Lp Partus Prematurius Valent Fix

37
Pengertian Prematur Persalinan merupakan suatu diagnosis klinis yang terdiri dari dua unsur, yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin meningkat, serta dilatasi dan pembukaan serviks secara bertahap (Norwitz & Schorge, 2008). Persalinan prematur adalah suatu persalinan dari hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi belum aterm (cukup bulan). Berat janin antara 1000- 2500 gram atau tua kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu (Wiknjosastro, 2007). Klasifikasi Prematur Menurut usia kehamilannya maka prematur dibedakan menjadi beberapa, yaitu: a. Usia kehamilan 32 – 36 minggu disebut persalinan prematur (preterm) b. Usia kehamilan 28 – 32 minggu disebut persalinan sangat prematur (very preterm) c. Usia kehamilan 20 – 27 minggu disebut persalinan ekstrim prematur (extremely preterm) Menurut berat badan lahir, bayi prematur dibagi dalam kelompok: a. Berat badan bayi 1500 – 2500 gram disebut bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) b. Berat badan bayi 1000 – 1500 gram disebut bayi dengan Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR)

description

Maternitas`

Transcript of Lp Partus Prematurius Valent Fix

Pengertian Prematur

Persalinan merupakan suatu diagnosis klinis yang terdiri dari dua unsur, yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin meningkat, serta dilatasi dan pembukaan serviks secara bertahap (Norwitz & Schorge, 2008).

Persalinan prematur adalah suatu persalinan dari hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi belum aterm (cukup bulan). Berat janin antara 1000- 2500 gram atau tua kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu (Wiknjosastro, 2007).

Klasifikasi PrematurMenurut usia kehamilannya maka prematur dibedakan menjadi beberapa, yaitu:

a. Usia kehamilan 32 36 minggu disebut persalinan prematur (preterm)

b. Usia kehamilan 28 32 minggu disebut persalinan sangat prematur (very preterm)

c. Usia kehamilan 20 27 minggu disebut persalinan ekstrim prematur (extremely preterm)

Menurut berat badan lahir, bayi prematur dibagi dalam kelompok:

a. Berat badan bayi 1500 2500 gram disebut bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

b. Berat badan bayi 1000 1500 gram disebut bayi dengan Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR)

c. Berat badan bayi < 1000 gram disebut bayi dengan Berat Badan Lahir Ekstrim Rendah (BBLER) (Krisnadi, 2009)

Faktor Risiko Prematur

a. Faktor Iatrogenik (Indikasi Medis pada Ibu/ Janin) Pengakhiran kehamilan yang terlalu dini dengan seksio sesarea karena alasan bahwa bayi lebih baik dirawat di bangsal anak daripada dibiarkan dalam rahim. Hal ini dilakukan dengan alasan ibu atau janin dalam keadaan seperti diabetes maternal, penyakit hipertensi dalam kehamilan dan terjadi gangguan pertumbuhan intrauterin (Oxorn,2003).b. Faktor Maternal1) Umur ibu

Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20 35 tahun. Pada kehamilan diusia kurang dari 20 tahun secara fisik dan psikis masih kurang, misalnya dalam perhatian untuk pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia lebih dari 35 tahun berkaitan dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa diusia ini (Widyastuti, dkk, 2009).Wanita yang berusia lebih dari 35 tahun berisiko lebih tinggi mengalami penyulit obstetri serta morbiditas dan mortalitas perinatal. Wanita berusia lebih dari 35 tahun memperlihatkan peningkatan dalam masalah hipertensi, diabetes, solusio plasenta, persalinan prematur, lahir mati dan plasenta previa (Cunningham, 2006).

2) Paritas ibuPara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (Saifuddin, 2007). Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500 gram yang pernah dilahirkan, hidup maupun mati, bila berat badan tidak diketahui, maka dipakai umur kehamilan lebih dari 24 minggu (Sumarah, 2008). Macam paritas menurut Varney (2008) dibagi menjadi:

a) PrimiparitasSeorang wanita yang telah melahirkan bayi hidup atau mati untuk pertama kali.

b) MultiparitasWanita yang telah melahirkan bayi hidup atau mati beberapa kali (sampai 5 kali atau lebih).

3) TraumaTerjatuh, setelah berhubungan badan, terpukul pada perut atau mempunyai luka bekas operasi/ pembedahan seperti bekas luka SC merupakan trauma fisik pada ibu yang dapat mempengaruhi kehamilan. Sedangkan trauma psikis yang dapat mempengaruhi kehamilan ibu adalah stres atau terlalu banyak pikiran sehingga kehamilan ibu terganggu. Ibu yang mengalami jatuh, terpukul pada perut atau riwayat pembedahan seperti riwayat SC sebelumnya (Oxorn, 2003).Melakukan hubungan seksual dapat terjadi trauma kerena menimbulkan rangsangan pada uterus sehingga terjadi kontraksi uterus (Bobak, 2004). Sperma yang mengandung hormon prostaglandin merupakan hormon yang dapat merangsang kontraksi uterus.

4) Riwayat prematur sebelumnyaPersalinan prematur dapat terjadi pada ibu dengan riwayat prematur sebelumnya (Rayburn, 2001). Menurut Oxorn (2003) risiko persalinan prematur berulang bagi wanita yang persalinan pertamanya preterm, dapat meningkat tiga kali lipat dibanding dengan wanita yang persalinan pertamanya mencapai aterm. Riwayat prematur sebelumnya merupakan ibu yang pernah mengalami persalinan prematur sebelumnya pada kehamilan yang terdahulu (Hacker, 2001) . Ibu yang tidak dapat melahirkan bayi sampai usia aterm dapat disebabkan karena kandungan/ rahim ibu yang lemah atau faktor lain yang belum diketahui jelas penyebabnya.

Wanita yang telah mengalami kelahiran prematur pada kehamilan terdahulu memiliki risiko 20 % sampai 40 % untuk terulang kembali (Varney, 2007). Persalinan prematur dapat terulang kembali pada ibu yang persalinan pertamanya terjadi persalinan prematur dan risikonya meningkat pada ibu yang kehamilan pertama dan kedua juga mengalami persalinan prematur. Pemeriksaan dan perawatan antenatal yang ketat pada ibu hamil yang pernah mengalami prematur sebelumnya merupakan cara untuk meminimalkan risiko terjadinya persalinan prematur kembali. Selain itu kesehatan ibu dan janin dapat dijaga semaksimal mungkin untuk menghindari besarnya persalinan prematur dapat terulang dan membahayakan kelangsungan bayi yang dilahirkan.5) Plasenta previaPlasenta previa adalah posisi plasenta yang berada di segmen bawah uterus, baik posterior maupun anterior, sehingga perkembangan plasenta yang sempurna menutupi os serviks (Varney, 2007). Plasenta yang menutupi jalan lahir dapat menutupi seluruh osteum uteri internum, sebagian atau tepi plasenta berada sekitar pinggir osteum uteri internum (Wiknjosastro, 2007)

6) Inkompetensi serviks

Inkompetensi serviks merupakan kondisi ketidakmampuan serviks untuk mempertahankan kehamilan hingga waktu kelahiran tiba karena efek fungsional serviks. Inkompetensi serviks ditandai dengan terjadinya pembukaan serviks tanpa nyeri dan berakhir dengan ketuban pecah dini saat preterm, sehingga terjadi kelahiran preterm, bahkan lahirnya bayi sebelum mampu bertahan hidup di luar rahim. Gejala yang terjadi dapat berupa pengeluaran cairan vagina yang encer, tekanan pada panggul, perdarahan per vaginam, dan ketuban pecah dini preterm, namun pada sebagian besar wanita tidak terjadi gejala apapun (Norwitz & Schorge, 2008).

7) Infeksi intra-amnionInfeksi intra-amnion merupakan infeksi yang terjadi akibat ketuban pecah lebih dari 18 jam. Agar tidak terjadi infeksi ini harus menghindari ketuban pecah lebih dari 18 jam dalam persalinan (Norwitz & Schorge, 2008).

8) HidramnionHidramnion merupakan kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Produksi air ketuban berlebih dapat merangsang persalinan sebalum kehamilan 28 minggu, sehingga dapat menyebabkan kelahiran prematur dan dapat meningkatkan kejadian BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) pada bayi (Cunningham, 2006).

9) HipertensiHipertensi yang menyertai kehamilan merupakan penyebab terjadinya kematian ibu dan janin. Hipertensi yang disertai dengan protein urin yang meningkat dapat menyebabkan preeklampsia/eklampsia. Preeklampsia-eklampsia dapat mengakibatkan ibu mengalami komplikasi yang lebih parah, seperti solusio plasenta, perdarahan otak, dan gagal otak akut. Janin dari ibu yang mengalami preeklampsia-eklampsia meningkatkan risiko terjadinya kelahiran prematur, terhambatnya pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR), dan hipoksia (Bobak, 2004).

10) MalnutrisiKekurangan gizi selama hamil akan berakibat buruk terhadap janin seperti prematuritas, gangguan pertumbuhan janin, kelahiran mati maupun kematian neonatal/ bayi. Penentuan status gizi yang baik yaitu dengan mengukur berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikan berat badan selama hamil (Varney, 2007).c. Faktor Janin

1. GemelliProses persalinan pada kehamilan ganda bukan multiplikasi proses kelahiran bayi, melainkan multiplikasi dari risiko kehamilan dan persalinan (Saifuddin, 2009). Persalinan pada kehamilan kembar besar kemungkinan terjadi masalah seperti resusitasi neonatus, prematuritas, perdarahan postpartum, malpresentasi kembar kedua, atau perlunya seksio sesaria (Varney, 2007).Berat badan kedua janin pada kehamilan kembar tidak sama, dapat berbeda 50-1000 gram, hal ini terjadi karena pembagian darah pada plasenta untuk kedua janin tidak sama. Pada kehamilankembar distensi (peregangan) uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransi dan sering terjadi persalinan prematur. Kematian bayi pada anak kembar lebih tinggi dari pada anak kehamilan tunggal dan prematuritas meupakan penyebab utama (Wiknjosastro, 2007).Persalinan pada kehamilan kembar meningkat sesuai dengan bertambahnya jumlah janin, yaitu lama kehamilan rata-rata adalah 40 minggu pada kehamilan tunggal, 37 minggu pada kehamilan kembar dua, 33 minggu pada kehamilan kembar tiga, dan 29 minggu pada kehamilan kembar empat (Norwitz & Schorge, 2008).

2. Janin Mati Dalam Rahim (IUFD)Kematian janin dalam rahim (IUFD) adalah kematian janin dalam uterus yang beratnya 500 gram atau lebih dan usia kehamilan telah mencapai 20 minggu atau lebih (Saifuddin, 2006).

3. Kelainan KongenitalKelainan kongenital atau cacat bawaan merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital, umumnya akan dilahirkan sebagai BBLR atau bayi kecil. BBLR dengan kelainan kongenital diperkirakan 20% meninggal dalam minggu pertama kehidupannya (Saifuddin, 2009).d. Faktor Perilaku

1. MerokokMerokok pada ibu hamil lebih dari 10 batang setiap hari dapat mengganggu pertumbuhan janin dan risiko terjadinya prematuritas sangat tinggi (Sujiyatini, 2009).2. Minum alkoholAlkohol dapat mengganggu kehamilan, pertumbuhan janin tidak baik sehingga kejadian persalinan prematur sangat tinggi pada ibu yang mengkonsumsi minuman beralkohol (Sujiyatini, 2009).

Pemeriksaan USG pada Kehamilan Prematuritas

A. Pematangan Dini ServiksPematangan dini serviks selama midtrimester ditandai dengan pemendekan panjang serviks terutama sering ditemukan pada pasien dengan riwayat satu kali atau lebih abortus spontan atau persalinan premature. Pematangan dini serviks mungkin disebabkan kelainan congenital seperti terpapar DES (diethylstilbestrol), kelainan duktus Mullerian, kelainan jaringan ikat seperti Ehlers Danlos Syndrome, trauma bedah seperti konisasi yang menyebabkan struktur serviks, atau kerusakan traumatic yang berulang seperti dilatasi berulang pada tindakan kuretase. Pasien umumnya menunjukkan tanda tipikal berupa dilatasi serviks yang berlanjut dengan menonjolnya membrane amnion dan pecahnya membrane amnion.

B. Penilaian Kondisi Serviks secara Klinis

Metode tradisional yang mudah digunakan untuk mengevaluasi pematangan serviks adalah dengan cara pemeriksaan dalam (digital examination), dan beberapa sistem skoring telah dikembangkan untuk mengukur tingkat perubahan serviks dan meramal jalannya persalinan.

Skoring yang telah digunakan secara luas adalah system pelvic score (Bishop Score).

Masalah pada pemeriksaan klinis (pemeriksaan manual vagina), adalah bersifat subjektif, dan banyak kelemahannya. Komponen yang sangat objektif adalah penilaian sangat tergantung pemeriksa, sehingga bila dilakukan oleh lebih dari satu pemeriksa kemungkinan menghasilkan ukuran yang berbeda. Kelemahan lainnya dari pemeriksaan klinis adalah risiko terjadinya infeksi akibat terpaparnya membrane amnion oleh tangan pemeriksa bila dilakukan tanpa memperhatikan sterilitas. Kontaminasi membrane amnion terutama terjadi ketika jari dimasukkan memasuki kanalis servikalis pada saat menilai pembukaan.

C. Penilaian Serviks secara UltrasonografiPemeriksaan serviks dengan ultrasonografi pada saat mendeteksi ancaman persalinan prematur. Secara umum mempunyai sifat semakin pendek panjang serviks resiko persalinan prematur sangat besar. Nilai abnormal indeks servikal dan funneling juga meningkatkan persalinan prematur.Gambaran ultrasonografi serviks sangat objektif, kurang invasif dan lebih presisi dibandingkan pemeriksaan manual. Pendataran, atau pemendekan, perubahan anatomi ostium interna (funneling), dilatasi endoserviks ditandai oleh penonjolan (bulging) membran amnion, dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan ultrasonografi.

D. FunnelingFunneling adalah dilatasi dari ostium servikalis, dapat juga disimpulkan sebagai proses pendataran dengan lebar funneling lebih besar atau sama dengan 5 milimeter. Dua tipe dari funneling telah digambarkan yaitu gambaran V dan U. Gambaran V merupakan penonjolan membrane ke dalam kanalis servikalis sehingga terbentuk gambaran triangular. Pada gambaran U, membrane amnion menonjol memasuki kanalis endoservikalis sehingga terbentuk gambaran melengkung. Gambaran perkembangan morfologi funneling dapat digambarkan sebagai proses TYVU.

Morfologi serviks termasuk panjang funnel dan panjang kanalis endoservikalis digunakan untuk mengukur indeks servikal. Indeks servikal adalah hasil panjang funnel ditambah 1 kemudian dibagi panjang endoservikal.

Bagian-bagian yang harus diukur untuk prediksi terjadinya persalinan prematurE. Penilaian Ultrasonografi Serviks pada Kehamilan GandaKehamilan ganda terjadi lebih kurang 1% dari seluruh kehamilan dan merupakan risiko tinggi untuk terjadinya persalinan prematur. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menilai kondisi serviks pada kehamilan ganda.Penelitian Goldenberg mendapatkan pada kehamilan 24 28 minggu pada kehamilan ganda mempunyai panjang serviks rata-rata kurang dari 25 milimeter. Pada usia 28 minggu, fetal fibronectin secara signifikan berhubungan dengan persalinan spontan prematur sebelum usia kehamilan 32 minggu. Sensitivitas pemeriksaan panjang serviks lebih kecil atau sama dengan 25 milimeter (25mm) adalah predictor persalinan spontan prematurpada kehamilan ganda usia 28,30,32, dan 34 minggu adalah 100%, 80%, 47%, dan 35%.

F. Gambaran Umum

Normal serviks

Nulipara : 24 minggu: 40 8mm

28 minggu: 33 8mm

Multipara : 24 minggu : 38 8mm

28 minggu: 35 9mm

Panjang serviks 25mm pada 16-24minggu berhubungan dengan risiko 6 kali kemungkinan persalinan prematur. Terjadi persalinan pada 60% kehamilan ganda.

Panjang funnel lebih dari 50% mempunyai prognosis buruk, 79% terjadi persalinan.

Normal funneling adalah gambaran T.

Panjang > 40mm, risiko persalinan prematur 0,2%, bila panjang serviks 5mm persalinan mencapai 78%

Diagnosis Klinis Persalinan Prematur

Diagnosis persalinan prematur didefinisikan sebagai persalinan yang terjadi antara kehamilan 20 minggu sampai sebelum usia kehamilan genap 37 minggu.

1. Penentuan Usia KehamilanPenentuan usia kehamilan harus menjadi perhatian utama dalam menentukan diagnosis, karena pada pasien yang tidak terdaftar tidak mudah membedakan dengan kondisi pertumbuhan janin terhambat. Anamnesis yang baik digabungkan dengan catatan pemeriksaan kehamilan sebelumnya sangat membantu menentukan usia kehamilan.

2. Tanda Klinis

1. Meningkatnya frekuensi kontraksi rahim

Diagnosis ancaman persalinan prematur biasanya didasarkan adanya rasa sakit, kontraksi rahim yang regular dengan interval tiap 8-10 menit, disertai dengan perubahan serviks. Hal yang sebaliknya iritabilitas rahim yang ditandai dengan adanya rasanya rasa sakit karena kontraksi, tidak disertai dengan perubahan serviks berupa pemendekan maupun pembukaan serviks.

2. Terdapat perubahan serviks

Perubahan serviks yang abnormal selama kehamilan akan menyebabkan abortus dan persalinan prematur. Satu tanda yang dikenal secara umum yang dapat menimbulkan terjadinya abortus spontan pada trimester kedua dan persalinan prematur adalah serviks inkompeten, yang bias terjadi secara primer (congenital weakening) maupun sekunder (acquired weakening) yang terjadi akibat tindakan obstetric maupun ginekologi.

3. Perdarahan

Sebagai prediktor persalinan prematur, perdarahan pervaginam memberikan nilai sensitivitas yang relatif rendah namun nilai prediktor nya tinggi.

4. Infeksi

Beberapa penelitian klinis, epidemiologis, dan eksperimental memperlihatkan bahwa infeksi saluran urogenital dihubungkan dengan terjadinya persalinan prematur. Kondisi inflamasi amniokorionik-desidua adalah sebagai penyebab persalinan prematur karena terjadinya PPROM. Dari hasil metaanalisis, bakteriuria asimtomatik meningkatkan risiko persalinan prematur.Penatalaksanaan Prematur

1. Perawatan di Rumah SakitMengingat belum sempurnanya kerja alat alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu pemberian oksigen, mencegah infeksi sertamencegah kekurangan vitamin dan zat besi.a. Pengaturan suhuBayi prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila berada di lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang relative lebih luas bila dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak di bawah kulit dan kekurangan lemak coklat (brown flat). Untuk mencegah hipotermia perlu diusahakan lingkunagn yang cukup hangat untuk bayi dan dalam keadaan istirahat konsumsi okigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap normal. Bila bayi di rawat di dalam incubator maka suhu untuk bayi dengan berat badan kurang dari 2 kg adalah 35 C dan untuk bayi dengan berat badan 2 2,5 kg adalah 34 C agar ia dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar 37 C. Kelembapan incubator berkisar antara 50% - 60%. Kelembapan yang lebih tinggi diperlukan pada bayi dengan sindroma gangguan pernafasan. Suhu incubator dapat diturunkan 1C perminggu untuk bayi dengan berat badan 2 kg dan secara berangsur angsur ia dapat di letakkan di dalam tempat tidur bayi dengan suhu lingkungan 27C - 29C. Bila incubator tidak ada, pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan botol botol hangat disekitarnya atau dengan memasang lampu petromaks di dekat tempat tidur bayi. Cara lain untuk mempertahankan suhu tubuh bayi sekitar 36C - 37C adalah dengan memakai alat perspexheat shield yang diselimutkan pada bayi dalam incubator. Alat ini digunakan untuk menghilangkan panas karena radiasi. Akhir akhir ini telah mulai digunakan incubator yang dilengkapi dengan alat temperature sensor (thermistor probe). Alat ini ditempelkan di kulit bayi. Suhu incubator dikontrol oleh alat servomechanism. Dengan cara ini suhu kulit bayi dapat dipertahankan pada derajat yang telah ditetapkan sebelumnya. Alat ini sangat bermanfaat untuk bayi dengan lahir yang rendah.

Bayi dalam incubator hanya dipakaikan popok. Hal ini mungkin untuk pengawasan mengenai keadaan umum, perubahan tingkah laku, warna kulit, pernafasan, kejang dan sebagainya sehingga penyakit yang diderita dapat dikenal sedini dininya dan tindakan serta pengobatan dapat dilaksanakan secepatnya.

b. Pemberian ASI pada bayi premature

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik yang dapat diberikan oleh ibu pada bayinya, juga untuk bayi premature. Komposisi ASI yang dihasilkan ibu yang melahirkan premature berbeda dengan komposisi ASI yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan cukup bulan dan perbedaan ini berlangsung selama kurang lebih 4 minggu. Jadi apabila bayi lahir sangat premature (1800 gram (> 34 minggu gestasi) dapat langsung disusukan kepada ibu. Mungkin untuk hari hari pertama kalau ASI belum mencukupi dapat diberikan ASI donor dengan sendok / cangkir 8 10 kali sehari.2) Bayi prematur dengan berat lahir 1500- 1800 gram (32 34 minggu), refleks hisap belum baik, tetapi refleks menelan sudah ada, diberikan ASI perah dengan sendok / cangkir, 10 12 kali sehari. 3) Bayi prematur dengan berat lahir 1250 1500 gram (30 31 minggu), refleks hisap dan menelan belum ada, perlu diberikan ASI perah melalui pipa orogastrik 12X sehari.c. Makanan bayiPada bayi prematur, reflek hisap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang disamping itu kebutuhan protein 3 5 gram/ hari dan tinggi kalori (110 kal/ kg/ hari), agar berat badan bertambah sebaik baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari yang diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum dimulai pada waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia.Sebelum pemberian minum pertama harus dilakukan penghisapan cairan lambung. Hal ini perlu untuk mengetahui ada tidaknya atresia esophagus dan mencegah muntah. Penghisapan cairan lambung juga dilakukan setiap sebelum pemberian minum berikutnya. Pada umumnya bayi denagn berat lahir 2000 gram atau lebih dapat menyusu pada ibunya. Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram kurang mampu menghisap air susu ibu atau susu botol, terutama pada hari hari pertama, maka bayi diberi minum melalui sonde lambung (orogastrik intubation).Jumlah cairan yang diberikan untuk pertama kali adalah 1 5 ml/jam dan jumlahnya dapat ditambah sedikit demi sedikit setiap 12 jam. Banyaknya cairan yang diberikan adalah 60mg/kg/hari dan setiap hari dinaikkan sampai 200mg/kg/hari pada akhir minggu kedua.d. Mencegah infeksiBayi prematur mudah sekali terserang infeksi. Ini disebabkan oleh karena daya tahan tubuh terhadap infeksi kurang, relatif belum sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik oleh karena itu perlu dilakukan tindakan pencegahan yang dimulai pada masa perinatal memperbaiki keadaan sosial ekonomi, program pendidikan (nutrisi, kebersihan dan kesehatan, keluarga berencana, perawatan antenatal dan post natal), screening (TORCH, Hepatitis, AIDS), vaksinasi tetanus serta tempat kelahiran dan perawatan yang terjamin kebersihannya. Tindakan aseptik antiseptik harus selalu digalakkan, baik dirawat gabung maupun dibangsal neonatus. Infeksi yang sering terjadi adalah infeksi silang melalui para dokter, perawat, bidan, dan petugas lain yang berhubungan dengan bayi.Untuk mencegah itu maka perlu dilakukan :1. Diadakan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan bayi yang tidak terkena infeksi2. Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang bayi3. Membersihkan temapat tidur bayi segera setelah tidak dipakai lagi (paling lama seorang bayi memakai tempat tidur selama 1 minggu untuk kemudian dibersihkan dengan cairan antisptik)4. Membersihkan ruangan pada waktu waktu tertentu5. Setiap bayi memiliki peralatan sendiri6. Setiap petugas di bangsal bayi harus menggunakan pakaian yang telah disediakan7. Petugas yang mempunyai penyakit menular dilarang merawat bayi8. Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sebaik baiknya9. Para pengunjung hanya boleh melihat bayi dari belakang kaca e. Perawatan Tali Pusat

1. Jangan membungkus panjang tali pusat atau mengoleskan cairan/bahan apapun ke puntung tali pusat. Nasehatkan hal ini juga bagi ibu dan keluarga

2. Mengoleskan alkohol atau povidon iodine masih boleh tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah/lembab

f. Minum cukupSelama dirawat, pihak rumah sakit harus memastikan bayi mengkonsumsi susu sesuai kebutuhan tubuhnya. Selama belum bisa menghisap denagn benar, minum susu dilakukan dengan menggunakan pipet.g. Memberikan sentuhanIbu sangat disarankan untuk terus memberikan sentuhan pada bayinya. Bayi prematur yang mendapat banyak sentuhan ibu menurut penelitian menunjukkan kenaikan berat badan yang lebih cepat daripada jika si bayi jarang disentuh.h. Membantu beradaptasiBila memang tidak ada komplikasi, perawatan di RS bertujuan membantu bayi beradaptasi dengan limgkungan barunya. Setelah suhunya stabil dan dipastikan tidak ada infeksi, bayi biasanya sudah boleh dibawa pulang. Namunada juga sejmlah RS yang menggunakan patokan berat badan. Misalnya bayi baru boleh pulang kalau beratnya mencapai 2kg kendati sebenarnya berat badan tidak berbanding lurus dengan kondisi kesehatan bayi secara umum.(Didinkaem, 2007).2. Perawatan di rumaha. Minum susuBayi prematur membutuhkan susu yang berprotein tinggi. Namun dengan kuasa Tuhan, ibu ibu hamil yang melahirkan bayi prematur dengan sendirinya akan memproduksi ASI yang proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. Sehingga diusahakan untuk selalu memberikan ASI eksklusif, karena zat gizi yang terkandung didalamnya belum ada yang menandinginya dan ASI dapat mempercepat pertumbuhan berat anak.b. Jaga suhu tubuhnyaSalah satu masalah yang dihadapi bayi prematur adalah suhu tubuh yang belum stabil. Oleh karena itu, orang tua harus mengusahakan supaya lingkungan sekitarnya tidak memicu kenaikan atau penurunan suhu tubuh bayi. Bisa dilakukan dengan menempati kamar yang tidak terlalu panas ataupun dingin.c. Pastikan semuanya bersihBayi prematur lebih rentan terserang penyakit dan infeksi. Karenanya orang tua harus berhati hati menjaga keadaan si kecil supaya tetap bersih sekaligus meminimalisir kemungkinan terserang infeksi. Maka sebaiknya cuci tangan sebelum memberikan susu, memperhatikan kebersihan kamar.d. BAB dan BAKBAB dan BAK bayi prematur masih terhitung wajar kalau setelah disusui lalu dikeluarkan dalam bentuk pipis atau pup. Menjadi tidak wajar apabila tanpa diberi susu pun bayi terus BAB dan BAK. Untuk kasus seperti ini tak ada jalan lain kecuali segera membawanya ke dokter.e. Berikan stimulus yang sesuaiBisa dilakukan dengan mengajak berbicara, membelai, memijat, mengajak bermain, menimang, menggendong, menunjukkan perbedaan warna gelap dan terang, gambar gambar dan mainan berwarna cerah.G. Komplikasi Prematur

Kebanyakan komplikasi yang terjadi pada bayi prematur adalah yang berhubungan dengan fungsi imatur dari sistem organ. Komplikasi-komplikasi yang bisa terjadi meliputi:a. Paru-paruProduksi surfaktan seringkali tidak memadai guna mencegah alveolar collapse dan atelektasis, yang dapat terjadi Respitarory Distress Syndrome.

b. SSP (Susunan syaraf pusat)

Disebabkan tidak memadainya koordinasi refleks menghisap dan menelan, bayi yang lahirsebelum usia gestasi 34 minggu harus diberi makanan secara intravena atau melalui sondelambung. Immaturitas pusat pernafasan di batang otak mengakibatkan apneic spells (apneasentral).

c. Infeksi

Sepsis atau meningitis kira-kira 4X lebih berisiko pada bayi prematur daripada bayi normal.

d. Pengaturan suhu

Bayi prematur mempunyai luas permukaan tubuh yang besar dibanding rasio masa tubuh,oleh karena itu ketika terpapar dengan suhu lingkungan di bawah netral, dengan cepat akankehilangan panas dan sulit untuk mempertahankan suhu tubuhnya karena efek shivering padaprematur tidak ada

e. Saluran pencernaan (Gastrointestinal tract).

Volume perut yang kecil dan reflek menghisap dan menelan yang masih immatur pada bayiprematur, pemberian makanan melalui nasogastrik tube dapat terjadi risiko aspirasi.f. GinjalFungsi ginjal pada bayi prematur masih immatur, sehingga batas konsentrasi dan dilusi cairanurine kurang memadai seperti pada bayi normal.

f. Hiperbilirubinemia

Pada bayi prematur bisa berkembang hiperbilirubinemia lebih sering daripada pada bayi aterm, dankernicterus bisa terjadi pada level bilirubin serum paling sedikit 10mg/dl (170 umol/L) pada bayikecil, bayi prematur yang sakit.

g. Hipoglikemia

Hipoglikemia merupakan penyebab utama kerusakanotak pada periode perinatal. Kadar glukosadarah kurang dari 20 mg/100cc pada bayi kurang bulan atau bayi prematur dianggap menderita hipoglikemia.

h. Mata

Retrolental fibroplasia, kelainan ini timbul sebagai akibat pemberian oksigen yang berlebihan padabayi prematur yang umur kehamilannya kurang dari 34 minggu. Tekanan oksigen yang tinggidalam arteri akan merusak pembuluh darah retina yang masih belum matang (immatur)

intervensi KeperawatanDiagnosa

KeperawatanTujuan dan

Kriteria hasilIntervensiRasional

a. Risiko Infeksi b.d imunitas didapat yang tidak adekuat

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam bayi preterm tidak mengalami infeksi dengan Kriteria Hasil:

Leukosit normal

Tali pusat tidak ada tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, adanya perdarahan

Integritas kulit baik Berikan lingkungan yang melindungi bayi dari resiko infeksi, seperti :

Cuci tangan sebelum menyentuh bayi

Ikuti protap isolasi bayi

Monitor perubahan suhu tubuh dan gejala klinis yang timbul

Monitor tanda-tanda terjadi infeksi, serta rawat tali pusat bayi dengan benar

Monitor adanya fluktuasi suhu tubuh, alergi, apnea, malas minum, gelisah dan ikterus

Kaji riwayat ibu, kondisi selama kehamilan, dan epidemi infeksi di ruang perawatan

Pantau ulang hasil pemeriksaan eritrosit, leukosit diferensiasi dan imunoglobin

Kolaborasi antibiotika sesuai indikasi

Berikan ASI untuk pemberian makanan

Agar bayi terhindar dari risiko infeksi

Untuk mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada bayi

Agar tanda dan gejala terjadinya infeksi dapat segera diketahui

Untuk mengetahui setiap perubahan yang mengarah pada risiko infeksi

Untuk mengetahui apa bayi memiliki risiko untuk terkena infeksi

Untuk mengetahui apabila terkena infeksi secara dini

Mengatasi infeksi dan pernafasan atau sepsis

ASI mengandung Ig A, makrofag, Limfosit & netrofil yang memberikan beberapa perlindungan dari infeksi

b. Risiko Ketidakefektifan Suhu Tubuh b.d usia ekstrem dan berat badan

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam bayi preterm dapat memper tahankan suhu tubuh dengan Kriteria Hasil:

Suhu tubuh dalam batas normal 36,5-37,5C

tidak terjadi hipotermia Kaji suhu dengan sering, periksa suhu rektal pada awalnya, selanjutnya periksa suhu aksila atau gunakan alat termostat dengan dasar terbuka dan penyebab hangat. Ulangi setiap 15 menit selama pemeriksaan.

Tempatkan bayi pada isolette, penghangat, inkubator, tempat tidur terbuka dengan penyebar hangat / tempat tidur terbuka dengan pakaian tepat.

Ganti pakaian/ linen tempat tidur bila basah, pertahankan kepala bayi tetap tertutup

Kolaborasi

Pemberian D-10 W dan ekspander volume secara intra vena bila diperlukan

Berikan obat-obatan sesuai indikasi fenobarbital, natrium bikarbonat

Hipotermia membuat bayi cenderung pada stress dingin , penggunaan simpanan lemak coklat yang tidak dapat diperbaharui bila ada penurunan sensitifitas untuk meningkatkan kadar CO (hiperkapnea) / penurunan kadar O (hipoksia)

Mempertahankan lingkungan termo netral membantu mencegah stress dingin

Mencegah kehilangan cairan melalui evaporasi

Pemberia dextrose mungkin perlu untuk memperbaiki hipoglikemia, hipotensi karena vasodilatasi perifer mungkin memerlukan tindakan pada bayi yang mengalami stress panas, hipertermia, dapat menyebabkan peningkatan dehidrasi 3-4kali lipat.

Membantu mencegah kejang berkenaan dengan perubahan SSP yang disebabkan oleh hipertermia, memperbaiki asidosis yang dapat terjadi pada hipotermia dan hipertermia.

c. Ketidak efektifan Pemberian ASI b.d prematuritas

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam bayi preterm dapat memper tahankan suhu tubuh dengan Kriteria Hasil:

Suhu tubuh dalam batas normal 36,5-37,5C

tidak terjadi hipotermia Kaji faktor ketidak efektifan laktasi

Jelaskan , demonstrasikan breast care dan pantau kemampuan klien untuk melakukan secara teratur

Ajarkan cara mengeluarkan ASI dengan benar, cara menyimpan, cara transportasi sehingga bisa diterima oleh bayi

Bantu ibu selama menyusui pertama dengan memberi posisi yang benar

Ajarkan ibu cara memberikan ASI kepada bayi, teknik yang benar saat bayi belum bisa minum laktasi secara langsung.

Mengetahui faktor penyebab masalah

Meningkatkan kemampuan klien untuk merawat payudara secara mandiri

Produksi ASI dapat lancar, penyimpanan & transportasi ASI aman sehingga bayi tidak beresiko mengalami masalah pencernaan

Memberi kenyamanan pada ibu dan bayi ketika menyusui

Meningkatkan kemampuan ibu merawat bayi dan memenuhi kebutuhan bayi dengan cara yang benar.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermilk, Jensen.2004.Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Alih Bhasa

oleh Maria A. Wijayanti, Peter I. Anugerah ; editor edisi bahasa Indonesia,

Renata Komalasari. Jakarta : EGC.

Cunningham, Gary F. 2006. Obstetri Williams edisi 21 volume 1. Jakarta : EGC. Hal 466.Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas edisi 2. Jakarta : EGC.Handerson & Jones. 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGCMusbikin, Imam. (2006). Persiapan Menghadapi Persalinan, Yogyakarta : Mitra Pustaka.Oxorn, Harry. 2003. Ilmu Kebidanan : Fisiologi dan Patologi Persalinan. Jakarta : Yayasan Essentia Medica.Prawirohardjo S,2007. Ilmu Bedah Kebidanan, Edisi I, cetakan ketujuh, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan . Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo