Lp Osteomielitis Dan Oref

30
OSTEOMIELITIS 1. Konsep Dasar Medis Definisi Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas. (Brunner, suddarth. (2001). Beberapa ahli memberikan defenisi terhadap osteomyelitis sebagai berkut : Osteomyelitis adalah infeksi Bone marrow pada tulang- tulang panjang yang disebabkan oleh staphylococcus aureus dan kadang-kadang Haemophylus influensae (Depkes RI, 1995). Osteomyelitis adalah infeksi tulang (Carpenito, 1990). Osteomyelitis adalah suatu infeksi yang disebarkan oleh darah yang disebabkan oleh staphylococcus (Henderson, 1997) Osteomyelitis adalah influenza Bone Marow pada tulang- tulang panjang yang disebabkan oleh staphyilococcus Aureus dan kadang-kadang haemophylus influenzae, infeksi yang hampir selalu disebabkan oleh staphylococcus aureus.

description

.

Transcript of Lp Osteomielitis Dan Oref

Page 1: Lp Osteomielitis Dan Oref

OSTEOMIELITIS

1. Konsep Dasar Medis

Definisi

Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan

daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons

jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan

involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati).

Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas

hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas. (Brunner, suddarth.

(2001).  Beberapa ahli memberikan defenisi terhadap osteomyelitis sebagai

berkut :

Osteomyelitis adalah infeksi Bone marrow pada tulang-tulang panjang

yang disebabkan oleh staphylococcus aureus dan kadang-kadang

Haemophylus influensae (Depkes RI, 1995).

Osteomyelitis adalah infeksi tulang (Carpenito, 1990).

Osteomyelitis adalah suatu infeksi yang disebarkan oleh darah yang

disebabkan oleh staphylococcus (Henderson, 1997)

Osteomyelitis adalah influenza Bone Marow pada tulang-tulang panjang

yang disebabkan oleh staphyilococcus Aureus dan kadang-kadang

haemophylus influenzae, infeksi yang hampir selalu disebabkan oleh

staphylococcus aureus. 

Dari uraian di atas maka dapat diklasifikasikan dua macam osteomielitis, yaitu:

1. Osteomielitis Primer.

Penyebarannya secara hematogen dimana mikroorganisme berasal dari

focus ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi darah.

2. Osteomielitis Sekunder.

Terjadi akibat penyebaran kuman dari sekitarnya akibat dari bisul, luka

fraktur dan sebagainya.

 Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu:

Page 2: Lp Osteomielitis Dan Oref

1. Osteomielitis akut

Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak infeksi pertama

atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis akut ini biasanya

terjadi pada anak-anak dari pada orang dewasa dan biasanya terjadi

sebagai komplikasi dari infeksi di dalam darah. (osteomielitis

hematogen). Osteomielitis akut terbagi menjadi 2, yaitu:

a. Osteomielitis hematogen

Merupakan infeksi yang penyebarannya berasal dari darah.

Osteomielitis hematogen akut biasanya disebabkan oleh penyebaran

bakteri darah dari daerah yang jauh. Kondisi ini biasannya terjadi pada

anak-anak. Lokasi yang sering terinfeksi biasa merupakan daerah

yang tumbuh dengan cepat dan metafisis menyebabkan thrombosis

dan nekrosis local serta pertumbuhan bakteri pada tulang itu sendiri.

Osteomielitis hematogen akut mempunyai perkembangan klinis dan

onset yang lambat.

b. Osteomielitis direk

Disebabkan oleh kontak langsung dengan jaringan atau bakteri akibat

trauma atau pembedahan. Osteomielitis direk adalah infeksi tulang

sekunder akibat inokulasi bakteri yang menyebabkan oleh trauma,

yang menyebar dari focus infeksi atau sepsis setelah prosedur

pembedahan. Manifestasi klinis dari osteomielitis direk lebih

terlokasasi dan melibatkan banyak jenis organisme. 

2. Osteomielitis sub-akut

Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak infeksi pertama

atau sejak penyakit pendahulu timbul.

3. Osteomielitis kronis

Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau lebih sejak infeksi

pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis sub-akut

dan kronis biasanya terjadi pada orang dewasa dan biasanya terjadi

karena ada luka atau trauma (osteomielitis kontangiosa), misalnya

osteomielitis yang terjadi pada tulang yang fraktur.

Page 3: Lp Osteomielitis Dan Oref

Osteomyelitis menurut penyebabnya adalah osteomyelitis biogenik yang paling

sering:

1.      Staphylococcus (orang dewasa)

2.      Streptococcus (anak-anak)

3.      Pneumococcus dan Gonococcus 

2. ETIOLOGI

1. Staphylococcus aureus hemolitikus (koagulasi positif) sebanyak 90% dan

jarang oleh streptococcus hemolitikus.

2. Haemophylus influenza (50%) pada anak-anak dibawah umur 4 tahun.

Organism yang lain seperti : bakteri coli, salmonella thyposa dan sebagainya.

3. Proses spesifik (M.Tuberculosa)

3. Patofisiologi

1. Proses penyakit

Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi

tulang. Organisme patogenik lainnya yang sering dijumpai pada Osteomielitis

meliputi: Proteus, Pseudomonas, dan Escerichia Coli. Terdapat peningkatan

insiden infeksi resistensi penisilin, nosokomial, gram negative dan anaerobik.

Awitan Osteomielitis setelah pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam 3 bulan

pertama (akut fulminan – stadium 1) dan sering berhubngan dengan 

penumpukan hematoma atau infeksi superficial. Infeksi awitan lambat  (stadium

2) terjadi antara 4 sampai 24 bulan setelah pembedahan. Osteomielitis awitan

lama (stadium 3) biasanya akibat penyebaran hematogen dan terjadi 2 tahun

atau lebih setelah pembedahan. Respon inisial terhadap infeksi adalah salah

satu dari inflamasi, peningkatan vaskularisasi, dan edema. Setelah 2 atau 3 hari,

trombisis pada pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan

iskemia dan nefrosis tulang sehubungan dengan penigkatan tekanan jaringan

dan medula. Infeksi kemudian berkembang ke kavitas medularis dan ke bawah

periosteum dan dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya.

Kecuali bila proses infeksi dapat dikontrol awal, kemudian akan membentuk

abses tulang. Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan namun

Page 4: Lp Osteomielitis Dan Oref

yang lebih sering harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses

yang terbentuk dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan

mati (sequestrum) tidak mudah mencari dan mengalir keluar. Rongga tidak dapat

mengempis dan menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan lunak lainnya.

Terjadi pertumbuhan tulang baru(involukrum) dan mengelilingi sequestrum. Jadi

meskipun tampak terjadi proses penyembuhan, namun sequestrum infeksius

kronis yang ada tetap rentan mengeluarkan abses kambuhan sepanjang hidup

penderita. Dinamakan osteomielitis tipe kronik. 

4. Manifestasi klinis

1. Fase akut, terjadi sejak infeksi sampai 10-15 hari. Makin panas tinggi,

nyeri tulang dekat sendi, tidak dapat menggerakan anggota tubuh.

2. Fase kronik , pada fase ini rasa sakit tidak begitu berat, anggota yang

terkena merah dan bengkak dengan pus yang selalu mengalir keluar dari sinus

atau mengalami periode berulang nyeri, inflamasi, dan pengeluaran pus. Infeksi

derajat rendah dapat terjadi pada jaringan parut akibat kurangnya asupan darah.

5. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan darah

Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju endap

darah

2. Pemeriksaan titer antibody – anti staphylococcus

Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan diikuti

dengan uji   sensitivitas

3. Pemeriksaan feses

Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan infeksi

oleh bakteri salmonella

4. Pemeriksaan biopsy tulang

Merupakan proses pengambilan contoh tissue tulang yang akan digunakan untuk

serangkaian tes.

5. Pemeriksaan ultra sound

Yaitu pemeriksaan yang dapat memperlihatkan adannya efusi pada sendi.

Page 5: Lp Osteomielitis Dan Oref

6. Pemeriksaan radiologis

Pemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan kelainan

radiologik. Setelah 2 minggu akan terlihat berupa refraksi tulang yang bersifat

difus dan kerusakan tulang dan pembentukan tulang yang baru.

Pemeriksaan tambahan :

1. Bone scan : dapat dilakukan pada minggu pertama

2. MRI     : jika terdapat fokus gelap pada T1 dan fokus yang terang

pada T2, maka kemungkinan besar adalah osteomielitis.

 6.  Penatalaksanaan medis

1. Terapi

Osteomielitis hematogen akut paling bagus di obati dengan evaluasi tepat

terhadap mikroorganisme penyebab dan kelemahan mikroorganisme tersebut

dan 4-6 minggu terapi antibiotic yang tepat. Debridement tidak perlu dilakukan

jika telah cepat diketahui. Anjuran pengobatan sekarang jarang memerlukan

debridement. Bagaimana jika terapi antibiotic gagal, debridement dan

pengobatan 4-6 minggu dengan antibiotic parenteral sangat diperlukan. Setelah

kultur mikroorganisme dilakukan, regimen antibiotic parenteral (nafcillin[unipen] +

cefotaxime lain [claforan] atau ceftriaxone [rocephin]) diawali untuk menutupi

gejala klinis organism tersangka. Jika hasil kultur telah diketahui, regimen

antibiotic ditinjau kembali. Anak-anak dengan osteomielitis akut harus menjalani

2 minggu pengobatan dengan antiniotik parenteral sebelum anak-anak diberikan

antibiotic oral.

Osteomielitis kronis pada orang dewasa lebih sulit disembuhkan dan

umumnya diobati dengan antibiotic dan tindakan debridement. Terapi antibiotik

oral tidak dianjurkan untuk digunakan. Tergantung dari jenis osteomielitis kronis.

Pasien mungkin diobati dengan antibiotik parenteral selama 2-6 minggu.

Bagaimanapun,tanpa debridement yang bagus, osteomielitis kronis tidak akan

merespon terhadap kebanyakan regiment antibiotic, berapa lama pun terapi

dilakukan. Terapi intravena untuk pasien rawat jalan menggunakan kateter

Page 6: Lp Osteomielitis Dan Oref

intravena yang dapat dipakai dalam jangka waktu lama (contohnya : kateter

hickman) akan menurunkan masa rawat pasien di rumah sakit.

Terapi secara oral menggunakan antibiotic fluoroquinolone untuk

organism gram negative sekarang ini digunakan pada orang dewasa dengan

osteomielitis. Tidak ada fluoroquinolone yang tersedia digunakan sebagai

antistaphylococcus yang optimal, keuntungan yang paling penting dari insidensi

kebalnya infeksi nosokomial yang didapat dengan bakteri staphylococcus. Untuk

lebih lanjutnya, sekarang ini quinolone tidak menyediakan pengobatan

Daerah yang terkana harus diimobilisasi untuk mengurangi ketidak

nyamanan dan mencegah terjadinya fraktur. Dapat dilakukan rendaman salin

hangat selama 20 menit beberapa kali per hari untuk meningkatkan aliran darah.

Sasaran awal terapi adalah mengontrol dan menghentikan proses infeksi, Kultur

darah dan swab dan kultur abses dilakukan untuk mengidentifikasi organisme

dan memilih antibiotika yang terbaik. Kadang, infeksi disebabkan oleh lebih dari

satu patogen.

Begitu spesimen kultur telah diperoleh, dimulai pemberian terapi

antibiotika intravena, dengan asumsi bahwa dengan infeksi staphylococcus yang

peka terhadap penisilin semi sintetik atau sefalosporin. Tujuannya adalah

mengentrol infeksi sebelum aliran darah ke daerah tersebut menurun akibat

terjadinya trombosis. Pemberian dosis antibiotika terus menerus sesuai waktu

sangat penting untuk mencapai kadar antibiotika dalam darah yang terus

menerus tinggi. Antibiotika yang paling sensitif terhadap organisme penyebab

yang diberikan bila telah diketahui biakan dan sensitivitasnya. Bila infeksi tampak

telah terkontrol, antibiotika dapat diberikan per oral dan dilanjutkan sampai 3

bulan. Untuk meningkatkan absorpsi antibiotika oral, jangan diminum bersama

makanan.

Bila pasien tidak menunjukkan respons terhadap terapi antibiotika, tulang

yang terkena harus dilakukan pembedahan, jaringan purulen dan nekrotik

diangkat dan daerah itu diiringi secara langsung dengan larutan salin fisiologis

steril. Tetapi antibitika dianjurkan. Pada osteomielitis kronik, antibiotika

Page 7: Lp Osteomielitis Dan Oref

merupakan ajuran terhadap debridemen bedah. Dilakukan sequestrektomi

(pengangkatan involukrum secukupnya supaya ahli bedah dapat mengangkat

sequestrum). Kadang harus dilakukan pengangkatan tulang untuk memajankan

rongga yang dalam menjadi cekungan yang dangkal (saucerization). Semua

tulang dan kartilago yang terinfeksi dan mati diangkat supaya dapat terjadi

penyembuhan yang permanen.

Luka dapat ditutup rapat untuk menutup rongga mati (dead space) atau

dipasang tampon agar dapat diisi oleh jaringan granulasi atau dilakukan grafting

dikemudian hari. Dapat dipasang drainase berpengisap untuk mengontrol

hematoma dan mebuang debris. Dapat diberikan irigasi larutan salin normal

selama 7 sampai 8 hari. Dapat terjadi infeksi samping dengan pemberian irigasi

ini.

Rongga yang didebridemen dapat diisi dengan graft tulang kanselus

untuk merangsang penyembuhan. Pada defek yang sangat besar, rongga dapat

diisi dengan transfer tulang berpembuluh darah atau flup otot (dimana suatu otot

diambil dari jaringan sekitarnya namun dengan pembuluh darah yang utuh).

Teknik bedah mikro ini akan meningkatkan asupan darah; perbaikan asupan

darah kemudian akan memungkinkan penyembuhan tulang dan eradikasi infeksi.

Prosedur bedah ini dapat dilakukan secara bertahap untuk menyakinkan

penyembuhan. Debridemen bedah dapat melemahkan tulang, kemudian

memerlukan stabilisasi atau penyokong dengan fiksasi interna atau alat

penyokong eksterna untuk mencegah terjadinya patah tulang.

Pemberian antibiotic dapat dilakukan:

1. Melalui oral (mulut)

2. Melalui infuse: jika diberikan melalui infus, maka diberikan selama 2

minggu, kemudian diganti menjadi melalui mulut. Jika dalam 24 jam

pertama gejala tidak membaik, maka perlu dipertimbangkan untuk

dilakukan tindakan operasi untuk mengurangi tekanan yang terjadi dan

untuk mengeluarkan nanah yang ada. Etelah itu dilakukan irigasi secara

Page 8: Lp Osteomielitis Dan Oref

kontinyu dan dipasang drainase. Teruskan pemberian antiniotik selama 3-

4 minggu hingga nilai laju endap darah (LED) normal.

 7. Komplikasi

1. Dini :

Kekakuan yang permanen pada persendian terdekat (jarang terjadi)

Abses yang masuk ke kulit dan tidak mau sembuh sampai tulang yang

mendasarinya sembuh

Atritis septik

2. Lanjut :

Osteomielitis kronik ditandai oleh nyeri hebat rekalsitran, dan penurunan

fungsi tubuh yang terkena

Fraktur patologis

Kontraktur sendi

Gangguan pertumbuhan

Page 9: Lp Osteomielitis Dan Oref

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN OPEN REDUCTION EXTERNAL FIXATION

(OREF)

KONSEP  DASAR

1. Pengertian

    OREF adalah reduksi terbuka dengan fiksasi internal di mana prinsipnya

tulang ditransfiksasikan di atas dan di bawah fraktur , sekrup atau kawat

ditransfiksi di bagian proksimal dan distal kemudian dihubungkan satu sama lain

dengan suatu batang lain

             Fiksasi eksternal digunakan untuk mengobati fraktur terbuka dengan

kerusakan jaringan lunak . Alat ini memberikan dukungan yang stabil untuk

fraktur kominutif ( hancur atau remuk ) . Pin yang telah terpasang dijaga agar

tetap terjaga posisinya , kemudian dikaitkan pada kerangkanya. Fiksasi ini

memberikan rasa nyaman  bagi pasien yang mengalami kerusakan fragmen

tulang.

      Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar berikut ini :

2. Indikasi

a. Fraktur terbuka grade II dan III

b. Fraktur terbuka yang disertai hilangnya jaringan atau tulang yang parah.

Fraktur yang sangat  kominutif ( remuk ) dan tidak stabil.

c. Fraktur yang disertai dengan kerusakan pembuluh darah dan saraf.

d. Fraktur pelvis yang tidak bisa diatasi dengan cara lain.

e. Fraktur yang terinfeksi di mana fiksasi internal mungkin tidak cocok. Misal

:  infeksi pseudoartrosis ( sendi palsu ).

f. Non union yang memerlukan kompresi dan perpanjangan.

g. Kadang – kadang pada fraktur tungkai bawah diabetes melitus.

Page 10: Lp Osteomielitis Dan Oref

3. Keuntungan dan Komplikasi Eksternal Fiksasi

1. Keuntungan eksternal fiksasi adalah: memberikan kenyamanan bagi pasien ,

mobilisasi awal da latihan awal untuk sendi di sekitarnya sehingga komplikasi

karena disuse dan imobilisasi dapat diminimalkan

2. Sedangkan komplikasinya adalah:

a. Infeksi di tempat pen ( osteomyelitis ).

b. Kekakuan pembuluh darah dan saraf.

c. Kerusakan periostium yang parah sehingga terjadi delayed

union atau non  union .

d. Emboli lemak.

e. Overdistraksi fragmen.

4. Hal – hal yang Harus Diperhatikan pada Klien dengan Pemasangan Eksternal

Fiksasi

 

a.      Persiapan psikologis

Penting sekali mempersiapkan pasien secara psikologis sebelum dipasang

fiksator eksternal Alat ini sangat mengerikan dan terlihat asing bagi pasien.

Harus diyakinkan bahwa ketidaknyamanan karena alat ini sangat ringan dan

bahwa mobilisasi awal dapat diantisipasi untuk menambah penerimaan alat ini,

begitu juga keterlibatan pasien pada perawatan terhadap perawatan fiksator ini.

b.      Pemantauan terhadap kulit, darah, atau pembuluh saraf.

Setelah pemasangan fiksator eksternal , bagian tajam dari fiksator atau pin harus

ditutupi untuk mencegah adanya cedera akibat alat ini. Tiap tempat pemasangan

pin dikaji mengenai adanya kemerahan , keluarnya cairan, nyeri tekan, nyeri dan

longgarnya pin.Perawat harus waspada terhadap potensial masalah karena

tekanan terhadap alat ini terhadap kulit, saraf, atau pembuluh darah.

c.       Pencegahan infeksi

Perawatan pin untuk mencegah infeksi lubang pin harus dilakukan secara rutin.

Tidak boleh ada kerak pada tempat penusukan pin, fiksator harus dijaga

kebersihannya. Bila pin atau klem mengalami pelonggaran , dokter harus

diberitahu. Klem pada fiksator eksternal tidak boleh diubah posisi dan ukurannya.

d.      Latihan isometrik

Page 11: Lp Osteomielitis Dan Oref

Latihan isometrik dan aktif dianjurkan dalam batas kerusakan jaringan bisa

menahan. Bila bengkak sudah hilang, pasien dapat dimobilisasi sampai batas

cedera di tempat lain. Pembatasan pembebanan berat badan diberikan untuk

meminimalkan pelonggaran puin ketika terjadi tekanan antara interface pin dan

tulang.

ASUHAN KEPERAWATAN

1.      Pengkajian

a.      Pre operasi

     

Data subyektif Data Obyektif Masalah

Mengeluh takut  

menjalani operasi

Mengeluh takut

dipasang alat-alat

yang banyak pada

tubuh

Menyatakan

kekhawatiran

kaki/tangan tidak

berfungsi lagi. 

Klien tampak

gelisah, murung

Peningkatan

denyut nadi

Kecemasan

 Mengeluh sakit dan sulit

bergerak pada tubuh

yang cedera

aTampak meringis dan

memegangi tubuh

yang cedera

Nyeri

Page 12: Lp Osteomielitis Dan Oref

b.      Post Operasi

Data subyektif Data obyektif Masalah

-   Ada luka post

operasi,terpasang alat

fiksasi eksterna ( pin,

kerangka portable )

Resti infeksi

-   Mengeluh malu

dengan keadaan

tubuh penuh alat

2Gangguan citra diri

-  Mengeluh tidak

bisa bergerak

bebas

-  Klien tampak kesulitan

dalam bergerak.

3Hambatan mobilitas fisik

- Klien mengatakan

tidak tahu  cara

perawatan alat

yang dipasang

-  Klien selalu menanyakan

kapan alat bisa dibuka.

4Defisit pengetahuan

5Resiko penatalaksanaan regimen

terapeutik inefektif

- Terpasang pin logam dan

fiksator dengan ujung

tajam

6Resiko cedera

2.      Diagnosa Keperawatan

a.      Pre operasi

Page 13: Lp Osteomielitis Dan Oref

1)      Kecemasan b/d  ancaman integritas biologis sekunder akibat operasi d/d

mengeluh takut operasi, takut dipasang alat, khawatir tangan dan kaki tidak

berfungsi, tampak gelisah dan murung , tachicardi.

2)      Nyeri b/d  trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder akibat fraktur

ditandai dengan mengeluh sakit, sulit bergerak, tampak meringis dan memegangi

tubuh yang cedera.

b.      Post operasi

1)      Resti infeksi b/d tempat masuknya organisme sekunder akibat adanya jalur

invasif (pin ).

2)      Gangguan citra tubuh b/d perubahan dalam penampilan sekunder akibat

pemasangan eksternal fiksasi.

3)      Hambatan mobilitas fisik b/d alat eksternal fiksasi.

4)      Defisit pengetahuan b/d kurangnya informasi.

5)      Resiko penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif b/d ketidaktahuan tentang

perawatan eksternal fiksasi.

6)      Resiko cedera b/d terpasang alat berujung tajam.

3.      Perencanaan         

a.      Prioritas Diagnosa Keperawatan

Pre operasi :

1)      Nyeri b/d  trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder akibat fraktur

ditandai dengan mengeluh sakit, sulit bergerak, tampak meringis dan memegangi

tubuh yang cedera

2)      Kecemasan b/d  ancaman integritas biologis sekunder akibat operasi d/d

mengeluh takut operasi, takut dipasang alat, khawatir tangan dan kaki tidak

berfungsi, tampak gelisah dan murung , tachicardi.

Post operasi :

1. Resti infeksi b/d tempat masuknya organisme sekunder akibat   adanya

jalur invasif (pin ).

2. Resiko cedera b/d terpasang alat berujung tajam

3. Hambatan mobilitas fisik b/d alat eksternal fiksasi                       

Page 14: Lp Osteomielitis Dan Oref

4. Gangguan citra tubuh b/d perubahan dalam penampilan sekunder   akibat

pemasangan eksternal fiksasi

5. Resiko penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif b/d  ketidaktahuan

tentang perawatan eksternal fiksasi

b.      Rencana Keperawatan

Pre operasi

1) Diagnosa 1

    Rencana tujuan :

    Setelah diberikan askep selama 1x24 jam diharapkan keluhan nyeri berkurang.

   

Rencana tindakan Rasionalisasi

a. Kaji tingkat nyeri dan

intensitas.

b. Ajarkan teknik distraksi

selama nyeri akut

c. Observasi vital sign

d. Kolaboratif pemberian obat

analgesik dan kaji

efektivitasnya.

a. Mengetahui tingkat nyeri

b. Mengurangi nyeri tanpa tindakan invasif

c. Tingkat nyeri dapat diketahui dari vital sign.

d. Mengatasi nyeri pasien dan menyusun

rencana selanjutnya bila nyeri tidak bisa

diatasi dengan analgesik.

  

2). Diagnosa 2

  Rencana tujuan :

   Setelah diberikan tindakan perawatan selama 2 x 30 menit diharapkan

kecemasan klien berkurang

Rencana tindakan Rasionalisasi

a. Kaji tingkat ansietas

b. Beri kenyamanan dan

ketentraman hati,

a. Sebagai acuan membuat strategi tindakan.

b. Agar pasien lebih tenang menghadapi

operasi.

Page 15: Lp Osteomielitis Dan Oref

perlihatkan rasa empati.

c. Bila ansietas berkurang ,

beri penjelasan tentang

operasi , pemasangan

eksternal fiksasi, serta

persiapan yang harus

dilakukan.

c. Bila keadaan klien lebih tenang maka klien

akan lebih mudah menerima penjelasan

yang diberikan.

Post operasi

1)      Diagnosa 1

Rencana tujuan :

Setelah diberikan askep selama 1 minggu diharapkan tidak terjadi infeksi

Rencana tindakan Rasionalisasi

aJaga kebersihan di

daerah pemasangan

eksternal fiksasi.

bLakukan perawatan

luka  secara aseptik di

daerah pin.

Observasi vital sign dan

tanda-tanda infeksi

sistemik maupun lokal

(demam, nyeri,

kemerahan, keluar

cairan, pelonggaran pin)

Kolaboratif pemberian

antibiotika.            

a. Mencegah kolonisasi kuman.

b. Mencegah infeksi kuman melalui pin

c. Menemukan tanda-tanda infeksi secara

dini.

d. Untuk mencegah atau

     mengobati infeksi.

2)      Diagnosa 2            

Rencana tujuan : Setelah diberikan askep selama 3 x 24 jam diharapkan

 tidak terjadi cedera /trauma akibat alat yang dipasang.

                                                                                             

Page 16: Lp Osteomielitis Dan Oref

Rencana tindakan Rasionalisasi

a. Tutup ujung-ujung pin atau   fiksator

yang tajam

b. Beri penjelasan pada klien agar

berhati – hati dengan alat yang

terpasang

a. Mencegah cedera akibat alat 

yang tajam

b. Agar pasien mengantisipasi

gerakan untuk mencegah

cedera.

3)      Diagnosa 3

Rencana tujuan :

Setelah diberikan asuhan keperawatan selam 3 x 24 jam diharapkan klien

mampu memperlihatkan kemampuan mobilitas.

Rencana Tindakan Rasionalisasi

Latih bagian tubuh yang

sehat dengan latihan ROM

Bila bengkak pada daerah

pemasangan eksternal

fiksasi sudah berkurang,

latih pasien untuk latihan

isometrik di daerah

tersebut.

Latih pasien menggunakan

alat bantu jalan

a. Mencegah terjadinya atrofi disuse .

b. Membantu meningkatkan kekuatan

c. Mempercepat kemampuan klien untuk

mandiri serta meningkatkan rasa percaya

diri klien.

Page 17: Lp Osteomielitis Dan Oref

4)      Diagnosa 4

Rencana tujuan :

Setelah diberikan askep selama 3 x 24 jam diharapkan klien mempunyai

gambaran diri yang positif .

Rencana Tindakan Rasionalisasi

Dorong individu untuk

mengekspresikan pikiran,

perasaan, pandangan

tentang dirinya.

Ungkapkan aspek positif

dari klien.

Libatkan orang-orang

terdekat untuk:

- berbagi perasaan dan 

ketakutan dengan klien

- mengidentifikasi aspek

positif klien dan cara

mengungkapkannya

- menerima perubahan fisik

dan emosional klien.

Dapat mengidentifikasi gambaran klien

tentang dirinya.

Membantu meningkatkan rasa percaya

diri klien.

Merngurangi kecemasan,

meningkatkan rasa percaya diri dan

adaptasi terhadap keadaan

sekarang,serta memperoleh citra diri

yang positif.  

Page 18: Lp Osteomielitis Dan Oref

5)      Diagnosa 5 :

Rencana tujuan :

Setelah diberikan askep selama 3 x 30 menit diharapkan klien dapat

menunjukkan prilaku yang  mendukung penatalaksanaan program terapi.

Rencana tindakan Rasionalisasi

a. Berikan pengertian

bahwa OREF

memerlukan masa

penyembuhan yang

relatif lama     ( 6-8

bulan ).

b. Jelaskan tahap –

tahap tindakan yang

mungkin akan

dilakukan pada klien.

c. Jelaskan pada klien

dan keluarga tentang

perawatan eksternal

fiksasi di rumah..

Dorong keluarga

untuk memantau

keefektifan program

terapi.

a. Agar secara psikologis klien terbiasa

dengan alat yang terpasang di bagian

tubuhnya

b. Klien mempunyai gambaran umum

tindakan yang akan dilakukan sehingga

klien menjadi lebih kooperatif.

c. Menjamin kesinambungan program

pengobatan .

  

Page 19: Lp Osteomielitis Dan Oref

        4.  Evaluasi

              

         Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan pasien dengan OREF

adalah :

a.      Pre operasi

1)      Klien melaporkan penurunan tingkat nyeri, ekspresi wajah rileks.

2)      Klien menunjukkan penurunan tingkat kecemasan dan siap

menjalani operasi.

b.      Post operasi

1)      Tidak ada tanda – tanda infeksi sistemik maupun lokal ( vital

sign normal, tidak ada kemerahan atau cairan / pus keluar dari pin,

nyeri minimal ).

2)      Tidak ada cedera karena alat

3)   Memperlihatkan peningkatan kemampuan mobilitas

Mempergunakan alat bantu yang aman.

Berlatih untuk meningkatkan kekuatan

Mengubah posisi sesering mungkin.

Melakukan latihan sesuai kisaran gerak sendi ( ROM )

pada daerah      yang tidak dipasang alat.

3)      Klien menunjukkan rasa percaya diri dan mau menerima

perubahan     penampilan sekarang

4)      Klien mematuhi regimen terapeutik yang harus dilakukan dan

mampu melakukan perawatan di rumah secara berkesinambungan.

Page 20: Lp Osteomielitis Dan Oref

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, G. Bare, Keperawatan Medikal – Bedah Brunner & Suddarth, Edisi 8,    

EGC,Jakarta, 2002.

Muttaqin, Arif, Ns, S.Kep, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan

Muskuloskeletal, EGC, Jakarta, 2008.

Carpenito – Moyet, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 10, EGC<

Jakarta, 2007.

Susilo, Ignatius Eko,Ns, S.Kep., Bahan Kuliah : Asuhan Keperawatan Klien Dengan

Trauma Sistem Muskuloskeletal,Akademi Keperawatan Panti Rapih,

Yogyakarta,2004

Page 21: Lp Osteomielitis Dan Oref

OSTEOMIELITIS DAN OREF

LAPORAN PENDAHULUAN

Untuk Memenuhi Penugasan Kepaniteraan Klinik Departemen Surgikal

Oleh:Denok Wulan Pratiwi

NIM. 135070209111034

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Page 22: Lp Osteomielitis Dan Oref

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG2015