majalah-al-binaa-edisi-kedua

80
ن الرحيم الرحم بسم ا وبركاته ورحمة ا عليكمم السS egala puji bagi Allah l atas karunia dan rahmat-Nya, majalah Al Binaa bisa kembali menyapa para pembaca dalam edisi kedua ini. Bagi kami, ini merupakan pencapaian yang besar. Meskipun dengan berbagai kesibukan, akhirnya kami redaksi bisa menyelesaikan amanah ini sehingga mudah-mudahan tetap eksis dan istiqomah. Belajar dari edisi perdana, maka pada edisi kali ini kami berusaha untuk menghadirkan yang lebih baik, perwajahan yang lebih segar, design dan layout yang mudah-mudahan tidak menjemukan para pembaca sekalian. Kami juga menambahkan beberapa rubrik baru yang menarik seperti rubrik ibrah, doa, dan resensi buku. Inovasi dan kreasi akan terus kami lakukan sebagai usaha untuk mengarah kepada majalah Al Binaa yang memiliki ciri khas tersendiri. Oleh karena itu, redaksi menghaturkan beribu-ribu terimakasih kepada para pembaca yang telah ikut urun rembug, memberikan kritik, saran, dan masukan-masukan yang konstruktif untuk majalah tercinta ini. Karena tentunya tiada gading yang tak retak dan kesempurnaan hanya milik Allah semata. Kami berharap semoga goresan-goresan pena tim redaksi pada edisi kedua ini bisa menjadi ilmu yang bermanfaat, menjadi pencerah bagi kita semua, dan semoga Allah l membimbing kita untuk menetapi jalan kebenaran. Akhirnya, selamat membaca dan menelaah sajian kami kali ini. وبركاته ورحمة ا عليكمم السAlamat Redaksi: AL BINAA IBS, Jl. Raya Pebayuran Kertasari Pebayuran Bekasi Jabar 17710 Telp/Fax: 021 89150720/021 89150721 Website: www.majalahalbinaa.com Email: [email protected] Sms: 085285107991- 081398176123 Penanggung Jawab: Aslam Muhsin Abidin, Lc., Pemimpin Umum: Sofyan Toha, S.Si., Pemimpin Redaksi: Agung Wahyu Adhy, Lc., Sekretaris Redaksi: Sulaeman, S.Pd., Staff Redaksi: Zaenal Arifin, Lc. , Musthofa Aini, Lc., Nuralim, Lc., Zaenal Abidin, Lc., Saepul Anwar, S.Pd., Hasyim Nur. S.Pd. Editor: Suratman, S.Pd., Rofael Afriyanto,Lc., Administrasi Keuangan: RM. Syarief Rusdy. SE., Pemasaran dan Sirkulasi: Abu Ishaq Ilustrator: M.S. Haromain, S. Ikom., Web: Agus Setiawan,. ST. Salam Redaksi

Transcript of majalah-al-binaa-edisi-kedua

Page 1: majalah-al-binaa-edisi-kedua

1edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

بسم اهلل الرحمن الرحيمالسالم عليكم ورحمة اهلل وبركاته

S egala puji bagi Allah l atas karunia dan rahmat-Nya, majalah Al Binaa

bisa kembali menyapa para pembaca dalam edisi kedua ini. Bagi kami, ini

merupakan pencapaian yang besar. Meskipun dengan berbagai kesibukan,

akhirnya kami redaksi bisa menyelesaikan amanah ini sehingga mudah-mudahan tetap

eksis dan istiqomah.

Belajar dari edisi perdana, maka pada edisi kali ini kami berusaha untuk menghadirkan

yang lebih baik, perwajahan yang lebih segar, design dan layout yang mudah-mudahan

tidak menjemukan para pembaca sekalian. Kami juga menambahkan beberapa rubrik

baru yang menarik seperti rubrik ibrah, doa, dan resensi buku. Inovasi dan kreasi

akan terus kami lakukan sebagai usaha untuk mengarah kepada majalah Al Binaa

yang memiliki ciri khas tersendiri. Oleh karena itu, redaksi menghaturkan beribu-ribu

terimakasih kepada para pembaca yang telah ikut urun rembug, memberikan kritik,

saran, dan masukan-masukan yang konstruktif untuk majalah tercinta ini. Karena

tentunya tiada gading yang tak retak dan kesempurnaan hanya milik Allah semata.

Kami berharap semoga goresan-goresan pena tim redaksi pada edisi kedua ini bisa

menjadi ilmu yang bermanfaat, menjadi pencerah bagi kita semua, dan semoga Allah

l membimbing kita untuk menetapi jalan kebenaran. Akhirnya, selamat membaca

dan menelaah sajian kami kali ini.

السالم عليكم ورحمة اهلل وبركاته

Alamat Redaksi: AL BINAA IBS, Jl. Raya Pebayuran Kertasari Pebayuran Bekasi Jabar 17710 Telp/Fax: 021 89150720/021 89150721

Website: www.majalahalbinaa.com Email: [email protected] Sms: 085285107991- 081398176123

Penanggung Jawab: Aslam Muhsin Abidin, Lc., Pemimpin Umum: Sofyan Toha, S.Si., Pemimpin Redaksi: Agung Wahyu Adhy, Lc., Sekretaris Redaksi: Sulaeman, S.Pd., Staff Redaksi: Zaenal Arifin, Lc. ,

Musthofa Aini, Lc., Nuralim, Lc., Zaenal Abidin, Lc., Saepul Anwar, S.Pd., Hasyim Nur. S.Pd. Editor: Suratman, S.Pd., Rofael Afriyanto,Lc., Administrasi Keuangan: RM. Syarief Rusdy. SE., Pemasaran dan Sirkulasi: Abu Ishaq

Ilustrator: M.S. Haromain, S. Ikom., Web: Agus Setiawan,. ST.

SalamRedaksi

Page 2: majalah-al-binaa-edisi-kedua

2edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

@Musa Ibrahim: Akhirnya cita-cita terkabul, semoga selalu istiqomah dalam menjalankan dakwah, saya akan dukung terus untuk kemajuan majalah albinaa. @Redaksi.Alhamdulillah alladzi bini’matihi tatimmus shalihat, hanya dengan ijin Allah-lah cita-cita kita semua akan terkabul karena tiada daya dan upaya kecuali dari Allah. Syakarallahu lakum atas doa antum, semoga kita semua istiqomah di jalan dakwah, amin. @Afifah Dian: Subhanallah, bagus majalahnya, tapi isinya kurang remaja buat kita. Kalau bisa membahas tentang masalah remaja ya ustadz. Syukron, sukses terus. @Nida: Baguuuss, tapi kurang banyak nih isinya. i’m waiting for the second edition, semoga lebih bagus, lebih baik, lebih keren, and lebih, lebih, lebih lah pokonya. @Yuna: Subhanallah bagus sekali majalahnya saya menunggu edisi yang akan datang. Saya berterimakasih karena al binaa bisa membuat majalah yg sesuai ahlu sunnah. @Redaksi.Jazakumullah khoiron atas penilaiannya, semoga itu juga yang menjadi penilaian Allah terhadap kita. Masukan-masukan yang sangat berharga, semoga kedepan tim redaksi bisa memilih materi dan bahasa yang lebih baik, lebih keren, and lebih, lebih dan lebih. Second edition sudah hadir, silakan ditelaah. @Meirani Azizah: Kenapa santriwati Al Binaa ga di ajak launching majalah? Sedikit nyesek

ya.. tapi ga papa deh.. makin sukses ya Al Binaa.. Semoga majalah ini bisa menjadi ilmu yang bermanfaat. supaya bisa meluruskan orang awam, amiin. Maju terus Al Binaa!! @Redaksi.Bukan maksud hati untuk membuat santriwati nyesek, tapi apalah daya….In syaa Allah tidak mengurangi semangat anti untuk membacanya dan menggali ilmu darinya. @Kenji Binsam.Semoga dengan hadirnya majalah albinaa, dakwah islam bisa makin meluas. Jaya Al Binaa!! @Redaksi.Amin,wa jazakumulah khoiron. Semoga kejayaan bukan hanya untuk Al Binaa tetapi untuk Islam seluruh kaum muslimin, amin. @Malik Al Kudus: Ya Allah saya membaca majalah ini membuat saya ingin lebih mengenal Islam yang sesungguhnya. Andai saya masih muda saya ingin sekali menjadi murid di sana. @Redaksi.Kami ikut senang bahwa majalah al binaa bisa menjadi wasilah untuk mengenalkan Islam. Tidak ada batas usia untuk belajar dan tidak harus menjadi santri pesantren, mari terus belajar sepanjang hayat.

ROSAILUKUM

Akhi al-Qoori….rubrik ini kami siapkan untuk antum semua para pembaca yang budiman, sebagai ruang untuk menyampaikan kritik, saran, usul, komentar yang membangun demi kelangsungan majalah al binaa tercinta dan untuk menjadikan majalah lebih baik. Silakan kirim kritik, saran dan komentar antum melalui email: [email protected] atau sms ke: 081398176123 / 085285107991 dengan mencantumkan nama dan identitas diri antum.

Page 3: majalah-al-binaa-edisi-kedua

DAFTAR isi Edisi 02/Vol. 1

Aqidah Info Ma'had

Info Ma'had

Reportase Santri

Kisah Mereka

Resensi Buku

Safari Ma'had

Ibroh

Doa

Mimbar Santri

4 - Agungkan Sunnah Nabimu 51 - Berita Expo Islamic Education

54 - Kerja Bakti di Asrama Putri

56 - Tadribul Khithobah

60 - Pahit+Manis= Manis

66 - Manajemen Waktu Para Ulama

68 - eLKID Bogor

75 - Juraij Al 'Abid

79 - Doa pergi ke Masjid

80 - Puisi

12 - Nilai Mencari Ilmu Syar'i dalam Pandangan Al-Quran

16 - Sang Pencerah

21- Shalat Sunnah Rawatib

26 - Kapan Bumi Ada

32 - Mengenal Sistem Pendidikan Pesantren

36 - Kelahiran dan Dan masa Pertumbuhan Rasulullah n

42 - Fatawa Ulama Seputar Bulan Shafar

48 - Salaf dan Keikhlasan

Tafsir

Hadist

Fiqih

Sains

Pendidikan

Siroh

Fatawa Ulama

Teladan Salaf

Page 4: majalah-al-binaa-edisi-kedua

Oleh: Abu Usaid Al Banyumasi

S audaraku pembaca rahimakumullah….Tahukah Anda bahwa syahadaturrasul (أشهد

اهلل رسول حممدا yaitu persaksian (أن bahwa Muhammad adalah utusan

Allah memberikan konsekuensi bagi orang yang mengucapkannya untuk mengagungkan sunnah Rasul y.Di antara bentuk pengagungan terhadap sunnah Rasul y adalah dengan

Al Imam Malik bin Anas mengatakan; “Sunnah laksana bahtera Nabi Nuh. Barangsiapa yang manaikinya ia selamat. Barangsiapa yang tertinggal, maka tenggelam” (Dzammul Kalam wa Ahlihi 5/81)

4edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

AQIDAH

Page 5: majalah-al-binaa-edisi-kedua

manaati Beliau, mencintainya, meneladaninya, pasrah dengan apa yang menjadi keputusannya, mendahulukan ucapan Beliau di atas ucapan siapa pun, mencintai Beliau, tidak menyelisihinya dan tidak memperolok-olok serta mengejeknya dan sebagainya. Sunnah Rasul harus kita agungkan karena ia memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam. Sunnah merupakan penjelas dan penjabar dari Al Quran yang merupakan sumber utama syariat Islam, sehingga tidak mungkin seorang muslim bisa menjalankan syariat dengan benar tanpa memahami sunnah Rasul dengan baik. Allah l berfirman:

للناس ما �نزل إليهم زلنا إليك الذكر لت�ني وأ�نرون )٤٤) فك تن ولعلهم �ن

Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan (QS. An Nahl: 44).

Definisi Sunnah Saudaraku pembaca rahimakumullah…. Sunnah yang dimaksud dalam pembahasan ini bukanlah sunnah

dalam terminologi fikih, yaitu amalan yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak mendapat dosa, yang sering dikenal dengan istilah mustahab atau mandub dan menjadi lawan dari makruh .

Sunnah yang dimaksud di sini adalah jalan dan petunjuk Nabi y, yaitu segala sesuatu yang bersumber dari Rasulullah y, baik itu ucapan, perbuatan, ataupun ketetapan Beliau. Sunnah dengan definisi ini mencakup perkara yang wajib dan mustahab, juga mencakup masalah akidah, ibadah, mu’amalah dan akhlak. Sunnah dengan makna seperti ini sebenarnya adalah Islam itu sendiri secara utuh.

Al Imam Abu Muhammad Al Barbahari v berkata, “Ketahuilah, bahwa Islam itu adalah sunnah dan sunnah itu dialah Islam, yang masing-masing dari keduanya tidak akan tegak tanpa ada yang lainnya.” (Syarhus Sunnah, hal. 59)

Ibnu Rajab v berkata, “Sunnah adalah jalan yang dilalui, ia mencakup sikap komitmen/berpegang teguh dengan ajaran Rasulullah dan Khulafaurrasyidun berupa akidah, amalan-amalan dan ucapan-ucapan. Ini adalah sunnah yang sempurna. Oleh karena itu,

5edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Page 6: majalah-al-binaa-edisi-kedua

6edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

dahulu kaum salaf tidak menyebut kalimat sunnah kecuali terhadap apa yang mencakup itu semua”. Makna yang serupa juga diriwayatkan dari Al Hasan, Al Auza’I dan Al Fudhoil bin ‘Iyadh. (Jami’ul Ulum wal Hikam).

Dalil-dalil tentang mengagungkan sunnah Allah l berfirman:

وما كان لمؤمن وال مؤمنة إذا قضى الله ورسوله عص رة من أمرهم ومن �ن أمرا أن �كون لم الين(٣٦( م�ينا ضالال ضل قد �ن ورسوله الله

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata”.( QS. Al Ahzaab: 36)Allah juga berfirman:

أن أمره عن يالفون الذ�ن ليحذر �ن

هم عذاب أليم )٦٣) نة أو �صي�ن هم �تن تصي�ن“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (QS. An Nuur: 63)Juga fiman-Nya:

وق عوا أصواتكم �ن ر�ن ها الذ�ن آمنوا ال تن �ا أ�نعضكم صوت النب وال تهروا له �القول كجهر �نتم ال تشعرون )٢) عض أن ت�ط أعمالكم وأ�ن ل�ن“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.” (QS. Al Hujuroot: 2)

Ibnul Qoyyim v berkata mengomentari ayat di atas, “(Allah) memperingatkan orang-orang mukmin dari terhapusnya amal mereka karena mengeraskan suara kepada Rasulullah sebagaimana mereka mengeraskan suara kepada

Ibnu Rajab v berkata, “Sunnah adalah jalan yang dilalui, ia mencakup sikap komitmen/berpegang teguh dengan ajaran Rasulullah dan Khulafaurrasyidun berupa akidah, amalan-amalan

dan ucapan-ucapan.

Page 7: majalah-al-binaa-edisi-kedua

7edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

sebagian yang lain. Perbuatan ini tidak termasuk riddah (keluar dari agama), akan tetapi kamaksiatan yang menghapus/menggugurkan amal, sementara pelakunya tidak sadar. Lantas bagaimana pendapat Anda, terhadap orang yang lebih mendahulukan ucapan, petunjuk dan jalan selain Rasul di atas ucapan, petunjuk dan jalan Rasul?! Bukankah orang yang seperti ini sudah gugur amalannya sementara dia tidak sadar?!” (Al Waabilus Shoyyib, hal. 24)Saudaraku pembaca yang dirahmati Allah…

Coba perhatikan komentar Ibnul Qoyyim v di atas, kalau sekadar mengeraskan suara kepada Rasul saja bisa mengakibatkan amalan

pelakunya terhapus dan gugur. Tentu orang-orang yang tidak mengagungkan sunnah-sunnah Nabi dengan cara merendahkan, melecehkan, memperolok-olok, menjadikan sunnah sebagai bahan candaan, mengedepankan pendapat orang di atas pendapat Nabi, maka mereka lebih pantas untuk terhapus dan gugur amalannya, bahkan bisa jadi murtad keluar dari agama, wal’iyadzubillah. Mari perhatikan ayat berikut:

نوض كنا ا إن قولن لين هم سألتن ولئن كنتم ورسوله وآ�اته أ�الله قل لعب و�نكفرت قد عتذروا تن )٦٥(ال هزئون تستنمنكم طائفة عن عف �ن إن إميا�كم عد �ن(٦٦( مرمي كا�وا هم �أ�ن طائفة ب عذ �نDan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, «Sesungguhnya Kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.» Katakanlah: «Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?» Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab

Page 8: majalah-al-binaa-edisi-kedua

8edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. (QS. At Taubah: 65-66)

Al Imam Ibnu Katsir v membawakan sebuah riwayat tentang sebab turunnya ayat di atas, “Dari Abdullah bin Umar ia menuturkan, pada suatu majlis di perang Tabuk ada seseorang yang berkata, “Aku tidak pernah melihat yang seperti para qori’ (penghafal al Qur’an) ini, (mereka) paling rakus, paling dusta lisannya, dan paling pengecut kalau berjumpa dengan musuh”. Lalu salah sorang yang berada di masjid mengatakan,

“Engkau dusta, hanyalah engkau seorang munafik, sungguh aku akan sampaikan berita ini kepada Rasulullahy ”. Berita tersebut sampai kepada Rasulullah y dan turunlah ayat Al Quran. Abdullah bin Umar berkata, “Aku melihat orang tersebut bergelayut di pelana unta Rasulullah y dan ia tersandung-sandung batu, seraya berkata,

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Sementara itu Rasulullah menjawab, «Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?» (Tafsir Ibnu Katsir 2/1073)

Kaum Salaf dalam Mengagungkan Sunnah NabiSaudaraku para pembaca yang dirahmati Allah…

Saking berbahayanya sikap merendahkan, melecehkan dan memperolok-olok sunnah Nabi, kita dapatkan betapa salafus shalih sangat mengagungkan dan menjunjung sunnah-sunnah Nabi y. Mereka khawatir dan takut terjatuh dalam sikap merendahkan dan melecehkan sunnah Nabi.

Sahabat yang mulia Abu Bakar Ash Shiddiq a berkata, “Aku tidak meninggalkan sesuatu pun yang Rasulullah amalkan, kecuali aku mengamalkannya, karena aku sangat khawatir apabila meninggalkan sedikit saja dari perintah Nabi, aku akan menjadi orang yang tersesat”.

Ibnu Baththah berkata mengomentari ucapan Abu Bakar di atas, “Wahai saudara-saudaraku…inilah Ashshiddiqul Akbar (Abu Bakar) mengkhawatirkan dirinya

Page 9: majalah-al-binaa-edisi-kedua

9edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

menjadi orang yang sesat apabila ia menyelisihi sedikit saja dari perintah Nabinya. Lalu bagaimanakah dengan suatu zaman yang penduduknya memperolok-olok Nabinya dan perintah-perintahnya, berbangga s a a t menyelisihinya dan mengejek sunnahnya?!! Kita memohon kepada Allah agar dijaga dari kesalahan dan diselamatkan dari amalan buruk” (Al Ibanah 1/246)

Al Humaidi berkata, “Suatu hari Asy Syafi’i meriwayatkan sebuah hadits, lalu aku pun berkomentar,

“Apakah engkau memakai hadits tersebut?”, maka Beliau menjawab,

“Apakah kamu melihat diriku telah keluar dari gereja, atau ada pada diriku simbol/atribut kekufuran sehingga apabila aku mendengar hadits dari Rasulullah lalu kau tidak mengucapkan (mengamalkannya)?”.(I’laamul Muwaqi’in 2/282).

Pernah Imam Asy Syafi’i ditanya tentang suatu masalah, lalu beliau berkata, “Telah diriwayatkan dari Nabi tentang masalah ini (hadits) yang begini dan begitu. Si penanya berkata, “Wahai Abu Abdillah, apakah engkau berpendapat

dengan (hadits) tersebut?”. Imam Asy Syafi’i pun gemetar dan marah, dan beliau berkata, “Wahai fulan, bumi mana lagi yang bisa dijadikan pijakanku, dan langit mana lagi yang bisa menaungiku, apabila aku

meriwayatkan suatu hadits dari Rasulullah, lalu aku tidak berpendapat dengannya? Ya, wajib bagiku

mendengar dan taat” (Hilyatul Auliyaa 9/106).

Imam Ahmad bin Hambal berkata, “Barangsiapa yang menolak hadits Nabi maka dia berada pada jurang kebinasaan”. Lihatlah saudaraku para pembaca, bagaimana pengagungan yang dilakukan salafushshalih terhadap sunnah-sunnah Nabi dan bagaimana ketakukan serta kekhawatiran mereka untuk menyelisihi sunnah-sunnah tersebut. Itu karena mereka sangat paham bahwa kejayaan, kemuliaan dan keselamatan umat ada pada seberapa besar pengagungan mereka terhadap sunnah Nabinya.

Dan bahwa keterpurukan, kemunduran, kehinaan, dan kekalahan umat adalah di saat

Imam Ahmad bin hambal berkata, “Barangsiapa yang

menolak hadits Nabi maka dia berada pada jurang kebinasaan”.

Page 10: majalah-al-binaa-edisi-kedua

10edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

mereka meremehkan, melecehkan dan memperolok-olok sunnah Nabinya. Cukuplah bagi kita pelajaran yang sangat berharga dari perang Uhud. Bagaimana Rasul dan para sahabatnya harus menerima kekalahan yang menyakitkan setelah sebelumnya kemenangan ada di depan mata mereka, hanya karena kesalahan sebagian sahabat yang tidak mengindahkan perintah Nabi untuk mereka tetap bertahan di bukit dan tidak turun baik mereka melihat kemenangan atau kekalahan, kecuali kalau sudah diperintahkan turun. Kalau kesalahan yang seperti itu saja menjadi penyebab kekalahan kaum muslimin, lalu bagaimana dengan perbuatan yang lebih dari itu yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin sendiri, di

mana mereka berani menolak, merendahkan dan melecehkan bahkan memperolok-olok sunnah Nabi. Lantas dari manakah kejayaan, kemuliaan dan kemenangan umat akan diraih???

M u d a h - m u d a h a n A l l a h menjadikan kita semua orang-orang yang mengagungkan, mengamalkan, dan membela sunnah-sunnah Nabinya di mana dan kapan pun kita berada. Wallahu ta’ala a’lam. Referensi:Ta’dzimus sunnah wa mauqifissalaf mimman

‘aarodhoha awistahza’a bi sayai’in minha, karya Asy-Syaikh Abdul Qoyyum As Suhaibani dengan beberapa tambahan.

Page 11: majalah-al-binaa-edisi-kedua

KELUARGA BESAR YAYASAN BINAAUL MUSTAQBAL DAN MA’HAD AL BINAA ISLAMIC BOARDINGSCHOOL

MENGUCAPKAN SELAMAT KEPADA:

Hanif Dzaki Alifi, Rifky Aliansyah, Rafif Yusuf (Tim 1 SMP IT Al Binaa) sebagai juara 1 dan Fathan Rozani,

Ardi Aulia Mahram, Re Rakannabyan (Tim 2 SMP IT Al Binaa) sebagai juara 2

dalam Lomba MIPA tingkat SMP se-Jabodetabek pada tanggal 5 November 2014 di SMP Islam Al Azhar 8 Kemang Pratama

Bekasi Jawa Barat.

Tim Kimia SMP IT Al Binaa (Fathan Rozani IX A, Adam Hanif Sabarto IXA, Muhammad Hanif Dzaky Alifi IX E) sebagai juara 1 dalam kompetisi Kimia tingkat SMP se-Jabodetabek

yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Jakarta pada hari Sabtu tanggal 1 November 2014.

FUTSAL SMP IT AL BINAA

sebagai juara ketiga dalam turnamen futsal tingkat SMP/MTs se-Jabodetabek pada tanggal 5-8 November 2014 yang diselenggarakan oleh SMA Islam Al Azhar 8 Kemang Pratama

Bekasi Jawa Barat. “Semoga prestasi yang dicapai menjadi motivasi

untuk meningkatkan semangat dalam meraih ilmuyang bermanfaat bagi islam dan kaum muslimin. Amin...”

1

2

3

Ucapan Selamat

Page 12: majalah-al-binaa-edisi-kedua

لوال �ف نفروا كا�ة ل�ف المؤمنون وما كان

فقهوا ل��ف هم طائفة منف �رقة فر من كل �ف

رجعوا إذا ومهم قف نذروا ول�ف ين الد �ي

)١٢٢( يحذرون لعلهم إل�هم “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya

mereka itu dapat menjaga dirinya.” (Q.S.At Taubah : 122) Ayat ini menjelaskan kepada kita hal yang sepatutnya diperbuat dan dilakukan oleh seorang mukmin dari amal shalih yang berada di hadapannya. Ayat ini berbicara tentang jihad fii sabilillah dan mencari ilmu syar’i . Tentu keduanya merupakan amalan yang nilainya sangat mulia dalam islam dan sangat besar pahalanya di sisi Allah k. Dengan jihad akan tegak syariat Allah ; dengan Ilmu akan terbimbing ummat ke jalan yang haq . Imam Al qurthubi menjelaskan kepada kita bahwa jihad fii sabilillah

Oleh: Zainal Arifin, Lc.

12edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

TAFSIR

Nilai mencariilmu syar’i

Al-qur’an dalam pandangan

Page 13: majalah-al-binaa-edisi-kedua

hukumnya fardhu kifayah bukan fardhu ‘ain seperti shalat lima waktu; yang mana kalau seluruhnya pergi berjihad niscaya akan terlantar orang orang yang berada di belakang mereka dari keluarga keluarga mereka. Maka hendaklah ada sekelompok di antara mereka yang keluar untuk berjihad dan tinggal (tetap) sebagian dari mereka bertafaqquh fii ad-diin ( Mendalami dan mempelajari ilmu syar’i) dan menjaga para kaum wanita sehingga apabila kelompok yang berjihad kembali, maka kelompok yang tinggal tadi bisa memberi tahu apa yang mereka telah pelajari dari hukum hukum syar’ie dan apa saja yang baru turun (dari ayat) kepada Nabi n. Beliau (Imam Qurthubi) pun berpendapat; "bahwa ayat ini merupakan merupakan pokok dan dasar yang utama akan wajibnya menuntut ilmu, karena makna ayat tersebut adalah; ” Tidak patut bagi orang orang mukmin pergi ( berjihad) seluruhnya sedangkan Nabi n tinggal di tempatnya (tidak berjihad) lalu mereka meninggalkan beliau sendiri”. Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’diy v dalam tafsirnya mengatakan; “Dalam hal ini ada

keutamaan ilmu, terkhusus ilmu tentang agama, sesungguhnya dia itu merupakan hal yang sangat penting, dan siapa saja yang sudah belajar suatu ilmu maka wajib baginya untuk menyebarkan ilmu tersebut serta memberi nasehat kepada orang lain karena tersebarnya ilmu dari seorang alim merupakan barokah dan pahalanya yang akan berkembang untuknya”. Syaikh Abdurrahman As-Sa’diy pun mengatakan bahwa pada ayat ini ada bimbingan yang sangat lembut yaitu, ”Sesungguhnya kaum muslimin sepatutnya menyiapkan orang untuk setiap kemaslahatan dari kemaslahatan kemaslahatan yang umum sehingga dia bisa menggunakan waktunya untuk mewujudkan kemaslahatan tersebut dan berijtihad padanya dan tidak berpaling ke yang lainnya agar tegak kemaslahatan tadi dan sempurna manfaatnya sehingga pandangan seluruhnya dan akhir dari seluruh tujuannya adalah satu yaitu terwujudnya kemaslahatan agama dan dunia mereka walaupun jalannnya beraneka ragam dan pekerjaannya pun bermacam macam, namun tujuannya tetap satu. Ini merupakan hikmah yang umum yang sangat bermanfaat

13edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Page 14: majalah-al-binaa-edisi-kedua

dalam seluruh perkara . Dalil-dalil yang menyebutkan keutamaan jihad fii sabilillah sangatlah banyak , baik dalam al qur’an maupun hadits nabi n, di antaranya hadits Abu Said Al Khudri berikut ini ;

، أن رسول اهلل صلى اهلل عن أب سعيد الدريعليه وسلم قال: من رضي �اهلل ر�ا، و�السالم عجب د ��يا، وج�ت له النة« ، �ن د�نا، وبحمقال رسول اهلل صلى اهلل عليه لا أ�و سعيد، �نر�ع با الع�د مائة درجة ف وسلم : »وأخرى �نماء النة، ما �ني كل درجتني كما �ني الساهلل؟ رسول �ا هي وما قال: ، والرض« قال: »الهاد ف س�يل اهلل « ) رواه مسلم (

”Dari Abu Said Al Khudriy rodhiyallohu anhu sesungguhnya Rasulullah n bersabda ; “Barang siapa Ridha Allah sebagai Rabbnya dan Islam sebagai agamanya serta Muhammad sebagai Nabinya maka pasti untuknya surga. Maka takjub Abu Said dengan hal tersebut. Lalu Rasulullah n pun bersabda lagi, “dan ada yang lain yang mana Allah akan mengangkat seorang hamba dengannya seratus derajat di surga, jarak antara satu tingkat dengan tingkat berikutnya sebagaimana jarak antara langit dan bumi”. Lalu Abu Said bertanya ;” Apa itu wahai Rasulullah ?”, Rasulullah menjawab ;” Jihad di jalan Alloh”. (HR.Muslim) . Namun demikian, betapa

hebatnya pahala serta nilai jihad di dalam Islam dan di

sisi Allah. Ayat yang kita bahas ini mengisyaratkan

hendaklah tidak seluruh kaum muslimin pergi

berjihad, melainkan ada sekelompok

di antara mereka yang mendalami ilmu agama

(Tafaqquh fii ad diin)

Dalil yang mengisyaratkan

14edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Page 15: majalah-al-binaa-edisi-kedua

akan keutamaan tafaqquh fii ad diin sangatlah banyak pula , diantaranya adalah hadits berikut ini yang di tuturkan oleh sahabat yang mulia Abu ad darda’ z ,

عن أب الدرداء رضي اهلل عنه قال : مسعت : �قول سلم و عليه اهلل صلى اهلل رسول من سلك طر�قا �طلب �يه علما سهل الله لتضع المالئكة وإن النة، إل طر�قا �ه �صنع، با رضا العلم لطالب ها أجنحتنموات، الس ف من له غفر ليستن العال وإن الماء، ف اليتان حت الرض، ف ومن القمر العا�د، كفضل على العال �ضل و العلماء وإن الكواكب، سائر على القمر د�نارا، ورثوا �ن ل ال��ياء وإن ال��ياء، ورثة أخذ أخذه �من العلم، ا ورثوا إن وال درها، ) الرتمذي و داود أ�و رواه ( وا�ر« بظ

Dari Abu Ad Darda’ z ia berkata ; “Aku mendengar Rasulullah n bersabda ; “Barangsiapa yang menempuh jalan dimana ia mencari ilmu padanya , Allah akan mudahkan untuknya jalan ke surga, dan sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayapnya terhadap orang yang mencari ilmu sebagai keridhoaan dengan apa yang ia lakukan , dan sesungguhnya

orang yang berilmu itu akan di mintakan untuknya ampunan oleh makhluk Allah di langit dan di bumi termasuk juga ikan-ikan di laut, serta keutamaan seorang yang berilmu (“alim”) di banding dengan orang yang beribadah (“abid”) seperti lebih utamanya bulan dibanding seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama merupakan pewaris Nabi ; dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham (harta), namun mereka mewariskan ilmu, maka barang siapa yang bisa mengambilnya maka sungguh ia telah mendapatkan sesuatu yang sangat banyak”. (H.R. Abu Dawud dan At Tirmidzi)

قال : قال عنه اهلل رضي معاو�ة عن

�رد من : وسلم عليه اهلل صلى اهلل رسول فقهه ف الد�ن ) متفق عليه ( اهلل �ه خريا �نDari Mu’awiyah z ia berkata, telah bersabda Rasululloh n :

“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan untuknya maka Allah akan pahamkan dia dalam agama”.(muttafaqun alaihi)

و صلى اهلل على ��ينا حممد و على آله و صح�ه وسلم تسليما كثريا

15edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Page 16: majalah-al-binaa-edisi-kedua

سمعت قال العاص بن عمرو بن الله عبد عن إن قول يف وسلم عل�ه الله صلى الله رسول

العباد من ن�زعه يف ا��زاعا العلم قبض يف ال الله

إذا ح�ى العلماء بقبض العلم قبض يف ولكن

جهاال رءوسا الناس اتخذ عالما بق يف لم

وأضلوا �ضلوا علم بغ�ر وا �ف �أ�ف .�سئلوا Abdullah bin ‘Amr bin ‘Aash a berkata, “Saya mendengar Rasulullah n bersabda; Sesungguhnya Allah k tidaklah mencabut ilmu agama itu dengan menariknya sekonyong-

konyong dari dada hamba-hamba Nya. Namun Allah angkat ilmu agama itu dengan diwafatkannya para ulama. Hingga, jikalau tidak lagi menyisakan satupun ulama, maka orang-orang di saat itu mengangkat pemimpin-pemimpinnya dari kalangan orang-orang bodoh; para pemimpin itu pun ditanya tentang masalah-masalah agama, lantas mereka memberi fatwa tanpa landasan ilmu yang benar, dengannya mereka sesat dan menyesatkan.”(H.R.Bukhari,bab kaifa yuqbadhu al-'ilmu).

SangPencerah

Oleh: Muhammad Irfan Zain, Lc.

16edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

HADIST

Page 17: majalah-al-binaa-edisi-kedua

SangPencerah

Ulama, Mereka Adalah Karunia Allah dan Simbol Agama Keberadaan ulama dalam sebuah komunitas –secara khusus- dan di dunia ini –secara umum- adalah satu diantara nikmat besar yang Allah karuniakan kepada manusia, bahkan kepada alam raya secara umum.Dengan keberadaan para alim (ulama), seluruh makhluk akan memintakan ampun bagi para ulama tersebut karena manfaat yang mereka berikan, tidak saja kepada manusia tetapi juga kepada seluruh alam.Manfaat yang dimaksud bukanlah manfaat yang bersifat nominal angka dalam bentuk rupiah, dollar, atau real. Akan tetapi manfaat yang dimaksud adalah sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah n:

ورثوا د�نارا إن العلماء ورثة ال��ياء وإن ال��ياء ل �ن وال درها ورثوا العلم �من أخذه أخذ بظ وا�ر

"Sesungguhnya para ulama adalah pewaris sekalian nabi. Sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak juga dirham kepada ummat. Warisan mereka hanyalah ilmu agama. Maka barangsiapa yang mengambilnya, sungguh ia telah mengambil bagiannya yang banyak.”(H.R.Abu Dawud, bab al

hatstsu ala thalab al-ilmi).

Karakter Ilmu Agama dan Keutamaan para Penyandangnya Ilmu agama, dalam tinjauannya sebagai sebuah disiplin ilmu, memiliki karakter yang berbeda dengan disiplin ilmu keduniaan. Perbedaan itu sudah tampak mulai dari hulu hingga hilirnya. Dari hulu, hukum menuntut ilmu agama adalah wajib. Sebagaimana bagi seorang yang menuntutnya pun wajib menjalaninya dengan ikhlas, semata mengharap keridhaan Allah. Di hilir, parameter keberhasilan seorang penuntut ilmu agama tidaklah dinilai dari gelar kesarjanaan yang berhasil diraihnya. Akan tetapi, parameter yang dijadikan acuan adalah sejauh mana ilmu yang dimilikinya dapat mendekatkannya kepada Allah, bermanfaat bagi dirinya dan bermanfaat bagi selain dirinya. Dengan mengetahui dan mengingat perbedaan karakter itu, wajarlah bila dalam banyak keterangan agama, secara khusus Allah memuji para penuntut ilmu agama dan para penyandangnya. Allah k berfirman;

وقائما} ساجدا الليل آ�اء قا�ت هو أمن هل قل ر�ه رحة و�نرجو الخرة يذر

17edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Page 18: majalah-al-binaa-edisi-kedua

علمون �ن ال والذ�ن علمون �ن الذ�ن {�ستوي [الزمر:9] (Apakah mereka yang hanya meminta kepada Allah di waktu susah dan melupakaNya di waktu senang adalah lebih baik) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?. Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang mengetahui (kewajiban-kewajibannya kepada Allah) dengan orang-orang yang tidak mengetahui?." (Q.S.Az Zumar : 9)

أوتوا والذ�ن منكم آمنوا الذ�ن الله ر�ع }�نالعلم درجات{ ]اجملادلة: 11]

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”.(Q.S.Al Mujadilah : 11). Rasulullah n bersabda;

سلك علما �يه �طلب طر�قا سلك من المالئكة وإن النة طرق من طر�قا �ه الله ها رضا لطالب العلم وإن العال لتضع أجنحتنموات ومن ف الرض غفر له من ف الس ليستنالعال �ضل وإن الماء جوف ف واليتان

على ال�در لة لين القمر العا�د كفضل على سائر الكواكب

“Barangsiapa menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu agama, niscaya Allah akan mudahkan baginya satu diantara jalan-jalan menuju Surga. Sesungguhnya para malaikat akan membentangkan sayap-sayapnya karena ridha kepada para penuntut ilmu. Dan sesungguhnya seluruh makhluk di langit dan di bumi, bahkan hingga ikan di dasar lautan, akan memintakan ampun bagi para penuntut ilmu. Sesungguhnya keutamaan seorang penyandang ilmu agama dari yang selainnya ibarat keutamaan bulan di malam purnama atas sekalian bintang di langit.” (H.R.Abu Dawud, bab al hatstsu 'ala thalab al-ilmi)Mereka Sudah Semakin Langka Para ulama, keberadaan mereka dari masa ke masa semakin langka. Maka benarlah jika dinyatakan dalam sebuah kata hikmah;

وقد كا�وا إذا عدوا قليال ... �قد صاروا أقل من القليل

18edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Page 19: majalah-al-binaa-edisi-kedua

“Dahulu jumlah mereka adalah sedikit. Dan ternyata saat ini, jumlah mereka lebih sedikit dari yang sedikit itu.”. Keberadaan mereka yang semakin langka ini, bagi orang-orang beriman -tentu- adalah fenomena yang sungguh sangat mengkhawatirkan. Terlebih dengan mencermati informasi yang disampaikan oleh Rasulullah n dalam hadits Abdullah bin ‘Amr a, bahwa ketika Allah k telah mewafatkan mereka semuanya (para ulama), tiadalah tersisa di muka bumi ketika itu melainkan orang-orang bodoh yang dijadikan acuan oleh masyarakat dalam penetapan-penetapan hukum. Dengan dasar ketidakpahamannya, para pemimpin itu menetapkan hukum yang salah, hingga mereka sesat dan menyesatkan banyak orang.Fenomena Akhir Zaman Mengangkat orang-orang yang tidak berkompetensi menduduki posisi-posisi strategis, sebagai ulama, pendakwah, penentu kebijakan dan yang semisalnya; seluruh hal

ini adalah sebuah fenomena yang tidak dapat kita pungkiri telah ada ditengah-tengah kita. Betapa hati kita sakit dan tersayat menyaksikan orang-orang yang diklaim sebagai cendikiawan muslim itu berdebat dalam masalah-masalah Islam yang mendasar dan seharusnya tidak lagi boleh diperdebatkan karena telah menjadi masalah baku (min ats tsawaabit fil Islam). Betapa hati kita sakit dan tersayat menyaksikan kelompok-kelompok sempalan yang mengatasnamakan dirinya Islam dilegalkan, diantaranya dengan pemelintiran sejumlah keterangan-keterangan agama yang dilakukuan oleh mereka yang diklaim sebagai tokoh pembaharu Islam. Dan betapa hati kita akan merasa sedih melihat saudara-saudara kita yang justru ingin menegakkan sunnah; lantas difitnah, dicaci, dan dikucilkan. Fenomena akhir zaman, yang di antaranya ditandai dengan semakin berkurangnya para ulama, sudah seharusnya menjadi pemicu bagi kita untuk memiliki andil positif dalam upaya meregenerasi mereka. Mempersiapkan kader-kader yang andal untuk menghadapi dan menjawab segala syubhat yang ditiupkan oleh musuh-musuh Islam.

19edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Page 20: majalah-al-binaa-edisi-kedua

20edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Demikian juga memfasilitasi mereka agar dapat lebih berkonsentrasi dengan “ilmu” dan tidak justru disibukkan dengan urusan-urusan keduniaan lainnya; baik dimasa pendidikannya maupun setelah ia memasuki dan berada pada jenjang setelahnya. Dengan hadirnya generasi-generasi mumpuni tersebut, diharapkan dapat menjadi pencerah dan pemberi kabar gembira ditengah ummat yang saat ini tengah dilanda berbagai cobaan, baik dari kalangan eksternal ataupun dari internal yang mencoba merusak dan mencabik-cabik mereka dari dalam.

Kesimpulan Dari pemaparan hadits Abdullah bin ‘Amr a ini, dapat dipetik beberapa pelajaran. Diantaranya adalah ;1. Dalam hadits ini dijelaskan keutamaan ilmu dan penyandangnya, dan celaan terhadap sifat bodoh dan penyandangnya. 2. Anjuran untuk menuntut ilmu agama.3. Keberadaan para ulama adalah satu diantara nikmat Allah yang sangat besar.4. Tugas para ulama adalah menjelaskan agama kepada seluruh lapisan masyarakat. Dan kewajiban

masyarakat awwam adalah kembali merujuk dan bertanya kepada para ulama dalam masalah-masalah agama.5. Lenyapnya para ulama adalah satu di antara fenomena akhir zaman.6. Melakukan upaya regenerasi ulama adalah satu di antara kewajiban (fardhu) kifayah bagi ummat; bila telah ada yang melakukannya, gugurlah kewajiban yang lainnya. Namun, bila seluruh orang telah mengabaikannya, maka berdosalah seluruhnya. Akhirnya hanya kepada Allah k harapan dan angan. Semoga Allah melindungi kita dari fitnah dan menjadikan kita sebagai satu dari mereka yang memiliki andil dalam menghidupkan nilai dan norma-norma agama di tengah derasnya arus penyesatan dan pembodohan. Sesungguhnya Dialah sebaik-baik penolong. Wa hasbunallah wa ni’mal wakiil.

Referensi1. Al Quran al Kariim2. Al Jaami’e Al Musnad As Shahiih, oleh Imam Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al Bukhari.3. Sunan Abi Daud, oleh Imam Sulaiman bin al Asy’ats Abu Daud as Sajastaani al Azdiy4. ‘Idzhaat wa ‘Ibar min Ahaadiits Sayyid al Basyar , oleh Syaikh Jabir bin Musa bin Abdul Qadir bin Jabir Abu Bakr al Jazaairiy 5.http://islamport.com/w/adb/Web/678/23.htm

Page 21: majalah-al-binaa-edisi-kedua

Pembaca yang dirahmati Allah, pada edisi kali ini kita akan mengangkat pembahasan tentang

shalat sunnah rawatib. Tema ini perlu rasanya untuk diketengahkan karena shalat sunnah rawatib merupakan shalat yang senantiasa dilaksanakan oleh Rasulullah n dan beliau pun mendorong ummatnya agar senantiasa mengerjakannya secara rutin. Namun pada zaman sekarang, begitu banyak ummat Islam yang mengaggap remeh sunnah ini hingga dengan ringan hati ia meninggalkannya. Tak sedikit yang

“berlindung” di balik kata sunnah agar

ia dengan lengang meninggalkan perkara tersebut. Sama halnya tak sedikit jua yang “bertameng” dengan kata–kata makruh untuk melegalkan perbuatan yang dilakukannya. Semoga Allah memudahkan kita untuk menjalankan perintahNya, baik itu perkara–perkara yang wajib maupun perkara–perkara yang sunnah.Apa Itu Shalat Sunnah Rawatib ? Shalat sunnah rawatib ialah shalat sunnah yang mengiringi shalat fardhu baik yang dikerjakan sebelum shalat fardhu (shalat sunnah qabliyah) maupun yang dilakukan setelahnya (ba’diyah). Dinamakan

Sunnah Rawatibshalat

(bagian 1)

Oleh: Rafael Afrianto,Lc.

21edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

FIQIH

Page 22: majalah-al-binaa-edisi-kedua

22edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

shalat tersebut dengan sunnah rawatib karena disyariatkan untuk mengerjakannya secara rutin.

Jumlah rakaat shalat sunnah rawatib Terkait jumlah rakaat shalat sunnah rawatib, maka terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama:Pendapat pertama : bahwa jumlah rakaat shalat sunnah rawatib adalah 10 rakaat. Berdasarkan hadits Ibnu Umar a :

: قال هما، عنن الله رضي عمر ا�ن عن »حفظت من النب صلى اهلل عليه وسلم عشر عدها، ي �ن هر، وركعتن �ل الظ ي قن ركعات ركعتنعد �ن ي وركعتن يته، �ن ف املغرب عد �ن ي وركعتن�ح( �ل) صالة الص ي قن يته، وركعتن العشاء ف �ن

Dari Ibnu Umar c berkata :”Aku menghafal dari Rasulullah n 10 rakaat ; 2 rakaat sebelum dzuhur, 2 rakaat setelah dzuhur, 2 rakaat setelah maghrib di rumahnya, 2 rakaat setelah isya di rumahnya dan 2 rakaat sebelum shalat subuh.” Pendapat kedua : jumlah rakaat shalat sunnah rawatib adalah 12 rakaat. Berdasarkan hadits ‘Aisyah c:

عن عائشة، قالت: قال رسول الله صلى ر على ثنت عشرة الله عليه وسلم: » من ثا�ن

يتا ف النة: ن الله له �ن نة �ن ركعة من السعدها، ي �ن هر، وركعتن �ل الظ أر�ع ركعات قن

عد العشاء، ي �ن عد املغرب، وركعتن ي �ن وركعتن�ل الفجر” ي قن وركعتن

Dari Aisyah c berkata, “Rasulullah n bersabda : Barangsiapa yang menjaga 12 rakaat shalat sunnah niscaya Allah akan membangunkan rumah baginya di surga : 4 rakaat sebelum dzuhur, 2 rakaat setelah dzuhur, 2 rakaat setelah maghrib, 2 rakaat setelah shalat isya dan 2 rakaat sebelum shalat subuh“. Perbedaan pendapat terkait jumlah rakaat shalat sunnah rawatib ini in syaa Allah nanti akan dibahas pada sub judul shalat sunnah qabliyah dzuhur. Karena sumber dari perbedaan pendapat terkait jumlah rakaat shalat sunnah rawatib ini terletak pada perbedaan riwayat tentang shalat sunnah sebelum dzuhur apakah 2 rakaat ataukah 4 rakaat.

Dua Rakaat atau Empat Rakaat Sebelum Dzuhur Para ulama berbeda pendapat terkait jumlah rakaat rawatib sebelum dzuhur. Sebagian diantaranya berpendapat hanya 2 rakaat saja dan sebagian yang

Page 23: majalah-al-binaa-edisi-kedua

23edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

lainnya mengatakan 4 rakaat. Perbedaan pendapat ini terjadi dikarenakan terdapat dua riwayat yang berbeda yang menjelaskan tentang jumlah rakaat shalat sunnah rawatib sebelum dzuhur. Kedua hadits tersebut sama -sama diriwayatkan oleh 2 orang sahabat besar dan merupakan hadits yang masuk dalam kategori shahih menurut pandangan para ulama. Pendapat pertama: 2 rakaat. Berdasarkan hadits Ibnu Umar c :

: قال هما، عنن الله رضي عمر ا�ن عن »حفظت من النب صلى اهلل عليه وسلم عشر عدها، ي �ن هر، وركعتن �ل الظ ي قن ركعات ركعتنعد �ن ي وركعتن يته، �ن ف املغرب عد �ن ي وركعتن�ح( �ل صالة الص ي قن يته، وركعتن )العشاء ف �نDari Ibnu Umar c berkata :”Aku menghafal dari Rasulullah n 10 rakaat ; 2 rakaat sebelum dzuhur, 2 rakaat setelah dzuhur, 2 rakaat setelah maghrib di rumahnya, 2 rakaat setelah isya di rumahnya dan 2 rakaat sebelum shalat subuh.” Hadits tersebut di atas dikeluarkan oleh Al Imam Al Bukhari v dan Beliau menyebutkannya dalam bab khusus yaitu bab dua rakaat sebelum shalat dzuhur.Pendapat kedua: 4 rakaat.

Berdasarkan hadits Aisyah x :

عن عائشة، قالت: قال رسول الله صلى اللهر على ثنت عشرة ركعة من عليه وسلم: » من ثا�ن�ل يتا ف النة: أر�ع ركعات قن ن الله له �ن نة �ن السعد املغرب، ي �ن عدها، وركعتن ي �ن هر، وركعتن الظالفجر �ل قن ي وركعتن العشاء، عد �ن ي وركعتن

Dari ‘Aisyah x berkata :”Rasulullah n bersabda : Barangsiapa yang memelihara 12 rakaat sunnah niscaya Allah akan membangunkan baginya rumah di surga: 4 rakaat sebelum Dzuhur, 2 rakaat setelah Dzuhur, 2 rakaat setelah Maghrib, 2 rakaat setelah Isya dan 2 rakaat sebelum Subuh”. Hadits tersebut, selain diriwayatkan oleh ‘Aisyah s juga diriwayatkan melalui jalur yang berbeda dari Abu Ishaq Al Hamadani dari ‘Amr ibn Aus dari Unaisah ibn Abi Sufyan dari Ummu Habibah dari Nabi n bahwa sekelompok dari salaf melakukan hal tersebut. Untuk menggabungkan kedua hadits yang berbeda tersebut, Al Imam Ibnu Hajar Al Asqalani v berkata : “ dan yang paling utama ( di antara beberapa penggabungan antara hadits Aisyah d dan Ibnu Umar c ) ialah pendapat yang menyatakan bahwa shalat sunnah

Page 24: majalah-al-binaa-edisi-kedua

24edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

rawatib sebelum dzuhur tersebut dilaksanakan dalam 2 keadaan. Terkadang shalat dengan 4 rakaat dan terkadang dengan 2 rakaat”. Demikian pula yang disampaikan oleh Imam At Thabari v, beliau berkata: “yang paling tepat ialah menyatakan bahwa kedua hadits berkenaan tentang bilangan rakaat sebelum dzuhur seluruhnya adalah hadits shahih. Adapun yang meriwayatkannya dengan 4 rakaat maka perawi tersebut melihat Rasulullah n melaksanakannya pada sebagian besar kondisi/keadaan, Sedangkan Ibnu Umar c dan yang lainnya melihat Rasulullah n shalat 2 rakaat (sebelum Dzuhur) hanya dalam

beberapa keadaan saja. Jika memang kejadiannya seperti demikian, maka bagi seorang muslim hendaknya shalat sebelum dzuhur semampunya dikarenakan shalat tersebut adalah shalat tathowwu’ (baca sunnah atau sukarela) dan Allah f menganjurkan kaum mukminin untuk mendekatkan dirinya kepada Allah f sesuai dengan kemampuannya dalam berbuat kebaikan dan kebajikan. Dan shalat setelah tergelincirnya matahari

sebelum dzuhur sama keutamaannya dengan shalat malam. Demikian yang diriwayatkan dari sekelompok ulama salaf “. Berdasarkan perkataan Imam At Thabari v di atas, maka pelaksanaan shalat sunnah sebelum dzuhur ini dikembalikan kepada kemampuan masing – masing individu. Namun, yang lebih utama tentunya adalah mengerjakannya sebanyak 4 rakaat sebelum shalat dzuhur sebagaimana yang dijelaskan oleh sebagian ulama berdasarkan hadits ‘Aisyah s tersebut di atas dan juga hadits ‘Aisyah s lainnya, yaitu:

النب »أن ها: عنن الله رضي عائشة عن

Page 25: majalah-al-binaa-edisi-kedua

25edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

عا أر�ن �دع ال وسلم كان عليه اهلل صلى الغداة« �ل قن ي وركعتن هر، الظ �ل قن

“Dari ‘Aisyah s bahwasanya Nabi n tidak pernah meninggalkan shalat 4 rakaat sebelum Dzuhur dan 2 rakaat sebelum shalat Subuh”. Syekh Ibn Baaz v menjelaskan : “Aisyah dan Ummu Habibah (yang meriwayatkan hadits tentang shalat sunnah 4 rakaat sebelum dzuhur) menghafal hal tersebut dari Rasulullah n dan dalam kaidah dijelaskan bahwa orang yang mengahafal merupakan hujjah bagi yang tak mengahafalnya sehingga total jumlah rakaat shalat sunnah rawatib adalah 12 rakaat yaitu: 4 rakaat sebelum shalat Dzuhur dan

2 rakaat setelahnya, 2 rakaat setelah shalat Maghrib, 2 rakaat setelah shalat Isya dan 2 rakaat setelah shalat Subuh”.

Tata cara shalat sunnah rawatib 4 rakaat sebelum dzuhur Adapun tata cara pelaksanaan dari shalat sunnah 4 rakaat sebelum dzuhur ialah dengan dua kali salam. Artinya 4 rakaat tersebut dikerjakan dengan dua rakaat dua rakaat dan bukan dengan 4 rakaat sekaligus dengan 1 salam. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah n :“Shalat (sunnah) malam dan siang hari dikerjakan dengan dua rakaat dua rakaat”. Demikian penjelasan Syekh Al Utsaimin dalam fatwanya.

bersambung... ke edisi berikutnya.

Page 26: majalah-al-binaa-edisi-kedua

Allah l berfirman di dalam Al-Qur`an lebih dari 10 ayat di berbagai surat tentang penciptaan bumi, yang mana dalam penyebutan kata bumi senantiasa di dahului dengan penciptaan langit dan bukan sebaliknya sehingga tidak kita

temukan kalimat: "Kami ciptakan bumi dan langit", akan tetapi yang kita jumpai Allah berfirman "Kami ciptakan langit dan bumi".

Apa maknanya? Sains mengungkap bahwa bumi diciptakan oleh Allah setelah di

KapanBumi Ada?

استوى ثم ام أي ة ست ف بينمما وما رض وال ماوات الس خلق ي ال م الل

ون رم تتذك أفل شفيع ول ول من دمونه من م لكم ما ش الع عل

"Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa. Kemudian Dia bersemayam di

atas `Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu

tidak memperhatikan?" (QS. As-Sajadah: 04)

Oleh : Sufyan Toha, S.Si.

26edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

SAINS

Page 27: majalah-al-binaa-edisi-kedua

27edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

ciptakan-Nya langit. Atau dengan kata lain bahwa bumi ada setelah adanya langit. Allahu Akbar…

Al-Qur’an yang diturunkan lebih dari 14 abad yang lalu telah memberikan kepada kita petunjuk dan pengetahuan tentang sains yang sangat luar biasa. Sementara orang-orang kafir baru dapat mengungkapnya di abad – abad terakhir ini. Subhanallah …

Mari kita tadabburi lebih dalam lagi ayat-ayat Al Qur’an tentang kapan bumi itu ada? Berdasarkan urutan penyebutan kata dalam Al Qur`an, terbukti sekaligus menunjukkan urutan genesisnya di alam semesta ini, bumi itu ada setelah adanya langit. Dan dalam sains kenyataan ditemukan, bahwa langit tercipta terlebih dahulu, baru ±9 milyar tahun kemudian bumi tercipta, yang merupakan bagian dari berjuta-juta planet yang tersebar di langit. Allah l telah berfirman dalam ayat-ayat di bawah ini, yang menjelaskan tentang tahap atau masa penciptaan langit (Universe) dan bumi.

وما والرض ماوات الس خلق الذي الله العرش على استنوى ث أ�ام ستة ف هما نن ين �نال أ�ن شفيع وال ول من دو�ه من لكم ما

رون تذك تن

"Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa. Kemudian Dia bersemayam di atas Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?" (QS. As-Sajadah: 04) Dalam ayat di atas disebutkan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari (masa) Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang pengertian hari (masa) pada ayat ini. Ar Roghib Al Asfahani dalam Mufrodat-nya mengatakan : Pengertian hari dalam bahasa Arab adalah ungkapan untuk menyatakan rentang waktu dari matahari terbit sampai terbenam. Bisa juga untuk mengungkapkan jangka waktu tertentu untuk menerangkan lamanya waktu. Berkata Imam Al Qurthubi dalam menafsirkan kata hari pada ayat di atas maksudnya adalah hitungan hari di akhirat yaitu satu hari setara dengan seribu tahun. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam Al Qur’an surat Al Hajj ayat 47 :

Page 28: majalah-al-binaa-edisi-kedua

28edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

عجلو�ك �العذاب ولن يلف الله وعده و�ستنون عد تن ما سنة ر�ك كألف عند وما �ن وإن

Artinya: “Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan. Padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu. “ ( QS. Al Hajj : 47 ) Akan tetapi, pengertian “hari” pada ayat ini dapat juga bermakna bahwa rentang waktu yang lama, yang tidak diketahui lamanya kecuali Allah. Karena pada waktu itu belum ada hitungan hari seperti saat ini. Bahkan ditegaskan oleh Allah di dalam surat Al Kahfi ayat 51, bahwa dalam penciptaan langit dan bumi tidak ada yang menyaksikan kecuali Allah sendiri.

ماوات والرض وال هم خلق الس ما أشهدتنالمضلي متخذ كنت وما فسهم أ�ن خلق

عضداArtinya : "Aku tidak menghadirkan mereka untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak pula penciptaan diri mereka sendiri, dan tidaklah Aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebagai penolong “ ( QS. Al Kahfi : 51 )

Lantas bagaimana dengan bumi?Allah berfirman :

ف الرض خلق �الذي لتكفرون أئنكم قل ومي وتعلون له أ�دادا ذلك رب العالمي �ن

(9)Katakanlah:"Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam" ( QS. Fush-Shilat: 09) Dalam ayat ini Allah menjelaskan tentang lamanya penciptaan bumi yaitu dalam waktu dua hari. Kalau pada ayat As Sajadah Allah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari. Pada ayat ini di jelaskan penciptaan bumi dalam waktu dua hari. Mari kita lihat perbandingan penjelasan Al Qur’an dan informasi sains. Berdasarkan data yang diinformasikan dalam ayat di atas, membuat kita menjadi bertanya-tanya, apakah informasi-informasi dalam kedua ayat tersebut, bila digabungkan dengan data sains umur bumi, akan menghasilkan sebuah analisis umur langit yang ada?

Perhitungan matematika sederhana ternyata cukup untuk

Page 29: majalah-al-binaa-edisi-kedua

29edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

menghitung berapa umur langit, bila kita mengetahui umur bumi secara tepat. Maka dengan perhitungan matematika sederhana, kita dapat menjelaskannya sebagai berikut:Penjelasan Al Qur’an :

Allahlmenciptakan Langit dan Bumi = 6 masa (QS: As sajadah/32:04)Allah lmenciptakan Bumi = 2 masa (QS : Fushilat/ 41:09) Maka (Masa penciptaan Bumi: Masa penciptaan Langit) = (2: 6) = (1: 3) Informasi sains menjelaskan :Umur Bumi versi sains (geologi) = 4,56 ×10^9 tahun (berdasarkan umur meteorit tertua yang ditemukan di Bumi).http://en.wikipedia.org/wiki/Age_of_the_Earthhttp://www.talkorigins.org/faqs/faq-age-of-earth.html#howoldhttp://www.talkorigins.org/faqs/dalrymple/scientific_age_earth.html Maka (Masa penciptaan Bumi: Masa penciptaan Langit) = (2: 6) = (1: 3)

Sehingga Dari perbandingan Masa penciptaan Bumi dan Langit yang (1: 3) maka Umur Langit adalah 3x dari Umur Bumi versi sains:(4,56 ×10^9) ×3 = 13,68 ×10^9 tahun

Sedangkan Umur Langit (Alam Semesta) versi sains sejak peristiwa Big Bang = 13,7×10^9 tahun.http://en.wikipedia.org/wiki/Age_of_the_universe

Apakah ini suatu kebetulan? Perbedaan perhitungan di atas antara pendekatan dari penjelasan Al Qur`an serta Sains dan Sains murni saja (Big Bang theory) hanya sekitar 20 juta tahun, perbedaan ini tidak ada artinya dalam perhitungan kosmologi.

Yang jelas sebagai seorang muslim kita meyakini bahwa penjelasan Al Qur’an tidak diragukan kebenarannya, Allah berfirman :

للمتقي هدى �يه ر�ب ال الكتاب ذلك (2)

Artinya : “ Kitab Al Qur’an ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang bertakwa” ( QS. Al Baqarah/2 : 2 )

Page 30: majalah-al-binaa-edisi-kedua

30edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Bukankah ini sebuah mukjizat? Bagaimana tidak ? Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad berupa Al Qur’an yang mana orang kafir Quraisy waktu itu tahu betul bahwa Nabi Muhammad seorang buta huruf, dan peristiwa turunnya Al Qur’an sudah 1436 tahun yang lalu akan tetapi dapat mengungkapkan bahwa umur Bumi adalah 1/3 umur Langit (alam semesta), setelah ledakan kosmik "Big Bang". Hal ini,menunjukkan tidak lain, pasti penjelasan ini merupakan firman-firman Sang Empunya langit dan bumi dialah Allah l Dzat Yang Mahakuasa tidak ada sekutu bagi-Nya. Ternyata firman-firman Allah l dalam Al-Qur`an seperti tersebut dalam ayat di atas, dapat dikaitkan dengan cukup akurat antara umur langit dan bumi. Juga, penyebutan kata langit dan bumi tersebar dalam surat-surat di dalam Al Qur’an yang dinamai dengan benda-benda langit di antaranya seperti: Matahari (Asy Syam), Bulan (Al Qamar), Bintang (An Najm), Gugusan Bintang/Galaksi (Al Buruj), dan lain sebagainya. Pertanyaannya, mengapa Allah ltidak pernah menyebut secara bersanding «langit dan matahari»

atau "langit dan bulan" atau "langit dan galaksi"? Atau sebaliknya, mengapa tidak ada surat yang bernama langit atau surat bernama bumi di Al-Qur`an.Jawabnya Hanya Allah Yang Maha Tahu. Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus "mengembang". Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoretis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang. Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. Sebuah alam

Page 31: majalah-al-binaa-edisi-kedua

31edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

semesta, di mana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu sama lain, berarti bahwa alam semesta tersebut terus-menerus

"mengembang". Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya memperkokoh fakta bahwa alam semesta terus mengembang. Kenyataan ini diterangkan dalam Al Qur'an pada saat tak seorang pun mengetahuinya. Ini dikarenakan Al Qur'an adalah firman Allah, Sang Pencipta, dan Pengatur keseluruhan alam semesta. Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.

Catatan: Masa penciptaan Langit dan Bumi sampai sekarang masih terjadi? (Alam semesta sejak terjadinya Big Bang sampai sekarang terus mengembang /meluas dengan ritme, keberaturan dan keseimbangan yang sangat luar biasa).

ناها �أ�د وإ�ا لموسعون )47) ين نن ماء �ن والس

“Dan langit Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan Kami benar-benar meluaskannya.”(QS. Adz Dzariyat/51:47)

Maroji :1.Al Qur’anul Karim2.Tafsir Al Qurthubi3.MenyibakRahasiaSains Bumi dalam Al-Quran karya Ir. Agus Haryo S.4.http://fatwa.islamweb.net5.http://www.keajaibanalquran.com6.Maktabah Syamilah

Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus

dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam

semesta dengan permukaan balon yang sedang.ditiup

“Dan langit Kami bangun dengan kekuasaan (Kami),

dan Kami benar-benar meluaskannya.

”(QS. Adz Dzariyat/51:47)

Page 32: majalah-al-binaa-edisi-kedua

Allah berfirman :

حوا ها الذين آمنوا إذا ق�ل لكم تففس يا أيف

لكم الله فسح يف �ا�سحوا المجالس �ي

ر�ع الله الذين وإذا ق�ل ا�شزوا �ا�شزوا يف

درجات العلم أوتوا والذين منكم آمنوا

عملون خب�ر )١١( والله بما تف

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: «Berdirilah kamu»,

Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.( QS. Al Mujadilah : 11 ) Rasulullah bersabda :

قطع عنه عمله إال من إذا مات ال�سان ا�نفع �ه نتن ثالثة إال من صدقة جار�ة أو علم �ن

أو ولد صالح �دعو له“Jika manusia itu meninggal, maka akan putus amalannya kecuali dari tiga perkara: [1] sedekah jariyah, [2] ilmu yang diambil manfaatnya, [3]

Oleh : Sufyan Toha, S.Si.

Mengenal Sistem

esantren endidikanP

32edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

PENDIDIKAN(KURIKULUM)

Page 33: majalah-al-binaa-edisi-kedua

anak sholih yang mendo’akan orang tuanya”. (HR. Muslim no. 1631) Pada Surat Al Mujadilah ayat 11 sebagaimana dikutip di atas Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Betapa orang yang diberi ilmu itu mempunyai keutamaan di sisi Allah dan ditinggikan derajatnya. Di dalam hadits pun Rasulullah juga menjelaskan ilmu yang bermanfaat akan menjadi amalan kita yang terus mengalir pahalanya dan tidak akan putus walaupun si empunnya sudah meninggal dunia. Lantas bagaimana cara kita menuntut ilmu dan apa yang harus kita lakukan? Ketika Rasulullah masih hidup dan mengajarkan ilmunya kepada para sahabatnya, di kenal istilah Ashabus sufah yaitu para sahabat yang ingin menuntut ilmu dari Rasullah dan mereka berasal dari tempat yang jauh bebagai suku dan daerah. Untuk itu, kalau mereka pulang pergi

setiap hari sangat tidak mungkin, maka mereka tinggal dan menetap di Masjid Nabawi agar senantiasa dapat belajar dengan Rasulullah. Jumlah mereka saat itu mencapai tujuh puluh orang bahkan lebih dan di antara mereka adalah Abu Hurairah z. Apa yang di lakukan oleh para sahabat pada zaman Rasulullah dalam menuntut ilmu, telah di terapkan oleh pesantren – pesantren di Indonesia. Bahkan Pesantren di Indonesia sudah ada sejak zaman pra penjajahan Belanda sekitar abad ke-14 Masehi yang mana santri belajar ilmu agama kepada para kyai dan mereka tinggal dan menetap bersama kyai tersebut. Para santri di pesantren dapat : Memperdalam ilmu agama Islam sehingga setelah keluar pesantren akan menjadi ulama’. Menghafal Al Qur’an , Hadits dan Kaidah-kaidah fiqh untuk memahami

syariat Islam. Mampu membaca kitab kuning yang berbahasa

Arab sebagai kitab-kitab rujukan.

Memiliki tradisi ibadah yang kuat dan semangat

juang yang tinggi

33edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Page 34: majalah-al-binaa-edisi-kedua

34edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

dalam berdakwah. Memiliki sifat dan jiwa sosial yang tinggi, ikhlas, rela berkorban dan sederhana. Pada saat ini, zaman yang serba modern dan arus globalisasi yang begitu deras telah menjadikan kita semakin jauh dari kehidupan yang islami, bahkan karakter suatu bangsa harus dipertaruhkan. Betapa kita saksikan generasi bangsa yang sudah tidak lagi mengindahkan nilai- nilai agama, dekadensi moral ada di mana-mana, perkelahian pelajar, perjudian, transaksi narkoba, korupsi, pembunuhan, pemerkosaan, selalu menghiasi berita setiap hari, baik di media cetak maupun elektronik. Karakter bangsa yang kuat

diperoleh dari sistem pendidikan yang mencakup dua unsur utama yaitu keunggulan akademik dan keunggulan nonakademik sehingga tidak hanya mementingkan kecerdasan intelektual semata melainkan juga pendidikan yang dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan. Pondok pesantren yang saat ini dikenal dengan Islamic Boarding School menjadi pilihan dan mendapat perhatian yang baik dari masyarakat karena mengutamakan pencerdasan spiritual dengan konsep belajar sepanjang waktu sepanjang hari yang mana santri tinggal satu kawasan dengan kyai dan para ustadz mereka sehingga proses

p e n d i d i k a n berjalan intensif. Kenapa harus dengan sIstem pesantren atau boarding, karena dengan sistem ini memungkinkan hal-hal sebagai berikut : Para ustadz m a m p u m e l a k u k a n p e m a n t a u a n secara leluasa

Page 35: majalah-al-binaa-edisi-kedua

35edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

setiap saat terhadap perilaku santri baik terkait dengan pengembangan intelektual maupun kepribadian. Adanya proses pembelajaran dengan frekuensi tinggi dapat memperkokoh pengetahuan yang telah diterimanya. Adanya proses pembiasaan akhlak dan interaksi setiap saat baik sesama santri maupun dengan ustadznya. Adanya integrasi antara proses pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari sehingga selaras antara teori dan praktik serta seimbang antara ilmu dan amal. Pendidikan dengan sistem boarding atau pesantren mempunyai andil besar dalam menyukseskan sistem Pendidikan Nasional Indonesia karena telah terbukti dan eksis dalam berbagai hal. Membentuk peserta didik yang berjiwa religius, akhlakul karimah, disiplin, sederhana, mandiri, ikhlas, dan menghormati orang tua. Mampu membentengi peserta didik dari pengaruh negatif arus globalisasi yang menghadirkan budaya barat dan jauh dari nilai-nilai Islam. Mampu membina dan mendidik kepribadian santri untuk menjadi muslim yang shalih yang memiliki ketahanan cukup kuat dalam

menghadapi tantangan masa depan. Mari kita renungkan kembali firman Allah dalam Surat At Taubah ayat 122

فر من لوال �ن نفروا كا�ة �ن وما كان المؤمنون ليننذروا �ن ولين فقهوا ف الد هم طائفة ليتن كل �رقة مننومهم إذا رجعوا إليهم لعلهم يذرون )1٢٢) قن

Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang beriman pergi semuanya ( ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS. At Taubah:122)Rasulullah bersabda :

فقهه ف الد�ن ) متفق عليه ( من �رد اهلل �ه خريا �نArtinya ;

“Barang siapa yang dikehendaki baginya kebaikan oleh Allah, maka Dia akan memberikan pemahaman agama kepadanya“ ( HR. Bukhari dan Muslim dari sahabat Muawwiyah z ) Rujukan :1. Al Qur’anul Karim2. Shohih Muslim

Page 36: majalah-al-binaa-edisi-kedua

KelahirandanMasa PertumbuhanRasulullah n

Nabi Muhammad n , Hamba Paling Mulia

Nabi Muhammad n adalah hamba

Allah yang paling mulia dari berbagai sisinya. Termasuk dari sisi garis keturunan, Beliau adalah benar-benar hamba pilihan Allah. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari shahabat Watsilah bin Asqa’ bahwa Rasulullah n bersabda :

إن اهلل اصطفى كنا�ة من ولد إمساعيل، واصطفى

�ن ر�ش قن من واصطفى من كنا�ة، ر�شا قن

هاشم، واصطفان من �ن هاشم )رواه مسلم(“Sesungguhnya dari anak keturunan Ismail Allah memilih Kinanah. Kemudian dari Kinanah, Allah memilih Quraisy. Lalu dari suku Quraisy Allah memilih Bani Hasyim. Dan setelah itu dari kalangan Banu Hasyim, Allah memilih aku.” ( HR. Muslim : 2276)Quraisy adalah suku termulia di kalangan bangsa arab dan Bani Hasyim (anak keturunan Hasyim) adalah keturunan yang paling disegani di kalangan suku Quraisy.Dari anak keturunan Nabi Ismail q tidak pernah lahir seorang

Oleh: Abdusshomad Rifai, Lc.

36edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

SIROH

Page 37: majalah-al-binaa-edisi-kedua

37edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

nabi yang lebih agung daripada Nabi Muhammad n. Bahkan, dari seluruh anak cucu Adam, sampai hari Kiamat, tidak akan pernah lahir seorang hamba yang lebih agung dari pada Beliau. Beliau n juga pernah bersabda :

وم القيامة وال �خر، و�يدي أ�ا سيد ولد آدم �نومئذ آدم لواء المد وال �خر، وما من �ب �ن�من سواه إال تت لوائي )رواه الرتمذي و غريه(

“Aku adalah pemimpin anak cucu Adam, dan bukanlah untuk membanggakan diri. Adam dan nabi-nabi setelahnya akan berada di bawah panjiku”. (Shohih. HR. Tirmidzi : 3148, dan yang lainnya) Nama dan Garis Keturunan Beliau n Beliau n adalah pemimpin anak cucu Adam. Nama yang paling masyhur bagi Beliau adalah Muhammad dan kuniah beliau adalah Abul Qosim. Beliau n juga mempunyai beberapa nama, seperti:

- Ahmad- Al-Mahi (penghapus kekufuran)- A l - H a s y i r ( o r a n g y a n g mengumpulkan umat)

- Al ’Aqib (yang tidak ada lagi nabi setelahnya)

- Al-Muqoffi (penutup para nabi

sebelumnya)-Nabiyurrahmat (nabi pembawa rahmat)

-Nabiyuttaubah (nabi pembuka pintu taubat)

-Nabiyulmalhamah (nabi yang memerangi musuh Allah), dan nama-nama Beliau yang lainnya. Adapun nasab (garis keturunan) Beliau n adalah : Abul Qosim Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murroh bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan. Dan Adnan termasuk dari anak keturunan Nabi Ismail bin Ibrahim. Ayah Beliau, Abdullah, adalah anak yang paling rupawan dan menjaga kehormatan diri serta paling dicintai oleh ayahnya, Abdul Muttholib. Sang ayah meninggal sebelum Nabi Muhammad n lahir. Sedangkan ibu Beliau adalah Aminah binti Wahb bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab, wanita yang dipilihkan oleh Abdul Mutthalib untuk anaknya Abdullah. Aminah adalah termasuk wanita yang paling mulia nasab dan keturunannya.Kelahiran Beliau n

Page 38: majalah-al-binaa-edisi-kedua

38edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Rasulullah n yang mulia dilahirkan pada hari Senin, tanggal 8 Rabiul Awwal. Sebagian ulama berpendapat tanggal 12 Rabiul Awwal, ada juga yang mengatakan tanggal 9 Rabiul Awwal. Kelahiran Beliau terjadi pada tahun Gajah.

Disebut tahun Gajah karena diceritakan bahwa Makkah di tahun tersebut kedatangan pasukan yang datang dari Yaman untuk menghancurkan Ka’bah. Pasukan tersebut dipimpin oleh Abrahah dengan menggunakan banyak gajah. Namun dengan izin Allah, Ka’bah sebagai rumahNya tetap terjaga dan terlindungi.

Sang ibu, Aminah, di saat mengandung Beliau n, pernah bermimpi melihat ada cahaya yang keluar dari rahimnya kemudian cahaya tersebut menerangi kerajaan-

kerajaan yang ada di Syam.Begitu Nabi Muhammad n lahir,

maka dengan gembiranya sang ibu mengabarkan kepada sang kakek, Abdul Mutthalib, akan kelahiran cucunya. Bersegeralah dia datang dan dengan penuh kebahagiaan langsung membawanya ke Ka’bah untuk didoakan dan mengucapkan syukur kepada Allah. Dia pun memberi nama “Muhammad” untuk cucu kesayangannya tersebut. Nama yang belum pernah dikenal di kalangan orang Arab waktu itu.Masa-Masa Pertumbuhan Penuh Keharuan

Nabi Muhammad n lahir dan tumbuh dalam keadaan yatim, dan tidak merasakan sentuhan kasih sayang dari sang ayah. Setelah Nabi Muhammad n lahir, Beliau disusukan di lingkungan Bani Sa’ad

Page 39: majalah-al-binaa-edisi-kedua

39edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

oleh Halimah Assa’diyah. Beliau n tinggal di kabilah tersebut dalam penyusuan Halimah Assa’diyah selama kurang lebih empat tahun. Setelah itu terjadilah peristiwa pembelahan dada Rasulullah oleh malaikat Jibril q, hal yang membuat Halimah menjadi takut, dan Nabi pun dikembalikan kepada sang Ibu.

M a k a setelah itu, Nabi Muhammad n kembali kepada p a n g k u a n sang Ibu dan mendapatkan curahan kasih sayang darinya sampai beliau berumur enam tahun.

Di usia Beliau yang keenam, sang ibu mengajak Beliau menziarahi kuburan ayah Beliau, Abdullah, yang ada di Yatsrib. Maka berangkatlah sang Ibu, Muhammad; nan yatim bersama Ummu Aiman sang pelayan untuk menelusuri jarak sekitar 500 kilometer menuju Yatsrib. Setelah sekitar satu bulan di Yatsrib, mereka pun kembali ke Makkah. Dikala rombongan tersebut berada di awal-awal perjalanan menuju

Makkah, Allah mentakdirkan bahwa sang Ibu jatuh sakit, dan semakin bertambah parah. Akhirnya dengan takdir Allah yang penuh hikmah, ibu Muhammad wafat dalam perjalanan tepatnya di daerah Abwa, antara Makkah dan Madinah. Bertambahlah kesedihan dan lara Muhammad n. Sejak dari dalam

kandungan B e l i a u s u d a h d i t ingga l s a n g ayah, kini Beliau n harus pula kehilangan k a s i h s a y a n g sang ibu.

Jadilah Beliau hidup sebatang kara, tanpa ibu dan ayah. Kesedihan yang sangat mendalam. Setelah wafatnya ibu Beliau, selama perjalanan menuju Makkah, beliau diasuh oleh Ummu Aiman, sang pelayan. Sesampai di Makkah, Ummu Aiman pun menyerahkan Nabi Muhammad kepada kakek beliau, Abdul Mutthollib.

Abdul Muttholib menerima Muhammad nan yatim di Makkah. Perasaan iba semakin bertambah

Page 40: majalah-al-binaa-edisi-kedua

40edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

t e r h a d a p c u c u n y a yang telah k e h i l a n g a n ibu yang juga kembali mengingatkan akan kesedihan masa lalu. Dengan penuh rasa kasih sayang, bahkan melebihi kasih sayangnya kepada anak-anaknya sendiri, Abdul Muttholib mengasuh Muhammad n. Namun, kasih sayang dari sang kakek itu pun tidaklah berlangsung lama, karena setelah berselang sekitar dua tahun, di kala Muhammad berumur delapan tahun, sang kakek pun wafat.Bersama Sang Paman

Sebelum hari wafatnya, Abdul Muttholib berwasiat kepada Abu Thalib, paman Muhammad n, untuk mengasuh keponakannya nan yatim. Abu Thalib pun menunaikan wasiat tersebut dengan baik. Muhammad berada dalam asuhan dan perlindungannya, Muhammad selalu dibawa ke mana pun pergi dan tidak pernah ditinggal jauh, atau dititipkan kepada orang lain. Bahkan Abu Thalib menyayangi Nabi Muhammad n melebihi sayangnya kepada anak-anaknya sendiri. Beliaupun terus berada

dalam asuhan Abu Thalib sampai beliau d i a n g k a t menjadi nabi dan rasul, bahkan Abu

Thalib adalah orang terdepan yang melindungi dan menjaga Nabi dari gangguan para musuh Islam. Namun sayang, Allah mentakdirkan dia meninggal dalam keadaan kafir, bukan dalam keadaan muslim dan tidak ada yang bisa menolak apa yang menjadi takdir Allah. Bersama Persaksian Bahira, Si Rahib Ketika Muhammad berusia 12 tahun, Abu Thalib membawa Beliau n ke negeri Syam untuk berniaga. Dalam perjalanan, tepatnya di daerah Bushra, Abu Thalib bersama rombongan dagang singgah di dekat biara seorang rahib yang bernama Bahira. Biasanya Bahira tidaklah peduli kepada setiap rombongan yang singgah. Tapi di hari tersebut, tidak seperti biasanya, Bahira keluar dan menemui rombongan tersebut kemudian mendekati Muhammad seraya memegang kedua tangan Beliau n dan berkata : “ Ini adalah utusan Rabb semesta alam yang Dia utus sebagai rahmat untuk seluruh

“ INI ADALAH UTUSAN RABB SEMESTA ALAM YANG DIA UTUS SEBAGAI RAHMAT UNTUK SELURUH ALAM.” ORANG-ORANG QURAISY DENGAN PENUH KEHERANAN BERTANYA :

“DARI MANA ENGKAU TAHU?”.

Page 41: majalah-al-binaa-edisi-kedua

41edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

alam.” Orang-orang Quraisy dengan penuh keheranan bertanya : “Dari mana engkau tahu?”. Dia menjawab : “Sungguh pada saat kalian sampai di bukit, maka bebatuan dan pepohonan semuanya sujud, dan tidaklah mereka sujud kecuali kepada Nabi. Dan aku tahu dari tanda kenabian yang ada pada punggungnya” . Kemudian Bahira menjamu mereka dan meminta dengan sangat kepada Abu Thalib agar mengembalikan Muhammad n dan tidak melanjutkan perjalanan ke Syam karena takut akan gangguan orang Romawi dan Yahudi. Maka, Muhammad n pun kembali ke Makkah.Kesimpulan Dan Pelajaran yang Dipetik

Penggalan dari sirah yang suci di atas mengandung kesimpulan-kesimpulan dan pelajaran-pelajaran berharga yang sangat banyak untuk dipetik, di antaranya sebagai berikut:1. Mulia dan agungnya kedudukan (Nabi) Muhammad n2. Mulianya kedudukan kedua orang tua Muhammad dan garis keturunan Beliau, yang menambah pengagungan, penghormatan dan rasa cinta seorang muslim kepada nabinya.

3. Ketegaran dan ketabahan Nabi ndalam menjalani hidup di masa kecil yang banyak Beliau lalui dengan kesedihan.4. Yatimnya Nabi Muhammad n karena ayah Beliau wafat semasa Beliau masih berada dalam kandungan sang ibu. Kemudian ibu Beliau juga wafat di saat Beliau berumur 6 tahun. Alquran juga mengatakan :

أل يدك �تيما �آوى

“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?” (QS.Adh-Dhuha: 6)5. Bukti-bukti kenabian Muhammad semasa kecil Beliau sebelum diangkat menjadi nabi6. Penetapan aqidah yaitu tentang iman kepada qadha dan qadar, dimana banyak orang yang dekat kepada Nabi secara kekerabatan, namun tidak beriman kepada Beliau sampai meninggal. Itu adalah karena takdir Allah yang Maha adil. Dan masih banyak lagi pelajaran-pelajaran lainnya. Wallahu A’lam

Maroji : -Alfushuul Fii Siroti Arrosuul : Alhafidz Ibnu Katsir Ad-Dimasyqie

-Ar Rahiiq Almakhtuum : Syaikh Shafiyurrohman Almubarokfuri

-Haadzaa Alhabiib Ayyuhal Muhib : Syaikh Abu Bakr Jabir Aljazairi

-Shohih Siroh Nabawiyah : Syaikh Muhammad

Nashiruddin Al-Albani

Page 42: majalah-al-binaa-edisi-kedua

SIROH

Jawaban: Apa yang disebutkan di atas berupa larangan menikah, berkhitan dan sejenisnya pada bulan Shafar termasuk dalam kategori menganggap sial dengan bulan tersebut. Menganggap sial dengan

bulan, hari, burung dan hewan-hewan lainnya merupakan perkara yang dilarang dalam agama Islam. Sebagaimana telah dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhori dan Imam Muslim dari Abu Hurairoh a bahwasanya Rasulullah n bersabda: “Tidak ada penyakit menular dan thiyarah (menganggap sial dengan burung), al haammah (menganggap sial dengan burung hantu), dan Shafar (menganggap sial dengan bulan Safar)”.

Larangan Menikah di Bulan ShafarPertanyaan: Kami mendengar banyaknya keyakinan yang menyatakan larangan menikah, berkhitan, dan yang sejenisnya di bulan Shafar. Kami mengharapkan penjelasan Syaikh mengenai hal tersebut menurut syariat Islam. Semoga Allah menjaga Anda, wahai Syaikh.

FA TAWA ULAMA SEPUTAR

BULAN SHAFAR

Oleh : Zainal Abidin, Lc.

42edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

FATAWAULAMA

Page 43: majalah-al-binaa-edisi-kedua

43edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Merasa sial dengan bulan Shafar termasuk bentuk tathoyyur (merasa sial) yang dilarang. Hal itu merupakan perbuatan orang-orang jahiliyyah yang telah dihapuskan oleh Islam. Semoga Allah memberi kita taufik. Salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad n, keluarga dan sahabatnya.(Fatwa Lajnah Daimah Lil Buhuts al ‘Ilmiyyah

Wal Ifta’ 1, Juz 1, halaman 658, no 10775)

Berkurban di Bulan Shafar

Pertanyaan: Setiap tahun, di bulan Shafar, tepatnya pada hari Rabu terakhir di bulan ini, ayahku selalu menyembelih seekor kambing. Pada saat menyembelih ia mengucapkan sebuah doa: “Sedekah karena mengharap wajah Allah yang mulia. Penghalang antara kami dengan semua kejelekan”. Terkadang ia tidak menyembelih dengan tangannya sendiri. Akan tetapi, yang menyembelihnya adalah salah

seorang saudaraku, berdasarkan perintah dari ayahku. Pada hari ini (hari Rabu terakhir bulan Shafar), ayahku bertathoyyur (merasa sial) dan tidak melakukan perjalanan jauh. Ayahku mengatakan: “Pada hari ini sahabat nabi dikalahkan ...... dan seterusnya”. Pertanyaanku; “Apakah boleh memakan daging kambing tersebut atau tidak”?Jawaban: Menyembelih kambing pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar serta berdoa dengan doa seperti yang diucapkan oleh ayahmu ketika menyembelih, kami tidak mengetahui dasar hukumnya dalam syariat Islam. Semoga Allah memberi kita taufik. Salawat dan salam semoga tercurah kepada nabi kita Muhammad n, keluarga dan sahabatnya.(Fatwa Lajnah Daimah Lil Buhuts al ‘Ilmiyyah

Wal Ifta’ 2, juz 2, halaman 255, no 11100 )

Shalat Sunnah di Penghujung Bulan Safar Penangkal Bahaya?

Page 44: majalah-al-binaa-edisi-kedua

44edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Pertanyaan: Sebagian ulama di negara kami meyakini jika di dalam syariat Islam terdapat sebuah shalat sunnah yang dilaksanakan bertepatan pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar. Dikerjakan pada waktu shalat dhuha. Shalat ini dikerjakan sebanyak empat rakaat dengan satu kali salam. Di setiap rakaatnya dibacalah surat Al Fatihah dan surat Al Kautsar sebanyak tujuh belas kali. Surat Al Ikhlas sebanyak 5 kali, Al Mu’awwidzatain (surat Al Falaq dan An- Nas) masing-masing sebanyak satu kali. Hal tersebut dibaca dalam setiap rakaat, kemudian salam. Ketika salam dianjurkan membaca:

الناس ر أكثن ولكن أمره على غالب “واهلل علمون” ال �ن

(QS. Yusuf: 21) sebanyak 360 kali. Dilanjutkan dengan membaca salawat yang mereka namakan dengan “Jauharotul kamal” sebanyak tiga kali. Kemudian ditutup dengan membaca:

ا �صفون وسالم س�حان ر�ك رب العزة عمعلى المرسلي والمد لله رب العالمي.

Setelah mengerjakan shalat, ia pun bersedekah dengan roti kepada orang-orang fakir. Keistimewaan ayat ini (menurut keyakinan mereka)

adalah dapat menolak penyakit/bahaya yang turun pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar. Mereka meyakini bahwa setiap tahunnya turun tiga ratus dua puluh ribu penyakit/bahaya. Semua itu turun pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar. Hari itu merupakan hari terberat dalam satu tahun. Maka barangsiapa yang mengerjakan shalat sunnah ini dengan cara seperti yang telah disebutkan di atas, maka Allah akan menjaganya dengan kemurahanNya dari semua bahaya yang turun pada hari itu. Tidak ada pengecualian bagi orang-orang yang ada di sekitarnya. Dan barangsiapa yang tidak mampu melaksanakan shalat dengan cara yang telah disebutkan di atas, seperti anak-anak kecil, hendaknya ia meminum air (dari bekas usapan orang yang melaksanakan salat tersebut). Apakah hal seperti ini di bolehkan atau tidak?Jawaban: Shalat sunnah yang disebutkan di dalam pertanyaan ini, kami tidak mengetahui dasar hukumnya dari Al Quran maupun As Sunnah. Kami juga tidak mengetahui adanya seseorang dari kalangan pendahulu umat ini dan orang-orang shalih dari generasi terakhir mengerjakan

salat ini. Shalat tersebut termasuk bid’ah yang harus diingkari. Telah benar datangnya dari Rasulullah n dimana Beliau bersabda:

“Barangsiapa mengerjakan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalan tersebut tertolak”. (HR. Muslim). Beliau juga bersabda: “Barang siapa yang mengada-ada dalam perkara agama kami yang bukan bagian darinya maka itu tertolak”. (HR. Bukhori dan Muslim). Maka, barangsiapa menyandarkan shalat ini dan amalan pendamping lainnya kepada Nabi Muhammad n atau kepada salah seorang sahabat z maka ia telah membuat sebuah kedustaan yang besar. Dan ia layak mendapatkan akibat buruk sebagai balasan bagi para pendusta. Semoga Allah memberi kita taufik. Salawat dan salam semoga tercurah kepada nabi kita Muhammad n, keluarga dan sahabatnya.

(Fatwa Lajnah Daimah Lil Buhuts al ‘Ilmiyyah Wal Ifta’ 1, Juz 2, halaman 496, no 1619)Fatwa No 7465

Pertanyaan: Apa hukum menyembelih pada waktu tertentu dan zaman yang diketahui dari setiap tahun? Dimana

ditemukan banyak sekali orang-orang yang yang meyakini bahwa pada tanggal 27 Rajab, enam Safar, 15 Syawwal, dan 10 Muharram merupakan bentuk mendekatkan dan ibadah kepada Allah k. Apakah amalan-amalan ini benar dan di jelaskan oleh Sunnah? Ataukah amalan tersebut merupakan bid’ah yang menyelisihi agama Islam yang benar dan pelakunya tidak mendapatkan pahala?Jawab: Ibadah dan semua bentuk pendekatkan diri kepada Allah merupakan perkara tauqifiyyah yang tidak diketahui kecuali dengan tauqif dari syariat. Mengkhususkan hari-hari tersebut dari bulan-bulan tersebut yang tidak ditetapkan oleh Nash al Qur’an tidak pula oleh Sunnah sohihah, dan tidak dikenal dari sahabat nabi z maka itu adalah bid’ah yang diada-adakan. Telah tetap dari nabi Muhammad n bahwasanya beliau bersabda:

“Barang siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami yang bukan darinya maka ia tertolak”. (HR. Bukhori dan Muslim). Semoga Allah memberi kita taufik. Salawat dan salam semoga tercurah kepada nabi kita Muhammad n, keluarga dan sahabatnya.

Page 45: majalah-al-binaa-edisi-kedua

45edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Pertanyaan: Sebagian ulama di negara kami meyakini jika di dalam syariat Islam terdapat sebuah shalat sunnah yang dilaksanakan bertepatan pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar. Dikerjakan pada waktu shalat dhuha. Shalat ini dikerjakan sebanyak empat rakaat dengan satu kali salam. Di setiap rakaatnya dibacalah surat Al Fatihah dan surat Al Kautsar sebanyak tujuh belas kali. Surat Al Ikhlas sebanyak 5 kali, Al Mu’awwidzatain (surat Al Falaq dan An- Nas) masing-masing sebanyak satu kali. Hal tersebut dibaca dalam setiap rakaat, kemudian salam. Ketika salam dianjurkan membaca:

الناس ر أكثن ولكن أمره على غالب “واهلل علمون” ال �ن

(QS. Yusuf: 21) sebanyak 360 kali. Dilanjutkan dengan membaca salawat yang mereka namakan dengan “Jauharotul kamal” sebanyak tiga kali. Kemudian ditutup dengan membaca:

ا �صفون وسالم س�حان ر�ك رب العزة عمعلى المرسلي والمد لله رب العالمي.

Setelah mengerjakan shalat, ia pun bersedekah dengan roti kepada orang-orang fakir. Keistimewaan ayat ini (menurut keyakinan mereka)

adalah dapat menolak penyakit/bahaya yang turun pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar. Mereka meyakini bahwa setiap tahunnya turun tiga ratus dua puluh ribu penyakit/bahaya. Semua itu turun pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar. Hari itu merupakan hari terberat dalam satu tahun. Maka barangsiapa yang mengerjakan shalat sunnah ini dengan cara seperti yang telah disebutkan di atas, maka Allah akan menjaganya dengan kemurahanNya dari semua bahaya yang turun pada hari itu. Tidak ada pengecualian bagi orang-orang yang ada di sekitarnya. Dan barangsiapa yang tidak mampu melaksanakan shalat dengan cara yang telah disebutkan di atas, seperti anak-anak kecil, hendaknya ia meminum air (dari bekas usapan orang yang melaksanakan salat tersebut). Apakah hal seperti ini di bolehkan atau tidak?Jawaban: Shalat sunnah yang disebutkan di dalam pertanyaan ini, kami tidak mengetahui dasar hukumnya dari Al Quran maupun As Sunnah. Kami juga tidak mengetahui adanya seseorang dari kalangan pendahulu umat ini dan orang-orang shalih dari generasi terakhir mengerjakan

salat ini. Shalat tersebut termasuk bid’ah yang harus diingkari. Telah benar datangnya dari Rasulullah n dimana Beliau bersabda:

“Barangsiapa mengerjakan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalan tersebut tertolak”. (HR. Muslim). Beliau juga bersabda: “Barang siapa yang mengada-ada dalam perkara agama kami yang bukan bagian darinya maka itu tertolak”. (HR. Bukhori dan Muslim). Maka, barangsiapa menyandarkan shalat ini dan amalan pendamping lainnya kepada Nabi Muhammad n atau kepada salah seorang sahabat z maka ia telah membuat sebuah kedustaan yang besar. Dan ia layak mendapatkan akibat buruk sebagai balasan bagi para pendusta. Semoga Allah memberi kita taufik. Salawat dan salam semoga tercurah kepada nabi kita Muhammad n, keluarga dan sahabatnya.

(Fatwa Lajnah Daimah Lil Buhuts al ‘Ilmiyyah Wal Ifta’ 1, Juz 2, halaman 496, no 1619)Fatwa No 7465

Pertanyaan: Apa hukum menyembelih pada waktu tertentu dan zaman yang diketahui dari setiap tahun? Dimana

ditemukan banyak sekali orang-orang yang yang meyakini bahwa pada tanggal 27 Rajab, enam Safar, 15 Syawwal, dan 10 Muharram merupakan bentuk mendekatkan dan ibadah kepada Allah k. Apakah amalan-amalan ini benar dan di jelaskan oleh Sunnah? Ataukah amalan tersebut merupakan bid’ah yang menyelisihi agama Islam yang benar dan pelakunya tidak mendapatkan pahala?Jawab: Ibadah dan semua bentuk pendekatkan diri kepada Allah merupakan perkara tauqifiyyah yang tidak diketahui kecuali dengan tauqif dari syariat. Mengkhususkan hari-hari tersebut dari bulan-bulan tersebut yang tidak ditetapkan oleh Nash al Qur’an tidak pula oleh Sunnah sohihah, dan tidak dikenal dari sahabat nabi z maka itu adalah bid’ah yang diada-adakan. Telah tetap dari nabi Muhammad n bahwasanya beliau bersabda:

“Barang siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami yang bukan darinya maka ia tertolak”. (HR. Bukhori dan Muslim). Semoga Allah memberi kita taufik. Salawat dan salam semoga tercurah kepada nabi kita Muhammad n, keluarga dan sahabatnya.

Page 46: majalah-al-binaa-edisi-kedua

Sahabat majalah Al Binaa yang semoga dirahmati Allah, Pada edisi kedua kali ini, kita akan menambahkan ilmu yang insya Allah akan membawa kebaikan kita sebagai seorang muslim, baik kebaikan di dunia maupun di akhirat kelak. Ilmu yang dimaksud adalah ilmu tajwid. Kemudian, apa yang dimaksud dengan ilmu tajwid? Apa pula hukumnya mempelajarinya? Apa fadhilah (keutamaan) dan apa pula tujuannya? Berikut ini akan kita bicarakan hal-hal tersebut dengan mengharap ridha dan inayah-Nya.

1. Definisi Tajwid

Secara lughah (bahasa), tajwid berarti tahsin atau dalam bahasa Indonesia adalaah ‘memperbaiki’. Adapun secara istilah, tajwid adalah

“membaca Alquran dengan benar sebagaimana bacaan Rosululloh n

dan para shahabatnya c dengan cara memperhatikan hukum-hukum bacaan, mengeluarkan huruf dari makhraj- (tempat keluar)-nya serta memperindah suara.

2. Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid

Hukum mempelajarai teori ilmu tajwid, adalah fardlu kifayah, yaitu merupakan kewajiban jama’i. Artinya, jika pada suatu lingkungan kaum muslimin sudah ada orang yang mempunyai ilmu tersebut dan mengajarkannya kepada yang lain, berarti telah gugurlah kewajiban umat Islam di wilayah tersebut. Akan tetapi, jika masyarakat muslim di wilayah tersebut tidak ada yang memiliki ilmu tersebut, berarti seluruh anggota masyarakat muslim di wilayah tersebut mendapatkan dosa.

Muqoddimah

Tajwid Al-Qur'an

Oleh : Rahmat Hidayat,S.Pd.I.

46edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

T A J W I DPRAKTIS

Page 47: majalah-al-binaa-edisi-kedua

Adapun hukum mempraktikkan ilmu tajwid ketika membaca Al Quran adalah fardlu ‘ain. Artinya, mempraktikkan membaca Al Quran dengan tajwid yang benar itu menjadi tanggung jawab individu muslim, bukan kewajiban kelompok lagi. Berarti, jika seorang muslim membaca Al Quran tidak sesuai dengan ilmu tajwid, dan tidak mau mempelajarinya, ia terkena dosa. Dasarnya adalah Al Quran Surah Al-Muzammil ayat 4 berikut ini.

ال )المزمل رتين عال : ورتل القرآن تن قال اهلل تن(4 :

Artinya : “Bacalah Al Quran dengan tartil.” (Al-Muzammil : 4)

3. Fadhilah (Keutamaan) Ilmu Tajwid

Ada beberapa keutamaan bagi seorang muslim yang mempelajari dan mengamalkan ilmu tajwid sebagaimana yang tertulis berikut ini.a. Memberi syafa’at pada hari Kiamat.

�أت �إ�ه القرآن رأوا اقن : اهلل رسول قال مسلم( )رواه لصحا�ه عا شفين القيامة وم �نSabda Rasul : “Bacalah Al Qur’an, sesungguhnya ia pada hari Kiamat

akan datang menolong pembacanya.” (HR. Muslim)

b. Merupakan ‘amal terbaik.

علم تن من ركم خين : اهلل رسول قال ) ال�خاري )رواه وعلمه القرآن Sabda Rasul : “Sebaik-baiknya kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan yang mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhori)c. Mendapat derajat yang tinggi.

وهو القرآن قرأ �ن الذي : اهلل رسول قال عليه( فق )متن ررة ال�ن الكرام فرة الس مع ماهر Sabda Rasul : “Orang yang membaca Al-Qur’an dengan mahir akan bersama-sama dengan malaikat yang mulia lagi taat.” (Muttafaq ‘Alaih)

4. Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwid Adapun tujuan yang hendak dicapai dengan mempelajari ilmu tajwid adalah untuk menjaga lidah agar tidak salah ketika membaca Al Quran. Demikianlah para sahabat pembaca majalah Al Binaa yang semoga dimuliakan oleh Allah pembahasan pertama tentang ilmu tajwid. Insya Allah akan kita lanjutkan pada edisi mendatang. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin. []

47edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Page 48: majalah-al-binaa-edisi-kedua

Pembaca yang budiman!

Pada edisi ini kita akan mempelajari bersama keteladanan salaf dalam menjaga keihlasan

beramal. Mengapa kita harus ikhlas dalam beramal? karena ikhlas itu salah satu dari dua syarat diterimanya amal. Kedua syarat yang dimaksud adalah ikhlas itu sendiri kemudian amal tersebut harus sesuai dengan ajaran Rasulullah n. Allah Ta’ala berfirman:

ا إلكم لكم �وحى إل أن ا أ�ا �شر مثن قل إنعمل لين �ن ر�ه لقاء �نرجو �من كان واحد إله أحدا ر�ه �ع�ادة �شرك وال صالا عمال

(11٠)“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya". (Al Kahfi: 110) Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata: “Maka hendaklah

KeikhlasanSalaf &

Oleh : Nuralim, Lc.

48edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

TELADANSALAF

Page 49: majalah-al-binaa-edisi-kedua

49edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

ia mengerjakan amal saleh , maksudnya amal yang sesuai dengan syariat Allah, dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya, maksudnya amal yang diniatkan mengharap wajah Allah k, tiada sekutu bagiNya. Dua perkara ini adalah dasar diterimanya amal, yaitu harus ikhlas untuk Allah dan benar sesuai dengan syariat.” Rasulullah bersabda:

لكل وإ�نما يات �النن العمال إ�نما ومسلم( ال�خاري )رواه �نوى ما امرء

“Sesungguhnya semua amal itu tergantung niatnya dan setiap orang mendapatkan apa yang ia niatkan.” (HR. Al Bukhori dan Muslim). Ar Rabi’ bin Khutsaim berkata:

“Setiap amal yang tidak diniatkan untuk berharap wajah Allah akan sia-sia.” Ibnul Qoyyim berkata: “Tidak ada yang lebih merusak amal daripada ujub dan riya’. Bisyr al Harits mengatakan:

“Janganlah kamu beramal agar kamu disebut-sebut, sembunyikanlah kebaikanmu sebagaiman kamu sembunyikan keburukanmu!” Selanjutnya marilah kita menyimak bersama keteladanan beberapa ulama’ berikut, yang mana mereka

sangat bersungguh-sungguh dalam menajaga keikhlasan dalam beramal! Kita berdoa semoga Allah memberikan taufiq-Nya kepada kita untuk dapat meneladani mereka. Aamiin.1. Ali bershodaqoh secara diam-diam kepada orang-orang faqir di Madinah. Abu Hamzah Atsumali berkata: “Ali bin Husain suka memikul kantong roti di punggungnya pada malam hari untuk ia shadaqahkan. Beliau berkata: “Sesungguhnya shadaqah secara sembunyi itu memadamkan murka Rabb (Allah).” Amr bin Tsabit berkata: “Ketika Ali bin Husain meninggal dunia, kemudian orang-orang memandikannya mereka melihat bekas hitam di punggungnya. Mereka berkata: “Beliau dahulu suka memikul kantong tepung pada malam hari, beliau berikan tepung itu kepada orang-orang fakir di Madinah.” Ibnu Aisyah berkata: “Ayahku berkata: “Aku mendengar penduduk Madinah berkata: “Kami tidak kehilangan shadaqah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi hingga Ali bin Husain meninggal dunia2. Ar Robi’ melakukan ibadahnya secara sembunyi-sembunyi.

Page 50: majalah-al-binaa-edisi-kedua

50edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Bakr bin Ma’iz berkata: “Ar Robi’ tidak pernah terlihat shalat sunnah di masjid kaumnya kecuali hanya sekali.” Sufyan berkata: “Muroyyah Ar Robi’ bin Khutsaim berkata: “Seluruh ibadah Ar Robi’ dilakukan secara sembunyi. Apabila ada seseorang datang sedangkan beliau membuka mushaf, beliau langsung menutup mushafnya dengan bajunya.”3. Abdullah Al Mubarak dan sepuluh ribu dirham yang beliau infaqkan secara diam-diam. Muhammad bin Isa berkata: “Abdullah Al Mubarak biasa pergi ke kota Tursus dan singgah di kawasan yang ditumbuhi tanaman di daerah Khon. Di sana ada seorang pemuda yang sering mendatangi beliau untuk memenuhi segala kebutuhannya dan mendengar hadits darinya. Suatu kali Abdullah Al Mubarak datang ke kawasan tersebut, namun beliau tidak mendapati pemuda itu, karena beliau saat itu tergesa-gesa untuk pergi berperang. Maka beliau pun bergegas pergi bersama pasukan kaum muslimin. Ketika beliau sudah selesai dari

peperangan dan kembali ke tempat tinggalnya di kawasan itu, beliau bertanya tentang pemuda tersebut. Orang-orang menjawab: “Ia ditahan karena utangnya.” Beliau bertanya:

“Berapa utangnya?” orang-orang menjawab: “Sepuluh ribu dirham.” Beliau pun terus-menerus mencari orang yang memberikan utang kepada pemuda itu hingga mendapatkannya. Beliau memanggil orang tersebut, kemudian menimbang sepuluh ribu dirham untuk diberikan kepadanya, beliau menyumpah orang itu agar tidak meberitahukan kepada siapa pun selama beliau masih hidup. Beliau berkata: “Besok pagi, keluarkan pemuda itu dari tahanan!”.Maroji’:1. Aina Nahnu min Akhlaqis salaf, Abdul Aziz bin Nashir al Jalil dan Bahauddin bin Fatih Aqil2. Tafsirul Qur’anil ‘Adhim, karya Al Hafidh Ibnu Katsir.

3. http://www.almotaqeen.net

“Seluruh ibadah Ar Robi’ dilakukan secara sembunyi. Apabila ada seseorang datang sedangkan beliau membuka mushaf, beliau langsung menutup mushafnya dengan bajunya.”

Page 51: majalah-al-binaa-edisi-kedua

Dalam acara ini, Al Binaa membuka dua stand dan mengutus beberapa peserta didiknya untuk mengikuti lomba hifzhul Qur’an untuk tingkat SMP dan SMA. Dalam kedua stand ini, Al Binaa memberikan pelayanan informasi secara detail berkaitan dengan program pendidikannya dalam bentuk konsultasi dan pembagian tas berlabel Al Binaa yang berisikan brosur, kalender tahun 2015 dan buku bacaan Islami secara cuma-cuma. Selain itu, untuk memberikan yang lebih dalam pelayanan informasi, Al Binaa juga mengadakan pemutaran video profil sekolah dan berbagai video kegiatan

ekstrakurikuler santri, seperti olah raga, beladiri, mukhoyyam tarbawi dan kegiatan-kegiatan lainnya. Dalam dua hari berlangsungnya acara ini, alhamdulillah tidak kurang dari 500 pengunjung telah secara antusias singgah di stand Al Binaa untuk meminta informasi seputar program pendidikan yang ada di Al Binaa. Segala puji bagi Allah atas segala karunia-Nya, acara ini lancar dan sukses hingga selesai. Kemudian ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya demi berlangsungnya acara ini. Semoga Allah menjadikannya sebagai amal yang ikhlas dan diterima di sisi-Nya.

Dalam rangka memperkenalkan program kegiatan pesantren ke masyarakat sekaligus menjalin silaturrahmi dengan lembaga pendidikan lain, Al Binaa telah ikut serta dalam acara Islamic Education Expo 2nd yang diselenggarakan oleh Ibnu Hajar Boarding School, pada hari Sabtu dan Ahad, tanggal 25 dan 26 Oktober 2014, di museum penerangan Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.

DI MUSEUM PENERANGAN TMII

AL BINAA DI ISLAMIC EDUCATION EXPO 2ND

Oleh : Abu Ammar Alfanroghi.

InfoMa'had

51edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Page 52: majalah-al-binaa-edisi-kedua
Page 53: majalah-al-binaa-edisi-kedua
Page 54: majalah-al-binaa-edisi-kedua

INFOMA'HAD

54edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Bapak Rijal Abdullah, pimpinan proyek pembangunan kantin AL BINAA Putri telah menyiapkan segala kebutuhan pengecoran. Dikomandani langsung oleh Mudir Ma’had Al Ustadz Aslam Muhsin, para asatidz dan karyawan dibagi dalam beberapa tugas. Ada yang bertugas mensuplay pasir, batu split dan semen ke molen. Ada yang berbarsis dua shaf panjang untuk mengirim adonan secara estafet ke lantai dua. Ada yang bertugas mengumpulkan ember-ember kosong untuk diisi kembali dengan adonan cor. Semua bekerja sama, bahu membahu dengan penuh semangat layaknya

satu tubuh untuk sebuah target, malam ini pengecoran lantai dua kantin harus sudah selesai. Keringat yang mengalir deras bercampur dengan aroma asap molen serta telapak tangan yang sudah mulai terasa melepuh tidak menyurutkan semangat para asatidz dan karyawan untuk terus tanpa henti mengirimkan ember-ember berisi adukan cor. Saat-saat seperti ini, mengingatkan semua akan indahnya sebuah kebersamaan, mengingatkan akan sebuah pepatah “berat sama di pikul, ringan sama dijinjing” dan mengingatkan akan hadits Rasul;

MERAJUT KEBERSAMAAN MELALUI KERJA BAKTI

Pukul 16.00 WIB, Selasa 11 November 2014, segenap asatidz dan karyawan AL BINAA Islamic Boarding School berkumpul di komplek AL BINAA Putri. Di sana sudah menunggu gunungan pasir, batu split, semen, dua buah mesin molen kecil, ember, dan pengki. Semua menunggu tangan-tangan kuat, gesit, dan cekatan dari para asatidz dan karyawan untuk diaduk menjadi adonan cor. Ya, agenda besar hari itu adalah kerja bakti untuk mengecor dak lantai dua ruang kantin bagi santriwati AL BINAA Putri.

Ole

h: A

bu U

said

Al B

anyu

mas

i

Page 55: majalah-al-binaa-edisi-kedua

55edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

�شد كال�نيان للمؤمن ))املؤمن عليه متفق �عضا(( �عضه “Seorang mukmin bagi mukmin yang lain layaknya satu bangunan yang saling mengokohkan satu dengan yang lainnya” (Muttafaqun’alaihi).

Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.30, waktu shalat Magrib sebentar lagi tiba dan alhamdulillah sudah hampir setengah bagian lantai dua telah terisi adukan cor. Pimpinan proyek menginstruksikan untuk menghentikan kegiatan guna persiapan shalat sekaligus membasahi tenggorokan yang sudah mulai kering. Dengan cekatan tangan-tangan pengangkut adonan semen berpindah untuk menuangkan segelas teh manis dan meraih beberapa buah gorengan dan makanan ringan. Alhamdulillah cukup menyegarkan dan mengganjal perut yang sudah mulai memberikan sinyal untuk diisi kembali. Selepas Maghrib, dengan duduk menghampar di teras musholla, para asatidz dan karyawan menikmati hidangan makan malam nasi bungkus. Ya, para asatidz dan karyawan membutuhkan tenaga

baru untuk melanjutkan “ronde” kedua. Setengah bagian lagi yang belum terisi adonan cor. Sepuluh menit cukup untuk melahap hidangan nikmat tersebut. Mesin molen dinyalakan kembali, pertanda kegiatan pengecoran dimulai kembali. Tanpa dikomando, para asatidz dan karyawan kembali ke pos masing-masing dengan semangat dan tenaga baru. Mereka terus mengirimkan ember-ember berisi adukan semen beradu cepat dengan serangga-serangga malam yang ikut mengerumuni lampu sorot yang diarahkan ke wilayah kerja. Jangkrik, lembing, dan serangga-serangga lain yang beterbangan dan hinggap di pakaian tidak mengusik mereka. Akhirnya sekitar pukul 20.00 seluruh bagian lantai dua terisi adukan cor. Alhamdulillah, hanya karena karunia dan kekuatan Allah kita bisa menyelesaikan semua urusan kita. Semoga kerja bakti ini dicatat oleh Allah sebagai amalan shalih yang pahalanya terus mengalir kepada kita. Semoga masih ada kerja bakti-kerja bakti yang lain untuk menumbuhkan rasa kebersamaan di antara kita. Akhirnya, terima kasih wajazakumullah khoiron.

Page 56: majalah-al-binaa-edisi-kedua

ReportaseSANTRI

Tadribul Khitobah merupakan program inti pesantren yang dikoordinasi oleh Jam’iyyah Tholabah (organisasi santri

AL BINAA) khususnya Qismul Lughah (Divisi Bahasa). Program ini ditujukan untuk melatih dan mengembangkan kemampuan orasi santri – santri AL BINAA di depan khalayak umum. Kemampuan ini sangatlah dibutuhkan, khususnya bagi para pengemban risalah, bagi para pewaris nabi dan rasul. Berangkat dari status sebagai

ummat terbaik yang dijamin oleh Allah l. Tentunya ummat terbaik dengan syarat, menegakkan amar ma’ruf (mengajak kepada kebaikan) dan nahi munkar (mencegah dari keburukan). Sebagaimana firman Allah l dalam surat Ali Imran ayat 110 :تأمرون للناس أخرجت أمة ر خين كنتم

هون عن المنكر نن �المعروف وتن

“Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuuh”, itulah ucapan pembuka acara dari kedua MC yang membuka sebuah kegiatan yang menjadi salah satu peluang untuk bisa menjadi orator-orator handal yang dapat menguasai semua sisi podium dan juga orator yang dapat berorasi dalam menegakkan syi’ar islam.

TADRIBUL KHITHOBAHEDISI SPESIAL

Oleh: Afifi Marzuki Muslim dan Hafidh Atsary

56edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Page 57: majalah-al-binaa-edisi-kedua

57edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Salah satu unsur dalam hal amar ma’ruf dan nahi munkar yang tentunya penyampaian dengan lisan. Dengan lisan, mengajak kepada kebaikan dan juga mencegah dari kemungkaran, Diharapkan dari program ini, lahir santri – santri yang mumpuni, tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan baik ilmu ashri maupun ilmu syar’i, tetapi juga mampu menjadi pelita ummat dengan dakwah yang mulia. Tadribul Khitobah dilaksanakan sekali dalam sepekan, yaitu pada malam Jum’at. Program ini disesuaikan dengan kelas masing–masing. Untuk kelas 7, Tadribul Khitobah dilaksanakan di kelas dengan kelompok yang sudah ditentukan, sebanyak 28 sampai 30 orang. Setiap kelas dibimbing oleh mentor – mentor dari mudabbir (pengurus) Jamthol. Sedangkan untuk kelas 8 dan kelas 9, Tadribul Khitobah dilaksanakan di RSG 2

dengan variasi bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab. Khusus untuk SMA, dilaksanakan di Masjid Riyadhussholihin dengan variasi Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, ditambah pula dengan model khutbah Jum’at. Seiring perkembangan zaman, dari tahun ke tahun, dari generasi ke generasi, kita dituntut untuk terus berinovasi. Begitu pula dengan Tadribul Khitobah. Dengan ide – ide emas santri AL BINAA yang terus berkreasi dan berinovasi, mengembangkan program ini menjadi suatu event yang disambut baik oleh seluruh keluarga besar AL BINAA, suatu kontes pidato yang menampilkan “Singa – Singa Podium” santri AL BINAA. Orator dipilih dari setiap angkatan yang terbaik dari Tadribul Khitobah pekanan yang akan maju pada Tadribul Khitobah Special Edition di setiap akhir bulannya. Kamis malam lalu, pekan terakhir

Diharapkan dari program ini, lahir santri–santri yang mumpuni, tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan baik ilmu ashri maupun ilmu syar’i, tetapi juga mampu menjadi pelita ummat dengan dakwah yang mulia.

Page 58: majalah-al-binaa-edisi-kedua

58edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

bulan Oktober tepatnya tanggal 30 Oktober 2014, suasana panggung Tadribul Khitobah Special Edition kembali dipijak oleh kaki para orator, gema semangat sebagai pemimpin umat penegak kebenaran pun kembali terdengar memenuhi ruang terbuka tempat pelaksanaan yakni RSG 2. Suasana kali ini terasa cukup sunyi dikarenakan absennya salah satu orator perwakilan dari kelas 8 yakni Abdus Syakur. Akan tetapi tidak bisa disangka bahwa absennya Abdus Syakur ini malah memacu semangat orator lainnya untuk bisa tampil lebih maksimal. “Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuuh!”, lantunan salam diucapkan secara bersamaan oleh kedua MC yang menggunakan setelan jas hitam dan membawa acara Tadribul Khitobah Special Edition kali ini dengan bahasa Arab. Berbeda dengan 2 priode sebelumnya yang menggunakan bahasa Indonesia untuk pembukaan acara (pada periode ke-1) dan bahasa Inggris (pada periode ke-2). Kini tiba waktu untuk satu persatu dari para orator menaiki podium yang telah disediakan. Dimulai dari perwakilan kelas 10, Junio Akarda,

lalu Ibnu Harits dari kelas 7 yang berbicara tentang taubat. Suasana masih terasa begitu datar dan biasa. Namun, saat orator ketiga menaiki podium, dalam sekejap suasana datar tadi berubah menjadi ramai, satu dengan yang lainnya saling tengok ke teman sebelahnya dan berbisik akan orator ketiga ini, lantas siapakah ia? Orator yang mampu mebalikkan keadaan menjadi bising akan bisikan dan sorakan? Jawabannya adalah Bima Oplan perwakilan dari kelas 12, lelaki asal Toba inilah yang memengaruhi penonton kala itu. Gaya bicara dan tubuh khasnya itulah yang menggoda para penonton untuk selalu terpaku dan menjaga pandangan ke arahnya, sekali saja berpaling, rugilah penonton itu. Berlanjut ke orator setelahnya yakni Hafiz Zulni perwakilan dari kelas 9 yang membawakan sejarah Islam, dan yang terakhir, Anggih Setiawan perwakilan dari kelas 11. Kelima orator sudah menaiki podium dan berakhirnya orasi dari orator terakhirlah yang menjadikan sebuah penentuan untuk selesainya acara Tadribul Khitobah Special Edition kali ini.

Page 59: majalah-al-binaa-edisi-kedua

59edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Semoga menjadi anak soleh dan sholehah, bertakwa dan berbakti kepada orang tua. Amin....

بارك اهلل لك في املوهوب لك وشكرت الواهب وبلغ أشده ورزقت بره

AHMAD YASIRPutra ketiga dari pasangan Ustadz Hasyim Nur, S.Pd (Kepala

Sekolah SMPIT Al Binaa) dengan Ibu Siti Rahmah pada hari Selasa, 11 November 2014 pukul 08.10 WIB di Bekasi Jawa Barat.

DIHYAHPutra keempat dari pasangan Ustadz Agung Wahyu Adhy, Lc

(Pimred majalah albinaa) dengan Ibu Esti Sasono Hadi pada hari Selasa, 25 November 2014 pukul 15.10 WIB di Bekasi Jawa Barat

NAFIISA MAZAYA HALIMYPutri Pertama dari Ustadz Irfan Halim, Lc. pada hari Ahad, 11

November 2014 pukul 16.50 WIB di Bandung Jawa Barat.Dan:

NADHIFAPutri Keempat dari Ustadz Halidi, S.Si, Pada 19 November 2014

pukul 23.30 WIB di Bekasi.

Keluarga Besar Yayasan Binaaul Mustaqbal dan

Ma’had AL BINAA Islamic Boarding SchoolMengucapkan selamat atas lahirnya ananda:

Page 60: majalah-al-binaa-edisi-kedua

Anak Adam yang menjadi pemupuk kepemimpinan di muka bumi ini mempunyai tanggung jawab yang sangat besar. Bahkan, beban amanah yang diemban oleh anak Adam lebih berat daripada beban yang ditanggung gunung yang kokoh sekalipun. Oleh karenanya Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada seluruh umatnya untuk bersiap diri dalam mengemban amanah. Persiapan tersebut adalah 'thalabul ilmi'(menuntut ilmu).

طلب العلم �ر�ضة على كل مسلم"Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi tiap muslim".

Kawan, izinkanlah aku untuk membuka kembali sebuah tabir

yang tertutup. Lembaran sejarah yang tergores alangkah baiknya dibuka kembali. Membuka sesaat kenangan masa lalu terkadang dapat menimbulkan rasa rindu dan semangat baru dalam berkarya. Ragam goresan sejarah yang telah kugoreskan dalam memoar hidupku. Mungkin ada secercah kebaikan yang bisa kalian ambil ibrahnya. Tentu tak semuanya berjalan baik, tetapi semuanya telah tergariskan dalam lini takdir illahi. Tugas kita hanya terus melangkah dalam koridorNya dan bersyukur atas karuniaNya.

"Bisa jadi sesuatu yang kita anggap buruk dalam pandangan kita adalah sesuatu yang bernilai baik di sisi Allah, dan bisa jadi perkara yang kita cintai

Oleh : Muhammad Adzahabi*

Memoar seorang santri yang faqir ilmu

PAHIT + MANIS = MANIS

60edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

kisah mereka

*Alumni Al Binaa tahun 2012-2013, saat ini belajar di mustawa IV, i'dad lughowi, LIPIA, Jakarta.

Page 61: majalah-al-binaa-edisi-kedua

61edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

di mata Allah adalah buruk..." Di antara banyak nikmat karunia Allah yang aku syukuri hingga hari ini adalah nikmatnya menuntut ilmu. Sebagaimana para salafush shalih dalam menuntut ilmu, mereka keluar dan merantau demi menuntut ilmu. Aku adalah seorang anak sulung dari 4 bersaudara yang berasal dari Pulau Dewata, Denpasar Bali. Pergaulan bebas dan minimnya pendidikan agama di Bali membuat cemas kedua orang tuaku untuk meneruskan pendidikanku di tanah kelahiranku. Aku pun dikirim oleh ayahku ke salah satu ma'had yang asing bagiku, ma'had di seberang Pulau Dewata, tepatnya di pinggiran ibukota yang baru saja diresmikan oleh wakil presiden 3 tahun sebelumnya. Awal kedatanganku ke Ma'had Al Binaa, aku diantar oleh nenekku. Beliau dengan sukacita menemani cucunya untuk melanjutkan jenjang pendidikan di Ma'had. Beliau yang menghadiri acara serah terima santri baru di GSG, hingga mengantarku ke kamarku.Tak ada satu pun teman lama yang aku jumpai di acara tersebut. Ketika sebahagiannya riang bertemu kembali dengan kawan se-SD-nya, aku hanya seorang diri. Hingga ada satu kawan

yang pertama kali menyapa dan menyalamiku, Izen namanya. Kamar pertama yang kuhuni adalah kamar 25 sakan Arofah tepat berhadapan dengan kantor Musyrif. Kamar ini dihuni oleh 12 santri yang berasal dari berbagai daerah. Inilah dia babak baru kehidupanku di pesantren.

Malam pertama tak ada kesedihan ataupun kerinduan yang menyelimuti, semuanya asyik berbicara hingga larut malam. Suasana kamar dan persahabatan di kamar berjalan erat seiring jalannya waktu. Suka dan duka dijalani bersama. Emosi kekanak-kanakan masih ada pada saat itu. Kadang kita bermain bersama kemudian berselisih karena hal sepele, kadang paginya berantem tapi sorenya udah baikan lagi. Rasa rindu kepada orang tua akan berlipat rasanya manakala kita sedang punya masalah. Bahkan ada kawan sekamar yang tak betah hingga pindah kamar. Masa awal di pesantren memang penuh dengan pil pahit. Seleksi alam berlaku di sini. Siapa yang tak sabar akan pahitnya kehidupan pesantren maka ia takkan berhasil menggapai puncak kenikmatan belajar di dalamnya.

Di tahun kedua, aku mulai mengenal seluruh kawan seangkatan.

Memoar seorang santri yang faqir ilmu

PAHIT + MANIS = MANIS

Page 62: majalah-al-binaa-edisi-kedua

62edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Semuanya sudah serasa keluarga. Rasa kebersamaan tersebut makin erat ketika mengikuti kegiatan Mukhoyyam Tarbawi. Semuanya bahu-membahu untuk mencapai tujuan. Rasa lelah dan letih ketika berada di dalam hutan. Saling berbagi makanan dan minuman. Berbaris rapi bak tentara, semuanya menjadikan ukhuwah makin erat.

Tiga tahun pertama penuh dengan warna-warni kehidupan. Tak terasa bahwa tiga tahun berjalan dengan cepat. Tak semuanya melanjutkan SMA di Albinaa. Aku mulai bimbang dan masuk dalam ranah kegalauan. Hampir setengah dari kawanku keluar dan meneruskan SMA di luar, termasuk beberapa kawan yang dekat denganku. Hal inilah yang membuatku sedih. Hati ini seperti ingin memberontak, namun apa daya nasehat orang tuaku mampu membuatku luluh. Orang tuaku senantiasa menasehati agar tetap istiqamah dalam belajar. Pilihanku mantap untuk tetap berada di rombongan belajar Sains-Syar'i sejak SMP hingga SMA. Walaupun beban pelajaran yang ada cukup berat, aku tetap menikmatinya hingga tiga tahun berjalan. Mungkin kelas kami terbilang istimewa. Satu kelas dengan jumlah murid 15 orang.

Jumlah ini terus bertahan hingga kelas 12. Ragam suka duka di kelas kita jalani bersama. Mulai dari rihlah ke monas hingga menelan pahitnya kekalahan dalam liga sepak bola ma'had.

فارقنننه تن ننن عم عوضننا تد سا�ر!

“Pergilah (merantaulah!) kan kau dapatkan pengganti dari orang-orang yang kau tinggalkan” Perubahan dari batik hijau menjadi batik biru sungguh tak pernah kusangka sebelumnya. Batik kebanggaan kami, santri SMA Al Binaa. Perubahan tersebut menjadi tanda akan kian dewasanya umur kami di ma'had. Bebeda dengan ketika SMP dulu, di SMA ini ada beban amanah baru yang diberi. Sebut saja di antaranya adalah amanah JAMTHOL (OSIS). Untuk pertama kalinya dalam sejarah hidup di ma'had angkatan kami diberi amanah yang berat ini. Hal berat yang kurasakan pada saat itu adalah membangun kepercayaan ma>had terhadap kinerja JAMTHOL. Alhamdulillah, pembimbing kami Ust. Nuralim senantiasa memberikan masukan dan menuntun kami dalam tiap program yang dilaksanakan. Bagiku JAMTHOL adalah pengabdian kita pada ma'had.

Page 63: majalah-al-binaa-edisi-kedua

63edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Di sini kita digembleng untuk memimpin dan mengorganisasi kegiatan santri. Namun aku teringat satu pesan seorang ustadz, beliau berpesan bahwasanya tujuan kita berada di Ma'had bukanlah untuk berorganisasi semata. Tujuan awal kita adalah menimba ilmu, jangan sampai kesibukan di Jamthol mengganggu kegiatan menimba ilmu di ma'had.

Tahun terakhir di Al Binaa. Tahun ke-6 Semua seperti kejutan, karena hidup ini memang penuh kejutan. Tahun terakhir di ma'had aku tinggal di gedung Arofah lagi. Empat tahun sudah aku menempati gedung Arofah dengan penuh suka dan duka. Tahun terakhir di ma'had tentu memiliki banyak kesan yang tak terlupakan. Seolah berusaha menghitung hari agar tak lari begitu saja dengan sia-sia. Aku sekamar dengan orang-orang hebat. Anggota kamarku sangatlah kompak dalam berbagai kegiatan intern kamar. Kami hidup akur bagaikan sebuah keluarga. Aku dan 2 orang sahabatku, Ardityo Giantra dan Amaydio menjadi senior kamar. Kami berusaha menjadi teladan yang baik bagi para junior. Ada hal menarik ketika di

kamarku ini. Musyrif kami ust. Misbah jika membangunkan santri selalu memiliki 2 ronde. Rounde pertama, Beliau akan keliling tiap kamar sambil menyetel murottal dan menghidupkan lampu kamar sembari mengabsen tiap nama santri. Rounde ke-2, Beliau akan kembali keliling dengan semprotan air dan menyemprotkan air kepada santri yang masih lelap dalam tidurnya. Aku biasanya terbangun di ronde pertama. Namun, ada saja adik kelasku yang bangun hanya untuk setor muka dan membuat 'benteng pertahanan' agar dapat tidur lagi. Setelah aku keluar dari ma'had aku sempat membaca status seorang mahasiswa Madinah, mengutip kisah Pangeran Nayyif (salah satu putra Raja Abdul Aziz ibn Su'ud) bahwasanya ayahnya dahulu jika membangunkan para anaknya dengan guyuran air untuk sholat Subuh. Subhanallah, musyrifku memperlakukan santrinya sebagaimana seorang raja memperlakukan para calon pengeran. Ketika di kelas, para Asatidz mengajar dengan gigih. Ustadz Irfan Zain dengan faedah luasnya dalam menerangkan pelajaran. Bahkan, kami tak bisa menebak soal ujian

Page 64: majalah-al-binaa-edisi-kedua

64edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

walaupun sebelumnya telah diberi kisi-kisi. Ust. Agung, Kepala Sekolah kami sekaligus guru Aqidah dan Faraidh. Beliau mengajari Faraidh dengan penuh kesabaran. Ust. Sulaeman guru bahasa indonesia kami. “Jangan sampai kau satu langkah terlambat masuk ke kelas”, beliau ustadz yang sangat perhatian dalam kedisiplinan. Selalu memulai pelajaran bahasa indonesia dengan sesuatu yang baru. Masih banyak lagi ustadzku yang tak mampu kusebutkan satu persatu. Ada suatu hal yang tersingkap ketika hari menjelang UN tiba. Ketika para asatidzah mengajarkan materi UN pada jam tambahan, privat namanya. Takkan pernah kau temukan di luar. Privat 24 jam siap melayani b e r b a g a i

persoalan seputar UN. Teringat dengan privat Biologi bersama Ust. Sofyan ba'da Isya di koridor kampus. Padahal Beliau termasuk orang tersibuk di ma'had. Ada waktu khusus yang selalu Beliau bagi untuk kami. Ada juga ust. Harlan, walaupun beliau tidak tinggal di dalam ma'had, namun beliau sediakan satu hari khusus untuk mengajarkan Fisika kepada kami. Kawan, belajar itu memang lelah. Pahit rasanya. Pagi hari ba'da shubuh ada halaqah tahfidz. Kemudian dilanjutkan dengan KBM. Setelah seharian belajar di kelas, lalu harus mengikuti serangkaian privat yang telah dijadwalkan. Sehabis privat masih ada lagi kajian ba'da Maghrib. Ba'da Isya masih ada lagi sebagian privat atau belajar bareng

di masjid. Tak jarang pukul 10 malam di

Page 65: majalah-al-binaa-edisi-kedua

65edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

masjid masih saja ada yang belajar. Semuanya memang melelahkan, namun dijalani saja dengan penuh kenikmatan.

Hingga di hari wisuda, semuanya penuh dengan rasa haru. Aku dan kawanku berhasil melewati 6 tahun masa pendidikan di ma'had. Semuanya penuh dengan lika-liku dan cerita yang terlalu asyik untuk dibuka kembali. Pada hari itu, semuanya bukanlah akhir dari persahabatan untuk belajar. Namun, hari itu adalah hari pertama untuk mengemban amanah ilmu di dunia luar.

Ketika di luar, semuanya kurasakan ada perbedaan. Beratnya untuk menghapal Qur'an tak semudah menyetorkan kepada ust. Agung di bawah naungan kipas shaf pertama. Susahnya mengatur waktu untuk menghadiri majlis ilmu di luar ma'had tak semudah menghadiri kajian ba'da maghrib di koridor kampus dulu. Nikmatnya makanan math’am tak kan pernah kulupakan jika dibandingkan makanan seharianku disini dengan menu yang monoton tiap harinya. Alhamdulillah, kini aku melanjutkan pendidikan di tempat ilmu agama yang melimpah ruah, tinggal kita saja yang memanajnya.

Kawan, pahit getir kehidupan di Ma'had kan kau rasakan manisnya ketika engkau sudah keluar. Kau akan merindukan seluruh rangkaian kehidupan 6 tahun di ma'had. Saat seorang ustadz menerima curahan curhatan santri ataupun sebaliknya. Sungguh indah nian dalam ingatan. Perbanyaklah bergaul dengan orang saleh, niscaya ia akan bemanfaat bagimu di dunia dan akhirat. Kelak di akhirat tiap orang akan dikumpulkan dengan kekasih atau idolanya. Maka, perhatikanlah kepada siapakah kita bersahabat. Akhirnya semua hanya tertegun di balik senyap malam ini. Semua jasa hanya bisa kubalas dengan ucapan terima kasih, atas segala keikhlasan sang ustadz yang telah berupaya keras memberikan beragam kunci-kunci ilmu untuk menyibak tabir gundukan ilmu. Aku hanya bisa berbalas mendoakan mereka, sebagaimana mereka mendoakan kami di tengah malam yang larut.Tunjukkanlah semangatmuTuk raih kemenangan

Pejaten, jakarta selatan, 2 Muharram 1436H

Lepas malam dari EduExpo2014

MAD ALBALIE

Page 66: majalah-al-binaa-edisi-kedua

66edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

RESENSIBUKU

Buku yang akan kita ketengahkan kali ini merupakan karya dari

seorang ulama’ yang bernama : Abdul Fattah Abu Ghuddah. Ditulis dengan judul asli “Qiimatuz zaman ‘indal ‘ulama”. Buku kecil yang hanya terdiri dari 216 halaman (versi terjemahan) ini tentunya tidak mengecilkan manfaat dan ilmu yang kita dapatkan dari membaca buku tersebut.

Pernyataan orang-orang Arab yang sering kita dengar terkait komentar mereka terhadap kitab-kitab “kecil” yang ditulis para ulama’:

“hadzal kitaabu shagiirul hajmi lakin kabiirul faaidah” ( Buku ini ukurannya

kecil namun faidahnya sangat besar ). Ya begitulah keberkahan yang senantiasa menaungi orang-orang yang berilmu; sedikit bicara namun berkahnya luar biasa. Buku kecil ini apabila kita lihat dari judulnya, mungkin kita sudah bisa menebak isi dari buku tersebut. Penulis buku banyak sekali menceritakan riwayat-riwayat tentang bagaimana para ulama menghargai waktu yang mereka miliki. Tak ada sedikit pun dari waktu yang mereka miliki: 24 jam dalam sehari atau 7 hari dalam sepekan atau 365 hari dalam setahun kecuali waktu-waktu tersebut mereka gunakan sebaik-baiknya

Judul: Manajemen Waktu Para UlamaJudul Asli: Qiimatuz zamaan ‘inda Al Ulama’Penulis: Syekh Abdul Fattah Abu GhuddahPenerbit: zam zamJumlah halaman: 216 halaman ( Soft Cover )

Oleh: Ibnu Abdillah Al Lumbukiy

Page 67: majalah-al-binaa-edisi-kedua

67edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

dalam rangka beribadah kepada Allah l. Penulis di awal-awal halamannya menceritakan tentang hirsh (kesungguhan) yang dimiliki para ulama dalam menghabiskan waktunya, seperti yang disebutkan penulis terkait perkataan seorang sahabat besar bernama Ibnu Mas’ud z : “Tiada hal yang aku sesali dari diriku kecuali apabila matahari telah terbenam dan usiaku semakin berkurang sedangkan amalanku tak bertambah sedikitpun”.

Selain itu, penulis juga menyebutkan riwayat-riwayat lain terkait penghargaan para ulama’ terhadap waktu yang mereka miliki. Di antara riwayat yang ada ialah tentang Al-Khalil Ibn Ahmad Al-Farahidy yang merasa berat untuk menghabiskan waktunya hanya untuk sekedar makan. Begitu pula riwayat tentang seorang tabi’in bernama ‘Amir Ibn Abdi Qais ketika seseorang ingin mengajaknya mengobrol, maka beliaupun menjawab : “Apabila kamu bisa menghentikan matahari (waktu) maka aku akan mengobrol denganmu.” Riwayat lain pula yang menceritakan tentang kehidupan ulama besar dari kalangan mazhab Hanafi yang bernama Abu Yusuf, ketika Beliau berada dalam kondisi

terbaring lemah pada saat menjelang wafatnya, ternyata Beliau masih sempat mencari dan membahas tentang masalah-masalah fiqih seraya berkata : اج� �ه �نجو ( لعله semoga dengan ini akan ada seseorang yang selamat dari perkara-perkara yang diharamkan Allah f). Dan masih banyak riwayat-riwayat lainnya yang tentunya akan banyak sekali memberikan kita pencerahan serta paling tidak menyadarkan kita semua akan pentingnya menghargai dan memiliki manajemen waktu yang baik. Dan satu hal yang mesti kita camkan sebagai seorang muslim bahwa waktu dan umur yang kita habiskan selama di dunia ini, kelak akan di pertanggungjawabkan di hadapan Allah f. Pada akhirnya buku ini termasuk salah satu BUKU WAJIB yang harus, kudu, dan wajib untuk Anda baca. Kalau orang-orang Barat memiliki semboyan : “TIME IS MONEY”, lalu orang-orang arab pun mengatakan : “ Al waqtu kas saif in lam taqtho’hu qotho’aka “, lalu kira-kira kita sebagai orang Indonesia akan mengatakan apa?..Semoga saja jawabannya bukan “Biarlah WAKTU yang menjawabnya” …Keep hamasah dan selamat membaca !.

Page 68: majalah-al-binaa-edisi-kedua

SAFARIMA'HAD

68edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Kami berangkat dengan menggunakan empat kendaraan.Pertama, mobil Elf dengan 10

penumpang yaitu Ustadz Abdur Rouf, Ustadz Zainal Abidin, Ustadz Muntholib, Ustadz Maulana, Ustadz

Jum’at, 21 Muharram 1436 H/ 14 Nopember 2014 M selepas shalat Shubuh, Tim Asatidz Halaqah Tahfizh Al Qur’an berkumpul di halaman kampus. Pukul

05.15 kami sarapan nasi bungkus yang telah disediakan di kantor Yayasan Binaa’ul Mustaqbal yang menaungi Pesantren Al Binaa Islamic Boarding School Bekasi. Setelah persiapan lengkap, kami berangkat sekitar pukul 06.00 menuju Pesantren eLKID (Lembaga Kaderisasi Imam & Da’i) yang dikelola dan berada di bawah naungan Yayasan Islamic Centre Wadi Mubarak Bogor.

HALAQAH TAHFIZH

AL UR’ANQ

SHARING PROGRAM

Oleh: Abu Abdillah Said

Page 69: majalah-al-binaa-edisi-kedua

69edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Habibie, Ustadz Harianto, Ustadz Agus Ali, Ustadz Masrur, Ustadz Wahono, dan Ustadz Andi Ahmad dengan Pak Encop sebagai driver. Kedua, mobil Panther dengan 5 penumpang yaitu Ustadz Misbah, Ustadz Ruri,Ustadz Ishak, Ustadz Abdul Rachman dan Ustadz Yunus dengan Ustadz Asep Dawami sebagai driver. Ketiga, mobil Innova dengan 6 penumpang yaitu Ustadz Rahmat Hidayat, Ustadz Zainal Arifin, Ustadz Saifuddin, Ustadz Sufyan Toha, Ustadz Nuralim, dan Ustadz Muhammad Ikhsan denganUstadz Agung sebagai driver.Dan keempat, mobil Xenia dengan 6 penumpang yaitu Ustadz Hasanuddin, Ustadz Adam, Ustadz Izzuddin, Ustadz Faizin, Ustadz Muhammad Rasyid, dan saya sendiri, Abu Abdillah Said dengan Pak Miyarso sebagai driver. Jadi jumlah seluruh peserta sebanyak 29 ustadz dan 2 driver. Satu persatu kendaraan kami berangkat meninggalkan Al Binaa tercinta. Walaupun mobil Xenia berangkat lebih awal, akan tetapi kami harus berhenti di pinggir jalan, karena harus tambal ban dulu di bengkel. Dari sinilah, masing-masing kendaraan kami berpisah

untuk memasuki jalan tol melewati pintu yang berbeda, sehingga di jalan tol, kami tidak saling bertemu. Akhirnya, setelah kami saling kontak, maka disepakati agar kami bertemu di rest area setelah keluar dari jalan tol Ciawi. Ternyata mobil Xenia menjadi yang terakhir sampai di rest area sekitar setengah jam setelah yang lainnya. Wah cukup lama juga yah terlambatnya, padahal Pak Miyarso sudah cukup tancap gas mengendarai mobilnya, sampai saya ngeri ketika menyalip mobil-mobil besar. Setelah saya pikir-pikir ternyata penyebab keterlambatannya adalah karena berhenti di bengkel untuk tambal ban dan ditambah kurang tepat memasuki jalan yang jauh dari pintu tol. Setelah istirahat di rest area, kamipun kembali melanjutkan perjalanan menuju Bogor. Sampailah kami di Lembah Nyiur Cisarua, dari sini kami dijemput oleh utusan dari Pesantren eLKID yang mengendarai motor sebagai penunjuk jalan. Kendaraan kami naik dan turun jalan yang sempit dan berkelok-kelok. Akhirnya di penghabisan jalan, kami sampai di lokasi tujuan yaitu Pesantren eLKID yang terletak di

Page 70: majalah-al-binaa-edisi-kedua

70edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

areal tujuh hektar Kampung Goleah, RT 001/RW 001, Desa Kuta, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Setelah memarkirkan kendaraan, kami langsung disambut dan diarahkan menuju ke aula pertemuan yang telah disediakan. Sambil berjalan menuju aula pertemuan, kami menikmati pemandangan lembah nan hijau, asri, sejuk dan nyaman, yang diiringi oleh semilir angin gunung nan segar dan dedaunan yang melambai-lambai seakan-akan ikut menyambut kedatangan kami. Lingkungan yang sangat kondusif untuk menghafal dan mempelajari

Al Qur’an. Ma sya Allah. Sekitar pukul 09.30, kami

berkumpul di aula pertemuan sambil menikmati minuman dan hidangan makanan ringan yang telah disediakan. Beberapa saat kemudian datanglah Ustadz Shoheb Syaifi, Al Hafizh menyambut kedatangan kami.

Meskipun usianya masih tergolong muda, namun Beliau telah didapuk untuk menjadi Ketua Yayasan Islamic Centre Wadi Mubarak. Mengawali sambutannya, Beliau memaparkan sekilas tentang sejarah berdirinya Pesantren eLKID yang mulai dibuka pendaftaran mahasantrinya pada tahun 2008, dimana untuk mendapatkan mahasantri pada tahun pertama, mereka harus berkeliling Indonesia. Pesantren ini dibuka untuk lulusan SMA/ MA atau yang sederajat dengan masa pendidikan selama 2 tahun. Kurikulum yang diajarkan pada tahun 2008 adalah perpaduan antara Program Halaqah Tahfizh Al Qur’an dengan Program ‘Ulum Syar’iyyah. Namun dalam perjalanannya selama setahun pertama, ternyata hasil yang dicapai kurang maksimal dan tidak sesuai dengan visi dan

Page 71: majalah-al-binaa-edisi-kedua

71edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

misi pesantren. Akhirnya pada tahun 2009 sampai sekarang, untuk Program Halaqah Tahfizh Al Qur’an dikhususkan pada tahun pertama dan Program ‘Ulum Syar’iyyah pada tahun kedua ditambah muraja’ah hafalan. Alhamdulillah hasilnya lebih maksimal, sehingga dalam waktu setahun, mahasantri sudah hafal Al Qur’an 30 juz, bahkan ada yang selesai menghafal Al Qur’an 30 juz hanya dalam waktu 2 bulan saja. Ma sya Allah. Selesai pemaparan Beliau, giliran perwakilan dari Al Binaa menyampaikan sekilas tentang Program Halaqah Tahfizh Al Qur’an di Al Binaa untuk sharing bersama. Ustadz Rahmat Hidayat selaku Kepala Bagian Halaqah Tahfizh Al Qur’an menyampaikan bahwa target hafalan santri Al Binaa dalam setahun adalah 1 juz, dengan alokasi waktu satu pertemuan dalam sehari, durasi waktu satu pertemuan minimal 30 menit, satu ustadz pembimbing mengampu sekitar 10-30 santri. Apakah dengan komposisi seperti itu, untuk target 1 juz dalam setahun sudah sesuai atau belum?Ustadz Shoheb Syaifi, Al Hafizh (Beliau telah mendapatkan sanad Al Qur’an yang

langsung bersambung dengan n) menanggapi bahwa dengan model halaqah yang seperti itu, maka target hafalan 1 juz dalam setahun sudah cukup, asalkan dengan hafalan yang mutqin (kuat) dan bacaan yang bagus dan benar sesuai dengan qawa’id tajwidnya. Jadi lebih menekankan kualitas daripada kuantitas hafalan. Memang pengajaran Tahfizh Al Qur’an yang ideal harus proporsional dan berkesesuaian antara tiga komponen, yaitu alokasi waktu dan durasinya, jumlah ustadz pembimbing dan jumlah santrinya. Jika tiga komponen tersebut belum seimbang, maka pengajaran Tahfizh Al Qur’an belum dikatakan ideal. Bisa karena waktunya yang tidak cukup, jumlah ustadz pembimbing yang kurang atau jumlah santri yang terlalu banyak. Sebenarnya kalau tiga komponen tersebut sudah seimbang atau bisa dikatakan ideal, maka target hafalan 1 juz dalam setahun termasuk sedikit dan perlu ditambah.

Ketika sharing sedang berlangsung, masuklah Ustadz Didik Hariyanto ke aula pertemuan untuk bergabung bersama kami. Beliau

Page 72: majalah-al-binaa-edisi-kedua

72edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

merupakan Pimpinan Pesantren eLKID sekaligus Pembina Yayasan Islamic Centre Wadi Mubarak. Ketika Beliau sudah duduk di antara kami, maka Beliau mulai memberikan sambutannya. Di awal sambutannya, Beliau mengatakan bahwa kami yang orang gunung dikunjungi oleh orang kota. Padahal kami juga orang desa. Gaya bicara Beliau yang lugas, dapat mencairkan suasana yang

tegang. Sebelum kuliah di Jami’ah Islamiyyah Madinah, Beliau pernah menimba ilmu di salah satu negara kawasan Asia Selatan, tepatnya di Pakistan. Ada fenomena yang sangat menarik perhatian Beliau. Dimana mayoritas para imam masjid adalah para penghafal Al Qur’an. Sehingga jarang sekali ada masjid pada saat shalat Tarawih yang tidak mengkhatamkan Al Qur’an dalam

shalat Tarawih mereka. Semua imamnya hafal Al Qur’an 30 juz. Itulah yang mendasari cita-cita Beliau untuk mendirikan Pesantren eLKID yang dipimpinnya saat ini. Sharing dan tanya jawab berlangsung

dengan antusias. Kami yang lebih banyak melontarkan pertanyaan-pertanyaan dan Beliau yang menjawab dan menjelaskannya dengan senang hati. Di antara kesimpulan hasil sharing kami adalah bahwa untuk meningkatkan kualitas hafalan,

Page 73: majalah-al-binaa-edisi-kedua

73edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

maka hendaklah santri tidak setoran ziyadah hafalan, sebelum ditash-hih (dibetulkan) bacaannya terlebih dahulu oleh ustadz pembimbingnya, sehingga santri tidak setoran dengan hafalan yang salah. Muraja’ah hafalan bisa fardiyyah (sendiri), bisa ma’a zamilihi (bersama temannya) dan bisa ma’a ustadzihi (bersama ustadz pembimbingnya). Setelah santri selesai hafalan 1 juz, maka tidak boleh pindah ke juz berikutnya, sampai dia setoran hafalan 1 juz tersebut di depan lajnah. Perlu membentuk bi’ah Qur’aniyyah (menjadikan Al Qur’an sebagai ruh dalam setiap aktifitas santri), misalnya dengan mengadakan event usbu’ ma’al Qur’an (sepekan bersama Al Qur’an), MHQ (musabaqah hifzhul Qur’an), Wisata Qur’an dan sebagainya. Perlu adanya reward and punishment baik fardiyyah (perorangan) maupun perhalaqah, misalnya setiap semester sekali. Reward bisa diberikan kepada santri atau halaqah yang paling cepat menyelesaikan target hafalan, bisa juga santri atau halaqah yang paling disiplin dan tidak pernah ada yang absen. Adapun punishment bisa diberikan kepada santri atau halaqah yang paling terlambat

menyelesaikan target hafalan, bisa juga santri atau halaqah yang paling malas dan paling banyak yang absen. Begitu antusiasnya sharing kami, sehingga hampir 2 jam kami duduk dan tiba waktunya untuk mengakhiri pertemuan kami. Akhirnya pertemuan diakhiri dengan pemberian kenang-kenangan berupa cenderamata yang diserahkan oleh Ustadz Rahmat Hidayat selaku Kepala Bagian Halaqah Tahfizh Al Qur’an Al Binaa kepada Ustadz Didik Hariyanto selaku Pimpinan Pesantren eLKID sekaligus Pembina Yayasan Islamic Centre Wadi Mubarak. Pukul 11.30 kami keluar dari aula pertemuan dan menuju masjid untuk menunaikan shalat Jum’at. Di masjid, para santri sedang membaca dan menghafal Al Qur’an. Shalat Jum’at berlangsung dengan tenang dan khusyu’. Selesai shalat, kami menyempatkan sebentar untuk berkeliling lingkungan pesantren, menikmati pemandangan lembah dan melihat peternakan kambing etawa yang merupakan salah satu wirausaha yang dimiliki oleh Yayasan Islamic Centre Wadi Mubarak.

Page 74: majalah-al-binaa-edisi-kedua

74edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Selanjutnya, kami pamitan untuk menuju agenda berikutnya yaitu menunaikan hak perut. Sampai jumpa Pesantren eLKID, semoga suatu saat, kita akan bersua kembali. Mobil-mobil kami kembali naik dan turun jalan yang sempit dan berkelok-kelok, sebelum akhirnya sampai di jalan utama menuju Puncak. Tidak berapa lama kemudian, kami sampai di warung sate Haji Kadir. Sate dan sop kambing dipesan, sementara kami duduk berjajar menunggu pesanan. Aroma khas sate kambing yang sedang dibakar, menambah perut semakin lapar. Kami teringat bahwa mobil Elf belum sampai juga di lokasi kami, padahal makan siang istimewa sudah hampir siap disajikan.Sampai kami sudah mulai menyantap hidangan, tetapi mobil Elf tak kunjung datang. Ternyata telah salah jalan, ketika ada pertigaan yang seharusnya lurus, mereka belok kanan, sehingga tersesat jalan. Namun akhirnya sampai juga menyusul kami, walaupun sate dan sop kambing yang kami makan sudah hampir tandas. Alhamdulillah kami semua makan siang dengan lahap dan penuh semangat. Sebelum kembali

ke Bekasi, kami menyempatkan singgah di Cimory untuk membeli buah tangan sebagai pertanda bagi keluarga di rumah, bahwa kami dari Bogor. Perjalanan pulang terasa lebih cepat dari berangkatnya. Shalat Ashar, kami mampir di rest area, tepatnya di masjid Baitul Musafirin. Shalat Maghrib masih di perjalanan masing-masing. Menjelang Isya, mobil Panther yang paling pertama sampai di Al Binaa, mobil Xenia menyusul kemudian. Setelah adzan Isya, mobil Elf sampai dan mobil Innova mengawal di belakangnya. Alhamdulillah, kami semua kembali ke Al Binaa tercinta dengan selamat. Semoga kegiatan ini dapat menumbuhkan semangat baru bagi Tim Asatidz Halaqah Tahfizh Al Qur’an dalam pengajaran Al Qur’an, yang berimbas pada meningkatnya kualitas hafalan santri. Motivasi kami adalah sabda Rasulullah n:

علم القرآن وعلمه ركم من تن خين“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Al Bukhari)

Bekasi, 25 Muharram 1436 H 18 Nopember 2014 M

Oleh: Agung Wahyu Adhy, Lc.

Page 75: majalah-al-binaa-edisi-kedua

Saudaraku para pembaca yang dirahmati Allah…Pada umat-umat terdahulu,

banyak para wali dan orang-orang shalih, ahli ibadah dan zuhud. Di antara mereka adalah Juraij sang ahli ibadah, dia termasuk salah seorang shalih yang Allah membebaskannya dari keburukan dan memperlihatkan karamah melalui tangannya, setelah ahli batil dan orang-orang yang membuat kerusahakan mengintainya dan berusaha untuk menjerumuskannya ke dalam perbuatan keji (zina), serta merusak citra baiknya dengan kebatilan. Kisah Juraij, diceritakan oleh Nabi kita dalam sebuah hadits

yang diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhori dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah dari Nabi bersabda:

“Tidak ada yang berbicara ketika masih dalam buaian (bayi) kecuali tiga orang: Isa bin Maryam dan sahabat Juroij. Adalah Juroij seorang ahli ibadah. Dia membangun tempat ibadah dan tinggal di dalamnya. Pada saat ia sedang shalat (sunnah), datang ibunya seraya mamanggil,

“Wahai Juraij!”. Ia pun berkata (dalam hatinya)’ “Wahai Rabb-ku, apakah saya harus menyambut panggilan ibuku, ataukah melanjutkan shalatku?”. Ternyata Juraij lebih memilih untuk melanjutkan shalatnya, hingga ibunya pulang. Keesokan harinya, sang ibu mendatanginya

Juraij Al ‘Abid

Doa Buruk Ibunya&

Oleh: Agung Wahyu Adhy, Lc.

IBROH

75edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

Page 76: majalah-al-binaa-edisi-kedua

76edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

lagi sementara ia juga sedang shalat. Sang ibu memanggilnya, “Wahai Juraij!”. Kembali Juraij berkata (dalam hatinya), “Wahai Rabb-ku, apakah saya harus menyambut panggilan ibuku, ataukah melanjutkan shalatku?”. Untuk kedua kalinya Juraij memilih melanjutkan shalatnya. Di hari berikutnya, Ibunya datang kembali di saat Juraij juga sedang shalat. Sang Ibu memanggilnya lagi,

“Wahai Juroij!”. Katanya (dalam hati), “Wahai Rabb-ku, apakah saya harus menyambut panggilan ibuku, ataukah melanjutkan shalatku?”. Dan untuk kesekian kalinya, Juraij tetap memilih melanjutkan shalatnya. Maka sang ibu pun berkata (berdoa), “Ya Allah, jangan Engkau mewafatkannya sampai dia memandang kepada wajah pelacur”. Juraij dan ibadahnya menjadi buah bibir orang-orang Bani Israil. Di kalangan Bani Israil ada seorang pelacur yang terkenal kecantikannya. Pelacur tersebut berkata, “Kalau kalian mau, aku akan merayunya”. Pelacur tersebut lalu menggoda Juroij, namun dia sama sekali tidak melirik kepadanya. Lantas pergilah si pelacur tersebut menemui seorang penggembala yang biasa singgah di kuilnya, ia berzina dengannya hingga hamil.

Ketika si pelacur ini melahirkan, ia berkata, “bayi ini adalah hasil dari perbuatan Juraij”. Kontan saja orang-orang yang mendengar itu, langsung mendatangi Juraij, menyuruhnya turun dan merobohkan kuilnya dan mulai memukulinya. Juraij bertanya,

“Ada apa dengan kalian?”, mereka menjawab, “Kamu telah berzina dengan pelacur ini, dan ia melahirkan anak hasil perbutannya denganmu”. Kata Juroij, “Di manakah bayi itu?”. Orang-orang pun membawa sang bayi kepadanya. Juraij berkata,

“Biarkanlah aku shalat”. Ia pun shalat, setelah selesai ia mendatangi sang bayi lalu menyentuh perutnya sambil berkata, “wahai bocah, siapakah ayahmu?”. Ternyata sang bayi menjawab, “(ayahku) Fulan si penggembala”. Orang-orang lalu bersegera mendekati Juraij, menciumnya dan mengelus-elusnya seraya berkata, “Kami akan bangunkan kembali kuilmu dengan menggunakan emas”. Juraij menjawab, “Tidak perlu, bangunlah dengan tanah seperti semula”. Dan mereka melakukannya. (HR. Al Bukhori dan Muslim)Saudaraku para pembaca yang dirahmati Allah… Dahulu Juraij adalah seorang pedagang, terkadang untung dan

Page 77: majalah-al-binaa-edisi-kedua

77edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

terkadang rugi. Ia berkata, “Tidak ada kebaikan dalam perdagangan ini, aku akan mencari perdagangan yang lebih baik dari ini”. Ia memutuskan untuk konsentrasi dalam ibadah dan zuhud, serta menjauh dari keramaian manusia. Ia bangun sebuah kuil dan menjadi pendeta. Juraij memiliki seorang ibu yang senantiasa mengunjunginya dari waktu ke waktu. Dari balkon kuil, juraij menemui ibunya dan berbicara dengannya. Hingga suatu saat, ibunya datang untuk berbincang-bincang dengannya. Namun pada saat yang sama ia sedang shalat. Juraij lebih memilih melanjutkan dan menikmati shalatnya daripada menemui ibunya. Kejadian ini terulang beberapa kali, sehingga membuat sang ibu kecewa dan marah lalu mendoakan keburukan kepadanya. Hingga Allah lmengabulkan dan mengijabahi doa ibunya. Saudaraku pembaca rahimakumullah…. Banyak faidah dan pelajaran berharga yang bisa kita petik dari kisah di atas, di antaranya sebagai berikut :1. Hendaklah kita selalu memprioritaskan birrul walidain (berbakti kepada orang tua),

bahkan saat kita sedang shalat sunnah sekalipun. Lalu bagaimana kalau yang kita lakukan hanya sekadar perkara yang mubah? Maka perintah dan panggilan orang tua lebih utama untuk disambut dan dipenuhi.2. Keutamaan ilmu atas ibadah tanpa ilmu, Juraij adalah seorang ahli ibadah hanya saja tidak di atas ilmu. Seandainya dia seorang yang ‘alim (berilmu), niscaya dia akan mengutamakan menjawab panggilan ibunya daripada melanjukan shalat sunnahnya.3. Do’a orang tua adalah mustajab. Maka kepada para orang tua hendaklah berhati-hati jangan sampai terlontar doa yang buruk atas anak-anaknya, karena bisa jadi Allah akan mengijabahinya. Sebagaimana bagi para anak hendaklah selalu berbakti kepada orang tuanya dan jangan menjadi penyebab kemarahan mereka, yang dengan itu mereka mendoakan keburukan kepadanya.4. Makar dan konspirasi ahli batil terhadap orang-orang shalih sudah ada sejak jaman dulu. Sebagaimana konspirasi yang dilakukan Bani israil kepad Juraij, sehingga mereka bersepakat dengan seorang pelacur untuk memfitnah dan

Page 78: majalah-al-binaa-edisi-kedua

78edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

menjerumuskan Juraij dalam keburukan.5. Kisah Juraij ini menyingkap sebagian rencana busuk para musuh agama dengan mempergunakan wanita dan syahwat sebagai senjata mereka untuk menyibukkan ummat dan memperdaya para pemuda serta mengubur ruh keagamaan dan kecemburuan. Dan ini merupakan rencana lama meskipun terkadang wasilahnya beragam. Nabi bersabda,

“Bertakwalah (takutlah) kalian kepada dunia dan kepada wanita, sesungguhnya fitnah yang pertama menimpa Bani Israil adalah pada wanita” (HR. Ahmad)6. Penting dan sangat urgen bagi kita, hendaklah selalu berhubungan dengan Allah serta mengenalnya di saat lapang. Hendaklah kita memiliki saldo amalan shalih dan kebaikan yang dengannya Allah akan menyelamatkan kita pada saat-saat genting dan sulit. Sebagaimana Allah menyelamatkan Juraij dan membebaskannya dari tuduhan dengan sebab keshalihan dan ketakwaannya.7. Dalam menghadapi musibah dan ujian, janganlah kita menjadi orang yang cepat galau dan panik. Segera kembalikan urusannya kepada Dzat yang di tangan-Nya

segala perkara. Lihatlah yang dilakukan Juraij, segera ia kembali kepada Allah dan mengerjakan shalat. Demikian pula yang dilakukan Nabi kita Muhammad, apabila menghadapi masalah besar beliau mengerjakan shalat.8. Jangan menjadi orang yang terburu-buru mengambil tindakan atas apa saja yang didengar atau dilihat sebelum tabayyun (mencari/memastikan informasi yang valid). Jangan seperti orang-orang Bani Israil yang menelan mentah-mentah informasi dari wanita pelacur, yang akhirnya terbongkar bahwa informasi tersebut salah dan hanya tuduhan kosong.9. Yakinilah bahwa ujian dan cobaan yang datang dari Allah, padanya terdapat kebaikan bagi seorang hamba di dunia dan akhiratnya, apabila ia sabar, berbuat baik dan bertakwa kepada Allah dalam kondisi lapang ataupun sempit, senang ataupun susah. Setelah ujian tersebut, ternyata Juraij menjadi lebih baik di sisi Allah dan di sisi manusia daripada sebelum datangnya ujian.Wallahu ta’ala a’lam.Sumber bacaan:Bahjatun Nazhirinsyarh Riyadlus Shalihin, Asy Syaikh Salim bin Ied Al Hilalihttp://articles.islamweb.net/media/index.php?page=article&lang=A&id=15363

Page 79: majalah-al-binaa-edisi-kedua

DOA

“Ya Allah, jadikanlah cahaya pada hatiku, cahaya pada lidahku, cahaya pada pendengaranku, cahaya pada

penglihatanku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya dari kananku, cahaya dari hadapanku dan

cahaya dari belakangku. Jadikanlah cahaya dalam diriku, besarkanlah cahaya bagiku dan agungkanlah cahaya bagiku. Jadikanlah bagiku cahaya serta jadikanlah diriku cahaya. Ya Allah, berikanlah cahaya kepadaku dan jadikanlah cahaya dalam urat sarafku, cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku, cahaya pada rambutku dan cahaya pada kulitku”.

(HR. Bukhari : 6316 dan Muslim : 763)

Doa Pergi Ke Masjid

79edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan

اللهم اجعل في قلبي نورا، وفي لساني نورا، وفي سمعي نورا، وفي بصري نورا،

ومن فوقي نورا، ومن تتي نورا، وعن ييني نورا، وعن شمالي نورا، ومن أمامي نورا،

ومن خلفي نورا، واجعل في نفسي نورا، م لي نورا، واجعل وأعظم لي نورا، وعظ

لي نورا، واجعلني نورا، اللهم أعطني نورا، واجعل في عصبي نورا، وفي لمي

نورا، وفي دمي نورا، وفي شعري نورا، وفي بشري نورا((

Page 80: majalah-al-binaa-edisi-kedua

Darimu kugali ilmu yang banyakUntuk memperbaiki diriku yang rusak

Walaupun tempat kurang luasAku membanting tulang tanpa cemas

Setiap hari aku bangun pagi Terus mengejar ilmu lagi

Membaca Al Quran dengan hati sunyi Fokus mencari pahala tersembunyi

Terus ibadah dengan ikhlasKulawan timbulnya rasa malasKuhayati semua perbuatan ini

Bagaikan indahnya sebuah seni

Wahai Allah yang Maha Penerima taubatTerimalah taubatku ini dengan kuat

Banyak dosa yang kulakukan Sebelum masuk pesantren yang kubanggakan

Dengan bantuan kuatnya semangatMemegang berbagai ilmu dengan erat

Itulah yang kuusahakanMenuju Surga yang kuinginkan

Dengan kepala yang hampir meleburKu paksakan ibadah dengan hati yang subur

Diiringi belajar dengan sungguh-sungguhWalaupun telah lelah badanku yang separuh

Banyak rintangan yang harus kuhadapiAku akan menaklukannya walaupun itu api

Berbagai ilmu yang sulit dimengertiAku akan berusaha dengan senang hati

Pesantren...

MIMBARSANTRI

Oleh: Fattah Achsany RizkillahSantri Kelas VIII SMP IT AL BINAA

80edisi 2 vol1

Membina Iman Ilmu dan Akhlak

majalah dakwah dan pendidikan