LP Nifas Fisiologis

21
LAPORANPENDAHULUAN NIFAS FISIOLOGIS A. DEFINISI Ada beberapa pengertian masa nifas, antara lain: 1.Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu berikutnya 2.Masa nifas tidak kurang dari 10 hari dan tidak lebih dari 8 hari setelah akhir persalinan, dengan pemantauan bidan sesuai kebutuhan ibu dan bayi Dalam bahasa Latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak ini disebut puerperium, yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan. Puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu. Nifas dibagi dalam tiga periode, yaitu: 1.Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan 2.Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital 3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hami atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu, bulan, atau tahun. B. PERAWATAN DIRI IBU NIFAS SELAMA MASA NIFAS 1.Perawatan vulva atau perineum Perineum yang dilalui seorang bayi umumnya mengalami peregangan, lebam, dan trauma. Akibat normalnya bisa terasa 1

Transcript of LP Nifas Fisiologis

Page 1: LP Nifas Fisiologis

LAPORANPENDAHULUAN

NIFAS FISIOLOGIS

A. DEFINISI

Ada beberapa pengertian masa nifas, antara lain:

1. Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6

minggu berikutnya

2. Masa nifas tidak kurang dari 10 hari dan tidak lebih dari 8 hari setelah akhir

persalinan, dengan pemantauan bidan sesuai kebutuhan ibu dan bayi

Dalam bahasa Latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak ini disebut

puerperium, yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan.

Puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi.

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan

selesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas yaitu

6-8 minggu. Nifas dibagi dalam tiga periode, yaitu:

1. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan

2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital

3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna,

terutama bila selama hami atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu

untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu, bulan, atau tahun.

B. PERAWATAN DIRI IBU NIFAS SELAMA MASA NIFAS

1. Perawatan vulva atau perineum

Perineum yang dilalui seorang bayi umumnya mengalami peregangan,

lebam, dan trauma. Akibat normalnya bisa terasa ringan, bisa juga tidak. Rasa

sakit pada perineum akan semakin parah jika perineum robek atau disayat pisau

bedah. Seperti semua luka baru, area episiotomy atau luka sayatan membutuhkan

waktu untuk sembuh selama 7-10 hari. Rasa nyeri saja selama masa ini tidak

menunjukkan adanya infeksi, kecuali jika nyeri sangat parah.

Tujuan perawatan vulva atau perineum adalah untuk menjaga kebersihan

dan mencegah terjadinya infeksi. Rasa nyeri dan tidak nyaman di daerah

perineum dapat diatasi dengan menggunakan kompres dingin pada area

perineum setiap 2 jam sekali selama 24 jam pertama sesudah melahirkan.

Kompres hangatm duduk di dalam air hangat atau menggunakan lampu pemanas

selama 20 menit, 3x sehari juga dapat digunakan untuk meredakan

ketidaknyamanan. Menghindari tekanan di area perineum dengan berbaring

miring dan menghindari posisi duduk atau berdiri yang lama juga membantu

1

Page 2: LP Nifas Fisiologis

mengatasi ketidaknyamanan perineum. Sering melakukan latihan kegel sesudah

melahirkan akan merangsang peredaran darah di daerah perineum, mempercepat

penyembuhan dan meningkatkan kebugaran otot.

Menurut Danuatmaja (2003) cara melakukan perawatan perineum atau

vulva yaitu dengan mengganti pembalut yang bersih setiap 4-6 jam. Setelah ibu

selesai BAK atau BAB, ibu dapat mengalirkan atau membilas area perineum

dengan air hangat atau cairan antiseptic, kemudian mengeringkannya dengan

kain pembalut atau handuk dengan cara diteepuk-tepuk tetap dari arah muka ke

belakang.

2. Mobilisasi

Mobilisasi yang dilakukan sangat bervariasi tergantung pada komplikasi

persalinan, nifas, atau sembuhnya luka. Jika tidak ada kelainan, mobilisasi dapat

dilakukan sedini mungkin, yaitu 2 jam setelah persalinan normal. Ini berguna untuk

memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina (lochea).

Mobilisasi haruslah dilakukan bertahap, yaitu dimulai dengan gerakan miring ke

kanan dank e kiri, lalu menggerakkan kaki. Selanjutnya ibu dapat mencoba untuk

duduk di tepi tempat tidur kemudian ibu bisa turun dari ranjang.

3. Diet

Ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan sehat seperti saat hamil.

Pedoman umum yang baik adalah 4 porsi setiap hari dari 4 kelompok makanan

dasr yaitu makanan harian, daging dan makanan yang mengandung protein, buah

dan sayuran, roti dan biji-bijian. Ibu yang menyusui perlu mengkonsumsi protein,

mineral dan cairan ekstra. Makanan ini juga bisa diperoleh dengan susu rendah

lemak dalam dietnya setiap hari. Ibu juga dianjurkan untuk mengkonsumsi

multivitamin dan suplemen zat besi.

Saat menyusui kebutuhan nutrisi meningkat 25% yaitu untuk produksi ASi

dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat 3x dari biasanya. Penambahan

kalori pada ibu menyusui sebanyak 500 kkal tiap hari.

4. Eliminasi Urin

Kebanyakan wanita mengalami sulit BAK selama 24 jam pertama setelah

melahirkan. Hal ini terjadi karena kandung kemih mengalami trauma atau lebam

selama melahirkan akibat tertekan oleh janin sehingga ketika sudah penuh tidak

mampu untuk mengirim pesan agar mengosongkan isinya. Nyeri pada perineum

bisa menyebabkan rasa kejang pada uretra sehingga BAK menjadi sulit. Edema

perineum juga bisa mengganggu BAK.

Hal tersebut dapat diatasi dengan memperbanyak minum, bangun dari

tempat tidur dan berjalan segera setelah melahirkan akan membantu

2

Page 3: LP Nifas Fisiologis

mengosongkan kandung kemih. Tetapi sebaliknya, setelah seminggu persalinan,

umumnya wanita sering BAK dalam jumlah banyak. Ini terjadi karena cairan tubuh

yang berlebih akibat kehamilan mulai dikeluarkan. Hal ini dapat diatasi dengan

latihan kegel yang dapat membantu mengembalikan kebugaran otot dan kendali

terhadap aliran air kemih.

5. Defekasi

Menurut Mochtar (1998) pola defekasi atau BAB harus dilakukan 3-4 hari

setelah melahirkan. Tetapi hal ini terkadang masih sulit dilakukan karena

kebanyakan penderita mengalami obstipasi setelah melahirkan. Hal ini

disebabkan karena sewaktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang

menyebabkan kolon menjadi kosong, selain itu mempengaruhi peristaltic usus.

Fungsi defekasi dapat diatasi dengan makan makanan yang dapat merangsang

gerakan usus besar seperti buah dan sayuran. Gerakan usu juga akan aktif

dengan melakukan mobilisasi dini seperti bangun dari tempat tidur ataupun jalan-

jalan.

6. Perawatan Payudara

Untuk 24-72 jam pertama sesudah melahirkan, payudara akan

mengeluarkan kolostrum, yaitu suatu cairan kuning jernih yang merupakan susu

pertama untuk bayi. air susu yang lebih matang akan muncul antara hari ke-2

sampai ke-5. Pada saat ini payudara akan membesar (penuh, keras, panas, dan

nyeri) yang dpaat menimbulkan kesulitan dalam menyusui. Menyusui dengan

interval waktu yang sering akan dapat mencegah pembengkakan payudara atau

membantu meredakannya.

Bagi ibu yang menyusui bayinya, perawatan putting susu merupakan suatau

hal yang amat penting. Payudara harus dibersihkan dengan teliti setiap hari

selama mandi dan sekali lagi ketika hendak menyusui. Hal ini akan mengangkat

kolostrum yang kering atau sisa susu dan membantu mencegah akumulasi dan

msuknya bakteri bak ke putting susu maupun ke mulut bayi.

7. Pemeriksaan setelah persalinan

Pemeriksaan fisik yang umum mencakup pemeriksaan panggul yang

dilakukan untuk menilai pemulihan. Pada kunjungan ini juga dilakukan

pemeriksaan umum (TD, nadi, keluhan, dsb). Keadaan umum (suhu badan, selera

makan, dsb). Payudara (ASI, putting susu), dinding perut, perineum, kandung

kemih, rectum, serta secret yang keliar, seperti lokchea, fluor albus dan keadaan

alat-alat kandungan.

C. TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS

3

Page 4: LP Nifas Fisiologis

Tujuan dari perawatan nifas ini adalah:

1. Memulihkan kesehatan umum penderita

a. Menyediakan makanan sesuai kebutuhan

b. Mengatasi anemia

c. Mencegah infeksi dengan memberikan kebersihan dan sterilisasi

d. Mengembalikan kesehatan umum dengan pergerakan otot untuk memperlancar

peredaran darah

2. Mempertahankan kesehatan psikologis

3. Mencegah infeksi dan komplikasi

4. Memperlancar pembentukan air susu ibu (ASI)

5. Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas

selesai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat mengalami

pertumbuhan dan perkembangan yang normal

D. KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL MASA NIFAS

Paling sedikit empat kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk mencegah,

mendeteksi, dan menangani masalah yang terjadi

Kunjungan Waktu Tujuan

I 6-8 jam

setelah

persalinan

1. Mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri

2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan

dan rujuk jika perdarahan berlanjut

3. Member konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga mengenai cara mencegah perdarahan masa

nifas akibat atonia uteri

4. Pemberian ASI awal

5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

6. Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah

hipotermia

7. Petugas kesehatan yang menolong persalinan harus

mendampingi ibu dan bayi lahir selama 2 jam pertama

setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam

keadaan stabil

II 6 hari

setelah

persalinan

1. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus

berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada

perdaraha abnormal, tidak ada bau

2. Menilai adanya demam

3. Memastikan agar ibu mendapatkan cukup makanan,

4

Page 5: LP Nifas Fisiologis

cairan dan istirahat

4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda penyulit

5. Member konseling apda ibu tentang asuhan pada bayi,

perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan

perawtaan bayi sehari-hari

III 2 minggu

setelah

persalinan

1. Sama dengan 6 hari setelah persalinan

IV 6 minggu

setelah

persalinan

1. Mengkaji tentaang kemungkinan penyulit pada ibu

2. Member konseling keluarga beren

E. PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA NIFAS

Esty Yunitasari juga mengungkapkan beberapa perubahan fisiologis yang

terjadi pada ibu post partum, yaitu:

1. Uterus

Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya

kembali seperti sebelum hamil

Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000 gr

Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah pusat dengan

berate uterus 750 gr.

Satu minggu post partum tinggi fundus uteri teraba pertengan pusat simpisis

dengan berat uterus 500 gr

Dua minggu post partum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simpisis

dengan berat uterus 350 gr

Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan berat uterus

50 gr

Proses involusi uterus adalah sebagai berikut: (http://digilib.unimus.ac.id)

a. Iskemia miometrium

Disebabkan oleh retraksi dan kontraksi terus-menerus dari uterus setelah

pengeluaran sisa plasenta membuat uterus relative anemi dan menyebabkan

serat otot atrofi.

b. Autolysis

Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam

otot uterine. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah

sempat mengendur hingga 10x panjangnya dari semula dan 5x lebar dari

5

Page 6: LP Nifas Fisiologis

semula selama kehamilan atau dapat juga dikatakan sebagai pengrusakan

secara langsung jaringan hipertropi yang berlebihan. Hal ini disebabkan

karena penurunan hormon estrogen dan progesteron.

c. Efek oksitosin

Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga

akan menekan pembuluh darah yang akan mengakibatkan berkurangnya

suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau

tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan.

2. Vulva dan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat

besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama

sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur.

Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan

rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara

labia manjadi lebih menonjol.

3. Perineum

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya

teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke-

5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun

tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.

4. Payudara

Perubahan pada payudara dapat meliputi :

Penurunan kadar progesteron secara cepat dengan peningkatan hormon

prolaktin setelah persalinan.

Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi Asi terjadi pada hari ke-2 atau

hari ke-3 setelah persalinan.

Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi

5. Sistem Perkemihan

Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama, kemungkinan terdapat

spasme sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami

kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan.

Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam sesudah

melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormone estrogen yang bersifat

menahan air akan memgalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini

menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo

6 minggu.

6

Page 7: LP Nifas Fisiologis

6. Sistem Gastrointestinal

Seringkali diperlukan waktu 3 – 4 hari sebelum faal usus kembali normal.

Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun asupan

makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh

berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan

diberikan enema. Rasa sakit didaerah perineum dapat menghalangi keinginan ke

belakang.

7. Sistem Hematologi

Penurunan kadar estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil.

Jumlah sel darah merah dan hemoglobin kembali normal pada hari ke-5.

Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama masa

nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma darah

tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat.

Pembekuan darah harus dicegah dengan penanganan yang cermat dan

penekanan pada ambulasi dini.

8. Sistem Endokrin

Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam post partum.

Progesteron turun pada hari ke 3 post partum.

9. Sistem Musculosceletal

Ambulasi pada umumnya dimulai 4 – 8 jam post partum. Ambulasi dini sangat

membantu untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses involusi.

10. Sistem Integumen

Penurunan melanin umumnya setelah persalinan menyebabkan berkurangnya

hyperpigmentasi kulit. Perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit karena

kehamilan dan akan menghilang pada saat estrogen menurun.

F. PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS

Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai

berikut (Huliana, M, 2003):

1. Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama

sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu, focus perhatian ibu terutama

pada dirinya sendiri. Pengalaman secara persalinan sering berulang-ulang

diceritakan.

2. Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah

melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa

tanggung jawab dalam merawat bayinya. Selain itu, perasaan ibu sangat sensitif

7

Page 8: LP Nifas Fisiologis

sehingga mudah tersinggung jika komunikasinya kurang hati-hati. Oleh sebab itu,

ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang baik

menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga tumbuh

rasa percaya diri.

3. Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya

yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri

dengan ketergantungan bayinya. Pada fase ini sudah ada keinginan tinggi untuk

merawat bayinya.

Symptoms of Postpartum Ilness from Cleveland Clinic (2004) and National

Mental Health Association (2003), dalam Roswiyani P. Zahra, menyimpulkan

beberapa tanda gejala dalam ketiga jenis depresi post partum sebagai berikut:

BabybluesPostpartum Depression

Postpartum Psychosis

Simtom fisik Kurang tidurHilang tenagaHilang nafsu makan atau sangat bernafsu untuk makanMerasa lelah setelah bangun tidur

Cepat lelahGangguan tidurSelera makan menurunSakit kepalaSakit dadaJantung berdebar-debarSesak nafasMual muntah

Menolak makanTidak mampu menghentikan aktifitasKebingungan akan kelebihan energi

Simtom emosional

Cemas dan khawatir berlebihanBingung Mencemaskan kondisi fisik secara berlebihanTidak percaya diriSedih Perasaan diabaikan

Mudah tersinggungPerasaan sedihHilang harapanMerasa tidak berdayaMood swingsPerasaan tidak adekuat sebagai ibuHilang minatPemikiran bunuh diriIngin menyakiti orang lain (termasuk bayi, diri sendiri, dan suami)Perasaan bersalah

Sangat bingungHilang ingatanTidak koherenHalusinasi

Simtom perilaku

Sering menangisHiperaktif atau senang berlebihanTerlalu sensitivePerasaan mudah tersinggungTidak peduli terhadap bayi

PanikKurang mamapu merawat diri sendiriEnggan melakukan aktivitas menyenangkanMotivasi menurunEnggan bersosialisasiTidak peduli pada bayiTerlalu peduli terhadap perkembangan bayiSulit mengendalikan perasaanSulit mengambil

CurigaTidak rasionalPreokupasi terhadap hal-hal kecil

8

Page 9: LP Nifas Fisiologis

keputusanG. PENGKAJIAN

1. Data umum klien

Initial klien & suami

Usia

Status perkawinan

Pekerjaan

Pendidikan terakhir

Initial suami

2. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu

3. Pengalaman menyusui

4. Riwayat kehamilan saat ini

5. Riwayat persalinan

6. Riwayat ginekologi (masalah ginekologi, riwayat KB)

7. Data umum kesehatan saat ini

Status obstetric

Keadaan umum

Tanda-tanda vital

Pemeriksaan head to toe

H. PATHWAY

Proses persalinan

Robekan jalan lahir

Diskontinuitas jaringan

Pelepasan mediator inflamasi

Ambang nyeri menurun

Nyeri

Terbukanya port de entri kuman

Resiko infeksi

Gangguan rasa nyaman

Kelahiran anggota keluarga baru

Menerima peran baru dalam keluarga

Perubahan menjadi orangtua

I. MASALAH KEPERAWATAN

1. Nyeri akut

2. Gangguan rasa nyaman

3. Perubahan menjadi orangtua

4. Resiko infeksi

9

Page 10: LP Nifas Fisiologis

J. INTERVENSI

Nyeri akut

Tujuan :

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien tidak mengalami

nyeri

Kriteria hasil :

klien melaporkan nyeri berkurang

klien mengatakan mampu mengontrol nyeri

klien mampu mengenali nyeri

INTERVENSI RASIONALLakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi nyeri, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

Memudahkan menentukan inetrvensi selanjutnya

Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

Mengidentifikasi adanya nyeri pada klien

Kontrol tekanan darah klien Perubahan tekanan darah dapat mengindikasikan adanya reaksi dari pemberian obat-obatan

Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, dan kebisingan

Mengurangi faktor pencetus nyeri

Kurangi faktor presipitasi nyeri Apabila faktor pencetus berkurang maka intensitas nyeri akan berkurang

Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

Dukungan dari keluarga dapat membantu klien mengatasi nyeri

Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dada, relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin

Teknik non farmakologi yang benar akan membuat klien rileks dan nyaman sehingga dapat mengurangi nyeri

Tingkatkan istirahat Istirahat akan membuat klien merasa nyaman, sehingga nyeri dapat berkurang

Kolaborasi:Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri, seperti

Penggunaan agens-agens farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri

Gangguan Rasa Nyaman

Tujuan :

Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi keperawatan gangguan rasa

nyaman berkurang atau hilang

Kriteria hasil :

Klien menyatakan peningkatan rasa nyaman

Klien dapat beristirahat dengan cukup dan adekuat: tidur dalam 8 jam dan

menyatakan bangun dalam keadaan segar

Menyatakan kekakuan pada lengan kiri berkurang atau hilang

10

Page 11: LP Nifas Fisiologis

Menyatakan rasa tidak nyaman pada perut berkurang atau hilang

RR= 18-20 x/menit

INTERVENSI RASIONALMonitor cara klien mengatasi ketidaknyamanannya dan tentukan apa yang bisa meningkatkan atau menurunkan kenyamanan klien (posisi tidur, music, dsb)

Menentukan kemampuan pasien dalam mengontrol ketidaknyamanan secara mandiri dan menentukan cara yang efektif untuk meningkatkan kenyamanan

Review modifikasi atau tindakan yang didapatkan klien

Beberapa obat atau tindakanmempunyai efek samping ketidaknyamanan sehingga dapat ditentukan cara mengurangi efek sampingnya atau menurunkan kecemasan

Ajarkan/berikan tindakan nonfarmakologis yang sesuai untuk meningkatkan kenyamanan:a. Menggosok punggungb. Mengubah posisi tidurc. Kompres hangat

Membantu meningkatkan kenyamanan secara nonfarmakologis

Dorong klien untuk mendapatkan istirahat yang cukup

Untuk mencegah kelemahan

Perubahan Menjadi Orangtua

Tujuan :

Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi keperawatan klien menunjukkan

perilaku ketahanan keterikatan perasaan antara orangtua dan bayi

Kriteria Hasil :

Secara verbal mengungkapkan perasaan positif terhadap bayi

Sentuhan, usapan, tepukan, ciumanm dan senyuman pada bayi

Berbicara pada bayi

Posisi berhadapan dan melakukan kontak mata

INTERVENSI RASIONALPantau “reaksi orangtua baru” terhadap bayi, observasi untuk perasaan jijik, takut atau kecewa dalam masalah jenis kelamin

Kekecewaan yang muncul dapat mengurangi rasa tanggung jawab orangtua dalam memelohara bayi

Tentukan pengetahuan orangtua terhadap kebutuhan perawatan dasar bayi/anak dan berikan informasi perawatan anak yang tepat, sesuai indikasi

Pengetahuan yang dimiliki orangtua kan menentukan perawatan yang diberikan orangtua kepada anak

Menunjukkan cara menyentuh bayi yang dilahirkan dan diisolasi

Orangtua baru biasanya masih memiliki rasa takut dan khawatir ketika akan menyentuh bayinya

Letakkan bayi pada tubuh ibu segera setelah kelahiran

Kontak kulit antara ibu dan bayi dapat meningkatkan kelekatan antara ibu dan bayi

Berikan kesempatan kepada ayah untuk memegang anak di area pelahiran

Meningkatkan pelekatan antara ayah dan bayi

11

Page 12: LP Nifas Fisiologis

Berikan penghilang nyeri untuk ibu Nyeri yang dirasakan ibu dapat mengganggu proses pelekatan antara ibu dan bayi

Berikan privasi keluarga selama melakukan interaksi dengan bayi baru lahir

Privasi yang diberikan dapat membuat keluarga merasa nyaman berinteraksi dengan BBL

Dukung orangtua untuk menyentuh dan bicara kepada bayi baru lahir

Pemberian stimulasi berupa rangsangan dan sentuhan akan membuat bayi tumbuh dan berkembang dengan baik

Resiko Infeksi

Tujuan :

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam resiko infeksi tidak

menjadi aktual

Kriteria hasil :

Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

Klien menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

Jumlah leukosit dalam batas normal

Klienmenunjukkan perilaku hidup sehat

Status imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam batas normal

INTERVENSI RASIONALPantau tanda/gejala infeksi (missal.suhu tubuh, denyut jantung, pembuangan, penampilan luka, sekresi, penampilan urin, suhu kulit, lesi kulit, keletihan, malaise)

Mengetahui tanda infeksi secara dini memungkinkan pencegahan terhadap infeksi dan mengurangi keparahan infeksi yg mungkin sudah terjadi

Kaji faktor yg meningkatkan serangan infeksi (missal.usia lanjut, tanggap imun rendah, dan malnutrisi)

Faktor pemberat dapat mengakibatkan infeksi berkembang leboh cepat

Pantau hasil laboratorium (DPL, hitung granulosit absolut, hasil-hasil yg berbeda, protein serum, dan albumin)

Perubahan hasil laboratorium mengidentifikasikan adanya infeksi

Ajarkan pasien teknik mencuci tangan yg benar

Cuci tangan dengan benar dapat mencegah transmisi organism

Ajarkan kepada pasien dan keluarganya tanda/gejala infeksi dan kapan harus melaporkannya ke pusat kesehatan

Perubahan hasil laboratorium dapat mengindikasikan adanya infeksi

Berikan terapi antibiotic bila diperlukan Mencegah infeksi

12

Page 13: LP Nifas Fisiologis

TANDA BAHAYA NIFAS

1. Perdarahan vagina yang keluar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak

2. Pengeluaran vagina yang baunya menusuk

3. Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung

4. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati atau masalah pengelihatan

5. Pembengkakan di wajah atau di tangan

6. Demam, muntah, rasa sakit waktu buang air kecil (BAK)

7. Payudara yang berubah menjadi merah, panas, atau terasa sakit

8. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama

9. Rasa sakit, merah, lunak, atau pembengkakan di kaki

10. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau dirinya sendiri

Dalam sumber lain juga disebutkan beberapa tanda bahaya nifas, diantaranya:

1. Perdarahan Pervagina

a. perdarahan ≥ 500 cc pasca salin dalam 24 jam

b. setelah anak dan plasenta lahir

perkiraan pendarahan kadang bercampur amnion, urine, darah.

akibat kehilangan darah bervariasi anemi

perdarahan dapat terjadi lambat waspada terhadap shock

2. Infeksi Nifas

Semua peradangan yang disebabkan masuknya kuman ke dalam alat–alat genital

pada waktu persalinan dan nifas. Faktor predisposisi infeksi nifas:

partus lama

tindakan operasi persalinan

tertinggalnya plasenta, selaput ketuban, bekuan darah

pendarahan antepartum dan post partum

anemia

ibu hamil dengan infeksi (endogen)

manipulasi penolong (eksogen)

infeksi nosokomial

bakteri colli

3. Demam nifas / febris purpuralis

Kenaikan suhu tubuh ≥ 38 c selama 2 hari dan pada 10 hari pertama pp dengan

mengecualikan hari 1 (pengukuran suhu 4x / 24 jam oral/rektal). Faktor predisposisi:

pertolongan persalinan kurang steril

13

Page 14: LP Nifas Fisiologis

partus lama / kasep

malnutrisi

anemi

4. Rasa Sakit Waktu Berkemih

Gejala sistitis:

kencing sakit

nyeri tekan diatas simpisis

5. Mastitis

Peradangan pada mamae, kuman masuk melalui luka pada putting susu

suhu > 38 c

terjadi minggu ke 2 pp

bengkak keras, kemerahan, nyeri tekan

6. Tromboflebitis / Flegmasia Alba Dolens

Inflamasi vena femoralis dengan pembentukan pembekuan darah

odem pada paha bagian atas dan tungkai

nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha serta pada betis

suhu badan meningkat, menggigi

14

Page 15: LP Nifas Fisiologis

15

Page 16: LP Nifas Fisiologis

DAFTAR PUSTAKA

Bahiyatun. 2009. Uku Ajar Asuhan Kebidanan nifas normal. Jakarta. EGCNANDA Intl. 2012. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2002-2014. Jakarta.

EGC.Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan

Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta. EGC.Yunitasari, Esty. Asuhan Keperawatan Postpartum.

http://ners.unair.ac.id/materikuliah/ASUHAN%-20KEPERAWATAN%20POST%20PARTUM.pdf. Diakses tanggal 8 Desember 2010. Pukul 8.46 WIB.

Zahra, Roswiyani P. 2010. Depresi Pasca Melahirkan (Postpartum Depression). http://www.psikologi.tarumanagara.ac.id/s2/wp-content/uploads/2010/09/39-postpartum-depression-roswiyani-p-zahra-mpsi.pdf. Diakses tanggal 8 Desember 2010. Pukul 8.44 WIB.

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp-5102-3-bab2.pdf

16