MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

199
MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 0 8

Transcript of MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Page 1: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 0 8

Page 2: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

PANDUAN PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENELITIAN

DAN PENGEMBANGAN DAN PENDIDIKAN PELATIHAN HUKUM

DAN PERADILAN

MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 0 8

Page 3: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8
Page 4: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan & Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung RI merupakan satuan kerja baru yang lahir setelah semua lembaga peradilan yaitu :

1. Peradilan Umum;2. Peradilan Agama;3. Peradilan Tata Usaha Negara;4. Peradilan Militer;

Berada di bawah “satu atap” Mahkamah Agung RI.Salah satu tugas dan tanggung jawab Badan Litbang Diklat Kumdil

adalah meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia bagi seluruh aparat Peradilan, baik bagi Tenaga teknis (Hakim, Panitera dan Jurusita) maupun tenaga non Teknis, termasuk Pejabat Struktural.

Dalam rangka pelaksanaan tugas tersebut, sebagai satuan kerja yang meliputi 4 (empat) unit kerja yakni:

1. Sekretariat Badan;2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Peradilan;3. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Peradilan;4. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan;

Memerlukan suatu pedoman yang menjadi acuan mengikat, baik bagi personil Badan maupun bagi seluruh Peserta Penelitian, Pendidikan dan Pelatihan, termasuk pihak-pihak terkait lainnya.

Buku ini dapat disusun dan diselesaikan dengan baik, berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak, terutama dari Pimpinan Mahkamah Agung RI, Bapak/Ibu Hakim Agung, rekan-rekan Pejabat Struktural dan Fungsional, baik di lingkungan Badan Litbang Diklat Kumdil, maupun di lingkungan Mahkamah Agung RI, dan yang tidak kalah penting adalah bantuan serta buah pikiran dari rekan-rekan yang bergabung dalam “TIM PEMBARUAN” Mahkamah Agung RI.

Untuk itu, kami menyampaikan ucapan terima kasih atas ketulusan dan keikhlasan semua pihak mulai dari pengumpulan bahan-bahan sampai

iii

Page 5: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

disetujuinya dalam rapat pleno dan akhirnya menjadi sebuah “Buku Panduan”.Insya Allah, jerih payah kita semua, akan menjadi amal sholeh dihadapan Tuhan Yang Maha Kuasa, Amin.

Megamendung, 31 Oktober 2008 KEPALA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN & PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

HUKUM DAN PERADILAN

H. ANWAR USMAN, SH.,HH.

IV

Page 6: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

DAFTAR ISI

Pengantar................................................................................................ iiiDaftar Isi................................................................................................. vKEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG RI NOMOR : 140/KMA/SK/X/2008 TENTANG PANDUANMENGENAI PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HUKUM DAN PERADILAN........................................ 1

Bab I Ketentuan Umum.................................................................... 4Bab II Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan

Pelatihan Hukum dan Peradilan (Balitbang Diklat Kumdil)... 8

Bab III Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan & Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan (Sekretariat Balitbang Diklat Kumdil)........................................................ 12

Bab IV Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Peradilan(Litbang Kumdil...................................................................... 16

Bab V Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Hukum dan Peradilan(Diklat Teknis)........................................................................ 28

Bab VI Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen danKepemimpinan (Diklat Menpim)............................................ 50

Bab VII Ketentuan Lain-lain................................................................ 74

Bab VIII Ketentuan Penutup.................................................................. 74

Lampiran-lampiranL Administrasi Tata Persuratan, Tata Kearsipan dan

Administrasi Keprotokolan, Kehumasan dan Keamanan....... 752. Ortala Mahkamah Agung RI................................................. 169

v

Page 7: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

I

Page 8: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KETUA MAHMAKAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 140 / KMA / SK / X / 2008

Tentang

BUKU PANDUAN MENGENAI PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HUKUM DAN PERADILAN

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi sesuai struktur dan organisasi Peradilan satu atap dibawah Mahkamah Agung RI, perlu dilakukan upaya-upaya penyempurnaan ssitem dan tata kerja dalam mendukung terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, berintegritas dan professional;

b. bahwa salah satu rekomendasi dalam Cetak BiruMahkamah Agung RI yang telah dilaksanakan adalah memperbaharui peraturan dan kebijakan mengenai Pendidikan dan Pelatihan Teknis Peradilan,Pendidikan dan Pelatihan Manajemen danKepemimpinan serta Penelitian dan Pengembangan;

c. bahwa, Mahkamah Agung bertanggung jawab secara langsung dan secara eksklusif atas pengelolaan dan

1

Page 9: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Mengingat

pengembangan kapasitas, pendidikan dan pelatihan terhadap seluruh anggota dan unsur peradilan di 4 (empat) lingkungan peradilan: peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer dan peradilan tata usaha negara;

d. bahwa untuk terwujudnya hal-hal tersebut diatas, perlu disusun suatu “Buku Panduan” yang harus dijadikan Pedoman dalam penyelenggaraan Pendi­dikan dan Pelatihan Teknis Peradilan, Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan serta Penelitian dan Pengembangan;

1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Nomor : 4358);

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4359);

3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentangPeradilan Umum sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4379);

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentangPeradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 4380);

5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentangPeradilan Agama sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun

Page 10: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

2006 (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 22. Tambahan Lembaran Negara Nomor 4611);

6. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer;

7. Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 2004 tentang Pengalihan Organisasi, Administrasi dan Finansial di Lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Tata Usaha Negara dan Peradilan Agama ke Mahkamah Agung;

8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2004 tentang Pengalihan Organisasi, Administrasi dan Finasial Peradilan di Lingkungan Peradilan Militer dari Markas Besar Tentara Nasional Indonesia ke Mahkamah Agung Republik Indonesia;

9. Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : KMA/018/SK/III/2006, tanggal 14 Maret 2006, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan Mahkamah Agung RI;

10. Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : KMA/041 A/SK/2008 tanggal 28 Februari 2008 tentang Pembentukan Tim Penyusun Rancangan “Buku Panduan” mengenai Pengelolaan dan Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Peradilan, Pendidikan dan Pelatihan Teknis Peradilan serta Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan;

11. Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor : MA/SEK/07/SK/III/2006, tanggal 13 Maret 2006, tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Mahkamah Agung RI.

M E M U T U S K A N

Menetapkan : Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesiatentang Buku Panduan mengenai Pengelolaan dan

3

Page 11: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Peradilan, Pendidikan dan Pelatihan Teknis Peradilan serta Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Mahkamah Agung Republik Indonesia

BABIKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Surat Keputusan ini, yang dimaksud dengan :

1. Administrasi Peradilan (Administrasi Perkara) meliputi:(1) Prosedur penerimaan perkara(2) Registrasi Perkara(3) Keuangan Perkara(4) Pemeriksaan Buku Keuangan Perkara(5) Kearsipan perkara(6) Pembuatan Laporan perkara(7) Eksekusi putusan.

2. Angka kredit adalah nilai butir kegiatan dan atau akumulasi nilai butir kegiatan yang harus dicapai oleh peneliti dan digunakan sebagai salahsatu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan pangkat/jabatan;

3. Bahan Diklat adalah bahan-bahan (baik yang bersifat pokok maupun penunjang) yang diperlukan untuk menunjang kelancaran proses diklat yang diperuntukan bagi Widyaiswara/Widyaiswara luar biasa dan peserta.

4. Balitbang Diklat Kumdil adalah Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung Republik Indonesia.

5. Dewan Pakar Litbang adalah sekumpulan pakar di bidang hukum dan penelitian yang diangkat dengan SK KMA dengan masa jabatan minimal 2 tahun.

6. Diklat Menpim adalah Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Mahkamah Agung Republik Indonesia.

4

Page 12: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

7. Diklat Teknis adalah Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung Republik Indonesia.

8. Hakim Pembina adalah hakim yang membina para calon hakim yang ditempatkan pada masing-masing Pengadilan tingkat pertama yang ditunjuk dengan SK Ketua Pengadilan tingkat pertama

9. Hakim Peneliti adalah adalah hakim yang ditugaskan sebagai peneliti di litbang kumdil selama jangka waktu tertentu.

10. Kepala Balitbang Diklat Kumdil adalah Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung Republik Indonesia.

11. Sekretaris adalah Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung Republik Indonesia.

12. Kepala Pusdiklat Menpim adalah Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Mahkamah Agung Republik Indonesia

13. Kepala Pusdiklat Teknis adalah Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung Republik Indonesia

14. Kepala Puslitbang adalah Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung Republik Indonesia

15. Kurikulum adalah kumpulan mata-mata pelajaran/subyek pengajaran dari suatu program diklat terkait.

16. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) adalah lembaga yang bertindak sebagai Instansi Pembina Jabatan Peneliti

17. Litbang Kumdil adalah Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung Republik Indonesia.

18. Pemandu atau Course Manager adalah Fasilitator yang ditunjuk khusus oleh Kepala masing-masing Pusdiklat untuk mendampingi proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas selama diklat berlangsung.

19. Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan, yang selanjutnya disebut Diklat Menpim adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan, baik dalam hal administrasi ataupun kepemimpinan aparatur pengadilan

5

Page 13: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

20. Penelitian dan Pengembangan adalah serangkaian tindakan untuk mengindentifikasi dan menggambarkan masalah untuk dianalisis dan diketahui penyebab-penyebabnya dan diberikan pilihan-pilihan solusi untuk kemudian dipilih solusi terbaik dalam mengembangkan dunia hukum dan peradilan

21. Peneliti adalah Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagai pejabat fungsional peneliti pada Balitbang Diklat Kumdil.

22. Pokja Penelitian (Pokja Lit) adalah Kelompok Kerja dilingkungan Litbang Kumdil yang melaksanakan tugas pengkajian, uji kelayakan rencana kebijakan dan pengembangan model, seleksi dan anotasi.

23. Pengadilan adalah pengadilan diseluruh lingkungan dan tingkatan, kecuali secara tegas dinyatakan lain.

24. Silabus adalah garis-garis besar program pengajaran (GBPP) yang berisikan uraian-uraian pokok dari setiap mata pelajaran/subyek.

25. SK Kepala Balitbang Diklat Kumdil adalah Surat Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung Republik Indonesia.

26. SK KMA adalah Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

27. SK Menpan adalah Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/128/M.PAN/9/2004 tentang Jabatan Fungsional Peneliti dan Angka Kreditnya

28. Standar Biaya Khusus adalah standar biaya diluar Standar Biaya Umum yang dianggarkan oleh Litbang Kumdil untuk kegiatannya

29. Teknis Peradilan meliputi hal-hal berikut ini:(1) Kemampuan Teknis menangani perkara;(2) Penyusunan Berita Acara Sidang;(3) Pembuatan dan pengisian daftar kegiatan persidangan;(4) Tenggang Waktu penyelesaian perkara;(5) Penyelesaian minutasi(6) Kualitas Putusan(7) Eksekusi putusan.

6

Page 14: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

30. Tenaga Administrasi Peradilan (Administrasi Perkara) adalah panitera, wakil panitera, panitera muda, panitera pengganti, juru sita, dan juru sita pengganti.

31. Tenaga Perbantuan adalah peneliti fungsional dari insititusi lain yang diperbantukan sebagai peneliti di litbang untuk jangka waktu tertentu

32. Tenaga Teknis Yudisial adalah calon hakim, hakim, hakim ad-hoc, hakim agung, panitera, wakil panitera, panitera muda, panitera pengganti, juru sita dan juru sita pengganti

33. Tim Pengarah Litbang adalah tim yang terdiri dari wakil unsur pimpinan Mahkamah Agung, anggota-anggota Pokja MA yang terkait, Kepala Balitbang Diklat Kumdil, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan, dan mantan hakim agung yang diangkat dengan SK KMA dengan masa jabatan minimal 2 tahun.

34. Tim Penilai Peneliti Instansi adalah tim penilai yang melakukan penilaian prestasi kerja peneliti pertama sampai dengan peneliti muda yang bekerja di Litbang Kumdil MA

35. Tim Penilai Peneliti Pusat adalah Tim penilai yang melakukan penilaian prestasi kerja peneliti Madya dan Peneliti Utama dari semua Instansi.

36. Widyaiswara adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh Pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggungjawab dan wewenang untuk mendidik, mengajar dan/atau melatih PNS dilingkungan MA-RI dan/atau lembaga pemerintah lainnya. Kelompok Jabatan Fungsional Widyaiswara berada dibawah koordinasi Diklat terkait.

37. Widyaiswara Luar Biasa adalah hakim agung, hakim tinggi, pensiunan hakim, staf ahli lembaga pemerintah lain (KPK, BI, BPK, Kejaksaan, Komisi Nasional dan lain sebagainya), dosen dan akademisi dan praktisi hukum yang dapat mendidik, mengajar dan/atau melatih PNS dilingkungan MA-RI serta mengembangkan materi pendidikan dan pelatihan yang ditetapkan secara periodik dengan suatu SK KMA.

7

Page 15: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HUKUM DAN PERADILAN

(BALITBANG DIKLAT KUMDIL)

Bagian Pertama Nilai-nilai dan Prinsip-Prinsip

Pasal 2

Dalam menjalankan tanggung jawab mengelola dan menyelenggarakan penelitian dan pengembangan hukum dan peradilan, Pendidikan dan Pelatihan Teknis Peradilan serta Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan, Mahkamah Agung menganut dan menanamkan nilai-nilai sebagai berikut:(1) Integritas berarti bersikap jujur, terbuka dan etis.(2) Adil;(3) Profesional(4) Mandiri (independen)(5) Imparsial(6) Transparan dan akuntabel(7) Kerjakeras dan disiplin(8) Kerjasama(9) Dinamis dan komitmen.

BAB II

Pasal 3

Dalam menerapkan nilai-nilai yang dianut oleh Mahkamah Agung,Balitbang Diklat Kumdil menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

(1) menyiapkan dan menyelenggarakan penelitian dan pengembangan dan diklat teknis dan diklat menpim secara berkualitas.

(2) Pelaksanaan secara berkualitas tersebut harus diupayakan dan dicapai dengan mematuhi dan menerapkan prinsip-prinsip, kebijakan-kebijakan dan ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur di dalam Buku Panduan ini dan petunjuk-petunjuk pelaksanaannya.

8

Page 16: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

(3) Semua program penelitian dan pengembangan dan pendidikan dan pelatihan hukum dan peradilan dan upaya pengembangan kapasitas sumber daya manusia harus disampaikan kepada unit terkait di Mahkamah Agung untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan terkait dengan perkembangan karir.

Bagian Kedua Tujuan dan Sasaran

Pasal 4

Tujuan Balitbang Diklat Kumdil adalah :(1) Terlaksananya kebijakan-kebijakan di bidang penelitian dan

pengembangan hukum dan peradilan;(2) Terlaksananya kebijakan-kebijakan di bidang pendidikan dan pelatihan

hukum dan peradilan;(3) Terwujudnya kegiatan-kegiatan pengembangan kapasitas sumber daya

manusia di lingkungan Mahkamah Agung yang terencana, terprogram, efektif, efisien, tepat sasaran dan berkelanjutan.

(4) Terbentuknya Center of Excellence di lingkungan MA RI.

Pasal 5

Sasaran Balitbang Diklat Kumdil adalah :(1) menyelenggarakan kegiatan-kegiatan litbang diklat kumdil;(2) mengelola secara profesional, efektif dan efisien Gedung Pusat

Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan Hukum Peradilan di Desa Sukamaju Mega Mendung dan/atau lokasi-lokasi lain sebagaimana ditetapkan oleh MA RI.

9

Page 17: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Bagian KetigaTugas, Fungsi dan Wewenang

Balitbang Diklat Kumdil

Pasal 6

(1) Balitbang Diklat Kumdil mempunyai tugas membantu Sekretaris MA dalam melaksanakan :a. penelitian dan pengembangan di bidang hukum dan peradilan;b. kerjasama antar lembaga di dalam dan luar negeri;c. pendidikan dan pelatihan tenaga teknis dan administrasi

peradilan di lingkungan MA dan Pengadilan di semua lingkungan peradilan.

(2) Dalam melaksanakan tugasnya, Balitbang Diklat Kumdil menyeleng­garakan fungsi:a. penyiapan perumusan 4 (empat) kebijakan di bidang :

(i) Litbang(ii) Kerjasama antar lembaga(iii) Diklat Teknis(iv) Diklat Menpim.

b. pelaksanaan kebijakan di bidang :(i) Litbang(ii) Kerjasama antar lembaga(iii) Diklat Teknis(iv) Diklat Menpim

c. pelaksanaan administrasi Badan.

Pasal 7

Balitbang Diklat Kumdil berwenang untuk melaksanakan setiap dan semua penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan di semua lingkungan peradilan dan/atau direktorat jenderal Mahkamah Agung Republik Indonesia.

10

Page 18: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Pasal 8

(1) Semua kerjasama di bidang litbang diklat kumdil dengan instansi diluar MA dan donor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, harus diajukan kepada Kepala Balitbang Diklat Kumdil, untuk selanjutnya dikoordinasikan oleh Sekretaris dengan unit terkait.

(2) Kepala Balitbang Diklat Kumdil berkonsultasi dengan Pimpinan MA terkait kerjasama dengan instansi diluar MA dan donor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

(3) Pelaksanaan kerjasama dibidang litbang diklat kumdil tetap berada di unit terkait sesuai surat keputusan Kepala Balitbang Diklat Kumdil.

Pasal 9

Semua materi, data base dan dokumen lainnya terkait dengan hasil-hasil kegiatan litbang diklat kumdil, termasuk dari hasil-hasil kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan instansi diluar MA dan donor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, harus diserahkan ke Sekretariat Balitbang Diklat Kumdil dan unit di Balitbang Diklat Kumdil terkait dengan kegiatan tersebut.

Pasal 10

Kepala Balitbang Diklat Kumdil berwenang untuk mengeluarkan surat keputusan-surat keputusan yang terkait dengan pelaksanaan Buku Panduan ini.

Bagian Ketiga Susunan Organisasi

Pasal 11

Balitbang Diklat Kumdil terdiri dari:(1) Sekretariat Balitbang Diklat Kumdil (Sekretariat)(2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Kumdil (Litbang Kumdil)(3) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Peradilan (Diklat Teknis)(4) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan (Diklat

Menpim)

11

Page 19: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

BAB IIISEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN &

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HUKUM DAN PERADILAN

(SEKRETARIAT BALITBANG DIKLAT KUMDIL)

Bagian Pertama Tujuan dan Sasaran

Sekretariat Balitbang Diklat Kumdil

Pasal 12

(1) Tujuan Sekretariat Balitbang Diklat Kumdil adalah :a. Terwujudnya perencanaan, pembinaan kepegawaian, keuangan,

serta penyediaan sarana dan prasarana yang baik.b. Terselenggaranya tugas dan fungsi kesekretariatan Balitbang

Diklat Kumdil dengan baik dan benar;c. Terlaksananya seluruh perintah dinas Kepala Balitbang Diklat

Kumdil.d. Terlaksananya evaluasi hasil kerja di dalam unit kerja

kesekretariatan.e. Tersusunnya laporan hasil kerja Balitbang Diklat Kumdil secara

periodik.(2) Sasaran Sekretariat Balitbang Diklat Kumdil adalah untuk mendukung

terlaksananya kegiatan-kegiatan Badan Litbang Kumdil yangterkoordinir, efektif dan efisien.

Bagian KeduaTugas, Fungsi dan Wewenang

Sekretariat Balitbang Diklat Kumdil

Pasal 13

(1) Tugas Sekretariat Balitbang Diklat Kumdil adalah memberikan dukungan administratif kepada semua unsur di lingkungan Balitbang Diklat Kumdil.

12

Page 20: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

(2) Sekretariat Balitbang Diklat Kumdil berfungsi sebagai:a. pelaksana koordinasi penyusunan rencana dan program kerja;b. pelaksana urusan kepegawaian;c. pelaksana urusan keuangan;d. pelaksana urusan administrasi dan perlengkapan.

(3) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Sekretariat Balitbang DiklatKumdil dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berwenang untuk :a. Menyerahkan TOR dan RAB/RKAKL Balitbang Diklat Kumdil

ke Badan Urusan Administrasi MA.b. Memberi petunjuk dan bimbingan kerja kepada Eselon III Unit

Kesekretariatan, agar memahami tugas dan fungsinya masing- masing untuk melaksanakan dukungan Administratif pada setiap Unit;

c. Memeriksa/meneliti/mempelajari, serta memberikan disposisi surat masuk kepada Eselon III Unit Kesekretariatan untuk diselesaikan lebih lanjut sesuai bidangnya masing-masing;

d. Memeriksa/meneliti/mempelajari konsep surat dan suratkeputusan yang akan ditandatangani oleh Kepala Balitbang Diklat Kumdil, sebagaimana yang akan diatur lebih lanjut dalam bentuk petunjuk teknis;

e. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan kesekretariatan;

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Balitbang Diklat Kumdil);

g. Menyusun laporan kesekretariatan untuk diserahkan kepada Kepala Balitbang Diklat Kumdil;

h. Membuat laporan keuangan (bulanan, triwulan, semester dan tahunan) dalam kapasitasnya sebagai Kuasa Pengguna Anggaran;

i. Membuat laporan Sistim Akuntansi Instansi (SAI) dan Sistim Akuntansi Pemerintah (SAP);

j. Membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan membuat Sistim Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN).

13

Page 21: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

k. Memberikan usulan/rekomendasi atas laporan pelaksanaan kegiatan di bidang Kesekretariatan Balitbang Diklat Kumdil Mahkamah Agung RI;

l. Mengajukan usul dan saran kepada Kepala Balitbang Diklat Kumdil di bidang administrasi;

m. Mengajukan usul kepada Kepala Balitbang Diklat Kumdil tentang mutasi/promosi pejabat struktural, fungsional dan staff pada Balitbang Diklat Kumdil;

n. Memeriksa pejabat eselon III, eselon IV dan staf di unit kerja Sekretariat, yang diduga melakukan pelanggaran disiplin pegawai/menyalahgunakan wewenang dengan membentuk tim pemeriksa (Sekretaris selaku Ketua Tim);

o. Mengkoordinir semua kerjasama di bidang litbang diktat kumdil dengan instansi diluar MA dan donor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Bagian KetigaPenyelenggaraan Kesekretariatan

Pasal 14

Dalam penyelenggaraan kesekretariatan, secara umum SekretariatBalitbang Diklat Kumdil melaksanakan hal-hal berikut ini:a. Mengumpulkan usulan/rencana kegiatan untuk tahun berikutnya

dari seluruh unit kerja Balitbang Diklat Kumdil selambat- lambatnya setiap 1 April pada tahun berjalan.

b. Menyusun semua usulan/rencana kegiatan yang terkumpul dari tiap unit sebagai dasar pembuatan Kerangka Acuan (TOR), RAB/RKAKL Balitbang Diklat Kumdil untuk tahun selanjutnya.

c. Mengumpulkan laporan pencapaian kegiatan dan keuangan dari masing-masing Penyelenggara Kegiatan setiap akhir bulan.

d. Melakukan pengadaan, pemeliharaan dan pendistribusian ATK atau inventaris kantor yang diajukan oleh unit kerja pada Balitbang Diklat Kumdil

e. Mengevaluasi kegiatan dalam unit kesekretariatan paling sedikit tiga bulan sekali atau sesuai dengan kebutuhan.

Page 22: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

f. Mengelola Gedung Litbang Diklat Kumdil Mega Mendung (Gedung MM) termasuk menyusun dan mengusulkan Petunjuk Teknis Pengelolaan Gedung MM kepada Kepala Balitbang Diklat Kumdil;

g. Mengusulkan penataan ruang kerja masing-masing pejabat/staf di lingkungan Balitbang Diklat Kumdil kepada Kepala Balitbang Diklat Kumdil;

h. Mengelola sistim teknologi informasi untuk mendukung kelancaran kegiatan Balitbang Diklat Kumdil, antara lain dengan sistim teknologi informasi berbasis web;

i. Meminta laporan keuangan bulanan dari tiap unit kerja di Balitbang Diklat Kumdil untuk selanjutnya ditampilkan dalam situs Balitbang Diklat Kumdil untuk dapat diakses oleh masyarakat;

j. Meminta laporan terkini atas materi / data / informasi yang terkait dengan kegiatan-kegiatan dari masing-masing penanggungjawab kegiatan di unit Balitbang Diklat Kumdil;

k. Melakukan penyebaran materi-materi terpilih dari hasil kegiatan litbang diklat kumdil ke pengadilan-pengadilan di seluruh Indonesia;

l. Mengelola perpustakaan, laboratorium bahasa, arsip, laboratorium komputer, poliklinik, sarana ibadah, sarana olahraga dan sarana pendukung lainnya yang ada dilingkungan Balitbang Diklat Kumdil;

m. Mengumpulkan semua materi, data base dan dokumen lainnya terkait dengan hasil-hasil kegiatan Balitbang Diklat Kumdil, termasuk dari hasil-hasil kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan instansi diluar MA dan donor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri;

(2) Pembagian tugas dan ketentuan-ketentuan khusus dalam pelaksanaanpenyelenggaraan kesekretariatan akan diatur lebih lanjut dalam suatuPetunjuk Teknis yang dikeluarkan oleh Kepala Balitbang DiklatKumdil.

15

Page 23: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

BAB IVPUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

HUKUM DAN PERADILAN (LITBANG KUMDIL)

Bagian Pertama Tujuan dan Sasaran

Litbang Kumdil

Pasal 15

(1) Tujuan Litbang Kumdil adalah :a. Memberikan masukan bagi arah pengembangan Mahkamah

Agung dan Peradilan Indonesia ke depan melalui hasil-hasil penelitian dan pengembangan hukum dan peradilan.

b. Mendukung tugas seluruh anggota dan unsur peradilan dalam menggali dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.

(2) Sasaran Litbang Kumdil adalah mendukung institusi peradilan sehingga menjadi institusi yang:a. mempunyai arah pengembangan yang jelas dan terukurb. selalu melakukan pengembangan secara berkesinambunganc. memiliki dukungan data dan informasi yang baikd. tanggap terhadap perubahan dan perkembangan zaman

Bagian KeduaTugas, Fungsi dan Wewenang

Litbang Kumdil

Pasal 16

(1) Tugas Litbang Kumdil adalah melaksanakan penelitian dan pengembangan hukum dan peradilan, kerja sama antar lembaga di dalam dan luar negeri

16

Page 24: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

(2) Litbang Kumdil berfungsi sebagai :a. Penyusun program penelitian dan pengembangan hukum dan

peradilanb. Pelaksana evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan penelitian

dan pengembangan hukum dan peradilanc. Pelaksana kerjasama dan publikasi di bidang penelitian dan

pengembangan hukum dan peradilan

(3) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Litbang Kumdil wajib memperhatikan dan menerapkan hal-hal berikut ini:a. Penelitian dan pengembangan hukum dan peradilan yang

dilakukan harus menjunjung tinggi nilai-nilai akademis, obyektivitas dan integritas.

b. Penelitian harus bermanfaat bagi pengembangan institusi peradilan pada khususnya dan hukum pada umumnya.

Bagian KetigaPenelitian dan Pengembangan Hukum dan Peradilan

Pasal 17

(1) Penelitian dan pengembangan dapat berupa :a. Pengkajian.

Pengkajian meliputi segala jenis kegiatan penelitian literatur ataupun penelitian lapangan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara Sistimatis untuk menemukan solusi terbaik yang bermanfaat bagi dunia hukum dan peradilan.

b. Uji Kelayakan rencana kebijakan.Rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menguji implementasi suatu rencana kebijakan yang akan dibuat.

c. . Pengembangan model/produk dibidang hukum dan peradilanKegiatan untuk mempersiapkan atau mengkaji suatu standar, prosedur ataupun mekanisme yang akan diterapkan dibidang hukum dan peradilan, termasuk penerjemahan buku-buku berbahasa asing.

17

Page 25: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

(2) Lingkup Penelitian dan Pengembangan Hukum dan PeradilanLitbang Kumdil bertanggungjawab untuk merencanakan danmelaksanakan penelitian dan pengembangan yang :a. Memberikan masukan bagi arah pengembangan MA dan

pengadilan Indonesia ke depanb. Mendukung tugas seluruh anggota dan unsur peradilan dalam

menggali dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat

c. Bermanfaat bagi pengembangan institusi pengadilan pada khususnya dan dunia hukum pada umumnya

Pasal 18

Penelitian dan Pengembangan hukum dan peradilan yang dilakukan oleh Litbang Kumdil meliputi pengkajian, uji kelayakan rencana kebijakan dan pengembangan model/produk hukum dan peradilan, dari suatu :

a. Putusan, baik putusan pengadilan tingkat pertama, pengadilan tingkat banding dan Mahkamah Agung.

b. Pertimbangan hukum yang diberikan oleh Mahkamah Agung kepada lembaga negara lainnya

c. Rancangan Undang-Undangd. Undang-Undange. Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agungf. Peraturan Mahkamah Agungg. Surat Edaran Mahkamah Agungh. Yurisprudensii. Fenomena hukum dan permasalahannya yang terjadi dalam

masyarakatj. Publikasi ilmiah atau terbitan-terbitan dibidang hukum dan

peradilan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung.k. Penegakan hukum atau peraturan di negara lain

Pasal 19

(1) Dalam satu tahun anggaran, Litbang Kumdil harus melakukan :a. Pengkajianb. Uji kelayakan rencana kebijakan

18

Page 26: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

c. Pengembangan model/produk hukum dan peradiland. Menyeleksi dan menerbitkan putusan penting (landmark decision)e. Menyeleksi putusan penting untuk diusulkan menjadi

yurisprudensif. Melakukan anotasi terhadap putusan yang telah ditetapkan

menjadi yurisprudensig. Kegiatan-kegiatan lain yang dianggap perlu sebagaimana yang

diusulkan atau ditetapkan oleh Pimpinan MA RI.

(2) Prasyarat dilakukan pengkajian, uji kelayakan rencana kebijakan dan pengembangan model/produk hukum dan peradilan adalah berdasarkan pada pertimbangan dan pengamatan dari :a. Arahan Pimpinan Mahkamah Agungb. Obyek pengkajian, uji kelayakan rencana kebijakan atau

pengembangan model/produk hukum dan peradilan yang dianggap bernilai strategis untuk arah pengembangan MA dan peradilan ke depan

c. Kebutuhan atau permintaan dari masyarakat.d. Penemuan dan perkembangan hukum dan sistim peradilan.

(3) Seleksi dan penerbitan putusan penting serta anotasi terhadap yurisprudensi dilakukan dengan berpedoman pada Pedoman Pembentukan Hukum melalui Yurisprudensi.

Bagian KeempatPerencanaan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Peradilan

Pasal 20

(1) Dalam menyusun program penelitian dan pengembangan hukum dan peradilan untuk tiap satu tahun anggaran, subbidang program wajib menyelenggarakan penilaian kebutuhan penelitian dan pengembangan (need assessment ) bersama-sama dengan Tim Pengarah dan Dewan Pakar.

(2) Subbidang Program memfasilitasi pertemuan antara Peneliti dengan Dewan Pakar yang tergabung dalam Pokja Lit untuk menentukan program penelitian dan pengembangan hukum dan peradilan dengan mempertimbangkan hasil dari penilaian kebutuhan penelitian.

19

Page 27: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

(3) Subbidang program mengajukan rancangan program penelitian dan pengembangan hukum dan peradilan kepada Tim Pengarah untuk mendapatkan persetujuan.

(4) Setelah disetujui oleh Tim Pengarah, Kepala Subbidang Program menyampaikan program penelitian dan pengembangan untuk tahun berikutnya kepada Kepala Balitbang Diklat Kumdil selambat- lambatnya tanggal 31 Maret tahun berjalan untuk disetujui dan ditetapkan dengan suatu Surat Keputusan Kepala Balitbang Diklat Kumdil.

(5) Program yang telah disetujui diserahkan kepada masing-masing Pokja Lit untuk dilaksanakan sesuai dengan tugasnya masing-masing

(6) Kegiatan subbidang program perencanaan dan pengembangan dilakukan dibawah koordinasi dan arahan dari Kepala Bidang Program dan Evaluasi.

Pasal 21

(1) Tim Pengarah merupakan tim yang bertugas untuk membantu subbidang program melakukan penilaian kebutuhan penelitian dan pengembangan (need assessment) dan menyetujui rancangan program penelitian dan pengembangan.

(2) Tim Pengarah terdiri dari wakil unsur pimpinan Mahkamah Agung, anggota-anggota Pokja MA yang terkait, Kepala Balitbang Diklat Kumdil, Kepala Pustlitbang dan mantan hakim agung.

(3) Anggota Tim Pengarah diangkat dengan suatu SK KMA dengan masa jabatan minimal 2 (dua) tahun

Bagian KelimaPelaksanaan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Peradilan

Pasal 22

(1) Penelitian dan pengembangan dilakukan dengan berpedoman pada panduan melakukan penelitian sebagaimana yang akan diatur tersendiri dalam suatu petunjuk pelaksanaan.

20

Page 28: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

(2) Penelitian dan pengembangan dilakukan oleh masing-masing Pokja Lit sesuai dengan tugasnya masing-masing.

(3) Dalam melakukan penelitian, Peneliti dibantu oleh ahli atau pakar yang tergabung dalam Pokja Lit.

Bagian KeenamKelompok Jabatan Fungsional Peneliti

Pasal 23

(1) Kelompok Jabatan Peneliti mempunyai tugas :a. Pengkajianb. Uji kelayakan rencana kebijakanc. Pengembangan model

(2) Kelompok Jabatan Fungsional Peneliti terdiri dari:a. Penelitib. Hakim Peneliti

(3) Syarat menjadi peneliti adalah :a. PNS yang ditempatkan di Litbang Diklat Kumdil MA RIb. Mempunyai minat dan pengalaman di bidang penelitian dan

pengembangan hukum dan peradilan.c. Lulusan Strata 1 dan golongan III Ad. Lulus Diklat Fungsional Peneliti Tingkat Dasare. Usia tidak lebih dari 45 tahun saat pengangkatan pertama

(4) Persyaratan dan jenjang karir Peneliti mengacu kepada Keputusan MENPAN KEP/128/M.PAN/9/2004 tentang Jabatan Fungsional Peneliti dan Angka Kreditnya dan peraturan turunannya/

(5) Jenjang Jabatan Peneliti dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi adalah:a. Peneliti Pertamab. Peneliti Mudac. Peneliti Madyad. Peneliti Utama

21

Page 29: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

(6) Jenjang pangkat peneliti sebagaimana disebut dalam huruf (5) a sesuai dengan jenjang jabatan, adalah :a. Peneliti Pertama:

i Penata Muda, golongan ruang Ill/a;ii Penata muda Tingkat I, golongan ruang Ill/b

b. Peneliti Muda:i Penata, golongan ruang III/c;ii Penata Tingkat I, golongan ruang Ill/d

c. Peneliti Madya:i Pembina, golongan ruang IV/a;ii Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b;iii iii Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c

d. Peneliti Utama:i Pembina Utama Madya, Golongan ruang IV/dii Pembina Utama, golongan ruang IV/e

(7) Jenjang pangkat untuk masing-masing jabatan peneliti sebagaimana dimaksud dalam huruf (6) adalah jenjang pangkat dan jabatan berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki untuk masing-masing jenjang jabatan.

(8) Penetapan jenjang jabatan Peneliti untuk Pengangkatan dalam jabatan ditetapkan sesuai dengan jumlah angka kredit yang dimiliki berdasarkan penetapan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit sehingga dimungkinkan pangkat dan jabatannya tidak sesuai dengan pangkat dan jabatan sebagaimana dimaksud dalam huruf (6).

(9) Instansi Pembina Jabatan Peneliti adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

(10) Penilaian terhadap peneliti pertama sampai dengan peneliti muda dilakukan oleh Tim Penilai Peneliti Instansi di Mahkamah Agung dengan mengacu pada angka kredit Peneliti sesuai SK Menpan dan peraturan turunannya.

(11) Penilaian terhadap peneliti madya dan peneliti utama dilakukan oleh Tim Penilai Peneliti Pusat (LIPI) dengan mengacu pada angka kredit Peneliti sesuai Keputusan Menpan dan peraturan turunannya.

22

Page 30: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

(12) Selama belum terbentuk Tim Penilai Peneliti Instansi (TP2I) di Mahkamah Agung, maka tugas penilaian dapat dilakukan oleh TP2I di Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN); atau Litbang Kumdil dapat membentuk TP2I dengan anggota yang berasal dari TP2I BPHN sampai terbentuknya TP2I di lingkungan MA.

Pasal 24

(1) Syarat-syarat menjadi Hakim Peneliti adalah :a. Telah mengikuti Diklat Penelitian yang diselenggarakan oleh

Balitbang Diklat Kumdil.b. Hakim dengan masa tugas minimal 10 tahun.c. Mendapatkan penilaian yang baik berdasarkan DP-3 (Daftar

Penilaian Prestasi Pegawai)d. Berkomitmen dan memiliki minat untuk meneliti

(2) Selama bertugas di litbang kumdil seorang Hakim Peneliti harus mengumpulkan jumlah angka kredit tertentu.

(3) Angka kredit yang dikumpulkan oleh hakim peneliti menjadi salah satu komponen penilaian oleh Kepala Balitbang Diklat Kumdil untuk diusulkan kepada Tim Promosi dan Mutasi dalam usulan promosi hakim peneliti yang bersangkutan.

(4) Penilaian dan rekomendasi disampaikan kepada Kepala Balitbang Diklat Kumdil.

(5) Angka kredit bagi Peneliti Hakim diatur dalam panduan pemberian kredit bagi Peneliti Hakim.

Bagian Ketujuh Tenaga Eksternal

Pasal 25

(1) Litbang Kumdil dapat meminta peneliti fungsional dari institusi lain untuk diperbantukan sebagai peneliti di litbang untuk jangka waktu tertentu.

(2) Tenaga perbantuan berkewajiban untuk mengajarkan dan mentransfer keahliannya kepada peneliti di lingkungan litbang kumdil dan bersama- sama peneliti melakukan penelitian.

23

Page 31: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

(3) Litbang mempunyai Dewan Pakar yang terdiri dari para pakar di bidang hukum dan penelitian

(4) Anggota Dewan Pakar diangkat dengan suatu SK KMA dengan masa jabatan minimal 2 tahun

(5) Syarat-syarat penunjukan anggota Dewan Pakar adalah :a. Memiliki keahlian di bidang hukum atau penelitianb. Berpengalaman di bidang hukum atau penelitian sekurang-

kurangnya 10 tahunc. Berkomitmen mendukung penelitian dan pengembangan di

Litbang Kumdil(6) Dewan Pakar bersama Tim Pengarah melakukan penilaian kebutuhan

penelitian dan menentukan program penelitian dan pengembangan(7) Anggota Dewan Pakar dapat dilibatkan dalam kegiatan penelitian dan

pengembangan sebagai narasumber.

Bagian Kedelapan Kelompok Kerja Penelitian

Pasal 27

(1) Dalam melakukan penelitian dan pengembangan, Litbang Kumdil mempunyai Pokja Lit yang dibentuk berdasarkan SK Kepala Balitbang Diklat Kumdil, anggotanya terdiri dari :a. Setidaknya 1 orang Penelitib. Setidaknya 1 orang hakim Penelitic. Setidaknya 1 orang anggota Dewan Pakard. Tenaga Perbantuan

(2) Pokja Lit terbagi dalam bidang-bidang dibawah ini dan dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan :a. Unit Pengkajianb. Unit Uji Kelayakan Rencana Kebijakan dan Pengembangan

Modelc. Unit Seleksi dan Anotasi

(3) Unit Pengkajian bertugas melakukan pengkajian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a kecuali pengkajian tentang putusan.

24

Page 32: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

(4) Unit Uji Kelayakan Rencana Kebijakan dan Pengembangan Model bertugas melakukan uji kelayakan rencana kebijakan dan pengembangan model sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf b.

(5) Unit Seleksi dan Anotasi bertugas menyeleksi putusan penting (landmark decision) untuk diterbitkan dan untuk diusulkan sebagai yurisprudensi dan melakukan anotasi terhadap putusan yang telah ditetapkan menjadi yurisprudensi.

(6) Pokja Lit harus berkonsultasi dengan Pokja lain di Mahkamah Agung dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Bagian Kesembilan Evaluasi

Pasal 28

(1) Subbidang Evaluasi bertugas melakukan pemantauan, evaluasi serta dokumentasi dan penyusunan laporan kegiatan hasil penelitian dan pengembangan.

(2) Subbidang Evaluasi dalam menjalankan fungsinya, bertugas untuk:a. Membuat pedoman evaluasi bagi pelaksanaan kegiatan penelitian

dan pengembanganb. Membuat pedoman laporan kegiatan penelitian dan

pengembanganc. Memantau kegiatan penelitian dan pengembangan dengan cara

meminta laporan perkembangan pertengahan program dari setiap penelitian dan pengembangan yang dilakukan

d. Mengevaluasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan segera setelah setiap penelitian dan pengembangan selesai dilakukan.

e. Mendokumentasikan kegiatan penelitian dan pengembanganf. Menyusun laporan kegiatan segera setelah setiap kegiatan

'penelitian dan pengembangan dilakukang. Menyusun rekomendasi kegiatan lanjutan berdasarkan setiap

laporan kegiatan penelitian dan pengembanganh. Menyusun laporan tahunan kegiatan penelitian dan pengembangan

25

Page 33: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Bagian Kesepuluh Publikasi

Pasal 29

(1) Subbidang Publikasi mempunyai tugas :a. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan publikasi dan diseminasi

hasil penelitian dan pengembanganb. Pelaksanaan Publikasi Penelitian dan Pengembangan

(2) Dalam menjalankan fungsinya, subbidang publikasi bertugas untuk:a. Menerbitkan hasil penelitian dan pengembangan, melalui:

(i) Penerbitan Cetak(ii) Situs Mahkamah Agung

b. Menerbitkan putusan pentingc. Menerbitkan Yurisprudensi Mahkamah Agungd. Mensosialisasikan hasil penelitian dan pengembangan melalui

seminar atau workshop

Pasal 30

(1) Hasil Penelitian dan Pengembangan didistribusikan kepada :a. Seluruh pengadilan tingkat pertama dan tingkat bandingb. Lembaga Negarac. Fakultas Hukum Universitasd. Peserta Diklat

(2) Hasil penelitian dan pengembangan diterbitkan paling sedikit satu kali dalam setahun.

Bagian Kesebelas Kerjasama

Pasal 31

(1) Subbidang Kerjasama bertugas melakukan kerjasama antar lembaga baik dalam negeri maupun luar negeri.

26

Page 34: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

(2) Subbidang Kerjasama melakukan kerjasama yang khusus terkait dengan penelitian dan pengembangan.

(3) Kerjasama yang dilakukan oleh Litbang Kumdil berdasarkan disposisi dari Kepala Balitbang Diklat.

(4) Kerjasama dilakukan dengan :a. Lembaga penelitian dan pengembangan lain.b. Lembaga donor, baik dalam maupun luar negeri.c. Perguruan Tinggid. Lembaga Swadaya Masyarakat.

(5) Pelaksanaan kerjasama dilakukan dengan berpedoman pada buku petunjuk pelaksanaan kerjasama antar lembaga.

(6) Kegiatan subbbidang Publikasi dan Kerjasama dilakukan dibawah arahan dan koordinasi dari Kepala Bidang Publikasi dan Kerjasama.

Bagian Keduabelas Anggaran, Sarana dan Prasarana

Pasal 32

(1) Rencana anggaran Litbang Kumdil disusun oleh Bidang Program Litbang Kumdil.

(2) Rencana Anggaran Litbang untuk tahun berikutnya wajib disampaikan kepada Kepala Balitbang Diklat selambat-lambatnya sebelum tanggal 30 Juni tahun berjalan.

(3) Bidang Program dan Evaluasi Litbang Kumdil wajib menyampaikan Program Litbang kepada Sekretariat Balitbang Diklat Kumdil untuk tahun berikutnya selambat-lambatnya setiap sebelum tanggal 31 Maret pada tahun berjalan.

(4) Pelaksanaan kegiatan Litbang Kumdil tunduk kepada Standar Biaya Khusus Litbang Kumdil, sebagaimana yang akan diatur tersendiri dengan suatu surat keputusan.

27

Page 35: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

BAB VPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS

HUKUM DAN PERADILAN (DIKLAT TEKNIS)

Bagian Pertama Tujuan dan Sasaran

Diklat Teknis

Pasal 33

(1) Tujuan Diklat Teknis adalah :a. Terwujudnya sumber daya manusia teknis peradilan yang

profesional, berintegritas, independen dalam menyelenggarakan peradilan yang modem.

b. Terwujudnya pendidikan dan pelatihan dengan pola pembinaan yang menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

(2) Sasaran Diklat Teknis adalah menghasilkan para tenaga teknis yudisial dan tenaga administrasi peradilan (administrasi perkara) yang :

profesional dalam menjalankan tugas; berwibawa dalam menjaga martabat peradilan; berperilaku yang baik sesuai Pedoman Perilaku Hakim.

Bagian KeduaTugas, Fungsi dan Wewenang

Diklat Teknis

Pasal 34

(1) Tugas Diklat Teknis adalah melaksanakan, mengkoordinasikan, membina pendidikan Teknis Peradilan bagi Tenaga Teknis Yudisial dan Tenaga Administrasi Peradilan (Administrasi Perkara).

(2) Diklat Teknis berfungsi sebagai:a. Pelaksana pembinaan pendidikan dan pelatihan teknis peradilan;b. Penyusun pedoman pendidikan dan pelatihan Teknis Peradilan

bagi Tenaga Teknis Yudisial dan Tenaga Administrasi Peradilan.

28

Page 36: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

c. Pelaksana dan penyusun program, kurikulum dan silabus serta metode dan standardisasi Diklat Teknis;

d. Pelaksana urusan tata usaha

Pasal 35

(1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Diklat Teknis berwenang dan bertanggungjawab untuk merencanakan dan memberikan pendidikan dan pelatihan (diklat) dilingkungan MA RI dengan pola menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan bagi Tenaga Teknis Peradilan dan Tenaga Administrasi Peradilan dalam bidang Teknis Peradilan dan Administrasi Peradilan.

(2) Pola Diklat Teknis bersifat:Menyeluruh, berarti: pelatihan meliputi berbagai penerapan ilmu hukum dan/atau kemampuan/keahlian teknis peradilan bagi hakim dan Tenaga Teknis Peradilan di setiap tingkatan peradilan dan diseluruh lingkungan peradilan;Terpadu, berarti: pelatihan diberikan secara terencana dan terprogram; danBerkesinambungan, berarti: pelatihan diberikan dari masa jenjang karir yang paling awal hingga senior.

(3) Pola Diklat Teknis yang bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan berlaku bagi para Tenaga Teknis Yudisial dan Tenaga Administrasi Perkara di empat lingkungan peradilan.

(4) Pola Diklat Teknis tersebut dalam angka (2) diatas khusus bagi Tenaga Teknis Yudisial dan Tenaga Administrasi Perkara di lingkungan peradilan militer dilaksanakan sesuai dengan Surat Keputusan Bersama antara MA RI dengan Panglima TNI (sebagaimana diperbaharui dari waktu ke waktu).

(5) Diklat Teknis harus diutamakan diberikan oleh rekan sejawat. Semua pelatihan yang mengandung muatan/materi Teknis Peradilan diberikan oleh widyaiswara/widyaiswara luar biasa yang berlatar belakang hakim/panitera dan/atau widyaiswara luar biasa lain yang telah ditunjuk dengan suatu SK KMA.

29

Page 37: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Bagian Ketiga Program dan Jenjang

Diklat Teknis

Pasal 36

(1) Dalam satu tahun anggaran, Diklat Teknis mengadakan program- program diklat rutin atau reguler berikut in i:a. Pelatihan Bagi Tenaga Kediklatan (Penyelenggara dan Pemandu);b. Pelatihan Bagi Tim Penyusun Kurikulum dan Materi Diklat

Teknis dan Tim Pengajar Diklat Teknis (Training of Trainers)',c. Pelatihan Bagi Hakim Pembina untuk Calon Hakim di lapangan

(ion the job training)',d. Pembinaan Calon Hakim (Cakim), terdiri dari beberapa tahapan

yakni:i. Tahapan Pembinaan Cakim Pra Diklat Cakim (orientasi)ii. Diklat Cakim Terpusat.iii. Tahapan Pembinaan Cakim Pasca Diklat Cakim {on the job

training)e. Diklat Berkelanjutan dan Berjenjang bagi Hakim, terbagi atas :

i. Diklat Hakim Tahap I, dengan masa kerja dibawah atau sampai dengan 5 tahun.

ii. Diklat Hakim Tahap II, dengan masa kerja antara 6 - 1 0 tahun.

f. Diklat Kekhususan atau Sertifikasi Bagi Tenaga Teknis Peradilan dengan masa kerja diatas 10 (sepuluh) tahun.

g. Diklat Hakim Senior (pendalaman materi hukum acara/teknis peradilan).

h. Orientasi Bagi Hakim yang berasal dari luar lingkungan Pengadilan.

i. Diklat Tenaga Administrasi Peradilan (Administrasi Perkara), terbagi atas:i. Diklat bagi Calon Panitera/Panitera Pengganti;ii. Diklat bagi Calon Juru Sita/Juru Sita Pengganti;iii. Diklat Berkelanjutan dan Berjenjang Bagi bagi Panitera/PP,

terbagi atas:

30

Page 38: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

(a) Diklat Panitera Tahap 1, dengan masa kerja dibawah atau sampai dengan 10 tahun;

(b) Diklat Panitera Tahap 2, dengan masa kerja diatas 10 tahun.

iv. Diklat Berkelanjutan dan Berjenjang bagi Juru Sita/Juru SitaPengganti.(a) Diklat Juru Sita Tahap 1, dengan masa kerja dibawah

atau sampai dengan 10 tahun;(b) Diklat Juru Sita Tahap 2, dengan masa kerja diatas 10

tahun.

(2) Selain program-program rutin/reguler tersebut diatas, Diklat Teknis dapat menyelenggarakan porogram pembinaan atau sosialisasi atau program lain-lain sesuai kebutuhan lembaga peradilan atas usulan pimpinan MA RI.

Bagian KeempatKurikulum, Silabus, Bahan dan Metoda

Diklat Teknis

Pasal 37

(1) Untuk merencanakan, menyusun dan membuat kurikulum, silabus dan bahan bagi masing-masing program Diklat Teknis disusun suatu Tim Penyusun Kurikulum dan Bahan Diklat Teknis (Tim Penyusun Diklat Teknis).

(2) Anggota Tim Penyusun Diklat Teknis diangkat dengan suatu SK KMA dengan masa jabatan minimal 2 (dua tahun).

(3) Jumlah anggota dan nama-nama anggota calon Tim Penyusun Diklat Teknis direkomendasikan oleh Kapusdiklat Teknis kepada KMA melalui Kepala Balitbang Diklat Kumdil.

(4) Tim Penyusun Diklat Teknis bersifat non struktural, ad-hoc dan dapat diperbaharui atau ditinjau ulang sekali dalam satu tahun sesuai keadaan dan kebutuhan Diklat Teknis dengan suatu SK KMA.

(5) Anggota-anggota Tim Penyusun Diklat Teknis terdiri dari:a. Anggota Tetap terdiri dari para Hakim Tinggi Fungsional pada

Balitbang Diklat Kumdil.

31

Page 39: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

b. Anggota Tidak Tetap, terdiri dari :i. kelompok kerja (Pokja) MA;ii. hakim agung;iii. hakim tinggi;iv. hakim pengadilan negeri/niaga/HAM/tipikor/khusus lainnya;v. panitera senior;vi. pumabakti;vii. dosen dan akademisi;viii. praktisi hukum;ix. pejabat lembaga lain yang terkait dengan MA (seperti Bank

Indonesia, KPK, BPK).

(6) Syarat-syarat penunjukan anggota Tim Penyusun Diklat Teknis :a. Persyaratan Umum :

i. Hakim dengan masa kerja minimal 10 tahun (Golongan/ pangkat IH/d).

ii. Direkomendasikan oleh Ketua Pengadilan Tingkat Banding bagi Hakim Tinggi dan Hakim tingkat Pertama.

iii. Pernah mengikuti Pelatihan untuk Pengajar (Training of Trainers).

iv. Menguasai metode pembelajaran bagi orang dewasa yang bersifat interaktif dan partisipatoris.

v. Mempunyai komitmen untuk mendukung pola diklat teknis yang berlaku di MA RI.

b. Persyaratan KhususMemiliki keahlian di bidang hukum tertentu atau bidang lain terkait dengan perkembangan terkini yang menunjang keahlian hukum;

(7) Sekretaris Tim Penyusun Diklat Teknis adalah Kepala Bidang Program dan Evaluasi Diklat Teknis.

(8) Tim Penyusun Diklat Teknis terbagi menjadi tiga sub tim, yaitu :a. Sub Tim Penyusun A: Peradilan Umumb. Sub Tim Penyusun B: Peradilan Agamac. Sub Tim Penyusun C: Peradilan Tata Usaha Negara dan Peradilan

Militer

32

Page 40: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

(9) Tiap Sub Tim Penyusun memiliki seorang sekretaris yang ditunjuk dari salah satu Hakim Tinggi Fungsional pada Diklat Teknis atau salah satu pejabat struktural di Diklat Teknis.

(10) Sekretaris Sub Tim Penyusun bertugas untuk :a. Melaksanakan kegiatan harian Sub Tim Penyusun;b. mengfasilitasi koordinasi dan komunikasi dengan Sekretaris Tim

Penyusun Diklat Teknis;(11) Anggota Tim Penyusun Diklat Teknis dapat merangkap menjadi

anggota Tim Tenaga Pengajar Diklat Teknis.(12) Pelaksanaan administratif dan logistik dalam merencanakan, menyusun

dan membuat kurikulum, silabus dan materi Diklat Teknis dilakukan oleh Sub Bidang Program dan Kerjasama Diklat Teknis.

Pasal 38

(1) Sebelum memulai kegiatan penyusunan kurikulum, Bidang Program dan Evaluasi Diklat Teknis harus menyelenggarakan penilaian kebutuhan Diklat Teknis (training needs assessment) untuk masing- masing target peserta bersama-sama dengan Tim Penyusun Diklat Teknis dan Tim Pengajar.

(2) Pembuatan dan penyusunan Kurikulum Diklat Teknis harus mempertimbangkan :a. Hasil penilaian kebutuhan (training needs assessment) Diklat

Teknis;b. Analisa atas tugas dan pekerjaan calon peserta Diklat Teknis.

(3) Bidang Program dan Evaluasi Teknis memfasilitasi pertemuan antara Tim Penyusun dan Tim Pengajar untuk menentukan kurikulum dan silabus dengan mempertimbangkan hasil penilaian kebutuhan Diklat Teknis.

(4) Kepala Bidang Program dan Evaluasi Teknis menyampaikan rancangan kurikulum dan silabus sesuai hasil kerja dari tiap Sub Tim Penyusun untuk satu tahun anggaran kepada Kepala Balitbang Diklat Kumdil untuk disetujui dan ditetapkan dengan suatu Surat Keputusan.

33

Page 41: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Pasal 39

(1) Kurikulum untuk masing-masing program dalam satu tahun anggaran sekurang-kurangnya memuat:a. Tujuan Kurikuler Umum (TKU)b. Tujuan Kurikuler Khusus (TKK)c. Pokok Bahasan/Judul Mata Pelajarand. Sub Pokok Bahasan (bila ada)e. Uraian singkat

(2) Susunan silabus untuk masing-masing program Diklat Teknis sekurang-kurangnya memuat:a. Judul Mata Pelajaranb. Tujuan Instruksional Umum (TIU)c. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)d. Pokok Bahasane. Sub Pokok Bahasan (bila ada)f. Estimasi Waktug. Sumber Kepustakaanh. Metoda pelatihan yang bersifat interaktif (diskusi, studi kasus,

bermain peran/peradilan semu, dan lain-lain)(3) Berdasarkan kurikulum dan silabus yang telah disetujui oleh Kepala

Balitbang Diklat Kumdil, Bidang Program, Tim Penyusun dan Tim Pengajar menyusun bahan ajar/modul Diklat Teknis bagi tiap-tiap pokok bahasan.

(4) Untuk mempertahankan kualitas dan konsistensi bahan-bahan pangajaran, bahan ajar/modul Diklat Teknis bagi tiap-tiap pokok bahasan bersifat seragam dan dibuat secara kolektif oleh Tim Penyusun dan Tim Pengajar.

(5) Modul Diklat Teknis sekurang-kurangnya memuat:a. 1 (satu) set Modul bagi Widyaiswara/Widyaiswara Luar Biasa,

yang sedikitnya terdiri dari :i. Kulit depan (cover) bahan diklat;ii. Sasaran dan hasil-hasil yang ingin dicapai dalam tiap satu

sesi pelatihan/mata pelajaran;iii. Metoda yang digunakan;

34

Page 42: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

iv. Rincian kegiatan pembelajaran;v. Alokasi waktu;vi. Materi ajar utama;vii. Penegasan untuk tiap titik pembelajaran;viii. Kunci latihan atau pokok-pokok pembelajaran yang

diberikan pada akhir satu sesi pelatihan;ix. Kesimpulan.x. Bahan rujukan/pendukung/peraturan perundang-undangan

yang terkait;b. 1 (satu) set Modul bagi peserta :

i. Kulit depan (cover) bahan diklat.ii. Sasaran dan hasil-hasil yang ingin dicapai dalam tiap satu

sesi pelatihan/mata pelajaran;iii. Metoda yang digunakan;iv. Rincian kegiatan pembelajaran;v. Alokasi waktu;vi. Materi ajar utama;vii. Bahan rujukan/pendukung/peraturan perundang-undangan

yang terkait;

(6) Setiap kurikulum pelatihan wajib mencantumkan kurikulum mengenai sosialisasi Pedoman Perilaku Hakim dan materi mengenai etika.

Pasal 40

(1) Bidang Program merencanakan pelaksanaan program pelatihan untuk satu tahun anggaran sesuai kurikulum dan silabus yang telah ditetapkan oleh SK Kepala Balitbang Diklat Kumdil.

(2) Selambat-lambatnya sebelum 1 April tahun berjalan untuk tahun berikutnya, Bidang Program menyerahkan Program dan Jadwal Pelaksanaan Diklat Teknis dan bahan diklat untuk satu tahun anggaran kepada Bidang Penyelenggaraan.

(3) Dalam pelaksanaan setiap program pendidikan dan pelatihan Teknis Peradilan, Diklat Teknis wajib menerapkan metode-metode pembelajaran orang dewasa yang bersifat interaktif dan partisipatoris.

(4) Metodologi interaktif dan partisipatoris diterapkan dengan pemberian materi yang bersifat: keahlian atau praktek 75% (tujuh puluh lima

35

Page 43: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

persen) dan teori atau ceramah sebanyak 25% (dua puluh lima persen) dari setiap materi yang diberikan.

Bagian KelimaPenyelenggaraan Diklat Teknis

Pasal 41

(1) Program-program Diklat Teknis diselenggarakan oleh :a. Tenaga Kediklatan yang berasal dari Bidang Penyelenggaraan

Diklat Teknis;b. Kelompok Jabatan Fungsional;c. Widyaiswara dan/atau Widyaiswara Luar Biasa;d. Pemandu (Course Manager) yang ditunjuk dari Kelompok Jabatan

Fungsional atau Widyaiswara.(2) Syarat-syarat pengangkatan Tenaga Kediklatan :

a. Minimal SI (dari fakultas hukum/syariah dan ilmu-ilmu sosial)b. Lulus tes tertulis dan wawancara yang diadakan oleh MA RI

(3) Widyaiswara dan Widyaiswara Luar Biasa Diklat Teknis ditunjuk berdasarkan rekomendasi Kepala Pusdiklat Teknis untuk diangkat dengan SK KMA melalui Kepala Balitbang Diklat Kumdil.

(4) Program-program Diklat Teknis hanya diberikan oleh para Widyaiswara dan/atau Widyaiswara luar biasa yang tercantum namanya dalam SK KMA.

(5) SK KMA untuk pengangkatan Tim Widyaiswara Diklat Teknis diterbitkan setiap tahun sekali dengan mempertimbangkan usulan Kepala Balitbang Diklat Kumdil Kumdil serta keadaan dan kebutuhan Diklat Teknis.

(6) Tim Widyaiswara Diklat Teknis terdiri dari:a. Widyaiswara yang berasal Kelompok Jabatan Fungsional pada

Balitbang Diklat Kumdil.b. Widyaiswara Luar Biasa, terdiri dari:

i. hakim agung;ii. hakim tinggiiii. hakim pengadilan negeri/niaga/HAM/tipikor/khusus lainnya;

36

Page 44: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

iv. panitera senior;v. pumabakti;vi. dosen dan akademisi;vii. praktisi hukum;viii. pejabat lembaga lain yang terkait dengan MA (seperti Bank

Indonesia, KPK, BPK).

(7) Syarat-syarat penunjukan anggota Tim Pengajar/Widyaiswara Diklat Teknis:a. Persyaratan Umum:

i. Hakim dengan masa kerja minimal 10 tahun (Golongan/ pangkat Ill/d).

ii. Direkomendasikan oleh Ketua Pengadilan Tingkat Banding bagi Hakim Tinggi atau Hakim tingkat Pertama.

iii. Pernah mengikuti Pelatihan untuk Pengajar (Training of Trainers).

iv. Memahami dan menerapkan metode pembelajaran bagi orang dewasa yang bersifat interaktif dan partisipatoris.

v. Mempunyai komitmen untuk mendukung pola diklat teknis yang berlaku di MA-RI.

vi. Memiliki pengalaman mengajar minimal I tahun di diklat yang pernah diselenggarakan oleh MA, perguruan tinggi, lembaga donor atau institusi pemerintah atau swasta lainnya.

b. Persyaratan Khususi. memiliki keahlian dibidang hukum tertentu atau bidang lain

terkait dengan perkembangan terkini yang menunjang keahlian hukum;

ii. bagi pengajar Program Diklat Sertifikasi, maka widyaiswara/ widyaiswara luar biasa yang bersangkutan telah lulus sertifikasi terkait dengan bidang yang akan diajarkannya;

(8) Sekretaris Tim Widyaiswara Diklat Teknis adalah Kepala Penyeleng­garaan Diklat Teknis.

(9) Anggota Tim Widyaiswara dapat merangkap menjadi anggota Tim Penyusun.

37

Page 45: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Pasal 42

(1) Dalam setiap program pelatihan, kecuali dinyatakan lain, KepalaBidang Penyelenggaraan wajib menunjuk :a. Sedikitnya 1 (satu) orang Pemandu untuk diklat/program

berlangsung kurang dari/selama 3 (tiga) hari;b. Sedikitnya 2 (dua) orang Pemandu untuk diklat/program

berlangsung lebih dari 3 (tiga) hari;(2) Pemandu yang ditunjuk wajib hadir selama penyelenggaraan satu

program Diklat Teknis yang dipandunya.(3) Tugas dan fungsi Pemandu, antara lain, hadala :

a. Mengusulkan nama-nama widyaiswara yang akan mengajar dalam suatu program tertentu untuk disetujui oleh Kepala Pusdiklat Teknis;

b. Memberikan pengarahan kepada para peserta pada pembukaan suatu program;

c. memastikan sasaran dan tujuan tiap sesi pelatihan tercapai;d. memastikan tiap sesi pelatihan dilaksanakan sesuai alokasi waktu

yang disediakan;e. mengfasilitasi proses pembelajaran yang bersifat interaktif dan

partisipatoris dari peserta dan pengajar/widyaiswara yang bertugas;

f. memberikan dukungan bagi widyaiswara yang bertugas;g. memastikan kehadiran penuh dan tepat waktu dari tiap peserta dan

widyaiswara;h. memastikan kepatuhan dan kedisiplinan peserta dan widyaiswara;i. mengfasilitasi dan memimpin pertemuan para widyaiswara di hari

pelatihan bersangkutan untuk saling memberikan masukan untuk sesi-sesi pelatihan baik sebelum dan sesudah sesi terkait diberikan;

j. memastikan pemantauan dan evaluasi dilaksanakan pada akhir suatu program;

k. membuat laporan singkat mengenai pelaksanaan satu program yang menjadi tanggungjawabnya untuk disampaikan kepada Kapusdiklat Teknis.

38

Page 46: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Bagian KeenamAnggaran, Sarana dan Prasarana

Pasal 43

(1) Rencana Anggaran Diklat Teknis disusun oleh Bidang Program dan Evaluasi Teknis.

(2) Rencana Anggaran Diklat Teknis untuk tahun berikutnya wajib disampaikan kepada Kepala Balitbang Diklat Kumdil selambat- lambatnya sebelum tanggal 30 Juni tahun berjalan.

(3) Program Diklat Teknis dilaksanakan di Komplek Litbang Diklat Kumdil Mega Mendung, kecuali ditentukan lain dengan suatu SK Kepala Balitbang Diklat Kumdil MA-RI.

(4) Bidang Program dan Evaluasi Diklat Teknis wajib menyampaikan Program Diklat Teknis kepada Sekretariat Balitbang Litbang Diklat untuk tahun berikutnya selambat-lambatnya setiap sebelum tanggal 31 Maret pada tahun berjalan.

Bagian KetujuhKetentuan-ketentuan Khusus tentang Program

Pelatihan Bagi Tenaga Kediklatan dan Pemandu

Pasal 44

(1) Program Pelatihan Bagi Tenaga Kediklatan dan Pemandu bertujuan untuk menghasilkan Tenaga-tenaga Kediklatan dan Pemandu yang professional dalam melaksanakan tugas-tuganya di lingkungan Diklat Teknis.

(2) Setiap tenaga kediklatan atau Pemandu wajib mengikuti Program Pelatihan Tenaga Kediklatan dan program pengayaan untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai tenaga kediklatan.

(3) Program Pelatihan Bagi Tenaga Kediklatan dan Pemandu wajib dilaksanakan sedikitnya satu kali dalam setahun.

39

Page 47: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Bagian KedelapanKetentuan-ketentuan Khusus tentang

Program Pelatihan Bagi Tim Penyusun Kurikulum dan Materi Diklat Teknis dan Tim Pengajar Diklat Teknis

(Training of Trainers)

Pasal 45

(1) Pelatihan Bagi Tim Penyusun dan Tim Pengajar (Pelatihan Bagi Pengajar) bertujuan untuk:a. mempertahankan dan/atau meningkatkan kemampuan dan

profesionalisme Tim Penyusun dan Tim Pengajar;b. menghasilkan anggota-anggota baru dalam Tim Penyusun dan

Tim Pengajar yang memahami dan melaksanakan metoda penga­jaran orang dewasa yang bersifat interaktif dan partisipatoris.

(2) Pelatihan Bagi Pengajar wajib dilaksanakan sedikitnya 1 kali dalam setahun untuk rekruitmen pengajar baru dan pelatihan lanjutan untuk pengajar lama/pengajar yang ada.

(3) Pelatihan Bagi Pengajar wajib diikuti oleh setiap calon anggota Tim Penyusun, Tim Pengajar dan Pemandu.

(4) Penyelenggara bekerjasama dengan Tim Penyusun dan Tim Tenaga Pengajar wajib membuat kurikulum baku bagi Pelatihan Bagi Pengajar.

(5) Para Pengajar yang telah lulus Pelatihan Bagi Pengajar akan mendapatkan sertifikat kelulusan dan dapat mengajar pada pelatihan- pelatihan yang diselenggarakan oleh MA / Balitbang Diklat Kumdil Tim Penyusun dan Tim Tenaga Pengajar yang telah lulus Pelatihan Bagi Pengajar.

Bagian Kesembilan Ketentuan-ketentuan Khusus

Mengenai Pendidikan Bagi Hakim Pembina Calon Hakim

Pasal 46

(1) Kepala Pusdiklat Teknis mengusulkan nama-nama Hakim Pembina Calon Hakim (Hakim Pembina) dari tiap-tiap pengadilan negeri kelas

40

Page 48: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Ib dan II setiap tahun untuk disetujui dengan SK KMA melalui KepalaBalitbang Diklat Kumdil.

(2) Dalam melaksanakan tugas keseharian sebagai Hakim Pembina, HakimPembina bertanggungjawab kepada Ketua Pengadilan Negeri dimanayang bersangkutan bertugas.

(3) Hakim Pembina membina paling banyak 3 cakim dalam kurun waktuyang bersamaan.

(4) Syarat-syarat Hakim Pembina :a. Berpengalaman lebih dari 10 (sepuluh tahun) sebagai hakim;b. Minimal golongan/ruang: III /d;c. Pernah mengikuti Pelatihan Bagi Hakim Pembina yang

diselenggarakan Diklat Teknis.d. Memahami dan menerapkan cara pembelajaran orang dewasa

yang partisipatoris dan interaktif.(5) Tugas dan Kewajiban Hakim Pembina

a. Membimbing calon hakim dari segi teknis peradilan dan administrasi peradilan.

b. Meluangkan waktu untuk bertatap muka dengan calon hakim yang dibinanya paling sedikit 2 jam tiap minggu.

c. Membuat laporan triwulanan kepada Kepala Balitbang Diklat Kumdil mengenai perkembangan calon hakim yang dibinanya, dengan tembusan kepada Dirjen terkait.

d. Memberikan masukan/saran kepada calon hakim yang dibinanya mengenai kinerja calon hakim tersebut secara obyektif dan terukur

e. Membantu peserta dalam menentukan target-target yang hendak dicapainya dalam Program Pembinaan.

Bagian Kesepuluh Ketentuan-ketentuan Khusus

mengenai Pembinaan Bagi Calon Hakim

Pasal 47

(1) Program Pembinaan Calon Hakim (Program Pembinaan) adalah suatu bagian dari Diklat Cakim yang bertujuan untuk membekali para Cakim

41

Page 49: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

dengan pengetahuan teknis dan kemampuan praktis sebelum diangkat sebagai hakim.

(2) Program Pembinaan diperuntukan bagi seluruh Cakim yang telah memenuhi semua persyaratan yang ditentukan oleh Diklat Teknis.

(3) Program Pembinaan bagi Calon hakim terbagi dalam dua tahapan :a. Program Pembinaan Pra Diklat Cakim Terpusat (Orientasi)b. Program Pembinaan Pasca Diklat Cakim Terpusat (Magang)

Pasal 48(1) Program Pembinaan Pra Diklat Cakim Terpusat (Orientasi) dilakukan

oleh masing-masing Pengadilan tingkat pertama di empat lingkungan peradilan yang ditunjuk dengan bimbingan dari Diklat Teknis untuk jangka waktu keseluruhan paling sedikitnya 2 (dua) tahun atau sebelum calon hakim mengikuti Diklat Cakim Terpusat (yang mana yang terlebih dahulu).

(2) Hakim Pembina harus melaksanaan Orientasi dengan menggunakan materi, kurikulum dan sarana yang ditetapkan dalam Buku Panduan dan Petunjuk Pelaksanaan Pelatihan dan Pendidikan Hakim dan/atau pedoman-pedoman lain yang dikeluarkan oleh Balitbang Diklat Kumdil.

(3) Setiap Cakim yang mengikuti Orientasi akan diperkenalkan dengan Sistim hukum dan peradilan di Indonesia khususnya lembaga peradilan sehingga peserta memiliki pemahaman yang utuh tentang mekanisme dan Sistim peradilan di Indonesia beserta keahlian-keahlian lain yang terkait dengan manajemen dan administrasi Pengadilan.

(4) Kegiatan Pembinaan bersifat interaktif dan partisipatif dengan menggunakan sarana-sarana tatap muka baik berupa antara lain diskusi ilmiah, kajian kasus, mengikuti dan membantu tugas-tugas Hakim Pembina Mentor. Apabila dimungkinkan dan perlu, interaksi juga dapat dilakukan secara virtual melalui e-mail, tele-conference maupun video- conference.

Pasal 49

(1) Program Pembinaan Pasca Diklat Cakim {On the job training) diadakan untuk jangka waktu 1 [satu] tahun dan dapat diperpanjang bilamana dianggap perlu oleh Hakim Pembina/Mentor yang bersangkutan untuk

42

Page 50: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

jangka waktu paling lama 1 [satu] tahun meskipun yang bersangkutan telah diangkat menjadi Hakim.

(2) Dalam rangka Program Pembinaan, seorang Hakim Pembina harus melibatkan calon hakim dalam penanganan perkara-perkara yang sedang ditanganinya sebagai pengamat.

(3) Bentuk-bentuk kegiatan penanganan perkara yang dapat ditugaskan kepada peserta Program Pembinaan antara lain adalah :a. mengamati proses pendaftaran perkara dari sejak pendaftaran

nomer perkara, penentuan majelis hakim, panitera dan hari sidang, pemanggilan para pihak dan sebagainya;

b. mengamati jalannya setiap persidangan;c. mempelajari berkas perkara, alat-alat bukti, serta kesimpulan yang

disampaikan kepada majelis hakim;d. melakukan penelitian hukum terbatas mengenai pokok perkara

yang disengketakan termasuk melakukan kajian peraturan perundang-undangan, yurisprudensi serta doktrin-doktrin yang ada (akan menjadi bagian dari juklak);

e. melakukan riset dan kunjungan pada instansi-instansi penegak hukum (seperti Kepolisian, Kejaksaan dan Lembaga Pemasyarakatan) dan badan-badan pemerintah lainnya;

f. membuat konsep berbagai putusan yang baik.(4) Dalam setiap Program Pembinaan, seorang Hakim Pembina/Mentor

perlu menekankan kegiatan tatap muka dengan calon hakim yang bersangkutan yang dilakukan minimal 1 (satu) dalam seminggu atau 4 (empat) kali dalam sebulan.

(5) Setiap Hakim Pembina/Mentor wajib melakukan evaluasi atas perkembangan peserta Hakim Pembina/Mentoring yang menjadi tanggung jawabnya secara periodik dan melakukan pembinaan, perbaikan dan peningkatan kemampuan peserta.

(6) Setiap tiga bulan laporan hasil evaluasi serta laporan akhir tiap-tiap peserta Hakim Pembina/Mentoring wajib disampaikan oleh Hakim Pembina/Mentor kepada Kepala Pusdiklat.

(7) Isi laporan dan evaluasi dimaksud bersifat rahasia dan digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kemampuan peserta dan masukan bagi perbaikan dan peningkatan kualitas program Diklat dimasa yang akan datang

43

Page 51: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Bagian KesebelasKetentuan-ketentuan Khusus mengenai

Pendidikan dan Pelatihan Bagi Calon Hakim (Diklat Cakim)

Pasal 50

(1) Pendidikan Bagi Calon Hakim dilakukan secara terpusat setiap tahun di Gedung Litbang Diklat Kumdil di Mega Mendung, Jawa Barat atau tempat-tempat lain sebagaimana ditentukan dengan suatu SK KMA.

(2) Pengajar dan pemandu dalam Diklat Cakim Terpusat hanya dapat diberikan oleh para Widyaiswara dan/atau Widyaiswara luar biasa yang tercantum namanya dalam Surat Keputusan KMA.

(3) Diklat Cakim diselenggarakan dalam jangka waktu 3 bulan atau sama dengan kira-kira 624 (enamratus duapuluh empat) jam pelajaran, dengan komposisi pemberian materi 30% teori dan 70% praktek.

(4) Bidang Penyelenggara Teknis Peradilan wajib mengeluarkan jadwal mata pelajaran Diklat Cakim Terpusat paling lambat 2 (dua) bulan sebelum tanggal pelaksanaan Diklat Cakim Terpusat, yang berisikan :a. Mata pelajaran yang diberikan;b. Silabus;c. Bahan Pengajar bagi Tenaga Widyaiswara/Widyaiswara Luar

Biasa untuk mata pelajaran yang diberikan oleh bersangkutan;d. Materi pendukung lainnya;e. Nama-nama pengajar dan waktu mengajar;

(5) Bidang Penyelenggara memiliki kewenangan untuk mengganti Tenaga Widyaiswara/Widyaiswara Luar biasa apabila yang bersangkutan berhalangan hadir.

(6) Demi menjamin tertibnya penyelenggaraan Diklat Cakim Terpusat, maka jadwal yang sudah ditetapkan wajib dipatuhi dan tidak dapat diubah sewaktu-waktu.

44

Page 52: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Bagian Keduabelas Ketentuan-ketentuan Khusus

Mengenai Pelatihan Berkelanjutan Bagi Hakim

Pasal 51

1. Tujuan Pelatihan Berkelanjutan Bagi Hakim adalah :a. Memberikan pendalaman materi-materi praktek-praktek teknis

peradilan bagi hakim-hakim muda;b. menciptakan hakim-hakim dengan keahlian teknis peradilan yang

baik;c. mempertahankan kualitas minimum standar bagi para hakim-

hakim Indonesia.2. Bidang Penyelenggara wajib melaksanakan Pelatihan Berkelanjutan

Bagi Hakim paling sedikitnya 3 kali dalam setahun untuk tiap tahapan dengan jumlah peserta paling banyak 40 orang tiap kelas.

3. Pelatihan Berkelanjutan Bagi Hakim terbagi dalam dua tahapan :a. Tahapan Pertama diberikan bagi hakim dengan pengalaman

sebagai hakim kurang atau sama dengan 5 tahun;b. Tahapan Kedua diberikan bagi hakim dengan pengalaman sebagai

hakim antara 6 sampai 10 tahun.

Bagian Ketigabelas Ketentuan-ketentuan Khusus

Mengenai Pelatihan Kekhususan atau Sertifikasi

Pasal 52

1. Tujuan Pelatihan Kekhususan atau Sertifikasi adalah memberikan pelatihan dengan materi dan/atau keahlian khusus tertentu bagi para hakim-hakim yang dipilih secara selektif.

2. Syarat-syarat umum bagi peserta Pelatihan Sertifikasi:a. Telah mengikuti Pelatihan Berkelanjutan Bagi Hakim Tahap 2;b. Diusulkan oleh Ketua Pengadilan Tingkat Pertama melalui KPT

/Banding setempat;c. telah melaporkan harta kekayaannya;

45

Page 53: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

d. tidak tercatat dari Badan Pengawasan MA-RI;e. tidak tercatat oleh masyarakat terkait dengan tugas-tugasnya

sebagai hakim.3. Syarat-syarat khusus bagi peserta Pelatihan Sertifikasi dapat ditentukan

oleh Diklat Teknis dengan arahan dari Pimpinan MA-RI sesuai tujuan dan kebutuhan Pelatihan Sertifikasi.

Bagian Ketigabelas Ketentuan-ketentuan Khusus

Mengenai Pelatihan Hakim Senior

Pasal 53

1. Tujuan Pelatihan Hakim Senior adalah memberikan pelatihan untuk pendalaman materi-materi Teknis Peradilan untuk para pimpinan pengadilan tingkat pertama dan tingkat banding.

2. Syarat-syarat umum bagi peserta Pelatihan Hakim Senior :a. Telah mengikuti Pelatihan Bagi Hakim Berkelanjutan Tahap 2;b. Diusulkan oleh Ketua Pengadilan Tingkat Pertama melalui KPT

/Banding setempat.3. Syarat-syarat khusus bagi peserta Pelatihan Hakim Senior dapat

ditentukan oleh Diklat Teknis dengan arahan dari Pimpinan MA-RI sesuai tujuan dan kebutuhan Pelatihan Hakim Senior.

Bagian Keempatbelas Ketentuan-ketentuan Khusus Mengenai

Orientasi Bagi Hakim yang berasal dari luar Pengadilan

Pasal 54

1. Tujuan Orientasi Bagi Hakim yang berasal dari luar Pengadilan adalah memberikan orientasi materi teknis peradilan dan pedoman perilaku hakim bagi para hakim yang berasal luar pengadilan agar dapat memahami dan mempraktekan teknik-teknik beracara yang baik dan benar sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

46

Page 54: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

2. Syarat-syarat umum bagi peserta Orientasi Bagi Hakim yang berasal dari luar pengadilan:a. Hakim yang ditunjuk berdasarkan suatu Surat Keputusan Pejabat

terkait sesuai dengan keperluan dan/atau undang-undang terkait;b. Diusulkan oleh pimpinan pengadilan.

3. Syarat-syarat khusus bagi peserta Orientasi Bagi Hakim yang berasal dari luar Pengadilan dapat ditentukan oleh Diklat Teknis dengan arahan dari Pimpinan MA-RI sesuai tujuan dan kebutuhan Orientasi ini.

Bagian Kelimabelas Ketentuan-ketentuan Khusus mengenai

Diklat Bagi Tenaga Administrasi Peradilan (Administrasi Perkara)

Pasal 55

1. Tujuan Diklat bagi Tenaga Administrasi Peradilan adalah :a. Memperkuat dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan adminis­

trasi peradilan bagi Tenaga Administrasi Peradilan (Administrasi Perkara);

b. Memberikan pendalaman materi-materi praktek-praktek adminis­trasi peradilan secara berkelanjutan;

c. Membentuk tenaga administrasi peradilan dengan keahlian administrasi peradilan yang baik dan profesional;

d. mempertahankan kualitas minimum standar bagi para tenaga administrasi peradilan.

2. Bidang Penyelenggara wajib melaksanakan Diklat bagi Tenaga Administrasi Peradilan paling sedikitnya 3 kali dalam setahun untuk tiap tahapan dengan jumlah peserta paling banyak 40 orang tiap kelas.

Bagian Keenambelas Evaluasi

Pasal 56

1. Bidang Evaluasi Diklat Teknis wajib melakukan evaluasi terhadap semua program Diklat Teknis, dalam beberapa tahapan :

47

Page 55: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

a. Evaluasi harian;b. Evaluasi akhir tiap pelatihan;c. Evaluasi enam bulanan;d. Evaluasi tahunan;

2. Syarat-syarat menjadi staf dalam Bidang Evaluasi Diklat Teknis adalah:a. Pendidikan minimal SI - Sarjana Hukum;b. Pernah mengikuti Pelatihan Bagi Pelatih;c. Pernah mengikuti Pelatihan Bagi Pemandu;d. Pernah mengikuti Pelatihan bagi Penyelenggara Diklat Teknis;e. Pernah mengikuti lokakarya pelaksanaan evaluasi yang diseleng­

garakan oleh Balitbang Diklat Kumdil atau lembaga lainnya.3. Pelaksanaan evaluasi meliputi:

a. Penyampaian materi pelatihan oleh Tenaga Widyaiswara/ Widyaiswara Luar biasa dari segi metodologi pembelajaran orang dewasa;

b. Dampak pelatihan bagi peserta;c. Menerima dan menilai masukan dari Tenaga Widyaiswara/

Widyaiswara Luar Biasa, Pemandu, Peserta dan Bidang Penyelenggara;

d. Sisi administratif dan logistik dari suatu pelatihan.4. Evaluasi tersebut dibuat diajukan bersama laporan yang sekurang-

kurangnya memuat:a. Daftar pesertab. Daftar Tenaga Pengajarc. Jadwal dan Materi Pelatihand. Materi-materi pendukung yang disediakan oleh tenaga pengajare. Evaluasi dari Tenaga Pengajar, Peserta dan Penyelenggara

5. Laporan dibuat oleh bidang evaluasi Diklat Teknis dan diklat penyelenggara terkait, paling lambat dua minggu setelah pelatihan selesai dilakukan

6. Laporan diajukan kepada :a. Ketua Muda Bidang Pembinaan Mahkamah Agung;b. Sekretaris Mahkamah Agung;c. Kepala Balitbang Diklat Kumdil Mahkamah Agung;

48

Page 56: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

d. Kepala Pusdiklat Teknis;e. Kepala Badan Urusan Administrasi cq. Kepala Biro Kepegawaian;

dan/atauf. Instansi lain yang terkait dengan evalusi diklat, sebagaimana

diatur dengan angka (2)

49

Page 57: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

BAB VIPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN (DIKLAT MENPIM)

Bagian Kesatu Tujuan dan Sasaran

Diklat Manajemen Kepemimpinan

Pasal 57

(1) Tujuan Diklat Menpim adalah :a. Memberikan pendidikan dan pelatihan, dalam bidang Manajemen

dan Kepemimpinan dengan pola pelatihan, dan pendidikan yang menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

b. Meningkatkan kemampuan, keahlian dan keterampilan dalam bidang Manajemen dan Kepemimpinan bagi para tenaga teknis yudisial dan Tenaga Administrasi Umum Pengadilan.

(2) Sasaran Diklat Menpim adalah untuk menghasilkan para pimpinan pengadilan, baik Ketua ataupun Sekretaris Pengadilan dan Tenaga Administrasi Umum Pengadilan yang mampu :a. Mengelola institusi peradilan secara baik dan profesional;b. Mengelola institusi peradilan sesuai dengan prinsip-prinsip tata

kelola pemerintahan yang baik;c. Menerapkan perilaku aparatur yang baik sesuai peraturan, baik

perundang-undangan ataupun kelembagaan yang berlaku

Bagian Kedua Tugas dan Fungsi

Diklat Manajemen Kepemimpinan

Pasal 58

(1) Tugas Pusdiklat Menpim adalah melaksanakan, mengkoordinasikan, membina pendidikan dan pelatihan teknis dan administrasi umum kepada Tenaga Teknis Yudisial dan Tenaga Administrasi Umum

50

Page 58: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Pengadilan yang berhubungan dengan penjenjangan pangkat dan jabatan.

(2) Fungsi Pusdiklat Menpim adalah :a. Pelaksana pembinaan, penyusunan pedoman pendidikan dan

pelatihan teknis dan administrasi umum kepada Tenaga Teknis Yudisial dan Administrasi Umum Pengadilan;

b. Pelaksana penyusunan program, kurikulum dan silabus serta metode dan standardisasi diklat teknis dan administrasi peradilan;

c. Pelaksana urusan tata usaha(3) Pusdiklat Menpim berwenang dan bertanggungjawab untuk

merencanakan dan memberikan pendidikan dan pelatihan (diklat) di lingkungan Mahkamah Agung RI dan 4 (empat) peradilan di bawahnya dengan pola menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan bagi Tenaga Teknis Peradilan dan Tenaga Administrasi Umum Pengadilan dalam bidang Manajemen dan Kepemimpinan Pengadilan yang berhubungan dengan penjenjangan pangkat dan jabatan.

Pasal 59

(1) Diklat Menpim, meliputi:(a) Diklat-diklat Kepegawaian yang dipersyaratkan oleh peraturan

perundang - undangan.(b) Diklat-diklat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan, dalam hal manajemen dan kepemimpinan bagi Tenaga Teknis Peradilan dan Tenaga Administrasi Umum Pengadilan dalam mengelola Pengadilan.

(c) Diklat-diklat Menpim, sebagaimana diatur dalam point (ii) di luar diklat-diklat yang berkaitan dengan teknis peradilan dan manajemen perkara.

(2) Pola Diklat Menpim bersifat Menyeluruh, Terpadu, dan Berkesinam­bungan.

(3) Semua dan setiap program pelatihan / pendidikan dan peningkatan kapasitas individu yang dilaksanakan oleh Diklat Menpim diarahkan untuk meningkatkan karir individu tersebut dan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan yang terkait dengan kelangsungan / promosi karir individu terkait.

51

Page 59: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

(4) Diklat Menpim harus diberikan oleh pihak-pihak yang memiliki kompetensi dan/atau akreditasi, melalui widyaiswara dan/atau widyaiswara luarbiasa yang telah ditunjuk dengan suatu Surat Keputusan KMA.

Bagian Ketiga Program dan Jenjang

Diklat Menpim

Pasal 60

(1) Dalam satu tahun anggaran dengan mempertimbangkan kebutuhan dan skala prioritas, Diklat Menpim mengadakan program-program diklat rutin berikut in i:a. Diklat Pra Jabatan;b. Diklat Dalam Jabatan;c. Pelatihan bagi Tenaga Kediklatan (Penyelenggara dan Pemandu);d. Pelatihan bagi Tim Penyusun Kurikulum dan Materi Diklat

Menpim.(2) Diklat Pra Jabatan, sebagaimana diatur dalam angka (1) huruf c terdiri

dari:a. Diklat Pra Jabatan Reguler

(1) Diklat Pra Jabatan Golongan I & II(2) Diklat Pra Jabatan Golongan III

b. Diklat Pra Jabatan Eks Honorer(a) Diklat Pra Jabatan Golongan I & II(b) Diklat Pra Jabatan Golongan III

(3) Diklat dalam Jabatan, sebagaimana diatur dalam angka (1) huruf d terdiri dari:a. Diklat Kepemimpinanb. Diklat Sertifikasi Calon Pimpinan Pengadilanc. Diklat Sertifikasi Calon Sekretaris Pengadiland. Diklat Pimpinan Pengadilane. Diklat Sekretaris / Wakil Sekretaris Pengadilanf. Diklat Tenaga Fungsional

52

Page 60: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

g. Diklat Teknish. Diklat Keterampilan

(4) Diklat Kepemimpinan, sebagaimana yang diatur dalam angka (3) huruf a terdiri dari:a. Diklat kepemimpinan Tingkat IVb. Diklat kepemimpinan Tingkat IIIc. Diklat kepemimpinan Tingkat IId. Diklat kepemimpinan Tingkat I

(5) Diklat Sertifikasi Calon Pimpinan Pengadilan, sebagaimana yang diatur dalam angka (3) huruf b terdiri dari:a. Diklat untuk calon ketua dan wakil ketua Pengadilan Tingkat

Pertamab. Diklat untuk calon ketua dan wakil ketua Pengadilan Tingkat

Banding(6) Diklat Sertifikasi Calon Sekretaris Pengadilan, sebagaimana yang

diatur dalam angka (3) huruf c terdiri dari:a. Diklat untuk calon Sekretaris Pengadilan Tingkat Pertamab. Diklat untuk calon Sekretaris Pengadilan Tingkat Banding

(7) Diklat Pimpinan Pengadilan, sebagaimana diatur dalam angka (3) huruf d terdiri dari:a. Diklat untuk ketua/wakil ketua Pengadilan Tingkat Pertamab. Diklat untuk ketua/wakil ketua Pengadilan Tingkat Banding

(8) Diklat Sekretaris / Wakil Sekretaris Pengadilan, sebagaimana yang diatur dalam angka (3) huruf e terdiri dari :a. Diklat untuk sekretaris dan wakil sekretaris Pengadilan Tingkat

Pertamab. Diklat untuk sekretaris dan wakil sekretaris Pengadilan Tingkat

Banding(9) Diklat Tenaga Fungsional, sebagaimana diatur dalam angka (3) huruf f

terdiri dari:a. Diklat Jabatan Fungsional Arsiparisb. Diklat Jabatan Fungsional Pustakawanc. Diklat Jabatan Fungsional Statistisid. Diklat Jabatan Fungsional Auditor

53

Page 61: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

e. Diklat Jabatan Fungsional Widyaiswaraf. Diklat Jabatan Fungsional Perencanag. Diklat Jabatan Fungsional Penelitih. Diklat Jabatan Fungsional Pranata Komputeri. Diklat Jabatan Fungsional Analis Pegawai / Jabatan / Kepangkatanj. Diklat - diklat lain yang dibutuhkan oleh Mahkamah Agung,

ataupun 4 lingkungan peradilan di bawahnya yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil dan Keputusan Presiden Nomor 87 tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil

(10) Diklat Teknis, sebagaimana diatur dalam angka 3 huruf g terdiri dari :a. Diklat Bendaharawanb. Diklat Sistim Akuntansi Pemerintahc. Diklat Sistim Informasi / Kehumasan Pengadiland. Diklat Pengadaan Barang dan Jasae. Diklat Pra Ujian Dinas Kenaikan Golongan dan Kenaikan Pangkat

Penyesuaian Ijazah(1) Diklat Pra - Ujian Penyesuaian Ijazah SI / S2 / S3(2) Diklat Pra - Ujian Dinas Tingkat I(3) Diklat Pra - Ujian Dinas Tingkat II

f. Diklat-diklat lain yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja organisasi Mahkamah Agung dan 4 lingkungan peradilan di bawahnya

(11) Diklat Keterampilan, sebagaimana diatur dalam angka 3 huruf f terdiri dari :a. Latihan Keterampilan Bahasa

(1) Latihan Keterampilan Bahasa Indonesia(2) Latihan Keterampilan Bahasa Inggris(3) Latihan Keterampilan Bahasa Belanda(4) Latihan Keterampilan Bahasa Perancis(5) Latihan Keterampilan Bahasa Arab(6) Latihan Keterampilan Bahasa Surat Menyurat

b. Latihan Keterampilan Komputer(1) Latihan Keterampilan Komputer Tingkat Dasar(2) Latihan Keterampilan Komputer Tingkat Lanjutan

54

Page 62: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

(3) Latihan Keterampilan Sekuriti dan pengamanan internal Pengadilan

(12) Selain program-program rutin tersebut dalam nomor (1) diatas, Pusdiklat Menpim dapat juga mengadakan program orientasi atau pengayaan atau dalam rangka sosialisasi ketentuan atau peraturan perundang-undangan baru yang berkaitan dengan kepangkatan dan jabatan, dan berdasarkan permintaan Esselon I dari satuan kerja lain di Mahkamah Agung, seperti sosialisasi Pedoman Perilaku Hakim dan Etika Kepemimpinan.

Bagian KeempatKurikulum, Silabus, Bahan dan Metodologi

Diklat Menpim Pengadilan

Pasal 61

(1) Untuk merencanakan, menyusun dan pembuatan kurikulum, silabus dan bahan bagi masing-masing program Diklat Menpim dibentuk suatu Tim Penyusun Kurikulum dan Bahan Diklat Menpim (Tim Penyusun Diklat Menpim).

(2) Anggota Tim Penyusun Diklat Menpim diangkat dengan Surat Keputusan KMA dengan masa jabatan minimal 2 (dua tahun).

(3) Jumlah anggota dan nama-nama anggota calon Tim Penyusun Kurikulum dan Silabus Diklat Menpim direkomendasikan oleh Kapusdiklat Menpim melalui Kepala Balitbang Diklat Kumdil, untuk diteruskan ke KMA guna memperoleh surat keputusan mengenai hal tersebut.

(4) Tim Penyusun Kurikulum dan Silabus Diklat Menpim bersifat non struktural, ad-hoc dan (dapat diperbaharui atau) dievaluasi sekali dalam satu tahun sesuai keadaan dan kebutuhan Pusdiklat Menpim dengan suatu Surat Keputusan KMA.

(5) Anggota-anggota Tim Penyusun Diklat Menpim terdiri dari:a. Anggota Tetap, yakni Widyaiswara, Widyaiswara Luar Biasa,

Pejabat Struktural Mahkamah Agungb. Anggota Tidak Tetap, yang berasal dari:

55

Page 63: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

(1) Dosen dan Akademisi;(2) Praktisi Manajemen dan Kepemimpinan, dari dalam dan luar

lingkungan Mahkamah Agung(3) Pakar Manajemen dan kepemimpinan, dari dalam dan luar

lingkungan Mahkamah Agung(4) Pejabat Lembaga / Instansi lain yang terkait dengan jenis

diklat, seperti LAN, BKN, ANRI, Perpustakaan Nasional.

(6) Syarat-syarat penunjukan anggota Tim Penyusun Diklat Menpim :a. Persyaratan Umum :

(1) Lulus pelatihan yang diselenggarakan oleh LAN;(2) Direkomendasikan oleh Kepala Pusdiklat Menpim(3) Pernah mengikuti Pelatihan untuk Pengajar (Training of

Trainers).(4) Memahami metode pembelajaran bagi orang dewasa yang

bersifat interaktif dan partisipatoris.(5) Berkomitmen mendukung pola Diklat Menpim yang berlaku

di MA-RI.b. Persyaratan Khusus

Memiliki keahlian dibidang Manajemen dan Kepemimpinan atau bidang lain yang menunjang kerja organisasi Mahkamah Agung

Pasal 62

(1) Sekretaris Tim Penyusun Kurikulum dan Silabus Diklat Menpim adalah Kepala Bidang Program dan Evaluasi Diklat Menpim.

(2) Tim Ahli Diklat Menpim terbagi menjadi tiga sub tim, yaitu :a. Sub Tim Perumus A: Diklat Pra Jabatan dan Diklat Pimpinanb. Sub Tim Perumus B: Diklat Manajemen dan Kepemimpinan

Pengadilanc. Sub Tim Perumus C: Diklat Teknis dan Diklat Keterampilan

(3) Tiap Sub Tim Penyusun memiliki seorang sekretaris yang ditunjuk dari (salah satu pejabat struktural) atau Widya Iswara pada Diklat Menpim.

(4) Sekretaris Sub Tim Penyusun bertugas untuk memberikan dukungan administratif kepada semua unsur di dalam Sub Tim-nya masing-

56

Page 64: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

masing, atas koordinasi dengan Sekretaris Tim Penyusun Diklat Menpim (Kepala Bidang Program dan Kerjasama Diklat Menpim).

(5) Anggota Tim Penyusun Diklat Menpim dapat merangkap menjadi anggota Tim Tenaga Pengajar Diklat Menpim.

(6) Pelaksanaan administratif dan logistik dalam merencanakan, menyusun dan membuat kurikulum, silabus dan materi Diklat Menpim dilakukan oleh Bidang Program dan Evaluasi Menpim.

Pasal 63

(1) Sebelum memulai kegiatan penyusunan kurikulum, Bidang Program dan Evaluasi Menpim harus menyelenggarakan penilaian kebutuhan Diklat Menpim (training need assessment) untuk masing-masing target peserta bersama-sama dengan Tim Penyusun Diklat Menpim dan Tim Pengajar;

(2) Penyelenggaraan Penilaian Kebutuhan Diklat Menpim (Training Need Assessment) harus memperhatikan masukkan dari tiap satuan kerja, seperti :a. Sekretaris pada masing-masing Direktorat Jenderal atau Badan di

Lingkungan Mahkamah Agung.b. Biro Kepegawaian MA-RIc. Direktur Pembinaan Tenaga Teknis pada Direktorat Jenderal

masing-masing(3) Bidang Program dan Evaluasi Menpim memfasilitasi pertemuan antara

Tim Penyusun dan Tim Pengajar untuk menentukan kurikulum dan silabus dengan mempertimbangkan hasil penilaian kebutuhan Diklat Menpim.

Pasal 64

(1) Kepala Bidang Program dan Evaluasi Diklat Menpim menyampaikan rancangan kurikulum dan silabus sesuai hasil kerja dari tiap Sub Tim Penyusun untuk satu tahun anggaran kepada Kapusdiklat Menpim, untuk diteruskan ke Kepala Balitbang Diklat Kumdil guna disetujui dan ditetapkan dengan suatu Surat Keputusan Kepala Balitbang Diklat Kumdil.

57

Page 65: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

(2) Kurikulum untuk masing-masing program dalam satu tahun anggaran sekurang-kurangnya memuat:a. Tujuan Kurikulum Umum (TKU)b. Tujuan Kurikulum Khusus (TKK)c. Pokok Bahasan/Judul Mata Pelajarand. Sub Pokok Bahasan (bila ada)e. Uraian singkat

(3) Susunan silabus untuk masing-masing program Diklat Menpim sekurang-kurangnya memuat:a. Judul Mata Pelajaranb. Tujuan Instruksional Umum (TIU)c. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)d. Pokok Bahasane. Sub Pokok Bahasan (bila ada)f. Estimasi Waktug. Sumber Kepustakaanh. Metoda

(4) Berdasarkan kurikulum dan silabus yang telah disetujui oleh Kepala Balitbang Diklat Kumdil, Bidang Program, Tim Penyusun dan Tim Pengajar menyusun bahan Diklat Menpim bagi tiap-tiap pokok bahasan.

(5) Bahan Diklat Menpim sekurang-kurangnya memuat:a. Bahan bagi Widyaiswara/Widyaiswara Luar Biasa, yang terdiri

dari:i. Kulit depan bahan diklat;ii. Sasaran dan hasil-hasil yang ingin dicapai dalam tiap satu

sesi pelatihan/mata pelajaran;iii. Metoda yang digunakan;iv. Rincian kegiatan pembelajaran;v. Alokasi waktu;vi. Penegasan untuk tiap kegiatan;vii. Kunci latihan atau pokok-pokok pembelajaran yang

diberikan pada akhir satu sesi pelatihan;viii. Kesimpulan.

58

Page 66: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

ix. Bahan rujukan/pendukung/peraturan perundang-undangan yang terkait;

b. Bahan bagi pesertai. Kulit depan bahan diklat.ii. Sasaran dan hasil-hasil yang ingin dicapai dalam tiap satu

sesi pelatihan/mataiii. Pelajaran;iv. Metoda yang digunakan;v. Rincian kegiatan pembelajaran;vi. Alokasi waktu;vii. Bahan rujukan/pendukung/peraturan perundang-undangan

yang terkait;(6) . Bidang Program dan Evalusi merencanakan pelaksanaan program

pendidikan dan pelatihan untuk satu tahun anggaran sesuai kurikulum dan silabus yang telah ditetapkan oleh SK Kepala Balitbang Diklat Kumdil.

(7) . Selambat-lambatnya sebelum 1 April tiap tahunnya, Bidang Programdan Evaluasi menyerahkan Program dan Jadwal Pelaksanaan Diklat Menpim dan bahan diklat untuk satu tahun anggaran berikutnya kepada Bidang Penyelenggaraan Diklat Menpim.

(8) . Dalam pelaksanaan setiap program pendidikan dan pelatihanManajemen dan Kepemimpinan Peradilan, Diklat Menpim wajib menerapkan metode-metode pembelajaran orang dewasa yang bersifat interaktif dan partisipatoris

(9) . Metodologi interaktif dan partisipatoris diterapkan dengan pemberianmateri yang bersifat keahlian atau praktek sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari setiap materi yang diberikan dan teori atau ceramah sebesar 25% (duapuluh lima persen) dari materi yang diberikan.

Pasal 65

(1). Komposisi kurikulum Diklat Pra Jabatan ini dibuat oleh :80 % oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN)20 % oleh Mahkamah Agung

59

Page 67: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

(2) Diklat dalam Jabatana. Komposisi Kurikulum Diklat Kepemimpinan (Jabatan Struktural)

untuk Diklat Kepemimpinan Tingkat IV dan III, adalah :(1) 80% oleh Lembaga Administrasi Negara(2) 20% oleh Mahkamah Agung

b. Diklat Kepemimpinan Tingkat II dan I - 100% oleh Lembaga Administrasi Negara

(3) Komposisi kurikulum Diklat Sertifikasi Calon Pimpinan dan Calon Sekretaris Pengadilan ini 100% dibuat oleh Mahkamah Agung

(4) Komposisi kurikulum Diklat Pimpinan dan Sekretaris / Wakil Sekretaris Pengadilan ini, 100% dibuat oleh Mahkamah Agung

(5) Komposisi kurikulum Diklat Fungsional, 100% dibuat oleh Instansi Pembina masing-masing Jabatan Fungsional

(6) Pendidikan dan Pelatihan Teknisa. Komposisi kurikulum Diklat Teknis ini 100% dibuat oleh Instansi

Pembina yang dikoordinasikan oleh Mahkamah Agungb. Untuk Diklat Pra Ujian Dinas Kenaikan Golongan dan Kenaikan

Pangkat Penyesuaian Ijazah, kurikulum 100% dibuat oleh Mahkamah Agung

(7) Komposisi kurikulum Diklat Keterampilan ini 100% dibuat oleh Lembaga, yang memiliki kompetensi yang dikoordinasikan oleh Mahkamah Agung

Bagian Kelima Peserta Diklat Menpim

Pasal 66

(1) Peserta Diklat Pra Jabatan adalah Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Mahkamah Agung dan 4 (empat) lingkungan peradilan di bawahnya

(2) Peserta Diklat Kepemimpinan adalah Pegawai Negeri Sipil yang akan atau telah menduduki Jabatan Struktural tertentu

(3) Peserta Diklat Sertifikasi Calon Sekretaris Pengadilan adalaha. Untuk Diklat Sertifikasi Calon Sekretaris Pengadilan Tingkat

Pertama

60

Page 68: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

i. Pegawai Negeri Sipil, minimal golongan III/cii. DP3 dengan Kualifikasi rata-rata ”BAIK”iii. Sedang tidak memiliki catatan dari Badan Pengawasaniv. Mendapatkan rekomendasi dari Ketua Pengadilan Tingkat

Banding atas usul Ketua Pengadilan tingkat Pertamab. Untuk Diklat Sertifikasi Calon Sekretaris Pengadilan Tingkat

Bandingi. Pegawai Negeri Sipil, minimal golongan Ill/dii. DP3 dengan Kualifikasi rata - rata ”BAIK”iii. Sedang tidak memiliki catatan dari Badan Pengawasaniv. Mendapatkan rekomendasi dari Dirjen atas usul Ketua

Pengadilan tingkat Bandingc. Peserta Diklat Sertifikasi Calon Pimpinan Pengadilan adalah

i. Untuk Diklat Sertifikasi Calon Pimpinan Pengadilan Tingkat Pertama

ii. Hakim dengan Masa Kerja 12 tahuniii. Golongan, minimal Ill/div. DP3 dengan Kualifikasi rata-rata ’’BAIK”v. Sedang tidak memiliki catatan dari Badan Pengawasanvi. Mendapatkan rekomendasi dari Ketua Pengadilan Tingkat

Banding atas usul Ketua Pengadilan tingkat Pertamad. Untuk Diklat Sertifikasi Calon Pimpinan Pengadilan Tingkat

Bandingi. Hakim Tinggi selama 1 tahunii. Golongan IV/ciii. DP3 dengan Kualifikasi rata-rata ’’BAIK”iv. Pernah mengikuti Diklat Hakim Senior / Diklat Sertifikasi

Hakim Khususv. Sedang tidak memiliki catatan dari Badan Pengawasanvi. Mendapatkan rekomendasi dari Dirjen atas usul Ketua

Pengadilan tingkat Bandinge. Peserta Diklat Sekretaris / Wakil Skertaris Pengadilan adalah

i. Diklat untuk sekretaris dan wakil sekretaris Pengadilan Tingkat Pertama

61

Page 69: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

(i) Menjabat sebagai Sekretaris / Wakil Sekretaris pada Pengadilan Tingkat Pertama

(ii) DP3 dengan kualifikasi rata-rata ’’BAIK”(iii) Sedang tidak memiliki catatan dari Badan Pengawasan(iv) Mendapatkan rekomendasi dari Ketua Pengadilan

Tingkat Banding atas usul Ketua Pengadilan tingkat Pertama

ii. Diklat untuk sekretaris dan wakil sekretaris PengadilanTingkat Banding(i) Menjabat sebagai Sekretaris / Wakil Sekretaris pada

Pengadilan Tingkat Banding(ii) DP3 dengan kualifikasi rata - rata ’’BAIK”(iii) Sedang tidak memiliki catatan dari Badan Pengawasan(iv) Mendapatkan rekomendasi dari Dirjen atas usul Ketua

Pengadilan tingkat Banding

Peserta Diklat Pimpinan Pengadilan adalahi. Diklat untuk ketua/wakil ketua Pengadilan Tingkat Pertama

(i) Menduduki jabatan Ketua / Wakil Ketua pada Pengadilan Tingkat Pertama

(ii) Minimal Golongan IV / a(iii) DP3 dengan kualifikasi rata-rata ’’BAIK”(iv) Sedang tidak memiliki catatan dari Badan Pengawasan(v) Mendapatkan rekomendasi dari Dirjen atas usul Ketua

Pengadilan tingkat Banding

ii. Diklat untuk ketua/wakil ketua Pengadilan Tingkat Banding(i) Menduduki jabatan Ketua / Wakil Ketua di pengadilan

Tingkat Banding(ii) Minimal Golongan IV/c(iii) DP3 dengan kualifikasi rata-rata ’’BAIK”(iv) Pernah mengikuti Diklat Hakim Senior / Sertifikasi

Hakim Khusus(v) Sedang tidak memiliki catatan dari Badan Pengawasan(vi) Diusulkan oleh Dirjen

Page 70: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

g. Peserta Diklat Tenaga Fungsionali. Peserta Diklat Fungsional adalah Pegawai Negeri Sipil yang

akan atau telah menduduki Jabatan Fungsional tertentuii. Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana diatur dalam angka (7)

huruf a di atas adalah Pegawai Negeri Sipil yang diusulkan oleh Pembina Kepegawaian masing-masing satuan kerja, dengan rekomendasi Biro Kepegawaian

h. Peserta Diklat Teknis dan Keterampilan adalah Pegawai Negeri Sipil yang membutuhkan peningkatan kompetensi teknis dalam pelaksanaan tugasnya, dengan rekomendasi Kepala Biro Kepegawaian pada Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung atas usul dari Pembina Kepegawaian masing-masing satuan kerja.

Bagian KeenamPenyelenggaraan Diklat Menpim

Pasal 67

(1) Program-program Diklat Menpim Peradilan diselenggarakan oleh :a. Pusdiklat Menpim Mahkamah Agung.b. Lembaga / Instansi, yang menjadi Instansi Pembina atas diklat-

diklat yang diprogramkan oleh Pusdiklat Manajemen dan Kepemipinan Mahkamah Agung.

c. Instansi / Lembaga di luar huruf a dan b, yang memiliki kompetensi dan/atau akreditasi atas pengetahuan dan/atau keterampilan yang dibutuhkan oleh Mahkamah Agung, untuk melaksanakan tugas-tugasnya.

(2) Program-program Diklat, yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Menpim adalah :a. Program Diklat Pra Jabatanb. Program Diklat Kepemimpinanc. Program Diklat Sertifikasi Calon Sekretaris Pengadiland. Program Diklat Sertifikasi Calon Pimpinan Pengadilane. Program Diklat Sekretaris / Wakil Sekretaris Pengadilanf. Program Diklat Pimpinan Pengadilang. Program Diklat Jabatan Fungsional

63

Page 71: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

h. Program Diklat Teknisi. Diklat Bendaharawanii. Diklat Sistim Akutansi Pemerintahiii. Diklat Sistim Informasi / Kehumasan Pengadilaniv. Diklat Pengadaan Barang dan Jasav. Diklat Pra Ujian Dinas Kenaikan Golongan dan Kenaikan

Pangkat Penyesuaian Ijazahi. Program Diklat Keterampilan

(3) Program-program diklat, Sertifikasi Calon Sekretaris Pengadilan, Sertifikasi Calon Pimpinan Pengadilan, Diklat Sekretaris / Wakil Sekretaris Pengadilan, dan Diklat Sekretaris / Wakil Sekretaris Pengadilan sebagaimana yang diatur dalam angka (2) huruf c, d, e dan f:a. Diselenggarakan oleh Pusdiklat Menpim, secara swakelola

apabila:i. Peserta diklat berasal dari Provinsi Lampung, DKI Jakarta,

Banten, dan Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur ; dan

ii. Jumlah peserta diklat melebihi jumlah yang dipersyaratkan untuk 1 (satu) kelas diklat, atau 40 (empat puluh) orang

b. Apabila, apa yang diatur dalam huruf i dan ii tidak terpenuhi maka pihak Pusdiklat Menpim dapat mengalihkan penyelengga­raannya kepada instansi / lembaga lain, sesuai dengan kebutuhan Pusdiklat Manajemen dan Kepemimpinan

(4) Program-program diklat Pra Jabatan, Diklat Kepemimpinan, Diklat Tenaga Fungsional dan Diklat Keterampilan, sebagaimana yang diatur dalam angka 2 huruf a, b, g, dan i :a. Dapat diselenggarakan oleh Pusdiklat Menpim Mahkamah Agung,

secara swakelola apabila:i. Setelah mendapatkan akreditasi dari Instansi Pembina

masing-masing;ii. Peserta diklat berasal dari Provinsi Lampung, DKI Jakarta,

Banten, dan Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur; dan

64

Page 72: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

iii. Jumlah peserta diklat melebihi jumlah yang dipersyaratkan untuk 1 (satu) kelas diklat, atau 40 (empat puluh) orang

b. Penyelenggaraan sebagaimana diatur oleh angka (4) huruf a, dapat dialihkan kepada Instansi / Lembaga lain dengan pertimbangan Kapusdiklat Menpim

c. Pusdiklat Menpim dapat menjadi penyelenggara, dengan asistensi dari Instansi Pembina ataupun Instansi lain, yang mendapatkan akreditasi dari Instansi Pembina

(5) Program-program Diklat Teknis, sebagaimana yang diatur dalam angka ( 2 ) huruf H angka (1), (2), (3), dan (4) diselenggarakan oleh Pusdiklat Menpim Mahkamah Agung, bekerja sama dengan Instansi lain yang memiliki kompetensi

(6) Apabila, program-program Diklat Menpim, sebagaimana yang diatur dalam angka (2 ) huruf h angka (5):b. Diselenggarakan oleh Pusdiklat Menpim, secara swakelola :

i. Peserta diklat berasal dari Provinsi Lampung, DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur ; dan

ii. Jumlah peserta diklat melebihi jumlah yang dipersyaratkan untuk 1 (satu) kelas diklat, atau 40 (empat puluh) orang

c. Apabila, yang diatur dalam huruf i dan ii tidak terpenuhi maka pihak Pusdiklat Menpim dapat mengalihkan penyelenggaraannya kepada instansi / lembaga lain, yang sesuai dengan kebutuhan Pusdiklat Menpim

(7) Pusdiklat Menpim dapat mengambil kebijakan, yang berhubungan dengan penyelenggaraan diklat di luar dari ketentuan-ketentuan yang diatur oleh (3), (4), (5), dan (6) apabila ada kebijakan lain dari Mahkamah Agung, yang terkait dengan anggaran, sarana dan prasarana

(8) Program-program Diklat Menpim, diselenggarakan oleh :a. Tenaga Kediklatan yang berasal dari Bidang Penyelenggaraan

Diklat Menpim, terbagi atas :i. Subbidang Pengajaran;ii. Subbidang Fasilitas Pendidikan dan Pelatihan

b. Tim Fungsionalc. Pemandu (Course Manager)-,d. Widyaiswara dan Widyaiswara Luar Biasa.

65

Page 73: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

(9) Anggota Tim Pengajar Diklat Menpim diangkat berdasarkan SK KMA untuk masa jabatan minimal 2 (dua) tahun.

(10) Jumlah dan nama-nama calon Tim Pengajar Pusdiklat Menpim direkomendasikan oleh Kapusdiklat Menpim kepada KMA, melalui Kepala Balitbang Diklat Kumdil untuk dimintakan surat keputusan KMA mengenai hal tersebut.

(11) Tim Pengajar Diklat Menpim bersifat non struktural, ad-hoc dan dapat diperbaharui atau ditinjau ulang sekali dalam satu tahun sesuai keadaan dan kebutuhan Diklat Menpim dengan SK KMA.

(12) Anggota-anggota Tim Pengajar Diklat Menpim terdiri dari:a. Anggota Tetap, yakni Widyaiswara pada Balitbang Diklat

Kumdil.b. Anggota Tidak Tetap (Widyaiswara Luar Biasa), terdiri dari

unsur-unsur:i. Mahkamah Agung;ii. 4 (empat) lingkungan Peradilan di Bawah Mahkamah Agungiii. dosen dan akademisi;iv. praktisi hukum;v. pejabat lembaga lain yang terkait dengan MA (seperti Bank

Indonesia, KPK, BPK, dll)

(13) Syarat-syarat penunjukan anggota Tim Pengajar/Widyaiswara Diklat Menpim :a. Persyaratan Umum :

i. Syarat-syarat Widyaiswara dan Widyaiswara Luar Biasa sebagaimana mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN).

ii. Direkomendasikan oleh Kepala Pusdiklat Menpim Mahkamah Agung.

iii. Pernah mengikuti Pelatihan untuk Pengajar (Training of Trainers).

iv. Memahami dan menerapkan metode pembelajaran bagi orang dewasa yang bersifat interaktif dan partisipatoris.

v. Berkomitmen mendukung pola diklat Menpim yang berlaku di MA-RI.

66

Page 74: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

vi. Memiliki pengalaman mengajar minimal 1 tahun di diklat yang pernah diselenggarakan oleh MA, perguruan tinggi, lembaga donor atau institusi pemerintah atau swasta lainnya.

b. Persyaratan Khusus■ Memiliki keahlian dibidang Manajemen dan Kepemimpinan

atau bidang lain terkait dengan program-program diklat, yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Menpim MA yang menunjang kerja-kerja organisasi dari Mahkamah Agung;

(14) Sekretaris Tim Pengajar Diklat Menpim adalah Kepala Penyeleng­garaan Diklat Menpim.

(15) Anggota Tim Pengajar dapat merangkap menjadi anggota Tim Penyusun.

Pasal 68

(1) Dalam setiap program pelatihan, kecuali dinyatakan lain, KepalaBidang Penyelenggaraan wajib menunjuk:a. 1 orang Pemandu (Course Manager) untuk diklat yang

berlangsung maksimal 3 hari; ataub. minimal 2 orang untuk diklat yang berlangsung lebih dari 3 hari.

(2) Tugas dan Fungsi Pemandu, antara lain :a. Merekomendasikan nama-nama widyaiswara yang akan mengajar

dalam suatu program tertentu untuk disetujui oleh Kapusdiklat Menpim;

b. Memberikan pengarahan kepada para peserta pada pembukaan suatu program;

c. Memastikan sasaran dan tujuan tiap sesi pelatihan tercapai;d. Memastikan tiap sesi pelatihan dilaksanakan sesuai alokasi waktu

yang disediakan;e. Mengfasilitasi proses pembelajaran yang bersifat interaktif dan

partisipatoris dari peserta dan pengajar/widyaiswara yang bertugas;

f. Memberikan dukungan bagi widyaiswara yang bertugas;g. Memastikan kehadiran penuh dan tepat waktu dari tiap peserta dan

widyaiswara;

67

Page 75: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

h. Memastikan kepatuhan dan kedisiplinan peserta dan widyaiswara;i. Mengfasilitasi dan memimpin pertemuan para widyaiswara di hari

pelatihan bersangkutan untuk saling memberikan masukan untuk sesi-sesi pelatihan baik sebelum dan sesudah sesi terkait diberikan;

j. Memastikan pemantauan dan evaluasi dilaksanakan pada akhir suatu program;

k. Membuat laporan singkat mengenai pelaksanaan satu program yang menjadi tanggungjawabnya untuk disampaikan kepada Kapusdiklat Menpim.

(3) Program-program Diklat Menpim dapat diselenggarakan oleh Instansi / Lembaga di luar Mahkamah Agung, sebagaimana diatur dalam angka (1) huruf b dan c

(4) Untuk program-program diklat, yang diselenggarakan sebagaimana diatur oleh angka (18) maka Bidang Program dan Evaluasi dapat menjalin kerjasama dengan instansi / lembaga yang memiliki fungsi sebagai Instansi Pembina dan/atau Instansi lain yang memiliki akreditas dan/atau dianggap oleh Pusdiklat Menpim memiliki kompetensi untuk menyelenggarakan pelatihan.

(5) Kepala Bidang Program dan Evaluasi bertanggung jawab atas penyusunan naskah kerjasama yang terkait dengan instansi kerjasama, yang terkait (dengan penyelenggaran diklat) oleh Instansi / Lembaga di Luar Mahkamah Agung

(6) Kepala Bidang Program dan Evaluasi memberikan laporan tertulis tentang kegiatan dengan instansi/lembaga di luar MA kepada Kepala Pusdiklat Menpim selaku atasan langsung dari Kepala Bidang Program dan Evaluasi sejauh mana program kerjasama terlaksana.

Bagian VIIAnggaran, Sarana dan Prasarana

Pasal 69

(1) Rencana Anggaran Diklat Menpim disusun oleh Bidang Program Pusdiklat Menpim.

68

Page 76: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

(2) Rencana Anggaran Diklat Menpim untuk tahun berikutnya wajib disampaikan kepada Kepala Balitbang Diklat Kumdil Hukum dan Peradilan selambat-lambatnya sebelum tanggal 30 Juni tahun berjalan.

(3) Program Diklat Menpim dilaksanakan di Komplek Litbang Diklat Kumdil Mega Mendung, kecuali ditentukan lain dengan suatu SK Kepala Balitbang Diklat Kumdil MA-RI.

(4) Bidang Program dan Evaluasi Diklat Menpim wajib menyampaikan Program Diklat Menpim kepada Sekretariat Balitbang Litbang Diklat untuk tahun berikutnya selambat-lambatnya setiap sebelum tanggal 31 Maret pada tahun berjalan.

Bagian VIIIKetentuan-ketentuan Khusus tentang Program

Pelatihan Bagi Tenaga Kediklatan dan Pemandu

Pasal 70

(1) Program Pelatihan Bagi Tenaga Kediklatan dan Pemandu bertujuan untuk menghasilkan Tenaga-tenaga Kediklatan dan Pemandu yang professional dalam melaksanakan tugas-tuganya di lingkungan Diklat Menpim.

(2) Program Pelatihan Bagi Tenaga Kediklatan dan Pemandu wajib dilaksanakan sedikitnya satu kali dalam setahun.

Bagian IXKetentuan-ketentuan Khusus tentang

Program Pelatihan Bagi Tim Penyusun Kurikulum dan Materi Diklat Menpim dan Tim Pengajar Diklat Menpim

(!Training of Trainers)

Pasal 71

(1) Pelatihan Bagi Tim Penyusun dan Tim Pengajar (Pelatihan Bagi Pengajar) bertujuan untuk :

69

Page 77: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

a. mempertahankan dan/atau meningkatkan kemampuan dan profesionalisme Tim Penyusun dan Tim Pengajar;

b. menghasilkan anggota-anggota baru dalam Tim Penyusun dan Tim Pengajar yang memahami dan melaksanakan metoda pengajaran orang dewasa yang bersifat interaktif dan partisipatoris.

(2) Pelatihan Bagi Pengajar wajib dilaksanakan sedikitnya 2 kali dalam setahun untuk rekruitmen pengajar baru dan pelatihan lanjutan untuk pengajar lama/pengajar yang ada.

(3) Pelatihan Bagi Pengajar wajib diikuti oleh setiap calon anggota Tim Penyusun, Tim Pengajar dan Pemandu.

(4) Penyelenggara bekerjasama dengan Tim Penyusun dan Tim Tenaga Pengajar wajib membuat kurikulum baku bagi Pelatihan bagi Pengajar.

(5) Para Pengajar yang telah lulus Pelatihan Instruktur akan mendapatkan sertifikat kelulusan dan dapat mengajar pada pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh MA / Balitbang Diklat Kumdil

Bagian XEvaluasi

Pasal 72

(1) Evaluasi dilakukan pada setiap diklat yang diprogramkan oleh Pusdiklat Menpim MA RI.

(2) Tujuan evaluasi adalah :a. bahan penilaian bagi peserta diklat sebagai salah satu

pertimbangan yang akan digunakan oleh Tim Promosi dan Mutasi MA-RI.

b. Sebagai masukan bagi pihak-pihak yang dievaluasi untuk peningkatan kualitas masing-masing pihak, baik Widyaiswara / Widyaiswara Luar Biasa ataupun bagi Penyelenggara / Panitia

c. Sebagai masukan bagi Diklat Teknis Mempin untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas penyelenggaraan dan penyempurnaan program diklat mempim.

d. Sebagai bahan akreditasi Pusdiklat Menpim

70

Page 78: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

(3) Tim Penyusun Kurikulum dan Bahan Diklat Menpim (Tim Penyusun Diklat Menpim), bertanggung jawab untuk menyusun metode evaluasi dengan ketentuan:a. Sub Tim Perumus A mengadaptasi metode evaluasi yang dibuat

oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN)b. Sub Tim Perumus B menyusun metode evaluasi, yang sesuai

dengan kebutuhan Diklat Menpim Pengadilanc. Sub Tim Perumus C menyusun metode evaluasi, untuk Diklat Pra

Ujian Dinas Kenaikan Golongan dan Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah

(4) Metode dan Standar Evaluasi untuk Diklat Teknis dan Keterampilan di luar yang diatur oleh angka (3) huruf c diadaptasi oleh Sub Tim Perumus C dalam Tim Penyusun Diklat Menpim dengan mengadaptasi metode evaluasi yang dibuat oleh Instansi Pembina

(5) Pelaksanaan administratif dan logistik dalam merencanakan, menyusun dan membuat Metode Evaluasi Diklat Menpim dilakukan oleh Bidang Program dan Evaluasi Menpim.

(6) Bidang Program dan Evaluasi Diklat Menpim mengfasilitasi pertemuan antara Tim Penyusun dan Tim Pengajar untuk menentukan metode evaluasi dengan mempertimbangkan program, kurikulum dan silabus diklat-diklat yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Menpim

(7) Kepala Bidang Program dan Evaluasi Diklat Menpim menyampaikan rancangan metode evaluasi sesuai hasil kerja dari tiap Sub Tim Penyusun untuk satu tahun anggaran kepada Kapusdiklat Menpim, untuk diteruskan kepada Kepala Balitbang Diklat Kumdil guna disetujui dan ditetapkan dengan suatu Surat Keputusan.

(8) Penyampaian rancangan metode evaluasi diklat, dilakukan bersamaan dengan penyampaian rancangan kurikulum dan silabus

(9) Metode Evaluasi yang dibuat oleh Tim Penyusun Diklat Menpim dalam satu tahun anggaran sekurang-kurangnya memuat:a. Aspek Evaluasib. Bobot penilaian masing-masing Aspekc. Parameter dan Sub Parameter Penilaiand. Alat Evaluasie. Uraian singkat

71

Page 79: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

(10) Evaluasi dilakukan pada saat diklat dilakukan sampai dengan diklat selesai. Pelaksanaan evaluasi akan diatur secara rinci dalam suatu buku petunjuk pelaksanaan teknis.

(11) Evaluasi dilakukan oleh Bidang Program dan Evaluasi cq. Subbidang Evaluasi dan Pelaporan

(12) Evaluasi dilakukan terhadap :a. Peserta

Evaluasi terhadap peserta dilakukan oleh Evaluator, yang dirangkap oleh Pemandu, Widyaiswara/Widyaiswara Luar Biasa dan Penyelenggara / Panitia

b. Widyaiswara / Widyaiswara Luar BiasaEvaluasi terhadap Widyaiswara / Widyaiswara Luar Biasa dilakukan oleh Peserta dan Pemandu

c. Penyelenggara / PanitiaEvaluasi terhadap Penyelenggara / Panitia dilakukan oleh Peserta, Widyaiswara / Widyaiswara Luar Biasa

(13) Evaluasi harus diselesaikan paling lambat 5 hari kerja setelah setiap diklat selesai dilakukan.

(14) Evaluasi tersebut dibuat diajukan bersama laporan yang sekurang- kurangnya memuat:a. Daftar pesertab. Daftar Tenaga Pengajarc. Jadwal dan Materi Pelatihand. Materi-materi pendukung yang disediakan oleh tenaga pengajare. Evaluasi dari Tenaga Pengajar, Peserta dan Penyelenggara

(15) Laporan dibuat oleh bidang evaluasi Menpim dan diklat penyelenggara terkait, paling lambat dua minggu setelah pelatihan selesai dilakukan

(16) Laporan diajukan kepada :a. Ketua Muda Bidang Pembinaan Mahkamah Agung;b. Sekretaris Mahkamah Agung;c. Kepala Balitbang Diklat Kumdil Mahkamah Agung;d. Kepala Lembaga Administrasi Negara RI;

72

Page 80: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

e. Kepala Pusdiklat Menpim;f. Kepala Badan Urusan Administrasi cq. Kepala Biro Kepegawaian;

dan/ataug. Instansi lain yang terkait dengan evalusi diklat, sebagaimana

diatur dengan angka (2)

73

Page 81: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

BAB VIIKETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 73

Untuk pengaturan lebih rinci dan teknis mengenai hal-hal yang bertindak teknis dari pelaksanaan Surat Keputusan ini, Kepala Balitbang Diklat Kumdil dapat mengeluarkan surat keputusan - surat keputusan mengenai petunjuk pelaksanaan teknis dengan mempertimbangkan masukan-masukan dari masing-masing unit kerja dibawahnya.

BAB VIIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 74

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 31 Oktober 2008

KETUA MAHKAMAH AGUNG RI

BAGIR MANAN

74

Page 82: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

ADMINISTRASI TATA PERSURATAN, TATA KEARSIPAN

DAN ADMINISTRASI KEPROTOKOLAN KEHUMASAN DAN KEAMANAN

Page 83: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8
Page 84: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

ADMINISTRASI TATA PERSURATAN, TATA KEARSIPAN DAN TATA PELAPORAN

1. Tata Persuratan1.1. Ketentuan Umum

1) . Tata persuratan adalah sistem/proses pengurusan suratdinas yang diawali dari pembuatan, konsep naskah surat, sampai terjadinya surat, hingga diakhiri dengan selesainya pendistribusian surat.

2) . Surat/dokumen adalah produk administrasi yang berupa naskah/lembaran atau sekumpulan naskah/lembaran dalam bentuk tertentu yang digunakan sebagai sarana komunikasi kedinasan yang mempunyai sifat tertutup dan terbuka.

1.2. Maksud dan Tujuan1) . Petunjuk Pelaksanaan Tata Persuratan Dinas ini disusun agar

dapat dipergunakan sebagai pedoman yang terpadu dilingkungan Mahkamah Agung baik Pusat maupun daerah.

2) . Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Tata Persuratan Dinasbertujuan untuk :a. Memperoleh keseragaman dalam pola umum penyeleng­

garaan tata persuratan.b. Menunjang kelancaran komunikasi kedinasan dan kemu­

dahan dalam pengendalian pelaksanaanya.c. Meningkatkan daya guna dan hasil guna secara berkelanjutan

dalam penyelenggaraan tugas-tugas pada Mahkamah Agung baik Pusat maupun daerah.

d. Meningkatkan ketertiban dan keamanan tata persuratan pada Mahkamah Agung baik Pusat maupun daerah.

1.3. PersuratanMenurut sifatnya surat dibedakan sebagai berikut : a. Surat Tertutup

Adalah surat yang harus dibiarkan tetap dalam keadaan tertutup atau bersampul tanpa dibuka seperti misalnya surat rahasia, surat pribadi dan sebagainya.

75

Page 85: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

b. Surat TerbukaAdalah surat yang harus dibuka demi kepentingan pencatatan serta pengendalian peredarannya. Menurut nilai informasi yang terkandung surat terbuka dibedakan atas :

1) . Surat PentingAdalah surat yang mengandung informasi mengenai kepentingan mengikat yang memerlukan tindak lanjut dan informasi bersangkutan dibutuhkan dalam jangka waktu lama atau tetap (permanent)Bila surat tersebut terlambat pengilahannya atau hilang dapat menimbulkan masalah atau kerugian, mengganggu kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan pekerjaan dan tidak mudah mendapatkan gantinya.

2) . Surat BiasaAdalah surat yang mengandung informasi tidak memikat, tidak memerlukan tidak lanjut.Jika terlambat pengelolaannya atau hilang tidak menimbulkan masalah atau kerugian, tidak mempengaruhi kelancaran atau keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Informasi yang terkandung didalamnya bersifat umum ditemukan pada sumber lain.

2. Ruang lingkup

Oleh karena administrasi umum tata persuratan sangat diperlukan oleh para petugas di Mahkamah Agung baik Pusat maupun Daerah, maka ruang lingkup persuratan disusun meliputi bidang-bidang sebagai berikut :2.1. Peraturan Mahkamah Agung RI2.2. Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung2.3. Surat Edaran Mahkamah Agung2.4. Instruksi Ketua Mahkamah Agung2.5. Surat biasa2.6. Memorandum2.7. Nota Dinas2.8. Kode dan Nomor Surat Dinas2.9. Kewenangan menandatangani surat

76

Page 86: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

2.10. Tingkat kerahasiaan surat / dokumen2.11. Derajat Kecepatan Pengiriman Surat2.12. Distribusi

3. Pengertian dan penjabarannya

3.1. Peraturan Mahkamah AgungPeraturan Mahkamah Agung merupakan suatu Produk Hukum yang berpedoman pada Instruksi Presiden RI nomor : 15/1970 yang pelaksanaannya dibedakan pada yang bersifat mengatur yang berisikan pasal-pasal yang bersifat menetapkan yang tidak berisi pasal-pasal melainkan dengan kata-kata Pertama, Kedua, Ketiga dan seterusnya. Susunan adalah sebagai berikut :3.1.1. Kepala memuat antara lain :

1) . Nama Instansi2) . Kata Keputusan (yang lain)3) . Nomor dan Tahun4) . Nama Keputusan (yang lain)

3.1.2. Isi memuat unsur-unsur adalah :1) . Konsideran :

A. MenimbangB. Mengingat

2) . Diktum

3.1.3. Penutup memuat unsur-unsur antara lain :1) . Nama Tempat2) . Tanggal, Bulan, dan Tahun3) . Nama jabatan4) . Tanda tangan Pejabat5) . Nama Pejabat6) . Tembusan (bila perlu)7) . Cap (bila perlu)

3.2. Surat Keputusan Mahkamah AgungAdalah Surat yang berisikan informal mengenai ketetapan-ketetapan dibidang teknis maupun Administrasi Mahkamah Agung RI. Susunannya adalah sebagai berikut:

77

Page 87: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

3.2.1. Kepala surat memuat unsur-unsur antara lain :1). Nama Instansi2). Kata Keputusan (yang lain)3). Nomor dan Tahun4). Nama Keputusan

3.2.2. Isi memuat unsur-unsur adalah :D- Konsider

A. MenimbangB. MengingatC. MemperhatikanD. Memutuskan, Menetapkan

2). Diktum.

3.2.3. Penutup memuat unsur-unsur antara lain :D- Nama Tempat2). Tanggal, Bulan, dan Tahun3). Nama Jabatan4). Tanda Tangan Pejabat5). Nama Pejabat6). Tembusan (bila perlu)7). Cap Instansi

Surat Edaran Mahkamah Agung

Surat Edaran adalah suatu pemberitahuan tertulis yang ditujukan kepada pejabat-pejabat tertentu tanpa memuat suatu kebijaksanaan pokok, melainkan hanya memberikan penjelasan atau petunjuk-petunjuk tentang cara pelaksanaan suatu peraturan atau perintah. Susunannya adalah sebagai berikut :

3.3.1. Kepala Surat memuat antara lain :1) . Nama Instansi2) . Kata Surat Edaran3) . Nomor dan Tahun4) . Lampiran5) . Perihal6) . Alamat

78

Page 88: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

3.3.2. Isi surat Edaran adalah :Berisi penjelasan atau petunjuk-petunjuk secara terperinci mengenai cara-cara pelaksanaan peraturan atau perintah yang telah ada.

3.3.3. Kaki Surat memuat unsur-unsur antara lain :1) . Tempat, Tanggal, bulan, Tahun.2) . Nama Jabatan3) . Tanda Tangan Pejabat4) . Nama Pejabat5) . NIP6) . Cap Instansi7) . Tembusan

3.4. Instruksi Ketua Mahkamah Agung3.4.1. Bagian Kepala, terdiri dari

1) . Kata Instruksi Ketua Mahkamah Agung2) . Nomor (unit) dan tahun3) . Judul Instruksi

3.4.2. Bagian isi, terdiri dari :1) . Konsiderans

a) . Membaca;b) . Menimbang;c) . Mengingat;d) . Memperhatikan;

2) . DiktumMenyebutkan pejabat yang dituju dan memuat isi yang harus dilaksanakan.

3.4.3. Bagian Akhir, terdiri dari :1) . Nama tempat ditetapkan;2) . Tanggal, bulan dan tahun penetapan;3) . Nama jabatan;4) . Tanda tangan pejabat;5) . Nama terang pejabat;6) . Cap jabatan;7) . Tembusan

79

Page 89: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

3.5. Surat Biasa

Adalah surat yang berisi informasi mengenai masalah-masalah yang tidak termasuk dalam penggolongan surat penting dan mengandung pada hal-hal yang bersifat routine.3.5.1. Kepala surat memuat unsur-unsur antara lain :

1) . Nama Instansi2) . Tempat, Tanggal, Bulan, dan Tahun3) . Nomor Surat4) . Sifat Surat5) . Lampiran Surat6) . Perihal7) . Derajat8) . Alamat

3.5.2. Isi Surat Biasa memuat unsur-unsur antara lain :1) . Pendahuluan2) . Isi Pokok Surat3) . Penutup

3.5.3. Kaki Surat memuat unsur-unsur antara lain :1) . Nama Pejabat2) . Tanda Tangan Pejabat3) . Nama Pejabat4) . NIP (Bila Perlu)5) . Tembusan (Bila Perlu)

3.6. MemorandumAdalah merupakan suatu alat komunikasi dalam suatu unit Organisasi yang bersifat informil dapat ditulis tangan atau diketik.Susunannya adalah sebagai berikut :3.6.1. Kepala Surat memuat unsur-unsur sebagai berikut :

1) . Nama Instansi2) . Kata Memo3) . Kepada4) . Dari

80

Page 90: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

3.6.2.3.6.2. Isi Memo ialah memuat :!)• Merupakan alat komunikasi informil2). Mengandung Sifat Kedinasan

3.6.3. Kaki Memo memuat unsur-unsur antara lain :D- Tempat, Tanggal, Bulan, dan Tahun2). Nama Pejabat3). Tanda Tangan Pejabat4). NIP (bila perlu)

Nota DinasAdalah alat komunikasi dinas antara pejabat pada unit organisasi Mahkamah Agung RI yang sifatnya meminta penjelasan dankeputusan.3.7.1. Kepala Nota Dinas antara lain :

1). Nama Instansi2). Kata ’’Nota Dinas”3). Nomor dan Tahun4). Kepada5). Dari6). Perihal

3.7.2. Isi Nota Dinas adalahAntara isi Nota Dinas dengan surat dinas pada prinsipnya sama akan tetapi Nota Dinas lebih singkat dan jelas.

3.7.3. Kaki Nota Dinas memuat unsur-unsur antara lain :1) . Tempat, Tanggal, Bulan, dan Tahun2) . Tanda Tangan Pejabat3) . Nama Pejabat4) . NIP (bila perlu)5) . Tembusan (bila perlu)

3.8. Kode dan Nomor Surat DinasPenomoran surat dinas dilaksanakan setelah Net Konsep ditanda tangani oleh Pejabat yang berwenang.3.8.1. Penomoran surat dinas Mahkamah Agung dilakukan sebagai

berikut :

81

Page 91: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

1) . Seluruh surat masuk, pencatatan dan pemberian kodesurat masuk berdasarkan asas sentralisasi dilakukan oleh unit kearsipan tingkat eselon I yaitu bagian Tata Usaha Biro Umum, Sekretariat Ditjen dan Sekretariat Badan, dan diteruskan secara desentralisasi ke Sub Bagian Tata Usaha yang dilakukan oleh unit pengelola eselon II (Direktorat dan Biro) dan unit pengelola lainnya (Sub Bagian Tata Usaha Direktorat, Biro dan unit setingkat).

2) . Pemberian kode dan nomor surat keluar dilakukansecara Desentralisasi oleh unit pencipta/pengolah surat yang bersangkutan, kecuali jenis surat yang bersifat mengatur (statutair) dilakukan oleh unit pengolah tertentu.

3) . Unit pengolah atau pencipta surat adalah unityang menyusun konsep surat atau pengolah surat yang bersangkutan dan selanjutnya berkewajiban mengolahnya.

3.8.2. Kode Surat DinasDalam penomoran surat dinas perlu ditetapkan adanya kode jabatan, baik jabatan dari pejabat yang menandatangai maupun bagi pejabat pemrakarsa atau pengaju sebagai sumber konsep surat yang materi sesuai dengan lingkup tugasnya.Kode jabatan bagi pejabat yang menandatangani surat dinas digunakan dengan kode singkat sebagai berikut :

1. Pimpinan Mahkamah AgungKode Surat Pimpinan Mahkamah Agung : ....(l)/....(2 )/....(3)/....(4)/....(5)Keterangan : No. 1 adalah nomor urut surat

No. 2 adalah kode PimpinanMahkamah AgungNo. 3 adalah kode SuratNo. 4 adalah kode BulanNo. 5 adalah kode Tahun

82

Page 92: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Contoh Nomor Surat Pimpinan Mahkamah Agung- Ketua Mahkamah Agung Kode : 01/KMA/Kp/

VIII/2006- Wakil Ketua Bidang Yudisial Kode : 01/WKMA.

Y /KPid/VIII/2006- Wakil Ketua Bidang Non Yudisial Kode 01/

WKM A. N Y/Kp/VIII/2006- Ketua Muda Perdata Kode: 01/KM.Pdt/PkPdt/

VIII/2006- Ketua Muda Perdata Niaga kode : 01/KM.PdtN/

Pk/VIII/2006- Ketua Muda Pidana kode: 01/KM.Pid/PkPid/

VIII/2006- Ketua Muda Pidana Khusus kode: 01/KM.Pidsus/

PkPid/VIII/2006- Ketua Muda Uldilmil kode : 01/KM.Mil/PkMil/

VIII/2006- Ketua Muda Uldiltun kode: 01/KM.Tun/PkTun/

VIII/2006- Ketua Muda Uldilag kode: 01/KM.Ag/PkAg/

VIII/2006- Ketua Muda Pembinaan kode: 01/KM.Bin/Ku/

VIII/2006- Ketua Muda Pengawasan Kode : 01/KM.Was/Kp/

VIII/2006

Kode Pimpinan Mahkamah Agung (kolom 2) terlampir,pada lampiran 1

2. Kepaniteraan

Kode Surat Kepaniteraan : (1)/—(2)/—(3)/—(4)/.-(5 )Keterangan : No. 1 adalah nomor urut surat

No. 2 adalah kode Kepaniteraan No. 3 adalah kode Surat No. 4 adalah kode Bulan No. 5 adalah kode Tahun

83

Page 93: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Contoh Nomor Surat Kepaniteraan :- Panitera Mahkamah Agung kode : OI/Pan/SK/

VIII/2006- Sekretaris Kepaniteraan Kode : 01/Pan.l/Um/

VIII/2006- Panitera Muda Perkara Perdata Kode : Ol/Pan.2/

Pkr/V II1/2006- Panitera Muda Perkara Perdata Khusus Kode :

01/Pan.3/Pkr/VIII/2006- Panitera Muda Perkara Pidana Kode : 01/Pan.4/Pkr

/VIII/2006- Panitera Muda Perkara Pidana Khusus Kode :

01/Pan.5/Pkr/VIII/2006- Panitera Muda Perkara Perdata Agama Kode :

01/Pan.6/Pkr /VIII/2006- Panitera Muda Perkara Pidana Militer Kode :

01/Pan.7/Pkr /VIII/2006- Panitera Muda Perkara TUN Kode : 01/Pan.8/Pkr/

VIII/2006- Panitera Muda Tim A Kode : 01/Pan.A/Lap/

VIII/2006- Panitera Muda Tim BI Kode : 01/Pan.Bl/Lap/

VIII/2006- Panitera Muda Tim B2 Kode : 01/Pan.B2/Lap/

VIII/2006- Panitera Muda Tim C Kode : 01/Pan.C/Lap/

VIII/2006- Panitera Muda Tim D Kode : 01/Pan.D/Lap/

VIII/2006- Panitera Muda Tim E Kode : 01/Pan.E/Lap/

VIII/2006- Panitera Muda Tim F Kode : 01/Pan.F/Lap/

VIII/2006- Panitera Muda Tim G Kode : 01/Pan.G/Lap/

VIII/2006- Panitera Muda Tim H Kode : 01/Pan.H/Lap/

VIII/2006

Page 94: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

- Panitera Muda Tim I Kode : 01/Pan.I/Lap/VIII/ 2006

- Panitera Muda Tim J Kode : 01/Pan.J/Lap/VIII/ 2006

- Panitera Muda Tim K Kode : 01/Pan.K/Lap/VIII/ 2006

Kode Kepaniteraan (kolom 2) terlampir, pada lampiran 2

3. KesekretariatanKode Surat Kesekretariatan : (1)/......(2)1.....(3)/...... (4)/...... (5)Keterangan : No. 1 adalah nomor urut surat

No. 2 adalah kode unit Kesekre­tariatanNo. 3 adalah kode Surat No. 4 adalah kode Bulan No. 5 adalah kode Tahun

Contoh Nomor Surat Kesekretariatan :- Sekretaris Mahkamah Agung Kode : 01/Sek/SK/

VIII/2006- Dirjen Badan Peradilan Umum Kode : 01/DjU/SK/

VIII/2006□ Sekretaris Ditjen Badilum Kode : 01/DjU.l/

SK/VIII/2006□ Direktorat Pemb. Tenaga Teknis Kode : 01/

DjU.2/SK/VIII/2006□ Direktorat Pemb. Adm. Perad. Kode : 01/

DjU.3/SK/VIII/2006□ Direktorat Pran. & Ttl Prk. Pdt. Kode : 01/

DjU.4/SK/VIII/2006□ Direktorat Pran. & Ttl Prk. Pid. Kode : 01/

DjU.5/SK/VIII/2006- Dirjen Badan Peradilan Agama Kode : 01/DjA/

SK/VIII/2006□ Sekretaris Ditjen Badilag Kode : 01/DjA. 1/

SK/VIII/2006

85

Page 95: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

□ Direktorat Pemb. Tenaga Teknis Kode : 01/ DjA.2/SK/VIII/2006

□ Direktorat Pemb. Adm. Perad. Kode : 01/ DjA.3/SK/VIII/2006

□ Direktorat Pran. & Ttl Prk.Pdt.Ag Kode : 01/DjA.4/SK/VIII/2006

Dirjen Badan Peradilan MIL dan TUN Kode :01/DjMT/SK/VIII/2006□ Sekretaris Ditjen Miltun Kode : 01/DjMT.l/

SK/VIII/2006□ Direktorat Pemb. Tenaga Teknis Kode : 01/

DjMT.2/SK/VIII/2006□ Direktorat Pemb. Adm. Perad. Kode : 01/

DjMT.3/SK/VIII/2006□ Direktorat Pran. & Ttl Prk.Pid.Mil Kode:

01/DjMT.4/SK/VIII/2006□ Direktorat Pran. & Ttl Prk.Tun Kode : 01/

DjMT.5/SK/VIII/2006

Badan Pengawasan Kode : 01/Bp/SK/VIII/2006□ Sekretaris Badan Pengawasan Kode : 01/Bp. 1/

SK/VIII/2006□ Inspektorat Wilayah I Kode : 01/Bp.I/LHP/

VIII/2006□ Inspektorat Wilayah II Kode : 01/Bp.II/LHP/

VIII/2006□ Inspektorat Wilayah III Kode : 01 /Bp.III/LHP/

VIII/2006□ Inspektorat Wilayah IV Kode : 01/Bp.IV/LHP/

VIII/2006Badan Litbang Diklat kode : 01/Bld/SK/VIII/2006□ Sekretaris Litbangdiklat Kode : 01/Bld.l/SK/

VIII/2006□ Puslitbang Kumdil Kode : 01/Bld.2/Lit/

VIII/2006□ Pusdiklat Teknis Peradilan Kode : 01/Bld.3/

Dik/VIII/2006

Page 96: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

□ Pusdiklat Manj. dan Kepim. Kode : Ol/Bld.4/ Pim/VIII/2006

- Badan Urusan Administrasi kode : 01/Bua/SK/VIII/2006□ Biro Perencanaan dan Organisasi kode : 01/

Bua. l/OT/VIII/2006□ Biro Kepegawaian kode : 01/Bua.2/Kp/

VIII/2006□ Biro Keuangan kode : 01/Bua.3/K u/

VIII/2006□ Biro Perlengkapan kode : 01/Bua.4/Pl/

VIII/2006□ Biro Sekretariat Pimpinan kode : 01/Bua.5/

S K/VIII/2006□ Biro Hukum dan Humas kode : 01/Bua.6/Hs/

VIII/2006□ Biro Umum kode : 01/Bua7/SK/VIII/2006

Kode Unit Kesekretariatan (kolom 2) terlampir, pada lampiran 3

4. Kode Surat untuk Pengadilan Tingkat Banding dan Tingkat Pertama

1. Pengadilan Tingkat Banding Kode Surat: ....(1)/....(2)/....(3)/....(4)/....(5)Keterangan : No. 1 adalah kode Wilayah dan

PengadilanNo. 2 adalah Nomor Surat No. 3 adalah Kode Surat No. 4 adalah Kode Bulan No. 5 adalah Kode Tahun

Contoh :- Nomor Surat Pengadilan Tinggi Banda Aceh

masalah kepegawaian: Wl-U/10/Kp.01.1/ VIII/2006

- Nomor Surat Pengadilan Tinggi Agama Medan masalah kepegawaian: W2-A/08/Kp.01.3/ VIII/2006

87

Page 97: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Pengadilan Tingkat Pertama Kode Surat : ....(1)/.

Keterangan : No. 1 adalah Kode Wilayah danKode Pengadilan No. 2 adalah Nomor Surat No. 3 adalah Kode Surat No. 4 adalah Kode Bulan No. 5 adalah Kode Tahun

Contoh Nomor Surat Pengadilan Negeri Banda Aceh masalah kepegawaian: Wl-Ul/10/Kp.01.1/ VIII/2006

3.9. Kewenangan Penandatanganan Surat Dinas.

3.9.1. Ketua Mahkamah Agung RI menandatangani :a. Peraturan Mahkamah Agungb. Keputusan Ketua Mahkamah Agung RIc. Penetapan Ketua Mahkamah Agung RId. Instruksi Mahkamah Agung RIe. Petunjuk Pelaksanaan Mahkamah Agung RIf. Surat Edaran Mahkamah Agung RIg. Surat Pertimbangan/Petunjuk/Pendapat Mahkamah

Agung RIh. Surat Perjanjiani. Pengumuman Mahkamah Agung RIj. Surat Perintah Mahkamah Agung RIk. Surat Keterangan Mahkamah Agung RIl. Surat Ijin Mahkamah Agung RIm. Surat Kuasan. Surat Biasao. Memorandump. Surat Dinas lain yang dianggap perlu.

3.9.2. Pejabat Struktural Eselon I Mahkamah Agung RI menanda­tangani :a. Surat Keputusanb. Surat Perjanjianc. Surat Dinas

88

Page 98: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

d. Memorandume. Nota Dinasf. Laporang. Surat Rekomendasih. Surat Kuasai. Lembar Disposisij. Surat Instruksik. Surat Tegoranl. Surat Pengumumanm. Surat Panggilann. Berita Acara Serah Terimao. Surat Keteranganp. Surat Ijinq. Surat Pengantarr. Surat Undangans. Surat Kawat/Telex/Faximilet. Petunjuk Pelaksanaanu. Surat Edaranv. Surat Perintahw. Surat Biasax. Surat Dinas lain yang dianggap perlu.

3.9.3. Pejabat Fungsional setingkat Eselon I (Panitera Mahkamah Agung) menandatangani :a. Keputusanb. Penetapanc. Surat Perintahd. Surat Biasae. Laporanf. Memorandumg. Surat Dinas lain yang dianggap perlu.

3.9.4. Pejabat Struktural Eselon II Mahkamah Agung RI menandatangania. Surat Perintahb. Surat Perjanjianc. Surat Dinas

89

Page 99: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

d. Surat Biasae. Keputusanf. Nota Dinasg. Laporanh. Surat Pengantari. Surat Ijinj. Surat Dinas lain yang dianggap perlu

3.9.5. Pejabat Struktural Eselon III dan IV Mahkamah Agung RI menandatangani :a. Surat Biasab. Laporanc. Surat Pengantard. Surat Ijine. Surat Dinas lain yang dianggap perluMatrik Kewenangan penandatangan Surat Dinas terlampir, pada lampiran 5

3.9.6. Pelimpahan Wewenang Penandatanganan Kewenangan dalam penandatanganan surat harus memperhatikan kesesuaian dengan jenjang struktural pejabat yang dituju, dengan bentuk sebagai berikut:

a. Atas Nama (a.n.)Atas nama (a.n.) dipergunakan jika yang berwenang menandatangani surat/dokumen melimpahkan kepada pejabat di bawahnya.Persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :1. Pelimpahan wewenang tersebut dalam bentuk

tertulis.2. Materi wewenang yang dilimpahkan benar-benar

menjadi tugas dan tanggung jawab pejabat yang melimpahkan.

3. Tanggung jawab sebagai akibat penandatangan surat berada pada pejabat yang diatas namakan.

Page 100: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Contoh :a.n. Sekretaris Mahkamah Agung RI

Kepala Badan Urusan Administrasi

Nama jelas

b. Untuk beliau (u.b.)Untuk beliau (u.b.) dipergunakan jika yang diberi kuasa memberi kuasa lagi kepada pejabat satu tingkat di bawahnya.Untuk beliau (u.b.) dipergunakan setelah ada atas nama (a.n.)Pelimpahan kewenangan penandatanganan surat dengan bentuk untuk beliau (u.b.) hanya sampai pada pejabat dua tingkat eselon dibawahnya.Persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :1. Pelimpahan harus mengikuti urutan sampai dua

tingkat struktural dibawahnya.2. Materi yang ditandatangani merupakan tugas dan

tanggung jawabnya.3. Dapat pula dipergunakan oleh pejabat yang ditunjuk

sebagai pemangku jabatan sementara atau yang mewakili.

4. Tanggung jawab berada pada pejabat yang telah diberi kuasa.

Contoh :a.n. Sekretaris Mahkamah Agung RI

Kepala Badan Urusan Administrasi u.b.

Kepala Biro Umum

Nama jelas

4. Penggunaan Lambang Negara, Logo, Kop Surat dan Cap Dinas

4.1. Lambang Negara (Garuda).Ketentuan penggunaan Lambang Negara untuk surat dinas adalah sebagai berikut :

91

Page 101: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

a. Lambang Negara digunakan dalam surat dinas sebagai tanda pengenal atau identifikasi yang bersifat tetap dan resmi.

b. Lambang Negara berwarna emas digunakan pada surat Ketua MA, para Wakil Ketua MA, para Ketua Muda.

c. Lambang Negara berwarna emas diletakkan disebelah kiri bagian atas kertas.

Khusus untuk surat-surat Keputusan dan sejenisnya menggunakan Lambang Negara yang berada ditengah atas kertas.

4.2. Logo MA.Logo adalah tanda pengenal atau identitas berupa simbol atau huruf yang digunakan dalam surat dinas Mahkamah Agung dan empat lingkungan peradilan yang berada dibawahnya sebagai identitas agar publik lebih mudah mengenal. Penggunaan Logo diletakkan disebelah kiri atas Kop Surat.Ketentuan penggunaan Logo MA untuk surat dinas di setingkat eselon I empat lingkungan peradilan sebagaimana contoh terlampir.(lihat lampiran)

4.3. Kop SuratKop Surat adalah tanda pengenal atau identitas berupa huruf yang digunakan dalam surat dinas Mahkamah Agung dan empat lingkungan peradilan yang berada dibawahnya agar publik lebih mudah mengenal.Ketentuan penggunaan Kop Surat untuk surat dinas di setingkat eselon I dan empat lingkungan peradilan sebagaimana contoh terlampir.(lihat lampiran)

4.4. Cap DinasCap Dinas adalah tulisan dan lambang tingkat jabatan yang digunakan sebagai tanda pengenal yang sah dan berlaku di Mahkamah Agung dan empat lingkungan peradilan yang berada dibawahnya dibubuhkan pada ruang tanda tangan.Macam Cap Dinas adalah :a. Cap Jabatan yang memuat nama jabatan penandatangan naskah

dinas.

92

Page 102: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

b. Cap Instansi yang memuat nama instansi.

Ketentuan penggunaan, ukuran dan warna Cap Dinas untuk surat dinas di setingkat eselon I dan empat lingkungan peradilan sebagaimana contoh terlampir.(lihat lampiran)

5. Alur Surat

5.1. Jalur Alur Surat dari Pusat ke daerah diatur sebagai berikut :a. Surat dari Ketua Mahkamah Agung, Sekretaris, Panitera,

para Direktur Jenderal, dan para Kepala Badan, yang dikirim keinstansi daerah di lingkungan Mahkamah Agung dialamatkan kepada Ketua Pengadilan Tingkat Banding.

b. Surat dari Ketua Pengadilan Tingkat Banding yang dikirim ke Pengadilan Tingkat Pertama dialamatkan kepada Ketua Pengadilan Tingkat Pertama.

c. Tidak diperkenankan mengirim surat yang ditujukan langsung kepada Pengadilan Tingkat Pertama.

d. Badan Pengawasan karena tugas dan fungsinya dapat mengirim surat ke unit manapun dalam rangka pengawasan dan tindak lanjut hasil pemeriksaan.

e. Dalam hal tersebut pada nomor satu di atas dimana surat ditujukan kepada Pengadilan Tingkat Banding, maka Ketua Pengadilan Tingkat Pertama apabila diperlukan dapat diberi atau dikirim tembusannya sesuai dengan maksud surat.

5.2. Alur Surat dari bawah ke atas diatur sebagai berikut :a. Surat dari Ketua Pengadilan Tingkat Pertama yang dikirim

untuk Pengadilan Tingkat Banding di alamatkan kepada Ketua Pengadilan Tingkat Banding.

b. Surat dari Ketua Pengadilan Tingkat Banding yang dikirim untuk jajaran instansi tingkat pusat dialamatkan kepada Ketua Mahkamah Agung RI atau Pejabat setingkat eselon I, untuk urusan operasional sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing atau kepada Badan Pengawasan untuk urusan pengawasan atau kepada Badan Urusan Administrasi dan

93

Page 103: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Badan Penelitian, Pengembangan, Pendidikan, Pelatihan Hukum untuk urusan administratif dan Litbang Diklat Hukum dan Peradilan.

c. Pengadilan Tingkat Pertama tidak diperkenankan mengirim surat yang ditujukan langsung kepada instansi eselon I dan II di Pusat, kecuali sebagai jawaban atau tindak lanjut dari yang dialamatkan langsung kepada Pengadilan Tingkat Pertama.

d. Khusus untuk surat mengenai kenaikan pangkat (kepegawaian) dan usul pensiun akan diatur secara tersendiri.

5.3. Alur Surat dari samping menyamping (Horisontal)a. Surat dari Sekretaris, Panitera yang ditujukan kepada pejabat

eselon dibawah Badan Pengawasan, Badan Urusan Administrasi, Direktur Jenderal harus dialamatkan kepada pimpinan satuan organisasi dimaksud atau u.p. pejabat yang dituju.

b. Surat dari Direktur Jenderal atau pejabat dibawahnya yang ditujukan kepada pejabat eselon II dibawah Badan-Badan, harus dialamatkan kepada pimpinan satuan organisasi dimaksud atau u.p. pejabat yang dituju.

c. Surat dari Badan-Badan atau pejabat dibawahnya yang ditujukan kepada pejabat eselon II dibawah Direktorat Jenderal, harus dialamatkan kepada pimpinan satuan organisasi dimaksud atau u.p. pejabat yang dituju.

d. Surat dari Ketua Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama yang dikirim kepada jajaran instansi horisontal dari daerah dialamatkan kepada pimpinan satuan organisasi dimaksud atau u.p. pejabat yang dituju.

e. Hal-hal sebagaimana dimaksud dalam angka 1 sampai 4 diatasharus selalu berpedoman pada kewenangan penandatanganan surat dinas yang diatur dalam .... ?

94

Page 104: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

TATA KEARSIPAN

I. Pendahuluan

A. Latar BelakangDalam rangka usaha perbaikan, penyempurnaan dan peningkatan organisasi dan administrasi Mahkamah Agung RI pasca satu atap jajaran peradilan di bawah Mahkamah Agung RI, kegiatan diarahkan pada aspek-aspek kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian, keuangan, dan fasilitas kerja lainnya.Salah satu usaha perbaikan, penyempurnaan dan peningkatan di bidang ketatalaksanaan adalah penyempurnaan penyelenggaraan pengurusan surat, penataan berkas dan penyusutan arsip, yang selama ini masih terbengkalai karena dianggap merupakan kegiatan yang kurang turut menentukan dalam berhasilnya administrasi perkantoran.Untuk menghilangkan pandangan yang keliru tersebut dan untuk memperoleh daya guna dan hasil guna administrasi secara maksimal, maka dirasa perlu diterapkannya suatu sistem kearsipan baru yang biasa disebut Sistem Kearsipan Dinamis (Kartu Kendali).Untuk itu perlu disusun suatu ’’Petunjuk Pelaksanaan Kearsipan Mahkamah Agung RI” sebagai realisasi dan penerapan sistem kearsipan tersebut.

B. Dasar HukumPeraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai landasan hukum dalam penyusunan buku ’’Petunjuk Pelaksanaan Kearsipan Mahkamah Agung RI” adalah :1. Undang-undang No. 7 tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan

Pokok Kearsipan;2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 tahun 1979

tentang Penyusutan Arsip;3. Keputusan Presiden No. 44 tahun 1974 tentang Pokok-pokok

Organisasi Departemen;4. Keputusan Presiden No. 15 tahun 1984 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Departemen;

95

Page 105: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

5. Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI no........................................ tentang..........................................

C. Ruang LingkupRuang lingkup yang menjadi sasaran kegiatan buku petunjuk ini adalah mencakup Pengurusan Surat, Penataan Berkas, dan Penyusutan Arsip di lingkungan Mahkamah Agung RI.

D. ThjuanPenyusunan buku Petunjuk Pelaksanaan Kearsipan Mahkamah Agung RI ini bertujuan untuk dijadikan pedoman dan petunjuk dalam kegiatan penyelenggaraan pengurusan surat, penataan berkas, dan penyusutan arsip dilingkungan Mahkamah Agung RI.

E. Beberapa Pengertian Pokok

1. Arsip ialah :a. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga-lembaga

Negara dan Badan-badan Pemerintahan dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan peradilan.

b. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh badan-badan swasta dan/atau perorangan, dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.

2. Arsip Dinamis :Ialah Arsip yang dipergunakan secara langsung dalam perencanaan pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi negara dan peradilan.

3. Arsip aktif :Ialah Arsip Dinamis yang secara langsung dan terus menerus diperlukan dan dipergunakan dalam penyelenggaraan administrasi.

96

Page 106: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

4. Arsip In Aktif :Ialah Arsip Dinamis yang frekuensi penggunaannya untuk penyelenggaraan administrasi sudah menurun.

5. Arsip Statis :Ialah Arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan dan peradilan maupun untuk penyelenggaraan sehari-hari administrasi negara dan peradilan.

6. Unit Kearsipan :Ialah Unit Organisasi yang kegiatan pokoknya mengarahkan dan mengendalikan arsip aktif, juga menyimpan dan mengelola arsip In Aktif yang berasal dari unit-unit pengolah (Unit Kerja) dilingkungannya.

7. Unit Pengolah :Ialah Unit Kerja yang melaksanakan tugas pokok dan fungsi organisasi, yang mengelola arsip aktif sebagai berkas kerja.

8. Satuan Organisasi :Ialah bagian dari suatu organisasi dimana diselenggarakan kegiatan-kegiatan administrasi dalam arti terbatas (dalam Lingkungan Mahkamah Agung dan 4 (empat) lingkungan peradilan dibawahnya) yang didalamnya terdapat pejabat-pejabat yang mengurusi administrasi kepegawaian, keuangan dan administrasi umum, seperti : Sekretariat, Panitera, Direktorat Jenderal, Badan-badan, Pengadilan Tingkat Pertama, Pengadilan Tingkat Banding dan Unit Pelaksana Teknis (UPT).

9. Unit Pelaksana Teknis (UPT) :Ialah Unit Eselon II di Tingkat Pusat, Pengadilan Tingkat Pertama, dan Pengadilan Tingkat Banding.

97

Page 107: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

II. Kewenangan dan Organisasi Kearsipan

A. Kewenangan Kearsipan

1. Arsip sebagaimana yang telah disebutkan dalam bab Pendahuluan adalah wewenang pemerintah dan peradilan, dalam hal arsip yang berkaitan dengan arsip dilingkungan Mahkamah Agung RI dan empat lingkungan peradilan dibawahnya adalah menjadi wewenang Mahkamah Agung RI dan empat lingkungan peradilan dibawahnya.

2. Sistim Pengelolaan Arsip dilingkungan Mahkamah Agung dan empat lingkungan peradilan dibawahnya menurut azas sentralisasi dalam kebijaksanaan, desentralisasi dalam pelaksanaan.

3. Sekretaris Mahkamah Agung RI menetapkan kebijaksanaan umum dibidang kearsipan.

4. Kewenangan pembinaan, koordinasi dan pengendalian dibidang kearsipan dilaksanakan secara sentralisasi oleh Badan Urusan Administrasi dalam hal ini Biro Umum.

5. Pelaksanaan kegiatan dibidang kearsipan dilingkungan Mahkamah Agung RI dan 4 (empat) lingkungan peradilan dibawahnya dilaksanakan secara desentralisasi oleh masing-masing satuan organisasi setingkat eselon I dan unit Pelaksanaan Teknis meli­puti :a. Pembinaan dan koordinasi dibidang kearsipan di lingkungan

unit kerja masing-masing.b. Pengelolaan arsip aktif dilingkungan unit kerja masing-

masing.c. Sebagai tempat penyimpanan sementara arsip in aktif.

6. Wewenang pemusnahan arsip dan penyerahan arsip statis ke arsip Nasional di Pusat/Arsip Nasional Daerah ditangan Sekretaris Mahkamah Agung RI dalam hal ini dilakukan oleh Badan Urusan Administrasi.a. Pelaksanaan pemusnahan dan penyerahan arsip statis di

instansi Mahkamah Agung RI tingkat pusat ke arsip nasional, dilakukan oleh Badan Urusan Administrasi.

b. Pelaksanaan pemusnahan dan penyerahan arsip statis di instansi Pengadilan Tingkat Banding ke Arsip Nasional

98

Page 108: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Daerah, dilakukan oleh Panitera/Sekretaris Pengadilan Tingkat Banding.

B. Organisasi Kearsipan

Satuan Organisasi dan unit pelaksana teknis di lingkungan MahkamahAgung RI yang melakukan kegiatan kearsipan, adalah :

1. Direktorat JenderalArsip Direktorat Jenderal menjadi wewenang, tanggung jawab dan kewajiban masing-masing Bagian Umum pada Sekretariat Direktorat Jenderal yang selanjutnya disebut unit kearsipan untuk lingkungan Direktorat Jenderal.- Unit Pengelola pada Direktorat Jenderal adalah meliputi

Sekretariat Direktorat Jenderal dan Direktorat-direktorat.- Pimpinan unit pengolah pada Sekretariat Direktorat Jenderal

dan Direktorat-direktorat adalah Sekretaris dan Direktur- direktur.

- Tata usaha unit pengolah pada Sekretariat Direktorat Jenderaldan Direktorat-direktorat adalah Sub Bagian .....................dan kearsipan dan Sub Bagian.............

- Pelaksana pengolah pada Sekretariat Direktorat Jenderal dan Direktorat-direktorat adalah Bagian-bagian dan Sub Direktorat - Sub Direktorat.

2. Badan PengawasanArsip Badan Pengawasan menjadi wewenang, tanggung jawab dan kewajiban bagian umum pada Sekretariat Badan yang selanjutnya disebut Unit Kearsipan untuk lingkungan Badan Pengawasan.- Unit pengolah pada Badan Pengawasan adalah meliputi

Sekretariat Badan dan Inspektur-inspektur.Pimpinan Unit Pengelolah pada Sekretariat Badan dan Inspektur-inspektur adalah Sekretaris dan Inspektur- inspektur.

- Tata Usaha Unit Pengolah pada Sekretariat Badan dan Inspektur-inspektur adalah Sub Bagian Tata Usaha.

- Pelaksana pengolah pada Sekretariat Badan dan Inspektur- inspektur adalah Bagian-bagian dan Inspektur Pembantu.

99

Page 109: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

3. Badan Litbangdiklat.Arsip Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan Pelatihan Hukum dan Peradilan, menjadi wewenang, tanggung jawab, dan kewajiban Bagian Umum pada Sekretariat Badan yang selanjutnya disebut Unit kearsipan untuk lingkungan Balitbangdiklat.- Unit pengolah pada Balitbangdiklat adalah meliputi Sekretariat

Badan dan Pusat-pusat.- Pimpinan Unit Pengolah pada Sekretariat Badan dan Pusat-

pusat adalah Sekretaris dan Kepala Pusat - Kepala Pusat.- Tata Usaha Unit Pengolah pada Sekretariat Badan dan Pusat-

pusat adalah Sub Bagian...............- Pelaksana pengolah pada Sekretariat Badan dan Pusat-pusat

adalah Bagian-bagian dan Kepala Bidang-Kepala Bidang.

4. Badan Urusan AdministrasiArsip Badan Urusan Administrasi menjadi wewenang, tanggung jawab, dan kewajiban Biro Umum (Bagian Tata Usaha) yang selanjutnya disebut Unit kearsipan untuk lingkungan Badan Urusan Administrasi dan juga berfungsi sebagai Unit kearsipan Pusat di lingkungan Mahkamah Agung dan empat lingkungan peradilan dibawahnya.- Unit Pengolah pada Badan Urusan Administrasi meliputi

Biro-biro.- Pimpinan Unit Pengolah pada Biro-biro adalah para kepala

Biro.- Tata Usaha Unit Pengolah pada Biro-biro adalah Sub Bagian

Tata Usaha Biro.- Pelaksana Pengolah pada Biro-biro adalah Bagian-bagian.

Catatan :Dalam hal Sekretaris, Panitera dan Pimpinan Unit Eselon I bertindak sebagai Pimpinan Unit Pengolah, maka pelaksana pengolah adalah Unit Eselon di bawahnya dan bertindak sebagai Tata Usaha Unit Pengolah adalah Sub Bagian Tata Usaha Sekretaris, dan Sub Bagian Tata Usaha Panitera.

100

Page 110: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

5. Pengadilan Tingkat BandingArsip Pengadilan Tingkat Banding menjadi wewenang, tanggung jawab, dan kewajiban Panitera/Sekretaris yang selanjutnya disebut Unit Kearsipan untuk lingkungan Pengadilan Tingkat Banding dan juga berfungsi sebagai Unit kearsipan Pusat bagi Pengadilan Agama.- Unit Pengolah pada Pengadilan Tingkat Banding adalah

meliputi Sub Kepaniteraan dan Sub Bagian.- Pimpinan Unit Pengolah pada Kepaniteraan dan Kesekretariatan

adalah Kepala Sub Kepaniteraan dan Kepala Sub Bagian.- Tata Usaha Unit Pengolah pada Kepaniteraan adalah Sub

Bagian Hukum dan

6. Pengadilan Tingkat PertamaArsip Pengadilan Tingkat Pertama menjadi wewenang, tanggung jawab dan kewajiban Sekretaris/Panitera yang selanjutnya disebut Unit Kearsipan untuk lingkungan Pengadilan Tingkat Pertama.- Unit Pengolah pada Pengadilan Tingkat Pertama adalah

meliputi Sub Kepaniteraan-Sub Kepaniteraan dan Sub Bagian-Sub Bagian/Urusan-urusan.

- Pimpinan Unit Pengolah pada Kepala Sub Kepaniteraan-Sub Kepaniteraan dan Kepala Sub Bagian-Sub Bagian/Kepala Urusan-urusan.

- Tata Usaha Unit Pengolah pada Wakil Panitera adalah Sub Kepaniteraan-Sub Kepaniteraan dan Sub Bagian-Sub Bagian/ Urusan-urusan Hukum.

- Pelaksana Pengolah pada Kepaniteraan/Kesekretariatan adalah Sub Kepaniteraan-Sub Kepaniteraan dan Sub Bagian-Sub Bagian/Urusan-urusan.

III. Pengurusan Surat

A. Pengertian

1. Pengurusan Surat.Ialah proses kegiatan pengelolaan surat sejak diterima, diarahkan, dicatat di unit kearsipan sampai diterima di unit pengolah dan

101

Page 111: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

sejak surat ditandatangani dan unit pengolah sampai dikirimkan oleh unit kearsipan.

2. Surat Dinas.Ialah alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan dan menerima informasi kepada dan dari pihak lain baik perorangan/swasta maupun dinas yang dibuat oleh atau ditujukan kepada Mahkamah Agung RI.Surat dinas terdiri dari :a. Surat Dinas Terbuka, ialah surat yang dalam pengurusannya

dapat dibuka/diketahui oleh unit kearsipan untuk diproses lebih lanjut.1) . Surat Dinas Penting, ialah surat dinas yang isinya

mengandung kepentingan yang memerlukan tindak lanjut, yang lama diperlukan informasinya dan apabila surat tersebut hilang dapat menimbulkan kerugian bagi Mahkamah Agung RI.

2) . Surat Dinas Biasa ialah surat dinas yang isinya tidakmengikat dan tidak memerlukan tindak lanjut, informasi yang terkandung di dalamnya bersifat umum dan bernilai pendek.

b. Surat Dinas Tertutup/Rahasia, ialah Surat Dinas yang memiliki tanda-tanda kerahasiaan yang hanya boleh dibuka/diketahui oleh pejabat yang berwenang.

3. Kartu Kendali.Ialah formulir untuk pencatatan, penyampaian surat penting, dan untuk menelusuri lokasi serta pengganti arsip selama masih aktif pada unit pengolah.Kartu Kendali terdiri dari 3 (tiga) rangkap :a. Kartu Kendali I (warna putih) sebagai sarana kontrol tanda

terima surat (pengganti buku agenda dan ekspedisi), disimpan di pencatatan surat.

b. Kartu Kendali II (warna kuning muda), sebagai pengganti arsip selama arsip masih aktif di Unit Pengolah, disimpan di Penataan Arsip.

Page 112: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

c. Kartu Kendali III (warna merah muda), sebagai sarana kontrol surat (pengganti buku agenda) yang disimpan di Tata Usaha Unit Pengolah.

Catatan :Pemakaian Kartu Kendali bisa rangkap 2 (dua) bagi satuan organisasi atau UPT yang ruang lingkup tugasnya kecil dan penyimpanan arsip aktif maupun inaktifnya dipusatkan di Unit Kearsipan yang juga berfungsi sebagai Tata Usaha Unit Pengolah (azas sentralisasi).

4. Lembar Pengantar Surat Biasa.Ialah formulir yang digunakan sebagai alat penyampaian surat biasa, berwarna putih dan kuning muda.

5. Lembar Disposisi.Ialah lembar untuk menuliskan disposisi yang mengatur dan menentukan mekanisme pekerjaan, berwarna putih dan kuning muda.

6. Lembar Pengantar Surat Rahasia.Ialah formulir yang digunakan sebagai alat penyampaian surat rahasia, berwarna merah dan putih.

7. Tickler File.Ialah sarana untuk menyimpan lembar disposisi ke-2 (dua) pada Tata Usaha Unit Pengolah.

B. Prinsip Pengurusan Surat

1. Semua surat masuk maupun keluar harus melalui unit kearsipan pada unit organisasi dan UPT dilingkungan Mahkamah Agung RI.

2. Surat masuk yang tidak melalui unit kearsipan, Tata Usaha Unit Pengolah diharuskan menyampaikan kartu kendali I dan II kepada Unit Kearsipan untuk surat penting dan lembar pengantar I untuk surat biasa dan rahasia.

3. Semua surat-surat yang masuk akan disampaikan kepada alamat yag sesungguhnya dengan menggunakan lembar pengantar surat biasa.

103

Page 113: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

4. Surat-surat yang pengolahannya perlu pertimbangan dari unit pengolah yang lain, penyampaiannya harus melalui Tata Usaha Unit Pengolah yang bersangkutan.

C. Kepengurusan di Unit Kearsipan

Unit Kearsipan yaitu Unit yang bertugas melaksanakan pengendalian atau pencatatan surat, baik surat masuk maupun surat keluar, serta mengelola arsip inaktif.Unit Kearsipan terdiri dari :1. PENERIMA

Yaitu petugas yang melaksanakan penerimaan (menerima) surat masuk.

2. PENGARAHYaitu petugas yang menentukan kode klasifikasi surat dan mengarahkan kepada Unit Pengolah surat mana yang harus disampaikan.

3. PENATA ARSIPYaitu petugas yang melaksanakan penyimpanan dan pemeliharaan arsip.

4. PENGIRIMYaitu petugas yang melaksanakan pengiriman surat keluar.

D. Kepengurusan di Unit Pengolah

Unit Pengolah adalah Unit yang bertugas melaksanakan pengolahan masalah yang tercantum dalam surat dan mencipta surat keluar.Unit Pengolah terdiri dari :1. Tata Usaha Pengolah (TU Pengolah)

Yaitu petugas yang melaksanakan, menerima, mencatat menyampaikan dan menyimpan surat-surat di lingkungan unit pengolah.

2. Pimpinan Pengolah (Pengolah)Yaitu Pejabat yang memberikan instruksi/perintah pada pelaksanaan yang dituangkan pada Lembar Disposisi.

104

Page 114: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

3. Pelaksanaan Pengolah (Pelaksana)Yaitu petugas yang melaksanakan pengolahan surat atas dasar disposisi dari Pimpinan.Untuk pengurusan Surat dibedakan dalam :a. Pengurusan Surat Masuk.b. Pengurusan Surat Keluar.

E. Pengurusan Surat Masuk

Pengurusan Surat Masuk yang dimaksud disini yaitu pengurusan surat yang sejak diterima di Unit Kearsipan oleh Petugas Penerima Surat sampai pada pengolah surat di Unit Pengolah. Pada dasarnya semua surat masuk baik yang boleh dibuka maupun yang tidak boleh dibuka disampaikan melalui satu pintu pada Unit Kearsipan dan diterima oleh petugas Penerima surat.Pengurus Surat Masuk dibedakan dalam :1. Surat masuk penting.2. Surat masuk biasa.3. Surat masuk tertutup (rahasia)

E Kegiatan Unit Kearsipan dalam Pengurusan Surat Masuk

1. Penerimaan Surat Masuk (Penerima)Surat masuk diterima oleh petugas penerima di Unit Kearsipan dan petugas penerima berkewajiban melaksanakan hal-hal sebagai berikut :a. Menerima dan meneliti kebenaran alamat surat dan

mengembalikan surat yang salah alamat.b. Membubuhkan paraf, jam dan tanggal saat surat diterima

pada Lembar Pengantar atau tanda terima yang ada sebagai tanda bukti penerimaan surat.

c. Mensortir dan memisah-misahkan surat ke dalam kelompok surat dinas dan surat pribadi.

d. Mengatur/menyusun surat kedalam setiap kelompok alamat /tujuan (berdasarkan penanganan masing-masing).

e. Menyampaikan semua surat yang telah disortir dan diteliti kepada Pengarah masing-masing.

105

Page 115: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

(Kegiatan penerima dalam pengurusan surat-surat masuk baik penting, biasa maupun rahasia tidak ada perbedaan).

2. Pengarahan Surat Masuk (Pengarah)Setelah Pengarah menerima surat dari petugas penerima, maka Pengarah berkewajiban melakukan hal-hal sebagai berikut :a. Membuka, membaca dan meneliti kelengkapan surat serta

sekaligus menentukan kualifikasinya apakah surat tersebut termasuk surat penting atau surat biasa.

b. Menentukan dan mencantumkan kode masalah serta pengarahannya kemana surat tersebut disampaikan pada sudut kiri bawah kearah ketinggian surat dengan pensil.

c. Meneliti/menentukan penyampaian untuk surat tertutup (surat rahasia).

d. Menyerahkan surat-surat yang telah ditentukan kode dan pengarahannya kepada Pencatat.

3. Pencatatan Surat Masuk (Pencatat)Setelah pencatat menerima surat yang telah diberi kode dan pengarahan dari Pengarah maka pencatat berkewajiban melaksanakan hal-hal sebagai berikut :a. Mencatat surat biasa dan surat tertutup (Rahasia) pada lembar

pengantar surat;b. Mencatat surat penting pada kartu kendali rangkap tiga

(putih, kuning dan merah);c. Memisahkan kartu kendali putih untuk selanjutnya diserahkan

kepada Penata Arsip;d. Menyerahkan surat-surat yang telah selesai dicatat dalam kartu

kendali maupun lembar pengantar beserta dua kartu kendali dan merah atau lembar pengantarnya kepada penghantar untuk selanjutnya disampaikan kepada Unit Pengolah.

4. Penyampaian Surat Masuk (Penghantar)Setelah penghantar menerima surat yang sudah dicatat dalam kartu kendali surat pengantar maka Penghantar melaksanakan hal-hal sebagai berikut :a. Menyampaikan surat yang telah dicatat dalam kartu kendali

dan lembar pengantar kepada Unit Pengolah disertai

106

Page 116: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

dengan dua kartu kendali (kuning, merah) atau lembar pengantarnya;

b. Menerima kembali lembar pengantar/kartu kendali kuning yang telah diparaf oleh petugas unit pengolah;

c. Menyerahkan lembar pengantar dan kartu kendali kuning yang telah diparaf oleh unit pengolah kepada Penata Arsip;

5. Penyimpanan (Penata Arsip)a. Menerima kartu kendali putih dan pencatat untuk selanjutnya

disimpan berdasarkan pada Unit asal surat dan kronologis tanggal;

b. Menerima kartu kendali kuning yang telah diparaf oleh petugas Unit Pengolah dan Pengantar dan selanjutnya disimpan berdasarkan pola klasifikasi alfabetis indeks dan kronologis tanggal;

c. Menerima lembar pengantar yang telah diparaf oleh Unit Pengolah dan penghantar dan selanjutnya disimpan berdasarkan pada Unit Pengolah/Penerima surat dan tanggal penyampaian surat.

G. Kegiatan Unit Pengolah Dalam Pengurusan Surat Masuk

1 Tata Usaha Pengolah (TU Pengolah)a. Menerima surat dan dua kartu kendali (kuning,

merah) atau lembar pengantar dari penghantar (Unit Kearsipan);

b. Meneliti kelengkapan surat dengan apa yang tertulis dalam kartu kendali atau dalam Lembar Penghantar;

c. Memaraf lembar serta kartu kendali kuning dan merah kemudian mengembalikan Lembar Pengantar dan Kartu Kendali Kuning kepada Penghantar;

d. Menyampaikan surat kepada Pimpinan Pengolah dengan disertai Lembar Disposisi rangkap dua;

e. Menerima kembali surat dari Pimpinan yang telah ada disposisinya atau instruksi (perintah) Pimpinan tentang pelaksanaan yang menyangkut isi surat;

f. Menyampaikan surat dan disposisi asli kepada pelaksana yang ditunjuk oleh Pimpinan untuk mengolah surat tersebut;

107

Page 117: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

g. Menyimpan Kartu Kendali merah dan Lembar disposisi duplikat;

h. Menyimpan surat yang telah selesai pemrosesannya menurut tata cara yang telah ditetapkan menurut kebutuhan pada Unit yang bersangkutan.

2. Pimpinan Pengolahan (Pimpinan)a. Menerima surat yang telah dilampiri dua lembar disposisi

dari Tata Usaha Pengolah;b. Memberi disposisi pada lembar disposisi yang telah

tersedia berkaitan dengan isi surat kepada siapa disposisi tersebut ditujukan dengan mencantumkan tanggal penyelesaiannya;

c. Menyerahkan kembali surat dan disposisinya kepada Tata Usaha Pengolah.

3. Pelaksana Pengolaha. Menerima surat dan lembar disposisi asli dari Tata Usaha

Pengolah, serta membubuhkan paraf sebagai tanda terima pada kedua lembar disposisi (L.D).

b. Melaksanakan pengolahan berdasarkan isi disposisi;c. Menyerahkan surat dan lembar disposisi asli kepada Tata

Usaha Pengolah setelah selesai pemrosesannya, untuk disimpan di Tata Usaha Pengolah.

H. Pengurusan Surat Masuk Penting

1. Kegiatan pada Unit Kearsipana. Menerima, membuka dan membaca surat, kemudian

menentukan kode dan pengarahan ke Unit Pengolah mana surat tersebut disampaikan;

b. Mencatat isi surat pada Kartu Kendali rangkap tiga (putih, kuning dan merah);

c. Menyampaikan surat beserta Kartu Kendali kuning dan merah kepada Unit Pengolah;

d. Menerima Kartu Kendali kuning kembali setelah kedua Kartu Kendali kuning dan Kartu Kendali merah diparaf oleh Unit Pengolah;

e. Menyimpan Kartu Kendali putih berdasarkan Unit asal surat secara alfabetis dan kronologis tanggal, serta

108

Page 118: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

menyimpan Kartu Kendali kuning berdasarkan kode masalah (klasifikasi) dan alfabetis indeks dan kronologis tanggal.

2. Kegiatan pada Unit Pengolah.a. TU Pengolah menerima surat beserta dua Kartu Kendali

(kuning dan merah);b. Petugas TU Pengolah memaraf Kartu Kendali kuning

dan merah pada kolom yang telah disediakan;c. TU Pengolah mengembalikan Kartu Kendali kuning yang

telah diparaf kepada Unit Kearsipan dan menyimpan Kartu Kendali merah berdasarkan kode masalah (klasifikasi);

d. TU Pengolah menyampaikan surat yang disertai lembar disposisi rangkap 2 (dua) kepada Pimpinan;

e. TU Pengolah menerima kembali surat dan dua lembar disposisi yang sudah ada disposisinya dari Pimpinan dan menyampaikannya kepada pelaksana yang ditunjuk oleh Pimpinan untuk mengolah surat tersebut;

f. Menerima Lembar Disposisi yang kedua setelah diparaf oleh petugas pelaksana dan menyimpannya berdasarkan tanggal penyelesaian (surat dan lembar disposisi asli ditinggal di pelaksana untuk mendapatkan penyelesaian);

g. TU Pengolah berkewajiban mengingatkan kepada Pelaksana, apabila dalam batas waktu penyelesaian yang tertera dalam Lembar Disposisi pelaksana belum menyelesaikan tugasnya;

h. TU Pengolah menerima kembali surat dan lembar disposisi asli dari Pelaksana setelah selesai surat tersebut diproses;

i. TU Pengolah mempertemukan surat dan lembar disposisi asli dengan Kartu Kendali merah dan menyimpannya pada tempat yang telah tersedia menurut ketentuan yang berlaku selama Unit Pengolah masih memerlukan serta mencabut lembar disposisi yang kedua dari penyimpanan dan memusnahkannya apabila sudah tidak diperlukan.

109

Page 119: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

I. Kegiatan pada Unit Kearsipan

1 Kegiatan pada Unit Kearsipana. Menerima, membuka dan membaca isi surat dan

mencantumkan pengarahannya ke Unit Pengolah mana surat tersebut harus disampaikan;

b. Mencatat surat biasa pada Lembar Pengantar dan memisahkan pencatatan dengan Lembar Pengantar lainnya berdasarkan pada Unit Pengolah masing-masing;

c. Menyampaikan surat dan Lembar Pengantarnya ke Unit Pengolah;

d. Menerima kembali Lembar Pengantar yang telah diparaf petugas Tata Usaha Pengolah;

e. Menyimpan Lembar Pengantar berdasarkan Unit Pengolah yang menerima, diatur menurut tanggal penyampaian.

2. Kegiatan pada Unit Pengolaha. TU Pengolah menerima surat-surat dan Lembar Pengantar

dari Unit Kearsipan sekaligus meneliti dan mencocokan kelengkapan surat-surat dengan catatan yang tercantum dalam Lembar Pengantar;

b. TU Pengolah membubuhkan paraf pada Lembar Pengantar sebagai tanda terima dan mengembalikan Lembar Pengantar tersebut ke Unit Kearsipan;

c. Menyampaikan surat disertai dua Lembar Disposisi kepada Pimpinan;

d. Pimpinan membaca surat, memberikan disposisi pada Lembar Disposisi dan mengambilkan kepada TU Pengolah;

e. TU Pengolah menyampaikan surat kepada Pelaksanaan atau menyimpannya (sesuai disposisi Pimpinan).

J. Pengurusan surat Tertutup (Rahasia)

L Kegiatan pada Unit Kearsipan.Meneliti keadaan fisik/sampul surat yang diterima danmemberikan keterangan apabila diperlukan;a. Mencatat pada Lembar Pengantar nomor dan asal surat

serta data-data lain yang tercantum pada sampul surat;

110

Page 120: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

b. Menyampaikan surat dalam keadaan tertutup dan Lembar Pengantarnya ke Unit Pengolah atau kepada Pejabat yang berhak menerima;

c. Menerima kembali Lembar Pengantar yang telah diparaf oleh petugas TU Pengolah/Pejabat yang berhak menerima;

d. Menyimpan Lembar Pengantar berdasarkan kronologis tanggal.

2. Kegiatan pada Unit Pengolah.a. TU Pengolah menerima surat beserta Lembar Pengantarnya

dari Unit Kearsipan dan sekaligus meneliti dan mencocokan data-data yang ada disampul surat dengan catatan yang tercantum dalam Lembar Pengantar;

b. Membubuhkan paraf pada Lembar Pengantar sebagai tanda terima dan mengembalikan kepada Unit Kearsipan;

c. Petugas TU Pengolah menyampaikan surat rahasia dalam keadaan tertutup dengan disertai dua lembar disposisi kepada Pimpinan;

d. Pimpinan membuka surat, membaca sekaligus menentukan kualifikasi surat, sebagai surat rahasia, biasa atau surat penting. Apabila surat dikualifikasikan sebagai surat rahasia maka surat disimpan/ditangani oleh Pimpinan sendiri dan apabila surat tersebut sebagai surat penting/ biasa, maka setelah Pimpinan memberikan disposisi dalam Lembar disposisi, surat beserta lembar disposisinya dikembalikan kepada TU Pengolah;

e. TU Pengolah setelah menerima surat dan disposisi dari Pimpinan berkewajiban melaksanakan kegiatan seperti yang tertera dalam Lembar Disposisi, apabila surat tersebut surat penting maka pengurusnya sama dengan proses pengurusan surat masuk penting dan bila surat tersebut surat biasa pengurusannya sama dengan proses surat masuk biasa.

K. Pengurusan Surat Keluar.

Seperti halnya surat masuk, maka dalam pengurusan surat keluar juga dibagi tiga macam kualifikasi surat yaitu :

111

Page 121: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

1. Pengurusan Surat Keluar Penting;2. Pengurusan Surat Keluar Biasa;3. Pengurusan Surat Keluar Tertutup (Rahasia).

Dan dalam kepengurusan dibagi menjadi dua tingkat UnitKegiatana. Kegiatan pada Unit Pengolah;b. Kegiatan pada Unit Kearsipan.

Pengurusan Surat Keluar Penting dengan Unit Pengolahsebagai Pengendali dan Pemberi Kode Nomor Surat.

1. Kegiatan pada Unit Pengolaha. Pelaksana menyampaikan konsep dalam naskah yang

telah tersedia dan menyampaikan kepada Pimpinan untuk mendapat paraf persetujuan;

b. Setelah mendapat paraf persetujuan dari Pimpinan naskah disampaikan kepada TU Pengolah untuk mendapatkan tanggal, nomor kode surat dan sekaligus pengetikannya;

c. TU Pengolah mencatat surat dalam Kartu Kendali rangkap tiga (putih, kuning dan merah);

d. Setelah pemberian nomor /kode surat dan pengetikan net surat dan naskah disampaikan kepada Pimpinan untuk mendapatkan tanda tangan;

e. Setelah surat ditanda tangani Pimpinan, TU Pengolahmenyampaikan naskah, surat, tembusan, pertinggalnya dan ketiga Kartu Kendali sekaligus, Kartu Kendali terlebih dahulu diparaf oleh petugas (TU Pengolah) kepada Unit Kearsipan dalam hal ini petugas pengiriman untuk disampaikan kepada alamat yang dituju;

f. Menerima kembali naskah surat, pertinggal surat dan Kartu Kendali merah setelah petugas pengiriman membubuhkan paraf tanda terima/tanda telah dikirimkannya surat tersebut kepada alamat yang dituju dibelakang pertinggal surat;

g. Menyimpan naskah, pertinggal surat dan Kartu Kendali merah setelah disatukan menurut ketentuan yang berlaku.

Page 122: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

2. Kegiatan pada Unit Kearsipana. Unit Kearsipan dalam hal ini petugas pengiriman

menerima naskah, surat, tembusan-tembusan surat, pertinggal surat beserta ketiga Kartu Kendalinya dari Unit Pengolah;

b. Petugas pengiriman meneliti kelengkapan dan kebenaran dari semua data yang disampaikan;

c. Membubuhkan paraf/tanda telah dikirim pada belakang pertinggal surat dan mengembalikan naskah, pertinggal dan Kartu Kendali merah kepada Unit Pengolah;

d. Menyampaikan Kartu Kendali putih dan kuning kepada Penata Arsip untuk disimpan menurut ketentuan yang berlaku;

e. Mengirimkan surat ke alamat yang dituju dengan Lembar Pengantar;

f. Menerima kembali Lembar Pengantar yang telah diparaf oleh penerima surat dan menyerahkan kepada Penata Arsip;

g. Penata Arsip menerima Kartu Kendali putih, kuning dan Lembar Pengantar dari petugas pengiriman untuk selanjutnya menyimpannya menurut ketentuan yang berlaku.

M. Pengurusan Surat Keluar Penting dengan Unit Kearsipan sebagai Pengendali dan Pemberi Nomor/Kode Surat.

1. Kegiatan pada Unit Pengolah.a. Pelaksana menyiapkan konsep surat dalam naskah yang

telah tersedia dan menyampaikan kepada pimpinan untuk mendapatkan paraf persetujuan;

b. Setelah mendapatkan paraf persetujuan dari Pimpinan, naskah disampaikan ke TU Pengolah untuk selanjutnya disampaikan ke Unit Kearsipan (Pencatat) untuk. Mendapatkan nomor dan kode surat serta pencatatan dalam Kartu Kendali rangkap tiga;

c. Menerima kembali naskah yang telah ada nomor dan kode surat disertai Kartu Kendali merah, setelah petugas

113

Page 123: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

TU Pengolah terlebih dahulu memaraf Kartu Kendali kuning dan merahnya;

d. Petugas TU Pengolah melaksanakan pengetikan dan setelah diteliti kebenarannya surat disampaikan kepada Pimpinan untuk mendapatkan tanda tangan;

e. Menyampaikan surat yang telah ditandatangani Pimpinan dengan naskah, tembusan dan pertinggal surat dan Kartu Kendali merahnya kepada petugas pengiriman di Unit Kearsipan untuk disampaikan kepada alamat yang dituju;

f. Menerima kembali naskah, Kartu Kendali merah dan pertinggal surat setelah diparaf/diberi keterangan tanggal/ jam pengiriman oleh Petugas Pengirim dibelakang pertinggal surat;

g. Naskah, pertinggal surat dan Kartu Kendali merah dijadikan satu dan disimpan menurut ketentuan yang berlaku.

2. Kegiatan pada Unit Kearsipan.a. Pencatat menerima naskah dari TU Pengolah yang telah

mendapat paraf persetujuan dari Pimpinan Pengolah;b. Memberikan tanggal/nomor dan kode surat pada naskah

surat, serta mencatat dalam Kartu Kendali rangkap tiga;c. Menyerahkan kembali kepada petugas TU Pengolah naskah

yang telah diberi tanggal, nomor dan kode dengan Kartu Kendali setelah sebelumnya petugas TU Pengolah diminta untuk memaraf Kartu Kendali kuning dan merah;

d. Pencatat menyerahkan Kartu Kendali putih dan kuning kepada Penata Arsip untuk disimpan menurut ketentuan yang berlaku;

e. Petugas Pengiriman menerima surat yang sudah jadi, naskah, tembusan, pertinggal dan Kartu Kendali merah dari TU Pengolah;

f. Menyerahkan kembali naskah, pertinggal dan Kartu Kendali merah kepada TU Pengolah setelah memaraf/memberi keterangan terhadap pengiriman surat tersebut di belakang pertinggal surat;

Page 124: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

g. Menyampaikan surat kepada alamat yang dituju dengan lembar pengantar dan menerima kembali Lembar Pengantarnya setelah diparaf yang diterima;

h. Menyerahkan Lembar Pengantar kepada Penata Arsip untuk disimpan.

Catatan ;Untuk tingkat Pusat karena volume kegiatan cukup besar dan lingkup peredaran surat cukup luas maka proses pengurusan surat keluar penting tersebut diatas kedua-duanya dilaksanakan, yaitu untuk surat keluar yang tidak bersifat statutair (SK), memakai proses yang kedua.Untuk tingkat Daerah/Kanwil (UPT) memakai proses yang kedua baik surat keluar penting yang bersifat statutair maupun yang tidak bersifat statutair, pencatatan, pengendalian, pemberian nomor dan kode disentralisir di Unit Kearsipan.

N. Pengurusan Surat Keluar Biasa.

1. Kegiatan Pada Unit Pengolah.a. Pelaksana menyiapkan konsep surat dalam naskah yang

telah tersedia dan menyampaikan kepada Pimpinan untuk mendapatkan paraf persetujuan, setelah itu konsep disampaikan kepada TU Pengolah;

b. TU Pengolah melaksanakan pengetikan naskah yang telah diparaf oleh Pimpinan.Setelah diteliti kebenarannya naskah dan net disampaikan kepada Pimpinan untuk mendapatkan tanda tangan;

c. Setelah menerima surat yang ditanda tangani Pimpinan, TU Pengolah mencatat data-data surat pada Lembar Pengantar;

d. Menyampaikan surat dan Lembar Pengantar ke Unit Kearsipan (Petugas Pengiriman);

e. Menerima kembali Lembar Pengantar yang telah diparaf oleh Petugas Pengiriman;

f. Menyimpan Lembar Pengantar, naskah dan pertinggal surat pada tempat yang telah ditentukan.

115

Page 125: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

2. Kegiatan Pada Unit Kearsipan.a. Petugas pengiriman menerima surat dari TU Pengolah;b. Memaraf Lembar Pengantar dan mengembalikan ke TU

Pengolah;c. Menyampaikan surat kepada alamat yang dituju dengan

Lembar Pengantar yang dibuat oleh Petugas Pengiriman sendiri;

d. Menerima kembali Lembar Pengantar setelah diparaf oleh yang berhak menerima dan menyerahkannya kepada Penata Arsip untuk disimpan.

Catatan:Untuk tingkat Pusat pemberian nomor apabila diperlukandilaksanakan oleh Unit Pengolah, dan untuk Kanwil/UPTdilaksanakan di Unit Kearsipan.

O. Pengurusan Surat Keluar Tertutup (Rahasia)

1. Kegiatan pada Unit Pengolah.a. Kegiatan Penciptaan surat dari mulai konsep sampai jadi

surat, ditangani oleh pimpinan;b. Pimpinan menyerahkan surat ke TU Pengolah sudah

dalam keadaan tertutup dengan sampul rangkap dua;c. TU Pengolah menerima surat dari Pimpinan dalam

keadaan tertutup dan mencatat data surat dalam Lembar Pengantar;

d. Menyerahkan surat tertutup tersebut dengan Lembar Pengantarnya ke Unit Kearsipan (petugas Pengiriman);

e. Menerima kembali Lembar Pengantar yang sudah diparaf oleh Petugas Pengiriman untuk disimpan.

2. Kegiatan pada Unit Kearsipan.a. Petugas Pengiriman menerima surat dalam keadaan

tertutup dan Lembar Pengantarnya dari TU Pengolah;b. Memaraf Lembar Pengantar mengembalikan ke TU

Pengolah;c. Menyampaikan surat kepada alamat yang dituju dengan

Lembar Pengantar yang dibuat oleh Petugas Pengiriman sendiri;

116

Page 126: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

d. Menerima kembali Lembar Pengantar yang telah diparaf oleh yang berhak menerima dan menyerahkannya kepada Penata Arsip untuk disimpan.

IV. Penataan Arsip

A. Irijuan dan Sistem1. Tujuan Penataan arsip adalah untuk memudahkan Penemuan

kembali arsip, dan menjamin efisiensi Penggunaan ruangan. Oleh sebab itu Penataan harus berpegang pada cara Penyusunan yang sistematis dan logis.

2. Sistem Penataan Arsip dapat ditempuh dengan 3 (tiga) cara :a. Menghimpun berdasarkan kesamaan jenis (seri).b. Menghimpun berdasarkan pada kesamaan suatu kegiatan

dari awal sampai akhir (dosier).c. Menghimpun berdasar pada kesamaan masalah/klasifikasi

(rubrik).Untuk memperjelas gambaran agar dengan mudah dapat dipahami pelaksanaan tata persuratan sistem kartu kendali oleh para Pejabat dan Pelaksana yang secara langsung menangani Tata Usaha, akan dijabarkan semua bentuk penyimpanan secara rutin yang dilaksanakan di Unit Kearsipan dan Unit Pengolah.

B. Klasifikasi

Klasifikasi adalah penggolongan masalah yang disusun secara logis dan sistematis yang kemudian ditetapkan sebagai kode yang terdiri dari huruf dan angka.Klasifikasi berfungsi :1. Untuk Pencatatari kode nomor surat.2. Bahan untuk Penataan berkas/ arsip.3. Sarana untuk Penemuan kembali arsip.Klasifikasi ada dua macam :a. Klasifikasi fasilitas ialah kumpulan kode nomor surat dalam

masalah kegiatan administrasi atau kegiatan penunjang.

117

Page 127: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

b. Klasifikasi substansi ialah kumpulan kode nomor surat dalam masalah kegiatan yang bersifat teknis.

Klasifikasi baik yang bersifat fasilitatif maupun yang substantif harus dibuat secara mantap, terpadu dan seragam yang berlaku untuk semua kantor dalam jajaran Mahkamah Agung RI baik di pusat maupun di daerah.

C. Sarana ArsipUntuk mencapai tujuan dari pada penataan arsip dalam tata persuratan dengan Kartu Kendali diperlukan sarana sebagai berikut :

1. SekatYaitu alat untuk petunjuk/pemisal antara pokok masalah yang satu dengan pokok masalah yang lain, antara pokok masalah dengan sub masalah dan dengan sub-sub masalah.Untuk membedakan tingkat-tingkat masalah :- Sekat I menunjukkan pokok masalah (primer).- Sekat II menunjukkan sub masalah (sekunder).- Sekat III menunjukkan sub-sub masalah (tertier).

2. FolderFolder besar yaitu tempat untuk menyimpan surat (arsip), tempatnya didalam filling kabinet, dan folder kecil yaitu tempat untuk menyimpan Kartu Kendali putih tempatnya di Box Kartu Kendali.

3. Filling Kabinet.Yaitu tempat menyimpan arsip dinamis yang masih aktif didalam filling kabinet diatur sekat dan folder secara vertikal yang susunan sekat beserta folder sama dengan pola klasifikasi.

4. Box Kartu KendaliYaitu kotak yang mempunyai 2 (dua) laci atau lebih yang ukuran lacinya disesuaikan dengan ukuran Kartu Kendali, gunanya untuk menyimpan Kartu Kendali putih yang harus dimasukan kedalam folder kecil. Dalam penyimpanan Kartu Kendali putih ini juga perlu dipakai sekat kecil/seukuran folder kecil untuk membedakan waktu (bulan atau tahun.

118

Page 128: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

5. Rak dan Almari ArsipFungsinya sama dengan filling kabinet hanya pengaturannya yang berbeda, untuk filling kabinet diatur secara vertikal sedang pada rak dan almari diatur secara lateral (dari atas kiri ke kanan).

6. Box Lembar PengantarYaitu box untuk menyimpan lembar pengantar yang ukurannya sesuai dengan lembar pengantar. Dalam box lembar pengantar diperlukan sekat untuk membedakan unit penerima dan waktu (tanggal, bulan, dan tahun) penyampaian.

7. Tickler FileYaitu box untuk menyimpan lembar disposisi yang ukurannya juga disesuaikan dengan lembar disposisi.

D. Kegiatan Penataan di Unit Kearsipan

1. Penataan Kartu Kendali Putih.a. Kartu Kendali putih disimpan di Box Kartu Kendali.b. Untuk surat masuk penyimpanan berdasarkan unit asal,

disusun secara alfabetis dan kronologis tanggal.c. Untuk surat keluar penyimpanan berdasarkan pada

Unit Pengolah/Pencipta surat disusun secara kronologis tanggal.

d. Surat masuk dan surat keluar penyimpanan Kartu Kendali putih terpisah.

2. Penataan Kartu Kendali Kuning.a. Untuk penataan Kartu Kendali kuning didalam filling

kabinet sebelumnya dalam filling kabinet dibentuk kerangka yang telah disusun seperti yang tertera pada klasifikasi).

b. Susunannya, sekat pertama sebagai pokok masalah (KP) sekat kedua Sub masalah (KP.01), sekat ketiga sub-sub masalah (KP.01.01) baru folder yang berisi Kartu Kendali kuning.

c. Penataan Kartu Kendali berdasarkan klasifikasi dengan disusun secara alfabetis indeks dan kronologis tanggal.

d. Tempat penataan Kartu Kendali kuning ini nantinya adalah tempat arsip yang masih aktif di TU Pengolah yang akan

119

Page 129: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

dipindahkan setelah terjadi penyusutan dari Unit Pengolah ke Unit Kearsipan.

3. Penataan Lembar Pengantara. Penataan Lembar Pengantar antara surat tertutup (rahasia)

dan lembar surat biasa (terbuka) dipisahkan.b. Penataan/penyimpanan berdasarkan pada urutan peneriman/

Unit Pengolah dengan disusun secara kronologis tanggal penyampaian.

c. Penyimpanan pada Box Lembar Pengantar, apabila belum dimungkinkan, maka penyimpanan dengan Map Snelhecter atau Ordner.

E. Kegiatan Penataan di Unit Pengolah

1. Penataan Kartu Kendali Merah.a. Untuk penataan Kartu Kendali merah didalam filling kabinet

(sebelumnya dalam filling kabinet dibentuk kerangka yang telah disusun seperti yang tertera pada pada klasifikasi).

b. Susunannya, sekat pertama sebagai pokok masalah (KP) sekat kedua sub masalah (KP.01), sekat ketiga sub-sub masalah (KP.01.01) baru folder yang berisi Kartu Kendali merah.

c. Penataan Kartu Kendali berdasarkan klasifikasi dengan disusun secara alfabetis indeks dan kronologis tanggal.

d. Tempat penataan Kartu Kendali merah ini nantinya adalah tempat surat dan lembar disposisi yang telah diolah oleh pelaksana (KK merah, surat dan lembar disposisi asli jadi satu folder).

2. Penataan Lembar Pengantara. Penataan lembar pengantar antara surat tertutup (rahasia)

dan lembar surat biasa (terbuka) dipisah.b. Penataan/penyimpanan berdasarkan pada urut penerimaan/

Unit Pengolah dengan disusun secara kronologis tanggal penyampaian.

c. Penyimpanan pada Box Lembar Pengantar, apabila belum dimungkinkan maka penyim-panan dengan Map Snelhecter atau Ordner.

120

Page 130: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

3. Penataan Lembar Disposisia. Penataan dengan Tickler File oleh TU Pengolah.b. Penataan berdasarkan pada tanggal penyelesaian (dalam

Tickler File terdapat sekat tanggal sebanyak tanggal yang berlaku pada tiap bulan yang bersangkutan dan sekat bulan.

c. Penataan lembar disposisi adalah lembar duplikat sedang lembar asli melekat jadi satu dengan suratnya yang masih beredar (diolah oleh pelaksanaan).

d. Apabila surat dan lembar disposisi sudah selesai diolah dan sudah kembali ke TU Pengolah disatukan dengan Kartu Kendali merah maka disposisi lembar kedua (duplikat) bisa dihapuskan.Untuk penataan arsip inaktif maka kegiatan mutlak dilakukan oleh Unit Kearsipan setelah diadakan penyu- sutan/penyerahari dari Unit Pengolah. Pada prinsipnya penyimpanan arsip inaktif ini adalah pemindahan arsip didalam folder yang berisi surat naskah, lembar disposisi asli dan Kartu Kendali merah dalam Unit Pengolah ke Filling kabinet yang berisi Kartu Kendali kuning di Unit Kearsipan. Setelah berada di Unit Kearsipan Kartu Kendali putih di gabung dengan arsip yang dipindahkan dari Unit Pengolah dan selanjutnya Unit Kearsipan menyerahkan Kartu Kendali kuning kepada Unit Pengolah.

V. Penyusutan

1. Pemindahan :Bentuk kegiatan pengurangan arsip dengan cara memindahkan arsip inaktif dari Unit Pengolah (UP) ke Unit Kearsipan (UK)

2. Pemusnahan :Adalah bentuk kegiatan yang didasarkan atas ketentuan yang berlaku untuk menentukan arsip yang sudah tidak perlu disimpan baik bagi kepentingan pelaksanaan tugas maupun bagi kepentingan penelitian sejarah berdasarkan pada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku yang menentukan pemusnahan arsip tersebut.

121

Page 131: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

3. Penyerahan :Adalah bentuk kegiatan menyerahkan arsip statis oleh arsip Pusat ke Arsip Nasional atau arsip Daerah bagi arsip-arsip yang ada di Kantor Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama.

4. Tujuan Penyusutan :a. Untuk menghindari pencampuran arsip aktif dan arsip inaktif,

serta antara yang bernilai penting dengan yang tidak penting.b. Memudahkan pekerjaan pencarian arsip waktu diperlukan.c. Menghemat biaya.d. Menghemat ruangan, sehingga dapat menampung pertambahan

arsip yang baru.e. Untuk memantapkan jangka hidup arsip dan menempatkan arsip

inaktif yang bernilai ditempat yang lebih baik.f. Untuk memantapkan pemeliharaan/perawatan arsip yang bernilai

permanen.g. Memudahkan cara pengiriman ke Arsip Nasional/ANRI.h. Membantu para ilmuwan dalam mengadakan penelitian terutama

jika arsip sudah masa statis.

5. Persiapan-persiapan Penyusutan Arsip.Tata Usaha (TU) pengolah berkewajiban melakukan hal-hal sebagai berikut :1. Mengadakan penelitian apakah didalam filenya terdapat arsip

inaktif.2. Memisahkan arsip inaktif bersangkutan kedalam kelompok :

- Arsip yang harus dimusnahkan di Unit Pengolah;- Arsip yang harus dipindahkan ke Unit Kearsipan;

Unit Kearsipan (UK) berkewajiban melakukan hal-hal sebagai berikut :a. Mengadakan penelitian apakah filenya ada arsip statis.b. Memisah-misahkan arsip statis bersangkutan kedalam

kelompok :- Arsip yang harus dimusnahkan.- Arsip yang harus diserahkan ke ANRI/Arda.

c. Memfile secara terpisah masing-masing kelompok terse­but.

122

Page 132: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

6. Pemindahan Arsip ke Unit Kearsipan (U.K)1. Pimpinan Unit Pengolah berkewajiban mempelajari laporan Tata

Usaha Pengolah (UP) mengenai keadaan arsip.2. Setelah menerima disposisi pemindahan dari Pimpinan Unit

Pengolah, TU Pengolah berkewajiban melakukan hal-hal sebagai berikut :a. Menyerahkan arsip bersama Kartu Kendali merah kepada

Unit Kearsipan (UK).b. Menerima kembali Kartu kuning dari Unit Kearsipan

(UK).c. Membuat Berita Acara (BA) penyerahan dilampiri dengan

pertelaan/daftar arsip.d. Menyampaikan laporan pemindahan kepada Pimpinan Unit

Pengolah.e. Setelah selesai laporan tersebut, menghapus/memusnahkan

Kartu Kendali kuning tersebut.f. Penghapusan/memusnahkan Kartu Kendali kuning dengan

Berita Acara (BA)

7. Unit Kearsipan eselon I (arsip induk) berkewajiban :a. Memasukan Arsip yang diterima dari TU Pengolah ke dalam

file yang tadinya tempat Kartu Kendali kuning.b. Menyerahkan Kartu Kendali kuning kepada Unit Pengolah.c. Menanda tangani Berita Acara Penyerahan Daftar Arsip.

8. Cara-cara penyerahan arsip dalam rangka penyusutan dari Unit Kearsipan Pengadilan Tingkat Pertama kepada Unit Kearsipan Pengadilan Tingkat Banding adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan dalam Unit Kearsipan Pengadilan Tingkat Pertama.a. Mengadakan penelitian apakah didalam filenya terdapat arsip

inaktif.b. Memisahkan arsip inaktif bersangkutan kedalam kelompok :

- Arsip yang harus dimusnahkan di Unit Kearsipan Pengadilan Tingkat Pertama;

- Arsip yang harus dipindahkan ke Unit Kearsipan Kantor Pengadilan Tingkat Banding.

123

Page 133: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

c. Mempersatukan surat dengan Kartu Kendali putihnya dan membuat Daftar Arsip yang akan diserahkan serta mempersiapkan Berita Acara Penyerahan

d. Menyerahkan arsip beserta Kartu Kendali putih dengan disertai Daftar Arsip dan Berita Acara Penyerahan.

2. Kegiatan dalam Unit Kearsipan PengadilanTingkat Banding.a. Menerima arsip-arsip beserta Kartu Kendali putihnya dan

mencocokan Kartu Kendali dengan Daftar Arsip.b. Menanda tangani Berita Acara Penyerahan bersama sama

dengan petugas Unit Kearsipan Pengadilan Tingkat Pertama yang bersangkutan.

9. Pemindahan arsip inaktif dari Unit Kearsipan Eselon I ke Unit Kearsipan Mahkamah Agung (Arsip Pusat)Unit Kearsipan Eselon I melakukan hal-hal sebagai berikut :1. Mengajukan usul pemindahan arsip kepada Pimpinan Unit Eselon

I yang bersangkutan.2. Menyerahkan arsip tersebut beserta Kartu Kendali putih kepada arsip

Pusat (Biro Umum) disertai daftar arsip yang bersangkutan.3. Membuat Berita Acara (BA) Penyerahan.

10. Kegiatan Arsip Pusat (Unit Kearsipan Badan Urusan Administrasi)1. Menerima daftar pertelaan arsip, Kartu Kendali putih yang

diserahkan oleh Unit Kearsipan Eselon I.2. Mencocokan arsip, Kartu Kendali putih dengan daftar

arsipnya.3. Bersama-sama petugas Kearsipan Eselon I menandatangani Berita

Acara Penyerahan.

11. Penyerahan Arsip ke Arsip Nasional :Arsip yang mempunyai nilai kegunaan sebagai pertanggungan jawab Nasional, tetapi sudah tidak diperlukan lagi untuk menyelenggarakan administrasi sehari-hari setelah melampaui jangka waktu penyimpanannya ditetapkan sebagai berikut :1. Bagi arsip yang disimpan di Arsip Pusat (Badan Urusan

Administrasi) diserahkan ke Arsip Nasional.

124

Page 134: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

2. Bagi arsip yang ada di Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama diserahkan ke Arsip Daerah.

Penyerahan ke Arsip Nasional Pusat maupun ke Arsip Daerah ini harusterlebih dahulu mendapatkan izin dari Badan Urusan Administrasi.

12. Tata Cara Penyerahan :1. Kartu Kendali putih dan Arsip bersangkutan dikumpulkan.2. Arsip tersebut didaftarkan dengan pengelompokkan sesuai dengan

klasifikasi.3. Kartu Kendali putih beserta daftar arsip tersebut dikirim kepada

Tim Penilai. Tim Penilai memeriksa/ menilai Kartu Kendali putih dan daftar arsip yang akan dikirim ke Arsip Nasional/ Arsip Daerah dengan :a. Arsip-arsip masalah keuangan perlu mendapatkan, pertim­

bangan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).b. Arsip-arsip masalah Kepegawaian perlu mendapat pertim­

bangan dari B.K.N.

4. Kartu Kendali putih yang telah dinilai oleh Tim Penilai boleh dikirim ke Arsip Nasional / Arsip Daerah beserta daftar arsipnya dikirim ke Arsip Nasional / Arsip Daerah.

5. Kartu Kendali putih dan daftar arsip yang dikembalikan oleh Arsip Nasional/Arsip Daerah berarti arsipnya dapat dimusnahkan. Arsip yang Kartu Kendali putihnya tidak dikembalikan oleh Arsip Nasional / Arsip Daerah berarti arsip dapat diserahkan ke Arsip Nasional / Arsip Daerah.

6. Serah terima dilaksanakan dengan membuat Berita Acara Penyerahan Arsip disertai daftar dan ditandatangani oleh pejabat Badan Urusan Administrasi/Ketua Pengadilan Tingkat Banding dan Pejabat Arsip Nasional / Arsip Daerah.

13. Tata Cara Pemusnahan

1. Membuat daftar sesuai dengan pola klasifikasi arsip-arsip yang telah dinyatakan dapat dimusnahkan.

2. Pemusnahan arsip dilakukan secara total sehingga tak dapat lagi dikenal baik isi maupun bentuk (dirajang atau dibakar habis) dan harus dilakukan dihadapan Tim Penilai/Tim Penyusun.

125

Page 135: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

3. Pemusnahan dilakukan dengan Berita Acara (BA) pemusnahan yang disertai dengan daftar/pertelaan arsip dan Berita Acara tersebut ditandatangani oleh semua anggota Tim.

4. Berita Acara tersebut dibuat rangkap sesuai dengan kebutuhan.

14. Jadwal Retensi

Untuk menyusutkan arsip diperlukan Jadwal Retensi.Jadwal Retensi adalah jadwal yang memuat jangka waktu seberapa lama kelompok arsip dapat disimpan atau dimusnahkan.Setiap arsip ditentukan retensinya, dasar nilai keguna-annya dan dituangkan dalam bentuk jadwal retensi arsip.1. Jadwal Retensi disusun oleh suatu Panitia yang terdiri dari pejabat

yang benar-benar memahami kearsipan, fungsi dan kegiatan instansinya masing-masing.

2. Rancangan jadwal retensi arsip yang merupakan hasil kerja panitia tersebut perlu mendapat persetujuan Kepala Arsip Nasional terlebih dahulu sebelum ditetapkan oleh Pimpinan Lembaga Negara.

3. Jadwal Retensi umumnya berapa daftar yang memuat:a. Sebutan mengenai kelompok atau bidang.b. Uraian mengenai kelompok atau bidang.c. Uraian mengenai jangka waktu arsip dapat disimpan:

permanent (abadi) atau jangka waktu tertentu.d. Sebutan tempat” penyimpanan Unit Pengolah, Pusat Arsip

dan sebagainya.e. Petunjuk untuk tindakan lebih lanjut: Pemindahan ke Arsip

Nasional atau dimusnahkan.

VI. Pemeliharaan Pengamanan dan Perawatan Arsip

1. Dalam mempergunakan kertas untuk surat, dipilih yang berkualitas baik demikian pula tinta dan pita mesin tik serta pasta/lem perekat.

2. Arsip dinamis pada dasarnya bersifat tertutup, oleh karena itu pengolahan dan perlakuannya berlaku ketentuan tentang kerahasian surat.

126

Page 136: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

3. Arsip harus tetap dalam keadaan bersih, sebagaimana waktu diciptakan (tidak memberikan tulisan-tulisan, catatan pada yang bersangkutan.

4. Arsip-arsip diletakkan pada ruangan/tempat yang memenuhi syarat sebagai berikut :4.1. Arsip aktif disimpan di Unit Pengolah dan diletakan pada

filling kabinet.4.2. Arsip-arsip inaktif disimpan pada ruangan:

a. Bersih, terang.b. Kelembaban lebih dari 75% RH (Realtif Humadity).c. Temperatur diantaranya 60-70 Fahrenhet (22 derajat

celcius).5. Folder / Box / Kotak Karton dipilihkan yang berkualiteit baik;6. Kebersihan ruangan perlu dijaga, seminggu sekali dibersihkan dengan

vaccum cleaner (penyedot debu);7. Tidak boleh merokok dan membawa makanan kedalam ruangan

arsip.8. Tidak semua pegawai berhak untuk mengetahui isi yang terdapat

dalam arsip kecuali petugas/pejabat yang berkepentingan.9. Arsip Inaktif setiap 6 bulan sampai setahun sekali di fumigasi untuk

memusnahkan hama (rayap, ngengat, kecoa, tikus dan sebagainya).

I. ADMINISTRASI KEPROTOKOLAN

A. DASAR HUKUM1. Undang-undang No.8 Tahun 1987 tentang Protokol2. Peraturan Pemerintah No. 62 Tahun 1990 tentang Ketentuan

Keprotokolan mengenai tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan.

B. PENDAHULUANYang dimaksud dengan Protokol adalah serangkaian aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi aturan mengenai tata tempat, tata upacara, tata penghormatan sehubungan dengan penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat.

127

Page 137: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

C. TUGAS PROTOKOLKegiatan Protokol di Mahkamah Agung dan 4 (empat) lingkungan badan peradilan yang berada di daerah mempunyai petugas Protokol yang melakukan urusan keprotokolan dan akomodasi.

1. Kegiatan Protokol di Mahkamah Agung.Beberapa kegiatan di Mahkamah Agung yang memerlukanProtokol adalah sebagai berikut:1.1. Pengucapan Sumpah Jabatan : Ketua Mahkamah

Agung, wakil ketua, ketua muda, dan hakim ad hoc pada Pengadilan Tipikor, mengucapkan sumpah atau janji dihadapan Presiden.

1.2. Pengambilan Sumpah Jabatan ketua, wakil ketua dan anggota DPR mengucapkan sumpah atau janji oleh Ketua Mahkamah Agung.

1.3. Pengambilan Sumpah dan Pelantikan hakim agung, ketua pengadilan tingkat banding, eselon I, panitera, panitera muda, panitera pengganti, hakim ad hoc, ketua dan wakil ketua pengadilan pajak oleh Ketua Mahkamah Agung.

1.4. Pengucapan Sumpah Jabatan Gubernur Bank Indonesia, Deputi Senior dan deputi gubernur Bank Indonesia, ketua dan anggota PPATK di hadapan Ketua Mahkamah Agung.

1.5. Pengambilan Sumpah Jabatan dan Pelantikan oleh Sekretaris MA untuk pejabat struktural eselon II, III, dan IV.

2. Tahapan Kegiatan ProtokolDalam melaksanakan tugas keprotokolan petugas protokolmenyiapkan sebagai berikut :2.1. Menyiapkan Surat Keputusan.2.2. Rapat Koordinasi dengan unit/instansi terkait.2.3. Menyiapkan Rohaniawan.2.4. Menyiapkan Naskah-naskah.2.5. Menyiapkan dan mengedarkan undangan.2.6. Menyiapkan saksi-saksi.2.7. Menyiapkan atribut yang diperlukan.2.8. Menyiapkan tempat upacara.

128

Page 138: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

3. Upacara Wisuda PurnabhaktiAdalah upacara resmi untuk melepas hakim agung yang telah memasuki masa pensiun oleh pimpinan Mahkamah Agung.Upacara dilaksanakan lengkap memakai toga dan atribut secara prosesi dan pelepasan tanda jabatan serta penyematan cincin berlambang Mahkamah Agung oleh Ketua MA.

4. Upacara-upacara Resmi4.1. Upacara bendera memperingati hari-hari besar

nasional.4.1.1. Khusus untuk upacara memperingati hari

kemerdekaan RI dipimpin oleh Ketua MA.4.1.2. Hari-hari besar lainnya dipimpin oleh wakil

ketua atau ketua muda.4.2. Apel Pagi dilaksanakan setiap bulan pada tanggal

17

5. Sidang Pleno TahunanAdalah sidang yang dihadiri oleh para pimpinan mahkamah agung, para hakim agung, eselon I dan II dan undangan lainnya dengan agenda acara penyampaian laporan tahunan Mahkamah Agung kepada publik.Pimpinan dan hakim agung memakai pakaian toga lengkap. Tempat upacara ruang Kusumaadmadja.

6. Sidang Pemilihan Ketua atau Wakil KetuaAdalah sidang yang dihadiri oleh para pimpinan Mahkamah agung, para hakim agung, eselon I dan II dan undangan lainnya dengan agenda pemilihan Ketua atau wakil ketua. Pimpinan dan hakim agung memakai pakaian sipil lengkap. Tempat upacara ruang Kusumaadmadja.

7. Rapat PlenoAdalah rapat pimpinan mahkamah agung, hakim agung, panitera, eselon I dan eselon II serta para panmud yang diadakan sesuai dengan kebijakan pimpinan bertempat di ruang Wiryono Prodjodikoro.

129

Page 139: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

8. Rapat PimpinanAdalah rapat Ketua Mahkamah Agung, wakil ketua, ketua muda, (panitera, sekretaris kalau diperlukan) yang diadakan sesuai dengan kebijakan pimpinan bertempat di ruang rapat Ketua Mahkamah Agung.

9. Rapat Konsultasi Dengan Komisi III DPRAdalah rapat antara pimpinan mahkamah agung, panitera, eselon I dan eselon II dengan pimpinan dan anggota Komisi III DPR-RI atas permintaan Komisi III DPR dilaksanakan diruangan Kusuma Atmadja.

10. Upacara Persemayaman JenazahUpacara persemayaman Jenazah di Mahkamah Agung dilaksanakan bagi Pimpinan dan Hakim Agung yang meninggal dunia.10.1. Untuk Pimpinan Mahkamah Agung, Hakim Agung,

Pejabat Eselon I dan II, apabila dari pihak keluarga berkenan, maka jenazah dapat disemayamkan terlebih dahulu di gedung Mahkamah Agung.

10.2. Untuk Pejabat Eselon III dan IV serta pegawai Mahkamah Agung yang meninggal dunia pada saat menjalankan tugas dinas dan pada saat jam kerja, apabila pihak keluarga berkenan maka jenazah dapat disemayamkan di gedung Mahkamah Agung terlebih dahulu.

10.3. Persemayaman ini dilakukan untuk dapat memberikan rasa hormat kepada jenazah dan dimaksudkan mengenang jasa-jasanya selama bertugas di Mahkamah Agung.

11. Upacara Pisah Sambut

11.1. Adalah upacara melepas seorang Pimpinan Mahkamah Agung, Hakim Agung dan Pejabat yang telah habis masa jabatannya, baik karena pensiun maupun karena pindah tugas dan menyambut seorang pejabat baru yang menggantikan pejabat

130

Page 140: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

lama, yaitu pisah sambut Pimpinan Mahkamah Agung dan pisah sambut pejabat Eselon I dan II.

11.2. Tempat dan waktu acara pisah sambut ini dilaksa­nakan dan ditentukan oleh Kepala Biro Umum dan telah berkoordinasi dengan pejabat yang terkait.

12. Penerimaan TamuProtokol juga bertugas melayani, mendaftar dan mengarahkan para tamu yang akan bertemu dengan Pimpinan dan para pejabat Mahkamah Agung.Penerima Tamu Intern :Penerimaan Tamu VIP.Para tamu yang sudah ada janji dengan pimpinan Mahkamah Agung yang akan menerima baik waktu dan tempatnya. Pencatatan identitas tamu dilakukan pada buku khusus tamu di ruang tunggu pimpinan yang akan menerimanya.

13. Lain-lain13.1. Antar Jemput Ketua dan Wakil ketua di Bandara

Udara Internasional Soekarno Hatta.13.2. Menerima perwakilan/koordinator pengunjuk rasa

ke Mahkamah Agung.13.3. Menerima kunjungan mahasiswa ke Mahkamah

Agung.13.4. Setiap kegiatan Ketua Mahkamah Agung ke

daerah didampingi 1 (satu) orang petugas protokol Mahkamah Agung.

13.5. Setiap kegiatan Ketua Mahkamah Agung ke daerah dengan pengawalan Polisi Lalu Lintas.

13.6. Menyiapkan petugas Paskibra untuk upacara 17 Agustus atau hari-hari besar lainnya.

D. Protokol di DaerahAdalah petugas protokol yang ditunjuk dan diangkat oleh ketua pengadilan dibawah struktur subbagian umum/urusan umum, yang dalam melaksanakan tugasnya berkoordinasi dengan protokol MA dan protokol instansi terkait.

131

Page 141: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Acara pengambilan sumpah jabatan dan pelantikan dilaksanakan dalam sidang luar biasa dan dihadiri oleh Majelis dengan catatan anggota majelis sebagai saksi.

Tugas-tugas Protokol Daerah adalah sebagai berikut :Kegiatan Protokol di Daerah dari lingkungan badan peradilan yang berada di daerah mempunyai petugas Protokol yang melakukan urusan keprotokolan dan akomodasi.1. Kegiatan Protokol di Daerah.

Beberapa kegiatan di Daerah yang memerlukan Protokol adalah sebagai berikut :1.1. Pengucapan Sumpah Jabatan :

a) . Ketua, wakil ketua, dan anggota DPRD Propinsidan KPU Propinsi oleh Ketua Pengadilan Tinggi;

b) . Ketua, wakil ketua, dan anggota DPRD Kabupaten/Kota dan KPU Kabupaten/Kota oleh KetuaPengadilan Negeri.

1.2. Pengambilan Sumpah Jabatan Hakim Tinggi, Wakil Ketua Pengadilan Tingkat Banding, Hakim Ad Hoc, Panitera/Sekretaris, Wakil Panitera, Wakil Sekretaris Panitera Muda, Panitera Pengganti, Kepala Subbagian oleh Ketua Pengadilan Tingkat Banding.

1.3. Pengambilan Sumpah Jabatan Hakim, Wakil Ketua Pengadilan Tingkat Pertama, Hakim Ad Hoc, Panitera/ Sekretaris, Wakil Panitera, Wakil Sekretaris Panitera Muda, Panitera Pengganti, Kepala Subbagian/Kepala Urusan, Juru Sita dan Juru Sita Pengganti oleh Ketua Pengadilan Tingkat Pertama.

2. Acara pengambilan sumpah jabatan dan pelantikan ketua pengadilan tingkat pertama dilaksanakan dalam sidang luar biasa dan dihadiri oleh Majelis dengan catatan anggota majelis sebagai saksi.

3. Acara penjemputan di Bandara melalui VIP adalah Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, Hakim Agung, dan Eselon I.

4. Upacara peresmian atau beroperasinya gedung pengadilan berkoordinasi dengan protokol Mahkamah Agung dan protokol daerah.

Page 142: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

5. Penentuan nomor polisi di daerah mengikuti Pemda setempat.

6. Penempatan tempat duduk pada acara yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1990 tentang ketentuan keprotokolan mengenai tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan.

7. Tahapan Kegiatan ProtokolDalam melaksanakan tugas keprotokolan petugas protokol menyiapkan sebagai berikut :7.1. Menyiapkan Surat Keputusan.7.2. Rapat Koordinasi dengan unit/instansi terkait.7.3. Menyiapkan Rohaniawan.7.4. Menyiapkan Naskah-naskah.7.5. Menyiapkan dan mengedarkan undangan.7.6. Menyiapkan saksi-saksi.

8. Menyiapkan atribut yang diperlukan.

9. Menyiapkan tempat upacara.

10. Upacara Wisuda PumabhaktiAdalah upacara resmi untuk melepas hakim tinggi dan Ketua Pengadilan tingkat Pertama yang telah memasuki masa pensiun oleh Ketua Pengadilan Tingkat Banding. Dan hakim tingkat pertama oleh Ketua Pengadilan Tingkat Pertama. Upacara dilaksanakan lengkap memakai toga dan atribut secara prosesi dan pelepasan tanda jabatan.

11. Upacara bendera memperingati hari-hari besar nasional mengikuti ketentuan pemerintah daerah

12. Apel Pagi dilaksanakan setiap bulan pada tanggal 17

13. Upacara Persemayaman JenazahUpacara persemayaman Jenazah di Pengadilan Tingkat Banding dan Tingkat Pertama apabila dari pihak keluarga berkenan, maka jenazah dapat disemayamkan terlebih dahulu di gedung Pengadilan Tingkat Banding dan Tingkat Pertama dilaksanakan bagi para Hakim dan Panitera/Sekretaris yang meninggal dunia. Persemayaman ini dilakukan untuk dapat

133

Page 143: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

memberikan rasa hormat kepada jenazah dan dimaksudkan mengenang jasa-jasanya selama bertugas di Pengadilan.

14. Upacara Pisah SambutAdalah upacara melepas seorang Hakim yang telah habis masa jabatannya, baik karena pensiun maupun karena pindah tugas dan menyambut seorang pejabat baru yang menggantikan pejabat lama.

II. KEHUMASAN

A. PendahuluanKehumasan adalah merupakan fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur-prosedur seorang individu atau sebuah organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan publik.

1. Tugas KehumasanKegiatan kehumasan di Mahkamah Agung dan 4 (empat) lingkungan peradilan yang berada didaerah mempunyai tugas, melaksanakan dalam bidang Pembinaan dan komunikasi kepada masyarakat mengenai kegiatan-kegiatan Mahkamah Agung serta melaksanakan kegiatan-kegiatan dibidang Perpustakaan, Teknologi Informatika, Pendoku-mentasian dan Pendistribusian Peraturan di lingkungan Mahkamah Agung dan Pengadilan semua lingkungan peradilan.

2. Kegiatan Kehumasan di Mahkamah Agung2.1. Mengkoordinir Wartawan.2.2. Melakukan hubungan kerjasama dengan instansi

pemerintah atau kelembagaan negara lainnya.2.3. Sebagai penghubung antara pimpinan Mahkamah Agung

dengan wartawan yang akan melakukan wawancara atau jumpa pers serta perwakilan pengunjuk rasa.

2.4. Mendampingi pimpinan Mahkamah Agung dalam acara wawancara atau jumpa pers.

134

Page 144: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

2.5. Meliput kegiatan-kegiatan pimpinan Mahkamah Agung dalam acara/upacara resmi yang dilaksanakan di Mahkamah Agung dan di luar Mahkamah Agung.

2.6. Mendampingi ketua Mahkamah Agung ke daerah.2.7. Membuat kliping tentang berita-berita hukum.2.8. Pembacaan pengumuman-pengumuman.2.9. Melakukan koordinasi dengan unit-unit lain.2.10. Sebagai penghubung antar lembaga.2.11. Sebagai pusat informasi dalam pelayanan teknologi

informasi.2.12. Hal-hal yang menyangkut informasi mengenai teknis

yudisial dilaksanakan oleh juru bicara yang ditunjuk oleh Ketua Mahkamah Agung.

3. Kehumasan di daerahAdalah hakim yang ditunjuk oleh ketua pengadilan sebagai juru bicara pengadilan sekaligus berfungsi sebagai Humas pengadilan.Tugas dan wewenang diserahkan kepada ketua pengadilan.

III. KEAMANAN

Adalah rangkaian kegiatan dalam rangka mengamankan dengan menunjuk pejabat/petugas yang melaksanakan pengamanan dilingkungan Mahkamah Agung.

1. Ibgas Pengamanan di Mahkamah Agung sebagai berikut :1.1. Melakukan koordinasi keamanan dengan instansi terkait.1.2. Melakukan pengamanan fisik pimpinan dan tamu penting.1.3. Melakukan pengamanan fisik bangunan dan perlengkapan

serta menjaga ketertiban kantor Mahkamah Agung.1.4. Melakukan penegakan disiplin serta berhubungan dengan

instansi terkait dalam rangka mengantisipasi ancaman teroris.

1.5. Melakukan koordinasi dengan unit-unit terkait.1.6. Mengamankan kegiatan-kegiatan unjuk rasa.1.7. Melaksanakan pengamanan tertutup, sidang, acara/upacara

resmi.

135

Page 145: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

1.8. Mendampingi pimpinan Mahkamah Agung dan eselon I dalam acara kunjungan ke daerah.

1.9. Menertibkan keamanan kunci-kunci ruangan dan penjual yang menawarkan barang dagangan serta yang meminta sumbangan (tamu-tamu yang tidak mempunyai urusan kedinasan).

1.10. Mendampingi petugas protokol dalam pelayanan tamu pimpinan dan pegawai Mahkamah Agung yang bukan urusan perkara.

1.11. Melakukan pemeriksaan lapangan secara rutin dan mengawasi serta mendata personil yang berada dalam gedung kantor, kendaraan yang parkir di luar jam kantor.

1.12. Melakukan pengaturan petugas piket.1.13. Melakukan Apel Pagi.1.14. Melakukan pengawalan pengambilan uang gaji pegawai.1.15. Membuat laporan setiap kegiatan secara tertib.

2. Tugas Pengaman di Daerah adalah sebagai berikut:Adalah rangkaian kegiatan dalam rangka mengamankan denganmenunjuk pejabat/petugas yang melaksanakan pengamanandilingkungan Pengadilan.2.1. Melakukan koordinasi keamanan dengan instansi terkait.2.2. Melakukan pengamanan fisik pimpinan dan tamu penting.2.3. Melakukan pengamanan fisik bangunan dan perlengkapan

serta menjaga ketertiban kantor Pengadilan.2.4. Melakukan penegakan disiplin serta berhubungan dengan

instansi terkait dalam rangka mengan-tisipasi ancaman teroris.

2.5. Melakukan koordinasi dengan unit-unit terkait.2.6. Mengamankan kegiatan-kegiatan unjukrasa.2.7. Melaksanakan pengamanan tertutup, acara/upacara resmi.2.8. Melaksanakan pengamanan persidangan dan pelaksanaan

eksekusi.2.9. Mendampingi pimpinan Pengadilan dalam acara kunjungan

ke daerah.2.10. Menertibkan keamanan kunci-kunci ruangan dan penjual

yang menawarkan barang dagangan serta yang meminta sumbangan (tamu-tamu yang tidak mempunyai urusan kedinasan).

136

Page 146: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

2.11. Melakukan pemeriksaan lapangan secara rutin dan mengawasi serta mendata personil yang berada dalam gedung kantor, kendaraan yang parkir di luar jam kantor.

2.12. Melakukan pengaturan petugas piket.2.13. Melakukan pengawalan pengambilan uang gaji pegawai.2.14. Membuat laporan setiap kegiatan secara tertib.

137

Page 147: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Lampiran 1

DAFTAR KODE UNIT KERJA PIMPINAN MAHKAMAH AGUNG

DALAM PENOMORAN SURAT

UNIT KERJA KODEUNIT KERJA

1. Ketua Mahkamah Agung KMA2. Wakil Ketua Bidang Yudisial Wk.MA.Y3. Wakil Ketua Bidang Non Yudisial Wk.MA.NY4. Ketua Muda Perdata KM.Pdt5. Ketua Muda Perdata Niaga KM.Pdt.N6. Ketua Muda Pidana KM.Pid7. Ketua Muda Pidana Khusus KM.Pidsus8. Ketua Muda Urusan Lingkungan Peradilan Militer

(ULDILMIL) KM. Mil9. Ketua Muda Urusan Lingkungan Peradilan Tata

Usaha Negara (ULDILTUN) KM.TUN10. Ketua Muda Urusan Lingkungan Peradilan Agama

(ULDILAG) KM.Ag11. Ketua Muda Pembinaan KM.Bin12. Ketua Muda Pengawasan KM. Was

138

Page 148: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Lampiran 2

DAFTAR KODE UNIT KERJA KEPANITERAAN DALAM PENOMORAN SURAT

UNIT KERJA KODEUNIT KERJA

1. Panitera Mahkamah Agung Pan2. Sekretaris Kepaniteraan Panl3. Panitera Muda Perkara Perdata Pan24. Panitera Muda Perkara Perdata Khusus Pan35. Panitera Muda Perkara Pidana Pan46. Panitera Muda Perkara Pidana Khusus Pan57. Panitera Muda Perkara Perdata Agama Pan68. Panitera Muda Perkara Pidana Militer Pan79. Panitera Muda Perkara Tata Usaha Negara (TUN) Pan810. Panitera Muda Tim A PanA11. Panitera Muda Tim BI PanBl12. Panitera Muda Tim B2 PanB213. Panitera Muda Tim C PanC14. Panitera Muda Tim D PanD15. Panitera Muda Tim E PanE16. Panitera Muda Tim F PanF17. Panitera Muda Tim G PanG18. Panitera Muda Tim H PanH19. Panitera Muda Tim I Panl20. Panitera Muda Tim J PanJ21. Panitera Muda Tim K PanK

139

Page 149: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Lampiran 3

DAFTAR KODE UNIT KERJA KESEKRETARIATAN DALAM PENOMORAN SURAT

UNIT KERJA KODEUNIT KERJA

1. Sekretaris Mahkamah Agung Sek2. Ditjen Badan Peradilan Umum Dju

2.1. Sekretaris Ditjen Badan Peradilan Umum Dju.l2.2. Direktorat Pembinaan Tenaga Teknis Dju.22.3. Direktorat Pembinaan Administrasi Peradilan Dju.32.4. Direktorat Pranata dan Tatalaksana Perkara

Perdata Dju.42.5. Direktorat Pranata dan Tatalaksana Perkara

Pidana Dju.53. Ditjen Badan Peradilan Agama DjA

3.1. Sekretaris Dirjen Badan Peradilan Agama DjA.l3.2. Direktorat Pembinaan Tenaga Teknis DjA.23.3. Direktorat Pembinaan Administrasi Peradilan DjA.33.4. Direktorat Pranata dan Tatalaksana Perkara

Perdata Agama DjA.44. Ditjen Badan Peradilan Militer dan Peradilan Tata

Usaha Negara DjMT4.1. Sekretaris Ditjen Badilmil dan TUN DjMT.l4.2. Direktorat Pembinaan Tenaga Teknis dan

Administrasi Dilmil DjMT.24.3. Direktorat Pembinaan Tenaga Teknis dan

Administrasi DilTUN DjMT.34.4. Direktorat Pranata dan Tatalaksana Perkara

Pidana Militer DjMT.44.5. Direktorat Pranata dan Tatalaksana Perkara

Tata Usaha Negara DjMT.5

140

Page 150: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

UNIT KERJA KODEUNIT KERJA

5. Badan Pengawasan Bp5.1. Sekretaris Badan Pengawasan Bp.I5.2. Inspektorat Wilayah I Bp.II5.3. Inspektorat Wilayah II Bp.III5.4. Inspektorat Wilayah III Bp.IV5.5. Inspektorat Wilayah IV Bp.V

6. Badan Penelitian dan Pengembangan danPendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan(Balitbangdiklat Kumdil) Bid6.1. Sekretaris Balitbangdiklat Kumdil Bld.l6.2. Pusat Pendidikan dan Pengembangan Hukum

dan Peradilan Bld.26.3. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis

Peradilan Bld.36.4. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen

dan Kepemimpinan Bld.4

7. Badan Urusan Administrasi Bua7.1. Biro Perencanaan Bua.l7.2. Biro Kepegawaian Bua.27.3. Biro Keuangan Bua.37.4. Biro Perlengkapan Bua.47.5. Biro Sekretariat Pimpinan Bua.57.6. Biro Hukum dan Humas Bua.67.7. Biro Umum Bua.7

141

Page 151: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Lampiran 4

KODE WILAYAH PENGADILAN TINGKAT BANDING DAN PENGADILAN TINGKAT PERTAMA EMPAT LINGKUNGAN

PERADILAN DI SELURUH INDONESIA

Lingkungan Peradilan Umum

Kode Wilayah HukumWl-U Pengadilan Tinggi Banda AcehW l-Ul Pengadilan Negeri Banda AcehW1-U2 Pengadilan Negeri LhokseumaweW1-U3 Pengadilan Negeri BireuenW1-U4 Pengadilan Negeri LangsaW1-U5 Pengadilan Negeri SigliW1-U6 Pengadilan Negeri SabangW1-U7 Pengadilan Negeri CalangW1-U8 Pengadilan Negeri MeulabohW1-U9 Pengadilan Negeri SinabangW1-U10 Pengadilan Negeri TapaktuanW l-U ll Pengadilan Negeri SingkilW1-U12 Pengadilan Negeri LhoksukonW1-U13 Pengadilan Negeri IdiW1-U14 Pengadilan Negeri Kuala SimpangW1-U15 Pengadilan Negeri TakengonW1-U16 Pengadilan Negeri KutacaneW1-U17 Pengadilan Negeri BlangkajerenW1-U18 Pengadilan Negeri Jantho

Kode Wilayah HukumW2-U Pengadilan Tinggi MedanW2-U1 Pengadilan Negeri MedanW2-U2 Pengadilan Negeri Pematang SiantarW2-U3 Pengadilan Negeri BinjaiW2-U4 Pengadilan Negeri Lubuk PakamW2-U5 Pengadilan Negeri Padang SidempuanW2-U6 Pengadilan Negeri TarutungW2-U7 Pengadilan Negeri KabanjaheW2-U8 Pengadilan Negeri Tanjung Balai

142

Page 152: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

W2-U9 Pengadilan Negeri SibolgaW2-U10 Pengadilan Negeri Tebing TinggiW2-U11 Pengadilan Negeri KisaranW2-U12 Pengadilan Negeri Gunung SitoliW2-U13 Pengadilan Negeri Rantau PrapatW2-U14 Pengadilan Negeri SidikalangW2-U15 Pengadilan Negeri LangkatW2-U16 Pengadilan Negeri Simalungun

Kode Wilayah HukumW3-U Pengadilan Tinggi PadangW3-U1 Pengadilan Negeri PadangW3-U2 Pengadilan Negeri BukittinggiW3-U3 Pengadilan Negeri Sawah LuntoW3-U4 Pengadilan Negeri PayakumbuhW3-U5 Pengadilan Negeri Lubuk SikapingW3-U6 Pengadilan Negeri BatusangkarW3-U7 Pengadilan Negeri SolokW3-U8 Pengadilan Negeri PariamanW3-U9 Pengadilan Negeri PainanW3-U10 Pengadilan Negeri Padang PanjangW3-U11 Pengadilan Negeri Lubuk BasungW3-U12 Pengadilan Negeri Tanjung PatiW3-U13 Pengadilan Negeri Kota BaruW3-U14 Pengadilan Negeri Muaro

Kode Wilayah HukumW4-U Pengadilan Tinggi PekanbaruW4-U1 Pengadilan Negeri PekanbaruW4-U2 Pengadilan Negeri Tanjung PinangW4-U3 Pengadilan Negeri BengkalisW4-U4 Pengadilan Negeri RengatW4-U5 Pengadilan Negeri TembilahanW4-U6 Pengadilan Negeri DumaiW4-U7 Pengadilan Negeri BangkinangW4-U8 Pengadilan Negeri BatamW4-U9 Pengadilan Negeri Tanjung Balai KarimunW4-U10 Pengadilan Negeri Pasir PangaraianW4-U11 Pengadilan Negeri Pelawan

143

Page 153: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

W4-U12 Pengadilan Negeri Rokan HilirW4-U13 Pengadilan Negeri Siak Sri Indrapura

Kode Wilayah HukumW5-U Pengadilan Tinggi JambiW5-U1 Pengadilan Negeri JambiW5-U2 Pengadilan Negeri Muara BungoW5-U3 Pengadilan Negeri Kuala TungkaiW5-U4 Pengadilan Negeri Sungai PenuhW5-U5 Pengadilan Negeri BangkoW5-U6 Pengadilan Negeri Muara BulianW5-U7 Pengadilan Negeri SangetiKode Wilayah HukumW6-U Pengadilan Tinggi PalembangW6-U1 Pengadilan Negeri PalembangW6-U2 Pengadilan Negeri Kayu AgungW6-U3 Pengadilan Negeri LahatW6-U4 Pengadilan Negeri BaturajaW6-U5 Pengadilan Negeri Lubuk LinggauW6-U6 Pengadilan Negeri Muara EnimW6-U7 Pengadilan Negeri Sekayu

Kode Wilayah HukumW7-U Pengadilan Tinggi Bangka BelitungW7-U1 Pengadilan Negeri PangkalpinangW7-U2 Pengadilan Negeri SungailiatW7-U3 Pengadilan Negeri Tanjung Pandan

Kode Wilavah HukumW8-U Pengadilan Tinggi BengkuluW8-U1 Pengadilan Negeri CurupW8-U2 Pengadilan Negeri MannaW8-U3 Pengadilan Negeri Arga Makmur

Kode Wilavah HukumW9-U Pengadilan Tinggi Tanjung KarangW9-U1 Pengadilan Negeri Tanjung KarangW9-U2 Pengadilan Negeri MetroW9-U3 Pengadilan Negeri Kotabumi

144

Page 154: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

W9-U4 Pengadilan Negeri KaliandaW9-U5 Pengadilan Negeri LiwaW9-U6 Pengadilan Negeri ManggalaW9-U7 Pengadilan Negeri Gunung SugihW9-U8 Pengadilan Negeri SukadanaW9-U9 Pengadilan Negeri Blambangan UmpuW9-U10 Pengadilan Negeri Kota Agung

Kode Wilayah HukumW10-U Pengadilan Tinggi JakartaW10-U1 Pengadilan Negeri Jakarta PusatW10-U2 Pengadilan Negeri BaratW10-U3 Pengadilan Negeri SelatanW10-U4 Pengadilan Negeri UtaraW10-U5 Pengadilan Negeri Timur

Kode Wilayah HukumW ll-U Pengadilan Tinggi BandungW ll-U l Pengadilan Negeri BandungW11-U2 Pengadilan Negeri BogorW11-U3 Pengadilan Negeri CirebonW11-U4 Pengadilan Negeri SukabumiW11-U5 Pengadilan Negeri BekasiW11-U6 Pengadilan Negeri Bale BandungW11-U7 Pengadilan Negeri PurwakartaW11-U8 Pengadilan Negeri GarutW11-U9 Pengadilan Negeri TasikmalayaW11-U10 Pengadilan Negeri KarawangWll-Ull Pengadilan Negeri CianjurW11-U12 Pengadilan Negeri IndramayuW11-U13 Pengadilan Negeri SumedangW11-U14 Pengadilan Negeri MajalengkaW11-U15 Pengadilan Negeri CiamisW11-U16 Pengadilan Negeri KuninganW11-U17 Pengadilan Negeri SubangW11-U18 Pengadilan Negeri CibadakW11-U19 Pengadilan Negeri SumberW11-U20 Pengadilan Negeri CibinongW11-U21 Pengadilan Negeri Depok

145

Page 155: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Kode Wilayah HukumW12-U Pengadilan Tinggi SemarangW12-U1 Pengadilan Negeri SemarangW12-U2 Pengadilan Negeri SurakartaW12-U3 Pengadilan Negeri TegalW12-U4 Pengadilan Negeri PekalonganW12-U5 Pengadilan Negeri PurwokertoW12-U6 Pengadilan Negeri MagelangW12-U7 Pengadilan Negeri CilacapW12-U8 Pengadilan Negeri KudusW12-U9 Pengadilan Negeri KlatenW12-U10 Pengadilan Negeri PatiW12-U11 Pengadilan Negeri BrebesW12-U12 Pengadilan Negeri SalatigaW12-U13 Pengadilan Negeri KebumenW12-U14 Pengadilan Negeri PurwerejoW12-U15 Pengadilan Negeri BloraW12-U16 Pengadilan Negeri PurwodadiW12-U17 Pengadilan Negeri BoyolaliW12-U18 Pengadilan Negeri UngaranW12-U19 Pengadilan Negeri JeparaW12-U20 Pengadilan Negeri SragenW12-U21 Pengadilan Negeri PemalangW12-U22 Pengadilan Negeri KendalW12-U23 Pengadilan Negeri DemakW12-U24 Pengadilan Negeri BanyumasW12-U25 Pengadilan Negeri PurbalinggaW12-U26 Pengadilan Negeri BanjarnegaraW12-U27 Pengadilan Negeri TemanggungW12-U28 Pengadilan Negeri WonosoboW12-U29 Pengadilan Negeri WonogiriW12-U30 Pengadilan Negeri RembangW12-U31 Pengadilan Negeri KaranganyarW12-U32 Pengadilan Negeri SukoharjoW12-U33 Pengadilan Negeri BatangW12-U34 Pengadilan Negeri Slawi (Kab.Tegal)W12-U35 Pengadilan Negeri Mungkit

146

Page 156: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Kode Wilayah HukumW13-U Pengadilan Tinggi YogyakartaW13-U1 Pengadilan Negeri YogyakartaW13-U2 Pengadilan Negeri SlemanW13-U3 Pengadilan Negeri WatesW13-U4 Pengadilan Negeri WonosariW13-U5 Pengadilan Negeri Bantul

Kode Wilayah HukumW14-U Pengadilan Tinggi SurabayaW14-U1 Pengadilan Negeri SurabayaW14-U2 Pengadilan Negeri MalangW14-U3 Pengadilan Negeri JemberW14-U4 Pengadilan Negeri KediriW14-U5 Pengadilan Negeri Kodya MadiunW14-U6 Pengadilan Negeri BondowosoW14-U7 Pengadilan Negeri PamekasanW14-U8 Pengadilan Negeri SidoarjoW14-U9 Pengadilan Negeri PasuruanW14-U10 Pengadilan Negeri BojonegoroW14-U11 Pengadilan Negeri BlitarW14-U12 Pengadilan Negeri MojokertoW14-U13 Pengadilan Negeri ProbolinggoW14-U14 Pengadilan Negeri LumajangW14-U15 Pengadilan Negeri SumenepW14-U16 Pengadilan Negeri BanyuwangiW14-U17 Pengadilan Negeri PonorogoW14-U18 Pengadilan Negeri SitubondoW14-U19 Pengadilan Negeri JombangW14-U20 Pengadilan Negeri KraksanW14-U21 Pengadilan Negeri BangilW14-U22 Pengadilan Negeri Kab. KediriW14-U23 Pengadilan Negeri PacitanW14-U24 Pengadilan Negeri NgawiW14-U25 Pengadilan Negeri MagetanW14-U26 Pengadilan Negeri TulungagungW14-U27 Pengadilan Negeri NganjukW14-U28 Pengadilan Negeri TrenggalekW14-U29 Pengadilan Negeri Tuban

Page 157: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

W14-U30 Pengadilan Negeri LamonganW14-U31 Pengadilan Negeri GresikW14-U32 Pengadilan Negeri BangkalanW14-U33 Pengadilan Negeri SampangW14-U34 Pengadilan Negeri Kab. MadiunW14-U35 Pengadilan Negeri Kepanjen

Kode Wilayah HukumW15-U Pengadilan Tinggi BanjarmasinW15-U1 Pengadilan Negeri BanjarmasinW15-U2 Pengadilan Negeri KandanganW15-U3 Pengadilan Negeri MartapuraW15-U4 Pengadilan Negeri BarabaiW15-U5 Pengadilan Negeri Kota BaruW15-U6 Pengadilan Negeri AmuntaiW15-U7 Pengadilan Negeri TanjungW15-U8 Pengadilan Negeri RantauW15-U9 Pengadilan Negeri MarabahanW15-U10 Pengadilan Negeri PelaihariW15-U11 Pengadilan Negeri Banjar Baru

Kode Wilayah HukumW16-U Pengadilan Tinggi PalangkarayaW16-U1 Pengadilan Negeri PalangkarayaW16-U2 Pengadilan Negeri SampitW16-U3 Pengadilan Negeri Pangkalan BunW16-U4 Pengadilan Negeri Kuala KapuasW16-U5 Pengadilan Negeri Muara TewehW16-U6 Pengadilan Negeri Buntok

Kode Wilayah HukumW17-U Pengadilan Tinggi PontianakW17-U1 Pengadilan Negeri PontianakW17-U2 Pengadilan Negeri SingkawangW17-U3 Pengadilan Negeri SintangW17-U4 Pengadilan Negeri KetapangW17-U5 Pengadilan Negeri MempawahW17-U6 Pengadilan Negeri SanggauW17-U7 Pengadilan Negeri Putussibau

148

Page 158: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Kode Wilayah HukumW18-U Pengadilan Tinggi SamarindaW18-U1 Pengadilan Negeri SamarindaW18-U2 Pengadilan Negeri BalikpapanW18-U3 Pengadilan Negeri TarakanW18-U4 Pengadilan Negeri TenggarongW18-U5 Pengadilan Negeri Tanah GrogotW18-U6 Pengadilan Negeri Tanjung RedebW18-U7 Pengadilan Negeri SangattaW18-U8 Pengadilan Negeri BontangW18-U9 Pengadilan Negeri NunukanW18-U10 Pengadilan Negeri Malinau

Kode Wilayah HukumW19-U Pengadilan Tinggi ManadoW19-U1 Pengadilan Negeri ManadoW19-U2 Pengadilan Negeri TondanoW19-U3 Pengadilan Negeri TahunaW19-U4 Pengadilan Negeri KotamobaguW19-U5 Pengadilan Negeri Bitung

Kode Wilayah HukumW20-U Pengadilan Tinggi GorontaloW20-U1 Pengadilan Negeri GorontaloW20-U2 Pengadilan Negeri LimbotoW20-U3 Pengadilan Negeri Tilamuta

Kode Wilayah HukumW21-U Pengadilan Tinggi PaluW21-U1 Pengadilan Negeri PaluW21-U2 Pengadilan Negeri PosoW21-U3 Pengadilan Negeri LuwukW21-U4 Pengadilan Negeri Toli-ToliW21-U5 Pengadilan Negeri Donggala

Page 159: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

KodeW22-UW22-U1W22-U2W22-U3W22-U4W22-U5W22-U6W22-U7W22-U8W22-U9W22-U10W22-U11W22-U12W22-U13W22-U14W22-U15W22-U16W22-U17W22-U18W22-U19W22-U20W22-U21W22-U22W22-U23

Wilayah HukumPengadilan Tinggi Makassar Pengadilan Negeri Makassar Pengadilan Negeri Pare-Pare Pengadilan Negeri Sungguminasa Pengadilan Negeri Maros Pengadilan Negeri Bantaeng Pengadilan Negeri Watampone Pengadilan Negeri Palopo Pengadilan Negeri Watansoppeng Pengadilan Negeri SengkangPengadilan Negeri Makale

1

Pengadilan Negeri Bulukumba Pengadilan Negeri Mamuju Pengadilan Negeri Enrekang Pengadilan Negeri Pangkajene Pengadilan Negeri Sidenreng Rappang Pengadilan Negeri Takalar Pengadilan Negeri Selayar Pengadilan Negeri Jeneponto Pengadilan Negeri Sinjai Pengadilan Negeri Majene Pengadilan Negeri Polewali Pengadilan Negeri Barru Pengadilan Negeri Pinrang

KodeW23-UW23-U1W23-U2W23-U3W23-U4W23-U5

Wilayah HukumPengadilan Tinggi Kendari Pengadilan Negeri Kendari Pengadilan Negeri Bau-Bau Pengadilan Negeri Raha Pengadilan Negeri Kolaka Pengadilan Negeri Unaaha

150

Page 160: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Kode Wilayah HukumW24-U Pengadilan Tinggi DenpasarW24-U1 Pengadilan Negeri DenpasarW24-U2 Pengadilan Negeri SingarajaW24-U3 Pengadilan Negeri SemarapuraW24-U4 Pengadilan Negeri NegaraW24-U5 Pengadilan Negeri AmlapuraW24-U6 Pengadilan Negeri TabananW24-U7 Pengadilan Negeri GianyarW24-U8 Pengadilan Negeri Bangli

Kode Wilayah HukumW25-U Pengadilan Tinggi MataramW25-U1 Pengadilan Negeri MataramW25-U2 Pengadilan Negeri Sumbawa BesarW25-U3 Pengadilan Negeri Raba BimaW25-U4 Pengadilan Negeri SelongW25-U5 Pengadilan Negeri DompuW25-U6 Pengadilan Negeri PrayaW25-U7 Pengadilan Negeri LembataW25-U8 Pengadilan Negeri Rotendao

Kode Wilayah HukumW26-U Pengadilan Tinggi KupangW26-U1 Pengadilan Negeri KupangW26-U2 Pengadilan Negeri EndeW26-U3 Pengadilan Negeri LarantukaW26-U4 Pengadilan Negeri So-EW26-U5 Pengadilan Negeri WaingapuW26-U6 Pengadilan Negeri MaumereW26-U7 Pengadilan Negeri RutengW26-U8 Pengadilan Negeri KefamenanuW26-U9 Pengadilan Negeri WaikabubakW26-U10 Pengadilan Negeri AtambuaW26-U11 Pengadilan Negeri BajawaW26-U12 Pengadilan Negeri Kalabahi

Page 161: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Kode Wilayah HukumW27-U Pengadilan Tinggi MalukuW27-U1 Pengadilan Negeri AmbonW27-U2 Pengadilan Negeri Masohi

Kode Wilayah HukumW28-U Pengadilan Tinggi Maluku UtaraW28-U1 Pengadilan Negeri Soa-SioW28-U2 Pengadilan Negeri TemateW28-U3 Pengadilan Negeri LabuhaW28-U4 Pengadilan Negeri Tobelo

Kode Wilayah HukumW29-U Pengadilan Tinggi BantenW29-U1 Pengadilan Negeri SerangW29-U2 Pengadilan Negeri PandeglangW29-U3 Pengadilan Negeri RangkasbitungW29-U4 Pengadilan Negeri Tangerang

Kode Wilayah HukumW30-U Pengadilan Tinggi JayapuraW30-U1 Pengadilan Negeri JayapuraW30-U2 Pengadilan Negeri SorongW30-U3 Pengadilan Negeri MeraukeW30-U4 Pengadilan Negeri BiakW30-U5 Pengadilan Negeri WamenaW30-U6 Pengadilan Negeri Fak-FakW30-U7 Pengadilan Negeri ManokwariW30-U8 Pengadilan Negeri NabireW30-U9 Pengadilan Negeri SeruiW30-U10 Pengadilan Negeri Kota Timika

II. Lingkungan Peradilan Agama

Kode Wilayah HukumWl-A Pengadilan Mahkamah Syar’iyah Prop. NADWl-Al Pengadilan Mahkamah Syar’iyah Banda AcehW1-A2 Pengadilan Mahkamah Syar’iyah SigliW1-A3 Pengadilan Mahkamah Syar’iyah Takengon

152

Page 162: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

W1-A4W1-A5W1-A6W1-A7W1-A8W1-A9W1-A10W l-AllW1-A12W1-A13W1-A14W1-A15W1-A16W1-A17W1-A18W1-A19

KodeW2-AW2-A1W2-A2W2-A3W2-A4W2-A5W2-A6W2-A7W2-A8W2-A9W2-A10W2-A11W2-A12W2-A13W2-A14W2-A15W2-A16W2-A17W2-A18W2-A19

Pengadilan Mahkamah Syar’iyah Langsa Pengadilan Mahkamah Syar’iyah Lhokseumawe Pengadilan Mahkamah Syar’iyah Meulaboh Pengadilan Mahkamah Syar’iyah Kutacane Pengadilan Mahkamah Syar’iyah Tapaktuan Pengadilan Mahkamah Syar’iyah Bireuen Pengadilan Mahkamah Syar’iyah Jantho Pengadilan Mahkamah Syar’iyah Lhoksukon Pengadilan Mahkamah Syar’iyah Sabang Pengadilan Mahkamah Syar’iyah Meureudu Pengadilan Mahkamah Syar’iyah Idi Pengadilan Mahkamah Syar’iyah Kuala Simpang Pengadilan Mahkamah Syar’iyah Blangkajeren Pengadilan Mahkamah Syar’iyah Calang Pengadilan Mahkamah Syar’iyah Singkil Pengadilan Mahkamah Syar’iyah Sinabang

Wilayah HukumPengadilan Tinggi Agama Medan Pengadilan Agama Medan Pengadilan Agama Binjai Pengadilan Agama Tanjung Balai Pengadilan Agama Rantau Prapat Pengadilan Agama Sibolga Pengadilan Agama Tebing Tinggi Pengadilan Agama Pematang Siantar Pengadilan Agama Balige Pengadilan Agama Padang Sidempuan Pengadilan Agama Lubuk Pakam Pengadilan Agama Kisaran Pengadilan Agama Simalungun Pengadilan Agama Sidikalang Pengadilan Agama Kabanjahe Pengadilan Agama Gunung Sitoli Pengadilan Agama Stabat Pengadilan Agama Pandan Pengadilan Agama Tarutung Pengadilan Agama Panyambungan

153

Page 163: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Kode Wilayah HukumW3-A Pengadilan Tinggi Agama PadangW3-A1 Pengadilan Agama PadangW3-A2 Pengadilan Agama PariamanW3-A3 Pengadilan Agama BatusangkarW3-A4 Pengadilan Agama BukittinggiW3-A5 Pengadilan Agama PayakumbuhW3-A6 Pengadilan Agama Sawah LuntoW3-A7 Pengadilan Agama SolokW3-A8 Pengadilan Agama Padang PanjangW3-A9 Pengadilan Agama Muara LabuhW3-A10 Pengadilan Agama SijunjungW3-A11 Pengadilan Agama Koto BaruW3-A12 Pengadilan Agama PainanW3-A13 Pengadilan Agama LubuksikapingW3-A14 Pengadilan Agama TaluW3-A15 Pengadilan Agama ManinjauW3-A16 Pengadilan Agama Kab. Lima Puluh KotaW3-A17 Pengadilan Agama Lubuk Basung

Kode Wilayah HukumW4-A Pengadilan Tinggi Agama PekanbaruW4-A1 Pengadilan Agama PekanbaruW4-A2 Pengadilan Agama RengatW4-A3 Pengadilan Agama BangkinangW4-A4 Pengadilan Agama TembilahanW4-A5 Pengadilan Agama BengkalisW4-A6 Pengadilan Agama Tanjung PinangW4-A7 Pengadilan Agama Pasir PangaraianW4-A8 Pengadilan Agama Selat PanjangW4-A9 Pengadilan Agama Dabo SingkepW4-A10 Pengadilan Agama Tanjung Balai KarimunW4-A11 Pengadilan Agama DumaiW4-A12 Pengadilan Agama TerempaW4-A13 Pengadilan Agama BatamW4-A13 Pengadilan Agama NatunaW4-A13 Pengadilan Agama Pangkalan KerinciW4-A13 Pengadilan Agama Ujung Tanjung

154

Page 164: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Kode Wilayah HukumW5-A Pengadilan Tinggi Agama JambiW5-A1 Pengadilan Agama JambiW5-A2 Pengadilan Agama Muara BulianW5-A3 Pengadilan Agama Kuala TungkaiW5-A4 Pengadilan Agama Muara BungoW5-A5 Pengadilan Agama BangkoW5-A6 Pengadilan Agama Sungai PenuhW5-A7 Pengadilan Agama SarolangunW5-A8 Pengadilan Agama Muara SabakW5-A9 Pengadilan Agama Muara TeboW5-A10 Pengadilan Agama Sangeti

Kode Wilayah HukumW6-A Pengadilan Tinggi Agama PalembangW6-A1 Pengadilan Agama PalembangW6-A2 Pengadilan Agama LahatW6-A3 Pengadilan Agama BaturajaW6-A4 Pengadilan Agama Kayu AgungW6-A5 Pengadilan Agama Muara EnimW6-A6 Pengadilan Agama Lubuk LinggauW6-A7 Pengadilan Agama Sekayu

Kode Wilayah HukumW7-A Pengadilan Tinggi Agama BengkuluW7-A1 Pengadilan Agama BengkuluW7-A2 Pengadilan Agama MannaW7-A3 Pengadilan Agama Arga MakmurW7-A4 Pengadilan Agama Curup

Kode Wilayah HukumW8-A Pengadilan Tinggi Agama Bandar LampungW8-A1 Pengadilan Agama Tanjung KarangW8-A2 Pengadilan Agama MetroW8-A3 Pengadilan Agama KaliandaW8-A4 Pengadilan Agama KruiW8-A5 Pengadilan Agama Kotabumi LiwaW8-A6 Pengadilan Agama TanggamusW8-A7 Pengadilan Agama Tulang Bawang

155

Page 165: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Kode Wilayah HukumW9-A Pengadilan Tinggi Agama JakartaW9-A1 Pengadilan Agama Jakarta PusatW9-A2 Pengadilan Agama BaratW9-A3 Pengadilan Agama TimurW9-A4 Pengadilan Agama SelatanW9-A5 Pengadilan Agama Utara

Kode Wilayah HukumW10-A Pengadilan Tinggi Agama BandungW10-A1 Pengadilan Agama BandungW10-A2 Pengadilan Agama IndramayuW10-A3 Pengadilan Agama MajalengkaW10-A4 Pengadilan Agama SumberW10-A5 Pengadilan Agama CiamisW10-A6 Pengadilan Agama TasikmalayaW10-A7 Pengadilan Agama KarawangW10-A8 Pengadilan Agama CimahiW10-A9 Pengadilan Agama SubangW10-A10 Pengadilan Agama SumedangW10-A11 Pengadilan Agama PurwakartaW10-A12 Pengadilan Agama SukabumiW10-A13 Pengadilan Agama CianjurW10-A14 Pengadilan Agama KuninganW10-A15 Pengadilan Agama CibadakW10-A16 Pengadilan Agama CirebonW10-A17 Pengadilan Agama GarutW10-A18 Pengadilan Agama BogorW10-A19 Pengadilan Agama BekasiW10-A20 Pengadilan Agama CibinongW10-A21 Pengadilan Agama CikarangW10-A22 Pengadilan Agama Depok

Kode Wilayah HukumW ll-A Pengadilan Tinggi Agama SemarangW ll-A l Pengadilan Agama SemarangW11-A2 Pengadilan Agama BrebesW11-A3 Pengadilan Agama PurwodadiW11-A4 Pengadilan Agama Cilacap

156

Page 166: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

W11-A5W11-A6W11-A7W11-A8W11-A9W11-A10W ll-A llW11-A12W11-A13W11-A14W11-A15W11-A16W11-A17W11-A18W11-A19W11-A20W11-A21W11-A22W11-A23W11-A24W11-A25W11-A26W11-A27W11-A28W11-A29W11-A30W11-A31W11-A32W11-A33W11-A34W11-A35W11-A35

KodeW12-AW12-A1W12-A2W12-A3

Pengadilan Agama Banjarnegara Pengadilan Agama Pemalang Pengadilan Agama Kendal Pengadilan Agama Wonosobo Pengadilan Agama Pekalongan Pengadilan Agama Kebumen Pengadilan Agama Tegal Pengadilan Agama Batang Pengadilan Agama Salatiga Pengadilan Agama Pati Pengadilan Agama Demak Pengadilan Agama Kudus Pengadilan Agama Jepara Pengadilan Agama Rembang Pengadilan Agama Karanganyar Pengadilan Agama Purwerejo Pengadilan Agama Temanggung Pengadilan Agama Purwokerto Pengadilan Agama Purbalingga Pengadilan Agama Klaten Pengadilan Agama Boyolali Pengadilan Agama Wonogiri Pengadilan Agama Sragen Pengadilan Agama Sukoharjo Pengadilan Agama Banyumas Pengadilan Agama Mungkit Pengadilan Agama Surakarta Pengadilan Agama Blora Pengadilan Agama Ambarawa Pengadilan Agama Slawi Pengadilan Agama Magelang Pengadilan Agama Kajen

Wilayah HukumPengadilan Tinggi Agama Yogyakarta Pengadilan Agama Yogyakarta Pengadilan Agama Sleman Pengadilan Agama Bantul

Page 167: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

W12-A4W12-A5

KodeW13-AW13-A1W13-A2W13-A3W13-A4W13-A5W13-A6W13-A7W13-A8W13-A9W13-A10W13-A11W13-A12W13-A13W13-A14W13-A15W13-A16W13-A17W13-A18W13-A19W13-A20W13-A21W13-A22W13-A23W13-A24W13-A25W13-A26W13-A27W13-A28W13-A29W13-A30W13-A31W13-A32

Pengadilan Agama Wonosan Pengadilan Agama Wates

Wilayah HukumPengadilan Tinggi Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama Pengadilan Agama

Agama Surabaya Surabaya Malang Banyuwangi Jember Bojonegoro Tuban Lamongan Lumajang Kab. Kediri BlitarTulung AgungBangilJombangKab. MadiunMojokertoSidoarjoGresikBondowosoSitubondoKediriTrenggalekNganjukPasuruanProbolinggoNgawiMagetanPonorogoPacitanPamekasanBangkalanSampangSumenep

158

Page 168: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

W13-A33W13-A34W13-A35W13-A35W13-A35

KodeW14-AW14-A1W14-A2W14-A3W14-A4W14-A5W14-A6W14-A7W14-A8

KodeW15-AW15-A1W15-A2W15-A3W15-A4W15-A5W15-A6W15-A7W15-A8W15-A9W15-A10W15-A11W15-A11

KodeW16-AW16-A1W16-A2W16-A3W16-A4

Pengadilan Agama Kraksaan Pengadilan Agama Madiun Pengadilan Agama Bawean Pengadilan Agama Kangean Pengadilan Agama Kab. Malang

Wilayah HukumPengadilan Tinggi Agama Pontianak Pengadilan Agama Pontianak Pengadilan Agama Sambas Pengadilan Agama Mempawah Pengadilan Agama Sanggau Pengadilan Agama Sintang Pengadilan Agama Ketapang Pengadilan Agama Putussibau Pengadilan Agama Bengkayang

Wilayah HukumPengadilan Tinggi Agama Banjarmasin Pengadilan Agama Banjarmasin Pengadilan Agama Amuntai Pengadilan Agama Barabai Pengadilan Agama Kandangan Pengadilan Agama Martapura Pengadilan Agama Kota Baru Pengadilan Agama Pelaihari Pengadilan Agama Rantau Pengadilan Agama Marabahan Pengadilan Agama Tanjung Pengadilan Agama Negara Pengadilan Agama Banjar Baru

Wilayah HukumPengadilan Tinggi Palangkaraya Pengadilan Agama Palangkaraya Pengadilan Agama Pangkalan Bun Pengadilan Agama Sampit Pengadilan Agama Muara Teweh

159

Page 169: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

W16-A5 Pengadilan Agama Kuala KapuasW16-A6 Pengadilan Agama Buntok

Kode Wilayah HukumW17-A Pengadilan Tinggi Agama SamarindaW17-A1 Pengadilan Agama SamarindaW17-A2 Pengadilan Agama BalikpapanW17-A3 Pengadilan Agama TenggarongW17-A4 Pengadilan Agama Tanah GrogotW17-A5 Pengadilan Agama Tanjung RedebW17-A6 Pengadilan Agama Tanjung SelorW17-A7 Pengadilan Agama TarakanW17-A8 Pengadilan Agama Bontang

Kode Wilayah HukumW18-A Pengadilan Tinggi Agama ManadoW18-A1 Pengadilan Agama ManadoW18-A2 Pengadilan Agama KotamobaguW18-A3 Pengadilan Agama TahunaW18-A4 Pengadilan Agama TondanoW18-A5 Pengadilan Agama Bitung

Kode Wilayah HukumW19-A Pengadilan Tinggi Agama PaluW19-A1 Pengadilan Agama PaluW19-A2 Pengadilan Agama LuwukW19-A3 Pengadilan Agama PosoW19-A4 Pengadilan Agama Toli-ToliW19-A5 Pengadilan Agama DonggalaW19-A6 Pengadilan Agama BuolW19-A7 Pengadilan Agama BungkuW19-A8 Pengadilan Agama Banggai

Kode Wilayah HukumW20-A Pengadilan Tinggi Agama MakassarW20-A1 Pengadilan Agama MakassarW20-A2 Pengadilan Agama WatamponeW20-A3 Pengadilan Agama SengkangW20-A4 Pengadilan Agama Watansoppeng

160

Page 170: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

W20-A5 Pengadilan Agama MarosW20-A6 Pengadilan Agama SinjaiW20-A7 Pengadilan Agama BulukumbaW20-A8 Pengadilan Agama PinrangW20-A9 Pengadilan Agama Sidenreng RappangW20-A10 Pengadilan Agama PalopoW20-A11 Pengadilan Agama MajeneW20-A12 Pengadilan Agama MakaleW20-A13 Pengadilan Agama PangkajeneW20-A14 Pengadilan Agama JenepontoW20-A15 Pengadilan Agama TakalarW20-A16 Pengadilan Agama BarruW20-A17 Pengadilan Agama SelayarW20-A18 Pengadilan Agama SungguminasaW20-A19 Pengadilan Agama BantaengW20-A20 Pengadilan Agama Pare-PareW20-A21 Pengadilan Agama EnrekangW20-A22 Pengadilan Agama PolewaliW20-A23 Pengadilan Agama MamujuW20-A23 Pengadilan Agama Masamba

Kode Wilayah HukumW21-A Pengadilan Tinggi Agama KendariW21-A1 Pengadilan Agama KendariW21-A2 Pengadilan Agama Bau-BauW21-A3 Pengadilan Agama KolakaW21-A4 Pengadilan Agama RahaW21-A5 Pengadilan Agama Unaaha

Kode Wilayah HukumW22-A Pengadilan Tinggi Agama MataramW22-A1 Pengadilan Agama MataramW22-A2 Pengadilan Agama DenpasarW22-A3 Pengadilan Agama PrayaW22-A4 Pengadilan Agama SelongW22-A5 Pengadilan Agama BimaW22-A6 Pengadilan Agama SingarajaW22-A7 Pengadilan Agama Sumbawa Besar

Page 171: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

W22-A8W22-A9W22-A10W22-A11W22-A12W22-A13W22-A14W22-A15W22-A16

KodeW23-AW23-A1W23-A2W23-A3W23-A4W23-A5W23-A6W23-A7W23-A8W23-A9W23-A10W23-A11W23-A12W23-A13

KodeW24-AW24-A1W24-A2W24-A3W24-A4

KodeW25-AW25-A1W25-A2W25-A3W25-A4

Pengadilan Agama Dompu Pengadilan Agama Negara Pengadilan Agama Karang Asem Pengadilan Agama Tabanan Pengadilan Agama Klungkung Pengadilan Agama Gianyar Pengadilan Agama Bangli Pengadilan Agama Badung Pengadilan Agama Giri Menang

Wilayah HukumPengadilan Tinggi Agama Kupang Pengadilan Agama Kupang Pengadilan Agama Ende Pengadilan Agama Ruteng Pengadilan Agama Kalabahi Pengadilan Agama Atambua Pengadilan Agama So-E Pengadilan Agama Kefamenanu Pengadilan Agama Bajawa Pengadilan Agama Maumere Pengadilan Agama Waikabubak Pengadilan Agama Waingapu Pengadilan Agama Larantuka Pengadilan Agama Lewoleba

Wilayah HukumPengadilan Tinggi Agama Ambon Pengadilan Agama Ambon Pengadilan Agama Masohi Pengadilan Agama Labuha Pengadilan Agama Tual

Wilayah HukumPengadilan Tinggi Agama Jayapura Pengadilan Agama Jayapura Pengadilan Agama Sorong Pengadilan Agama Nabire Pengadilan Agama Merauke

162

Page 172: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

W25-A5 Pengadilan Agama BiakW25-A6 Pengadilan Agama Fak-FakW25-A7 Pengadilan Agama ManokwariW25-A8 Pengadilan Agama WamenaW25-A9 Pengadilan Agama SeruiW25-A10 Pengadilan Agama SentaniW25-A11 Pengadilan Agama MimikaW25-A12 Pengadilan Agama Paniai

Kode Wilayah HukumW26-A Pengadilan Tinggi Agama GorontaloW26-A1 Pengadilan Agama GorontaloW26-A2 Pengadilan Agama LimbotoW26-A3 Pengadilan Agama Tilamuta

Kode WUayah.HukumW27-A Pengadilan Tinggi Agama BantenW27-A1 Pengadilan Agama SerangW27-A2 Pengadilan Agama PandeglangW27-A3 Pengadilan Agama TangerangW27-A4 Pengadilan Agama RangkasbitungW27-A5 Pengadilan Agama TigaraksaW27-A6 Pengadilan Agama Cilegon

Kode Wilayah HukumW28-A Pengadilan Tinggi Agama Bangka BelitungW28-A1 Pengadilan Agama Pangkal PinangW28-A2 Pengadilan Agama Sungai LiatW28-A3 Pengadilan Agama Tanjung Pandan

Kode Wilayah HukumW29-A Pengadilan Tinggi Agama Maluku UtaraW29-A1 Pengadilan Agama TemateW29-A2 Pengadilan Agama Soa-SioW29-A3 Pengadilan Agama TobeloW29-A4 Pengadilan Agama Morotai

Page 173: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

III. Lingkungan Peradilan Militer

Kode Wilayah HukumMiltama Seluruh Indonesia

KodeWl-Mil

Wilayah HukumDaerah Tk.I AcehSumut, Sumbar, Riau Bengkulu, Jambi, Sumsel dan LampungDaerah Tk.I Kalbar, Kalteng, Kaltim dan Kalsel

Wl-Mil01Wl-Mil02W1-MU03W1-MU04

Daerah Tk.I Aceh Daerah Tk.I Sumatera Utara Daerah Tk.I Sumbar dan Riau Daerah Tk.I Sumsel, Jambi,

W1-MU05Wl-Mil06Wl-Mil06

Bengkulu dan Lampung Daerah Tk.I Kalbar Daerah Tk.I Kalsel dan Kalteng Daerah Tk.I Kaltim

KodeW2-Mil

Wilayah HukumDaerah Tk.I DKI Jaya, Jabar, Jateng dan D.I. Yogyakarta

W2-Mil01 Daerah Tk.I DKI Jaya Raya Drh. Bekas Keresidenan Banten, Drh. Bekas Tk.II Tangerang dan Drh. Tk. II Bekasi

W2-Mil02 Daerah. TkJabar, Kecuali Drh. Bekas Keresidenan Banten, Drh. Tk.II Tangerang dan Drh. Tk.II Bekasi

W2-Mil03 Daerah. Bekas Keresidenan Semarang, Pati dan Pekalongan

W2-Mil04 Daerah. Bekas Keresidenan Banyumas, Kedu, Surakarta, dan Daerah Istimewa Yogyakarta

164

Page 174: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Kode Wilayah Hukum

W3-Mil Daerah Tk. Jatim, Bali, NTB, NTT, dan Tim-Tim daerah Tk.I Sulut,Sulteng, Sultra, Maluku, dan Irian Jaya

W3-MH01 Daerah Bekas Karesidenan Surabaya, Madura, Malang dan Besuki

W3-Mil02 Daerah Bekas Keresidenan Madiun, Kediri, dan Bojonegoro

W3-Mil03W3-MU04W3-Mil05W3-Mil06W3-Mil07W3-Mil08

Daerah Tk.I Bali dan Nusa Tenggara Barat Daerah Tk.I Nusa Tenggara Timur Daerah Tk.I Sulsel dan Sultra Daerah Tk.I Sulut dan Sulteng Daerah Tk.I Maluku Daerah Tk.I Irian Jaya

IV. Lingkungan Peradilan TUN

Kode Wilayah HukumWl-TUN Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara MedanW1-TUN1W1-TUN2W1-TUN3W1-TUN4W1-TUN5W1-TUN6W1-TUN7W1-TUN8

Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Pengadilan Tata Usaha Negara Palembang Pengadilan Tata Usaha Negara Padang Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar Lampung Pengadilan Tata Usaha Negara Banda Aceh Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu

KodeW2-TUNW2-TUN1W2-TUN2W2-TUN3W2-TUN4W2-TUN5W2-TUN6

Wilayah HukumPengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung Pengadilan Tata Usaha Negara Banjarmasin Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda Pengadilan Tata Usaha Negara Palangkaraya

165

Page 175: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Kode

W3-TUNW3-TUN1W3-TUN2W3-TUN3W3-TUN4W3-TUN5W3-TUN6

Kode

W4-TUNW4-TUN1W4-TUN2W4-TUN3W4-TUN4W4-TUN5W4-TUN6

Wilayah Hukum

Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang Pengadilan Tata Usaha Negara Kupang Pengadilan Tata Usaha Negara Denpasar Pengadilan Tata Usaha Negara Yogyakarta Pengadilan Tata Usaha Negara Mataram

Wilayah Hukum

Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Makassar Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar Pengadilan Tata Usaha Negara Manado Pengadilan Tata Usaha Negara Ambon Pengadilan Tata Usaha Negara Jayapura Pengadilan Tata Usaha Negara Palu Pengadilan Tata Usaha Negara Kendari

166

Page 176: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Lampiran 5

FORMAT MATRIK KEWENANGAN DI LINGKUNGAN MAHKAMAH AGUNG

N o J e n i s N a s k a h D in a s L e v e l P e j a b a t K E T

K M A W k .M A T u a d a E S .I E S . I I E S .I I1 E S .I V

1. Peraturan M ahkam ah A gung (Perm a) X

2. Penetapan M ahkam ah A gung X X

3. Keputusan X X X X

4. Instruksi X X

5. Surat Edaran X X

6. Juklak X X

7. Berita A cara Serah Terima X

8. Petunjuk X

9. Pendapat X

10. Pertim bangan X

11. Surat Perintah X X X

12. Pengum um an X X

13. Surat Perintah X X X X

14. Surat Keterangan X X

15. Surat Ijin X X X X

16. Surat K uasa X X

17. M em orandum X X X

18. N ota Dinas X X

19. Laporan X X X X

20. Rekomendasi X

21. Surat Tegoran X

22. Surat Panggilan X

23. Surat Pengantar X X X

24. Surat Kawat/Telex/Faxim ile X

25. Surat B iasa X X X X X

26. Surat D inas yang lain X X X X X

167

Page 177: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8
Page 178: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

O R TALAMAHKAMAH AGUNG RI

Page 179: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8
Page 180: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

ORTALA MAHKAMAH AGUNG RI

A. UNSUR PIMPINAN MAHKAMAH AGUNG

DR. H. HARIFIN A, TUMPA, SH.MH. Ketua Mahkamah Agung RI

Wakil Ketua Bidang Yudisial

H. ABDUL KADIR MAPPONG, SH.Mengkoordinasikan

Pelaksanaan Strategis dan Kebijakan Bidang Teknis.

Yustisial

Wakil Ketua Bidang Non Yudisial

DRS. H. AHMAD KAMIL, SH.M.HUM.Mengkoordinasikan

Pelaksanaan Strategis dan Kebijakan Bidang Non

Teknis

169

Page 181: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Tu a d a Pengaw asan

Dr. ARTIDJO ALKOSTAR, SH.LLM.

H.M. HATTA ALI, SH. MH.Mengkoordinasikan

Pelaksanaan Kebijakan Bidang Pengawasan

Tuada Pidana

Tua d a Pem binaan

WIDAYATNO SASTRO HARDJONO, SH.M.SC.Mengkoordinasikan Kebijakan Bidang

Pembinaan Man, Money, Material.

Tuada Perdata

H. ATJA SONDJAJA, SH.MH.

170

Page 182: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Tu a d a Perdata K h u su s Tua d a Pidana K h u su s

DR. H, MOHAMMAD SALEH, SH.MH. DJOKO SARWOKO, SH.MH.

Tuada Agama Tuada Uidilmil

DRS. H. A. SYAMSU ALAM, SH.MH. H.M, IMRON ANWARI, SH.SPN.MH.

Page 183: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

TuadaTUN

PROF. DR. PAULUS EFFENDI L, SH.

Pelaksana Strategis & Kebijakan bidang teknis yustisial dalam penanganan permasalahan hukum yang terkait dengan pengadilan sesuai dengan bidangnya masing-masing.

B . UNSUR PELAKSANA

Panitera Mahkamah Agung

Kepaniteraan Mahkamah Agung mempunyai tugas melaksanakan pemberian dukungan di bidang teknis dan administrasi justisial kepada Majelis Hakim Agung dalam memeriksa, mengadili dan memutus perkara, serta melaksanakan administrasi penyelesaian putusan Mahkamah Agung.

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepaniteraan Mahkamah Agung mempunyai fungsi :a. koordinasi pelaksanaan pemberian dukungan

di bidang teknis dan administrasi yustisial;b. koordinasi urusan administrasi keuangan perkara di lingkungan

Mahkamah Agung;c. pelaksanaan pemberian dukungan di bidang teknis dan administrasi

yustisial;

SAREHWIYONO M, SH.MH.Panitera

172

Page 184: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

d. pelaksanaan minutasi perkara;e. pembinaan lembaga teknis dan evaluasi;f. pelaksanaan administrasi Kepaniteraan.

Panitera bertanggung/awab terhadap jalannya administrasi perkara pada Mahkamah Agung.

Sekretaris Mahkamah A g u n g

Sekretariat Mahkamah Agung mempunyai tugas membantu Ketua Mahkamah Agung dalam menyelenggarakan koordinasi dan pembinaan dukungan teknis, administrasi, organisasi dan finansial kepada seluruh unsur di lingkungan Mahkamah Agung dan Pengadilan di semua lingkungan Peradilan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat Mahkamah Agung mempunyai fungsi :a. koordinasi terhadap pelaksanaan tugas unit

organisasi di lingkungan Sekretariat Mahkamah Agung dan Kepaniteraan Mahkamah Agung;

b. pembinaan dan pelaksanaan dukungan teknis, organisasi, administrasi dan finansial di lingkungan Mahkamah Agung dan Pengadilan di semua lingkungan Peradilan;

c. perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta standarisasi teknis di bidang pembinaan tenaga teknis, pembinaan administrasi peradilan, pranata dan tata laksana perkara pada Pengadilan di semua lingkungan Peradilan;

d. pembinaan dan pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan Mahkamah Agung dan Pengadilan di semua lingkungan Peradilan;

e. pembinaan dan pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta pendidikan dan pelatihan di bidang hukum dan peradilan di lingkungan Mahkamah Agung dan Pengadilan di semua lingkungan Peradilan;

H. M. RUM NESSA, SH.MH.Sekretaris

173

Page 185: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

f. pembinaan dan pelaksanaan perencanaan, pengorganisasian, administrasi kepegawaian, finansial, perlengkapan dan ketatausahaan Pengadilan di semua lingkungan Peradilan, serta kehumasan, keprotokolan dan kerumahtanggaan di lingkungan Sekretariat Mahkamah Agung.

g. koordinasi pelaksana kebijakan.

Sekretaris sebagai pelaksana kebijakan pimpinan mengkoordinir pelaksanaan tugas para pejabat Eselon 1 lainnya sebagai pelaksana operasional dan manajemen pada Mahkamah Agung.

Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum

H.CICUT SUTIARSO, SH.M.Hum.Dirjen Badilum

Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum mempunyai tugas membantu Sekretaris Mahkamah Agung dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pembinaan tenaga teknis, pembinaan administrasi peradilan, pranata dan tata laksana perkara dari lingkungan Peradilan Umum pada Mahkamah Agung dan Pengadilan di lingkungan Peradilan Umum.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembinaan tenaga teknis, pembinaan administrasi peradilan, pranata dan tata laksana perkara dari lingkungan Peradilan Umum pada Mahkamah Agung dan Pengadilan di lingkungan Peradilan Umum;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan tenaga teknis, pembinaan administrasi peradilan, pranata dan tata laksana perkara dari lingkungan Peradilan Umum pada Mahkamah Agung dan pengadilan di lingkungan Peradilan Umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. perumusan standar, norma, kriteria dan prosedur di bidang pembinaan tenaga teknis, pembinaan administrasi peradilan, pranata dan tata

174

Page 186: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

laksana perkara dari lingkungan Peradilan Umum pada Mahkamah Agung dan pengadilan di semua lingkungan Peradilan Umum;

d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi;e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.

Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum secara operasional dan manajemen SDM teknis yustisial dan administrasi peradilan termasuk kelengkapan berkas perkara yang masuk ke MA dari Peradilan Umum. Dengan demikian apabila terjadi penyimpangan terhadap kelengkapan berkas tersebut Ditjen dapat menjatuhkan sanksi atas dasar kondite petugasnya.

Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama

D Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama

mempunyai tugas membantu Sekretaris Mahkamah Agung dalam merumuskan dan melaksanakan kebi­jakan dan standarisasi teknis di bidang pembinaan tenaga teknis, pembinaan administrasi peradilan, pranata dan tata laksana perkara dari lingkungan Peradilan Agama pada Mahkamah Agung dan Pengadilan di lingkungan Peradilan Agama.

Ors. H. WAHYU WID1ANA, MA Dalam melaksanakan tugas sebagaimana di-Diijen Badilag maksud dalam Pasal 97, Direktorat Jenderal Badan

Peradilan Agama menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembinaan tenaga teknis,

pembinaan administrasi peradilan, pranata dan tata laksana perkara dari lingkungan Peradilan Agama pada Mahkamah Agung dan Pengadilan di lingkungan Peradilan Agama;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan tenaga teknis, pembinaan administrasi peradilan, pranata dan tata laksana perkara dari lingkungan Peradilan Agama pada Mahkamah Agung dan Pengadilan di lingkungan Peradilan Agama sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. perumusan standar, norma, kriteria dan prosedur di bidang pembinaan tenaga teknis, pembinaan administrasi peradilan, pranata dan tatalaksana perkara dari lingkungan Peradilan Agama

175

Page 187: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

pada Mahkamah Agung dan Pengadilan di lingkungan PeradilanAgama;

d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi;e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.

Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama secara operasional dan manajemen SDM teknis yustisial dan administrasi peradilan termasuk kelengkapan berkas perkara yang masuk ke MA dari Peradilan Agama. Dengan demikian apabila terjadi penyimpangan terhadap kelengkapan berkas tersebut Ditjen dapat menjatuhkan sanksi atas dasar kondite petugasnya.

Direktorat Jenderal Badan Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara

Direktorat Jenderal Badan Peradilan Militer dan Tata Usaha Negara mempunyai tugas membantu Sekretaris Mahkamah Agung dalam merumuskan dan melak-sanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pembinaan tenaga teknis, pembinaan administrasi peradilan, pranata dan tata laksana perkara dari lingkungan Peradilan Militer dan Tata Usaha Negara pada Mahkamah Agung dan pengadilan di lingkungan Peradilan Militer dan Tata Usaha Negara.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Badan Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara menyelenggarakan fungsi :a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembinaan tenaga teknis,

pembinaan administrasi peradilan, pranata dan tata laksana perkara dari lingkungan Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara pada Mahkamah Agung dan pengadilan di lingkungan Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan tenaga teknis, pembinaan administrasi peradilan, pranata dan tata laksana

. perkara dari lingkungan Peradilan Militer dan Tata Usaha Negara pada Mahkamah Agung dan pengadilan di lingkungan Peradilan Militer dan Tata Usaha Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

SONSON BASAR, SH.Dirjen Badilmiltun

176

Page 188: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

c. perumusan standar, norma, kriteria dan prosedur di bidang pembinaan tenaga teknis, pembinaan administrasi peradilan, pranata dan tata laksana perkara dari lingkungan Peradilan Militer dan Tata Usaha Negara pada Mahkamah Agung dan pengadilan di lingkungan Peradilan Militer dan Tata Usaha Negara;

d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi;e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.

Direktorat Jenderal Badan Peradilan Militer dan Peradilan TUN secara operasional dan manajemen SD M teknis yustisial dan administrasi peradilan termasuk kelengkapan berkas perkara yang masuk ke MA dari Peradilan Militer dan Peradilan TUN.Dengan demikian apabila terjadi penyimpangan terhadap kelengkapan berkas tersebut Ditjen dapat menjatuhkan sanksi atas dasar kondite petugasnya.

Badan Pengawasan

Pengawasan mempunyai tugas membantu Sekretaris Mahkamah Agung dalam melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di ling­kungan Mahkamah Agung dan Pengadilan di semua lingkungan Peradilan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Penga­wasan menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan

terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan Mahkamah Agung dan Pengadilan di semua lingkungan Peradilan;

b. pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan Mahkamah Agung dan Pengadilan di semua lingkungan Peradilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. pelaksanaan administrasi Badan Pengawasan.

Operasional dan Manajemen Pengawasan dilaksanakan oleh Kepala Badan Pengawasan untuk melakukan pemeriksaan baik masalah teknis yustisial maupun non teknis sebagai bahan pertimbangan pimpinan.

H.M. SYARIFUDDIN, SH.MH.Ka. Badan Pengawasan

Page 189: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan

Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan mempunyai tugas membantu Sekretaris Mahkamah Agung dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang hukum dan peradilan, kerja sama antar lembaga di dalam dan luar negeri serta pendidikan dan pelatihan tenaga teknis dan administrasi peradilan di lingkungan Mahkamah Agung dan Pengadilan di semua lingkungan Peradilan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang penelitian dan pengembangan di bidang hukum dan peradilan, kerja sama antar lembaga di dalam dan luar negeri serta pendidikan dan pelatihan tenaga teknis dan tenaga administrasi peradilan di lingkungan Mahkamah Agung dan Pengadilan di semua lingkungan Peradilan;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang penelitian dan pengembangan di bidang hukum dan peradilan, kerja sama antar lembaga di dalam dan di luar negeri serta pendidikan dan pelatihan tenaga teknis dan tenaga administrasi peradilan di lingkungan Mahkamah Agung dan Pengadilan di semua lingkungan Peradilan;

c. pelaksanaan administrasi Badan.

H.ANWAR USMAN.SH.MH.Ka. Balitbang Diklat Kumdil

Secara operasional dan manajemen Litbang/Diklat Kumdil dilaksanakan oleh Kepala Badan Litbang / Diklat Kumdil terkait dengan peningkatan kapasitas SDM serta perkembangan hukum dan peradilan atas penelitian.

178

Page 190: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Badan Urusan Administrasi

Badan Urusan Administrasi mempunyai tugas membantu Sekretaris Mahkamah Agung dalam membina dan melaksanakan perencanaan, pengor­ganisasian, administrasi kepegawaian, finansial, perlengkapan dan ketatausahaan Pengadilan di semua lingkungan Peradilan, serta kehumasan, keprotokolan dan kerumahtanggaan di lingkungan Sekretariat Mahkamah Agung dan Kepaniteraan Mahkamah

SUBAGYO, SH.MM. Agung.Ka. Badan Urusan Administrasi Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Urusan

Administrasi menyelenggarakan fungsi :a. koordinasi dan pembinaan perencanaan, pengorganisasian,

administrasi kepegawaian, finansial, perlengkapan dan ketatausahaan Pengadilan di semua lingkungan Peradilan, serta kehumasan, keprotokolan dan kerumatanggaan di lingkungan Sekretariat Mahkamah Agung dan Kepaniteraan Mahkamah Agung;

b. pelaksanaan urusan perencanaan, pengorganisasian, administrasi kepegawaian, finansial, perlengkapan dan ketatausahaan Pengadilan di semua lingkungan Peradilan, serta kehumasan, keprotokolan dan kerumahtanggaan di lingkungan Sekretariat Mahkamah Agung dan Kepaniteraan Mahkamah Agung;

Operasional dan Manajemen Administrasi Umum yang terkait Kepegawaian, Keuangan, Perencanaan, Sarana Prasarana dan Organisasi dilaksanakan oleh Kepala Badan Urusan Administrasi.

Page 191: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

C. KELEMBAGAAN MAHKAMAH AGUNG

Misi

VisiVisi berikut merefleksikan peranan dan kondisi yang ingin diwujudkan oleh Mahkamah Agung ke depan. Visi Mahkamah Agung adalah sebagai berikut:

Mewujudkan Supremasi Hukum melalui Kekuasaan Kehakiman yang mandiri, efektif, dan efisien serta mendapatkan kepercayaan publik. Profesional dalam memberi layanan hukum yang berkualitas, etis, terjangkau dan berbiaya rendah bagi masyarakat serta mampu, menjawab panggilan pelayanan publik.

MisiDalam rangka mewujudkan visi tersebut di atas, maka misi yangditetapkan adalah sebagaimana berikut:1. Pemberian rasa keadilan yang cepat dan jujur;2. Peradilan yang mandiri dan independen dari campur tangan

pihak lain;3. Memperbaiki akses pada layanan hukum dan peradilan;4. Memperbaik kualitas input eksternal pada proses peradilan;5. Institusi peradilan yang efesien, efektif dan bermartabat;6. Melaksanakan tugas Kekuasaan Kehakiman dengan ber­

martabat, integritas, bisa dipercaya dan transparan.

180

Page 192: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

W Kerangka Pikir Obyektif dan Normatif

1. Dalam desain manajemen Mahkamah Agung berangkat dari 4 (empat) pranata kelembagaan yang ditetapkan dalam pasal 4 ayat (1) UU. No. 5 Tahun 2005, “Susunan Mahkamah Agung terdiri atas Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera dan seorang Sekretaris.

2. Institusi Utama dari Mahkamah Agung adalah Hakim Agung (Pasal 4 ayat (2)), karena dalam pelaksanaan kewenangan dan kewajiban konstitusional Pimpinan dan Hakim Anggota adalah Hakim Agung, dibantu oleh institusi lainnya yaitu Panitera dan Sekretaris Mahkamah Agung.

3. Konsep pendekatan manajemen yang digunakan adalah Totalitas Sistem, diharapkan keterpaduan antara Pimpinan dan bawahan sebagai suatu “keutuhan” sehingga rangkaian kegiatan Pimpinan bersama-sama dengan para bawahan dan melalui dukungan bawahan untuk mencapai tujuan dan atau sasaran-sasaran yang telah ditetapkan ( “Hesey dan Blachard, 1990: 27, “Gifting Thinks done with and through people”).

4. Manajemen Mahkamah Agung digambarkan adanya saling keterkaitan fungsi bidang teknis dan non teknis dalam sistem manajemen yang terpadu.

5. Fungsi Mahkamah Agung menurut UU No. 5 Tahun 2004 ada 5 (lima) fungsi, yaitu fungsi : Peradilan, Menguji Materiil terhadap Peraturan Perundang-undangan, Pengaturan, Pengawasan dan Administratif.

6. Dari fungsi-fungsi tersebut diatas dapat dikonsepsikan menjadi 2 (dua) klasifikasi pelaksanaan tugas pokok dan tugas-tugas lain yang dijabarkan dalam tugas dan wewenang Mahkamah Agung :

- Pelaksanaan Tugas Pokok Mahkamah Agung :1) Memeriksa dan memutus perkara pada tingkat kasasi.2) Memeriksa dan memutus perkara Peninjauan Kembali.3) Menguji secara Materi terhadap Mahkamah Agung dan Peraturan

Perundang-undangan dibawahnya.4) Memeriksa dan memutus Seketa yang timbul karena perampasan

kapal asing dan muatannya dalam kapal perang RI.5) Memutus sengketa tentang kewenangan mengadili.

181

Page 193: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

- Pelaksanaan tugas-tugas lain, antara lain :1) Melakukan Pembinaan dan Pengawasan terhadap badan-badan

Pengadilan.2) Melaksanakan pengelolaan administrasi secara mandiri atas

personil, keuangan dan materiil.3) Mengatur Peraturan dan Keputusan Mahkamah Agung dalam

bidang acara peradilan, pembinaan dan administratif.

7. Dalam pelaksanaan tugas dan wewenang Mahkamah Agung, Kepemimpinan Mahkamah Agung diharapkan dengan model Korelasi untuk memantapkan saling kaitan dan saling menentukan antara wujud- wujud dorongan motivasi (kekuatan pendorong) dalam hubungan hipotesis antara tugas pokok dan tugas-tugas lainnya.

8. Kepemimpinan Mahkamah Agung dengan kewenangan dan kewajiban konstitusional dalam melaksanakan tugas pokok: menerima, memeriksa, mengadili, memutus dan menyelesaikan perkara yang dimohonkan Kasasi dan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung, dilakukan oleh Tim Persidangan Hakim Anggota, dengan susunan :- Ketua Tim (A s/d K)- Ketua Majelis- Hakim AgungDibantu selaku supporting unit fungsional oleh Panitera, Panitera Muda, dan Panitera Pengganti dan Kelompok tenaga Fungsional lainnya.

9. Kepemimpinan Mahkamah Agung dalam menjalankan tugas-tugas lain berkaitan dengan penyelenggaraan peradilan di 4 (empat) lingkungan peradilan dilakukan oleh Pimpinan Mahkamah Agung, dengan susunan :- Ketua Mahkamah Agung- Wakil Ketua Bidang Yudisial- Wakil Ketua Bidang Non Yudisial- Para Ketua Muda.

Dan didukung selaku supporting unit manajerial oleh seorang Sekretaris Mahkamah Agung, para Dirjen dan para Kepala Badan.

182

Page 194: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Masih terjadinya kesalahan penyebutan jabatan Eselon I Mahkamah Agung dengan ini diberitahukan bahwa berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2005 Tentang Kesekretariatan Mahkamah Agung dan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Kepaniteraan Mahkamah Agung, yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor KMA/018/SK/III/2006 Tanggal 14 Maret 2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan Mahkamah Agung RI dan Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung Nomor MA/SEK/07/SK/III/2006 Tanggal 13 Maret 2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Mahkamah Agung RI, maka jabatan struktural Eselon I Mahkamah Agung, yaitu :1. Kepaniteraan Mahkamah Agung dipimpin oleh seorang Panitera

Mahkamah Agung.2. Sekretariat Mahkamah Agung dipimpin oleh seorang Sekretaris

Mahkamah Agung, terdiri dari :a. Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum dipimpin oleh seorang

Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum.b. Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama dipimpin oleh seorang

Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama.c. Direktorat Jenderal Badan Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha

Negara dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal Badan Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara.

d. Badan Pengawasan dipimpin oleh seorang Kepala Badan Pengawasan

e. Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan dipimpin oleh seorang Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan.

f. Badan Urusan Administrasi dipimpin oleh seorang Kepala Badan Urusan Administrasi.

183

Page 195: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

00 Bagan Organisasi Mahkamah Agung - RI

Page 196: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

Struktur Organisasi Mahkamah Agung ■ RI

Page 197: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8
Page 198: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8

i

Page 199: MAHKAMAH AGUNG RI 2 0 8