Majalah AKLaMASI Edisi 03

40

description

Majalah Pers Mahasiswa AKLaMASI Universitas Islam Riau

Transcript of Majalah AKLaMASI Edisi 03

Page 1: Majalah AKLaMASI Edisi 03
Page 2: Majalah AKLaMASI Edisi 03

Pelindung:Rektor Universitas Islam Riau

Penasehat:Pembantu Rektor III Univ. Islam Riau

Dewan Pertimbangan:Drs Supriyadi MPd, Zainul Ikhwan SP,

M Badri SP MSi, M Sabarudi ST,Wahyu Awaludin SH, Sobirin Zaini SPi,

Hasbullah Zaini SH, Husnu Abadi MHum,Dewan Redaksi:

Muhtarom SSos, Julisman SPd, EdiEfendi SSos, Navolino, Desi Sommalia

Gustina SH MH

Pemimpin Umum :Puput Jumantirawan

Sekretaris Umum :Yosa Satrama Putra

Pemimpin Redaksi :Abdul Hamid Nasution

Desainer, Fotografer dan Ilustrator :Barry Eko Lesmana

Reporter:Rahmi Carolina, Wahid Irawan, JimmiZakaria, Tahnia Dwi Sari serta Seluruh

Pengurus dan Kru MagangPemimpin Usaha :

Oka Pringga Al-GhifariManejer Keuangan/Iklan :

Evi Winda SariSirkulasi :

Winda dan Oka

Penerbit: Lembaga Pers Mahasiswa(LPM) AKLaMASI Universitas Islam Riau.Alamat: Jl Kaharuddin Nasution No 113Kampus Darussalam MarpoyanPekanbaru-Riau 28284. Hp:081267334451Email: [email protected]: www.aklamasi.coFacebook: Lpm Aklamasi UirTwitter: @aklamasiuirPercetakan: CV Witra Irzani Pekanbaru(Isi di luar tanggung jawab percetakan).

SURAT KEPUTUSAN(SK) REKTOR

No. 365/TAHUN 1993ISSN: 0853-8883

Redaksi terima foto juga tulisan berupasurat pembaca, opini, cerpen, puisi, esai,rilis berita, atau liputan juga kritikan dansaran untuk AKLaMASI dari pembaca.Kirimkan ke kantor Redaksi atau lewat

email: [email protected].

Redaksi berhak menyunting selama tidakmengubah maksud tulisan.

Tulisan yang masuk jadi hak milik redaksi.Ayo... Buruan kirim....

2

KO

NT

EN

Desain Sampul: Barry Eko LesmanaTata Letak isi: Abdul Hamid Nasution

PERANGI KELAPARANTentang Komunitas Berbagi NasiPekanbaru, Ari terinspirasi dari AbangnyaRio. Rio t inggal d i lampung. Waktu keBandung, Rio pernah ikut turun langsungke jalan untuk bagi-bagikan nasi dengankomunitas ber-bagi nasi d i Bandung. LaluRio ajak Ari bikin komunitas serupa d iPekanbaru

Feature 22

Kampus UIR mulai tampak sesak,antara beberapa gedung hampirtak ada jarak dan ruang gerak.Pembangunan gedung terusberlanjut, seolah tak perhatikanpenting-nya area hijau atau tamantempat sekedar santai danmenghirup udara segar.

Laporan Utama 8

Gedung UIR, JANGAN MEPET-MEPET!

Keberadaan UIR dengan lebih 26 ribumahasiswa berdampak pada lingkungan

sekitar. Tentunya Menggerakanperekonomian. Tapi, ternyata juga ada

persoalan sosial d i masyarakat, hinggaUIR buat regulasi khusus. Bagaimana

pengaruh UIR keduanya d i masyarakat?

Dibalik KampusBanyak Cerita

Laporan Khusus 18

Surat untuk Rektor-5Profil Pendiri UIR-11

Fotografi-20Feature-24Resensi-28

Seputar Kampus-30

31-English Flash31-Agenda Kampus32-Sastra34-Pemuncak Universitas35-Para Pemuncak38-Senggang

Opini-4

Page 3: Majalah AKLaMASI Edisi 03

3

19 Tahun, TantanganMakin Luar Biasa

Dari redaksiTERAS

U IR genap berusia 50 tahun pada 4September 2012. Pesta kecil sudahdihelat. Gegap gempita perayaan ulangtahun emas sudah berakhir. Tak ada lagi

hiporia yang berlebih. Tapi logo ulang tahun emasmasih digunakan di cop surat resmi UIR—mungkinsebagai rasa syukur.

Tahun 1962 UIR berdiri, sederet tokoh tercatatsebagai pendirinya; Dt Wan Abdurrahman, SoemanHasibuan, H Zaini Kunin, Rawi Kunin, H A Malik, HBakri Sulaiman, A Kadir Abbas SH, dan H A HamidSulaiman. Ada perjuangan yang telah mereka lakukantentunya mengantarkan UIR di usia 50 tahun. Merekaperlu dikenang.

Di balik usianya yang sudah setengah abad, UIR punya Visibesar yang harusnya terwujud tahun 2020. Visi itu “MenjadikanUniversitas Islam Riau yang unggul dan terkemuka di Asia Tenggarapada tahun 2020”. Para pengambil kebijakan tentu sudah buat strategiuntuk mewujudkan.

Rektor pernah keluarkan edaran tentang larangan merokok dikawasan kampus. Tampaknya ini salah satu strategi itu. Karyawandan dosen pun sudah diharuskan pakai Id Card. Sistem administrasiregistrasi juga sudah canggih pakai registrasi online. Yang baru-baru ini sistem parkir sudah diolah secara professional denganmenggandeng SOS—penyedia jasa parkir.

Di atas tanah seluas 56 Ha milik UIR, gedung-gedung baru banyakdibangun. Dipercepat dengan moment perhelatan PON. Ada banyakvenu dibangun di UIR—sebenarnya tak banyak lagi tanah kosongyang dimiliki. Hall Volly dibangun berhadapan dengan Stadion Mini.PKM juga “disulap” jadi gelanggang gulat—sehingga beberapasekretariat Organisasi Mahasiswa harus dipindah. Belum lagilapangan panahan yang terpaksa dibangun di atas lahan praktek

mahasiswa pertanian. Ada juga bangunangedung FKIP baru. Tak dapat ditafikan dalamtahun-tahun terakhir pembangunan fisik sangatpesat.

Untuk membangun semua itu tak perlu lagigadaikan sertifikat tanah,seperti yang pernahdilakukan Rawi Kunin. Semua berjalan lancar. Tapimenyisahkan tanda tanya, di mana ruang hijau?Dalam waktu dekat gedung rektorat baru juga akandibangun di atas tanah yang selama ini dijadikansebagai taman.

“…Dengan 50 tahun ini Universitas Islam Riautelah mebuktikan prestasi dan eksistensi nya diIndonesia dengan jumlah mahasiswa yang kian

meningkat setiap tahunnya…,” penggalan kalimat tak utuh itu berasaldari iklan ucapan selamat milad di web resmi UIR.

Coba kita pikir ulang, apakah membeludaknya jumlah mahasiswayang masuk adalah prestasi yang berdampak positif? Jangan-janganmereka ke UIR karena tak lulus di Perguruan Tinggi Negeri? Bukankahada istilah “Bibit mempengaruhi kualitas tanaman”. Atau kita penganut“Tak ada rotan akar pun jadi”

Lalu dengan jumlah mahasiswa yang banyak itu—sekira 26ribu—berapa lama rata-rata masa tunggu alumninya untuk diterimakerja?

Apakah visi UIR bisa tercapai hanya dengan meningkatnyakuantitas bangunan dan mahasuswa? Harusnya dibarengi denganpeningkatan kualitas. Pengambil kebijakan bisa mendorongnya lebihgetol. Dimulai dengan hal kecil. Misal, optimalkan bidang riset—tentuperlu budgeting untuk melaksanakannya. Sangat lucu kiranya kalaulembaga riset seperti Pusat Studi HAM yang dimiliki UIR tak punyakajian selama setahun—lantaran tak ada anggaran. UIR juga harusmendorong kreatifitas mahasiswa lebih intensif. Redaksi

MEMBANGUN UIR

Assalamu’alaikum.Salam Pers Mahasiswa. Salam Kebenaran.

TAK penatlah kita senantiasa ucapkan syukur kepada Allahyang tak terhingga Dia menganugrahkan dan menjamin rezeki,kesehatan dan keselamatan setiap masa bagi makhluknya.

Tapi lama juga rasanya tak jumpa sama pembaca. Rindusangatlah yang kami sampaikan lewat salam redaksi ini. Apa yangkita rasakan jika dah lama tak jumpa, tentu lah rindu kan....? Edisi ini,selain bawa rindu, tentulah kami bawa buah tangan buat pembacasekalian. Tapi nanti dulu. Tengok dulu kat sini.

Awal November lalu, AKLaMASI mengangkat beberapa kru,dari reporter magang jadi tetap, ada Mimi, Jimmi, Wawan, dan Tahnia.Cukup banyak yaa... lebih dari tiga kan dah dibilang banyak. Syukur,mereka bisa bertahan selama tujuh bulan dalam proses magang diAKLaMASI. Yang pasti, magangnya nulis berita dan dapatmengembangkan intlektualitas dan kreatifitas mereka di AKLaMASI.Selamat deh, buat mereka. Tetaplah di sini, menulis kebenaran!

Terus, 16 Oktober lalu AKLaMASI sudah berumur 19 tahun lho,saat ini menjalani umur ke-20. Tentunya tantangan bagi yang sudah

dianggap dewasa pasti makin luar biasa. Di Milad ke-19 ituAKLaMASI gelar beberapa lomba, Lomba Menulis Surat untuk Rektor,Menulis Puisi 50 Tahun UIR juga Lomba Desain Logo 19 TahunAKLaMASI. Dua naskah surat dan tiga puisi terbaik, dan logo kamitampilkan edisi ini.

Hai pembaca... Edisi ini sebenarnya edisi spesial yang kamipersembahkan untuk Milad Emas, 50 tahun UIR. Persembahan itukami buat dalam bentuk sajian tulisan, yang bisa dibaca di LaporanUtama, laporan Khusus, Profil Pendiri UIR, Fotografi, Sajak jugaSurat untuk Rektor.

Selain itu, kami juga suguhkan beberapa liputan menarik untukmu,macam Komunitas Berbagi Nasi Pekanbaru, mereka lagi hebohperangi kelaparan di Pekanbaru, tiap Selasa malam dan Sabtu malam,tulisan ini sile dibaca kat rubrik Feature. Pastinya, pembaca tengok-tengok sekalian baca apa saja yang kami sajikan edisi ini. Selamatmembaca. Jangan lupa sampaikan kritik dan sarannya ke redaksiAKLaMASI ya... See you next edition. Wassalam. Redaksi

EDITORIAL

Supriyadi , Dewan Pert imbangan AKLaMASI potong nasitumpeng, saat Malam Puncak Milad AKLaMASI ke-19 di PKM UIR

Foto

: Ham

id

Page 4: Majalah AKLaMASI Edisi 03

4

OPINI

PENTINGNYA PENDIDIKANBERKARAKTER

PENDIDIKAN Karakter merupakanupaya dalam rangka membangunkarakter (character building) pesertadidik untuk menjadi lebih baik. Sebab,karakter dan kepribadian peserta didiksangat mudah untuk dibentuk. Secaraetimologis karakter dapat dimaknai

sesuatu yang bersifat pembawaan yang mempengaruhitingkah laku, budi pekerti, tabiat, ataupun perangai.

Sedangkan secara terminologis, karakter dapatdimaknai dengan sifat kejiwaan, akhlak atau budipekerti yang menjadi ciri seseorang atau suatukelompok. Hal ini bertujuan untuk menciptakankarakter peserta didik yang paripurna, sampaimendekati titik terwujudnya insan kami, dengan upayamewujudkan kecerdasan spiritual, emosional,intelektual, dan estetika.

Pendidikan berkarakter sangat perlu diperdalamoleh setiap unsur yang ingin menyelamatkan Negaraini dari perpecahan. Hal ini didasarkan kepadapengamatan terhadap apa yang terjadi pada bangsaakhir-akhir ini tiada lain dalam upaya membentengimoralitas generasi muda agar tidak terpengaruh olehhal-hal negatifyang akhirnya memecahbelah bangsa ini.

Sebaiknya pembentukan pendidikan karakter,dimulai sejak usia dini, karena bila karakter sudahterbentuk sejak usia dini, maka meraka tidak akanmudah terpengaruh oleh hal-hal yang berbau negatif.

Pendidikan berkarakter harus bisa terintregrasidengan baik dalam membangun kepribadian generasimuda. Karena dengan adanya pendidikan berkarakter,setidaknya dalam proses pendidikan dapatmembangun manusia Indonesia yang berkarakter.Dengan kata lain, keberhasilan pendidikan itu tidakhanya dari segi akademik semata, melainkan moralitasjuga dapat terbangun dengan baik dalam diri paragenerasi muda dewasa ini.

Oleh karena itu keberhasilan pendidikan itu sendiri,tidak berpusat dari faktor guru dan fasilitas belajarmengajar semata. melainkan disertakan adanyapartisipasi masyarakat dan keluarga, khususnya orangtua turut berperan dalam menunjang keberhasilanpendidikan berkarakter.

Apalagi kemajuan teknologi saat ini disatu sisi bisamenyebabkan tumbuhnya karakter yang diharapkan,tetapi bila tidak di ikuti dengan bimbingan yang baikjustru akan menimbulkan dampak negatif bagi karakterbangsa. Disamping itu lama waktu seorang anak disekolah jauh lebih sedikit dibandingkan dengan lamawaktu mereka di rumah bersama orang tuanya.

Pendidikan berkarakter, menjadi harapan semua

pihak agar dapat melahirkan didikan-didikan yangmampu menjawab tantangan jaman, serta tidakterimbas oleh pengaruh negatif. disamping juga bisamelahirkan generasi yang mandiri danbertanggungjawab serta mampu membuka lapanganpekerjaan dengan kemampuan sebagimana yangditerima dan diajarkan kepadanya sewaktu usiasekolah.

Kita menyadari bahwa bangsa kita sedangmengalami penurunan kualitas karakter, mulai darimasalah gontok-gontokan sampai tawuran, kurangkerja sama, lebih suka mementingkan diri sendiri,golongan atau partai, sampai kepada sarat dengankorupsi, kolusi dan nepotisme yang cenderung menujupecah belahnya bangsa ini.

Dalam alam empiris dapat dilihat bahwa karakteranak bangsa ini semakin menunjukkan gejala yangsangat miris dan merisaukan. Kehidupan generasimuda yang kontradiktif, tidak hanya di luar lingkunganpendidikan, tetapi juga justru dilakukan oleh anak-anak didik dalam masa pendidikan. Sungguh mirismelihat realitas dan kenyataan yang seperti ini.

Persoalan ini muncul karena minimnyapenanaman nilai-nilai karakter yang ditanamkan sejakdini, terkait karakter perilaku, kebiasaan, kesukaan,kemampuan, bakat, potensi, nilai-nilai, dan pola pikir.Minimnya pengetahuan orang tua terhadap psychologyanak menyebabkan banyak anak yang tidak mandiritidak disiplin, berontak tanpa alasan yang jelas, gontok-gontokan, dan tawuran, mementingkan diri sendiri danlain-lain.

Padahal menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuanuntuk mengembangkan potensi peserta didik menjadimanusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yangdemokratis serta bertanggung jawab. Undangan-undangini bertujuan untuk menghasilkan anak didik yangberkarakter.

Bedasarkan uraian di atas maka bangsa inimemerlukan manusia yang berkarakter untukmewujudkan cita-cita bangsa menjadi masyarakat yangaman, makmur adil, dan sentosa. Maka gerakanbersama untuk menuju manusia Indonesia yangberkarakter sangat diperlukan. Untuk itu, perlu sikapyang searah dalam membekali generasi muda untukhidup yang lebih baik, mandiri, kuat, dan berkualitassehingga berdiri sejajar dengan masyarakat di Negaramaju.

Prof DRDetri Karya

RektorUniversitasIslam Riau

Page 5: Majalah AKLaMASI Edisi 03

SURAT UNTUK REKTORLomba 19 Tahun AKLaMASI

YANG saya hormati, Bapak Rektor UIR, Prof DR H.Detri Karya, SE, MA.

Puji syukur kehadirat Allah atas nikmat dankarunia-Nya semoga Bapak dalam keadaan sehatwalafiát. Shalawat dan salam semoga tercurah kepadaRasulullah, keluarga, sahabat-sahabatnya dan parapengikutnya sebagai Rijal Ad-da’wah yang telahmenyelamatkan umat manusia dari lembahkehancuran menuju kehidupan yang berperadaban(yukhrijuhum min azh-zhulumat ila an-nur). Mudah-mudahan kita menjadi umatnya yang terpilih dan layakuntuk mendapatkan syafa’at darinya.

Melalui surat ini saya ingin menyampaikan kepadaBapak untuk dapat meningkatkan sarana dan prasaranaKampus Darussalam agar memenuhi standarpendidikan nasional yang secara langsung maupuntidak langsung akan berdampak kepada mutupendidikan Universitas Islam Riau, baik dari segipelayanan, maupun proses belajar mengajar.

Hal ini sejalan dengan yang telah diamanatkan olehUndang-Undang Republik Ondonesia Nomor 20 tahun2003 tentang sistem pendidikan nasioanal pasal 35ayat 1 yang berbunyi, “Standar nasional pendidikanterdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan,tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikanyang harus ditingkatkan secara berencana danberkala.”

Dalam pasal 45 ayat 1 di undang-undang yang samajuga menegaskan kepada satuan pendidikan formal dannonformal untuk menyediakan sarana dan prasarana,adapun pasal itu menegaskan sebagai berikut, “Setiapsatuan pendidikan formal dan nonformal menyediakansarana dan prasarana yang memenuhi keperluanpendidikan sesuai dengan pertumbuhan danperkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.”

Masih perlu adanya peningkatan sarana danprasarana yang Bapak rektor dan jajaran untukmemikirkannya, berencana mewujudkannya secaraberkala. di antaranya ruang musik untuk JurusanSendratasik, labor kebijakan pemerintahan untukJurusan Ilmu Pemerintahan, ekretariat organisasikemahasiswaan, komputer yang memadai untukregistrasi online, penambahan dosen untuk beberapajurusan serta peningkatan sumber daya pegawaiadministratif untuk terciptanya pelayanan yang prima.

Sejalan dengan ini perlu juga bapak memikirkanpeningkatan pelayanan administartif secara prima.

pelayanan yang dikatakan Boediono dalam bukunyapelayanan prima perpajakan halaman 60, “Pelayananadalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengancara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan danhubungan interpersonal agar terciptanya kepuasandan keberhasilan.”

Mengacu pada pengertian di atas, pelayanan yangdirasakan oleh sebagian mahasiswa belum ada rasakepuasan serta keberhasilan, hal ini diakibatkankarena tidak adanya kepekaan interpersonal serta cara-cara pelayanaan yang masih jauh dari harapan.penyebab lain dari pelayanan yang masih jauh dariharapan adalah masih minimnya sarana dan prasaranayang menunjang untuk pelayanan itu sendiri.

Maka dari pada itu saya mengharapkan dengansangat kepada Bapak untuk meningkatkan sarana danprasarana secara berencana dan berkala. karenakelengkapan sarana dan prasarana menentukankualitas mutu dan pelayanan di Universitas Islam Riau.Semoga nantinya kita sama-sama mengharapkankampus yang kita cintai ini dapat menjadi universitasyang memiliki sarana dan prasarana terlengkap,pelayanan prima, mutu pendidikan yang baik, tenagakependidikan yang profesional, kompetensi lulusan,pengelolaan pembiayaan yang transparan sertamenjadikan UIR ini sebagai universitas unggulan diRiau khusunya, dan Unggul di tingkat nasional,regional dan internasional hendaknyaseperti visi UIR 2020.

Demikian surat ini, semogabapak menanggapinya denganseksama dan mudah-mudahan inimenjadi agenda kebaikan kitabersama untuk mewujudkannyademi tercapainya UIR unggul.

Hormat Saya,Alsar Andri.

BAPAK REKTOR YANG TERHORMAT,KUTULIS SURAT UNTUKMU

Alsar Andri

MahasiswaIlmuPemerintahanFisipolUniversitasIslam Riau

5

*Naskah ini terpilihsebagai Juara I dalam LombaMenulis Surat untuk RektorUIR 2012 yang ditaja PersMahasiswa AKLaMASIUniversitas Islam Riausempena Milad ke-19AKLaMASI 16 Oktober2012.

Page 6: Majalah AKLaMASI Edisi 03

6

SURAT UTUK REKTOR

Setiyono

MahasiswaTeknik SipilUniversitasIslam Riau

YANG terhormat, Bapak Rektor Universitas IslamRiau, Prof. Dr. Detri Karya, SE. MA

Apa kabar Pak?Jangan telat makan ya Pak. Biar kesehatan Bapak

senantiasa terjaga.Kalau keluar malam hati-hati ya Pak, di

Pekanbaru banyak Genk Motor.Bagaimana rasanya selama menjadi Rektor

Universitas Islam Riau Pak? Bahagiakah atau sedih?Empuk apa keras kursi Rektor itu Pak? Saya

sudah lama ingin sekali mencoba duduk di kursirektor itu Pak, setelah beberapa waktu yang lalu sayamelihat Bapak asyik mengangguk-angguk sambilmemutar ke kanan kiri kursi itu disaat Bapak sedangberbincang dengan seorang tamu. Sampai-sampaikeinginan untuk duduk di kursi rektor dan menjadirektor saya tuliskan dalam daftar 150 keinginan yangingin saya wujudkan Pak selama hidup ini.

Bapak dulu waktu kecil, saya yakin tidak pernahbermimpi menjadi rektor kan? Paling Bapakbermimpi jadi dokter, tentara, pilot, atau polisi.Karena saya yakin waktu kecil dulu Bapak gakpernah mendengar ada kata “Rektor”. Kalau “telor”mungkin sering Bapak dengar ya waktu kecil. Sayawaktu kecil dulu juga seperti itu Pak, gak pernah adamendengar kata rektor, makanya saya waktu kecilgak pernah bercita-cita untuk jadi rektor setiap kaliditanya sama Guru Taman Kanak-kanak dan SekolahDasar, saya selalu menjawab jadi dokter namunkadang-kadang juga berubah keinginan mau jaditentara, maklumlah masih kecil Pak, belum ngertipentingnya komitmen dengan cita-cita.

Bapak Rektor yang saya hormati,Perkenalkan saya Setiyono, mahasiswa Fakultas

Teknik, Jurusan Planologi, angkatan 2008,Universitas Islam Riau. Saya berasal dari KabupatenRokan Hulu, tepatnya di Kecamatan Kepenuhan Hulu,Desa Muara Jaya. Tidak terlalu jauh dari kampungalmarhum bapak Zaini Kunin. Saya biasa aktif dikegiatan-kegiatan mahasiswa, khususnya yang adadi UIR ini, sehingga sedikit banyak membentuk dayakreatifitas intelektual saya. Saat ini saya tinggal didaerah pinggiran kota, tapi kenyamanannya sangatluar biasa. Yakni di Kubang Raya.

Mohon maaf Pak bila saya terlalu lancang untukmenulis surat ini kepada Bapak, dan mohon maafjuga bila beberapa kalimat pembuka tidakmengunakan bahasa intelektual yang kurang sopanmenurut Bapak. Karena semua ini bertujuan agarsaya bisa memenangkan lomba menulis Surat untukRektor yang ditaja oleh rekan-rekan AKLaMASI UIR

Pak, mereka yang luar biasa dan penuh semangat untukturut serta ambil bagian dalam memajukan kampusini, walaupun sebenarnya saya telah lama menanti-nanti kesempatan ini agar bisa menyampaikan segalabentuk keresahan saya selama kuliah di UIR Pak,karena sejak pertama kali saya kuliah di UIR ini, sayatidak pernah tahu lembaga apa yang dikelola langsungoleh UIR, yang bisa didatangi oleh mahasiswa/i danmenerima segala macam bentuk aspirasi dari mereka,sehingga iven yang ditaja AKLaMASI ini membuat sayaberfikir bahwa ini adalah jalan untuk saya bisamenyampaikan segala bentuk keresahan saya selamadi UIR ini kepada Bapak Rektor.

Kampus UIR, sebagaimana kata banyakmahasiswa/i khususnya yang kuliah di sini setiapkali mereka ditanya kuliah dimana? maka merekasering menjawab kuliah dikampus UGM (UniversitasGerbang Marpoyan), saya sering mengelus dadasebenarnya Pak setiap kali ada Mahasiswa/i UIR yangmenjawab demikian. Mungkin Bapak juga akan samamengelus dada seperti saya. Kenapa mahasiswa/i yangkuliah di sini sepertinya tidak begitu bangga dengankampusnya ya Pak?

Walaupun beberapa waktu yang lalu pernahdikunjungi Presiden Republik Indonesia, SusiloBambang Yudhoyono. Padahal secara kasat matakampus UIR ini bangunannya sangat megah, taman-tamannya indah, sejuk, dan agamis lagi ditinjau darisisi namanya “Universitas Islam Riau”. Mungkinkahada kesalahan dalam pengelolaan baik itu sistembirokrasi, keamanan, belajar mengajarnya, dan lainsebagainya? Sehingga itu semua menjadi faktorkemiskinan akan rasa bangga disebagian jiwa paramahasiswa/i yang kuliah di UIR. Saya rasa hanya hatinurani Bapak yang mampu menjawab permasalahanitu.

Ada enam hal terkait dengan keresahan saya yangpada kesempatan ini ingin saya sampaikan kepadaBapak.

Pertama, nama besar Universitas Islam Riau.Kampus kita ini menyandang nama Islam, itu

artinya segala macam bentuk sistem yang diterapkandikampus ini selalu mengaju kepada konsep Islam atauada keterkaitan dengan Islam. Akan tetapi, kewajibanuntuk mengenakan jilbab bagi setiap mahasiswi tidakditerapkan secara tegas dikampus ini? Dan busana-busana yang Islami kenapa tidak dijadikan sebagaibusana wajib yang harus dilaksanakan dan dipatuhioleh para mahasiswa/i, padahal sangat relevan sekaliaturan itu untuk diterapkan, mengingat nama kampuskita adalah Universitas Islam Riau, dan berada di

Lomba 19 Tahun AKLaMASI

ENAM KERESAHAN, YANG NAKKUSAMPAIKAN PADAMU PAK!

Page 7: Majalah AKLaMASI Edisi 03

77

Provinsi yang memiliki budaya Melayu dan secarajelas memiliki keterkaitan dengan estetika Islam,sebagaimana telah dijelaskan UU Hamidy, 1991, dalamkaryanya berjudul “Estetika Melayu di TengahHamparan Estetika Islam”.

Selain itu masalah kegiatan masjid, kenapa UIR tidakmampu membuat pengajian setiap malam di MesjidMunawwarah, sehingga apabila shalat Maghribataupun Isya di Mesjid itu bisa banyak jumlah shaf danbarisannya, padahal dengan kemapanan kampus UIRyang telah berusia 50 Tahun seharusnya bukan halyang sulit saya rasa untuk membuat kegiatan yangbertujuan meramaikan mesjid itu.

Kedua, Aturan di larang merokok di selingkungankampus UIR. Awal pertama kali saya masuk dikawasanUniversitas Islam Riau, saya melihat banyak tulisanterkait dengan dilarang merokok di lingkungankampus, tapi saya sering menemukan beberapamahasiswa ataupun dosen yang tidak mengindahkanaturan itu. Yang menjadi pertanyaan saya adalah, apalangkah tegas dari pihak kampus untuk meminimalisirhal ini?

Ketiga, Lokasi parkir kendaraan.Di Fakultas Teknik, lokasi parkir kendaraan sudah

sangat sempit sekali kesannya, walaupun saya melihatbanyak lahan yang bisa dimanfaatkan untuk lokasiparkir. Begitu juga dengan fakultas yang lain. Lantasapa master plan dari pihak kampus untuk menanganimasalah ini? Bisakah itu ditampilkan keseluruh sudutkampus dalam waktu dekat ini? Sehingga mahasiswapuas dan tenang akan permasalahan terkait dengansempitnya lokasi parkir yang ada karena sebentar lagiakan diselesaikan oleh pihak kampus.

Keempat, Pelitnya alokasi dana kegiatan mahasiswadari kampus.

Saya nyaris tiga tahun belajar di beberapapergerakan mahasiswa yang ada di UIR ini, tapi sayasering menemukan pelitnya pihak rektorat memberibantuan dana untuk mendukung agenda-agenda yangdibuat mahasiswa. Bahkan selevel Badan EksekutifMahasiswa (BEM) tingkat universitas pun hanyamendapatkan dana dengan besaran Rp 750.000 untuksatu agenda kegiatan. Apa sebenarnya masalahnya?Bagaimana kampus kita ini akan unggul 2020 jikadukungan dana dari pihak kampus terhdap agendamahasiswa sangat miskin sekali? Sementarasinergisitas mahasiswa dan pihak kampus sangatdiperlukan dalam mewujudkan Visi UIR Unggul 2020.

Kelima, Langkanya informasi serta pembinaan daripihak Universitas Islam Riau terkait dengan ivent-iventNasional dan Internasional yang bisa diikuti olehmahasiswa UIR.

Entah saya yang kurang aktif, atau memang pihakkampus yang lemah langkah dalam memberikaninformasi itu.

Keenam, tidak adanya transparansi dari pihak UIRterkait dengan pengunaan dana, baik itu yang diperolehdari mahasiswa, usaha-usaha, dana hibah mungkin jika

ada, serta hal lain sebagainya.Praktis selama saya kuliah di UIR ini, tidak pernah

saya menemukan tranparansi itu.Sebenarnya masih banyak keresahan-keresahan

saya yang lain terkait dengan kondisi kampus kitaini, namun yang paling krusial saat ini menurut sayaadalah enam hal itu. Saya harap Bapak adalah sosokpemimpin yang dapat menjawab dan menyelesaikansegala bentuk keresahan saya itu, sehingga Visi UIR“Menjadikan Universitas Islam Riau yang unggul danterkemuka di Asia Tenggara pada tahun 2020” dapatterwujudkan.

Mohon maaf apabila kata yang kurang berkenandi hati. Karena sebagai seorang mahasiswa yangsenantiasa ingin turut serta dan melihat kampusnyabenar-benar terkemuka se Asia Tenggara, saya harusmenyampaikan hal ini.

Terima kasih atas perhatian Bapak telah bersediamembaca surat ini, dan bersedia menindak lanjutidengan hal yang positif.

Terima kasih juga telah mau dan bersedia untukmenjadi Rektor kami di Universitas Islam Riau,semoga jabatan yang Bapak emban saat ini akandibalas dengan kebaikan oleh Allah swt, baik itu didunia ataupun diakhirat kelak.

Pak Topik menjahitnya kopiah,Kopiah dijahit dengan benang yangutuh

Salam santun dan hormat dari,

Setiyono

*Naskah initerpilih sebagaiJuara II dalamLomba MenulisSurat untuk Rektor UIR2012 yang ditaja PersMahasiswa AKLaMASIUniversitas Islam Riausempena Milad ke-19AKLaMASI 16Oktober 2012.

Page 8: Majalah AKLaMASI Edisi 03

8

LAPORAN UTAMA

Gedung UIR,JANGAN MEPET-MEPET!Kampus UIR mulai tampak sesak, antara beberapa gedunghampir tak ada jarak dan ruang gerak. Pembangunan gedungterus berlanjut, seolah tak perhatikan pentingnya area hijau atautaman tempat sekedar santai dan menghirup udara segar.

Oleh Oka Alghifari

BANGUNAN utama diKampus UniversitasIslam Riau (UIR) kuranglebih ada 28 gedung.Mulai dari gedung perku-

liahan sampai olahraga. Beragambentuk arsitektur bangunan. Tak adayang sama. Tapi hampir semualembayung atapnya bermotifkanMelayu. Saat ini ada beberapa gedungyang lagi tahap pembangunan, gedungdi belakang Fakultas Hukum, gedungdi depan Fakultas Ekonomi, jugagedung Pascasarjana dan masih tahaprenovasi gedung Fakultas Hukum. Danhampir semua halaman dan pelataranyang mengelilingi gedung memakaipaping blok ada juga disemenisasi,kehijauan di kampus UIR terasa makinberkurang. Pepohonan di lingkungan

kampus pun terus menurun, dari luaslahan 56Ha. Kampus tak adamenetapkan area hijau. Sekitar 34,7 Hadigunakan untuk parkir, 19Ha digu-nakan untuk bangunan—Sarana danPrasarana, Gedung perkuliahan, danKantin. Saat hujan turun cukup derasair meng-genang di pekaranganfakultas, ini terlihat di Fakultaspertanian—kolam ikan meluap, gena-ngan merembes dihalaman mukaFakultas. Hal serupa juga terjadi dipekarangan Pustaka UIR dan RektoratUIR, air tampak menegang di bahujalan juga di pekarangan tanamaneucalyptus—ditanam di samping dandepan gedung rektorat. Ini Sebabsaluran drainase UIR tidak bekerjaoptimal.

Pembangunan infrastruktur terusdicanangkan. Setidaknya ada empatbangunan yang akan di bangun dilahan UIR, Gedung Fakultas IlmuKomunikasi (Fikom) empat lantai dibelakang Fakultas Teknik, Gedung

Rektorat lima lantai di Taman SampingFKIP seberang PKM, Asrama Putra disamping Gedung FKIP C dan RumahSakit UIR yang masih dalam peran-cangan. Abdulah Sulaiman, PembantuRektor (PR) IV mengatakan sekarangUIR tidak lagi membangun ke sampingmelainkan keatas, di 2013 UIR berker-jasama dengan pemerintah akan bagunGedung Fikom, tetapi yang menjadiperioritas pembangunan GedungRektorat. “Rencanaya Rektorat akandibangun di taman tempat biasa anaksendratasik latihan menari,” tambah-nya. Abdullah juga mengatakan, UIRjuga telah menunjuk konsultan untukmembuat masterplan dalam mengaturpembuangan limbah di UIR.

Rony Ardiansyah, Panitia Pemban-gunan UIR 2004–2009, berpendapatkonsep pembangunan UIR masihmenuju ke yang baik. Jika kedepaningin lebih baik harus ada lahan yangcukup dan harus menuju ke greenkampus dan green building, kemudiangedung yang hemat energi. “Artinyapenghijauan di atas gedung, pada sianghari kita tidak perlu menghidupkanlampu lagi, jadi ruangan itu cukupcahaya matahari dan juga sirkulasi, Jadihematkan...” Jimmi

Foto

: Jim

mi

Page 9: Majalah AKLaMASI Edisi 03

9

Rekapitulasi Bantuan Gedung UIR 2009-2013

GENAB sudah 50 tahun usia UIR ditanggal 4 September 2012, setidaknya adabanyak cerita tentang bagaimana infras-tuktur UIR sekarang. Suasana gersang dilingkungan kampus terasa saat matahariterik. Belum lagi suasana di dalam kelasperkuliahan yang gerah, tidak meratanyafasilitas seperti kipas angin semacampendingin ruangan juga padat atau jarakantar gedung bikin suasana tidak kondusif,saat perkuliahan berlangsung. Beberapamahasiswa berikan saran terkait infras-truktur UIR.

Untuk itu AKLaMASI melakukan surveykepada 150 Mahasiswa UIR dari tiapfakultas. Jumlah ini tentu tidak bermaksudmewakili seluruh mahasiswa UIR yangsetidaknya berjumlah 20.000an. Pada surveiini digunakan metode simpel, RandomSampling untuk penentuan sampel semen-tara dalam pengumpulan data mengunakanangket dengan pertanyaan tertutup. Surveidilakukan 1 desember 2012 sampai 20januari 2013.

Dari hasil survey yang kami lakukan,kebanyakan mahasiswa mengatakansuasana diruangan kelas panas, karena tidakseimbangnya kipas angin yang ada denganjumlah mahasiswa. Mereka menyarankanpembangunan infrastruktur UIR lebih baiklagi, dan harusnya menyediakan tempathijau publik. AKL

Sumber: Pembantu Rektor IV UIR

Merasa Nyaman

Biasa Saja

Kurang Memadai

Sedang

Sejuk

Page 10: Majalah AKLaMASI Edisi 03

10

LAPORAN UTAMA

MUSIK bergemuruhdi AuditoriumSoeman Hs Fakul-tas Hukum lantaitiga, puluhan ma-

hasiswa mengenakan almamaterbiru Universitas Islam Riau, merekasemua berdiri sambil menggoyang-goyangkan jempol tangan mereka.Ada yang goyangkan jarinya alakadarnya tapi ada juga yangsemangat menggerakan jempolnya.

“Ayo semua nya ikuti saya ya,biar kita rileks,” ucap Setiyonosambil menggerakan jempolnya. Diacoba ajak puluhan mahasiswa TeknikPerangkat Lunak UIR untuk santai,yang hadir diacara InformaticFamiliarity Day (I-FaD) Januari lalu.

Saat itu Tiyo diundang sebagaitrainer sekaligus launching bukunyayang pertama, berjudul ManajemenKritik. Tiyo ajak peserta untukmerenung sambil berdoa. Suasanabegitu hening dan peserta pun tere-nyuh saat itu.

Sambil memotivasi peserta, Tiyojuga ajak untuk selalu beribadah, dimana tujuan nya mengajak mahasiswayang Islami.

Tiyo, Mahasiswa Teknik Sipil UIRstambuk 2008. sejak dua tahun alu Iasering jadi tariner. Materi yangdisampaikannya pun biasanya motiva-si untuk generasi muda Islami.

Ia ingin jadi mahasiswa yang tidakmiskin karya serta menjalankan CaturDharma, dakwah. “Melalui training inilah saya bisa menyampaikan dakwah.”

Selain dengan memberikan trai-ning ia juga nulis buku, untukmemperkuat isinya disandingkannyadengan ayat-ayat Quran.

Ia mulai suka dunia dakwah darisemester dua. “Saya tertarik dari senior

yang punya pemikiran yang beda. Sayasuka, ternyata mereka bergerak dalamdakwah,” katanya. Dia baca dan pelajariberbagai buku tentang dakwah. Sejakitulah Dia gabung dalam pergerakandakwah.Peran Lembaga Dakwah

Bukan hanya peran mahasiswayang diharapkan untuk menja-dikan kampus Islami. Sebagaiinstitusi yang bergerak dalambidang dakwah, LembagaDakwah Kampus (LDIK) UIRberperan memberikan masu-kan-masukan dan programkepada pimpinan universitas,dengan tujuan menciptakankampus Islami dan melaksa-nakan kegiatan-kegiatan Islam.Program ini yang dijalankanLDIK.

Menurut Ali Noer, Direktur LDIK,ada dua jenis kegiatan yang dilaksana-kan, meningkatkan mutu pembelajarandan kegiatan-kegiatan yang bersifatserimonial.

LDIK saat ini coba terapkankurikulum pembelajaran meng-intregritaskan ilmu pengetahundengan nilai-nilai Islam. “Sebab,dulunya ilmu-ilmu itu dari dunia

Islam,” ujar Ali.Ali menilai, sampai saat ini hasil

dari mengintregrasikan nilai-nilaiIslam kedalam setiap mata kuliahbelum mendapatkan hasil yangoptimal. Karena butuh waktu lamamelakukannya, ditambah perbedeanpersepsi dari setiap insan akademisi.“Kita perlu persamaan persepsidulu.”

Tentang selogan kampusmadani, Ali bilang secara umumUIR sudah madani namun taksepenuhnya dijalankan apa itumadani. Tidak hanya cukupslogan dan simbol. Dibutuhkanjuga usaha terpadu dan kebijakanbersama. “Seperti Fakultas Aga-ma Islam tidak melayani maha-siswa yang tak berbusana mus-lim,” katanya.

“Aturan Jilbab pun tergan-tung dari fakultas. Makanya saatini UIR kurang madani,”kata Ali.

Berjilbab dan Prinsip IslamUIR wajibkan setiap ma-

hasiswi muslim gunakan jilbab dikampus. Dalam pantauan AKLa-

MASI beberapa minggu ini, sebagianmahasiswi ada yang pakai ada tak.

Des Suryani, Dosen Teknik Perang-kat Lunak. Ia pernah tegur mahasis-winya yang tak pakai jilbab dengancara dipanggil secara pribadi untukdinasehati.

Kemudian bukanhanya dalam ber-

busana saja me-nerapkan prin-sip Islami, tapiketika sedangm e n g a j a rm a h a s i s w anya pun, Despasti memu-

lainya denganberdoa dan disu-

dahinya denganAlhamdulillah . Ia

melakukan itu juga inginmeng-ingatkan, ”Banyak orang yangpintar tapi akhlaknya kurang,”katanya.

Dedi Utama, Ketua Unit KegiatanMahasiswa Islam (UKMI) Al-Kahfi UIRkatakan, para pendiri UIR mendirikankampus UIR dengan nuansa Islami.”Maksudnya dalam kesaharian kitamenerapkan prinsip-prinsip Islam.”

Zaini Kunin dengan pendiri lainnya,ingin UIR sebagai perguruan tinggidi Riau yang basisnya Islam.Ternyata tak sepenuhhya cita-citaitu terwujud. Cukup sedikit dikampus ini menjadikan mendukungkampus Islami dan menjalankanCatur Dharma Perguruan Tinggi,dakwah.

Oleh Yosa Satrama Putra

KAMPUS MADANIMASIH SLOGAN

Ilust

rasi

: Eko

Page 11: Majalah AKLaMASI Edisi 03

11

MUNCULNYA Yayasan LembagaPendidikan Islam (YLPI) DaerahRiau sudah dibenih sejakberdirinya SMPI. SMPI tumbuhdigabung dengan Sekolah

Rakyat Islam (SRI) dan berbuah badan LembagaPendidikan Islam (LPI). Daya untuk mengem-bangkan kegiatan pendidikan semakin nyata.Bahkan sudah dipersiapkan untuk melahirkansebuah perguruan tinggi. Mewujudkannya tahun1957 didirikan Sekolah Persiapan Perguruan TinggiIslam di Pekanbaru. Sekolah ini tak berkembangdengan baik dan hanya bertahan dalam satutahun. Mempertahankan hal itu, LPI berikraruntuk mengokohkan diri dalam bentuk sebuahyayasan. Tepat tanggal 30 maret 1957, ber-dasarkan Akte Notaris Syawal Sutan Diatas No.10/1957 berdiri pula Yayasan LembagaPendidikan Islam (YLPI) Daerah Riau, denganKetua Umum Soeman Hs dan Ketua Harian ZainiKunin.

Zaini Kunin adalah anak laki-laki ke tiga ImamKunin. Ia pemuka masyarakat tersebab penge-tahuan dan pendidikannya yang lebih dibandingorang-orang di kampung. Imam Kunin jugamemiliki tanah dan kebun yang luas, sehinggadigelar Imam Kayo. Isterinya, Syafiah. Merekatinggal di desa pinggiran sungai Rokan, LubukBendahara, Rokan Empat Koto, Kabupaten RokanHulu. Zaini pun dilahirkan di sana saat mataharisudah naik pada Desember 1922.

Imam Kunin bertani selain kesibukannyasebagai Imam Mesjid serta Pemimpin ThariqatNaqsyabandiyah. Sementara Syafiah berjualanhasil kebun di pasar.

Zaini enam bersaudara semuanya laki-laki.Umur delapan tahun ikut pendidikan di SekolahRakyat (SR). Semasa di sekolah, Zaini disayangipara guru karena sifatnya yang rajin dan tidaksuka kelahi. Kalau diganggu, biasanya Zaini tidakmelawan.

“Cerita-cerita dari keluarga, waktu kecil-kecildulu ayah dipanggil Luhur, karena kepribadian-nya,” kata Husniati Zaini anak Zaini Kunin.

Namun sebab keterbatasan pendidikan di sana,beliau hanya sampai kelas tiga saja. Lalu padaumur 11 tahun, Zaini meneruskan belajarnya dimadrasah. Jaraknya lebih kurang 30 kilometer dariLubuk Bendahara. Di sana, Zaini tinggal dengankeluarga dekatnya, Haji Amin.

Di madrasah Zaini dalami ilmu Islam. Berkatjasa Ustadz Jalaluddin, guru sekaligus yangmemimpin madrasah mempengaruhi hati danpikirannya. Ia terbilang pelajar yang pintar, rajindan tekun belajar.

Setelah dua tahun berguru dengan Jalaluddin.Di usia 14 tahun, Zaini berangkat ke Sei Syarik,Suliki Kabupaten Lima Puluh Kota Payakumbuh.Di Pesantren Adda’watul Islamiyah, Sei Syarik,Zaini dididik oleh pimpinan pesantren sekaligusgurunya, Syekh Abdul Ghani.

Dua tahun berselang, Zaini menilai SyekhAbdul Gani sebagai guru yang telah berjasamembuat dirinya berpandangan luas dalammengajarkan hidup sederhana. Terutama saatpertemuan para ulama dan guru-guru agama diSuliki ketika membahas masalah-masalah agama.Baginya pertemuan tersebut sangat berharga. Iadapat menimba pengalaman bagaimana orang-orang pandai bertukar pikiran, berbicara,berargumentasi serta berdiskusi dalam suasana

Luhur,PendiriUniversitasIslam RiauOleh Rahmi Carolina

Zaini Kunin

Page 12: Majalah AKLaMASI Edisi 03

12

Pemurah,PeliharaAnak OrangOleh Rahmi Carolina

yang penuh keakraban.Tahun 1936, Zaini lanjutkan pendidikan di Ma’had Islami

dipimpin Syekh Haji Zainuddin Hamidy. Ia seorang ulama besarHafiz Alqur’an dan ahli hadist yang disegani. Zaini berhasilmenamatkan ma’had hingga kelas 7 sebagaimana kurikulum yangberlaku di sekolah tersebut. Sewaktu di ma’had bakat berpidatoZaini mulai menonjol. Beberapa kali saat libur ia pulang ke LubukBendahara dan Rokan, dan menyempatkan berdakwah di masjiddan surau.

Zaini pulang ke kampung halaman, disaat tentara Jepangsudah memasuki wilayah Sumatera Tengah. Namun, tekadnyauntuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang agama Islamtidak terhenti begitu saja. Bersama beberapa teman seperjuangan,Zaini memprakarsai mendirikan sebuah Madrasah DiniyahAwaliyah yang diberinama ma’had Dini sekitar tahun 1942.Madrasah ini berdiri setelah terlebih dahulu Zaini bersama danteman-temannya menjadi guru sukarela pada programPemberantasan Buta Huruf (PBH) di kampungnya.

Seiring berkembangnya madrasah, Zaini begitu aktif dalamkegiatan pengajian Alqur’an di surau dibawah pimpinan UstadzWahid Saleh. Ia diajarkan ilmu Tafsir, Fiqh, Mahfudzat dan bahasaarab. Murid-muridnya mencapai 100 orang yang berdatangandari berbagai daerah sekitar seperti Pemandangan, TanjungMedan, Kubu Pauh, Dasan dan sebagainya.

Meski Zaini Kunin tak pernah mengecap jenjang pendidikantinggi, namun tekadnya begitu kuat agar mampu mewujudkansebuah perguruan tinggi yang berkualitas.

“Alasan kuat ayah, supaya anak-anak di Riau bisa sekolahtinggi,” jelas Husniati.

Melalui YLPI Riau, maka pada 4 September 1962 berdirilahUniversitas Islam Riau (UIR) yang semata-mata dengan niat untukmembantu dan membangun pendidikan Islam. Mulanya UIRberada di jalan Prof Mohd Yamin. Gedung tingkat dua dengandua fakultas, Hukum dan Tarbiyah. Universitas Islam Riaudiresmikan oleh Kepala Bagian Urusan Perguruan Tinggi Agama,H. Anton Timur Jaelani, MA, mewakili menteri agama yang takbisa hadir. Serta penandatanganan Piagam berdirinya UIR. Acaradiadakan di Aula Kantor Gubernur KDH Tingkat I Provinsi Riau,Jalan Gajah Mada Pekanbaru.

Bertahap UIR berkembang pindah ke jalan KaharuddinNasution yang dulunya masih hutan. Tanahnya dibeli berngsur-angsur. Setiap ada yang menjual Zaini selalu mengiyakan untukmembeli, padahal uang belum jelas adanya. Lantas harta danbarang-barang dijual. Sebagian juga ada yang mewakafkan tanah.

Berkat kegigihan Zaini pada tahun 1983 dilaksanakanlahpembangunan pertama untuk gedung Fakultas Pertanian,sehingga pada tahun itu juga Fakultas Pertanian resmi menempatigedung baru di Perhentian Marpoyan.

Zaini berhenti menjadi kepala di kantor departemen agama,alasannya ingin mengabdi kepada UIR. Bahkan sempat maudipindahkan ke Tanjung Pinang.

“Bagaimanapun caranya, sekuat dan semampu saya akantetap melanjutkanUIR,” kenang Husniati.

Sebagai tokoh dan pimpinan YLPI Daerah Riau, beliau bekerjatanpa modal. Satu-satunya modal yang dimilikinya hanyalahniat yang ikhlas dan keyakinan yang besar akan mendapatpertolongan Allah SWT.

Pernah di satu sore, orang-orang kebun UIR datang ke rumahZaini. Mereka minta jatah berasnya. Padahal beras di rumah pasmakan, uang di saku pun tak ada. Dia selalu berpegang padaprinsipnya, “Biar tak dapat asal orang dapat.” Saat itu terasasangat susah, bahkan makan saja sudah di jatah; besikek.

Zaini Kunin sosok ayah yang tidak terlalu dekat dengananaknya. Sebab ia selalu sibuk bepergian jauh. Sangatmemperhitungkan segala hal, terutama kebutuhan untuk anak.Zaini hanya mau membelikan sesuatu yang berhubungan dengansekolah dan pendidikan. Selebihnya jangan harap. Tujuannyaagar anak-anak hidup sederhana dan apa adanya.

Sampai akhir hayat Zaini mengabdi pada UIR, dan berpesanpada anak-anaknya untuk tetap menjaga dan tidak mengabaikanUIR. Karena kelak juga akan dipakai generasi akan datang.

Soeman Hasibuan

Page 13: Majalah AKLaMASI Edisi 03

13

SOEMAN Hasibuan adalah salah satupendiri Universitas Islam Riau (UIR)bersama Zaini Kunin dan KhadijahAli. Dilahirkan 4 April 1904 diBatantua, Bengkalis. Soeman anak ketiga

dari enam bersaudara. Putra dari Lebai WahidHasibuan dan Tarumun. Diberi gelar Lebai sebabpandai mengaji dan paham ajaran Islam.

Ayahnya juga petani. Hidup sederhana. Sebagaiseorang Lebai Ia pun ajarkan anak-anaknya hidupsesuai ajaran Islam. Lebai Wahid dihargai dandihormati di Bengkalis.

Awal mulanya Lebai Wahid dan Tarumun asliKotanopan, Mandailing, Tapanuli Selatan. Di sanamayoritas Muslim. Mereka merantau danmemutuskan tidak akan balik lagi ke kampung asal.Ia juga melarang anak-anaknya. Entah sebab apa.Sejak kecil hingga akhir hayat, anak-anaknya takpernah ke kampung tersebut.

Setelah menikah Lebai dan Tarumun memutuskanmenetap di Bengkalis. Perjalanan mereka darikampung ke Bengkalis tidaklah segampangsekarang. Memakan waktu bertahun-tahunmengingat bahwa dahulu tak banyak orang memilikikendaraan, darat maupun laut. Sehingga sebagianperjalanan ditepuh dengan berjalan kaki.

Kedatangan mereka di Bengkalis disambut baikmasyarakat setempat, sebab Lebai dan isterinyasangat ramah dan sopan santun. Tak sedikit orangmenyenanginya.

Tahun 1912 umur Soeman tujuh tahun. Ia masuksekolah Melayu Gouevernement Inlandsch School(GIS). Sederajat Sekolah Dasar dan tamat pada 1918 .Lalu, beliau ikut ujian masuk Normal Cursus(Sekolah Calon Guru) di Medan. Sebanyak 24 peserta,Soeman menempati peringkat keempat dari enamorang yang diterima. Ia mendapat beasiswa daripemerintah Belanda sebesar Rp 4 perbulan selamamenempuh pendidikan di Sekolah Calon Gurutersebut. Tahun 1920, ia telah menyelesaikanpendidikannya di Normaal Cursus, kemudianmelanjutkan ke Normal School (sekolah guru yangsebenarnya) di Langsa, Aceh Timur dan tamat padatahun 1923.

Soeman kembali ke Batantua. Setelah tiga bulania diangkat menjadi guru Bahasa Indonesia di HIS(Holland Inlandsch School) sekolah Belanda di SiakSri Indrapura. Tujuh tahun mengabdi menjadi gurubeliau diangkat sebagai Kepala Sekolah Melayu danPenilik Sekolah di Pasir Pengarayan pada tahun 1930.

Sesaat jelang Kemerderkan RI tahun 1945, Soemankemudian ditunjuk menjadi ketua KNIP (KomiteNasional Indonesia Pusat) di Pasir Pengarayan. Masihmenjabat sebagai ketua KNIP, ia diangkat pulamenjadi Anggota DPR di Pekanbaru Riau. Lalusempat juga diangkat menjadi KPG (KomandanPangkalan Gurilla) Rokan Kanan pada saatYogyakarta diduduki Belanda.

Tahun 1960 Soeman pensiun juga berakhirnyamasa jabatan sebagai Kepala Jawatan Pendidikan,Pengajaran dan Kebudayaan Kabupaten Kampar,Pekanbaru. Baru saja memasuki pensiun, tahun 1961ia diangkat menjadi anggota BPH (BadanPemerintahan Harian) merangkap sebagai kepala

Bagian Keuangan di Kantor Gubernur Riau olehGubernur Riau. Saat itu Kaharuddin Nasution.Bukan hanya itu, kesibukan terbagi menjabatsebagai Ketua Umum Yayasan Lembaga PendidikanIslam (YLPI) Daerah Riau dengan Zaini Kuninsebagai Ketua hariannya. Mereka berjuang bersama-sama mendirikan UIR. Tenaga dan pikiran.

“Kalau dulu pak Zaini aktifnya di kantordepartemen agama kalau pak Soeman didepartemen pendidikan. Karena punya misi yangsama maka bergabunglah mereka mendirikan UIR,”jelas Fahridar Hasibuan, cucu Soeman Hs.

Soeman orang yang pemurah. Ia suka meliharaanak orang. Dalam artian suka mengumpulkan anakorang, dijadikan anak angkat dai berbagai suku.Tidak sedikit. Sehingga rumahnya selalu ramaitempat kumpul-kumpul. Dari bujang sampai kawin.Salah satunya adalah Muhammad Sani, gubernurKepulauan Riau yang sekarang.

“Muhammad Sani dulu sama kami tinggalnya,”kenang Fahridar.

Kadang Muhammad Sani datang, jalan sendirimutar-mutar dekat kebun kelapa. Dia terangkanlahpada warga-warga bahwa dia dulu yang menanam.

Ketika belajar di Sekolah Melayu, Soeman Hsmulai menggemari sastra. Sebagai usahamengembangkan bakatnya dalam bidang sastra,beliau sering mengikuti pembicaraan ayahnyadengan para saudagar yang datang ke rumahnyatentang kehidupan di Singapura. Dari situlah, iakemudian banyak berkhayal dan memperolehbanyak inspirasi, serta beberapa bahan cerita.

Karena gemar membaca ia banyak memperolehinspirasi di buku perpustakaan. Dua buku yangdiminati ketika itu, Siti Nurbaya karya Marah Ruslidan Teman Duduk karya M. Kasim. KepengaranganSoeman Hs juga muncul berkat dorongan darigurunya, M Kasim yang sering menceritakanpengalamannya menulis.

Tulisan-tulisan Soeman Hs dimuat dalammajalah ibukota. Ada juga yang harian. Di harianIndonesia Raya, Soeman tercatat sebagai penulistetap, dan di majalah Harmonis, Jakarta (1977-1978)ia khusus mengisi kolom Menyelami BahasaIndonesia. Di antara tulisannya yang pernah dimuatdalam kolom tersebut, yaitu: Senyum dan Tawa,Kalau Hari Panas Lupa Kacang Akan Kulitnya,Marilah Kita Bersikap Hidup Sederhana, dan lain-lain. Selain itu, ia juga pernah menjadi pengasuhruang siaran Pembinaan Bahasa Indonesia di StasiunRRI Pekanbaru yang ditayangkan dua kaliseminggu. Pada tahun 1972, ia sempat menerbitkansebuah majalah anak-anak bernama Nenek Moyang,meskipun hanya beberapa kali terbitan karenakesulitan dana.

Soeman Hs meninggal dunia pada hari Sabtu 8Mei 1999 di rumahnya, Jalan Tangkuban Perahu,Pekanbaru dalam usia 95 tahun. Ia meninggalkanseorang istri bernama Siti Hasnah dan sembilanorang anak yakni Syamsul Bahri (sulung), Sawitri,Syamsiar, Faharuddin, Mansyurdin, Burhanuddin,Najemah Hanum, dan Rosman (bungsu), sertasejumlah cucu dan cicit.

Page 14: Majalah AKLaMASI Edisi 03

Perjuangan& RomantikaHidup

BERPERAWAKAN sedang, tidakterlalu tinggi, perempuan berumur 70tahun ini jalan tertatih. Selangkahdemi selangkah susuri gang antaralokal-lokal Fakultas Hukum. Ia

gunakan tongkat untuk membantu. Tokat dengancakar empat di ujung bawahnya. Siang itu ia pakaibaju hijau, jilbab bermotif beludru juga warnahijau. Ia baru saja keluar dari ruang rapat kantorYLPI. Ia Dra Ida Rawi, istri rektor UIR pertama,Rawi Kunin SH. “Kamu wartawan yang mauwawancara saya?” tanyanya. Sebelumnya kamisudah buat janji.

Ida cerita perjuangan suaminya membangunUIR. Keinginan Rawi Kunin tak terbendung lagiuntuk membangun UIR. “Ia lihat UIR ini punyapotensi yang sangat bagus untuk dikembangkan.Ditata dengan profesional. Niat ikhlasnya inginmendidik anak-anak daerah yang tidak belajarkeluar daerah,” kata Ida.

Waktu jadi rektor—dulu namanya dewanpresideum—Rawi punya program khusus untukanak daerah yang tidak mampu biayai kuliah. Iaberi kuliah gratis. Sekarang orang yang diberi kuliahgratis sudah banyak berhasil. “Ada yang sudahjadi pengacara, dosen, asisten bupati juga,” tuturIda.

Ida jadi saksi perjuangan Rawi bangun UIR.Rawi bukan hanya korbankan waktu dan pikirantapi juga finansial. Suatu kali suaminya meminjamuang ke BAPINDO sebesar 2 M. Rawi gadaikandelapan sertifikat tanah yang ia punya. Uang itudigunakan untuk membangun Fakultas Teknik,Mesjid Munawaroh dan Fakultas Kedokteran.“Ironisnya dek, itu tidak pernah dikonsultasikanpada saya , saya yakin, karena dia takut saya takmengizinkan,” tutur Ida.

Rawi jadikan toko, rumah, dan tanah sebagaijaminan ke bank. “Sebagai perempuan, saya takut,gak terbayang seandainya rumah diagunkan–dijaminkan, itulah sebabnya dia tidak pernah kasihtau saya.”

Padahal waktu itu, anak perempuan Ida ikutke bank, tapi juga tak pernah cerita ke Ida perihalpeminjaman uang. “Barangkali dia sama papanyaudah sekongkol,” kata Ida sambil terkekeh.

Ida baru tau pada awal november 1992. “Sayadiberitahu 38 hari sebelum suami saya meninggal,”

Ceritanya, ketika itu Ida dan Rawi di Jakarta.Rencana besoknya, mereka hendak terbang ke Mesiruntuk hadiri konferensi Islam sedunia diIskandariyah. Ketika sedang menonton televisi, adaberita terjadi gempa di Mesir. “Aduh ada gempani Pa, besok kita terbang kesana. nanti kalauseandainya kita terkena gempa suami-istri, anak-anak kita bagaimana,” katanya pada Rawi panik.Saat itulah Rawi baru ceritakan perihalpeminjaman uang 2 milyar dan seluruh hartamereka sebagai jaminan ke BAPINDO. “Sayaterkejut.”

“Perasaan saya campur aduk, entah maunangis, mau marah, semua campur aduk, galaubetul saya,” tutur Ida. Tapi Rawi cepat meyakin-kan Ida. “Tak usah dipikirkan sangat, papa sudahmencari jalan keluar,” Ida tirukan perkataan Rawiwaktu itu. Rawi sedang usahakan mensertifikatkantanah YLPI. “Setelah sertifikat selesai baru sertifikatkita tukar. Mungkin dua minggu lagi sertifikat itukeluar,” kata Rawi. Selesai penejelasan itu Ida barutenang.

Masa hidupnya Rawi sempat mendirikan Bank

Oleh Barry Eko Lesmana

Rawi Kunin

Page 15: Majalah AKLaMASI Edisi 03

15

Unisritama. Waktu itu, Saleh Djasit, BupatiKampar yang resmikan Unisritama. Habisperesmian, Rawi mencegat Ida.Ternyata Rawiminta Ida simpan uang pribadi mereka sebesar100 juta di Unisritama. “Saya terkejut, dalam hatisaya, yang benar ni orang, 100 juta,” kata ida.Rawi jelaskan, uang itu dipergunakan sebagaimodal awal Unisritama. Kembali Ida turutikeinginan Rawi, memberikan uang 100 juta hasilpernikahannya.

Ida dan rawi menikah 14 mei 1967. Idamengenal Rawi ketika dia masih kuliah semester5 di Sosial Politik (SOSPOL)—sekarang FISIPOL—dan juga sebagai pegawai administrasi FakultasEkonomi UNRI. “Sedangkan pak Rawi dulu masihsingle dan bujang.” Masa itu, Rawi jadi dosenluar biasa hukum perpajakan Fekon UNRI.“Setiap habis ngajar, Bapak mampir keruangdekan untuk berbincang-bincang. Masa itu ruangdekan dan pegawai itu satu, bergabung,” kenangIda.

Menurut Ida, Rawi orang yang sukamembaca. Terutama buku soal hukum—karenajuga dia orang hukum—juga baca buku agama,budaya dan filsafat. Dirumah , Rawi punyapustaka sendiri.

Ida ingat kebiasaan suaminya yang seringbangun pagi-pagi. “Biasanya shalat subuh diayang membangunkan, dia bangun duluan, kalaudzikir dia lama sekali,” kata ida. Ia kenal sosokRawi orang yang agamis. Ia ingat, ketika Rawipergi keluar kota, di dalam tasnya harus adasajadah dan surat yasin. “Sajadah dan surat yasinitu tidak pernah tinggal. Kalau baju, bapak bilangbisa dibeli” kata Ida. Makanya kalau pergi ke luarkota, Rawi hanya bawa dua atau tiga helai baju.

Rawi juga di mata Ida orang suka berterusterang. Pernah suatu hari ketika rawi ikutipelatihan di Padang. Saat pulang Rawi dudukbersebelahan dengan dosen UNRI. Masih gadis.Tiba di rumah Rawi bilang ke Ida, dia dudukbersebelahan dan ngobrol masalah pendidikan.“Itu perlu saya kasih tau sama yu, nanti kamusalah paham, dari pada dengar dari orang bapakpergi bukan sama istri kan aneh, nanti kamu bisakesurupan,” kata Rawi.

Rawi suami yang romantis dan setia. Satuketika saat Ida ikut penataran ilmu sosialdibandung selama 17 hari. “dua kali dia kirimsurat,” kata Ida. Teman-teman yang ikutpelatihan meledeknya. “Mereka bilang, setia-nyalah orang Riau, kami saja dari 27 propinsi,kekasih kami tak pernah kirim surat,” kenangIda. Begitulah sosok Rawi bagi Ida. “Tak bisasaya lupakan, tak pernah saya lupakan.”

Ada kisah yang paling romantis yang Idaingat. Dia mau pulang kampung, ada keluargameninggal. Pas itu Rawi tak ikut. Ida masukmobil, tiba-tiba Rawi panggil Ida masuk kerumah. Ida turun dan masuk.

“Ada apalagi sih Pa? Ini udah mau beran-gkat.”

Rawi masuk kamar, diambilnya syal dandibalutkan kebadan Ida.

“Saya bukan anak bayi lagi.”“Kamu kan mudah masuk angin, ini jalan

malam, biasanya angin malam kencang dari siang,nanti masuk angin,” kata Rawi.

Mengingat kisah itu, Ida selalu nangis. “Sayapikir, Gak dapat lagi orang seperti itu,” kata Ida.

Page 16: Majalah AKLaMASI Edisi 03

UIR Dahulu

CHADIJAH Ali, tokohperempuan yang berkip-rah dalam dunia Pendidi-kan di Riau. Tahun 2010 la-lu Ia dapat Anugerah Bai-

duri, sebagai Kategori Sabitah Baiduriselaku Tokoh Pendidikan PerempuanRiau, sebab ia mendirikan YayasanDiniyah Puteri yang bergerak dalambidang pendidikan di Riau. Ia termasukpendiri Yayasan Lembaga PendidikanIslam (YLPI) Riau yang juga mendirikanUniversitas Islam Riau (UIR) danbeberapa sekolah Islam di Riau. Putriketiga Chadijah, Prof Dr Ellydar ChaidirSH MHum cerita perjuangan ibunya ikutdirikan YLPI.

Sebelum YLPI berdiri, Chadijahbersama Baharudin Jusuf dirikan SekolahDasar (SD) Islam dan Soeman Hasibuanbersama Zaini Kunin dirikan SekolahMenengah Pertama (SMP) Islam pada 25September 1950. Mereka sepakat meng-gabungkan SD Islam dan SMP Islamuntuk mendirikan Yayasan PendidikanIslam (YPI). Kemudian berkembang, dansampailah berdiri Universitas IslamRiau, dan tahun 1955 YPI ganti jadi YLPI.“Selain mendirikan YLPI, ibu juga salahsatu tokoh pendiri Rumah Sakit Ibnu Sina,dan terakhir mendirikan YayasanDiniyah Puteri,” kata Ellydar.

Chadijah Ali dilahirkan 30 Oktober1925, wafat tahun 1987. Nama ChadijahAli diabadikan sebagai nama jalan disamping Jalan Juanda. sebab PemerinatahProvinsi Riau menganggap Chadijahadalah tokoh pendidikan yang di Riau.“Perjuangan orang dulu itu ikhlas, takmengharapkan apa-apa. Semua dikor-bankan untuk kemajuan pendidikan diRiau,” kata Ellydar. Selain sebagai tokohpendidikan, Chadijah juga seorangmubaligh yang cukup terkenal waktu itu.

Selain giat dalam pendidikan dankeagamaan, Chadijah juga dikenalsebagai seorang politisi. Pensiunandepartemen penerangan ini, pada tahun1950-an pernah tergabung di PartaiMasyumi dan terakhir bergabung denganPPP tahun 1960.

Ellydar ingat pesan ibunya, agarkelak bekerja, harus jujur, ikhlas, danharus bekerja keras untuk mencapaisesuatu. “Ingat dimanapun anda berkerjaanda diawasi oleh Allah,” ingat Ellydar.

Di keluarganya, Chadijah mendidikdan membesarkan anak-anaknya denganpendidikan Islam. Dia sangat konsen padapendidikan Islam. Maka pada anak-anaknya harus mendapatkan pendidikanagama, setelah itu baru memilih fakultasyang mereka minati. “Beliau bukan

Oleh Barry Eko Lesmana

Ibu yangDemokratis

Chadijah Ali

Page 17: Majalah AKLaMASI Edisi 03

17

sekedar ibu rumah tangga biasa, Ibujuga pernah jadi Anggota DewanProvinsi Riau.”

Menurut Ellydar, ibunya, Chadijahali seorang yang sangat demokratis.“Dia orangnya demokratis dalammengambil keputusan.” Ibu tidakmemaksakan kehendaknya dalammengambil keputusan, cenderungdialogis dan diskusi. Chadijah yanggabung di PPP, sedangkan Ellydargabung di Golkar. “Itulah buktinya,ibu saya demokratis, meskipungabung di PPP, ibu tidak keberatansaya gabung dengan Golkar, terserahpada anak-anaknya.”

“Jadi orang tua saya emang orangpergerakan, orang politik.”

Pada anak-anaknya, Chadija selalumemberikan kebebasan untuk menen-tukan pilihannya sendiri-sendiri.Bebas memilih sekolah, setelah lulusmau jadi apa, dan beraktifitas terserahpada anaknya, Ia tak pernah maksa.

Meskipun Chadijah sibuk di luar,tapi tidak pernah melupakan kewaji-bannya sebagai Istri sekaligus Ibu darisembilan orang anak-anaknya. “Itulahkeistimewaannya, ibu bisa membagiwaktu dan kami tidak pernah merasakehilangan,” kenang ellydar.

Chaidir Anwar, suami Chadijahselalu men-support kegiatan-kegiatanChadijah. “sebagai suami istri, tentumereka harus saling membantu, bukanhanya fisik, mental, finansial. jugatidak hanya membesarkan anaknya,juga harus membesarkan masyarakat,”ujar Ellydar.

Di samping kesibukannya sebagaipegawai penerangan, Chadijah jugamengajarkan ilmu keputrian, sepertiketerampilan memasak, menjahit,membordir. Ia selalu ingatkan anak-anaknya, meskipun sudah sekolahtinggi, harus bisa memasak, haruspunya keterampilan. “Makanya sam-pai sekarang, saya masih kepasar,memasak, dan tetap melayani suami,karena begitulah ajaran Ibu,” kataellydar. Meskipun ada pembantu dirumah, tapi menurut Ellydar, itulahkodrat sebagai istri.

Ada yang menarik dari Chadija.Sebagai seorang nenek, harusnya Diasangat dekat dengan cucunya, tapiChadijah tidak. Ellydar cerita, bukanIbunya tidak sayang terhadap cucu-cucunya, tapi biarkanlah cucu-cucunyaitu bersama ibunya. “Biar kalian tahu,bagaimana mendidik dan membe-sarkan anak,” kata Ellydar menirukanperkataan Chadijah.

Page 18: Majalah AKLaMASI Edisi 03

Kampus UIR dengan Sekitar

18

Di Balik Kampus Banyak CeritaLAPORAN KHUSUS

Keberadaan kampus UIR dengan lebih 26 ribu mahasiswa berdampakpada lingkungan sekitar. Menggerakan perekonomian, mulai dariloundry kiloan, warung nasi, hingga usaha kos-kosan. Tapi, ternyatajuga ada persoalan sosial di masyarakat, hingga UIR membuat regulasikhusus. Bagaimana pengaruh UIR terhadap perkembangan ekonomi?Bagaimana pula persoalan yang muncul di masyarakat?

Oleh Wahid Irawan dan Winda

KAMPUS UniversitasIslam Riau (UIR) terle-tak di Jalan Kaharudd-in Nasution Nomor 113Perhentian Marpoyan.

Jalan lebarnya sekitar 7 meter denganpembatas median. Di kanan kiriJalanan ruko berderet. Mulai dari tokokelontong, warnet, tempat fotocopy,toko baju juga swalayan. Tepat didepan kampus ada halte bus TransMetro Pekanbaru (TMP). Sore itu,medio Desember halte bus dipenuhiantrean mahasiswa.

Di waktu yang sama, sekira 500meter dari gedung Pasca sarjana di desaTanah Merah. “Sreek... Sreek…” bunyisapu bergesek tanah. Terlihat lelakiparuh abad menyapu halaman rumah.

“Rumah Pak RT di mana ya Pak?”saya bertanya.

“Ketua RT yang mana satu?” iabalik tanya sembari terkekeh.

Sebentar, Ia mengajak masuk kerumah. Rupanya dia ketua RT 03 RW 2Tanah Merah, Kampar yang kami cari.Pantas saja dia terkekeh.

Syafrudin namanya. Tiap pagi dansore kalau tak ada kegiatan Dia sapusekeliling rumah. Hari-hari ia bekerjajadi petugas pemadam kebakaranBandara Sultan Syarif Qasim (SSQ),Pekanbaru. “Ini untung saya ada dirumah biasanya saya kerja,” katanya.Dalam sehari ia kerja 12 jam, semingguhanya off dua hari. Saat itulah dia dirumah.

Desa Tanah Merah sangat dekatdengan kampus UIR. Tepat di belakanggedung Pasca sarjana. Ada banyakrumah kos di sini. Penghuninyakebanyakan mahasiswa. Soal kehi-

dupan mahasiswa, Udin cerita bagai-mana permasalahan mahasiswa ditengah masyarakat. “Gak sampaipergaulan bebas. Hanya pernah adayang berkunjung sampai larut malam,biasanya kami tegur.”

Sebagai ketua RT beberapa bulanlalu Udin pernah dipanggil oleh pihakrektorat UIR bersama masyarakatlainnya. Mereka bincangkan masalahpenanganan perilaku mahasiswa dilingkungan sekitaran kampus.Rencananya pihak UIR akan buatperaturan soal itu. “Tapi sampai saatini kami masih menunggu peraturantersebut,” ujarnya.

Tanpa sepengetahun Udin, sebenar-nya rektorat sudah buat aturan. Ter-tanggal 10 oktober 2012 keluarKeputusan Rektor UIR Nomor 388/UIR/KPTS/2012 tentang Tata TertibKehidupan Kemahasiswaan di LuarKampus. Menurut Pembantu Rektor(PR) III , Iskandar Johan peraturantersebut sudah disosialisasikan padaRT sekitar, pemilik kos, juga maha-siswa.

Dasar dibuatnya peraturan tersebutjelas Iskandar Johan mengingatbanyaknya mahasiswa kos di sekitarkampus. Maka dipandang perlu adaperaturan dalam berperilaku di luarkampus. Terutama di lingkungantempat tinggal mahasiswa yangberdekatan dengan kampus.

“Tapi untuk penanganan masalahsendiri UIR menyerahkan kepadapihak RT setempat di mana mahasiswatersebut tinggal. Bila mereka lapor kekampus, pihak UIR akan memprosessesuai dengan tata tertib kehidupanmahasiswa di luar kampus,” terangIskandar Johan.

Peraturan itu berisi kewajiban, hak,pelanggaran dan sanksi terkaitmahasiswa UIR di luar kampus. Ada

juga larangan berisi poin apa saja yangtak boleh dikerjakan. Misalnya berzi-na, melakukan tindakan kriminal,sampai masalah pakaian juga diatur.Sanksinya mulai dari teguran lisan,tidak dilayani administrasinya, sampaidilaporkan ke polisi.

Sementara Udin dan warga sekitar-nya masih gunakan aturan lama, yangberlaku sejak sepuluh tahun lalu.Misalnya, kalau ada mahasiswa barunge-kos harus lapor ketua RT. Tentumembawa fotocopy KTP bagimahasiswa baru atau KTM. Mengenaisanksi untuk pelanggaran berat—seperti tertangkap berzina—merekamengusir dari kampung. Juga adadenda. “Tapi ini pemuda yang buatsanksi itu berupa denda sebesar 1,5juta,” ucap Udin.

Menurut Udin hal itu dilakukansemata agar mahasiswa menyatudengan masyarakat. Dan membuatmereka mematuhi kebiasaan tempatmereka tinggal. Tapi sejauh ini kehi-dupan bermasyarakat mahasiswa takada masalah berarti.

Page 19: Majalah AKLaMASI Edisi 03

19

Cerita lain datang dari Yudi. Pria45 tahun, ketua RT 03 RW 04 Air Dingin,Kelurahan Simpang Tiga. Dia sempatkuliah di Fakultas pertanian UIR tahun1990-an. Dalam pandangannya adaperbedaan yang mencolok antaramahasiswa saat dia kuliah dansekarang. Katanya ditahun 90-anmahasiswa sering berpartisipasi

kegiatan masyarakat. Tapi sekarangdia sudah tidak lihat itu.

Yudi juga prihatin persoalanmahasiswa di lingkungannya.Pergaulan bebas jelasnya, pernahterjadi. Bahkan tak jarang sering diajumpai kondom di selokan. Dia hanyabisa memberikan nasehat padamahasiswa agar pergaulannya dijaga.

Dia berharap agar mahasiswa baruyang nge-kos di lingkungan RT 03 RW04 Air Dingin melapor padanya. Karenahanya sebagian kecil yang melaporpadanya.

Selain masalah sosial, justruperekonomian sekitar berdampakpositif. Dimulai tahun 1983 banyakbangunan kos-kosan berdiri. Sejakkepindahan UIR—dari kampus MohdYamin—ke Perhentian Marpoyan.

Jumlah mahasiswa UIR yang lebihdari 26 ribu membuat usaha rumah kossemakin berkembang. Selain kos, padatahun 90-an mulai dibangun asramaputra dan putri. Semacam pondokan.

Faturrahman ketua RT 02 RW 05Komplek Dokagu, Kelurahan SimpangTiga, melihat geliat ekonomi wargasedang bergerak. “Itu karena banyak-nya kos-kosan berdiri, warnet, warungnasi dan loundry,” katanya.

Salah satu pelaku usaha IndahPuspita. Dia buka loundry di Air Dinginsejak 2011. Saat ini indah punya tigakaryawan untuk bagian cuci dan gosok.Dia memilih tempat usaha loundrydekat kampus karena kondisinyaramai. Sekarang pelanggan tetapnyatak kurang dari 20-an orang. PelangganIndah sehari-hari adalah anak-anak kositu.

Selain usaha loundry, usaha warungnasi juga ‘menggeliat’. Contohnyawarung nasi Tanpa Nama yang beradadi Air Dingin milik Gianto. Warungini berdiri tahun 2007. Awal berdiriwarung ini hanya menyediakan bahanbaku nasi dua kilogram dan ayam duapotong, sebulan kemudian nasimenjadi 15 kilogram dan ayam 10kilogram. Dalam waktu lima bulanayam meningkat 100 kilogram.

Gianto sendiri tak nyangka usaha-nya bakalan besar. Bermodal uang 8juta-an hasil kerja jadi karyawan diKantin 21. Saat ini kantin Tanpa Namabisa buka cabang di jalan Karya.Berbeda saat awal berdiri hanya sebuahwarung kecil. Sekarang keuntungan-nya Rp500 ribu perhari.

Gianto merasa keberadaan UIRsangat berarti bagi bisnisnya. Saat masalibur kuliah. Konsumennya yang rata-rata mahasiswa berpengaruh sangatterhadap omzetnya.

“Kalau para mahasiswa pada liburpenjualan ikut sunyi. Kalau biasanya100 kilogram dihabiskan perhari,dihari libur cuma 10 kilogram. Jadi bisadikatakan mahasiswa adalah pelang-gan utamanya.” tutup Gianto.

Foto Atas (Wawan) : Salah satu Warung Nasi milik Gianto di Jalan Air Dingin tampakbegitu sepi saat jam makan siang di waktu mahasiswa liburan semester.

Foto Bawah (Eko) : Ruko, Kos-an, dan tempat bisnis lainnya begitu pesatperkembangannya di Jalan Karya I. Dulunya masih semak-semak, kini sudah rata denganRuko.

Foto

: Waw

an d

an E

ko

Page 20: Majalah AKLaMASI Edisi 03

20

FOTOGRAFI

Page 21: Majalah AKLaMASI Edisi 03

21

Page 22: Majalah AKLaMASI Edisi 03

SELASA Malam, Minggukedua Januari. Kenderaanmasih ramai melintasiJalan HR Soebrantas. DiPanam Paradise, satu cafe

letaknya tepat seberang SimpangTabek Gadang. Beberapa anak mudasedang kumpul. Duduk melingkarimeja. Mereka ini para GrilyawanKomunitas Berbagi Nasi Pekanbaru.Malam ini mereka akan susuri jalansambil bagi-bagikan nasi. Sembarimenunggu para gerilya lain datang danamunisi terkumpul, mereka cerita-cerita lepas. Canda juga ketawa.

Muhammad Afith Abdallah, lelaki20 Tahun, ia satu di antara beberapaGrilyawan Berbagi Nasi Pekanbaru. Iajuga Mahasiswa Bahasa Inggris FKIPUIR. Afith cerita bagaimana komunitasBerbagi Nasi berdiri di Pekanbaru.Katanya komunitas ini merupakan aksisosial. Gerakan bagi-bagi nasi padaorang tidak mampu yang hidupnya di

PERANGI KELAPARANjalanan. “Berbagi Nasi Pekanbaru iniaksi sosial, tujuannya bagi-bagikannasi kepada teman-teman yang kurangmampu, yang masih tidur beralaskanbumi beratapkan langit.”

Afith berkisah saat dirinya dantemannya Ari, yang punya ide mendi-rikan komunitas ini. Saat itu merekaberbual lepas nyantai sambil makan,di Panam Paradise.

“Kau udah kenyang?” tanya Ari.“Udah.”“Kau lihat orang yang tidur di

pinggir ruko itu, mau kau belikannasi?”

“Kalau duit kau tak ada, pakeduitku ni, belikanlah nasi. Terus kasisama orang itu,” seru Ari.

Ari terus menyugesti, “Apa tidakmalu, kita kenyang, orang-orang disana hanya melihat kita makan di sini.”

Afith terharu. Berpikir, merasanggak enak kalau dia bisa makan enak,padahal di depannya masih banyakorang yang belum makan satu harian.

Sudah jam sembilan malam. TujuhGerilyawan dan Satu Grilyawati sudahberdatangan.

Amunisi pun sudah terkumpul 63bungkus nasi. Mereka briefing. Afithlansung pimpin briefing. Bahas ruteyang akan mereka lewati, Jalan HRSubrantas, Simpang SKA, JalanNangka kemudian Sudirman. Lepasbahas rute. Para Grilyawan berdiri.Mereka bacakan sumpah;

“Kami putra-putri berbagi nasi berjanji,mempersatukan indonesia dengansebungkus nasi

Kami putra-putri berbagi nasi mengakuberbangsa satu bangsa yang mau berbaginasi

Kami putra-putri berbagi nasimenjunjung bahasa persatuan, bahasalapar”

Habis baca sumpah. Afith yangpimpin konvoi. Para grilya bergerak.Aksi mulai lewat Jalan HR Soebrantasmenuju Simpang empat Pasar PagiArengka. Berjarak sekitar 100 meterdari Panam Paradise, Lelaki paruh bayaberjalan pakai tongkat kayu, kenakantudung kedaung, baju piyama lenganbaju dilipat sampai siku, celana pendekcoklat di bawah lutut. Di tangankirinya ember biru kecil berisi duit

Oleh Barry Eko Lesmana

Page 23: Majalah AKLaMASI Edisi 03

23

FEATUREBerbagi Nasi Pekanbaru

recehan. Grilyawan pun berhenti. Afithturun dari motor. Didekatinya lelakiitu.

“Bapak sudah makan?” tanya Afith.“Sudah, saya sudah makan.”“Ini ada rezki untuk Bapak,” sela

Afith sambil memberikan Amunisi.“Terimakasih Nak.” Mulut lelaki itu

sambil komat kamit sepertimendoakan para Grilyawan.

Perjalanan lanjut ke Simpang empatlampu merah Pasar Pagi Arengka.Rupanya di sana Ari sudah menunggu.

“Udah makan ni semua? Kalaubelum, yuk makan dulu, masa kita maubagi nasi, tapi kita belum makan,” seruAri.

Rupanya Grilyawan Berbagi Nasipada belum makan malam. Merekamenuju rumah makan dekat pasar itu.

Ari adalah Jendral Berbagi NasiPekanbaru—sebutan Koordinatorlapangan (Korlap)—dan termasukpendiri komunitas ini. Nama lengkap-nya Alazhari Refni. Ia juga MahasiswaAkuntansi, Fakultas Ekonomi UIR.

Tentang Komunitas Berbagi NasiPekanbaru, Ari terinspirasi dariAbangnya Rio. Rio tinggal di lampung.Waktu ke Bandung, Rio pernah ikutturun langsung ke jalan untuk bagi-bagikan nasi dengan komunitas ber-bagi nasi di Bandung. Lalu Rio ajak Aribikin komunitas serupa di Pekanbaru.

Kemudian Ari coba ajak teman-temannya. Banyak yang tertarik. Dansampai saat ini komunitas berbagi nasitidak punya anggota tetap. “Kita tidakpunya member tetap. Ini bebas, tidakterikat. Gak paksaan. Mau ikut ayo,yang mau cabut juga gak apa.” Yanggabung dengan komunitas ini adamahasiswa, wartawan, presenter jugaaktivis. “Anggotanya macam-macam,meskipun sekarang rata-rata anak UIR”Kata Ari.

Komunitas ini pilih malam untukmelakukan aksi. Sebab siang sasaranmereka pada sibuk. Ada yang ngamen,ngemis, mulung atau jual koran dipertigaan lampu merah.

Rute yang mereka lalui biasanyamenyisiri jalan-jalan protokol, juga kepasar-pasar. “Rute kita tempat yangbanyak gepeng,” kata Ari. KalauGrilyanya tambah, mereka akan bagitim, “Biar sudut-sudut Pekanbaru bisakita rangkul dengan berbagi nasi.”

Gerilyawan pun jadi sebutan pili-han bagi orang yang ikut berbagi nasi.Karena mereka ibaratkan sedang pe-rang. Perang melawan kehidupanyang begitu apatis di negeri ini. Dansebungkus nasi dianggap amunisi,

karena itulah senjata mereka. “Nasijadi amunisi kita, ini senjata meme-rangi kelaparan, kemiskininan, danapatisme di Indonesia,” tutur Ari.

Grilyawan sudah selesai makan.Ari tambah lima amunisi.

Aksi lanjut ke simpang SKA.Sebelumnya, malam kedua aksi mere-ka. Ari cerita saat dia mau bagikan nasipada lelaki paruh baya. Kaki kanannyapontong. Pakai tongkat sebelah. Arimendekat.

“Bang, kami ada nasi ni Bang,” kataAri.

“Makasih Dek, saya masih bisa carimakan, kasi sama yang lebih membu-tuhkan saja,” ujar Lelaki itu.

Sampai di Simpang SKA, merekatak jumpa sasaran di sana. Lanjut keJalan Nangka. Di Nangka merekajumpa Perempuan, gendong anakumuran tujuh bulan, sambil bawakarung berisi kara-kara. Dua anaknyaumuran delapan tahun dan sepuluhtahun juga ikut dengannya. Grilyawanberhenti. Ari turun dari motor. Mende-kat dengan perempuan itu.

“Bu, ini ada rezeki untuk Ibu,” ujarAri sambil sodorkan tiga bungkus nasi.

Lalu Ari mendekati dua anak itu.Sambil usap rambut si anak, Ari tanya-kan hendak ke mana tujuan mereka.Rupanya, mau pulang ke Rumbai,pulang habis mulung kara-karaseharian.

Grilyawan kembali susuri jalanNangka, mereka berhenti di sudutsebuah ruko. Ada lelaki yang jugaparuh baya. Duduk di atas kursi pan-jang, dekat barang-barangnya dibung-kus pelastik hitam. Salah satu pelastikitu berisi pakaiannya. Mukanya tidakterlalu jelas, karena kondisi lampu

ruko padam. Mereka bagikan nasi,lelaki itu menolak.

Ari tau kenapa Lelaki itu nolak.Waktu malam pertama dan malamkedua mereka aksi, mereka kasi nasisama lelaki itu, masih diterima. Malamketiga aksi, di tempat yang sama,mereka masih jumpai lelaki tersebut.Mereka medekat.

“Rumah Bapak dimana? Kok Bapaktidur disini terus, istri sama anak Bapakmana?” Ari coba bertanya.

“Rumah saya dibakar pemerintahdi sana! Sudah, kalian pergi aja sana,saya gak suka ditanya-tanya ke’ gini.”Lelaki itu merepet sambil usir paraGrilya.

Di pertigaan lampu merah flyoverSudirman-Nangka. Mereka temui tigaanak jualan koran. Satu dari mereka,ada Riski. Kenakan baju sport hitammerah, tanpa sendal. Ia kelas lima SD.Riski jual koran untuk bantu orang tua.jualannya sepulang sekolah sampaijam sebelas malam. Malam itu merekakebagian nasi.

Jam dua dinihari. 68 amunisi yangdibawa habis. Lalu Dekat Menara BankRiau mereka Briefing lagi. Ari yangpimpin. Duduk melingkar, merekaevaluasi aksi malam ini.

Di akhir breafing, Ari sampaikanpada para Grilya, dia punya rencanaselain membagikan nasi, mereka akanadakan semacam pelatihan, membagi-kan sleepingbad, juga akan bagi-bagisembako.

Ari berharap semoga denganbanyaknya amunisi dan para gerilyaakan semakin baik. “Jika pemuda-pemuda Indonesia seperti ini, Indone-sia akan maju, karena pemudanya mauberbagi dan peduli sesama”.

Para Gerilyawan Komunitas Berbagi Nasi Pekanbaru

Foto

: Ek

o

Page 24: Majalah AKLaMASI Edisi 03

24

Salam Ulos di ParapatFEATURE‘Sapurguk’

Kisah di Tano BatakSENIN siang, minggu keempatSeptember 2012, usai makan,barang dan tas satu per satudikumpulkan. Tidak hanya

peserta, panitia pun sibuk berkemaslalu dioper kepanitia lain untukdiangkut kedalam bus. Mulai dariperlengkapan dapur hingga perleng-kapan pribadi. Kulihat semuanyasibuk. Namun seketika pandangankutertuju pada dua laki-laki yang belumkukenal. Yang kutahu mereka dariMakasar, Sulawesi Selatan. Beralihpada seorang perempuan. Rambutnyaikal sebahu diikat kebelakang.Berkacamata. Berdiri sambil pegangkopernya. Dia Ari dari Bali. Akumerasa tertarik pada tiga orang itu.Pasalnya mereka punya ciri khastersendiri. Logat dan daerah yangkurasa asing.

Aku dan Wawan diutus untukmengikuti Pelatihan JurnalistikTingkat Lanjut Nasional (PJTLN) yangditaja Lembaga Pers Mahasiswa SuaraUSU di Parapat, Sumatera Utara.Instrukturnya Andreas Harsono danChik Rini. Nama yang tak asing. Akumemang belum kenal, tapi teman-teman di pers mahasiswa AKLaMASIsering cerita tentang mereka. Pesertapelatihan berasal dari berbagai persmahasiswa di Indonesia. Ada Jogja,Makassar, Bali, Aceh, Riau, Medan,

Jambi dan Padang.“Mi, kau udah ketemu Kak

Chik?” tiba-tiba Wawanberta-nya.

“Belum, yang mana orangnya?Penasaran juga aku”

“Tadi dia ada, orangnya pakaikacamata. Badannya agak berisi,ternyata beda dengan foto di blognya.Sendalnya juga sama denganmu,” jelasWawan penuh semangat.

Tak menyangka sedetail itu Wawanmemperhatikannya.

Sekira lepas pukul satu, setelahsholat Dzuhur kami bertolak dariMedan menuju Parapat. Panitia bilangpelatihan jurnalistik tingkat lanjutnyadiadakan di sana. Butuh waktu bebera-pa jam ke sana.

“Empat jam-an sih,”ujar DeboraSinambela panitia acara.

Bersama Wawan, Aku duduk dibangku nomor dua. Sengaja pilihbangku depan supaya lebih terasanyaman. Selintas pikir teringatkejadian dua malam yang lalu. Saatbertolak ke Medan. Ada peristiwa yangterus terkenang. Dari Riau kamiberangkat berlima. Aku dan Wawandari AKLaMASI UIR duduk di bangkunomor tiga belakang supir. Suryadi danHerman dari Bahana UR bangkunomor dua di depan kami.Sedangkan Hafiz dariGagasan UINb a n g k u

kiri nomor dua sejajar dengan Suryadidan Herman. Saat itu bicara ringandengan Wawan. Lalu sibuk mengabarikeluarga dan panitia bahwa kami telahberangkat. Tapi Herman malah sibukcari plastik.

“Wei, ade pelastik tak?” tanyanyapada kami.

“Ada bang, tapi tempat sepatuku.”Jawab Wawan.

“Dikau Mi?”Obok ransel di bawah bangku.

Kuberikan pelastik hitam sedangtempat obat.

“Untuk siape Bang?” tanyaku“Ni haa, kesian aku tengok budak

ni,” katanya sambil melirik Suryadi.Berdiri, kuberi Suryadi minyak

kayu putih. Kasihan. Padahal baru duapuluh lima menit berangkat. Perutnyakosong. Dia bilang belum ada makan.Dia mabuk. Muntah juga.

Perlahan mulai sunyi. Hanya adasuara mesin dan getaran kaca jendelabus. Lagu Sai Anju Ma Au diputar

pengantar tidurp e n u m p a n g .

Oleh Rahmi C dan Wahid Irawan

Page 25: Majalah AKLaMASI Edisi 03

25

Setelah tenang dan lampu bus mulairemang-remang, aku dan Wawan ceritalagi.

Sejam berlalu tak terasa. Mata masihenggan dipejamkan. Naik-turun kakilepaskan sendal. Ada rasa tak nyaman.Tiba-tiba kakiku terasa memijak air.

“Wan, air apa ni ya?”“Kenapa?”“Aku tepijak air a.. dari mana datang

air ni ye?”“Air AC tu Mi. Air AC...”“Masak iya? Jangan-jangan air

muntah budak tu tak?”“Tak. Air AC tu Mi.”“Letakkan ransel aku ke atas tu

Wan. Talinya dah basah dah. Nanti Basahlak laptopku.”

Wawan langsung angkat ranselkuke bagasi atas.

“Tak muat Mi. Macam mana?Gantung ajalah dibelakang bangkuSuryadi tu.”

“Yaudahlah.. macam mana bagusaja.”

“Pantang!!! Iya Mi busuk!” kataWawan dengan penuh ekspresi,terpegang tali tas.

Penasaran. Kami cari asal airmenggunakan HP senter. Dan benar,air itu berasal dari bawah bangkuSuryadi. Mungkin yang tadi belumdibuangnya. Sesaat aku dan Wawanpandang-pandangan. Lalu tertawaterpingkal-pingkal.

Segera sadar dari lamunan kenangkejadian itu. Panitia tawarkan airminum. Kulihat Wawan sibukmembaca. Diluar tampak mendung.Gerimis perlahan turun dan jalan mulaibasah licin. Tiba-tiba bus remmendadak. Mobil container dari arahlain terpeleset. Untung cepat direm,kalau tidak mungkin sudah adukambing.

Lanjut perjalanan, bus melaju lewatirumah-rumah penduduk, pepohonandan perkebunan sawit. MendekatiParapat, udara makin sejuk. Sebagianpeserta tidur, ada yang makan.

Melewati Pematang Siantar tampakrumah warga berhimpitan rapat. DiParapat masih banyak hutan. Udaraterasa sangat dingin. Jalannya naikturun. Kiri jalan tebing dan bagiankanan jurang berpohon. Supir bustampak lihai memainkan stir. Badanberhalu kekanan kiri tak menentu.Mungkin ini yang namanya supirMedan.

Danau Toba mulai tampak. Semuamata tertuju. Beberapa panitia bersorak

gembira. Kulihat Chik Rini sibuk fotodengan BlackBerry—nya.

SEKITAR pukul 18.30 busmemasuki balai penginapan di jalanIkan Pora-Pora, Parapat. Kami berge-gas turun. Jalannya sempit. Harusgoyang lutut lagi.

Penginapan dibagi dua. Mungkintidak muat. Perempuan dan semuapanitia di penginapan induk. Sedang-kan peserta laki-laki di penginapanPemerintah Provinsi Sumut. Letaknyadi atas jalan penginapan induk.

“Sreekk... sreeeeekkk.. sreekkkk....”Chik Rini dan beberapa peserta

menarik koper. Jalannya menurunlewati anak tangga. Kios-kios kecilberjejer dan di sebelah kanan nampakDanau Toba. Lumayan menitikkankeringat. Angin danau perlahanmenyapa. Semakin lama semakindingin.

Sampai di penginapan. Besarseperti rumah bulatan. Dua tingkat. Dibawah hanya ada kamar dan toilet yangditempati panitia laki-laki. Bangunansebelah kiri dapur, terpisah daripenginapan. Halaman hijau nan luasditanami bunga. Ada satu pohonMangga besar, buahnya kecil danselalu jatuh berserakan. Sempatbeberapa kali terkejut ketika malamketika buah mangga jatuh di atapbangunan dapur.

Rida Sebayang dan Debora Sinam-bela membagi kamar peserta. Seluruh-nya perempuan digabung dalam satukamar. Sementara Chik Rini di kamardepan sebelah kiri. Hanya sendiri.Sibuk perhatikan sekeliling, Aku danAri tak kebagian tempat tidur. Akukasih tau Rida. Kebetulan Chik Rini takmau sendiri. Kamarnya lumayan besardibanding kamar peserta dan ada duatempat tidur sisa. Lantas aku bersamaAri menuju kamar Chik Rini.

Hening. Tak ada percakapan. Bedadengan kamar peserta. Chik Rini takbersuara, sebab sakit dan suara mulaiserak. Ari pilih tidur di tengah. ChikRini ujung kiri lebih dekat dengantoilet. Aku ujung satunya dekat pintukamar.

MALAMNYA acara perkena-lan. Semua peserta juga pa-nitia dikumpulkan di ruang

tengah. Tapi Chik Rini tak nampak.Kata Debora diantar berobat olehYasir. Sementara Andreas Harsonodatang esok hari. Perkenalan dibukalelaki rambut keriting danberkacamata sebagai MC, GusterSihombing dari Suara USU.

Aku dapat kesempatan pertamaperkenalan diri. Biasa dan lurus saja,begitu pula dengan beberapa pesertalain. Giliran dari Makassar. Logat danekspresinya saja sudah bikin perutgeli.

“Nama saya Sutrisno Zulkifli,panggilan Cinno. Motivasi sayamengikuti PJTL Salam Ulos yangpertama ingin naik pesawat.” Denganlogat Makassarnya, sontak semuatertawa.

Tak banyak kegiatan malam itu.Hanya pembukaan dan perkenalan.Satu per satu peserta diberi tandapengenal, alat tulis, note book, bebera-pa majalah dan kaos merah dengantulisan Salam Ulos.

Esok paginya Chik Rini sampaikanmateri elemen jurnalisme. Chik aktifislingkungan WWF Indonesia ProgramAceh. Pernah jadi kontributor MajalahPANTAU Jakarta tahun 1999 sampai2003. Dia menulis naskah menarik“Sebuah kegilaan di simpang kraft”.Chik jelaskan bagaimana ia meliputdi Aceh, saat-saat panasnya denganmasalah Gerakan Aceh Merdeka. Fo

to: M

imi

Page 26: Majalah AKLaMASI Edisi 03

26

 

Salam Ulos di ParapatFEATURE

JUMAT lepas makan siang. Pukul11.45 sesuai intruksi panitia,peserta jalan menuju dermaga di

Parapat. Letaknya tidak terlalu jauh.Tinggal mengikuti jalan setengahmenurun bagian kanan penginapan.Di genggamanku sebotol Coca cola,kususul peserta laki-laki yang sudahdulu meninggalkan penginapan. Duaorang anak suku Batak lalu lalangmelirik.

“Enak kali kulihat minummu itu,mintaklah aku kakak e.”

Tanpa pikir panjang kuberikanminuman itu pada mereka. Didermaga, daun-daun pinus yang sudahmenguning berjatuhan. Beberapabungkus makanan berserakan,padahal sebelah kiri pagar masukdermaga ada tong sampah. Dekatbebatuan arah jalan menuju kapalmotor, terlihat apungan botol-botolair mineral dan plastik. Airnya keruh.Berminyak.

Lama kupandang kapal motoryang akan menyeberangkan kami.Namanya Lopo Parindo. Ukuran tidakterlalu besar. Kendaraan itu di bagidua, atas dan bawah. Keduanyamemiliki fungsi yang sama, tempatduduk penumpang. Tak sampaiseparuh buritan atas Lopo Parindodibiarkan terbuka tanpa atap. Sisisebelah kanan dan kiri biasadigunakan untuk meletakkan sepedamotor yang hendak menyeberangjuga.

Debora Sinambela bilang, hari ini(27/9) kita ke Tomok, Pulau Samosir.Setiba nanti, peserta harus meliput.Pilihannya ada tiga, liputan tentangmakam Raja Sidabutar, Museum Batak,atau pun liputan bebas tentang sekitarTomok.

Jarak Parapat-Tomok tidak terlalujauh. Butuh waktu sekitar 30-45 menitmenggunakan kapal motor. Aku pilihduduk di buritan atas bersama pesertalain yang sebagian besar adalah laki-laki. Tanpa atap mata akan lebihleluasa melihat danau raksasa ini. Jugabukit-bukit hijau hutan pinus yangtinggi. Matahari pun masih bersembu-nyi dibalik awan. Udaranya masihdingin, padahal sudah tengah hari.Disitu ada beberapa penumpang laki-laki. Dari paras wajah dan logatnyaterlihat seperti orang asli sini.Dibagian belakang lainnya adapasangan suami istri. Mungkinwisatawan.

Sebelum Lopo Parindo melaju kamisempatkan berfoto-foto. Kapan lagi

merasakan seperti ini. Aku lihatsemuanya gembira. Tertawa lepas.Tambah lagi musiknya sangatmendukung. Batak Mix.

Dari kejauhan danau terlihatkepala ombak mulai tinggi. Sontakaku merasa khawatir. Takut kapal initenggelam. sebab ‘setinggi itubukitnya sedalam itu juga danaunya,’kata Benson Saragih, penumpang yangjuga penduduk asli Tomok .Kuperhatikan sekeliling. Tak satupunada pelampung di situ. Matilah.

“syiuuuuu... syiuuu... “ Anginmakin kencang. Ombak semakintinggi. Tapi teman-teman masih biasa.Mereka masih sama seperti tadi. Adayang rekam video, foto-foto, tertawa,bahkan seorang panitia berjogetdibagian dalam atas kapal, FebriPohan.

Kanan-kiri-kanan-kiri. Bangkubesi warna putih yang terletak disebelah bagian kanan atas kapalbergeser ke kiri lalu kembali lagi kekanan. Kapal diguncang ombak.“trakkk tuaassss tuas.” Sesekali iaterhempas kebawah. “aaaaa.... .”Beberapa peserta perempuan teriak.Kulihat Merry peserta dari PersMahasiswa Ganto UNP reflekmemegang Wawan. Sesaat kemudiansemua hening. Hanya musik danombak yang bersuara. Pasangan suamiistri tadi juga pegangan tangan. Tapibeberapa penumpang laki-laki disudut kiri belakang kapal, kulihatbiasa saja. Mungkin sudah terbiasa.

Aku pindah sedikit masuk kebagiandalam kapal. Suryadi dan teman yanglain mengejekku. Sudah sering naikRoro tapi baru kali ini aku merasakanguncangan.

“Jangan dilawan Mi, tenang. Ikutiombaknya.” Robi dari Pers MahasiswaArena menenangkan.

Mencoba tenang. Kubaca surah Alfatihah dan An Nas berkali-kali. Taklama setelah itu kami tiba di dermagaPagoda, Tomok. Semua kembali ceria.Lega.

Tujuan utama kami Sigale-gale,objek wisata terkenal di Samosir. SiGale-gale artinya lemah gemulai.Berjenis patung yang diukir menyeru-pai manusia. Terbuat dari kayu danbisa manortor. Konon ceritanya, RajaRahat yang hidup pada masa itu. Iadikenal sangat kaya raya, namun hanyamemiliki keturunan seorang anak laki–laki.

Suatu hari anak semata wayang rajatersebut ikut perang. Di medan perangakhirnya putra raja meninggal. Rajasangat sedih. Lalu seorang dukunbersedia membuatkan sebuah patungdari kayu. Patung kayu tersebut dibuatpersis dengan anaknya. MenurutParlindungan Situmorang, guide yangmemandu kami, masa itu didatangkanlah kembali roh anak rajatersebut dan dimasukkan kedalampatung tadi. Patung itu manortor. Rajasangat senang.

Maka hingga kini diabadikanlahpatung tersebut dan diberi namaSi Gale-gale. Setelahpenjelasan dari guidetersebut, seluruh pesertadan panitia diajakmanortor bersamaS i g a l e - g a l e .S e b e l u mm a n o r -t o r ,

Page 27: Majalah AKLaMASI Edisi 03

27

pengelola kasih pinjam ulos padakami. Tiga kali puta-ran. Sigale-galemenari, tapi yang ini tidakdikendalikan oleh roh. Sigale-galetelah dimodifikasi dan digerakkanorang dibelakangnya.

Sambil manortor Chik Rini danbeberapa peserta selipkan uang ditangan Sigale-gale. Sementara DeboraSinambela dikalungkan ulos olehguide tadi. Saat manortor mereka jadipasangan saat menari.

Tarian terakhir, dengan lagu anakmedan. Guster Sihombing pecahkansuasana.

“ye ye ye laa la la.. yeye lala..”tirunya seperti Sahabat Dasyat di RCTI

Beberapa peserta dan panitiamengikuti. Maju-mundur-maju-mun-dur.

“Eeeeee..... haaaa..”semua mengikuti dengan tangan

diatas. Lalu putar-putar sepertiGangnam Style. Dikanan belakangkubeberapa wisatawan bersorak-sorakmelihat. Dua orang bule tertawa.Andreas Harsono sibuk merekam.Semua orang tertuju pada kami.Untung orang asli sana tidak marah,sebab tarian mereka diobok-obokGuster.

Lepas manortor, lanjut ke makamraja Sidabutar, aku pilih meliput itukarena Wawan memilih liputanMuseum Batak. Niatnya berbagiliputan. Arah menuju makam itudikelilingi kios oleh-oleh.

Bersahut-sahutan pedagangmenawarkan, dari kios satu ke kioslainnya, “Cari apa kakak? Tengok-tengok ajalah dulu yok gak papa.”

Sampai dipemakaman Raja Sidabu-tar. Bersih. Aturan disana harus sopandan santun. Kembali, pengun-jungharus pakai ulos yang sudah disiapkanpengelola.

Gerbang masuk makam dipahatukiran khas Batak, seperti cicak danempat payudara. Parlin bilang, orangbatak harus hidup seperti cicak, mudahberadaptasi dengan menempel di mana-mana. Filosofi itu memang begitulekatnya bagi kebanyakan orang batak,tak heran jika orang batak tersebarhampir di seluruh daerah Indonesia.Sedangkan empat payudara menjadisimbol kalau orang batak harus punyabanyak anak. Mungkin seperti sloganbanyak anak banyak rejeki masihberlaku disini.

Ada sembilan makam. Makam OpSoibutu Sidabutar, panjangnya tigameter dengan lebar satu metermerupakan makam terbesar. Orangsana percaya dipertemukan denganjodoh apabila mencium makamtersebut. Berukirkan Rumah Bolon.Bolon artinya rumah besar yang duludidesain leluhur pada masa itu.Warnanya putih, merah dan hitam,lambang kehidupan.Penjaga makambilang umur makam ini sudah lebih dari300 tahun.

SELEMPARAN batu dari makam,Wawan kunjungi MuseumBatak. Dari pintu keluar makam,

yang menghubungkan ke kios-kios ditepi jalan. Tinggal berjalan sedikitkedepan Disanalah Museum Batak.

Bentuk museum itu runcing dibagian sudut depan dan belakang,sedikit melengkung bagian tengahya.Hanya saja bagian belakang lebih tinggidari bagian depan. Tak beda jauhdengan rumah-rumah di pulau itu.

Bagian luar museum terlihat bebe-rapa ukiran warna merah, hitam danputih. Tengah nya terdapat ukirankepala. Dibawah kepala patung terda-pat bingkai kaca warna hitam empatbuah. Ukuran pintu masuknya sendirikecil, pakai anak tangga—bila masuksedikit menunduk—yang berada ditengah-tengah museum. Hal itu melam-bangkan bahwa semua orang batakadalah raja dan rumah sebagai keraja-annya. Dan siapapun orang yang merasatinggi bila ingin masuk harus meren-dah agar semua niat jahatnya hilang.

Saat itu lampu—listrik—padam,suasana museum sedikit gelap. Cahayayang masuk hanya dari ruang-ruangfentilasi dan jendela. Di dalammuseum ada banyak koleksi khas Batak.Mulai dari patung, piring, tongkatmembuat ulos dan sebagainya. Dibagian atas pintu masuk utama,terpajang enam gendang yang berdiriagak condong. Dan terdapat papanpersegi panjang yang bertuliskan“GROUP DOS NI TAHI DI TOMOKPARONDANG”.

Sedikit berjalan ke depan, makaakan terlihat Hombung. Tempat tiduryang digunakan oleh raja dan istrinya.Bentuknya persegi panjang, setiapsudutnya membentuk ukiran tinggiyang melengkung.

Pemilik museum Marlep Sidabutar,cerita bahwa waktu sekolah Dasar (SD)Ia sering cari barang antik bersamamamak dan bapaknya. Merekaberdualah yang menularkan hobimengoleksi barang antik ini. Marlephabiskan masa kecilnya di Tomok.Bersekolah di SD 1 Tomok, SekolahMenengah Pertama (SMP) Ambakita,Hingga berujung kelas satu SekolahMenengah Atas (SMA). “Kelas satuSMA, saya berhenti sekolah.”

Berhenti sekolah, tak membuatnyaberhenti mengoleksi barang antik.Tahun 90-an ia merantau ke Jakarta, dijalan Surabaya, ia mengoleksi danmenjualnya. “Boleh dikatakan sayapengumpul dan penjual juga,” ujarnya.Saat krisis moneter 1997 menghantamperekonomian Indonesia, MarlepSidabutar memutuskan pulang kampu-ng. Ia melihat di kampungnya tidakada sesuatu yang bisa dijadikan objekpariwisata. Atas inisiatif Marlep danwarga akhirnya pada 1998 ia bukaMuseum batak. “Saya pajangkan dirumah ini ramailah orang-orangdatang.”

“Barang-barang ini semua begituberharga karena berisi ilmu pengeta-huan,”cerita Marlep.”saya mengum-pulkan semua ini selama 20 tahun,sayabeli juga dari warga.”

Diluar suasananya sedikit sepi.Muslim Ramli—panitia—bilang hariini memang sepi, tidak sepertibiasanya. Tampak beberapa pesertabeli gantungan kunci. Andreas Harso-no lihat mainan gendang. Chik Rinibeli Sortali—biasanya dahulu dipakaisebagai ikat kepala pengantin perem-puan saat pernikahan—sebelumkembali ke Parapat.

Foto

: Mim

i

Page 28: Majalah AKLaMASI Edisi 03

RESENSI

SARONGGE, novel perdana ToscaSantoso, Direktur Utama di tigamedia; KBR68H, Green Radio danTempo TV. 20 tahun lebih jadi

wartawan. Menulis—karya jurnalistik—tentu sudah biasa. Kalau karya sastranovel ini adalah debut baginya. Bisadibilang Tosca Jurnalis yang “coba”menulis sastra. Harapannya agar lebihbanyak orang yang membaca soallingkungan dengan lebih santai. Apakahdia berhasil? Saya akan sedikit ulas isinovel Sarongge.

Sarongge sedianya sebuah desa dikaki Gunung Gede, Kecamatan Cipanas,Jawa Barat. Hanya beberapa kilometerdi sebelah barat daya Istana Cipanas. Diketinggian 1500 mdpl. Sarongge masukdalam kawasan Taman Nasional GunungGede Pangrango. Di s itulah, KarenHidayati, gadis, seorang aktivislingkungan di organisasi Ksatria Pelangi,bertemu kembali dengan Husin, petanigunung. Sahabat lamanya saat kuliahdulu.

Pertemuan singkat di madrasahkampung, menumbuhkan kembali rasayang pernah ada pada Husin. Keka-gumannya pada Karen, tentulah Karensudah tahu sedari dulu. Tapi Dia takpunya banyak waktu untuk menanggapi.Perhatian Karen tersita oleh hutan-hutanyang menyeretnya ke dunia antah-berantah. Apalagi setelah berkenalandengan Ksatria Pelangi, organisasi yangmembuka matanya pada kesewenang-wenangan manusia. Kuasa dan modalyang mengoyak hutan. Ia larut padapenelitian dan aksi menjaga hutan.Walaupun akhirnya rasa hangat pelan-pelan menjalar pada hati Karen.

Tentang Husin, yang lepas tamatkuliah memilih cara hidup berbeda.Meninggalkan kenyamanan kelas mene-ngah dan dengan sengaja memutuskanteguh pilihannya untuk berkembangbersama warga Sarongge. Dia punyagagasan, sederhana dalam pilihan.Husin tabah menanggung risiko daripilihannya itu. Hal itu membangkitkanrasa kagum yang alamiah pada Karen.Mereka kembali merangkai cerita,dan mulai memupuk cinta dikampung kelahiran Husin, Sarongge.

Karen, sosok gadis pemberani,

setengah hidupnya telah ia habiskanbersama Ksatria Pelangi. Menjelajahdaerah pesis ir Kampar, Riau hinggaPapua untuk melawan kapitalisme yangterus menggerogoti lingkungan danmasyarakat yang hidup darinya. Karentelah mengabdikan seluruh jiwa danraganya untuk membela bumi.

Pada akhirnya Ia menikah denganHusin. Awal Juli itu, di dalam hutan PasirPogor Buntu kampung Sarongge. Saatpohon bunga Ki Hujan—tumbuhan khasSarongge—berguguran. Mereka habiskanmalam di sana. Berdua diterangi bulanpurnama. Kelopak daunnya rontokberputar seperti kincir dan lembutmenyentuh tajuk-tajuk pepohonan lain.Musim gugur khas Sarongge yang hanyaterjadi setahun sekali.

Tiga tahun setelah itu mereka urusidua orang anak. Anak itu titipan ustadMaarif, sahabat Husin yang direnggutkemudaannya oleh nikotin. Meskipunbukan anak kandung, tapi mereka sangatsayang pada Anisa dan Rena.

Kebahagiaan itu tak lama. Karen jatuhtersungkur bersama dua pemuda MarindMarori. Mereka ditembak saat menyebe-rangi sungai Digul. Seketika sungaimemerah darah, yang kalau dirunut kehulu akan melewati Boven Digul, tempatsebagian republik ini pernah diasingkan.Sungai itu seolah ditakdirkan berceritatentang kehendak bebas. Dulumengupayakan republik merdeka,

sekarang mempertahankan hak hidupsuku Marind. Inilah panggilan KsatriaPelangi Karen yang terakhir. Karen wafatdi Papua.

Novel Sarongge judul sederhana,menyimpan segumpal kisah yang begitugelap. Mulai dari kemiskinan masyarakatturun-temurun, ledakan penduduk yangmenerobos hingga lereng pegunungan,perjuangan petani kecil melawan parapenguasa, juga harapan mengembalikanhutan Jawa Barat seperti sediakala.

Gaya bahasa yang digunakan Toscasangat menarik. Selain Bahasa IndonesiaIa juga menggunakan Bahasa Sunda.

Dia perkenalkan tumbuhan khasSarongge beserta nama latinnya. Unikdan tetap enak dibaca. Tak banyak novelyang ditulis dengan banyak peristiwanyata. Is inya bukan hanya laporan,kesaksian dan gugatan tentang perusak-an bumi. Melalui riset yang tekun,Sarongge berhasil menjelaskan secarasederhana akar-akar konflik lingkungandan kehutanan. Bahkan menyodorkanargumentasi nyaris tanpa bantahan. Inikisah nyata yang dif iksikan.

Tosca pakai Alur Campuran, namunlebih dominan menggunakan Alur Maju—kronologi. Gaya berceritanya punmembuat pembaca penasaran. Iagunakan sudut pandang orang ketigatunggal. Bebas berpindah dari satu tokohke tokoh lain. Dengan bebas, ia berhasilmeng-ungkapkan apa yang ada di pikiran

serta perasaan para tokohnya.Novel ini mengandung banyak

ide dan ideal, tentang perjuangandan manusia. Mengajarkan

pembaca tentang tugas terakhirkemanusiaan; mempertahankanbumi dari perusaknya. Sepertidinyatakan “pada tetes airterakhir, emas dan tembaga takada artinya.”

Tosca berhasil menyulapdata menjadi tulisan—sastra—menarik, enak dan menjadi

penting untuk dibaca.***

Buku Sarongge

28

Oleh Rahmi Carolina

Judul: SaronggePenulis: Tosca SantosoPenerbit: Dian Rakyat

Terbit: September 2012Tebal: 370 Halaman

Page 29: Majalah AKLaMASI Edisi 03
Page 30: Majalah AKLaMASI Edisi 03

30

PETROLEUM Engineering Department (HMTP)organized a workshop at Convention Hall Soeman HS’sUIR, Wednesday (12/12). The themes of workshop is

Petro Year End feat Society of Petroleum Engineers (SPE)International President. The speaker is Dr Ganesh C Thakur.Ganesh is a president of SPE. The workshop was opened byAgus as leader of SPE Islamic University Of Riau (UIR). Agussaid, he hopes this seminar to be a positive effect for students.“The seminar gives prospect for lecturers and students.” Theseminar was also attended by Rektor UIR, Prof Detri Karyaand Sugeng as Dean Engineering Faculty UIR.

This seminar, Ganesh explained about SPE, includingmission of SPE, containing “To collect, dissiminate, andexchange technical knowledge and to provide opportunitiesfor professional to enchance their technical and professionalcompetence”. Ganesh also explained about benefits of SPE, thatis, helps companies get highest return on their humanresources. The core of the seminar, Ganesh said, SPE willmakes you increase knowledge and if you active in SPE, youhave great opportunities.

Abdul Rohim as Chairman of the committee said, thisseminar is visits president of SPE each year, this is second visitPresident of SPE to UIR with a different president every year,because every year changed SPE president. This year thepresident of SPE visits to seven universities in Indonesia, andUIR is the six university which he is visited. Abdul hopes,students can take the positive side of the seminar and havemotivated to join as SPE. Ryan as seminar participants said,this seminar is nice, because it can increase knowledge aboutSPE and able to meet directly with the president of SPE fromIndia. Jimmi

Petro Year End feat SPEInternational President

MULTIMEDIA lecturer of Faculty of TeacherTraining and Education (FKIP) Islamic Universityof Riau (UIR) organized the competition making

multimedia learning, Thursday (20/12).The competition was divided into two competitions,

namely: competition makes learning media and competitionmakes blog media. The competition was opened by ZulafdhalMPd as a lecturer builder. Zulafdhal said, the competition isheld to create Students FKIP creativity in teaching later, whenopening competition. Lia as a race participant said, thecompetition is great for candidates teachers because, it cantrain candidates teachers make learning media as a teacherlater.

This competition was followed by English DepartmentStudent and Economic Accounting Department Student. In thecompetition, there are four judges who evolute. Thecompetition was followed 10 group in the competition makeslearning media and 10 person in the competition makes blogmedia. The competition begins at 9.00 am to 15.00 pm, thecompetition was going to well and announcement of thewinners of the competition was also on that day. Jimmi

ENGLISH FLASH

Competition MakingMultimedia Learning

DICURIGAI NYURI,DIHAJAR

RUDI Siahaan (20), dihajar babak belur samaSatpam dengan beberapa mahasiswa yangada di dalam Pos Satpam, bagian kepalanya

berdarah saat diketahui membawa sepeda motorSatria Fu tanpa nomor polisi. Bersama Aulia (21)Mahasiswa Fakultas Hukum UIR. Merekatertangkap Jumat, (18/1) pagi di Fakultas Teknik.Dan langsung dibawa ke Pos Satpam UIR. Saatdiminta untuk mengeluarkan STNK mereka tidakdapat menunjukkan. Indikasi pencurian makinterasa saat di dompet Rudi ditemukan kunci T.Ketika ditemukan memang motor tersebut tidaktertancap kunci.

Taufik, Anggota Satpam mengatakan, saatditanya milik siapa motor tersebut. Merekamenjawab bahwa motor ini punya seorang polisibernama Rio Siregar. Tapi saat ditanya Rio Siregartidak tahu mengenai motor tersebut. Untuk prosesselanjutnya, mereka berdua digiring menujuPolsek Bukit Raya, Pekanbaru.

Awal mula tertangkap saat Aldison, KomandanSatpam UIR sedang perbaiki pagar besi di GORVolley Indoor. Ia melihat dua pemudamengendarai sepeda motor Satria Fu ngebut. Iacuriga saat motor yang dikendarai dua pemudatersebut mogok. Lalu pura-pura mencolokkankunci ke motor, motor pun kembali jalan. Aldisonmendekat ke motor itu. Kecurigaannya bertambahsaat ia tidak melihat kunci di motor itu.

Kedua pemuda itu kemudian melaju ke BiroAdministrasi Informasi dan Teknologi (BAIT).Aldison terus mengontrol. Ia pun memarkirkanmotornya di samping motor Satria Fu yang masihkondisi hidup tersebut. Rudi pemuda yangmembonceng masih tetap diatas motor. Auliategak di depan BAIT sambil menelepon. Melihatbet nama Satpam Aldison. Beberapa menitkemudian mereka kembali ngebut menuju FakultasTeknik. Aldison lalu menelepon Taufik, anggotaSatpam yang tugas di parkir Teknik. “Fik tolonglepas baju dinas, awasi orang tu, “ ujar Aldisonmelalui telpon.

Sampai sekarang Aldison dan anggotanyamasih menunggu untuk dijadikan saksi dalamkasus tersebut. Masih belum diketahu siapapemilik motor tersebut. “Informasi Polsek BukitRaya ternyata motor itu hasil curian dari Duri,”kata Aldison. Wawan

SEPUTAR KAMPUSFo

to: O

ka

Page 31: Majalah AKLaMASI Edisi 03

31

ENGLISH Student Association (ESA) hasorganized a National Workshop at the LawFaculty Auditorium, (27/11) Tuesday. The

themes of workshop is “Teaching English at the21st Century”. This event organized to over theLeadership of ESA’s from 2012 to 2013. “This likefarewell agenda between the old managementwith the new management of ESA,“ Fitrah said asan event supervisor. There is an emphasis forstudent five semester of English study program toattend this workshop, because they will takestudy microteaching on sixth semester, the hopethat they already have the basic and moreprepared for their field practice.

Yustina Ries Sunarti SEd MSc as Speaker ofNational workshop. Women born in Tegal, 12th

April 1970, she is the School Director of SekolahVictory Plus. International school located inBekasi, Jakarta.

In the first session Yustina explain sub themesabout “Ideal Teacher”. She said, “Efective teachershave a plan. If you don’t have a plan, then you areplanning to fail.” Before the teacher wont to teachthe student, the teacher must to have a lesson plansourced from syllabus has arranged oncurriculum, Furthermore, session 2 with subthemes, “Classroom Management”.

To effectively manage the classroom you haveto Clearly define classroom procedures androutines and Effective teachers spend a good dealof time the first weeks of the scool yearintroducing, teaching, modeling, and practicingprocedures until they become routinies. And Thenumber one problem is not discipline; it is thelack of procedures and routines. And the lastsession about “Teaching Strategies”. Yustina saidThe hard of the teacher, The teacher have to helpthe student first, to be able to spirit a lot the otherand to make a different and impact to somebody’slife.

“This workshop was very interesting, thespeaker cheerful, active and the themes veryinteresting,” Yoza said as student of English studyprogram, class 5c.

Encountered Khulaifiyah after the event said,“As the lecturer English study program, i hopesuch event like this workshop especially aboutlanguage skills, could held every year by ESAcooperate with English study program. We expectsupport from all lecturers and institutions,especially financial support of the college’s overnow. Tahnia

TeachingEnglish at the21 Centuryth

AGENDA KAMPUS

SABTU, 26 Januari, pagi itu hujan deras mengguyur kampus,aspal basah, pelataran di belakang unit kesehatan puntergenang air. Udara masih terasa dingin, 974 orang akan

diwisuda—di Hall Volly—pagi itu.Di dalam Hall Volly tampak wisudawan duduk rapi di bagian

tengah gedung menghadap ke barat. Mereka dibagi dua bagian,dipisahkan karpet merah memanjang sampai ke pintu keluar.Rektor serta Anggota Senat duduk di depan menghadap ke pesertawisuda.

Di bagian atas—tribun volly—berderet kerabat wisudawan.Mereka hadir untuk lihat prosesi wisuda sarjana ke-59 danpascasarjana ke-22.

Sidang rapat senat terbuka untuk melantik wisudawan berjalanlancar. Wisudawan ikuti rangkaian acara dengan khidmat. Tapiruangan terasa pengap. Padahal sudah pakai Air Conditioner (AC),ada saja yang masih mengipas-ngipas.

Dalam kesempatan ini, Ketua Yayasan Lembaga PendidikanIslam (YLPI) Riau, Hamir Hasan sampaikan sambutan. Ia merasapuas dengan wisudawan saat ini. “UIR telah menyumbang SumberDaya Manusia (SDM) untuk Riau, apabila dihitung dari 50 tahunlalu.”

Ia juga berpesan, yang diwisuda saat ini janganlah sombongatau puas, setelah S1 lanjutkan ke S2 begitu seterusnya. “Jagalahsikap dan tingkah lakumu dan almamter ketika kalian beradadalam dunia kerja. Sebagai orang tua, YLPI berharap wisudawanmempunyai sikap yang baik dan pemikiran yang ilmiah saatberada di masyarakat,” pesannya.

Kemudian sambutan dilanjutkan Direktorat Kopertis WilayahSepuluh. ”Hari ini saya juga punya agenda penting namun sayamerasa penting hadir disni,” katanya.

Ada beberapa alasan kenapa UIR begitu penting bagi kamilanjutnya, salah satunya UIR adalah universitas swasta tertua diwilayah Kopertis X. “Kita (UIR) juga mempunyai dosen danmahasiswa terbanyak,” terangnya.

Ada tiga kekuatan mengapa UIR bisa berkembang sampai saatini lanjutnya, pertama kepemimpinan rektorat yang selaluharmonis dengan staf-stafnya, kedua penyusuna program studiUIR dengan baik dan tiga percepatan pembangunan infrastruktur.

Sekira jam sembilan pagi mulailah nama-nama wisudawandipanggil satu persatu. Prosesi wisuda dimulai. Jambul togadipindah dari kanan ke kiri tanda mereka resmi dapat gelar sarjan.Pemanggilan dimulai dari pemuncak pascasarjana, dilanjutaknpemuncak universitas dan fakultas.

Di akhir acara Alfred, pemuncak Fakultas Teknik berdiri didepan, ia pegang naskah ikrar wiusda di belakangnya berdiridelapan orang pemuncak setiap fakultas dan pascasarjana. Iabacakan ikrar itu dan diikuti semua wisudawan.

Alfred sangat bangga ketika ia membacakan ikrar di hadapan974 wisudawan yang disaksikan oleh orang tuanya. Ia mahasiswaTeknik Perangkat Lunak dan wisudawan pertama di jurusanya.Namun tak hanya Alfred yang berbangga namun Asep dan Kikimahasiswa Teknik Mesin mendapat penghargaan mahasiswaprestasi. Mereka memenangkan lomba. Pukul 12 siang,perhelatanpun usai. Mereka keluar gedung satu persatu. Yosa

YLPI Harap WisudawanPunya Sikap Baik

Page 32: Majalah AKLaMASI Edisi 03

SajakSASTRA

Simpai embun di alun-alunSimbai laku berduyun-duyunSilam pukau paruh berkilauSilikat pekat menghunus jihadIni memang cerita lamaZaman ilmu bertanam ramahDiantar dari rumah ke rumahKala itu tumbuhlah gedungDi payung bertudungtudungOleh ilmuDan para penggagas ulungGedung yang dulu hanya serummpunKini telah berjibun-jibunDihuni para pelantun santunUIR...Universitas Islam

RiauUniversitasBegitulah nama yang disematkanPada gedung tak sembarang gedungSebab berjihad sesam umatKini usia setengah abadNamun jihad belumlah tamat

*Naskah ini jadi puisi terbaik ke-1pada Lomba Menulis Puisi 50 Tahun UIRyang ditaja Pers Mahasiswa AKLaMAS UIRsempena Milad 19 Tahun AKLaMASI danMilad Emas UIR

Setengah Abaddalam Jihad

Menghujam Mimpi

Ketika embun sempurna hilanglalu kabut masih merinaikan hujanaku basuh siluetmu yang menganakdi balik jendelahanya membentuk angkara pada jalanyang limbung terlaluiuntuk apa sapa pada malam ketikalarut kau hujam jiwa dalam mimpi.

Rinai Bening Kasih, Mahasiswa IlmuHukum Fak. Hukum Universitas IslamRiau

Ku Azimatkan Senja DiLirih Tuturmu: I Nurul Z

Namamu ku tasbihkan dari sekeratkarat retak rinduku. Ku balut senja,menggiring asma’mu atas azimatyang ku kaligrafikan di sembahsujudku.Kaulah bening airmata, terpetik dariwajah purnama.

Madura, 2013.

Jhody M. Adrowi, Alumni Al-In’am, jugaMahasiswa UIN Sunan Kal i Jaga Jogja,Pencinta Puisi

Hanya SetengahPeradaban

Oleh Agus Dwi Putra, MahasiswaFakultas Hukum Universitas Islam Riau

Kau bukanlah lagi seorang pemudaRantanan usiamu setengahperadabanNamun keeksisanmu tetap terjaga Banyak yang muda bermunculanBak kan kata....Bagai jamur dimusim hujan,Namunmu tetap bersinar diusiamukatakan senja Kepala-kepala dalam petinggiTelah kau bentuk dalam ukiran ilmupada merekaMereka takkan ada tanpa wadahyang sepertimuJaya !! Begitu tampak dibola mataBegitu indah kan dirasaBegitu merdukan terciptaDari zaman telah kau tampakkanpada dunia Dari hutan belantaraSehingga tertata sedemikian rupa Aku yakin, namamu ada dikancahmata duniaApa yang bisa aku, kau, dan merekaTanpa ada dirimu mewarnai hidupmerekaDisini , cahaya, warna, kau bagaipelitaPelita menyinari ketabuan merekaKehausan ilmu dicakrawala Takkan ada kata terangkaiTakkan ada jiwa yang permaiHanya lontaran do’a tulusTuhan....Jaga dia, agar anak cucuku bisaselamat dunia-Mu dan akhirat-MuUniversitas Islam RiauJaya !!  *Naskah ini jadi puisi terbaik ke-4pada Lomba Menulis Puisi 50 Tahun UIRyang ditaja Pers Mahasiswa AKLaMASUIR sempena Milad 19 Tahun AKLaMASI danMilad Emas UIR

Kue tart hamburan merantauLapisan bersajak jilbab hijauBerjejer lilin diiringi nyanyian ulangtahunBeribu hembusan meniup tanpabayanFuuuh.....Api tertinggal sumbu padamGiliran keaduhan memainkan asaPeri-peri mengintip memberi aba-abaDi kejauhan berpasang jiwaMenancapkan pengharapanPada lakon mentalakan mimpi takkanredupDidataran yang melangkah ke-50 usiamenuaDoa-doa melafal indah di pucuk megaPohon yang dinaunginyaBerbuah merapat mengkilat masakMenjadi biji padatPengisi pot-pot kosongDengan rimbun yg rimbun

Pekanbaru,14 oktober 2012

*Naskah ini jadi puisi terbaik ke-2pada Lomba Menulis Puisi 50 Tahun UIRyang ditaja Pers Mahasiswa AKLaMAS UIRsempena Milad 19 Tahun AKLaMASI danMilad Emas UIR

Menyalakan

Oleh Laura Fitri, Mahasiswa FKIPUniversitas Islam Riau

Oleh Samsul, Mahasiswa FKIPUniversitas Islam Riau

32

Page 33: Majalah AKLaMASI Edisi 03

33

Page 34: Majalah AKLaMASI Edisi 03

Wisuda Sarjana UIR ke-59PEMUNCAK

JUMAT , pertengahan Januari,matahari belum naik sepenuhnya,Andika Yosa kenakan baju batik

hitam dengan corak merah dan kuningemas, celana hitam berbahan pentalon.Ia nak ambil toga yang nak dipakainyasaat wisuda.

Dika jadi pemuncak wisuda univer-sitas awal tahun ini. Degan IPK 3,75.

Awalnya Dika ingin kuliah diUniversitas Islam Negeri (UIN) SuskaRiau Jurusan Teknologi InformasiKomunikasi (TIK). Ia berpikir semuabidang sekarang sudah menggunakanteknologi, karena itu niat kuliah TIKsangat kuat. Ia putuskan ikut tes di UINtapi ternyata tak lulus. Tak mau

berputus asah ia pilih kuliah di UIR.lulus seleksi di Fakultas Agama Islam(FAI) Jurusan Pendidikan Islam.

Selain aktif kuliah, mahasiswaangkatan 2009 ini juga aktif di BadanEksekutif Mahasiswa (BEM) FAI.Ternyata aktif berorganisasi takmenghambatnya di bidang akademik.Dalam waktu 3,5 tahun ia sudahselesaikan materi kuliah. Tinggal sibukselesaikan skripsi.

Mulai cari buku referensi, perbai-kan skripsi semua dijalani walaumelelahkan. “Saat ujian akhir awalnyadeg-degan, tapi saat sidang berlang-sung nggak lagi, malah jadi semakinrileks,” katanya. Skripsinya dapat nilaiA dengan skor 82,50.

Sebenarnya kata Dika ada duateman satu kelasnya yang punyai nilai

lebih tinggi darinya, bahkan IPKnyaempat tapi mereka terlambat wisuda.

“Menurut mereka setelah PPL bisasantai dulu baru bikin skripsi.Sedangkan saya saat PPL sudah mulainyusun proposal, tidak ada niat jadipemuncak universitas, tapi sayabersyukur,” ungkapnya.

Dika masih ingat saat-saat kuliah,terutama saat diskusi. Ia suka lihattingkah teman-temannya, ada yangserius berdiskusi ada juga yang main-main. Hal kedua pada saat dosen takmasuk. “Teman-teman hidupkanmusik setelah itu kami bergoyangbersama, bercanda, pokoknya itu yanggak bisa terlupakan selama kuliah,banyak kenangan sama teman-teman.”

Sekarang Dika jadi tenaga pendidikdi salah satu Madrasah DiniyahAwaliyah (MDA). Soal keberha-silannya, Ia bilang tidak hanya harusbelajar. Tapi dengan dukungan orangtua, teman, dan tentunya do’a.

“Coba lakukan apa yang kita bisa,jangan pikirkan kegagalan, lihatkedepan, j ika sudah memikirkankegagalan ya sudahlah gagal ajasekalian,” begitu katanya.

Dika juga suka bermain futsal. Biasajadwalnya Sabtu atau malamnya untukmain futsal. “Sejak tiga bulanbelakangan ini Dika tak main futsal,lantaran ngerjakan skripsi.” kataDarmawan teman sekelas Dika.

Menurut Darmawan, si Dikaorangnya sangat konsisten, karena itu

dia bisa wisuda cepat. “Dika jugaorangnya perhatian, suka membantuteman dalam kondisi apapun.”

Dika anak semata wayang daripasangan Abdullah dan Zairob.Abdullah berkerja sebagai wiraswastasedang Zairob pegawai KUA Marpo-yan Damai.

Di mata Ibunya Dika termasuk anakmanja. Zairob selalu terkesan saatanaknya minta sesuatu, bujuk rayunyapasti keluar.

“Kalau sudah dapat apa yangdiminta, dia selalu cium dan peluksaya. Terkadang makan pun mintadisuapi kalau lagi manja-manjanya,”kenang Zairob.

Wajah bahagia Zairob terukir, iaterlihat sangat senang dan bangga,kerena anak tunggalnya sudahmengukir prestasi.

Oleh Juliana Dian KomalasariFo

to: D

ok. A

KL

Page 35: Majalah AKLaMASI Edisi 03

35

FAKULTAS HUKUMNama: SARTIKA AYU RATU TARIGAN

Lahir: Pekanbaru, 17 september 1990NPM: 081010459

Program studi: Ilmu HukumIPK: 3,69

Predikat Kelulusan: Sangat MemuaskanNama Orang Tua: Dame Tarigan, MH

FAKULTAS AGAMA ISLAMNama: ANDIKA YOSA

Lahir: Regat, 21 Mei 1991NPM: 092410098

Program Studi: Pendidikan IslamIPK: 3,75

Predikat Kelulusan: Dengan PujianNama Orang Tua: Abdullah Sani

FAKULTAS TEKNIKNama: ALFRED APDIAN

Lahir: Muara Lembu, 1 April 1989NPM: 083510568

Program studi: Teknik Perangkat LunakIPK: 3,68

Predikat Kelulusan: Sangat MemuaskanNama Orang Tua: Amrin, S.Pd

FAKULTAS PERTANIANNama: MIRA SRI WAHYUNI

Lahir: Lenggadai Hulu, 10 Juni 1990NPM: 084210099

Program Studi: AgribisnisIPK: 3,73

Predikat Kelulusan: Dengan PujianNama Orang Tua: Amat Tani

PEMUNCAK TINGKAT FAKULTAS

PARA PEMUNCAK WISUDAWAN TINGKAT MAGISTER, FAKULTAS DANUNIVERSITAS PADA WISUDA KE-59 DAN PASCASARJANA KE-22

UNIVERSITAS ISLAM RIAU 26 Januari 2013

PASCASARJANA (S2)

NAMA: NURMASARITempat/Tgl. Lahir:Sungai Pakning, 12 Januari 1989NPM: 107120014Program Studi: Ilmu AdministrasiIPK: 3,87Predikat Kelulusan: Dengan PujianNama Orang Tua: Misno

FAKULTAS EKONOMINama: NANDA MERDEKA PUTRILahir: Pekanbaru, 17 Agustus 1990NPM: 085310520Program Studi: AkuntansiIPK: 3,72Predikat Kelulusan: Dengan PujianNama Orang Tua: Sudirman

FAK. KEG. DAN ILMU PENDIDIKANNama: ANGGUN NOVIANILahir: Sragen, 27 November 1990NPM: 086511611Program Studi: Pendidikan BiologiIPK: 3,75Predikat Kelulusan: Dengan PujianNama Orang Tua: Salmet Hardiyanto

FAK. SOSIAL DAN ILMU POLITIKNama: ALSAR ANDRILahir: Simandolak, 5 Oktober 1989NPM: 087310686Program Studi: Ilmu PemerintahanIPK: 3,67Predikat Kelulusan: Sangat MemuaskanNama Orang Tua: Ramli Siregar

FAKULTAS PSIKOLOGINama: MARDIANA NOVITALahir: Tulung Agung, 20 Maret 1990NPM: 088110080Program Studi: PsikologiIPK: 3,44Predikat Kelulusan: Sangat MemuaskanNama Orang Tua: Marianto

UNIVERSITAS

NAMA: ANDIKA YOSATempat/Tgl. Lahir:

Rengat, 21 Mei 1991NPM: 092410098

Program Studi: Pendidikan IslamIPK: 3,75

Predikat Kelulusan: Dengan PujianNama Orang Tua: Abdullah Sani

Sampai wisuda ke-59 ini, jumlah Alumni Universitas Islam Riau Berjumlah 28.798. Yang terdiri dari 4.355 lulusanFakultas Hukum, 956 lulusan Fakultas Agama Islam, 2.548 lulusan Fakultas Teknik, 1.594 lulusan Fakultas

Pertanian, 7130 lulusan Fakultas Ekonomi, 8177 lulusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2.562 lulusanFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 236 lulusan Fakultas Psikologi, dan 1.240 lulusan Pascasarjana.

Page 36: Majalah AKLaMASI Edisi 03

Ucapan SelamatCIVITAS AKADEMIKA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS ISLAM RIAU

mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSESATAS DIWISUDANYA

WISUDAWAN/TI FISIPOL UIRyang dilantik pada Rapat Senat Terbuka

pada wisuda Sarjana ke 59 dan Pascasarjana ke 22Universitas Islam Riau tanggal 26 Januari 2013

Drs. Zulkifli, M.SiDekan

DR. Azam Awang, M.SiPembantu Dekan I

Arif Rifa’i, S.Sos., M.SiPembantu Dekan II

Emrizal, S.Si., M.NvPembantu Dekan III

“Semoga Ilmu yang Diberikan Berguna bagi Nusa, Bangsa dan Agama”

CIVITAS AKADEMIKA FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS ISLAM RIAUmengucapkan

SELAMAT DAN SUKSESATAS DIWISUDANYA

WISUDAWAN/TI FAKULTAS HUKUM UIRyang dilantik pada Rapat Senat Terbukapada wisuda Sarjana ke 59 dan Pascasarjana ke 22Universitas Islam Riau tanggal 26 Januari 2013

Prof. DR. Syafrinaldi, SH., M.CLDekan

“Semoga Ilmu yang Diberikan Berguna bagi Nusa, Bangsa dan Agama”

CIVITAS AKADEMIKA FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS ISLAM RIAUmengucapkan

SELAMAT DAN SUKSESATAS DIWISUDANYA

WISUDAWAN/TI FAKULTAS EKONOMI UIRyang dilantik pada Rapat Senat Terbukapada wisuda Sarjana ke 59 dan Pascasarjana ke 22Universitas Islam Riau tanggal 26 Januari 2013

Drs. Abrar, M.Si.AkDekan

“Semoga Ilmu yang Diberikan Berguna bagi Nusa, Bangsa dan Agama”

CIVITAS AKADEMIKA FAKULTAS AGAMA ISLAMUNIVERSITAS ISLAM RIAU

mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSESATAS DIWISUDANYA

WISUDAWAN/TI FAKULTAS AGAMA ISLAM UIRyang dilantik pada rapat senat terbuka

pada wisuda Sarjana ke 59 dan Pascasarjana ke 22Universitas Islam Riau tanggal 26 Januari 2013

Drs. M. Yusuf Ahmad, MADekan

“Semoga Ilmu yang Diberikan Berguna bagi Nusa, Bangsa dan Agama”

Page 37: Majalah AKLaMASI Edisi 03

SELAMAT DAN SUKSESATAS DIWISUDANYA

WISUDAWAN/TIFAKULTAS AGAMA ISLAMUNIVERSITAS ISLAM RIAUyang dilantik pada Rapat Senat Terbukapada wisuda Sarjana ke 59 dan Pascasarjana ke 22Universitas Islam Riau tanggal 26 Januari 2013

DariKepala Tata UsahaFakultas Agama Islam

“Semoga Ilmu yang Diberikan Berguna bagi Nusa, Bangsa dan Agama”

CIVITAS AKADEMIKA FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS ISLAM RIAU

mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSES ATAS DIWISUDANYA

WISUDAWAN/TIFAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM RIAUyang dilantik pada Rapat Senat Terbuka

pada wisuda Sarjana ke 59 dan Pascasarjana ke 22Universitas Islam Riau tanggal 26 Januari 2013

Sigit Nugroho, M.PsiDekan

“Semoga Ilmu yang Diberikan Berguna bagi Nusa, Bangsa dan Agama”

CIVITAS AKADEMIKA FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS ISLAM RIAU

mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSES ATAS DIWISUDANYA

WISUDAWAN/TIFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAUyang dilantik pada Rapat Senat Terbuka

pada wisuda Sarjana ke 59 dan Pascasarjana ke 22Universitas Islam Riau tanggal 26 Januari 2013

Ir. U.P. Ismail, M.AgrDekan

“Semoga Ilmu yang Diberikan Berguna bagi Nusa, Bangsa dan Agama”

Ucapan Selamat

Page 38: Majalah AKLaMASI Edisi 03

JERAWAT merupakan salah satu permasalahanyang sangat serius pada wajah, karena secara

tidak langsung mengganggu penampilan. Adanyajerawat d i wajah akan membuat sese-orang malu

dan menjad i t idak percaya d iri. Terlebih bagi parawanita. Tamu yang t idak d iundang ini akanmenjad i momok yang sangat menakutkan. Banyak

obat pencegah jerawat yang dapat d iperoleh d ipasaran, tetapi t idak semua obat jerawat

cocok dengan kulit. Oleh karena itu,menghilang-kan jerawat secara

alami jauh lebih baik dari padamemakai obat penghilang

jerawat berbahan kimiayang d ijual d i pasaran.

Selain tanpa efeksamping, bahan-bahanalami juga mudahd idapatkan.1. Mentimun

Ment imun d iparuthingga halus. Setelah itu

Obat “Momok”, Alamioleskan pada jerawat yang meradang tunggu sekitar10-15 menit setelah itu bilas dengan air bersih. Lakukanrutin t iga kali dalam seminggu.2. Madu

Ambil madu secukupnya lalu oleskan merata padawajah. Diamkan selama 10 menit, lalu bilas dengan airbersih. Lakukan ini dengan rutin hingga kulit menjad ihalus dan jerawat hilang.3. Bengkoang

Parut bengkoang. Pisahkan air dan ampasnya.Tempel jerawat dengan ampas bengkoang hinggakering. Lalu bilas dengan air bersih.4. Air Hangat

Kompres jerawat pada pagi dan sebelum t idurdengan air hangat kuku menggunakan handuk

Setelah jerawat hilang jagalah kebersihan wajahsecara rut in agar terhindar dari jerawat, karenamencegah itu lebi h baik dari pada mengobat i.Konsumsi sayur dan buah. Minum air putih yang cukupuntuk menjaga kelembaban kulit. Serta hindarikosmet ik yang menyebabkan kulit berminyak. Rahmi Carolina

38

MENDATAR

2. Presiden Pertama RI 4. Anak 6. Udara Gerak 7. Dian 8. Nama Depan Dekan Fak Psikologi 9. Mata Uang India12. Minggu13. Tugu Depan Kantor Gubernur

MENURUN

1. Tanda Jeda 2. Pohon Besar Berlebah 3. Satu 5. Tidak Memihak 8. Luis (Balek) 11. Makan Malam

TTS edisi Majalah 03

Tuliskan jawaban Anda di kertasselembar. Kirimkan ke KantorRedaksi AKLaMASI di samping

Gedung Klinik UIRA.Sertakan fhoto copy KTM Anda.

Pemenang diberikan hadiah.

ISOLATIPS

38

Foto

: int

erne

t

Page 39: Majalah AKLaMASI Edisi 03
Page 40: Majalah AKLaMASI Edisi 03