M SCUBA DIVER - blog.ub.ac.id · seperti tekanan tinggi yang masuk kedalam ... perihal efek...

15
SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1 st Edition: Octobher 2005 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 1 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1 Aspek Medis pada Penyelaman Pembahasan dalam BAB III mengenai efek fisiologi tubuh manusia tentang rongga-rongga udara dan hukum Boyle yang berhubungan dengan volume dan tekanan, maka setiap perubahan tekanan akan berpengaruh secara langsung dengan rongga udara di dalam tubuh. Rongga tubuh yang mengalami kesulitan menyesuaikan tekanan akan berdampak pada kerusakan jaringan-jaringan tubuh yang berhubungan dengannya. Istilah dari kerusakan jaringan ini dikenal dengan nama BAROTRAUMA dan didefinisikan sebagai “kerusakan jaringan yang terjadi akibat ketidak-seimbangan tekanan pada rongga udara dalam tubuh dengan jaringan tubuh” Barotrauma terjadi pada saat penyelam descent (bergerak turun) ataupun saat ascent (bergerak naik). Barotrauma saat descent sering disebut dengan istilah "SQUEEZE". Kerusakan berupa pembengkakan hingga terjadinya pendarahan jaringan yang melapisi rongga udara organ tubuh tersebut. Barotrauma saat ascent antara lain dapat terjadi karena sebab akibat squeeze, seperti tekanan tinggi yang masuk kedalam rongga udara saat descent mengalami hambatan / sumbatan sehingga berkontribusi menimbulkan problema saat ascent. Dalam BAB IV ini, pembahas akan lebih detail pada perihal efek barotrauma dan aspek medis penyelaman terhadap organ rongga tubuh dan jaringannya yaitu: Paru-paru, Sinus, Telinga, Gigi dan Mata. Aspek Medis yang juga perlu ditinjau dalam bab ini adalah efek tekanan dan perubahan gas-gas yang berdampak pada tubuh penyelam yang disertai tanda dan gejala dasar. Tanda dan gejala yang muncul adalah sebagai langkah awal dalam mengantisipasi tindakan tanggap darurat yang diperlukan. SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1 st Edition: Octobher 2005 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 2 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1 Barotrauma Paru-Paru Paru-paru adalah rongga tubuh yang secara langsung merasakan dampak perubahan tekanan yang terjadi saat penyelam descent ataupun ascent. Perubahan tekanan pada rongga paru ini dapat mengakibatkan hal-hal berikut: 1. Squeeze paru saat descent: terjadi dikarenakan terlalu dalam menyelam saat penyelaman tahan nafas (saat skin diving) dimana perubahan tekanan berlangsung secara cepat. Pencegahan terbaik adalah tidak menyelam terlalu dalam melampui batas kemampuan terutama saat melakukan skin diving dan jangan pernah sekalipun menahan napas saat menyelam SCUBA. 2. Barotrauma paru saat ascent : sebagai akibat dari menahan napas terutama saat penyelaman SCUBA. Saat penyelam berada di kedalaman dan bernapas dengan normal, penyelam tersebut menghirup udara yang bertekanan sama dengan tekanan kedalaman. Jika penyelam ascent dengan menahan napas, maka akan membuat udara dalam paru-paru mengembang sejalan dengan perubahan tekanan yang mengecil. Problem squeeze saat descent dan barotrauma paru saat ascent dapat menyebabkan jaringan paru-paru tersebut pecah & menimbulkan kerusakan jaringan organ tubuh antara lain: Pneumathorax : Pecah / sobeknya jaringan paru-paru di dekat permukaan paru-paru yang menyebabkan udara mengalir ke dalam rongga dada (pleura) sehingga paru-paru kolaps (layu atau kempot). Jika berkurangnya tekanan terus terjadi, maka udara di dalam pleura makin mengembang dan akan menekan rongga daerah jantung yang memperberat kinerja jantung yang akhirnya membuat jantung berhenti berdenyut.

Transcript of M SCUBA DIVER - blog.ub.ac.id · seperti tekanan tinggi yang masuk kedalam ... perihal efek...

Page 1: M SCUBA DIVER - blog.ub.ac.id · seperti tekanan tinggi yang masuk kedalam ... perihal efek barotrauma dan aspek medis penyelaman terhadap organ rongga tubuh dan jaringannya yaitu:

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 1 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

Aspek Medis pada Penyelaman

Pembahasan dalam BAB III mengenai efek fisiologi tubuh manusia tentang rongga-rongga udara dan hukum Boyle yang berhubungan dengan volume dan tekanan, maka setiap perubahan tekanan akan berpengaruh secara langsung dengan rongga udara di dalam tubuh. Rongga tubuh yang mengalami kesulitan menyesuaikan tekanan akan berdampak pada kerusakan jaringan-jaringan tubuh yang berhubungan dengannya. Istilah dari kerusakan jaringan ini dikenal dengan nama BAROTRAUMA dan didefinisikan sebagai “kerusakan jaringan yang terjadi akibat ketidak-seimbangan tekanan pada rongga udara dalam tubuh dengan jaringan tubuh”

Barotrauma terjadi pada saat penyelam descent (bergerak turun) ataupun saat ascent (bergerak naik). Barotrauma saat descent sering disebut dengan istilah "SQUEEZE". Kerusakan berupa pembengkakan hingga terjadinya pendarahan jaringan yang melapisi rongga udara organ tubuh tersebut. Barotrauma saat ascent antara lain dapat terjadi karena sebab akibat squeeze, seperti tekanan tinggi yang masuk kedalam rongga udara saat descent mengalami hambatan / sumbatan sehingga berkontribusi menimbulkan problema saat ascent.

Dalam BAB IV ini, pembahas akan lebih detail pada perihal efek barotrauma dan aspek medis penyelaman terhadap organ rongga tubuh dan jaringannya yaitu: Paru-paru, Sinus, Telinga, Gigi dan Mata. Aspek Medis yang juga perlu ditinjau dalam bab ini adalah efek tekanan dan perubahan gas-gas yang berdampak pada tubuh penyelam yang disertai tanda dan gejala dasar. Tanda dan gejala yang muncul adalah sebagai langkah awal dalam mengantisipasi tindakan tanggap darurat yang diperlukan.

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 2 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

Barotrauma Paru-Paru Paru-paru adalah rongga tubuh yang secara langsung merasakan dampak perubahan tekanan yang terjadi saat penyelam descent ataupun ascent. Perubahan tekanan pada rongga paru ini dapat mengakibatkan hal-hal berikut:

1. Squeeze paru saat descent: terjadi dikarenakan terlalu dalam menyelam saat penyelaman tahan nafas (saat skin diving) dimana perubahan tekanan berlangsung secara cepat. Pencegahan terbaik adalah tidak menyelam terlalu dalam melampui batas kemampuan terutama saat melakukan skin diving dan jangan pernah sekalipun menahan napas saat menyelam SCUBA.

2. Barotrauma paru saat ascent : sebagai akibat dari menahan napas terutama saat penyelaman SCUBA. Saat penyelam berada di kedalaman dan bernapas dengan normal, penyelam tersebut menghirup udara yang bertekanan sama dengan tekanan kedalaman. Jika penyelam ascent dengan menahan napas, maka akan membuat udara dalam paru-paru mengembang sejalan dengan perubahan tekanan yang mengecil.

Problem squeeze saat descent dan barotrauma paru saat ascent dapat menyebabkan jaringan paru-paru tersebut pecah & menimbulkan kerusakan jaringan organ tubuh antara lain: Pneumathorax : Pecah / sobeknya jaringan paru-paru di dekat permukaan paru-paru yang menyebabkan udara mengalir ke dalam rongga dada (pleura) sehingga paru-paru kolaps (layu atau kempot). Jika berkurangnya tekanan terus terjadi, maka udara di dalam pleura makin mengembang dan akan menekan rongga daerah jantung yang memperberat kinerja jantung yang akhirnya membuat jantung berhenti berdenyut.

Page 2: M SCUBA DIVER - blog.ub.ac.id · seperti tekanan tinggi yang masuk kedalam ... perihal efek barotrauma dan aspek medis penyelaman terhadap organ rongga tubuh dan jaringannya yaitu:

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 3 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

Mediastinal Emphysema : Akibat pecahnya Alveoli (kantung udara) di dalam paru-paru, berupa gelembung udara yang sangat kecil sehingga udara (wujud gas) masuk ke dalam jaringan paru-paru itu sendiri dan mengalir ke sepanjang jaringan longgar disekitar pembuluh darah di dalam bagian ‘mediastinum’. Mediastinum terdiri dari batang tenggorokan, jantung dan pembuluh darah besar ditengah-tengah rongga dada.

Emboli Udara : Akibat dari pecahnya jaringan paru-paru ini, maka udara (gas) akan masuk ke dalam jaringan darah sehingga aliran darah dapat tersumbat. Jika gas ini menyumbat aliran darah 'Arteri' yang menuju ke otak, maka suplai oksigen ke otak akan terhenti dan jaringan di otak akan rusak. Emboli udara pada aliran darah arteri ini sering disebut juga ‘Arterial Gas Embolism ‘(AGE).

Emboli udara ini dapat disebabkan antara lain - Menahan napas saat ascent - Panik dikedalaman dan reaksi naik tak

terkendali - Kecepatan ascent tidak terjaga. Naik yang terlalu cepat akan mengakibatkan gas-gas yang terlarut dalam darah tidak sempat menyesuaikan diri sehingga gas tersebut akan mengalami pengembangan dan membentuk gelembung gas yang dapat mengakibatkan tersumbatnya aliran darah. Batas kecepatan naik seorang penyelam adalah maksimal 60 feet permenit dan saat ini beberapa organisasi penyelam merekomendasikan 30 feet per menit.

Untuk mencegah terjadinya Barotrauma paru-paru ini maka jangan pernah sekalipun menahan napas sewaktu anda melakukan SCUBA Diving, bernapaslah secara normal dan teratur. Jagalah kecepatan naik dalam batas laju (ascent rate) yang aman.

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 4 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

Barotrauma SINUS

Squeeze sinus saat descent: apabila saluran (ostium) yang normal ke dalam rongga sinus tersumbat (misalnya pada waktu sedang pilek), saat descent (tekanan bertambah) udara pernapasan dari hidung dan tenggorokan tidak akan dapat masuk ke dalam rongga ini untuk mengimbangi tekanan pada jaringan. Akibatnya akan terjadi pembengkakan dan jaringan mengalami pendarahan yang menempati sebagian dari rongga udara untuk menyamakan tekanan.

Sumbatan yang terjadi pada sinus telah dijelaskan pada BAB II dan saat descent akan terasa sakit atau tertekan di bagian sinus yang terganggu. Rasa sakit ini akan terus bertambah hingga terjadi pendarahan dan tekanan dalam sinus menjadi sama dengan tekanan jaringan, kemudian rasa sakit jadi berkurang. Darah atau lendir mungkin keluar dari hidung atau mulut. Darah yang keluar pada masker selayaknya orang mimisan. Pencegahannya adalah dengan tidak menyelam bila sedang infeksi saluran pernapasan bagian atas, infeksi sinus, pilek dll. Barotrauma sinus saat ascent: umumnya terjadi sebagai akibat squeeze, dimana aliran udara ke dalam sinus yang tersumbat. Saat ascent, karena perubahan kecil dari lapisan jaringan di dalam saluran akan membuat udara yang mengembang terhambat keluar hingga mengakibatkan kerusakan jaringan. Rasa sakit biasanya ringan, kecuali jika sebelum menyelam menggunakan obat "decongestant". Laju ascent diluar prosedurnya dapat memperberat gejala barotraume sinus. Pencegahan adalah dengan berhenti sesaat. Lakukan descent beberapa dalam hingga rasa sakit hilang. Kembali ascent secara perlahan-lahan. Jangan memaksakan proses ekualisasi yang terlalu kuat.

Page 3: M SCUBA DIVER - blog.ub.ac.id · seperti tekanan tinggi yang masuk kedalam ... perihal efek barotrauma dan aspek medis penyelaman terhadap organ rongga tubuh dan jaringannya yaitu:

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 5 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

Barotrauma TELINGA

Barotrauma saat descent: Merupakan jenis barotrauma yang paling sering dialami penyelam. Penyebab utamanya adalah tidak trampil dalam melakukan teknik turun dan ekualisasi yang mengakibatkan kegagalan. Umumnya sering terjadi pada penyelam pemula.

Barotrauma telinga luar: Karena saluran telinga bagian luar terbuka, maka air secara langsung menggantikan udara yang berkurang di dalam saluran & menyebabkan hilangnya

ketidak-seimbangan tekanan. Jika jalan masuknya air terhambat sewaktu turun akan terjadi pembengkakan, penyum-batan, dan pendarahan bersama dengan menonjolnya selaput telinga luar. Penyebab sumbatan telinga bagian luar tanpa disadari disebabkana karena adanya kotoran telinga, penggunaan penutup telinga, dan penggunaan penutup kepala (hood) dari busa karet (neoprene) yang tebal.

Barotrauma telinga tengah: merupakan kasus yang paling sering terjadi disebabkan terjadinya sumbatan pada tuba eustachius. Sumbatan ini dimungkinkan karena adanya infeksi saluran napas bagian atas, sinusitis, atau infeksi pada telinga bagian tengah. Tuba Eustachius

merupakan saluran rongga udara yang memiliki tekanan antara telinga tengah sama dengan tekanan udara dalam tenggorokan, dan tekanan ini sama dengan tekanan di luar tubuh.

Saat descent, perasaan tertekan atau tidak nyaman akan dirasakan bila tekanan sekeliling dan tekanan telinga tengah memiliki perbedaan lebih dari 20 mmHg (+ 2 meter dari permukaan).

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 6 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

Keseimbangan akan terjadi jika udara dimasukkan ke dalam telinga tengah dengan cara ekualisasi (menguap, menelan ludah atau meniup sembari hidung ditutup). Kegagalan melakukan ekualisasi karena perbedaan tekanan yang cukup besar dan descent semakin dalam dapat menyebabkan pecahnya gendang telinga.

Jika gendang telinga pecah, maka air dingin dapat masuk ke telinga tengah dan penyelam akan merasakan pusing seakan sekelilingnya berputar. Gejala ini yang disebut ‘vertigo’. Barotrauma pada telinga bagian dalam dengan gangguan yang serius umumnya merupakan komplikasi dari barotrauma telinga bagian luar dan tengah akibat melakukan teknik equalisasi yang terlalu keras. Barotrauma saat Ascent (REVERSE BLOCK): Cukup sering terjadi pada penyelam yang menderita sakit kepala ringan sebelum menyelam. Saat ascent, tuba eustachius yang merupakan saluran dari telinga bagian tengah ke pangkal tenggorokan tersumbat, sehingga

menghambat pelepasan tekanan dari telinga tengah. Gejala dari terjadinya reverse block ini adalah rasa tertekan atau sakit didaerah telinga.

Jika reverse block ini terjadi maka penyelam diharuskan descent ke kedalaman hingga sakit di telinga hilang sembari menggerakkan rahang (upaya membuka sumbatan di tuba eusthacius). Ekualisasi jangan dipaksakan, tarik & hembuskan nafas berat secara

teratur sambil ascent perlahan. Pencegahan terhadap reverse block adalah tidak menyelam jika sedang pilek atau flu.

Page 4: M SCUBA DIVER - blog.ub.ac.id · seperti tekanan tinggi yang masuk kedalam ... perihal efek barotrauma dan aspek medis penyelaman terhadap organ rongga tubuh dan jaringannya yaitu:

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 7 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

Squeeze Pada Masker

Squeeze pada masker dapat terjadi dikarenakan penyelam lupa melakukan equalisasi pada waktu turun. Equalisasi dilakukan dengan cara, meniup udara kedalam masker melalui hidung. Karena alasan inilah maka hidung harus masuk dalam masker atau menjadi bagian dari masker.

Gejala-gejala terjadinya squeeze pada masker antara lain rasa sakit dan sensasi seperti

muka terhisap, wajah membengkak atau luka, sebagian putih mata menjadi merah, mata menonjol keluar dengan pendarahan pada bola mata dan kelopak mata. Squeeze pada Gigi

Sering terdapat rongga udara kecil pada akar gigi yang infeksi atau pada

gigi yang ditambal.

Saat descent, gigi akan terasa sakit dan nyeri. Rasa sakit ini dapat terjadi lagi saat ascent dikarenakan udara yang terperangkap mengembang. Pencegahan dari pada mengalami

squeeze pada gigi adalah dengan rajin memeriksakan gigi anda ke

dokter untuk memastikan anda tidak menyelam dengan kondisi gigi

berlubang.

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 8 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

Tubuh & Pengaruh GAS CARBON MONOKSIDA

Carbon Monoksida (CO) mempunyai berat jenis kira-kira 300 kali lebih berat dari Oksigen (02). CO terbentuk sebagai akibat dari sisa pembakaran hidrokarbon (misalnya minyak) dari udara dan banyak terproduksi dari saluran pembuangan (knalpot) mesin-mesin bermotor. Gas CO dalam konsentrasi tertentu berbahaya bagi semua mahluk hidup yang bernapas dari udara bebas dan pengaruh CO dalam aliran darah CO akan berkombinasi dengan

haemoglobin (Hb) kira-kira 200 kali lebih cepat dari O2. Akibatnya dapat mengurangi kadar O2 dalam darah dan berdampak pada kurangnya suplai O2 ke jaringan-jaringan tubuh. Penyelam mungkin menghirup gas CO jika proses pengisian tabung Scuba terkontaminasi. Gejala-gejala keracunan gas CO antara lain sakit kepala, pusing, mual, warna kulit (merah) yang tidak normal di bibir, kuku atau kulit.

CARBON DIOKSIDA (CO2)

Gas ini tidak berwana dan tidak berbau. Di udara, gas CO2 terdapat hanya kira-kira 0,04%. Gas ini merupakan hasil sisa pembakaran di dalam tubuh dan terlarut dalam darah yang kemudian dikeluarkan melalui paru-paru. Dalam jumlah tertentu gas ini dibutuhkan oleh tubuh untuk mengontrol pernapasan, tetapi dalam jumlah yang berlebihan menyebabkan manusia keracunan. Kelebihan C02 didalam tubuh ini dikenal dengan istilah Hypercapnia. Gejala-gejala jika seseorang kelebihan C02, antara lain: sakit kepala yang berdenyut-denyut terasa di dahi, irama napas cepat dan pendek, muka mulai berwarna merah dan kepala berkeringat hingga tidak sadarkan diri.

Page 5: M SCUBA DIVER - blog.ub.ac.id · seperti tekanan tinggi yang masuk kedalam ... perihal efek barotrauma dan aspek medis penyelaman terhadap organ rongga tubuh dan jaringannya yaitu:

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 9 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

Seperti diketahui bahwa efek dari pernapasan selalu diatur oleh kadar C02 yang ada di dalam darah melalui fungsi syaraf di otak. Kekurangan dari CO2 ini juga dapat menimbulkan masalah yang disebut Hypocapnia. Terjadi sebagai akibat dari hyperventilasi dan proses pola bernapas cepat dalam waktu yang singkat. OKSIGEN (02)

O2 merupakan gas yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk melakukan pembakaran dalam menghasilkan energi. Tubuh membutuhkan O2 dalam jumlah yang cukup, tetapi jika O2 yang dibutuhkan tidak mencukupi, maka fungsi dari jaringan-jaringan tubuh dapat terganggu. Kasus tubuh kekurangan 02 disebut Hypoxia. Gejala-gejala hypoxia adalah denyut nadi dan tekanan darah meningkat, bibir menjadi biru, dan hal lain karena atmosfir atau udara yang dihirup kadar O2-nya yang rendah, terlalu lama menahan napas, serta suplai udara yang tidak lancar (tersendat-sendat). Kasus dimana tubuh tidak mendapat O2 sama sekali akan dapat menyebabkan Anoxia (suplai oksigen yang terhenti) dan mengarah pada kematian. P

Penyelam umumnya menghirup udara yang terdiri dari 21%-O2 dan 78% Nitrogen (N2). Pada permukaan (1 ATA), PPO2 (PP=Partial Pressure=tekanan parsial) adalah 0,2 ATA. Di kedalaman 10 meter / 2 ATA PPO2=0,4 ATA. Keracunan O2 terjadi jika PPO2 lebih besar dari 1,6 ATA (Terjadi di kedalaman 70 meter).

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 10 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

Angka yang pasti akan bergantung dari kemampuan tiap individu dan kegiatan yang dilakukannya di dalam air. Mayoritas manusia masih mampu mentolerir hingga PPO2=2 ATA (90 meter) dalam waktu yang sangat singkat dan dalam keadaan istirahat. Maka, dari kasus ini menyelam olahraga / rekreasi dengan memkonsumsi O2 murni sangatlah berbahaya.

Gejala-gejala dari keracunan O2 antara lain terjadi pengerutan otot, rasa mual, pusing-pusing, halusinasi pandangan atau pendengaran, kebingunan, kesukaran bernapas hingga kejang-kejang. Pencegahan dari pada keracunan O2 adalah jangan melakukan penyelaman terlalu dalam, gunakanlah udara yang bersih namun bukan oksigen murni. NITROGEN (N2)

Nitrogen adalah jenis gas lembam, tidak bereaksi dengan gas-gas lainnya di udara dan tidak berperan dalam proses metabolisme. Namun gas N2 tetap diserap oleh darah dan jumlah atau tingkat yang diserap akan meningkat seiring

dengan penambahan tekanan dan kedalaman (Hukum Henry). Kelebihan kadar N2 di dalam tubuh terhadap fungsi syaraf dapat menyebabkan keracunan yang dikenal dengan nama efek pembiusan nitrogen (Nitrogen Narcosis).

Efek dari pembiusan nitrogen ini adalah sama seperti dengan meminum bir atau minuman beralkohol. Efek ini umumnya mulai dialami para penyelam SCUBA pada kedalaman 100 ft atau lebih. Faktor-faktor yang berkontribusi dalam meningkatkan gejala Nitrogen narcosis antara lain: kelelahan, kedinginan, konsumsi alkohol sebelum menyelam, visibility yang rendah, dll.

Page 6: M SCUBA DIVER - blog.ub.ac.id · seperti tekanan tinggi yang masuk kedalam ... perihal efek barotrauma dan aspek medis penyelaman terhadap organ rongga tubuh dan jaringannya yaitu:

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 11 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

Sakit Karena DEKOMPRESI

Udara dari tabung selam dan perubahan tekanan di kedalaman membuat tekanan partial nitrogen (PPN2) meningkat, sehingga kadar N2 yang larut dalam darah juga akan bertambah. Masalah pelepasan N2 akan menimbulkan dampak saat ascent, terutama ascent yang tidak terkendali dimana N2 tidak dapat dilepaskan secara lambat melalui proses pernapasan. Kelebihan N2 dalam wujud cair di dalam jaringan tubuh berubah bentuk menjadi gelembung dan kasus ini disebut dekompresi.

Rasa sakit yang timbul di sirkulasi darah dan jaringan anggota tubuh tempat terbentuknya dekompresi ini disebut ”Decompression Sickness (DCS)”/bends. Kebanyakan orang salah meng-artikannya sebagai ”Penyakit Dekompresi”. Dekompresi yang terjadi, namun tidak menimbulkan rasa sakit merupakan kasus dan sindrom yang dikenal dengan istilah ’silent buble’ (gelembung gas tersembunyi). Dampak dari silent buble bisa timbul dalam proses waktu yang lama (proses penuaan).

Gejala-gejala dari DCS ini bermacam-macam, mulai dari yang ringan (gatal-gatal pada kulit), sakit pada persendian hingga menyebabkan kelumpuhan dan kematian. Pengobatan bagi penyelam yang mengalami DCS adalah dengan therapy ke dalam Decompression Chamber (RUBT=Ruang Udara Bertekanan Tinggi) sesegera mungkin.

Terlambatnya penanganan kasus DCS ini, maka makin fatal akibat yang dapat terjadi. Kasus ’Sakit karena dekompresi” dapat dicegah dengan menyelam dalam batas yang aman. Batas yang aman adalah berdasarkan perhitungan yang mengacu pada Tabel Selam (Dive Table) dan selalu mentaati ”prosedur ascent” dan ”safety stop” semestinya.

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 12 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

Tubuh & Problema Medis Lainnya

BLEEDING (Pendarahan) Dalam penyelaman dihubungkan dengan kasus darah segar yang keluar dari hidung, telinga, mulut atau kulit, yaitu: - Pendarahan dari mulut (bukan buih) yang

mungkin disebabkan lidah tergigit saat mengalami kejang

- Buih darah yang mungkin menunjukkan robeknya paru-paru dan emboli udara.

- Darah dari hidung sebagai indikasi aliran darah dari tuba eustachius, sinus / karena problema equalisasi (popping)

- Darah dari telinga sebagai indikasi pecahnya gendang telinga / problem saluran telinga

- Pendarahan karena luka goresan atau tusukan atau benturan dengan benda keras dan tajam yang terjadi selama aktifitas penyelaman.

HYPOTHERMIA / HEAT LOSS Adalah kondisi menurunnya suhu tubuh di bawah 350Celcius, yang dapat disebabkan karena menyelam di air yang dingin, atau terlalu lama menyelam. Gejala awal hypothermia adalah kedinginan hingga menggigil dan pada beberapa anggota tubuh terasa kebal/mati rasa. Gejala lanjutan antara lain hilangnya kesadaran bahkan membuat jantung terhenti dan mengarah pada kematian. Cegah kehilangan suhu tubuh yang berlebihan dengan menutupi bagian yang mudah melepaskan panas tubuh atau gunakan pakaian pelindung sesuai suhu air peruntukkannya.

HYPERTHERMIA / HEAT EXHAUSTION Kasus peningkatan panas tubuh di atas normal dapat disebabkan karena pemakaian wet suit, dry suit dll, sehingga tubuh menjadi cepat lelah. Gejala hyperthermia antara lain kulit yang pucat, denyut nadi yang lemah, kramp, mual dll. Pertolongan pertama kasus hypertermia ini adalah dengan segera membawa ke tempat teduh, buka pakaiannya (wet suit/dry suit), dan dinginkan badan menggunakan air dingin.

Page 7: M SCUBA DIVER - blog.ub.ac.id · seperti tekanan tinggi yang masuk kedalam ... perihal efek barotrauma dan aspek medis penyelaman terhadap organ rongga tubuh dan jaringannya yaitu:

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 13 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

HEAT-STROKE

Hyperthermia yang berkelanjutan akan menyebabkan kasus mengalami heatstroke. Gejala dari heatstroke ini antara lain kulit yang kering, denyut nadi yang keras hingga tidak sadarkan diri. Pertolongan bagi yang mengalami heat-stroke ini sama dengan penanganan korban hyperthermia. HEART STOP-PAGE

Dimaksudkan sebagai fungsi jantung berhenti berdenyut atau serangan jantung yang disebabkan karena ketegangan, faktor usia, dll. Gejala dapat terjadi karena denyut nadi yang melemah atau berhenti sama sekali. Bagi yang mempunyai penyakit jantung, berusia lanjut, dan jika ingin menyelam sudah selayaknya melakukan pemriksaan dan dengan persetujuan dokter. Pemeriksaan kesehatan diri sendiri dilakukan minimal setiap tahun. NYARIS TENGGELAM

Didefinisikan sebagai kematian di air yang tidak terjadi. Orang yang mengalami kasus nyaris tenggelam umumnya bergerak di permukaan secara tidak terkendali dan besar kemungkinan masuknya air di mulut dan hidung. Kasus orang yang nyaris tenggelam dan tidak tertolong mengakibatkan ”tenggelam” yang diartikan sebagai cairan menghambat jalan nafas dan menghentikan kemampuan bernafas. Gejala-gejalanya antara lain napas pendek, panik, jantung terasa sakit. Tindakan yang harus dilakukan jika menangani penyelam dalam kasus nyaris tenggelam adalah dengan segera mengluarkan korban dari air. Monitor jalan nafas, pola pernafasan & denyut nadinya ( ABC = Airway, Breathing, Circulation) dan berikan bantuan pernafasan dengan Oksigen 100%. Jika kondisi korban aman untuk dipindahkan, segera bawa ke rumah sakit terdekat.

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 14 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

Tabel Selam Menyadari salah satu resiko yang dapat dialami penyelam adalah ”Sakit Karena Dekompresi” yang dapat memicu timbulnya penyakit lain, dapat dicegah dengan merencanakan penyela-man secara aman dengan menggunakan tabel selam yang benar yaitu ”Sport Diver US NAVY-DIVE TABLE”. Tabel ini di peruntukkan bagi penyelam olahraga/rekreasi yang aktifitas penyelamannya terbatas hanya pada ketinggian dari permukaan air laut dan tidak melebihi 1.000feet (300meter). Ketentuan dan batasan tabel ini telah di modifikasi dan lebih konservatif dibandingkan tabel aslinya yang diperuntukkan bagi aktifitas selam militer Amerika (US NAVY).

Sport diver US NAVY Dive Table mengutamakan kategori penyelaman tanpa dekompresi dan tidak dianjurkan untuk digunakan dalam aktifitas penyelaman dekompresi. Walaupun melampirkan tabel untuk prosedur dekompresi, namun tabel tersebut hanya digunakan untuk kepentingan dalam keadaan darurat. Tabel Selam ini menyertakan satuan-satuan pengukuran berupa:

Kedalaman dalam feet salt water (fsw) Kedalaman yang dicatat dan

diperhitungkan selalunya adalah kedalaman maksimum yang dicapai (maksimum deep gauge)

Waktu dalam digit jam & menit (00:00) Jika tampilan angka hanya 2 atau 3 digit dinyatakan dalam satuan menit (XX atau XXX)

Istilah-istilah dalam Tabel Selam harus dipahami dan diingat dikarenakan istilah berikut definisi dan singkatan yang tertera menjadi dasar penggunaan yang baku (standard) bagi penyelam dari beberapa asosiasi penyelaman lainnya dalam membuat rencana dan profil penyelaman serta cara pengisian Log Book.

Page 8: M SCUBA DIVER - blog.ub.ac.id · seperti tekanan tinggi yang masuk kedalam ... perihal efek barotrauma dan aspek medis penyelaman terhadap organ rongga tubuh dan jaringannya yaitu:

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 15 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

Aktifitas selam yang diperhitungkan berdasarkan kegiatan penyelaman yang dilakukan pada kedalaman minimum 7 meter dengan waktu penyelaman minimum 10 menit.

Adalah jumlah waktu keseluruhan yg digunakan selama melakukan aktifitas penyelaman di dalam air. Waktu ini terrhitung dari: Saat descent meninggalkan permukaan air + ABT + ascent ke safety stop + waktu Safety Stop + waktu ascent ke permukaan dan mengakhiri penyelaman.

Kategori jumlah waktu maksimal aktifitas penyelaman (bottom time) berdasarkkan kedalaman maksimum yang dicapai dan penyelaman ini tidak mengalami dekompresi serta tidak perlu melakukan prosedur dekompresi

Adalah prosedur yang dilakukan pada setiap penyelaman sebelum mengakhiri dan muncul ke permukaan air. Waktu dan kedalaman yang disyaratkan dalam melakukan prosedur Safety Stop adalah selama 3 menit di kedalaman 15 feet atau 5 meter (15fsw/5m).

DIVE / Menyelam

BOTTOM TIME

NDL = No Decompression Limit

SAFETY STOP

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 16 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

Adalah kategori penyelam yang mengalami dekompresi dan harus melakukan prosedur ketat sebagai pencegahan terkena DCS (Decom-pression Sickness) dengan melaksanakan perhentian atau Deco Stop (satu kali atau lebih) pada kedalaman yang telah di tentukan termasuk jumlah waktu yang harus dihabiskan di perhentian tersebut.

Adalah prosedur berhenti di kedalaman tertentu dalam upaya mengurangi kadar N2 dan pencegahan terkena DCS. Prosedur ini mensyaratkan waktu di perhentian dan ascent rate (laju ascent) dilakukan tanpa kesalahan. Untuk perhentian Deco Stop yg terakhir, idealnya selalu menambahkan dengan waktu Safety Stop.

Adalah lamanya penyelaman yang dihitung dari saat mulai masuk kedalam air hingga saat memutuskan untuk muncul ke permukaan. ABT tidak termasuk waktu tempuh ascent ke safety stop/deco stop dan waktu yang dihabiskan saat melakukan safety stop/deco stop serta waktu ascent muncul ke permukaan.

Berupa abjad yang menunjukkan kelompok dari jumlah sisa nitrogen di dalam tubuh setelah selesai melakukan tiap penyelaman.

Adalah lamanya waktu istirahat di permukaan air dan merupakan interval antara penyelaman sebelumnya dengan penyelaman lanjutan (repetitive). Selama SI, maka kadar nitrogen setelah penyelaman sebelumnya menjadi berkurang sejalan dengan lamanya melakukan istirtahat. Batas waktu minimum adalah 10 menit. Jika kurang dari 10 menit melakukan penyelaman lagi, maka penyelaman tersebut masuk kategori penyelaman yang terdahulu. Batas waktu maksimum adalah 12 jam. Jika penyelaman dilakukan setelah batas SI 12 jam, maka bukan lagi penyelaman lanjutan melainkan menjadi penyelaman baru, Group baru dan cara perhitungan tabel kembali ke proses awal.

DECO DIVE

DECO STOP

ABT = Actual Bottom Time

G = Pressure group / designation

SI = Surface Interval Time

Page 9: M SCUBA DIVER - blog.ub.ac.id · seperti tekanan tinggi yang masuk kedalam ... perihal efek barotrauma dan aspek medis penyelaman terhadap organ rongga tubuh dan jaringannya yaitu:

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 17 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

Berupa abjad yang menunjukkan kelompok dari jumlah sisa nitrogen di dalam tubuh setelah SI (surface interval) yang menjadi dasar profil sebelum penyelaman lanjutan (repetitive).

Adalah penyelaman lanjutan setelah melakukan SI dengan interval 10 menit hingga 12 jam dari penyelaman sebelumnya. Batasi penyelaman berseri yang dilakukan berhari-hari dengan tidak melebihi 6 kali penyelaman. Setelah itu lakukan SI melebihi batas 12 jam untuk memulai penyelaman baru.

Adalah jumlah nitrogen tersisa di dalam tubuh dalam menit dari sebuah penyelaman dan setelah SI, mengacu pada kedalaman maksimum dari penyelaman lanjutan yang akan dilaksanakan. RNT ini harus ditambahkan ke ABT pada penyelaman repetitive sehingga bottom time hasil penyelaman repetitive menjadi Total Bottom Time.

Adalah hasil penjumlahan RNT dan ABT dari sebuah penyelaman repetitive. TBT yang diperoleh dicocokkan kembali pada tabel untuk mendapatkan Group (G) saat mengakhiri penyelaman repetitive yang dilaksanakan.

Adalah aplikasi hasil pengurangan NDL (dari kedalaman maksimum) dengan RNT pada sebuah penyelaman repetitive yang akan dilaksanakan.

Adalah rencana penyelaman dalam format, dimana (X) menyatakan kedalaman (dalam fsw/meter) dan Y menyatakan Bottom Time (menit). 60/40 maksudnya adalah kedalaman maksimum 60 feet dan bottom time 40 menit.

Dive Profile: adalah diagram lengkap dan detail yang memuat kotak-kotak isian sesuai alur penyelaman yang dilaksanakan. Aplikasi profil penyelaman ini dapat digunakan untuk penyelaman tunggal atau repetitive.

NG = New Group

Repetitive Dive

RNT = Residual Nitrogen Time

TBT = Total Bottom Time

ANDL= Adjusted No Decompres- sion Limit

X/Y 60/40

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 18 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

LEMBAR TABEL BAGIAN DEPAN (AWAL)

Page 10: M SCUBA DIVER - blog.ub.ac.id · seperti tekanan tinggi yang masuk kedalam ... perihal efek barotrauma dan aspek medis penyelaman terhadap organ rongga tubuh dan jaringannya yaitu:

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 19 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

LEMBAR TABEL BAGIAN BELAKANG

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 20 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

Komposisi Tabel Selam

TABEL 1 Adalah Tabel No Decompression Limit dan Group Designation:

• Kolom vertikal pada bagian kiri, terdapat angka-angka kedalaman dalam feet (fsw)

• Selanjutnya kearah kanan, NDL, dan yang dipakai adalah angka-angka dalam kolom "Doppler" atau “ultrasound studies”.

• Group Designation setelah penyelaman berupa huruf A hingga O

• Disebelah kanan NDL terdapat susunan angka-angka yang menunjukkan waktu lamanya penyelaman dalam limit berdasarkan kedalaman maksimum penyelaman yang dicapai dengan cara pembacaan ke kanan (horisontal) dan selanjutnya ke atas untuk memperoleh Group designation setelah penyelaman tersebut.

TABEL 2 Adalah tabel Surface Interval (SI), yang menunjukkan interval waktu (jam:menit) selama di permukaan antara penyelaman sebelumnya dengan penyelaman repetitive.

• Group berupa abjad yang diperoleh dari Tabel 1 adalah sama dengan deretan abjad diagonal di tabel 2.

• Baris abjad sesuai dengan group pada penyelaman sebelumnya yang di baca ke kanan sampai pada waktu SI anda. Waktu SI anda tersebut akan berada diantara angka atas dan angka bawahnya dalam hitungan jam dan menit

• Kemudian dari kolom waktu SI anda diurut ke bawah untuk mendapatkan New Group (NG) sebelum penyelaman repetitive. Pembacaan selanjutnya mengacu ke tabel 3.

Page 11: M SCUBA DIVER - blog.ub.ac.id · seperti tekanan tinggi yang masuk kedalam ... perihal efek barotrauma dan aspek medis penyelaman terhadap organ rongga tubuh dan jaringannya yaitu:

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 21 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

TABEL 3 Adalah Tabel Residual Nitrogen Times (RNT) yang diperhitungkan pada penyelaman repetitive, dimana terdapat :

• Kolom kedalaman disisi paling kiri tabel adalah angka-angka menunjukkan dalam feet

• New Group Designation, huruf-huruf A sampai 0 dan Z, yang merupakan Group setelah Surface Interval.

• Pembacaan kolom abjad NG yang diperoleh dari SI diurutkan ke bawah hingga pada lajur/baris kedalaman maksimum penyelaman repetitive. Angka yang diperoleh adalah nilai RNT yang harus ditambahkan ke ABT anda untuk mendapatkan nilai TBT penyelaman ini. Nilai dari TBT yang diperoleh selayaknya tetap dalam batas NDL yang dicocokkan kembali ke Tabel 1 dan mendapatkan abjad Group setelah penyelaman repetitive ini.

TABEL 4: adalah Tabel Penyelaman Dekompresi (Air Decompression Table). Tabel ini tidak dianjurkan untuk dipakai pada penyelaman olahraga. Hanya dipergunakan pada Emergency Decompression, dengan perhitungan lebih konservatif dimana terdapat :

• Angka-angka kedalaman dalam feet • Bottom time dalam menit • Time first stop adalah waktu ke stasiun

perhentian (Deco Stop) • Decompression stop pada kedalaman 40, 30,

20 dan 10 feet salt water (fsw) • Total Ascent time: adalah jumlah waktu

ascent dari kedalaman maksimum menuju perhentian atau pos-pos deco stop, termasuk waktu yang dihabiskan di deco stop hingga muncul ke permukaan dan mengakhiri penyelaman tersebut.

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 22 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

Ketentuan dalam Penggunaan Tabel Selam

KETENTUAN UMUM

Sebelum mulai menggunakan tabel selam, anda perlu memahami beberapa ketentuan-ketentuan berikut:

1. Selalu melakukan pembulatan ke bilangan atau angka yang lebih besar terhadap waktu dan kedalaman pada setiap penyelaman. Jika angka tersebut tidak berada dalam tabel, maka harus dibulatkan ke bilangan diatasnya. Contoh: 41 feet dibulatkan ke 50 feet

55 feet dibulatkan ke 60 feet

2. Ascent Rate (Laju ascent). Walaupun batas maksimal kecepatan naik adalah 60 feet/18 meter permenit, namun anda harus mengendalikan batas "actual" kecepatan naik anda dalam batas maksimum 30 feet/menit atau 9 meter/menit.

3. Kedalaman penyelaman tidak melebihi kedalaman 60 feet (18meter) untuk jenjang A1 / 1 Star SCUBA Diver, sedangkan batas kedalaman maksimum jenjang selam A2 adalah 100 feet (30meter)

4. Jika mempunyai rencana penyelaman di perairan dingin atau kondisi yang melelahkan, maka rencana penyelaman di asumsikan 10 feet lebih dalam dan selalu tempatkan 1 group diatasnya.

5. Selalu merencanakan penyelaman anda dalam batas penyelaman NDL (No Decompression Limit) sehingga anda mencegah atau memperkecil terkena Decompression Sickness (DCS).

6. Janganlah menyelam melebihi angka-angka yang ada dalam batas Sport Diving US NAVY Tabel ini, walaupun penyelaman melebihi angka tersebut dimungkinkan.

Page 12: M SCUBA DIVER - blog.ub.ac.id · seperti tekanan tinggi yang masuk kedalam ... perihal efek barotrauma dan aspek medis penyelaman terhadap organ rongga tubuh dan jaringannya yaitu:

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 23 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

KETENTUAN KHUSUS

Ketentuan-ketentuan khusus dan harus di taati :

A. Penyelaman yang diikuti dengan Surface Interval melebihi dari 12 jam adalah bukan penyelaman lanjutan (repetitive).

B. Jika penyelaman repetitive dilakukan dalam Surface Interval kurang dari 10 menit, maka bottom time penyelaman tersebut akan di jumlahkan pada penyelaman sebelumnya.

C. Safety Stop: haruslah dilakukan selama paling tidak antara 1 hingga 3 menit pada kedalaman 10 hingga 15 feet. Sangat dianjurkan untuk dilakukan pada kedalaman rata-rata 15 feet disetiap akhir penyelaman.

D. Emergency Decompression: Jika penyelaman dilakukan secara tidak sengaja atau akibat kelalaian sehingga melampaui batas NDL, maka perhitungan harus lebih konservatif saat melakukan ”Emergency Deco Stop” berdasarkan prosedur tabel IV.

E. Prosedur Emergency Deco: Bottom time di asumsikan 2 kolom lebih lama, dan ikuti prosedur Deco Stop sesuai pada Tabel IV.

F. Batas untuk penyelaman repetitive yang berseri setiap harinya, sebaiknya dilakukan tak melebihi kedalaman penyelaman sebelumnya. Lakukan istirahat total 1 hari (24 jam) setelah 2 hingga 3 hari penuh penyelaman berseri.

G. Menuju ketinggian/terbang setelah menyelam: Jika anda melakukan penyelaman NDL berseri dalam satu hingga dua hari, setelah SI selama 12 jam anda diperkenanakn menuju ke ketinggian atau terbang dengan pesawat pressurized (kabin yang tekanannya dapat di set pada tekanan 1 ATA. Jika penyelaman repetitive dilakukan berhari-hari dan terdapat penyelaman decompression, maka paling sedikit harus menunggu 24 s/d 48 jam sebelum menuju ke ketinggian atau terbang dengan pesawat.

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 24 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

Cara Menggunakan Tabel Selam

APLIKASI TABEL-1 Digunakan untuk mencari dan mengetahui group designation (G=?) setelah penyelaman awal dan penyelaman lanjutan (repetitive). 1. Cari angka kedalaman maksimal yang

direncanakan (kolom paling kiri) secara vertikal kearah bawah

2. Cari angka Bottom Time anda horisontal kearah kanan dan setelah di-dapat,

3. Periksa pada kolom Group Designationnya kearah atas. Maka huruf pada kolom tersebut adalah Group Designation anda.

Contoh: - Schedule 60/35 G=? (Jawab G=G) - Schedule 70/30 G=? (Jawab G=F)

Garis batas warna merah pada tabel 1 menunjukkan batas NDL, sesuai dengan "Ultrasound Doppler", angka terakhir sebelum garis merah menunjukkan batas waktu penyelaman tanpa dekompresi (NDL). Angka-angka waktu dalam area bayangan harus dihindari.

APLIKASI TABEL-2 Untuk mencari NG=? (New Group Designation) sebelum memulai penyelaman repetitive setelah SI (Surface interval). Kecakapan dibutuhkan jika penyelaman repetitive di rencanakan atau akan dilakukan, atau ingin mengetahui Sl minimum sebelum penyelaman repetitive tersebut. 1. Group Designation (G) dari penyelaman

sebelumnya (tabel 1) dibaca pada jajaran diagonal abjad.

2. Urutkan lajur sesuai group anda kearah kanan dan cari waktu "Surface Interval".

3. Setelah didapat, tarik vertikal kebawah untuk memperoleh NG

Contoh : - G=G setelah SI selama 01:50 NG=? (Jawab NG=C) - G=F setelah SI selama 02:35 NG=? (Jawab NG=C)

Schedule 60/35 G=?

Schedule 70/30 G=?

Page 13: M SCUBA DIVER - blog.ub.ac.id · seperti tekanan tinggi yang masuk kedalam ... perihal efek barotrauma dan aspek medis penyelaman terhadap organ rongga tubuh dan jaringannya yaitu:

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 25 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

APLIKASI TABEL 3 Tabel ini dipergunakan untuk mencari RNT (Residual Nitrogen Time) untuk mengetahui sejumlah Nitrogen yang masih tersisa dalam tubuh kita walaupun setelah SI dari penyelaman sebelumnya dan perlu berapa lama lagi RNT yang harus diperhitungkan untuk ditambahkan pada penyelaman repetitive.

1. Kedalaman maksimum penyelaman repetitive dilihat pada kolom kedalaman paling kiri

2. Urutkan baris kedalaman maksimum tersebut ke kanan hingga bertemu dengan ....

3. NG yang diperoleh dari Tabel 2, diurutkan mengikuti kolom vertikal kebawah hingga mendapatkan angka RNT. Jika kita merencanakan penyelaman repetitive, maka RNT dari tabel 3 harus diperhitungkan dengan memeriksa ANDL-nya (Adjusted No Decompression Limit). Caranya adalah dengan mengurangi NDL dengan RNT.

4. NDL dilihat kembali ke tabel 1 yang menggunakan azas Doppler. Kemudian hasil ANDL inilah yang menjadi batas waktu penyelaman tanpa dekompresi untuk malakukan penyelaman repetitive tersebut.

Contoh: Kedalaman maksimum penyelaman lanjutan adalah 60 feet. NG=C. Maka RNT=? Berapa ANDL=? Jawab: RNT=17 ANDL = NDL-RNT = 50 – 17 ANDL = 33 menit

Penyelaman repetitive tidak boleh lebih dari 33 menit

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 26 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

APLIKASI TABEL KESELURUHAN Agar dapat lebih trampil dalam penggunaan Tabel Selam, maka diperlukannya latihan-latihan soal yang dipersering. Jika menemui hambatan pemahaman dan aplikasi, maka ainstruktur anda adalah tempat yang tepat untuk memberikan jawaban dari solusi aplikasi tabel selam ini. Contoh 1: Seorang penyelam merencanakan sebuah penyelaman tunggal (single dive) dengan schedule 70/21. Apa group designationnya setelah penyelaman ini? (G=?)

Jawab: G=F. Penyelam tersebut mempergunakan tabel selam hanya sampai disini, karena ia hanya melakukan penyelaman tunggal.

Contoh 2: Anda merencanakan 2 kali penyelaman dalam satu hari dengan schedule sebagai berikut:

Penyelaman I : 70/26 Periyelaman II : 60/30 Antara penyelaman anda SI selama 02:50. Tentukan Group Designationnya (G=?) setelah penyelaman II?

Page 14: M SCUBA DIVER - blog.ub.ac.id · seperti tekanan tinggi yang masuk kedalam ... perihal efek barotrauma dan aspek medis penyelaman terhadap organ rongga tubuh dan jaringannya yaitu:

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 27 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

Jawab : 1. Group setelah

Penyelaman I: 70/26 G=F

2. Setelah SI selama 2:15 NG= C

3. Dengan NG=C dipadankan dengan kedalaman penyelaman ke II di kedalaman 60 feet, maka RNT= 17 menit.

4. Rumus ABT=RNT+ABT, maka ABT yang masuk batas ANDL= 33 menit. ABT penyelaman II adalah 30 menit dan lebih kecil dari ANDL-nya (33 menit), maka anda dapat melakukan penyelaman II dengan schedule tersebut.

5. RNT 17 menit + ABT 30 menit pada penyelaman II, maka TBT = 47 menit

6. Maka schedule penyelaman II 60/47.

7. Lihat Ke Tabel I, maka Group penyelaman II adalah H

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 28 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

Contoh 3: Seorang penyelam mempunyai Schedulle sebagai berikut: Penyelaman I=60/30. SI= 2:05 menit. Untuk penyelaman II merencanakan di kedalaman 60 feet. Berapakah maksimum bottom time (ABT) pada penyelaman II ? Jawaban Soal 3: Penyelaman I 60/30 dari Tabel 1, maka G=F G=F dengan SI=2:05 di tabel 2 NG=D Untuk Penyelaman II, dengan NG=D di Tabel 3 dengan kedalaman 60 feet RNT =24 menit. Lihat ke tabel 1, maka NDL-Doppler pada kedalaman 60 feet 50 menit ABT penyelaman II = 50 – 24 menit = 26 menit

Contoh 4 – Untuk Latihan (Dijawab sendiri)

Seorang penyelam merencanakan 3 kali penyelaman dengan schedule: Penyelaman I=80/25 dengan SI 02:30. Penyelaman II=70/20 serta melakukan SI berikutnya selama 02:15. Penyelaman III direncanakan pada kedalaman 50 feet. Tentukan maksimal Bottom Time (ABT) pada penyelaman ke II ? Contoh 5: Seorang penyelam merencanakan 2 kali penyelaman sebagai berikut - Penyelaman I=70/32, Penyelaman II=60/37. Maka berapa lama minimal penyelam tersebut harus istirahat (SI=?) sebelum melakukan penyelaman II ?

Page 15: M SCUBA DIVER - blog.ub.ac.id · seperti tekanan tinggi yang masuk kedalam ... perihal efek barotrauma dan aspek medis penyelaman terhadap organ rongga tubuh dan jaringannya yaitu:

SCUBA DIVER – A1 ----------- ----- -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1st Edition: Octobher 2005

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Openwater Student Book MEDICAL ASPECTS & DCS: Page 29 of 29 JOTC Diving Team & Born Free Diving Club Custodian: MARTIN WETIK – 0194.B1

Jawaban Soal 5: Penyelaman I, 70/32 pada tabel I G=G Penyelaman II, 60/37. NDL kedalaman 60 feet pada Tabel 1 Doppler adalah 50 menit. ABT pada penyelanian II adalah 37 menit, jadi maksimal RNT adalah 50 - 37 = 13 menit. Pada Tabel 3, kedalaman 60 feet dengan menarik baris/lajur kekanan dicari RNT yang lebih kecil / sama dengan 13 menit. Diperoleh kolom B (NG=B). Lihat Tabel II, Pertemuan G=C setelah penyelaman I dengan NG=B sebelum penyelaman II, maka SI minimum adalah 04:26 (4 jam, 26 menit) Contoh 6 – Untuk Latihan (Dijawab sendiri)

Seorang penyelam merencanakan 3 kali penyelaman dengan schedule Penyelaman I=70/35. SI=03:05 dilakukan sebeleum penyelaman II. Penyelaman II=60/20. Penyelaman IIIdirencanakan dengan schedule 60/40. Tentukan berapa minimum SI sebelum melakukan penyelaman III ?

Penyelam yang mengalami gejala atau tanda dari suatu kecederaan, walau sekecil apapun yang berhubungan

dengan aktifitas penyelaman harus segera dikonsultasikan kepada dokter anda. Paling tidak hal-hal tersebut

disampaikan kepada orang yang memahami mengenai pengetahuan medis penyelaman sesegera mungkin dan

dimanapun anda berada. “BE AWARE – GET NOTICE”