M. SAKTI SHOLIKHIN NIM :...

143
ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, PROFITABILITAS, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN PERBANKAN NASIONAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M

Transcript of M. SAKTI SHOLIKHIN NIM :...

Page 1: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN,

PROFITABILITAS, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP

KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN PERBANKAN NASIONAL

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

M. SAKTI SHOLIKHIN

NIM : 106081002445

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1431 H / 2010 M

Page 2: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN,

PROFITABILITAS, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP

KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN PERBANKAN NASIONAL

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

M. SAKTI SHOLIKHIN

NIM : 106081002445

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Ir. Ela Patriana, MM, AAAIJ

NIP : 196902032001121003 NIP: 196905282008012010

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431H / 2010M

ii

Page 3: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Hari ini, Jum’at Tanggal Empat Mei Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan

Ujian skripsi atas nama M. Sakti Sholikhin NIM : 106081002445 dengan judul

skripsi “ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN,

PROFITABILITAS, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP

KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN PERBANKAN

NASIONAL”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian

berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 04 Juni 2010

Tim Penguji Ujian Skripsi

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Ir. Ela Patriana, MM, AAAIJ

Ketua Sekretaris

Indoyama Nasarudin, SE, M.AB Arief Mufraini, Lc.Msi

Penguji Ahli I Penguji Ahli II

Murdiyah Hayati, S.Kom., MM

Penguji proposal

iii

Page 4: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian

Komprehensif atas nama M. Sakti Sholikhin NIM: 106081002445 dengan judul

skripsi “ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN,

PROFITABILITAS, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP

KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN PERBANKAN

NASIONAL”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian

berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 03 Mei 2010

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Arief Mufraini. Lc.Msi Ir. Ela Patriana, MM, AAAIJ

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM

Penguji Ahli

iv

Page 5: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : M. Sakti Sholikhin Tempat/ Tanggal Lahir : Lamongan, 01 Oktober 1987 Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat Lengkap : Desa Kanugrahan Rt 06 Rw 01, Kecamatan

Maduran, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur, 62261

Domisili : Jl. Raya Ceger No 48 Kelurahan Jurang Mangu Barat, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, 15223

Agama : Islam Ayah : Muhari Ibu : Zumaroh Telp/Hp : 085719465987 Email : [email protected] PENDIDIKAN FORMAL

1994 – 2000 : MI Bahrul Ulum Kanugrahan, Lamongan 2000 – 2003 : SMP Negeri 1 Maduran, Lamongan 2003 – 2006 : SMA Negeri 1 Sekaran, Lamongan 2006 – 2010 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

PENGALAMAN ORGANISASI 2003 – 2004 : Koord. Seksi bidang OSIS SMA Negeri 1 Sekaran 2003 – 2004 : Dewan kerja ambalan (DKA) pramuka SMA

Negeri 1 Sekaran 2006 : Lembaga dakwah kampus (LDK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2006 – 2010 : Wakil sekretaris umum Forum mahasiswa

Lamongan (FORMALA) Jabodetabek

v

Page 6: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF OWNERSHIP STRUCTURE, PROFITABILITY, AND FIRM GROWTH TO DEBT POLICY ON CORPORATE NATIONAL

BANKING

This research purpose to analyse ownership structure influence and control variable to debt policy. This research is focused on corporate banking firm up to period 2004 – 2008. By use of convience is sampling gotten 11 firm those are taken as sample.

This research uses multiple linear regression model. Base regression quiz result points out that simultaneously of ownership structure variable and control variable significanty affect to debt ratio. And partially, ownerships structured variable which consisting of institutional ownership and public ownership are significanty affect to debt ratio. Meanwhile stockholder amount variable are not significanty affect to debt ratio. Controls variable that consisting of profitability and firm growth also have significanty affect to debt ratio.

Key word: Debt ratio, Institutional's ownership, Public ownership, Total Stockholder, Profitability, firm growth, agency theory.

vi

Page 7: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, PROFITABILITAS, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN PERBANKAN NASIONAL

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh struktur kepemilikan dan variabel kontrol yang mempengaruhi kebijakan hutang. Penelitian ini difokuskan pada perusahaan perbankan selama periode 2004 – 2008. Dengan menggunakan convience sampling diperoleh 11 perusahaan yang diambil sebagai sampel.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil uji regresi menunjukkan bahwa secara simultan variabel struktur kepemilikan dan variabel kontrol memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rasio hutang. Dan secara parsial, variabel struktur kepemilikan yang terdiri dari kepemilikan institusional dan kepemilikan publik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rasio hutang. Sedangkan variabel jumlah pemegang saham tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rasio hutang. Variabel kontrol yang terdiri dari profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rasio hutang.

Kata kunci : Rasio Hutang, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Publik, Jumlah Pemegang Saham, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Teori Keagenan.

vii

Page 8: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, Puji dan Syukur atas nikmat, rahmat, dan kekuatan yang

diberikan Allah SWT padaku untuk bisa berjuang menyelesaikan amanah dan

segala kewajibanku sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Profitabilitas dan Pertumbuhan

Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Perbankan

Nasional”. Skripsi ini tersusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan program Sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan Skripsi ini penulis mengalami banyak kesulitan, namun

dengan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, kesulitan tersebut dapat diatasi

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan meski masih jauh dari kesempurnaan.

Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa bantuan

berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Ayahku dan Ibuku tercinta, yang selalu menguatkan diriku dengan do’a, yang

selalu memberiku kasih sayang, semangat, serta menasehatiku dan

membimbingku untuk keberhasilan dalam segala hal.

2. Seluruh Adik-adiku : Kesmey Nur Mayatun, Vicky Ade Irawan, dan Lailatus Sabrina,

yang turut memberikan semangatnya. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan

memberikan kebahagiaan kepada mereka, Amin.

3. Seluruh keluarga, tetangga, dan sahabat baik yang berada di Jakarta dan sekitarnya

maupun di kampung, terimakasih atas dukungan, serta bantuannya.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

5. Bapak Prof. Dr. Ahamad Rodoni, Pudek I Bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan

Bisnis selaku dosen pembimbing I, yang selalu memberikan arahan dan nasihat,

terima kasih atas nasihat dan saran-saran yang berharga kepada penulis.

viii

Page 9: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

6. Bapak Indoyama Nasarudin, MAB, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis yang selalu memberikan arahan dan nasihat, terima kasih atas

nasihat dan saran-saran yang berharga kepada penulis.

7. Bapak Arif Mufraini Lc. Msi. selaku dosen mata kuliah metodologi penelitian,

seminar perbankan, dan Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih atas

bimbingan, motivasi dan arahan yang berharga kepada penulis sehingga menjadi

pengalaman yang tak terlupakan di hati penulis.

8. Ibu Ir. Ela Patriana MM. AAAIJ, selaku Dosen Pembimbing II, terima kasih

atas bimbingan, motivasi dan nasehatnya .

9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah khususnya jurusan Manajemen yang telah memberikan Ilmu

yamg sangat berharga bagi saya pribadi..

10. Seluruh Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah.

11. Orang yang tersayang, yang selalu memberiku semangat dan dukungannya,

menasehati dan selalu menghiburku di saat jenuh dan bosan.

12. Sahabat-sahabat terbaikku di kelas Manajemen C, Hery, Ipul, Ilman, Iqbal,

Hesti, yang telah memberi warna dalam hidupku.

13. Sahabat-sahabatku di kelas Manajemen: Imam, Ibnu, Irna, Fiqhy, Maya,

Hansen, Ma’ul, Heri, Hizburrahman, Ade, Finna, Pokayah, Milah, Achi, Intan

Suti, Ucil, Ega, Iah, Kasna, Kiky, Hastri, Noris, Ucok, Madun, Muslim,

Nresna, Nana, Nuri, Rihlah, Nurul Janah dan lain-lain yang tidak bisa

disebutkan satu per satu. Terimakasih atas semuanya.

14. Keluarga besar FORMALA (Forum Mahasiswa Lamongan) Jabodetabek.

15. Dan berbagai pihak yang telah membantu selama masih kuliah dan

penyelesaian skripsi ini.

Semoga segala amalan yang baik tersebut akan memperoleh balasan

rahmat dan karunia dari Allah SWT, Amien. Penulis menyadari sepenuhnya akan

keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang ada pada penulis sehingga tidak

menutup kemungkinan bila skripsi ini masih banyak kekurangan.

ix

Page 10: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat membuka jalanku

untuk meraih cita-cita. Amiinnn

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, Juni 2010

Penulis

M. Sakti Sholikhin

DAFTAR ISI

x

Page 11: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................ iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... v

ABSTRACT.................................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR.................................................................................... viii

DAFTAR ISI................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................. 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori..................................................................................... 11

1. Teori Keagenan .............................................................................. 11

2. Struktur Kepemilikan Perusahaan.................................................. 24

3. Kebijakan Hutang........................................................................... 29

4. Variabel Kontrol yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang ............ 35

5. Rasio Keuangan ............................................................................. 38

B. Penelitian Sebelumnya ......................................................................... 41

xi

Page 12: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

C. Kerangka Pemikiran............................................................................. 45

D. Hipotesis Penelitian.............................................................................. 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................... 50

B. Metode Penentuan Sampel................................................................... 50

C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 53

D. Metode Analisis dan Uji Hipotesis ...................................................... 54

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel................................... 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 63

1. Bank Indonesia............................................................................... 63

2. Institusi Perbankan di Indonesia .................................................... 67

B. Deskriptif Analisis ............................................................................... 69

1. Deskriptif Data Sampel .................................................................. 69

2. Deskriptif Analisis Data................................................................. 69

C. Pengujian dan Pembahasan Hipotesis.................................................. 82

1. Uji Asumsi Klasik......................................................................... 82

2. Uji Hipotesis ................................................................................. 91

D. Interpretasi ........................................................................................... 98

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan .......................................................................................... 102

B. Saran..................................................................................................... 103

C. Implikasi............................................................................................... 104

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 105

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 110

DAFTAR TABEL

xii

Page 13: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Nomor Keterangan Halaman

3.1 Daftar Perusahaan Perusahaan Perbankan Nasional .............................. 51

3.2 Daftar Perusahaan Sampel ...................................................................... 52

4.1 Rasio Hutang.......................................................................................... 71

4.2 Struktur Kepemilikan Institusional ........................................................ 74

4.3 Struktur Kepemilikan Publik ................................................................. 76

4.4 Jumlah Kelompok Pemegang Saham..................................................... 78

4.5 ROA ....................................................................................................... 79

4.6 Growth ................................................................................................... 80

4.7 Hasil Uji Multikolineritas ...................................................................... 88

4.8 Nilai Durbin Watson .............................................................................. 89

4.9 Nilai Koefisien Determinasi................................................................... 92

4.10 Pengujian Variabel Independen secara Simultan................................... 93

4.11 Pengujian Variabel Independen secara Parsial ...................................... 95

xiii

Page 14: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran............................................................................... 47

4.1 Struktur Organisasi Bank Indonesia ...................................................... 67

4.2 Grafik Normal Probability Plot ................................................................. 84

4.3 Grafik Histogram ................................................................................... 85

4.4 Hasil Uji Normalitas Data...................................................................... 86

4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 91

DAFTAR LAMPIRAN

xiv

Page 15: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

xv

Nomor Keterangan Halaman

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Perbankan Nasional.................................. i

Lampiran 2 Struktur Kepemilikan Perusahaan .......................................... ii

Lampiran 3 Profitabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan ........................... iv

Lampiran 4 Rasio Hutang Perusahaan ....................................................... vii

Lampiran 5 Hasil Regresi Output SPSS ................................................... x

Lampiran 6 Hasil Regresi Output SPSS setelah Ditransformasi ............... xiv

Lampiran 7 Charts Output SPSS................................................................ xvi

Lampiran 8 Profil Bank.............................................................................. xviii

Page 16: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perusahaan memiliki tujuan untuk meningkatkan nilainya, yaitu untuk

memakmurkan pemilik (pemegang saham). Kemakmuran pemilik perusahaan

ditentukan oleh semakin meningkatnya harga saham. Harga saham

menunjukkan nilai perusahaan. Semakin tinggi harga saham, maka semakin

tinggi nilai perusahaan. Untuk memperoleh nilai perusahaan yang diharapkan,

pemilik (pemegang saham) memberikan kepercayaan kepada professional

(manajer dan komisaris) untuk mengelola dan menjalankan perusahaan

(Brigham Gapenski, 2001 : 79)

Pengendalian perusahaan ini diserahkan kepada manajer profesional

karena pemilik perusahaan tidak mampu lagi mengelola perusahaan, pemilik

perusahaan kemampuannya terbatas untuk mengendalikan perusahaan yang

semakin besar dan kompleks. Dengan demikian, manajemen dapat dipandang

sebagai agen dari pemilik perusahaan (prinsipal) yang mempekerjakan

mereka, memberikan wewenang, dan kekuasaaan untuk mengambil keputusan

terbaik yang dapat meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan (Suad

Husnan dan Enny Pudjiastuti, 2002 : 11).

Manajemen bertujuan untuk memaksimumkan kesejahteraan pemilik

(shareholders) melalui keputusan atau kebijakan investasi, pendanaan dan

dividen yang tercermin dalam harga saham di pasar modal. Semakin tinggi

1

Page 17: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

harga saham di pasar modal berarti kesejahteraan pemilik semakin meningkat

(Mugiharta, 2003: 2). Dalam menjalankan dan mengelola perusahaan, manajer

memerlukan dana untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, baik untuk

kegiatan operasional maupun untuk ekspansi perusahaan. Dan salah satu

alternatif perusahaan untuk memperoleh dana adalah dengan kebijakan hutang

(Sukmaja, 2009 : 26).

Penerbitan hutang juga rawan terhadap masalah keagenan. Menurut

Brigham dan Daves dalam Masdupi (2005 : 3), manajer seharusnya

memperhatikan kepentingan pemilik perusahaan. Tetapi dalam kenyataannya,

manajemen juga berkepentingan terhadap kemakmuran dirinya sehingga

mernbuat manajer enggan untuk mengambil keputusan yang lebih beresiko.

Jika investasi yang beresiko tersebut gagal, maka laba perusahaan akan turun.

Padahal, ukuran kinerja manajerial adalah laba yang dihasilkan. Dengan

demikian, kegagalan investasi tersebut dapat mengakibatkan manajer tidak

memperoleh insentif atau bonus seperti yang diharapkan. Akibatnya, manajer

tidak lagi memaksimumkan kemakmuran pemegang saham melainkan

mengambil jalan tengah dengan meminimumkan kerugian potensial dari

pemilik perusahaan.

Penyebab lain konflik antara manajer dengan pemegang saham adalah

keputusan investasi. Para pemegang saham hanya peduli terhadap resiko

sistematis dari saham perusahaan. Oleh karena itu, mereka akan melakukan

diversifikasi portofolio asetnya untuk meminimalkan resiko. Sedangkan

2

Page 18: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

manajer lebih mempertimbangkan resiko perusahaan secara keseluruhan.

Dalam konteks keuangan, masalah tersebut muncul antara prinsipal dan agen.

Masalah keagenan tersebut dapat terjadi antara pemilik (shareholders) dengan

manajer, manajer dengan debtholder, serta manajer dan shareholders dengan

debtholder. Konflik tersebut dikenal sebagai masalah keagenan (agency

problem) (Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 2002: 12).

Fama dalam penelitian yang dilakukan Masdupi (2005 : 3), teori keagenan

merupakan konsekuensi dari pemisahan fungsi kontrol dengan fungsi

kepemilikan. Agency problem akan terjadi bila proporsi kepemilikan manajer

atas saham suatu perusahaan kurang dari seratus persen, sehingga manajer

mendapatkan insentif dan kesempatan untuk melakukan tindakan yang tidak

menguntungkan bagi pemilik lain, melainkan cenderung bertindak untuk

mengejar kepentingan dirinya. Insentif tersebut ada karena manajer

memperoleh keuntungan dari tindakan mereka tanpa harus menanggung

semua biaya finansial atas kesalahan dalam pengambilan keputusan dan tidak

berdasarkan maksimalisasi nilai dalam keputusan pendanaan. Sedangkan

kesempatan (peluang) muncul sebagai akibat ketidakmampuan pemegang

saham luar untuk melakukan pengawasan atas semua tindakan yang dilakukan

oleh pihak manajemen.

Konflik kepentingan antara manajemen dan pemegang saham dapat

diminimalkan dengan suatu rnekanisme pengawasan yang dapat

mensejajarkan kepentingan-kepentingan tersebut. Namun adanya mekanisme

3

Page 19: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

pengawasan akan menimbulkan biaya yang disebut sebagai agency cost.

Untuk menekan hal itu, Jensen dan Meckling dalam Sukmaja (2009 : 32)

menyarankan agar manajer dan komisaris diikutsertakan dalam kepemilikan

saham perusahaan. Dengan demikian, pertimbangan kepemilikan dapat

menciptakan kehati-hatian para manajer dan komisaris dalam mengelola

perusahaan. Kebangkrutan perusahaan bukan hanya menjadi tanggung jawab

pemilik utama, namun para manajer dan komisaris juga akan ikut

menanggungnya. Sehingga konsekuensinya para manajer dan komisaris akan

bertindak hati-hati dalam mengelola perusahaan. Oleh karena itu, kepemilikan

saham oleh para manajer dan komisaris menjadi pertimbangan penting ketika

hendak meningkatkan nilai perusahaan.

Kepemilikan saham oleh institusi juga merupakan sarana efektif untuk

memonitoring perilaku manajer dalam perusahaan. Dengan adanya

konsentrasi kepemilikan, maka para pemegang saham besar, seperti

institutional investors akan dapat memonitor perilaku manajemen secara lebih

efektif dan dapat meningkatkan nilai perusahaan jika terjadi takeover.

Meningkatnya kepemilikan saham oleh institusi juga dapat mengimbangi

kebutuhan terhadap hutang.

Moh’d, et. al dalam Sukmaja (2009 : 37), bentuk distribusi saham antara

pemegang dari luar (outside shareholder) yaitu kepemilikan institusional dan

kepemilikan publik dapat mengurangi biaya keagenan. Hal ini karena

kepemilikan institusional dan kepemilikan publik memiliki hubungan negatif

4

Page 20: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

dan signifikan dengan kebijakan hutang. Artinya jika kepemilikan publik

memiliki proporsi saham yang tinggi dalam perusahaan, maka akan membantu

kepemilikan institusional untuk mengawasi kinerja manajer dalam

menggunakan hutang dan aktifitas operasional perusahaan. Sehingga pada

akhirnya dapat mengurangi biaya keagenan.

Kebijakan hutang juga bergantung pada pertumbuhan asset yang dimiliki

perusahaan. Perusahaan yang mempunyai asset besar tentu lebih mudah

memperoleh hutang atau pinjaman dari pada perusahaan yang tidak

mempunyai asset yang besar. Menurut Gapenski dan Daves dalam Sukmaja

(2009 : 42), perusahaan yang memiliki jaminan terhadap hutang akan lebih

mudah mendapatkan hutang dari pada perusahaan yang tidak memiliki

jaminan terhadap hutang.

Kebijakan hutang juga perlu didukung oleh kemampuan perusahaan dalam

memperoleh laba. Para investor menanamkan dananya pada perusahaan adalah

untuk mendapatkan return. Return terdiri dari yield dan capital gain. Semakin

tinggi kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba, maka semakin besar

return yang diharapkan oleh investor. Oleh karena itu, perusahaan yang

memiliki profitabilitas tinggi akan diminati sahamnya oleh investor. Karena

investor tersebut mengharapkan tingkat return yang seimbang dengan tingkat

resiko yang diambilnya. Selain itu, semakin tinggi laba yang diperoleh maka

semakin banyak cadangan dana yang disiapkan untuk membayar hutang

tersebut.

5

Page 21: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Penelitian mengenai hubungan kepemilikan dengan hutang perusahaan

telah dilakukan oleh banyak peneliti. Kim dan Sorensen (1986), Agrawal dan

Mendelker (1987) dan Mehran (1992), sebagaimana diungkapkan oleh

Wahidahwati (2001), menemukan hubungan positif antara kepemilikan

manajerial dengan rasio hutang perusahaan. Sedangkan penelitian Frend dan

Hasbrouk (1988) dan Jensen et al (1992), sebagaimana juga diungkapkan oleh

Wahidahwati (2001), menemukan hubungan negatif antara persentase saham

yang dipegang oleh manajer dengan rasio hutang perusahaan. Penelitian

Bathala et al (1994), sebagaimana diungkapkan oleh Wahidahwati (2001),

menemukan bukti bahwa institusional mempunyai pengaruh negatif terhadap

rasio hutang dan kepemilikan manajerial. Demikian pula penelitian Moh’d et

al (1998), sebagaimana diungkapkan oleh Masdupi (2005), menemukan bukti

bahwa kepemilikan saham oleh pihak institusional mempunyai hubungan

negatif dan signifikan dengan debt ratio.

Penelitian tentang pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan

hutang juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti Indonesia. Wahidahwati

(2001) menemukan bukti bahwa kepemilikan manajerial dan kepemilikan

institusional berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. Tetapi dalam

penelitian selanjutnya, Wahidahwati (2002) menemukan bahwa kepemilikan

manajerial mempunyai pengaruh positif terhadap kebijakan hutang

perusahaan. Penelitian Hanafi dan Ismiyanti (2003) menemukan bukti bahwa

kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh positif

terhadap kebijakan hutang. Sedangkan penelitian Tarjo (2005) menemukan

6

Page 22: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

bukti bahwa kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh negatif terhadap

level hutang.

Atas pertimbangan penelitian sebelumnya, maka penelitian kali ini

mencoba menggabungkan beberapa variabel yang mempengaruhi kebijakan

hutang, yaitu : struktur kepemilikan manajerial, struktur kepemilikan

institusional, struktur kepemilikan publik, jumlah pemegang saham,

profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan. Peneliti juga ingin melakukan

penelitian dengan objek perusahaan yang berbeda yaitu industri perbankan.

Peneliti mengambil sampel perusahaan perbankan karena pemilik suatu bank

pasti menginginkan manajemen dari banknya dapat mengoptimalkan sumber

daya yang ada pada bank tersebut, sehingga manajemen mampu menghasilkan

keuntungan yang sebesar-besarnya. Tujuan akhir dari pengelolaan bank adalah

profit yang tercermin dengan adanya kinerja yang bagus dari bank tersebut.

Untuk mencapai tujuan yang bersifat profit motives dari pemegang saham atau

pemilik bank tersebut, maka pemilik bank senantiasa akan memilih

manajemen yang diharapkan mampu menjalankan usaha bank tersebut dengan

baik dan menguntungkan. Secara umum pemilik bank tidak akan memilih

manajemen yang diperkirakan akan merugikan banknya. Oleh sebab itu,

dalam hubungan antara pemilik bank dengan manajemen selalu ada

“performance contract” di mana pemilik bank mempersyaratkan manajemen

yang dipilih oleh pemilik untuk memaksimalkan keuntungan untuk

kepentingan pemilik bank tersebut.

7

Page 23: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Keberhasilan suatu bank untuk dapat menghasilkan suatu keuntungan

merupakan suatu prestasi yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam

mengelola banknya secara baik dan benar. Dengan demikian maju tidaknya

kegiatan operasional suatu bank sangat tergantung dengan kemampuan dari

manajemen tersebut mengelola banknya masing-masing. Di samping besarnya

peran manajemen dalam mengelola bank agar dapat menghasilkan kinerja

yang baik, peran dari pemilik bank itu sendiri juga cukup besar untuk

memberikan kontribusi dalam memilih manajemen yang bagus. Pemilik suatu

bank seperti halnya pemilik usaha lainnya maupun investor senantiasa

berkeinginan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan

meminimalkan resiko usaha yang sekecil mungkin (risk-averse) ( Firmansyah

Raditya, 2006 : 11 ).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul : “Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Profitabilitas, dan

Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan

Perbankan Nasional”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disusun perumusan

masalah sebagai berikut :

1. Apakah variabel-variabel independen (kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional, kepemilikan publik, jumlah pemegang saham,

8

Page 24: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

profitabilitas, dan pertumbuhan asset) berpengaruh signifikan terhadap

kebijakan hutang.

2. Variabel independen apakah yang berpengaruh paling dominan terhadap

kebijakan hutang.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel independen

(kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan

publik, jumlah pemegang saham, profitabilitas, dan pertumbuhan

asset) terhadap kebijakan hutang.

b. Untuk menganalisis variabel independen yang mempunyai pengaruh

paling dominan terhadap kebijakan hutang.

2. Manfaat Penelitian

a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai kontribusi ilmiah bagi kalangan

akademisi terutama berkaitan dengan pengaruh struktur kepemilikan

terhadap kebijakan hutang dalam mengontrol masalah keagenan.

b. Bagi peneliti untuk mendapatkan pengembangan dan melatih diri

dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh.

c. Bagi civitas akademika dapat menambah informasi sumbangan

pemikiran dan bahan kajian penelitian.

9

Page 25: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

d. Perusahaan dapat menjadikan penelitian ini sebagai tambahan

informasi dan bahan pertimbangan manajer dalam menentukan

kebijakan hutang untuk mengurangi masalah keagenan.

e. Investor dapat menjadikan penelitian ini sebagai salah satu referensi

dalam mempertimbangkan keputusan investasi yang berkaitan dengan

teori keagenan.

10

Page 26: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Keagenan

Telah lama diketahui bahwa para manajer mungkin memiliki

tujuan-tujuan pribadi yang bersaing dengan tujuan memaksimalkan

kekayaan pemegang saham. Para manajer diberi kekuasaan oleh para

pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk membuat keputusan, di

mana hal ini menciptakan potensi konflik kepentingan yang dikenal

sebagai teori keagenan (agency theory) (Brigham dan Houston, 2006 :

126).

Bagi perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas, lebih-lebih

yang telah terdaftar di pasar modal, seringkali terjadi pemisahan antara

pengelola perusahaan (pihak manajemen, disebut juga agent) dengan

pemilik perusahaan atau pemegang saham (principal). Di samping itu,

untuk perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas, tanggung jawab

pemilik hanya terbatas pada modal yang disetorkan. Artinya, apabila

perusahaan mengalami kebangkrutan, maka modal sendiri (ekuitas) yang

telah disetorkan oleh para pemilik perusahaan mungkin sekali akan hilang,

tetapi kekayaan pribadi pemilik tidak diikutsertakan untuk menutup

kerugian tersebut (Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 2002 : 11).

11

Page 27: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Pada tahun 1976, Michael C. Jensen dan William H. Meckling

menerbitkan paper mengenai penerapan teori keagenan dalam manajemen

keuangan. Mereka mendefinisikan bahwa hubungan keagenan muncul

ketika yang mana satu atau lebih principal (pemegang saham)

menggunakan orang lain atau agent (manajer) untuk bertindak atas

namanya dalam menjalankan aktivitas perusahaan.

Agency theory examines the relationship between the owners and

the managers of the firm. Because of diversified ownership interest,

conflicts between managers and shareholders can arise that impact the

financial decision of the firm (Stanley Block dan A. Hirt, 2000: 10). .

Brigham dan Houston (2006 : 201), hubungan keagenan (agency

relationship) terjadi ketika salah satu atau lebih individu yang disebut

sebagai principal menyewa individu atau organisasi lain, yang disebut

sebagai agent, untuk melaksanakan sejumlah jasa dan mendelegasikan

kewenagan untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. Dalam

manajemen keuangan, hubungan keagenan utama terjadi di antara (1)

pemegang saham dan manajer dan (2) manajer dan pemilik utang.

J.Fred Weston dan Thomas E. Copeland (2000 : 7) menyatakan

bahwa pada perusahaan modern, kepemilikan perusahaan biasanya sangat

menyebar. Kegiatan operasi perusahaan dijalankan oleh para manajer,

yang biasanya tidak mempunyai kepemilikan saham yang besar. Dalam

teori, para manajer merupakan agen atau wakil dari pemilik, akan tetapi

12

Page 28: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

pada kenyataannya mereka mengendalikan perusahaan. Dengan demikian

bisa terjadi konflik kepentingan antara pemilik perusahaan. Ini disebut

“masalah keagenan”, yaitu divergensi kepentingan yang timbul antara

pemilik perusahaan dengan agennya.

Agency problem also arise in creditors and equityholder having

different objectives, thereby causing each party to want to monitor the

others. Similarly, other stakeholders-employees, suppliyer, customer, and

communities – may have different agendas and may want to monitor the

behavior of equityholders and managements. Agency problem occur in

investment, financing, and dividend decisions bu a company (James C.

Van Horne, 2001 : 5).

Masalah keagenan muncul dalam dua bentuk, yaitu antara pemilik

perusahaan (principal) dan dengan pihak manajemen (agent). Tujuan

normatif pengambilan keputusan keuangan yang menyatakan bahwa

keputusan diambil untuk memaksimumkan kemakmuran pemilik

perusahaan, hanya benar apabila pengambil keputusan keuangan (agent)

memang mengambil keputusan dengan maksud untuk kepentingan para

pemilik perusahaan, (Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 2002 : 12).

Menurut Dermawan Sjahrial (2006: 6), masalah keagenan terjadi

karena adanya perbedaan kepentingan antara pemilik (pemegang saham),

manajer, dan karyawan. Ketiga kelompok tersebut menimbulkan

pertentangan antara kepentingan individu dengan kepentingan perusahaan.

13

Page 29: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Ada kecenderungan manajer lebih mementingkan tujuan individu dari

pada tujuan perusahaan. Tmbulnya pertentangan ini antara lain apabila

perusahaan memiliki free cash flow yang sangat besar, selain itu juga

apabila ada transaksi akuisisi atau pembelian sebuah perusahaan oleh

perusahaan besar dengan menggunakan hutang yang biasa disebut sebagai

leveraged buy out (LBO).

Masalah keagenan tersebut bisa terjadi karena adanya asymmetric

information antara pemilik dan manajer. Manajer memiliki asimetri

informasi terhadap pihak eksternal perusahaan seperti investor dan

kreditor. Asimetri informasi terjadi ketika manajer memiliki informasi

internal perusahaan yang relatif lebih banyak dan mengetahui informasi

tersebut relatif lebih cepat dibandingkan pihak eksternal. Kondisi ini

memberikan kesempatan kepada manajer untuk menggunakan informasi

yang diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan keuangan sebagai usaha

untuk memaksimalkan kemakmurannya (Harmono, 2009 : 3)

Teori Asymmetric information theory dikemukakan oleh Myers dan

Majulf pada tahun 1984. Asymmetric information theory adalah situasi di

mana manajer memiliki informasi yang berbeda (lebih baik) mengenai

prospek perusahan dari pada yang dimiliki investor. Asimetris informasi

ini terjadi karena pihak manajemen mempunyai informasi yang lebih

banyak dari pada pemodal. Akibatnya, ketika struktur modal perusahaan

mengalami perubahan, hal itu dapat membawa informasi kepada

14

Page 30: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

pemegang saham yang akan mengakibatkan nilai perusahaan berubah

(Brigham dan Houston, 2006 : 127).

Menurut Mishkin (2008: 268), informasi asimetris mempunyai dua

tipe. Tipe pertama, adverse selection. Pada tipe ini, pihak yang merasa

memiliki informasi lebih sedikit dibandingkan pihak lain tidak akan mau

untuk melakukan perjanjian dengan pihak lain tersebut apapun bentuknya,

dan jika tetap melakukan perjanjian, dia akan membatasi dengan kondisi

yang sangat ketat dan biaya yang sangat tinggi. Contohnya, adalah

kemungkinan konflik yang terjadi antara orang dalam (manajer) dengan

orang luar (investor potensial).

Berbagai cara dapat dilakukan oleh manajer untuk memperoleh

informasi lebih dibandingkan investor, misalnya dengan

menyembunyikan, menyamarkan, memanipulasi informasi yang diberikan

kepada investor. Akibatnya, investor tidak yakin terhadap kualitas

perusahaan, atau membeli saham perusahaan dengan harga sangat rendah.

Contoh lain dari informasi asimetri adalah ketika kreditor dan pemegang

saham minoritas memiliki informasi yang lebih sedikit dibandingkan

manajer dan pemegang saham mayoritas.

Tipe kedua dari informasi asimetri Menurut Mishkin (2008 : 269)

adalah moral hazard. Moral hazard terjadi ketika manajer melakukan

tindakan tanpa sepengetahuan pemilik untuk keuntungan pribadinya dan

menurunkan kesejahteraan pemilik. Contohnya, pada perusahaan yang

relatif besar, dengan terpisahnya kepemilikan dan pengendalian

15

Page 31: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

manajemen, maka sulit bagi pemegang saham dan kreditur untuk melihat

sejauh mana kinerja manajer sejalan dengan tujuan yang diinginkan

pemegang saham, manajer mungkin cendrung bekerja kurang optimal.

Moral hazard juga menghambat operasi perusahaan secara efisien.

Berdasarkan teori keagenan, laporan keuangan dipersiapkan oleh

manajemen sebagai pertanggung-jawaban stewardship mereka kepada

prinsipal. Dalam kapasitasnya sebagai pihak yang menyediakan informasi

keuangan dan secara langsung terlibat dalam kegiatan perusahaan,

manajemen memiliki insentif untuk melaporkan segala sesuatu yang dapat

memaksimumkan utilitas dirinya. Cara yang paling sering dilakukan

adalah dengan merekayasa laba (earnings) yang menjadi fokus utama

perhatian pihak eksternal sesuai dengan motivasi yang

melatarbelakanginya.

Brigham dan Houston (2006 : 179), masalah keagenan potensial

terjadi bila proporsi kepemilikan manajer atas saham perusahaan kurang

dari 100 persen, sehingga manajer cenderung bertindak untuk mengejar

kepentingan dirinya sendiri dan bukan memaksimumkan nilai perusahaan

dalam pengambilan keputusan pendanaan. Kondisi ini terjadi karena

adanya pemisahan antara fungsi pengambilan keputusan dan fungsi

penanggung resiko. Menurut Fama dalam Masdupi (2005 : 3), para

manajer yang bertanggung jawab atas keputusan pendanaan tidak mampu

melakukan diversifikasi investasi pada human capital. Di pihak lain,

pemegang saham pada umumnya hanya mempertimbangkan resiko

16

Page 32: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

sitematis atas saham perusahaan. Hal ini terjadi karena pemegang saham

melakukan investasi pada portofolio yang terdiversifikasi dengan baik

sedangkan manajer lebih suka mempertimbangkan resiko perusahaan

secara keseluruhan.

a. Hubungan Keagenan antara Pemegang Saham dan Manajer

Brigham dan Houston (2006 : 137), masalah keagenan potensial

terjadi bila proporsi kepemilikan saham manajer kurang dari 100

persen di perusahaan tersebut. Jika perusahaan tersebut adalah

perusahaan perseorangan yang dikelola pemiliknya, manajer-pemilik

diasumsikan akan mengoperasikannya sehingga akan memaksimalkan

kekayaannya sendiri. Akan tetapi, jika manajer-pemilik menjual

sebagian sahamnya kepada pihak luar sehingga perusahaannya tidak

lagi dimilikinya sendiri. Sebuah potensi konflik kepentingan langsung

akan terjadi. Manajer mungkin tidak akan memaksimumkan

keuntungan pemegang saham, karena hanya sebagian dari keuntungan

tersebut akan dibayarkan kepadanya.

Untuk mengatasi konlik kepentingan tersebut, masih menurut

Brigham dan Houston (2006 : 146), yaitu dengan mendorong manajer

untuk bertindak sesuai kepentingan utama dari pemegang saham

melalui insentif-insentif yang memberikan imbalan atas setiap kinerja

yang baik atau hukuman atas kinerja yang buruk. Beberapa mekanisme

17

Page 33: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

spesifik yang digunakan untuk memotivasi para manajer untuk

bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham antara lain :

1. Kompensasi Manajerial

Para manajer sudah harus diberi kompensasi yang bertujuan

untuk menarik dan mempertahankan manajer-manajer yang cakap

serta untuk menyelaraskan tindakan manajer sedekat mungkin

dengan kepentingan pemegang saham yang umumnya

berkepentingan dengan memaksimalkan harga saham. seringkali,

perusahan memberikan saham kinerja (performance share), di

aman eksekutif menerima sejumlah saham tergantung dari kinerja

actual perusahaan dan jasa-jasa yang berkelanjutan dari eksekutif

tersebut. Perusahaan juga memberikan opsi saham eksekutif

(executive stock option), yang memungkinkan manajer membeli

saham di waktu ke depan dengan harga tertentu (Brigham dan

Houston, 2006 : 147).

2. Intervensi Langsung Pemegang Saham

Bertahun-tahun yang lalu kebanyakan saham dimiliki oleh

perorangan. Tetapi saat ini mayoritas dimiliki oleh investor-

investor institusi seperti perusahaan asuransi, dana pension, dan

reksadana. Oleh karena itu, para manajer institusional memiliki

kekuatan, jika mereka memilih untuk menggunakannya, untuk

menerapkan pengaruh yang cukup besar atas operasi sebagian

besar perusahaan. Pertama, mereka dapat berbicara dengan

18

Page 34: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

manajemen perusahaan dan membuat saran mengenai bagaimana

bisnis perusahaan dijalankan. Kedua, setiap pemegang saham dapat

memberikan usulan yang harus diputuskan dalam rapat umum

tahunan pemegang saham (Brigham dan Houston, 2006 : 147).

3. Ancaman Pemecatan

Hingga saat ini, penyingkiran manajemen dari sebuah

perusahaan besaroleh pemegang sahamnya hanya mempunyai

kemungkunan kecil, sehingga hanya memberikan sedikit ancaman.

Situasi ini terjadi karena saham dari sebagian besar perusahaan

telah terdistribusi dengan begitu luasnya, disertai dengan

pengendalian manajemen atas mekanisme voting yang begitu kuat,

sehingga hamper tidak mungkin bagi para pemegang saham yang

tidak setuju mendapatkan suara yang dibutuhkan untuk

menggulingkan suatu tim manajemen (Brigham dan Houston, 2006

: 148).

4. Ancaman Pengambilalihan

Pengambilalihan tidak bersahabat (hostile takeover) (ketika

manajemen tidak menginginkan perusahaan diambil alih)

kemungkinan besar akan terjadi ketika saham sebuah perusahaan

dinilai terlalu rendah relatif terhadap potensinya akibat manajemen

yang buruk. Dalam pengambil alihan yang tidak bersahabat, para

manajer dari perusahaan yang diakuisisi biasanya dipecat dan jika

ada yang bisa tinggal akan mendapat status dan wewenang yang

19

Page 35: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

tidak pasti. Jadi, para manajer memiliki insentif yang kuat untuk

mengambil tindakan-tindakan yang dirancang untuk

memaksimumkan harga saham (Brigham dan Houston, 2006 :

149).

.

b. Hubungan Keagenan antara Pemegang Saham (melalui Manajer) dan

Kreditor

Konflik juga bisa terjadi antara kreditor dan pemegang saham

(melalui manajer). Kreditor memiliki klaim atas sebagian dari laba

perusahaan untuk pembayaran bunga dan pokok utang, dan mereka

memiliki klaim atas asset perusahaan di waktu terjadi kebangkrutan.

Akan tetapi, pemegang saham memiliki kendali (melalui manajernya)

atas keputusan-keputusan yang mempengaruhu profitabilitas dan

resiko keuangan.

Jika pemegang saham bertindak melalui manajemennya,

menyebabkan sebuah perusahaan menjalankan suatu proyek besar baru

yang jauh beresiko dari pada yang diantisipasi oleh para kreditornya.

Peningkatan resiko ini akan menyebabkan tingkat pengembalian yang

diminta dari utang perusahaan ikut meningkat, dn hal ini akan

menyebabkan jatuhnya nilai dari utang yang masih belum jatuh tempo

(Brigham dan Houston, 2006 : 150).

20

Page 36: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Untuk mengatasi masalah keagenan, diperlukan mekanisme untuk

mengawasi (monitoring) manajer agar perilaku oportunistik manajer dapat

dicegah dan manajer bertindak sesuai dengan tujuan perusahaan. Namun

munculnya mekanisme tersebut akan menimbulkan biaya keagenan

(agency cost).

Menurut Jensen dan Meckling, biaya keagenan adalah jumlah dari

pengeluaran untuk pengawasan (monitoring) yang dikeluarkan oleh

pemegang saham.

Agency cost is cost associated with monitoring management to

ensure that it behaves in ways consistent with the firm’s contractual

agreements with creditors and shareholders (Van Horne and Wachowicz,

2001 : 276).

Terdapat tiga macam biaya keagenan, yaitu : biaya pengawasan

yang dikeluarkan oleh pemegang saham untuk mengawasi aktifitas dan

perilaku manajer antara lain membayar auditor untuk mengaudit laporan

keuangan perusahaan dan premi asuransi untuk melindungi asset

perusahaan. Biaya bonding yang ditanggung manajer untuk memberikan

jaminan kepada pemilik bahwa manajer tidak melakukan tindakan yang

merugikan perusahaan. Sedangkan residual loss adalah biaya yang

ditanggung pemegang saham untuk mempengaruhi keputusan manajer

agar meningkatkan kesejahteraan pemegang saham (Slamet Haryono :

2005 : 13).

21

Page 37: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Biaya keagenan menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland

(2000 : 7) adalah :

a. Sistem audit untuk membatasi perilaku manajemen.

b. Berbagai jenis perjanjian yang menyatakan bahwa para manajer tidak

akan menyalahgunakan wewenangnya.

c. Dan perubahan pada sistem organisasi untuk membatasi para manajer

menjalankan praktik-praktik yang tidak dikehendaki.

Dermawan Sjahrial (2006 : 6), dalam upaya untuk meminimumkan

agency problem, diperlukan biaya yang disebut agency cost yang

tercermin dalam empat alternatif :

a. Pengeluaran untuk monitoring.

b. Pengeluaran insentif sebagai kompensasi untuk manajemen atas

prestasi yang konsisten dalam memaksimumkan nilai perusahaan.

c. Fidelity bond, yaitu kontrak antara perusahaan dengan pihak ketiga di

mana pihak ketiga (bonding company) setuju untuk membayar

perusahaan jika manajer berbuat tidak jujur, cara kerjanya mirip

dengan asuransi kerugian.

d. Golden parachutes, yaitu kontrak antara manajemen dan pemegang

saham yang menjamin bahwa manajemen akan mendapatkan

22

Page 38: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

kompensasi sejumlah tertentu apabila perusahaan dibeli oleh

perusahaan lain atau terjadi perubahan pengendalian perusahaan.

Dalam mengatasi masalah keagenan dan mengurangi biaya

keagenan, maka dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut : pertama

dengan meningkatkan kepemilikan manajerial. Menurut Jensen dan

Meckling dengan pendekatan ini, masalah keagenan dapat dikurangi

apabila manajer mempunyai kepemilikan saham dalam perusahaan.

Dengan adanya kepemilikan saham oleh manajer, maka manajer akan

merasakan langsung dampak keputusan yang telah diambilnya. Sehingga

tidak mungkin manajer bertindak oportunistik lagi.

Kedua, pendekatan pengawasan internal. Pendekatan ini dilakukan

melalui pendekatan hutang. Jensen menyatakan bahwa hutang dapat

mengendalikan free cash flow secara berlebihan oleh manajer dan dapat

menghindarkan perusahaan dari investasi yang sia-sia.

Ketiga adalah kepemilikan institusional dan kepemilikan publik

sebagai monitoring agent. Moh’d, et. al menyatakan bahwa bentuk

distribusi saham dari luar yaitu kepemilikan institusional, kepemilikan

publik, dan penyebaran kepemilikan dapat mengurangi biaya keagenan.

Hal ini disebabkan karena kepemilikan oleh institusional merupakan

sumber kekuasaan yang didapat untuk mendukung atau menentang

keberadaan manajemen. Maka konsentrasi atau penyebaran kepemilikan

menjadi satu hal yang relevan.

23

Page 39: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

2. Struktur Kepemilikan Perusahaan

Struktur kepemilikan merupakan persentase saham yang dimiliki

oleh insider shareholder dan persentase saham yang dimiliki oleh outside

shareholder. Menurut Jansen dan Meckling dalam Tendi Haruman (2008 :

6), istilah struktur kepemilikan digunakan untuk menunjukkan bahwa

variabel-variabel yang penting dalam struktur modal perusahaan tidak

hanya ditentukan oleh jumlah hutang dan ekuitas perusahaan. Tetapi juga

oleh persentase kepemilikan oleh manager dan institutional.

Managerial ownership dan institutional investor dapat

mempengaruhi pencarian dana apakah melaui hutang atau right issue. Jika

pendanaan diperoleh dari hutang, berarti rasio hutang terhadap equity akan

meningkat. Sehingga akhirnya akan meningkatkan resiko (Tendi Haruman,

2008 : 8).

Hubungan antara struktur kepemilikan dan kinerja perusahaan

menunjukkan bahwa struktur kepemilikan yang menyebar mengakibatkan

pemantauan yang lemah atas tindakan dan keputusan yang dibuat manajer,

sehingga sulit bagi para pemegang saham untuk secara efektif

mengkoordinasikan tindakannya. Sedangkan struktur kepemilikan yang

lebih terkonsentrasi akan meminimalkan masalah keagenan karena adanya

jalinan lebih kuat antara kepentingan para pemegang saham dan para

manajer.

24

Page 40: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Menurut Bhatala et, al, semakin terkonsentrasi kepemilikan,

pemegang saham semakin intensif untuk memonitor manajer, agar mereka

bertindak selaras dengan kepentingan pemegang saham. Namun

konsentrasi kepemilikan juga berpotensi menimbulkan kerugian. Menurut

Slamet Haryono (2005 : 68), pemegang saham yang terkonsentrasi, akan

lebih mementingkan pemenuhan kesejahteraan lainnya. Seringkali hak-hak

minoritas terabaikan karena pemegang saham minoritas akan selali kalah

dalam pengambilan keputusan strategis meskipun keputusan tersebut

terkadang lebih tepat. Kerugian lainnya adalah pemegang saham akan

menanggung resiko bisnis dan biaya pengawasan sendiri.

Struktur kepemilikan saham dalam perusahaan meliputi :

a. Struktur Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah pemegang saham dari pihak

manajemen (direktur dan komisaris) yang secara aktif ikut dalam

pengambilan keputusan. Menurut Jensen dan Meckling kepemilikan

manajerial dapat mengatasi keagenan dan dapat mengurangi biaya

keagenan. Dengan adanya kepemilikan saham oleh manajer, maka

manajer akan merasakan langsung akibat dari keputusan yang diambil

sehingga tidak mungkin manajer bertindak oportunistik lagi. Semakin

tinggi tingkat kepemilikan manajerial, maka kepentingan pemegang

saham dan manajer semakin sejajar. Secara matematis nilai

kepemilikan manajerial diperoleh dari persentase kepemilikan saham

oleh direksi dan komisaris.

25

Page 41: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Chen dan Steiner dalam Tendi Haruman (2008 : 9), menyatakan

bahwa kepemilikan manajerial menyebabkan penurunan hutang karena

adanya subtitusi monitoring. Sehingga kepemilikan manajerial bisa

menggantikan peranan hutang dalam mengurangi biaya keagenan.

Friend dan Lang, menunjukkan bahwa debt ratio mempunyai

hubungan negatif dengan manajerial ownership. Ini menunjukkan

bahwa penggunaan hutang akan semakin berkurang seiring dengan

meningkatnya kepemilikan manajerial di dalam perusahaan.

Selanjutnya Moh’d, et. al dalam Sukmaja (2009 : 21), mengadakan

studi mengenai dampak struktur kepemilikan manajerial terhadap

kebijakan hutang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur

kepemilikanmanajerial memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan

terhadap rasio hutang. Artinya, dengan meningkatnya kepemilikan

manajerial di dalam perusahaan, maka perusahaan akan dapat

mengurangi tingkat penggunaan hutang.

Dalam kaitannya dengan kebijakan hutang, kepemilikan manajerial

mempunyai kepentingan lebih besar dalam menjamin kelangsungan

hidup perusahaan karena resiko hutang non-difersifiable manajemen

lebih besar dari investor publik. Dengan kata lain, apabila perusahaan

tidak mampu melunasi hutang, maka dapat mengancam likuiditas

perusahaan dan posisi manajemen. Manajer yang memiliki

kepemilikan saham yang lebih besar dalam perusahaan akan memiliki

26

Page 42: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

keinginan yang lebih besar dalam meminimalkan resiko struktur

modal.

Jika struktur kepemilkan saham manajerial tinggi, maka manajer

akan manjadi risk averse. Maksudnya, dengan meningkatnya

kepemilikan manajerial, akan menyebabkan manajer semakin berhati-

hati dalam menggunakan hutang dan menghindari perilaku yang

oportunistik karena mereka ikut menanggung resikonya. Sehingga hal

ini dapat mengontrol masalah keagenan.

b. Struktur Kepemilikan Institusional

Struktur kepemilikan institusional merupakan saham perusahaan

yang dimiliki oleh institusi atau lembaga (perusahaan asuransi,

perseroan terbatas, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan

institusi lain). Kepemilikan institusional merupakan salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi struktur modal. Adanya kepemilikan oleh

investor institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang

lebih optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham

mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk

mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen.

Menurut Tendi Haruman (2008: 7), kepemilikan institusional

mempunyai arti penting dalam memonitor manajemen dalam

memgelola perusahaan. Investor subtitusional dapat disubtutusikan

27

Page 43: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

untuk melaksanakan peranan mendisiplinkan penggunaan debt

(hutang) dalam struktur modal.

Konflik yang terjadi akibat pemisahan kepemilikan dapat

berdampak pada pengendalian dan pelaksanaan pengelolaan

perusahaan yang menyebabkan para manajer bertindak tidak sesuai

dengan keinginan pemilik perusahaan. Agency cost dapat diminimalisir

dengan beberapa alternatif, salah satunya dengan adanya kepemilikan

investor institusional yang dapat berfungsi sebagai agen monitor.

Moh’d, et. al menyatakan bahwa distribusi saham antara pemegang

saham dari luar yaitu investor institusional akan mengurangi biaya

agensi. Keberadaan pemegang saham institusional dapat mendorong

peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja

manajemen.

Meningkatnya kepemilikan saham oleh institutional investor juga

dapat mengimbangi kebutuhan terhadap hutang. Dengan demikian,

kehadiran institutional investor di dalam perusahaan akan berhubungan

negatif dengan rasio hutang perusahaan. Semakin besar kepemilikan

saham yang dimiliki oleh institutional investor, akan menyebabkan

usaha monitoring menjadi semakin efektif karena dapat mengendalikan

perilaku oportunistik oleh para manajer dan memaksa para manajer

untuk mengurangi tingkat hutang secara optimal, sehingga dapat

mengurangi agency cost (Shleifer dan Vishny dalam Faisal, 2003: 16).

28

Page 44: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

c. Struktur Kepemilikan Publik

Struktur kepemilikan publik menggambarkan kepemilikan saham

oleh masyarakat, di mana besarnya masing-masing saham yang

dimiliki kurang dari 5% dari total saham yang beredar. Menurut

Moh’d, et. al, bentuk distribusi saham antara pemegang saham dari

luar (outside shareholder) yaitu kepemilikan institusional dan

kepemilikan publik dapat mengurangi agency cost karena mempunyai

hubungan negaif dan signifikan terhadap debt ratio, artinya jika

kepemilikan publik memiliki kepemilikan saham yang tinggi dalam

perusahaan, maka mereka akan membantu kepemilikan institusional

untuk mengawasi kinerja manajer dalam penggunaan hutang dan

aktifitas operasional perusahaan dengan begitu manajer dapat

menggunakan hutang seoptimal mungkin sehingga dapat mengurangi

biaya keagenan.

3. Kebijakan Hutang

Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi masa mendatang

yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang suatu entitas untuk

menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain dimasa

mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu. Menurut IAI, kewajiban

merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa

lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber

29

Page 45: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi ( Ghozali dan

Chairiri, 2007) dalam Nina Diah P (2009 : 23).

Menurut Munawir (2004) dalam Nina Diah P (2009: 23), hutang

adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang

belum terpenuhi, di mana hutang ini merupakan sumber dana atau modal

perusahaan yang berasal dari kreditor.

Kebijakan hutang menurut Nina Diah P (2009 : 24) adalah

kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh

sumber pembiayaan bagi perusahaan sehingga dapat digunakan untuk

membiayai aktivitas operasional perusahaan. Selain itu kebijakan hutang

perusahaan juga berfungsi sebagai mekanisme monitoring terhadap

tindakan manajer yang dilakukan dalam pengelolaan perusahaan.

Kebijakan hutang merupakan suatu kebijakan yang dibuat oleh perusahaan

mengenai bagaimana manajer atau pemegang saham menciptakan dan

menggunakan hutang. Hutang merupakan instrument yang sangat sensitif

terhadap perubahan nilai perusahaan. Proporsi hutang dapat berpengaruh

positif atau negatif terhadap nilai perusahaan.

Hutang menurut Nina Diah P (2009: 24) dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang.

a. Hutang Jangka Pendek

Hutang jangka pendek merupakan hutang yang diharapkan akan

dilunasi dalam waktu 1 tahun, meliputi :

30

Page 46: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

1. Hutang dagang adalah hutang yang timbul karena adanya

pembelian barang dagangan.

2. Hutang wesel adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang

tertentu pada suatu tanggal tertentu dimasa depan dan dapat berasal

dari pembelian, pembiayaan, atau transaksi lainnya.

3. Biaya yang masih harus dibayar, adalah biaya-biaya yang sudah

terjadi tetapi belum dilakukan pembayarannya.

4. Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo adalah sebagian

atau seluruh hutang jangka panjang yang sudah menjadi hutang

jangka pendek, karena harus segera dilakukan pembayaran.

5. Penghasilan yang diterima dimuka ( Deferred Revenue) adalah

penerimaan uang untuk penjualan barang dan jasa yang belum

terealisir.

b. Hutang Jangka Panjang

Hutang jangka panjang merupakan hutang yang jangka waktu

pembayarannya lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca dan sumber-

sumber untuk melunasi hutang jangka panjang adalah sumber bukan

dari kelompok aktiva lancar.

31

Page 47: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Hutang jangka panjang terdiri dari:

1. Hutang obligasi merupakan surat pengakuan hutang (dengan

bunga) jangka panjang yang akan dibayar pada tanggal tertentu

2. Hipotik merupakan penggadaian kekayaan nyata tertentu untuk

mendapatkan suatu pinjaman dengan beban bunga yang tetap.

Kekayaan nyata didefinisikan sebagai real estate, gedung, dan lain-

lain.

3. Hutang bank

Sisi kewajiban (hutang) pada neraca bank mencerminkan kegiatan

penghimpunan dana yang berasal dari berbagai sumber. Dana bank pada

dasarnya berasal dari masyarakat atau pihak ketiga. Menurut Dahlan

Siamat (2004 : 96), sisi kewajiban pada neraca bank antara lain :

a. Giro, yaitu simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat

dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran

lainnya atau dengan pemindah bukuan.giro ini terdiri dari rekening

giro nasabah dan rekening giro bank lainnya.

b. Kewajiban segera lainnya, yaitu kewajiban yang segera harus dibayar

antara lain kepada pemerintah pusat, atau kantor perbendaharaan kas

Negara, transfer antar bank , interbank call money, dan traveler check

valuta asing yang telah dijual.

32

Page 48: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

c. Tabungan, yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan

dengan syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan

cek ataupun bilyet biro.

d. Deposito berjangka, yaitu simpanan yang hanya dapat dilakukan pada

waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dan bank.

e. Sertifikat deposito, yaitu simpanan dalam bentuk deposito, yang

sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan.

f. Surat berharga yang diterbitkan, dapat berupa surat pengakuan utang

atu promes, wesel dan obligasi.

g. Pinjaman yang diterima, yaitu semua pinjaman yang diterima bank

antara lain kewajiban kepada bank sentral berupa kredit likuiditas,

fasilitas diskonto, dan pinjaman dari bank lain.

h. Pinjaman subordinasi, yaitu pinjaman yang diperoleh dari pihak terkait

dengan bank dan atau dari pihak lain yang memenuhi persyaratan

tertentu, misalnya jangka waktu dan persyaratan pencairan atau

pembayaran kembali sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

Kebijakan hutang dikonfirmasikan dengan rasio hutang (debt ratio),

rasio ini menggambarkan besarnya aktiva perusahaan didanai oleh hutang

(Weston dan Copeland, 2000 : 228). Oeh karena itu, semakin rendah rasio

hutang, semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh

kewajibannya. Semakin besar proporsi hutang yang digunakan dalam

33

Page 49: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

struktur modal, maka semakin besar pula kewajibannya. Pada gilirannya

peningkatan hutang akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang

tersedia bagi pemegang saham.

Para pemilik perusahaan lebih suka perusahaan menciptakan hutang

pada tingkat tertentu untuk menaikkan nilai perusahaan. Hal ini dapat

tercapai bila perilaku manajer dan komisaris harus dapat dikendalikan

melalui keikutsertaan dalam kepemilikan saham perusahaan. Sehingga

kebangkrutan perusahaan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemilik

utama, tetapi manajer juga ikut menanggungnya. Konsekuensinya,

manajer manajer akan berhati-hati dalam menentukan hutang perusahaan.

Oleh karena itu, kepemilikan oleh manajer menjadi penting ketika hendak

meningkatkan nilai perusahaan (Michael C. Jensen) dalam Arthur J.

Keown, et. al (2000 : 127).

Myers dan Majluf dalam S. David Young dan Stephen F. O’byrne

(2001: 138) merumuskan teori struktur modal yang disebut pecking order

teory. Teori ini mendasarkan diri atas informasi asimetrik (asimetric

information), suatu istilah yang menunjukkan bahwa manajemen memiliki

informasi yang lebih banyak (tentang prospek, resiko, dan nilai

perusahaan) dari pada pemodal publik. Manajemen memiliki informasi

yang lebih banyak dari pemodal karena merekalah yang mengambil

keputusan-keputusan keuangan, yang menyusun berbagai rencana

perusahaan, dan sebagainya.

34

Page 50: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Informasi asimetrik ini mempengaruhi pilihan antara sumber dana

internal (yaitu dana dari hasil operasional perusahaan) ataukah dana

eksternal. Karena itu, teori ini disebut sebagai pecking order theory.

Disebut sebagai pecking order karena teori ini menjelaskan mengapa

perusahaan akan menentukan hierarki sumber daya yang paling disukai.

Sesuai dengan teori ini, maka investasi akan dibiayai dengan dana internal

terlebih dahulu (yaitu laba yang ditahan) kemudian baru diikuti oleh

penerbitan hutang baru, dan akhirnya dengan penerbitan ekuitas baru.

Menurut Gordon Donalson dalam Sukmaja (2009 : 23), apabila terjadi

asymmetric information akan mendorong perusahaan untuk menggunakan

hutang, bukan menerbitkan saham baru. Ini bisa dipahami karena para

pemodal akan melihat bahwa penawaran saham baru sebagai sinyal buruk,

sehingga harga saham tersebut akan turun bila saham baru tersebut

diterbitkan. Dengan demikian biaya modal sendiri menjadi tinggi dan nilai

perusahaan cenderung menurun. Karena itu bila ada asymmetric

information, Gordon Donalson menyarankan perusahaan untuk

menggunakan dana dengan urutan laba ditahan, hutang, penjualan saham

baru.

4. Variabel Kontrol yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang

a. Pertumbuhan Perusahaan

Pertumbuhan perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset

yang dimiliki perusahaan. Penentuan pertumbuhan perusahaan ini

35

Page 51: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

didasarkan pada total asset perusahaan pada tahun berjalan dikurangi

total asset tahun sebelumnya, kemudian dibagi total aset tahun

sebelumnya (Sujoko, 2007: 4).

Tingkat pertumbuhan perusahaan dicerminkan oleh pertumbuhan

dalam aktivanya. Pertumbuhan aktiva perusahaan dapat dijadikan

indikator bagi kesempatan pengembangan perusahaan pada waktu

yang akan datang. Karena dapat memberikan gambaran kebutuhan

dana secara total dalam perusahaan (Moeljadi, 2006 : 28).

Perusahaan-perusahaan besar cenderung lebih mudah untuk

memperoleh pinjaman dari pihak ketiga, karena kemampuannya

mengakses pihak lain atau jaminan yang dimiliki berupa asset bernilai

lebih besar dibanding perusahaan kecil. Selain itu, perusahaan besar

akan cenderung menggunakan dana seiring pertumbuhannya. Tingkat

pertumbuhan perusahaan juga merupakan faktor yang mempengaruhi

struktur modal, perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan pesat

cenderung lebih banyak menggunakan hutang daripada perusahaan

yang memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih lambat.

Pertumbuhan perusahaan berbanding lurus dengan ukuran

perusahaan, sehingga semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka

semakin besar pula ukuran perusahaan, sehingga ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap struktur modal karena perusahaan yang lebih

besar akan mudah memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan

36

Page 52: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

kecil. Perusahaan yang besar akan lebih aman dalam memperoleh

hutang karena perusahaan mampu dalam pemenuhan kewajibannya

dengan adanya diversifikasi yang lebih luas dan memiliki arus kas

yang stabil.

Perusahaan yang tumbuh dengan pesat, haruns lebih banyak

mengandalkan modal eksternal. Lebih jauh lagi, biaya pengembangan

untuk penjualan saham biasa lebih besar dari pada biaya untuk

penerbitan surat utang yang mendorong perusahaan untuk lebih

banyak mengandalkan utang. Namun, pada saat yang sama perusahaan

yang tumbuh dengan pesat sering menghadapi ketidakpastian yang

lebih besar, yang cenderung mengurangi keinginannya untuk

menggunakan hutang (Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston : 2001

: 164).

b. Profitabilitas

Profitabilitas menunjukkan kemampuan dari modal yang

diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan

keuntungan bagi investor. Sedangkan menurut Sartono (2000 : 89),

profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba

dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva, maupun modal

sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang, akan sangat

berkepentingan dengan analisa profitabilitas ini.

37

Page 53: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Seringkali pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan dengan

tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan utang

yang relative kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi,

memungkinkan mereka untuk membiayai sebagian besar kebutuhan

pendanaan mereka dengan dana yang dihasilkan dari kegiatan internal

(Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston, 2001: 168).

Smith dan Skousen dalam Sisca Christianty Dewi (2008 : 5),

analisis profitabilitas memberikan bukti pendukung mengenai

kemampuan perusahaan memperoleh laba dan sejauh mana

keefektifan pengelolaan perusahaan. Profitabilitas diukur dengan

menggunakan return on asset (ROA) yang diperoleh dengan cara laba

sebelum pajak yang diperoleh perusahaan dibagi dengan rata-rata total

aset yang dimiliki perusahaan (Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001).

5. Rasio Keuangan

Rasio keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap (2007: 67) adalah

angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan

keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan

dan signifikan (berarti). Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan

informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos

lainnya. Dengan penyederhanaan ini dapat menilai secara cepat hubungan

38

Page 54: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

antara pos tadi dan dapat membandingkan dengn rasio lainnya sehingga

kita dapat memperoleh informasi dan penilaian.

Rasio Keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk

menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan

yang terdapat pada pos laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu

hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu

jumlah tertentu dengan jumlah yang lain (Sofyan Syafri Harahap, 2007:

67).

Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan

kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian

perusahaan dan prospek di masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan

penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian

relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka

yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan (Sofyan

Syafri Harahap, 2007: 71).

.Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang

telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan

kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai

risiko dan peluang di masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan

satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam

rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam

39

Page 55: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan (Sofyan Syafri

Harahap, 2007: 76).

Adapun rasio yang sering digunakan menurut Sofyan Syafri Harahap

(2007: 79) adalah :

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk

menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.

b. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk

menyelesaikan kewajiban jangkapanjangnya atau kewajiban –

kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi.

c. Rasio Profitabilitas / Rentabilitas

Rasio rentabilitas atau disebut juga prifitabilitas menggambarkan

kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui kemampuan

dan sumber yang ada seperi kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah

karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.

d. Rasio Leverage

Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan

terhadap modal maupun asset.

40

Page 56: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

e. Rasio Aktivitas

Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan

dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan,

pembelian dan kegiatan lainnya.

f. Rasio Pertumbuhan

Rasio ini menggambarkan persentase pertumbuhan pos-pos

perusahan dari tahun ke tahun.

g. Market Based (Penilaian Pasar)

Rasio ini merupakan rasio yang lazim dan yang khusus

dipergunakan di pasar modal yang menggambarkan situasi/keadaan

prestasi perusahaan di pasar modal.

h. Rasio Produktivitas

Rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan

yang dinilai.

B. Penelitian Sebelumnya

Mugiharta (2004), melakukan penelitian untuk menguji pengaruh variabel

Kepemilikan Saham Manajemen (KSM), Dividend Payout Ratio (DPR),

Pertumbuhan Aset, Price Earning Ratio (PER), Return on Investment (ROI)

dan pertumbuhan penjualan terhadap Debt to Equity Ratio (DER) di 15

perusahaan dari 330 perusahaan yang terdaftar di BEJ. Hasil analisis

41

Page 57: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

menunjukkan variabel KSM, PER dan ROI yang menunjukkan hasil yang

signifikan terhadap DER perusahaan di BEJ periode 2000-2002, sedangkan

variabel lainnya (DPR, Pertumbuhan Asset, dan pertumbuhan penjualan)

menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan.

Pratiwi Wahyu Hidayati (2006), meneliti tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi struktur modal pada perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta

(BEJ) selama periode 2001-2004. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa

dari empat variabel yang diajukan dalam penelitian tersebut yaitu

pertumbuhan penjualan, profitabilitas, pertumbuhan total aktiva, dan

kepemilikan saham manajerial, hanya variabel profitabilitas, pertumbuhan

total aktiva, dan kepemilikan saham manajerial saja yang berpengaruh

signifikan terhadap struktur modal atau leverage.

Sujoko (2007), meneliti tentang Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,

Leverage, Faktor Intern Dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan. Hasil

studi ini menunjukkan bahwa struktur kepemilikan, faktor intern dan faktor

ekstern berpengaruh signifikan terhadap leverage. Struktur kepemilikan,

faktor ekstern, faktor intern,dan leverage berpengaruh signifikan terhadap

nilai perusahaan. Hasil studi ini tidak mendukung teori keagenan, Jensen dan

Meckling (1976), tetapi hasil studi ini mendukung pecking order theory,

Myers (1984), serta trade off model dan signaling theory, Bhattacarya (1979).

Farid Kasenda (2005), melakukan penelitian tentang pengaruh

kepemilikan institusional, aktiva berwujud, ukuran perusahaan, dan

profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan dalam industri barang

42

Page 58: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

konsumsi di BEJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara kepemilikan institusional, aktiva berwujud, ukuran

perusahaan, dan profitabilitas terhadap struktur modal yang diproyeksikan

dengan rasio total hutang terhadap total asset.

Menurut Erni Masdupi (2005), dalam penelitiannya tentang analissis

dampak struktur kepemilikan pada kebijakan hutang dalam mengontrol

konflik keagenan ditemukan bahwa struktur kepemilikan berpengaruh

signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan terutama kepemilikan

manajerial dan kepemilikan institusi. Kepemilikan manajerial berpengaruh

negatif signifikan terhadap kebijakan hutang. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin tinggi kepemilikan saham oleh pihak manajerial, maka perusahaan

akan mampu untuk mengurangi peran hutang sebagai suatu mekanisme untuk

mengurangi masalah keagenan. Demikian pula kepemilikan institusi.

Kepemilikan institusi memiliki hubungan negatif signifikan terhadap

kebijakan hutang perusahaan. Ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusi

dapat digunakan sebagai alat untuk memonitoring dalam rangka

meminimalkan biaya keagenan yang ditimbulkan oleh hutang (agency cost of

debt). Penelitian juga menganalisis pengaruh penyebaran kepemilikan saham

terhadap kebijakan hutang. Hasilnya penyebaran saham berpengaruh negatif

dan tidak signifikan. Hal ini disebabkan karena jumlah pemegang saham di

Bursa Efek Indonesia terkonsentrasi pada beberapa kelompok pemegang

saham (tidak menyebar). Namun arah hubungan negatif menunjukkan bahwa

penyebaran tidak begitu berpengaruh terhadap posisi manajemen yang

43

Page 59: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

konservatif dalam menggunakan hutang. Dalam penelitian ini, peneliti juga

menggunakan variabel kontrol yang juga mempengaruhi kebijakan hutang.

Hasilnya adalah dari lima variabel kontrol yang digunakan, hanya tiga variabel

yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Variabel

tersebut adalah pembayaran deviden (DPR), ukuran perusahaan (SIZE), dan

struktur asset perusahaan. Sedangkan variabel profitabilitas dan tingkat pajak

tidak signifikan terhadap rasio hutang.

Wing Istia Herlambang (2004), melakukan penelitian yang berjudul

pengaruh kepemilikan saham pada struktur modal perusahaan. Hasil penelitian

menunjukkan : pertama, struktur kepemilikan saham perusahaan dari

kepemilikan saham manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

struktur modal. Kedua, kepemilikan saham institusional berpengaruh positif

namun tidak signifikan terhadap struktur modal. Variabel kontrol yang

berpengaruh terhadap struktur modal adalah ukuran perusahaan dan fixed

asset.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ernie Hendrawaty (2008),

penelitian yang berjudul pengaruh struktur kepemilikan manajemen internal

perusahaan, resiko bisnis, dan pertumbuhan perusahaan terhadap struktur

modal pada industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil

analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

kepemilikan manajemen internal perusahaan tidak berpengaruh terhadap

struktur modal yang diproyeksikan dengan debt ratio. Hal ini dikarenakan

kepemilikan manajemen internal perusahaan sangat kecil, karena rata-rata

44

Page 60: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

saham perusahaan pada sektor manufaktur dikuasai oleh perusahaan atau

instansi. Resiko bisnis yang diproyeksikan dengan ROA berpengaruh negatif

terhadap resiko bisnis yang diproksikan dengan debt ratio perusahaan.

Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap resiko bisnis yang

diproyeksikan dengan debt ratio. Hal ini berarti semakin tinggi pertumbuhan

perusahaan maka hutang perusahaan juga semakin meningkat.

Devita Aryasari (2005), melakukan penelitian yang berjudul pengaruh

struktur kepemilikan terhadap kebijakan hutang perusahaan. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara insiders ownership,

institutional investor, insiders dan institutional dispersion, firm growth, firm

size, asset structure, firm profitability, dan tax rate terhadap kebijakan utang.

Penelitian ini dilakukan terhadap 21 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Jakarta pada tahun 2001 sampai tahun 2003. Hasil penelitian didapatkan

bahwa insiders dan institutional dispersion, firm size dan asset structure

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan utang. Insiders

ownership dan tax rate berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

kebijakan utang. Sedangkan institutional investor dan firm growth

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan utang.

C. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini dimulai dengan mengamati perusahaan perbankan umum

nasional yang ada di dalam bank Indonesia periode tahun 2004-2008.dengan

menggunakan tekhnik purposive sampling, akhirnya diperoleh 11 perusahaan.

45

Page 61: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Kemudian, dari perusahaan tersebut, peneliti mengambil data laporan

keuangan yang berupa : neraca, laporan laba rugi, rasio-rasio keuangan dan

modal saham yang terdiri dari struktur kepemilikan yang terdiri dari :

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan publik dan

penyebaran kepemilikan saham.

Data tersebut diolah untuk mendapatkan variabel-variabel yang diperlukan

dalam penelitian. Setelah variabel-variabel tersebut diperoleh, kemudian

dilakukan pengujian dengan menggunakan model regresi linear berganda.

Sebelumnya, dilakukan uji normalitas dan uji asumsi klasik terlebih dahulu

untuk memastikan bahwa model yang digunakan tidak mengandung :

multikolineritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Selanjutnya dilakukan

uji koefisien determinasi (R2) untuk mengetahui seberapa besar kemampuan

variabel independen menjelaskan variabel dependen dan dalam hal ini, peneliti

menggunakan Adjusted R2. Setelah itu, dilakukan uji F untuk melihat

pengaruh variabel independen secara simultan dan uji t untuk melihat

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hasil

penelitian kemudian dapat diambil kesimpulan dan dapat diinterpretasikan.

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, yang disesuaikan

dengan teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka dapat dibuat kerangka

pemikiran sebagai berikut :

46

Page 62: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

1. Kepemilikan Institusional

2. Kepemilikan Manajerial

3. Kepemilikan Publik

4. Jumlah Kelompok Pemegang Saham

Variabel Kontrol

1. Profitabilitas

2. Pertumbuhan aktiva

Uji Model Regresi

Kebijakan Hutang

(Debt Ratio)

Struktur Kepemilikan Saham

Regresi Linier Berganda

1. Koefisien Determinasi

2. Uji F

3. Uji t

BANK INDONESIA

Uji Asumsi Klasik

Interpretasi

47

Page 63: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian disusun berdasarkan kajian pustaka dan hasil

penelitian sebelumnya, sehingga dapa ditarik interfensi terhadap masalah

penelitian dalam bentuk hipotesis alternatif sebagai jawaban sementara

penelitian. Hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut :

1. H0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen

(kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, jumlah

pemegang saham, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan)

terhadap kebijakan hutang secara simultan.

Bi = 0

H1 : terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen

(kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, jumlah

pemegang saham, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan)

terhadap kebijakan hutang secara simultan.

Bi ≠ 0

2. H0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen

(kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, jumlah

pemegang saham, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan)

secara parsial terhadap kebijakan hutang.

B1, B2, B3, … Bx = 0

48

Page 64: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

H1 : terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen

(kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, jumlah

pemegang saham, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan)

secara parsial terhadap kebijakan hutang.

B1, B2, B3, … Bx ≠ 0

49

Page 65: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif karena dalam

penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan

terhadap kebijakan hutang. Data yang digunakan adalah data yang diperoeh

dari Bank Indonesia yang berupa daftar emiten yang masuk dalam Bursa Efek

Indonesia, laporan keuangan, dan laporan modal saham perusahaan perbankan

umum nasional periode 2004 – 2008.

Adapun variabel yang diteliti adalah rasio hutang (debt ratio) sebagai

indikator kebijakan hutang. Variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional, kepemilikan publik, dan jumlah pemilik saham sebagai indikator

struktur kepemilikan. Sedangkan variabel kontrol seperti : profitabilitas, dan

pertumbuhan perusahaan.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi penelitian ini adalah bank-bank umum nasional yang ada di bank

Indonesia dan sudah berbadan hukum serta telah terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Data bank yang akan dipergunakan dalam penelitian ini

adalah data perbankan secara time series pada periode tahun 2004 - 2008

50

Page 66: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan Perbankan Nasional

NO NAMA BANK NO NAMA BANK 1 Bank Nasional Indonesia tbk 21 Bank Bukopin 2 Bank Rakyat Indonesia tbk 22 Bank Windu Kentjana 3 Bank Tabungan Negara 23 Bank Century tbk 4 Bank Ekspor Impor 24 Bank Ekonomi Raharja 5 Bank Mandiri tbk 25 Bank Ganesha 6 Bank Antar Daerah 26 Bank Haga 7 Bank Arta Graha 27 Bank Hagakita 8 Bank Arta Niaga Kencana tbk 28 Bank IFI 9 Bank Bumi Arta 29 Bank Kesawan tbk 10 Bank Bumiputera Indonesia 30 Bank Lippo tbk 11 Bank Central Asia tbk 31 Bank Mayapada Internasional 12 Bank Danamon Indonesia tbk 32 Bank Mega tbk 13 Bank Halim Indonesia 33 Bank Niaga tbk 14 Bank Internasional Indonesia 34 Bank NISP tbk 15 Bank Mestika Dharma 35 Bank Permata tbk 16 Bank Metro Express 36 Pan Indonesia Bank tbk 17 Bank Maspion Indonesia 37 Bank swadesi tbk

18 Bank Nusantara Parahyangan tbk 38 Bank Syariah Mandiri

19 Bank Shinta Indonesia 39 Bank Syariah Muamalat Indonesia tbk

20 Bank Buana Indonesia tbk

Adapun sampel ditentukan menggunakan convience sampling, yaitu

anggota sampel yang dipilih berdasarkan kemudahan memperoleh data dan

tidak menyusahkan mengukurnya serta bersifat kooperatif (Abdul Hamid,

2007) dengan kriteria sebagai berikut :

1. Bank umum nasional konvensional yang sahamnya tercatat di Bursa Efek

Indonesia, yang beroperasi di Indonesia.

51

Page 67: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

2. Masih beroperasi hingga tahun 2008

3. Tersedia daftar pemegang saham lengkap dengan proporsi

kepemilikannya.

4. Tersedia laporan keuangan tahunan publikasi tahun 2004 sampai tahun

2008 yang terdiri dari : neraca, laporan laba / rugi dan saldo laba, laporan

perubahan ekuitas, laporan penyediaan modal minimum, laporan kualitas

aktiva produktif dan informasi lainnya, dan catatan atas laporan keuangan.

Setelah dilakaukan seleksi dengan kriteria di atas, diperoleh 11 emiten

yang menjadi sampel penelitian, seperti yang dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 3.2

Daftar Perusahaan Sampel

NO KODE EMITEN 1 BBMI PT Bank Mandiri tbk 2 BBNI PT Bank Nasional Indonesia tbk 3 BBRI PT Bank Rakyat Indonesia tbk 4 BNII PT Bank Internasional Indonesia tbk 5 BBCA PT Bank Central Asia tbk 6 BDMN PT Bank Danamon Indonesia tbk 7 BNLI PT Bank Permata tbk 8 MEGA PT Bank Mega tbk 9 NISP PT OCBC NISP tbk 10 BABP PT ICB Bumiputera tbk 11 BNGA PT CIMB Niaga tbk

52

Page 68: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu

laporan keuangan perusahaan yang berasal dari Bank Indonesia (BI), Bursa

Efek Indonesia (BEI), dan website masing- masing bank. Sedangkan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelitian Lapangan

Untuk memperoleh data, peneliti mengadakan penelitian langsung.

Data yang diperlukan adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari

pihak lain (sudah tersedia). Data tersebut diperoleh dari Bank Indonesia,

Bursa Efek Indonesia (BEI), Indonesian Capital Market Directory,

website BEI, website BI, dan website masing-masing bank. Data sekunder

berisi tentang data-data laporan keuangan dan komposisi kepemilikan

saham tahun 2004 - 2008.

2. Library Research

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan

membaca dan mempelajari serta menganalisis literature yang bersumber

dari buku-buku, artikel, dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian

ini. Peneliti melakukan penelitian dengan membaca, mengutip bahan-

bahan yang berkenaan dengan penelitian. Sumber – sumber tersebut

digunakan sebagai tinjauan pustaka untuk menganalisis dan membahas

permasalahan penelitian ini.

53

Page 69: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

D. Metode Analisis dan Uji Hipotesis

1. Metode Analisis Regresi Berganda

Metode analisis yang paling tepat untuk penelitian ini adalah

metode regresi berganda, yaitu model yang digunakan untuk menganalisa

pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

Bentuk persamaan model regresi berganda yang menggunakan data

cross section dirumuskan sebagai berikut :

Di mana :

Y = Rasio hutang (debt ratio)

a = Konstanta (intersept)

b = Koefisien regresi variabel independen

X1 = Struktur kepemilikan manajerial

X2 = Struktur kepemilikan institusional

X3 = Struktur kepemilikan publik

X4 = Jumlah kelompok pemegang saham

X5 = Profitabilitas

Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +b6X6+ e

54

Page 70: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

X6 = Pertumbuhan perusahaan

e = Error term

Pelaksanaan perhitungan dari persamaan analisis regresi beganda

menggunakan bantuan program statistical program for social science

(SPSS) for windows realese 17.0.

2. Uji Asumsi Klasik

Metode analisis regresi linier berganda dikatakan baik apabila

memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik

seperti : normalitas, multikolineritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam

variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan

layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi

normal atau mendekati normal.

Cara untuk mendeteksi normalitas data menurut Nugroho (2005 :

27), adalah dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusannya adalah :

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

55

Page 71: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tersebut tidak

memenuhi asumsi normalitas.

b. Multikolineritas

Uji multikolineritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya

variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel

independen lain dalam suatu model. Kemiripan antar variabel

independen dalam suatu model menyebabkan terjadinya korelasi yang

sangat kuat antara satu variabel independen dengan variabel

independen yang lain. Selain itu, deteksi terhadap multikolineritas juga

bertujuan untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan

kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsian masing-masing

variabel independen.

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolineritas di dalam model regresi menurut Nugroho (2005 : 30),

adalah dengan melihat nilai tolerance dan variace inflation factor

(VIF). Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak

kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan bebas dari

multikolineritas. Selain itu, jika nilai koefisien determinan R2, R

square di atas 0,6 namun tidak ada variabel independen yang

berpengaruh terhadap variabel dependen, maka ditengarai model

tersebut terkena asumsi multikolineritas.

56

Page 72: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

c. Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah di dalam suatu

model regresi berganda terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu

pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan

ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena adanya

observasi yang berurutan, sepanjang berkaitan satu sama lain.

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah autokorelasi

menurut Nugroho (2005 : 33), adalah dengan cara sebagai berikut :

1. 1,60 < DW < 2,40. Kesimpulannya tidak terjadi kondisi

autokorelasi.

2. 1,39 < DW < 1,60 atau 2,40 < DW < 2,61. Tidak dapat

disimpulkan (inconclusive).

3. DW < 1,39. Kesimpulannya terjadi autokorelasi negatif.

4. DW > 2,61. Kesimpulannya terjadi autokorelasi positif.

d. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji terjadinya

perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode

pengamatan yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang

diprediksi dengan studentzed delete residual nilai tersebut. Model

regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki persamaan

residual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan lain,

atau adanya hubungan antara nilai yang diprediksi dengan studentzed

57

Page 73: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

delete residual nilai tersebut sehingga dapat dikatakan nilai tersebut

homokesdastisitas.

Menurut Nugroho (2005 : 35), model regresi linear berganda tidak

terdapat heteroskedastisitas jika pada pola gambar scatterplot :

1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka

0.

2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

3. Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar

variabel independent menjelaskan variabel dependen. Bila nilai

koefisien determinasi sama dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi dari Y

tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara apabila R2 = 1,

artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X.

Dengan kata lain bila R2 = 1, maka semua titik pengamatan berada

tepat pada garis regresi.

58

Page 74: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

b. Pengaruh Variabel Independen Secara Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model regresi

tersebut. Bila nilai F hitung lebih besar dari F tabel atau tingkat

signifikannya lebih kecil dari 5% (α = 5% = 0,05) maka hal ini

menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ho ditolak yang berarti bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap

variabel dependen.

Untuk menghitung F hitung digunakan rumus sebagai berikut:

Dimana: R2 = Koefisien Determinasi

n = Jumlah pengamatan/sampel

K-1 = Jumlah variabel eksogen

Apabila Fhitung > Ftabel = H0 ditolak, H1 diterima

Apabila Fhitung < Ftabel = H0 diterima, H1 ditolak

F = ( ) ( )12

2

/12/

−−− knRR

c. Pengaruh Variabel Independen Secara Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel eksogen

terhadap variabel endogen secara parsial. Bila t hitung lebih besar atau

lebih kecil dari t tabel atau nilai signifikan lebih kecil dari 5% (α = 5% =

59

Page 75: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

0,05) maka Ho ditolak yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan variabel independen terhadap variabel dependen.

Untuk menghitung t hitung digunakan rumus sebagai berikut:

Di mana:

r = koefisien regresi

n = jumlah variabel

T hitung > T tabel = H0 ditolak, H1 diterima

T hitung < T tabel = H0 diterima, H1 ditolak

Thitung =

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Kebijakan Hutang (Y)

Kebijakan hutang merupakan kebijakan tentang seberapa besar

perusahaan dibiayai oleh hutang. Kebijakan hutang dikonfirmasikan

dengan rasio hutang (debt ratio). Rasio ini menggambarkan besarnya

aktiva perusahaan didanai oleh hutang (Weston dan Copeland, 2000 :

228). Rasio hutang diberi simbol DR dan diukur dengan rumus sebagai

berikut :

60

Page 76: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

2. Struktur Kepemilikan

a. Kepemilikan Manajerial (X1)

Kepemilikan manajerial menggambarkan kepemilikan saham oleh

manajemen perusahaan yang diukur berdasarkan persentase jumlah

saham yang dimiliki oleh pihak manajemen terhadap jumlah saham

yang beredar (Iturriaga dan Sanz dalam Sukmaja, 2009 ; 57). Rasio ini

diberi simbol INSDR.

b. Kepemilikan Institusional (X2)

Kepemilikan institusional merupakan gambaran kepemilikan

saham oleh investor institusi yang diukur berdasarkan persentase

jumlah saham yang dimiliki oleh institusi terhadap jumlah saham yang

beredar (Moh’d, et al).

61

Page 77: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

c. Kepemilikan Publik (X3)

Kepemilikan publik merupakan gambaran kepemilikan saham oleh

masyarakat yang diperoleh dari hasil bagi antara jumlah saham yang

dimiliki masyarakat dengan jumlah saham yang beredar (Moh’d, et

al).

d. Penyebaran Kepemilikan Saham (X4)

Penyebaran kepemilkan saham adalah jumlah kelompok pemegang

saham perusahan dari tahun ke tahun. Variabel ini diberi simbol JML.

3. Variabel Kontrol

a. Profitabilitas (X5)

Profitabilitas diukur dengan menggunakan ROA, yaitu dengan

menggunakan hasil bagi laba bersih sebelum pajak dengan rata-rata

total aktiva (Moh’d, et al).

62

Page 78: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

b. Pertumbuhan Perusahaan (X6)

Pertumbuhan perusahaan diukur dari pertumbuhan total aktiva dari

tahun ke tahun. Rasio ini diberi simbol Growth.

63

Page 79: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Bank Indonesia

a. Status dan Kedudukan Bank Indonesia

Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dalam

melaksanakan tugas dan wewenangnya. Dimulai ketika sebuah

undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia,

dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 6/ 2009.

Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu

lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan / atau pihak

lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-

undang ini.

Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan

dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana

ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan

mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia

64

Page 80: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam

bentuk apapun dari pihak manapun juga.

Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank

Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas

moneter secara lebih efektif dan efisien. Status Bank Indonesia baik

sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan

dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia

berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan

pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat

luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum

perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di

dalam maupun di luar pengadilan.

b. Misi, Visi dan Sasaran Strategis Bank Indonesia

1. Misi Bank Indonesia

Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui

pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas

sistem keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang

yang berkesinambungan.

2. Visi Bank Indonesia

Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya

(kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan

65

Page 81: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

rendah dan stabil.

3. Sasaran Strategis Bank Indonesia

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, Bank Indonesia

menetapkan sasaran strategis jangka menengah panjang, yaitu :

a. Terpeliharanya kestabilan moneter

b. Terpeliharanya stabilitas sistem keuangan

c. Terpeliharanya kondisi keuangan Bank Indonesia yang sehat

dan akuntabel

d. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen moneter

e. Memelihara SSK : (i) melalui efektifitas pengaturan dan

pengawasan bank, surveillance sektor keuangan, dan

manajemen krisis serta (ii) mendorong fungsi intermediasi

f. Memelihara keamanan dan efisiensi sistem pembayaran

g. Meningkatkan kapabilitas organisasi, SDM dan sistem

informasi

h. Memperkuat institusi melalui good governance, efektivitas

komunikasi dan kerangka hukum

i. Mengoptimalkan pencapaian dan manfaat inisiatif Bank

Indonesia.

66

Page 82: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

c. Tujuan dan Tugas Bank Indonesia

1. Tujuan Bank Indonesia

Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia

mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara

kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua

aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa,

serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi,

sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar

rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal

ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai

Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan

demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak

akan dapat diukur dengan mudah.

2. Tugas Bank Indonesia

Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia didukung

oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga

bidang tugas tersebut adalah menetapkan dan melaksanakan

kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem

pembayaran, dan yang terakhir adalah mengatur dan mengawasi

bank. Ketiga bidang tugas tersebut perlu diintegrasi agar tujuan

67

Page 83: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai

secara efektif dan efisien.

d. Struktur Organisasi Bank Indonesia

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Bank Indonesia

DEWAN GUBERNUR

Kantor Bank Indonesia (41)

KANTOR PUSAT

Kantor Perwakilan (4)

Manajemen Intern

Sistem Pembayaran

Moneter Perbankan

2. Institusi Perbankan di Indonesia

Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya berasaskan prinsip

kehati-hatian. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai

penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk

menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan

ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat

banyak.

68

Page 84: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Berdasarkan undang-undang, struktur perbankan di Indonesia, terdiri

atas bank umum dan BPR. Bank umum adalah bank yang dapat

menghimpun dana dari masyarakat dalarn bentuk giro, deposito berjangka,

dan tabungan, memberikan pinjaman dan jasa lalu lintas pembayaran

dalam bidang keuangan kepada masyarakat. Sedangkan Bank Perkreditan

Rakyat (BPR) adalah bank yang menerima simpanan dari masyarakat

hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, atau bentuk lainnya

disamakan dengan itu dan memberikan pinjaman kepada masyarakat.

Perbedaan utama bank umum dan BPR adalah dalam hal kegiatan

operasionalnya. BPR tidak dapat menciptakan uang giral, dan memiliki

jangkauan dan kegiatan operasional yang terbatas. Selanjutnya, dalam

kegiatan usahanya dianut dual bank sistem, yaitu bank umum dapat

melaksanakan kegiatan usaha bank konvensional dan atau berdasarkan

prinsip syariah. Sementara prinsip kegiatan BPR dibatasi pada hanya dapat

melakukan kegiatan usaha bank konvensional atau berdasarkan prinsip

syariah.

69

Page 85: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

B. Deskriptif Analisis

1. Deskriptif Data Sampel

Berdasarkan pengambilan sampel secara purposive sampling, maka

diperoleh data sebagai berikut :

a. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bank Indonesia dan telah go

public selama periode 2004 – 2008, berjumlah 11 perusahaan.

b. Menerbitkan laporan keuangan secara kontinyu selama periode 2004 –

2008 dan mempunyai tahun buku yang berakhir 31 Desember,

berjumlah 11 perusahaan.

c. Perusahaan tidak menunjukkan saldo total ekuitas dan laba negatif

selama periode 2004 – 2008, berjumlah 11 perusahaan.

d. Perusahaan memiliki struktur kepemilikan yang terdiri dari

kepemilikan institusional, dan kepemilikan publik berjumah 11

perusahaan. Dan perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan

manajerial berjumkah 11 perusahaan.

2. Deskriptif Analisis Data

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan menggunakan

bantuan Microsoft Excel 2007 dan SPSS 17.0, untuk dapat mengolah data

dan memperoleh hasil dari variabel-variabel yang diteliti. Penjelasan lebih

lanjut dari variabel-variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :

70

Page 86: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

a. Kebijakan Hutang

Kebijakan hutang merupakan kebijakan tentang seberapa besar

perusahaan dibiayai oleh hutang. Kebijakan hutang dikonfirmasikan

dengan rasio hutang (debt ratio). Rasio ini menggambarkan besarnya

aktiva perusahaan didanai oleh hutang. Rasio hutang diukur dengan

membandingkan total aktiva. Adapun rasio yang diperoleh berdasarkan

perhitungan tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Rasio Hutang

Rasio Hutang

NO KODE 2004 2005 2006 2007 2008

1 BBMI 0.8855 0.8923 0.8893 0.9068 0.9197 2 BBNI 0.8975 0.9048 0.9199 0.9055 0.9136 3 BBRI 0.8855 0.8961 0.9035 0.9162 0.922 4 BABP 0.9275 0.9263 0.9018 0.9127 0.9129 5 BBCA 0.9167 0.9052 0.9078 0.9144 0.9147 6 BDMN 0.8429 0.8388 0.8621 0.858 0.9094 7 BNII 0.8999 0.8936 0.8854 0.8854 0.8775 8 MEGA 0.9361 0.9452 0.935 0.9329 0.898 9 BNGA 0.9254 0.8762 0.9371 0.924 0.8683 10 NISP 0.9026 0.8659 0.8793 0.8755 0.8762 11 BNLI 0.9397 0.9312 0.9036 0.8983 0.9198

Tertinggi 0.9397 0.9452 0.9371 0.9329 0.922 Terendah 0.8429 0.8388 0.8621 0.858 0.8683 Rata-rata 0.9053 0.8977 0.9022 0.9027 0.9029

Sumber : Bank Indonesia (data setelah diolah)

Tabel di atas menunjukkan bahwa rasio hutang tertinggi pada

tahun 2004 dimiliki oleh PT Bank Permata tbk sebesar 0,9397

71

Page 87: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

(93,97%), pada tahun 2005 dimiliki oleh PT Bank Mega tbk sebesar

0.9452 (94,52%), pada tahun 2006 dimiliki oleh PT Bank CIMB

Niaga sebesar 0.9371 (93,71%), dan pada tahun 2008, rasio hutang

tertinggi dimiliki oleh PT Bank Rakyat Indonesia tbk (BRI) yaitu

sebesar 0.922 (92,2%).

Sedangkan rasio hutang terendah pada tahun 2004,2005,2006 dan

2007 dimiliki oleh PT Bank Danamon Indonesia tbk sebesar 0,8429

(84,29%), 0,8388 (83,88%), 0.8621 (86,21%) dan 0,858 (85,8%).

Sedangkan rasio hutang terendah pada tahun 2008 dimiliki oleh PT

Bank CIMB Niaga tbk yaitu sebesar 0.8683 (86,83%).

Dan rata-rata rasio hutang pada tahun 2004 sebesar 0,9053

(90,53%), artinya pada tahun 2004, rata-rata perusahaan perbankan

yang menjadi objek penelitian tersebut rata-rata sebesar 90,53 %, lebih

dari setengah dari aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Dan jika

aset itu tidak digunakan seoptimal mungkin, maka akan meningkatkan

resiko kebangkrutan. Sedangkan pada tahun-tahun berikutnya, rata-rata

rasio hutang tersebut menunjukkan angka: tahun 2005 sebesar 0,8977

(89,77%), tahun 2006 sebesar 0,9022 (90,22%), tahun 2007 sebesar

0,9027 (90,27%) dan tahun 2008 sebesar 0,9029 (90,29%).

b. Struktur Kepemilikan

Struktur kepemilikan terdiri dari kepemilikan manajerial (X1),

kepemilikan institusional (X2), kepemilikan publik (X3), dan jumlah

72

Page 88: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

pemegang saham (X5). Penjelasan lebih lanjut dari variabel struktur

kepemilikan adalah sebagai berikut :

1. Kepemilikan Manajerial (X1)

Kepemilikan manajerial menggambarkan kepemilikan

saham oleh direksi dan komisaris perusahaan. Kepemilikan

manajerial ini diukur dengan persentase jumlah saham yang

dimiliki direksi dan komisaris perusahaan. Rasio ini digunakan

untuk mengetahui proporsi kepemilikan oleh manajemen

perusahaan terhadap jumlah saham beredar.

Data yang diperoleh dari Bank Indonesia menunjukkan

bahwa kepemilikan manajerial perusahaan perbankan nasional

yang menjadi objek penelitian periode 2004-2008 adalah 0% atau

kurang dari 5%. Ini menunjukkan bahwa dengan kepemilikan

manajerial yang rendah, kekuasaan yang dimiliki oleh pihak

manajemen atas perusahaan juga semakin rendah. Hal ini juga

menyebabkan segala tindakan dan keputusan yang dilakaukan oleh

manajer diawasi oleh pihak institusi atau publik.

2. Kepemilikan Institusional (X2)

Kepemilikan institusional menggambarkan kepemilikan

saham oleh investor institusi seperti pemerintah, bank, asuransi,

dan lain sebagainya. Kepemilikan institusional diukur dengan

persentase jumlah saham yang dimiliki oleh investor institusi

73

Page 89: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

terhadap jumlah saham yang beredar. Adapun rasio yang diperoleh

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.2

Struktur Kepemilikan Institusional

KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL NO KODE

2004 2005 2006 2007 2008 1 BBMI 0.6954 0.7876 0.6786 0.6727 0.66972 BBNI 0.9912 0.9912 0.9912 0.7636 0.76363 BBRI 0.5908 0.5816 0.5697 0.5683 0.56794 BABP 0.7328 0.7328 0.7305 0.7305 0.73055 BBCA 0.5627 0.5118 0.5152 0.5152 0.48346 BDMN 0.7626 0.7641 0.7424 0.6805 0.67867 BNII 0.6856 0.6844 0.6242 0.6805 0.97528 MEGA 0.5728 0.5728 0.522 0.5522 0.57829 BNGA 0.6 0.6425 0.9388 0.6313 0.938810 NISP 0.6456 0.7946 0.7946 0.7957 0.819 11 BNLI 0.8927 0.8926 0.8901 0.8901 0.8901

Tertinggi 0.9912 0.9912 0.9912 0.8901 0.9752Terendah 0.5627 0.5118 0.5152 0.5152 0.4834Rata-rata 0.7029 0.7232 0.7270 0.6800 0.7359

Sumber : Bank Indonesia (data setelah diolah)

Struktur kepemilikan saham oleh institusi merupakan

kepemilikan yang dominan. Berdasarkan tabel di atas, rata-rata

kepemilikan saham institusi 0,7029 (70,29%) pada tahun 2004,

0,7232 (72,32%) pada tahun 2005, 0,7270 (72,70%) pada tahun

2006, dan 0,68 (68%) pada tahun 2007 serta 0,7359 (73,59%) pada

tahun 2008.

74

Page 90: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

PT Bank Nasional Indonesia tbk (BBNI) merupakan

perusahaan yang memiliki kepemilikan saham institusi tertinggi

sebesar 0,9912 (99,12%) selama tahun 2004-2006. Pada tahun

2007, kepemilikan saham institusi tertinggi dimiliki oleh PT Bank

Permata tbk, yaitu sebesar 0,8901 (89,01%), sedangkan

kepemilikan saham tertinggi pada tahun 2008 dimiliki oleh PT

Bank Internasional Indonesia tbk yaitu sebesar 0,9752 (97,52%).

Sementara kepemilikan saham institusi terendah adalah PT

Bank Central Asia tbk (BBCA), sebesar 0,5627 (56,27%) pada

tahun 2004, 0,5118 (51,18%) pada tahun 2005, 0,5121 (51,52%)

pada tahun 2006 dan 2007 serta 0,4834 (48,34%) pada tahun 2008.

Dengan kepemilikan institusi yang dominan, menunjukkan

bahwa pemegang saham institusi dapat melakukan monitoring

terhadap kinerja manajemen dengan lebih efektif dan dapat

meningkatkan nilai perusahaan jika terjadi takeover. Selain itu,

meningkatnya kepemilikan saham oleh institusi dapat

mengimbangi kebutuhan terhadap hutang.

3. Kepemilikan Publik (X3)

Kepemilikan publik menggambarkan kepemilikan saham

oleh publik atau masyarakat luas, diukur dengan persentase jumlah

saham yang dimiliki masyarakat. Adapun rasio yang diperoleh dari

indikator-indikator yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut :

75

Page 91: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Tabel 4.3

Struktur Kepemilikan Publik

KEPEMILIKAN PUBLIK NO KODE

2004 2005 2006 2007 2008 1 BBMI 0.3046 0.2124 0.3214 0.3273 0.3303 2 BBNI 0.0088 0.0088 0.0088 0.2364 0.2364 3 BBRI 0.4092 0.4184 0.4303 0.4317 0.4321 4 BABP 0.2672 0.2672 0.2695 0.2695 0.2695 5 BBCA 0.4373 0.4882 0.4848 0.4848 0.5166 6 BDMN 0.2374 0.2359 0.2576 0.3195 0.3214 7 BNII 0.3144 0.3156 0.3758 0.3145 0.248 8 MEGA 0.4272 0.4272 0.478 0.4478 0.4218 9 BNGA 0.4 0.3575 0.0612 0.3687 0.612 10 NISP 0.3544 0.2054 0.2054 0.2043 0.181 11 BNLI 0.1073 0.1074 0.1099 0.1099 0.1099

Tertinggi 0.4373 0.4882 0.4848 0.4848 0.612 Terendah 0.0088 0.0088 0.0088 0.1099 0.1099 Rata-rata 0.2970 0.2767 0.2729 0.3194 0.3344

Sumber : Bank Indonesia (data setelah diolah)

Dari data di atas, struktur kepemilikan saham publik atau

masyarakat pada tahun 2004 memperlihatkan rata-rata sebesar

0,2970 (29,70%), kemudian menurun menjadi 0,2767 (27,67%)

pada tahun 2005, dan 0,2729 (27,29%) pada tahun 2006. Kemudian

pada tahun 2007, rata-rata kepemilikan saham publik mengalami

peningkatan menjadi 0,3194 (31,94%) dan pada tahun 2008,

kepemilikan publik sebesar 0,3344 (33,44%).

Kepemilikan saham publik tertinggi adalah PT Bank

Central Asia tbk (BBCA), yaitu sebesar 0,4373 (43,73%) pada

76

Page 92: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

tahun 2004, 0,4882 (48,82%) pada tahun 2005, dan 0,4848

(48,48%) pada tahun 2006 dan 2007. Sedangkan kepemilikan

saham publik tertinggi pada tahun 2008 adalah PT Bank CIMB

Niaga, yaitu sebesar 0,612 (61,2%).

Kepemilikan saham publik terendah adalah PT Bank

Nasional Indonesia tbk (BBNI) yaitu 0,0088 (0.88%) pada tahun

2004 sampai dengan tahun 2006. Sedangkan pada tahun 2007 dan

2008, kepemilikan saham publik terendah dimiliki oleh PT Bank

Permata tbk, yaitu sebesar 0,1099 (10,99%).

Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

kepemilikan publik perusahaan perbankan yang menjadi objek

penelitian memiliki kepemilikan mulai dari 0,88% hingga 61,2%.

Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan publik dapat

menimbulkan usaha pengawasan dan kontrol yang kuat terhadap

perilaku oportunistik manajer, sehingga pemanfaatan akan aktiva

perusahaan akan semakin efektif dan efisien.

4. Jumlah Kelompok Pemilik Saham (X4)

Jumlah kelompok pemilik saham adalah penyebaran

kepemilikan saham, baik itu kepemilikan saham institusional,

kepemilikan saham manajerial, maupun kepemilikan saham publik

(Erni Masdupi : 2005). Jumlah pemilik saham adalah sebagai

berikut :

77

Page 93: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Tabel 4.4

Jumlah Kelompok Pemegang Saham

JUMLAH PEMEGANG SAHAM NO KODE

2004 2005 2006 2007 2008 1 BBMI 3 3 2 2 2 2 BBNI 2 2 2 2 2 3 BBRI 2 2 2 2 2 4 BABP 3 3 3 3 3 5 BBCA 4 3 4 4 4 6 BDMN 3 3 3 2 2 7 BNII 5 4 3 4 3 8 MEGA 2 2 2 2 2 9 BNGA 2 2 3 2 3 10 NISP 5 3 3 3 3 11 BNLI 4 4 3 3 3

Tertinggi 5 4 4 4 4 Terendah 2 2 2 2 2

Sumber : Bank Indonesia (data setelah diolah)

Dari data di atas, jumlah pemilik saham tertinggi ada 5

orang atau kelompok pemegang saham. Sedangkan jumlah pemilik

saham terendah yaitu 2 orang atau kelompok pemegang saham. Hal

ini disebabkan, jumlah pemegang saham di Bursa Efek Indonesia

terkonsentrasi pada beberapa kelompok pemegang saham (tidak

menyebar).

78

Page 94: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang

1. Profitabilitas (X5)

Profitabilitas menunjukkan kemampuan dari modal yang

diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan

keuntungan dari investor . Profitabilitas diukur dengan

menggunakan return on asset (ROA) yang diperoleh dengan cara

laba sebelum pajak yang diperoleh perusahaan dibagi dengan rata-

rata total aset yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan data,

diperoleh hasil seperti dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.5

ROA

ROA NO KODE

2004 2005 2006 2007 2008 1 BBMI 0.0319 0.0319 0.0047 0.024 0.0269 2 BBNI 0.0245 0.0161 0.0185 0.0085 0.0112 3 BBRI 0.0577 0.0504 0.0436 0.0461 0.0418 4 BABP 0.0127 -0.0124 0.0026 0.0057 0.0009 5 BBCA 0.0321 0.0344 0.038 0.0334 0.0342 6 BDMN 0.0451 0.0426 0.024 0.025 0.0158 7 BNII 0.0235 0.0172 0.0143 0.0123 0.0123 8 MEGA 0.0299 0.0125 0.008 0.0233 0.0198 9 BNGA 0.0291 0.021 0.0227 0.025 0.011 10 NISP 0.025 0.0152 0.0155 0.0131 0.0154 11 BNLI 0.023 0.012 0.012 0.019 0.017

Tertinggi 0.0577 0.0504 0.0436 0.0461 0.0418 Terendah 0.0127 -0.0124 0.0026 0.0057 0.0009 Rata-rata 0.0304 0.0219 0.0185 0.0214 0.0187

Sumber : Bank Indonesia (data setelah diolah)

79

Page 95: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Dari data di atas, rata-rata kemampuan perusahaan untuk

memperoleh profitabilitas tahun 2004 adalah sebesar 0.03034

(3,03%). Kemudian pada tahun 2005, profitabilitas rata-rata

mengalami penurunan menjadi sebesar 0.0219 (2,19%) dan pada

tahun 2006, profitabilitas rata-rata menjadi 0,0185 (1,85%). Namun

pada tahun 2007, profitabilitas rata-rata mengalami peningkatan

menjadi 0,0214 (2,14%) dan pada tahun 2008, profitabilitas rata-

rata kembali menurun menjadi 0,0187 (1,87%).

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa profitabilitas

tertinggi pada tahun 2004 sampai tahun 2008 dimiliki oleh PT

Bank Rakyat Indonesia tbk (BBRI), yaitu sebesar 0,0577 (5,77%)

pada tahun 2004, 0,0504 (5,04%) pada tahun 2005, 0,0436 (4,36%)

pada tahun 2006. Sedangkan pada tahun 2007 dan 2008, berturut-

turut adalah 0,0461 (4,61%) dan 0,0418 (4,18%). Sedangkan

perusahaan yang memiliki profitabilitas terendah adalah Bank ICB

Bumiputera tbk (BABP). Selama 5 tahun berturut-turut sejak tahun

2004 sebesar 0,0127 (1,27%), tahun 2005 sebesar -0,0124 (-

1,24%), tahun 2006 sebesar 0,0026 (0,26%), dan tahun 2007 dan

2008 berturut-turut adalah 0,0057 (0,57%) dan 0,0009 (0,09%).

Dari uraian di atas, diketahui bahwa perusahaan-perusahaan

objek penelitian, mengalami fluktuasi dalam memperoleh profit.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan profitabilitas yang rendah,

kemampuan perusahaan untuk menggunakan hutang relatif besar.

80

Page 96: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

2. Pertumbuhan Perusahaan (X6)

Perusahaan dengan asset yang fleksibel cenderung

menggunakan hutang lebih besar dari pada perusahaan yang

memiliki asset yang tidak fleksibel. Variabel pertumbuhan asset

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan hutang

dengan jaminan jumlah asset yang dimiliki (collateral value of

asset). Rasio ini diukur dari pertumbuhan total aktiva dari tahun ke

tahun. Rasio pertumbuhan perusahaan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

81

Page 97: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Tabel 4.6

Growth

GROWTH NO KODE

2004 2005 2006 2007 2008 1 BBMI -0.0224 0.0545 0.0075 0.1556 0.1033 2 BBNI 0.0347 0.0757 0.1285 0.0725 0.0917 3 BBRI 0.1152 0.1282 0.2065 0.2401 0.1724 4 BABP 0.1438 0.1183 0.2028 0.1467 -0.0093 5 BBCA 0.1061 0.0061 0.1505 0.1888 0.1126 6 BDMN 0.086 0.1367 0.1612 0.081 0.1737 7 BNII 0.0332 0.2438 0.0191 0 0.0466 8 MEGA 0.2583 0.2558 0.1893 0.1127 -0.0013 9 BNGA 0.229 0.2593 0.1096 0.5019 0.0911 10 NISP 0.1339 0.1131 0.1708 0.1644 0.1541 11 BNLI 0.0864 0.0866 0.0841 0.0361 0.2738

Tertinggi 0.2583 0.2593 0.2065 0.5019 0.2738 Terendah -0.0224 0.0061 0.0075 0 -0.0093 Rata-rata 0.1094 0.1343 0.1299 0.1545 0.1098

Sumber : Bank Indonesia (data setelah diolah)

Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan

perusahaan yang menjadi objek penelitian tahun 2004 adalah

0,1094 (10,94%), kemudian pada tahun 2005, pertumbuhan

perusahaan mengalami peningkatan menjadi 0,1343 (13,43%).

Namun, pada tahun 2006, rata-rata pertumbuhan perusahaan

kembali mengalami penurunan menjadi sebesar 0,1299 (12,99%).

Pada tahun 2007, rata-rata pertumbuhan perusahaan 0,1545

(15,45%) dan pada tahun 2008, rata-rata pertumbuhan asset

perusahaan sebesar 0,1098 (10,98%). Peningkatan pertumbuhan

perusahaan akan dapat memberikan peluang yang lebih besar

82

Page 98: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

dalam mengakses pasar modal. Kemudahan dalam mengakses

pasar modal, berarti perusahaan memiliki kemampuan untuk

mendapatkan dana.

Petumbuhan perusahaan tertinggi pada tahun 2004 dimiliki

oleh PT Bank Mega Tbk, yaitu sebesar 0,2583 (25,83%). Pada

tahun 2005, petumbuhan perusahaan tertinggi dimiliki oleh PT

Bank CIMB Niaga tbk, yaitu sebesar 0,2593 (25,93%). Pada tahun

2006, petumbuhan perusahaan tertinggi dimiliki oleh PT Bank

Rakyat Indonesia tbk (BBRI), yaitu sebesar 0,2065 (20,65%).

Sedangkan pada tahun 2007, petumbuhan perusahaan tertinggi

dimiliki oleh PT Bank CIMB Niaga tbk, yaitu sebesar 0,5019

(50,19%), dan pada tahun 2008, petumbuhan perusahaan tertinggi

dimiliki oleh PT Bank Permata tbk, yaitu sebesar 0,2738 (27,38%).

Perusahaan yang memiliki pertumbuhan perusahaan

terendah adalah PT Bank Mandiri tbk, yaitu sebesar -0,0224 (-

2,24%) pada tahun 2004. Sedangkan pada tahun 2005,

pertumbuhan perusahaan terendah dimiliki oleh PT Bank Central

Asia tbk (BBCA), yaitu sebesar 0,0061 (0,61%). Pada tahun 2006,

pertumbuhan perusahaan terendah dimiliki oleh PT Bank Mandiri

tbk, yaitu sebesar 0,0075 (0,75%). Dan pada tahun 2007,

pertumbuhan perusahaan terendah dimiliki oleh PT Bank

Internasional Indonesia tbk, yaitu sebesar 0 %. Pada tahun 2008,

83

Page 99: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

pertumbuhan perusahaan terendah dimiliki oleh PT Bank ICB

Bumiputera, yaitu sebesar – 0,0093 (- 0,93%).

C. Pengujian dan Pembahasan Hipotesis

1. Uji Asumsi Klasik

Metode analisis regresi berganda dikatakan baik apabila memenuhi

asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik seperti :

multikolineritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji bahwa variabel linear

yang tidak bias. Variabel-variabel yang diuji dalam penelitian ini adalah

struktur kepemilikan manajerial, struktur kepemilikan institusional,

struktur kepemilikan publik, jumlah pemegang saham, profitabilitas, dan

pertumbuhan perusahaan.

Setelah dilakukan uji asumsi klasik dengan bantuan program SPSS

17.0, variabel struktur kepemilikan manajerial dikeluarkan karena nilainya

konstan atau tidak mempunyai hubungan dengan variabel dependen. Hal

ini disebabkan karena semua perusahaan yang menjadi objek penelitian

tidak memiliki struktur kepemilikan manajerial.

Akhirnya variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

struktur kepemilikan institusional, struktur kepemilikan publik, jumlah

pemegang saham, profitabiitas, dan pertumbuhan perusahaan.

84

Page 100: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

a. Uji Normalitas

Normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi data dalam

variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan

layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi

normal. Normalitas data dapat dilihat dengan menggunakan kurva

normal P-plot. Data dikatakan normal apabila gambar distribusi dengan

titik-titik data yang menyebar disekitar garis diagonal, dan penyebaran

titik-titik data searah mengikuti garis diagonal.

Uji normalitas dalam model ini menyatakan bahwa data yang ada

tidak terdistribusi secara normal. Hal ini ditunjukkan oleh hasil

pengolahan data dengan SPSS 17.0 menggunakan uji normalitas dengan

melihat grafik normal probability plot.

Gambar 4.2

Grafik Normal Probability Plot

Sumber : output SPSS (data setelah diolah)

85

Page 101: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Dari grafik normal probability plot terlihat titik – titik yang

menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya agak menjauh

dari garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi

menyalahi atau tidak memenuhi asumsi klasik.

Akhirnya penulis menggunakan transformasi data dengan Ln(x)

untuk variabel dependen dan variabel independen. Selanjutnya

dilakukan pengujian dengan grafik dari hasil regresi yang telah

ditransformasi.

Gambar 4.3

Grafik Histogram

Sumber : Output SPSS (data setelah diolah)

Berdasarkan grafik histogram pada gambar 4.2 tampak bahwa

residual terdistribusi secara normal dan berbentuk simetri tidak

menceng ke kanan atau ke kiri atau dapat dikatakan grafik

histogramnya menunjukkan pola distribusi normal.

86

Page 102: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Gambar 4.4

Hasil Uji Normalitas Data

Sumber : Output SPSS (data setelah diolah)

Hasil uji normalitas data di atas, menunjukkan bahwa data

menyebar dan mengikuti arah garis diagonal. Maka, dapat disimpulkan

bahwa model yang digunakan dalam analisis ini telah memenuhi asumsi

normalitas data.

87

Page 103: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

b. Uji Multikolineritas

Uji multikolineritas diperlukan untuk mengetahui ada atau

tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel

independen yang lain dalam suatu model. Kemiripan antar variabel

independen dalam suatu model menyebabkan terjadinya korelasi yang

sangat kuat antara satu variabel independen dengan satu variabel yang

lain. Selain itu, deteksi terhadap uji multikolineritas juga bertujuan

untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan kesimpulan

mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen

terhadap variabel dependen.

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolineritas di dalam model regresi adalah dengan melihat nilai

tolerance dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai variance

inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak

kurang dari 0,1, maka model tersebut dapat dikatakan terbebas dari

multikolineritas.

88

Page 104: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Tabel 4.7

Hasil Uji Multikolineritas

Collinearity Statistic 2004-2008 Tollerance VIF

Kepemilikan Institusional 0,365 2,739 Kepemilikan Publik 0,401 2,494 Jumlah Pemilik saham 0,915 1,093 Pertumbuhan Perusahaan 0,935 1,070 Profitabilitas 0,816 1,226

Sumber : Output SPSS (data setelah diolah)

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai variance inflation factor

(VIF) tidak lebih dari 10 dan niai tolerance tidak kurang dari 0,1. Hal

ini berarti bahwa model ini terbebas dari multikolineritas dan layak

digunakan dalam penelitian.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah di dalam suatu

model regresi, terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode sebelumnya (t-1). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada

masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena adanya observasi

yang berurutan, sepanjang berkaitan satu sama lain. Model regresi yang

baik adalah model yang terbebas dari masalah autokorelasi.

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah autokorelasi

adalah dengan cara sebagai berikut :

89

Page 105: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

1. 1,60 < DW < 2,40. Kesimpulannya tidak terjadi kondisi

autokorelasi.

2. 1,39 < DW < 1,60 atau 2,40 < DW < 2,61. Tidak dapat

disimpulkan (inconclusive).

3. DW < 1,39. Kesimpulannya terjadi autokorelasi negatif.

4. DW > 2,61. Kesimpulannya terjadi autokorelasi positif.

Tabel 4.8

Nilai Durbin Watson

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .539a .291 .217 .0239110 2.015 a. Predictors: (Constant), LNROA, LNJML, LNPUBLIC, LNGROWTH, LNINS b. Dependent Variable: LNDR

Sumber : output SPSS (data setelah diolah)

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson adalah

2,015. Nilai ini terletak antara 1,60 <DW< 2,40. Hal ini berarti bahwa

pada tahun 2004-2008, tidak terjadi masalah autokorelasi. Dengan

demikian, model regresi ini layak dipakai dalam pengujian.

90

Page 106: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji terjadinya

perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode

pengamatan yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang

diprediksi dengan studentized delete residual nilai tersebut. Model

regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki persamaan

residual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang

lain. Atau, adanya hubungan antara nilai yang diprediksi dengan

studentized delete residual nilai tersebut sehingga dapat dikatakan nilai

tersebut homoskedastisitas.

Ada atau tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat

dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut. Analisis pada

gambar scatterplot yang menyatakan model regresi linear berganda

tidak terdapat heteroskedastisitas jika :

1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka

0.

2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3. Penyebran titik-titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

91

Page 107: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Gambar 4.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Output SPSS (data setelah diolah)

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa titik-titik data menyebar di atas,

di bawah, dan di sekitar angka nol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

model regresi berganda ini terbebas dari asumsi klasik

heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.

2. Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisien determinasi (Adjusted R2) merupakan suatu ukuran yang

penting dalam regresi. Hal ini karena Koefisien determinasi (Adjusted

R2) dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang

diestimasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

92

Page 108: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai

Adjusted R2 dikatakan baik jika di atas 0,5. hal ini karena nilai R2

berkisar antara 0 sampai 1.

Nilai Adjusted R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai

Adjusted R2 mendekati 1 berarti variabel-variabel dependen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen. Dengan model regresi linear

berganda, diperoleh hasil pengujian sebagai berikut :

Tabel 4.9

Nilai Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .539a .291 .217 .0239110 a. Predictors: (Constant), LNROA, LNJML, LNPUBLIC, LNGROWTH, LNINS b. Dependent Variable: LNDR

Sumber : Output SPSS (data setelah diolah)

Berdasarkan tabel di atas, nilai koefisien determinasi yang sudah

disesuaikan (adjusted R2) sebesar 0,217. Artinya 21,7% variabel

dependen (rasio hutang) dijelaskan oleh variabel independen seperti

kepemilikan institusional, kepemilikan publik, jumlah pemegang

93

Page 109: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

saham, profitabilitas (ROA), dan pertumbuhan perusahaan (growth).

Sedangkan sisanya 78,3% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel

independen yang digunakan.

b. Pengaruh Variabel Independen Secara Simultan (Uji F)

Uji simultan dengan uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama.

Apabila F hitung lebih besar dari F tabel (F hit > F tab) dan tingkat

signifikannya lebih kecil dari α : 5% (0,05) (sig < α), maka hal itu

menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa

variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh signifikan

terhadap variabel dependen. Dengan model regresi berganda, diperoleh

hasil pengujian sebagai berikut :

Tabel 4.10

Pengujian Variabel Independen secara Simultan

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression .011 5 .002 3.933 .005a

Residual .027 48 .001

1

Total .039 53

a. Predictors: (Constant), LNROA, LNJML, LNPUBLIC, LNGROWTH, LNINS b. Dependent Variable: LNDR

Sumber : Output SPSS (data setelah diolah)

94

Page 110: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Berdasarkan tabel di atas, nilai F hitung sebesar 3,933 dan nilai F tabel

sebesar 2,56. Ini berarti bahwa F hitung > F tabel (3,933 > 2,56). Dan

tingkat signifikasinya lebih kecil dari α : 5% (0,05) (sig < α), maka hal

itu menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa

semua variabel independen seperti : kepemilikan institusonal,

kepemilikan publik, jumlah pemilik saham, profitabilitas, dan

pertumbuhan perusahaan secara simultan mempunyai pengaruh

signifikan terhadap rasio hutang.

c. Pengaruh Variabel Independen Secara Parsial (Uji t)

Uji t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-

masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap

variabel dependen. Apabila T hitung lebih besar dari T tabel (T hit > T tab)

dan nilai signifikan T hitung lebih kecil dari α : 5% (0,05) (sig < α),

berarti terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen secara

parsial dengan variabel dependen. Dengan menggunakan metode

analisis regresi linear berganda, diperoleh hasil sebagai berikut :

95

Page 111: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Tabel 4.11

Pengujian Variabel Independen secara Parsial

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

(Constant) -.203 .033 -6.092 .000

LNINS -.106 .028 -.774 -3.849 .000 .365 2.739

LNPUBLIC -.017 .006 -.603 -3.139 .003 .401 2.494

LNJML .001 .012 .014 .107 .915 .915 1.093

LNROA -.012 .005 -.339 -2.517 .015 .816 1.226

1

LNGROWTH .006 .003 .255 2.026 .048 .935 1.070

a. Dependent Variable: LNDR

Sumber : Output SPSS (data setelah diolah)

Berdasarkan tabel di atas, besarnya pengaruh masing-masing

variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel

dependen dapat dijelaskan sebagai berikut : kepemilikan institusional,

dari pengujian hipotesis menunjukkan bahwa T hitung > T tabel (-3.849 >

1,675) dan tingkat signifikasinya sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf

signifikan α : 5% (0,05) (sig < α). Dengan demikian, secara parsial

hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, kepemilikan

institusional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rasio

hutang. Dan koefisien regresi sebesar – 0,106 menunjukkan hubungan

yang negatif. Artinya, jika terjadi perubahan struktur kepemilikan

96

Page 112: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

institusional sebesar 1%, maka rasio hutang akan mengalami

penurunan sebesar 0,106 (10,6%).

Pada tabel 4.13 diketahui bahwa kepemilikan publik menunjukkan

nilai T hitung > T tabel (- 3.139 > 1,675) dan tingkat signifikasinya

sebesar 0,003 lebih kecil dari taraf signifikan α : 5% (0,05) (sig < α).

Dengan demikian, secara parsial hipotesis H0 ditolak dan hipotesis H1

diterima. Artinya, kepemilikan publik juga mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap rasio hutang. Dan koefisien regresi sebesar – 0,017

juga menunjukkan hubungan yang negatif. Artinya, jika terjadi

perubahan struktur kepemilikan publik sebesar 1%, maka rasio hutang

juga akan mengalami penurunan sebesar 0,017 (1,7%).

Sebaran kepemilikan saham yang diukur dari jumlah pemegang

saham dalam tabel 4.13 diketahui bahwa variabel jumlah kepemilikan

saham menunjukkan nilai T hitung < T tabel (0,107 < 1,675) dan tingkat

signifikasinya sebesar 0,915 lebih besar dari taraf signifikan α : 5%

(0,05) (sig < α). Dengan demikian, secara parsial hipotesis H0 diterima

dan hipotesis H1 ditolak. Artinya, jumlah pemegang saham tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rasio hutang. Dan

koefisien regresi sebesar 0,001 menunjukkan hubungan yang positif.

Artinya, jika terjadi perubahan jumlah pemegang saham sebesar 1%,

maka rasio hutang juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,001

(0,1%).

97

Page 113: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Profitabilitas yang diukur dengan ROA memiliki nilai T hitung > T

tabel (-2,517 > 1,675) dan tingkat signifikasinya sebesar 0,015 lebih

kecil dari taraf signifikan α : 5% (0,05) (sig < α). Dengan demikian,

secara parsial hipotesis H0 ditolak dan hipotesis H1 diterima. Artinya,

kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba (profitabilitas)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rasio hutang. Dan

koefisien regresi sebesar – 0,012 juga menunjukkan hubungan yang

negatif. Artinya, jika terjadi perubahan profitabilitas sebesar 1%, maka

rasio hutang juga akan mengalami penurunan sebesar 0,012 (1,2%).

Variabel pertumbuhan perusahaan (growth) memiliki nilai T hitung >

T tabel (2.026 > 1,675) dan tingkat signifikasinya sebesar 0,048 lebih

kecil dari taraf signifikan α : 5% (0,05) (sig < α). Dengan demikian,

secara parsial hipotesis H0 ditolak dan hipotesis H1 diterima. Artinya,

pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap rasio hutang. Dan koefisien regresi sebesar 0,006

menunjukkan hubungan yang positif. Artinya, jika terjadi perubahan

growth sebesar 1%, maka rasio hutang akan meningkat sebesar 0,006

(0,6%).

Konstanta sebesar -0.203 menyatakan bahwa jika variabel

independen yaitu : kepemilikan institusional, kepemilikan publik,

jumlah pemegang saham, profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan

bernilai tetap atau konstan, maka nilai dari variabel dependen yaitu

rasio hutang adalah sebesar – 0,203 (-20,3%).

98

Page 114: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

D. Interpretasi

Berdasarkan tabel 4.13 di atas, maka dapat disusun persamaan regresi

untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y = – 0,203 - 0,106 X2 - 0,017 X3 + 0,001 X4 - 0,012 X5 + 0.006 X6 + e

Dari hasil pengujian hipotesis, maka dapat diinterpretasikan bahwa dari 5

variabel yang digunakan, ada 4 variabel yang memiliki pengaruh signifikan

terhadap variabel dependen (rasio hutang), yaitu kepemilikan institusional,

kepemilikan publik, profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan. Sementara

variabel jumlah pemegang saham tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen (rasio hutang).

Kepemilikan institusional memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan

terhadap kebijakan hutang perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian

ini konsisten dengan teori dan penelitian yang dilakukan oleh Moh’d et al

(1998), Bathala et al (1994), dan Erni Masdupi (2005). Kehadiran institusional

investor dapat digunakan sebagai alat untuk memonitoring manajemen dalam

rangka untuk meminimumkan biaya keagenan yang ditimbulkan oleh hutang

(agency cost of debt). Hal ini karena kepemilikan oleh institusional merupakan

sumber kekuasaan yang didapat untuk mendukung atau menentang

keberadaan manajemen. Meningkatnya kepemilikan saham oleh institusional

investor juga dapat mengimbangi kebutuhan terhadap hutang. Dengan

demikian, kehadiran institusional investor di dalam perusahaan, akan

99

Page 115: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

berhubungan negatif dengan rasio hutang perusahaan (Shleifer dan Vishny

dalam Faisal : 2003).

Kepemilikan saham oleh publik (masyarakat) juga memiliki pengaruh

yang negatif dan signifikan terhadap rasio hutang. Penelitian ini konsisten

dengan teori dan penelitian yang dilakukan oleh Moh’d et al (1998),

Kepemilikan saham publik yang tinggi dalam perusahaan, maka mereka akan

dapat membantu kepemilikan institusional untuk mengawasi kinerja manajer

dalam penggunaan hutang dan aktifitas operasional perusahaan. Dengan

begitu, manajer dapat menggunakan hutang seoptimal mungkin sehingga

dapat mengurangi biaya keagenan.

Pengaruh penyebaran saham yang diukur dari jumlah kelompok pemegang

saham tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang.

Hal ini disebabkan jumlah pemegang saham di Bursa Efek Indonesia

terkonsentrasi pada beberapa kelompok pemegang saham (tidak menyebar).

Sehingga penyebaran pemegang saham tidak begitu mempengaruhi terhadap

posisi manajemen yang konservatif terhadap penggunaan hutang.

Variabel profitabilitas yang diukur dengan ROA juga memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap rasio hutang. Koefisien regresi sebesar – 0,012 juga

menunjukkan hubungan yang negatif. Artinya, jika terjadi perubahan

profitabilitas sebesar 1%, maka rasio hutang juga akan mengalami penurunan

sebesar 0,012 (1,2%). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan

untuk memperoleh laba yang tinggi akan mengurangi penggunaan hutang

100

Page 116: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

dalam sumber pendanaannya. Hal ini disebabkan ROA yang tinggi

memungkinkan perusahaan melakukan permodalan dengan laba ditahan saja

(Brigham dan Houston, 2006:43). Hasil pengujian hipotesis ini konsisten

dengan teori dan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Myers (1984),

Jensen et al (1992), Moh’d et al (1998), dan Erni Masdupi (2005) yang

mengemukakan bahwa kemampuan perusahaan memperoleh laba mempunyai

pengaruh yang signifikan dan berhubungan negatif dengan rasio hutang.

Variabel pertumbuhan perusahaan (growth) juga mempunyai pengaruh

yang signifikan dan terhadap rasio hutang. Arah hubungannya juga positif.

sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan

dicerminkan oleh pertumbuhan aktivanya. Perusahaan dengan tingkat

pertumbuhan yang cepat harus lebih banyak mengandalkan pada modal

eksternal dimaksudkan untuk mengantisipasi peningkatan di semua bidang.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dikatakan growth rate mempunyai

pengaruh signifikan yang positif terhadap struktur modal (Brigham dan

Houston, 2006:43). Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan

Moh’d, et. al (1998), dan Wahidahwati ( 2001 ) yang menyatakan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan pertumbuhan perusahaan terhadap hutang

dengan pendekatan agency theory. Dalam hal ini perusahaan cenderung untuk

meningkatkan hutang karena perusahaan membutuhkan dana yang besar

seiring pertumbuhannya. Hal ini dikarenakan tidak mencukupinya dana

internal sehingga perusahaan membutuhkan dana eksternal berupa hutang.

101

Page 117: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Dari empat variabel yang signifikan, yaitu kepemilikan institusional,

kepemilikan publik, profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan, maka dapat

dilihat variabel yang paling dominan terhadap kebijakan hutang, yaitu

kepemilikan institusional, karena nilai Betanya paling besar yaitu 0,106.

102

Page 118: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-

bab sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen

(kepemilikan institusional, kepemilikan publik, jumlah pemegang

saham,profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan) terhadap variabel

dependen (kebijakan hutang) secara bersama-sama pada perusahaan

perbankan yang menjadi objek penelitian pada periode 2004 - 2008.

Kepemilikan institusional memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan

terhadap kebijakan hutang perusahaan. Kepemilikan saham oleh publik

(masyarakat) juga memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap

rasio hutang. Pengaruh penyebaran saham yang diukur dari jumlah

kelompok pemegang saham tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kebijakan hutang. Variabel profitabilitas yang diukur dengan

ROA juga memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap rasio

hutang. Variabel pertumbuhan perusahaan (growth) mempunyai pengaruh

yang positif dan signifikan dan terhadap rasio hutang.

2. Dari empat variabel yang signifikan, yaitu kepemilikan institusional,

kepemilikan publik, profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan, maka

103

Page 119: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

dapat dilihat variabel yang paling dominan terhadap kebijakan hutang,

yaitu kepemilikan institusional, karena nilai Betanya paling besar yaitu

0,106.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, meka penulis

mengemukakan beberapa saran yang mungkin bermanfaat, di antaranya :

1. Variabel independen dalam penelitian ini hanya dapat menjelaskan 21,7%

saja terhadap variabel dependen, sehingga untuk penelitian lebih lanjut,

dapat dilakukan dengan mengganti atau menambahkan variabel

independen dengan variabel lain selain variabel yang telah digunakan.

sehingga dapat menjelaskan secara keseluruhan.

2. Memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode penelitian

dengan menambah tahun amatan dan juga memperbanyak jumlah sampel

untuk penelitian yang akan datang.

3. Penelitian ini juga dapat dikembangkan dengan memperluas model

penelitian sebelumnyan. Menggunakan metode dan alat uji yang lebih

lengkap dan akurat sehingga diperoleh kesimpulan yang lebih valid.

104

Page 120: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

C. Implikasi

1. Bagi investor, kebijakan hutang dan struktur kepemilikan dapat dijadikan

pertimbangan dalam menentukan dan memutuskan investasi yang akan

dilaksanakan. Karena setiap investor menginginkan prospek yang baik

bagi perusahaannya di masa depan.

2. Bagi manajemen perusahaan, selain variabel insiders, institutional, dan

public investor yang telah dijelaskan di atas, juga disarankan untuk

mempertimbangkan variabel-variabel lain seperti profitabilitas dan

pertumbuhan perusahaan dalam pengambilan keputusan mengenai

kabijakan hutang perusahaan. Karena faktor-faktor tersebut mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan. Dengan

mempertimbangkan faktor tersebut, diharapkan akan membantu

perusahaan dalam membuat kebijakan tentang tingkat hutang yang optimal

dalam struktur modal perusahaan sehingga dapat meminimumkan biaya

keagenan dan memaksimumkan nilai perusahaan.

3. Bagi akademisi, penelitian ini dapat terus dikembangkan dengan

memperluas sampel penelitian, tidak hanya pada perusahaan perbankan.

Namun juga pada kelompok – kelompok perusahaan yang lainnya. Selain

itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat dikembangkan dengan model

penelitian yang baru.

105

Page 121: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Faisal. 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Kelima. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang.

Ahmad B, Thoriq. 2008. Analisis Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakn Hutang dengan Menggunakan Kontrol Deviden dan Asset pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Http://etd.eprints.ums.ac.id /788/1/B100030447.

Aryasari, Devita. 2005. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham terhadap Kebijakan Utang Perusahaan. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=107567.

Bank Indonesia. 2009. Kajian Stabilitas Keuangan. No. 13, September 2009. Jakarta.

Block, Stanley B. dan Geoffrey A. Hirt. 2000. Foundation of financial management. The McGraw-Hill Compenies, Inc.

Brigham, E.F, Gapenski, E.C dan Daves P.R. 2001. Intermediate Financial Management. USA : The Dryden Press, Harcourt Brace College Pub.

Brigham, E.F dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan, Buku Dua. Jakarta : Erlangga.

------------------------------------------------. 2006. Foundamental of Financial Management, (Dasar-Dasar Manajemen Keuangan) edisi 10. Jakarta : Salemba Empat.

Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.

Copeland, Thomas E. dan J. Fred Weston. 2000. Manajemen Keuangan. Jakarta : Erlangga.

Dewi, Sisca Christianty. 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Deviden. Jurnal bisnis dan akuntansi, Vol. 10, No.1.

Faisal. 2003. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol.5, No.3.

106

Page 122: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Fabozzi, Frank J. dan Pamela P. Peterson. 2003. Financial Management & Analysis. New Jersey: John Wiley & Sons, inc.

Feliana, Yie Ke. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Perusahaan dan Transaksi dengan Pihak-Pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa terhadap Daya Informasi Akuntansi. Makassar: Simposium nasional akuntansi X. www.unhas.ac.id.

Haddad, Muliaman D, dkk.2003. Kajian Mengenai Struktur Kepemilikan Bank di Indonesia. www.bi.go.id.

Hamid, Abdul. 2007 .Buku Panduan Penulisan Skripsi. Jakarta : FEIS UIN Press.

Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Harmono. 2009. Manajemen Keuangan : Berbasis Balance Scorecard Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Haruman, Tendi. 2008. Struktur Kepemilikan, Keputusan Keuangan, dan Nilai Perusahaan. Finance and Banking Journal, Vol. 10, No. 2.

Haryono, Slamet. 2005. Struktur kepemilikan dalam Bingkai Teori Keagenan. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol.5, No.1.

Hendrawaty, Ernie. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajemen Internal Perusahaan, Resiko Bisnis dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Lampung. Http://digilib.unila.ac.id /files/disk1/32/laptunilapp-gdl-res-2009-penelitier-1570-2008_lp_-i.

Herlambang, Wing Istia. 2004. Pengaruh Kepemilikan Saham pada Struktur Modal Perusahaan (Suatu Studi Empiris pada Pasar Modal di Indonesia). Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Http : www.digilib.ui.ac.id /opac/themes/libri2/detail.jsp?id=94130.

Husnan, Suad, dan Enny Pudjiaastuti. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi Ketiga. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Ismiyanti, Fitri dan M. Hanafi Mamduh. 2004. Struktur Kepemilikan, Resiko, dan Kebijakan Hutang : Analisis Persamaan Simultan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.19, No.2.

Isnanta. 2008. Pengaruh Corporate Governancedan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Rac.uii.ac.id.

107

Page 123: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Jensen, Michael C, dan William H. Meckling. 1976. Managerial Behavior, Agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Financial Economic. No.3.

Jensen, Michael C. 1986. Agency Cost of free cash flow, corporate finance, and takeovers. American Economic Review.

Jensen, G.D. Solberg, dan T. Zorn. 1992. Simultaneous Determination Of Insider Ownership, Debt, And Deviden Policies. Journal of Financial and Quantitative Analysis.

Judisseno, Rimsky. 2005. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kasenda, Farid. 2005. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Aktiva Berwujud, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perussahaan dalam Industry Barang Konsumsi di BEJ. Fakultas Ekonomi UI. Http://Garuda.Dikti.Go.Id.

Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta : Rajawali Pers.

---------. 2004. Pemasaran Bank. Jakarta : Kencana Prenada Media.

---------. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya : Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Keown, Arthur J. dan David S. Scott, Jr et al. 2000. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku Dua. Jakarta : Salemba Empat.

Mankiw, Gregory. 2006 Principles of Economics (Pengantar Ekonomi Mikro). Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat.

Masdupi, Erni. 2005. Analisis Dampak Struktur Kepemilikan pada Kebijakan Hutang dalam Mengontrol Konflik Keagenan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.20, No.1. I-Lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataid=8863.

Mayasto, Hartawan Hari. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Struktur Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, dan Jumlah Dewan Komisaris Perusahaan terhadap Pengaturan Laba (Earnings Manajemen). Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. www.ums.ac.id.

Mishkin, Frederic. C. 2008. Ekonomi Uang, Perbankan dan Pasar Keuangan : Edisi 8. Jakarta : Salemba Empat.

Modigliani, Franco, Frank J. Fabozi, dan Michael G. Ferri. 2000. Pasar dan Lembaga Keuangan, Buku Satu. Jakarta : Salemba Empat, Prentice Hall.

108

Page 124: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Moeljadi. 2006. Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Jilid 1. Surabaya : Bayumedia Publishing.

Moh’d, Mahmoud A, Larry G. Perry, dan James N. Rimbey. 1998. The Impact Of Ownership Structure On Corporate Debt Policy : A Time Series Cross-Sectional Analysis. Journal of Finance.

Mugiharta. 2003. Analisis Kepemilikan Saham Manajemen dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Debt to Equity Ratio Di Bursa Efek Jakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. www.eprints.undip.ac.id/8194/1/mugiharta.pdf.

Nugroho, Bhuono Agung. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistic Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta : Andi

Pithaloka, Nina Diah. 2009. Pengaruh Faktor-Faktor Intern Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang: dengan Pendekatan Pecking Order Theory. Fakultas Ekonomi Universitas Lampung. Http://fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/ 0511031013.

Raditya, Firmansyah. 2006. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Persero dan Perbankan Swasta Nasional Go Public. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Www. rac.uii.ac.id/server/document/Public.

Ramadhan, Taufan. 2009. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di BEJ Periode 2004-2006. Fakultas ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Http : //etd.eprints.ums.ac.id.

Rodoni, Ahmad. 2005. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : Center for Sosial Economics Studies.

Sarwono, Jonathan. 2007. Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS. Yogyakarta : Andi

Setiawan, Maman dkk. 2006. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Karakteristik

Perusahaan, dan Karakteristik Tata Kelola Korporasi terhadap Kinerja Perusahaan. Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran. Www.unpad.ac.id.

Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Kelima. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Sjahrial, Dermawan. 2006. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta : Mitra Wacana Media.

109

Page 125: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Sugeng, Bambang.2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Struktur Modal terhadap Kebijakan Inisiasi Dividen Di Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Jurnal ekonomi bisnis tahun 14 no. 1. Www. Fe.um.ac.id.

Sujoko dan Ugy Soebiantoro. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra. http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN.

Sukmaja. 2009. Analisis Dampak Struktur Kepemilikan terhadap Kebijakan Hutang dalam Mengontrol Masalah Keagenan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Susilo, dkk. 2000. Bank & Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Jakarta : Alfabeta

Tarjo. 2005. Analisis Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Publik Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.8, No.1.

Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi Dua. Jakarta: Salemba Empat.

Umar, Husein. 2000. Research Methode in Finance and Banking. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Wahidawati. 2001. Pengaruh kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional pada Kebijakan Hutang Perusahaan : Sebuah perspektif Agency Theory. Simposium Nasional Akuntansi IV.

Weston, J. Fred. 2001. Manajemen Keuangan : Edisi Kesembilan Jilid Satu. Jakarta : Binarupa Aksara.

Wijaya, Faried dan Soetatwo Hadiwigeno. 2000. Lembaga-Lembaga Keuangan dan Bank, Edisi Dua. Yogyakarta : BPPFE.

Van Horne, James. C. 2001. Financial Management and Policy. New Jersey : Prestice Hall, inc.

Van Horne, James C. dan John M. Wachowicz, Jr. 2005. Fundamental of Financial Management. New Jersey : Prestice Hall, inc.

Young, S.David, dan Stephen F. O’byrne. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai. Jakarta : Salemba Empat.

110

Page 126: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

111

Page 127: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Lampiran 1

Daftar Perusahaan Perbankan Nasional

NO NAMA BANK NO NAMA BANK 1 Bank Nasional Indonesia tbk 21 Bank Bukopin 2 Bank Rakyat Indonesia tbk 22 Bank Windu Kentjana 3 Bank Tabungan Negara 23 Bank Century tbk 4 Bank Ekspor Impor 24 Bank Ekonomi Raharja 5 Bank Mandiri tbk 25 Bank Ganesha 6 Bank Antar Daerah 26 Bank Haga 7 Bank Arta Graha 27 Bank Hagakita 8 Bank Arta Niaga Kencana tbk 28 Bank IFI 9 Bank Bumi Arta 29 Bank Kesawan tbk 10 Bank Bumiputera Indonesia 30 Bank Lippo tbk 11 Bank Central Asia tbk 31 Bank Mayapada Internasional 12 Bank Danamon Indonesia tbk 32 Bank Mega tbk 13 Bank Halim Indonesia 33 Bank Niaga tbk 14 Bank Internasional Indonesia 34 Bank NISP tbk 15 Bank Mestika Dharma 35 Bank Permata tbk 16 Bank Metro Express 36 Pan Indonesia Bank tbk 17 Bank Maspion Indonesia 37 Bank swadesi tbk

18 Bank Nusantara Parahyangan tbk 38 Bank Syariah Mandiri

19 Bank Shinta Indonesia 39 Bank Syariah Muamalat Indonesia tbk

20 Bank Buana Indonesia tbk

i

Page 128: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Lampiran 2

TABEL STRUKTUR KEPEMILIKAN PERUSAHAAN

N BANK/TAHUN Institusional Manajerial Publik Jumlah

Pemegang Saham

1 bank mandiri 04 0.6954 0 0.3046 3 2 bank bni 04 0.9912 0 0.0088 2 3 bank bri 04 0.5908 0 0.4092 2 4 bank bumi putera 04 0.7328 0 0.2672 3 5 bank bca 04 0.5627 0 0.4373 4 6 bank danamon 04 0.7626 0 0.2374 3 7 bii 04 0.6856 0 0.3144 5 8 bank mega 04 0.5728 0 0.4272 2 9 bank niaga 04 0.6 0 0.4 2 10 bank nisp 04 0.6456 0 0.3544 5 11 bank permata 04 0.8927 0 0.1073 4 12 bank mandiri 05 0.7876 0 0.2124 3 13 bank bni 05 0.9912 0 0.0088 2 14 bank bri 05 0.5816 0 0.4184 2 15 bank bumi putera 05 0.7328 0 0.2672 3 16 bank bca 05 0.5118 0 0.4882 3 17 bank danamon 05 0.7641 0 0.2359 3 18 bii 05 0.6844 0 0.3156 4 19 bank mega 05 0.5728 0 0.4272 2 20 bank niaga 05 0.6425 0 0.3575 2 21 bank nisp 05 0.7946 0 0.2054 3 22 bank permata 05 0.8926 0 0.1074 4 23 bank mandiri 06 0.6786 0 0.3214 2 24 bank bni 06 0.9912 0 0.0088 2 25 bank bri 06 0.5697 0 0.4303 2 26 bank bumi putera 06 0.7305 0 0.2695 3 27 bank bca 06 0.5152 0 0.4848 4 28 bank danamon 06 0.7424 0 0.2576 3 29 bii 06 0.6242 0 0.3758 3 30 bank mega 06 0.522 0 0.478 2 31 bank niaga 06 0.9388 0 0.0612 3 32 bank nisp 06 0.7946 0 0.2054 3 33 bank permata 06 0.8901 0 0.1099 3 34 bank mandiri 07 0.6727 0 0.3273 2 35 bank bni 07 0.7636 0 0.2364 2 36 bank bri 07 0.5683 0 0.4317 2 37 bank bumi putera 07 0.7305 0 0.2695 3 38 bank bca 07 0.5152 0 0.4848 4

ii

Page 129: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

39 bank danamon 07 0.6805 0 0.3195 2 40 bii 07 0.6805 0 0.3145 4 41 bank mega 07 0.5522 0 0.4478 2 42 bank niaga 07 0.6313 0 0.3687 2 43 bank nisp 07 0.7957 0 0.2043 3 44 bank permata 07 0.8901 0 0.1099 3 45 bank mandiri 08 0.6697 0 0.3303 2 46 bank bni 08 0.7636 0 0.2364 2 47 bank bri 08 0.5679 0 0.4321 2 48 bank bumi putera 08 0.7305 0 0.2695 3 49 bank bca 08 0.4834 0 0.5166 4 50 bank danamon 08 0.6786 0 0.3214 2 51 bii 08 0.9752 0 0.248 3 52 bank mega 08 0.5782 0 0.4218 2 53 bank niaga 08 0.9388 0 0.612 3 54 bank nisp 08 0.819 0 0.181 3 55 bank permata 08 0.8901 0 0.1099 3

iii

Page 130: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Lampiran 3

TABEL PROFITABILITAS DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN

N BANK/TAHUN ROA GROWTH

1 BANK MANDIRI 04 0.0319 -0.0224

2 BANK BNI 04 0.0245 0.0347

3 BANK BRI 04 0.0577 0.1152

4 BANK BUMI PUTERA 040.0127 0.1438

5 BANK BCA 04 0.0321 0.1061

6 BANK DANAMON 04 0.0451 0.086

7 BII 04 0.0235 0.0332

8 BANK MEGA 04 0.0299 0.2583

9 BANK NIAGA 04 0.0291 0.229

10 BANK NISP 04 0.025 0.1339

11 BANK PERMATA 04 0.023 0.0864

12 BANK MANDIRI 05 0.0319 0.0545

13 BANK BNI 05 0.0161 0.0757

14 BANK BRI 05 0.0504 0.1282

15 BANK BUMI PUTERA 05-0.0124 0.1183

16 BANK BCA 05 0.0344 0.0061

17 BANK DANAMON 05 0.0426 0.1367

18 BII 05 0.0172 0.2438

19 BANK MEGA 05 0.0125 0.2558

20 BANK NIAGA 05 0.021 0.2593

iv

Page 131: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

21 BANK NISP 05 0.0152 0.1131

22 BANK PERMATA 05 0.012 0.0866

23 BANK MANDIRI 06 0.0047 0.0075

24 BANK BNI 06 0.0185 0.1285

25 BANK BRI 06 0.0436 0.2065

26 BANK BUMI PUTERA 060.0026 0.2028

27 BANK BCA 06 0.038 0.1505

28 BANK DANAMON 06 0.024 0.1612

29 BII 06 0.0143 0.0191

30 BANK MEGA 06 0.008 0.1893

31 BANK NIAGA 06 0.0227 0.1096

32 BANK NISP 06 0.0155 0.1708

33 BANK PERMATA 06 0.012 0.0841

34 BANK MANDIRI 07 0.024 0.1556

35 BANK BNI 07 0.0085 0.0725

36 BANK BRI 07 0.0461 0.2401

37 BANK BUMI PUTERA 070.0057 0.1467

38 BANK BCA 07 0.0334 0.1888

39 BANK DANAMON 07 0.025 0.081

40 BII 07 0.0123 0

41 BANK MEGA 07 0.0233 0.1127

42 BANK NIAGA 07 0.025 0.5019

43 BANK NISP 07 0.0131 0.1644

44 BANK PERMATA 07 0.019 0.0361

v

Page 132: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

45 BANK MANDIRI 08 0.0269 0.1033

46 BANK BNI 08 0.0112 0.0917

47 BANK BRI 08 0.0418 0.1724

48 BANK BUMI PUTERA 080.0009 -0.0093

49 BANK BCA 08 0.0342 0.1126

50 BANK DANAMON 08 0.0158 0.1737

51 BII 08 0.0123 0.0466

52 BANK MEGA 08 0.0198 -0.0013

53 BANK NIAGA 08 0.011 0.0911

54 BANK NISP 08 0.0154 0.1541

55 BANK PERMATA 08 0.017 0.2738

vi

Page 133: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Lampiran 4

TABEL RASIO HUTANG PERUSAHAAN

N BANK/TAHUN RASIO HUTANG

1 BANK MANDIRI 04 0.8855

2 BANK BNI 04 0.8975

3 BANK BRI 04 0.8855

4 BANK BUMI PUTERA 04 0.9275

5 BANK BCA 04 0.9167

6 BANK DANAMON 04 0.8429

7 BII 04 0.8999

8 BANK MEGA 04 0.9361

9 BANK NIAGA 04 0.9254

10 BANK NISP 04 0.9026

11 BANK PERMATA 04 0.9397

12 BANK MANDIRI 05 0.8923

13 BANK BNI 05 0.9048

14 BANK BRI 05 0.8961

15 BANK BUMI PUTERA 05 0.9263

16 BANK BCA 05 0.9052

17 BANK DANAMON 05 0.8388

18 BII 05 0.8936

19 BANK MEGA 05 0.9452

20 BANK NIAGA 05 0.8762

21 BANK NISP 05 0.8659

22 BANK PERMATA 05 0.9312

vii

Page 134: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

23 BANK MANDIRI 06 0.8893

24 BANK BNI 06 0.9199

25 BANK BRI 06 0.9035

26 BANK BUMI PUTERA 06 0.9018

27 BANK BCA 06 0.9078

28 BANK DANAMON 06 0.8621

29 BII 06 0.8854

30 BANK MEGA 06 0.935

31 BANK NIAGA 06 0.9371

32 BANK NISP 06 0.8793

33 BANK PERMATA 06 0.9036

34 BANK MANDIRI 07 0.9068

35 BANK BNI 07 0.9055

36 BANK BRI 07 0.9162

37 BANK BUMI PUTERA 07 0.9127

38 BANK BCA 07 0.9144

39 BANK DANAMON 07 0.858

40 BII 07 0.8854

41 BANK MEGA 07 0.9329

42 BANK NIAGA 07 0.924

43 BANK NISP 07 0.8755

44 BANK PERMATA 07 0.8983

45 BANK MANDIRI 08 0.9197

46 BANK BNI 08 0.9136

47 BANK BRI 08 0.922

48 BANK BUMI PUTERA 08 0.9129

viii

Page 135: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

49 BANK BCA 08 0.9147

50 BANK DANAMON 08 0.9094

51 BII 08 0.8775

52 BANK MEGA 08 0.898

53 BANK NIAGA 08 0.8683

54 BANK NISP 08 0.8762

55 BANK PERMATA 08 0.9198

ix

Page 136: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Lampiran 5

HASIL REGRESI OUTPUT SPSS

Warnings

For models with dependent variable DR, the following variables are constants or have

missing correlations: MNJ. They will be deleted from the analysis.

Variables Entered/Removed

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 GROWTH, ROA,

JML, PUBLIC,

INSa

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .443a .196 .114 .0227521 2.164

a. Predictors: (Constant), GROWTH, ROA, JML, PUBLIC, INS

b. Dependent Variable: DR

x

Page 137: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Collinearity

Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

(Constant) .992 .044 22.326 .000

INS -.092 .042 -.535 -2.182 .034 .273 3.660

PUBLIC -.058 .041 -.335 -1.428 .160 .298 3.361

JML .000 .004 -.034 -.258 .797 .951 1.052

ROA -.541 .251 -.302 -2.157 .036 .838 1.194

1

GROWTH .062 .036 .231 1.707 .094 .897 1.115

a. Dependent Variable: DR

xi

Page 138: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

xii

Page 139: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

xiii

Page 140: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Lampiran 6

HASIL OUTPUT SPSS SETELAH DITRANSFORMASI

Regression

Variables Entered/Removed

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 LNGROWTH,

LNPUBLIC,

LNJML, LNROA,

LNINSa

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .539a .291 .217 .0239110 2.015

a. Predictors: (Constant), LNGROWTH, LNPUBLIC, LNJML, LNROA, LNINS

b. Dependent Variable: LNDR

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression .011 5 .002 3.933 .005a

Residual .027 48 .001 1

Total .039 53

a. Predictors: (Constant), LNGROWTH, LNPUBLIC, LNJML, LNROA, LNINS

b. Dependent Variable: LNDR

xiv

Page 141: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value -.144344 -.070084 -.103750 .0145646 54

Std. Predicted Value -2.787 2.311 .000 1.000 54

Standard Error of Predicted

Value

.004 .015 .008 .003 54

Adjusted Predicted Value -.145429 -.070629 -.103603 .0154507 54

Residual -.0556045 .0555437 .0000000 .0227552 54

Std. Residual -2.325 2.323 .000 .952 54

Stud. Residual -2.408 2.433 -.003 .991 54

Deleted Residual -.0596145 .0609299 -.0001466 .0247295 54

Stud. Deleted Residual -2.541 2.571 -.004 1.014 54

Mahal. Distance .778 19.117 4.907 4.336 54

Cook's Distance .000 .096 .014 .020 54

Centered Leverage Value .015 .361 .093 .082 54

a. Dependent Variable: LNDR

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

(Constant) -.203 .033 -6.092 .000

LNINS -.106 .028 -.774 -3.849 .000 .365 2.739

LNPUBLIC -.017 .006 -.603 -3.139 .003 .401 2.494

LNJML .001 .012 .014 .107 .915 .915 1.093

LNROA -.012 .005 -.339 -2.517 .015 .816 1.226

1

LNGROWTH .006 .003 .255 2.026 .048 .935 1.070

a. Dependent Variable: LNDR

xv

Page 142: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

Lampiran 7 Charts

xvi

Page 143: M. SAKTI SHOLIKHIN NIM : 106081002445repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/708/1/93547-M... · Penguji proposal . iii. Hari ini, Senin Tanggal Tiga Mei Dua Ribu Sepuluh

xvii