MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit...

109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PT. TIRTA INVESTAMA KLATEN JAWA TENGAH Avrina Nur Wiyanti R0008023 PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2011

Transcript of MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit...

Page 1: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAPORAN UMUM

MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA PT. TIRTA INVESTAMA KLATEN

JAWA TENGAH

Avrina Nur Wiyanti

R0008023

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2011

Page 2: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN PERUSAHAAN

LAPORAN UMUM

MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PT. TIRTA INVESTAMA KLATEN

JAWA TENGAH

Disusun oleh :

Avrina Nur Wiyanti

NIM. R0008023

Menyetujui,

SHE Manager SHE Supervisor

Jatmiko Hadi Aris Wahyudi

Kepala Pabrik

Antonius Budi Haryanto

Page 4: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirahim

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat,

karunia, kesehatan, kekuatan dan kemudahan dalam pelaksanaan Magang dan

penyusunan laporan magang di PT. Tirta Investama sehingga penulis dapat

menyelesaikannya dengan baik.

Laporan ini disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk

menyelesaikan pendidikan di Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan

Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Di samping itu

magang ini dilaksanakan untuk membina dan menambah wawasan guna

mengenal, mengetahui dan memahami mekanisme serta mencoba

mengaplikasikan pengetahuan penulis dan mengamati permasalahan dan

hambatan yang ada tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaan.

Dalam pelaksanaan magang dan penyusunan laporan ini penulis telah

dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala

kerendahan hati perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof., Dr. dr. AA. Subiyanto, MS selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan

baru Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

3. Bapak dr. Putu Suriyasa, MS SpOk selaku Ketua Program Diploma III

Hiperkes dan Keselamatan Kerja.

4. Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes., selaku Ketua Program Diploma III

Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang baru dan selaku pembimbing I.

5. Ibu Live Setyaningsih, SKM., selaku pembimbing II.

6. Bapak Budi Hartono, selaku Kepala Pabrik PT. Tirta Investama Klaten yang

telah memberikan ijin dan dukungan selama pelaksanaan Praktek Kerja

Lapangan.

7. Bapak Jatmiko Hadi dan Aris Wahyudi selaku Pembimbing Lapangan yang

telah memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis yang telah

memberikan ijin pada penulis untuk melaksanakan kerja praktek.

8. Bapak H. Haryanto selaku dokter perusahaan.

9. Bapak Syamsul, Bapak Suhanto, Bapak Topan, Bapak Golong, Bapak Andi,

Bapak Nurdin, Ibu Yanti, Mbak Pauline, Ibu Maya, Ibu Vira, Ibu Nining, Ibu

Nani, Ibu Hapsari, dan seluruh karyawan PT. Tirta Investama Klaten atas

bantuan dan kerjasamanya.

10. Ayah dan Ibu, kedua adikku tercinta beserta seluruh keluarga yang telah

banyak berkorban dan memberikan kasih sayang serta doa dan dukungan baik

material maupun spiritual kepada penulis.

11. Teman magangku Istaufa beserta teman-teman dekatku yang selalu memberi

motivasi, semangat dan kerjasama yang baik.

Page 5: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

12. Seluruh mahasiswa D.III Hiperkes dan KK angkatan 2008 atas kerjasama dan

kebersamaan kita selama ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis mohon maaf apabila ada kekurangan maupun

kesalahan dalam penulisan laporan ini dan penulis berharap semoga laporan ini

bermanfaat bagi kita semua, khususnya mahasiswa program Diploma III Hiperkes

dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.,

Surakarta,

Penulis

Avrina Nur Wiyanti

Page 6: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ............................................. iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

C. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

BAB II. METODE PENGAMBILAN DATA ................................................ 5

A. Persiapan ..................................................................................... 5

B. Lokasi ......................................................................................... 5

C. Pelaksanaan ................................................................................ 5

D. Sumber Data ................................................................................ 6

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 6

BAB III. HASIL MAGANG ........................................................................... 8

A. Gambaran Umum Perusahaan ................................................... 8

B. Proses Produksi ......................................................................... . 10

C. Higiene perusahaann .................................................................. 18

Page 7: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

D. Kesehatan Kerja ......................................................................... 28

E. Keselamatan Kerja ..................................................................... 35

F. Ergonomi ................................................................................... 50

G. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja ..................... .... 55

H. Lingkungan ................................................................................. 65

BAB IV. PEMBAHASAN ............................................................................. 70

A. Higiene perusahaann .................................................................. 70

B. Kesehatan Kerja ......................................................................... 75

C. Keselamatan Kerja ..................................................................... 82

D. Ergonomi ................................................................................... 89

E. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja ......................... 93

F. Lingkungan ................................................................................. 94

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 96

A. Simpulan ..................................................................................... 96

B. Saran ........................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 100

LAMPIRAN

Page 8: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Identifikasi Faktor bahaya ............................................................... 18

Tabel 2. Hasil Pengukuran Kebisingan ......................................................... 21

Tabel 3. Hasil Pengukuran Getaran Whole Body........................................... 23

Tabel 4. Hasil Pengukuran Tekanan Panas ................................................... 24

Tabel 5. Hasil Pengukuran Penerangan ......................................................... 24

Tabel 6. Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien Depan Kantor Kepala

Desa Wangen ................................................................................... 26

Tabel 7. Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien Desa Beku RT 02

RW 03 Wangen ............................................................................... 26

Tabel 8. Hasil Pengukuran Tingkat Kebauan ................................................ 27

Tabel 9. Hasil Pengukuran Kadar Ozon ........................................................ 27

Tabel10. Identifikasi Potensi Bahaya ............................................................. 47

Tabel11. Spesifikasi Alat Pelindung Diri ....................................................... 48

Tabel12. Nilai Ambang Batas Getaran Berdasarkan Kepmenaker

No.51/MEN/1999 ............................................................................ 72

Tabel13. Nilai Ambang Batas Tekanan Panas Berdasarkan Kepmenaker

No.51/MEN/1999 ............................................................................ 73

Page 9: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Magang.

Lampiran 2. Sertifikat ISO 9001 tahun 2009.

Lampiran 3. Sertifikat ISO 14001 tahun 2009.

Lampiran 4. Sertifikat ISO 22000 tahun 2008.

Lampiran 5. Sertifikat SNI tahun 2004.

Lampiran 6. Sertifikat HALAL tahun 2010.

Lampiran 7. Gizi Kerja (Natura).

Lampiran 8. Data Kondisi APAR.

Lampiran 9. Data Kondisi Hidrant.

Lampiran 10. Form Ijin Kerja.

Lampiran 11. Form Investigasi Kecelakaan.

Lampiran 12. Data Kelengkapan LOTO.

Lampiran 13. Contoh Poster dan Tulisan K3, Tanda-Tanda K3

Lampiran 14. Contoh Rambu K3 (Aturan Keselamatan).

Lampiran 15. Standar dan Aturan Area Laboratorium.

Lampiran 16. Contoh MSDS

Page 10: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Page 11: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan pengaruh

yang sangat besar terhadap perkembangan ekonomi bangsa-bangsa di dunia

termasuk Indonesia. Sektor ekonomi yang biasanya hanya bersumber dari

alam dan pengerjaannya secara sederhana dan tradisional berbalik secara

cepat menjadi serba modern dan canggih. Industri, pabrik-pabrik, perusahaan

pertambangan dan segala usaha yang mendukung kegiatan tersebut semakin

tumbuh dan berkembang seperti jamur di musim hujan sehingga persaingan

sangat tinggi baik itu di dalam negeri maupun persaingan ekonomi

internasional. Untuk itu diperlukan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

formula-formula yang tepat agar bangsa Indonesia tidak ketinggalan jauh dari

negara-negara lain dan produknya dapat diterima oleh bangsa sendiri maupun

bangsa lain (Suma’mur, 2009).

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal terpenting dalam

upaya melindungi tenaga kerja dari faktor bahaya dan potensi bahaya yang

ada di lingkungan kerja. Faktor sumber daya manusia merupakan aset utama

yang menentukan keberhasilan proses produksi, sehingga perlu diberikan

perlindungan kerja yang sebaik-baiknya agar dapat menunjukkan penampilan

kerja yang baik yang akan tercermin dalam tingkat produktivitas kerja yang

tinggi (Suma’mur, 2009).

Page 12: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Menurut Suma’mur (2009), esensi penerapan Hiperkes dan

Keselamatan Kerja Industri adalah :

1. Mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik buruh, petani,

nelayan, pegawai negeri maupun pekerja.

2. Meningkatkan produksi yang berlandaskan pada meningkatkan efesiensi

dan produktivitas.

3. Sumber produksi yang dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Tujuan tersebut dapat memberikan pengertian bahwa keselamatan dan

kesehatan kerja diperlukan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan

tenaga kerja dan orang-orang di sekitarnya serta tetap menjaga lingkungan

sekitar. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk

melaksanakan secara berkala terhadap pelaksanaan perundang-undangan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) guna mencapai keselamatan,

kesehatan serta kesejahteraan bagi tenaga kerja dan masyarakat sekitar

(Suma’mur, 2009).

PT. Tirta Investama Klaten merupakan salah satu perusahaan yang

memproduksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang berada di

Indonesia. Dalam proses produksinya, PT. Tirta Investama Klaten telah

menggunakan teknologi canggih yaitu penggunaan mesin-mesin produksi

yang didatangkan dari luar negeri. Namun, masih ada kegiatan yang masih

menggunakan tenaga manusia sepenuhnya. Kegiatan tersebut terdapat pada

bagian packing.

Page 13: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Berkaitan dengan latar belakang tersebut di atas, maka penulis

melaksanakan observasi dan penelitian serta menyusun laporan magang

tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Tirta Investama Klaten,

Jawa Tengah.

B. Tujuan Magang

Tujuan yang ingin diperoleh dari kegiatan magang ini antara lain adalah :

1. Untuk mengetahui gambaran umum PT. Tirta Investama Klaten.

2. Untuk mengetahui proses produksi di PT Tirta Investama Klaten.

3. Untuk mengetahui penerapan Higiene Perusahan di PT. Tirta Investama

Klaten.

4. Untuk mengetahui penerapan Kesehatan Kerja di PT. Tirta Investama

Klaten.

5. Untuk mengetahui penerapan Keselamatan Kerja di PT. Tirta Investama

Klaten.

6. Untuk mengetahui penerapan Ergonomi di PT. Tirta Investama Klaten.

7. Untuk mengetahui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja di PT. Tirta Investama Klaten.

8. Untuk mengetahui masalah Lingkungan di PT. Tirta Investama Klaten.

Page 14: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

C. Manfaat Magang

1. Bagi Perusahaan

Mendapatkan masukan-masukan yang bermanfaat bagi perusahaan

tentang penerapan higiene perusahaan, keselamatan dan kesehatan kerja,

ergonomi, SMK3 serta lingkungan hidup.

2. Bagi Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

a. Dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas mahasiswa Diploma III

Hiperkes dan Keselamatan Kerja dalam penerapan ilmu K3 di dunia

kerja.

b. Menambah referensi pustaka dalam pengembangan ilmu K3.

3. Bagi Mahasiswa

a. Dapat digunakan sebagai pemenuhan syarat kelulusan Diploma III

Hiperkes dan Keselamatan Kerna Universitas Sebelas Maret.

b. Dapat digunakan sebagai sarana dalam memperoleh pengalaman dalam

bidang higiene perusahaan, keselamatan dan kesehatan kerja di PTTirta

Investama Klaten.

c. Dapat menambah pengetahuan penulis tentang faktor bahaya dan

potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja perusahaan.

d. Dapat membandingkan antara pengetahuan K3 yang didapat selama

kuliah dengan aplikasinya di perusahaan.

Page 15: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

METODE PENGAMBILAN DATA

A. Persiapan

Untuk pengambilan data, persiapan yang dilakukan antara lain :

1. Membuat dan mengajukan proposal.

2. Membaca referensi dan buku-buku K3.

3. Membuat jadwal kegiatan ke tiap-tiap bagian.

4. Menyusun pertanyaan-pertanyaan atau check list.

B. Lokasi

Dalam Magang ini, lokasi yang digunakan untuk pengambilan data

adalah :

Nama Perusahaan : PT. Tirta Investama Klaten

Alamat Perusahaan : Wangen, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah.

C. Pelaksanaan

Magang ini dilakukan mulai tanggal 1 Februari 2011 sampai 1 April

2011 dengan waktu antara pukul 08.00-15.00 setiap hari senin sampai sabtu.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah observasi lapangan dan wawancara.

Observasi yang dilakukan antara lain adalah :

1. Observasi proses produksi.

2. Observasi, pengkajian dan penilaian higiene perusahaan.

3. Observasi, pengkajian dan penilaian kesehatan kerja.

Page 16: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

4. Observasi dan pengkajian keselamatan kerja.

5. Observasi dan pengkajian ergonomi.

6. Observasi dan pengkajian manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

7. Observasi dan penilaian lingkungan.

Selain observasi, kegiatan yang dilakukan dalam pengumpulan data

adalah berupa wawancara. Wawancara adalah melakukan tanya jawab dengan

karyawan, pengawas, dan pembimbing guna memperoleh informasi tentang

penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaan.

D. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan mengadakan observasi langsung ke

lapangan dan dengan melakukan wawacara atau tanya jawab.

2. Data Sekunder

Data sekunder ini diperoleh dari studi kepustakaan dan

pengambilan data-data tentang keselamatan dan kesehatan kerja di

perusahaan yang digunakan sebagai data pendukung.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi Lapangan

Obyek yang diobservasi adalah implementasi keselamatan dan

kesehatan kerja di seluruh area kerja.

Page 17: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Wawancara

Dilakukan dengan tanya jawab dengan petugas pada departemen

masing - masing yang terkait yaitu tentang : Keselamatan dan Kesehatan

Kerja, lingkungan hidup, tenaga kerja dan operasional kerja.

3. Dokumentasi

Dilakukan dengan cara mempelajari dokumen dan catatan-catatan

perusahaan yang berhubungan dengan masalah SMK3 dalam bidang

pencegahan kecelakaan kerja.

Page 18: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB III

HASIL MAGANG

A. Gambaran Umum Perusahaan

AQUA dirintis oleh almarhum Bapak Tirto Utomo, SH (1930-1994).

Beliau adalah penggagas munculnya industri Air Minum Dalam Kemasan

(AMDK) di Indonesia melalui PT. Golden Mississipi pada tanggal 23

Februari 1973.

Kegiatan fisik perusahaan dimulai pada bulan Agustus 1973, ditandai

dengan pembangunan pabrik di kawasan Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat.

Percobaan dilakukan pada bulan Agustus 1974 dan produksi komersial

dimulai sejak tanggal 1 Oktober 1974 dengan kapasitas 6 juta liter per tahun.

Produk pertama adalah AQUA botol 950 ml yang kemudian disusul dengan

kemasan AQUA 5 Gallon yang pada saat itu masih terbuat dari kaca. Pada

tahun 1981 AQUA memproduksi air minum dalam kemasan baru yaitu 1500

ml, 500 ml, dan 220 ml yang berbahan baku plastik sehingga produk AQUA

dapat dijangkau oleh masyarakat luas oleh karena mudahnya transportasi dan

harga yang terjangkau.

Diterimanya AQUA oleh masyarakat luas, maka AQUA berusaha

meningkatkan kapasitas produksinya dengan memberi lisensi kepada PT.

Tirta Jayamas Unggul di Pandaan, Jawa Timur pada tahun 1987 dan Tirta

Dewata Semestadi Mambal, Bali pada tahun 1987 untuk memproduksi

produk AQUA. Dan upaya ekspor dirintis sejak tahun 1987 dan terus berjalan

Page 19: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

baik hingga kini mencakup Singapura, Malaysia, Maldives, Fiji, Australia,

Timur Tengah, dan Afrika.

PT. Tirta Investama Klaten merupakan salah satu pabrik yang

memproduksi Air Minum dalam Kemasan (AMDK) yang berada dalam

group Tirta Investama. Pabrik ini berlokasi di Desa Wangen, Kecamatan

Polanharjo, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.

Pabrik Tirta Investama Klaten ini berdiri pada Bulan Oktober 2002

dan memproduksi AMDK bermerk AQUA. Luas area pabrik Tirta Investama

Klaten adalah 105.836 m² yang digunakan untuk bangunan seluas 42.998 m²

(40% dari luas area keseluruhan) dan area terbuka berupa taman seluas

62.838 m². Awal berdiri pada tahun 2002 PT. Tirta Investama mempunyai

karyawan dengan jumlah 184 karyawan dan terus bertambah sampai saat ini.

Area bangunan di PT. Tirta Investama Klaten yang digunakan untuk

proses produksi antara lain

1. Satu gedung untuk memproduksi 5 Gallon dengan 2 mesin.

2. Satu gedung untuk memproduksi 1500 ml dan 600 ml.

3. Satu gedung untuk memproduksi 330 ml dan 240 ml.

4. Satu gedung untuk memproduksi 1500 ml dan MIZONE.

Banyak upaya yang dilakukan PT. Tirta Investama dalam

meningkatkan kualitas produksinya, antara lain ditandai dengan diperolehnya

sertifikat sebagai berikut:

1. ISO 9001 pada tanggal 19 Juni 2009 (lihat dilampiran 2).

2. ISO 14001 pada tanggal 17 Agustus 2009 (lihat dilampiran 3).

Page 20: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

3. ISO 22000 pada 31 Juli 2008 (lihat dilampiran 4).

4. SNI pada tanggal 4 Februari 2011 (lihat dilampiran 5).

5. HALAL pada tanggal 20 Agustus 2010 (lihat dilampiran 6).

B. Proses Produksi

1. Penanganan Air

PT. Tirta Investama Klaten merupakan perusahaan yang

memproduksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan

menggunakan air pegunungan sebagai bahan baku yang berasal dari

sumber mata air Sigedang yang mengalir keluar sendiri dari dalam tanah

tanpa melalui pengeboran. Air yang keluar tersebut ditampung pada rumah

sumber melalui pipa-pipa.

Tangki penampungan dilengkapi dengan sensor yang berfungsi

untuk menghentikan aliran air jika tangki penuh. Sehingga tangki

penampungan tidak mudah pecah oleh besarnya tekanan air dari rumah

sumber.

a. Tangki Penyimpanan

Sebelum dialirkan ke tangki penyimpanan, air diberi klorin

(HCl) dengan konsentrasi 4-6 ppm. Pemberian klorin ini mempunyai

tujuan menghancurkan oksida besi, mangaan, hidrogen, sulfida,

pengendalian ganggang organisme berlendir. Kemudian air dialirkan

ke ruang Water Threatment dengan bantuan pompa.

Page 21: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

b. Water Treatment

Di bagian water treatment ini, air yang berasal dari tangki

penyimpanan akan mengalami proses penyaringan. Proses

penyaringan air adalah sebagai berikut :

1) Untuk produksi 5 Gallon.

Air dipompa dari tangki penyimpanan menuju ke pre filter

dengan catridge filter 5 mikron absolute yang kemudian dialirkan

ke catridge filter 1 mikron absolute. Absolute pada catridge 5

mikron, diartikan bahwa benda berukuran diatas 5 mikron

dipastikan tidak akan lolos. Begitu juga untuk catridge 1 mikron,

benda yang berukuran diatas 1 mikron dipastikan tidak akan lolos.

2) Untuk produksi SPS I, SPS II, SPS III dan Mizone

Air dipompa dari tangki penyimpanan menuju ke pre filter

dengan catridge filter 5 mikron nominal yang kemudian dialirkan

ke catridge filter 1 mikron absolute.

c. Ozonisasi

Setelah melalui proses water threatment dengan penyaringan

menggunakan catridge 5 mikron dan 1 mikron, maka proses

selanjutnya adalah ozonisasi. Proses ozonisasi dilakukan dengan

menginjeksi air dengan ozon yang kemudian dialirkan ke ozon mixer.

Setelah diolah di ozon mixing chamber, air ditampung di finish tank.

Page 22: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Ozon yang digunakan dihasilkan oleh ozonerator dengan

menggunakan oksigen yang berasal dari oksigen generator yang

kemudian dialiri listrik dengan tegangan 20.000 KV.

Pemberian ozon ini bertujuan untuk membunuh mikro

organisme berbahaya yang mungkin masih terdapat dalam air, baik

berasal dari kontaminasi sekitar maupun kontaminan yang lolos dari

penyaringan. Penggunaan ozon karena mengingat kegunaan ozon,

antara lain :

1) Dapat membunuh mikro organisme yang terdapat dalam air

(bersifat bakteri, oksida, algasida, fungisida) jika melepaskan atom

oksigennya.

2) Dapat menghilangkan bau dan rasa yang disebabkan oleh

komponen organik dan anorganik dalam air.

3) Atom oksigen bebas selain membasmi bakteri juga dapat memberi

rasa segar dalam minuman.

2. Pembuatan Botol, Cup, dan Cap.

PT. Tirta Investama Klaten merupakan perusahaan Air Minum

Dalam Kemasan (AMDK) yang memproduksi botol, cup, dan cap sendiri,

kecuali botol gallon.

a. Pembuatan Botol

Dalam pembuatan botol plastik untuk 330 ml, 600 ml dan

1500ml, PT. Tirta Investama Klaten menggunakan bahan baku berupa

PET (Poly Ethylene). Proses pembuatannya dimulai dari resin atau biji

Page 23: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

plastik PET dimasukkan dengan cara disedot ke mesin Husky jenis

GLG 300 untuk dilelehkan dan dicetak menjadi preform. Dalam

proses ini, terkadang ada preform yang rusak saat dicetak. Preform

yang rusak ini kemudian dihancurkan di mesin Regrind yang

kemudian diolah lagi oleh mesin Husky untuk menjadi preform.

Preform yang sudah jadi didiamkan kurang lebih selama 8 jam (1

shift) kemudian dimasukkan ke dalam mesin SBO jenis Sidel series 2

untuk di blowing (ditiup dengan udara bertekanan) agar

menggembung. Preform adalah botol setengah jadi yang bentuknya

menyerupai tabung reaksi.

b. Pembuatan Cup

Cup yang diproduksi digunakan untuk 240 ml. Bahan baku

dalam pembuatan cup adalah PP (Poly Propylene). Mesin yang

digunakan adalah thermaforming cup dengan merk OMN jenis F36.

Proses pembuatan cup adalah resin plastik PET ditambah regrind di

mixer kemudian dipanaskan dengan suhu 225° Celcius. Bahan baku

tersebut dirolling dan didinginkan pada suhu 25-30° Celcius dalam

bentuk lembaran. Lembaran tersebut dipanaskan pada suhu kira-kira

150°Celcius menggunakan mesin thermoforming cup. Setelah itu cup

jadi dipotong pada bagian yang kurang rapi.

c. Pembuatan Cap

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan cap adalah

resin plastik HDPE (High Desity Poly Ethilen). Mesin yang digunakan

Page 24: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

adalah injection screw cap merk Husky. Proses pembuatannya adalah

resin HDPE dipanaskan hingga meleleh kemudian dicetak dan

didinginkan di screw cap strorage.

Ruang pembuatan botol, cup, dan cap harus selalu dalam

keadaan bersih dan steril. Untuk menjaga agar ruangan tetap steril,

antara lain dilakukan usaha berupa :

1) Ruangan dan mesin selalu disemprot alkohol.

2) Untuk masuk ke dalam ruangan produksi botol, cup, dan cap harus

melewati banyak pintu yang dimaksudkan untuk mengurangi

kontaminasi kuman.

3) Tenaga kerja yang memasuki ruangan tersebut harus memakai jas,

topi ear plug, masker dan sepatu yang steril.

4) Tidak sembarang orang boleh memasuki ruangan tersebut.

3. Pencucian Botol

Kegiatan pencucian botol secara manual yang ada di PT. Tirta

Investama hanya ada di area 5 Gallon. Proses pemilihan botol Gallon yang

akan dicuci berawal dari kegiatan bongkar Gallon. Kegiatan bongkar

Gallon adalah memilih Gallon kosong dari konsumen. Pemilihan ini antara

lain melihat seberapa parah kotoran yang ada, gallon rusak, bocor dan

pecah. Untuk gallon yang kotor akan dikumpulkan untuk dibersihkan

diproses pencucian botol. Selain gallon kotor dari proses bongkar gallon,

gallon kotor yang dicuci juga berasal dari visual control gallon kosong.

Page 25: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Proses tahapan yang ada di area 5 Gallon dari awal sampai

pencucian oleh mesin adalah sebagai berikut :

a. Proses bongkar Gallon.

Gallon yang datang dari konsumen, dipilih dan dipilah

berdasar ada tidaknya kotoran, gallon pecah, bocor, retak, dan

keadaan fisik yang tidak sesuai dengan standar AQUA.

b. Proses pretreatment.

Setelah dipilih dan dipilah, botol kotor tersebut dicuci secara

manual. Untuk kotoran yang tidak terlalu membandel bisa langsung

dicuci. Sedangkan untuk botol 5 gallon yang berlumut harus direndam

dulu dengan larutan HCL konsentrasi 30% selama 3-4 jam kemudian

dicuci.

c. Infeed

Botol dari proses bongkar yang tidak masuk di pencucian botol,

dan botol bersih dari pencucian botol digunakan untuk produksi yang

akan melewati visual control gallon kosong.

d. Visual kontrol gallon kosong

Pada visual control gallon kosong, gallon diperiksa bau, dan

keadaan fisiknya. Apabila masih ada botol gallon yang kotor, maka

akan dikembalikan ke pencucian botol untuk dicuci.

e. Washer

Setelah keluar dari proses visual control, botol gallon akan

dicuci oleh mesin pencuci otomatis (mesin washer). Di area 5 Gallon

Page 26: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

mempunyai 2 mesin washer yaitu Cap Snap dan Bardi. Pencucian

dengan mesin ini melalui 3 tahap:

1) Pencucian botol awal

Setiap botol yang masuk ke dalam mesin washer bagian

dalam dan luar botol disemprot dengan air hangat dengan suhu 40-

50° C untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran yang masih

menempel dan merupakan proses adaptasi untuk proses selanjutnya

dengan suhu yang lebih tinggi.

2) Pencucian dan Sanitasi

Dalam tahap ini botol dicuci dengan detergen MIPCIP

sebagai bahan pencuci botol dan sekaligus pembunuh mikro

organisme. Detergen ini merupakan larutan basa kaustik soda

rendah (3%) yang tidak berbahaya pada makanan, minuman, dan

obat-obatan. Suhu air dalam tahap ini sekitar 70 sampai 80°C.

3) Pembilasan Akhir

Setelah melalui tahapan pencucian dan sanitasi, botol

disemprot dengan suhu 38°C dan dibilas dengan air segar yang

ditambah dengan klorin 8 ppm, agar botol tidak tercemar bakteri.

Selanjutnya botol akan melalui proses pengisian botol.

4. Poses Pengisian Botol

Pengisian botol dilakukan di ruang filler yang sangat tetutup dan

terkontrol dengan suhu 19-22°C serta tidak boleh ada kemungkinan

Page 27: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

pencemaran. Setelah botol terisi, botol langsung tertutup secara otomatis di

ruang filler.

a. Pengisian Botol 5 Gallon

Setelah keluar dari mesin washer, botol tersebut langsung diisi

dan ditutup di ruang filler. Mesin yang digunakan adalah mesin filler

Cap Snap dan Bardi. Setelah keluar dari mesin filler, botol tersebut

diperiksa volume, tanggal kadaluarsanya, dan labelnya di visual

kontrol gallon isi. Botol yang memenuhi syarat dari visual kontrol isi

akan diberi seal dan direkatkan oleh mesin pemanas seal yang

dinamakan srink tunnel.

b. Pengisian botol SPS (Small Pack Size)

Untuk pengisian botol selain gallon, setelah preform menjadi

botol, kemudian dimasukkan ke mesin filling atau mesin pengisi air

melewati conveyor. Di mesin filler terdapat bulatan, bulatan besar

untuk pengisi air dan bulatan yang kecil untuk memasang tutup botol.

Kemudian melewati visual control untuk diteliti botol yang tidak

standart, air yang kurang atau melebihi batas dan keadaan lainnya

yang menyebabkan produk tidak layak didistribusikan. Setelah itu

botol diberi label dan seal. Kemudian produk akan melewati visual

control lagi untuk dicek label dan seal apakah ada yang masih kurang

sempurna. Kemudian melewati mesin pemanas (srink tunnel) untuk

merekatkan sealnya.

Page 28: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

5. Pengepakan, Penyimpanan, dan Pendistribusian

Setelah melalui proses infeed, visual control kosong, washer, filler,

visual control isi, sealing, dan coding maka dilakukan proses pengepakan.

Untuk botol 5 gallon ditata di atas pallet yang kemudian diangkut forklift

dan disimpan di gudang produk.

Untuk botol 1500 ml, 500 ml, 330 ml, dan mizone di masukkan ke

dalam box karton dengan bantuan mesin box farmer. Sedangkan untuk cup

240 ml dimasukkan ke dalam box secara manual, yang kemudian dibawa

dan disimpan sementara di gudang produk.

Di gudang, produk-produk tersebut ditata sesuai Batch dengan

maksud untuk mengatur keluar masuknya barang dengan menggunakan

system FIFO (First In First Out). Tujuannya adalah agar produk yang

terlebih dulu masuk ke gudang, akan keluar terlebih dahulu juga.

C. Higiene Perusahaan

PT. Tirta Investama merupakan salah satu perusahaan besar yang

tentunya mempunyai faktor dan potensi bahaya di setiap kegiatan

produksinya. Berikut adalah faktor bahaya yang ada di PT. Tirta Investama

Klaten.

Tabel 1. Identifikasi Faktor bahaya

No Jenis Pekerjaan Faktor Bahaya Pengendalian yang Sudah

Dilakukan

Area 5 Gallon

1 Bongkar Gallon Kebisingan Rolling pekerjaan

2 Mengisi Trolli Kebisingan Rolling pekerjaan

3 Infeed gallon kosong Kebisingan Rolling pekerjaan

4 Visual control gallon

kosong

Kebisingan

Penerangan

Rolling pekerjaan

Page 29: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Faktor biologi

5 Visual control gallon

isi

Penerangan Rolling pekerjaan

6 Packing Faktor fisiologi

(keluhan sakit

punggung,

pinggang)

Rolling pekerjaan

7 Washer 5 Gallon Kebisingan

Suhu dingin

Ear plug

Baju khusus

8 Filler 5 Gallon Kebisingan

Suhu dingin

Ear plug

Baju khusus

9 Water Treatment 5

Gallon

Kebisingan

Suhu dingin

Uap ozon

Ear plug

Baju khusus

Pemberian makanan

tambahan berupa susu.

10 Pretreatment 5 Gallon Faktor biologi

Faktor kimia

Sepatu boot

Sarung tangan

Area Small Pack Size I (SPS I)

11 Packing Factor fisiologi

(keluhan sakit

punggung,

pinggang)

Rolling pekerjaan

11 Filler SPS I Kebisingan

Suhu dingin

Ear plug

Baju khusus

12 Water Treatment SPS

I

Kebisingan

Suhu dingin

Uap ozon

Ear plug

Baju khusus

Pemberian makanan

tambahan berupa susu.

13 Operator forklift Getaran

Area Small Pack Size II (SPS II)

14 Filler SPS II Kebisingan

Suhu dingin

Ear plug

Baju khusus

15 Water Treatment SPS

II

Kebisingan

Suhu dingin

Uap ozon

Ear plug

Baju khusus

Pemberian makanan

tambahan berupa susu.

16 Operator forklift Getaran

17 Packing Faktor fisiologi

(keluhan sakit

punggung,

pinggang)

Rolling pekerjaan

Area Small Pack Size III (SPS III)

18 Filler SPS III Kebisingan

Suhu dingin

Ear plug

Baju khusus

19 Water Treatment SPS

III

Kebisingan

Suhu dingin

Ear plug

Baju khusus

Page 30: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Uap ozon Pemberian makanan

tambahan

20 Operator forklift Getaran

21 Packing Faktor fisiologi

(keluhan sakit

punggung,

pinggang)

Rolling pekerjaan

Di luar area produksi

22 Work shop, bengkel Kebisingan

Debu

Bahan kimia

Masker, sarung tangan

23 Belah botol Debu

Kebisingan

Getaran

Panas

Masker

Sarung tangan

Pengaturan jam operasi

mesin

24 Ruang Regrind Debu

Kebisingan

Getaran

Panas

Masker

Sarung tangan

Pengaturan jam operasi

mesin

1. Faktor Fisik

Di PT. Tirta Investama Klaten telah dilakukan pengukuran faktor

fisik seperti kebisingan, kadar uap ozon, getaran, kualitas udara

lingkungan kerja, dan kualitas udara emisi sumber bergerak dan tidak

bergerak. Pengukuran tersebut dilakukan oleh Badan Pengembangan

Keselamatan Kerja dan Hiperkes Jawa Tengah kecuali pada pengukuran

kebisingan dan penerangan dilakukan oleh PT. Tirta Investama sendiri.

a. Kebisingan

Kebisingan merupakan salah satu faktor bahaya yang sering

diterima oleh pekerja, apalagi pada proses produksi yang selalu

berhubungan dengan mesin. Di PT. Tirta Investama kebisingan sudah

dicegah dengan pemakaian Alat Pelindung Telinga (earmuff maupun

earplug) oleh karyawan yang bekerja pada lokasi dengan intensitas

Page 31: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

kebisingan tinggi. Intensitas kebisingan di perusahaan ini juga masih

dibawah nilai ambang batas untuk waktu kerja atau pemaparan selama

8 jam, hanya dibeberapa lokasi tertentu intensitas kebisingannya sudah

melebihi NAB.

Tabel berikut merupakan hasil pengukuran intensitas kebisingan

di area kerja PT. Tirta Investama Klaten.

Tabel 2. Hasil Pengukuran Kebisingan

No Lokasi Pengukuran

Hasil

Pengukuran

(dBA)

Area 5 Gallon 1. R. Water Treatment Cap snap 80

2. R. Water Treatment Bardi 85

3. R. Filler Bardi 93

4. R. Filler Cap snap 95

5. R. Washer Bardi 90

6. R. Washer Cap snap 95

7. Infeed 5 Gallon 83

8. Area Bongkar 87

Area Gedung SPS 1 9. R. utility low pressure 85

10 R. utility 85

11. R. Resin Pet 71

12. R. Water Treatment 88

13. Area packing 81

14. R. Husky preform 600/1500 ml 88

15. R. husky cap 87

16. R. SBO 1500 ml 87

17. R. SBO 600 ml 86

18. R. Filler 1500 ml 88

19. R. Filler 600 ml 86

Area Gedung SPS II

20. Area Gudang Produk 80

21. R. utility 85

22. R. Resin pet 74

23. R. Water Treatment 75

24. R. husky preform 330 ml 87

25. R SBO 330 ml 88

26. Area packing 79

27. R. Filler 330 ml 89

Page 32: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

28. R. Filler 240 ml 84

29. Area Gudang Produk 73

30. R. Sheet maker 91

31. R. Storage cup 70

32. R. Regraind sheet 101

33. R. Forming 88

34. R. Regin 75

Area Gedung SPS III 35. Area packing 82

36. R. SBO 92

37. R. Filler 1500 ml 89

38. R. Husky/SIPA Preform 90

39. R. Blending 89

40. R. Resin Pet 79

41. R. Water Treatment 72

42. R. Filler Mizone 89

43. R. Utility 84

44. Area Gudang Produk 76

Sumber : Pengukuran yang dilakukan oleh PT. Tirta Investama, tahun

2011.

b. Getaran

Di PT. Tirta Investama Klaten frekuensi getaran yang dirasakan

cukup besar yaitu pada forklift, sedangkan pada mesin – mesin produksi

frekuensi getaran masih normal dan tidak menimbulkan faktor bahaya.

Mesin yang dirasa getarannya paling besar yaitu mesin belah gallon,

namun setelah diukur hasilnya masih dibawah nilai ambang batas. Pada

forklift tempat duduk sudah dibuat dengan bantalan yang empuk untuk

mengurangi getaran.

Tabel berikut merupakan hasil pengukuran getaran whole body

di area kerja PT. Tirta Investama Klaten pada tenaga kerja yang bekerja

antara 4 sampai 8 jam.

Page 33: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Tabel 3. Hasil Pengukuran Getaran Whole Body

No Lokasi Pengukuran Hasil Pengukuran

(m/dt²)

1. Operator mesin belah gallon 1.43

2. Operator forklift yale no.03 8..43

3. Operator forklift yale no.05 6.03

4. Operator forklift Hyster no. 01 8.55

5. Operator forklift Hyster no. 02 7.92

6. Operator forklift Hyster no. 05 11.50

7. Operator forklift Hyster no. 07 11.60

8. Operator forklift Hyster no. 09 10.40

9. Operator forklift Hyster no. 10 9.17

10. Operator forklift Hyster no. 11 7.72

Sumber : Laporan Hasil Pengujian Lingkungan Kerja, Kualitas Udara

Ambien dan Kualitas Emisi Sumber Tidak Bergerak bulan

Februari tahun 2011.

c. Iklim Kerja (Tekanan Panas)

Tekanan panas dipengaruhi oleh sistem sirkulasi udara, jika

sistem sirkulasi buruk maka tekanan panas dilokasi tersebut tinggi. Di

PT. Tirta Investama sudah terdapat cerobong disetiap gedung produksi,

namun dirasakan tekanan panasnya cukup tinggi. Untuk penanganannya

dipasang fan dilokasi produksi yang tekanan panasnya melebihi nilai

ambang batas.

Tabel berikut merupakan hasil pengukuran iklim kerja di area

packing PT. Tirta Investama Klaten.

Page 34: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Tabel 4. Hasil Pengukuran Tekanan Panas

No Lokasi ISBB (

0C) Kelembaban

(%) Hasil NAB

1 Packing SPS I 29,1 28,0 68

2 Packing SPS II 28,6 28,0 63,3

3 Packing SPS III 29,8 28,0 59,7

4 Area Blending 30,5 28,0 62

Sumber : Laporan Hasil Pengujian Lingkungan Kerja, kualitas Udara

Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak bulan Mei tahun 2010.

Nilai ambang batas yang digunakan pada pengukuran tekanan

panas berdasarkan variasi kerja dan beban kerja tenaga kerja. Variasi

kerja di PT. Tirta Investama Klaten yaitu 75% kerja dan 25% istirahat,

sedangkan beban kerja pada bagian packing tergolong dalam beban

kerja sedang.

d. Penerangan

Disetiap area baik produksi maupun ruang rapat (kantor) di PT.

Tirta Investama untuk penerangan menggunakan penerangan alami dan

buatan. Pemasangan lampu dilokasi produksi sudah cukup, namun

untuk pengawasannya dirasa kurang karena masih terdapat beberapa

lampu yang mati dan belum diperbaiki. Untuk penerangan alami telah

dibuat ventilasi di setiap lokasi produksi.

Tabel berikut merupakan hasil pengukuran penerangan di area

kerja PT. Tirta Investama Klaten

Tabel 5. Hasil Pengukuran Pencahayaan

No. Lokasi Pengukuran Hasil Pengukuran

(LUX)

Standart

(LUX)

Area 5 Gallon

1. WT Cap snap 94 538

2. WT Bardi 268 538

Page 35: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

3. Filler Bardi 108 538

4. Filler Cap snap 184 538

5. Washer Cap snap 169 538

6. Visual Bardi I 299 538

7. Visual Bardi II 252 538

8. Visual Cap snap I 140 538

9. Visual Cap snap II 160 538

Area Gedung SPS 1 10. Resin Pet 117 215

11. Husky 1500 79 538

12. Gd Preform 56 215

13. SBO 600 42 538

14. SBO 1500 313 538

15. Filler 1500 109 538

16. Adm Produksi 157 300

17. R. Spv Prod 187 300

18. R. Meeting 1500 100 300

19. R. Meeting 600 95 300

20. Visual 600 236 538

21. Visual 1500 228 538

22. Adm G. Produk 95 300

23. R meeting G Produk 188 300

Area Gedung SPS II 24. Filler 330 85 538

25. Filler 240 I 74 538

26. Filler 240 II 75 540

27. Filler 240 III 87 542

28. Visual 330 88 538

29. Visual 240 III 79 538

30. Regrind 89 300

31. Storage cap 84 215

32. Husky preform 73 215

33. SBO 91 538

Area Gedung SPS III 34. Filler Mizone 82 538

35. SBO Mizone 92 538

36. Filler 1500 89 538

37. Gd. Preform 90 215

38. Husky/SIPA Preform 89 215

39. R. Formulator 79 538

40. R. Blending 72 538

41. R. meeting 89 300

42. Area produksi 84 300

Sumber : Pengukuran yang dilakukan oleh PT. Tirta Investama, tahun

2011.

Page 36: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

e. Kualitas Udara Ambien

Udara di sekitar lingkungan PT. Tirta Investama Klaten

dirasakan masih segar dan alami. Namun masih tetap dilakukan

pengukuran kualitas udara ambien sebagai tindakan pencegahan

terhadap dampak lingkungan. Pengukuran dilakukan oleh PT. Tirta

Investama bekerja sama dengan Tim Penguji dari Balai Hiperkes

Semarang.

Hasil pengukuran kualitas Udara Ambien adalah sebagai

berikut :

Tabel 6. Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien Depan Kantor

Kepala Desa Wangen

No. Parameter Hasil Pengukuran

(g/Nm³)

Baku Mutu

(g/Nm³)

1. NO2 28,7 316

2. SO2 31,1 632

3. CO 160,7 15.000

4. Debu 63,1 230

Sumber : Laporan Hasil Pengujian Lingkungan Kerja, kualitas Udara

Ambien dan Kualitas Emisi Sumber Tidak Bergerak bulan

Februari 2011.

Tabel 7. Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien Desa Beku RT 02

RW 03 Wangen

No. Parameter Hasil Pengukuran

(g/Nm³)

Baku Mutu

(g/Nm³)

1. NO2 39,4 316

2. SO2 42,9 632

3. CO 138,1 15.000

4. Debu 106,5 230

Sumber : Laporan Hasil Pengujian Lingkungan Kerja, kualitas Udara

Ambien dan Kualitas Emisi Sumber Tidak Bergerak bulan

Februari 2011.

f. Kebauan

Kebauan merupakan hasil samping dari proses produksi,

kebauan dianggap berbahaya bila melebihi baku mutu. Di PT. Tirta

Investama kebauan yang disebabkan proses produksi hampir tidak ada

Page 37: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

dan masih jauh dibawah baku mutu. Berikut merupakan hasil

pengukuran kebauan yang dilakukan oleh Tim Penguji dari Balai

Hiperkes Semarang.

Tabel 8. Hasil Pengukuran Tingkat Kebauan

No. Parameter Hasil Pengukuran

(ppm)

Baku Mutu

(ppm)

1. H2S 0.006 0.02

2. NH3 0.505 2.0

Sumber : Laporan Hasil Pengujian Lingkungan Kerja, kualitas Udara

Ambien dan Kualitas Emisi Sumber Tidak Bergerak bulan

Februari 2011

2. Faktor Kimia

Faktor kimia yang ada di PT. Tirta Investama antara lain adalah

penggunaan ozon dalam produksinya, hasil pengukuran kadar ozon

sebagai berikut :

Tabel 9. Hasil Pengukuran Kadar Ozon

No. Lokasi Pengukuran

Hasil

Pengukuran

(mg/m³)

KTD*

1. Ruang filler 600 ml. 0.028 0.2

2. Ruang filler 1500 ml 0.092 0.2

3. Water Treatment SPS

600 / 1500 ml 0.283 0.2

4. Water Treatment SPS

300 ml 2.605 0.2

5. Ruang Filler 330 ml 0.008 0.2

6. Visual 5 Gallon. 0.032 0.2

7. Water treatment 5

Gallon Cap Snap 0.359 0.2

8. Ruang filler 5 Gallon

Bardi 0.193 0.2

Sumber : Laporan Hasil Pengujian Lingkungan Kerja, kualitas Udara

Ambien dan Kualitas Emisi Sumber Tidak Bergerak bulan

Februari 2011.

Page 38: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

3. Faktor Biologi

Faktor biologi berasal dari organisme atau mikroorganisme baik

hewan maupun tumbuhan yang berada di lingkungan area kerja. Di PT.

Tirta Investama area kerja yang lembab seperti pada pretreatment gallon

rentan terhadap pertumbuhan bakteri dan jamur karena tempatnya yang

lembab yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja. Hewan liar seperti

ular dan kadal juga ditemukan disini. Penanganan yang dilakukan untuk

area lembab yaitu memakai safety shoes dan sarung tangan karet. Untuk

penanganan hewan liar sudah terdapat satpam yang sudah terlatih

menangkap ular, satpam berada di pos disetiap area produksi. Selain itu

selalu dilakukan pengawasan, pengecekan, dan pembersihan area yang

sekiranya dapat dihuni oleh hewan – hewan liar.

4. Faktor Fisiologi

Faktor fisiologi yang ada di PT. Tirta Investama adalah pada area

packing 5 Gallon line Cap Snap, conveyor terlalu tinggi sehingga pekerja

sering mengeluhkan cepat lelah, sakit pinggang dan banyak terjadi gerakan

yang dipaksakan.

D. Kesehatan Kerja

Kesehatan Kerja di PT. Tirta Investama Klaten tidak hanya ditujukan

kepada karyawan, namun juga bagi keluarga karyawan. Upaya peningkatan

kesehatan kerja di PT. Tirta Investama Klaten meliputi P3K (Pertolongan

Pertama Pada Kecelakaan), poliklinik, pelayanan kesehatan (Jamsostek), dan

gizi kerja.

Page 39: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

a. Kotak P3K

Kotak P3K disediakan di setiap area kerja. Kotak P3K ini berisi

obat-obatan seperti obat pengurang rasa sakit, obat diare, obat penurun

panas, obat sakit maag, obat luka, obat tetes mata, cream pengurang

rasa nyeri otot, kapas, minyak kayu putih, pembalut luka, kasa steril,

dan plester luka. Pada setiap kotak P3K di tempel daftar obat dan

kegunaannya untuk memudahkan pekerja apabila akan menggunakan

obat-obatan yang tersedia di dalam kotak P3K.

P3K menjadi tanggung jawab TL (Team Leader) di masing-

masing area. Setiap satu minggu sekali diadakan pengecekan kotak P3K

oleh satpam yaitu pada hari Kamis, hari Jumat satpam memberikan

daftar obat-obat di kotak P3K yang habis kepada paramedis kemudian

hari sabtu paramedis akan keliling area untuk mengisi obat-obatan di

kotak P3K yang habis.

b. Training P3K

Training P3K dilaksanakan minimal 1 tahun sekali. Training ini

dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada tenaga kerja tentang

pertolongan pertama pada kecelakaan. Dengan adanya training ini,

diharapkan apabila ada rekan kerja yang mengalami kecelakaan dapat

segera memberikan pertolongan pertama selama menunggu pertolongan

selanjutnya.

Page 40: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

2. Poliklinik

a. Kondisi Poliklinik

PT. Tirta Investama Klaten mempunyai sebuah poliklinik

dengan satu kamar periksa, ruang tunggu, ruang dokter serta ruang

administrasi dan satu kamar toiler

b. Petugas Poliklinik

Petugas yang bertugas di poliklinik adalah seorang paramedis

dan seorang dokter yang sudah bersertifikat Hiperkes. Sistem kerja dari

dokter ini yaitu 4 jam sehari dengan 6 hari kerja yaitu hari Senin sampai

Jum’at jam : 12.00 – 16.00 WIB dan Sabtu, Jam : 09.00 – 13.00 WIB,

Dokter tersebut telah memiliki ijin praktek di perusahaan. Selain itu

juga terdapat satu orang paramedis yang selalu berada di poliklinik.

Paramedis bekerja selama non shif (dari jam 08.00 – 16.00 WIB) setiap

harinya. Paramedis ini bertugas menangani pekerja apabila dokter

belum datang, serta memberikan pengobatan kepada pekerja yang sakit.

3. Pelayanan Kesehatan (Jamsostek)

Pelayanan kesehatan kerja tercantum dalam Jamsostek meliputi :

a. Perawatan dan Pengobatan Kesehatan

Perawatan dan pengobatan bagi tenaga kerja dan keluarganya

juga dilakukan di poliklinik PT. Tirta Investama Klaten. Perusahaan

menanggung biaya pengobatan pekerja dan keluarga pekerja. Untuk

pekerja yang bersuami perusahaan menanggung biaya pengobatan

suami sesuai dengan fasilitas grade pekerja dengan ketentuan suami

Page 41: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

pekerja mengalami cacat total yang berakibat tidak dapat bekerja, atau

suami pekerja tidak bekerja / tidak memiliki pekerjaan tetap yang dapat

dibuktikan dengan surat keterangan dari RT/RW atau di tempat suami

bekerja tidak menjamin adanya penggantian biaya pengobatan yang

dibuktikan dengan surat keterangan dari tempat suami bekerja.

Sedangkan biaya pemeriksaan dan pengobatan pada dokter diluar

dokter perusahaan akan diganti oleh perusahaan dengan syarat

menyertakan Teman Sejawat pada kuitansi pembayarannya.

b. Perawatan Rumah Sakit

Untuk perawatan bagi pekerja ketentuannya adalah sebagai

berikut:

1) Dilakukan atas perintah atau persetujuan dokter perusahaan. Dalam

keadaan darurat pasien dapat dirawat, tetapi dalam 2 x 24 jam harus

melapor ke dokter perusahaan untuk mendapatkan persetujuan dari

dokter perusahaan.

2) Perawatan untuk rawat inap pekerja dan keluarganya, perusahaan

menjaminkan dalam program asuransi kesehatan yang bekerja sama

dengan agen asuransi AVIVA Indonesia. Untuk karyawan nilai

asuransi unlimited dan untuk suami/istri serta 3 anaknya mendapat

jaminan 35jt per tahun. Akan tetapi semua biaya yang bersangkutan

dengan persalinan sepenuhnya ditanggung oleh perusahaan.

Page 42: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

c. Pemeriksaan dan Pemakaian Kacamata serta Gigi Palsu

Bagi karyawan yang ingin menggunakan gigi palsu, akan

mendapatkan penggantian biaya dari perusahaan dengan syarat harus

menyertakan surat pernyataan menggunakan kacamata dari dokter ahli,

dan juga ditanda tangani oleh kepala seksi area masing-masing serta

kepala pabrik. Logam mulia yang dipergunakan pada pembuatan gigi

palsu tidak menjadi tanggungan perusahaan. Untuk pembelian kaca

mata lengkap (frame dan lensa) berlaku untuk pekerja ditanggung oleh

perusahaan diluar jatah pengobatan / perawatan.

d. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja, Berkala dan Khusus

Untuk memantau kesehatan pekerja, PT. Tirta Investama Klaten

melaksanakan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dan berkala bagi

seluruh tenaga kerja serta khusus tenaga kerja yang bekerja di area yang

berisiko tinggi terpapar penyakit akibat kerja.

1) Pemeriksaan Sebelum Kerja

Sebelum perekrutan tenaga kerja dilakukan pemeriksaan

sebelum kerja terlebih dahulu pada tenaga kerja yang akan diterima.

Hasil pemeriksaan akan dijadikan patokan untuk mengetahui sesuai

atau tidak pekerja tersebut terhadap pekerjaan yang akan dia

kerjakan.

2) Pemeriksaan Berkala

Pemeriksaan berkala dilakukan setiap satu tahun sekali untuk

semua pekerja. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan

Page 43: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

fisik umum, darah, urine, photo thorax. Pemeriksaan ini bekerja

sama dengan jasa laboratorium luar.

3) Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan khusus dilakukan untuk pekerja dengan kriteria

pekerjaan tertentu yang memungkinkan terpapar penyakit akibat

kerja.

a) Pemeriksaan Audiometri

Pemeriksaan ini dilakukan setiap satu tahun sekali ini

ditujukan untuk pekerja yang bekerja di area dengan kebisingan

tinggi seperti operator mesin produksi kemasan, operator filler,

pekerja pada belah botol, operator regrind, checker gallon kosong

pada area bongkar gallon, serta operator washer.

b) Pemeriksaan Spirometri

Pemeriksaan ini dilakukan setiap satu tahun sekali ini

ditujukan untuk operator filler, pekerja pada belah botol, operator

regrind, operator forklift, petugas pada gudang kimia, analis

laboratorium, operator water treatment, juru las serta pekerja pada

bagian pretreatment

4. Gizi Kerja

Pemeliharaan gizi bagi tenaga kerja di PT. Tirta Investama

bekerjasama dengan catering. Pihak perusahaan bekerjasama dengan 3

usaha catering yang ketiganya merupakan usaha di wilayah setempat.

Page 44: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

a. Kondisi Kantin

Kondisi kantin di PT. Tirta Investama Klaten cukup luas, dalam

keadan baik dan bersih. Kantin merupakan area terbuka yang jauh dari

ruang produksi dan dikelilingi oleh banyak pohon. Di area kantin tidak

diperbolehkan melakukan aktivitas pencucian peralatan makan dan

sampah kantin yang berupa sisa makanan dibuang keluar lokasi PT.

Tirta Investama Klaten.

b. Penyusunan Menu

Gizi bagi tenaga kerja menjadi tanggung jawab pemegang

catering. Catering harus mampu menyediakan makanan yang bergizi

tinggi dan mampu mencukupi nilai gizi para tenaga kerja. Pemilihan

menu sepenuhnya berasal dari catering dan menu selalu dibuat

bervariasi (contoh penyusunan menu dapat dilihat dilampiran 7).

c. Tenaga Kerja Kantin

Tenaga kerja berasal dari pihak catering yang jumlahnya

disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Tenaga kerja kantin menjaga

kebersihannya dengan memakai celemek dan masker pada saat

menyajikan makanan.

d. Waktu Penyajian

Waktu penyajian menu dibagi menjadi :

Shift II (pagi) : disajikan pukul 10.00-13.00 WIB

Shift III (siang) : disajikan pukul 15.00-19.00WIB

Shift I (malam) : didsajikan pukul 23.00-02.00 WIB

Page 45: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Bagi pekerja shift I (malam) disediakan kudapan dalam bentuk

snack berupa kue dan minumnya teh, kopi atau kopi susu. Kudapan ini

disajikan pukul 23.00 WIB sampai 00.30 WIB.

E. Keselamatan Kerja

PT. Tirta Investama Klaten telah menerapkan sistem keselamatan

kerja dalam usahanya untuk menciptakan suasana kerja yang aman, nyaman,

dan sehat. Upaya yang telah dilakukan antara lain:

1. Penanggulangan Kebakaran

PT. Tirta Investama Klaten telah melakukan upaya dalam

pencegahan terjadinya kebakaran dengan menyediakan dan memasang alat

pemadam kebakaran yang ditempatkan di setiap area yang mudah dilihat

dan dijangkau. Penyediaan alat pemadam kebakaran dimaksudkan agar

kebakaran tidak bertambah besar dan mencegah timbulnya banyak korban.

Alat pemadam yang ada di PT. Tirta Investama Klaten antara lain adalah

APAR, Hydrant, springkler dan smoke detector. Serta telah menyediakan

jalur evakuasi untuk menanggulangi bahaya yang ada.

a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Tersedia 62 buah APAR dengan jenis AF-11, FE-21, dan Dry

Chemical, APAR yang ada dalam keadaan baik serta siap pakai. Semua

itu telah terdata dengan baik (data kondisi APAR dapat dilihat

dilampiran 8). APAR diletakkan di setiap tempat kerja dekat dengan

jalur keluar, cukup dekat dengan daerah berbahaya dan digantung di

dinding sehingga mudah dilihat serta penempatannya 125 cm dari lantai

Page 46: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

hingga handle (pegangan pada leher APAR). Penempatan APAR ada

yang digantung dan ada yang dimasukkan dalam lemari dengan box

kaca. Pengecekan APAR dilakukan satu bulan satu kali, yang dilakukan

oleh bagian K3.

Penempatan APAR di PT. Tirta Investama Klaten antara lain

memperhatikan :

1) APAR diletakkan pada lokasi dimana mudah diakses dan tersedia

untuk digunakan jika terjadi api. Lebih disukai pada jalur jalan atau

akses keluar.

2) Kotak atau lemari APAR tidak dikunci, kecuali ada kemungkinan

APAR dicuri atau digunakan tanpa ijin dan lemari dilengkapi alat

atau cara untuk mengaksesnya.

3) APAR tidak terhalang dari pandangan. Jika kondisinya memaksa

terhalang maka dilengkapi dengan penandaan atau cara lain untuk

menginformasikan lokasinya.

4) APAR diletakkan digantung pada gantungan atau box yang telah

disediakan. Ketinggian pemasangan APAR 125 cm dari permukaan

lantai sampai handle dan pemberian tanda merah yaitu

a) : Tanda pada tiang dimana terdapat APAR

b) : Tanda pada tembok dimana terdapat APAR

5) Pin pengaman pada segel masih dalam keadaan baik.

6) Pemasangan APAR di tidak dipasang dengan jarak kurang dari 15m.

Sedangkan pengecekan bagian APAR meliputi :

Page 47: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

1) Tabung APAR

2) Pin pengaman atau segel, harus keadaan masih terikat.

3) Pressure gauge, harus menunjukkan pada warna hijau.

4) Blanko, yang berisi nama seksi, lokasi, dan nomor tabung.

5) Label jaminan, berisi tanggal pemeriksaan.

6) Serbuk beku atau tidak jika jenisnya dry chemical, jika jenisnya CO2

maka harus ditimbang untuk mengetahui volumenya.

7) Tanggal kadaluwarsa.

8) Tanda merah pada dinding atau tiang untuk mengetahui keberadaan

APAR.

b. Hydrant

Terdapat 14 buah hydrant yang terdapat di setiap area

perusahaan dengan air sebagai pemadamnya. Hydrant tersebut

dirangkai pada suatu sistem dan ditempatkan di luar gedung dan tidak

terhalang oleh apapun sehingga mudah untuk dilihat. Kondisi hidrant

masih lengkap dan bagus (data kondisi hydrant dapat dilihat

dilampiran 9)

c. Smoke Detector dan Heat Detector

Di PT. Tirta Investama Klaten telah mempunyai alarm

kebakaran yang terdiri dari smoke detector dan heat detector. Alarm

kebakaran yang terpasang dihubungkan ke panel pengawas sehingga

petugas dapat mengetahui tempat terjadinya kebakaran. Alarm ini

Page 48: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

bekerja secara otomatis, smoke detector berbunyi jika ada asap dan

heat detector mendeteksi panas maupun api.

2. Pencegahan Kecelakaan

Di PT. Tirta Investama Klaten pencegahan kecelakaan merupakan

hal pokok yang dilakukan, merupakan tindakan antisipasi untuk semua

kemungkinan kejadian. Tindakan pencegahan meliputi :

a. Ijin Kerja

Penerapan sistem ijin kerja diharapkan menjadi upaya

pencegahan kecelakaan kerja. Sistem ijin kerja adalah prosedur awal

yang akan mengidentifikasi bahaya. Dengan sistem ijin kerja semua

langkah-langkah yang diperlukan untuk membuat lingkungan kerja

aman dilakukan dengan lebih dahulu mempertimbangkan bahaya yang

ada. Setiap karyawan PT. Tirta Investama Klaten yang bekerja di

tempat–tempat yang memiliki potensi bahaya serta kecelakaan kerja

tinggi diwajibkan untuk memiliki ijin kerja terlebih dahulu. Ijin kerja

yang dimaksud meliputi ijin kerja diketinggian lebih dari 1,8 m, ijin

kerja di area terbatas (tangki air, tangki solar, boiler, lobang galian), ijin

kerja untuk pekerjaan bertekanan tinggi (berhubungan dengan listrik),

ijin kerja untuk bekerja dengan sumber panas (pengelasan), serta ijin

kerja bagi pengemudi forklift dan operator boiler (berupa SIO) (contoh

ijin kerja dapat dilihat dilampiran 10).

Page 49: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

b. Sistem Tanggap Darurat

Prosedur tanggap darurat digunakan untuk menghadapi keadaan

darurat terutama untuk menanggulangi bahan kimia berbahaya,

peledakan dan kebakaran. Di PT. Tirta Investama prosedur tersebut

dilaksanakan dengan kegiatan yang meliputi pembentukan personil

yang bertanggung jawab dalam penanggulangan keadaan gawat darurat

dan penyediaan fasilitas tanggap darurat. Prosedur ini dibuat untuk

mencegah atau membatasi jatuhnya korban manusia dan atau timbulnya

bahaya terhadap kesehatan manusia, berikut tatanan sosialnya serta

kerusakan fisik dalam menciptakan lingkungan yang aman dalam

masyarakat. Untuk penanggulangan keadaan darurat dibutuhkan

fasilitas yang memadai, di PT. Tirta Investama disediakan fasilitas

tanggap darurat antara lain: poliklinik, tempat berkumpul sementara,

sirine keadaan darurat.

c. Investigasi Kecelakaan

Investigasi kecelakaan dilakukan dengan cara pelaporan

kecelakaan kerja. Dengan laporan tersebut dapat diketahui apa yang

terjadi secara benar untuk direncanakan langkah-langkah yang perlu

diambil agar kecelakaan tidak terulang kembali. Hal ini dilakukan

dengan target mengurangi jumlah kecelakaan yang terjadi. Investigasi

ini dilakukan paling lama 1 X 24 jam setelah terjadinya kecelakaan dan

dilakukan dengan adanya kerja sama antara tenaga kerja yang

mengalami kecelakaan, Team Leader atau perugas yang berada dilokasi

Page 50: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

kecelakaan dan petugas keselamatan. Hasil insvertigasi akan dilaporkan

ke perusahaan depnaker (contoh form investigasi kecelakaan dapat

dilihat dilampiran 11).

d. Pemasangan LOTO

LOTO merupakan suatu sistem kerja yang dilakukan pada saat

perbaikan mesin, dengan tujuan melindung karyawan ataupun teknisi

dari kecerobohan orang lain menghidupkan alat yang sedang diperbaiki.

Selain itu, juga bertujuan mencegah penggunaaan alat, mesin yang tidak

aman untuk digunakan. LOTO terdiri dari 3 jenis Lock dan 3 jenis Tag.

Jenis lock diantaranya :

1) Master lock

Gembok yang merupakan master dari gembok-gembok lain.

Digunakan saat perbaikan dilakukan lebih dari satu orang.

2) Personal lock

Gembok yang digunakan oleh satu orang.

3) Visitor lock

Gembok yang digunakan bersama visitor.

Jenis tag yang ada antara lain :

1) Danger Tag

Label yang dipasang seseorang pada suatu alat untuk mencegah agar

alat tersebut tidak dihidupkan.

Page 51: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

2) Out Of Service Tag

Label untuk menandai bahwa sebagian peralatan/part telah diambil

untuk diperbaiki.

3) Information Tag

Label dipasang pada mesin yang sedang dalam trial atau masa uji

coba.

Perlengkapan LOTO dipasang disetiap area kerja yang mudah

dilihat dan dilakukan pengecekan tiap harinya oleh Team Leader

sebagai penanggung jawab. Pendataan perlengkapan LOTO selalu

dilakukan oleh ahli K3 untuk menjaga kelengkapannya (data

kelengkapan LOTO dapat dilihat dilampiran 12).

Ada 12 langkah LOTO yang harus diperhatikan, yaitu :

1) Analisa sumber bahaya

2) Komunikasikan dengan pihak–pihak terkait

3) Isolasi sumber energi

4) Cek zero energi

5) Pemasangan danger tag

6) Mulai perbaikan

7) Menyelesaikan pekerjaan

8) Isolasi daerah kerja dan peralatan

9) Pastikan kondisi aman

10) Lepas danger tag

11) Pasang sumber energi

Page 52: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

12) Menghidupkan alat dan trial

3. Komunikasi K3

Di PT. Tirta Investama Klaten komunikasi K3 berjalan dengan

baik. Untuk pengunjung perusahaan selalu diberi safety induction untuk

pencegahan jika terjadi bencana maupun bahaya, dan safety talk yang

menjelaskan tentang aturan dan larangan masuk pabrik, jalur pedestrian

(pejalan kaki), rambu-rambu yang harus dipatuhi, serta pemberian rompi

visitor.

Setiap pagi sebelum bekerja manajemen lini memberikan briefing

kepada n-1 (anak buah). Selain itu, perusahaan telah menerapkan

pemasangan poster dan tulisan tentang keselamatan serta tanda-tanda

tentang keselamatan kerja di seluruh ruangan produksi, bengkel dan

bagian lain disekitar tempat kerja (contoh poster dapat dilihat dilampiran

13). Poster dan tulisan tentang kesehatan dan keselamatan kerja tersebut

dibuat menarik agar setiap orang yang melihatnya akan tertarik dan

berusaha untuk mematuhinya.

Selain poster keselamatan rambu–rambu peringatan juga dipasang

di PT. Tirta Investama. Rambu–rambu tersebut digunakan sebagai

pedoman bagi karyawan maupun pengunjung yang datang (contoh rambu

K3 dapat dilihat dilampiran 14)

4. Keselamatan Kerja Kimia

Untuk penjelasan bahan kimia tidak dapat penulis jabarkan dalam

laporan ini, karena menyangkut komposisi bahan yang merupakan rahasia

Page 53: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

perusahaan. Namun untuk keselamatan kerja yang berhubungan dengan

bahan kimia sudah terdapat aturan-aturan dan standar disetiap area kerja

dalam memperlakukan bahan-bahan tersebut (aturan dan standar di area

laboratorium dapat dilihat dilampiran 15). Area kerja yang dimaksud yaitu

area laboratorium dan blending mizone. Di PT. Tirta Investama telah ada

penanganan bahan berbahaya dan beracun, yaitu :

a. Bahan–bahan berbahaya terdiri dari bahan-bahan kimia, bensin, bahan

bakar solar, macam-macam zat kimia asam dan bahan kimia sanifer.

b. Karyawan harus mengetahui tentang keberadaan bahan berbahaya di

area kerjanya.

c. Pastikan MSDS (Materi Safety Data Sheet) telah tersedia di tempat

penyimpanan dan diketahui dan dipahami oleh karyawan terkait

(lampiran MSDS dapat dilihat di lampiran 16)

d. Semua bahan berbahaya harus disimpan ditempat penyimpanan yang

sesuai karakteristiknya dan pastikan setiap B3 ada labelnya.

e. Karyawan yang pekerjaannya berhubungan dengan B3 harus

mendapat pelatihan penanganan B3 dan penanganan bila terjadi

keadaan darurat.

f. Prosedur keadaan darurat yang berkaitan dengan bahan-bahan

berbahaya harus tersedia dan diketahui oleh karyawan.

g. Tempat penyimpanan B3 dilengkapi peralatan alat tanggap darurat

seperti Eye wash, APAR, absorbent.

Page 54: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

h. Sebelum memulai pekerjaan karyawan harus memahami instruksi

kerja yang sudah ditentukan.

i. Hindarilah adanya tumpahan atau ceceran bahan kimia.

5. Keselamatan Kerja Boiler

PT. Tirta Investama Klaten mempunyai dua unit boiler jenis pipa

api yang berbahan bakar solar dan mempunyai kapasitas 3,2 ton per jam.

Boiler ini dibuat oleh Miura di Jepang. Bentuk boiler ini adalah water tube

boiler EH-750 F (drumless atau silinder tegak) yang dibuat tahun 2002 dan

water tube boiler eH-1500 X (drumless atau silinder tegak). Yang dibuat

pada bulan September 2004. Dengan tekanan 10 kg/cm² boiler ini

digunakan sebagai pemanas air. Kedua boiler ini telah mempunyai ijin

penggunaan serta terdapat 3 orang operator yang telah mendapat pelatihan

dan sertifikat dari Depnaker.

Operator boiler melakukan perawatan. Perawatan yang dapat

dilakukan antara lain:

a. Membersihkan pipa-pipa saluran steam control air.

b. Membersihkan saluran bahan bakar dan filler solar.

c. Membersihkan nozzle pembakaran.

d. Membersihkan sensor pembakaran.

e. Pemeriksaan baut-baut flendes.

f. Pemeriksaan tekanan pompa air.

Page 55: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Air pengisian boiler diambilkan dari air softener dengan

konsentrasi kesadahan kurang dari 2 ppm. Penilaian kualitas air dilakukan

olah bagian Quality Control setiap dua minggu sekali.

Safety device yang ada pada boiler ini meliputi gelas pengukur, dua

buah safety valve, satu peluit bahaya, manometer gelas penduga, blow

down, kran pengatur uap, kran pengatur air dan man hole. Alat Pelindung

Diri yang digunakan operator boiler adalah ear plug dan safety shoes.

6. Keselamatan Kerja Listrik

PT. Tirta Investama Klaten menggunakan suplai listrik dari PLN

dan genset untuk keperluan produksinya. PT. Tirta Investama Klaten ini

mempunyai 5 buah genset yang digunakan untuk menunjang kegiatan

produksinya. Keselamatan kerja listrik ditangani oleh bagian teknik yang

ahli di bidang kelistrikan. APD yang disediakan adalah earmuff serta

masker untuk melindungi dari bahaya gas buang yang dihasilkan oleh

genset. Di PT. Tirta Investama Klaten juga telah dipasang instalasi

penangkal petir tiap gedungnya. Pemasangan bertujuan untuk menghindari

gangguan teknis akibat sambaran petir. Instalasi penangkal petir yang ada

terdiri dari 2 jenis, yaitu elektro statis dan franklin.

7. Keselamatan Kerja Mekanik

Untuk melindungi tenaga kerja dari potensi bahaya yang

ditimbulkan dari penggunaan mesin, maka mesin perlu dilengkapi dengan

alat pengaman mesin. Dengan pemasangan alat pengaman pada mesin,

menunjukkan bahwa PT. Tirta Investama Klaten telah menunjukkan

Page 56: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

perhatian dan upayanya untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan di

lingkungan kerjanya. Maka di setiap area mesin dilengkapi dengan alat

pengaman mesin. Adapun alat pengaman mesin tersebut antara lain :

a. Penutup mesin filler berupa ruangan kaca untuk mencegah meluasnya

kebisingan yang dihasilkan oleh mesin ke tempat kerja yang lain serta

untuk mencegah bahan kontaminan masuk ke dalam mesin.

b. Pemasangan AC di ruangan mesin yang panas serta mesin dilengkapi

dengan sistem pendingin.

c. Mesin dilengkapi dengan Standart Operating Procedure (SOP) sebagai

petunjuk pengoperasian mesin.

d. Penutup mesin yang terbuat dari kaca untuk mencegah kontak langsung

dengan mesin yang bergerak.

Potensi bahaya yang cukup berpotensi di PT. Tirta Investama diantaranya :

a. Terjepit

Terjepit yang dialami pekerja biasa terjepit roll conveyor pada

saat aktivitas packing. Belum ada pencegahan khusus karena terjepit

roll conveyor padsa saat packing bergantung juga pada cara atau posisi

tangan saat mengambil gallon dari conveyor. Resiko terjepit paling

rentan karena diakibatkan oleh aktivitas mesin yang berputar.

b. Terpeleset

Selain terjepit, terpeleset juga sering dialami oleh pekerja

terutama bagian packing area 5 gallon dan pretreatment gallon.

Terpeleset dikarenakan kondisi lantai yang licin karena banyak terdapat

Page 57: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

air. Di area packing air berasal dari tumpahan reject gallon. Sedangkan

pada area pretreatment banyaknya air di lantai dikarenakan kegiatan

pencucian gallon. Usaha menanggulangi dengan sesegera mungkin

membersihkan lantai. Pembersihan lantai ini dilakukan oleh petugas

kebersihan yang ada.

Tabel 10. Identifikasi potensi bahaya

No Jenis Pekerjaan Potensi Bahaya Pengendalian yang

Sudah Dilakukan

Area 5 Gallon

1 Bongkar Gallon - Kejatuhan gallon

Terpeleset

Safety shoes

2 Mengisi dan

menarik Trolli

Kejatuhan gallon

Terlindas trolli

Safety shoes

SOP pengisian trolli

3 Infeed gallon

kosong

Kejatuhan gallon

4 Visual control

gallon kosong

Mual

Pusing

Rolling pekerjaan

5 Visual control

gallon isi

Terjepit mesin Rolling pekerjaan

6 Packing Terjepit mesin

Terpeleset

Kejatuhan pallet dan tray

Sarung tangan

Safety shoes

7 Washer 5 Gallon Terjepit mesin

Terkena cipratan air

panas

Sepatu boot

Baju khusus

8 Filler 5 Gallon Terjepit mesin

Terpeleset

Sepatu boot

Baju khusus

10 Pretreatment 5

Gallon

Terpeleset Sepatu boot

Sarung tangan

Area Small Pack Size I (SPS I)

11 Packing Terjepit mesin Sarung tangan

Safety shoes

12 Filler SPS I Terjepit mesin

Terpeleset

Sepatu boot

Baju khusus

13 Operator forklift Kejatuhan produk SOP pengangkutan

produk

Area Small Pack Size II (SPS II)

14 Filler SPS II Terjepit mesin

Terpeleset

Sepatu boot

Baju khusus

15 Operator forklift Kejatuhan produk SOP pengangkutan

produk

Page 58: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

16 Packing Terjepit mesin Sarung tangan

Safety shoes

Area Small Pack Size III (SPS III)

17 Filler SPS III Terjepit mesin

Terpeleset

Sepatu boot

Baju khusus

18 Operator forklift Kejatuhan produk SOP pengangkutan

produk

19 Packing Terjepit mesin Sarung tangan

Safety shoes

Di luar area produksi

20 Work shop,

bengkel

Terkena percikan las

Terkena mesin las

Tersandung

Terpeleset

Masker

sarung tangan

21 Belah botol Tergores potongan gallon

Tertusuk serpihan gallon

Terkena gergaji

Masker

Sarung tangan

Pengaturan jam operasi

mesin

22 Ruang Regrind Terkena cutter

Terkena serpihan plastik

Terbakar

Masker

Sarung tangan

Pengaturan jam operasi

mesin

8. Alat Pelindung Diri (APD)

PT. Tirta Investama Klaten telah berupaya menjaga kesehatan dan

keselamatan tenaga kerjanya dengan menyediakan Alat Pelindung Diri.

Setiap tenaga kerja yang melakukan proses produksi diwajibkan memakai

APD. Apabila alat pelindung diri tersebut telah rusak atau tidak dapat

berfungsi dengan baik maka secepatnya pekerja meminta kepada pihak K3

agar mengganti dengan alat pelindung diri yang baru. Karena pengelolaan

alat pelindung diri ada di bagian K3.

Tabel 11. Spesifikasi Alat Pelindung Diri

No Kegiatan Jenis Alat Pelindung Diri

1. Water Treatment Sarung tangan karet

Ear Plug

Sepatu Boot

Page 59: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Ear Muff

Respirator

2. Pretreatment Sarung tangan karet

Selop Karet

Sepatu Boot

Respirator

Googles

3. Operator washer 5 Gallon Masker

Sarung Tangan

Sepatu Boot

Ear muff

4. Operator filler Masker

Ear muff

Sepatu Boot

Topi kain

Jas (baju khusus operator)

5. Oprator SBO Masker

Ear Muff

Sepatu Boot

Jas (baju khusus operator)

6. Operator Husky Masker

Sarung tangan kulit

Sepatu kelinci

Topi kain

Jas (baju khusus operator)

7. Belah botol Masker

Sarung Tangan

Ear muff

Sepatu boot

Kacamata pelindung

8. Regrind Masker

Sarung tangan karet

Ear Plug

Sepatu boot

9. Sampling Masker

Sepatu boot

Sarung tangan karet

10. Laboratorium Masker kain

Sepatu boot

Sarung tangan karet

Jas

Topi kain

11. Pengelasan Sarung tangan kulit

Kacamata las

12. Menggerinda Kacamat khusus

13. Pekerjaan listrik Sepatu tahan arus listrik

Page 60: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Sarung tangan tahan arus

listrik

14. Perbaikan mesin Ear plug

15. Pembongkaran bahan

produksi

Masker kain

16. Penyediaan bahan kimia Sepatu boot

Masker karbon

Sarung tangan karet

Kacamata bening

17. Pengoperasian forklift Helm

Masker kain

18. Bongkar muat produk Helm

Masker kain

Sarung tangan

19. Perbaikan pallet Masker kain

Sarung tangan kain

10. Pembersihan lingkungan Sarung tangan

Masker

Sepatu boot

11. Perbaikan fasilitas umum Masker kain

Sarung tangan kain

Sumber : Data Sekunder.

F. Ergonomi

Penerapan sistem ergonomi di PT. Tirta Investama Klaten meliputi

aspek-aspek jenis pekerjaan, waktu kerja dan waktu istirahat, sikap kerja serta

peralatan kerja.

1. Jenis Pekerjaan

Jenis Pekerjaan di PT. Tirta Investama Klaten berdasarkan beban

kerja yang diterima terbagi menjadi jenis pekerjaan ringan, sedang dan

berat. Adapun penggolongannya adalah sebagai berikut :

a. Pekerjaan ringan misalnya : pretreatment botol atau gallon yaitu proses

pencucian botol atau gallon, visual control yaitu memeriksa barang

produksi yang rusak, pemasangan segel pada botol, pekerjaan di officer.

Page 61: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

b. Pekerjaan sedang misalnya : pekerjaan mengoperasikan mesin produksi

seperti operator filler, pekerjaan perbaikan mesin, perawatan mesin.

c. Pekerjaan berat misalnya : kegiatan packing, pekerjaan angkat-angkut

secara manual.

2. Sistem Kerja

a. Waktu Kerja

PT. Tirta Investama Klaten menerapkan 6 hari kerja dengan 7

jam kerja per hari dan terdapat satu hari pendek dalam tiap minggunya.

Jam kerja kantor dimulai pukul 08.00-16.00 dengan jam istirahat pukul

12.00-13.00 untuk hari senin sampai jumat. Sedangkan untuk hari Sabtu

dimulai pukul 08.00-12.00. Khusus untuk hari Jumat ada kelonggaran

waktu istirahat yaitu pukul 11.30-13.00.

Sedangkan untuk pekerja di bagian produksi jadwal shift

dibedakan menjadi tiga

1) Shift I (malam) : Pukul 22.00-06.00

2) Shift II (pagi) : Pukul 06.00-14.00

3) Shift III (siang) : Pukul 14.00-22.00

Pengaturan waktu istirahatnya sesuai shift masing-masing.

Sedangkan untuk hari Sabtu lama bekerja setiap shift adalah lima jam.

Pambagian shiftnya adalah setelah pekerja masuk malam kemudian

masuk siang selanjutnya pekerja masuk pagi. Hari Minggu mesin mati,

namun jika ada permintaan tambahan maka pekerja masuk dan dihitung

Page 62: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

jam lembur. Untuk area 5 Gallon, hanya ada 2 shift yaitu shift pagi dan

siang.

b. Kerja Lembur dan Cuti

PT. Tirta Investama Klaten menjalankan sistem kerja lembur.

Kerja lembur sesuai dengan permintaan produksi. Waktu kerja

normalnya adalah tujuh jam. Namun jika permintaan produksi tinggi

maka diadakan kerja lembur. Lamanya kerja lembur tergantung bagian

produksinya dan akan mendapat upah lembur sesuai dengan ketentuan

yang telah ditetapkan. Pada hari Minggu juga dilaksanakan kerja

lembur untuk kegiatan sanitasi dan apabila ada permintaan produksi.

Kerja lembur yang dilaksanakan mencapai 3 jam kerja diberi natura,

apabila natura tidak memungkinkan untuk diberikan maka diberikan

penggantian uang makan. Bagi pekerja wanita yang karena

pekerjaannya diharuskan bekerja sampai pukul 21.00 atau lebih,

perusahaan wajib menyediakan kendaraan untuk mengantar pulang.

Libur pada hari raya ada kerja lembur namun pembayarannya berupa

intensif dan tidak masuk ke gaji.

Sedangkan untuk pelaksanaan cuti di PT. Tirta Investama Klaten

dapat dipenuhi jika pekerja sudah bekerja selama satu tahun. Jatah cuti

adalah 12 hari kerja setahun setelah pekerja selama 12 bulan terus

menerus tanpa putus. Kemudian ada cuti besar diberikan selama 1 bulan

kerja setelah pekerja bekerja selama 5 tahun berturut-turut tanpa putus.

Pada saat cuti ini pekerja tetap mendapat tunjangan. Untuk cuti besar,

Page 63: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

besarnya tunjangan sebesar satu kali gaji sedangkan cuti missal

diberikan apabila pemerintah sesuai SKB (Surat Kerja Bersama)

menteri mengatur tentang pelaksanaan hak cuti massal maka dalam

pelaksanaannya diberikan tambahan 3 hari cuti sebagai tambahan hak

cuti pada tahun berjalan.

c. Sikap Kerja

Dalam melakukan pekerjaan atau tugas baik itu di kantor

maupun di area produksi tentu ada sikap kerja yang harus dilakukan

oleh tenaga kerja. Sikap kerja tersebut antara lain :

1) Pekerja di kantor atau officer : tenaga kerja dominan duduk.

2) Visual Control : duduk

3) Operator mesin : berdiri dan duduk

4) Pretreatment : duduk

5) Packing : berdiri

d. Angkat angkut

Kegiatan mengangkat dan mengangkut di PT. Tirta Investama

Klaten selain dilakukan dengan mesin juga dilakukan dengan manual.

Namun, sebagian besar kegiatan dilakukan dengan bantuan alat.

Adapun alat-alat yang digunakan dalam kegiatan angkat-angkut ini

adalah :

1) Forklift, digunakan untuk mengangkut barang ke gudang,

mengangkut material ke area produksi serta mengangkat barang ke

atas truk.

Page 64: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

2) Pallet, digunakan untuk tempat hasil produksi seperti botol yang

telah didalam kardus dan gallon sebelum diangkut oleh forklift ke

gudang produk.

3) Kereta dorong, untuk mengangkut barang-barang dengan beban yang

tidak terlalu banyak dan berat serta mengangkut gallon sebelum

pencucian.

4) Conveyor, untuk mengangkut hasil produksi dari ruang filler untuk

selanjutnya ke proses packing.

5) Truk, untuk mengangkut hasil produksi yang akan didistribusikan ke

konsumen.

3. Kondisi Ruang Kerja

a. Kondisi Lantai

Kondisi lantai terutama di area produksi bersih dan dalam

keadaan kering. Namun, di area pretreatment, washer dan filler lantai

licin karena di ruangan itu banyak bekerja dengan air. Untuk area

packing gallon banyak terdapat tumpahan air sehingga membuat lantai

licin. Cara mengatasinya adalah dengan membuat sistem pembuangan

airnya. Jika ada air yang tercecer di lantai maka ada petugas yang

membersihkannya.

b. Kondisi Mesin

Mesin yang digunakan dalam proses produksi semuanya

berjalan otomatis namun di setiap mesin ada operator yang selalu

menjaga kondisi mesin. Kondisi mesin terjaga dengan baik karena

Page 65: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

perawatan dilakukan secara rutin. Di setiap mesin dilengkapi dengan

cara pengoperasiannya. Selain itu ada tanda-tanda peringatan bahaya

yang dipasang di bagian mesin.

G. Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

PT. Tirta Investama Klaten memiliki komitmen bahwa setiap orang

yang bekerja atau berkunjung ke perusahaan aman dari resiko kecelakaan

kerja maupun penyakit akibat kerja.

Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Tirta

Investama Klaten menggunakan sistem WISE (Work In Safety Environment)

yang diadopsi dari Dupon. WISE sendiri merupakan sistem yang dijalankan

oleh DANONE Group dan digunakan sejak tahun 2008.

1. Prinsip Dasar WISE di PT. Tirta Investama

a. Zero accidents bisa dicapai, seluruh kecelakaan bisa dicegah

b. Perubahan perilaku sangat penting, karena perbuatan tidak aman

merupakan penyebab kecelakaan 96 %.

c. Keterlibatan aktif dan kerjasama dari setiap orang merupakan faktor

utama untuk membangun budaya safety.

d. Management adalah tanggung jawab dan tanggung gugat dalam safety.

e. Good safety sama dengan good performance.

2. Prinsip Implementasi WISE di PT. Tirta Investama Klaten

a. Elemen 1 : Komitmen Manajemen yang Kuat

Untuk mencapai hasil terbaik di setiap organisasi, manajemen

harus percaya bahwa keselamatan kerja sama pentingnya dengan

Page 66: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

biaya, produktifitas, kualitas dan tingkat pelayanan. Tanpa komitmen

yang jelas tidak akan ada perbaikan. Komitmen ini harus ada dari atas

hingga ke bawah, semua tingkatan dalam organisasi.

b. Elemen 2 : Kebijakan Safety

Kebijakan keselamatan kerja harus ada dan diterapkan setiap

hari oleh setiap karyawan. Pimpinan harus menetapkan kebijakan

keselamatan yang menjelaskan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan

keselamatan kerja. Tanpa kebijakan masalah keselamatan kerja akan

diabaikan ketika kepentingan bisnis lainnya mendesaknya.

c. Elemen 3 : Standard yang Tinggi

Pimpinan harus memahami bahwa standar kerja yang mereka

perbolehkan diterapkan di area operasi akan menentukan tingkat

kecelakaan yang terjadi. Standar kerja meliputi proses formal

(peraturan, prosedur dan lain-lain) dan non formal (keteladanan, tidak

ada toleransi bagi terhadap potensi bahaya).

d. Elemen 4 : Target dan Rencana yang Menantang

Mengelola keselamatan kerja seperti halnya mengelola aspek

bisnis yang lain, meliputi penentuan tujuan dan sasaran kinerja.

Dengan menentukan tujuan dan sasaran, organisasi diarahkan untuk

mengembangkan dan mengatur aktifitas-aktifitas keselamatan kerja ke

dalam program-program yang jelas.

Page 67: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

e. Elemen 5 : Safety Koordinator yang Mendukung

Di PT. Tirta Investama Klaten yang berperan dalam mengurusi

masalah keselamatan dan kesehatan kerja adalah “Safety Comitee”.

Misi seorang ahli keselamatan adalah :

1) Memfasilitasi semua upaya keselamatan kerja. Dia adalah

sekretaris dari Site Safety Comitee, berpartisipasi dalam banyak sub

team, melakukan audit pekerjaan di area kerja dan menganalisa

hasilnya.

2) Memberikan masukan-masukan kepada manajemen tentang

keselamatan, menjelaskan peraturan hukum dan perusahaan

tentang keselamatan.

3) Berkonsultasi dengan organisasi di depan, membangkitkan

kesadaran akan masalah keselamatan dan menjaga komitmen

manajemen.

4) Pekerjannya tidak termasuk penegakan peraturan dan kebijakan

yang merupakan tanggung jawab dari manajemen.

f. Elemen 6 : Safety sebagai Tanggung Jawab Manajemen Lini

Manajemen lini bertanggung jawab dan bertanggung gugat

atas keselamatan dari karyawan yang berada di dalam teamnya. Semua

manajemen lini bertanggung jawab atas keselamatan dirinya sendiri

dan keselamatan orang yang melapor langsung kepadanya dan juga

bertanggung gugat atas keselamatan orang yang langsung berada di

bawahnya.

Page 68: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

g. Elemen 7 : Organisasi Safety yang Terpadu

Setiap lokasi perlu memiliki organisasi safety mulai dari atas

sampai dengan tingkat paling bawah di lokasi pada setiap tingkatan

organisasi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa masalah-

masalah safety punya jalan untuk sampai pada manajemen.

h. Elemen 8 : Motivasi

Merupakan penghargaan atas upaya karyawan dalam

kontribusinya terhadap perbaikan safety dan penerapan sangsi disiplin

untuk memastikan kepatuhan atas standar kinerja.

i. Elemen 9 : Komunikasi yang Efektif

Manajemen berperan sangat penting dalam mengembangkan

pesan dan organisasi lini menyampaikan pesan tersebut serta

memastikan pesan telah dipahami. Pesan harus mengalir dari tiga arah

: dari manajemen ke karyawan, dari karyawan ke manajemen dan

secara lateral ke semua jaringan fungsional.

j. Elemen 10 : Training

Pelatihan safety yang berkelanjutan merupakan hal yang

penting bagi semua karyawan. Perhatian khusus perlu diberikan

kepada karyawan baru, karyawan pindahan dari tempat lain atau lokasi

lain, pengawas, karyawan dengan masa kerja panjang, kontraktor dan

apabila kedatangan mesin baru.

Di PT. Tirta Investama Klaten mempunyai berbagai macam

jenis training. Setiap tahun dibuat action plan training yang terdiri dari

Page 69: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

nomor, nama peserta dan durasi. Pembuatannya dilakukan pada waktu

akhir tahun untuk diajukan ke training tahun berikutnya. Adapun jenis

training tersebut antara lain :

1) Training Mandatory

Training ini wajib diikuti seluruh kayawan (ISO 9001

tentang manajemen mutu, 14000 tentang sistem manajemen

lingkungan, 22000 tentang food safety, P3K (Pertolongan

Pertama Pada Kecelakaan). Training untuk K3 biasanya dibuat

matrix (General Safety Induction).

2) Total Productif Maintenance (TPM)

Training ini memberikan pelatihan tentang perubahan sikap

yang tentunya berhubungan dengan produktivitas mesin. Training

TPM ini terdiri dari beberapa jenis yaitu :

a) World Class Manufacturing (WPM). Pelatihan yang

memberikan seperti apakah gambaran perusahaan kelas dunia

itu. Bukan hanya dikenal di Indonesia saja tetapi juga di

seluruh dunia. Hal ini dapat menjadi salah satu latar belakang

karena AQUA sendiri merupakan perusahaan air minum dalam

kemasan nomor satu di dunia.

b) Visual Perfomance Measure (VPM). Bertujuan untuk

mengukur produktivitas setiap shift secara harian, mingguan

dan bulanan.

Page 70: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

c) Team Work. Pelatihan yang dapat membangun kerja sama antar

tim.

d) Training 5R (Ringkas, Resik, Rapi, Rawat, Rajin). Memberikan

pelatihan tentang aspek 5 R di setiap area kerja sehingga area

kerja menjadi nyaman.

e) Focus Improvement. Pelatihan ini tertuju pada pemborosan

yang mungkin dilakukan.

f) Autonomos Maintenance (AM). Merupakan pelatihan terhadap

bagaimana perawatan mesinnya. Di sini yang paling banyak

berperan adalah orang teknik.

g) Quality. Pelatihan guna meningkatkat kualitas karyawan dalam

bekerja.

3) Skill, termasuk training eksternal.

Training ini diperlukan komunikasi ke setiap bagian tentang

training apa yang nantinya akan diberikan. Training ini meliputi :

advance ekslutical, SPC, leadership.

Setiap orang yang mengikuti training ini mempunyai waktu

pencapaian. Pencapaiannya yaitu mengikuti training minimal 30

jam/karyawan/tahun. Cara mengetahuinya dengan rekap absensi

yang kemudian akan di rekap oleh Human Research dan

dilaporkan tiap bulan.

Page 71: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

k. Elemen 11 : Investigasi Kecelakaan

Tujuan utama dari investigasi insiden adalah untuk mencegah

terulangnya kejadian yang sama. Melalui investigasi, manajemen dapat

menentukan penyebab dasar dari insiden tersebut dan untuk

menunjukkan komitmen mereka. Dengan melibatkan karyawan maka

akan meningkatkan kesadaran akan resiko dan memastikan bahwa

rekomendasi dan tindakan perbaikan sudah diinformasikan kepada

karyawan.

Apabila terjadi kecelakaan, perusahaan akan melakukan

investigasi kecelakaan yang dilakukan oleh pihak K3. Proses

investigasi insiden tersebut meliputi :

1) Melakukan respon dan membuat laporan awal (preliminary report)

2) Membentuk tim investigasi.

3) Menentukan fakta-fakta.

4) Menentukan faktor kunci, berupa fakta kondisi yang turut

berkontribusi atau yang mungkin secara logika yang menyebabkan

insiden bisa terjadi, meskipun hubungan dengan insiden tidak bisa

ditemukan.

5) Menentukan faktor atau sistem mana yang perlu diperbaiki.

6) Menentukan rekomendasi tindakan korektif dan preventif

7) Pendokumentasian dan pengkomunikasian temuan dari investigasi

8) Follow up

Page 72: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

PT. Tirta Investama Klaten menggunakan konsep Why Tree

dalam investigasi insiden. Konsep ini dipakai untuk mengidentifikasi

akar penyebab dari suatu kecelakaan. Why Tree bukan hanya untuk

menyelesaikan penyebab langsung yang terjadi saat itu, tetapi juga

kontributor penyebab yang lain.

l. Elemen 12 : Behaviour Audits

Audit dan evaluasi merupakan bagian yang sangat penting

dalam menjaga dan memperbaiki kinerja safety. Selain itu merupakan

petunjuk yang jelas akan komitmen manajemen. Proses audit yang

lengkap mencakup diskusi safety, audit sistem dan inspeksi alat dan

fasilitas. PT. Tirta Investama menerapkannya dalam bentuk Safety

Leading Indicator. Aktifitasnya meliputi:

1) Audit Behaviour

Berupa 3 aktivitas audit per minggu per line management

Fokus dari audit behaviour ini pada orang atau pekerjanya. Pekerja

diamati apakah sudah melakukan pekerjaan secara aman dan

benar. Selain itu ada diskusi dua arah antara pekerja dengan

auditor. Auditor melihat semua hal yang positif dan negatif yang

dilakukan oleh pekerja.

2) Inspeksi Safety

Dilakukan satu kali per dua minggu per line management.

Fokus dari inspeksi safety ini adalah pada barang, alat mesin serta

Page 73: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

bangunan. Inspeksi ini hanya melihat yang negatif, misalnya

menemukan keadaan tidak baik pada mesin atau alat kerja.

Selain itu ada inspeksi safety bulanan yang setiap bulan

sudah ada tema tersendiri, misalnya :

a) Bulan Januari, Mei dan September : instalasi listrik

b) Bulan Februari, Juni, Oktober : perkakas atau alat kerja yang

aman

c) Bulan Maret, Juli, November : Housekeeping dan safety sign

d) April, Agustus, Desember : pemakaian dan penyimpanan bahan

kimia.

3) Safety Briefing

Dilakukan dua kali seminggu per line management. Berisi

penjelasan terhadap pekerja tentang keselamatan dalam melakukan

pekerjaannya.

Audit Behaviour dan inspeksi sama-sama harus

didokumentasikan dan membutuhkan tindak lanjut dan perbaikan.

Laporannya akan diterima oleh pihak K3 atau SHE untuk dilihat

total pencapaiannya.

m. Elemen 13 : Contractor Safety Manajemen

Safety harus menjadi salah satu dasar pemilihan pihak ke tiga

yang akan bekerja untuk perusahaan. Pihak ketiga yang dipilih harus

mampu mengelola kinerja safety bagi karyawan dan area kerjanya

Page 74: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

dengan baik. Evaluasi akan dilakukan secara berkala untuk mengukur

tingkat kinerja safety.

3. Basic Safety Rules

Basic Safety Rules merupakan salah satu peraturan keselamatan

bagi setiap orang yang berada di lingkungan PT. Tirta Investama Klaten.

Basic Safety Rules meliputi sembilan peraturan yang isinya :

a. Setiap orang yang berada di dalam lokasi pabrik wajib memakai sepatu

b. Berjalan di jalur pejalan kaki

c. Menggunakan alat pelindung diri yang ditetapkan di tempat kerja

d. Mematuhi rambu-rambu keselamatan

e. Merokok hanya diperbolehkan di tempat yang disediakan

f. Meminta ijin kerja untuk pekerjaan yang beresiko tinggi : bekerja di

ketinggian, bekerja dengan listrik, bekerja di ruang terbatas dan bekerja

dengan panas.

g. Prosedur LOTO harus dijalankan selama pekerjaan perawatan dan

perbaikan atau pekerjaan lain yang membutuhkan isolasi energi

h. Hanya personel yang berkompeten yang berwenang menjalankan

kendaraan bermotor, truk dan forklift.

i. Segera melaporkan kepada atasan setiap menemukan kondisi

berbahaya, kejadian nyaris celaka, kecelakaan di tempat kerja.

Page 75: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

H. Lingkungan

1. Sanitasi

Pengertian sanitasi dalam industri air minum mencakup kebiasaan

sikap hidup aseptik dan bersih terhadap benda termasuk manusia yang

akan kontak langsung dan tidak langsung dengan produk. Penggunaan

sarung tangan atau masker penutup mulut pekerja industri air minum

adalah bentuk–bentuk tindakan aseptik untuk mencegah pencemaran

mikroba.

a. Sanitasi bangunan, peralatan dan tenaga kerja.

1) Sanitasi bangunan

Rancangan kontruksi bangunan memegang peranan

penting dalam sanitasi terutama untuk menciptakan dan

memudahkan tindakan sanitasi. Tiap pelosok ruangan harus

mudah dibersihkan, bagian– bagian bangunan yang berkaitan

dengan sanitasi adalah :

a) Lantai

Lantai di PT Tirta Investama Klaten terbuat dari semen

dan mudah dibersihkan. Pembersihan lantai dilakukan dengan

cara penyapuan setiap hari sebelum dan sesudah proses

produksi dilaksanakan. Jenis kotoran yang paling banyak

adalah debu dan air.

Page 76: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

b) Dinding

Dinding di PT Tirta Investama Klaten terbuat dari

semen. Adanya lapisan cat maka dinding akan lebih tahan

terhadap air, mempunyai permukaan halus, tidak mudah

ditumbuhi lumut, permukaan dinding rata dan tertutup rapat

sehingga mudah dibersihkan.

c) Ventilasi

Di PT Tirta Investama Klaten dilengkapi dengan

ventilasi yang cukup baik, yaitu lubang angin dibagian atas

bangunan pabrik sehingga sirkulasi udara menjamin peredaran

udara dan dapat meminimalisasi kondensasi uap air serta debu

sehingga memberikan kondisi udara yang tidak lembab dan

cukup bersih.

d) Penerangan

Penerangan di ruangan PT Tirta Investama Klaten

cukup terang karena ruangan luas dan terdapat ventilasi pada

beberapa tempat proses produksi. Pemasangan lampu di ruang

produksi dan jendela sehingga cahaya dapat masuk dan

menerangi seluruh ruangan sehingga dapat memperlancar

proses produksi.

Page 77: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

2) Sanitasi peralatan

Tata letak peralatan disamping harus memenuhi urutan

proses juga perlu memenuhi persyaratan sanitasi yaitu mudah

dibersihkan, mudah bongkar pasang, dan mudah operasinya.

3) Sanitasi tenaga kerja.

Tenaga kerja yang bekerja pada PT Tirta Investama Klaten

diharuskan menggunakan seragam, sarung tangan, penutup kepala,

masker dan dalam keadaan yang sehat.

2. Penanganan Limbah

a. Limbah Cair

1) IPAL MIZONE

Air reject MIZONE ditransfer ke bak penampungan atau bak

equalisasi yang berguna untuk fermentasi dan menambahan NaOH

kemudian dilanjutkan ke bak netralisasi untuk dinetralkan. Setelah

itu, limbah dialirkan ke tangki reaktor. Di dalam tangki reaktor ini

terdapat bakteri anaerob. Di dalam tangki reaktor ini juga terdapat

proses reaksi bolak-balik yang menghasilkan gas metana yang

nantinya gas metana tersebut akan dibakar terlebih dahulu sebelum

dikeluarkan melalui cerobong agar tidak mencemari lingkungan.

Setelah dari tangki reaktor, kemudian proses aerasi di dalam bak

untuk meningkatan kadar oksigen. Proses aerasi ini menggunakan

bakteri aerob. Proses dalam bak aerasi yaitu limbah diuraikan

kemudian proses flowtasi dan bila sudah memenuhi kemudian ke

Page 78: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

proses sedimentasi (pengendapan). Lumpur akan dikembalikan ke

aerasi dan airnya dialirkan ke bak kontrol. Kemudian air limbah tadi

dialirkan ke tangki penampungan sebelum di buang ke sungai.

2) Limbah dari produksi AQUA

Air reject dari produksi AQUA (air mineral) tidak ada

penanganan lebih lanjut karena tidak berbahaya sehingga airnya

langsung dibuang atau difungsikan lain misalnya untuk proses

pencucian gallon secara manual.

Pada bagian washer gallon, pembuangan airnya terdapat bak

tersendiri karena pada pencucian gallon ada yang memakai bahan

kimia maka perlu adanya netralisasi pH.

Air limbah juga selalu dipantau bagaimana kandungan zat-zat

yang terdapat di dalam limbah. Parameter pengukuran air limbah

dilakukan oleh pihak laboratorium yang telah bekerja sama dengan

PT. Tirta Investama Klaten. Parameter yang diperiksa antara lain

kontrol nilai BOD, COD, TSS, dan lain-lain. Sudah ada jadwal

tersendiri untuk pengontrolannya misalnya untuk COD setiap satu

minggu sekali.

b. Limbah Padat

Limbah padat berupa gallon akan masuk ke dalam proses belah

gallon, sedangkan botol dihancurkan lagi yang akan digunakan sebagai

bahan campuran pembuatan botol kembali. Kemasan cup yang rusak

akan dijual kembali ke pihak luar.

Page 79: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Limbah padat lainnya yang adadi PT. Tirta Investama adalah

kardus, rumput dan pecahan kayu pallet.

c. Limbah B3 dan non B3

Limbah B3 di PT. Tirta Investama terdapat pada laboratorium

dan poliklinik. Dan di tempat-tempat tersebut telah disediakan tempat

sampah khusus untuk menampung limbah-limbah B3. Yang kemudian

tiap harinya dikumpulkan dan disimpan pada suatu ruangan khusus.

Setelah memenuhi kapasitas tertentu limbah tersebut dikirim ke pihak

ketiga untuk diolah ataupun dihancurkan.

Di PT. Tirta Investama Klaten juga dilakukan uji emisi terhadap

gas buang. Uji emisi gas buang dilakukan oleh laboratorium yang

ditunjuk. Gas buang yang dilakukan emisi antara lain pada cerobong

genset dan cerobong boiler. Uji emisi dilakukan setiap satu tahun sekali.

Page 80: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Higiene Perusahaan

1. Faktor Fisik

Dalam kegiatan produksi tentunya terdapat faktor bahaya yang

merupakan sesuatu yang dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja. Di

setiap area kerja terdapat faktor bahaya yang tentunya berbeda-beda sesuai

dengan jenis dan kriteria pekerjaan yang dilakukan. Maka untuk

penanganannya juga dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Perlu

adanya identifikasi faktor bahaya di setiap area kerja untuk mencegah

terjadinya penyakit yang dialami tenaga kerja yang terpapar. Tempat kerja

yang mempunyai faktor bahaya yang tinggi diperlukan prioritas dalam

penanganannya. Faktor bahaya yang ada di PT. Tirta Investama Klaten

anatara lain adalah :

a. Faktor Fisik

1) Kebisingan

Pengukuran intensitas kebisingan di PT. Tirta Investama

Klaten dilakukan setiap satu tahun sekali. Menurut Kepmenaker No.

51/MEN/1999 pasal 3 ayat 1 menyebutkan bahwa nilai ambang batas

rata-rata selama 8 jam kerja adalah 85 dBA. Kebisingan menjadi

dominan karena mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi

umumnya menghasilkan bising.

Page 81: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Berdasar hasil pengukuran kebisingan, dapat diketahui area-

area yang mempunyai intensitas kebisingan melebihi Nilai Ambang

Batas yaitu area bongkar gallon, washer gallon, filler gallon, water

treatment SPS I, filler 600 ml, filler 1500 ml SPS 1, ruang Husky

preform 600 ml dan 1500 ml SPS 1, ruang SBO 600 ml dan 1500 ml

SPS 1, ruang Husky dan ruang SBO 330 ml, ruang filler 330 ml, area

sheet maker, area regraind sheet, ruang forming, ruang SBO SPS III,

ruang filler 1500 ml SPS III, ruang filler Mizone, ruang husky/ SIPA

preform, dan ruang blending. Dari area tersebut yang mempunyai

nilai kebisingan paling tinggi adalah ruang regraind sheet. Sebagai

usaha pengendaliannya telah menerapkan aturan wajib memakai alat

pelindung diri berupa ear muff serta adanya tempat bagi operator

mesin yang letaknya agak jauh dari mesin. Selain itu pengendalian

juga dapat dilakukan dengan pemberian bantalan peredam pada

mesin.

2) Getaran

Selain kebisingan, faktor bahaya yang lain adalah getaran.

Pengukuran intensitas getaran dilakukan satu tahun sekali. Hasil

pengukuran akan disesuaikan dengan Kepmenaker No. Kep-

51/MEN/1999.

Page 82: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel 12. Nilai Ambang Batas Getaran

Jumlah waktu pemaparan per

hari kerja

Nilai percepatan pada frekuensi dominan

Meter / detik2 Gravitasi

4 jam sampai 8 jam 4 0,40

2 jam sampai 4 jam 6 0,61

1 jam sampai 2 jam 8 0,81

< 1 jam 12 1,22

Sumber : Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999 tentang NAB

Getaran.

Berdasar hasil pengukuran getaran pada mesin belah gallon

dan forklift jika dibandingkan dengan tabel diatas dapat diketahui

seluruh getaran pada forklift sudah melebihi Nilai Ambang Batas,

sedangkan pada mesin belah gallon masih dibawah NAB dan aman.

Untuk penanganan getaran adalah dengan penempatan mesin di area

atau ruangan khusus yang jauh dari pekerja, pemberian bantalan

duduk atau jok yang empuk pada forklift, dan sopir forklift memakai

sarung tangan.

3) Tekanan Panas

Tekanan panas atau iklim kerja di area produksi berpengaruh

pula terhadap ketahanan tubuh pekerja. Apabila pekerja bekerja di

area dengan nilai tekanan panas yang tinggi atau melebihi nilai

ambang batas, akan menyebabkan pekerja cepat lelah, merasa tidak

nyaman serta dapat mengakibatkan tubuh kekurangan cairan.

Page 83: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Tabel 13. Nilai Ambang Batas Tekanan Panas

Variasi Kerja

ISBB (0C)

Kerja

Ringan

Kerja

Sedang

Kerja

Berat

Kerja terus menerus 30,0 26,7 25,5

Kerja 75 % Istirahat 25 % 30,6 28,0 25,9

Kerja 50 % Istirahat 50 % 31,4 29,4 27,9

Kerja 25 % Istirahat 75 % 32,2 31,1 30,0

Sumber : Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999 tentang NAB

tekanan panas.

Berdasarkan Kepmenaker No. 51/MEN/1999 NAB tekanan

panas untuk pekerjaan sedang, dengan waktu kerja 75 % dan istirahat

25 % adalah 280C. Maka dapat dinyatakan bahwa seluruh area

packing di PT. Tirta Investama Klaten telah melebihi ambang batas.

Upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi paparan pada area

yang telah melebihi nilai ambang batas adalah pemasangan fan di

setiap sudut area packing. Selain itu sistem ventilasi dan cerobong

asap juga sangat berpengaruh.

b. Faktor Kimia

Untuk di area water treatment yang menggunakan bantuan ozon

dalam proses produksinya, maka dilakukan pengukuran terhadap kadar

ozon di udara lingkungan kerja.

Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE-

01/MEN/1997 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Kimia Di Udara

lingkungan Kerja dengan nilai KTD (Kadar Tertinggi Diperkenankan)

sebesar 0,2 mg/m³ maka area tersebut berada di bawah ambang batas.

KTD adalah kadar tertinggi bahan kimia di udara lingkungan kerja

Page 84: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

setiap saat yang tidak boleh dilewati. Area yang telah melebihi KTD

antara lain adalah Water treatment SPS 1 dan SPS 2, dan Water

treatment 5 Gallon. Dalam konsentrasi 0,2 mg/m³ bau ozon sudah dapat

tercium oleh pekerja. Penanganan yang sudah dilakukan antara lain

adalah isolasi ruangan dengan penempatan khusus yang tidak semua

orang boleh berada di sana, selain itu diperlukan juga penyediaan Alat

Pelindung Diri berupa masker gas. Serta penyediaan gizi tambahan

berupa minuman susu bagi operator water treatment.

c. Faktor Biologi

Faktor biologi berasal dari organisme atau mikroorganisme baik

hewan maupun tumbuhan yang berada di lingkungan area kerja. Area

kerja yang lembab seperti pada pretreatment gallon rentan terhadap

pertumbuhan bakteri dan jamur karena tempatnya yang lembab yang

dapat menyebabkan penyakit akibat kerja. Maka pekerja telah

diwajibkan memakai alat pelindung diri serta kontrol kelembaban di

area kerja. Selain itu pada bagian visual control gallon kosong, pekerja

diharuskan membau setiap gallon kosong yang akan masuk ke washer.

Sedangkan bau yang ada di dalam gallon tersebut bermacam-macam.

Bahkan ada juga gallon yang terdapat lumut di dalamnya. Maka pekerja

visual cotrol sering merasakan pusing dan mual. Untuk penanganannya,

sudah dilakukan rolling pekerjaan. Hal ini telah sesuai dengan Undang-

Undang No. 1 Tahun 1970 pasal 3 tentang syarat-syarat keselamatan

kerja yaitu mencegah dan mengurangi kecelakan.

Page 85: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

d. Faktor Fisiologi

Faktor fisiologi dapat diartikan sebagai kesesuaian antara alat-

alat kerja dengan fungsi alat-alat tubuh atau kondisi tubuh pekerja.

Adapun yang termasuk faktor fisiologi tersebut diantaranya adalah

ergonomi. Desain tempat kerja yang ergonomis dapat membuat pekerja

nyaman dalam bekerja. Desain tempat kerja sebagian besar telah

disesuaikan dengan kondisi pekerja dan tugas yang dilakukan. Untuk

area packing 5 Gallon line Cap Snap, conveyor terlalu tinggi sehingga

pekerja sering mengeluhkan cepat lelah, sakit pinggang dan banyak

terjadi gerakan yang dipaksakan.

Belum ada penanganan dari pihak perusahaan, hal ini belum

sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 pasal 3 tentang

syarat-syarat keselamatan kerja yaitu memperoleh keserasian antara

tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.

B. Kesehatan Kerja

Pelayanan kesehatan menjadi salah satu aspek penting dalam upaya

pencegahan penyakit akibat kerja. Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga

Kerja dan Transmigrasi No. 03/MEN/1982 pasal 3 tentang pelayanan

kesehatan kerja disebutkan “Pengurus wajib memberikan pelayanan

kesehatan kerja sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.” PT. Tirta

Investama Klaten telah menyediakan fasilitas poliklinik perusahaan dan P3K

dalam melayani kebutuhan kesehatan tenaga kerja.

Page 86: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

PT. Tirta Investama Klaten mempunyai sebuah poliklinik dengan satu

kamar periksa, ruang tunggu, ruang dokter serta ruang administrasi. Petugas

yang bertugas di poliklinik adalah seorang paramedis dan seorang dokter.

Sistem kerja dari dokter ini yaitu 4 jam sehari dengan 6 hari kerja yaitu hari

Senin sampai Sabtu, sedangkan paramedis bekerja selama 6 hari kerja dan

jam kerjanya mengikuti jam kerja kantor. Dokter perusahaan telah memiliki

ijin praktek di perusahaan dan telah mengikuti pelatihan K3. Hai ini sudah

sesuai dengan Permenakertrans RI No. Per-01/MEN/1976 mengenai wajib

latihan bagi dokter perusahaan.

Paramedis di PT. Tirta Investama telah mengikuti pelatihan K3, hal ini

sesuai dengan Permenakertrans No. Per 01/MEN/1976 yang menyebutkan

bahwa “Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja medis

diwajibkan untuk mengirimkan setiap tenaga kerja tersebut untuk mendapat

latihan dalam bidang Higiene Perusahaan dan keselamatan kerja”. Serta pasal

2 ayat 2 yang menyebutkan “Dengan sertifikat tersebut tenaga medis yang

bersangkutan telah memenuhi syarat-syarat umum untuk menyelenggarakan

pelayanan higene perusahaan dan kesehatan kerja sesuai fungsinya”.

Paramedis ini bertugas menangani pekerja apabila dokter belum datang, serta

memberi resep dan obat kepada pekerja yang sakit.

Dengan hanya disediakan seorang dokter perusahaan dan seorang

paramedis, tenaga kesehatan di perusahaan dirasa kurang. Karena setiap

harinya dokter hanya berjaga selama 4 jam. Sedangkan paramedis bekerja

setiap harinya mengikuti jam kerja kantor. Paramedis tidak hanya melayani

Page 87: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

pelayanan kesehatan bagi pekerja, namun juga melakukan pekerjaan

administrasi poliklinik, baik dari penyediaan obat sampai klaim kesehatan

pekerja yang di rawat di Rumah Sakit.

Di PT. Tirta Investama Klaten penerapan 12 tugas pokok pelayanan

kesehatan sesuai dengan Permenaker No. PER.03/MEN/1982 pasal 2, yang

telah dilakukan antara lain:

1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan

pemeriksaan khusus.

Untuk memantau kesehatan pekerja, PT. Tirta Investama Klaten

melaksanakan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dan berkala bagi

seluruh tenaga kerja serta khusus tenaga kerja yang bekerja di area yang

berisiko tinggi terpapar penyakit akibat kerja. Pemeriksaan kesehatan ini

juga sesuai dengan Permenaker No. Per. 02/MEN/1980 tentang

Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan

Keselamatan Kerja pasal 1 butir a, b, c.

2. Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga

kerja.

Di PT. Tirta Investama kesesuaian pekerjaan terhadap tenaga

kerja sangat diperhatikan. Setiap keadaan tenaga kerja dan pekerjaannya

diawasi dengan teliti, sehingga jika terjadi suatu kecelakaan maupun

kemungkinan bahaya akibat kerja dapat segera diatasi. Di area produksi

sistem rotasi pekerja sudah dijalankan, hal ini dilakukan untuk

menhindari penyakit akibat kerja dan dapat mengurangi tingkat

Page 88: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

kebosanan tenaga kerja karena pekerjaan yang monoton. Penempatan

tenaga kerja disesuaikan dengan kemampuan dan juga kondisi tenaga

kerja. Hal ini sudah sesuai dengan Permenaker No. PER.03/MEN/1982

pasal 1 butir a poin 1, yaitu “Memberikan bantuan kepada tenaga kerja

dalam penyesuaian diri baik fisik maupun mental, terutama dalam

penyesuaian pekerjaan dengan tenaga kerja”.

3. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja.

Lingkungan di area kerja PT. Tirta Investama diawasi dengan

baik, diterapkan juga sistem 5R untuk pembinaan lingkungan kerja.

Sehingga lingkungan kerja menjadi aman dan nyaman.

4. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitair.

Pengawasan sanitair dilakukan oleh tenaga kerja bagian sanitasi.

Pengawasan dan pembinaan ini dilakukan setiap hari untuk menghindari

pencemaran lingkungan.

5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan tenaga kerja.

Kesehatan tenaga kerja merupakan hal terpenting di perusahaan,

untuk perlengkapan kesehatan telah disediakan poliklinik dan dokter

beserta paramedis yang dapat memeriksa kondisi kesehatan seluruh

tenaga kerja. Selain itu untuk menghindari gangguan kesehatan karena

pekerjaan telah disediakan Alat Pelindung Diri seperti masker dan sarung

tangan.

Page 89: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

6. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat

kerja.

Pencegahan penyakit baik umum maupun akibat kerja telah

dilakukan dengan pemeriksaan berkala dan khusus pada seluruh tenaga

kerja, selain itu kondisi tenaga kerja dan lokasi kerja diawasi,

dibersihkan, dan dapat dipastikan dalam keadaan aman dari bahaya

penyakit. Untuk pengobatannya perusahaan memberikan jaminan

(JAMSOSTEK) berupa uang untuk biaya pengobatan di Rumah Sakit.

7. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.

Kotak P3K disediakan di setiap area kerja. Kotak P3K ini berisi

obat-obatan seperti obat pengurang rasa sakit, obat diare, obat penurun

panas, obat sakit maag, obat luka, obat tetes mata, cream pengurang rasa

nyeri otot, kapas, minyak kayu putih, pembalut luka, kasa steril, dan

plester luka. Pada setiap kotak P3K di tempel daftar obat dan

kegunaannya untuk memudahkan pekerja apabila akan menggunakan

obat-obatan yang tersedia di dalam kotak P3K.

P3K menjadi tanggung jawab TL (Team Leader) di masing-

masing area. Setiap satu minggu sekali diadakan pengecekan kotak P3K

oleh satpam yaitu pada hari Kamis, hari Jumat satpam memberikan daftar

obat-obat di kotak P3K yang habis kepada paramedis kemudian hari

sabtu paramedis akan keliling area untuk mengisi obat-obatan di kotak

P3K yang habis. Hal ini sesuai dengan Permenakertrans No.

03/Men/1982 pasal 2 huruf g yang menyebutkan bahwa tugas pokok

Page 90: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

pelayanan kesehatan kerja meliputi pertolongan pertama pada

kecelakaan.

8. Pendidikan Kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk petugas

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.

Untuk menambah pengetahuan pekerja tentang penanganan

pertolongan pertama pada kecelakaan, maka diadakan training P3K.

Training P3K dilaksanakan minimal 1 tahun sekali. Training ini

dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada tenaga kerja tentang

pertolongan pertama pada kecelakaan. Dengan adanya training ini,

diharapkan apabila ada rekan kerja yang mengalami kecelakaan dapat

segera memberikan pertolongan pertama selama menunggu pertolongan

selanjutnya.

9. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja,

pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta

penyelenggaraan makanan di tempat kerja.

Kesesuaian tempat kerja dengan Alat Pelindung Diri sudah bagus.

Dibuktikan dengan sudah sesuai dan lengkapnya APD ditiap-tiap area kerja.

Untuk pemakaian dan jenis APD sudah dibahas dalam poin Keselamatan

Kerja.

Untuk permasalahan gizi kerja sudah bagus. Pada dasarnya

kondisi kantin perusahaan baik, terletak jauh dari area produksi sehingga

kemungkinan makanan terkontaminasi dengan bahan-bahan produksi

rendah. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun

Page 91: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

1964 pasal 6 ayat 2 dan 3 tentang syarat-syarat kesehatan, kerapihan dan

penerangan di tempat kerja menyebutkan bahwa “Dapur dan kamar

makan tidak boleh berhubungan langsung dengan tempat kerja” (ayat 2)

dan “Dapur dan kamar makan harus mendapatkan penerangan yang baik

dan peredaran udara yang cukup” (ayat 3), maka tata letak kantin di PT.

Tirta Investama Klaten telah sesuai dengan peraturan tersebut.

Penyusunan menu dari pihak catering dibuat bervariasi. Hal ini

dilakukan agar pekerja yang menikmati makanan tidak merasa bosan

dengan menu makanan dan tentunya menu yang disajikan disesuaikan

dengan kebutuhan kalori pekerja. Namun, karena menu ditentukan oleh

pihak catering, maka asupan kalori yang dikonsumsi pekerja tidak dapat

dikontrol.

10. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

Untuk tenaga kerja yang mengalami kecelakaan ataupun penyakit

akibat kerja perusahaan memberikan waktu istirahat yang cukup, sampai

tenaga kerja siap untuk bekerja kembali. Setelah tenaga kerja kembali

bekerja, perusahaan memberikan keringanan dalam bekerja dengan

memindahkan pada bagian yang tidak akan menimbulkan beban kerja.

11. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai

kelainan tertentu dalam kesehatannya.

Penempatan tenaga kerja selalu melihat kondisi dari masing-

masing tenaga kerja. Bagi tenaga kerja yang memiliki kelainan tertentu

perusahaan memberikan pembinaan dan pengawasan khusus. Tenaga

Page 92: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

kerja tersebut juga dipekerjakan pada bagian yang tidak memberikan

dampak lebih pada kesehatannya.

12. Memberikan laporan berkala tentang Pelayanan Kesehatan Kerja kepada

pengurus.

Pelayanan kesehatan di PT. Tirta Investama telah dilakukan dengan

baik dan pendataannya tersusun rapi. Pengurus melakukan pengecekan dan

pengawasan rutin terhadap pelayanan kesehatan secara langsung dan dari

laporan berkala yang diberikan oleh paramedis perusahaan.

Seluruh tugas pokok telah diterapkan dengan baik dan menghasilkan

tingkat kesehatan kerja yang tinggi di perusahaan.

C. Keselamatan Kerja

1. Penanggulangan Kebakaran

Untuk mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran PT.

Tirta Investama Klaten telahmenyediakan dan memasang alat pemadam

api ringan, hydrant, smoke detector, fire alarm serta springkler.

Pemasangan alarm kebakaran ini sesuai dengan Permenaker No. Per.

02/MEN/1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik.

Serta telah mempunyai jalur evakuasi dan telah mengadakan

pelatihan bagi para pekerja dan tim tanggap darurat dalam menghadapi

keadaan bahaya kebakaran maupun keadaaan bahaya dan darurat lainnya.

Hal ini sesuai Undang-Undang No. 1 tahun 1970 Bab III Pasal 3 Ayat 1

huruf b, c, dan d yang menyatakan bahwa “Dengan peraturan perundang-

undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk mencegah,

Page 93: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

mengurangi, dan memadamkan kebakaran, mencegah, dan mengurangi

bahaya peledakan serta memberi kesempatan untuk menyelamatkan diri

pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.

Salah satu upaya keselamatan yang ada di PT Tirta Investama yaitu

mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran. Usaha

penganggulangan kebakaran yaitu dengan penyediaan Alat Pemadam Api

Ringan (APAR) dan Hydrant yang telah dipasang di setiap area kerja.

Selain itu juga dipasang alarm kebakaran yang akan dibunyikan bila

terjadi kebakaran. APAR yang ada di PT. Tirta Investama Klaten antara

lain adalah APAR dengan jenis bahan pemadam AF-11, CO2, dry

chemical. APAR ini dipasang kurang lebih satu meter dan mudah terlihat

dan mudah diambil, serta tidak terhalang oleh apapun. Pemasangan antar

APAR yang berjarak tidak lebih dari 15 meter sudah sesuai dengan

Permenakertrans RI No. Per-04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat

Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.

Dengan adanya tim siap tanggap darurat, merupakan

implementasi dari Kepmenaker RI No. Kep 186/Men/1999 pasal 2 ayat 2

huruf d yang menyatakan bahwa “Kewajiban mencegah, mengurangi dan

memadamkan kebakaran di tempat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) meliputi pembentukan unit penanggulangan kebakaran. Tim tanggap

darurat dan seluruh karyawan PT. Tirta Investama Klaten sudah

mendapatkan pelatihan dan simulasi apabila terjadi kebakaran, hal ini

sesuai dengan kepmenaker RI No. Kep 186/Men/1999 pasal 2 ayat 2 huruf

Page 94: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

e yang menyatakan bahwa “penyelenggaraan latihan dan gladi

penanggulangan kebakaran secara berkala”. Pengecekan APAR di PT.

Tirta Investama merupakan tanggung jawab bagian K3.

2. Komunikasi K3

PT. Tirta Investama Klaten telah memasang rambu-rambu berupa

poster tulisan keselamatan kerja yang di pasang di setiap area. Hal ini

sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Bab X Pasal 14 (b)

yang menyatakan “pengurus diwajibkan memasang dalam tempat kerja

yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan

semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat

dan terbaca menurut pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja”.

Poster-poster yang dipasang dibuat menarik sedangkan untuk

rambu-rambu disesuaikan dengan kondisi bahayanya misalnya :

a. Tanda bahaya : tulisan hitam berlatar belakang putih

b. Tanda peringatan : tulisan hitam berlatar belakang kuning

c. Bahaya kebakaran : tulisan merah berlatar belakang putih

d. Peralatan keselamatan : tulisan putih berlatar belakang hijau

e. Informasi : tulisan putih berlatar belakang biru.

3. Keselamatan Kerja Boiler

Alat pengaman yang ada pada boiler antara lain adalah klep

pengaman untuk membuang kelebihan uap, manometer untuk mengukur

tekanan, pesawat pengisi air, alarm atau peluit bahaya, lubang lalu orang

Page 95: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

dan lumpur, pompa pengisi air, plat nama, tahun, tempat pembuatan serta

nama pembuatnya. Alat pengaman ini sesuai dengan Undang-undang Uap

No. 1 tahun 1930 pasal 12 mengenai perlengkapan yang harus dipenuhi

oleh ketel uap.

Selain itu, operator boiler juga telah memiliki sertifikat sebagai

operator boiler yang mana hal ini sudah sesuai dengan Permenaker No.

Per. 01/MEN/1988 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat

Uap pasal 6. Sertifikat operator diterbitkan oleh Menteri atau Pejabat yang

ditunjuknya setelah yang bersangkutan dinyatakan lulus.

4. Keselamatan Kerja Listrik

Persyaratan pemasangan instalasi listrik telah diatur dalam

Kepemenakertrans No. Kep-75/MEN/2002 tentang Pemberlakuan Standar

Nasional Indonesia (SNI) No.SNI-04-0225-2000 mengenai Persyaratan

Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di tempat kerja. PT. Tirta

Investama Klaten telah melaksanakan pemasangan instalasi listrik sesuai

peraturan tersebut.

Untuk pekerjaan yang berhubungan dengan listrik, maka pekerjaan

ini dilakukan oleh pihak-pihak yang berkompeten dan tidak sembarang

orang boleh melakukan aktivitas yang berkaitan dengan instalasi listrik.

Semua peralatan listrik disambungkan dengan sistem tanah (grounding)

untuk mencegah tersengat listrik. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

No 1 tahun 1970 Bab III pasal 3 ayat 1 huruf q tentang syarat-syarat

keselamatan kerja untuk mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

Page 96: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Dengan demikian, PT Tirta Investama Klaten telah mengupayakan

keselamatan bagi keamanan pekerja yang berhubungan dengan listrik

seperti perbaikan atau perawatan. Upayanya antara lain dengan

mengisolasi sumber bahaya, penyediaan alat pelindung diri serta bekerja

sesuai prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya.

5. Keselamatan Kerja Mekanik

Mesin dilengkapi dengan alat pengaman mesin untuk mencegah

kontak langsung antara tenaga kerja dan mesin yang bekerja. Selain untuk

keselamatan operator, pemasangan alat pengaman mesin juga untuk

mencegah meluasnya potensi bahaya yang ada pada mesin. Dengan

pemasangan alat pengaman mesin menunjukkan bahwa perusahaan telah

berupaya untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja. Usaha

tersebut sesuai dengan Permenaker No. 04/MEN/1985 tentang Pesawat

Tenaga dan Produksi Bab VII mengenai mesin produksi.

Dalam setiap kegiatan yang ada di perusahaan, pastinya terdapat

potensi bahaya yang bermacam-macam. Dari sekian banyak potensi

bahaya yang ada yang paling sering dialami pekerja adalah terjepit dan

terpeleset.

Penggunaan mesin dalam proses produksi sering menimbulkan

kecelakaan kerja. Terjepit yang dialami pekerja biasa terjepit roll conveyor

pada saat aktivitas packing. Belum ada pencegahan khusus karena terjepit

roll conveyor pada saat packing bergantung juga pada cara atau posisi

tangan saat mengambil gallon dari conveyor. Resiko terjepit paling rentan

Page 97: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

karena diakibatkan oleh aktivitas mesin yang berputar. Hal ini belum

sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 pasal 3 tentang syarat-

syarat keselamatan kerja yaitu mencegah dan mengurangi kecelakan.

Selain terjepit, terpeleset juga sering dialami oleh pekerja terutama

bagian packing area 5 gallon dan pretreatment gallon. Terpeleset

dikarenakan kondisi lantai yang licin karena banyak terdapat air. Di area

packing air berasal dari tumpahan reject gallon. Sedangkan pada area

pretreatment banyaknya air di lantai dikarenakan kegiatan pencucian

gallon. Usaha menanggulangi dengan sesegera mungkin membersihkan

lantai. Pembersihan lantai ini dilakukan oleh petugas kebersihan yang ada.

Hal ini telah sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 pasal 3

tentang syarat-syarat keselamatan kerja yaitu mencegah dan mengurangi

kecelakan.

6. Alat Pelindung Diri (APD)

Banyaknya faktor bahaya dan potensi bahaya yang ada di area

kerja dapat menimbulkan berbagai resiko yang dilami pekerja sesuai

dengan jenis pekerjaannya. PT. Tirta Investama Klaten telah menyediakan

Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan jenis pekerjaan dan resiko yang

bisa ditimbulkan. Penyediaan APD ini sesuai dengan potensi bahaya di

masing-masing bagian. Apabila APD tersebut telah rusak atau tidak layak

pakai maka akan dilakukan penggantian secara cuma-cuma. Hal ini sesuai

dengan Undang-undang No 1 tahun 1970 bab X pasal 14 c tentang

kewajiban pengurus disebutkan bahwa “Pengurus diwajibkan

Page 98: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

menyediakan secara cuma-cuma semua alat pelindung diri yang

diwajibkan bagi tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan

menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut

disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk

pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja.”

Penyediaan alat pelindung diri telah disesuaikan dengan Undang-

undang No 1 tahun 1970 sesuai dengan potensi dan faktor bahaya yang

berada di masing-masing area. Penyediaan alat pelindung diri meliputi

yang ada di PT. Tirta Investama antaralain adalah:

a. Satu pasang safety shoes yang diwajibkan bagi setiap tenaga kerja.

b. Masker yang dapat berupa masker biasa maupun respirator. Respirator

dapat digunakan bagi tenaga kerja yang bekerja dengan paparan bahan

kimia yang berbahaya. Sedangkan bagi pengemudi forklift telah

diwajibkan memakai masker.

c. Satu pasang ear plug dan ear muff terutama bagi pekerja di bagian yang

terpapar kebisingan mesin misalnya di bagian husky, filler, blowing, cup

sheet, regrind, boiler, genset dan bagian lain yang dekat dengan mesin.

Selain itu juga pada saat melakukan pekerjaan penggerindaan.

d. Satu pasang sepatu boot pada pekerja pretreatment, area water

treatment dan petugas kebersihan.

e. Sarung tangan

f. Helmet, untuk para operator forklift.

Page 99: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

g. Kaca mata las untuk pekerja pengelasan, kacamata kimia untuk bekerja

dengan bahan-bahan kimia

h. Body harness untuk bekerja di ketinggian.

i. Apron atau baju kerja khusus yang digunakan pekerja dengan resiko

bahaya tinggi jadi seluruh tubuhnya dilindungi.

Kesadaran dalam pemakaian APD masih kurang, karena sering kali

pekerja menggunakan APD saat ada petugas. Untuk menilai dan

meningkatkan kesadaran akan pentingnya penggunaan APD di area kerja,

PT. Tirta Investama berusaha mengubah pola pikir dan perilaku para

pekerja. Salah satu programnya adalah audit behaviour.

D. Ergonomi

Berdasarkan beban kerja yang diterima, jenis pekerjaan yang terdapat

di PT. Tirta Investama Klaten dapat dibedakan menjadi pekerjaan ringan,

sedang dan berat. Pekerjaan yang ringan biasanya tidak membutuhkan tenaga

yang lebih untuk melakukan pekerjaannya misalnya pekerjaan pencucian

gallon dan botol, pemasangan segel serta pekerjaan di kantor. Pekerjaan yang

sedang misalnya mengoperasikan mesin dan pekerjaan berat misalnya

pekerjaan mengangkat dan mengangkut. Jenis pekerjaan tersebut disesuaikan

dengan kondisi pekerjanya.

Page 100: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

1. Sistem Kerja

a. Waktu Kerja

PT. Tirta Investama Klaten menerapkan 6 hari kerja dengan 7

jam kerja per hari dan terdapat satu hari pendek dalam tiap minggunya.

Jam kerja kantor dimulai pukul 08.00-16.00 dengan jam istirahat pukul

12.00-13.00 untuk hari senin sampai jumat. Sedangkan untuk hari Sabtu

dimulai pukul 08.00-12.00. Khusus untuk hari Jumat ada kelonggaran

waktu istirahat yaitu pukul 11.30-13.00.

Sedangkan untuk pekerja di bagian produksi jadwal shift

dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1) Shift I (malam) : Pukul 22.00-06.00

2) Shift II (pagi) : Pukul 06.00-14.00

3) Shift III (siang) : Pukul 14.00-22.00

Pengaturan waktu istirahatnya sesuai shift masing-masing.

Sedangkan untuk hari Sabtu lama bekerja setiap shift adalah lima jam.

Sesuai dengan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan pasal 77 ayat 1 disebutkan “setiap pengusaha wajib

melaksanakan ketentuan waktu kerja” dan ayat 2 “waktu kerja

sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 meliputi 7 jam dalam 1 hari dan 40

jam dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu, atau 8 jam

dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1

minggu. Maka perusahaan telah melaksanakan waktu kerja sesuai

undang-undang tersebut.

Page 101: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

b. Kerja Lembur dan Cuti

Lembur bagi tenaga kerja tergantung dari permintaan produksi

dan biasanya pekerja lembur pada hari Minggu. Pekerja yang lembur

mendapatkan upah lembur sesuai dengan Undang-Undang No. 13

Tahun 2003 pasal 78 ayat 2 “Pengusaha yang mempekerjakan

pekerja/buruh melebihi waktu kerja wajib membayar upah kerja

lembur.”

Perusahaan memberikan cuti bagi tenaga kerja sesuai dengan

Undang-Undang No. 13 tahun 2003 pasal 79 ayat 1 “Pengusaha wajib

memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja/buruh.”

c. Sikap Kerja

Sikap kerja yang dialami pekerja sebagian besar adalah duduk

dan berdiri. Pekerja sering mengalami kejenuhan saat melakukan

pekerjaannya. Usaha yang dilakukan oleh pengelola pabrik adalah

dengan memberikan musik di area kerja agar pekerja merasa lebih

rileks serta dengan memberikan istirahat yang cukup untuk pekerja.

Selain itu juga diberikan kursi bagi pekerja visual control dan

pelabelan. Namun banyak pekerja yang mengeluhkan kursi yang

diberikan tidak ada bantalan sehingga memberikan rasa kurang nyaman

bagi pekerja yang harus duduk dalam waktu yang lama.

d. Angkat angkut

Alat angkat dan angkut yang sering digunakan adalah forklift.

Pengoperasian forklift oleh pekerja yang terampil atau ahli dan yang

Page 102: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

telah memiliki sertifikat pengoperasian forklift. Berdasarkan

Permenaker No. Per. 05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan

Angkut pasal 112 sampai 115 mengenai persyaratan dalam

pengoperasian forklift diantaranya dilengkapi dengan alat pelindung

operator dan bagian yang bergerak atau berputar diberi tutup pengaman.

Operator harus memematuhi prosedur pengoperasian forklift. Alat

pengaman yang harus dipakai oleh operator forklift antara lain sabuk

pengaman dan memakai masker.

Perawatan dan pengecekan forklift juga dilakukan secara rutin

oleh orang yang berkompeten. Biasanya dilakukan oleh orang teknik.

Selain itu diberikan pula pelatihan bagi operator forklift.

2. Kondisi Ruang Kerja

a. Kondisi Lantai

Pada dasarnya kondisi lantai cukup baik, bersih, kering dan

tidak ada lubang atau bergelombang yang dapat menyebabkan setiap

orang yang melewatinya berpotensi terjatuh. Di bawah conveyor sudah

dilengkapi dengan talang sebagai tempat air yang menetes agar air tidak

berceceran ke lantai. Setiap hari lantai dibersihkan dan diusahakan

menghilangkan benda-benda yang berpotensi menimbulkan bahaya. Hal

ini sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja pasal 3 ayat 1 huruf a yaitu mencegah dan

mengurangi kecelakaan.

Page 103: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

b. Kondisi Mesin

Mesin dalam kondisi baik dan dilakukan perawatan rutin. Semua

mesin dioperasikan oleh operator yang ahli di bidang permesinan. Di

sekitar mesin dilengkapi dengan tanda-tanda bahaya mesin untuk

mengurangi resiko kecelakaan yang diakibatkan oleh pergerakan mesin.

E. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PT. Tirta Investama Klaten dalam sistem keselamatan kerjanya tidak

lagi menggunakan PERMENAKER No. Per 05/MEN/1996 namun

menggunakan sistem WISE. Sistem ini telah diterapkan secara global oleh

DANONE Group. Penerapan sistem ini dilakukan atas dasar kecelakaan kerja

dapat dicegah dan penyebab kecelakaan paling banyak adalah karena

tindakan tidak aman. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar dari WISE.

PT. Tirta Investama Klaten juga harus menerapkan semua elemen-

elemen yang terdapat dalam prinsip implementasi WISE diantaranya tentang

penerapan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja, pelaksanaan training,

investigasi kecelakaan.

Dahulu waktu masih menggunakan PERMENAKER No. Per

05/MEN/1996, PT. Tirta Investama Klaten membentuk tim Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) sebagai penyalur aspirasi pekerja

tentang masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Namun setelah

menerapkan WISE maka P2K3 diubah menjadi Safety Comitee. Tugas Safety

Comitee sama dengan P2K3. Semua upaya keselamatan kerja difasilitasi oleh

Page 104: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Safety Comitee. Dengan adanya Safety Comitee diharapkan masalah

keselamatan kerja dapat terselesaikan.

Penerapan Safety Leading Indicator dapat digunakan untuk

memperkenalkan budaya safety kepada semua pekerja sehingga safety sudah

bukan menjadi hal yang baru lagi bagi pekerja.

Peraturan tentang keselamatan kerja pun sudah dijelaskan melalui

Basic Safety Rules. Semua point-point dalam peraturan tersebut harus

menjadi syarat mutlak yang wajib dipatuhi oleh setiap orang yang berada di

tempat kerja.

Diharapkan dengan penerapan sistem manajemen K3 yang baik,

kecelakaan kerja dapat dicegah dan tercipta zero accident karena safety

dimulai dari kita.

F. Lingkungan

PT. Tirta Investama mendapatkan sertifikat ISO 14001:2004 tentang

sistem manajemen lingkungan. Masalah penanganan limbahnya yang perlu

mendapatkan perhatian khusus adalah limbah yang berasal dari produksi

Mizone. Hal ini dikarenakan kandungan dari Mizone yang mengandung

bahan-bahan kimia sehingga perlu pengolahan lebih lanjut. Sebelum dibuang,

limbah tersebut diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Pemeriksaan di luar lingkungan perusahaan dilakukan oleh

laboratorium yang telah bekerja sama dengan PT. Tirta Investama Klaten dan

Page 105: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

hasilnya akan dilaporkan ke perusahaan. Adapun jadwal pemeriksaannya

dilakukan secara rutin.

Melalui pemeriksaan lingkungan kerja ini diharapkan akan tercipta

lingkungan kerja yang sehat, aman, dan nyaman serta tidak mengganggu

lingkungan sekitar pabrik. Selain itu dengan dibangunnya pabrik maka

kualitas lingkungan yang baik akan tetap terjaga.

Page 106: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan keterangan yang diperoleh di PT.

Tirta Investama Klaten tentang keselamatan dan kesehatan kerja, maka dapat

diambil kesimpulan antara lain :

1. Terdapat faktor bahaya antara lain :

a. Bahaya kebisingan yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran

pada area yang mempunyai intensitas kebisingan melebihi Nilai

Ambang Batas seperti pada area bongkar gallon, washer gallon, filler

gallon, water treatment SPS I, filler 600 ml, filler 1500 ml SPS 1, ruang

Husky preform 600 ml dan 1500 ml SPS 1, ruang SBO 600 ml dan

1500 ml SPS 1, ruang Husky dan ruang SBO 330 ml, ruang filler 330

ml, area sheet maker, area regrind sheet, ruang forming, ruang SBO

SPS III, ruang filler 1500 ml SPS III, ruang filler Mizone, ruang husky/

SIPA preform, ruang blending.

b. Pengukuran getaran yang melebihi Nilai Ambang Batas, yaitu getaran

pada mesin forklift,sedang pada mesin belah gallon masih dibawah

Nilai Ambang Batas dan aman.

c. Hasil pengukuran tekanan panas menunjukkan bahwa seluruh area

packing di PT. Tirta Investama Klaten telah melebihi ambang batas.

Page 107: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

d. Pada pengukuran kadar ozon, area yang telah melebihi KTD antara lain

adalah Water treatment SPS 1 dan SPS 2, dan Water treatment 5

Gallon.

2. Terdapat potensi bahaya meliputi terjatuh dari ketinggian, terpeleset,

terjepit mesin, bahaya kebakaran.

3. Telah melakukan upaya dalam keselamatan dan kesehatan kerja, yaitu :

a. Penyediaan Alat Pelindung Diri bagi seluruh karyawan. Yang mana

penyediaan ini secara cuma-cuma dan disesuaikan dengan jenis

pekerjaan dan resiko bahaya yang ada.

b. Telah melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan bahaya

kebakaran dengan penyediaan dan pemasangan Alarm System, hydrant,

springkler, APAR, smoke detector.

c. Pemasangan poster dan tanda peringatan tentang bahaya dan

pentingnya keselamatan kerja.

d. Memiliki jalur evakuasi dan jalur pedestrian.

4. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang meliputi :

a. Penyediaan poliklinik bagi tenaga kerja.

b. Penyediaan kotak P3K.

c. Pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja dan keluarganya yang sakit.

d. Gizi kerja bagi tenaga kerja.

5. Petugas poliklinik hanya terdiri dari seorang dokter dan seorang

paramedis, hal ini dirasa kurang apabila dibandingkan dengan jumlah

tenaga kerja yang berobat.

Page 108: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

6. Penerapan dan pemeliharaan Higene perusahaan yang berupa pengukuran

faktor fisik di lingkungan kerja, antara lain berupa pengukuran kebisingan,

getaran serta iklim kerja yang mana pelaksanaannya bekerjasama dengan

pihak luar.

7. Telah menerapkan sistem manajemen keselamatan kerja yang berupa

penerapan sistem WISE (Work In Safety Environment) yaitu standar

keselamatan kerja dari pihak DANONE. Yang terlihat dari penerapan

safety policy dan pelaksanaan safety leading indicator yang berupa

kegiatan-kegiatan pendukung implementasi sistem WISE.

8. Pengelolaan limbah yang sudah baik, terutama limbah dari produksi

Mizone yang membutuhkan penanganan khusus.

B. SARAN

Setelah melakukan analisa tentang penerapan keselamatan dan

kesehatan kerjadi PT. Tirta Investama Klaten, penulis dapat memberikan

beberapa saran antara lain :

1. Sebaiknya pada area kerja dengan hasil pengukuran faktor fisik yang

melebihi nilai ambang batas, diharapkan perusahaan meningkatkan upaya

pengendalian. Seperti pada area dengan intensitas kebisingan tinggi selain

pemberian earmuff maupun earplug diharapkan perusahaan menyediakan

ruangan khusus untuk pekerja yang mengawasi mesin yang menimbulkan

bising. Pada mesin dengan getaran tinggi selain diberikan bantalan

peredam dan pemakaian sarung tangan, diharapkan sistem rolling pekerja

lebih diperhatikan untuk mengurangi resiko.

Page 109: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

2. Sebaiknya perusahaan lebih tegas dan menanamkan pada para pekerja

tentang manfaat penerapan penggunaan Alat Pelindung Diri dengan

pemberian training APD, penyuluhan tentang penyakit dan kecelakaan

akibat kerja, serta menambah pemasangan poster-poster tentang pelindung

diri.

3. Sebaiknya perusahaan menambah petugas poliklinik, untuk paramedis

ditambah satu orang dan satu orang lagi untuk bagian administrasi

poliklinik. Sehingga apabila satu orang paramedis berhalangan hadir

masih ada yang menggantikan, dan pelayanan kesehatan para pekerja

dapat tetap berjalan.