MA’ARIF NU WUWUHARJO
Transcript of MA’ARIF NU WUWUHARJO
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DANPRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEMPOSING PADA SISWA KELAS VII A MTs
MA’ARIF NU WUWUHARJOTAHUN PELAJARAN
2012/2013
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
RIA ZUNIATI
NIM. 092143681
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2013
i
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DANPRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEMPOSING PADA SISWA KELAS VII A MTs
MA’ARIF NU WUWUHARJOTAHUN PELAJARAN
2012/2013
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
RIA ZUNIATI
NIM. 092143681
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2013
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Orang yang bahagia bukanlah orang yang berlimpah harta maupun
berpangkat tinggi, melainkan orang yang mampu dan selalu mensyukuri
nikmat-Nya sekecil apapun. (Penulis)
2. Sebaik-baiknya manusia diantaramu adalah orang yang paling banyak
manfaatnya bagi orang lain. (HR. Bukhari dan Muslim)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini akan aku persembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibu yang terhormat yang
telah mencurahkan segala cinta kasih
sayang perhatian serta do’anya.
2. Suamiku tercinta Deni dan Anakku
tersayang Zara yang telah memberi
dorongan semangat.
3. Adikku Hanip yang aku sayangi.
v
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini.
Nama : RIA ZUNIATI
Nim : 092143681
Progdi : Pendidikan Matematika
dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam sekripsi ini adalah
benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagiat karya orang lain, baik sebagian
maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam
sekripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Apabila terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat saya
bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
Purworejo, Juni 2013
Ria Zuniati092143681
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis senantiasa panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi
ini dengan lancar. Skripsi ini berjudul ”Upaya Meningkatkan Keaktifan dan
Prestasi Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Posing
pada Siswa Kelas VII A MTs Ma’arif NU Wuwuharjo Tahun Pelajaran
2012/2013” merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan
Matematika.
Keberhasilan penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak , untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. H. Supriyono, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo
yang telah memberikan kesempatan belajar dan menimba ilmu di
Universitas Muhammadiyah Purworejo.
2. Drs. H. Hartono, M.M., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan ijin dan kesempatan
belajar sampai terselesaikannya skripsi ini, serta telah memberikan bantuan
dalam pengurusan ijin untuk penelitian.
3. Riawan Yudi Purwoko, S.Si., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan
ijin dan kesempatan belajar sampai terselesaikannya skripsi ini, serta telah
memberikan bantuan dalam pengurusan ijin untuk penelitian.
vii
4. Dr. H. Bambang Priyo Darminto, M.Kom., Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dengan sabar dan bijaksana
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Mita Hapsari Jannah, S.Si., M.Pd., Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dengan sabar dan bijaksana sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
6. Zaenal Mukti, S.H., Kepala Sekolah MTs Ma’arif NU Wuwuharjo, yang
telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
7. Upiek Karyaning, S.E., selaku Guru Matematika kelas VII dan Guru-guru
lainnya yang telah memberikan bantuan untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
penulis dalam pelaksanaan penelitian maupun penulisan skripsi ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa karya ini masih
belum sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak sangat diharapkan. Akhirnya semoga skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya.
Purworejo, Juni 2013
Penulis
Ria Zuniati
viii
ABSTRAK
Ria Zuniati, 092143681. Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi BelajarMatematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Posing pada SiswaKelas VII A MTs Ma’arif NU Wuwuharjo. Skripsi. Pendidikan Matematika.Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan: (1) Keaktifan belajar siswamelalui model pembelajaran problem posing kelas VII A MTs Ma’arif NUWuwuharjo tahun pelajaran 2012/2013. (2) Prestasi belajar siswa melalui modelpembelajaran problem posing kelas VII A MTs Ma’arif NU Wuwuharjo tahunpelajaran 2012/2013.
Jenis penilitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam2 siklus. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A semester II MTsMa’arif NU Wuwuharjo tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 31 siswa.Teknik pengumpulan data dengan metode observasi dan tes. Teknik analisis datadengan teknik kualitatif dan kuantitatif.
Pada penelitian ini problem posing dapat meningkatkan: (1) Keaktifan belajarmatematika siswa kelas VII A MTs Ma’arif NU Wuwuharjo tahun pelajaran2012/2013, hal ini ditunjukkan dengan sebelum tindakan siklus I persentasekeaktifan belajar siswa yaitu 38,89% dan setelah diberi tindakan pada siklus Imeningkat mencapai 51,39%. Selanjutnya diberi tindakan pada siklus IImeningkat mencapai 76,39%. (2) Prestasi belajar matematika siswa kelas VII AMTs Ma’arif NU Wuwuharjo tahun pelajaran 2012/2013, hal ini ditunjukkandengan setelah dilakukannya tes akhir setiap siklus, yaitu bahwa sebelum tidakansiklus I siswa yang tuntas belajar 14 siswa dari 31 siswa dengan persentaseketuntasan belajar kelas mencapai 45,16% dan nilai rata-rata hasil tes akhirnya49,27. Setelah diberi tindakan pada siklus I siswa yang tuntas belajar meningkatmenjadi 16 siswa dari 31 siswa dengan persentase ketuntasan belajar kelasmencapai 51,61% dan nilai rata-rata hasil tes akhirnya juga meningkat menjadi55,74. Dan selanjutnya setelah diberi tindakan pada siklus II siswa yang tuntasbelajar meningkat lagi menjadi 22 siswa dari 31 siswa dengan persentaseketuntasan belajar kelas mencapai 70,96% dan nilai rata-rata hasil tes akhirnya71,77.
Kata Kunci: Problem Posing, Keaktifan Belajar, Prestasi Belajar
ix
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL..................................................................................... ...........iPERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. ..........iiHALAMAN PENGESAHAN................................................................................iiiMOTTO DAN PERSEMBAHAN..........................................................................ivPERNYATAAN.......................................................................................................vKATA PENGANTAR............................................................................................viABSTRAK............................................................................................................viiiDAFTAR ISI...........................................................................................................ixDAFTAR TABEL....................................................................................................xDAFTAR GAMBAR..............................................................................................xiDAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah.................................................................. ............1B. Identifikasi Masalah.....................................................................................3C. Pembatasan Masalah....................................................................................4D. Rumusan Masalah........................................................................................4E. Tujuan Penelitian.........................................................................................5F. Manfaat Penelitian.......................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIRDAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teori..................................................................................... ............7B. Tinjauan Pustaka........................................................................................28C. Kerangka Berpikir......................................................................................30D. Hipotesis Penelitian....................................................................................31
BAB III METODE PENELITIANA. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................................32B. Jenis dan Prosedur Penelitian.....................................................................32C. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................37D. Instrumen Penelitian..................................................................................38E. Teknik Analisis Data..................................................................................40F. Indikator Keberhasilan...............................................................................43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Deskripsi Data Hasil Penelitian.................................................................44B. Analisis Data..............................................................................................64C. Pembahasan Hasil Penelitian.....................................................................68
BAB V PENUTUPA. Kesimpulan................................................................................................76B. Saran...........................................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................78LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................80
x
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 1. Kisi-kisi Keaktifan Belajar Siswa............................................................38
Tabel 2. Kriteria Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa.........................................41
Tabel 3. Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa................................................65
Tabel 4. Hasil Prestasi Belajar Siswa.....................................................................66
Tabel 5. Peningkatan Hasil Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa..............73
xi
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 1. Alur Penelitian Tindakan Kelas...........................................................34
Gambar 2. Diagram Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa...................................74
Gambar 3. Diagram Peningkatan Prestasi Belajar Siswa.......................................74
xii
DAFTAR LAMPIRAN
HalamanLampiran 1. Silabus...............................................................................................80
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.....................................85
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II...................................94
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa 1 Siklus I........................................................105
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa 2 Siklus I........................................................111
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa 3 Siklus II.......................................................117
Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa 4 Siklus II.......................................................123
Lampiran 8. Daftar Nama Kelas VII A................................................................129
Lampiran 9. Daftar Hadir Kelas VII A................................................................130
Lampiran 10. Daftar Nama Kelompok Siklus I...................................................131
Lampiran 11. Daftar Nama Kelompok Siklus II..................................................132
Lampiran 12. Kisi-kisi Lembar Observasi Keaktifan Siswa................................133
Lampiran 13. Uji Validitas Lembar Observasi Keaktifan Siswa (1)...................137
Lampiran 14. Uji Validitas Lembar Observasi Keaktifan Siswa (2)...................139
Lampiran 15. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Pra Tindakan........................141
Lampiran 16. Persentase Keaktifan Belajar Siswa Pra Tindakan........................143
Lampiran 17. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan 1............144
Lampiran 18. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan 2............146
Lampiran 19. Persentase Keaktifan Belajar Siswa Siklus I ................................148
Lampiran 20. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus II Pertemuan 1...........149
Lampiran 21. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus II Pertemuan 2...........151
Lampiran 22. Persentase Keaktifan Belajar Siswa Siklus II................................153
Lampiran 23. Kisi-kisi Tes Prestasi Siklus I........................................................154
Lampiran 24. Soal Tes Siklus I............................................................................155
Lampiran 25. Kunci Jawaban Soal Tes Siklus I..................................................156
Lampiran 26. Uji Validitas Tes Prestasi Siklus I (1)...........................................159
Lampiran 27. Uji Validitas Tes Prestasi Siklus I (2)...........................................161
Lampiran 28. Kisi-kisi Tes Prestasi Siklus II.......................................................163
Lampiran 29. Soal Tes Siklus II...........................................................................164
xiii
Lampiran 30. Kunci Jawaban Soal Tes Siklus II.................................................165
Lampiran 31. Uji Validitas Tes Prestasi Siklus II (1)..........................................168
Lampiran 32. Uji Validitas Tes Prestasi Siklus II (2)..........................................170
Lampiran 33. Daftar Nilai Tes Prestasi................................................................172
Lampiran 34. Analisis Hasil Tes Prestasi Siklus I...............................................173
Lampiran 35. Analisis Hasil Tes Prestasi Siklus II..............................................175
Lampiran 36. Uji t Hipotesis Rataan Hasil Belajar Siswa...................................177
Lampiran 37. Tabel Nilai ; ..............................................................................183
Lampiran 38. Surat Permohonan Ijin Observasi dan Penelitian..........................184
Lampiran 39. Surat Balasan Permohonan Ijin Observasi dan Penelitian.............185
Lampiran 40. Surat Keputusan Dosen Pebimbing...............................................186
Lampiran 41. Kartu Bimbingan Skripsi...............................................................187
Lampiran 42. Lembar Jawab Siswa A pada Siklus I dan Siklus II......................189
Lampiran 43. Lembar Jawab Siswa B pada Siklus I dan Siklus II......................191
Lampiran 44. Lembar Jawab Siswa C pada Siklus I dan Siklus I........................193
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika adalah salah satu mata pelajaran dan merupakan ilmu dasar
yang penting baik sebagai alat bantu mata pelajaran yang lain, sebagai
pembimbing pola pikir maupun sebagai pembentuk sikap. Matematika juga
erat hubungannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Maka dari itu
matematika diharapkan dapat dikuasai oleh siswa di sekolah. Namun
pelajaran matematika dianggap sulit dan ditakuti oleh siswa sehingga sangat
berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa.
Melalui wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di kelas
VII A MTs Ma’arif NU Wuwuharjo didapatkan bahwa sarana dan prasarana
pembelajaran di MTs Ma’arif Wuwuharjo saat ini telah tersedia dengan baik.
Meskipun demikian penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika
masih tergolong rendah. Pada materi bangun datar nilai ulangan harian siswa
kelas VII A tahun pelajaran 2012/2013 masih banyak siswa yaitu 17 siswa
dari 31 siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
yang direncanakan yaitu 6,5. Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal dengan tepat. Siswa juga masih sulit mengerjakan soal
yang sedikit berbeda dengan contoh soal yang diberikan oleh guru.
Hal di atas dapat terjadi karena guru masih menggunakan model
pembelajaran yang meminimalkan aktivitas maupun keterlibatan siswa.
Keterampilan berkomunikasi siswa dalam matematika yang masih rendah,
1
2
yang ditandai dengan sebagian besar siswa cenderung diam jika ditanya oleh
guru, siswa tidak bersedia bertanya jika mengalami kesulitan, sehingga siswa
yang mengalami kesulitan dalam memahami suatu materi menyebabkan
kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal latihan. Siswa juga kurang serius
dalam belajar di kelas. Mereka juga kurang latihan soal. Masalah-masalah ini
dapat berpengaruh pada prestasi belajar siswa.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut maka dipertimbangkan
untuk menerapkan model pembelajaran problem posing. Model pembelajaran
ini mengikutsertakan peran aktif siswa. Model pembelajaran problem posing
adalah salah satu model pembelajaran yang mewajibkan para siswa untuk
mengajukan soal (masalah) sekaligus mewajibkan untuk mencari solusi dari
soal (masalah) itu sendiri. Melalui model pembelajaran ini siswa diharapkan
dapat membuat soal sendiri yang tidak jauh berbeda dengan soal yang
diberikan oleh guru. Kemudian dari situasi-situasi yang ada, siswa terbiasa
dalam menyelesaikan soal termasuk soal cerita sehingga diharapkan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan keaktifan
belajar mereka.
Beberapa hasil penelitian juga mengemukakan bahwa pembelajaran
dengan problem posing berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa.
Salah satu penelitian tersebut dilakukan oleh Arif Asnan. Arif Asnan (2011:
35) menyimpulkan bahwa melalui pembelajaran problem posing prestasi
belajar siswa kelas VIII E semester 2 MTs Ma’arif NU Pituruh pada pokok
3
bahasan bangun ruang sisi datar dapat meningkat dari 58,06% menjadi
77,42%.
Berdasarkan hal tersebut di atas, akan diupayakan suatu penelitian
berjudul “Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika
Siswa Melalui Model pembelajaran Problem Posing pada Kelas VII A MTs
Ma’arif NU Wuwuharjo Tahun Pelajaran 2012/2013”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dilihat
beberapa permasalahan yang dapat diangkat untuk diadakannya penelitian
antara lain sebagai berikut.
1. Metode pembelajaran konvensional cenderung meminimalkan aktivitas
maupun keterlibatan siswa. Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan
model pembelajaran yang mengikutsertakan peran aktif siswa.
2. Prestasi belajar matematika siswa masih rendah. Oleh karena itu
dilakukan penelitian dengan cara siswa membuat soal dan jawabannya
sendiri sehingga siswa dengan mudah memahami materi dan soal
sehingga terbiasa dalam menyelesaikan soal. Hal ini diharapkan mampu
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
3. Metode pembelajaran yang kurang tepat (metode ceramah) berpengaruh
terhadap rendahnya prestasi belajar siswa. Oleh karena itu dilakukan
penelitian yang mengikutsertakan peran aktif siswa dalam pembelajaran
yaitu dengan diterapkan model pembelajaran problem posing. Dimana
4
dalam pembelajaran ini mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal
(masalah) sekaligus mewajibkan untuk mencari solusi dari soal (masalah)
itu sendiri. Siswa diharapkan dapat membuat soal sendiri yang tidak jauh
berbeda dengan soal yang diberikan oleh guru. Kemudian dari situasi-
situasi yang ada, siswa terbiasa dalam menyelesaikan soal termasuk soal
cerita sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terfokus, maka dibatasi masalah yang akan
diteliti. Adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian ini yaitu model
pembelajaran yang digunakan untuk penelitian ini adalah model pembelajaran
problem posing tipe post solution posing.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Seberapa jauh peningkatan keaktifan belajar matematika siswa melalui
pembelajaran problem posing di kelas VII A MTs Ma’arif NU
Wuwuharjo tahun pelajaran 2012/2013?
2. Seberapa jauh peningkatan prestasi belajar matematika siswa melalui
pembelajaran problem posing di kelas VII A MTs Ma’arif NU
Wuwuharjo tahun pelajaran 2012/2013?
5
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui seberapa jauh pembelajaran problem posing dapat
meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa kelas VII A MTs
Ma’arif NU Wuwuharjo tahun pelajaran 2012/2013.
2. Untuk mengetahui seberapa jauh pembelajaran problem posing dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VII A MTs
Ma’arif NU Wuwuharjo tahun pelajaran 2012/2013.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai maka penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan. Adapun
manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi siswa: dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar dan
membantu memahami dan menyelesaikan soal matematika.
2. Bagi guru: dapat sedikit demi sedikit memperbaiki dan meningkatkan
mutu pembelajaran matematika di kelas.
3. Bagi sekolah: dapat memberikan sumbangan yang baik dalam
meningkatkan mutu pendidikan sekolah khususnya dalam belajar
matematika.
6
4. Bagi peneliti: agar memiliki pengetahuan yang luas tentang model
pembelajaran dan memiliki keterampilan untuk menerapkannya,
khususnya dalam pengajaran matematika.
7
BAB IIKAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teori
1. Keaktifan Belajar
Keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran dapat dilihat dari
keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Keaktifan yang
dimaksud tentunya bukan sekedar aktif atau ramai, keaktifan yang
dimaksud adalah keaktifan yang ditandai dengan banyaknya respon
positif dari siswa, banyaknya pertanyaan atau jawaban yang berkaitan
dengan materi pembelajaran, atau ide-ide yang mungkin muncul
berhubungan dengan konsep materi pembelajaran, rajin dalam
mengerjakan tugas, saling bertukar pikiran dan lain sebagainya.
Keaktifan mempunyai hubungan makna yang erat dengan aktivitas.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 31) keaktifan adalah
kegiatan atau kesibukan sedangkan aktivitas adalah keaktifan atau
kegiatan. Keaktifan belajar siswa adalah aktivitas siswa dimana siswa
berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Jadi, aktivitas belajar
siswa dapat dijadikan indikator keaktifan belajar siswa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (antara
guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang
dimaksud disini penekanannya pada siswa, sebab dengan adanya
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika terciptalah situasi
7
8
belajar aktif. Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar
matematika yang diharapkan adalah keterlibatan secara psikis atau
kejiwaan (intelektual dan emosional) yang dalam beberapa hal dibarengi
dengan keaktifan fisik.
Ahmad Rohani HM (2004: 6) menyatakan bahwa belajar yang
berhasil adalah belajar yang melalui berbagai macam aktivitas, baik
aktivitas fisik (jasmani) maupun psikis (jiwa atau rohani). Aktivitas fisik
adalah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, bermain ataupun
bekerja ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau pasif.
Aktivitas psikis adalah jika jiwa dayanya bekerja sebanyak-banyaknya
atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Seluruh peranan dan
kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk
mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal, sekaligus selama
mengikuti proses pembelajaran (proses perolehan hasil pembelajaran)
secara aktif ia: mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat,
menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu dengan lainnya, dan
sebagainya.
Paul B. Diedrich dalam Ahmad Rohani HM (2004: 9) menyatakan
bahwa kegiatan siswa yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa
antara lain sebagai berikut.
a. Kegiatan-kegiatan visual, seperti membaca, memperhatikan:gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dansebagainya.
b. Kegiatan-kegiatan lisan, seperti: menyatakan, merumuskan,bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat,mengadakan interview, diskusi, dan sebagainya.
9
c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, seperti mendengarkan:uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, dan sebagainya.
d. Kegiatan-kegiatan menulis, seperti menulis: cerita, karangan.Laporan, tes angket, menyalin, dan sebagainya.
e. Kegiatan-kegiatan menggambar, seperti menggambar,membuat grafik, peta, diagram, pola, dan sebagainya.
f. Kegiatan-kegiatan metrik, seperti melakukan percobaan,melakukan konstruksi, model, mereparasi, bermain, dansebagainya.
g. Kegiatan-kegiatan mental, seperti menganggap, mengingat,memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan,mengambil keputusan, dan sebagainya.
h. Kegiatan-kegiatan emosional, seperti menaruh minat, merasabosan, gembira, berani, tenang, dan sebagainya.
Aktivitas-aktivitas di atas tidak dapat terpisahkan antara satu
dengan yang lain. Dalam setiap aktivitas motoris terkandung aktivitas
mental disertai oleh perasaan tertentu, dan seterusnya. Pada setiap
pelajaran terdapat berbagai aktivitas yang dapat diupayakan.
Selama proses belajar siswa dituntut aktivitasnya untuk
mendengarkan, memperhatikan dan mencerna pelajaran yang diberikan
guru, disamping itu sangat dimungkinkan para siswa memberikan balikan
berupa pertanyaan, gagasan pikiran, perasaan, keinginannya. Oleh karena
itu, guru dalam pembelajaran siswa aktif harus berperan sebagai
fasilitator dan pembimbing siswa yang memberi berbagai kemudahan
siswa dalam belajar serta mampu mendorong siswa untuk belajar
seoptimal mungkin.
Menurut Ahmad Rohani HM ((2004: 10) untuk membangkitkan
keaktifan jiwa siswa, guru perlu:
a. Mengajukan pertanyaan dan membimbing diskusi siswa.
10
b. Memberikan tugas-tugas untuk menyelesaikan masalah, mengambil
keputusan, dan sebagainya.
c. Menyelenggarakan berbagai percobaan dengan menyimpulkan
keterangan, memberikan pendapat, dan sebagainya.
Dan untuk membangkitkan keaktifan jasmani siswa, guru perlu:
a. Menyelenggarakan berbagai bentuk pekerjaan keterampilan di
bengkel, laboratorium, dan sebagainya.
b. Mengadakan pameran, karyawisata, dan sebagainya.
2. Prestasi Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1101) prestasi adalah
hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan
sebagainya. Menurut Muhibbin Syah (2008: 150) prestasi belajar adalah
segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan
proses belajar siswa. Ahmad Rohani HM (2004: 179) menjelaskan bahwa
prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang. Sedangkan Heri
Gunawan (2012: 153) menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh
suatu mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai test atau
angka nilai yang diberikan oleh guru.
Dari uraian di atas prestasi belajar matematika merupakan salah
satu ukuran mengenai tingkat keberhasilan siswa setelah mengalami
belajar. Proses belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
11
suatu perubahan atau pemahaman dalam bidang pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai. Adanya perubahan tersebut tampak dalam
prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa. Dengan tercapainya tujuan
pembelajaran maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam
mengajar. Keberhasilan belajar mengajar tentu saja diketahui setelah
diadakan evaluasi.
Dapat disimpulkan bahwa setiap proses belajar selalu
menghasilkan prestasi belajar. Sepanjang rentang kehidupannya manusia
selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-
masing. Prestasi dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu
dapat memberikan kepuasan tertentu pula pada manusia. Dalam kegiatan
pengajaran atau pendidikan prestasi belajar merupakan sasaran dari
kegiatan tersebut. Oleh karena itu, antara pengajaran atau pendidikan dan
prestasi belajar tidak dapat dipisahkan.
Prestasi belajar yang diperoleh siswa merupakan hasil interaksi dari
berbagai faktor, baik dari faktor ekstern (faktor luar) maupun faktor
intern (faktor dalam). Menurut Muhibbin Syah (2008: 132) faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:
a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi
jasmani (aspek fisiologis) dan rohani siswa (aspek psikologis).
12
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa yang meliputi lingkungan sosial dan lingkungan
nonsosial.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi
pelajaran.
Menurut S. Suryabrata dalam Lilik Wahyu Utomo (2009: 19)
faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar yaitu
sebagai berikut.
a. Faktor dalam, yaitu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar
dari siswa yang sedang belajar, meliputi;
1) Kondisi fisis, yakni kondisi fisis umum (keadaan segar jasmani)
dan keadaan panca indera (penglihatan dan pendengaran)
2) Kondisi psikis, yakni meliputi kecerdasan, bakat, minat,
motivasi, emosi, dan kemampuan kognitif.
b. Faktor luar, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, antara lain:
1) Faktor lingkungan, yakni lingkungan alami (suhu udara,
kelembaban udara, cuaca, musim yang sedang berlangsung) dan
lingkungan sosial (baik berujud manusia dan representasinya
maupun ujud lain).
2) Faktor instrumental, yaitu faktor yang adanya dan pengujiannya
dirancangkan sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.
13
Faktor ini meliputi kurikulum, program, bahan atau hal yang
dipelajari, sarana dan fasilitas, dan tenaga pengajar.
Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang
memiliki kondisi fisis dan kondisi psikis baik maka secara aktif dalam
pembelajaran ia akan melakukan kegiatan-kegiatan seperti bertanya,
mendengarkan penjelasan maupun pendapat, berdiskusi, mengeluarkan
pendapat, dan sebagainya. Selain itu faktor lingkungan baik lingkungan
alami maupun lingkungan sosial, siswa yang memiliki sarana dan
prasarana belajar secara lengkap dan memadai, jelas akan mempermudah
untuk belajar dan meraih prestasi dan sebaliknya bagi siswa yang
memiliki sarana dan prasarana kurang atau tidak memadai ia sulit meraih
prestasi, hal ini juga menyangkut cara atau metode dan model
pembelajaran sehingga guru harus mampu menerapkan model
pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk meraih prestasi yang
baik. Oleh karena itu, keaktifan siswa dalam belajar dan model
pembelajaran yang digunakan dalam belajar mempengaruhi prestasi
belajar siswa.
3. Model Pembelajaran Problem Posing
Model pembelajaran menurut Muhibbin Syah (1997: 189) adalah
pembelajaran yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu pengajaran. Dalam sebuah model pembelajaran biasanya
terdapat tahapan-tahapan atau langkah-langkah yang relatif tetap dan
pasti untuk menyajikan materi pelajaran secara berurutan.
14
Menurut Suryanto dalam Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa
(2011: 351) problem posing adalah perumusan soal agar lebih sederhana
atau perumusan ulang soal yang ada dengan beberapa perubahan agar
lebih sederhana dan dapat dikuasai. Model pembelajaran problem posing
mulai dikembangkan di tahun 1997 oleh Lyn D. English, dan awal
mulanya diterapkan dalam mata pelajaran matematika yang selanjutnya
dikembangkan pula pada mata pelajaran yang lain. Pada prinsipnya,
pembelajaran problem posing adalah suatu pembelajaran yang
mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar
soal (berlatih soal) secara mandiri.
Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem posing
adalah suatu cara pembelajaran yang mewajibkan para siswa untuk
mengajukan soal sendiri melalui belajar soal (berlatih soal) secara
mandiri.
Langkah-langkah model pembelajaran problem posing adalah
sebagai berikut (dalam Bambang Priyo Darminto, 2011: 13).
a. Guru menjelaskan materi pelajaran kepada siswa. Jika perlu,
penggunaan alat peraga untuk memperjelas konsep sangat
disarankan.
b. Guru memberikan latihan soal secukupnya.
c. Siswa diminta mengajukan soal 1 atau 2 buah soal yang
menantang, tetapi siswa yang bersangkutan harus mampu
15
menyelesaikannya. Tugas ini dapat dilakukan pula secara
kelompok.
d. Pada pertemuan berikutnya, secara acak, guru menyuruh siswa
untuk menyajikan soal temuannya di depan kelas. Dalam hal ini,
guru dapat menentukan siswa secara selektif berdasarkan bobot
soal yang diajukan oleh siswa.
e. Guru memberikan tugas rumah secara individual.
Silver dan Cai dalam Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa
(2011: 351) menjelaskan bahwa ada tiga tipe model pembelajaran
problem posing yang dapat dipilih oleh guru. Pemilihan tipe ini
disesuaikan dengan tingkat kecerdasan para siswa (peserta didik), yaitu
sebagai berikut.
a. Problem posing tipe pre solution posing
Siswa membuat pertanyaan beserta jawabannya berdasarkan
pernyataan yang dibuat oleh guru. Jadi hal-hal yang diketahui pada
soal itu dibuat oleh guru, sedangkan siswa membuat pertanyaan dan
jawabannya sendiri.
Contoh:
Misalnya guru membuat soal sebagai berikut.
Diketahui: jajar genjang ABCD di bawah ini dengan ∠ADC = 70°.D C
X
BA
70°
16
Siswa membuat pertanyaan dan jawabannya sendiri.
Diketahui jajar genjang ABCD di bawah ini dengan ∠ADC = 70°.
Hitunglah besar ∠BAD dan ∠ABC!
Penyelesaian:∠BAD + ∠ADC = 180° (sifat jajar genjang yaitu jumlah sudut
yang berdekatan adalah 180°)∠BAD + 70° = 180°∠BAD = 180° - 70° = 110°b. Problem posing tipe within solution posing
Siswa memecahkan pertanyaan tunggal dari guru menjadi sub-
sub pertanyaan yang relevan dengan pertanyaan guru.
Contoh:
Misalnya guru membuat soal sebagai berikut.
Diketahui: bangun layang-layang ABCD jika A (0,0), B(3,-3),
C(10,0), dan D(3,3). Lukislah bangun layang-layang ABCD tersebut.
Siswa mengubah soal tersebut menjadi seperti berikut ini.
Diketahui : bangun layang-layang ABCD jika A (0,0), B(3,-3),
C(10,0), dan D(3,3).
1) Lukislah bangun layang-layang ABCD tersebut?
D CX
BA
70°
17
2) Tentukan titik koordinat perpotongan kedua diagonalnya
(titik O)!
3) Tentukan luas layang-layang ABCD tersebut?
Penyelesaian:
1)
2) Titik perpotongan diagonal tersebut adalah O (0,3)
3) L layang-layang ABCD = x AC x BD
= x 10 cm x 6 cm
= 30 cm2
c. Problem posing tipe post solution posing
Siswa membuat soal yang sejenis, seperti yang dicontohkan
oleh guru. Jika guru dan siswa siap, maka siswa dapat diminta untuk
mengajukan soal pada pokok bahasan yang diterangkan oleh guru.
Siswa harus bisa menemukan jawabannya. Tetapi ingat, jika siswa
gagal menemukan jawabannya, maka guru merupakan nara sumber
utama bagi siswanya. Jadi, guru harus benar-benar menguasai
materi.
Contoh:
Guru membuat soal seperti di bawah ini
0
y
x
D (3,3)
B (3,-3)
A (0,0) C (10,0)O
18
Perhatikan trapesium PQRS di bawah ini, tentukan besar ∠PQR!
Siswa membuat soal beserta jawabannya yang sejenis seperti
soal di atas.
Perhatikan trapesium PQRS di bawah ini.
Tentukan besar ∠PQR!
Penyelesaian:∠PQR + ∠QRS = 180° (sifat trapesium: sudut yang terletak pada
kaki yang sama jumlahnya 180°)∠PQR + 130° = 180°∠PQR = 180° - 130° = 50°Dalam setiap pembelajaran pasti ada sisi kelebihan ataupun
keunggulan dan kekurangan atau kelemahan. Begitu juga di dalam
pembelajaran dengan menggunakan model problem posing terdapat
beberapa kelebihan dan kelemahan. Menurut Muhammad Thobroni dan
Arif Mustofa (2011: 349), kelebihan dan kelemahan tersebut adalah
sebagai berikut.
100°P Q
130°P Q
S R
RS
19
a. Kelebihan Problem Posing
1) Kegiatan pembelajaran tidak terpusat pada guru, tetapi dituntut
keaktifan siswa.
2) Minat siswa dalam pembelajaran matematika lebih besar dan
siswa lebih mudah memahami soal karena dibuat sendiri.
3) Semua siswa terpacu untuk terlibat secara aktif dalam membuat
soal.
4) Dengan membuat soal dapat menimbulkan dampak terhadap
kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah.
5) Problem posing dapat membantu siswa untuk melihat
permasalahan yang ada dan yang baru diterima sehingga
diharapkan mendapatkan pemahaman yang mendalam dan lebih
baik. Problem posing juga merangsang siswa. Selain itu untuk
memunculkan ide yang kreatif dari yang diperolehnya dan
memperluas bahasan atau pengetahuan, siswa dapat memahami
soal sebagai latihan untuk memecahkan masalah.
b. Kekurangan Problem Posing
1) Persiapan guru lebih dari biasanya karena harus menyiapkan
informasi mengenai apa yang dapat disampaikan.
2) Waktu yang digunakan lebih banyak untuk membuat soal dan
penyelesaiannya sehingga materi yang disampaikan lebih
sedikit.
20
4. Keliling dan Luas Bangun Datar
a. Persegi
Persegi adalah sebuah bangun datar yang dibatasi oleh empat buah
sisi yang sama panjangnya.
Sifat-sifat persegi, yaitu sebagai berikut.
1) Dapat menempati bingkainya dengan tepat menurut delapan
cara.
2) Semua sudut-sudutnya sama besar dan siku-siku.
3) Semua sisi sama panjang.
4) Sudut-sudutnya dibagi dua sama besar oleh diagonal-
diagonalnya.
5) Diagonal-diagonalnya saling tegak lurus.
Keliling dan luas persegi
1) Keliling persegi
Keliling persegi adalah jumlah panjang keempat sisinya, yaitu:
AB + BC +CD +AD
AB = BC = CD = AD = s (panjang sisi persegi)
Keliling persegi = 4 x s
21
2) Luas persegi
Luas persegi adalah hasil kuadrat dari panjang sisinya, yaitu:
Luas persegi = s2
Dengan s = panjang sisi persegi
b. Persegi panjang
Persegi panjang adalah sebuah bangun datar yang dibatasi 4 buah
sisi, dengan sisinya yang saling berhadapan sama panjang dan
sejajar, serta sisi-sisinya saling tegak lurus.
Persegi panjang memiliki sifat
1) Dapat menempati bingkainya dengan tepat menurut empat cara.
2) Memiliki sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
3) Keempat sudutnya sama besar dan siku-siku.
4) Diagonal-diagonalnya sama panjang dan saling membagi dua
sama panjang.
Keliling dan luas persegi panjang
1) Keliling persegi panjang
Keliling persegi panjang adalah jumlah panjang keempat sisinya
yaitu
AB + BC + CD + AD
AB = CD = panjang, dan BC = AD = lebar
22
Keliling persegipanjang = 2 (panjang + lebar )
2) Luas persegi panjang
Luas daerah persegi panjang adalah hasil perkalian ukuran
panjang dan lebar dari persegi panjang tersebut.
Luas persegi panjang = panjang x lebar
c. Jajar genjang
Jajar genjang adalah sebuah bangun datar yang dibatasi 4 buah sisi,
dengan sisi-sisi yang saling berhadapan sama panjang dan sejajar,
dan sisi-sisinya tidak saling tegak lurus.
Jajar genjang memiliki sifat
1) Sisi yang berhadap-hadapan sama panjang dan sejajar.
2) Diagonalnya saling membagi dua sama panjang.
3) Sudut yang berhadap-hadapan sama besar.
4) Jumlah sudut yang berdekatan berjumlah 180°.
Keliling dan luas jajar genjang
1) Keliling jajar genjang
Keliling jajar genjang adalah jumlah panjang keempat sisinya
yaitu:
AB + BC + CD + AD
23
AB = CD = panjang, dan BC = AD = lebar
Keliling jajar genjang = 2 (panjang + lebar)
2) Luas jajar genjang
Jajar genjang terbentuk dari dua buah segitiga yang sama
besarnya, yakni segitiga ABD dan segitiga BCD. Luas segitiga
ABD = luas segitiga BCD
Luas jajar genjang ABCD = luas segitiga ABD + luas segitiga
BCD
= 2 (luas segitiga ABD)
Luas segitiga ABD
= (panjang alas) (tinggi)
= (AB) x (DE)
Jadi luas jajar genjang ABCD
= 2 { (AB) x (DE) }
= (AB) x (DE)
Luas jajar genjang = (panjang) (tinggi)
Dengan, panjang = AB (alas segitiga ABD)
tinggi = DE = t (tinggi segitiga ABD)
24
d. Belah ketupat
Belah ketupat adalah sebuah bangun datar yang dibatasi 4 buah sisi
yang sama panjangnya, sudut-sudut yang berhadapan sama besarnya,
dan sisi-sisinya tidak saling tegak lurus.
Belah ketupat memiliki sifat
1) Keempat sisi belah ketupat sama panjang.
2) Sisi yang berhadapan sama panjang.
3) Sudut yang berhadapan sama besar.
4) Sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua sama besar
oleh dua diagonal-diagonalnya.
5) Diagonal-diagonal belah ketupat berpotongan saling tegak lurus.
6) Diagonal-diagonal belah ketupat saling membagi dua sama
panjang.
Keliling dan luas belah ketupat
1) Keliling belah ketupat
Adalah jumlah panjang keempat sisinya atau empat kali sisi.
Keliling belah ketupat = 4 (sisi)
25
AB = BC = CD = DA = sisi
2) Luas belah ketupat
Adalah setengah dari hasil kali kedua diagonalnya.
Diagonal-diagonal belah ketupat = AC dan BD
Luas belah ketupat = (diagonal ke-1) (diagonal ke-2)= (AC)
(BD)
e. Layang-layang
Layang-layang adalah sebuah bangun datar segi empat yang
dibentuk oleh dua segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang dan
berimpit.
Layang-layang mempunyai sifat
1) Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri.
2) Tepat dua pasang sisi yang berdekatan sama panjang.
3) Tepat sepasang sudut yang berhadapan sama besar.
4) Salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang dan tegak
lurus diagonal yang lain.
5) Tepat satu diagonalnya membagi dua sudut yang berhadapan
sama besar.
26
6) Dapat menempati bingkainya dengan dua cara.
Keliling dan luas layang-layang
1) Keliling layang-layang
Keliling adalah jumlah panjang keempat sisinya, yaitu:
AB + BC + CD + DA
AB = BC = sisi yang panjang
CD = DA = sisi yang pendek
2) Luas layang-layang
Adalah setengah dari hasil kali kedua diagonalnya.
Diagonal-diagonal layang-layang di atas : AC dan BD
Luas layang-layang = (diagonal ke-1) (diagonal ke-2) = (AC)
(BD)
f. Trapesium
Trapesium adalah sebuah bangun datar segi empat yang sepasang
sisinya yang berhadapan sejajar.
Macam-macam trapesium
1) Trapesium sembarang 3) Trapesium siku-siku
27
2) Trapesium sama kaki
Sifat-sifat trapesium yaitu:
1) Trapesium sama kaki memiliki sifat
(a) Dua sudut alas sama besar.
(b) Dua sudut atas sama besar.
(c) Dua diagonal sama panjang.
(d) Satu sumbu simetri.
2) Trapesium siku-siku memiliki tepat dua sudut siku-siku.
Keliling dan luas trapesium
1) Keliling trapesium
Keliling trapesium adalah jumlah panjang keempat sisinya,
yaitu:
AB + BC + CD + DA
2) Luas Trapesium
Adalah setengah dari jumlah sisi yang sejajar dikali tinggi.
Luas = (AB + CD) x t
AB + CD = jumlah sisi yang sejajar, t = tinggi trapesium
28
B. Tinjauan Pustaka
Sebagai bahan pertimbangan maka dalam penelitian ini dikemukakan
penelitian terdahulu yang relevan. Diantaranya adalah sebagai berikut.
Arif Asnan (2011) melakukan penelitian tentang upaya meningkatkan
aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran problem posing kelas VII
semester 2 MTS Ma’arif NU Pituruh tahun pelajaran 2010/2011. Hasilnya
adalah pembelajaran problem posing dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa dari 55,68% menjadi 75,76% dan pembelajaran problem posing dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dari 58,06% menjadi 77,42%.
Penelitian Arif Asnan (2011) mempunyai keterkaitan dengan penelitian
yang akan dilaksanakan penulis yaitu sama-sama menggunakan model
pembelajaran problem posing, jenis penelitiannya sama-sama PTK
(Penelitian Tindakan Kelas), kajiannya juga sama yaitu mengkaji prestasi
belajar dan keaktifan siswa. Penelitian Arif Asnan tidak ada perbedaan
dengan penelitian yang akan dilaksanakan penulis. Pada penelitian Arif
Asnan diperoleh data bahwa penggunaan model pembelajaran problem
posing dapat meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar.
Faj’riyatul Ismijah (2012) melakukan penelitian tentang penerapan
model pembelajaran problem posing untuk meningkatkan aktivitas dan
prestasi belajar matematika siswa pada materi bangun ruang kubus dan balok
kelas VIII E SMP Negeri 1 Kajoran tahun pelajaran 2011/2012. Hasilnya
adalah pembelajaran problem posing dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa pada pertemuan pertama siklus I dari 46% menjadi 69% pada siklus II,
29
pertemuan kedua siklus I dari 24% menjadi 78% pada siklus II, pertemuan
ketiga siklus I dari 69% menjadi 84% pada siklus II, dan pada pertemuan
keempat siklus I dari 72% menjadi 86% pada siklus II. Selanjutnya
pembelajaran problem posing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dari
44,11% pada siklus I menjadi 70,58% pada siklus II.
Penelitian Faj’riatul Ismijah (2012) juga mempunyai keterkaitan dengan
penelitian yang akan dilaksanakan penulis yaitu sama-sama menggunakan
model pembelajaran problem posing, jenis penelitiannya sama-sama PTK
(Penelitian Tindakan Kelas), kajiannya juga sama yaitu mengkaji keaktifan
siswa dan prestasi belajar. Penelitian Faj’riatul Ismijah tidak ada perbedaan
dengan penelitian yang akan dilaksanakan penulis. Pada penelitian Faj’riatul
Ismijah diperoleh data dengan pengunaan model pembelajaran problem
posing dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran problem posing dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi
belajar matematika. Dengan demikian, penulis terdorong untuk mengadakan
penelitian seberapa jauh model pembelajaran problem posing ini dapat
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar matematika pada siswa kelas VII
A di MTs Ma’arif NU Wuwuharjo tahun pelajaran 2012/2013.
C. Kerangka Berpikir
Melalui wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di kelas
VII A MTs Ma’arif NU Wuwuharjo didapatkan bahwa proses pembelajaran
30
yang cenderung dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran
yang meminimalkan aktivitas maupun keterlibatan siswa. Keterampilan
berkomunikasi siswa dalam matematika yang masih rendah, yang ditandai
dengan sebagian besar siswa cenderung diam jika ditanya oleh guru, siswa
tidak bersedia bertanya jika mengalami kesulitan, sehingga siswa yang
mengalami kesulitan dalam memahami suatu materi menyebabkan kesulitan
dalam menyelesaikan soal-soal latihan, dengan demikian dapat berpengaruh
pada prestasi belajar siswa.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka diterapkan pembelajaran yang
mendorong keaktifan siswa. Untuk mendorong keaktifan dan prestasi belajar
matematika diterapkan model pembelajaran problem posing. Model
pembelajaran problem posing adalah suatu cara pembelajaran yang
mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal
(berlatih soal) secara mandiri. Dengan pembelajaran problem posing ini
memungkinkan para siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Dalam
tugas kelompok yang diberikan oleh guru siswa saling bekerjasama dan
saling berinteraksi baik dengan sesama teman maupun dengan guru.
Diprediksi dengan pembelajaran problem posing dapat meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar matematika.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori di atas diajukan hipotesis tindakan sebagai
berikut.
31
1. Model pembelajaran problem posing dapat meningkatkan keaktifan belajar
matematika bagi siswa kelas VII A pada MTs Ma’arif NU Wuwuharjo.
2. Model pembelajaran problem posing dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika bagi siswa kelas VII A pada MTs Ma’arif NU Wuwuharjo.
32
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, yaitu dimulai pada
bulan Maret hingga bulan Agustus tahun 2013. Dan dilaksanakan di MTs
Ma’arif NU Wuwuharjo. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII A
semester II tahun pelajaran 2012/2013.
B. Jenis dan Prosedur Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas
(PTK), atau Classroom Action Research (CAR). Suharsimi Arikunto
(2010: 130), menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga
kata yang dapat dipahami pengertiannya sebagai berikut:
a. Penelitian: kegiatan mencermati suatu obyek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat
dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan: sesuwatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus
kegiatan.
32
33
c. Kelas: sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru. Kelas bukan wujud ruangan
tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar.
Dengan demikian, penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi
dalam sebuah kelas. Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian
tindakan kelas adalah adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti
dengan anggota kelompok sasaran.
Tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas yaitu
melalui empat tahapan sebagai berikut perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
2. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan prosedur PAOR yang
merupakan Planning (Perencanaan), Action (Pelaksanaan), Observation
(Observasi) dan Reflection (Refleksi). Penelitian ini dilaksanakan dalam
dua siklus meliputi tahapan Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan
Refleksi.
Gambar 1 berikut ini merupakan alur tahapan dalam Penelitian
Tindakan Kelas, yang disusun oleh Kemmis dan Mc Tanggart (dalam
Suharsimi Arikunto, 2010: 132).
34
Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan Kelas
Secara rinci langkah-langkah setiap siklus dijabarkan sebagai berikut:
a. Siklus I
1) Planning (perencanaan)
Pada tahap ini peneliti merancang tindakan yang akan
dilaksanakan.
(a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 (RPP 1),
terdiri dari lembar kerja siswa dan soal-soal latihan untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa akan materi yang
telah dipelajari.
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaann
Pengamatan
?
35
(b) Memilih dan menetapkan media yang akan digunakan dalam
pembelajaran serta disesuaikan dengan kompetensi dasar
yang akan disampaikan dengan mempertimbangkan kondisi
siswa dan sarana yang tersedia.
(c) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi dan soal tes
untuk mengukur keaktifan siswa dan tingkat pemahaman
siswa akan materi yang telah disampaikan pada pembelajaran
matematika.
2) Action (pelaksanaan tindakan).
Tindakan dilaksanakan sebagaimana yang telah
direncanakan sebelumnya. Selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung, peneliti mengamati aktivitas dan perilaku siswa.
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan sifatnya fleksibel dan
terbuka terhadap perubahan-perubahan, sesuai dengan apa yang
terjadi dilapangan. Pada pertemuan pertama dan kedua
merupakan penerapan model pembelajaran problem posing
dengan mengadakan observasi keaktifan belajar siswa. Dan
pertemuan ketiga merupakan akhir dari siklus I diadakan tes
prestasi siklus I.
3) Observation (observasi)
Observasi adalah tahap pengamatan terhadap pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah
dipersiapkan dan catatan dilapangan. Dalam tahap ini dilakukan
36
observasi terhadap semua proses tindakan, hasil tindakan, situasi
tempat tindakan dan kendala-kendala tindakan. Observasi
dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung.
4) Reflection (refleksi)
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dalam
penelitian dan merupakan langkah terakhir yang dilakukan pada
sebuah siklus. Pada tahap ini peneliti juga bertindak sebagai
observer yang mengkaji terhadap proses yang terjadi, masalah-
masalah yang muncul dan segala hal yang berkaitan dengan
tindakan yang telah dilakukan, baik kelebihan maupun
kelemahannya yang berkaitan dengan srategi pembelajaran aktif.
Saran dan masukan pada tahap refleksi ini sebagai acuan dalam
penetapan dan perencanaan tindakan pada siklus selanjutnya.
Siklus dihentikan bila dalam penelitian terdapat peningkatan
prestasi belajar dan peningkatan keaktifan belajar siswa dalam
pembelajaran matematika.
b. Siklus II
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikkan
pada siklus I, tahapan pada siklus II sama dengan siklus I yaitu
meliputi Planning, Action, Observation , dan Reflection.
37
C. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini bersumber dari interaksi guru dengan siswa,
serta siswa dengan siswa dalam pembelajaran matematika. Pengumpulan data
penelitian dilakukan dengan teknik observasi, tes, dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi pengamatan yang ditujukan pada suatu aspek keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran. Observasi ini dilakukan pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung dan dilakukan tanpa mengganggu
kegiatan individu atau kelompok yang diamati. Pada penelitian ini
observasi digunakan untuk mendapat data keaktifan siswa pada pra siklus
dan setiap pertemuan dalam tiap siklus.
2. Tes
Tes adalah sekumpulan pertanyaan atau latihan serta alat lain untuk
mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, dan kemampuan siswa
baik individu atau kelompok. Dalam penelitian ini tes digunakan untuk
mendapat data prestasi belajar matematika pada tiap akhir siklus.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan cara pengumpulan data melalui
peninggalan tertulis. Teknik dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan nilai ulangan harian mata pelajaran matematika siswa
kelas VII A semester 2 (dua) menjadi nilai awal sebelum siklus I.
38
D. Instrumen Penelitian
1. Lembar observasi
Lembar observasi yang digunakan sebagai pedoman peneliti dalam
melakukan observasi, guna memperoleh data yang diinginkan, lembar
observasi yang digunakan dalam penelitian adalah lembar observasi
siswa. Aspek-aspek aktivitas belajar siswa yang telah disusun ada 5
kegiatan yaitu sebagai berikut.
Tabel 1. Kisi-kisi Keaktifan Belajar Siswa
No Kegiatan Nomer Soal Jumlah Soal
1. Kegiatan visual dan kegiatan
mendengarkan : memperhatikan
dan mendengarkan uraian
2 1
2. Kegiatan lisan: bertanya, menjawab
pertanyaan, menanggapi, diskusi,
presentasi.
6, 8, 9 3
3. Kegiatan menulis: menulis cerita,
karangan, laporan dan sebagainya4, 5 2
4. Kegiatan mental: menganggap,
memecahkan masalah, mengambil
keputusan.
3, 7 2
5. Kegiatan emosional: minat, merasa
bosan, gembira, tenang, berani.1 1
39
Hasil observasi diadakan penskoran 1 sampai dengan 4 dengan kriteria
sebagai berikut :
Untuk soal point 1, 2, 3, 4, dan 5
1= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≤ 8 siswa
2= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 9-16 siswa
3= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 17-24 siswa
4= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≥25 siswa
Untuk soal point 6, 7, 8, dan 9
1= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 0-1 siswa
2= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 2-3 siswa
3= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 4-5 siswa
4= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≥6 siswa
Skor minimal 9 dan skor maksimal 36.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 284) dalam menganalisis data
dengan skor 1 sampai dengan 4 dijelaskan makna setiap alternatif sebagai
berikut.
a. Skor/nilai 4 = “Sangat Aktif” menunjukkan skor paling tinggi.
b. Skor/nilai 3 = “Aktif” menunjukkan skor yang lebih rendah
dibandingkan dengan yang ditambah kata “Sangat”.
c. Skor/nilai 2 = “Cukup Aktif” menunjukkan skor di bawah “Aktif”.
d. Skor/nilai 1 = “Kurang Aktif” menunjukkan skor paling bawah.
40
2. Tes
Tes dilakukan untuk mendapatkan daftar prestasi belajar
matematika, setelah diberikan tindakan. Tes individu diberikan pada
akhir siklus I dan siklus II.
E. Teknik Analisis Data
Data yang dianalisis adalah semua data yang diperoleh selama penelitian
1. Analisis Deskriptif
Analisis data yang diperoleh dari lembar observasi dan tes prestasi
belajar siswa secara kuantitatif yaitu dengan cara:
NP = X 100%
Keterangan:
NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100% = bilangan tetap
(Ngalim Purwanto, 2010: 102)
Selanjutnya, mengategorikan persentase keaktifan belajar siswa dan
ketuntasan belajar siswa setiap siklus sesuai dengan kategori yang telah
ditentukan untuk membuat kesimpulan mengenai keaktifan belajar dan
prestasi belajar siswa.
41
Tabel 2. Kriteria Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa
No. Persentase Predikat
1. P > 80% Sangat Baik
2. 60% < P ≤ 80% Baik
3. 40% < P ≤ 60% Cukup
4. 20% < P ≤ 40% Kurang
5. P ≤ 20% Kurang sekali
Secara kualitatif, yaitu data berupa catatan semua kekurangan atau
kelemahan yang ditemukan pada tiap siklus, dipergunakan sebagai acuan
untuk melakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
2. Uji t
Untuk mengetahui apakah model pembelajaran problem posing dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika bagi siswa kelas VII A pada
MTs Ma’arif NU Wuwuharjo dilakukan perhitungan dengan setatistik uji
t, dengan rumusan hipotesis sebagai berikut.
a. Uji t Hipotesis Rataan (rata-rata nilai pra tindakan dan rata-rata nilai
siklus I)
H0 : 1 ≥ 2 (rata-rata nilai siklus I tidak lebih baik dari rata-rata
nilai pra tindakan)
H1 : 1 < 2 (rata-rata nilai siklus I lebih baik dari rata-rata nilai pra
tindakan)
42
b. Uji t Hipotesis Rataan (rata-rata nilai siklus I dan rata-rata nilai
siklus II)
H0 : 2 ≥ 3 (rata-rata nilai siklus II tidak lebih baik dari rata-rata
nilai siklus I)
H1 : 2 < 3 (rata-rata nilai siklus II lebih baik dari rata-rata nilai
siklus I)
c. Uji t Hipotesis Rataan (rata-rata nilai pra tindakan dan rata-rata nilai
siklus II)
H0 : 1 ≥ 2 (rata-rata nilai siklus I tidak lebih baik dari rata-rata
nilai pra tindakan)
H1 : 1 < 2 (rata-rata nilai siklus I lebih baik dari rata-rata nilai pra
tindakan)
Dalam melakukan uji t, harga thitung diperoleh dengan menggunakan
rumus sebagai berikut.
thitung =( ) ~ ( + − 2)
(Budiyono, 2004:151)
Keterangan:
= nilai rata-rata hasil belajar
= banyaknya subjek
= variansi
43
F. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila
1. Persentase keaktifan belajar siswa mencapai 60% lebih; dan
2. 60% lebih dari jumlah siswa memperoleh nilai matematika 65 ke atas.
44
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
pelaksanaannya terbagi dalam dua siklus. Siklus I terdiri dari tiga kali
pertemuan dengan masing-masing pertemuan berlangsung selama 2 x 40
menit, dengan pertemuan ketiga diadakan tes siklus I. Dan siklus II terdiri
dari tiga kali pertemuan dengan masing-masing pertemuan berlangsung
selama 2 x 40 menit, dengan pertemuan ketiga diadakan tes siklus II. Dalam
setiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi. Sebelum tindakan siklus I peneliti mengamati kegiatan pembelajaran
pada kompetensi dasar sebelumnya untuk mendapatkan data awal keaktifan
siswa.
1. Pra Tindakan
Hasil analisis pra tindakan didapat berdasarkan data kegiatan
pembelajaran pada kompetensi dasar sebelumnya yang dilaksanakan pada
hari selasa tanggal 07 Mei 2013, yaitu sebagai berikut :
a. Keaktifan belajar siswa kelas VII A masih kurang yaitu 38,89% dapat
dilihat dalam lampiran 16 halaman 143.
1) Kehadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran, terkategori sangat
aktif.
2) Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, terkategori
aktif.
44
45
3) Keaktifan dan kerjasama siswa dalam diskusi kelompok,
terkategori cukup aktif.
4) Kemampuan menyimpulkan hasil diskusi kelompok dalam lembar
kegiatan siswa (LKS), terkategori kurang aktif.
5) Kemampuan siswa dalam menyusun soal sesuai pembelajaran
problem posing, terkategori kurang aktif.
6) Siswa bertanya kepada guru, terkategori kurang aktif.
7) Keberanian siswa untuk memperesentasikan hasil pekerjaannya,
terkategori kurang aktif.
8) Kemampuan siswa untuk bertanya, menanggapi atau menyanggah
kelompok lain saat demostrasi, terkategori kurang aktif.
9) Siswa menjawab pertanyaan guru, terkategori kurang aktif.
b. Prestasi belajar siswa kelas VII A masih rendah dilihat dari hasil rata-
rata ulangan harian adalah 49,27 dan ketuntasan belajar 45,16% dari 31
siswa hanya 14 siswa yang tuntas belajar, dapat dilihat dalam lampiran
33 halaman 172.
2. Siklus I
a. Perencanaan (planning)
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti merancang tindakan
yang akan dilakukan antara lain:
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran I (RPP I) tentang
materi yang diajarkan. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini akan
digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam melaksanakan
46
kegiatan pembelajaran di kelas. Rencana pelaksanaan pembelajaran
dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 85.
2) Memilih dan menetapkan media yang akan digunakan dalam
pembelajaran yaitu lembar kerja siswa (LKS) yang sesuai dengan
materi yang diajarkan. Dengan adanya LKS diharapkan dapat
memperlancar kegiatan pembelajaran di kelas. LKS I dan LKS 2
dapat dilihat pada lampiran 4 dan lampiran 5 halaman 111.
3) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi, digunakan untuk
mengetahui keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Pengisian lembar observasi dibantu guru matematika kelas VII.
Lembar observasi dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 133.
Menyusun dan menyiapkan kisi-kisi dan soal tes prestasi I, hasil tes
digunakan untuk mengetahui prestasi siswa setelah diberikan
tindakan. Kisi-kisi dan soal tes prestasi I beserta kunci jawaban
dapat dilihat pada lampiran 23 halaman 154, lampiran 24
halaman155, dan lampiran 25 halaman 156.
b. Pelaksanaan Tindakan (action)
Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah
disusun sebelumnya, selama pembelajaran berlangsung kolaborator
melakukan observasi keaktifan siswa. Pada siklus I kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Adapun deskripsi
pelaksanaan dan observasi pembelajaran matematika dengan
47
menggunakan model pembelajaran problem posing pada siklus I
sebagai berikut.
1) Pertemuan Pertama
Pada siklus I pertemuan pertama membahas tentang
mengidentifikasi sifat-sifat persegi, persegi panjang, dan
jajargenjang. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan
pendahuluan yang berupa berdoa bersama. Guru mengucapkan
salam dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. Kemudian
guru menuliskan judul materi yang akan dibahas dipapan tulis, dan
memberikan informasi tentang tujuan dan teknis pembelajaran
yang akan dilakukan. Kegiatan ini berlangsung selama 10 menit.
Pada kegiatan inti, guru mengkoordinasi dan membimbing
siswa dalam kelompok. Guru meminta siswa untuk membentuk
kelompok secara acak dengan demikian siswa pasti akan
berkelompok dengan teman akrabnya dengan ini diharapkan siswa
tidak merasa bosan dan kompak dalam kerjasama menyelesaikan
masalah, setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa secara acak, 5
kelompok berjumlah 5 siswa dan 1 kelompok berjumlah 6 siswa
karena jumlah siswa ada 31. Guru membagikan LKS agar dipelajari
siswa dan didiskusikan dalam kelompok, siswa saling
mengemukakan pendapat dan teman yang lain membantu apabila
ada teman yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah
yang dihadapi.
48
Guru memberikan petunjuk kepada siswa yang bertanya dan
memberikan arahan agar siswa dapat memahami materi atau soal
yang diberikan. Siswa mempresentasikan jawabannya mewakili
kelompok masing-masing, kelompok yang lain memberikan
tanggapannya. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil
diskusinya.
Selanjutnya Siswa dibimbing membuat soal dengan langkah-
langkah model pembelajaran problem posing tipe post solution
posing. Siswa dengan kelompoknya berdiskusi masing-masing
menyusun sebuah soal beserta jawabannya. Guru keliling
memeriksa hasil pekerjaan kelompok. Selanjutnya siswa mewakili
kelompoknya mempresentasikan soal yang dibuatnya di depan
kelas dan siswa dari kelompok lain mengerjakannya. Kegiatan ini
berlangsung selama 60 menit.
Pada kegiatan akhir, siswa diberi tugas rumah (PR) secara
individu. Dan guru meminta siswa untuk mempelajari materi
berikutnya. Kegiatan akhir ini berlangsung selama 10 menit.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua ini membahas tentang sifat-sifat belah
ketupat, layang-layang, dan trapesium. Pelaksanaan tindakan
dimulai dengan kegiatan pendahuluan yang berupa berdoa bersama.
Guru mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengecek kehadiran
siswa. Sebelum memulai pelajaran guru dan siswa membahas PR,
49
guru memeriksa pekerjaan siswa. Kegiatan pendahuluan
berlangsung selama 10 menit.
Pada kegiatan inti, siswa berkelompok secara acak, siswa
diberi LKS dan diminta untuk mengerjakannya dengan
didiskusikan bersama kelompoknya, siswa saling mengemukakan
pendapat dan teman yang lain membantu apabila ada teman yang
mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Guru memberikan petunjuk dan memberikan arahan kepada
siswa yang bertanya agar siswa dapat memahami materi atau soal
yang diberikan. Siswa mempresentasikan jawabannya mewakili
kelompok masing-masing, kelompok yang lain memberikan
tanggapannya. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil
diskusinya.
Selanjutnya siswa dibimbing membuat soal dengan langkah-
langkah model pembelajaran problem posing tipe post solution
posing. Siswa dengan kelompoknya berdiskusi masing-masing
menyusun sebuah soal beserta jawabannya. Guru keliling
memeriksa hasil pekerjaan kelompok. Selanjutnya siswa mewakili
kelompoknya mempresentasikan soal yang dibuatnya di depan
kelas dan siswa dari kelompok lain mengerjakannya. Kegiatan ini
berlangsung selama 60 menit.
Pada kegiatan akhir, siswa diberi tugas rumah (PR) secara
individu. Dan guru meminta siswa untuk mempelajari materi yang
50
telah dibahas karena pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan
(tes prestasi siklus I). Kegiatan ini berlangsung selama 10 menit.
3) Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan ketiga ini merupakan akhir siklus I, sehingga
pada pertemuan ini merupakan pelaksanaan tes prestasi I.
Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan yang
berupa berdoa bersama. Guru mengucapkan salam dilanjutkan
dengan mengecek kehadiran siswa.
Pada kegiatan inti siswa diberi soal dan siswa mengerjakan
soal yang telah diberikan. Selesai mengerjakan soal, siswa
mengumpulkan jawabannya.
Pada kegiatan akhir, guru meminta siswa untuk mempelajari
materi berikutnya yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
c. Pengamatan (observation)
1) Peneliti berperan sebagai guru kelas melaksanakan proses belajar
mengajar, guru kelas VII dan teman dari UMP sebagai kolaborator
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.
2) Peneliti bertugas untuk melaksanakan proses belajar mengajar dan
mengamati aktivitas siswa selama mengikuti pelajaran. Peneliti
juga menilai kemampuan siswa dalam membuat dan menyelesaikan
soal.
3) Kolaborator bertugas mengamati jalannya proses belajar mengajar
secara keseluruhan, meliputi pengamatan keaktifan siswa.
51
4) Pengamatan terhadap siswa pada siklus I diperoleh temuan sebagai
berikut.
(a) Pertemuan pertama
(1) Kehadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran,
terkategori sangat aktif.
(2) Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru,
terkategori aktif.
(3) Keaktifan dan kerjasama siswa dalam diskusi kelompok,
terkategori cukup aktif.
(4) Kemampuan menyimpulkan hasil diskusi kelompok dalam
lembar kegiatan siswa (LKS), terkategori kurang aktif.
(5) Kemampuan siswa dalam menyusun soal sesuai
pembelajaran problem posing, terkategori cukup aktif.
(6) Siswa bertanya kepada guru, terkategori kurang aktif.
(7) Keberanian siswa untuk memperesentasikan hasil
pekerjaannya, terkategori cukup aktif.
(8) Kemampuan siswa untuk bertanya, menanggapi atau
menyanggah kelompok lain saat demostrasi, terkategori
kurang aktif.
(9) Siswa menjawab pertanyaan guru, terkategori kurang
aktif.
52
(b) Pertemuan kedua
(1) Kehadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran,
terkategori sangat aktif.
(2) Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru,
terkategori aktif.
(3) Keaktifan dan kerjasama siswa dalam diskusi kelompok,
terkategori cukup aktif.
(4) Kemampuan menyimpulkan hasil diskusi kelompok dalam
lembar kegiatan siswa (LKS), terkategori cukup aktif.
(5) Kemampuan siswa dalam menyusun soal sesuai
pembelajaran problem posing, terkategori aktif.
(6) Siswa bertanya kepada guru, terkategori kurang aktif.
(7) Keberanian siswa untuk memperesentasikan hasil
pekerjaannya, terkategori aktif.
(8) Kemampuan siswa untuk bertanya, menanggapi atau
menyanggah kelompok lain saat demostrasi, terkategori
kurang aktif.
(9) Siswa menjawab pertanyaan guru, terkategori kurang
aktif.
(c) Pertemuan ketiga
Pada pertemuan ketiga (merupakan akhir pertemuan pada
siklus I) dilakukan tes prestasi siklus I, dan hasil tes pada
siklus I diperoleh data sebagai berikut.
53
(1) Nilai tertinggi: 90
(2) Nilai terendah: 20
(3) Banyak siswa yang tuntas belajar: 16
(4) Banyak siswa yang tidak tuntas belajar: 15
(5) Rata-rata: 55,74
(6) Ketuntasan belajar klasikal: x 100% = 51,61%
(7) Kriteria: cukup
d. Refleksi (reflection)
Setelah melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I, selanjutnya peneliti melaksanakan refleksi
terhadap data yang diperoleh dari tindakan dan hasil pengamatan dalam
kegiatan siklus I. Berdasarkan observasi selama proses pembelajaran,
keaktifan dan prestasi belajar matematika siswa sudah meningkat.
Beberapa permasalahan muncul pada saat pelaksanaan
pembelajaran antara lain:
1) Dalam diskusi kelompok adanya kelompok yang aktif dan
kelompok yang tidak aktif dan ramai, kelompok yang aktif
didominasi oleh siswa-siswa yang pandai. Beberapa siswa yang
tergabung dalam kelompok yang tergolong anggotanya pandai
dalam diskusinya sangat aktif sedangkan siswa yang tergabung
dalam kelompok yang anggotanya tidak pandai dalam diskusinya
kurang aktif dan ramai, hal ini terjadi mungkin karena dalam
54
kelompoknya siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi
tetapi siswa malu untuk bertanya kepada guru.
2) Sebagian besar siswa masih enggan dan malu untuk bertanya,
menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapat. Hal ini dapat
dilihat dari aktivitas siswa dalam bertanya kepada guru, menjawab
pertanyaan guru, dan dalam bertanya, menanggapi atau
menyanggah kelompok lain pada saat demonstrasi terkategori
kurang aktif.
3) Adanya beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas rumah
individu, dikarenakan oleh beberapa alasan, antara lain: lupa, sulit,
dan ketinggalan di rumah. Hal ini oleh peneliti diperkirakan karena
kurangnya perhatian guru kepada siswa, baik kepada siswa yang
mengerjakan tugas rumah maupun yang tidak mengerjakan tugas
rumah.
Hasil pembelajaran pada siklus I belum memenuhi indikator
keberhasilan. Hal ini ditunjukkan dari hasil observasi siswa siklus I
(dapat dilihat pada lampiran 22 halaman 153) bahwa persentase rata-
rata keaktifan belajar siswa yaitu 51,39% dan masih banyak siswa yang
tidak tuntas belajar yaitu 15 siswa dari 31 siswa dengan persentase
ketuntasan 51,61% dengan kriteria cukup, dan rata-rata nilai tesnya
adalah 55,74.
55
Untuk mengatasi permasalahan dan untuk meningkatkan
keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I, adapun tindakan
perbaikan dilaksanakan pada siklus II.
3. Siklus II
a. Perencanaan (planning)
Berdasarkan refleksi pada siklus I, peneliti melakukan perbaikan-
perbaikan persiapan pada pembelajaran siklus II sebagai berikut.
1) Guru membagi siswa dalam kelompok secara heterogen. Agar
semua kelompok seimbang, dan siswa yang pintar membantu
temannya yang tidak pintar.
2) Selama siswa berdiskusi kelompok guru akan berkeliling
memeriksa setiap kelompok, membimbing dan memberikan
petunjuk agar siswa yang mengalami kesulitan tetapi malu untuk
bertanya dapat memahami materi atau soal yang diberikan.
3) Pemberian motivasi berupa imbalan bagi yang mengerjakan PR
(diberi nilai) dan memberi hukuman bagi yang tidak mengerjakan
tugas rumah (mengerjakan soal dari PR di papan tulis). Pemberian
motivasi juga diberikan ketika tidak ada siswa yang bertanya
kepada guru, menjawab pertanyaan guru, dan dalam bertanya,
menanggapi atau menyanggah kelompok lain pada saat
demonstrasi, pemberian motivasi bertujuan supaya siswa aktif
dalam pembelajaran.
56
4) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran II (RPP II) tentang
materi yang diajarkan. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini akan
digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran di kelas. Rencana pelaksanaan pembelajaran
dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 94.
5) Menyusun dan menyiapkan kembali soal yang diperlukan yaitu
lembar kerja siswa (LKS) yang sesuai dengan materi yang
diajarkan dan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Dengan
adanya LKS diharapkan dapat memperlancar kegiatan
pembelajaran di kelas. LKS 3 dan LKS 4 dapat dilihat pada
lampiran 6 dan lampiran 7 halaman 123.
6) Menyusun dan mempersiapkan kembali lembar observasi yang
digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Pengisian lembar observasi dibantu teman dari
UMP. Lembar observasi, dapat dilihat pada lampiran 12 halaman
133.
Menyusun dan menyiapkan kisi-kisi dan soal tes prestasi II, hasil
tes digunakan untuk mengetahui prestasi siswa setelah diberikan
tindakan. Kisi-kisi dan soal tes prestasi II beserta kunci jawaban
dapat dilihat pada lampiran 28 halaman 163, lampiran 29 halaman
164, dan lampiran 30 halaman 165.
57
b. Pelaksanaan Tindakan (action)
Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah
disusun sebelumnya, selama pembelajaran berlangsung kolaborator
melakukan observasi keaktifan siswa. Pada siklus II kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Adapun deskripsi
pelaksanaan dan observasi pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembelajaran problem posing pada siklus II
sebagai berikut.
1) Pertemuan Pertama
Pada siklus II pertemuan pertama membahas tentang keliling
dan luas persegi, persegi panjang, dan jajargenjang. Pelaksanaan
tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan yang berupa berdoa
bersama. Guru mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengecek
kehadiran siswa. Kemudian guru menuliskan judul materi yang
akan dibahas dipapan tulis, dan memberikan informasi tentang
tujuan dan teknis pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan
pendahuluan berlangsung selama 10 menit.
Pada kegiatan inti, guru mengkoordinasi dan membimbing
siswa dalam kelompok secara heterogen, setiap kelompok terdiri
dari 5-6 siswa, 5 kelompok berjumlah 5 siswa dan 1 kelompok
berjumlah 6 siswa karena jumlah siswa ada 31. Guru membagikan
LKS agar dipelajari siswa dan didiskusikan dalam kelompok, siswa
saling mengemukakan pendapat dan teman yang lain membantu
58
apabila ada teman yang mengalami kesulitan dalam memecahkan
masalah yang dihadapi.
Guru berkeliling memeriksa setiap kelompok, membimbing
dan memberikan petunjuk agar siswa dapat memahami materi atau
soal yang diberikan. Siswa mempresentasikan jawabannya
mewakili kelompok masing-masing, kelompok yang lain
memberikan tanggapannya. Guru meminta siswa untuk
menyimpulkan hasil diskusinya.
Selanjutnya siswa dibimbing membuat soal dengan langkah-
langkah model pembelajaran problem posing tipe post solution
posing. Siswa dengan kelompoknya berdiskusi masing-masing
menyusun sebuah soal beserta jawabannya. Guru keliling
memeriksa hasil pekerjaan kelompok. Selanjutnya siswa mewakili
kelompoknya mempresentasikan soal yang dibuatnya di depan
kelas dan siswa dari kelompok lain mengerjakannya. Kegiatan ini
berlangsung selama 60 menit.
Pada kegiatan akhir, siswa diberi tugas rumah (PR) secara
individu. Dan guru meminta siswa untuk mempelajari materi
berikutnya. Kegiatan akhir ini berlangsung selama 10 menit.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua ini membahas tentang keliling dan luas
belah ketupat, layang-layang, dan trapesium. Pelaksanaan tindakan
dimulai dengan kegiatan pendahuluan yang berupa berdoa bersama.
59
Guru mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengecek kehadiran
siswa. Sebelum memulai pelajaran guru dan siswa membahas PR,
guru mengecek hasil PR siswa, bagi siswa yang tidak mengerjakan
PR diberi hukuman untuk mengerjakannya di papan tulis, dan bagi
siswa yang mengerjakan PR diberi nilai. Kegiatan pendahuluan
berlangsung selama 10 menit.
Pada kegiatan inti, guru membimbing siswa berkelompok
secara heterogen, siswa diberi LKS dan diminta untuk
mengerjakannya dengan didiskusikan bersama kelompoknya, siswa
saling mengemukakan pendapat dan teman yang lain membantu
apabila ada teman yang mengalami kesulitan dalam memecahkan
masalah yang dihadapi.
Guru berkeliling memeriksa setiap kelompok, membimbing
dan memberikan petunjuk kepada siswa, agar siswa dapat
memahami materi atau soal yang diberikan. Guru keliling
memeriksa hasil pekerjaan kelompok. Siswa mempresentasikan
jawabannya mewakili kelompok masing-masing, kelompok yang
lain memberikan tanggapannya. Guru meminta siswa untuk
menyimpulkan hasil diskusinya.
Selanjutnya siswa dibimbing membuat soal dengan langkah-
langkah model pembelajaran problem posing tipe post solution
posing. Siswa dengan kelompoknya berdiskusi masing-masing
menyusun sebuah soal beserta jawabannya. Selanjutnya siswa
60
mewakili kelompoknya mempresentasikan soal yang dibuatnya di
depan kelas dan siswa dari kelompok lain mengerjakannya.
Kegiatan ini berlangsung selama 60 menit.
Pada kegiatan akhir siswa diberi tugas rumah (PR) secara
individu. Dan guru meminta siswa untuk mempelajari materi yang
telah dibahas karena pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan
(tes prestasi siklus II). Kegiatan ini berlangsung selama 10 menit.
3) Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan ketiga ini merupakan akhir siklus II,
sehingga pada pertemuan ini merupakan pelaksanaan tes prestasi II.
Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan yang
berupa berdoa bersama. Guru mengucapkan salam dilanjutkan
dengan mengecek kehadiran siswa.
Pada kegiatan inti siswa diberi soal dan siswa mengerjakan
soal yang telah diberikan. Selesai mengerjakan soal, siswa
mengumpulkan jawabannya.
Pada kegiatan akhir, guru meminta siswa untuk mempelajari
materi berikutnya yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
c. Pengamatan (observation)
1) Peneliti berperan sebagai guru kelas melaksanakan proses
pembelajaran, teman dari UMP sebagai kolaborator mengamati
jalannya proses pembelajaran dengan mengisi lembar observasi
keaktifan siswa yang telah dipersiapkan.
61
2) Peneliti bertugas untuk melaksanakan proses belajar mengajar dan
mengamati aktivitas siswa selama mengikuti pelajaran. Peneliti
juga menilai kemampuan siswa dalam membuat dan menyelesaikan
soal.
3) Kolaborator bertugas mengamati jalannya proses belajar mengajar
secara keseluruhan, meliputi pengamatan keaktifan siswa.
4) Pengamatan terhadap siswa pada siklus II diperoleh temuan sebagai
berikut.
(a) Pertemuan pertama
(1) Kehadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran,
terkategori sangat aktif.
(2) Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru,
terkategori aktif.
(3) Keaktifan dan kerjasama siswa dalam diskusi kelompok,
terkategori aktif.
(4) Kemampuan menyimpulkan hasil diskusi kelompok dalam
lembar kegiatan siswa (LKS), terkategori aktif.
(5) Kemampuan siswa dalam menyusun soal sesuai
pembelajaran problem posing, terkategori aktif.
(6) Siswa bertanya kepada guru, terkategori cukup aktif.
(7) Keberanian siswa untuk memperesentasikan hasil
pekerjaannya, terkategori aktif.
62
(8) Kemampuan siswa untuk bertanya, menanggapi atau
menyanggah kelompok lain saat demostrasi, terkategori
cukup aktif.
(9) Siswa menjawab pertanyaan guru, terkategori cukup aktif.
(b) Pertemuan kedua
(1) Kehadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran,
terkategori sangat aktif.
(2) Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru,
terkategori sangat aktif.
(3) Keaktifan dan kerjasama siswa dalam diskusi kelompok,
terkategori aktif.
(4) Kemampuan menyimpulkan hasil diskusi kelompok dalam
lembar kegiatan siswa (LKS), terkategori aktif.
(5) Kemampuan siswa dalam menyusun soal sesuai
pembelajaran problem posing, terkategori sangat aktif.
(6) Siswa bertanya kepada guru, terkategori aktif.
(7) Keberanian siswa untuk memperesentasikan hasil
pekerjaannya, terkategori sangat aktif.
(8) Kemampuan siswa untuk bertanya, menanggapi atau
menyanggah kelompok lain saat demostrasi, terkategori
aktif.
(9) Siswa menjawab pertanyaan guru, terkategori cukup aktif.
63
(c) Pertemuan ketiga
Pada pertemuan ketiga (merupakan akhir pertemuan pada
siklus II) dilakukan tes prestasi siklus II, dan hasil tes pada
siklus II diperoleh data sebagai berikut.
(1) Nilai tertinggi:100
(2) Nilai terendah: 35
(3) Banyak siswa yang tuntas belajar: 22
(4) Banyak siswa yang tidak tuntas belajar: 9
(5) Rata-rata: 71,77
(6) Ketuntasan belajar klasikal: x 100% = 70,96%
(7) Kriteria: Baik
a. Refleksi (reflection)
Setelah melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II, selanjutnya peneliti melaksanakan refleksi
terhadap data yang diperoleh dari tindakan dan hasil pengamatan dalam
kegiatan siklus II. Berdasarkan observasi selama proses pembelajaran,
keaktifan dan prestasi belajar matematika siswa sudah meningkat.
1) Keaktifan belajar siswa meningkat, siswa sudah tidak enggan dan
malu lagi untuk bertanya, menjawab pertanyaan, dan
mengemukakan pendapat. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa
dalam bertanya kepada guru dan dalam menanggapi atau
menyanggah kelompok lain pada saat demonstrasi sudah ada
64
peningkatan, rekapitulasi data dapat dilihat pada tabel 5 halaman
73.
2) Prestasi belajar siswa juga meningkat. Dapat dilihat dari nilai rata-
rata siklus I dan nilai rata-rata siklus II (disajikan dalam lampiran
33 halaman 172).
3) Hasil pembelajaran pada siklus II sudah memenuhi indikator
keberhasilan. Hal ini ditunjukan dari hasil observasi siswa siklus II
bahwa persentase rata-rata keaktifan belajar siswa yaitu 76,39%
dan siswa yang tuntas belajar yaitu 22 siswa dari 31 siswa,
persentase ketuntasan belajar mencapai 70,96% dengan kriteria
baik, dan nilai rata-rata tesnya 71,77.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siklus II dinilai telah
berhasil. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya keaktifan belajar
siswa dari 51,39 % pada siklus I menjadi 76,39% pada siklus II, dan
meningkatnya nilai rata-rata prestasi siswa yaitu 55,74 pada siklus I
menjadi 71,77 pada siklus II dengan ketuntasan belajar 51,61% pada
siklus I meningkat menjadi 70,96% pada siklus II. Dengan demikian
indikator keberhasilan telah tercapai.
B. ANALISIS DATA
Penelitian ini menggunakan instrumen yang terdiri dari lembar observasi
keaktifan siswa dan tes. Secara rinci hasil penelitian yang diperoleh dari data
penelitian adalah sebagai berikut.
65
1. Keaktifan Belajar Siswa
Perhitungan hasil observasi keaktifan belajar siswa secara lengkap
disajikan dalam lampiran 16 halaman 143, lampiran 19 halaman 148, dan
lampiran 22 halaman 153. Rekapitulasi hasil observasi keaktifan belajar
siswa pra siklus, siklus I, dan siklus II disajikan dalam tabel 3 berikut.
Tabel 3. Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa
Parameter
Pertemuan ke / Siklus
Pra
Tindakan1/I 2/I 1/II 2/II
Rata-rata 1,55 1,89 2,22 2,78 3,33
Rata-rata klasikal 1,55 2,05 3,05
Persentase 38,89% 42,77% 55,56% 69,44% 83,33%
Persentase klasikal 38,89% 51,39% 76,39%
Dari data di atas menunjukkan bahwa persentase keaktifan belajar
siswa sebelum tindakan 38,89% setelah dilaksanakan tindakan siklus I
menunjukkan peningkatan mencapai 42,77% pada pertemuan I siklus I,
pada pertemuan berikutnya (pertemuan 2 siklus I) meningkat mencapai
55,56%. Setelah dilaksanakan tindakan siklus II ternyata persentase
keaktifan siswa meningkat dari 55,56% pada pertemuan 2 siklus I
meningkat mencapai 69,44% pada pertemuan 1 siklus II, dan meningkat
lagi mencapai 83,33% pada pertemuan 2 siklus II. Dan persentase
klasikal siklus I yaitu 51,39% meningkat mencapai 76,39% pada siklus
II.
66
2. Prestasi Belajar Siswa
Perhitungan hasil tes prestasi belajar siswa secara lengkap disajikan
dalam lampiran 34 halaman 173 dan lampiran 35 halaman 175.
Rekapitulasi hasil tes prestasi belajar siswa pra tindakan, siklus I, dan
siklus II disajikan dalam tabel 4 berikut.
Tabel 4. Hasil Prestasi Belajar Siswa
Parameter Pra Tindakan Siklus I Siklus II
Nilai Tertinggi 97,5 90 100
Nilai Terendah 10 20 35
Siswa tuntas belajar 14 16 22
Siswa tidak tuntas belajar 17 15 9
Rata-rata 49,27 55,74 71,77
Persentase ketuntasan belajar 45,16% 51,61% 70,96%
Tabel di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa sebelum
tindakan rata-ratanya 49,27 dengan persentase ketuntasan 45,16%,
setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I prestasi belajar siswa
meningkat mencapai rata-rata 55,74 dengan persentase ketuntasan
51,61%, dan setelah dilanjutkan pada siklus II ternyata prestasi belajar
siswa meningkat mencapai rata-rata 71,77 dengan persentase ketuntasan
70,96%.
3. Uji t
Untuk mengetahui apakah perbedaan peningkatan prestasi belajar siswa
setelah menggunakan model pembelajaran problem posing dilakukan uji
t. Uji t yang dilakukan adalah sebagai berikut.
67
a. Uji t Hipotesis Rataan (rata-rata nilai pra tindakan dan rata-rata nilai
siklus I)
Perhitungan uji t hipotesis rataan nilai pra tindakan dengan siklus I
memberikan harga thitung sebesar –1,09 dengan ttabel sebesar -1,960.
b. Uji t Hipotesis Rataan (rata-rata nilai siklus I dan rata-rata nilai
siklus II)
Perhitungan uji t hipotesis rataan nilai siklus I dengan siklus II
memberikan harga thitung sebesar –3,21 dengan ttabel sebesar -1,960.
c. Uji t Hipotesis Rataan (rata-rata nilai pra tindakan dan rata-rata nilai
siklus II)
Perhitungan uji t hipotesis rataan nilai pra tindakan dengan siklus II
memberikan harga thitung sebesar –3,58 dengan ttabel sebesar -1,960.
Perhitungan hasil uji t secara lengkap disajikan dalam lampiran 36
halaman 177. Berdasarkan perhitungan uji t hipotesis rataan nilai pra
tindakan dengan nilai siklus I diperoleh bahwa nilai siklus I tidak lebih
baik dari nilai pra tindakan, perhitungan uji t hipotesis rataan nilai siklus
I dengan nilai siklus II diperoleh bahwa nilai siklus II lebih baik dari nilai
siklus I, dan perhitungan uji t hipotesis rataan nilai pra tindakan dengan
nilai siklus II diperoleh bahwa nilai siklus II lebih baik dari nilai pra
tindakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setelah diberikan tindakan
sampai siklus II, siklus II lebih baik dari pra tindakan dan siklus I, pada
siklus II indikator keberhasilan juga sudah tercapai sehingga penelitian
dihentikan. Jadi, prestasi belajar siswa kelas VII A MTs Ma’arif NU
68
Wuwuharjo setelah menggunakan model pembelajaran problem posing
meningkat secara signifikan.
C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Prestasi belajar matematika dalam pembelajaran pra tindakan masih
rendah. Rendahnya prestasi belajar diantaranya ditunjukkan dengan kurang
aktifnya siswa dalam mengikuti pelajaran karena guru masih menggunakan
model pembelajaran yang meminimalkan aktivitas maupun keterlibatan
siswa. Selain itu keterampilan berkomunikasi siswa dalam matematika yang
masih rendah, yang ditandai dengan sebagian besar siswa cenderung diam
jika ditanya oleh guru, siswa tidak bersedia bertanya jika mengalami
kesulitan, sehingga siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami suatu
materi menyebabkan kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal latihan. Siswa
juga kurang serius dalam belajar di kelas dan mereka juga kurang latihan soal.
Model pembelajaran problem posing adalah salah satu model
pembelajaran yang mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal (masalah)
sekaligus mewajibkan untuk mencari solusi dari soal (masalah) itu sendiri.
Melalui model pembelajaran ini siswa diharapkan dapat membuat soal sendiri
yang tidak jauh berbeda dengan soal yang diberikan oleh guru sehingga
dengan berlatih membuat soal beserta jawabannya siswa terbiasa dalam
menyelesaikan soal termasuk soal cerita, dengan membuat soal siswa akan
terlibat aktif dalam pembelajaran, sehingga model pembelajaran problem
69
posing dapat diterapkan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dan
meningkatkan prestasi belajar mereka.
Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan atas hasil pengamatan yang
dilanjutkan dengan refleksi pada setiap siklus. Siklus I terdiri dari tiga kali
pertemuan dengan masing-masing pertemuan berlangsung selama 2 x 40
menit, dengan pertemuan pertama dan kedua merupakan pembelajaran
dengan problem posing dan pertemuan ketiga diadakan tes siklus I. Pada
siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari rabu tanggal 8 Mei 2013,
pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa tanggal 14 Mei 2013,
pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari rabu tanggal 15 Mei 2013.
Pengamatan keaktifan terhadap siswa pada siklus I diperoleh temuan
bahwa kehadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran, terkategori sangat
aktif pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan guru, terkategori aktif pada pertemuan pertama
dan pertemuan kedua. Keaktifan dan kerjasama siswa dalam diskusi
kelompok, terkategori cukup aktif pada pertemuan pertama dan pertemuan
kedua. Kemampuan menyimpulkan hasil diskusi kelompok dalam lembar
kegiatan siswa (LKS), terkategori kurang aktif pada pertemuan pertama dan
meningkat menjadi terkategori cukup aktif pada pertemuan kedua.
Kemampuan siswa dalam menyusun soal sesuai pembelajaran problem
posing, terkategori cukup aktif pada pertemuan pertama dan meningkat
menjadi terkategori aktif pada pertemuan kedua. Siswa bertanya kepada guru,
terkategori kurang aktif pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua.
70
Keberanian siswa untuk memperesentasikan hasil pekerjaannya, terkategori
cukup aktif pada pertemuan pertama dan meningkat menjadi terkategori aktif
pada pertemuan kedua. Kemampuan siswa untuk bertanya, menanggapi atau
menyanggah kelompok lain saat demostrasi, terkategori kurang aktif pada
pertemuan pertama dan kedua. Siswa menjawab pertanyaan guru, terkategori
kurang aktif pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua.
Refleksi pelaksanaan siklus I ternyata ada beberapa permasalahan
muncul yakni dalam diskusi kelompok adanya kelompok yang tidak aktif dan
ramai, hal ini terjadi karena dengan pembentukan kelompok secara acak
sehingga ada kelompok yang seluruh anggotanya memiliki kemampuan
rendah. Sebagian besar siswa juga terlihat bingung dan kesulitan dalam
menyelesaikan soal yang diberikan guru namun siswa masih enggan dan malu
untuk bertanya kepada guru, siswa juga masih enggan dan malu menjawab
pertanyaan, dan mengemukakan pendapat. Dan adanya beberapa siswa yang
tidak mengerjakan PR dengan beberapa alasan antara lain lupa, sulit dan
pekerjaannya ketinggalan di rumah.
Pelaksanaan siklus I ternyata masih belum dapat mencapai hipotesis
tindakan, hal ini dapat dilihat dari persentase keaktifan belajar siswa yaitu
38,89% pada pra tindakan siklus 1 dan meningkat menjadi 51,39% pada
siklus I (ternyata masih kurang dari 60%), dan siswa yang mencapai KKM 16
siswa dengan persentase ketuntasan belajar yaitu 51,61% (masih kurang dari
60%) dan nilai rata-rata hasil tes siklus I adalah 55,74.
71
Selanjutnya untuk mengatasi permasalahan dan untuk meningkatkan
keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I, dilaksanakan tindakan
perbaikan pada siklus II. Siklus II terdiri dari tiga kali pertemuan dengan
masing-masing pertemuan berlangsung selama 2 x 40 menit, dengan
pertemuan pertama dan kedua merupakan pembelajaran dengan problem
posing dan pertemuan ketiga diadakan tes siklus II. Pada siklus II pertemuan
pertama dilaksanakan pada hari rabu tanggal 22 Mei 2013, pertemuan kedua
dilaksanakan pada hari selasa tanggal 28 Mei 2013, pertemuan ketiga
dilaksanakan pada hari rabu tanggal 29 Mei 2013.
Pengamatan keaktifan terhadap siswa pada siklus II diperoleh temuan
bahwa kehadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran, terkategori sangat
aktif pada pertemuan pertama dan kedua. Mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru, terkategori aktif pada pertemuan pertama dan meningkat
menjadi terkategori sangat aktif pada pertemuan kedua. Keaktifan dan
kerjasama siswa dalam diskusi kelompok, terkategori aktif pada pertemuan
pertama dan pertemuan kedua. Kemampuan menyimpulkan hasil diskusi
kelompok dalam lembar kegiatan siswa (LKS), terkategori aktif pada
pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Kemampuan siswa dalam
menyusun soal sesuai pembelajaran problem posing, terkategori aktif pada
pertemuan pertama dan meningkat menjadi terkategori sangat aktif pada
pertemuan kedua. Siswa bertanya kepada guru, terkategori cukup aktif pada
pertemuan pertama dan meningkat menjadi terkategori aktif pada pertemuan
kedua. Keberanian siswa untuk memperesentasikan hasil pekerjaannya,
72
terkategori aktif pada pertemuan pertama dan meningkat menjadi terkategori
sangat aktif pada pertemuan kedua. Kemampuan siswa untuk bertanya,
menanggapi atau menyanggah kelompok lain saat demostrasi, terkategori
cukup aktif pada pertemuan pertama dan meningkat menjadi terkategori aktif
pada pertemuan kedua. Siswa menjawab pertanyaan guru, terkategori cukup
aktif pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua.
Untuk mengatasi permasalahan siklus I, pada siklus II guru membagi
siswa dalam kelompok secara heterogen, agar semua kelompok seimbang,
dan siswa yang memiliki kemampuan tinggi membantu temannya yang
berkemampuan rendah. Sehingga semua kelompok aktif dalam pembelajaran.
Selama siswa berdiskusi kelompok guru berkeliling memeriksa setiap
kelompok, membimbing dan memberikan petunjuk agar siswa yang
mengalami kesulitan tetapi enggan dan malu untuk bertanya dapat memahami
materi atau soal yang diberikan. Pemberian motivasi berupa imbalan bagi
yang mengerjakan PR (diberi nilai) dan memberi hukuman bagi yang tidak
mengerjakan tugas rumah (mengerjakan soal dari PR di papan tulis).
Pemberian motivasi juga diberikan ketika tidak ada siswa yang bertanya
kepada guru, menjawab pertanyaan guru, dan dalam bertanya, menanggapi
atau menyanggah kelompok lain pada saat demonstrasi, pemberian motivasi
bertujuan supaya siswa aktif dalam pembelajaran.
Pada siklus II keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran mengalami
peningkatan yakni dari 51,39% pada siklus I meningkat menjadi 76,39% pada
siklus II (lebih dari 60%) ini artinya sudah mencapai indikator keberhasilan.
73
Kemudian hasil tes prestasi yang telah dilaksanakan pada siklus II ternyata
siswa yang mencapai KKM adalah 22 siswa dengan ketuntasan belajar kelas
mencapai 70,96% (lebih dari 60%) dan nilai rata-rata hasil tes akhirnya 71,77.
Hasil peningkatan penelitian dengan model pembelajaran problem
posing disajikan pada tabel 5, gambar 2, dan gambar 3 berikut.
Tabel 5. Peningkatan Hasil Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa
No.
KegiatanPra
Tindakan
Siklus I Siklus II
Pertemuan PertemuanI II I II
1. Kehadiran siswa dalammengikuti pembelajaran
SangatAktif
SangatAktif
SangatAktif
SangatAktif
SangatAktif
2. Mendengarkan danmemperhatikanpenjelasan guru
Aktif Aktif Aktif AktifSangatAktif
3. Keaktifan dan kerjasamasiswa dalam diskusikelompok
KurangAktif
CukupAktif
CukupAktif
Aktif Aktif
4. Kemampuanmenyimpulkan hasildiskusi kelompok dalamlembar kegiatan siswa(LKS)
KurangAktif
KurangAktif
CukupAktif
Aktif Aktif
5. Kemampuan siswadalam menyusun soalsesuai pembelajaranproblem posing
KurangAktif
CukupAktif
Aktif AktifSangatAktif
6. Siswa bertanya kepadaguru
KurangAktif
KurangAktif
KurangAktif
CukupAktif
Aktif
7. Keberanian siswa untukmemperesentasikanhasil pekerjaannya
KurangAktif
CukupAktif
Aktif AktifSangatAktif
8. Kemampuan siswauntuk bertanya,menanggapi ataumenyanggah kelompoklain saat demostrasi
KurangAktif
KurangAktif
KurangAktif
CukupAktif
Aktif
9. Siswa menjawabpertanyaan guru
KurangAktif
KurangAktif
KurangAktif
CukupAktif
CukupAktif
74
Gambar 2. Diagram Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa
Gambar 3. Diagram Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Dari hasil refleksi pada siklus II tersebut bahwa indikator keberhasilan
telah tercapai yaitu persentase keaktifan belajar siswa mencapai 60% lebih,
0
10
20
30
40
50
60
70
80
PraTindakan
38,89%
Has
il ya
ng d
icap
ai
0
10
20
30
40
50
60
70
80
49,27
Has
il ya
ng d
icap
ai
74
Gambar 2. Diagram Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa
Gambar 3. Diagram Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Dari hasil refleksi pada siklus II tersebut bahwa indikator keberhasilan
telah tercapai yaitu persentase keaktifan belajar siswa mencapai 60% lebih,
PraTindakan
Siklus I Siklus II
38,89%
51,39%
76,39%
Tindakan
PersentaseKeaktifan Belajar
Rata-rata Persentase
49,27 45,16%
56,3851,61%
71,77 70,96%
Parameter
Pra Tindakan
Siklus I
Siklus II
74
Gambar 2. Diagram Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa
Gambar 3. Diagram Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Dari hasil refleksi pada siklus II tersebut bahwa indikator keberhasilan
telah tercapai yaitu persentase keaktifan belajar siswa mencapai 60% lebih,
PersentaseKeaktifan Belajar
Pra Tindakan
Siklus I
Siklus II
75
dan 60% lebih dari jumlah siswa memperoleh nilai matematika 65 ke atas.
Sehingga dapat diartikan bahwa model pembelajaran problem posing untuk
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada siswa kelas VII A MTs
Ma’arif NU Wuwuharjo telah berhasil. Namun dalam setiap pembelajarannya
harus tetap didukung oleh kegiatan-kegiatan yang mampu meningkatkan
keaktifan belajar siswa di dalam kelas, seperti pemberian motivasi, serta
pembentukan belajar kelompok. Berdasarkan refleksi tindakan siklus II dan
hasil tes prestasi yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa yaitu 22
siswa dari 31 siswa atau 70,96% siswa telah tuntas belajar dan keaktifan
siswa dalam kegiatan pembelajaran yakni menjadi 76,39%, dengan demikian
hipotesis tindakan dapat tercapai maka tindakan pada siklus II sudah berhasil.
Selain itu dari perhitungan uji t hipotesis rataan nilai siklus II lebih baik dari
nilai siklus I dan nilai pra tindakan, sehingga dapat disimpulkan bahwa
setelah diberikan tindakan sampai siklus II prestasi belajar siswa kelas VII A
MTs Ma’arif NU Wuwuharjo setelah menggunakan model pembelajaran
problem posing meningkat secara signifikan.
76
BAB VPENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pada penelitian ini problem posing dapat meningkatkan keaktifan belajar
matematika siswa kelas VII A MTs Ma’arif NU Wuwuharjo tahun
pelajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan sebelum tindakan siklus
I persentase keaktifan belajar siswa yaitu 38,89% dan setelah diberi
tindakan pada siklus I meningkat mencapai 51,39%. Selanjutnya diberi
tindakan pada siklus II meningkat mencapai 76,39%.
2. Pada penelitian ini problem posing juga dapat meningkatkan prestasi
belajar matematika siswa kelas VII A MTs Ma’arif NU Wuwuharjo
tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan setelah
dilakukannya tes akhir setiap siklus, yaitu bahwa sebelum tidakan siklus I
siswa yang tuntas belajar 14 siswa dari 31 siswa dengan persentase
ketuntasan belajar kelas mencapai 45,16% dan nilai rata-rata hasil tes
akhirnya 49,27. Setelah diberi tindakan pada siklus I siswa yang tuntas
belajar meningkat menjadi 16 siswa dari 31 siswa dengan persentase
ketuntasan belajar kelas mencapai 51,61% dan nilai rata-rata hasil tes
akhirnya juga meningkat menjadi 55,74. Dan selanjutnya setelah diberi
tindakan pada siklus II siswa yang tuntas belajar meningkat lagi menjadi
22 siswa dari 31 siswa dengan persentase ketuntasan belajar kelas
mencapai 70,96% dan nilai rata-rata hasil tes akhirnya 71,77.
76
77
B. SARAN
Sesuai pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan kelas di
MTs Ma’arif NU Wuwuharjo ini dapat diajukan beberapa saran berikut ini:
1. Guru hendaknya berusaha menciptakan kondisi siswa untuk aktif dalam
pembelajaran. Kegiatan motivasi perlu dilakukan untuk mendorong
keaktifan siswa selama proses pembelajaran, sehingga siswa mempunyai
keberanian dalam mengemukakan pendapatnya di dalam kelas.
2. Guru hendaknya memperhatikan kemampuan siswa, sehingga guru
mengetahui bagaimana cara mengatasi kesulitan siswa.
3. Sebagai variasi mengajar, guru atau sekolah menerapkan model
pembelajaran problem posing.
4. Pada para peneliti selanjutnya agar menguji pada materi dan kelas yang
lainnya. Kemudian untuk menganalisa data prestasi lebih baik
menggunakan statistik deskriptif.
78
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi PAIKEM.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ahmad Rohani HM. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Arif Asnan. 2011. Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Melalui ModelPembelajaran Problem Posing Kelas VII Semester 2 MTS Ma’arif NUPituruh Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi, tidak diterbitkan.Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo.
Asyono. 2005. Matematika Kelas VII SMP dan MTs. Jakarta: Bumi Aksara.
Bambang Priyo Darminto. 2011. Diktat Strategi Belajar Mengajar Matematika.Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo.
Budiyono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret UniversityPress.
Dendy Sugono. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Faj’riyatul Ismijah. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing UntukMeningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Siswa PadaMateri Bangun Ruang Kubus Dan Balok Kelas VII E SMP Negeri 1Kajoran Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi, tidak diterbitkan.Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo.
Heri Gunawan. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.Bandung: Alfabeta. Ngalim Purwanto. 2010. Prinsip-prinsip DanTeknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lilik Wahyu Utomo. 2009. Psikologi Belajar. Universitas MuhammadiyahPurworejo, Purworejo.
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa. 2011. Belajar dan PembelajaranPengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam PembangunanNasional. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
79
Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:Remaja Rosdakarya.
Ngalim Purwanto. 2010. Prinsip-prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.
80
SILABUS
Sekolah : MTs Ma’arif NU WuwuharjoKelas : VII (Tujuh)Mata Pelajaran : MatematikaSemester : II (dua)
GEOMETRIStandar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya
KompetensiDasar
MateriPembelajaran
KegiatanPembelajaran
IndikatorPencapaian
PenilaianAlokasiWaktu
SumberBelajarTeknik Bentuk
ContohInstrumen
6. 1Mengidentifikasi sifat-sifatsegitigaberdasarkansisi dansudutnya
Segiempatdan segitiga
Mendiskusikanjenis-jenis segitigaberdasarkan sisi-sisinya denganmenggunakanmodel segitiga
Menjelaskanjenis-jenissegitigaberdasarkansisi-sisinya
Testertulis
Uraian Jelaskan jenis-jenis segitigaberdasarkansisinya danberi contohmasing-masingdengan gambar
1x40menit
Bukuteks
Model-modelsegitiga
Mendiskusikanjenis-jenis segitigaberdasarkan sudut-sudutnya denganmenggunakanmodel segitiga
Menjelaskanjenis-jenissegitigaberdasarkanbesar sudutnya
Testertulis
Uraian Jelaskan jenis-jenis segitigaberdasarkansisinya danberi contohmasing-masingdengan gambar
1x40menit
Lampiran 1
81
KompetensiDasar
MateriPembelajaran
KegiatanPembelajaran
IndikatorPencapaian
PenilaianAlokasiWaktu
SumberBelajarTeknik Bentuk
ContohInstrumen
6.2Mengidentifikasi sifat-sifat persegipanjang,persegi,trapesium,jajargenjang, belahketupat, danlayang-layang.
Segiempatdan segitiga
Menggunakanlingkungan untukmendiskusikanpengertian persegipanjang, persegi,trapesium,jajargenjang, belahketupat, danlayang-layangmenurut sifatnya.
Menjelaskanpengertianpersegipanjang,persegi,trapesium,jajargenjang,belah ketupat,dan layang-layangmenurutsifatnya.
Testertulis
Uraian Jelaskanpengertian daridua bangunberikutmenurut sifat-sifatnya:a. Persegi
panjangb. Persegic. Jajargenjangd.Belah
ketupat
2x40menit
Buku teks,modelbangundatar darikawat dandarikarton,benda-benda disekitarsiswa.
Mendiskusikansifat-sifatsegiempat ditinjaudari diagonal, sisi,dan sudutnya.
Menjelaskansifat-sifatsegiempatditinjau daridiagonal, sisi,dan sudutnya.
Testertulis
Uraian Jelaskan sifat-sifat segiempatditinjau daridiagonaj, sisi,dan sudutnya.
2x40menit
82
KompetensiDasar
MateriPembelajaran
KegiatanPembelajaran
IndikatorPencapaian
PenilaianAlokasiWaktu
SumberBelajarTeknik Bentuk
ContohInstrumen
6.3Menghitungkeliling danluas bangunsegitiga dansegiempatsertamenggunakannyadalampemecahanmasalah
Segiempatdan segitiga
Menemukan rumuskeliling bangunsegitiga dansegiempat dengancara mengukurpanjang sisinya
Menurunkanrumus kelilingbangunsegitiga dansegiempat
Testertulis
Uraian P
Q R
Kelilingsegitiga PQRadalah......
2x40menit
Buku teks,modelbangundatar darikawat dandarikarton.
Menemukan luaspersegi dan persegipanjangmenggunakanpetak-petak (satuanluas).Menemukan luassegitiga denganmenggunakan luaspersegi panjang.Menemukan luasjajargenjang,
Menurunkanrumus luasbangunsegitiga dansegiempat
Testertulis
Isiansingkat
A C
B D
Luas persegiABCDadalah.....
4x40menit
83
KompetensiDasar
MateriPembelajaran
KegiatanPembelajaran
IndikatorPencapaian
Penilaian AlokasiWaktu
SumberBelajarTeknik Bentuk Contoh Instrumen
trapesium, layang-layang, dan belahketupat denganmenggunakan luassegitiga dan luaspersegi atau persegipanjang.
Menggunakanrumus keliling danluas bangunsegitiga dansegiempat untukmenyelesaikanmasalah
Menyelesaikan masalahyang berkaitandenganmenghitungkeliling danluas segitigadan segiempat
Testertulis
uraian Pak Suryamempunyai kebunberbentuk persegipanjang denganpanjang 1 km danlebar 0,75 km.Kebun tersebutakan ditanamipohon kelapa yangberjarak 10 m satudengan yang lain.Berapa banyakbibit pohon kelapayang diperlukanPak Surya?
2x 40menit
84
KompetensiDasar
Materipembelajaran
KegiatanPembelajaran
IndikatorPencapaian
Penilaian AlokasiWaktu
SumberBelajarTeknik Bentuk Contoh Instrumen
6.4 Melukissegitiga,garis tinggi,garis bagi,garis berat,dan garissumbu.
Segitiga Menggunakanpenggaris, jangka,dan busur untukmelukis segitigajika diketahui:1. Ketiga sisinya2. Dua sisi dan satu
sudut apitnya3. Satu sisi dan dua
sudut apitnya
Melukissegitiga yangdiketahui tigasisinya, duasisi dan satusudut apitnya,atau satu sisidan dua sudutapitnya
Testertulis
Uraian Lukislah sebuahsegitiga jikadiketahui panjangsisi-sisinya 5 cm,6 cm, dan 4 cm.
2x 40menit
Bukuteks,penggaris,jangka
Melukis segitigasamasisi dansegitiga samakakidenganmenggunakanpenggaris, jangkadan busur derajat
Melukissegitigasamasisi dansegitigasamakaki
Testertulis
Uraian Lukislah sebuahsegitiga ABCdenganAC=BC=3 cm,dan AB=4 cm
2x 40menit
Purworejo, April 2012Peneliti
Ria Zuniati092143681
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO. 6. 2.
(SIKLUS I)
Nama Sekolah : MTs Ma’arif NU Wuwuharjo
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / Genap
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta
menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : 6. 2 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi,
trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-
layang.
Indikator : 6.3.1. Menjelaskan pengertian persegi panjang, persegi,
trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-
layang menurut sifatnya.
6.3.2. Menjelaskan sifat-sifat segiempat ditinjau dari
diagonal, sisi, dan sudutnya.
Alokasi Waktu : 160 (2 pertemuan).
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat :1. Menjelaskan pengertian persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang,
belah ketupat, dan layang-layang menurut sifatnya.
2. Menjelaskan sifat-sifat segiempat ditinjau dari diagonal, sisi, dan
sudutnya.
Karakter yang diharapkan : Disiplin (discipline)
Rasa hormat dan perhatian (respect)
Tekun (diligence)
Tanggung jawab (responsibility)
Lampiran 2
80
86
B. Materi Ajar
1. Persegi panjang
Persegi panjang adalah sebuah bangun datar yang dibatasi 4 buah sisi,
dengan sisinya yang saling berhadapan sama panjang dan sejajar, serta
sisi-sisinya saling tegak lurus.
Persegi panjang memiliki sifat
a. Dapat menempati bingkainya dengan tepat menurut empat cara
b. Memiliki sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar
c. Keempat sudutnya sama besar dan siku-siku
d. Diagonal-diagonalnya sama panjang dan saling membagi dua sama
panjang
2. Persegi
Persegi adalah sebuah bangun datar yang dibatasi oleh empat buah sisi
yang sama panjangnya.
Sifat-sifat persegi, yaitu sebagai berikut.
a. Dapat menempati bingkainya dengan tepat menurut delapan cara
b. Serupa dengan sifat yang ada pada persegi panjang
c. Semua sisi sama panjang
d. Sudut-sudutnya dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya
e. Diagonal-diagonalnya saling tegak lurus
87
3. Jajar genjang
Jajar genjang adalah sebuah bangun datar yang dibatasi 4 buah sisi, dengan
sisi-sisi yang saling berhadapan sama panjang dan sejajar, dan sisi-sisinya
tidak saling tegak lurus.
Jajar genjang memiliki sifat
a. Sisi yang berhadap-hadapan sama panjang dan sejajar
b. Diagonalnya saling membagi dua sama panjang
c. Sudut yang berhadap-hadapan sama besar
d. Jumlah sudut yang berdekatan berjumlah 180°
4. Belah ketupat
Belah ketupat adalah sebuah bangun datar yang dibatasi 4 buah sisi yang
sama panjangnya, sudut-sudut yang berhadapan sama besarnya, dan sisi-
sisinya tidak saling tegak lurus.
Belah ketupat memiliki sifat
a. Keempat sisi belah ketupat sama panjang
b. Sisi yang berhadapan sama besar
c. Sudut yang berhadapan sama besar
d. Sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua sama besar oleh
dua diagonal-diagonalnya
e. Diagonal-diagonal belah ketupat berpotongan saling tegak lurus
88
f. Diagonal-diagonal belah ketupat saling membagi dua sama panjang
2. Layang-layang
Layang-layang adalah sebuah bangun datar segi empat yang dibentuk oleh
dua segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang dan berimpit.
Layang-layang mempunyai sifat
a. Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri
b. Tepat dua pasang sisi yang berdekatan sama panjang
c. Tepat sepasang sudut yang berhadapan sama besar
d. Salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang dan tegak lurus
diagonal yang lain
e. Tepat satu diagonalnya membegi dua sudut yang berhadapan sama
besar
f. Dapat menempati bingkainya dengan dua cara
3. Trapesium
Trapesium adalah sebuah bangun datar segi empat yang sepasang sisinya
yang berhadapan sejajar.
Macam-macam trapesium
a. Trapesium sembarang b. Trapesium siku-siku
89
b. Trapesium sama kaki
Sifat-sifat trapesium yaitu:
a. Trapesium sama kaki memiliki sifat
Dua sudut alas sama besar
Dua sudut atas sama besar
Dua diagonal sama panjang
Satu sumbu simetri
b. Trapesium siku-siku memiliki tepat dua sudut siku-siku
C. Model Pembelajaran
Model pembelajaran : problem posing
D. Langkah - langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 ( 2 x 40 menit)
1. Pendahuluan (10 menit) :
Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan salam dan:
a. Apersepsi: berdoa bersama, memeriksa kehadiran siswa, kesiapan
siswa, menyiapkan sumber dan media belajar serta menyampaikan
tujuan pembelajaran. (nilai disiplin)
b. Motivasi:
Memotivasi siswa apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka akan
dapat membantu siswa dalam menyelesaikan soal-soal latihan.
Contoh: siswa yang memahami sifat-sifat persegi akan mampu
menentukan sifat-sifat persegi. (nilai perhatian)
2. Kegiatan Inti/Pokok (60 menit)
a. Eksplorasi (25 menit)
90
Siswa berkelompok secara acak. Satu kelompok terdiri dari 5-6
siswa.
Siswa diberi LKS tentang bangun persegi panjang, persegi, dan
jajargenjang.
Guru dan siswa membahas LKS bersama-sama.
b. Elaborasi(25 menit)
Guru menyuruh siswa menyusun soal beserta jawabannya secara
berkelompok. (nilai tanggung jawab)
Siswa dengan kelompoknya saling berdiskusi membuat satu soal
dari salah satu bangun segiempat yaitu persegi panjang, persegi,
atau jajargenjang. (nilai tekun)
Guru keliling memeriksa hasil pekerjaan kelompok.
Kelompok mempresentasikan soal yang dibuat. (nilai rasa hormat
dan perhatian)
Kelompok lain mengerjakan.
Melalui wakilnya, tiap kelompok melaporkan hasil kerja kelompok.
c. Konfirmasi (10 menit)
Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa guru menanyakan
kepada siswa tentang materi yang dianggap masih sulit dan
menjelaskan materi yang belum dipahami tersebut. (nilai tanggung
jawab)
3. Kegitan Akhir (10 menit)
a. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
b. Guru memberikan tugas rumah secara individu.
c. Guru meminta siswa untuk mempelajari mengenai sifat-sifat belah
ketupat, layang-layang, dan trapesium pada buku paket matematika
untuk kelas VII SMP/MTs.
d. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
91
Pertemuan 2 ( 2 x 40 menit )
1. Pendahuluan (10 menit) :
Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan salam dan:
a. Apersepsi:
Berdoa bersama, memeriksa kehadiran siswa, kesiapan siswa,
menyiapkan sumber dan media belajar serta menyampaikan
tujuan pembelajaran.
Guru memeriksa hasil pekerjaan rumah setiap siswa dan
membahasnya bersama-sama.
Mengingat kembali tentang sifat-sifat persegi panjang, persegi
dan jajar genjang.
b. Motivasi:
Memotivasi siswa apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka
akan dapat membantu siswa dalam menyelesaikan soal-soal latihan.
Contoh: siswa yang memahami sifat-sifat persegi akan mampu
menentukan sifat-sifat persegi. (nilai perhatian)
2. Kegiatan Inti/Pokok (70 menit)
a. Eksplorasi (25 menit)
Siswa berkelompok secara acak. Satu kelompok terdiri dari 5-6
siswa.
Siswa diberi LKS tentang bangun belah ketupat, layang-layang,
dan trapesium.
Guru dan siswa membahas LKS bersama-sama.
b. Elaborasi(25 menit)
Guru menyuruh siswa menyusun soal beserta jawabannya secara
berkelompok. (nilai tanggung jawab)
Siswa dengan kelompoknya saling berdiskusi membuat satu soal
dari salah satu bangun segiempat yaitu belah ketupat, layang-
layang, atau trapesium. (nilai tekun)
Guru keliling memeriksa hasil pekerjaan kelompok.
92
Kelompok mempresentasikan soal yang dibuat. (nilai rasa hormat
dan perhatian)
Kelompok lain mengerjakan.
Melalui wakilnya, tiap kelompok melaporkan hasil kerja
kelompok.
c. Konfirmasi (10 menit)
Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa guru menanyakan
kepada siswa tentang materi yang dianggap masih sulit dan
menjelaskan materi yang belum dipahami tersebut. (nilai
tanggung jawab)
3. Kegitan Akhir (10 menit)
a. Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan
dikumpulkan.
b. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi yang telah dibahas
sebelumnya karena pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan
(tes prestasi siklus 1).
c. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Asyono. 2005. Matematika Kelas VII SMP dan MTs. Jakarta: Bumi
Aksara.
2. Lembar Kerja Siswa (LKS).
F. Penilaian
Teknik : tugas individu (PR)
Bentuk Instrumen : uraian singkat.
Contoh instrumen :
Soal
1. Pada persegi panjang ABCD dibawah ini. Sisi yang sejajar dengan :
a. AB
b. AD
2. Sebutkan sifat-sifat persegi ?
93
3. Besar sudut PSR dan sudut SRQ adalah........
4. Besar sudut MNK dan sudut NML adalah.......
5. Suatu layang-layang ABCD (lihat gambar) , maka sumbu simetrinya
adalah ......
6. Buatlah satu buah soal beserta jawabannya yang sejenis seperti soal-
soal di atas!
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) NO. 6. 3.
(SIKLUS II)
Nama Sekolah : MTs Ma’arif NU Wuwuharjo
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII (tujuh) / Genap
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta
menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi
empat serta menggunakan dalam pemecahan masalah.
Indikator : 6.3.1. Menurunkan rumus keliling bangun segitiga dan
segi empat.
6.3.2. Menurunkan rumus luas bangun segitiga dan segi
empat.
6.3.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan
segiempat.
Alokasi Waktu : 160 menit (2 pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat :
1. Menurunkan rumus keliling bangun segitiga dan segi empat.
2. Menurunkan rumus luas bangun segitiga dan segi empat.
3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan
luas bangun segitiga dan segiempat.
Karakter yang diharapkan : Disiplin (discipline)
Rasa hormat dan perhatian (respect)
Tekun (diligence)
Tanggung jawab (responsibility)
Lampiran 3
95
B. Materi Ajar
1. Persegi panjang
a. Keliling persegi panjang
Keliling persegi panjang adalah jumlah panjang keempat sisinya yaitu
AB + BC + CD + AD
AB = CD = panjang, dan BC = AD = lebar
Keliling persegipanjang = 2 (panjang + lebar )
b. Luas persegi panjang
Luas daerah persegi panjang adalah hasil perkalian ukuran panjang dan
lebar dari persegi panjang tersebut.
Luas persegi panjang = panjang x lebar
2. Persegi
a. Keliling persegi
Keliling persegi adalah jumlah panjang keempat sisinya, yaitu:
AB + BC +CD +AD
AB = BC = CD = AD = s (panjang sisi persegi)
Keliling persegi = 4 x s
b. Luas persegi
Luas persegi adalah hasil kuadrat dari panjang sisinya, yaitu:
Luas persegi = s2
Dengan s = panjang sisi persegi
96
3. Segitiga
Segitiga adalah suatu bangun yang mempunyai tepat tiga sisi dan tiga
sudut.
a. Keliling segitiga
Keliling segitiga adalah jumlah panjang ketiga sisinya, yaitu:
Pada gambar ( i ) segitiga ABC, kelilingnya adalah
AB + BC + CA = b + a + c
b. Luas segitiga
Dari gambar ( i )
Luas segitiga ABC
= luas persegi panjang ABCD
= ( AB X BC )
Karena garis AB dan garis BC berturut-turut merupakan alas dan tinggi
segitiga ABC, berarti luas segitiga ABC = x alas x tinggi.
Dari gammbar ( ii )
Luas segitiga ABE
= luas persegi panjang AFED + luas persegi panjang FBCE
= (AF x FE) + (FB x FE)
97
= (AF + FB) x FE
= x AB x FE
Karena garis AB dan garis FE berturut-turut merupakan alas dan tinggi
segitiga ABE, berarti luas segitiga ABE = x alas x tinggi.
Jadi, luas segitiga dapat dirumuskan
Luas segitiga = x a x t
Dengan, a = alas dan t = tinggi
Teorema Pythagoras
Teorema Pythagoras hanya berlaku pada segitiga siku-siku. Sisi terpanjang
pada segitiga siku-siku adalah sisi miring. Pada gambar (i) AC adalah sisi
terpanjang letaknya di depan sudut siku-siku, sehingga berlaku :
(AC)2=(AB)2 + (BC)2
c2 = b2 + a2
4. Jajar genjang
a. Keliling jajar genjang
Keliling jajar genjang adalah jumlah panjang keempat sisinya yaitu:
AB + BC + CD + AD
AB = CD = panjang, dan BC = AD = lebar
Keliling jajar genjang = 2 (panjang + lebar)
98
b. Luas jajar genjang
Jajar genjang terbentuk dari dua buah segitiga yang sama besarnya,
yakni segitiga ABD dan segitiga BCD. Luas segitiga ABD = luas
segitiga BCD
Luas jajar genjang ABCD = luas segitiga ABD + luas segitiga BCD
= 2 (luas segitiga ABD)
Luas segitiga ABD
= (panjang alas) (tinggi)
= (AB) x (DE)
Jadi luas jajar genjang ABCD
= 2 { (AB) x (DE) }
= (AB) x (DE)
Luas jajar genjang = (panjang) (tinggi)
Dengan, panjang = AB (alas segitiga ABD)
tinggi = DE = t (tinggi segitiga ABD)
5. Belah ketupat
a. Keliling belah ketupat
Adalah jumlah panjang keempat sisinya atau empat kali sisi.
Keliling belah ketupat = 4 (sisi)
AB = BC = CD = DA = sisi
99
b. Luas belah ketupat
Adalah setengah dari hasil kali kedua diagonalnya.
Diagonal-diagonal belah ketupat = AC dan BD
Luas belah ketupat = (diagonal ke-1) (diagonal ke-2) = (AC) (BD)
6. Layang-layang
a. Keliling layang-layang
Keliling adalah jumlah panjang keempat sisinya, yaitu:
AB + BC + CD + DA
AB = BC = sisi yang panjang
CD = DA = sisi yang pendek
b. Luas layang-layang
Adalah setengah dari hasil kali kedua diagonalnya.
Diagonal-diagonal layang-layang di atas : AC dan BD
Luas layang-layang = (diagonal ke-1) (diagonal ke-2) = (AC) (BD)
7. Trapesium
a. Keliling trapesium
Keliling trapesium adalah jumlah panjang keempat sisinya, yaitu:
AB + BC + CD + DA
100
b. Luas Trapesium
Adalah setengah dari jumlah sisi yang sejajar dikali tinggi.
Luas = (AB + CD) x t
AB + CD = jumlah sisi yang sejajar
t = tinggi trapesium
C. Model Pembelajaran
Model pembelajaran : problem posing
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 40 menit)
1. Pendahuluan (10 menit) :
Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan salam dan:
a. Apersepsi: berdoa bersama, memeriksa kehadiran siswa, kesiapan
siswa, menyiapkan sumber dan media belajar serta menyampaikan
tujuan pembelajaran. (nilai disiplin)
b. Motivasi:Memotivasi siswa apabila materi ini dikuasai dengan baik,
maka akan dapat membantu siswa dalam menyelesaikan soal-soal
latihan. Contoh: siswa yang memahami rumus keliling dan luas bangun
persegi maka siswa tersebut akan mampu menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan menghitung keliling dan luas persegi. (nilai perhatian)
2. Kegiatan Inti/Pokok (60 menit)
a. Eksplorasi (25 menit)
Siswa dibagi dalam kelompok secara heterogen. Satu kelompok
terdiri dari 5-6 siswa.
Siswa diberi LKS tentang bangun persegi panjang, persegi, dan
jajargenjang. Dan selanjutnya siswa mendiskusikannya bersama
kelompoknya.
Guru dan siswa membahas LKS bersama-sama.
Siswa menyimpulkan hasil diskusi.
101
b. Elaborasi(25 menit)
Siswa menyusun soal beserta jawabannya secara berkelompok. (nilai
tekun)
Semua siswa dalam kelompok saling berdiskusi membuat satu soal
dari salah satu bangun segiempat yaitu persegi panjang, persegi, atau
jajargenjang. (nilai tekun)
Guru keliling memeriksa hasil pekerjaan kelompok.
Kelompok mempresentasikan soal yang dibuat. (nilai rasa hormat
dan perhatian)
Kelompok lain mengerjakan.
Melalui wakilnya, tiap kelompok melaporkan hasil kerja kelompok.
c. Konfirmasi (10 menit)
Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa guru menanyakan
kepada siswa tentang materi yang dianggap masih sulit dan
menjelaskan materi yang belum dipahami tersebut. (nilai tanggung
jawab)
3. Kegitan Akhir (10 menit)
a. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Guru memberikan tugas rumah secara individu.
c. Guru meminta siswa untuk mempelajari mengenai keliling dan luas
belah ketupat, layang-layang, dan trapesium pada buku paket
matematika untuk kelas VII SMP/MTs.
d. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
Pertemuan 2 ( 2 x 40 menit )
1. Pendahuluan (10 menit) :
Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan salam dan:
a. Apersepsi:
Berdoa bersama, memeriksa kehadiran siswa, kesiapan siswa,
menyiapkan sumber dan media belajar serta menyampaikan tujuan
pembelajaran.
102
Guru memeriksa hasil pekerjaan rumah seluruh siswa dan membahas
PR.
Mengingatkan kembali tentang rumus keliling dan luas persegi
panjang, persegi dan jajar genjang.
b. Motivasi:
Memotivasi siswa apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka akan
dapat membantu siswa dalam menyelesaikan soal-soal latihan. Contoh:
siswa yang memahami rumus keliling dan luas bangun belah ketupat
maka siswa tersebut akan mampu menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan menghitung keliling dan luas belah ketupat. (nilai
perhatian)
2. Kegiatan Inti/Pokok (70 menit)
a. Eksplorasi (25 menit)
Siswa berkelompok secara heterogen. Satu kelompok terdiri dari 5-6
siswa.
Siswa diberi LKS tentang materi belah ketupat, layang-layang, dan
trapesium.
Guru dan siswa membahas LKS bersama-sama.
Siswa menyimpulkan hasil diskusi.
b. Elaborasi (25 menit)
Guru menyuruh siswa menyusun soal beserta jawabannya secara
berkelompok. (nilai tanggung jawab)
Siswa dengan kelompoknya saling berdiskusi membuat satu soal dari
salah satu bangun segiempat yaitu belah ketupat, layang-layang, atau
trapesium. (nilai tekun)
Guru keliling memeriksa hasil pekerjaan kelompok.
Kelompok mempresentasikan soal yang dibuat. (nilai rasa hormat
dan perhatian)
Kelompok lain mengerjakan.
Melalui wakilnya, tiap kelompok melaporkan hasil kerja kelompok.
103
c. Konfirmasi (10 menit)
Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa guru menanyakan
kepada siswa tentang materi yang dianggap masih sulit dan
menjelaskan materi yang belum dipahami tersebut. (nilai tanggung
jawab)
3. Kegitan Akhir (10 menit)
a. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Guru menanyakan kepada siswa materi yang belum dipahami dan gu ru
menjelaskannya.
c. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi yang telah dibahas
sebelumnya karena pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan (tes
prestasi siklus 1).
d. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Asyono. 2005. Matematika Kelas VII SMP dan MTs. Jakarta: Bumi
Aksara.
2. Lembar Kerja Siswa (LKS).
F. Penilaian
Teknik : tugas individu (PR)
Bentuk Instrumen : uraian singkat.
Contoh instrumen :
Soal
1. Keliling = ……+…….+……..+…….
= ……+…….+……..+…….
=…….
2. Luas Persegi panjang ABCD adalah ......
L = .........x......... (rumus)
104
= ........ x ......
= ...........
3. Jika PQ 8 m dan keliling belah ketupat di bawah ini adalah 36m. Maka
PS = …….
4. Sebuah taman yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 25
m dan lebar 8 m akan ditanami rumput, ditengah taman terdapat jalan
selebar 1 m. Jika harga rumput 1 m2 Rp 2.500,00, maka biaya yang
dibutuhkan adalah..........
5. Buatlah satu buah soal beserta jawabannya yang sejenis seperti soal-soal
di atas!
Purworejo, Mei 2013
P Q
S R
8 m
105
LEMBAR KERJA SISWA 1
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta
menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : 6. 2 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi,
trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-
layang.
Indikator : 6.3.1. Menjelaskan pengertian persegi panjang, persegi,
trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-
layang menurut sifatnya.
6.3.2. Menjelaskan sifat-sifat segiempat ditinjau dari
diagonal, sisi, dan sudutnya.
===========================================================
Nama kelompok : 1. ..................
2. ..................
3. ..................
4. ..................
5. ..................
6. ..................
A. Persegi panjang
1. Pengertian persegi panjang
Perhatikan gambar (a) di atas!
Lampiran 4
106
Pada persegi panjang ABCD di atas sisi-sisi persegi ABCD adalah ..., ...,
..., ... dengan AB = CD dan BC = AD. Sedangkan sudut-sudutnya adalah∠..., ∠..., ∠..., ∠... dengan ∠DAB = ∠ABC = ∠BCD = ∠CDA = 90°.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persegi panjang adalah
bangun segi empat yang memiliki....pasang sisi sejajar dan sama panjang
serta memiliki .....sudut siku-siku.
2. Sifat-sifat persegi panjang
Perhatikan gambar (b) di atas!
Pada persegi panjang ABCD di atas sisi-sisi yang berhadapan sama
panjang dan sejajar. AB = .... dan AB // ....., AD = ..... dan AD //..... tiap-
tiap sudutnya sama besar dan siku-siku (90°), yaitu ∠..., ∠..., ∠..., ∠...
Diagonal-diagonalnya sama panjang dan berpotongan di tengan-tengah.
Diagonal AC = diagonal..., diagonal-diagonalnya membagi dua sama
panjang, yaitu AO = ..... .= OD = .....
Persegi panjang di atas juga memiliki....sumbu simetri serta dapat
menempati bingkainya menurut empat cara.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat persegi panjang
sebagai berikut.
a. ................
b. ................
c. ................
d. ................
e. ................
Dengan memperhatikan sifat-sifat persegi panjang, persegi panjang ABCD
dapat digambar sebagai berikut. (catatan: tanda yang sama menunjukkan
ukurannya sama)
107
B. Persegi
1. Pengertian persegi
Perhatikan gambar (a) di atas!
Pada persegi KLMN di atas, keempat sisinya sama panjang, yaitu KL = ....
= ..... = .....
Sudut-sudutnya sama besar, yaitu ∠KLM = ∠LMN = ∠MNK = ∠NKL
=......°Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persegi adalah segiempat
yang.......sisinya sama panjang dan keempat sudutnya......
2. Sifat-sifat persegi
Perhatikan gambar (b) di atas!
Pada gambar persegi KLMN di atas, keempat sisinya sama panjang dan
sisi yang berhadapan sejajar, yaitu KL = MN, ..... //...... dan KN =......, ......
//.......
Semua sudutnya sama besar (siku-siku), ∠KLM = ∠LMN = ∠MNK =∠NKL =......°Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan di tengah-tengah
membentuk sudut 90°, yaitu diagonal MK = diagonal.....
Kedua diagonalnya membagi sama besar sudut-sudut persegi KLMN.
Persegi KLMN di atas juga memiliki.....sumbu simetri yaitu KM, LN,
......., ......serta dapat menempati bingkainya menurut delapan cara.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat persegi sebagai
berikut.
a. .............
b. ..............
c. ..............
108
d. ..............
e. ..............
C. Jajar genjang
1. Pengertian jajar genjang
Perhatikan gambar (a) di atas!
Gambar (a) diatas adalah jajar genjang ABCD yang diperoleh dari
perputaran segitiga ABD sejauh 180° dengan pusat O (titik tengah sisi
BD). A→C, B→....., D→......
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jajar genjang adalah
segiempat yang dibentuk dari sebuah.......dan bayangannya yang diputar
180° berpuast pada titik tengah salah satu sisi segitiga tersebut.
2. Sifat-sifat jajar genjang
Perhatikan gambar di bawah ini! (catatan: tanda yang sama menunjukkan
ukurannya sama)
Pada jajar genjang ABCD di atas, sisi-sisi yang berhadapan......panjang
dan sejajar AB =......, AB // ..... dan AD =......, AD // ....
Sudut-sudut yang berhadapan sama besar yaitu ∠.....= ∠C, ∠B = ∠.....
Jumlah sudut yang berdekatan adalah 180°, ∠A + ∠B =......, ∠.... + ∠....=
180°Diagonal-diagonalnya membagi dua sama panjang yaitu OB = OD,
.....=......
109
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat jajar genjang
sebagai berikut.
a. ...............
b. ...............
c. ...............
d. ..............
Contoh soal
1.
a. Jika pada gambar di atas, AB = 8 cm, BC = 6 cm, dan AO = 5 cm
tentukanlah panjang sisi CD, AD, BO, CO, dan DO!
b. Jika pada persegi panjang di atas, ∠OAB = 40°, tentukan besar ∠OBA,∠ODC, ∠OCD, ∠OCB, ∠OBC, ∠ODA, dan ∠OAD!
Penyelesaian:
a. AB = CD = 8 cm, BC = AD = 6 cm, AO = CO = BO = DO = 5 cm.
b. ∠A = ∠B = ∠C = ∠D = 90°∠OAB = 40°,∠OAB = ∠OBA = ∠ODC = ∠OCD = 40°∠OAD = 90° - 40° = 50°∠OCB = ∠OBC = ∠ODA = ∠OAD = 50°2. Hitunglah besar ∠C!
Penyelesaian:∠C + ∠D = 180° (sifat jajar genjang)∠C + 70° = 180°∠C = 180° - 70° = 110°D
70° CX
BA
110
Tugas
Buatlah satu buah soal beserta penyelesaiannya yang sejenis dengan soal di atas!
111
LEMBAR KERJA SISWA 2
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga sertamenentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : 6. 2 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi,trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
Indikator : 6.3.1. Menjelaskan pengertian persegi panjang, persegi,trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang menurut sifatnya.
6.3.2. Menjelaskan sifat-sifat segiempat ditinjau daridiagonal, sisi, dan sudutnya.
===========================================================
Nama kelompok : 1. ..................
2. ..................
3. ..................
4. ..................
5. ..................
6. ..................
D. Belah ketupat
1. Pengertian belah ketupat
Gambar di atas adalah belah ketupat ABCD
yang diperoleh dari segitiga sama kaki ABC
sejauh 180° dengan titik pusat O.
Bayangannya adalah segitiga sama kaki......
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belah ketupat adalah segi
empat yang dibentuk dari dua segitiga......kongruen (sama dan sebangun)
yang alasnya berimpit.
Lampiran 5
112
2. Sifat-sifat belah ketupat
Perhatikan gambar berikut! (tanda yang sama berarti ukurannya sama)
Pada belah ketupat ABCD di samping,
keempat sisi belah ketupat sama panjang yaitu
sisi AB = ....... = DC = .......
Sudut yang berhadapan sama besar ∠A = ∠..... dan ∠B = ∠..... dan dibagi
dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya yaitu diagonal AC dan
diagonal........
Diagonal BD dan........berpotongan saling tegak lurus dan membagi dua
sama panjang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat belah ketupat
sebagai berikut.
a. ...............
b. ...............
c. ...............
d. ...............
e. ...............
f. ...............
E. Layang-layang
1. Pengertian layang-layang
Perhatikan gambar di bawah ini!
113
Gambar (a) menunjukkan segitiga sama kaki ABC, dengan titik O sebagai
titik tengah garis AC, dan garis BO adalah sumbu simetri.
Gambar (b) menunjukkan segitiga sama kaki ADC, dengan titik O sebagai
titik tengah garis AC, dan garis DO adalah sumbu simetri.
Gambar (c) menunjukkan posisi dua segitiga sama kaki, yaitu segitiga
ABC dan segitiga ACD yang alasnya (AC) diimpitkan, sehingga terbentuk
segi empat ABCD.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, layang-layang adalah
sebuah bangun datar segi empat yang dibentuk oleh dua segitiga.......yang
alasnya sama panjang dan.......
2. Sifat-sifat layang-layang
Perhatikan gambar di bawah ini! (tanda yang sama berarti ukurannya
sama)
Pada gambar layang-layang ABCD di atas, mempunyai dua pasang sisi
sama panjang yaitu sisi AB = BC, dan sisi AD = ....
Mempunyai sepasang sudut yang berhadapan sama besar yaitu ∠DAB =∠.....
Mempunyai satu sumbu simetri yaitu......
Salah satu diagonalnya (BD) membagi dua.......panjang dan.....lurus
diagonal lainnya (AC).
Tepat satu diagonalnya membagi dua sudut yang berhadapan sama besar.
Dapat menempati bingkainya dengan dua cara.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa layang-layang mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut.
114
a. ...............
b. ...............
c. ...............
d. ...............
e. ...............
f. ...............
F. Trapesium
1. Pengertian trapesium
Perhatikan gambar di bawah ini!
Dari ketiga gambar trapesium di atas, ternyata gambar-gambar tersebut
mempunyai sepasang sisi yang berhadapan sejajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa trapesium adalah bangun datar
segi empat yang sepasang sisinya yang............sejajar.
2. Sifat-sifat trapesium
Perhatikan gambar di bawah ini!
Pada setiap trapesium jumlah sudut yang terletak pada kaki yang sama
jumlahnya 180°. Gambar (a) menunjukkan trapesium sembarang PQRS
dengan garis PQ // SR. ∠P + ∠S = 180° (sudut terletak pada kaki yang
sama) dan ∠Q + ∠R = 180° (sudut terletak pada kaki yang sama).
115
Gambar (b) menunjukkan trapesium sama kaki yang mempunyai dua sisi
yang tidak sejajar tetapi sama panjang yaitu AD =...., mempunyai dua
sudut alas sama besar, mempunyai dua sudut atas sama besar, mempunyai
dua diagonal sama panjang, dan mempunyai satu sumbu simetri.
Gambar (c) menunjukkan trapesium siku-siku, memiliki tepat dua sudut
siku-siku yaitu ∠ A dan .......
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa trapesium mempunyai sifat-
sifat sebagai berikut.
a. Pada setiap trapesium sudut yang terletak pada kaki yang sama
jumlahnya adalah.......
b. Trapesium sama kaki memiliki:
1) ...............
2) ...............
3) ...............
4) ...............
c. Trapesium siku-siku memiliki tepat.........sudut siku-siku.
Contoh soal
1. Tentukan besar ∠BAD dari gambar belah ketupat di
samping jika ∠OBC = 50°!Penyelesaian:
Diketahui: ∠OBC = 50°Ditanya: besar ∠BAD
Jawab:∠OBC = ∠OBA = 50°∠ABC = ∠OBC + ∠OBA
= 50° + 50° = 100°Segitiga AOB adalah segitiga siku-siku (siku-siku di O), diperoleh:
A
B
C
D
O
116
∠BAO = jumlah sudut dalam segitiga - ∠OBA - ∠BOA= 180° - 50° - 90° = 40°∠BAO = ∠DAO = 40°∠BAD = 40° + 40° = 80°2. Perhatikan trapesium PQRS di samping,
tentukan ∠RQP!
Penyelesaian:
Diketahui: ∠QRS = 130°Ditanya: ∠RQP
Jawab:∠RQP + ∠QRS = 180° (sifat trapesium)∠RQP + 130° = 180°∠RQP = 180° - 130° = 50°Tugas Kelompok
Buatlah satu buah soal beserta penyelesaiannya yang sejenis dengan soal di atas!
130°P Q
RS
117
LEMBAR KERJA SISWA 3
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga sertamenentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakan dalam pemecahan masalah.
Indikator : 6.3.1. Menurunkan rumus keliling bangun segitiga dansegi empat.
6.3.2. Menurunkan rumus luas bangun segitiga dan segiempat.
6.3.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan denganmenghitung keliling dan luas bangun segitiga dansegiempat.
==========================================================
Nama kelompok : 1. ..................
2. ..................
3. ..................
4. ..................
5. ..................
6. ..................
Ayo belajar menurunkan rumus
A. Persegi panjangPerhatikan gambar berikut!
1. Keliling persegi panjangKeliling persegi panjang adalah jumlah semua sisi-sisinya. Jadi, kelilingpersegi panjang ABCD adalah jumlah sisi.......,.....,.....,dan.......Dari pernyataan diatas dapat dituliskan rumus keliling persegi panjangadalah
Lampiran 6
118
K = AB + BC + .... + ....= p + l + ... + ...= 2p + .... = 2 (p + l)
Keterangan:K = keliling persegi panjangp = panjangl = lebar
2. Menurunkan rumus luasLuas persegi panjang adalah hasil kali antara panjang dan lebar. Panjangpersegi panjang dari persegi panjang ABCD diatas adalah sisi AB dan ......,dan lebarnya adalah sisi AD dan.......Dari pernyataan di atas dapat dituliskan rumus luas persegi panjang adalahL = AB x ....
= .... x lKeterangan:
L = luas persegi panjangp = panjangl = lebar
B. Persegi1. Menurunkan rumus keliling persegi
Keliling persegi adalah jumlah panjang keempat sisinya. Denganmemperhatikan gambar persegi di atas jadi keliling persegi ABCD adalahjumlah sisi......,.....,.....,dan.......Dari pernyataan diatas dapat dituliskan rumus keliling persegi adalahK = AB + BC + .... + ....
AB = BC = CD = AD = s (panjang sisi persegi)K = s + s + s + sK = ......Keterangan:
K = keliling persegis = sisi persegi
119
2. Menurunkan rumus luas persegiLuas persegi adalah hasil kali panjang sisi-sisinya, panjang sisi persegi (s)ABCD di atas yaitu sisi AB = .... = .... = .....Dari pernyataan di atas dapat dituliskan rumus luas persegi adalahL = AB x ....
= .... x s= s2
Keterangan:L = luas persegis = panjang sisi persegi
C. Segitiga
1. Keliling segitigaKeliling segitiga adalah jumlah panjang ketiga sisinya, yaitu:Pada gambar ( i ) segitiga ABC, kelilingnya adalah jumlah sisi....,....,dan....Dari pernyataan diatas dapat dituliskan rumus keliling segitiga adalahK = AB + ..... + CA
= b +....+.....Keterangan:
K = keliling segitigaa, b, dan c = sisi-sisi dari segitiga ABC
2. Luas segitigaDari gambar ( i )
Luas segitiga ABC = luas persegi panjang ABCD
= ( AB X BC )
Karena garis AB dan garis BC berturut-turut merupakan alas dan tinggi
segitiga ABC, berarti luas segitiga ABC = x alas x tinggi.
Dari gammbar ( ii )Luas segitiga ABE
= luas persegi panjang AFED + luas persegi panjang FBCE
= (AF x FE) + (FB x FE)
t
120
= (AF + FB) x (FE + FE)
= (AF + FB) x (2 x FE)
= (AF + FB) x FE
= x AB x FE
Karena garis AB dan garis FE berturut-turut merupakan alas dan tinggi
segitiga ABE, berarti luas segitiga ABE = x alas x tinggi.
Jadi, luas segitiga dapat dirumuskan
Luas segitiga = x a x t
Dengan, a = alas dan t = tinggi
D. Jajar genjang1. Menurunkan rumus keliling jajar genjang
Keliling jajar genjang adalah jumlah semua sisi-sisinya. Jadi, keliling jajargenjang ABCD di atas adalah jumlah sisi.......,.....,.....,dan.......Dari pernyataan diatas dapat dituliskan rumus keliling jajar genjang adalahK = AB + BC + .... + ....
= p + l + ... + ...= 2p + ....= 2 (p + l)
Keterangan:K = keliling persegi panjangp = panjangl = lebar
2. Menurunkan rumus luas jajar genjangJajar genjang terbentuk dari dua buahsegitiga yang sama besarnya, yakni segitigaABD dan segitiga BCD. Luas segitiga ABD= luas segitiga BCDA
D C
B
t
a
121
Luas jajar genjang ABCD = luas segitiga ABD + luas segitiga BCD
= ( x a x t) + ( x a x t)
= a x tKeterangan:L = luas jajar genjanga = alast = tinggi
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
1. a. Keliling persegi panjang yaitu............
b. ...........................................................
2. a. ...........................................................
b. ..........................................................
3. a. ..........................................................
b. ..........................................................
4. a. ..........................................................
b. ..........................................................
Contoh soal1.
Dengan menggunakan rumus luas persegi panjang, hitunglah luas segitigaABE!Penyelesaian:Dari gambar tampak bahwa luas segitiga ABE merupakan gabungan darisetengah luas persegi panjang I (ADEF) dan luas persegi panjang II (BCEF)
Jadi, Lsegitiga = L(I) + L(II)
= (AF x FE) + (FB x FE)
= (2 cm x 3 cm) + (4 cm x 3 cm)
= 3 cm2 + 6 cm2 = 9 cm2
3 cm
2 cm 4 cm
III
122
2. Sebuah kebun berbentuk persegi yang panjang sisinya adalah 50 m.Sekeliling kebun tersebut akan dipagar. Jika besar biaya pembuatan pagarnyaadalah Rp20.000/meter, tentukan besar biaya untuk pembuatan pagartersebut!Penyelesaian:Diket: s = 50 m, biaya pagar Rp 20.000/meterDitanya: besar biaya pembuatan pagar?Jawab:K = 4s = 4 (50 m) = 200 mBiaya pagar = 200 m x Rp 20.000 = Rp 400.000Jadi, biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan pagar adalah Rp 400.000.
Tugas kelompokBuatlah satu buah soal beserta penyelesaiannya yang sejenis dengan soal di atas!
123
LEMBAR KERJA SISWA 4
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga sertamenentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakan dalam pemecahan masalah.
Indikator : 6.3.1. Menurunkan rumus keliling bangun segitiga dansegi empat.
6.3.2. Menurunkan rumus luas bangun segitiga dan segiempat.
6.3.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan denganmenghitung keliling dan luas bangun segitiga dansegiempat.
==========================================================
Nama kelompok : 1. ..................
2. ..................
3. ..................
4. ..................
5. ..................
6. ...................
Ayo belajar menurunkan rumus
A. Belah ketupat
Perhatikan gambar berikut!
Lampiran 7
124
1. Keliling belah ketupat
Keliling belah ketupat adalah jumlah panjang keempat sisinya atau empat
kali sisi. Dengan memperhatikan gambar belah ketupat di atas jadi keliling
belah ketupat ABCD adalah jumlah sisi......,.....,.....,dan.......
Dari pernyataan di atas dapat dituliskan rumus keliling belah ketupat adalah
K = AB + BC + .... + ....
AB = BC = CD = AD = s (panjang sisi belah ketupat)
K = s + s + s + s
K = ......
Keterangan:
K = keliling belah ketupat
s = sisi belah ketupat
2. Luas belah ketupat
Luas belah ketupat adalah setengah dari hasil kali kedua diagonalnya.
Diagonal-diagonal belah ketupat ABCD di atas yaitu AC dan .....
Dari pernyataan di atas dapat dituliskan rumus luas belah ketupat adalah
L = x diagonal ke-1 x ....
= x AC x .....
B. Layang-layang
Perhatikan gambar berikut!
125
1. Keliling layang-layang
Keliling layang-layang adalah jumlah panjang keempat sisinya. Dengan
memperhatikan gambar layang-layang di atas jadi keliling layang-layang
ABCD adalah jumlah sisi .....,.....,.....,dan......
Dengan:
AB = BC = sisi yang panjang (a), dan
CD = DA = sisi yang pendek (b)
Dari pernyataan di atas dapat dituliskan rumus keliling layang-layang
adalah
K = AB + BC + .... + ....
K = a+ ... + b + ...
K = 2 (....+.....)
Keterangan:
K = keliling layang-layang
a = sisi panjang layang-layang
b = sisi pendek layang-layang
2. Luas layang-layang
Luas layang-layang adalah setengah dari hasil kali kedua diagonalnya.
Diagonal-diagonal layang-layang di atas yaitu ... dan BD
Dari pernyataan di atas dapat dituliskan rumus luas layang-layang adalah
L = x ..... x diagonal ke-2
= x AC x .....
C. Trapesium
Perhatikan gambar berikut!
a
b
c
d
126
1. Keliling trapesium
Keliling trapesium adalah jumlah panjang keempat sisinya. Dengan
memperhatikan gambar trapesium ABCD di atas jadi keliling trapesium
ABCD adalah jumlah sisi .....,.....,.....,dan......
Dari pernyataan di atas dapat dituliskan rumus keliling trapesium adalah
K = AB + BC + .... + ....
K = a+ ... + .... + ...
Keterangan:
K = keliling trapesium
AB, BC, CD, DA = sisi trapesium
2. Luas Trapesium
Luas trapesium adalah setengah dari jumlah sisi yang sejajar dikali tinggi.
Dengan memperhatikan gambar trapesium ABCD di atas sisi yang sejajar
yaitu sisi AB dan sisi DC.
Dari pernyataan di atas dapat dituliskan rumus luas trapesium adalah
L = x jumlah sisi yang sejajar x tinggi
L = (AB + ...) x ...
Keterangan
L = luas trapesium
AB + CD = jumlah sisi yang sejajar
t = tinggi trapesium
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
1. a. Keliling belah ketupat yaitu............
b. ...........................................................
2. a. ...........................................................
b. ..........................................................
3. a. ..........................................................
b. ..........................................................
127
Contoh soal
1. Ahmad membuat sebuah layang-layang dengan panjang diagonal-
diagonalnya 30 cm dan 46 cm. Jika disediakan selembar kertas berbentuk
persegi berukuran 50 cm x 50 cm untuk membuat layang-layang tersebut,
maka berapa sisa kertas yang tidak terpakai?
Penyelesaian:
Diketahui: d1 = 30 cm
d2 = 46 cm
kertas berukuran 50 cm x 50 cm
Ditanya: sisa kertas yang tidak terpakai
Jawab:
Llayang-layang = x diagonal 1 x diagonal 2
= x 30 cm x 46 cm
= 690 cm2
Luas kertas (persegi) = s x s
= 50 cm x 50 cm = 2500 cm2
Jadi sisa kertas yang tidak terpakai = Luas kertas – Luas layang-layang
= 2500 cm2 – 690 cm2
= 1810 cm2
2. Berapa luas sawah Pak Benu yang berbentuk trapesium seperti ditunjukakn di
bawah ini!
Penyelesaian:
Diketahui: AB = 85 m
107 m
51 m
85 mA B
CD
128
CD = 107 m
t = 51 m
Ditanya: luas trapesium
Jawab:
L = x jumlah sisi yang sejajar x tinggi
= (AB + CD) x t
= (85 m + 107 m) x 51 m
= x 192 m x 51 m
= 4896 m2
Jadi luas sawah Pak Benu adalah 4896 m2
Tugas
Buatlah satu buah soal beserta penyelesaiannya yang sejenis dengan soal di atas!
129
DAFTAR NAMA
Sekolah : MTs Ma’arif NU Wuwuharjo
Mapel : Matematika
Kelas / Semester : VII A / 2 (dua)
Tahun Pelajaran : 2012/2013
No NamaJenis Kelamin
Ket.Laki-laki Perempuan
1. A Lazim Syamsudin L2. Agustina Idriana P3. Akhmad Kafi L4. Alfiyanti Solikhah P5. Anisoul Karimah P6. Atik Wulandari P7. Dina Aulia P8. Eka Setiawan L9. Endang Mulyana P10. Faddilatul A P11. Farhan Amirudin L12. Fendi Wigiyono L13. Irma Nabila P14. Khusniyati Zuhro P15. Khusniyati Zulaikha P16. Kurnia Cita P P17. Lailatul Amanah P18. Mat Arif Usman L19. Mufida Lailatul P20. Nurohman L21. Nurul Lisa A. F P22. Rizan Farizi L23. Safitri P24. Septiningsih P25. Siti Arisah P26. Soni Robi Lukman L27. Sri Lestari P28. Tri Wahyuni P29. Ulfayah P30. Waris Ahmad Darminto L31. Yunita Tyas E P
Lampiran 8
130
DAFTAR HADIR
Sekolah : MTs Ma’arif NU Wuwuharjo
Mapel : Matematika
Kelas / Semester : VII A / 2 (dua)
Tahun Pelajaran : 2012/2013
No
Nama
Siklus I Siklus IIPertemuan ke/Tanggal
(Bulan Mei)Pertemuan ke/Tanggal
(Bulan Mei)1/8 2/14 1/8 2/14 1/8 2/14
1. A Lazim Syamsudin √ √ √ √ √ √2. Agustina Idriana √ √ √ √ √ √3. Akhmad Kafi √ √ √ √ √ √4. Alfiyanti Solikhah √ √ √ √ √ √5. Anisoul Karimah √ √ √ √ √ √6. Atik Wulandari √ √ √ √ √ √7. Dina Aulia √ √ √ √ √ √8. Eka Setiawan √ √ √ √ √ √9. Endang Mulyana √ √ √ √ √ √10. Faddilatul A √ √ √ √ √ √11. Farhan Amirudin √ √ √ √ √ √12. Fendi Wigiyono √ √ √ √ √ √13. Irma Nabila √ √ √ √ √ √14. Khusniyati Zuhro √ √ √ √ √ √15. Khusniyati Zulaikha √ √ √ √ √ √16. Kurnia Cita P √ √ √ √ √ √17. Lailatul Amanah √ √ √ √ √ √18. Mat Arif Usman √ √ √ √ √ √19. Mufida Lailatul √ √ √ √ √ √20. Nurohman √ √ √ √ √ √21. Nurul Lisa A. F √ √ √ √ √ √22. Rizan Farizi √ √ √ √ √ √23. Safitri √ √ √ √ √ √24. Septiningsih √ √ √ √ √ √25. Siti Arisah √ √ √ √ √ √26. Soni Robi Lukman √ √ √ √ √ √27. Sri Lestari √ √ √ √ √ √28. Tri Wahyuni √ √ √ √ √ √29. Ulfayah √ √ √ √ √ √30. Waris Ahmad Darminto √ √ √ √ √ √31. Yunita Tyas E √ √ √ √ √ √
Lampiran 9
131
DAFTAR KELOMPOK SIKLUS I
Kelompok 1 Kelompok 4
1. Ahmad Kafiq 1. Safitri
2. Rizan Farizi 2. Tri Wahyuni
3. Mat Arif Usman 3. Endang Mulyana
4. Fendi Wigiyono 4. Lailatul Amanah
5. Nurohman 5. Faddilatul Awaliyah
Kelompok 2 Kelompok 5
1. Nurul Lisa A. F 1. Alfiyanti Solikhah
2. Irma Nabila 2. Kurnia Cita P
3. Agustina Idriana 3. Anisoul Karimah
4. Septiningsih 4. Sri Lestari
5. Yunita Tyas E 5. Siti Arisah
6. Mufida Lailatul
Kelompok 3 Kelompok 6
1. Soni Robi Lukman 1. Ulfayah
2. Farhan Amirudin 2. Atik Wulandari
3. Waris Ahmad Darminto 3. Dina Aulia
4. A Lazim Syamsudin 4. Khusniyati Zuhro
5. Eka Setiawan 5. Khusniyati Zulaikha
Lampiran 10
132
DAFTAR KELOMPOK SIKLUS II
Kelompok 1 Kelompok 4
1. Ulfayah 1. Khusniyati Zulaikha
2. Nurul Lisa A.F 2. A Lazim Syamsudin
3. Siti Arisah 3. Eka setiawan
4. Rizan Farizi 4. Fendi Wigiyono
5. Faddilatul Awaliyah 5. Irma Nabila
6. Lailatul Amanah
Kelompok 2 Kelompok 5
1. Atik Wulandari 1. Khusniyani Zuhro
2. Septiningsih 2. Mufida Lailatul
3. Farhan Amirudin 3. Sri Lestari
4. Mat Arif Usman 4. Nurohman
5. Safitri 5. Endang Mulyana
Kelompok 3 Kelompok 6
1. Dina Aulia 1. Agustin Indriana
2. Yunita Tyas 2. Kurnia Cita P
3. Waris Ahmad Darminto 3. Alfiyanti Sholikhah
4. Ahmad Kafiq 4. Anisoul Karimah
5. Tri Wahyuni 5. Soni Robi Lukman
Lampiran 11
133
KISI-KISI KEAKTIFAN
No Aktivitas Nomer SoalJumlah
Soal
1. Kegiatan visual dan kegiatan
mendengarkan : memperhatikan
dan mendengarkan uraian
2 1
2. Kegiatan lisan: bertanya,
menjawab pertanyaan,
menanggapi, diskusi, presentasi.
6, 8, 9 3
3. Kegiatan menulis: menulis cerita,
karangan, laporan dan
sebagainya
4, 5 2
4. Kegiatan mental: menganggap,
memecahkan masalah,
mengambil keputusan.
3, 7 2
5. Kegiatan emosional: minat,
merasa bosan, gembira, tenang,
berani.
1 1
Lampiran 12
134
Lembar Observasi Keaktifan Siswa
Sekolah : MTs Ma’arif NU Wuwuharjo
Hari / tanggal :
Nama guru :
Siklus / pertemuan :
Petunjuk : Berilah penilaian anda dengan memberi tanda cheklis(√) pada kolom yang sesuai!
No Kegiatan Skor Jumlah Ket.
1 2 3 41. 1
.Kehadiran siswa dalammengikuti pembelajaran
2. Mendengarkan danmemperhatikan penjelasanguru
3. 2.
Keaktifan dan kerjasamasiswa dalam diskusikelompok
4. Kemampuan menyimpulkanhasil diskusi kelompokdalam lembar kegiatansiswa (LKS)
5. 3.
Kemampuan siswa dalammenyusun soal sesuaipembelajaran problemposing
6. Siswa bertanya kepada guru
7. 5.
Keberanian siswa untukmemperesentasikan hasilpekerjaannya
8. 6.
Kemampuan siswa untukbertanya, menanggapi ataumenyanggah kelompok lainsaat demostrasi
9. .Siswa menjawab pertanyaanguru
Rata-rata
135
Keterangan Pengisian Skor
Point 1, 2, 3, 4, dan 5
1= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≤ 8 siswa
2= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 9-16 siswa
3= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 17-24 siswa
4= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≥25 siswa
Point 6, 7, 8, dan 9
1= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 0-1 siswa
2= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 2-3 siswa
3= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 4-5 siswa
4= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≥6 siswa
Keterangan Skor
4 = Sangat Aktif
3 = Aktif
2 = Cukup Aktif
1 = Kurang Aktif
Rata-rata =
Presentase keaktifan belajar siswa, dengan rumus:NP = RSM × 100 %Keterangan: NP : Nilai persen yang dicari atau diharapkan
R : Skor mentah yang diproleh siswa
SM : Skor maksimum ideal dari tes yang diharapkan
100 : Bilangan tetap
136
Kriteria taraf keberhasilan tindakan :
No. Persentase Predikat
1. P > 80% Sangat Baik
2. 60% < P ≤ 80% Baik
3. 40% < P ≤ 60% Cukup
4. 20% < P ≤ 40% Kurang
5. P ≤ 20% Kurang sekali
137
LEMBAR VALIDASI
OBSERVASI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VII/ Genap
A. Pada lembar observasi ini terdapat 9 komponen aktivitas yang diamati, Bapak/ Ibu dimohon memberi penilaian pada tiapkomponen dengan cara memberi tanda centang (√) pada kolom yang tersedia dan dimohon memberi penjelasan pada kolomketerangan.
B. Apakah komponen-komponen di bawah ini dap2at digunakan untuk mewakili pengukuran keaktifan belajar siswa terhadappembelajaran.
Kegiatan yang diamati
Aspek yang diamati
KeteranganBahasaKesesuaian
dengandimensi
Item digunakan
MudahDipahami
SulitDipahami Ya Tidak Diterima Direvisi
1. Kehadiran siswa dalam mengikutipembelajaran.
√ √ √
2. Mendengarkan danmemperhatikan penjelasan guru.
√ √ √
3. Keaktifan dan kerjasama siswadalam diskusi kelompok.
√ √ √Direvisi
4. Kemampuan menyimpulkan hasil √ √ √
Lampiran 13
138
diskusi kelompok dalam lembarkegiatan siswa (LKS).
5. Kemampuan siswa dalammenyusun soal sesuaipembelajaran problem posing.
√ √ √
6. Siswa bertanya kepada guru. √ √ √7. Keberanian siswa untuk
memperesentasikan hasilpekerjaannya.
√ √ √
8. Kemampuan siswa untuk bertanya,menanggapi atau menyanggahkelompok lain saat demostrasi.
√ √ √ Direvisi
9. Siswa menjawab pertanyaan guru. √ √ √
Catatan validator:
Sebagian besar sudah bisa mengukur keaktifan belajar siswa, hanya saja beberapa ada revisi.
Purworejo, Mei 2013
Validator
139
LEMBAR VALIDASI
OBSERVASI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VII/ Genap
A. Pada lembar observasi ini terdapat 9 komponen aktivitas yang diamati, Bapak/ Ibu dimohon memberi penilaian pada tiapkomponen dengan cara memberi tanda centang (√) pada kolom yang tersedia dan dimohon memberi penjelasan pada kolomketerangan.
B. Apakah komponen-komponen di bawah ini dapat digunakan untuk mewakili pengukuran keaktifan belajar siswa terhadappembelajaran.
Kegiatan yang diamati
Aspek yang diamati
KeteranganBahasaKesesuaian
dengandimensi
Item digunakan
MudahDipahami
SulitDipahami Ya Tidak Diterima Direvisi
1. Kehadiran siswa dalam mengikutipembelajaran.
√ √ √
2. Mendengarkan danmemperhatikan penjelasan guru.
√ √ √
3. Keaktifan dan kerjasama siswadalam diskusi kelompok.
√ √ √
4. Kemampuan menyimpulkan hasil √ √ √
Lampiran 14
140
diskusi kelompok dalam lembarkegiatan siswa (LKS).
5. Kemampuan siswa dalammenyusun soal sesuaipembelajaran problem posing.
√ √ √
6. Siswa bertanya kepada guru. √ √ √7. Keberanian siswa untuk
memperesentasikan hasilpekerjaannya.
√ √ √
8. Kemampuan siswa untuk bertanya,menanggapi atau menyanggahkelompok lain saat demostrasi.
√ √ √
9. Siswa menjawab pertanyaan guru. √ √ √
Catatan validator:________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Purworejo, Mei 2013
Validator
141
Lembar Observasi Keaktifan Siswa
Sekolah : MTs Ma’arif NU Wuwuharjo
Hari / tanggal : Selasa, 7 Mei 2013
Nama guru : Upiek Karyaning, S.E.
Siklus / pertemuan : Pra Tindakan
Petunjuk : Berilah penilaian anda dengan memberi tanda cheklis(√) pada kolom yang sesuai!
No Kegiatan Skor Jumlah Ket
1 2 3 41. 1
.Kehadiran siswa dalammengikuti pembelajaran
√4
2. Mendengarkan danmemperhatikan penjelasanguru
√3
3. 2.Keaktifan dan kerjasamasiswa dalam diskusikelompok
√1
4. Kemampuan menyimpulkanhasil diskusi kelompokdalam lembar kegiatansiswa (LKS)
√1
5. 3.Kemampuan siswa dalammenyusun soal sesuaipembelajaran problemposing
√1
6. Siswa bertanya kepada guru √ 17. 5
.Keberanian siswa untukmemperesentasikan hasilpekerjaannya
√1
8. 6.Kemampuan siswa untukbertanya, menanggapi ataumenyanggah kelompok lainsaat demostrasi
√1
9. .Siswa menjawab pertanyaanguru
√ 1
Rata-rata 1,55
Lampiran 15
142
Keterangan:
point 1, 2, 3, 4, dan 5
1= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≤ 8 siswa
2= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 9-16 siswa
3= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 17-24 siswa
4= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≥25 siswa
Point 6, 7, 8, dan 9
1= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 0-1 siswa
2= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 2-3 siswa
3= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 4-5 siswa
4= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≥6 siswa
Magelang, 7 Mei 2013
Observer
Ria Zuniati
143
Analisis Persentase Keaktifan Belajar Siswa Pra Siklus I
Skor hasil observasi siswa
1. Skor mentah yang diperoleh
4 + 3 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 14
2. Rata-rata = = =1,55
3. Skor maksimum = 36
4. Persentase = NP = × 100 %= × 100 %= 38,89 %
5. Kriteria = Kurang
Lampiran 16
145
Lembar Observasi Keaktifan Siswa
Sekolah : MTs Ma’arif NU Wuwuharjo
Hari / tanggal : Rabu, 8 Mei 2013
Nama guru : Ria Zuniati
Siklus / pertemuan : I/I
Petunjuk : Berilah penilaian anda dengan memberi tanda cheklis(√) pada kolom yang sesuai!
No Kegiatan Skor Jumlah Ket
1 2 3 41. 1
.Kehadiran siswa dalammengikuti pembelajaran √ 4
2. Mendengarkan danmemperhatikan penjelasanguru
√ 3
3. 2.Keaktifan dan kerjasamasiswa dalam diskusikelompok
√ 2
4. Kemampuan menyimpulkanhasil diskusi kelompokdalam lembar kegiatansiswa (LKS)
√ 1
5. 3.Kemampuan siswa dalammenyusun soal sesuaipembelajaran problemposing
√ 2
6. Siswa bertanya kepada guru √ 17. 5
.Keberanian siswa untukmemperesentasikan hasilpekerjaannya
√ 2
8. 6.Kemampuan siswa untukbertanya, menanggapi ataumenyanggah kelompok lainsaat demostrasi
√ 1
9. .Siswa menjawab pertanyaanguru √ 1
Rata-rata 1,89
Lampiran 17
146
Keterangan:
point 1, 2, 3, 4, dan 5
1= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≤ 8 siswa
2= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 9-16 siswa
3= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 17-24 siswa
4= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≥25 siswa
Point 6, 7, 8, dan 9
1= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 0-1 siswa
2= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 2-3 siswa
3= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 4-5 siswa
4= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≥6 siswa
Magelang, 8 Mei 2013
Observer
Upiek Karyaning, S.E.
146
Lembar Observasi Keaktifan Siswa
Sekolah : MTs Ma’arif NU Wuwuharjo
Hari / tanggal : Selasa, 14 Mei 2013
Nama guru : Ria Zuniati
Siklus / pertemuan : I/2
Petunjuk : Berilah penilaian anda dengan memberi tanda cheklis(√) pada kolom yang sesuai!
No Kegiatan Skor Jumlah Ket
1 2 3 41. 1
.Kehadiran siswa dalammengikuti pembelajaran √ 4
2. Mendengarkan danmemperhatikan penjelasanguru
√ 3
3. 2.Keaktifan dan kerjasamasiswa dalam diskusikelompok
√ 2
4. Kemampuan menyimpulkanhasil diskusi kelompokdalam lembar kegiatansiswa (LKS)
√ 2
5. 3.Kemampuan siswa dalammenyusun soal sesuaipembelajaran problemposing
√ 3
6. Siswa bertanya kepada guru √ 17. 5
.Keberanian siswa untukmemperesentasikan hasilpekerjaannya
√ 3
8. 6.Kemampuan siswa untukbertanya, menanggapi ataumenyanggah kelompok lainsaat demostrasi
√ 1
9. .Siswa menjawab pertanyaanguru √ 1
Rata-rata 2,22
Lampiran 18
147
Keterangan:
point 1, 2, 3, 4, dan 5
1= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≤ 8 siswa
2= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 9-16 siswa
3= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 17-24 siswa
4= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≥25 siswa
Point 6, 7, 8, dan 9
1= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 0-1 siswa
2= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 2-3 siswa
3= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 4-5 siswa
4= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≥6 siswa
Magelang, 14 Mei 2013
Observer
Ika Pratiwi092120151
148
Analisis Persentase Keaktifan Belajar Siswa Siklus I
Skor hasil observasi siswa pertemuan I1. Skor mentah yang diperoleh
4 + 3 + 2 + 1 + 2 + 1 + 2 + 1 + 1 = 17
2. Skor rata-rata = = = 1,89
3. Skor maksimum = 36
4. Persentase= NP = × 100 %= × 100 %= 47,22 %
5. Kriteria= Cukup
Skor hasil observasi siswa pertemuan II1. Skor mentah yang diperoleh
4 + 3 + 2 + 2 + 3 + 1 + 3 + 1 + 1 = 20
2. Skor rata-rata = = = 2,22
3. Skor maksimum = 36
4. Persentase = NP = × 100 %= × 100 %= 55,56 %
5. Kriteria = Cukup
Persentase klasikal keaktifan belajar siswa siklus I1. Skor mentah yang diperoleh
17 + 20 = 37
2. Skor rata-rata = = = 2,05
3. Skor maksimum = 72
4. Persentase = NP = × 100 %= × 100 %= 51,39 %
5. Kriteria = Cukup
Lampiran 19
150
Lembar Observasi Keaktifan Siswa
Sekolah : MTs Ma’arif NU Wuwuharjo
Hari / tanggal : Rabu, 22 Mei 2013
Nama guru : Ria Zuniati
Siklus / pertemuan : II/1
Petunjuk : Berilah penilaian anda dengan memberi tanda cheklis(√) pada kolom yang sesuai!
No Kegiatan Skor Jumlah Ket
1 2 3 41. 1
.Kehadiran siswa dalammengikuti pembelajaran √ 4
2. Mendengarkan danmemperhatikan penjelasanguru
√ 3
3. 2.Keaktifan dan kerjasamasiswa dalam diskusikelompok
√ 3
4. Kemampuan menyimpulkanhasil diskusi kelompokdalam lembar kegiatansiswa (LKS)
√ 3
5. 3.Kemampuan siswa dalammenyusun soal sesuaipembelajaran problemposing
√ 3
6. Siswa bertanya kepada guru √ 27. 5
.Keberanian siswa untukmemperesentasikan hasilpekerjaannya
√ 3
8. 6.Kemampuan siswa untukbertanya, menanggapi ataumenyanggah kelompok lainsaat demostrasi
√ 2
9. .Siswa menjawab pertanyaanguru √ 2
Rata-rata 2,78
Lampiran 20
151
Keterangan:
point 1, 2, 3, 4, dan 5
1= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≤ 8 siswa
2= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 9-16 siswa
3= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 17-24 siswa
4= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≥25 siswa
Point 6, 7, 8, dan 9
1= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 0-1 siswa
2= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 2-3 siswa
3= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 4-5 siswa
4= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≥6 siswa
Magelang, 22 Mei 2013
Observer
Ika Pratiwi092120151
151
Lembar Observasi Keaktifan Siswa
Sekolah : MTs Ma’arif NU Wuwuharjo
Hari / tanggal : Selasa, 28 Mei 2013
Nama guru :Ria Zuniati
Siklus / pertemuan : II/2
Petunjuk : Berilah penilaian anda dengan memberi tanda cheklis(√) pada kolom yang sesuai!
No Kegiatan Skor Jumlah Ket
1 2 3 41. 1
.Kehadiran siswa dalammengikuti pembelajaran √ 4
2. Mendengarkan danmemperhatikan penjelasanguru
√ 4
3. 2.Keaktifan dan kerjasamasiswa dalam diskusikelompok
√ 3
4. Kemampuan menyimpulkanhasil diskusi kelompokdalam lembar kegiatansiswa (LKS)
√ 3
5. 3.Kemampuan siswa dalammenyusun soal sesuaipembelajaran problemposing
√ 4
6. Siswa bertanya kepada guru √ 37. 5
.Keberanian siswa untukmemperesentasikan hasilpekerjaannya
√ 4
8. 6.Kemampuan siswa untukbertanya, menanggapi ataumenyanggah kelompok lainsaat demostrasi
√ 3
9. .Siswa menjawab pertanyaanguru √ 2
Rata-rata 3,33
Lampiran 21
152
Keterangan:
point 1, 2, 3, 4, dan 5
1= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≤ 8 siswa
2= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 9-16 siswa
3= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 17-24 siswa
4= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≥25 siswa
Point 6, 7, 8, dan 9
1= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 0-1 siswa
2= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 2-3 siswa
3= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 4-5 siswa
4= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≥6 siswa
Magelang, 28 Mei 2013
Observer
Ika Pratiwi092120151
153
Analisis Persentase Keaktifan Belajar Siswa Siklus II
Skor hasil observasi siswa pertemuan I1. Skor mentah yang diperoleh
4 + 3 + 3 + 3 + 3 + 2 + 3 + 2 + 2 = 25
2. Skor rata-rata = = = 2,78
3. Skor maksimum = 36
4. Persentase = NP = × 100 %= × 100 %= 69,44 %
5. Kriteria = Baik
Skor hasil observasi siswa pertemuan II1. Skor mentah yang diperoleh
4 + 4 + 3 + 3 + 4 + 3 + 4 + 3 + 2 = 30
2. Skor rata-rata = = = 3,33
3. Skor maksimum = 36
4. Persentase = NP = × 100 %= × 100 %= 83,33 %
5. Kriteria = Sangat baik
Presentase klasikal keaktifan belajar siswa siklus II1. Skor mentah yang diperoleh
25 + 30 = 55
2. Skor rata-rata = = = 3,05
3. Skor maksimum = 72
4. Persentase = NP = × 100 %= × 100 %= 76, 39 %
5. Kriteria = Baik
Lampiran 22
154
KISI-KISI SOAL TES SIKLUS 1
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII A / II (dua)
Sekolah : MTs Ma’arif NU Wuwuharjo
NoStandar
KompetensiKompetensi
DasarMateri
PembelajaranIndikator Pencapaian
BentukPenilaian
Taksonomi Bloom JumlahSoalC1 C2 C3 C4
1 6. Memahamikonsepsegiempatdan segitigasertamenentukanukurannya
6.2Mengidentifikasi sifat-sifatpersegi, persegipanjang,jajargenjang,belah ketupat,trapesiumdan layang-layang
Segi empat 1. Menentukan pengertian daripersegi panjang
Uraian1a 1
2. Menentukan sifat daripersegi
Uraian2 1
3. Menentuka sifat dari jajargenjang
Uraian3 1
4. Menentukan sifat dari belahketupat
Uraian4 1
5. Menentukan pengertian darilayang-layang
Uraian1b 1
6. Menentukan sifat daritrapesium
Uraian5 1
Keterangan:
C1 = pengetahuan C3 = penerapan
C2 = pemahaman C4 = analisis
Lampiran 23
155
155
SOAL TES SIKLUS 1
Pokok Bahasan : Segitiga dan Segiempat
Sub Pokok Bahasan : Menentukan sifat-sifat segitiga dan segiempat
Kelas / semester : VII A / 2
Waktu : 70 menit
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar!
1. Apa yang Anda ketahui tentang:a. Persegi panjangb. Layang-layang
2. Sebutkan sifat-sifat persegi!3. Besar sudut PSR dan sudut SRQ adalah........
4.
Perhatikan belah ketupat RSTU di atas, jika besar ∠RUO = 60°, panjang UO= 3 cm, dan ST = 6 cm tentukanlah:a. Besar ∠URS dan ∠UTSb. Panjang sisi masing-masingc. Panjang diagonal US
5.
Perhatikan gambar trapesium ABCD di atas, tentukan:a. Besar ∠Cb. Besar ∠C + ∠D
Lampiran 24
156
Kunci Jawaban Tes Siklus I
1. a. Persegi panjang adalah sebuah bangun datar yang dibatasi empat buah
sisi, dengan sisinya yang saling berhadapan sama panjang dan sejajar,
serta sisi-sisinya saling tegak lurus.
b. Layang-layang adalah sebuah bangun datar segi empat yang dibentuk
oleh dua segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang dan berimpit.
2. Sifat-sifat persegi yaitu
a. Dapat menempati bingkainya dengan tepat menurut delapan cara.
b. Semua sudut-sudutnya sama besar dan siku-siku.
c. Semua sisinya sama panjang.
d. Sudut-sudutnya dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya.
e. Diagonal-diagonalnya saling tegak lurus.
3.
Diketahui: ∠QPS = 50°Ditanya: besar ∠ PSR dan ∠SRQ
Jawab:
a. Mencari ∠ PSR, yaitu∠QPS + ∠PSR = 180°
Skor 5
Skor 5
Skor 10
Lampiran 25
157
50° + ∠PSR = 180°∠PSR = 180° - 50°∠PSR = 130°b. Mencari ∠SRQ, yaitu∠PSR + ∠SRQ = 180°130° + ∠SRQ = 180°∠SRQ = 180° - 130°∠SRQ = 50°
4.
a. Diketahui: besar ∠RUO = 60°Ditanya: Besar ∠URS dan ∠UTS
Jawab:∠RUO = ∠TUO = 60° maka ∠RUT = 120°Jadi, ∠RUT = ∠RST = 120° (sifat belah ketupat)
Dalam segitiga RUO (siku-siku di O), diperoleh:∠URO =180° - 60° – 90° = 30°∠SRO = ∠URO = 30° maka ∠URS = 30° + 30° = 60°dan ∠UTS = ∠URS = 60°
Skor 5
Skor 5
Skor 5
158
b. RS = ST = TU = UR = 6 cm
c. UO = OS = 3 cm, berarti US = UO + OS = 3 cm + 3 cm = 6 cm
Jadi panjang diagonal US adalah 6 cm
5.
Diketahui: trapesium ABCD dengan ∠B = 48°Ditanya:
a. Besar ∠C
b. Besar ∠C + ∠D
Jawab:
a. ∠C + ∠B = 180°∠C + 48° = 180°∠C = 180° - 48°∠C = 132°b. ∠D = 90° (sudut siku-siku)∠C + ∠D = 132°+ 90° = 222°
Skor maksimal 50
Nilai yang dicari dihitung dengan: NP = X 100
Skor 2
Skor 3
Skor 5
Skor 5
159
UJI VALIDITAS INSTRUMEN TES PRESTASI BELAJARMATEMATIKA SIKLUS I
Petunjuk :Berilah tanda cek ( √ ) untuk kolom yang memenuhi kriteria, tanda silang ( × )yang tidak memenuhi kriteria, dan tanda ( R ) untuk kolom yang harus direvisi.Validator : _____________________
Kriteria Validitas IsiButir soal
1 2 3 4 5A. Materi
Item soal sesuai dengan SK dan KD √ √ √ √ √Item pertanyaan telah sesuai denganindikator
√ √ √ √ √
Item soal sudah dibelajarkan kepada siswasebelumnya.
√ √ √ √ √
Butir soal telah mampu dipahami olehsiswa
√ √ √ √ √
B. Konstruksi
Pokok soal dirumuskan dengan singkat,jelas, dan tegas.
√ √ √ √ √
Item soal tidak memberikan petunjuk yangmengarahkan kepada kunci jawaban.
√ √ √ √ √
Item soal tidak memerlukan pengetahuanlain dalam menjawabnya
√ √ √ √ √
Gambar, grafik, tabel disajikan denganjelas dan sesuai dengan fungsinya.
√ √ √ √ √
Item soal tidak berdasarkan ataubergantung pada soal sebelumnya. √ √ √ √ √
Kunci jawaban sudah benar √ √ √ √ √Hanya satu jawan yang benar √ √ √ √ √
C. Bahasa
Item soal tidak mengandung pertanyaanyang ambigu (makna ganda)
√ √ √ √ √
Item soal menggunakan kaidah BahasaIndonesia yang baik dan benar (sesuaiEYD)
√ √ √ √ √
Tidak menggunakan bahasa yang bersifatkedaerahan
√ √ √ √ √
Tidak menggunakan bahasa atau kalimatyang bersifat negatif
√ √ √ √ √
Lampiran 26
160
Catatan validator:1. _____________________________________________________2. _____________________________________________________3. _____________________________________________________4. _____________________________________________________
Magelang, Mei 2013Validator
161
UJI VALIDITAS INSTRUMEN TES PRESTASI BELAJARMATEMATIKA SIKLUS I
Petunjuk :Berilah tanda cek ( √ ) untuk kolom yang memenuhi kriteria, tanda silang ( × )yang tidak memenuhi kriteria, dan tanda ( R ) untuk kolom yang harus direvisi.Validator : _____________________
Kriteria Validitas IsiButir soal
1 2 3 4 5A. Materi
Item soal sesuai dengan SK dan KD √ √ √ √ √Item pertanyaan telah sesuai denganindikator
√ √ √ √ √
Item soal sudah dibelajarkan kepadasiswa sebelumnya.
√ √ √ √ √
Butir soal telah mampu dipahami olehsiswa
√ √ √ √ √
B. Konstruksi
Pokok soal dirumuskan dengan singkat,jelas, dan tegas.
√ √ √ √ √
Item soal tidak memberikan petunjukyang mengarahkan kepada kuncijawaban.
√ √ √ √ √
Item soal tidak memerlukan pengetahuanlain dalam menjawabnya
√ √ √ √ √
Gambar, grafik, tabel disajikan denganjelas dan sesuai dengan fungsinya.
√ √ √ √ √
Item soal tidak berdasarkan ataubergantung pada soal sebelumnya. √ √ √ √ √
Kunci jawaban sudah benar √ √ √ √ √Hanya satu jawan yang benar √ √ √ √ √
C. Bahasa
Item soal tidak mengandung pertanyaanyang ambigu (makna ganda)
√ √ √ √ √
Item soal menggunakan kaidah BahasaIndonesia yang baik dan benar (sesuaiEYD)
√ √ √ √ √
Tidak menggunakan bahasa yang bersifatkedaerahan
√ √ √ √ √
Tidak menggunakan bahasa atau kalimatyang bersifat negatif
√ √ √ √ √
Lampiran 27
162
Catatan validator:1. _____________________________________________________2. _____________________________________________________3. _____________________________________________________4. _____________________________________________________
Magelang, Mei 2013Validator
163
KISI-KISI SOAL TES SIKLUS 2
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII A / II (dua)
Sekolah : MTs Ma’arif NU Wuwuharjo
NoStandar
KompetensiKompetensi
DasarMateri
PembelajaranIndikator Pencapaian
PenilaianBentuk
Taksonomi Bloom JumlahSoalC1 C2 C3 C4
1 6. Memahamikonsepsegiempat dansegitiga sertamenentukanukurannya
6.3 Menghitungkeliling dan luasbangun segitigadan segiempatsertamenggunakannyadalam pemecahanmasalah
Segi empatdan segitiga
1. Menentukan rumus kelilingpersegi panjang (diketahuisalah satu sisinya dan luassegitiga) dan menentukan luaspersegi panjang
Uraian
4 6 2
2. Menentukan rumus kelilingpersegi
Uraian2a 1
3. Menentukan rumus kelilingdan luas jajargenjang
Uraian5 1
4. Menentukan rumus kelilingdan luas belah ketupat
Uraian2b 1
5. Menentukan keliling dan luaslayang-layang
Uraian3 1
6. Menyebutkan macam-macamtrapesium
Uraian1 1
Keterangan:
C1 = pengetahuan C3 = penerapan
C2 = pemahaman C4 = analisis
Lampiran 28
164
SOAL TES SIKLUS 2
Pokok Bahasan : Segitiga dan segiempatSub Pokok Bahasan : Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan
segiempatKelas / semester : VII A / 2Waktu : 70 menit
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar!
1. Sebutkan macam-macam trapesium, dan gambarlah bentuk bangun tersebut!2. a.Berapa panjang sisi persegi jika diketahui kelilingnya 60 cm?
b.Tentukan luas belah ketupat, jika diketahui panjang diagonal-diagonalnya 5cm
dan 8 cm3. Andi membuat sebuah layang-layang dengan panjang diagonal-diagonalnya
30 cm dan 40 cm. Berapakah sedikitnya luas kertas yang dibutuhkan Andi?4. Perhatikan gambar di bawah ini!
Jika panjang CD = 16 cm dan luas segitiga ABD = 40 cm2, maka kelilingABCD adalah.....
5. Bantulah yang dihadapi Pak Zafar. Beliau mempunyai kebun berbentuk jajargenjang (lihat gambar). Oleh beliau kebun itu akan diberi pagar yangmengelilingi kebun. Berapakan panjang pagar yang harus dibuat Pak Zafar?
6. Jika taman yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 25 m danlebar 8 m akan ditanami rumput, di tengah taman terdapat jalan selebar 1 m.Jika harga rumput 1 m2 Rp 2.500 maka biaya yang dibutuhkan adalah....
Lampiran 29Lampiran 29
1 m
Jalan
165
Kunci Jawaban Tes Siklus 2
1. Macam-macam trapesium
a. Trapesium sembarang c. Trapesium siku-siku
b. Trapesium sama kaki
2. a) Diketahui: keliling persegi 60 cm
Ditanya: panjang sisi persegi
Jawab:
Keliling = 4 x s
60 cm = 4 x s
S = = 15 cm
b) Diketahui: panjang diagonal 1 = 5 cm
panjang diagonal 2 = 8 cm
Ditanya: luas belah ketupat
Jawab:
Luas belah ketupat = x panjang diagonal 1 x panjang diagonal 2
= x 5 cm x 8 cm
Skor 10
Skor 10
Lampiran 30
166
= 20 cm2
Jadi luas belah ketupat tersebut adalah 20 cm2
3. Diketahui: diagonal 1 = 30 cm
diagonal 2 = 40 cm
Ditanya: Luas kertas yang dibutuhkan
Jawab:
L = x diagonal 1 x diagonal 2
= x 30 cm x 40 cm
= 600 cm2
Jadi luas kertas yang dibutuhkan adalah 600 cm2
4. Diketahui: panjang CD = 16 cm
luas segitiga ABD = 40 cm2
Ditanya: keliling persegi panjang ABCD
Jawab:
Luas segitiga = x alas x tinggi
40 cm2 = x 16 cm x tinggi (tinggi = panjang AD)
40 cm2 = 8 cm x tinggi
5 cm = tinggi
Jadi panjang AD = 5 cm
Keliling persegi panjang ABCD = 2 (panjang + lebar)
= 2 (16 cm + 5 cm)
= 42 cm
Skor 10
Skor 20
Skor 20
167
5. Diketahui: panjang sisi jajargenjang ABCD berturut-turut AB = 30 cm dan
AB = 20 cm
Ditanya: keliling jajargenjang?
Jawab:
Keliling jajargenjang ABCD = AB + BC + CD + DA
= 30 cm + 20 cm + 30 cm + 20 cm
= 100 cm
6. Diketahui: persegi panjang dengan panjang = 25 m dan lebar = 8 m
jalan dengan lebar 1 m
harga rumput Rp 2.500/m2
Ditanya: berapa biaya untuk membeli rumput yang akan ditanam?
Jawab :
Luas persegi panjang =
= 25 m x 8 m= 200 m2
Luas jalan =
= 8 m x 1 m = 8 m2
Luas yang ditanami rumput = 200 m2 – 8 m2 = 192 m2
Biaya yang dibutuhkan = 192 m2 x Rp 2.500 = Rp 480.000
Skor maksimal 100
Nilai yang dicari dihitung dengan: NP = X 100
Skor 10
Skor 20
168
UJI VALIDITAS INSTRUMEN TES PRESTASI BELAJARMATEMATIKA SIKLUS II
Petunjuk :Berilah tanda cek ( √ ) untuk kolom yang memenuhi kriteria, tanda silang ( × )yang tidak memenuhi kriteria, dan tanda ( R ) untuk kolom yang harus direvisi.Validator : _____________________
Kriteria Validitas IsiButir soal
1 2 3 4 5A. Materi
Item soal sesuai dengan SK dan KD √ √ √ √ √Item pertanyaan telah sesuai denganindikator
√ √ √ √ √
Item soal sudah dibelajarkan kepada siswasebelumnya.
√ √ √ √ √
Butir soal telah mampu dipahami olehsiswa
√ √ √ √ √
B. Konstruksi
Pokok soal dirumuskan dengan singkat,jelas, dan tegas.
√ √ √ √ √
Item soal tidak memberikan petunjuk yangmengarahkan kepada kunci jawaban.
√ √ √ √ √
Item soal tidak memerlukan pengetahuanlain dalam menjawabnya
√ √ √ √ √
Gambar, grafik, tabel disajikan denganjelas dan sesuai dengan fungsinya.
√ √ √ √ √
Item soal tidak berdasarkan ataubergantung pada soal sebelumnya. √ √ √ √ √
Kunci jawaban sudah benar √ √ √ √ √Hanya satu jawan yang benar √ √ √ √ √
C. Bahasa
Item soal tidak mengandung pertanyaanyang ambigu (makna ganda)
√ √ √ √ √
Item soal menggunakan kaidah BahasaIndonesia yang baik dan benar (sesuaiEYD)
√ √ √ √ √
Tidak menggunakan bahasa yang bersifatkedaerahan
√ √ √ √ √
Tidak menggunakan bahasa atau kalimatyang bersifat negatif
√ √ √ √ √
Lampiran 31
169
Catatan validator:1. _____________________________________________________2. _____________________________________________________3. _____________________________________________________4. _____________________________________________________
Magelang, Mei 2013Validator
170
UJI VALIDITAS INSTRUMEN TES PRESTASI BELAJARMATEMATIKA SIKLUS II
Petunjuk :Berilah tanda cek ( √ ) untuk kolom yang memenuhi kriteria, tanda silang ( × )yang tidak memenuhi kriteria, dan tanda ( R ) untuk kolom yang harus direvisi.Validator : _____________________
Kriteria Validitas IsiButir soal
1 2 3 4 5A. Materi
Item soal sesuai dengan SK dan KD √ √ √ √ √Item pertanyaan telah sesuai denganindikator
√ √ √ √ √
Item soal sudah dibelajarkan kepada siswasebelumnya.
√ √ √ √ √
Butir soal telah mampu dipahami olehsiswa
√ √ √ √ √
B. Konstruksi
Pokok soal dirumuskan dengan singkat,jelas, dan tegas.
√ √ √ √ √
Item soal tidak memberikan petunjuk yangmengarahkan kepada kunci jawaban.
√ √ √ √ √
Item soal tidak memerlukan pengetahuanlain dalam menjawabnya
√ √ √ √ √
Gambar, grafik, tabel disajikan denganjelas dan sesuai dengan fungsinya.
√ √ √ √ √
Item soal tidak berdasarkan ataubergantung pada soal sebelumnya. √ √ √ √ √
Kunci jawaban sudah benar √ √ √ √ √Hanya satu jawan yang benar √ √ √ √ √
C. Bahasa
Item soal tidak mengandung pertanyaanyang ambigu (makna ganda)
√ √ √ √ √
Item soal menggunakan kaidah BahasaIndonesia yang baik dan benar (sesuaiEYD)
√ √ √ √ √
Tidak menggunakan bahasa yang bersifatkedaerahan
√ √ √ √ √
Tidak menggunakan bahasa atau kalimatyang bersifat negatif
√ √ √ √ √
Lampiran 32
171
Catatan validator:1. _____________________________________________________2. _____________________________________________________3. _____________________________________________________4. _____________________________________________________
Magelang, Mei 2013Validator
132
Daftar Nilai
Sekolah : MTs Ma’arif NU Wuwuharjo
Kelas / Semester : VII A / 2 (dua)
Tahun Pelajaran : 2012/2013
No Nama NilaiAwal Siklus I Siklus II
1. A Lazim Syamsudin 65 70 802. Agustina Idriana 75 76 803. Akhmad Kafi 20 30 354. Alfiyanti Solikhah 60 70 855. Anisoul Karimah 10 40 656. Atik Wulandari 85 68 807. Dina Aulia 97,5 70 858. Eka Setiawan 55 50 759. Endang Mulyana 10 20 4010. Faddilatul A 30 60 6511. Farhan Amirudin 70 70 7012. Fendi Wigiyono 30 30 4013. Irma Nabila 10 40 7514. Khusniyati Zuhro 85 70 8015. Khusniyati Zulaikha 97,5 92 10016. Kurnia Cita P 65 50 8017. Lailatul Amanah 20 26 6018. Mat Arif Usman 10 50 7019. Mufida Lailatul 70 70 8020. Nurohman 20 44 6521. Nurul Lisa A. F 65 70 7022. Rizan Farizi 10 40 5023. Safitri 20 30 5024. Septiningsih 80 80 9525. Siti Arisah 45 48 6026. Soni Robi Lukman 30 40 6027. Sri Lestari 65 76 10028. Tri Wahyuni 10 36 5529. Ulfayah 97,5 90 10030. Waris Ahmad Darminto 65 72 9031. Yunita Tyas E 55 70 85
Jumlah 1527,5 1748 2225Rata-rata 49,27 55,74 71,77
Lampiran 33
173
Analisis Hasil Tes Prestasi Siklus I
Sekolah : MTs Ma’arif NU Wuwuharjo
Kelas / Semester : VII A / 2 (dua)
Tahun Pelajaran : 2012/2013
No Nama Nilai Ketuntasan Belajar
Ya Tidak
1. A Lazim Syamsudin 70 √2. Agustina Idriana 76 √3. Akhmad Kafi 30 √4. Alfiyanti Solikhah 70 √5. Anisoul Karimah 40 √6. Atik Wulandari 68 √7. Dina Aulia 70 √8. Eka Setiawan 50 √9. Endang Mulyana 20 √10. Faddilatul A 60 √11. Farhan Amirudin 70 √12. Fendi Wigiyono 30 √13. Irma Nabila 40 √14. Khusniyati Zuhro 70 √15. Khusniyati Zulaikha 92 √16. Kurnia Cita P 50 √17. Lailatul Amanah 26 √18. Mat Arif Usman 50 √19. Mufida Lailatul 70 √20. Nurohman 44 √21. Nurul Lisa A. F 70 √22. Rizan Farizi 40 √23. Safitri 30 √24. Septiningsih 80 √25. Siti Arisah 48 √26. Soni Robi Lukman 40 √27. Sri Lestari 76 √28. Tri Wahyuni 36 √29. Ulfayah 90 √30. Waris Ahmad Darminto 72 √31. Yunita Tyas E 70 √
Jumlah 1748 16 15Rata-rata 55,74Ketuntasan belajar klasikal 51,61%Kriteria Cukup
Lampiran 34
174
Nilai tertinggi: 90
Nilai terendah: 20
Banyak siswa yang tuntas belajar: 16
Banyak siswa yang tidak tuntas belajar: 15
Rata-rata: 55,74
Ketuntasan belajar klasikal: x 100% = 51,61%
Kriteria: cukup
Keterangan: siswa dikatakan tuntas belajar jika nilai tesnya ≥ 6,5
Magelang, Mei 2013
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Upiek Karyaning, S.E. Ria Zuniati
175
Analisis Hasil Tes Prestasi Siklus II
Sekolah : MTs Ma’arif NU Wuwuharjo
Kelas / Semester : VII A / 2 (dua)
Tahun Pelajaran : 2012/2013
No Nama Nilai Ketuntasan Belajar
Ya Tidak
1. A Lazim Syamsudin 80 √2. Agustina Idriana 80 √3. Akhmad Kafi 35 √4. Alfiyanti Solikhah 85 √5. Anisoul Karimah 65 √6. Atik Wulandari 80 √7. Dina Aulia 85 √8. Eka Setiawan 75 √9. Endang Mulyana 40 √10. Faddilatul A 65 √11. Farhan Amirudin 70 √12. Fendi Wigiyono 40 √13. Irma Nabila 75 √14. Khusniyati Zuhro 80 √15. Khusniyati Zulaikha 100 √16. Kurnia Cita P 80 √17. Lailatul Amanah 60 √18. Mat Arif Usman 70 √19. Mufida Lailatul 80 √20. Nurohman 65 √21. Nurul Lisa A. F 70 √22. Rizan Farizi 50 √23. Safitri 50 √24. Septiningsih 95 √25. Siti Arisah 60 √26. Soni Robi Lukman 60 √27. Sri Lestari 100 √28. Tri Wahyuni 55 √29. Ulfayah 100 √30. Waris Ahmad Darminto 90 √31. Yunita Tyas E 85 √
Jumlah 2225 22 9Rata-rata 71,77Ketuntasan belajar klasikal 70,96%Kriteria Baik
Lampiran 35
176
Nilai tertinggi:100
Nilai terendah: 35
Banyak siswa yang tuntas belajar: 22
Banyak siswa yang tidak tuntas belajar: 9
Rata-rata: 71,77
Ketuntasan belajar klasikal: x 100% = 70,96%
Kriteria: Baik
Keterangan: siswa dikatakan tuntas belajar jika nilai tesnya ≥ 6,5
Magelang, Juni 2013
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Upiek Karyaning, S.E. Ria Zuniati
177
Uji t Hipotesis Rataan Hasil Belajar Siswa
Daftar Nilai Siswa dari Nilai Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
No
NamaAwal(x1)
(x1)2 Siklus I
(x2)(x2)
2 Siklus II(x3)
(x3)2
1. A Lazim Syamsudin 65 4225 70 4900 80 64002. Agustina Idriana 75 5625 76 5776 80 64003. Akhmad Kafi 20 400 30 900 35 12254. Alfiyanti Solikhah 60 3600 70 4900 85 72255. Anisoul Karimah 10 100 40 1600 65 42256. Atik Wulandari 85 7225 68 4624 80 64007. Dina Aulia 97,5 9506,25 70 4900 85 72258. Eka Setiawan 55 3025 50 2500 75 56259. Endang Mulyana 10 100 20 400 40 160010. Faddilatul A 30 900 60 3600 65 422511. Farhan Amirudin 70 4900 68 4624 70 490012. Fendi Wigiyono 30 900 30 900 40 160013. Irma Nabila 10 100 40 1600 75 562514. Khusniyati Zuhro 85 7225 70 4900 80 640015. Khusniyati Zulaikha 97,5 9506,25 94 8836 100 1000016. Kurnia Cita P 65 4225 50 2500 80 640017. Lailatul Amanah 20 400 26 676 60 360018. Mat Arif Usman 10 100 50 2500 70 490019. Mufida Lailatul 70 4900 70 4900 80 640020. Nurohman 20 400 44 1936 65 422521. Nurul Lisa A. F 65 4225 70 4900 70 490022. Rizan Farizi 10 100 40 1600 50 250023. Safitri 20 400 30 900 50 250024. Septiningsih 80 6400 78 6084 95 902525. Siti Arisah 45 2025 48 2304 60 360026. Soni Robi Lukman 30 900 40 1600 60 360027. Sri Lestari 65 4225 78 6084 100 1000028. Tri Wahyuni 10 100 36 1296 55 302529. Ulfayah 97,5 9506,25 90 8100 100 1000030. Waris Ahmad D 65 4225 72 5184 90 810031. Yunita Tyas E 55 3025 70 4900 85 7225
Jumlah (∑ ) 1527,5 102493,8 1748 110424 2225 169075
Rata-rata ( ) 49,27 56,38 71,77
Lampiran 28
178
A. Uji t Hipotesis Rataan (rata-rata nilai pra tindakan dan rata-rata nilai siklus I)
1. Hipotesis
H0 : 1≥ 2 (rata-ratanilai siklus I tidak lebih baik dari rata-ratanilai pra
tindakan)
H1 : 1< 2 (rata-ratanilai siklus I lebih baik dari rata-ratanilai pra
tindakan)
2. Taraf Signifikansi = 0,05
3. Statistik Uji : thitung =( ) ~ ( + − 2)
4. Komputasi
Dari data yang tertera pada tabel di atas, diperoleh:
Ulangan pra siklus : ∑ = 1527,5; ∑ = 102493,8; ∑ =
49,27; = ∑ ∑( )( )=( )( , ) ( , )( )( ) =
, ,=
,= 907,58
Siklus I : ∑ = 1748; ∑ = 110424; ∑ = 56,38;
=( )( ) ( )( )( ) = = = 395,31
Maka dapat dihitung variansi dari keduanya (Sp2), dengan rumus:= ( ) ( )
=( ) , ( ) ,
=, ,
=
,= 651,445
179
= 651,445 = 25,52
d0 = 0 (karena tidak dibicarakan selisih rataan)
Mencari tobservasi:
= 49,27 − 56,3825,52 + = − 7,1125,42 (0,254) = − 7,116,482 = −1,095. Daerah Kritik:
, ; = 1,960 DK = { | < − 1,960}= −1,09 ∈ DK
6. Keputusan Uji: H0 diterima
Kesimpulan: rata-rata nilai siklus I tidak lebih baik dari rata-rata nilai pra
tindakan.
B. Uji t Hipotesis Rataan (rata-rata nilai siklus I dan rata-rata nilai siklus II)
1. Hipotesis
H0 : 2≥ 3 (rata-ratanilai siklus II tidak lebih baik dari rata-ratanilai
siklus I)
H1 : 2< 3 (rata-ratanilai siklus II lebih baik dari rata-ratanilai siklus I)
2. Taraf Signifikansi = 0,05
3. Statistik Uji : thitung =( ) ~ ( + − 2)
4. Komputasi
Dari data yang tertera pada tabel di atas, diperoleh:
Siklus I : ∑ = 1748; ∑ = 110424; ∑ = 56,38;
180
=( )( ) ( )( )( ) = = = 395,31
Siklus I I: ∑ = 2225; ∑ = 169075; ∑ = 71,77;
=( )( ) ( )( )( ) = = = 312,58
Maka dapat dihitung variansi dari keduanya (Sp2), dengan rumus:= ( ) ( )
=( ) , ( ) ,
=, ,
=
,= 353,945
= 353,945 = 18,81
d0 = 0 (karena tidak dibicarakan selisih rataan)
Mencari tobservasi:
= 56,38 − 71,7718,81 + = − 15,3918,81 (0,254) = − 15,394,777 = −3,215. Daerah Kritik:
, ; = 1,960 DK = { | < − 1,960}= −3,21 ∈ DK
6. Keputusan Uji: H0 ditolak
Kesimpulan: rata-rata nilai siklus II lebih baik dari rata-rata nilai siklus I.
181
C. Uji t Hipotesis Rataan (rata-rata nilai pra tindakan dan rata-rata nilai siklus II)
1. Hipotesis
H0 : 1≥ 3 (rata-ratanilai siklus II tidak lebih baik dari rata-ratanilai pra
tindakan)
H1 : 1< 3 (rata-ratanilai siklus II lebih baik dari rata-ratanilai pra
tindakan)
2. Taraf Signifikansi = 0,05
3. Statistik Uji : thitung =( ) ~ ( + − 2)
4. Komputasi
Dari data yang tertera pada tabel di atas, diperoleh:
Ulangan pra siklus : ∑ = 1527,5; ∑ = 102493,8; ∑ = 49,27;= ∑ ∑( )( )=( )( , ) ( , )( )( ) =
, ,=
,= 907,58
Siklus I I: ∑ = 2225; ∑ = 169075; ∑ = 71,77;
=( )( ) ( )( )( ) = = = 312,58
Maka dapat dihitung variansi dari keduanya (Sp2), dengan rumus:= ( ) ( )
=( ) , ( ) ,
=, ,
=,
= 610,08
182
= √610,08 = 24,69
d0 = 0 (karena tidak dibicarakan selisih rataan)
Mencari tobservasi:
= 49,27 − 71,7724,69 + = − 22,524,69 (0,254) = − 22,56,271 = −3,585. Daerah Kritik:
, ; = 1,960 DK = { | < − 1,960}= −3,58 ∈ DK
6. Keputusan Uji: H0 ditolak
Kesimpulan: rata-rata nilai siklus II lebih baik dari rata-rata nilai pra
tindakan.
183Lampiran 37
184Lampiran 38
185Lampiran 39Lampiran 39
186Lampiran 40
187Lampiran 41
188
189
Lembar Jawab Siswa A Siklus I
Lampiran 42
190
Lembar Jawab Siswa A Siklus II
191
Lembar Jawab Siswa B Siklus I
Lampiran 42
192
Lembar Jawab Siswa B Siklus II
193Lampiran 44
Lembar Jawab Siswa C Siklus I
194
Lembar Jawab Siswa C Siklus II