LPK MUTYYY

15
1. Pengolahan kripik lele dan sosialisasi nilai gizi lele RT 25 dan 26 No Sektor : No Kode : Sifat : Interdisiplin Latar belakang : Lele adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Banyak jenis lele yang merupakan ikan konsumsi yang disukai orang. Sebagian jenis lele telah dibiakkan orang. Lele dikembangbiakkan di Indonesia untuk konsumsi dan juga untuk menjaga kualitas air yang tercemar. Lele mempunyai kandungan gizi yang sangat baik. Ikan Lele memiliki protein tinggi, yaitu rata-rata 20 persen. Protein ikan adalah protein yang istimewa karena bukan hanya berfungsi sebagai penambah jumlah protein yang dikonsumsi, tetapi juga sebagai pelengkap mutu protein dalam menu. Uraian Kegiatan: Kripik lele merupakan salah satu produk olahan dari lele, dimana lele merupakan salah satu SDA yang banyak terdapat di Desa Bojong. Kripik lele sebagai produk olahan dari lele telah memiliki nilai tambah sehingga harga jualnya pun meningkat. Oleh karena itu, mahasiswa KKN -UGM menjadikan pembuatan kripik lele sebagai salah satu program KKN-UGM. Penyuluhan gizi tentang Kripik Lele dari sisi kesehatannya dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2010 di Dukuh VII. Pelaksanaan penyuluhan gizi dari sisi analisis

Transcript of LPK MUTYYY

1. Pengolahan kripik lele dan sosialisasi nilai gizi lele RT 25 dan 26

No Sektor :

No Kode :

Sifat : Interdisiplin

Latar belakang :

Lele adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Banyak jenis lele yang

merupakan ikan konsumsi yang disukai orang. Sebagian jenis lele telah dibiakkan

orang. Lele dikembangbiakkan di Indonesia untuk konsumsi dan juga untuk menjaga

kualitas air yang tercemar.

Lele mempunyai kandungan gizi yang sangat baik. Ikan Lele memiliki

protein tinggi, yaitu rata-rata 20 persen. Protein ikan adalah protein yang istimewa

karena bukan hanya berfungsi sebagai penambah jumlah protein yang dikonsumsi,

tetapi juga sebagai pelengkap mutu protein dalam menu.

Uraian Kegiatan:

Kripik lele merupakan salah satu produk olahan dari lele, dimana lele merupakan

salah satu SDA yang banyak terdapat di Desa Bojong. Kripik lele sebagai produk

olahan dari lele telah memiliki nilai tambah sehingga harga jualnya pun meningkat.

Oleh karena itu, mahasiswa KKN -UGM menjadikan pembuatan kripik lele sebagai

salah satu program KKN-UGM.

Penyuluhan gizi tentang Kripik Lele dari sisi kesehatannya dilaksanakan pada

tanggal 2 Agustus 2010 di Dukuh VII. Pelaksanaan penyuluhan gizi dari sisi analisis

kesehatannya dilakukan secara bersama dengan praktek pembuatan kripik lele.

Pelaksanaan penyuluhan dan pembuatan lele secara keseluruhan berjalan dengan baik.

Warga terlihat antusias dalam praktek pembuatannya.

Sehingga, tindak lanjut kami adalah dengan diadakannya pengolahan makanan

yang berasal dari bahan lele, dengan pembuatan kripik lele sehingga diharapkan

mengoptimalkan pengolahan. Pelaksanaan pembuatan kripik lele ini dilakukan secara

serentak di dukuh VII, warga sangat antusias akan pelaksanaan program ini.

Hambatan :

Terdapat hambatan dalam program ini, yaitu karena dilaksanakan pada bulan

ramadhan sehingga tidak dapat dicicipi apakah bumbu dan rasanya sudah pas atau

belum.

2. Pengolahan Bakso Lele dan sosialisasi nilai gizinya RT : 26

No. Sektor :

No. Kode :

Latar Belakang

Lele adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Banyak jenis lele yang merupakan

ikan konsumsi yang disukai orang. Sebagian jenis lele telah dibiakkan orang. Lele

dikembangbiakkan di Indonesia untuk konsumsi dan juga untuk menjaga kualitas air

yang tercemar.

Lele mempunyai kandungan gizi yang sangat baik. Ikan Lele memiliki protein tinggi,

yaitu rata-rata 20 persen. Protein ikan adalah protein yang istimewa karena bukan hanya

berfungsi sebagai penambah jumlah protein yang dikonsumsi, tetapi juga sebagai

pelengkap mutu protein dalam menu.

Di dukuh VII sangat banyak kolam lele. Oleh karena itu, pemanfaaatan lele

dimaksimalkan dengan olahan-olahan terbaru. Dengan olahan ini diharapkan dapat

meningkatkan nilai jual lele. Salah satu olahan yang dapat meningkatkan nilai daya jual

lele itu adalah bakso lele.

Uraian Kegiatan:

Bakso lele merupakan salah satu produk olahan dari lele, dimana lele merupakan

salah satu SDA yang banyak terdapat di Desa Bojong. Bakso lele sebagai produk olahan

dari lele telah memiliki nilai tambah sehingga harga jualnya pun meningkat. Oleh karena

itu, mahasiswa KKN -UGM menjadikan pembuatan bakso lele sebagai salah satu

program KKN-UGM.

Penyuluhan gizi tentang Bakso Lele dari sisi kesehatannya dilaksanakan pada

tanggal 2 Agustus 2010 di Dukuh VII. Pelaksanaan penyuluhan gizi dari sisi analisis

kesehatannya dilakukan secara bersama dengan praktek pembuatan bakso lele.

Pelaksanaan penyuluhan dan pembuatan lele secara keseluruhan berjalan dengan baik.

Warga terlihat antusias dalam praktek pembuatannya.

Sehingga, tindak lanjut kami adalah dengan diadakannya pengolahan makanan yang

berasal dari bahan lele, dengan pembuatan bakso lele sehingga diharapkan

mengoptimalkan pengolahan. Pelaksanaan pembuatan bakso lele ini dilakukan secara

serentak di dukuh VII, warga sangat antusias akan pelaksanaan program ini.

Hambatan :

Terdapat hambatan dalam program ini, yaitu karena dilaksanakan pada bulan

ramadhan sehingga tidak dapat dicicipi apakah bumbu dan rasanya sudah pas atau

belum.

3. Pemeriksaan Cacing pada Feses Anak Sapi di Du kuh VII

No. Sektor : 2.4.08

No. Kode :

Latar Belakang

Program ini dilakukan berdasarkan hasil survei saat masa observasi KKN, dimana

kondisi ternak yang kurang optimal dalam pemeliharaan. Selain itu juga adanya keluhan

dari petani peternak di Dukuh VII tentang adanya masalah kesehatan anak sapi yang

tidak maksimal. Banyak ternak mereka yang diberi makan banyak tetapi

pertumbuhannya tidak maksimal sesuai pakan yang diberikan oleh peternakkan. Keadaan

seperti itu biasanya disebabkan oleh adanya infestasi cacing dalam tubuh hewan ternak

tersebut.

Sehingga, tindak lanjut kami adalah dengan diadakannya pelayanan kesehatan

hewan, dengan pemeriksaan cacing sehingga diharapkan mengoptimalkan ternak dalam

pemeliharaan. Pemeriksaan cacing dilaksanakan oleh peserta KKN-PPM UGM 2012 sub

unit VII, dibawah pengawasan Poskeswan. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan hewan

ini dilakukan secara serentak di dukuh VII, warga sangat antusias akan pelaksanaan

program ini.

Realisasi Program

Pemeriksaan cacing Dusun VII Bojong ini dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus

2012. Acara dilakukan dengan berkunjung ke rumah-rumah warga yang mempunyai

anak sapi dan bersedia untuk diperiksa. Tercatat ada 3 ekor anak sapi yang mendapatkan

pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan cacing secara umum.

Pemeriksaan cacing pada feses anak sapi yang dilaksanakan di padukuhan Bojong

tidak dikenai biaya. Sampel feses dari anak sapi tersebut dibawa ke poskeswan untuk

memeriksa dan memastikan apakah anak sapi tersebut terjangkit penyakit cacing.

Hambatan

Terdapat kendala dalam proses pelaksanaan pemeriksaan cacing yaitu kadang-kadang

anak sapi sulit atau belum mengeluarkan fesesnya dan ketika dirangsang untuk

mengeluarkan fesesnya malah memberontak dengan lari-lari menjauhi pemeriksa.

Namun, hal ini dapat tetap dikatakan lancar.

4. Pemberian Obat Cacing pada Anak Sapi

No. Sektor :

No. Kode :

Latar Belakang

Program ini dilakukan berdasarkan hasil survei saat masa observasi KKN, dimana

kondisi ternak yang kurang optimal dalam pemeliharaan. Selain itu juga adanya keluhan

dari petani peternak di Dukuh VII tentang adanya masalah kesehatan anak sapi yang

tidak maksimal. Banyak ternak mereka yang diberi makan banyak tetapi

pertumbuhannya tidak maksimal sesuai pakan yang diberikan oleh peternakkan. Keadaan

seperti itu biasanya disebabkan oleh adanya infestasi cacing dalam tubuh hewan ternak

tersebut.

Sehingga, tindak lanjut kami adalah dengan diadakannya pelayanan kesehatan

hewan, dengan pemberian obat cacing pada anak sapi sehingga diharapkan dapat

mengobati penyakit cacing yang diderita dan mengoptimalkan ternak dalam

pemeliharaan. Pemeriksaan cacing dilaksanakan oleh peserta KKN-PPM UGM 2012 sub

unit VII, dibawah pengawasan Poskeswan. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan hewan

ini dilakukan secara serentak di dukuh VII, warga sangat antusias akan pelaksanaan

program ini.

Realisasi Program

Pemberian obat cacing pada anak sapi Dusun VII Bojong ini dilaksanakan pada tanggal

15 Agustus 2012. Acara dilakukan dengan berkunjung ke rumah-rumah warga yang

mempunyai anak sapi. Tercatat ada 3 ekor anak sapi yang mendapatkan pelayanan

kesehatan berupa pemeriksaan cacing secara umum.

Pemberian obat pada feses anak sapi yang dilaksanakan di padukuhan Bojong tidak

dikenai biaya. Pemberian ini dilakukan dengan cara melarutkan obat cacing pada air.

Kemudian, diminumkan pada anak sapi dengan botol.

Hambatan

Terdapat kendala dalam proses pelaksanaan pemberian obat cacing yaitu kadang-

kadang dengan lari-lari menjauhi orang yang memberikan obat cacing.

5 . Pemeriksaan gula darah

No. Sektor :

No. Kode :

Latar belakang:

Terdapat peningkatan pravelensi penyakit diabetes melitus di Indonesia. Penyakit

diabetes melitus ini bisa disebabkan oleh 2 hal yaitu kurang terkontrolnya pusat pengatur

glukosa dan produksi glukosa yang berlebihan. Penyakit diabetes melitus ini sangat

berbahaya dan mengancam kesejahteraan masyarakat. Skreening penyakit diabetes

melitus dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan gula darah. Pemeriksaan gula darah ini

adalah gula darah sesaat. Pemeriksaan gula darah ini dapat mengetahui orang-orang yang

beresiko terkena penyakit diabetes melitus.

Realisasi Program

Program ini dilaksanakan pada tanggal 18 Juli 2012, pukul 08.00 di rumah Bapak

Dukuh VI Bojong. Pertama-tama Lansia yang datang di lakukan pengukuran tensi, untuk

mengetahui tinggi rendahnya tekanan darah tiap bulan. Ibu-ibu atau bapak-bapak yang

termasuk lansia adalah orang-orang yang berumur diatas 40 tahun. Setelah itu

penghitungan tensi dan kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan gula darah sesaat.

Setelah dilakukan pemeriksaan gula darah dilanjutkan dengan penyuluhan dan diskusi

tentang penyakit diabetes melitus.

Penyuluhan dan diskusi gula darah ini berisi tentang pengertian, sebab, pravelansi,

bahaya, dan cara pencegahannya. Pamateri penyuluhan ini diberikan oleh dokter

puskesmas. Penyuluhan ini dikemas dengan menarik, interaktif, dan mudah dimengerti.

Warga pun sangat antusias mengikuti acara ini dan interaktif.

Diharapkan masyarakat lebih peduli akan kesehatan dirinya dengan menjaga gaya

hidupnya sehari-hari. pemeriksaan ini dapat menskreening warga yang beresiko

mengidap penyakit diabetes melitus.

Hambatan

Tidak adanya hambatan yang berarti pada program ini, karena adanya kerjasama

yang saling mendukung dari para lansia, petugas kader posyandu lansia dan mahasiswa

KKN PPM UGM.

6 . Program Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SD N Bojong

No. Sektor : 4.2.32

No. Kode :

Latar belakang

Perilaku hidup sehat dan bersih merupakan modal utama untuk melaksanakan

aktifitas. Kesehatan merupakan sesuatu yang mahal harganya, untuk itu harus dijaga

dengan menerapkan pola hidup bersih sejak usia dini. Untuk itu mahasiswa KKN PPM

UGM mengadakan kegiatan tentang penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat untuk

anak usia dini.

Realisasi Program

Program ini dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2012 di SD Bojong. Kegiatan yang

dilakukan adalah memberikan contoh bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan

benar. Mencuci tangan merupakan perilaku hidup besih yang harus diterapkan sejak dini.

Tangan merupakan mediator penyakit masuk dalam tubuh anak-anak. Pada usia dini,

aktifitas anak-anak sangat tinggi dan tangan akan berhubungan dengan banyak benda

yang mengandung kuman dan bibit penyakit. Kegiatan perilaku hidup bersih dengan

mencuci tangan ini diharapkan dapa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari anak-anak

sehingga kesehatan diri mereka dapat terjaga dengan baik.

Hambatan

Tidak adanya hambatan yang berarti pada program ini, karena adanya kerjasama

yang saling mendukung dari anak-anak dan mahasiswa KKN PPM UGM.

7. Program peningkatan minat baca di TPA An-Nuur

No. Sektor :

No. Kode :

Latar belakang

Membaca merupakan alat bagi orang-orang yang melek huruf untuk membaca

jendela ilmu pengetahuan dan pengalaman yang luas dan mendalam melalui karya cetak

atau karya tulis seperti kata pepatah buku adalah jendela dunia dan perpustakaan adalah

pintunya. Tujuan pembinaan minat baca pada anak adalah untuk mengembangkan

masyarakat membaca dengan penekanan pada penciptaan lingkungan membaca untuk

semua jenis bacaan yang dimulai dalam lingkungan keluarga. Secara lebih khusus,

pembinaan minat baca pada anak bertujuan untuk mewujudkan suatu sistem penumbuh-

kembangan minat baca dengan menyediakan fasilitas berupa bahan bacaan yang sesuai

dengan kebutuhan anak.

Rendahnya minat baca anak-anak bisa disebabkan Sejauh ini rendahnya minat baca

anak Indonesia adalah karena tidak ada integrasi yang nyata, jelas, dan tegas antara mata

pelajaran yang diberikan dengan kewajiban anak-anak untuk membaca. Anak-anak tidak

diberi keleluasaan dan kebebasan untuk mencari sumber pembelajaran di luar buku teks

yang digunakan oleh guru. Satu contoh sederhana, kita tidak memiliki standar minimal

tentang bacaan wajib buku yang harus dikhatamkan siswa di tiap jenjang pendidikan,

entah itu berdasarkan jumlah (quantity) maupun judul-judul tertentu (quality). Alih-alih

secara bertahap dan rutin ada pengecekan tingkat kemajuan bacaan siswa, baik yang

menyangkut bacaan yang diwajibkan (required reading), bacaan yang dianjurkan

(recommended reading), dan bacaan menyangkut pengetahuan umum (general

knowledge).

Realisasi Program :

Program ini dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2012 di TPA An-Nuur. Kegiatan

yang dilakukan adalah membaca bersama dan menceritakan kembali apa yang telah

dibaca di hadapan teman-temannya. Kemudian dilanjutkan memberi motivasi untuk

sering membaca karena dengan membaca dapat membuka jendela dunia, menambah

pengetahuan, dan menambah pengalaman. Anak-anak TPA ini diajak untuk membaca

majalah dan buku-buku cerita, untuk anak-anak yang masih kecil diajak mulai mengenal

majalah yaitu berupa majalah bergambar. Anak-anak di TPA ini sebagian besar sangat

antusias dan bersemangat untuk membaca buku atau majalah. Mereka bahkan

mengulangi apa yang telah dibaca.

Hambatan :

Pada saat pelaksanaan kegiatan ini banyak adik-adik yang ingin mendapatkan buku

lain yang sedang dibaca temannya sehingga mereka saling berebut. Hal ini menyebabkan

kegaduhan dalm ruangan sehingga mereka kurang berkonsentrasi.

8. Sosialisasi dan penanaman bersama TOGA di SDN Bojong

No. Sektor :

No. Kode :

Latar belakang

TOGA atau tanaman obat keluarga pada dasarnya adalah tanaman yang ditanam di

halaman rumah, kebun, maupun sebidang tanah yang dimanfaatkan sebagai budidaya

tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga akan

obat-obatan. Tanaman obat keluarga juga berfungsi sebagai pemanfaatan lingkungan

sekitar rumah dan kebun, selain itu juga berfungsi sebagai rempah-rempah. Tanaman

obat keluarga ini juga dapat menghijaukan lingkungan disekitarnya.

Pada SDN Bojong dan daerah sekitar Bojong khususnya dukuh VII masih terdapat

banyak pekarangan yang tidak dimanfaatkan sehingga lebih baik pekrangan atau

halaman kosong tersebut dapat digunakan sebagai lahan untuk menanam tanaman obat

keluarga. Hal ini dapat meningkatkan keefesienan dan keefektifitasan lahan yang masih

kosong. Mahasiswa KKN UGM sendiri ingin mengajak dan menanamkan nilai awal

anak-anak SD Bojong untuk mau menanam TOGA karena sangat bermanfaat bagi

kehidupan sehari-hari. kesadaran anak-anak sendiri dapat memberi semangat bagi orang

tuanya untuk ikut menanam TOGA di rumah mereka.

Uraian Kegiatan :

Program ini dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2012 di SDN Bojong, khususnya

kelas IV. Kegiatan ini terdiri dari pengenalan, sosialisasi, dan penanaman tanaman obat

keluarga. Pengenalan ini meliputi pengertian tanaman obat keluarga, macam-macamnya,

fungsinya, dan cara merawatnya. Media yang digunakan berupa leaflet yang berisi materi

di atas. Siswa-siswa ini dikumpulkan di lapangan badminton sekolah ketika

penyampaian dan penanaman bersama. Mahasiswa KKN juga membawa contoh

beberapa tanaman TOGA. Setelah penjelasan selesai, dilanjutkan dengan penanaman

bersama. Sebelumnya para siswa diberitahu untuk membawa pupuk untuk penanaman

bersama dan tim KKN menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan. Lalu siswa-siswanya

didampingi ketika menanam dan diberi follow up tentang penjelasan.

Hambatan :

Terdapat sedikit hambatan yaitu siswa-siswanya kadang-kadang ramai sendiri dan

sibuk sendiri sehingga kurang perhatian terhadap penjelasan yang diberikan.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Secara keseluruhan program KKN yang telah direncanakan dapat dilaksanakan

dengan baik meskipun ada beberapa hambatan yang muncul. Hambatan-hambatan

tersebut dapat diatasi dengan baik berkat kerjasama dan partisipasi dari segenap

masyarakat di Pedukuhan VII Bojong.

Kesuksesan pelaksanaan program-program KKN tidak terlepas dari faktor

pendukung yaitu kerjasama dan bantuan antara mahasiswa KKN dengan perangkat desa

dan antar mahasiswa KKN sendiri.

Keberhasilan pelaksanaan program-program KKN dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Program sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan menyentuh langsung pada

persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Dari program-program yang

dilaksanakan banyak diantaranya yang merupakan permintaan secara langsung dari

individu atau masyarakat atau perangkat desa dan instansi yang berada di

lingkungan di Pedukuhan VII Bojong.

2. Dukungan yang kuat dari masyarakat dan kelompok ternak di Pedukuhan VII

Bojong. Tanpa adanya dukungan sepenuhnya dari masyarakat program-program

KKN tidak mungkin dapat berjalan dengan semestinya.

B. SARAN

1. Perlunya mahasiswa untuk melakukan sosialisasi untuk warga dalam pelaksanaan

KKN bagi mahasiswa nampaknya diperlukan. Ini disebabkan masih adanya

pandangan keliru warga tentang KKN.

2. Pembekalan diberikan lebih banyak informasi tentang keadaan di lapangan sehingga

memudahkan mahasiswa dalam berinteraksi dengan warga.

3. Perlu adanya observasi yang lebih matang sebelum pelaksanaan program KKN

sehingga dalam pelaksanaannya nanti, program dapat berlangsung sesuai dengan

kebutuhan masyarakat dan dapat berjalan dengan baik.

4. Perangkat desa dan tokoh masyarakat hendaknya mampu untuk mendekati

masyarakat umum sehingga kelancaran program ini dapat berjalan dengan baik.

5. LPPM hendaknya memperbanyak sosialisasi KKN pada warga lokasi KKN. Hal ini

penting untuk dilakukan untuk meluruskan pandangan warga yang beranggapan

bahwa KKN adalah semacam lembaga bantuan finansial yang datang untuk

membantu membangun daerah mereka.

Yogyakarta, Agustus 2012