Magnesium

9
MAKALAH FISIOLOGI VETERINER II METABOLISME MINERAL : MAGNESIUM (Mg) Diajukan sebagai tugas mata kuliah Fisiologi Veteriner II Disusun oleh : Sartika Silvana 1102101010014 Helfi Kamaleni 1102101010018 Fahmi Wulansari 1102101010022 Rini Asbi 1102101010042 Kamaliatur Rizki 1102101010078 Een Maulidia R 1102101010120 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

Transcript of Magnesium

Page 1: Magnesium

MAKALAH FISIOLOGI VETERINER II

METABOLISME MINERAL : MAGNESIUM (Mg)

Diajukan sebagai tugas mata kuliah

Fisiologi Veteriner II

Disusun oleh :

Sartika Silvana 1102101010014

Helfi Kamaleni 1102101010018

Fahmi Wulansari 1102101010022

Rini Asbi 1102101010042

Kamaliatur Rizki 1102101010078

Een Maulidia R 1102101010120

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2012

Page 2: Magnesium

A. Pengertian

Magnesium adalah kation yang penting untuk gizi hewan dan

tanaman. Ini adalah logam yang dicengkram dalam bagian porfirin dari

chlorofil. Karena inilah fungsinya banyak diteliti secara meluas dalam

hubungannya dengan metabolisme tanaman. Magnesium di tetapkan

sebagai unsur yang esensial dalam ilmu makanan baru empat puluh tahun

yang lalu. Meskipun demikian penelitian yang luas mengenai peranan

fisiologis pada hewan, terutama mengenai interaksi dengan ion –ion logam

lainnya, belum dapat diketahui dengan pasti. Dalam tahun 1927 Erdtmann

mendapatkan bahwa magnesium mengaktifkan fosfatase alkalis.

(Erdtmann,1927)

Magnesium adalah logam putih lentur yang cukup permanen di

udara kering tapi berkarat di udara lembab. Ion magnesium sangat penting

untuk semua sel makhluk hidup. Magnesium diperlukan untuk

pembentukan protein, tulang, asam lemak, sel-sel baru,

mengaktifkan vitamin B, merelaksasi otot, membekukan darah, dan

membentuk adenosin trifosfat (ATP). Produksi dan penggunaan

insulin juga membutuhkan magnesium. (Kamus kesehatan)

Magnesium seperti halnya kalium terdapat di dalam sel jaringan

lunak. Hati, otot bergaris, ginjal, dan otak mengandung kurang lebih 430-

540 mg/l. (R. Anggorodi, 1979)

B. Sumber

Magnesium banyak terdapat pada sayuran yang berwarna hijau,

biji-bijian, daging dan susu.

Magnesium pada makanan ternak dapat diperoleh dari dedak

gandum, kapang kering, dan sebagian besar konsentrat protein, khususnya

tahu, biji kipas, dan linseed merupakan sumber magnesium yang baik.

Clover umumnya lebih banyak kandungan magnesiumnya dibandingkan

rumput, meskipun kandungan magnesium tanaman hijauan sangat

bervariasi. Supplemen mineral yang paling umum adalah magnesium

Page 3: Magnesium

oksida, yang dijual secara komersial sebagai kalsin magnesit. (McDonal et

al.1995)

C. Fungsi Magnesium

1. Sebagai katalisator, sebagian besar reaksi terjadi dalam

mitokondria.

2. Transmisi saraf, kontraksi otot dan pembekuan darah.

3. Magnesium mencegah kerusakan gigi dengan cara menahan

kalsium di dalam email gigi.

4. Mengaktifkan beberapa enzim yang memecah dan mengubah

kelompok fosfat seperti fosfat dan enzim yang ada hubungan

dengan ATP.

5. Mg berperan dalam menentukan aktifitas enzim sebagai gugus

aktif (gugus prostetik) dalam sintesis protein dan respirasi sel.

6. Serta merupakan penyusun dalam otot dan sel darah.

7. Sebagai zat cadangan bagi hewan.

D. Kebutuhan Magnesium pada Hewan

Kandungan Magnesium pada sapi adalah kisaran 17 sampai 40

mg/l serum darah.

Pada Ayam dan beberapa Mamalia ( dari menetas/ lahir hingga

dewasa):

a. Ayam sekitar: 0.22- 0,4g

b. Babi sekitar: 0,32 – 0,45g

Page 4: Magnesium

c. Kucing sekitar: 0,26 – 0,45g

d. Kelinci sekitar : 0,23 – 0,5g

e. Tikus sekitar ; 0,25 – 0,4g

f. Sapi jantan : 0,54g

E. Absorpsi

Absorpsi magnesium dilakukan di usus halus, yang diserap kurang

lebih 24%-76%, dilakukan secara aktif mirip dengan sistem transpor Ca,

pada pemberian magnesium kadar rendah akan terjadi peningkatan

absorpsi Ca (Elin, 1987).

Pada kondisi tubuh normal konsentrasi magnesium akan selalu

berada konstan dalam sirkulasi darah. Homeostasis bergantung pada

keseimbangan antara absorpsi di usus dan ekskresi di ginjal dimana

tubulus ginjal berperan utama dalam pengaturan magnesium (Sclingmann

et al. 2004).

F. Ekresi

Melalui:

a. Urin,

b. Keringat dan

c. Feses.

G. Kelebihan Magnesium

Terganggunya ekskresi kalsium.

Pada ayam petelur yang mendapatkan ransum lebih dari 0,7%

magnesium mengakibatkan kotoran yang basah.

Page 5: Magnesium

Ransum dengan tingkat 1,2% magnesium akan menurunkan

produksi telur.

H. Defisiensi Magnesium

Defisiensi Mg akan menyebabkan  kurang aktifnya kerja jantung,

menurunkan aktifitas sistem transportasi, dan terhambatnya aktivitas

metabolisme. Gejala kekurangan unsur Mg adalah badan lemah atau lesu.

Gejala akibat defisiensi tunggal magnesium dalam ransum telah

dilaporkan dalam untuk sejumlah hewan. Percobaan yang dilakukan pada

anak sapi yang dibesarkan dengan ransum susu bermagnesium serum

darah menjadi rendah, tulang tidak kebagian magnesium, dan tetanus yang

menyebabkan kematian. Keadaan tersebut biasa ditemukan pada anak sapi

yang berumur sekitar 50-70 hari yang diberikan susu. (McDonald et

a,1995)

Pada sapi defisiensi magnesium menimbulkan gejala tetani, disebut

“tetani rumput”. Sering terlihat di negeri Belanda dan Selandia baru.

Defisiensi magnesium secara eksperimen dapat ditimbulkan pada anjing,

kelinci dan marmot yang dapat menekan daya rangsang urat syaraf. (R.

Anggorodi, 1979)

Pada ransum ayam petelur defisiensi magnesium menyebabkan

produksi telur turun dengan cepat, hipomagnesemia darah, dan pelepasan

magnesium dari tulang. Besar telur, berat kulit telur, dan kadar magnesium

kuning telur dan kulit telur berkurang.

Pada DOC yang berasal dari induknya yang defisiensi magnesium,

hanya dapat hidup beberapa hari. Karena kadar magnesium yang rendah

menyebabkan pertumbuhan yang lambat, sistem respirasi yang terganggu

sehingga menyebabkan kematian.

Page 6: Magnesium

Referensi

Anggorodi, R. 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. Jakarta : PT

Gramedia.

Elin Rj. 1987. Assessment of magnesium status. Clin Chem. 33: 1965-70.

Erdtmann, H.1927. Glycerophosphat-spaltung durch Nierenphosphatase

undihre Aktivierung. Z. Physiol. Chem. 172:182.

Kamus Kesehatan, Magnesium, http://lenterakecil.com/keterampilan -

menulis-paragraf (diakses 17 November 2012).

McDonald, P., Edward, R.A. Greenhalg. J.F.D., Morgan, C.A. 1995.

Animal Nutrition. Fifth Edition. John Wiley & Sons, Inc., Ne

York.

McWard, G. W.1967. Magnesium tolerance of the growing and laying

chicken. Brit. Poultry Sci. 8:91.

Schlingmann KP, Konrad M, Seyberth HW. 2004. Genetics of hereditary

disorders of magnesium homeostasis. Pediatr Nephrol. 19:13-25.

Wahju, Juju. 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press.

Page 7: Magnesium