Ly Fairuzah Aisyah-fsh

122
SKRIPSI TINJAUAN EKONOMI ISLAM TERHADAP USAHA BISNIS BUSANA MUSLIM (Studi Pada CV. Azka Syahrani Collection) Skripsi Ini Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (Se.Sy) Oleh Ly Fairuzah Aisyah Nim: 106046101650 KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH PROGRAM STUDY MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM ) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 M/ 2011 H

Transcript of Ly Fairuzah Aisyah-fsh

Page 1: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

SKRIPSI

TINJAUAN EKONOMI ISLAM TERHADAP

USAHA BISNIS BUSANA MUSLIM

(Studi Pada CV. Azka Syahrani Collection)

Skripsi

Ini Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (Se.Sy)

Oleh

Ly Fairuzah Aisyah

Nim: 106046101650

KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH

PROGRAM STUDY MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM )

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 M/ 2011 H

Page 2: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

TINJAUAN SISTEM EKONOMI ISLAM

TERHADAP USAHA BISNIS BUSANA MUSLIM

(Studi Pada CV. Azka Syahrani Collection)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh :

LY FAIRUZAH AISYAH

NIM: 106046101650

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd Sri Hidayati, M. Ag

NIP. 195607121981031003 NIP.197102151997032002

K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H

PROGRAM STUDI MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM )

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1432 H / 2011 M

Page 3: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “TINJAUAN SISTEM EKONOMI ISLAM TERHADAP

USAHA BISNIS BUSANA MUSLIM (STUDI PADA AZKASYAH COLLECTION)” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 21 September 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program

Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 21 September 2011

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,

Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM.

NIP: 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

1. Ketua : Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH.,

MA., MM

NIP. 197107011998032002

2. Sekretaris : Mu’min Rauf, S.Ag., M.A.

NIP. 150281979

3. Pembimbing I : Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd

NIP. 195607121981031003

4. Pembimbing II : Sri Hidayati, M. Ag

NIP: 197102151997032002

5. Penguji I : Dr. Mamat S.Burhanuddin, MA.

NIP: 197006051998031005

6. Penguji II : Dr. Syahrul A’dam, M.Ag.

NIP:

Page 4: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Ciputat, 23 Syawal 1432 H

21 September 2011 M

LY FAIRUZAH AISYAH

Page 5: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

vi

KATA PENGANTAR

Tak ada kata yang tepat yang dapat diuntaikan Penulis, selain

mengucapkan “Alhamdulillah”, Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan cahaya ilmu-Nya. Atas berkat Rahmatnya pulalah, Penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Dialah sang Motivator sejati yang selalu mendorong

Penulis untuk terus berusaha menuntaskan kewajiban dan tanggung jawab mulia

ini. Serta shalawat dan salam semoga selalu tercurah ke hadirat Rasul pembawa

cahaya, Muhammad SAW. Di balik terselesaikannya skripsi dengan judul

“Tinjauan Sistem Ekonomi Islam Terhadap Usaha Bisnis Busana Muslim

(Studi Pada Azkasyah Collection)”, maka penulis ingin mengucapkan terima

kasih terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H.M. Amin Suma, SH, MA, MM., Selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu DR. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak H. Ah. Azharudin Lathif, M.Ag, MH,

Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd dan Sri Hidayati, M. Ag, Dosen

Pembimbing I dan II atas segenap waktu, dan pengarahan dalam membimbing

penulis hingga akhir penulisan skripsi ini.

Page 6: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

vii

4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu yang telah

didapat oleh penulis dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

5. Kepada Ibu Hj. Leony Anwar, Bpk. Hilman Istijadi dan segenap karyawan

terima kasih atas jasa-jasa dan waktu luang yang telah diberikan kepada

Penulis untuk dapat memperoleh data, semoga bisnis yang ibu jalankan dapat

berkembang, success selalu dan mendapatkan barakah dari Allah swt.

6. Ayahanda tercinta Hasan Luthfy At-Tamimy, M. Ag, dan Ibunda tersayang

Haimah Tus’Sadiah, karena doa, kesabaran, kasih sayang dan motivasi yang

diberikan kepada penulis, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini hingga

akhir.

7. Teruntuk kakakku yang sangat penulis cintai, yaitu K’ Abdi Al-Motivator,

terima kasih atas dukungannya baik moril maupun materil. Adik-adikku yang

mewarnai duniaku, Fanny Yati El-Mawaddah dan Tamim Falaky Dhuha,

terima kasih atas dukungannya yang diberikan kepada penulis selama

penyelesaian skripsi ini.

8. Sahabat-sahabatku di kampus UIN Juli, Neneng, Liana, Iim, Mimi, Mumu,

Azhar, Uqoh, Inayah, Rizal, Irwan, Irfan, Lina, Nova, Nilna, Nadia, Nailus,

Lia, Murni, Roni, Wiwi, Saman, Jazuli, Sukron, Lilis, Dini, Mujib, Defri, M.

Ismail, Ismail yang selama 4 tahun bersama menjalani studi.

9. Seluruh sahabat-sahabat KKN ku, Ali, Ajid, Amri, Naldy, Iqbal, Zahrah, Jumi,

Rian, Yoga, Salim dan Rosi, terima kasih banyak atas jasa kalian dalam

Page 7: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

viii

menjalani segala aktivitas selama sebulan untuk sama-sama mendapatkan

nilai.

10. Teman-teman di Program Studi Muamalat Perbankan Syariah angkatan 2006,

yang telah menemani penulis selama menimba ilmu di perkuliahan.

11. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi

ini baik moril maupun materil yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Jazakumullahu Khairul Jaza.

Ciputat, 23 Syawal 1432 H

21 September

2011 M

LY FAIRUZAH AISYAH

Page 8: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

ix

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah .......................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 6

D. Review Studi Terdahulu ..................................................................... 7

E. Metode Penelitian ............................................................................... 8

F. Subjek Penelitian ................................................................................ 10

G. Sistematika Penelitian ........................................................................ 11

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Sistem, Nilai dan Tujuan Ekonomi Islam .......................................... 13

1. Pengertian antara Ilmu Ekonomi dengan Sistem Ekonomi .......... 13

2. Nilai-Nilai Dasar Ekonomi Islam ................................................ 15

3. Nilai-Nilai Instrumen Ekonomi Islam ......................................... 19

4. Tujuan Ekonomi Islam ................................................................ 26

B. Bisnis Dalam Islam ............................................................................ 27

1. Pengertian Bisnis Islami .............................................................. 27

2. Teori Produksi Dalam Islam ....................................................... 29

3. Teori Distribusi Dalam perspektif Islam ..................................... 32

4. Manajemen Keuangan Islam ....................................................... 34

Page 9: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

x

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Deskripsi Perusahaan CV. AzkaSyah (Azka Syahrani) Collection .. 38

B. Sejarah Pendirian dan Perkembangan ................................................ 39

C. Visi, Misi dan Tujuan ......................................................................... 41

D. Program-Program Perusahaan ............................................................ 42

F. Jenis-Jenis Produk ............................................................................... 44

G. Pangsa Pasar ....................................................................................... 45

H. Prestasi yang telah diraih .................................................................... 45

I. Pameran-Pameran yang diselenggarakan ............................................ 46

J. Aspek Teknis Produksi ........................................................................ 46

K. Sistem Distribusi ................................................................................ 48

L. Aspek Keuangan ................................................................................. 50

BAB IV ANALISA USAHA BISNIS BERDASARKAN TINJAUAN SISTEM

EKONOMI ISLAM

A. Analisis Mengenai Proses Produksi Berdasarkan Sistem Ekonomi Islam

................................................................................................................. 53

B. Analisis Distribusi Berdasarkan Sistem Ekonomi Islam ........................ 65

C. Analisis Manajemen Keuangan Berdasarkan Sistem Ekonomi Islam .... 69

BAB V PENUTUP

Kesimpulan .............................................................................................. 72

Saran-saran .............................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

75

Page 10: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah SWT kemuka

bumi untuk menjadi rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam), Islam

tidak hanya sekedar mengatur masalah ibadah seseorang hamba kepada

Tuhan-Nya, tetapi juga mampu menjawab berbagai macam bentuk tantangan

pada setiap zaman, termasuk dalam persoalan ekonomi, yang dikenal pada

saat ini dengan istilah Ekonomi Islam.

Kemunculan ekonomi Islam dipandang sebagai sebuah gerakan baru yang

disertai dengan misi dekonstrutif atas kegagalan sistem ekonomi dunia

dominan selama ini.1

Ekonomi Islam diikat oleh seperangkat nilai iman, akhlak dan moral etik

bagi setiap aktivitas ekonominya baik dalam posisinya sebagai konsumen,

produsen, distributor dan lain-lain dalam melakukan usahanya serta

menciptakan hartanya.2

Aktivitas perdagangan merupakan salah satu dari aspek kehidupan yang

bersifat horizontal (hablum minannas), yang juga mendapatkan penekanan

khusus dalam ekonomi Islam, karena keterkaitannya secara langsung dengan

sektor rill, sistem ekonomi Islam memang lebih mengutamakan sektor riil

1 Muhammad, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, (yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 1 2 Ibid, h. 2

Page 11: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

2

dibandingkan dengan sektor moneter, dan transaksi jual beli memastikan

keterkaitan kedua sektor tersebut.3

Dalam sistem ekonomi Islam yang menekankan pada sektor riil seperti ini,

pertumbuhan bukanlah merupakan ukuran utama dalam melihat

perkembangan ekonomi yang terjadi, tetapi lebih pada aspek pemerataan dan

pengurangan jumlah kemiskinan, kondisi seperti ini lebih memungkinkan

dengan pengembangan setor riil yang dapat menyerap tenaga kerja.

Kemudian melalui pemerataan, kekayaan suatu negara tidak akan

terkonsentrasi atau dikuasai oleh sekelompok orang tertentu, tetapi

terdisribusikan secara lebih merata pada anggota masyarakat yang lebih luas.4

Dalam aktivitas perdagangan atau dikenal dalam istilah berbisnis pada era

modern ini, mencari keuntungan merupakan tujuan utamanya, serta praktik-

praktik haram, kerap kali dilakukan untuk mendapatkan tujuan tersebut,

seperti mengurangi timbangan, penjualan dua kali lipat dari harga aslinya

yang jatuhnya adalah riba.

Tujuan dan semua praktik-praktik tersebut dalam ekonomi Islam adalah

suatu hal yang dilarang. ekonomi Islam memandang mencari keuntungan

adalah suatu hal yang fitrah, yang dapat menimbulkan semangat berinovasi,

dan bersaing. Perhatian utama ekonomi Islam adalah upaya bagaimana

manusia meningkatkan kesejahtraan materialnya yang sekaligus akan

meningkatkan kesejahtraan spiritualnya, karena aspek spiritual harus hadir

3 Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 8 4 Ibid, h. 9

Page 12: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

3

bersamaan dengan target material, maka diperlukan sarana penopang utama,

yaitu moralitas pelaku ekonomi.

Perjanjian perdagangan pasar bebas antara enam negara anggota ASEAN

(Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Brunei Darussalam)

dengan Cina, yang disebut dengan ASEAN-China Free Trade Agreement

(ACFTA) membawa pro dan kontra bagi pendapat kalangan pelaku bisnis.

Bagi golongan pro, imbas perdagangan China ke Indonesia hanya sebesar

20% saja, sedangkan keuntungan yang diharapkan lebih dari itu, Indonesia

dapat dengan leluasa memasuki perdagangan ke negara China. Namun untuk

golongan yang kontra bahwa keberadaan perjanjian perdagangan pasar bebas

dengan negara China dapat berdampak negative. Produksi China sebelum

adanya perjanjian ini, mengalir seperti seperti air bah. Apalagi dengan

keadaaan negara Indonesia yang dianggap sebagai negara berkembang, tidak

seperti China yang perindustriannya sudah maju, maka Indonesia dianggap

kalah bersaing.5

Salah satu pelaku bisnis baju busana muslim di Indonesia mengatakan,

bahwa industri yang belum terlalu bersaingan dan pangsa pasarnya cukup

dianggap baik dan maju di negara Indonesia adalah bisnis baju busana

muslim, persaingan pasar global tidak terlalu berdampak besar terhadap

bisnis ini.6 maka dari hal tersebutlah industri ini harus perlu diperhatikan.

5 Kompas, “Acfta – Pasar Bebas 2010: “Bunuh Diri Ekonomi Indonesia”, artikel diakses pada 12

Januari 2010 dari http://hizbut-tahrir.or.id/2010/01/12/acfta-pasar-bebas-2010-bunuh-diri-ekonomi-

Indonesia/.

6 Wawancara dengan BapakTeguh, (Salah satu pendistributor bisnis busana muslim), Jakarta, 25

Juli 2010.

Page 13: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

4

Dan melihat kaum mayoritas di Indonesia yang sebagian besar beragama

Islam, maka dipastikan pangsa pasar bisnis busana muslim akan semakin baik

kedepannya. Namun apakah bisnis ini sesuai dengan anjuran Islam yaitu

sebagai busana penutup aurat bagi umat Islam?, maka ekonomi yang

dijalankannyapun tidak bertentangan dengan ekonomi Islam, seperti riba,

mengambil hak orang lain, penipuan dan sebagainya. Karena banyak diera

modern ini bisnis-bisnis yang dilakukan hanya sekedar memperkaya

individualismenya sendiri, seperti aliran ekonomi yang dipergunakan oleh

kaum kapitalisme, yang menganut asas laissez fair, hak kepemilikan

perorangan adalah absolute tanpa batas, terjaminnya kebebasan memasuki

segala macam kegiatan ekonomi dan transaksi menurut persaingan bebas dan

norma-norma individual ditarik dari individulisme dan utilitarisme, dimana

setiap komoditi itu dianggap baik secara moral dan ekonomi sepanjang itu

dapat dijual.7

Begitu juga banyak diantaranya usaha bisnis yang tidak mengedepankan

keadilan, yaitu aliran ekonomi sosialisme/marxisme, hak milik yang hanya

untuk kaum proletar (kaum buruh) yang diwakili oleh kepemimpinan

diktator, distribusi faktor-faktor produksi dan apa yang harus diproduksi

ditetapkan oleh negara, bagaimana dan untuk siapa produksi yang diatur

secara pusat pula, pendapat kolektif dan distribusi yang kolektif adalah norma

7 Ahmad M. Saefuddin, Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta Pusat : Media Da’wah dan

LIPPM), h. 42

Page 14: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

5

utama, sedangkan hubungan-hubungan ekonomi dalam transaksi secara

perorangan sangat dibatasi.8

CV. AzkaSyah Collection adalah salah satu usaha bisnis busana muslim,

yang dijalankan oleh seorang eunterpreuner bernama Hj.Leony, mendapatkan

penghargaan sebagai Young Entrepreneur Award 2009, versi harian bisnis

Indonesia, karena pembinaan terhadap segmen tenaga kerja yang melibatkan

ibu-ibu rumah tangga dan remaja putus sekolah, sebanyak 540 orang

karyawan dan 91%nya adalah wanita.9

Selain membina secara teknik dan manajemen, inovasi melebar ke

pembinaan sosial. dengan mengembangkan sisi bisnis, usaha inipun

mengelola Corporate Social Responsibility (CSR). Programnya meliputi

berbagai bantuan untuk lingkungan sekitar yaitu menyantuni dhuafa, yatim,

jompo, perbaikan infrastruktur, membina UKM informal, dan mencarikan

beasiswa. 10

Dari gambaran diatas, maka penulis berkeinginan melakukan penelitian

yang berkaitan dengan bisnis busana muslim yang tidak terlalu besar

pengaruhnya terhadap persaingan pasar global yang memungkinkan

pertumbuhan dan pemasaran bisnis di Indonesia begitu banyak diminati.

Apakah pengelolaan bisnis ini selaras dengan Ekonomi Islam?

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

8 Ibid, h. 42 9 Rosita, “Leony Agus Setiawati dan Keluarga, Syiar Islam Lewat Sulam Tangan”, http://ummi-

online.com/artikel-46-leony-agus-setiawati-dan-keluarga-syiar-Islam-lewat-sulam-tangan.html 10 Rosita, “Leony Agus Setiawati dan Keluarga, Syiar Islam Lewat Sulam Tangan”, http://ummi-

online.com/artikel-46-leony-agus-setiawati-dan-keluarga-syiar-Islam-lewat-sulam-tangan.html

Page 15: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

6

Untuk lebih memfokuskan dalam menyusun skripsi ini, Penulis

membatasi persoalan masalah yang dimunculkan mencangkup :

a. Aspek umum mengenai proses usaha produksi, distribusi serta

manajemen keuangan di CV. Azkasyah Collection.

b. Aplikasi atau pelaksanaan dilapangan yang digunakan CV.

Azkasyah Collection dalam menjalankan usaha bisnisnya.

c. Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Usaha Bisnis Busana Muslim

pada CV. Azkasyah Collection

2. Perumusan Masalah .

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep Ekonomi Islam terhadap proses produksi pada

usaha bisnis busana muslim CV. AzkaSyah Collection?

2. Bagaimana konsep Ekonomi Islam terhadap sistem pendistribusian

pada usaha bisnis busana muslim CV. AzkaSyah Collection?

3. Bagaimana mekanisme pengelolaan sistem manajemen keuangan di

CV. AzkaSyah Collection ditinjau dari sistem Ekonomi Islam?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui konsep Ekonomi Islam terhadap proses

produksi di CV. AzkaSyah Collection?

Page 16: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

7

b. Untuk mengetahui bagaimana konsep Ekonomi Islam terhadap

sistem pendistribusian pada usaha bisnis busana muslim CV.

AzkaSyah Collection?

c. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pengelolaan sistem

manajemen keuangan di CV. AzkaSyah Collection ditinjau dari

Sistem Ekonomi Islam?

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti untuk menambah pengetahuan dan wawasan

mengenai Tinjauan Sistem Ekonomi Islam dalam usaha bisnis

busana muslim.

b. Bagi institusi sebagai bahan pertimbangan dalam rangka

memperbaiki dan penyempurnaan sistem yang telah dilakukan.

c. Bagi Perpustakaan diharapkan dipergunakakan untuk memperkaya

koleksi dalam ruang lingkup karya-karya penulisan lapangan.

d. Bagi masyarakat memberikan informasi tentang usaha bisnis

busana muslim sebagai alternatif pilihan yang diharapkan dapat

membantu perekonomian mereka.

D. Review Studi Terdahulu

1. Siti Romlah, Sistem Penggajian Karyawan Pt. Hitachi Contruction

Machinery Indonesia (Hcmi) Kota Bekasi Dalam Perspektif Ekonomi

Islam, Mahasiswa Fakultas Syariah Dan Hukum, Tahun 2006

Page 17: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

8

Membahas mengenai masalah sistem penggajian karyawan di PT.

Hitachi Contruction Machinery Indonesia (Hcmi) Kota Bekasi dengan

melihat dari sudut Ekonomi Syariah.

2. Muchamad Mujahidin, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Etika

Bisnis Pada Home Industri Roti Goreng Medan di Karet Kuningan

Jakarta Selatan, Fakultas Syariah dan Hukum, Tahun 2007.

Skripsi ini lebih membahas masalah konsep etika bisnis dalam hukum

syariah pada usaha roti goreng,

3. Eka Pratama, Strategi Pemasaran CV. Pasir Gumapak Raya Ditinjau

Dari Perspektif Islam, Fakultas Syariah Dan Hukum, Tahun 2007.

Skripsi ini membahas masalah analisis terhadap pelaksanaan

pemasaran CV. Pasir gumapak raya ditinjau dari persfektif syariah.

4. Devi Puspa Pita Sari, Analisis Biaya Pada Penetapan Harga

Produksi CV. Alike Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Fakultas Syariah

Dan Hukum, Tahun 2007, skripsi ini membahas masalah analisis biaya

produksi yang ditinjau dalam perspektif ekonomi syariah.

Perbedaan dengan masalah yang penulis angkat adalah bahwa

penulis meneliti mengenai sistem produksi, distribusi dan manajemen

keuangan dari usaha busana muslim CV. AzkaSyah Collection dengan

melihat apakah penerapan sistem Ekonomi Islam terdapat pada usaha

bisnis busana muslim di CV. AzkaSyah Collection tersebut.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan

Page 18: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

9

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yaitu

penelitian yang menggambarkan data dan informasi dilapangan

berdasarkan fakta yang diperoleh dilapangan secara mendalam.11

Dalam metode ini penelitian yang dimaksudkan untuk membuat

pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi/kejadian-kejadian.12

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan empiris, yaitu subjek

kajian dengan melakukan pengamatan langsung kelapangan.13

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua

bagian, yaitu sebagai berikut:

a. Wawancara, merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi.

Tujuan wawancara adalah untuk memperoleh informasi data yang

valid dan akurat dari pihak-pihak yang dijadikan sebagai informasi.

Dalam wawancara ini menggunakan alat wawancara interview

guide (panduan wawancara).

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan berarti melakukan penelusuran kepustakaan dan

menelaahnya. Sumber berupa buku, majalah, Koran, internet, dan

lain-lain, selain itu juga berupa dokumen dari CV. AzkaSyah

Collection

3. Teknik Pengelolaan Data

11 Suharmi Arikunto, Managemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993), Cet Kedua, h. 309 12 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2004), Cet Keenam

Belas, h. 76

Page 19: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

10

Dalam pengolahan data yang telah diperoleh, penulis

mengklasifikasikan data tersebut, kemudian melengkapinya dengan

interpretasi-interpretasi, dengan menggunakan metode analisa data

sebagai berikut.

Metode induktif, yaitu suatu cara menganalisa data yang bertitik

tolak dari data yang bersifat khusus, kemudian ditarik atau diambil

kesimpulan yang bersifat umum. Metode deduktif, yaitu suatu logika

yang beritik tolak dari pengetahuan yang bersifat umum, kemudian

dijadikan titik tolak dalam menilai suatu fakta yang bersifat khusus.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif analitis yaitu

sebuah studi untuk menemukan fakta dan interpretasi yang tepat dan

menganalisis lebih dalam tentang hubungan-hubungannya.

F. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini bersumber dari beberapa data, yaitu: data

primer, wawancara langsung kepada pengelola operasional usaha bisnis

busana muslim CV. AzkaSyah Collection dan beberapa pihak yang

berkompeten dalam penelitian ini, data primer ini juga bersumber dari jurnal.

Data sekunder, sumber data pendukung dan pelengkap data penelitian

berupa buku, majalah, jurnal tentang hal-hal yang berkaitan dengan tema

skripsi ini, dan lain-lain.

Dalam penelitian ini Penulis berpedoman kepada buku “pedoman

penulisan skripsi Universitas Syariah Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Page 20: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

11

Jakarta Fakultas Syariah Dan Hukum” Tahun 2007 yang diterbitkan oleh

Jakarta Press.

G. Sistematika Penulisan

Penulis mengklasifikasikan skripsi ini kedalam beberapa bab dengan

sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : Menyajikan Pendahuluan, yang memaparkan latar belakang,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review

studi terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Pengertian antara ilmu dan sistem ekonomi Islam, nilai-nilai

dasar ekonomi Islam, nilai-nilai istrumental ekonomi Islam, tujuan ekonomi

Islam, pengertian bisnis Islami, teori produksi dalam Islam, teori distribusi

dalam persfektif Islam, manajemen keuangan Islam.

BAB III : Gambaran umum, pada bab ini membahas tentang sejarah

singkat usaha bisnis busana muslim CV. Azka Syahrani Collection, kegiatan

dan jenis produk, visi, misi dan tujuan pendirian, struktur organisasi dan tata

kerja, jumlah agen/network, prestasi serta analisa data tentang pemberian data

dari perusahaan.

BAB IV : Mengenai Tinjauan Sistem Ekonomi Islam Terhadap Usaha

Bisnis Busana Muslim (Studi Kasus Pada CV. Azka Syahrani Collection),

dilihat dari sistem produksi, sistem pendistribusian, dan sistem manajemen

keuangan. pada usaha bisnis busana muslim yang dilakukan oleh CV. Azka

Syahrani Collection

Page 21: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

12

BAB V : Penutup, terdiri atas kesimpulan yang berisi jawaban dari

perumusan masalah dan beberapa sasaran dari penulisan.

Page 22: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

13

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Sistem, Nilai dan Tujuan Ekonomi Islam

1. Pengertian antara Ilmu Ekonomi dengan Sistem Ekonomi Islam

Secara etimologi kata ekonomi berasal dari bahasa oikononemia (Greek

atau Yunani), terdiri dari dua kata : oicos yang berarti rumah dan nomos

yang berarti aturan. Jadi ekonomi ialah aturan-aturan untuk

menyelenggarakan kebutuhan hidup manusia dalam rumah tangga, baik

rumah tangga rakyat (volkshuishouding), maupun rumah tangga negara

(staathuishouding), yang dalam bahasa inggris disebutnya sebagai

economics.1

Sedangkan pengertian ekonomi Islam menurut istilah (terminologi)

terdapat pengertian menurut beberapa ahli ekonomi Islam sebagai berikut :

a. Yusuf Qardhawi memberikan pengertian ekonomi Islam adalah ekonomi

yang berdasarkan ketuhanan. Sistem ini bertitik tolak dari Allah,

bertujuan akhir kepada Allah, dan menggunakan sarana yang tidak lepas

dari syari’at Allah.2

1 Abdullah Zaky Al-Kaaf, Ekonomi dalam Perspektif Islam, (Bandung, PT. Pustaka Setia

Pertama Maret 2002), Cet. Ke-1, h.18. 2 Surya Pos, “Pengertian Ekonomi Islam”, Artikel di akses pada tanggal 29 Mei 2011 dari

http://www.suryapost.com/2010/12/pengertian-ekonomi-islam.html

Page 23: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

14

b. M. Syauqi Al-Faujani memberikan pengertian ekonomi Islam dengan

segala aktivitas perekonomian beserta aturan-aturannya yang didasarkan

kepada pokok-pokok ajaran Islam tentang ekonomi.3

c. Monzer Kahf memberikan pengertian ekonomi Islam dengan kajian

tentang proses dan penangguhan kegiatan manusia yang berkaitan

dengan produksi, distribusi dan konsumsi dalam masyarakat muslim.4

Masih banyak lagi para ahli yang memberikan definisi tentang apa itu

ekonomi Islam. Sehingga ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai suatu

prilaku individu muslim dalam setiap aktivitas ekonomi syariahnya harus

sesuai dengan tuntunan syariat Islam dalam rangka mewujudkan dan

menjaga maqashid syariah (agama, jiwa, akal, nasab, dan harta).5

Islam membedakan antara ilmu ekonomi dan sistem ekonomi. Dalam

definisi umum, sistem merupakan keseluruhan yang kompleks, yakni suatu

susunan hal atau bagian yang saling berhubungan, sedangkan ilmu adalah

pengetahuan yang dirumuskan secara sistematis. Jadi sistem dapat

didefinisikan sebagai setiap peraturan yang lahir dari pandangan dunia atau

akidah tertentu yang berfungsi untuk memecahkan dan mengatasi problema

hidup manusia, menjelaskan bagaimana cara pemecahan, memelihara serta

mengembangkannya.6

3 Ibid

4 Ibid 5 Manajemen Dakwah, “Pengertian Ekonomi Islam” Artikel diakses pada tanggal 29 Mei 2011

dari http://md-uin.blogspot.com/2009/07/pengertian-ekonomi-islam.html 6 M. Ismail Yusanto Dan M. Arif Yunus, Pengantar Ekonomi Islam, (Bogor : Al-Azhar Press,

2009), Cet 1, hal 13.

Page 24: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

15

Kesimpulan perbedaan antara ilmu ekonomi dan sistem ekonomi

muncul karena ada dua fakta berbeda, yaitu :

1) Dalam pemenuhan urusan masyarakat dari segi pemenuhan harta

kekayaan (barang dan jasa) melalui teknik produksi.

2) Dalam pengaturan urusan masyarakat dari segi cara memperoleh,

memanfaatkan, dan mendistribusikan kekayaan.

Pembahasan pertama lebih banyak berkaitan dengan kegiatan teknik

memperbanyak jumlah barang dan jasa serta bagaimana cara menjaga

pengadaannya (produksi), pembahasan ini lebih tepat dikatagorikan dalam

ilmu ekonomi. Pembahasan kedua sama sekali tidak dipengaruhi oleh

banyak dan sedikitnya kekayaan, tetapi hanya berhubungan dengan tatakerja

(mekanisme) pendistribusiannya. Dan ini lebih tepat dikatagorikan sistem

ekonomi.7

Dengan demikian, sistem ekonomi merupakan bagian dari sistem

penataan kehidupan masyarakat yang terkait dengan cara pandang atau

ideologi tertentu. Berbeda dengan ilmu ekonomi bersifat universal, tidak

terkait dengan ideology tertentu.8

2. Nilai-Nilai Dasar Ekonomi Islam

Nilai-nilai dasar ekonomi Islam adalah seperangkat nilai yang telah

diyakini dengan segenap keimanan, dimana ia akan menjadi landasan

paradigma ekonomi Islam. Nilai-nilai dasar ini baik nilai filosofis,

instrumental maupun institusional didasarkan atas Al-Qur’an dan Hadist

7 Ibid, h. 13-14

8 Ibid, h.14

Page 25: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

16

yang merupakan dua sumber normative tertinggi dalam agama Islam. Inilah

hal utama yang membedakan ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional,

yaitu ditempatkannya sumber ajaran agama sebagai sumber utama ilmu

ekonomi. Tentu saja, Al-Qur’an dan Hadist bukanlah merupakan suatu

sumber yang secara instan menjadi ilmu pengetahuan. Untuk mengubah

nilai dan etika Islam menjadi suatu peralatan operasional yang berupa

analisis ilmiah, maka suatu filsafat etika harus disusutkan (diperas) menjadi

sekumpulan aksioma yang kemudian dapat berlaku sebagai suatu titik mula

pembuat kesimpulan logis mengenai kaidah-kaidah sosial dan perilaku

ekonomi yang Islami, inilah yang dimaksud dengan nilai dasar ekonomi

Islam dalam pembahasan ini, yang sesungguhnya merupakan derivatif dari

ajaran Islam dalam bentuk yang lebih fokus.

Menurut Ahmad Saefuddin, ada beberapa nilai yang menjadi sumber

dari dasar sistem ekonomi Islam, antara lain:

a. Kepemilikan

Nilai dasar pemilikan dalam sistem Ekonomi Islam

1. Pemilikan terletak pada kepemilikan pemanfaatannya dan bukan

menguasai secara mutlak terhadap sumber-sumber ekonomi.

2. Pemilikan terbatas pada sepanjang umurnya selama hidup di dunia,

dan bila orang itu mati, harus didistribusikan kepada ahli warisnya

menurut ketentuan Islam.

Page 26: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

17

3. Pemilikan perorangan tidak dibolehkan terhadap sumber-sumber

yang menyangkut kepentingan umum atau menjadi hajat hidup

orang banyak.9

b. Keseimbangan

Merupakan nilai dasar yang pengaruhnya terlihat pada berbagai aspek

tingkah laku ekonomi muslim, misal kesederhanaan (moderation), berhemat

(parsimony), dan menjauhi pemborosan (extravagance).

Konsep nilai kesederhanaan berlaku dalam tingkah laku ekonomi,

terutama dalam menjauhi konsumerisme, dan menjauhi pemborosan berlaku

tidak hanya untuk pembelanjaan yang diharamkan saja, tetapi juga

pembelanjaan dan sedekah yang berlebihan.

QS. Al-Furqon: (25): 67

Artinya : “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta),

mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah

(pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian”

Nilai dasar keseimbangan ini selain mengutamakan kepentingan dunia

dan kepentingan akhirat, juga mengutamakan kepentingan perorangan dan

kepentingan umum, dengan dipeliharanya keseimbangan antara hak dan

kewajiban.10

c. Keadilan

9 Ahmad M. Saefuddin, Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta Pusat : Media Da’wah

dan LIPPM), h. 43-49 10

Zainuddin Ali, Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Cet. 2, h. 5

Page 27: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

18

Secara garis besar keadilan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan

dimana terdapat kesamaan perlakuan di mata hukum, kesamaan hak

kompensasi, hak hidup secara layak, dan hak menikmati pembangunan.11

Berdasarkan muatan kata adil yang ada dalam Al-Qur’an.

1. Keadilan berarti kebebasan yang bersyarat akhlak Islam.

QS Al-Hasyr (59) : 7

Artinya : “Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah

kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari

penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul,

kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-

orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar

di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang

diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang

dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah

kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya”

2. Keadilan harus ditetapkan disemua fase kegiatan ekonomi, baik

kaitannya dengan produksi maupun konsumsi, yaitu dengan

aransemen efisiensi dan memberantas keborosan ke dalam

keadilan distribusi ialah penilaian yang tepat terhadap faktor-

faktor produksi dan kebijaksanaan harga hasilnya sesuai dengan

takaran yang wajar dan ukuran yang tepat atau kadar

sebenarnya.

11 P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 59

Page 28: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

19

QS Ar-Rahman (55) : 9

Artinya : “Dan Tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan

janganlah kamu mengurangi neraca itu”

3. Keadilan berarti kebijaksanaan mengalokasikan sejumlah hasil

tertentu dari kegiatan ekonomi bagi mereka yang tidak mampu

memasuki pasar atau tidak sanggup membelinya menurut

kekuatan pasar, yaitu kebijaksanaan melalui zakat, infaq dan

shodaqoh.12

QS Asy-Syu’araa (26) : 182-183

Artinya : “Dan timbanglah dengan timbangan yang lurus, dan

janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan

janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat

kerusakan;

Dengan demikian yang dimaksud dengan adl‟ didefinisikan sebagai

“tidak menzalimi dan tidak dizalimi” implikasi dari ekonomi dari nilai ini

adalah bahwa pelaku ekonomi tidak dibolehkan untuk mengejar keuntungan

pribadi bila hal itu merugikan orang lain atau merusak alam.13

1. Nilai-Nilai Instrumental Ekonomi Islam

12 Saefuddin, Studi Nilai-Nilai Islami Sistem Ekonomi Islam, h. 59-65 13

Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islami, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007),

Ed. Ketiga, h, 35

Page 29: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

20

Ada lima nilai instrumental yang sangat mempengaruhi pada tingkah

laku ekonomi manusia dan masyarakat serta pembangunan ekonomi

umumnya, sebagai berikut :

a. Zakat

Zakat adalah kewajiban financial dari harta kekayaan menurut

ketentuan Islam, yang didistribusikan kepada delapan kelompok

sasaran, yaitu :

QS At-Taubah (9) : 60

Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-

orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para

mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,

orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka

yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang

diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha

Bijaksana”

Menurut Qardhawi (1997: 416), zakat memainkan peranan

penting dan signifikan dalam distribusi pendapatan dan kekayaan, dan

berpengaruh besar pada konsumsi umat.14

Pengaruh dari zakat pada aspek sosial ekonomi memberikan

dampak terciptanya keamanan masyarakat dan menghilangan

14

Qardhawi sebagaimana dikutip oleh Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam,

(Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2004/2005), Cet. 1, h. 90-91

Page 30: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

21

pertentangan kelas yang diakibatkan oleh ketajaman perbedaan

pendapatan. Pelaksanaan zakat oleh Negara menunjang terbentuknya

keadaan ekonomi, yakni peningkatan produktivitas yang dibarengi

dengan pemerataan pendapatan serta peningkatan lapangan kerja bagi

masyarakat serta dapat menciptakan redistribusi yang merata,

disamping dapat pula membantu mengekang laju inflasi serta

terciptanya keseimbangan tata ekonomi yang diinginkan.15

b. Pelarangan Riba

Pelarangan riba dalam Islam pada hakikatnya berarti penolakan

terhadap resiko financial tambahan yang ditetapkan dalam transaksi

uang atau modal maupun jual beli yang dibebankan kepada satu pihak

saja sedangkan pihak lainnya dijamin keuntungannya. Bunga

pinjaman uang, modal dan barang dalam segala bentuk dan

macamnya, baik untuk tujuan produktif atau konsumtif dengan tingkat

bunga tinggi atau rendah, dan dalam jangka waktu panjang maupun

pendek, adalah termasuk riba.16

QS Al-Baqarah (2): 275

15

Muhammad A. Mannan, Ekonomi Islam Ekonomi Teori dan Praktek, (Yogyakarta: PT.

Dana Bhakti Wakaf, 1995). 16

Saefuddin, Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam, h. 70

Page 31: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

22

Artinya : “Orang-orang yang makan (mengambil) riba, tidak

dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang

kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan

mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata

(berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,

padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari

Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka

baginya apa yang Telah diambilnya dahulu, (sebelum datang

larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang

kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-

penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.

1) Jenis-Jenis Riba

a) Riba Qardh

Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang

disyaratkan terhadap yang berutang (muqtaridh).

b) Riba Jahiliyyah

Utang dibayar lebih dari pokoknya karena sipeminjam

tidak mampu membayar utangnya pada waktu yang

ditetapkan.

c) Riba Fadhl

Pertukaran antar barang sejenis dengan kadar atau takaran

yang berbeda, sedangkan barang yang ditukarkannya itu

termasuk jenis barang ribawi.

d) Riba Nasi‟ah

Page 32: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

23

Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang

ribawi yang ditukarkan dengan jenis barang ribawi

lainnya, riba ini muncul karena adanya perbedaan,

perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini

dan diserahkan kemudian.17

2) Dampak Negatif Riba

Dampak riba di tengah-tengah masyarakat tidak saja berpengaruh

dalam kehidupan ekonomi, tetapi dalam seluruh aspek kehidupan

manusia, yaitu dapat membuat proses kemiskinan struktural terjadi,

contoh paling nyata adalah utang negara-negara berkembang kepada

negara-negara maju yang terus-menerus terjadi, dengan rendahnya

tingkat peminjaman dan tingginya biaya bunga, akan menjadikan

peminjam tidak pernah keluar dari ketergantungan.18

maka hal ini

menjadikan negara-negara peminjam akan terus menjadi miskin

karena terlilitnya hutang yang tidak dapat dikembalikan. Selain itu

rakyatpun menjadi korban dari tingginya tingkat kebutuhan hidup, dan

ini dinamakan dampak inflantoir, yang diakibatkan oleh bunga

sebagai biaya uang, ini terjadi karena salah satu elemen penentuan

harga adalah suku bunga, semakin tinggi suku bunga maka, semakin

tinggi harga yang ditetapkan.19

c. Kerjasama Ekonomi

17

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syari‟ah dari Teori ke Praktek, (Jakarta; Gema Insani

Press, 2001), Cet. 1, hal. 41 18

Ibid, h. 67 19 Ibid, h. 67

Page 33: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

24

Dalam rangka untuk mengganti transaksi bunga, ekonomi Islam

memberikan insentif memobilisasi sumber daya kedalam usaha

produktif yang diperbolehkan melalui partisipasi dan perluasan

kerjasama antar agen dan proyek-proyek ekonomi, diversifikasi efektif

produksi, investasi dan risiko yang dicapai. Dengan demikian harga

resiko dalam makna tingkat suku bunga digantikan oleh expected rate

of returns (tingkat pengembalian yang diharapkan). Pengembalian

sektor riil dibagi oleh para peserta dalam korperasi. kompetisi

Marginal antara sektor moneter dan sektor riil, antara pemilik modal

dan tenaga kerja, serta antara orang kaya dan miskin yang disebabkan

oleh prevalensi suku bunga, semuanya digantikan oleh usaha

partisipatif. Dengan cara ini, mobilisasi sumber daya melalui profit

sharing terkait langsung dengan komplementaritas antara kegiatan

ekonomi dan pelaku ekonomi.20

Dengan demikian kerja sama (Cooperative) merupakan karakter

dalam masyarakat Ekonomi Islam versus kompetisi bebas dari

masyarakat kapitalis dan kediktatoran ekonomi marxisme.21

Dokrin kerja sama dalam Ekonomi Islam seperti diatas dapat

menciptakan kerja produktif sehari-hari dari masyarakat,

meningkatkan kesejahteraan dan mencegah kesengsaraan sosial,

mencegah penindasan ekonomi dan distribusi kekayaan yang tidak

merata, dan melindungi kepentingan ekonomi lemah.22

d. Jaminan Sosial

20 Ekonomi Islam Online, “Struktur Ekonomi Islam:Prespekif Komparasi Terhadap

Pasar, Etika dan Ekonomi”, artikel diakses pada tanggal 10 Augustus 2010, dari

http://www.ekisonline.com/index.php?option=com_content&view=article&id=59:struktur-

ekonomi-islamprespekif-komparasi-terhadap-pasar-etika-dan-ekonomi&catid=34:ekonomi-

mikro 21 Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam, Cet. 1. h. 92 22 Ibid, h. 92

Page 34: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

25

Komponen-komponen nilai instrumental jaminan atau

pengeluaran sosial yang Islami ialah sebagai berikut :

1) Keuntungan dan beban adalah sebanding dengan manfaat.

Tidak ada kewajiban yang dibebankan tanpa diimbangi

dengan pemberian hak yang sehubungan dengan kewajiban

orang tersebut.

2) Tidak ada saling membebankan kerusakan atau biaya-biaya

eksternal.

3) Manfaat dari sumber-sumber harus dinikmati oleh semua

makhluk.

4) Pemerintah harus menyediakan uang untuk menjamin

kesejahteraan sosial dan pertumbuhan ekonomi.

5) Pengeluaran adalah hak yang syah dari orang miskin dan

malang.

6) Kesearahan arus pengeluaran sosial dari pihak yang kaya

kepada pihak yang miskin.

7) Kesanggupan membayar sesuai kemampuan untuk tujuan-

tujuan yang bermanfaat.

8) Prioritas untuk memenuhi tujuan yang bermanfaat dan

penting bagi masyarakat.

9) Surplus pendapatan dan kekayaan sebagai dasar

perhitungan tagihan untuk tujuan bermanfaat dan

pengeluaran pribadi.

Page 35: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

26

10) Makin besar surplus makin tinggi angka pertambahan

marginal dari pengeluaran sosial.

11) Mengeluarkan tenaga dan modal untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat adalah alasan hidup seorang muslim

12) Mengorbankan jiwa dan tenaga untuk tujuan sosial sebagai

pengganti pengorbanan uang.

Seperti yang disebutkan diatas bahwa nilai instrumental jaminan

sosial dapat membuat manusia dekat kepada Allah dan karunia-Nya,

dan dapat membuat mereka bersih dan berkembang, menghilangkan

sifat tamak, sifat mementingkan diri sendiri dan hambatan-hambatan

terhadap stabilitas dan pertumbuhan sosial ekonomi.23

2. Tujuan Ekonomi Islam

Menurut As-Shatibi tujuan utama syariat Islam adalah mencapai

kesejahteraan manusia yang terletak pada perlindungan terhadap lima ke-

mashlahah-an, yaitu keimanan (ad-dien), ilmu (al-„ilm), kehidupan (an-

nafs), harta (al-maal), dan kelangsungan keturunan (an-nasl).24

Mashlahah dicapai hanya jika kehidupan manusia hidup dalam

keseimbangan, diantaranya mencakup keseimbangan antara moral dan

spiritual sehingga terciptanya kesejahteraan yang hakiki.

Tujuan ekonomi Islam lainnya menggunakan pendekatan antara lain :

(a) konsumsi manusia dibatasi sampai pada tingkat yang dibutuhkan dan

bermanfaat bagi kehidupan manusia, (b) alat pemuas kebutuhan manusia

23

Saefuddin, Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam, h.79-104 24

P3EI, Ekonomi Islam, h. 54

Page 36: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

27

seimbang dengan tingkat kualitas manusia agar ia mampu meningkatkan

kecerdasan dan kemampuan teknologinya guna menggali sumber-sumber

yang masih terpendam, (c) dalam pengaturan distribusi dan sirkulasi barang

dan jasa, nilai-nilai moral harus diterapkan, (d) pemerataan pendapatan

dilakukan dengan mengingat sumber kekayaan seseorang yang diperoleh

dari usaha halal, maka zakat sebagai sarana distribusi pendapatan

merupakan sarana yang ampuh.25

Secara umum tujuan ekonomi dalam Islam adalah untuk menciptakan

al-falah atau kemenangan, keselamatan dan kebahagian dunia dan akhirat.

Untuk mencapai hal demikian maka manusia harus bekerja keras mencari

rezeki dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya baik yang

bersifat materi maupun non material (rohaniah), serta berbuat baik dengan

harta yang dimilikinya dengan memperhatikan nilai-nilai dan norma-norma

ajaran Islam, berupa pelaksanaan perintahnya dan menjauhkan larangannya

agar tercipta kemashlahatan yang sesungguhnya baik untuk dirinya sendiri

dan orang lain.26

B. Bisnis Dalam Islam

1. Pengertian Bisnis Islami

Asal kata “bisnis” berasal dari bahasa Inggris “business” yang berarti

: perusahaan, urusan atau usaha. Bisnis dapat diartikan sebagai suatu

kegiatan usaha individu yang terorganisir untuk menghasilkan dan menjual

25

Halide, Majalah, Mimbar Ummi, 1982, hlm 15 26

Anwar Abbas, Dasar-Dasar Sistem Ekonomi Islam, Jakarta: Fakultas Syariah Dan Hukum,

Uin Syahid, 2009, h. 14

Page 37: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

28

barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan

masyarakat.

Pendapat lain menyatakan bahwa bisnis adalah sejumlah total usaha

yang meliputi pertanian, produksi, konstruksi, distribusi, transportasi,

komunikasi, usaha jasa yang bergerak dalam bidang membuat dan

memasarkan barang dan jasa konsumen.27

Dalam kaitannya dengan bisnis sebenarnya manusia telah banyak

dianugrahi berbagai macam fasilitas untuk mendapatkan rezeki diantaranya

yaitu bumi, dengan segala isinya, semua itu di instruksikan untuk dikelola

dan dikembangkan dalam upaya peningkatan kehidupan manusia Namun

semua itu harus melalui kode etik halalan-thayyiban mulai dari cara

memperolehnya sampai kepada pendayagunaannya, sebagaimana diungkap

oleh Allah dalam surat An-Nisa (4) : 29 Allah berfirman :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan

janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha

Penyayang kepadamu.

Dengan demikian, maka bisnis menurut Islam dapat diartikan

serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi

jumlah (kuantitas) kepemilikan hartanya (barang/jasa) termasuk profitnya,

27

Buchari Alma, Pengantar Bisnis, Bandung : Alfabeta, 1998, h.21

Page 38: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

29

namun dibatasi dalam cara dan perolehan dan pendayagunaan hartanya

(aturan halal dan haram).

Dengan kendali syari’at, bisnis bertujuan untuk mencapai empat hal

yakni target hasil (profit materi dan benerfit non materi), pertumbuhan

artinya terus meningkat, keberlangsungan dalam kurun waktu selama

mungkin dan keberkahan keridhaan Allah SWT28

2. Teori Produksi Dalam Ekonomi Islami

Menurut para ahli ekonom, produksi didefinisikan sebagai

“menciptakan kekayaan melalui eksploitasi manusia terhadap sumber-

sumber kekayaan”.29

Imam Al-Ghazali seperti di kutip oleh Adiwarman, menggunakan kata

kasab dan islah dalam hal produksi, yang berarti usaha fisik yang

dikerahkan manusia dan yang kedua adalah upaya manusia untuk mengelola

dan mengubah sumber-sumber daya yang tersedia agar mempunyai manfaat

yang lebih tinggi.30

Ada dua jenis sistem produksi menurut proses penghasilan outputnya,

yaitu:

a. Proses produksi kontinyu (Continuous Process)

Proses produksi yang dilakukan secara terus-menerus dengan

tidak memerlukan waktu set up yang lama.

28

Ismail Yusanto Dan Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islam, (Jakarta, Gema

Insane Press, 2002), H. 18) 29

Yusuf Qardhawi, Peran Nilai Dan Moral Dalam Perekonomian Islam, (Jakarta: Robbani

Press, 1997), cet. 1, h. 138 30

Adiwarman A.Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007),

Ed. 3, h. 102.

Page 39: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

30

b. Proses produksi terputus (Intermittent Process/Discrete System)

Proses memproduksi berbagai jenis spesifikasi barang yang

sesuai dengan pesanan, dengan memerlukan waktu set up yang

lebih lama.31

Dalam konteks manufaktur, proses produksi terputus disebut juga

sistem job shop, yaitu merupakan bentuk proses konversi dimana unit-unit

untuk pesanan yang berbeda akan mengikuti urutan yang berbeda pula

dengan melalui pusat-pusat kerja yang dikelompokan berdasarkan

fungsinya, volume produksi tiap jenis produksi sedikit, variasi produknya

banyak, lama proses produksnya tiap jenis produk agak panjang dan tidak

ada lintasan produksi khusus. Kebutuhan job shop memerlukan adanya

sumber-sumber daya manusia yang terampil/keterampilannya tinggi, mesin-

mesin general purpose yang dikelompokan berdasarkan fungsi harus dapat

menyesuaikan dengan kebutuhan khusus untuk pesanan yang berbeda.32

Berkenaan dengan teori produksi, tujuan prilaku produsen dalam

pandangan ekonomi konvensional adalah memaksimalkan keuntungan serta

bagaimana mengoptimalkan efesiensi produksinya. Berbeda dalam

pandangan ekonomi Islam motivasi produsen selain mencari keuntungan

serta efensiensi terhadap faktor produksinya, konsep meraih mashlahah juga

harus terwujud agar tercapai falah (kedamaian dan kesejahteraan dunia dan

akhirat).

31

Arman Hakim Nasution, Manajemen Indutri, (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2008), Ed. 1,

h. 230-231 32

Ibid, h. 231-235

Page 40: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

31

M = TR – TC – BC

Konsep mashlahah terdiri dari dua komponen, yaitu manfaat (fisik

dan nonfisik) berupa keuntungan material (maal) merupakan selisih antara

pendapatan total/total revenue (TR) dengan biaya total/total cost (TC),

. dan berkah merupakan kompensasi yang secara tidak langsung

diterima oleh produsen atau berkah revenue (BR) dikurangi dengan biaya

untuk mendapatkan berkah tersebut atau berkah cost (BC),

B = BR – BC = -BC, maka konsep mashlahah dapat dirumuskan menjadi.33

Adanya biaya untuk mencari berkah (BC) tentu saja akan membawa

implikasi terhadap harga barang dan jasa yang dihasilkan produsen. Harga

jual produk adalah harga yang telah mengakomodasi pengeluarkan tersebut,

yaitu : BP = P + BC, sehingga rumus mashlahah menjadi M =

BTR – TC-

BC, dan rumus mashlahah yang digunakan produsen untuk

memaksimumkan mashlahah atau Optimum Mashlahah Condition (OMC)

yaitu: BP dQ = dTC + dBC, jadi Optimum Mashlahah Condition

menyatakan bahwanya Mashlahah akan maksimum jika dan hanya jika nilai

dari unit terakhir yang diproduksi (BP dQ) masih lebih besar dari

pengeluarannya, dTC + dBC, maka produsen akan mempunyai dorongan

(Incentive) untuk menambah jumlah produksi lagi, hanya jika nilai unit

terakhir hanya pas untuk membayar kompensasi yang dikeluarkan dalam

rangka memproduksi unit tersebut, dTC + dBC, maka tidak akan ada lagi

33

P3EI, Ekonomi Islam, h. 243-244

(Π = TR – TC)

Page 41: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

32

dorongan bagi produsen untuk menambah unit lagi. Dalam kondisi tersebut

produsen dikatakan mengalami kondisi seimbang.34

Dengan demikian teori produksi dalam pandangan ekonomi Islam

adalah mashlahah maximize, mencari keuntungan melalui produksi dan

kegiatan bisnis lain tidak dilarang sepanjang berada dalam bingkai dan

tujuan hukum Islam.

3. Teori Distribusi Dalam Perspektif Islam

Dalam kamus bahasa Indonesia, distribusi menurut bahasa adalah :

pembagian, pengiriman barang-barang kepada orang-orang banyak atau ke

beberapa tempat.35

Dalam dunia bisnis, kegiatan distribusi dapat diartikan sebagai usaha

melancarkan penyebaran sumber daya sehingga kesejahteraan dapat dengan

merata dirasakan. Artinya, distribusi terjadi karena aktivitas ekonomi,

seperti kegiatan jual beli dan dunia kerja. Fungsi distribusi dalam aktivitas

ekonomi pada hakekatnya mempertemukan kepentingan produsen dengan

konsumen dengan tujuan kemashlatan umat.36

Ada 3 alternatif untuk ditempatkan sebagai perantara pada tingkat

perdagangan besar atau pedagangan eceran, yaitu; distribusi intensif,

distribusi selektif, dan distribusi eksklusif.

34

Ibid, h. 246 35

Muhammad Ali, Kamus Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta : Pustaka Amani), h.84 36

Ali Sakti, Analisis Teoritis Ekonomi Islam, Jakarta: Paradigma Dan Aqsa Publishing, 2007,

Cet. Ke-1, h.145

Page 42: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

33

1. Distribusi intensif, merupakan suatu strategi yang digunakan oleh

produsen dengan menggunakan sebanyak mungkin penyaluran

(terutama pengecer) untuk mencapai konsumen.

2. Distribusi selektif, merupakan strategi yang digunakan oleh produsen

dengan menggunakan sejumlah pedagang besar dan atau pengecer

yang terbatas dalam daerah geografis tertentu. Dalam hal ini produsen

berusaha memilih penyaluran yang betul-betul baik dan mampu

melaksanakan fungsinya.

3. Distribusi ekslusif, merupakan strategi yang digunakan oleh produsen

dengan hanya menggunakan satu pedagang besar atau pengecer

didaerah tertentu. Jadi, produsen hanya menjual barangnya kepada

satu pedangan besar atau pengecer saja.37

Berkenaan dengan ditribusi dalam arti penyebaran dan penukaran

hasil produksi ini, Islam telah memberikan tuntutan yang wajib diikuti oleh

para pelaku ekonomi, pemerintah maupun masyarakat luas. Tuntutan

tersebut secara hukum normative tertuang dalam fiqh al-mu‟amalah.

Menurut Penulis, dalam fiqh mu‟amalah ditetapkan kaidah hukum

bahwa hukum asal dalam mu‟amalah, sebagai bentuk distribusi, itu boleh

sebelum ada nash yang menyatakan keharamannya. Berbagai kegiatan

ekonomi boleh dilakukan dalam upaya pendistribusian hasil produksi bila

tidak ditemukan ketentuan nash yang melarangnya. Oleh karena itu,

37

Swastha Basu, Ibnu Sukotjo, Pengantar Bisnis Modern, Yogyakarta: Liberty, 1998, Cet. Ke

VI, h. 208

Page 43: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

34

distribusi dalam perspektif Islam sangat luas, kegiatan distribusi apapun

boleh dilakukan sepanjang tidak ada larangan dari nash.

4. Manajemen Keuangan Islam

Pengertian Manajemen Keusangan mengalami perkembangan mulai

dari pengertian manajemen yang hanya mengutamakan aktivitas

memperoleh dana saja sampai yang mengutamakan aktivitas memperoleh

dan menggunakan dana serta pengelolaan terhadap aktiva.

Beberapa definisi manajemen keuangan diberikan sebagai berikut:

a. Liefman: usaha untuk menyediakan uang dan menggunakan uang

untuk mendapat atau memperoleh aktiva.

b. James Van Horne: segala aktivitas yang berhubungan dengan

perolehan, pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan tujuan

menyeluruh.

c. Bambang Riyanto: keseluruhan aktivitas perusahaan yang

berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan

dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling

menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut

seefisien mungkin.38

Pengertian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa

manajemen keuangan berhubungan dengan tiga aktivitas (fungsi) utama.

38

Bayutube86, “Makalah Manajemen Keuangan”, artikel diakses pada tanggal 2 Februari

2010 dari http://cafe-ekonomi.blogspot.com/search/label/Manajemen%20Keuangan%20Indonesia

Page 44: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

35

1) Allocation of funds (aktivitas penggunaan dana) yaitu aktivitas

untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva. Alokasi

dana berbentuk:

Financial assets (aktiva finansial) yaitu selembar kertas

berharga yang mempunyai nilai pasar karena mempunyai

hak memperoleh penghasilan, misalnya: saham, sertif~kat

deposito, atau obligasi.

Real assets (aktiva riil) yaitu aktiva nyata: tanah,

bangunan, peralatan.

2) Raising of funds (aktivitas perolehan dana) yaitu aktivitas untuk

mendapatkan sumber dana baik dari sumber internal perusahaan

maupun sumber eksternal perusahaan, termasuk juga politik

dividen. Sumber dana pada perusahaan secara keseluruhan:

3) Manajemen assets (aktivitas pengelolaan aktiva) yaitu setelah

dana diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk aktiva-aktiva

harus dikelola seefisien mungkin.39

Analisis aspek keuangan suatu usaha perlu dilakukan untuk

mengetahui gambaran umum mengenai pendapatan dan pengeluaran atau

biaya, kemampuan melunasi kredit (jika usaha tersebut mendapatkan

pendanaan secara kredit dari lembaga perbankan atau non bank), serta

kelayakan usaha ditinjau dari beberapa kriteria kelayakan keuangan seperti

39 Bayutube86, “Makalah Manajemen Keuangan”, artikel diakses pada tanggal 2 Februari

2010 dari http://cafe-ekonomi.blogspot.com/search/label/Manajemen%20Keuangan%20Indonesia

Page 45: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

36

Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Pay Back Period

(PBP) dan Net Benefit/Cost Ratio (Net B/C). Analisis keuangan suatu usaha

terdiri dari proyeksi penerimaan dan proyeksi pengeluaran selama periode

proyek.40

Dalam hukum keuangan Islam dibahas bahwa dalam mengelola atau

menajemen keuangan harus dilandasi dengan eksplorasi nilai-nilai Islam,

yang berpijak pada tujuan maqhasid syariah dengan mewujudkannya nilai

keadilan dan kebenaran.

Point penting yang harus diingat, bahwa laba (keuntungan) dalam

bisnis syariah tidak selalu identik dengan materil, pertumbuhan aset atau

harta. Laba dalam Islam memiliki dua orientasi yaitu Materil dan Non-

materil. Aspek Materil dari laba dimaknai dengan penambahan harta yang

halal dan bersih dari seorang pebisnis muslim. Sedang aspek Non-Materil,

laba sangat erat kaitannya dengan : ketakwaan, kesabaran, bersyukur,

mengikuti perintah Rasullullah SAW serta dipelihara dari kekikiran.41

Dampak dari implementasi konsep laba dalam Islam adalah semua

pebisnis dalam menjalankan usaha akan selalu menjaga diri dari perbuatan

tercela, tidak amanah, penipuan, peng-rusakan lingkungan, dan perbuatan

tercela lainnya yang dilarang syariah. Keuntungan yang di dapat pun tidak

akan ter-akumulasi pada diri mereka sendiri melainkan terdistribusi secara

proporsional juga kepada masyarakat kurang mampu. Dalam jangka

40

Tim Penelitian Dan Pengembangan Perkreditan Dan UMKM, “Pola Pembiayaan Usaha

Kecil (Industri Pakaian Jadi Muslim)”, Artikel diaskes pada tanggal 5 Februari 2010 Dari

www.bi.go.Id 41

Irham Fahreza Anas, “Hakikat Laba Dalam Bisnis Syariah”, Artikel diakses pada tanggal

14 April 2011 http://Irham-anas.blogspot.com/2011/04/aslm.html

Page 46: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

37

panjang, penerapan konsep laba ini akan mengarah pada terciptanya suatu

tatanan kehidupan ekonomi yang sejahtera dan berkeadilan, tatanan

kehidupan sosial yang saling menghargai, menghormati dan tolong

menolong di antara seluruh masyarakat.

Berikut terdapat kalimat yang banyak mengandung hikmah terkait

dengan konsep laba dalam bisnis syariah :

”Waspadalah terhadap bisnis yang tidak menjadi amal, yang tidak

menjadi nama baik, yang tidak menjadi ilmu, yang memutuskan silaturami

dan yang mengecewakan orang lain. Karena semua itu bukan keuntungan,

tetapi bencana”42

42

Irham Fahreza Anas, “Hakikat Laba Dalam Bisnis Syariah”, Artikel diakses pada tanggal

14 April 2011 http://Irham-anas.blogspot.com/2011/04/aslm.html

Page 47: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

38

BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Deskripsi Perusahaan CV. AzkaSyah (Azka Syahrani) Collection

1. Lokasi Usaha

Usaha ini, terletak di perumahan daerah Bogor, dekat dengan pasar

dan tidak jauh dari perkotaan, berkedudukan di Perum Ciomas Permai

Blok C16/No 23, Bogor. Jawa Barat 16610.

2. Profil Usaha

Industri pakaian jadi dalam penelitian ini, merupakan salah satu jenis

industri yang berbentuk CV (Commanditaire Vennotschaap) atau

persekutuan komanditer adalah suatu persekutuan yang didirikan oleh 2

kelompok atau lebih. Persekutuan komanditer mengenal 2 istilah yaitu :

Sekutu aktif adalah kelompok yang memimpin/ menjalankan perusahaan

dan bertanggung jawab penuh atas utang-utang perusahaan dan sekutu

pasif / sekutu komanditer adalah kelompok yang hanya menanamkan

modalnya kepada sekutu aktif dan tidak ikut campur dalam urusan

operasional perusahaan. Sekutu pasif bertanggung jawab atas risiko yang

terjadi sampai batas modal yang ditanam serta keuntungan yang diperoleh

dari perusahaan dibagikan sesuai kesepakatan.1

1 Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Badan Usaha”, Atikel Ini diakses Pada Tanggal 25

Februari 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Usaha

Page 48: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

39

Mereka biasanya mengerjakan pesanan dengan melakukan proses

produksi secara lengkap mulai dari merancang pakaian hingga menjualnya

untuk dijual di dalam negeri atau diekspor ke negara Singapura.

Adapun jenis pakaian jadi yang dipilih adalah pakaian jadi muslim

untuk wanita dewasa, laki-laki dewasa dan pakaian jadi muslim anak-anak.

Segmen pasar yang dituju oleh pengusaha adalah kalangan menengah

ke bawah dan mencoba beranjak ke segmen menengah ke atas. motivasi

pengusaha mendirikan usaha industri pakaian jadi adalah karena ingin

memberdayakan ummat serta memberikan nilai-nilai spiritual sehingga

dapat memberi keberkahan, baik bagi produsen, pemasar hingga pengguna

akhir produk Azka Sulam Etnik.2

B. Sejarah dan Perkembangan CV. Azkasyah Collection

Mulai Januari 2011 perusahaan ini berubah nama yang bermula dari Azka

menjadi Azkasyah, karena perubahan ini mengikuti hasil final lembaga HAKI

setelah sebelumnya proses pendaftaran nama dilakukan.3

CV. Azkasyah Collection merupakan sebuah perusahaan yang bergerak

dibidang produksi fashion busana muslim dengan spesialisasi hasil rajutan

sulaman tangan / handmade yang kombinasinya mengangkat khasanah etnik

nusantara seperti batik lawas, lurik ATBM klaten, sasirangan, banjar masin,

jumputan Palembang dll. dengan No. Surat Izin Usaha Kecil 1367/10-

2 Ketentuan Umum Keagenan CV. Azka Sulam Etnik, Bogor 2010 3 Butik Azka,” Dari Azka Sulam Etnik menjadi Azkasyah”, Artikel diakses Pada Tanggal 20 Maret

2011 dari http://butik-azka.blogspot.com/2011/03/dari-azka-sulam-etnik-menjadi-azkasyah.html

Page 49: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

40

20/PK/XI/2006, No Tanda Daftar Perusahaan 10,20,5,52,10949, serta No.

NPWP 01.300.992.3-051.000.4

Perjalanan usaha dimulai sejak tahun 2001 didirikan oleh Hj. Leony Agus

Setiawati SP, seorang wanita muda S1 dari lulusan IPB jurusan Sosial

Ekonomi Agrobisnis, yang lahir di Bandung, tanggal 6 Agustus 1976 dan

mempunyai dua orang anak Azka Salsabila (11 th) & Aqila Syahrani (7 th),

usaha ini juga dibantu beserta sang suami H. Anwar Sanusi, SE., yang

awalnya sebatas pembukaan toko yang menjual pakaian busana muslim di

daerah Tajur, Bogor. dengan hanya mempekerjakan 2 orang karyawan yang

menggunakan sistem penjualan secara konvensional.5

Tak puas dengan membuka toko di Tajur. Hj. Leony, akhirnya membuka

toko di rumahnya. Dari situlah ia mencoba untuk memproduksi sendiri barang

dagangannya, namun sejak 2002-2003, Hj. Leony mengubahnya menjadi

butik yang menyediakan jasa jahit dan bordir. Tak tanggung-tanggung tujuh

karyawan sekaligus direkrut untuk membantu mengelola usahanya., selang

setahun kemudian pada Tahun 2004 mulai transisi ke konveksi, hasil

produksinya ditawarkan ke toko, namun usaha ini mengalami kebangkrutan

yang disebabkan oleh minimnya modal yang dimiliki serta penerapan sistem

manajemen yang kurang baik.6

Hingga pada tahun 2005, usaha ini, bangkit kembali dengan mencoba

memanfaatkan fasilitas yang ada, Garasi rumah disulapnya menjadi ruang

4 Dokumen, CV. Azka Collection yang diberikan Ibu Hj. Leony Setiawati SP, pada tanggal 16

Februari 2011 5 Wawancara Pribadi dengan Hj. Leony Anwar. Bogor, 16 Februari 2011

6 www.Azkafashion.net

Page 50: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

41

konveksi kecil-kecilan. Upaya bangkit untuk meraih sukses diperolehnya

setelah giat mengikuti berbagai seminar dan pelatihan kewirausahaan dan

dibantu oleh seorang penjahit dan tiga orang penyulam, sistem penjualan

yang dilakukan adalah sistem konsinyasi (penitipan barang dagangan kepada

orang untuk dijualkan dengan pembayaran kemudian).7 Tahun 2006 bisnis ini

mulai mengembangkan sayapnya dengan merintis sistem penjualan keagenan

(direct selling) dengan sistem pembayaran cash dan carry hingga sekarang

bisnis usahanya berkembang dan berhasil meraih penghargaan dan pengakuan

dari lembaga nasional seperti Komite Akreditasi Nasional (KAN), ISO

9001:2000, dan ISO 9001 No : BQSS-08-2007.8

Kini, di Tahun 2010, perusahaan yang berada didaerah perumahan Ciomas

Permai, Bogor, mampu mempekerjakan karyawannya hingga sebanyak 638

pekerja, 91% adalah wanita, dan segmen tenaga kerja utamanya adalah tenaga

kerja yang tidak terserap oleh perusahaan-perusahaan besar seperti ibu-ibu

rumah tangga dan remaja putus sekolah.9

C. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

Visi adalah Menjadi perusahaan multinasional di bidang produk tekstil

dengan memberdayakan ummat.

Misi adalah Menghasilkan & menjual produk tekstil dengan kualitas

terbaik dan inovatif, dengan melibatkan umat sebanyak-banyaknya yang

7 Www.Azkafashion.Net 8 Dokumen CV. Azka Collection yang diberikan Ibu Hj. Leony Setiawati SP pada tanggal 16

Februari 2011 9 Dokumen CV. Azka Collection yang diberikan Ibu Hj. Leony Setiawati SP pada tanggal 16

Februari 2011

Page 51: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

42

didukung dengan sistem manajemen terpadu. Serta membuka jaringan

pemasaran yang luas dengan sistem pemasaran yang tangguh.

Adapun tujuan CV. Azka Syahrini mengeluti bidang fashion, sebagai

antara lain sebagai berikut :

1. Membuat produk busana muslim dengan model unik, inovatif dan

berkualitas.

2. Memberdayakan masyarakat sekitar yang sebelumnya tidak produktif

menjadi produktif

3. Membangun sentra produk sulam di Ciomas, Bogor dan sekitarnya

4. Meningkatkan kesejahteraan bersama antara owner (pemilik usaha),

pekerja, ummat sekitar dan mitra bisnis.10

D. Program-Program Perusahaan

1. Program yang Sudah Berjalan

Selain pembinaan perusahaan secara teknik dan manajemen, inovasi

usaha ini melebar ke pembinaan sosial Corporate Social Responsibility

(CSR), Programnya yang telah terlaksana meliputi berbagai bantuan untuk

lingkungan sekitar yaitu :

a. Ketahanan Pangan

yaitu program pemberian sembako gratis diperuntukan kepada

jompo, janda miskin, yatim dan dhuafa, pemberian ini diberikan setiap

3 bulan sekali dalam setahun.

b. Pinjaman Ghorimin (Untuk usaha Mikro & Keluarga)

10

Dokumen CV. Azka Collection yang diberikan Ibu Hj. Leony Setiawati SP pada tanggal 16

Februari 2011

Page 52: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

43

Pemberian pinjaman ke segmen-segmen usaha informal seperti

pedagang keliling, penjual jamu gendong, warung jajanan, dan usaha-

usaha lain yang sebatas pada usaha kecil-kecilan. Serta pinjaman untuk

keluarga. Pinjaman-pinjaman tersebut diberikan tanpa bunga dan tanpa

agunan. karena melihat diwiliyah terdekat perusahaan mempunyai 4

perusahaan yang diduga adalah perusahaan renternir.

c. Perbaikan Sarana Lingkungan dan Ibadah

Program yang bertujuan membantu memperbaiki sarana

lingkungan dan ibadah yang berada di desa-desa pelosok wilayah

sekitar pedalaman Bogor, tidak jauh dari perkotaan, seperti perbaikan

MCK atau Mandi Cuci Kakus, perbaikan jalan, jembatan, musholla,

dan sarana fisik lainnya.

d. Pemberian Bea Siswa

Diberikan untuk siswa-siswa dhuafa berprestasi & Guru tahsin,

serta ibu-ibu rumah tangga yang ingin belajar mengaji, pemberian ini

dengan mendata orang-orang yang terkait dengan karyawan dan diluar

lingkungan karyawan yang berprofesi sebagai guru tahsin serta

masyarakat atau ibu-ibu yang mempunyai atau berkeinginan belajar

tahsin bisa difasilitasi untuk berlajar tahsin

e. Sunatan Massal (Untuk anak yatim/piatu & dhuafa)

Program Kegiatan ini dilakukan setahun sekali dengan ketentuan

batasan maksimal untuk 30 orang anak pertahun yang telah didaftar

sebelum acara berlangsung, jika kuota daftar anak melebihi daftar yang

Page 53: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

44

telah ditentukan, maka anak tersebut akan didaftarkan untuk tahun

depan.

f. Biaya Nikah Gratis

Pemberian bantuan nikah gratis yang diperuntukan khusus untuk

para karyawan CV. Azka Syahrani. dengan alasan agar menjaga para

karyawan dari pergaulan bebas. Nikah gratis ini hanya sebatas

pemberian kepada dana untuk penghulu dan untuk dana-dana

operasional lainnya ditanggung oleh pihak karyawan yang

bersangkutan.

2. Rencana Program-Program Kedepan

a. Program Kesehatan Masyarakat

Meliputi pembangunan politeknik untuk dhuafa serta pengobatan

gratis masuk desa, desa yang akan digarap antara lain adalah Desa

Sukaharja, Ciapus, Sukamakmur, Pagelaran, Sukawening, Sukadamai,

dan Ciherang.

b. Pembinaan Usaha Mikro

Meliputi pelatihan dan bimbingan kewirausahaan oleh CV. Azka

Collection untuk para pengusaha-pengusaha mikro.

E. Jenis-Jenis Produk

Ciri khas dari produksi AzkaSyah Collection adalah tagline sulam etnik

khas Bogor, yang dibuat dari sulaman tangan ibu-ibu rumah yang dilatih dan

dibina keterampilan menyulam, Sulaman ini lantas diterapkan dalam berbagai

busana diantaranya, yaitu :

Page 54: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

45

1. Sarimbit atau busana untuk seluruh keluarga yakni terdiri dari : koko

dewasa, blus dewasa, koko anak dan blus anak.

2. Baju Koko (Baju Takwa)

3. Blus Muslimah

4. Gamis Wanita

5. Sarimbit Pasangan

6. Baju Anak.

7. Jilbab

F. Pangsa Pasar

1. Target Konsumen

Adalah kalangan menengah kebawah atau position kelas C, namun

saat ini brand positioning akan menuju ke kelas B atau golongan kelas

menengah atas.

2. Brand Image

Brand image yang akan dibangun adalah Spritual Company yang

dicari bukan hanya uang, tetapi lebih kepada aturan-aturan atau nilai-nilai

yang diterapkan diwilayah kerja perusahaan misalnya, menjaga

kebersihan, menjaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan,

mewajibkan kerudung untuk pegawai wanita, dan yang sedang

dicanangkan adalah area wilayah bebas merokok.

G. Prestasi yang Diraih

1. Tahun 2008 :

a. Penghargaan dari Bupati Bogor Sebagai UKM Berprestasi

Page 55: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

46

b. Peringkat 4 Kontes Pemanfaatan TIK (Teknologi Ilmu Komputer)

oleh UKM Kementrian Negara KUKM

2. Tahun 2009 :

a. Peringkat I ”Young Entrepeneur Awards” Katagori Utama (Bisnis

Indonesia).

3. Tahun 2010 :

a. Peringkat II Tingkat Nasional Lomba Fashion Show Busana

Muslim pada Festival Maulid Nusantara di Palu.

H. Pameran-Pameran yang Telah Diselenggarakan

1. Dalam Negeri

INACRAFT, ICRA, INDOCRAFT, TEXCRAFT YOGYA, PKBL,

SMESCO dll

2. Luar Negeri

2006 Pameran MidValley, KualaLumpur Malaysia

2007 Pameran Enchanting Indonesia Orchard Road, Singapura

2008 Pameran SISMEF, Ghuangzhou Cina

2009 Pameran IndoAsia, Johor Malaysia

I. Aspek Teknis Produksi

Fasilitas Produksi dan Peralatan

Tabel III.1 Beberapa Fasilitas Produksi dan Peralatan

No Nama Alat Fungsi

Fasilitas Produksi

1 Bangunan Tempat produksi

Page 56: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

47

2 Sepeda Motor Sarana transportasi

3 Mobil Sarana transportasi

4 Computer dan Laptop Tempat menyimpan file-file penting

5 Lemari panjang dan rak

baju

Tempat menyimpan bahan penolong

dan memanjang (display) pakaian jadi

6 Kursi Tempat duduk tenaga pekerja

7 Meja tempat merancang Membuat pola dan memotong bahan

8 Kursi tamu Tempat duduk konsumen/klien

Peralatan

1 Meja jahit Untuk menjahit pakaian

2 Mesin obras Untuk mengobras kain

3 Mesin pelubang

kancing Untuk melubangi tempat kancing

4 Meja untuk mesin

Sebagai tempat menyimpan mesin

jahit, mesin obras dan mesin pelubang

kancing

5 Lader Untuk menandai kain yang akan

dijahit

6 Gunting Untuk menggunting pola pakaian

7 Penggaris Untuk menggaris tepi jahitan

8 Meteran Untuk mengukur ukuran pakaian

9 Wadah peralatan

menjahit

Untuk menyimpan peralatan/bahan

penolong yang sedang digunakan

10 Terminal dan scket

listrik

Peralatan listrik yang digunakan untuk

mesin jahit, mesin obras, dan mesin

pelubang kancing

1. Proses Produksi

Desain dan

pembuatan Pola

Proses Produksi

Page 57: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

48

Gambar III.2

Diagram Alir Proses Produksi Pakaian Jadi Muslim

J. Sistem Distribusi

Distribusi dapat diartikan sebagai pola penyaluran barang agar sampai

kepada konsumen, disini perusahaan memutuskan pilihan jaringan disrtibusi

yang dipandang efektif dan efisien untuk menghubungkan produsen dengan

konsumen.11

Pola distribusi yang tergambar dalam bisnis ini menggunakan pedagang

perantara atau middle man, yaitu agen adalah pihak yang memasarkan produk

produsen untuk konsumen. CV. Azka Collection bertindak sebagai principal

11

Ismail Yusanto, Menggagas Bisni Islam, Hal

Proses Sulaman

Pemotongan Kain

Proses Penjahitan dan

Pengobrasan

Quality Control Jahitan dan

pengobrasan

Pengemasan

Quality Control Sulaman

Page 58: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

49

atau franchisor tidak berhubungan langsung dengan pembeli atau konsumen

maka, tidak ada contractual liability antara produsen dan konsumen.12

Struktur pemasar CV. Azka Sulam Etnik terdiri atas Agen Manager dan

Agen, Diluar struktur tersebut adalah membership yang menginduk kepada

masing-masing Agen Manager atau Agen.

Yang dimaksud Agen Manager adalah struktur pemasar tertinggi yang

berkomitmen kepada CV Azka Syahrani untuk membangun jaringan

pemasaran serta melayani agen-agen yang berada di bawahnya.

Agen Manager dapat bertindak sebagai representasi CV Azka Syahrani

dalam mengedukasi dan mempromosikan produk Azka Sulam Etnik kepada

konsumen, Agen manager bisa berbentuk badan hukum maupun

perseorangan.

Sementara untuk sistem pemasaran yang berlaku adalah direct selling

berjenjang, Dengan sistem ini tim pemasaran aktif mendatangi konsumen

secara langsung, sehingga dapat menangkap informasi mengenai respon &

masukan konsumen, dengan menggunakan sistem pembayaran pertama atau

down paymen (DP) dalam istilahnya uang muka.

12

Suharnoko, Hukum Perjanjian (Teori dan Analisa Kasus), (Jakarta : Kencana, 2009), Cet. 6, hlm.

37

Page 59: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

50

Gambar III.3

Stuktur Sistem Pemasaran

K. Aspek Keuangan

1. Sumber Perolehan Modal Usaha dan Peran Lembaga Keuangan

Dari segi modal usaha yang dijalankan oleh perusahaan CV.

AzkaSyah Collection, diperoleh dari berbagai ragam pemberian kredit

usaha. Awal permodalan dari gaji suami yang bekerja di Scopindo, dan

selanjutnya diperoleh dari lembaga-lembaga keuangan baik pemerintah

maupun swasta. Dari wawancara yang dilakukan perusahaan memperoleh

kemudahan pemberian pembiayaan dari pemerintah karena bunga yang

diberikan cukup terjangkau yaitu sebesar 6% pertahun, pembiayaan

tersebut diperoleh dari sisihan dana BUMN sebesar 2% yang dialokasikan

untuk UKM dengan nama PKBL (Pembinaan Usaha Koperasi Dan Bina

Lingkungan) atau istilah lain bagi perusahaan adalah dana CSR (

Page 60: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

51

Corporate Social Responsibility), kemudian modal yang diperoleh dari

pemberian kredit Lembaga Keuangan Syariah yaitu Bank Mandiri Syariah,

banyak manfaat yang diperoleh yaitu mendapatkan pembinaan serta

monitoring secara rutin bagi perkembangan bisnis perusahaan, dan juga di

rasa nyaman oleh pemilik karena terbebas dari adanya unsur bunga,

walaupun dirasa bahwa porsi pembagian hasil ini menurut perusahaan

lebih besar dibandingkan bunga yang dikenakan oleh bank-bank

konvensional pada umumnya dan BUMN.13

dan sekarang modal yang

dijalankan sudah pure (murni) menggunakan modal sendiri.14

2. Realisasi Penjualan dan Dana CSR

Tabel III.4 Realisasi Penjualan dan CSR

BULAN

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI

Jumlah CSR Jumlah CSR Jumlah CSR Jumlah CSR Jumlah CSR

Pen

jual

an

685.832.830 6.158 233.453.904 2.180 858.317.058 7.221 480.479.840 4.273 933.200.997 8.347

C

S

R

Rp. 35.366.028,84

13

Ketentuan Umum Keagenan CV. Azka Sulam Etnik, Bogor 2010 14

Hasil Wawancara dengan Ibu Leony Anwar, (Pemilik Perusahaan CV. Azka Collection),

Bogor, Tanggal 16 Februari 2011.

Page 61: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

52

3. Laba Perusahaan

Tabel III.5 Omzet Penjualan Azka

Bulan Januari 2011

Bulan Keterangan Jumlah

Januari 2011

Agen Manager 1 42.399.620

Agen Manager 2 61.245.200

Agen Manager 3 53.834.500

Agen Manager 4 6.033.500

Agen Manager 5 46.782.000

Agen Manager 6 59.629.000

Agen Manager 7 113.000.000

Agen Manager 8 28.851.202

Agen Manager 9 52.242.814

Omset Azka Per Januari 2011 464.017.836

Page 62: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

53

BAB IV

ANALISA USAHA BISNIS

BERDASARKAN TINJAUAN SISTEM EKONOMI ISLAM

Bisnis atau berusaha sebagai bagian dari aktivitas ekonomi selalu

memegang peranan vital di dalam kehidupan manusia sepanjang masa, sehingga

kepentingan ekonomi akan mempengaruhi tingkah laku bagi semua tingkat

individu, sosial, regional, nasional, dan internasional. Umat Islam telah lama

terlibat dalam aktivitas ekonomi, yakni sejak lima belas abad yang silam.

Fenomena tersebut bukanlah suatu hal yang aneh, karena Islam menganjurkan

umatnya untuk melakukan kegiatan bisnis (berusaha) guna memenuhi kebutuhan

sosial-ekonomi mereka. Rasulullah Shallullahu Alaihi wa Sallam sendiri terlibat

di dalam kegiatan bisnis selaku pedagang bersama istrinya Khadijah.

Disamping anjuran untuk bekerja atau berbisnis, Islam sangat menekankan

(mewajibkan) aspek kehalalannya, baik dari sisi perolehan maupun

pendayagunaannya (pengelolaan dan pembelanjaannya).

Untuk itu dalam bab ini, akan dijelaskan tentang hasil penelitian yang

dilakukan oleh penulis terhadap mekanisme salah satu bisnis usaha busana

muslim yang dijalankan oleh perusahaan CV. Azka Syahrani dalam kaitannya

dengan keselarasan terhadap sistem ekonomi Islam, dan juga sebagai apresiasi

pengembangan sektor bisnis busana muslim yang sedang mengalami

perkembangan yang disignifikan dimulai pada awal tahun 1990-an. yang dulu

Page 63: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

54

busana muslim ketika itu hanya dianggap mewakili kaum muslim konservatif

sehingga penggunaannya dianggap “gagap mode”. untuk mengetahui hal tersebut

penulis mengadakan observasi serta wawancara dengan pihak Direktur dan juga

GM (General Manajer) perusahaan. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 16

Februari 2011, pertanyaan yang diajukan mencangkup ruang lingkup secara

umum tentang mekanisme usaha.

A. Analisa Mengenai Proses Produksi Berdasarkan Sistem Ekonomi Islam

Produksi berarti diciptakannya manfaat, produksi tidak diartikan sebagai

menciptakan secara fisik sesuatu yang tidak ada, karena tidak seorang pun dapat

menciptakan benda. Yang dapat dilakukan oleh manusia hanyalah membuat

barang-barang menjadi berguna, disebut sebagai “dihasilkan.” Prinsip

fundamental yang harus diperhatikan dalam proses produksi adalah prinsip

kesejahteraan ekonomi. Tidak ada perbedaan sudut pandang apa yang menjadi

faktor-faktor produksi dalam pandangan ekonomi umum dengan ekonomi Islam

yakni, tanah, tenaga kerja, modal dan organisasi dipandang sama sebagai faktor-

faktor produksi. Perbedaan keduanya adalah dari sudut pandang perlakuan faktor-

faktor produksi tersebut.

Sudut pandang ekonomi Islam dianggap dapat mewujudkan kemakmuran

dan keadilan. Sistem ekonomi Islam tidak terlepas dari seluruh sistem ajaran

Islam secara integral dan komphensif. Sehingga prinsip-prinsip dasar ekonomi

Islam mengacu pada saripati ajaran Islam. Kesesuaian sistem tersebut dengan

fitrah manusia tidak ditinggalkan, keselarasan inilah yang menimbulkan

keharmonisan tidak terjadi benturan-benturan dalam Implementasinya. berikut

Page 64: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

55

beberapa faktor-faktor produksi yang dapat penulis lihat untuk menentukan

keselarasan dengan ekonomi Islam.

1. Analisis Terhadap Faktor Tenaga Kerja

Salah satu faktor produksi yang berperan sangat penting adalah unsur

tenaga kerja, yang merupakan faktor produksi insani yang secara langsung

maupun tidak langsung menjalankan suatu kegiatan produksi.

Melalui tenaga kerja yang efektif mengharuskan CV. Azka Syahrani.

untuk menemukan cara terbaik dalam mendayagunakan orang-orang yang ada

dilingkungan perusahaannya agar tujuan-tujuan yang diinginkan dapat tercapai,

berkaitan dengan hal tersebut,1

Firman Allah swt, Surah At-Taubah (9) ; (111)

Artinya: “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang

mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk

mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh

atau terbunuh. (itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di

dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati

janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual

beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang

besar.”

Ayat ini memerintahkan menggunakan seluruh sumber daya yang ada,

agar mampu mencapai cita-cita organisasi sehingga keberhasilan yang diraih

1 Veithzal Rivai, Islamic Human Capital, (Jakarta : Rajawali Press, 2009), Ed. 1, hal. 8

Page 65: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

56

akan membawa mereka kepada kebaikan tidak saja didunia tapi juga mencapai

surga yang dijanjikan Allah SWT.

Bila ditinjau mengenai aspek tenaga kerja sudah tercermin dari pada

pemberdayaan serta luasnya peluang lapangan kerja bagi masyarakat sekitar,

terlihat dari jumlah para tenaga kerja yang diperkerjakan, data yang didapat

terakhir pada tahun 2010, dari jumlah 638 tenaga kerjanya, 91 % adalah

wanita2, Dari yang penulis ketahui bahwa usaha fashion ini keunggulannya

adalah dibidang sulam tangan (handmade), maka dari itu pusat perhatian utama

adalah membangun komunitas para penyulam sebagai salah satu tujuan

pemberdayaan masyarakat, dan kebanyakan dari jumlah tenaga kerja adalah

bagian penyulam yang tersebar diberbagai lokasi didaerah bogor yang tidak

jauh dari wilayah perusahaan.3 Alasannya rata-rata tenaga kerja dari kalangan

ibu-ibu rumah tangga yang dipekerjakan merupakan tulang punggung bagi

keluarganya, karena kebanyakan dari suami mereka tidak bekerja.

Pemberdayaan terhadap tenaga kerja menjadi tujuan utama yang

ditekankan oleh perusahaan, dan diangkat sebagai salah satu visi, misi dan

tujuan pendirian perusahaan yaitu melibatkan dan memberdayakan ummat

sebanyak-banyaknya, di tambah dengan kesadaran ibu leony sebagai pemilik

perusahaan, dalam melihat kondisi masyarakat sekitarnya yang kerap kali

mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka.

2 Rosita, “Leony Agus Setiawati dan Keluarga, Syiar Islam Lewat Sulam Tangan”, http://ummi-

online.com/artikel-46-leony-agus-setiawati-dan-keluarga-syiar-Islam-lewat-sulam-tangan.html 3 Hasil Wawancara dengan Ibu Leony Anwar, (Pemilik Perusahaan CV. Azka Collection), Bogor,

Tanggal 16 Februari 2011

Page 66: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

57

Begitu juga penerapan spiritual company, semangat yang diterapkan oleh

perusahaan terhadap karyawannya dengan mengedepankan sikap dan prilaku

yang baik, menjaga hubungan antara karyawan, berjilbab atau menutup aurat

saat berada di lingkungan perusahaan serta menjaga pergaulan bebas antara

karyawan laki-laki dan perempuan, hal ini merupakan semangat untuk

menyebarkan kebaikan. Bisnis yang berlandaskan syariah adalah bisnis yang

diisi oleh nilai-nilai spiritual dengan mengedepankan moral dan etika, disertai

keikhlasan semata-mata hanya untuk mencari keridhaan Allah SWT dan juga

bagaimana suatu bisnis itu dapat meningkatkan kesejahteraan dan

pengembangan diri sendiri, dengan lingkungan sekitar (masyarakat dan bisnis).

Namun implikasi usaha tersebut tidak saja hanya sebatas bagaimana

pemberdayaan itu dilakukan, akan tetapi sisi sudut pandang ekonomi Islam

yang mementingkan akan adanya tingkat kesejahteraan yang diberikan

perusahaan terhadap para tenaga kerjanya dalam aspek keadilan akan hak-hak

dan tanggung jawab serta jaminan sosial bagi tenaga kerja harus juga

diperhatikan, dari wawancara yang telah penulis lakukan dengan pemilik

perusahaan secara langsung, hal tersebut sudah disediakan dan dijamin oleh

pihak perusahaan. yaitu dengan pemberian gaji yang dilihat berdasarkan

standar kebutuhan dari para pekerja, disesuaikan menurut porsi jabatan atau

posisi masing-masing pekerja, yaitu sistem kompensasi untuk penjahit dan

penyulam diberikan dengan sistem borongan, sedangkan untuk para staff dan

senior manajemen, ada tingkat level penggajian paling terendah sudah

mendekati UMR, dan rata-rata sudah diatas UMR. untuk karyawan manajemen

Page 67: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

58

dan finishing gaji tetap dan ada pemberian-pemberian berupa tunjangan-

tunjangan, ada tahapan-tahapan jenjang karier, dimana ketika karyawan akan

direkrut, ia terlebih dahulu ditempatkan diposisi finishing, karena dengan

posisi tersebutlah karyawan dapat lebih peka terhadap pekerjaannya

(manajemen turn over sangat tinggi karena stok posisi barang di finishing),

Sebagaimana ketentuan yang dinyatakan Allah SWT, dalam firman-Nya dalam

surat Al-Ahqaf (46) : 19

Artinya : “ Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang

telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka

(balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada

dirugikan”(Qs: Al-Ahqaf (46) : 19)

Sesuai prinsip dasar yang digunakan Rasulullah SAW dan khulafaur

Rasyidin adalah pertengahan, moderat dalam penentuan upah pegawai, tidak

berlebih-lebihan dan juga tidak terlalu sedikit (proposional). 4

Menurut Ibn Khaldun yang dikutip oleh Adiwarman Karim tentang

pemberian gaji atau upah, beliau berpendapat bahwa bila gaji terlalu rendah,

pasar akan lesu dan produksi tidak mengalami peningkatan, dan jika gaji terlalu

tinggi akan terjadi tekanan inflasi dan produsen kehilangan minat untuk

bekerja.5

4 Ahmad Ibrahim, Manajemen Syariah (Sebuah Kajian Historis Dan Kontemporer), hal 116-117 5 Adiwarman Azwar Karim, “Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam”, (Jakarta : PT. Rajagrafindo

Persada, 2006), Ed.3, hal. 405

Page 68: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

59

Selain gaji, sebagai implikasi dari adanya jaminan sosial perusahaan juga

memberikan fasilitas- fasilitas lain diantaranya jaminan kesehatan dengan

didaftarkannya karyawan pada pihak asuransi kesehatan (rawat inap dan rawat

jalan) yang sudah didaftarkan di asuransi bumi putera untuk 78 karyawan,

terdiri dari 20 karyawan manajemen dan sisanya penjahit dan beberapa staff-

staff umum (ob, supir), imbalan yang didapat ketika terjadi kematian berupa

uang senilai Rp. 50 juta rupiah, dan ketika sakit uang yang diperoleh untuk

biaya kesehatan sebesar Rp. 825.000 (penjahit), untuk bagian staff manajemen

senilai Rp. 1,2 juta, selain itu pemberian fasilitas koperasi, pemberian fasilitas

lingkungan yang nyaman dengan dan kebijakan perusahaan yang sehat. seperti

berupa kepedulian kepada keagamaan.6 Berangkat dari pemikiran semangat

religiusitas dalam menjalankan kiprah perusahaan yang bertujuan untuk

meningkatkan taraf hidup dan pemberdayaan masyarakat, yang disemangati

oleh dua hal, pertama, antusiasme untuk memacu prestasi demi kejayaan

perusahaan, kedua, pemberdayaan masyarakat sekitar sebagai tanggung jawab

sosial perusahaan,7 maka CV. Azka Collection mengembangkan religiusitas

dilingkungan perusahaan, mulai dari pengajian mingguan dan bulanan dengan

mendatangkan penceramah dari berbagai tanah air. hal ini sudah merupakan

suatu kewajiban rutin yang harus di ikuti oleh para tenaga kerja yang terlibat.

pengadaan pelatihan dan pengembangan yang merupakan salah satu fasilitas

yang diberikan perusahaan kepada karyawannya, sehingga perusahaan

6 Hasil Wawancara dengan Ibu Leony Anwar, (Pemilik Perusahaan CV. Azka Collection), Bogor,

Tanggal 16 Februari 2011 7 Syahrin Harahap, Islam Konsep dan Implementasi Pemberdayaan, (Yogyakarta : PT. Tiara

Wacana Yogya, 1999), Cet 1, hal 1

Page 69: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

60

berharap tidak saja untuk tujuan dalam peningkatan keahlian bagi pekerja, juga

bertujuan untuk memuaskan kualitas mutu bagi konsumen, hal tersebutlah yang

menjadi tujuan bagi perusahaan dari pada kesungguhan dalam mengelola

bisnisnya.

Islam memandang bahwa ilmu merupakan dasar penentuan martabat dan

derajat seseorang dalam kehidupan. Allah memerintahkan kepada Rasulullah-

Nya untuk senantiasa meminta tambahan ilmu. dengan bertambahnya ilmu,

akan meningkatkan pengetahuan seorang muslim terhadap berbagai dimensi

kehidupan, baik urusan dunia atau agama. Sehingga ia akan mendekatkan diri

dan lebih mengenal Allah, serta meningkatkan kemampuan dan kopetensinya

dalam menjalankan tugas pekerjaan yang dibebankan kepadanya.8

Pelatihan (training) dalam segala bidang pekerjaan merupakan bentuk

ilmu untuk meningkatkan kinerja, di mana islam mendorong umatnya untuk

bersungguh-sungguh dan memuliakan pekerjaan.

Rasulullah bersabda :

حدثب إبزاين بي هسى أخبزب عيسى عي ثر عي خبلد بي هعداى عي الوقدام

هب أكل أحد طعبهب قط )عي رسل اهلل صلى اهلل علي سلن قبل : رضي اهلل ع

خيزا هي أى يأكل هي عول يد إى بي اهلل داد علي السالم كبى يأكل هي عول يد

)

Diceritakan oleh Ibrahim ibn Musa kepada kami, diberitakan kepada

kami oleh Isa dari Tsaur dari Khalid ibn Ma’dan dari Miqdan ra., dari

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada makanan yang lebih baik yang

dimakan oleh seseorang dari pada apa yang ia makan dari pekerjaan

tangannya, sesungguhnya Nabi Allah Dawud a.s memakan makanan dari

hasil kerja tangannya”. (HR. Buchori)9

8 Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah (Sebuah Kajian Historis Dan Kontemporer),

(Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2008). Hal 116-117 9 Muhammad ibn Ismail Abu Abdullah al-Buchari al-Ja’fi, Shahih Buchari al-Jami’ al-Shahih al-

Muchtasar, Bairut; Ibn Katsir al-Yamamah, 1987, jil. ke-2, hal. 730

Page 70: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

61

Islam mendorong untuk melakukan pelatihan (training) terhadap para

karyawan dengan tujuan mengembangkan kopetensi dan kemampuan teknis

karyawan dalam menunaikan tanggung jawab pekerjaannya. Rasulullah

memberikan pelatihan terhadap orang yang diangkat untuk mengurusi

persoalan kaum muslimin, dan membekalinya dengan nasihat-nasihat dan

beberapa petunjuk.

Begitu juga dengan pemberian intensif berupa uang tunai pada mereka

yang berprestasi. Islam membenarkan seseorang mendapatkan uang intensif

dari yang lainnya disebabkan keberhasilannya dalam bekerja secara maksimal,

memang patut di lakukan. Dan atas jerih payahnya itu ia berhak mendapat

bonus dari perusahaan, karena ini selaras dengan sabda Rasulullah:”

قبل قبل رسل الل ذر بي جزيز عي أبي ب عبد الولك بي عويز عي الو صلى -حدث

هثل أجز هي عول » - اهلل علي سلن ب أجز ب كبى ل هي سي سة حسة فعول ب

ن شيئب قص هي أجر ب ال ي ب

Diceritakan oleh Abdul Malik Ibn Umar dari Munzir Ibn Jarir dari

Bapaknya kepada kami berkata, Rasulullah SAW, bersabda

“Barangsiapa di dalam Islam berbuat suatu kebajikan maka kepadanya

diberi pahala, serta pahala dari orang yang mengikutinya tanpa

dikurangi sedikitpun”(HR. Ibn Majah).10

2. Analisa Terhadap Bahan Baku

Bahan baku yang diperlukan meliputi kain, benang, kancing, retsleting,

bahan variasi/renda/pita, kain keras, dan elastik (karet), jarum untuk mesin

jahit, jarum pentul, kapur jahit, pensil, dan karbon. Dari hasil wawancara yang

10

Abu Abdullah Muhammad ibn Yazid al-Qazwini, Sunan Ibn Majah, Mawqi Wizarah al-Auqaf al-

Misriyah, tpn., jil. ke-1, hal. 244

Page 71: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

62

dilakukan bahan baku utama diperoleh perusahaan berasal dari Jakarta dan

Bandung, dikarenakan kualitas dari dua kota tersebut terkenal bagus.

CV. AzkaSyah Collection mementingkan kualitas mutu produk maka dari

itu bahan baku utama perusahaan ini yaitu kain berasal dari kualitas yang baik,

seratnya halus dan menyerap keringat, karena segmen perusahaan ini adalah

menengah keatas sehingga pakaiannya kualitas nomor 1, dan berakibat

wajarnya harga ratusan rupiah yang dijual.

Ditambah kancing yang dipergunakan berasal dari perusahaan jepang yaitu

YKK, kancing produksi jepang ini terkenal memiliki kualitas yang baik dari

pada kancing-kancing yang dijual di pasaran, dan harga 1 kancing sebesar 5000

rupiah.

Dengan meningkatnya harga bahan baku pakaian jadi berkisar antara 5-

15%,11

maka dari itu pengusaha agar tetap survive, menaikan juga harga

penjualan ke konsumen, namun tidak semua produk dinaikan harga jualnya,

hanya produk-produk tertentu saja artinya produk yang memiliki kualitas

paling unggul karena tingkat kualitas bahan baku yang baik.

Penargetan produksi pakaian oleh perusahaan dengan memproduksi

20.000/pcs setiap bulannya, dilakukan bertujuan agar pihak perusahaan tidak

memproduksi tanpa batas kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan.12

11 Direktorat kredit, BPR, dan UMKM, industri pakaian jadi, artikel diakses pada tanggal 9

Februari 2001,dari

http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/BBEDDC1A-7C85-402F-AA66-039A70512B40/18000/

Pakaianjadimuslim 12

Dokumen, CV. Azka Collection yang diberikan Ibu Hj. Leony Setiawati SP, pada tanggal 16

Februari 2011

Page 72: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

63

Dalam Islam berkah merupakan komponen penting dalam mashlahah.

Oleh karena itu bagaimanapun dan seperti apapun pengklasifikasiannya,

berkah harus dimasukan dalam input produksi, sebab berkah mempunyai andil

(share) nyata dalam membentuk output.

Berkah harus dimasukan dalam input produksi meliputi bahan baku yang

dipergunakan untuk proses produksi harus memiliki kebaikan dan manfaat baik

dimasa sekarang atau dimasa yang akan mendatang, penggunaan bahan baku

yang tanpa batas penggunaannya akan mendapatkan masalah dan akan

membawa mudharat.13

Bahan baku yang diperoleh perusahaan, adalah bahan baku yang memang

diproduksi sesuai kebutuhan akan produksi perusahaan.

3. Analisa Terhadap Produk

Pada dasarnya Islam, tidak melarang apapun produk dan jasa diciptakan

dan dikembangkan, sejauh rekayasa manusia memungkinkan. Namun,

syaratnya produk dan jasa tersebut tidak haram atau merusak, misalnya

memproduksikan arak, babi, darah, berhala, dan benda-benda haram lainnya

yang dijelaskan dalam Al-Qur’an.

13

Tjoet Nyak Nuroel Izzatie, “Teori Produksi Dalam Ekonomi Islam”, Senin, 03 Januari 2011,

http://tjoetnyakkkkk.blogspot.com/2011/01/teori-produksi-dalam-ekonomi-islam.html

Page 73: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

64

Artinya ; “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,

(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik,

yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas,

kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu)

yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib

dengan anak panah (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah

kefasikan. pada hari ini orang-orang kafir Telah putus asa untuk

(mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka

dan takutlah kepada-Ku. pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu

agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-

ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa Karena

kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang”.(Qs Al-Maidah (5) : 3)

Produk yang diperjual-belikan oleh CV. Azka Collection berupa

kebutuhan tersier yaitu pakaian. pakaian merupakan busana pelindung bagi

manusia. Busana yang diproduksi oleh perusahaan merupakan busana yang

disunahkan oleh Nabi. yaitu busana penutup aurat.

Selain itu CV. Azka Syahrani memasarkan produk yang thayyib

(berkualitas), dengan mengedepankan keunggulan mutu atau kualitas produk,

ini terbukti dengan dapat diraihnya suatu penghargaan dari ISO, pengadaan

audit intern serta untuk produk rijek / wanprestasi, tetap diselesaikan tetapi

hanya dijual khusus untuk para karyawan, wanprestasi ini terjadi antara lain

karena cuttingan yang kurang rapih, perbedaan warna yang ada kurang

sepadan, serta ukuran yang kekecilan dari yang seharusnya.14

14

Hasil Wawancara dengan Ibu Leony Anwar, (Pemilik Perusahaan CV. Azka Collection), Bogor,

Tanggal 16 Februari 2011

Page 74: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

65

Semua hal pengendalian mutu dilakukan semata-mata agar konsumen

tidak kecewa apabila membeli produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

perusahaan juga sangat terbuka apabila ternyata barang-barang atau produk

yang didapat oleh konsumen tidak sesuai dengan apa yang mereka pesan,

maka konsumen diberi kesempatan untuk menukarkan produk tersebut sesuai

dengan apa yang mereka harapkan.

B. Analisa Distribusi Berdasarkan Sistem Ekonomi Islam

1. Analisa Terhadap Pola Keagenan

Islam memahami bahwa perkembangan budaya bisnis berjalan begitu

cepat dan dinamis. Berdasarkan kaedah fikih bahwa hukum asal muamalah

boleh dilakukan sepanjang tidak ada dalil yang melarangnya, maka terlihat

bahwa Islam memberikan jalan bagi manusia untuk melakukan berbagai

improvisasi dan inovasi melalui sistem, teknik dan mediasi dalam

melakukan perdagangan.

Namun, Islam mempunyai prinsip-prinsip tentang pengembangan

sistem bisnis yaitu harus terbebas dari unsur dharar (bahaya), jahalah

(ketidakjelasan) dan zhulm ( merugikan atau tidak adil terhadap salah satu

pihak). Sistem pemberian bonus harus adil, tidak menzalimi dan tidak

hanya menguntungkan orang yang di atas. Bisnis juga harus terbebas dari

unsur MAGHRIB, singkatan dari lima unsure, Maysir (judi), Aniaya

(zhulm), Gharar (penipuan), Haram, Riba (bunga), Iktinaz atau Ihtikar

dan Bathil.

Page 75: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

66

Dalam Mengembangkan bisnisnya, perusahaan ini menggunakan pola

direct selling maka ia harus terbebas dari unsur-unsur di atas, hal ini

terlihat dari adanya akad perjanjian antara agen ke pihak produsen, barang

atau jasa yang dibisniskan serta tata cara penjualannya halal, tidak haram

dan tidak syubhat serta tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip

syari’ah.di atas serta porsi pembagian keuntungan jelas.

Selain dari pada itu, bentuk strategi pemasaran, mengandung unsur

positif, diisi dengan nilai-nilai Islam seperti penjualan produk yang jelas

dengan mencantumkan harga, jenis, warna dan ukuran, yang di cantumkan

pada katalog bulanan ketika dikeluarkan. dan sistemnya disesuaikan

dengan syari’ah Islam, terimplikasi dengan tidak adanya unsur kezhaliman

antara produsen ke agen manager atau agen, seperti pemberian diskon,

disesuaikan dengan kapasitas kemampuan pembelian dari distributor,

semakin besar pembelian semakin besar diskon yang akan diperoleh.

Bisnis yang dijalankan dengan sistem direct selling tidak hanya

sekedar menjalankan penjualan produk barang, tetapi juga jasa, yaitu jasa

marketing, dengan imbalan berupa marketing fee, bonus, hadiah dan

sebagainya, tergantung prestasi seorang anggota. Jasa marketing yang

bertindak sebagai perantara antara produsen dan agen.

Kegiatan samsarah dalam bentuk distributor, agen, member atau

mitra niaga dalam fikih Islam termasuk dalam akad ijarah, yaitu suatu

transaksi memanfaatkan jasa orang lain dengan imbalan, insentif atau

bonus (ujrah) semua ulama membolehkan akad seperti ini,

Page 76: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

67

Sama halnya seperti cara berdagang yang lain, strategi penjualan

dengan sistem direct selling juga memenuhi rukun jual beli serta akhlak

(etika) yang baik. Di samping itu komoditas yang dijual harus halal (bukan

haram maupun syubhat), memenuhi kualitas dan bermafaat. sistem

keagenan tidak memperjualbelikan produk yang tidak jelas status halalnya.

Atau menggunakan modus penawaran (iklan) produksi promosi tanpa

mengindahkan norma-norma agama dan kesusilaan.

Hal tersebut yang sudah dijelaskan dalam Islam, di penuhinya oleh

pihak perusahaan yaitu, adanya program great meeting bagi para agen

manajer yang membawa langsung nama perusahaan, program ini bertujuan

untuk membina ukhuwah antara produsen dan pekerja untuk membahas

masalah yang berkaitan dengan sirkulasi selama penjualan. dengan

demikian bisnis ini dipandang memiliki unsur-unsur silaturrahmi, dakwah

dan tarbiyah.

2. Promosi Penjualan

Promosi merupakan salah satu variabel dari bauran pemasaran yang

sangat penting, yang dilaksanakan oleh perusahaan, dalam memasarkan

produk atau jasanya. Tanpa promosi keberadaan produk kurang mendapat

perhatian dari konsumen atau bahkan konsumen tidak tahu sama sekali

mengenai produk tersebut.

Pada umumnya perusahaan akan selalu berusaha untuk tetap

berkembang serta mampu bersaing untuk mencapai tujuan perusahaan.

Agar tujuan perusahaan dapat tercapai diperlukan strategi promosi yang

Page 77: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

68

efektif. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan dilakukan

melalui media elektronik seperti internet dan media cetak yaitu berupa

majalah, ditampilkan di majalah Ummi, An-Nur dan Aliyah15

Perusahaan dalam mengiklankan produknya memberikan suatu

gambaran secara detail mengenai produk yang akan dijual atau produk

yang baru diterbitkan, disana dicantumkan oleh pihak produsen mengenai

ukuran, warna, jenis bahan, kualitas serta harga perproduk sehingga

memberikan informasi akan kejelasan barang yang akan dibelinya nanti.

3. Analisa Terhadap Harga

Setiap perdagangan pasti berorientasi pada keuntungan. Namun Islam

sangat menekankan kewajaran dalam memperoleh keuntungan tersebut.

Artinya, harga produk harus wajar dan tidak dimark up sedemikian rupa

dalam jumlah yang amat mahal, Sekalipun Al-Quran tidak menentukan

secara fixed besaran nominal keuntungan yang wajar dalam perdagangan,

namun dengan tegas Al-Quran berpesan, agar pengambilan keuntungan

dilakukan secara fair, saling ridha dan menguntungkan.

Firman Allah (4:29)

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan

jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara

15

http://www.pustakaskripsi.com/%E2%80%9Cpengaruh-biaya-promosi-terhadap-volume-

penjualan-genteng-pada-pt-genteng-maher-perdana-jatiwangi-cirebon-cabang-

sukabumi%E2%80%9D-2-348.html

Page 78: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

69

kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah

adalah Maha Penyayang kepadamu”

Harga yang di pasarkan oleh perusahaan wajar sesuai dengan apa yang

diberikan untuk konsumen, karena terlihat dari bahan baku yang

berkualitas dan jaminan akan kenyamanan jahitan serta reslting YKK

berasal dari produksi jepang. Harga yang diberikan juga sesuai dengan

standar produksi-produksi lainnya sehingga tidak memberatkan konsumen

untuk dapat membelinya.

C. Analisa Terhadap Manajemen Keuangan Perusahaan

1. Sumber Perolehan Pinjaman Usaha

Penyediaan bantuan modal, yang merupakan strategi prioritas pertama,

untuk mendukung kelancaran sebuah bisnis. dan jika ditinjau dari perolehan

dana yang didapat perusahaan, saat ini yakni dari modal sendiri, hal ini tidak

ada masalah karena berasal dari perolehan keuntungan yang didapatkan

perusahaan. ketika meminjam melalui lembaga keuangan yang berbasis

syariah, dimana tidak terdapat unsyur bunga yang dapat dikatakan sebagai

riba. dengan adanya sistem keuangan Islam yang memfasilitasi dan

mewujudkan keuangan yang adil dan efisien, dengan hadirnya UU No. 10

tahun 1998, maka telah ditetapkan landasan hukum yang kuat serta menjamin

adanya kepastian hukum bagi para pelaku ekonomi serta masyarakat luas

untuk kelembagaan dalam kegiatan usaha bank syariah.16

16Ibid, hal 35

Page 79: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

70

Adapun penempatan lembaga keuangan diantara usaha besar dan

BUMN/D serta industri kecil ini didasarkan pada kenyataan bahwa lembaga

keuangan yang ada tidak cukup untuk mempercayai industri kecil yang

mengajukan bantuan modal, antara lain karena tidak memiliki jaminan. Oleh

karena itu, peran usaha besar dan BUMN/D sangatlah penting untuk

menjamin industri kecil tersebut.17

Dalam transaksi keuangan, Islam melarang untuk mengenakan denda jika

hutang telat dibayar karena prinsip hutang dalam hal ini adalah menolong

orang lain (tabarru’) dan tidak dibolehkannya mengambil keuntungan dalam

tabarru’. pengambilan riba merupakan salah satu sumber ketidakadilan dan

mematikan sumber daya produktif, selain itu implementasi penggunaan riba,

dapat berdampak buruk bagi perekonomian, diantaranya yaitu ketidakadilan

distribusi pendapatan dan kekayaan, potensi eksploitasi terhadap pihak yang

lemah (deficit spending units) dan keuntungan lebih berpihak pada orang-

orang kaya (surplus spending units), alokasi sumber daya ekonomi tidak

efisien, 18

2. Sumber Pengeluaran Dana

Perusahaan mengalokasikan dana CSR sebesar 3%, diambil dari

perolehan penjualan siklus katalog salama 3 bulan sekali dari masa edar,

komposisinya sebesar 60% untuk zakat konsumtif, dan 40% dananya

digunakan untuk membantu lingkungan sekitar, seperti pemberian kredit

17

Murasa Sarkaniputra, “Ruqyah Syar’iyyah (Teori, Model Dan Sistem Ekonomi)”, (Jakarta : Al-

Ishlah Press Dan STEI , 2009), Hal 379 18 Heri Sudarsono, “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”, (Yogyakarta : EKONISIA, 2007).

hal 2

Page 80: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

71

usaha informal, pembuatan MCK untuk masyarakat pedesaan, pembenahan

jalan, dll. sedangkan menurut perusahaan. Pemberian pajak tidak seroyal,

seperti apa yang dikeluarkan untuk zakat, komitmen pemberian zakat

dijalankan dengan penuh ke konsistensian untuk memajukan dan

memberdayakan masyarakat atau lingkungan sekitar.

CSR merupakan tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap para

strategik-stakeholdersnya, terutama komunitas atau masyarakat disekitar

wilayah kerja dan operasinya. CSR memandang perusahaan sebagai agen

moral. Dengan atau tanpa aturan hukum, sebuah perusahaan harus

menjunjung tinggi moralitas. Parameter keberhasilan suatu perusahaan dalam

sudut pandang CSR adalah mengedepankan prinsip moral dan etis, yakni

menggapai suatu hasil terbaik, tanpa merugikan kelompok masyarakat

lainnya. Salah satu prinsip moral yang sering digunakan adalah golden-rules,

yang mengajarkan agar seseorang atau suatu pihak memperlakukan orang lain

sama seperti apa yang mereka ingin diperlakukan. Dengan begitu, perusahaan

yang bekerja dengan mengedepankan prinsip moral dan etis akan

memberikan manfaat terbesar bagi masyarakat.

Perusahaan dengan cermat memastikan, pola dan metode yang

dilakukannya sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Terutama dalam

konteks ini, Pemberian zakat yang merupakan suatu kewajiban bagi harta

yang berkembang serta pembangunan sarana lingkungan sosial. Bila

menyangkut hal yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat. Sukses

Page 81: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

72

tidaknya pengelolaan CSR juga tergantung pada bagaimana komunikasi dan

pendekatan pihak perusahaan dengan masyarakat penerima manfaat CSR.

Bila ditinjau, penggunaan dana CSR untuk zakat merupakan kewajiban

bagi perusahaan. Selain kewajiban pada negara yang mengharuskan sebuah

perusahaan wajib mengeluarkan dana CSR sebesar 1% dari keuntungannya

yang diatur dalam UU pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas (UU PT) mengenai kewajiban Tanggung Jawab

Sosial dan Lingkungan (TJSL) bagi perusahaan yang berkaitan dengan

sumber daya alam, perusahaan juga memiliki kesadaran untuk berupaya

mengeluarkan zakat, kewajiban yang dianjurkan oleh Allah SWT atas

kelebihan harta yang dimilikinya.

Page 82: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

73

BAB V

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, baik melalui hasil wawancara

terhadap direktur dan general manager perusahaan, pengamatan langsung

terhadap objek penelitian dan analisis dokumen laporan keuangan

program, maka Penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut

:

1. Pemberdayaan terhadap faktor-faktor tenaga kerja menjadi tujuan

utama yang ditekankan oleh perusahaan, dan diangkat sebagai

salah satu visi, misi dan tujuan pendirian perusahaan yaitu

melibatkan dan memberdayakan ummat sebanyak-banyaknya

dengan tujuan mendapatkan keberkahan dunia dan akhirat, melalui

pendekatan komunitas lewat pelibatan masyarakat sekitar

khususnya dari kalangan tenaga kerja yang tidak terserap oleh

perusahaan-perusahaan besar seperti ibu-ibu rumah tangga dan

remaja putus sekolah.

2. Perusahaan menanamkan dan menerapkan nilai-nilai spiritual

company kepada tenaga kerjanya dengan mengedepankan aspek

moral dan etika dalam menjalankan setiap aktivitas kegiatan

produksi.

Page 83: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

74

3. Perusahaan memberikan fasilitas-fasilitas akan kesejahteraan

tenaga kerjanya diantaranya pemberian jaminan asuransi, gaji yang

sesuai, pelatihan dan training untuk meningkatkan keahlian

karyawan, sarana olahraga serta fasilitas keperdulian terhadap

agama dengan diadakannya pengajian rutin.

4. Penjualan harga produk yang wajar sesuai dengan pemberian bahan

baku yang bermutu, serta penargetan produksi pakaian yang tidak

melampaui kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan.

5. Produk yang diperjualbelikan, produk yang menjadi salah satu

anjuran sunnah Nabi SAW, yaitu busana penutup aurat.

6. Pemakaian sistem pola direct selling yang diberlakukan tidak

terdapat unsyur gharar, dan dzolim karena tercatat secara jelas

dalam surat ketentuan keagenan.

7. Manajemen keuangan yang diatur sesuai dengan sistem keuangan

islam dengan mengeluarkan kewajiban berzakat, sehingga

masyarakat disekitar dapat terbantu dengan kehadiran dana zakat

yang diberikan.

8. Kegiatan usaha bisnis yang dijalankan oleh CV. Azka Syahrani

telah sesuai dengan nilai-nilai dasar serta nilai instrumental

ekonomi Islam, yaitu kepemilikan, kesederhanaan, pemberian

zakat, tidak adanya unsure riba, adanya kerjasama yang baik, serta

tersedianya jaminan sosial.

Page 84: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

75

B. Saran

1. Sebaiknya CV. Azkasyah Collection berkembang menjadi perusahaan

perseroan terbatas (PT), karena terlihat dari jumlah banyaknya tenaga

kerja yang diberdayakan.

2. Untuk sistem yang dijalankan perusahaan sepertinya sudah dianggap

cukup sebagai perusahaan yang berbasiskan akan nilai-nilai syariah,

mengapa perusahaan tidak mengedepankan tittle “syariah” agar nilai

dari perusahaan lebih dianggap menjadi salah satu percontohan dari

perusahaan-perusahaan UKM yang ada di Indonesia dalam hal bisnis

usaha fashion.

3. Diharapkan perusahaan lebih memperbaiki lagi sistem keuangan yang

ada, agar apa yang dinamakan transparansi (keterbukaan) terhadap

anggaran dapat digunakan dalam berbagai hal.

4. Produk yang dihasilkan sebaiknya diinovasi lagi, sebab persaingan

usaha semakin ketat, dengan bertambahnya inovasi maka sebuah

perusahaan dapat bertahan lebih lama.

Page 85: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

76

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Anwar. Dasar-Dasar Sistem Ekonomi Islam, Jakarta: Fakultas Syariah

Dan Hukum, Uin Syahid, 2009

Abu Sinn, Ahmad Ibrahim. Manajemen Syariah (Sebuah Kajian History dan

Kontemporer), (Jakarta : Pt. Rajagrafindo Persada, 2008), Ed. 1

Al-Buchari Al-Ja’fi, Muhammad ibn Ismail Abu Abdullah Shahih Buchari al-

Jami’ al-Shahih al-Muchtasar, Bairut; Ibn Katsir al-Yamamah, 1987, jil.

ke-2.

Ali, Muhammad. Kamus Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta : Pustaka Amani)

Ali, Zainuddin. Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Cet. 2

Al-Kaaf, Abdullah Zaky. Ekonomi dalam Perspektif Islam, (Bandung, PT.

Pustaka Setia Pertama Maret 2002), Cet. Ke-1

Alma, Buchari. Pengantar Bisnis, Bandung : Alfabeta, 1998

al-Qazwini, Abu Abdullah Muhammad ibn Yazid Sunan Ibn Majah, Mawqi

Wizarah al-Auqaf al-Misriyah, tpn., jil. ke-1

Antonio, Muhammad Syafi’I. Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek, (Jakarta;

Gema Insani Press, 2001), Cet. 1

Arikunto, Suharmi. Managemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993),

Cet Kedua’

Basu, Swastha dan Sukotjo, Ibnu. Pengantar Bisnis Modern, Yogyakarta: Liberty,

1998, Cet. Ke VI

Dokumen, CV. Azka Collection yang diberikan Ibu Hj. Leony Setiawati SP, pada

tanggal 16 Februari 2011

Halide, Majalah, Mimbar Ummi, 1982, hlm 15

Harahap, Syahrin. Islam Konsep dan Implementasi Pemberdayaan, (Yogyakarta :

PT. Tiara Wacana Yogya, 1999), Cet 1

Page 86: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

77

Heri Sudarsono, “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”, (Yogyakarta :

EKONISIA, 2007).

Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)

Karim, Adiwarman A. Ekonomi Mikro Islami, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2007), Ed. Ketiga

Ketentuan Umum Keagenan CV. Azka Sulam Etnik, Bogor 2010

Mannan, Muhammad A. Ekonomi Islam Ekonomi Teori dan Praktek,

(Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995).

Muhammad, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007)

----------------, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam, (Yogyakarta: BPFE-

Yogyakarta, 2004/2005), Cet. 1.

Nasution, Arman Hakim. Manajemen Industri, (Yogyakarta: ANDI OFFSET,

2008), Ed. 1

P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), Cet. 1

Qardhawi,Yusuf. Peran Nilai Dan Moral Dalam Perekonomian Islam, (Jakarta:

Robbani Press, 1997), Cet. 1

Rivai,Veithzal. Islamic Human Capital, (Jakarta : Rajawali Press, 2009), Ed. 1.

Saefuddin, Ahmad M. Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta Pusat :

Media Da’wah dan LIPPM)

Sakti, Ali. Analisis Teoritis Ekonomi Islam, Jakarta: Paradigma Dan Aqsa

Publishing, 2007, Cet. Ke-1

Sarkaniputra, Murasa. “Ruqyah Syar’iyyah (Teori, Model Dan Sistem Ekonomi)”,

(Jakarta : Al-Ishlah Press Dan STEI , 2009).

Suharnoko, Hukum Perjanjian (Teori dan Analisa Kasus), (Jakarta : Kencana,

2009), Cet. 6

Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2004),

Cet Keenam Belas

Wawancara pribadi dengan Bpk. Teguh (salah satu pendistributor Bisnis Busana

Muslim). Jakarta, 25 Juli 2010.

Page 87: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

78

Wawancara Pribadi dengan Hj. Leony Anwar. Bogor, 16 Februari 2011

Yusanto, M. Ismail dan Widjajakusuma, Muhammad Karebet, Menggagas Bisnis

Islam, (Jakarta : Gema Insan, 2002), Cet. 1

-------------------------- dan Yunus, M. Arif. Pengantar Ekonomi Islam, (Bogor :

Al-Azhar Press, 2009), Cet 1

Media Elektronik :

Kompas, “Acfta – Pasar Bebas 2010: “Bunuh Diri Ekonomi Indonesia”, artikel

diakses pada 12 Januari 2010 dari http://hizbut-tahrir.or.id/2010/01/12/acfta-

pasar-bebas-2010-bunuh-diri-ekonomi-Indonesia/.

Rosita, “Leony Agus Setiawati dan Keluarga, Syiar Islam Lewat Sulam Tangan”,

artikel diakses pada tanggal 1 Maret 2010 dari http://ummi-

online.com/artikel-46-leony-agus-setiawati-dan-keluarga-syiar-Islam-

lewat-sulam-tangan.html

Surya Pos, “Pengertian Ekonomi Islam”, Artikel di akses pada tanggal 29 Mei

2011 dari http://www.suryapost.com/2010/12/pengertian-ekonomi-islam

html

Manajemen Dakwah, “Pengertian Ekonomi Islam” Artikel diakses pada tanggal

29 Mei 2011 dari http://md-uin.blogspot.com/2009/07/pengertian-ekonomi

-islam.html.

Ekonomi Islam Online, “Struktur Ekonomi Islam:Prespekif Komparasi Terhadap

Pasar, Etika dan Ekonomi”, artikel diakses pada tanggal 10 Agustus 2010,

dari http://www.ekisonline.com /index.php?option=com_content&view=

article&id=59:strukturekonomi-islamprespekif-komparasi-terhadap-pasar-

etika-dan-ekonomi&catid=34:ekonomi-mikro.

Bayutube86, “Makalah Manajemen Keuangan”, artikel diakses pada tanggal 2

Februari 2010 dari http://cafe-ekonomi.blogspot.com/search/label

/Manajemen%20Keuangan%20Indonesia.

Irham Fahreza Anas, “Hakikat Laba Dalam Bisnis Syariah”, Artikel diakses pada

tanggal 14 April 2011 dari http://Irham-anas.blogspot.com/2011

/04/aslm.html.

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Badan Usaha”, Atikel Ini diakses Pada Tanggal

25 Februari 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Usaha

Page 88: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

79

Direktorat kredit, BPR, dan UMKM, “Industri Pakaian Jadi”, Artikel diakses

pada tanggal 9 Februari 2001, dari http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/

BBEDDC1A-7C85-402F-AA66-039A70512B40/18000/Pakaianjadi

muslim.

Tjoet Nyak Nuroel Izzatie, “Teori Produksi Dalam Ekonomi Islam”, Senin, 03

Januari 2011, http://tjoetnyakkkkk.blogspot.com/2011/01/teori-produksi-

dalam-ekonomi-islam.html

http://www.pustakaskripsi.com/%E2%80%9Cpengaruh-biaya-promosi-terhadap-

volume-penjualan-genteng-pada-pt-genteng-maher-perdana-jatiwangi-

cirebon-cabang-sukabumi%E2%80%9D-2-348.html

Tim Penelitian Dan Pengembangan Perkreditan Dan UMKM, “Pola Pembiayaan

Usaha Kecil (Industri Pakaian Jadi Muslim)”, Artikel diaskes pada

tanggal 5 Februari 2010 Dari www.bi.go.Id

Butik Azka, “Dari Azka Sulam Etnik menjadi Azkasyah”, Artikel diakses Pada

Tanggal 20 Maret 2011 dari http://butik-azka.blogspot.com/2011/03/dari-

azka-sulam-etnik-menjadi-azkasyah.html

Page 89: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 90: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

Company Profile

Nama Perusahaan : CV. Azka Syahrani

Nama Merk : AZKA Busana Sulam Etnik

Alamat : Ciomas Permai C 16 No 22-23 Bogor Jawa Barat 16610

Nomor Telepon : (+62 251) 8632535

Nomor Fax : (+62 251) 8632535

Nomor Handphone : 081381371292, 085925154226

E-mail : [email protected]

Website : www.azkafashion.net

No. SIUP Kecil : 1367/10-20/PK/XI/2006

No TDP : 10,20,5,52,10949

No. NPWP : 01.300.992.3-051.000

No. ISO 9001:2000 : BQSS-08-2007

Kategori Produk : Busana pria, wanita, dan anak berbahan katun dengan

aplikasi sulam tangan (handmade) bercorak etnik nusantara

seperti corak suku Biboki NTT, Toraja, Batak dll,

dikombinasikan dengan kain nusantara antara lain batik

lawas Solo, serat kayu, tenun lurik Klaten, sasirangan

Banjarmasin,dll.

Kapasitas Produksi : sd 20.000 pcs / bln

Jumlah Karyawan : 638 orang (pola inti plasma), 91 % perempuan

Daerah Pemasaran : +- 280 agen di Indonesia dan Singapura

Sistem Pemasaran : Direct Selling (Sistem Keagenan)

CEO : Leony Agus Setiawati, SP

Nama Suami : Anwar Sanusi, SE

Tempat /Tanggal Lahir : Bandung / 6 Agustus 1976

Anak : Azka Salsabila (11 th) & Aqila Syahrani (7 th)

Pendidikan Terakhir : S1 IPB jurusan Sosial Ekonomi Agribisnis

Hoby : Baca buku, menggambar, Travelling

Moto Hidup : Keep Dreaming !

Page 91: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

MANAGING DIRECTOR

GENERAL MANAGER

MARKETING / PUBLIC

RELATION

GENERAL AFFAIR /

FINANCE

WAREHOUSE /

PURCHASINGPRODUCTION R & D

SALES & MARKETING

CUSTOMER CARE

FINANCE

ADM & HRD

RAW MATERIALS

READY STOCK

CUTTING

SEWING

QC

FINISHING

BUSINESS DEVELOPMENT

Page 92: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

KEGIATAN SERTA FASILITAS YANG DIBERIKAN CV. AZKASYAH COLLECTION

KEPADA TENAGA KERJA DAN MESYARAKAT

1. Fasilitas yang diberikan untuk Agen Manager

Family Gathering dan Agen Meeting

2. Kegiatan Karyawan, Pengajian Rutin

Page 93: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

3. Reward untuk Pegawai yang Berprestasi

4. Kegiatan Pelatihan Menyulam, dari Program PNPM 2010

5. Kegiatan Olah Raga Futsal, Voli dan Bola

Page 94: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

6. Family Gathering untuk Karyawan Azka

Page 95: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

CSR (COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)

1. PROGRAM-PROGRAM PERUSAHAAN

A. Ketahanan Pangan

B. Pinjaman Tanpa Bunga dan Agunan Untuk Usaha Informil

C. Perbaikan Sarana Lingkungan, Contoh : MCK

MCK sebelum di Bangun MCK setelah di Bangun

Page 96: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

D. Program Sunatan Massal

E. Program Nikah Gratis

Page 97: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

PRODUK

GAMIS PANJANG

LAMPIRAN PRODUK-PRODUK AZKASYAH COLLECTION

LAMPIRAN 2

Page 98: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

PRODUK

GAMIS PANJANG

Page 99: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

PRODUK

BLUS

Page 100: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

PRODUK

KOKO

Page 101: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

PIAGAM DAN SERTIFIKAT PENGHARGAAN

Sertifikat BQSS,

SNI 19-9001-2001/ISO 9001-2000

Piagam Penghargaan

dari Menteri Perindustrian

Sertifikat dari MUI Sebagai Pembicara pada

Diskusi Ahli KPEU

Piagam Penghargaan dari Bupati Sebagai

UKM Berprestasi di Kabupaten Bogor

Page 102: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

Piagam Penghargaan dalam

Pemanfaatan TIK oleh UKM

Piala Pemenang Fashion Show Busana

Muslim Putra, Tingkat Nasional

Piagam dan Sertifikat Penghargaan dari Harian

Bisnis Indonesia sebagai Young Enterpreuner

Awards Tahun 2009

Page 103: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

BISNIS MODEL AZKAA

dm

& K

eu

Gud

an

g/

Pu

rch

asin

gM

ark

etin

gP

rod

uksi

R &

D Merancang desain

busana dan sulam

Membuat

Sample

buat pola dan

gambar sulam

Kirim CD ke AM

Pra Produksi

CD foto desain

awal

Buat PO BMOTerima PO dari

AM

SPK kepada

Bagian

Pemotongan

SPK kepada

Bagian Jahit

Menerima permintaan

bahan

Pengadaan BL

& BBTL ke

Vendor

Cek bahan

N

Y

QC Sulam QC Finishing

Modifikasi atau

Simpan

Modifikasi atau

Simpan Simpan Stok

Beri tahu AM

tentang

ketersediaan

Stok

KIRIM ke AM

N

Y

N

Y

START

FINISH

Kirim Invoice ke

AM

Kirim Invoice ke

AM

Periksa

REJECT KE

VENDOR

Y

N

Cetak KatalogPemotretan

Page 104: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

Proses

Penjahitan dan

Pengobrasan

Proses

Penyulaman

Azkasyah Production Process

Proses Desain

dan

Pembuatan

Pola

Proses

Cutting /

Pemotongan

Proses Quality Control Dari Proses

penjahitan dan Pengobrasan

Proses Quality Control

Sulam dan

Finishing/Penyelesaian

Proses

Pengepakan

PR

OD

UK

Page 105: Ly Fairuzah Aisyah-fsh
Page 106: Ly Fairuzah Aisyah-fsh
Page 107: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

Ketentuan Umum Keagenan AzkA 2010

1

Ketentuan Umum Keagenan AzkA Sulam Etnik

Pendahuluan

AzkA Sulam Etnik adalah merk dagang dari CV AzkA Syahrani, berkedudukan di Perum Ciomas Permai Blok C16/No 23, Ciomas Bogor, yang memiliki produk busana muslim dengan ciri khas aplikasi sulam tangan. Adapun produk dari AzkA Sulam Etnik terdiri atas kemeja koko, blus, gamis, rok, kerudung dan akesoris.

Produk-produk AzkA Sulam Etnik dibuat dengan memperhatikan nilai-nilai syariah dengan proses produksi yang melibatkan masyarakat di sekitar CV AzkA Syahrani sebagai bentuk pembedayaan ummat. Hal tersebut merupakan motto perusahaan, yaitu “Membangun Diri dengan Membantu Ummat”. Diharapkan nilai-nilai spiritual tersebut memberi berkah, baik bagi produsen, pemasar hingga pengguna akhir produk AzkA Sulam Etnik. InsyaAllah.

Sebagai produsen, AzkA melayani konsumen melalui saluran pemasaran yang dibangun melalui sistem direct selling (pemasaran langsung). Untuk menata jaringan pemasaran tersebut, maka CV AzkA Syahrani membuat ketentuan umum yang berfungsi sebagai acuan para pemasar produk AzkA Sulam Etnik.

Dengan semangat “Tumbuh dan Berkembang Bersama”, diharapkan ketentuan ini dimaknai sebagai alat perekat para agen pemasar AzkA Sulam Etnik, karena usaha (bisnis) busana muslim lebih dari alat mencari nafkah, juga sarana dakwah yang memberi barokah. Amiin.

BAB I KETENTUAN UMUM

1. Ketentuan Umum Keagenan adalah acuan umum yang berlaku bagi seluruh struktur pemasar AzkA Sulam Etnik di seluruh Indonesia dan luar negeri.

2. CV AzkA Syahrani bertindak sebagai produsen produk-produk AzkA Sulam Etnik yang pemasarannya dilakukan oleh jaringan pemasar.

3. Sistem pemasaran yang berlaku adalah direct selling berjenjang,

Page 108: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

Ketentuan Umum Keagenan AzkA 2010

2

BAB II STRUKTUR PEMASAR

(1) Struktur pemasar AzkA Sulam Etnik terdiri atas Agen Manager dan Agen (2) Diluar struktur tersebut adalah membership yang menginduk kepada masing-masing

Agen Manager atau Agen

BAB III AGEN MANAGER

1. Yang dimaksud Agen Manager adalah struktur pemasar tertinggi yang berkomitmen kepada CV AzkA Syahrani untuk membangun jaringan pemasaran serta melayani agen-agen yang berada di bawahnya.

2. Agen Manager dapat bertindak sebagai representasi CV AzkA Syahrani dalam mengedukasi dan mempromosikan produk AzkA Sulam Etnik kepada konsumen.

3. Agen Manager bisa berbentuk badan hukum maupun perseorangan

Syarat-Syarat

(1) Untuk menjadi Agen Manager, badan hukum atau perorangan mengajukan lamaran kepada CV AzkA Syahrani.

(2) Melakukan registrasi dengan dilengkapi KTP/SIM/Paspor, KK dan/atau SIUP bagi Agen Manager berbadan hukum

(3) Melakukan biaya pendaftaran Rp 500.000, untuk Agen Manager dalam negeri. Untuk Agen Manager Luar Negeri biaya registrasi sebesar Rp 1.000.000 (satu juta rupiah)

(4) Menandatangani nota kesepahaman (MOU) (5) Syarat-syarat di atas berlaku untuk Agen Manager baru, sedangkan bagi Agen Manager

yang ada saat ini (existing), berlaku butir (4). (6) CV AzkA Syahrani berhak menentukan jumlah Agen Manager melalui proses verikasi

dengan mempertimbangkan proporsi kapasitas produksi dan wilayah pemasaran.

Hak

(1) Agen Manager yang sudah disetujui berhak memasarkan produk AzkA ke seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri.

(2) Mendapatkan marketing kit berupa spanduk/X-banner dan catalog yang jumlah berdasarkan proporsi pembelanjaan.

Page 109: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

Ketentuan Umum Keagenan AzkA 2010

3

(3) Dicantumkan dalam iklan media massa, website dan media promosi lainnya. (4) Mendapatkan diskon khusus yang besarnya ditentukan sesuai ketentuan yang berlaku. (5) Merekrut agen-agen pemasar di bawahnya baik Agen maupun membership. (6) Bersama tim desain CV AzkA Syahrani memilih desain produk yang akan dipasarkan. (7) Menghadiri pertemuan tahunan Rapat Agen Manager yang biaya penyelenggaraannya

ditangung oleh CV AzkA Syahrani. (8) Menggunakan merk AzkA Sulam Etnik dalam nota, kemasan dan materi cetakan lainnya

yang berhubungan dengan kegiatan promosi dan pemasaran. (9) Penggunaan logo dan merk AzkA Sulam Etnik mengacu pada ketetuan yang sudah

distandarkan oleh CV AzkA Syahrani. (10) Mendapatkan penghargaan (reward) yang besarannya telah ditentukan oleh CV AzkA

Syahrani.

Kententuan

(1) Melakukan pembelanjaan perdana minimal 250 pcs atau +/- senilai Rp 20.000.000 (sudah termasuk diskon/nett). Untuk bulan kedua, minimum pembelanjaan sebanyak 350 pcs +/- senilai Rp 30.000.000 (sudah termasuk diskon/nett). Bulan ketiga dan seterusnya pembelanjaan minimal 450 pcs atau +/- senilai Rp 40.000.000 (sudah termasuk diskon/nett ). Ketentuan ini berlaku bagi Agen Manager yang sudah ada (existing)

(2) Merekrut minimal 10 Agen hingga bulan keempat sejak disetujui dan menandatangani nota kesepahaman (MoU).

(3) Membina dan melayani Agen-agen yang berada di bawahnya dalam penyediaan produk-produk AzkA Sulam Etnik serta mewakili CV AzkA Syahrani dalam menjelaskan pengetahuan produk (product knowledge) AzkA Sulam Etnik.

(4) Memiliki fasilitas penyimpanan (stockiest) serta infrastruktur komunikasi, seperti telepon rumah, selular, dan email.

(5) Memiliki account bank (BCA, BNI, BRI, Mandiri dan Mandiri Syariah) untuk keperluan transfer antar rekening yang dilengkapi fasilitas mobile banking atau internet banking.

Wilayah Pemasaran dan Keagenan

(1) Agen Manager secara administratif tercatat satu nama di satu wilayah administrasi (Kota/Kabupaten)

(2) Nama yang tercantum sebagai Agen Manager bertanggung jawab penuh atas administrasi dan operasional keagenan.

Page 110: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

Ketentuan Umum Keagenan AzkA 2010

4

(3) Wilayah pemasaran Agen Manager adalah area bebas (free zone), tidak dibatasi/diproteksi berdasarkan wilayah administrative.

(4) Agen Manager dapat merekrut agen-agen di bawahnya tanpa memperhatikan wilayah. (5) Untuk menghindari penumpukan keagenan di suatu wilayah yang dapat berpotensi

persaingan tidak sehat, maka setiap Agen Manager diwajibkan memberikan daftar Agen serta alamat lengkap dan contact person yang berada dibawahnya kepada CV AzkA Syahrani.

Purchase Order dan Sistem Pembayaran

(1) Pemesanan atas produk-produk AzkA Sulam Etnik dilakukan melalui Purchase Order (PO) dari katalog sementara yang dikirimkan kepada Agen Manager melalui saluran komunikasi yang tersedia. (email, website atau pos).

(2) PO merupakan komitmen Agen Manager atas pembelanjaan produk AzkA Sulam Etnik. (3) PO atas produk-produk AzkA Sulam Etnik berlaku size seri (S,M,L dan XL) yang

proporsinya telah ditentukan berdasarkan kesepakatan. Untuk size khusus, XXL atau XXXL dapat disediakan dengan ketentuan harga dan jumlah yang ditentukan kemudian.

(4) Kesepakatan serial size akan diatur melalui nota kesepahaman (5) Pengajuan PO disertai uang muka (DP) sebesar 20% dari total pembelanjaan yang

dibayarkan pada saat pengajuan PO. (6) Pembayaran dilakukan melalui transfer antar rekening. (7) Pelunasan sisa pembayaran yang dilakukan setelah barang diterima ekspedisi yang

dibuktikan dengan nomor resi jasa kurir. (8) Produk yang sudah dibeli tidak dapat ditukarkan dengan uang.

Harga dan Diskon

(1) Harga yang ditetapkan kepada Agen Manager adalah Harga Eceran Tertinggi (HET) seperti yang tercantum dalam katalog, dipotong diskon khusus Agen Manager.

(2) Besaran diskon khusus Agen Manager maksimal adalah 46 %. (3) Besaran diskon khusus mengacu pada usia piutang Agen Manager terhitung sejak

dikeluarkan Invoice oleh CV AzkA Syahrani. Nilai besaran diskon terlampir dalam lampiran Penilaian Kinerja.

(4) Harga diskon khusus Agen Manager belum termasuk ongkos kirim yang besarannya ditentukan berdasarkan jarak dan jasa kurir yang digunakan.

(5) Untuk produk-produk stok tertentu, CV AzkA Syahrani dapat memberikan diskon khusus hingga 50% sesuai ketersediaan barang.

Page 111: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

Ketentuan Umum Keagenan AzkA 2010

5

Pengiriman dan Retur

(1) Produk yang dipesan Agen Manager melalui PO akan dikirimkan sesuai jumlah pembayaran Agen Manager.

(2) Biaya kirim akan dibebaskan untuk kondisi-kondisi tertentu sebagai bentuk penghargaan (Reward).

(3) Agen Manager dibolehkan melakukan retur dengan alas an cacat produksi, kesalahan pengiriman, kesalahan atas PO.

(4) Masa retur adalah 60 (enam puluh) hari sejak dikirimkannya PO. (5) Biaya pengiriman akibat retur yang disebabkan cacat produksi atau kesalahan yang

disebabkan oleh CV AzkA Syahrani, ditanggung oleh CV AzkA Syahrani.

Penghargaan dan Sanksi

(1) CV AzkA Syahrani akan memberikan penghargaan (Reward) kepada Agen Manager yang berprestasi sesuai kriteria kinerja yang ditetapkan.

(2) Kriteria kinerja diatur dalam lampiran khusus Penilaian Kinerja. (3) CV AzkA Syahrani juga dapat memberikan sanksi kepada Agen Manager yang tidak

berprestasi atau melanggar kententuan umum keagenan. (4) Bentuk sanksi berupa pemotongan diskon hingga degradasi yang kriterianya diatur

dalam lampiran khusus Penilaian Kinerja.

BAB IV AGEN

1. Yang dimaksud Agen adalah struktur pemasar yang berada di bawah pengelolaan Agen Manager.

2. Agen Manager bisa berbentuk badan hukum maupun perseorangan

Syarat-syarat

(1) Melakukan registrasi kepada Agen Manager yang dipilih sendiri oleh calon Agen bersangkutan dengan dilengkapi KTP/SIM/Paspor, KK dan/atau SIUP untuk Agen berbadan hukum

(2) Biaya pendaftaran Rp 100.000. (3) Mengirimkan copy form registrasi yang sudah disetujui Agen Manager kepada CV AzkA

Syahrani.

Page 112: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

Ketentuan Umum Keagenan AzkA 2010

6

Hak (1) Mendapatkan marketing kit berupa spanduk dan katalog yang jumlahnya disesuaikan

dengan proposi pembelanjaan. (2) Tercantum dalam iklan media massa, website dan media promosi lainnya yang

dikeluarkan oleh CV AzkA Syahrani. (3) Mendapatkan diskon khusus Agen yang besaranya sudah ditentukan. (4) Merekrut membership dan menetapkan harga diskon khusus maksimal 20%. (5) Mendapatkan penghargaan (reward) yang besaranya ditentukan oleh CV AzkA Syahrani.

Kententuan

(1) Melakukan pembelanjaan perdana minimal 20 pcs atau +/- senilai Rp 2000.000 (sudah

termasuk diskon/nett). Untuk bulan kedua, minimum pembelanjaan sebanyak 30 pcs +/- senilai Rp 3.000.000 (sudah termasuk diskon/nett).

(2) Melayani kebutuhan member dan konsumen dalam menyediakan produk AzkA Sulam Etnik.

Wilayah Pemasaran dan Keagenan

(1) Wilayah pemasaran Agen adalah area bebas (free zone), tidak dibatasi/diproteksi berdasarkan wilayah administratif.

(2) Agen dapat merekrut member di bawahnya tanpa memperhatikan wilayah.

Harga dan Diskon

(1) Harga yang ditetapkan kepada Agen adalah Harga Eceran Tertinggi (HET) seperti yang tercantum dalam katalog, dipotong diskon khusus Agen

(2) Besaran diskon khusus Agen paling tinggi 35% tergantung besaran pembelanjaan. (3) Besaran diskon ditentukan oleh Agen Manager mengacu pada tabel pembelanjaan yang

dikeluarkan CV AzkA Syahrani. (4) Harga diskon khusus Agen belum termasuk ongkos kirim yang besarannya ditentukan

berdasarkan jarak dan jasa kurir yang digunakan. (5) Barang yang sudah dibeli tidak dapat ditukarkan dengan uang.

Pengiriman dan Retur

(1) Agen akan mendapatkan produk AzkA Sulam Etnik melalui pemesanan terhadap Agen Manager.

Page 113: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

Ketentuan Umum Keagenan AzkA 2010

7

(2) Agen dibolehkan melakukan retur yang besarnya tidak melibihi 10% dari jumlah pembelian.

(3) Masa retur adalah 30 (tiga puluh) hari sejak pembelian. (4) Biaya pengiriman akibat retur yang disebabkan cacat produksi atau kesalahan yang

disebabkan oleh CV AzkA Syahrani, ditanggung oleh CV AzkA Syahrani.

Penghargaan dan Sanksi

(1) CV AzkA Syahrani akan memberikan penghargaan (Reward) kepada Agen yang berprestasi sesuai kriteria kinerja yang ditetapkan.

(2) Penilaian prestasi kerja Agen dilakukan oleh Agen Manager mengacu pada kriteria yang ditetapkan CV AzkA Syahrani.

(3) Agen yang tidak aktif selama 3 (tiga) bulan berturut-turut akan digugurkan hak keagenannya. Jika Agen bersangkutan ingin mengaktifkan kembali keagenannya, maka diberlakukan syarat keagenan baru.

BAB V

MEMBER

(1) Member merupakan pemasar yang secara struktural dapat berada di bawah Agen Manager maupun Agen.

(2) Member tidak memiliki kewajiban melakuan pembelian secara rutin. (3) Minimal pembelajaan member minimal sebesar Rp 500.000 (4) Diskon yang diberikan kepada member maksimal 20%.

BAB VI ETIKA DAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) Bahwa usaha (bisnis) busana muslim merupakan salah satu bentuk syiar dakwah yang dalam penerapannya diharapkan mengacu kepada etika bisnis yang dicontohkan Rosulullah SAW.

(2) Dalam memasarkan produk AzkA Sulam Etnik, diharapkan setiap pemasar menghormati etika bisnis yang diwakilkan melalui ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan diskon khusus bagi setiap jenjang pemasar. Diharapkan baik Agen Manager dan Agen AzkA Sulam Etnik dapat menerapkan prinsip-prinsip tersebut dan tidak terjebak dalam perang harga yang berpotensi menimbulkan perselisihan.

Page 114: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

Ketentuan Umum Keagenan AzkA 2010

8

(3) Apabila terjadi perselisihan antar Agen Manager, Agen atau Member diharapkan dapat diselesaikan dengan mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat oleh pihak-pihak yang berselisih.

(4) Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan oleh pihak-pihak yang terkait, maka CV AzkA Syahrani dapat membuat keputusan akhir atas perselisihan tersebut.

BAB VII ATURAN TAMBAHAN DAN PERALIHAN

(1) Ketentuan Umum Keagenan AzkA Sulam Etnik ini berlaku sejak ditetapkan. (2) Ketentuan atau peraturan yang dikeluarkan sebelumnya masih berlaku selama tidak

bertentangan dengan ketentuan keaganenan ini. (3) Aturan lain yang belum diatur dalam ketentuan ini, akan diatur melalui nota

kesepahaman (MoU) yang berlaku baik bagi Agen Manager maupun Agen. Ditetapkan di Bogor, Mei 2010 Anwar Sanusi, SE Direktur

Page 115: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

NAMA-NAMA AGEN MANAGER

CV. AZKASYAH COLLECTION

(Perum Ciomas Permai Blok C16/No 22-23, Bogor Jawa Barat 6610)

NAMA AGEN

MANAGER

NOMER TELEPHON ALAMAT

AGUSTINA 08998844660 - 08128414148 JAKARTA

ERNA 021 98290614 - 08156124479 CIBUBUR

YAYUK 08128039750 - 0251 8386588 BOGOR

RITA 08123460080 - 021 5377869 TANGERANG

RATNA 031 8539771 - 031 70914525 SURABAYA

DHILA 081399038184 CIKARANG

AL GHANI 0813 1088 9707 BOGOR

SUMINI 08188 60552 - 0813 83402013 BEKASI BARAT

TITIS 0857 18588 538 CINERE

RUMAH SAKINAH 081355595676, 081241070961 MAKASSAR

FASYA 0254-8480312, 081314378966 SERANG

SOBIRIN

0858 79961470 - 0813 90457032 PEKALONGAN

Page 116: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

BERITA WAWANCARA

TINJAUAN EKONOMI ISLAM TERHADAP USAHA BISNIS BUSANA

MUSLIM

(Studi Pada CV. AzkaSyah Collection)

Data Responden

Nama : Ibu Hj. Leony Agus Setiawati, SP

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 6 Agustus 1976

Jabatan : Owner (Pemilik) CV. AzkaSyah Collection

Alamat : Perum Ciomas Permai Blok C16/No 22-23,

Bogor Jawa Barat 6610

Tempat Wawancara : CV. AzkaSyah Collection

Tanggal Wawancara : 16 Februari 2011

Jam : 10.00 – Selesai

PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA

A. Profil Perusahaan

1. Pertanyaan : Apa landasan pendirian perusahaan?

Jawaban : Melihat kondisi sekitar wilayah terdekat

memprihatinkan, dari aspek pendidikan yaitu

remaja-remaja yang banyak putus sekolah dan ibu-

ibu rumah tangga sebagai tulang punggung utama

karena kebanyakan dari para pegawai dari suami-

suami mereka tidak bekerja. maka dari itu saya

berinisiatif untuk membuka lahan bisnis agar dapat

membantu kesejahteraan mereka.

2. Pertanyaan : Bagaimanakah sejarah berdirinya CV. AzkaSyah

Collection?

Jawaban : Sebenarnya awal saya mendirikan usaha ini, bermula

hanya ingin mendapatkan pengakuan sebagai

pengusaha setelah lulus sarjana, dengan membuka

toko di daerah Tajur, Bogor. yang menjual pakaian

Page 117: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

busana muslim, dengan hanya mempekerjakan 2

orang karyawan. setelah itu saya mengembangkan

bisnis dengan memproduksi barang dagang sendiri.

Kemudian pada tahun 2004 mulai transisi ke

konveksi, hasil produksinya ditawarkan ke toko,

namun usaha ini mengalami kebangkrutan

disebabkan oleh minimnya modal yang dimiliki

serta penerapan sistem manajemen SDM yang

kurang baik. Tahun 2005, usaha ini, saya bangkitkan

kembali, sistem penjualan yang dilakukan adalah

sistem konsinyasi (jual beli titip). dan sekarang

bisnis ini mulai berjalan dengan merintis sistem

penjualan keagenan direct selling (penjualan

langsung).

3. Pertanyaan : Apa Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan?

Jawaban : Perusahaan mempunyai visi untuk menjadi

perusahaan multinasional di bidang produk tekstil

dengan memberdayakan ummat. dan mempunyai

misi agar dapat menghasilkan & menjual produk

tekstil dengan kualitas terbaik dan inovatif, dengan

melibatkan umat sebanyak-banyaknya yang

didukung dengan sistem manajemen terpadu. Serta

membuka jaringan pemasaran yang luas dengan

sistem pemasaran yang tangguh. Adapun tujuan CV.

Azka Syahrini mengeluti bidang fashion, sebagai

antara lain adalah membuat produk busana muslim

dengan model unik, inovatif dan berkualitas,

Memberdayakan masyarakat sekitar yang

sebelumnya tidak produktif menjadi produktif,

Membangun sentra produk sulam di Ciomas, Bogor

dan sekitarnya, Meningkatkan kesejahteraan

bersama antara owner (pemilik usaha), pekerja,

ummat sekitar dan mitra bisnis.

4. Pertanyaan : Apa saja kegiatan yang telah dan akan dilakukan

Perusahaan?

Jawaban : Perusahaan mempunyai program, program

perusahaan yang sudah berjalan diantaranya ialah

program dengan nama ketahanan pangan adalah

Page 118: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

program pemberiaan sembako gratis bagi jompo, janda

miskin, anak yatim dan dhuafa. program pinjaman

ghorimin (untuk usaha mikro & keluarga), program

perbaikan sarana lingkungan dan ibadah, pemberian

bea siswa, sunatan massal untuk anak yatim dan

dhuafa, pemberiaan biaya nikah gratis untuk para

karyawan, rencana program perusahaan kedepan

pemberiaan kesehatan gratis bagi warga miskin, dan

pembinaan untuk usaha mikro.

5. Pertanyaan : Brand image apa yang akan dibangun oleh pihak

perusahaan ?

Jawaban : Brand image yang akan dibangun adalah Spritual

Company yang dicari bukan hanya sekedar uang,

tetapi lebih kepada aturan-aturan atau nilai-nilai yang

diterapkan diwilayah kerja perusahaan misalnya,

menjaga kebersihan, menjaga pergaulan antara laki-laki

dan perempuan, mewajibkan kerudung untuk para

pegawai wanita, dan yang sedang dicanangkan adalah

area wilayah bebas merokok. serta pengembangan

mengenai Service Quality.

6. Pertanyaan : Apa saja Jenis-Jenis Produk yang terdapat pada CV.

Azkasyah Collection?

Jawaban : Sarimbit, (busana untuk seluruh keluarga, terdiri dari

baju ayah, ibu dan untuk dua orang anak), baju koko,

blus muslimah, gamis dewasa, sarimbit pasangan, baju

anak, jilbab.

7. Pertanyaan : Dari manakah sumber bahan baku diperoleh? dan

dari manakah sumber motif/desain yang digunakan

oleh Azkasyah?

Jawaban : Bahan baku diperoleh dari Bandung dan Jakarta, desain

awal konsep diperoleh dari ibu pemilik perusahaan dan

sekarang sudah ada desainer yang khusus memegang.

Pola desain mengusung kebudayaan sendiri serta mode

etnik dan warna yang dibuat/dicelup sendiri sehingga

warna yang didapat tidak diperoleh dipasaran, juga

sulaman tangan yang menjadi khas dari azka dan model

yang dibentuk sendiri

Page 119: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

8. Pertanyaan : Bagaimana cara perusahaan terhadap hasil produksi

yang gagal/rijek/wansprestasi?

Jawaban : Untuk produk rijek / wanprestasi tetap diselesaikan

tetapi hanya dijual khusus untuk para karyawan,

wanprestasi ini terjadi antara lain adalah cuttingan yang

kurang rapih, perbedaan warna yang ada kurang

sepadan, dan ukuran yang kekecilan dari yang

seharusnya.

B. Aspek Teknis Produksi

9. Pertanyaan : Bagaimana tingkat kesejahteraan yang diberikan

pihak perusahaan terhadap tenaga kerjanya?

Jawaban : Dengan pemberian upah yang standar dengan

kebutuhan mereka serta pemberian fasillitas untuk

para tenaga kerja, antara lain adalah pemberian

jaminan akan asuransi kesehatan dengan didaftarkan

di Asuransi Bumi Putera dengan sistem asuransi

kesehatan (asuransi rawat inap dan rawat jalan) dari

78 karyawan, terdiri dari 20 karyawan manajemen,

sisanya penjahit dan beberapa staf umum (supir, ob),

untuk setiap karyawan dengan imbalan yang didapat

ketika terjadi kematian berupa uang senilai 50 juta

rupiah, dan ketika sakit uang yang diperoleh untuk

biaya kesehatan sebesar 825.000 (penjahit/ pertahn),

untuk bagian staff manajemen senilai (1,2 juta). dan

fasilitas koperasi (terlebih dahulu mereka harus jadi

anggota, jumlah anggota koperasi ini sekitar 100

orang, ada biaya wajib 10.000 sekali bayar, iuran

wajib bagi anggota adalah sebessar 5.000 perbulan),

koperasi ini sementara hanya bisa konsumtif saja

belum bisa simpan pinjam.fasilitas lain adalah

pemberian biaya nikah gratis. tidak hanya kebutuhan

akan jasmani bagi tenaga kerjanya. dipenuhinya

kebutuhan akan aspek kerohanian karena timbul dari

semangat religious bagi pemilik, perusahaan

mengadakan kegiatan pengajian yang diadakan

seminggu sekali atau sebulan sekali untuk para tenaga

kerjanya, selain itu pemberian kesempatan bermain

Page 120: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

futsal dan pengadaan jalan-jalan bersama karyawan

telah disediakan oleh perusahaan, hal ini disadari

benar bahwa kesehatan akan pemenuhan sisi

kerohanian menunjangbagi terciptanya semangat

bekerja bagi para tenaga kerjanya,

10. Pertanyaan : Bagaimanakah sistem kompensasi yang diterapkan

perusahaan?

Jawaban : sistem kompensasi untuk penjahit dan penyulam

diberikan dengan sistem borongan, sedangkan untuk

para staff dan senior manajemen, ada tingkat level

penggajian paling terendah sudah mendekati UMR,

dan rata-rata sudah diatas UMR, untuk karyawan

manajemen dan bagian finishing gaji tetap dan ada

pemberian-pemberian berupa tunjangan-tunjangan,

ada tahapan-tahapan jenjang karier, dimana ketika

karyawan akan direkrut ia terlebih dahulu

ditempatkan diposisi finising, karena dengan posisi

tersebutlah karyawan dapat kerja dengan lebih peka

terhadap pekerjaannya. (manajemen turn over sangat

tinggi karena stok posisi barang di finishing), kuisi,

ketika sudah mendapatkan target atau lebih akan

mendapatkan intensif. sama dengan penyulam,

sekarang lebih diuangkan. sekaran ada 24 kelompok

penyulam, kemungkinan bertambah menjadi 30

kelompok perbulan.

11. Pertanyaan : Adakah pelatihan-pelatihan khusus yang diberikan

perusahaan kepada para tenaga kerjanya? serta adakah

manfaat yang dirasakan oleh pihak perusahaan dengan

adanya latihan yang diberikan.

Jawaban : Ada, diantaranya dari program PNPM Mandiri berupa

pelatihan penyulaman untuk ibu-ibu penyulam,

pemberian pelatihan dari astra untuk staff quality

control, berupa bagaimana cara pembuatan facebook,

bolg, email. (media internet), manfaat yang dirasakan

dari adanya pelatihan bagi perusahaan adalah

membentuk loyalitas atau karakter jujur dan setia

Page 121: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

terhadap perusahaan bukan semata-mata memperoleh

efesiensi terhadap harta perusahaan.

C. Sistem Distribusi

12. Pertanyaan : Bagaimankah sistem pemasaran yang diterapkan

oleh pihak perusahaan?

Jawaban : Dengan menggunakan sistem direct selling atau

penjualan secara langsung melalui agen manager dan

agen

13. Pertanyaan : Adakah network/kerjasama yang dilakukan pihak

perusahaan?

Jawaban : Ada, Kerjasama dilakukan dengan ziper ykk, ziper

ykk adalah perusahaan jepang yang memproduksi

bahan baku pakaian berupa resleting, azka

menggunakan zipper ykk ini bertujuan

mengedepankan kualitas yang baik.

14. Pertanyaan : Media apa sajakah yang dipergunakan oleh

perusahaan untuk mempromosikan produk

Azkasyah?

Jawaban : Media yang dipergunakan untuk memasarkan produk

adalah facebook, majalah Ummi (yang dipegang

sendiri oleh pihak azka), majalah An-Nur dan majalah

Aliyah (yang dipegang oleh pihak agen manajer),

15. Pertanyaan : Seperti apakah sistem pembayaran yang diterapkan

oleh pihak perusahaan?

Jawaban : Sistem pembayaran pertama atau down paymen (DP)

dalam istilahnya uang muka

D. Manajemen Keuangan

16. Pertanyaan : Dari manakah sumber modal diterima oleh perusahaan?

Jawaban : Modal awal diperoleh dari gaji suami yang bekerja di

secopindo, selanjutnya diperoleh dari pihak pemerintah

dengan mengandalkan dana perusahaan BUMN sebesar

2% yang dialokasikan untuk UKM dengan nama PKBL

(pembinaan usaha koperasi dan bina lingkungan)

Page 122: Ly Fairuzah Aisyah-fsh

dengan bunga 6% pertahun untuk administrasi, dan

saatt ini Pembiayaan diperoleh dari Bank Syariah

Mandiri (memilih ini karena terletak dari kelebihan

pembinaan yang maximal dan mendapat masukan-

masukan yang berguna dan bermanfaat serta dirasa

lebih syariat) walaupun dirasa bahwa porsi pembagian

hasil ini lebih besar dibandingkan bunga yang

dikenakan oleh bank-bank konvensional pada

umumnya. Dan saat ini pure (murni) menggunakan

modal sendiri.

17. Pertanyaan : Berapa persenkah perusahaan memberikan dana CSR,

dan dialokasikan kemana dana tersebut?

Jawaban : Sebesar 3% diambil dari perolehan penjualan siklus

catalog selama 3 bulan sekali dari masa edar.

Komposisinya sebsesar 60% untuk zakat konsumtif dari

jumlah total 3% dan 40% dananya digunakan untuk

membantu lingkungan sekitar sedangkan menurut

perusahaan pajak tidak seroyal seperti apa yang

dikeluarkan untuk zakat. Komitmen pemberian zakat

harus dijalankan. Disinilah sisi ekonomi islamnya

Terimakasih, kepada Ibu dan segenap karyawan Azka Sulam Etnik atas waktu

luang yang diberikan untuk Penulis, semoga usaha yang dijalankan dapat

berkembang dan barakah, Amin.

Ciomas, 16 Februari 2011

Yang Mewawancarai Di Wawancarai

(Ly Fairuzah Aisyah) (Hj. Leony Agus Setiawati, Sp)