi, maka kepemimpinan lapangan yang diterapkan akan lebih efektif apabila peran dan tugas anak buah ditetapkan namun terlebih dahulu diberikan penjelasan-penjelasan, ruang bagi anggota untuk menyampaukan pendapat dan saran tetap terbuka melalui komunikasi dua arah, disertai pengawasan pelaksanaan tugas secara ketat. Kemudian pada kondisi yang paling tidak ideal, dimana anggota memiliki kemampuan dan kemauan yang rendah, maka kepemimpinan lapangan yang efektif diterapkan yaitu melalui pemecahan masalah dan pengambilan keputusan oleh pimpinan disertai penetapan peran dan tugas anak buah secara spesifi k, komunikasi lebih dominan dilakukan secara satu arah, dan pelaksanaan tugas diawasi secara ketat.

Hal yang juga penting, bahwa situasi dan kondisi anak buah juga akan mengalami perubahan secara dinamis, baik akibat pengaruh lingkungan maupun sebagai hasil dari kepemimpinan yang diterapkan sang pemimpin. Oleh karena itu, sang pemimpin dalam upaya menerapkan kepemimpinan lapangannya pun harus pula berkembang secara seiring dengan dinamika perkembangan situasi anggota tersebut, agar kepemimpinan yang diterapkan tetap memiliki ketajaman yang efektif. Seorang pemimpin harus mampu untuk berpindah dari salah satu gaya ke arah gaya yang

lain sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi agar kepemimpinan lapangan yang diterapkannya efektif. Dalam konteks penajaman efektifi tas kepemimpinan ini, maka istilah “Keras” yang sering diistilahkan bagi kepemimpinan lapangan di lingkungan militer diletak-kan secara tetap dalam lingkup mulai dari “Kelembutan yang Rasional” ketika yang dihadapi berupa situasi ideal, hingga “Ketegasan yang Rasional” ketika situasi yang dihadapi berupa situasi tidak ideal.

Penajaman Integritas Kepemimpinan.

Seorang pemimpin yang baik merupakan pemimpin yang memiliki visi dan integritas, di mana dalam bekerja atau menjalankan kepemimpinannya bukan didasari ego pribadi namun lebih berorientasi kepada kepentingan bawahannya, organisasi/satuan dan lingkungannya. Tak boleh ada niatan dari pemimpin untuk mengorbankan kepentingan organisasi dan bawahannya bagi kepentingan diri pribadinya. Pemimpin dituntut untuk mampu mendiskripsikan masa depan satuan dan memvisualisasikannya, pertama bagi dirinya dan kemudian bagi anak buahnya. Pada tataran spiritual, seorang pemimpin harus mendasarkan visi dan integritas kepemimpinannya dalam dimensi ibadah, sehingga dapat memiliki keikhlasan, ketulusan, kejujuran dan keberanian di dalam mengemban tugas. Kepemimpinan lapangan yang efektif menuntut hadirnya pemimpin yang memiliki berbagai penonjolan positif yang dapat dijadikan acuan oleh anggota yang dipimpinnya dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya.

Integritas pemimpin dalam penerapan kepemimpinan lapangannya tersebut berkaitan erat dengan karakter atau personality pemimpin dalam hubungan antara nilai pribadi dengan perilakunya.

Cahaya Chandraca | 31

Kepemimpinan lapangan yang efektif tidak menggunakan gaya atau cara yang sama setiap saat dalam penerapannya, namun menggunakan gaya yang disesuaikan dengan tingkat kesiapan / readiness yang dipimpin serta dengan cara-cara yang dapat dimengerti mereka, mengapa pemimpinnya bersikap/berperilaku demikian.

Page 32: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Setiap pemimpin sebagai seorang manusia pada dasarnya memiliki sifat alamiah yang menjadi landasan moral integritasnya yaitu potensi yang baik dan sifat yang buruk. Dengan demikian seorang pemimpin harus mampu menekan sifat yang buruk dan memunculkan potensi yang dimiliki. Langkah sederhana untuk mewujudkannya yaitu dengan melakukan pengenalan diri secara mendalam yang diistilahkan dengan proses pengenalan rohani (inner territory). Pada dasarnya karakter pemimpin sebagai manusia bisa berubah atau berkembang namun hanya bila dirinya sendiri mempunyai niat yang besar untuk merubahnya. Oleh karena itu dalam penajaman integritas kepemimpinannya, seorang pemimpin harus terbuka dalam menerima saran, serta berani jujur kepada diri sendiri manakala ada kelemahan atau kekeliruan. Dalam rangka penajaman integritas aspek-aspek yang perlu dikedepankan antara lain :

Keteladanan• . Untuk dapat menerapkan kepemimpinannya

secara efektif, seorang pemimpin lapangan harus mampu menampilkan perilaku yang menimbulkan inspirasi bagi pengikutnya dan sadar akan pentingnya keteladanan. Untuk itu seorang pemimpin harus mendisiplinkan diri dan secara proaktif menampilkan perilaku yang seharusnya dan yang patut diteladani, serta menahan diri dan menghindarkan dari hal-hal yang selalu menggoda dirinya namun dapat menjauhkan dari keteladanan kepada anak buahnya.Kepercayaan• . Seorang pemimpin lapangan yang efektif dapat me-wujudkan kepercayaan dari anak buahnya atas dasar kualitas wataknya, yaitu dimilikinya keutuhan dalam sikap, perkataan dan perbuatannya, kemudian menampilkan perilaku yang baik secara konsisten, serta menampilkan kesetiaan kepada anggotanya.Komunikasi• . Seorang pemimpin

lapangan yang efektif harus dapat tampil sebagai komunikator yang baik dan dekat dengan anak buahnya. Dengan demikian ia akan mudah untuk mengerti dan dimengerti oleh orang lain. Ia dapat menjadi pendengar yang empatik dan simpatik, namun juga dapat menjadi pembicara yang bersemangat dan jelas untuk mengartiku-lasikan pikiran, visi dan isi hatinya, baik secara lisan maupun tulisan.Ketenangan• . Seorang pemimpin yang efektif mampu untuk berlaku saat menghadapi situasi-situasi sulit sekalipun, dilaldaskan pada prinsip-prinsip yang telah diyakini dan diterapkannya, tidak mudah goyang dan panik. Ia bahkan mampu memetik manfaat dari keuletan dalam menghadapi situasi sulit, serta sanggup belajar dari kegagalan. Solutif• . Seorang pemimpin lapangan yang efektif harus mampu menjadi pangkal solusi bagi masalah-masalah di satuan dan anak buahnya, mudah

menangkap dan mencerna soal-soal yang rumit dan kompleks untuk kemudian kemas menjadi sederhana untuk dipahami oleh anak buahnya serta dalam rangka pemecahannya. Ia selalu siap membantu, mendorong bahkan memfasilitasi anak buahnya dalam pemecahan masalah, dilandas-kan pada kesadaran bahwa apabila anak buahnya berhasil maka berarti ia dan satuan pun ikut berhasil. Seorang pemimpin yang efektif senantiasa pro aktif dan tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan dan impian dari anak buahnya, serta aktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi anak buah dan satuannya.Percaya Diri• . Seorang pemimpin lapangan yang efektif memiliki kepercayaan diri yang tinggi terhadap kemampuan dirinya sendiri sebagai seorang pimpinan, kemampuan satuan dan juga kemampuan anak buahnya

dalam setiap pelaksanaan tugas. Kepercayaan diri tersebut dilandaskan pada bangunan kerja sama sinergis yang diwujudkannya. Ia sadar bahwa dirinya, satuannya dan anak buahnya memiliki kelemahan serta kekurangan, sehingga berupaya melakukan pelipatgandaan kemampuan melalui kerja sama serta fokus pada kekuatannya dan bukan pada kelemahannya.Adil• . Seorang pemimpin lapangan yang efektif harus mampu berlaku adil, tidak mudah terjebak dalam tembok-tembok berbasiskan kesukuan, asal daerah, asal sekolah, agama, ras, jenis kelamin atau ciri primordial lainnya. Ia adil serta mengayomi semua anak buahnya, dengan meng-utamakan prestasi, kebersamaan dan kesatuan serta selalu memberi kesempatan yang sama kepada anak buahnya yang memang sanggup.Pemimpin yang Melayani• . Seorang pemimpin lapangan yang efektif harus mampu berlaku adil,

dapat menempatkan diri secara proporsional sebagai ”pelayan” bagi anak buahnya bagi kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan tugas yang diberikannya. Sebagai pemimpin yang melayani, maka ia siap dan mampu untuk senantiasa hadir di tengah-tengah anak buahnya, terlebih pada situasi kritis, untuk menginspirasi, mendorong dan memampukan anak buahnya dalam pelaksanaan kegiatan, serta sekaligus mengevaluasi kinerja dari anak buahnya.

Hal yang tidak kalah penting dalam hal ini, bahwa seorang pemimpin harus pula mau dan mampu untuk mengembangkan integritas para pimpinan di bawahnya serta para anak buahnya.

Penajaman Kompetensi Kepemimpinan.

Salah satu prasyarat bagi seorang pemimpin dalam upaya penerapan kepe-mimpinan lapangannya secara efektif adalah berkaitan erat dengan kemampuan

32 | Edisi Spesial HUT - April 2009

seorang pemimpin harus senantiasa memiliki semangat yang tinggi untuk menggali pengetahuan, melatih keterampilan dan mengambangkan jati dirinya melalui proses belajar tanpa henti.

Page 33: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

dan kompentensinya. Seorang pimpinan yang tidak memiliki kompetensi secara memadai, cenderung mencari popularitas murahan, gampang dipengaruhi oleh anak buahnya karena tidak mempunyai pendirian yang kuat, serta kurang cakap di bidang keterampilan, baik taktik maupun tehnis di bidang tugasnya. Selain itu, ia tidak memiliki cukup kemampuan untuk memberikan pengarahan kepada anak buahnyakerena juga tidak menguasai tugas dan tanggung jawab sesuai dengan jabatan dan satuannya, sehingga penyelesaian terhadap tugas pokok tidak tuntas. Pemimpin yang demikian sering kali tidak berani menegur bawahan atau ang-gotanya yang salah karena ketidak mampuannya, atau sebaliknya justru berlaku sewenang-wenang kepada anak buahnya untuk menutupi ketidakmampuannya.

Seorang pemimpin lapangan yang efektif tidak bisa hanya pandai memerintah saja, namun juga harus menguasai dan profesional dalam bidang tugasnya, mengetahui apa yang harus diketahuinya (what a leader must know), apa yang harus dikerjakan (what a leader mus do) serta bagaimana mengerjakannya (how do it). Sebagai pimpinan, ia harus memahami dengan jelas payung hukum bagi satuan, dirinya dan anak buahnya dalam melaksanakan tugas. Hal tersebut diperlukan agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik tanpa adanya keragu-raguan dalam bertindak/mengambil keputusan. Pemahaman tentang payung hukum ini dapat diperoleh melalui pendalaman berbagai peraturan yang berlaku khususnya menyangkut Undang-Undang tentang TNI, Doktrin serta ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab satuan. Penguasaan tentang tugas pokok tersebut sangat mendasar karena merupakan kerangka landasan bagi penyusunan dan pelaksanaan program di satuan.

Mengalir dari uraian di atas, maka seorang pemimpin harus senantiasa memiliki semangat yang tinggi untuk menggali pengetahuan, melatih keterampilan dan mengambangkan jati dirinya melalui proses belajar tanpa henti. Kaitan dengan itu, dalam rangka penajaman kompetensi kepemimpinannya, para unsur pimpinan bawahan juga diberikan kesempatan yang luas untuk dapat

mengikuti berbagai pro-gram pendidikan dan latihan yang dapat mengembangkan kemampuannya. Disamping itu, kepada mereka juga diberikan kesempatan luas untuk mengem-bangkan pengalaman melalui penugasan-penugasan agar memiliki peluang untuk menjadi pemimpin yang teruji.

Aspek yang juga sangat penting menyangkut kompetensi tersebut, bahwa kepemimpinan lapangan menuntut pula berjalannya fungsi manajemen penga-wasan dan pengendalian sebagai suatu faktor penentu bagi keberhasilan kepemimpinan si pemimpin. Melalui pengawasan dan pengendalian langsung tersebut akan menempatkan pimpinan senantiasa dekat dengan anak buahnya, serta akan mengetahui secara jelas dan nyata apa yang dilakukan dan yang tidak dilakukan anak buahnya. Manakala ada persoalan dan masalah internal yang dihadapi anak buahnya maka akan dapat diketahui lebih awal oleh sang pimpinan, dan dapat membantu mencarikan solusi yang tepat. Melalui kepemimpinan lapangannya, maka komitmen pencapaian tujuan satuan, termasuk dalam hal menekan pelanggaran dan menegakkan tertib administrasi, dapat diwujudkan dan akan berhasil dengan baik.

Kecenderungan perkembangan lingkungan yang melandasi tatanan dalam berbagai aspek kehidupan saat ini dan dimasa depan telah berpengaruh dan mengandung tuntutan bagi adanya peningkatan profesionalisme prajurit untuk menghadapi tugas pokok, dalam rangka mewujudkan profesionalisme

TNI AD yang mampu memenuhi pelaksanaan tugasnya sebagai bagian dari komponen utama pertahanan negara. Dengan kepemimpinan lapangannya, seorang Dansat sebagai penanggung jawab penyelenggaran Binsat, yang ditujukan untuk mewujudkan sumber daya yang ada di satuannya agar dapat didayagunakan secara optimal dalam rangka dapat pelaksanaan tugas, memiliki peranan yang sangat signifi kan dalam rangka peningkatan profesionalisme prajurit tersebut. Namun dalam realitas-nya dilapangan, masih ditemukan adanya Dansat yang dalam penerapan kepemim-pinan lapangannya tidak mencapai hasil yang diharapkan. Kaitan dengan itu, maka agar penerapan kepemimpinan lapangan Dansat dapat berdaya guna dan berhasil guna bagi peningkatan prajurit, perlu dilakukan upaya melalui penajaman efektifi tas kepemimpinan lapangan Dansat sehingga senantiasa memiliki kesesuaian dengan situasi anak buah dan satuan yang dipimpinnya, ditunjang dengan penajaman integritas dan kompetensi kepemimpinan yang memberikan kerangka dasar yang kokoh bagi seorang Dansat dalam pengimplementasian kepemimpinannya. Seorang Dansat dengan kepemimpinannya tidak bisa memerintahkan untuk adanya profesionalisme, namun bisa membangunnya, yang dimulai dari kepemimpinan yang berintegritas dan berkompeten serta penerapan kepemimpinan yang efektif.

Cahaya Chandraca | 33

Page 34: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Mengingat begitu pentingnya peran intelijen, di banyak negara maju kedudukan lembaga intelijen disejajarkan dengan lembaga-lembaga negara strategis lain seperti militer, kepolisian, kehakiman, badan pangan, badan energi dsb. Postur dan kekuatan sebuah negara akan sangat ditentukan dari kekuatan lembaga-lembaga negara berfungsi dan menjalankan perannya sesuai rancangan. Beberapa negara besar seperti AS, Inggris, Jerman, Perancis, Jepang, Australia dll mempunyai lembaga-lembaga negara yang kuat yang mampu mengintegrasikan kepentingan masyarakatnya di internal negara dan secara eksternal mampu menjalin hubungan baik dengan institusi internasional. Oleh karena itu lembaga-lembaga negara harus dibuat kuat untuk menjaga dan melaksanakan kepentingan-kepentingan negara, sekaligus memproteksi kepentingan negara terhadap ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar, sehingga kekuatan lembaga-lembaga negara akan mencerminkan pada kuatnya sebuah negara.

Intelijen mempunyai peran penting dalam membuat kuat dan lemahnya sebuah negara. Dalam era teknologi dan informasi, maka kecepatan mengakses informasi adalah sebuah keunggulan dalam bersaing dengan negara lain, dimana informasi didapat

antara lain melalui lembaga intelijen. Sejalan dengan peran penting intelijen dalam mendukung kepentingan tugas dalam berbagai aspek, maka di banyak negara maju, intelijen telah dijadikan sebagai salah satu kecabangan (korps) yang ada di lingkungan militer. Pengalaman di banyak negara menujunjukkan, dengan intelijen menjadi satu kecabangan tersendiri telah membuat intelijen semakin solid dan lebih fokus dalam mendorong dan meratakan jalan bagi keberhasilan pencapaian tugas pokok satuan, karena orang-orang yang terlibat di dalamnya diwadahi dalam satu ikatan korps yang sama sejak rekrutmen hingga pelaksanaan tugas.

Intelijen menjadi kecabanganWacana untuk menjadikan intelijen

sebagai sebuah kecabangan sendiri sudah berkembang cukup lama dan saat ini telah ditindaklanjuti dengan kajian di tingkat TNI AD. Sebenarnya jika dilihat bagaimana negara-negara lain seperti AS, Australia, Inggris, Jerman, Israel, Philipina, Singapura dsb memperlakukan intelijen militer sebagai kecabangan sendiri, maka bukan berarti kita mengekor jika pada akhirnya memutuskan menjadikan intelijen militer sebagai kecabangan tersendiri, tetapi lebih didasari pada pertimbangan kebutuhan dan tuntutan untuk membuat intelijen yang semakin

Perkembangan lingkungan strategis telah berimplikasi pada semakin me-ningkatnya kompleksitas ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia di masa mendatang. Hakekat ancaman bukan hanya akan datang dari dalam negeri, tetapi juga dari luar dalam berbagai bentuk yang dapat menyebabkan terganggunya stabilitas keamanan wilayah dan kepentingan nasional. Banyak negara di dunia ini yang mengantisipasi secara dini setiap bentuk ancaman yang timbul secara preventif, bahkan pre-emptive dengan membangun lembaga intelijen yang kuat, serta personel yang solid dan tangguh.

34 | Edisi Spesial HUT - April 2009

, Asintel Danjen Kopassus

profesional. Kita tentu ingin membangun

lembaga intelijen yang kuat yang didukung oleh SDM profesional. L e m b a g a / b a d a n / s a t u a n / u n i t intelijen tidak bisa lagi diisi dengan personel non-intel yang tanpa penjenjangan langsung menduduki jabatan tertetu, karena ini akan berpotensi menganggu kinerja dan profesionalitas satuan. Namun demikian harapan ini akan sulit diwujudkan jika intelijen belum berada dalam satu wadah kecabangan yang sama yang memungkinkan pembinaan karier dan kemampuan personel intelijen tersentralisasi. Pengawasan tentunya akan lebih mudah dilakukan bila intelijen mempunyai pembina kecabangan sendiri.

Personel intelijen harus siap untuk menjadi tidak dikenal, ini terkadang menjadi kendala dalam pembinaan karier, karena keberhasilan tugas intelijen tidak terukur seperti staf/bagian lain (operasi, logistik, personel dsb). Tidak semua pimpinan bisa memberikan apresiasi terhadap keberhasilan tugas intelijen yang tidak terukur tersebut, sehingga ini terkadang juga berpengaruh pada pembinaan karier personel intelijen.

Dasar Pemikiran.Adapun dasar pemikiran dari

pengembangan wacana intelijen sebagai kecabangan berdiri sendiri di lingkungan TNI AD adalah karena adanya tuntutan tugas, peran intelijen yang belum seperti yang diharapkan serta masih adanya kelemahan dalam pembinaan personel intelijen.

Tuntutan Tugas. Dinamika perkembangan lingkungan saat ini dan di masa datang, telah menghadapkan bangsa Indonesia pada spektrum ancaman dan gangguan terhadap Keamanan Nasional yang semakin kompleks. Situasi ancaman dan gangguan yang menyentuh aspek kedaulatan negara, keutuhan wi-layah nasional, serta keutuhan bangsa dan negara, pada gilirannya akan ber-muara pada konsekuensi

Page 35: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

adanya pengerahan kemampuan dan kekuatan TNI/TNI AD. Realitasnya, berbagai dinamika penugasan operasi saat ini telah/sedang dilaksanakan oleh jajaran TNI/TNI AD yang telah semakin bergeser tidak lagi bertum-pu pada bentuk Operasi Tempur, namun lebih dominan antara lain pada penge-rahan kekuatan dan kemampuan intelijen melalui Operasi Intelijen, seperti penugasan dalam rangka menghadapi Separatis, Pengamanan Perbatasan serta penanganan terorisme. Mengalir dari kondisi tersebut, maka personel/satuan intelijen semakin dituntut untuk dapat terus menerus meningkatkan kualitas ke-mampuannya agar dapat profesional, efi sien dan efektif dalam melaksanakan setiap penugasan.

Peran intelijen belum seperti yang diharapkan. Jajaran intelijen TNI AD pada dasarnya sudah tergelar secara luas di wilayah tanah air, paling tidak sam-pai pada tingkat Kabupaten/Kota (Unit Intel Kodim). Jaring intelijen bahkan se-makin luas jika dihubungkan dengan peran semua prajurit sebagai Bapul (insan intelijen). Artinya, tidak ada sejengkal wilayahpun di NKRI yang tidak terjangkau oleh jaring intelijen TNI AD, setidaknya oleh aparat teritorial (sampai tingkat Babinsa) yang berperan sebagai Bapul dalam rangka deteksi dini - cegah dini. Namun demikian, perlu diakui bahwa performance intelijen masih belum seperti yang diharapkan. Hal ini antara lain dapat dilihat dari masih banyaknya kasus yang tidak dapat diantisipasi sebelumnya oleh aparat intelijen.

Kelemahan dalam Pembinaan. Kemampuan intelijen yang diberikan di lembaga pendidikan, kursus, penataran maupun melalui latihan, serta pembinaan di satuan, masih belum dapat secara maksimal menghasilkan keluaran yang profesional. Kondisi intelijen yang multi kecabangan saat ini menjadikan keterikatan personel terhadap kecabangannya termasuk menyangkut aspek pendidikan yang terkait dengan aspek Binkarnya. Mereka wajib mengikuti Dikbangum dan Dikbangspes yang secara normatif berorientasi pada pencapaian profesionalisme dalam kecabangannya, yang tidak berhubungan dengan kepentingan pengembangan profesionalismenya di bidang intelijen. Pusat Intelijen Angkatan Darat (Pusintelad) sebagai Badan Pelaksana Pusat Pembinaan Intelijen kurang mempunyai otoritas yang kuat untuk dapat mendayagunakan dan mengembangkan sumber daya intelijen yang ada. Sebagai dampaknya antara lain tercermin pada kondisi nyata bahwa personel yang melaksanakan tugas atau mengawaki

badan-badan intelijen masih banyak yang belum berpendidikan intelijen, yang berimplikasi terhadap kinerja organisasi. Sementara di lain pihak, dengan alasan TOD/TOA, terdapat personel-personel berkemampuan intelijen yang berkualitas namun tidak menempati jabatan atau bertugas di bidang intelijen, sehingga kemampuan yang dimilikinya tidak bermanfaat, bahkan dapat menjadi tidak berkembang dan pada gilirannya menjadi menurun / tumpul akibat jarang / tidak pernah diaplikasikan.

Kelemahan dalam Binkar. Seorang perwira sulit untuk secara profesional menekuni atau bertugas di bidang intelijen, sebab tidak terdapat satu mekanisme perencanaan baku yang memungkinkan untuk menjamin pengembangan karier-nya sebagaimana yang berlaku di

kecabangan. Personel yang lama bertugas atau menempati jabatan intelijen terkadang dianggap sudah “di luar formasi” dan cenderung “tersingkir” dari kecabangannya, sehingga kurang mendapatkan per-hatian termasuk dalam hal pemberian kesempatan pendidikan dan promosi ja-batan untuk pengembangan karier di kecabangannya. Ketika suatu saat karena kebutuhan organisasi (TOD/TOA) yang bersangkutan kembali ke induk kecabang-annya akan mengalami kesulitan untuk mengembangkan karier dengan baik antara lain akibat tidak memiliki pendidikan khusus atau jenjang promosi jabatan yang dipersyaratkan guna menduduki jabatan tertentu di kecabangannya.

Keuntungan dan kerugianDalam setiap kebijakan selalu

ada keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan, demikian halnya dengan wacana pembentukan kecabangan intelijen yang sudah bergulir di tingkat TNI AD. Adapun keuntungan dan kerugian yang mungkin akan timbul bila intelijen menjadi kecabangan sendiri antara lain :

- KeuntunganLebih efi sien dalam pemberian bekal • pendidikan intelijen, karena sejak seorang prajurit bergabung dengan kecabang-an intelijen (kejuruan intelijen untuk Ba), maka dari awal mereka telah mendapatkan pendidikan yang berkaitan langsung dengan fungsi kecabangan intelijen. Adanya kesatuan komando dan • terintegrasinya perencanaan dan operasional intelijen dari tingkat pusat (Pusintelad) hingga ujung tombak di lapangan (unit intel Kodim), termasuk satuan intelijen yang berada di satuan tempur (Kostrad dan Kopassus). Pembinaan personel intelijen • relatif lebih mudah dan terencana untuk mendapatkan intelijen yang profesional, karena personel intelijen pembinaannya ditangani sendiri oleh kecabangan intelijen.Ikatan sesama komunitas intel • akan lebih kuat dalam membentuk kebersamaan, solidaritas dan esprit de corps.

- Kerugian.Beberapa perwira berpendapat bila • intelijen dijadikan kecabangan, maka akan lebih mempersempit peluang karier perwira intelijen, karena pola pembinaan karier mereka akan lebih terfokus pada kecabangan intelijen. Mereka khawatir bahwa perwira intelijen nantinya tidak akan dapat lagi menduduki jabatan-jabatan di luar fungsi intelijen.Intel akan cenderung eksklusif, akan • mempersulit peluang personel non-intel (kecabangan lain) untuk masuk ke komunitas intel, sementara pada kondisi tertentu intelijen juga memerlukan personel dari kecabangan lain untuk membangun intelijen yang profesional.

Namun terlepas dari semua pertimbangan tersebut di atas, sebenarnya ada suatu keinginan kuat dari pimpinan TNI AD untuk menciptakan intelijen yang kuat yang mampu mendukung tugas pokok TNI AD serta memberikan kontribusi dalam mengamankan wilayah dan integritas NKRI. Kita tentu berharap ke depan dunia intelijen kita, khususnya intelijen militer akan lebih profesional.

Cahaya Chandraca | 35

Page 36: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Melalui media massa juga manusia dapat dengan mudah berkomunikasi dengan cepat, penggunaan internet dan facebook marak digunakan dalam kehidupan sehari hari, informasi yang

disajikan menjadi tanpa batas, apapun dapat diakses melalui internet. Negara maju sudah menggunakan internet sebagai sarana terpenting dalam setiap kegiatannya, perkembangan pertumbuhan ekonomi diawasi melalui internet, para pelajar berkomunikasi dengan pengajarnya melalui chating, bahkan untuk kepentingan militernya negara negara maju menggunakan internet sebagai sarana propaganda. Bombardir berita melalui media dapat merubah kebijakan suatu negara, isu yang berkembang di media harus di respon dengan cepat agar tidak menjadi opini yang sulit kemudian dirubahnya. Namun apabila suatu negara tidak peduli dengan isu yang sedang berkembang di negara nya yang dibuat oleh negara infi ltran melalui media, maka negara tersebut akan menghadapi suatu permasalahan yang kompleks, di bidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial budaya dan Militer. Dari efek berita tersebut

akan menimbulkan konfl ik internal, kebebasan media untuk memberitakan suatu peristiwa dapat berakibat baik dan buruk, sisi baiknya adalah berita dapat tersebar dengan cepat dan dapat

diketahui dengan nyata, sisi buruknya berita akan merubah opini seseorang/masyarakat/negara terhadap masalah yang dihadapi. Tanpa melihat lebih dalam kebenaran berita tersebut. Berita yang tersebar dan sampai di masyarakat maka pada saat itulah citra terbentuk.

Informasi merupakan sumber daya yang strategis, vital bagi keamanan nasional, dan operasi militer sangatlah tergantung pada informasi serta sistem informasi dengan segala bentuk aktivitas yang berkesinambungan dan terintegrasi. Perang informasi sebagai penerapan terintegrasi dari Perang Elektronika (Electronic Warfare), Operasi Jaringan Komputer (Computer Network Operations), Operasi Psikologi (psychological Operations), Pengelabuan Militer ( Military Deseption) serta Keamanan Operasi ( Operations Security), yang sejalan dengan kemampuan khusus lainnya, untuk mempengaruhi, mengganggu,

merusak, atau merebut kekuasaan dari musuh manusia.

Gempuran media elektronik dan cetak melalui media massa dapat membentuk opini masyarakat dunia,

teknologi informasi dan komunikasi jadi lini pertempuran yang dapat membentuk citra untuk melemahkan lawan. Agar kita tidak terjebak dengan perang informasi maka perorangan/instansi harus menyikapinya dengan serius, peningkatan sumber daya manusia/kemampuan khusus IT dan pembangunan sarana informasi menjadi faktor penting.

PEMBAHASAN Dunia sekarang sudah mengalami

beberapa generasi perang, perang generasi pertama adalah perang Zaman kerajaan romawi, dimana dalam pertempuran tersebut menggunakan manusia sebagai kekuatan utama dan senjata pedang, pisau dan panah. Kemudian Perang generasi ke dua mulai menggunakan senjata modern dan mulai meninggalkan senjata tradisional dalam perang jepang dan inggris, setelah itu perang generasi ke tiga penggunaan senjata modern

Perubahan perkembangan zaman yang sangat pesat, berpengaruh terhadap tata kehidupan manusia di dunia, informasi yang dapat di akses dengan cepat melalui media massa T.V., radio, media cetak, internet, mempermudah manusia mengetahui berita yang nyata sedang terjadi / real time.

36 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Page 37: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

yang utama dan perang dilaksanakan di tiga matra, yaitu darat, laut dan udara, dan sudah menggunakan taktik perang, selanjutnya jaman sekarang masuk ke perang generasi ke empat yaitu perang menggunakan soft/smart power dengan mengedepankan kekuatan media elektronik dan cetak dengan cara membombardir negara tujuan dengan internet, T.V., radio, media cetak. Sampai dengan keinginan negara tersebut tercapai, penggunaan kekuatan senjata merupakan jalan terakhir. Contoh nya invasi AS ke Irak dimana dunia International mengijinkan AS dan sekutunya menyerang Irak dengan dasar Irak membuat senjata penakluk massal/nuklir. Berita irak mempunyai senjata penakluk massal setiap saat mengudara di media massa dengan dalih melanggar HAM, sehingga opini

dunia terbentuk bahwa Irak mempunyai senjata nuklir, kemudian terjadilah invasi besar besaran yang dilakukan AS dan sekutunya. Penggunaan kekuatan media massa oleh negara maju menjadi tulang punggung dalam meningkatkan kemajuan dan harga diri negara tersebut, beberapa kejadian yang dialami oleh negara negara berkembang mengalami kemerosotan ekonomi, perpecahan, perang saudara, adalah dampak dari penggunaan media sebagai sarana propaganda negara maju. Antara lain:

Amerika serikat dan Uni Soviet - terlibat perang dingin yang memuncak di tahun 1980, negara Uni soviet hancur dan menjadi beberapa bagian negara, namun soviet hancur bukan karena alamiah melainkan dihancurkan AS melalui perang asymetris ( Asymetric Warfare ), di mulai dengan dihancurkan di bidang Ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, militer.

Lepasnya Timor timur dari NKRI, - karena dibombardir informasi yang menimbulkan image bahwa Indonesia adalah tidak lebih dari penjajah di Timor leste.Beberapa warga Papua meminta - suaka kepada Australia bahwa TNI melakukan pembunuhan bahkan etnict cleansing. Menggunakan infi ltrasi LSM ( NGO ) sebagai kekuatan, sehingga dimungkinkan masuknya kejadian tersebut dalam agenda PBB yang selanjutnya dapat mendatangkan pasukan PBB ke Papua.

- Media lokal aceh yang hanya memberitakan kesalahan TNI, membuat simpatisan negara lain terhadap masyarakat aceh. Sedangkan intimidasi yang dilakukan KPA terhadap rakyat aceh tidak dipublikasikan.

Dalam pembahasan di atas bahwa betapa pentingnya penggunaan media massa di era sekarang, siapa yang menguasai media massa maka negara tersebut dapat menguasai dunia.

Penggunaan sarana media massa juga digunakan oleh teroris dalam memaksakan kehendaknya, pada saat terjadi aksi terorisme di mumbai India, dimana gerakan pasukan khusus India pada saat bergerak akan melaksanakan penanggulangan teror di liput secara live oleh media, teroris yang ada di dalam hotel melihat gerakan pasukan tersebut melalui televisi yang ada di hotel, sehingga teroris dapat mengetahui keberadaan posisi pasukan pada saat bergerak ke dalam Hotel, walaupun akhirnya teroris dapat di lumpuhkan namun timbul beberapa korban di pihak pasukan khusus.

Menyikapi gencarnya informasi dalam kehidupan kita, sehingga

informasi menjadi faktor penting, maka perorangan/instansi harus meningkatkan kemampuan IT di sektornya masing masing, sehingga dapat mengimbangi perkembangan zaman, pengertian yang sempit tentang penggunaan komputer/internet akan merugikan, harus dipahami batasan mana yang harus dan tidak di akses melalui internet, karena negara maju melakukan Operasi Jaringan Komputer (Computer Network Operation) untuk mengetahui rahasia negara lain.

PENUTUP

Pemahaman penggunaan internet di lingkungan militer harus memperhatikan faktor keamanan, kurangnya pemahaman penggunaan sarana komputer, internet akan menguntungkan pihak lawan dalam mengetahui rahasia kita/instansi.

Kita harus dapat memisahkan antara yang umum dan yang rahasia apabila berkomunikasi melalui internet, namun akhir akhir ini negara lain memasukan kekuatan persenjataan baru nya ke dalam internet, Malaysia selalu memasukan kekuatan persenjataannya barunya dalam internet, kekuatan persenjataan sesuatu negara dengan sengaja di akses dalam internet, hal ini adalah suatu kegiatan citra yang dilakukan negara tersebut untuk membangun opini.

Perang informasi sudah masuk kedalam tata kehidupan kita, semua fi hak harus menyikapinya dengan serius, pembangunan citra harus dilakukan dalam setiap kegiatan, media cetak dan elektronik merupakan bagian dari alat perang informasi yang harus kita kuasai dan kendalikan, agar dapat menyuarakan berita bagus dan menarik untuk kepentingan tugas pokok, sehingga terbentuk citra positif di masyarakat luas.

Cahaya Chandraca | 37

Page 38: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Dalam era globalisasi saat ini banyak ditemukan permasalahan-permasalahan baik dalam kehidupan masyarakat, organisasi, pemerintahan, swasta dan militer . Semua permasalahan itu selalu bersinggungan dengan peran pemimpin baik secara komunitas maupun personal. Hal ini disebabkan karena adanya keinginan untuk mencapai hasil yang lebih baik dari setiap tugas dan tanggung jawab yang diemban. Bisa dikatakan tidak ada seorang pun di dunia yang menginginkan kegagalan semuanya mengharapkan kesuksesan. Disinilah peran seorang pemimpin menjadi salah satu kunci untuk meraih kesuksesan. Jalan untuk mencapai kesuksesan dapat diibaratkan dengan pepatah yang mengatakan “ Banyak jalan menuju Roma” begitu pula banyak jalan meraih kesuksesan bagi seorang pemimpin dan jalan itu adalah MOTIVASI. Mari kita lihat sejauh mana peran SANG MOTIVATOR untuk meraih kesuksesan.

Motivator adalah sang pemberi motivasi oleh karenanya perlu kita pahami terlebih dahulu apa sebenarnya Motivasi itu. Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi (niat). menurut Wexley & Yukl (dalam As’ad, 1987) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. Sedangkan menurut Mitchell (dalam Winardi, 2002) motivasi mewakili proses - proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu. Sedangkan

menurut Gray (dalam Winardi, 2002) motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu. Morgan (dalam Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku ( motivating

states ), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut ( motivated behavior ), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut ( goals or ends of such behavior ).

Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi adalah suatu kemampuan (pengetahuan & ketrampilan) untuk menjalankan suatu proses-proses usaha perkerjaan dan kegiatan baik internal maupun eksternal bagi seorang individu untuk menimbulkan keadaan mendorong tingkah laku (motivating states), terciptanya suatu tingkah laku (motivated behavior) untuk mecapai tujuan dari tingkah laku tersebut ( goals or ends of such behavior ). Dalam kepemimpinan militer sering disebut dengan seni untuk mempengaruhi anggota sehingga secara sadar

dan ikhlas berbuat untuk mencapai tujuan tertentu. Hal inilah mengapa bagi seorang pemimpin dalam organisasi militer dituntut untuk mampu memberikan motivasi kepada anggotanya. Mari kita lihat bagaimana cara mengembangkan motivasi atau kiat-kiat menjadi SANG MOTIVATOR.

1.Kekuatan yang terbesar ada pada diri anda.

Mulailah dengan mengenali diri anda sendiri, dimana pada diri

kita telah dianugerahi kekuatan yang luar biasa oleh Sang pencipta. Banyak hal yang dapat diinventarisir dari pontensi kekuatan positif maupun negatif. Hal yang utama yaitu mulailah dengan jujur pada diri sendiri, kembangkan pikiran yang positif karena itu akan menjadi perkataan, tingkahlaku, kebiasaan yang pada akhirnya akan menjadi karakter

anda. Karakter yang kuat sangat diperlukan oleh seorang motivator. Dalam konteks kepemimpinan militer maka karakter menjadi hal mutlak bagi seorang Komandan Satuan dalam melaksanakan kepemimpinannya. Hadapilah setiap tugas dengan semangat, antusias, fokus dan konsentrasi terhadap tugas serta keberanian untuk menghadapi tantangan tugas dengan segala resikonya. Jadikanlah diri anda bermanfaat bagi diri anda sendiri, keluarga, anggota dan lingkungan. Seorang motivator selalu berusaha untuk mengembangkan kemampuannya baik secara lahir maupun batin, sehingga dengan menjaga keseimbangan jiwa dan raga sang Motivator selalu berbuat yang terbaik dalam menjalankan tugas

Tidak seorang pun yang lebih besar dari diri Anda yang mampu menghindarkan Anda dari kesuksesan, dan tidak seorang pun yang lebih besar dari Anda yang dapat menyebabkan kegagalan Anda. Anda bertanggung jawab penuh atas

kesuksesasn dan kegagalan Anda. (Darmadi Darmawangsa)

Oleh : Letkol Inf MS. Mustafa, Pabandya Binpers Kopassus

Kesuksesan dan kegagalan adalah akhir dari suatu

perbuatan, maka awalilah segala perbuatan dengan

kesungguhan dan kerja keras karena akan menjadi magnet

kesuksesan. (Unknown)

38 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Page 39: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

dan tanggung jawabnya.2.Kemauan untuk berbuat

(Produktifi tas). Hal yang anda lakukan

setelah mengenali potensi diri adalah kemauan untuk berbuat atau produktifi tas diri. Dalam hal ini yang diperlukan adalah kemampuan untuk mengenali tugas dan tanggung jawab yang diterima. Semakin berat tugasnya maka semakin besar tuntutan produktifi tas yang harus dikelola oleh seorang pemimpin. Oleh karenanya dalam mengenali tugas diperlukan kemampuan untuk menentukan skala prioritas tugas yang selanjutnya dengan segenap k e m a m p u a n n y a m e m u s a t k a n perhatian untuk menuntaskan tugas tersebut. Dorong diri anda untuk siap menghadapi prioritas yang terberat karena hal ini akan membangun diri anda untuk lebih b e r k e m b a n g a n dari orang yang m e n d a h u l u k a n prioritas yang termudah. Pepatah mengatakan bahwa “ Laut yang tenang tidak menghasilkan Pelaut yang Tangguh” oleh karena itu latihlah diri anda agar memiliki kemauan untuk berbuat dengan ketekunan, keuletan dan kegigihan dalam menghadapi tantangan tugas. Dalam aktifi tas kesehariannya seorang yang mengembangkan produktifi tas diri maka dengan sendirinya dapat mempengaruhi lingkungan kerjanya secara bersinergi membangun etos kerja yang baik.

3.Seni Mempengaruhi. D a l a m kepemimpinan dikenal sebagian pendapat merupakan seni untuk mempengaruhi orang lain, anak buah bahkan lawan. Demikian hal sebagai motivator dimana

ada beberapa kemampuan yang digunakan mempengaruhi orang lain agar terdorong melakukan suatu perbuatan guna mencapai tujuan tertentu seperti contoh seni berbicara/ berpidato (orator). Seni berbicara memang erat kaitannya dengan seni mempengaruhi orang lain. Salah satu kuncinya adalah kenali audiens anda. Dengan mengenali siapa yang anda ajak bicara, anda bisa memprediksi

apa dan bagaimana anda harus bicara, agar ucapan anda bisa dipercaya. Selain itu pula cara bersikap, berpenampilan dan berpikir juga dapat digolongkan pada kemampuan yang dapat mempengaruhi orang. Bagi seorang Motivator yang terpenting adalah konsekuensitas yaitu bagaimana menjaga komitmen dari hal-hal yang disampaikan menjadi bagian dari integritas diri,

sikap dan perilakunya. 4.Agen Perubahan. Orang sering mengatakan bahwa

sesuatu yang tidak pernah berubah adalah perubahan itu sendiri. John F Kennedy memotivasi rakyatnya untuk menjadi agen perubahan melalui pertanyaannya yang legendaris: Don’t ask what your country can do for you, ask what you can do for your country. Mahatma Gandhi

juga percaya bahwa jika kita menginginkan perubahan, kita jangan hanya menunggu saja, melainkan kita haruslah menjadi bagian dari perubahan tersebut.. Bagi seorang motivator diperlukan kemampuan untuk mengolah perubahan antara lain memiliki keberanian untuk perubahan, percaya akan talenta yang dimiliki, fokus pada apa yang dilakukan untuk perubahan, mempunyai komitmen dalam menghadapi perubahan, jadikan perubahan sebagai tanggung jawab, k e m b a n g k a n cara berpikir apa dan bagaimana melakukan perubahan, kesempurnaan bukan bagian dari perubahan oleh karena awali perubahan dimulai dari diri sendiri untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Masih banyak pendapat dan pemikiran tentang bagaimana menjadi seorang motivator, namun bila dipahami secara mendalam

maka dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi seorang motivator maka motivasilah diri anda untuk memulai sesuatu dengan membangun karakter diri anda yang positif sehingga anda sampai kepada tujuan yang diinginkan. Tidak ada motivator yang lebih baik dari diri anda sendiri. Hanya saja, anda sering tidak mendengar nasihat-nasihatnya.

Cahaya Chandraca | 39

Page 40: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Khususnya pada rakyat kecil yang semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada tataran lebih makro, Indonesia terjerat dengan membumbungnya kewajiban negara alias utang yang harus dibayar pada pihak luar negeri.

Tak hanya di Indonesia, di beberapa negara lain pun krisis serupa terjadi. Dana bantuan internasional yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi perekonomian suatu negara, justru kemudian menyerat negara peminjam untuk mentaati berbagai butir kesepakatan yang mengikuti aliran dana pinjaman tersebut.

Krisis ekonomi yang terjadi tersebut ternyata bukanlah suatu kebetulan. Berbagai fakta yang terkuat, ternyata mengarahkan pada kondisi bahwa krisis ekonomi tersebut adalah sebuah hasil kerja yang sistematis. Sebuah rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar negara peminjam tanpa sadar terjerumus ke dalam kubah kolonialisme baru sebagai bagian dari liberalisasi.

Tindakan tersebut dapat saja dikatakan sebagai bentuk penjajahan versi modern, dengan tidak menggunakan senjata atau peluru-peluru. Namun justru menggunakan

lapangan ekonomi sebagai medan pertempurannya. Prajurit-prajurit yang melakukan pertempurannya pun tidak lagi berseragam militer, tetapi mengenakan pakaian rapi (jas dan dasi) dengan bersenjatakan laporan atau analisis ekonomi palsu. Lebih mengena jika kemudian disebutkan bahwa kerja sistematis tersebut di atas adalah operasi penghacuran ekonomi, yang digulirkan oleh negara-negara kaya.

Menarik untuk menyimak apa yang ditulis oleh John Perkins dalam buku “Cofessions of An Economic Hit Man”. Dia mengungkapkan pola-pola operasi intelijen ekonomi dalam penghancuran perekonomian berbagai negara. Perkins menceritakan dirinya sebagai mantan “anggota perusak ekonomi” (Economic Hit Men) seorang profesional yang dibayar mahal untuk mencurangi negara-negara miskin di dunia dengan triliunan dolar.

Sebagai salah satu negara berkembang yang belum beranjak sembuh dari krisis ekonomi, ada baiknya kita menyimak sekelumit singkat paparan yang dikemukakan oleh Perkins. Karena selain dia pernah melakukan tugasnya di Indonesia, juga semoga pembaca dapat mengambil

pelajaran berharga agar selalu waspada terhadap berbagai ancaman bagi bangsa ini yang semakin semu.

“The economic hit man”, atau anggota perusak ekonomi merupakan pelaku dari terjerumusnya negara-negara berkembang pada kubangan utang terhadap negara maju. Hutang ini kemudian menyebabkan negara berkembang dengan mudahnya didikte oleh negara pemberi pinjaman. “The economic hit man” adalah para profesional yang digaji tinggi untuk menipu negeri-negeri di seluruh dunia triliunan dolar, dengan cara menyalurkan uang dari Bank Dunia, USAID (US Agency for Internasional Development) dan organisasi bantuan luar negeri lainnya.

Tujuan “The economic hit man“ ini yaitu, pertama memberikan justifi kasi atas pinjaman-pinjaman internasional yang mengalirkan keuntungan terhadap Chas T Main dan perusahaan Amerika lainnya, yang didapatkan melalui proyek-proyek teknik dan konstruksi dalam skala besar. Kedua, menjatuhkan kondisi ekonomi negara peminjam, sehingga negara terebut terbelenggu hutang untuk waktu yang lama. Dengan dicapainya tujuan tersebut, maka negara-negara

Saat ini Indonesia masih belum dapat pulih dari krisis ekonomi yang me-landa sejak sekitar tahun 1998. Krisis moneter yang kemudian berkem-bang menjadi krisis multi dimensi menyematkan beban yang begitu be-rat pada bangsa ini.

40 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Page 41: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

peminjam akan mudah untuk didikte, seperti misalnya menyediakan tempat untuk pangkalan militer, memberikan akses mendapatkan minyak dan sumber daya alam lainnya, atau permintaan lainnya.

Ambil contoh seperti negara Ekuador yang harus menanggung beban hutang sampai dengan 70% dari anggaran negaranya. Negara donor atau pemberi pinjaman kemudian meminta kompensasi minyak, perusahaan-perusahaan minyak, serta meminta lahan hutan Amazon yang kaya minyak untuk dapat didirikan tempat penambangan. Karena beban hutang yang begitu besar, maka Ekuador pun menurut. Walhasil, negara donor yang tak lain adalah Amerika mendapat keuntungan dari minyak Ekuador, sementara Ekuador sendiri terus berkutat dalam hutang yang besar, dengan ditambah kerusakan yang terjadi akibat eksploitasi di Amazon.

John Perkins sendiri adalah lulusan College of Bussines dari Boston University. Latar belakang hidupnya berasal dari keluarga yang miskin, suatu kondisi yang ternyata menimbulkan ambisi pada dirinya untuk memperoleh kekayaan yang melimpah. Perkins sebenarnya sudah diincar oleh NSA, semenjak masih kuliah. NSA sendiri merupakan institusi terbesar Amerika dan jarang dipahami sebagai organisasi mata-mata.Perkenalan Perkins dengan kehidupan the economic hit man terjadi ketika ia menikah dengan Ann, yang tak lain adalah teman kuliahnya. Ayah Ann mengenal seorang pejabat di NSA (National Security Agency) bernama Frank.

Perkins mengungkapkan bahwa apa saja yang dilatihkan kepadanya dan rekan-rekan seprofesinya adalah untuk membangun imperium Amerika.

M e m b a w a , m e r e k a y a s a situasi dimana b e r b a g a i sumberdaya di dunia sebisa mungkin keluar dan menuju Amerika. Hal itu telah dikerjakan lebih dari 50 tahun sejak Perang Dunia II, dengan kekuatan militer yang benar-benar sangat kecil. Hanya suatu kejadian yang amat jarang, yaitu Irak, dimana serbuan kekuatan militer sebagai

tindakan paling akhir. Sebagai agen mata-mata, Perkins

dan juga agen lain sepenuhnya saya bekerja pada perusahaan swasta. Perusahaan tempat Perkins bekerja adalah perusahaan Chas. T. Main di Boston. Di perusahaan tersebut terdapat 2.000 pekerja. Perkins menjadi pimpinan ekonom, dengan membawahi staf 50 orang. Pekerjaannya adalah pembuat transaksi (deal-making), dengan memberikan hutang pada negara lain, hutang raksasa, jauh lebih besar dari kemampuan mereka mengembalikan. Salah satu persyaratan dalam hutang itu katakanlah dengan utang sebesar satu miliar dolar, kepada negara seperti Indonesia atau Ecuador negara-negara itu akan memberikan kepada kita 90% dari hutang tersebut, kembali kepada sebuah perusahaaan Amerika, atau beberapa perusahaan Amerika, untuk membangun infrastruktur. Sementara itu perusahaan-perusahaan besar Amerika kemudian membangun berbagai infra struktur yang pada dasarnya hanya melayani sebagian kecil penduduk yaitu orang-orang kaya.

Pada 1971, Perkins mendapat tugas pertamanya ke Indonesia. Ia ditempatkan di Pulau Jawa, bersama sepuluh orang lainnya yang bertugas menjadi konsultan bagi proyek pembangunan pembangkit listrik PLN. Perkins bertugas membuat analisis ekonomis proyek yang akan mendapatkan bantuan dana dari lembaga keuangan seperti Bank Dunia dan IMF. Analisis ekonmi yang ia buat akan menetukan apakah proposal pinjaman miliaran dolar untuk proyek itu akan disetujui atau tidak. Laporan dan analisis ekonomi yang ia buat penuh rekayasa dan manipulasi. Tujuannya bukanlah untuk membantu penduduk

di Indonesia yang belum menikmati aliran listrik, tetapi menjerat negara Indonesia agar menjadi pengutang abadi. Bukan hanya di Indonesia, Perkins juga melakukan hal serupa di berbagai negara lain.

Perkins juga mengakui kedekatannya dengan dengan Bank Dunia. Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa Bank Dunia menyediakan hampir semua biaya yang digunakan economic hit men, selain juga IMF. Ketika tragedi WTC, terjadi Perkins menilainya sebagai akibat langsung dari apa yang economic hit men lakukan.

Di samping tindak-tanduknya dalam menjerat negara berkembang, terdapat sisi menarik dari para agen ekonom ini, yaitu dalam hal perekrutan agen-agen baru. Berbagai iming-iming ditawarkan kepada para calon agen. Dua diantaranya yaitu harta yang berlimpah berupa gaji besar dan fasilitas-fasilitas hidup yang nyaman, dan wanita-wanita cantik layaknya kehidupan agen 007 Bond.

Setelah menyimak tulisan singkat mengenai economic hit man di atas, penulis berharap kita semua dapat semakin terbuka lebih luas cakrawala pengetahuan dan wawasan kita, khususnya tentang gerakan sistematis kolonialisme modern serta mengambil hikmah dari padanya guna membangun semangat kompetisi bangsa kita sehingga dapat kelak sejajar dengan negar- negara maju lainnya di muka bumi ini.

Kopassus di harapkan dapat memberikan kontribusinya sesuai kapasitas dan batas kemampuaannya yakni membuktikan bahwa satuan Kopassus adalah salah satu institusi yang memiliki militansi serta dapat sebagai salah satu komponen bersama komponen bangsa lainnya mempelopori rasa cinta tanah air , cinta terhadap karya bangsa sendiri dan rasa bangga terhadap NKRI guna meng-eksplorasi semua potensi yang dimiliki bagi kesejahteraan bangsa dan negara yang kita cintai ini…

Cahaya Chandraca | 41

Page 42: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Berbicara tentang kejayaan sebuah

satuan Khusus, rasanya tak lengkap

kalau kita tidak mengetahui Kawah

Chandradimuka di mana mereka

ditempa dan dibesarkan. Layaknya

satuan khusus ternama dari negara

lain, Kopassus memiliki juga tempat

latihan khusus yang memiliki karekteristik dan kekhasan sesuai medan dan alamnya,

salah satu tempat latihan itu adalah Situ

Lembang.

42 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Pasi Rendik Opsdik Pusdikpassus

Page 43: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Siapa yang tidak mengenal wilayah Situ Lembang ? Seluruh prajurit Kopassus pasti mengetahui kawasan ini karena salah satu tahap terberat dari p e n y e l e n g g a r a a n Pendidikan Komando dilaksanakan di Situ Lembang. Daerah Situ Lembang juga sering digunakan oleh satuan pasukan kawan untuk melatih prajurit terbaiknya, bahkan prajurit-prajurit pasukan khusus manca negara telah merasakan beratnya medan latihan Situ Lembang yang menantang.

Situ Lembang merupakan daerah hutan di kawasan Bandung Utara, yang dikelilingi oleh rangkaian gunung di antaranya, Gunung Burangrang, Gunung Tangkuban Perahu dan Gunung Sunda. Istilah “Situ Lembang” memiliki arti Danau Lembang ( bahasa Sunda - Jawa Barat ), karena memang di tempat ini terdapat sebuah danau yang sekaligus berfungsi sebagai reservoir air bagi penduduk sekitarnya. Dengan luas sekitar 12.000 hektar (data sementara) pada koordinat 6 44’ 35.53”107 34’31.75” E pada ketinggian 3000-4000 mdpl menjadikan Situ Lembang sebagai tempat yang ideal untuk menyelenggarakan latihan untuk meningkatkan kemampuan tempur di wilayah pegunungan dan hutan.

Sejarah Daerah Latihan Situ Lembang

Di masa lalu daerah Situ Lembang sering dijadikan daerah persembunyian gerombolan DI/TII di wilayah Jawa Barat pimpinan

Sekar Maji Kartosuwirjo. Bahkan pimpinan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) Raymond Westerling pun pernah melaksanakan latihan kemiliterannya di kawasan tersebut. Situ Lembang pertama kali digunakan sebagai tempat berlatih oleh Kopassus ( dahulu dikenal dengan nama KKAD – Kesatuan Komando Angkatan Darat ) yakni pada

tahun 1954 pada penyelenggaraan Pendidikan Komando angkatan II. Adapun tempat-tempat latihan yang di gunakan oleh Komando Angkatan

II Kompi “ B “ adalah sebagai berikut:a.Tahap Basis : Batujajar komplek.b.Tahap Gunung Hutan : Situ

Lembang. c.Pendaratan Laut

: Merak Pada masa itu sarana latihan di Situ Lembang masih menggunakan tenda regu dan tenda peleton yang dikelilingi oleh lebatnya hutan pohon pinus.

Situ Lembang dan penggunaanya

Seiring perkembangan jaman, intensitas penggunaan wilayah Situ Lembang semakin meningkat. Di samping digunakan sebagai tempat berlatih kegiatan militer, beberapa organisasi kepemudaan juga sering memanfaatkan wilayah ini sebagai lokasi pelatihan bagi kader-kadernya. Situ Lembang dikenal luas khususnya di lingkungan TNI sebagai wilayah latihan pertempuran gunung hutan, Latihan Gerilya, survival, navigasi darat dan sebagainya. Pada masa itu fasilitas-fasilitas latihan sudah dibangun seperti barak prajurit, dapur umum dan juga lapangan apel siswa dengan kondisi sesuai jamannya.

Kondisi Situ Lembang Saat ini

Kawasan latihan pertempuran Situ Lembang

Situasi barak dan kawasan latihan pertempuran Situ Lembang di masa lalu

Selaras dengan meningkatnya frekuensi penggunaan daerah latihan Situ Lembang, maka pembangunan sarana dan fasilitas latihan pun ditambah agar dapat menyesuaikan dengan tuntutan jaman.

Cahaya Chandraca | 43

Page 44: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Pada tahun 2008 dilaksanakan penyempurnaan fasdik/faslat di kawasan latihan ini. Sarana prasarana latihan yang disempurnakan adalah sebagai berikut :

Pengerasan jalan masuk menuju kawasan Situ Lembang : Pengerasan dilaksanakan sejauh

7.500 m dan lebar 3 m dengan ketebalan jalan yang dapat menahan bobot kendaraan seberat 20 ton.

Pembangunan kelas besar: Sebuah kelas bagi siswa telah didirikan dengan kapasitas 1.000 siswa. Masa pakai kelas yang terbuat dari rangka baja ini dapat digunakan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 20 tahun.

Pembangunan kelas lapangan: Kelas lapangan telah didirikan tidak jauh dari kelas besar. Fasilitas ini digunakan untuk menambah kelancaran penyelenggaraan pendidikan/latihan yang terkait dengan materi Gunung hutan. Kapasitas kelas lapangan ini mampu menampung siswa sebanyak 200 orang.

Penyempurnaan lapangan upacara : Penyempurnaan lapangan dilaksanakan dengan cara memperluas lapangan, perbaikan tiang bendera dan penanaman ulang rumput lapangan sehingga saat ini lapangan upacara dapat memuat personel sebanyak kurang lebih 8.000 orang.

Pembangunan dinding panjat / climbing wall : untuk mendukung penyelenggaraan latihan yang terkait

dengan kemampuan pendaki serbu, maka di Situ Lembang telah didirikan fasilitas climbing wall yang cukup representatif. Adapun climbing wall ini dapat menahan beban personel dan perlengkapan seberat ± 500 kg.

Penyempurnaan Mess dan barak-barak latihan : Fasilitas mess dan barak latihan disempurnakan kondisinya sehingga lebih dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan/latihan yang dilaksanakan.

Tebing latihan baru di Situ Lembang: Pada tanggal 25 September 2008 sebuah medan latihan baru untuk materi pendaki serbu telah ditemukan di tebing Pasir Limus Situ Lembang. Tebing ini memiliki ketinggian sekitar 60 m dan lebar sekitar 40 m. Penemuan medan latihan baru ini membuat rahlat Situ Lembang merupakan tempat berlatih yang memiliki media tebing panjat, pegunungan, air (danau) dan hutan secara lengkap.

Jalan masuk menuju Situ Lembang sebelum pengerasan (kiri) dan sesudah pengerasan (kanan)

Ruang kelas besar dengan kapasitas 1.000 orang (atas) kelas lapangan dengan kapasitas

200 orang (bawah)

Lapangan upacara sebelum penyempurnaan (kiri) dan sesudah penyempurnaan (kanan)

44 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Page 45: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Secara singkat fasilitas pendidikan dan latihan terkini yang bertambah/disempurnakan di daerah latihan pertempuran Situ Lembang (untuk barak, mes danjen, dan musholla tidak dicantumkan di dalam tabel akan tetapi bangunan tersebut termasuk yang direhab guna memelihara dan meningkatkan kegunaannya.

Kesimpulan dan Saran

Seiring dinamika perubahan jaman, kawasan Latihan Situ Lembang tetap menjadi salah satu Kawah Chandradimuka bagi satuan Kopassus. Tak dapat dipungkiri bahwa dengan dijadikannya kawasan ini sebagai daerah latihan pertempuran, menjadikan hutan dikawasan ini jauh lebih terjaga dibanding kawasan hutan lainnya di

barak latihan sebelum direhab atas) dan sesudah direhab (awah)

Mess Danjen sebelum direhab (atas) dan sesudah direhab (bawah)

Climbing wall Situ Lembang

Jawa Barat.Pada tanggal 30 Oktober

2008 telah ditandatangani Surat Persetujuan penggunaan lahan Situ Lembang sebagai Daerah Latihan Kopassus oleh Menteri Kehutanan RI. Sementara itu Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono juga telah hadir di daerah latihan Situ Lembang pada upacara penutupan Gladian Panji Geografi tanggal 1 Nopember 2008. Hal ini mengukuhkan eksistensi Daerah Latihan Gunung Hutan Situ Lembang sebagai salah satu kawasan latihan Kopassus TNI AD yang kelak akan mencetak prajurit-prajurit pasukan khusus terbaik Indonesia dalam pengabdiannya mengawal Ibu Pertiwi yang kita cintai.

Akhir kata, dapat disimpulkan bahwa sarana prasarana Daerah Latihan Situ Lembang telah ditingkatkan sesuai jaman guna mendukung kelancaran tugas satuan untuk mendidik dan melatih seluruh personel TNI secara maksimal. Dan diharapkan kondisi sarana prasarana di Situ Lembang senantiasa selalu ditingkatkan dan terpelihara di masa-masa yang akan datang.

Dirgahayu Korps Komando Pasukan Khusus

KOMANDO !!

Sumber referensi :Sejarah Daerah Latihan Komando Angkatan Ke-1 Kompi “A” dan angkatan ke-2 Kompi “B” , Pusdikpassus, 2008. Tebing Baru Situ Lembang, majalah Eiger Adventure, edisi 55, Desember 2008.Data hasil wawancara dengan pensiunan PNS Pusdikpassus an. Bp Isa ( berdinas di Pusdikpassus tahun 1956 s.d tahun 1980 ) mengenai daerah latihan Kopassus, 2008.Data teknis fasilitas pendidikan dan latihan Situ Lembang, Zeni Pusdikpassus, 2008.Album foto Pusdikpassus, Staf Pengamanan Pusdikpassus, dekade 1960-an.

NO NAMA

FASDIK/LAT

PANJANG/

LEBAR

DAYA

TAMPUNG

BEBAN

1 Pengerasan Jalan

MasukP : 7,5 km l : 3 m - 20 ton

2 Climbing Wall - 8 pers 500 kg

3 Lapangan Upacara (110 x 100 ) m² 8.000 pers -

4 Kelas Besar (20 x 50 ) m² 1.000 pers -

5 Kelas Lapangan ( 25 x 25 ) m² 200 pers -

6 Lapangan Parkir ( 25 x 50 ) m² 20 ran -

7 Tebing Panjat ( 40 x 60 ) m² - -

Cahaya Chandraca | 45

Page 46: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Kegiatan Cimic Indonesia Di Lebanon SelatanOleh : Mayor Inf Achmad Fauzi, Danden Aksus Yon Aksus Sat-81 Kopassus

Kegiatan Cimic yang dilaksanakan tergantung dari alokasi dana UNIFIL , kemampuan dari negara yang bersangkutan ( National Funds) untuk pelaksanaan proyek dan sebagian besar dari kreasi / inovasi kontingen negara masing-masing dalam mengembangkan kegiatannya.

Tujuan Cimic Unifi lMembangun dan menjaga

kerjasama yang penuh antara para Komandan pasukan dengan tokoh sipil , agen ,organisasi dan masyarakat dalam rangka memperbolehkan UN

melaksanakan misinya.Dalam kaitan ini kegiatan CIMIC dilaksanakan supaya kehadiran UNIFIL baik pergerakan pasukan , patroli , latihan dan kegiatan lain di daerah tersebut bisa diterima oleh masyarakat sekitar.

Karakteristik Masyarakat Desa Binaan Indonesia

Kontingen Indonesia mempunyai 13 wilayah desa binaan dengan penduduknya hampir 98 % adalah orang Syiah ,dimana mereka hampir sebagian besar orang “Hezbullah” yang identik dengan para pejuang

saat terjadi perang 34 hari th 2006 serta sedikit orang “Amal” dan partai Sosial yang tidak mau bergabung baik dengan Hezbullah maupun Amal.Sebenarnya Kontingen Garuda Indonesia tidak ditempatkan di wilayah ini ( seperti yang disampaikan oleh Dubes RI untuk Lebanon Bapak Bagas Hapsoro)tetapi akhirnya kontingen Indonesia ditempatkan di daerah ini karena ada “Resistensi” tersendiri dari wilayah ini terhadap kontingen negara Barat / non Muslim.

Kegiatan Cimic oleh kontingen Indonesia

Kegiatan kontingen garuda 23-B yang bisa dilaksanakan adalah Kegiatan Rutin (dilaksanakan hampir setiap hari, setiap minggu) :Pelayanan kesehatan.Smart car ( mobil pintar)Kerja bhakti.P 3 KQosidah( lagu keagamaan)Kursus –kursus (Inggris,komputer,Indonesia,tari saman,taekwondo)Anjangsana ke tokoh masyarakat,aga

Kegiatan Cimic adalah kegiatan yang berkaitan dengan pemberian bantuan kemanusiaan kepada masyarakat ,proyek ,koordinasi , kerjasama dengan masyarakat,organisasi UN / lainnya , kontingen lain, serta staff UN dan kegiatan sosial lainnya.Kegiatan ini dilaksanakan oleh setiap kontingen manapun di daerah penugasan pasukan PBB,termasuk dalam hal ini kontingen Indonesia yang tergabung dalam UNIFIL (United Nation Interim Force In Lebanon).

46 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Page 47: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

ma,organisasi,pemuda.OlahragaKegiatan Accidentil (dilaksanakan setiap ada kegiatan acara dari Sektor,HQ UNIFIL maupun dari kontingen Indonesia ),terdapat beberapa terobosan seperti :1. Peresmian proyek dari Kontingen

donatur seperti Spanyol,dari UNIFIL dan swadaya Indonesia.Hampir sebagian besar proyek dari donatur negara Spanyol (Dengan pertunjukan seni budaya Indonesia,sulap,beladiri,debus,qosidah gabungan prajurit dengan Remaja Lebanon,ternyata Konga-23-B adalah pelopor dalam kegiatan ini,kontingen lain sedikit yang memulai).

2. “Indonesian Fun Game “.Perkenalan permainan Indonesia kepada masyarakat Lebanon ( pertama kali dilaksanakan di lebanon oleh Konga 23-B).

3. Hari Anak Lebanon (Pertama kali dengan fun game dan hadiah ).

4. Hari Perdamaian Internasional yang digabungkan HUT TNI (dihadiri 511 masyarakat lokal, acara terbesar dalam sejarah UNIFIL)

5. Undangan Masyarakat (pertemuan,berkabung, acara perayaan dll)

6. Donor darah HUT Kemerdekaan ( 318 orang prajurit yang donor,terbesar sepanjang sejarah UNIFIL,pertama kali India dengan donatur 70 orang ).

7. Acara Demonstrasi P 3 K saat HUT Kemerdekaan melibatkan Masyarakat,Pemuda dan Anak-anak bersama prajurit Indonesia .(Acara pertama kali di UNIFIL melibatkan masyarakat saat Medal Parade ).

8. Dll.

Banyak sekali kegiatan Cimic ini dilaksanakan tanpa mengenal waktu termasuk hari sabtu dan minggu atau hari ibur lainnya.Tidak ada waktu istirahat bagi Staff Cimic dalam rangka membentuk opini masyarakat lebanon.Dengan kegiatan Cimic ini akan membuat perdamaian dan rasa aman masyarakat sehingga tujuan Misi UN sesuai resolusi 1701 akan tercapai yaitu melaksanakan kegiatan sosial ,memberikan bantuan kemanusiaan dan melindungi masyarakat sekitar dalam rangka menciptakan perdamaian dan rasa aman diantara kedua belah pihak.Staff Cimic bekerja semaksimal mungkin sesuai kemampuan ,memberikan bantuan sesuai kapasitas yang ada,termasuk

Cahaya Chandraca | 47

bekerja secara tulus untuk masyarakat.Contoh pelayanan kesehatan ,selama 24 jam terbuka untuk pasien lokal,.Juga bila ada permintaan seperti panen gandum ,panen zaitun,kerja bhakti dan lainya,staff Cimic akan membantu masyarakat. Sehingga keberadaan kontingen Indonesia dengan kegiatan Cimic nya sangat membantu masyarakat sekitar melebihi pemberian bantuan proyek.Kebetulan Staff Cimic Konga 23-B tidak dibekali oleh dana Cimic sehingga harus berbuat maksimal dengan berimprovisasi dan berkreasi nyata di lapangan.

Untuk lebih mendekatkan diri dan menggalang masyarakat, staff Cimic juga melaksanakan kegiatan anjangsana kepada tokoh tokoh pemerintahan ,desa,agama, organisasi dan pemuda,serta kegiatan Cimic yang tak kalah pentingnya adalah staff Cimic mendekatkan diri dan membentuk hubungan perorangan (“Relationship By Personality”).Staff Cimic baik lewat kegiatan Cimic yang ada juga mengunjungi ,memperbanyak teman ,menghadiri undangan , memperkenalkan diri dari rumah ke rumah dan menganggap mereka sebagai saudara.Kegiatan ini ternyata sangat membantu sekali

Page 48: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

dalam mendukung tugas kedepan dan terkenal sebagai “Jamuan Kopi / Teh”.

Pengalamam Kegiatan Cimic di wilayah Binaan.

Ada beberapa kali kejadian dimana staff cimic harus turun

langsung ke masyarakat dalam menyelesaikan masalah seperti kejadian patroli Spanyol yang tidak diterima “Hezbullah” saat mengambil foto dan dikejar oleh kelompok bersenjata ini sehingga mereka kabur ke pos Konga Indonesia.Dalam hal ini maka staff Cimic

turun dan melaksanakan koordinasi dengan tokoh masyarakat,agama dan hezbullah dalam menyelesaikan masalah tersebut.Berikutnya ada juga pengalaman dengan anak / pemuda nakal , permasalahan Perancis dengan hezbullah,pungutan di klinik Rabbat termasuk kegiatan patroli kontingen

48 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Page 49: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Indonesia ,tetapi semua masalah tersebut dapat diselesaikan dengan lancar karena kedekatan Kontingen Indonesia dengan masyarakat.

Tanggapan –Tanggapan yang diperoleh

Secara umum tanggapan yang

diperoleh dari seluruh kontingen , Staff Sektor maupun HQ Naqura,dari organisasi LSM negara lain dan masyarakat sangat bagus dan membanggakan , seperti dari :

Dari UNIFIL Sector East Comander (Brigjen Carlos Medina Fernandes).

Chief of Cimic Sector East. Civil Affairs Sector. OGL ( Observer Group for Lebanon). Tanggapan lain ( dari kontingen lain dan tamu yang berkunjung). Tanggapan dari organisasi lain. “US American University”. “Canadian Organisation”.

Pencapaian Kegiatan Cimic kontingen Indonesia di lebanon Selatan. Kepercayaan yang meningkat dari masyarakat terhadap UNIFIL.

Tidak ada permasalahan yang terjadi dengan Masyarakat. Tidak ada peluncuran roket ke wilayah Israel. Kedekatan dan Hubungan yang sangat baik. Membuat masalah tidak jadi jadi masalah. Tercapainya tujuan dari Misi UN Resolusi 1701.

Kesimpulan Pelaksanaan Kegiatan Cimic Kontingen Indonesia

Dari seluruh kontingen UNIFIL di Lebanon,Kontingen Indonesia melalui kegiatan Cimicnya sangat berhasil mendekati,mempengaruhi Masyarakat Lebanon Selatan dalam menjaga suasana yang tenang,rasa aman ,perdamaian ,mengurangi rasa permusuhan terhadap pihak yang bertikai dan adanya saling pengertian antara kelompok yang bertikai Lebanon-Israel dan UNIFIL melalui karakter bangsa Indonesia yang tulus, selalu tersenyum, selalu menyapa orang, mengucapkan salam dan budaya menghormati .Kontingen Kami sudah berbuat terbaik demi nama baik Bangsa dan Negara Indonesia sehingga mendapat kan penilaian yang bagus dari UNIFIL.Tetapi yang terpenting sekali bahwa kontingen Indonesia bisa diterima dengan sangat baik sekali oleh seluruh lapisan masyarakat dan sudah dianggap menjadi salah satu bagian dari masyarakat Lebanon .Sehinga citra Indonesia akan dikenang oleh Masyarakat lebanon dan negara lainnya.”Gajah mati meninggalkan gading,Harimau mati meninggalkan belang”.Kebaikan Kita akan selamanya diingat oleh orang lain.Berbuat terbaik selama masa penugasan akan membawa keharuman nama Bangsa dan Negara Indonesia.Tugas adalah pertaruhan kehormatan Negara.”Salam Garuda” selalu berkumandang dimanapun.

Cahaya Chandraca | 49

Page 50: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Agar dapat menjawab dengan tepat tantangan dan gangguan serangan terorisme ini maka kita perlu belajar dari kasus-kasus di dalam negeri sendiri maupun dari kasus terorisme internasional di luar negeri. Salah satu kasus terorisme yang terkenal adalah serangan teroris terhadap kompleks Pentagon di dekat Washington,D.C. dan Gedung Word Trade Center di New York Amerika Serikat pada tanggal 11 September 2001. Serangan terorisme tersebut menunjukkan bahkan negara adi daya sekuat Amerika Serikatpun dapat diserang oleh terorisme, termasuk halnya Pertumpahan darah yang terjadi

di Mumbai, India pada Rabu, 26 November malam waktu setempat, ± 125 orang dilaporkan tewas dan sekitar 300 orang lainnya luka-akibat serangkaian serangan teroris di kota tersebut.

Sejarah Berdirinya Satuan - 81 Kopassus dan dibentuknya Tim Cakra.

Pada Selasa dinihari tanggal 31 Maret 1981, 30 Prajurit Kopassandha -TNI AD dibawah Komandan Letkol Infanteri Sintong Panjaitan dan Koordinator Letjen TNI LB. Moerdani berhasil membebaskan 48 orang penumpang Garuda DC-9 di Don Muang, Thailand. Peristiwa tersebut

menjadi perhatian TNI dan dunia karena pesawat Garuda DC-9 yang biasa dipanggil Woyla merupakan penerbangan lokal dengan rute Palembang-Medan.

Awalnya pada 28 Maret 1981 pesawat tinggal landas dari Bandar Udara Talangbetutu,Palembang. Namun dalam perjalanan di udara 5 orang pembajak yaitu Zulfi kar, Abu Sofyan Wendy Muhammad Zein, Machrizal, dan Abdullah mulyono berhasil melumpuhkan seluruh penumpang dan awak pesawat. Mereka merupakan kelompok Islam sempalan yang menuntut pada pemerintah untuk membebaskan sejumlah tahanan dari Peristiwa

Letkol Inf Nefra Firdaus, Danyonban Satuan-81 Kopassus

Peledakan dahsyat bom di Sari Club Kuta Bali pada 12 Oktober 2002 menyentakkan dan menyadarkan bangsa Indonesia akan adanya teroris di tanah air tercinta ini. Indonesia pada kenyataannya sudah berulang kali diguncang oleh aksi terorisme dan ini telah membuat bangsa Indonesia harus bersiap diri untuk membangun strategi pertahanannya dalam menghadapi serangan terorisme, baik lokal maupun internasional.

50 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Page 51: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Cicendo 11 Maret 1981, Teror Warman serta Kasus Komando Jihad. Bahkan meminta tuntutan tambahan berupa uang sebesar 1,5 juta dollar AS. Mereka mengancam jika tuntutan itu tidak dipenuhi akan meledakkan Woyla dan seluruh penumpangnya.

Menghadapi keinginan tersebut, TNI dan Pemerintah tidak menyerah. Melalui berbagai upaya diplomasi dengan pembajak juga Pemerintah Thailand, Kabakin dan Letjen LB. Moerdani berhasil mengulur waktu dan mendapat ijin dari Pemerintah Thailand. Oleh karena itu setelah rencana matang, pada Selasa 31 Maret 1981, dini hari pukul 02.45 WIB seluruh pintu pesawat Woyla didobrak 30 prajurit Kopassandha dan dapat melumpuhkan seluruh pembajak. Terdapat satu prajurit yang terkena tembakan yaitu Lettu Anumerta Ahmad Kirang dan Pilot HERMAN Rante, 38 tahun, akhirnya gugur sebagai pahlawan setelah lima hari berjuang melawan maut di Rumah Sakit Bhumipol Bangkok. Sedangkan penumpang tidak satupun yang terluka. Peristiwa tersebut membanggakan Pemerintah

dan bangsa Indonesia, sehingga Presiden menganugerahkan Bintang Sakti kepada 30 prajurit anti teror dan kenaikan pangkat luar biasa satu tingkat. Kejadian diatas merupakan cikal bakal dibentuknya satuan penanggulangan teror yang sekarang bernama “ Satuan-81 Kopassus “. Kejadian ini juga dapat dianalisa bahwa kita dapat menimalisir korban terhadap pasukan sendiri dengan mengedepankan penggunaan satwa cakra dalam setiap operasi penanggulangan teror. Melihat kepentingan diatas maka pada tahun 1997 dibentuklah Tim Cakra untuk dapat mendukung pelaksanaan tugas-tugas dalam operasi penanggulangan teror.

Pentingnya peran Tim Cakra dalam pelibatan operasi penangulangan teror

Tim Cakra adalah kesatuan satwa anjing yang berada didalam tubuh Kopassus dan menjadi bagi-an dari pasukan elit yang berang-gotakan satwa anjing yang handal didalam melakukan operasi militer maupun pengamanan obyek vital. Adapun jenis satwa yang terdapat didalamnya terdiri dari Ras German Shepperd, Root weiler dan Belgium Maillinois.

Motto yang diemban sesuai dengan tugas-tugasnya adalah “Mencari, menemukan dan melumpuhkan”, dimana mengandung arti bahwa Tim Cakra

harus mampu untuk mencari keberadaan teroris maupun bahan peledak sehingga dapat ditemukan dengan kurun waktu yang tepat agar dapat dilumpuhkan sehingga tugas ini akan dapat mendukung tugas pokok satuan - 81 Kopassus secara menyeluruh.

Mempelajari dari berbagai aksi teror yang terjadi, khususnya dengan melihat kejadian yang merupakan sejarah berdirinya Satuan-81 Kopassus dan untuk menghindari korban yang tidak diinginkan maka hal ini dapat dilakukan dengan memberdayakan secara optimal keberadaan Tim Cakra yang ada saat ini dalam setiap operasi penanggulangan teror.

Pada hampir diseluruh negara asing baik militer maupun kepolisian

“Mencari, menemukan dan melumpuhkan”, dimana mengandung arti bahwa Tim Cakra harus mampu untuk mencari keberadaan teroris maupun bahan peledak sehingga dapat ditemukan dengan kurun waktu yang tepat agar dapat dilumpuhkan sehingga tugas ini akan dapat mendukung tugas pokok satuan - 81 Kopassus secara menyeluruh.

Cahaya Chandraca | 51

Page 52: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

sudah menggunakan satwa anjing sebagai bagian yang tidak kalah pentingnya guna membantu didalam menjalankan tugas-tugas dilapangan secara khusus juga sebagai bagian dari satuan penanggulangan teror baik digunakan sebagai satwa pelacak bahan peledak dalam konteks pembersihan terhadap objek maupun sebagai penyerang dalam satu operasi pembebasan sandera.

Pada umumnya satwa anjing ini dikenal dengan sebutan K9 atau Canine atau Military Working Dogs ( MWD ) yang dilatih dan dididik secara profesional, dengan terus menambah ilmu serta keahlian para pawang pawang anjing tersebut ternyata mampu menggali kemampuan anjing tersebut yang melebihi dari perkiraan manusia sebagai contoh misalnya di Amerika dimana setiap pasukan elit diharuskan memiliki kesatuan K9. Hal ini dikarenakan bahwa satwa anjing ini menjadi ujung tombak suatu operasi karena mengerjakan pekerjaan yang diluar dari kemampuan manusia.

Semenjak terjadinya aksi penyerangan teroris pada gedung world trade center beberapa waktu lalu maka Amerika terus meningkatkan kekuatan satwa anjing ini terutama didalam pelatihan guna menemukan alat peledak yang berdaya ledak tinggi. Untuk meningkatkan sumber daya satwa ini telah dibangun secara khusus pusat pelatihan anjing di San Antonio, Texas.

Dipusat pelatihan ini dibentuklah satuan anjing untuk keperluan Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Program pelatihan disini didasarkan pada dua tugas yaitu Pelacakan bahan peledak dan Patroli yang dilengkapi dengan kekuatan menyerang berdasarkan perintah untuk melindungi diri dan pawangnya. Setelah selesai mengikuti pendidikan maka anjing anjing tersebut akan ditempatkan diseluruh basis militer Amerika diseluruh dunia.

Anjing anjing pelacak atau Handak di Amerika tidak hanya diletakkan pada basis pertempuran saja tetapi juga digunakan untuk melakukan pemeriksaan pada gedung dan kendaraan kendaraan yang memasuki areal isolasi terutama disaat adanya kunjungan VVIP. Amerika sendiri menempatkan budget khusus untuk pembelian anjing dan dalam setahun mereka melakukan 4 kali pembelian. Anjing anjing tersebut berasal dari Eropa dengan umur ± 12 bulan sampai 36 bulan. Harganyapun bervariasi dari $ 3.500 sampai $ 11.000 / ekor.Hal ini berbeda dengan kondisi satwa kita dimana generasi yang ada

52 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Page 53: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

merupakan produk dalam negeri sehingga kualitasnya masih kurang optimal dibandingkan dengan kondisi awal dibentuknya satuan satwa ini, dengan arti kata bahwa ras terdahulu berasal dari Afrika Selatan dan memiliki kualitas terbaik.

Dalam perang dunia ke dua Angkatan bersenjata Uni Sovyet menurunkan lebih dari 50.000 ekor anjing dengan berbagai keahlian terutama untuk menemukan tentara tentara yang terluka. Anjing anjing tersebut dapat menembus badai salju dengan membawa obat obatan dipunggungnya mereka menemukan tentara tentara yang terjebak didalam lubang ataupun tertimbun.

Negara Uni Sovyet adalah merupakan Negara pertama yang menggunakan anjing didalam pertempuran. Anjing anjing tersebut juga membantu membersihkan ranjau ranjau di 303 daerah seperti: Pskov, Smolensk, Livov, Minsk, Kiev, Bryask, Stalingrad dan lain lain. Sejak saat itu banyak dibangun pusat pusat pendidikan untuk anjing diseluruh Negara Uni Sovyet seperti di Moskow, Leningrad dan Bryansk.

Semenjak aksi teror merajalela maka penggunaan anjing sebagai salah satu cara untuk melakukan pedeteksian terhadap bahan peledak mulai digalakkan oleh Polri. Penempatan anjing anjing pada obyek obyek vital mulai dilakukan. Untuk TNI saat ini satwa anjing mulai mendapatkan tempat didalam suatu operasi terhadap penumpasan teroris, penemuan bahan peledak dan pengamanan VVIP pada, walaupun masih terdapat cara-cara yang konvensional sedangkan

program program latihan saat ini yang dilakukan oleh beberapa negara sudah mulai dimodifi kasi dan disesuaikan dengan kekuatan, Jenis dan intelegensi anjing tersebut dimana semakin hari semakin banyak trah atau ras anjing yang ditemukan meskipun tiap-tiap trah

mempunyai sifat, kelakuan dan fungsi yang berbeda - beda. Oleh karena itu program pendidikan saat ini lebih kepada pada prinsip cepat, tepat dan akurat, sesuai dengan tujuan yang diinginkan terhadap fungsi anjing itu sendiri.

Hal tersebut diatas ini tidak lepas dari kebutuhan dukungan fi nansial serta sudut pandang akan pentingnya Tim Cakra ini sehingga kualitasnya dapat lebih ditingkatkan. Kita mengharapkan agar Tim Cakra dapat tumbuh dan berkembang serta menjadi milik Kopassus yang selalu siap menjalankan tugas secara optimal yang dapat diandalkan dan dibanggakan.

Demikian tulisan mengenai Tim Cakra atau K9 atau canine atau War Dog disajikan dimana hal ini dapat memberikan gambaran seberapa pentingnya peran satwa anjing ini untuk satu operasi militer khususnya dalam Operasi Penanggulangan Teror dengan berbagai medan

penugasan operasi sebagai berikut; Pesawat terbang, Kapal laut, Bus, Gedung, Barge, Kereta Api, Hutan yang menjadi target sasaran Operasi Penanggulangan Teror.

Cahaya Chandraca | 53

Page 54: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Pelatihan outbound tidak sekedar dipahami sebagai main-main di lapangan, bukan juga sekedar untuk fun atau bersenang-senang, tetapi ada unsur pendidikan dan nilai-nilai positif yang ditanamkam. Di saat orang sudah mulai bosan dengan metode pelatihan dalam ruangan yang membosankan, metode pelatihan luar ruangan atau outbound dianggap sebagai sebuah alternatif pelatihan untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam situasi yang berbeda. Namun pada akhirnya, program outbound yang bagus juga akan mencakup adanya implikasi dan pembelajaran positif bagi para pesertanya setelah mengikuti pelatihan, misalnya terbentuknya team work, motivasi, jiwa kompetisi, kepercayaan diri, kemampuan memecahkan masalah dan sebagainya.

Saat ini banyak penyelenggara

outbound yang mendisain berbagai aktivitas outbound dengan fasilitas, metode dan program pelatihan, serta kemampuan instruktur yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta/klien. Pada umumnya kegiatan outbound yang dilaksanakan oleh penyelenggara outbound bertujuan untuk meningkatkan kompetensi melalui pengembangan pengetahuan, skill dan sikap/karakter dari para peserta. Aktivitas di luar ruangan adalah salah satu metode pelatihan yang mulai banyak dilakukan oleh para eksekutif perusahaan hingga pelaksana lapangan dan manfaatnya biasanya baru dapat dirasakan setelah mereka kembali bekerja di perusahaan/instansi masing-masing.

Outbound KopassusBagi satuan militer seperti

Aktivitas berupa pelatihan luar ruangan

atau outbound training saat ini

banyak dilakukan oleh berbagai instansi untuk

meningkatkan kinerja maupun kompetensi

karyawannya dalam menghadapi persaingan di dunia kerja yang semakin

kompleks.

54 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Oleh : Mayor Inf Rachmad PS, Pabanda Staf Intel Kopassus

Page 55: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Kopassus, kegiatan luar ruangan atau outbound bukan hal baru, jauh sebelum orang lain memperkenalkan outbound untuk orang sipil, Kopassus telah melakukannya dengan berbagai kalangan. Kopassus mempunyai sarana dan fasilitas latihan militer memadai yang sangat layak digunakan untuk menunjang kegiatan outbound dengan berbagai kalangan masyarakat, khususnya generasi muda. Selama ini satuan-satuan Kopassus telah melakukan kerja sama pelatihan outbound dengan berbagai kalangan baik sipil/pemerintah maupun pelajar/mahasiswa. Banyak peserta yang telah merasakan adanya “nuansa lain”, yaitu penanaman nilai-nilai positif dalam pelatihan outbound yang diselenggarakan Kopassus.

Ada beberapa hal yang membedakan penyelenggaraan outbound Kopassus dengan penyelenggara outbound di tempat lainnya, yaitu bahwa kegiatan outbound Kopassus lebih merupakan sarana untuk mendekatkan diri dan pencitraan positif satuan Kopassus kepada berbagai lapisan masyarakat (dalam konteks Binter Terbatas). Oleh karena itu kegiatan outbound yang dilaksanakan Kopassus selama ini juga bukan profi t oriented sebagaimana penyelenggaraan outbound atau pelatihan sejenis di tempat lain. Namun bukan berarti kualitas penyelenggaraan menjadi berkurang, meskipun tidak semata bertujuan untuk mendapatkan keuntungan fi nansial bagi satuan. Kualitas outbound Kopassus akan diupayakan selalu terjaga dengan terus melakukan inovasi dan pengembangan kegiatan. Lebih penting dari itu, adalah bahwa apapun yang dilakukan Kopassus tetap berpegang pada komitmen untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat, sesuai dengan motto TNI AD ”Profesional dan dicintai rakyat”.

Wawasan kebangsaan dan bela negara

Hal lain yang membedakan penyelenggaraan outbound Kopassus dengan yang lainnya adalah menyangkut tujuan yang ingin dicapai, yaitu menumbuhkan Wawasan Kebangsaan dan semangat Bela Negara di kalangan peserta. Ada kecenderungan saat ini terjadi penurunan semangat bela negara dan kecintaan pada tanah air di kalangan masyarakat secara umum. Apa yang dilakukan Kopassus dengan merangkul semua lapisan masyarakat melalui kegiatan outbound adalah sebuah upaya untuk membantu pemerintah dalam menanamkan nilai-nilai positif kepada masyarakat dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, semua program outbound yang dilaksankan satuan-satuan Kopassus selalu memasukkan materi wawasan kebangsaan dan bela negara sebagai materi utama yang diberikan kepada peserta, disamping materi-materi pendukung lainnya.

Dalam kehidupan yang serba praktis, penanaman nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara bukan merupakan hal yang mudah. Akan tetapi jika hal tersebut dikemas dalam pelaksanaan pelatihan yang menarik, ternyata dapat berjalan lebih efektif. Peserta lebih mudah menyerap nilai-nilai yang diberikan melalui sebuah proses learning by doing sebagai metode yang sering digunakan dalam pelaksanaan outbound Kopassus, sehingga misi Kopassus tercapai dan di sisi lain tujuan pelatihan dari peserta juga dapat terakomodasi. Sudah banyak lembaga/instansi/organisasi yang melakukan kerja sama pelatihan dengan Kopassus, mereka umumnya merasa puas dengan pelatihan yang diberikan Kopassus, bahkan ada diantaranya yang secara teratur

melaksanakan pelatihan dengan satuan-satuan Kopassus.

Kegiatan outbound Kopassus adalah sebuah sarana untuk menanamkan nilai-nilai berbangsa dan bernegara, dimana nilai-nilai tersebut tidak akan didapatkan di pelatihan outbound manapun, ini tentu merupakan kelebihan sekaligus ciri khas outbound di Kopassus yang perlu dipertahankan. Berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai tersebut, maka kegiatan outbound Kopassus juga selalu dikemas dalam bentuk pelatihan Bela Negara, dimana di dalamnya selain berisi latihan kedisiplinan, kepemimpinan, loyalitas, hirarkhi dan materi kelas pendukung, juga terdapat latihan luar ruangan yang hampir sama dengan aktivitas outbound lainnya. Dengan kemasan seperti itu diharapkan para peserta mendapatkan nilai lebih, dari sekedar meningkatkan kinerja pada akhirnya.

Inilah nilai tambah yang membedakan outbound Kopassus dengan penyelenggaraan outbound lainnya.

kegiatan outbound Kopassus lebih merupakan sarana untuk mendekatkan diri dan pencitraan positif satuan Kopassus kepada berbagai lapisan masyarakat (dalam konteks Binter Terbatas)

Cahaya Chandraca | 55

Page 56: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

sambutannya kepada Tim Tembak Angkatan Darat mengatakan bahwa TNI Angkatan Darat lebih unggul dibandingkan Angkatan Darat Negara ASEAN lainnya khususnya di bidang menembak. Kasad begitu bangga atas upaya yang optimal dari Tim Tembak Angkatan Darat dalam membela dan menjunjung tinggi nama baik Bangsa dan Negara khususnya Angkatan Darat di forum internasional. Oleh karena itu tambahnya dengan kerja keras dan kesungguhan, pengorbanan, tekad dan semangat juang yang tinggi yang

dilakukan tim petembak Angkatan Darat menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mempunyai tentara yang tangguh yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Kegiatan lomba tembak AARM (ASEAN Army Rifl e Meet) merupakan ajang lomba tembak antar Angkatan Darat se-ASEAN yang diselenggarakan setiap tahun dimana setiap Negara ASEAN secara bergiliran mendapat kesempatan sebagai penyelenggara alias tuan rumah.

Pada awalnya diselenggarakannya ajang lomba tembak AARM merupakan rekomendasi dari Kepala Staf Angkatan Darat Negara Malaysia, yang pertama kali diselenggarakan tahun 1991 di

Terendak Camp, Malaka, Malaysia yang saat itu diikuti oleh 6 (enam) negara ASEAN yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Philipina, Singapura dan Thailand. Selanjutnya disepakati bahwa setiap negara Asean secara bergiliran mendapat kesempatan sebagai penyelenggara. Setelah penyelenggaraan pertama di Malaysia, tuan rumah berikutnya adalah Indonesia (1992), Brunei (1993), Thailand (1994), Philipina (1995) dan Singapura (1996). Pada

Bahkan Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo pun antusias menyambut kegemilangan prestasi para prajurit TNI Angkatan Darat yang mendulang 23 medali emas, 11 medali perak, 9 medali perunggu dan 9 dari 15 troophy yang diperebutkan dengan diterimanya para atlet di Markas Besar Angkatan Darat, Jakarta, Senin(22/12)

Atas keberhasilan yang diraih atlet petembak TNI Angkatan Darat dalam mengukir prestasi terbaik kali ini, Kepala Staf Angkatan Darat dalam

TNI-AD JUARA UMUMAARM-18 PHILIPINASangat membanggakan di saat prestasi olah raga di tanah air menurun, prestasi atlet tembak TNI Angkatan Darat berhasil meraih juara umum lomba tembak Angkatan Darat Se Asean (AARM) ke-18 di Tarlac, Philipina, akhir tahun 2008 lalu

56 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Oleh : May Inf M. Fajar, Danyon 23/Grup-2 Kopassus

Page 57: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

putaran ke dua penyelenggaraan AARM di Malaysia tahun 1997, ditandai dengan standarisasi aturan menembak yang lebih lengkap untuk meningkatkan jiwa kompetisi dan fairness. Dan tahun 1997 merupakan pertama kalinya 10 (sepuluh) negara Asean turut berpartisipasi dalam lomba AARM dan berkembang menjadi event yang sangat bergengsi.

Kegiatan ini juga dimaksud untuk membangun dan mempererat hubungan antar personil militer pada semua tingkat dalam Angkatan Darat negara Asean mulai dari pimpinan senior sampai kepada prajurit dengan pangkat terendah dan sekaligus sebagai tradisi yang baik dalam ajang kompetisi petembak-petembak terbaik Angkatan Darat se-ASEAN. Bersamaan dengan penyelenggaraan AARM, juga diselenggarakan ACAMM (Asean Chiefs of Army Multilateral Meeting) yakni pertemuan antar Kepala Staf angkatan Darat negara Asean yang bertujuan untuk saling berinteraksi dan bekerja sama dalam meningkatkan, menguatkan solidaritas, persahabatan, saling percaya dan saling pengertian.

Pada pelaksanaan AARM ke-18 di Philipina dari 25 November s/d 12 Desember 2008 yang diikuti oleh 10 negara Asean (Indonesia, malaysia,

Singapura, Thailand, Brunei, Philipina, Vietnam, Myanmar, Kamboja dan Laos), Tim Tembak TNI Angkatan darat keluar sebagai juara umum sedangkan diurutan ke dua dari negara Thailand dengan 15 emas, 12 perak, 14 perunggu dan urutan ketiga diraih Philipina dengan 4 emas, 7 perak, 7 perunggu. Sementara Myanmar, laos dan Kamboja tidak memperoleh medali sama sekali.

Hasil perolehan medali masing-masing Negara pada AARM ke-18, Philipina

Adapun Materi yang dilombakan terdiri dari kejuaaraan kesenjataan senapan, Pistol Putra, pistol puteri, karaben dan senapan otomatis. Materi menembak ini dirancang sedemikian rupa untuk versi menembak militer sehingga karena tingkat kesulitannya maka setiap petembak harus ekstra keras berlatih agar dapat memperoleh hasil yang maksimal.

Selama 18 kali penyelenggaraan AARM, tim tembak TNI Angkatan Darat telah berhasil meraih 3 kali juara umum yaitu pada AARM ke-14 tahun 2004 di Indonesia, dengan Komandan Kontingen Letkol Inf Rudianto, AARM ke-16 di Hanoi, Vietnam dengan Komandan Kontingen Letkol Inf I Nyoman Cantiasa dan AARM ke18 di

Philipina dengan Komandan Kontingen Mayor Inf Fadjar. Sebagai catatan dalam pelaksanaan Novelthy shoot antar para komandan kontingen kali ini, materi menembak senapan dan pistol, Mayor Inf Fadjar berhasil keluar sebagai juara.

Cahaya Chandraca | 57

Page 58: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Pekan Olahraga Angkatan Darat merupakan ajang lomba sebagai tolak ukur pembinaan satuan di lingkungan Angkatan Darat yang dilaksanakan setiap 2 tahun sekali dan diikuti oleh seluruh kotama di jajaran TNI-AD.

Kopassus sebagai salah satu Kotama di jajaran TNI-AD ikut ambil bagian dalam Pekan Olahraga Angkatan Darat. Pada Pekan Olahraga Angkatan Darat TA. 2007 Kopassus menduduki peringkat ke-7. Prestasi yang diperoleh tersebut kurang memuaskan sehingga dalam pertandingan Porad TA. 2009 Tim Porad Kopassus berusaha meningkatkan prestasi dengan melaksanakan sistem pemusatan latihan dengan mengacu pada strategi untuk memenangkan lomba.

Cabang olah raga yang akan dipertandingkan pada Porad TA. 2009 adalah sebagai berikut :Atletik, 12 nomor pertandingan.Renang, 14 nomor pertandingan.Tinju, 7 nomor pertandingan.Karate, 7 nomor pertandingan.Tenis lapangan, 11 nomor pertandingan.Bola volly, 4 nomor pertandingan.Sepak bola, 1 nomor pertandingan.

Jumlah total medali yang diperebutkan adalah 56 emas, dengan selisih jumlah 14 emas dari Porad TA. 2007. Hal ini terjadi karena adanya tambahan materi yaitu kecabangan tinju yang tidak terdapat pada Porad TA.2007, serta adanya penambahan nomor pada beberapa cabang olah raga yang dipertandingkan.

Dalam upaya merebut emas dari setiap kecabangan olah raga tersebut, dibawah pimpinan Komandan Kontingen Dangrup-1 Kopassus Kol. Inf. Hartomo dan supervisi Aspers Danjen Kopassus Letkol. Inf Hendi Geniardi, Kolat telah membuat beberapa pentahapan kegiatan meliputi tahap perencanaan, tahap persiapan serta tahap pelaksanaan yang meliputi tahap seleksi atlet I dan II, tahap penajaman I dan II dan tahap akhir yaitu siap tanding di ajang kompetisi Porad 2009.

Bagaimana Konsep Latihan,

Kesiapan Atlet serta Sarana dan Prasarana Latihan di Kopassus ?

Konsep latihan yang dibuat diarahkan pada terbentuknya kesiapan perorangan Atlet serta Tim Kopassus yang tangguh dan kuat. Hal ini cukup beralasan karena dilihat dari kemampuan secara perorangan, telah ada sebagian Prajurit yang sudah M E M E C A H K A N REKOR PORAD TA.2007 walaupun baru melaksanakan dua bulan pemusatan latihan, dari lima bulan yang direncanakan. Dan apabila dilihat secara umum prestasi Tim porad Kopassus masih dapat lebih ditingkatkan mengingat masih ada waktu efektif tiga bulan untuk penajaman prestasi yang diharapkan.

Disamping hal tersebut di atas keberadaan sarana dan prasarana latihan tentunya juga sangat berperan penting dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Namun hal tersebut sudah dapat dijawab dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap di Grup-1 Kopassus meliputi semua cabang olah raga yang dipertandingkan diantaranya atletik, renang, tinju, karate, tenis lapangan, bola volly dan sepak bola.

Apa Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Tim Porad Kopassus?.

Meningkat atau turunnya kemampuan atlet Porad Kopasssus tentunya tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya baik yang berasal dari dalam (faktor intern) maupun dari luar (faktor ekstern).

Faktor Intern. Kekuatan. Prajurit kopassus

yang tergabung dalam Tim Porad adalah prajurit yang sudah mempunyai kemampuan dasar yang baik dan lolos seleksi.

Pertama. Setiap prajurit Kopassus memiliki semangat yang didorong oleh rasa bangga dan kesetiaan terhadap Baret Merah.

Kedua.Dengan latihan yang keras pada saat latihan komando membentuk mental yang tangguh serta jiwa pantang menyerah.

Ketiga.Dukungan dan kebijaksanaan Komando Atas memberikan kesempatan bagi upaya untuk meningkatkan kemampuan prajurit Tim Porad Kopassus.

Kelemahan. Ada beberapa

STRATEGI KOPASSUS DALAM MENGHADAPI PORAD 2009

Oleh : Mayor Inf. Yudianto Putrajaya, Danyon 12/Grup-1 Kopassus

KOPASSUS BERTEKAD BANGKIT UNTUK MENAMPILKAN YANG TERBAIK DALAM PORAD 2009 DENGAN MOTTO “ TEKAD BERLATIH

UNTUK MENJADI JUARA, BUKAN SEKEDAR MENCARI KERINGAT...!!! KITA SIAP UNTUK MENANG ..... !!!“.

58 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Page 59: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

personil yang akan mengikuti sekolah secaba maupun tes sesko yang menjadikan pecahnya konsentrasi Atlet dalam mengikuti pemusatan latihan.

Faktor Ekstern. Adanya Beberapa Peluang

yang memberikan harapan bagi kemenangan tim Porad Kopassus.

Pertama.Kegiatan Try Out dan tergabungnya Tim Porad Kopassus

dalam berbagai lomba dan kejuaraan daerah bahkan tingkat nasional, merupakan sarana pembentukan mental serta pengalaman bertanding.

Ke dua.Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dari seluruh cabang olah raga yang dipertandingkan.

Ke tiga.Kondisi Atlet yang masih muda sangat memungkinkan peningkatan prestasi secara maksimal.

Ke empat. K e b e r a d a a n Pelatih Nasional dalam melatih Tim Porad Kopassus merupakan peluang untuk meningkatkan prestasi atlet secara maksimal.

Disamping adanya beberapa peluang tersebut tentunya juga ada

kendala, namun sudah dapat teratasi dengan adanya koordinasi serta petunjuk yang diberikan Komando Atas.

Konsep Kopassus untuk Menjadi Juara Umum Pada Porad 2009.

“Bagaimana cara melahirkan suatu atlet yang unggul, tangguh, disiplin, moril tinggi, pantang menyerah serta rela mengorbankan jiwa raganya demi kemenangan tim ?”

Kemampuan yang diharapkan dari Atlet Porad Kopassus dalam rangka menghadapi perlombaan adalah terbentuknya individu yang unggul serta tim yang tangguh dan kuat. Oleh sebab itu peningkatan prestasi Atlet secara maksimal menjadi sasaran utama dalam pembinaan Tim Porad Kopassus, melalui beberapa upaya sebagai berikut :

Penyusunan Program Latihan.Komando Latihan Porad Kopassus

telah menyusun program sedemikian rupa sehingga latihan dapat MENCAPAI SASARAN YANG D I I N G I N K A N PADA SETIAP PENTAHAPANNYA, YANG MENGACU KEPADA POLA P E M B I N A A N ATLET OLAH RAGA UMUM NASIONAL. Program tersebut tertuang di dalam Kalender Latihan, yang mengatur semua perencanaan, persiapan dan pelaksanaan latihan mulai tahap seleksi, tahap penajaman sampai dengan pada tahap dinyatakannya

Tim Kopassus siap berlaga di ajang PORAD TA.2009.

Melaksanakan koordinasi. Selalu melaksanakan koordinasi ke atas dan ke samping dalam rangka peningkatan pencapaian prestasi para atlet. Hal ini tidak terlepas dari adanya sistem pelaporan kepada Komando Atas terhadap kendala yang ada di lapangan untuk mendapat petunjuk dan arahan lebih lanjut.

Konsep Kepelatihan pada Setiap Kecabangan.

Pertama. Mendatangkan Pelatih Pelatnas dan Tenaga Profesional. Untuk menghasilkan atlet yang berprestasi tentunya membutuhkan tenaga pelatih yang

professional sehingga didapatkan hasil yang maksimal. Dalam mewujudkan hal tersebut, setiap kecabangan olah raga yang akan dipertandingkan dalam ajang Porad TA.2009 diasuh dan dilatih oleh Pelatih Pelatnas yang berkualitas serta telah berpengalaman membawa atlet-atlet nasional dalam pertandingan Asean Games, Sea Games dan Olympiade.

Kedua. Memberikan kesempatan kepada para atlet untuk berlatih bersama tim Pelatnas serta menggunakan fasilitas-fasilitas olah raga yang berskala Nasional.

Ketiga. Pemeliharaan Materil dan Peralatan Latihan. Kolat Porad Kopassus selalu memperhatian kesiapan dan kelayakan Materil dan Peralatan Latihan guna menunjang peningkatan prestasi yang maksimal.

Konsep Pembinaan Atlet.Meningkatkan Semangat

Berlatih dan Percaya Diri. Semangat berlatih ini sudah ada dalam setiap diri Tim Porad Kopassus, yang terwujud dalam keinginan untuk meningkatkan prestasi pada setiap kecabangan. Oleh karena itu pola pembinaan diarahkan pada upaya untuk terus memupuk semangat juang, rasa percaya diri, jiwa pantang menyerah serta menumbuhkan keyakinan yang kuat akan kemampuan diri dan prestasinya.

Memberikan reward and punisment. Penghargaan dan hukuman, tidak terlepas dari pembinaan para atlet. Hal ini merupakan upaya untuk menanamkan kedisiplinan serta kesadaran untuk terus berbuat yang terbaik.

Melatih Kesabaran dan Konsentrasi. Memiliki kesabaran yang tinggi dan selalu berkonsentrasi merupakan salah satu aspek yang telah ditanamkan dalam setiap diri atlet Porad Kopassus.

Menjaga Kesehatan Atlet. Dalam menjaga kesehatan para atlet, Kolat melaksanakan penghitungan keseimbangan kalori makanan dan gizi atlet yang pada tahap ini telah mencapai rata-rata 3.900 s.d 4.300 kalori/hari (sesuai kecabangan olah raga), pemberian vitamin, suplemen tambahan serta pemeriksaan kesehatan Atlet secara berkala dengan tenaga medis yang telah disiapkan.

Dengan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta dengan upaya menciptakan strategi penyiapan yang telah disampaikan secara global di atas, Tim Porad Kopassus menyatakan siap untuk merebut juara umum pada Porad TA.2009.

Cahaya Chandraca | 59

Page 60: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

SITU GINTUNGSITU GINTUNGCatatan dari LapanganCatatan dari LapanganOleh: Ikhwan Nasution, Sukarelawan

Selain itu, warga juga melaporkan sekitar 99 orang yang tidak diketahui keberadaannya. Ke-99 orang itu termasuk warga yang mengontrak rumah atau sedang berkunjung di kawasan tersebut saat bencana tiba-tiba menerpa. Jumlah Pengungsi mencapai 874 jiwa, Kerusakan fi sik meliputi 319 unt rumah, 11 unit sarana pendidikan dan satu buah jembatan. Bencana jebolnya tanggul terjadi pada hari Jumat Tanggal 27 Maret 2009 sekitar pukul 05.00. sebelumnya pada hari Kamis sore, 26 Maret 2009, hujan memang turun cukup deras. Kebetulan saya berada di sekitar lokasi karena memang tempat kerja saya tidak jauh dari lokasi kejadian. Lokasi yang terkena bencana antara lain pemukiman warga kampung Poncol, pemukiman warga kampung Gintung, Kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta, Perumahan Cirendeu Permai dan Perumahan Bukit Pratama.

Pada hari pertama kejadian, Segera saya bersama satu team rescue RANITA UIN JKT turun ke lokasi, perumahan cirendeu permai menjadi lokasi pertama tempat evakusi korban, karena diduga beberapa korban terbawa arus air

yang mengarah ke hilir. Penanganan pertama adalah penyelamatan dan evakuasi korban dilakukan melalui upaya pencarian dan penyelamatan korban, pertolongan darurat dan evakuasi korban.

Catatan yang kami peroleh dilapangan dalam pencarian korban selama enam hari adalah rumitnya pencarian korban diakibatkan karena tingginya lumpur, banyaknya puing-puing rumah yang rusak berat dan hanya bisa dikerjakan dengan alat berat. Kebanyakan korban ditemukan jauh dari tempat tinggal mereka karena terseret oleh derasnya arus air. Dari hasil diskusi dengan salah satu Tim kami, Kang Wawan dari yayasan GADA MUSA Discovery adalah memfokuskan pencarian dengan menyisir sungai menggunakan perahu dari tempat kejadian sampa ke hilir daerah Cipulir.

Catatan lain yang saya peroleh dari lapangan adalah masalah Distribusi bantuan. Penanganan distribusi bantuan bencana situ gintung ini agak berbeda menurut saya, tidak seperti bencana gempa Bengkulu (2000), Banjir Jakarta (2002), Tsunami Aceh (2004) atau

Tanggul Situ (Danau) Gintung yang terletak di daerah Cirendeu, Ciputat Tangerang Selatan jebol. Air 1 juta kubik permeter meluap disertai lumpur akibat longsornya tanggul. Sampai tulisan ini dibuat korban meninggal sudah mencapai 100 orang, masih ada 13 warga setempat, yang resmi memiliki KTP, dinyatakan hilang.

60 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Page 61: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

gempa Jogya (2006) yang pernah saya alami. Yang membedakan pada bencana situ gintung ini adalah, pertama, akses sosial, ekonomi dan komunikasi di sekitarnya (yang tidak kena musibah) masih normal, seperti Pasar, kantor pemerintahan dan

aktivitas sosial di sekitarnya berjalan normal. Hanya saja, jalan raya macet total. Ini berarti bahwa para donasi menjadi mudah untuk menyalurkan atau bahkan membeli langsung kebutuhan para korban (lokasi pusat perbelanjaan sangat dekat sekali).

Kedua, berita di media massa, baik media lokal maupun Nasional yang gencar dilakukan, ditambah lagi dengan kehadiran Presiden RI dan Wakil Presiden juga bertepatan dengan momentum PEMILU menjadi salah satu faktor munculnya parade posko, baik yang ada di lokasi maupun yang di luar lokasi. Baik dari Pemerintahan, ORNOP, ORMAS, Mahasiswa, Pelajar, Perusahaan dll. Tapi, apapun itu, saya bersukur karena itu merupakan kepedulian terhadap sesama. Hanya saja, jika distribusi bantuan tidak dikelola secara maksimal, maka akan muncul “bencana” baru, yaitu berlimpahnya bantuan tanpa distribusi yang tepat. Makanan kadaluwarsa, pakaian dibakar, hal itu yang harus dihindari.

Selanjutnya adalah ke depan, yaitu rehabilitasi. Penanganan rehabilitasi sangat berbeda dengan penanganan tanggap darurat, penanganan rehabilitasi akan dilakukan dengan melibatkan masyarakat korban. Masyarakat korban tidak akan dianggap sebagai masyarakat lemah yang tidak bisa melakukan apa-apa. Mereka juga perlu kembali membangun mental, aktivitas seperti semula dengan

bantuan para relawan, lembaga atau organisasi yang masih tetap aktif membantu mereka, baik memberikan akses, fasilitas sementara atau yang lainnya. Tapi, hal ini akan dilakukan bertahap hingga pada akhirnya masyarakat korban

kembali menjalani hidupnya secara normal kembali. Untuk melakukan ini, hal yang patut menjadi catatan saya adalah masalah pendataan. Pendataan sering menjadi kendala di lapangan, apalagi daerah wilayah bencana ada beberapa kontrakan yang mayoritas penghuninya adalah warga pendatang yang tidak ada dalam daftar RT masing-masing wilayah. Akan tetapi prinsipnya bahwa masyarakat korban akan mendapat perlakuan sama baik yang terdaftar maupun yan tidak.

Bencana Situ Gintung harusnya menjadi pelajaran penting bagi kita semua, bahwa Penanggulangan bencana bukan hanya saat Tanggap darurat saja, melainkan seperti yang tertuang dalam UU Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007 Pasal 33 tentang penanggulangan bencana: Penyelenggaraan Penanggulangan bencana terdiri atas 3 (Tiga) tahap meliputi: Prabencana, Saat Tanggap darurat, dan Pascabencana.

Cahaya Chandraca | 61

Page 62: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

62 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Tonggak sejarah kelahiran panser lapis baja beroda empat P2 Cougar berawal ketika pada paruh kedua 2003 muncul ide brilyan di kalangan para tehnisi PT Dirgantara Indonesia untuk mencipta sebuah kendaraan tempur (ranpur) dalam rangka memenuhi kebutuhan TNI dan Polri. Kedua institusi pengawal kedaulatan dan keamanan negara ini sangat butuh kendaraan tempur kelas ringan yang andal dalam menghadapi segala bentuk pertempuran jarak dekat di tengah kota. Namun niat itu kerap kali terkendala kebijakan embargo yang dijatuhkan negara Barat pembuat kendaraan tempur secara sepihak ditambah terbatasnya dana belanja alat utama sistem senjata yang dimiliki kedua instansi tersebut. Lewat kerja keras, maka pada pengujung 2004 Divisi Engineering PT Dirgantara Indonesia meluncurkan purwarupa panser beroda empat. Nama yang disandang kala itu adalah KEV (Kendaraan Engineering Vehicle).

Menurut klaim salah satu staf penguji di PT Dirgantara Indonesia panser KEV dirancang supaya dapat melaju di jalan raya secepat kendaraan beroda empat milik warga sipil, tangguh menjelajah medan berat dan tentu saja lincah bermanuver di kawasan hutan yang jalur lintasannya ‘berantakan’. Kabarnya, disain KEV yang sejak awal diproyeksikan sebagai kendaraan pendobrak dalam gelar perang perkotaan tersebut rampung hanya dalam tempo sekitar tiga bulan. Namun akibat keterbatasan sumber daya, maka PT Dirgantara Indonesia menggandeng salah satu pabrikan otomotif swasta dalam negeri, PT Sentra Surya Ekajaya (SSE) dalam pengembangan lebih lanjut panser KEV. Alasan pemilihan PT SSE karena pabrikan ini telah berpengalaman mendisain dan mencipta panser angkut pasukan P1 Pakçi berkapasitas 12 orang milik Satuan Penanggulangan Teror (Satgultor) / Detasemen 81 Kopassus TNI AD.

Dalam perkembangannya, panser KEV mengalami sedikit perombakan. Pada sisi kanan dan kiri tutup ruang

Panser P2 Komandooleh : Tim Redaksi Majalah DEFENDER

Berawal dari hasil kreasi para tehnisi PT Dirgantara Indonesia yang berniat mencipta ranpur tangguh untuk keperluan TNI, panser beroda empat P2 Cougar ( sebelum nama P2 Komando) tercipta dan berkembang jadi rantis berlapis baja ringan tapi andal. Pengembangan lanjutan ditangani salah satu perusahaan otomotif swasta dalam negeri yang telah berpengalaman mencipta rantis untuk beberapa unit lawan teror di jajaran TNI.

Page 63: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Cahaya Chandraca | 63

mesin, dipasang jendela berkisi dengan struktur persegi empat trapesium. Fungsinya adalah untuk tempat masuknya udara pendingin mesin. Dengan pemasangan sepasang jendela berkisi ini maka tampilan KEV makin mirip dengan panser intai VBL lansiran Renault, Perancis. Selain itu, kedua lampu utama bagian depan yang semula berstruktur persegi empat diganti jadi lampu berstruktur bundar. Tepat di bawah kedua lampu utama itu dipasang besi penahan benturan (bemper) berstruktur segitiga prisma yang dilengkapi kawat baja penarik beban (winch) yang bekerja secara elektrik plus dua cincin pengait. Jendela depan ruang kemudi yang semula tunggal diubah jadi ganda. Demi alasan ‘keamanan’, jendela pintu ruang kemudi, kedua jendela samping ruang penumpang dan jendela pintu belakang juga ikutan dipermak sehingga jadi lebih kecil.

Pada kuartal ketiga 2005, PT SSE meluncurkan purwarupa KEV yang telah disulap jadi P2 V1 Komando yang multi peran. Sesuai dengan jumlah awaknya yang hanya empat orang, maka fungsi utama P2 V1 sebagai kendaraan intai tempur (reconnaissance combat vehicle). Selain itu, ia juga dapat dipakai selaku kendaraan sentra komunikasi, markas berjalan, ambulans berlapis baja dan bengkel berjalan. Usai melansir P2 V1, menjelang akhir kuartal keempat tahun yang sama PT SSE melansir purwarupa angkut personel yang disebut P2 V2 APC bersamaan dengan peluncuran rantis ringan multiguna segala medan P3 Cheetah. Perbedaan kasat mata antara versi intai tempur dengan versi angkut personel terletak pada ukuran panjang badan, kapasitas angkut penumpang, jarak antara kedua

sumbu putar roda depan dengan roda belakang, bobot (kosong dan siap tempur) dan jangkauan jelajahnya. Secara umum dapat dikatakan versi angkut personel lebih panjang, lebih berat dan sanggup menjelajah lebih jauh ketimbang versi intai tempur.

Tinjauan desainSeluruh badan panser Cougar

terbuat dari kerangka baja yang berstruktur monokok (monocoque armor body). Lapisan baja yang dipilih sebagai penyusun dinding ruang kemudi, ruang penumpang dan ruang mesin adalah jenis baja tahan karat berketebalan enam milimeter. Sementara untuk seluruh kaca jendela dipakai material polimer berketebalan 40 milimeter sehingga tahan terjangan proyektil amunisi kaliber 5,56 dan 7,62 milimeter. Semuanya dipakai untuk menjamin keselamatan keempat awak Komando versi intai (terdiri komandan kendaraan, pengemudi, juru senjata dan personel cadangan) dan sepuluh pada versi angkut (empat awak inti dan enam penumpang).

Sesuai fungsi asasinya sebagai ranpur, maka disain badan Komando dibuat dengan mepmperhatikan faktor aerodinamik suatu rantis. Dinding pada kedua sisi ruang kemudi dan ruang penumpang sengaja dibuat membengkok. Tujuannya untuk menekan faktor destruktif yang disebabkan terjangan proyektil senjata anti tank atau serpihan proyektil granat tangan. Dinding bagian bawah (perut) Komando dibuat cukup tebal sehingga tahan efek ledakan ranjau darat yang kemungkinan terlindas saat ia melintasi jalan biasa (bukan jalan raya beraspal).

Di tengah suasana pertempuran, awak ranpur acap butuh lebih leluasa dalam memantau situasi di sekitarnya bila ia akan mengambil keputusan terkait kelanjutan gerak jelajah ranpur yang dikendarainya atau dipimpinnya. Agar tak beresiko kena tembak musuh, maka awak Komando yang bersangkutan dapat melakukan pekerjaan itu dari dalam kendaraan sembari hanya menjulurkan

kepala atau kepala berikut sebagian badannya. Guna memfasilitasi keperluan tersebut, maka perancang Komando menempatkan dua jendela atap berbentuk persegi empat bertutup tepat di atas kepala pengemudi dan komandan kendaraan serta satu jendela atap di atas ruang penumpang. Selain itu, pada tiap sisi dinding ruang penumpang dipasang satu lubang penembakan berbilah penutup bentuk daun. Oleh awaknya yang ada di dalam kendaraan bilah penutup lubang penembakan ini dapat diputar ke samping memakai tuas khusus.

Tampilan ruang kemudi Komando sangat sederhana. Jumlah panel kendali gerak yang ada di depan pengemudi tak seberapa. Bahkan jumlahnya bisa jadi jauh lebih sedikit ketimbang jumlah panel kendali gerak mobil sedan sarana transportasi harian warga sipil. Sedemikian praktis cara mengemudikan P2 sehingga sang pengemudi hanya perlu menekan tombol penghidup mesin (starter button) ke posisi ON (berada dekat jajaran empat panel pendingin ruangan) tanpa harus memutar kunci kontak seperti halnya pada kebanyakan kendaraan beroda empat. Seluruh panel kendali gerak Komando ditempatkan tepat di belakang kemudi yang juga dilengkapi sistem power steering. Alhasil, pengemudi komando tidak perlu kuatir mengalami body roll alias badan kendaraan limbung saat berbelok. Pasalnya, saat melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi sekalipun Komando gampang diajak menikung secara tiba-tiba pada kondisi belokan jalan yang ‘tajam’.

Tungkai persnelling dan rem tangan juga ditempatkan pada sisi kiri pengemudi. Tepat di atas jajaran panel pendingin ruangan terletak lubang penembakan untuk komandan kendaraan diapit kedua jendela depan. Bentuk fi sik dan cara pengoperasiannya sama seperti lubang penembakan di kedua sisi ruang penumpang.

Untuk mencegah kemungkinan kena tembak musuh, kedua tangki bahan bakar Komando (masing-masing berkapasitas 70 liter) ditempatkan di

Page 64: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

PePePePPPePePePPePePePeePePePePePePeeePePePeePeePeeeeeePePePePePeePPPePPeeeeePeeeePPPPePePerbrbrbrbrrbrbrbrbbbbbbbrbrbbbbrbrbbrbbbrbrrbbrbaaaaaaaaannnannaaaaaaaaaaaaaaaaaanaaanaaaannnddddddididididddididdididddddddddddidddddddd ngngngngngngngngnggngngnggggganananaanananna s ss sspeppepeeeepepep sisisisisisssis fi fifififififififififififififififififififififififi fi fi fifififi fikkkakakakaaaakakakakakakkakakkakkkkkkkakkakakakkaaakakasisissssisisiisisissssi uuuuuuuuuuuuuuuuuuuu uuuuuuuuuu uuuuuuuu ummmmmmmmmmumumumumumumummmmmmmmmmmmummummmmmmmmmummmmmmmummmm m mm mm m m mmmm P2P2P2P2P2P2P2222222P2PP2P2P22222P2P2P22PPP2P222222222222P22P2 v v vvv vvvv vvv vvvvvvvvvererererererrereereererereeeeerererrereeeereerrrerrrrsisisisisisisisisisisississisissiisissssisssssssssssssssssssssssis ii iii i ii i iiiiiiintnntntntttttntnttntnttntntntnntnntntaaaaiaiaaaaaiaaaiaiaiai t t temememee pupupupuuuuuuuup rrrrr r rr (PPP(P(P(PPP(PP( 2 222 VV1V1VV1VVVV1V ) ) ))) dadaadadadann nnn veeversrrr i anananangkkgkgkkkkutututuutut ppp p perereerersososososoneneneel l (P(PPP(P((P( 2 2 2222 V2V2VVVV2V2222222V2V2V2VV2V2VV2V2VVV222222)))))))))))))))))))

SSSSSSpesifi kasii tteehhhhnnniiiiissssss uuuuuuummmmmmmum P2 V1 PP222 VV22JuJumlmlmlmlmlm ahaa awak + penumpang gg g ((orang)Paaaanjnjnjananananang g g gg XXX X X X lelelelelebabababababarr r r XX X X X tititittitingngngngnggigigigigi (( ( ( (mmmm ) JaJJ raraakkk anantat r rr dududuuua a a aa sususususumbmbmbmbmbm u uu uu rrorororrodadadaddada p pp ppppenenenenggggererakak (((mmmmmmmm))))BoBoBoBobobobobott t kokokososososongngngn ///// ssssssiaiiaiaiap ppp tetttetetempmpppmmpururur ((((kgkgkg)))Jangkauan jelajah maksimum ddii jalalan n rarayya ((kmkm))

4 + 04.009 X 2.064 X 2.071

2.74744433.0000000 / / 4.000

600

4 + + 6664.750 X X 2.2.2.0606064 44 X 2.22 0777111

3.33 00700 04.100 0 / 5.500

800

bagian dalam ruang penumpang.tepat di belakang tempat duduk penumpang. Namun anehnya, jeriken tempat bahan bakar cadangan justru dipasang di belakang ruang penumpang mengapit pintu belakang bersama dengan jeriken air. Sebagai jaminan keamanan atas jeriken bahan bakar tersebut, maka pada pintu belakang juga terdapat satu lubang penembakan berujud sama seperti ketiga lubang penembakan lainnya.

Sistem penggerak

Supaya Komando leluasa bermanuver di segala medan dan kondisi cuaca, maka ia harus memiliki tenaga yang cukup besar. Untuk itu perancangnya sengaja memilih mesin disel tipe 14-15T turbodiesel enam silinder 4.0 liter yang sanggup menghasilkan tenaga gerak sebesar 165 daya kuda (PK). Kabarnya mesin disel ini cukup andal dalam menghadapi berat badan kendaraan dan kondisi medan lintasan yang kerap berubah-ubah. Sebagai dukungan dalam bermanuver, dipasang pula sistem transmisi otomatis empat kecepatan dan sistem penggerak empat roda (four wheel drive). Berkat perpaduan semua ini, di jalan raya yang mulus dapat berlari dengan kecepatan hingga 100 kilometer per jam.

Selain berkat keandalan mesin dan sistem penggeraknya, kemampuan

bermanuver Komando juga ditentukan jenis roda dan kaki penggeraknya. Untuk menopang badannya yang pada saat kosong saja beratnya telah mencapai tiga ton, Komando dimodali alat peredam kejut (shock breaker) tipe Sky Jacker yang dipadu dengan pegas jenis keong tipe Old Man EMU. Bermodalkan sistem penggerak nan tangguh ini, perancang Cougar mengklaim ranpur ciptaannya sanggup melintasi medan di pegunungan dengan kemiringan hingga 45 derajat. Ditambah tinggi kolongnya sebesar 0,4 meter, Komando mampu melintasi parit penghalang selebar 0,5 meter dan barikade setinggi 0,8 meter.

Persenjataan dan perlengkapan tambahan

Sebagai sarana bela diri aktif, Komando dapat dilengkapi dengan aneka sistem senjata. Mulai senapan mesin ringan berbagai kaliber, senapan mesin berat, pelontar granat secara otomatis kaliber 40 milimeter hingga berbagai tipe peluru kendali baik untuk keperluan anti tank maupun anti pesawat tempur. Senjata tersebut dapat dioperasikan secara manual ataupun otomatis. Agar senjata tersebut dapat bertengger di atap Komando, maka perancang panser ini memantek tempat dudukan senjata yang bersifat universal (bisa dipakai untuk beragam senjata). Sementara

itu, untuk melakukan upaya bela diri secara pasif Komando dimodali dua set tabung pelontar granat penghasil tabir asap (smoke screen grenade). Tiap unit terdiri dari empat tabung pelontar berkaliber 81 milimeter.

Tidak hanya senjata, di sekujur badan Komando juga tampak bertebaran aneka perlengkapan zeni ringan. Terdiri atas kapak, sekop, beliung (dipasang dekat jendela ruang penumpang sebelah kanan) dan gulungan kawat baja (dekat jendela ruang penumpang sebelah kiri). Dan tepat di belakang pintu ruang kemudi sebelah kiri bercokol tabung peralatan saringan udara..

Produk anak BangsaDengan terciptanya Ranpur

P2 Komando ini berarti cukup membuktikan bahwa kita mampu memproduksi senjata untuk keperluan Alutsista kita. Sesuai dengan himbauan menteri pertahanan agar kita mampu memenuhi kebutuhan alutsista dengan memberdayakan kemampuan dalam negeri, berarti kita harus berusaha untuk makin kreativ dalam ide dan pengembangannya. Diharapkan dalam perjuangan mengisi kemerdekaan ini, makin banyak yang mampu mengsasilkan produk alutsista produksi negeri sendiri.

64 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Page 65: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Cahaya Chandraca | 65

Danjen menerima kunjungan Komandan Kopassus Korea

Diskusi ilmiah dengan Wakil Rektor Unpar di Makopassus

Foto bersama Danjen Kopassus beserta staf

dan Komandan Kopassus Thailand

Kunjungan komandan Kopassus Cina ke Makopassus

Page 66: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

66 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Kegiatan keagamaan warga Kopassus yang memeluk agama Kristen pada malam Natal

Warga Kopassus bersama-sama warga sekitar melaksanakan

Sholat Ied dalam memperingati hari raya Idul Fitri

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW oleh warga

Kopassus dan warga sekitarnya

Wadanjen Kopassus melaksanakan kegiatan keagamaan Hindu bersama satuan jajaran TNI-AD

Page 67: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Cahaya Chandraca | 67

Latihan Anti Teror TNI/Polri di Hotel Borobudur

Airboat Kopassus dibuat oleh PT. DI

Latihan selam militer di laut kepulauan Seribu

Apel Dansat Danton ke atas di Makopassus

Gladi Posko I 2008 di Sat-81 Kopassus

Gladi Lapang di Situ Lembang

Apel Dansat Danton ke atas di Makopassus

Page 68: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

68 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Prajurit Kopassus turut serta membantu kesulitan

masyarakat dengan kegiatan Bhakti Sosial

Pemeriksaan dan pengobatan gratis bagi

masyarakat sekitar kesatrian Ahmad Yani

Kopassus dengan Budha Suci melaksanakan pengobatan gratis bagi warga Kopassus dan

warga sekitar

Wadanjen memberikan imunisasi kepada anak-anak warga Kopassus

Kegiatan donor darah oleh prajurit Kopassus

Prajurit Kopassus melaksanakan bantuan kemanusiaan pada bencana Situ Gintung

Kopassus dengan Budha Suci melaksanakan

Page 69: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Cahaya Chandraca | 69

Menko Kesra Aburizal Bakrie turut serta dalam penanaman pohon di daerah latihan situ lembang

Penanaman pohon oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyonodi daerah latihan Situ Lembang

Bentuk kepedulian prajurit Kopassus beserta keluarga dalam mencegah dampak pemanasan global

Ibu Negara Ani Yudhoyono ikut dalam kegiatan penanaman pohon di daerah latihan Situ LembangIbu Negara Ani Yudhoyono ikut dalam kegiatan

Page 70: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

70 | Edisi Spesial HUT - April 2009

Upacara pengesahan Gudep Pramuka di Makopassus

Peserta outbond sedang melaksanakan fl ying fox

Serah terima jabatan di lingkungan Persit KCK cabang BS Kopassus

Page 71: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Cahaya Chandraca | 71

Ibu Negara Ani Yudhoyono senam bersama Persit KCK Cabang BS Kopassus dan warga sekitar Monas

Danjen Kopassus dan anggota melaksanakan olah raga sepeda santai

Kowad Kopassus mengikuti lomba gerak jalan

Bogor-Jakarta 50 km

Olah raga bersama TNI-Polri di Brigif-17/KJS

Page 72: Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009