Lumbung pangan masyarakat (yuti)

21
Strategi dan Langkah-Langkah Pengembangan LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT Syahyuti Bogor, Oktober 2015

Transcript of Lumbung pangan masyarakat (yuti)

Page 1: Lumbung pangan masyarakat (yuti)

Strategi dan Langkah-Langkah PengembanganLUMBUNG PANGAN MASYARAKAT

Syahyuti Bogor, Oktober 2015

Page 2: Lumbung pangan masyarakat (yuti)

Alasan pentingnya pengembangan Cadangan Pangan:

• Masih banyak penduduk miskin, yakni 11,37 % (BPS, 2013) dan Rawan Pangan 19,46% (tahun 2012),

• Dampak anomali iklim sulit diprediksi, berpotensi menimbulkan ketidakpastian produksi (gagal panen, banjir, kemarau panjang) dan kejadian bencana,

• Masa panen tidak merata antar waktu dan daerah, mengharuskan adanya cadangan pangan.

• Masuk banyak daerah kabupaten yang masuk ketegori rawan pangan.

• Banyak kejadian darurat memerlukan adanya cadangan pangan untuk penanganan pasca bencana, penanganan rawan pangan dan bantuan pangan wilayah.

Page 3: Lumbung pangan masyarakat (yuti)

Pasal 32 ayat 2 UU 18 tahun 2012 tentang Pangan:

Pemerintah dan Pemerintah daerah memfasilitasi pengembangan Cadangan Pangan Masyarakat sesuai dengan kearifan lokal. Pengembangan Cadangan Pangan Masyarakat dilakukan dalam rangka pemberdayaan dan perlindungan masyarakat dari kerawanan pangan.

Page 4: Lumbung pangan masyarakat (yuti)

Lumbung Pangan Masyarakat (LPM)Permentan No 8 tahun 2014 tentang Pedoman Pengembangan LPM :

Tujuan :1. Meningkatkan volume stok cadangan pangan di kelompok lumbung

pangan untuk menjamin akses dan kecukupan pangan bagi anggotanya terutama yang mengalami kerawanan pangan.

2. Meningkatkan kemampuan pengurus dan anggota kelompok dalam pengelolaan cadangan angan, dan

3. Meningkatkan fungsi kelembagaan cadangan pangan masyarakat dalam penyediaan pangan secara optimal dan berkelanjutan.

Dilaksanakan dalam 3 tahapan:4. Tahap penumbuhan: identifikasi lokasi dan pembangunan fisik lumbung.5. Tahap pengembagan: identifikasi kelompok lumbung pangan dan

pengisian cadangan pangan6. Tahap kemandirian: penguatan kelembagaan kelompok melalui

pemberian dana bantuan sosial

Page 5: Lumbung pangan masyarakat (yuti)

Sebaran kegiatan LPM tahun 2011-2013:

Jumlah (unit)

Jumlah propinsi 32Jumlah kabupaten 300Jumlah kecamatan 1099LPM tahun 2011 (APBN 2009) 275LPM tahun 2012 (DAK 2010) 425LPM tahun 2013 (DAK 2010-2011) 607Tahun 2013 (DAK 2011) 247

Total 1.554

Page 6: Lumbung pangan masyarakat (yuti)

Tingkat Kemandirian LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT

tahun 2015

Page 7: Lumbung pangan masyarakat (yuti)

Rata-rata jumlah anggota berdasar tahun kemandirian:

Tahun kemandirian Jumlah anggota (orang)

2010 2011 2012 2013 2014

2012 33,69 32,80 34,90 36,84 38,612013

26,62 35,95 36,67 40,23 40,082014

23,80 35,12 34,70 45,85 46,04Total

30,16 34,62 35,73 40,29 40,89

Page 8: Lumbung pangan masyarakat (yuti)

Provinsi 2010 2011 2012 2013 2014

Ceh 37,9

34,8 35,7 33,8 36,2

Babel 25,0

24,3 24,3 24,0 24,0

Bali   70,8 71,9 73,3 57,9

Banten 28,3

28,2 34,1 33,6 33,3

Bengkulu      

DIY   50,8 66,0 68,2 62,4

Gorontalo   54,0 50,1 55,7 59,7

Jambi 19,3

26,9 27,2 28,0 30,4

Jateng 27,5

58,3 60,0 67,8 68,3

jawa barat 42,9

40,6 47,6 47,9 51,2

Jawa timur 114,5

40,7 42,2 61,1 61,2

Kalbar 13,0

22,5 29,6 33,3 36,6

Kalsel   26,3 26,0 25,7 26,4

Kalteng 9,5

18,5 28,4 29,4 29,4

Lampung 36,0

32,4 35,7 39,2 43,4

Maluku   23,0 21,5 20,0 13,7

NTB 26,0

15,0 25,7

NTT   25,9 24,2 24,5 24,4

Papua   21,7 22,2 22,2 22,2

Papua barat  

23,3 25,0 23,8 23,8

Riau      

Sulsel 22,5

22,8 21,4 22,0 21,9

Sulteng   23,8 24,4 24,8 30,2

Sultra   21,5 20,7 20,3 19,9

Sulut   20,2 19,8 19,5 18,9

Sumbar   33,0 33,3 31,2 29,3

Sumsel 21,9

26,3 31,8 34,1 34,8

Sumut 28,0

29,7 27,7 27,6 27,6

Total 30,2

34,6 35,7 40,3 40,9

2010 2011 2012 2013 2014

23,47

30,54

31,40

35,11

38,50

Rata-rata anggota yang menerima manfaat (orang):

Rata-rata jumlah anggota berdasar propinsi:

Page 9: Lumbung pangan masyarakat (yuti)

Volume gabah yang disimpan (kg) per tahun:

Tahun kemandirian 2010 2011 2012 2013 2014

2012 1.142,1 2.695,1 3.258,5 3.505,8 3.708,6

2013 939,0 2.791,9 3.140,0 3.660,3 3.849,7

2014 200,0 1.702,2 2.836,6 3.120,1 3.478,5

Total 955,3 2.618,9 3.139,4 3.504,1 3.723,0

Page 10: Lumbung pangan masyarakat (yuti)

Rata-rata akumulasi volume beras/gabah yang disalurkan (kg) tiap tahun:

Tahun kemandirian 2010 2011 2012 2013 2014

2012 2.297,8

2.958,1

3.360,3

3.874,7

4.570,3

2013 4.112,5

2.758,4

3.066,6

3.682,3

4.222,2

2014 2.571,2

2.841,0

3.535,7

4.278,5

Total 2.679,8

2.835,0

3.139,6

3.706,0

4.335,5

Page 11: Lumbung pangan masyarakat (yuti)

Strategi ke DEPAN........

Page 12: Lumbung pangan masyarakat (yuti)

Beberapa langkah penting ke depan:

1. Internal: refresh pengurus, memperbanyak dari kalangan perempuan

2. Internal: penguatan internal pressure3. Internal: perluasan peran LPM (multi purpose) ke

bisnis4. Eksternal: pemanfaatan Dana Desa untuk penguatan

permodalan Lumbung5. Eksternal: penyatuan lembaga-lembaga permodalan

pedesaan (penyatuan LDPM, LPM, PUAP, koperasi, Gapoktan, Poktan, dll)

Page 13: Lumbung pangan masyarakat (yuti)

1. Refresh pengurus LPM:

Pengurus bekerja secara sosial, sehingga perlu penggantian untuk mendapatkan semangat baru

Bisa diterapkan kesepakatan “pergiliran”, dengan masa kepengurusan 2-3 tahun

Reward bagi pengurus dari pihak luar (mis dari BKP, Pemda, dll)

Komposisi pengurus perempuan agar ditingkatkan, karena LPM berkaitan dengan basic need di rumah tangga yang merupakan domain perempuan

Page 14: Lumbung pangan masyarakat (yuti)

“Keunggulan” perempuan:

• Buku “Rural Women’s Leadership Programme Madagascar, Nepal, the Philippines and Senegal: Good practices and lessons learned (2010-2013) – IFAD):

• “There is clear demand from women, especially at the grass-roots level, to have their priorities heard in farmers’ organizations”

• “Farmers’ organizations need to attract more women members ....”

Page 15: Lumbung pangan masyarakat (yuti)

2. Pengembangan internal pressure:

Rasa pemilikan dan pengawasan dari internal perlu diciptakan terutama setelah external pressure menurun dari petugas pendamping/pembina dari BKP

Metoda nya adalah peningkatan partisipasi riel anggota, misalnya dengan penyetoran gabah/beras lebih banyak (mis. 100 kg per musim tanam per anggota)

Anggota akan lebih PERDULI terhadap LPMPengurus akan lebih hati-hati, dan bahkan bisa

menciptakan “honor” untuk pengurus

Page 16: Lumbung pangan masyarakat (yuti)

3. Perluasan peran LPM (multi purpose) ke “bisnis”:

Dari hasil studi: peningkatan gabah/beras yang disalurkan dan disimpan relatif lambat.

Pada kondisi kebutuhan peminjaman menurun, dan ada margin keuntungan yang menarik, dimungkinkan untuk menjual gabah/beras ke pasar

LPM dapat melengkapi dengan bisnis lain, terutama pemenuhan kebutuhan pokok anggota (Sembako): bisnis dua arah untuk peningkatan skala usaha.

Page 17: Lumbung pangan masyarakat (yuti)

4. Pemanfaatan Dana Desa:• UU No 6 Tahun 2014 tentang DESA• Jumlah Desa di Indonesia = 74.093 unit• Dana desa:

2015 = Rp 20,8 trilyun (rata-rata Rp 281,0 juta/desa)2016 = Rp 47 triyun (rata-rata Rp 628,5 juta/desa)

Potensinya: Rp, 1,4 milyar per desa per tahun

• Prioritas = mendanai pelaksanaan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat.

• Pasal 80: Desa harus mengutamakan “pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif”

• Pasal 74: Belanja Desa diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan meliputi kebutuhan primer, pelayanan dasar, lingkungan, dan kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa.

• Penjelasan Pasal 74 : Yang dimaksud dengan “kebutuhan primer” adalah kebutuhan pangan, sandang, dan papan.

Page 18: Lumbung pangan masyarakat (yuti)

• Siaran Pers Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT), Marwan Jafar :

"Tidak ada lagi desa yang bermasalah dengan pemenuhan kebutuhan pangan

secara mandiri. Saya sebagai menteri yang mengurus desa tentu tidak akan tinggal diam

masih ada desa yang rawan pangan, seharusnya hal ini tidak terjadi di negara kita

ini yang kaya sumberdaya pangan. Untuk mengatasi persoalan itulangkah konkret yang

ditawarkan adalah pengembangan desa mandiri pangan”

Page 19: Lumbung pangan masyarakat (yuti)

19

5. Penguatan permodalan petani di desa dengan PENYATUAN berbagai Program:

• Pasal 4 dan 5 UU No 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (LKM): pendirian LKM harus berbadan hukum dan mendapat izin usaha

• Bentuk badan hukum dimaksud adalah berupa Koperasi atau Perseroan Terbatas.

• Maka, formalitas harus sudah dilakukan selambatnya 8 Januari 2015 (= dua tahun setelah diundangkannya UU LKM).

• Jika masing-masing menjadi koperasi (5-8 unit koperasi) = biaya pembuatan mahal, pendapatan jasa (keuntungan) kecil, sehingga tidak cukup menggaji manajer, staf, dll. Tidak mencapai SKALA EKONOMI, tidak SUSTAIN (Pengurus tidak dapat insentif, honor manajer hanya Rp 300 ribu per bulan)

• Jika diSATUKAN = mencapai skala ekonomi, dan lebih SUSTAIN (bisa menggaji manajer dan staf minimal Rp 3 juta / orang/bulan)

Page 20: Lumbung pangan masyarakat (yuti)

20

Penyaturan organisasi permodalan di desa:Organisasi pengelola

permodalanJumlah modal

(Rp )Potensi pendapatan

(+ 10 %/tahun)Potensi

pendapatan Jika disatukan

1. LKMA-PUAP 100 juta 10 juta

+ Rp 100 juta

2. LDPM 225 juta 22,5 juta

3. LPM 50 juta 5 juta

4. Koperasi wanita 15 juta 1,5

5. KUD 300 juta 30 juta

6. koperasi pengrajin 200 juta 20 juta

Tingkat sustainabilitas

Keuntungan rendah, masing-masing tidak sustain

Mencapai skala ekonomi, SUSTAIN

Page 21: Lumbung pangan masyarakat (yuti)

Demikian, TERIMA KASIH