LPK MUTYYY
-
Upload
tiarasembiring -
Category
Documents
-
view
10 -
download
0
Transcript of LPK MUTYYY
1. Pengolahan kripik lele dan sosialisasi nilai gizi lele RT 25 dan 26
No Sektor :
No Kode :
Sifat : Interdisiplin
Latar belakang :
Lele adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Banyak jenis lele yang
merupakan ikan konsumsi yang disukai orang. Sebagian jenis lele telah dibiakkan
orang. Lele dikembangbiakkan di Indonesia untuk konsumsi dan juga untuk menjaga
kualitas air yang tercemar.
Lele mempunyai kandungan gizi yang sangat baik. Ikan Lele memiliki
protein tinggi, yaitu rata-rata 20 persen. Protein ikan adalah protein yang istimewa
karena bukan hanya berfungsi sebagai penambah jumlah protein yang dikonsumsi,
tetapi juga sebagai pelengkap mutu protein dalam menu.
Uraian Kegiatan:
Kripik lele merupakan salah satu produk olahan dari lele, dimana lele merupakan
salah satu SDA yang banyak terdapat di Desa Bojong. Kripik lele sebagai produk
olahan dari lele telah memiliki nilai tambah sehingga harga jualnya pun meningkat.
Oleh karena itu, mahasiswa KKN -UGM menjadikan pembuatan kripik lele sebagai
salah satu program KKN-UGM.
Penyuluhan gizi tentang Kripik Lele dari sisi kesehatannya dilaksanakan pada
tanggal 2 Agustus 2010 di Dukuh VII. Pelaksanaan penyuluhan gizi dari sisi analisis
kesehatannya dilakukan secara bersama dengan praktek pembuatan kripik lele.
Pelaksanaan penyuluhan dan pembuatan lele secara keseluruhan berjalan dengan baik.
Warga terlihat antusias dalam praktek pembuatannya.
Sehingga, tindak lanjut kami adalah dengan diadakannya pengolahan makanan
yang berasal dari bahan lele, dengan pembuatan kripik lele sehingga diharapkan
mengoptimalkan pengolahan. Pelaksanaan pembuatan kripik lele ini dilakukan secara
serentak di dukuh VII, warga sangat antusias akan pelaksanaan program ini.
Hambatan :
Terdapat hambatan dalam program ini, yaitu karena dilaksanakan pada bulan
ramadhan sehingga tidak dapat dicicipi apakah bumbu dan rasanya sudah pas atau
belum.
2. Pengolahan Bakso Lele dan sosialisasi nilai gizinya RT : 26
No. Sektor :
No. Kode :
Latar Belakang
Lele adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Banyak jenis lele yang merupakan
ikan konsumsi yang disukai orang. Sebagian jenis lele telah dibiakkan orang. Lele
dikembangbiakkan di Indonesia untuk konsumsi dan juga untuk menjaga kualitas air
yang tercemar.
Lele mempunyai kandungan gizi yang sangat baik. Ikan Lele memiliki protein tinggi,
yaitu rata-rata 20 persen. Protein ikan adalah protein yang istimewa karena bukan hanya
berfungsi sebagai penambah jumlah protein yang dikonsumsi, tetapi juga sebagai
pelengkap mutu protein dalam menu.
Di dukuh VII sangat banyak kolam lele. Oleh karena itu, pemanfaaatan lele
dimaksimalkan dengan olahan-olahan terbaru. Dengan olahan ini diharapkan dapat
meningkatkan nilai jual lele. Salah satu olahan yang dapat meningkatkan nilai daya jual
lele itu adalah bakso lele.
Uraian Kegiatan:
Bakso lele merupakan salah satu produk olahan dari lele, dimana lele merupakan
salah satu SDA yang banyak terdapat di Desa Bojong. Bakso lele sebagai produk olahan
dari lele telah memiliki nilai tambah sehingga harga jualnya pun meningkat. Oleh karena
itu, mahasiswa KKN -UGM menjadikan pembuatan bakso lele sebagai salah satu
program KKN-UGM.
Penyuluhan gizi tentang Bakso Lele dari sisi kesehatannya dilaksanakan pada
tanggal 2 Agustus 2010 di Dukuh VII. Pelaksanaan penyuluhan gizi dari sisi analisis
kesehatannya dilakukan secara bersama dengan praktek pembuatan bakso lele.
Pelaksanaan penyuluhan dan pembuatan lele secara keseluruhan berjalan dengan baik.
Warga terlihat antusias dalam praktek pembuatannya.
Sehingga, tindak lanjut kami adalah dengan diadakannya pengolahan makanan yang
berasal dari bahan lele, dengan pembuatan bakso lele sehingga diharapkan
mengoptimalkan pengolahan. Pelaksanaan pembuatan bakso lele ini dilakukan secara
serentak di dukuh VII, warga sangat antusias akan pelaksanaan program ini.
Hambatan :
Terdapat hambatan dalam program ini, yaitu karena dilaksanakan pada bulan
ramadhan sehingga tidak dapat dicicipi apakah bumbu dan rasanya sudah pas atau
belum.
3. Pemeriksaan Cacing pada Feses Anak Sapi di Du kuh VII
No. Sektor : 2.4.08
No. Kode :
Latar Belakang
Program ini dilakukan berdasarkan hasil survei saat masa observasi KKN, dimana
kondisi ternak yang kurang optimal dalam pemeliharaan. Selain itu juga adanya keluhan
dari petani peternak di Dukuh VII tentang adanya masalah kesehatan anak sapi yang
tidak maksimal. Banyak ternak mereka yang diberi makan banyak tetapi
pertumbuhannya tidak maksimal sesuai pakan yang diberikan oleh peternakkan. Keadaan
seperti itu biasanya disebabkan oleh adanya infestasi cacing dalam tubuh hewan ternak
tersebut.
Sehingga, tindak lanjut kami adalah dengan diadakannya pelayanan kesehatan
hewan, dengan pemeriksaan cacing sehingga diharapkan mengoptimalkan ternak dalam
pemeliharaan. Pemeriksaan cacing dilaksanakan oleh peserta KKN-PPM UGM 2012 sub
unit VII, dibawah pengawasan Poskeswan. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan hewan
ini dilakukan secara serentak di dukuh VII, warga sangat antusias akan pelaksanaan
program ini.
Realisasi Program
Pemeriksaan cacing Dusun VII Bojong ini dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus
2012. Acara dilakukan dengan berkunjung ke rumah-rumah warga yang mempunyai
anak sapi dan bersedia untuk diperiksa. Tercatat ada 3 ekor anak sapi yang mendapatkan
pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan cacing secara umum.
Pemeriksaan cacing pada feses anak sapi yang dilaksanakan di padukuhan Bojong
tidak dikenai biaya. Sampel feses dari anak sapi tersebut dibawa ke poskeswan untuk
memeriksa dan memastikan apakah anak sapi tersebut terjangkit penyakit cacing.
Hambatan
Terdapat kendala dalam proses pelaksanaan pemeriksaan cacing yaitu kadang-kadang
anak sapi sulit atau belum mengeluarkan fesesnya dan ketika dirangsang untuk
mengeluarkan fesesnya malah memberontak dengan lari-lari menjauhi pemeriksa.
Namun, hal ini dapat tetap dikatakan lancar.
4. Pemberian Obat Cacing pada Anak Sapi
No. Sektor :
No. Kode :
Latar Belakang
Program ini dilakukan berdasarkan hasil survei saat masa observasi KKN, dimana
kondisi ternak yang kurang optimal dalam pemeliharaan. Selain itu juga adanya keluhan
dari petani peternak di Dukuh VII tentang adanya masalah kesehatan anak sapi yang
tidak maksimal. Banyak ternak mereka yang diberi makan banyak tetapi
pertumbuhannya tidak maksimal sesuai pakan yang diberikan oleh peternakkan. Keadaan
seperti itu biasanya disebabkan oleh adanya infestasi cacing dalam tubuh hewan ternak
tersebut.
Sehingga, tindak lanjut kami adalah dengan diadakannya pelayanan kesehatan
hewan, dengan pemberian obat cacing pada anak sapi sehingga diharapkan dapat
mengobati penyakit cacing yang diderita dan mengoptimalkan ternak dalam
pemeliharaan. Pemeriksaan cacing dilaksanakan oleh peserta KKN-PPM UGM 2012 sub
unit VII, dibawah pengawasan Poskeswan. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan hewan
ini dilakukan secara serentak di dukuh VII, warga sangat antusias akan pelaksanaan
program ini.
Realisasi Program
Pemberian obat cacing pada anak sapi Dusun VII Bojong ini dilaksanakan pada tanggal
15 Agustus 2012. Acara dilakukan dengan berkunjung ke rumah-rumah warga yang
mempunyai anak sapi. Tercatat ada 3 ekor anak sapi yang mendapatkan pelayanan
kesehatan berupa pemeriksaan cacing secara umum.
Pemberian obat pada feses anak sapi yang dilaksanakan di padukuhan Bojong tidak
dikenai biaya. Pemberian ini dilakukan dengan cara melarutkan obat cacing pada air.
Kemudian, diminumkan pada anak sapi dengan botol.
Hambatan
Terdapat kendala dalam proses pelaksanaan pemberian obat cacing yaitu kadang-
kadang dengan lari-lari menjauhi orang yang memberikan obat cacing.
5 . Pemeriksaan gula darah
No. Sektor :
No. Kode :
Latar belakang:
Terdapat peningkatan pravelensi penyakit diabetes melitus di Indonesia. Penyakit
diabetes melitus ini bisa disebabkan oleh 2 hal yaitu kurang terkontrolnya pusat pengatur
glukosa dan produksi glukosa yang berlebihan. Penyakit diabetes melitus ini sangat
berbahaya dan mengancam kesejahteraan masyarakat. Skreening penyakit diabetes
melitus dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan gula darah. Pemeriksaan gula darah ini
adalah gula darah sesaat. Pemeriksaan gula darah ini dapat mengetahui orang-orang yang
beresiko terkena penyakit diabetes melitus.
Realisasi Program
Program ini dilaksanakan pada tanggal 18 Juli 2012, pukul 08.00 di rumah Bapak
Dukuh VI Bojong. Pertama-tama Lansia yang datang di lakukan pengukuran tensi, untuk
mengetahui tinggi rendahnya tekanan darah tiap bulan. Ibu-ibu atau bapak-bapak yang
termasuk lansia adalah orang-orang yang berumur diatas 40 tahun. Setelah itu
penghitungan tensi dan kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan gula darah sesaat.
Setelah dilakukan pemeriksaan gula darah dilanjutkan dengan penyuluhan dan diskusi
tentang penyakit diabetes melitus.
Penyuluhan dan diskusi gula darah ini berisi tentang pengertian, sebab, pravelansi,
bahaya, dan cara pencegahannya. Pamateri penyuluhan ini diberikan oleh dokter
puskesmas. Penyuluhan ini dikemas dengan menarik, interaktif, dan mudah dimengerti.
Warga pun sangat antusias mengikuti acara ini dan interaktif.
Diharapkan masyarakat lebih peduli akan kesehatan dirinya dengan menjaga gaya
hidupnya sehari-hari. pemeriksaan ini dapat menskreening warga yang beresiko
mengidap penyakit diabetes melitus.
Hambatan
Tidak adanya hambatan yang berarti pada program ini, karena adanya kerjasama
yang saling mendukung dari para lansia, petugas kader posyandu lansia dan mahasiswa
KKN PPM UGM.
6 . Program Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SD N Bojong
No. Sektor : 4.2.32
No. Kode :
Latar belakang
Perilaku hidup sehat dan bersih merupakan modal utama untuk melaksanakan
aktifitas. Kesehatan merupakan sesuatu yang mahal harganya, untuk itu harus dijaga
dengan menerapkan pola hidup bersih sejak usia dini. Untuk itu mahasiswa KKN PPM
UGM mengadakan kegiatan tentang penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat untuk
anak usia dini.
Realisasi Program
Program ini dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2012 di SD Bojong. Kegiatan yang
dilakukan adalah memberikan contoh bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan
benar. Mencuci tangan merupakan perilaku hidup besih yang harus diterapkan sejak dini.
Tangan merupakan mediator penyakit masuk dalam tubuh anak-anak. Pada usia dini,
aktifitas anak-anak sangat tinggi dan tangan akan berhubungan dengan banyak benda
yang mengandung kuman dan bibit penyakit. Kegiatan perilaku hidup bersih dengan
mencuci tangan ini diharapkan dapa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari anak-anak
sehingga kesehatan diri mereka dapat terjaga dengan baik.
Hambatan
Tidak adanya hambatan yang berarti pada program ini, karena adanya kerjasama
yang saling mendukung dari anak-anak dan mahasiswa KKN PPM UGM.
7. Program peningkatan minat baca di TPA An-Nuur
No. Sektor :
No. Kode :
Latar belakang
Membaca merupakan alat bagi orang-orang yang melek huruf untuk membaca
jendela ilmu pengetahuan dan pengalaman yang luas dan mendalam melalui karya cetak
atau karya tulis seperti kata pepatah buku adalah jendela dunia dan perpustakaan adalah
pintunya. Tujuan pembinaan minat baca pada anak adalah untuk mengembangkan
masyarakat membaca dengan penekanan pada penciptaan lingkungan membaca untuk
semua jenis bacaan yang dimulai dalam lingkungan keluarga. Secara lebih khusus,
pembinaan minat baca pada anak bertujuan untuk mewujudkan suatu sistem penumbuh-
kembangan minat baca dengan menyediakan fasilitas berupa bahan bacaan yang sesuai
dengan kebutuhan anak.
Rendahnya minat baca anak-anak bisa disebabkan Sejauh ini rendahnya minat baca
anak Indonesia adalah karena tidak ada integrasi yang nyata, jelas, dan tegas antara mata
pelajaran yang diberikan dengan kewajiban anak-anak untuk membaca. Anak-anak tidak
diberi keleluasaan dan kebebasan untuk mencari sumber pembelajaran di luar buku teks
yang digunakan oleh guru. Satu contoh sederhana, kita tidak memiliki standar minimal
tentang bacaan wajib buku yang harus dikhatamkan siswa di tiap jenjang pendidikan,
entah itu berdasarkan jumlah (quantity) maupun judul-judul tertentu (quality). Alih-alih
secara bertahap dan rutin ada pengecekan tingkat kemajuan bacaan siswa, baik yang
menyangkut bacaan yang diwajibkan (required reading), bacaan yang dianjurkan
(recommended reading), dan bacaan menyangkut pengetahuan umum (general
knowledge).
Realisasi Program :
Program ini dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2012 di TPA An-Nuur. Kegiatan
yang dilakukan adalah membaca bersama dan menceritakan kembali apa yang telah
dibaca di hadapan teman-temannya. Kemudian dilanjutkan memberi motivasi untuk
sering membaca karena dengan membaca dapat membuka jendela dunia, menambah
pengetahuan, dan menambah pengalaman. Anak-anak TPA ini diajak untuk membaca
majalah dan buku-buku cerita, untuk anak-anak yang masih kecil diajak mulai mengenal
majalah yaitu berupa majalah bergambar. Anak-anak di TPA ini sebagian besar sangat
antusias dan bersemangat untuk membaca buku atau majalah. Mereka bahkan
mengulangi apa yang telah dibaca.
Hambatan :
Pada saat pelaksanaan kegiatan ini banyak adik-adik yang ingin mendapatkan buku
lain yang sedang dibaca temannya sehingga mereka saling berebut. Hal ini menyebabkan
kegaduhan dalm ruangan sehingga mereka kurang berkonsentrasi.
8. Sosialisasi dan penanaman bersama TOGA di SDN Bojong
No. Sektor :
No. Kode :
Latar belakang
TOGA atau tanaman obat keluarga pada dasarnya adalah tanaman yang ditanam di
halaman rumah, kebun, maupun sebidang tanah yang dimanfaatkan sebagai budidaya
tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga akan
obat-obatan. Tanaman obat keluarga juga berfungsi sebagai pemanfaatan lingkungan
sekitar rumah dan kebun, selain itu juga berfungsi sebagai rempah-rempah. Tanaman
obat keluarga ini juga dapat menghijaukan lingkungan disekitarnya.
Pada SDN Bojong dan daerah sekitar Bojong khususnya dukuh VII masih terdapat
banyak pekarangan yang tidak dimanfaatkan sehingga lebih baik pekrangan atau
halaman kosong tersebut dapat digunakan sebagai lahan untuk menanam tanaman obat
keluarga. Hal ini dapat meningkatkan keefesienan dan keefektifitasan lahan yang masih
kosong. Mahasiswa KKN UGM sendiri ingin mengajak dan menanamkan nilai awal
anak-anak SD Bojong untuk mau menanam TOGA karena sangat bermanfaat bagi
kehidupan sehari-hari. kesadaran anak-anak sendiri dapat memberi semangat bagi orang
tuanya untuk ikut menanam TOGA di rumah mereka.
Uraian Kegiatan :
Program ini dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2012 di SDN Bojong, khususnya
kelas IV. Kegiatan ini terdiri dari pengenalan, sosialisasi, dan penanaman tanaman obat
keluarga. Pengenalan ini meliputi pengertian tanaman obat keluarga, macam-macamnya,
fungsinya, dan cara merawatnya. Media yang digunakan berupa leaflet yang berisi materi
di atas. Siswa-siswa ini dikumpulkan di lapangan badminton sekolah ketika
penyampaian dan penanaman bersama. Mahasiswa KKN juga membawa contoh
beberapa tanaman TOGA. Setelah penjelasan selesai, dilanjutkan dengan penanaman
bersama. Sebelumnya para siswa diberitahu untuk membawa pupuk untuk penanaman
bersama dan tim KKN menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan. Lalu siswa-siswanya
didampingi ketika menanam dan diberi follow up tentang penjelasan.
Hambatan :
Terdapat sedikit hambatan yaitu siswa-siswanya kadang-kadang ramai sendiri dan
sibuk sendiri sehingga kurang perhatian terhadap penjelasan yang diberikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Secara keseluruhan program KKN yang telah direncanakan dapat dilaksanakan
dengan baik meskipun ada beberapa hambatan yang muncul. Hambatan-hambatan
tersebut dapat diatasi dengan baik berkat kerjasama dan partisipasi dari segenap
masyarakat di Pedukuhan VII Bojong.
Kesuksesan pelaksanaan program-program KKN tidak terlepas dari faktor
pendukung yaitu kerjasama dan bantuan antara mahasiswa KKN dengan perangkat desa
dan antar mahasiswa KKN sendiri.
Keberhasilan pelaksanaan program-program KKN dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Program sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan menyentuh langsung pada
persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Dari program-program yang
dilaksanakan banyak diantaranya yang merupakan permintaan secara langsung dari
individu atau masyarakat atau perangkat desa dan instansi yang berada di
lingkungan di Pedukuhan VII Bojong.
2. Dukungan yang kuat dari masyarakat dan kelompok ternak di Pedukuhan VII
Bojong. Tanpa adanya dukungan sepenuhnya dari masyarakat program-program
KKN tidak mungkin dapat berjalan dengan semestinya.
B. SARAN
1. Perlunya mahasiswa untuk melakukan sosialisasi untuk warga dalam pelaksanaan
KKN bagi mahasiswa nampaknya diperlukan. Ini disebabkan masih adanya
pandangan keliru warga tentang KKN.
2. Pembekalan diberikan lebih banyak informasi tentang keadaan di lapangan sehingga
memudahkan mahasiswa dalam berinteraksi dengan warga.
3. Perlu adanya observasi yang lebih matang sebelum pelaksanaan program KKN
sehingga dalam pelaksanaannya nanti, program dapat berlangsung sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan dapat berjalan dengan baik.
4. Perangkat desa dan tokoh masyarakat hendaknya mampu untuk mendekati
masyarakat umum sehingga kelancaran program ini dapat berjalan dengan baik.
5. LPPM hendaknya memperbanyak sosialisasi KKN pada warga lokasi KKN. Hal ini
penting untuk dilakukan untuk meluruskan pandangan warga yang beranggapan