LPSP ISOS

download LPSP ISOS

If you can't read please download the document

description

bismillah

Transcript of LPSP ISOS

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAANDENGAN KASUS ISOLASI SOSIAL(MENARIK DIRI)DISUSUN OLEH :KELOMPOK 5 A & BAKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAHKABUPATEN LAMONGANTAHUN 2015LAPORAN PENDAHULUANKasus ( masalah utama)Menarik diri/ Isolasi sosialProses terjadinya masalahDefinisiIsolasi adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Klien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Trimelia,2011)Isolasi sosial adalah suatu sikap dimana individu menghindari diri dari interaksi, kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi, atau kegagalan, serta mengalami kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain, yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian, dan tidak sanggup membagi pengamatan dengan orang lain (Nita Fitria, 2014).Berdasarkan definisi yang telah disebutkan sebelumnya, jadi dapat disimpulkan bahwa isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal atau perasaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena akibat penolakan dan sikap negatif serta kepribadian yang tidak fleksibel sehingga muncul perilaku maladaptif seperti menghindari/kehilangan hubungan dengan orang, tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi, atau kegagalan, yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian sehingga fungsi hubungan sosial seseorang terganggu.Tanda dan GejalaMenurut Nita Fitia (2014), tanda dan gejala ditemui seperti:Kurang spontan.Apatis (acuh terhadap lingkungan)Ekspresi wajah kurang berseriTidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diriTidak ada atau kurang komunikasi verbalMengisolasi diriTidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnyaAsupan makanan dan minuman tergangguRetensi urin dan fesesAktivitas menurun Kurang energi (tenaga)Rendah diriPostur tubuh berubah, misalnya sikap fetus/janin (khususnya pada posisi tidur)Rentang ResponsMenurut Nita Fitria (2014) rentang respon isolasi sosial adalah sebagai berikut:Respon Adaptif Respon MaladaptifMenarik diriKetergantunganManipulasicurigaMenyendiriOtonomiBekerja samainterdependenMerasa sendiriDependensiCurigaRespons adaptifRespons adaptif adalah respons yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut masih dalam batas normal ketika menyelesaikan masalah. Sikap yang termasuk respons adaptif, yaitu:Menyendiri, respons yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang telah terjadi di lingkungan sosialnya.Otonomi, kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide, pikiran dan perasaan dalam hubungan sosial.Bekerja sama, kemampuan individu yang saling membutuhkan satu sama lainInterdependen, saling ketergantungan antara individu dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal.Respons maladaptifRespons maladaptif adalah respon yang menyimpang dari norma sosial dan kehidupan disutau tempat. Perilaku yang termasuk respons maladaptif, yaitu: Menarik diri, seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.Ketergantungan, seseorang gagal dalam mengembangkan rasa percaya diri sehingga tergantung dengan orang lain.Manipulasi, seseorang yang mengganggu orang lain sebagai obyek individu sehingga tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam.Curiga, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain.Penyebab Faktor predisposisiFaktor Tumbuh KembangPada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial. Bila tugas-tugas dalam perkembangan ini tidak terpenuhi maka akan menghambat fase perkembangan sosial yang nantinya akan dapat menimbulkan masalah.Faktor Komunikasi dalam KeluargaGangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang termasuk masalah dalam berkomunikasi sehingga menimbulkan ketidakjelasan (double bind) yaitu suatu keadaan dimana seorang anggota keluarga menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu bersamaan atau ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan diluar keluarga. Faktor Sosial BudayaIsolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkunagan sosial merupakan suatu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal ini disebabkan oleh norma-norma yang salah dianut oleh keluarga, dimana setiap anggota keluarga yang tidak produktif seperti usia lanjut, berpenyakit kronis, dan penyandang cacat diasingkan dari lingkungan sosialnya.Faktor BiologisFaktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat mempengaruhi terjadinya ganguuan hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien skizofrenia yang mengalami masalah dalam hubungan sosial memiliki struktur yang abnormal pada otak, serta perubahan ukuran dan bentuk sel-sel dalam limbik dan daerah kortikal.Faktor PresipitasiTerjadinya gangguan hubungan sosial juga dapat ditimbulkan oleh faktor internal dan eksternal seseorang. Faktor stresor presipitasi :Faktor EksternalContohnya adalah stressor sosial budaya, yaitu stress yang ditimbulkan oleh faktor sosial budaya seperti keluarga.Faktor internalContohnya adalah stressor psikologis, yaitu stress terjadi akibat ancietas yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan individu untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntutan untuk berpisah dengan orang tua terdekat atau tidak terpenuhinya kebutuhan individu.Pohon MasalahRisti Menciderai Diri, Orang lain, dan Lingkungannya Defisit Perawatan Diri PPS : Halusinasi (effect) Intoleransi Aktivitas Isolasi Sosial (Core Problem) Harga Diri Rendah Kronis (Causa) Koping Individu Tidak Efektif Koping Keluarga Tidak Efektif (Sumber : Nita Fitria, 2014)Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu DikajiMasalah keperawatanIsolasi sosialHarga diri rendah kronisPerubhan presepsi sensori: HalusinasiKoping individu tidak efektifKoping keluarga tidak efektifIntoleransi aktivitasDefisit perawatan diriResiko tinggi mencederai diri, orang lain, dan lingkunganData yang perlu dikajiSubjektifKlien mengatakan malas bergaul dengan orang lainKlien mengatakan dirinya tidak ingin ditemani perawat dan meminta untuk sendirianKlien mengatakan tidak mau berbicara dengan orang lainTidak mau berkomunikasiData tentang klien biasanya didapat dari keluarga yang mengetahui keterbatasan klien (suami, istri, anak, ibu, ayah atau teman dekat)ObjektifKurang spontanApatisEkspresi wajah kurang berseriTidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diriTidak ada atau kurang komunikasi verbalMengisolasi diri.Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya.Asupan makanan dan minuman terganggu. Retenjsi urine dan feses.Aktivitas menurun. Kurang berenergi atau bertenaga. Rendah diri.Postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus atau janin ( khususnya pada posisi tidur). Diagnosa KeperawatanIsolasi SosialRencana Tindakan KeperawatanRencana tindakan keperawatan untuk klien.Strategi pelakasaan satu(SP1) untuk klien.Mengidentifkiasi penyebab isolasi sosial.Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.Berdiskusi dengan klien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.Mengajrkan pada klien tentang cara berkenalan dengan satu orang.Menganjurkan kepada klien memasukan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain dengan kegiatan harian.Strategi pelaksanaan dua (SP2) untuk klien.Mengevaluasi jadwal harian klien.Memberikan kesempatan kepada klien mempraktikan cara berkenalan dengan satu orang.Membantu klien memasukan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian.Strategi pelaksanaan tiga (SP3) untuk klien.Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.Memberi kesempatan kepada klien berkenalan dengan dua orang atau lebih.Menganjurkan kepada klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.Rencana tindakan keperawatan untuk keluarga.Strategi pelaksanaan satu (SP1) untuk keluarga.Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien.Menjelaskan pengertian , tanda dan gejala isoalasi sosial beserta proses terjadinya.Menjelaskan cara-cara merawat klien isolasi sosial.Strategi pelaksanaan dua (SP2) untuk keluaraga.Melatih keluarag mempraktikan cara merawat klien isolasi sosial.Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien isolasi sosial.Strategi pelaksanaan tiga (SP3) untuk keluaraga.Membantu keluaraga membuat jadwal aktifitas di rumah termasuk minum obat.Menjelaskan follow up klien setelah pulang.STRATEGI PELAKSANAANMasalah: Menarik DiriPertemuan: DisesuaikanTanggal: Proses KeperawatanKondisiKlien terlihat sedang sendiri disudut ruangan dengan pandangan yang kosong. Kaki serta tangannya dilipat. Saat perawat menghampiri, klien hanya menjawab ya dan tidak, terlihat seperti tidak ingin ditemani dan klien mengatakan bahwa dirinya tidak suka berbicara dengan tementemannya yang lain karena dirinya tidak gila. Diagnosis KeperawatanIsolasi sosialTUK/Strategi PelaksananStrategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk klien.Mengidentifikasi penyebab isolasi sosialBerdiskusi dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lainBerdiskusi dengan klien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.Tindakan Keperawatan Mengidentifikasi penyebab isolasi sosialTanyakan siapa saja orang yang tinggal satu rumah dengan klien.Tanyakan siapa orang yang dekat dengan klien dan apa sebabnya.Tanyakan siapa orang yang tidak dekat dengan klien dan apa sebabnya.mengidentifikasi keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang laintanyakan pendapat klien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain.Tanyakan apa yang menyebabkan klien tidak ingin berinteraksi dengan orang lain.Diskusikan pada klien keuntungan bila klien memilki banyak teman dan bergaul akrab dengan mereka.Diskusikan pada klien kerudian bila klien tidak memiliki banyak teman dan tidak bergaul akrab dengan mereka.Jelaskan pengaruh terhadap kegiatan fisik klien.Strategi Komunikasi dan PelaksanaanOrientasiSalam terapeutikAssalamukalaikum. Selamat pagi Bapak/ibu. Saya Suster..., panggil saya Suster... Saya mahasiswa Akper Lamongan... yang akan bertugas disini dari jam 08.00-12.00 siang nanti.Evaluasi/validasiBagaiman perasaan Bapak/ibu hari ini?KontrakTopik : Seperti janji seminggu yang lalu, hari ini akan diskusi tentang penyebab Bapak/ibu kurang suka bergaul, apa saja keuntungan bergaul, dan apa saja kerugian bila tidak bergaul dengan orang lain.Tempat : Bapak /ibu ingin bercakap-cakap dimana? Bagaiman bila diruang duduk?Waktu : Bapak/ibu ingin bercakap-cakap berapa lama?Kerja Apa yang membuat Bapak /ibu tidak suka bergaul dengan orang lain?Apakah karena sikap atau perilaku orang lain terhadap Bapak/ibu? Atau ada alasan lain?Apakah ruginya kalau kita tidak punya teman? Menurut Bapak/ibu, apakah keuntungan kalau kita banyak teman? Nah, kita sudah mengetahui penyebab Bapak/ibu tidak mau bergaul dengan orang lain, ruginya tidak punya teman, dan untungnya punya teman?TerminasiEvaluasi subyektifBagaiman perasaan Bapak/ibu setelah kita berdiskusi mengenai penyebab Bapak/ibu tidak mau bergaul dengan orang lain beserta keuntungan dan kerugiannya?Evaluasi objektifBisakah Bapak/ibu menceritakan kembali tentang keuntungan dan kerugian bergaul dengan orang lain?Rencana tindak lanjutBagaiman Bapak/Ibu. Apakah Bapak/Ibu ingin belajar bergaul dengan orang lain?Kontrak yang akan datangTopik : Bagaimana kalau besok kita belajar mengenai cara-cara bergaul dengan orang lain.Tempat : Diman kita nanti bercakap-cakap?Bagaiman kalau disini saja?Waktu : Bapak/Ibu inginnya jam berapa? Bagaiman kalau jam 13.00, setelah Bapak/ibu makan siang?Latiahan Fase Orientasi, Kerja, dan Terminasi pada Setiap SP Latihan 1. Melakukan pengkajian pada klien isolasi sosial.Orientasi : Selamat pagi bapak / ibu . . .! Bagaiamana perasaan bapak / ibu hari ini ?Baiklah, sekarang kita akan mnediskusikan tentang bagaiamana hubungan bapak / ibu dengan orang di sekitar sini.bapak / ibu ingin berapa lama kita berdiskusi ? mau dimana ?Kerja : Dengan siapa bapak / ibu tinggal serumah ? siapa yang paling dekat dengan bapak / ibu ? Apa yang membuat bapak / ibu tidak dekat dengan orang lain? Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bergaul dengan orang lain? Apa yang mneghambat bapak / ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan orang lain?Terminasi : Baiklah , bagaimana perasaan bapak / ibu setelah kita bercakap-cakap? Jadi apa saja tadi yang membuat bapak / ibu tidak senang bercakap- cakap dengan orang lain?(perawat merangkum beberapa alasana penyebab klien tidak mau berinteraksi dengan orang lain memlalui percakaopan yang telah di lakukan ). Coba dalam dua hari bapak / ibu mengingat lagi mengingat hal-hal yang membuat bapak ibu tidak ingin bercakap-cakap dengan orang lain. Dua hari lagi sayaakan kembali , jam . . . , dan nanti kita akan berdisukusi tentang keuntungan berrgaul dengan orang lain dan cara bergaul dengan orang lain . Selamat pagi bapak/ibu!Tanda dan gejala isolasi sosial dapat ditemukan dengan observasi berikut ini.Klien banyak diam dan tidak mau bicara.Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain terdekat.Klien tampak sedih, ekspresi datar, dan dangkal.Kontak mata kurang.Latihan 2. Membina hubungan saling percayaSelamat pagi pak/ buk!Saya pak.... saya senang di panggil pak.... saya perawat .... yang akan merawat bapak/ibu .Siapa nama bapak/ibu? Senang di panggil siapa?Apa keluhan bapak/ibu hari ini?Bagaimana kalau kita bercakap cakap tentang keluhan bapak/ ibu?Bapak/ibu inginnya bercakap cakap dimana?Bagaimana kalau di ruang tamu?Mau berapa lama, pak/ibu?Bagaimana kalau setengah jam?Membantu klien menyadari perilaku isolasi sosialMungkin perilaku isolasi sosial yang klien alami dianggap sebagai perilaku yang normal oleh klien. Oleh karena itu, agar klien manyadari bahwa perilaku tersebut perlu diatasi maka hal pertama yang harus dilakukan adalah menyadarkan klien bahwa isolasi sosial merupakan masalah dan perlu diatasi. Berikut ini langkah langkah tindakan keperawatan yang dapat saudara terapkan untuk menyadarkan klien akan masalah isolasi sosialnya.Tanyakan pendapat klien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain.Tanyakan apa yang menyebabkan klien tidak ingin berinteraksi terhadap orang lain.Diskusikan keuntungan bila klien memiliki banyak teman dan bergaul akrab dengan mereka.Diskusikan kerugian bila klien hanya mengurung diri dan tidak bergaul dengan orang lain.Jelaskan pengaruh lokasi sosial terhadap kesehatan fisik klien.Latihan 3. Membantu klien menyadari masalah social klien (menyebabkan isolasi sosial, keuntungan serta kerugiannya).Orientasi :Selamat pagi pak/ibu?Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?Seperti janji kita seminggu yang lalu, hari ini kita akan diskusi tentang apa yang menyebabkan Bapak/Ibu kurang suka bergaul, keuntungan bergaul, dan kurang bila bergaul dengan orang lain, mau berapa lama Bapak/Ibu? Disini saja ya Bapak/Ibu?Kerja : Apa yang membuat Bapak/Ibu tidak suka bergaul dengan orang lain?Apakah karena sikap atau perilaku orang lain terhadap Bapak/Ibu atau ada alasan Bapak/ibu tidak ingin bergaul dengan orang lain?Apa ruginya kalau kita tidak punya teman?Menurut Bapak/Ibu keuntungan apa yang bias kita dapatkan kalau kita banyak teman?Nah, kita sudah mengetahui penyebab Bapak/Ibu tidak mau bergaul fdengan orang lain, ruginya tidak punya teman, dan untungnya punya teman.Apakah Bapak/Ibu ingin belajar bergaul dengan orang lain?Bagaimana Bapak/Ibu kalau minggu depan kita belajar cara cara bergaul dengan orang lain.Terminasi :Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita bercakap cakap?Coba Bapak/Ibu sebutkan lagi penyebab Bapak/Ibu tidak ingin bergaul dengan orang lain.Coba Bapak/Ibu pikirkan lagi keuntungan bergaul dengan orang lain.Sampai bertemu minggu depan. Assalamualaikum.Melatih klien berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.Saudara tidak mungkin secara drastis mengubah kebiasaan klien dalam berinteraksi dengan orang lain, karena kebiasaan tersebut telah terbentuk dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, saudara harus melatih klien berinteraksi secara bertahap. Mula mula jalinlah hubungan yang betul betul saling percaya dengan klien. Mungkin klien akan akrab dengan saudara pada awalnya, tetapi setelah itu saudara harus membiasakan klien untuk bias berinteraksi secara sehat dengan orang orang disekitarnya . secara rinci tahapan melatih klien berinteraksi dapat saudara lakukan sebagai berikut. Jelaskan kepada klien cara berinteraksi dengan orang lain.Berikan contoh cara berbicara dengan orang lain.Beri kesempatan klien untuk mempraktikan cara berinteraksi dengan orang lain yang dilakukan dihadapan saudara.Mulailah bantu klien berinteraksi dengan satu orang teman atau salah seorang anggota keluarga .Bila klien sudah menunjukan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi dengan dua, tiga, atau empat orang dan setrusnya.Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh klien.Siap mendengarkan ekspresi perasaan klien setelah berinteraksi dengan orang lain. Mungkin klien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalanya . Beri dorongan terus menerus agar klien tetap semangat meningkatkan interaksinya.Latihan 4. Mengajarkan kepada klien tentang cara berkenalan secar tahap (1 orang).Orientasi : selamat pagi bapak/ ibu ! Bagaimana perasaan hari ini ? hari ini kita akan belajar tentang bagaimana memulai berhubungan dengan orang lain. Kita akan belajar berapa lama? Mau dimana bapak/ ibu ?Kerja : Begini loh pak/bu untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama panggilan yang kita sukai. Contohnya, nama saya pak ahmad, senang di panggil mamad. Selanjutnya bapak/ ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini : nama bapak/ ibu siapa? Senang dipanggil siapa? Ayo pak/ bu dicoba! Misalnya saya belum kenal bapak/ ibu. Coba berkenalan dengan saya! Ya bagus sekali! Setelah bapak/ ibu berkenalan dengan orang tersebut bapak/ ibu bisa melanjutkan pembicraan tentang hal- hal yang menyenangkan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi bapak/ ibu, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya. Terminasi : Bagaiamana perassan bapak/ ibu setelah latihan berkenlan hari ini ? Coba bapak/ ibu peragakan lagi cara berkenalan dengan orang lain!Dalam seminggu ini, coba bapak/ ibu bercakap-cakap dengan teman- teman yang ada disini yang selama ini belum kenal!Minggu depan saya kemari lagi. Kita akan berbincang- bincang tentang pengalaman bapak/ ibu bercakap- cakap dengan teman- teman baru. Waktunya seperti sekarang ini. tempatnya disini saja ya ?Tindakan Keperawatan Untuk KeluargaTujuan : Keluarga mampu merawat klien isolasi sosial dirumah.Tindakan : Melatih keluarga agar mampu merawat klien isolasi sosial. Keluarga merupakan sistem pendukung utama bagi klien untuk mengatasi masalahnya termasuk mengatasi masalah isolasi sosial ini, mengungat keluarga lah yang akan bersama- sama dengan klien sepanjang hari.Tahapan melatih keluarga agar mampu merawat klien isolasi sosial dirumah meliputi hal - hal berikut ini. Menjelaskan tentang hal- hal sebagi berikutMasalah isolasi sosial dan dampaknya pada klienPenyebab isolasi sosialSikap keluarga untuk membantu klien mengatasi isolasi sosialnyaPengobatan yang berkelanjutan dan mencegah putus obatTempat rujukan bertanya dan fasilitas kesehatan yang tersedia bagi klien.Memperagakan cara berkomunikasi dengan klienMemberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktikan cara berkomunikasi dengan klien.Latihan 5. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien Orientasi :Selamat pagi Bapak/ Ibu ! Bagaiman perasaan Bapak/ Ibu hari ini ?Hari ini kita akan berdiskusi tentang masalah tidak mau bergaul dengan orang lain yang dialami oleh anak Bapak/ Ibu dan cara mengatasinya. Kita diskusi disini saja ya ? berapa lama waktu yantg Bapak/ Ibu inginkan ? Bagaiman kalau 1 jam ?Kerja :Masalah yang dialami oleh anak Bapak/ Ibu disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala penyakit yang juga dialami oleh klien klien gangguan jiwa yang lain.Apabila masalah ini tidak diatasi maka anak Bapak/ Ibu bisa mengalami halusinasi, yaitu mendengar suaraatau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada.Untuk menghadapi keadaan klien yang demikian keluarga harus sabar. Pertama keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan klien yang caranya adalah bersikap perduli denagn klien dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan dorongan kepada klien untuk bisa melakukan kegiatan bersama sama dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan banyak mencela kondisi klien.Seperti ini cara memberikan pujian, bagus ... bagus. Kamu sudah mampu bergaul dengan teman teman disekitar rumah ini !Coba Bapak/ Ibu peragakan !Bapak/ Ibu juga harus menjaga supaya klien terus minum obat sesuai program. Jangan menghentikan obat tanpa konsultasi dengan petugas kesehatan seperti perawat atau dokter puskesmas.Apabila klien tidak membaik dan sama sekali tidak bisa mengurus dirinya sendiri, Bapak/ Ibu bisa membawanya ke RSJ untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Sampai disini ada yang mau ditanyakan ?Terminasi Baiklah karena waktunya habis. Bagaiman perasaan Bapak/ Ibu?Coba Bapak/ Ibu ulangi lagi cara menangani klien yang tidak mau bergaul !Selanjutnya silakan Bapak/ Ibu mencoba cara yang tadi kita bahas !Minggu depan kita akan diskusi tentang pengalaman Bapak/ Ibu mempraktekkan latihan kita hari ini. Saya akan datang jam 10.00 WIB kesini. DAFTAR PUSTAKAFitria, Nita. (2014). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Bandung: Salemba medika.Trimelia. (2011). Asuhan keperawatan klien isolasi sosial. Jakarta: TIM.