LPPD (Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Biro ... · data awal laporan pemerintah daerah...

159
PEMERINTAH DAERAH LPPD (LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH BIRO ORGANISASI SETDA PROVINSI BANTEN) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO ORGANISASI SETDA PROVINSI BANTEN TAHUN 2019 JL. SYEKH NAWAWI AL-BANTANI KP3B CURUG - KOTA SERANG

Transcript of LPPD (Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Biro ... · data awal laporan pemerintah daerah...

DATA AWAL

LAPORAN PEMERINTAH DAERAH

(LPPD) PROVINSI BANTEN

TAHUN 2017

BIRO ORGANISASI

SETDA PROVINSI BANTEN TAHUN 2018

JL. SYEKH NAWAWI AL-BANTANI KP3B CURUG - KOTA SERANG

LPPD (LAPORAN PENYELENGGARAAN

PEMERINTAH DAERAH BIRO ORGANISASI SETDA PROVINSI BANTEN) TAHUN ANGGARAN 2018

BIRO ORGANISASI

SETDA PROVINSI BANTEN TAHUN 2019

JL. SYEKH NAWAWI AL-BANTANI KP3B CURUG - KOTA SERANG

LPPD BIRO ORGANISASI TAHUN 2018 i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

pada awal Tahun Anggaran 2019 Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi

Banten telah menyusun Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD)

Biro Organisasi Setda Provinsi Banten Tahun 2018.

Sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang- Undang-Undang Nomor

23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pasal 1 ayat (6) yaitu Otonomi

Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur

dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat

setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia , dan bahwa

penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat

terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,

pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah

dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan,keadilan, dan kekhasan

suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kepala Daerah

mempunyai kewajiban juga untuk memberikan laporan penyelenggaraan

Pemerintah Daerah kepada Pemerintah, dan berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

kepada Pemerintah.

Dalam rangka melaksanakan amanat tersebut Biro Organisasi Setda

Provinsi Banten menyusun Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah sesuai

dengan tugas pokok dan fungsinya. Laporan Penyelenggaraan Pemerintah

Daerah Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Banten Tahun 2018 dibuat

sebagai bahan untuk Penyusunan LPPD Provinsi Banten Tahun 2018.

Demikian laporan ini dibuat, dengan harapan agar informasi yang

disajikan dalam Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Biro Organisasi

Sekretariat Daerah Provinsi Banten ini dapat bermanfaat dan juga dapat dijadikan

sebagai bahan evaluasi dan koreksi terhadap penyelenggaraan program dan

kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh Biro Organisasi, sehingga pada

tahun yang akan datang penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan akan

lebih baik lagi.

Serang, Januari 2019.

KEPALA BIRO ORGANISASI,

Dr. H. DIAN WIRTADIPURA, M,Si

Pembina Utama Muda NIP. 19620311 198503 1 019

LPPD BIRO ORGANISASI TAHUN 2018 ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Dasar Hukum ...................................................................................... 3

B. Gambaran Umum Biro Organisasi .................................................... 4

BAB II : KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH (RENCANA STRATEGIS

SETDA PROVINSI BANTEN) .............................................................. 29

A. Visi dan Misi ........................................................................................ 30

B. Tujuan dan Sasaran Setda .................................................................. 31

C. Strategi dan arah Kebijakan ............................................................... 34

BAB III : KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN .................................. 38

A. ALOKASI BELANJA LANGSUNG .................................................. 38

B. RENCANA DAN REALISASI ANGGARAN/PROGRAM .......... 38

1. Penjelasan Realisasi Anggaran/Belanja per kegiatan

pada Biro Organisasi ........................................................................... 42

2. Permasalahan dan Solusi .................................................................... 42

BAB V : PENUTUP ................................................................................................ 44

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

BAB I

PENDAHULUAN

Sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang- Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pasal 1 ayat (6) yaitu

Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom

untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik

Indonesia, dan bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan

untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui

peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta

peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi,

pemerataan,keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Kepala Daerah mempunyai kewajiban juga

untuk memberikan laporan penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada

Pemerintah, dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007

tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah.

Dalam rangka melaksanakan amanat tersebut Biro Organisasi Setda

Provinsi Banten menyusun Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Pertanggungjawaban pemerintah yang diharapkan bukanlah hanya

formalitas belaka, namun lebih pada perwujudan semangat pemerintah untuk

bersikap transparan dengan mengungkapkan pelaksanaan kepercayaan yang telah

diterimanya. Bentuk formal memang diperlukan, akan tetapi semangat untuk

menjadi pihak menjadi pihak yang penuh tanggungjawab tentunya lebih diharapkan

oleh masyarakat. Akuntabilitas adalah satu jawaban untuk pertanggungjawaban

yang demikian. Akuntabilitas timbul karena adanya kekuasaan yang berupa

kepercayaan yang diberikan kepada orang atau pihak tertentu untuk menjalankan

tugasnya dalam rangka menjalankan tugasnya dalam rangka mencapai suatu tujuan

tertentu dengan menggunakan sarana pendukung yang ada. dari pengertian di atas

tersirat bahwa pihak yang diberikan amanah harus memberikan

pertanggungjawaban atau tugas yang telah dipercayakan kepadanya dengan

mengungkapkan segala sesuatu yang dilakukan, dilihat, dirasakan baik yang

mencerminkan keberhasilan maupun kegagalan. Dalam ini penerima amanah harus

dapat dan berani mengungkapkan dalam laporannya semua keberhasilan maupun

2 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

kegagalan yang terjadi dalam kaitannya dengan kebijakan yang telah dikeluarkan

oleh pihak yang lebih tinggi. Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk

kegiatan kontrol terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik.

Semangat reformasi telah mewarnai pendayagunaan aparatur negara

dengan tuntutan untuk mewujudkan administrasi negara yang mampu mendukung

kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan

pemerintahan negara dan pembangunan, dengan mempraktekan prinsip-prinsip

good governance. Selain itu, masyarakat menuntut agar pemerintah memberikan

perhatian yang sungguh-sungguh dalam menanggulangi korupsi, kolusi, dan

nepotisme (KKN). Sehingga tercipta pemerintahan yang bersih dan mampu

menyediakan public goods and service sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat.

Provinsi Banten yang beribukota di Serang ditetapkan berdasarkan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten,

dengan wilayah meliputi Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten

Serang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Cilegon dan Kota Serang serta

Kota Tangerang Selatan melalui pemekaran daerah menjadi bagian wilayah Provinsi

Banten. Sebagai provinsi baru, menuntut pembenahan hampir pada semua aspek

strategis pemerintahan untuk mensukseskan otonomi daerah.

Dengan otonomi daerah tersebut timbul paradigma baru yang menuntut

penyelenggaraan pemerintahan lebih demokratis, maka azas “dekonsentrasi” hanya

diselenggarakan di daerah provinsi, di bawah daerah (kabupaten/kota) hanya

mengenal azas “desentralisasi”, sehingga fungsi-fungsi dekonsentrasi dan

pemerintahan umum berubah menjadi fungsi-fungsi desentralisasi. Dengan kata lain

adanya pembagian kewenangan dan pembagian keuangan antara pusat dan daerah

dimaksudkan agar penyelenggaraan pemerintahan daerah efisien, efektif, ekonomis

dan demokratis.

Dengan demikian pemerintah daerah akan lebih banyak memegang

kendali pembangunan di daerahnya. Akibatnya konsep desentralisasi akan segera

terwujud dan mekanisme pembangunan akan berubah menjadi bottom up policy,

daerah memiliki kewenangan untuk mengatur dan melaksanakan pembangunan

sesuai dengan kebutuhan daerah yang bersangkutan.

Penyusunan laporan ini sebagai bentuk pertanggungjawaban Biro

Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Banten sebagai instansi pemerintah terhadap

pelaksanaan kegiatan tahun 2018 sebagai upaya pengendalian agar kegiatan yang

3 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

dilakukan tetap terarah kepada tujuan akhir yang akan dicapai. Selanjutnya dapat

dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan kegiatan yang akan

datang.

Diharapkan dengan tersusunnya Laporan Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah pada Biro Organisasi Setda Provinsi Banten dapat

dijadikan sebagai dasar penyusunan LPPD Provinsi Banten dalam

Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

A. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2000 tentang

Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4010);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapakali dengan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4578);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan

Pertanggungjawaban Kepala Daerah, Kepala Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4693);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran

4 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

B. GAMBARAN UMUM BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH

PROVINSI BANTEN

1. Struktur Organisasi

A. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI BIRO ORGANISASI

a. Kedudukan

Biro organisasi merupakan unsur staf pemerintah daerah yang dipimpin oleh

seorang kepala biro dan berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada

asisten tata praja.

b. Tugas Pokok

Biro Organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf i, mempunyai

tugas pokok membantu Asisten Administrasi Umum untuk melaksanakan

pembinaan, koordinasi, evaluasi dan perumusan kebijakan dibidang

kelembagaan, tata laksana, analisis jabatan dan kepegawaian, pengembangan

sumber daya manusia, administrasi pelayanan publik serta peningkatan kinerja

organisasi.

5 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

c. Fungsi :

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, biro organisasi mempunyai

fungsi sebagai berikut:

a) Pelaksanaan penyiapan perumusan kebijakan di bidang organisasi, analisis

jabatan dan kepegawaian, pengembangan sumber daya manusia, pelayanan publik

serta peningkatan kinerja organisasi;

b) Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan program kegiatan serta petunjuk teknis

pelaksanaan di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, analisis jabatan

dan kepegawaian, pengembangan sumber daya manusia, pelayanan publik

serta peningkatan kinerja organisasi;

c) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, analisis jabatan

dan kepegawaian, pengembangan sumber daya manusia, pelayanan publik

serta peningkatan kinerja organisasi;

d) Pelaksanaan pembinaan teknis, administrasi serta sumber daya di bidang

kelembagaan, ketatalaksanaan, analisis jabatan dan kepegawaian, pengembangan

sumber daya manusia, pelayanan publik serta peningkatan kinerja organisasi; dan

e) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan bidang

tugasnya

SUSUNAN ORGANISASI BIRO ORGANISASI TERDIRI ATAS :

a. Kepala Biro;

b. Kepala Bagian Kelembagaan, membawahkan :

1. Kepala Sub Bagian Kelembagaan Perangkat Daerah;

2. Kepala Sub Bagian Pembinaan dan Pengendalian Kelembagaan

Kab/Kota;

3. Kepala Sub Bagian Analisa Formasi Jabatan.

c. Kepala Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik, membawahkan : 1. Kepala Sub Bagian Tatalaksana Pemerintahan;

2. Kepala Sub Bagian Kebijakan Pelayanan Publik;

3. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Biro.

d. Kepala Bagian Akuntabilitas Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah, membawahkan :

1. Kepala Sub Bagian Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah;

2. Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Reformasi Birokrasi;

3. Kepala Sub Bagian Budaya Kerja dan Koordinasi Pengembangan

Sumber Daya Manusia.

6 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

PENJELASAN ATAS TUGAS DAN FUNGSI BIRO ORGANISASI

A. BIRO ORGANISASI

1. Kepala Biro

a. Kepala Biro Organisasi mempunyai tugas pokok membantu Asisten

Administrasi Umum dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah

berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan pada Bagian

Kelembagaan, Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik, serta Bagian

Akuntabilitas Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a,

Kepala Biro Organisasi mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

1) Merumuskan program kerja di lingkungan Biro Organisai

berdasarkan rencana strategis Sekretariat Daerah sebagai pedoman

pelaksanaan tugas;

2) Mengoordinasikan pelaksanaan tugas di lingkungan Biro Organisasi

sesuai dengan program yang telah ditetapkan dan kebijakan pimpinan

agar target kerja tercapai sesuai rencana;

3) Membina bawahan di lingkungan Biro Organisasi dengan cara

mengadakan rapat/pertemuan dan bimbingan secara berkala agar

diperoleh kinerja yang diharapkan;

4) Mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Biro

Organisasi sesuai dengan tugas, tanggung jawab, permasalahan dan

hambatan serta ketentuan yang berlaku untuk ketepatan dan

kelancaran pelaksanaan tugas;

5) Melaksanakan pembinaan teknis, administrasi dan sumberdaya pada

Bagian Kelembagaan, Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik,

serta Bagian Akuntabilitas Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah;

6) Merumuskan kebijakan dan petunjuk teknis penyelenggaraan

kegiatan di Bagian Kelembagaan, Bagian Ketatalaksanaan dan

Pelayanan Publik, serta Bagian Akuntabilitas Kinerja Aparatur

Pemerintah Daerah berdasarkan peraturan dan prosedur yang berlaku

sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

7) Mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Biro

Organisasi dengan cara membandingkan rencana dengan kegiatan

yang telah dilaksanakan sebagai bahan laporan kegiatan dan rencana

yang akan datang;

8) Menyusun laporan pelaksanaan tugas di lingkungan Biro Organisasi

sesuai dengan kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai akuntabilitas

kinerja Biro Organisasi; dan

9) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan

baik lisan maupun tertulis.

7 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

2. Kepala Bagian Kelembagaan

a. Kepala Bagian Kelembagaan mempunyai tugas pokok membantu Kepala

Biro Organisasi dalam merencanakan perumusan kebijakan,

melaksanakan koordinasi, monitoring serta pengendalian pelaksanaan

program dan kegiatan Sub Bagian Kelembagaan Perangkat Daerah, Sub

Bagian Pembinaan dan Pengendalian Kelembagaan Kab/Kota, serta Sub

Bagian Analisa Formasi Jabatan.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a,

Kepala Bagian Kelembagaan mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

1) Menyusun rencana operasional di lingkungan Bagian Kelembagaan

berdasarkan program kerja Biro Organisasi serta petunjuk pimpinan

sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

2) Mendistribusikan tugas kepada bawahan di lingkungan Bagian

KelembagaanBiro Organisasi sesuai dengan tugas pokok dan

tanggung jawab yang ditetapkan agar tugas yang diberikan dapat

berjalan efektif dan efisien;

3) Memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan di lingkungan

Bagian Kelembagaan Biro Organisasi sesuai dengan peraturan dan

prosedur yang berlaku agar tidak terjadi kesalahan dalam

pelaksanaan tugas;

4) Menyelia pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Bagian

Kelembagaan secara berkala sesuai dengan peraturan dan prosedur

yang berlaku untuk mencapai target kinerja yang diharapkan;

5) Menyiapkan bahan koordinasi, fasilitasi dan evaluasi penataan

organisasi dan kelembagaan, pengembangan kapasitas Kelembagaan

Perangkat Daerah, dan Analisa Formasi Jabatan;

6) Merencanakan bahan rumusan kebijakan penyelenggaraan kegiatan di

bidang kelembagaan, berdasarkan peraturan dan prosedur yang

berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

7) Merencanakan bahan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan di bidang

kelembagaan, berdasarkan peraturan dan prosedur yang berlaku

sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

8) Merencanakan bahan penyusunan perencanaan pengorganisasian,

pengendalian pelaksanaan kegiatan fasilitasi dan evaluasi penataan

organisasi dan Kelembagaan Perangkat Daerah, Pembinaan dan

Pengendalian Kelembagaan Kab/Kota, serta Analisa Formasi Jabatan,

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

8 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

9) Merencanakan penyelenggaraan kegiatan memfasilitasi dan evaluasi

penataan organisasi dan Kelembagaan Perangkat Daerah, Pembinaan

dan Pengendalian Kelembagaan Kab/Kota, serta Analisa Formasi

Jabatan, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

10) Merencanakan bahan penyusunan koordinasi dan sinkronisasi

pelaksanaan fasilitasi dan evaluasi penataan organisasi dan

Kelembagaan Perangkat Daerah, Pembinaan dan Pengendalian

Kelembagaan Kab/Kota, serta Analisa Formasi Jabatan dalam

berbagai tingkatan pemerintahan, baik Pemerintah Pusat maupun

Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota;

11) Mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan pada Bagian Kelembagaan

dengan cara membandingkan antara rencana operasional dengan

tugas-tugas yang telah dilaksanakan sebagai bahan laporan kegiatan

dan perbaikan kinerja di masa yang akan datang;

12) Menyusun laporan pelaksanaan tugas Bagian Kelembagaan sesuai

dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala sebagai bentuk

akuntabilitas kinerja; dan

13) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan

baik lisan maupun tertulis.

3. Kepala Sub Bagian Kelembagaan Perangkat Daerah

a. Kepala Sub Bagian Kelembagaan Perangkat Daerah mempunyai tugas

pokok membantu Kepala Bagian Kelembagaan dalam penyusunan bahan

perumusan kebijakan, melaksanakan pembinaan, pengawasan, koordinasi

serta evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pada Sub Bagian

Kelembagaan Perangkat Daerah.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a,

Kepala Sub Bagian Kelembagaan Perangkat Daerah mempunyai rincian

tugas sebagai berikut :

1) Merencanakan kegiatanSub Bagian Kelembagaan Perangkat Daerah

berdasarkan rencana operasional Bidang Kelembagaan sebagai

pedoman pelaksanaan tugas;

2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung

jawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Sub Bagian

Kelembagaan Perangkat Daerah;

3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Sub Bagian

Kelembagaan Perangkat Daerah sesuai dengan tugas dan tanggung

jawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;

9 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Sub Bagian

Kelembagaan Perangkat Daerah sesuai dengan prosedur dan

peraturan yang berlaku agar terhindar dari kesalahan;

5) Menyusun bahan rumusan kebijakan dan penyusunan petunjuk teknis

pelaksanaan kegiatan penataan, pengembangan dan evaluasi

organisasi dan kelembagaan perangkat daerah, berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

6) Melaksanakan penyelenggaraan kegiatan memfasilitasi organisasi

perangkat daerah dalam rangka pelaksanaaan penataan,

pengembangan dan evaluasi organisasi dan kelembagaan;

7) Melaksanakan koordinasi, pemantauan, pengawasan, dan evaluasi

atas penyelenggaraan penataan, pengembangan dan evaluasi

organisasi dan kelembagaan perangkat daerah;

8) Menyusun bahan pengolahan data dan informasi penyelenggaraan

administrasi penataan, pengembangan, dan evaluasi organisasi dan

kelembagaan perangkat daerah;

9) Melaksanakan pembinaan, sosialisasi penataan, pengembangan,

evaluasi organisasi, dan kelembagaan perangkat daerah berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

10) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Sub Bagian

Kelembagaan Perangkat Daerah dengan cara mengidentifikasi

hambatan yang ada dalam rangka perbaikan kinerja di masa

mendatang;

11) Melaporkan pelaksanaan kinerja di lingkungan Sub Bagian

Kelembagaan Perangkat Daerah sesuai dengan prosedur dan

peraturan yang berlaku sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana

kegiatan mendatang; dan

12) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan

baik lisan maupun tertulis.

4. Kepala Sub Bagian Pembinaan dan Pengendalian Kelembagaan

Kabupaten/Kota;

a. Kepala Sub Bagian Pembinaan dan Pengendalian Kelembagaan

Kabupaten/Kotamempunyai tugas pokok membantu Kepala Bagian

Kelembagaan dalam penyusunan bahan perumusan kebijakan,

melaksanakan pembinaan, pengawasan, koordinasi serta evaluasi

pelaksanaan program dan kegiatan pada Sub Bagian Pembinaan dan

Pengendalian Kelembagaan Kabupaten/Kota.

10 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a,

Kepala Sub Bagian Pembinaan dan Pengendalian Kelembagaan

Kabupaten/Kotamempunyai rincian tugas sebagai berikut :

1) Merencanakan kegiatanSub Bagian Pembinaan dan Pengendalian

Kelembagaan Kabupaten/Kota berdasarkan rencana operasional

Bidang Kelembagaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung

jawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Sub Bagian

Pembinaan dan Pengendalian Kelembagaan Kabupaten/Kota;

3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Sub Bagian

Pembinaan dan Pengendalian Kelembagaan Kabupaten/Kota sesuai

dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan agar pekerjaan

berjalan tertib dan lancar;

4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Sub Bagian Pembinaan

dan Pengendalian Kelembagaan Kabupaten/Kota sesuai dengan

prosedur dan peraturan yang berlaku agar terhindar dari kesalahan;

5) Menyusun bahan rumusan kebijakan dan penyusunan petunjuk teknis

pelaksanaan kegiatan Pembinaan dan Pengendalian Kelembagaan

Kabupaten/Kotaberdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

6) Melaksanakan penyelenggaraan fasilitasi,Pembinaan dan

Pengendalian Kelembagaan Kabupaten/Kotaberdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

7) Melaksanakan koordinasi, pemantauan, pengawasan, dan evaluasi

atas penyelenggaraan Pembinaan dan Pengendalian Kelembagaan

Kabupaten/Kota;

8) Menyusun bahan pengolahan data dan informasi terkait kegiatan

Pembinaan dan Pengendalian Kelembagaan Kabupaten/Kota;

9) Melaksanakan sosialisasi terkait kegiatan Pembinaan dan

Pengendalian Kelembagaan Kabupaten/Kota, berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

10) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Sub Bagian

Pembinaan dan Pengendalian Kelembagaan Kabupaten/Kota dengan

cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam rangka perbaikan

kinerja di masa mendatang;

11) Melaporkan pelaksanaan kinerja di lingkungan Sub Bagian Pembinaan

dan Pengendalian Kelembagaan Kabupaten/Kota sesuai dengan

11 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

prosedur dan peraturan yang berlaku sebagai akuntabilitas kinerja

dan rencana kegiatan mendatang; dan

12) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan

baik lisan maupun tertulis.

5. Kepala Sub Bagian Analisa Formasi Jabatan

a. Kepala Sub Bagian Analisa formasi Jabatan mempunyai tugas pokok

membantu Kepala Bagian Kelembagaan dalam penyusunan bahan

perumusan kebijakan, melaksanakan pembinaan, pengawasan, koordinasi

serta evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pada Sub Bagian

Analisa Formasi Jabatan.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a,

Kepala Sub Bagian Analisa Formasi Jabatan mempunyai rincian tugas

sebagai berikut :

1) Merencanakan kegiatan Sub Bagian Analisa Formasi Jabatan

berdasarkan rencana operasional Bagian Kelembagaan sebagai

pedoman pelaksanaan tugas;

2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung

jawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Sub Bagian

Analisa Formasi Jabatan;

3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Sub Bagian

Analisa Formasi Jabatan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;

4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Sub Bagian Analisa

Formasi Jabatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku

agar terhindar dari kesalahan;

5) Menyusun bahan rumusan kebijakan dan petunjuk teknis pelaksanaan

kegiatanpenyusunan rincian tugas jabatan, formasi jabatan, analisa

jabatan, analisa beban kerja, evaluasi jabatan dan standar kompetensi

jabatandi tingkat provinsi,berdasarkan peraturan dan prosedur yang

berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

6) Melaksanakan fasilitasi penyusunan rincian tugas jabatan, formasi

jabatan, analisa jabatan, analisa beban kerja, evaluasi jabatan dan

standar kompetensi jabatan baik di tingkat Provinsi maupun

Kabupaten/Kota;

7) Melaksanakan koordinasi, pengawasan dan evaluasi penyusunan

rincian tugas jabatan, formasi jabatan, analisa jabatan, analisa beban

kerja, evaluasi jabatandan standar kompetensi jabatandi tingkat

12 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

Pemerintah Pusat dan Provinsi,berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

8) Menyusun bahan pengolahan data dan informasi penyelenggaraan

administrasi penyusunan rincian tugas jabatan, formasi jabatan,

analisa jabatan, analisa beban kerja, evaluasi jabatan dan standar

kompetensi jabatandi tingkat provinsi,berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

9) Melaksanakan pembinaan, koordinasi dan sosialisasi penyusunan

rincian tugas jabatan, formasi jabatan, analisa jabatan, analisa beban

kerja, evaluasi jabatandan standar kompetensi jabatan di tingkat

Provinsi maupun Kabupaten/Kota berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

10) Melaksanakan, mengelola dan mengembangkan Sistem Aplikasi

Informasi kepegawaian data analisa jabatan, analisa bebankerja,

evaluasi jabatan, standar kompetensi manajerial dan standar

kompetensi teknis secara elektronik/komputerisasi;

11) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Sub Bagian Analisa

Formasi Jabatan dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada

dalam rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;

12) Melaporkan pelaksanaan kinerja di lingkungan Sub Bagian Analisa

Formasi Jabatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku

sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan mendatang; dan

13) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan

baik lisan maupun tertulis.

6. Kepala Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik

a. Kepala Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik mempunyai tugas

pokok membantu Kepala Biro Organisasi dalam merencanakan

perumusan kebijakan, melaksanakan koordinasi, monitoring serta

pengendalian pelaksanaan program dankegiatan Sub Bagian Tatalaksana

Pemerintahan, Sub Bagian Kebijakan Pelayanan Publik dan Sub Bagian

Tata Usaha Biro.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a,

Kepala Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik mempunyai rincian

tugas sebagai berikut :

1) Menyusun rencana operasional pada Bagian Ketatalaksanaan dan

Pelayanan Publik berdasarkan program kerja Biro Organisasi serta

petunjuk pimpinan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

13 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

2) Mendistribusikan tugas kepada bawahan pada Bagian

Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik sesuai dengan tugas pokok dan

tanggung jawab yang ditetapkan agar tugas yang diberikan dapat

berjalan efektif dan efisien;

3) Memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan pada Bagian

Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik sesuai dengan peraturan dan

prosedur yang berlaku agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan

tugas;

4) Menyelia pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan pada Bagian

Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publiksecara berkala sesuai dengan

peraturan dan prosedur yang berlaku untuk mencapai target kinerja

yang diharapkan;

5) Merencanakan bahan rumusan kebijakan dan petunjuk teknis

penyelenggaraan kegiatan di bidang Tatalaksanadan Pelayanan

Publik, berdasarkan peraturan dan prosedur yang berlaku sebagai

pedoman pelaksanaan tugas;

6) Merencanakan penyelenggaraan kegiatan memfasilitasi dan evaluasi

pelaksanaan penataan Tatalaksana Pemerintahan, Kebijakan

Pelayanan Publik dan Tata Usaha Biro;

7) Merencanakan bahan penyusunan koordinasi dan sinkronisasi

pelaksanaan fasilitasi dan evaluasi pelaksanaan penataan Tatalaksana

Pemerintahan, Kebijakan Pelayanan Publik dan Tata Usaha Biro;

8) Mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan pada Bagian

Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik dengan cara membandingkan

antara rencana operasional dengan tugas-tugas yang telah

dilaksanakan sebagai bahan laporan kegiatan dan perbaikan kinerja di

masa yang akan datang;

9) Menyusun laporan pelaksanaan tugas Bagian Ketatalaksanaan dan

Pelayanan Publiksesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara

berkala sebagai bentuk akuntabilitas kinerja; dan

10) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan

baik lisan maupun tertulis.

7. Kepala Sub Bagian Tatalaksana Pemerintahan

a. Kepala Sub Bagian Tatalaksana Pemerintahan mempunyai tugas pokok

membantu Kepala Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik dalam

penyusunan bahan perumusan kebijakan, melaksanakan pembinaan,

14 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

pengawasan, koordinasi serta evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan

pada Sub Bagian Tatalaksana Pemerintahan.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a,

Kepala Sub Bagian Tatalaksana Pemerintahan mempunyai rincian tugas

sebagai berikut :

1) Merencanakan kegiatan Sub Bagian Tatalaksana Pemerintahan

berdasarkan rencana operasional Bagian Ketatalaksanaan dan

Pelayanan Publik sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung

jawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Sub Bagian

Tatalaksana Pemerintahan;

3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Sub Bagian

Tatalaksana Pemerintahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;

4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Sub Bagian Tatalaksana

Pemerintahan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku

agar terhindar dari kesalahan;

5) Menyusun bahan rumusan kebijakan dan petunjuk teknis

penyelenggaraan kegiatan padasub bagianTatalaksana Pemerintahan

berdasarkan peraturan dan prosedur yang berlaku sebagai pedoman

pelaksanaan tugas;

6) Melaksanakan kegiatan memfasilitasi penataan dan evaluasi

Tatalaksana Pemerintahan, berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

7) Melaksanakan koordinasi, pemantauan, pengawasan, dan evaluasi

penataan Tatalaksana Pemerintahan;

8) Menyusun bahan pengolahan data dan informasi penyelenggaraan

administrasi penataan Tatalaksana Pemerintahan;

9) Melaksanakan pembinaan dan sosialisasi penataan Tatalaksana

Pemerintahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

10) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Sub Bagian

Tatalaksana Pemerintahan dengan cara mengidentifikasi hambatan

yang ada dalam rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;

11) Melaporkan pelaksanaan kinerja di lingkungan Sub Bagian

Tatalaksana Pemerintahan sesuai dengan prosedur dan peraturan

15 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

yang berlaku sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan

mendatang; dan

12) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan

baik lisan maupun tertulis.

8. Kepala Sub Bagian Kebijakan Pelayanan Publik

a. Kepala Sub Bagian Kebijakan Pelayanan Publik mempunyai tugas pokok

membantu Kepala Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik dalam

penyusunan bahan perumusan kebijakan, melaksanakan pembinaan,

pengawasan, koordinasi serta evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan

pada Sub Bagian Kebijakan Pelayanan Publik.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a,

Kepala Sub Bagian Kebijakan Pelayanan Publik mempunyai rincian tugas

sebagai berikut :

1) Merencanakan kegiatanSub Bagian Kebijakan Pelayanan

Publikberdasarkan rencana operasional Bagian Ketatalaksanaan dan

Pelayanan Publik sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan

tanggungjawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas

Sub Bagian Kebijakan Pelayanan Publik;

3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Sub Bagian

Kebijakan Pelayanan Publik sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;

4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Sub Bagian Kebijakan

Pelayanan Publik sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku

agar terhindar dari kesalahan;

5) Menyusun bahan rumusan kebijakan dan petunjuk teknis pelaksanaan

kegiatan pada Sub Bagian Kebijakan Pelayanan Publik untuk tingkat

Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, berdasarkan peraturan dan

prosedur yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

6) Menyusun bahan pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penilaian

pelaksanaan Kebijakan Pelayanan Publik tingkat Provinsi dan

Pemerintah Kabupaten/Kota;

7) Melaksanakan kegiatan memfasilitasi penataan dan evaluasi

pelaksanaan Kebijakan Pelayanan Publik, berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

16 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

8) Menyusun bahan pengolahan data dan informasi pelaksanaan

administrasi Kebijakan Pelayanan Publik, berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

9) Melaksanakan pembinaan, sosialisasi pelaksanaan Kebijakan

Pelayanan Publik, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

10) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Sub Bagian

Kebijakan Pelayanan Publik dengan cara mengidentifikasi hambatan

yang ada dalam rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;

11) Melaporkan pelaksanaan kinerja di lingkungan Sub Bagian Kebijakan

Pelayanan Publik sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku

sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan mendatang; dan

12) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan

baik lisan maupun tertulis.

9. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Biro

a. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Biro mempunyai tugas pokok membantu

Kepala Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik dalam

melaksanakan pengelolaan dan pelayanan administrasi Biro.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a,

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Biro mempunyai rincian tugas sebagai

berikut :

1) Merencanakan kegiatan Sub Bagian Tata Usaha Biro berdasarkan

rencana operasional Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik

sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung

jawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Sub Bagian

Tata Usaha Biro;

3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Sub Bagian

Tata Usaha Biro sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang

diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;

4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Sub Bagian Tata Usaha

Biro sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar

terhindar dari kesalahan;

5) Menyusun bahan penyusunan kebijakan dan penyusunan petunjuk

teknis pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan, kepegawaian,

perlengkapan, inventarisasi aset, rumah tangga dan kearsipan lingkup

Biroberdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

17 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

6) Melaksanakan administrasi penatausahaan keuangan,

kepegawaian,perlengkapan, rumah tangga, kearsipan dan

inventarisasi aset dilingkup Biro;

7) Melaksanakan pengelolaan sistem informasi administrasi

penatausahaan keuangan, kepegawaian, kearsipan, perlengkapan,

rumah tangga dan inventarisasi aset Biroberdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

8) Menyusun rencana kerja, perjanjian kinerja, bahan rencana strategis

Sekretariat Daerah, bahan rencana pembangunan jangka menengah

daerah lingkup Biro;

9) Menyusun laporan akuntabilitas, laporan keuangan, bahan laporan

penyelenggaraan pemerintahan daerah, bahan laporan keterangan

pertanggungjawaban, laporan fisik, dan keuangan;

10) Menyelenggarakan penatausahaan data dan informasi, serta

kehumasan Biro;

11) Melaksanakan pengelolaan akuntansi dan pajak keuangan lingkup

Biro;

12) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan

kegiatan lingkup Biro;

13) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Sub Bagian Tata

Usaha Biro dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam

rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;

14) Melaporkan pelaksanaan kinerja di lingkungan Sub Bagian Tata Usaha

Biro sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku sebagai

akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan mendatang; dan

15) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan

baik lisan maupun tertulis.

10. Kepala Bagian Akuntabilitas Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah

a. Kepala Bagian Akuntabilitas Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah

mempunyai tugas pokok membantu Kepala Biro Organisasi dalam

merencanakan perumusan kebijakan, melaksanakan koordinasi,

monitoring serta pengendalian pelaksanaan program dan kegiatan Sub

Bagian Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah, Sub Bagian Kepegawaian

dan Reformasi Birokrasi serta Sub Bagian Budaya Kerja dan Koordinasi

Pengembangan Sumber Daya Manusia.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a,

Kepala Bagian Akuntabilitas Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah

mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

18 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

1) Menyusun rencana operasional di lingkungan Bagian Akuntabilitas

Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah berdasarkan program kerja Biro

Organisasi serta petunjuk pimpinan sebagai pedoman pelaksanaan

tugas;

2) Mendistribusikan tugas kepada bawahan di lingkungan Bagian

Akuntabilitas Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah sesuai dengan

tugas pokok dan tanggung jawab yang ditetapkan agar tugas yang

diberikan dapat berjalan efektif dan efisien;

3) Memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan di lingkungan

Bagian Akuntabilitas Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah sesuai

dengan peraturan dan prosedur yang berlaku agar tidak terjadi

kesalahan dalam pelaksanaan tugas;

4) Menyelia pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Bagian

Akuntabilitas Kinerja Aparatur Pemerintah Daerahsecara berkala

sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku untuk mencapai

target kinerja yang diharapkan;

5) Merencanakanbahan rumusan kebijakan dan petunjuk teknis

pembinaan, fasilitasi, dan evaluasi penyusunan Akuntabilitas Kinerja

Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Reformasi Birokrasi serta

Budaya Kerja dan Koordinasi Pengembangan Sumber Daya Manusia,

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

6) Merencanakan, pengorganisasian, pengendalian pelaksanaan

penyusunan Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah, Kepegawaian

dan Reformasi Birokrasi serta Budaya Kerja dan Koordinasi

Pengembangan Sumber Daya Manusia berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

7) Merencanakan bahan pembinaan, fasilitasi, dan evaluasi pelaksanaan

penyusunan Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah, Kepegawaian

dan Reformasi Birokrasi serta Budaya Kerja dan Koordinasi

Pengembangan Sumber Daya Manusia, berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

8) Merencanakan bahan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan

penyusunan Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah, Kepegawaian

dan Reformasi Birokrasi serta Budaya Kerja dan Koordinasi

Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam berbagai tingkatan

19 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

pemerintahan, baik Pemerintah Pusat maupun Provinsi dan

Kabupaten/Kota;

9) Merencanakan, mengoordinasikan dan mengevaluasi penyusunan

Rancangan Peraturan Gubernur atau Keputusan Gubernur yang

berkaitan bidang sumber daya manusia,berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

10) Merencanakan pelaksanaan koordinasi antar perangkat daerah terkait

bidang perencanaan;

11) Mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan pada Bagian Akuntabilitas

Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah dengan cara membandingkan

antara rencana operasional dengan tugas-tugas yang telah

dilaksanakan sebagai bahan laporan kegiatan dan perbaikan kinerja di

masa yang akan datang;

12) Menyusun laporan pelaksanaan tugas Bagian Akuntabilitas Kinerja

Aparatur Pemerintah Daerahsesuai dengan tugas yang telah

dilaksanakan secara berkala sebagai bentuk akuntabilitas kinerja; dan

13) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan

baik lisan maupun tertulis.

11. Kepala Sub Bagian Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah

a. Kepala Sub Bagian Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah mempunyai

tugas pokok membantu Kepala Bagian Akuntabilitas Kinerja Aparatur

Pemerintah Daerah dalam penyusunan bahan perumusan kebijakan,

melaksanakan pembinaan, pengawasan, koordinasi serta evaluasi

pelaksanaan program dan kegiatan pada Sub Bagian Akuntabilitas Kinerja

Perangkat Daerah.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a,

Kepala Sub Bagian Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah mempunyai

rincian tugas sebagai berikut :

1) Merencanakan kegiatanSub Bagian Akuntabilitas Kinerja Perangkat

Daerah berdasarkan rencana operasional Bagian Akuntabilitas Kinerja

Aparatur Pemerintah Daerah sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung

jawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Sub Bagian

Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah;

3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Sub Bagian

Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah sesuai dengan tugas dan

tanggung jawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan

lancar;

20 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Sub Bagian

Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah sesuai dengan prosedur dan

peraturan yang berlaku agar terhindar dari kesalahan;

5) menyusun bahan perumusan kebijakan Akuntabilitas Kinerja

Perangkat Daerah, serta menyusun dan mengkompilasi laporan

kinerja provinsi, laporan kinerja sekretariat daerah, dokumen renstra

dan dokumen renja sekretariat daerah, berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

6) Melaksanakan koordinasi antar perangkat daerah terkait bidang

perencanaan;

7) Menyusun dan mengkompilasi renstra dan renja sekretariat daerah;

8) Melaksanakan pembinaan dan monitoring sistem akuntabilitas kinerja

institusi pemerintah di lingkungan pemerintah provinsi dan

kabupaten/kota;

9) Menyusun bahan analisis penilaian akuntabilitas kinerja berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

10) Menyusun bahan pengolahan data dan informasi penyusunan Renstra

Sekretariat Daerah dan laporan kinerja Provinsi;

11) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Sub Bagian

Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah dengan cara mengidentifikasi

hambatan yang ada dalam rangka perbaikan kinerja di masa

mendatang;

12) Melaporkan pelaksanaan kinerja di lingkungan Sub Bagian

Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah sesuai dengan prosedur dan

peraturan yang berlaku sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana

kegiatan mendatang; dan

13) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang dperintahkan pimpinan baik

lisan maupun tertulis.

12. Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Reformasi Birokrasi

a. Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Reformasi Birokrasi mempunyai

tugas pokok membantu Kepala Bagian Akuntabilitas Kinerja Aparatur

Pemerintah Daerah dalam penyusunan bahan perumusan kebijakan,

melaksanakan pembinaan, pengawasan, koordinasi serta evaluasi

pelaksanaan program dan kegiatan pada Sub Bagian Kepegawaian dan

Reformasi Birokrasi.

21 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a,

Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Reformasi Birokrasi mempunyai

rincian tugas sebagai berikut :

1) Merencanakan kegiatan Sub Bagian Kepegawaian dan Reformasi

Birokrasi berdasarkan rencana operasional Bagian Akuntabilitas

Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah sebagai pedoman pelaksanaan

tugas;

2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung

jawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Sub Bagian

Kepegawaian dan Reformasi Birokrasi;

3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Sub Bagian

Kepegawaian dan Reformasi Birokrasi sesuai dengan tugas dan

tanggung jawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan

lancar;

4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Sub Bagian

Kepegawaian dan Reformasi Birokrasi sesuai dengan prosedur dan

peraturan yang berlaku agar terhindar dari kesalahan;

5) Menyusun bahan perumusan kebijakan Kepegawaian serta

pelaksanaan fasilitasi penyusunan program reformasi Birokrasi,

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

6) Melaksanakan koordinasi, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan

reformasi Birokrasi;

7) Melaksanakan pelayanan administrasi Kepegawaian dan Reformasi

Birokrasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

8) Menyusun bahan pengolahan data dan informasi yang berkaitan

dengan pelayanan Kepegawaian dan Reformasi Birokrasi berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

9) Melaksanakan penatausahaan kepegawaian di lingkungan Sekretariat

Daerah;

10) Melaksanakan pembinaan pegawai di lingkungan sekretariat daerah;

11) Melaksanakan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi pegawai di

lingkungan sekretariat daerah;

12) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Sub Bagian

Kepegawaian dan Reformasi Birokrasi dengan cara mengidentifikasi

hambatan yang ada dalam rangka perbaikan kinerja di masa

mendatang;

22 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

13) Melaporkan pelaksanaan kinerja di lingkungan Sub Bagian

Kepegawaian dan Reformasi Birokrasi sesuai dengan prosedur dan

peraturan yang berlaku sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana

kegiatan mendatang; dan

14) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan

baik lisan maupun tertulis.

13. Kepala Sub Bagian Budaya Kerja dan Koordinasi Pengembangan Sumber

Daya Manusia

a. Kepala Sub Bagian Budaya Kerja dan Koordinasi Pengembangan Sumber

Daya Manusia mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bagian

Akuntabilitas Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah dalam penyusunan

bahan perumusan kebijakan, melaksanakan pembinaan, pengawasan,

koordinasi serta evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pada Sub

Bagian Budaya Kerja dan Koordinasi Pengembangan Sumber Daya

Manusia.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a,

Kepala Sub Bagian Budaya Kerja dan Koordinasi Pengembangan Sumber

Daya Manusia mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

1) Merencanakan kegiatan Sub Bagian Budaya Kerja dan Koordinasi

Pengembangan Sumber Daya Manusia berdasarkan rencana

operasional Bagian Akuntabilitas Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah

sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung

jawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Sub Bagian

Budaya Kerja dan Koordinasi Pengembangan Sumber Daya Manusia;

3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Sub Bagian

Budaya Kerja dan Koordinasi Pengembangan Sumber Daya Manusia

sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan agar

pekerjaan berjalan tertib dan lancar;

4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Sub Bagian Budaya

Kerja dan Koordinasi Pengembangan Sumber Daya Manusia sesuai

dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar terhindar dari

kesalahan;

5) Menyusun bahan perumusan kebijakan dan petunjuk teknis

pelaksanaan peningkatan dan pembinaan Budaya Kerja dan

23 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

Koordinasi Pengembangan Sumber Daya Manusia berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

6) Melaksanakan upaya sosialisasi peningkatan dan pembinaan budaya

kerja pegawai;

7) Melaksanakan pengolahan data dan informasi yang berkaitan dengan

peningkatan dan pembinaan budaya kerja;

8) Melaksanakan monitoring dan evaluasi peningkatan dan pembinaan

budaya kerja lingkup Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Kabupaten/Kota;

9) Melaksanakan, koordinasi antar perangkat daerah terkait bidang

sumber daya manusia, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

10) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Sub Bagian Budaya

Kerja dan Koordinasi Pengembangan Sumber Daya Manusia dengan

cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam rangka perbaikan

kinerja di masa mendatang;

11) Melaporkan pelaksanaan kinerja di lingkungan Sub Bagian Budaya

Kerja dan Koordinasi Pengembangan Sumber Daya Manusia sesuai

dengan prosedur dan peraturan yang berlaku sebagai akuntabilitas

kinerja dan rencana kegiatan mendatang; dan

12) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan

baik lisan maupun tertulis.

2. Komposisi Pegawai

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Biro Organisasi Setda

Provinsi Banten didukung oleh personil/SDM sebanyak 34 orang, keadaan

pegawai sampai dengan tanggal 31 Desember 2018 adalah sebagai berikut :

(1) Berdasarkan Golongan

Golongan Orang %

IV 6 17,65

III 22 64,71

II 6 17,65

Jumlah 34 100

24 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

(2) Berdasarkan Jabatan

(3) Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Orang %

S-2 11 32,35

S-1 15 44,12

D-III 2 5,88

SLTA 6 17,65

Jumlah 34 100

(4) Jabatan Dan Diklat Struktural

Jabatan PIM II/

SPADIA PIM III/ SPAMA

PIM IV/ ADUM

Ess II 1 1

Ess III 3 3

Ess IV 5

Jumlah 4 13

(5) Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Orang %

Pria 16 47,06

Wanita 18 52,94

Jumlah 34 100

3. Urusan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana pembangunan

jangka menengah daerah

Urusan Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Biro

Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Banten adalah sebagai berikut :

Jabatan Orang %

Eselon II.b 1 2,94

Eselon III.a 3 8,82

Eselon IV.a 9 26,47

Pelaksana 21 61,76

Jumlah 34 100

25 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

PROGRAM BIRO ORGANISASI SETDA PROVINSI BANTEN

(Berdasarkan RENSTRA Setda Provinsi Banten dan RPJMD Provinsi Banten) ( 2017-2022 )

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Program / Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcome) dan Kegiatan

(Output)

Terwujudnya

kelembagaan pemerintahan

daerah yang berakhlakul

kariman dengan

efektif, efisien,transparan,

akuntabel,dan sumber daya

aparatur

berintegritas, berkompetensi

serta melayani masyarkat

Tercapainya

Penyelenggaraan Pemerintahan

yang Akuntabel,

Efektif, dan

efisien

1 Capian Laporan Kinerja

Pemerintah Provinsi Banten

Program Tata Kelola Pemerintahan

1 Nilai IKM

Tata Usaha Biro Organisasi

Tata Usaha Biro Organisasi

1 Perencanaan Evaluasi dan

Pelaporan 2 Penyusunan Laporan

Kinerja Keuangan dan

Neraca Aset

3 Penyediaan Barang

dan Jasa Perkantoran

4 Koordinasi dan

konsultasi Dalam dan

Luar Daerah

5 Penyediaan Data dan Informasi Pembangunan

6 dst

Terwujudnya

kelembagaan

pemerintahan

daerah yang berakhlakul

kariman dengan efektif, efisien,

transparan,

akuntabel, dan sumber daya

aparatur berintegritas,

berkompetensi

serta melayani masyarkat

Tercapainya

Penyelenggaraa

n Pemerintahan

yang Akuntabel,

Efektif, dan efisien

1 Capian Laporan

Kinerja Pemerintah Provinsi Banten

Program

Penataan dan

Peningkatan

Kapasitas Kelembagaan

1 Persentase OPD yang

memiliki nilai Laporan

Kinerja Pemerintah Daerah B

Tatalaksana Organisasi

Tatalaksana Organisasi

1 Perumusan Kebijakan

SOP Dinas Di

lingkungan Pemerintah

Prov.Banten

2 Penyusuna Rapergub

Tentang SOP Dinas Provinsi Banten

3 Lokakarya Pergub SOP

Dinas dilingkungan

Pemerintah Provinsi Banten

4 Perumusan Kebijakan

SOP Badan di lingkungan

Pemerintah Provinsi

Banten

26 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Program / Kegiatan

Indikator Kinerja Program

(Outcome) dan Kegiatan (Output)

5 Penyusunan Pergub

Tentang SOP Badan di Lingkungan

Pemerintah Prov. Banten

6 Lokakarya Pergub

tentang SOP Badan di

Lingkungan Pemeritah Prov. Bnaten

7 dst

Kebijakan Pelayanan Publik

Pembinaan dan

Peningkatan Kualitas

Pelayanan Publik

1 Koordinasi Bidang

Pelayanan Publik se-

Provinsi Banten

2 Sosialisasi Survey

kepuasan Masyarakat pada perangkat daerah di

Kab/kota dan Provinsi

Banten

3 Monitoring dan Evaluasi

Capaian Penerapan SPM

Provinsi dan Kab/Kota se- Provinsi Banten

4 Pembinaan, evaluasi dan

penilaian kinerja

penyelenggara

pelayanan public

5 Penyusunan norma

standar prosedur dan

kriteria (NSPK) Perangkat Daerah di Provinsi Banten

6 Survey indek kepuasan

masyarakat ke

penyelenggara pelayanan

di Provinsi Banten

7 Koordinasi Pelaksanaan

Inovasi Pelayanan Publik Provinsi banten

8 dst

Kelembagaan dan Perangkat Daerah

Kelembagaan dan Perangkat Daerah

1 Evaluasi elembagaan Perangkat Daerah

2 Koordinasi Hasil

Penataan Kelembagaan

Peangkat Daerah 3 Perumusan

kebijakan Perangkat

Daerah

4 Penataan Kelembagaan Perangkat Daerah

5 dst

27 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Program / Kegiatan

Indikator Kinerja Program

(Outcome) dan Kegiatan (Output)

Pembinaan dan Pengendalian Kelembagaan Kab/Kota

Pembinaan dan

pengendalian Kelembagaan Kab/Kota

1 Pembinaan dan

Pengendalian dan Persetujuan Raperda

Perangkat Daerah dan SOTK pada Kab/Kota

2 Koordinasi Bidang

Kelembagaan Se-

Provinsi Banten

3 Penilaian Struktur

Organissi Budaya

Organisasi, dan Inovasi

Organisasi

4 dst

Analisa Formasi Jabatan

Analisa Formasi Jabatan

1 Penyusunan Uraian

Tugas

2 Perumusan Kebijakan Analisa Jabatan

3 Perumusan Kebijakan Analisa Beban Kerja

4 dst

Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah

Penyusunan Laporan

Akuntabilitas Kinerja dan

Instansi Pemerintah (LAKIP)

Provinsi Banten

1 Penyusunan Laporan

Kinerja Provinsi Banten

2 Koodinasi Penyusunan

Laporan Kinerja Provinsi Banten 3 Monitoring dan Evaluasi

Laporan Kinerja Provinsi

Banten

4 Penyusunan Laporan

Kinerja Setda Provinsi

Banten

5 Penyusunan Rencana Kerja

Setda Provinsi Banten

6 Forum Rencana Kerja

Setda Provinsi Banten

7 dst

Pelayanan Kepegawaian di Lingkungan Setda

Pelayanan Kepegawaian di Lingkungan Setda 1 Koordinasi Evaluasi

Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi

Banten Tahun 2018

2 Koordinasi Implementasi

Reformasi Birokrasi

Pemerintah Provinsi

Banten

3 Pembinaan Senam

Kesegaran Jasmani Aparatur Stda Provinsi

Banten

28 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Program / Kegiatan

Indikator Kinerja Program

(Outcome) dan Kegiatan (Output)

4 Pembinaan Rohani

Aparatur Setda Provinsi

Banten

5 Peningkatan Kapasitas

Aparatur Setda

Provinsi Banten

6 Evaluasi dan pelaporan

pengelolaan arsip

kepegaaian Setda Provinsi Banten

7 Pembinaan dan

penyusunan SKP di lingkungan Setda

Provinsi Banten

8 dst

Budaya Kerja

dan

Koordinasi

Pengembangan Sumber

Daya Manusia Pemerintah

Provinsi

Banten

Budaya Kerja dan

Koordinasi

Pengembangan Sumber

Daya Manusia Pemerintah Provinsi Banten

1 Monitoring dan Evaluasi

Budaya Kerja ( Kab/Kota)

Pemerintah Provinsi

Banten

2 Koordinasi Pelaksanaan

Budaya Kerja Aparatur

Pemerintah Provinsi Banten

3 Perumusan kebijakan

Budaya Kerja Aparatur

Pemerintah Provinsi

Banten

4 Laporan Evaluasi

Pelaksanaan Budaya Kerja Aparatur

Pemerintah Provinsi Banten

5 dst

4. Penghargaan yang diterima atas kinerja SKPD yang diberikan oleh kementerian/lembaga/Pemerintah pusat.

Selama kurun waktu tahun anggaran 2018 Biro Organisasi

belum mendapatkan penghargaan dari Kementerian/lembaga

/Pemerintah Pusat atas kinerja yang dilaksanakan.

29 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

BAB II

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH

(RENSTRA SETDA PROVINSI BANTEN)

Sebagai sebuah instansi sektor publik, Pemerintah Provinsi Banten mempunyai

Rencana Strategis yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu

5 (lima) tahun, yaitu untuk tahun 2017-2022 dengan memperhitungkan potensi, peluang

dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana strategis Pemerintah Provinsi

Banten yang mencakup visi, misi prioritas daerah, tujuan, sasaran serta cara pencapaian

tujuan dan sasaran tersebut akan diuraikan dalam bab ini.

Perencanaan strategis merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran

kinerja instansi pemerintah. Perencanaan strategis instansi pemerintah memerlukan

integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lain agar mampu

memenuhi keinginan stakeholders dan menjawab tuntutan perkembangan lingkungan

strategis baik nasional dan global.

Dengan perkataan lain, rencana startegis yang disusun oleh suatu instansi

pemerintah setidaknya mengandung visi, misi, tujuan, sasaran dan program yang

realistis dengan mengantisipasi dan mengarahkan anggota organisasi dalam mengambil

keputusan tentang masa depannya, membangun operasi dan prosedur untuk

mencapainya dan menentukan ukuran keberhasilan/kegagalan. Dengan visi, misi

strategi yang jelas dan tepat, diharapkan instansi pemerintah akan dapat menyelaraskan

potensi, peluang dan kendala yang dihadapi. Perencanaan strategis bersama

pengukuran, penilaian dan evaluasi kinerja serta pelaporan akuntabilitas kinerja

merupakan tolok ukur penting dari suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah.

Pemerintah Daerah Provinsi Banten telah menetapkan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) periode 2017 – 2022. Tahun 2018 merupakan tahun

pertama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2017 – 2022.

Penetapan RPJMD Provinsi Banten tahun 2017-2022 membawa dampak

perubahan terhadap kebijakan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di

lingkungan Provinsi Banten. Dalam rangka mewujudkan amanat yang ditetapkan

dalam RPJMD Provinsi Banten, seluruh OPD yang ada di Provinsi Banten wajib

menyusun Rencana Strategis yang merupakan penjabaran dari RPJMD Provinsi Banten.

30 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

Demikian pula dengan Sekretariat Daerah Provinsi Banten (Setda) telah menetapkan

Rencana Strategis tahun 2017 – 2022, yang ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris

Daerah Provinsi Banten.

Renstra Setda Provinsi Banten merupakan dasar bagi penyusunan laporan

pertanggungjawaban atas keberhasilan pencapaian pelaksanaan tugas dan fungsi yang

ada pada Setda. Renstra merupakan dokumen perencanaan pembangunan yang akan

dicapai selama periode 5 tahun. Renstra Setda tahun 2017 – 2022 mencakup 1 Visi, 3

Misi, dan 10 Sasaran, yang akan dilaksanakan dengan 6 Strategi 5 Bidang Urusan serta

11 Program.

Pada bab ini akan diuraikan mengenai visi, misi dan sasaran pembangunan

daerah (point A); tujuan dan sasaran strategis (point B); sebagai berikut :

A. VISI DAN MISI

Visi dan Misi Sekretariat Daerah Provinsi Banten

1. Visi

Sebagai lokomotif dalam pelaksanaan tugas pemerintahan dan

pembangunan, posisi sekretariat daerah memiliki fungsi dan peranan yang

sangat penting. Selain sebagai perumus kebijakan pimpinan yang akan

dijalankan oleh SKPD, pemberian pelayanan kepada pimpinan daerah, juga

memberikan pelayanan fasilitasi administrasi kepada pemerintah daerah

kabupaten/kota dalam menjalankan tugas pemerintahan dan tugas

pembangunannya.

Dalam rangka menjawab isu strategis sebagaimana yang telah dijelaskan

pada bab sebelumnya, dan juga untuk mengawal arah kebijakan pembangunan

Provinsi Banten sebagaimana diamanatkan dalam RPJMD Provinsi Banten

Tahun 2017-2022, dengan mempertimbangkan segala kondisi, permasalahan,

tantangan, dan peluang yang ada, maka Sekretariat Daerah Provinsi Banten

menetapkan Visinya yaitu :

“Banten Yang Maju, Mandiri, Berdaya Saing, Sejahtera Dan

Berakhlaqul Karimah”.

Penjabaran dari visi tersebut adalah sebagai berikut :

Peningkatan Kualitas Kinerja, merupakan optimalisasi kualitas kinerja yang

terukur dan dapat dipertanggungjawabkan dalam memberikan pelayanan

yang prima kepada pemangku kepentingan.

31 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

Tata kelola Pemerintahan yang Baik, merupakan perwujudan dari

penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa. Prinsip-

prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik antara lain: Akuntabilitas;

pengawasan; daya tanggap; profesionalisme; efesien dan efektivitas;

transparansi; kesetaraan; wawasan ke depan; partisipasi; dan penegakan

hukum.

2. Misi

Misi merupakan peran strategik yang diinginkan dalam pencapaian visi.

Rumusan misi yang diangkat dalam rencana strategis Sekretariat Daerah

Provinsi Banten Tahun 2017-2022 didasarkan pada isu-isu strategis yang

berkembang dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sekretariat daerah.

Misi merupakan peran strategik yang diinginkan dalam

pencapaian visi. Rumusan misi yang diangkat dalam rencana strategis

Sekretariat Daerah Provinsi Banten Tahun 2017 – 2022 didasarkan

pada isu-isu strategis yang berkembang dalam pelaksanaan tugas dan

fungsi sekretariat daerah.

Adapun Misi yang diusung oleh Sekretariat Daerah Provinsi

Banten untuk masa 2017 – 2022 adalah "Menciptakan tata

kelola pemerintahan yang baik (Good Governance)".

B. Tujuan dan Sasaran Sekretariat Daerah Provinsi Banten

Dalam mewujudkan visi dan melaksanakan misi tersebut di atas, perlu

dirumuskan langkah-langkah secara terarah dalam bentuk tujuan strategis yang

lebih operasional. Tujuan strategis organisasi merupakan penjabaran atau

implementasi pernyataan visi dan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam

periode 1 - 5 tahun mendatang, agar diketahui apa yang harus dilaksanakan

dengan mempertimbangkan sumberdaya dan kemampuan yang dimiliki.

Sasaran harus bersifat lebih spesifik, terukur, dapat dicapai dan memiliki

jangka waktu pelaksanaan. Oleh karena itu dalam menetapkan sasaran

memerlukan indikator kinerja yang secara terperinci tujuan dan sasaran tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut :

32 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

Tabel

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

Sekretariat Daerah Provinsi banten

TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN

KE-

1 2 3 4 5

Terwujudnya

kelembagaan

pemerintahan

daerah yang

berakhlakul

kariman dengan

efektif, efisien,

transparan,

akuntabel,dan

sumber daya

aparatur

berintegritas,

berkompetensi

serta melayani

masyarkat

Tercapainya

Penyelenggaraan

Pemerintahan

yang Akuntabel,

Efektif, dan

efisien

1 Program Tata

Kelola

Pemerintahan

Nilai IKM 2,80 3,00 3,20 3,40 3,60

2 Program

Penataan dan

Peningkatan

Kapasitas

Kelembagaan

Persentase OPD

yang memiliki

nilai Laporan

Kinerja Pemerintah

Daerah B

30,00 50,00 65,00 75,00 100,00

3 Program

Perumusan Kebijakan

Pemerintahan

Persentase keselarasan kebijakan dibidang Pemerintahan

70,00 75,00 80,00 85,00 90,00

4 Program Perumusan

Kebijakan

Perekonomian

Presentase Keselarasan Kebijakan pada Bidang Ekonomi

17,27 18,28 19,27 20,27 21,27

5 Program

Peningkatan

Kualitas Produk

dan Pelayanan

Hukum

Persentase realisasi target prolegda

100,00 100,00

100,00 100,00 100,00

33 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN

KE-

1 2 3 4 5

Presentase keselarasan peraturan perundangan daerah dengan regulasi hukum nasional

75,00 80,00 85,00 90,00 90,00

Persentase Raperda inisiatif yang memiiliki naskah akademik

70,00 80,00 90,00 95,00 100,00

6 Program

Perumusan

Kebijakan

Infrastruktur

Persentase keselarasan kebijakan di bidang infrastruktur

75,00 80,00 85,00 90,00 90,00

7 Program

Perumusan

Kebijakan

Kesejahteraan Rakyat

Persentase keselarasan kebijakan di bidang Kesra

75,00 80,00 85,00 90,00 90,00

8 Program

Dukungan

Layanan

Administrasi Pembangunan

Persentase keselarasan kebijakan di bidang Admiistrasi Pembangunan

75,00 80,00 85,00 90,00 90,00

Presentase Kinerja Pengadaan Barang/Jasa

75,00

80,00

85,00

90,00

90,00

9 Program

Fasilitasi dan

Pelayanan Pimpinan

Capaian % kinerja pelayanan Rumah Tangga Pimpinan

75,00 80,00 85,00 90,00 90,00

Capaian % kinerja Pelayanan Tata Usaha Pimpinan

75,00 80,00 85,00 90,00 90,00

Capaian % kinerja Pelayanan Keprotokolan

75,00 80,00 85,00 90,00 90,00

34 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN

KE-

1 2 3 4 5

10

Program

Pelayanan

Umum

Persentase Prasarana dan sarana penunjang kinerja di Lingkungan Setda dalam kondisi baik

75,00 80,00 85,00 90,00 90,00

C. Strategi dan Kebijakan

1. Strategi

Strategi merupakan suatu cara untuk merespon isu strategis yang dihadapi

atau untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan maka diperlukan strategi

sebagai suatu cara atau pola untuk mewujudkan tujuan dan sasaran yang

ditetapkan.

Strategi yang harus dan perlu diterapkan oleh Sekretariat Daerah Provinsi

Banten untuk jangka waktu lima tahun kedepan adalah sebagai berikut :

1) Strategi dalam rangka mewujudkan misi “Meningkatkan kualitas sumber

daya aparatur yang handal, visioner, Profesional dan akuntabel dalam

melaksanakan tugas dan fungsi”, adalah :

Membangun sumber daya aparatur dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya dengan cara menambah pengetahuan, keterampilan,

keahlian dan keilmuan.

Membangun kepribadian sumber daya aparatur menuju

profesionalisme, jujur, kredibel, dan akuntabel.

2) Strategi dalam rangka mewujudkan misi “Mewujudkan Sekretariat

3) Daerah yang kuat dan fleksibel terhadap segala perubahan menuju

reformasi birokrasi dalam bidang Tata Praja, Ekonomi dan Pembangunan,

serta umum”, adalah :

Menata Struktur organisasi dan tata kerja Sekretariat Daerah yang

mampu mengakomodir dan mengkoordinir semua pemangku

kepentingan

Memantapkan fungsi dan peran Sekretariat Daerah dalam perumusan

kebijakan

35 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

4) Strategi dalam rangka mewujudkan misi “Memberikan pelayanan yang

berkualitas dibidang Tata Praja, Ekonomi dan Pembangunan, serta umum

kepada semua pemangku kepentingan”, adalah :

Membangun proses dan tahapan dalam pemberian pelayanan yang

cepat, tepat, dan efesien

Memberikan jaminan kepastian dalam pemberian pelayanan

adminstrasi.

2. Kebijakan

Kebijakan merupakan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh suatu

organisasi untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam

pengembangan atau pelaksanaan program/indikasi kegiatan guna

tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam mewujudkan strategi,

sasaran, tujuan serta visi dan misi.

Kebijakan Sekretariat Daerah Provinsi Banten untuk jangka waktu 5 (lima)

tahun mendatang adalah sebagai berikut :

1. Strategi “Membangun sumber daya aparatur dalam melaksanakan tugas

dan fungsinya dengan cara menambah pengetahuan, keterampilan,

keahlian dan keilmuan” ditempuh melalui :

Meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur

Meningkatkan kapabilitas dan kualitas sumber daya aparatur

2. Strategi “Membangun kepribadian sumber daya aparatur menuju

profesionalisme, jujur, kredibel, dan akuntabel”, ditempuh melalui:

Meningkatkan kredibilitas aparatur

Meningkatkan pengawasan dan akuntabilitas aparatur

Menerapkan reward and punishmen secara adil dan bijaksana.

3. Strategi “Menata Struktur organisasi dan tata kerja Sekretariat Daerah

yang mampu mengakomodir dan mengkoordinir semua pemangku

kepentingan”, ditempuh melalui penataan kelembagaan dan

ketatalaksanaan sekretariat daerah

4. Strategi “Memantapkan fungsi dan peran Sekretariat Daerah dalam

perumusan kebijakan”, ditempuh melalui :

Meningkatkan kapabilitas kelembagaan Sekretariat Daerah;

Memperkuat kapasitas kelembagaan Sekretariat Daerah

36 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

5. Strategi “Membangun proses dan tahapan dalam pemberian pelayanan

yang cepat, tepat, dan efesien”, ditempuh melalui :

Membangun sistem birokrasi yang efektif dan efesien;

Menyusun sistem perencanaan, pengendalian dan evaluasi terhadap

rumusan kebijakan dan pelayanan administrasi pemerintahan.

6. Strategi “Memberikan jaminan kepastian dalam pemberian pelayanan

adminstrasi,” ditempuh melalui kebijakan menyusun peraturan

perundang-undangan

Untuk lebih jelasnya keterkaitan tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan

dalam rencana strategis Sekretariat Daerah Provinsi Banten Tahun 2017 – 2022

ditampilkan pada tabel dibawah ini :

Tabel

Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Dalam Rencana Strategis Sekretariat Daerah

Provinsi Banten Tahun 2017 – 2022

No Tujuan Sasaran Starategi Arah Kebijakan 1 2 3 4 5

1.1 Terwujudnya kelembagaan pemerintahan daerah yang berakhlakul kariman dengan efektif, efisien,transparan,

akuntabel,dan sumber daya aparatur berintegritas, berkompetensi serta melayani masyarkat

1.1.1

Tercapainya Penyelenggaraan Pemerintahan yang Akuntabel, Efektif, dan efisien

1.1 Meningkatkan Kualitas kelembagaan dan ketatalaksaan perangkat daerah

1.1 Peningkatan Akuntabilitas Pengelolaan Pelaksanaan Program Kegiatan

1.2 Meningkatkan pelayanan publik yang dilakukan setiap perangkat daerah yang melayani langsung kepada masyarakat

1.2 Melakukan standarisasi bisnis proses pada setiap perangkat daerah dan mendetailkannya pada standar operasional dan prosedur (sop) pelayanan , serta meminta respon angket langsung untuk menuju

pelayanan prima 1.3 Meningkatkan kinerja

peneyelenggaraan pemerintah daerah

1.3 Peningkatan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

1.4 Meningkatkan akses keuangan daerah

1.4 Peningkatan kesejahteraan masyarakat masyarakat melalui kemudahan akses ke lembaga keuangan

1.5 Meningkatkan

akses perekonomian masyarakat

1.5 Peningkatan kualitas

kebijakan yang berpihak kepada peningkatan perekonomian masyarakat 1.6 Meningkatkan

kualitas dan kuantitas produk hukum daerah

1.6 Peningkatan kualitas dan kuantitas kebijakan peraturan perundangan daerah

1.7 Meningkatkan akses infrastruktur bagi masyarakat

1.7 Peningkatan kualitas kebijakan akses infrastruktut bagi masyarakat 1.8 Meningkatkan

kesejahteraan masyarakat

1.8 Peningkatan kualitas kebijakan bidang kesejahteraan rakyat

1.9 Meningkatkan kinerja Administrasi Pembangunan

1.9 Peningkatan kualitas kebijakan bidang administrasi pembangunan

37 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

No Tujuan Sasaran Starategi Arah Kebijakan 1 2 3 4 5

1.10 Meningkatkan kualitas pelayanan pimpinan

1.10 Peningkatan kualitas pelayanan pimpinan

1.11 Meningkatkan kualitas pelayanan sekretariat Daerah

1.11 Peningkatan kualitas pelayanan pimpinan daerah

D. Kinerja Pelayanan Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Banten

Sebagaimana telah dijelaskan dimuka bahwa Biro Organisasi Sekretariat Daerah

Provinsi Banten merupakan unsur staf pimpinan yang memiliki fungsi staffing

yaitu perumusan kebijakan yang akan dilaksanakan oleh fungsi operasional (Dinas

Daerah) dan fungsi penunjang (Lembaga Teknis Daerah). Hal tersebut

mengandung arti bahwa pelaksanaan tugas dan fungsi Biro Organisasi Sekretariat

Daerah tidak secara langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat, namun

memberikan ”pelayanan” kepada unsur pimpinan, Dinas Daerah, Lembaga Teknis

Daerah, dan Lembaga Lain Sebagai Bagian dari Perangkat Daerah.

Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi kinerja Biro Organisasi Sekretariat Daerah

Provinsi Banten sebagai unsur pelayanan dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Tertatanya kelembagaan organisasi perangkat daerah, unit pelaksana teknis

pada Dinas Daerah, Staf Ahli Gubernur, dan lembaga lain sebagai bagian dari

perangkat daerah;

2. Tersusunnya hasil kajian penataan unit pelaksana teknis dinas pada Lembaga

Teknis Daerah berbentuk Badan.

3. Terlaksananya fasilitasi raperda organisasi perangkat daerah kabupaten/kota

dan pembinaan pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi perangkat daerah

kabupaten/kota

4. Tersusunnya hasil analisis jabatan dan analisis beban kerja Perangkat Daerah;

5. Tersusunnya Tatalaksana kerja untuk mendukung pelaksanaan tugas

perangkat daerah seperti standar pelayanan minimum, standar operasional

prosedur, dan lain sebagainya;

6. Peningkatan Budaya Kerja Aparatur dan mengawal Pelaksanaan Reformasi

Birokrasi di Provinsi Banten

7. Pelayanan dan penataan dibidang kepegawaian dan administrasi

Kepegawaian di lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Banten.

38 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

BAB III

KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN

A. ALOKASI BELANJA LANGSUNG

Pengelolaan belanja daerah di Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi

Banten pada APBD Provinsi Banten Tahun Anggaran 2018 terdiri dari 2 (dua) program

dan 9 (sembilan) kegiatan, terdiri dari :

Nno PROGRAM /KEGIATAN ALOKASI

ANGGARAN

A Program tata kelola pemerintahan

1 Kegiatan Tata Usaha Biro Organisasi 891.754.500

B Program penataan dan peningkatan Kapasitas kelembagaan

2. Kelembagaan dan Perangkat Daerah 112.698.000

3. Pembinaan dan pengendalian Kelembagaan Kab/Kota 141.643.000

4. Analisa Formasi Jabatan 171.000.000

5. Tatalaksana Organisasi 228.910.000

6. Pembinaan dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 210.787.000

7. Pelayanan Kepegawaian dilingkungan Setda 315.797.500

8. Budaya Kerja dan Koordinasi Pengembangan SDM Pemerintah Provinsi Banten

114.920.000

9. Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah 162.990.000

2.350.500.000

B. RENCANA DAN REALISASI ANGGARAN PROGRAM/KEGIATAN

Realisasi Belanja Daerah Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Banten

Tahun Anggaran 2018 merupakan rangkuman dari seluruh kegiatan pengelolaan

anggaran dari 9 kegiatan yang dikelola oleh Biro Organisasi . Adapun realisasi

masing-masing sebagai berikut:

39 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

Tabel; Rencana dan Realisasi Belanja Biro Organisasi

Sekretariat Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2018

Uraian APBD Murni Tahun 2018

APBD Perubahan Tahun 2018

Realisasi Keuangan Selisih

Kurang/Lebih

1 2 4 5 6

Rp. Rp % Rp

BELANJA LANGSUNG

2.719.438.000 2.350.500.000 2.142.552.185

91,15 207.947.815

BELANJA OPERASI

- Belanja

Barang dan

Jasa

2.719.438.000

2.350.500.000

2.142.552.185

91,15

207.947.815

Pagu Anggaran Belanja Tahun Anggaran 2018 setelah perubahan Anggaran

pada Biro Organisasi sebesar Rp. 2.350.500.000 (Dua Milyar Tiga Ratus Lima Puluh Juta

Lima Ratus Ribu Rupiah), dengan realisasi sampai akhir tahun anggaran sebesar Rp.

2.142.552.185,- ( Dua Milyar Seratus Empat Puluh Dua Juta Lima Ratus Lima Puluh Dua

Ribu Seratus Delapan Puluh Lima Rupiah ) (91,15 %) sisa anggaran Rp. 207.947.815,- (Dua

Ratus Tujuh Juta Sembilan Raus Empat Puluh Ribu Delapan Ratus Lima Belas

Rupiah) (8,85 %).

Tabel ; Rincian Realisasi Perkegiatan TA 2018

No. Program, Kegiatan Pagu

Anggaran

Realisasi Keuangan Sisa Anggaran

(Rp.) (%) (Rp.) (%)

1 2 3 4 5 6 7

I PROGRAM TATA KELOLA PEMRINTAHAN

891.754.500

1 Kegiatan Tata Usaha Biro Organisasi

891.754.500 854.548.985 95,83 37.205.515 4,17

1 Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan

26.716.000 25.916.000 97,01 800.000 2,99

2 Penyusunan Laporan Kinerja Keuangan dan Neraca Aset

36.860.000 27.240.000 73,90 9.620.000 26,10

3 Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran

348.930.000 346.215.000 99,22 2.715.000 0,78

4 Koordinasi dan konsultasi Dalam dan Luar Daerah

351.708.500 340.687.985 96,87 11.020.515 3,13

5 Penyediaan Data dan Informasi Pembangunan

127.540.000 114.490.000 89,77 13.050.000 10,23

II PROGRAM PENATAAN DAN PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN

1.458.745.500 1.288.003.200

2 Kegiatan Kelembagaan dan Perangkat Daerah 112.698.000 107.698.000 95,56 5.000.000 4,44

1 Rapat Koordinasi Hasil Penataan Kelembagaan Perangkat Daerah

17.836.000 16.336.000 91,59 1.500.000 8,41

40 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

No. Program, Kegiatan Pagu

Anggaran

Realisasi Keuangan Sisa Anggaran

(Rp.) (%) (Rp.) (%)

1 2 3 4 5 6 7

2 Evaluasi Kelembagaan Peangkat Daerah

35.514.000 35.514.000 100,00 - 0,00

3 Penataan kelembagaan Perangkat Daerah 29.514.000 26.014.000 88,14 3.500.000 11,86

4 Penyusunan Rapergub Perangkat Daerah

29.834.000 29.834.000 100,00 - 0,00

3 Kegiatan Pembinaan dan pengendalian Kelembagaan Kab/Kota

141.643.000 118.002.000 83,31 23.641.000 16,69

1 Pembinaan dan Pengendalian dan

Persetujuan Raperda Perangkat Daerah dan SOTK pada Kab/Kota

74.028.000 55.528.000 75,01 18.500.000 24,99

2 Rakor Bidang Kelembagaan Se-Provinsi Banten

50.015.000 48.374.000 96,72 1.641.000 3,28

3 Penilaian Struktur Organissi Budaya Organisasi, dan Inovasi Organisasi

17.600.000 14.100.000 80,11 3.500.000 19,89

4 Kegiatan Analisa Formasi Jabatan 171.000.000 154.962.200 90,62 16.037.800 9,38

1 Penyusunan Uraian Tugas UPT/Balai

70.000.000 62.000.000 88,57 8.000.000 11,43

2 Penyusunan Rapergub Tentang Analisa Jabatan pada UPT/Balai

53.250.000 50.481.000 94,80 2.769.000 5,20

3 Penyusunan Rapergub Tentang Analisa Beban Kerja pada UPT Balai

47.750.000 42.481.200 88,97 5.268.800 11,03

5 Kegiatan Tatalaksana Organisasi 228.910.000 207.160.000 90,50 21.750.000 9,50

1 Rakor Penyusunan Pergub Tentang SOP Dinas Di lingkungan Pemerintah Prov.Banten

40.374.000 40.374.000 100,00 - 0,00

2 Penyusunan Rapergub Tentang SOP Dinas Provinsi Banten

34.800.000 34.800.000 100,00 - 0,00

3 Lokakarya Pergub SOP Dinas dilingkungan Pemerintah Provinsi Banten

38.826.000 38.826.000 100,00 - 0,00

4 Rakor Penyusunan Pergub SOP Badan di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten

46.890.000 37.390.000 79,74 9.500.000 20,26

5 Penyusunan Pergub Tentang SOP Badan di Lingkungan Pemerintah Prov. Banten

45.260.000 37.760.000 83,43 7.500.000 16,57

6 Lokakarya Pergub tentang

SOP Badan di Lingkungan Pemeritah Prov. Bnaten

22.760.000 18.010.000 79,13 4.750.000 20,87

41 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

No. Program, Kegiatan Pagu

Anggaran

Realisasi Keuangan Sisa Anggaran

(Rp.) (%) (Rp.) (%)

1 2 3 4 5 6 7

6 Kegiatan Pembinaan dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

210.787.000 187.725.000 89,06 23.062.000 10,94

1 Rakor Bidang Pelayanan Publik se-Provinsi Banten

28.590.000 28.590.000 100,00 - 0,00

2 Sosialisasi Survey kepuasan Masyarakat pada perangkat daerah di Kab/kota dan Provinsi Banten

24.554.000 24.554.000 100,00 - 0,00

3 Survey indek kepuasan masyarakat ke penyelenggara pelayanan di Provinsi Banten

20.293.600 20.293.000 100,00 600 0,00

4 Monitoring dan Evaluasi Capaian Penerapan SPM Provinsi dan Kab/Kota se- Provinsi Banten

23.869.600 18.362.000 76,93 5.507.600 23,07

5 Rakor Pelaksanaan Inovasi Pelayanan Publik Provinsi banten

39.946.000 39.946.000 100,00 - 0,00

6 Pembinaan, evaluasi dan penilaian kinerja penyelenggara pelayanan publik

42.495.800 37.420.000 88,06 5.075.800 11,94

7 Penyusunan norma standar prosedur dan kriteria (NSPK) Perangkat Daerah di Provinsi Banten

31.038.000 18.560.000 59,80 12.478.000 40,20

7 Pelayanan Kepegawaian dilingkungan Setda 315.797.500 248.096.000 78,56 67.701.500 21,44

1 Rapat Koordinasi Evaluasi Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi Banten Tahun 2018

75.563.000 42.244.000 55,91 33.319.000 44,09

2 Rapat Koordinasi Implementasi Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi Banten

49.582.500 32.400.000 65,35 17.182.500 34,65

3 Pembinaan Senam Kesegaran Jasmani Aparatur Stda Provinsi Banten

73.500.000 62.900.000 85,58 10.600.000 14,42

4 Pembinaan Rohani Aparatur Setda Provinsi Banten 12.000.000 10.000.000 83,33 2.000.000 16,67

5 Peningkatan Kapasitas Aparatur Setda Provinsi Banten

82.800.000 82.800.000 100,00 - 0,00

6 Evaluasi dan pelaporan pengelolaan arsip kepegaaian Setda Provinsi Banten

6.600.000 2.000.000 30,30 4.600.000 69,70

7 Pembinaan dan penyusunan SKP di lingkungan Setda Provinsi Banten

15.752.000 15.752.000 100,00 - 0,00

42 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

No. Program, Kegiatan Pagu

Anggaran

Realisasi Keuangan Sisa Anggaran

(Rp.) (%) (Rp.) (%)

1 2 3 4 5 6 7

8 Budaya Kerja dan Koordinasi Pengembangan SDM Pemerintah Provinsi Banten

114.920.000 107.670.000 93,69 7.250.000 6,31

1 Monitoring dan Evaluasi Budaya Kerja ( Kab/Kota) Pemerintah Provinsi Banten

175.000 175.000 100,00 - 0,00

2 Rapat koordinasi Pelaksanaan Budaya Kerja Aparatur Pemerintah Provinsi Banten

35.425.000 35.425.000 100,00 - 0,00

3 Workshop Budaya Kerja Aparatur Pemerintah Provinsi Banten

39.660.000 36.660.000 92,44 3.000.000 7,56

4 Bintek Penyusunan Laporan Evaluasi Pelaksanaan Budaya Kerja Aparatur Pemerintah Provinsi Banten

39.660.000 35.410.000 89,28 4.250.000 10,72

9 Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah 162.990.000 156.690.000 96,13 6.300.000 3,87

1 Penyusunan Laporan Kinerja Provinsi Banten 49.500.000 49.500.000 100,00 - 0,00

2 Rakor Penyusunan Laporan Kinerja Provinsi Banten 31.720.000 31.720.000 100,00 - 0,00

3 Monitoring dan Evaluasi Laporan Kinerja Provinsi Banten

22.450.000 16.150.000 71,94 6.300.000 28,06

4 Penyusunan Laporan Kinerja Setda Provinsi Banten 14.550.000 14.550.000 100,00 - 0,00

5 Penyusunan Rencana Kerja Setda Provinsi Banten 9.300.000 9.300.000 100,00 - 0,00

6 Forum Rencana Kerja Setda Provinsi Banten 35.470.000 35.470.000 100,00 - 0,00

2.350.500.000 2.142.552.185 91,15 207.947.815 8,85

C. Permasalahan dan Solusi dalam Pelaksanaan Penyerapan Anggaran

Dari hasil pelaksanaan kegiatan yang dikelola oleh Biro Organisasi Setda

Provinsi Banten pada Tahun 2018, dilihat dari sisi penyerapan anggaran/belanja

daerah. secara keseluruhan dapat kami sampaikan sbb ;

1. Permasalahan :

- Ada beberapa Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dalam pengelolaan

anggaran kegiatan kurang memperhatikan Rencana Orperasional Kegiatan

43 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

(ROK), sehingga ini dapat dilihat dari target capaian kinerja bulanan masing

masing kegiatan ada yang tidak tercapai.

- Ada beberapa Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dalam pengelolaan

anggaran kegiatan Serapan realisasi Keuangan tidak mencapai target yang

ditentukan disebabkan adanya efesiensi dari masing masing kegiatan.

2. Solusi

Diharapkan para Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dapat

memperhatikan Rencana Operasional (ROK) agar target capaian kinerja bulanan dan

triwulan dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

44 LPPD Biro Organisasi Tahun 2018

BAB IV

PENUTUP

Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

(LPPD) merupakan kewajiban Pemerintah Daerah dalam

mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan tugas pokok dan

fungsinya. Penyusunan LPPD pada hakekatnya adalah menyampaikan

amanah yang diberikan kepada pihak yang berkepentingan, tentang amanah

yang diberikan baik tentang keberhasilan maupun kekurangberhasilannya.

Pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun

2018 terkait dengan aspek penilaian pada tataran pengambil kebijakan

untuk Pemerintah Provinsi Banten khususnya pada Biro Organisasi adalah :

Aspek keselarasan dan efektivitas hubungan antara Pemerintahan

Daerah dan Pemerintah, serta antar Pemerintahan Daerah dalam rangka

pengembangan otonomi daerah, dengan fokus implementasi Standar

Pelayanan Minimal (SPM), pelayanan publik, dan kelembagaan.

Biro Organisasi Setda Provinsi Banten dalam penyelenggaraan

pemerintahan dengan segala potensi dan sumber daya yang ada, berupaya

melaksanakan agenda Pemerintah untuk mewujudkan organisasi

Pemerintah Daerah yang rasional, efektif, dan efisien dengan memfasilitasi

kelembagaan, ketatalaksanaan, analisa jabatan, dan kepegawaian

Sekretariat Daerah. Biro Organisasi telah berupaya melaksanakan tugas

sesuai fungsinya, namun masih jauh dari sempurna dari yang diharapkan.

Pencapaian kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

yang baik dapat dicapai apabila ada komitmen dari seluruh unsur

Pimpinan, berdasarkan tugas pokok dan fungsinya. Berhasil tidaknya

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah bukan terletak pada perumusan

saja, tetapi juga saat diimplementasikan oleh seluruh elemen SKPD.

Pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintah Daerah memerlukan proses,

waktu, dan konsistensi.

Serang, Januari 2019.

KEPALA BIRO ORGANISASI,

Dr. H. DIAN WIRTADIPURA, M.Si

Pembina Utama Muda NIP. 19620311 198503 1 019

- 1 -

GUBERNUR BANTEN

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN

NOMOR 8 TAHUN 2016

TENTANG

PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

PROVINSI BANTEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BANTEN,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3

ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016

tentang Perangkat Daerah, perlu menetapkan

Peraturan Daerah tentang Pembentukan dan

Susunan Perangkat Daerah Provinsi Banten;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang

Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4210);

3.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244 Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5679);

- 2 - Asda 1 Asda 1 Asda 3 Karo Hukum Karo Organisasi

4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang

Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BANTEN

dan

GUBERNUR BANTEN

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN

SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI BANTEN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah Provinsi adalah Provinsi Banten.

2. Gubernur adalah Gubernur Banten.

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Banten yang selanjutnya

disingkat DPRD adalah Lembaga perwakilan rakyat Daerah yang

berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Daerah.

4. Perangkat Daerah adalah Perangkat Daerah Provinsi Banten unsur

pembantu gubernur dan dewan perwakilan rakyat daerah dalam

penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

Daerah.

5. Seketaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Banten.

6. Dinas adalah unsur pelaksana urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan Daerah.

7. Badan adalah unsur penunjang yang melaksanakan fungsi-fungsi yang

bersifat strategis yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan

urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

8. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah unsur

pelaksana teknis Dinas yang melaksanakan kegiatan teknis operasional

dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu.

- 3 - Asda 1 Asda 1 Asda 3 Karo Hukum Karo Organisasi

BAB II

PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN

PERANGKAT DAERAH

Pasal 2

(1) Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Perangkat Daerah dengan

susunan sebagai berikut:

a. Sekretariat Daerah Provinsi Banten merupakan Sekretariat Daerah

Tipe A;

b. Sekretariat DPRD Provinsi Banten merupakan Sekretariat DPRD

Tipe A;

c. Inspektorat Daerah Provinsi Banten merupakan Inspektorat Tipe A;

d. Dinas Daerah Provinsi Banten, terdiri atas:

1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tipe A, menyelenggarakan

urusan pemerintahan bidang pendidikan dan bidang

kebudayaan;

2. Dinas Kesehatan Tipe A, menyelenggarakan urusan

pemerintahan bidang kesehatan;

3. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Tipe B,

menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pekerjaan

umum dan penataan ruang;

4. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Tipe B,

menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perumahan dan

kawasan permukiman, serta bidang pertanahan;

5. Satuan Polisi Pamong Praja Tipe A menyelenggarakan urusan

pemerintahan bidang ketentraman dan ketertiban umum serta

perlindungan masyarakat sub bidang ketentraman dan

ketertiban umum dan sub bidang kebakaran;

6. Dinas Sosial Tipe A menyelenggarakan urusan pemerintahan

bidang sosial;

7. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tipe A menyelenggarakan

urusan pemerintahan bidang ketenagakerjaan dan bidang

transmigrasi;

- 4 - Asda 1 Asda 1 Asda 3 Karo Hukum Karo Organisasi

8. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tipe A

menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang lingkungan

hidup dan bidang kehutanan;

9. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,

Kependudukan dan Keluarga Berencana Tipe A

menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perempuan dan

perlindungan anak, bidang administrasi kependudukan dan

pencatatan sipil serta bidang pengendalian penduduk dan

Keluarga berencana;

10. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tipe B

menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pemberdayaan

masyarakat dan desa;

11. Dinas Perhubungan Tipe A menyelenggarakan urusan

pemerintahan bidang perhubungan;

12. Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian Tipe B

menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang komunikasi

informatika, bidang statistik, dan bidang persandian;

13. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Tipe B

menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang koperasi,

usaha kecil dan menengah;

14. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Tipe B menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

15. Dinas Kepemudaan dan Olahraga Tipe B menyelenggarakan

urusan pemerintahan bidang kepemudaan dan olahraga;

16. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Tipe B menyelenggarakan

urusan pemerintahan bidang perpustakaan dan kearsipan;

17. Dinas Kelautan dan Perikanan Tipe A menyelenggarakan urusan

pemerintahan bidang kelautan dan perikanan;

18. Dinas Pariwisata Tipe A menyelenggarakan urusan pemerintahan

bidang pariwisata;

19. Dinas Pertanian Tipe A menyelenggarakan urusan pemerintahan

bidang pertanian;

20. Dinas Ketahanan Pangan Tipe B menyelenggarakan urusan

pemerintahan bidang pangan;

- 5 - Asda 1 Asda 1 Asda 3 Karo Hukum Karo Organisasi

21. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Tipe A

menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang energi dan

sumber daya mineral;

22. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tipe A menyelenggarakan

urusan pemerintahan bidang perindustrian dan perdagangan;

e. Badan Daerah Provinsi terdiri dari :

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tipe A, melaksanakan

fungsi penunjang perencanaan dan fungsi penunjang penelitian dan

pengembangan;

2. Badan Pendapatan Daerah Tipe B, melaksanakan fungsi penunjang

keuangan sub bidang pendapatan daerah;

3. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Tipe B,

melaksanakan fungsi penunjang keuangan sub bidang pengelolaan

keuangan dan sub bidang aset daerah;

4. Badan Kepegawaian Daerah Tipe B, melaksanakan fungsi

penunjang bidang kepegawaian;

5. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Tipe B,

melaksanakan fungsi penunjang bidang pendidikan dan pelatihan;

6. Badan Penghubung untuk menunjang koordinasi pelaksanaan

urusan pemerintahan dan pembangunan dengan Pemerintah Pusat;

Pasal 3

Ketentuan lebih lanjut mengenai kedudukan, susunan organisasi, tugas dan

fungsi, serta tata kerja Perangkat Daerah dan unit kerja di bawahnya

ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur.

Pasal 4

Dalam menetapkan besaran dan susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta

tata kerja Perangkat Daerah Gubernur memperhatikan asas :

a. intensitas urusan pemerintahan dan potensi Daerah;

b. efisiensi;

c. efektivitas;

d. pembagian habis tugas;

e. rentang kendali;

f. tata kerja yang jelas;dan

g. fleksibilitas.

- 6 - Asda 1 Asda 1 Asda 3 Karo Hukum Karo Organisasi

BAB III

PEMBENTUKAN UPT

Pasal 5

(1) Pada Dinas Daerah Provinsi dan Badan Daerah Provinsi dapat dibentuk UPT.

(2) UPT dibentuk untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional

dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu perangkat daerah induknya.

Pasal 6

(1) Selain UPT Dinas Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5

terdapat unit pelaksana teknis Dinas Daerah Provinsi di bidang

pendidikan berupa Satuan Pendidikan Daerah Provinsi.

(2) Satuan Pendidikan Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berbentuk satuan pendidikan formal.

Pasal 7

(1) Selain UPT Dinas Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5,

terdapat UPT dinas Daerah Provinsi di bidang kesehatan berupa rumah

sakit Daerah Provinsi sebagai unit organisasi bersifat fungsional dan unit

layanan yang bekerja secara profesional.

(2) Rumah Sakit Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

bersifat otonom dalam penyelenggaraan tata kelola rumah sakit dan tata

kelola klinis serta menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan

umum Daerah.

Pasal 8

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, UPT yang sudah dibentuk tetap

melaksanakan tugasnya sampai dengan ditetapkannya Peraturan Gubernur

tentang pembentukan UPT yang baru.

BAB IV

PEMBENTUKAN CABANG DINAS

Pasal 9

(1) Pada Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan di

bidang pendidikan, kelautan dan perikanan, kehutanan, dan energi dan

sumber daya mineral dapat dibentuk cabang dinas di Kabupaten/Kota.

(2) Wilayah kerja cabang dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

meliputi satu atau lebih Kabupaten/Kota dalam Daerah Provinsi Banten.

- 7 - Asda 1 Asda 1 Asda 3 Karo Hukum Karo Organisasi

(3) Pada Dinas Daerah Provinsi yang telah dibentuk cabang dinas di

Kabupaten/Kota, maka jabatan terendah pada perangkat daerah tersebut

setingkat administrator, kecuali pada sekretariat.

BAB V

STAF AHLI

Pasal 10

(1) Gubernur dalam melaksanakan tugasnya dibantu 3 (tiga) staf ahli.

(2) Staf ahli berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur dan

secara administrasi dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah.

(3) Nomenklatur, tugas dan tata kerja staf ahli sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) ditetapkan dengan Peraturan Gubernur.

BAB VI

KEPEGAWAIAN

Pasal 11

Pejabat Aparatur Sipil Negara pada Perangkat Daerah diangkat dan

diberhentikan oleh Gubernur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 12

Perangkat Daerah provinsi melaksanakan fungsi pembinaan dan

pengawasan umum dan teknis atas penyelenggaraan urusan pemerintahan

oleh Kabupaten/Kota sampai dengan terbentuknya perangkat gubernur

sebagai wakil Pemerintah Pusat.

BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 13

(1) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik yang dibentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi

Perangkat Daerah Provinsi Banten, tetap melaksanakan tugasnya sampai

dengan peraturan perundang-undangan mengenai pelaksanaan urusan

pemerintahan umum diundangkan.

(2) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

melaksanakan urusan pemerintahan di bidang kesatuan bangsa dan

politik.

- 8 - Asda 1 Asda 1 Asda 3 Karo Hukum Karo Organisasi

(3) Anggaran penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang kesatuan

bangsa dan politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan

pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Pasal 14

(1) Pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini, pejabat yang ada saat

ini tetap menduduki jabatannya dan melaksanakan tugasnya sampai

dengan ditetapkannya pejabat yang baru berdasarkan Peraturan Daerah

ini.

(2) Pengisian Pejabat baru berdasarkan Peraturan Daerah ini sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pada akhir Desember 2016.

Pasal 15

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah sebagaimana diatur

dalam Peraturan Daerah ini dilaksanakan mulai tahun 2017.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 16

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini:

a. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2009 tentang

Pembentukan Sekretariat KPID Provinsi Banten (Lembaran Daerah

Provinsi Banten Tahun 2009 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah

Provinsi Banten Nomor 22);

b. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2012 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Provinsi Banten (Lembaran Daerah Provinsi

Banten Tahun 2012 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi

Banten Nomor 41) Sepanjang tidak mengatur Perangkat Daerah Badan

Kesatuan Bangsa dan Politik;

c. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2013 tentang

Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSUD Banten;

(Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2012 Nomor 1, Tambahan

Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 47);

- 9 - Asda 1 Asda 1 Asda 3 Karo Hukum Karo Organisasi

d. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 5 Tahun 2015 tentang

Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSUD Malingping

Provinsi Banten; (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2012 Nomor

5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 60).

Dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 17

Peraturan Daerah ini dapat ditinjau kembali dalam waktu paling lambat

2 (dua) tahun sejak diundangkannya Peraturan Daerah ini.

Pasal 18

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi

Banten.

Ditetapkan di Serang

Pada tanggal 23 November 2016

Plt. GUBERNUR BANTEN,

ttd

NATA IRAWAN

Diundangkan di Serang

Pada tanggal 23 November 2016

SEKRETARIS DAERAH

PROVINSI BANTEN,

ttd

RANTA SOEHARTA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 8 TAHUN 2016

Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM,

ttd

AGUS MINTONO, SH.,M.Si Pembina Tk. I NIP. 19680805 199803 1 010

- 10 - Asda 1 Asda 1 Asda 3 Karo Hukum Karo Organisasi

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN

NOMOR 8 TAHUN 2016

TENTANG

PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

PROVINSI BANTEN

I. UMUM

Salah satu pendelegasian Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

adalah mengenai perangkat daerah yang diatur dengan Peraturan

Pemerintah. Peraturan Pemerintah tersebut yakni Peraturan Pemerintah

Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah yang memerintahkan agar

Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota paling lambat 6 (enam)

bulan sejak Peraturan Pemerintah tersebut diundangkan peraturan daerah

tentang perangkat daerah harus sudah diselesaikan.

Peraturan Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor

18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah ini memiliki perbedaan dengan

Peraturan Daerah sebelumnya yang dibentuk berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

dimana perbedaan yang mendasar diantaranya adalah mengenai

menentukan jumlah perangkat daerah yang dibentuk berdasarkan

perhitungan pembagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

Pemerintah Provinsi, Eselonering pada Perangkat Daerah yang dibentuk

berdasarkan Tipologi dari masing-masing Perangkat Daerah, serta susunan

dan kedudukan, susunan organisasi dan tugas yang sebelumnya termasuk

sebagai materi muatan dalam Peraturan Daerah menjadi materi muatan

Peraturan Gubernur.

Hasil Tipologi Perangkat Daerah yang dibentuk merupakan hasil dari

fasilitasi dan validasi yang dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri

adapun mengenai penggabungan urusan pada perangkat daerah ini sesuai

dengan perumpunan urusan dan kebutuhan serta potensi pemerintah

Provinsi Banten yang menghasilkan Perangkat Daerah

yang dibentuk terdiri atas :

- 11 - Asda 1 Asda 1 Asda 3 Karo Hukum Karo Organisasi

1. 1 (satu) Sekretariat Daerah Provinsi Banten Tipe A;

2. 1 (satu) Sekretariat DPRD Provinsi Banten Tipe A;

3. 1 (satu) Inspektorat Daerah Provinsi Banten Tipe A;

4. 22 (dua puluh dua) Dinas Daerah Provinsi Banten;dan

5. 6 (enam) Badan;

Perangkat Daerah di atas, merupakan hasil fasilitasi kementerian Dalam

Negeri sesuai dengan prinsip desain organisasi yang diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, yang

pembentukannya didasarkan pada asas efisiensi, efektivitas, pembagian

habis tugas, rentang kendali, tata kerja yang jelas, fleksibel, urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan intensitas urusan

pemerintahan dan potensi daerah.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4

Huruf a

Yang dimaksud dengan “asas intensitas urusan pemerintahan

dan potensi daerah” adalah penentuan jumlah dan susunan

perangkat daerah didasarkan pada volume beban tugas untuk

melaksanakan suatu urusan pemerintahan atau volume beban

tugas untuk mendukung dan menunjang pelaksanaan urusan

pemerintahan.

- 12 - Asda 1 Asda 1 Asda 3 Karo Hukum Karo Organisasi

Yang dimaksud dengan “asas urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan daerah” adalah perangkat daerah yang

hanya dibentuk untuk melaksanakan urusan pemerintahan

berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “asas efisiensi” adalah pembentukan

perangkat daerah ditentukan berdasarkan perbandingan

tingkat daya guna yang paling tinggi yang dapat diperoleh.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “asas pembagian habis tugas” adalah

pembentukan perangkat daerah yang membagi habis tugas dan

fungsi penyelenggaraan pemerintahan kepada perangkat

daerah dan tidak terdapat suatu tugas dan fungsi yang

dibebankan pada lebih dari satu Perangkat Daerah.

Huruf d

Yang dimaksud dengan “asas efektivitas” adalah pembentukan

perangkat daerah harus berorientasi pada tujuan yang tepat

guna dan berdaya guna.

Huruf e

Yang dimaksud dengan “asas rentang kendali” adalah

penentun jumlah perangkat daerah dan jumlah unit kerja pada

perangkat daerah didasarkan pada kemampuan pengendalian

unit kerja bawahan.

Huruf f

Yang dimaksud dengan “asas tata kerja yang jelas” adalah

pelaksanaan tugas dan fungsi Perangkat Daerah dan Unit Kerja

pada perangkat daerah mempunyai hubungan kerja yang jelas,

baik vertikal maupun horizontal.

- 13 - Asda 1 Asda 1 Asda 3 Karo Hukum Karo Organisasi

Huruf g

Yang dimaksud dengan “asas fleksibilitas” adalah penentuan

tugas dan fungsi perangkat daerah dan unit kerja pada

perangkat daerah memberikan ruang untuk menampung tugas

dan fungsi yang diamanatkan oleh ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Cukup jelas.

Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

- 14 - Asda 1 Asda 1 Asda 3 Karo Hukum Karo Organisasi

Pasal 15

Cukup jelas.

Pasal 16

Cukup jelas.

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 66

Scanned by CamScanner

RENCANA KERJA (RENJA)

BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI BANTEN

TAHUN 2018

KATA PENGANTAR

Rencana Kerja Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Banten Tahun 2018

merupakan rencana kerja pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan Biro

Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Banten. Rencana Kerja Biro Organisasi Setda

Provinsi Banten Tahun 2018 meliputi Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja s/d Triwulan

ke II Tahun 2017, Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan Tahun 2017.

Rencana Kerja Biro Organisasi Setda Provinsi Banten Tahun 2018 sebagai salah

satu bahan untuk penyusunan Rencana Kerja Setda dan Rencana Kerja Pemerintah

Daerah (RKPD) Provinsi Banten Tahun 2018, untuk kemudian menjadi bahan/acuan

dalam penyusunan Peubahan Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) Biro Organisasi

Setda Provinsi Banten Tahun 2018.

Pada Rencana Program dan Kegiatan Tahun 2018, Biro Organisasi Setda Provinsi

Banten akan Melaksanakan 1 Urusan, 2 Program kegiatan, yaitu 1).Program Tata

Kelola Pemerintahan 2). Program Penataan dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

dengan 9 Kegiatan dengan rencana pagu anggaran sebesar Rp. 3.000.000.000,-

Demikian Rencana Kerja Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Banten Tahun

2018 ini semoga dapat memenuhi harapan dan dapat dipergunakan sebagai bahan

perencanaan dan evaluasi selanjutnya, serta tidak lupa kami sampaikan ucapan

terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Rencana Kerja Biro

Orgaanisasi Sekretariat Daerah Provinsi Banten Tahun 2018.

Serang, 2017

KEPALA BIRO ORGANISASI,

Drs. H. DIAN WIRTADIPURA, M.Si Pembina Utama Muda

NIP. 19620311 198503 1 019

BAB IV

PENUTUP 4.1. KAIDAH PELAKSANAAN

Untuk melaksanakan program dan kegiatan sebagaimana tertuang

dalam Rencana Kerja Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Banten Tahun

2018 hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

1. Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Banten diupayakan secara optimal

untuk melaksanakan program dan kegiatan tahun 2018 yang telah

dirumuskan dalam Perubahan Rencana Kerja Biro Organisasi Sekretariat

Daerah Provinsi Banten Tahun 2018 yang telah diselaraskan dengan Rencana

Strategis Sekretariat Daerah Provinsi Banten 2017 – 2022 dan Rencana

Pembangunan Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Banten Tahun 2017 –

2022.

2. Selanjutnya Perubahan Rencana Kerja Biro Organisasi Sekretariat Daerah

Provinsi Banten dijadikan bahan penyusunan Rencana Kerja Sekretariat

Daerah Provinsi BantenTahun 2018, serta dokumen Rencana Kerja Sekretariat

Daerah Provinsi Banten Tahun 2018 tersebut dijadikan dasar untuk menyusun

RKA dan DPA Perubahan Tahun 2018.

3. Untuk efektivitas pelaksanaan Rencana Kerja, Biro Organisasi Sekretariat

Daerah Provinsi Banten secara berkala melakukan evaluasi dan pengendalian

terhadap Rencana Kerja tersebut secara berkala baik triwulanan maupun

semesteran.

4. Agar dalam pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan berjalan

dengan Baik dan tepat sasaran, Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi

Banten harus melakukan Koordinasi dengan SKPD lainnya dilingkungan

Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten,

dan Pemerintah Pusat.

4.2. PENUTUP

Dokumen Rencana Kerja Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Banten

tahun 2018 ini, memuat evaluasi pelaksanaan rencana kerja tahun 2018 s/d

semester I, tujuan, sasaran, program dan kegiatan. Rencana kerja ini merupakan

langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja dan pelaporan akuntabilitas

kinerja Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Banten.

Rencana Kerja Biro Organisasi Setda Provinsi Banten Tahun 2018 ini akan dapat

dicapai apabila ada komitmen dari seluruh unsur pimpinan dan Staf berdasarkan

tugas pokok dan fungsinya. Berhasil atau tidaknya suatu Rencana Kerja bukan

hanya pada perumusannya saja, akan tetapi juga pada saat diimplementasikan

oleh seluruh elemen/unsur Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Banten. Oleh

karena itu, diperlukan proses, waktu dan konsistensi dalam pelaksanaannya.

KEPALA BIRO ORGANISASI

Drs. H. Dian Wirtadipura, M.Si Pembina Utama Muda

NIP. 19620311 198503 1 019

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2018

DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2019 PROVINSI BANTEN

Renja Biro Organisasi Setda Provinsi Banten Tahun 2018

KODE URUSAN / BIDANG URUSAN

PEMERINTAHAN DAERAH DAN PROGRAM / KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA PROGRAM / KEGIATAN

RENCANA TAHUN 2018

CATATAN

PENTING

PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2019

LOKASI TARGET CAPAIAN KINERJA

KEBUTUHAN DANA/PAGU INDIKATIF

TARGET CAPAIAN KINERJA

KEBUTUHAN DANA/PAGU INDIKATIF

1 20 Administrasi Pemerintahan

1 20 04 Tatakelola Pemerintahan

Rasio Ketersediaan

Dokumen Penataan Kelembagaan Perangkat Daerah, Pembinaan dan pengendalian kelembagaan

kab/kota, ketatalaksanaan Analisa Formasi Jabatan dan Analisa Beban Kerja

100% 100%

I Kepala Bagian Kelembagaan

a Kepala Sub Bagain

Kelembagaan Perangkat

Daerah

1 20 04 01 Kelembagaan dan Perangkat Daerah

154.698.000 170.167.800

Rapat Koordinasi Hasil Penataan Kelembagaan Perangkat Daerah

Provinsi Banten

1 keg 16.364.000 1

Dokumen

Evaluasi Kelembagaan Peangkat Daerah

Provinsi Banten

1 keg 50.000.000 1

Dokumen

Penataan kelembagaan Perangkat Daerah

Provinsi Banten

1 Dok 50.100.000 1

Dokumen

Penyusunan Rapergub Perangkat Daerah

Provinsi Banten

1 Dok 38.234.000 1

Dokumen

b Kepala Sub Bgaian Pembinaan

dan Pengendalian Kelembagaan

Kab/Kota

1 20 04 02 Pembinaan dan pengendalian Kelembagaan Kab/Kota

141.643.000 155.807.300

Pembinaan dan Pengendalian dan Persetujuan Raperda Perangkat Daerah dan SOTK pada Kab/Kota

Provinsi Banten

8 Dok 74.028.000 8 Dok

Rakor Bidang Kelembagaan Se-Provinsi Banten

Provinsi Banten

1 Dok 50.015.000 1 Dok

Penilaian Struktur Organissi Budaya Organisasi, dan Inovasi Organisasi

Provinsi Banten

1 Dok 17.600.000 1 Dok

c Kepala Sub Bagian Anforjab

1 20 6 1 Analisa Formasi Jabatan 200.000.000 17

Dokumen 220.000.000

Penyusunan Uraian Tugas UPT/Balai

Provinsi Banten

4 Dok 70.000.000 4 Dok

Penyusunan Rapergub Tentang Analisa Jabatan pada UPT/Balai

Provinsi Banten

3 Dok 69.500.000 3 Dok

Penyusunan Rapergub Tentang Analisa Beban Kerja pada UPT Balai

Provinsi Banten

6 Dok 60.500.000 6 Dok

II Kepala Bagian Ketatalaksanaan

dan Pelayanan Publik

a Kepala Sub Bagian

Tatalaksana Pemerintahan

Tatalaksana Organisasi 280.410.000 308.451.000

Rakor Penyusunan Pergub Tentang SOP

Dinas Di lingkungan Pemerintah Prov.Banten

1 keg

48.300.000 1 keg

Penyusuna Rapergub Tentang SOP Dinas Provinsi Banten

1 Dok 46.800.000

1 Dok

Lokakarya Pergub SOP Dinas dilingkungan Pemerintah Provinsi Banten

1 keg 46.600.000

1 keg

Rakor Penyusunan Pergub SOP Badan di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten

1 Dok 46.200.000

1 Dok

Penyusunan Pergub Tentang SOP Badan di Lingkungan Pemerintah Prov. Banten

1 keg 46.250.000

1 keg

Lokakarya Pergub tentang SOP Badan di Lingkungan Pemeritah Prov. Bnaten

1 Dok 46.260.000

1 Dok

b Kepala Sub Bagian Pelayanan Publik

1 20 6 4 Pembinaan dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

250.000.000 275.000.000

Rakor Bidang

Pelayanan Publik se-Provinsi Banten

Provinsi Banten

1 keg

30.350.000 1 keg

Sosialisasi Survey kepuasan Masyarakat pada perangkat daerah di Kab/kota dan Provinsi Banten

Provinsi Banten

1 keg 30.350.000 1 keg

Survey indek kepuasan masyarakat ke penyelenggara pelayanan di Provinsi Banten

Provinsi Banten

1 Dok 38.550.000

1 Dok

Monitoring dan Evaluasi Capaian Penerapan SPM Provinsi dan Kab/Kota se- Provinsi Banten

Provinsi Banten

1 keg 23.900.000

1 keg

Rakor Pelaksanaan Inovasi Pelayanan Publik Provinsi banten

Provinsi Banten

1 keg 42.100.000

1 keg

Pembinaan, evaluasi dan penilaian kinerja penyelenggara pelayanan publik

Provinsi Banten

1 keg 25.100.000

1 keg

Penyusunan norma standar prosedur dan kriteria (NSPK) Perangkat Daerah di Provinsi Banten

Provinsi Banten

1 keg 59.650.000

1 keg

c Kepala Sub Bagian Tata Usaha Biro

1 20 9 Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintah Daerah

Rasio dokumen Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan

Provinsi Banten

100% 100%

Rasio dokumen Penatausahaan, Pengendalian dan Evaluasi Laporan Keuangan

Provinsi

Banten 100% 100%

1 20 9 1 Tata Usaha Biro Organisasi 988.020.500 1.086.822.550

Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan

Provinsi Banten

3 dokumen

27.386.000

Penyusunan Laporan Kinerja Keuangan dan Neraca Aset

Provinsi Banten

6 dokumen

48.240.000

Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran

Provinsi Banten

5 dokumen

349.946.500

Koordinasi dan konsultasi Dalam dan Luar Daerah

Provinsi Banten

1 Dok 376.248.000

Penyediaan Data dan Informasi Pembangunan

Provinsi Banten

1 Dok 186.200.000

III Kepala Bagian Akuntabilitas

Kinerja Aparatur Pemerintah

Daerah

a Kepala Sub Bagian

Akuntabilitas Kinerja

Perangkat Daerah

b Kepala Sub Bagian

Kepegawaian dan Revemasi Birokrasi

1 20 10 3 Pelayanan Kepegawaian dilingkungan Setda

337.496.500 371.246.150

Rapat Koordinasi Evaluasi Reformasi Birokrasi Pemerintah

Provinsi Banten

1 keg 75.400.500 1 keg

Provinsi Banten Tahun 2018

Rapat Koordinasi Implementasi Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi Banten

Provinsi Banten

1 keg 49.996.000 1 keg

Pembinaan Senam Kesegaran Jasmani Aparatur Stda Provinsi Banten

Provinsi Banten

1 keg 73.500.000 1 keg

Pembinaan Rohani Aparatur Setda Provinsi Banten

Provinsi Banten

1 Dok 12.000.000 1 Dok

Peningkatan Kapasitas Aparatur Setda Provinsi Banten

Provinsi Banten

1 keg 100.000.000

1 keg

Evaluasi dan pelaporan pengelolaan arsip kepegaaian Setda Provinsi Banten

Provinsi Banten

1 Dok 6.600.000

1 Dok

Pembinaan dan penyusunan SKP di lingkungan Setda Provinsi Banten

Provinsi Banten

1 Dok 20.000.000 1 Dok

c Kepala Sub Bagian Budaya

Kerja dan Koordinasi

Pengembangan SDM

1 20 10 4 Budaya Kerja dan Koordinasi Pengembangan SDM Pemerintah Provinsi Banten

119.120.000 33

Kegiatan 131.032.000

Monitoring dan Evaluasi Budaya Kerja ( Kab/Kota) Pemerintah

Provinsi Banten

Provinsi Banten

12 Dok

95.000 12 Dok

Rapat koordinasi Pelaksanaan Budaya Kerja Aparatur Pemerintah Provinsi Banten

Provinsi Banten

2 Dok

34.775.000 2 Dok

Workshop Budaya Kerja Aparatur Pemerintah Provinsi Banten

Provinsi Banten

1 Dok

36.375.000 1 Dok

Bintek Penyusunan Laporan Evaluasi Pelaksanaan Budaya

Provinsi Banten

4Dok

47.875.000 4Dok

Kerja Aparatur Pemerintah Provinsi Banten

Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah

248.050.000 272.855.000

Penyusunan Laporan Kinerja Provinsi Banten

Provinsi Banten

1 Kegiatan

95.250.000 1

Kegiatan

Rakor Penyusunan Laporan Kinerja Provinsi Banten

Provinsi Banten

1 Dokumen

40.750.000 1

Dokumen

Monitoring dan Evaluasi Laporan Kinerja Provinsi Banten

Provinsi Banten

3 Dokumen

22.450.000 3

Dokumen

Penyusunan Laporan Kinerja Setda Provinsi

Banten

Provinsi Banten

1 Kegiatan

23.550.000 1

Kegiatan

Penyusunan Rencana Kerja Setda Provinsi Banten

Provinsi Banten

1 Kegiatan

22.800.000 1

Kegiatan

Forum Rencana Kerja Setda Provinsi Banten

Provinsi Banten

1 Dokumen

43.250.000 1

Dokumen

T O T A L

2.719.438.000

2.991.381.800

Serang, 2017

KEPALA BIRO ORGANISASI,

Drs. H. Dian Wirtadipura, M.Si Pembina Utama Muda NIP. 19620311 198503 1 019

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PROVINSI BANTENTahun Anggaran 2018

DPA-SKPD2.2

SEMUA

Urusan Pemerintahan : Administrasi Pemerintahan3001

Organisasi : 300104 SEKRETARIAT DAERAH

Sub Unit : 30010404 BIRO ORGANISASI

Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan

Kode

Uraian

Jumlah

1 2 10

LokasiKegiatan

Target Kinerja(Kuantitatif)

BelanjaPegawai

Barang& Jasa Modal Jumlah

Program Kegiatan

3 4 5 6 7 8 9 = 6 + 7 + 8

Tahun 2018

Tahun 2019

3001.01 PROGRAM TATA KELOLA PEMERINTAHAN 0,00 988.020.500,00 0,00 988.020.500,00 0,00

181 Tata Usaha Biro Organisasi 22 Dokumen 0,00 988.020.500,00 0,00 988.020.500,00 0,00BANTEN

3001.17 PROGRAM PENATAAN DAN PENINGKATANKAPASITAS KELEMBAGAAN

0,00 1.731.417.500,00 0,00 1.731.417.500,00 0,00

001 Tatalaksana Organisasi 6 Dokumen 0,00 280.410.000,00 0,00 280.410.000,00 0,00BANTEN

002 Kebijakan Pelayanan Publik 7 Dokumen 0,00 250.000.000,00 0,00 250.000.000,00 0,00BANTEN

003 Kelembagaan dan Perangkat Daerah 4 dokumen 0,00 154.698.000,00 0,00 154.698.000,00 0,00BANTEN

004 Pembinaan dan Pengendalian Kelembagaan Kab/Kota 3 Dokumen 0,00 141.643.000,00 0,00 141.643.000,00 0,00BANTEN

005 Analisa Formasi Jabatan 13 Dokumen 0,00 200.000.000,00 0,00 200.000.000,00 0,00BANTEN

006 Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah 8 Dokumen 0,00 248.050.000,00 0,00 248.050.000,00 0,00BANTEN

007 Pelayanan Kepegawaian di Lingkungan Setda 7 Dokumen 0,00 337.496.500,00 0,00 337.496.500,00 0,00BANTEN

008 Budaya Kerja dan Koordinasi Pengembangan SumberDaya Manusia Pemerintah Provinsi Banten

20 Dokumen 0,00 119.120.000,00 0,00 119.120.000,00 0,00BANTEN

Jumlah 0,00 2.719.438.000,00 0,00 2.719.438.000,00 0,00

Hal. 1 / 2SIMRAL

Adm.Pem KeuanganPerencanaan

Kode

Uraian

Jumlah

1 2 10

LokasiKegiatan

Target Kinerja(Kuantitatif)

BelanjaPegawai

Barang& Jasa Modal Jumlah

Program Kegiatan

3 4 5 6 7 8 9 = 6 + 7 + 8

Tahun 2018

Tahun 2019

0,00

Rencana Pelaksanaan Anggaran Belanja LangsungSatuan Kerja Perangkat Daerah per Triwulan

UraianTriwulan

7=3+4+5+6

No.I II III IV

21 3 4 5 6

Jumlah

567.534.700,00

Belanja Pegawai

Belanja Barang Dan Jasa

Belanja Modal

51

52

53 0,00

0,00

1.003.803.400,00

0,00

0,00

824.204.900,00

0,00

0,00

323.895.000,00

0,00

0,00

2.719.438.000,00

0,00

SERANG, 30 Desember 2017

KEPALA BIRO ORGANISASISelaku Kuasa Pengguna Anggaran

Drs. H. Dian Wirtadiputra, M.SiNIP.196203111985031019

Mengetahui,

Dwi Sahara, AkNIP.196409251985032001

Plt. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan AsetDaerah Provinsi Banten

Tim Anggaran Pemerintah Daerah

No. Nama NIP Jabatan TandatanganParaf

1 Dr. H. Muchtarom, SE. MM. Ak. CA 196303241984021001 Kepala Badan PerencanaanPembangunan Daerah ProvinsiBanten

2 Dr. Mahdani, SE, ST, M.Si, MM 196902192001121001 Kepala Biro AdministrasiPembangunan

3 Dwi Sahara, Ak 196409251985032001 Plt. Kepala Badan PengelolaanKeuangan dan Aset DaerahProvinsi Banten

Hal. 2 / 2SIMRAL

Adm.Pem KeuanganPerencanaan

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PROVINSI BANTEN

TAHUN ANGGARAN 2018

DraftDPPA-SKPD 2.2

Urusan Pemerintahan : ADMINISTRASI PEMERINTAHAN3001

Organisasi : 300104 SEKRETARIAT DAERAH

Sub Unit : 3.00.10.40 Biro Organisasi

REKAPITULASI DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN BELANJA LANGSUNGMENURUT PROGRAM DAN KEGIATAN

KodeProgram dan

KegiatanUraian

Jumlah (Rp)

1

LokasiKegiatan

Target Kinerja(Kuantitatif) Sebelum

PerubahanSetelah

Perubahan (Rp) %

2 3 4 6 7 8 9

Sumber Dana

5

Bertambah /(Berkurang)

Administrasi Pemerintahan3001 2.719.438.000,00 2.350.500.000,00 (368.938.000,00) (13,57)

Program Tata Kelola Pemerintahan 988.020.500,00 891.754.500,00 (96.266.000,00) (9,74)3001.300104.01

Tata Usaha Biro Organisasi 988.020.500,00 891.754.500,00 (96.266.000,00) (9,74)PADBANTEN3001.300104.01.181

Program Penataan dan Peningkatan KapasitasKelembagaan

1.731.417.500,00 1.458.745.500,00 (272.672.000,00) (15,75)3001.300104.17

Tatalaksana Organisasi 280.410.000,00 228.910.000,00 (51.500.000,00) (18,37)PADBANTEN3001.300104.17.001

Kebijakan Pelayanan Publik 250.000.000,00 210.787.000,00 (39.213.000,00) (15,69)PADBANTEN3001.300104.17.002

Kelembagaan dan Perangkat Daerah 154.698.000,00 112.698.000,00 (42.000.000,00) (27,15)PADBANTEN3001.300104.17.003

Pembinaan dan Pengendalian KelembagaanKab/Kota

141.643.000,00 141.643.000,00 0,00 0,00PADBANTEN3001.300104.17.004

Analisa Formasi Jabatan 200.000.000,00 171.000.000,00 (29.000.000,00) (14,50)PADBANTEN3001.300104.17.005

Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah 248.050.000,00 162.990.000,00 (85.060.000,00) (34,29)PADBANTEN3001.300104.17.006

Pelayanan Kepegawaian di Lingkungan Setda 337.496.500,00 315.797.500,00 (21.699.000,00) (6,43)PADBANTEN3001.300104.17.007

Budaya Kerja dan Koordinasi PengembanganSumber Daya Manusia Pemerintah Provinsi Banten

119.120.000,00 114.920.000,00 (4.200.000,00) (3,53)PADBANTEN3001.300104.17.008

Jumlah 2.719.438.000,00 2.350.500.000,00 (368.938.000,00) (13,57)

2SIMRAL Hal. 1/

Adm.Pem KeuanganPerencanaan

APBDP DPPA 2018

KodeProgram dan

KegiatanUraian

Jumlah (Rp)

1

LokasiKegiatan

Target Kinerja(Kuantitatif) Sebelum

PerubahanSetelah

Perubahan (Rp) %

2 3 4 6 7 8 9

Sumber Dana

5

Bertambah /(Berkurang)

SERANG, 13 Oktober 2018

Drs. H. Dian Wirtadiputra, M.Si

NIP.196203111985031019

Dwi Sahara, Ak

196409251985032001

Plh. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan

Mengetahui,

Kuasa Pengguna Anggaran

0,00

Rencana Pelaksanaan Anggaran Belanja LangsungSatuan Kerja Perangkat Daerah per Triwulan

UraianTriwulan

7=3+4+5+6

No.I II III IV

21 3 4 5 6

Jumlah

551.274.700,00

Belanja Pegawai

Belanja Barang Dan Jasa

Belanja Modal

51

52

53 0,00

0,00

957.453.400,00

0,00

0,00

737.513.900,00

0,00

0,00

104.258.000,00

0,00

0,00

2.350.500.000,00

0,00

Tim Anggaran Pemerintah Daerah

No. Nama NIP Jabatan TandatanganParaf

1 Dr. H. Muchtarom, SE. MM. Ak. CA 196303241984021001 Kepala Badan PerencanaanPembangunan Daerah ProvinsiBanten

2 Dr. Mahdani, SE, ST, M.Si, MM 196902192001121001 Kepala Biro AdministrasiPembangunan

3 Dwi Sahara, Ak 196409251985032001 Plh. Kepala Badan PengelolaanKeuangan dan Aset DaerahProvinsi Banten

2SIMRAL Hal. 2/

Adm.Pem KeuanganPerencanaan

1

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BIRO ORGANISASI

BAB I

PENDAHULUAN

Laporan Keuangan Biro Organisasi Setda Provinsi Banten disusun berdasarkan Peraturan

Gubernur Banten Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Gubernur Banten Nomor 68 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas

Peraturan Gubernur Banten Nomor 18 Tahun 2014 dan Peraturan Gubernur Banten Nomor 51 Tahun

2015 tentang Sistem dan Prosedur Akuntansi Pemerintah Provinsi Banten.

1.1 Maksud Dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Penyusunan Laporan Keuangan Biro Organisasi Setda Provinsi Banten Tahun Anggaran 2018

dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban Pemerintah Provinsi Banten atas pelaksanaan APBD

sebagaimana telah diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan. Catatan Atas Laporan

Keuangan Pemerintah Biro Organisasi Setda Provinsi Banten Tahun Anggaran 2018 merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Organisasi Perangkat Daerah Biro Organisasi

Setda Provinsi Banten Tahun Anggaran 2018 yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran,

Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca Daerah dan Catatan Atas Laporan

Keuangan.

1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

1. Undang-Undang Republik Indonesia Dasar Tahun 1945;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggungjawab Keuangan Negara;

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan

Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali,

terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan ketiga Atas

2

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan

Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi

Pemerintah;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah;

18. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2018 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2018;

19. Peraturan Gubernur Banten Nomor 48 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur

Banten Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Provinsi Banten

20. Peraturan Gubernur Banten Nomor 68 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur

Banten Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Provinsi Banten;

21. Peraturan Gubernur Nomor 68 Tahun 2016 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Provinsi Banten;

22. Peraturan Gubernur Banten Nomor 51 Tahun 2015 tentang Sistem dan Prosedur Akuntansi

Pemerintah Provinsi Banten.

1.3 Organisasi Perangkat Daerah Biro Organisasi Setda Provinsi Banten

Sesuai Peraturan Gubernur Banten Nomor 83 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas Pokok,

Fungsi, Tipe, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Banten, susunan

organisasi Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Banten adalah sebagai berikut:

3

1.4 Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

1.3. Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten

1.4. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan

BAB II. IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

2.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan

2.2. Hambatan dan Kendala yang Ada Dalam Pencapaian Target yang Telah

Ditetapkan

BAB III. KEBIJAKAN AKUNTANSI

3.1 Entitas Pelaporan Keuangan Daerah

3.2 Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

3.3 Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

3.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan yang Ada Dalam

Standar Akuntansi Pemerintahan

BAB IV. PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

Rincian dan Penjelasan masing-masing pos-pos laporan keuangan

4.1 Penjelasan Pos-pos LRA

4.2 Penjelasan Pos-pos LO

4

4.3 Penjelasan Pos-pos Neraca

4.4 Penjelasan Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas

BAB V. PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN

BAB VII. PENUTUP

5

BAB II

IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

2.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan

Berdasarkan Peraturan Gubernur Banten Nomor 1Tahun 2018 tentang Penjabaran Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2018. Realisasi Belanja Langsung

Biro Organisasi Setda Provinsi Banten Tahun Anggaran 2018 sebesar Rp.2.142.453.185 atau

91,15% dari anggaran yang direncanakan dalam Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) sebesar Rp.2.350.500.000,-. Realisasi Belanja Biro Organisasi Setda Provinsi

Banten terdiri dari Belanja Operasi.

2.2 Hambatan dan Kendala

Secara umum tidak terdapat hambatan dan kendala yang berpengaruh secara signifikan

terhadap pencapaian target yang ditetapkan. Namun terdapat 1 kegiatan dimana realisasi tidak

mencapai target (≤80%) sebagai berikut:

1. Kegiatan Pelayanan Kepegawaian dilingkungan Setda realisasi sebesar Rp.248.096.000,- atau

78,56% dari anggaran sebesar Rp.315.797.500,- dikarenakan efisiensi kegiatan.

terkait realisasi yang tidak mencapai target (≤80%) yaitu :

- Kegiatan Penyusunan Kebijakan Ketatalaksanaan realisasi sebesar Rp 385.975.094 dari

anggaran sebesar Rp. 493.610.900 atau 78,19% dikarenakanSurat Edaran Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara RI dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 11 Tahun 2014

tentang Pembatasan Kegiatan Pertemuan/Rapat diluar Kantor. Dengan adanya Surat Edaran

tersebut kegiatan tersebut yang seyogyanya dilakukan diluar kantor tidak dapat dilaksanakan

dan berimbas pada penyerapan anggaran.

6

BAB III

KEBIJAKAN AKUNTANSI

3.1 Entitas Pelaporan Keuangan Daerah

Pemerintah Provinsi Banten merupakan entitas pelaporan yang meliputi Sekretariat Daerah,

Dinas, Badan, Kantor serta Sekretariat DPRD. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bertindak

sebagai entitas akuntansi yang mempunyai kewajiban melaksanakan proses Akuntansi. Termasuk

dalam entitas akuntansi adalah Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Sedangkan OPD yang bertindak sebagai Organisasi Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) adalah

Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (BPKAD) yang mempunyai tugas diantaranya

melakukan konsolidasi Laporan Keuangan seluruh OPD.

Proses penyusunan Laporan Keuangan dimulai dari proses akuntansi pada entitas akuntansi,

selanjutnya output dari entitas akuntansi berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan

Atas Laporan Keuangan OPD dikonsolidasikan oleh SKPKD menjadi Laporan Keuangan Provinsi

Banten yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas

Laporan Keuangan Provinsi Banten.

Penyusunan Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2018 ini didasarkan pada Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21

Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun

2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah

Daerahdan berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan serta Peraturan Gubernur No. 18 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi

Provinsi Banten sebagaimana telah diubah denganPeraturan Gubernur 68 Tahun 2016 tentang

Perubahan Kedua Pergub No. 18 Tahun 2016 tentang Kebijakan Akuntansi Provinsi Banten.

Tahun Anggaran 2015 merupakan tahun pertama kali diterapkannya akuntansi berbasis

akrual, sementara tahun-tahun sebelumnya diterapkan basis kas menuju akrual.

3.2 Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah

Dimulai pada tahun 2017 Pemerintah Daerah Provinsi Banten menerapkan basis akrual

dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas

serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah

basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan

peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan.

7

Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa

lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

3.3 Basis Pengukuran Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos

dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Pemerintah Provinsi Banten dalam

penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.

Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar

dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar

sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang

bersangkutan.Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah.

3.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan Yang Ada Dalam

Standar Akuntansi Pemerintahan Daerah

a. Kebijakan Akuntansi Pendapatan-LRA

(01) Pendapatan-LRA dikelompokan atas pendapatan asli daerah, pendapatan

transfer/dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

(02) Kelompok pendapatan asli daerah dibagi menurut jenis pendapatan-LRA yang

terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah

yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

(03) Kelompok pendapatan transfer/dana perimbangan (transfer masuk) dibagi

menurut jenis yang terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana

alokasi khusus.

(04) Kelompok lain-lain pendapatan daerah yang sah dibagi menurut jenis

pendapatan-LRA yang mencakup hibah berasal dari pemerintah daerah,

pemerintah daerah lainnya, badan/lembaga/ organisasi swasta dalam negeri,

kelompok masyarakat/perorangan, dan lembaga luar negeri yang tidak mengikat,

dana darurat dari pemerintah daerah dalam rangka penanggulangan

korban/kerusakan akibat bencana alam, dana bagi hasil pajak dari provinsi

kepada kabupaten/kota, dana penyesuaian dan dana otonomi khusus yang

ditetapkan oleh pemerintah daerah, dan bantuan keuangan dari provinsi atau dari

8

pemerintah daerah lainnya.

(05) Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Daerah

berdasarkan asas bruto.

(06) Pendapatan yang telah diterima oleh bendahara penerimaan SKPD tetapi belum

diterima atau disetor ke rekening Kas Umum Daerah diakui sebagai pendapatan

yang ditangguhkan.

(07) Pengembalian yang sifatnya sistemik (normal) dan berulang (recurring) atas

penerimaan pendapatan-LRA pada periode penerimaan maupun pada periode

sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan-LRA.

(08) Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas

penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan-

LRA dibukukan sebagai pengurang pendapatan-LRA pada periode yang sama.

(09) Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas

penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan

sebagai pengurang Saldo Anggaran Lebih pada periode ditemukannya koreksi dan

pengembalian tersebut.

(10) Pengukuran pendapatan-LRA menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai

rupiah yang diterima dan bila menggunakan mata uang asing dikonversi ke mata

uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat

terjadi pendapatan-LRA.

(11) Pengungkapan hal-hal yang perlu sehubungan dengan pendapatan-LRA, antara lain

penerimaan pendapatan-LRA tahun berkenaan setelah tanggal berakhirnya tahun

anggaran. Penjelasan, sebab-sebab tidak tercapainya target penerimaan pendapatan-

LRA dan informasi lainnya yang dianggap perlu.

b. Kebijakan Akuntansi Belanja

(01) Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja), organisasi,

dan fungsi/urusan.

(02) Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokan belanja yang didasarkan pada jenis

belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas, meliputi belanja pegawai, belanja

barang dan jasa, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial dan belanja

tak terduga.

9

(03) Klasifikasi menurut urusan adalah klasifikasi yang didasarkan pada urusan wajib

dan urusan pilihan pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat;

(04) Klasifikasi belanja menurut fungsi adalah klasifikasi yang didasarkan pada fungsi-

fungsi utama pemerintah pusat/daerah dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat dan digunakan sebagai dasar untuk penyusunan anggaran berbasis

kinerja.

(05) Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum

Daerah.

(06) Khusus belanja melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat

pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang

mempunyai fungsi perbendaharaan.

(07) Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada

periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja pada periode

yang sama. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas pengeluaran

belanja dibukukan dalam pendapatan-LRA dalam pos pendapatan lain-lain-

LRA.

(08) Suatu pengeluaran belanja akan diperlakukan sebagai belanja modal (nantinya

akan menjadi aset tetap) jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut:

a) Umur pemakaian (manfaat ekonomis) barang yang dibeli lebih dari 12 (dua

belas) bulan;

b) Barang yang dibeli merupakan objek pemeliharaan atau barang tersebut

memerlukan biaya/ongkos untuk dipelihara;

c) Perolehan barang tersebut untuk digunakan dan dimaksudkan untuk digunakan

serta tidak untuk dijual/dihibahkan/ disumbangkan/diserahkan kepada pihak

ketiga; dan

d) Nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk

pembelian barang tersebut memenuhi batasan minimal kapitalisasi aset tetap

sebagai berikut:

No. Uraian Nilai Kapitalisasi Aset

Tetap

1 2 Peralatan dan Mesin, terdiri atas :

10

1.1 Alat-alat Berat dan alat-alat Besar 10,000,000.00

1.2 Alat-alat Angkutan 2,000,000.00

1.3 Alat Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur 1,000,000.00

1.4 Alat-alat Pertanian/Peternakan 1,000,000.00

1.5 Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga

- Alat-alat Kantor 1,000,000.00

- Alat-alat Rumah Tangga 1,000,000.00

1.6 Alat Studio dan Alat Komunikasi 1,000,000.00

1.7 Alat-alat Kedokteran 5,000,000.00

1.8 Alat-alat Laboratorium 2,500,000.00

1.9 Alat Keamanan 1,000,000.00

2 Gedung dan Bangunan, yang terdiri atas:

2.1 Bangunan Gedung 15,000,000.00

2.2 Bangunan Monumen 15,000,000.00

3 Aset Tetap Lainnya, yang terdiri atas:

3.1 Hewan dan Tanaman

a. Hewan 1,000,000.00

b. Tanaman

500,000.00

3.2 Aset Tetap Renovasi

Menyesuaikan dengan

jenis Asetnya

11

*) Untuk Jalan, irigasi dan jaringan, tidak ada kebijakan pemerintah mengenai nilai

satuan minimum kapitalisasi, sehingga berapa pun nilai perolehan Jalan, Irigasi

dan Jaringan dikapitalisasi.

(09) Pengeluaran belanja barang yang tidak memenuhi kriteria batasan minimal

kapitalisasi aset tetap diatas akan diperlakukan sebagai aset lainnya dan

dianggarkan pada kode rekening jenis belanja barang dan jasa dengan objek

belanja barang non kapitalisasi.

(10) Aktivitas pemeliharaan merupakan aktivitas yang dilakukan untuk

mempertahankan fungsi sewajarnya atas obyek yang dipelihara atau output/hasil

dari aktivitas pemeliharaan tidak mengakibatkan objek yang dipelihara menjadi

bertambah ekonomis/efisien, dan/ atau bertambah umur ekonomis, dan/atau

bertambah volume, dan/ atau bertambah kapasitas produktivitasnya dan/atau tidak

mengubah bentuk fisik semula.

(11) Suatu pengeluaran belanja pemeliharaan akan diperlakukan sebagai belanja modal

(dikapitalisasi menjadi aset tetap) jika memenuhi ketiga kriteria huruf a, b dan

c sebagai berikut:

a) Manfaat ekonomi atas barang/aset tetap yang dipelihara:

- bertambah ekonomis/efisien; dan/atau

- bertambah umur pemanfaatan/umur ekonomis; dan/atau

- bertambah volume; dan/atau

- bertambah mutu/kapasitas produktivitas.

b) Ada perubahan bentuk fisik semula dan secara manajemen barang milik

daerah tidak ada proses penghapusan; dan

c) barang/aset tetap tersebut material/melebihi batasan minimal kapitalisasi aset

tetap yang telah ditetapkan.

(12) Belanja pemeliharaan yang memenuhi kriteria kapitalisasi menjadi aset tetap maka

aset tetap yang berkenaan akan menambah umur ekonomisnya yang dinyatakan

dalam ukuran tahun, apabila perhitungan tambahan umur ekonomis 0 (nol)

sampai dengan 0,5 (nol koma lima) tahun maka dibulatkan menjadi 0 (nol)

tahun dan apabila perhitungan tambahan umur ekonomis lebih dari 0,5 (nol

koma lima) tahun maka dibulatkan menjadi 1 (satu) tahun.

(13) Belanja barang peralatan dapur yang tidak memenuhi nilai kapitalisasi dan barang

yang memiliki criteria ”barang pecah belah”, tirai/gorden/vertical atau horizontal

12

blind/karpet/wallpaper dan barang sejenis, flashdisk/usb sejenis diperlakukan

sebagai persediaan pakai habis dan tumbuhan tanaman hias diperlakukan

sebagai persediaan jika tidak memenuhi kriteria kapitalisasi (ekstra kompatabel).

(14) Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang rupiah dengan

menjabarkan jumlah mata uang asing tersebut menurut kurs tengah bank sentral

pada tanggal transaksi.

(15) Pengungkapan sehubungan dengan belanja, antara lain pengeluaran belanja tahun

berkenaan setelah tanggal berakhirnya tahun anggaran, penjelasan sebab-sebab

tidak terserapnya target realisasi belanja daerah dan Informasi lainnya yang

dianggap perlu.

c. Kebijakan Akuntansi Pembiayaan

(01) Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum

Daerah sebesar nilai bruto

(02) Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum

Daerah.

(03) Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu

periode pelaporan dicatat dalam Pembiayaan Neto.

(04) Selisih lebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan belanja serta penerimaan

dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos

SiLPA/SiKPA.

(05) Bantuan yang diberikan kepada kelompok masyarakat yang diniatkan akan

dipungut/ditarik kembali oleh pemerintah daerah apabila kegiatannya telah

berhasil dan selanjutnya akan digulirkan kembali kepada kelompok masyarakat

lainnya sebagai dana bergulir. Rencana pemberian bantuan untuk kelompok

masyarakat di atas dicantumkan di APBD dan dikelompokkan pada Pengeluaran

Pembiayaan yaitu pengeluaran investasi jangka panjang. Terhadap realisasi

penerimaan kembali pembiayaan juga dicatat dan disajikan sebagai Penerimaan

Pembiayaan - Investasi Jangka Panjang. Dengan demikian, dana bergulir atau

bantuan tersebut tidak dimasukkan sebagai Belanja Bantuan Sosial karena

pemerintah daerah mempunyai niat untuk menarik kembali dana tersebut dan

menggulirkannya kembali kepada kelompok masyarakat lainnya. Pengeluaran

dana tersebut mengakibatkan timbulnya investasi jangka panjang yang bersifat

non permanen dan disajikan di neraca sebagai Investasi Jangka Panjang.

13

(06) Pengukuran pembiayaan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai

sekarang kas yang diterima atau yang akan diterima oleh nilai sekarang kas yang

dikeluarkan atau yang akan dikeluarkan.

(07) Hal-hal yang perlu diungkapkan sehubungan dengan pembiayaan, antara lain:

a) Penerimaan dan pengeluaran pembiayaan tahun berkenaan setelah tanggal

berakhirnya tahun anggaran.

b) Penjelasan landasan hukum berkenaan dengan penerimaan/pemberian

pinjaman, pembentukan/pencairan dana cadangan, penjualan aset daerah

yang dipisahkan, penyertaan modal pemerintah daerah.

c) Informasi lainnya yang diangggap perlu.

d. Kebijakan Akuntansi Pendapatan-LO

(01) Pendapatan-LO berbasis akrual diakui pada saat:

a) Timbulnya hak atas pendapatan;

b) Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.

(02) Klasifikasi menurut sumber pendapatan untuk pemerintah daerah dikelompokkan

menurut asal dan jenis pendapatan, yaitu pendapatan asli daerah, pendapatan

transfer, dan lain-lain pendapatan yang sah. Masing- masing pendapatan tersebut

diklasifikasikan menurut jenis pendapatan.

(03) Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto dan dalam hal

besaran pengurang terhadap pendapatan-LO bruto (biaya) bersifat variabel

terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat diestimasi terlebih dahulu

dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.

(04) Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas pendapatan-LO

pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai

pengurang pendapatan.

(05) Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non recurring) atas

pendapatan-LO yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan

sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama.

(06) Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non recurring) atas

pendapatan-LO yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai

pengurang ekuitas pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut.

14

(07) Pendapatan–LO dinilai berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan

pendapatan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan

dengan beban),dan dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan–LO bruto

(biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat di estimasi

terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat

dikecualikan.

(08) Pengakuan pendapatan pajak daerah-LO sebagai berikut:

a. pendapatan pajak daerah-LO yang berasal dari sistem official assessment diakui

apabila telah diterbitkan surat ketetapan pajak daerah (SKPD) atau dokumen

yang dipersamakan.

Pajak daerah yang menggunakan sistem official assessment terdiri dari Pajak

Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB),

dan Pajak Air Permukaan.

b. pendapatan pajak daerah-LO yang berasal dari sistem self assessment:

1) Pengakuan pendapatan pajak yang didahului dengan penghitungan sendiri

oleh wajib pajak (self assessment) dan dilanjutkan dengan pembayaran oleh

wajib pajak berdasarkan perhitungan tersebut, diakui saat diterima

pembayaran dari Wajib Pajak.

2) Pada saat pemeriksaan ditemukan kurang bayar maka akan diterbitkan Surat

Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) dan atau Surat Ketetapan

Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT) atas jumlah pajak yang

masih harus dibayar yang akan dijadikan dasar pengakuan pendapatan-LO.

3) Sedangkan apabila dalam pemeriksaan ditemukan lebih bayar pajak maka

akan diterbitkan surat ketetapan lebih bayar yang akan dijadikan pengurang

pendapatan-LO.

Pajak daerah yang menggunakan sistem self assessment terdiri dari Pajak

Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) dan Pajak Rokok.

(09) Pendapatan Retribusi-LO diakui apabila satuan kerja telah memberikan pelayanan

sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dokumen dasar yang digunakan dalam

pencatatan pendapatan retribusi adalah Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD)

atau dokumen sejenis yang diperlakukan sama dengan SKRD, seperti dokumen

perjanjian sewa-menyewa. Jika ada denda untuk retribusi perizinan dokumen yang

digunakan untuk mengakui pendapatan denda retribusi-LO adalah Surat Tagihan

15

Retribusi Daerah (STRD) atau dokumen sejenis yang diperlakukan sama dengan

STRD.

(10) Pendapatan Asli Daerah (PAD) lainnya dapat terdiri dari hasil pengelolaan

kekayaan yang dipisahkan seperti bagian laba BUMD diakui saat telah ditetapkan

besarnya bagian laba yang harus disetor ke kas daerah dan Lain-Iain PAD Yang

Sah seperti bunga, denda dan pendapatan hasil eksekusi jaminan-LO diakui saat

kas diterima di RKUD, penjualan aset yang tidak dipisahkan pengelolaannya yang

diakui saat serah terima aset, tuntutan ganti rugi yang diakui saat diterbitkan Surat

Keputusan Gubernur tentang Pembebanan Penggantian Kerugian.

(11) Pengakuan Pendapatan Transfer–LO diakui pada saat kas masuk ke Rekening Kas

Umum Daerah sebesar jumlah yang diterima dan hanya dilakukan di PPKD

(12) Pengakuan Lain-lain Pendapatan yang Sah–LO adalah pada saat di terima di

RKUD sebesar jumlah nominal yang diterima di RKUD

(13) Surplus Non Operasional-LO terdiri dari Surplus Penjualan Aset Non lancar-LO

yang diakui pada saat hak atas pendapatan timbul, Surplus Penyelesaian

Kewajiban Jangka Panjang-LO, dan Surplus dari Kegiatan Non Operasional

Lainnya-LO yang diakui ketika dokumen sumber berupa Berita Acara kegiatan

(misal: Berita Acara Penjualan untuk mengakui Surplus Penjualan Aset Non

lancar) telah diterima.

(14) Transaksi pendapatan-LO dalam bentuk barang/jasa harus dilaporkan dalam

Laporan Operasional dengan cara menaksir nilai wajar barang/jasa tersebut pada

tanggal transaksi. Di samping itu, transaksi semacam ini juga harus diungkapkan

sedemikian rupa pada Catatan atas Laporan Keuangan sehingga dapat memberikan

semua informasi yang relevan mengenai bentuk dari pendapatan-LO.

e. Kebijakan Akuntansi Beban

(01) Beban diakui pada saat:

a) timbulnya kewajiban;

b) terjadinya konsumsi aset;

c) terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.

(02) Yang dimaksud dengan terjadinya konsumsi aset adalah saat pengeluaran kas

kepada pihak lain yang tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi

aset non kas dalam kegiatan operasional pemerintah daerah.

16

(03) Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi pada saat

penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan aset bersangkutan/berlalunya

waktu. Contoh penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa adalah penyusutan

atau amortisasi.

(04) Penyusutan/amortisasi dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus

(straight line method).

(05) Koreksi atas beban, termasuk penerimaan kembali beban, yang terjadi pada

periode beban dibukukan sebagai pengurang beban pada periode yang sama.

Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas beban dibukukan dalam

pendapatan lain-lain. Dalam hal mengakibatkan penambahan beban dilakukan

dengan pembetulan pada akun ekuitas

(06) Beban pegawai dengan mekanisme LS akan diakui berdasarkan terbitnya dokumen

Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) LS atau diakui bersamaan dengan

pengeluaran kas (basis kas) dan dilakukan penyesuaian pada akhir periode

akuntansi.

(07) Beban Pegawai dengan mekanisme UP/GU/TU akan diakui berdasarkan bukti

pengeluaran beban pada saat Pertanggungjawaban (SPJ) dan dilakukan

penyesuaian pada akhir periode akuntansi.

(08) Beban Barang dan Jasa diakui pada saat timbulnya kewajiban atau peralihan hak

kepada pihak ketiga yaitu ketika bukti penerimaan barang/jasa atau Berita Acara

Serah Terima ditandatangani. Dalam hal pada akhir tahun masih terdapat barang

persediaan yang belum terpakai atau jasa yang belum diterima, maka dicatat

sebagai pengurang beban.

(09) Beban Bunga diakui saat bunga tersebut jatuh tempo untuk dibayarkan. Untuk

keperluan pelaporan keuangan, nilai beban bunga diakui sampai dengan tanggal

pelaporan walaupun saat jatuh tempo melewati tanggal pelaporan.

(10) Beban subsidi diakui pada saat kewajiban pemerintah daerah untuk memberikan

subsidi telah timbul.

(11) Beban Hibah diakui pada saat perjanjian hibah atau NPHD

disepakati/ditandatangani meskipun masih melalui proses verifikasi. Pada saat

hibah telah diterima maka pada akhir periode akuntansi harus dilakukan

penyesuaian.

(12) Pengakuan beban bantuan sosial dilakukan bersamaan dengan penyaluran belanja

bantuan sosial atau diakui dengan kondisi bersamaan dengan pengeluaran kas

17

(basis kas), mengingat kepastian beban tersebut belum dapat ditentukan sebelum

dilakukan verifikasi atas persyaratan penyaluran bantuan sosial. Pada akhir

periode akuntansi harus dilakukan penyesuaian terhadap pengakuan belanja ini.

(13) Beban Penyusutan dan amortisasi diakui saat akhir tahun/periode akuntansi

berdasarkan metode penyusutan dan amortisasi yang sudah ditetapkan dengan

mengacu pada bukti memorial yang diterbitkan.

(14) Beban Penyisihan Piutang diakui saat akhir tahun/periode akuntansi berdasarkan

persentase cadangan piutang yang sudah ditetapkan dengan mengacu pada bukti

memorial yang diterbitkan.

(15) Pengukuran Beban Operasi berdasarkan jumlah nominal beban yang timbul.

Beban diukur dengan menggunakan mata uang rupiah dan disajikan dalam

Laporan Operasional (LO). Rincian dari Beban Operasi dijelaskan dalam Catatan

atas Laporan Keuangan (CaLK).

(16) Beban transfer diakui pada saat timbulnya kewajiban pemerintah daerah. Dalam

hal pada akhir periode akuntansi terdapat alokasi dana yang harus dibagihasilkan

tetapi belum disalurkan dan sudah diketahui daerah yang berhak menerima, maka

nilai tersebut dapat diakui sebagai beban atau yang berarti beban diakui dengan

kondisi sebelum pengeluaran kas (basis kas).

(17) Beban Transfer diukur berdasarkan jumlah nominal yang diserahkan untuk

dibagihasilkan. Beban transfer diukur dengan mata uang rupiah dan disajikan

dalam Laporan Operasional (LO). Rincian dari Beban Transfer dijelaskan dalam

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

(18) Dengan alasan kepraktisan dan faktor ketidakpastian akan terjadinya Beban Non

Operasional dan Beban Luar Biasa maka timbulnya kewajiban diakui bersamaan

dengan pengeluaran kas (basis kas) berdasarkan jumlah nominal yang diserahkan

untuk dibagihasilkan.

(19) Penyajian dan Pengungkapan Beban Non Operasional disajikan dalam Laporan

Operasional (LO). Rincian dari Beban Non Operasional dijelaskan dalam Catatan

atas Laporan Keuangan (CaLK).

(20) Transaksi beban dalam bentuk barang/jasa harus dilaporkan dalam Laporan

Operasional dengan cara menaksir nilai wajar barang/jasa tersebut pada tanggal

transaksi. Di samping itu, transaksi semacam ini juga harus diungkapkan

sedemikian rupa pada Catatan atas Laporan Keuangan sehingga dapat memberikan

semua informasi yang relevan mengenai bentuk dari beban.

18

f. Kebijakan Akuntansi Aset

(01) Aset diklaksifikasikan menjadi aset lancar dan aset non lancar

(02) Kas pemerintah daerah yang dikuasai dan dibawah tanggung jawab bendahara

umum daerah terdiri dari:

a) saldo rekening kas daerah, yaitu saldo rekening pada bank yang ditentukan

oleh kepala daerah untuk menampung penerimaan dan pengeluaran.

b) setara kas, antara lain berupa surat utang negara (SUN)/obligasi dan

deposito kurang dari 3 bulan, yang dikelola oleh bendahara umum daerah.

(03) Piutang pajak, piutang retribusi, dan piutang pendapatan asli daerah lainnya yang

berasal dari pungutan pendapatan daerah untuk dapat diakui sebagai piutang

harus memenuhi kriteria:

a) telah diterbitkan surat ketetapan; dan/atau

b) telah diterbitkan surat penagihan dan telah dilaksanakan penagihan.

(04) Pengukuran piutang pendapatan yang berasal dari peraturan perundang-

undangan adalah sebagai berikut:

a) Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan

dari setiap tagihan yang ditetapkan berdasarkan surat ketetapan kurang bayar

yang diterbitkan;

b) Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan

dari setiap tagihan yang telah ditetapkan terutang oleh Pengadilan Pajak untuk

WP yang mengajukan banding;

c) Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan

dari setiap tagihan yang masih proses banding atas keberatan dan belum

ditetapkan oleh lembaga yang menangani peradilan pajak;

d) Disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value)

kecuali untuk piutang yang diatur dalam undang-undang tersendiri. dan

kebijakan penyisihan piutang tidak tertagih telah diatur oleh Pemerintah

daerah.

(05) Penyisihan piutang diperhitungkan dan dibukukan dengan periode yang sama

timbulnya piutang, sehingga dapat menggambarkan nilai yang betul-betul

diharapkan dapat ditagih. Penyisihan piutang yang kemungkinan tidak tertagih

dapat diprediksi berdasarkan pengalaman masa lalu dengan melakukan analisa

terhadap saldo-saldo piutang yang masih outstanding.

19

(06) Penggolongan Kualitas Piutang Pajak yang pemungutannya Dibayar Sendiri oleh

Wajib Pajak (self assessment) dilakukan dengan ketentuan:

a) Kualitas lancar, dengan kriteria:

1) Umur piutang 0 ( nol ) tahun sampai dengan 1 ( satu ) tahun; dan/atau

2) Wajib pajak menyetujui hasil pemeriksaan; dan/atau

3) Wajib pajak kooperatif; dan/atau

4) Wajib pajak likuid; dan/atau

5) Wajib pajak tidak mengajukan keberatan/banding.

b) Kualitas Kurang Lancar, dengan kriteria:

1) Umur piutang di atas 1 ( satu ) tahun sampai dengan 3 ( tiga ) tahun; dan/atau

2) Wajib pajak kurang kooperatif dalam pemeriksaan; dan/atau

3) Wajib pajak menyetujui sebagian hasil pemeriksaan; dan/atau

4) Wajib pajak mengajukan keberatan/banding.

c) Kualitas Diragukan, dengan kriteria:

1) Umur piutang di atas 3 ( tiga ) tahun sampai dengan 5 ( lima ) tahun; dan/atau

2) Wajib pajak tidak kooperatif; dan/atau

3) Wajib pajak tidak menyetujui seluruh hasil pemeriksaan; dan/atau

4) Wajib pajak mengalami kesulitan likuiditas.

d) Kualitas Macet, dengan kriteria:

1) Umur piutang lebih dari 5 ( lima ) tahun; dan/atau

2) Wajib pajak tidak ditemukan; dan/atau

3) Wajib pajak bangkrut/meninggal dunia; dan/atau

4) Wajib pajak mengalami musibah (force majeure).

(07) Penggolongan kualitas piutang pajak yang pemungutannya ditetapkan oleh

Gubernur (official assessment) dilakukan dengan ketentuan:

a) Kualitas Lancar, dengan kriteria:

1) Umur piutang kurang dari 1 tahun; dan/atau

2) Wajib pajak kooperatif; dan/atau

3) Wajib pajak likuid; dan/atau

20

4) Wajib pajak tidak mengajukan keberatan/banding.

b) Kualitas Kurang Lancar, dengan kriteria:

1) Umur piutang 1 sampai dengan 2 tahun; dan/atau

2) Wajib pajak kurang kooperatif; dan/atau

3) Wajib pajak mengajukan keberatan/banding.

c) Kualitas Diragukan, dengan kriteria:

1) Umur piutang 3 sampai dengan 5 tahun; dan/atau

2) Wajib pajak tidak kooperatif; dan/atau

3) Wajib pajak mengalami kesulitan likuiditas.

d) Kualitas Macet, dengan kriteria:

1) Umur piutang diatas 5 tahun; dan/atau

2) Wajib pajak tidak ditemukan; dan/atau

3) Wajib pajak bangkrut/meninggal dunia; dan/atau

4) Wajib pajak mengalami musibah (force majeure).

(08) Penggolongan Kualitas Piutang Bukan Pajak, dilakukan dengan ketentuan:

a) Kualitas Lancar, apabila belum dilakukan pelunasan sampai dengan tanggal

jatuh tempo yang ditetapkan;

b) Kualitas Kurang Lancar, apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan

terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan;

c) Kualitas Diragukan, apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak

tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan; dan

d) Kualitas Macet, apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak

tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan.

(09) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih untuk Pajak, ditetapkan sebesar:

a) Kualitas Lancar sebesar 0,5%;

b) Kualitas Kurang Lancar sebesar 10% (sepuluh perseratus) dari piutang

kualitas kurang lancar setelah dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang

sitaan (jika ada);

c) Kualitas Diragukan sebesar 50% (lima puluh perseratus) dari piutang

dengan kualitas diragukan setelah dikurangi dengan nilai agunan atau nilai

21

bar ang sitaan (jika ada); dan

d) Kualitas Macet 100% (seratus perseratus) dari piutang dengan kualitas macet

setelah dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan (jika ada).

(10) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih untuk objek bukan pajak, ditetapkan

sebesar:

a) 0,5% (nol koma lima perseratus) dari Piutang dengan kualitas lancar;

b) 10% (sepuluh perseratus) dari Piutang dengan kualitas kurang lancar setelah

dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan (jika ada);

c) 50% (lima puluh perseratus) dari Piutang dengan kualitas diragukan setelah

dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan (jika ada); dan

d) 100% (seratus perseratus) dari Piutang dengan kualitas macet setelah

dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan (jika ada).

(11) Uraian penjelasan informasi atas penyisihan piutang tidak tertagih disajikan

dalam catatan atas laporan keuangan (CaLK).

(12) Biaya dibayar dimuka dicatat pada akhir periode sebesar sisa pembayaran yang

belum diperoleh prestasinya oleh pemerintah daerah.

(13) Persediaan dapat terdiri dari:

a) Barang konsumsi;

b) Amunisi;

c) Bahan untuk pemeliharaan;

d) Suku cadang;

e) Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga;

f) Pita cukai dan leges;

g) Bahan baku ;

h) Barang dalam proses/setengah jadi;

i) Tanah/bangunan/peralatan mesin/buku untuk dijual atau diserahkan kepada

masyarakat;

j) Hewan, tanaman dan hasil pengembangbiakan untuk dijual atau diserahkan

kepada masyarakat;

k) Barang cetakan;

22

l) Perangko dan materai;

m) Obat-obatan dan bahan farmasi;

n) Barang pakai habis lainnya.

(14) Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi

fisik (stock opname).

(15) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;

(16) Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;

(17) Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan,

hasil pengembangbiakan hewan atau tanaman yang akan dijual atau diserahkan

kepada masyarakat.

(18) Persediaan dinilai dengan menggunakan harga pembelian terakhir.

(19) Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan (use of goods).

(20) Kebijakan akuntansi ini mencatat persediaan secara periodik.

(21) Suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai investasi apabila

memenuhi salah satu kriteria:

a) Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa pontensial di

masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh

pemerintah daerah;

b) Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai

(reliable).

(22) Penilaian investasi dilakukan dengan tiga metode yaitu:

a) Metode biaya;

Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya

perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil

yang diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan

usaha/badan hukum yang terkait.

b) Metode ekuitas;

Dengan menggunakan metode ekuitas investasi awal dicatat sebesar biaya

perolehan dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi setelah

tanggal perolehan. Bagian laba kecuali dividen dalam bentuk saham yang

diterima akan mengurangi nilai investasi. Penyesuaian terhadap nilai investasi

juga diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan investasi, misalnya

23

adanya perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi aset

tetap.

c) Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan;

Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk

kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat. Pengukuran

nilai yang dapat direalisasikan yaitu dilakukan aging atas investasi non

permanen.

(23) Penggunaan metode diatas didasarkan pada kriteria sebagai berikut :

a) Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya;

b) Kepemilikan 20% sampai 50%, atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi

memiliki pengaruh yang signifikan menggunakan metode ekuitas;

c) Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas;

d) Kepemilikan bersifat nonpermanen menggunakan metode nilai bersih yang

direalisasikan.

(24) Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam

aktivitas operasi entitas. Berikut adalah klasifikasi aset tetap yang digunakan

meliputi:

a. Tanah

b. Peralatan dan mesin, yang antara lain terdiri atas:

1) Alat-alat berat dan alat-alat besar

2) Alat-alat angkutan

3) Alat-alat bengkel dan alat ukur

4) Alat-alat pertanian/peternakan

5) Alat-alat kantor dan rumah tangga

6) Alat studio dan alat komunikasi

7) Alat-alat kedokteran

8) Alat-alat laboratorium

9) Alat keamanan

c. Gedung dan bangunan, yang antara lain terdiri atas:

1) Bangunan gedung

2) Bangunan monumen

d. Jalan, irigasi dan jaringan, yang antara lain terdiri atas:

1) Jalan dan jembatan

2) Bangunan air/irigasi

24

3) Instalasi

4) Jaringan

e. Aset tetap lainnya, yang antara lain terdiri atas:

1) Buku dan perpustakaan

2) Barang bercorak kesenian/kebudayaan

3) Hewan/ternak dan tumbuhan

4) Aset tetap renovasi

f. Konstruksi dalam pengerjaan

(25) Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan

maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah daerah dan dalam

kondisi siap dipakai.

(26) Gedung dan bangunan mencakup seluruh bangunan gedung dan bangunan

monumen yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan

operasional pemerintah daerah dan dalam kondisi siap dipakai.

(27) Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin alat-alat berat, kendaraan

bermotor/alat angkutan, alat bengkel dan alat ukur, alat studio dan komunikasi/alat

elektronik, alat pertanian/peternakan, alat kedokteran dan kesehatan, alat

laboratorium, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya

signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi

siap pakai.

(28) Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan dan jembatan, bangunan air/irigasi,

instalasi dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah daerah serta dimiliki

dan/atau dikuasai oleh pemerintah daerah dan dalam kondisi siap dipakai.

(29) Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam

kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan

operasional pemerintah daerah dan dalam kondisi siap dipakai. Misalnya buku dan

perpustakaan, barang bercorak kesenian/kebudayaan, hewan/ternak dan tumbuhan

serta aset tetap renovasi.

(30) Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses

pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum selesai seluruhnya.

(31) Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan

menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap

didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.

25

(32) Aset tetap yang digunakan bersama oleh beberapa SKPD (unit/satuan kerja),

pengakuan aset tetap bersangkutan dilakukan/dicatat oleh SKPD yang melakukan

pengelolaan (perawatan dan pemeliharaan) terhadap aset tetap tersebut.

(33) Pengeluaran setelah perolehan suatu aset tetap yang memperpanjang masa manfaat

atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi di masa yang akan

datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja,

harus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan.

(34) Pengeluaran setelah perolehan aset tetap (seperti pengeluaran belanja pemeliharaan

aset tetap) yang memenuhi kriteria kapitalisasi aset tetap akan diperlakukan

sebagai penambah umur ekonomis aset tetap.

(35) Penambahan masa manfaat atas pengeluaran setelah perolehan diatur sebagai

berikut:

No. Jenis Aset Tetap % Pengeluaran

setelah perolehan

terhadap harga

perolehan

Penambahan

Masa

Manfaat

1. Gedung dan Bangunan

Sampai dengan 30%

> 30% s.d 45%

> 45% s.d 65%

> 65% s.d 85%

> 85%

0 tahun

5 tahun

10 tahun

15 tahun

20 tahun

2. Jalan

Sampai dengan 30%

> 30% s.d 45%

> 45% s.d 65%

> 65% s.d 85%

> 85%

0 tahun

3 tahun

5 tahun

7 tahun

10 tahun

3. Jembatan dan irigasi Sampai dengan 30%

> 30% s.d 45%

0 tahun

26

> 45% s.d 65%

> 65% s.d 85%

> 85%

5 tahun

10 tahun

15 tahun

20 tahun

(36) Untuk pengeluaran setelah perolehan selain gedung, bangunan, jalan, irigasi, dan

jembatan hanya menambah nilai perolehan aset tetap tersebut tetapi tidak

menambah masa manfaat.

(37) Penambahan masa manfaat atas Aset Tetap akibat adanya perbaikan, dilakukan

untuk perbaikan Aset Tetap yang diperoleh setelah ditetapkannya Peraturan

Gubernur No 48 Tahun 2015 tentang Kebijakan Akuntansi pemerintah Provinsi

Banten.

(38) Berikut adalah Masa Manfaat (umur ekonomis) Aset Tetap

No. Uraian Masa Manfaat

(Tahun)

1. Peralatan dan Mesin, terdiri atas:

1.1 Alat-alat berat 8

1.2 Alat-alat Angkutan

a. Kendaran Bermotor Roda 4 atau lebih 8

b. Kendaran Bermotor Roda 2 dan 3 4

c. Alat Angkut tidak bermotor 4

d. Alat Angkut Bermotor Udara 20

1.3 Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur

a. Alat bengkel Bermesin 8

b. Alat Bengkel Tidak bermesin 4

27

(39) Masa manfaat aset tetap tertentu yang memiliki sifat dan karakteristik khusus dapat

berbeda dengan Tabel Masa Manfaat (umur ekonomis) Aset Tetap diatas dengan

berpedoman pada ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

Misalnya kendaraan perorangan dinas roda empat atau lebih dapat

c. Alat Ukur 8

1.4 Alat-alat Pertanian/Peternakan 4

1.5 Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga 4

1.6 Alat-alat Studio dan Alat Komunikasi 4

1.7 Alat-alat Kedokteran 4

1.8 Alat-alat Laboratorium 4

1.9 Alat Keamanan 4

2. Gedung dan Bangunan, terdiri atas:

2.1 Bangunan Gedung 20

2.2 Bangunan Monumen 20

3. Jalan, Irigasi dan Jaringan, terdiri atas:

3.1 Jalan dan Jembatan

a. Jalan 10

b. Jembatan 20

3.2 Bangunan Air/Irigasi 20

3.3 Instalasi 20

3.4 Jaringan 20

4. Aset Tetap Lainnya, terdiri atas:

4.1 Aset Tetap Renovasi Sesuai dengan

umur ekonomik

mana yang lebih

pendek antara

masa manfaat aset

dengan masa

pinjaman/sewa

28

dihapuskan/dijual/dilelang setelah berusia 5 tahun walaupun menurut Tabel Masa

Manfaat (Umur Ekonomis) aset tetap alat angkutan mempunyai manfaat 8 tahun,

ketentuan penghapusan aset tetap alat angkutan darat (kendaraan perorangan dinas

roda empat) tersebut disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(40) Penghitungan dan pencatatan penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan asumsi

nilai sisa Aset tetap sebesar nol. Nilai sisa nol sebagaimana dimaksud hanya dalam

rangka perhitungan Penyusutan Aset Tetap.

(41) Penyusutan dihitung dengan pendekatan tahunan yaitu satu tahun penuh pada

tanggal 31 Desember tahun berkenaan meskipun baru diperoleh satu atau dua

bulan bahkan satu atau dua hari.

(42) Aset Tetap yang seluruh nilainya te1ah disusutkan dan secara teknis masih dapat

dimanfaatkan tetap disajikan di neraca dengan menunjukkan nilai perolehan dan

akumulasi penyusutannya.

(43) Aset Tetap tersebut dicatat dalam kelompok aset tetap dan diungkapkan dalam

Catatan atas Laporan Keuangan.

(44) Aset Tetap yang seluruh nilainya telah disusutkan tidak berarti dilakukan

penghapusan. Penghapusan terhadap Aset Tetap tersebut mengikuti ketentuan

peraturan perundang undangan pengelolaan Barang Milik Daerah.

(45) Laporan keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing jenis aset tetap

sebagai berikut:

a. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying

amount);

b. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang

menunjukkan Penambahan; Pelepasan; Akumulasi Penyusutan dan Perubahan Nilai

(jika ada) dan Mutasi aset tetap lainnya;

c. Informasi penyusutan, meliputi: nilai penyusutan, metode penyusutan yang

digunakan, masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan dan nilai tercatat

bruto serta akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.

(46) Konstruksi Dalam Pengerjaan mencakup tanah, peralatan dan mesin, gedung dan

bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya yang proses

perolehannya dan/atau pembangunannya membutuhkan suatu periode waktu

tertentu dan belum selesai. Perolehan melalui kontrak konstruksi pada umumnya

memerlukan suatu periode waktu tertentu. Periode waktu perolehan tersebut

bisa kurang atau lebih dari satu periode akuntansi.

29

(47) Suatu benda berwujud harus diakui sebagai Konstruksi Dalam Pengerjaan jika:

a) besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang

berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh;

b) biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal; dan

c) aset tersebut masih dalam proses pengerjaan.

(48) Konstruksi Dalam Pengerjaan biasanya merupakan aset yang dimaksudkan

digunakan untuk operasional pemerintah daerah atau dimanfaatkan oleh

masyarakat dalam jangka panjang dan oleh karenanya diklasifikasikan dalam aset

tetap.

(49) Konstruksi Dalam Pengerjaan dipindahkan ke pos aset tetap yang bersangkutan

jika kriteria berikut ini terpenuhi:

a) Konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan; dan

b) Dapat memberikan manfaat/jasa sesuai dengan tujuan perolehan;

(50) Suatu Konstruksi Dalam Pengerjaan dipindahkan ke aset tetap yang

bersangkutan setelah pekerjaan konstruksi tersebut dinyatakan selesai dan siap

digunakan sesuai dengan tujuan perolehannya.

g. Kebijakan Akuntansi Kewajiban

(01) Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan

dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Semua

kewajiban lainnya diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang;

(02) Suatu entitas pelaporan tetap mengklasifikasikan kewajiban jangka panjangnya,

meskipun kewajiban tersebut jatuh tempo dan akan diselesaikan dalam waktu 12

(dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan jika:

a) Jangka waktu aslinya adalah untuk periode lebih dari 12 (dua belas) bulan;

b) Entitas bermaksud untuk mendanai kembali (refinance) kewajiban tersebut

atas dasar jangka panjang; dan

c) Maksud tersebut didukung dengan adanya suatu perjanjian pendanaan kembali

(refinancing), atau adanya penjadwalan kembali terhadap pembayaran, yang

diselesaikan sebelum laporan keuangan disetujui.

(03) Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima dan/atau pada saat

kewajiban timbul.

30

(04) Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing

dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing

menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.

(05) Pada saat pemerintah daerah menerima hak atas barang, termasuk barang dalam

perjalanan yang telah menjadi haknya, pemerintah daerah harus mengakui

kewajiban atas jumlah yang belum dibayarkan untuk barang tersebut

(06) Bila kontraktor membangun fasilitas atau peralatan sesuai dengan spesifikasi yang

ada pada kontrak perjanjian dengan pemerintah daerah, jumlah yang dicatat

harus berdasarkan realisasi fisik kemajuan pekerjaan sesuai dengan berita acara

kemajuan pekerjaan

(07) Pada akhir periode pelaporan, saldo pungutan/potongan berupa PFK yang

belum disetorkan kepada pihak lain harus dicatat pada laporan keuangan

sebesar jumlah yang masih harus disetorkan.

31

BAB IV

PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

4.1. Penjelasan Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran

4.1.1 Pendapatan

Realisasi Pendapatan Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Banten tidak

ada, ini dikarenakan Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi bukan merupakan

OPD Penghasil.

Realisasi Pendapatan SKPD Biro Organisasi Tahun 2018

Realisasi Pendapatan Provinsi Banten Tahun 2018 dan 2017

Uraian

APBD

Murni

Tahun

2018

Perubahan

APBD Tahun

2017

Realisasi Tahun 2018 Selisih

Lebih/(Kurang)

Rp. Rp. Rp. % Rp.

1 2 3 4 5 6=3-4

PENDAPATAN - - - - -

Pendapatan Asli Daerah - - - - -

Pendapatan Pajak Daerah - - - - -

Pendapatan Retribusi Daerah - - - - -

Pendapatan Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

- - - - -

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah

Yang Sah

- - - - -

4.1.2 Belanja

Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Daerah yang mengurangi Saldo

Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Realisasi Belanja Biro Organisasi Setda Provinsi Banten pada Tahun Anggaran 2018

adalah sebesar Rp.2.142.453.185 atau 91,15 % dari anggaran belanja sebesar

Rp.2.350.000.000. Rincian anggaran dan realisasi belanja Tahun Anggaran 2018 adalah

sebagai berikut:

rp rp rp % rp 1 2 3 4 5 6=3-4

Pendapatan - -

- -

-

Pendapatan Asli Daerah - -

- -

-

Pendapatan Pajak Daerah - -

- -

-

Pendapatan Retribusi Daerah - -

- -

-

Pendapatan Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan -

- -

- -

selisih lebih/kurang REALISASI TAHUN 2018 Uraian APBD MURNI TAHUN 2018 PERUBAHAN APBD TAHUN

2018

32

Tabel

Realisasi Belanja Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2018

APBD Murni

Tahun 2018

Perubahan

APBD Tahun

2018

Selisih

Kurang/(Lebih)

Rp. Rp. Rp. % Rp.

1 2 3 4 5 6=3-4

BELANJA 2.719.438.000 2.350.500.000 2.142.453.185 91,15 208.046.815

BELANJA OPERASI 2.719.438.000 2.350.500.000 2.142.453.185 91,15 208.046.815

Belanja Barang dan Jasa 2.719.438.000 2.350.500.000 2.142.453.185 91,15 208.046.815

BELANJA MODAL - - - - -

Belanja Aset Tetap Lainny a - - - - -

UraianRealisasi Tahun 2018

Realisasi Tahun

2017

Selisih Realisasi

TA.2018

Terhadap

TA.2017

Prosentasi

Naik/(Turun)

Rp. Rp. Rp. Rp.

1 2 3 4=2-3 5=4/3

BELANJA 2.142.253.185 4.266.186.840 (2.123.933.655) (0,50)

BELANJA OPERASI 2.142.253.185 4.266.186.840 (2.123.933.655) (0,50)

BELANJA MODAL - - - -

Belanja Aset Tetap Lainny a - - - -

JUMLAH 2.142.253.185 4.266.186.840 (2.123.933.655) (0,50)

Uraian

Realisasi Tahun

2018

4.1.2.1 Belanja Operasi

Realisasi Belanja Operasi Tahun Anggaran 2018 sebesar Rp.2.142.253.185,- atau 91,15% dari

anggaran sebesar Rp.2.350.500.000,-. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran 2017

sebesar Rp.5.197.374.369,- realisasi belanja operasi Tahun Anggaran 2018 berkurang sebesar

Rp.2.123.933.655 atau turun 50%. Rincian realisasi belanja operasi sebagai berikut :

4.1.2.1.1 Belanja barang

Belanja barang meliputi belanja barang dan jasa sebagai penunjang pelaksanaan berbagai

program dan kegiatan yang sifatnya rutinitas dan tidak menghasilkan aset tetap. Realisasi

Belanja Barang dan Jasa Tahun Anggaran 2018 adalah sebesar Rp. 2.142.253.185,- atau

91,15% dari anggaran sebesar Rp. 2.350.500.000,-.

33

4.1.2.2 Belanja Modal

Belanja modal merupakan alokasi pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset

lainnya yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Realisasi Belanja Modal

adalah sebesar Rp. 0,- atau 0% dari anggaran sebesar Rp.0,-

4.1.3 Surplus/(Defisit)

Surplus/(Defisit) adalah jumlah Pendapatan setelah dikurangi dengan Belanja dan

Transfer. Dalam APBD Tahun Anggaran 2018 Pemerintah Provinsi Banten

menganggarkan defisit sebesar Rp. 0 dengan realisasi surplus sebesar Rp.0, hal ini

terjadi karena realisasi pendapatan melampaui target serta realisasi belanja dan

transfer dibawah anggaran yang ditetapkan. Tahun Anggaran 2018 terjadi surplus

sebesar Rp.0 Tabel perhitungan Surplus/(Defisit) dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel

Realisasi Perhitungan Suplus/(Defisit) Tahun 2018

Tabel

Realisasi Perhitungan Suplus/(Defisit) Tahun 2018 dan Tahun 2017

4.2 Penjelasan Pos-pos LO

Laporan Operasional (LO) disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi

berbasis akrual sehingga penyusunan Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas,

ANGGARAN TAHUN 2017 SELISIH LEBIH/(KURANG)

RP % RP

1 2 3 4 5 6=3-4

1 PENDAPATAN - - - -

2 BELANJA DAN TRANSFER - - - -

3 SURPLUS (DEFISIT)(1-2) - - - -

REALISASI TAHUN 2017NO URAIAN

REALISASI TAHUN 2017

SELISIH REALISASI

TAHUN 2018 TERHADAP

TAHUN 2017

PROSENTASE

NAIK/TURUN

RP % RP

1 2 3 4 6 7=3-4 8

1 PENDAPATAN - - -

2 BELANJA DAN TRANSFER - - - - -

3 SURPLUS (DEFISIT)(1-2) - - - -

-

URAIAN

REALISASI TAHUN 2018

34

dan Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan. LO menyediakan

informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas yang tercerminkan

dalam pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas yang

penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.

4.2.1 Pendapatan LO

Realisasi Pendapatan LO Tahun 2018 adalah sebesar Rp.0, sedangkan realisasi

Tahun 2017 adalah sebesar Rp 0.

4.2.2 Beban LO

Realisasi Beban LO Tahun 2018 adalah sebesar Rp. 2.142.253.185,- (terdiri dari

beban Barang dan jasa, sedangkan realisasi Tahun 2017 adalah sebesar

Rp.4.505.461.491,-. Rincian Beban LO adalah sebagai berikut:

Uraian Thn 2018 Thn 2017

Rp Rp % Rp

2 3 4 5 6

Beban

Beban Operasi 2.142.453.185 4.266.186.840 0,50 (2.123.733.655)

- Belanja Pegawai - LO

- Beban Barang dan Jasa 2.142.453.185 4.266.186.840 0,50 (2.123.733.655)

Naik (Turun)

4.2.3 Defisit Non Operasional

Realisasi Defisit Non Operasional Tahun 2018 adalah sebesar Rp.0, sedangkan

realisasi Tahun 2017 adalah sebesar Rp.0,-

4.2.4 Beban Luar Biasa

Realisasi Beban Luar Biasa Tahun 2018 adalah sebesar Rp.0, sedangkan realisasi

Tahun 2017 adalah sebesar Rp.0,-.

4.3 Penjelasan Pos-pos Neraca

4.3.1 Kas di Bendahara Pengeluaran

Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran TA 2018 dan 2017 adalah masing-masing

sebesar Rp.0 dan Rp.0 yang merupakan kas yang dikuasai, dikelola dan di bawah

tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa UP/TUP yang belum

dipertanggungjawabkan atau belum disetorkan ke Kas Daerah per tanggal neraca.

Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran adalah sebagai berikut:

35

Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran

4.3.2 Kas di Bendahara Penerimaan

Saldo Kas di Bendahara Penerimaan TA 2018 dan 2017 adalah sebesar masing-

masing Rp.0 dan Rp.0. Kas di Bendahara Penerimaan meliputi saldo uang tunai dan

saldo rekening di bank yang berada di bawah tanggung jawab Bendahara Penerimaan

yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan berupa Pajak/Retribusi.

4.3.3 Kas Lainnya dan Setara Kas

Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas TA 2018 dan 2017 masing-masing sebesar Rp.0

dan Rp.0

Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan kas yang berada di bawah tanggung jawab

bendahara pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP, baik saldo rekening di bank

maupun uang tunai. Rincian sumber Kas Lainnya dan Setara Kas pada tanggal

pelaporan adalah sebagai berikut:

Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas

4.3.4 Piutang

Saldo Piutang TA 2018 dan 2017 masing-masing adalah sebesar Rp.0 dan Rp.0.

Piutang merupakan hak atau pengakuan pemerintah atas uang atau jasa terhadap

pelayanan yang telah diberikan namun belum diselesaikan pembayarannya.

4.3.7 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Jangka Pendek

Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Jangka Pendek adalah merupakan estimasi

atas ketidaktertagihan piutang jangka pendek yang ditentukan oleh kualitas piutang

masing-masing debitur

TAHUN 2018 TAHUN 2017 0 0 0 0 0 0

Pengembalian Belanja belum disetor ke 0 0 Kas Daerah

KETERANGAN Jasa Giro yang belum disetor ke Kas Daerah Pajak yang belum disetor Honor kegiatan yang belum dibagikan

THN 2018 THN 2017 0 0 0

0

KETERANGAN Kas di Bendahara Pengeluaran-Tunai Kas di Bendahara Pengeluaran-Bank

36

4.3.8 Belanja Dibayar di Muka

Saldo Belanja Dibayar di Muka TA 2018 dan 2017 masing-masing adalah sebesar Rp

0 dan Rp 0. Belanja Dibayar di Muka merupakan hak yang masih harus diterima dari

pihak ketiga setelah tanggal neraca sebagai akibat dari barang/jasa telah dibayarkan

secara penuh namun barang atau jasa belum diterima seluruhnya.

4.3.9 Persediaan

Nilai Persediaan TA 2018 dan 2017 masing-masing adalah sebesar Rp.0,- dan Rp.0,-

Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies)

pada tanggal neraca yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan

operasional dan/atau untuk dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan

kepada masyarakat.

Keterangan Tahun 2018 Tahun 2017

Persediaan

ATK 0 0

Barang Cetakan 0 0

Jumlah 0 0

4.3.13 Tanah

Nilai aset tetap berupa tanah TA 2018 dan 2017 adalah sebesar Rp.0 dan Rp.0.

4.3.14 Peralatan dan Mesin

Saldo aset tetap berupa Peralatan dan Mesin TA 2018 dan 2017 adalah

Rp.2.765.567.739,31,- dan Rp.2.765.567.739,31,-. dengan nilai akumulasi

penyusutan peralatan dan mesin TA 2017 dan 2016 adalah

Rp.2.497.248.594,00,-dan Rp.2.497.248.594,00,-, pada tahun 2018 tidak terdapat

dropingan dari Biro Umum dan Perlengkapan. Mutasi nilai peralatan dan mesin

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

37

4.3.15 Gedung dan Bangunan

Nilai Gedung dan Bangunan TA 2018 dan 2017 adalah Rp.0 dan Rp.0

4.3.16 Jalan, Irigasi, dan Jaringan

Saldo Jalan, Irigasi, dan Jaringan TA 2018 dan 2017 adalah masing-masing

sebesar Rp.0 dan Rp.0

4.3.17 Aset Tetap Lainnya

Aset Tetap Lainnya merupakan aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan dalam

tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan.

Saldo Aset Tetap Lainnya TA 2018 dan 2017 adalah Rp.0 dan Rp.0. pada Tahun

2018 awal Aset tepa lainnya berupa Buku telah di pindah bukukan ke Biro

Umum Setda Provinsi Banten.

4.3.18 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)

Saldo konstruksi dalam pengerjaan TA 2018 dan 2017 adalah masing-masing

sebesar Rp.0 dan Rp.0

4.3.19 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap TA 2017 dan 2016 adalah masing-

masing Rp.2.497.248.594,- dan Rp. 2.497.248.594,-. Akumulasi Penyusutan Aset

Tetap merupakan kontra akun Aset Tetap yang disajikan berdasarkan

pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas

dan manfaat Aset Tetap selain untuk Tanah dan Konstruksi dalam Pengerjaan

(KDP). Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap TA 2018 adalah sebagai

berikut:

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2017 Mutasi tambah Pembelian Hibah Barang Mutasi kurang Saldo per 30 Des 2018 Akumulasi Penyusutan sd 30 Des 2018 Nilai Buku per 31 Des 2018 Rp 268.319.145,31

Rp2.765.567.739.31 Rp 0

-

Rp2.765.567.739.31

Rp2.497.248.594,00

38

4.3.20 Aset Tak Berwujud

Saldo Aset Tak Berwujud (ATB) TA 2018 dan 2017 adalah Rp.0 dan Rp.0,-.

Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi

tidak mempunyai wujud fisik. Aset Tak Berwujud berupa software yang

digunakan untuk menunjang operasional kantor.

4.3.21 Aset Lain-Lain

Saldo Aset Lain-lain TA 2018 dan 2017 adalah Rp.0 dan Rp0. Aset Lain-lain

merupakan Barang Milik Negara (BMN) yang berada dalam kondisi rusak berat

dan tidak lagi digunakan dalam operasional entitas. Adapun mutasi aset lain-lain

adalah sebagai berikut:

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2017 Rp0.00

Mutasi tambah -

reklasifikasi dari aset tetap -

Mutasi kurang 0

Penggunaan kembali BMN yang dihentikan Rp0.00

Penghapusan BMN Rp0.00

Saldo TA 2018 Rp0.00

4.3.23 Utang kepada Pihak Ketiga

Nilai Utang kepada Pihak Ketiga TA 2018 dan 2017 masing-masing sebesar Rp0

dan Rp0. Utang kepada Pihak Ketiga merupakan belanja yang masih harus

dibayar dan merupakan kewajiban yang harus segera diselesaikan kepada pihak

ketiga lainnya dalam waktu kurang dari 12 (dua belas bulan).

4.3.24 Pendapatan Diterima di Muka

Nilai Pendapatan Diterima di Muka TA 2018 dan 2017 sebesar Rp.0 dan Rp.0.

Pendapatan Diterima di Muka merupakan pendapatan yang sudah diterima

pembayarannya, namun barang/jasa belum diserahkan. Keseluruhan Pendapatan

No Aset Tetap Nilai Perolehan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1 Peralatan dan Mesin 2.765.567.739,31 2.497.248.594 268.319.145,31

2 Gedung dan Bangunan - - - 3 Jalan, Irigasi dan Jaringan - - - 4 Aset Tetap Lainnya - 945.779,244.7-

39

Diterima di Muka tersebut bersumber dari jasa konsultasi akuntansi yang jangka

waktu kontraknya lebih dari satu tahun.

4.3.25 Ekuitas

Ekuitas TA 2018 dan 2017 adalah masing-masing sebesar Rp.268.319.145,31,-

dan Rp.268.319.145,31,-. Ekuitas adalah kekayaan bersih entitas yang

merupakan selisih antara aset dan kewajiban. Rincian lebih lanjut tentang ekuitas

disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

4.4 Penjelasan Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas

Tabel

BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI BANTEN

Laporan Perubahan Ekuitas

Untuk Periode Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2018 dan 2017

URAIAN TAHUN 2018 TAHUN 2017 1. Ekuitas Awal 268.319.145,31 -

2. Surplus Defisit - LO (2.142.453.185,00)

3.711.346.984,09

4. Dampak Kumulatif Perubahan - Koreksi nilai persediaan - Selisih Revaluasi Aset Tetap - Lain-lain Ekuitas Akhir

-

-

268.319.145,31

(7.165.616.148,00)

(4.505.461.491.00)

1.062.433.652,22 3.R/K PPKD 2.142.453.185,00

1.062.433.652,22

40

BAB V

PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan

Susunan Perangkat Daerah Provinsi Banten dan Peraturan Gubernur Banten Nomor 83 Tahun

2016 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Tipe, Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Provinsi Banten disebutkan bahwa:

1) Biro Organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf i, mempunyai tugas

pokok membantu Asisten Administrasi Umum untuk melaksanakanpembinaan,

koordinasi, evaluasi dan perumusan kebijakan dibidang kelembagaan, tata laksana,

analisis jabatan dan kepegawaian, pengembangan sumber daya manusia, administrasi

pelayanan publik serta peningkatan kinerja organisasi..

2) Dalam melaksanakan tugas pokoknya Kepala Biro Organisasi mempunyai fungsi sebagai

berikut:

a) pelaksanaan penyiapan perumusan kebijakan di bidang organisasi, analisis

jabatan dan kepegawaian, pengembangan sumber daya manusia, pelayanan publik

serta peningkatan kinerja organisasi;

b) pelaksanaan koordinasi dan penyusunan program kegiatan serta petunjuk teknis

pelaksanaan di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, analisis jabatan dan

kepegawaian, pengembangan sumber daya manusia, pelayanan publik serta

peningkatan kinerja organisasi;

c) pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, analisis jabatan dan

kepegawaian, pengembangan sumber daya manusia, pelayanan publik serta

peningkatan kinerja organisasi;

d) pelaksanaan pembinaan teknis, administrasi serta sumber daya di bidang kelembagaan,

ketatalaksanaan, analisis jabatan dan kepegawaian, pengembangan sumber daya

manusia, pelayanan publik serta peningkatan kinerja organisasi; dan

e) pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan sesuai dengan bidang

tugasnya

3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Biro Organisasi

mempunyai rincian tugas sebagai berikut:

a. Kepala Biro Organisasi mempunyai tugas pokok membantu Asisten Administrasi

Umum dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi

daerah dan tugas pembantuan pada Bagian Kelembagaan, Bagian Ketatalaksanaan

41

dan Pelayanan Publik, serta Bagian Akuntabilitas Kinerja Aparatur Pemerintah

Daerah.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a, Kepala Biro

Organisasi mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

1) Merumuskan program kerja di lingkungan Biro Organisai berdasarkan rencana

strategis Sekretariat Daerah sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

2) Mengoordinasikan pelaksanaan tugas di lingkungan Biro Organisasi sesuai

dengan program yang telah ditetapkan dan kebijakan pimpinan agar target kerja

tercapai sesuai rencana;

3) Membina bawahan di lingkungan Biro Organisasi dengan cara mengadakan

rapat/pertemuan dan bimbingan secara berkala agar diperoleh kinerja yang

diharapkan;

4) Mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Biro Organisasi sesuai

dengan tugas, tanggung jawab, permasalahan dan hambatan serta ketentuan

yang berlaku untuk ketepatan dan kelancaran pelaksanaan tugas;

5) Melaksanakan pembinaan teknis, administrasi dan sumberdaya pada Bagian

Kelembagaan, Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik, serta Bagian

Akuntabilitas Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah;

6) Merumuskan kebijakan dan petunjuk teknis penyelenggaraan kegiatan di

Bagian Kelembagaan, Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik, serta

Bagian Akuntabilitas Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah berdasarkan

peraturan dan prosedur yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

7) Mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Biro Organisasi

dengan cara membandingkan rencana dengan kegiatan yang telah dilaksanakan

sebagai bahan laporan kegiatan dan rencana yang akan datang;

8) Menyusun laporan pelaksanaan tugas di lingkungan Biro Organisasi sesuai

dengan kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai akuntabilitas kinerja Biro

Organisasi; dan

9) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan baik lisan

maupun tertulis.

Kepala Biro Organisasi membawahi;

1. Kepala Bagian Kelembagaan;

2. Kepala Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik; dan

3. Kepala Bagian Akuntabilitas Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah.

42

1. Kepala Bagian Kelembagaan

a. Kepala Bagian Kelembagaan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Biro

Organisasi dalam merencanakan perumusan kebijakan, melaksanakan koordinasi,

monitoring serta pengendalian pelaksanaan program dan kegiatan Sub Bagian

Kelembagaan Perangkat Daerah, Sub Bagian Pembinaan dan Pengendalian

Kelembagaan Kab/Kota, serta Sub Bagian Analisa Formasi Jabatan.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a, Kepala

Bagian Kelembagaan mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

1) Menyusun rencana operasional di lingkungan Bagian Kelembagaan berdasarkan

program kerja Biro Organisasi serta petunjuk pimpinan sebagai pedoman

pelaksanaan tugas;

2) Mendistribusikan tugas kepada bawahan di lingkungan Bagian

KelembagaanBiro Organisasi sesuai dengan tugas pokok dan tanggung jawab

yang ditetapkan agar tugas yang diberikan dapat berjalan efektif dan efisien;

3) Memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan di lingkungan Bagian

Kelembagaan Biro Organisasi sesuai dengan peraturan dan prosedur yang

berlaku agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan tugas;

4) Menyelia pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Bagian Kelembagaan

secara berkala sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku untuk

mencapai target kinerja yang diharapkan;

5) Menyiapkan bahan koordinasi, fasilitasi dan evaluasi penataan organisasi dan

kelembagaan, pengembangan kapasitas Kelembagaan Perangkat Daerah, dan

Analisa Formasi Jabatan;

6) Merencanakan bahan rumusan kebijakan penyelenggaraan kegiatan di bidang

kelembagaan, berdasarkan peraturan dan prosedur yang berlaku sebagai

pedoman pelaksanaan tugas;

7) Merencanakan bahan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan di bidang

kelembagaan, berdasarkan peraturan dan prosedur yang berlaku sebagai

pedoman pelaksanaan tugas;

8) Merencanakan bahan penyusunan perencanaan pengorganisasian, pengendalian

pelaksanaan kegiatan fasilitasi dan evaluasi penataan organisasi dan

Kelembagaan Perangkat Daerah, Pembinaan dan Pengendalian Kelembagaan

Kab/Kota, serta Analisa Formasi Jabatan, berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

9) Merencanakan penyelenggaraan kegiatan memfasilitasi dan evaluasi penataan

organisasi dan Kelembagaan Perangkat Daerah, Pembinaan dan Pengendalian

43

Kelembagaan Kab/Kota, serta Analisa Formasi Jabatan, berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

10) Merencanakan bahan penyusunan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan

fasilitasi dan evaluasi penataan organisasi dan Kelembagaan Perangkat Daerah,

Pembinaan dan Pengendalian Kelembagaan Kab/Kota, serta Analisa Formasi

Jabatan dalam berbagai tingkatan pemerintahan, baik Pemerintah Pusat maupun

Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota;

11) Mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan pada Bagian Kelembagaan dengan

cara membandingkan antara rencana operasional dengan tugas-tugas yang telah

dilaksanakan sebagai bahan laporan kegiatan dan perbaikan kinerja di masa

yang akan datang;

12) Menyusun laporan pelaksanaan tugas Bagian Kelembagaan sesuai dengan tugas

yang telah dilaksanakan secara berkala sebagai bentuk akuntabilitas kinerja; dan

13) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan baik lisan

maupun tertulis.

2. Kepala Sub Bagian Kelembagaan Perangkat Daerah

a. Kepala Sub Bagian Kelembagaan Perangkat Daerah mempunyai tugas pokok

membantu Kepala Bagian Kelembagaan dalam penyusunan bahan perumusan

kebijakan, melaksanakan pembinaan, pengawasan, koordinasi serta evaluasi

pelaksanaan program dan kegiatan pada Sub Bagian Kelembagaan Perangkat

Daerah.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a, Kepala Sub

Bagian Kelembagaan Perangkat Daerah mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

1) Merencanakan kegiatanSub Bagian Kelembagaan Perangkat Daerah

berdasarkan rencana operasional Bidang Kelembagaan sebagai pedoman

pelaksanaan tugas;

2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Sub Bagian Kelembagaan

Perangkat Daerah;

3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Sub Bagian

Kelembagaan Perangkat Daerah sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang

diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;

4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Sub Bagian Kelembagaan

Perangkat Daerah sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar

terhindar dari kesalahan;

44

5) Menyusun bahan rumusan kebijakan dan penyusunan petunjuk teknis

pelaksanaan kegiatan penataan, pengembangan dan evaluasi organisasi dan

kelembagaan perangkat daerah, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

6) Melaksanakan penyelenggaraan kegiatan memfasilitasi organisasi perangkat

daerah dalam rangka pelaksanaaan penataan, pengembangan dan evaluasi

organisasi dan kelembagaan;

7) Melaksanakan koordinasi, pemantauan, pengawasan, dan evaluasi atas

penyelenggaraan penataan, pengembangan dan evaluasi organisasi dan

kelembagaan perangkat daerah;

8) Menyusun bahan pengolahan data dan informasi penyelenggaraan administrasi

penataan, pengembangan, dan evaluasi organisasi dan kelembagaan perangkat

daerah;

9) Melaksanakan pembinaan, sosialisasi penataan, pengembangan, evaluasi

organisasi, dan kelembagaan perangkat daerah berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

10) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Sub Bagian Kelembagaan

Perangkat Daerah dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam

rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;

11) Melaporkan pelaksanaan kinerja di lingkungan Sub Bagian Kelembagaan

Perangkat Daerah sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku sebagai

akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan mendatang; dan

12) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan baik lisan

maupun tertulis.

3. Kepala Sub Bagian Pembinaan dan Pengendalian Kelembagaan Kabupaten/Kota;

a. Kepala Sub Bagian Pembinaan dan Pengendalian Kelembagaan

Kabupaten/Kotamempunyai tugas pokok membantu Kepala Bagian Kelembagaan

dalam penyusunan bahan perumusan kebijakan, melaksanakan pembinaan,

pengawasan, koordinasi serta evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pada Sub

Bagian Pembinaan dan Pengendalian Kelembagaan Kabupaten/Kota.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a, Kepala Sub

Bagian Pembinaan dan Pengendalian Kelembagaan Kabupaten/Kotamempunyai

rincian tugas sebagai berikut :

45

1) Merencanakan kegiatanSub Bagian Pembinaan dan Pengendalian Kelembagaan

Kabupaten/Kota berdasarkan rencana operasional Bidang Kelembagaan sebagai

pedoman pelaksanaan tugas;

2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Sub Bagian Pembinaan dan

Pengendalian Kelembagaan Kabupaten/Kota;

3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Sub Bagian Pembinaan

dan Pengendalian Kelembagaan Kabupaten/Kota sesuai dengan tugas dan

tanggung jawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;

4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Sub Bagian Pembinaan dan

Pengendalian Kelembagaan Kabupaten/Kota sesuai dengan prosedur dan

peraturan yang berlaku agar terhindar dari kesalahan;

5) Menyusun bahan rumusan kebijakan dan penyusunan petunjuk teknis

pelaksanaan kegiatan Pembinaan dan Pengendalian Kelembagaan

Kabupaten/Kotaberdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

6) Melaksanakan penyelenggaraan fasilitasi,Pembinaan dan Pengendalian

Kelembagaan Kabupaten/Kotaberdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

7) Melaksanakan koordinasi, pemantauan, pengawasan, dan evaluasi atas

penyelenggaraan Pembinaan dan Pengendalian Kelembagaan Kabupaten/Kota;

8) Menyusun bahan pengolahan data dan informasi terkait kegiatan Pembinaan

dan Pengendalian Kelembagaan Kabupaten/Kota;

9) Melaksanakan sosialisasi terkait kegiatan Pembinaan dan Pengendalian

Kelembagaan Kabupaten/Kota, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

10) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Sub Bagian Pembinaan dan

Pengendalian Kelembagaan Kabupaten/Kota dengan cara mengidentifikasi

hambatan yang ada dalam rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;

11) Melaporkan pelaksanaan kinerja di lingkungan Sub Bagian Pembinaan dan

Pengendalian Kelembagaan Kabupaten/Kota sesuai dengan prosedur dan

peraturan yang berlaku sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan

mendatang; dan

12) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan baik lisan

maupun tertulis.

46

4. Kepala Sub Bagian Analisa Formasi Jabatan

a. Kepala Sub Bagian Analisa formasi Jabatan mempunyai tugas pokok membantu

Kepala Bagian Kelembagaan dalam penyusunan bahan perumusan kebijakan,

melaksanakan pembinaan, pengawasan, koordinasi serta evaluasi pelaksanaan

program dan kegiatan pada Sub Bagian Analisa Formasi Jabatan.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a, Kepala Sub

Bagian Analisa Formasi Jabatan mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

1) Merencanakan kegiatan Sub Bagian Analisa Formasi Jabatan berdasarkan

rencana operasional Bagian Kelembagaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Sub Bagian Analisa

Formasi Jabatan;

3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Sub Bagian Analisa

Formasi Jabatan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan agar

pekerjaan berjalan tertib dan lancar;

4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Sub Bagian Analisa Formasi

Jabatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar terhindar dari

kesalahan;

5) menyusun bahan rumusan kebijakan dan petunjuk teknis pelaksanaan

kegiatanpenyusunan rincian tugas jabatan, formasi jabatan, analisa jabatan,

analisa beban kerja, evaluasi jabatan dan standar kompetensi jabatandi tingkat

provinsi,berdasarkan peraturan dan prosedur yang berlaku sebagai pedoman

pelaksanaan tugas;

6) melaksanakan fasilitasi penyusunan rincian tugas jabatan, formasi jabatan,

analisa jabatan, analisa beban kerja, evaluasi jabatan dan standar kompetensi

jabatan baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota;

7) melaksanakan koordinasi, pengawasan dan evaluasi penyusunan rincian tugas

jabatan, formasi jabatan, analisa jabatan, analisa beban kerja, evaluasi

jabatandan standar kompetensi jabatandi tingkat Pemerintah Pusat dan

Provinsi,berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

8) menyusun bahan pengolahan data dan informasi penyelenggaraan administrasi

penyusunan rincian tugas jabatan, formasi jabatan, analisa jabatan, analisa

beban kerja, evaluasi jabatan dan standar kompetensi jabatandi tingkat

provinsi,berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

9) melaksanakan pembinaan, koordinasi dan sosialisasi penyusunan rincian tugas

jabatan, formasi jabatan, analisa jabatan, analisa beban kerja, evaluasi

47

jabatandan standar kompetensi jabatan di tingkat Provinsi maupun

Kabupaten/Kota berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

10) melaksanakan, mengelola dan mengembangkan Sistem Aplikasi Informasi

kepegawaian data analisa jabatan, analisa bebankerja, evaluasi jabatan, standar

kompetensi manajerial dan standar kompetensi teknis secara

elektronik/komputerisasi;

11) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Sub Bagian Analisa Formasi

Jabatan dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam rangka

perbaikan kinerja di masa mendatang;

12) Melaporkan pelaksanaan kinerja di lingkungan Sub Bagian Analisa Formasi

Jabatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku sebagai

akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan mendatang; dan

13) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan baik lisan

maupun tertulis.

5. Kepala Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik

a. Kepala Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik mempunyai tugas pokok

membantu Kepala Biro Organisasi dalam merencanakan perumusan kebijakan,

melaksanakan koordinasi, monitoring serta pengendalian pelaksanaan program

dankegiatan Sub Bagian Tatalaksana Pemerintahan, Sub Bagian Kebijakan

Pelayanan Publik dan Sub Bagian Tata Usaha Biro.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a, Kepala

Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik mempunyai rincian tugas sebagai

berikut :

1) Menyusun rencana operasional pada Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan

Publik berdasarkan program kerja Biro Organisasi serta petunjuk pimpinan

sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

2) Mendistribusikan tugas kepada bawahan pada Bagian Ketatalaksanaan dan

Pelayanan Publik sesuai dengan tugas pokok dan tanggung jawab yang

ditetapkan agar tugas yang diberikan dapat berjalan efektif dan efisien;

3) Memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan pada Bagian

Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik sesuai dengan peraturan dan prosedur

yang berlaku agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan tugas;

4) Menyelia pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan pada Bagian

Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publiksecara berkala sesuai dengan peraturan

dan prosedur yang berlaku untuk mencapai target kinerja yang diharapkan;

48

5) merencanakan bahan rumusan kebijakan dan petunjuk teknis penyelenggaraan

kegiatan di bidang Tatalaksanadan Pelayanan Publik, berdasarkan peraturan dan

prosedur yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

6) merencanakan penyelenggaraan kegiatan memfasilitasi dan evaluasi

pelaksanaan penataan Tatalaksana Pemerintahan, Kebijakan Pelayanan Publik

dan Tata Usaha Biro;

7) merencanakan bahan penyusunan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan

fasilitasi dan evaluasi pelaksanaan penataan Tatalaksana Pemerintahan,

Kebijakan Pelayanan Publik dan Tata Usaha Biro;

8) Mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan pada Bagian Ketatalaksanaan dan

Pelayanan Publik dengan cara membandingkan antara rencana operasional

dengan tugas-tugas yang telah dilaksanakan sebagai bahan laporan kegiatan dan

perbaikan kinerja di masa yang akan datang;

9) Menyusun laporan pelaksanaan tugas Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan

Publiksesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala sebagai

bentuk akuntabilitas kinerja; dan

10) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan baik lisan

maupun tertulis.

6. Kepala Sub Bagian Tatalaksana Pemerintahan

a. Kepala Sub Bagian Tatalaksana Pemerintahan mempunyai tugas pokok membantu

Kepala Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik dalam penyusunan bahan

perumusan kebijakan, melaksanakan pembinaan, pengawasan, koordinasi serta

evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pada Sub Bagian Tatalaksana

Pemerintahan.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a, Kepala Sub

Bagian Tatalaksana Pemerintahan mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

1) Merencanakan kegiatan Sub Bagian Tatalaksana Pemerintahan berdasarkan

rencana operasional Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik sebagai

pedoman pelaksanaan tugas;

2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Sub Bagian Tatalaksana

Pemerintahan;

3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Sub Bagian

Tatalaksana Pemerintahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang

diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;

49

4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Sub Bagian Tatalaksana

Pemerintahan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar terhindar

dari kesalahan;

5) menyusun bahan rumusan kebijakan dan petunjuk teknis penyelenggaraan

kegiatan padasub bagianTatalaksana Pemerintahan berdasarkan peraturan dan

prosedur yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

6) melaksanakan kegiatan memfasilitasi penataan dan evaluasi Tatalaksana

Pemerintahan, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

7) melaksanakan koordinasi, pemantauan, pengawasan, dan evaluasi penataan

Tatalaksana Pemerintahan;

8) menyusun bahan pengolahan data dan informasi penyelenggaraan administrasi

penataan Tatalaksana Pemerintahan;

9) melaksanakan pembinaan dan sosialisasi penataan Tatalaksana Pemerintahan

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

10) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Sub Bagian Tatalaksana

Pemerintahan dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam rangka

perbaikan kinerja di masa mendatang;

11) Melaporkan pelaksanaan kinerja di lingkungan Sub Bagian Tatalaksana

Pemerintahan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku sebagai

akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan mendatang; dan

12) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan baik lisan

maupun tertulis.

7. Kepala Sub Bagian Kebijakan Pelayanan Publik

a. Kepala Sub Bagian Kebijakan Pelayanan Publik mempunyai tugas pokok membantu

Kepala Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik dalam penyusunan bahan

perumusan kebijakan, melaksanakan pembinaan, pengawasan, koordinasi serta

evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pada Sub Bagian Kebijakan Pelayanan

Publik.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a, Kepala Sub

Bagian Kebijakan Pelayanan Publik mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

1) Merencanakan kegiatanSub Bagian Kebijakan Pelayanan Publikberdasarkan

rencana operasional Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik sebagai

pedoman pelaksanaan tugas;

50

2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggungjawab

masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Sub Bagian Kebijakan

Pelayanan Publik;

3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Sub Bagian Kebijakan

Pelayanan Publik sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan agar

pekerjaan berjalan tertib dan lancar;

4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Sub Bagian Kebijakan Pelayanan

Publik sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar terhindar dari

kesalahan;

5) menyusun bahan rumusan kebijakan dan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan

pada Sub Bagian Kebijakan Pelayanan Publik untuk tingkat Provinsi dan

Pemerintah Kabupaten/Kota, berdasarkan peraturan dan prosedur yang berlaku

sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

6) menyusun bahan pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penilaian pelaksanaan

Kebijakan Pelayanan Publik tingkat Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota;

7) melaksanakan kegiatan memfasilitasi penataan dan evaluasi pelaksanaan

Kebijakan Pelayanan Publik, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

8) menyusun bahan pengolahan data dan informasi pelaksanaan administrasi

Kebijakan Pelayanan Publik, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

9) melaksanakan pembinaan, sosialisasi pelaksanaan Kebijakan Pelayanan Publik,

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

10) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Sub Bagian Kebijakan

Pelayanan Publik dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam

rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;

11) Melaporkan pelaksanaan kinerja di lingkungan Sub Bagian Kebijakan

Pelayanan Publik sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku sebagai

akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan mendatang; dan

12) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan baik lisan

maupun tertulis.

8. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Biro

a. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Biro mempunyai tugas pokok membantu Kepala

Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik dalam melaksanakan pengelolaan

dan pelayanan administrasi Biro.

51

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a, Kepala Sub

Bagian Tata Usaha Biro mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

1) Merencanakan kegiatan Sub Bagian Tata Usaha Biro berdasarkan rencana

operasional Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik sebagai pedoman

pelaksanaan tugas;

2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Sub Bagian Tata Usaha

Biro;

3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Sub Bagian Tata

Usaha Biro sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan agar

pekerjaan berjalan tertib dan lancar;

4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Sub Bagian Tata Usaha Biro

sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar terhindar dari

kesalahan;

5) Menyusun bahan penyusunan kebijakan dan penyusunan petunjuk teknis

pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan, kepegawaian, perlengkapan,

inventarisasi aset, rumah tangga dan kearsipan lingkup Biroberdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

6) Melaksanakan administrasi penatausahaan keuangan,

kepegawaian,perlengkapan, rumah tangga, kearsipan dan inventarisasi aset

dilingkup Biro;

7) Melaksanakan pengelolaan sistem informasi administrasi penatausahaan

keuangan, kepegawaian, kearsipan, perlengkapan, rumah tangga dan

inventarisasi aset Biroberdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

8) Menyusun rencana kerja, perjanjian kinerja, bahan rencana strategis Sekretariat

Daerah, bahan rencana pembangunan jangka menengah daerah lingkup Biro;

9) Menyusun laporan akuntabilitas, laporan keuangan, bahan laporan

penyelenggaraan pemerintahan daerah, bahan laporan keterangan

pertanggungjawaban, laporan fisik, dan keuangan;

10) Menyelenggarakan penatausahaan data dan informasi, serta kehumasan Biro;

11) Melaksanakan pengelolaan akuntansi dan pajak keuangan lingkup Biro;

12) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan

lingkup Biro;

13) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Sub Bagian Tata Usaha Biro

dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam rangka perbaikan

kinerja di masa mendatang;

52

14) Melaporkan pelaksanaan kinerja di lingkungan Sub Bagian Tata Usaha Biro

sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku sebagai akuntabilitas kinerja

dan rencana kegiatan mendatang; dan

15) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan baik lisan

maupun tertulis.

9. Kepala Bagian Akuntabilitas Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah

a. Kepala Bagian Akuntabilitas Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah mempunyai tugas

pokok membantu Kepala Biro Organisasi dalam merencanakan perumusan

kebijakan, melaksanakan koordinasi, monitoring serta pengendalian pelaksanaan

program dan kegiatan Sub Bagian Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah, Sub

Bagian Kepegawaian dan Reformasi Birokrasi serta Sub Bagian Budaya Kerja dan

Koordinasi Pengembangan Sumber Daya Manusia.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a, Kepala

Bagian Akuntabilitas Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah mempunyai rincian tugas

sebagai berikut :

1) Menyusun rencana operasional di lingkungan Bagian Akuntabilitas Kinerja

Aparatur Pemerintah Daerah berdasarkan program kerja Biro Organisasi serta

petunjuk pimpinan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

2) Mendistribusikan tugas kepada bawahan di lingkungan Bagian Akuntabilitas

Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas pokok dan tanggung

jawab yang ditetapkan agar tugas yang diberikan dapat berjalan efektif dan

efisien;

3) Memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan di lingkungan Bagian

Akuntabilitas Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah sesuai dengan peraturan dan

prosedur yang berlaku agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan tugas;

4) Menyelia pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Bagian Akuntabilitas

Kinerja Aparatur Pemerintah Daerahsecara berkala sesuai dengan peraturan dan

prosedur yang berlaku untuk mencapai target kinerja yang diharapkan;

5) Merencanakanbahan rumusan kebijakan dan petunjuk teknis pembinaan,

fasilitasi, dan evaluasi penyusunan Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah,

Kepegawaian dan Reformasi Birokrasi serta Budaya Kerja dan Koordinasi

Pengembangan Sumber Daya Manusia, berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

6) merencanakan, pengorganisasian, pengendalian pelaksanaan penyusunan

Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Reformasi Birokrasi

serta Budaya Kerja dan Koordinasi Pengembangan Sumber Daya Manusia

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

53

7) merencanakan bahan pembinaan, fasilitasi, dan evaluasi pelaksanaan

penyusunan Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Reformasi Birokrasi serta Budaya Kerja dan Koordinasi Pengembangan

Sumber Daya Manusia, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

8) merencanakan bahan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan penyusunan

Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Reformasi Birokrasi

serta Budaya Kerja dan Koordinasi Pengembangan Sumber Daya Manusia

dalam berbagai tingkatan pemerintahan, baik Pemerintah Pusat maupun

Provinsi dan Kabupaten/Kota;

9) merencanakan, mengoordinasikan dan mengevaluasi penyusunan Rancangan

Peraturan Gubernur atau Keputusan Gubernur yang berkaitan bidang sumber

daya manusia,berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

10) Merencanakan pelaksanaan koordinasi antar perangkat daerah terkait bidang

perencanaan;

11) Mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan pada Bagian Akuntabilitas Kinerja

Aparatur Pemerintah Daerah dengan cara membandingkan antara rencana

operasional dengan tugas-tugas yang telah dilaksanakan sebagai bahan laporan

kegiatan dan perbaikan kinerja di masa yang akan datang;

12) Menyusun laporan pelaksanaan tugas Bagian Akuntabilitas Kinerja Aparatur

Pemerintah Daerahsesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala

sebagai bentuk akuntabilitas kinerja; dan

13) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan baik lisan

maupun tertulis.

10. Kepala Sub Bagian Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah

a. Kepala Sub Bagian Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah mempunyai tugas

pokok membantu Kepala Bagian Akuntabilitas Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah

dalam penyusunan bahan perumusan kebijakan, melaksanakan pembinaan,

pengawasan, koordinasi serta evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pada Sub

Bagian Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a, Kepala Sub

Bagian Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah mempunyai rincian tugas sebagai

berikut :

1) Merencanakan kegiatanSub Bagian Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah

berdasarkan rencana operasional Bagian Akuntabilitas Kinerja Aparatur

Pemerintah Daerah sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

54

2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Sub Bagian Akuntabilitas

Kinerja Perangkat Daerah;

3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Sub Bagian

Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah sesuai dengan tugas dan tanggung

jawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;

4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Sub Bagian Akuntabilitas

Kinerja Perangkat Daerah sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku

agar terhindar dari kesalahan;

5) menyusun bahan perumusan kebijakan Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah,

serta menyusun dan mengkompilasi laporan kinerja provinsi, laporan kinerja

sekretariat daerah, dokumen renstra dan dokumen renja sekretariat daerah,

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

6) Melaksanakan koordinasi antar perangkat daerah terkait bidang perencanaan;

7) menyusun dan mengkompilasi renstra dan renja sekretariat daerah;

8) melaksanakan pembinaan dan monitoring sistem akuntabilitas kinerja institusi

pemerintah di lingkungan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota;

9) menyusun bahan analisis penilaian akuntabilitas kinerja berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

10) menyusun bahan pengolahan data dan informasi penyusunan Renstra

Sekretariat Daerah dan laporan kinerja Provinsi;

11) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Sub Bagian Akuntabilitas

Kinerja Perangkat Daerah dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada

dalam rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;

12) Melaporkan pelaksanaan kinerja di lingkungan Sub Bagian Akuntabilitas

Kinerja Perangkat Daerah sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku

sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan mendatang; dan

13) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang dperintahkan pimpinan baik lisan

maupun tertulis.

11. Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Reformasi Birokrasi

a. Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Reformasi Birokrasi mempunyai tugas pokok

membantu Kepala Bagian Akuntabilitas Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah dalam

penyusunan bahan perumusan kebijakan, melaksanakan pembinaan, pengawasan,

koordinasi serta evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pada Sub Bagian

Kepegawaian dan Reformasi Birokrasi.

55

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a, Kepala Sub

Bagian Kepegawaian dan Reformasi Birokrasi mempunyai rincian tugas sebagai

berikut :

1) Merencanakan kegiatan Sub Bagian Kepegawaian dan Reformasi Birokrasi

berdasarkan rencana operasional Bagian Akuntabilitas Kinerja Aparatur

Pemerintah Daerah sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Sub Bagian Kepegawaian

dan Reformasi Birokrasi;

3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Sub Bagian

Kepegawaian dan Reformasi Birokrasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;

4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Sub Bagian Kepegawaian dan

Reformasi Birokrasi sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar

terhindar dari kesalahan;

5) menyusun bahan perumusan kebijakan Kepegawaian serta pelaksanaan fasilitasi

penyusunan program reformasi Birokrasi, berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

6) melaksanakan koordinasi, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan reformasi

Birokrasi;

7) melaksanakan pelayanan administrasi Kepegawaian dan Reformasi Birokrasi

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

8) menyusun bahan pengolahan data dan informasi yang berkaitan dengan

pelayanan Kepegawaian dan Reformasi Birokrasi berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

9) melaksanakan penatausahaan kepegawaian di lingkungan Sekretariat Daerah;

10) melaksanakan pembinaan pegawai di lingkungan sekretariat daerah;

11) melaksanakan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi pegawai di lingkungan

sekretariat daerah;

12) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Sub Bagian Kepegawaian

dan Reformasi Birokrasi dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada

dalam rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;

13) Melaporkan pelaksanaan kinerja di lingkungan Sub Bagian Kepegawaian dan

Reformasi Birokrasi sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku sebagai

akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan mendatang; dan

14) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan baik lisan

maupun tertulis.

56

12. Kepala Sub Bagian Budaya Kerja dan Koordinasi Pengembangan Sumber Daya

Manusia

a. Kepala Sub Bagian Budaya Kerja dan Koordinasi Pengembangan Sumber Daya

Manusia mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bagian Akuntabilitas Kinerja

Aparatur Pemerintah Daerah dalam penyusunan bahan perumusan kebijakan,

melaksanakan pembinaan, pengawasan, koordinasi serta evaluasi pelaksanaan

program dan kegiatan pada Sub Bagian Budaya Kerja dan Koordinasi

Pengembangan Sumber Daya Manusia.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a, Kepala Sub

Bagian Budaya Kerja dan Koordinasi Pengembangan Sumber Daya Manusia

mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

1) Merencanakan kegiatan Sub Bagian Budaya Kerja dan Koordinasi

Pengembangan Sumber Daya Manusia berdasarkan rencana operasional Bagian

Akuntabilitas Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah sebagai pedoman

pelaksanaan tugas;

2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Sub Bagian Budaya Kerja

dan Koordinasi Pengembangan Sumber Daya Manusia;

3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Sub Bagian Budaya

Kerja dan Koordinasi Pengembangan Sumber Daya Manusia sesuai dengan

tugas dan tanggung jawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan

lancar;

4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Sub Bagian Budaya Kerja dan

Koordinasi Pengembangan Sumber Daya Manusia sesuai dengan prosedur dan

peraturan yang berlaku agar terhindar dari kesalahan;

5) menyusun bahan perumusan kebijakan dan petunjuk teknis pelaksanaan

peningkatan dan pembinaan Budaya Kerja dan Koordinasi Pengembangan

Sumber Daya Manusia berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

6) melaksanakan upaya sosialisasi peningkatan dan pembinaan budaya kerja

pegawai;

7) melaksanakan pengolahan data dan informasi yang berkaitan dengan

peningkatan dan pembinaan budaya kerja;

8) melaksanakan monitoring dan evaluasi peningkatan dan pembinaan budaya

kerja lingkup Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota;

9) melaksanakan, koordinasi antar perangkat daerah terkait bidang sumber daya

manusia, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

57

10) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Sub Bagian Budaya Kerja

dan Koordinasi Pengembangan Sumber Daya Manusia dengan cara

mengidentifikasi hambatan yang ada dalam rangka perbaikan kinerja di masa

mendatang;

11) Melaporkan pelaksanaan kinerja di lingkungan Sub Bagian Budaya Kerja dan

Koordinasi Pengembangan Sumber Daya Manusia sesuai dengan prosedur dan

peraturan yang berlaku sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan

mendatang; dan

12) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan baik lisan

maupun tertulis.

58

BAB VI

PENUTUP

Demikian uraian Catatan Atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Laporan Keuangan Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Banten,

disajikan dengan harapan dapat memberikan gambaran lebih rinci melalui perangkaan

pendapatan, belanja maupun pembiayaan pada kurun waktu satu tahun anggaran. Catatan Atas

Laporan Keuangan Daerah merupakan salah satu media informasi Keuangan Daerah untuk

mengukur kinerja Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Banten pada tahun anggaran

berjalan serta sebagai alat kontrol, kendali dan pengawasan.

DAFTAR URUT KEPANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

UNIT KERJA : BIRO ORGANISASI - ASISTEN ADMINISTRASI UMUM - SEKRETARIAT DAERAH

KEADAAN : JANUARI 2019

NO NAMA LENGKAPNIP

TGL. LAHIR

NO.URUT

PANGKATGOL. RUANG

T.M.T

JABATAN TERAKHIR MASAKERJA

PENDIDIKAN DAN LATIHANJABATAN TERAKHIR

PENDIDIKAN UMUM USIA CATATANMUTASI

KEPEGAWAIAN

KET.(NO.KARPEG)

NAMAJABATAN

T.M.T NAMA BLN THN JMLJAM

JURUSAN NAMASEKOLAH/P.T

TAHUNLULUS

TINGKATPENDIDIKAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Drs. H. Dian Wirtadipura, M.Si19620311 198503 1 019Bandung, 11/03/1962

1 PembinaUtama Muda

(IV/c)01/10/2014

Kepala BiroOrganisasi PadaAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerahEselon (II. b)

23/01/2017 33 thn10 bln

---

SPAMATOT. KMP

0611

199719921992

750 ILMUPEMERINTAHAN

UNIV.SATYAGAMA

2001 PASCASARJANA

56 Thn10 Bln

D 279037

2 Dra. Rt. Yati Priati, MM19640914 199203 2 003Serang, 14/09/1964

1 PembinaTingkat I (IV/b)

01/04/2013

Kepala BagianKetatalaksanaandan PelayananPublik Pada BiroOrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerahEselon (III. a)

23/01/2017 26 thn10 bln

---

DIKLATPIM TK. IVOPERASIONALGPKS

0608

200219971997

MAGISTERADMINISTRASI

STIA MANDALAINDONESIA

2005 PASCASARJANA

54 Thn4 Bln

G 019242

3 H. Ade Ahmad Kosasih, S.Pd,M.Pd19690709 199512 1 001Lebak, 09/07/1969

2 PembinaTingkat I (IV/b)

01/04/2013

Kepala BagianKelembagaanPada BiroOrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerahEselon (III. a)

23/01/2017 23 thn1 bln

---

DIKLATPIM TK. III

RENJA SKPD 05 50

ADMINISTRASIPENDIDIKAN

UNIV.MUHAMADIYAHHAMKA

2003 PASCASARJANA

49 Thn6 Bln

G.316827

4 Purwadi, S, Sos, M. Si19730411 199302 1 001Magelang, 11/04/1973

3 PembinaTingkat I (IV/b)

01/04/2014

AnalisKebijakanPenilaian SubBagianKepegawaiandan ReformasiBirokrasi PadaBagianAkuntabilitasKinerja AparaturPemerintahDaerah BiroOrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerah

01/11/2018 25 thn11 bln

---

Diklatpim Tk. III 07 2009 360 AdministrasiNegara

Universitas IslamSyekh-YusufTangerang

2005 PASCASARJANA

45 Thn9 Bln

Batas UsiaPensiun 58

L.140279

5 Dra. Hj. Lisbetty Sadariyah,M.Si19630914 199203 2 007Tasikmalaya, 14/09/1963

4 PembinaTingkat I (IV/b)

01/10/2014

Kepala BagianAkuntabilitasKinerja AparaturPemerintahDaerah PadaBiro OrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerahEselon (III. a)

23/01/2017 26 thn10 bln

---

Diklatpim Tk. III

TELAAHAN STAFPARIPURNA

12

10

2015 240 Ilmu Administrasi UNISTANGERANG

2003 PASCASARJANA

55 Thn4 Bln

F. 005169

6 Faujia Dos Santos, S.STP,M.Si19790816 199810 2 001Los Palos, 16/08/1979

1 Pembina (IV/a)01/04/2017

Kepala SubBagianAkuntabilitasKinerjaPerangkatDaerah PadaBagianAkuntabilitasKinerja AparaturPemerintahDaerah BiroOrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerahEselon (IV. a)

24/01/2017 20 thn3 bln

---

ADUM 11 2002 250 ADMINISTRASIPEMERINTAHAN

STIA YAPPAN 2010 PASCASARJANA

39 Thn5 Bln

J 094191

7 Pipit Silfani, S.IP, M.Si19781031 200112 2 003Bandung, 31/10/1978

2 Pembina (IV/a)01/04/2018

Kepala SubBagian TataUsaha Biro PadaBagianKetatalaksanaandan PelayananPublik BiroOrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerahEselon (IV. a)

24/01/2017 17 thn1 bln

---

Diklatpim Tk. IV

DIKLAT MoT

12

02

2012 285 PEMERINTAHDAERAH

STIAMI 2012 PASCASARJANA

40 Thn3 Bln

L. 017432

8 Samhudi, AP19760729 199410 1 001Banjarmasin, 29/07/1976

1 Penata TingkatI (III/d)

01/10/2009

Penyusun BahanKebijakan SubBagianTatalaksanaPemerintahanPada BagianKetatalaksanaandan PelayananPublik BiroOrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerah

01/07/2015 24 thn1 bln

---

Adum 10 1999 250 Pemerintahan STPDN 1998 SARJANA 42 Thn6 Bln

Batas UsiaPensiun 58

G 323368

9 Mulyadi, S.Sos19650427 199102 1 003Serang, 27/04/1965

2 Penata TingkatI (III/d)

01/04/2013

Pengelola DataSub BagianBudaya Kerjadan KoordinasiPengembanganSumber DayaManusia PadaBagianAkuntabilitasKinerja AparaturPemerintahDaerah BiroOrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerah

31/01/2018 27 thn11 bln

---

PRAJABATANPENDIDIKANTEKHNISBENDAHARAWANPENYUSUTANKEARSIPAN

120806

199120012001

ADMINISTRASINEGARA

STIA MAULANAYUSUF

2000 SARJANA 53 Thn9 Bln

Batas UsiaPensiun 58

E 766526

10 Imanullah, S.Sos19700902 200112 1 003Cilegon, 02/09/1970

3 Penata TingkatI (III/d)

01/04/2014

Kepala SubBagian AnalisaFormasi Jabatanpada BiroOrganisasiSekretariatDaerah ProvinsiBantenEselon (IV. a)

24/01/2017 17 thn1 bln

---

Diklatpim Tk. IV 12 2017 290 ADMINISTRASINEGARA

UNIV.PASUNDAN 2001 SARJANA 48 Thn4 Bln

L 016419

11 Lelis Rostiati, SE19621109 199203 2 004Tasikmalaya, 09/11/1962

4 Penata TingkatI (III/d)

01/04/2016

AnalisKelembagaanSub BagianKelembagaanPerangkatDaerah PadaBagianKelembagaanBiro OrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerah

01/05/2013 26 thn10 bln

---

PRAJABATAN

DATA BASE

02

09

1993 MANAJEMEN STIE DHARMAAGUNGBANDUNG

2003 SARJANA 56 Thn2 Bln

Batas UsiaPensiun 58

E 997301

12 Lentina Simarangkir, SE19611005 198203 2 008Simarangkir, 05/10/1961

5 Penata TingkatI (III/d)

01/10/2016

VerifikatorKeuangan SubBagian TataUsaha Biro padaBagianKetatalaksanaandan PelayananPublik pada BiroOrganisasi padaAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerah ProvinsiBanten

01/01/2015 36 thn10 bln

---

PRAJABATAN

BENDAHARAWAN

02

10

1983

180

EKONOMI UNIV. SURAPATI 2003 SARJANA 57 Thn3 Bln

Batas UsiaPensiun 58

C. 0715540

13 Rinon Agus Wijanarko, S.Kom,MM19770911 200212 1 004Ponorogo, 11/09/1977

6 Penata TingkatI (III/d)

01/04/2017

Kepala SubBagianPembinaan danPengendalianKelembagaanKab/Kota PadaBagianKelembagaanBiro OrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerahEselon (IV. a)

23/01/2017 16 thn1 bln

---

Diklatpim Tk. IV

DIKLATTELEMATIKA TTGDASAR-DASAR

12

10

2012 285 MAGISTERMANAGEMENT

IPWIJA 2008 PASCASARJANA

41 Thn4 Bln

L 052658

14 Eki Baehaqi, SE19740708 200604 1 010Serang, 08/07/1974

1 Penata (III/c)01/04/2014

Kepala SubBagianKebijakanPelayananPublik PadaBagianKetatalaksanaandan PelayananPublik BiroOrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerahEselon (IV. a)

24/01/2017 12 thn9 bln

---

Akuntansi Untirta 2001 SARJANA 44 Thn6 Bln

P.177913

15 Hikmah, SE19740228 200112 2 002Jakarta, 28/02/1974

2 Penata (III/c)01/04/2015

VerifikatorKeuangan SubBagian TataUsaha Biro PadaBagianKetatalaksanaandan PelayananPublik BiroOrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerah

01/01/2015 17 thn1 bln

---

PRAJABATAN 08 2002 120 Ekonomi Sekolah TinggiEkonomi Banten

2005 SARJANA 44 Thn11 Bln

Batas UsiaPensiun 58

L.017462

16 Erlina19640804 198708 2 001Medan, 04/08/1964

3 Penata (III/c)01/04/2016

Kepala SubBagian BudayaKerja danKoordinasiPengembanganSumber DayaManusia PadaBagianAkuntabilitasKinerja AparaturPemerintahDaerah BiroOrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerahEselon (IV. a)

23/01/2017 31 thn5 bln

---

Diklatpim Tk. IV 09 2016 290 IPA/PASPAL SMA SWASTAMUHAMMADIYAHTAKENGON

1984 SLTA UMUM 54 Thn5 Bln

E 428314

17 Tb. Muhamad Sarip, S.Sos, MM19680107 200112 1 002Pandeglang, 07/01/1968

4 Penata (III/c)01/04/2017

PenyusunProgramAnggaran danPelaporan SubBagian TataUsaha Biro PadaBagianKetatalaksanaandan PelayananPublik BiroOrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerah

01/01/2015 17 thn1 bln

---

PRAJABATAN 07 2002 120 MANAJEMENSUMBER DAYAMANUSIA

Sekolah Tinggi IlmuEkonomi \\\\\\

2011 PASCASARJANA

51 Thn0 Bln

Batas UsiaPensiun 58

L 017479

18 Yahya Hidayat, SE19760528 200112 1 005Tegal, 28/05/1976

5 Penata (III/c)01/04/2017

Penyusun Norma,Standar,Prosedur danKriteria SubBagianKebijakanPelayananPublik PadaBagianKetatalaksanaandan PelayananPublik BiroOrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerah

01/01/2015 17 thn1 bln

---

PRAJABATAN 08 2002 120 MANAGEMENT UNTIRTA 2008 SARJANA 42 Thn8 Bln

Batas UsiaPensiun 58

L. 016543

19 Akhmad Mahmudin, S.Sos19801008 200901 1 003Serang, 08/10/1980

6 Penata (III/c)01/04/2017

Analis LaporanAkuntabilitasKinerja SubBagianAkuntabilitasKinerjaPerangkatDaerah PadaBagianAkuntabilitasKinerja AparaturPemerintahDaerah BiroOrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerah

01/01/2015 10 thn0 bln

--- Pendidikan dan

Pelatihan PrajabatanGolongan III

11 216

AdministrasiNegara

sekolah tinggi ilmuadministrasi negara

2008 SARJANA 38 Thn3 Bln

Batas UsiaPensiun 58

P 555044

20 Rofiqoh, SE,MM19781224 200112 2 001Purbalingga, 24/12/1978

7 Penata (III/c)01/04/2017

Pengolah DataKelembagaanSub BagianPembinaan danPengendalianKelembagaanKab/Kota PadaBagianKelembagaanBiro OrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerah

01/01/2015 17 thn1 bln

---

PRAJABATAN 10 2002 120 ManajemenSumber DayaManusia

SEKOLAH TINGGIMANAJEMENIMMI JAKARTA

2014 PASCASARJANA

40 Thn1 Bln

Batas UsiaPensiun 58

L 016573

21 Martianna, S.Sos19840311 200112 2 001Jakarta, 11/03/1984

8 Penata (III/c)01/04/2017

AnalisKesejahteraanSumber DayaManusiaAparatur SubBagian BudayaKerja danKoordinasiPengembanganSumber DayaManusia PadaBagianAkuntabilitasKinerja AparaturPemerintahDaerah BiroOrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerah

03/01/2017 17 thn1 bln

---

PRAJABATAN 10 2002 120 ADMINISTRASINEGARA

STIA MAULANAYUSUF BANTEN

2007 SARJANA 34 Thn10 Bln

Batas UsiaPensiun 58

L. 016728

22 Ambar Eka Rahmawati, A.Md19790719 200112 2 003Pati, 19/07/1979

9 Penata (III/c)01/04/2018

PengadministrasiUmum SubBagianKepegawaiandan ReformasiBirokrasi PadaBagianAkuntabilitasKinerja AparaturPemerintahDaerah BiroOrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerah

01/03/2017 17 thn1 bln

---

PRAJABATAN

SATUANPEMEGANG KAS

09

09

2002 120 AKUNTANSI UNIV. INDONESIA 2000 DIPLOMA III 39 Thn6 Bln

Batas UsiaPensiun 58

L. 016432

23 Asep Saripudin, S.Kom19790309 201001 1 006Garut, 09/03/1979

10 Penata (III/c)01/04/2018

Penyusun BahanKebijakan SubBagian AnalisaFormasi JabatanPada BagianKelembagaanBiro OrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerah

01/02/2017 9 thn 0bln

--- Pendidikan dan

Pelatihan PrajabatanGolongan III

05 290

Ilmu Komputer STMIK BANTENJAYA

2005 SARJANA 39 Thn10 Bln

Batas UsiaPensiun 58

Q 021907

24 Astri Taurina, S.Sos19870424 201101 2 001Pandeglang, 24/04/1987

1 Penata MudaTingkat I (III/b)

01/04/2015

PengelolaKegiatan danAnggaran SubBagian TataUsaha Biro PadaBagianKetatalaksanaandan PelayananPublik BiroOrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerah

01/01/2011 8 thn 0bln

--- Pendidikan dan

Pelatihan PrajabatanGolongan III

03 225

FIKOM/PERPUS UNPAD 2009 SARJANA 31 Thn9 Bln

Batas UsiaPensiun 58

Q 127123

25 Rachmawati, SE, MM19860928 200902 2 001Serang, 28/09/1986

2 Penata MudaTingkat I (III/b)

01/10/2015

Bendahara SubBagian TataUsaha Biro PadaBagianKetatalaksanaandan PelayananPublik BiroOrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerah

01/04/2008 9 thn11 bln

--- PENDIDIKAN DAN

PELATIHANPRAJABATANGOL II

06 190

ManajemenSumber DayaManusia

UNIV PANCASILA 2013 PASCASARJANA

32 Thn4 Bln

Batas UsiaPensiun 58

P.320114

26 Tintin Setia Indrayani, SE19760627 200801 2 007Cicalengka, 27/06/1976

3 Penata MudaTingkat I (III/b)

01/04/2017

Pengolah DataAplikasi danPengelolaanData SistemKeuangan SubBagian TataUsaha Biro PadaBagianKetatalaksanaandan PelayananPublik BiroOrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerah

01/01/2008 11 thn0 bln

--- PENDIDIKAN DAN

PELATIHANPRAJABATANGOL II

04 195

MANAJEMENT STIE BANTEN 2007 SARJANA 42 Thn7 Bln

Batas UsiaPensiun 58

N 625102

27 Eneng Kurnianingsih, SE19791001 201409 2 002Bandung, 01/10/1979

4 Penata MudaTingkat I (III/b)

01/10/2018

PengelolaAkuntansi SubBagian TataUsaha Biro PadaBagianKetatalaksanaandan PelayananPublik BiroOrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerah

01/01/2015 4 thn 4bln

--- Pendidikan dan

Pelatihan PrajabatanGolongan III

03 69

Ekonomi IKOPIN BANDUNG 2002 SARJANA 39 Thn3 Bln

Batas UsiaPensiun 58

B 03012631

28 Muhsi, S.Sos,MM19720119 201409 1 001Serang, 19/01/1972

5 Penata MudaTingkat I (III/b)

01/10/2018

Pengolah DataSub BagianKepegawaiandan ReformasiBirokrasi PadaBagianAkuntabilitasKinerja AparaturPemerintahDaerah BiroOrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerah

01/06/2016 4 thn 4bln

---

Diklat PrajabatanBimbingan TeknisNasional TataNaskah Dinas diLingkungan PemdaNomor

0302

20152015

6946

Keuangan Daerah STIE PBM 2013 PASCASARJANA

47 Thn0 Bln

Batas UsiaPensiun 58

B 03012633

29 Irham Wahyuni19760812 201410 1 002Bengkulu, 12/08/1976

1 Pengatur MudaTingkat I (II/b)

01/10/2018

PengadministrasiUmum SubBagian AnalisaFormasi JabatanPada BagianKelembagaanBiro OrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerah

01/01/2015 4 thn 3bln

--- PENDIDIKAN DAN

PELATIHANPRAJABATANGOL II

03 69

IPA/PASPAL SMU YP 17SERANG

1999 SLTA UMUM 42 Thn5 Bln

Batas UsiaPensiun 58

B 03012635

30 Halimatu Sa`adiyah19860606 201410 2 001Serang, 06/06/1986

2 Pengatur MudaTingkat I (II/b)

01/10/2018

PengadministrasiUmum SubBagian BudayaKerja danKoordinasiPengembanganSumber DayaManusia PadaBagianAkuntabilitasKinerja AparaturPemerintahDaerah BiroOrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerah

01/03/2017 4 thn 3bln

--- PENDIDIKAN DAN

PELATIHANPRAJABATANGOL II

03 69

AKUNTANSI SMK YP 17 2004 SLTAKEJURUAN

32 Thn7 Bln

Batas UsiaPensiun 58

B 03012583

31 Laili Barokah19810408 201409 2 001Pandeglang, 08/04/1981

3 Pengatur MudaTingkat I (II/b)

01/10/2018

PengadministrasiKeuangan SubBagian TataUsaha Biro PadaBagianKetatalaksanaandan PelayananPublik BiroOrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerah

01/01/2015 4 thn 4bln

--- PENDIDIKAN DAN

PELATIHANPRAJABATANGOL II

03 69

IPA/PASPAL SMUN 1 CIRUAS 1999 SLTA UMUM 37 Thn9 Bln

Batas UsiaPensiun 58

B.03012636

32 Sobri19680425 201411 1 002Serang, 25/04/1968

1 Pengatur Muda(II/a)

01/11/2014

PengadministrasiUmum SubBagianKelembagaanPerangkatDaerah PadaBagianKelembagaanBiro OrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerah

01/01/2015 4 thn 2bln

---

Perkantoran SMEA YP 17 1988 SLTAKEJURUAN

50 Thn9 Bln

Batas UsiaPensiun 58

B.03014471

33 Najmuddin19700307 201411 1 001Serang, 07/03/1970

2 Pengatur Muda(II/a)

01/11/2014

PengadministrasiPemerintahanSub BagianPembinaan danPengendalianKelembagaanKab/Kota PadaBagianKelembagaanBiro OrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerah

01/01/2015 4 thn 2bln

---

Pendidikan danPelatihan PrajabatanGolongan I dan II

69A.3/IPS MAN SERANG 1989 SLTA UMUM 48 Thn

10 BlnBatas UsiaPensiun 58

AB 03014420

34 Sarif Hidayat19720725 201411 1 003Serang, 25/07/1972

3 Pengatur Muda(II/a)

01/06/2016

PengadministrasiUmum SubBagian TataUsaha Biro PadaBagianKetatalaksanaandan PelayananPublik BiroOrganisasiAsistenAdministrasiUmumSekretariatDaerah

01/01/2015 4 thn 2bln

---

|Diklat Prajabatan II 03 20152015

69A.3/IPS SMA TIRTAYASA

SERANG1993 SLTA UMUM 46 Thn

6 BlnBatas UsiaPensiun 58

B 03012632

PROVINSI BANTEN

TAHUN ANGGARAN 2018PERIODE : 01 JANUARI 2018 S/D 31 DESEMBER 2018

PER REKENING JENIS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN SKPD

SEKRETARIAT DAERAHSATKER :

SUB UNIT : BIRO ORGANISASI

UraianNo(Rp.)Pagu Anggaran %

Lebih / (Kurang)

Realisasi

21 5 = 4 - 33 64

Jumlah (Rp.)

BELANJA5

BELANJA OPERASI 2.350.500.000,00 (208.046.815,00) 91,1551 2.142.453.185,00

Belanja Barang dan Jasa512 (208.046.815,00) 91,152.142.453.185,002.350.500.000,00

JUMLAH BELANJA 2.350.500.000,00 (208.046.815,00)2.142.453.185,00 91,15

JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER 2.350.500.000,00 (208.046.815,00)2.142.453.185,00 91,15

Drs. H. Dian Wirtadipura, M.Si196203111985031019

SERANG, 31 Desember 2018

Kuasa Pengguna Anggaran

SURPLUS / (DEFISIT) (2.350.500.000,00) 208.046.815,00(2.142.453.185,00) 91,15

Hal 1 /SIMRAL PMD 64/2013 1

PROVINSI BANTEN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN SKPD

TAHUN ANGGARAN 2018

PERIODE : 01 JANUARI 2018 S/D 31 DESEMBER 2018

PER REKENING RINCIAN OBYEK

SEKRETARIAT DAERAHSATKER :

SUB UNIT : BIRO ORGANISASI

No(Rp.)

UraianRealisasiPagu Anggaran %

Lebih / (Kurang)Jumlah (Rp.)

1 2 3 65 = 4 - 34

5 BELANJA DAERAH

2.350.500.000,00 (208.046.815,00)BELANJA LANGSUNG52 2.142.453.185,00 91,15

2.350.500.000,00Belanja Barang dan Jasa522 2.142.453.185,00 (208.046.815,00) 91,15

231.880.200,00 (10.892.200,00)Belanja Bahan Pakai Habis52201 220.988.000,00 95,30

59.070.000,00 0,00Belanja Alat Tulis Kantor5220101 59.070.000,00 100,00

480.000,00 0,00Belanja Perangko, Materai, dan Benda Pos5220104 480.000,00 100,00

6.566.000,00 (2.750.000,00)Belanja Vandel, Plakat, Piala, Medali dan Cinderamata5220119 3.816.000,00 58,12

165.764.200,00 (8.142.200,00)Belanja Perlengkapan Peserta/Panitia5220122 157.622.000,00 95,09

128.081.300,00 (24.920.100,00)Belanja Cetak dan Penggandaan52206 103.161.200,00 80,54

87.450.000,00 (20.562.800,00)Belanja Cetak5220601 66.887.200,00 76,49

40.631.300,00 (4.357.300,00)Belanja Penggandaan5220602 36.274.000,00 89,28

40.570.000,00 0,00Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir/Tempat52207 40.570.000,00 100,00

15.620.000,00 0,00Belanja Sewa Ruang Rapat/Tempat Pertemuan5220703 15.620.000,00 100,00

24.950.000,00 0,00Belanja Sewa Kamar/Tempat Penginapan5220705 24.950.000,00 100,00

295.810.000,00 (11.715.000,00)Belanja Makanan dan Minuman52214 284.095.000,00 96,04

295.810.000,00 (11.715.000,00)Belanja Makanan dan Minuman Kegiatan5221404 284.095.000,00 96,04

351.708.500,00 (11.119.515,00)Belanja Perjalanan Dinas52218 340.588.985,00 96,84

86.479.600,00 (10.944.425,00)Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah5221801 75.535.175,00 87,34

265.228.900,00 (175.090,00)Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah5221802 265.053.810,00 99,93

0,00 0,00Belanja Pengiriman Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS52220 0,00 NaN

0,00 0,00Belanja Pengiriman Kursus-kursus Singkat/Pelatihan5222001 0,00 NaN

49.000.000,00 (550.000,00)Belanja Jasa Konsultansi52224 48.450.000,00 98,88

49.000.000,00 (550.000,00)Belanja Jasa Konsultansi Manajemen5222404 48.450.000,00 98,88

138.450.000,00 (12.750.000,00)Uang Saku dan Uang Makan52229 125.700.000,00 90,79

138.450.000,00 (12.750.000,00)Uang Saku5222901 125.700.000,00 90,79

1.031.000.000,00 (135.350.000,00)Belanja Jasa Narasumber/Instruktur/Tenaga Ahli/Pendampingan52231 895.650.000,00 86,87

Hal 1 /SIMRAL 2PMD 13/2006

No(Rp.)

UraianRealisasiPagu Anggaran %

Lebih / (Kurang)Jumlah (Rp.)

1 2 3 65 = 4 - 34

936.500.000,00 (123.500.000,00)Belanja Jasa Narasumber/Instruktur5223101 813.000.000,00 86,81

94.500.000,00 (11.850.000,00)Belanja Jasa Tenaga Ahli5223102 82.650.000,00 87,46

54.000.000,00 0,00Belanja Jasa Tenaga Kerja Lepas52232 54.000.000,00 100,00

54.000.000,00 0,00Belanja Jasa Operator/Administrasi/Teknis5223205 54.000.000,00 100,00

20.000.000,00 0,00Belanja Jasa Kegiatan52233 20.000.000,00 100,00

20.000.000,00 0,00Belanja Iuran/Kontribusi Asosiasi Pemerintah Daerah5223309 20.000.000,00 100,00

10.000.000,00 (750.000,00)Belanja Dokumentasi/Dekorasi/Promosi dan Publikasi52235 9.250.000,00 92,50

10.000.000,00 (750.000,00)Belanja Promosi dan Publikasi5223503 9.250.000,00 92,50

JUMLAH BELANJA DAERAH 2.350.500.000,00 (208.046.815,00)2.142.453.185,00 91,15

(2.350.500.000,00)SURPLUS / (DEFISIT) (2.142.453.185,00) 208.046.815,00

SERANG, 31 Desember 2018

Drs. H. Dian Wirtadipura, M.Si

196203111985031019

91,15

Kuasa Pengguna Anggaran

Hal 2 /SIMRAL 2PMD 13/2006

PROVINSI BANTEN

NERACA SKPD

PER : 31 DESEMBER 2018 DAN 2017

SEKRETARIAT DAERAHSATKER :

SUB UNIT : BIRO ORGANISASI (Dalam Rupiah)

No UraianJumlah

%Jumlah

Kenaikan (Penurunan)

Tahun 2018 Tahun 2017

1 ASET

11 ASET LANCAR

111 Kas dan Setara Kas 0,00 0,00 0,00 0,00

11101 Kas di Kas Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00

11102 Kas di Bendahara Pengeluaran 0,00 0,00 0,00 0,00

11103 Kas di Bendahara Penerimaan 0,00 0,00 0,00 0,00

11104 Kas di BLUD 0,00 0,00 0,00 0,00

11105 Kas di Bendahara BOS 0,00 0,00 0,00 0,00

11106 Kas Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00

112 Investasi Jangka Pendek 0,00 0,00 0,00 0,00

113 Piutang 0,00 0,00 0,00 0,00

11301 Piutang Pajak 0,00 0,00 0,00 0,00

11302 Piutang Retribusi 0,00 0,00 0,00 0,00

11304 Piutang Lain-Lain PAD Yang Sah 0,00 0,00 0,00 0,00

11305 Belanja Dibayar Dimuka 0,00 0,00 0,00 0,00

11306 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi 0,00 0,00 0,00 0,00

11307 Piutang Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00

117 Persediaan 0,00 0,00 0,00 0,00

JUMLAH ASET LANCAR 0,000,00 0,00 0,00

13 ASET TETAP

131 Tanah 0,00 0,00 0,00 0,00

132 Peralatan dan Mesin 2.765.567.739,31 2.765.567.739,31 0,00 0,00

133 Gedung dan Bangunan 0,00 0,00 0,00 0,00

134 Jalan, Irigasi, dan Jaringan 0,00 0,00 0,00 0,00

135 Aset Tetap Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00

136 Konstruksi Dalam Pengerjaan 0,00 0,00 0,00 0,00

137 Akumulasi Penyusutan (2.497.248.594,00) (2.497.248.594,00) 0,00 (0,00)

JUMLAH ASET TETAP 0,00268.319.145,31 268.319.145,31 0,00

14 DANA CADANGAN

141 Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00

JUMLAH DANA CADANGAN 0,000,00 0,00 0,00

15 ASET LAINNYA

153 Aset Tak Berwujud 0,00 0,00 0,00 0,00

15301 Aset Tak Berwujud (Bruto) 89.377.500,00 89.377.500,00 0,00 0,00

15302 Amortisasi Aset Tak Berwujud (89.377.500,00) (89.377.500,00) 0,00 (0,00)

154 Aset Lain-lain 0,00 0,00 0,00 0,00

JUMLAH ASET LAINNYA 0,000,00 0,00 0,00

Hal 1 /SIMRAL 2

No UraianJumlah

%Jumlah

Kenaikan (Penurunan)

Tahun 2018 Tahun 2017

JUMLAH ASET 0,00268.319.145,31 268.319.145,31 0,00

2 KEWAJIBAN

21 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

211 Utang Perhitungan Pihak Ketiga(PFK)

0,00 0,00 0,00 0,00

214 Pendapatan Diterima Dimuka 0,00 0,00 0,00 0,00

215 Utang Belanja 0,00 0,00 0,00 0,00

216 Utang Jangka Pendek Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 0,000,00 0,00 0,00

JUMLAH KEWAJIBAN 0,000,00 0,00 0,00

3 EKUITAS

31 EKUITAS

311 Ekuitas 268.319.145,31 268.319.145,31 0,00 0,00

JUMLAH EKUITAS 0,00268.319.145,31 268.319.145,31 0,00

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 0,00268.319.145,31 268.319.145,31 0,00

SERANG, 31 Desember 2018

Pengguna Anggaran

Drs. H. Dian Wirtadipura, M.Si

196203111985031019

Hal 2 /SIMRAL 2

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PROVINSI BANTENTahun Anggaran 2018

RKA-SKPD2.2

SEMUA

Urusan Pemerintahan : Administrasi Pemerintahan3001

Organisasi : 300104 SEKRETARIAT DAERAH

Sub Unit : 30010404 Biro Organisasi

Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan

Kode

Uraian

Jumlah

1 2 10

LokasiKegiatan

Target Kinerja(Kuantitatif)

BelanjaPegawai

Barang& Jasa Modal Jumlah

Program Kegiatan

3 4 5 6 7 8 9 = 6 + 7 + 8

Tahun 2018

Tahun 2019

3001.01 PROGRAM TATA KELOLA PEMERINTAHAN 0,00 988.020.500,00 0,00 988.020.500,00 0,00

181 Tata Usaha Biro Organisasi 22 Dokumen 0,00 988.020.500,00 0,00 988.020.500,00 0,00Provinsi Banten

3001.17 PROGRAM PENATAAN DAN PENINGKATANKAPASITAS KELEMBAGAAN

0,00 1.731.417.500,00 0,00 1.731.417.500,00 0,00

001 Tatalaksana Organisasi 6 Dokumen 0,00 280.410.000,00 0,00 280.410.000,00 0,00Provinsi Banten

002 Kebijakan Pelayanan Publik 7 Dokumen 0,00 250.000.000,00 0,00 250.000.000,00 0,00Provinsi Banten

003 Kelembagaan dan Perangkat Daerah 4 dokumen 0,00 154.698.000,00 0,00 154.698.000,00 0,00Provinsi Banten

004 Pembinaan dan Pengendalian Kelembagaan Kab/Kota 3 Dokumen 0,00 141.643.000,00 0,00 141.643.000,00 0,00Provinsi Banten

005 Analisa Formasi Jabatan 13 Dokumen 0,00 200.000.000,00 0,00 200.000.000,00 0,00Provinsi Banten

006 Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah 8 Dokumen 0,00 248.050.000,00 0,00 248.050.000,00 0,00Provinsi Banten

007 Pelayanan Kepegawaian di Lingkungan Setda 7 Dokumen 0,00 337.496.500,00 0,00 337.496.500,00 0,00Provinsi Banten

008 Budaya Kerja dan Koordinasi Pengembangan SumberDaya Manusia Pemerintah Provinsi Banten

20 Dokumen 0,00 119.120.000,00 0,00 119.120.000,00 0,00Provinsi Banten

Hal. 1 /2SIMRAL

Adm.Pem KeuanganPerencanaan

Kode

Uraian

Jumlah

1 2 10

LokasiKegiatan

Target Kinerja(Kuantitatif)

BelanjaPegawai

Barang& Jasa Modal Jumlah

Program Kegiatan

3 4 5 6 7 8 9 = 6 + 7 + 8

Tahun 2018

Tahun 2019

Jumlah 0,00 2.719.438.000,00 0,00 2.719.438.000,00 0,00

SERANG, 28 Desember 2017

Drs. H. Dian Wirtadiputra, M.Si

NIP.196203111985031019

KEPALA BIRO ORGANISASIPROVINSI BANTEN

Tim Anggaran Pemerintah Daerah

No. Nama NIP Jabatan TandatanganParaf

1 Dr. H. Muchtarom, SE. MM. Ak. CA 196303241984021001 Kepala Badan PerencanaanPembangunan Daerah ProvinsiBanten

2 Dr. Mahdani, SE, ST, M.Si, MM 196902192001121001 Kepala Biro AdministrasiPembangunan

3 Dwi Sahara, Ak 196409251985032001 Plt. Kepala Badan PengelolaanKeuangan dan Aset DaerahProvinsi Banten

Hal. 2 /2SIMRAL

Adm.Pem KeuanganPerencanaan

RENCANA KERJA ANGGARAN PERUBAHAN

PERANGKAT DAERAH

PROVINSI BANTEN

TAHUN ANGGARAN 2018

RKAP-PD2.2

Urusan Pemerintahan : ADMINISTRASI PEMERINTAHAN3001

Organisasi : 300104 SEKRETARIAT DAERAH

Sub Unit : 3.00.10.40 Biro Organisasi

REKAPITULASI RENCANA KERJA ANGGARAN PERUBAHAN BELANJA LANGSUNGMENURUT PROGRAM DAN KEGIATAN

KodeProgram dan

KegiatanUraian

Jumlah (Rp)

1

LokasiKegiatan

Target Kinerja(Kuantitatif) Sebelum

PerubahanSetelah

Perubahan (Rp) %

2 3 4 6 7 8 9

Sumber Dana

5

Bertambah /(Berkurang)

Administrasi Pemerintahan3001 2.719.438.000,00 2.350.500.000,00 (368.938.000,00) (13,57)

Program Tata Kelola Pemerintahan 988.020.500,00 891.754.500,00 (96.266.000,00) (9,74)3001.300104.01

Tata Usaha Biro Organisasi 988.020.500,00 891.754.500,00 (96.266.000,00) (9,74)PADBANTEN3001.300104.01.181

Program Penataan dan Peningkatan KapasitasKelembagaan

1.731.417.500,00 1.458.745.500,00 (272.672.000,00) (15,75)3001.300104.17

Tatalaksana Organisasi 280.410.000,00 228.910.000,00 (51.500.000,00) (18,37)PADBANTEN3001.300104.17.001

Kebijakan Pelayanan Publik 250.000.000,00 210.787.000,00 (39.213.000,00) (15,69)PADBANTEN3001.300104.17.002

Kelembagaan dan Perangkat Daerah 154.698.000,00 112.698.000,00 (42.000.000,00) (27,15)PADBANTEN3001.300104.17.003

Pembinaan dan Pengendalian KelembagaanKab/Kota

141.643.000,00 141.643.000,00 0,00 0,00PADBANTEN3001.300104.17.004

Analisa Formasi Jabatan 200.000.000,00 171.000.000,00 (29.000.000,00) (14,50)PADBANTEN3001.300104.17.005

Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah 248.050.000,00 162.990.000,00 (85.060.000,00) (34,29)PADBANTEN3001.300104.17.006

Pelayanan Kepegawaian di Lingkungan Setda 337.496.500,00 315.797.500,00 (21.699.000,00) (6,43)PADBANTEN3001.300104.17.007

Budaya Kerja dan Koordinasi PengembanganSumber Daya Manusia Pemerintah Provinsi Banten

119.120.000,00 114.920.000,00 (4.200.000,00) (3,53)PADBANTEN3001.300104.17.008

Jumlah 2.719.438.000,00 2.350.500.000,00 (368.938.000,00) (13,57)

2SIMRAL Hal. 1/

Adm.Pem KeuanganPerencanaan

APBDP RKAP 2018

KodeProgram dan

KegiatanUraian

Jumlah (Rp)

1

LokasiKegiatan

Target Kinerja(Kuantitatif) Sebelum

PerubahanSetelah

Perubahan (Rp) %

2 3 4 6 7 8 9

Sumber Dana

5

Bertambah /(Berkurang)

SERANG, 07 September 2018

Drs. H. Dian Wirtadiputra, M.Si

NIP.196203111985031019

Kuasa Pengguna Anggaran

0,00

Rencana Pelaksanaan Anggaran Belanja LangsungSatuan Kerja Perangkat Daerah per Triwulan

UraianTriwulan

7=3+4+5+6

No.I II III IV

21 3 4 5 6

Jumlah

551.274.700,00

Belanja Pegawai

Belanja Barang Dan Jasa

Belanja Modal

51

52

53 0,00

0,00

957.453.400,00

0,00

0,00

737.513.900,00

0,00

0,00

104.258.000,00

0,00

0,00

2.350.500.000,00

0,00

Tim Anggaran Pemerintah Daerah

No. Nama NIP Jabatan TandatanganParaf

1 Dr. H. Muchtarom, SE. MM. Ak. CA 196303241984021001 Kepala Badan PerencanaanPembangunan Daerah ProvinsiBanten

2 Dr. Mahdani, SE, ST, M.Si, MM 196902192001121001 Kepala Biro AdministrasiPembangunan

3 Dwi Sahara, Ak 196409251985032001 Plh. Kepala Badan PengelolaanKeuangan dan Aset DaerahProvinsi Banten

2SIMRAL Hal. 2/

Adm.Pem KeuanganPerencanaan

FOTO KENDARAAN MODIL DINAS BIRO ORGANISASI

SARANA INFORMASI