Maharadhika vol. 5 – Kemerdekaan dalam Perdamaian
Transcript of Maharadhika vol. 5 – Kemerdekaan dalam Perdamaian
Bulan Agustus adalah bulan semangat bagi bangsa Indonesia. Di bulan
ini, semangat seluruh bangsa Indonesia dibakar. Masyarakat bersiap-siap untuk
merayakan momen bersejarah negaranya. Tepat pada tanggal 17 Agustus, bangsa
Indonesia memperingati Hari Kemerdekaan negaranya setelah ratusan tahun
mengalami kolonialisme. Penjajah yang datang silih berganti dalam penjarahan
hasil bumi Negara dan penindasan yang dilakukan terhadap bangsa Indonesia ini
tidak mungkin terlupakan bahkan hal ini dipahami betul oleh generasi-generasi
penerus yang tidak merasakannya secara langsung. Oleh karena itu, momen ini
pantas untuk dirayakan semeriah dan sesakral mungkin.
Karnaval, Permainan, dan Kontes adalah bentuk perayaan yang selalu
dilakukan bangsa Indonesia. Akan tetapi, kita sebagai generasi penerus bangsa
jangan melupakan inti dari kemerdekaan sebenarnya. Bangsa ini jangan mudah
terlena dengan kemudahan dan fasilitas yang tersedia saat ini, yang pada akhirnya
membawa masyarakat menjadi pribadi yang malas dan tidak punya semangat
juang yang tinggi. Kita harus meneladani pahlawan-pahlawan di balik
kemerdekaan Indonesia. Dalam kondisi yang carut-marut dan fasilitas seadanya
bahkan hanya dengan bambu runcing mampu untuk berjuang melawan
penjajahan sedangkan di pihak musuh menggunakan fasilitas serba canggih di
zamannya. Namun, mengapa Indonesia bisa merdeka? Karena Indonesia
mempunyai semangat juang yang tinggi dan memiliki keinginan untuk hidup yang
lebih baik. Semangat yang tinggi dapat mengalahkan fasilitas yang bagus. Begitu
pula dengan zaman sekarang. Kita dapat memanfaatkan fasilitas yang ada untuk
memajukan Negara Indonesia walaupun fasilitas yang dimiliki Indonesia masih
tertinggal dibandingkan negara-negara maju lainnya.
Peringatan Kemerdekaan Indonesia semakin sempurna karena disusul
dengan perayaan bulan Perdamaian Dunia, yakni bulan September. Kemerdekaan
harus dilengkapi dengan perdamaian. Tidak pantas rasanya jika ada Negara yang
merdeka namun tidak memperoleh kedamaian dalam hidupnya. Tidak hanya
perdamaian antar penduduk satu negara saja tetapi perdamaian antar Negara
harus terjalin dengan baik. Di zaman yang modern seperti saat ini, manusia harus
berpikir lebih luas. Zaman ini bukan lagi zaman perbudakan dan penindasan
tetapi zaman berkolaborasi. Karena pada hakikatnya, manusia memiliki hak asasi
dan derajat yang sama. Setiap manusia berhak mendapatkan apa yang
seharusnya ia dapatkan.
Dua momen istimewa ini dimanfaatkan Maharadhika sebagai ajang
showcase. Pada edisi kali ini, Maharadhika hadir dengan mengangkat isu-isu yang
berkaitan dengan Kemerdekaan Indonesia dan Perdamaian Dunia. Di sini
tergambar jelas bagaimana Kemerdekaan Indonesia dan Perdamaian
diperingatibaik melalui peran tokoh maupun media.
Sekapur Sirih
Sekapur Sirih
Isi
MAHARADHIKAPEMIMPIN REDAKSI
RISA GAMA SIREGAR
REDAKSI
AGISTYA NILAM A.
AULIA FIRMUNDIA
AIDA ANWARIYATUL
GILANG NUGRAHA
DEVI NUGRAHA
DEA AMANDA
FARIZ RIZKY W.
SHELLA HAJURA
NURIN HIDAYAH
WANDA SETIANI G.
KOORDINATOR JOURNATIVIST
AGISTYA NILAM A.
EDITOR
RISA GAMA SIREGAR
DESAIN SAMPUL
RISA GAMA SIREGAR
DESAIN & TATA LETAK
ILMAN NUGRAHA
Isi
3M a h a r a d h i k a | S e p t e m b e r 2 0 1 6
Risa Gama SiregarPemimpin Redaksi
s Sekapur Sirih | 3
s Indonesia dan Nasionalisme | 4
s Selma : One Dream Can Change The World
| 6
s The Bandung Connection | 8
s Memaknai Perdamaian di Tanah Air | 9
s Menjadi Muda yang Merdeka dalam
Berkarya | 12
s Makna Kemerdekaan Menurut Kamu? | 13
s Panji Aziz Pratama, The Global
Changemaker Indonesia | 14
s Talkshow : Kemerdekaan di Mata Asia-
Afrika Kini | 16
s PON dan Peparnas XV Segera Digelar di
Jabar | 17
s Teka-Teki Silang | 19
bad kedua puluh ada-
Alah abad nasional-
isme. Hal ini tidak
berlebihan karena di abad ini na-
sionalisme merebak dibanyak wila-
yah dunia, terutama di wilayah Asia
dan Afrika. Nasionalisme yang tum-
buh dan berkembang di benua ini
tidak seperti nasionalisme yang tum-
buh di Eropa. Nasionalisme di benua
Asia dan Afrika memiliki ciri khasnya
sendiri. Secara umum, hal ini disebab-
kan karena setiap budaya dunia me-
miliki ciri khas dan karakter tertentu.
Sedangkan secara khusus, karena
wilayah Asia dan Afrika mengalami
kolonialisme, sesuatu yang tidak per-
nah dialami oleh negara-negara di
Eropa.
Nasionalisme di benua Asia
dan Afrika mengambil ide nasional-
isme dari Eropa, yakni sebuah komu-
nitas besar mengikat orang yang
hidup didalamnya berkembang di
benua Eropa. Dahulu sebelum gagas-
an nasionalisme tumbuh dan menja-
di populer, sebuah komunitas men-
dasarkan solidaritasnya pada sebuah
kerajaan, kemaharajaan, kesamaan
peradaban, bahasa, agama,dan ras.
Seiring berjalannya waktu,
kesamaan peradaban, bahasa, aga-
ma,dan ras membantu membentuk
ideologi nasionalisme kuno. Nasio-
nalisme kuno ini kemudian berkem-
bang menjadi nasionalisme modern.
Menurut Ernest Renan, nasionalisme
jenis ini terbentuk karena adanya
suatu keinginan hidup bersama baik
pada masa sekarang maupun pada
masa yang akan datang. Penderitaan
bersama atau rasa senasib sepenang-
gungan yang diperoleh menimbulkan
neo sd ianI danNasionalisme
OPINIFSAA
oleh Forum Studi Asia-Afrika
M a h a r a d h i k a | S e p t e m b e r 2 0 1 6
4
solidaritas besar untuk bangkit.
Penderitaan bersama inilah yang
kemudian menjadi modal sosial yang
amat penting dalam lahirnya sebuah
bangsa. Dan yang tak kalah penting-
nya adalah bersedia untuk membe-
rikan pengorbanan.
Di lain pihak, Ben Andersen
mengatakan bahwa nasionalisme
modern merupakan sebuah komu-
nitas terbayang, terbayang karena
setiap orang yang mengaku sebagai
anggota dari sebuah bangsa tidak
pernah mengetahui, bertemu atau
bahkan mendengar satu sama lain-
nya. Namun, di dalam pikiran dan hati
orang tersebut muncul perasan seba-
gai saudara sebangsa. Nasionalisme
jenis inilah yang kemudian mem-
bentuk Indonesia yang notabene kolo-
nialisme Belanda, mempengaruhi
orang-orang yang berada diwilayah
Hindia-Belanda untuk memil iki
perasaan senasib dan sepenang-
gungan. Perasaan inilah yang kemu-
dian memacu keinginan untuk hidup
bersama dan bekerja sama dalam
melawan kolonialisme Belanda di
wilayah Hindia-Belanda.
Kesediaan untuk berkorban
mempertahankan kemerdekaan
Republik Indonesia telah ditunjukkan
oleh orang-orang yang hidup pada
saat itu. Hal ini kemudian menyatukan
segenap wilayah yang terbentang dari
Sabang sampai Merauke untuk
membentuk satu pemikiran bahwa
mereka adalah satu bangsa, bangsa
Indonesia.
Bangsa Indonesia kemudian
bersepakat untuk bersatu menjadi se-
buah negara-bangsa. Konsep ini
merupakan jenis terakhir dan yang pa-
ling modern dalam konsep nasional-
isme. Ide bahwa bangsa Indonesia
adalah sebuah bangsa juga dilontar-
kan oleh presiden Soekarno dalam
salah satu pidatonya. Ia mengungkap-
kan bahwa dari Sabang sampai
Merauke bukan hanya sekedar entitas
geografis saja. Namun, dari Sabang
sampai Merauke adalah sebuah
kesatuan nasional dan satu kesatuan
cita-cita sosial yang hidup laksana api
unggun. Kesatuan cita-cita sosial ini
membuat nasionalisme Indonesia
tidak bersikap antagonistic terhadap
bangsa lain. Nasionalisme Indonesia
adalah nasionalisme yang berpri-
kemanusiaan. Sikap yang menghargai
hidup manusia ini tercantum dalam
sila kedua Pancasila yang berbunyi ke-
manusiaan yang adil dan beradab
serta pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 pada aliena keempat yang
berbunyi ikut melaksanakan ketertib-
an dunia yang berdasarkan kemerde-
kaan, perdamaian abadi,dan keadilan
sosial. Keduahal ini menjadi landasan
ideal bagi nasionalisme dan inter-
nasionalisme Indonesia.
Bagi Republik Indonesia,
nasionalisme sangat berkaitan erat
dengan internasionalisme. Nasional-
isme Indonesia hidup di dalam taman
sari internasional. Hasilnya, tidak
lama berselang setelah kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945 Indonesia. Indonesia bersama
negara lain di benua Asia dan Afrika
menggelar Konperensi Asia Afrika,
yakni sebuah konperensi yang di-
selenggarakan untuk membantu
saudara antar bangsa di benua Asia
dan Afrika demi meraih kemerdekaan-
nya serta untuk melawan kolonial-
isme. Selang enam tahun kemudian,
Indonesia bersama negara-negara
merdeka di dunia membentuk Gera-
kan Non Blok, sebuah forum yang di-
dirikan dalam suasana perang dingin.
Sekarang setelah tujuh puluh
satu tahun Indonesia merdeka dan
hidup di abad kedua puluh satu,
banyak perubahan yang telah terjadi
tetapi tidak dengan ide dan semangat
ke indonesiaan. Para pendahulu telah
melakukan apa yang harus mereka
lakukan untuk merebut, memper-
tahankan, dan mengisi kemerdekaan.
Sekarang adalah tugas kita untuk
melanjutkan apa yang telah mereka
mulai. Apapun yang akan kita lakukan
untuk mengisi kemerdekaan adalah
k i ta harus tetap mewar is i ap i
semangat ke Indonesiaan, bukan
abunya.
Referensi : disari dari berbagai
sumber
5M a h a r a d h i k a | S e p t e m b e r 2 0 1 6
“
”
kita harus tetap
mewarisi apisemangat
ke-Indonesiaan, bukan
nya.abu
“
”
Sutradara : Ava DuVernay
Produser : Christian Colson, Oprah Winfrey, Dede
Gardner, Jeremy Kleiner
Penulis : Paul Webb
Pemain : David Oyelowo, Carmen Ejogo,
Giovanni Ribisi, Alessandro Nivola,
Cuba Gooding, Jr., Tim Roth, Oprah
Winfrey.
Musik : Jason Moran
Sinematografi : Bradford Young
Tanggal Rilis : 25 Desember 2014
Durasi : 128 menit
Produksi : Pathe, Harpo Films, Plan B
Entertainment, Cloud Eight Films,
Ingenious Media
Distributor : Paramount Pictures
REVIEW FILM
Bertepatan dengan 71 tahun kemerdekaan Indonesia,
ada sebuah film yang diproduksi dua tahun lalu,
bertema mirip dengan kemerdekaan, SELMA. Selma
mempresentasikan perjuangan dan kegigihan seorang tokoh dari
sebuah golongan yang membela hak-haknya demi kemerdekaan
kaumnya. Meskipun bukan film lokal, semangat dan patriotisme yang
diton-jolkan dalam film ini patut untuk ditiru. Tak hanya dari segi
cerita yang menarik, peran orang-orang baik di depan maupun di
belakang layar pun patut diperhitungkan. Film besutan Ava DuVernay
ini diproduseri salah satunya oleh Presenter Reality Show tersohor
Amerika, Oprah Winfrey. Sedangkan dari deretan pemain, terlihat
nama David Oyelowo, Tom WIlkinson, Carmen Ejogo, Giovanni
Ribisi, Alessandro Nivola, Cuba Gooding, Jr., dan Tim Roth.
Diperankan oleh artis-artis berkompeten yang begitu apik
memerankan sang pahlawan, dimulai dari mimik, suara, hingga
gestur tubuh semakin menambah kesan nyata dalam film ini. Film
ber-genre true story ini memiliki alur cerita yang sangat mudah
untuk dimengerti, bahkan bagi penonton yang menganggap genre
drama-biografi membosankan. Tak heran jika SELMA meraih Oscar
dan Golden Globe Awards pada beberapa kategori.
One Dream Can Change The World
Selma:
M a h a r a d h i k a | S e p t e m b e r 2 0 1 6
6
<<<<< >>>>>TRIVIA
Selma diputar secara gratis di Selma Walton Theater
di Selma , Alabama (imdb.com)
Film ini mengisahkan salah satu tokoh per-gerakan
politik Apartheid tahun 65'an di Amerika Serikat. Salah satu film
yang memperlihatkan bahwa negara yang telah sekian ratus
tahun merdeka pun ternyata memiliki permasalahan internal
berupa rasisme dan penolakan golongan. Sulit dipercaya namun
kenyataan berkata demikian. Faktanya, pada waktu itu banyak
orang-orang kulit hitam (Afro-America) yang mengalami
kesulitan da-lam mengurus masalah administrasi, bekerja di
peme-rintahan, bahkan dicemooh di depan umum. Dr. Martin
Luther King Jr. yang dikisahkan melalui film ini bergerak sebagai
tokoh pembela hak-hak warga kulit hitam ter-sebut. Judul
SELMA di ambil dari salah satu tempat yang dipakai oleh Martin
bersama koleganya merumuskan pergerakan melawan
ketidakadilan, termasuk long march yang mereka lakukan.
Pergerakan yang di lakukan oleh Dr. Martin Luther King Jr.
mengingatkan kita kepada salah satu tokoh legendaris India,
Mahatma Gandhi yang mela-kukan pergerakan melawan
tentara Inggris tanpa melaku-kan kekerasan atau yang disebut
gerakan “Nir-Kekerasan”. Upaya inilah yang dilakukan Dr.
Martin Luther King di film SELMA, yakni melakukan gerakan
“Nir-Kekerasan” untuk mendapatkan hak-hak orang kulit hitam
di Amerika Serikat. Gerakan ini pun didukung tidak hanya oleh
mere- ka yang berketurunan Afrika melainkan juga dari orang-
orang kulit putih, gereja, dan aktivis-aktivis pro HAM.
Pelajaran yang dapat diambil dari film ini adalah
semangat juang untuk merdeka serta terbebas dari segala
kungkungan ketidakadilan yang harus diaplikasikan dalam
hidup berbangsa dan bernegara. Sama halnya dengan
kemerdekaan dan perdamaian Indonesia yang ke 71 tahun,
dapat dimaknai sebagai semangat bagi kemerdekaan dan
perdamaian dunia, seperti tujuan na-sional Indonesia yang
diamanatkan oleh Pembukaan UUD 1945. (Devin)
7M a h a r a d h i k a | S e p t e m b e r 2 0 1 6
Ava DuVernay menawarkan peran Richie Jean
Jackson kepada Niecy Nash setelah menonton
aktingnya dalam film Getting On (2012) (imdb.com)
REVIEW BUKU
The Bandung Connection Dr. H. Roeslan Abdulgani
The Bandung Connection adalah
sebuah buku yang dapat dikatakan
buku penting bagi para penghuni
Museum Konperensi Asia Afrika (MKAA).
Buku cetakan tahun 1980 ini ditulis oleh Dr.
H. Roeslan Abdulgani dan memiliki fisik
yang berwarna merah dengan sedikit corak
putih dan tidak terlalu tebal.
Buku The Bandung Connection
yang ditulis oleh Dr. H. Roeslan Abdulgani
t e r i n s p i r a s i d a r i fi l m ' T h e F r e n c h
Connection” yang ia jelaskan langsung pada
bab satu. Sepanjang bacaan mengenai
sejarah, buku ini adalah satu-satunya buku
yang paling lengkap mengenai Konperensi
Asia Afrika (KAA) dari awal persiapan
hingga akhir peristiwa. Ditambah lagi,
penulisnya adalah sosok yang terlibat
langsung dalam proses penyelenggaraan
KAA.
“Saya tidak mau menggurui generasi muda.”
Begitu kalimat singkat yang meng-
awali buku ini. Buku ini sepenuhnya sesuai
dengan hari kemerdekaan yang kita rasakan
beberapa saat yang lalu karena penulis ingin
generasi pendatang bersiap-siap meng-
hadapi tantangan-tantangan yang pasti
berbeda di zamannya. Tirulah semangat-
nya! Mungkin itu yang hendak penulis
sampaikan bagi pembacanya.
Di dalam buku ini dijelaskan bah-
wa KAA mempunyai arti sejarah yang besar.
Nilainya mampu membuat semangat yang
Bandung miliki tidak mati sama sekali,
bahwa anggapan semangat KAA yang telah
mati adalah berlebihan, keluar batas, dan
tidak sesuai dengan realitasnya. Dalam The
B a n d u n g C o n n e c t i o n b e g i t u r a p i
digambarkan bagaimana Indonesia,
khususnya Perdana Menteri Indonesia
mengajak atau membawa negara-negara
anggota KAA serta bagaimana Indonesia
mengorganisir para wakil negara anggota
juga beberapa masalah yang dihadapi.
Penulis banyak memaparkan proses-proses
diplomasi dalam buku The Bandung
Connection. Dalam beberapa halaman juga
dilihatkan foto-foto rangkaian pelaksanaan
KAA dan para anggotanya dimana foto
yang paling berkesan adalah foto Presiden
Soekarno dalam pembukaan resmi
Konperensi Asia Afrika di Bandung.
Selain inspiratif, buku ini men-
jelaskan semangat Indonesia dan negara-
negara Asia Afrika lainnya dalam berupaya
bersama-sama dalam pengembangan sektor
lapangan pekerjaan, ekonomi, kebudayaan
dan politik. Buku ini sangat disarankan
untuk permuda yang ingin mengetahui dan
mengaplikasikan nilai-nilai Bandung Spirit
sebenarnya. Buku ini dapat ditemukan di
Museum Konperensi Asia Afrika. (Nurin)
REVIEW BUKUREVIEW BUKUtahu gaksih?
Tahu gak sih! Bila 17 Agustus
men jad i tangga l ke lah i ran
Indonesia, justru tanggal tersebut
menjadi tanggal kematian bagi
pencetus pilar Indonesia. Pada
t a n g g a l i t u , p e n c i p t a l a g u
kebangsaan “Indonesia Raya”, WR
Soepratman (wafat 1937) dan
pencetus ilmu bahasa Indonesia,
Herman Neubronner van der Tuuk
(wafat 1894) meninggal dunia.
(Tau GakSih Trans 7)
N a s ka h a s l i t e k s P r o k l a m a s i Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Ha�a, ternyata �dak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah. Diah menemukan dra� proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan dike�k oleh Saju� Melik. Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan dra� tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari. (apakabardunia.com)
M a h a r a d h i k a | S e p t e m b e r 2 0 1 68
Memaknai Perdamaian di Tanah Air
IN-DEPTH REPORT
PERDAMAIAN INTERNASIONAL
Memaknai Perdamaian di Tanah Air
PERDAMAIAN INTERNASIONAL
ada Hari Ulang Tahun PKemerdekaan Republik
Indonesia beberapa pekan la lu ,
Indonesia mem-peringati 71 tahun
bebas dari segala bentuk penjajahan dari
bangsa luar. Namun, saat ini Indonesia
masih mengalami penjajahan, penja-
jahan yang dilakukan bangsanya sendi-
ri. Dilihat dari berbagai isu, bangsa ini
masih terlihat belum merdeka, seperti
isu kesejahteraan sosial, ekonomi,
keamanan, dan lain sebagainya. Isu-isu
tersebut semakin jelas terlihat jika kita
melihat ke daerah-daerah perbatasan
atau daerah-daerah terpencil di Indo-
nesia, salah satunya Sambas. Sambas
merupakan daerah kabupaten yang
berada di ujung ekor pulau Kalimantan
yang berbatasan langsung dengan
Malaysia secara darat dan laut, dilalui
oleh jalur laut Kepulauan Indonesia.
Kabupaten Sambas memiliki 2
kecamatan yang berbatasan langsung
dengan negara Malays ia , ya i tu
Kecamatan Temajuk dan Kecamatan
Sajingan. Dua daerah ini memiliki
perbatasan yang berbeda secara geo-
grafis, Kecamatan Temajuk merupakan
daerah perbatasan yang memiliki
geografis pantai dan laut sedangkan
kecamatan Sajingan memiliki geografis
pegunungan. Akan tetapi kecamatan
Sajingan lebih dulu memiliki Pos
Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) yang
sudah beroperasi sejak 2011 lalu
sehingga memudahkan masyarakat
kabupaten Sambas atau kabupaten lain
untuk keluar masuk ke negara tetangga,
Malaysia, begitu juga sebaliknya. Cu-
kup dengan modal paspor dan prose-
dur kendaraan yang sudah disetujui
oleh pihak migrasi.
Dalam hal kesehatan, masya-
rakat di kabupaten Sambas lebih memi-
lih berobat ke negara Malaysia karena
memang masyarakat di Kabupaten
Sambas jika mengalami sakit tidak da-
pat diobati di rumah sakit lokal. Mere-
ka lebih memilih berobat kenegara
tetangga dibandingkan kerumah sakit
yang ada di provinsi atau pusat kota,
dengan alasan lebih dekat dan manfaat
lainnya. Waktu perjalanan yang dibu-
tuhkan dari ibukota Kabupaten Sambas
menuju negara Malaysia melalui PLLB
kecamatan Sajingan hanya berdurasi 3-
4 jam perjalanan, lebih dekat diban-
dingkan waktu perjalanan dari Kabu-
paten Sambas ke ibukota Provinsi
Kalimantan Barat, Pontianak yang
menghabiskan waktu 5-6 jam perja-
lanan. Dengan mudahnya arus lintas
perbatasan kedua negara, tidak menu-
tup kemungkinan memberikan keru-
gian atau konflik yang dikhawatirkan.
Beberapa faktor yang dapat
digunakan untuk menjaga keakraban,
kedamaian di daerah perbatasan adalah
dengan memanfaatkan sebaik-baiknya
hubungan antar turunan-darah, adat,
suku, serta agama antar negara. Melalui
peran pemerintah, upaya ini dapat
dilaksanakan dengan meningkatkan
pembangunan sampai ke daerah
perbatasan, memelihara hubungan
yang sudah terjalin antar masyarakat
dua negara, serta memperdalam karak-
ter bangsa Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) sehingga masyarakat
tidak terbawa arus globalisasi yang
buruk, seperti terjerumusnya generasi
muda kedalam bahaya narkoba di-
karenakan mudahnya jalur tembus arus
perdagangan, bahasa Indonesia yang
luntur, dan hal yang paling di-
khawatirkan adalah konflik antar
bangsa atau terorisme.
9M a h a r a d h i k a | S e p t e m b e r 2 0 1 6
Ir. H. Burhanuddin A. Rasyid atau yang biasa
dipanggil Pak Ude merupakan salah satu tokoh masyarakat
yang dijuluki Pahlawan Pembangunan. Ia adalah Bupati
pertama kabupaten Sambas yang menjabat dua periode, dan
setelahnya menjabat sebagai Ketua Majelis Adat dan Budaya
Melayu (MABM) Kabupaten Sambas. Ia berhasil merentas
kawasan perbatasan yang menghasilkan terealisasinya Pos
Pemeriksaan Lalu Lintas Batas Negara di kabupaten Sambas.
Ia juga paham betul seluk-beluk perbatasan kabupaten
Sambas dan negara Malaysia.
“Suku Dayak di sini dan Dayak di Malaysia adatnya
sama, yang membedakan hanyalah aturan negara. Orang-
orang Indonesia yang bertempat tinggal di Sambas banyak
memiliki hubungan darah dengan orang di Malaysia, melalui
perkawinan, saudara, dan sebagainya. Itu merupakan suatu
ikatan yang agak sulit untuk mengalami benturan. Kalau kita
rakit hubungan ini deng-an baik akan menghindari benturan
atau konflik. Bahasa yang sama, suku yang sama, dan adat
yang sama,” kata Ude.
“Ketimpangan ekonomi yang jelas terlihat antara
Indonesia dan Malaysia juga mempengaruhi. Malaysia harus
diakui memang lebih maju dibandingkan kita. Oleh karena itu
membangun perbatasan khusus untuk Indonesia sangatlah
penting. Agar rasa kepercayaan masyarakat Indonesia di
perbatasan sebagai warga negara yang berbangsa dan
bernegara tidak berkurang,” ujarnya.
Masyarakat Sambas merasa termotivasi untuk
bersaing dalam mencapai ketenangan itu sendiri, dimana hal
itulah yang menjadi makna perdamaian di zaman sekarang.
Ketika masyarakat di sana merasa aman dan tenang
dikarenakan kebutuhan dan kesejahteraan mereka tercukupi,
tidak kalah dengan negara tetangga, merasa nyaman serta
bahagia karena situasi sosialnya yang mempengaruhi. Itulah
menurut Ude makna damai masyarakat di perbatasan, sebagai
masyarakat bagian terdepan NKRI.
“Pemerintah daerah Sambas berjuang untuk
membangun perbatasan supaya masyarakat tidak merasa
kalah saing. Dulu, pendapatan perkapita rakyat yang paling
sontok (miskin) di kabupaten Sambas adalah masyarakat
perbatasan tetapi sekarang mereka nomor satu paling tinggi
pendapatannya,” tuturnya.
Ia berpesan terhadap seluruh generasi muda penerus
bangsa, baik yang berada di garda terdepan negara Indonesia
(perbatasan) ataupun di daerah lain untuk menjadi generasi
terbaik versi dirinya masing-masing dan menyumbangkan
potensi mereka untuk membangun daerah. “Masih banyak
potensi-potensi alam di perbatasan sehingga saya sangat
senang apabila melihat anak-anak muda yang kreatif,
berwawasan, memiliki keinginan dan peduli untuk
menyentuh, meninjau dan membantu anak-anak muda di
daerah perbatasan. Membagikan bantuan wawasan sehingga
membuka pikiran dan pandangan mereka bahwa dunia itul
uas, dan tak kalah penting menjadi pemuda penjaga gerbang
Indonesia, terutama menjaga perdamaian antar negara
Indonesia dan Malaysia,” ujarnya.
SAMBAS DALAM PETA
M a h a r a d h i k a | S e p t e m b e r 2 0 1 610
11M a h a r a d h i k a | S e p t e m b e r 2 0 1 6
Melalui adanya Liga Bangsa
Bangsa (LBB) menunjukkan bahwa
sejak dahulu sudah adanya keinginan
untuk perdamaian dunia. Selanjutnya
berdirilah Persatuan Bangsa Bangsa
(PBB) menggantikan LBB yang gagal
akibat meletusnya Perang Dunia II. PBB
sendiri adalah sebuah organisasi dunia
yang menghendaki adanya peace and
justice all over the world, tetapi perjanjian
mengatakan bahwa ternyata di PBB saat
ini sudah adanya ketimpangan dalam
hal pengambilan keputusan perda-
maian dunia, seperti penggunaan hak
veto oleh dewan keamanan PBB.
Guru besar Hubungan Inter-
nasional FISIP Universitas Padjadjaran,
Yanyan M. Yani menjelaskan kembali
mengenai ketimpangan hak veto. “Masa
depan atau takdir kehidupan bangsa-
bangsa di dunia ditentukan oleh lima
negara (Amerika Serikat , Rusia,
Republik Rakyat Tiongkok, Inggris, dan
Pe r a n c i s ) s a j a , p a d a h a l s a n g a t
kompleks,” katanya.
Dalam konteks ini maka, da-
lam rangka perdamaian diharuskannya
ada reformasi dewan keamanan PBB.
Saat ini, dewan keamanan PBB masih
dalam proses mereformasi anggota-
anggota tetapnya untuk menunjukkan
struktur dinamika politik global, karena
faktanya bahwa lima anggota permanen
anggota dewan saat ini merupakan hasil
bentukan pasca Perang Dunia II sudah
tidak relevan untuk masa sekarang.
Rujukan damai berarti bahwa
bumi ini dan seisinya cinta damai.
“Dalam konteks Hubungan Inter-
nasional, maka perdamaian ini berarti
bahwa setiap bangsa-bangsa di bumi ini
semuanya harus bersinergi harmonis
hidup dalam penuh kecintaan, apapun
juga ras, suku, agama, dan warna ku-
litnya,” katanya.
Menurutnya perdamaian saat
ini bersifat dinamis karena adanya
globalisasi . Perdamaian saat ini
menunjukkan bahwa bumi terlihat kecil
sebagai small village (desa yang kecil)
karena inilah maka apa yang terjadi di
belahan bumi lain dapat diketahui juga
oleh manusia yang lainnya. “Per-
damaian ini sekarang lebih mengerucut
pada bagaimana setiap di muka bumi
atau antar bangsa ini bekerja sama,
bukan untuk konflik,”ucapnya.
Sifat mudah menggerutu, mu-
dah menyalahkan bangsa adalah bukti
tidak cinta tanah air. Tantangan terbesar
untuk Indonesia adalah menyatukan
suku bangsa dengan menghilangkan
atau meminimalisir hal-hal buruk yang
sifatnya dari premodial, keagamaan dan
kesukuan. Toleransi kehidupan ber-
bangsa dan bernegara untuk kepen-
tingan bangsa Indonesia harus lebih
dipadukan, sehingga nantinya tercipta
cinta tanah air. (Shella & Fariz)
OPINI
Ketika ditanya soal kemerdekaan, tentu orang-orang akan mempunyai persepsinya sen-diri. Bagi saya, merdeka secara dasar adalah bebas. Jika saya tarik merdeka dalam lingkup kepemudaan, kebebasan ini seharusnya digu-nakan untuk berkarya. Kemerdekaan yang su-dah diperoleh dari hasil perjuangan para pahlawan ini bukan suatu hal yang bisa disia-siakan. Mengingat hal itu, seharusnya kita menjadi lebih giat untuk memperbaiki diri dan orang lain. Upaya ini bisa dimulai dari hal-hal kecil, seperti mengubah bahan tontonan atau bacaan sehari -hari. Pilah mana yang baik dan mulailah dengan apa yang kita suka. Karena memulai dengan yang kita sukai atau apa yang menjadi passion kita, pasti akan memudahkan kita untuk membuat sebuah karya. Kita harus punya semangat berkarya yang sama dengan semangat juang para pahlawan dulu. Pahlawan yang kita kenal saat ini pasti memiliki semangat yang tinggi untuk memerdekakan Indonesia. Contohnya Bung Tomo, yang kalimat-kalimat dalam pidatonya begitu menggetarkan hati saya, sampai-sampai saya terpikirkan, “Kok gue yang masih muda minim karya banget, sedangkan mereka berjuang mati-matian, habis-habisan, untuk perjuangin Indonesia. Sekarang kita udah nikmatin hasilnya tapi kenapa kita terlena?”. Sayangnya, anak muda saat ini merdeka, bebas, tapi kebablasan. Kebablasan disini menurut saya adalah ketika anak muda ini bebas, difasilitasi banyak hal, tetapi tidak punya karya. Mereka tidak menggunakan kemerdekaan ini sebagai ajang bebas berkarya untuk membuat Indonesia lebih baik. Selain bebas, kemerdekaan juga berkaitan erat dengan perdamaian baik mendatangkan perdamaian bagi diri sendiri maupun orang lain. Bayangkan jika kita merdeka secara finansial, kita bisa membantu orang lain secara materi. Kita memang tidak selalu harus membantu dengan menggunakan uang akan tetapi kita bisa melakukannya dengan senyum, waktu, atau ilmu. Namun faktanya, uang memang lebih banyak berbicara. Kita tidak bisa naif dan kita tidak bisa tidak meng-akui bahwa faktanya yang menggerakkan dunia saat ini adalah uang. Upaya terbaik dalam menciptakan kemerdekaan dan perdamaian saat ini adalah dengan menggunakan otak, bukan lagi fisik seperti zaman penjajahan dulu. Itu juga yang menjadi alasan saya untuk mendirikan luarsekolah.com. Startup ini saya dirikan bersama teman-teman atas dasar penelitian dari
PBB tahun 2015, yang menjelaskan bahwa 53% mahasiswa S1 merasa disconnect antara jurusan yang diambil dan pekerjaannya. Juga dari Albert Edward Wiggam, yang melakukan penelitian kepada 4000 orang yang dipecat dari pekerjaannya. 400 orang dipecat karena tidak kompeten, sedangkan 3600 orang dipecat karena tidak mampu membina komunikasi yang baik di lingkungan kerja. Terakhir, survei kepada 10.000 orang yang sukses oleh Carnegie
Institute, bahwa 85% orang yang hidupnya sukses bisa membina komunikasi yang baik. Ketiganya memiliki alasan yang sama, yaitu kurangnya seseorang dalam
soft skill, inner skill, dan financial skill. Soft skill sendiri adalah hal-hal seperti public speaking, leadership, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Sedangkan inner skill berhubungan dengan hubungan intrapersonal. Mudahnya adalah bagaimana kita dapat tetap merasa bahagia, bagaimana kita dapat menemukan diri kita sebenarnya, dan bagaimana kita dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Financial skill biasanya lebih ditekankan pada bisnis atau investasi. Ketiga hal ini menurut saya sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat luas, terutama anak muda. Saat ini saya melihat bahwa saat ini kesenjangan sosial masih terlihat di sekitar kita. Yang kaya semakin kaya, miskin semakin miskin, ada orang yang pintar tetapi sulit ber-komunikasi, atau orang yang sangat kaya tetapi tidak merasa bahagia. Dengan ketiga hal yang saya tekankan di luarsekolah.com, adalah hal-hal yang menurut saya dapat mengatasi kesenjangan tersebut. Saya disini bukan berusaha untuk menciptakan dunia yang ideal dan damai, karena itu mustahil. Akan tetapi, saya bersama dengan tim saya berusaha untuk menciptakan perubahan positif bagi orang banyak. Dari sini saya mendapatkan kebahagiaan karena saya dapat berbagi dengan orang banyak. Ini adalah bentuk representasi dari passion saya, yakni menghasilkan karya, luarsekolah.com. Melalui luarsekolah.com, saya mencoba untuk memerdekakan masyarakat dari ketidaktahuan, khususnya untuk masalah soft skill, inner skill, dan financial skill..Untuk pemuda saat ini, mari tengok ke luar sekolahmu. Karena di luar sana ada banyak hal berbeda dari yang diberikan sekolah, yang sama pentingnya untuk hidup kalian. (Aulia)
Muda, berilmu,dan berkarya. Hal tersebut yang coba diciptakan oleh Hebbie Agus
Kurnia, CEO dan Founder dari luarsekolah.com. Baginya, apa yang ditekuninya
saat ini sangatlah mungkin untuk menciptakan kemerdekaan versi lain bagi
generasi muda Indonesia.
MENJADI MUDA YANG MERDEKA
DALAM BERKARYA
M a h a r a d h i k a | S e p t e m b e r 2 0 1 612
Hebbie Agus Kurnia
TESTIMONI
Merdeka itu bukan secara warisan, bukan hibah, bukan pemberian
melainkan hasil merebut dari tangan penjajah.
Makna Kemerdekaanmenurut kamu?
Sahman - Veteran
Merdeka menurutku bebas, bebas yang selalu membawa ke arah yang lebih baik.
Menata, meni�, dan menuntun ke arah yang baik dan terus lebih baik.
Indonesia
Arif Himawan - Founder Komunitas Inspirator
Merdeka: Bebas dari penjajahan mental, kemiskinan, kesengsaraan, dan korupsi.
Makna kemerdekaan bagi saya, adanya pengorbanan dari pahlawan yang telah berkorban jiwa
dan raga demi bangsa dan negara. Dimana dari kemerdekaan ini merupakan ��k awal
pengakuan bangsa Indonesia di mata dunia.
Rusita Puji – Mahasiswi
Sri Marganingsih
Ar� kemerdekaan adalah bagaimana semua dari kita mempunyai kesempatan
yang sama dalam meraih apapun.
Habib - Admin SMKAA
Ar� kemerdekaan bagi saya adalah bebas mengeluarkan pendapat dalam ar�an posi�f.
Dengan kemerdekaan, kita bisa berkiprah baikuntuk pembangunan negara maupun
untukdunia internasional.
Devi – PLT Kepala Museum 2016
13M a h a r a d h i k a | S e p t e m b e r 2 0 1 6
ali ini kita akan berkenalan dengan so-
Ksok tersebut. Lahir di Serang pada tahun
1994, Panji sapaan akrabnya memiliki
segudang prestasi dan pencapaian luar biasa di usianya
yang genap 22 tahun 19 September nanti. Pria yang
memiliki nama lengkap Panji Aziz Pratama itu, telah
dinobatkan sebagai salah satu 60 pemimpin muda dunia
versi Global Changemakers beberapa waktu yang lalu.
Tidak heran, pencapaiannya ini ditunjang dengan usaha
yang tidak pantang menyerah untuk mencapai
impiannya sebagai Director NGO Professional.
TOKOH
PANJI AZIZ PRATAMA
The Global Changemaker Indonesia
The Global Changemaker Indonesia
Jika terlontar kalimat “Siapa 60 Pemimpin perubahan muda dunia ?”, nama siapakah yang akan pertama kali terpikir di benak kalian, apakah Marc Zuckenberg, Founder dan CEO Facebook ? atau Derrek Merrin, Walikota Waterville, Ohio ? . Jelasnya, semua orang mungkin mempunyai versi pribadi mengenai pemimpin muda idolanya di luar sana. Namun, mengapa tidak jika seorang pemimpin termuda di dunia itu berasal dari Indonesia dan merupakan seorang yang diakui dunia sebagai pemimpin perubahan muda dunia.
M a h a r a d h i k a | S e p t e m b e r 2 0 1 614
Di mulai dari keikutsertaannya sebagai Pengurus OSIS di
SMAN 2 Serang, Panji yang ketika masih duduk di bangku sekolah
dasar di SDN Kukun dan SMPN 1 Cikande masih seorang sosok
pendiam dan tidak banyak bersosialisasi, memulai mengasah
kemampuannya menjadi pemimpin dalam sebuah tim. Bakat alami
Panji dalam menjadi pemimpin memang berkembang begitu pesat.
Tidak lama ketika ia berada di kelas XI, pemuda yang menggemari
tempe dan teh manis hangat ini pun mendirikan Forum OSIS Banten,
yakni forum pertama yang mengkonsolodasi semua pengurus OSIS
di Provinsi Banten. Setahun berselang, masih dalam ranah OSIS Panji
terpilih sebagai wakil Banten di acara Parlemen Muda Indonesia
2012, sebuah acara yang memilih anak muda terbaik negeri untuk
menyampaikan isu sosial yang terjadi di daerahnya masing-masing.
Berbekal pengalaman-pengalaman tersebut, Panji muda lebih
aware terhadap isu-isu sosial, khususnya yang terjadi di Banten.
Sampai pada akhirnya Panji mendirikan Istana Belajar Anak Banten
(Isbanban) di tahun 2013 yang kegiatannya mendirikan taman baca
serta melakukan pengajaran ke pelosok desa. Tahun 2013 Isbanban
baru memiliki 1 taman baca dengan 15 relawan, tetapi hari ini
Isbanban sudah memiliki 592 relawan dengan 8 taman baca yang
ada di 7 kabupaten kota provinsi Banten. Semua karena Panji
melakukan prosesnya mulai dari nol.
Luar biasanya lagi, ia melakukan itu dengan sangat gigih,
tanpa kenal lelah dan tidak pernah putus asa. Misalnya saja ketika Ia
mempunyai mimpi untuk menyuarakan aspirasinya mengenai
kegiatan yang dilakukannya di Isbanban melalui forum
internasional. Namun, dari berbagai aplikasi beasiswa, summit,
bahkan training di luar negeri selalu saja gagal. Pada akhirnya,
ternyata memang usaha akan sebanding dengan proses. Setelah
hampir berpuluh-puluh kali gagal, akhirnya Panji dapatmenggapai
mimpinya untuk menyampaikan gerakan anak muda di Isbanban
Foundation ini di 5 negara, yakni Indonesia, India, Malaysia,
Switzerland dan Amerika.
Panji yang juga Founder & CEO Care Institute Indonesia ini
pun memiliki motivasi terbesar dalam hidupnya, yaitu ibunda
tercintanya yang membuat dia terus-menerus berusaha untuk
menjadi kebanggaan keluarga. Ia berharap dapat menjaga
komitmen untuk membantu pendidikan anak-anak yang ada di
pelosok desa. Harapannya dengan adanya Isbanban Foundation,
maka niat besarnya untuk membangun negeri bisa tercapai.
Kedepan akan ada pengembangan kedaerah lain diluar Banten
hingga ekspansi cabang keseluruh Indonesia. Ia pun berpesan
kepada kaum muda, “Buat anak muda di Indonesia, berkaryalah
sesuai apa yang diri kamu suka, apa yang diri kamu bisa dan apa
yang menjadi karakter kuat dalam dirimu. Dalami passion-mu dan
jangan lupa berbagi. Karena dengan berbagi kamu akan
menginspirasi.“
Dalam euphoria kemerdekaan ini, kita tentunya harus terus
berpegang kepada apa yang ingin kita lakukan untuk perubahan
negeri. Panji Aziz Pratama merupakan satu diantara sekian banyak
anak muda mengispirasi yang dapat kita jadikan teladan. Semoga
semakin banyak kaum muda yang terus berkreasi dan berinovasi
agar dapat menjadi pemimpin masa depan Indonesia. (Devin)
...berkaryalah sesuai
apa yang diri kamu suka,
apa yang diri kamu bisa
dan apa yang menjadi
karakter kuat dalam dirimu.
Dalami passion-mu
dan jangan lupa berbagi.
Karena dengan berbagi
kamu akan menginspirasi.
“
”15
M a h a r a d h i k a | S e p t e m b e r 2 0 1 6
EVENT
Menyambut Kemerdekaan RI ke-71 ,Museum
Konperensi Asia Afrika menggelar Talkshow bertema
“Kemerdekaan di Mata Asia Afrika Kini”pada 17 Agustus
2016silam. Museum Konperensi Asia Afrika menghadirkan tiga
narasumber,diantaranyaM. Jahir Islam (Ketua Asosiasi
Mahasiswa Asia Indonesia-Bangladesh), Hasim Lawal Umar
Farouk (Ketua Duta Belia Afrika Indonesia-Nigeria), dan
Yasmin N. Chaerunisa (Ketua Konferensi Mahasiswa Asia
Afrika 2015 untukIndonesia).Acara ini dilaksanakan pada
pukul 14.00 WIB di Ruang Galeri Museum Konperensi Asia
Afrika.Tepat pada momen Kemerdekaan Indonesia, talkshow
ini mengupas sudut pandang ketiga narasumber terhadap
makna kemerdekaan dan perdamaian dunia.
M. Jahir Islam sebagai Ketua Asosiasi Mahasiswa Asia
Indonesia-Bangladesh, menyampaikan isu-isu pergerakan
sosial di Asia Tenggara. Inti dari pergerakan sosial tersebut
menunjukkan kesadaran, persetujuan bersama, dan upaya yang
dilakukan masyarakat biasa untuk mengubah beberapa aspek
kehidupan dengan menerapkan cara-cara diluar institusi
formal. Tidak perlu berfikir apa agama kita atau apa warna kulit
kita.Kita harus berpikir bahwa masa depan akan lebih cerah dan
semua perang akan selesai, pungkas Jahir.
Beda halnya dengan Hasim Lawal Umar Farouk (Ketua
Duta Belia Afrika Indonesia-Nigeria).Hasim menceritakan
masalah yang terjadi kini di negaranya, Nigeria, yang saat ini
sudah merdeka tetapi masih terjadi kolonialisme. Farouk
mengungkapkan bahwa sebagai generasi muda kita harus
mampu meraih pendidikan yang tinggi untuk menghargai
pengorbanan para pahlawan, negara, serta untuk mewujudkan
Asia Afrika yang lebih baik.
Melengkapi talkshow, Yasmin N. Chaerunisa selaku
Ketua Konferensi Mahasiswa Asia Afrika 2015 untuk Indonesia,
mengungkapkan sudut pandangnya terkait isu kemerdekaan
d a n p e r d a m a i a n d u n i a . D a l a m p r e s e n t a s i n ya , i a
menyampaikan bahwa musuh yang saat ini dihadapi
masyarakat sama halnya dengan yang ada pada era
sebelumnya, hanya saja dalam wujud yang berbeda. Oleh
karena itu, Indonesia harus mampu mengatasi problematika
yang ada saat ini karena Indonesia sesungguhnya memiliki
spirit dalam kepribadiannya, yaitu spirit Pancasila. Nilai-nilai
dari Pancasila tersebut harus diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Talkshow yang melibatkan tiga narasumber berbeda
kebangsaan ini berlangsung dengan lancar. Talkshow
berlangsung selama dua jam dan menghadirkan suasana yang
begitu interaktif antara presentator dan audiens. Melalui
talkshow ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat dari
berbagai kalangan dan terus berupaya dalam menghadapi isu-
isu kenegaraan serta mengharumkan bangsa dan Negara untuk
menjadikan Indonesia dan Asia Afrika yang lebih baik. (Gilang)
Sambut Kemerdekaan, MKAA Hadirkan Talkshow 'Kemerdekaan di Mata Asia Afrika Kini'
(Ki-Ka) Dua Orang translator, Moderator, M. Jahir Islam, Hasim Lawal Umar
Farouk, Yasmin N. Chaerunisa
M a h a r a d h i k a | S e p t e m b e r 2 0 1 616
EVENT
rovinsi Jawa Barat terpilih sebagai tuan rumah
PPekan Olahraga Nasional (PON) XIX dan Pekan
Paralympic Nasional (PEPARNAS) XV 2016
Sebelumnya Jawa Barat juga pernah menjadi tuan rumah
saat digelar PON ke-V pada tahun 1961. Semua insan
olahraga bertanding dan berlomba dalam rangka
mewujudkan raihan prestasi olahraga tertinggi di
Indonesia. Dilansir dalam website resmi PON dan
PEPARNAS Jabar, kegiatan ini memiliki tujuan dan
sasaran,yaitu untuk meraih “Catur Sukses PON XIX dan
Peparnas XV 2016 Jawa Barat, yakni sukses prestasi,
sukses penyelenggaraan, sukses perekonomian rakyat,
dan sukses administrasi.”
Bulan September mendatang, PON XIX dan
Peparnas XV segera akan digelar. Pekan Olahraga ke- XIX
dilaksanakan pada tanggal 17-29 September 2016.
Sedangkan Peparnas XV dilaksanakan 15-24 Oktober
2016. Penyelenggaraan Peparnas yang menjadi satu
paket dengan penyelenggaraan PON, didasari hasil
regulasi internasional. Penyelanggaran Peparnas di
Indonesia telah berlangsung sebanyak 14 kali dan
menuju ke-15 di Bandung, Jabar yang akan datang. Akan
tetapi penyelenggaraan yang disamakan dengan PON
baru dimulai pada PORCANAS (Pekan Olahraga Cacat
Nasional) ke-12 di Palembang Sumatra Selatan tahun
1998.
PON dan PEPARNAS XV Segera Digelar di Jabar
17M a h a r a d h i k a | S e p t e m b e r 2 0 1 6
Pekan Olahraga Nasional memiliki jejak sejarah
yang menarik. PON pertama digelar pada tahun 1948, tiga
tahun selepas kemerdekaan Indonesia. Kegiatan ini
dilatarbelakangi karena kekecewaan rakyat Indonesia tidak
diizinkan mengikuti olimpiade 1948 di London. Dengan
alasan atlet Indonesia belum memenuhi standar olimpiade.
Seperti dilansir di website resmi PON bahwa penolakan
tersebut berbau isu politik, yaitu Indonesia berharap menda-
patkan pengakuan dunia sebagai negara merdeka, sedang-
kan Inggris sebagai sekutu Belanda berusaha menahan
pengakuan tersebut. Pada 01 Mei 1948 dilakukan konferensi
darurat PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesia) di
Solo. Konferensi tersebut menghasilkan keputusan bahwa
akan digelar Pekan Olahraga Nasional (PON). PON pertama
digelar pada tanggal 9-12 september 1948 di Solo.
Pembukaan PON pada tanggal 9 September tersebut
ditetapkan sebagai hari Olahraga Nasional.
Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) meru-pakan
pergantian dari istilah Porcanas (Pekan Olahraga Cacat
Nasional). Regulasi internasional melarang penggunaan kata
“cacat” dalam penggunaan kata pada semua event
dikarenakan memarginalkan sebagian kaum atau manusia
yang berbeda. Peparnas adalah pertandingan dan kompetisi
multievent, semua cabang olahraga bagi kaum difabel
terbesar di Indonesia. Peparnas merupakan ajang
pembuktian prestasi bagi olahragawan difabel yang berskala
nasional.
Peparnas mempertandingkan cabang-cabang
olahraga yang r e s m i
mengikuti regu-
l a s i c a b a n g
olahraga yang
dipertandingka
n di IPC (Inter-
national Para-
lympic Commit-
tee) yang saat ini
jumlah cabang olahraganya
sudah berkembang sebanyak
26 cabang olahraga. NPC
(National Paralympic Committee) Indonesia, selaku anggota
dari IPC juga telah mengikuti regulasi tersebut, cabang
olahraga yang saat ini sudah dibina di Indonesia baru
berkembang sekitar 13 cabang olahraga. Oleh karena itu,
selama penyelenggaraan Peparnas di Bandung, Jawa Barat,
NPC Indonesia baru dapat mempertandingkan 13 cabang
olahraga, diantaranya panahan, catur, bowling, angkat berat,
dan lain-lain.
Pelaksanaan PON XIX 2016 dan Peparnas XV JABAR
berdasarkan surat keputusan KONI (Komite Olahraga
Nasional Indonesia) Pusat No. 57 Tahun 2015 tentang
penyempurnaan surat keputusan KONI Pusat No. 42 Tahun
2014. Keputusan tersebut mengenai penetapan cabang
olahraga PON XIX 2016 JABAR. PON XIX JABAR 2016 terdiri
dari 44 cabang olahraga, 10 cabang olahraga eksebisi dengan
total nomor pertandingan, 365 pertandingan putra, 302
pertandingan putri, 33 pertandingan campuran dan 50 per-
tandingan terbuka di 61 venue yang tersebar di 15
kabupaten/kota di Jabar. Sekitar 8403 atlet, diluar atlet tuan
rumah akan memperebutkan 755 medali emas, 755 medali
perak, 962 medali perunggu dan diawasi sekitar 2195 orang
(wasit, juri, dan relawan).
Pelaksanaan PON XIX dan Peparnas XV 2016 Jawa
Barat segera digelar kurang dari satu bulan menuju hajat
besar Olahraga Nasional. Berbagai persiapan telah
dilaksanakan oleh Jawa Barat dalam mematangkan
persiapan menuju PON XIX dan Peparnas XV 2016. Mari kita
sebagai bangsa Indonesia ikut memeriahkan hajat empat
tahunan ini dengan mengapre-
s i a s i p e r j u -
a n g a n p a r a
atlet yang haki-
katnya mem-
bangun keku-
atan bangsa
dengan memu-
puk prestasi di
bidang olah-
raga. (Aida)
EVENT
M a h a r a d h i k a | S e p t e m b e r 2 0 1 618
Maskot PON 2016 didapatkan dari hasil sayembara pada Agustus 2013
Merupakan sebuah karya Tony Suhendra
Maskot PON 2016 diberinama Lili dan Lala.
Maskot PON 2016 berbentuk Surili, primata endemik Jawa Barat
Iket yang digunakan maskot, melambangkan nilai-nilai luhur masyarakat Jawa Barat : cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), dan pinter
Surili dipilih sebagai maskot atas dasar kebersahajaan, kelincahan, kehangatan, dan kelucuan lengkingannya mewakili sebagian sifat dan kemampuan para atlet
HIBURAN
TekaTekaTekaTekiTekiTeki SilangSilangSilang
1. Sempat menjadi ibu kota Indonesia2. Salah satu penggagas KAA3. Lambang negara4. Negara yang merdeka setelah KAA 19556. Kaisar Jepang yang memutuskan
menyerah setelah kejadian Hirosima - Nagasaki
10. Bulan kemerdekaan Indonesia14 Komisi Penyiaran Indonesia
3. Konferensi sebelum KAA5. Merdeka (bahasa asing)7. Cara merayakan hari besar8. Rusuh (lawan kata)9. Besar11. Negara yang resmi merdeka pada tanggal 1 Januari 199312. Wilayah13. Kekuasaan untuk berbuat15. Peraih Nobel Perdamaian yang pertama16. Lemah (lawan kata)
Menurun Mendatar
S E T I A M E N E M A N I D I W A K T U G A B U T M US E T I A M E N E M A N I D I W A K T U G A B U T M U
19M a h a r a d h i k a | S e p t e m b e r 2 0 1 6