Luka Bakar

7
Respon maksimal dari luka bakar akan terlihat bila 60% permukaan tubuh. Kejadian sistemik awal sesudah luka bakar berupa: ketidakstabilan hemodinamik ( perpindahan cairan, natrium serta protein dari ruang intravaskuler ke ruang interstitial akibat hilangnya integritas kapiler) akibatnya terjadi: penurunan curah jantung , selanjutnya mengakibatkan: hipoperfusi dan hipofungsi organ. Ketidakstabilan hemodinamik melibatkan mekanisme: 1. Kardiovaskuler. 2. Keseimbangan cairan dan elektrolit serta volume darah. 3. Mekanisme pulmoner. 4. Fungsi renal. 5. Pertahanan imunologik. 6. Pengaturan suhu. 7. Gastrointestinal. v Fungsi kardiovaskuler. Trauma panas destruksi jaringan ( kerusakan integritas kapiler) perpindahan cairan, natrimu dan protein dari intravaskuler ke interstitial Volume vaskuler menurun CO turun TD turun Hipoperfusi dan hipofungsi organ. (Awitan syok luka bakar ). Respon saraf simpatis, melepaskan katekolamin, akan meningkatkan: resistensi perifer (vasokonstriksi) dan frekuensi denyut nadi. Kebocoran cairan terbesar: 24 - 36 jam pertama. Penetalaksanaan utama: resusitasi cairan. Resusitasi cairan yang adekuat dan pemulihan integritas kepiler menyebabkan syok luka bakar teratai dan cairan kembali ke intravaskuler sehingga volume darah adekuat dan curah jantung kembali normal. Sindrom kompartemen ( Compartement Syndrome ) adalah: obstruksi aliran darah samapi mengakibatkan terjadinya keadaan iskemia yang disebabkan oleh oedema sistemik yang masif, tekanan terhadap pembuluh darah kecil dan saraf pada ekstrimitas distal. v Keseimbangan cairan, elektrolit dan volume darah. Kehilangan cairan lewat evaporasi: 3 - 5 liter atau lebih selama 24 jam sebelum permukaan kulit luka bakar ditutup. Respon keseimbangan cairan:

description

bedah

Transcript of Luka Bakar

Respon maksimal dari luka bakar akan terlihat bila 60% permukaan tubuh.Kejadian sistemik awal sesudah luka bakar berupa: ketidakstabilan hemodinamik ( perpindahan cairan, natrium serta protein dari ruang intravaskuler ke ruang interstitial akibat hilangnya integritas kapiler) akibatnya terjadi: penurunan curah jantung , selanjutnya mengakibatkan: hipoperfusi dan hipofungsi organ.

Ketidakstabilan hemodinamik melibatkan mekanisme:1. Kardiovaskuler.2. Keseimbangan cairan dan elektrolit serta volume darah.3. Mekanisme pulmoner. 4. Fungsi renal.5. Pertahanan imunologik.6. Pengaturan suhu.7. Gastrointestinal.

v Fungsi kardiovaskuler.Trauma panas destruksi jaringan ( kerusakan integritas kapiler) perpindahan cairan, natrimu dan protein dari intravaskuler ke interstitial Volume vaskuler menurun CO turun TD turun Hipoperfusi dan hipofungsi organ. (Awitan syok luka bakar ).Respon saraf simpatis, melepaskan katekolamin, akan meningkatkan: resistensi perifer (vasokonstriksi) dan frekuensi denyut nadi.Kebocoran cairan terbesar: 24 - 36 jam pertama.Penetalaksanaan utama: resusitasi cairan.Resusitasi cairan yang adekuat dan pemulihan integritas kepiler menyebabkan syok luka bakar teratai dan cairan kembali ke intravaskuler sehingga volume darah adekuat dan curah jantung kembali normal.Sindrom kompartemen ( Compartement Syndrome ) adalah: obstruksi aliran darah samapi mengakibatkan terjadinya keadaan iskemia yang disebabkan oleh oedema sistemik yang masif, tekanan terhadap pembuluh darah kecil dan saraf pada ekstrimitas distal.

v Keseimbangan cairan, elektrolit dan volume darah.Kehilangan cairan lewat evaporasi: 3 - 5 liter atau lebih selama 24 jam sebelum permukaan kulit luka bakar ditutup.Respon keseimbangan cairan:1. Hiponatremia, terjadi: Selama syok luka bakar. Minggu pertama fase akut, krn: air akan pindah dari ruang interstitial ke intra vaskuler.2. Hiperkalemia, karena: destruksi sel yang masif.3. Hipokalemia, karena: berpindahnya cairan dan tidak adekuatnya resusitasi cairan.4. Anemia, krn: rusaknya atau hancurnya sel-sel darah merah.Anemia terjadi karena : kehilangan darah, yang bisa dicetuskan oleh:a. Prosedur pembedahan.b. Perawatan luka.c. Pemeriksaan diagnostik.d. Hemodialisis.Hematokrit meninggi karena: kehilanagan plasma.Penatalaksanaan utama: transfusi darah.

Abnormalitas koagulasi pada luka bakar meliputi:1. Trombositopenia.2. Masa pembekuan yang memanjang.3. Waktu protombin memanjang.

v Respon pulmonerKategori cedera pulmoner:1. Cedera saluran nafas atas.2. Cedera inhalasi di bawah glotis.3. Keracunan karbon monksida.4. Defek restriktif.

Cedera saluran nafas atas.Penyebab: panas langsung atau edema.Manifestasi : obstruksi mekanis saluran nafas atas ( faring dan laring).Tindakan : intubasi nasotrakeal atau endotrakeal secara dini.

Cedera inhalasi dibawah glotis.Penyebab: menghirup hasil pembakaran yang tidak sempurna atau gas berbahaya.Misal: karbon monoksida, sulfur oksida, amonia, klorin, fosgen, benzena dan halogen.Manifestasi: Hilangnya fungsi cilia. Hipersekresi. Edema mukosa yang berat. Bronkospasme.Tanda utama: ekspektorasi partikel karbon dalam sputum.Akibat lanjut: menurunnya zat aktif permukaan (surfaktan ) paru sehingga mengakibatkan: atelektasis paru.

Keracuanan Karbon monoksida.CO merupakan produk sampingan pembakaran bahan-bahan organik ( terdapat dalam asap).Efek patofisiologiknya karena: hipoksia jaringan.Hipoksia jaringan terjadi karena hemoglobin sebagai pengikat O2 cenderung lebih cepat ( 200x lipat ) berikatan dengan CO membentuk karboksihemoglobin daripada dengan O2.Tindakan terapi:1. Terapi oksigen 100% ( essensial ).2. Intubasi dini.3. Ventilator mekanik.

Defek RestriktifPenyebab: adanya edema di bawah luka bakar full-thickness yang melingkar pada leher dan thorak.Akibat yang ditmbulkan: pengembangan dada terhalang tindal volume menurun.Penanganan: eskarotomi ( insisi untuk melonggarkan parut yang menimbulkan konstriksi).

q Indikator kerusakan paru mencakup:1. Riwayat yang menunjukkan bahwa luka bakar terjadi dalam suatu daerah tertutup.2. Luka bakar pada wajah atau leher.3. Rambut hidung yang gosong.4. Suara menjadi parau, perubahan suara, batuk kering, stridor, sputum yang penuh jelaga.5. Sputum berdarah.6. Pernafasan berat ( takipnea ) dan tanda-tanda penurunan kadar oksigen.7. Eritem atau pembentukan lepuh pada mukosa oral atau faring.Pemeriksaan diagnostik yang sering dilakukan untuk mengetahui adanya cedera inhalasi:1. Px kadar karboksihemoglobin.2. Px gas darah arterial.3. Bronkoskopi.4. Px faal paru; untuk mengetahui penurunan kelenturan paru atau obstruksi aliran udara pernafasan.

Komplikasi pulmoner yang dapat terjadi sekunder akibat cedera inhalasi:1. Kegagalan akut respirasi.2. ARDS ( Adult Respiratory Distress Syndrome ).Tindakan yang dilakukan:1. Intubasi.2. Ventilator mekanik.

v Sistem RenalVolume darah menurun hipoperfusi jaringan ginjal hipofungsi organ ginjal ( penurunan GFR) Penurunan produksi urine.Destruksi sel-sel darah merah akan menghasilkan hemoglobin bebas dalam urine.Destruksi otot akan menyebabkan pelepasan mioglobin dari sel otot dan diekskresi melalui ginjal.Bila aliran darah melalui tubulus renal tidak memadai maka hemoglobin dan mioglobin bisa menyumbat tubulus renal sehingga timbul komplikasi: nekrosis akut tubuler dan gagal ginjal.

v Pertahanan imunologik.Luka bakar gangguan integritas kulit + pelepasan faktor-faktor inflamasi abnormal, perubahan kadar imunoglobulin, komplemen serum, gagngguan fungsi neutrofil dan penurunan jumlah limfosit (limfositopenia) resiko tinggi : sepsis.

v Pengaturan suhu tubuh.Pasien luka bakar mengalami suhu rendah bbrp jam pertama pasca luka bakar, kemudian sebagian besar periode luka bakar akan mengalami hipertermia karena hipermetabolisme meskipun tanpa adanya infeksi.

v Sistem gastrointestinal.Komplikasi gastrointestinal meliputi:1. Ileus paralitik.Manifestasi: berkurangnya peristaltik dan bising usus.2. Ulkus Curling ( erosi lambung atau duodenum ).Tanda-tandanya:a. Distensi lambung, nausea dan vomitus.b. Adanya darah okulta dalam feces.c. Regurgitasi muntahan seperti bubuk kopi dari dalam lambung.d. Vomitus berdarah.Respon Lokal

Kedalaman luka bakar.Klasifikasi luka bakar menurut dalamnya:1. Superficial partial-thickness ( Luka bakar derajat satu) Penyebab:a. Tersengat matahari.b. Terkena api dengan intensitas rendah. Bagian yang terkena: epidermis. Gejala:a. Kesemutan.b. Hiperestesia ( super sensitivitas ).c. Rasa nyeri reda jika didinginkan. Penampilan luka:a. Memerah, menjadi putih ketika ditekan.b. Minimal atau tanpa oedema. Perjalanan kesembuhan:- Kesembuhan lengkap dalam waktu satu minggu.- Pengelupasan kulit.

2. Deep partial thickness ( Luka bakar derajat dua ). Penyebab:a. Tersiram air mendidih.b. Terbakar oleh nyala api. Bagian yang terkena: epidermis dan bag dermis. Gejala:a. Nyeri.b. Hiperestesia.c. Sensitif terhadap udara yang dingin. Penampilan luka:a. Melepuh; dasar luka berbintik-bintik merah, epidermis retak dan permukaan luka basah.b. Edema. Perjalanan penyembuhan.- Kesembuhan dalam waktu 2 - 3 minggu.- Pembentukan parut dan depigmentasi.- Infeksi dapat merubahnya menjdai derajat tiga.

3. Full thickness ( Luka bakar derjat tiga ). Penyebab :a. Terbakar nyala api.b. Terkena cairan mendidih dalam waktu yang lama.c. Tersengat arus listrik. Bagian yang terkena: epiodermis, keseluruhan dermis dan kadang-kadang jaringan subkutan. Gejala:a. Tidak terasa nyeri.b. Syok.c. Hematuria dan kemungkinan hemolisis.d. Kemungkinan ada luka masuk dan luka keluar ( luka bakar listrik). Penampilan luka:a. Keirng, luka bakar berwarna putih seperti bahan kulit atau gososng.b. Kulit retak dengan bagan lemak yang tampak.c. Edema. Perjalanan kesembuhan:- Pembentukan eskar.- Diperlukan pencangkokan.- Pembentukan parut, hilangnya kontur dan fungsi kulit, dpt terjadi kehilangan tangan atau ekstrimitas.q Setiap daerah luka bakar mempunyai 3 zona:1. Zona koagulasi ( daerah sebelah dalam luka ).Ciri : mengalami kematian selluler.2. Zona statis ( daerah bagian tengah luka ).Ciri :a. Terjadi gangguan suplai darah.b. Terjadai inflamasi.c. Terjadi kerusakan jaringan.d. Daerah ini masih bisa diselamatkan sampai derajat tertentu dengan resusitasi cairan yang adekuat.3. Zona Hiperemia ( daerah sebelah luar ).Ciri :a. Merupakan luka bakar derajat satu,b. Harus sudah sembauh dalam waktu satu minggu.c. Khas pada cedera terbakar atau tersengat arus listrik daripada akibat cairan panas.