Lp Manajemen Puskesmas Jannah

37
LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP MANAJEMEN PUSKESMAS A. Konsep Dasar dalam Manajemen Kesehatan 1. Pengertian Manajemen a.Manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan orang lain (Robert D. Terry). b.Manajemen adalah proses dimana pelaksanaan dari suatu tujuan diselenggarakan dan diawasi (Encyclopaedia of sosial sciences). c.Manajemen membuat tujuan tercapai melalui kegiatan- kegiatan orang lain dan fungsi-fungsinya dapat dipecahkan sekurang-kurangnya 2 tanggung jawab utama (perencanaan dan pengawasan). Dari batasan-batasan tersebut di atas dapat diambil suatu kesimpulan umum bahwa “Manajemen adalah suatu kegiatan untuk mengatur orang lain guna mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan pekerjaan”.Apabila batasan ini diterapkan dalam bidang kesehatan masyarakat dapat dikatakan sebagai berikut :“Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan”. Dengan kata lain manajemen kesehatan masyarakat adalah penerapan manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi

description

MANAJEMEN PUSKESMAS

Transcript of Lp Manajemen Puskesmas Jannah

Page 1: Lp Manajemen Puskesmas Jannah

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP MANAJEMEN PUSKESMAS

A. Konsep Dasar dalam Manajemen Kesehatan

1. Pengertian Manajemen

a. Manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan dengan

menggunakan orang lain (Robert D. Terry).

b. Manajemen adalah proses dimana pelaksanaan dari suatu tujuan

diselenggarakan dan diawasi (Encyclopaedia of sosial sciences).

c. Manajemen membuat tujuan tercapai melalui kegiatan-kegiatan orang lain

dan fungsi-fungsinya dapat dipecahkan sekurang-kurangnya 2 tanggung

jawab utama (perencanaan dan pengawasan).

Dari batasan-batasan tersebut di atas dapat diambil suatu kesimpulan umum

bahwa “Manajemen adalah suatu kegiatan untuk mengatur orang lain guna

mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan pekerjaan”.Apabila batasan ini

diterapkan dalam bidang kesehatan masyarakat dapat dikatakan sebagai

berikut :“Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk

mengatur para petugas kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna meningkatkan

kesehatan masyarakat melalui program kesehatan”. Dengan kata lain manajemen

kesehatan masyarakat adalah penerapan manajemen umum dalam sistem

pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi objek dan sasaran

manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan masyarakat (Notoatmodjo, 2003).

B. Konsep Dasar dalam Manajemen Puskesmas

1. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau

kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

wilayah kerja. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan

kabupaten atau kota (UPTD). Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian

dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten atau kota dan merupakan

Page 2: Lp Manajemen Puskesmas Jannah

unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di

Indonesia (Sulastomo, 2007).

Puskesmas juga dapat didefinisikan sebagai unit pelaksana teknis dinas

kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Depkes RI, 2004). Dengan kata

lain, puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan

kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya (Efendi & Makhfudli, 2009).

Pemerintah mulai mengenalkan konsep puskesmas yang tertuang dalam

Pembangunan Jangka Panjang (PJP) pada tahun 1986. Puskesmas dibangun untuk

menyelanggarakan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh, dan terpadu bagi

seluruh masyarakat yang tinggal di wilayah kerjanya. Program kesehatan yang

diselenggarakan oleh puskesmas merupakan program pokok yang wajib

dilaksanakan oleh pemerintah untuk melindungi warga negaranya, termasuk

mengembangkan program khusus untuk penduduk miskin (Efendi & Makhfudli,

2009).

Setelah 32 tahun, puskesmas dikembangkan sebagai ujung tombak

pelayanan kesehatan di Indonesia, reformasi dan sistem desentralisasi yang mulai

dikembangkan tahun 2001 menghendaki adanya perubahan visi, misi, dan strategi

puskesmas. Kebutuhan untuk kembali mengkaji peran dan manajemen puskesmas

tertuang dalam Undang-Undang Nomor 22 dan 25 Tahun 1999 tentang

Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Perawat komunitas harus mengetahui dan

memahami program kerja puskesmas yang merupakan pelayanan keperawatan lini

pertama dalam komunitas. Sejak diperkenalkannya konsep puskesmas, berbagai

hasil telah banyak dicapai. Angka kematian ibu (AKI) dan kematian bayi (AKB)

telah berhasil diturunkan, sementara umur harapan hidup rata-rata bangsa

Indonesia telah meningkat secara bermakna (Efendi & Makhfudli, 2009).

2. Fungsi Puskesmas

Puskesmas memiliki wilayah kerja yang meliputi satu kecamatan atau

sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan

geografi dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam

Page 3: Lp Manajemen Puskesmas Jannah

menentukan wilayah kerja puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan

kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang

lebih sederhana yang disebut puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.

Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta jiwa atau lebih,

wilayah kerja puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Puskesmas di ibukota

kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan

puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas

kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi (Efendi & Makhfudli, 2009).

Menurut Trihono (2005) ada 3 (tiga) fungsi puskesmas yaitu:

a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas

selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan

lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya,

sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping

itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari

penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus

untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah

mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa

mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

b. Pusat pemberdayaan masyarakat berarti puskesmas selalu berupaya agar

perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk

dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri

sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam

memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya,

serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program

kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini

diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial

budaya masyarakat setempat (Trihono, 2005).

c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama berarti puskesmas bertanggung jawab

menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh,

terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi (Trihono, 2005):

Page 4: Lp Manajemen Puskesmas Jannah

1) Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi

(privat goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan

pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan

kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah

rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

2) Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik

(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan

kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan

penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat

disebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,

penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,

keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program

kesehatan masyarakat lainnya.

3. Peran Puskesmas

Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana

teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan

untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan

dalam bentuk keikutsertaan dalam menentukan kebijakan daerah melalui sistem

perencanaan yang matang dan realistis, tata laksana kegiatan yang tersusun rapi,

serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Pada masa mendatang,

puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait

upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu (Efendi

& Makhfudli, 2009).

4. Kedudukan Puskesmas

Kedudukan puskesmas bisa dilihat secara administratif dan dalam suatu

hierarki pelayanan kesehatan sebagaimana berikut ini (Efendi & Makhfudli,

2009).

Page 5: Lp Manajemen Puskesmas Jannah

a. Kedudukan Secara Adminstratif

Puskesmas merupakan perangkat teknis pemerintah daerah tingkat II

dan bertanggung jawab langsung baik teknis maupun administratif kepada

kepala dinas kesehatan daerah tingkat II.

b. Kedudukan dalam Hierarki Pelayanan Kesehatan

Dalam urutan hierarki pelayanan kesehatan, sesuai SKN maka

puskesmas berkedudukan pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama.

Maksud dari pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah fasilitas, sedangkan

dalam hal pengembangan pelayanan kesehatan, puskesmas dapat

meningkatkan dan mengembangkan diri ke arah modernisasi sistem

pelayanan kesehatan di semua lini, baik promotif, preventif, kuratif, maupun

rehabilitatif sesuai kebijakan Renstra daerah II di bidang kesehatan. Berikut

ini contoh Renstra di berbagai bidang.

1) Bidang promotif, puskesmas dimungkinkan menggunakan LCD

projector sebagai sarana penyuluhan kesehatan dengan memanfaatkan

teknologi terkini yang bersifat interaktif menggunakan perangkat

audiovisual multimedia.

2) Bidang penunjang kuratif, puskesmas dapat mengembangkan

laboratorium modern dengan menggunakan elektro fotometri, USG,

EEG, dan lainnya secara bertahap, agar mutu pelayanan meningkat dan

masyarakat dapat menikmati berbagai pelayanan kesehatan di

puskesmas.

3) Bidang pengembangan SDM petugas, pimpinan puskesmas dapat

mengupayakan nursing review dan prosedur tetap pelayanan

keperawatan, agar upaya kuratif lebih bermutu dan dapat di

pertanggungjawabkan.

4) Bidang preventif, puskesmas dapat mengembangkannya dalam bentuk

pembuatan brosur seperti brosur jadwal imunisasi, pencegahan DBD,

pencegahan diare, dan lainnya sesuai skala prioritas dan kondisi

masing-masing puskesmas.

Page 6: Lp Manajemen Puskesmas Jannah

5) Bidang rehabilitatif, juga dapat dikembangkan transfer pengetahuan

kesehatan kepada khalayak berupa brosur seperti brosur jadwal makan

untuk penderita diabetes melius saat berpuasa dan lainnya.

5. Organisasi Puskesmas

a. Unsur Pimpinan (Kepala Puskesmas)

Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk memimpin,mengawasi,

dan mengkoordinasi kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam

jabatan struktural dan jabatan fungsional.

b. Unsur Pembantu Pimpinan (Kepala Urusan Tata Usaha)

Mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang kepegawaian,

keuangan, perlengkapan, serta surat-menyurat, pencatatan, dan pelaporan.

c. Unsur Pelaksana

1) Unit yang terdiri atas tenaga atau pegawai dalam jabatan fungsional.

2) Jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga, dan fasilitas tiap

daerah.

3) Unsur pelaksana terdiri atas unit I, II, IV, V, VI, dan VII.

Unit I. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan

kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, Keluarga Berencana, dan

perbaikan gizi.

Unit II. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan

kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit khususnya

imunisasi, kesehatan lingkungan, dan laboratorium.

Unit III. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan

kegiatan kesehatan gigi dan mulut, serta kesehatan tenaga kerja dan

lanjut usia (lansia).

Unit IV. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan

kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan

olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata, dan kesehatan khusus

lainnya.

Page 7: Lp Manajemen Puskesmas Jannah

RS Provinsi

RS Kabupaten

Puskesmas Kecamatan

Puskesmas Kelurahan

Posyandu

Unit V. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan

kegiatan di bidang pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan

masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat.

Unit VI. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan

kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap (puskesmas

perawatan).

Unit VII. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan

pengelolaan farmasi.

Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Puskesmas (Efendi & Makhfudli, 2009)

Gambar 2. Level Pelayanan Kesehatan

6. Visi dan Misi Puskesmas

a. Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh

puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya

Kepala Puskesmas

Urusan Tata Usaha

Unit I-IIIPelaksana teknis

Puskesmas Pembantu

Unit IV-VIIPelaksana Teknis

Page 8: Lp Manajemen Puskesmas Jannah

Indonesia sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan

masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni :

1) Masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat.

2) Memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata

3) Memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

b. Misi Puskesmas

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh

puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan

nasional. Misi tersebut adalah :

1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah

kerjanya.

2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya.

3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya (Depkes RI, 2004).

c. Tujuan

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas

adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional,

yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas, agar

terwujud derajat kesehatan yang setinggi tingginya.

7. Manajemen Puskesmas

Manajemen puskesmas dapat digambarkan sebagai suatu rangkaian

kegiatan yang bekerja secara senergik, sehingga menghasilkan keluaran yang

efisien dan efektif. Manajemen puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan, pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Seluruh

Page 9: Lp Manajemen Puskesmas Jannah

kegiatan diatas merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan

berkesinambungan (Depkes RI, 2006).

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya

kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu

ditunjang oleh manajeman Puskesmas yang baik.Manajemen Puskesmas adalah

rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran

Puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang

dilaksanakan oleh Puskesmas akan membentuk fungsi-fungsi manajeman.

Berikut beberapa model manajemen dan fungsi penjabarannya :

Model PIE (planning, implementation, evaluation)

Model POAC (planning, organizing, actuating, controling)

Model P1 – P2 – P3 (perencanaan, pergerakan-pelaksanaan, pengawasan-

pengendalian-penilaian)

Model ARRIF (analisis, rumusan, rencana, implementasi dan forum

komunikasi)

Model ARRIME (analisis, rumusan, rencana, implementasi, monitoring,

evaluasi)

Dari berbagai model manajemen tersebut sebenarnya mempunyai fungsi

manajemen yang sama. Setiap puskesmas bebas menentukan model manajemen

yang ingin diterapkan, namun yang terpenting mempunyai hasil sebagai berikut :

Makin banyaknya fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,

yang ditandai dengan tingginya nilai IPTS (indeks potensi tatanan sehat)

Makin baiknya fungsi pemberdayaan masyarakat dengan ditandai

berkembangnya UKBM (upaya kesehatan berbasis masyarakat). Serta

makin aktifnya BPP (badan penyantun puskesmas) dan BPKM (badan

peduli kesehatan masyarakat) dapat dijadikan indikator meningkatnya

partisipasi masyarakat setempat.

Makin bagusnya pemberdayaan keluarga dengan ditandainya IPKS (indeks

potensi keluarga sehat)

Makin bagusnya pelayanan kesehatan yang ditandai dengan tingginya

cakupan program (baik program kesehatan dasar maupun program

Page 10: Lp Manajemen Puskesmas Jannah

kesehatan pengembangan). Serta kualitas pelayanan kesehatan yang

ditandai dengan tingginya kepatuhan petugas kesehatan dan makin baiknya

kepuasan pasien.

a. Perencanaan Puskesmas

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas

untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja pusksesmas. Rencana

tahunan puskesmas dibedakan atas dua macam. Pertama, rencana tahunan

upaya kesehatan wajib. Kedua, rencana tahunan upaya kesehatan

pengembangan.

Dalam perencanaan puskesmas hendaknya melibatkan masyarakat

sejak awal sesuai kondisi kemampuan masyarakat di wilayah kecamatan.

Pada dasarnya ada 3 langkah penting dalam penyusunan perencanaan

yaitu: (a) identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan

lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan tentang cakupan dan mutu

pelayanan, (b) identifikasi potensi sumber daya masyarakat dan provider,

dan (c) menetapkan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan masalah.

Hasil perencanaan puskesmas adalah Rencana Usulan Kegiatan

(RUK) tahun yang akan datang setelah dibahas bersama dengan Badan

Penyantun Puskesmas (BPP). Setelah mendapat kejelasan dana alokasi

kegiatan yang tersedia selanjutnya puskesmas membuat Rencana

Pelaksanaan Kegiatan (RPK). Prosesperencanaan dapat menggunakan

instrumen Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) yang telah disesuaikan

dengan kondisi setempat atau dapat memanfaatkan instrumen lainnya.

Contoh Gann Chart Usulan Kegiatan (RUK)

b. Penggerakkan Pelaksanaan

Puskesmas melaksanakan serangkaian kegiatan yang merupakan

penjabaran lebih rinci dari rencana pelaksanaan kegiatan. Penyelenggaraan

Page 11: Lp Manajemen Puskesmas Jannah

penggerakan pelaksanaan puskesmas melalui instrumen lokakarya mini

puskesmas yang terdiri dari :

1) Lokakarya mini bulanan adalah alat untuk penggerakan pelaksanaan

kegiatan bulanan dan juga monitoring bulanan kegiatan puskesmas

dengan melibatkan lintas program intern puskesmas.

2) Lokakarya mini tribulanan dilakukan sebagai penggerakan pelaksanaan

dan monitoring kegiatan puskesmas dengan melibatkan lintas sektoral,

Badan Penyantun Puskesmas atau badan sejenis dan mitra yang lain

puskesmas sebagai wujud tanggung jawab puskesmas perihal kegiatan.

c. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian

Untuk terselenggaranya proses pengendalian, pengawasan dan

penilaian diperlukan instrumen yang sederhana. Instrumen yang telah

dikembangkan di puskesmas adalah:

1) Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)

2) Penilaian/Evaluasi Kinerja Puskesmas sebagai pengganti dan

stratifikasi.

Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses memperoleh

kepastian atas kesesuaianpenyelenggaraan dan pencapaian tujuan

puskesmas terhadap rencana dan peraturanperundangan-undangan serta

kewajiban yang berlaku. Untuk terselenggaranya pengawasan dan

pertanggungjawaban dilakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Pengawasan

Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan

eksternal. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan

langsung. Pengawasaneksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas

kesehatan kabupaten/kota serta berbagai institusi pemerintah terkait.

Pengawasan mencakup aspek administratif, keuangan dan teknis

pelayanan. Apabila pada pengawasan ditemukan adanya penyimpangan,

baikterhadap rencana, standar, peraturan perundangan-undangan maupun

Page 12: Lp Manajemen Puskesmas Jannah

berbagai kewajibanyang berlaku, perlu dilakukan pembinaan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

2) Pertanggungjawaban

Pada setiap akhir tahun anggaran, kepala puskesmas harus

membuat laporanpertanggungjawaban tahunan yang mencakup

pelaksanaan kegiatan, serta perolehan danpenggunaan berbagai

sumberdaya termasuk keuangan. Laporan tersebut disampaikankepada

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta pihak-pihak terkait lainnya,

termasukmasyarakat melalui Badan Penyantun Puskesmas. Apabila terjadi

penggantian kepalapuskesmas, maka kepala puskesmas yang lama

diwajibkan membuat laporanpertanggungjawaban masa jabatannya.

8. Tata Kerja Puskesmas

a. Dengan Kantor Kecamatan

Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berkoordinasi dengan

kantor kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan di tingkat

kecamatan. Koordinasi tersebut mencakup perencanaan, penggerakan

pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta penilaian. Dalam hal

pelaksanaan fungsi penggalian sumber daya masyarakat oleh puskesmas,

koordinasi dengan kantor kecamatan mencakup pula kegiatan fasilitasi.

b. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota, dengan demikian secara teknis dan administratif, puskesmas

bertanggungjawab kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sebaliknya

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggungjawab membina serta

memberikan bantuan administratif dan teknis kepada puskesmas.

c. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh

lembaga masyarakat dan swasta, puskesmas menjalin kerjasama termasuk

penyelenggaraan rujukan dan memantau kegiatan yang diselenggarakan.

Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat,

Page 13: Lp Manajemen Puskesmas Jannah

puskesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan

sesuai kebutuhan.

d. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan

Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya

kesehatan masyarakat, puskesmas menjalin kerjasama yang erat dengan

berbagai pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan,

jalinan kerjasama tersebut diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan

kesehatan perorangan seperti rumah sakit (kabupaten/kota) dan berbagai balai

kesehatan masyarakat (balai pengobatan penyakit paru-paru, balai kesehatan

mata masyarakat, balai kesehatan kerja masyarakat, balai kesehatan olahraga

masyarakat, balai kesehatan jiwa masyarakat, balai kesehatan indra

masyarakat). Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat, jalinan

kerjasama diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan

masyarakat rujukan, seperti Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Balai Teknik

Kesehatan Lingkungan, BalaiLaboratorium Kesehatan serta berbagai balai

kesehatan masyarakat. Kerjasama tersebutdiselenggarakan melalui penerapan

konsep rujukan yang menyeluruh dalam koordinasiDinas Kesehatan

Kabupaten/Kota.

e. Dengan Lintas Sektor

Tanggungjawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah

menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang dibebankan

oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk mendapat hasil yang optimal,

penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus dapat

dikoordinasikan dengan berbagai lintas sektor terkait yang ada di tingkat

kecamatan. Diharapkan di satu pihak, penyelenggaraan pembangunan

kesehatan di kecamatan tersebut mendapat dukungan dari berbagai sektor

terkait, sedangkan di pihak lain pembangunan yang diselenggarakan oleh

sektor lain di tingkat kecamatan berdampak positif terhadap kesehatan.

f. Dengan Masyarakat

Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di

wilayahkerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat

Page 14: Lp Manajemen Puskesmas Jannah

sebagai objek dan subjek pembangunan. Dukungan aktif tersebut diwujudkan

melalui pembentukan BadanPenyantun Puskesmas (BPP) yang menghimpun

berbagai potensi masyarakat, sepertitokoh masyarakat, tokoh agama, LSM,

orgasnisasi kemasyarakatan, serta dunia usaha.BPP tersebut berperan sebagai

mitra puskesmas dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan.

9. Upaya dan Azaz Penyelenggaraan

a. Upaya

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas,

yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas

bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya

kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan

nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan

tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:

1) Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang

mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan

masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap

puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.

Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:

a) Upaya Promosi Kesehatan

b) Upaya Kesehatan Lingkungan

c) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

d) Upaya Perbaikan Gizi

e) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

f) Upaya Pengobatan

2) Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang

ditetapkan berdasarkanpermasalahan kesehatan yang ditemukan di

Page 15: Lp Manajemen Puskesmas Jannah

masyarakat serta yang disesuaikan dengankemampuan puskesmas. Upaya

kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upayakesehatan pokok

puskesmas yang telah ada, yakni:

a) Upaya Kesehatan Sekolah

b) Upaya Kesehatan Olah Raga

c) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

d) Upaya Kesehatan Kerja

e) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

f) Upaya Kesehatan Jiwa

g) Upaya Kesehatan Mata

h) Upaya Kesehatan Usia Lanjut

i) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat

serta upaya pencatatan dan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga

upaya ini merupakanpelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan

upaya pengembangan puskesmas.Perawatan kesehatan masyarakat

merupakan pelayanan penunjang, baik upayakesehatan wajib maupun

upaya kesehatan pengembangan. Apabila perawatan kesehatanmasyarakat

menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebut, maka dapat

dijadikansebagai salah satu upaya kesehatan pengembangan.Upaya

kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi,

yakniupaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai

dengan kebutuhan.Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini

adalah dalam rangka mempercepattercapainya visi puskesmas.

b. Azaz Penyelenggaraan

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan

pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara

terpadu. Azas penyelenggaraan puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga

fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan

prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap

Page 16: Lp Manajemen Puskesmas Jannah

upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan

pengembangan. Azas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah:

1) Azas pertanggungjawaban wilayah

Azas penyelenggaraan puskesmas yang pertama adalah

pertanggungjawaban wilayah. Dalam arti puskesmas bertanggungjawab

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di

wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus melaksanakan berbagai

kegiatan, antara lain sebagai berikut:

a) Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan,

sehingga berwawasan kesehatan

b) Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan

masyarakat di wilayah kerjanya

c) Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan

oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya

d) Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara

merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.

Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh

puskesmas pembantu,puskesmas keliling, bidan di desa serta berbagai

upaya kesehatan di luar gedung puskesmas lainnya (outreach activities)

pada dasarnya merupakan realisasi dari pelaksanaaan azas

pertanggungjawaban wilayah.

2) Azas pemberdayaan masyarakat

Azas penyelenggaraan puskesmas yang kedua adalah

pemberdayaan masyarakat. Dalamarti puskesmas wajib memberdayakan

perorangan, keluarga dan masyarakat, agarberperan aktif dalam

penyelenggaraan setiap upaya puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi

masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukkan Badan Penyantun

Puskesmas(BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh

puskesmas dalam rangkapemberdayaan masyarakat antara lain:

Page 17: Lp Manajemen Puskesmas Jannah

a) Upaya kesehatan ibu dan anak: posyandu, polindes, Bina Keluarga

Balita (BKB)

b) Upaya pengobatan: posyandu, Pos Obat Desa (POD)

c) Upaya perbaikan gizi: posyandu, panti pemulihan gizi, Keluarga Sadar

Gizi (Kadarzi)

d) Upaya kesehatan sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan orang

tua/wali murid Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren

(Poskestren)

e) Upaya kesehatan lingkungan: Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa

PercontohanKesehatan Lingkungan (DPKL)

f) Upaya kesehatan usia lanjut: posyandu usila, panti wreda

g) Upaya kesehatan kerja: Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)

h) Upaya kesehatan jiwa: posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa

Masyarakat (TPKJM)

i) Upaya pembinaan pengobatan tradisional: Taman Obat Keluarga

(TOGA), PembinaanPengobatan Tradisional (Battra)

j) Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif): dana sehat,

Tabungan IbuBersalin (Tabulin), mobilisasi dana keagamaan.

3) Azas keterpaduan

Azas penyelenggaraan puksesmas yang ketiga adalah keterpaduan.

Untuk mengatasiketerbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil yang

optimal, penyelenggaraan setiapupaya puskesmas harus diselenggarakan

secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahapperencanaan. Ada dua macam

keterpaduan yang perlu diperhatikan, yakni:

a) Keterpaduan lintas program. Keterpaduan lintas program adalah upaya

memadukan penyelenggaraan berbagaiupaya kesehatan yang menjadi

tanggungjawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintasprogram antara

lain: (1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS): keterpaduan KIA

dengan P2M, gizi, promosi kesehatan, pengobatan. (2)Upaya Kesehatan

Sekolah (UKS): keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi

Page 18: Lp Manajemen Puskesmas Jannah

kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja

dankesehatan jiwa.

b) Keterpaduan lintas sektor. Keterpaduan lintas sektor adalah upaya

memadukan penyelenggaraan upayapuskesmas (wajib, pengembangan

dan inovasi) dengan berbagai program dari sektorterkait tingkat

kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia

usaha.Contoh keterpaduan lintas sektor antara lain:Upaya Kesehatan

Sekolah: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,lurah/kepala desa,

pendidikan, agama

4) Azas rujukan

Azas penyelenggaraan puskesmas yang keempat adalah rujukan.

Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang

dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan langsung

dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatannya. Untuk

membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut

dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap

upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) harus ditopang oleh

azas rujukan.

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas

kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal

balik, baik secara vertikal dalam arti satu strata sarana pelayanan

kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara

horisontal dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama. Sesuai

dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas ada

dua macam rujukan yang dikenal, yakni:

a) Rujukan upaya kesehatan perorangan

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus

penyakit. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu

kasus penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke

sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik horisontal maupun

Page 19: Lp Manajemen Puskesmas Jannah

vertikal). Sebaliknya pasien paska rawat inap yang hanya memerlukan

rawat jalan sederhana, dirujuk ke puskesmas.

Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam:

(1) Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik

(biasanya operasi) dan lain-lain.

(2) Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan

laboratorium yang lebih lengkap.

(3) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang

lebih kompeten untuk melakukan bimbingan kepada tenaga

puskesmas dan ataupun menyelenggarakan pelayanan medik di

puskesmas.

b) Rujukan upaya kesehatan masyarakat

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah

masalah kesehatanmasyarakat, misalnya kejadian luar biasa,

pencemaran lingkungan, dan bencana. Rujukan pelayanan kesehatan

masyarakat juga dilakukan apabila satu puskesmastidak mampu

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib

danpengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah

menjadikebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak mampu

menanggulangimasalah kesehatan masyarakat, maka puskesmas

tersebut wajib merujuknya ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam:

(1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan

fogging,peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat

audio visual, bantuanobat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan

bahan makanan.

(2) Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyelidikan

kejadian luarbiasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan,

penanggulangangangguan kesehatan karena bencana alam.

(3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya masalah

kesehatanmasyarakat dan tanggungjawab penyelesaian masalah

Page 20: Lp Manajemen Puskesmas Jannah

kesehatan masyarakat danatau penyelenggaraan upaya kesehatan

masyarakat (antara lain Upaya KesehatanSekolah, Upaya Kesehatan

Kerja, Upaya Kesehatan Jiwa, pemeriksaan contoh airbersih) kepada

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rujukan

operasionaldiselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.

Gambar 3. Skematis Pelaksanaan Azas Rujukan

10. Pembiayaan

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya

kesehatanmasyarakat yang menjadi tanggungjawab puskesmas, perlu ditunjang

dengan tersedianyapembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber

pembiayaan puskesmas, yakni:

a. Pemerintah

Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan yang berasal

dari pemerintahterutama adalah pemerintah kabupaten/kota. Di samping itu

puskesmas masih menerima dana yang berasal dari pemerintah provinsi dan

pemerintah pusat. Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua

macam, yakni:

1) Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan gedung,

pengadaanperalatan serta pengadaan obat.

Page 21: Lp Manajemen Puskesmas Jannah

2) Dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung

dan peralatan pembelian barang habis pakai serta biaya operasional.

Setiap tahun kedua anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota untukdiajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan ke pemerintah

kabupaten/kota untuk seterusnyadibahas bersana DPRD kabupaten/kota.

Puskesmas diberikan kesempatan mengajukankebutuhan untuk kedua

anggaran tersebut melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Anggaran yang telah disetujui yang tercantum dalam dokumen

keuangan diturunkan secarabertahap ke puskesmas melalui Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota. Untuk beberapa mataanggaran tertentu, misalnya pengadaan

obat dan pembangunan gedung serta pengadaanalat, anggaran tersebut

dikelola langsung olen Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau oleh

pemerintah kabupaten/kota. Penanggungjawab penggunaan anggaran yang

diterima puskesmas adalah kepala puskesmas, sedangkan administrasi

keuangan dilakukan oleh pemegang keuanganpuskesmas yakni seorang staf

yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atas usulan kepala

puskesmas. Penggunaan dana sesuai dengan usulan kegiatan yang telah

disetujui denganmemperhatikan berbagai ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

b. Pendapatan Puskesmas

Sesuai dengan kebijakan pemerintah, masyarakat dikenakan

kewajiban membiayai upayakesehatan perorangan yang dimanfaatkannya,

yang besarnya ditentukan oleh pemerintahdaerah masing-masing (retribusi).

Pada saat ini ada beberapa kebijakan yang terkait denganpemanfaatan dana

yang diperoleh dari penyelenggraan upaya kesehatan perorangan ini,yakni:

1) Seluruhnya disetor ke Kas Daerah. Untuk ini secara berkala puskesmas

menyetor langsung seluruh dana retribusi yangditerima ke kas daerah

melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

2) Sebagian dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas. Beberapa daerah

tertentu membenarkan puskesmas menggunakan sebagian dari danayang

Page 22: Lp Manajemen Puskesmas Jannah

diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan, yang

lazimnyaberkisar antara 25 – 50% dari total dana retribusi yang diterima.

Penggunaan danahanya dibenarkan untuk membiayai kegiatan operasional

puskesmas. Penggunaan dana tersebut secara berkala

dipertanggungjawabkan oleh puskesmas ke pemerintah daerah melalui

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

3) Seluruhnya dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas. Beberapa

daerah tertentu lainnya membenarkan puskesmas menggunakan

seluruhdana yang diperolehnya dari penyelenggaraan upaya kesehatan

perorangan untukmembiayai kegiatan operasional puskesmas. Dahulu

puskesmas yang menerapkanmodel pemanfaatan dana seperti ini disebut

puskesmas swadana. Pada saat ini sesuaidengan kebijakan dasar

puskesmas yang juga harus menyelenggarakan upayakesehatan

masyarakat yang dananya ditanggung oleh pemerintah, diubah

menjadipuskesmas swakelola. Dengan perkataan lain puskesmas tidak

mungkin sepenuhnya menjadi swadana. Pemerintah tetap berkewajiban

menyediakan dana yakni untukmembiayai upaya kesehatan masyarakat

yang memang menjadi tanggungjawabpemerintah.

c. Sumber Lain

Pada saat ini puskesmas juga menerima dana dari beberapa sumber

lain seperti:

1) PT. ASKES yang peruntukkannya sebagai imbal jasa pelayanan yang

diberikan kepadapara peserta ASKES. Dana tersebut dibagikan kepada

para pelaksana sesuai denganketentuan yang berlaku.

2) PT. (Persero) Jamsostek yang peruntukannya juga sebagai imbal jasa

pelayanankesehatan yang diberikan kepada peserta Jamsostek. Dana

tersebut juga dibagikankepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

Page 23: Lp Manajemen Puskesmas Jannah

3) JPSBK/PKPSBBM

Untuk membantu masyarakat miskin, pemerintah mengeluarkan dana

secara langsung kepuskesmas. Pengelolaan dana ini mengacu pada pedoman

yang telah ditetapkan. Apabila sistem Jaminan Kesehatan Nasional telah

berlaku, akan terjadi perubahan pada sistempembiayaan puskesmas. Sesuai

dengan konsep yang telah disusun, direncanakan pada masayang akan datang

pemerintah hanya bertanggungjawab untuk membiayai upaya

kesehatanmasyarakat, sedangkan untuk upaya kesehatan perorangan dibiayai

melalui sistem JaminanKesehatan Nasional, kecuali untuk penduduk miskin

yang tetap ditanggung oleh pemerintahdalam bentuk pembayaran premi.

Dalam keadaan seperti ini, apabila puskesmas tetap diberikankesempatan

menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan, maka puskesmas akan

menerimapembayaran dalam bentuk kapitasi dari Badan Penyelenggara

Jaminan Kesehatan Nasional.Untuk itu puskesmas harus dapat mengelola dana

kapitasi tersebut sebaik-baiknya, sehingga disatu pihak dapat memenuhi

kebutuhan peserta Jaminan Kesehatan Nasional dan di pihak laintetap

memberikan keuntungan bagi puskesmas. Tetapi apabila puskesmas

hanyabertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat,

maka puskesmas hanyaakan menerima dan mengelola dana yang berasal dari

pemerintah.

Page 24: Lp Manajemen Puskesmas Jannah

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2004. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

_________, 2006. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Efendi F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.

Notoatmodjo S. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta: Jakarta.

Sulastomo. 2007. Manajemen Kesehatan. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. CV Sagung Seto: Jakarta.