lsc

4
Produksi LCS: – 70% à pleksus khoroid ventrikel (proses sekresi aktif dan ultrafiltrasi dari plasma) – 30% à cairan interstitial (ruang interseluler otak dan sumsum tulang belakang) · Fungsi LCS : – Menerima hasil metabolisme otak dan SSP (Susunan saraf pusat) – Memberikan nutrisi pada SSP – Sebagai bantalan – Sebagai regulator TIK (Tekanan Intra Kranial) · Blood Brain Barier : Kemampuan otak untuk mempertahankan masuknya zat-zat yang mempunyai BM besar · Komposisi LCS : NA, K, urea, as. Laktat, sulfonamid · LCS tidak mengandung : bilirubin, fibrinogen, Ig (imunoglobulin) à BM besar Internal · Mekanisme Aliran LCS o Internal sistem : § Ventrikel lateralis (I & II) dihub oleh Foramen Interventrikel (For. Monroe) § Ventrikel tertius (III) dihub oleh Aquaduktus Sylvii § Ventrikel quartus (IV) o External sistem : § Ruang subarachnoid § Cisterna § Cerebrum § Medula spinalis Internal sistem dengan External sistem dihub oleh For. Luschka & Magendi l Volume total LCS : 90 – 150 ml (org dws) – ventrikel : 20 ml – sisterna subarakhnoid : 60 ml – kanalis spinalis : 70 ml l Kecepatan formasinya : 500 ml/hari atau 20 ml/jam l Produksi LCS ↑ : hydrosephalus l Cara pengambilan : – Pungsi lumbal à L2-L3 atau L3-L4 (Hanya terdapat filum terminale sehingga kemungkinan melukai system saraf adalah kecil) l Volume LCS untuk pemeriksaan antara 15 sampai 20 ml, dibagi dalam 3 buah tabung steril: – Tabung I à untuk analisa kimia, serologi, dan pemeriksaan khusus misalnya imunologi. – Tabung II à untuk analisa bakteriologi. – Tabung III à untuk analisa mikroskopis sel l Syarat pemeriksaan : Dilakukan dlm wkt < 30’, karena bila > 30’ jml sel akan berkurang yang disebabkan: – Sel mengalami sitolisis – Sel akan mengendap, shg sulit mendapat sampel yang homogen – Sel terperangkap dalam bekuan – Sel cepat mengalami perubahan morfologi Macam pemeriksaan : a. Pemeriksaan Rutin - makroskopis - mikroskopis - kimia - bakteriologi b. Pemeriksaan Fisik - tekanan c. Pemeriksaan Khusus - elektroforesa protein - imunoelektroforesa - serologi - imunoglobulin l Pemeriksaan makroskopis meliputi – Warna – Kekeruhan –

description

lsc

Transcript of lsc

Page 1: lsc

Produksi LCS: – 70% à pleksus khoroid ventrikel (proses sekresi aktif dan ultrafiltrasi dari plasma) – 30% à cairan interstitial (ruang interseluler otak dan sumsum tulang belakang) · Fungsi LCS : – Menerima hasil metabolisme otak dan SSP (Susunan saraf pusat) – Memberikan nutrisi pada SSP – Sebagai bantalan – Sebagai regulator TIK (Tekanan Intra Kranial) · Blood Brain Barier : Kemampuan otak untuk mempertahankan masuknya zat-zat yang mempunyai BM besar · Komposisi LCS : NA, K, urea, as. Laktat, sulfonamid · LCS tidak mengandung : bilirubin, fibrinogen, Ig (imunoglobulin) à BM besar Internal · Mekanisme Aliran LCS o Internal sistem : § Ventrikel lateralis (I & II) ↓ dihub oleh Foramen Interventrikel (For. Monroe) § Ventrikel tertius (III) ↓ dihub oleh Aquaduktus Sylvii § Ventrikel quartus (IV) o External sistem : § Ruang subarachnoid § Cisterna § Cerebrum § Medula spinalis Internal sistem dengan External sistem dihub oleh For. Luschka & Magendi l Volume total LCS : 90 – 150 ml (org dws) – ventrikel : 20 ml – sisterna subarakhnoid : 60 ml – kanalis spinalis : 70 ml l Kecepatan formasinya : 500 ml/hari atau 20 ml/jam l Produksi LCS ↑ : hydrosephalus l Cara pengambilan : – Pungsi lumbal à L2-L3 atau L3-L4 (Hanya terdapat filum terminale sehingga kemungkinan melukai system saraf adalah kecil) l Volume LCS untuk pemeriksaan antara 15 sampai 20 ml, dibagi dalam 3 buah tabung steril: – Tabung I à untuk analisa kimia, serologi, dan pemeriksaan khusus misalnya imunologi. – Tabung II à untuk analisa bakteriologi. – Tabung III à untuk analisa mikroskopis sel l Syarat pemeriksaan : Dilakukan dlm wkt < 30’, karena bila > 30’ jml sel akan berkurang yang disebabkan: – Sel mengalami sitolisis – Sel akan mengendap, shg sulit mendapat sampel yang homogen – Sel terperangkap dalam bekuan – Sel cepat mengalami perubahan morfologi Macam pemeriksaan : a. Pemeriksaan Rutin - makroskopis - mikroskopis - kimia - bakteriologi b. Pemeriksaan Fisik - tekanan c. Pemeriksaan Khusus - elektroforesa protein - imunoelektroforesa - serologi - imunoglobulin l Pemeriksaan makroskopis meliputi – Warna – Kekeruhan – pH – Konsistensi (bekuan) – Berat jenis l Warna Normal warna LCS tampak jernih, ujud dan viskositasnya sebanding air. – Merah muda → perdarahan trauma akibat pungsi – Merah tua atau coklat → perdarahan subarakhnoid akibat hemolisis dan akan terlihat jelas sesudah disentrifuge – Hijau atau keabu-abuan → pus – Coklat → terbentuknya methemalbumin pada hematoma subdural kronik – Xanthokromia → (kekuning-kuningan) pelepasan hemoglobin dari eritrosit yang lisis (perdarahan intraserebral/subarachnoid); juga disebabkan oleh kadar protein tinggi (> 200 mg/dl) – Kekeruhan – Normal → tidak ada kekeruhan atau jernih. Walaupun demikian LCS yang jernih terdapat juga pada meningitis luetika, tabes dorsalis, poliomyelitis, dan meningitis tuberkulosa. – Keruh → ringan seperti kabut mulai tampak jika – lekosit 200-500/ul3 – eritrosit > 400/ml – mikroorganisme (bakteri, fungi, amoeba) – aspirasi lemak epidural sewaktu dilakukan pungsi – media kontras radiografi. – Konsistensi bekuan – Bekuan à banyak darah masuk – Normal → tidak terlihat bekuan – Bekuan → banyaknya fibrinogen yang berubah menjadi fibrin. Disebabkan: trauma pungsi, meningitis supurativa, atau meningitis tuberkulosa. Jendalan sangat halus à LCS didiamkan di dalam almari es selama 12-24 jam. Analisa Laboratorium l Metode : perbandingan dengan aquadest secara visual l Prinsip : pada keadaan normal wujud LCS seperti air, dengan membandingkannya dapat dinilai adanya perubahan ujud LCS. l Peralatan yang dipergunakan : – Tabung reaksi – Kertas putih l Tata cara pemeriksaan : – Tabung reaksi diisi aquadest secukupnya sebagai pembanding. – Contoh bahan diisikan pada tabung reaksi yang sama ukurannya dengan pembanding. – Kedua tabung diletakkan berdekatan dengan latar belakang

Page 2: lsc

kertas putih. – Bandingkan contoh bahan dengan aquadest. l Tata cara pembacaan hasil : – Warna – Kejernihan / kekeruhan • 0 = jernih • + 1 = berkabut • + 2 = kekeruhan ringan • + 3 = kekeruhan nyata • + 4 = sangat keruh – Bekuan, tidak ada (negatif) atau ada bekuan (positif) PEMERIKSAAN MIKROSOKOPIS l Eritrosit dan leukosit masuk ke dalam LCS à ada kerusakan pada pembuluh darah atau sebagai akibat reaksi terhadap iritasi. l Perhitungan sel lekosit dan eritrosità segera dilakukan ( 40% dari lekosit lisis setelah 2 jam, Eritrosit lisis setelah 1 jam pada suhu ruangan) DD: trama pungsi vs hemorhagi subarakhnoid l Nilai rujukan normal jumlah lekosit (monosit dan limposit) adalah – Anak & dewasa : 0 – 5 sel/ul – neonatus 0 – 30 sel/ul ----------à Tidak Dilakukan Analisa Laboratorium Jumlah Leukosit l Metode : bilik hitung Improved Neubauer l Prinsip : LCS diencerkan dalam perbandingan tertentu dan lekosit dihitung dalam volume tertentu. l Alat yang dipakai : – Pipet lekosit – Bilik hitung Improved Neubauer – Tabung reaksi kecil – Mikroskop l Reagen yang dipakai : larutan Turk l Tata cara pemeriksaan – Kocoklah dengan perlahan-lahan LCS yang akan diperiksa. – Isaplah larutan Turk dengan pipet lekosit sampai tanda 1 (satu). – Kemudian LCS dihisap sampai tanda 11 dan seterusnya dikocok. – Letakkan kaca penutup di atas bilik hitung. – Larutan LCS yang ada dalam pipet lekosit dibuang antara 2-3 tetes, kemudian diteteskan pada bilik hitng hingga bidang-bidang pada bilik hitung terisi. Diamkan lebih kurang 5 menit dalam posisi datar. – Kemudian diperiksa dalam mikroskop cahaya dengan pembesaran lensa obyektif 10 X – Hitung semua lekosit yang terdapat pada 9 (sembilan) bidang besar. PEMERIKSAAN KIMIA l Analisa kimia LCS à membantu diagnosis / menilai prognosis. Pemeriksaan rutin : – penetapan protein secara kualitatif – kadar protein – kadar glukosa ANALISA LABORATORIUM PROTEIN KUALITATIF l Keadaan normalà cairan otak mengandung sedikit sekali protein (BM besar). l Perbandingan antara albumin dan globulin > LCS daripada dalam plasma (molekul albumin >kecil) l Konsentrasi protein ↑ : – Permeabilitas sawar darah-otak ↑ oleh radang – Meningitis yang berat A. TEST PANDY l Prinsip : reagen pandy memberikan reaksi terhadap protein (albumin dan globulin) dalam bentuk kekeruhan. Pada keadaan normal tidak terjadi kekeruhan atau kekeruhan yang ringan seperti kabut. l Alat dan reagen yang dipakai – Tabung serologi (garis tengah 7 mm) – Kertas putih – Reagen Pandy (larutan phenol jenuh dalam air) l Tata cara pemeriksaan : – Ke dalam tabung serologi dimasukkan 1 ml reagen Pandy – Tambahkan 1 tetes LCS – Kemudian dilihat segera ada tidaknya kekeruhan. l Tata cara pembacaan hasil – Negatif : tidak ada kekeruhan – Positif : terlihat kekeruhan yang jelas • +1 : opalescent (kekeruhan ringan seperti kabut) • +2 : keruh • +3 : sangat keruh • +4 : Kekeruhan seperti susu Nilai normal : (-) / (+1) TEST NONNE APELT l Prinsip : reagen Nonne memberikan reaksi terhadap protein globulin dalam bentuk kekeruhan yang berupa cincin. Ketebalan cincin à berhubungan dengan kadar globulin, makin tinggi kadarnya maka cincin yang terbentuk makin tebal. Alat dan reagen yang dipakai : – Tabung serologi (garis tengah 7 mm) – Reagen Nonne (larutan ammonium sulfat jenuh dalam air) l Tata cara pemeriksaan : – Ke dalam tabung serologi dimasukkan 1 ml reagen Nonne – Tambahkan 1 ml LCS dengan cara pelan-pelan sehingga terbentuk 2 lapisan, di mana lapisan atas adalah LCS. Diamkan selama 3 menit. – Kemudian dilihat pada perbatasan kedua lapisan dengan latar belakang gelap. l Tata cara pembacaan hasil : – Negatif : tidak terbentuk cincin antara kedua lapisan – +1 : cincin yang terbentuk menghilang setelah dikocok (tidak ada bekasnya). – +2 : setelah dikocok terjadi opalesensi – +3 : mengawan setelah dikocok l Normal : (-) GLUKOSA l Menyusutnya kadar glukosa dalam LCS à meningitis purulenta (metabolisme leukosit & bakteri ↓ kadar glukosa à 0). l Semua mikroorganisme menggunakan glukosaà pe↓ kadar glukosa dapat disebabkan oleh : fungi, protozoa, bakteri tuberculosis, dan bakteri piogen. l Meningitis oleh virus à sedikit me↓ kadar

Page 3: lsc

glukosa dalam LCS. ASAM LAKTAT l Konsentrasi asam laktat à aktifitas glikolisis setempat. l Kadar asam laktat > 35 mg/dl àjarang terjadi kecuali pada meningitis oleh bakteri atau fungi. Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin

Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin