LP URTIKARIA.doc

download LP URTIKARIA.doc

of 15

Transcript of LP URTIKARIA.doc

LAPORAN PENDAHULUAN

URTIKARIA

Disusun oleh :

Anjar Tiara Ayu Lisa Ani

P17420213043

IIB

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2015

A. PengertianUrtikaria adalah lesi sementara yang terdiri dari bentol sentral yang dikelilingi oleh haloeritematosa. Lesi tersendiri adalah bulat, lonjong, atau berfigurata, dan seringkali menimbulkan rasa gatal. (Harrison, 2005)Urtikaria, yang dikenal dengan hives, terdiri atas plak edematosa (wheal) yang terkait dengan gatal yang hebat (pruritus). Urtikaria terjadi akibat pelepasan histamine selama respons peradangan terhadap alegi sehingga individu menjadi tersensitisasi. Urtikaria kronis dapat menyertai penyakit sistemik seperti hepatitis, kanker atau gangguan tiroid. (Elizabeth, 2007)Urtikaria merupakan istilah klinis untuk suatu kelompok kelainan yang ditandai dengan adanya pembentukan bilur-bilur pembekakan kulit yang dapat hilang tanpa meninggalkan bekas yang terlihat. Pada umumnya kita semua pernah merasakan salah satu bentuk urtikaria akibat jath (atau didorong) hingga gatal-gatal. Gambaran patologis yang utama adalah didapatkannya edema dermal akibat terjadinya dilatasi vascular, seringkali sebagai respons terhadap histamine (dan mungkin juga mediator-mediator yang lain) yang dilepas oleh sel mast.(Tony, 2005).

Jadi urtikaria adalah keadaan yang di tandai dengan timbulnya bentol atau edema setempat yang menyebabkan penimbulan diatas permukaan kulit yang di sertai rasa sangat gatal.

B. EtiologiBerdasarkan kasus-kasus yang ada, paling banyak urtikaria di sebabkan oleh alergi, baik alergi makanan, obat-obatan, dll.1. Obat, Bermacam-macam obat dapat menimbulkan urtikaria,baik secara imulogik maupun imunologik,hampit semua obat dapat menimbulkan urtikaria secara imunologik tipe I dan II.contohnya adalah obat-obat tipe penicilin,sulfonamid,analgesik,pencahar,hormon dan diuretik.aspirin menimbulkan urtikaria karena menghambat sintesis prostaglandin dari asam arakidonat.2. Makanan, Peranan makanan ternyata lebih penting pada urtikaria yang akut,umumnya akibat reaksi imunolgik,makanan berupa protein atau bahan lain yang di campurkan ke dalam nya seperti zat warna,penyedap rasa,atau bahan pengawet.sering menimbulkan urtikaria.3. Gigitan/sengatan serangga, Gigitan serangga dapat menimbulkan urtikaria setempat,agaknya hal ini di perantarai oleh IgE(tipe I) dan tipe seluler(tipe IV).nyamuk,lebah dan serangga lainnya menimbulkan urtikaria bentuk papul di sekitar tempat gigitan,biasanya sembuh sendiri.4. Bahan Fotosensitizer, Bahan semacam ini,biasanya griseofulvin,Fenotiazin,sulfonamid,bahan kosmetik,dan sabun germisid.5. Inhalan, Berupa serbuk sari bunga,spora jamur,debu,bulu binatang,dan aerosol,umumnya lebih mudah menimbulkan urtikaria alergik (tipe I).6. Kontraktan, ang sering menimbulkan urtikaria adalah bulu binatang,serbuk tekstil,air liur binatang ,tumbuh-tumbuhan buah-buahan ,bahan kimia dan bahan kosmetik.7. Trauma fisik, Dapat di akibatkan oleh faktor dingin,yakni berenang atau memegang benda dingin,Faktor panas misalnya sinar matahari,radiasi dan pana pembakaran.Faktor tekanan yaitu,goresan,pakaian ketat,ikat pinggang,dan tekanan berulang-ulang yakni,pijatan,keringan,pekerjaan berat dan demam.8. Infeksi dan infestasi, Bermacam-macam infeksi misalnya infeksi bakteri,virus,jamur,maupun infestasi parasit.infeksi oleh bakteri contohnya infeksi pada tonsil,infeksi gigi,dan sinusitis,dan infestasi cacing pita,cacing tambang,dapat menyababkan urtikaria.C. Manifestasi Klinis1. Timbulnya bintik-bintik merah atau lebih pucat pada kulit. Bintik-bintik merah ini dapat mengalami edema sehingga tampak seperti benjolan.2. Sering disertai rasa gatal yang hebat dan suhu yang lebih panas pada sekitar benjolan tersebut.3. Terjadi angioderma, dimana edema luas ke dalam jaringan subkutan, terutama di sekitar mata, bibir dan di dalam orofaring.4. Adanya pembengkakan dapat menghawatirkan, kadang-kadang bisa menutupi mata secara keseluruhan dan mengganggu jalan udara untuk pernafasan.D. Patofisiologi

Patofisiologi dari urtikaria ini sendiri mirip dengan reaksi hipersensifitas.Pada awalnya alergen yang menempel pada kulit merangsang sel mast untuk membentuk antibodi IgE, setelah terbentuk, maka IgE berikatan dengan sel mast. Setelah itu, pada saat terpajan untuk yang kedua kalinya, maka alergen akan berikatan dengan igE yang sudah berikatan dengan sel mast sebelumbnya. Akibat dari ikatan tersebut, maka akan mengubah kestabilan dari isi sel mast yang mengakibatkan sel mast akan mengalami degranulasi dan pada akhirnya sel mast akan mengekuarkan histamin yang ada di dalamnya. Perlu diketahui bahwa sanya sel mast adalah mediator kimia yang dapat menyebabkan gejala yang terjadi pada seseorang yang mengalami urtikaria.Pada urtikaria, maka gejala yang akan terjadi dapat meliputi merah, gatal dan sedikit ada benjolan pada permukaan kulit, yang menyebabkan hal itu terjadi yaitu, pada dasarnya sel mast ini sendiri terletak didekat saraf perifer, dan pembuluh darah. Kemerahan dan bengkak yang terjadi karena histamin yang dikeluarkan sel mast itu menyerang pembuluh darah yang menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas. Gatal yang terjadi juga diakibatkan karena histamin menyentuh saraf perifer.E. Komplikasi

Lesi-;esi urtikuria bisa sembuh tanpa komplikasi. Namun dengan gatal yang hebat bisa menyebabkan purapura excoriasi yang bisa menjadi infeksi sekunder. penggunann antihistamin bisa menyebabkan somnolen dan bibir kering. pesien dengan keadaan penyakit yang berat bisa mempengaruhi kualitas hidup ( Asta Qauliyah, 2007).

F. Pathway

G. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan darah, air seni dan tinja rutin untuk menilai ada tidaknya infeksi yang tersembunyi atau kelainan pada organ dalam.2. Pemeriksaan imunologis seperti pemeriksaan kadar IgE, eosinofil dan komplemen.3. Test kulit, walaupun terbatas kegunaannya dapat dipergunakan untuk membantu diagnosis. Uji gores dan uji tusuk dapat dipergunakan untuk mencari alergen.4. Tes eliminasi makanan dengan cara menghentikan semua makanan yang dicurigai untuk beberapa waktu, lalu mencobanya kembali satu per satu,H. PenatalaksanaanPenanganan biduran, yang paling ideal adalah menghindari penyebab atau faktor pencetus agar tidak terjadi atau meminimalisir terjadinya biduran. Cara menemukan faktor pencetus adalah dengan mencatat obat, makanan atau bahan yang ketika di konsumsi atau di gunakan menyebabkan timbulnya biduran.Usahakan jangan digaruk. Karena jika digaruk maka maka bahan aktif histamin akan makin banyak keluar dan yang terjadi justru bagian yang digaruk semakin gatal.Namun jika telah terjadi biduran, maka dokter akan memberikan pengobatan dengan :1. Anti histamine (sangat bermanfaat) karena dapat mengontrol gejala bagi sebagian besar kasus, namun tidak dapat menghilangkan penyebabnya.2. Kortikosteroid akan diberikan bila pengobatan dengan anti histamin saja tidak cukup, obat ini dapat mengurangi bengkak, kemerahan dan gatal, namun hanya diminum dalam jangka waktu sebentar saja karena mempunyai efek samping yang cukup serius.3. Pengobatan lokal berupa bedak atau lotion yang mengandung menthol4. Pada kasus biduran yang berat dan angioedema dapat diberikan suntikan adrenalin (epinephrine).

I. Konsep Keperawatan

a. Pengkajian Identitas Pasien. Keluhan Utama Riwayat Kesehatan Riwayat Penyakit Sekarang Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Psikososial Riwayat Pemakaian Obatb. Pemeriksaan fisik KU : lemah TTV : suhu naik atau turun. Kepala Mulut Abdomen Ekstremitas Kulit ( Kulit periorbital mengalami inflamasi dan edema sehingga terjadi ekstropion pada keadaan kronis dapat terjadi gangguan pigmentasi. Adanya eritema , pengelupasan kulit, sisik halus dan skuama )c. DiagnosaDiagnosa keperawatan yang umumnya muncul pada klien penderita kelainan kulit seperti Urtikaria adalah sebagai berikut :1. Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka akibat gangguan integritas 2. Resiko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar alergen3. Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.d. Intervensi dan ImplementasiNoDiagnosa KeperawatanPerencanaan

Tujuan/Kriteria HasilIntervensiRasional

1Potensial terjadinya infeksi b.d. adanya luka akibat gangguan integritas Tujuan : Tidak terjadi infeksiKriteria hasil :Hasil pengukuran tanda vital dalam batas normal.- RR :12-24 x/menit- N : 70-82 x/menit- T : 36-37 OC- TD : 120/85 mmHgTidak ditemukan tanda-tanda infeksi (kalor,dolor, rubor, tumor, infusiolesa)Hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal Leuksosit darah : 4.400 11.300/mm31.1) Lakukan tekni aseptic dan antiseptic dalam melakukan tindakan pada pasien 2.2)Ukur tanda vital tiap 4-6 jam 3) Observasi adanya tanda-tanda infeksi 4.4)Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet TKTP 5 5) Libatkan peran serta keluarga dalam memberikan bantuan pada klien.6) Jaga lingkungan klien agar tetap bersih.11)Dengan teknik septik dan aseptik dapat mengirangi dan mencegah kontaminasi kuman.2) Suhu yang meningkat adalah imdikasi terjadinya proses infeksi.3)Deteksi dini terhadap tanda-tanda infeksi4) Untuk menghindari alergen dari makanan.5) Memandirikan keluarga66)Menghindari alergen yang dapat meningkatkan urtikaria.

2Resiko kerusakan kulit b.d. terpapar alergenTujuan :Tidak terjadi kerusakan pada kulit klienKriteria hasil :Klien akan mempertahankan integritas kulit, ditandai dengan menghindari alergen

1)Ajari klien menghindari atau menurunkan paparan terhadap alergen yang telah diketahui.2)Baca label makanan kaleng agar terhindar dari bahan makan yang mengandung alergen3)Hindari binatang peliharaan.44)Gunakan penyejuk ruangan (AC) di rumah atau di tempat kerja, bila memungkinkan.11)Menghindari alergen akan menurunkan respon alergi.2)Menghindari dari bahan makanan yang mengandung alergen.3) Binatang sebaiknya hindari memelihara binatang atau batasi keberadaan binatang di sekitar area rumah.4)AC membantu menurunkan paparan terhadap beberapa alergen yang ada di lingkungan.

3Perubahan rasa nyaman b.d. pruritusTujuan :Rasa nyaman klien terpenuhiKriteria hasil :Klien menunjukkan berkurangnya pruritus, ditandai dengan berkurangnya lecet akibat garukan, klien tidur nyenyak tanpa terganggu rasa gatal, klien mengungkapkan adanya peningkatan rasa nyaman1. 1)Jelaskan gejala gatal berhubungan dengan penyebabnya (misal keringnya kulit) dan prinsip terapinya (misal hidrasi) dan siklus gatal-garuk-gatal-garuk.2)Cuci semua pakaian sebelum digunakan untuk menghilangkan formaldehid dan bahan kimia lain serta hindari menggunakan pelembut pakaian buatan pabrik. 2. 3. 3)Gunakan deterjen ringan dan bilas pakaian untuk memastikan sudah tidak ada sabun yang tertinggal.4. 4. 4)Jaga kebersihan kulit pasien5.5) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat pengurang rasa gatal11)Dengan mengetahui proses fisiologis dan psikologis dan prinsip gatal serta penangannya akan meningkatkan rasa kooperatif.2)Pruritus sering disebabkan oleh dampak iritan atau allergen dari bahan kimia atau komponen pelembut pakaian.33) Bahan yang tertinggal (deterjen) pada pencucian pakaian dapat menyebabkan iritasi.4)Mengurangi penyebab gatal karena terpapar alergen.5)Mengurangi rasa gatal.

4Gangguan pola tidur b.d. pruritusTujuan :Klien bisa beristirahat tanpa adanya pruritus.Kriteria Hasil :1.Mencapai tidur yang nyenyak.2.Melaporkan gatal mereda.3.Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat.4.Menghindari konsumsi kafein.5.Mengenali tindakan untuk meningkatkan tidur.6.Mengenali pola istirahat/tidur yang memuaskan.1.1)Mengerjakan hal ritual menjelang tidur.2. 2)Menjaga agar kulit selalu lembab.3.3) Menghindari minuman yang mengandung kafein menjelang tidur.5. 4)Melaksanakan gerak badan secara teratur.5.5) Nasihati klien untuk menjaga kamar tidur agar tetap memiliki ventilasi dan kelembaban yang baik.11)Udara yang kering membuat kulit terasa gatal, lingkungan yang nyaman meningkatkan relaksasi.2)Tindakan ini mencegah kehilangan air, kulit yang kering dan gatal biasanya tidak dapat disembuhkan tetapi bisa dikendalikan.3) Kafein memiliki efek puncak 2-4 jam setelah dikonsumsi.44)Memberikan efek menguntungkan bila dilaksanakan di sore hari.55)Memudahkan peralihan dari keadaan terjaga ke keadaan tertidur.

5Gangguan citra tubuh b.d. penampakan kulit yang tidak bagusTujuan :Pengembangan peningkatan penerimaan diri pada klien tercapaiKriteria Hasil :1.Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri.2.Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri.3.Melaporkan perasaan dalam pengendalian situasi.4.Menguatkan kembali dukungan positif dari diri sendiri.5.Mengutarakan perhatian terhadap diri sendiri yang lebih sehat.6.Tampak tidak meprihatinkan kondisi.7.Menggunakan teknik penyembunyian kekurangan dan menekankan teknik untuk meningkatkan penampilan1.1)Kaji adanya gangguan citra diri (menghindari kontak mata,ucapan merendahkan diri sendiri).2.2) Identifikasi stadium psikososial terhadap perkembangan.3.3) Berikan kesempatan pengungkapan perasaan.4.4) Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan klien, bantu klien yang cemas mengembangkan kemampuan untuk menilai diri dan mengenali masalahnya.5)Dukung upaya klien untuk memperbaiki citra diri , spt merias, merapikan.6.6) Mendorong sosialisasi dengan orang lain.11)Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit/keadaan yang tampak nyata bagi klien, kesan orang terhadap dirinya berpengaruh terhadap konsep diri.2)Terdapat hubungan antara stadium perkembangan, citra diri dan reaksi serta pemahaman klien terhadap kondisi kulitnya.3)Klien membutuhkan pengalaman didengarkan dan dipahami.4) Memberikan kesempatan pada petugas untuk menetralkan kecemasan yang tidak perlu terjadi dan memulihkan realitas situasi, ketakutan merusak adaptasi klien .5)Membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.6)Membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.

e. Evaluasi

1. Tidak terjadi infeksi2. pengukuran tanda vital dalam batas normal.3. Tidak terjadi kerusakan pada kulit klien4. Klien dapat menghindari alergen5. Pruritus berkurang, ditandai dengan berkurangnya lecet akibat garukan, klien tidur nyenyak tanpa terganggu rasa gatal, klien mengungkapkan adanya peningkatan rasa nyaman6. Klien bisa beristirahat7. Pengembangan peningkatan penerimaan diri pada klienDAFTAR PUSTAKA

Baratawidjaja, Karnen G. 2006. Imunologi Dasar Edisi Ke Tujuh. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.Brooks, Geo F. Butel, Janet S. Morse, Stephen A. 2005. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 21. Jakarta: Salemba Medika.Kresno, Siti Boedina. 2001. Imunologi : Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Jakarta: FKUIWahab, A Samik. Julia, Madarina. 2002. Sistem Imun, Imunisasi, & Penyakit Imun. Jakarta: Widya Medika.