LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB) SI PENANGGULANG MASALAH LINGKUNGAN

Salemba, 20 September 2017

Muhammad Arif Siregar Memiliki latar belakang pengalaman di bidang audit ISO 9001:2000, ISO TS 1649, ISO 14001 selama lebih dari 10 tahun (2000 – 2011), Lulus Polman-Tool Maker Tahun 2000, Universitas Indonesia- Manajemen Operasi 2005. Pengalaman kerja awalnya di dunia kerja otomotif, selanjutnya beralih ke dunia konsultan di Environmental Resources Management (ERM) sebagai salah satu konslutan lingkungan terbesar di dunia, bermarkas di London. Saat ini sedang melanjutkan studi S2 di SIL – UI, dalam pekerjaan posisinya sebagai Environmental Social Management System di North Sumatera Hydro Energy. Pendiri komunitas Lingkungan EGI (Environmental Guardian Indonesia). Mobile: 0821 2382 5350 email: arif.siregar@gmail.com

Biografi

3

LUBANG RESAPAN BIOPORI ( LRB )

1.1 Populasi Penduduk Bumi

Sumber: http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/01/24/jakarta-timur-wilayah-dengan-penduduk-terbanyak-di-dki

1. Latar Belakang

1.2 Jumlah air di bumi

Sumber: http://agil-asshofie.blogspot.co.id/2016/12/jenis-sumber-air-minum.html

Sumber: Tribunnews 2014

1.3 Permasalahan Sampah

“Menurut penelitian setiap orang per hari membuang sampah sebanyak 1-2Kg.” “Tahun 2016 produksi sampah makanan dunia mencapai 1,3 miliar ton.” (Friend of Earth (FOE) 2016)

1.4 Segudang masalah akibat sampah: 1.4.1 Tingginya Produksi Sampah; 1.4.2 Budaya Buang Sampah Sembarangan; 1.4.3 Produksi Emisi Karbon (C); 1.4.4 Perubahan Iklim; 1.4.5 Lahan Resapan Air Berkurang; 1.4.6 Banjir, Kekeringan, dan Tanah Longsor.

1.5 Penanggulangan

1.5.1 Lubang Resapan Biopori (LRB) sebagai alternatif Solusi (Perda No 1 Tahun 2014 Tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi.)

1.5.2 Sumur Resapan (Pergub No 20 Tahun 2013 Tentang Sumur Resapan)

Sumber: BLH Yogya 2009, Kamir 2008, Pergub DKI

2. BIOPORI

2.1 Biopori (biopore) merupakan ruangan atau pori dalam tanah yang dibentuk oleh makhluk hidup seperti fauna (cacing tanah, rayap, semut) tanah dan akar tanaman. Bentuk biopori menyerupai liang (terowongan kecil) dan bercabang-cabang yang sangat efektif untuk menyalurkan air dan udara ke dalam tanah (Kamir 2008).

Biopori adalah metode alternatif untuk meresapkan air hujan dan mengolah sampah organik , sampah yang dimasukkan kedalam lobang akan memancing fauna-fauna di dalam tanah untuk membuat terowongan kecil sehingga air cepat meresap

Bidang Waslih LRB 8 Sumber: BLH Yogya 2009, Kamir 2008

Prinsip kerja LRB yaitu memperbaiki kondisi ekosistem tanah, Perbaikan fungsi hidrologis ekosistem tanah dengan cara membuat lubang resapan berdiameter sekitar 10 cm di permukaan tanah sedalam sekitar 1 m. Pada lubang tersebut bila dimasukkan sampah organik untuk mengaktifkan mikrobiologi yang menguntungkan bagi kesuburan tanah, Selain itu, air resapan yang masuk ke dalam tanali juga turut memperbaiki struktur tanah, Sampah organik yang telah diolah oleh mikrobiologi pada akhirnya akan menjadi kompos.

2.1 Prinsip Lubang Resapan Biopori (LRB)

LRB dicetuskan oleh KAMIR RAZIUDIN BRATA seorang peneliti dan dosen ilmu tanah dan sumber daya lahan dari Institut Pertanian Bogor

Sumber: BLH Yogya 2009

Bidang Waslih LRB 10

2.1.2 PENAMPANG LRB

Sumber: BLH Yogya 2009

2.2 HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMBUATAN BIOPORI

1. LOKASI : di kebun , di halaman rumah , dIlokasi yang dilalui air hujan atau disebelah kanan dan kiri pohon

2. WAKTU : sewaktu-waktu (paling bagus puncak musim penghujan agar diketahui kedalaman muka air tanah)

3. JUMLAH : setiap 100 m2 luas lahan idealnya dibuat 30 titik dengan jarak antara 0,5 - 1 m.

4. UKURAN : kedalaman 80 - 100 cm dan diameter 10 cm

Bidang Waslih LRB 11 Sumber: BLH Yogya 2009, Kamir 2008

2.2.3 CONTOH PENEMPATAN LOKASI LRB

Sumber: Kamir 2008

2.2.3 CONTOH PENEMPATAN LOKASI LRB

Sumber: Kamir 2008

2.2.3 CONTOH PENEMPATAN LOKASI LRB

Bidang Waslih LRBi 14

Gambar: Biopori yang ditempatkan di halaman Rumah

Gambar: Biopori yang ditempatkan

di Saluran Air Hujan

Sumber: BLH Yogya 2009

Prepared by Cesaria Lubang Resapan Biopori 15

1. Menentukan lokasi pengeboran, kalau lokasinya sudah dikonblok, konbloknya bongkar dulu

2. Bersihkan lokasi yang akan dijadikan LRB 3. Membuat lubang dengan memasukkan alat bor LBR diameter 10 cm,

kemudian diputar searah jarum jam (dapat diberi air dahulu agar tanah lebih gembur).

4. Setiap ngebor sedalam ±10 cm diangkat untuk kemudian dikeluarkan tanahnya.

5. Masukkan bor lagi hingga kedalaman 80 – 100 cm. kedalaman lubang maksimal 100 cm. Kalau kedalamannya lebih dari 100 cm maka cacing-cacing dan organisme pengurai lainnya akan kekurangan oksigen, sehingga tidak dapat bekerja dengan maksimal.

6. Pada bibir lubang dilakukan pengerasan dengan semen atau potongan pendek pipa pvc (± 20 cm). Hal ini untuk mencegah terjadinya erosi tanah.

7. Kemudian di bagian atas diberi tutup pengaman yang bisa dengan mudah dibuka dan ditutup untuk memasukkan sampah organik.

2.3 LANGKAH MEMBUAT LRB

Sumber: Kamir 2008

2.3 LANGKAH MEMBUAT LRB

Sumber: Kamir 2008

2.3 LANGKAH MEMBUAT LRB

Sumber: Kamir 2008

2.3 LANGKAH MEMBUAT LRB

Sumber: Kamir 2008

Bidang Waslih 19

1. Penentuan Titik LRB

2. Pembersihan lokasi 3. Penyiraman di calon LRB agar tanah lebih mudah digali

4. Melakukan Pengeboran LRB 5. Pengangkutan tanah hasil pengeboran LRB

6. Pembuatan dudukan casing LRB

7. Dudukan dan casing LRB Sumber: BLH Yogya 2009

2.3 LANGKAH MEMBUAT LRB

20

2.3.3 Pembuatan LRB di Halaman Rumah

Sumber: BLH Yogya 2009

21

2.3.4 LRB Selalu diisi Sampah Organik

Pastikan LRB Selalu diisi Sampah Organik

22

2.4 Berbagai Jenis Alat Biopori & Lubang Biopori

Sumber: BLH Yogya 2009

Manual Hand auger

tipe Garpu

Manual Hand auger

tipe Core

Manual Hand auger

tipe Helix

Mesin Hand auger

tipe Helix

23

2.5 PENGGUNAAN LRB UNTUK TEMPAT PENGOMPOSAN

1. Memasukkan sampah organik (sisa dapur, sampah pepohonan) ke dalam LRB;

2. Apabila sampah cukup banyak dapat didorong dengan tongkat tumpul, tidak terlalu padat karena akan mengganggu proses peresapan air ke samping;

3. LRB kedalaman 100 cm dan diameter 10 cm dapat menampung 7,8 L sampah. Sampah dapur dapat menjadi kompos dalam jangka waktu 15-30 hari, sementara sampah kebun berupa daun dan ranting bisa menjadi kompos dalam waktu 2-3 bulan;

4. Kompos yang sudah jadi dapat diambil dengan alat bor atau bantuan sendok semen.

Sumber: BLH Yogya 2009

2.6 MANFAAT LRB

1. Sebagai Alat Tabungan Air tanah (Catchment area); 2. Sebagai tempat untuk mengolah sampah organik; 3. Cocok untuk dibuat di rumah2 karena sampah

organik banyak tersedia dirumah; 4. Menghindari banjir dan genangan air; 5. Bisa dibuat dimana saja meskipun dilahan sempit; 6. Bisa dibuat sendiri dengan harga murah; 7. Berpotensi dijadikan tempat eko wisata (Glintung,

Malang); 8. Mendidik generasi mendatang akan kesadaran

lingkungan berkelanjutan.

24 Sumber: BLH Yogya 2009

2.6 MANFAAT LRB

LRB perlu dirawat agar manfaatnya dapat terus didapat. Merawatnya ini sangat mudah, cukup dengan menambahkan sampah organik sehari-hari ke dalam LRB. Penambahan sampah organik ke dalam LRB perlu dilakukan supaya tanah yang terangkut air tidak sampai masuk lubang karena akan tersaring oleh sampah organik.

Sumber: BLH Yogya 2009

2.7 BIAYA LRB

LRB adalah teknologi yang sederhana yang tidak memerlukan banyak alat. Bahan pengisinya pun hanya memanfaatkan sampah organik yang dapat diperoleh dari lingkungan sekitar tanpa mengeluarkan biaya. Untuk keperluan alat bor, dapat dibeli seharga Rp. 175.000 - Rp. 250.000. Biaya untuk membeli bor ini dapat ditekan bila 1 bor dimiliki bersama oleh beberapa orang.

Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu lubang biopori sekitar 8-15 menit. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat lubang resapan biopori tergantung jenis tanah, jenis bor biopori yang digunakan dan faktor operator bor.

Sebagai contoh, jika satu rumah tangga perlu membuat 30 LRB maka semua lubang akan selesai dalam waktu 240 menit (4-8 jam). Dengan demikian waktu yang diperlukan untuk membuat 30 LRB kurang dari satu hari.

2.8 WAKTU

“Dengan meluangkan satu hari untuk membuat LRB, sudah dapat membantu kelestarian lingkungan.”

Sumber: BLH Yogya 2009

3.1 Umum

Mengubah perilaku yang peduli lingkungan dengan menjadikan suatu budaya.

3.2 Khusus

a. Meningkatkan peran serta guru dalam pendidikan lingkungan hidup di sekolah;

b. Menjadi sarana dialog bersama diantara para guru, manajemen sekolah, pakar pendidikan, dan praktisi untuk memajukan pendidikan lingkungan;

c. Menjadi sarana silaturahmi dan komunikasi diantara para guru, manajemen sekolah, pakar pendidikan dan praktisi dalam menerapkan pendidikan lingkungan hidup di sekolah;

d. Meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola lingkungan hidup di sekolah.

3. TUJUAN

Bidang Waslih LRB 29

S E L E S A I

TERIMA KASIH

QUIZ

1. Bagaimana cara membuat LBR?

2. Bagaimana cara menerapkan LBR di lingkungan sekolah?