Lp Nuroblastoma

44
ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) NEUROBLASTOMA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Neuroblastoma merupakan tumor lunak, padat yang berasal dari sel-sel crest neuralis yang merupakan prekusor dari medula adrenal dan sistem saraf simpatis. Neuroblastoma dapat timbul di tempat terdapatnya jaringan saraf simpatis. Meninfestasi klinis neuroblastoma berkaitan dengan lokasi timbulnya tumor dan metastasisnya. Kebanyakan pasien saat datang sudah stadium lanjut. Penyakit ini memiliki kekhasan dapat remisi spontan dan transformasi ke tumor jinak, terutama pada anak dalam usia 1 tahun. Terapi meliputi operasi, radioterapi, kemoterapi dan terapi biologis. Survival 5 tahun untuk stadium I dan II pasca terapi kombinasi adalah 90% lebih, stadium III kira-kira 40%-50%, stadium IV berprognosis buruk yaitu hanya 15%-20%. Neuroblastoma adalah tumor padat ekstrakranial pada anak yang paling sering, meliputi 8-10% dari seluruh kanker masa kanak-kanak, dan merupakan neoplasma bayi yang terdiagnosis adalah 2 tahun, 90% terdiagnosis sebelum 5 tahun. Insiden tahunan 8,7 perjuta anak, atau 500-600 kasus baru tiap tahun di Amerika Serikat. Insiden sedikit lebih tinggi pada laki-laki dan pada kulit putih. Ada kasus-kasus keluarga dan neuroblastoma telah didiagnosis pada penderita dengan neurofibrogematosis, nesidioblastosis dan penyakit Hischrung. Angka ketahanan hidup bayi dengan penyakit neuroblastoma yang berstadium rendah melebihi 90% dan bayi dengan penyakit metastasis mempunyai angka ketahanan hidup jangka panjang 50% atau lebih. Anak dengan penyakit stadium stadium rendah umumnya mempunyai prognosis yang sangat baik, tidak tergantung umur. Makin tua umur penderita dan makin menyebar penyakit, makin buruk prognosisnya. Meskipun dengan terapi konvensional atau CST yang agresif, angka ketahanan hidup bebas penyakit untuk anak lebih tua dengan penyakit lanjut jarang melebihi 20%. Mengingat penyakit neuroblastoma adalah penyakit yang perlu diwaspadai dan dapat dicegah kemunculannya, maka sebagai calon perawat sangat penting untuk mengetahui tentang apakah neuroblastoma dan bagaimana kita melakukan asuhan keperawatan yang baik dan benar pada anak dengan neuroblastoma. Oleh karena itu, kami menyusun makalah neuroblastoma ini sebagai bahan acuan pembelajaran bidang neurologi pada anak. Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat membantu proses belajar mahasiswa dan akhirnya mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan dengan bauk dan benar pada anak dengan gangguan neuroblastoma. 1.2 Tujuan 1. Menjelaskan definisi neuroblastoma 2. Menjelaskan etiologi neuroblastoma 3. Menjelaskan patofisiologi neuroblastoma 4. Menjelaskan manifestasi klinis neuroblastoma 5. Menjelaskan stadium dari neuroblastoma 6. Menjelaskan pemeriksaan diagnostik neuroblastoma

description

ada

Transcript of Lp Nuroblastoma

Page 1: Lp Nuroblastoma

ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) NEUROBLASTOMA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Neuroblastoma  merupakan tumor lunak, padat yang berasal dari sel-sel crest neuralis yang

merupakan prekusor dari medula adrenal dan sistem saraf simpatis. Neuroblastoma dapat timbul

di tempat terdapatnya jaringan saraf simpatis. Meninfestasi klinis  neuroblastoma berkaitan

dengan lokasi timbulnya tumor dan metastasisnya. Kebanyakan pasien saat datang sudah stadium

lanjut. Penyakit ini memiliki kekhasan dapat remisi spontan dan transformasi ke tumor jinak,

terutama pada anak dalam usia 1 tahun. Terapi meliputi operasi, radioterapi, kemoterapi dan

terapi biologis. Survival 5 tahun untuk stadium I dan II pasca terapi kombinasi adalah 90%  lebih,

stadium III kira-kira 40%-50%, stadium IV berprognosis buruk yaitu hanya 15%-20%.

Neuroblastoma adalah tumor padat ekstrakranial pada anak yang paling sering, meliputi 8-10%

dari seluruh kanker masa kanak-kanak, dan merupakan neoplasma bayi yang terdiagnosis adalah

2 tahun, 90% terdiagnosis sebelum 5 tahun. Insiden tahunan 8,7 perjuta anak, atau 500-600 kasus

baru tiap tahun di Amerika Serikat. Insiden sedikit lebih tinggi pada laki-laki dan pada kulit putih.

Ada kasus-kasus keluarga dan neuroblastoma telah didiagnosis pada penderita dengan

neurofibrogematosis, nesidioblastosis dan penyakit Hischrung.

Angka ketahanan hidup bayi dengan penyakit neuroblastoma yang  berstadium rendah melebihi

90% dan bayi dengan penyakit metastasis mempunyai angka ketahanan hidup jangka panjang

50% atau lebih. Anak dengan penyakit stadium stadium rendah umumnya mempunyai prognosis

yang sangat baik, tidak tergantung umur. Makin tua umur penderita dan makin menyebar

penyakit, makin buruk prognosisnya. Meskipun dengan terapi konvensional atau CST yang agresif,

angka ketahanan hidup bebas penyakit untuk anak lebih tua dengan penyakit lanjut jarang

melebihi 20%.

Mengingat penyakit neuroblastoma adalah penyakit yang perlu diwaspadai dan dapat dicegah

kemunculannya, maka sebagai calon perawat sangat penting untuk mengetahui tentang apakah

neuroblastoma dan bagaimana kita melakukan asuhan keperawatan yang baik dan benar pada

anak dengan neuroblastoma.

Oleh karena itu, kami menyusun makalah neuroblastoma ini sebagai bahan acuan pembelajaran

bidang neurologi pada anak. Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat membantu proses

belajar mahasiswa dan akhirnya mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan dengan

bauk dan benar pada anak dengan gangguan neuroblastoma.

 

1.2  Tujuan

1. Menjelaskan definisi neuroblastoma

2. Menjelaskan etiologi neuroblastoma

3. Menjelaskan patofisiologi neuroblastoma

4. Menjelaskan manifestasi klinis neuroblastoma

5. Menjelaskan stadium dari neuroblastoma

6. Menjelaskan pemeriksaan diagnostik neuroblastoma

7. Menjelaskan penatalaksanaan neuroblastoma

Page 2: Lp Nuroblastoma

8. Menjelaskan komplikasi neuroblastoma

9. Menjelaskan prognosis neuroblastoma

10. Menjelaskan WOC neuroblastoma

 

1.3  Manfaat

Meningkatkan pengetahuan calon perawat tentang neuroblastoma untuk memudahkan mereka

ketika praktik di rumah sakit.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Definisi

Neuroblastoma adalah tumor embrional dari system saraf otonom yang mana sel tidak

berkembang sempurna. Neuroblastoma umumnya terjadi bayi usia rata-rata 17 bulan. Tumor ini

berkembang dalam jaringan sistem saraf simpatik, biasanya dalam medula adrenal atau ganglia

paraspinal, sehingga menyebabkan adanya sebagai lesi massa di leher, dada, perut, atau panggul.

Insiden neuroblastoma adalah 10,2 kasus per juta anak di bawah 15 tahun. Yang paling umum

kanker didiagnosis ketika tahun pertama kehidupan (Jhon, 2010).

Neuroblastoma  merupakan tumor lunak, padat yang berasal dari sel-sel crest neuralis yang

merupakan prekusor dari medula adrenal dan sistem saraf simpatis. Neuroblastoma dapat timbul

di tempat terdapatnya jaringan saraf simpatis. Tempat tumor primer yang umum adalah abdomen,

kelenjar adrenal atau ganglia paraspinal toraks, leher dan pelvis. Neuroblastoma umumnya

bersimpati dan seringkali bergeseran dengan jaringan atau organ yang berdekatan (Cecily & Linda,

2002)

Neuroblastoma adalah tumor padat ekstrakranial pada anak yang paling sering, meliputi 8-10%

dari seluruh kanker masa knak-kanak, dan merupakan neoplasma bayi yang terdiagnosis adalah 2

tahun, 90% terdiagnosis sebelum 5 tahun.Neuroblastoma berasal dari sel krista neuralis sistem

saraf simpatis dan karena itu dapat timbul di manapun dari fossa kranialis posterior sampai koksik.

Sekitar 70% tumor tersebut timbul di abdomen, 50% dari jumlah itu di kelenjar adrenal. Dua pulu

persen lainnta timbul di toraks, biasanya di mediastinum posterior. Tumor itu paling sering meluas

ke jaringan sekitar dengan invasi lokal dan ke kelenjar limfe regional melalui nodus limfe.

Penyebaran hematogen ke sumsum tulang, kerangka, dan hati sering terjadi. Dengan teknik

imunologik sel tumor dapat dideteksi dalam darah tepi pada lebih dari 50% anak pada waktu

diagnosis atau relaps. Penyebaran ke otak dan paru pada kasus jarang (Nelson, 2000).

Neuroblastoma adalah tumor ganas yang berasal dari sel Krista neurak embronik, dapat timbul

disetiap lokasi system saraf simpatis, merupakan tumor padat ganas paling sering dijumpai pada

anak. Insiden menempati 8% dari tumor ganas anak, atau di posisi ke-4. Umumnya ditemukan

pada anak balita, puncak insiden pada usia 2 tahun. Lokasi predeileksi di kelenjar adrenal

retroperitoneal, mediastrinum, pelvis dan daerah kepala-leher. Tingkat keganasan neuroblastoma

tinggi, sering metastasis ke sumsum tulang, tulang, hati, kelenjar limfe, dll (Willie, 2008).

Tumor ini biasanya tidak memungkiri asalnya, dengan mengeluarkan hormon katekolamin.

Tekanan darah tinggi yang merupakan akibat tumor ini jarang menimbulkan keluhan, tetapi dapat

berfungsi sebagai zat penanda tumor: di dalam air kemih dapat dilihat hormon yang dikeluarkan,

sehingga diagnosis tumor menjadi jelas. Dengan dapat dipastikan, apakah tumornya

neuroblastoma atau nefroblastoma (Wim De Jong,  2005)              

2.2  Etiologi

Page 3: Lp Nuroblastoma

Kebanyakan etiologi dari neuroblastoma adalah tidak diketahui. Ada laporan yang menyebutkan

bahwa timbulnya neuroblastoma infantile (pada anak-anak) berkaitan dengan orang tua atau

selama hamil terpapar obat-obatan atau zat kimia tertentu seperti hidantoin, etanol, dll. (Willie ,

2008).

Kelainan sitogenik yang terjadi pada neuroblastoma kira-kira pada 80% kasus, meliputi

penghapusan (delesi) parsial lengan pendek kromosom 1, anomali kromosom 17, dan ampifilatik

genomik dari oncogen N-Myc, suatu indikator prognosis buruk (Nelson, 2000).

2.3  Manifestasi Klinis

Menurut Cecily & Linda (2002), gejala dari neuroblastoma yaitu:

Gejala yang berhubungan dengan massa retroperitoneal, kelenjar adrenal, paraspinal.

1. Massa abdomen tidak teratur,tidak nyeri tekan, keras, yang melintasi garis tengah.

2. Perubahan fungsi usus dan kandung kemih

3. Kompresi vaskuler karena edema ekstremitas bawah

4. Sakit punggung, kelemahan ekstremitas bawah

5. Defisit sensoris

6. Hilangnya kendali sfingter

Gejala-gejala yang berhubunngan dengan masa leher atau toraks.

1. Limfadenopati servikal dan suprakavikular

2. Kongesti dan edema pada wajah

3. Disfungsi pernafasan

4. Sakit kepala

5. Proptosis orbital ekimotik

6. Miosis

7. Ptosis

8. Eksoftalmos

9. Anhidrosis 

Menurut Willie (2008) manifestasi klinis dari neuroblastoma berbeda tergantung dari  lokasi

metastasenya:

o Neuroblastoma retroperitoneal

Massa menekan organ dalam abdomen dapat timbul nyeri abdomen, pemeriksaan menemukan

masa abdominal yang konsistensinya keras dan nodular, tidak bergerak, massa tidak nyeri dan

sering melewati garis tengah. Pasien stadium lanjut sering disertai asites, pelebaran vena dinding

abdomen, edema dinding abdomen.

o Neurobalstoma mediastinal

Kebanyakan di paravertebral mediastinum posterior, lebih sering di mediastinum superior 

daripada inferior. Pada awalnya tanpa gejala, namun bila massa besar dapat menekan dan timbul

batuk kering, infeksi saluran nafas, sulit menelan. Bila penekanan terjadi pada radiks saraf spinal,

dapat timbul parastesia dan nyeri lengan.

Page 4: Lp Nuroblastoma

o Neuroblastoma leher

Mudah ditemukan, namun mudah disalahdiagnosis sebagai limfadenitis atau limfoma maligna.

Sering karena menekan ganglion servikotorakal hingga timbul syndrome paralisis saraf simpatis

leher(Syndrom horner), timbiul miosis unilateral, blefaroptosis dan diskolorasi iris pada mata.

o Neuroblastoma pelvis

Terletak di posterior kolon presakral, relative dini menekan organ sekitarnya sehingga

menimbulkan gejala sembelit sulit defekasi, dan retensi urin.

o Neuroblastoma berbentuk barbell

yaitu neuroblastoma paravertebral melalui celah intervertebral ekstensi ke dalam canalis vertebral

di ekstradural. Gejala klinisnya berupa tulang belakang kaku tegak, kelainan sensibilitas, nyeri.

Dapat terjadi hipomiotonia ekstremitas bawah bahkan paralisis.

2.4  Stadium

Beberapa system penentuan stadium staging, system kelompok evans dan kelompok Onkologi

Pediatrik (Pediatrik Oncology Group POG ). System klasifikasi stadium neuroblastoma terutama

memakai system klasifikasi stadium klinis neuroblastoma internasional (INSS).

Klasifikasi stadium INSS :

o Stadium  I

Tumor terbatas pada organ primer, secara makroskopik reseksi utuh, dengan atau tanpa residif

mikroskopik. Kelenjar limfe regional ipsilateral negative.

o Stadium IIA

Operasi tumor terbatas tak dapat mengangkat total, kelenjar limfe regional ipsilateral negative.

o Stadium IIB

Operasi tumor terbatas dapat ataupun tak dapat mengangkat total, kelenjar limfe regional

ipsilateral positif.

o Stadium III

Tumor tak dapat dieksisi, ekspansi melewati garis tengah, dengan atau tanpa kelenjar limfe

regional ipsi atau tanpa kelenjar limfe regional ipsilateral positif.

o Stadium IV :

Tumor primer menyebar hingga kelenjar limfe jauh, tulang, sumsum tulang, hati, kulit atau organ

lainnya.

Page 5: Lp Nuroblastoma

o Stadium IVS

Usia <1 tahun, tumor metastasis ke kulit,hati, sumsum tulang, tapi tanpa metastasis tulang(Willie,

2008).

System Pediatric Oncologic group (POG) membagi stadium neuroblastoma menjadi :

o Stadium A   

Tumor yang direseksi sacara kasar.

o Stadium B   

Tumor local tidak direseksi.

o Stadium C

Metastasis ke kelenjar limfe intraktivita yang tidak berdekatan

o Stadium D

Metastasis di luar kelenjar limfe

o Stadium Ds

Bayi dengan adrenal kecil terutama dengan penyakit metastasis terbatas pada kulit, hati dan

sumsum tulang

o Stadium D Neonatus

Telah diketahui dengan mengalami remisi spontan. Keterlibatan sumsum tulang pada stadium ini

merupakan factor prognosis yang buruk (Nelson, 2000).

 

2.5  Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik pada neuroblastoma menurut Suriadi dan Rita (2006), antara lain :

a)         Foto abdomen bisa memperlihatkan klasifikasi tumor. Tumor adrenalis menggeser ginjal,

tetapi biasanya tidak merubah system pelvicalyces pada urogram intravena atau pemeriksaan

ultrasonografi.

b)         Peningkatan kadar kartekolamin urina (VMA dan VA) mengkonfirmasi diagnosis pada 90%

kasus dan juga merupakan indicator rekuensi yang sensitive. Kadang-kadang timbul metastasis

tulang (Thomas, 1994)

c)         CT Scan untuk mengetahui keadaan tulang pada tengkorak, leher, dada dan abdomen.

d)        Punksi sumsum tulang untuk mengetahui lokasi tumor atau metastase tumor.

e)         Analisa urine untuk mengetahui adanya Vanillymandelic acid (VMA) homovillic acid (HVA),

dopamine, norepinephrine.

f)          Analisa kromosom untuk mengetahui adanya gen N myc.

g)         Meningkatnya ferritin, neuron spesific enolase (NSE), ganglioside (GDZ).

Page 6: Lp Nuroblastoma

2.6  Penatalaksanaan

Menurut Cecily (2002), International Staging System untuk neuroblastoma menetapkan definisi

standar untuk diagnosis, pertahapan, dan pengobatan serta mengelompokkkan pasien

berdasarkan temuan-temuan radiografik dan bedah, ditambah keadaan sumsum tulang.

Tumor yang terlokalisasi dibagi menjadi tahap I, II, III, tergantung cirri tumor primer dan status

limfonodus regional. Penyakit yang telah mengalami penyebaran dibagi menjadi tahap IV dan IV (S

untuk spesial ), tergantung dari adanya keterlibatan tulang kortikal yang jauh, luasnya penyakit

sumsum tulang dan gambaran tumor primer.

Anak dengan prognosis baik umumnya tidak memerlukan pengobatan, pengobatan minimal, atau

banyak reseksi. Reseksi dengan tumor tahap I. Untuk tahap  II pembedahan saja mungkin sudah

cukup, tetapi kemoterapi juga banyak digunakan dan terkadang ditambah dengan radioterpi lokal.

Neuroblastoma tahap IVS mempunyai angka regresi spontan yang tinggi, dan penatalaksanaannya

mungkin hanya terbatas pada kemoterapi dosis rendah dan observasi ketat.

Neuroblastoma tahap II dan IV memerlukan terapi intensif, termasuk kemoterapi, terapi radiasi,

pembedahan, transplantasi sumsum tulang autokolog atau alogenik, penyelamatan sumsum

tulang, metaiodobenzilquainid (MIBG), dan imunoterapi dengan antibody monklonal yang spesifik

terhadap neuroblastoma.

Pengobatan terdiri atas penggunaan kemoterapi multiagens secara simultan atau bergantian.

1. Siklofosfamid – menghambat replikasi DNA.

2. Doksorubisin – mengganggu sintesis asam nukleat dan memblokir transkripsi DNA.

3. VP-16 – menghentikan metaphase dan menghambat sintesis protein dan asam nukleat.

Jenis terapi :

a)      Neuroblastoma berisiko rendah

Perawatan untuk pasien neuroblastoma beresiko rendah meliputi:

a)      Operasi yang diikuti oleh watchful waiting (penungguan yang diawasi dengan ketat).

b)      Watchful waiting sendirian untuk bayi-bayi tertentu.

c)      Operasi diikuti oleh kemoterapi, jika kurang dari separuh dari tumor yang dikeluarkan atau

jika gejala-gejala serius tidak dapat dibebaskan dengan operasi.

d)     Terapi radiasi untuk merawat tumor-tumor yang menyebabkan persoalan-persoalan serius

dan tidak merespon secara cepat pada kemoterapi.

e)      Kemoterapi dosis rendah.

b)      Neuroblastoma beresiko sedang

Perawatan untuk pasien neuroblastoma berisiko sedang mungkin meliputi :

a)      Kemoterapi.

b)      Kemoterapi yang diikuti oleh operasi dan/atau terapi radiasi.

c)      Terapi radiasi untuk merawat tumor-tumor yang menyebabkan persoalan-persoalan yang

serius dan tidak merespon secara cepat pada kemoterapi.

c)      Neuroblastoma beresiko tinggi

a)      Kemoterapi dosis tinggi yang diikuti oleh operasi untuk mengeluarkan sebanyak mungkin

tumor.

b)      Terapi radiasi pada tempat tumor dan, jika diperlukan, pada bagian-bagian lain tubuh dengan

kanker.

c)      Transplantasi sel induk (Stem cell transplant).

Page 7: Lp Nuroblastoma

d)     Kemoterapi yang diikuti oleh 13-cis retinoic acid.

e)      Percobaan klinik dari monoclonal antibody therapy setelah kemoterapi.

f)       Percobaan klinik dari terapi radiasi dengan yodium ber-radioaktif sebelum stem cell

transplant.

g)      Percobaan klinik dari stem cell transplant yang diikuti oleh 13-cis retinoic acid.

2.7  Komplikasi

Komplikasi dari neuroblastoma yaitu adanya metastase tumor yang relatif dini ke berbagai organ

secara limfogen melalui kelenjar limfe maupun secara hematogen ke sum-sum tulang, tulang, hati,

otak, paru, dan lain-lain. Metastasis tulang umumnya ke tulang cranial atau tulang panjang

ekstremitas. Hal ini sering menimbulkan nyeri ekstremitas, artralgia, pincang pada anak.

Metastase ke sum-sum tulang menyebabkan anemia, hemoragi, dan trombositopenia (Willie, 2008)

2.8  Prognosis

Kelangsungan hidup 5 tahun 60%. Kadang-kadang dilaporkan pemulihan spontan(Thomas, 1994).

Identifikasi factor prognosis spesifik adalah penting untuk perencanaan terapi. Prediktor paling

menonjol bagi keberhasilan adalah umur dan stadium penyakit. Anak yang berusia kurang dari

satu tahun agak lebih baik daripada anak berumur lebih tua dengan stadium penyakit yang sama.

Angka ketahanan hidup bayi dengan penyakit berstadium rendah melebihi 90% dan bayi dengan

penyakit metastasis mempunyai angka ketahanan hidup jangka panjang 50% atau lebih. Anak

dengan penyakit stadium stadium rendah umumnya mempunyai prognosis yang sangat baik, tidak

tergantung umur. Makin tua umur penderita dan makin menyebar penyakit, makin buruk

prognosisnya. Meskipun dengan terapi konvensional atau CST yang agresif, angka ketahanan

hidup bebas penyakit untuk anak lebih tua dengan penyakit lanjut jarang melebihi 20% (Nelson,

2000)

     Factor yang terpenting dalam prognosis neuroblastoma adalah ada tidaknya ampilifikasi

oncogen N-myc.

1. ampilifikasi oncogen N-myc  di atas 10 kopi menunjukkan prognosis buruk dan terapi perlu

diperkuat.

2. Pasien stadium III tanpa  ampilifikasi oncogen N-myc digunakan terapi kombinasi agresif

dan survival dapat mencapai 50%

3. Pasien stadium I/II  dan IVS tanpa ampilifikasi oncogen N-myc dapat memiliki survival

mencapai 90% lebih (Willie, 2008)

2.9  WOC

Download : WOC NEUROBLASTOMA

 

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1   Pengkajian

Study Kasus

Anak I umur 2 tahun di bawa ke RS pada tanggal 9 April 2010 oleh Ny. F karena badannya demam.

Dua bulan yang lalu, timbul benjolan pada leher seperti uci-uci kemudian membesar dan menyebar

ke bagian belakang kepala. An. I tampak pucat dan berat badannya turun dari 13 kg menjadi 11

kg.

1.      Anamnesa 

Page 8: Lp Nuroblastoma

a.      Biodata

Data bayi

Nama                   :  An. NK

Umur                   :  2 th

Jenis kelamin       :  perempuan

Tanggal Lahir      : 27 Februari 2008

Tanggal MRS      :  9 April 2010

Dx medis             :  Neuroblastoma

Alamat                 : Graha Indah Blok Q1 RT 48 No 9 Balikpapan

                               Utara  

b.      Keluhan Utama

An. I demam  

c.       Riwayat penyakit sekarang

Terdapat benjolan di kepala bagian belakang An.I, dua bulan yang lalu terdapat uci-uci di lehernya.

An. I pucat dan berat badannya turun 2 Kg.  

d.      Riwayat penyakit masa lalu

-  

e.       Riwayat penyakit keluarga

Nenek menderita ca cerviks stadium akhir, Ibu sel BRCA (+)  

f.       Riwayat alergi

Tidak ada  

1.      Pemeriksaan Fisik

B1      : RR 40x/menit (normal), tak ada penggunaan otot bantu napas, 

B2      : Hipertermi suhu badannya 390C, conjungtiva anemis, CRT > 3  

            Detik, pucat, BP: 80/60 (bradicardy), nadi 200x/menit

B3      : tuli sensorineural dengan tes Rhyne (+) tes Weber lateralisasi pada sisi yang sehat

B4      : normal, terpasang kateter, produksi urine normal 0,5 cc kgBB/jam, warna urin normal

B5      : BB menurun, pemeriksaan serum albumin 2,0 dL , pemeriksaan Hb 8,5 g/dl (anemi), anak

tampak lemas dan porsi makan menurun, tidak mengalami gangguan buang air besar

B6      : nyeri di punggung, sulit tidur akibat massa di kepala

Tanda-tanda Vital

            T: 39 C            P: 200x/menit              R: 40x/menit               BP:80/60  

2.      Pemeriksaan Penunjang

a.      Pemeriksaan diagnostic

1.  

PA           : Neuroblastoma dengan metastase ke sum-sum tulang belakang

CT Scan   : Menunjukkan tumor telah metastase ke sum-sum tulang belakang  

b.      Pemeriksaan laboratorium

Hb                        : 8,5 g/dl                      PH       : 7,34

Leukosit               : 3100 x 10 u/l             PCO2  : 39

Trombosit            : 100.000                     PO2     : 75%

Eritrosit                : 2,8 juta/uL (mm3)     HCO3 : 27

Albumin               : 2,0 /dL  

Page 9: Lp Nuroblastoma

3.      Terapi

Paracetamol 100 mg

Injeksi novalgin 100 mg

Injeksi ampicilin subaktan 4 x 225 mg

Transfuse PRC (Pocket Red Cell) 2 x 100 cc

3.2  Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

Keperawatan

1 Ds: Ibu mengatakan An. I

demam

Do:

Suhu An. I 390C

Leukosit: 3100x 10 u/L

Nadi: 200x/menit

CT scan: metastase ke

sum-sum tulang

massa di occipital lobe

Metastase ke sum-sum

tulang

Gangguan proses hemopoitik

Leukosit ↓

Infeksi

hiperthermi

Hipertermi

2 Ds: An. I tampak pucat

Do:

Hb: 8,5 g/dl

Eritrosit: 2,8 juta/mm3

PO2: 75%

 

 

Tumor di oksipital

Metastase ke sum-sum

tulang belakang

Gangguan pembentukan sel-

sel darah

Anemia

Pk anemia

3 Ds: An. I tampak kurus

Do:

Berat badan turun dari 13

kg menjadi 11 kg

Albumin: 2,0 d/L

Hb: 8,5 g/dl

Eritrosit : 2,8 Juta/mm3

PO2: 75%

Tumor di oksipital

Metastase ke sum-sum

tulang

Proses hemopoitik terganggu

Anemi

Kelemahan dan malaise

Anorexia

Nutrisi kurang dari

kebutuhan

Nutrisi kurang dari

kebutuhan

4 Ds: Ibu mengatakan An I Tumor di oksipital Gangguan persepsi

Page 10: Lp Nuroblastoma

sering tidak mendengar

jelas apa yang

disampaikannya

Do: An. I terbiasa

berbicara dengan suara

keras

Menekan pusat pendengaran

                    ↓

Gangguan persepsi

sensori (auditori)

sensori (auditori)

3.3  Diagnosa

1. Hipertermi berhubungan dengan leukositopenia karena metastase ke  sum-sum tulang

2. Pk Anemia berhubungan dengan metastase ke sum-sum tulang

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia

4. Gangguan persepsi sensori (auditori) berhubungan dengan penekanan pusat pendengaran

3.4  Intervensi

No

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi Rasional

1. Hipertermi Berhubungan dengan leukositopenia karena metastase ke  sum-sum tulang 

Tujuan: pasien akan menunjukkan termoregulasiKH: Suhu tubuh kembali normal

1. Suhu : 370 C2. Nadi : 140

denyut per menit

3. Tekanan darah : 90/60 mmHg

d.  RR : 40 kali per menit

1. Mandiri:

Kompres dengan air biasa       

1. Kolaborasi: pemberian paracetamol 100mg dan injeksi ampicilin subaktan 4x225 mg

   

1. HE:

Anjurkan pasien untuk minum sedikit-sedikit tapi sering     

 

1. Paracetamol untuk menurunkan panas dan inj ampisilin membantu mencegah terjadinya infeksi sebagai akibat dari menurunya jmlah leukosit dalam darah

  

1. Peningkatan suhu tubuh 1 C setara dengan kebutuhan penambahan cairan sebanyak  12% cairan basal tubuh, diperlukan air yang cukup unuk mengembalikan kehilangan 12% cairan tersebut

1. Untuk mengontrol kemajuan pasien dan menjadi

Page 11: Lp Nuroblastoma

  

1. Pantau tekanan darah, nadi, pernafasan dalam batas normal

  

1. Ajarkan pasien/keluarga dalam mengukur suhu

1. Untuk menurunkan panas, air biasa mampu menetralkan suhu tubuh yang meningkat terutama laksanakan pengompresan pad area-area dengan arteri besar spt arteri di axilla

evaluasi untuk tindakan pengobatan dan keperawatan lanjut

2. Untuk mencegah dan mengenali secara dini hipertermia

2. Pk Anemia berhubungan dengan metastase ke sum-sum tulang 

Tujuan: anemia berkujrang darfi keadaan sebelumnyaKH:

1. Hb 11-16 g/dL2. Eritrosit

4juta/mm3

 

1. Kolaborasi: pemberian  PRC 2x100cc

 

1. Mandiri:

Identifikasi faktor lingkungan  yang memungkinkan resiko jatuh

1. HE:

Berikan informasi yang berhubungan dengan

   

1. Agar bisa mencegah jatuh secara mandiri oleh anggota keluarga

  

1. Dengan pemantauan sel darah merah berkala, dapat membantu

Page 12: Lp Nuroblastoma

strategi untuk mencegah cedera

1. Pantau jumlah sel darah merah tetap dalam batas normal secara berkala

1. Untuk menambah sel darah merah sehingga tidak terjadi kematian sel maupun jaringan

2. Untuk meminimalkan terjadinya jatuh dan dapat melukai pasien

mencegah terjadinya nekrosis jaringan perifer

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia

Tujuan: Pasien menunjukkan  nutrisi yang adekuatKH:

1. A: BB meningkat

B: Albumin: 3,5-5,5/dLHb: 11-16 g/dLC: malaise berkurangD: porsi makan habis

1. mempertahankan massa tubuh dan BB dalam batas normal

2. nilai lab normal

Mandiri

1. Berikan makanan yang disukai kecuali ada kontra indikasi

2. Berikan makanan yang bervariasi

3. Ukur BB pasien 2 hari 1x

    

1. Pantau nilai lab: Albumin dalam rentang normal

  Kolaborasi

1. Menentukan

 1. pemberian makanan yang disukai diharapkan akan meningkatkan nafsu makan pasien2. Menghindari kebosanan 3. Untuk mengetahui perubahan BB dan menjadi data evaluasi dalam pengobatan maupun perawatan lebih lanjut4. Mengetahui kadar albumin dalam darah sebagai evaluasi apakah program intervensi yang dilaksanakan sudah tepat5. Mengetahui kebutuhan nutrisi pasien dengan tepat dan benar  6. Dengan memberikan anjuran yang baik diharap pasien mampu

Page 13: Lp Nuroblastoma

makanan bersama ahli gizi

HE

1. Anjurkan klien untuk berpartisipasi dalammenghabiskan porsi makan

bekerjasama dalam proses penyembuhannya

4. Gangguan persepsi sensori (auditori) berubungan dengan penekanan pusat pendengaran

Tujuan:

1. Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ketajaman pendengaran pasien meningkat

KH:Pasien akan berinteraksi secara sesuai dengan orang lain dan lingkungan 

Mandiri:

1.  berikan lingkungan yang tenang dan tidak kacau

  

1. bersihkan bagian telinga yang kotor

  

1. observasi ketajaman pendengaran, catat apakah kedua telinga terlibat

 

1. kolaborasi:

pemasangan alat bantu pendengaran  HE:

1. Ajarkan pasien bahasa isyarat sebagai bahasa pengganti

  

 

1. membantu untuk menghindari masukan sensori yang berlebihan dengan mengutamakan kualitas tenang

2. telinga yang bersih dapat membantu dalam proses pendengaran yang lebih baik

3. mengetahui tingkat ketajaman pendengaran pasien dan untuk evaluasi dan menentukan intervensi selanjutnya

4. diharapkan dengan pemasangan alat bantu dengar pasien dapat mendengar dengan lebih baik

 

1. Bahasa isyarat dapat menjadi pilihan pengajaran bahasa bagi klien anak yang sudah tidak mampu mendengar, juga membantu anak mendpatkan

Page 14: Lp Nuroblastoma

   

1. anjurkan pasien dan keluarganya untuk mematuhi program terapi yang diberikan

kualitas hidup yang lebih baik

2. mematuhi program terapi akan mempercepat proses penyembuhan

 

BAB 4

PENUTUP

4.1  Kesimpulan

Neuroblastoma  merupakan tumor lunak, padat yang berasal dari sel-sel crest neuralis yang

merupakan prekusor dari medula adrenal dan sistem saraf simpatis. Neuroblastoma dapat timbul

di tempat terdapatnya jaringan saraf simpatis.cvfev Tempat tumor primer yang umum adalah

abdomen, kelenjar adrenal atau ganglia paraspinal toraks, leher dan pelvis. Neuroblastoma

umumnya bersimpati dan seringkali bergeseran dengan jaringan atau organ yang berdekatan

(Cecily & Linda, 2002). Kebanyakan etiologi dari neuroblastoma adalah tidak diketahui. Adapun

manifestasi klinis dari neuroblastoma yaitu tergantung lokasinya, di retroperitoneal, mediastinal

leher, pelvis, dan lain-lain. Sedangkan penatalaksanaannya tergantung stadium dari

neuroblastoma itu sendiri

DAFTAR PUSTAKA

Cecily, dkk. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri  Edisi 3.  Jakarta: EGC.

De Jong,Wim. 2005. Kanker, Apakah itu? Pengobatan, Harapan Hidup, dan Dukungan Keluarga.

Jakarta: ARCAN.

Japaries, Willie. 2008. Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi 2. Jakarta: FKUI.

Maris, Jhon. 2010. Recent Advances in Neuroblastoma. Disitasi dari http://www.nejm.org/ pada 5

November 2010.

Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Jilid 3. Jakarta: EGC.

Suriadi & Yulianni,Rita. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: CV. SAGUNG SETO.

Thomas,R. 1994. Atlas bantu Pedriatri. Jakarta: Hipokrates.

Wilkinson,Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC

Page 15: Lp Nuroblastoma

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN NEUROBLASTOMAA.DEFINISINeuroblastoma berasal dari embrionyc neural crest dan kelenjar adrenal merupakan tempat yang sering terkena, tumor ini mempunyai keganasan yang tinggi pada bayi dan anak. Biasanya di temukan pada anak usia 2-4 tahun (prof. DR Iskandar W, 1985).Neuroblastoma adalah tumor ganas yang terjadi pada system persarafan yang berasal dari sel-sel saraf yang terdapat paa medula adrenal dan system saraf simpatik (Sumadi. 2001).Neuroblastoma adalah tumor ganas yang terjadi pada sistem persarafan yang berasal dari sel – sel saraf yang terdapat pada sistem saraf simpatis dan medula adrenal.

B.ETIOLOGI Penyebabnya tidak diketahui. Mungkin berhubungan dengan faktor keturunan karena pada sel-sel tumor ditemukan kelainan genetik tertentu.

C.PATOFISIOLOGISel-sel kanker yang berasal dari medula adrenal dan system saraf simpatik berploriferasi,menekan jaringan sekitarnya, kemudian menginfasi sel-sel normal disekitarnya.Tahap-tahap pada neuroblastoma:

•Tahap I : tumor terlokalisasi pada daerah asal tumor, nodus limfe belum terkna•Tahap II : tumor unilateral, nodus limfe belumterkena•Tahap III : tumor menginfiltrasi kearaah tengah, tumor unilateral dengan terkenanya nodus limfe, tumor mengenai seluruh nodus limfe.•Tahap IV : tumor menginvasi nodus limfelebih jauh, mengenai tulang sumsum tulang, hati dan organ lain.•Tahap IV-S : tumor dengan cirri tahap I atau II tetapi dngan metastase pada hati, sumsum tulang atau kulit.simpatis 

Neuroblastoma berasal dari sel Krista neuralis system saraf dan karena itu dapat timbul dimanapun dari fossa kranialis sampai koksik. Secara histologis, Neuroblastoma terdiri atas sel bulat kecil dengan granula yang banyak

Page 16: Lp Nuroblastoma

D.MANIFESTASI KLINISNeuroblastoma bisa tumbuh di berbagai bagian tubuh. Kanker ini berasal dari jaringan yang membentuk sistem saraf simpatis (bagian dari sistem saraf yang mengatur fungsi tubuh involunter/diluar kehendak, dengan cara meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, mengkerutkan pembuluh darah dan merangsang hormon tertentu).Gejalanya tergantung kepada asal tumor dan luas penyebarannya.Gejala awal biasanya berupa perut yang membesar, perut terasa penuh dan nyeri perut. Gejalanya juga bisa berhubungan dengan penyebaran tumor:1.Kanker yang telah menyebar ke tulang akan menyebabkan nyeri tulang.2.Kanker yang telah menyebar ke sumsum tulang menyebabkan: -Berkurangnya jumlah sel darah merah sehingga terjadi anemia-Berkurangnya jumlah trombosit sehingga anak mudah mengalami memar berkurangnya jumlah sel darah putih sehingga anak rentan terhadap infeksi3.Kanker yang telah menyebar ke kulit bisa menyebabkan terbentuknya benjolan- benjolan di kulit4.Kanker yang telah menyebar ke paru-paru bisa menyebabkan gangguan pernafasan.5.Kanker yang telah menyebar ke korda spinalis bisa menyebabkan kelemahan pada lengan dan tungkai.Sekitar 90% neuroblastoma menghasilkan hormon (misalnya epinefrin, yang dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan terjadinya kecemasan).Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:-Kulitnya pucat-Di sekeliling mata tampak lingkaran hitam-Kelelahan menahun, kelelahan yang berlebihan berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan-Diare-Rasa tidak enak badan (malaise) berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan-Keringat berlebihan-Gerakan mata yang tak terkendali-Rewel.Neuroblasma mempunyai memtestasi bermacam-macam tergantung pada lokasi T-primer dan metastasenya:-Perut: akibat adanya massa, tidak nyeri, massanya ireguler dan padat, melewati garis tengah pada tubuh.-Hati: pembesaran hati, sering terjadi pendarahan, pasien tampak pucat akibat anemi.-Tulang Kranium: nyeri dan osteoporosis, sumsum tulang dapat menghentikan produksi sel-sel darah dan menimbulkan pansitopenea, petechi, ekimosis, terkadang terjadi diare kronik yang merupakan mamtestasiawal dari neuroblasmatoma hipertensi ditemukan pada 25% kasus.

E. KOMPLIKASI 1.Metastase2.Prognosis buruk

F.PEMERIKSAAN FISIK1.CT scan untuk mengetahui keadaan tulang pada tengkorak, leher, dada, dan abdomen.2.Punksi sumsum tulang untuk mengetahui lokasi tumor atau metastase tumor.3. Analisa urine untuk mengetahui adanya vanillylmandelic aci (VMA). Homovillic acid (HVA),dapomine, norepinephrin.4. Analisa kromosom untuk mengetahui adanya gen N-myc

Page 17: Lp Nuroblastoma

5. Meninngkatkan ferritin, neuron-specific enolase (NSE), gangnoside (GD2)

G.PENATALAKSANAAN MEDIS1.Pemeriksaan Penunjang.- Lab ~ LED- Analisa urin untuk mengetahui adanya vanillymandelic acid (UMA) homovillic acid (HUA),dopamine, norepinephrine.-Analileurumosum untuk mengatahui adanya gen N-nya.-t-scan untukmengetahui keadaan tulang pada tengkorak,leher dada dan abdomen.-Fungsi sumsum tulang untuk mengatahui lokasi tumor atau metastase tumor.-Meningkatnya fetritin, Neuron-Spesific Enolose(NSE), Ganglioside (GD2)-Radiologis*Foto thoraks.*Foto polos abdomen.*Pielografi intravena.*Reno ateriogram.

G.PENANGANANAdapun penanganannya antara lain adalah:1.PengobatanPengobatannya bervariasi, tergantung kepada lokasi, penyebaran dan usia penderita. Jika kanker belum menyebar, biasanya diangkat melalui pembedahan.Jika kanker berukuran besar atau telah menyebar, diberikan kemoterapi (obat anti-kanker vincristine, siklofosfamid, doksorubisin dan cisplastin) atau terapi penyinaran. Pemberian vitamin B12 dosis tinggi ada baiknya, walaupun belum diketahui pasti kegunaannya. 

2.Terapi Pengobatan.-Pembedahan pada saat perkembangan tumor pada tahap I dan II.-Radioterapi pada saat tumor berada pada tahap III.-Kemoterapi dapat dilakukan baik pada tumor pada tahap awal maupun tahap lanjut.Obat-obatan pilihan diantaranya adalah vincristin, doxotuban, cyclophosphamide, adriamycia, crsplatia

H.FOKUS PENGKAJIAN-Pemeriksaan fisik-Riwayat penyakit-Kaji adanya rasa nyeri, demam, kelemahan, berat badan menurun, anemia.-Kaji adanya masa diabdomen, inkontinensia atau retensi urin, ekimosis pada supsaorbital, exoptalmus, paralysis akibat kompresi pada saraf spinal.

I.DIAGNOSA KEPERAWATAN1.Risiko injury berhubungan dengan mengganasnya tumor, proliferasi sel, dan dampak pengobatan.2.Risiko infeksi berhubungan dengan menurunnya system pertahanan tubuh3.Risiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah4.Nyeri berhubungan dengan dilakukannya pemeriksaan diagnostic, efek fisiologi neoplasma.

J.INTERVENSI1.Risiko injury berhubungan dengan mengganasnya tumor, proliferasi sel, dan dampak

Page 18: Lp Nuroblastoma

pengobatan.Tujuan: Mempertahankan kemoterapiKriteria hasil: Anak akan sembuh dari penyakit baik secara sebagian maupun secara keseluruhan dan anak tidak akan mengalami komplikasi dari kemoterapiPerencanaana.Memberikan kemoterapi sesuai dengan anjuranb.Siapkan anak dan keluarga apabila akan dilakukan pembedahanc.Observasi tanda-tanda cystitisd.Membantu anak dalam program radioterapi2.Risiko infeksi berhubungan dengan menurunnya system pertahanan tubuhTujuan: Meningkatkan system pertahanan tubuh.Kriteria hasil: Anak tidak akan memperlihatkan gejala-gejala infeksi

Perencanaana.Memberikan vaksinasi dari virus yang tidak diaktifkan (misalnya varicella, polio salk, influenza)b.Kolaborasi untuk pemberian obatc.Menggunakan teknik aseptic untuk seluruh prosedur invasive

3.Risiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan mual dan muntahTujuan: Mengurangi mual dan muntah.Kriteria hasil: Anak tidak akan mengalami mual atau muntah.Perencanaana.Kolaborasi untuk pemberian cairan infuse untuk mempertahankan hidrasi.b.Menghindari memberikan makanan yang memiliki aroma yang merangsang mual atau muntah.c.Menganjurkan makan dengan porsi kecil tapi sering.

4.Nyeri berhubungan dengan dilakukannya pemeriksaan diagnostic, efek fisiologi neoplasma.Tujuan: Mengurangi rasa nyeriKriteria hasil: Anak tidak akan mengalami rasa nyeri atau nyeri dapat berkurang.Perencanaana.Memberikan teknik untuk mengurangi rasa nyeri nonfarmakologi.b.Kaji adanya kebutuhan klien untuk mengurangi rasa nyeric.Evalasi efektivitas terapi pengurangan rasa nyeri secara teratur untuk mencegah timbulnya nyeri yang berulang.

Page 19: Lp Nuroblastoma

LAPORAN

PENDAHULUAN

PADA ANAK DENGAN “ NEUROBLASTOMA “

1.      Pengertian

Neuroblastoma berasal dari embrionyc neural crest dan kelenjar adrenal merupakan tempat yang

sering terkena, tumor ini mempunyai keganasan yang tinggi pada bayi dan anak. Biasanya di

temukan pada anak usia 2-4 tahun (prof. DR Iskandar W, 1985).

Neuroblastoma adalah tumor ganas yang terjadi pada system persarafan yang berasal dari sel-

sel saraf yang terdapat paa medula adrenal dan system saraf simpatik (Sumadi. 2001).

2.      Anatomi dan Fisiologi

Sistem Saraf Dan Peranannya Dalam Kontraksi Otot Rangka. Sistem saraf manusia adalah

sistem saraf yang komplek, khusus, berhubungan. Terjalin komunikasai berbagai sistemharmonis.

Jaringan Saraf : Neuroglia, sel schwan, neuron

Page 20: Lp Nuroblastoma

Kesemuanya berkaitan eratsatu unit. Neuroglia  penyokong,sumber nutrisi,pelindung pada otak

dan dedula spinalis (40%). Neuroglia : Oligodendroglia, Ependima, Mikroglia, astroglia. Sel Schwan :

membentuk myelin pd saraf tepi

Neuron : suatu sel saraf  unit anatomis dan fungsional sistem saraf

  Neuron

a.       Badan sel dan tonjolan panjang & bercabang (neurit).

b.      Akson :

–        Tonjolan tabung.

–        Panjang 0,1 mm – 3 m.

–        Impuls menjauhi badan sel.

  Dendrit :

–        Pendek

–        Cabang banyak seperti pohon.

–        Impuls ke badan sel.

Kontraksi Otot

•         Potensial aksi  arus listrikserabut otot terlepasnya ion Caproses kimiawikontraksi otot

•         Serabut otot rangka  dirangsang srbt saraf besar(bermeilin)neuromuscular junction

•         Neuromuscular junctionpot aksidepolarisasiasetilkolinion Ca lepasactin-myosinkontraksi

ototmenyebar

•         Otot yg denervasiatropilemak dan fibrosa

3.      Etiologi :

Penyebabnya tidak diketahui. Mungkin berhubungan dengan faktor keturunan karena pada sel-

sel tumor ditemukan kelainan genetik tertentu dan sering kali ditemukan abnormalitas pada

kromosom No.1. Prognosis tergantung kepada usia anak, ukuran tumor dan luasnya penyebaran

tumor. Pada anak yang berumur kurang dari 1 tahun dan tumornya kecil serta belum menyebar,

prognosisnya sangat baik.

Beberapa penderita mengalami regresi spontan, dimana jaringan tumor mengalami pematangan

dan berkembang menjadi ganglioneuroma jinak, yang dapat diangkat melalui pembedahan.

Neuroblastoma paling sering mulai selama masa kanak-kanak awal, biasanya pada anak-anak yang

lebih muda dari umur 5 tahun. Ia adakalanya terbentuk sebelum kelahiran namun bisanya ditemukan

di kemudian hari, ketika tumor mulai tumbuh dan menyebabkan gejala-gejala. Pada kasus-kasus

yang jarang, neuroblastoma mungkin ditemukan sebelum kelahiran dengan ultrasound fetus. Pada

Page 21: Lp Nuroblastoma

waktu neuroblastoma terdiagnosa, kanker biasanya telah menyebar (metastasized), paling sering

pada nodul-nodul limfa, tulang-tulang, sumsum tulang, hati, dan kulit.

4.      Patofisiologi

Neuroblastoma seringkali mulai pada jaringan syaraf dari kelenjar-kelenjar adrenal. Ada dua

kelenjar adrenal, satu diujung atas dari setiap ginjal dibelakang dari perut bagian atas. Kelenjar-

kelenjar adrenal menghasilkan hormon-hormon penting yang membantu mengontrol denyut jantung,

tekanan darah, gula darah, dan cara tubuh bereaksi pada stres. Neuroblastoma mungkin juga mulai

di dada, pada jaringan syaraf dekat tulang belakang di leher, atau di sumsum tulang belakang (spinal

cord). Prognosis tergantung kepada usia anak, ukuran tumor dan luasnya penyebaran tumor.

Neuroblastoma hematogen, terutama ke hati sum-sum tulang, skelet, dan durameter intra

cranial dapat menimbulkan tanda-tanda TIK.

Secara histologis neuroblasma terdiri dari sel bulat kecil dengan granula yang banyak dengan area

klasifikasi dengan nekrosis dengan pendarahan yang luas. Neuroblasma merupakan tumor dengan

vascularisasi banyak berwarna ungu biasanya sulit dan dapat kistic. Tumor mudah pecah karena

kapsulnya rapuh sehingga dapat menimbulkan pendarahan selama operasi.

stadium-stadium berikut digunakan untuk neuroblastoma:

a.       Stadium 1

Pada stadium 1, tumor hanya ada disatu area dan semua tumor-tumor yang dapat dilihat dikeluarkan

sepenuhnya selama operasi.

b.      Stadium 2

Stadium 2 dibagi kedalam stadium 2A dan 2B.

    Stadium 2A: Tumor hanya di satu area dan semua tumor yang dapat dilihat tidak dapat sepenuhnya

dikeluarkan selama operasi.

    Stadium 2B: Tumor hanya di satu area dan semua tumor yang dapat dilihat mungkin sepenuhnya

dikeluarkan selama operasi. Sel-sel kanker ditemukan pada nodul-nodul limfa dekat tumor.

c.       Stadium 3

Pada stadium 3, salah satu dari yang berikut adalah benar:

1)      Tumor tidak dapat sepenuhnya dikeluarkan selama operasi dan telah menyebar dari satu sisi tubuh

ke sisi lain dari tubuh dan mungkin juga telah menyebar ke nodul-nodul limfa yang berdekatan; atau

2)      Tumor hanya di satu area, pada satu sisi tubuh, namun telah menyebar ke nodul-nodul limfa pada sisi

lain dari tubuh; atau

3)      Tumor ditengah tubuh dan telah menyebar ke jaringan-jaringan atau nodul-nodul limfa pada kedua

sisi tubuh, dan tumor tidak dapat dikeluarkan dengan operasi.

Page 22: Lp Nuroblastoma

d.      Stadium 4

Stadium 4 dibagi kedalam stadium 4 dan stadium 4S.

1)      Pada stadium 4, tumor telah menyebar ke nodul-nodul limfa yang berjauhan, kulit, atau bagian-bagian

lain tubuh.

2)      Pada stadium 4S, yang berikut adalah benar:

  Anak lebih muda dari umur 1 tahun; dan

  Kanker telah menyebar ke kulit, hati, dan/atau sumsum tulang; dan

  Tumor hanya di satu area dan semua tumor yang dapat dilihat mungkin sepenuhnya dikeluarkan

selama operasi; dan/atau

  Sel-sel kanker mungkin ditemukan pada nodul-nodul limfa dekat tumor.

5.      Gejala Klinis

Gejalanya tergantung kepada asal tumor dan luas penyebarannya. 

Gejala awal biasanya berupa perut yang membesar, perut terasa penuh dan nyeri perut. 

Gejalanya juga bisa berhubungan dengan penyebaran tumor:

1)      Kanker yang telah menyebar ke tulang akan menyebabkan nyeri tulang

2)      Kanker yang telah menyebar ke sumsum tulang menyebabkan:

    Berkurangnya jumlah sel darah merah sehingga terjadi anemia

    Berkurangnya jumlah trombosit sehingga anak mudah mengalami memar

    Berkurangnya jumlah sel darah putih sehingga anak rentan terhadap infeksi

3)      Kanker yang telah menyebar ke kulit bisa menyebabkan terbentuknya benjolan-benjolan di kulit

4)      Kanker yang telah menyebar ke paru-paru bisa menyebabkan gangguan pernafasan

5)      Kanker yang telah menyebar ke korda spinalis bisa menyebabkan kelemahan pada lengan dan

tungkai.

Sekitar 90% neuroblastoma menghasilkan hormon (misalnya epinefrin, yang dapat menyebabkan

meningkatnya denyut jantung dan terjadinya kecemasan). 

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan;

  Kulitnya pucat

  Di sekeliling mata tampak lingkaran hitam

  Kelelahan menahun, kelelahan yang berlebihan berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-

bulan

  Diare

  Rasa tidak enak badan (malaise) berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan

Page 23: Lp Nuroblastoma

  Keringat berlebihan

  Gerakan mata yang tak terkendali

  Rewel

  Demam.

  Sesak napas. 

  Mudah memar atau berdarah.

  Petechiae (noda-noda rata yang menunjukan dibawah kulit yang disebabkan oleh perdarahan).

  Tekanan darah tinggi. 

  Gerakan-gerakan otot yang tersentak-sentak.

  Pembengkakan dari tungkai-tungkai, pergelangan-pergelangan kaki, kaki-kaki, atau scrotum.

6.      Pemeriksaan Penunjang :

1)      Tes urin duapuluh empat jam:

Tes dimana urin dikumpulkan untuk 24 jam untuk mengukur jumlah-jumlah dari senyawa-senyawa

tertentu. Jumlah yang tidak biasa (lebih tinggi atau lebih rendah dari normal) dari senyawa dapat

menjadi tanda dari penyakit pada organ atau jaringan yang membentuknya. Jumlah yang lebih tinggi

dari normal dari senyawa-senyawahomovanillic acid (HMA) dan vanillyl mandelic acid

(VMA) mungkin adalah tanda dari neuroblastoma.

2)      Studi-studi kimia darah:

Prosedur dimana sample darah diperiksa untuk mengukur jumlah-jumlah dari senyawa-senyawa

tertentu yang dilepaskan kedalam darah oleh organ-organ dan jaringan-jaringan dalam tubuh. Jumlah

yang tidak biasa (lebih tinggi atau lebih rendah dari normal) dari senyawa dapat menjadi tanda dari

penyakit pada organ atau jaringan yang membentuknya. Jumlah yang lebih tinggi dari normal dari

hormon-hormon dopaminedan norepinephrine mungkin adalah tanda dari neuroblastoma.

3)      Cytogenetic analysis:

Tes dimana sel-sel dalam sample darah atau sumsum tulang dilihat dibawah mikroskop untuk

mencari perubahan-perubahan tertentu pada kromosom-kromosom.

4)      Aspirasi dan biopsi sumsum tulang:

Pengangkatan dari potongan yang kecil dari tulang, sumsum tulang, dan darah dengan memasukan

jarum kedalam hipbone (tulang pinggul) atau breastbone (tulang dada). Pathologist (ahli patologi)

melihat keduanya sample-sample tulang dan sumsum tulang dibawah mikroskop untuk mencari

tanda-tanda dari kanker. Biopsi: Pengangkatan dari sel-sel atau jaringan-jaringan sehingga mereka

dapat dilihat dibawah mikroskop oleh pathologist untuk diperiksa tanda-tanda dari kanker.

5)      X-ray:

Page 24: Lp Nuroblastoma

X-ray adalah tipe dari sorotan energi yang dapat menembus tubuh dan keatas film, membuat

gambaran dari area-area didalam tubuh.

6)      CT scan (CAT scan):

Prosedur yang membuat rentetan dari gambar-gambar detil dari area-area didalam tubuh, diambil dari

sudut-sudut yang berbeda. Gambar-gambar dibuat oleh komputer yang dihubungkan pada mesin x-

ray. Dye (zat pewarna) mungkin disuntikan kedalam vena atau ditelan untuk membantu organ-organ

atau jaringan-jaringan nampak lebih jelas.Prosedur ini juga disebut computed tomography,

computerized tomography, atau computerized axial tomography.

7)      Pemeriksaan neurologik:

Rentetan dari pertanyaan-pertanyaan dan tes-tes untuk memeriksa otak, sumsum tulang belakang

(spinal cord), dan fungsi syaraf. Pengujian memeriksa status mental sesorang, koordinasi, dan

kemampuan untuk berjalan secara normal, dan berapa baik otot-otot, indera-indera, dan refleks-

refleks bekerja. Ini mungkin juga disebut pemeriksaan neuro atau pemeriksaan neurologik.

8)      Pemeriksaan Ultrasound:

Prosedur dimana gelombang-gelombang suara bertenaga tinggi (ultrasound) dipantulkan dari

jaringan-jaringan atau organ-organ internal dan membuat gema-gema (echoes). Gema-gema

membentuk gambar dari jaringan-jaringan tubuh yang disebut sonogram.

9)      Studi Immunohistochemistry:

Prosedur dimana dye-dye atau enzim-enzim ditambahkan pada sample darah atau sumsum tulang

untuk menguji antigen-antigen tertentu (protein-protein yang menstimulasi respon imun tubuh).

7.      Penatalaksanaan

a         Operasi

Operasi biasanya digunakan untuk merawat neuroblastoma. Tergantung pada dimana tumornya

dan apakah ia telah menyebar, sebanyak mungkin tumor akan dikeluarkan. Jika tumor tidak dapat

dikeluarkan, sebagai gantinya biopsi mungkin dilakukan.

b        Terapi radiasi

Terapi radiasi adalah perawatan kanker yang menggunakan sinar-sinar X yang bertenaga tinggi

atau tipe-tipe radiasi lain untuk membasmi sel-sel kanker atau menahan mereka untuk tumbuh. Ada

dua tipe-tipe dari terapi radiasi. Radiasi eksternal menggunakan mesin diluar tubuh untuk mengirim

radiasi menuju ke kanker. Radiasi internal menggunakan unsur radioaktif yang disegel dalam jarum-

jarum, biji-biji, kawat-kawat, atau kateter-kateter yang ditempatkan secara langsung kedalam atau

dekat kanker. Cara terapi radiasi diberikan tergantung pada tipe dan stadium dari kanker yang

sedang dirawat.

c         Kemoterapi

Page 25: Lp Nuroblastoma

Kemoterapi adalah perawatan kanker yang menggunakan obat-obat untuk menghentikan

pertumbuhan sel-sel kanker, dengan membunuh sel-sel atau menghentikan mereka membelah diri.

Ketika kemoterapi diminum melalui mulut atau disuntikan kedalam vena atau otot, obat-obat

memasuki aliran darah dan dapat mencapai sel-sel kanker diseluruh tubuh (systemic

chemotherapy). Jika kemoterapi ditempatkan secara langsung kedalam spinal column (kolom tulang

belakang), organ, atau rongga tubuh seperti perut (abdomen), obat-obat terutama mempengaruhi sel-

sel kanker pada area-area itu (regional chemotherapy). Cara kemoterapi diberikan tergantung pada

tipe dan stadium dari kanker yang sedang dirawat.

Penggunaan dari dua atau lebih obat-obat anti-kanker disebut kemoterapi kombinasi (combination

chemotherapy).

d        Penungguan yang waspada (Watchful waiting)

Watchful waiting adalah pengamatan secara ketat kondisi pasien tanpa memberikan segala

perawatan hingga gejala-gejala nampak atau berubah.

e         Monoclonal antibody therapy

Monoclonal antibody therapy adalah perawatan kanker yang menggunakan antibodi-antibodi

yang dibuat di laboratorium, dari tipe tunggal dari sel sistim imun. Antibodi-antibodi ini dapat

mengidentifikasi senyawa-senyawa pada sel-sel kanker atau senyawa-senyawa normal yang

mungkin membantu sel-sel kanker tumbuh. Antibodi-antibodi melekat pada senyawa-senyawa dan

membunuh sel-sel kanker, menghalangi pertumbuhan mereka, atau menahan mereka menyebar.

Monoclonal antibodies diberikan dengan infusi. Mereka mungkin digunakan sendirian atau untuk

mengantar obat-obat, racun-racun, atau meteri radioaktif secara langsung ke sel-sel kanker.

f         Kemoterapi dosis tinggi dan terapi radiasi dengan transplantasi sel induk

 Kemoterapi dosis tinggi dan terapi radiasi dengan transplantasi sel induk adalah cara

memberikan dosis-dosis kemoterapi yang tinggi dan terapi radiasi dan menggantikan sel-sel yang

membentuk darah yang dihancurkan oleh perawatan kanker. Stem cells (sel-sel darah yang belum

matang) dikeluarkan dari darah atau sumsum tulang pasien atau donor dan dibekukan dan disimpan.

Setelah kemoterapi dan terapi radiasi selesai, stem cells yang disimpan dicairkan dan diberikan

kembali ke pasien melalui infusi. Stem cells yang diinfuskan kembali ini tumbuh kedalam (dan

memugar) sel-sel darah tubuh.

g        Terapi obat lain 13-cis retinoic acid

obat seperti vitamin yang memperlambat kemampuan kanker untuk membuat lebih banyak sel-

sel kanker dan merubah bagaimana sel-sel ini nampak dan beraksi.

8.      Komplikasi

Page 26: Lp Nuroblastoma

- Metastase

- Prognosis buruk

 

                                                                                                                         

B A B II

TINJAUAN KEPERAWATAN

1.      Pengkajian

Pemeriksaan fisik

1.   Keadaan Umum :

      Kesadaran baik, bayi tampak lemah,  kulit pucat,  tangis lemah, tanda-tanda infeksi ada. BB : 2500 gr.

2.   Sistem respirasi:

Page 27: Lp Nuroblastoma

      Hidung normal, gerakan dada simetris,   hidung terpasang kanul 02 2 1 liter/menit, respirasi 72

X/menit reguler, Whezing -/-, Rochi -/-, sekret pada jalan nafas (-).

3.   Sistem Sirkulasi:

Akral hangat, kulit pink pale, kapillari refill normal,  Ukuran dan posisi anatomi jantung normal, S1 dan

S2 normal reguler, Frekwensi nadi 136 X/menit reguler, denyut nadi arteri femoralis +, bendungan

vena jugularis (-), suhu 36,8 o C.

4. Neurologis:

Tidak tampak adanya paralise baik pada ektremitas maupun wajah. Ovula simetris, lidah simetris.

Tremor (-), Jeterry (-), kejang (-). Reflek moro (+), reflek menggenggam (+), reflek menghisap (+).

Babinski (-), kaku kuduk (-), keringat dingin (-).

5. Gastrointestinal:

Rongga mulut tidak tampak kelainan anatomi, moniliasis (+), reflek menghisap (-), kemampuan

menelan baik,  Peristaltik (+), minum kurang, muntah,mual (+),  hepar terjadi

pembesaran  ( hepatomegali ),terasa penuh pada abdomen

6. Perkemihan:

Tanda hernia (-), paricocel (-),  bak normal warna kuning jernih, frekwensi 12 X/24 jam. Tanda-

tanda  ISK (-).

7. Reproduksi:

Bayi laki-laki, ginekomasti (+),penis normal, skrotum agak padat dan kemerahan.

8. Muskulo skeletal

Pada kepala terpasang wing nidle Dex 15 % 10 tetes/menit. Lingkar kepala 33 cm, hidrocephalus

tidak ada, tidak ditemukan bulging pada ubun-ubun. Tulang ektremitas normal, tulang belakang

normal, spina bifida (-), kekuatan ektremitas lemah, intoleransi aktifitas .

9. Endokrine:

Suhu tubuh  36,8 o C, Gula darah acak hasil lab 120 mg/%.

10. Integumen

Kulit pink pale, cyanosis (-), ikterus (-), turgor menurun,  erytema (-), petechie, ekimosis (+) kulit pada

ektremitas bawah tampak kering, tidak ada lecet dan kemerahan pada kulit sekitas anus dan skrotum,

tampak nodul kemerahan didaerah  sakrum dan femur. Leher bersih dan tidak ditemukan

Page 28: Lp Nuroblastoma

kelainan.  Kulit tangan dan kaki normal. Bentuk dan ukuran serta posisi telinga tidak tampak kelainan.

Kebersihan kulit cukup.

11. Sosial

Kedua orang tua sering menanyakan keadaan anaknya dan meminta agar segera bisa diajak pulang.

Ibu ingin menyusui anaknya. Keluarga sangat mengharapkan bayinya. Keluarga bertanya bagimana

kemungkinan anaknya. Orang tua takut karena anaknya banyak memakai selang.

Page 29: Lp Nuroblastoma

POHON MASALAH

 

Page 30: Lp Nuroblastoma

                                                                                                                       

 

II. ANALISA DATA

NO DATA PENYEBAB MASALAH

1. Subyektif:

       Bayi lahir tanggal 17/6 2010 dengan SC dan mengalami asfeksia sedang.

       Klien rewel

Data obyektif

faktor genetik abnormal pada kromosom I tumor pada kelenjar Adrenal

 

Nyeri

Page 31: Lp Nuroblastoma

Bayi tampak lemah, terpasang infus pada kepala, Leukosit : 17.900 CRP (-), menyusu kuat, S : 36,8 o C, N :  136 X/mnt, R : 74 X/mnt.

        

Perforasi sel

 Hati

Hepatomegali

nyeri pada Kuadran kanan atas

2. Data subyektif:

       Mual, muntah  (-)

       Nafsu makan menurun (-)

 Data obyektif

       Turgor kulit menurun

       BB (-)

       Lemas 

       ASI/susu : 10 X 20 cc.

       Bayi tampak lemah

       BB : 2500 gr.

faktor genetik abnormal pada kromosom I tumor pada kelenjar Adrenal

pliferaso sel

 

abdomen

masa ireguler dan padat

perasan penuh pada abdomen

 

mual, anoreksia

Perubahan nutrizi kurang dari kebutuhan tubuh

Page 32: Lp Nuroblastoma

asupan nutrizi in adekuat

3 Data subyektif:

-  Klien  kurang mobilisasi

Data obyektif:

-     Mobiliasis

-     Otot lemas

-     Lemas

-     Pucat

Faktor genetik, Abnormal pada kromosom I, Tumor pada kelenjar Adrenal

perforasi sel

Sum-sum tulang

G3 produksi sel darah

Parsitopenia

Ptechi, ekimosis

Anemia

Cepat lelah

 

Intoleransi aktivitas

Page 33: Lp Nuroblastoma
Page 34: Lp Nuroblastoma

III. DIAGNOSE KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman s.d nyeri pada kuadran kanan atas.

2. Perubahan nutrizi kurang dari kebutuhan s.d asupan nutrizi yang inadekuat

3. Intoleransi aktivitas s.d  kelelahan

IV. RENCANA KEPERAWATAN

DX TTujuan Rencana Tindakan Rasional

Gangguan rasa nyaman s.d nyeri pada kuadran kanan atas.

Setelah dirawat selama 25 menit diharapkan nyeri berkurang  dengan kriteria:

      Suhu 36,5-37,5

      Nyeri  normal 0-2

      Anak tidak rewel

-    Kaji tingkat nyeri 

-    Ajarkan relaksasi nafas dalam

-    Berikan mainan kesukaan anak

-    Melakukan kolaborasi dengan tim dokter pemberian obat analgesik non narkotik

-    Mengetahui tingkat dan derajad nyeri

-    Mengurasi rasa nyari

-    Mengalihkan proses nyari di hipotalamus

-    Menentukan terapi obat yang akan diberikan

Perubahan nutrizi

kurang dari

kebutuhan s.d

asupan nutrizi yang

inadekuat

Setelah dirawat selama 2 kali 48 jam diharapkan nutrizi terpenuhi dengan kriteria hasil :

       BB meningkat

       Nafsu makan dan minum bertambah

       Turgor kulit (+)

-    Kaji intake out put

-    Beri makan yang tidak merangsang   

-    Beri makana sedikit tapi sering

-    Observasi TTV

-    Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat vomiting 3x sehari

-    Mengetahui pemasukan dan pengeluaran nutrizi

-    Mual muntah

-    Memenuhi kebutuhan nutrizi

-    Mengetahui keadaan umum pasien

-    Mengurangi rasa mualdan muntah

Page 35: Lp Nuroblastoma

Intoleransi aktivitas

s.d  kelelahan

Setelah dilakukan tindakan selama 2 kali 24 jam diharapkan produksi elektrolit kembali normal dengan kriteria hasil:

       Anak dapat/mampu mobilisasi sendiri tanpa dibantu olah keluarga

       BB bertambah

        Skala room 5   5

       4

       Anak menunjukan adanya peningkatan kemampuan dan berpartisipasi dalam aktivitas

-    Kaji tingkat keemahan klien dan identifikasi aktifitas yang dapat dilakukan klien

-    Berikan permainan dan aktivitas sesuai usia

-    Tetapkan /buatlah jadwal yang teratur

-    Kolaborasi dengan ahli fisioterapi

-    Berikan situasi yang aman dan tenang

-    Mengetahui tingkat kekuatan dan kekuatan otot pasien dalam beraktivitas

-    Jenis dan alat yang tidak sesuaidengan usia klien dapat menguras energi.

-    Permainan yang terlalu lama dapat membuat klien cepat lelah

-    Menentukan jadwal dan teknik mobilisasi yang tepat dan benar

-    Cara yang tenang dan aman dapat membuat klien beristirahat dengan tenang dan nyaman

.

Page 36: Lp Nuroblastoma

Neuroblastoma.

Label: Keperawatan Medikal Bedah

Pengertian.

Neuroblastoma adalah tumor ganas yang terjadi pada sistem persarafan yang berasal dari sel – sel

saraf yang terdapat pada sistem saraf simpatis dan medula adrenal.

Etiologi

Tidak diketahui secara pasti

Faktor Genetik dan seringkali ditemukan abnormalitas pada kromosom No. 1

Tanpa diketahui terkadang tumor Neuroblastoma telah ditemukan pada kelenjar Andenal saat

perkembangan janin dimana ukuran mencapai puncaknya pada kehamilan 20 minggu dan

kemudian mengalami regresi.

Patologi.

Tumor dapat timbul dimana saja yang memiliki SPL Neural Crest. Pada ganglion saraf simpatis.

Neroblastoma Hematogen, terutama kehati, Sum-sum tulang, skelet, dan durameter intracranial

dapat menimbulkan tanda-tanda Tik.

Secara histologi Neuroblasma terdiri atas sel bulat kecil dengan granula yang banyak dengan area

kalsifikasi dan Nekrosis dengan pendarahan yang luas. Neuroblasma merupakan tumor dengan

vascularisasi banyak berwarna ungu biasanya sulit dan dapat kistic. Tumor mudah pecah karena

kapsulnya rapuh sehingga dapat menimbulkan pendarahan selama operasi.

Sistem penentuan stadium yang umum digunakan (Evans) adalah:

Stadium I Tumor terbatas pada alat tubuh atau struktur asal.

Stadium II Tumor meluas keluar alat tubuh atau struktur asal tapi belum melewati garis tengah.

Kelenjar limfe regional ipsilateral dapat telah terkena.

Stadium III Tumor meluas melewati garis tengah. Kelenjar limfe regional bilateral dapat telah terkena.

Stadium IV Tumor dengan metastasis jauh ketulang, jaringan lemah,atau kelompok jaringan limfe

yang jauh.

Stadium V Pasien yang digolongkan pada stadium I atau II tapi dengan penyebaran yang hanya

terbatas pada satu atau lebih alat tubuh berikut: Hati, kulit atau sumsum tulang (tampa ada bukit

penyebaran ketulang pada skeletal surver lengkap).

Manifestasi Klinik

Page 37: Lp Nuroblastoma

Neuroblasma mempunyai memtestasi bermacam-macam tergantung pada lokasi T-primer dan

metastasenya.

- Perut *)Akibat adanya massa.

*)Tidak nyeri.

*)Massanya Ireguler dan padat.

*)Melewati garis tengah pada tubuh.

- Hati *)Pembesaran hati.

*)Sering terjadi pendarahan.

*)Pasien tampak pucat akibat anemi.

- Tulang Kranium *)Nyeri dan Osteoporosis.

*)Sumsum tulang dapat menghentikan produksi sel-sel darah dan menimbulkan

pansitopenea,petechi,ekimosis.

Terkadang terjadi diare kronik yang merupakan mamtestasiawal dari neuroblasmatoma hipertensi

ditemukan pada 25% kasus.

Penatalaksanaan Medik

• Pemeriksaan Penunjang.

- Lab ~ LED

~ Analisa urin untuk mengetahui adanya vanillymandelic acid (UMA) homovillic acid (HUA),dopamine,

norepinephrine.

- Analileurumosum untuk mengatahui adanya gen N-nya.

- Ct-scan untukmengetahui keadaan tulang pada tengkorak,leher dada dan abdomen.

- Fungsi sumsum tulang untuk mengatahui lokasi tumor atau metastase tumor.

- Meningkatnya fetritin, Neuron-Spesific Enolose(NSE), Ganglioside (GD2)

- Radiologis * Foto thoraks.

* Foto polos abdomen.

* Pielografi intravena.

* Reno ateriogram.

G. Terapi Pengobatan.

- Pembedahan pada saat perkembangan tumor pada tahap I dan II.

- Radioterapi pada saat tumor berada pada tahap III.

- Kemoterapi dapat dilakukan baik pada tumor pada tahap awal maupun tahap lanjut. Obat-obatan

pilihan diantaranya adalah vincristin, doxotuban, cyclophosphamide, adriamycia, crsplatia.

Page 38: Lp Nuroblastoma

Terapi Untuk Neuroblastoma

Neuroblastoma adalah salah satu jenis kanker yang umum diderita pada masa kanak-kanak. Berasal dari kelenjar adrenal (di perut) dan rantai ganglion simpatetis (ditemukan pada leher, dada dan perut). Lebih dari setengah pasien berusia kurang dari 2 tahun, dengan 90% terulang pada 8 tahun pertama hidupnya. Merupakan tumor yang sangat ganas dengan lebih dari 50% berada pada tahap akhir. Operasi penghilangan tumor secara optimal sangatlah penting dan harus dikombinasikan dengan berbagai kemoterapi intensif, megaterapi dengan transplantasi sel stem sendiri, radioterapi dan teknik baru dalam manajemen minimasi residu penyakit.

Operasi Neuroblastoma

Operasi penghilangan neuroblastoma merupakan modalitas sangat penting dalam pemberantasan tumor dari dalam tubuh. Pencapaian bedah eksisi tumor total memberikan pasien hasil yang terbaik. Neuroblastoma tidak hanya memiliki karakteristik mendapat masukan dari pembuluh darah, tetapi seringkali menutup pembuluh darah penting sehingga pembuangan total benar-benar tantangan. Mengenali karakteristik tumor, keberadaan obat lain, dan teknik dan teknologi operasi canggih memungkinkan bedah eksisi total yang aman dan efektif pada ekstirpasi tumor, sementara pada waktu yang bersamaan, melindungi struktur dan fungsi organ penting. 

Operasi tersebut memerlukan kemampuan tim operasi kanker anak-anak yang terlatih, didukung tim anestesi anak-anak yang responsif serta tim perawat paska operasi yang bermotivasi tinggi. Tim kanker anak kami yang berdedikasi mengkordinasi pengobatan multi disiplin.

Page 39: Lp Nuroblastoma