LUAS WILAYAH - acch.kpk.go.id · PDF fileKOTA DUMAI 7 KEC, 33 KEL, ... UU No. 26 Tahun 2007...
Transcript of LUAS WILAYAH - acch.kpk.go.id · PDF fileKOTA DUMAI 7 KEC, 33 KEL, ... UU No. 26 Tahun 2007...
KAB. ROKAN HILIR30 Pulau, 16 KEC, 183 KEL, 618.355 Pddk, 896.142,93 Ha
KOTA DUMAI7 KEC, 33 KEL, 280.027 Pddk, 203.900,00 Ha
KAB. BENGKALIS4 Pulau, 8 KEC, 155 KEL, 543.786 Pddk, 843.720,05 Ha
KAB. SIAK1 Pulau, 14 KEC, 131 KEL, 421.477 Pddk, 823.357,00 Ha
KAB. KEP. MERANTI9 Pulau, 9 KEC, 101 KEL, 183.912 Pddk, 360.703,00 Ha
KAB. INDRAGIRI HILIR32 Pulau, 20 KEC, 236 KEL, 697.814 Pddk, 1.379.837,12 Ha
KAB. ROKAN HULU16 KEC,153 KEL, 543.857 Pddk, 722.977,68 Ha
KAB. KAMPAR21 KEC,245 KEL, 766.351 Pddk, 1.092.819,71 Ha
KAB. KUANSING15 KEC, 229 KEL, 317.265 Pddk, 520.216,13 Ha
KAB. INDRAGIRI HULU14 KEC, 194 KEL, 401.207 Pddk, 767.626,66 Ha
LUAS WILAYAH :
107.932,71 Km2
LUAS DARATAN 86.411,90 Km2
ADMINISTRATIF TERDIRI ATAS : 2 Kota 10 Kabupaten 164 Kecamatan 1.836 Desa / Kelurahan
LAUTAN21.478,81 Km2
KAWASAN DARATAN
KAWASAN PESISIR
KOTA PEKANBARU12 KEC, 58 KEL, 999.031 Pddk, 63.300,86 Ha
JMLH PDDK TAHUN 2014: 6.188.400
LAKI-LAKI : 3.178.400 JIWAPEREMPUAN : 3.010.000 JIWA
GARIS PANTAI2.078,15 Km2
KAB. PELALAWAN12 KEC, 118 KEL, 352.207 Pddk, 1.240.413,95 Ha
KAWASAN PESISIRLuas: 5,748,074.05 HaJumlah Penduduk: 3,097,578.00 Jiwa
Total APBD 2015 : 17,628 T riliun
KAWASAN DARATANLuas: 3,166,941.04 HaJumlah Penduduk: 3,027,711.00 Jiwa
Total APBD 2015 : 10, 797 Triliun
2
3
1. Penyelesaian Pengukuhan Kawasan Hutan di Provinsi Riau sangat tergantung pada proses perubahan dan penunjukan kawasan hutan dalam RTRW Provinsi Riau;
2. Pemerintah Provinsi Riau mengharapkan Kementerian LH danKehutanan dapat merevisi tentangPERUBAHAN PERUNTUKAN KAWASAN HUTAN MENJADI BUKANKAWASAN HUTAN SELUAS ± 1.638.249 HA, PERUBAHAN FUNGSIKAWASAN HUTAN SELUAS ± 717.543 HA DAN PENUNJUKANBUKAN KAWASAN HUTAN MENJADI KAWASAN HUTAN SELUAS ±11.552 HA DI PROVINSI RIAU dantentang KAWASAN HUTAN di PROVINSI RIAU, dengan tetapmengacu pada Rekomendasi Tim Terpadu (scientific autority)yang dibentuk oleh Menteri Kehutanan sebagai dasar penyusunanpola ruang dalam RTRW Provinsi Riau, sehingga PemerintahDaerah dapat segera menetapkan RTRW sebagai dasarpemanfaatan dan pengendalian ruang di daerah;
4
3. Alokasi dana yang memadai dari Kementerian LH dan Kehutanan untuk melakukan penyelesaian pengukuhan dan pengamanan kawasan hutan pada hutan produksi dan hutan lindung;
4. Menyelesaikan permasalahan batas wilayah administrasi dalam dan dengan provinsi yang berbatasan.
5
UU No. 26 Tahun 2007 mengamanatkan provinsi dankabupaten/kota untuk melakukan penyusunan ataupenyesuaian RTRW-nya.
Revisi RTRW (termasuk di dalamnya usulan perubahanKawasan Hutan), harus mendapat persetujuan substansikehutanan dari Menteri Kehutanan sesuai ketentuan :
UU No. 41 Tahun 1999;
PP No 26 Tahun 2008;
PP No. 10 Tahun 2010;
Permenhut No. P 36/Menhut-II/2010.
Usulan Perubahan Kawasan Hutan dalam RTRW Provinsi Riau
6
Berdasarkan TGHK Tahun 1986 seluruh wilayah Riau merupakanKAWASAN HUTAN
Berdasarkan Perda RTRW Nomor 10 Tahun 1994 telah dialokasikanruang untuk non kehutanan seluas kurang lebih 4,3 Jt Ha
Pemekaran Wilayah Provinsi Kepri dan Beberapa Kab/Kota di ProvinsiRiau
Kebutuhan Ruang untuk Pengembangan dan pembangunanwilayah(infrastruktur, fasum dan fasos), Investasi, Pemukiman danLahan Garapan Masyarakat
Penyediaan Ruang untuk berbagai Program strategis nasional dandaerah seperti MP3EI, MDG’s, Jalan Tol dan infrastruktur pendukunglainnya
Menjamin keberadaan kawasan hutan secara lestari dan berkelanjutandengan luasan yang cukup dan sebaran yang proporsional.
Pemantapan kawasan hutan sebagai prasyarat kepastian hukum dan kepastian usaha.
7
1991
•Penyus
unan
Awal
RTRWP
Riau
1994
•Disahka
n
sebagai
Perda
No.
10/1994
2000
•Revisi I
terkait
substansi
UU
No.24/1992
dan
Pemekaran
Wilayah
Kab/Kota
2004
•Revisi II terkait
Pemekaran
Wilayah
Provinsi
Kepulauan Riau
2008
•Penyesuaian
substansi UU
No.26/2007, PP
No.26/2008
•Proses Awal
Paduserasi di
Kementerian
Kehutanan
2012
•Ekspose Tim Terpadu (5 Desember2012(2.726.901 Ha)
2011
•Tahapfinalisasidi KementerianKehutananRI
2012 2014
•TerbitnyaSK 673/Kpts-II/2014
1.638.872 Ha (18,14%)
2014
•TerbitnyaSK 878/Kpts-II/2014
??????
8
1. Melakukan identifikasi dan verifikasi seluruhperizinan kehutanan dan perkebunan;
2. Melakukan koordinasi dan mendorongPemegang izin agar melakukan penataan bataspada wilayah konsesi masing-masing denganmemperhatikan hak-hak masyarakat sesuaiketentuan perundang-undangan yang berlaku;
3. Melakukan monitoring dan evaluasi secaraberkala perizinan bidang kehutanan danperkebunan.
9
1. Melakukan identifikasi dan verifikasi wilayahkelola masyarakat;
2. Melakukan pendampingan kepada masyarakatagar melakukan penataan batas pada wilayahkelola masing-masing sesuai ketentuanperundang-undangan yang berlaku;
3. Melakukan evaluasi hak-hak atas tanahmasyarakat dalam kawasan hutan danPerkebunan swasta/BUMN;
4. Menyusun Perda pengaturan dan penetapanmasyarakat/desa adat.
10
1. Percepatan pengesahan Penunjukan Kawasan Hutan dan PerairanProvinsi Riau sebagai dasar penetapan RTRWP Riau gunamemberikan kepastian hukum pemanfaatan ruang gunakepentingan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat sekaligusmenindaklanjuti keputusan Mahkamah Konstitusi No. 45/PUU-IX/2011 tanggal 21 Pebruari 2011.
2. Identifikasi konflik kepemilikan lahan dalam kawasan hutan.
3. Pembentukan Tim IP4T dan Mendorong penyelesaian konflik lahanmelalui IP4T (Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaandan Pemanfaatan Tanah).
4. Mendorong revisi ke VIII peta indikatif sebagai lampiran InstruksiPresiden No 10 Tahun 2011 tentang tentang PenundaanPemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan AlamPrimer dan Lahan Gambut sudah clear and clean.
11
1. Pembentukan tim penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan;
2. Penyusunan dan penetapan SOP penanggulangan kebakaran hutan dan lahan;
3. Pemenuhan sarana dan prasarana dalam rangka penyelamatan lingkungan dan perlindungan hutan
4. Dukungan pendanaan yang memadai dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan;
5. Melakukan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan dengan melibatkan masyarakat dan dunia usaha;
6. Melaksanakan Sosialisasi Penyelamatan, Evakuasi, dan Penanganan gangguan terhadap lingkungan hidup dan hutan;
7. Perlindungan lingkungan terhadap keanekaragaman hayati yang terdapat di cagar biosfer;
8. Pendayagunaan perizinan sebagai instrumen pengendalian.
12
1. Membangun SOP Perizinan sektorperkebunan dan kehutanan yangtransparan dan akuntabel;
2. Membentuk pelayanan perizinan satu atap(terpadu/terintegrasi).
13
14