LP Kraniotomy

download LP Kraniotomy

of 25

description

LP Kraniotomy

Transcript of LP Kraniotomy

Laporan Pendahuluan CraniotomiNama : Muhammad IkramNim: 132 6521. DEFINISI

a. Kraniotomi adalah operasi membuka tulang tengkorak untuk mengangkat tumor, mengurangi TIK, mengeluarkan bekuan darah atau menghentikan perdarahan. (Hinchliff, Sue. 1999).b. Kraniotomi mencakup pembukaan tengkorak melalui pembedahan untuk meningkatkan akses pada struktur intrakranial. (Brunner & Suddarth. 2002)c. Jadi post kraniotomi adalah setelah dilakukannya operasi pembukaan tulang tengkorak untuk, untuk mengangkat tumor, mengurangi TIK, mengeluarkan bekuan darah atau menghentikan perdarahan.d. Craniektomy adalah insisi pada tulang tengkorak dan membersihkan tulang dengan memperluas satu atau lebih lubang,. Pembedahan craniektomy dilakukan untuk mengangkat tumor, hematom, luka, atau mencegah infeksi pada daerah tualang tengkorak.e. Cranioplasty adalah memperbaiki kerusakan tulang kepala dengan menggunakan bahan plastic atau metal plate.

2. INDIKASIIndikasi tindakan kraniotomi atau pembedahan intrakranial adalah sebagai berikut :a. Pengangkatan jaringan abnormal baik tumor maupun kanker.b. Mengurangi tekanan intrakranial.c. Mengevakuasi bekuan darah.d. Mengontrol bekuan darah,e. Pembenahan organ-organ intrakranial,f. Tumor otak,g. Perdarahan (hemorrage),h. Kelemahan dalam pembuluh darah (cerebral aneurysms)i. Peradangan dalam otakj. Trauma pada tengkorak.

3. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKProsedur diagnostik praoperasi dapat meliputi :a. Tomografi komputer (pemindaian CT)Untuk menunjukkan lesi dan memperlihatkan derajat edema otak sekitarnya, ukuran ventrikel, dan perubahan posisinya/pergeseran jaringan otak, hemoragik.Catatan : pemeriksaan berulang mungkin diperlukan karena pada iskemia/infark mungkin tidak terdeteksi dalam 24-72 jam pasca trauma.b. Pencitraan resonans magnetik (MRI)Sama dengan skan CT, dengan tambahan keuntungan pemeriksaan lesi di potongan lain.c. Electroencephalogram (EEG)Untuk memperlihatkan keberadaan atau berkembangnya gelombang patologisd. Angiografy SerebralMenunjukkan kelainan sirkulasi serebral, seperti pergeseran jaringan otak akibat edema, perdarahan traumae. Sinar-XMendeteksi adanya perubahan struktur tulang (fraktur), pergeseran struktur dari garis tengah (karena perdarahan,edema), adanya fragmen tulangf. Brain Auditory Evoked Respon (BAER) : menentukan fungsi korteks dan batang otakg. Positron Emission Tomography (PET) : menunjukkan perubahan aktivitas metabolisme pada otakh. Fungsi lumbal, CSS : dapat menduga kemungkinan adanya perdarahan subarakhnoidi. Gas Darah Artery (GDA) : mengetahui adanya masalah ventilasi atau oksigenasi yang akan dapat meningkatkan TIKj. Kimia/elektrolit darah : mengetahui ketidakseimbangan yang berperan dalam meningkatkan TIK/perubahan mentalk. Pemeriksaan toksikologi : mendeteksi obat yang mungkin bertanggung jawab terhadap penurunan kesadaranl. Kadar antikonvulsan darah : dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat terapi yang cukup efektif untuk mengatasi kejang.

(Doenges, Marilynn.E, 1999)

4. PENATALAKSANAAN MEDISa. PRAOPERASIPada penatalaksaan bedah intrakranial praoperasi pasien diterapi dengan medikasi antikonvulsan (fenitoin) untuk mengurangi resiko kejang pascaoperasi. Sebelum pembedahan, steroid (deksametason) dapat diberikan untuk mengurangai edema serebral. Cairan dapat dibatasi. Agens hiperosmotik (manitol) dan diuretik (furosemid) dapat diberikan secara intravena segera sebelum dan kadang selama pembedahan bila pasien cenderung menahan air, yang terjadi pada individu yang mengalami disfungsi intrakranial. Kateter urinarius menetap di pasang sebelum pasien dibawa ke ruang operasi untuk mengalirkan kandung kemih selama pemberian diuretik dan untuk memungkinkan haluaran urinarius dipantau. Pasien dapat diberikan antibiotik bila serebral sempat terkontaminasi atau deazepam pada praoperasi untuk menghilangkan ansietas.Kulit kepala di cukur segera sebelum pembedahan (biasanya di ruang operasi) sehingga adanya abrasi superfisial tidak semua mengalami infeksi.b. PASCAOPERASI1) Mengurangi Edema SerebralTerapi medikasi untuk mengurangi edema serebral meliputi pemberian manitol, yang meningkatkan osmolalitas serum dan menarik air bebas dari area otak (dengan sawar darah-otak utuh). Cairan ini kemudian dieksresikan melalui diuresis osmotik. Deksametason dapat diberikan melalui intravena setiap 6 jam selama 24 sampai 72 jam ; selanjutnya dosisnya dikurangi secara bertahap.2) Meredakan Nyeri dan Mencegah KejangAsetaminofen biasanya diberikan selama suhu di atas 37,50C dan untuk nyeri. Sering kali pasien akan mengalami sakit kepala setelah kraniotomi, biasanya sebagai akibat syaraf kulit kepala diregangkan dan diiritasi selama pembedahan.Kodein,diberikan lewat parenteral, biasanya cukup untuk menghilangkan sakit kepala.Medikasi antikonvulsan(fenitoin, deazepam) diresepkan untuk pasien yang telah menjalani kraniotomi supratentorial, karena resiko tinggi epilepsi setelah prosedur bedah neuro supratentorial. Kadar serum dipantau untuk mempertahankan medikasi dalam rentang terapeutik.3) Memantau Tekanan IntrakranialKateter ventrikel, atau beberapa tipe drainase, sering dipasang pada pasien yang menjalani pembedahan untuk tumor fossa posterior. Kateter disambungkan ke sistem drainase eksternal. Kepatenan kateter diperhatikan melalui pulsasi cairan dalam selang. TIK dapat di kaji dengan menyusun sistem dengan sambungan stopkok ke selang bertekanan dan tranduser. TIK dalam dipantau dengan memutar stopkok. Perawatan diperlukan untuk menjamin bahwa sistem tersebut kencang pada semua sambungan dan bahwa stopkok ada pada posisi yang tepat untuk menghindari drainase cairan serebrospinal, yang dapat mengakibatkan kolaps ventrikel bila cairan terlalu banyak dikeluarkan. Kateter diangkat ketika tekanan ventrikel normal dan stabil. Ahli bedah neuro diberi tahu kapanpun kateter tanpak tersumbat.Pirau ventrikel kadang dilakuakan sebelum prosedur bedah tertentu untuk mengontrol hipertensi intrakranial, terutama pada pasien tumor fossa posterior5. KOMPLIKASI PASCABEDAHBeberapa komplikasi yang dapat terjadi pada pasien pascabedah intrakranial atau kraniotomi adalah sebagai berikut :a. Peningkatan tekanan intrakranialb. Perdarahan dan syok hipovolemikc. Ketidakseimbangan cairan dan elekrolitd. Infeksie. Kejang(Brunner & Suddarth. 2002).

6. ASUHAN KEPERAWATANPREOPERASI

a.Pengkajian berdasarkan pola fungsional Gordon pada preoperasi1)Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatanTanyakan pada klien bagaimana pemahaman pasien dan keluarga tentang rencana prosedur bedah dan kemungkinan gejala sisanya yang dikaji bersamaan dengan reaksi pasien terhadap rencana pembedahan. Menanyakan pada klien tentang pengalaman pembedahan, pengalaman anestesi, riwayat pemakaian tembakau, alcohol, obat-obatan. Biasanya klien mengalami perubahan status kognitif karena pembedahan ang akan dihadapi.

2)Pola nutrisi metabolicTanyakan kepada klien bagaimana pola makannya sebelum sakit dan pola makan setelah sakit? Apakah ada perubahan pola makan klien? Kaji apa makanan kesukaan klien?kaji riwayat alergi makanan maupun obat-obatan tertentu. Biasanya sebelum pembedahan, pasien dipuasakan selama 6-8 jam. Segala bentuk defisiensi nutrisi dan cairan harus di koreksi sebelum pembedahan untuk memberikan protein yang cukup untuk perbaikan jaringan. Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan pasien mengalami berbagai komplikasi pasca operasi dan mengakibatkan pasien menjadi lebih lama dirawat di rumah sakit. Balance cairan perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan input dan output cairan. Demikaian juga kadar elektrolit serum harus berada dalam rentang normal.

3)Pola eliminasiKaji bagaimana pola miksi dan defekasi klien? Apakah mengalami gangguan? Kaji apakah klien menggunakan alat bantu untuk eliminasi nya?. Biasanya klien yang dipasangi keteter akan merasa sakit saat BAK .

4)Pola aktivas latihanKaji bagaimana klien melakukan aktivitasnya sehari-hari sebelum menghadapi pembedahan, apakah klien dapat melakukannya sendiri atau malah dibantu keluarga, dan apakah aktivitas terganggu karena perasaan cemas yang dirasakan.

5)Pola istirahat tidurKaji perubahan pola tidur klien sebelum menghadapi oprasi, berapa lama klien tidur dalam sehari? Apakah klien mengalami gangguan dalam tidur, seperti nyeri dan lain lain.Keadaan pasien yang cemas akan mempengaruhi kebutuhan tidur dan istirahat (Ruth F. Craven, Costance J Himle, 2000). Pada pasien preoperasi yang terencana mengalami kecemasan yang mengakibatkan terjadinya gangguan pola tidur antara 3 5 jam, sedangkan kebutuhan tidur dan istirahat normal adalah antara 7 8 jam. (Gunawan L, 2001).

6)Pola kognitif persepsiKaji tingkat kesadaran klien, apakah klien mengalami gangguan penglihatan,pendengaran, dan kaji bagaimana klien dalam berkomunikasi? atau lakukan pengkajian nervus cranial.

7)Pola persepsi diri dan konsep diriKaji bagaimana klien memandang dirinya dengan penyakit yang dideritanya? Apakah klien merasa rendah diri ? biasanya klien akan merasa rendah diri akibat pembedahan yang akan dijalani. Klien akan takut akan terjadi hal yang tidak diinginkan setelah operasi.

8)Pola peran hubuganKaji bagaimana peran fungsi klien dalam keluarga sebelum dan selama dirawat di Rumah Sakit? Dan bagaimana hubungan social klien dengan masyarakat sekitarnya?. Pola peran hubungan klien dengan orang lain tergantung dengan kepribadiannya. Klien dengan kepribadian tipe ekstrovert pada orang biasanya memiliki ciri-ciri mudah bergaul, terbuka, hubungan dengan orang lain lancar dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Hal ini akan menyebabkan seseorang lebih terbuka, lebih tenang serta dapat mengurangi rasa cemas dalam menghadapi pra operasi.

9)Pola reproduksi dan seksualitasKaji apakah ada masalah hubungan dengan pasangan? Apakah ada perubahan kepuasan pada klien berkaitan dengan kecemasan dan ketakutan sebelum operasi? Pada pasien baik preoperasi maupun postoperasi terkadang mengalami masalah tentang efek kondisi/terapi pada kemampuan seksualnya

10)Pola koping dan toleransi stressKaji apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalah? Apakah klien menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan stres? Pada pasien pre operasi dapat mengalami berbagai ketakutan . Takut terhadap anestesi, takut terhadap nyeri atau kematian, takut tentang ketidaktahuaan atau takut tentang derformitas atau ancaman lain terhadap citra tubuh dapat menyebabkan ketidaktenangan atau ansietas (Smeltzer and Bare, 2002).

11)Pola nilai dan kepercayaanKaji bagaimana pengaruh agama terhadap klien menghadapi pembedahan?

b.Diagnosa keperawatan preoperasi1.Depresi berhubungan dengan ketidakpastian pengobatan : pembedahan2.Kurang pengetahuan tentang persiapan pre operasi berhubungan dengan keterbatasan koginitf.3.Resiko tinggi peningkatan tekanan intracranial berhubungan dengan metastase tumor ke jaringan lunak.4.Cemas, berhubungan dengan pengalaman bedah (anesthesi, nyeri) dan hasil akhir dari pembedahan5.Kurang pengetahuan mengenai prosedur dan protokol pre-operatif dan harapan pasca-operatif

NANDACemas, berhubungan dengan pengalaman bedah (anesthesi, nyeri) dan hasil akhir dari pembedahan (p. 242)Defenisi:sebuah perasaan ketidaknyamanan,tidak enak atau takut samar-samar disertai oleh respon otonom sumbernya sering tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu; perasaan ketakutan yang disebabkan oleh antisipasi bahaya. itu adalah mengubah sinyal yang memperingatkan bahaya yang akan datang dan memungkinkan individu untuk mengambil langkah-langkah untuk menghadapi ancaman

Batasan karakteristik:InsomniaKawatirMenggigilGelisahTidak nafsu makanTekanan darah meningkatSulit konsentrasi

NOC :Control kecemasan (p. 116)Indikator:Memonitor intensitas kecemasanMengeliminasi penyebab kecemasanMenurunkan stimulasi lingkungan ketika cemasMerencanakan strategi kopingGunakan strategi koping yag efektifGunakan teknik relaksasiPerhatikan hubungan socialLaporkan tidur yang tidak adekuatControl respon cemas

NICPenurunan kecemasan (p.109)Aktifitas:oGunakan ketenangan, meyakinkan pendekatanoJelaskan semua proseduroLihat untuk mengerti perspektif pasien terhadap situasi stressoSediakan informasi tentang diagnosis, pengobatan, dan prognosisoTetap bersama pasien untuk kenyamanan dan mengurangi takutoTanggapi perilakuoCiptakan suasana untuk menfasilitasi kepercayaanoMenyemangati secara verbal mengenai perasaan, persepsi, dan ketakutanoIdentifikasi perubahan tingkat kecemasanoBantu pasien mengidentifikasi situasi yang menurunkan kecemasanoAjarkan klien menggunakan teknik relaksasioGunakan obat-obatan untuk mengurangi kecemasan, jika diperlukan

POSTOPERASIa.Pengkajian berdasarkan pola fungsional Gordon pada pasien postoperasi1)Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatanTanyakan pada klien bagaimana pandangannya tentang penyakit yang dideritanya dan pentingnya kesehatan bagi klien? Bagaimana pandangan klien tentang penyakitnya setelah pembedahan? Apakah klien merasa lebih baik setelah pembedahan?

2)Pola nutrisi metabolicTanyakan kepada klien bagaimana pola makannya sebelum sakit dan pola makan setelah sakit? Apakah ada perubahan pola makan klien? Kaji apa makanan kesukaan klien?kaji riwayat alergi klien.Pada pasien pasca pembedahan biasanya tidak diperkenankan menelan makanan sesudah pembedahan. Insersi NG tube intra operatif mencegah komplikasi post operatif dengan decompresi dan drainase lambung. Makanan yang dianjurkan pada pasien post operasi adalah makanan tinggi protein dan vitamin C. Protein sangat diperlukan pada proses penyembuhan luka, sedangkan vitamin C yang mengandung antioksidan membantu meningkatkan daya tahan tubuh untuk pencegahan infeksi.Pembatasan diit yang dilakukan adalah NPO (nothing peroral) .Biasanya makanan baru diberikan jika:Perut tidak kembungPeristaltik usus normalFlatus positifBowel movement positifPemberian infus merupakan usaha pertama untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Monitor cairan per infus sangat penting untuk mengetahui kecukupan pengganti dan pencegah kelebihan cairan. Begitu pula cairan yang keluar juga harus dimonitor.

3)Pola eliminasiKaji bagaimana pola miksi dan defekasi kliensetelah pembedahan? Apakah mengalami gangguan? Kaji apakah klien menggunakan alat bantu untuk eliminasi nya?. Biasanya klien dipasangi keteter pasca operasi. Kontrol volunter fungsi perkemihan kembali setelah 6 8 jam post anesthesia inhalasi, IV, spinal.

4)Pola aktivas latihanKaji bagaimana klien melakukan aktivitasnya sehari-hari, apakah klien dapat melakukannya sendiri atau malah dibantu keluarga?Biasanya pasien diposisikan untuk berbaring ditempat tidur agar keadaanya stabil. Biasanya posisi awal adalah terlentang, tapi juga harus tetap dilakukan perubahan posisi agar tidak terjadi dekubitus. Pasien yang menjalani pembedahan abdomen dianjurkan untuk melakukan ambulasi dini.

5)Pola istirahat tidurKaji perubahan pola tidur klien selama sehat dan sakit, berapa lama klien tidur dalam sehari? Apakah klien mengalami gangguan dalam tidur pasca operasi seperti nyeri dan lain lain. Biasanya pasien mengalami gangguan tidur karena nyeri pasca operasi.

6)Pola kognitif persepsiKaji tingkat kesadaran klien, apakah klien mengalami gangguan penglihatan, pendengaran, dan kaji bagaimana klien dalam berkomunikasi?atau lakukan pengkajian nervus cranial. Kaji apakah ada komplikasi pada kognitif, sensorik, maupun motorik setelah pembedahan.Monitor kondisi umum dan neurologis pasien dilakukan seperti biasanya. Jahitan dibuka pada hari ke 5-7. Tindakan pemasangan fragmen tulang atau kranioplasti dianjurkan dilakukan setelah 6-8 minggu kemudian.CT scan kontrol diperlukan apabila post operasi kesadaran tidak membaik dan untuk menilai apakah masih terjadi hematom lainnya yang timbul kemudian.

7)Pola persepsi diri dan konsep diriKaji bagaimana klien memandang dirinya dengan penyakit yang dideritanya? Apakah klien merasa rendah diri? Biasanya klien mengalami gangguan citra tubuh karena efek pembedahan.

8)Pola peran hubuganKaji bagaimana peran fungsi klien dalam keluarga sebelum dan selama dirawat di Rumah Sakit? Dan bagaimana hubungan social klien dengan masyarakat sekitarnya?

9)Pola reproduksi dan seksualitasKaji apakah ada masalah hubungan dengan pasangan? Apakah ada perubahan kepuasan pada klien? Pada klien baik preoperasi maupun postoperasi terkadang mengalami masalah tentang efek kondisi/terapi pada kemampuan seksualnya

10)Pola koping dan toleransi stressKaji apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalah? Apakah klien menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan stres?

11)Pola nilai dan kepercayaanKaji bagaimana pengaruh agama terhadap klien menghadapi penyakitnya? Apakah ada pantangan agama dalam proses penyembuhan klien?

b.Diagnosa keperawatan post operasiDiagnosa keperawatan yang dapat muncul adalah:1.Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan pendarahan, edema serebral.2.Potensial terhadap ketidakefektifan termoregulasi yang berhubungan dengan kerusakan hipotalamus, dehidrasi, dan infeksi.3.Potensial terhadap kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan hipoventilasi, aspirasi dan imobilisasi.4.Perubahan sensori persepsi berhubungan dengan edema periorbital, balutan kepala, selang endotrakea dan efek TIK5.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan atau ketidakmampuan fisik6.Ganggguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan luka insisi.7.Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka insisi.8.Resiko tinggi infeksi berhubungan berhubungan dengan tindakan invasif, penurunan tingkat kesadaran, lamanya, type dari tindakan pembedahan.9.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan post operasi.10.Pola nafas inefektif berhubungan dengan gangguan integritas jaringan otak, hypoxemia dampak dari anestesi, serebral edema, area pembedahan sekitar medulla obongata atau pons.11.Bersihan jalan napas inefektif berhubungan dengan penumpukan secret.12.Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan efek anastesi.13.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah

NANDAPerubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penghentian aliran darah (hemoragi, hematoma); edema cerebral; penurunan TD sistemik/hipoksia (hipovolemia, disritmia jantung) p. 143Defenisi : resiko untuk penurunan sirkulasi jaringan serebral.Factor resiko:Tumor otakCedera kepalaEmbolus

NOCPerfusi jaringan otakDefenisi: meluasnya aliran darah ke sistem saraf otak dan memelihara fungsi otak.Indicator:Fungsi neurologisTekanan intra cranial dalam batas normalTidak ada muntah

NICMonitoring tekanan intracranial (p. 345)Defenisi: mengukur dan menginterpretasikan data pasien untuk meregulasi tekanan intra cranialAktivitas:le cet vitae dicimusTERIMAHKASIH sudah mampir berkunjung di blog ini...blog ini saya tulis untuk berbagi pengetahuan terutama untuk bidang Kesehatan Keperawatan karena saya berkecimpung di dunia pendidikan keperawatan,beberapa adalah artikel adalah saduran dari bahan makalah juga tulisan ringkas dari bahan kuliah...SEMOGA BERMANFAATMINGGU, 19 JUNI 2011KRANIOTOMI

ASUHAN KEPERAWATAN KRANIOTOMI

A.KONSEP DASAR MEDIKDefinisiKraniotomi ialah mencakup pembukaan tengkorak melalui pembedahan untuk meningkatkan akses pada struktur intrakranial.Prosedur ini dilakukan untuk menghilangkan tumor, mengurangi TIK, mengevakuasi bekuan darah dan mengontrol hemoragi. (Brunner and Suddarth).Anatomi dan FisiologiOtak dibagi menjadi tiga bagian besar: serebrum, batang otak, dan serebelum. Semua berada dalam satu bagian struktur tulang yang disebut sebagai tengkorak, yang juga melindungi otak dari cedera. Empat tulang yang berhubungan membentuk tulang tengkorak; tulang frontal, parietal, temporal dan oksipital. Pada dasar tengkorak terdiri dari tiga bagian fosa-fosa, yaitu:-Fosa anterior: berisi lobus frontal serebral bagian hemisfer.-Bagian tengah fosa: berisi lobus parietal, temporal dan oksipital.-Bagian fosa posterior: berisi batang otak dan medula.a.SerebrumSerebrum terdiri dari dua hemisfer dan empat lobus. Keempat lobus tersebut adalah:1.Lobus frontal: merupakan lobus terbesar, terletak pada fosa anterior.Fungsinya:untuk mengontrol prilaku individu, membuat keputusan, kepribadian dan menahan diri.2.Lobus parietal: lobus sensasi.Fungsinya:-Menginterpretasikan sensasi.-Mengatur individu mampu mengetahui posisi dan letak bagian tubuhnya.3.Lobus temporalFungsinya:mengintegrasikan sensasi kecap, bau dan pendengaran. Ingatan jangka pendek sangat berpengaruh dengan daerah ini.4.Lobus oksipital: terletak pada lobus posterior hemisfer serebri.Fungsinya:bertanggung jawab menginterpretasikan penglihatan.

b.Batang otakBatang terletak pada fosa anterior. Bagian-bagian batang otak ini terdiri dari otak tengah, pons, dan medula oblongata, otak tengah (midbrasia) menghubungkan pons dan sereblum dengan hemisfer cerebrum, bagian ini berisi jalus sensorik dan motorik dan sebagai pusat refleks pendengaran dan penglihatan.c.SerebelumTerletak pada fosa posterior dan terpisah dari hemisfer cerebral, lipatan dura meter tentorium serebelum. Serebelum mempunyai dua aksi yaitu merangsang dan menghambat dan tanggung jawab yang luas terhadap koordinasi dan gerakan halus. Ditambah mengontrol gerakan yang benar, keseimbangan, posisi dan mengintegrasikan input sensorik.

EtiologiPenyebab cedera kepala ada 2, yaitu:Bersifat terbuka: menembus melalui dura meter (peluru, pisau)Bersifat tertutup: trauma tumpul, tanpa penetrasi menembusdura(kecelakaan lalu lintas, jatuh, cedera olahraga).PatofisiologiTrauma kepala (trauma eraniocerebral) dapat terjadi karena cedera kulit kepala, tulang kepala, jaringan otak, baik terpisah maupun seluruhnya. Beberapa variabel yang mempengaruhi luasnya cedera kepala adalah sebagai berikut:1.Lokasi dan arah dari penyebab benturan.2.Kecepatan kekuatan yang datang.3.Permukaan dari kekuatan yang menimpa.4.Kondisi kepala ketika mendapat penyebab benturan.Cedera bervariasi dari luka kulit yang sederhana sampai geger otak. Luka terbuka dari tengkorak ditandai kerusakan otak. Luasnya luka bukan merupakan indikasi berat ringannya gangguan. Pengaruh umum cedera kepala dari tingkat ringan sampai tingkat berat adalah edema otak, defisit sensori dan motorik, peningkatan intra kranial. Kerusakan selanjutnya timbul herniasi otak, isoheni otak dan hipoxia.Cedera pada otak bisa berasal dari trauma langsung atau tidak langsung pada kepala. Trauma tidak langsung disebabkan karena tingginya tahanan atau keluaran yang merobek terkena pada kepala akibat menarik leher. Trauma langsung bila kepala langsung terluka. Semua ini berakibat terjadinya akselerasi-deselerasi dan pembentukan rongga (dilepasnya gas, dari cairan lumbal, darah, dan jaringan otak). Trauma langsung juga menyebabkan rotasi tengkorak dan isinya, rusaknya otak oleh kompresi, goresan atau tekanan.Cedera akselerasi terjadi bila kepala kena benturan dari objek yang bergerak dari objek yang bergerak dan menimbulkan gerakan. Akibat dari kekuatan akselerasi, kikiran atau kontusi pada lobus oksipital dan frontal, batang, otak dan cerebelum dapat terjadi.Cedera deselerasi bila kepala membentur bahan padat yang tidak bergerak dengan deselerasi yang cepat dari tulang tengkorak, otak berdeselrasi lebih lambat.Ada beberapa tipe patah tulang:1.Linear-retak sederhana pada tulang2.Pecah-retaknya satu atau lebih dari dua fragmen.3.Depresi-tulang terdorong sampai di bawah permukaan tulang normal.4.Hancur-bisa linear, banyak potongan atau tertekan.Perdarahan akibat trauma cranio cerebral dapat terjadi pada lokasi-lokasi tersebut: kulit kepala, epidural, subdural, intracerebral, intraventricular. Hematom subdural dapat diklasifikasi sebagai berikut:1.Akut: terjadi dalam 24 jam sampai 48 jam.2.Subakut: terjadi dalam 48 jam sampai 2 minggu.3.Kronis: terjadi setelah beberapa minggu atau bulan dari terjadinya cedera.Perdarahan intracerebral biasanya timbul pada daerah frontal atau temporal. Kebanyakan kematian cedera kepala akibat edema yang disebabkan oleh kerusakan dan disertai destruksi primer pusat vital. Edema otak merupakan penyebab utama peningkatan TIC.Klasifikasi cedera kepala:1.Conscussion/comosio/memarMerupakan cedera kepala tertutup yang ditandai oleh hilangnya kesadaran, perubahan persepsi sensori, karakteristik gejala: sakit kepala, pusing, disorientasi.2.Contusio cerebriTermasuk didalamnya adalah luka memar, perdarahan dan edema. Dapat terlihat pada lobus frontal jika dilakukan lumbalpungkrimaka lumbal berdarah.3.Lacertio cerebriAdanya sobekan pada jaringan otak sehingga dapat terjadi tidak sarah/pingsan, hemiphagia, dilatasi pupil.Tanda dan Gejala-Perubahan dan kesadaran/perubahan perilaku.-Gangguan penglihatan dan berbicara.-Mual dan muntah.-Pusing.-Keluar cairan cerebro spinal dari lubang hidung dan telinga.-Hemiparese.-Terjadi peningkatan intrakranial.Test Diagnostik-CT Scan (tanpa/dengan kontras)Tujuan:mengidentifikasi adanya sol, hemoragik, menentukan ukuran ventrikuler, pergeseran jaringan otak.Catatan:pemeriksaan berulang mungkin diperlukan karena pada iskemia/infarkmungkin tidak terdeteksi dalam 24-72 jam pasca trauma.-MRI (Magnetic Resonance Imaging)-Angiopati SerebralTujuan:menunjukkan kelainan sirkulasi cerebral, seperti pergeseran jaringan otak akibat edema, perdarahan, trauma.-EEGTujuan:untuk memperlihatkan atau berkembangnya gelombang patologis.-Sinar XTujuan:mendeteksi adanya perubahan struktur tulang (fraktur), pergeseran struktur dari garis tengah (karena perdarahan, edema), adanya fragmen tulang.-BAER (Brain Auditory Evoked Respons)Tujuan:menentukan fungsi korteks dan batang otak.-PET (Positrion Emission Tomography)Tujuan:menunjukkan perubahan aktifitas metabolisme pada otak.-Fungsi lumbal, CSS: dapat menduga kemungkinan adanya perdarahan sub arachnoid.-GDA (Gas DaraH Arteri): mengetahui adanya masalah ventilasi atau oksigenasi yang akan dapat meningkatkan TIC.-Kimia/elektrolit darah: mengetahui ketidakseimbangan yang berperan dalam meningkatkan TIC (perubahan mental).-Pemeriksaan toksilogi: mendeteksi obat yang mungkin bertanggung jawab terhadap kesadaran pasien.-Kadar antikonvulsan darah: dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat terapi yang cukup efektif untuk mengatasi kejang.Therapi-Observasi dan tirah baring.-Evaluasi hematom secara bedah.-Debridement secara bedah, terutama pada cedera kepala terbuka.-Perlu antibiotik untuk cedera kepala terbuka.-Pemberian metode-metode untuk menenangkan TIC termasuk pemberian diuretik dan obat anti inflamasi.-Kolaborasi untuk pemberian therapi O2(oksigen).Komplikasia.Perdarahan epiduralYaitu: penimbunan darah di bawah dura meter. Terjadi secara akut dan biasanya karena perdarahan arteri yang mengancam jiwa.b.Perdarahan subduralPerdarahan subdural dapat terjadi akibat perdarahan lambat yang disebut perdarahan subdural sub akut, secara cepat (subdural akut) dan sangat besar (subdural kronik).c.Perdarahan intracranialYaitu perdarahan di dalam otak itu sendiri. Dapat terjadi pada cedera kepala tertutup yang berat, atau yang lebih sering, cedera kepala terbuka. Dapat timbul akibat pecahnya suatu ancorisma atau stroke hemoragik. Perdarahan di otak menyebabkan peningkatan TIC, sehingga sel-sel dan vaskuler tertekan.

B.KONSEP DASAR KEPERAWATANPre OperasiPengkajiana.Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.-Pemakaian alat pengaman atau pelindung diri pada saat mengendarai kendaraan atau alat pada saat bekerja.-Riwayat trauma pada tempat kejadian.-Pingsan beberapa lama.b.Pola nutrisi metabolik-Keluhan mual, muntah, dan mengalami perubahan sklera.-Kesulitan mengunyah.-Gangguan menelan (batuk, air liur keluar, disfagia).c.Pola eliminasi-Adanya inkontinensia kandung kemih atau mengalami gangguan fungsi.d.Pola aktifitas dan latihan-Keluhan lemah, lelah, kaku, hilang keseimbangan.-Perubahan kesadaran, letargi.-Hemiparese.-Cedera.-Kehilangan tonus otot, otot spastik.e.Pola tidur dan istirahat-Gelisah.-Sulit tidur karena nyeri kepala.

f.Pola persepsi sensori dan kognitif-Pusing/nyeri kepala.-Pingsan.-Amnesia regagrade.-Gangguan penglihatan.-Kehilangan rasa bau dan selera.-Perubahan status mental (penglihatan, emosional, tingkah laku, konsentrasi).-Wajah tidak simetris dan tidak ada reflek tendon.-Tidak mampu mengkoordinasi otot dan gerakan.g.Pola persepsi dan konsep diri-Adanya perubahan tingkah laku (halus dan dramatik).-Kecemasan, lekas marah, gelisah dan bingung.Diagnosa Keperawatan1.Bersihan jalan napas tidak efektif b.d gangguan persepsi/kognitif, trauma.2.Gangguan mobilisasi fisik b/d gangguan neuromuskuler.3.Hipertermi b.d penyakit/trauma.4.Nyeri b/d peningkatan tekanan intra cranial.5.Perubahan perfusi jaringan otak b.d peningkatan tekanan intra cranial.6.Pola nafas tidak efektif b.d gangguan neuromuskuler.Rencana Tindakana.Dp 1.Bersihan jalan napas tidak efektif b.d gangguan persepsi/kognitif, trauma.HYD:-Jalan udara bebas, bebas sianosis-Pola pernapasan pasien efektif.Rencana Tindakan :1)Pantau frekuensi, trauma, kedalaman pernapasan, catat katidakakuratan pernapasan.R/Perubahan dapat menandakan adanya komplikasi pulmonal atau menandakan lokasi/luasnya keterlibatan otak.2)Catat refleksi gangguan menelan dan kemampuan pasien untuk melindungi jalan napas sendiri.R/-Kemampuan memobilisasi atau memberikan sekresipenting untuk pemeliharaan jalan napas.-Kehilangan refleksi menelan atau batuk menandakan perlunya jalan napas buatan/inkubasi.3)Berikan posisi fowlerR/Memudahkan ekspansi paru dan menurunkan adanya kemungkinan lidah jatuh yang menghambat jalan napas.4)Kolaborasi dengan tim medik untuk pemberian therapi oksigen.R/Membantu dalam mencegah hipoksiab.Hipertermi berhubungan dengan penyakit atau trauma.Hasil Yang Diharapkan :-Suhu tubuh dalam bats normal 365-370CRencana Tindakan :1)Monitor suhu tubuh klien tiap 4 jamR/Panas tubuh yang tidak bisa diturunkan menunjukkan adanya kerusakan hipotalamus atau panas karena peningkatan metabolisme tubuh.2)Berikan selimut hipertermiR/-Menurunkan suhu pasien-Kanaikan suhu mempercepat kerusakan otak.3)Anjurkan pasien utnuk tirah baringR/Mobilisasi dapat meningkatkan suhu tubuh4)Berikan kompres esR/Kompres dingin akan membantu menurunkan suhu tubuh.5)Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatanR/Pemberian cairan penting bagi pasien dengan suhu tinggi.c.Perubahan perfusi jaringan otak b.d peningkatan tekanan intracranial.Hasil Yang Diharapkan :-Tekanan jaringan otak adekuat-Tidak ada tanda-tanda peningkatan TIC-Edema otak berkurang-Tanda-tanda vital stabilRencana Tindakan :1)Kolaborasi dengan tim medik untuk pemberian terapi oksigenR/Memperbaiki oksigenisasi otak.2)Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat dioresika.R/Membantu mengurangi edema otak.3)Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan TIC, TTV.R/Menentukan pilihan intervensi.4)Pantau dan catat status neurologis dan bandingkan dengan nilai standar.R/Mengkaji adanya kecenderungan pada tingkat kesadaran dan potensial peningkatan TIC.5)Kaji respon motorik terhadap perintah yang sederhana.R/Mengukur kesadaran secara keseluruhan dan kemampuan untuk berespon.6)Berikan posisi anti trandelenbergR/Meningkatkan aliran balik darah vena kepala sehingga akan mengurangi kongesti dan edema.d.Gangguan mobilisasi fisik b.d gangguan neuromuskuler.Hasil Yang Diharapkan :-Pasien bekerjasama dengan baik terhadap perencanaan pengobatan-Kebutuhan higiene, nutrisi, eliminasi klien dapat terpenuhi.Rencana Tindakan :1)Kaji kemampuan dan keadaan secara fungsional terhadap kerusakan yang terjadi.R/Mempengaruhi pilihan intervensi yang akan dilakukan.2)Ubah posisi pasien secara teratur.R/Meningkatkan sirkulasi pada seluruh bagian tubuh.3)Tingkatkan aktifitas dan partisipasi dalam merawat diri sendiri sesuai kemampuan.R/Keterlibatan pasien dalam perencanaan dan kegiatan adalah sangat penting untuk meningkatkan kerjasama pasien atau keberhasilan dari suatu program tersebut.4)Berikan perawatan kulit dan linen tetap bersih tidak berkerut.R/Meningkatkan sirkulasi dan ekstremitas kulit dan menurunkan risiko terjadinya ekstremitas kulit.e.Nyeri b.d peningkatan TIKHasil Yang Diharapkan :-Nyeri dapat berkurang sampai dengan hilang

Rencana Tindakan :1)Kaji keluhan nyeri, karakteristik, lokasi dan intensitas.R/menentukan dan memberikan tindakan yang tepat.2)Ajarkan teknik relaksasi : tarik napas dalamR/Ketegangan syaraf yang mengendur akan mengurangi nyeri.3)Beri posisi tidur yang nyaman untuk pasien dengan atau tanpa bantal.R/TIC akan turun dan mengurangi nyeri.4)Kolaborasi medik untuk pemberian analgetikR/Mengurangi rasa nyeri.

Post Operasi1.Pengkajiana)Pola persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan-Keluhan nyeri pada kepala-Keadaan luka dan balutan : tidak ada perdarahanb)Pola nutrisi metabolik-Keluhan mual, muntah-Kesulitan mengunyah/menelanc)Pola aktifitas-Merasa lemah, lelah, kaku, hilang keseimbangan-Perubahan kesadaran, letargi-Hemiparese-Cedera (trauma)-Kehilangan tonus otot.d)Eliminasi-Inkontinensia kandung kemih atau mengalami gangguan fungsie)Pola persepsi sensori dan kognitif-Pusing-Gelisah-Adanya keluhan napas (sesak, ronchi, apnea)2.Diagnosa Keperawatan1.Potensial terhadap kerusakan pertukaran gas b.d hipoventilasi, aspirasi dan imobilisasi.2.Perubahan perfusi jaringan serebral b.d edema cerebral3.Potensial terhadap ketidakefektifan termoregulasi b.d kerusakan hipotalamus, dehidrasi dan infeksi.4.Gangguan pemenuhan aktifitas dan latihan b.d kelemahan fisik.5.Nyeri b.d trauma.3.Perencanaana.DP.I: HYD:-Mempunyai pertukaran gas yang normal yang ditandai denganGas arteri normalBunyi napas bersih tanpa bunyi-bunyi tambahanMelakukan napas dalam dan mengubah posisi secara langsung.Rencana Tindakan :1)Kaji keluhan sesak napas, suara napas, kecepatan, irama.R/Suara napas berkurang menunjukkan akumulasi sekret.2)Catat karakteristik sputum (warna, jumlah, konsistensi)R/Sebagai penentu dalam kemajuan terapi.3)Anjurkan minum 250 cc/hari bila tidak ada kontra indikasi.R/Mengencerkan lendir agar dapat dibatukkan.4)Berikan posisi fowlerR/Meminimalkan expansi paru dan memudahkan dalam bernapas..b.DP.II:Perubahan perfusi jaringan cerebral b.d edema serebral.HYD:Tercapainya hemokonsentrasi neurologis/meningkatnya perfusi jaringan cerebral yang ditandai dengan :-Membuka mata sesuai perintah, menggunakan kata-kata yang dikenal, bicara normal-Mematuhi perintah dengan respon motorik yang tepat.Rencana Tindakan :1)Kaji TTVR/Mengkaji tingkat kesadaran dan responnya.2)Ubah posisi pasien tiap dua jam.R/Mencegah gangguan pada sistem pemantau TIC.

3)Kaji tanda-tanda peningkatan TICR/Menentukan tindakan keperawatan yang tepat.4)Kaji tempat insisiR/Mengetahui adanya kemerahan, nyeri tekan, bau yang menyengat.5)Anjurkan pada pasien untuk menghindari batuk, hernia, atau meniup hidung.R/Dapat menyebabkan (CS dengan menciptakan takanan pada tempat operasi).c.DP.III: HYD:-Tercapainya pengaturan suhu dan suhu tubuh dalam batas normal.Rencana Tindakan :1)Monitor TTVR/Panas tubuh yang tidak turun-turun kemungkinan adanya kerusakan hipotalamus.2)Anjurkan tirah baringR/Mempertahankan suhu tubuh pasien.d.Gangguan pemenuhan perawatan diri b.d kelemahan fisikHasil Yang Diharapkan :-Kebutuhan perorangan seperti higiene, toileting, nutrisi terpenuhi.-Pasien tidak mengeluh lemas.Rencana Tindakan :1)Kaji kemampuan pasien dalam memenuhi aktifitasnya.R/Menentukan tindakan yang harus diberikan pada pasien.2)Bantu perawatan diri klien sesuai dengan kebutuhan klien.R/Kebutuhan dapat terpenuhi sehingga memberikan rasa nyaman.3)Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan akan perawatan diri klien.R/Kerjasama dapat meningkatkan pemenuhan perawatan diri klien.