LP Nutrisi 3

26
Laporan Pendahuluan Pasien Dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI Disusun oleh : Nama : Intan Nur Khasanah Nim : 13021

description

laporan pendahuluan

Transcript of LP Nutrisi 3

Laporan Pendahuluan Pasien Dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIENDENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI

Disusun oleh :Nama : Intan Nur KhasanahNim : 13021

AKADEMI KEPERAWATAN YAPPI SRAGEN

2014A. Pengertian 1. NutrisiNutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. ( Tarwoto dan Wartonah, 2010 )2. MetabolismeMetabolisme adalah suatu proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh semuamakhluk hidup, proses ini merupakan pertukaran zat ataupun suatu organism dengan lingkungannya. 3. Keseimbangan EnergiKeseimbangan energi adalah energi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan sama dengan energi yang dikeluarkan. Keadaan ini akan menghasilkan berat badan ideal/ normal. B. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan1. Mulut / OrisMulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna.Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.2. FaringMerupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan (osofagus), di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi.3. EsofagusMerupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, panjangnya 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah lambung.Esofagus dibagi mejadi tiga bagian;- Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)- Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)- Bagaian inferior (terutama terdiri dari otot halus)4. Gaster / LambungMerupakan bagian dari saluran yang terdiri atas fundus uteri berhubungan dengan esofagus melalui orifisium pilorik, terletak dibawah diapragma didepan pankreas dan limpa,5. PankreasSekumpulan kelenjar yang panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum samapai ke limpa.Fungsi pancreas : - Fungsi eksokrin, membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan elektrolit.- Fungsi endokrin, sekelompok kecil sel epitelium yang berbentuk pulau-pulau kecil atau pulau langerhans, yang bersama-sama membentuk organ endokrin yang mensekresikan insulin.- Fungsi sekresi eksternal, yaitu cairan pankreas yang dialirkan ke duodenum yang berguna untuk proses pencernaan makanan di intestinum.6. Kantung EmpeduSebuah kantong yang terletak pada lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai pinggir depannya, panjangnya 812 cm berisi 60 cm.Fungsi kantung empedu : - Sebagai persediaan getah empedu, membuat getah empedu menjadi kental.- Getah empedu adalah cairan yang digunakan untuk mencerna lemak.7. Hatihati juga termasuk sebagai alat sekresi yang membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino.8. Usus Halus / Intestinum MinorUsus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejenum), usus penyerapan (illeum). Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.9. Usus Besar / Intestinum MayorUsus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.Usus besar terdiri dari :- Kolon asendens - Kolon transversum- Kolon desendens - Kolon sigmoid Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.10. Usus BuntuApendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.11. Umbai CacingUmbai cacing adalah organ tambahan pada usus buntu. Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio.12. RektumOrgan ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi.

C. Esensial NutrisiNutrisi esensial adalah nutrisi yang penting namun tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh. Kita harus mendapatkan dari makanan atau suplemen tambahan. Bila kita kekurangan nutrisi esensial ini, kita akan menderita penyakit yang spesifik karena kekurang zat gizi tersebut. Nutrisi esensial meliputi :1. KarbohidratKarbohidrat merupakan sumber energi utama dalam diet. 2. ProteinProtein penting untuk mensintetis jaringan tubuh dalam pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan. 3. Lemak Lemak (lipid) merupakan kumpulan zat-zat makanan yang larut dalam eter, kholoform, etanol dan benzon, dan merupakan nutrien padat yang peling berkalori.4. Vitamin Vitamin merupakan subtansi organik kompleks dalam jumlah kecil pada makanan yang esensial untuk metabolisme normal. Vitamin dibedakan menjadi dua kelompok :a. Vitamin Yang Larut Dalam Air 1) Vitamin C (Asam Ascorbat)2) Vitamin B1 (Tiamin)3) Vitamin B2 (Riboflavin)4) Vitamin B5 (Niasin)5) Vitamin B6 (Piridoksin)6) Vitamin B9 (Asam Folat)7) Vitamin B12 ( Kobalamin)8) Asam pantotenat 9) Biotinb. Vitamin Yang Larut Dalam Lemak Beberapa contoh vitamin yang larut dalam lemak sebagai berikut :1) Vitamin A 2) Vitamin D 3) Vitamin E 4) Vitamin K5.Mineral Mineral merupakan elemen esensial nonorganic yang berperan dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. 6. AirAir merupakan komponen kritis dalam tubuh karena fungsi sel bergantung pada lingkungan cair. Air menyusun 60-70% dari seluruh berat badan.

D. Penyerapan NutrisiAbsorpsi adalah proses penyerapan suatu zat oleh zat lain. Dalam proses ini, zat yang diserap masuk ke bagian dalam zat penyerap.1. Anatomi sistem absorpsiAbsorpsi zat zat gizi terutama terjadi pada permukaan usus halus. Usus halus berbentuk lipatan lipatan. Tiap lipatan memiliki ribuan jonjot jonjot yang dinamakan vili. Sebuah vili terdiri atas ratusan sel yang masing masing mempunyai bulu yang sangat halus, dinamakan mikrovili. Di dalam celah celah antar vili terdapat kripta kripta berupa kelenjar yang mengeluarkan getah getah usus ke dalam saluran usus halus.2. Sistem absorpsiVili secara terus menerus dalam keadaan bergerak. Tiap molekul zat gizi yang ukurannya cukup kecil untuk diserap, terjadi di dalam mikrovili dan diserap ke dalam sel. Pada tiap vili terdapat pembuluh pembuluh darah dan pembuluh pembuluh limfe yang berasal dari sistem peredaran darah dan sistem limfe, yang merupakan sistem transportasi zat zat gizi.Saluran cerna bekerja secara selektif. Bahan yang dibutuhkan tubuh dipecah dalam bentuk yang dapat diserap dan diangkut ke seluruh tubuh, dan bahan yang tidak digunakan dikeluarkan dari tubuh.3. Cara absorpsiAbsorpsi merupakan proses yang sangat kompleks dan menggunakan empat cara : pasif, fasilitatif, aktif, dan fagositotis.

E. Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi1. Faktor Externala. PendapatanMasalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga tersebut (Santoso, 1999).b. PendidikanPendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi yang baik (Suliha, 2001).c. PekerjaanPekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu (Markum, 1991).d. BudayaBudaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan (Soetjiningsih, 1998).

2. Faktor Internala. UsiaUsia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita (Nursalam, 2001).b. Kondisi FisikMereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut usia, semuanya memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka yang buruk (Suhardjo, et, all, 1986).c. InfeksiInfeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan (Suhardjo, et, all, 1986).

F. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kebutuhan Nutrisi1. PengetahuanRendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan pemenuhan kebutuhan gizi.2. PrasangkaPrasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, seseorang yang mengalami luka di larang mengkonsumsi telur dan ikan, padahal di dalam telur dan ikan terkandung protein untuk membantu penyembuhan luka.3. KebiasaanAdanya kebiasaan yang buruk atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat juga memengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang, pepaya, bagi para gadis remaja. Padahal, makanan itu merupakan sumber vitamin yang baik. 4. KesukaanKesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh rat-zat gizi yang dibutuhkan secara cukup. 5. EkonomiStatus ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi. Dengan kata lain, orang dengan status ekonomi kurang biasanya kesulitan dalam menyediakan makanan bergizi.

G. Pengkajian Status Nutrisi (ABCD)Pengkajian keperawatan tehadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi1. Status nutrisi seseorang dalam hal ini klien dengan gangguan status nutrisi dapatdikaji :a. A : Pengukuran antropometik (antropometik measuremant)1) Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan balita dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi dilakukan dalam posisi berbaring.2) Berat badan- Alat serta skala ukur yang digunakan harus sama setiap kali menimbang.- Pasien ditimbang tanpa alas kaki.- Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang.- Waktu penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan.3) Tebal lipatan kulitAnjuran klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil pengukuran.- Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien.- Dalam pengukuran TSF utamakan lengan klien yang tidak dominan.- Pengukuran TSF dilakukan pada titik lengan atas, antara akromion dan olekranon.- Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk relaks.- Alat yang digunakan adalah kaliper4) Lingkaran tubuh : umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini adalah kepala, dada dan otot bagian tengah lengan atas.

5) Pemeriksaan fisikPemeriksaan yang dilakukan pada klien merupakan penilaian kondisi fisik yang berhubungan dengan masalah malnutrisi. Prinsip pemeriksaan ini adalah head to toe yaitu dari kepala sampai ke kaki.

b. B : Data biokimia (biokimia data)Nilai umum yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah kadar total limfosit, albumin serum, zat besi, transferin serum, kreatinin, hemoglobin, hemotokrit, keseimbangan nitrogen dan tes antigen kulit (Barkaukas, 1995).c. C : Tanda-tanda klinis status nutrisi (clinical sign)Tanda dan gejala klinis defisiensi nutrisi

Bagian tubuhTanda klinisKemungkinan kekurangan

Tanda umumPenurunan berat badan, lemah, lesuRasa haus adanya dehidrasiPertumbuhan terhambat-Kalori-Cairan-Vitamin A

RambutKusut, kakuningan, kekurangan pigmenProtein

KulitAdanya radang pada kulit atau dermatitisSedangkan pada bayi terjadi dermatosis adanya petechial hemorhagikEksema-Niasin, riboflavin dan biotinemak-Asam asetat

-Pirodoksin

MataFotofebia atau penglihatan gandaRabun senja-Roboflavin-Vitamin A

MulutStomatisGlositis-Riboflavin-Niasin, asam volat, sianokobalamin (vit B12) dan zat besi

GigiKaries gigiFluorida

Sistem neuramuskularKejangLemah otot-Vitamin D-Kalium

TulangRiketsiaVitamin D

Sistem gastrointestinalAnoreksia atau nafsu makan menurunMual dan muntah-Tiamin-Garam dapur

Sistem endrokinGondokIodium

Sistem kardiovaskularAdanya pendarahanPenyakit jantungAnemia-Vitamin K-Tiamin-Piridoksin dan zat besi

Sistem sarafKelainan mentalKelainan saraf perifer-Sianokobalamin

d. D : Diet (dietary)1.Riwayat diet- Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan- Asupan makanan tidak adekuat- Diet yang salah atau ketat- Kurangnya persediaan bahan makanan selama 10 hari atau lebih- Pemberian nutrisi melalui intravena selama 10 hari atau lebih- Tidak adekuatnya dana untuk penyediaan bahan makanan- Tidak adekuatnya fasilitas penyiapan bahan makanan- Tidak adekuatnya fasilitas penyimpanan bahan makanan- Ketidakmampuan fisik- Lansia yang tinggal dan makan sendiri2.Riwayat penyakit- Adanya riwayat berat badan berlebih atau berkurang- Penurunan berat badan dan tinggi badan- Mengalami penyakit tertentu- Riwayat pembedahan pada sistem gastrointestinal- Anoreksia- Mual dan muntah- Diare- Alkoholisme- Gangguan yang mengenai organ tertentu (kanker)- Disabilitas mental- Kehamilan remaja- Terapi radiasi3.Riwayat pemakaian obat-obatan : aspirin, antibiotik, antasida, anti-depresan,agens anti-hipersentivitas, agens anti-imflamasi, agens anti-neoplastik, digitalis,laksatif, diuretik, natrium klorida dan vitamin atau preparat nutrien lain.

H. Masalah / Diagnosa Keperawatan Yang Berhubungan Dengan NutrisiDiagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi adalah :Menurut NANDA, diagnosis keperawatan terkait masalah nutrisi dibagi menjadi tiga :1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh2. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh3. Resiko Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh.

I. Rencana Tindakan KeperawatanNoDiagnosa KeperawatanTujuan (NOC)Intervensi (NIC)

1Ketidakseimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan menelan atau mencerna makanan atau mengabsorbsi nutrisi karena faktor biologi, psikologi dan ekonomiStatus nutrisi : intake makanan dan cairan Status nutrisi : intake nutrisiManagement nutrisiBantuanPeningkatan Berat Badan

2Ketidakseimbangan nutrisi : Lebih dari kebutuhan tubuh b/d kelebuhan asupan dalam hubungannya dengan kebutuhan metabolik. Kontrol berat badan Status nutrisi : Intake makanan dan cairanStatus nutrisi : Intake nutrisiManagement nutrisiBantuan pengurangan berat badan

3Resiko ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh.Status nutrisi : asupan makanan dan cairan Kontrol berat badanManagement nutrisi Management berat badan

1. Evaluasi KeperawatanEvaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam :1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan atau kelebihanberat badan.3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya prosespencernaan makan yang adekuat.

DAFTAR PUSTAKA

Markum, A.H. (1991). Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Jakarta : FKUI.NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika.Nursalam. (2001). Pendidikan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : InfoMedika.Santoso. (1999). Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta.Soetjiningsih.(1998). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Universitas Airlangga.Suhardjo, L.J. Harper, B.J. Deaton dan J,A. Driskel. (1986). Pangan, Gizi dan Pertanian.Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia. Suliha. (2001). Pendidika Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta : EGC.Tarwoto & Wartonah. (2010).Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.EdisiJakarta : Salemba Medika.LP gangguan kebutuhan dasar nutrisi

A. PENGERTIANNutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup untuk menerima bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktivitas penting dalam tubuhnya sendiri.Atau nutrisi bisa didefinisikan sebagai proses pengambilan zat-zat makanan penting dengan kata lain nutrient adalah apa yang manusia makan dan bagaimana tubuh menggunakannya.Gangguan nutrisi terjadi kalau diet mengandung satu atau lebih nutrient dalam jumlah yang tidak tepat.B. ETIOLOGI.Faktor-faktor yang mempengaruhi1. Fisiologisa. Intake nutien- Kemampuan mendapat dan mengolah makanan- Pengetahuan- Gangguan menelan- Perasaan tidak nyaman setelah makan- Anoreksia- Nausea dan vomitus- Intake kalori dan lemak yang berlebih2. Kemampuan mencerna nutrient- Obstruksi saluran cerna- Malaborbsi nutrient- DM3. Kebutuhan metabolism- Pertumbuhan- Stres- Kondisi yang meningkatkan BMR (latihan,hipertyroid)- Kanker4.Gaya hidup dan kebiasaan- Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia toddler

5. Kebudayaan dan kepercayaanKebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok6. Sumber ekonomi7. Tinggal sendiriSeseorang yang hidup sendirian sering tidak mempedulikan tugas memasak untuk menyediakan makanannya.8. Kelemahan fisikContohnya atritis atau cedera serebrovaskular (CVA) yang menyebabkan kesulitan untuk berbelanja dan masak. Mereka tidak mampu merencanakan dan menyediakan makanannya sendiri.9. KehilanganTerutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk mereka sendiri. Mereka biasanya tidak memahami nilai suatu makanan yang gizinya seimbang.10. DepresiMenyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau bersusah payah berbelanja, memasak atau memakan makanannya.11. Pendapatan yang rendahKetidakmampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk meningkatkan pengonsumsian makanan yang bergizi.12. Penyakit saluran pencernaanTermasuk sakit gigi, ulkus13. ObatPada lansia yang mendapat lebih banyak obat dibandingkan kelompok usia lain yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia. Pengobatan akan mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh.

C. BATASAN KARAKTERISTIKTANDA DAN GEJALA- Gigi tidak lengkap dan ompong- Nafsu makan menurun- Lesu- Tidak semangat- BB kurang / lebih dari normal- Perut terasa kembung- Sukar menelan- Mual muntah- Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit.- Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.- Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.- Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi.- Penyerapan makanan di usus menurun

D. PATOFISIOLOGI

- Produksi saliva menurun mempengaruhi proses perubahan kompleks karbohidrat menjadi disakorida- Fungsi ludah menurun sukar menelan-Fungsi kelenjar pencenaan menurun perut terasa tidak enak / kembung- Banyak gigi yang lepas (ompong) nafsu makan berkurang- Dengan proses menua terjadi gangguan motilitas otot polos oesofagus.Dari proses perubahan-perubahan pada proses menua pada lansia menyebabkan intake makanan pada lansia berkurang yang nantinya akan mempengaruhi status gizi pada lansia.

- PATOFISIOLOGI DIAGNOSA KEPERAWATANMakanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri salmonella typhosa masuk melalui mulut terus sampai ke saluran pencernaan. Basil diserap di usus halus, melalui pembuluh limfe halus masuk ke dalam peredaran darah sampai di organ-organ terutama hati dan limfe.Basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan limfe, sehingga organ tersebut akan membesar disertai nyeri pada perabaan. Basil masuk kedalam darah dan menyebar keseluruh tubuh terutama kelenjar limfoid usus halus, sehingga tukak berbentuk lonjong pada mukosanya, mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus, Gejala demam disebabkan oleh endotoxin. Infeksi terjadi pada saluran pencernaan. Basil diserap di usus halus. Melalui pembuluh limfe halus masuk ke dalam peredaran darah sampai di organ-organ terutama hati dan limpa sehingga organ-organ tersebut akan membesar disertai nyeri pada perabaan. Kemudian basil masuk kembali ke dalam darah (bakteremia) dan menyebar ke seluruh tubuh terutama ke dalam kelenjar limfoid usus halus menimbulkan plak peyeri. Tukak tersebut dapat mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus. Gejala demam disebabkan oleh endotoksin, sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus.

E. INTERVENSIa. Resiko tinggi pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuatKriteria hasil : Nutrisi kebutuhan tubuh terpenuhiIntervensi : Kaji pola nutrisi klienRasional : mengetahui pola makan, kebiasaan makan, keteraturan waktu makan. Kaji makan yang di sukai dan tidak disukaiRasional : meningkatkan status makanan yang disukai dan menghindari pemberian makan yang tidak disukai. Anjurkan tirah baring / pembatasan aktivitas selama fase akutRasional : penghematan tenaga, mengurangi kerja tubuh. Timbang berat badan tiap hariRasional : mengetahui adanya penurunan atau kenaikan berat badan. Anjurkan klien makan sedikit tapi seringRasional : mengurangi kerja usus, menghindari kebosanan makan. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian dietRasional : mengetahui makanan apa saja yang dianjurkan dan makanan yang tidak boleh dikonsumsi.b. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi nutrien, anoreksia, di tandai dengan lidah kotor, mual, muntah.Kriteria hasil :Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, pasien mampu menghabiskan porsimakanan yang telah disediakan,adanya keseinbangan intake dan output.Intervensi : Lakukan pendekatan pasien dan keluarga pasienRasional : Pasien dan keluarga pasien kooperatif dalam tindakan keperawatan Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga pasien tentang manfaat cairan dan nutrisi bagi tubuh.Rasional :Penjelasan tersebut bisa membuat pasien mengerti dan memahami sehingga kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi. Pemberian nutrisi yang sesuai dengan keadaan pasien.Rasional: Pemberian bubur halus sangat penting untuk pemenuhan nutrisi. Observasi intake dan output cairan dan nutrisi pasien.Rasional : Untuk mengetahui perkembangan keseimbangan cairan dan nutrisidalam tubuh. Memberikan makanan kepada pasien sedikit demi sedikit.Rasional : Untuk menghindari mual, muntah pada pasien.c. Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurang informasi Kriteria hasil: Pengetahuan keluarga meningkat Intervensi : Kaji sejauh mana tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnyaRasional : mengetahui apa yang diketahui pasien tentang penyakitnya. Beri pendidikan kesehatan tentang penyakit dan perawatan pasien Rasional : supaya pasien tahu tata laksana penyakit, perawatan dan pencegahan penyakit typhoid. Beri kesempatan pasien dan keluaga pasien untuk bertanya bila ada yang belum dimengerti Rasional : mengetahui sejauh mana pengetahuan pasien dan keluarga pasien setelah di beri penjelasan tantang penyakitnya. Beri reinforcement positif jika klien menjawab dengan tepat Rasional : memberikan rasa percaya diri pasien dalam kesembuhan sakitnya

.

DAFTAR PUSTAKA

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC: Jakarta.Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1992. Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga. Departemen Kesehatan: Jakarta.Wahidiyat, Iskandar. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 2. Bagian Kesehatan Anak FKUI: Jakarta.Lynda Juall Capernito,Marilynn E Doengoes)