LT Ruang Isolasi

21
Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit yang merawat pasien dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada pasien dan mengurangi risiko terhadap pemberi layanan kesehatan. Ruang isolasi adalah Tempat yang mampu merawat pasien yang memerlukan preawatan isolasi mulai pemeriksaan awal sampai perawatan lanjutan dan terintegrasi semua aspek pelayanan dalam satu tempat (satu pintu) serta mampu menciptakan lingkungan yang aman dari kontaminasi bagi seluruh komponen Ruang isolasi adalah Suatu ruangan perawatan yang mampu merawat pasien menular agar tidak terjadi atau memutus siklus penularan penyakit melindungi pasien dan petugas kesehatan. Pada umumnya, ruang isolasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu tekanan udara negatif (Negative Pressure) dimana tekanan udara di ruang isolasi negatif terhadap area disekitarnya untuk mencegah penyakit-penyakit yang mudah mengkontaminasi seperti, tuberculosis, cacar air (varicella), herpes zoster, dan measles (rubella), sedangkan pasien yang memiliki sistem imun yang lemah seperti pada pasien HIV dan pasien yang mendapat transplantasi sumsum tulang belakang (Bone Marrow Transplant) menggunakan ruang isolasi dengan tekanan udara positif (Positive Pressure) dimana tekanan udara di ruang

Transcript of LT Ruang Isolasi

Page 1: LT Ruang Isolasi

Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit yang merawat

pasien dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat

perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada

pasien dan mengurangi risiko terhadap pemberi layanan kesehatan.

Ruang isolasi adalah Tempat yang mampu merawat pasien yang memerlukan

preawatan isolasi mulai pemeriksaan awal sampai perawatan lanjutan dan terintegrasi

semua aspek pelayanan dalam satu tempat (satu pintu) serta mampu menciptakan

lingkungan yang aman dari kontaminasi bagi seluruh komponen

Ruang isolasi adalah Suatu ruangan perawatan yang mampu merawat pasien menular

agar tidak terjadi atau memutus siklus penularan penyakit melindungi pasien dan

petugas kesehatan.

Pada umumnya, ruang isolasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu tekanan udara negatif

(Negative Pressure) dimana tekanan udara di ruang isolasi negatif terhadap area

disekitarnya untuk mencegah penyakit-penyakit yang mudah mengkontaminasi seperti,

tuberculosis, cacar air (varicella), herpes zoster, dan measles (rubella), sedangkan pasien

yang memiliki sistem imun yang lemah seperti pada pasien HIV dan pasien yang

mendapat transplantasi sumsum tulang belakang (Bone Marrow Transplant)

menggunakan ruang isolasi dengan tekanan udara positif (Positive Pressure) dimana

tekanan udara di ruang isolasi positif terhadap area sekitarnya untuk melindungi pasien

dari kontaminasi luar.

PEMBAHASAN :

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ruang isolasi!

Ruang isolasi adalah adalah ruang di rumah sakit yang khusus menjaga pasien dengan

kondisi medis tertentu yang terpisah dari pasien lain saat mereka menerima perawatan

medis (Sabra L. Katz-Wise, 2006).

Ruang isolasi adalah ruang yang digunakan untuk perawatan pasien dengan penyakit

resiko yang dapat ditularkan pada orang lain seperti penyakit-penyakit infeksi antara lain

HIV/AIDS, SARS, Flu Burung, Flu Babi, dan lain-lain (DepKes RI).

2. Jelaskan syarat-syarat ruang isolasi!

Page 2: LT Ruang Isolasi

Pencahayaan

Menurut KepMenKes 1204/Menkes/SK/X/2004, intensitas cahaya untuk ruang isolasi

adalah 0,1 – 0,5 lux dengan warna cahaya biru.

Selain itu ruang isolasi harus mendapat paparan sinar matahari yang cukup.

Pengaturan sirkulasi udara

Pengaturan sirkulasi udara ruang isolasi pada dasarnya menggunakan prinsip tekanan

yaitu tekanan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.

Berdasarkan tekanannya ruang isolasi dibedakan atas :

A. Ruang Isolasi Bertekanan Negatif

Pada ruang isolasi bertekanan negatif udara di dalam ruang isolasi lebih rendah

dibandingkan udara luar. Hal ini mengakibatkan tidak akan ada udara yang keluar

dari ruangan isolasi sehingga udara luar tidak terkontaminasi oleh udara dari

ruang isolasi. Ruang isolasi bertekanan negatif ini digunakan untuk penyakit-

penyakit menular khususnya yang menular melalui udara sehingga kuman-kuman

penyakit tidak akan mengkontaminasi udara luar,

Untuk metode pembuangan udara atau sirkulasi udara digunakan sistem sterilisasi

dengan HEPA.

B. Ruang Isolasi Bertekanan Positif

Pada ruang isolasi bertekanan positif udara di dalam ruang isolasi lebih tinggi

dibandingkan udara luar sehingga mennyebabkan terjadi perpindahan udara dari

dalam ke luar ruang isolasi. Hal ini mengakibatkan tidak akan ada udara luar yang

masuk ke ruangan isolasi sehingga udara ruang isolaso tidak terkontaminasi oleh

udara luar. Ruang isolasi bertekanan positif ini digunakan untuk penyakit-penyakit

immunodeficiency seperti HIV AIDS atau pasien-pasien transplantasi sumsum

tulang.

Untuk memperoleh udara di ruang isolasi sehingga menghasilkan tekanan positif

di ruang isolasi digunakan udara luar yang sebelumnya telah disterilisasi terlebih

dahulu.

Pengelolaan limbah

SGD 7 – Konsep Dasar Ruang Isolasi | 1

Page 3: LT Ruang Isolasi

Pada prinsipnya pengelolaan limbah pada ruang isolasi sama dengan pengelolaan

limbah medis infeksius yang umumnya terdiri dari penimbunan, penampungan,

pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.

a. Penimbulan ( Pemisahan Dan Pengurangan )

Proses pemilahan dan reduksi sampah hendaknya merupakan proses yang

kontinyu yang pelaksanaannya harus mempertimbangkan : kelancaran

penanganan dan penampungan sampah, pengurangan volume dengan perlakuan

pemisahan limbah B3 dan non B3 serta menghindari penggunaan bahan kimia B3,

pengemasan dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis sampah untuk

efisiensi biaya, petugas dan pembuangan.

b. Penampungan

Penampungan sampah ini wadah yang memiliki sifat kuat, tidak mudah bocor atau

berlumut, terhindar dari sobek atau pecah, mempunyai tutup dan tidak overload.

Penampungan dalam pengelolaan sampah medis dilakukan perlakuan standarisasi

kantong dan kontainer seperti dengan menggunakan kantong yang bermacam

warna seperti telah ditetapkan dalam Permenkes RI no. 986/Men.Kes/Per/1992

dimana kantong berwarna kuning dengan lambang biohazard untuk sampah

infeksius, kantong berwarna ungu dengan simbol citotoksik untuk limbah

citotoksik, kantong berwarna merah dengan simbol radioaktif untuk limbah

radioaktif dan kantong berwarna hitam dengan tulisan “domestik”.

c. Pengangkutan

Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan intenal dan eksternal.

Pengangkutan internal berawal dari titik penampungan awal ke tempat

pembuangan atau ke incinerator (pengolahan on-site). Dalam pengangkutan

internal biasanya digunakan kereta dorong sebagai yang sudah diberi label, dan

dibersihkan secara berkala serta petugas pelaksana dilengkapi dengan alat proteksi

dan pakaian kerja khusus.

Pengangkutan eksternal yaitu pengangkutan sampah medis ketempat pembuangan

di luar (off-site). Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang

tepat dan harus dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk

SGD 7 – Konsep Dasar Ruang Isolasi | 2

Page 4: LT Ruang Isolasi

memenuhi peraturan angkutan lokal. Sampah medis diangkut dalam kontainer

khusus, harus kuat dan tidak bocor.

d. Pengolahan dan Pembuangan

Metoda yang digunakan untuk megolah dan membuang sampah medis tergantung

pada faktor-faktor khusus yang sesuai dengan institusi yang berkaitan dengan

peraturan yang berlaku dan aspek lingkungan yang berpengaruh terhadap

masyarakat. Teknik pengolahan sampah medis (medical waste) yang mungkin

diterapkan adalah:

Incinerasi

Sterilisasi dengan uap panas/ autoclaving (pada kondisi uap jenuh bersuhu

1210C)

Sterilisasi dengan gas (gas yang digunakan berupa ethylene oxide atau

formaldehyde)

Desinfeksi zat kimia

Desinfeksi kimia, terutama melalui penggunaan produk klorin, adalah metode

lain untuk mengolah limbah medis. Penggunaan pemutih klorin untuk

pembersihan dan desinfeksi dikenal dan metode ini telah digunakan selama

bertahun-tahun. Desinfeksi/proses kimia mekanik memberikan kontrol dan

konsistensi untuk proses desinfeksi. EPA mengidentifikasi desinfeksi kimia

sebagai metode yang paling tepat untuk memperlakukan limbah medis cair

kimia proses desinfeksi. Sering dikombinasikan dengan proses mekanis,

seperti merobek-robek atau maserasi, untuk memastikan pemaparan bahan

kimia yang cukup untuk semua bagian sampah. disinfektan yang biasanya

dikombinasikan dengan sejumlah besar air untuk membantu proses desinfeksi

dan untuk mendinginkan peralatan mekanik dalam proses merobek-robek.

Limbah cair diolah dengan desinfeksi / proses kimia mekanik biasanya dapat

dibuang ke sistem saluran pembuangan, sepanjang organisasi telah

memperoleh izin debit saluran pembuangan yang tepat dari kota mereka. .

Mekanikal / perlakuan desinfeksi perangkat kimia terutama di tempat instalasi,

bukan unit perawatan mobile, meskipun perangkat ini tersedia dalam berbagai

ukuran berdasarkan jumlah limbah yang akan diolah.

Inaktivasi suhu tinggi

Radiasi (dengan ultraviolet atau ionisasi radiasi seperti Co60

SGD 7 – Konsep Dasar Ruang Isolasi | 3

Page 5: LT Ruang Isolasi

Metode lain digunakan untuk mensterilkan peralatan medis atau limbah adalah

iradiasi, biasanya melalui eksposur sampah menjadi sumber kobalt. Radiasi

gamma yang dihasilkan oleh sumber kobalt inactivates semua mikroba yang

mungkin ada dalam limbah tersebut. situs khusus yang diperlukan untuk

bentuk pengobatan, yang bertentangan dengan versi mobile yang tersedia

untuk metode non-insinerator lainnya. Salah satu perusahaan swasta yang

mengkhususkan diri dalam bentuk pengobatan cabik limbah dirawat setelah

iradiasi, kemudian kapal limbah ke kiln semen, mana itu dibakar sebagai

bahan bakar. Biaya pengembangan fasilitas khusus untuk metode ini cukup

tinggi, dan karena itu metode ini tidak banyak digunakan sebagai metode

pengobatan lain pada saat ini. . Risiko paparan radiasi oleh para pekerja

fasilitas operasi, sementara yang rendah, juga faktor. Juga, limbah patologis

tidak dapat diobati dengan menggunakan iradiasi. Pertanyaan telah diajukan

tentang efektivitas iradiasi untuk memberikan pengobatan yang konsisten di

batch dari limbah.

Microwave treatment

Penggunaan microwave untuk mensterilkan limbah medis baru-baru ini telah

diperkenalkan di Amerika Serikat. . unit perawatan microwave dapat berupa

on-situs instalasi atau perawatan kendaraan mobile. In this type of disinfection

process, the waste is first shredded. Dalam jenis ini proses desinfeksi, limbah

tersebut pertama robek. Limbah diparut kemudian dicampur dengan air dan

dikenakan gelombang mikro. . Gelombang mikro internal limbah panas,

daripada menerapkan panas eksternal, seperti dalam autoklaf. . Panas yang

dihasilkan dalam metode ini bahkan menyediakan pemanasan seluruh bagian

limbah, dan suhu-uap tinggi yang dihasilkan secara efektif menetralkan semua

biologi. Operasi merobek-robek mengurangi volume sampah hingga 80%, dan

limbah yang diolah dapat dibuang dari tempat pembuangan sampah. . Seluruh

proses terjadi di dalam sebuah kapal tunggal, dan sistem yang dapat

dioperasikan oleh para pekerja tidak terampil. . Pengolahan limbah medis

melalui pemaparan terhadap gelombang mikro lebih murah dari pembakaran. .

Metode ini tidak direkomendasikan oleh EPA untuk pengolahan limbah

patologis

Grinding dan shredding (proses homogenisasi bentuk atau ukuran sampah)

SGD 7 – Konsep Dasar Ruang Isolasi | 4

Page 6: LT Ruang Isolasi

Pemampatan/ pemadatan, dengan tujuan untuk mengurangi volume yang

terbentuk

Gambar 1 : Mekanisme pengolahan limbah medis dengan Incineration

Selain itu hal-hal yang perlu diingat terkait pengolahan limbah meliputi :

Menggunakan plastik / wadah yang ditutup dengan rapat

Beri tanda sampah terkontaminasi

Perlengkapan menampung dan membuang sampah tak dapat digunakan untuk

keperluan lain

Cuci wadah dengan larutan clorin 0,5 %

Usahakan alat makan disposible

3. Jelaskan Universal Precaution yang diterapkan di ruang isolasi!

SGD 7 – Konsep Dasar Ruang Isolasi | 5

Page 7: LT Ruang Isolasi

Kewaspadaan Universal yaitu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh

tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan didasarkan pada

prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit, baik berasal

dari pasien maupun petugas kesehatan (Nursalam, 2007).

Secara garis besar, standard kewaspadaan universal di ruang isolasi antara lain :

Cuci tangan

Pakai sarung tangan saat menyentuh cairan tubuh, kulit tak utuh dan membran

mukosa

Pakai masker, pelindung mata, gaun jika darah atau cairan tubuh mungkin

memercik

Tutup luka dan lecet dengan plester tahan air

Tangani jarum dan benda tajam dengan aman

Buang jarum dan benda tajam dalam kotak tahan tusukan dan tahan air

Proses instrumen dengan benar

Lakukan pengelolaan limbah dengan benar

Bersihkan tumpahan darah dan cairan tubuh lain segera dan dengan seksama

Buang sampah terkontaminasi dengan aman

Lakukan pengelolaan alat kesehatan untuk mencegah infeksi dalam kondisi steril

dan siap pakai dengan cara dekontaminasi, pencucian alat, dan desinfeksi dan

sterilisasi

Penerapan universal precaution meliputi :

Penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD)

Penggunaan APD berfungsi untuk melindungi kulit dan selaput lendir petugas

maupun pengunjung dari resiko pajanan darah, cairan tubuh, sekret, ekskreta kulit

yang tidak utuh dan selaput lendir pasien.

Langkah-langkah Penggunaan APD

1. Persiapkan Sarana

Baju operasi yang bersih, rapih (tidak robek) dan sesuai ukuran badan, sepatu

boot karet yang bersih, rapih (tidak robek) dan sesuai ukuran kaki

Sarung tangan dtt (desinfeksi tingkat tinggi)/steril ukuran pergelangan dan

sepasang sarung bersih ukuran tangan

Sebuah gaun luar dan apron dtt serta penutup kepala yang bersih

SGD 7 – Konsep Dasar Ruang Isolasi | 6

Page 8: LT Ruang Isolasi

Masker n95 dan alat pelindung mata

Lemari berkunci tempat menyimpan pakaian dan barang–barang pribadi

2. Langkah Awal Saat Masuk Keruang Perawatan Isolasi (Masuk Ke Ruang Bersih

Luar)

Lepaskan cincin, jam/gelang (jika ada) dari tangan

Lepaskan pakian luar (termasuk pakain dalam, jika memungkinkan)

Kenakan baju operasi sebagai lapisan pertama pakaian pelindung

Lipat pakaian luar dan simpan dengan perhiasan dan barang-barang pribadi

lainnya di dalam lemari berkunci yang telah disediakan, kunci dengan hati-

hati, ambil anak kunci dan simpan dalam saku pakian operasi yang telah

dikenakan tersebut

3. Mencuci Tangan

Lakukan cuci tangan efektif 40-60 detik

4. Kenakan sepasang sarung tangan sebatas pergelangan tangan

5. Kenakan gaun luar/jas operasi

6. Kenakan sepasang sarung tangan sebatas lengan

7. Kenakan masker N95

8. Kenakan masker bedah

9. Kenakan celemek plastik/apron

10. Kenakan penutup kepala

11. Kenakan alat pelindung mata (goggles/kacamata)

12. Kenakan sepatu boot karet

Penanganan Linen

Linen bekas pakai dimasukkan dalam kantong, diikat dan di beri label

Pakain pasien di usahakan menggunakan pakaian RS (baju bedah)

Mengumpulkan dan membawa linen kotor, lakukan dengan kontak minimal

Anggap semua linen yang telah dipakai sebagai linen infeksius

Bawa linen kotor dalam kontainer tertutup atau kantong plastik

Pemulasaran Jenazah

Memperhatikan norma agama atau kepercayaan dan perundangan yang berlaku

dilakukan di ruang isolasi

SGD 7 – Konsep Dasar Ruang Isolasi | 7

Page 9: LT Ruang Isolasi

Perlakuan terhadap jenasah: luruskan tubuh,tutup mata, telinga dan mulut

dengan kapas / plester kedap air, lepaskan alat kesehatan yang dipasang, setiap

luka diplester dengan rapat

Jika diperlukan pemandian jenasah air pencuci di beri desinfektan (pertahankan

universal pracaution)

Jenasah setelah di kafan dibungkus dengan bahan plastik tak tembus air

Jenasah yang sdh dibungkus tak boleh di buka lagi

Peti jenasah dilakukan disinfeksi lalu di gembok

Jenasah diangkut mobil jenasah lewat jalur khusus

Penatalaksanaan Ruang Rawat

Lakukan pembersihan dengan menggunakan larutan klorin 0,5 % seluruh

permukaan ruangan sebelum pergantian pasien

Pembersihan dilakukan dengan menggunakan APD lengkap

Semua peralatan yang ada di dalam ruangan juga dilakukan pembersihan dengan

larutan klorin

Peralatan untuk pasien tidak dipindahkan dari satu ruang ke ruang lain

Penatalaksanaan Ambulance

Ambulan pembawa pasien dilakukan pembersihan dengan semprotan air

desinfektan secara otomatis dengan menekan tombol (ambulance bagian luar)

Bagian dalam dibersihkan dengan semprotan larutan clorin 0,5 %

Petugas ambulance dan petugas pengantar wajib melakukan dekontaminasi

individu sesuai alur dan protap

Universal precaution yang dilakukan di ruang isolasi dapat dibagi menurut jenis

isolasinya, yaitu :

1. Strict isolation

Untuk wabah dipteri, pneumonia, varicella

Difokuskan untuk mencegah penyebaran kuman lewat udara

Universal Precaution-nya meliputi :

a. Perlu ruangan khusus, pintu harus dalam keadaan tertutup

b. Setiap orang yang memasuli ruangan harus menggunakan gaun, cap dan

sepatu yang direkomendasikan.

SGD 7 – Konsep Dasar Ruang Isolasi | 8

Page 10: LT Ruang Isolasi

c. Harus menggunakan masker.

d. Harus menggunakan sarung tangan

e. Perlu cuci tangan setiap kontak

f. Menggunakan disposal

2. Contact isolation

Untuk infeksi pernafasan akut, influensa pada anak-anak, infeksi kulit, herpes

simplex, rubela scabies

Difokuskan untuk mencegah penyebaran infeksi dengan membatasi kontak

Universal Precaution nya meliputi :

a. Perlu ruangan khusus

b. Harus menggunakan gaun jika ada cairan

c. Harus menggunakan masker jika kontak dengan klien

d. Memakai sarung tangan jika menyentuh bahan-bahan infeksius

e. Perlu cuci tangan setiap kontak

f. Menggunakan disposal

3. Respiratory isolation

Untuk epiglotis, meningitis, pertusis, pneumonia dll

Difokuskan untuk mencegah penyebaran infeksi oleh tisu dan droplet pernapasan

karena batuk, bersin, inhalasi

Universal Precaution nya meliputi :

a. Perlu ruangan khusus

b. Tidak perlu gaun

c. Harus memakai masker

d. Perlu menggunakan sarung tangan

e. Perlu cuci tangan setiap kontak

f. Menggunakan disposal

4. Tuberculosis isolation

Untuk TBC

Difokuskan untuk mencegah penyebaran acid fast bacilli

Universal Precaution nya meliputi :

a. Perlu ruangan khusus dengan tekanan negatif

SGD 7 – Konsep Dasar Ruang Isolasi | 9

Page 11: LT Ruang Isolasi

b. Perlu menggunakan gaun jika pakaian terkontaminasi

c. Harus memakai masker

d. Tidak perlu menggunakan sarung tangan

e. Perlu cuci tangan setiap kontak

f. Bersihkan disposal dan disinfektan meskipun jarang menyebabkan

perpindahan penyakit

Selain menurut jenis isolasinya, universal precaution di ruang isolasi juga dibagi menurut

hal yang patut diwaspadai, antara lain :

1. Enteric precaution

Untuk gastroenteritis, demam tipoid, kolera, diare dengan penyebab infeksius,

encepalitis, meningitis

Difokuskan untuk mencegah penyebaran infeksi melalui kontak langsung atau

tidak langsung dengan feces

Universal Precaution nya meliputi :

a. Perlu ruangan khusus jika kebersihan klien buruk

b. Perlu gaun jika pakaian terkontaminasi

c. Tidak perlu masker

d. Perlu sarung tangan jika menyentuh bahan-bahan infeksius

e. Perlu cuci tangan setiap kontak

f. Menggunakan disposal

2. Drainage/ secretion precaution

Untuk drainasi lesi, abses, infeksi luka bakar, infeksi kulit, luka dekubitus,

konjungtivis

Difokuskan untuk mencegah penyebaran infeksi, membatasi kontak langsung

maupun tidak langsung dengan material tubuh

Universal Precaution nya meliputi :

a. Tidak perlu ruangan khusus kecuali kebersihan klien buruk

b. Perlu gaun jika pakaian terkontaminasi

c. Tidak perlu masker

d. Perlu sarung tangan jika menyentuh bahan-bahan infeksius

e. Perlu cuci tangan setiap kontak

f. Menggunakan disposal

SGD 7 – Konsep Dasar Ruang Isolasi | 10

Page 12: LT Ruang Isolasi

3. Blood/ body fluid precaution

Untuk hepatitis b, sipilis, AIDS, malaria

Difokuskan untuk mencegah penyebaran infeksi, membatasi kontak langsung

maupun tidak langsung dengan cairan tubuh

Universal Precaution nya meliputi :

a. Tidak perlu ruangan khusus kecuali kebersihan klien buruk

b. Perlu gaun jika pakaian terkontaminasi

c. Tidak perlu masker

d. Perlu sarung tangan jiak menyentuh darah dan cairan tubuh

e. Perlu cuci tangan setiap kontak

f. Menggunakan disposal

4. Disease-Specific Isolation

Untuk pencegahan penyakit specifik, contoh tuberkulosis paru

Kamar khusus

Gunakan masker

Tidak perlu sarung tangan

4. Bagaimana peran perawat yang dapat diterapkan di ruang isolasi?

Perawat di ruang isolasi berperan dalam pencegahan infeksi nosokomial (baik dari pasien

ke petugas maupun dari pasien ke pasien lainnya) dan infeksi oportunistik (khususnya

pada pasien hiv aids itu sendiri) dengan penerapan universal precaution melalui :

I. Administrative Controls

Pendidikan

Mengembangkan sistem pendidikan tentang tindakan pencegahan kepada pasien,

petugas, dan pengunjung rumah sakit untuk meyakinkan mereka dan bertanggung

jawab dalam menjalankannya.

Adherence to Precaution (Ketaatan terhadap tindakan pencegahan)

Secara periodik menilai ketaatan terhadap tindakan pencegahan dan adanya

perbaikan langsung.

II. Standard Precautions

SGD 7 – Konsep Dasar Ruang Isolasi | 11

Page 13: LT Ruang Isolasi

Standard Precaution yang diterapkan meliputi :

Cuci tangan dengan menggunakan antiseptik setelah berhubungan dengan pasien

atau setelah membuka sarung tangan.

Segera cuci tangan setelah ada hubungan dengan cairan tubuh.

Pakai sarung tangan bila mungkin akan ada hubungan dengan cairan tubuh atau

peralatan yang terkontaminasi dan saat menangani peralatan habis pakai.

Pakai masker dan kacamata pelindung bila mungkin ada percikan cairan tubuh.

Tangani dan buang jarum suntik dan alat tajam lain secara aman;

Bersihkan dan disinfeksikan tumpahan cairan tubuh dengan bahan yang cocok.

Patuhi standar untuk disinfeksi dan sterilisasi alat medis.

Tangani semua bahan yang tercemar dengan cairan tubuh sesuai prosedur.

Buang limbah sesuai prosedur. Pemisahan limbah sesuai jenisnya diawali sejak

limbah tersebut dihasilkan

a. Limbah padat terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh dibuang ke

tempat sampah kantong plastik kuning

b. Limbah padat tidak terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh

dibuangke tempat sampah kantong plastik hitam

c. Limbah benda tajam atau jarum dibuang ke kontainer yang berwarna

kuning tahan tusuk dan tahan air

Kesehatan karyawan dan darah yang terinfeksi bakteri patogen

Untuk mencegah luka tusuk benda tajam:

a. Berhati-hati saat menangani alat kesehatan dengan permukaan tajam.

b. Jangan pernah menutup kembali jarum bekas pakai atau mernanipulasinya

dengan kedua tangan.

c. Jangan pernah membengkokkan atau mematahkan jarum

d. Buanglah benda tajam atau jarum bekas pakai ke dalam wadah yang tahan

tusuk dan air, dan tempatkan pada area yang mudah dijangkau.

e. Gunakan mouthpieces, ressucitation bags atau peralatan ventilasi lain

sebagai alternatif mulut ke mulut.

DAFTAR PUSTAKA

SGD 7 – Konsep Dasar Ruang Isolasi | 12

Page 14: LT Ruang Isolasi

Anonim. 2008. Tata Laksana Avian Influenza. Available at:

http://www.depkes.go.id/downloads/flu_H1N1/tata_laksana_avian_influenza.pdf.

(Akses 19 Juni 2010)

Isnaini. 2009. Universal Precaution di Ruang Isolasi. Available at:

http://indonesiabisasehat.blogspot.com/2009/07/kumpulan-informasi-tentang-

infeksi.html. (Akses 19 Juni 2010)

Sabra L. Katz-Wise. 2006. Isolation Rooms. Available at:

http://www.revolutionhealth.com/conditions/lung/tuberculosis/treat/isolation-room.

(Akses 19 Juni 2010)

http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasi_dosen/1A%20Laplit

%20garut.pdf

SGD 7 – Konsep Dasar Ruang Isolasi | 13