MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf ·...

99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI P.T. PURA BARUTAMA KUDUS Endah Sulistiyani NIM. R0008104 PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf ·...

Page 1: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAPORAN UMUM

MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA DI P.T. PURA

BARUTAMA KUDUS

Endah Sulistiyani

NIM. R0008104

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur bagi Allah SWT, yang Maha

Pemberi Kemudahan, yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang dengan judul “Magang tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di P.T. Pura Barutama Kudus Jawa Tengah”.

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan penulis di Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas

Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan dari penulisan laporan ini

adalah menambah wawasan serta meningkatkan pengetahuan penulis tentang

penerapan Higiene Perusahaan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja di industri agar

didapatkan pengalaman yang berguna untuk diaplikasikan di tempat kerja maupun di

masyarakat.

Pada hakikatnya manusia diciptakan dengan berbagai keterbatasan dan

kekurangan sehingga memerlukan bantuan dari manusia lainnya. Begitu pula dengan

segala keterbatasan dalam penyusunan laporan ini, penulis telah mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak demi terselesaikannya laporan ini. Oleh karena itu, penulis tidak

lupa mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. A.A Subiyanto, dr.,MS selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. S.PD-KR-FINASIM selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Putu Suriyasa, dr.,PKK.,Sp.Ok, selaku ketua Program Study D.III Hiperkes

dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret,

Surakarta periode 2008 - 15 Juni 2011 dan selaku pembimbing I.

4. Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes. selaku ketua Program Studi D.III Hiperkes

dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret.

5. Bapak Drs. Hardjono, MSi, selaku Pembimbing II.

6. Tony Harmawan, ST, MM selaku Pimpinan HRD yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan program magang di P.T. Pura

Barutama Kudus.

7. Bapak Noor Faiz dan Bapak Darmanto Elmi, SH selaku pembimbing magang

yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada saat pelaksanaan magang

di P.T. Pura Barutama Kudus.

8. Bapak Edy Suharso selaku pembimbing lapangan di Unit Offset, yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan pada saat pelaksanaan magang.

9. Ibu Ratna, Bapak Arif, Ibu Maya, Bapak Minto, Ibu Yani, Bapak Liqhin dan

masih banyak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terimakasih atas

ilmu yang sangat berharga dan bimbingan yang telah diberikan, serta penerimaan

yang begitu kekeluargaan sehingga penulis kerasan dalam menjalani program

magang.

10. Ibu, Bapak, Kakak, Adik, dan seluruh keluarga besar yang selalu mendo’akan

serta memberikan restu, semangat, dan dukungan kepada penulis.

11. Temanku seperjuangan selama magang di P.T. Pura Barutama, Endah Alfiyanti,

terimakasih atas kerjasamanya.

Page 5: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

12. Teman-teman seperjuangan dari D.III Hiperkes dan Kesehatan Kerja angkatan

2008, yang senantiasa saling membantu dan bertukar informasi.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan magang dan penulisan

laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis sampaikan terimakasih dan penghargaan yang besar kepada semua

pihak yang telah banyak membantu. Penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan dalam penyusunan laporan ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan

saran untuk perbaikan selanjutnya dari pembaca. Semoga laporan ini dapat bermanfaat

bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juni 2011

Penulis,

Endah Sulistiyani

Page 6: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ......................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Tujuan Magang .................................................................... 3

C. Manfaat Magang .................................................................. 4

BAB II METODE PENGAMBILAN DATA .......................................... 5

A. Persiapan .............................................................................. 5

B. Lokasi .................................................................................. 5

C. Pelaksanaan .......................................................................... 5

D. Sumber Data ........................................................................ 5

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 6

BAB III HASIL MAGANG ..................................................................... 8

A. Gambaran Umum Perusahaan .............................................. 8

Page 7: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

B. Proses Produksi .................................................................... 17

C. Higiene Perusahaan .............................................................. 23

D. Kesehatan Kerja ................................................................... 28

E. Keselamatan Kerja ............................................................... 33

F. Ergonomi ............................................................................. 46

G. Manajemen K3 ..................................................................... 47

H. Lingkungan .......................................................................... 54

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................ 57

A. Higiene Perusahaan .............................................................. 57

B. Kesehatan Kerja ................................................................... 64

C. Keselamatan Kerja ............................................................... 68

D. Ergonomi ............................................................................. 75

E. Manajemen K3 ..................................................................... 77

F. Lingkungan .......................................................................... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 81

A. Kesimpulan .......................................................................... 81

B. Saran .................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 88

LAMPIRAN

Page 8: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Karyawan Berdasar Tingkat Pendidikan .............................. 15

Tabel 2. Intensitas Kebisingan di Berbagai Lokasi ........................................ 24

Tabel 3. Intensitas Penerangan di Berbagai Lokasi ....................................... 25

Tabel 4. Pengujian Iklim Kerja di Berbagai Lokasi ................................... … 26

Tabel 5. Pengukuran Kadar Debu di Berbagai Lokasi .................................... 26

Tabel 6. Intensitas Penerangan Sesuai Peraturan ............................................ 60

Tabel 7. Harga ISBB (Indeks Suhu Bola Basah) untuk Variasi Kerja ............. 61

Page 9: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Pura Group ............................................... 14

Gambar 2. Struktur Organisasi P2K3 Pura Group ..................................... 51

Page 10: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Komitmen dan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lampiran 2. Laporan Hasil Uji Kualitas Udara Lingkungan Kerja

Lampiran 3. Laporan Hasil Pengukuran Penerangan di Tempat Kerja

Lampiran 4. Laporan Hasil Pengukuran Kebisingan di Tempat Kerja

Lampiran 5. Laporan Hasil Pengukuran Iklim Kerja di Tempat Kerja

Lampiran 6. Contoh Perintah Produksi

Lampiran 7. Diagram Alir Proses Produksi

Lampiran 8. Data Unit yang Telah Memasang Smoke dan Heat Detector

Lampiran 9. Rekap Data Alat Pemadam Api Ringan

Lampiran 10. Surat Keputusan tentang Pengesahan P2K3 Perusahaan

Lempiran 11. Form Identifikasi Sumber Bahaya

Lampiran 12. Form Inspeksi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

Lampiran 13. Form Cek List Alarm Kebakaran

Lampiran 14. Form Cek List Lampu Emergency

Lampiran 15. Form Cek List Alat Pemadam Api Ringan

Page 11: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Lampiran 16. Denah Jalur Evakuasi

Lempiran 17. Denah Alat Pemadam Api Ringan

Lampiran 18. Lembar Observasi Terpadu Pura Group

Lampiran 19. Contoh Surat Ijin Operasi Forklift dan Sertifikat

Lampiran 20. Surat Keterangan Magang

Lampiran 21. Jadwal Kegiatan Magang

Page 12: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan dunia industri kian hari kian pesat. Persaingan tidak hanya

memperebutkan pasar di dalam negeri namun juga di luar negeri pun menjadi

dambaan setiap perusahaan guna memperoleh keuntungan yang sebesar-

besarnya. Bertambahnya jumlah industri, pastinya diikuti pula dengan

meningkatnya penggunaan alat-alat industri mulai dari alat yang sederhana

hingga alat yang canggih.

Perubahan penggunaan teknologi dari tenaga manusia ke tenaga mesin

sudah dirasa dampak positifnya yakni proses produksi akan berjalan lebih

cepat dengan kualitas yang sama. Akan tetapi jika penggunaan teknologi

tersebut tidak memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan kerja maka

akan berdampak buruk yang dapat menimbulkan kerugian berupa cidera

ataupun cacat bahkan hilangnya nyawa bagi pekerja, kerugian harta benda,

terganggunya proses produksi serta dapat merusak nama baik perusahaan

yang bersangkutan.

Solusi mutlak untuk melindungi asset perusahaan dari kerugian tersebut

demi kelangsungan dan kesinambungan proses produksi adalah dengan

penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Banyak perusahaan

yang mengalami kerugian akibat tidak mampu dalam mengelola sumber daya

Page 13: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

manusia termasuk melindungi keselamatan kerja dari tenaga kerja serta

memberikan pelayanan kesehatan yang baik. Kecelakaan, penyakit akibat

kerja, kebakaran yang dikarenakan kesalahan manusia merupakan contoh

akibat kurang baiknya sistem managemen keselamatan dan kesehatan kerja di

perusahaan. Selain itu, tuntutan konsumen yang menghendaki produk yang

aman baik material maupun proses dalam pengerjaan produk, serta ramah

lingkungan merupakan faktor tersendiri bagi perusahaan untuk menerapkan

sistem keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaannya.

Sebagai warga negara yang baik, para pelaku usaha harus mau untuk

mematuhi dan melaksanakan apa yang tertuang dalam peraturan yang dibuat

pemerintah. Selain untuk memenuhi kewajiban diharapkan pelaku usaha juga

termotivasi dan tergerak untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman,

nyaman, sehat dan selamat bagi pekerja dalam melakukan pekerjaannya.

Lingkungan kerja yang baik, sangat penting bagi kelanjutan dan

kesinambungan usaha yang dijalankan. Dengan penerapan K3 yang baik di

perusahaan maka akan tercipta keselamatan dan kesehatan kerja yang optimal

di tempat kerja.

P.T. Pura Barutama sebagai salah satu perusahaan percetakan dan

pengepakan terkemuka di kawasan Asia Tenggara mempunyai andil dan

peranan yang besar dalam penerapan K3 di perusahaan. Seperti yang telah

menjadi tujuan P.T. Pura Barutama yang berbunyi “Mengingat keselamatan

dan kesehatan kerja yang merupakan tugas kita bersama (baik pekerja,

Page 14: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

pengusaha maupun pemerintah). Maka perlu dibudayakan agar tercipta iklim

kerja yang kondusif demi tercapainya efisiensi dan produktivitas nasional”.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis akan mandiskripsikan tentang

penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di P.T. Pura Barutama Kudus,

Jawa Tengah.

B. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan magang ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui gambaran perusahaan P.T. Pura Barutama Kudus.

2. Untuk mengetahui proses produksi percetakan dan pengepakan di P.T.

Pura Barutama Kudus.

3. Untuk mengetahui potensi dan faktor bahaya di P.T. Pura Barutama

Kudus.

4. Untuk mengetahui penerapan kesehatan kerja di P.T. Pura Barutama

Kudus.

5. Untuk mengetahui penerapan keselamatan kerja di P.T. Pura Barutama

Kudus.

6. Untuk mengetahui penerapan ergonomi di P.T. Pura Barutama Kudus.

7. Untuk mengetahui Sistem Managemen K3 di P.T. Pura Barutama Kudus .

8. Untuk mengetahui pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan di P.T.

Pura Barutama Kudus.

Page 15: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

C. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah

1. Bagi Perusaahaan

Dapat memberi masukan pada perusahaan mengenai aspek K3, dan

informasi tentang kondisi lingkungan kerja sebagai acuan untuk perbaikan

lingkungan kerja dan pelaksanaan program K3 selanjutnya.

2. Program D.III Hiperkes dan KK

a. Sebagai sarana untuk membina kerjasama dengan institusi lain di

bidang K3.

b. Dapat menambah studi kepustakaan yang bermanfaat tentang K3 di

P.T. Pura Barutama Kudus.

c. Digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui tingkat keterampilan

mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat dari bangku

kuliah.

3. Bagi Mahasiswa

a. Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan

indentifikasi dan pengendalian faktor dan potensi bahaya yang terdapat

di perusahaan serta mengetahui sejauh mana penerapan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan.

b. Dapat digunakan sebagai pengalaman kerja dalam bidang K3, sehingga

tidak akan kaku dalam penerapannya dikemudian hari.

Page 16: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

METODE PENGAMBILAN DATA

A. Persiapan

Pertama yang harus dilakukan untuk dapat melakukan praktek kerja

lapangan meliputi pengajuan permohonan magang dan menyerahkan proposal

pelaksanaan magang yang ditujukan ke perusahaan yang dijadikan tempat

magang yaitu P.T. Pura Barutama. Adapun proposal permohonan magang

tersebut diajukan pada bulan September 2010.

B. Lokasi

Pengambilan data dilaksanakan di P.T. Pura Barutama, yang berlokasi

di Jalan Kresna Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

C. Pelaksanaan

Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan mulai tanggal 1–28 Februari

2011, namun atas permintaan pembimbing perusahaan, pelaksanaan magang

diperpanjang hingga tanggal 2 April 2011 dengan waktu 5 hari kerja, mulai

pukul 07.30–15.30 WIB dan 1 hari kerja mulai pukul 07.30-12.30.

D. Sumber Data

Dalam melaksanakan penelitian, penulis menggunakan data-data sebagai

berikut :

Page 17: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan melakukan observasi, survey ke lapangan

atau tempat kerja dan wawancara serta diskusi dengan tenaga kerja.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari data perusahaan sebagai pelengkap laporan

ini

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun beberapa teknik pengambilan data yang dilakukan oleh

mahasiswa, antara lain:

1. Observasi

Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan

langsung terhadap pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

sekaligus melakukan survey ke lapangan untuk mengetahui sistem

operasional percetakan dan mengidentifikasi potensi bahaya yang ada.

2. Interview

Interview merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

melakukan wawancara secara langsung kepada tenaga kerja dan karyawan

yang berwenang yang berkaitan langsung dengan masalah Keselamatan

dan Kesehatan Kerja pada setiap unit kerja yang bersangkutan.

Page 18: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu penulis mengumpulkan data dengan cara

membaca buku-buku kepustakaan, laporan-laporan penelitian yang sudah

ada, dan literatur-literatur lain yang berkaitan dengan topik magang.

Page 19: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Profil Perusahaan

Pura merupakan perusahaan pribadi yang dibangun pada tahun 1908

sebagai industri percetakan di Kudus. Jacobus Busono merupakan generasi

ketiga dan memulai kariernya pada saat menjadi pimpinan pura pada tahun

1970 dan berposisi sebagai presiden direktur.

Pengembangan sumber daya manusia yang intensif dengan cara

membangun sebuah karakter (prioritas yang diikuti pula dengan pelatihan

teknis dan mampu untuk memanage sesuatu akan dapat membuat sebuah

budaya) yang dapat berinovasi dan membentuk suatu kemajuan

perusahaan. Hal inilah yang menjadi budaya di Pura, sebuah budaya untuk

membawa filosofi perusahaan.

Setelah tiga dekade, Pura telah berkembang menjadi grup terintegrasi

dari divisi manufactur, percetakan, pengepakan, pemroduksi kertas,

konverta, permesinan, anti counterfeiting, kartu elektrik, dan label

teknologi tinggi. Pura group sekarang diantara yang terbesar di dunia

percetakaan dan pengepakan di Asia Tenggara.

Pura juga memproduksi berbagai komoditas ekspor dan beberapa

inovasi tersebut merupakaan yang pertama didunia seperti Hologram

Page 20: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Scratch off, Direct Hologram, Smart card, microcapsule dan masih

banyak lainnya.

Berdiri pada tahun 1908 sebagai cetak offset dengan

mempekerjakaan 8 karyawan, dan sekarang ditangani oleh generasi ketiga

dengan managemen professional yang dapat mengorganisir dan memanage

setiap lingkungan perusahaan Pura Group menjadi group yang

berkembang dengan memiliki 20 pabrik dan mempekerjakaan 7000 lebih

karyawan. Jangkauan usahanya meliputi Paper Making, Paper

Converting, Printing-Packaging, Holography, Enggenering, Total

Security System, Smart Tecnology.

Perkembangan perusahaan secara lebih lanjut adalah sebagai berikut :

a. Tahun 1972 didirikan PT Pura Box yang bergerak dibidang produksi

kotak karton gelombang (packaging box) dan kertas Koran.

b. Tahun 1973 didirikan PT. Pura Roto yang bergerak dibidang

rotogravure dan converting yang dalam perkembangan selanjutnya

memproduksi kotak karton lipat (modern fleksible packaging).

c. Tahun 1974 didirikan unit paper mill sebagai penunjang PT Pura Box

dalam pengadaan kertas medium linier dan kertas test liner.

d. Tahun 1984 menjadi perusahaan pertama didaerah tropis yang

memproduksi dan memperkenalkan Non Carbon Required.

e. Tahun 1985 Divisi Kertas diresmikan oleh presiden Soeharto.

f. Tahun 1986 Divisi Converta telah memproduksi Siliconozed Rease

Paper dan Cork Tipping Paper (untuk kertas rokok).

Page 21: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

g. Tahun 1987 PT Pura Barutama menerima 8 internasional Thropy For

Tecnology dari Frankfurt Jerman serta penghargaan American

Recognition of Eficiency.

h. Tahun 1988 P.T. Pura Barutama mulai mengekspor ke pasar

internasional seperti USA, Eropa, dan sebagainya.

i. Tahun 1989 Didirikan PM (Paper Mill) 7 dan 8 yang pada tanggal 1

Juli 1993 diberi nama PT. Nusa Persada dan dibagi menjadi Unit Paper

Mill dan Unit Holografi.

j. Tahun 1991 berdiri divisi Indostamping yang menghasilkan Hot

Stamping Foil.

k. Tahun 1992 didirikan Pura Micro Capsule.

l. Tahun 1994 berdiri divisi Human Resource Development (HRD).

m. Pada tahun 2001 didirikan unit Paper Mill IX.

n. Pada tahun 2004 didirikan Unit Kogen/ PLTU/ Unit Power Plant di

daerah Jati.

o. Pada tahun 2005, Pura mendirikan Unit Smart Tecnology yang

bergerak dalam pembuatan Smart Card dan Label untuk identifikasi

produk dan personel.

2. Lokasi Perusahaan

Pura Barutama kini memiliki banyak unit di berbagai lokasi, untuk

itu dalam pembagian lokasinya, Pura Barutama dikelompokkan dalam 6

kawasan, yaitu :

Page 22: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

a. Kawasan I

Berada di Jalan Dr. Lukmono Hadi Kudus yang terdiri :

1) Divisi Holografi, bergerak di bidang percetakan hologram.

2) Divisi Batu Mulia, bergerak di bidang pembuatan batu perhiasan.

b. Kawasan II

Berada di jalan AKBP Agil Kusumadya 203, Jati Wetan Kudus

yang terdiri dari :

1) Divisi Rotogravure, bergerak dibidang percetakan rotografi.

Produk yang dihasilkan berupa kemasan-kemasan untuk obat-

obatan, rokok, permen, dan cetak CTP (Cork Tip Paper)

2) Divisi Paper Mills PM 1, PM 2, PM 3 yang memproduksi kertas

CTP untuk pembungkus filter rokok.

c. Kawasan III

Berada di jalan Kresna Jati Wetan Kudus yang terdiri dari :

1) Divisi Offset, bergerak di bidang cetak offset untuk kertas dan

kardus.

2) Divisi Coating, merupakan unit Converting dan laminating. Produk

yang dihasilkan adalah kertas stiker dan kertas NCR yang

merupakan andalan unit ini.

3) Divisi Repro, merupakan unit prepress, yang bertugas dan

bertanggung jawab pada proses pra cetak.

Page 23: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

d. Kawasan IV

Berada di Jalan AKBP Agil Kusumadya Jati Kulon Kudus yang

terdiri dari :

1) Divisi Paper Mills PM 5, PM 6, PM 9, PM 10

2) Divisi Microcapsule yang memproduksi pelapisan pada kertas

NCR.

3) Divisi TSS unit yang memproduksi dokumen sekuriti dan yang

memproduksi produk yang ada pengamannya.

4) Divisi Pura Bangunan

5) Divisi Power Plant

6) Divisi Indostamping

7) Divisi PST

e. Kawasan V

Berada di jalan Kudus-Pati Km 12 Terban Kudus yang terdiri dari :

1) Divisi Paper Mills PM 7 dan PM 8. Unit PM 7 memproduksi

kertas multi layer dan unit PM 8 memproduksi kertas single layer.

2) Divisi Workshop atau Pura Rekayasa mesin Indo, bergerak di

bidang perbengkelan dan pembuatan mesin.

3) Divisi Boxindo, merupakan unit pembuatan karton gelombang

untuk bahan pembuatan box.

4) Divisi Agro

f. Kawasan VI

Berada di jalan Lingkar Kudus-Jepara yang terdiri dari :

Page 24: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

1) Divisi Transportasi, merupakan unit pengadaan dan perencanaan

bangunan dan tempat bahan untuk pengembangan dan

pembangunan Pura Group.

2) Divisi Tinta, bergerak di bidang pembuatan dan pengolahan tinta

untuk memenuhi kebutuhan Pura Group sendiri.

3) Divisi Dekorindo, produsen kertas dan foil dekorasi yang

merupakan perusahaan pertama di Asia Tenggara yang

memproduksi kertas melamine impregnated, finished foil, dan foil

& kertas cetak dekorasi.

3. Visi dan Misi

a. Memenuhi permintaan dan kebutuhan akan produk-produk percetakan

dan pengepakan di pasar domestik dan diluar negeri, dengan

menawarkan solusi yang inovatif, berkualitas, dan berbasis teknologi

canggih dan bahan baku lokal.

b. Menjadi pemain utama di industri percetakan dan pengepakan global,

dengan memanfaatkan inovasi produk, sinergis dan solusi yang

komprehensif.

4. Budaya Perusahaan :

a. Inovasi atau gebrakan dan pembelajaran yang berkesinambungan

adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

b. Sumber daya manusia adalah kunci dan inovasi. Membangun karakter

adalah langkah pertama untuk melahirkan sumber daya manusia yang

berkompeten.

Page 25: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

5. Struktur Organisasi

P.T. Pura Barutama dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang

dibantu oleh manajer-manajer. Manajer dibantu oleh beberapa kepala

departemen yang membawahi kepala bidang.

Kepala bagian departemen bertanggung jawab kepada manajer dan

manajer sendiri bertanggung jawab kepada direktur utama.

Gambar 1. Struktur organisasi P.T. Pura Barutama.

(Sumber : Departemen HR_GA, 2011)

PRESIDENT DIRECTUR

WK. PRESIDENT DIRECTUR I DAN II

Direktur

Pembelian

Direktur

marketing

Manager

marketing

Area

Manager

Marketing

Pembelian

General

Manager

Produksi

Manager

HR-GA

Direktur

HR-GA

Direktur

Produksi

Seksi-seksi Kadept

HR-GA Kabag

Pembelian

Manager

Staff

Pembelian Kabag

Produksi

Kabid

HR-GA

Pengawas

Kabid

Produksi

Page 26: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

6. Komposisi Jumlah Karyawan

Jumlah karyawan P.T. Pura Barutama periode Desember 2010

sebanyak 7.750 pekerja. Dengan rincian pekerja laki-laki sebanyak 5.598

pekerja dan perempuan sebanyak 2.152 pekerja.

Tabel 1. Jumlah Karyawan PT. Pura Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

Pendidikan 28 Februari 2011

Pasca Sarjana 15

Sarjana 570

Diploma III 233

Diploma II 10

Diploma I 8

SLTA 3.882

SLTP 1.868

SD 1.164

Jumlah 7750

Sumber : Departemen HRD pada Februari 2011

7. Fasilitas Perusahaan

Untuk menunjang kesejahteraan karyawan, keluarganya, bahkan

tamu yang berkunjung (pelanggan) perusahaan menyediakan berbagai

sarana dan prasarana yang dapat memotivasi karyawan untuk menjadi

sumber daya manusia yang unggul dan sejahtera. Sarana dan prasarana

tersebut antara lain :

a. Cuti

Fasilitas cuti diberikan kepada karyawan sekurang-kurangnya 12 hari

kerja selama yang bersangkutan bekerja 12 bulan. Dalam hal ini

apabila cuti tahunan tidak digunakan dapat di ganti dengan uang yang

pembayarannya dilakukan diakhir periode cuti. Cuti melahirkan

Page 27: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

diberikan kepada karyawan selama 3 bulan namun pemberlakuannya

masih disesuaikan dengan kebutuhan karyawan dan memperhatikan

pertimbangan medis.

b. Transportasi

Saat ini P.T. Pura Barutama belum menyediakan fasilitas

transportasi bagi karyawannya. Fasilitas transportasi hanya di berikan

kepada para general manager berupa mobil mewah. Selain itu, PT

Pura Barutama mempunyai fasilitas helikopter serta kapal bagi yang

diperuntukan bagi kepentingan internal, tamu perusahaan VIP/VVIP,

serta untuk penggunaan komersial.

c. Guest house

Guest house merupakan layanan P.T. Pura Barutama kepada

para tamu VIP/VVIP yang berkunjung di kantor Pusat P.T. Pura

Barutama. Guest house berkapasitas 15 ruangan, lengkap dengan

fasilitas sekelas hotel berbintang lima, seperti kolam renang, lapangan

tenis indoor, ruang kebugaran, dan ruang karaoke.

d. Rekreasi

Kegiatan rekreasi rutin dilakukan setiap setahun sekali, untuk

pengaturan waktu tiap unit berbeda-beda disesuaikan dengan kondisi

unit bersangkutan, namun setelah tahun 2010 kegiatan ini ditiadakan

dengan alasan kesibukan.

Page 28: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

e. Koperasi karyawan

Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, perusahaan

membantu dan memfasilitasi dengan didirikannya koperasi karyawan

(kopkar) Pura Group.

f. Tempat Ibadah

Untuk sarana peribadatan, P.T. Pura Barutama menyediakan

mushola di setiap unitnya. Mushola ini dimanfaatkan karyawan

muslim untuk melakukan ibadah.

g. Sarana Olah Raga

Sarana olah raga yang ada di perusahaan yaitu lapangan tenis,

stadion tennis meja dan badminton, kolam renang, dan area fitness.

B. Proses Produksi

Proses produksi di P.T. Pura Barutama berbeda-beda di setiap unit,

Berikut adalah salah satu contoh proses produksi di Unit Offset, sebagai

berikut :

1. Gudang Bahan Baku

Digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara bahan baku.

Bahan baku berupa kertas-kertas dalam bentuk lembaran (sheet)

berukuran standart 109 X 79 cm. Di gudang kertas terdapat 200 jenis

kertas misalnya duplex board, ivory board dan silver metaliz. Kertas

tersebut berasal dari para suplyer misalkan Fajar Surya, Surya Pamenang,

Pindo Delli, Tjiwi Kimia, Indah Kiat, dan dari unit Pura Kertas sendiri.

Pada saat bahan baku masuk harus lolos melewati QC ( quality control).

Page 29: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Di QC incoming terdapat pemeriksaan gramature atau berat dari kertas

tersebut, selain itu terdapat pemeriksaan kondisi fisik kertas, permukaan

kertas (coating), jenis kertas, ukuran kertas, dan arah serat. QC incoming

berhak untuk menerima atau menolak bahan dari suplayer berdasarkan

hasil pemeriksaan. Selain kertas di gudang juga terdapat bahan kimia

berupa lem, plastik OPP, flute dan spare part. Khusus untuk gudang

solvent, serta gudang tinta lokasinya dibedakan. Tempat penyimpanan

kimia sengaja ditempatkan terpisah sesuai jenisnya. Hal ini bertujuan

untuk menghindari terjadinya kebakaran karena bahan yang disimpan

merupakan bahan yang sangat mudah terbakar. Di area ini sudah dilakukan

tidakan preventif untuk mencegah kebakaran antara lain dengan memasang

grounding pada area gudang pengisi solvent. Pengisian solvent dari tangki

ke drum harus dihubungkan dengan grounding agar tidak terjadi listrik

statis, meniadakan sumber listrik di area gudang, penggunaan water spray

agar udara sekitar tidak terlalu panas, dan pengaturan sirkulasi udara yang

baik.

2. Potong Putihan

Kertas yang berukuran standart 109 X 79 cm dari gudang di potong

menjadi 4 atau 6 atau 8 disuaikan dengan mesin cetak yang digunakan

tujuannya untuk mempermudah dalam proses pencetakan. Area Potong

Putihan merupakan area pemotongan kertas. Ketika bahan sampai di area

potong putihan maka harus ada PP (perintah produksi). Di dalam perintah

produksi terdapat standar ukuran bahan yang akan diproduksi, jenis tinta

Page 30: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

yang digunakan, dan waktu penyelesaian di setiap bagian. Ketika bahan

telah selesai diproses ditiap bagian, maka selanjutnya bagian WIP

memasukkan data input sebagai laporan bahwa proses produksi telah

selesai dikerjakan di bagian tersebut. Di area ini potensi bahaya cukup

besar, kecelakaan kerja yang terjadi yang diakibatkan oleh kelalaian

manusia. Apabila pekerja tidak berkonsentrasi potensi tangan terpotong

cukup tinggi, selain itu bahaya debu kertas dan terjepit pallet pun

tergolong signifikan.

3. Cetak

Merupakan suatu area yang digunakan sebagai tempat untuk

mencetak sesuai dengan design warna dan design bentuk yang diinginkan

customer. Jenis cetakan dapat berupa label (etiket) maupun berupa paper

packaging. Di dalam mesin cetak terdapat 4 warna dasar yakni cyan,

magenta, yellow, dan black. Di dalam mesin cetak telah dilengkapi dengan

plat yang sebelumnya sudah didesain di komputer. Untuk prosentase

warna cetakan sudah diatur di plat tersebut.

Proses selanjutnya adalah proses completing antara lain meliputi :

a. Varnish

Tujuan dari proses pemvarnishan yaitu agar produk cetakan

terlihat mengkilap atau gloss. Pada proses pelapisan cetakan

menggunakan chemical tertentu sesuai dengan fungsinya.

Fungsi dari pelapisan permukaan antara lain :

1) Anti air (water resistance)

Page 31: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Biasanya dicoatingkan dibagian belakang cetakan atau juga di dua

muka ( depan belakang). Fungsinya menjaga supaya cetakan kertas

tahan terhadap air. Produk ini dipakai pada cetakan-cetakan lidding

cup untuk ice cream, dan lidding cup untuk agar-agar.

2) Anti minyak (grease resistance)

Dicoatingkan dibagian belakang cetakan, berfungsi untuk menjaga

supaya cetakan (kertas) tahan terhadap minyak atau lemak.

Dipakai pada cetakan untuk mengemas produk-produk yang

mengandung minyak. Contoh : dos KFC, CFC, dan lain-lain.

3) Anti jamur (fungisida resistance)

Biasanya dicoatingkan pada bagian belakang cetakan (back side)

untuk mencegah supaya produk yang dikemas tidak berjamur.

Biasanya dipakai untuk mengemas sabun.

Pada area varnish, potensi bahaya berasal dari paparan sinar UV

yang dapat mengakibatkan kebutaan bila mengenai mata secara

langsung hal ini dikarenakan intensitas sinar UV yang digunakan

untuk pengeringan tergolong tinggi. Selain itu bau menyengat yang

berasal dari solvent yang merupakan potensi bahaya terjadinya rasa

sakit pada paru-paru serta potensi tertimpa barang dan terjepit silinder

rol yang berputar.

b. Foil

Menggunakan mesin hot stamping foil membutuhkan tingkat

panas yang tinggi, tujuannya agar foil menempel pada kertas. Mesin

Page 32: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

ini mencetak dengan warna-warna khas foil antara lain : silver atau

perak, gold atau emas, holo diffraction (tiga dimensi), atau warna-

warna lain yang tidak bisa dihasilkan oleh tinta cetak. Foil tersebut

berfungsi untuk mempercantik penampilan agar tekesan lux atau

mewah selain itu foil juga berfungsi memberi pengamanan pada label

atas keasliannya (anti pemalsuan). Untuk potensi bahaya di tiap

variasi hampir sama yaitu potensi bahaya terjepit, tertimpa barang,

dan terkena paparan bahan kimia.

c. Laminasi

Proses laminasi adalah proses pelapisan pada cetakan. Pelapisan

ini untuk menempelkan plastik jenis OPP ke permukaan cetakan.

Laminasi terdiri dari dua jenis yaitu laminasi polos dan motif.

Laminasi dapat dilakukan pada kertas ivory, duplex dan kertas flute.

Laminasi motif memiliki dua design yaitu berupa gambar atau logo

dan microtext berhologram. Pada area ini terdapat potensi bahaya

berupa terjepit roll, terkena bahan kimia baik terpercik, maupun

terpeleset akibat bahan kimia tersebut.

d. Ponz atau emboss

Ponz adalah suatu proses pembentukan doos dengan ukuran dan

bentuk sesuai permintaan customer. Pada proses ini cetakan yang

semula berbentuk lembaran akan dicutting dan dicreasing masuk

perforatingnya. Proses ini menggunakan pisau yang dibuat sesuai

dengan layout film cetak. Out put dari proses creasing berupa

Page 33: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

lembaran-lembaran plano yang sudah ada potongan-potongan

berbentuk doos. Mesin ini juga memproses pembuatan embos yang

dapat menciptakan image timbul seperti relief pada suatu cetakan

dibagian teks atau logo tergantung dari desain yang dibuat, sehingga

ketika diraba akan tampak menonjol keluar. Cetakan yang dihasilkan

nantinya tidak hanya menarik tetapi juga memiliki nilai seni tinggi

ketika disentuh.

4. Cabut

Proses cabut merupakan area pemisah. Hasil dari cutting creasing

yang masih menempel dilepas satu persatu (dicabut dari posisinya pada

kertas plano). Kemudian disusun per pasang di pallet untuk selanjutnya

dikirim ke proses folding (lipat) dan glueing (pengeleman).

5. Lipat

Pada proses ini cetakan produk dilipat oleh mesin sesuai dengan

bentuk produk yang diinginkan customer. Di area ini selain proses

pelipatan juga terjadi proses pengeleman dari hasil stripping. Proses

pelipatan menggunakan mesin folding dan glueing. Khusus produk dengan

ukuran besar seperti flute, proses lipat dilakukan secara manual.

6. Finishing

Setelah semua proses pencetakan sampai pelipatan selesai, maka

proses penyortiran pun dilakukan. Proses penyortiran ini bertujuan untuk

membedakan hasil yang layak dipasarkan (masuk strandart) dengan

Page 34: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

produk yang tidak baik (out of standart). Proses ini dilakukan secara

manual, dipilih satu per satu.

7. Pengiriman

Proses terakhir yakni pengirimiman. Produk yang telah siap untuk

dikirimkan ke customer. Pada area ini mengandung potensi bahaya

kejatuhan barang saat pemindahan barang.

C. Higene Perusahaan

1. Potensi Bahaya

a. Terjepit

Bahaya terjepit banyak ditemukan di area mesin cetak dan

varnish, kecelakaan terjadi pada saat penggantian maupun

pemeriksaan roll atau peralatan yang berputar. Hal ini dapat

mengakibatkan patah tulang pada jari tangan. Upaya pengendalian

yang telah ada yaitu dengan memasang cover pengaman dan

peringatan serta tanda bahaya pada semua peralatan berputar.

b. Terpercik

Bahaya terpercik oleh cairan B3 khususnya solvent dan tinta.

Upaya pengendalian yang telah ada yaitu dengan menggunakan alat

pelindung diri yang sesuai, serta sosialisasi MSDS bagi karyawan

serta pelatihan khusus bagi karyawan yang berhubungan langsung

dengan bahan kimia. Dalam proses produksi, P.T. Pura Barutama

banyak menggunakan bahan kimia seperti toluene, melamin, etil

asetat, tinta, dan lain sebagainya.

Page 35: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

c. Tertimpa

Pada area gudang berpotensi tertimpa kertas atau bahan. Potensi

tersebut dapat diminimalisir dengan cara memberi batas ketinggian

penumpukan barang yakni 1,5 m sebagai zona daerah bahaya dan

larangan beristirahat diarea gudang serta pemakaian helm pengaman.

2. Faktor Bahaya

a. Faktor Fisika

1) Kebisingan

Kebisingan yang ada pada area pabrik merupakan kebisingan

yang bersifat continue atau terus menerus. Kebisingan tersebut

timbul akibat penggunaan mesin-mesin yang ada pada area

produksi. Berikut ini adalah hasil pengukuran kebisingan yang

dilakukan P.T. Pura Barutama pada bulan Januari 2011.

Tabel 2. Intensitas Kebisingan di Berbagai Lokasi

No Lokasi Pengukuran Hasil (dB A) NAB (dB A)

1 Ponz 74,7 85

2 Cetak I 76 85

3 Cetak II 79,4 85

4 Potong Putihan 78,3 85

5 Tinta 76,4 85

6 Varnish 79,6 85

7 Lipat 76,7 85

8 Foil 80,6 85

9 Laminasi 73,7 85

10 Finishing 62,4 85

11 Spesial room 74 85

Sumber : Hasil pengukuran Dinsosnaker pada 13 Januari 2011

Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di tempat kerja

(Kepmenaker No.Kep.51/Men/1999) adalah 85 dBA untuk

Page 36: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

pemaparan 8 jam/hari dan pemaparan semakin dipersingkat apabila

intensitas semakin tinggi (Yanri, 2005).

2) Penerangan

Setiap area produksi membutuhkan penerangan yang

berbeda-beda tergantung dari pekerjaan yang dilakukan. Hal ini

dikarenakan untuk menghindari terjadinya kecelakaan serta

penyakit akibat kerja pada tempat kerja. Pengukuran penerangan

pada P.T. Pura Barutama dilakukan oleh Dinas Sosial, Tenaga

Kerja dan Transmigrasi setempat, secara rutin setiap 6 bulan sekali.

Tabel 3. Intensitas Penerangan di Berbagai Lokasi

No

Unit Produksi

dan Lokasi

Pengukuran

Hasil pengujian (Lux) Standar

(Lux)

Jenis

Pekerjaan Kisaran Rata-

rata

1 Ponz 55,9-271 172,8 100 Kurang Teliti

2 Cetak I 160-206 178,8 200 Agak Teliti

3 Q.C Cetak 1 787-1755 1307,1 500-1000 Teliti

4 Cetak II 99,2-455,5 230,5 200 Agak Teliti

5 Q.C Cetak II 651,8-1368 1051,2 500-1000 Teliti

6 Potong Putihan 47,8-61,2 55,9 100 Kurang teliti

7 Tinta 370-2580 1060 500-1000 Teliti

8 Meja control

tinta

987-1047 1031 500-1000 Teliti

9 Varnish 275-375 329,2 200 Agak Teliti

10 Lipat 97,6-113,6 122,5 100 Kurang Teliti

11 Foil 102,4-260 208,5 100 Kurang Teliti

12 Laminasi 109-137,1 122,9 100 Kurang Teliti

13 Finishing 120,3-222,8 156,7 200 Agak Teliti

14 Spesial room 163,2-312 245,9 200 Agak Teliti

Sumber : Hasil pengukuran Dinsosnaker pada 13 Januari 2011

3) Iklim Kerja

Penggunaan peralatan kerja yang menggunakan panas, seperti

pada proses pencetakan dan proses laminasi menimbulkan suhu

udara di sekitar mesin menjadi panas. Udara yang panas ini dapat

Page 37: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

menimbulkan rasa tidak nyaman bagi operator mesin maupun

tenaga kerja yang berada di area tersebut. Oleh karena itu, P.T.

Pura Barutama telah mengupayakan pengendaliannya, sebagai

berikut :

a) Mengadakan local exhauster.

b) Mengadakan pengontrol suhu dan kelembaban ruangan.

c) Pengaturan ruangan yang di desain dengan sistem bangunan

yang tinggi dan sirkulasi udara yang cukup.

Berikut hasil pengukuran yang dilakukan :

Tabel 4. Pengujian Iklim Kerja di Berbagi Lokasi

No Unit produksi dan

lokasi pengukuran

Hasil pengukuran

suhu (Cº)

Kelembaban

(%)

1 Ponz 28,2 76,5

2 Cetak I 29,2 58,6

3 Cetak II 29,9 71,7

4 Potong putihan 29,8 73

5 Tinta 30,9 71,4

6 Varnish 30,3 71,2

7 Lipat 30,2 71,9

8 Foil 30 68,2

9 Laminasi 30,1 71,1

10 Finishing 31,2 73,8

11 Spesial Room 30 68,8

Sumber : Hasil pengukuran Dinsosnaker pada 13 Januari 2011

b. Faktor Kimia

Berikut hasil pengujian kadar debu di lingkungan kerja, yang

dilakukan :

Tabel 5. Pengukuran Kadar Debu di Berbagi Lokasi

No Lokasi Satuan Hasil Nilai Ambang

Batas

1. Area Cetak I Mgr/m3

0,440 10

2. Area Cetak Mgr/m3 0,479 10

3. Area Ponz Mgr/m3 0,199 10

Bersambung

Page 38: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

4. Area Lipat Mgr/m3 0,168 10

5. Spesial Room Mgr/m3 0,315 10

Sumber : Hasil Pengukuran Balai Pelatihan dan Pengujian Hiperkes

pada 13 Januari 2011

Penggunaan bahan-bahan kimia yang ada di perusahaan yang

berupa solvent atau pelarut, yaitu berupa cairan toluene dan etil asetat.

Toluene dan Etil asetat merupakan bahan kimia yang mudah terbakar

dan mempunyai bau yang sangat menyengat. Sehingga tidak hanya

berpotensi bahaya kebakaran, namun juga dapat mengganggu

pernafasan tenaga kerja yang berada di tempat kerja tersebut.

Menyadari akan bahaya yang ditimbulkan, perusahaan telah melakukan

berbagai upaya pengendalian yang berupa penggunaan sistem ventilasi

(blower) dan kewajiban penggunaan APD berupa masker bagi

karyawan.

Selain itu penggunaan tinta sebagai bahan baku untuk proses

cetak juga dapat menimbulkan iritasi pada kulit apabila mengalami

kontak langsung dengan kulit, maka selain masker karyawan juga

diwajibkan untuk memakai sarung tangan apabila melakukan proses

pengadukan bahan.

c. Faktor Biologi

Faktor biologi yang merupakan faktor bahaya yang ada di

perusahaan meliputi : bakteri, virus, microorganisme, serangga, tikus,

dan binatang-binatang lain yang dianggap mengganggu dan dapat

menimbulkan suatu penyakit.

Sambungan

Page 39: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

d. Faktor Mental-Psikologis

Hubungan kerja antara karyawan satu dengan karyawan lainnya

maupun atasan dengan bawahan merupakan faktor bahaya mental-

psikologis yang perlu mendapat perhatian khusus karena dapat

berpengaruh pada tingkat produktivitas. Di P.T. Pura Barutama setiap

sebulan sekali diadakan acara kumpul bersama atau yang biasa disebut

“anjangsana”. Untuk tempat pelaksanaan diadakan di rumah karyawan

secara bergilir. Hal ini bertujuan selain mengakrabkan antar karyawan

maupun karyawan dengan atasan juga dapat mengenal keluarga dari

karyawan tersebut.

D. Kesehatan Kerja

1. Personel

Untuk penanganan masalah kesehatan, perusahaan menyediakan

dokter yang tersebar di setiap balai pengobatan. Dokter yang bekerja di

balai pengobatan telah mengikuti pelatihan Hiperkes dan sudah memiliki

sertifikat dari pelatihan tersebut. Di setiap balai pengobatan terdapat 1

dokter dan 4 tenaga paramedis. Apabila obat yang disediakan di balai

pengobatan tidak memadai dan butuh pemeriksaan khusus yang tidak bisa

dilakukan di balai pengobatan, maka dokter ataupun tenaga medis yang

berjaga berkewajiban untuk membuatkan surat rujukan ke rumah sakit

yang telah ditunjuk oleh manajemen.

Page 40: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

2. Pelayanan Kesehatan

a. Balai pengobatan

Dalam penyelenggaraannya P.T. Pura Barutama memiliki balai

pengobatan yang terletak pada 3 kawasan, yaitu terletak pada

Kawasan II, Kawasan IV, dan Kawasan V. Pada setiap kawasan

tersebut terdapat satu dokter jaga yang bertugas pada hari Senin,

Rabu, dan Jumat dengan jam kerja mulai dari pukul 07.30-11.30 WIB.

Adapun dokter perusahaan tersebut telah memiliki sertifikat hyperkes.

Selain itu juga terdapat paramedis yang tersebar di seluruh balai

pengobatan tersebut, paramedis tersebut berjaga setiap hari selama

jam kerja yaitu mulai pukul 07.30-15.30 WIB. Tenaga paramedis

tersebut bertugas membantu dokter perusahaan.

Perusahaan menyediakan balai pengobatan untuk membantu

para korban yang mengalami kesakitan yang masih dapat ditangani

oleh dokter perusahaan untuk dilakukan tindakan pertolongan pertama

pada kondisi gawat daruat. Balai pengobatan tidak hanya digunakan

pada kondisi darurat saja, namun balai pengobatan merupakan sarana

tempat berobat para karyawan sehari-hari.

b. Kotak P3K

Pada setiap unit P.T. Pura Barutama telah menyediakan kotak

P3K. Kotak P3K tersebut diletakkan secara terpusat pada satu titik

yang mudah dijangkau oleh karyawan di masing-masing bagian yakni

di dekat pintu masuk, pintu keluar dan bagian tengah area produksi.

Page 41: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Kotak P3K tersebut berisikan : kassa steril, perban dengan lebar 5 cm

dan 10 cm, plester, kapas, kain segitiga, gunting, peniti, sarung tangan

sekali pakai, masker, pinset, lampu senter, gelas untuk mencuci mata,

kantong plastik bersih, Aquades, Iodin, alcohol 70 %, buku panduan

P3K di tempat kerja, buku catatan, dan daftar isi kotak.

c. Pelatihan PPPK

Selain menyediakan kotak P3K, perusahaan juga menyediakan

pelatihan tentang tindakan P3K setiap setahun sekali. Setiap karyawan

baru, diberikan pelatihan tentang P3K meliputi cara pertolongan

pertama pada korban luka, pendarahan, patah tulang, pingsan, cara

pengangkatan korban, dan tata cara memberi informasi bila terjadi

kecelakaan. Adanya pelatihan dijadwalkan oleh pihak trainer

perusahaan dan dilaksanakan oleh ahli K3 perusahaan yang

sebelumnya telah dilatih oleh petugas kesehatan.

d. Pemeriksaan kesehatan

P.T. Pura Barutama juga menyediakan pemeriksaan bagi tenaga

kerja, meliputi :

1) Pemeriksaan Awal

Pemeriksaan awal dilakukan sebelum tenaga kerja di tempatkan di

tempat kerja. Pemeriksaan awal kesehatan yang dilakukan meliputi

test urine, test darah, rontgen paru, dan test buta warna. Untuk

pemeriksaan kesehatan awal, perusahaan bekerja sama dengan RS

Page 42: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

yang ditunjuk oleh managemen yaitu RS. Umum Daerah Kudus

dan RS. Mardirahayu.

2) Pemeriksaan Berkala

Pemeriksaan berkala dilakukan pada tenaga kerja yang dilakukan

minimal satu tahun sekali. Kegiatan ini bertujuan untuk

memonitoring status kesehatan karyawan yang ada. Semua

karyawan yang bekerja di P.T. Pura Barutama telah melakukan

pemeriksaan kesehatan secara berkala bekerja sama dengan Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Kudus dan Rumah Sakit Mardi Rahayu.

Tenaga kerja diwajibkan memberikan surat hasil pemeriksaan

kesehatan terhadap departemen HRD bagian kesehatan. Hal ini

bertujuan apabila terdapat pekerja yang mengalami gejala penyakit

akibat kerja dapat di pindahkan ke bagian lain atau jika perlu

diberikan istirahat.

3) Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan khusus dilakukan pada tenaga kerja yang bekerja di

bagian yang mengandung potensi bahaya kesehatan, misalkan di

bagian pengeringan yang menggunakan sinar UV. selain itu

pemeriksaan khusus juga berlaku pada tenaga kerja di bagian

umum yang menderita gangguan penglihatan misalnya :

penggantian kaca mata bagi penderita Minus dan Silinder,

sebagaimana yang telah diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama

(PKB).

Page 43: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

e. Rumah sakit rujukan

Selain memiliki balai pengobatan PT. Pura juga bekerja sama

dengan rumah sakit yang ada di kota Kudus sebagai rujukan apabila

fasilitas di balai pengobatan tidak memadai. Adapun rumah sakit

tersebut, antara lain : Rumah Sakit Mardi Rahayu, Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Kudus, Rumah Sakit Islam (YAKKIS) dan Rumah Sakit

Kartika, Selain di Kabupaten Kudus, PT Pura Barutama juga

menyediakan fasilitas rujukan ke RS. Karyadi Semarang, Rumah Sakit

Elizabeth dan Rumah Sakit Telogorejo Semarang.

f. Jamsostek

Perusahaan menyediakan asuransi bagi karyawan. Setiap

karyawan telah didaftarkan untuk mengikuti Jamsostek. Program

jamsostek meliputi Jaminan Pelayanan Kesehatan, Pelayanan Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari

Tua (JHT). Untuk Jaminan Kecelakaan Kerja hanya berlaku bagi

tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja pada waktu berangkat

kerja, beraktivitas di tempat kerja, dan saat pulang ke rumah melewati

jalan yang wajar. Pelayanan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK),

Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) hanya berlaku

bagi tenaga kerja saja, namun untuk Jaminan Kesehatan Kerja selain

tenaga kerja sendiri, pelayanan ini juga diberikan kepada keluarga dari

pekerja tersebut antara lain satu isteri dan tiga anak.

Page 44: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

3. Gizi Kerja

P.T. Pura Barutama belum mempunyai kantin khusus bagi tenaga

kerjanya. Akan tetapi tiap karyawan diberi uang makan sebagai pengganti.

Selain itu juga diberikan tambahan berupa susu sachet khususnya pada

operator. Khusus untuk shift malam, operator diberi tambahan makanan

berupa pudding.

E. Keselamatan Kerja

1. Keselamatan Kerja Boiler

Di P.T. Pura Barutama menggunakan boiler sebagai pembantu dalam

proses produksi. Penggunaan boiler yang tidak sesuai persyaratan akan

menimbulkan kerugian berupa peledakan. Untuk mencegah terjadinya

peledakan maka P.T. Pura Barutama telah melakukan berbagai upaya

antara lain :

a. Melaksanakan instruksi kerja pengoperasian boiler dengan benar

b. Mengeluarkan surat izin keselamatan kerja (safety permit) saat

pembersihan tangki boiler.

c. Melakukan perawatan dan pemeriksaan secara berkala terhadap suhu

dan tekanan.

d. Menyediakan alat-alat pemadam kebakaran seperti : APAR, hydrant,

dan tujuh mobil pemadam kebakaran.

e. Memasang papan peringatan “ Dilarang Merokok “.

Page 45: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2. Keselamatan Kerja Bahan Kimia

Dalam proses produksi di pabrik banyak menggunakan bahan-bahan

kimia yang berbahaya, seperti toluene, melamin, etil asetat, tinta, dan lain

sebagainya. Bahan-bahan tersebut dapat mengakibatkan keracunan apabila

tertelan dan iritasi pada bagian tubuh yang terkena. Pengendalian yang

telah dilakukan oleh perusahaan adalah penyediaan dan sosialisasi MSDS,

pemasangan rambu-rambu tanda bahan kimia berbahaya, serta mewajibkan

pemakaian APD berupa masker dan safety gloves.

3. Komunikasi Keselamatan dan kesehatan Kerja

Banyak tenaga kerja yang belum mengerti tentang keselamatan dan

kesehatan kerja padahal kecelakaan yang sering terjadi ditimbulkan oleh

pekerja itu sendiri. Untuk meminimalisir peristiwa tersebut maka

diperlukan peran managemen untuk mengkomunikasikan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja. Komunikasi K3 dapat berupa :

a. Pemasangan poster atau spanduk K3

Pemasangan poster atau spanduk K3 di tempat kerja merupakan

suatu media yang komunikatif. Poster atau spanduk ini berisi himbauan

atau pesan untuk bekerja aman dan selamat. Di P.T. Pura Barutama

telah terpasang berbagai macam poster dan spanduk. Dengan adanya

poster dan spanduk diharapkan para pekerja selalu waspada terhadap

bahaya serta dapat berhati-hati dalam melakukan pekerjaan. Poster dan

spanduk yang terpasang juga selalu ditinjau keadaan fisiknya dan

Page 46: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

apabila kondisinya sudah kotor, rusak atau tidak layak maka akan

segera diganti.

b. Induksi K3

Setiap pekerja baru, tamu, kontraktor, pelanggan maupun

pemasok yang akan memasuki wilayah P.T. Pura Barutama akan

diberikan induksi tentang peraturan keselamatan dan kesehatan kerja

oleh pihak sekretaris K3 unit. Kegiatan ini dilaksanakan agar mereka

mengerti tentang bahaya yang ada di perusahaan sehingga mereka

mengetahui cara aman agar terhindar dari bahaya tersebut. Setelah

mereka mengerti akan peraturan tersebut, barulah mereka diberikan

alat pelindung diri sesuai dengan tempat yang akan mereka kunjungi.

4. Ijin Kerja

Adalah suatu izin kerja yang diberikan pada tenaga kerja pada suatu

tempat khusus yang mempunyai potensi bahaya yang tinggi sehingga

membutuhkan tenaga kerja yang mempunyai skill khusus dan

membutuhkan peralatan dan standar khusus.

P.T. Pura Barutama menetapkan empat jenis pekerjaan yang

digolongkan pekerjaan yang beresiko tinggi, antara lain area mudah

terbakar, bertegangan tinggi, bekerja di ketinggian, dan bekerja di area

terbatas (kadar oksigen kurang).

Sebagai penaggungjawab pelaksanaan surat ijin keselamatan kerja

(Safety permit) sebagai berikut :

a. Pimpinan unit kerja peminta jasa bertanggung jawab terhadap

Page 47: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

pengamanan keselamatan operasional dan kebersihan area kerja.

b. Pimpinan unit kerja pelaksana pekerjaan bertanggung jawab terhadap

pengamanan keselamatan pelaksanaan dan kebersihan area kerja.

Penandatanganan ijin kerja (Safety Permit) dilakukan oleh manager

teknik yang bersangkutan.

5. Inspeksi Keselamatan Kerja

Inspeksi Keselamatan kerja bertujuan unruk mencari dan

menganalisa sumber yang berpotensi sebagai penyebab kecelakaan baik

yang ditimbulkan oleh kondisi dari instalasi maupun pelaksanaan kerja

yang tidak standar, sehingga dapat diambil langkah awal dalam

pengendaliannya.

Adapun jenis inspeksi keselamatan kerja yang diterapkan di P.T.

Pura Barutama adalah

a. Periodical inspection

Merupakan inspeksi berkala, yang mencakup semua aspek sesuai lokasi

yang dijadwalkan

b. Intermitten inspections

Inspeksi ini dilakukan setiap saat, serta pemilihan lokasi yang tidak

dijadwalkan.

c. Routine inspections

Merupakan inspeksi yang dilaksanaakan secara teratur.

Page 48: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

d. Special inspections

Inspeksi ini dilakukan pada saat tertentu, misalkan pada saat konstruksi

baru, instalasi yang akan digunakan ataupun setelah kejadian.

e. Critical items inspections

Merupakan inspeksi instalasi kritis yang dapat berakibat masalah atau

kerusakan besar misalkan mesin, peralatan, proses dan lain-lain.

6. Investigasi kecelakaan

Kegiatan investigasi dilakukan setiap terjadi kecelakaan (accident).

Kegiatan investigasi bertujuan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya

accident. Investigasi dilakukan paling lama 2 x 24 jam dan pelaporannya

dilakukan setelah terjadi accident. Pelaksanaan investigasi dilakukan oleh

ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan.

7. APD

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan seperangkat alat keselamatan

yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian

tubuhnya dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan

kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Secara teknis alat

pelindung diri tidaklah dapat melindungi tubuh secara sempurna terhadap

paparan potensi bahaya. Namun alat pelindung diri akan dapat mengurangi

tingkat keparahan dari suatu kemungkinan terjadinya kecelakaan atau

penyakit akibat kerja (Tarwaka, 2008).

Syarat alat pelindung diri adalah:

a. Memiliki daya pencegah dan memberikan perlindungan yang efektif

Page 49: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

terhadap jenis bahaya yang dihadapi oleh karyawan.

b. Konstruksi dan kemampuannya harus memenuhi standar yang berlaku.

c. Efisien, ringan dan nyaman dipakai.

d. Tidak mengganggu gerakan-gerakan yang diperlukan.

e. Tahan lama dan pemeliharaannya mudah.

Kelemahan-kelemahan Penggunaan Alat Pelindung Diri :

a. Tidak enak dipakai atau kurang nyaman.

b. Sangat sensitif terhadap perubahan waktu.

c. Mempunyai masa kerja tertentu.

d. Dapat menularkan penyakit apabila digunakan secara bergantian.

Alat pelindung diri yang diwajibkan di P.T. Pura Barutama adalah

sebagai berikut :

a. Pelindung Kepala

Untuk melindungi kepala terhadap benturan kemungkinan

tertimpa benda-benda yang jatuh, melindungi bagian kepala dari

kejutan listrik ataupun terhadap kemungkinan terkena bahan kimia

yang berbahaya. Jenis-jenis alat pelindung kepala yang digunakan di

P.T. Pura Barutama terdiri dari :

(1) Safety helmet berbahan plastik. Digunakan untuk melindungi

kepala dari kejatuhan barang, safety helmet berbahan plastik

banyak digunakan di unit bangunan.

(2) Kerudung Kepala (Hood ) Digunakan untuk melindungi produk

agar tetap bersih dan tidak terkontaminasi dengan rambut serta

Page 50: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

melindungi seluruh kepala terhadap kotoran debu yang berasal dari

debu ataupun bahan lainnya yang dapat membahayakan maupun

yang dapat mengganggu kesehatan karyawan.

b. Pelindung Mata

Alat pelindung mata digunakan untuk melindungi mata terhadap

benda yang melayang, percikan api, bahan kimia dan cahaya yang

menyilaukan. Pelindung mata yang diberikan pada pekerja berupa

safety goggles yang dipakai pada saat melakukan pekerjaan mengelas

dan daerah berdebu maupun untuk perbaikan pada alat lain yang

mengandung bahan kimia yang berbahaya.

c. Pelindung Telinga

Pelindung telinga digunakan untuk melindungi telinga terhadap

kebisingan dimana bila alat tersebut tidak dipergunakan dapat

menurunkan daya pendengaran dan ketulian yang bersifat tetap.

Pelindung telinga yang diberikan adalah ear plug dan ear muff yang

dipakai di daerah yang memiliki intensitas kebisingan yang tinggi.

d. Pelindung Pernapasan

Alat pelindung pernafasan digunakan untuk melindungi hidung

dan mulut dari berbagai gangguan yang dapat membahayakan

karyawan. Masker yang diberikan berbeda sesuai dengan faktor

bahaya yang ada di lingkungan kerjanya. P.T. Pura Barutama

menggunakan masker jenis :

Page 51: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

(1) Masker kain

Dipakai di tempat kerja dimana terdapat debu pada ukuran lebih 10

mikron.

(a) Masker dengan filter untuk debu

Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu dan

dapat menyaring debu pada ukuran rata-rata 0,6 mikron

sebanyak 98%. Di pakai pada saat memasuki area yang

berdebu.

(b) Masker dan filter untuk debu dan gas

Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu dan

gas asam, uap solvent, fumes, asap dan kabut. Di pakai pada

saat memasuki area berdebu dan mengandung gas-gas yang

dapat mengganggu kesehatan.

e. Pakaian Kerja

Pakaian kerja yang dipakai di P.T. Pura Barutama adalah jenis

apron kain yang berfungsi agar produk tetap bersih selain itu pakaian

jenis apron ini juga berfungsi untuk keamanan.

f. Pelindung Kaki

Pelindung kaki yang diberikan adalah safety shoes yang terbuat

dari karet. Pelindung kaki ini hanya digunakan di area kerja, setelah

selesai bekerja maka sepatu tersebut disimpan lagi pada tempatnya.

g. Sarung Tangan

Sarung tangan yang diberikan berupa sarung tangan tahan panas

Page 52: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

yang dipergunakan saat memperbaiki mesin. Dan sarung tangan kain

yang digunakan pada saat pengadukan bahan.

h. Sabuk Pengaman (safety belt)

Sabuk pengaman diberikan pada pekerja yang melakukan pekerjaan di atas

ketinggian untuk mencegah terjadinya bahaya terjatuh.

8. Sarana pemadam kebakaran

a. Mobil Pemadam Kebakaran

Untuk mengendalikan potensi bahaya kebakaran, maka PT. Pura

memiliki sarana pemadam kebakaran, yaitu sebagai berikut :

1) Mobil Pemadam Kebakaran

P.T. Pura Barutama memiliki 7 buah kendaraan pemadam

kebakaran

a) Kendaraan jenis Bill Up dengan nomor polisi K 1980 HB

kapasitas 3500 liter air.

b) Kendaraan jenis Bill Up dengan nomor polisi K 1976 JB

kapasitas 22000 liter air.

c) Kendaraan jenis Cold Diesel dengan nomor polisi K 1974 JB

kapasitas 3000 liter air.

d) Kendaraan jenis Bill Up dengan nomor polisi K 1956 HB

kapasitas 3500 liter air.

e) Kendaraan jenis Bill Up dengan nomor polisi B 9693 NU

kapasitas 11000 liter air.

Page 53: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

f) Kendaraan jenis Truck dengan nomor polisi K 1973 JB

kapasitas 4000 liter air.

g) Kendaraan jenis Truck dengan nomor polisi K 1959 HB

kapasitas 5000 liter air.

b. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

Alat pemadam api ringan merupakan alat pemadam yang

digunakan untuk memadamkan api ketika masih dalam skala kecil.

Kalasifikasi penggunaan APAR harus disesuaikan dengan asal

penyebab kebakaran. Misalkan kebakaran pada mesin produksi,

APAR yang digunakan tidak boleh berasal dari dry chemical karena

dry chemical bersifat korosif terhadap logam. APAR yang sesuai

yakni AF-11 yang dapat memadamkan api tanpa merusak mesin (tidak

bersifat korosif) serta penggunaannya yang tidak meninggalkan bekas

dan bersih. Di P.T. Pura Barutama telah memiliki 1537 APAR dari

berbagai jenis. Rincian jenis APAR yang dimiliki antara lain :

1) Jenis Dry Chemical Powder berjumlah 1025 buah.

2) Jenis CO2 berjumlah 9 buah.

3) Jenis AF berjumlah 428 buah.

4) Jenis foam berjumlah 11 buah.

APAR tersebut diletakkan di seluruh area P.T. Pura Barutama

dengan jarak 15 meter antar APAR. Namun untuk area yang

mengandung potensi bahaya kebakaran tinggi misalkan pada area

gudang solvent maka APAR diletakkan dengan jarak kurang dari 15

Page 54: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

meter. Tinggi peletakan APAR juga sudah diatur yakni 125 cm dari

lantai, sehingga mudah dijangkau oleh para pekerja dengan tinggi

badan yang berbeda-beda. Pemeriksaan APAR dilakukan setiap 6

bulan sekali oleh pihak ketiga yakni oleh suplayer APAR dan diawasi

oleh pihak dari P.T. Pura Barutama.

c. Hydrant

Hydrant yang dimiliki oleh P.T. Pura Barutama berjumlah 8

unit, dengan jumlah titik kran sebanyak 92 titik. Sedangkan untuk

persediaan air dibagi menjadi 2 bagian, antara lain air tandon dengan

kapasitas air 10 m3 dan dari air kolam dengan jumlah kapasitas total

sebesar 4.221 m3. Adapun pada air tandon hanya terletak pada Unit

Keuangan dengan sumber air berasal dari sumur langsung. Sedangkan

untuk air kolam dibagi menjadi beberapa titik kolam, antara lain :

a) PM 7 dan PM 8, kapasitas kolam sebesar 50 m3 dengan

pengambilan air berasal dari kolam UPL.

b) Power Plant, kapasitas kolam sebesar 1000 m3 dengan

pengambilan air berasal dari kolam RW.

c) TSS dan Indostamping kapasitas kolam sebesar 2.656 m3

dengan pengambilan air berasal dari kolam pengaman PM 10,

kapasitas kolam sebesar 96 m3 dengan pengambilan air berasal

dari tandon produksi.

Page 55: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

d. Fire Alarm

Fire alarm bekerja secara otomatis, fire alarm akan berbunyi

ketika smoke detector maupun heat detector menangkap adanya

smoke maupun heat di ruangan atau area kerja. Di P.T. Pura Barutama

pemasangan fire alarm diletakkan pada gedung atau perkantoran non

produksi. Hal ini dikarenakan dalam proses produksi dipastikan

mengandung panas dari proses percetakan jadi tidak memungkinkan

untuk dipasang heat dan smoke detector. Apabila terdengar suara dari

fire alarm tenaga kerja yang bekerja di dalam ruangan berhak untuk

menghentikan pekerjaannya dan bergegas menuju ke tempat yang

aman. Dengan adanya fire alarm yang bekerja secara otomatis, sangat

membantu personel pemadam kebakaran karena kebakaran dapat

diketahui secepatnya sebelum api membesar.

9. Prosedur Tanggap Darurat

Yang dimaksud dengan keadaan darurat merupakan suatu kejadian

yang tidak diduga-duga dan tidak dapat dipastikan kapan akan terjadinya

suatu kejadian. PT Pura Barutama telah mempersiapkan prosedur tanggap

darurat untuk kejadian kebakaran, karena potensi terjadinya kebakaran di

perusahaan ini tergolong cukup besar. Kebakaran merupakan peristiwa

yang dapat menimbulkan banyak kerugian berupa hilangnya nyawa,

kerusakan fasilitas perusahaan, dan kerugian besar lainnya termasuk

kurangnya kepercayaan dari masyarakat. Untuk mencegah atau

meminimalisir kerugian yang akan ditimbulkan maka perlu kerjasama dari

Page 56: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

berbagai pihak mulai dari karyawan level bawah sampai managemen level

atas. Selain itu perusahaan juga telah menyiapkan personil yang terdiri dari

4-5 orang di setiap shift.

Untuk mendukung prosedur tanggap darurat maka P.T. Pura

Barutama memberikan fasilitas tanggap darurat antara lain :

a) Pos Darurat (emergency post)

Suatu tempat bangunan tertentu yang dipilih dan dianggap aman

yang tidak akan terpengaruh oleh kedaan darurat dan di tempat ini

juga penanggung jawab dan pimpinan penanggulangan kondisi darurat

memberikan komando-komandonya.

b) Tempat berkumpul sementara (assembly point)

Tempat berkumpul sementara merupakan tempat yang

digunakan karyawan untuk berkumpul sementara saat kondisi darurat.

Tempat berkumpul sementara harus dapat menampung semua korban

dan tempatnya harus aman dari lokasi bencana.

c) Sirene Darurat

Merupakan bunyi atau tanda terjadinya keadaan darurat.

Karyawan diwajibkan meninggalkan area kerja dan segera menuju ke

tempat berkumpul sementara apabila mendengar suara sirine darurat.

d) Eye Wash Fountain

Digunakan untuk mencuci mata yang terkena bahan kimia

berbahaya, sementara ini fasilitas Eye Wash hanya terdapat di

beberapa unit saja.

Page 57: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

e) Ambulans

Fasilitas ambulans digunakan untuk mengevakuasi karyawan

yang menjadi korban pada saat kejadian darurat. Perusahaan telah

menyediakan 2 mobil ambulans untuk seluruh unit. Untuk jalur

evakuasi dapat dilihat pada lampiran16

F. Ergonomi

1. Sistem Kerja

Berdasarkan waktu kerja, sistem kerja karyawan dibedakan menjadi 2

yaitu :

a. Bagian staff dan administrasi kantor

Karyawan yang bekerja di bagian staff dan administrasi kantor,

memperoleh ketentuan waktu kerja sebagai berikut:

1) Senin s/d kamis : 07.30 - 15.30 WIB

Istirahat : 11.30 - 12.30 WIB

2) Jum’at : 07.30 - 16.00 WIB

Istirahat : 11.30 - 13.00 WIB

3) Sabtu : 07.30 - 12.30 WIB

Untuk hari Sabtu tidak ada waktu istirahat.

b. Waktu Kerja Bergilir Bagian Produksi, berlaku ketentuan sebagai

berikut:

1) Shift pertama (pagi) berlaku waktu kerja : 06.30-14.30 WIB

2) Shift kedua (siang) berlaku waktu kerja : 14.30-22.30 WIB

Page 58: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

3) Shift ketiga (malam) berlaku waktu kerja : 22.30-06.30 WIB

2. Sikap Kerja

Sikap kerja yang dilakukan karyawan dalam melaksanakan tugasnya

adalah dengan sikap kerja duduk, berdiri, bergerak, atau berpindah tempat,

berada di ketinggian, mengangkat dan mengangkut sesuai dengan

keperluan dari masing–masing pekerjaan tenaga kerja itu sendiri

3. Alat Angkat dan Angkut

Alat angkat dan angkut digunakan sebagai alat bantu dalam

transportasi, alat tersebut berupa : forklift, hand pallet, dan lift barang. Alat

angkat angkut digunakan diarea dalam dan luar pabrik untuk mengangkut

bahan baku dan produk. Operator yang bertugas menjalankan pesawat

angkat dan angkut telah mendapatkan surat ijin operasi dan sudah

mengikuti pelatihan sesuai dengan Permenaker No. 05/MEN/1985 pasal 4.

G. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

P.T. Pura Barutama merupakan produsen Paper Making, Paper

Converting, Printing-Packaging, Holography, Enggenering, Total Security

System, dan Smart Tecnology. Penyediaan barang yang berkualitas sesuai

permintaan pelanggan dilakukan melalui proses produksi dengan menerapkan

sistem manajemen mutu yang ramah lingkungan dan berbudaya K3 serta

penyempurnaan secara bertahap dan berkesinambungan.

Untuk mendukung tekad tersebut, manajemen berupaya memenuhi

standar mutu yang diterapkan, serta harus memenuhi persyaratan ketentuan

Page 59: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

dan norma-norma K3 serta peraturan perundangan yang ada. Seluruh

karyawan bertanggung jawab dan mengambil peran dalam upaya

meningkatkan keterampilan, kedisiplinan untuk mengembangkan produk dan

jasa yang berkualitas. Pentaatan terhadap peraturan lingkungan dan ketentuan

K3 serta menjunjung tinggi integritas merupakan hal yang terus dilakukan di

P.T. Pura Barutama.

1. Kebijakan Manajemen K3

Kebijakan Manajemen K3 di P.T. Pura Barutama adalah sebagai berikut :

Bahwa Keselamatan dan Kesehatan kerja merupakan salah satu

faktor penting dalam menunjang kelancaran dan proses produksi. Oleh

karena itu semua pekerjaan yang berada di lingkungan kerja maupun

berada di luar lingkungan kerja harus memahami dan aktif ikut serta dalam

segala kegiatan yang berwawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Kami selaku Pimpinan bertanggung jawab atas pelaksanaan program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di lingkungan perusahaan Pura Group

dan untuk ini perusahaan akan melaksanakan :

a. Kepatuhan terhadap peraturan perundangan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja dengan menciptakan mekanisme serta prosedur

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di setiap lini bidang pekerjaan,

b. Komitmen managemen yang sadar akan pentingnya

memasyarakatkan dan memperlihatkan Kinerja Kesehatan dan

keselamatan Kerja.

Page 60: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

c. Perencanaan di dalam merancang dan membangun kegiatan kegiatan

usaha, perusahaan selalu berorientasi kepada Kesehatan dan

Keselamatan kerja.

d. Peningkatan kualitas Sumber daya manusia melalui pendidikan dan

pelatihan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, terutama di

dalam memotivasi tanggung jawab individu di dalam pelaksanaan

tugas sehari-hari atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

e. Pembinaan hubungan kerja sama, bersama instansi lain di dalam

melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

f. Penyelesaian semua masalah yang ditimbulkan dan menciptakan

cara-cara penanganan yang efektif terhadap kemungkinan timbulnya

bahaya di masing-masing tempat kerja.

g. Kepastian bahwa kebijakan dan Komitmen ini dilaksanakan melalui

pelaksanaan menyeluruh atas kegiatan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja di seluruh unit kerja dan mensosialisasikan kepada rekanan,

pelanggan serta tamu yang berhubungan dengan perusahaan.

Mengingat Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan tugas kita

bersama (baik pekerja, pengusaha maupun pemerintah). Maka perlu

dibudayakan agar tercipta iklim kerja yang kondusif demi tercapainya

efisiensi dan Produktivitas Nasional.

2. Organisasi K3

Agar pelaksanaan K3 di perusahaan dapat berjalan dengan baik dan

dapat menciptakan kondisi yang sehat dan selamat, maka perlu dibentuk

Page 61: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

organisasi K3 di dalam struktur organisasi perusahaan. Organisasi K3

harus bertanggung jawab kepada managemen atas penerapan dan

pengembangan K3 di perusahaan.

Pembentukan organisasi K3 secara fungsional akan memudahkan

koordinasi dan kontrol terhadap bahaya yang timbul pada unit kerja dan

dapat memberikan pengaruh kepada pimpinan serta karyawan di unit kerja

masing-masing sehingga pengendalian kerugian yang diakibatkan oleh

kecelakaan, kebakaran, dan insiden lainnya dapat dikendalikan. Organisasi

K3 dibentuk sebagai organisasi struktural.

Organisasi K3 Struktural dibentuk agar dapat menjamin penerapan

K3 di P.T. Pura Barutama sesuai dengan Undang-undang No. 01 tahun

1970. Penerapan K3 diharapkan dapat menimbulkan kondisi yang aman,

nyaman dan produktif.

Adapun tugas dan fungsi P2K3 adalah sebagai berikut :

Tugas : Sebagai suatu badan pertimbangan di tempat kerja untuk

memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak oleh atau

kepada pengusaha atau pimpinan mengenai masalah–masalah Keselamatan

dan Kesehatan Kerja.

Fungsi :

1) Menghimpun dan mengolah data-data dan permasalahan keselamatan

dan kesehatan Kerja.

2) Menegakkan dan menjelaskan kepada tenaga kerja tentang :

a) Bermacam-macam sumber bahaya ditempat kerja yang dapat

Page 62: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

menimbulkan gangguan K3 dan penanggulangannya.

b) Faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja

karena gangguan K3

c) Penggunaan alat pelindung diri

d) Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan

pekerjaannya.

Struktur organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja P.T. Pura Barutama

sebagai berikut :

Gambar 2. Struktur organisasi P2K3 P.T. Pura Barutama.

(Sumber : Departemen HR_GA, 2011)

Tugas dan Tanggung Jawab :

a) Ketua P2K3

(1) Memimpin semua rapat pleno P2K3 atau menunjuk anggota untuk

Ketua P2K3

Wakil Ketua

P2K3

Sekretaris

P2K3

Seksi

Pelatihan

Seksi

Kebakaran

Seksi

Inspeksi

Anggota

Page 63: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

memimpinnya.

(2) Menentukan langkah kebijakan demi tercapainya pelaksanaan

program-program P2K3.

(3) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan K3 di perusahaan kepada

kantor setempat melalui pimpinan perusahaan.

(4) Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program-program K3 di

perusahaan.

(5) Melaporkan kegiatan P2K3 ke mentri tenaga kerja melalui dinas

Tenaga Kerja setempat sekurang-kurangnya 3 bulan sekali.

b) Wakil Ketua P2K3

Melaksanakan tugas ketua apabila ketua berhalangan.

c) Sekretaris P2K3

(1) Administrasi

(a) Mempersiapkan rapat regular/bulanan P2K3

(b) Menyusun notulen rapat P2K3

(c) Menghimpun semua agenda dan hasil keputusan rapat

(d) Menyebarkan notulen rapat, laporan, dan informasi K3 kepada

anggota P2K3

(e) Menegaskan dan mengklarifikasi hasil keputusan rapat yang telah

dicapai.

(f) Memberikan bantuan atau saran-saran yang diperlukan oleh tim-

tim kerja demi suksesnya program K3.

(g) Membuat laporan ke kantor setempat mengenai adanya unsafe

Page 64: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

action dan unsafe condition di tempat kerja.

(2) Pengendali Dokumen

(a) Memelihara dan mengendalikan seluruh dokumen dan data yang

berhubungan dengan persyaratan P2K3.

(b) Melakukan identifikasi seluruh dokumen dan data sesuai status

revisi terakhir untuk ditinjau dan disetujui oleh personel yang

berwenang sebelum diterbitkan.

(c) Mengadakan perubahan dan modifikasi dokumen dan data yang

dianggap perlu direvisi.

(d) Menetapkan dan memelihara prosedur terdokumen untuk

identifikasi, koleksi, pengindeksan, akses, pengarsipan,

penyimpanan, pemeliharaan dan pemusnahan rekaman mutu pasif.

d) Anggota P2K3

(1) Menghadiri rapat-rapat P2K3

(2) Memberikan kontribusi, masukan, saran, dan usulan dalam rapat P2K3

(3) Menghimpun dan mendapatkan informasi apabila ditugaskan ketua

P2K3 atau ditugaskan oleh rapat P2K3.

(4) Mengkaji masalah K3 yang ada di tempat kerja.

(5) Mempelajari usul dan saran karyawan untuk dibawa dalam rapat

P2K3.

(6) Mengkomunikasikan hasil rapat P2K3 di unit kerja masing-masing.

(7) Membantu melakukan inspeksi K3 dan investigasi kecelakaan kerja

(8) Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan sesuai dengan

Page 65: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

tim kerja masing-masing.

(9) Melaporkan kepada ketua atas kegiatan yang telah dilaksanakan.

3. Audit SMK3

Audit SMK3 merupakan sistem penilaian program dan kinerja K3

yang ada di perusahaan. Sasaran utama dari audit SMK3 adalah

Manajemen Audit dan physical audit. Manajemen audit merupakan

penilaian terhadap pelaksanaan program-program K3 yang ada di

perusahaan. Sedangkan physical audit merupakan penilaian terhadap

perangkat keras di setiap area kerja, termasuk penilaian fisik tempat kerja.

Tujuan dari audit SMK3 yaitu untuk menilai dan mengidentifikasi secara

kritis dan sistematis terhadap semua sumber bahaya potensial, mengukur,

dan memastikan secara obyektif pekerjaan yang berjalan sesuai dengan

standar, menyusun rencana koreksi untuk menentukan langkah dan cara

untuk mengatasi sumber bahaya potensial. Pelaksanaan Audit K3 adalah

audit intern yang dilakukan setiap 6 bulan sekali yang dilakukan oleh Tim

P2K3 dan audit ekstern yang dilakukan setiap 3 tahun sekali atau sesuai

dengan kebutuhan oleh SUCOFINDO.

H. Lingkungan

1. Lingkungan

Dalam kaitannya dengan lingkungan P.T. Pura Barutama melakukan

beberapa kegiatan berupa penghijauan melalui penanaman 1000 pohon,

Page 66: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

penyediaan air bersih yang bekerjasama dengan pihak PDAM , budidaya

karang (coral) di daerah pantai jepara, dan pembudidayaan tanaman jarak

serta pemanfaatnya sebagai biogas.

2. Pengolahan Limbah

P.T. Pura Barutama merupakan perusahaan yang menghasilkan

berbagai kemasan produk kebutuhan sehari-hari. Pada proses produksinya

banyak menggunakan berbagai macam bahan kimia. bahan kimia terdiri

dari solvent, tinta, dan lainnya. Dari masing-masing unit produksi tersebut

menghasilkan berbagai macam limbah yaitu limbah cair, padat, dan gas.

Sebelum dibuang ke lingkungan limbah tersebut telah diolah terlebih

dahulu.

Untuk menghindari pencemaran lingkungan, maka P.T. Pura

Barutama melakukan pengolahan limbah yang secara ringkas dijelaskan

sebagai berikut :

a. Limbah Cair

P.T. Pura Barutama memiliki instalasi pengolahan limbah cair

dengan sistem WWT (Waste Water Treatment). Instalasi tersebut

terletak pada kawasan tersendiri yang disediakan secara khusus untuk

menampung dan mengolah limbah cair yang dihasilkan oleh setiap

unit dari P.T. Pura Barutama. Limbah cair tersebut dialirkan melalui

pipa-pipa saluran bawah tanah untuk dialirkan ke instalasi limbah.

Adapun limbah-limbah tersebut diolah terlebih dahulu sebelum

pada akhirnya dibuang ke lingkungan.

Page 67: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

b. Limbah Padat

Buangan padat yang ada sebagian besar berasal dari potongan

kertas sisa dari unit Offset. Selain kertas potongan maupun produk

gagal, limbah padat dapat berupa mesin-mesin tua, dan pallet kayu

yang rusak.

Pengolahan buangan padat :

1) Penggunaan kembali untuk proses produksi internal

2) Ditampung sementara di area yang telah disediakan

3) Dijual pada pihak ketiga (lelang)

Sedangkan limbah padat yang berupa sampah dibuang ke TPA.

Sedangkan limbah yang berupa B3 diserahkan ke pihak ketiga yaitu

badan yang telah ditunjuk oleh Kementrian Lingkungan Hidup.

c. Limbah Gas

Limbah buangan yang dihasilkan di P.T. Pura Barutama unit

Offset hanya berupa asap yang berasal dari proses pembakaran boiler.

Page 68: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Higene Perusahaan

1. Pengertian potensi bahaya

Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang

dapat menimbulkan terjadinya suatu kecelakaan kerja. Potensi bahaya

yang terdapat di lingkungan kerja P.T. Pura Barutama yaitu:

a. Terjepit

Bahaya terjepit sering terjadi pada saat penggantian atau

pemeriksaan roll atau peralatan berputar lainnya. Upaya pengendalian

yang telah dilakukan yaitu dengan memasang cover pengaman dan

peringatan serta tanda bahaya pada semua peralatan berputar. Upaya

pengendalian yang dilakukan P.T. Pura Barutama telah sesuai dengan

Undang-undang No. 01 Tahun 1970 Pasal 3 sub r yang berisi

“Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan

yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi” (Yanri, 2005).

b. Terpercik

Bahaya terpercik cairan B3 khususnya solvent dan tinta juga

sering terjadi pada proses produksi. Apabila tenaga kerja terpercik

cairan B3 secara terus-menerus maka dapat menimbulkan iritasi. Upaya

yang telah dilakukan perusahaan yakni menyediakan alat pelindung

Page 69: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

diri, sosialisasi MSDS dan pelatihan khusus bagi karyawan yang

berhubungan langsung dengan bahan kimia. Upaya yang telah

dilakukan di P.T. Pura Barutama telah sesuai dengan Undang-undang

No. 01 tahun 1970 pasal 3 sub f tentang memberi alat-alat pelindung

diri kepada para pekerja dan pasal 9 ayat 3 yang berisi Pengurus

diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja

yang berada dibawah pimpinannya dalam pencegahan kecelakaan serta

peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja (Departemen Tenaga

kerja RI, 1997).

c. Tertimpa

Pada area gudang berpotensi tertimpa kertas atau bahan. Untuk

meminimalisir potensi bahaya tersebut di P.T. Pura Barutama telah

melakukan upaya pencegahan berupa pemberian batas ketinggian

penumpukan barang yakni 1,5 m sebagai zona daerah bahaya dan

larangan beristirahat di area gudang serta kewajiban untuk memakai

helm pengaman. Upaya yang telah dilakukan tersebut telah sesuai

dengan Undang-undang No. 01 Tahun 1970 pasal 12 yang berisi

kewajiban tenaga kerja untuk memakai alat pelindung diri yang

diwajibkan (Departemen Tenaga kerja RI, 1997).

2. Faktor Bahaya

Faktor bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang

dapat menimbulkan terjadinya suatu penyakit akibat kerja. Faktor bahaya

yang terdapat di lingkungan kerja P.T. Pura Barutama adalah :

Page 70: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

a. Faktor Fisika

1) Kebisingan

Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki

keberadaannya yang dapat menimbulkan gangguan pendengaran.

Gangguan tersebut tergantung pada jenis dan intensitas kebisingan.

Kebisingan pada intensitas tinggi dapat menurunkan konsentrasi

kerja dan apabila terpapar dalam waktu lama dapat menyebabkan

ketulian baik sementara maupun permanen (Santoso, 2004).

Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan oleh

Dinsosnaker Kabupaten Kudus diperoleh hasil pengukuran

kebisingan di P.T. Pura Barutama masih dibawah Nilai Ambang

Batas yang ditentukan, yaitu dibawah 85 dB untuk waktu pemaparan

8 jam per hari dan 40 jam per minggu.

Hal ini sesuai dengan Kepmenaker RI No Kep.51/MEN/1999

tentang Nilai Ambang batas Faktor Fisika di tempat kerja Pasal 3

yang berbunyi : “Nilai Ambang Batas kebisingan ditetapkan sebesar

85 dB A dan telah sesuai dengan pasal 8 yang berbunyi“

Pelaksanaan pengukuran dan penilaian faktor fisika di tempat kerja

berkoordinasi dengan kantor departemen tenaga kerja setempat”.

(Yanri, 2005)

2) Penerangan

Fungsi utama penerangan di tempat kerja adalah untuk

menerangi objek pekerjaan agar terlihat secara jelas, mudah

Page 71: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

dikerjakan dengan cepat, dan produktifitas dapat meningkat

(Santoso, 2004). Dari data hasil pengukuran yang dilakukan oleh

Dinas Sosial Tenaga kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kudus dari

14 lokasi pengukuran, diketahui 3 lokasi masih kurang

intensitasnya. Lokasi tersebut yaitu bagian cetak 1, potong putihan

dan finishing. Pengaturan pencahayaan di 3 bagian tersebut tidak

hanya menggunakan pencahayaan buatan dari lampu saja melainkan

juga menggunakan pencahayaan alami yang berasal dari sinar

matahari. Pada saat pengukuran di 3 bagian tersebut, sumber

pencahayaan hanya berasal dari lampu dikarenakan pada saat

pengukuran cuaca sedang mendung sehingga hasil pengujian

penerangan masih kurang dari ketentuan. Pemantauan penerangan di

lokasi kerja terus dilakukan secara rutin setiap 6 bulan sekali.

Secara umum hasil pengujian tingkat penerangan di tempat

kerja belum sesuai dengan Peraturan Menteri Perburuhan No. 07

tahun 1964 tentang syarat-syarat kebersihan, kesehatan dan

penerangan di tempat kerja. (Yanri, 2005)

Tabel 6. Intensitas Penerangan Sesuai Peraturan

No Intensitas

(lux) Keterangan

1. 20 Penerangan halaman dan jalan lingkungan perusahaan

2. 50 Pekerjaan yang hanya membedakan barang kasar.

3. 100 Pekerjaan yang membedakan barang kecil secara

sepintas

4. 200 Pekerjaan yang membedakan barang kecil, agak teliti.

5. 300 Pekerjaan teliti, kecil dan halus.

bersambung

Page 72: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

6. 500 Membedakan barang halus dengan kontras sedang

untuk waktu yang lama.

7. 1000 Membedakan barang yang sangat halus dengan kontras

yang sangat kurang untuk waktu yang lama.

(Sumber : Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964)

3) Iklim Kerja

Iklim kerja merupakan keadaan lingkungan kerja yang diukur

dari perpaduan antara suhu udara (suhu basah dan suhu kering),

kelembaban udara, kecepatan aliran udara dan suhu radiasi (Santoso,

2004). Panas di lingkungan kerja berasal dari berbagai sumber

seperti mesin, pengaruh lampu penerangan, ventilasi yang kurang

baik, suhu lingkungan dan sebagainya. Berdasarkan SK Menteri

Tenaga Kerja No. KEP 51/MEN/1999 yang mengatur jumlah jam

kerja dan jam istirahat berdasarkan ISBB adalah sebagai berikut

(Yanri, 2005) :

Tabel 7. Harga ISBB untuk Variasi Kerja

Variasi ISBB ˚C

Kerja ringan Sedang Berat

Kerja terus-menerus

(8 jam per hari) 30 26,7 25

Kerja 75%, istirahat 25% 30,6 28 25,9

Kerja 50%, istirahat 50% 31,4 29,4 27,9

Kerja 25%, istirahat 75% 32,2 31,1 30

(Sumber : SK Menaker No. KEP 51/MEN/1999)

Di P.T. Pura Barutama termasuk variasi kerja terus menerus

dan jenis kerja ringan. Dari data hasil pengukuran terdapat tempat

yang melebihi ISBB yaitu bagian Tinta, Varnish, Lipat, Laminasi

sambungan

Page 73: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

dan Finishing. Hal tersebut tidak menjadi masalah yang besar karena

bangunan yang digunakan hanya bersifat sementara dan P.T. Pura

Barutama pada saat ini sedang melakukan renovasi bangunan agar

nilai ISBB dapat berada dibawah NAB sehingga tempat tersebut

lebih nyaman digunakan dalam bekerja.

Hal ini belum sesuai dengan SK Menteri Tenaga Kerja No.

KEP 51/MEN/1999 mengenai Nilai Ambang Batas (NAB) Iklim

Kerja Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) yang diperkenankan.

(Yanri, 2005)

b. Faktor Kimia

Pengukuran faktor kimia berupa pengukuran kadar debu di tempat

kerja. Hasil pengukuran kadar debu di 5 lokasi yaitu area Cetak, area

Cetak 1, area Ponz, area Lipat, dan special room berturut-turut adalah

0,44 ; 0,48 ; 0,19 ; 0,16 ; 0,31. Berdasarkan Surat Edaran Menteri

Tenaga Kerja RI No. SE 01/MEN/1997 tentang NAB faktor kimia

kadar debu di tempat kerja adalah 10 mg/m3 (Departemen Tenaga Kerja

RI, 1997), sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar debu di P.T. Pura

Barutama sudah sesuai dengan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja RI

No. SE 01/MEN/1997 tentang NAB faktor kimia kadar debu di tempat

kerja.

Dan untuk perlindungan kepada tenaga kerja terhadap paparan

uap bahan kimia, perusahaan telah melakukan upaya pengendalian

berupa penggunaan sistem ventilasi serta menyediakan alat pelindung

Page 74: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

diri secara cuma-cuma berupa masker. Upaya yang dilakukan

perusahaan telah sesuai dengan Undang-undang Nomor 01 tahun 1970

tentang Keselamatan kerja pasal 3 sub g yang berisi “mencegah dan

mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu,

kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan

getaran” dan telah sesuai pasal 14 sub c yang berisi kewajiban pengurus

dalam menyediakan APD secara cuma-cuma terhadap tenaga kerja yang

berada dibawah pimpinannya. (Departemen Tenaga Kerja RI, 1997)

c. Faktor Biologi

Upaya yang dilakukan P.T. Pura Barutama terhadap faktor biologi

di tempat kerja yakni melalui pemberantasan serangga dan binatang

pengerat seperti tikus. Upaya yang telah dilakukan perusahaan telah

sesuai dengan Undang-undang No.01 Tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerja pasal 3 yang berisi syarat keselamatan kerja salah satunya yaitu

mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,

tanaman atau barang (Departemen Tenaga Kerja RI, 1997).

d. Faktor mental psikologis

Hubungan kerja antara karyawan satu dengan karyawan lainnya

maupun atasan dengan bawahan merupakan faktor bahaya mental-

psikologis yang harus mendapat perhatian khusus karena dapat

berpengaruh pada tingkat produktivitas karyawan saat bekerja. Upaya

yang dilakukan P.T. Pura Barutama dengan mengadakan acara kumpul

bersama setiap sebulan sekali sesuai dengan Undang-undang Nomor 01

Page 75: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tahun 1970 pasal 3 ayat 1 sub n yang mengisyarat keselamatan kerja

untuk memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,

lingkungan, cara dan proses kerja (Departemen Tenaga Kerja RI, 1997).

B. Kesehatan kerja

Di P.T. Pura Barutama telah melakukan pembinaan kesehatan kerja

secara terpadu sebagai upaya pelaksanaan pelayanan kesehatan. Upaya ini

dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja

secara optimal untuk menunjang peningkatan produktivitas kerja.

1. Personel

Personel yang bertugas di balai pengobatan adalah seorang dokter

yang telah mengikuti pelatihan hiperkes serta telah memiliki sertifikat

hiperkes. Hal ini telah sesuai dengan Permenakertrans No. Per-

01/MEN/1976 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter

Perusahaan pasal 1 yang berisi kewajiban perusahaan untuk mengirimkan

setiap dokter perusahaannya guna mendapat latihan dalam bidang Hygiene

Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Yanri, 2005), selain

dokter terdapat juga 4 tenaga paramedis yang memiliki sertifikat pelatihan

Hiperkes hal ini telah sesuai dengan Permenakertrans No.

Per.01/Men/1979 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Tenaga Medis

Perusahaan.

Page 76: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

2. Pelayanan Kesehatan

a. Balai Pengobatan

Balai pengobatan merupakan sarana bagi tenaga kerja yang

mengalami sakit. Perusahaan telah menyediakan 3 balai pengobatan

yang tersebar di 3 kawasan di P.T. Pura Barutama. Hal ni telah sesuai

dengan Permenakertrans No. : Per.03/MEN/1982 tentang Pelayanan

Kesehatan Kerja (Departemen Tenaga Kerja RI, 1997). Dalam petunjuk

pelaksanaannya menjelaskan bahwa perusahaan yang mempunyai

tenaga kerja lebih dari 500 orang harus menyelenggarakan pelayanan

kesehatan kerja berbentuk poliklinik.

b. Kotak P3K

Sarana kotak P3K merupakan pertolongan pertama yang harus

segera diberikan kepada korban yang mengalami kecelakaan atau

penyakit mendadak yang butuh tindakan cepat dan tepat sebelum

korban dibawa ketempat rujukan. Di dalam Perjanjian Kerja Bersama

telah diatur mengenai sarana P3K pada BAB VIII pasal 34. P.T. Pura

Barutama telah menyediakan fasilitas kotak P3K yang berisikan 21

item di tempat yang mudah dijangkau oleh karyawan yaitu di dekat

pintu masuk dan pintu keluar serta di tengah bagian produksi. Hal ini

sudah sesuai dengan Permenaker No.Per 15/MEN/2008 tentang kotak

P3K di tempat kerja yang berisikan 21 item.

Page 77: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

c. Pelatihan P3K

Pelatihan tindakan P3K bertujuan agar semua tenaga kerja

mampu untuk melakukan tindakan pertolongan saat keadaan darurat

sebelum pertolongan yang lebih lengkap dari dokter atau petugas

lainnya datang. Perusahaan telah mengadakan pelatihan tentang P3K

kepada setiap tenaga kerja baru. Dan setiap setahun sekali diadakan

simulasi atau pelatihan tentang tata cara memberi pertolongan pertama

pada kecelakaan di semua unit. Hal ini sudah sesuai dengan Permenaker

No.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja Pasal 2 sub h

tentang Pendidikan Kesehatan untuk Tenaga Kerja (Departemen

Tenaga Kerja RI, 1997).

d. Pemeriksaan Kesehatan

Di dalam Perjanjian Kerja Bersama P.T. Pura Barutama telah

diatur mengenai pelayanan kesehatan dan pemeriksaan berkala yaitu

pada BAB VI. Yang berisi pemeriksaan kesehatan yang dilakukan adalah :

1) Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja yang dilakukan pada saat

penerimaan tenaga kerja baru.

2) Pemeriksaan khusus

3) Pemeriksaan berkala setiap setahun sekali.

Hal ini telah sesuai dengan Permenaker RI No. Per.02/MEN/1980

tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan

Keselamatan Kerja, Pasal 2, 3, dan 5 mengenai pemeriksaan kesehatan

Page 78: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

sebelum kerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan

kesehatan khusus (Yanri, 2005).

e. Rumah Sakit Rujukan

Fasilitas rumah sakit rujukan digunakan apabila balai pengobatan

tidak mampu menangani keadaan sakit dari pekerja, selain itu rumah

sakit rujukan digunakan untuk memeriksaan kesehatan tenaga kerja

baik awal, berkala maupun khusus. Upaya yang telah dilakukan

perusahaan dalam menyediakan fasilitas rumah sakit rujukan telah

sesuai dengan Permenaker RI No. Per.03/MEN/1982 tentang Pelayanan

Kesehatan tenaga Kerja Pasal 4 yang menyatakan penyelenggaraan

kesehatan dapat diselenggarakan oleh pengurus dengan mengadakan

ikatan dengan dokter atau pelayanan kesehatan lain (Yanri, 2005).

f. Jamsostek

Perusahaan telah mengikutsertakan semua tenaga kerjanya dalam

program jamsostek, fasilitas jaminan sosial berupa Jaminan Pelayanan

Kesehatan (JPK), Pelayanan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan

Kematian (JKM), dan Jaminan Hari Tua (JHT). Hal ini telah sesuai

dengan ketentuan dalam Undang-undang No.03 Tahun 1992 tentang

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Yanri, 2005).

3. Gizi Kerja

Pura Barutama belum menyediakan kantin, untuk meningkatkan gizi

kerja karyawan maka P.T. Pura Barutama memberikan jatah makan berupa

uang baik untuk karyawan shift day maupun normal day, dan pemberian

Page 79: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

susu sachet bagi operator khusus serta pudding bagi karyawan yang

bekerja di shift malam. Hal ini belum sesuai dengan Permenakertrans No.

03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja dan S.E menakertrans

No.SE.01/MEN/1979 tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Makan.

(Yanri, 2005)

C. Keselamatan kerja

1. Keselamatan Kerja Boiler

Boiler merupakan alat pemanas yang digunakan untuk merubah air

menjadi uap panas dengan jalan pemanasan yang diperoleh dari bahan

bakar. Penggunaan boiler rentang menimbulkan peledakan apabila tidak

sesuai dengan ketentuan. Ketentuan tersebut antara lain syarat air

pengisian harus jernih, kadar PH sekitar 8,5-9,5 dengan kesadahan total

mendekati nol, selain itu harus dilakukan pemeriksaan tekanan dan suhu

saat boiler bekerja melalui alat yang dinamakan manometer. Upaya yang

dilakukan perusahaan dalam mencegah peledakan yang ditimbulkan oleh

boiler sudah sesua dengan Undang-undang No. 01 Tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja pasal 3 sub c yang berisi salah satu syarat-syarat

keselamatan kerja untuk mencegah dan mengurangi bahaya peledakaan.

(Departemen Tenaga Kerja, 1997)

2. Prosedur tanggap darurat

Di P.T. Pura Barutama prosedur tanggap darurat digunakan untuk

menghadapi keadaan darurat terutama untuk menanggulangi kebakaran.

Page 80: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Prosedur tanggap darurat dilaksanakan dengan kegiatan yang meliputi

pembentukan personil yang bertanggung jawab dalam penanggulangan

keadaan gawat darurat dan penyediaan fasilitas tanggap darurat. Prosedur

ini dibuat untuk mencegah atau mengurangi jatuhnya korban manusia dan

asset perusahaan. Untuk penanggulangan keadaan darurat dibutuhkan

fasilitas yang memadai, di P.T. Pura Barutama telah disediakan fasilitas

tanggap darurat antara lain: Pos Darurat, tempat berkumpul sementara,

sirine darurat, eye wash fountain, ambulan, dan penyediaan tangga darurat.

Hal ini telah sesuai dengan Undang-undang Nomor 01 tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja Pasal 3 sub d yang menjelaskan mengenai syarat-syarat

keselamatan kerja salah satunya yaitu memberi kesempatan atau jalan

menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain

yang berbahaya (Departemen Tenaga Kerja, 1997).

3. Alat Pelindung Diri

Undang- undang No. 01 tahun 1970 pasal 12 dan 14 menyatakan

bahwa setiap tenaga kerja harus memakai APD. Alat pelindung diri

merupakan salah satu alat yang dipergunakan tenaga kerja untuk

melindungi diri dari bahaya yang ada di tempat kerja sehingga dapat

meningkatkan keselamatan kerja. Perusahaan mempunyai kewajiban untuk

menyediakan APD yang dibutuhkan oleh tenaga kerja. Penyediaan APD di

P.T. Pura Barutama telah mencukupi kebutuhan, baik dalam jenis maupun

jumlahnya. Tetapi masih ada sebagian tenaga kerja yang belum menyadari

pentingnya memakai APD dalam suatu pekerjaan dan perlu diingatkan

Page 81: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

apabila tenaga kerja tidak memakai APD. Untuk penyediaan dan

perawatannya menjadi tanggung jawab P2K3 di setiap unitnya. Secara

keseluruhan P.T. Pura Barutama telah memenuhi peraturan perundang-

undangan No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan kerja pasal 9 ayat 1

sub b yang berisi pengurus diwajibkan menunjukan dan menjelaskan pada

setiap tenaga kerja baru tentang semua pengaman dan alat pelindung diri

yang diwajibkan dalam tempat kerja dan 14 sub c yang berisi pengurus

diwajibkan menyediakan secara cuma-cuma semua alat pelindung diri

yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya

(Departemen Tenaga Kerja, 1997).

4. Komunikasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja

a. Pemasangan poster dan spanduk K3

Pemasangan poster dan spanduk K3 yang dipasang di tempat yang

strategis merupakan media komunikatif untuk menghimbau tenaga

kerja agar mau berperilaku selamat. Untuk pemasangan poster

hendaknya lebih menekankan pada kerugian maupun keuntungan

melakukan tindakan selamat di tempat kerja. Dengan adanya

pemasangan poster dan spanduk diharapkan para pekerja selalu

waspada terhadap bahaya serta dapat berhati-hati dalam melakukan

pekerjaan. Upaya yang dilakukan Perusahaan dalam pemasangan poster

dan spanduk telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 01 Tahun

1970 pasal 14 poin b yang berisi “Memasang dalam tempat kerja yang

dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan

Page 82: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah

terlihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli

keselamatan kerja” (Yanri, 2005).

b. Induksi K3

Kegiatan induksi dilaksanakan agar para pekerja, maupun tamu

yang datang mengerti tentang bahaya yang ada di perusahaan sehingga

mereka mengetahui cara aman agar terhindar dari bahaya tersebut.

Pelaksanaan induksi harus dilakukan secara rutin, sehingga semua tamu

yang datang mengerti tentang bahaya yang ada. Secara umum

pelaksanaan induksi K3 telah sesuai dengan Undang-undang Nomor 1

Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 9 ayat 1 mengenai

kewajiban pengurus untuk menunjukan dan menjelaskan kepada tenaga

kerja baru tentang kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya yang dapat

timbul ditempat kerja, alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat

kerja. (Yanri, 2005)

5. Investigasi

Investigasi kecelakaan merupakan suatu kegiatan inspeksi tempat

kerja secara khusus, yang dilakukan setelah terjadinya peristiwa

kecelakaan atau incident yang menimbulkan penderitaan kepada manusia

serta mengakibatkan kerugian dan kerusakan terhadap property atau harta

benda dan asset perusahaan lainnya. Investigasi kecelakaan dilakukan

dengan cara pelaporan kecelakaan kerja. Dengan laporan tersebut dapat

diketahui apa yang benar-benar terjadi sehingga dapat direncanakan

Page 83: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

langkah-langkah yang perlu diambil agar kecelakaan tidak terulang

kembali. Hal ini dilakukan dengan target mengurangi jumlah kecelakaan

yang terjadi. Upaya yang dilakukan di P.T. Pura Barutama tersebut sudah

sesuai dengan Undang-undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerja pasal 11 ayat 1 yang menyatakan bahwa pengurus diwajibkan

melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang

dipimpinnya pada pejabat yang ditunjuk oleh menteri tenaga kerja

(Departemen Tenaga Kerja, 1997).

6. Keselamatan Kerja Bahan Kimia

Bahan kimia yang digunakan di P.T. Pura Barutama adalah bahan

kimia yang dapat menyebabkan sesak napas dan iritasi apabila terkena

bagian tubuh misalnya solvent (campuran antara toluene dan etil asetat),

tinta, dan melamin. Untuk meminimalisir kejadian sesak napas dan iritasi,

perusahaan telah mewajibkan pekerja untuk memakai alat pelindung diri.

Alat pelindung diri juga sudah disediakan secara cuma-cuma berupa

masker, sarung tangan yang digunakan saat pengadukan bahan dan

pakaian kerja berlengan panjang. Hal ini telah sesuai dengan Undang-

undang No.01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 14 sub c yang

berisi kewajiban pengurus adalah menyediakan secara cuma-cuma semua

alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di

bawah pimpinannya (Departemen Tenaga Kerja, 1997).

Page 84: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

7. Ijin kerja

P.T. Pura Barutama Kudus merupakan industri manufactur yang

memberlakukan sistem ijin kerja sebagai salah satu upaya pencegahan

kecelakaan.

Sistem ijin kerja tersebut diberlakukan untuk seluruh karyawan dan

kontraktor P.T. Pura Barutama. Dengan sistem ijin kerja semua langkah-

langkah yang diperlukan untuk membuat lingkungan kerja aman terlebih

dahulu dilakukan sebelum melakukan pekerjaan yang beresiko tinggi.

Setiap pekerjaan di P.T. Pura Barutama seperti pekerjaan di area mudah

terbakar, bertegangan tinggi, bekerja diketinggian telah dilakukan melalui

ijin kerja. Sistem ijin kerja adalah prosedur awal yang akan

mengidentifikasi bahaya, hal ini sesuai dengan Permenaker No.

05/MEN/1966 tentang SMK3 pada lampiran 2 bagian 6 yang menyatakan

bahwa untuk setiap tugas-tugas yang berisiko tinggi jika perlu diterapkan

suatu sistem kerja dan terdapat prosedur kerja yang didokumentasikan

(Yanri, 2005).

8. Inspeksi keselamatan kerja

Menurut Bird dan Germain (1986) bahwa inspeksi merupakan suatu cara

terbaik untuk menemukan masalah-masalah dan menilai resikonya sebelum

kerugian atau kecelakaan dan penyakit akibat kerja benar-benar terjadi. P.T. Pura

Barutama telah melaksanakan inspeksi keselamatan kerja secara teratur baik

terjadwal maupun tidak, hal ini sesuai dengan Permenaker No. 05/MEN/1996

tentang kewajiban perusahaan dalam mengukur, memantau dan mengevaluasi

Page 85: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

kinerja keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan

pencegahan (Yanri, 2005).

9. Sarana Pemadam Kebakaran

Dalam penanggulangan gawat darurat yang disebabkan oleh

kebakaran, P.T. Pura Barutama telah menyediakan sarana pemadam

kebakaran berupa :

a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

APAR merupakan alat yang digunakan untuk memadamkan api

sebelum api membesar. Jenis APAR yang beredar dipasaran meliputi

Foam, CO2, AF 11, dan serbuk kimia kering. Pemakaian APAR harus

disesuaikan dengan bahan yang terbakar agar tidak menimbulkan

kerugian. Penempatan APAR di lokasi yang mudah dilihat strategis

dengan tinggi peletakan 125 cm dari batas lantai serta jarak antar APAR

yang tidak melebihi 15 m telah sesuai dengan Permenaker

No.Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan

Pemeliharaan APAR khususnya Bab II Pasal 4 mengenai pemasangan

APAR (Yanri, 2005).

APAR yang telah terpasang juga diperiksa keadaan fisik, tekanan,

dan kandungan isinya setiap 4 bulan sekali. Pemeriksaan APAR

dilakukan oleh petugas dari penyuplai APAR, satpam, dan pengawas

internal. Cheklist hasil pemeriksaan APAR dapat dilihat pada lampiran

15. Hal ini telah sesuai dengan Permenaker No.Per.04/MEN/1980 Bab

Page 86: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

III Pasal 11 yang menyatakan setiap APAR harus diperiksa 2 kali dalam

setahun.

b. Fire Alarm

Fire alarm merupakan suatu alat yang dapat menghasilkan bunyi

apabila terdapat potensi kebakaran maupun kejadian kebakaran.

Rangkaian fire alarm menjadi satu dengan alat pendeteksi panas (heat

detector) maupun alat pendeteksi asap (smoke detector). Sistem kerja

dari fire alarm yakni apabila alat pendeteksi panas ataupun alat

pendeteksi asap menangkap adanya sinyal (panas ataupun asap) maka

secara otomatis fire alarm akan berbunyi sendiri. Pemeriksaan fire

alarm dilakukan setiap seminggu sekali oleh petugas pemadam

kebakaran perusahaan (satpam), dibantu oleh ahli K3 bidang kebakaran.

Chek list pemeriksaan fire alarm dapat dilihat pada lampiran 13. Secara

umum pemasangan fire alarm di tempat kerja sudah sesuai dengan

Permenaker No.Per.02/MEN/1983 tentang instalasi alarm kebakaran

automatik (Yanri, 2005).

D. Ergonomi

Ergonomi merupakan salah satu ilmu yang berupaya untuk

mendapatkan keserasian antara manusia dengan alat kerja yang digunakan.

Tujuannya adalah agar tenaga kerja aman dalam melakukan pekerjaannya,

sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Dengan terbaginya sistem

kerja menjadi dua bagian, yaitu waktu kerja tetap dan waktu kerja bergilir

Page 87: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

diharapkan dengan istirahat yang ada tenaga kerja dapat memulihkan

tenaganya untuk kembali bekerja dengan nyaman. P.T. Pura Barutama

memberlakukan sistem kerja selama 7 jam per hari, Hal ini sesuai dengan

Undang-undang No. 13 tahun 2003 pasal 77 mengenai pengaturan waktu

kerja (Yanri, 2005).

Sikap kerja yang terdapat di P.T. Pura Barutama adalah duduk, dengan

menggunakan kursi dan meja yang ergonomis, karena sudah sesuai dengan

struktur tubuh tenaga kerja, demikian juga dengan mesin-mesin yang

digunakan. Walaupun mesin yang digunakan merupakan mesin import tetapi

mesin tersebut telah sesuai dengan antropometri orang Indonesia pada

umumnya, sehingga tenaga kerja tidak mengalami kesulitan dalam

mengoperasikan mesin tersebut. Pada awal penerimaan tenaga kerja baru,

P.T. Pura Barutama telah menyeleksi calon tenaga kerjanya dengan syarat-

syarat tertentu termasuk tinggi badan. Di perusahaan tersebut juga telah

menerapkan sistem house keeping dengan cukup baik terutama dibagian

kantor misalnya penataan meja komputer dan dokumen-dokumen yang ada di

perusahaan. Hal ini telah sesuai dengan Undang-Undang No. 01 tahun1970

pasal 3 ayat 1 sub (m) yang menyatakan bahwa salah satu syarat-syarat

tenaga keselamatan kerja untuk memperoleh keserasian antara tenaga kerja,

alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.

Penyediaan alat angkat-angkut bertujuan untuk memudahkan tenaga

kerja dalam menyelesaikan pekerjaannya, dan juga untuk efisiensi waktu.

Alat angkat-angkut yang tersedia umumnya dapat berfungsi dengan baik.

Page 88: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Sedangkan untuk forklift dikemudikan oleh operator yang sudah mempunyai

Surat Ijin Operasi (SIO). Contoh SIO dapat dilihat pada lampiran 21.

Hal ini sudah sesuai dengan Permenaker No. Per 01/MEN/1989 tentang

klasifikasi dan syarat-syarat operator keran angkat.

E. Managemen Keselamatan dan kesehatan kerja

1. Kebijakan K3

Kebijakan K3 dibuat sebagai bukti tertulis bahwa perusahaan

tersebut memiliki komitmen terhadap upaya penerapan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja. Kebijakan K3 berisi tentang tanggung jawab pimpinan

atas pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di seluruh

lingkungan perusahaan se Pura Group. Kebijakan K3 di P.T. Pura

Barutama dapat dilihat di lampiran 1. Kebijakan K3 tersebut telah ditanda

tangani oleh wakil president direktur dan telah ditempelkan di tempat-

tempat strategis sebagai bentuk sosialisasi kepada karyawan. Hal ini telah

sesuai dengan Permenaker No.Per.05/MEN/1996 tentang Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Yanri, 2005).

2. Audit SMK3

Secara umum, Tujuan pelaksanaan audit SMK3 antara lain :

a. Untuk menilai secara kritis dan sistematis segala potensi bahaya yang

berkaitan dengan proses produksi.

b. Untuk memastikan bahwa K3 telah diterapkan di perusahaan sesuai

dengan peraturan perundangan maupun kebijakan perusahaan.

Page 89: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

c. Untuk menentukan langkah-langkah pengendalian potensi bahaya

sebelum timbul kecelakaan dan kerugian terhadap aset-aset perusahaan.

Pelaksanaan audit K3 di suatu perusahaan akan memberikan manfaat-

manfaat bagi perusahaan persangkautan, manfaat-manfaat yang diperoleh

antara lain :

a. Pihak manajemen dapat mengetahui kelemahan-kelemahan unsur

operasional sebelum timbul gangguan operasional, kecelakaan, insident,

dan kerugian-kerugian lainnya.

b. Dapat diketahui gambaran secara jelas dan lengkap tentang kinerja K3

di perusahaan.

c. Dapat meningkatkan pemenuhan terhadap peraturan perundangan

bidang K3

d. Dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran tentang

K3 khususnya bagi karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan audit

(Tarwaka, 2008).

P.T. Pura Barutama telah melakukan audit internal setiap 6 bulan sekali.

Audit internal dilakukan oleh para ahli K3 group. Selain audit internal,

P.T. Pura Barutama juga telah melakukan audit eksternal melalui badan

audit yang ditunjuk oleh menteri yaitu SUCOFINDO. Pelaksanaan audit

eksternal dilakukan setiap 3 tahun sekali. Hal ini sudah sesuai dengan

Permenaker No.Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja khususnya pasal 5 yang menyatakan

bahwa pelaksanaan audit dilakukan melalui badan audit yang ditunjuk oleh

Page 90: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

menteri dan pasal 6 yang menyatakan pelaksanaan audit SMK3

dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam tiga tahun.

3. Organisasi K3

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) dibentuk

sebagai penjabaran UU No.1/1970 BAB.VI. Pasal 10 tentang P2K3.

Manfaat dari P2K3 adalah mengembangkan kerjasama bidang K3,

meningkatkan kesadaran dan partisipasi tenaga kerja terhadap K3, forum

komunikasi dalam bidang K3 dan menciptakan tempat kerja yang nihil

kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Program Kerja Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) di P.T. Pura Barutama adalah

rapat P2K3, inventarisasi permasalahan K3, identifikasi sumber bahaya,

inspeksi atau safety patrol, investigasi, audit, pendidikan dan latihan,

prosedur dan tata cara evakuasi, catatan dan data K3, serta laporan

pertanggung jawaban.

Hal ini telah sesuai dengan peraturan yang berlaku yakni Permenaker

No. Per. 04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (Yanri, 2005).

F. Lingkungan

Pengelolaan Limbah

Sebagai perusahaan yang banyak menggunakan bahan kimia dalam

proses produksi, maka perusahaan sadar akan adanya dampak negative dari

proses tersebut yaitu adanya limbah. Oleh sebab itu perusahaan sangat

Page 91: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

intensif dalam melakukan usaha untuk mengolah limbah agar tidak

menimbulkan pencemaran lingkungan.

Pengelolaan limbah yang ada di perusahaan dilakukan sesuai dengan

macam limbahnya. Limbah gas yang terdapat di P.T. Pura Barutama berasal

dari boiler di unit power plant. Untuk limbah padat, P.T. Pura Barutama

menyediakan jasa lelang yang hanya diperuntukan bagi instansi di luar

perusahaan. Namun Apabila masih dapat digunakan oleh perusahaan maka

limbah padat akan di rolling. Sedangkan untuk limbah cair, diolah pada

instalasi pengolahan liimbah yang terletak jauh dari perusahaan dan

pemukiman penduduk. Limbah cair yang ada pada P.T. Pura Barutama yang

juga termasuk limbah B3 berupa solvent bekas dan oli bekas, akan diserahkan

kepada pihak ketiga untuk pengolahan lebih lanjut. Adapun pihak ketiga yang

ditunjuk oleh badan kementrian lingkungan hidup meliputi PT. Gamster Jaya,

PT. Umbul Mulyo dan CV. Jaya Abadi. Hal ini sesuai dengan UU No. 01

Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang mana disebutkan perlunya

dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah (Departemen

Tenaga Kerja RI, 1997).

Page 92: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil magang, maka penulis dapat mengambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. P.T. Pura Barutama adalah perusahaan yang bergerak di bidang percetakan

dan pengepakan. Berdiri pada tahun 1908 sebagai perusahaan rumahan yang

hanya mempekerjakan 8 karyawan. Kini P.T. Pura Barutama memiliki 20

pabrik yang tersebar di daerah Kudus dan memiliki 7.750 karyawan.

2. Proses produksi percetakan dan pengepakan di P.T. Pura Barutama meliputi

pemilihan bahan baku, potong putihan, proses cetak (varnish, foil, laminasi

dan emboss), cabut, lipat, dan finishing.

3. Potensi bahaya fisik yang banyak terjadi di P.T. Pura Barutama berupa

tertimpa barang atau tumpukan kertas, terjepit, dan terpercik cairan kimia.

Faktor bahaya yang ada di P.T. Pura Barutama, antara lain:

a. Kebisingan, hasil pengukuran kebisingan yang telah dilakukan P.T. Pura

Barutama Kudus telah sesuai dengan SK. Menteri No. 01 /MEN/1999

tentang NAB faktor fisik di tempat kerja.

b. Penerangan, di P.T. Pura Barutama ada beberapa tempat yakni di bagian

cetak 1, potong putihan dan finishing yang intensitas penerangan kurang

Page 93: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

sesuai dengan Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang

Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Di Tempat Kerja.

c. Iklim kerja, di P.T. Pura Barutama ada beberapa tempat yaitu di bagian

Tinta, Varnish, Lipat, Laminasi dan Finishing masih belum sesuai dengan

SK Menteri Tenaga Kerja No. KEP 51/MEN/1999.

d. Kadar debu, hasil pengukuran kadar debu di P.T. Pura Barutama sudah

sesuai dengan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja RI No. SE

01/MEN/1997 yang menyatakan NAB faktor kimia kadar debu di tempat

kerja adalah 10 mg/m³.

4. Upaya penerapan kesehatan di P.T. Pura Barutama meliputi :

a. Penyediaan dokter perusahaan dan tenaga paramedis yang telah memiliki

sertifikat pelatihan Hyperkes. Hal ini sudah sesuai dengan Permenakertrans

Nomor : Per-01/MEN/1976 tentang Kewajiban Latihan Hyperkes Bagi

Dokter Perusahaan dan Permenakertrans No. Per.01/Men/1979 tentang

Kewajiban Latihan Hyperkes Bagi Tenaga medis Perusahaan.

b. Pemberian pelayanan kesehatan berupa

1) Penyediaan balai pengobatan yang tersebar di 3 kawasan P.T. Pura

Barutama. Hal ini sudah sesuai dengan Permenakertrans No :

Per.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.

2) Penyediaan kotak P3K di setiap area. Kotak P3K berisi : kapas putih, rol

pembalut gulung, kassa steril, rol plester lebar, gunting, dan berbagai

jenis obat-obatan. Penyediaan kotak P3K telah sesuai dengan

Page 94: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Permenakertrans RI No: Per.03/MEN/1982 tentang Pelayanan

Kesehatan Kerja Pasal 2.

3) Pelatihan P3K bagi tenaga kerja baru serta simulasi yang dilaksanakan

setiap setahun sekali telah sesuai dengan Permenaker No.3/MEN/1982

tentang Pelayanan Kesehatan Kerja Pasal 2 sub h tentang Pendidikan

Kesehatan untuk Tenaga Kerja.

4) Adanya pemeriksaan kesehatan tenaga kerja awal, berkala, dan khusus.

Hal ini sudah sesuai dengan Permenaker RI No. Per.02/MEN/1980

tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan

Keselamatan Kerja, Pasal 2, 3, dan 5.

5) Penyediaan rumah sakit rujukan di daerah Kudus dan Semarang. Hal ini

telah sesuai dengan Permenaker RI No. Per.03/MEN/1982 tentang

Pelayanan Kesehatan tenaga Kerja Pasal 4.

6) Adanya jaminan sosial bagi tenaga kerja. Hal ini sudah sesuai dengan

Undang-undang No.03 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga

Kerja

c. Gizi Kerja

Di P.T. Pura Barutama belum menyediakan fasilitas kantin.

Karyawan hanya memperoleh uang makan sebagai pengganti. Hal ini

belum sesuai dengan Permenakertrans No. 03/MEN/1982 tentang

Pelayanan Kesehatan Kerja dan S.E menakertrans No.SE.01/MEN/1979

tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Makan.

Page 95: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

5. Penerapan Keselamatan Kerja di P.T. Pura Barutama, meliputi :

a. Keselamatan kerja bidang boiler, upaya yang dilakukan perusahaan dalam

mencegah timbulnya ledakan dari boiler telah sesuai dengan Undang-

undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3 sub c.

b. Keselamatan bahan kimia, upaya yang telah dilakukan perusahaan dengan

memberikan APD secara cuma-cuma telah sesuai dengan Undang-undang

No.01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 14 sub c.

c. Pengadaan komunikasi K3 meliputi pemasangan poster dan spanduk yang

berisi himbauan tentang K3 telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor

01 Tahun 1970 pasal 14 poin b. Dan untuk pemberian induksi terhadap

tamu serta pengunjung telah sesuai dengan Undang-undang Nomor 1

Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 9 ayat 1.

d. Pemberlakuan ijin kerja telah sesuai dengan Permenaker No.

05/MEN/1966 tentang SMK3 pada lampiran 2 bagian 6 dan penerapan

inspeksi K3 yang dilakukan sudah sesuai dengan Permenaker No.

05/MEN/1996 pasal 4 ayat 1 poin d.

e. Pelaksanaan investigasi sudah sesuai dengan Undang-undang No. 01

Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 11 ayat 1 dan Penyediaan

APD secara cuma-cuma telah sesuai dengan Undang-undang No. 01 Tahun

1970 tentang Keselamatan Kerja 14 sub c.

f. Penyediaan sarana pemadam kebakaran telah sesuai dengan Permenaker

No.Per.02/MEN/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan

Page 96: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Alat Pemadam Api Ringan dan untuk penyediaan fire alarm otomatis telah

sesuai dengan Permenaker No.Per.02/MEN/1983 tentang instalasi alarm

kebakaran automatik.

g. Adanya prosedur tanggap darurat telah sesuai dengan Undang-undang

Nomor 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 mengenai syarat-

syarat keselamatan kerja.

6. Penerapan Ergonomi di tempat kerja sudah baik, penerapan ergonomi

meliputi sistem kerja, sikap kerja dan alat angkat-angkut telah sesuai dengan

Undang-Undang No. 01 tahun1970 pasal 3 ayat 1 sub (m) yang menyatakan

bahwa salah satu syarat-syarat tenaga keselamatan kerja adalah untuk

memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan

proses kerjanya dan Permenaker No. Per 01/MEN/1989 tentang klasifikasi

dan syarat-syarat operator keran angkat.

7. Penerapan sistem manajemen K3 di PT Pura Barutama meliputi adanya

kebijakan K3, struktur organisasi K3, dan pelaksanaan audit SMK3. Secara

keseluruhan penerapan SMK 3 sudah berjalan baik. Dan sudah sesuai dengan

Permenaker No.Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja.

8. Pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan perusahaan yakni pengolahan

air limbah dengan sistem WWT , pembuangan limbah padat dengan sistem

lelang, dan pembuangan limbah B3 ke badan yang ditunjuk oleh kementerian

lingkungan hidup telah sesuai dengan UU No. 01 Tahun 1970 tentang

Page 97: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Keselamatan Kerja yang mana disebutkan perlunya dilakukan pembuangan

atau pemusnahan sampah atau limbah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis dapat memberikan

saran-saran sebagai berikut :

1. P.T. Pura Barutama belum memiliki safety departemen, mengingat bahwa

keselamatan dan kesehatan kerja adalah pekerjaan yang penting dan

merupakan pekerjaan pokok alangkah lebih baik jika dibentuk safety

department agar pelaksanaan K3 lebih optimal.

2. Pada bagian cetak, potong putihan, finishing diketahui intensitas

peneranganya tidak sesuai menurut PMP No. 07 tahun 1964 maka sebaiknya

diberikan tambahan lampu sebagai tindakan darurat apabila penerangan alami

tidak maksimal, hal ini bertujuan agar pekerja terhindar dari penyakit akibat

kerja dan kecelakaan kerja.

3. Suhu di bagian tinta, varnish, lipat, laminasi, dan finishing diketahui melebihi

NAB yaitu 300C maka sebaiknya diberikan tambahan AC (Air Conditioner)

atau local exhaust fan agar udara sekitar tidak terlalu panas dan untuk pekerja

diberikan pakaian kerja yang berbahan cotton atau bahan lainnya yang dapat

menyerap keringat selain itu perlu disediakan air minum yang diletakkan di

dekat pekerja, sehingga kelelahan kerja akibat faktor lingkungan dapat

diminimalisasikan.

Page 98: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

4. Perlu didirikan kantin untuk mempermudah pemantauan asupan gizi

karyawan. Kantin sebaiknya menyediakan berbagai masakan (empat sehat

lima sempurna) dengan fasilitas meliputi tempat cuci tangan, lantai, tempat

pencucian piring harus bersih dan intensitas penerangan serta suhu harus

sesuai, sehingga kantin tidak hanya berfungsi sebagai tempat makan namun

juga sebagai tempat istirahat.

Page 99: MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN …eprints.uns.ac.id/6139/1/211832111201109521.pdf · Pengukuran Kadar Debu d i Berbagai Lokasi ... Form Identifikasi Sumber Bahaya ... Manfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Tenaga Kerja RI, 1997. Himpunan Peraturan Perundang-undangan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Iqra Media.

Pura Group, 2010. Perjanjian Kerja Bersama. Kudus

Ramli, S., 2009. Sistem Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta :

PT. Dian Rakyat.

Santoso, G., 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta :

Prestasi Pustaka.

Suma’mur P.K., 1996. Keselamatan dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : CV

Haji Mas Agung.

, 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : CV

Haji Mas Agung.

Tarwaka, 2008. Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta :

Harapan Press.

Yanri, Z., 2005. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Kesehatan Kerja.

Jakarta : Lembaga OSHNET Indonesia.