Lumpur Lapindo

download Lumpur Lapindo

of 24

description

regulasi perminyakan

Transcript of Lumpur Lapindo

  • 25/02/2008 (c) harry supriyono, 2008 1

    HUKUM LINGKUNGAN(Environmental Law)

    Pokok Bahasan 7:Studi Kasus Hukum Lingkungan:Untuk menambah kemampuan analisis, memperkaya wawasan kasus-kasus lingkungan, dan meningkatkan daya kritis mahasiswa, didiskusikan berbagai kasus lingkungan aktual dan kasus-kasus lama yang masihrelevan dengan materi hukum lingkungan.

    88

    Ringkasan Bahan Ajar Hukum LingkunganDosen: Harry Supriyono/Fakultas Hukum/Universitas Gadjah Mada

    E-mail: [email protected]

  • 25/02/2008 (c) harry supriyono, 2008 2

    Beberapa kasus yang akan dibahas yaitu: Kasus Lumpur Lapindo Kasus Newmont Minahasa (Pra Peradilan) Kasus Newmont: Putusan PN Manado Kasus Mandalawangi Kasus Illegal Loging Kasus Amdal Reklamasi Pantura Kasus Menjual hutan lindung melalui peraturan Kasus Tragedi Bophal (B3) Kasus-kasus lingkungan lainnya.

  • 25/02/2008 (c) harry supriyono, 2008 3

    KASUS 1:BENCANA LUMPUR LAPINDO

    Ditinjau Dari Hukum LingkunganDisajikan Oleh: Harry Supriyono, S.H., M.Si

    Lektor Kepala d.m.k. Hukum Lingkungan Pada Fakultas Hukum UGME-mail: [email protected].

  • 25/02/2008 (c) harry supriyono, 2008 4

    KERANGKA DISKUSI

    Apa dan bagaimana terjadinya tragedi lumpur Lapindo?;

    Bencana lumpur sebagai ulah manusia atau act of God?;

    Aspek hukum lingkungan apa saja yang seharusnya menjadi perhatian dalam kasus ini?;

    Apa saja alternatif tindak lanjut penanganan kasus lumpur ini.

  • 25/02/2008 (c) harry supriyono, 2008 5

    Daya Rusak Lumpur Lapindo

    Dampak ekologis, korban meninggal, & sakit 850 Hektar Lahan Semburan Lumpur Lebih dari 16.300 unit rumah Pengungsi 21.674 KK 36.846 Jiwa 29 Pabrik, 11 home industry 6.214 buruh 19 SD, 2 SMP, 1 SMA, 3 PONPES 11 Masjid Jalan, Makam, Rel KA,Tol, Listrik, PDAM,

    Telkom, Pipa Gas. Ekonomi Regional Jawa Timur. Belum termasuk 4 dusun di luar peta area

    terdampak berdasar Perpres 14/2007 dan multiflier effects-nya

  • 25/02/2008 (c) harry supriyono, 2008 6

    Siapa Dibalik PT Lapindo Brantas?

    2005: Susunan pemegang saham di wilayah kerja Blok Brantas saat ini adalah: Bakrie (EMP) 50%, Panigoro (Medco Energi) 32%, Santos Brantas Ltd 18%. Sbg operator di Blok Brantas ini adalah PT Lapindo Brantas Inc. ( sesuai Kontrak Kerja Sama).

    Lapindo Brantas melakukan pengeboran sumur Banjar Panji-1 pada awal Maret 2006 dg menggunakan perusahaan kontraktor pengeboran PT. Medici Citra Nusantara. Kontrak itu diperoleh Medici atas nama Alton International Indonesia, Januari 2006, setelah menang tender pengeboran dari Lapindo senilai 24 juta dollar Amerika.

  • 25/02/2008 (c) harry supriyono, 2008 7

    Ada Apa DenganSumur Banjar Panji #1?

    Banjar Panji # 1 merupakan sumur eksplorasi Lapindo yang di bor dengan menggunakan rig TMMJ (Tiga Musim Masa Jaya). Sumur tersebut berlokasi di area Porong, Jatim dan merupakan sumur eksplorasi vertikal dgn target Formasi Karbo-nat Kujung pd total kedalaman 10.300 ft.

    Benarkah ada kesalahan prakiraan atau prognosis? thdp target pemboran?Mereka membuat prognosis dengan mengasumsikan zona pemboran di zona Rembang dengan target pemborannya adalah formasi Kujung. Padahal mereka membor di zona Kendeng yang tidak ada formasi Kujung-nya. Alhasil, mereka merencanakan memasang casing setelah menyentuh target yaitu batu gamping formasi Kujung yang sebenarnya tidak ada.

    Sumber : Bedah Buku Konspirasi di Balik Lumpur Lapindo (Ali Azhar Akbar, 2007)

  • 25/02/2008 (c) harry supriyono, 2008 8

    Ada Apa DenganSumur Banjar Panji #1?

  • 25/02/2008 (c) harry supriyono, 2008 9

    Sesuai dg desain awalnya, Lapindo sudah memasang casing 30 inchi pada kedalaman 150 feet, casing 20 inchi pada 1195 feet, casing (liner) 16 inchi pada 2385 feet dan casing 13-3/8 inchi pada 3580 feet. (Press Release Lapindo ke media massa, 15 Juni 2006).

    Ketika Lapindo mengebor lapisan bumi dari kedalaman 3580 feet sampai ke 9297 feet, mereka belum memasang casing 9-5/8 inchi yang rencananya akan dipasang tepat di kedalaman batas antara formasi Kalibeng Bawah dengan Formasi Kujung (8500 feet).

    Surat peringatan Medco No. MGT-088/JKT/06: Lapindo tidak memasang chasing sesuai dg standar operasional pengeboran minyak dan gas bumi.

    Ada Apa DenganSumur Banjar Panji #1?

  • 25/02/2008 (c) harry supriyono, 2008 10

    Mud Volcanoes in The Beginning in Sidoarjo, East Java, Indonesia on May 29, 2006 Collected by : Amien Widodo, 2007. Email : [email protected]

    Sources IKONOS : http://www.crisp.nus.edu.sg/coverages/mudflow, Source Photos : Amien widodoAugust 14, 2005

    Porong River

    Toll Road

    JatirejoVillages

    Factories

    Tanggul AnginReal esatate

    SiringVillages

    Kedung BendoVillages

    August 7, 2006Factory roof

    Toll Road

  • 25/02/2008 (c) harry supriyono, 2008 11

    Ada beberapa kemungkinan penyebabterjadinya semburan lumpur

    Sumber keluar dari pinggir lubang lama yg sudah di-casing.

    Sumber berasal dari lubang yg belum di-casing.

    Sumber keluar melalui pa-tahan (sesar) yg memotong sumur.

    Sumber tdk ada hubungan-nya dengan sumur BPJ-1

  • 25/02/2008 (c) harry supriyono, 2008 12

    Sesa

    r wa

    tuko

    sek

    Morfologi

    Lapangan

    (Agus Hendratno, FTG UGM, 2007)

  • 25/02/2008 (c) harry supriyono, 2008 13

    Bencana oleh sebab alam?

    Para geologist yg dihadirkan di pengadilan sebagai saksi ahli, bahwa akibat gempa Jogja sehingga terjadi kebocoran pada patahan.

    Rovicky, 2006: yg pertama itu adalah kemungkinannya paling besar. Karena lokasi keluarnya tidak jauh dari kepala sumur (well head), dan weak point yg sering dijumpai adalah di sekitar casing shoe (sepatu pipa selubung).

    Putusan PN JakPus: Nomor Perkara: 384/Pdt.G/PN.Jkt.Pst: Bahwa terjadinya musibah lumpur tidak dapat dilepaskan dengan kejadian alam gempa bumi di Jogja 26 Mei 2006, sehingga menyebabkan lemahnya patahan yg memicu terjadinya luapan lumpur (forcemajor), karenanya di luar kemampuan PT Lapindo.

    Firman Allah S.W.T. Surah Ar Rad (Juz 13), Ayat 11:Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri

  • 25/02/2008 (c) harry supriyono, 2008 14

    Penggunaan teori adequate oleh hakim yg hanya mendasarkan asumsi saksi ahli dan bukan bukti fakta,

    adalah terlalu lemah (dpt dinilai tdk fair?)

    Mengapa 9 fakta ini diabaikan?:1. Semburan lumpur pertama di lokasi pemboran.2. Terjadi setelah Well Kick dan Under Ground Blow out.3. Tidak terjadi di tempat lain atau sumur lain, bahkan di Bledug Kuwu

    yang lebih dekat dengan Jogja tidak terpengaruh.4. Terjadi selang waktu 2 hari dari gempa Yogya.5. Tidak dipasangnya casing (karena tidak tersedia di lapangan

    merupakan pelanggaran SOP)6. Tdk diantisipasi dg lumpur krn tdk adanya lumpur (material Kurang)7. Salah memilih well design dengan tanpa memperhatikan seismik/

    penampang bawah permukaan.8. Asal Material Lumpur dari kedalaman 4000ft sampai 6000ft9. Besarnya tekanan di dasar sumur yang sangat besar.

    SETIDAKNYA ADA KETIDAKCERMATAN DALAM PEMBORAN

  • 25/02/2008 (c) harry supriyono, 2008 15

    Menggunaan Teori Conditio Sine Qua NonAtaukah Teori Adequate yang lazim dalam praktek hukum

    untuk mengungkap hubungan kausalita?

    Adanya berbagai sebab yg menjadikan akibat; Sekalipun mungkin benar bahwa sumber lumpur keluar melalui

    patahan (sesar) yg memotong sumur, namun seandainya tidak ada (sebab) dibangunnya sumur maka tidak akan menjadikan erupsi lumpur. Keberadaan sumur tidak dapat dilepaskan dari sebab aktivitas Lapindo;

    Bahkan erupsi lumpur masih mungkin terkendali atau tidak terjadi apabila tidak lalai memasang casing. Sudah ada temuan tentang pelanggaran SOP ini (surat peringatan Medco No. MGT-088/JKT/06 dan jawaban sbg alat bukti formel).

    Akibat lumpur yg membuat lingkungan dan banyak orang menderita adalah fakta yg tdk dpt dilepaskan dr adanya aktivitas tambang;

    Yurisprudensi bidang LH di Belanda: kecermatan menjadi tolok ukur penilaian thd aktivitas yg berbahaya.

  • 25/02/2008 (c) harry supriyono, 2008 16

    Beberapa aspek hukum lingkungan:

    Keserasian lokasi pemboran dan aturan tata ruang; Kajian lingkungan sbg prasyarat izin eksplorasi; Kedua instrumen preemtif tsb dlm bidang pertambangan

    direduksi oleh aturan hk & terkesan eksklusif; Jaminan pemenuhan hak atas LH; Implementasi hak informasi LH sbg perwujudan good

    environmental governance & corporate; Prinsip pencemar membayar; Prinsip ekologis tdk mengenal batas wilayah; Prinsip strict liability atau absolute liability?; Prinsip corporate liability dalam environmental crimes.

  • 25/02/2008 (c) harry supriyono, 2008 17

    Adakah Pelanggaran Hukum Lapindo?

    Pasal 34 dan 41 atau 42 UU No. 23 Tahun 1997 (UUPLH) tentang kerusakan dan pencemaran lingkungan, baik secara perdata maupun pidana, serta pelanggaran izin;

    Tdk adanya sanksi untuk jenis pelanggaran operasional in casu dalam UU No. 22 Tahun 2001 (Migas) yang sengaja dibuat sangat eksklusif dan protektif thdp pelanggaran semacam ini;

    Pasal 94 atau 95 UU No. 7 Tahun 2004 (SD Air): Dipidana karena sengaja atau kelalaiannya mengakibatkan kerusak-an sumber daya air dan prasarananya, mengganggu upaya pengawetan air, dan/atau mengakibatkan pencemaran air.

    Pasal 40 UU No 5 Tahun 1990 (Konservasi Hayati): perubahan keutuhan kawasan suaka alam, merusak satwa yg dilindungi.

  • 25/02/2008 (c) harry supriyono, 2008 18

    Pasal 39 UU No. 13 Tahun 1992 (Perkeretaapian): per-buatan yang mengakibatkan terjadinya pergeseran tanah di jalur kereta api, sehingga mengganggu atau membaha-yakan perjalanan kereta api;

    Pasal 63 atau 64 UU No. 38 Tahun 2004 (Jalan): melaku-kan kegiatan yang mengakibatkan terganggunya fungsi jalan di dalam ruang manfaat jalan;

    UU No. 4 Tahun 1992 (Perumahan dan Permukiman) tdk mengatur ketentuan sanksi hukum untuk pelanggaran in casu;

    Pasal 69 UU No. 26 Tahun 2007 (Penataan Ruang)?: tidak ditaatinya RTR yg mengakibatkan perubahan fungsi;

    UU No. 39 Tahun 1999 (HAM), Kovenan Hak-hak Sipil, Ekonomi, Sosial-Budaya?

  • 25/02/2008 (c) harry supriyono, 2008 19

    Korban (victims) yang dirugikan:1. masyarakat penderita korban lumpur;2. perusahaan/pabrik yg terkena dampak lumpur;3. tenaga kerja perusahaan korban lumpur;4. negara atas aset-aset publik & common property.

    Gugatan legal standing LSM lingkungan atas nama natural object (kepentingan ekologis)

    Gugatan masyarakat korban dapat menggunakan prosedur gugatan kelompok (class actions)

    Gugatan negara melalui pengacara negara (government law firm), yaitu Kejaksaan Agung

    Siapa Yg Dapat Menggugat Menurut UUPLH?

  • 25/02/2008 (c) harry supriyono, 2008 20

    Adakah Kelalaian Pemerintah?

    BP Migas adlh kepanjangan tangan Dep.ESDM sbg instansi yg diberi mandat Pasal 41 UU Migas untuk menjalankan tugas tanggung jawab pengawasan thdp Kegiatan Usaha Hulu berdasarkan Kontrak Kerja Sama;

    Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) di antaranya meliputi:

    a. konservasi sumber daya dan cadangan Minyak & Gas Bumi; b. pengelolaan data Minyak dan Gas Bumi; c. penerapan kaidah keteknikan yang baik; d. keselamatan dan kesehatan kerja; e. pengelolaan lingkungan hidup; f. pengembangan lingkungan dan masyarakat setempat; g. penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi minyak dan gas bumi.

  • 25/02/2008 (c) harry supriyono, 2008 21

    Ada apa dengan Perpres 14/2007?

    Tanggung jwb Lapindo diperingan oleh Pemerintah, yaitu hanya harus membayar tanah warga yg terdampak sesuai peta 22 Maret 2007, Lapindo juga hanya harus menanggung biaya penang-gulangan semburan Lumpur;

    Biaya-biaya sosial kemasyarakatan di luar area terdampak tanggal 22 Maret 2007 dan biaya upaya penanganan masalah infrastruktur untuk penanganan luapan lumpur di Sidoarjo dibebankan pada APBN;

    Pembayaran bukan Cash and carry (TUNAI), tetapi KREDIT; Mereduksi makna ganti kerugian ke soal keperdataan tanah; Ketidakadilan perlakuan korban dg korban di luar peta terdampak; Tidak diatur jaminan dan upaya paksa bila Lapindo ingkar janji. Kewenangan BPLS sangat terbatas.

  • 25/02/2008 (c) harry supriyono, 2008 22

  • 25/02/2008 (c) harry supriyono, 2008 23

    Saran Tindak Lanjut

    1.Pemerintah segera mencabut, setidaknya meninjau kembali seluruh kontrak PT. Lapindo Brantas di Blok Brantas, dan segera lakukan audit lingkungan secara paksa.

    2.Pemerintah harus mengurangi peran dan intervensi dlm soal kewajiban keperdataan Lapindo;

    3.Revisi peta area terdampak dan revisi Perpres 14/20074.BPLS harus diperkuat kewenangan (regulasi, pengawasan,

    dan enforcement thd Lapindo) dan bukan sebaliknya;5.DPR sebagai benteng terakhir dalam pengesahan APBN,

    harus menjaga jangan sampai seluruh rakyat dan anak cucu kita menanggung beban pembiayaan yang diakibatkan kesalahan perusahaan dalam pengambilan keputusan, akhirnya menjadi crime conspiration.

  • 25/02/2008 (c) harry supriyono, 2008 24

    Bahwa kebenaran secara scientific tidaklah bersifat statik dan di satu sisi ahli geologi ataupun geofisika bukanlah pembuat keputusan hukum.

    Diskusikan lebih lanjut kasus lumpurLapindo ini dan beri solusi tindak lanjutdari aspek hukum, khususnya hukumlingkungan.

    Terima kasih

    Suro dira jayaningrat lebur dening pangastuti

    HUKUM LINGKUNGAN (Environmental Law)Slide 381KASUS 1: BENCANA LUMPUR LAPINDO Ditinjau Dari Hukum LingkunganKERANGKA DISKUSIDaya Rusak Lumpur LapindoSiapa Dibalik PT Lapindo Brantas?Ada Apa Dengan Sumur Banjar Panji #1?Slide 387Slide 388Slide 389Ada beberapa kemungkinan penyebab terjadinya semburan lumpurSlide 391Bencana oleh sebab alam?Penggunaan teori adequate oleh hakim yg hanya mendasarkan asumsi saksi ahli dan bukan bukti fakta, adalah terlalu lemah (dpt dinilai tdk fair?)Menggunaan Teori Conditio Sine Qua Non Ataukah Teori Adequate yang lazim dalam praktek hukum untuk mengungkap hubungan kausalita?Beberapa aspek hukum lingkungan:Adakah Pelanggaran Hukum Lapindo?Slide 397Slide 398Adakah Kelalaian Pemerintah?Ada apa dengan Perpres 14/2007?Slide 401Saran Tindak LanjutBahwa kebenaran secara scientific tidaklah bersifat statik dan di satu sisi ahli geologi ataupun geofisika bukanlah pembuat keputusan hukum. Diskusikan lebih lanjut kasus lumpur Lapindo ini dan beri solusi tindak lanjut dari aspek hukum, khususnya hukum lingkungan. Terima kasih Suro dira jayaningrat lebur dening pangastuti