M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide...

24
MODUL WORKSHOP PENGUKURAN ANTENA LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424 Telepon : (021) 7270077, 7270078 ext. 131

Transcript of M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide...

Page 1: M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada -hati dalam percobaan. Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen

M O D U L W O R K S H O P

P E N G U K U R A N A N T E N A

LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424 Telepon : (021) 7270077, 7270078 ext. 131

Page 2: M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada -hati dalam percobaan. Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen

MODUL WORKSHOP PENGUKURAN ANTENA DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI UNIVERSITAS INDONESIA 2015

Page 3: M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada -hati dalam percobaan. Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen

PETUNJUK KESELAMATAN

SETIAP PENGOPERASIAN PERALATAN PRAKTIKUM WAJIB DIDAMPINGI ASISTEN LABORATORIUM. BACALAH BAIK-BAIK

PETUNJUK KESELAMATAN UMUM INI DAN PETUNJUK KESELAMATAN PADA SETIAP MODUL SERTA BERDOA

SEBELUM MELAKUKAN PRAKTIKUM.

Praktikan wajib membaca buku panduan praktikum dan memperhatikan petunjuk keamanan pada setiap modul sebelum melakukan praktikum.Kerusakan peralatan akibat kecerobohan praktikan harus dipertanggungjawabkan.

Harap menyimpan telepon selular atau perangkat elektronik komunikasi lainnya agar dapat fokus berpraktikum. Dilarang bermain telepon selular atau perangkat elektronik komunikasi lainnya selama praktikum.

Selalu berhati-hati pada saat menggunakan perangkat listrik. Matikan peralatan terlebih dahulu sebelum mencabut kabel atau mengubah konfigurasi peralatan praktikum. Hati-hati bahaya listrik statis.

Dilarang makan dan minum selama mengoperasikan peralatan praktikum.

Praktikan wajib mengenakan sepatu yang memadai (menutupi kaki) agar terhindar dari bahaya tersengat listrik dan tertimpa benda-benda dalam praktikum. Praktikan yang tidak bersepatu dilarang mengikuti praktikum, kecuali sakit yang tidak memungkinkan mengenakan sepatu dan atas izin asisten.

JIka terjadi kebakaran, tabung pemadam api terletak di sebelah kiri pintu masuk. Jika terjadi hal-hal yang tidak diharapkan, lakukan prosedur darurat dengan tenang.

Beberapa peralatan praktikum menggunakan frekuensi radio yang tinggi. Hindari kontak radiasi dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada praktikum. Selalu berhati-hati dalam percobaan.

Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen Teknik Elektro.

Dlarang bercanda dan berkelahi di Laboratorium Telekomunikasi selama kegiatan berlangsung. Perhatikan langkah dan gerak ketika sedang bergerak agar tidak menyenggol peralatan.

ASISTEN LABORATORIUM BERHAK MENEGUR ATAU MENINDAK PRAKTIKAN YANG DIANGGAP MEMBAHAYAKAN ATAU MELAKUKAN HAL-

HAL YANG TIDAK SEPATUTNYA SELAMA PRAKTIKUM.

Page 4: M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada -hati dalam percobaan. Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen

MODUL 1

DASAR TEORI

Antena didefinisikan oleh IEEE sebagai “a means for radiating or receiving

radio waves”. Kinerja dan daya guna suatu antena dapat dilihat dari nilai parameter-

parameter antena tersebut. Beberapa dari parameter tersebut saling berhubungan

satu sama lain. Parameter-parameter antena yang biasanya digunakan untuk

menganalisis suatu antena adalah return loss, Voltage Wave Standing Ratio (VSWR),

Impedance bandwidth, keterarahan (directivity), penguatan (gain), pola radiasi dan

polarisasi.

Energi berpindah di sepanjang saluran transmisi dalam bentuk gelombang

electromagnet. Gelombang yang ditimbulkan oleh sumber sinyal dan mengalir pada

saluran transmisi menuju suatu beban disebut sebagai gelombang datang (incident

wave). Jika nilai impedansi beban, ZL, sama dengan nilai impedansi karakteristik

saluran, Z0, maka seluruh energi yang berasala dari sumber akan diserap beban.

Dengan kata lain, jika saluran transmisi dengan panjang terbatas diterminasi dengan

beban yang bernilai ZL = Z0, maka bagi incident wave saluran akan tampak sebagai

saluran dengan panjang tak hingga karena pada semua titik, termasuk pada terminal

beban, perbandingan antara tegangan dan arus akan sama dengan Z0.

Jika impedansi beban tidak sama dengan impedansi karakterisitik saluran,

maka akan terdapat energi yang dipantulkan kembali menuju sumber dalam bentuk

gelombang pantul (reflected wave). Pada Gambar 1.1 ditunjukan gambar suatu

saluran transmisi yang diterminasi oleh beban yang memiliki impedansi berbeda

dengan impedansi saluran.

PENGUKURAN RETURN LOSS, VSWR, DAN SMITH CHART (S11)

Page 5: M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada -hati dalam percobaan. Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen

Gambar 1.1. Saluran Transmisi yang diterminasi oleh beban.

Gelombang pantul akan bersuperposisi dengan gelombang datang dan

membentuk suatu pola saling menguatkan pada suatu titik dan saling melemahkan

pada titik lainnya di saluran transmisi. Superposisi tersebut disebut gelombang berdiri

(standing wave).

Pada saluran transmisi ada dua komponen gelombang tegangan, yaitu

tegangan yang dikirimkan (V0+) dan tegangan yang direfleksikan (V0

-). Perbandingan

antara tegangan yang direfleksikan dengan tegangan yang dikirimkan disebut dengan

koefisien refleksi (Г), yaitu:

0

0

0

0

ZZ

ZZ

V

V

L

LL

Rumus untuk mencari VSWR adalah:

L

LVSWR

1

1

Contoh pola gelombang berdiri pada saluran transmisi terdapat pada Gambar

1.2.

Page 6: M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada -hati dalam percobaan. Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen

Gambar 1.2. Contoh pola gelombang berdiri.

Terjadinya gelombang pantul menunjukan bahwa impedansi beban tidak

sesuai dengan impedansi saluran. Hal tersebut menyebabkan perhitungan besaran

transmisi menjadi rumit. Untuk mempermudah perhitungan digunakan Diagram Smith

(Smith Chart)

Diagram Smith adalah diagram yang digunakan untuk memahami karakteristik

saluran transmisi dan elemen rangkaian microwave. Diagram ini terdiri dari bilangan

riel dan imajiner, dimana komponen riel ditunjukan oleh bentuk lingkaran penuh,

sedangkan komponen imajiner ditunjukan oleh bentuk lengkung. Beberapa

karakteristik saluran transmisi yang dapat dihitung dengan Diagram Smith antara lain

VSWR, impedansi beban, admitansi beban, dan koefisien refleksi. Berdasarkan

Diagram Smith dapat diketahui kondisi saluran transmisi apakah matching atau tidak.

Gambar 1.3 memperlihatkan gambar Diagram Smith.

Page 7: M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada -hati dalam percobaan. Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen

Gambar 1.3. Diagram Smith.

Return loss adalah perbandingan antara amplitudo dari gelombang yang

direfleksikan terhadap amplitudo gelombang yang dikirimkan, atau dapat juga

diartikan sebagai koefisien refleksi yang dinyatakan dalam bentuk logaritmik yang

menunjukan adanya daya yang hilang akibat tidak matchingnya antena dengan

saluran transmisi. Besarnya return loss dirumuskan dengan:

Return loss = -20 10log ιГι

Bandwidth suatu antena didefinisikan sebagai rentang frekuesnsi di mana

kinerja antena yang berhubungan dengan beberapa karakteristik (seperti impedansi

masukan, polarisasi, beamwidth, polarisasi, gain, efisiensi, VSWR, return loss)

memenuhi spesifikasi standar. Contoh mendapatkan bandwidth dari hasil pengukuran

return loss (impedance bandwidth) dapat dilihat pada Gambar 1.4.

Gambar 1.4. Impedance bandwidth

PERALATAN YANG DIGUNAKAN

Pengukuran ini menggunakan peralatan yang terdapat pada Tabel 1.1

No. Nama Alat Jumlah

1 Network Analyzer 1

2 Semi rigid Cable 2

3 Mechanical Calibration Kit 1

4 Antena 1

Page 8: M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada -hati dalam percobaan. Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen

PROSEDUR PERCOBAAN

Kalibrasi alat

Sebelum melakukan pengukuran, kalibrasi alat harus dilakukan agar kondisi

alat ukur kembali sesuai sehingga data pengukuran yang diambil lebih akurat. Berikut

ini adalah prosedur kalibrasi alat ukur Network Analyzer N5230C.

1. Tentukan rentang frekuensi. Pilih menu Stimulus, klik Freq, pilih Start/Stop.

Masukan nilai frekuensi awal dan frekuensi akhir yang dibutuhkan. Langkah

untuk mengatur rentang frekuensi dapat dilihat pada Gambar 1.5. Tampilan

jendela Frequency Start/Stop dapat dilihat pada Gambar 1.6

Gambar 1.5. Pengaturan frekuensi

Page 9: M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada -hati dalam percobaan. Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen

Gambar 1.6. Pengaturan nilai frekuensi awal dan frekuensi akhir.

2. Tentukan number of points. Number of points akan menentukan banyaknya titik

yang diambil nilainya pada pengukuran. Pilih menu Stimulus, klik Sweep, klik

Number of points, lalu pilih 20001

3. Pilih Response, klik Cal, klik Start Cal, pilih Calibration Wizard. Pilih radio

button UNGUIDED pada jendela Calibration Wizard, klik Next. Langkah untuk

memunculkan Calibration Wizard dapat dilihat pada Gambar 1.7. Tampilan

jendela Calibration Wizard dapat dilihat pada gambar 1.8

Gambar 1.7. Memunculkan Calibration Wizard

Page 10: M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada -hati dalam percobaan. Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen

Gambar 1.8. Jendela utama Calibration Wizard.

4. Pilih tipe kalibrasi. Pilih 2 Port Slot untuk pengukuran 2 port antena atau pilih 1

Port Slot untuk pengukuran 1 port antena. Pada modul ini hanya digunakan 1

port, sehingga pilih 1 Port Slot, Klik Next Tampilan jendela Calibration Type

dapat dilihat pada Gambar 1.9.

Gambar 1.9. Menentukan Calibration Type

5. Pilih Calibartion Kit yang digunakan. Pada modul ini digunakan alat kalibrasi

85052D. Klik OK. Tampilan jendela Calibration Kit dapat dilihat pada Gambar

1.10.

Gambar 1.10. Menentukan Calibration Kit

Page 11: M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada -hati dalam percobaan. Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen

6. Pasang terminal Open pada ujung kabel port 1. Klik Open. Ulangi hal yang

sama untuk terminal Short dan Loads. Klik Next. Tampilan jendela saat

kalibrasi dapat dilihat pada Gambar 1.11.

Gambar 1.11a. Kalibrasi beban Open

Page 12: M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada -hati dalam percobaan. Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen

Gambar 1.11b. Kalibrasi beban Short

Gambar 1.11c. Kalibrasi Broadband Load

7. Proses kalibrasi selesai. Klik Finish. Tampilan jendela Calibration Completed

dapat dilihat pada Gambar 1.12. Jika hasil kalibrasi sesuai, pada layar akan

tampak garis lurus di nol seperti Gambar 1.13. Jika garis tersebut belum lurus,

maka proses kalibrasi harus diulangi.

Gambar 1.12. Proses kalibrasi telah selesai.

Page 13: M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada -hati dalam percobaan. Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen

Gambar 1.13. Hasil setelah dilakukan kalibrasi.

Pengukuran Parameter S11.

Berikut ini adalah cara mengukur parameter antena Voltage Standing Wave

Ratio, Return Loss, dan Diagram Smith dengan menggunakan Network Analyzer.

1. Pasang antena pada kabel port 1. Usahakan agar posisi kabel dan antena

selalu sejajar agar dapat dihasilkan pengukuran yang akurat.

2. Ukur Return Loss (parameter S11). Tekan Measure. Tampilan hasil pengukuran

Return Loss dapat dilihat pada Gambar 1.14.

Page 14: M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada -hati dalam percobaan. Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen

Gambar 1.14, Hasil pengukuran S11.

3. Ukur SWR. Tekan Format, pilih SWR. Tampilan hasil SWR dapat dilihat pada

Gambar 1.15.

Page 15: M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada -hati dalam percobaan. Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen

Gambar 1.15. Hasil pengukuran SWR.

4. Ukur Diagram Smith. Tekan Format, pilih Smith Chart. Tampilan hasil

pengukuran Diagram Smith dapat dilihat pada Gambar 1.16.

Page 16: M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada -hati dalam percobaan. Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen

Gambar 1.16. Hasil pengukuran dengan tampilan Smith Chart

Page 17: M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada -hati dalam percobaan. Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen

MODUL 2

1. TUJUAN

Mengetahui parameter Pola Radiasi pada Antena

Mengukur parameter Pola Radiasi pada Antena

2. DASAR TEORI

Pola radiasi atau pola pancar pada sebuah antena didefinisikan sebagai

sebuah fungsi matematis atau sebuah representasi grafis dari sifat radiasi

sebuah antena. Pola radiasi biasanya digambarkan dalam daerah medan jauh

dan ditunjukkan sebuah fungsi koordinat yang memiliki arah

tertentu/direksional. Pola radiasi antena menjelaskan bagaiman antena

meradiasikan energi ke ruang bebas atau bagaimana antena menerima energi.

Pola radiasi antena dapat berupa isotropik, direksional, atau

omnidireksional. Antena isotropik didefinisikan sebagai sebuah antena tanpa

rugi-rugi secara hipotesis yang mempunyai radiasi sama besar ke setiap arah.

Antena dengan pola radiasi omnidireksional adalah antena yang mempunyai

pola radiasi atau pola menerima gelombang elektromagnetik lebih efektif pada

satu bidang saja, namun lemah di bidang yang lain. Gambar 2.1

memperlihatkan ketiga pola radiasi tersebut.

Gambar 2.1. Pola radiasi antena

Bagian-bagian dari pola radiasi dinyatakan sebagai lobe, yang dapat

diklasifikasikan lagi sebagai major lobe/main lobe (utama), minor lobe/side lobe

PENGUKURAN PARAMETER ANTENA : POLA RADIASI

Page 18: M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada -hati dalam percobaan. Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen

(samping), dan back lobe (belakang). Gambar 2.2 berikut menggambarkan

suatu pola radiasi tiga dimensi dengan beberapa lobe.

Gambar 2.2. Bagian-bagian dari pola radiasi yang dinyatakan sebagai lobe

Jika dibuat secara dua dimensi, grafik pola radiasi tersebut dapat

digambarkan ulang seperti pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Representasi dua dimensi bagian-bagian lobe pola radiasi

Major lobe atau disebut juga sebagai main beam didefinisikan sebagai

lobe radiasi yang memiliki arah radiasi maksimum. Pada Gambar 2.2 dan

Page 19: M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada -hati dalam percobaan. Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen

Gambar 2.3, terlihat major lobe mengarah pada arah θ = 0ᵒ. Pada beberapa

jenis antena dengan tipe split-beam antennas, jumlah major lobe dapat lebih

dari satu. Suatu minor lobe/side lobe adalah lobe lain selain major lobe yang

mana intensitasnya lebih lemah daripada major lobe. Back lobe adalah suatu

lobe radiasi yang arahnya berlawanan 180ᵒ terhadap arah major lobe. Minor

lobe biasanya menggambarkan radiasi yang arahnya tidak diinginkan dan perlu

diminimalisasi efeknya.

Daerah di sekitar antena biasanya dibagi menjadi tiga bagian

berdasarkan fungsi distribusi medan terhadap jarak (diperlihatkan pada

Gambar 2.4), yaitu daerah reaktif near-field, daerah radiasi near-field (Fresnel),

dan daerah far-field (Fraunhofer). Daerah reaktif near-field didefinisikan

sebagai bagian dari near-field di sekeliling antena langsung dimana medan

reaktif masih mendominasi. Pada kebanyakan antena, bagian terluar dari

daerah ini biasanya dimulai dari permukaan antena hingga 𝑅 < 0,62√𝐷3/𝜆,

dimana λ adalah panjang gelombang dan D adalah dimensi antena.

Gambar 2.4. Daerah radiasi antena

Daerah radiasi near-field (Fresnel) adalah daerah dimana medan radiatif

mendominasi dan distribusi medan angular bergantung pada jarak terhadap

antena. Daerah ini dimulai pada jarak 𝑅 < 0,62√𝐷3/𝜆 hingga jarak 𝑅 < 2𝐷2/𝜆,

dimana D lebih besar daripada λ.

Daerah far-field (Fraunhofer) adalah daerah dimana distribusi medan

angular tidak lagi bergantung pada jarak terhadap antena. Daerah ini dimulai

pada jarak 𝑅 < 2𝐷2/𝜆 hingga daerah tak berhingga.

Page 20: M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada -hati dalam percobaan. Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen

Hal lainnya yang berkaitan dengan pola radiasi adalah parameter

beamwidth. Beamwidth didefinisikan sebagai jarak angular (sudut) antara dua

buah titik identik di sisi yang berlainan pada pola radiasi maksimum. Pada suatu

pola radiasi antena, terdapat beberapa jenis Beamwidth. Salah satu yang

paling banyak digunakan adalah half-power beamwidth (HPBW) atau -3 dB

beamwidth, yang didefinisikan sebagai suatu sudut antara dua buah arah yang

intensitas radiasinya adalah separuh dari intensitas radiasi penuh pada bidang

yang memiliki radiasi maksimum. Jenis beamwidth lainnya adalah first-null

beamwidth (FNBW), yaitu jarak angular antara dua titik null pertama pola

radiasi. Gambar 2.5 berikut menggambarkan HPBW dan FNBW. Namun

demikian, pada praktik nyatanya, terminologi beamwidth biasanya merujuk

pada HPBW.

Gambar 2.5. HPBW dan FNBW

3. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

Peralatan yang digunakan pada modul ini terdapat pada Tabel 2.1 di bawah ini.

No. Nama Alat Jumlah

1 Network Analyzer 1

2 Semi rigid cable 1

Page 21: M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada -hati dalam percobaan. Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen

3 Rotator 1

4 Komputer 1

5 Perangkat Lunak Semi Automatic Antenna Measurement 1

6 Antena 1

7 Laser Berkaki 1

8 Laser Pengukur Panjang 1

9 Waterpass 1

Tabel 2.1 Alat-alat yang digunakan

4. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Pasang antena yang akan diukur pada rotator di dalam ruang anti gema.

Jarak antara antena pemancar dan antena yang akan diukur harus

dipastikan dalam rentang far-field.

2. Lakukan proses alignment pada antena agar antena yang akan diukur telah

benar-benar di posisi yang tepat.

3. Gunakan laser pengukur panjang untuk mengukur jarak antara antena

referensi dan antena yang akan diukur agar tepat pada rentang far-field.

4. Gunakan laser berkaki untuk memastikan antena yang akan diukur tepat

sejajar dengan antena referensi.

5. Gunakan waterpass untuk memastikan sudut antena referensi sesuai

dengan sudut pola radiasi yang ingin diukur,

6. Koneksikan kabel power adaptor 12 V pada port jack di rotator.

7. Koneksikan kabel USB pada port di rotator dengan PC.

8. Pastikan network analyzer sudah menyala dan terhubung ke PC (port GPIB

USB di belakang PC dan sudah permanen dipasang).

9. Buka perangkat lunak pengukuran semi automatic.exe dan software

penggerak rotator di desktop.

Page 22: M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada -hati dalam percobaan. Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen

Perangkat lunak penggerak rotator

Perangkat lunak akuisisi data pola radiasi

Page 23: M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada -hati dalam percobaan. Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen

10. Ketika dibuka pilih tab Pola Radiasi Measurement.

11. Program berjalan bila tanda panah berwarna hitam.

12. Atur jalur komunikasi untuk kontrol motor (biasanya COM6 karena COM4

digunakan untuk komunikasi rotator)

13. Apabila tidak muncul, tutup programnya lalu buka lagi (kemungkinan

komputer belum memproses jalur komunikasinya) sampai didapatkan jalur

COM tersebut.

14. Atur jalur komunikasi untuk kontrol NA (address-nya adalah GPIB#16)

15. Atur besar frekuensi dan jenis parameter S yang akan diukur.

16. Atur daya NA, dengan menggeser switch ke ON.

17. Akan terdengar suara klik pada NA bila berhasil.

18. Pilih step sudut pengukuran.

19. Tekan tombol Measure untuk tiap derajatnya.

Page 24: M O D U L W O R K S H O P PENGUKURAN ANTENA · dengan tubuh langsung. Dilarang mengintip waveguide pada -hati dalam percobaan. Dilarang merokok di setiap tempat pada lingkungan Departemen

20. Apabila indikator tidak berjalan, maka tekan tombol STOP dan tekan tombol

panah lagi (RUN).

21. Setelah selesai berputar 360 derajat, maka tekan tombol DATA SAVE.

22. Apabila pengukuran telah selesai, browse file hasil pengukuran dan tekan

plot untuk memplot gambar pola radiasi hasil pengukuran.

23. Tekan Save untuk menyimpan gambar pola radiasi hasil pengukuran.

Catatan : Sebelum dilakukan pengukuran, putar rotator antena 360 derajat ke arah

berlawanan dengan arah pengukuran, untuk mencegah terlilitnya kabel yang bisa

mempengaruhi pergerakan rotator.