Lp Nuroblastoma
-
Upload
anon710034250 -
Category
Documents
-
view
424 -
download
21
description
Transcript of Lp Nuroblastoma
ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) NEUROBLASTOMA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Neuroblastoma merupakan tumor lunak, padat yang berasal dari sel-sel crest neuralis yang
merupakan prekusor dari medula adrenal dan sistem saraf simpatis. Neuroblastoma dapat timbul
di tempat terdapatnya jaringan saraf simpatis. Meninfestasi klinis neuroblastoma berkaitan
dengan lokasi timbulnya tumor dan metastasisnya. Kebanyakan pasien saat datang sudah stadium
lanjut. Penyakit ini memiliki kekhasan dapat remisi spontan dan transformasi ke tumor jinak,
terutama pada anak dalam usia 1 tahun. Terapi meliputi operasi, radioterapi, kemoterapi dan
terapi biologis. Survival 5 tahun untuk stadium I dan II pasca terapi kombinasi adalah 90% lebih,
stadium III kira-kira 40%-50%, stadium IV berprognosis buruk yaitu hanya 15%-20%.
Neuroblastoma adalah tumor padat ekstrakranial pada anak yang paling sering, meliputi 8-10%
dari seluruh kanker masa kanak-kanak, dan merupakan neoplasma bayi yang terdiagnosis adalah
2 tahun, 90% terdiagnosis sebelum 5 tahun. Insiden tahunan 8,7 perjuta anak, atau 500-600 kasus
baru tiap tahun di Amerika Serikat. Insiden sedikit lebih tinggi pada laki-laki dan pada kulit putih.
Ada kasus-kasus keluarga dan neuroblastoma telah didiagnosis pada penderita dengan
neurofibrogematosis, nesidioblastosis dan penyakit Hischrung.
Angka ketahanan hidup bayi dengan penyakit neuroblastoma yang berstadium rendah melebihi
90% dan bayi dengan penyakit metastasis mempunyai angka ketahanan hidup jangka panjang
50% atau lebih. Anak dengan penyakit stadium stadium rendah umumnya mempunyai prognosis
yang sangat baik, tidak tergantung umur. Makin tua umur penderita dan makin menyebar
penyakit, makin buruk prognosisnya. Meskipun dengan terapi konvensional atau CST yang agresif,
angka ketahanan hidup bebas penyakit untuk anak lebih tua dengan penyakit lanjut jarang
melebihi 20%.
Mengingat penyakit neuroblastoma adalah penyakit yang perlu diwaspadai dan dapat dicegah
kemunculannya, maka sebagai calon perawat sangat penting untuk mengetahui tentang apakah
neuroblastoma dan bagaimana kita melakukan asuhan keperawatan yang baik dan benar pada
anak dengan neuroblastoma.
Oleh karena itu, kami menyusun makalah neuroblastoma ini sebagai bahan acuan pembelajaran
bidang neurologi pada anak. Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat membantu proses
belajar mahasiswa dan akhirnya mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan dengan
bauk dan benar pada anak dengan gangguan neuroblastoma.
1.2 Tujuan
1. Menjelaskan definisi neuroblastoma
2. Menjelaskan etiologi neuroblastoma
3. Menjelaskan patofisiologi neuroblastoma
4. Menjelaskan manifestasi klinis neuroblastoma
5. Menjelaskan stadium dari neuroblastoma
6. Menjelaskan pemeriksaan diagnostik neuroblastoma
7. Menjelaskan penatalaksanaan neuroblastoma
8. Menjelaskan komplikasi neuroblastoma
9. Menjelaskan prognosis neuroblastoma
10. Menjelaskan WOC neuroblastoma
1.3 Manfaat
Meningkatkan pengetahuan calon perawat tentang neuroblastoma untuk memudahkan mereka
ketika praktik di rumah sakit.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Neuroblastoma adalah tumor embrional dari system saraf otonom yang mana sel tidak
berkembang sempurna. Neuroblastoma umumnya terjadi bayi usia rata-rata 17 bulan. Tumor ini
berkembang dalam jaringan sistem saraf simpatik, biasanya dalam medula adrenal atau ganglia
paraspinal, sehingga menyebabkan adanya sebagai lesi massa di leher, dada, perut, atau panggul.
Insiden neuroblastoma adalah 10,2 kasus per juta anak di bawah 15 tahun. Yang paling umum
kanker didiagnosis ketika tahun pertama kehidupan (Jhon, 2010).
Neuroblastoma merupakan tumor lunak, padat yang berasal dari sel-sel crest neuralis yang
merupakan prekusor dari medula adrenal dan sistem saraf simpatis. Neuroblastoma dapat timbul
di tempat terdapatnya jaringan saraf simpatis. Tempat tumor primer yang umum adalah abdomen,
kelenjar adrenal atau ganglia paraspinal toraks, leher dan pelvis. Neuroblastoma umumnya
bersimpati dan seringkali bergeseran dengan jaringan atau organ yang berdekatan (Cecily & Linda,
2002)
Neuroblastoma adalah tumor padat ekstrakranial pada anak yang paling sering, meliputi 8-10%
dari seluruh kanker masa knak-kanak, dan merupakan neoplasma bayi yang terdiagnosis adalah 2
tahun, 90% terdiagnosis sebelum 5 tahun.Neuroblastoma berasal dari sel krista neuralis sistem
saraf simpatis dan karena itu dapat timbul di manapun dari fossa kranialis posterior sampai koksik.
Sekitar 70% tumor tersebut timbul di abdomen, 50% dari jumlah itu di kelenjar adrenal. Dua pulu
persen lainnta timbul di toraks, biasanya di mediastinum posterior. Tumor itu paling sering meluas
ke jaringan sekitar dengan invasi lokal dan ke kelenjar limfe regional melalui nodus limfe.
Penyebaran hematogen ke sumsum tulang, kerangka, dan hati sering terjadi. Dengan teknik
imunologik sel tumor dapat dideteksi dalam darah tepi pada lebih dari 50% anak pada waktu
diagnosis atau relaps. Penyebaran ke otak dan paru pada kasus jarang (Nelson, 2000).
Neuroblastoma adalah tumor ganas yang berasal dari sel Krista neurak embronik, dapat timbul
disetiap lokasi system saraf simpatis, merupakan tumor padat ganas paling sering dijumpai pada
anak. Insiden menempati 8% dari tumor ganas anak, atau di posisi ke-4. Umumnya ditemukan
pada anak balita, puncak insiden pada usia 2 tahun. Lokasi predeileksi di kelenjar adrenal
retroperitoneal, mediastrinum, pelvis dan daerah kepala-leher. Tingkat keganasan neuroblastoma
tinggi, sering metastasis ke sumsum tulang, tulang, hati, kelenjar limfe, dll (Willie, 2008).
Tumor ini biasanya tidak memungkiri asalnya, dengan mengeluarkan hormon katekolamin.
Tekanan darah tinggi yang merupakan akibat tumor ini jarang menimbulkan keluhan, tetapi dapat
berfungsi sebagai zat penanda tumor: di dalam air kemih dapat dilihat hormon yang dikeluarkan,
sehingga diagnosis tumor menjadi jelas. Dengan dapat dipastikan, apakah tumornya
neuroblastoma atau nefroblastoma (Wim De Jong, 2005)
2.2 Etiologi
Kebanyakan etiologi dari neuroblastoma adalah tidak diketahui. Ada laporan yang menyebutkan
bahwa timbulnya neuroblastoma infantile (pada anak-anak) berkaitan dengan orang tua atau
selama hamil terpapar obat-obatan atau zat kimia tertentu seperti hidantoin, etanol, dll. (Willie ,
2008).
Kelainan sitogenik yang terjadi pada neuroblastoma kira-kira pada 80% kasus, meliputi
penghapusan (delesi) parsial lengan pendek kromosom 1, anomali kromosom 17, dan ampifilatik
genomik dari oncogen N-Myc, suatu indikator prognosis buruk (Nelson, 2000).
2.3 Manifestasi Klinis
Menurut Cecily & Linda (2002), gejala dari neuroblastoma yaitu:
Gejala yang berhubungan dengan massa retroperitoneal, kelenjar adrenal, paraspinal.
1. Massa abdomen tidak teratur,tidak nyeri tekan, keras, yang melintasi garis tengah.
2. Perubahan fungsi usus dan kandung kemih
3. Kompresi vaskuler karena edema ekstremitas bawah
4. Sakit punggung, kelemahan ekstremitas bawah
5. Defisit sensoris
6. Hilangnya kendali sfingter
Gejala-gejala yang berhubunngan dengan masa leher atau toraks.
1. Limfadenopati servikal dan suprakavikular
2. Kongesti dan edema pada wajah
3. Disfungsi pernafasan
4. Sakit kepala
5. Proptosis orbital ekimotik
6. Miosis
7. Ptosis
8. Eksoftalmos
9. Anhidrosis
Menurut Willie (2008) manifestasi klinis dari neuroblastoma berbeda tergantung dari lokasi
metastasenya:
o Neuroblastoma retroperitoneal
Massa menekan organ dalam abdomen dapat timbul nyeri abdomen, pemeriksaan menemukan
masa abdominal yang konsistensinya keras dan nodular, tidak bergerak, massa tidak nyeri dan
sering melewati garis tengah. Pasien stadium lanjut sering disertai asites, pelebaran vena dinding
abdomen, edema dinding abdomen.
o Neurobalstoma mediastinal
Kebanyakan di paravertebral mediastinum posterior, lebih sering di mediastinum superior
daripada inferior. Pada awalnya tanpa gejala, namun bila massa besar dapat menekan dan timbul
batuk kering, infeksi saluran nafas, sulit menelan. Bila penekanan terjadi pada radiks saraf spinal,
dapat timbul parastesia dan nyeri lengan.
o Neuroblastoma leher
Mudah ditemukan, namun mudah disalahdiagnosis sebagai limfadenitis atau limfoma maligna.
Sering karena menekan ganglion servikotorakal hingga timbul syndrome paralisis saraf simpatis
leher(Syndrom horner), timbiul miosis unilateral, blefaroptosis dan diskolorasi iris pada mata.
o Neuroblastoma pelvis
Terletak di posterior kolon presakral, relative dini menekan organ sekitarnya sehingga
menimbulkan gejala sembelit sulit defekasi, dan retensi urin.
o Neuroblastoma berbentuk barbell
yaitu neuroblastoma paravertebral melalui celah intervertebral ekstensi ke dalam canalis vertebral
di ekstradural. Gejala klinisnya berupa tulang belakang kaku tegak, kelainan sensibilitas, nyeri.
Dapat terjadi hipomiotonia ekstremitas bawah bahkan paralisis.
2.4 Stadium
Beberapa system penentuan stadium staging, system kelompok evans dan kelompok Onkologi
Pediatrik (Pediatrik Oncology Group POG ). System klasifikasi stadium neuroblastoma terutama
memakai system klasifikasi stadium klinis neuroblastoma internasional (INSS).
Klasifikasi stadium INSS :
o Stadium I
Tumor terbatas pada organ primer, secara makroskopik reseksi utuh, dengan atau tanpa residif
mikroskopik. Kelenjar limfe regional ipsilateral negative.
o Stadium IIA
Operasi tumor terbatas tak dapat mengangkat total, kelenjar limfe regional ipsilateral negative.
o Stadium IIB
Operasi tumor terbatas dapat ataupun tak dapat mengangkat total, kelenjar limfe regional
ipsilateral positif.
o Stadium III
Tumor tak dapat dieksisi, ekspansi melewati garis tengah, dengan atau tanpa kelenjar limfe
regional ipsi atau tanpa kelenjar limfe regional ipsilateral positif.
o Stadium IV :
Tumor primer menyebar hingga kelenjar limfe jauh, tulang, sumsum tulang, hati, kulit atau organ
lainnya.
o Stadium IVS
Usia <1 tahun, tumor metastasis ke kulit,hati, sumsum tulang, tapi tanpa metastasis tulang(Willie,
2008).
System Pediatric Oncologic group (POG) membagi stadium neuroblastoma menjadi :
o Stadium A
Tumor yang direseksi sacara kasar.
o Stadium B
Tumor local tidak direseksi.
o Stadium C
Metastasis ke kelenjar limfe intraktivita yang tidak berdekatan
o Stadium D
Metastasis di luar kelenjar limfe
o Stadium Ds
Bayi dengan adrenal kecil terutama dengan penyakit metastasis terbatas pada kulit, hati dan
sumsum tulang
o Stadium D Neonatus
Telah diketahui dengan mengalami remisi spontan. Keterlibatan sumsum tulang pada stadium ini
merupakan factor prognosis yang buruk (Nelson, 2000).
2.5 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik pada neuroblastoma menurut Suriadi dan Rita (2006), antara lain :
a) Foto abdomen bisa memperlihatkan klasifikasi tumor. Tumor adrenalis menggeser ginjal,
tetapi biasanya tidak merubah system pelvicalyces pada urogram intravena atau pemeriksaan
ultrasonografi.
b) Peningkatan kadar kartekolamin urina (VMA dan VA) mengkonfirmasi diagnosis pada 90%
kasus dan juga merupakan indicator rekuensi yang sensitive. Kadang-kadang timbul metastasis
tulang (Thomas, 1994)
c) CT Scan untuk mengetahui keadaan tulang pada tengkorak, leher, dada dan abdomen.
d) Punksi sumsum tulang untuk mengetahui lokasi tumor atau metastase tumor.
e) Analisa urine untuk mengetahui adanya Vanillymandelic acid (VMA) homovillic acid (HVA),
dopamine, norepinephrine.
f) Analisa kromosom untuk mengetahui adanya gen N myc.
g) Meningkatnya ferritin, neuron spesific enolase (NSE), ganglioside (GDZ).
2.6 Penatalaksanaan
Menurut Cecily (2002), International Staging System untuk neuroblastoma menetapkan definisi
standar untuk diagnosis, pertahapan, dan pengobatan serta mengelompokkkan pasien
berdasarkan temuan-temuan radiografik dan bedah, ditambah keadaan sumsum tulang.
Tumor yang terlokalisasi dibagi menjadi tahap I, II, III, tergantung cirri tumor primer dan status
limfonodus regional. Penyakit yang telah mengalami penyebaran dibagi menjadi tahap IV dan IV (S
untuk spesial ), tergantung dari adanya keterlibatan tulang kortikal yang jauh, luasnya penyakit
sumsum tulang dan gambaran tumor primer.
Anak dengan prognosis baik umumnya tidak memerlukan pengobatan, pengobatan minimal, atau
banyak reseksi. Reseksi dengan tumor tahap I. Untuk tahap II pembedahan saja mungkin sudah
cukup, tetapi kemoterapi juga banyak digunakan dan terkadang ditambah dengan radioterpi lokal.
Neuroblastoma tahap IVS mempunyai angka regresi spontan yang tinggi, dan penatalaksanaannya
mungkin hanya terbatas pada kemoterapi dosis rendah dan observasi ketat.
Neuroblastoma tahap II dan IV memerlukan terapi intensif, termasuk kemoterapi, terapi radiasi,
pembedahan, transplantasi sumsum tulang autokolog atau alogenik, penyelamatan sumsum
tulang, metaiodobenzilquainid (MIBG), dan imunoterapi dengan antibody monklonal yang spesifik
terhadap neuroblastoma.
Pengobatan terdiri atas penggunaan kemoterapi multiagens secara simultan atau bergantian.
1. Siklofosfamid – menghambat replikasi DNA.
2. Doksorubisin – mengganggu sintesis asam nukleat dan memblokir transkripsi DNA.
3. VP-16 – menghentikan metaphase dan menghambat sintesis protein dan asam nukleat.
Jenis terapi :
a) Neuroblastoma berisiko rendah
Perawatan untuk pasien neuroblastoma beresiko rendah meliputi:
a) Operasi yang diikuti oleh watchful waiting (penungguan yang diawasi dengan ketat).
b) Watchful waiting sendirian untuk bayi-bayi tertentu.
c) Operasi diikuti oleh kemoterapi, jika kurang dari separuh dari tumor yang dikeluarkan atau
jika gejala-gejala serius tidak dapat dibebaskan dengan operasi.
d) Terapi radiasi untuk merawat tumor-tumor yang menyebabkan persoalan-persoalan serius
dan tidak merespon secara cepat pada kemoterapi.
e) Kemoterapi dosis rendah.
b) Neuroblastoma beresiko sedang
Perawatan untuk pasien neuroblastoma berisiko sedang mungkin meliputi :
a) Kemoterapi.
b) Kemoterapi yang diikuti oleh operasi dan/atau terapi radiasi.
c) Terapi radiasi untuk merawat tumor-tumor yang menyebabkan persoalan-persoalan yang
serius dan tidak merespon secara cepat pada kemoterapi.
c) Neuroblastoma beresiko tinggi
a) Kemoterapi dosis tinggi yang diikuti oleh operasi untuk mengeluarkan sebanyak mungkin
tumor.
b) Terapi radiasi pada tempat tumor dan, jika diperlukan, pada bagian-bagian lain tubuh dengan
kanker.
c) Transplantasi sel induk (Stem cell transplant).
d) Kemoterapi yang diikuti oleh 13-cis retinoic acid.
e) Percobaan klinik dari monoclonal antibody therapy setelah kemoterapi.
f) Percobaan klinik dari terapi radiasi dengan yodium ber-radioaktif sebelum stem cell
transplant.
g) Percobaan klinik dari stem cell transplant yang diikuti oleh 13-cis retinoic acid.
2.7 Komplikasi
Komplikasi dari neuroblastoma yaitu adanya metastase tumor yang relatif dini ke berbagai organ
secara limfogen melalui kelenjar limfe maupun secara hematogen ke sum-sum tulang, tulang, hati,
otak, paru, dan lain-lain. Metastasis tulang umumnya ke tulang cranial atau tulang panjang
ekstremitas. Hal ini sering menimbulkan nyeri ekstremitas, artralgia, pincang pada anak.
Metastase ke sum-sum tulang menyebabkan anemia, hemoragi, dan trombositopenia (Willie, 2008)
2.8 Prognosis
Kelangsungan hidup 5 tahun 60%. Kadang-kadang dilaporkan pemulihan spontan(Thomas, 1994).
Identifikasi factor prognosis spesifik adalah penting untuk perencanaan terapi. Prediktor paling
menonjol bagi keberhasilan adalah umur dan stadium penyakit. Anak yang berusia kurang dari
satu tahun agak lebih baik daripada anak berumur lebih tua dengan stadium penyakit yang sama.
Angka ketahanan hidup bayi dengan penyakit berstadium rendah melebihi 90% dan bayi dengan
penyakit metastasis mempunyai angka ketahanan hidup jangka panjang 50% atau lebih. Anak
dengan penyakit stadium stadium rendah umumnya mempunyai prognosis yang sangat baik, tidak
tergantung umur. Makin tua umur penderita dan makin menyebar penyakit, makin buruk
prognosisnya. Meskipun dengan terapi konvensional atau CST yang agresif, angka ketahanan
hidup bebas penyakit untuk anak lebih tua dengan penyakit lanjut jarang melebihi 20% (Nelson,
2000)
Factor yang terpenting dalam prognosis neuroblastoma adalah ada tidaknya ampilifikasi
oncogen N-myc.
1. ampilifikasi oncogen N-myc di atas 10 kopi menunjukkan prognosis buruk dan terapi perlu
diperkuat.
2. Pasien stadium III tanpa ampilifikasi oncogen N-myc digunakan terapi kombinasi agresif
dan survival dapat mencapai 50%
3. Pasien stadium I/II dan IVS tanpa ampilifikasi oncogen N-myc dapat memiliki survival
mencapai 90% lebih (Willie, 2008)
2.9 WOC
Download : WOC NEUROBLASTOMA
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Study Kasus
Anak I umur 2 tahun di bawa ke RS pada tanggal 9 April 2010 oleh Ny. F karena badannya demam.
Dua bulan yang lalu, timbul benjolan pada leher seperti uci-uci kemudian membesar dan menyebar
ke bagian belakang kepala. An. I tampak pucat dan berat badannya turun dari 13 kg menjadi 11
kg.
1. Anamnesa
a. Biodata
Data bayi
Nama : An. NK
Umur : 2 th
Jenis kelamin : perempuan
Tanggal Lahir : 27 Februari 2008
Tanggal MRS : 9 April 2010
Dx medis : Neuroblastoma
Alamat : Graha Indah Blok Q1 RT 48 No 9 Balikpapan
Utara
b. Keluhan Utama
An. I demam
c. Riwayat penyakit sekarang
Terdapat benjolan di kepala bagian belakang An.I, dua bulan yang lalu terdapat uci-uci di lehernya.
An. I pucat dan berat badannya turun 2 Kg.
d. Riwayat penyakit masa lalu
-
e. Riwayat penyakit keluarga
Nenek menderita ca cerviks stadium akhir, Ibu sel BRCA (+)
f. Riwayat alergi
Tidak ada
1. Pemeriksaan Fisik
B1 : RR 40x/menit (normal), tak ada penggunaan otot bantu napas,
B2 : Hipertermi suhu badannya 390C, conjungtiva anemis, CRT > 3
Detik, pucat, BP: 80/60 (bradicardy), nadi 200x/menit
B3 : tuli sensorineural dengan tes Rhyne (+) tes Weber lateralisasi pada sisi yang sehat
B4 : normal, terpasang kateter, produksi urine normal 0,5 cc kgBB/jam, warna urin normal
B5 : BB menurun, pemeriksaan serum albumin 2,0 dL , pemeriksaan Hb 8,5 g/dl (anemi), anak
tampak lemas dan porsi makan menurun, tidak mengalami gangguan buang air besar
B6 : nyeri di punggung, sulit tidur akibat massa di kepala
Tanda-tanda Vital
T: 39 C P: 200x/menit R: 40x/menit BP:80/60
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan diagnostic
1.
PA : Neuroblastoma dengan metastase ke sum-sum tulang belakang
CT Scan : Menunjukkan tumor telah metastase ke sum-sum tulang belakang
b. Pemeriksaan laboratorium
Hb : 8,5 g/dl PH : 7,34
Leukosit : 3100 x 10 u/l PCO2 : 39
Trombosit : 100.000 PO2 : 75%
Eritrosit : 2,8 juta/uL (mm3) HCO3 : 27
Albumin : 2,0 /dL
3. Terapi
Paracetamol 100 mg
Injeksi novalgin 100 mg
Injeksi ampicilin subaktan 4 x 225 mg
Transfuse PRC (Pocket Red Cell) 2 x 100 cc
3.2 Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1 Ds: Ibu mengatakan An. I
demam
Do:
Suhu An. I 390C
Leukosit: 3100x 10 u/L
Nadi: 200x/menit
CT scan: metastase ke
sum-sum tulang
massa di occipital lobe
↓
Metastase ke sum-sum
tulang
↓
Gangguan proses hemopoitik
↓
Leukosit ↓
↓
Infeksi
↓
hiperthermi
Hipertermi
2 Ds: An. I tampak pucat
Do:
Hb: 8,5 g/dl
Eritrosit: 2,8 juta/mm3
PO2: 75%
Tumor di oksipital
↓
Metastase ke sum-sum
tulang belakang
↓
Gangguan pembentukan sel-
sel darah
↓
Anemia
Pk anemia
3 Ds: An. I tampak kurus
Do:
Berat badan turun dari 13
kg menjadi 11 kg
Albumin: 2,0 d/L
Hb: 8,5 g/dl
Eritrosit : 2,8 Juta/mm3
PO2: 75%
Tumor di oksipital
↓
Metastase ke sum-sum
tulang
↓
Proses hemopoitik terganggu
↓
Anemi
↓
Kelemahan dan malaise
↓
Anorexia
↓
Nutrisi kurang dari
kebutuhan
Nutrisi kurang dari
kebutuhan
4 Ds: Ibu mengatakan An I Tumor di oksipital Gangguan persepsi
sering tidak mendengar
jelas apa yang
disampaikannya
Do: An. I terbiasa
berbicara dengan suara
keras
↓
Menekan pusat pendengaran
↓
Gangguan persepsi
sensori (auditori)
sensori (auditori)
3.3 Diagnosa
1. Hipertermi berhubungan dengan leukositopenia karena metastase ke sum-sum tulang
2. Pk Anemia berhubungan dengan metastase ke sum-sum tulang
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia
4. Gangguan persepsi sensori (auditori) berhubungan dengan penekanan pusat pendengaran
3.4 Intervensi
No
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi Rasional
1. Hipertermi Berhubungan dengan leukositopenia karena metastase ke sum-sum tulang
Tujuan: pasien akan menunjukkan termoregulasiKH: Suhu tubuh kembali normal
1. Suhu : 370 C2. Nadi : 140
denyut per menit
3. Tekanan darah : 90/60 mmHg
d. RR : 40 kali per menit
1. Mandiri:
Kompres dengan air biasa
1. Kolaborasi: pemberian paracetamol 100mg dan injeksi ampicilin subaktan 4x225 mg
1. HE:
Anjurkan pasien untuk minum sedikit-sedikit tapi sering
1. Paracetamol untuk menurunkan panas dan inj ampisilin membantu mencegah terjadinya infeksi sebagai akibat dari menurunya jmlah leukosit dalam darah
1. Peningkatan suhu tubuh 1 C setara dengan kebutuhan penambahan cairan sebanyak 12% cairan basal tubuh, diperlukan air yang cukup unuk mengembalikan kehilangan 12% cairan tersebut
1. Untuk mengontrol kemajuan pasien dan menjadi
1. Pantau tekanan darah, nadi, pernafasan dalam batas normal
1. Ajarkan pasien/keluarga dalam mengukur suhu
1. Untuk menurunkan panas, air biasa mampu menetralkan suhu tubuh yang meningkat terutama laksanakan pengompresan pad area-area dengan arteri besar spt arteri di axilla
evaluasi untuk tindakan pengobatan dan keperawatan lanjut
2. Untuk mencegah dan mengenali secara dini hipertermia
2. Pk Anemia berhubungan dengan metastase ke sum-sum tulang
Tujuan: anemia berkujrang darfi keadaan sebelumnyaKH:
1. Hb 11-16 g/dL2. Eritrosit
4juta/mm3
1. Kolaborasi: pemberian PRC 2x100cc
1. Mandiri:
Identifikasi faktor lingkungan yang memungkinkan resiko jatuh
1. HE:
Berikan informasi yang berhubungan dengan
1. Agar bisa mencegah jatuh secara mandiri oleh anggota keluarga
1. Dengan pemantauan sel darah merah berkala, dapat membantu
strategi untuk mencegah cedera
1. Pantau jumlah sel darah merah tetap dalam batas normal secara berkala
1. Untuk menambah sel darah merah sehingga tidak terjadi kematian sel maupun jaringan
2. Untuk meminimalkan terjadinya jatuh dan dapat melukai pasien
mencegah terjadinya nekrosis jaringan perifer
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia
Tujuan: Pasien menunjukkan nutrisi yang adekuatKH:
1. A: BB meningkat
B: Albumin: 3,5-5,5/dLHb: 11-16 g/dLC: malaise berkurangD: porsi makan habis
1. mempertahankan massa tubuh dan BB dalam batas normal
2. nilai lab normal
Mandiri
1. Berikan makanan yang disukai kecuali ada kontra indikasi
2. Berikan makanan yang bervariasi
3. Ukur BB pasien 2 hari 1x
1. Pantau nilai lab: Albumin dalam rentang normal
Kolaborasi
1. Menentukan
1. pemberian makanan yang disukai diharapkan akan meningkatkan nafsu makan pasien2. Menghindari kebosanan 3. Untuk mengetahui perubahan BB dan menjadi data evaluasi dalam pengobatan maupun perawatan lebih lanjut4. Mengetahui kadar albumin dalam darah sebagai evaluasi apakah program intervensi yang dilaksanakan sudah tepat5. Mengetahui kebutuhan nutrisi pasien dengan tepat dan benar 6. Dengan memberikan anjuran yang baik diharap pasien mampu
makanan bersama ahli gizi
HE
1. Anjurkan klien untuk berpartisipasi dalammenghabiskan porsi makan
bekerjasama dalam proses penyembuhannya
4. Gangguan persepsi sensori (auditori) berubungan dengan penekanan pusat pendengaran
Tujuan:
1. Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ketajaman pendengaran pasien meningkat
KH:Pasien akan berinteraksi secara sesuai dengan orang lain dan lingkungan
Mandiri:
1. berikan lingkungan yang tenang dan tidak kacau
1. bersihkan bagian telinga yang kotor
1. observasi ketajaman pendengaran, catat apakah kedua telinga terlibat
1. kolaborasi:
pemasangan alat bantu pendengaran HE:
1. Ajarkan pasien bahasa isyarat sebagai bahasa pengganti
1. membantu untuk menghindari masukan sensori yang berlebihan dengan mengutamakan kualitas tenang
2. telinga yang bersih dapat membantu dalam proses pendengaran yang lebih baik
3. mengetahui tingkat ketajaman pendengaran pasien dan untuk evaluasi dan menentukan intervensi selanjutnya
4. diharapkan dengan pemasangan alat bantu dengar pasien dapat mendengar dengan lebih baik
1. Bahasa isyarat dapat menjadi pilihan pengajaran bahasa bagi klien anak yang sudah tidak mampu mendengar, juga membantu anak mendpatkan
1. anjurkan pasien dan keluarganya untuk mematuhi program terapi yang diberikan
kualitas hidup yang lebih baik
2. mematuhi program terapi akan mempercepat proses penyembuhan
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Neuroblastoma merupakan tumor lunak, padat yang berasal dari sel-sel crest neuralis yang
merupakan prekusor dari medula adrenal dan sistem saraf simpatis. Neuroblastoma dapat timbul
di tempat terdapatnya jaringan saraf simpatis.cvfev Tempat tumor primer yang umum adalah
abdomen, kelenjar adrenal atau ganglia paraspinal toraks, leher dan pelvis. Neuroblastoma
umumnya bersimpati dan seringkali bergeseran dengan jaringan atau organ yang berdekatan
(Cecily & Linda, 2002). Kebanyakan etiologi dari neuroblastoma adalah tidak diketahui. Adapun
manifestasi klinis dari neuroblastoma yaitu tergantung lokasinya, di retroperitoneal, mediastinal
leher, pelvis, dan lain-lain. Sedangkan penatalaksanaannya tergantung stadium dari
neuroblastoma itu sendiri
DAFTAR PUSTAKA
Cecily, dkk. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi 3. Jakarta: EGC.
De Jong,Wim. 2005. Kanker, Apakah itu? Pengobatan, Harapan Hidup, dan Dukungan Keluarga.
Jakarta: ARCAN.
Japaries, Willie. 2008. Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi 2. Jakarta: FKUI.
Maris, Jhon. 2010. Recent Advances in Neuroblastoma. Disitasi dari http://www.nejm.org/ pada 5
November 2010.
Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Jilid 3. Jakarta: EGC.
Suriadi & Yulianni,Rita. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: CV. SAGUNG SETO.
Thomas,R. 1994. Atlas bantu Pedriatri. Jakarta: Hipokrates.
Wilkinson,Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN NEUROBLASTOMAA.DEFINISINeuroblastoma berasal dari embrionyc neural crest dan kelenjar adrenal merupakan tempat yang sering terkena, tumor ini mempunyai keganasan yang tinggi pada bayi dan anak. Biasanya di temukan pada anak usia 2-4 tahun (prof. DR Iskandar W, 1985).Neuroblastoma adalah tumor ganas yang terjadi pada system persarafan yang berasal dari sel-sel saraf yang terdapat paa medula adrenal dan system saraf simpatik (Sumadi. 2001).Neuroblastoma adalah tumor ganas yang terjadi pada sistem persarafan yang berasal dari sel – sel saraf yang terdapat pada sistem saraf simpatis dan medula adrenal.
B.ETIOLOGI Penyebabnya tidak diketahui. Mungkin berhubungan dengan faktor keturunan karena pada sel-sel tumor ditemukan kelainan genetik tertentu.
C.PATOFISIOLOGISel-sel kanker yang berasal dari medula adrenal dan system saraf simpatik berploriferasi,menekan jaringan sekitarnya, kemudian menginfasi sel-sel normal disekitarnya.Tahap-tahap pada neuroblastoma:
•Tahap I : tumor terlokalisasi pada daerah asal tumor, nodus limfe belum terkna•Tahap II : tumor unilateral, nodus limfe belumterkena•Tahap III : tumor menginfiltrasi kearaah tengah, tumor unilateral dengan terkenanya nodus limfe, tumor mengenai seluruh nodus limfe.•Tahap IV : tumor menginvasi nodus limfelebih jauh, mengenai tulang sumsum tulang, hati dan organ lain.•Tahap IV-S : tumor dengan cirri tahap I atau II tetapi dngan metastase pada hati, sumsum tulang atau kulit.simpatis
Neuroblastoma berasal dari sel Krista neuralis system saraf dan karena itu dapat timbul dimanapun dari fossa kranialis sampai koksik. Secara histologis, Neuroblastoma terdiri atas sel bulat kecil dengan granula yang banyak
D.MANIFESTASI KLINISNeuroblastoma bisa tumbuh di berbagai bagian tubuh. Kanker ini berasal dari jaringan yang membentuk sistem saraf simpatis (bagian dari sistem saraf yang mengatur fungsi tubuh involunter/diluar kehendak, dengan cara meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, mengkerutkan pembuluh darah dan merangsang hormon tertentu).Gejalanya tergantung kepada asal tumor dan luas penyebarannya.Gejala awal biasanya berupa perut yang membesar, perut terasa penuh dan nyeri perut. Gejalanya juga bisa berhubungan dengan penyebaran tumor:1.Kanker yang telah menyebar ke tulang akan menyebabkan nyeri tulang.2.Kanker yang telah menyebar ke sumsum tulang menyebabkan: -Berkurangnya jumlah sel darah merah sehingga terjadi anemia-Berkurangnya jumlah trombosit sehingga anak mudah mengalami memar berkurangnya jumlah sel darah putih sehingga anak rentan terhadap infeksi3.Kanker yang telah menyebar ke kulit bisa menyebabkan terbentuknya benjolan- benjolan di kulit4.Kanker yang telah menyebar ke paru-paru bisa menyebabkan gangguan pernafasan.5.Kanker yang telah menyebar ke korda spinalis bisa menyebabkan kelemahan pada lengan dan tungkai.Sekitar 90% neuroblastoma menghasilkan hormon (misalnya epinefrin, yang dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan terjadinya kecemasan).Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:-Kulitnya pucat-Di sekeliling mata tampak lingkaran hitam-Kelelahan menahun, kelelahan yang berlebihan berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan-Diare-Rasa tidak enak badan (malaise) berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan-Keringat berlebihan-Gerakan mata yang tak terkendali-Rewel.Neuroblasma mempunyai memtestasi bermacam-macam tergantung pada lokasi T-primer dan metastasenya:-Perut: akibat adanya massa, tidak nyeri, massanya ireguler dan padat, melewati garis tengah pada tubuh.-Hati: pembesaran hati, sering terjadi pendarahan, pasien tampak pucat akibat anemi.-Tulang Kranium: nyeri dan osteoporosis, sumsum tulang dapat menghentikan produksi sel-sel darah dan menimbulkan pansitopenea, petechi, ekimosis, terkadang terjadi diare kronik yang merupakan mamtestasiawal dari neuroblasmatoma hipertensi ditemukan pada 25% kasus.
E. KOMPLIKASI 1.Metastase2.Prognosis buruk
F.PEMERIKSAAN FISIK1.CT scan untuk mengetahui keadaan tulang pada tengkorak, leher, dada, dan abdomen.2.Punksi sumsum tulang untuk mengetahui lokasi tumor atau metastase tumor.3. Analisa urine untuk mengetahui adanya vanillylmandelic aci (VMA). Homovillic acid (HVA),dapomine, norepinephrin.4. Analisa kromosom untuk mengetahui adanya gen N-myc
5. Meninngkatkan ferritin, neuron-specific enolase (NSE), gangnoside (GD2)
G.PENATALAKSANAAN MEDIS1.Pemeriksaan Penunjang.- Lab ~ LED- Analisa urin untuk mengetahui adanya vanillymandelic acid (UMA) homovillic acid (HUA),dopamine, norepinephrine.-Analileurumosum untuk mengatahui adanya gen N-nya.-t-scan untukmengetahui keadaan tulang pada tengkorak,leher dada dan abdomen.-Fungsi sumsum tulang untuk mengatahui lokasi tumor atau metastase tumor.-Meningkatnya fetritin, Neuron-Spesific Enolose(NSE), Ganglioside (GD2)-Radiologis*Foto thoraks.*Foto polos abdomen.*Pielografi intravena.*Reno ateriogram.
G.PENANGANANAdapun penanganannya antara lain adalah:1.PengobatanPengobatannya bervariasi, tergantung kepada lokasi, penyebaran dan usia penderita. Jika kanker belum menyebar, biasanya diangkat melalui pembedahan.Jika kanker berukuran besar atau telah menyebar, diberikan kemoterapi (obat anti-kanker vincristine, siklofosfamid, doksorubisin dan cisplastin) atau terapi penyinaran. Pemberian vitamin B12 dosis tinggi ada baiknya, walaupun belum diketahui pasti kegunaannya.
2.Terapi Pengobatan.-Pembedahan pada saat perkembangan tumor pada tahap I dan II.-Radioterapi pada saat tumor berada pada tahap III.-Kemoterapi dapat dilakukan baik pada tumor pada tahap awal maupun tahap lanjut.Obat-obatan pilihan diantaranya adalah vincristin, doxotuban, cyclophosphamide, adriamycia, crsplatia
H.FOKUS PENGKAJIAN-Pemeriksaan fisik-Riwayat penyakit-Kaji adanya rasa nyeri, demam, kelemahan, berat badan menurun, anemia.-Kaji adanya masa diabdomen, inkontinensia atau retensi urin, ekimosis pada supsaorbital, exoptalmus, paralysis akibat kompresi pada saraf spinal.
I.DIAGNOSA KEPERAWATAN1.Risiko injury berhubungan dengan mengganasnya tumor, proliferasi sel, dan dampak pengobatan.2.Risiko infeksi berhubungan dengan menurunnya system pertahanan tubuh3.Risiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah4.Nyeri berhubungan dengan dilakukannya pemeriksaan diagnostic, efek fisiologi neoplasma.
J.INTERVENSI1.Risiko injury berhubungan dengan mengganasnya tumor, proliferasi sel, dan dampak
pengobatan.Tujuan: Mempertahankan kemoterapiKriteria hasil: Anak akan sembuh dari penyakit baik secara sebagian maupun secara keseluruhan dan anak tidak akan mengalami komplikasi dari kemoterapiPerencanaana.Memberikan kemoterapi sesuai dengan anjuranb.Siapkan anak dan keluarga apabila akan dilakukan pembedahanc.Observasi tanda-tanda cystitisd.Membantu anak dalam program radioterapi2.Risiko infeksi berhubungan dengan menurunnya system pertahanan tubuhTujuan: Meningkatkan system pertahanan tubuh.Kriteria hasil: Anak tidak akan memperlihatkan gejala-gejala infeksi
Perencanaana.Memberikan vaksinasi dari virus yang tidak diaktifkan (misalnya varicella, polio salk, influenza)b.Kolaborasi untuk pemberian obatc.Menggunakan teknik aseptic untuk seluruh prosedur invasive
3.Risiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan mual dan muntahTujuan: Mengurangi mual dan muntah.Kriteria hasil: Anak tidak akan mengalami mual atau muntah.Perencanaana.Kolaborasi untuk pemberian cairan infuse untuk mempertahankan hidrasi.b.Menghindari memberikan makanan yang memiliki aroma yang merangsang mual atau muntah.c.Menganjurkan makan dengan porsi kecil tapi sering.
4.Nyeri berhubungan dengan dilakukannya pemeriksaan diagnostic, efek fisiologi neoplasma.Tujuan: Mengurangi rasa nyeriKriteria hasil: Anak tidak akan mengalami rasa nyeri atau nyeri dapat berkurang.Perencanaana.Memberikan teknik untuk mengurangi rasa nyeri nonfarmakologi.b.Kaji adanya kebutuhan klien untuk mengurangi rasa nyeric.Evalasi efektivitas terapi pengurangan rasa nyeri secara teratur untuk mencegah timbulnya nyeri yang berulang.
LAPORAN
PENDAHULUAN
PADA ANAK DENGAN “ NEUROBLASTOMA “
1. Pengertian
Neuroblastoma berasal dari embrionyc neural crest dan kelenjar adrenal merupakan tempat yang
sering terkena, tumor ini mempunyai keganasan yang tinggi pada bayi dan anak. Biasanya di
temukan pada anak usia 2-4 tahun (prof. DR Iskandar W, 1985).
Neuroblastoma adalah tumor ganas yang terjadi pada system persarafan yang berasal dari sel-
sel saraf yang terdapat paa medula adrenal dan system saraf simpatik (Sumadi. 2001).
2. Anatomi dan Fisiologi
Sistem Saraf Dan Peranannya Dalam Kontraksi Otot Rangka. Sistem saraf manusia adalah
sistem saraf yang komplek, khusus, berhubungan. Terjalin komunikasai berbagai sistemharmonis.
Jaringan Saraf : Neuroglia, sel schwan, neuron
Kesemuanya berkaitan eratsatu unit. Neuroglia penyokong,sumber nutrisi,pelindung pada otak
dan dedula spinalis (40%). Neuroglia : Oligodendroglia, Ependima, Mikroglia, astroglia. Sel Schwan :
membentuk myelin pd saraf tepi
Neuron : suatu sel saraf unit anatomis dan fungsional sistem saraf
Neuron
a. Badan sel dan tonjolan panjang & bercabang (neurit).
b. Akson :
– Tonjolan tabung.
– Panjang 0,1 mm – 3 m.
– Impuls menjauhi badan sel.
Dendrit :
– Pendek
– Cabang banyak seperti pohon.
– Impuls ke badan sel.
Kontraksi Otot
• Potensial aksi arus listrikserabut otot terlepasnya ion Caproses kimiawikontraksi otot
• Serabut otot rangka dirangsang srbt saraf besar(bermeilin)neuromuscular junction
• Neuromuscular junctionpot aksidepolarisasiasetilkolinion Ca lepasactin-myosinkontraksi
ototmenyebar
• Otot yg denervasiatropilemak dan fibrosa
3. Etiologi :
Penyebabnya tidak diketahui. Mungkin berhubungan dengan faktor keturunan karena pada sel-
sel tumor ditemukan kelainan genetik tertentu dan sering kali ditemukan abnormalitas pada
kromosom No.1. Prognosis tergantung kepada usia anak, ukuran tumor dan luasnya penyebaran
tumor. Pada anak yang berumur kurang dari 1 tahun dan tumornya kecil serta belum menyebar,
prognosisnya sangat baik.
Beberapa penderita mengalami regresi spontan, dimana jaringan tumor mengalami pematangan
dan berkembang menjadi ganglioneuroma jinak, yang dapat diangkat melalui pembedahan.
Neuroblastoma paling sering mulai selama masa kanak-kanak awal, biasanya pada anak-anak yang
lebih muda dari umur 5 tahun. Ia adakalanya terbentuk sebelum kelahiran namun bisanya ditemukan
di kemudian hari, ketika tumor mulai tumbuh dan menyebabkan gejala-gejala. Pada kasus-kasus
yang jarang, neuroblastoma mungkin ditemukan sebelum kelahiran dengan ultrasound fetus. Pada
waktu neuroblastoma terdiagnosa, kanker biasanya telah menyebar (metastasized), paling sering
pada nodul-nodul limfa, tulang-tulang, sumsum tulang, hati, dan kulit.
4. Patofisiologi
Neuroblastoma seringkali mulai pada jaringan syaraf dari kelenjar-kelenjar adrenal. Ada dua
kelenjar adrenal, satu diujung atas dari setiap ginjal dibelakang dari perut bagian atas. Kelenjar-
kelenjar adrenal menghasilkan hormon-hormon penting yang membantu mengontrol denyut jantung,
tekanan darah, gula darah, dan cara tubuh bereaksi pada stres. Neuroblastoma mungkin juga mulai
di dada, pada jaringan syaraf dekat tulang belakang di leher, atau di sumsum tulang belakang (spinal
cord). Prognosis tergantung kepada usia anak, ukuran tumor dan luasnya penyebaran tumor.
Neuroblastoma hematogen, terutama ke hati sum-sum tulang, skelet, dan durameter intra
cranial dapat menimbulkan tanda-tanda TIK.
Secara histologis neuroblasma terdiri dari sel bulat kecil dengan granula yang banyak dengan area
klasifikasi dengan nekrosis dengan pendarahan yang luas. Neuroblasma merupakan tumor dengan
vascularisasi banyak berwarna ungu biasanya sulit dan dapat kistic. Tumor mudah pecah karena
kapsulnya rapuh sehingga dapat menimbulkan pendarahan selama operasi.
stadium-stadium berikut digunakan untuk neuroblastoma:
a. Stadium 1
Pada stadium 1, tumor hanya ada disatu area dan semua tumor-tumor yang dapat dilihat dikeluarkan
sepenuhnya selama operasi.
b. Stadium 2
Stadium 2 dibagi kedalam stadium 2A dan 2B.
Stadium 2A: Tumor hanya di satu area dan semua tumor yang dapat dilihat tidak dapat sepenuhnya
dikeluarkan selama operasi.
Stadium 2B: Tumor hanya di satu area dan semua tumor yang dapat dilihat mungkin sepenuhnya
dikeluarkan selama operasi. Sel-sel kanker ditemukan pada nodul-nodul limfa dekat tumor.
c. Stadium 3
Pada stadium 3, salah satu dari yang berikut adalah benar:
1) Tumor tidak dapat sepenuhnya dikeluarkan selama operasi dan telah menyebar dari satu sisi tubuh
ke sisi lain dari tubuh dan mungkin juga telah menyebar ke nodul-nodul limfa yang berdekatan; atau
2) Tumor hanya di satu area, pada satu sisi tubuh, namun telah menyebar ke nodul-nodul limfa pada sisi
lain dari tubuh; atau
3) Tumor ditengah tubuh dan telah menyebar ke jaringan-jaringan atau nodul-nodul limfa pada kedua
sisi tubuh, dan tumor tidak dapat dikeluarkan dengan operasi.
d. Stadium 4
Stadium 4 dibagi kedalam stadium 4 dan stadium 4S.
1) Pada stadium 4, tumor telah menyebar ke nodul-nodul limfa yang berjauhan, kulit, atau bagian-bagian
lain tubuh.
2) Pada stadium 4S, yang berikut adalah benar:
Anak lebih muda dari umur 1 tahun; dan
Kanker telah menyebar ke kulit, hati, dan/atau sumsum tulang; dan
Tumor hanya di satu area dan semua tumor yang dapat dilihat mungkin sepenuhnya dikeluarkan
selama operasi; dan/atau
Sel-sel kanker mungkin ditemukan pada nodul-nodul limfa dekat tumor.
5. Gejala Klinis
Gejalanya tergantung kepada asal tumor dan luas penyebarannya.
Gejala awal biasanya berupa perut yang membesar, perut terasa penuh dan nyeri perut.
Gejalanya juga bisa berhubungan dengan penyebaran tumor:
1) Kanker yang telah menyebar ke tulang akan menyebabkan nyeri tulang
2) Kanker yang telah menyebar ke sumsum tulang menyebabkan:
Berkurangnya jumlah sel darah merah sehingga terjadi anemia
Berkurangnya jumlah trombosit sehingga anak mudah mengalami memar
Berkurangnya jumlah sel darah putih sehingga anak rentan terhadap infeksi
3) Kanker yang telah menyebar ke kulit bisa menyebabkan terbentuknya benjolan-benjolan di kulit
4) Kanker yang telah menyebar ke paru-paru bisa menyebabkan gangguan pernafasan
5) Kanker yang telah menyebar ke korda spinalis bisa menyebabkan kelemahan pada lengan dan
tungkai.
Sekitar 90% neuroblastoma menghasilkan hormon (misalnya epinefrin, yang dapat menyebabkan
meningkatnya denyut jantung dan terjadinya kecemasan).
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan;
Kulitnya pucat
Di sekeliling mata tampak lingkaran hitam
Kelelahan menahun, kelelahan yang berlebihan berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-
bulan
Diare
Rasa tidak enak badan (malaise) berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan
Keringat berlebihan
Gerakan mata yang tak terkendali
Rewel
Demam.
Sesak napas.
Mudah memar atau berdarah.
Petechiae (noda-noda rata yang menunjukan dibawah kulit yang disebabkan oleh perdarahan).
Tekanan darah tinggi.
Gerakan-gerakan otot yang tersentak-sentak.
Pembengkakan dari tungkai-tungkai, pergelangan-pergelangan kaki, kaki-kaki, atau scrotum.
6. Pemeriksaan Penunjang :
1) Tes urin duapuluh empat jam:
Tes dimana urin dikumpulkan untuk 24 jam untuk mengukur jumlah-jumlah dari senyawa-senyawa
tertentu. Jumlah yang tidak biasa (lebih tinggi atau lebih rendah dari normal) dari senyawa dapat
menjadi tanda dari penyakit pada organ atau jaringan yang membentuknya. Jumlah yang lebih tinggi
dari normal dari senyawa-senyawahomovanillic acid (HMA) dan vanillyl mandelic acid
(VMA) mungkin adalah tanda dari neuroblastoma.
2) Studi-studi kimia darah:
Prosedur dimana sample darah diperiksa untuk mengukur jumlah-jumlah dari senyawa-senyawa
tertentu yang dilepaskan kedalam darah oleh organ-organ dan jaringan-jaringan dalam tubuh. Jumlah
yang tidak biasa (lebih tinggi atau lebih rendah dari normal) dari senyawa dapat menjadi tanda dari
penyakit pada organ atau jaringan yang membentuknya. Jumlah yang lebih tinggi dari normal dari
hormon-hormon dopaminedan norepinephrine mungkin adalah tanda dari neuroblastoma.
3) Cytogenetic analysis:
Tes dimana sel-sel dalam sample darah atau sumsum tulang dilihat dibawah mikroskop untuk
mencari perubahan-perubahan tertentu pada kromosom-kromosom.
4) Aspirasi dan biopsi sumsum tulang:
Pengangkatan dari potongan yang kecil dari tulang, sumsum tulang, dan darah dengan memasukan
jarum kedalam hipbone (tulang pinggul) atau breastbone (tulang dada). Pathologist (ahli patologi)
melihat keduanya sample-sample tulang dan sumsum tulang dibawah mikroskop untuk mencari
tanda-tanda dari kanker. Biopsi: Pengangkatan dari sel-sel atau jaringan-jaringan sehingga mereka
dapat dilihat dibawah mikroskop oleh pathologist untuk diperiksa tanda-tanda dari kanker.
5) X-ray:
X-ray adalah tipe dari sorotan energi yang dapat menembus tubuh dan keatas film, membuat
gambaran dari area-area didalam tubuh.
6) CT scan (CAT scan):
Prosedur yang membuat rentetan dari gambar-gambar detil dari area-area didalam tubuh, diambil dari
sudut-sudut yang berbeda. Gambar-gambar dibuat oleh komputer yang dihubungkan pada mesin x-
ray. Dye (zat pewarna) mungkin disuntikan kedalam vena atau ditelan untuk membantu organ-organ
atau jaringan-jaringan nampak lebih jelas.Prosedur ini juga disebut computed tomography,
computerized tomography, atau computerized axial tomography.
7) Pemeriksaan neurologik:
Rentetan dari pertanyaan-pertanyaan dan tes-tes untuk memeriksa otak, sumsum tulang belakang
(spinal cord), dan fungsi syaraf. Pengujian memeriksa status mental sesorang, koordinasi, dan
kemampuan untuk berjalan secara normal, dan berapa baik otot-otot, indera-indera, dan refleks-
refleks bekerja. Ini mungkin juga disebut pemeriksaan neuro atau pemeriksaan neurologik.
8) Pemeriksaan Ultrasound:
Prosedur dimana gelombang-gelombang suara bertenaga tinggi (ultrasound) dipantulkan dari
jaringan-jaringan atau organ-organ internal dan membuat gema-gema (echoes). Gema-gema
membentuk gambar dari jaringan-jaringan tubuh yang disebut sonogram.
9) Studi Immunohistochemistry:
Prosedur dimana dye-dye atau enzim-enzim ditambahkan pada sample darah atau sumsum tulang
untuk menguji antigen-antigen tertentu (protein-protein yang menstimulasi respon imun tubuh).
7. Penatalaksanaan
a Operasi
Operasi biasanya digunakan untuk merawat neuroblastoma. Tergantung pada dimana tumornya
dan apakah ia telah menyebar, sebanyak mungkin tumor akan dikeluarkan. Jika tumor tidak dapat
dikeluarkan, sebagai gantinya biopsi mungkin dilakukan.
b Terapi radiasi
Terapi radiasi adalah perawatan kanker yang menggunakan sinar-sinar X yang bertenaga tinggi
atau tipe-tipe radiasi lain untuk membasmi sel-sel kanker atau menahan mereka untuk tumbuh. Ada
dua tipe-tipe dari terapi radiasi. Radiasi eksternal menggunakan mesin diluar tubuh untuk mengirim
radiasi menuju ke kanker. Radiasi internal menggunakan unsur radioaktif yang disegel dalam jarum-
jarum, biji-biji, kawat-kawat, atau kateter-kateter yang ditempatkan secara langsung kedalam atau
dekat kanker. Cara terapi radiasi diberikan tergantung pada tipe dan stadium dari kanker yang
sedang dirawat.
c Kemoterapi
Kemoterapi adalah perawatan kanker yang menggunakan obat-obat untuk menghentikan
pertumbuhan sel-sel kanker, dengan membunuh sel-sel atau menghentikan mereka membelah diri.
Ketika kemoterapi diminum melalui mulut atau disuntikan kedalam vena atau otot, obat-obat
memasuki aliran darah dan dapat mencapai sel-sel kanker diseluruh tubuh (systemic
chemotherapy). Jika kemoterapi ditempatkan secara langsung kedalam spinal column (kolom tulang
belakang), organ, atau rongga tubuh seperti perut (abdomen), obat-obat terutama mempengaruhi sel-
sel kanker pada area-area itu (regional chemotherapy). Cara kemoterapi diberikan tergantung pada
tipe dan stadium dari kanker yang sedang dirawat.
Penggunaan dari dua atau lebih obat-obat anti-kanker disebut kemoterapi kombinasi (combination
chemotherapy).
d Penungguan yang waspada (Watchful waiting)
Watchful waiting adalah pengamatan secara ketat kondisi pasien tanpa memberikan segala
perawatan hingga gejala-gejala nampak atau berubah.
e Monoclonal antibody therapy
Monoclonal antibody therapy adalah perawatan kanker yang menggunakan antibodi-antibodi
yang dibuat di laboratorium, dari tipe tunggal dari sel sistim imun. Antibodi-antibodi ini dapat
mengidentifikasi senyawa-senyawa pada sel-sel kanker atau senyawa-senyawa normal yang
mungkin membantu sel-sel kanker tumbuh. Antibodi-antibodi melekat pada senyawa-senyawa dan
membunuh sel-sel kanker, menghalangi pertumbuhan mereka, atau menahan mereka menyebar.
Monoclonal antibodies diberikan dengan infusi. Mereka mungkin digunakan sendirian atau untuk
mengantar obat-obat, racun-racun, atau meteri radioaktif secara langsung ke sel-sel kanker.
f Kemoterapi dosis tinggi dan terapi radiasi dengan transplantasi sel induk
Kemoterapi dosis tinggi dan terapi radiasi dengan transplantasi sel induk adalah cara
memberikan dosis-dosis kemoterapi yang tinggi dan terapi radiasi dan menggantikan sel-sel yang
membentuk darah yang dihancurkan oleh perawatan kanker. Stem cells (sel-sel darah yang belum
matang) dikeluarkan dari darah atau sumsum tulang pasien atau donor dan dibekukan dan disimpan.
Setelah kemoterapi dan terapi radiasi selesai, stem cells yang disimpan dicairkan dan diberikan
kembali ke pasien melalui infusi. Stem cells yang diinfuskan kembali ini tumbuh kedalam (dan
memugar) sel-sel darah tubuh.
g Terapi obat lain 13-cis retinoic acid
obat seperti vitamin yang memperlambat kemampuan kanker untuk membuat lebih banyak sel-
sel kanker dan merubah bagaimana sel-sel ini nampak dan beraksi.
8. Komplikasi
- Metastase
- Prognosis buruk
B A B II
TINJAUAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum :
Kesadaran baik, bayi tampak lemah, kulit pucat, tangis lemah, tanda-tanda infeksi ada. BB : 2500 gr.
2. Sistem respirasi:
Hidung normal, gerakan dada simetris, hidung terpasang kanul 02 2 1 liter/menit, respirasi 72
X/menit reguler, Whezing -/-, Rochi -/-, sekret pada jalan nafas (-).
3. Sistem Sirkulasi:
Akral hangat, kulit pink pale, kapillari refill normal, Ukuran dan posisi anatomi jantung normal, S1 dan
S2 normal reguler, Frekwensi nadi 136 X/menit reguler, denyut nadi arteri femoralis +, bendungan
vena jugularis (-), suhu 36,8 o C.
4. Neurologis:
Tidak tampak adanya paralise baik pada ektremitas maupun wajah. Ovula simetris, lidah simetris.
Tremor (-), Jeterry (-), kejang (-). Reflek moro (+), reflek menggenggam (+), reflek menghisap (+).
Babinski (-), kaku kuduk (-), keringat dingin (-).
5. Gastrointestinal:
Rongga mulut tidak tampak kelainan anatomi, moniliasis (+), reflek menghisap (-), kemampuan
menelan baik, Peristaltik (+), minum kurang, muntah,mual (+), hepar terjadi
pembesaran ( hepatomegali ),terasa penuh pada abdomen
6. Perkemihan:
Tanda hernia (-), paricocel (-), bak normal warna kuning jernih, frekwensi 12 X/24 jam. Tanda-
tanda ISK (-).
7. Reproduksi:
Bayi laki-laki, ginekomasti (+),penis normal, skrotum agak padat dan kemerahan.
8. Muskulo skeletal
Pada kepala terpasang wing nidle Dex 15 % 10 tetes/menit. Lingkar kepala 33 cm, hidrocephalus
tidak ada, tidak ditemukan bulging pada ubun-ubun. Tulang ektremitas normal, tulang belakang
normal, spina bifida (-), kekuatan ektremitas lemah, intoleransi aktifitas .
9. Endokrine:
Suhu tubuh 36,8 o C, Gula darah acak hasil lab 120 mg/%.
10. Integumen
Kulit pink pale, cyanosis (-), ikterus (-), turgor menurun, erytema (-), petechie, ekimosis (+) kulit pada
ektremitas bawah tampak kering, tidak ada lecet dan kemerahan pada kulit sekitas anus dan skrotum,
tampak nodul kemerahan didaerah sakrum dan femur. Leher bersih dan tidak ditemukan
kelainan. Kulit tangan dan kaki normal. Bentuk dan ukuran serta posisi telinga tidak tampak kelainan.
Kebersihan kulit cukup.
11. Sosial
Kedua orang tua sering menanyakan keadaan anaknya dan meminta agar segera bisa diajak pulang.
Ibu ingin menyusui anaknya. Keluarga sangat mengharapkan bayinya. Keluarga bertanya bagimana
kemungkinan anaknya. Orang tua takut karena anaknya banyak memakai selang.
POHON MASALAH
II. ANALISA DATA
NO DATA PENYEBAB MASALAH
1. Subyektif:
Bayi lahir tanggal 17/6 2010 dengan SC dan mengalami asfeksia sedang.
Klien rewel
Data obyektif
faktor genetik abnormal pada kromosom I tumor pada kelenjar Adrenal
Nyeri
Bayi tampak lemah, terpasang infus pada kepala, Leukosit : 17.900 CRP (-), menyusu kuat, S : 36,8 o C, N : 136 X/mnt, R : 74 X/mnt.
Perforasi sel
Hati
Hepatomegali
nyeri pada Kuadran kanan atas
2. Data subyektif:
Mual, muntah (-)
Nafsu makan menurun (-)
Data obyektif
Turgor kulit menurun
BB (-)
Lemas
ASI/susu : 10 X 20 cc.
Bayi tampak lemah
BB : 2500 gr.
faktor genetik abnormal pada kromosom I tumor pada kelenjar Adrenal
pliferaso sel
abdomen
masa ireguler dan padat
perasan penuh pada abdomen
mual, anoreksia
Perubahan nutrizi kurang dari kebutuhan tubuh
asupan nutrizi in adekuat
3 Data subyektif:
- Klien kurang mobilisasi
Data obyektif:
- Mobiliasis
- Otot lemas
- Lemas
- Pucat
Faktor genetik, Abnormal pada kromosom I, Tumor pada kelenjar Adrenal
perforasi sel
Sum-sum tulang
G3 produksi sel darah
Parsitopenia
Ptechi, ekimosis
Anemia
Cepat lelah
Intoleransi aktivitas
III. DIAGNOSE KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman s.d nyeri pada kuadran kanan atas.
2. Perubahan nutrizi kurang dari kebutuhan s.d asupan nutrizi yang inadekuat
3. Intoleransi aktivitas s.d kelelahan
IV. RENCANA KEPERAWATAN
DX TTujuan Rencana Tindakan Rasional
Gangguan rasa nyaman s.d nyeri pada kuadran kanan atas.
Setelah dirawat selama 25 menit diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria:
Suhu 36,5-37,5
Nyeri normal 0-2
Anak tidak rewel
- Kaji tingkat nyeri
- Ajarkan relaksasi nafas dalam
- Berikan mainan kesukaan anak
- Melakukan kolaborasi dengan tim dokter pemberian obat analgesik non narkotik
- Mengetahui tingkat dan derajad nyeri
- Mengurasi rasa nyari
- Mengalihkan proses nyari di hipotalamus
- Menentukan terapi obat yang akan diberikan
Perubahan nutrizi
kurang dari
kebutuhan s.d
asupan nutrizi yang
inadekuat
Setelah dirawat selama 2 kali 48 jam diharapkan nutrizi terpenuhi dengan kriteria hasil :
BB meningkat
Nafsu makan dan minum bertambah
Turgor kulit (+)
- Kaji intake out put
- Beri makan yang tidak merangsang
- Beri makana sedikit tapi sering
- Observasi TTV
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat vomiting 3x sehari
- Mengetahui pemasukan dan pengeluaran nutrizi
- Mual muntah
- Memenuhi kebutuhan nutrizi
- Mengetahui keadaan umum pasien
- Mengurangi rasa mualdan muntah
Intoleransi aktivitas
s.d kelelahan
Setelah dilakukan tindakan selama 2 kali 24 jam diharapkan produksi elektrolit kembali normal dengan kriteria hasil:
Anak dapat/mampu mobilisasi sendiri tanpa dibantu olah keluarga
BB bertambah
Skala room 5 5
4
Anak menunjukan adanya peningkatan kemampuan dan berpartisipasi dalam aktivitas
- Kaji tingkat keemahan klien dan identifikasi aktifitas yang dapat dilakukan klien
- Berikan permainan dan aktivitas sesuai usia
- Tetapkan /buatlah jadwal yang teratur
- Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
- Berikan situasi yang aman dan tenang
- Mengetahui tingkat kekuatan dan kekuatan otot pasien dalam beraktivitas
- Jenis dan alat yang tidak sesuaidengan usia klien dapat menguras energi.
- Permainan yang terlalu lama dapat membuat klien cepat lelah
- Menentukan jadwal dan teknik mobilisasi yang tepat dan benar
- Cara yang tenang dan aman dapat membuat klien beristirahat dengan tenang dan nyaman
.
Neuroblastoma.
Label: Keperawatan Medikal Bedah
Pengertian.
Neuroblastoma adalah tumor ganas yang terjadi pada sistem persarafan yang berasal dari sel – sel
saraf yang terdapat pada sistem saraf simpatis dan medula adrenal.
Etiologi
Tidak diketahui secara pasti
Faktor Genetik dan seringkali ditemukan abnormalitas pada kromosom No. 1
Tanpa diketahui terkadang tumor Neuroblastoma telah ditemukan pada kelenjar Andenal saat
perkembangan janin dimana ukuran mencapai puncaknya pada kehamilan 20 minggu dan
kemudian mengalami regresi.
Patologi.
Tumor dapat timbul dimana saja yang memiliki SPL Neural Crest. Pada ganglion saraf simpatis.
Neroblastoma Hematogen, terutama kehati, Sum-sum tulang, skelet, dan durameter intracranial
dapat menimbulkan tanda-tanda Tik.
Secara histologi Neuroblasma terdiri atas sel bulat kecil dengan granula yang banyak dengan area
kalsifikasi dan Nekrosis dengan pendarahan yang luas. Neuroblasma merupakan tumor dengan
vascularisasi banyak berwarna ungu biasanya sulit dan dapat kistic. Tumor mudah pecah karena
kapsulnya rapuh sehingga dapat menimbulkan pendarahan selama operasi.
Sistem penentuan stadium yang umum digunakan (Evans) adalah:
Stadium I Tumor terbatas pada alat tubuh atau struktur asal.
Stadium II Tumor meluas keluar alat tubuh atau struktur asal tapi belum melewati garis tengah.
Kelenjar limfe regional ipsilateral dapat telah terkena.
Stadium III Tumor meluas melewati garis tengah. Kelenjar limfe regional bilateral dapat telah terkena.
Stadium IV Tumor dengan metastasis jauh ketulang, jaringan lemah,atau kelompok jaringan limfe
yang jauh.
Stadium V Pasien yang digolongkan pada stadium I atau II tapi dengan penyebaran yang hanya
terbatas pada satu atau lebih alat tubuh berikut: Hati, kulit atau sumsum tulang (tampa ada bukit
penyebaran ketulang pada skeletal surver lengkap).
Manifestasi Klinik
Neuroblasma mempunyai memtestasi bermacam-macam tergantung pada lokasi T-primer dan
metastasenya.
- Perut *)Akibat adanya massa.
*)Tidak nyeri.
*)Massanya Ireguler dan padat.
*)Melewati garis tengah pada tubuh.
- Hati *)Pembesaran hati.
*)Sering terjadi pendarahan.
*)Pasien tampak pucat akibat anemi.
- Tulang Kranium *)Nyeri dan Osteoporosis.
*)Sumsum tulang dapat menghentikan produksi sel-sel darah dan menimbulkan
pansitopenea,petechi,ekimosis.
Terkadang terjadi diare kronik yang merupakan mamtestasiawal dari neuroblasmatoma hipertensi
ditemukan pada 25% kasus.
Penatalaksanaan Medik
• Pemeriksaan Penunjang.
- Lab ~ LED
~ Analisa urin untuk mengetahui adanya vanillymandelic acid (UMA) homovillic acid (HUA),dopamine,
norepinephrine.
- Analileurumosum untuk mengatahui adanya gen N-nya.
- Ct-scan untukmengetahui keadaan tulang pada tengkorak,leher dada dan abdomen.
- Fungsi sumsum tulang untuk mengatahui lokasi tumor atau metastase tumor.
- Meningkatnya fetritin, Neuron-Spesific Enolose(NSE), Ganglioside (GD2)
- Radiologis * Foto thoraks.
* Foto polos abdomen.
* Pielografi intravena.
* Reno ateriogram.
G. Terapi Pengobatan.
- Pembedahan pada saat perkembangan tumor pada tahap I dan II.
- Radioterapi pada saat tumor berada pada tahap III.
- Kemoterapi dapat dilakukan baik pada tumor pada tahap awal maupun tahap lanjut. Obat-obatan
pilihan diantaranya adalah vincristin, doxotuban, cyclophosphamide, adriamycia, crsplatia.
Terapi Untuk Neuroblastoma
Neuroblastoma adalah salah satu jenis kanker yang umum diderita pada masa kanak-kanak. Berasal dari kelenjar adrenal (di perut) dan rantai ganglion simpatetis (ditemukan pada leher, dada dan perut). Lebih dari setengah pasien berusia kurang dari 2 tahun, dengan 90% terulang pada 8 tahun pertama hidupnya. Merupakan tumor yang sangat ganas dengan lebih dari 50% berada pada tahap akhir. Operasi penghilangan tumor secara optimal sangatlah penting dan harus dikombinasikan dengan berbagai kemoterapi intensif, megaterapi dengan transplantasi sel stem sendiri, radioterapi dan teknik baru dalam manajemen minimasi residu penyakit.
Operasi Neuroblastoma
Operasi penghilangan neuroblastoma merupakan modalitas sangat penting dalam pemberantasan tumor dari dalam tubuh. Pencapaian bedah eksisi tumor total memberikan pasien hasil yang terbaik. Neuroblastoma tidak hanya memiliki karakteristik mendapat masukan dari pembuluh darah, tetapi seringkali menutup pembuluh darah penting sehingga pembuangan total benar-benar tantangan. Mengenali karakteristik tumor, keberadaan obat lain, dan teknik dan teknologi operasi canggih memungkinkan bedah eksisi total yang aman dan efektif pada ekstirpasi tumor, sementara pada waktu yang bersamaan, melindungi struktur dan fungsi organ penting.
Operasi tersebut memerlukan kemampuan tim operasi kanker anak-anak yang terlatih, didukung tim anestesi anak-anak yang responsif serta tim perawat paska operasi yang bermotivasi tinggi. Tim kanker anak kami yang berdedikasi mengkordinasi pengobatan multi disiplin.