luksasi

16

Click here to load reader

description

luksasi

Transcript of luksasi

Senin, 31 Oktober 2011ASUHAN KEPERAWATAN LUKSASI

MAKALAHASUHAN KEPERAWATAN LUKSASI (DISLOKASI)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem Musculokeletal.Dosen pengampu : Ns.Dwi Nur Aini, S.Kep

Di Susun Oleh :

LILIK BUDI S09.7.014MARIA R SAMARNI09.7.016TEFANI SN09.7.032PUTUT ALFIAN09.7.029

PROGRAMSTUDI S1 ILMU KEPERAWATANSTIKES WIDYA HUSADA SEMARANG2011

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.WbPuji syukur kehadirat ALLAH SWT atas limpahan nikmat, rahmat, taufik, serta hidayahnya sehingga kami dapat menulis makalah ini dengan lancar. Salawat serta salam senantiasa tercurah kepada beliau nabi akhiri zaman, revolusioner sejati MUHAMMAD SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliah menuju zaman modern seperti sekarang ini.Terima kasih kami sampaikan kepada:1.dr. M. Sulaeman, Sp.A,MM,M.Kes(MMR) selaku ketua STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG yang telah memberikan kesempatan kepadaa kami untuk menimba ilmu dikampus tercinta. Juga kepada2.Nana Rohana, SKM,.M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan yang selalu memotivasi kami untuk maju dan semangat dalam menjalani proses pendidikan, khususnya kepada3.Ns.Dwi Nur Aini, S.Kep selaku dosen pembimbing makalah sistem Musculoskeletal yang telah bersedia dengan sabar dalam menerapkan mata kuliah ini. Dan tidak lupa4.Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam proses belajar kami.Atas perhatian dan tanggapannya kami selaku penulis mengakui jauhnya dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun kami terima demi kebaikan dan kesempurnaannya makalah ini.Wassalammualaikum Wr. Wb

Semarang, 13 Mei 2011

Penulis

BAB IPENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANGLuksasi / dislokasi merupakan suatu kasus yang sering terjadi ketika seseorang mengalami kecelakaan,terjatuh,atau ketika seorang Atlet mengalami cidera saat berlatih/bertanding.Luksasi dapat terjadi pada semua usia,karena factor penyebabnya tidak terpengaruh oleh usia.Penanganan Luksasi yang salah akan menyebabkan kefatalan,oleh karena itu perlu diketahui penanganan yang tepat untuk menangani klien dengan Luksasi.

B.TUJUAN1. Tujuan UmumMahasiswa mampu mengetahui & menjelaskan tentang Luksasi2. Tujuan Khususa) Konsep dasar teori tentang Luksasi1) Mahasiswa mampu menjelaskan tentangpengertian Luksasi2) Mahasiswa mampu menjelaskan tentang etiologi Luksasi3) Mahasiswa mampu menjelaskan tentang patofisiologi Luksasi4) Mahasiswa mampu menjelaskan tentangpathway Luksasi5) Mahasiswa mampu menjelaskan tentang manifestasi klinis Luksasi6) Mahasiswa mampu menjelaskan tentangpenatalaksanaan Luksasi7) Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pemeriksaan penunjangLuksasi8)Mahasiswa mampu menjelaskan tentangkomplikasi penyakit Luksasi9)Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pencegahan penyakitLuksasi

b) Askep / tinjauan kasus tentang Luksasi1) Mahasiswa mampu menjelaskan tentangpengkajian Luksasi2) Mahasiswa mampu menjelaskan tentang diagnosa Luksasi3) Mahasiswa mampu menjelaskan tentang intervensi Luksasi4) Mahasiswa mampu menjelaskan tentang implementasi Luksasi5) Mahasiswa mampu menjelaskan tentang evaluasi Luksasi

BAB IITINJAUAN TEORILUKSASI ( DISOKASI )

A.PENGERTIAN

Dislokasi adalah keaadaan dimana tulang tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi), (Brunner & suddarth).Disslokasi adalah keluarnya(bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya dimana dislokasi merupaka sutu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera, (Arif Mansyur,dkk. 2000).Dislokasi adalah patah tulang didekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi yang disebut fraktur dislokasi, (Buku Ajar Ilmu Bedah, hal. 1138)

Kesimpulannya, dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.

B.ETIOLOGI

Dislokasi disebabkan oleh-Cedera OlahragaOlahraga yang biasa yang menyebabkan dislokasi adalah sepak bola, serta olahraga yang berresiko jatuh misalnya terperosok akibat bermain sky,senam,volley.Pemain basket dan pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan dan jari jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain.

-Trauma yang tidak ada hubungan dengan olahragaBenturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebakan dislokasi

-TerjatuhTerjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin

-PatologisTerjadi tear ligament dan kapsul artikuler yang menyebabkan komponen vital penghubung tulang.

C.KLASIFIKASI

Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1.Dislokasi CongenitalTerjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.2.Dislokasi PatologiAkibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi, misalnya tumor, infeksi atau osteoporosis tulang, ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang3.Dislokasi TraumatikKedaruratan ortopedi ( pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringa akibat anoksia), akibat oedema (karena mengalami pengerasan).Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan disekelilingnya dan mungkin juga merusak struktur sendi, ligament, saraf system vascular. Kebanyakan terjadi pada orang dewasaBerdasarkan tipe kliniknya dibagi:Dislokasi akutUmumnya terjadi pada shoulder, elbow dan hip disertai nyeri akut dan pembengkakan disekitar sendi.Dislokasi kronikDislokasi berulangJika suatu trauma dilokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi dislokasi yang berlanjut dengan trauma yang minimal, maka disebut dislokasi berulang.Umumnya terjadi pada shoulder dan pattelo femoral joint.

D.PATOFISIOLOGI

Dislokasi biasanya disebabkan oleh jatuh pada tangan humerus terdorong kedepan. Merobek kapsul atau menyebabkan tepi glenoid teravulsi. Kadang kadang bagian posterolateral kaput hancur. Mesti jarang prosessus akromium dapat mengungkit kaput kebawah dan menimbulkan luksasio erekta (dengan tangan mengarah; lengan ini hamper selalu jatuh membawa kaput ke posisi di bawah karakoid.

E.PATHWAY

Kecelakaan,jatuhKecelakaan,jatuh

Humerus terdorong ke depan

Merobek kapsul Tepi glenoid teravulsiGangguanRasa nyaman nyeriBagian Posterolateral kaputhancur

Imobilitas fisik

Prosesus akromium

Mengungkit kaput kebawah

Luksasio erektra

Gangguan body image

Ansietas

F.MANIFESTASI KLINIK

- Nyeri- perubahan kontur sendi- perubahan panjang ekstremitas- kehilangan mobilitas normal- perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi- deformitas- kekakuan

G.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Dengan cara pemeriksaan sianar X ( Pemeriksaan X rays ) pada bagian anteroposterior akan memperlihatkan bayangan yang tumpang tindih antara kaput humerus dan fossa glenoid, kaput biasanya terletak dibawah dan medial terhadap mangkuk sendi.

H.KOMPLIKSI

a.Dini:-Cedera saraf : saraf aksila pasien tidak dapat mengerutkan otot Detroit dan mungkin terdapat daerahkecil yang ati rasa pada otot tersebut.-Cedera pembulu darah : arteri aksila dapat rusak-Faktur dislokasi

b.Komplikasi Lanjut

1.Kekakuan sendi bahuImmobilisasi yang lamaa dapat mengakibatkan kekauan sendi bahu, terutama pada pasien yang berumur 40 tahun. Terjadinya kehilangan rotasi lateral yang secara otomatis membatasi ab duksi2.Dislokasi yang berulang terjadi kalau labrum glenoid robek atau kapsul terlepas dari bagian depan leher glenoid.3.Kelemahan otot

I.PENATALAKSANAAN

-Dislokasi reduksi : dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi jika dislokasi berat-Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan kerongga sendi.-Sendi kemudian diimmobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau truksi dan dijaga agar tetap dalam posisi stabil.-Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus3 4 x/hari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi.-Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan.

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN LUKSASI(DISLOKASI)A.PENGKAJIANData dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan organ-organ lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya1.Aktivitas/ istirahatGejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan.Tanda : MalaiseKeterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktur/ kelaianan pada sendi.2.KardiovaskulerGejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( pucat intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).3.Integritas egoGejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.Keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan )Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya ketergantungan pada orang lain).

4.Makanan/ cairanGejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat: mual, anoreksiaKesulitan untuk mengunyah ( keterlibatan TMJ )Tanda : Penurunan berat badanKekeringan pada membran mukosa5.HygieneGejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi. Ketergantungan6.NeurosensoriGejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.Gejala : Pembengkakan sendi simetris.7.Nyeri/ kenyamananGejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak pada sendi ).8.KeamananGejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus.Lesi kulit, ulkus kaki.Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga.Demam ringan menetapKekeringan pada meta dan membran mukosa.9.Interaksi sosialGejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran; isolasi.10.Penyuluhan/ pembelajaranGajala : Riwayat AR pada keluarga ( pada awitan remaja )Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, penyembuhan arthritis tanpa pengujian.Riwayat perikarditis, lesi katup, fibrosis pulmonal, pleuritis.Pertimbangan : DRG Menunjukkan rerata lama dirawat : 4,8 hari.Rencana Pemulanagan: Mungkin membutuhkan bantuan pada transportasi, aktivitas perawatan diri, dan tugas/ pemeliharaan rumah tangga

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Ganguan rasa nyaman nyeri b/d discontinuitas jaringan2.Gangguan mobilitas fisik b/d deformitas dan nyeri saat mobolisasi3.Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit4.Gangguan body image b/d deformitas dan perubahan bentuk tubuh

C.INTERVENSI

DX ITujuan : mengoptimalkan nyeri / nyeri terkontrolK.H : menunjukan nyeri hlang, mampu tidur/istirahat dengan tepatIntervensi1.Kaji skala nyeri ( skala 0 10 ), karakteristiknya (missal : berat,denyut konstan), lokasinya, lamaanya, factor yang memperburuk / meredakanR / : modifikasi karakteristik nyeri dan factor yang berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan.2.Pertahankan immbolisasi bagian yang sakit dengan tirah baring, gips pembebat, traksi ( rujuk I ) : trauma risiko tinggi terhadapR / : menghilangkan nyeri dan mencegah kesalahan posisi tulang/ tegangan jaringan yang cedera.3.Berikan alternative tindakan kenyamanan, contoh : pijatan punggung, perubahan posisi.R / : meningkatkan sirkulasi umum; menurunkan area tekananlocal dan kelelahan otot.4.Tinggikan bagian yang sakitR/: mengurangi terbentuknya edema dengan peningkatan aliran balik vena5.Kolaborasi pemberian analgesik non narkotik seperti NSAID injeksiR/: menurunkan nyeri dan / atau spasme otot.

DX IITujuan : meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggiK.H : menunjukan teknik yang memampukan melakukan aktifitasIntervensi1.Kaji derajat immobilisasi yang dihasilakn oleh cedera / pengobatan dan perhatikan persepsi pasien terhadap immobilisasi.R / : pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri tentang keterbatasan fisik actual, memerlukan informasi / intervensi untuk meningkatkan kemajuan kesehatan.2.Bantu latihan rentang gerak khusus untuk area yang sakit dan tidak sakit mulai secara dini pada tahap pasca operasi.R / :mencegah kontraktor, perubahan bentuk, yang dapat terjadi dengan cepat dan dapat memperlambat penggunaan prostese.3.Berikan papan kaki, bebat pergelangan, gulungan / tangan yang sesuaiR / : mempertahankan posisi fungsional ekstermitas, tangan/kaki dan mencegah komplikasi ( contoh kontaktur/ kaki jatuh )4.Bantu/dorong perawatan diri(contoh :mandi,mencukur)R / : meningkatkan kekuatan otot dan sirkulasi,meningkatkan control pasien dalam situasi ,dan meningkatkan kesehatan diri langsung5.Awasi TD dengan melakukan aktifitas. Perhatikan keluhan pusingR / : hipotensi postural adalah masalah umum menyertai tirah baring lama dan dapat memerlukan intervensi khusus

DX IIITujuan : menyatakan perasaan waspada dan penurunan kecemasanK.H : menunjukan sikap rileks, dapat tidur/istirahat dengan tepat.Intervensi1.Kaji tingkat rasa takut pada pasien dan orang terdekatR / : membantu menentukan jenis intervensi yang diperlukan2.Jelaskan prosedur/asuahan yang diberikan, jika perlu diulangiR / : rasa takut akan ketidaktahuan diperkecil dengan informasi / pengetahuan dan dapat meningkatkan penerimaan dialisis3.Berikan kesempatan untuk pasien / orang terdekat mengajukan petanyaan dan menyatakn masalahR / : perasaan terbuka dan bekerja sama serta memberikan informasi akan membantu dalam mengidentifikasikan / mengatasi masalah.4.Dorong menggunakan manajemen stress. Contoh : nafas dalamR / : membantu memfokuskan kembali perhatian,meningkatkanrelaksasi,dan dapat meningkatkan kemampuan koping5.Diskusikan tindakan keamananR / : menenangkan dan menurunkan ansietas karena ketidaktahuan dan takut menjadikesepian (tidak terawasi)

DX IVTujuan : memasukan perubahan dalam konsep diri tanpa harga diri negativeK.H : menyatakan penerimaan situasi diriIntervensi1.Kaji makna kehilangan / perubahan padapasien / orang terdekatR / : memberi dukungan dalam perbaikan optimal2.Berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorong usaha untuk mengikuti tujuan rehablitasiR / : mendukung terjadinya prilaku keeping positif3.Berikan mereka informasi tentang bagaimana meraka dapat membantu pasienR / : meningkatkan ventilasi perasaan dan memungkinkan respons yang lebih membantu pasien4.Lengkapi partisipasi dalam perawatan diri dan aktifitas rekreasi/okupasiR / : meningkatkan kemandirian dan kepercayaan diri, mungkin meningkatkan keinginan untuk berpartisipasi5.Catat respons emosional /tingkah laku untuk mengubah kemampuanR /: perubahan fisik dan kehilangan kemandirian seringkali menciptakan perasaan marah,frustasi dan depresi yang dapat dimanifestasikan sebagai keengganan untuk ikut serta dalam aktifitas

BAB IVPENUTUP

A.KESIMPULANLUKSASI/DISLOKASI adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Biasanya sering terjadi akibat kecelakaan,jatuh,cidera saat berolahraga.

B.SARAN1.Bagi klien dan keluargaKlien mempunyai keluarga ikut berpartisipasi dan mendukung dalamprogram perawatan.2.Bagi perawatDiharapkan perawat lebih merawat dengan pendekatan psikososial dan menggunakan komunikasi terapeutik.3.Bagi rumah sakitDiharapkan pihak rumah sakit lebih sering mengevaluasi tindakan- tindakan yang dilakukan perawat agar mendapatkan mutu pelayanan yang memuaskan bagi klien dan pengguna rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, E, Marllynn. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta;EGC.1999

Mansoer, Arif dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid II. FKUI. Media Aesculapius.

Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2. Jakarta. EGC.

Http://hidayatz.wordpress.com/2010/12/31/askep-dislokasi/.html.

Http://kadriblogspot.com/2010/12/31/askep-dislokasi/.html.