M Ariandi Henu Airlangga

13
STUDI PERENCANAAN DRAINASE INDUK KOTA BANDA ACEH PADA ZONA II DI KECAMATAN KUTA RAJA DAN BAITURRAHMAN JURNAL Diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.) Disusun Oleh : M. ARIANDI HENU AIRLANGGA NIM. 0710640045 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2014

Transcript of M Ariandi Henu Airlangga

Page 1: M Ariandi Henu Airlangga

STUDI PERENCANAAN DRAINASE INDUK KOTA BANDA

ACEH PADA ZONA II DI KECAMATAN KUTA RAJA DAN

BAITURRAHMAN

JURNAL

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.)

Disusun Oleh :

M. ARIANDI HENU AIRLANGGA

NIM. 0710640045

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

MALANG

2014

Page 2: M Ariandi Henu Airlangga

STUDI PERENCANAAN DRAINASE INDUK KOTA BANDA ACEH

PADA ZONA II DI KECAMATAN KUTA RAJA DAN

BAITURRAHMAN

M. Ariandi Henu A.

1, Janu Ismoyo

2, Very Dermawan

2

1. Mahasiswa Program Sarjana Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

2. Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

e-mail: [email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Kota Banda Aceh mempunyai kondisi topografi yang relatif datar. Hal ini

menjadikan Kota Banda Aceh rawan terhadap banjir, baik banjir genangan maupun banjir

yang diakibatkan oleh meluapnya air sungai Krueng Doy saat terjadi hujan dan pasang.

Studi ini bertujuan untuk menghitung debit rancangan drainase, mengevaluasi

saluran eksisting, mengetahui pengaruh luapan sungai dan pasang surut terhadap kondisi

saluran drainase eksisting dan merencanakan kapasitas tampungan sementara, pompa dan

pintu untuk mengatasi masalah banjir.

Hasil yang diperoleh dari analisa data, debit rancangan kala ulang 10 tahun sebesar

20,248 m3/dtk. Setelah dievaluasi sekitar 72 % saluran drainase eksisting tidak mencukupi

untuk menampung debit rancangan drainase. Dari analisa perhitungan dengan

menggunakan aplikasi HEC-RAS 4.0 kapasitas sungai Krueng Doy tidak mencukupi.

Untuk mengatasi banjir di sungai Krueng Doy ada 3 solusi perencanaan, yaitu membuat

tampungan sementara, simulasi pompa dan pintu. Dari analisa perhitungan di dapatkan

kapasitas tampungan sebesar 52482,928 m3. Dengan simulasi pompa dalam waktu 6 jam

dalam kondisi tampungan terisi setengah terdapat sisa volume sebesar 26524,392 m3. Sisa

dalam tampungan dikeluarkan dengan simulasi pintu. Simulasi pintu dapat dioptimalkan

sampai volume tampungan kosong pada kondisi bukaan pintu 1,25 m dalam waktu 2 jam.

Kata kunci: banjir, drainase, tampungan sementara, topografi

ABSTRACT

Banda Aceh has a relatively flat topography. This makes the city of Banda Aceh is

prone to flooding, both flood inundation and flooding caused by overflowing Krueng Doy

river during the rain and tides.

This study is carried out to calculate discharge drainage design, evaluate existing

drainage channels, determine the effect of overflowing river and tides on existing drainage

channels and to design the capacity of retarding basin, pump and sluice gate to solve the

flood problem.

The results obtained from the analysis of the data 10 years design discharge is

20,248 m3/sec. Approximately 72% of the existing drainage channel is not sufficient to

accommodate the drainage design discharge. From the analysis using HEC-RAS 4.0

application, capacity of Krueng Doy river is insufficient. To solve the flood problem in

Krueng Doy there are 3 design solution, make a retarding basin, pump simulation and

sluice gate. From the analysis and calculation retarding basin capacity is 52482.928 m3.

Simulation pump within 6 hours in a half-full condition, retarding basin contained

remaining volume of 26524.392 m3. The remaining volume in retarding basin removed by

sluice gate. Sluice gate simulation can be optimized until empty volume of opening sluice

gate of 1.25 m within 2 hours.

Keywords: flood, drainage, retarding basin, topography

Page 3: M Ariandi Henu Airlangga

1. PENDAHULUAN

Banjir dan genangan umumnya

disebabkan karena adanya peralihan fungsi

lahan yang semula terbuka menjadi tertutup

oleh bangunan-bangunan pemukiman dan

industri yang mengakibatkan air yang

meresap ke dalam pori-pori tanah terhalang.

Sehingga apabila hujan turun secara

berlebihan menyebabkan limpasan

permukaan dalam jumlah yang lebih besar

dari semula. Selain itu pasang surut air laut

mempunyai pengaruh yang cukup besar

terhadap sistem drainase di wilayah

perkotaan khususnya untuk daerah dataran

rendah yang mengakibatkan genangan

karena air drainase tidak dapat dibuang ke

laut.

Kejadian tsunami tanggal 26 Desember

2004 telah mengakibatkan kerusakan semua

infrastruktur pengairan yang merupakan

usaha pemerintah untuk mengatasi banjir

yang sering melanda Kota Banda Aceh. Hal

ini menjadikan Kota Banda Aceh rawan

terhadap banjir, baik banjir genangan

maupun banjir yang diakibatkan oleh

melimpasnya air sungai yang melewati

Kota Banda Aceh.

Sistem drainase Kota Banda Aceh

dibagi dalam 7 zona penataan drainase

induk yang masing-masing dibatasi oleh

sungai sebagai akhir dari drainase induk

dengan batasan sebagai berikut:

Zona 1 dibatasi oleh Kr. Neng dan

Kr. Doy.

Zona 2 dibatasi oleh Kr. Aceh dan

Kr. Doy.

Zona 3 dibatasi oleh Kr. Kr Aceh.

Zona 4 dibatasi oleh Kr. Daroy dan

Kr. Lhueng Paga.

Zona 5 dibatasi oleh Kr. Titi

Panjang dan Kr. Cut.

Zona 6 dibatasi oleh Kr. Lhueng

Paga dan Kr. Tanjung.

Zona 7 dibatasi oleh Kr. Aceh dan

Kr. Cut.

Wilayah studi adalah zona 2, tepatnya

pada Kecamatan Kuta Raja dan Kecamatan

Baiturrahman.

Kota Banda Aceh mempunyai kondisi

topografi yang relatif datar. Sistem drainasi

merupakan salah satu upaya pemerintah

untuk mengatasi bencana banjir yang sering

melanda Kota Banda Aceh. Pembuatan

saluran-saluran drainase perkotaan yang

bersifat parsial dan sepotong-sepotong serta

tidak satu sistem mengakibatkan kapasitas

pengaliran dan pola aliran saluran drainase

menjadi tidak teratur dan tidak terkontrol,

yang pada akhirnya hanya akan mengalir ke

tempat-tempat yang secara alami lebih

rendah. Kondisi ini mengakibatkan tidak

tertampungnya aliran air drainase.

2. BAHAN DAN METODE

Curah Hujan Rancangan Maksimum

Curah hujan rancangan maksimum

adalah hujan terbesar tahunan yang

mungkin terjadi di suatu daerah dengan

periode kala ulang tertentu.

Pada studi ini perhitungan curah hujan

rancangan menggunakan metode Log

Pearson Type III, dengan persamaan

sebagai berikut (Soewarno, 1995:143):

dengan:

Xlog = nilai logaritma curah hujan

rancangan

Xlog = nilai rata-rata logaritma dari

curah hujan maksimum tahunan

S = nilai deviasi standar

G = merupakan konstanta yang di dapatkan

dari tabel Log Pearson Type III dari

hubungan antara Cs dan periode ulang (T)

Uji Kesesuaian Distribusi

Uji Chi Square

Uji Chi Square dimaksudkan untuk

menentukan apakah persamaan distribusi

peluang yang telah dipilih dapat mewakili

dan distribusi statistik sampel data yang

dianalisis.

Uji Smirnov Kolmogorov

Uji Smirnov Kolmogorov digunakan

untuk membandingkan peluang yang paling

SGXX loglog

Page 4: M Ariandi Henu Airlangga

maksimum antara distribusi empiris dan

distribusi teoritis yang disebut maks.

Analisa Debit Banjir Rancangan Metode

Hidrograf

Metode hidrograf satuan didasarkan

oleh parameter dan karakteristik daerah

pengalirannya. Perhitungan debit banjir

rancangan menggunakan metode HSS

Nakayasu. Beberapa karakteristik parameter

daerah aliran yang diperlukan seperti:

Tenggang waktu dari permulaan hujan

sampai puncak hidrograf (time of peak)

Tenggang waktu dari titik berat hujan

sampai titik berat hidrograf (time lag)

Tenggang waktu hidrograf (time base of

hydrograph)

Luas daerah aliran sungai

Panjang alur sungai utama terpanjang

(length of the longest channel)

Koefisien pengaliran

Rumus dari hidrograf satuan Nakayasu

(Soemarto, 1986:168) adalah:

dengan:

Qp = Debit puncak banjir (m3/det)

Ro = Hujan satuan (mm)

Tp = Tenggang waktu dari permulaan

hujan sampai puncak banjir (jam)

T0,3 = Waktu yang diperlukan oleh

penurunan debit, dari puncak sampai

30% dari debit puncak

A = Luas daerah pengaliran sampai outlet

C = Koefisien pengaliran

Koefisien Pengaliran (C)

Penentuan nilai koefisien pengaliran

suatu daerah yang terdiri dari beberapa tata

guna lahan dilakukan dengan mengambil

angka rata-rata koefisien pengaliran dari

setiap tata guna lahan dengan menghitung

bobot masing-masing bagian sesuai dengan

luas daerah yang diwakilinya. Adapun cara

perhitungannya dengan menggunakan

rumus sebagai berikut (Suhardjono,

1984:23):

n

i

n

i

n

nn

A

AC

AAA

ACACACCm

1

1

1

11

21

2211

.

...

......

dengan:

C = koefisien pengaliran rata-rata

C1, C2, ..., Cn = koefisien pengaliran yang

sesuai kondisi permukaan

A1, A2, ..., An = luas daerah pengaliran

yang disesuaikan kondisi permukaan

Analisa Debit Saluran Rencana Metode

Rasional

Untuk menghitung debit air hujan/banjir

rancangan dalam perencanaan saluran

drainasi digunakan Metode Rasional

(Subarkah, 1980: 48):

Q = 0,278. C. I. A

dengan:

Q = debit banjir maksimum (m3/dt)

C = koefisien pengaliran

I = intensitas hujan rerata selama

waktu tiba banjir (mm/jam)

A = luas daerah pengaliran (km2)

Intensitas Hujan (I)

Intensitas hujan adalah tinggi curah

hujan dalam periode tertentu yang

dinyatakan dalam satuan mm/jam. Dalam

studi ini, rumus empiris untuk menghitung

intensitas hujan dalam menentukan debit

puncak dengan metode Rasional, digunakan

rumus Mononobe (Hadisusanto, 2010:155):

3/2

24 24

24

tc

RI

dengan:

I = intensitas hujan rata –rata selama t

jam (mm/jam)

R24 = curah hujan harian atau hujan

selama 24 jam (mm)

tc = waktu konsentrasi atau waktu tiba

banjir (jam)

Waktu Konsentrasi (Tc)

Waktu konsentrasi suatu DAS adalah

waktu yang diperlukan oleh air hujan yang

jatuh untuk mengalir dari titik terjauh

sampai ke tempat keluaran DAS (titik

kontrol). Salah satu metode untuk

QC A R

T Tp

o

p

3 6 0 3 0 3, ( , ),

Page 5: M Ariandi Henu Airlangga

memperkirakan waktu konsentrasi adalah

rumus yang dikembangkan oleh, (Suripin,

2004:82): 77,0

60

0195,0

S

LTC

dengan:

Tc = waktu konsentrasi (jam)

L = panjang lintasan aliran air hujan di

atas permukaan lahan (m)

S = kemiringan lahan (m/m)

Perhitungan Debit Air Kotor

Di dalam perhituga air kotor diprediksi

berdasarkan kebutuhan air bersih di daerah

studi dan perkiraan besarnya air buangan

sebesar 90% dari kebutuhan air minum

(Suhardjono, 1984). Kebutuhan air bersih

secara umum diperkirakan berkisar antara

150-250 liter/hari/orang untuk keperluan

rumah tangga dan fasilitas umum berkisar

antara 60-90 liter/hari/orang.

Untuk jumlah penduduk sebesar Pn,

maka debit air kotor yang di buang setiam

km2 dapat di hitung sebagai berikut:

Qak = A

qPn.

dengan:

Qak = debit air kotor (l/dt/km2)

Pn = jumlah penduduk

A = luas daerah (km2)

q = jumlah air buangan (l/hari/orang)

Perhitungan Kapasitas Saluran

Perhitungan yang dipakai dalam

menghitung kapasitas saluran drainase

adalah menggunakan rumus Manning

(Chow, 1985:99).

Q = V . A

V = 1/n . R2/3

. S1/2

dengan:

Q = debit air (m3/dt)

V = kecepatan aliran (m/dt)

A = luas penampang basah (m2)

n = koefisien kekasaran Manning

R = jari-jari hidrolis (m)

S = Kemiringan dasar saluran

Kecepatan Aliran

Kecepatan minimum yang diijinkan

adalah kecepatan terendah di mana tidak

boleh terjadi pengendapan partikel dan

dapat mencegah tumbuhnya tanaman air

dalam saluran yang biasanya berkisar antara

0,60-0,90 m/dt (Suhardjono, 1984:25)

Kecepatan maksimum yang diijinkan

adalah kecepatan rata-rata terbesar yang

tidak boleh mengakibatkan penggerusan

terhadap badan saluran (Suhardjono,

1984:25).

Pintu Air

Kapasitas pintu dapat dihitung dengan

persamaan berikut (Kriteria Perencanaan

02, 1986:71):

ghBaQ 2...

dengan:

Q = debit (m3/dtk)

µ = koefisien kekasaran permukaan

dinding pintu

a = bukaan pintu (m)

B = lebar pintu (m)

g = percepatan gravitasi (m/dtk2)

h = kedalaman air di hulu pintu (m)

Dalam kondisi bebas dapat dihitung dengan

persamaan (Soemarto, 1986 : 132): 2/3.. HBCQ

dengan:

Q = debit (m3/dtk)

C = koefisien debit (m1/2

/dtk)

B = lebar pintu (m)

H = tinggi air di hulu (m)

Lokasi Studi

Wilayah studi adalah zona 2, tepatnya

pada Kecamatan Kuta Raja dan Kecamatan

Baiturrahman. Berikut adalah peta dari

wilayah studi zona 2.

Gambar 1. Peta Kota Banda Aceh

Page 6: M Ariandi Henu Airlangga

Gambar 2. Peta Wilayah Studi

Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan untuk

menyelesaikan studi ini sebagai berikut:

1. Peta lokasi studi Kota Banda Aceh.

2. Peta daerah genangan.

3. Peta topografi.

4. Peta tata guna lahan.

5. Data curah hujan, untuk menghitung

debit dengan kala ulang tertentu.

Biasanya dipakai sedikitnya minimal 10

tahunan.

6. Data saluran eksisting.

7. Data jumlah penduduk, untuk

memperkirakan jumlah kebutuhan air

penduduk (liter/orang/hari). Semakin

besar jumlah penduduk maka kebutuhan

airnya juga semakin besar yang berarti

juga air buangannya juga semakin besar

sehingga berpengaruh pada kemampuan

saluran drainase yang sudah ada.

8. Data karakteristik sungai Krueng Doy.

data pasang surut.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Hidrologi

Dari curah hujan harian maksimum

tahunan yang didapat maka selanjutnya

dihitung curah hujan rancangan dengan

menggunakan metode Log Pearson Tipe

III.

Tabel 1. Perhitungan Parameter Statistik

Log Pearson Tipe III.

Sumber: Hasil perhitungan

Tabel 2. Perhitungan Curah Hujan

Rancangan Metode Log Pearson Type III.

Sumber: Hasil perhitungan

Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi

Uji kesesuaian distribusi ini dilakukan

untuk mengetahui apakah pemilihan

distribusi yang digunakan dalam

perhitungan curah hujan rancangan diterima

atau ditolak. Dalam perhitungan ini

menggunakan uji Chi-Kuadrat (Chi

Square) dan uji Smirnov Kolmogorov.

Uji Chi-Kuadrat (Chi-Square)

Tabel 3. Penentuan batas kelas untuk uji

distribusi Chi-Square

Sumber: Hasil perhitungan

Tabel 4. Perhitungan uji distribusi Chi-

Square

Sumber: Hasil perhitungan

Xi

(mm/hari)

1 1997 117 2.0682 0.0006 0.0000

2 1998 103.2 2.0137 0.0062 -0.0005

3 1999 153 2.1847 0.0086 0.0008

4 2000 185 2.2672 0.0306 0.0054

5 2001 176.7 2.2472 0.0240 0.0037

6 2002 117 2.0682 0.0006 0.0000

7 2003 84.6 1.9274 0.0272 -0.0045

8 2004 146.3 2.1652 0.0053 0.0004

9 2005 65.5 1.8162 0.0762 -0.0210

10 2006 145.9 2.1641 0.0052 0.0004

1294.2 20.9221 0.1843 -0.0154

2.0922

-0.7284 -0.7284

0.1431 0.1431

(Log Xi - Log X)3

Standart Deviasi Log, s log X =

No. Tahun Log Xi (Log Xi - Log X)2

Jumlah

Rerata Log Xi = Log X

Koefisien Asimetri Log, Cs =

Kala Ulang (T) P

(tahun) (%)

1 1,010 99.0099 -2.843 0.143 -0.407 2.092 1.685 48.453

2 2 50 0.121 0.143 0.017 2.092 2.109 128.664

3 5 20 0.857 0.143 0.123 2.092 2.215 163.990

4 10 10 1.178 0.143 0.169 2.092 2.261 182.316

5 15 6.6667 1.344 0.143 0.192 2.092 2.285 192.556

6 20 5 1.427 0.143 0.204 2.092 2.296 197.889

7 25 4 1.477 0.143 0.211 2.092 2.304 201.160

8 50 2 1.647 0.143 0.236 2.092 2.328 212.764

9 100 1 1.785 0.143 0.256 2.092 2.348 222.697

Log X rerata Xi (mm/hari)K S log X K*(S log X) Log XiNo.

P K S log X  Xi

(%) (log pearson) (Sd) (mm/hari)

1 25.00 2.0922 0.734 0.143 2.197 157.492

2 50.00 2.0922 0.121 0.143 2.109 128.664

3 75.00 2.0922 -1.391 0.143 1.893 78.182

No  log X rerata log Xi

Expected Observed

No Frequency Frequence Ef - Of (Ef - Of)2/Ef

( Ef ) ( Of )

1 0 - 78.182 2.5 1 1.5 0.900

2 78.182 - 128.664 2.5 4 1.5 0.900

3 128.664 - 157.492 2.5 3 0.5 0.100

4 > 157.492 2.5 2 0.5 0.100

Jumlah 10 10 X2 hit 2.000

Probability (P)

Page 7: M Ariandi Henu Airlangga

Dari perhitungan yang telah dilakukan,

yang disajikan pada Tabel 4 diperoleh nilai

X2

hitung = 2,000. Untuk 5 % dan DK =

1, pada tabel nilai kritis untuk uji Chi-

Squarediperoleh X2cr =3,841. Karena X

2

hitung<X2cr, maka hipotesanya diterima.

Uji Smirnov-Kolmogorov

Tabel 5. Perhitungan Uji Smirnov-

Kolmogorov

Sumber: Hasil perhitungan

Dengan ΔP kritis >ΔP max, maka

hipotesa dapat diterima.

Perhitungan Debit Limpasan Permukaan

Rasional

Perhitungan Intensitas Hujan

Tabel 6. Perhitungan Waktu Konsentrasi

dan Intensitas Hujan

Sumber: Hasil perhitungan

Perhitungan Koefisien Pengaliran (C)

Gambar 3. Peta Penggunaan Tataguna

Lahan dan Nilai Koefisien Pengaliran (Cm)

Perhitungan Debit Limpasan Air Hujan

Tabel 7. Perhitungan debit air hujan dengan

kala ulang 5, 10, 15 dan 20 tahun

Sumber: Hasil perhitungan

Gambar 4. Peta Daerah Layanan Drainase

Perhitungan Debit Air Kotor

Perhitungan Jumlah Penduduk

Gambar 5. Hubungan antara jumlah data

penduduk, metode Eksponensial, metode

Geometri, metode Aritmatik pada

Kecamatan Kuta Raja.

2005 1 0.0909 65.5 1.8162 -0.2760 -1.9282 95.41 0.0459 0.0450

2003 2 0.1818 84.6 1.9274 -0.1648 -1.1517 86.61 0.1339 0.0479

1998 3 0.2727 103.2 2.0137 -0.0785 -0.5487 71.88 0.2812 0.0085

1997 4 0.3636 117 2.0682 -0.0240 -0.1678 59.43 0.4057 0.0421

2002 5 0.4545 117 2.0682 -0.0240 -0.1678 59.43 0.4057 0.0488

2006 6 0.5455 145.9 2.1641 0.0718 0.5020 34.45 0.6555 0.1100

2004 7 0.6364 146.3 2.1652 0.0730 0.5103 34.12 0.6588 0.0225

1999 8 0.7273 153 2.1847 0.0925 0.6462 28.58 0.7142 0.0131

2001 9 0.8182 176.7 2.2472 0.1550 1.0832 12.95 0.8705 0.0523

2000 10 0.9091 185 2.2672 0.1750 1.2225 1.61 0.9839 0.0748

Log xrerata = 92.4429 2.0922 ΔP max = 0.1100

Cs = -0.7284 n = 10

Sd = 0.1431 α = 5%

ΔPcr = 0.409

K ΔP (%)Pr (%) Pt(x)Tahun mPe = 100

m/(n+1) (%)Xi (mm/hari) log Xi log Xi - log Xrerata

No Nama Luas Panjang Waktu I 5 thn I 10 thn I 15 thn I 20 thn

Sal. Saluran A Saluran Konsentrasi 163.9902 182.3161 192.5558 197.8895

(Km2) (m) (s) Tc (Jam) (mm/Jam) (mm/Jam) (mm/Jam) (mm/Jam)

1 GD Kn 0.183 958 0.0006 1.1168 52.8164 58.7186 62.0165 63.7344

2 GD Kr 0.345 967 0.0006 1.1248 52.5651 58.4392 61.7215 63.4311

3 LP Kn 0.291 748 0.0001 1.8406 37.8532 42.0833 44.4469 45.6781

4 LP Kr 0.089 543 0.0006 0.7209 70.7095 78.6112 83.0264 85.3262

5 BP Kr 2 0.054 305 0.0007 0.4360 98.8791 109.9288 116.1029 119.3189

6 BP Kr 1 0.048 518 0.0001 1.3866 45.7206 50.8299 53.6847 55.1717

7 MJ Kr 0.112 1316 0.0007 1.3439 46.6836 51.9005 54.8154 56.3338

8 SJ Kn 0.340 816 0.0002 1.5060 43.2714 48.1069 50.8088 52.2162

9 SJ Kr 0.084 563 0.0002 1.1313 52.3629 58.2144 61.4840 63.1871

10 TU Kr 0.185 1221 0.0002 2.0552 35.1702 39.1004 41.2965 42.4404

11 TU Kn 0.197 1356 0.0002 2.2280 33.3273 37.0516 39.1326 40.2165

Slope

No Nama Luas Panjang Waktu I 5 thn I 10 thn I 15 thn I 20 thn Pengaliran

Sal. Saluran A Saluran Konsentrasi 163.9902 182.3161 192.5558 197.8895 Gabungan 5 thn 10 thn 15 thn 20 thn

(Km2) (m) (s) Tc (Jam) (mm/Jam) (mm/Jam) (mm/Jam) (mm/Jam) (Cm) (m3/dtk) (m3/dtk) (m3/dtk) (m3/dtk)

1 GD Kn 0.183 958 0.0006 1.1168 52.8164 58.7186 62.0165 63.7344 0.83 2.2391 2.4893 2.6291 2.7019

2 GD Kr 0.345 967 0.0006 1.1248 52.5651 58.4392 61.7215 63.4311 0.72 3.6336 4.0397 4.2665 4.3847

3 LP Kn 0.291 748 0.0001 1.8406 37.8532 42.0833 44.4469 45.6781 0.73 2.2348 2.4845 2.6240 2.6967

4 LP Kr 0.089 543 0.0006 0.7209 70.7095 78.6112 83.0264 85.3262 0.72 1.2463 1.3856 1.4635 1.5040

5 BP Kr 2 0.054 305 0.0007 0.4360 98.8791 109.9288 116.1029 119.3189 0.73 1.0908 1.2127 1.2808 1.3163

6 BP Kr 1 0.048 518 0.0001 1.3866 45.7206 50.8299 53.6847 55.1717 0.63 0.3855 0.4286 0.4527 0.4652

7 MJ Kr 0.112 1316 0.0007 1.3439 46.6836 51.9005 54.8154 56.3338 0.79 1.1571 1.2864 1.3586 1.3963

8 SJ Kn 0.340 816 0.0002 1.5060 43.2714 48.1069 50.8088 52.2162 0.72 2.9564 3.2867 3.4713 3.5675

9 SJ Kr 0.084 563 0.0002 1.1313 52.3629 58.2144 61.4840 63.1871 0.57 0.6949 0.7725 0.8159 0.8385

10 TU Kr 0.185 1221 0.0002 2.0552 35.1702 39.1004 41.2965 42.4404 0.74 1.3349 1.4841 1.5675 1.6109

11 TU Kn 0.197 1356 0.0002 2.2280 33.3273 37.0516 39.1326 40.2165 0.67 1.2286 1.3659 1.4426 1.4826

SlopeQah (Debit Air Hujan)

Page 8: M Ariandi Henu Airlangga

Gambar 6. Hubungan antara jumlah data

penduduk, metode Eksponensial, metode

Geometri, metode Aritmatik pada

Kecamatan Baiturrahman.

Perhitungan Debit Air Kotor

Tabel 8. Perhitungan debit air kotor pada

tahun 2021

Sumber: Hasil perhitungan

Perhitungan Debit Total Drainase

Tabel 9. Perhitungan debit total drainase

(Q5, 10, 15 dan 20 Tahun)

Sumber: Hasil perhitungan

Analisa Kapasitas Saluran Drainase

Eksisting Tabel 10. Perhitungan debit drainase

eksisting

Sumber: Hasil perhitungan

Gambar 7. Peta Drainase Eksisting

Evaluasi Debit Rancangan Drainase

Tabel 11. Evaluasi saluran drainase

eksisting terhadap debit rencana dengan

kala ulang 10 tahun

Sumber: Hasil perhitungan

Gambar 8. Peta Evaluasi saluran drainase

kala ulang 10 tahun

Perencanaan Saluran Pembawa

Gambar 9. Peta Perencanaan Saluran

Pembawa kala ulang 10 tahun

No Nama A Lokasi Penduduk Air buangan

Sal. Saluran km2 Kecamatan Jiwa ltr/hari/orang ltr/hari/orang m3/dtk/orang

1 GD Kn 0.183 Kuta Raja 490.2769 135 66187.3846 0.0008

2 GD Kr 0.345 Kuta Raja 922.9144 135 124593.4437 0.0014

3 LP Kn 0.291 Kuta Raja 779.8319 135 105277.3125 0.0012

4 LP Kr 0.089 Kuta Raja 237.1329 135 32012.9473 0.0004

5 BP Kr 2 0.054 Kuta Raja 145.2536 135 19609.2341 0.0002

6 BP Kr 1 0.048 Kuta Raja 128.9372 135 17406.5159 0.0002

7 MJ Kr 0.112 Kuta Raja 300.6219 135 40583.9500 0.0005

8 SJ Kn 0.340 Kuta Raja 909.7709 135 122819.0659 0.0014

9 SJ Kr 0.084 Baiturrahman 748.9683 135 101110.7155 0.0012

10 TU Kr 0.185 Baiturrahman 1651.9871 135 223018.2547 0.0026

11 TU Kn 0.197 Baiturrahman 1764.5935 135 238220.1291 0.0028

Q air kotor

Nama Q Air Kotor

5 thn 10 thn 15 thn 20 thn Qak 5 thn 10 thn 15 thn 20 thn

(m3/dtk) (m3/dtk) (m3/dtk) (m3/dtk) m3/dtk/orang (m3/dtk) (m3/dtk) (m3/dtk) (m3/dtk)

GD Kn 2.2391 2.4893 2.6291 2.7019 0.0008 2.2399 2.4901 2.6299 2.7027

GD Kr 3.6336 4.0397 4.2665 4.3847 0.0014 3.6351 4.0411 4.2680 4.3862

LP Kn 2.2348 2.4845 2.6240 2.6967 0.0012 2.2360 2.4857 2.6252 2.6979

LP Kr 1.2463 1.3856 1.4635 1.5040 0.0004 1.2467 1.3860 1.4638 1.5044

BP Kr 2 1.0908 1.2127 1.2808 1.3163 0.0002 1.0910 1.2129 1.2810 1.3165

BP Kr 1 0.3855 0.4286 0.4527 0.4652 0.0002 0.3857 0.4288 0.4529 0.4654

MJ Kr 1.1571 1.2864 1.3586 1.3963 0.0005 1.1575 1.2868 1.3591 1.3967

SJ Kn 2.9564 3.2867 3.4713 3.5675 0.0014 2.9578 3.2882 3.4727 3.5689

SJ Kr 0.6949 0.7725 0.8159 0.8385 0.0012 0.6960 0.7737 0.8171 0.8397

TU Kr 1.3349 1.4841 1.5675 1.6109 0.0026 1.3375 1.4867 1.5700 1.6135

TU Kn 1.2286 1.3659 1.4426 1.4826 0.0028 1.2314 1.3687 1.4454 1.4854

Q Air Hujan Q Rencana

Saluran

No. Nama Luas Penampang Penampang Basah Jari-jari Kecepatan Debit

A P R V Qeks

m m m2 m m m/dtk m3/dtk

1 GD Kn 1.5 0.75 0.0006 0.025 0.25 1.2656 3.0462 0.4155 0.5456 0.6905

2 GD Kr 2.2 1.1 0.0006 0.025 0.25 2.7225 4.4677 0.6094 0.7042 1.9173

3 LP Kn 1.2 0.52 0.0001 0.025 0.25 0.6916 2.2720 0.3044 0.1810 0.1252

4 LP Kr 2.5 1.06 0.0006 0.025 0.25 2.9309 4.6852 0.6256 0.7167 2.1005

5 BP Kr 2 1.8 0.89 0.0007 0.025 0.25 1.8000 3.6348 0.4952 0.6624 1.1924

6 BP Kr 1 1.5 0.75 0.0001 0.025 0.25 1.2656 3.0462 0.4155 0.2227 0.2819

7 MJ Kr 2 1.06 0.0007 0.025 0.25 2.4009 4.1852 0.5737 0.7307 1.7542

8 SJ Kn 2 0.81 0.0002 0.025 0.1 1.6856 3.6281 0.4646 0.3393 0.5720

9 SJ Kr 2 1.02 0.0002 0.025 0.1 2.1440 4.0502 0.5294 0.3702 0.7937

10 TU Kr 2 0.88 0.0002 0.025 0.25 1.9536 3.8142 0.5122 0.3621 0.7075

11 TU Kn 2 0.9 0.0002 0.025 0.25 2.0025 3.8554 0.5194 0.3655 0.7320

Sal. Salurans

b hzn

No. Nama Luas Penampang Penampang Basah Jari-jari Kecepatan Debit Debit

A P R V Qeks Qrencana

m m m2 m m m/dtk m3/dtk m3/dtk

1 GD Kn 1.5 0.75 0.0006 0.025 0.25 1.2656 3.0462 0.4155 0.5456 0.6905 2.4901 Diperbaiki

2 GD Kr 2.2 1.1 0.0006 0.025 0.25 2.7225 4.4677 0.6094 0.7042 1.9173 4.0411 Diperbaiki

3 LP Kn 1.2 0.52 0.0001 0.025 0.25 0.6916 2.2720 0.3044 0.1810 0.1252 2.4857 Diperbaiki

4 LP Kr 2.5 1.06 0.0006 0.025 0.25 2.9309 4.6852 0.6256 0.7167 2.1005 1.3860 Tetap

5 BP Kr 2 1.8 0.89 0.0007 0.025 0.25 1.8000 3.6348 0.4952 0.6624 1.1924 1.2129 Diperbaiki

6 BP Kr 1 1.5 0.75 0.0001 0.025 0.25 1.2656 3.0462 0.4155 0.2227 0.2819 0.4288 Diperbaiki

7 MJ Kr 2 1.06 0.0007 0.025 0.25 2.4009 4.1852 0.5737 0.7307 1.7542 1.2868 Tetap

8 SJ Kn 2 0.81 0.0002 0.025 0.1 1.6856 3.6281 0.4646 0.3393 0.5720 3.2882 Diperbaiki

9 SJ Kr 2 1.02 0.0002 0.025 0.1 2.1440 4.0502 0.5294 0.3702 0.7937 0.7737 Tetap

10 TU Kr 2 0.88 0.0002 0.025 0.25 1.9536 3.8142 0.5122 0.3621 0.7075 1.4867 Diperbaiki

11 TU Kn 2 0.9 0.0002 0.025 0.25 2.0025 3.8554 0.5194 0.3655 0.7320 1.3687 Diperbaiki

Sal. Saluran

b hz Keterangans n

Page 9: M Ariandi Henu Airlangga

Analisa Perencanaan dan Kapasitas

Tampungan Sementara, pompa dan

Pintu

Dalam studi ini analisa perencanaan dan

kapasitas tampungan sementara diperlukan

karena secara sistem drainase di Zona II,

outlet-outlet saluran tiap daerah layanan

tidak dibuang menuju sungai secara

langsung, melainkan dikumpulkan terlebih

dahulu menuju kolam tampungan

sementara melalui saluran pembawa baru,

yang dilatarbelakangi saat kondisi muara

pasang, sungai tidak mampu untuk

menerima beban tambahan debit dari outlet

drainase, karena muka air sungai saat muara

pasang adalah lebih tinggi dari dasar outlet

saluran drainase, sehingga dapat

menyebabkan genangan/banjir pada saat

hujan turun dan pasang. Kolam tampungan

harus mampu menampung beban volume

debit drainase seluruh sistem drainase

selama waktu hujan dan saat kondisi muka

air laut pasang. Debit rancangan yang

digunakanan adalah saluran SJ Kntamp dan

GD Krtamp dengan menggunakan kala

ulang 10 tahun didapat debit total

rancangan sebesar 16,619 m3/dtk.

Gambar 10. Peta Perencanaan Tampungan

Sementara

Tabel 12. Distribusi debit pada saluran SJ

Kntamp dan GD Krtamp dengan kala ulang

10 tahun

Sumber: Hasil perhitungan

Gambar 11. Pola distribusi jam-jaman

pada tampungan sementara kala ulang 10

tahun

Analisa Kapasitas Pompa pada

Tampungan Sementara

Tabel 13. Perhitungan simulasi saat kondisi

tampungan kosong

Sumber: Hasil perhitungan

Tabel 14. Simulasi kapasitas pompa saat

kondisi tampungan setengah terisi

Sumber: Hasil perhitungan

Analisa Kapasitas Pintu pada

Tampungan Sementara

Pada analisa simuasi kapasitas pompa

masih terdapat sisa volume tampungan

sebesar 26524,39 m3/dtk, dengan tinggi

muka air setelah dipompa sebesar 1,77 m,

saat kondisi volume kolam ½ tampungan

total.. Sisa volume tampungan ini dapat

dibuang dengan menggunakan pintu. Dalam

perencanaan ini, jumlah pintu yang

SJ Kntamp GD Krtamp Debit Total Volume Volume Total Volume

m3/dtk m3/dtk m3/dtk m3 m3 m3

1 0.50 0.35 0.23 0.58 637.16 412.50 1049.66

2 1.00 0.35 0.23 0.58 637.16 412.50 1049.66

3 1.50 0.53 0.34 0.87 955.75 618.74 1574.49

4 2.00 0.88 0.57 1.46 1592.91 1031.24 2624.15

5 2.50 2.12 1.37 3.50 3822.98 2474.97 6297.95

6 3.00 10.09 6.53 16.62 18159.16 11756.11 29915.27

7 3.50 1.24 0.80 2.04 2230.07 1443.73 3673.80

8 4.00 0.71 0.46 1.17 1274.33 824.99 2099.32

9 4.50 0.35 0.23 0.58 637.16 412.50 1049.66

10 5.00 0.35 0.23 0.58 637.16 412.50 1049.66

11 5.50 0.35 0.23 0.58 637.16 412.50 1049.66

12 6.00 0.35 0.23 0.58 637.16 412.50 1049.66

17.70 11.46 29.16 31858.17 20624.75 52482.928Jumlah

Jam keNo.

Q Volume Volume Volume Elevasi h Muka Air Elevasi Muka Air

Drain Drain Komulatif Drain Tampungan Dasar Tampungan

(jam) (m3/dtk) (m3) (m3) (m3) (m) (m) (m)

0.50 0.58 1049.66 1049.66 52482.93 0.50 0.070 0.57

1.00 0.58 1049.66 2099.32 52482.93 0.50 0.140 0.64

1.50 0.87 1574.49 3673.80 52482.93 0.50 0.245 0.74

2.00 1.46 2624.15 6297.95 52482.93 0.50 0.420 0.92

2.50 3.50 6297.95 12595.90 52482.93 0.50 0.840 1.34

3.00 16.62 29915.27 42511.17 52482.93 0.50 2.834 3.33

3.50 2.04 3673.80 46184.98 52482.93 0.50 3.079 3.58

4.00 1.17 2099.32 48284.29 52482.93 0.50 3.219 3.72

4.50 0.58 1049.66 49333.95 52482.93 0.50 3.289 3.79

5.00 0.58 1049.66 50383.61 52482.93 0.50 3.359 3.86

5.50 0.58 1049.66 51433.27 52482.93 0.50 3.429 3.93

6.00 0.58 1049.66 52482.93 52482.928 0.50 3.499 4.00

Waktu

Kapasitas Q drain Volume Volume Volume Elevasi h Muka Air Elevasi Muka Air

Pompa Drain Komulatif Drain Pompa Dasar Setelah di Pompa Tampungan

(jam) (m3/dtk) (m3/dtk) (m3) (m3) (m3) (m3) (m) (m) (m)

0.50 1.25 0.58 1049.66 27291.12 2250 25041.12 0.50 1.67 2.17

1.00 1.25 0.58 1049.66 26090.78 2250 23840.78 0.50 1.59 2.09

1.50 1.25 0.87 1574.49 25415.27 2250 23165.27 0.50 1.54 2.04

2.00 2.25 1.46 2624.15 25789.42 4050 21739.42 0.50 1.45 1.95

2.50 3.25 3.50 6297.95 28037.37 5850 22187.37 0.50 1.48 1.98

3.00 4.25 16.62 29915.27 52102.64 7650 44452.64 0.50 2.96 3.46

3.50 3.25 2.04 3673.80 48126.44 5850 42276.44 0.50 2.82 3.32

4.00 3.25 1.17 2099.32 44375.76 5850 38525.76 0.50 2.57 3.07

4.50 3.25 0.58 1049.66 39575.42 5850 33725.42 0.50 2.25 2.75

5.00 2.25 0.58 1049.66 34775.07 4050 30725.07 0.50 2.05 2.55

5.50 2.25 0.58 1049.66 31774.73 4050 27724.73 0.50 1.85 2.35

6.00 1.25 0.58 1049.66 28774.39 2250 26524.392 0.50 1.77 2.27

Waktu Sisa Tampungan

Page 10: M Ariandi Henu Airlangga

dioperasikasn adalah 2 pintu dengan lebar

masing-masing 1,5 m.

Tabel 15. Perhitungan debit pintu

Sumber: Hasil perhitungan

Gambar 12. Kurva debit pintu sorong

Simulasi Kapasitas Pintu pada

Tampungan Sementara

Tabel 16. Simulasi Kapasitas Pintu Bukaan

Pintu 1,25 m

Sumber: Hasil perhitungan Untuk melakukan pengosongan kolam,

diketahui dalam perhitungan diatas simulasi

pintu dapat optimal sampai tampungan

kosong dengan waktu 2 jam dan bukaan

pintu 1,25 m.

Analisa Kapasitas Sungai

Koefisien Pengaliran

Koefisien pengaliran adalah suatu

variabel yang di dasarkan pada kondisi

daerah pengaliran dan karakteristik hujan

yang jatuh di daerah tersebut. Berdasarkan

lokasi studi yang sebagian terletak di

dataran rendah, maka dalam studi ini di

tetapkan nilai koefisien pengaliran sebesar

0,50.

Distribusi Hujan Jam-Jaman Metode

PSA007

Curah hujan jam-jaman dihitung

menggunakan PSA007 karena metode ini

mengasumsi bahwa hujan tidak terjadi

secara langsung dengan nilai yang

maksimum.

Tabel 17. Distribusi hujan jam-jaman

PSA007

Sumber: Hasil perhitungan Analisa Hidrograf Banjir Rancangan

Tabel 18. Perhitungan waktu lengkung

hidrograf satuan sintetik metode Nakayasu

Sumber: Hasil perhitungan

Gambar 13. Hidrograf Satuan Sintetis

Nakayasu DAS Krueng Doy

H

( m ) (m)

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0.25 0.75 0.863 0.863 0.863 0.863 0.863 0.863 0.863 0.863 0.863

2 0.5 1.00 2.440 1.386 2.440 2.440 2.440 2.440 2.440 2.440 2.440

3 0.75 1.25 4.482 1.697 3.395 4.482 4.482 4.482 4.482 4.482 4.482

4 1 1.50 6.900 1.960 3.920 5.880 6.900 6.900 6.900 6.900 6.900

5 1.25 1.75 9.643 2.191 4.383 6.574 8.766 9.643 9.643 9.643 9.643

6 1.5 2.00 12.676 2.401 4.801 7.202 9.602 12.003 12.676 12.676 12.676

7 1.75 2.25 15.974 2.593 5.186 7.779 10.372 12.964 15.557 15.974 15.974

8 1.85 2.35 17.362 2.666 5.332 7.998 10.664 13.330 15.996 18.662 17.362

No.

Kedalaman Air

di Hulu Pintu

Elevasi Air di

Hulu Pintu

Tinggi Bukaan Pintu

Bukaan Penuh 0.25 0.50 0.75 1.00 1.25 1.50 1.75 1.85

Debit Pintu Sorong (Q)

( m3/det )

Volume Bukaan Pintu Volume Volume Sisa

Tampungan 1.25 Outflow Pintu Tampungan

(jam) (m) (m3) m3/det (m3) (m3) (m) (cm)

0.5 1.768 26524.392 13.330 23993.364 2531.027 0.169 16.874

1 0.169 2531.027 0.478 860.855 1670.172 0.111 11.134

1.5 0.111 1670.172 0.256 461.452 1208.720 0.081 8.058

2 0.081 1208.720 0.158 284.101 924.619 0.062 6.164

Waktu H Tampungan H Tampungan H Tampungan

T5thn T10thn T25thn T50thn T100thn

1 0.50 1.64 1.82 2.01 2.13 2.23

2 1.00 1.64 1.82 2.01 2.13 3.34

3 1.50 2.46 2.73 3.02 3.19 4.45

4 2.00 3.28 4.56 5.03 6.38 7.79

5 2.50 9.84 10.94 13.08 13.83 14.48

6 3.00 48.38 51.96 55.32 56.38 57.90

7 3.50 5.74 6.38 7.04 7.45 7.79

8 4.00 2.46 3.65 5.03 6.38 5.57

9 4.50 1.64 1.82 3.02 3.19 3.34

10 5.00 1.64 1.82 2.01 2.13 2.23

11 5.50 1.64 1.82 2.01 2.13 1.11

12 6.00 1.64 1.82 1.01 1.06 1.11

163.990 182.316 201.160 212.764 222.697

0.5 0.5 0.5 0.5 0.5

81.9951 91.158 100.58 106.382 111.348

No Jam KeHujan Jam-jaman

Probabilitas Hujan

Koef. Pengaliran

Hujan Efektif

Notasi Nilai Notasi Nilai

Qa 0 0.000 Tp 1.719

Qd1 Tp 1.719 Tp + T0,3 3.868

Qd2 Tp + T0,3 3.868 Tp + T0,3 + 1,5T0,3 7.092

Qd3 Tp + T0,3 + 1,5T0,3 7.092 ~ ~Qp . 0,3 [̂(t-Tp+0,5T0,3)/2T0,3]

Lengkung Turun Tahap 1 Qp . 0,3 [̂(t-Tp)/T0,3]

Lengkung Turun Tahap 2 Qp . 0,3 [̂(t-Tp+0,5Tp)/1,5T0,3]

Lengkung Turun Tahap 3

Lengkung Naik Qp . (t/Tp)2,4

Karakteristik Notasi PersamaanAwal Akhir

Page 11: M Ariandi Henu Airlangga

Gambar 14. Hidrograf banjir kala ulang 10

tahun DAS Krueng Doy

Analisa Kapasitas Sungai Krueng Doy

Dalam studi ini perhitungan kapasitas

sungai menggunakan pemodelan HEC-RAS

4.0. Panjang sungai Krueng Doy 5,9 km,

pembagian perpatok 500 m. Debit banjir

rancangan yang digunakan adalah kala

ulang 5 dan 10 tahun, yaitu 90,70 m3/dtk

dan 99,48 m3/dtk. Data pasang surut

tertinggi adalah 1,40 m dan pasang surut

terendah adalah 1,27 m.

Gambar 15. Skema sistem sungai Krueng

Doy

Gambar 16. Cross section pada patok 8

sungai Krueng Doy

Gambar 17. Memasukan data debit banjir

rancangan

Gambar 18. Memasukan data pasang surut

pada reach boundary conditions

Gambar 19. Hasil running pada patok 8

Upaya Penanganan Sungai

Dari analisa diatas dapat disimpulkan

bahwa kapasitas sungai tidak mencukupi

untuk menampung debit banjir rancangan

kala ulang 10 tahun. Sehingga, pada saluran

eksisting drainase debit rancangan tidak

dapat dibuang ke sungai di karenakan

kapasitas sungai yang tidak mencukupi dan

pasang surut yang mengakibatkan muka air

sungai lebih tinggi daripada elevasi outlet

dasar saluran yang mengakibatkan

backwater pada saluran eksisting. Hal ini

Page 12: M Ariandi Henu Airlangga

menyebabkan genangan/banjir pada daerah

drainase tersebut.

Dari permasalahan di atas dapat

diupayakan perbaikan sungai dengan

membuat tanggul sungai.

Gambar 20. Perencanaan tanggul cross

section pada patok 8 sungai Krueng Doy

Gambar 21. Hasil running pada patok 8

setelah perbaikan

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Perencanaan saluran drainase pada studi

ini di maksudkan pada perencanaan saluran

pembawa, dimana saluran pembawa ini

direncanakan karena elevasi muka air

sungai lebih tinggi daripada elevasi outlet

dasar saluran drainase. Dari permasalahan

yang ada dilakukan analisis dan dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari Hasil perhitungan didapatkan debit

total drainase dengan kala ulang 5 tahun

= 18,214 m3/dtk, 10 tahun = 20,248

m3/dtk, 15 tahun = 21,385 m

3/dtk dan 20

tahun = 21,977 m3/dtk.

2. Untuk hasil evaluasi saluran drainase

dengan kala ulang 10 tahun terdapat

saluran drainase yang tidak mencukupi

untuk menerima debit rencana di

antaranya saluran GD Kn, GD Kr, LP

Kn, BP Kr2, BP Kr1, SJ Kn, SJ Kr, TU

Kr dan TU Kn.

3. Pengaruh luapan sungai dan pasang surut

terhadap kondisi saluran drainase

eksisting adalah pada kapasitas sungai

dengan debit rancangan kala ulang 5 dan

10 tahun kapasitas sungai tidak

mencukupi. Sehingga, pada saluran

eksisting drainase debit layanan tidak

dapat dibuang ke sungai di karenakan

muka air sungai lebih tinggi daripada

elevasi outlet dasar saluran yang

mengakibatkan backwater pada saluran

eksisting. Hal ini menyebabkan

genangan/banjir pada daerah drainase

tersebut.

4. Untuk menanggulangi backwater pada

saluran eksisting maka dimensi saluran

direncanakan ulang dan dibuat saluran

pembawa untuk menampung debit

layanan yang akan disalurkan ke

tampungan sementara. Berdasarkan

perhitungan diketahui kapasitas

tampungan sebesar 52482,928 m3.

Jumlah pompa untuk melakukan

pengurangan/pengosongan tampungan

dibutuhkan sebanyak 4 pompa banjir

dengan kapasitas 1,0 m3/dtk dan 1

pompa lumpur dengan kapasitas 0,5

m3/dtk. Pompa yang dioperasikan dalam

waktu 6 jam dalam kondisi tampungan

terisi setengah masih terdapat sisa

tampungan sebesar 26524,392 m3. Sisa

di dalam tampungan dapat dikeluarkan

dengan simulasi pintu. Simulasi pintu

dapat dioptimalkan sampai volume

tampungan kosong pada kondisi bukaan

pintu 1,25 m dalam waktu 2 jam.

Saran

Dari hasil pembahasan dan kesimpulan

yang dicapai dalam studi ini, maka untuk

pengembangan hasil yang lebih baik

disarankan sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan upaya pembersihan

berkala terhadap setiap saluran drainase

agar kapasitas pengaliran tidak

berkurang sehingga saluran mampu

Page 13: M Ariandi Henu Airlangga

menampung debit rancangan dan saluran

drainase yang masih dapat menampung

debit layanan perlu dilakukan

pembersihan sedimen oleh pemerintah

Kota Banda Aceh.

2. Studi ini masih memiliki kekurangan

dikarenakan kualitas data serta

kelengkapan data lapangan masih sangat

terbatas, maka disarankan agar instansi

yang terkait menyempurnakan

kelengkapan inventarisasi data.

3. Studi ini dapat dilanjutkan untuk

pengembangan akademis di Jurusan

Pengairan Fakultas Teknik Brawijaya,

yaitu pada desain perencanaan fisik

tampungan sementara, rencana anggaran

biaya, dan upaya normalisasi pada

kapasitas sungai Krueng Doy.

DAFTAR PUSTAKA

Chow, Ven Te. 1985. Hidrolika Saluran

Terbuka, Jakarta: Erlangga.

DPU Dirjen Pengairan RI. 1986. Standar

Perencanaan Irigasi (Kriteria

Perencanaan-02), Jakarta.

Hadisusanto, Nugroho. 2010. Aplikasi

Hidrologi, Jogja: Mediautama.

Subarkah, Imam. 1980. Hidrologi Untuk

Perencanaan Bangunan Air,

Bandung: Idea Dharma

Soemarto, CD. 1986. Hidrologi Teknik,

Surabaya: Usaha Nasional.

Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi

Metode Statistik untuk Analisa

Data, Bandung: Nova.

Suhardjono. 1984. Drainasi. Fakultas

Teknik Universitas Brawijaya.

Malang.

Suripin. 2004. Sistem Darinase Perkotaan

Yang Berkelanjutan, Yogyakarta:

Andi.