madina

64
1 EDISI IV - PEBRUARI 2013 Cerdas Berkualitas Angkat Martabat Majalah MEMBONGKAR KURIKULUM GENERASI AFALAISME BERDARAH-DARAH ANTARKAN ANAK KE SURGANYA ANAK BARU LAHIR BEREBUT TKQ MASJID JAMIK KURIKULUM ALA GARENG KANTONG BOLONG MTs Assa’adah 1 KAWINKAN JUARA MATEMATIKA DAN IPA REDAKSI: JL. HM THAMRIN 50 GRESIK 6114 PHONE: (031) 3984421 E-MAIL: [email protected]

description

soal kurikulum baru

Transcript of madina

Page 1: madina

PB 1Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

EDISI IV - PEBRUARI 2013

Cerdas Berkualitas Angkat Martabat

Majalah

MEMBONGKAR KURIKULUM GENERASI AFALAISME

BERDARAH-DARAH ANTARKAN ANAK

KE SURGANYA

ANAK BARU LAHIR BEREBUT TKQ

MASJID JAMIK

KURIKULUM ALA GARENG

KANTONG BOLONGMTs Assa’adah 1

KAWINKAN JUARA MATEMATIKA DAN IPA

REDAKSI: JL. HM THAMRIN 50 GRESIK 6114 PHONE: (031) 3984421 E-MAIL: [email protected]

Page 2: madina

2 3Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 20132 3Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

YAYASAN AL-AZHAR MENGANTI

Mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSES

KEPADA PC NU GRESIK ATAS

PELAKSANAAN PENDAFTARAN KARTANU SEHINGGA BERHASIL

MENGHIMPUN ANGGOTA TERBANYAK.

TTD

KEPALA SEKOLAH SMP KEPALA SEKOLAH SMA KEPALA SEKOLAH SMK

WAKIRAN S.Pd Drs.Nuripan, M.Pd Nurul Huda

DAFTAR ISI

Page 3: madina

2 3Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 20132 3Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

Salam redaksi ............................................................................... Hal 4Surat pembaca ............................................................................ Hal 5Kurikulum yang menjanjikan ............................................. Hal 6PC NU Bangga LP Ma’arif Punya Gedung Baru .................................................................. Hal 7MTs Assa’adah 1 Kawinkan Juara Matematika dan IPA ................................................... Hal 8Teater Harmoni SMA NU 2 Tampil Apik ...................... Hal 9Sambut KURIKULUM BARU, ............................................... Hal 10MA’ARIF BUNGAH GELAR PERGAMA 2 Kemenag Belum Sejahterakan Guru Madin ....... Hal 11SMA HITs MENGELIAT DI USIA MUDA ......................... Hal 12Gigi Sumber Penyakit Hindari Permen dan cokelat ................................................................ Hal 13PILOSIS AJARKAN SISWA SMPNU 1 DEMOKRASI .......................................................... Hal 14SISWA MA MAARIF Sidomukti Ngelurug DPRD .......................................................................... Hal 15JUARA MITOS 4 DIKUASAI KOTA DAN UTARA .Gresik Selatan Belum Greng .......................................... Hal 16Siswa di Sekolah Hanya Mampir Ngombe ..................................................... Hal 18 Parenting Sadarkan Orang Tua Didik Anak .......................................................... Hal 19Generasi afalaisme, yes jeplakisme , No ............................................................... Hal 20Badai Keritik Perubahan Kurikulum ..................................................................................... Hal 24-25BONGKAR PASANG KURIKULUMBAJU LAMA KANCING BARU ............................................ Hal 26TANPA BAHASA INGGRIS .................................................... Hal 28LAHIRKAN INTELEKTUAL JAGO KANDANGurikulum ala Gareng Kantong Bolong ...................... Hal 31GALERY ............................................................................................. Hal 32-33Dra. Hj. Nafi ’atus Sa’adah Mz“Organisasi adalah Guru Terbaik Saya”................... Hal 34TK Muslimat IX SekarkedatonBermain dan bermain Tapi Tak Main-main .......... Hal 35Bunda Lilis Cinta anak Sirnakan Duka Honornya ..................... Hal 36PC MUSLIMAT NU GRESIK MELANGKAH MAJU MENATAP MASA DEPAN ....... Hal 37ANAK BARU LAHIR BEREBUT TKQ MASJID JAMIK ........................ Hal 38KAUSTIK SODA DARI KAPUR TOHORAntarkan SMA HITs Juara II KTI se- Jatim............. Hal 40Awetkan Telur Ayam Dengan Minyak Kelapa ............................................................................. Hal 41OBAT NYAMUK Dari KULIT JERUK DAN DAUN PEPAYA .................................. Hal 41DUA MALAM SATU PAGI ...................................................... Hal 42

NASEHAT DARI ............................................................................. Hal 43JALAN-JALAN DI KOTAKUGiri Wali Yang Beda .............................................................. Hal 44SMA Assa’adah Penjaga Aswaja ................................ Hal 45Satu KecamatanSatu Desa Pendidikan ........................................................ Hal 46BATALKAN RSBIMK Dituding Bunuh Kreatifi tas ................................... Hal 47MENCINTAI GUS DUR BERAWAL DARI JUNGUT ..................................................... Hal 48Kung FU Matematika .............................................................. Hal 49‘BELAJA’ ILMU KE NEGRI SANG MURID .................. Hal 50KH. Muhammad Cholil Cetak Ulama Salaf dan Khalaf ........................................ Hal 52Let’s GetFUN WITH ENGLISH .................................................................. Hal 53Master Mendidik “Kucing Garong” Jadi Master ............................................ Hal 54Qayah Thoyyibah ajarkan belajar untuk belajar ................................................................ Hal 55Sastra Sinergitas Didik Anak-anak Cerdas Kontekstual ......................................... Hal 56Lahir Bermasalah, Besar Suka Hadapi Masalah .............................................. Hal 58Berdarah-darah Antarkan Anak ke ‘Surganya’ ..................................................................... Hal 59

“WOW, Hati-Hati dengan INI ” ............................................. Hal 60

Henny FauziyhBelajar Ringankan Beban Ortu .......................................... Hal 61Rofi atul ZuhriaBelajar Hoki dari Youtube ........................................................ Hal 61

LP Ma’arif Selenggarakan Lomba Menulis Cerita Anak

.................................................... Hal 62

DAFTAR ISI

NASEHAT DARI Hal 43

Page 4: madina

4 5Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 20134 5Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

DEWAN REDAKSI : DR.H Chusnul Chuluq,MM, H Ismail Syarif,: Drs.H. Nasihudin, M.Pd, H Sururi,S.Ag,MM

Ahmad Jazuli,S.Pd, HU Mardiluhung, Nur Fakih, Drs.Muchlas, Drs.Gunawan,

Drs.H Chusaini Mustas, M.Pd, Drs.H Nuru-din, H Harun Azhar, H Mulayadi,S.Pd,Drs.

Ufuqul Mubin, Drs.Agus Syamsudin, Drs.Syamsul Anam, S.Pd.I

PEMIMPIN UMUM : H Ismail Syarif, S.Pd,MM

PEMIMPIN REDAKSI : Drs.H. Nasihudin, M.Pd

WAKIL PEMIMPIN REDAKSI : H Sururi,S.Ag,MM

REDAKTUR PELAKSANA : Ahmad Jazuli,S.Pd,MM SEKRETARIS REDAKSI: Syamsuk anam, S.P.d.I

REPORTER: Fathul F Amin, Shodiqin, Choiruddin, ,

S.P.d.I, Andik Pamungkas, S.Sos, M.Said

KEUANGAN/DISTRIBUSI : Azharul Rofi qi

LITBANG : H Marjuki,S.Pd,M.Pd, Abdullah,S.P.di

ALAMAT REDKASI : Jl. HM Thamrin 50 Gresik 6114

PHONE: (031) 3984421

Redaksi menerima kiriman naskah berupa aretikel, berita dan foto kegiatan sekolah,

puisi, cerpen, resensi, opini, tip dantrik, saran dan iklan. Redaksi berhak

mengedit naskah sejauh tidak mengubah subtansi dan maksud tulisan. Naskah

dikirim lewat e-mail : [email protected]

Yasyudduhu Ba’dluhu Ba’dlo

Membuat teamwork yang tangguh adalah persoalan penting. Konsep Yasyudduhu ba’dluhu ba’dlo, menyusun kekuatan agar yang satu menjadi penopang kekuatan yang

lain dan yang lain menjadi penopang kekuatan yang lain lagi perlu perekat. Membangun rumah, perekat-nya adalah semen.

Dalam teamwork perekat yang dibutuhkan ada-lah visi atau dalam bahasa keseharian kita adalah nawaina (niat kita) bukan lagi nawaitu (niatku). Nawaina berarti ada kesepakatan dan kesepahaman dalam menggerakkan roda organisasi ini, sehingga sejak roda mulai berputar ke depan maka tidak ada lagi yang berputar mundur.

Maka ketika perekat itu lepas, roda berputar ke arah yang berbeda-beda sehingga seluruh organ pen-dukung itu akan bergerak sendiri-sendiri dan men-jalankan fungsi dan wewenangnya tanpa terkendali. Tentu hasilnya, terlihat belang-belang dan berwarna-warni. Ada warna yang bagus dilihat dan ada warna yang sangat buruk. Tetapi ketika warna warni itu dibingkai seperti pelangi, maka akan terlihat indah dan menawan.

Warna Majalah Madinah memang pelangi, me-nampung banyak keinginan, menampung banyak masalah, menampung banyak hal yang kadang sulit dikendalikan tetapi juga kadang memacu kerja team work. Dengan team work yang didukung kekuatan SDM yang ada, alhamdulillah Majalah Madinah bisa terbit setelah menampung banyak warna yang diper-ekat satu kepentingan Madinah harus terbit dengan penampilan lebih greng.

Kita selalu berharap usul, ide dan kritik pembaca Madinah, sehingga majalah kesayangan kita ini tampil lebih gagah sebagaimana yang kita harapkan bersama. Amin

Cerdas berkualitas angkat martabat

Page 5: madina

4 5Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 20134 5Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

RSBI Boleh Diganti Asal Ada Penggantinya

KEPUTUSAN Mahkamah Konstitusi menghapus Pasal 50 (3) UU Sisdiknas mengejutkan kami selaku orang tua. Bukan karena saya tidak setuju terhadap keputusan MK tersebut, tetapi sebagai orang tua yang menginginkan anaknya dapat menikmati pendidikan yang lebih unggul adalah tujuan pertama saya saat memasukkan anak saya ke RSBI.

Sederhana saja cara berpikir saya, jika anak saya masuk sekolah unggulan atau RSBI peluang untuk memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi akan terbuka lebar. Hal ini didasari dari informasi teman-teman anak saya ditambah lagi penjelasan para guru dan kepala sekolah RSBI yang mengatakan bahwa lulusannya banyak masuk ke PTN-PTN terbaik di Indonesia.

Selain bisa masuk ke PTN, saya membayangkan bahwa biaya pendidikannya juga bisa terjangkau dibanding saya harus mendaftarkannya ke PTS. Setelah lulus PTN pun, saya membayangkan bahwa anak saya akan bekerja lebih cepat karena banyak alumni yang akan menggandengnya.

Namun kini mimpi saya itu harus dikubur dulu, karena pemerintah sedang mencari format pengganti RSBI dengan sekolah yang memiliki kualitas sebanding dengan RSBI. Terima kasih upaya Pak Mentri, sehinga mimpi saya bisa saya lanjutkan lagi.

MasrurohSembungan-Dukun

RSBI Ditutup, Siapa yang RugiTETANGGA saya yang anaknya sekolah di RSBI bilang, “RSBI

dihapus, nggak masalah. Nggak dihapus juga nggak masalah.” Lho kenapa, tanya saya lagi? “Sekolah di RSBI itu sebenarnya hanya lebel saja, atau kemasannya saja yang internasional, tetapi isinya nggak juh beda dengan yang bukan RSBI. Jad ortu yang anaknya di sekolah non RSBI tidak perlu khawatir.”

Tetangga saya yang lain, seorang ibu yang anaknya tidak diterima di sekolah RSBI berujar,”Syukurlah kalau RSBI dihapus, karena selama ini anak saya selalu rendah diri kalau bertemu dengan teman-temannya karena sekolahnya di level satu tingkat di bawah temannya. Sekarang dengan RSBI dibubarkan, anak saya mulai PD kembali dan bersemangat untuk belajar lagi.”

Respon masyarakat itu menunjukkan bahwa setiap kebijakan sektor pendidikan melahirkan beragam pendapat dan sikap yang kadang secara psikologis sangat tidak membikin nyaman antara satu orang tua dengan orang tua yang lain. Psikologi massa yang beragam itu jika disikapi positif melahirkan semangat berkompetesi secara sehat, tetapi jika disikapi negatif, maka beresiko buruk pada masa depan anak-anaknya.

Memihak pada yang pro RSBI memang benar sekolah harus ditingkatkan mutunya,

tetapi persoalannya tidak sekadar meningkat atau tidak meningkat, sebab kita ini sedang tidak memiliki kebijakan yang benar-benar bisa memahami hati nurani rakya. Hakim MK berusaha menetapkan keputusannya berdasarkan hati nurani rakyat, tetapi kemendiknas juga bekerja meningkatkan mutu pendidikan berdasarkan hati nurani rakyat.

Berdasarkan keputusan itu, perdebatan harus diseleseikan, dan semua pihk memulai untuk memikirkan bagaimana menyiapkan pendidikan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Saya meyakini harapan itu bisa terwujud, karena kita sekarang sudah men jadi bangsa yang demokratis, cerdas dan memiliki ratusan pakar pendidikan yang belum dimaksimalkan kemampuannya untuk menyeleseikan soal pendidikan ini.

SunardiWringi Anom

RSBI Layak ditutupALHAMDULILLAH RSBI dibubarkan. Pak Mahfud, hakim

yang cerdas mengerti derita rakyat cilik. Kita butuh hakim yang selalu membela kepentingan wong cilik. Alasan MK cukup jelas, penyelenggaraan RSBI bertentangan dengan UUD 45. Kalau saja RSBI dilanjutkan, biaya pendidikan semakin menderitakan masyarakat, sebab sudah menjadi rahasia umum kalau ingin mendapatkan pendidikan yang berkualitas harus memiliki uang lebih.

Bagaimana dengan kami-kami yang bekerja di sektor informal bisa menyekolahkan anak kami ke sekolah RSBI. Tentu, RSBI kelak akan dihuni masyarakat berduit, meskipun di sana juga ada anak dari orang tua yang tidak berduit tetapi jumlahnya minoritas sekali.

Ini sekaligus pelajaran bagi pemerintah agar menyiapkan pendidikan yang memihak rakyat ‘Indonesia’ yang sebagian besar belum menikmati hidup di atas rata-rata.Terima kasih Pak Mahfud dan kawan-kawannya di Mahkaah Konstitusi.

Husen SyihabCerme

SUARA NAHDLIYIIN

Page 6: madina

6 7Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 20136 7Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

PADA tahun ini, Kemendiknasbud insyaallah akan meluncurkan kurikulum baru mengganti-kan KTSP. Konsekuensi pergantian kurikulum itu sudah diantisipasi sejak dini. Protes, kritik, sumbang saran, usulan dan macam-macam issu yang bermunculan dari masyarakat pendidikan sudah disiapkan langkah solusinya.

Kemendiknasbud bukan tidak memperdulikan pikiran-pikiran para tokoh pendidikan itu, tetapi justru berbagai macam masu-kan tersebut dijadikan modal tambahan untuk merencana-kan kurikulum yang lebih modern, aplikatif dan ber-dayaguna. Modernisasi kurikulum adalah sunnatullah dan kita sudah mengalami dua belas kali pergantian kurikulum sejak RI merdeka. Ini menunjukkan bahwa dunia pendidikan di negeri ini berkembang dinamis agar mampu menjawab tuntutan zaman.

Soal tuntutan zaman, perlu diungkit, sebab kita saat ini sepertinya tidak memiliki zaman sendiri, yang diproduksi kita sendiri dan dipakai untuk kita sendiri. Zaman kita adalah miliki dunia, yang dicip-takan oleh kesepakatan-kesepakatan pasar dunia

dan dimanfaatkan untuk kepentingan dunia secara global. Masyarakat sudah diajak berpikir pada ranah dunia, bukan lagi locality.

Berpikir global merupakan kunci yang harus dipe-gang sebelum membuat kebijakan yang terkait den-gan masyarakat banyak, apalagi menyangkut nasib bangsa sebesar Indonesia. Perubahan kebijakan da-lam waktu cepat, memudahkan masyarakat menud-ing bahwa eksekutif tidak konsisten, plin plan serta

membingungkan banyak orang.Tudingan itu wajar, karena keterbatasan informasi

yang diterima, apalagi jika waktu, pikiran dan tenaga kita difokuskan pada pergulatan sempit yang hanya memikirkan persoalan-persoalan yang locality.Pada-hal, jika kita memiliki wawasan global, akan tampak di depan mata bahwa perubahan tidak lagi terjadi day to day tetapi sudah second to second, sehingga benar kata orang “tidak ada yang mampu membend-ung perubahan kecuali perubahan itu sendiri.”

Dengan memahami makna perubahan dan posisi kita di tengah-tengah masyarakat global, maka pe-rubahan kurikulum KTSP adalah sebuah langkah yang patut didukung. Hal ini bukan hanya karena banyak kelemahan secara konseptual maupun dalam tataran operasional. Tetapi dunia sudah mendesak agar kurikulum baru bisa melahirkan, kata Pak M

Nuh, generasi afalais.Konsep kurikulum baru ini menjanjikan peserta

didik akan memiliki gaya hidup yang berlandas-kan ilmu pengetahuan atau sering disebut dengan masyarakat saintis. Tradisi berpikir saintis harus ditanamkan sejak anak-anak, sebab dari pola pikir

tersebut peserta didik akan memiliki keterampilan

tinggi, bermental tangguh, tidak gampang putus asa, selalu optimistis.

Untuk menuju ke sana, model pembelaja-ran direvisi dari teacher centred learning men jadi student centred learning. Peserta didik

tidak lagi dijejali ilmu-ilmu baru dari guru tetapi dia harus memperoleh ilmu setelah melakukan observasing, questioning, asso-ciating dan experimenting serta menyim-pulkan masalah.

Meski disain kurikulum 2013 sangat canggih, kita perlu sampaikan bahwa, selama ini pergantian kurikulum belum mereform sistem pembelajaran seperti

yang diteorikan. Hal ini, disebebkan beberapa faktor sebagai berikut; pertama, pemerataan layanan pen-didikan yang masih diskriminatif. Kebijakan pemer-intah cenderung memihak , pada sekolah-sekolah di perkotaan dibanding pedesaan atau leih memihak pada sekolah-sekolah di daratan dibanding di daerah kepu-lauan atau daerah perbatasan.

Sekolah yang nafasnya senin kemis, sulit mengopera-sionalkan kurikulum, karena masih fokus bagaimana sekolah ini bisa ‘hidup.’ Di luar pulau Jawa-Bali, mung-kin sejauh mata memandang, ditemukan sekolah yang hidupnya mati enggan hidup sungkan, begitu pula seko-lah-sekolah di pedesaan, sudah terpencil di balik gunung lagi.

Kedua; kemampuan guru yang masih belum banyak melakukan reformasi dalam proses belajar mengajar. Guru memegang kendali utama untuk mensukseskan kurikulum. Di tangan guru, kurikulum bisa mati dan di tangan guru pula kurikulum bisa hidup meledak-ledak.

Guru berkualitas bagus dengan kurikulum sederha-na lebih penting dibanding kurikulum canggih tetapi gurunya jadul. Tetapi yang lebih buruk lagi, jika kuri-kulumnya sudah tidak visioner ditugaskan pada guru yang mengajar dengan kemampuan ‘seadanya.’ Hara-pan kita tentunya, program peningkatan kemampuan guru tidak boleh berhenti setelah diberi label guru profesional yang mendapat tunjangan profesi. Mela-lui upaya pemerintah untuk meningkatkan skill tenaga pendidik, mulai dari pendidikan dan pelatihan, pen-ingkatan kualifi kasi, pemberian TPP akan mendorong guru bertanggungjawab membentuk anak-anak yang selalu berpikrian saintis.

Rasa hormat saya untuk guru-guru yang disediakan fasilitas sederhana, tetapi mampu mencetak murid un-ggul. Para guru seperti itu memahami bahwa tidak ada murid yang bodoh, tetapi karena dia belum menemu-kan guru yang tepat.

untuk menegaskan struktur berpikir kita, ada stat-men Dr. Casper Shih yang pelu kita renungkan. Dia mengatakan bahwa “tak ada yang namanya ketidak mampuan belajar, yang ada hanyalah ketidak mam-puan mengajar. Hanya Yang belajar yang dapat men-gajar (Ketua PC LP Ma’arif NU Gresik)

Kurikulum Yang Menjanjikan

H ismail syarif

Kurikulum Yang Menjanjikan

SUARA LP MA’ARIF

Page 7: madina

6 7Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 20136 7Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

7Edisi iV - PEbruari 2013 7

RABU 17 Oktober bertepatan tanggal 1 Dzulhijah hari yang bersejarah bagi Pengurus Cabang LP Ma’arif NU Gresik. Pembanguan kantor yang menjadi pusat pelayanan pendidikan di lingkup Ma’arifGresik itu diperluas agar bisa meningkatkan kinerjanya lebih baik.

Ketua PC LP Ma’arif NU Gresik H Ismail Syarif me-nu turkan, gedung dan kantor LP Ma’arif yang berdiri sekarang ini sudah tidak mampu lagi menampung kegiatan

ma’arif yang selalu meluber, terutama jika mendekatai even-even besar yang diselenggarakan LP Ma’arif. Ujian semeseter, ujian akhir tahun dan kegiatan-kegiatan lainnya

yang membutuhkan tempat dan ruang yang representatif.

“Perluasan gedung LP Ma’rif merupakan kebutuhan pokok dan wajib dibangun, karena kegiatannya setiap tahun bertambah terus. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa para pengurus LP Ma’arif sangat kreatif dan dinamis untuk menggerakkan lembaga ini lebih baik lagi,” ujarnya dalam sambutan peletakan batu pertama perluasan pembangunan gedung LP Ma’arif.

Rencananya, gedung baru itu bertingkat tiga. Dinding barat gedung lama dijebol dan akan dinaikkan menjadi tiga lantai juga, sehingga lantai dua dan lantai tiga tampak lebih luas. Dengan perluasan gedung itu, banyak hal yang bisa dimanfaatkan terutama untuk pertemuan para guru dan kepala sekolah di lingkungan Ma’arif Gresik.”Membangun gedung ini tidak tahu dari mana dananya, tetapi dengan bermodal

bismillahirrahmanirrahim insyaallah bisa terwujud,”tuturnya.Ketua Tanfi dz PCNU Gresik Chusnul Khu luq dalam

sambutannya mengatakan, pembangunan gedung dan kantor LP Ma’arif ini sangat bagus dan perlu didukung semua pihak terutama para pemangku pendidikan. Meski dananya hanya tersedia Rp 70 juta tapi semangat pengurusnya sangat besar untuk memiliki gedung pendidikan yang layak di banggakan.”Dengan niat ibadah mengharap suatu saat apa yang kita lakukan ini dapat menjadi amal dimasa mendatang,” ujarnya.

Menurut dia, pembangunan Kantor LP Ma’arif Gresik ini sekaligus sebagai pe ma nasan, karena PCNU Gresik se-dang me ren canakan untuk membangun kampus Nahd latul Ulama.” Untuk itu kita harus tetap semangat tinggi agar apa yang dicita- citakan oleh jama’ah NU bisa terlaksana de ngan lancar,” kata mantan Sekab Gresik ini.

Peletakan batu pertama dilakukan oleh Ketua PCNU Gresik Chusnul Chuluq disusul Ketua LP Ma’arif Ismail Syarif. Mantan Kadispendik dan juga pengurus LP Ma’arif Chusaini Mustas juga turut meletakkan batu pertama pembangunan gedung begitu pula dengan ketua panitia pembangunan Abdul Mujib Ch. “Secepatnya selesei, karena ini musim hujan tukangnya bekerja siang malam,” ujarnya(andrik)

yang membutuhkan tempat dan ruang yang representatif.

kebutuhan pokok dan wajib dibangun, karena kegiatannya setiap tahun bertambah terus. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa para pengurus LP Ma’arif sangat kreatif dan dinamis untuk menggerakkan lembaga ini lebih baik lagi,” menggerakkan lembaga ini lebih baik lagi,” ujarnya dalam sambutan peletakan batu pertama perluasan pembangunan gedung LP Ma’arif.

Dinding barat gedung lama dijebol dan akan dinaikkan menjadi tiga lantai juga, sehingga lantai dua dan lantai tiga tampak lebih luas. Dengan perluasan gedung itu, banyak hal yang bisa dimanfaatkan terutama untuk pertemuan para guru dan kepala sekolah di lingkungan Ma’arif Gresik.”Membangun gedung ini tidak tahu dari mana dananya, tetapi dengan bermodal

RABU 17 Oktober bertepatan tanggal 1 Dzulhijah hari yang bersejarah bagi Pengurus Cabang LP Ma’arif NU Gresik. Pembanguan kantor yang menjadi pusat pelayanan

NU Bangga Ma’arif Punya Gedung Baru

7Edisi iV - FEbruari 2013

KABAR MA’ARIF

drs. Chusaini Mustas, M.Pd meng-guyurkan semen pondasi pembangunan Gedung LP Ma’arif Gresik

Pengurus Cabang LP Maarif Nu Gresik menyak-sikan peletakan batu pertama pembangunan dan perluasan Gedung LP Ma’arif Gresik.

Ketua Pelaksana Pembangunan drs abduh Mujib, CH diberi pesan Ketua Nu Gresik dr Chusnulul Chuluq agar Gedung LP Ma’arif cepat selesei tepa waktu

Page 8: madina

8 9Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 20138 9Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

MADRASAH Tsanawiyah Assa’adah 1, Sampurnan Bungah dalam Olim-piade MIPA IV LP Ma’arif, Gresik ta-hun 2013 kokoh tak tergoyahkan. Dua siswanya, Moh. Ilmi Amaullah dan Moh.Hari Rusli, berhasil mengawin-kan dua gelar matematika dan IPA sebagai juara pertama.

Selain juara I, MTs Assa’adah 1 juga menunjukkan keperkasaannya setelah dua siswa lainnya, Moh. Fir-daus Zabadai dan A Hisziq Masfuh merebut juara hara-pan I dan juara harapan II bi-dang matematika. Sementara Rohmatus Tsaniyah dari MTs Assa’adah 2 Bungah berhasil menjadi nominator 1 biang matematika.

Prestasi SMP Assa’adah Bungah juga patut dibangga-kan, sebab menurut Panitia Fiqih, siswanya M Fe brianto berhasil merebut Juara 2 bi-dang IPA. Bahkan dua siswanya sukses menduduki Juara Juara Harapan III atas nama Meiyas Nuriah Megawati serta Lukman Baihaqi yang bertengger seba-gai nominator II.”Assa’adah tahun ini dari sisi perolehan, bisa dikatagorikan paling banyak menempatkan siswanya pada urutan 10 besar,” ujarnya.

Adapun juara bertahan olimpia-

de MIPA kategori matematika MTS Assa’adah 1 merasakan kegembiraan. Cita –

cita mereka untuk menjadi juara ber-tahan bisa diwujudkan. “Saya tidak menduga bisa juara I, sekaligus bisa mempertahankan tradisi juara matema-tika,” kata Moh. Ilmi Asmaullah.

Begitu pula sang juara IPA, Moh Rsuli juga sangat senang bisa menjadi

Juara I. “Ini adalah hasil kerja keras kami semua,” kata Moh hari Rusli.

MTs Assa’adah 1 memang telah memepersiapkan diri sebelumnya untuk mengi-kuti olimpiade. “Setiap min-ggu, kami selalu mengadakan bimbing an, bahkan pihaknya mendatangkan alumni MTs ASsa’adah 1 yang lulus dari ITS untuk juga memban-tu sebagai pengajar,” kata Suud guru pembimbing MTs Assa’adah Bungah

Match and Science Chal-lenges Tingkat MTs/SMP se-Kabupaten Gre sik yang

diselenggarkan PC LP Ma’arif NU Gresik ini berjalan sukses. Digelar pada Minggu 20 Januari 2013 di SMA NU 2 Gresik, Dalam olimpiade ini di-lombakan 2 kategori; IPA dan Matema-tika. Masing – masing akan diambil 10

juara. Panitia menyediakan trophy, piagam penghargaan serta uang pembinaan, sebesar RP 100 ribu sampai Rp 500. SMANU 2 juga menjanjikan beasiswa bagi mereka Juara I dan II, masing – masing Rp 2 juta dan Rp 1,5 juta.

Seleksi olimpiade MIPA IV terbagi dalam 3 Babak. Pada babak I akan diseleksi 20% dari jumlah peserta. Dari 355 peserta yang lolos ke babak II sebanyak 42 siswa. Pada ba-bak ke dua akan menyeleksi peserta menjadi 10 siswa un-

MADRASAH Tsanawiyah Assa’adah 1, Sampurnan Bungah dalam Olim-piade MIPA IV LP Ma’arif, Gresik ta-hun 2013 kokoh tak tergoyahkan. Dua siswanya, Moh. Ilmi Amaullah dan Moh.Hari Rusli, berhasil mengawin-kan dua gelar matematika dan IPA sebagai juara pertama.

Selain juara I, MTs Assa’adah 1 juga menunjukkan keperkasaannya

de MIPA kategori matematika MTS Assa’adah 1 merasakan kegembiraan.

MTs Assa’adah 1 Kawinkan Juara Matematika dan IPA

Ajang Olimpiade MIPA IV LP Ma’arif

No Juara Nama Asal Total

Sekolah Nilai

1 Juara I Moh. Ilmi Asmaullah Mts Assa’adah 1 111,00

2 Juara II Arik Syifa’ul Khofi fah SMP Al Karimi 92.00

3 Juara III Siti Mauidho Syarfi SMP Walisongo 90,00

4 Juara Harapan I Moh. Fairuz Zabadi MTs Assa’adah 1 89,33

5 Juara Harapan II A. Hisziq masfuh MTs Assa’adah 1 89,00

6 Juara Harapan III Ach. Fikri Muzakki MTs Miftahul Ulum 89,00

7 Nominator I Rohmatus Tsaniyah MTs Assa’adah 2 88,00

8 Nominator II Muh. Aziz Mubarok SMP Nusantara 84,00

9 Nominator III Ainur Rosyida SMP Al Karimi 1 78,00

10 Nominator IV Alif Alfi yah MTs Ma’arif 77,00

No Juara Nama Asal Total

Sekolah NilaiNo Juara Nama Asal Total

Sekolah NilaiNo Juara Nama Asal TotalNo Juara Nama Asal Total

Sekolah NilaiNo Juara Nama Asal TotalNo Juara Nama Asal Total

Sekolah Nilai

Kategori matematika :

KABAR MA’ARIF

Peserta olimpiade MIPA IV serius menyeleseikan soal-

soal olipiade

Para juara olimpiade MIPA IV menerima ucapan selamat atas keberhasilannya sebagai juara

Page 9: madina

8 9Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 20138 9Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

KELOMPOK pelajar pecinta seni teater Gresik mengge-lar pementasan bersama, di Gedung Olah Raga dan Seni Dinas Pendidikan, Januari akhir kemarin. Sebanyak empat lembaga pendidikan menengah masing-masing menampil-kan lakon kekinian yang bertemakan tentang kemanusiaan, politik kekuasaan dan persoalan lingkungan.

Menurut Hermanto, panitia penyelenggara, teater pelajar Gresik ini harus didorong terus menerus dengan menginten-sifkan latihan dan pertunjukan bersama.”Melihat pertunju-kan pertama ini, para pelajar itu memiliki bakat dan potensi besar untuk dikembangkan lebih bagus lagi,” katanya.

Parade teater pelajar 2013 merupakan hasil kerja antar pelajar yang menempuh pendidi-kan di SMA NU 2 Gresik, SMKN Cerme, SMAN 1 Manyar dan SMA Muhammadiyah. Jaringan kerja pelajar pecinta seni itu akan memanfaat-kan setiap momentum untuk menggiatkan ke-hidupan berkesenian di Gresik.

Dalam gelar perdana kelompok pecinta seni tea ter itu, keempat sekolah itu diberi kesem-patan uintuk menampilkan karya terbaik mer-eka. Hal ini ditujuka untuk membentuk bibit - bibit teater muda Gresik.”Kalau pentas per-tama sudah bagus insyaallah pada momen-tum yang lain akan lebih bagus lagi,” katanya.SMA NU 2 Gresik tampil dengan group Teater Harmoni. Tampil penuh ekspresif, para seniman muda itu mampu menunjukkan permainan yang

sangat apik. Tema yang dibawakan menceritakan sindiran terhadap para penguasa yang hanya mempedulikan kehidu-pan mereka sendiri, tanpa mau tahu dengan penderitaan rakyat kecil.Masyarakat desa adalah kelompok yang terp-inggirkan, tetapi dikuasai pemimpin yang arogan, sehingga melahirkan peristiwa yang merugikan banyak orang.”Cukp bagus penampilan SMANU 2,” kata pengamat teater Gresik H e r - manto.(Choi)

Teater Harmoni SMA NU 2 Tampil Apik

KABAR MA’ARIF

No Juara Nama Asal Sekolah Total Nilai

1 Juara I Moh. Hari Rusli MTs Assa’adah 1 235,502 Juara II M. Febri Arianto SMP Assa’adah 227.003 Juara III Raisatul Mufahamah MTs Hasyimiyah 226,504 Juara Harapan I Virliana Amanda MTS Ma’arif 213,005 Juara Harapan II Imroatun Nafi ’ah MTs Al karimi 1 211,006 Juara Harapan III Meiyas Nuriah Megawati SMP Assa’adah 210.007 Nominator I Mahfudhotus Syarifah SMP Miftahul Ulum 208,008 Nominator II Lukman Baihaqi SMP Assa’adah 202,009 Nominator III Muhammad Fahrur Roziq MTs Ma’arif 201,0010 Nominator IV Aric Rahman Novian MTs Ma’arif 199,00

tuk mengikuti babak fi nal. Sebanyak 10 siswa ini bertanding di babak III beradu kemampuan akademik untuk menyele-saikan soal eksperimen. Akhirnya terpilih siswa terbaik sebagai berikut;

Para peserta sejak awal terlihat ber-semangat mengikuti lomba. Para guru pembimbingnya sejak lama mempersiap-kan anak didiknya sebelum terjun pada lomba bidang sain yang diselenggarakan LP Ma’arif ini. “Kami ikut bimbingan be-lajar dan tidak lupa berdoa” kata fatihatul Choiriyah siswa MTs Assa’adah 2. “Kami juga minta doa restu orang tua dan teman serta bapak / iobu guru” tambah Amirot-ul Mahfudhoh juga dari MTs Ass’adah 2.

Zidah guru pendamping SMP Maarif NU AL Fatah berharap siswanya mendap-at juara I, sebab dia melihat kemampuan siswa yang dikirim mengikuti olimpiade tahun ini dipilih yang terbaik dari yang terbaik di sekolahnya. Tetapi, kata dia,

jika tahun ini gagal, pihaknya akan mengikuti lagi pada tahun depan sampai bisa meraihnya. “Kami ingin jadi juara, jadi kami akan terus beru-saha dan termotivasi agar bisa juara,” kata Eva anak didik Zidah. (Choi)

Para juara olimpiade MIPA IV menerima beasiswa dari panitia.

Pemain teater Harmoni dari SMANU 2 tampil apik pada acara parade teater pelajar se-Kabupaten Gresik

Page 10: madina

10 11Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201310 11Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

PENGURUS MWC LP Ma’arif NU Bungah menghidup-kan kembali kegiatan pramuka setelah lima tahun tiarap. Sebanyak 550 peserta dari 26 lembaga madrasah ibtida’iah tumplek blek meramaikan Pergama (Perkemahan Regu Penggalangan Ma’arif) di Bumi Perkemahan Telaga Biru, Desa Kisik Bungah.

“Semua peserta bersemangat mengikuti pergama ini, karena sudah lama tidak pernah ada kegiatan perkemahan di lingkungan ma’arif, sehingga Pergama ke dua ini seakan

menjadi pelampiasan para peserta didik,” kata Sugiono, Ketua MWC LP Ma’arif NU Bungah.

Menurut dia, antusiasme para kepala sekolah dan para pembina pramuka di setiap madrasah untuk meramaikan Pergama ke dua ini, menunjukkan bahwa kegiatan pramu-ka memiliki manfaat yang besar dalam mencetak peserta didik yang berkarakter. Selain itu, perkemahan ini juga sarana membangun kegiatan yang rekreatif, edukatif dan inovatif.

Karena, kata Sugiono, Pramuka bila dipahami dengan benar bisa meningkatkan kreatifi ts siswa, bahkan siswa akan menjadi manusia yang produktif. Namun yang lebih penting adalah, melalui Pergama dapat terjalin komunikasi antar peserta sebagai satu keluarga besar LP Ma’arif yang saling berseinergi.”Dengan demikian, kompetesi yang di-adakan panitia, akan berjalan lebih sportif,” ujarnya.

Pergama ke dua MWC LP Ma’arif NU Bungah dibuka langsung Kasi Mapenda Kantor Kementrian Agama, Gresik Drs. Muh. Muafaq Wirahadi. Ketua PC LP Ma’arif NU Gresik turut hadiri yang diwakili Muhammad Hamdan.”Dalam situasi dan kondisi bangsa yang carut marut seperti ini,

pramuka harus tampil sebagai pelopor pembangunan akhlaq bangsa,” kata Muafaq.

Selama Pergama berlangsung mulai tangal 24 sampai 26 Desember tahun lalu, peserta diwajibkan mengukuti pelba-gai kegiatan antara lain, pemberian materi kepramukaan, olah raga, permainan dan lintas medan atau penjela jahan. Panitia juga menggelar bhkati sosial dan lomba.

Sugiono menambahkan, Pergama tahun ini terselengga-ra berkat kerjasama antara MWC LP Ma’arif, Bungah, MK-

KMI (Musyawarah Kelompok Kerja Madrasah Ibtid-aiyag,) PGMI (Persatuam Guru Madrasah Indonesia,) seta Pergnu (Persatuan Guru Nahdlatul Ulama.) “Dan ikut mensukseskan juga adalah RSI Mabarrot, Bun-gah,” kata Sugiono.

Lokasi Bumi Perkemahan Telaga Biru merupakan tempat yang menarik bagi wisatawan. Danaunya memiliki pemandangan yang menawan dan airnya sangat jernih. Di lingkungan lokasi perkemahan, peserta dapat menyaksikan hutan alam yang indah, tetapi sayangnya kawasan itu sudah dijadikan lahan galian C.

Pihak MWC sendiri, akan meninjau pelaksanaan Pergama yang biasanya digelar setiap 5 tahun sekali akan ditata lagi jadualnya. “Dalam kurikulum baru, Pramuka menjadi kegiatan ekstra wajib, se hingga mau nggak mau, kita harus menyusun strategi baru untuk melaksanakan kegiatan pramuka di seluruh madrasah,” jelasnya.

Dalam Pergama ke dua itu, panitia memberi peng-hargan regu yang paling giat, yaitu untuk regu putra. Nomor satu diraih MI Ma’arif NU Hidayatul Mubta-diin, Mojopurowetan, kedua, MI Ma’arif NU Al-Hi-dayat, Indor Delik dan Ketiga diraih MI Ma’arif NU Assa’dah, Sampurnan. Regu putri penghargaan regu

paling giat diberikan kepada pertama, Mi Ma’arif NU Al-Hi-dayat, Indro Delik, juara dua diraih Mi Ma’arif Assa’adah, Sampurnan dan urutan ketiga diduduki MI Ma’arif Darun-njah, sidokumpul. (MWC Bungah)

KABAR MA’ARIF

Sambut KURIKULUM BARU,MA’ARIF BUNGAH GELAR PERGAMA 2

Pengurus LP Ma’arif dan Pembina berkeliling lokasi perkemahan yang menjadi pusat galian C.

Kasi Mapenda Drs.H.Muh.Muafaq Wirahadi menyampaikan pesan-pesan berkaitan dengan pramuka yang akan menjadi kurikulum ekstra yang diwajibkan.

Page 11: madina

10 11Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201310 11Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

KABAR MA’ARIF

DALAM rangka mensinerjikan ku ri kulum madrasah diniyah yang berada dalam naungan LP Ma’arif dengan kurikulum Kantor Kemente-rian Agama, maka LP ma’arif Gresik mengadakan Rapat Kerja Kepala Ma-drasah Diniyah se Kabupaten Gresik. Acara yang dilaksanakan pada Ok-tober tahun lalu di Aula Gedung PC NU Gresik diikuti sekitar 100 Kepala Madrasah se-Kabupaten Gresik.

Dalam sambutannya, H Ismail Syarif Ketua PC LP Ma’arif NU Gresik mengatakan, pertemuan yang dibing-kai dalam Raker ini merupakan wujud respon positif dari LP Ma’arif atas keg-alauan beberapa kepala madin tentang kurikulum yang sudah diterapkan saat ini.”Tidak menutup kemungkinan da-lam pertemuan ini akan dirumuskan keikutsertaan madin terhadap ber-bagai kegiatan yang diselenggarakan oleh LP Ma’arif, termasuk ikut dalam ujian semester, pelajar teladan dan se-bagainya,” katanya.

Acara yang diisi langsung oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Gresik DR Haris Hasanuddin, M.Ag menunjukkan kepedulian Kemenag terhadap semangat penyelenggara madrasah diniyah di Gresik.”Saya mengapresiasi setinggi-tingginya dan mengucapkan terima kasih terhadap LP Ma’arif yang telah mengadakan kegiatan semacam ini,” ujar Haris.

Dikatakan, keberadaan madrasah diniyah sebagai salah satu bagian dari pendidikan non formal diharap-kan mampu mengantarkan para san-tri dalam memahami pengetahuan

agama yang utuh. “Dengan demikian, para santri tidak mudah terpengaruh dengan berbagai macam aliran yang sekarang meresahkan masyarakat khususnya warga nahdliyin,” ucap Haris.

Keberadaan madrasah sangat membantu pemerintah dalam hal ini kementerian agama. Kondisi keaman-an dan kenyamanan didaerah-daerah merupakan bagian yang tidak ter-pisahkan dari peran para ustadz yang selain mengajar di madrasah diniyah juga melaksanakan dakwah atau pen-gajian keagamaan pada masyarakat sekitar.

“Namun disadari pemerintah be-lum bisa mensejahterakan para ustadz tersebut. Ke depan mudah-mudahan ada anggaran yang diperuntukkan bagi para ustadz,” harap doktor IAIN

Snan Ampel, Surabaya yang disambut tepuk tangan dari peserta raker.

Acara yang juga dihadiri oleh plh kasi pekapontren ini dihadiri sekitar 100 lembaga madrasah diniyah yang berada dalam naungan LP Ma’arif Gresik. Dalam forum yang diakhiri dengan tanya jawab ini banyak dari kepala madin mengharapkan agar kurikulum baru ini segera dilaksana-kan agar menjadi pijakan yang jelas dalam pengajaran. Begitu pula den-gan arah dan tujuan pembelajaran di madrasah diniyah serta kitab yang di-pakai untuk para santri.

Respon positif dari Fathul Anam pe-nyelenggara Madin di Manyar meminta agar acara semacam ini diadakan mini-mal satu tahun sekali.”Lewat Raker ini, kita akan selalu mencari dan menggali informasi dari lembaga yang satu dan yang lainnya termasuk di dalamnya ada tukar pendapat tentang kemajuan dan kemunduran, “ ujarnya.

Menangapi dari berbagai usulan masukan dari para peserta rakar ini, Mukhlas selaku ketua panitia dan tim diniyah LP Ma’arif Gresik ini akan menin-daklanjuti permohonan dari peserta yang semuanya mengharapkan agar ke depan madrasah diniyah ini semakin berman-faat di kehidupan masyarakat. (FQ)

Kemenag Belum Sejahterakan Guru Madin

Peserta Raker Madin sangat senang rapat kerja madin diadakan karena banyak persoalan yang perlu didiskusikan agar madin tetap eksis.

Kepala Kantor Kemenag Gresik DR Haris Hasanuddin, M.Ag menyampaikan terimakasih atas kerja keras para guru madrasah meskipun pihaknya belum member dana kesejahteraan.

Page 12: madina

12 13Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201312 13Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201312 Edisi iV - PEbruari 2013

KABAR MA’ARIF

MENGGELIAT dan SMA Hida yaus-salam, Lowayu, Dukun benar-benar melesat meraih prestasi. Sederet penghargaan bidang seni teater dan sastra, serta karya tulis ilmiah Ting-kat Jatim yang ditunjukkan siswa-siswinya menempatkan sekolah desa ini dalam deretan sekolah yang perlu diperhitungkan.

Selama 4 (empat) kali lulusan, SMA HITs, julukan Hidayatus Salam, menempati satu gedung bergantian dengan RA dan MI. Pada waktu pagi digunakan RA dan MI, pada siang ha rinya digunakan SMA dan MTs. Berkat kerja keras Pengurus, dalam 2 tahun berhasil menempati gedung baru. Fasilitas yang dimiliki, 5 ru-ang belajar, 1 ruang LCM (Laborato-rium Computer Multi Media,) 1 ru-ang mushala, 1 ruang perpustakaan dan laboratorium IPA. Selain itu, di dalam gedung baru yang berdiri di atas lahan seluas 8.400 meter persegi itu terdapat 1 ruang untuk kantor dan 1 ruang untuk kreasi siswa.

Ketika menempati gedung baru bersamaan dengan momentum pe-ringatan Maulid Nabi Muhammad SAW seakan mengisyaratkan bahwa SMA Hidayatus Salam lahir untuk menjadi besar. Penyair Celurit Emas D Zawawi Imron dari Madura turut hadir menyaksikan peresmiannya sambil membacakan sajak-sajaknya

yang memukau undangan.Menurut Kepala Sekolah SMA

HITs Misbahul Abidin, M.Pd.I, dalam satu tahun terkahir, siswa-siswinya mendapat seabrek penghargaan. Bi-dang seni peran, pada tahun 2011 me raih Juara I Pantomim dalam Fes-tival Teater se Jawa–Bali di Universi-tas Negeri Jember. Pada tahun 2012 memperoleh Juara I artistik terbaik dalam festival Teater Pelajar se Jawa Timur di Universitas Islam Darul Ulum Lamongan. Berkat prestasi itu, Teater nDrenDing sudah 2 kali men-jadi tamu kehormatan tampil dalam apresiasi seni di Gedung Cak Durasim Surabaya.”Prestasi yang diraih dalam waktu yang relatif singkat ini tentu bukan pekerjaan ringan. Semuanya adalah berkat kerja keras pengurus, dewan guru serta dukungan orang tua serta masyarakat,” kata Misbah.

Tidak hanya itu, lanjut dia, dalam karya ilmiah, SMA HITs masuk 20 be-sar Lomba Karya Ilmiah yang meng-angkat tema pemanfaatan sel surya sebagai upaya mengurangi pemana-san global se Jawa-Bali tahun 2012 di Universitas Negeri Surabaya. Pada tahun lalau juga menyabet Juara II Lomba Karya Ilmiah Pelajar se-Jatim di Universitas Trunojoyo Madura dengan mengangkat tema membuat kaustik soda dari kapur tohor.

Dan pada awal tahun ini peserta

SMA HITs MENGELIAT DI USIA MUDAdidik Hits sedang mengikuti seleksi 10 besar se Jawa Timur di ITS de-ngan mengangkat tema pemanfaatan abu pohon randu menjadi sabun cair. “Kami semua memimpikan agar pada masa yang akan datang SMA Hida-tus Salam dapat menjadian ICT dan Riset sebagai branding,” kata Ta’mir Masjid Agung Gresik ini.

Sebagai upaya menjadikan brand ICT di SMA HITs, telah ada jaringan internet dan wifi , CCTV, Audio sys-tem serta LCD dan screen di seluruh ruang belajar. Selain itu laboratori-um Computer multi media yang juga difungsikan sebagai warnet school, Scan dan LJK.”Dan yang masih gres karena baru diresmikan adalah Radio Komunitas difrekvensi 107,9 MHz FM,” kata Kasek enerjik ini.

Program lainnya, kata Misbah, da-lam membangun jaringan dan konek-sitas, SMA HITs bersama beberapa SMA di Jawa Timur mendapat kes-empatan melakukan study banding dan menjalin kemitraan dengan SMA yang dikelolah oleh KBRI Singapo-ra, seperti kerja kemitraan dengan Aljami’ah Singapore, sebuah lemba-ga pendidikan favorit di Singapore. Selain itu juga dijalin kemitraan den-gan SMK Taman Tun Dr Islamil dan SMK Aminudin Baki di Kuala Lumpur Malaysia.

“Dalam menanggulangi penggu-naan obat-obat terlarang, SMA HITs dijadikan sekolah percontohan bebas narkoba oleh BNN Gresik,” Kata Mis-bah.

Untuk mengatasi problem sampah, dijalin kerja sama dengan Semen Gresik Foundation. Dalam kerjasama ini siswa-siswi SMA HITs diberi ke-sempatan belajar pengelolaan sampah menjadi pupuk organik. Kerjasama juga dijalin antara SMA HITs dengan Dinas Kesehatan dalam bidang pence-gahan penyebaran kanker serviks.

“Khusus soal kurikulum, SMA HITs, menguji-cobakan penerapan 3 pilar kurikulum. Pertama kurikulum standar, kedua kurikulum vokasi skill, dan ketiga kurikulum diniyah. Den-gan ketiga kurikulum itu kami ingin lebih maju demi menyiapkan genrasi yang lebih baik,” katanya.( tim Hits)

12 Edisi iV - PEbruari 2013

Kepala Sekolah SMA HITs Misbahul Abidin, M.Pd.I, saat menjalin

kemitraan dengan lembaga pendidikan di Singapura dan Malaysia.

Page 13: madina

12 13Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201312 13Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

KABAR MA’ARIF

NYANYIAN anak-anak itu meng-ingatkan bahwa gigi perlu dibersi-hkan. Gigi sehat, tubuh kuat. Seba-liknya, gigi yang tak pernah dirawat dan banyak makan permen serta coklat maka akan menjadi sumber penyakit. Lebih dari itu, penampilan pun tidak keren, karena bergigi om-pong.

Ketua LP Ma’arif NU Benjeng H Abdu Mujib saat acara pembukaan Bakti Sosial PDGI Unair mencerita-kan bahwa semasa kecil dirinya se-lalu mengabaikan kesehatan giginya. Saran dan perintah untuk merawat

gigi dengan menghindari makanan yang membahayakan gigi selalu di-abaikan.”Sekarang sudah tua sep-erti saya ini, gigi saya sudah ban-yak yang mrotol . Saya berharap semua siswa di sini agar selalu menggosok gigi secara rutin dan menghindari makanan berpenya-kit,” ucap mantan anggota DPRD Gresik dari FKB ini.

Baksos PDGI Universitas Air-langga diselenggarakan sejak tahun 2011. Minat siswa-siswi LP Ma’arif mengikuti baksos ini sangat besar, sehingga pada 2012, PDGI Unair bekerja sama dengan LP Ma’arif Benjeng menggelar kembali acara tahunan ini. Pesertanya pun mem-bludak, karena para pelajar menya-dari bahwa gigi dan mulut adalah bagian tubuh yang harus dijaga.

Bakti sosial dari dokter gigi Un-air Surabaya ini diisi sosialisasi tentang kesehatan gigi dan mulut. Mobil yang didisain ruang praktik dokter dilengkapi dengan perala-tan medis didatangkan ke lokasi baksos. Para dokter dibantu den-gan asistennya memeriksa sekali-gus membersihkan serta menam-bal gigi berlubang.

Dr Endang SS Segara dengan gamblang mempresentasikan ten-

tang kesehatan gigi dan mulut baik mulai dari jenis gigi susu sampai gigi dewasa. Dijelaskan juga, bahwa gigi yang tidak pernah dirawat tidak han-ya menimbulkan penyakit gigi saja, tetapi akan menjalar ke pelbagai pe-nyakit lainnya seperti hepatitis.

Agar gigi tetap sehat, kata Endang, harus dbersihkan setiap hari minimal dua kali sesudah makan dan sebelum ti-dur. Sambil memperagakan cara meng-gosok gigi yang benar, dia berharap agar siswa LP Ma’arif Benjeng mulai dari MI sampai SMK atau SMA bisa mengontrol giginya dengan memeriksakannya se-tiap enam bulan sekali.”Dengan cara seperti ini, jika ada gigi yang keropos atau berlubang bisa ditanggulangi de-ngan cepat,” katanya.

Selain rutin kontrol dan meng-gosok gigi, dia menyarankan untuk tidak terlalu banyak makan permen atau coklat. Kedua jenis makanan tersebut bisa berpengaruh besar pada kerusakan gigi, karena gigi siswa ini merupakan gigi yang harus dijaga dengan baik.

Acara baksos ini berjalan sukses dan sebanyak 500 bingkisan berisi sikat gigi dan pasta gigi dibagikan gratis.”Kami berterima kasih dengan tim PDGi Unair, bukan hanya karena gratisnya, tetapi manfaat bakti sosial ini bagi kesehatan masa depan anak didik lebih penting lagi,” kata Mujib.( Andre)

Hindari Permen Coklat Bangun tidur ku terus mandiTidak lupa menggosok gigi

Gigi Sumber Penyakit

Para siswa antri mendaftarkan diri untuk pemeriksaan mulut dan gigi.

Tim dokter dari PDGI Unair, Surabaya sedang memeriksa kesehatan gigi dan mulut siswa Ma’arif Benjeng.

Tim PDGI Unair, Surabaya member sosialisasi kepada siswa Ma’arif Benjeng tentang kesehatan mulut dan gigi

Page 14: madina

14 15Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201314 15Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

KABAR MA’ARIF

PELAKSANAAN Pemilu Pengurus OSIS SMP NU 1 Gresik pada 22 Sep-tember 2012 berjalan dengan aman, lancar, dan tertib. Di saat para siswa belajar menguasai materi-materi pe-la jaran, para siswa diajarkan juga cara berdemokrasi.

Pelajaran politik seperti pemilu ini seharusnya diajarkan kepada anak-anak sejak usia sekolah. De ngan demikian, diharapkan peserta didik bisa memahami pesta de mokrasi yang diselenggarakan de ngan jujur dan adil.

Proses pemilihan Ketua dan Peng-urus OSIS SMP NU 1 dibagi dalam lima tahap, yaitu; Pertama tahap pen jaringan. Tahap ini dilakukan test tulis dengan materi teori bebera-pa bidang ilmu serta materi aplikatif berkenaan dengan tindakan.

Pada tahap kedua diadakan pemil-ihan pasangan dan pada tahap ketiga diadakan kampanye dan sosiali sasi calon ke kelas-kelas dan pada saat upacara. Pada tahap keempat, pelak-sanaan pemilihan dan pada tahap ke-lima diisi pelantikan calon terpilih. Pelaksanaan pemungutan di ran cang tidak mengganggu proses pembelaja-ran. Siswa dari kelas VII sampai kelas IX bergantian menggunakan hak pil-ihnya mulai pagi sampai siang.

Suasana menjadi ramai saat penghi-

tungan peroleh an suara. Darussalam yang berpasan-gan dengan Arief Firdaus memperoleh suara terban-yak, berjumlah 105 disusul pasangan Rahmad Hidayat dan Hasan Ismail Al-Jufri dengan 102 suara, sedang-kan pasangan Zaenal Abidin dan M. Syahrul Ichsan mem-peroleh 25 pemilih.

Pasangan tidak terpi-lih berjabat tangan un-tuk saling mendukung dan melakasanakan tugas kepengurusan OSIS perode 2012-2013. Pesta demokra-si membentuk, jiwa ber-organisasi, karena dengan terlibat dalam kepanitiaan pilosis dapat mengetahui cara berorganisasi yang baik.

Menurut guru pembimbing Mah-mud, pimilihan pengurus OSIS men-gajarkan demokrasi yang benar un-tuk menghasilkan pemimpin yang amanat dan kerkualitas. Para siswa juga semakin memahami pentingnya musyawarah mufakat dalam meng-ambil keputusan. “Nilai-nilai de-mokrasi itu yang kita tanamkan pada anak didik agar kelak bisa hidup di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya.

Pilosis yang diselengarakan dengn

jujur dan adil akan memberikan pe-mahaman tentang pentingnya regen-erasi dalam keorganisasian. Manfaat lainnya adalah mempererat parsat-uan dan kesatuan antar siswa, guru dan kepala sekolah.

Semua tahapan pemilihan OSIS SMP NU 1 berjalan lancar berkat ke-bersamaan dan kekompakan antar-panitia dari pengurus OSIS lama. Ke-suksesan juga hasil bimbingan guru pembinanya Mahmud dan Agus. (Mahmudiono)

PILOSIS AJARKAN SISWA SMPNU 1 DEMOKRASI

PERJUANGAN Tim SMA NU 2 Gresik pada Kom-petisi Kit Futsalismo 2012 Regional Surabaya cukup membanggakan. Pada laga yang berlangsung akhir ta-hun lalu di Gedung Giri Loka UPN Veteran Surabaya, SMANU 2 Gresik pada pertan dingan fi nal menduduki runner up setelah ditekuk SMA Sejahtera 0-3.

Kekalahan ini tidak membuat kecewa tim SMANU 2. Pe nyerang andalannya Agus yang beberapa kali ga-gal menjebol gawang lawan, terpilih sebagai pemain

terbaik. Gerak kaki Agus sulit diprediksi musuh, tetapi karena peran Agus yang berbahaya, maka penjagaan terhadapnya sangat ketat sehingga sulit bagus Agus memasukkan bola ke gawang SMA Sejahtera.

Pada babak pertama satu gol berhasil masuk ke gawang SMA NU 2 Gresik melalui kaki Adinda siswa SMA Sejahtera. Pada babak kedua, menit ke 24, Fahrizal dari SMA Sejahtera berhasil menciptakan gol lagi dan gol terakhir dijeboskan Adinda pada menit ke – 29. Kedudukan skor 0 – 3 untuk SMA Sejahtera. kedudukan ini tak berubah sampai akhir per tan-dingan. Sehingga SMA NU 2 Gresik, yang merupakan juara tahun lalu, kali ini harus mengakui keunggulan SMA Sejahtera yang akan melanjutkan fi nal ke Jakar-ta. (Choi)

Tim Futsal SMA NU 2 Gagal Ke Jakarta

Acara Pilosis diawali dengan pendataan pemilih

Siswa SMPNU 1 menggelar PILOSIS.

Page 15: madina

14 15Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201314 15Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

KABAR MA’ARIF

PELAJAR Madrasah Aliyah Ma’arif Sidomukti, Kebomas didampingi dewan gurunya menggelar acara audensi dengan Komisi D DPRD Gresik. Para siswa menuntut sikap tegas legislatif terhadap kebi-jakan peningkatan mutu pen-didikan di Gresik yang masih jauh dari harapan masyarakat.

Para siswa datang ber-bondong–bondong ngelurug ke gedung dewan karena bermacam-macam persoalan pendidikan di daerah ini dinilai belum pro rakyat. Program penjaminan mutu pendidikan dinilai belum bisa mengangkat layanan pendidikan yang lebih menjanjikan.

Sarana prasarana pendidikan masih jauh dari kebutuhan. Kualitas guru masih di bawah rata-rata, sehingga berpengaruh pada kualitas peserta didik. Kurikulum menurut siswa masih belum dimanfaatkan guru untuk mencapai tujuan pendidikan, sebab banyak tenaga pendidik yang kurang memahaminya dengan benar.

Selain itu, para siswa juga

mempersoalkan dana kes-ejahteraan guru baik berupa TPP yang sering terlambat turun dan insentif serta THR yang tidak dicairkan. Perso-alan lain yang dungkap para siswa berkaitan dengan dana pendamping BOS. Jumlah yang disalurkan ke seluruh siswa dari APBD perlu ditinjau kembali agar siswa menengah atas bisa menikmati dana APBD tersebut. “Legislatif hendaknya turut memperhatikan moralitas pela-jar yang dari tahun ke tahun sangat memprihtinkan. Kami mendorong agar dibuatkan kebijakan yang bisa mendorong siswa memiliki prilaku mulia dan menjauhi prilaku buruk,” ujar seorang siswa.

Rombongan siswa itu di-terima langsung Ketua Komisi D DPRD Kab. Gresik H. Chumaidi Ma’un dan beberapa anggotan-ya pada Oktober 2012. Semen-tara para siswa didampingi Kepala Sekolah, Chusni Tham-rin, S.Pd, M.Pd,

“Audensi ini sangat bagus, karena dengan kunjungan tersebut peserta didik dapat

mengetahui kebijakan – ke-bijakan yang diperjuangkan DPRD sekaligus mengetahui realisasi di lapangan. Dan yang paling utama, para siswa mulai belajar dan memahami politik, meski masih seujung kuku,” Kata Chusni.(Andre)

SISWA MA MAARIF Sidomukti Ngelurug DPRD

Kepala Sekolah MA Ma’arif Sidomukti Chusni Thamrin.

Siswa siswi MA Ma’arif Sidomukti audensi dengan Komisi D DPRD Gresik berkaitan dengan peningkatan layanan mutu pendidikan yang belum maksimal.

Page 16: madina

16 17Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201316 17Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

KABAR MA’ARIF

PADA Minggu, 27 Januari 2013 PC LP Maarif NU Gresik menyelengga-rakan gawe besar Olimpiade Mitos 4 tingkat MI/SD. Ratusan peserta didik dari berbagai daerah datang memenuhi SD NU 1 Trate Gresik sejak pagi. Pem-bukaan dilaksanakan pada jam 08.00

WIB oleh Ketua PC Lp Maarif NU Kab. Gresik H Ismail Syarif.

Dia menjelaskan, olimpiade MITOS ini dari tahun ke tahun pesertanya meningkat terus. Pada tahun ini jum-lah pesertanya mencapai 803 siswa mulai kelas IV sampai kels VI.”Saya gembira karena minat untuk mengi-kuti MITOS cukup tinggi. Semua pe-serta berpartisipasi meramaikannya. Ini berarti pendidikan di lingkungan LP Ma’arif Gresik berkembang bagus, sehingga para pendidiknya beramai-ramai mendatarkan siswa untuk ikut acara ini,” katanya.

Ada tujuh kategori yang dilomba-kan dalam Olimpiade Mitos 4. Ka-tegori tersebut adalah, matematika kelas 4, matematika kelas 5, matema-tika kelas 6, IPA kelas 4, IPA kelas 5, IPA kelas 6, dan telling story berba-hasa Inggris. Setiap kategori akan di ambil 10 pemenang, Juara I, II, III, Juara harapan I, II, III Nominator, I, II, III dan IV. Selain itu untuk kate-gori matematika dan Ipa kelas 4, 5, 6 mendapat uang pemninaan. Un-tuk juara I sebesar 500.000, Juara II sebesar 350.000, Juara III, 250.000. untuk Juara harapan, I, II, III masing mendapat 100.000. sedangkan untuk telling story, Juara I mendapat uang pembinaan sebesar 300.000, Juara II, 300.000, Juara III 150.000.

Jumlah peserta paling banyak adalah kategori IPA kelas 6 yang mencapai 146 peserta. Kemudian di-susul peserta dari mapel IPA kelas V yang mencapai 124 siswa, kemudian matematika kelas VI mencapai 117.

Olimpiade Mitos 4 dilaksanakan dalam 3 babak. Yaitu babak penyi-sihan, babak semi fi nal dan babak fi nal. babak penyisihan seleksi dilak-sanakan dengan soal pilihan ganda dengan alokasi waktu 60 menit, ba-bak semi fi nal soal uraian dengan

No Kategori Peserta

1 Matematika kelas 4 1162 Matematika kelas 5 1123 Matematika kelas 6 1174 iPa kelas 4 965 iPa kelas 5 1246 iPa kelas 6 1467 Telling story 92 Total = 803

(Sumber : data panitia)

JUARA MITOS 4 DIKUASAI KOTA DAN UTARAGresik Selatan Belum Greng

No Juara Nama Asal Sekolah Total Nilai

1 Juara I M Jila Wicaksono 2 Juara II M Bahre Isy Salim 3 Juara III Safi ra Fitri AR R MI MIftahul Ulum Tlogopojok 814 Juara Harapan I Sabilah Rizky Yassaroh MINU Lumpur Gresik 805 Juara Harapan II M. Iqbal Alamsyah MI Al Falah Sembayat 786 Juara Harapan III Durrotul Hikmah MI Hidayatul Mubtadin Bungah 767 Nominator I Rahil Aula Rahma MI Islamiyah Ujung Pangkah 688 Nominator I Moh Zanuaruddin MI Nurul Huda Wadeng 689 Nominator III M Ilham manjis F MI Darul Ulum Mojosari 6810 Nominator IV Ravi Fazaul Akbar MI Miftahul Jannah Duduk Sampean 68

alokasi waktu 30 menit dan babak fi nal mengerjakan soal eksperimen de ngan alokasi waktu 30 menit. Un-tuk masuk ke baba semi fi nal, peserta akan di ambil 20% dari jumlah peser-ta keseluruhan dari masing-mnasing kategori. Kemudia dari saemi fi nal akan disaring menjadi 10 anak ke ba-bak fi nal memeperbutkan juara I.

Hasil Olimpade Mitos 4

1. Kategori Matematika kelas 4

No Juara Nama Asal Sekolah Total Nilai

1 Juara I Nadhifa Azzahra SD Nu 1 Trate Gresik 1802 Juara II Danial Farros M MI Miftahul Ulum 1 Melirang 1233 Juara III M Ilham Azzuhri MI Salafi yah Gresik 1124 Juara Harapan I Rahmatul Laily SD NU kanjeng Sepuh Sidayu 1005 Juara Harapan II Ahmad Syauqi mahasin SD NU kanjeng Sepuh Sidayu 906 Juara Harapan III Imliyaul Faizah Syaf MI Ihhaul Ulum Dukun 897 Nominator I M Qithfi rul Aziz MI Mifathul Ulum Tlogopojok 878 Nominator I Dhea Gusti M MI Futuhatul Ulum Roomo 779 Nominator III Fakhira S S SD NU Kanjeng Sepuh Sidayu 7110 Nominator IV M Zainal Wichwan A MI Miftahul Ulum Gredek 69

2. Kategori Matematika kelas 5

Juara IPA Kelas IV MITOS IV.

Page 17: madina

16 17Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201316 17Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

KABAR MA’ARIF

3. Kategori Matematika kelas 6

No Juara Nama Asal Sekolah Total Nilai1 Juara I Nur Alfi ani SD Nu 1 Trate Gresik 1322 Juara II Alviyatul Ainin N SD Nu 1 Trate Gresik 1273 Juara III Farah Tri Mahira MINU Trate Putri Gresik 1234 Juara Harapan I M. Arif Faizin MI Al Falah Sembayat 1115 Juara Harapan II Muhammad Ulul Albab MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjungan 1116 Juara Harapan III Rosanty AMalia P SD Nu 1 Trate Gresik 1057 Nominator I Aprilianti Nur A SD Nu 1 Trate Gresik 998 Nominator I Dienna Aden maskur MI Miftahul Huda Dahanrejo 989 Nominator III Novtantian Erlinda Mi Assa’adah Sukowati 8810 Nominator IV Zakiyyah Athir H MI Trate Putri Gresik 86

4. Kategori IPA kelas 4

No Juara Nama Asal Sekolah Total Nilai1 Juara I Muh. Misbahul Huda Mi Assaadah Sampurnan 201.52 Juara II Faiqotul Fitriyah Mi Salafi yah Gresik 1733 Juara III Zahraturrifah MI Infarul Ghoyyi Wadak 169.54 Juara Harapan I M Maulidan Azazi SD Nu 1 Trate Gresik 155.55 Juara Harapan II Ahmad Aufa Kholqi MINU Banin Manyar 1506 Juara Harapan III Ayu Riwayati B MI Miftahul Ulum Kesamben 140.57 Nominator I Ribich Ataka Putra Mi Al Khoiriyah 3 Delegan 130.58 Nominator I Adavin najwan A MI Hidayatul Mubtadin Bungah 1219 Nominator III Fadila Amaliamasud MI Nurul Falah Bulurejo 10710 Nominator IV Abdurrahman R MINU Trate Putra Gresik 105

5. Kategori IPA kelas 5

No Juara Nama Asal Sekolah Total Nilai1 Juara I M Rafi Fasya SD Nu 1 Trate Gresik 205.52 Juara II Aida Faradi’ah SD Nu 1 Trate Gresik 157.53 Juara III Ifl ahan Indawahdani MI Miftahul Huda Karangrejo 1574 Juara Harapan I Muhammad Azka A MINU Trate Putra Gresik 148.55 Juara Harapan II ALisyah Putri MI Miftahul Ulum Tlogopojok 1486 Juara Harapan III A Fasal Salsabila MI tarby. Wathon Campurejo 1487 Nominator I A Mustafi d Fayyad MI Munawaroh Glanggang 139.58 Nominator II M Khisbulloh Asnani MI Al Hidayah betoyo kauman 139.59 Nominator III Nurul Ifanarrovidi MI Hidayatul Ulum Kisik 136.510 Nominator IV Nindy Naela R B MI Al Khoiriyah I 117

6. Kategori IPA kelas 6

No Juara Nama Asal Sekolah Total Nilai1 Juara I Ishamatul Hamidah SD NU kanjeng Sepuh Sidayu 187.52 Juara II M Syafi uddin MINU Trate Putra Gresik 182.53 Juara III Aliffany Pualam A MI Darunnajah lebanisuko 175.54 Juara Harapan I Yuni Khoirotul A MI Maarif Sidomukti 1755 Juara Harapan II M Kavin Maulani MINU Al Huda Banyutami 1666 Juara Harapan III Khusnatul Khomsah MI Al Falah Sembayat 163.57 Nominator I M Idlofi Mahdi SD NU kanjeng Sepuh Sidayu 150.58 Nominator I M Nachrul Ilmi MINU Banin Manyar 149.59 Nominator III Butsainah Abidah D MI Miftahul Ulum Tlogopojok 146.510 Nominator IV Nurdiah Miftah MI tarby. Wathon Campurejo 138

7. Kategori telling StoryNo Juara Nama Asal Sekolah Total Nilai1 Juara I Khodijah Agustani Mi Assadah Sampurnan 3622 Juara II Raihana SD Nu 1 Trate Gresik 3603 Juara III Nuruz Zahwa Ar Rosyidah Mi Assadah Sampurnan 3554 Juara Harapan I Qimyatul Nafi sah SD NU kanjeng Sepuh Sidayu 3505 Juara Harapan II Erika AMalia Putri Mi Assaadah Sampurnan 3496 Juara Harapan III Renata Safa Swandari SD Nu 1 Trate Gresik 3497 Nominator I Imatud Diniyah MI Nurul Huda Leran 3488 Nominator I Tiara AMalia Agnis SD NU Kanjeng Sepuh Sidayu 3489 Nominator III Syaiful Andriansyah Mi Maarif Sidomukti Kebomas 34710 Nominator IV Della Rahma Bonita SD NU 1 Trate Gresik 345

Matematika kelas IV juara 1 dire-but M Jila Wicaksonodari MI Assa-dah, Sampurnan, dan juara 2 diraih Bahresy Salim. Sementara juara 1 matematika kelas V digaet Nadhifa Az-zahra dari SDNU 1 Terate dan juara 2 direbut Danial Farros M dari MI Mifta-hul Ulum, Melirang. SDN NU 1 Terate juga menempatkan siswanya merebut juara 1 dan 2 bidang studi matema-tika kelas 6 atas nama Nur Alfi ani dan Alviyatul Ainin N.

Bidang studi IPA kelas IV Misbahul Huda siswa MI Assaadah Sampurnan menduduki rangking pertama diikuti FaIqatul Fitriyah dari MI Salafi yah, Gresik. Juara 1 dan 2 IPA kelas V diraih M Rafi Fasya dan Aida Faradi’ah ked-uanya siswa SDNU Terate. Untuk IPA kelas 6, SD NU Kanjeg Sepuh mengan-tarkan Ishamatul Hamidah sebagai juara pertama disusul M Syaifuddin dari MINU Terate Putra Gresik.

“Gresik Kota dan Utara masih men-dominasi MITOS,” kata Fiqih panitia MITOS. Gresik Selatan,belum greng, ya? (Choi)

Para juara matematika Kelas VI MITOS IV

Para juara matematika kelas V MITOS IV.

Page 18: madina

18 19Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201318 19Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

PENDIDIKAN adalah tugas kita ber-sama. Komponen Pemerintah, masya-rakat, orang tua dan guru harus sinergi seperti yang diamanatkan dalam UU nomor: 20 tahun 2003. Peran peme-rintah cukup berat, membuat dan me laksanakan regulasi-regulasi agar penyelenggaraan pendidikan berjalan lebih bermutu, sementara para guru bertugas dan bertanggungjawab dalam menjalankan kebijakan yang diturunk-an pemerintah kepada penyelenggara pendidikan.

Apa tugas dan tanggung jawab Orang tua? Orang tua adalah komponen ke-luarga yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan mem-bimbing anak-anaknya agar mencapai tahapan tertentu yang menghantar-kan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Sekolah memang telah menyediakan serangkaian materi untuk mendidik seorang anak hingga dewasa, termasuk perkembangan dirinya. Namun, tanggungjawab pendidikan bukan semata-mata menjadi tanggungjawab sekolah dan pemerintah, tetapi keluarga juga.

Sebagai orang tua, harus membe-rikan pendidikan yang terbaik bagi anaknya. Hal itu dapat dilakukan de-ngan berbagai cara, termasuk memi-lihkan sekolah buat anak-anak kita. Namun, sering kali orang tua juga merasa sudah melaksanakan kewa-jiban mendidik anak, dengan menye-rahkannya kepada sekolah.

Persepsi masyarakat pada umum-nya memiliki pandangan bahwa pendi dikan dikonotasikan dengan ru-ang belajar dalam kelas yang dibatasi oleh tembok tinggi. Banyak orang tua meyakini bahwa memilih sekolah yang terbaik merupakan cara yang paling tepat untuk membekali masa depan anak di kemudian hari.

Padahal kunci menuju pendidikan yang baik adalah keterlibatan orang tua yang penuh perhatian terhadap perkembangan anaknya. Jika orang tua terlibat langsung dalam pendi dik-an anak-anak di sekolah, maka prestasi anak tersebut akan meningkat. Setiap siswa yang berprestasi dan berhasil

Siswa di Sekolah Hanya Mampir Ngombe

KABAR MA’ARIF

menamatkan pendidikan dengan hasil baik selalu memiliki orang tua yang tak pernah lelah memberi support agar anak-anaknya berprestasi secarta akde-mik dan memiliki prilaku yang mulia.

Pelaksanaan pendidikan bagi anak bukan hanya sebatas di sekolah. Tetapi arena pendidikan yang lebih luas dan lebih menantang adalah saat anak-anak hiup di tengah-tengah keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. Keteladanan yang dicontohkan orang tua, juga turut menjadi cermin bagi perkembangan mentalitas anak didik. Kebiasaan dan keseharian orang tua baik dalam bertutur kata, berprilaku dan menampilkan sifat dan sikap da-lam menghadapi persoalan akan di-contoh anak-anak yang cenderung meniru apa yang dilihat setiap hari.

Sering muncul kesalahkaprahan di benak masyarakat. Para orang tua ser-ing kali merasa bahwa dengan meni-tipkan seorang anak di lembaga pen-didikan, semuanya selesai. Sementara di rumah, apa yang anak dapat tak sama dengan nilai-nilai yang diajar-kan di sekolahnya. Tak ada ketela-danan yang diperoleh dari anak me-nyebabkan mereka bimbang terhadap nilai-nilai kebaikan.. Di sekolah di-ajarkan kebaikan, dilarang melakukan tindakan kriminal, memaki dan harus berprilaku sopan dan santun dengan sesama, sedangkan di rumah, ibu-ba-paknya setiap hari mempertontonkan

prilaku yang menyimpang dari yang diajarkan guru di sekolah.

Harus disadari oleh orang tua, anak-anak menghabiskan waktu hi-dupnya di sekolah hanya 25%, sedan-gkan sisanya sebanyak 75% dihabis-kan untuk bergulat dengan sesama keluarga, teman, tetangga dan komu-nitas lainnya. Di sinilah letak tang-gung jawab orang tua dan masyarakat dalam menyiapkan pendidikan untuk masa depan anaknya.

Aspek fi nansial hanyalah sebagian kecil dari kewajiban orang tua, sebab orang tua harus mampu memanfaat-kan sisa waktu 75% hidup anaknya di rumah untuk kebaikan dan mence-gahnya agar tidak terjerumus dalam jurang kenistaan. Lembaga pendidik-an hendaknya dipahami sebagai in-stitusi yang menjalankan proses pen-didikan dan mengenalkan nilai.

Anak-anak didik kita hanya mam-pir sesaat di sekolah atau kata orang jawa hanya mampir ngombe di war-ung. Hari-hari panjang justru berada di rumah. Di sinilah tugas para orang tua mengawal apa yang telah diper-oleh di sekolah tetap dibiasakan dalam kehidupan shari-harinya. Itulah sinergi terbaik antara sekolah dan orang tua.

Menurut Arifi n (dalam Suhendi, Wahyu, 2000:41) huhungan emosion-al orang tua khususnya seorang ibu sangatlah besar dan terasa dari pada kepada orang tua laki-laki.*

Oleh : DION

Drs.Chusaini Mustas, M.Pd, member pemahaman kepada orang tua tentang tugas dan fungsinya sebagai pendidik di rumah

Page 19: madina

18 19Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201318 19Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

KABAR MA’ARIF

Parenting Sadarkan Orang Tua Didik Anak

bagaimana yang saya pikirkan, pa-dahal anak saya memiliki pikiran dan dunianya sendiri. Sekarang saya sadar bahwa perbuatan saya dapat membunuh kreatifi tas anak saya dan menumpulkan daya nal-arnya. Terimakasih pak Misbah dan pak Nasikh yang telah mem-buat saya dan juga orang tua yang lain sadar”

“Upaya ini sebagai ikhtiar mem-perkuat pilar pendidikan, yaitu orang tua, untuk bersama sama dengan pihak sekolah memfasilitasi terciptanya generasi berilmu dan berakhlakul karimah” kata Kepala Sekolah HITs Misbah seusai Semi-nar Parenting yang dilaksanakan pada 22 Desember 2012 bersamaan dengan penerimaan raport semester ganjil.(Tim HITs)

PENDIDIKAN diharapkan meng-hasilkan prilaku positif yang per-manen pada setiap peserta didik. Perilaku positif yang permanen tentu tidak dapat dibatasi dengan ruang dan waktu, dimanapun dan kapanpun diharapkan peserta didik memiliki perilaku tersebut.

Namun dalam praktiknya, ser-ing dijumpai, peserta didik berpe-rilaku positif ketika di lingkungan sekolah, ketika sudah keluar dari lingkungan sekolah, seolah-olah mereka bebas melakukan apapun, termasuk tindakan tercela.

“Pengaruh teman, lingkungan dan budaya-kultur dalam rumah tangga yang tidak suport dengan nilai-nilai idialitas pendidikan, memiliki kontribusi besar bagi pe serta didik untuk melakukan hal-hal negatif. Karenanya upaya men ciptakan pendidikan kon prehenship, utuh dan menyeluruh, merupakan ke-niscayaan. Artinya nilai-nilai idialitas tidak hanya dijump-ai di lingkungan sekolah, te-tapi dimanapun termasuk di dalam rumah tangga, nilai-nilai positif menjadi ruh da-lam kehidupan sehari-hari,” kata Ahmad Misbahul Abi-din, M.Pd.I Kasek SMA HITs dalam sambutan pembukaan seminar parenting yang bek-erja sama dengan Griya Par-enting Surabaya.

Menurut Ustadz Khoirun Nasikh, MHI, narasumber seminar parenting, dalam kon teks rumah tangga, maka orang tua memiliki peran kunci menciptakan kultur dan budaya positif untuk suport dengan iklim dan budaya disekolah.”Hal ini membuat peserta didik akan menemukan nuansa yang sama positifnya baik diseko-

lah maupun didalam rumah,” kata alumni alumni S2 IAIN Sunan Am-pel Surabaya ini.

Wakil Kepala Urusan Kurikulum SMA HITs dan Juga Kepala MTs Tarbiyatus Sa’adah ini menjelaskan, Griya Parenting memiliki komitmen besar untuk terus berupaya melaku-kan penyadaran dan menata pola pikir orang tua akan pentingnya peran mereka dalam menciptakan iklim berpendidikan di rumah guna terbangunnya generasi masa depan yang berkarakter.

Siti Maulidah, salah satu wali siswa yang ditemui seusai semi-nar mengatakan, “Sungguh saya tidak bisa menahan tangis, karena selama ini saya salah memperlaku-kan anak, sering saya meminta anak saya melakukan sesuatu se-

Berkat peran dan tugas orang tua, SMA Hits dijadikan pilot proyek sekolah bebas narkoba. Pada saat diadakan tes urin tidak ada seorang siswa yang terindikasikan mengkonsumsi narkoba.

Page 20: madina

20 21Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201320 21Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

LAPORAN UTAMA

Brak..brak..brak M Nuh menggebarak. Gebrakan mengganti kurikulum 2006 mengejutkan banyak pihak. M Nuh dituding

sedang mencari sensasi. KTSP yang belum jelas kesalahannya itu digrounded diganti kurikulum baru yang belum diberi nama. Namun siapa melawan perubahan akan tergilas. Dan kurikulum 2006 tak sanggup melawan perubahan, sehingga Kurikulum 2013 disiapkan menggantikannya. Tetapi benarkah perubahan

kurikulum itu, tradisi pergantian rezim?Mengapa berubah? Kemanakah arah pendidikan kita?

Apa saja perubahan kurikulum 2013?Berikut laporannya yang dirangkum Nur Fakih dari Seminar Menggagas Kurikulum Pendidikan Dasar Di Tengah Badai Glob-alaisai yang diselenggarakan PC LP Ma’arif Gresik bekerja sama dengan Dewan Pendidikan Kabupaten Gresik di Masjid

Agung.

“MEREKA ITU BELUM TAHU.....”

Prof Dr. M Nuh

LAPORAN UTAMA

20 Edisi iV - PEbruari 2013

Page 21: madina

20 21Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201320 21Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

LAPORAN UTAMA

MEMBONGKAR KURIKULUM GENERASI AFALAISME

21Edisi iV - PEbruari 2013

Page 22: madina

22 23Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201322 23Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201322 Edisi iV - PEbruari 2013

LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA

AFALAISME, YESJEPLAKISME, NOGENERASI

KEPADA guru, seorang murid ber tanya, “Bu, berapa lama ayam mengerami telurya?”

Guru, ” Ayam mengerami telurnya selama 23 hari.”

Murid bertanya lagi, ”Mengapa tidak 20 hari saja atau24 hari?”

Guru menjelaskan,” Kalau meng e-rami selama 20 hari, itu terlalu pendek dan kalau 24 hari itu terlalu lama,”

Tradisi guru menjawab sak nem-une, tanpa disadari membentuk ge-nerasi jeplakisme, asal jeplak alias sak karepe dewe. Masyarakat yang terbiasa bicara tanpa data asal jeplak membahayakan kehidupan sosial, ber-banga dan bernegara.”Kelemahan kita sampai sekarang adalah soal ketidak-mampuan menghimpun data secara akurat. Akibatnya, banyak persoalan tidak bisa diseleseikan, karena tiap bicara asal jeplak saja,” kata Mendik-nasbud Prof DR M Nuh saat menyam-paikan sosialisasi kurikulum 2013 di Gedung Semen Gresik awal 2013.

Ke depan, lanjut M Nuh, kita akan ciptakan afalaisme generation, yaitu generasi yang selalu berpikir, menggali dan mencari data untuk memperoleh jawaban dari peristiwa yang dialami peserta didik. “Jeplakisme generation harus segera diakhiri dan kita song-song afalaisme generation,” tegas Nuh.

Arek Suroboyo ini, menyebut gene-rasi saintis dengan generasi afalaisme. Istilah afalaisme disadur dari ayat-ayat al-Qur’an yang berbunyi afalaa tatafakkarun, afalaa ta’qilun dan afala afala lainnya. Ayat tersebut memer-intahkan manusia untuk memikirkan alam semesta. Alam ciptaan Allah swt ini adalah laboratorium raksasa yang disediakan Tuhan agar ditemukan ra-hasia yang terkandung di dalamnya.

Para guru dalam kurikulum 2013 diharapkan memanfatkan alam ini sebagai proses pembelajaran berbasis saintis.”Kita punya laboratorium yang tersedia, yaitu alam cipataan Tuhan, kehidupan sosial kemasyarakatan dan seni budaya. Itu semua bisa dipakai, nggak perlu alat-alat mahal. Semua sekolah bisa memakainya,” ujarnya.

Pendekatan berpikir saintis inilah yang menjadi trademark kurikulum 2013.

Semua guru dituntut menggunakan pendekatan sain setiap menyampaikan mata pelajaran, sehingga melalui tradisi berpikir afalais akan memproduksi anak didik yang terampil dan memiliki sikap hidup yang qualifi ed .

Methode sain melatih siswa me-mecahkan persoalan dengan melakukan observasi, (mengamati) Questioning (me-nanya,) dan sociating (menalar.) Selain itu, siswa juga akan melakukan experi-menting (mencoba],) menyimpulkan masalah serta mengkomunikasikan hasil temuannya. Dengan cara tersebut, maka akan muncul jawaban beragam bahkan ada yang nyeleneh, sehingga setiap anak akan memahami bahwa untuk mencari kebenaran itu dapat dicapai melalui banyak jalan. “Hal ini sekaligus membangun kesadaran dalam dirinya untuk bersikap toleran setiap ada penda-pat yang berbeda,” jelasnya.

Cara berpikir saintis akan menana-mkan jiwa yang tangguh dan menum-buhkan sikap optimistis. Seorang anak tidak gampag putus asa setiap meng-hadapi permasalahan, sebab dengan kreatifi tas yang dimiliki akan ditemu-kan jalan pemecahannya. “Dengan membiasakan cara berpikir afalaisme,

suatu masalah jika tidak bisa diselesei-kan dengan plan A, digunakan plan B, plan C dan begitu seterusnya. Seorang saintis itu dowo akale, “ jelasnya.

Maka, lanjut M Nuh, untuk me-nyiapkan generasi afalaisme melalui kurikulum 2013 adalah langkah tepat. Sebab, pengganti KTSP ini, dirancang untuk membentuk insan produktif, kreatif, inovatif dan afektif. Target tersebut dapat dicapai melalui pen-guatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

“Kelak saya berharap tidak akan ditemukan lagi generasi lho, yaitu gene-rasi yang selalu berpikir terlambat. Me-lihat yang lain sudah maju, dia menjadi kaget dan selalu bilang lho...lho..lho kok sudah begini. Kita memiliki kemampuan sama dengan bangsa yang lain. Meng-apa harus lho terus,” ujarnya.

Paradoks XXIPendekatan saintis ini, menurut

Guru Besar Universitas Malang, Prof.DR. Djoko Saryono dalam seminar kurikulum yang diselenggarakan PC LP Ma’arif NU Gresik tahun lalu, se-jalan dengan trend abad 21.”Abad 21 adalah abad yang membutuhkan

22 Edisi iV - PEbruari 2013

Guru Besar Universitas Malang Prof.DR Djoko Saryono menyampaikan pokok-pokok pikirannya dalam seminar yang diselenggarakan LP Ma’arif Gresik di Masjd Agung tentang rencana pemerintah menerapkan kurikulu 2013.

Page 23: madina

22 23Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201322 23Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013 23Edisi iV - PEbruari 2013

LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMAbekal ilmu pengetahuan, inovasi dan kreatif. Dengan berbekal ilmu pengeta huan, sebuah bangsa bisa ber-saing dan bersanding dengan bangsa lain,” tuturnya.

Fenomena abad 21 akan ditan-dai dengan ukuran-ukuran yang berlaku di dunia global yang saling bersinergis.”Kita tidak akan bisa ber-jalan sendiri, sebab antar negara sal-ing bersinggungan dan saling mem-pengaruhi.Kita akan menjadi desa global,” kata Ketua PW LP Ma’arif NU Jatim, Akh Muzaki.

Kata Djoko, dunia global menam-pilkan banyak paradoks. Muncul nya keanehan dalam kehidupan merupakan peristiwa harian..”Maka kalau kurikulum sekarang ini diubah sangat tepat, karena kita tidak bisa lagi menahan perubahan yang sangat cepat ini,” ucapnya.

Menurut Mendiknasbud, kuri-kulum tidak bisa tidak mengikuti perubahan. Meski demikian, peruba-han kurikulum 2013 tidak mening-galkan apa yang masih baik digu-nakan dalam kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2004 dan 2006 memiliki kelemahan yang perlu direvisi, tetapi keduanya juga memiliki keunggulan yang masih bisa didayagunakan oleh kurikulum 2013.

Dalam kurikulum berbasis kom-

petensi, peranan guru kalah dominan dibanding dengan peran pemerintah. Dengan KBK, waktu yang dipakai un-tuk proses pembelajaran cukup, be-gitu pula dengan persiapan guru un-tuk menyusun silabus dan mereview buku ajar. Hal ini berbeda dengan KTSP yang menjadikan guru sebagai pemain utama, mulai dari pembua-tan kurikulum, silabus, sampai proses pembelajaran.

Itu menyebabkan, waktu pembela-jaran dihabiskan untuk persiapan pe-nyusunan silabus dan mereview buku ajar, sehingga waktu pembelajaran pun menjadi pendek.”Di sini peran pemer-intah sangat sedikit, karena semua dis-erahkan kepada guru,” jelas M Nuh.

Rencananya, model pembelaja-ran itu akan direkronstruksi dengan menempatkan murid sebagai pusat pembelajaran (student Centred learn-ing.) menggantikan teacher centred learning. Konsekuensi, guru membu-tuhkan waktu panjang untuk mem-beri kesempatan kepada peserta didik mengeksplor kemampuannya.”Untuk itu, pemerintah akan menarik tugas guru yang berkaitan dengan penyusu-nan kurikulum, silabus dan lainnya, sehingga tugas guru semakin ringan,” tegas M Nuh.

Dari sisi konten, KTSP dinilai masih

terlalu padat. Mata pelajarannya ter-lalu banyak, sementara jam pelajaran untuk tatap muka sangat singkat. KTSP juga dikritik pakar psikologi massa yang menilai materi pelajaran tidak sesuai dengan usia anak didik.

Coba lihat, kata M Nuh, pelajar-an Bahasa Indonesia Kelas 1. Siswa sudah dianggap bisa membaca, se-hingga isinya cerita yang harus dibaca murid. Coba lihat lagi, pelajaran PKN untuk SD kela IV yang mengajarkan siswa tentang peran dan fungsi lem-baga tinggi negara, seperti DPR,BPK, MK, MA dan sebagainya.”Buat apa pelajarawwwwn ini disampaikan un-tuk anak SD kelas IV, mau jadi DPR kok cek kesusune,” kritiknya.

Terkait kompetensi, KTSP belum sepenuhnya berbasis kompetensi. Kurikulum baru, akan menempatkan kompetensi lebih awal sebagai tujuan pembelajaran, sehigga materi pem-belajaran akan diturunkan dari kom-petensi yang akan dicapai. Sistimatika berpikir ini dalam KTSP dibalik, yaitu menggunakan materi pelajaran untuk menurunkan kompetensi.”Yang benar itu, tujuannya harus ditetapkan ter-lebih dahulu, kemudian disusun ma-teri pelajarannya, tidak sebaliknya, tujuan ditetapkan di akhir atau set-elah pembelajaran,” kata M Nuh. (nf)

23Edisi iV - PEbruari 2013

Page 24: madina

24 25Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201324 25Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201324 Edisi iV - PEbruari 2013

BRAK..brak..brak M Nuh mengge-barak. Gebrakan mengganti kuri-kulum 2006 mengejutkan banyak pihak. M Nuh dituding sedang men-cari sensasi. KTSP yang belum jelas kesalahannya itu digrounded dan diganti kurikulum baru yang belum diberi nama.

Para pakar pendidikan, prak-tisi, guru dan masyarakat memuji, mengecam, dan menyetujui langkah M Nuh, tetapi sebagaian lagi meno-lak KTSP diganti. Mendiknasbud, sedang lari dikejar hantu untuk me-nyiapkan kurikulum baru yang akan dipakai mulai tahun 2013.Padahal sebagaian besar guru yang bertugas di daerah pulau terpencil, belum memahami KTSP. Kondisi ini diper-buruk oleh UN yang memfokuskan penyelenggara satuan pendidikan sukses UN, sehingga KTSP disimpan dalam lemari besi.

“Persoalan kurikulum, bukan ha-nya terkait apakah sudah tertinggal zaman atau tidak layak pakai, tetapi pemahaman guru terhadap KTSP saja belum tuntas tetapi kini KTSP harus diganti,” kata Guru besar Universitas Malang Prof.DR Djoko Saryono.

Letak geografi s daerah-daerah kepulauan di Indonesia berpengaruh pada usaha pemerintah meningkat-kan layanan mutu pendidikan. Ban-yak cerita serial yang memilukan saat Djoko berkeliling meninjau pro-gram pengembangan pendidikan di kawasan terpencil . ”Dari pengala-man berkunjung ke daerah terpencil, perubahan kurikulum sampai berka-li-kali bagi mereka tidak bermakna,” ujarnya.

Ketua Komisi A DPRD Merauke Dominikus Ulukyanan mengamini jikia rencana perubahan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) ke Kurikulum 2013 tidak akan memba-wa dampak apa pun untuk perbaik an mutu pendidikan di Merauke.

“Para guru tidak akan mengubah metode mengajarnya. Yang pen-ting bukan kurikulum yang diganti, melainkan kualitas guru yang harus dibenahi,” kata Dominikus yang juga pernah menjadi guru SD.

`Hal senada diungkapkan Rektor Unesa, Prof.DR Samani yang men-

Badai Kritik Perubahan Kurikulum

gatakan bahwa kemampuan guru memahami kurikulum itu lebih pent-ing dibanding harus mengganti kuri-kulum. “Saya pernah mencoba ber-tanya pada para guru, ternyata tidak banyak guru yang baca kurikulum. Yang terjadi sebenarnya guru baca buku paket,” tuturnya.

Menurut dia, Kalau ada peruba-han pada tahun 2013, Mendiknas-bud dinilai terlalu cepat mengambil keputusan. Sebab, lanjut Muchlas, KTSP dalam kerangka teoritik dan praktik masih terlalu bagus diguna-kan, karena kurikulum ini memberi ruang cukup luas bagi guru untuk memaksimalkan kemampuannya da-lam mengajar sesuai dengan keadaan di sekolahnya masing-masing.

Maka perubahan kurikulum pada sat ini masih belum relevan. “Selama guru belum dapat mengimplementasi-kannya, maka tugas pemerintah harus secara ajeg mencerdaskan para tenaga pendidik agar menjalankan kurikulum secara konsisten,” tegasnya.

Hal senada diungkapkan Sekre-taris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti. secara teoritis, kata dia, KTSP su-dah sesuai dengan apa yang dibu-

tuhkan se tiap satuan pendidikan. De sentralisasi pembelajaran dengan memberikan wewenang penuh pada guru merupakan kebijakan yang te-pat agar siswa lebih kreatif. Hal ini berbeda dengan sistem pembelajar-an sentralistik sebagaimana yang diinginkan kurikulum 2013. Buku babon, silabus, model pembelajaran, buku, LKS dan lainnya disusun oleh tim dari Kemendiknas. Para guru, tidak repot-repot lagi menyusun si-labus, karena paket Jakarta sudah dikirim komplit.

”Kalau guru dibebani menyusun silabus bisa remek,” kata Mentri Pen-didikan Nasional dan Kebudayaan Prof.DR. M Nuh.

Pengamatan Djoko, angin peruba-han terhadap kurikulum 2006 me-mang perlu didisain agar lebih seder-hana. Beban kurikulum ini semakin berat setelah beberapa instansi ikut menitipkan pesan agar pendidikan narkoba, korupsi, lalu lintas, pendidik-an karakter masuk kurikukum.”Nah, karena terlalu banyak yang nitip ak-hirnya, kurikulum nggak jalan-jalan. Mau berangkat dihentikan karena ada yang titip, mau berangkat lagi ber-henti lagi,” jelasnya.

LAPORAN UTAMA

24 Edisi iV - PEbruari 2013

Nara sumber seminar menggagas kurikulum pendidikan dasar di era badai globalisasi, Guru Besar UM Prof.Dr. Djoko Saryono, Anggota Tim Sosialisasi Kurikulum 2013 Ir. Sukemi dan Ketua PW LP Ma’arif Jatim Ak.Muzakki.

Page 25: madina

24 25Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201324 25Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013 25Edisi iV - PEbruari 2013

Pengeprasan jumlah matapela-jaran untuk Sekolah Dasar dari 10 menjadi 6 mapel dinilai Djoko lang-kah tepat. Begitu pula perampingan jumlah mapel jenjang SMP dari 12 menjadi 10 matapelajaran. Namun, rencana akrobatik pemerintah meng-hapus pelajaran IPA dan IPS dan mengintegrasikan pada matapelaja-ran lain perlu ditinjau ulang. “Pada pelajaran sain, hampir semua negara masih mempertahankannya sebagai matapelajaran yang berdiri sendiri,” jelas Djoko.

BerlawananPenghapusan IPA dinilai para pak-

ar berlawanan dengan tujuan pemba-haruan kurikulum itu sendiri. Pemer-intah menginginkan kurikulum 2013 itu bisa membangkitkan cara ber-pikir siswa lebih kreatif, inovatif dan kritis.”Tetapi dengan penghapus an pelajaran IPA, harapan itu sulit dica-pai, sebab melalui pelajaran sain itu, justru bisa memperkuat daya nalar siswa,” kata Tery Mart Dosen MIPA Universitas Indonesia.

Pada satu dasa warsa ini, ma-syarakat pendidikan mulai bangga karena prestasi gemilang peserta didik yang berhasil merebut medali pada olimpiade sain tingkat Interna-sional. Prestasi tersebut, kenyataan-nya bertolakbelakang dengan laporan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS), sebuah pusat studi yang mengakses kema-juan matematika dan sain siswa kelas empat SD dan kelas dua SMP setiap empat tahun.

Laporan TIMSS 2011 menyebut-kan untuk bidang sains, Indonesia menempati tiga urutan terendah bersama Maroko dan Ghana. Ironis-

LAPORAN UTAMA

nya, prestasi siswa Indonesia kalah dibandingkan dengan siswa Palestina, Lebanon, dan hampir semua negara Timur Tengah. Laporan TIMSS me-nguak bahwa siswa kita tidak unggul dalam memecahkan soal-soal sains dan matematika yang membutuhkan daya nalar tinggi.

Penyebabnya, menurut Guru Be-sar Matematika ITB Prof Iwan Pra-noto, apa yang diajarkan saat ini adalah IPA dan Matematika semu. Peserta didik kurang dilatih merang-sang daya nalarnya, sehingga siswa Indonesia hanya piawai menghafal rumus-rumus yang sangat kompleks.

Tradisi menghafal materi pela-jaran itu, dicermati Guru Besar UI Rhenald Kasali, sebagai penyebab generai muda berwatak ‘penum-pang’. Se perti tampak di angkutan umum, penumpang boleh mengan-

tuk, tertidur, terdiam, sibuk sendiri, tak perlu tahu arah jalan, dan praktis kurang berani mengambil risiko. Hal ini berbeda dengan pengemudi yang berwatak sebaliknya.”Kondisi ini dis-ebabkan tradisi belajar sudah menga-kar sejak TK sampai Perguruan Ting-gi, yaitu tidak menumbuhkan sikap kreatif. Pelajar kita tidak ditradisikan berani bertanya,” katanya.

Kurikulum 2013 mendorong siswa aktif bertanya. Bertanya saat belajar akan menambah penilaian pada set-iap siswa. Selain itu komponen yang akan masuk dalam standar penilaian adalah proses dan hasil observasi siswa terhadap suatu masalah yang diajukan guru. “Kemampuan siswa menalar suatu masalah dan kemam-puan anak mengkomunikasikan hasil observasinya juga menjadi standar penilaian untuk anak,” ujarnya.

Untuk Sekolah ElitModel pembelajaran yang mener-

apkan sistem pengamatan, bertanya, penalaran, eksperimen dan menyim-pulkan masalah adalah trademark sistem pembelajaran di sekolah-seko-lah unggulan. “Jadi penerapan kuri-kulum 2013 ini butuh biaya tinggi, sehingga hanya menguntungkan ke-las sosial ekonomi menengah ke atas saja,” kata Retno.

Namun menurut Mohammad Nuh, penerapan kurikulum ini tidak berlaku eksklusfi . Semua sekolah yang kaya atau miskin memiliki kemampuan sama untuk menerapkannya. “Persoalan lab-orat, misalnya, kita punya laborat rak-sasa berupa alam ciptaan Tuhan dan

25Edisi iV - PEbruari 2013

Page 26: madina

26 27Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201326 27Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

kehidupan sosial masyarakat. Semua disediakan gratis, sehingga semua sekolah bisa memanfaat-kannya,” ujarnya.

Menariknya lagi, kurikulum 2013 tidak akan memberatkan guru, siswa maupun orang tua, baik dari sisi pembiayaan maupun lainnya. Sebagian besar buku yang dibutuhkan guru maupun siswa disediakan pemerintah. Namun karena ini, program baru muncul pertanyaan mulai dari soal bahasa daerah, penghapusan TIK dan lainnya termasuk kesiapan guru.

Banyak guru bingung dengan kehadiran kurikulum baru ini, karena menganggap ganti kurikulum akan membingungkan guru.”Ini karena mereka belum tahu tentang kurikulum 2013. Karena belum tahu maka saya beri tahu dan insyaallah setelah tahu akan meberima dengan senang hati. Pemerintah sudah me-nyiapkan beragam diklat untuk guru mukai tingkat nasional sampai daerah,” kata M Nuh yang menyediakan anggaran Rp 1,3 T untuk pelatihan guru. .###

LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA

BONGKAR PASANG KURIKULUMBAJU LAMA KANCING BARUBONGKAR PASANG KURIKULUM

“BUKAN. Sekali lagi, ini bukan karena ganti mentri ganti kurikulum. Masing-masing kurikulum sudah benar diterapkan pada zmannya dan kuriku-lum 2013 disiapkan untuk songsong abad 21,” tegas Ir.Sukemi staf khusus Mendiknasbud Prof.DR M.Nuh dalam Seminar Menggagas Kurikulum 2013 di tengah Badai Globalisasi yang dis-elenggarakan LP Ma’arif Gresik.

Pergantian kurikulum itu penting, karena tuntutan zaman. Persoalan-nya adalah kapan kurikulum harus diganti? Mengapa harus diganti? Dari dua belas kali pergantian, In-donesia belum menerapkan periode-sasi masa bhakti kurikulum dengan konsisten. Kurikulum 1947 berusia 20 tahun sebelum diganti kurikulum 1964. Nasib malang diterima kuri-kulum 2004, karena menderita sakit ‘jantung’ harus berhenti mendadak setelah berumur 2 tahun.

Banyak yang menjadi kambing hi-tam pergantian kurikulum. Namun alasan politis dan kurikulum sudah tidak sesuai perkembangan zaman lebih diunggulkan menjadi tertuduh, selain kemampuan guru yang rendah. Kambing hitam lainnya, mata pelajar-an terlalu padat dan memberatkan siswa juga dijadikan alasan pergan-

tian kurikulum, begitu pula soal sen-tralisasi dan desentralisasi tugas dan wewenang penyusunan kurikulum.

Uniknya peruabahan kurikulum itu sebagian besar spare partnya adalah komponen bekas yang pernah diguna-kan kurikulum lama. Baju baru kancing lama. Kurikulum 1968 dibanggakan oleh generasi 60-an karena pendidik-an akhlaq telah membentuk manu-sia karakter bangsa Indonesia yang berbudi luhur. Setelah dihapus, kini mulai dihembuskan lagi pentingnya pendidik an karakter karena melihat generasi muda yang rusak miralnya.

Pada Kurikulum 1984 dinilai ku rang memperhatikan materi pelajaran se-hingga harus diganti dengan kurkuluim 1994 yang padat mata pela jarannya. Tetapi setelah diganti dengan KBK dan KTSP, jumlah mata pelajarannya juga banyak dan mateinya terlalu membe-bani peserta didik.

Pola CBSA yang memusatkan pem-belajaran ke siswa diganti de ngan pola pembelajaran yang menjadikan guru sebagai teacher centred learning . Namun pada kurikum 2013 siswa diaktifkan lagi sebagai subyek yang berperan utama dalam proses pem-belajaran. Kurikulum 2013 bakal mengadopsi pola CBSA. Memusatkan

pembelajaran pada guru tidak mem-beri kesemaptan siswa untuk men-cari pengalaman, sebab siswa adalah tandon yang siap menerima apa saja.

KBK yang dianggap sentralistik harus diganti dengan KTSP. Kuri-

Seorang ibu guru menyampaikan pertanyaannya berkai tan dengan pelaksanaan kurikulum 2013.

Page 27: madina

26 27Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201326 27Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

kulum 2006 ini menerapkan sistem desntralisasi sesuai dengan tuntutan-an otonomi. Guru dan sekolah lelua-sa mengembangkan kurikulum yang dibutuhkan di masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum berbasis muatan lokal, sebab mereka diang-gap lebih tahu tentang persoalan yang dihadapi di lapangan.

Model desentralisasi ini membuat guru setiap hari sibuk menyusun kuri-kulm, silabus, RPP dan lainnya, se-hingga sedikit waktu untuk kulakan metode baru yang tepat untuk men-capai tujuan pembelajaran yang be-basis kompetensi. Itu sebabnya, kata Mendiknas M Nuh, biar guru nggak remek, maka tugas dan wewenng pe-nyusunan kurikulum akan disentralisasi ke pusat. “Kalau mencari enak-enakan, dengan kurikulum baru itu, pemeri-tah lebih nggak enak. Tetapi kita tidak mencari enak dan nggak enak, sebab yang kita inginkan adalah agar bangsa ini lebih maju,” kata Nuh.

Sederhana Rumit SederhanaDisain kurikulum baru itu, menurut

Guru Besar UM Djoko Saryono lebih sederhana dan gampang dipahami. Para guru tidak perlu lagi menghada-pi kerumitan seperti saat menerapkan KTSP.”Selain rumit, KTSP membuat guru mencari gampangnya dengan mencontoh kurikulum yang pernah ada. Guru tidak paham KTSP apalagi melaksanakannya,|” ujarnya.

Kesederhanaan itu pernah diterpkan pada kurikulum 1947. Dioperasikan dalam suasana penjajahan masih me-nyelimuti psikologi bangsa. Pengaruh Belanda sangat cereng dalam kuriku-lum pertama ini. Konsep Kurikulum Rentjana Pelajaran ini sebatas meng-angkat kembali harkat martabat se-bagai bangsa berdaulat dan merdeka. Penyempurnaan kurikulum pada 1952 mulai mengaitkan antara mata pelaja-ran dengan kehidupan sehari-hari.

Situasi sosial politik, keamanan, ekonomi dan gangguan pihak asing serta pertarungan ideologi dunia yang menginfi ltrasi ke Indonesia, semakin meminggirkan pendidikan. Menje-lang kejatuhan orde lama, pemerin-tah menggulirkan kurikulum 1964 yang berkeinginan agar peserta didik memiliki pengetahuan akademik. Di-sain kurikulumnya terlihat pada lima program unggulan yaitu, pengem-bang an moral, kecerdasan, emosional / artistik, keprigelan, dan jasmani.

Pada saat rezim orde baru berkua-

sa, lewat kurikulum baru, pemerin-tah berusaha keras membersihkan ideologi komunis secara sistimatis. Kembali ke UUD 45 dan menanamkan nilai-nilai Pancasila secara konsekuen telah menjadi doktrin kebangsaan yang tidak bisa ditawar lagi. Kuri-kulum 1968 menyodorkan konsep menuju masyarakat Indonesia yang pancasialis yang memiliki kecerdasan akademik dan ketrampilan tinggi. Se-lain itu, kurikulum pertama pada era orde baru itu bertujuan membentuk generasi yang kuat, sehat bermoral, berbudi luhur serta memiliki keyaki-nan beragama yang benar.

Penguatan pendidikan karakter, melalui pendidikan moral, agama serta penanaman budi pekerti telah menjadi ikon kurikulum 1968. “Bang-sa ini pada saat sekarang, sudah tidak jelas arahnya, pendidikan belum mampu menawarkan format yang tepat untuk mengembalikan jati diri bangsa yang bermoral dan bermarta-bat. Maka pendidikan karakter harus dimulai sejak dini sebelum morali-tas bangsa bertambah melorot,”kata Prof.DR.Zainudin Maliki, Ketua De-wan Pendidikan Jatim.

Modernisasi kurkulum terus ber-lanjut sejalan dengan tuntutn za-man. Kurikulum 1975 digelinding-kan. Mata pelajaran difokuskan pada tujuan. Semua mata pelajaran dis-ampaikan secara integratif saling terkait dan saling menunjang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pola pembelajaran yang dikembangkan dari nalar psikologi itu mengakibat-kan siswa selalu menerima stimulasi

untuk merespon banyak hal melalui ragam latihan.

Sudah sekian kali kurikulum ber-ganti, tetapi dunia semakin mening-galkan Indonesia. Kurikulum 1984 di te rapkan. Kurikulum CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) menyodorkan kon-sep bahwa pemberian pengalaman be-lajar kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional dan efektif.

Menurut Kepala Sekolah SMK Hi-dayatul Ummah, Kusnun Khukuq, CBSA mendorong siswa aktif secara fi sik, mental, intelektual, dan emosion-al. Hal ini diharapkan siswa memper-oleh pengalaman belajar secara maksi-mal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor. “Sebelum proses pembelajaran dimulai, guru merumus-kan terlebih dahulu tujuan apa yang harus dicapai siswa,” katanya.

Kurikulum 1984 dinilai kurang memperhatikan muatan pelajaran, se-hingga kurikulum 1994 ditetapkan sebagai penggantinya. Melalui kuriku-lum ini, siswa memperoleh banyak ma-teri pelajaran, guru juga dituntut untuk mencari model pembelajaran yang mendorong siswa aktif dalam belajar baik secara fi sik, mental dan sosial.

Kebaikan kurikulum 1994 diband-ing lannya, selain guru bebas berkrea-si dalam memilih model pembelajar-an yang pas untuk anak didik, setiap daerah diberi kewenangan untuk mengembangkan kurikulum berbasis keunggulan lokal. Namun, lagi-lagi, siswa dijadikan kambing hitam untuk menggantikan kurikulum 1994.

Akibat dari kecenderungan kepada

LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA

Page 28: madina

28 29Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201328 29Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

pendekatan penguasaan materi (con-tent oriented), beban belajar siswa terlalu berat. Materi pelajaran yang diberikn juga terlalu sulit tidak relevan dengan tingkat perkembangan usia siswa sekaligus tidak matching dengan kebutuhan hidup sehari-hari. Dari sisi guru, waktu yang disediakan menyu-litkan tenaga pendidik memperagakan beragam motode pembelajaran. Kritik mengalir deras berbarengan dengan menggelindingnya era reformasi.

Eforia politik melahirkan Kuriku-lum Berbasis Kompetensi (KBK) pada 2004. Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengemban-gan kemampuan untuk melakukan kompetensi tugas-tugas tertentu se-suai standard yang telah ditetapkan. Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfl eksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

KBK berorientasi pada, hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui se-rangkaian pengalaman belajar yang bermakna. KBK memiliki ciri khas sendiri, antara lain; pertama meneka-nkan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupu klasikal, kedua berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes.) Ketiga penyampaian dalam pembe-lajaran menggunakan metode yang bervariasi. Keempat, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. Dan kelima penilaian mene-kankan pada proses dan hasil belajar.

Ciri lainnya adalah, kurikulum KBK bersifat sentralistik. Kurikulum disusun tim pusat Ditjen Dikmenum/ Dikmen jur dan Puskur, sementara sekolah hannya melaksanakan saja. Dalam pelaksanaannya, penerapan

KBK jauh dari harapan. Namun kele-mahan KBK itu bukan menjadi alasan utama untuk menguburnya meskipun masih berusia 2 tahun. UU No 20/2003 dan PP 10/2003 adalah aturan yang melegalisasi berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

KTSP dan KBK adalah saudara kembar yang mempertahankan pa-ket-paket kompetensi pada pembe-lajaran. Kedua kurikulum itu memi-liki tujuan sama, namun jalan yang ditempuh berbeda. KBK lebih cend-erung sentralistik, sementara |KTS|P memberikan otonomisasi pada guru. Persoalan tidak sesederhana teori di atas kertas. Kritik terus bermunculan. Salah satunya adalah guru ternyata tidak siap menyusun kurikulum, apalagi mempraktikannya. KTSP me-mang sejak awal disebut kurikulum tidak siap pakai, maka harus diganti. Apanya yang diganti?***

LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA

JANGANKAN anak-anak SD, anak-anak usia PAUD sudah terbiasa dengan kalimat Good morning ? How Are You? My name is Fatmah. What Is Your name?

Berbahasa Inggris tidak hanya diajarkan di sekolah, di rumah, para orang tua juga sudah membiasakan berkomunikasi dengan Bahasa Ing-gris. Lembaga kursus bahasa asing tidak hanya diisi mahasiswa dan kaum profesional, tetapi anak-anak bersemangat ingin menguasai Baha-sa Inggris.

Suara anak-anak berbahasa Ingris itu sebentar lagi tidak terdengar dari ruang kelas. “Kita sempat berpikir juga, mengapa pelajaran Bahasa In-ggris mernjadi issu kurikulum 2013 yang tidak akan diajarkan untuk jen-jang SD,” kata Ketua PW LP Ma’arif Jatim H Akh. Muzakki, Grad Dip SEA, M.Ag, M.Phil, Ph.D2

Memang, lanjut dia, bahasa hanya sekadar alat untuk berkomunikasi, dan bukan esensi dari sebuah gagasan akademik. Namun, bahasa menjadi penting untuk mengungkapkan ga-gasan agar bisa dinikmati oleh orang banyak.” Gagasan akan dinikmati le-bih luas jika bahasa yang digunakan

bisa diikuti oleh publik lebih luas pula. Nah, Bahasa Inggris adalah satu-satunya bahasa yang menjadi standar akademik dunia internasional,” ka-tanya.

Dalam konteks kajian Islam, san-gat banyak para pemikir dan ilmu-wan Indonesia yang tergolong mum-puni secara akademik. Namun dunia tidak banyak mengenal mereka. Dun-ia le bih banyak mengenal ilmuwan Muslim untuk konteks kajian Islam dari Timur Tengah, Asia Selatan, dan bahkan dari negeri tetangga sendiri, Malaysia.

“Di manakah problemnya? Bahasa Inggris jawabannya,” kata Muzakki.

Tidak banyak karya-karya ilmu-wan Muslim dari latar belakang pen-didikan Islam yang disampaikan dan ditulis dalam Bahasa Inggris. Hal itu bukan berarti bahwa para ilmuwan kajian Islam dari negeri ini mandul dari segi produktivitas gagasan.

Dalam pengamatan Muzakki, dari segi produktivitas, kalangan pemikiran Muslim Indonesia sudah menunjukkan greget dan kecend-erungan yang baik. Ada gelombang besar di kalangan pemikir Muslim

TANPA BAHASA INGGRISLAHIRKAN INTELEKTUAL JAGO KANDANG

Ketua PW LP Ma’arif NU Jatim menyampaikan pokok-pokok-pokok pikirannya tentang kurikulum 2013

dalam seminar yang diselenggarakan PC LP Ma’arif Gresik.

Page 29: madina

28 29Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201328 29Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMAnya, India mengalami persoalan pada bahasa nasionalnya sendiri yang mu-lai dilupakan,” ujarnya.

Hal ini berbeda dengan Qubeck. Peserta didik di negeri ini akan diajarkan Bahasa Inggris setelah anak-anaknya berusia 21 tahun. Kalau berkunjung ke sana, maka Bahasa Prancis adalah yang paling diagungkan.”Kita bagaimana, tentu harus memilih apakah seperti In-dia atau seperti Quebeck, atau kita memilih jalan sendiri,” jelasnya.(nf)

kemampuan akademik untuk mem-produksi dan mengemas gagasan dalam bahasa internasional. Bahasa Arab sangat penting sekali. Namun, Bahasa Inggris tetap menjadi penting yang harus dikuasai,” tegasnya.

Dari pengalaman bangsa-bangsa dunia, mengutamakan Bahasa Ing-gris beresiko pada penguasaan ba-hasa ibu. India misalnya, menurut Muzakki, Bahsa Inggris menjadi alat komunikasi yang setiap hari dipakai untuk segela urusan.”Namun akibat-

Indonesia yang menjadikan karya akademik sebagai bagian dari amal jariyah mereka. “Problemnya, tak banyak dari karya mereka yang ditu-lis dalam Bahasa Inggris. Tak banyak pula kalangan ilmuwan Muslim In-donesia yang mampu menyampaikan gagasan cemerlang mereka dalam bahasa standar internasional,” ung-kap intelektual NU ini.

Menurut akademisi yang ban-yak mengelilingi dunia ini, gagasan kaum intelektual yang disampaikan dalam bahasa lokal, maka audien-snya juga terbatas dan lokal pula. Dengan begitu, para ilmuwan Mus-lim Indonesia masih bermain di kan-dang sendiri, karena sulit menembus pasar internasional. Ibarat pepatah, ilmuwan Muslim kita bak “katak di bawah tempurung”. Dirinya merasa sudah hebat, padahal, kehebatannya tak pernah mengalami pergesekan intelektual dengan dunia lebih luas.

Dunia kajian Islam dan atau pen-didikan Islam pun, ditegaskan Mu-zakki, lebih banyak mengenal fi gur pemikir dari negara lain dengan produksi gagasan yang bisa diakses oleh dunia lebih luas. Stok pemikir Muslim kita yang dianggap oleh du-nia untuk menjadi representasi dari pemikir Muslim Indonesia pada level internasional berhenti pada fi gur-fi -gur terbatas, seperti Nurcholish Mad-jid dan Azyumardi Azra.

“Pekerjaan rumah kita, untuk mencetak calon-calon pemikir dari lingkungan pendidikan Islam dengan

Page 30: madina

30 31Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201330 31Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA

Page 31: madina

30 31Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201330 31Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA

“METODE lebih penting diband-ing materi, guru lebih penting diban-ding metode, tapi jiwa seorang guru jauh lebih penting dibanding guru itu sendiri.” Itulah salah satu ung-kapan yang terus melekat di ingatan Gareng, a son of Semar yang memiliki gelar si Kantong Bolong.

Namun akhir-akhir ini Gareng mera-sa prihatin. Sebab banyak para pen-didik dan stakeholders pendidikan justru ribut tentang kurikulum yang notabene berkaitan dengan materi pelajaran. Padahal meskipun kurikulum penting nyatanya masih ada yang lebih penting darinya, ucap Gareng membatin.

“Reng, kenapa kamu sejak ke-marin kok tampak pucat?” tanya Bagong sambil mengotak-atik laptop di depannya.

“Aku kena murka kepala sekolah, Drs. Durna.”

“Kena murka? Tell me why?”“Sebab sebagai guru aku bertekad

menerapkan pendidikan karakter pada para siswaku. Aku galakkan dalam men-didik karakter mereka dan berhasil.”

Bagong yang memiliki tipe wajah Bengong semakin bengong dengan ucapan Gareng.

“Loh, kau ini bicara apa. Kok tidak nyambung sama pertanyaanku. Seha-rusnya you kan mendapatkan reward atau bahkan award alias pengahargaan dari Drs.Durna. Kok malah terkena mur-ka. Reng, Mbok yang nyambung kalau bicara.” kata Bagong tak mengerti.

Gareng menghisap rokoknya, menge bulkan gumpalan asap yang segera hancur membentur udara di

hadapannya. Setelah menarik nafas untuk memenuhi paru-parunya den-gan Oksigen Gareng berkata

“Listen, Gong ! Ceritanya agak panjang. Waktu itu mau ujian, dan sebagai seorang guru yang bertekad menanamkan karak-ter baik maka aku berpesan pada para siswaku. yang akan menghadapi ujian tersebut. ‘Anak-anak, belajarlah sungguh-sungguh dan tanamkan niat yang baik dalam menuntut ilmu. Jangan sekali-kali mencontek, memberi contekan atau menerima contekan dari siapapun. Kalian harus jujur, baik pada diri sendiri, orang lain maupun pada Tuhan.”

“So what, Reng?” tanya Bagong yang nampak sekali tak sabar dengan penjelasan Gareng yang bertele-tele.

“Ya itu tadi, Gong. Sedikit banyak aku berhasil menanamkan salah satu elemen karakter terpuji, yakni jujur dan percaya diri pada para siswaku. Faktanya, dalam ujian tersebut tak sa-tupun dari mereka yang berani nyon-tek, memberi contekan atau menerima contekan. Nah, aku berhasil kan?”

“La ya, lalu kenapa Drs. Durna sebagai kepala sekolahmu justru memarahi dirimu. Bahkan dengar-dengar dia mengancam kamu akan dimutasi ke daerah pelosok?”

“Ya itu tadi.”“Ya itu tadi apa??” Bagong mu-

lai agak jengkel dengan penjelasan

Gareng yang mbulet seperti bundalan benang tercebur ke dalam Oli.

“Ya itu tadi. Sebab semua siswaku tidak lulus, Gong.” Kata Gareng de-ngan suara tinggi “bagaimana mau lu-lus, La wong nilai ujian mereka jauh di bawah standar. Untuk pelajaran yang kupegang nilai rata-rata tiga koma. That’s why, Mister Durna sebagai kepala sekolah merasa malu. Apalagi dia….” Gareng berhenti bicara. Toleh sana toleh sini untuk memastikan apa yang akan dia katakan pada Bagong tidak akan terdengar oleh orang lain. Setelah yakin tak ada orang selain mereka, Gareng melanjutkan “mak-sudku Drs Durna itu terkenal sebagai kepala sekolah yang sedang gencar-gencarnya melakukan pencitraan.”

“Memangnya kepala sekolahmu di Suko Limo itu mau nyalon presiden apa?”

“Entahlah, may be yes, may be no. Oh ya, Gong, menurut ente` mendidik kara-kter mulia yang berhasil itu yang ba-gaimana? Yang para siswanya menda-patkan nilai tinggi tapi tidak jujur atau yang jujur meskipun nilainya jeblok?”

“In my opinion, Reng. Yang ber-hasil itu yang para siswanya jujur dan percaya diri dalam ujian serta mendapatkan nilai tinggi.”

“Tidak pilihan seperti itu dalam pertanyaanku, Gong.”

“Makanya beri pilihan seperti itu, biar gampang milihnya, Reng.”

Di sela-sela perdebatan itu, mak be-dunduk muncul Semar. Lurah Karang Ke-dempel itu berjalan glinak glinuk diiringi Petruk yang sehari-hari bekerja sebagai satpam di sebuah sekolah menengah.

“We ladalah begegeg..ugeg..ugeg hemel..hemel sak dulito. Ini sedang ramai membicarakan masalah apa. Sampai terlihat saling pencerengan seperti kucing ketemu tikus.”

“Anu…anu..” ucap Gareng terbata“Ya,Mo. Anu…anu…”“Ona..anu…ona..anu. Sudah jan-

gan sering-sering berdebat. Perde-batan tidak akan menyelesaikan per-soalan. Lihat itu di sana, mendung sebentar lagi tumpah ke bumi. Ayo masuk ke rumah. Di sana kita bisa ngobrol sambil menyeruput kopi.”

Keempat Punakawan itu berjalan. Seekor anak ayam yang terlepas dari kumpulannya lari terbirit-irit saat Semar dan anak-anaknya lewat di dekatnya.

“cieet..ciet..petok…petok !!!”

Kurikulum ala Gareng Kantong BolongOleh: Ahmad Rofi q ** Penulis adalah guru di Madrasah Aliyah Hasy-

imiyah Mengare- Bungah –GresikNovelnya yang telah terbit

Haji Tak Perlu Lagi ke Mekah

Page 32: madina

32 33Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201332 33Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

GALERI MA’ARIF

Kepala Sekolah Ma’arif se-Jatim mengadakan kunjungan kemitraan dengan lembaga pendidikan di negri jiran.

Peserta seminar menggagas kurikulum pendidikan dasar di era badai globalisasi di Masjid Agung, Gresik. Peserta Gerak Jalan Balongpanggang-Gresik dari YPI

Darsussalam, Cerme.

Guru dan staf SMA HITs mengadakan out bond untuk merefresh pikiran dan fi sik.

Tata dan kawan-kawan berfoto bersama saat mengkuti loma sain sedunia di India.

Page 33: madina

32 33Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201332 33Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

GALERI MA’ARIF

Peserta olimpiade MIPA IV di SMANU 2 Gresik.

Peserta telling story siap-siap bercerita dengan menggunakan Bahasa Inggris pada acara MITOS IV di SDNU 1 Terate, Gresik.

Kasi Mapenda Kemenag Drs.Muh Muafaq Wirahadi member bantuan pada panitia Pergama 2 di Desa Kisik, Bungah.

Siswi YPI Darrussalam, Cerme memperagakan

kemampuan gayanya di atas cat walk pada acara

perayaan tahun baru Islam.

Page 34: madina

34 35Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201334 35Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

PAUD PAUD

NYARIS saja langkahnya mengawal kaum wanita nahdliyyin terperosok ke lembah politik, kalau saja, tidak segera masuk kandang muslimat lagi. Ketua PC Muslimat NU Gresik ini harus kem-bali bergulat dengan persoalan masa depan kaum perempuan.

Saat itu muslimat NU memang se-dang membutuhkan fi gur yang suka kerja keras, suka tantangan dan tak pernah lelah bergelut dengan keru-wetan di tubuh muslimat.”Pengalaman

politik sudah cukup,” kata Dra.HJ Nafi atus Sa’adah MZ, Ketua PC Muslimat NU Gresik.

Bu Nafi ’, begitu dia sering dis-ebut, selalu mendengar suara ummat agar tidak salah langkah mengambil keputusan. Setiap suara harus dide-ngar dengan benar, sebab salah de-ngar bisa mengakibatkan salah lang-kah dan setiap menempuh langkah yang salah sama saja sedang menuju kegagalan.

“Begitulah saat memimpin or-ganisasi muslimat ini, harus banyak mendengar, karena anggota yang tergabung dalam organisasi ini ada-lah ibu-ibu yang kaya ide dan suka

bersuara. Jika suara mereka tidak didengar, maka akan terjadi salah paham,”katanya.

Berkantor di Gedung PC Muslimat NU, Jl Kartini X no.5 Gresik, dia dike-nal perempuan super sibuk. Waktu, pikiran dan tenaganya dihabiskan untuk mengurus muslimat, apalagi sejak muslimat memiliki program pendidikan anak usia dinia. Ibu kelahiran Gresik, 13 Juni 1959 ini berkisah liku-liku kehidupan-nya. Nafi ’ muda sejak duduk di bang-ku SMP sudah bergabung dengan IP-PNU Anak Cabang Gresik. Menginjak remaja, dia aktif di Fatayat dan pada akhirnya berlabuh di pucuk Pimpin an PC Muslimat NU Gresik. “Pengala-

man itulah yang membuat saya selalu ingin maju dan maju,” tegas mantan anggota DPRD Gresik ini.

Motivasi berorganisasi sejak belia sampai berusia setengah abad dipen-garuhi falsafah hidupnya bahwa ilmu itu ada di masyarakat dan pengala-man hidup bermasyarakat harus di-gali agar menjadi ilmu yang berhik-mah. “Artinya, setiap kita berbaur dengan masyarakat maka kita akan memperoleh ilmu. Itu yang menjadi motivasi saya mengapa suka beror-

ganisasi. Organisasi adalah guru ter-baik saya,” jelasnya.

Meski aktifi s organisasi, Bu Nafi ’ tetap istiqomah menekuni profesi pendidik.”Bagaimana saya bisa men-inggalkan profesi ini, karena jiwa raga saya sejak awal sudah diabdi kan untuk pendidikan,” tuturnya.

Karir menjadi guru, dimulai tahun 1978 menjadi staf Tata Usaha (TU) kemdian menanjak menjadi guru dan akhirnya diangkat menjadi Kepala Sekolah termuda pada usia 25 tahun. Jabatan kepala sekolah dipegang se-lama 4 periode sejak tahun 1984 sam-pai 2007 di SMP Mu’allimmat Gresik. “ Kurang lebih 20 tahun saya menjadi kepala sekolah, itu mungkin waktu

yang tidak pendek,” kisah-nya.

Bendahara PC LP Ma’arif NU Gresik 2000-2005 in menambahkan untuk menjadi guru yang dicin-tai dan mencintai profesi, kuncinya adalah mengajar tidak boleh setengah hati, karena kalau mengajar tidak dengan sesungguh-sungguhnya, maka yang akan dirugikan adalah pe-serta didik. “Seorang guru, modalnya harus sabar dan jangan mudah marah ke-tika mengajar. Kenapa saya sampaikan demikian, karena dua modal terse-but yang bisa membuat kita lebih enjoy dalam me-nyampaikan materi kepada anak didik kita,” sarannya.

Satu hal lagi yang

harus ditanamkan pada diri seorang guru adalah selalu mendo’akan anak didiknya. “Kita tidak tahu si anak besok jadi apa. Kewajiban guru ya, harus mendo’akan si anak, biarpun sekarang tidak bisa, siapa tahu suatu saat akan jadi orang yang berguna. Jadi, guru jangan hanya mengajarkan teori saja, tetapi juga tahu tentang psikologi anak didiknya,” paparnya.(fa)

Dra. Hj. Nafi ’atus Sa’adah Mz

“Organisasi adalah Guru Terbaik Saya”

yang tidak pendek,” kisah-nya.

NU Gresik 2000-2005 in menambahkan untuk menjadi guru yang dicin-tai dan mencintai profesi, kuncinya adalah mengajar tidak boleh setengah hati, karena kalau mengajar tidak dengan sesungguh-sungguhnya, maka yang akan dirugikan adalah pe-serta didik. “Seorang guru, modalnya harus sabar dan jangan mudah marah ke-tika mengajar. Kenapa saya sampaikan demikian, karena dua modal terse-but yang bisa membuat kita lebih nyampaikan materi kepada anak didik kita,” sarannya.

PROFIL IDENTITAS DIRI

Nama : Dra. Hj. Nafi ’atus Sa’adah MzTempat/Tgl. Lahir : Gresik, 13 Juni 1959Suami : H. Moh Cholil Ms (alm)Alamat Rumah : Jln. Ikan Lohan No 45 Perum BP Kulon Sidokumpul Gresik Kota

PENGALAMAN ORGANISASI (BANOM NU)

Ketua PAC IPPNU Kecamatan Gresik : 1972 – 1975Ketua PC IPPNU Kabupaten Gresik : 1984 – 1989 Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Gresik : 1989 – 1999 Ketua PC Muslimat Kabupaten Gresik : 2005 – 2010 Ketua PC Muslimat Kabupaten Gresik : 2010 – 2015

PENGALAMAN ORGANISASI (BIDANG PENDIDIKAN)

Kepala SMP Mu’allimat NU Gresik : 1984/1985 – 2006/2007Sekretaris GOP TKI Kabupaten Gresik : 2005 - sekarangWakil Ketua Forum PAUD Kabupaten Gresik : 2004 - sekarangWakil Sekretaris Ma’arif : 1988 – 1996 Wakil Bendahara Ma’arif : 1991 – 1996 Bendahara Ma’arif : 2000 – 2005Pengurus Dewan Pendidikan Gresik : 2007-2012 ANGGOTA KOMISI E (Pendidikan dan Kesra) : 2002 – 2004 (PAW)DPRD Kabupaten Gresik (PAW)

“Organisasi adalah Guru Terbaik Saya”“Organisasi adalah Guru Terbaik Saya”

Dra Nafi’atus Sa’adah Ketua PC Muslimat NU Gresik.

Page 35: madina

34 35Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201334 35Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

PAUD PAUD

PRIIT...priit..priiit. Bunda TK Mus-limat NU IX Sekar Kadaton, Kebomas itu memberi aba-abak agar ken daraan segera berjalan. Lalu lintas pun men-jadi padat dengan sepeda yang di-naiki anak-anak usia dini itu. Jalan berkelok-kelok nan sempit membuat lalu lintas macet dan priit...priit dua sepeda jatuh bersenggolan.

Jalur lalu lintas di halaman seko-lah TK Muslimat IX Sekar Kedaton, Kebomas itu itu dirancang untuk mengenalkan pada anak-anak ten-tang cara berkendaraan yang be-nar. Tempat penyebrangan dicat berwarna zebra cross, di kanan kiri jalan dipasang beragam rambu lalu lintas. Semua anak-anak yang mele-wati jalur lalu lintas ini harus disiplin mentaati rambu-rambu.

“Mereka belajar berlalu lintas se-jak dini, sehingga dari sinilah akan ditumbuhkan sikap disiplin, meng-hargai orang lain, tidak memaksakan kehendak, mentaati aturan dan se-lalu menjaga keselamatan baik untuk diri sendiri maupun orang lan,” kata Kepala TK Muslimat IX Sekar Keda-ton Lathifah Hanim.

Untuk mendidik anak di usia dini, katanya, perlu cara yang menyenang-kan. Seperti TK Muslimat NU IX Sekar Kedaton,jalan Sunan Giri, 13 N, no 18 Sidomukti. Setting bangunannya dibentuk layaknya taman bermain. KBB (Kegiatan Bebas Bermain) di luar kelas ada kegiatan game berlalu lintas. “Tempatnya dibentuk seperti berlalu lintas sungguhan. Siswa seakan berada di jalan raya, dan dari situ dikenalkan pada siswa bagaimana cara berlalu lintas yang baik dan benar, sehingga terbentuk sikap, prilaku, serta mental yang baik,” jelasnya.

Sekolah yang dibangun di atas la-han seluas 5095 , tersebut berdiri di bawah Yayasan Ma’arif Sidomukti (Yamsi). Jumlah siswa TK mencapai 211 anak, sedangkan siswa PAUD berjumlah 90 peserta didik. Hala-man yang luas memudahkan pen-gelola mendisain bangunan yang dimanfatkan untuk berbagai macam kegiatan berbasis permainan.

Tempat menggambar adalah lokasi yang paling favorit bagi anak-anak.

TK Muslimat IX Sekarkedaton

Bermain dan bermain Tapi Tak Main-main

Apalagi yang mengajar Cak Inoeng. Uustadz gambar yang nyentrik dan suka membebaskan anak-anak menggam-bar atau mewarnai sesukanya, bahkan diharapkan lewat menggambar anak-anak berani ‘melawan’ arus utama. Ka-lau daun diwarnai merah, kuning, biru dan tidak hijau menurut Inoeng adalah anak yang berani berkreasi.

“Bila diajar, anak-anak pun fokus mendengarkan sang guru, karena anak-anak suka melukis sehingga saya selalu mengajaknya bermain-main denga melukis,” kata Inoeng, sapaan akrab Zainul Arifi n.

Bermain sambil belajar dan Bela-jar seraya Bermain, itu merupakan prinsip pendidikan nonformal sejenis TK. Bermain secara alamiah untuk menemukan lingkungan, teman atau orang lain, serta dirinya sendiri un-tuk menumbuhkan motorik peserta didik. Melalui permainan, peserta didik TK Muslimat IX diperkenalkan dengan benda atau sesuatu yang kerap ditemui atau dilihatnya. Ditanamkan pula rasa cinta terhadap bangsanya. “Setahun sekali anak-anak tersebut kami ajak ke pasar tradisional agar tidak hanya mengenal mall atau in-

domaret saja,” tandasnya. Meskipun menempuh kurang le-

bih enam jam pelajaran, tidak men-jenuhkan bagi murid-murid TK Mus-limat NU IX Sekar Kedaton. Karena metode yang diterapkan benar-benar memakai prinsip “Bermain sambil belajar dan Belajar seraya Bermain”. Tidak heran apabila wali murid pun sangat senang menemani anak-anak, baik saat menggambar mauun saat anak-anak belajar berlalu lintas.

Sebagai TK Muslimat NU, tradisi Aswaja pun ditanamkan pada peserta didik. Ziarah wali sudah menjadi tra-disi tahunan untuk mengenalkan per-juangan para Auliya. Selain dari pada itu, menurut Ketua IGTKM (Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Muslimat NU), TK Musilimat Nu IX tersebut termasuk salah satu TK percontohan. Sehingga dalam mengembangkannya perlu hati-hati dan tidak main-main.

Dalam pemilihan guru saja, harus selektif. “Rata-rata yang mengajar di sini tamatan Strata satu. “Dengan hal itu, maka akan didapatkan guru yang benar-benar profesional, dan tidak main-main kami mengelola lembaga pendidikan ini,” ujarnya. (Shadiqin)

Anak-anak TK Muslimat IX Sekarkedaton, Kebomas, belajar berlalulitas agar menjadi anak yang disiiplin mentaati hokum dan selalu menghargai orang lain.

Page 36: madina

36 37Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201336 37Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

PAUD PAUD

GURU TK adalah guru yang paling gembira. Kalau anak-anaknya tidak boleh sedih, maka wajah sang bunda harus berseri-seri. Kalau anak-anaknya diajak bernyanyi bersukaria, maka hati dan pikiran sang bunda harus bergembira tetap semangat dan menyenangkan.

Wajah ceria, berpenampilan menyegarkan dan setiap hari harus bernyanyi dan bermain bersama anak-anak usia dini. Kalau ada anak-anak yang lucu, lincah dan mengge-maskan lagi murung, menangis dan bermalas-malasan, maka sang bunda segera menyemangatinya..

Tugas berat yang dipikul para bunda itu, sebenarnya tidak seberat kehidupan sosialnya. Tidak sedikit sang bunda, apalagi di desa pinggiran, setiap bulan menerima amplop tipis sebagai honorariumnya. Lilis Zwuliani, S,Pd adalah contohnya. Guru yang mengabdi sejak tahn 90-an tetap istiqomah mengajar di TK Muslimat 240 Nuru sy- Syabab, Kalanganyar, Karangankidul, Benjeng Gresik.

Meski sudah mengajar selama puluhan tahun, gaji yang diterima setiap bulan hanya Rp 100.000 dan ha-nya sekali mengalmi kenaikan pada tahun 2000 sebesar Rp 20.000.“Jadi sampai sekarang gaji saya adalah Rp 120.000/bulan,” ucapnya pelan.

Dengan gaji sekecil itu, janda ditinggal wafat suami-nya ini, mengajar penuh setiap Hari Senin sampai Sabtu. Lilis tidak terlalu berharap take home pay-nya naik se-bagaimana yang diterima guru profesional lainnya yang menyentuh jutaan rupiah. Dia memaklumi, biaya opera-sional sekolah hanya dipenuhi para orang tua yang meni-tipkan 14 anaknya ke PAUD Kelas B.

Nama besar muslimat yang melekat di sekolah non for-mal ini menjadi pembakar semangatnya untuk tetap meng-awal agar Taman Kanak-Kanan milik muslimat ini hidup sepanjang masa. Mengajar dengan gaji kecil akan sirna, jika Lilis sudah berada di tengah-tengah anak didiknya.” Saya bangga dan puas bisa mengajar murid- murid ber-usia 4-6 tahun,” katanya.

Guru TK dan PAUD, menurut Lilis adalah guru yang me-letakkan pondasi awal sebelum anak tersebut melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. “Pendidkan sekarang tergantung dari pendidikan saat seorang anak mengawali masuk sekolah, yaitu TK dan PAUD. Jika sukses memben-tuk karakter anak didik sejak awal dengan baik dan benar, insyaallah pada waktu mendatang anak itu akan tumbuh lebih baik lagi,” jelasnya.

Semangat Lilis dan Lilis-Lilis lainnya yang menjadi guru TK dan PAUD dengan gaji rendah tidak boleh padam.Namun demikian, tidak jarang hatinya begejolak juga jika melihat daftar kebutuhan sehari-hari yang selalu meningkat, semen-tara pendapatan yang diterimanya relatif rendah.

Sebagai singgle parent, Lilis menjadi tulang punggung keluarga. Dia harus memenuhi kebutuhan dua anaknya, termasuk biaya pendidikan. Dalam kalkulasi matematikan-ya, tidak ada rumus yang membenarkan pilihan hi dup nya ini. Hidup sebagai guru TK di desa terpencil sangat ber-

TK adalah guru yang paling gembira. Kalau anak-anaknya tidak boleh sedih, maka wajah sang bunda harus berseri-seri. Kalau anak-anaknya diajak bernyanyi bersukaria, maka hati dan pikiran sang bunda harus bergembira tetap semangat dan menyenangkan.

Wajah ceria, berpenampilan menyegarkan dan setiap hari harus bernyanyi dan bermain bersama anak-anak usia dini. Kalau ada anak-anak yang lucu, lincah dan mengge-maskan lagi murung, menangis dan bermalas-malasan, maka sang bunda segera menyemangatinya..

Bunda Lilis

Cinta anak Sirnakan Duka Honornya

tolak belakang dengan penampilan saban harinya.”Anak-anak kita ajak belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar, tetapi hati dan pikiran kita selalu diajak bermain dengan mimpi,” jelasnya.

Selain soal gaji, para guru TK Muslimat itu juga meng-hadapi tantangan untuk meningkatkan mutu layanan. Dibanding fasilitas yang dimiliki TK Dharmawanita yang mempunyai sarana dan prasarana pembelajaran yang lebih baik, maka TK Muslimat akan semakin ditinggal jika tidak memiliki inovasi dan kreasi tinggi.

Dana bantuan banyak diguyur ke TK Dharmawanita, se-hingga gaji guruya pun lebih menggiurkan. “Kalau nggak ada urunan wali murid atau sumbangan dari donatur kita susah beli alat permainan meski tiap tahun dapat DOP sebesar Rp 1,5 juta,” tuturnya.

Bagi, Lilis meskipun tidak ada rotan mengajar dengan akar tidak masalah, sebab anak-anak TK dianggap sebagai bagian dari hidupnya. “Saya malah nek nggak ketemu den-gan mereka, hidup ini sepi. Anak-anak menangis berantem dan bermain sendiri adalah tugas rutin saya,”ujarnya.

Pergumulan dengan anak-anak TK itu sering membuatnya lupa bahwa gaji yang diterimanya cukup rendah. Keluh ke-sah yang menyelimuti hatinya terutama di saat kritis, seakan sirna, karena cinta kasihnya tercurahkan pada anak-anak.

Lilis mengatakan, semua guru TK memiliki metode pembela-jaran yang sama, yaitu belajar dan bermain. tetapi para bunda mempraktikkannya dengan cara yang berbeda. Misalnya, untuk mengatasai anak yang kurang focus di kelas, masing-masing bunda memiliki cara yang bermacam-macam. Salah satunya, menjadikannya leader untuk bernyanyi bersama di depan kelas.“Menjadi guru TK harus kreatif tidak selalu mwewarisi cara lama yang sudah usang,” saran Lilis.(Andrik)

PAUD

GURU TK adalah guru yang paling gembira. Kalau anak-anaknya tidak boleh sedih, maka wajah sang bunda

TK adalah guru yang paling gembira. Kalau anak-anaknya tidak boleh sedih, maka wajah sang bunda

Cinta anak Sirnakan Duka HonornyaCinta anak Sirnakan Duka Honornya

Lilis Zuliani, S,Pd guru yang mengabdi sejak tahn 90-an tetap istiqomah mengajar di TK Muslimat 240 Nuru¬sy- Syabab, Kalanganyar, Karangankidul, Benjeng Gresik.

Page 37: madina

36 37Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201336 37Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

PAUD PAUD

“SEJARAH pergerakan wanita NU memiliki akar kesejarahan panjang dengan pergumulan yang amat sengit yang akhirnya memunculkan berbagai gerakan wanita baik Muslimat, Fatayat hingga Ikatan Pelajar Putri NU”.

Muslimat NU berdiri dari muk-tamar ke muktamar. Kongres NU di Menes tahun 1938 itu merupakan forum yang memiliki arti tersendiri bagi proses katalisis terbentuknya organisasi Muslimat NU. Usul agar muslimat memiliki kepengurusan tersendiri dirancang pada Muktamar NU XV di Surabaya pada 1940.

Kongres NU XVI menetapkan berdirinya organisasi Muslimat NU. Tepatnya tanggal 29 Maret 1946 / 26 Rabiul Akhir 1365 dijadikan tonggak sejarah hari lahir Muslimat NU seba-gai wadah perjuangan wanita Islam Ahlus Sunnah Wal Jama`ah dalam mengabdi kepada agama, bangsa dan negara. Dan pada Muktamar NU XIX, 28 Mei 1952 di Palembang, NOM menjadi badan otonom dari NU de-ngan nama baru Muslimat NU.

Muslimat sebagai Badan Otonom (Banom) NU, mempunyai kebijakan sendiri dalam mengatur rumah tangga-nya. Sama seperti Fatayat, Ansor, IPNU, IPPNU, ISNU, PAGAR NUSA, SARBU-MUSI, Jamiyah Quro’ wa Khufadz, dan Jamiyah Thoriqoh An Nahdhiyah.

Otonomisasi itu dijadikan modal oleh PC Muslimat NU Gresik untuk bergerak cepat melakukan peruba-han. Pelbagai program digulirkan. Seluruh pengurus dan anggota musli-mat dibakar semangatnya agar terus maju terlibat aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan berne-gara. “Kami berharap kiprah ibu-ibu muslimat melalui program-program yang digulirkan oleh PC Muslimat NU Gresik, bisa menempatkan perem-puan nahdliyiin ini pada maqam yang lebih baik,” jelas Ketua PC Muslimat NU Gresik, Hj. Nafi ’atus Sa’adah Mz.

Dia menambahkan, untuk meng-giatkan program kerjanya, telah didi-rikan banyak lembaga baik yang su-dah berbadan hukum maupun yang belum memiliki ketetapan hukum. Masing-masing lembaga itu bekerja sesuai fungsi dan bidang yang ditan-ganinya. Diantara lembaga yang su-dah berbadan hukum; adalah, Yayasan Pendidik an Muslimat NU (YPM NU) “ NABAWI”, dan Yayasan Kesejahter-aan Muslimat NU (YKM NU.)

Pada eranya juga didirikan Ya-yasan Haji Muslimat NU (YHM NU), dan Koperasi Primer An-Nisa’. Sedang lembaga yang belum berbadan hu-kum, diantaranya Ikatan Guru Taman Kanak-kanan Muslimat (IGTK/RAM), Ikatan Penyelenggara Taman Kanak-

kanak Muslimat (IPTK/RAM.) Selain itu Nafi ’atussa’adah telah membentuk Persatuan Pamong PAUD Muslimat NU (P3M NU), Ikatan Hajjah Musli-mat NU (IHMNU) dan Himpunan Ma-jlis Ta’lim Muslimat NU yang diberi nama “Nahdlatul Ummahat”. Nama terahir ini diberikan oleh KH Nur Is-kandar pada saat rombongan pengu-rus sowan ke rumah kiai.

Ada beberapa program kerja yang terus dilaksanakan untuk mening-katkan kualitas guru. Setiap minggu kedua diadakan pembinaan dan wor-shop menejemen bagi guru-guru TK/RA se-Kabupaten Gresik.“Upaya ini dilakukan sebagai peningkatan pro-fesionalisme dan kemampuan peda-gogig para guru sehingga menjadi pembimbing dan guru yang benar-benar menjadi guru,” jelasnya.

Selain beberapa program untuk para guru, PC Muslimat NU Gresik, juga mempunyai program satu seko-lah binaan di masing-masing kecama-tan. Contoh TK “Mahkota” di Gresik, TK “Sekar Kedaton” di Kebomas, dan TK “Assa’adah” di Bungah. TK binaan terus dikembangkan, karena sam-pai saat ini jumlah TK yang berada di bawah naungan PC Muslimat NU Gresik sudah mencapai 267 dan jum-lah Taman Bermain sebanyak 119. Angka tersebut diperkirakan akan bertambah terus, sebab pengurus muslimat di beberapa daerah bermi-nat besar untuk mendirikan TK baru..

Banyak badan yang berdiri tentu membutuhkan kantor sebagai pusat kegiatan. Kantor menjadi kebutuhan mendesak, sehingga tanpa uang kas yang tersedia, Bu Nafi ’ langsung me-nawar sebuah rumah di Jl Kartini de-ngan harga murah.”Tidak peduli uang dari mana, yang penting rumah itu harus milik PC Muslimat,” katanya.

Bermodal kepercayaan, dia men-cari dana agar bisa membayar rumah sesuai janji. “Alhamdulillah, kami bisa melunasi dan semua dana pinja-man juga sudah dikembalikan, bah-kan kami sudah bisa menambah ban-gunan dari satu lantai menjadi dua lantai serta bisa memperbaiki ruang kegiatan,” katanya.ANA(fa)

PC MUSLIMAT NU GRESIK

MELANGKAH MAJU MENATAP MASA DEPAN

Gedung PC Muslimat NU Gresik yang dibeli dari bondo nekad. Selain digunakan untuk sekretariatan juga digunakan untuk KB/TK Firdaus..

Page 38: madina

38 39Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201338 39Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

PAUD

USAHA keras untuk menggiatkan tradisi ngaji bagi anak-anak Gresik Kota telah ditempuh dengan susah payah, tetapi tetap saja madrasah diniyah ini nyaris mati suri. Namun setelah 10 tahun berinovasi, ak-hirnya TK al-Qu’ran Masjid Jamik Gresik diburu wali murid, bahkan untuk menjadi santri, sejak lahir orang tua sudah inden tempat.

Pada tahun 1980, semangat men-gaji (belajar membaca al-Qur’an) di Kota Gresik menurun. Jumlah anak-anak yang belajar mengaji al-Qur’an semakin hari tambah me nyusut. Ma-drasah Diniyah yang dikelolah Rem-aja Masjid Jamik Gresik tidak lagi diminati anak-anak, tidak seperti pada puluhan tahun sebelumnya, anak-anak beduyun-duyun belajar membaca al-Qur’an.

Untuk menggiatkan gerakan nga-ji itu, menurut Wafa pendiri TKQ Masjid Jami, Remaja menggelar kompetisi sepak bola mini. Peserta-nya adalah kelompok pengjian yang ada di Gresik. Kelompok pengajian yang semula sepi mulai diaktifkan kembali. “Hal ini disebabkan, pani-tia mewajibkan setiap peserta harus melampirkan surat pengantar yang distempel pengurus pengajian di kampung atau ta’mir langgar setem-pat. Setmpel yang tadinya hilang, dicari kembali agar bisa mengikuti kompetesi,” katanya.

Gebrakan ini terlihat berhasil, tetapi akhirnya dihentikan. Setiap ada pertandingan, terjadi tawuran antar supporter. Wasit menjadi sasaran amuk penonton.”Ketika lari menyelamatkan diri masuk masjid jamik, wasit itu tetap dikejar suporter. Demi keamanan, se-pak bola mini antar kelompok peng-ajian ini dihentikan,” ujar Wafa.

Selanjutnya Remas menggelar ac-ara dialog yang mendatangkan pe-serta dari para guru agar bisa mendo-rong anak-anak belajar ngaji. Selain itu digelar safari Ramadlan. Ceramah

tidak berisi ten-tang hik mah ber-puasa, tetapi meng-ajak masyarakat menggiatkan ngaji al -Qur’an. “Hasilnya, masyarakat tetap cuek,” kisah Wafa.

Tak kenal putus asa, setiap ada pertemuan kelompok ngaji di luar kota, selalu diikuti. Salah satunya pertemuan guru ngaji se-Ja-tim 1989 di Masjid Alfalah, Suraba-ya. KH. Dahlan Salim sebagai nara sumber dari Semarang menjelaskan pembelajaran methode qir’ati meru-pakan teori baru yang dikembang-kannya agar santri bisa cepat mem-baca al-Qur’an dengan benar.

Pengurus Madrasah Diniyah Masjid Jamik mengundang KH Dah-lan Salim datang ke Gresik. Pada saat di Gresik, acara yang dihadiri sekitar 500 ustadz dan guru ngaji, KH Dahlan berhasil membius undang-an. Mereka terkesima saat seorang anak kecil, murid Kiai Dahlan, men-demonstrasikan kemampuannya membaca al-Qur’an dengan fashih. Atas saran KH Dahlan Salim, Remaja Masjid Jamik didukung guru – guru diniyah dan KH Fathoni Abdul Syu-kur, mempelopori pendirian TK Al Qur’an dengan metode Qira’ati pada 12 Rabiul Awal 1410 H / 1990 M.

Metode Qira’ati diciptakan oleh KH. Dahlan Salim pada 1963, setelah dia mengevaluasi pola pembelajaran al-Qur’an di Jawa. Dia berkeliling dari satu daerah ke daerah lain untuk meneliti cara belajar kita suci itu yang digunakan para ustadz. Kiai Dahlan menemukan beberapa penyebab ke-gagalan mengajar al-Qur’an.”Metode Qira’ati diciptakan bertujuan men-jaga kemurnian bacaan al-Qur’an,” kata KH Fathoni AS.

Unutk menjaga kemurnian ba-caan Al Quran yang tartil disusun strategi khas yaitu peserta didik

har-us be-

lajar ngaji langsung dari

gurunya. Itu sebabnya, pengu-rus qira’ati tidak pernah menjual buku, tetapi melakukan pembi-naan calon guru. Guru yang telah dibina jika dinyatakan lulus dires-tui untuk mengajar menggunakan model qiroati.

Murid pertama TKQ Masjid Jami berjumlah 60 siswa diajar 4 ustadz dan dipimpin 1 kepala TKQ. Dua ta-hun, masyarakat mulai percaya bah-wa TKQ berhasil mendidik anak-anak bisa membaca al-Qur’an, se hingga setiap tahun jumlah siswa yang mendaftar meledak tidak sesuai de-ngan tempat yang disediakan.”Untuk mengatasinya, maka, orang tua yang ingin mendaftarkan anaknya harus inden terlebih dahulu, bahkan se-bagian besar orang tua sudah medaf-tarkan anaknya sejak umur 0 tahun. Setelah umurnya sudah memenuhi syarat, maka calon santri dipanggil untuk belajar di TK al-Qur’an,” kata Wafa.

Sebagai TK al- Qur’an yang perta-ma kali menggunakan metode qiro-ati, TPQ 01 Remaja Masjid Jamik Gresik memiliki segudang prestasi. Selain itu juga TKQ ini menyeleng-garka program unggulan berupa pembelajaran Bahasa Arab, Ulumur Qur’an, baca dan tulis pegon, dan lain-lain. Dan mulai tahun 2012 TK al-Qur’an Masjid Jamik membuka program tahfi qz ul Qur’an bagi alumni dengan syarat usianya tidak boleh lebih dari kelas 3 MI / SD. (choi)

puasa, tetapi meng-ajak masyarakat menggiatkan ngaji al -Qur’an. “Hasilnya, masyarakat tetap cuek,”

Tak kenal putus asa, setiap ada pertemuan kelompok ngaji di luar kota, selalu diikuti. Salah

har-us be-

lajar ngaji langsung dari

ANAK BARU LAHIR BEREBUT TKQ MASJID JAMIK

Gedung TKQ Masjid Jamik yang selalu dibanjiri santri. Orang tua sering

mendaftarkan anaknya yang baru lahir agar bisa diteima jadi santri.

Page 39: madina

38 39Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201338 39Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

MEWARNAI

WARNAI GAMBAR DI ATAS DAN KIRIMKAN KE KANTOR REDAKSI MAJALAH MADINAH JL. HM THAMRIN 50 GRESIK 6114 PHONE: (031) 3984421

Page 40: madina

40 41Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201340 41Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

“INI bagian dari pengembangan kepekaan sosial siswa,” demikian komentar Misbahul Abidin M.P.d.I Kepala SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik berkaitan dengan karya ilmiah siswanya yang menyabet juara II di ajang karya ilmiah siswa se Jawa Timur di Universitas Trunojoyo Madura.

Meski usianya masih muda, berdiri pada 2004, SMA Hidayatus Salam langganan juara bidang karya ilmiah. Sebelumnya, pada ta-hun 2012 peserta didik SMA HITs menemu-kan pembuatan plastik dari sari pati gadung. Temuan ilmiah ini menarik perhatian Staf Ahli Kementerian Pendidikan Prof. Dr Kacung Marijan sehingga berkenan hadir melihat langsung hasil karya siswa.

Kini siswa SMA HITs mengadakan penelitian lagi tentang pembuatan kaustik soda (NaOH), bahan baku ditergen, dari kapur tohor (CaO). Penemuan ilmiah ini memang murni berawal dari kegelisaan siswa-siswi yang sering mend-engar keluhan para pengusaha pembakaran ka-pur gamping. Para pengusaha mikro itu, selalu rugi, karena biaya produksi pembuatan kapur tersebut lebih tinggi dari harga jualnya.

Di Desa Lowayu Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik memang banyak terdapat pembakaran kapur gamping yang diproses menjadi kapur tohor. Hasil produksi tersebut selama ini dijual langsung ke toko bahan bangunan dengan harga Rp 6 ribu/10 Kg, padahal biaya operasional lebih tinggi.

Berangkat dari soal ekonomi itu, akhinya siswa melaku-kan penelitian unsur-unsur kimia yang terkandung dalam kapur tohor. Hasil penelitiannya luar biasa karena kapur tohor bisa digunakan sebagai bahan pembuatan kaustik soda. Harga kaustik soda di pasaran mencapai Rp 30 ribu/liter, sehingga sebanyak 10 Kg kapur tohor jika diolah de-ngan mencampur aquades dan berikut proses lanjutannya dapat diperoleh 180 liter.

Dengan harga jual tinggi itu, maka jika dihitung biaya produksinya untuk setiap 10 Kg kapur tohor menelan dana Rp 1.480,000 produsen akan memperoleh untung seban-yak Rp 3.980.000. Angka ini diperoleh dari penjualan 180 liter dikalikan Rp 30.000 menghasilkan Rp 5.400.000, se-mentara biaya produksinya hanya Rp 1.480.000.”Padahal setiap hari kapur tohor yang beredar dari Lowayu jumlah-nya ratusan ton,” ucapnya.

Hasil penelitian siswa jika dikembangkan di lingkungan Desa Lowayu dan sekitarnya akan mendatangkan manfaat yang cukup besar. Ekonomi warga bakal meningkat tajam dan kehidupan warga bertambah sejahtera, apalagi bahan baku kapur di kawasan Pantura Gresik ini jumlahnya melimpah.

Menurut Thohari Pembina KIR SMA HITs, proses pem-buatan kaustik soda cukup sederhana. Caranya, sebanyak 6 gram kapur dimasukkan dalam gelas piala 250 ml dan dita-

mbahkan secara perlahan 100 ml H2O sedikit demi sedikit sampai campuran berubah seperti bubur.

Di gelas piala yang lain dimasukkan 10,6 gram Na2CO3 dan 100 ml air lalu dididihkan. Kemudian bubur Ca (OH)2 ditambahkan pada larutan ini. Campuran dididihkan sela-ma beberapa menit, dibiarkan hingga CaCO3 mengendap. Hasilnya disaring dan fi ltrate merupakan NaOH (Kaustik Soda).

Dalam ajang komptisi karya tulis ilmiah tingkat SMA/MA se-Jawa Timur, yang selenggarakan oleh Universitas Trunojoyo Madura, karya siswa SMA HITs ini menyabet juara II. Sementara juara I digondol oleh SMAN 1 Bangka-lan Madura sedang juara III diraih oleh SMAN 1 Gresik.

“Kami sungguh bersyukur kepada Allah, kami SMA yang baru lahir, kami SMA di kampung, kami SMA yang masih minim fasilitas, ternyata kami mampu mengukir sejarah di level Jawa Timur. Hem..... terima kasih ya Allah..” kata Thohari Pembina KIR SMA HITs sambil matanya berkaca-kaca, menahan tangis bahagia.

“Ke depan kita berharap dilakukan penelitian lebih lan-jut, sehingga penemuan ini akan sangat berharga bagi pen-ingkatan kesejahteraan masyarakat”. Sambung Khoirun Nasikh, MHI selaku Waka Kurikulum SMA HITs yang juga ikut mendampingi siswa-siswinya melakukan presentasi.

“Saya bukan siapa-siapa, keherhasilan ini adalah hasil kerja tim, bukan personal diri saya. Bagi saya orang hebat pada era sekarang adalah Super Sistem, bukan Super Man” kata Ahmad Misbahul Abidin, M.Pd.I selaku Kepala Seko-lah.(Tim HITs)

KARYA SISWA KARYA SISWA

40 Edisi iV - PEbruari 2013

“INI bagian dari pengembangan kepekaan sosial siswa,” demikian komentar Misbahul Abidin M.P.d.I Kepala SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik berkaitan dengan karya

KAUSTIK SODA DARI KAPUR TOHORAntarkan SMA HITs Juara II KTI se- Jatim

Siswa SMA HITs meraih juara II penulisan karya ilmiah se-Jatim

Page 41: madina

40 41Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201340 41Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

KARYA SISWA KARYA SISWA

41Edisi iV - PEbruari 2013

UPAYA mengawetkan telur ayam yang di-lakukan masyrakat terdapat berbagai cara. Pa-ling umum dilakukan dengan menyiman telur di dalam lemari es. Namun bagi masyarakat kurang mampu tak bisa embeli lemari es, bi-asanya menggunaka kapur dan ada juga yang mengolesi dengan minyak curah.Cara tradisional itu sering membuat telur berusia pendek, sehingga perlu dicarikan cara lain yang lebih murah dan berkhasiat agar telur bisa disimpan lebih lama dan selalu telur lebih segar. Salah satu cara menyimpan agar telur panjang umurnya digunakan bahan pengawet yang menyehatkan. Selain itu, bahan ini tidak mengurangi zat di dalam kandungan telur. Ba-han paling cocok berdasarkan penelitian penulis adalah minyak kelapa.

Adapun cara pembuatannya sebagai berikut; pertama sediakan bahan yang diperlukan seper-ti; a. telur, b. Kelapa, c. Panci, d parutan kelapa, e. Kertas, d. Spidol, e. saring kelapa, f. wajan dan

susuk. Selain tersebut juga disiapkan lagi bahan; a. kompor,b. minyak tanah,c. korek api, d. kuas kecil, e. air, d.wadah dan e. minyak curah.Setelah baha terkumpul, dibuatlah dengan cara, langkah pertama, kelapa dikupas dan di-parut selajutanya parutanya di remas- remas sambil ditambahi air secukupnya. Hasilnya ada-lah berupa santan. Santan itu kemudian dire-bus selama kurang dari 3 jam, setelah menjadi minyak, pisahkan minyak tersbut dari ampasnya .Tahap berikutnya ambil telur dan di cuci. Olesi telur dengan minyak menggunakan kuas kuas kecil. Biasanya 1 liter minyak kelapa bisa digu-nakan untuk mengawetkan telur sekitar 70 kg.Setelah diuji, hasilnya telur yang telah diolesi minyak kelapa dapat bertahan kesegaranya se-lam 2 bulan atau 8 minggu, sedangakn telur yang tak diolsei apa- apa hanya bertahan 1 mi nggu dan telurnya busuk, kuning telurnya sudah rusak berbau buuk..( Nur Samsu, SMP Ma’arif Hasyimiyah, Bungah,/Andrik)

UPAYA mengawetkan telur ayam yang di-lakukan masyrakat terdapat berbagai cara. Pa-ling umum dilakukan dengan menyiman telur di dalam lemari es. Namun bagi masyarakat kurang mampu tak bisa embeli lemari es, bi-

susuk. Selain tersebut juga disiapkan lagi bahan; a. kompor,b. minyak tanah,c. korek api, d. kuas kecil, e. air, d.wadah dan e. minyak curah.Setelah baha terkumpul, dibuatlah dengan

Awetkan Telur Ayam Dengan Minyak Kelapa

KITA mengetahui nyamuk banyak sekali me-nimbulkan penyakit diantaranya, kaki gajah, DBD, dan Malaria yang bisa menyerang semua orang baik anak- anak hingga dewasa. Gangguna nyamuk itu memunculkan berbagai produk pengusir nya-muk, mulai dari obat nyamuk bakar obat nyamuk oles bahkan ada obat nyamuk spray.

Semua produk itu mengandung zat kimia yang berdampak besar bagi kesehatan tubuh. Penyakit yang bisa ditimbulkan dari obat kimia tersebut antara lain; sesak nafas hingga dapat menyebabkan kanker kulit

Bertolak dari itu perlu digunakan obat pengusir nyauk dari bahan alami sebagai obat al-ternatif. Kulit jeruk dan daun pepaya merupakan tumbuhan yang memiliki khasita sepadan dengan obat kimia yag berear di pasar. Meski bisa men-gusir nyamuk, bahan terebut, tidak menyebabkan gangguan pernafasan hingga kanker kulit.

Adapun cara pembuatannya adalah sebagai berikut;

Kulit jeruk manis yang telah dihaluskan kemu-

dian disaring hingga ekstraknya keluar.Memasukan ekstrak kulit jeruk kedalam sem-

protanBegitu juga dengan daun pepaya ekstraknya

dimasukan ke dalam semprotanBerikut hasilnya

Yang dimaksud konsentrasi 1 : 0,5 itu berati 1 kg kulit jeruk dicampur dengan 0,5 liter air dan dapat membunuh nyamuk 4 menit 29 detik, seh-ingga dapat disimpulkan daun pepaya atau daun rimba dan kulit jeruk dapat menjadi alternatif untuk membunuh nyamuk. (Ahmad Ahya Al Anshori, siswa MA Kanjeng Sepuh, Sidayu/Andrik)

KITA mengetahui nyamuk banyak sekali me-KITA mengetahui nyamuk banyak sekali me-KITAnimbulkan penyakit diantaranya, kaki gajah, DBD,

dian disaring hingga ekstraknya keluar.Memasukan ekstrak kulit jeruk kedalam sem-

OBAT NYAMUK Dari KULIT JERUK DAN DAUN PEPAYA

No Konsentrasi Reaksi Waktu yang dibutuhkan pada Nyamuk hingga nyamuk mati

1 1 ;0,5 Mati 04: 29 detik2 1 : 1 Mati 06 : 463 1 : 1,5 Mati 07 : 544 1 : 2 Mati 11 : 28

Page 42: madina

42 43Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201342 43Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

DUA malam satu pagi adalah penggalan larik dari puisi Ghali Rizki Ramadhan. Siswa kelas XI-BHS SMA Nahd-latul Ulama I Gresik. Kenapa penggalan larik ini bagi saya menarik?, Adalah karena larik ini begitu bagus dan indah. Larik yang menggambarkan, betapa apa yang terjadi ada-lah sebuah hal yang perlu untuk dirayakan, dibahagiakan dan dikumandangkan. Sebuah suasana yang begitu tajam. Dan begitu membuat apa yang dipegang dan diangan gampang untuk terlepas dan tertang kap balik.

Dan di suasana itu, siapa saja yang ada dan hadir, pun larut dan tergelora. Sampai lupa detik, menit, jam dan hari. Segalanya bersicepatan seperti peluncur di atas om-bak. Saling salip dan tikung. Saling cepatdan sampai. Dan sampai pada puncaknya, pun sama-sama akan menda-patkan batas yang dirindukan. Batas yang membuat si pe-luncur tadi saling bersorak bersama. Dan bahkan menari bersama. Seperti sampainya Pencari dan Yang Dicari.

Untuk kesempatan kali ini, saya tampilkan dua puisi Ghali yang berisi tentang suasana yang saling bersicepat itu. Agar kita semua merasakan, bahwa ternyata, jika mau terbuka, dunia yang bergerak ini. Yang kadang tidak kita pahami dan abaikan, pun dapat tertangkap di dalam larik-larik puisi yang sederhana. Tapi memiliki sebuah dunia, yang mungkin jika dibentang tak akan habis, meski diba-has dengan sekian kitab dan ditambah dengan sekian kitab yang lain lagi.

Dan memang, begitulah rasahasia Yang Maha Pembuat Hidup!

Selamat menikmati.

(Gresik, 2013)

SENI BUDAYA SENI BUDAYA

PUISI GHALI RIZKI RAMADHANSISWA KELAS XI-BHS

SMA NAHDLATUL ULAMA I GRESIK

Nyanyian JiwaTerlelap dalam sunyinya kegelapanTerbangun dari sunyinya kegelapanDiriku mencari angan-anganMenari-nari kegilaan

Malam-malam menyelimutiSeakan-akan dua malam satu pagiWaktu memang singkatDengan tak sadarnya kembali ke titik nol

Jiwa-jiwa bernyanyiUntuk memanggil dirikuJiwa-jiwa menariUntuk menggoda diriku

Bayangan angan yang tertulis di jiwaku“Aku masih disini, berdiri disini dan tetap di siniBukankah kau masih menari dan bernyanyi?Aku disini untuk meminjam waktu, bukan untuk bernyanyi.”

Diriku kini telah pergiSatu malam satu pagi telah kembaliJiwa-jiwa mungkin tidak mengertiTidak mengerti apa itu menari dan bernyanyi

Terima kasih telah meminjamkan waktuBernyanyilah wahai jiwa-jiwaMenarilah wahai jiwa-jiwaDengan sadarnya waktu kembali ke titik A

832813551KMBukan main rasa senangkuKucoba berbagi dengan temankuSerunya menari dan bernyanyiBahagia

Canda temanku mendengar ceritakuTertawa berkentut-kentutIni memang cerita lucuTentang hidupku ini

Mungkin kau akan mengertiAda sesuatu yang mengganjalTentang mimpikuMimpi berjalan sambil bermain kata hingga 832813551KM

Semua tertawa mendengar ituAngka mustahil untuk berjalanApakah kamu bisa membantu mereka ?Apakah kamu bisa mengungkapkan perasaanku ?

Suatu saat kau akan menyadiri 832813551KMAku mendapatkan itu setelah mendapatkan 8 25 15 21 11 1Sebuah angka yang berbeda seperti alphabetNamun memliki arti yang sama

DUA MALAM SATU PAGIOleh Mardi Luhung

Untuk kesempatan kali ini, saya tampilkan dua puisi

Page 43: madina

42 43Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201342 43Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013 43Edisi iV - PEbruari 2013

ADA sebuah pepatah menarik, “Jika berjalan hati-hati.” Jangan sampai terjatuh Maka sering-seringlah bertanya. Agar tidak tersesat. Dan ke-cewa di kemudian hari. Sebab jika kecewa niscaya dirimu akan memulai lagi dari awal. Padahal, umur bergerak ke depan. Umur tak pernah ber-henti. Dan umur selalu mengarah pada batasnya.

Dan di kotaku, Gresik,jalan itu demikian ban-yak. Berzigzagan. Bertikungan. Berpotongan. Dan berhubungan antara satu dengan lainnya. Jadinya, jika tidak hafal jalan yang banyak itu, dirimu pasti tak akan sampai di tempat yang kau tuju. Muter-muter. Tak jelas mau ke mana. Mau ke Sidayu, sampainya di Cerme. Mau ke Cerme, sampainya malah ke Manyar.

Lain itu, seperti juga ajaran Islam, namailah apa yang ada dan kau kenal dengan semestinya. De ngan yang indah. Dan penuh berkah. Begitu jugalah dengan jalan yang banyak di kotaku. Juga diberi nama dengan nama yang indah, penuh berkah dan bermakna. Maka tak usahlah heran, jika dirimu berjalan di kotaku, maka nama-namanya (terutama jalan yang lama) pun terasa penuh makna.

Dan makna itu, umumnya mengarah ke nama orang. Atau tokoh yang menjadi pa-nutan di tempat itu. Ada tokoh Sindujoyo, KH Kholil, AKS Tubun, KH Imam Syafi i, H Samanhudi, KH Kholil dsb. Dan tokoh-to-koh ini tentu saja bukan tokoh sembaran-gan. Melainkan, tokoh yang benar-benar terpilih. Dan selalu menjadi inspirasi bagi siapa saja (termasuk) dirimu yang berjalan di jalan itu.

Tapi, persoalannya jadi beda, jika kita memasuki beberapa perumahan yang kini banyak bertebaran di Gresik. Kenapa? Karena di perumahan itu, dirimu tidak lagi bertemu dengan jalan yang bernama tokoh. Melainkan, nama ikan, batu-batu mulia, bahan bangunan, pulau-pulau atau malah cuma blok A, B, C dan D. Lalu in-spirasi apakah yang bisa dirimu dapatkan?

Hmm, tentu saja, barangkali seperti perkembangan waktu yang begitu cepat. Dan begitu tak lagi terdeteksi, maka di-

rimu (dan mungkin kita semua) mesti menemukan inspirasi sendiri. Apakah de ngan nama-nama ikan itu kita bisa mengingat pantai kita. Atau dengan nama-nama bahan bangunan itu,kita bisa berpikir tentang kota yang bersih, aman dan sehat.

Dan selebihnya, dirimu pun mesti paham, jika pada saat ini, jalan-jalan yang ada (terutama gang-gangnya) pun sudah lapang. Malahan hampir semuapun sudah dipaving dan diplester. Jadinya, tanah sudah tak lagi terlihat. Dan resapan air (jika hujan) pun sudah habis. Jadinya, seperti pepatah di atas: “Hati-hatilah jika berjalan”, pun masih perlu untuk diperhatikan. Dan dipahami bukan sebagai hasil kebudayaan pikiran (nasehat) yang pasif. Melainkan aktif dan terus mencari ben-tuknya yang baru.

Dan bentuk itu akan selalu membuat dirimu (dan juga kita semua) teringat pada pesan Rasu-lallah, bahwa: “Hari ini mestilebih baik daripada hari kemarin. Dan hari esok juga mesti lebih baik daripada hari ini.” Sampai kita sama-sama paham, mengapa jika saat ini begitu banyak kotoran kuc-ing yang bertebaran di gang-gang kampung yang sudah terpaving dan terplester? Dan mengapa pula ada juga, sebuah jalan di sebuah perumahan (yang cukup baik) tak mencantumkan nomer 13 bagi salah satu rumah di jalan itu?

(Gresik, 2013)

SENI BUDAYA SENI BUDAYA

NASEHAT DARI JALAN-JALAN DI KOTAKU

Oleh Mardi Luhung

Nama jalan yang beragam menghilangkan pesan kesejarahan di Gresik.

Page 44: madina

44 45Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201344 45Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201344 Edisi iV - PEbruari 2013

JENDELA ETALASE

Bayi itu lahir di atas kapal yang sedang ber-layar, bukan ditemukan sedang mengapung di atas lautan. Dia diasuh dan dibesarkan se-orang saudagar kaya asal Tandes, bukan be-

rarti dia berasal dari keluarga miskin harta dan mis-kin derajat. Dia adalah cucu Raja Blambangan atau keturunan kelima dari Raja Majapahit Hayam Wu-ruk. Meski berdarah raja besar, bukan berarti pada masa kecilnya dia gila hormat, rakus harta dan suka memburu jabatan.

Dia adalah pemuda ganteng, sederhana,mulia akhlaqnya idola para gadis remaja, bahkan ibu ang-katnya Ki Ageng Pinatih pun terpesona dengan ke-pribadiannya. Namun bukan karena penampilannya yang ganteng, dalam sehari dua kali dia duduk di atas pelamin untuk menikahi dua wanita berbeda dari to-koh berbeda pula. Dewi Wardah adalah putri pejabat Kerajaan Majapahit Ki Bungkul dan Dewi Murtasyiah putri kesayangan Sunan Ampel yang dinikahi secara bersaamaan, adalah taqdir yang harus dilalui agar misi suci dakwah Islamiyah berkembang lebih cepat.

Dia adalah ahli fi qih, keras dalam mengambil keputusan bidang hukum-hukum agama, bukan se-orang juru dakwah yang lebih toleran terhadap infi l-trasi ajaran Budha dan Hindu. Dan dia adalah seorang raja, bukan raja mahadiraja yang berkuasa untuk meme rintah dan mengendalikan sebuah wilayah. Dia adalah Ketua Dewan Waliyullah menggantikan po-sisi Sunan Ampel, bukan Sunan Kalijaga yang tidak memiliki jabatan di pemerintahan tetapi namanya lebih moncer dan pamornya telah menenggelamkan kebesaran putra Maulana Ishaq ini.

Lelaki ini sejak kecil dididik dan dibesarkan Ki Ageng Pinatih untuk mengembangkan sayap bisnis-nya ke pelbagai kota di daratan Pulau Jawa maupun ke luar pulau. Sebagai putra mahkota raja rempah-rempah di zaman itu, dia satu-satunya anak yang di-harapkan meneruskan dan membesarkan usaha yang telah menggurita di segala bidang, tetapi di dalam dirinya telah tertanam jiwa seorang raja dan ulama, sehingga pupuslah asa Ki Ageng Pinatih untuk men-jadikannya seorang pedagang besar yang disegani.

Penulis sengaja mengajak pembaca untuk berimaji-

nasi tentang dialog-dialog yang menghidupkan kisah-kisah yang cenderung kaku dan kurang berwarna. Penulis membuka tabir bagaimana perasaan Sunan Giri saat melihat sang gadis pujaan yang juga putri gurunya Sunan Ampel. Prilaku Joko itu menyingung perasaan Ki Ageng Pinatih yang takut ditinggal putra kesayangannya itu. Meski sebenarnya ketakutanya itu didasakan pada perasaan batinnya yang selalu mem-bayangkan kehadiran Joko Samudra masuk dalam lubuk hatinya paling dalam.

Gaya penulisan novel, bisa memasukkan banyak sisi kehidupan seseorang termasuk warna romannya. Gaya bahasa yang digunakan sangat ngepop. Pemba-ca akan tertarik mengikuti alur cerita, sehingga pem-baca yang semula tidak berminat untuk membaca, akhirny tertarik juga membaca kisah hidup Sunan Giri..

Namun dari sisi lain, gaya penulisan novel, ima-jinasi dan opini penulis sangat liar menggambarkan situasi zaman dahulu agar hidup di tangan pembaca. Seringkali pembaca terkesima dengan novel yang berlatarbelakang sejarah sehingga membuatnya lupa tentang kebenarannya. Itu sebabnya, untuk mencari kebenaran sejarah lewat karya novel adalah jalan lain untuk menggali kebenaran sejarah.

Tetapi niat baik penulis untuk membangkitkan se-mangat membaca buku sejarah para tokoh perlu di-apresiasi positif asalkan didukung refrensi yang kuat dan memiliki akurasi data yang kuat. Apalagi, kisah Sunan Giri yang ditulis Yudhi AW ini adalah tokoh beda penuh kontroversial, baik saat kelahirannya maupun saat menjadi remaja, saat dewasa dan saat menjadi pemimpin para wali dan saat menjadi pen-guasa Giri Kedaton. (nf)

Judul Buku : Giri Raja dan Sunan Besar yang TerlupakanPenulis : Yudhi,AWPenerbit : Diva PresCetakan : pertama/2011Jumlah Halaman : 360

Giri Wali Yang Beda

44 Edisi iV - PEbruari 2013

Page 45: madina

44 45Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201344 45Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

JENDELA ETALASE

45Edisi iV - PEbruari 2013

SMA Assa’adah Penjaga AswajaPENDIDIKAN bagi Nahdlatul Ulama

(NU) adalah pilar untuk mewujudkan masyarakat mandiri. Di samping itu, pendidikan merupakan sarana kaderi-sasi yanag efektif. Maka dari itu, SMA Assa’adah, Bungah, didirikan untuk membentuk kader Aswaja yang tangguh demi masa depan NU yang gemilang.

Pada tahun 1981 lembaga pendidi-kan yang berada di bawah naungan YPP Qomaruddin itu didirikan. “Kare-na banyak sekali lulusan dari Madrasah Tsanawiyah NU yang melanjukan ke Sekolah Menengah Atas di luar NU. Hal ini menjadi keperihatinan para kiai. se-hingga didirikanlah SMA Assa’adah di Qomaruddin,” kata Ah. Ibrahim, Kepa-lah Sekolah SMA Assa’adah.

Kesadaran untuk mengamalkan dan mengembangkan ajaran Ahlus-sunnah Waljama’ah pada masyarakat masih tinggi. Itu sebabnya, para kiai sepuh, khususnya keluarga besar Pondok Pesantren Qomaruddin pri-hatin dengan animo santri yang in-gin melanjutkan studinya ke sekolah yang bernuansa skuler.

Apalagi, lanjut dia, di Bungah, jum-lah SMA yang dikendalikan NU saat itu belum banyak. Para santri setelah luus tsanawiyah terpaksa melanjutkan pen-didikannya ke SMA yang tidak men-gajarkan Aswaja. Upaya untuk menga-tasinya, pengurus yayasan mendirikan Lembaga Pendidikan SMA di YPP Qo maruddin. Gedung SMA tersebut dibangun satu kompleks dengan Uni-versitas Qomaruddin, di Jalan Raya Bungah No. 01 Bungah Gresik.

Di tengah persaingan pendidi-kan negeri dan swasta, ternyata mi-nat masyarakat masih sangat tinggi masuk sekolah di SMA Assa’adah. Itu terbukti dari jumlah siswa yang mendaftar di kelas sepuluh. Pada awal tahun ajaran baru, kurang lebih tiga ratus tujuh puluh dua siswa yang masuk menjadi murid baru. Jumlah ini, jika ditotal mulai dari kelas sepu-luh sampai kelas dua belas, mencapai seribu empat puluh tiga siwa yang menimbah ilmu di SMA Assa’adah.

Hal ini, menurut Ibrahim, diang-

gap wajar. Lembaga pendidikan yang berada dalam naungan YPP Qomarud-din tersebut meskipun terbilang kental dengan pendidikan pesantren, ternyata tidak kalah kualitasnya dengan lem-baga pendidikan formal lainnya. Se-lain memupuk ajaran Aswaja, namun tidak mengabaikan perkembangan ilmu pengetahuan umum.”Jadi kami di sini masih memegang prinsip Al-muhafad-hah ‘ala al-qadim ash-shalih wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah,” ujarnya.

Menurut lulusan Univrsitas Malang ini saat ditemui di ruang kerjanya me-negaskan prinsip tidak meninggalkan budaya lama yang baik, namun tetap mengambil budaya baru yang lebih baik, semakin mempertegas visi dan misi perjuangan lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Dengan prinsip tersebut, siswa siswi SMA Assa’adah selama ini mampu bersaing dengan pe-serta didik di luar lembaga pendidik an yang tidak berlabel pesantren.

“ Apa yang menjadi ciri khas dari era modern sekarang ini tidak jauh dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dan SAM Assa’adah sebagai representasi dunia pesantren mampu mensejajarkan posisinya dengan dun-

ia pendidikan modern,” tuturnya.SMA Assa’adah, menurut Ibrahim,

dalam bidang karya tulis ilimiah popu-ler dengan tema ilmu pengetahuan dan teknologi maupun tema sosial tidak ka-lah hebatnya dibanding dengan siswa-siswi dari lembaga pendidikan lainnya. Begitu pula denga karya tulis bidang seni budaya dan sastra, semisal puisi dan cerpen. “Hanya saja, hasil karya tersebut masih menjadi konsumsi pe-serta didiknya sendiri. Memang belum ada yang diikut sertakan lomba karya ilmiah. Tapi yang pasti, SMA Assa’adah pernah menjadi wakil dari Kabupaten Gresik, untuk Olimpiade Sain Nasional (OSN) di tingkat Propinsi,” jelasnya.

Sedangkan dalam kegiatan ekstra kurikuler Pramuka, siswa siswi SMA Assa’adah pernah juara satu dalam lom-ba “Pramuka Kreative” di ITS. “Itu meru-pakan bukti bahwa lembaga pendidikan yang berlabel pesantren tersebut tidak kalah dengan SMA lain,” tegasnya.

SMA Assa’adah, sudah menunjuk-kan bahwa dirinya dapat mencetak generasi terbaik. Tidak sedikit alum-nusnya yang berhasil secara akade-mik, seperti DR Mudlofar Basuni. (Sodiqin)

Siswa-siswi SMA Assa’adah giat berlatih pramuka.

Page 46: madina

46 47Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201346 47Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

DESA berwawasan pendidikan yang sukses diujicaobakan di Sido-mulyo, Kec. Sidayu, kini akan dijadi-kan pilot proyek pengembangan desa pendidikan di Gresik. Pemkab Gresik menyiapkan program satu kecamatan satu desa berwawasan pendidikan. Seluruh camat dan kepala UPT Dinas Pendidikan pada pertengahan Januri diberi sosialisasi tentang program yang digagas dewan pendidikan.

Konseptor Desa Berwawasan Pen-didikan Ir. Muhammad Hamdan dalam acara sosialisasi di Gedung Ainul Yakin Dinas Pendidikan menuturkan, bahwa konsep desa berwawasan pendidikan ini sebagai upaya Dewan Pendidikan Gresik untuk mengarahkan masyarakat agar memiliki wawasan pendidikan. Jika sudah memiliki wawasan, maka di dalam diri masyarakat itu akan berdaya.”Masyarakat berdaya adalah masyarakat yang mandiri, demokratis dan berbudya,” kata Hamdan.

Setelah berdaya, maka akan muncul pembudayaan terhadap nilai-nilai kebai-kan, norma hukum, norma agama dan norma sosial pada diri setiap warga.”Jadin desa berwawasan pendidikan ini berpi-jak ada tiga komponen, yaitu wawasan, pemberdayaan serta pembudayaan terh-adap nilai-nilai kebaikan,” tutur mantan anggota legislatif ini.

Wakil Ketua Dewan Pendidikan Gresik Drs.H Ali Afandi, M.Pd, men-jelaskan, untuk memilih satu kecamatan satu desa berwawasan pendidikan hen-daknya dikomunikasikan melalui forum informal dengan aparat pemerintahan desa. Komunikasi dengan kepala desa, merupakan langkah awal yang harus dilakukan sebelum bertemu dengan yang lain.”Jadi pendekatannya sangat hati-hati sehingga tidak memunculkan penolakan-penolakan sejak awal. Jika kades setuju dan didukung BPD, maka jalan semakin lapang,” jelasnya.

Kedua, setelah perangat desa setu-ju maka ajaklah tokoh masyarakat, ulama, kiai, pengurus ormas dan se-bagainya untuk memusyawarahkan gagasan mendirikan desa berwa-wasan pendidikan. Komponen paling akhir yang wajib diajak bicara adalah masyarakat itu sendiri.”Jangan sampai ada sejak awal-awal suda ada tokoh

masyarakat yang menolak. Kalau bisa kelompok vokalis itu direkrut menjadi pantiti inti,” saran mantan Sekretaris Dinas Pendidikan Gresik ini.

Persoalan teknis yang sering mun-cul adalah, sikap pesimistis terhadap program ini. Tim desa hendaknya bisa meyakinkan masyarakat bahwa program desa berwawasan pendidi-kan diselenggarakan dari masya-rakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat.”Masyarakat harus paham bahwa program ini tidak untuk siapa-siapa tetapi hanya untuk putra-putri-nya sendiri yang akan hidup di masa depan,” jelas Ali Afandi meyakinkan.

Sebagai pelaksana harian Desa Berwawasan Pendidikan di Sidomu-lyo, Sidayu, pihaknya sering mendap-at masukan terkait dengan jam wajib belajar yang dimulai pukul 18.00 sam-pai dengan pukul 20.00. Sering anak-anak tidak segera belajar, meskipun sudah pukul 18.00. Setelah diselidiki ternyata sirine belum bunyi, begitu pula anak-anak sering tidak mau ber-henti belajar karena sirine terlambat membunyikannya.

“Selama jam wajib belajar itu, desa menurunkan satgas untuk memantau ru-mah-rumah warga yang menyalakan tele-visi, Jika ditemukan maka, akan diinfor-masikan bahwa warga yang menyalakan televisi itu di lain waktu harus mematikan saat jam belajar,” kata Ali Afandi.

Dalam pengamatan Ali Afandi, program bagus ini lebih gampang di-operasionalkan, jika semua pelaksana di lapangan memiliki team work yang bagus. Komunikasi terus dijalin antar team agar tidak terjadi salah paham. “Selain itu, desa berwawasan pendidik-an ini perlu didukung peratusan desa, sebagai pijakan hukum bagi pelaksan-aan program. ” kata Ali Afandi.

Karena program desa berwawasan pendidikan ini baru dilounching akhir tahun lalu, disepakati bahwa kunci sukses pelaksanaan program ini ada pada kesadaran warga. Hal ini sekali-gus sebagi jalan untuk tidak mengobral sanksi hukum bagi yang melanggar aturan main.”Kita tidak mendahulu-kan hukuman jika terjadi pelangga-ran, karena yang kita inginkan adalah kesadaran,” jelas Ali Afandi.

Kepala Dinas Pendidikan H Nadlif, M.Pd mengatakan, bahwa desa ber-wawasan pendidikan yang dioperasi-kan di Sidomuyo itu sudah banyak yang merespon, terutama dari desa-desa yang memiliki semangat tinggi untuk meningkatkan mutu SDM le-wat pendidikan.”Pak Bupati sudah menyarankan agar pada tahun ini, setiap kecamatan berdiri satu desa berwawasan pendidikan. Jika lebih dari satu desa yang ingin mendiri-kan dalam satu kecamatan tetap akan didukung,”jelasnya. (tim mdn)

OTONOMI MA’ARIF OTONOMI MA’ARIF

Bentuk Satu KecamatanSatu Desa Pendidikan

Ketua Dewan Pendidikan KH A Fathoni AS bersama Bupati DR H Sambari Halim Radianto, M.Si dan tokoh masyarakat meresmikan Desa Berwawasan Pendidikan di Sidomulyo, Sidayu.

Page 47: madina

46 47Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201346 47Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

MENTRI Pendidikan Nasioanl dan Kebudayaan, Prof. DR M Nuh dalam acara sosialssai kurikuluim 2013 si Ge-dung SG akan mentaati perintah Mahkamah Konstitusi untuk menghapus Rintisan Sekolah Berbasis Internasional (RSBI). Namun Mendiknasbud mengakui jika keputusan penghentian RSBI ini merupakan langkah pembunuhan kreatifi tas.

“Kalau memang ada yang salah dalam pelaksanaan RSBI, soal biaya misalnya akan dicarikan jalan yang diper-kirakan bisa dijangkau masyarakat supaya RSBI tetap terselenggara dengan baik. Jangan dibunuh dulu, biarkan kreatifi tas ini tumbuh dulu,” kata M Nuh.

Pada waktu pertemuan keluarga alumni UII, di Ja-karta, mantan Rektor ITS ini menyampaikan keluhannya kepada Prof.DR Mahfud MD Ketua MK terkait keputusan-nya tentang nasib RSBI. Persoalannya adalah, saat ini pemerintah sedang berupaya meningkatkan mutu pen-didikan dengan mendirikan sekolah unggulan bernama RSBI.”Masalahnya mengapa pasal 50 (3) UU Sisdiknas yang mengatur sekolah unggulan itu dihapus,” jelasnya.

Diakui dalam pasal 50 ayat 3 UU Sisdiknas itu, mem-berikan tugas agar di setiap kabupaten minimal ada satu sekolah unggulan berbasis internasional. Sekolah interna-sional ini sampai sekarang belum didirikan, sebab untuk mempunyai SBI perlu dibuat langkah bertahap seperti membentuk sekolah rintisan. M Nuh menganggap pen-erapan Pasal 50 ayat 3 UU No 20 tahun 2003 tidak ber-tentangan dengan UUD 45. “Walau pun saya bukan ahli hukum. Bertentangan dengan UUD, gimana ceritanya itu.Ttapi saya renungi apa dosa kita?” katanya.

Dia menceritakan asbabun nuzul UU Sisdiknas.. UU itu dilandaskan pada nilai dan semangat reformasi. Indone-sia harus bangkit dengan segala bentuk permasalahan dan keterbelakangan. Salah satu yang mendukung upaya ke-bangkitan itu dengan cara melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.“SDM yang berkualitas hanya bisa dilahirkan oleh sekolah yang berkualitas juga. Nah, itulah yang kemudian ditafsirkan melalui RSBI,” terangnya.

Untuk itu, meski MK telah membatalkan UU yang mengatur RSBI, Nuh menegaskan proses dan sistem pendidikan yang ada dalam RSBI tetap akan berjalan. Alasannya, semangat membangun SDM berkualitas melalui RSBI merupakan suatu keharusan. “Program RSBI diberi kesempatan hingga tahun pelajaran 2012-2013 (transisi), itu terpenting. Karena tidak bisa serta merta distop,” kata Mendikbud M Nuh.

Juru bicara Mahkamah Konstitusi (MK), Akil Mochtar mengungkapkan alasan MK meng-abulkan gugatan terhadap status Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) dan Sekolah Ber-standar Internasional, karena adanya status tersebut

memunculkan diskriminasi dalam pendidikan dan mem-buat kasta di lembaga pendidikan. “Penggolongan kasta dalam sekolah seperti SBI, RSBI dan Sekolah Reguler itu bentuk diskriminatif dan bertentangan dengan konstitu-si,” kata Akil.

Dia menambahkan, RSBI yang sudah ada kembali menjadi sekolah biasa. Pungutan karena sistem RSBI, lan-jutnya, juga harus dibatalkan. Pasalnya, pungutan terse-but merupakan bentuk ketidakadilan terhadap hak untuk memperoleh pendidikan yang setara.

“Hanya siswa dari keluarga kaya atau mampu yang mendapatkan kesempatan sekolah di RSBI atau SBI yang merupakan sekolah kaya atau elit. Sedangkan siswa dari keluarga sederhana atau tidak mampu hanya memiliki kesempatan diterima di sekolah umum (sekolah miskin),” ungkapnya.

Selain itu, penekanan Bahasa Inggris bagi siswa di sekolah RSBI atau SBI dinilai sebagai bentuk pengkhi-anatan terhadap Sumpah Pemuda tahun 1928. Sumpah pemuda tersebut dalam salah satu ikrarnya menyatakan berbahasa satu yaitu bahasa Indonesia. Sebab itu, lanjut-nya, seluruh sekolah di Indonesia seharusnya mengguna-kan bahasa pengantar bahasa Indonesia.

“Adanya aturan bahwa Bahasa Indonesia hanya diper-gunakan sebagai pengantar untuk di beberapa mata pela-jaran seperti pelajaran Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Seja-rah, dan muatan lokal di RSBI/SBI, maka sesungguhnya keberadaan RSBI atau SBI secara sengaja mengabaikan peranan bahasa Indonesia dan bertentangan dengan Pasal 36 UUD 1945 yang menyebutkan bahasa negara adalah bahasa Indonesia,”pungkasnya.(nf/KCM)

OTONOMI MA’ARIF OTONOMI MA’ARIF

BATALKAN RSBIMK Dituding Bunuh Kreatifi tas

Sekolah RSBI yang harus dikembalikan menjadi sekolah regular, karena pelaksanaannya tidak sesuai UUD 45.

Page 48: madina

48 49Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201348 49Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

PAK ROFIK, begitu banyak orang memanggilnya, se-pintas tak ada yang menarik dalam dirinya. Pakaiannya sederhana, berkacamata dan kemana-mana menggunakan sepeda montor buntut berkeliling dari satu rumah ke ru-mah untuk menghidup-hidupi madrasah sekaligus mencari hidup dari madrasah.

Demikianlah Muhammad Rofi k Maji (53) bekerja meng-hidupi rumah tangganya. Profesi yang ditekuninya disebut Jungut atau juru pungut. Awalnya Rofi k tidak menginginkan menjadi seorang Jungut, namun permintaan dari Yayasan Mi Sunan Guru untuk mencarikan dana agar madrasah ini bisa hidup, maka dia pun menyanggupinya. “Mereka datang ke saya sudah tak terhitung lagi, mungkin 100 kali agar mau menolong mencarikan dana dari donatur,” katanya.

Menurut Raofi k kondisi madrasah ini sangat memperi-hatinkan. Gurunya pernah 2 bulan tidak menerima gaji, sebab dana kasnya selalu minus. Selain itu, lembaga formal ini memiliki anak asuh yang cukup banyak. Hampir 75% siswanya tidak mampu membayar uang sekolah. Kefakiran orang tua dan derita siswa itu menyebabkan beberapa siswanya ada yang pindah agama, karena disekolahkan ke lembaga pendidikan non Islam yang lebih menjanjikan.

Dari situlah suami Siti Rahayu setiap hari selalu berkel-liling kota Gresik untuk mencari donator dan mengambil sumbangan. Setiap hari dia mendatangi antara 4 – 5 orang di kawasan Dahan Rejo, Dinari, Tenger, Sukomulyo dan lainnya untuk mengambil sumbangan antara Rp 10.000 sampai Rp 250.000/orang.

Donatur yang didatangi, menurut dia beragam profesi-nya. Ada yang menjadi dokter, notaris, karyawan, ibu ru-mah tangga, pemilik toko onderdil, dealer sepeda motor, pelajar dan lainnya. Infaq para dermawan itu ada yang diberikan setia bulan, 3 bulan bahkan ada yang menyum-bang setiap 6 bulan sekali.

“Jadi jungut ada enaknya, ada juga tidak enaknya, ada perasaan malu juga. Misalnya saat mengambil sumbangan ke dokter, harus nunggu pasien habis dulu, bahkan di sang-ka pasien padahal mau ambil sumbangan”, kata Rofi k.

Apalagi saat mencari dinatur baru, Rofi k seperti sales yang menjelaskan latar belakang MI Sunan Giri yang ke-banyakan siswanya di bawah garis kemiskinan. Diakui cara mencari dermawan sederhana, tidak seperti lembaga infaq, zakat dan shodaqah yang dikelola dengan profesional. Ber-kat usahanya itu, sampai saat ini jumlah donatur yang di-himpun Rofi k mencapai 157 orang.

Memperjuangkan lembaga pendidikan Islam menurut dia harus diiringi hati tulus ihlas. Sebab, lanjut Rofi k, men-cari donatur baru bukan persoalan gampang begitu pula dengan donatur lama yang harus dijaga jangan sampai ber-

henti menginfaqkan sebagian rizkinya.”Modalnya adalah kepercayaan. Sekali kita tidak dipercaya, maka selamanya tidak akan dapat donatur,” katanya.

Langkah membangun kepercayaan itu, setiap bulan Yayasan MI Sunan Giri menerbitkan Majalah Tegar. Isinya selain berita kegiatan sekolah, diinformasikan juga ten-tang jumlah perolehan dana dan penggunaannya, sehingga transparasi anggaran ini membuat khalayak bertambah mantab untuk berinfaq.”Lewat majalah itu juga dibuka lowonga menjadi jungut, namun sampai sekarang tidak se-orang pun yang melamar untuk menjadi jungut,” ujarnya.

Dari profesi jungut itu, ada berkah yang didapatkan oleh Rofi k. Tali silaturahim yang terjalin dengan para donator seperti keluarga sendiri. Teman dan koleganya bertambah banak, tidak hanya di Gresik tetapi sampai luar pulau. Se-lain upah jungut itu, ada beberapa donator yang welas asih memberi tambahan rizki khusus Rofi k.

Meski keliling jadi jungut dia tidak pernah absen mam-pir ke warung kopi. Dia memiliki hobi menggunting berita koran atau kliping, terutama berita tentang gerak langkah Gus Dur sejak menjadi Ketua PB NU sampai lenger dari kursi presiden. Hasil klipingnya itu diterbitkan Ponpes Tebu Ireng pimpinan Gus Sholah dengan judul “Jurus Mabuk Ala Gus Dur.“ Buku setebal 566 halaman itu seba-ian besar sudah terjual.

Kecintaanya dengan Gus Dur begitu menggebu-gebu. Setelah bertemu Gus Dur dua kali, dia melukis sebanyak 50 gambar Gus Dur dalam berbgai bentuk dan ada lukisan Gus Dur – Sinta Nuriya ditawar Rp 6 juta. Selain itu, Rofi k mengadakan lomba karikatur dan penulisan puisi Gus Dur.“Pameran lukisan Gus Dur juga pernah saya gelar di GNI. Ternyata aura Gus Dur, meskipun sudah wafat, tetap hidup bersama rakyat,” jelasnya.(Choi)

TOKOH KITA TIPS N TRIK MA ‘ARIF

Muhammad Rofi k Maji

MENCINTAI GUS DUR BERAWAL DARI JUNGUT

Rofi k Madji menekuni jungut sehingga dia mencitai Gus Dur.

Page 49: madina

48 49Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201348 49Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

TOKOH KITA TIPS N TRIK MA ‘ARIF

Kungfu Matematika Menghitung Kuadrat 100 sampai 110Kalau edisi yang lalu, kita sudah membahas tentang kuadrat bilangan yang berakhiran 5, kuadrat 40 sampai 50, kuadrat angka 90 sampai100.sekarang kita meneruskan bagaimana cara menghitung kuadrat 100 sampai 110 dengan cara yang cepat ?Misal menghitung 104 kuadrat = 1042dengan cara lama kalian bisa memakai perkalian biasa 104 104_____x 416 000104_____+10816

dengan cara kungfu matematika, caranya cepat dan sederhana :Contoh :10421) angka terakhir pada 104 adalah 4, kalikan dengan 2, maka 4 x 2 = 8, 1082) letakkan angka 4 kuadrat (42) di belakang angka 108 menjadi 10816 (sama hasilnya dengan perkalian sebelumnya )bagaimana dengan contoh lainnya? apa ini cuma berlaku untuk angka 104 saja?Tidak, ini berlaku untuk semua bilangan mulai 100 sampai 110. silakan dicoba sendiri dan kuasai teknik kungfunyaContoh lainnya :108 kuadrat = 1082108 angka 8 dikali 2 dan menjadi 116, letakkan 82 = 64 di belakangnya, menjadi 11664

Kungfu Matematika Menghitung akar Kuadrat a. Gunakan Metode bintangCoba perhatikan kuadrat dari 23 yaitu 23 x 23 = ……….2323—xi : 3.3 = 9X: 2.3 + 3.2 = (1)2i: 2.2 = 4Jadi = 529Kita akan menghitung sebaliknya

akar 529 = … … …?Mari kita gunakan teknik bintangdari kiri ke kana:i : 2.2 = 4(5 – 4 = 1)X:2…2…— x= 12

Tentu kita tahu berapa titik-titik tersebut,2323—x=12(12 – 12 = 0)i:3.3 = 9(9 – 9 = 0)Jadi akar 529 = 23 (selesai).berapakah akar 2209?i:4.4 = 16(22 – 16 = 6)X:4…4…—x=604747—x= 56(60 – 56 = 4)i:7.7 = 49(49 – 49 = 0)Jadi akar 2209 = 47 (selesai)Tentu saja kita dapat juga menghitung akar 2 misalnya. dengan bintang tiga dapat dengan asyik menemukan,akar 2 = 1,41b. Metode NewtonMetode Newton adalah metode tingkat tinggi yang bukan bahan ajar untuk siswa dasar tapi bisa dipahami tingkat sekolah menengah. Kita akan mengambil contoh sederhana saja.x2 = 2x2 – 2 = 0untuk menghitung akar 2,x(b) = x – k/2xdi manax(b) adalah x berikutnya atau akar yang

kita carix adalah perkiraan akar yang kita hitungk adalah koreksik = x2 – 2Mari kita mulai menghitung akar 2 dengan x = 1,x(b) = 1 – (12 – 2)/2.1 = 1 – (-1/2) = 1,5Jika x = 1,5 kita anggap cukup maka selesai. Tetapi bila belum memenuhi harapan maka lanjutkan.x(b) = 1,5 – ( 1,52 – 2)/2.(1,5) = 1,4167sebagai sekedar contoh sudah cukup bahwaakar 2 = 1,4167.Jika ingin lebih presisi lagi maka proses metode Newton dapat terus kita lanjutkan. Keunggulan metode newton adalah dengan cepat ia melipatgandakan digit yang benar.

c. Metode babylonMetode ini menggunakan cara pembagian dan ra ta - ra ta . Wa laupun un tuk mendapatkan hasil, langkahnya agak panjang, namun hasilnya lebih akurat. Metode ini dapat digunakan bahkan untuk bilangan berkoma secara mudah.Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:1. Misal anda diminta mencari akar dari 412. Kita sebut saja Target (T)=4122. Tentukan dugaan awal (d). untuk 412, kita pasti akan menduga d=20, karena 202 = 400.3. sekarang bagi T dengan d, sebut namanya Hasil bagi (Hb). Jadi Hb=T/d = 412/20 = 20,64. Hitung rata-rata ( r )antara Hasil bagi dengan dugaan. Jadi r=(d+Hb)/2 = (20+20,6)/2 = 20,35. Hitung Error, yaitu nilai absolut (Hb-r). artinya selisih antara Hasil bagi dan rata-rata.6. Kembali ke Langkah 2, dengan dugaan (d) diisi Hasil bagi. Maka akan ketemu Error baru.7. Perhitungan dihentikan bila error yang terjadi cukup kecil, misalkan 0,0001.sebetulnya, untuk menyelesaikan akar kuadrat, masih banyak metode lagi. Tinggal cara mana yang paling mudah dipahami. Kita lanjutkan pada edisi berikutnya.

Kung u MatematikaOleh : Moh. Nasihuddin

Page 50: madina

50 51Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201350 51Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

Setelah kami menempuh per-jalanan bersejarah ke negeri “tirai bambu” China yang se-jak lama mengajari banyak hal

ke masyarakat Indonesia, kini kami belanja ilmu ke negeri yang pernah nyantri ke Indonesia. Singapura dan Malaysia, dua negara ASEAN yang sudah menginternasional ini, tum-buh dan berkembang pesat, karena sistem pengelolaan pendidikan nya yang unggul, sehingga berhasil men-cetak SDM kaliber dunia.

Kami, para Kepala SMA yang ber-naung di bawah LP. Ma’arif NU Ca-bang Gresik, berangkat menggali potensi dan budaya ke Negeri “jiran” Singapura dan Malaysia. “Setelah ilmu nenek moyang kami diserap dan dikembangkan masyarakat jiran, sekarang justru kami tertingggal dan berbalik ingin belajar ke sana dalam berbagai hal,” gumamku.

Dan untuk kali ini, jumlah “pasu-kan” yang dikirim semakin banyak. Ada Pak Nasih dari SMANU 1, Pak Ibrahim dari SMA Assaadah, Pak Kirom dari SMANU 2 dan Pak Sholih dari SMA Kanjeng Sepuh serta Bu Siti Zahratul dari SMA Darussalam.

Dalam daftar rombongan, juga ada Pak Nuripan dari SMA Al Azhar, Pak Misbah dari SMA Hidayatus Salam dan tak lupa ibu kita yang energik Bu Sho-lihah dari SMA Maarif. Pak Rahmat dari SMA PGRI dan pak Yani SMAM 4 juga kami ajak belanja ilmu ke negeri tetangga, walau bukan dari LP Maarif, tetapi keduanya sangat konsen dengan perkembangan pendidikan.

Perjalanan kali ini, kami dikawal Mas Ismoyo dari Dynasty Singapura yang memandu dengan sabar dan ramah. Pukul 07. 00 WIB kami diwajibkan Mas Ismoyo, sudah berkumpul di Bandara International Juanda, sehingga sema-

KIBLAT MA’ARIF KIBLAT MA ‘ARIF

lam sutuk kami nggak bisa tidur karena terbuai bayangan Singapura, terlebih parjalananku kali ini didampingi Dwi Nur Aini, istriku yang setia mendam-pingi dalam suka dan duka.

Di Bandara sudah berkumpul “kon-tingen” dari kabupaten lain, termasuk Pak Fathoni. Kepala Sekolah SMA Tebuirang Jombang tempat asal Pendiri NU dan tempat peristirahat-an Gus Dur “wali” yang dikeramat-kan orang NU itu. tampil bercelana cekak, persis gaya anak baru gede.

Pukul 08. 30 pesawat tinggal lan-das dan terus meninggi. Aku duduk berdampingan dengan isteriku. Mes-ki sesekali pramugari itu lalu lalang menggoda mataku, tetapi “bidada-riku” ternyata tak kalah cantiknya.

Pukul 09.50 kami sampai di Ban-dara Changi Singapura. Kami di-sambut petugas bandara yang sopan, disiplin, sabar, murah senyum tapi sangat tegas. Bandaranya sangat ber-sih, semua tertata rapi, tidak saya temukan sampah dan kalau mau mi-num tinggal mendongakkan kepala, “mulut’ dibuka maka akan mengalir air dari kran secara otomatis.

“Air disana di samping untuk cuci tangan juga langsung bisa diminum. Kapan ya, di Gresik, ada PDAM yang airnya bisa langsung diminum. Waduh, jangankan diminum, airnya mengalir saja sudah bersyukur,” gumamku lagi.

Dengan Bus yang dirancang untuk wisata kami meluncur ke Sekolah In-donesia-Singapura. Di sekolah yang dikelola Kedutaan Besar Indonesia di Singapura ini, kami disambut kepala

sekolahnya yang dinamis didam-pingi staf kedutaan.

Secara umum sekolah ini hampir sama dengan sekolah di Indonesia kar-ena memang kurikulumnya mengguna-kan KTSP. Namun cara pembelajaran-nya banyak mengadopsi dari metode yang berkembang di dunia internasion-al, begitu pula dengan beberapa mata pelajarannya juga mengadopsi dari kurikulum International.”Kalau KTSP-nya sama dengan di Indonesia, meng-apa sekolah ini lebih maju,? “ tanya Nasihudin Kasek SMANU 1, Gresik.

Selain lingkungan yang memaksa peserta didik dan gurunya untuk bisa berkompetesi, seluruh guru memili-ki komitmen untuk menjadikan anak didiknya memiliki kompetensi tinggi. Kedisiplinan diterapkan bukan hanya pada orang lain tapi juga pada diri sendiri.”Siswa dilayani dengan ra-mah, sabar dan guru terus menerus menjadi pendamping bagi siswa yang sebagian besar putra-putri TKI itu,” begitu yang kutulis dalam buku catatanku.

Setelah berdiskusi panjang lebar, seperti biasa, Bu Sholohah menga-cungkan tangan dan langsung “nero-cos” dengan kata yang lugas tapi ber-makna “Gimana caranya bisa menjalin kerjasama dengan Sekolah Indonesia-Singapura?” kontan semua teman tepuk tangan melihat gaya Bu Shol saat berbicara itu.

Dijelakan, kerjasama dengan lem-baga pendidikan di Singapura tentu melalui beberapa proses. Kirimkan proposal kerjasama yang didalam-

‘BELAJA’ ILMU KE NEGRI SANG MURIDOleh : SYAMSUL ANAM, M.Pd

Kepala SMA Al Muniroh Ujungpangkah Gresik

Drs. Syamsul Anam menjalin kerja kemitraan dengan lembaga pendidikandi negri jiran.

Page 51: madina

50 51Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201350 51Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

KIBLAT MA’ARIF KIBLAT MA ‘ARIF“No..no.. hanya untuk Kebumen” timpalnya dengan

cekatan. Perjalanan di-

lanjutkan ke Must-hafa Mart. Kami semua

memborong berbagai sou-venir, seperti kaos bertuliskan

Singapura, gantungan kunci untuk oleh-oleh dan tak lupa coklat khas Singapura. Terlalu asyik belanja, uang dolar Singapura kami habis. “Pak Anam ono duit Dolar Singapu-ra ta.. ” tanya Pak Nasihudin. Aku menjawab ”ngerasakno ono aku yo kente’an kok.” Untung ada Pak Kirom yang baik hati itu menawarkan diri ”Aku ada pak, butuh berapa?.” Wow ..! kami seneng pool lebih senang lagi biDi atas bus, kami melihat teman-te-man sudah mulai kelelahan ada yang duduk melamun ada yang mendeng-kur saya lihat juga Pak Nasih duduk disamping Isterinya, Bu Zahrotul. Se-lain itu ada juga yang terus bercerita ngalor-ngidul nggak karuan sampai semua duduk tanpa suara.

Di Malaysia kami menuju ke SMK Taman Tun Dr. Ismail dan SMK Ami-nuddin Baki. Dua sekolah ini nama depannya SMK tapi bukan Sekolah Menengah Kejuruan seperti di Indo-nesia, tapi Sekolah Menengah Ke-bangsaan yang kalau di Indonesia sama dengan SMAN karena kata ke-bangsaan itu sama dengan negeri.

Di sekolah ini, seluruh siswa tidak dipungut biaya, sebab semua biaya operasional dan investasi ditanggung negara. Pengetua, sebutan untuk ke-pala sekolah dan Cikgu julukan un-tuk seorang guru, sangat gamblang menjelaskan bagaiman sekolah ne-

geri itu dikelola agar bisa mencetak manusia unggul.

Dari dua sekolah tersebut, kami dapat mengambil beberapa pelajaran yang bermanfaat yang dapat kami ceritakan sebagai berikut. Di sekolah SMK Taman Tun Dr. Ismail, kami di-terima di sebuah ruangan yang dip-enuhi berbagai ornamen bernilai seni tinggi. Di tengah ruangan, terdapat meja bundar dan di tengah-tengah persis terdapat berbagai pengharga-an dan piala.

Tata ruang seperti itu, juga dit-unjukkan saat kami berkunjung ke SMK Aminuddin Baki. Setiap tamu yang datang secara langsung dapat melihat berbagai perhargaan itu tanpa harus dijelaskan semua tamu pasti paham, bahwa sekolah tersebut adalah sekolah unggulan.

”Dalam proses KBM kami lebih ba-nyak menggunakan praktik langsung lapangan ” begitu kata Pengetua SMK TTDI Datu Hasma bin Hammam.

Untuk setiap kenaikan kelas, lanjut Datu Hasma, tidak ada siswa terting-gal karena pendidikan di sini berbasis usia. “Sedang soal kelulusan, semua siswa yang menyelesaikan progam pendidikan dinyatakan tamat. Bagi siswa yang nilainya kurang untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi di-sediakan pendidikan selama setahun yang disebut Pra University,” jelas Datu Hasma.

”Kalo di Indonesia siswa dinyata-kan lulus apabila memenuhi standar nilai yang disyaratkan dalam Ujian Nasional. Jadi banyak siswa yang stress bila sudah menghadapi Unas” begitu kata pak Sholih dari SMA KS.

Di sekolah ini jumlah guru pria dan wanitanya jauh berbeda, ”Cikgu perempuan jumlahnya 80% yang le-laki 20%,” kata Pengetua SMK AB.

Setelah puas mengeksplor pro-ses pendidikan di dua SMA tersebut kami lanjutkan jalan-jalan ke ikon Malaysia yaitu KLCC atau yang se-ring disebut dengan Menara Kembar Petronas. Di pusat perbelajaaan itu lagi-lagi kita mengambil foto dengan berbagai pose, ada yang dengan tid-ur, jongkok sampai jugkirbalik demi mendapatkan latar ujung menara yang dibangun para TKI itu.

Di perjalan kali ini kami banyak mengambil manfaat untuk peng-embangan pendidikan yang kami kelola khususnya pendidikan di ba-wah naungan LP Ma’arif NU. ###

“No..no.. hanya untuk Kebumen” timpalnya dengan

cekatan. Perjalanan di-

lanjutkan ke Must-hafa Mart. Kami semua

memborong berbagai sou-venir, seperti kaos bertuliskan

Singapura, gantungan kunci untuk

Romgongan kepala sekolah LP Ma’arif berfoto bersama di depan lembaga pendidikan yang dikelola para guru di negeri tetangga.

nya memuat profi l dan la-tar belakang sekolah.”Nggak sulit kok, yang penting ada niat bisa dijalin, apalagi Singapura dan Indonesia memiliki kerjasama ASEAN,” tulisku.

Usai acara di Sekolah Indonesia-Singapura kami lanjutkan perjalana menuju ke Meryland atau tempat wisata yang kesohor dengan patung yang dari mulutnya terus menerus keluar “air liur” itu.

Singapura dikenal dengan surg-anya belanja, sehingga kami semua mampir ke Musthofa Mart yang se-muanya dikelola keturunan “Pandit Jawaharal Nehru” Bapak Proklamator India itu. “Tapi bukan India Keling lho,” kata Kirom SMANU 2 yang pen-diam itu.

Di tengah perjalanan menuju Must-hofa Mart, kami berhenti di Masjid Siglap untuk Sholat jamak qashar Dhuhur dan Ashar. Di masjid ini, kami ditemui seorang ulama besar dan berwibawa. “Kami mempunyai banyak program untuk menggiatkan jama’ah serta memakmurkan masjid ini,” katanya.

Kami sedikit kagum, ternyata sang kiyai itu “orisinil” keturunan Indone-sia tepatnya nenek moyangnya dari Kebumen Jawa Tengah. Sang kiai juga masih ingat kampung halaman-nya dan tetap memuliakan sanak ke-luarganya di Kebumen. Setiap Hari Raya Idul Adha, misalnya, dia men-girim kambing dan sapi sampai 300 ekor “Wow itu luar biasa. bisa kami meminta juga,” celetuk Pak Misbah.

Page 52: madina

52 53Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201352 53Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

PERNAH melintasi Jl KH Cholil di pinggir utara Kota Gresik? Bukankah itu nama kiai besar rujukan ulama NU asal Bangkalan? Ya, nama tersebut adalah milik KH Mu-hammad Cholil Bangkalan yang dipakai Muhammad Mar-lichan sebagai nama laqobnya sepulang menunaikan haji. Kiai kharismatik yang dihormati ummat nahdliyiin dari Madura itu adalah tempat berguru anak yatim piatu asal Belandongan, Gresik ini.

Muhammad Marlichan menggunakannya agar tabaaru-kan, mendapat berkah dari sang guru. Harapan itu terca-pai, KH Muhammad Cholil menjadi ulama besar setelah menimba ilmu dari kiai-kiai besar di Gresik, Tuban, Madu-ra dan dari ulama besar di Makah al-Mukarromah. Pondok pesantren yang didirikannya telah melahirkan kiai besar yang menekuni bidang dakwah, ilmuwan maupun men-erjuni bidangpemerintahan.”Semua kiai-kiai besar dari Gresik kota adalah murid KH Cholil,” kata Pengasuh IV PP Belandongan H Masluk Fanani.

Nama asli KH Muhammad Cholil adalah Muhammad Marlichan. Dia lahir di Gresik tahun 1298 H bertepatan dengan tahun 1881 Masehi dari pasangan Syamsuddin dan Muslichah. Muhammad Marlichan sejak kecil terbiasa hidup sendiri karena saat usia 4 tahun ibunya meninggal, dan saat usia 12 tahun ayahnya ikut meninggal juga. Se-telah itu dia diasuh oleh bibinya bernama Mustiah.

Semenjak kecil bibinya telah mengenalkan kehidupan san-tri kepada Marlichan. Dia dititipkan ke Kyai Ilyas Blandongan untuk belajar membaca Al Qur’an. Kemudian dia melanjutkan belajar ilmu agama lainnya, seperti; Sullam Taufi q, Safi natun Najah, Tasyrifan, Jurumiyah, Falakiyah dan lain sebagainya.

Muhammad Marlichan bersungguh – sungguh dalam men-cari ilmu agama. Di setiap waktu luangnya selalu digunakan untuk belajar agama. Pada siang hari dia mencari nafkah se-dangkan waktu ba’dal shubuh, ba’dal Asar, ba’dal Maghrib sampai malam ia gunakan untuk belajar ilmu agama. Diantara guru Muhammad Marlichan yang terkenal adalah Kyai Ibro-him Kemuteran, Kyai Marzuki Blandongan, Kyai Abdul Wa-hab kemuteran, Kyai Ahmad Kroman Lumpur, Kyai Abdullah Faqih Pekauman, dan kayi – kyai lainnya di kota Gresik.

Dia juga berguru agama kepada Kyai Faqih Dukun dari Pon-dok Maskumambang dan Kyai Muhammad Pasuruan. Kiai besar lainnya, adalah Kyai yang amat tersohor di Gresik, yaitu KH. Moh. Zubair Al Qudusy Pekauman Gresik dan KH. Muhammad Cholil Bangkalan Madura juga dijadikan guru Muhammad Marlichan.

Setelah cukup ilmu, dia mendirikan Pondok pesantren pada tahun 1331 H / 1912 M bertempat di Desa Blandongan yang kemudian di beri nama Pondok Pesantren Blandongan. Semenjak itu ia aktif mengajar para santrinya. Pada awal pendirian terdapat 12 santri yang menimba ilmu dan jum-lahnya tambah tahun tambah banyak santri yang belajar.

Pada tahun 1926 H, Marlichan berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji sekaligus memimpin rombongan dari Gresik berjumlah 50 orang. Selama tujuh bulan di Mekkah, Muhammad Marlichan selain beribadah haji juga menuntut ilmu agama dari ulama Mufti Syafi i, diantaranya ialah Syech Umar Chamdan, Syech Sayid Sholeh Syatho, dan Syech Sayid Ali Yamani.

KH. M. Kholil memiiiki santri yang sangat berpengaruh, baik di Gresik maupun tingkatan nasional. Diantara santri beliau yang terkenal adalah Kyai Munawar (mantan pen-gurus PCNU Gresik), dan KH. Danyalin (Mantan Rois Syu-riah PCNU Gresik serta KH Fakih Usman.

Kyai Ibrohim Tamim (Mubaligh di Kota Malang), Kyai Abdullah Nafi k (khufadz dan Pengasuh Pondok Pesantren di Porong) dan banyak santri lainnya. Menurut Masluh Fanani santrinya yang banyak menjadi tokoh besar, bahkan ada yang menjadi mentri agama dan tokoh besar Muhammadi-yah, yaitu KH Fakih Usman. Hal ini menggambarkan wa-wasan keberagamaan KH Cholil, Belandongan ini sangat luas dan terbuka.”Kalau di Kota Gresik Ponpes Belandonga saat itu merupakan pondok terbesar. Santrinya pun ada yang menjadi ulama salaf dan juga ada yang menjadi ulama kholaf,” kata mantan anggota legislatif ini.

KH. M. Cholil menikah dengan Ibu Nyai Shofi yah. Ha-sil pernikahannya dikaruniai 8 putra-putri, yaitu Muham-mad Sholichan, Muhammad Nawawi, Muhammad Syafi i, Umi Kalsum, Farikah, Mudawamah, dan Rodhotul Jannah. Semua putrinya dijodohkan dengan para santrinya. KH M Cholil meninggal pada hari Jum’at 22 Dhulqo’dah 1381 H bertepatan dengan 27 April 1962 pukul 15.30 WIB dalamn usia 83 tahun (Hijriyah) atau 81 tahun (masehi).

Sekarang makamnya di di pemakaman Islam Tlogopojok Gresik.Kitab karangnya tentang Ilmu Falak berjudul “Wasilatut Thalab” dan mewariskan sebuah Pondok Pesantren Belandon-gan. Atas jasa – jasanya semasa hidup, nama beliau diabadikan sebagai nama salah satu jalan protokoler di Gresik.

Pondok peninggalan KH Cholil ini, menurut Fanani masih dihidupkan dengan kegiatan ngaji kitab kuning dan kitab salafi . Selain itu, santri yang mengaji itu juga mengikuti pendidikan non formal kejar paket A dan B.”Al-hamdulillah dengan kegiatan rutin itu pondok pesantren ini masih mewarisi wasiat mbah Chlil,” kata Fanani cicit KH Muhammad Cholil.(Choi)

OBITUARI

KH. Muhammad Cholil

Cetak Ulama Salaf dan Khalaf

Ponpes Blandongan yang didirikan KH Cholil masih berdiri di tengah meskipun santrinya hanya belajar kitab kuning dan kejar paket.

Page 53: madina

52 53Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201352 53Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013 53Edisi iV - PEbruari 2013

Let’s GetFUN WITH ENGLISHAssalamu’alaikum wr.wb.

Bagaimana kabar sahabat MADINA yang dirahmati Allah SWT? Bersama lagi dengan “FUN WITH ENGLISH” di edisi ketiga MADINA. Mer-eview sedikit dari edisi sebelumnya bahwasanya sebagai bagian dari penduduk Indonesia yg ting-gal di daerah Jawa Timur, “fi rst language” atau “mother tongue” (bahasa ibu) kita adalah Bahasa Jawa ( bahasa lokal), dan “second language” kita adalah bahasa nasional kita yakni Bahasa Indone-sia, sedangkan Bahasa Inggris adalah merupakan bahasa asing atau “foreign language” bagi kita.

Mungkin saat ini kemampuan Bahasa Inggris anda kurang berkembang, kemudian pernah muncul prtanyaan dalam benak anda, ” What’s wrong with me?”. Jangan khawatir, itu semua karena Bahasa Inggris memang kompleks (vocab yang banyak, pronunciation yang tidak konsisten, banyak perkecualian, dll), namun jika orang lain bisa kenapa anda tidak?. Hal terpenting selanjutnya adalah segera cari tahu apa yang kira-kira salah; apakah metodenya, tingkat kes-eriusan, atau ada alasan yang lainnya. Setelah diketahui penyebabnya, barulah kemudian temukan solusinya.

Selidik punya selidik, ternyata bisa disimpul-kan ada’4 Penyebab Kemampuan Bahasa Inggris Sulit Meningkat’,diantaranya:

Kebiasaan berbahasa Indonesia yang kurang baik.Apabila kita berbicara ataupun menulis, pada umumnya

cenderung berputar-putar&tidak terstruktur, sehingga sering kita tidak tahu mana main subject, main verb, dan seterusnya.

Ketika menggunakan bahasa Inggris, kita cenderung mempartisi otak menjadi 2 2 partisi itu yakni ‘partisi I’ (Bahasa Indonesia) dan ‘partisi E’ (Bahasa Inggris/Eng-lish). Kalimat disusun terlebih dahulu dalam partisi I, ke-mudian diekspor ke partisi E untuk ditranslate, setelah itu baru diekspresikan. Maka yang terjadi adalah grammar/structure menjadi terlupakan karena partisi E terlalu fokus mentraslate word by word yang dibuat di partisi I. Karena kalimat yang telah dibuat dalam bahasa Indonesia tidak terstruktur dengan baik, maka partisi E menjadi semakin membingungkan dalam melakukan translasi. Akhirnya, output partisi E umumnya jauh di bawah standar.

Bahasa Inggris hanya dipelajari saat hendak meng-hadapi ujian.

Itulah yang menyebabkan motivasi menjadi tidak konsisten. Karena bagi pelajar, motivasi untuk belajar Bahasa Inggris pada umumnya hanya karena ingin mendapat nilai yang bagus.

Penyebab terakhir adalah Metode belajar yang kurang tepat.

Hal itu dikarenakan kecenderungan yang hanya men-gandalkan daya hafal.

Lantas bagaimanakah solusinya menaklukkan Bahasa Inggris jika tersandung 4 hambatan diatas?????

Gunakan partisi E saja (lupakan partisi I)

Dengan menggunakan satu partisi, grammar anda tidak akan terkontaminasi oleh struktur Bahasa Indonesia anda dan komunikasi akan menjadi lebih lancar karena berkurangnya birokrasi di dalam otak. Jika merasa menemui jalan buntu, coba revisi kalimatnya menggunakan al-ternative words yang lain. Ketika berko-munikasi dalam bahasa inggris, just use what you’ve got dan lupakan bahasa In-donesia, maka anda akan merasakan be-danya.

Keep your motivation steadily high.Dengan motivasi belajar yang tinggi, mis-

alnya motivasi ingin sekolah gratis di luar negeri, anda akan merasa enjoy (tidak merasa terpaksa) untuk menghabiskan waktu berjam-jam memahami grammar, membuka dictionary, dan praktek. Jadi, temukan segera motivasi anda sekarang!!.

Use good learning media that fi t you.Karakter dan lifestyle akan berpengaruh terhadap media

belajar yang tepat untuk masing-masing individu. Berikut adalah media yang dapat dicoba:

1. Jika nyaman mendengarkan lagu-lagu, then keep do-ing by listening to the west song (anda bisa menemukan lirycs lagunya dari internet). Manfaat dari mendengarkan lagu berbahasa Inggris:

*Meningkatkan listening skill.*Mengetahui pronounciation setiap kata secara tepat .*Membantu memperkaya vocabs (lagu lebih lama me-

lekat dalam memori)*Membantu mengingat pola-pola kalimat tertetu.Misalnya, dari lagu “oops..I did it again” by Britney

Spears bisa anda jadikan acuan pola penggunaan tenses “Simple Past”.

Ketika anda bersenandung kecil, secara tidak sadar anda sudah practice speaking, membentuk pola, dll.

2. Jika suka nonton DVD, then watch DVD movies. Sub-title akan banyak membantu anda. Anda juga bisa

belajar beberapa ungkapan expresi, misalnya didalam ceri-ta saat seseorang meminta maaf maka akan berkata “Please forgive me!” bukan “Please Sorry me!”.

Manfaatkan fasilitas Internet.Misalnya gunakan facebook dalam Bahasa Inggris, ban-

yak berteman dengan pengguna facebook dari luar negeri untuk melatih kecakapan anda berkomunikasi ketika chat-ting online dengan foreigner.

Butuh waktu dan kesabaran extra untuk mempelajari Bahasa Inggris karena Bahasa Inggris sangat kompleks. So, don’t be too ambisious to touch the fi nish line in a very short time. Rileks saja, sooner or later you will arrive there. The Last I remind you, “Practice makes per-fect” Stop Dreaming then Start Action!

Selamat mencoba dan sampai jumpa……

RUBRIK BAHASA INGGRIS

By: Aviyatuz Zahriyah, S.Pd.I

I)

grammar anda tidak akan terkontaminasi oleh struktur Bahasa Indonesia anda dan komunikasi akan menjadi lebih lancar karena berkurangnya birokrasi di dalam otak. Jika merasa menemui jalan buntu, coba revisi kalimatnya menggunakan al-ternative words yang lain. Ketika berko-munikasi dalam bahasa inggris, just use what you’ve got dan lupakan bahasa In-donesia, maka anda akan merasakan be-danya.By: Aviyatuz Zahriyah,

53Edisi iV - PEbruari 2013

Page 54: madina

54 55Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201354 55Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

“ANAK didik saya sekarang ini sudah kuliah di sebagian besar perguruan tinggi negeri kelas wahid. Mereka semua menerima beasiswa, sebab kalau tidak dapat beasiswa, anak-anak akan demo terus sampai dapat. Tidak hanya di dalam negeri, banyak juga yang kuliah di Timur Tengah sperti di Mesir, Yaman, dan yang terakhir ini, ada yang menembus Inggrs yaitu di New Castle,” Begitu Nurrachim membanggakan anak asuhnya.

Direktur Sekolah Master (Masjid Terminal) ini lebih lan-jut mengatakan, “Saya bukan tidak percaya pada lembaga pendidikan formal, tetapi faktanya, lembaga pendidikan formal hanya menampung siswa normal. Coba lihat siapa yang mau ngurus pendidikan anak-anak jalanan, pemulung, asongan, anak-anak yang suka tidur di teras toko, terminal, di bawah jembatan di atas lokomotif dan gerbong kereta api. Coba lihat remaja ‘kucing garong’ anak-anak punk yang selalu hidup dari jalan ke jalan. Mereka itu menga-lami kehidupan yang ‘tidak normal.”

Nurrachim mengkisahan pengalamannya saat diun-dang Dewan Pendidikan Jatim di Tretes, Pandaan, untuk menjelaskan penyelenggaraan pendidikan alternaif yang dikelolanya. Sekolah Master yang juga sering dipesetkan de ngan sekolah masyarakat terlantar. Lembaga pendidikan non formal ini dibangun dari sebuah masjid terminal di De-pok. Putra juragan toko di Pasang Tanah Abang, Jakarta ini, berempati terhadap anak-anak yang pulang nggak dike-hendaki pergi nggak dicari. Dia sendiri pernah mengala-minya. Hidup di atas gerbong.”Ayah saya cerai dan kawin lagi. Kalau ikut bapak kasihan ibu, kalau ikut ibu, kasihan bapak. Maka jalan pintas saya harus pergi dari rumah un-tuk menjadi manusia mandiri. Rumahku se tiap harinya

adalah di mushallah, sehingga saya sering dijuluki primus, alias pria mushallah,” kisahnya.

Seorang kakek tidak tega melihat cucunya menggelan-dang. Akhirnya dia dimasukkan ke pondok pesantren. ”Pak kiai mendoakan saya bahwa kelak saya akan menjadi orang yang bermanfaat sebagai pemimpin tetapi pemimpin anak-anak nakal,” tuturnya.

Do’a sang kiai terkabulkan juga. Anak- anak jalanan itu di-kumpulkan di mushallah Termial Depok untuk diajari mem-baca a-Qur’an, disemangati jiwanya bahwa mereke harus mempunyai mimpi indah untuk masa depannya. Dari hari ke hari jumlah santrinya bertambah banyak, sehingga mushallah yang teletak di berlakang terminal itu tidak lagi mampu me-nampung anak-anak terlantar yang mengikuti fatwanya.

Dia pun mendirikan bangunan yang terbuat dari kerang-ka besi dan baja bekas. Boks kontaioner yang tidak dipakai di pelabuhan didisain bertingkat untuk ruang kelas. Warna-warni bercat mural menghiasai dinding kontainer, sehingga tampak indah seindah mimpi anak-anak terminal. Seluruh siswanya digratiskan, bahkan yang mondok diberi makan dan minum tanpa dipungut biaya. Kalau ada yang sakit diobati gratis. Semua aktifi tas seperti kursus menjahit, per-cetakan, belajar melukis, belajar musik, belajar membatik, belajar beladiri, disediakan dengn gratsi.

Siswanya, sangat bervariasi latar belakangnya dari anak-anak yang lahir ditinggal pergi ayahnya, sehingga ibunya pun iku pergi tetapi anaknya dititipkan di Master. Di seko-lah ini juga berkumpul anak preman, tukang copet, peram-pok dan macam macam profesi yang tidak ‘profesional’.

Komunitas kucing garong, kata Nurrochim untuk me-nyebut kelompok punk, merupakan manusia yang sulit dia-tur, sebab mereka itu kalau diberi makan tambah malas, tetapi kalau lapar apa saja dimakan.”Latar belakang perso-alan yang dihadapai anak-anak jalanan itu beragam. Tentu pertanyaannya, adalah bagaimana saya bisa menjinakkan orang seperti ini. Alhamdulillah dengan seizin Allah semua bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.

Jangankan anak-anak ‘buangan’ seperti, seorang guru menghadapi satu dua anak yang nakal saja susahnya luar biasa. Dibiarkan ngelunjak dikerasin melotot dipukul lapor polisi.

”Mendidik anak-anak yang nggak karu-karuan ini, saya mencontoh Nabi Muhammad saw. Pada intinya, setiap manusia itu dalam hidupnya membutuhkan rasa aman dan merasa dilindungi, disayangi dan diberi ruang agar terangkat harkat dan martabatnya. Dari Sekolah Master ini mudah-mudahan mereka kelak menjadi master yang sesungguhnya,”tutur Nurrochim (nf)

ALTERNATIF ALTERNATIF

Master Mendidik “Kucing Garong” Jadi Master

Anak-aak kucing garong yang menjadi murid kesayangan Nurrochim diharapkan kelak menjadi master

Anak didik Sekolah Master sedang mendengar pelajaran dari pendampingnya.

Page 55: madina

54 55Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201354 55Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

ALTERNATIF ALTERNATIF

DI sini tidak ada kurikulum, labo-rat, guru, ruang kelas, jam belajar dan baju seragam. Anak-anak di sini be-bas berpendapat, bertanya dan menu-lis. Para siswa, juga tidak diwajibkan mengikuti Ujian Nasional, orang tua juga tidak perlu bayar uang gedung, SPP, beli buku dan LKS, tetapi de-ngan uang saku recehan, anak-anak bisa membeli komputer dan setiap hari minum susup sapi.

“Kualitas peserta didiknya cukup bagus, para siswa bisa menulis buku, bisa membuat fi lm dan sebagainya,” kata Ahmad Bahruddin seusai me-nyampaikan materinya di forum De-wan Pendidikan Jatim di Tretes.

Komunitas Belajar Qaryah Thoyy-ibah mengelola pendidikan seba-gai bentuk perlawanan terhadap sis tem pendidikan yang menurut, Ahmad Bahrudin, tidak memihak rakyat. Biayanya mahal membebani masyarakat desa, tetapi sistem penye-lenggaraannya tidak memberi ruang gerak yang seluas-luasnya bagi pe-serta didik untuk menjadi kreatif dan inovatif.”Pendidikan kita justru mem-belenggu dan mematikan kreatifi tas,” kata Ketua Komunitas Belajar Qaryah Thoyybah, Ahmad Bahruddin.

Di tengah keruwetan pendidikan itu, mendorong jebolan Fakultas Tar-biyah, IAIN Wali Songo ini untuk me-nawarkan ide pendidikan yang mem-bebaskan. Guru pada sekolah formal

yang selalu berposisi di atas murid dan selalu mengucurkan ilmu, mengakibat-kan sang pendidik tidak mau belajar karena sudah merasa dirinya adalah sumber belajar utama bagi siswa.

“Untuk menghilangkan kesan aro-gansi guru itu, Komunitas Belajar Qaryah Thoyyibah tidak menggunakan kata guru, tetapi menempatkan seorang pendamping belajar bagi anak-anak. Pendamping dan anak-anak mendudu-ki tempat yang sejajar saling memberi inspirasi untuk belajar. Bisa saja guru harus banyak belajar dari muridnya, karena murid lebih tahu,” ujarnya.

Prinsip memberi tahu kepada yang belum tahu adalah konsep belajar yang

mampu mendinamisasikan kegiatan be-lajar mengajar. Siswa tidak selamanya menggantungkan ilmu dari guru, tetapi siswa sendiri diharapkan mampu mere-produksi sendiri ilmu pengetahuan mela-lui sumber belajar yang tersedia.”Alam telah menyediakan seperangkat model untuk dipelajari dan siswa diharapkan mampu menjadikan laboratorium rak-sasa agar melahirkan ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui pengamatan, per-tanyaan dan lainnya,” kata Bahruddin.

Meski KBQT (Komunitas Belajar Qaryah Toyyibah) dihuni masyarakat desa yang secara ekonomi terting-gal, tetapi peserta didik dan juga masyarakat desa bisa menikmati fasili-tas internet selama 24 jam penuh se-cara gratis. Komputer dan lap top dibeli

sendiri oleh anak-anak hasil tabungan yang terkumpul.”Melalui internet itu, siswa bisa mengakses pelbagai jenis ilmu pengetahuan yang akan direp-druksi kembali dalam bentuk ilmu baru, dan akan diberitahukan kepada yang belum tahu, termasuk kepada pendampingnya,” jelasnya.

Konsekuensinya, lanjut peraih Sa-nata Dharma Award Bidang Pendi-dikan tahun 2005 ini, memaksa pen-damping terus belajar dari banyak sumber yang tersedia. Semangat terus belajar ini mendorong komunitas un-tuk mengupgrade ilmunya tanpa ada paksaan, sebab kerja upgrading itu adalah kebutuhan setiap orang yang tergabung dalam komunitas.

Menariknya lagi, pertemuan antara peserta didik dengan pendamping tidak ditetapkan dalam satu ruang khusus. Ruang belajar bisa diselenggarakan di dapur, di teras rumah, di halaman, di taman di dalam ruangan, sehingga sua-sana pembelajaran variatif, menyenang-kan dan tidak membosankan.”Bahkan soal jam berapa pelajaran dimulai, saya selalu menyarankan agar mereka mem-bantu orang tuanya dulu menyeleseikan pekerjaan rutinnya setelah itu baru bela-jar dimulai,” ujar Baharuddin.

Karena pembelajarannya tidak meng-gunakan kurikulum KTSP atau KBK, maka siswa diberi kebebasan untuk me-nentukan sendiri pelajaran apa hari ini yang perlu dibahas. Ini sama saja, kata alumni pondok pesantren Hidayatul Mubtadi’in, Ngunut, Tulung Agung, Komunitas Belajar Qaryah Thoyyibah menggunakan kurikulum KBK tetapi dalam pengertian Kurikulum Berbasis Kebutuhan.”Jadi kita memberi pelaja-ran berdasarkan kebutuhan siswa. Di komunitas belajar ini, anak-anak tidak belajar sekadar teori dan pengetahuan, tapi mereka belajar hidup,” tuturnya.

Menurut Bahruddin, sistem pendidi-kan di Indonesia selama ini telah men-galami disorientasi. Pendidikan telah terjebak pada kurikulum yang kaku. Peserta didik diproduksi oleh sebuah mesin yang menjauhkan dirinya sebagai mahluk sosial dengan lingkunganya. Hal ini tidak terlepas dari model pembelaja-rannya yang menwajibkan anak untuk tahu bukan untuk hidup.(nf)

Qaryah Thoyyibah

Ajarkan Belajar Untuk Belajar

Kepala Komunitas Belajar Qaryah Thoyyiah Shmad Bahruddin

Page 56: madina

56 57Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201356 57Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

Anda dikenal sebagai sastrawan atau sebagai guru?

Kedua-duanya, ya sastrawan , ya guru. Sebagai guru, saya mengajar di SMA NU 1 dan sebagai sastrawan sam-pai sekarang saya terus berkarya.

Karya Anda apa saja?Cerpen saya banyak dimuat di Har-

ian Kompas, dua di antaranya masuk dalam kumpulan cerpen terbaik Kom-pas, yaitu, tukang cuci dan lebih kuat dari mati. Tiga buah buku puisi saya juga su-dah terbit. Karya saya Buhun, bercerita tentang Pulau Bawean, pernah menda-pat anugrah dari Katulistiwa Award dan kumpulan puisi Belajar Naik Sepeda.

Sebagai guru, apa yang Anda tanam-kan pada siswa?

Pelajar kita miskin kreatifi tas dan inovasi. Melalui sastra, kita coba ta-warkan kepada para siswa bahwa, proses kreatif itu menjadi sesuatu yang terpenting dalam kehidupan sehari-hari baik di masa kemarin, sekarang maupun di masa yang akan datang.

Mengapa harus lewat pelajaran sas-tra?

Banyak orang salah memahami sas-tra, termasuk sebagian besar orang tua yang menganggap pelajaran sastra se-bagai sisa pelajaran, karena pelajaran yang tidak bermasa depan.

Mengapa sikap masyarakat begitu rendah terhadap bidang sastra?

Masyarakat kita sekarang dipeng-aruhi prilaku hidonis, konsumtif serba fast food, siap saji. Budaya ini terben-tuk dari proses globalisasi yang terus-

menerus mendesak alam pikiran kita untuk segera menggapai apa yang dis-ebut dengan modernitas yang dipenuhi kecanggihan teknologi. Itu sebanya orang berlomba-lomba untuk mem-perebutkannya, tanpa disadari bahwa ada persoalan lain dalam diri manusia ini yang tidak boleh ditinggalkan.

Apa itu?Kita sekarang mulai disadarkan

bahwa dalam diri manusia itu ada ke-cerdasan IQ,EQ, SQ dan kecerdasan-ke-cerdasan lainnya. Kecerdasan intelek-tual hanya sebagian kecil dari sederet kecerdasan yang kita miliki. Alangkah indahnya jika semua kecerdasan itu bergerak terangkat bersama-sama dan akan berwujud pada sebuah kekuatan yang luar biasa pada diri manusia.

Pelajaran sastra bermain di mana di antara kecerdasan itu?

Sastra bisa masuk pada semua lini kecerdasan dan bisa menjadi tali per-ekat di antara semuanya. Perekmban-gan ilmu pengetahuan, tidak boleh melupakan peran sastra, sebab bidang sastra adalah bagian terpenting dalam pembangunan manusia seutuhnya. Persoalannya, pada era sekarang ini orang meminggirkannya, sehingga jan-gan kaget kalau terjadi disharmonisasi antara kemajuan teknologi yang dalam satu sisi dibutuhkan manusia tetapi pada sisi lainnya, memunculkan para-doksal dalam kehidupan manusia.

Bisa dijelaskan lebih detail?Dalam dunia pemikiran, jalan men-

capai kebenaran itu ada empat salah satunya agama, ilmu pengetahuan,

WAWANCARA WAWANCARA

Sastra Sinergitas Didik Anak Cerdas Kontekstual

dan sastra budaya dan ilmu sosial. Keempat-empatnya itu seharusnya bergerak secara sinergis, tidak boleh meninggalkan satu dengan lainnya. Seorang arsitek, perancang pemban-gunan, misalnya, jika bekerja sendi-rian, tanpa memperhatikan lingkung-an sosial masyarakatnya sama saja karya arsitek itu menghilangkan rasa empati dan simpati masyarakat.

Resikonya?Contohnya kongkritnya itu begini,

seorang dokter misalnya, jika hendak mendirikan poliklinik atau rumah sakit sudah tidak pedulikan lagi soal lingkungan. Air pembuangan limbah rumah tangga dibuang ke mana dan begitu pula limbah cair dan padat yang tergolong bahan berbahaya be-racun. Kalau dimasukkan ke dalam tanah, apakah sudah dipikirkan bah-wa limbahnya akan meresap ke dalam sumber air yang digunakan warga seklitarnya. Begitu pula dengan se-orang arsitek dan profesional lainnya.

Apa pedulinya orang sastra memikir-kan hal-hal itu?

Ini yang belum banyak dipahami orang. Sesungguhnya sastra itu men-gajarkan dan mendidik kita memiliki rasa empati dan simpati terhadap per-soalan lingkungan maupun kemanu-siaan. Orang yang memiliki rasa em-pati dan simpati tidak lagi memikirkan diri sendiri, tetapi kepentingan yang lebih besar akan didahulukan, seh-ingga dengan melibatkan komunitas sastra, sebuah karya arsitek, ekonomi, kedokteran akan tampak sebuah ke-harmonisan yang sangat indah.

Peran itu, apa harus orang-orang sas-tra yang memainkan?

Tidak, orang sastra tidak boleh ker-ja sendirian. Komunitas yang memiliki expert bidang agama, sosial maupun teknokrat harus melakukan kerja-kerja bersinergi agar semuanya saling mengisi da tidak saling dipertentang-

HU Mardiluhung lahir di Gresik 05 Maret 1965 adalah jebolan Fakultas Sastra Universitas Jember dikenal seorang satrawan na-sional yang produktif. Karyanya banyak dimuat Harian Kompas,

Jawa Pos dan media cetak lainnya. Pemikiran-pemikirannya sering menjadi kompor yang membakar semangat audiennya. Setiap ber-

temua dengan komunitas ampyang ini, selalu muncul ide segar yang mengusik norma kehidupan. Pikiran-pikirannya sering bermunculan

karena setiap hari dia menghisap fenomena warungan dan tidak lupa membaca komik yang menjadi sumber inspirasinya.

Meski Mardiluhung lulusan fakultas sastra, tidak banyak seorang sarjana sastra menjadi guru, apalagi menjadi sastrawan. Untuk

menggali pikiran-pikiran dunia sastra dan perkembangan pendidikan di Indonesia, berikut wawancaranya.

Page 57: madina

56 57Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201356 57Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

kan. Perselisihan sering terjadi karena antarsatu profesi dengan lainnya tidak start bersamaan, tetapi saling menda-hului. Akibatnya sebuah karya terlihat pincang dan merugikan.

Mengapa masing-masing profesi itu berjalan sendiri-sendiri?

Banyak orang arsitek tidak menger-ti arsitektur, banyak seorang dokter tidak bisa menjadi dokter, banyak juga seorang penulis tetapi tidak bisa menulis. Kalau semua profesi itu di-kuasai dengan sungguh-sungguh se-suai norma keahliannya, maka se-muanya saling membutuhkan dan tidak akan saling meninggalkan satu dengan lainnya.

Era global adalah era percepatan. Se-mentara orang-orang sastra adalah pe-mikir yang dalam setiap keputusannya selalu butuh waktu lama.Apakah keter-libatannya, jutsru tidak menjadi peng-hambat kemajuan?

Dalam teologi masyarakat modern, meterialisme merupaka benda yang didewa-dewakan, sementara sastra, dan agama yang bergerak di wilayah yang paling dalam sering dilupakan. Pada-hal dalam tubuh manusia ini ada ke-butuhan rohania yang juga perlu diberi asupan makanan bergizi. Itu sebabnya,

kita berjuang bersama-sama agar ke-seimbangan hidup selalu dijaga dengan saling bekerjasama secara integral.

Kalau wilayah kerja sastra seperti itu, apakah tidak cukup diserahkan pada para ahli agama saja?

Kajian sastra berusia sangat purba sekali dan berkembang mengikuti tum-buh kembang manusia, sehingga orang sastra dalam menjalankan kehidupan beragama lebih beriman. Mengapa? Karena dalam pandangan sastra, setiap orang yang derajat ketuhanannya itu tu-run berarti nilai-nilai kemanusiaannya juga merosot. Artinya orang itu sudah tidak lagi memiliki empati dan simpati, tidak lagi mementingkan orang banyak, kepentingannya sendiri yang dibangga-kan dan akan menimbulkan kemrosotan nilai –nilai moralitas lainnya.

Anda menyebut sastra itu berketu-hanan?

Ya, tinggal bagaiman memasukkan nilai-nilai ketuhanan seperti yang di-imani banyak orang ke dalam sebuah karya sastra. Nitze itu, kata Iqbal, bisa menjadi seorang sufi jika dia diberi pemahaman dan ajaran sufi . Tetapi karena bukan jalan sufi yang diberi-kan akhirnya, dia memiliki cara ‘ber-tuhan’ yang berbeda.

Ajaran sastra itu apa bisa diterima para orang tua dan peserta didik kita?

Para guru kita, saat ini masih menggunakan Bahasa Indonesia seba-gai pengantar. Semua pelajaran nyaris dengan bahasa nasional kita baik siswa jurusan IPA, IPS dan jurusan bahasa sendiri. Ini adalah modal kuat dunia pendidikan kita. Tetapi per soalannya, seringkali bahasa pengantar ini belum mampu dikembangkan oleh para guru untuk memaknai materi pelajaran tentang makna-makna yang tersurat, tersirat dan tersurup. Ini adalah peker-jaan rumah besar kita, bagaimana menjadikan pelajaran sastra ini lebih menarik lagi.

Apa itu makna tersurat, tersirat dan tersurup?

Makna tersurat adalah makna tek-stualnya sedang makna tersirat ada-lah kontektualnya dan makna tersurut adalah makna otomatisasinya. Kalimat ngono yo ngono tapi ojo ngono sulit diter-jemahkan tetapi dari makna tersurup-nya, orang sudah mengetahui maksud-nya. Memahami persoalan dengan tiga hal itu melatih kecerdasan kontektual siswa. Artinya, seorang yang meneku-ni sastra tidak membaca teksnya saja, tetapi makna kontekstualnya baik yang tersirat maupun yang tersurut.

Bisa diberikan contoh pola pengem-

bangannya ?Sederhananya begini, kalau di seko-

lah sedang membuat fi lm-fi lm pendek, maka crew yang terlibat bisa diambil-kan dari anak-anak yang pintar kam-eramen, pintar disain dan anak-anak yang memiliki bakat menulis. Kalau mereka diajak bekerja sama sesuai kapasitasnya, maka hasilnya akan lebih bagus. Kerja teamwork di sinilah yang harus dipahamkan tentang peran penting pelajaran ini, sehingga anak didik kita akan tertarik pada pelajaran sastra.

Kesan banyak orang, masuk di dunia sastra ini tidak kompeten dengan dunia kerja?

Saya tidak setuju kalau belajar sas-tra menjadikan orang pengangguran. Tidak ada orang menganggur. Yang terjadi sebenarnya adalah proses kre-atif. Saya pikir semua bidang, atau jurusan apapun jika tidak memiliki daya kreatif yang tinggi ya tidak bisa bersaing.

Jadi belajar Sastra tidak menjadikan anak menjadi pengangguran?

Tidak ada pendidikan mengakibat-kan orang jadi pengangguran, sebab pendidikan selalu menciptakan kre-atifi tas. Orang kreatif bisa melaku-kan apa saja, seperti teman-teman saya yang jurusan sastra banyak yang menjadi pengusaha sukses, se-bab dalam mempelajari karya sastra yang terpenting adalah kreatifi tas. Dengan kreatifi tas, tidak ada anak yang bodoh. Jadi kalau setelah lu-lus seorang siswa tidak kreatif, maka pertanyaannya sederhana, apakah pendidikan kita sudah memberi kebe-basan pada anak-anak untuk kreatif atau sebaliknya mempersempit ruang gerak kreatifi tasnya.

Anak-anak yang mendapat nilai ren-dah apakah bukan katagori bodoh?

Bukan, dia anak pintar cuma be-lum menemukan tempatnya yang sebenarnya. Untuk menemukan maqomnya, maka peran guru BP sangat stretegis. Selama ini lembaga pendidikan memiliki guru BP hanya sebagai pelengkap saja, padahal un-tuk menemukan tempat bagi anak-anak yang katanya bodoh itu, guru BP yang berdosa jika tidak bisa mem-bimbingnya ke jalannya yang benar. Itu sebabnya, seorang guru BP agar dalam memberikan bimbingan harus bekerjasama dengan guru-guru yang ada. Jangan kerja sendiri, manfaat-kan guru sain tempat berkonsultasi kalau memang anak ini tempatnya di sain, gunakan guru IPS kalau me-mang anak tersebut memang tempat-nya di situ.###

WAWANCARA WAWANCARA

Page 58: madina

58 59Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201358 59Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

salah, dan ketika sudah besar suka menghadapi masalah. Akibatnya, ujian berat mulai dari tingkat kabupaten, propinsi,

nasional telah mengantarkan Renata Safa Suwandari Yusuf (12) meraih juara II Tingkat Dunia bidang matematika dan sain yang diselengga-rakan IMSO (International Matematic and Sains Olympiac) tahun 2012 di India.

Prestasi tertinggi siswi SD NU Terate ini telah mengharumkan nama bangsa dan negara. Para orang tua serta guru ikut bangga, begitu pula dengan Pe-merintah Kabupaten Gresik yang secara khusus menyampaikan penghargaan untuk anak kelahiran Malang 2001 ini.

Prestas itu diraih Tata, begitu dia biasa dipanggil, dengan susah payah dan kerja keras yang melelahkan. Mulai pembinaan di Kabupaen Gresik, Surabaya, Bandung, dan Jakarta pelbahgai bentuk tes teori dan praktik dilaluinya dengan mulus tanapa hamatan.

Didasari semangat tinggi didukung kemampuan intelginsia yang bagus serta mental baja, Tata tidak pernah menyerah menghadapi setiap masalah sain. “Dukungan orang tua, guru dan teman-teman membuat saya lupa akan kelemahan fi sik saya yang sering bermasalah,” ujar Renata

Menurut ibunya, saat lahir Tata melalui operasi cesar, karena rahang-nya terbelit rahim. Pada hari kedua kelahirannya, Tata mengalami pen-

darahan luar bisa, sehingga membuat pikiran orang tuanya berusaha agar tim medis bisa mengatasnya. “Namun setelah besar, Tata ternyata suka menghadapi masalah. Tata adalah an-grerah Tuhan,” kata Yusuf sang ayah.

Saat dikabari, dia lolos mengikuti pembinaan untuk mengikuti IMSO (International Matematic and Sains Olympiac) tahun 2012 di India, Tata langsung terbang ke Bandung untuk mengikuti pembinaan selama seming-gu. “Ini cukup melelahkan, saya sem-pat sakit juga. Bayangkan, pelajaran yang diberikan sangat padat, istirahat hanya saat sholat, makan dan coff e break. Setelah pembinaan usai, PR menumpuk harus segera di kerjakan di kamar hotel,” kisahnya.

Berbekal pembinaan yang intensif it, Tata terbang menuju New Delhi, India.Di Lucknow India tempat IMSO di selenggarakan, Tata dan rombong-an tinggal di Asrama CMS City Mon-tossory School. Pada acara tersebut, tim Indonesia mengikti deretan tes, mulai dari tes tulis dan teori serta eksperimen tentang promatografi dan berat jenis air.

Menjelang acara penutupan, tim Indonesia terbang pulang ke Indonesia dan transit di Singapura. Di negara Lee Kwan Yu itu,diberitakan jika Indonesia mendapatkan 2 medali emas, sementara Tata meraih juara II. “Kami sekeluarga sangat gembira sekali, karena Tata ber-hasil mengharumkan nama Indonesia,” kata Yusuf ayah Tata.

Banyak sekali kesan yang di dap-atkan oleh Tata selama di India. Ia jalan – jalan ke Indian Guide, keliling ke mall, tetapi tak sempat membeli cindera mata, karena tidak sempat tuikar uang. Kesan lain yang tak terlupakan ialah saat makan malam. Dia dan kawan – kawan dari berba-gai negara itu saling tukar suvenir, bahkan ada peserta dari negara lain terpaksa menukarkan uangnya dengan suvenir dari negra lainnya.’”Dari ajang internasional itu, teman saya bertambah banyak dari luar maupun dalam negri,” tuturnya.

Bagi Tata menjalin hubungan dengan teman tidaklah sulit karena, Tata anak yang supel, tidak suka memilih-milih teman. Kemampuan Bahasa Inggrisnya menjadi modal untuk menjalin persahabatan. Semua temannya menyenangi Tata, karena pengetahun dan pengalamannya yang banyak menjadi bahan obrolan yang mengasyikkan.

Tata bagi teman-temannya adalah ‘perpustakaan berjalan’’ tempat para sahibnya bertanya apa saja.Tata lebih suka bermain, tetapi permainannya bersifat brain games seperti monopoli, congklak, kartu ketimbang yang mem-butuhkan kekuatan fi sik. Selain seko-lah, gadis centil ini mengisi waktunya dengan les kumon dan belajar agama dari ustadz Gresik. “Waktu luang saya sangat sedikit kecuali weekend. Saya dibebaskan melakukan apa yang saya senangi.” kata Tata ,(Choiruddin)

BINTANG

Tata Sang Juara Dunia

ssalah, dan ketika sudah besar suka menghadapi masalah. suka menghadapi masalah. Akibatnya, ujian berat mulai dari tingkat kabupaten, propinsi,

darahan luar bisa, sehingga membuat pikiran orang tuanya berusaha agar pikiran orang tuanya berusaha agar tim medis bisa mengatasnya. “Namun setelah besar, Tata ternyata suka

Lahir Bermasalah, Besar Suka Hadapi Masalah

58 Edisi iV - PEbruari 2013

1. Tata sedang berpose di Gedng CMS India

Page 59: madina

58 59Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201358 59Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

ANNA YULIASTUTI (37) dan Yusuf Mardiana (37) berhasil menjadikan Renata Safa Suwandari Yusuf (13) putri pertamanya sebagai bintangnya anak – anak Indonesia. Di balik kelemahan fi sik anaknya, Anna maupunYusuf tak menyangka putri kesayagannya itu bisa meraih prstasi gemilang di tingkat Internation-al sebagai Juara II dalam ajang IMSO (International Matematic and Sains Olympiac) 2012 di India .

Wanita yang hobi membuat kue ini, saat hamil tak pernah merasa ada yang aneh dalam kandungannya, bahkan ia tak pernah mengalami yang namanya “ngi-dam”. Semua makanan bergizi dilahapnya habis dan sang bayi pun tidak pernah protes meminta tambahan menu spesial orang hamil.

Namun setelah 9 (sembilan) bulan hamil, hati dan pikiran pasangan suami istri itu berdebar – debar menunggu bayi pertamanya lahir. Di ruang persalinan itu, awalnya semua berjalan normal, namun sesaat kemudian ada masalah. Rahang sang bayi terbelit rahim hingga tak bisa keluar. Dokter akhirnya memutuskan untuk dioperasi.

Operasi dilakukan dan bayi bisa lahir dengan selamat. Pasangan Anna Yuliastuti dan Yusuf Mardiana telah menjadi Ibu dan bapak. Tapi kegembiraan itu tak berlangsung lama. Pada pu-kul 24.00 bayi yang baru lahir itu mengalamai pendarahan yang sangat hebat, hingga ia harus dikarantina, dipisahkan dengan bayi lainnya.

Bayi lucu itu dalam 1 minggu menghabis-kan 8 kantong darah. Sejak saat itulah, pasang-an muda ini harus menerima kenyataan, fi sik motorik Tata, nama panggilan Renata Safa Su-wandari Yusuf , menjadi lemah. Tubuhnya tak bisa diajak kompromi dengan pekerjaan fi sik, sehingga Tata tidak begiru suka dengan segala kegiatan fi sik.

Tapi Allah SWT memang adil, di balik kekurangan hambanya, pasti ada kelebihan yang melengkapinya. Penyakit yang dideritanya; asma dan alergi tak mem-buat orang tua patah semangat. Mereka bisa menebak apa saja yang diperlukan anaknya, termasuk kebia-saannya, sehingga Tata berkembang dengan dukun-gan penuh orang tuanya

Setiap hari, sang ibu mengajaknya untuk membaca, walaupun Tata kecil tak mengerti isi bacaannya, tapi sang ibu tetap membacakan buku. Menjelang tidur tak lupa sang ibu mendongeng sebagai pengantar tidur. Dengan kebiasaan membaca dan mendongeng, Tata suka membaca. Berbeda dengan anak usia dini lain-nya, Tata dari awal tak pernah kesulitan mengucap-kan huruf “R” maupun “NG’.

“Saat usia 2,5 tahun sudah mahir mengendalikan mouse computer. Pada usia 3,8 tahun Tata sudah ma-hir membaca, sekaligus paham maksud tulisan yang ia baca,” kata sang ibu. “Tata sangat cepat menyerap ilmu” tambah sang bapak

. Pasangan harmonis ini, sering mengajak Tata jalan – jalan ke toko buku. Di sanalah surga bagi Tata. Buku

berseri dibeli untuk Tata begitu juga berbagai video pembelajari interaktif. Sampai sekarang, koleksi buku-nya mencapai 100 buah.”Tata tidak suka buku cerita dan dongeng, ia lebih suka buku ensiklopedi dan se-jenisnya”, kata Ibunda Tata. “Tata suka baca buku ten-tang hewan, dinosaurus, pokoknya yang berhubungan dengan biologi” lanjut karyawan PT Smelting ini.

.Selain konsumsi buku untuk otak, Anna Yuliastuti juga sangat menjaga makanan anaknya. Sejak kecil hingga sekarang Tata tak pernah makan makanan yang mengandung vietsin atau penyedap rasa, seperti

chiki atau makanan anak – anak kecil lainnya. Sang ibu lebih suka membuatkan makanan sendiri yang lebih higenis.

Saat membeli makanan di luarpun, orang tua se-lalu membaca komposisi makanan. Jika terdapat pen-gawet, makanan tak jadi di beli. Orang tua Tata selalu memberi pengetahuan tentang makanan apa saja yang boleh dimakan dan dilarang. “Untuk makanan kami akan memberikan bukan yang enak tetapi yang ter-baik,” kata Yusuf.

Jika terpaksa membeli mi instan, bumbu serbuk dibuang, hanya tinggal mi, kecap dan minyak. Bum-bunya dibuatkan sendiri. “Kalau dibuatkan mi goreng, Tata seakan dapat makanan yang spesial”, kata Ibu.

Orang tua Tata berharap bisa menyekolahkan anaknya ke SMP Islam terbaik di Gresik, namun akan dipertimbangkan juga untuk bisa melanjutkan ke SMPN 1. Di rumah, Tata akan medapatkan tambah-an pendidikan agama islam melalui guru privat.”Ada yang berharap Tata jangan sampai Tata keluar dari Gresik, karena Tata adalah asset terbaik Gresik,” kata seorang guru. (Choirudin)

BINTANGYusuf Mardiana-Anna Yuliastuti

Berdarah-darah Antarkan Anak ke ‘Surganya’

Orang tua Tata Yusuf Mardiana-Anna Yuliastuti dan sang adik

Page 60: madina

60 61Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201360 61Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

Pernah mendengar ini?

“Trus gue harus bilang wow ....!”Atau ini?“Trus gue harus koprol sambil

bilang wow....!!!”Dan ini..?“ciyus..miapah?’’Anda pasti sudah sering menden-

gar kata-kata tersebut, atau mung-kin orang terdekat anda yang meng-ucapkannya dengan nada yang sok imut, dan cuek. Atau jangan-jangan anda sendiri yang suka mengucap-kan kata tersebut?.

Boleh saja kita meniru apa yang menjadi trend, namun alangkah lebih baiknya jika saat kita meniru kata tersebut kita mengerti apa maknanya. Kata ‘WOW’ dalam baha-sa Indonesia menunjukkan ekspresi takjub, luar biasa.

Namun saat kata tersebut diberi-kan awalan “trus gue harus bilang WOW gitu?” makna kata dalam kalimat tersebut sudah berubah maknanya menjadi ekspresi, cuek,tidak peduli, atau acuh.bayang-kan saja saat kita sedang serius cerita, dan diakhir cerita lawan bicara kita berkomentar “trus gue harus bilang wow gitu dari cerita kamu?”.

Secara sadar jika cerita anda tersebut serius, kami yakin pasti anda akan merasa tidak dihargai, dan jengkel. Bahkan jika kata-kata tersebut sering dilontarkan kepada lawan bicara kita yang masih dibawah umur, atau anak-anak kita yang masih SD yang masih dalam tahap sosial emosi, suka mencerita-kan pengalaman pribadinya, akan berdampak fatal yakni memati-kan kreatifi tas bercerita dan akan takut untuk menceritakan hal yang dialami nya dan yang lebih fatal lagi adalah matinya daya imajinasi

karena takut akan semua ceritanya akan ditanggapi seperti itu oleh lawan bicaranya.

Lebih fatalnya lagi anak tersebut akan menjadi pemalu dan tidak pernah percaya diri atas apa yang akan ia bicarakan. selain fenom-ena kalimat “trus gue harus bil-ang WOW?” ada satu kalimat lagi “ciyusss,,,miapah..?kalimat terse-but merupakan kalimat alay yang sampai sekarang belum jelas asal usulnya dan bahkan dokter jiwapun berpendapat seperti ini

“dr Suzy yang bidang spesialisas-inya adalah psikiatri anak dan remaja, seseorang yang bangga dengan hal itu adalah seseorang yang tengah meng-alami krisis identitas karena dia tidak bisa menentukan pilihan, jadi hanya sekedar mengikuti mainstream supaya diakui teman-teman.

Memang berlebihan untuk dikata-kan sebagai gangguan jiwa, namun krisis identitas bisa memicu kerentanan untuk mengalami gangguan jiwa. Terlebih, para remaja yang menga-lami krisis identitas umumnya memi-liki masalah dengan latar belakang emosional, misalnya mudah cemas dan tidak percaya diri. katanya seperti ditulis detik, Rabu (24/10)”

Memang benar kebanyakan yang mengucapkan kata tersebut adalah para remaja. Dan secara psikologis masa remaja adalah pencarian iden-titas, dimana remaja mencari tau siapa dia sebenarnya. Sehingga para remaja mencari sosok yang meonjol dalam kehidupannya, mungkin yang paling banyak mendominasi hidup-nya adalah media sosial dan media masa, sehingga anak yang diasuh oleh orang tuanya secara permisif (membiarkan anak mengikuti apa-pun tanpa kontrol) akan mengalami krisis identitas yang parah, suka ikut-ikutan trend, sehingga akan

rentan mengalami ganguan jiwa, karena tidak ada yang mengontrol-nya dan tidak memiliki sosok untuk melepaskan kecemasannya selama tahap krisis identitas.

Dari sudut pandang orang awam mungkin berlebihan jika follo wers atau pengikut kalimat-kalimat terse-but disebut memiliki kecen derungan sakit jiwa, namun bisa juga mung-kin, jika kata-kata tersebut tidak sekedar guyonan. Melainkan dijadikan komentar atau tanggapan sehari-hari.

Dari sini Sebaiknya bahasa tersebut tidak terus-terusan dipakai, selain rentan terhadap gangguan jiwa, juga merusak etika berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta sesuai EYD bahasa Indonesia yang berlaku, bayangkan saja kata terus demi apa, bisa di plesetkan menjadi ciyuuss miapah, menjadi bahasa yang sering kita jumpai. Gunakan-lah bahasa Indonesia yang baik dan benar, kondisi plesetan yang tepat sehingga tidak menimbulkan dampak-dampak yang fatal, seperti pernyataan diatas,

Penguna bahasa tersebut rentan terserang gangguan jiwa, alangkah baiknya kita menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan bisa juga suatu saat bahasa Indo-nesia bisa menjadi seperti Bahasa Inggris yang sekarang menjadi Ba-hasa Dunia. Mari kita jaga Bahasa Indonesa.

( Penulis adalah Mahasiswi UNESA FIP/PPB/ S1 Psikologi)

Refrensi : Old, papalia.2009. perkembangan manusia.

Salemba :Jakarta: kutipan kata dokter jiwa di detik,

Rabu (24/10/2012)

OPINI

Oleh : Linda

Wulandari

“WOW, Hati-Hati dengan INI ”

Page 61: madina

60 61Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201360 61Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

LAHIR dari keluarga ekonomi lemah, Henny Fauziyah (18) siswi Kelas XII AK2 SMK Hi-dayaul Ummah, Balongpang-gang ini justru sudah kaya prestasi. Berkat prestasinya, beasiswa mengalir ke kan-tong pundi-pundinya, se-hingga sebagian kebutuhan hidupnya, termasuk biaya

sekolah sudah tidak terlalu menggantungkan orang tua.

Ayahnya bernama Samian seorang pekerja keras be-

gitu pula Supiah sang ibu. Uang hasil jerih payah-

nya hanya cukup mengepulkan dapur dan

kebutuhan pokok lainnya. Kondisi ini, mem-bakar semangat Henny untuk mengurangi be-ban kedua orang tuanya dengan belajar lebih semangat.

Hasilnya, setiap kenaikan kelas, gadis ayu ini selalau menduduki peringkat ke dua, seh-ingga dia diberi beasiswa dari sekolah. Akti-fi tasnya terus menumpuk, beberapa kegiatan di tingkat sekolah, kecamatan maupun tingkat kabupaten diikuti. Pada saat olimpiade pajak se-Jatim yang diselenggarakan di Surabaya, SMK Hidayul Ummah menjadikan Henny se-bagai wakil sekolah.

“Harapan saya setelah lulus segera menda-patkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang akuntnsi. Kuliah wajib, karena ingin berubah dari kondisi sekarang,” ujar gadis kelahiran 1995 ini.(Andrek)

SAHABAT MA’ARIF

Henny Fauziyh

Belajar Ringankan Beban OrtuLAHIR dari keluarga ekonomi

lemah, Henny Fauziyah (18) siswi Kelas XII AK2 SMK Hi-dayaul Ummah, Balongpang-gang ini justru sudah kaya prestasi. Berkat prestasinya, beasiswa mengalir ke kan-tong pundi-pundinya, se-hingga sebagian kebutuhan hidupnya, termasuk biaya

sekolah sudah tidak terlalu menggantungkan orang tua.

Ayahnya bernama Samian seorang pekerja keras be-

gitu pula Supiah sang ibu. Uang hasil jerih payah-

nya hanya cukup mengepulkan dapur dan

Belajar Ringankan Beban Ortu

HOKI merupakan olah raga yang kurang popu-lar di kalangan masyarakat. Tapi tidak bagi Rofi atul Zuhria (14.) Olah raga hoki mulai digelutinya sejak tim Unesa terjun ke sekolahnya untuk memperkenal-kan ini kepada siswa.”Dari tanya jawab dengan tim Unesa, Surabaya, akhirnya saya tertarik untuk men-seriusi olah raga ini,” kata Zuhria.

Bakat terpendamnya mulai moncer saat mengi-kuti kejuaan hoki se-Jatim di Malang. Saat itu tim-nya meraih Juara III. Setelah aktif menekuninya, ak hirnya dia diangkat menjadi kapten. Sebagai kapten tim hoki SMP NU 2 Gresik, dia telah men-gantarkan timnya meraih juara II kategori Mix se-Kabupaten Gresik mengalahkan lawan-lawannya yang sudah duduk di SMA.

“Bermain hoki itu gampang-gampang sulit dan perlu kekompakan tim. Supaya cepat bisa, minimal berlatih 2 minggu sekali,” kata Zuhriah.

Dia belajar hoki tak hanya di lapangan. Hoki juga dipelajari melalui video. Tanyangan video online di situs kenamaan youtube menjadi pilihan Zuhria.

Dia sering menonton video hoki melalui youtube untuk melihat berbagai teknik dan strategi bermain dalam tim. “Dari Youtube saya banyak belajar ba-gaimana cara meningkatkan ketrampilan skill ber-main hoki,” kata gadis yang menggemari hadrah ini.

Selain itu ia juga mendapatkan inspirasi dari atlit

favoritnya. Yahya Mansur atlit Hoki Gresik serta Agus Abrianto dari Unesa adalah atlit hoki faforitnya.

Pelatihnya, Sari dengan sabar dan telaten melatih Zuhria dan kawan – kawan. Zuhria tak pernah putus asa dalam berlatih, karena dia ingin menjadi atlit na-sional selanjutnya bisa ikut pada pertandingan inter-nasional. (choi)

Rofi atul ZuhriaBelajar Hoki dari Youtube

Bakat terpendamnya mulai moncer saat mengi-kuti kejuaan hoki se-Jatim di Malang. Saat itu tim-

Dia belajar hoki tak hanya di lapangan. Hoki juga dipelajari melalui video. Tanyangan video online di

Dia sering menonton video hoki melalui youtube untuk melihat berbagai teknik dan strategi bermain dalam tim. “Dari Youtube saya banyak belajar ba-gaimana cara meningkatkan ketrampilan skill ber-

Selain itu ia juga mendapatkan inspirasi dari atlit

Page 62: madina

62 63Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201362 63Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

TRADISI bercerita untuk anak-anak sudah menghilang. Guru dan peserta didik, tidak memiliki waktu untuk mendengarkan cerita, karena waktu pembelajaran yang sempit tidak cukup dipakai untuk mendengarkan cerita.

Tidak hanya itu, menurut Ketua PC LP Ma’arif Gresik H Ismail Syarif, buku cerita yang tersedia juga terbatas jumlahnya.”Apalagi buku cerita yang disusun oleh guru Ma’arif yang menceritakan tentang kehidupan masyarakat berhaluan ahlussunnah wal jama’ah juga belum banyak beredar,” kata Ismail.

Padahal kata Ismail, cerita-cerita yang disampaikan seorang guru dapat membentuk karakter yang bagus, apalagi jika orang tuanya selalu membacakan cerita-cerita sebelum tidur.”Melalui cerita ini, banyak pendidikan anak-anak yang sukses,” jelasnya.

Untuk mengatasi hal itu, pihaknya menggelar lomba penulisan buku cerita dengan tema tentang ke NU-an. Selama beberapa bulan dibuka pendaftaan sampai hari terakhir jumlah naskah yang diterima panitia sebanyak

sebelas buah buku.“Sepintas saya baca, naskah cerita dari guru pengajar di

lingkungan LP Ma’arif Gresik ini banyak yang bagus, sehingga kami berniat untuk mencetaknya untuk dibagikan ke seluruh sekolah-sekolah di lingkungan Ma’arif,” ungkapnya.

Di antara judul naskah cerita yang masuk itu, antara lain; Kasta karya Ummi ilyatun,S.Si, Hikmah Orang Penyabar ditulis H Rofi ul Amin, S.Pd dan Perjuangan Ibu dan Anak Terpatri Jiwa Ke NU-an kaya Dra. Rokhmatul Ummah, M.Pd.I. Ada juga cerita Semangat Guru Baruku yang ditulis oleh Rofaatul Hidayah S.Pd, cerita tentang Goresan Indah Milik Zahra karya HM Agus Su’udi Faiz, cerita tentang Kampung Ijo yan Abu-Abu karya Santoso, S.Pd serta buku cerita Islami yang ditulis oleh Rachmat Yulianto, S.Ag.

“Dari karya tulis cerita yang terbaik itu akan dinilai dewan juri yang memiliki kwalitas bagus, sehingga nanti akan menghasilkan buku cerita yang bagus pula, kata Ismail Syarif.(FQ)

bercerita untuk anak-anak sudah menghilang. Guru dan peserta didik, tidak memiliki waktu untuk

sebelas buah buku.“Sepintas saya baca, naskah cerita dari guru pengajar di

LP Ma’arif Selenggarakan Lomba

Menulis Cerita Anak

MENGUCAPKAN SELAMAT DAN SUKSES

KEPADA ANAK KAMI

Renata Safa Suwandari Yusuf (12)sisWa sdNu1 TEraTE GrEsiKaTas KEsuKsEsaNNYa MEraiH

Juara ii Tingkat dunia bidang Matematika dan sain yang diselenggarakan iMsO (international Matematic and sains

Olympiac) tahun 2012 di india.

SEMOGA PRESTASI TERBAIK INI DAPAT MEMACU SEMUA SISWA DAN GURU UNTUK MERAIH SUKSES LEBIH BAIK LAGI .AMIN

KETUA SEKRETARIS

ISMAIL SYARIF AHMAD DJAZULI,S.Pd. MM

Renata Safa Suwandari Yusuf (12)

SEMOGA PRESTASI TERBAIK INI DAPAT MEMACU SEMUA SISWA

KETUA SEKRETARIS

PC LP MA ‘ARIF NU GRESIK

Page 63: madina

62 63Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 201362 63Edisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013

Lembaga pendidikan Kanjeng Sepuh tak pernah lelah berburu prestasi. Pelbagai kejuaraan tim bola voly dan bola basket siswa-siswi Kanjeng Sepuh selalu tampil sebagai juara tingkat lokal mau-pun tingkat Jatim. Begitu pula dengan seni bela diri Pagar Nusa, peserta didik Kanjeng Sepuh tak kalah hebatnya, karena berhasil menyabet di banyak kejuaraan.

Selama tahun 2012 tim bola voly SMA Kanjeng Sepuh merebut 4 juara pertama se-Jatim. Keempat turnamen yang dimenangkan itu, kejuaraan Unesa Cup tahun 2012, Competison Gol antar club se Jatim September 2012, Stesia Cup dan Piala Diaspora se-Jatim. Berkat penampilannya yang bagus, beberapa pemainnya direkrut untuk bergabung dengan tim propinsi, yaitu Fachri dan Riky dan Anas. Mereka itu diterjunkan dalam kejuaraan Pospenas dan Ponas di Yogyakarta.

Begitu pula dengan tim bola basket putri. Pada tahun 2012, tim basket yang dibina sejak 2 tahun terakhir ini sudah menunjukkan prestasinya setelah merebut jura 1 Paila Semen Gresik se Kabupat-en Gresik 2012. Bahkan tiga pemainnya, Betty, Kuni dan Fifi t, ditarik untuk bergabung dalam tim untuk mengikuti kejuaraan di Jatim.

Prestasi juga diraih tim olimpiade mapun MITOS yang diseleng-garakan PC LP Ma’arif Gresik.”Prestasi ini menunjukkan bahwa, lembaga pendidikan Kanjeng Sempuh selalu berusaha keras men-jalankan amanat orang tua yang menyekolahkan anak-anaknya di perguruan ini,” kata Drs. H Ali Afandi Pengurus Perkumpulan Kan-jeng Sepuh.

Meski berprestasi, pengelola pendidikan juga terus melakukan langkah-langkah inovatif agar lembaga pendidikan lebih maju. Ali Afandi mencontohkan, saat ini sedang dikembangka program pembelajaran bilingual. Kepala Sekolah SMA Kanjeng Sepuh Sholihuddin,SPd,MMPd

Pada tahun ajaran 2012/2013 menjalin kerja kemitraan dengan sekolah luar negeri yaitu Indonesian Singapure School (Singapura), Sekolah Menengah Kebangsaan Malaysia (SMK) Aminuddin Baki dan SMK Taman Tun Dr Ismail Kuala Lumpur (Malaysia). “Pada Bulan Januari 2013 kami juga menyelenggarakan kerjasama pem-binaan pembelajaran bilingual dengan sekolah bersertifi kat Cam-bridge yaitu SMA Darul Ulum 2 Jombang,” kata Sholihuddin.

Kerja inovasi itu bertujuan agar lembaga pendidikan Kanjeng Sepuh bisa meningkatkan layanan pendidikannya.”Goal akhirnya adalah peserta didik lewat layanan pendidikan ini bisa menjadi siswa yang unggul imtaq dan ipteknya,” ujar Ali Afandi. (Tim KS)

LP KANJENG SEPUH SIDAYU TERUS MEMBURU PRESTASI

Sholihuddin,SPd,MMPd

sekolah luar negeri yaitu Indonesian Singapure School (Singapura), Sekolah Menengah Kebangsaan Malaysia (SMK) Aminuddin Baki dan SMK Taman Tun Dr Ismail Kuala Lumpur (Malaysia). “Pada Bulan Januari 2013 kami juga menyelenggarakan kerjasama pem-binaan pembelajaran bilingual dengan sekolah bersertifi kat Cam-bridge yaitu SMA Darul Ulum 2 Jombang,” kata Sholihuddin.

Sepuh bisa meningkatkan layanan pendidikannya.”Goal akhirnya adalah peserta didik lewat layanan pendidikan ini bisa menjadi siswa yang unggul imtaq dan ipteknya,” ujar Ali Afandi. (Tim KS)

2006 Rebana / Samroh Puteri Juara 2 Dinas P dan K Kab. Gresik2010 Pagar Nusa Kls-F Remaja Puteri Juara 1 Pagar Nusa Kab. Gresik2010 Pagar Nusa Kls-A Remaja Putera Juara 3 LP. Ma’arif Jawa Timur2010 Pagar Nusa Kls-F Remaja Puteri Juara 2 LP. Ma’arif Jawa Timur2011 Festival Sholawat Banjari Juara 2 Kabupaten Gresik2011 Puisi Matematika Juara 1 Jawa Timur2011 Pagar Nusa Kelas Beban Putera Juara 1 Kabupaten Gresik2011 Banjari Juara 1 Jawa Timur2011 Pagar Nusa Kelas-G Putera Juara 2 Kab. Gresik2011 Pagar Nusa Kelas-F Puteri Juara 2 Jawa Timur2011 Pagar Nusa Kelas-C Putera Juara 2 Jawa Timur2011 Pagar Nusa Kelas-C Puteri Juara 3 Jawa Timur2012 Pagar Nusa Kelas-C Puteri Juara 2 Kab. Gresik2012 Pagar Nusa Kelas-H Putera Juara 2 Kab. Gresik

2006 Rebana / Samroh Puteri Juara 2 Dinas P dan K Kab. Gresik2010 Pagar Nusa Kls-F Remaja Puteri Juara 1 Pagar Nusa Kab. Gresik2010 Pagar Nusa Kls-A Remaja Putera Juara 3 LP. Ma’arif Jawa Timur2010 Pagar Nusa Kls-F Remaja Puteri Juara 2 LP. Ma’arif Jawa Timur2011 Festival Sholawat Banjari Juara 2 Kabupaten Gresik2011 Puisi Matematika Juara 1 Jawa Timur2011 Pagar Nusa Kelas Beban Putera Juara 1 Kabupaten Gresik2011 Banjari Juara 1 Jawa Timur2011 Pagar Nusa Kelas-G Putera Juara 2 Kab. Gresik2011 Pagar Nusa Kelas-F Puteri Juara 2 Jawa Timur2011 Pagar Nusa Kelas-C Putera Juara 2 Jawa Timur2011 Pagar Nusa Kelas-C Puteri Juara 3 Jawa Timur2012 Pagar Nusa Kelas-C Puteri Juara 2 Kab. Gresik2012 Pagar Nusa Kelas-H Putera Juara 2 Kab. Gresik

TAHUN 2012

1. Juara III Pelajar Teladan PA se Kecamatan Sidayu2. Juara III Pelajar Teladan PI se Kecamatan Sidayu3. Juara Harapan II Pelajar Prestasi se Kecamatan Sidayu4. Peringkat ke 4 Drumband terbaik kategori Brass se Jawa Timur5. Juara III Mayor tingkat SD/SMP/SMA se Jawa Timur6. Juara II Mayor SD/MI kategori Brass se Jawa Timur7. Juara II Color Guard SD/MI kategori Brass se Jawa Timur8. Juara III Gitapati SD/MI kategori Brass se Jawa Timur9. Juara III Costum Terbaik SD/MI kategori Brass se Jawa Timur

Tahun 201310. Juara I OSN IPA Kelas V Tingkat Kecamatan

Tingkat Kabupaten 11. Juara I Olimpiade MITOS IV IPA Kelas VI12. Nominator I Olimpiade MITOS IV Telling Story 13. Nominator 3 Olimpiade MITOS IV Telling Story14. Harapan I Olimpiade MITOS IV Telling Story15. Nominator I Olimpiade MITOS IV IPA Kelas VI16. Nominator 3 Olimpiade MITOS IV MTK Kelas V17. Harapan 2 Olimpiade MITOS IV MTK Kelas V18. Harapan 1 Olimpiade MITOS IV MTK Kelas V19. 20.

Page 64: madina

64 PBEdisi iV - PEbruari 2013 Edisi iV - PEbruari 2013