Lp Glaukoma

18
I. KONSEP DASAR PENYAKIT A. DEFINISI - Glaukoma adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intraokular yang meningkat sangat tinggi (Mansjoer, 1999 : 59) - Glaukoma adalah kelainan mata yang ditandai dengan meningkatnya tekanan intraokular, atrofi papil saraf optik, dan menciutnya lapang pandang (Ilyas, 2004 : 212) - Glaukoma adalah kondisi dimana peningkatan tekanan intraokular yang diakibatkan oleh perubahan patologis pada sudut iridokorneal yang menghambat aliran keluar normal aqueous humor. Peningkatan tekanan ini menyebabkan kerusakan struktur dan fungsional secara progresif pada saraf optikus dan pada akhirnya dapat mengarah pada kebutaan (Carpenito, 1999 : 306) - Glaukoma adalah peningkatan abnormal tekanan intraokular (lebih dari 20 mmHg), yang menyebabkan penekanan saraf optikus sehingga menyebabkan kematian serat-serat saraf (Elizabeth, 2001: 219) - Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal atau lebih

description

lp

Transcript of Lp Glaukoma

I. KONSEP DASAR PENYAKIT

A. DEFINISI

- Glaukoma adalah penyakit mata yang disebabkan

oleh tekanan intraokular yang meningkat sangat tinggi (Mansjoer, 1999 : 59)

- Glaukoma adalah kelainan mata yang ditandai

dengan meningkatnya tekanan intraokular, atrofi papil saraf optik, dan

menciutnya lapang pandang (Ilyas, 2004 : 212)

- Glaukoma adalah kondisi dimana peningkatan

tekanan intraokular yang diakibatkan oleh perubahan patologis pada sudut

iridokorneal yang menghambat aliran keluar normal aqueous humor.

Peningkatan tekanan ini menyebabkan kerusakan struktur dan fungsional secara

progresif pada saraf optikus dan pada akhirnya dapat mengarah pada kebutaan

(Carpenito, 1999 : 306)

- Glaukoma adalah peningkatan abnormal tekanan

intraokular (lebih dari 20 mmHg), yang menyebabkan penekanan saraf optikus

sehingga menyebabkan kematian serat-serat saraf (Elizabeth, 2001: 219)

- Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan

bola mata tidak normal atau lebih tinggi dari pada normal yang mengakibatkan

kerusakan saraf penglihatan dan kebutaan (Sidarta Ilyas, 2004).

- Glaukoma berasal dari kata Yunani “glaukos”

yang berarti hijau kebirauan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil

penderita glaukoma. Kelainan mata glaukoma ditandai dengan meningkatnya

tekanan bola mata, atrofi saraf optikus, dan menciutnya lapang pandang.

Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat,

sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan

fungsi penglihatan (Mayenru Dwindra, 2009).

- Glukoma adalah penyakit mata yang ditandai

dengan meningkatnya tekanan intraokular secara patofisiologis, kadang –

kadang meningkat secara cepat sampai 60 hingga 70 mmHg. Tekanan yang

meningkat di atas 25 – 30 mmHg dapat mengakibatkan kebutaan jika

dipertahankan dalam waktu lama (Guyton & Hall,2007)

B. EPIDEMIOLOGI

Di Indonesia, Glaukoma merupakan penyakit ketiga yang menyebabkan

kebutaan di Indonesia dan mengenai sekitar 0,40% dari kasus penyakit mata.

penyakit ini biasanya mengenai manusia dewasa di atas usia 40 tahun terutama pada

usia lanjut, biasanya dalam keluarga sedarah

C. PENYEBAB

Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intra okular ini disebabkan

oleh:

Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar

Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di

celah pupil (glaukoma hambatan pupil)

Faktor-faktor risiko glaukoma:

1. Umur

Risiko glaukoma bertambah tinggi dengan bertambahnya usia. Terdapat 2%

dari populasi usia 40 tahun yang terkena glaukoma. Angka ini akan

bertambah dengan bertambahnya usia.

2. Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma

Untuk glaukoma jenis tertentu, anggota keluarga penderita glaukoma

mempunyai resiko 6 kali lebih besar untuk terkena glaukoma. Resiko

terbesar adalah kakak-beradik kemudian hubungan orang tua dan anak-anak.

3. Tekanan bola mata

Tekanan bola mata diatas 21 mmHg berisiko tinggi terkena glaucoma.

Meskipun untuk sebagian individu, tekanan bola mata yang lebih rendah

sudah dapat merusak saraf optik. Untuk mengukur tekanan bola mata dapat

dilakukan dirumah sakit mata dan/atau dokter spesialis mata.

4. Obat-obatan

Pemakai steroid secara rutin misalnya: Pemakai obat tetes mata yang

mengandung steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk

penderita asthma, obat steroid untuk radang sendi dan pemakai obat yang

memakai steroid secara rutin lainnya. Bila anda mengetahui bahwa anda

pemakai obat-abatan steroid secara rutin, sangat dianjurkan memeriksakan

diri anda ke dokter spesialis mata untuk pendeteksian glaukoma.

* Riwayat trauma (luka kecelakaan) pada mata.

* Penyakit lain

Riwayat penyakit diabetes (kencing manis), hipertensi dan migren.

D. PATHWAY GLAUKOMA

Usia > 40 th

DM

Kortikosteroid jangka panjang

Miopia

Trauma mata

Obstruksi jaringan peningkatan tekanan

Trabekuler Vitreus

Hambatan pengaliran pergerakan iris kedepan

Cairan humor aqueous

TIO meningkat Glaukoma TIO Meningkat

Gangguan saraf optik tindakan operasi

Perubahan penglihatan

Perifer

Gangguan persepsi sensori penglihatan

Anxietas Kurang pengetahuan

Nyeri

Kebutaan

E. KLASIFIKASI

Klasifikasi Vaughen untuk Glaukoma adalah sebagai berikut:

Glaukoma Primer

- Glaucoma sudut terbuka (glaucoma simpleks)

Merupakan sebagian besar dari glaukoma ( 90-95% ) , yang meliputi

kedua mata. Timbulnya kejadian dan kelainan berkembang secara lambat.

Disebut sudut terbuka karena humor aqueousmempunyai pintu terbuka ke

jaringan trabekular. Pengaliran dihambat oleh perubahan degeneratif

jaringan rabekular, saluran schleem, dan saluran yg berdekatan. Perubahan

saraf optik juga dapat terjadi. Gejala awal biasanya tidak ada, kelainan

diagnose dengan peningkatan TIO dan sudut ruang anterior normal.

Peningkatan tekanan dapat dihubungkan dengan nyeri mata yang timbul.

- Glaucoma sudut sempit atau sudut tertutup

Disebut sudut tertutup karena ruang anterior secara anatomis menyempit

sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekular dan

menghambat humor aqueous mengalir ke saluran schlemm. Pergerakan iris

ke depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan di

ruang posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua. Gejala yang

timbul dari penutupan yang tiba- tiba dan meningkatnya TIO, dapat berupa

nyeri mata yang berat, penglihatan yang kabur dan terlihat hal. Penempelan

iris menyebabkan dilatasi pupil, bila tidak segera ditangani akan terjadi

kebutaan dan nyeri yang hebat.

Glaukoma Kongenital

- Primer atau infatil

- Menyertai kelainan kongenital lain

Glaukoma Sekunder

- Perubahan lensa

- Kelainan uvea

- Trauma

- Bedah

- Rubeosis

- Steroid dan lainnya

Glaukoma Absolut

Merupakan stadium akhir glaukoma ( sempit/ terbuka) dimana sudah terjadi

kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi

lanjut .Pada glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil

atrofi dengan eksvasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa

sakit.sering mata dengan buta ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah

sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskulisasi pada iris, keadaan ini

memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma hemoragik.

Pengobatan glaukoma absolut dapat dengan memberikan sinar beta pada

badan siliar, alkohol retrobulber atau melakukan pengangkatan bola mata karena

mata telah tidak berfungsi dan memberikan rasa sakit..

F. GEJALA KLINIS

- Mata terasa sangat sakit. Rasa sakit ini mengenai

sekitar mata dan daerah belakang kepala .

- Akibat rasa sakit yang berat terdapat gejala

gastrointestinal berupa mual dan muntah , kadang-kadang dapat mengaburkan

gejala glaukoma akut.

- Tajam penglihatan sangat menurun.

- Terdapat halo atau pelangi di sekitar lampu yang

dilihat.

- Konjungtiva bulbi kemotik atau edema dengan

injeksi siliar.

- Edema kornea berat sehingga kornea terlihat

keruh.

- Bilik mata depan sangat dangkal dengan efek

tyndal yang positif, akibat timbulnya reaksi radang uvea.

- Pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar yang

lambat.

- Pemeriksaan funduskopi sukar dilakukan karena

terdapat kekeruhan media penglihatan.

- Tekanan bola mata sangat tinggi.

G. PEMERIKSAAN FISIK

Inspeksi

Ukuran mata

Bentuk

Warna (konjungtiva, pupil, sklera, gerakan bola mata,dll)

Terdapat pus/tidak

Adanya pendarahan/tidak

Palpasi

Tekanan bola mata

Nyeri tekan

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK

Untuk mendiagnosis glaukoma dilakukan sejumlah pemeriksaan yang rutin

dilakukan pada seseorang yang mengeluh rasa nyeri di mata, penglihatan dan gejala

prodromal lainnya. Pemeriksaan yang dilakukan secara berkala dan dengan lebih

dari satu metode akan lebih bermakna dibandingkan jika hanya dilakukan 1 kali

pemeriksaan. Pemeriksaan tersebut meliputi:

a. Tajam penglihatan

Pemeriksaan ketajaman penglihatan bukan merupakan cara yang khusus untuk

glaukoma, namun tetap penting, karena ketajaman penglihatan yang baik,

misalnya 6/6 belum berarti tidak glaukoma.

b. Tonometri

Gambar dari: Atlas Ilmu Penyakit Mata karangan Sidarta Ilyas

Tonometri diperlukan untuk memeriksa tekanan intraokuler. Ada 3 macam

tonometri, yaitu:

1. Digital

Merupakan teknik yang paling mudah dan murah karena tidak memerlukan alat.

Caranya dengan melakukan palpasi pada kelopak mata atas, lalu

membandingkan tahanan kedua bola mata terhadap tekanan jari. Hasil

pemeriksaan ini diinterpretasikan sebagai T.N yang berarti tekanan normal, Tn+1

untuk tekanan yang agak tinggi, dan Tn-1 untuk tekanan yang agak rendah.

Tingkat ketelitian teknik ini dianggap paling rendah karena penilaian dan

interpretasinya bersifat subjektif.

2. Tonometer Schiøtz

Tonometer Schiøtz ini bentuknya sederhana, mudah dibawa, gampang

digunakan dan harganya murah. Tekanan intraokuler diukur dengan alat yang

ditempelkan pada permukaan kornea setelah sebelumnya mata ditetesi anestesi

topikal (pantokain). Jarum tonometer akan menunjukkan angka tertentu pada

skala. Pembacaan skala disesuaikan dengan kalibrasi dari Zeiger-Ausschlag

Scale yang diterjemahkan ke dalam tekanan intraokuler.

3. Tonometer aplanasi Goldmann

Alat ini cukup mahal dan tidak praktis, selain itu memerlukan slitlamp yang juga

mahal. Meskipun demikian, di dalam komunikasi internasional, hanya tonometri

dengan aplanasi saja yang diakui. Dengan alat ini, kekakuan sklera dapat

diabaikan sehingga hasil yang didapatkan menjadi lebih akurat.

c. Genioskopi

Gonioskopi sangat penting untuk ketepatan diagnosis glaukoma. Gonioskopi

dapat menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan. Pemeriksaan ini

sebaiknya dilakukan pada semua pasien yang menderita glaukoma, pada semua

pasien suspek glaukoma, dan pada semua individu yang diduga memiliki sudut

bilik mata depan yang sempit. Dengan gonioskopi dapat dibedakan glaukoma

sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka, juga dapat dilihat adanya perlekatan

iris bagian perifer ke depan (peripheral anterior sinechiae).

Pada gonioskopi terdapat 5 area spesifik yang dievaluasi di semua kuadran

yang menjadi penanda anatomi dari sudut bilik mata depan:

1. Iris perifer, khususnya insersinya ke badan siliar.

2. Pita badan siliar, biasanya tampak abu-abu atau coklat.

3. Taji sklera, biasanya tampak sebagai garis putih prominen di alas pita badan

shier.

4. Trabekulum meshwork

5. Garis Schwalbe, suatu tepi putih tipis tepat di tepi trabekula Meshwork.

Pembuluh darah umumnya terlihat pada sudut normal terutama pada biru.

Gambar dari: American Academy of Ophtalmology

d. Lapang Pandang (perimetry)

Yang termasuk ke dalam pemeriksaan ini

adalah lapangan pandang sentral dan

lapangan pandang perifer. Pada stadium

awal, penderita tidak akan menyadari

adanya kerusakan lapangan pandang

karena tidak mempengaruhi ketajaman

penglihatan sentral. Pada tahap yang

sudah lanjut, seluruh lapangan pandang

rusak dengan tajam penglihatan sentral

masih normal sehingga penderita seolah-

olah melihat melalui suatu teropong

(tunnel vision).

e. Oftalmoskopi

Pada pemeriksaan oftalmoskopi, yang harus diperhatikan adalah keadaan papil.

Perubahan yang terjadi pada papil dengan glaukoma adalah penggaungan

(cupping) dan degenerasi saraf optik (atrofi). Jika terdapat penggaungan lebih

dari 0,3 dari diameter papil dan tampak tidak simetris antara kedua mata, maka

harus diwaspadai adanya ekskavasio glaukoma.

f. Tonografi

Tonografi dilakukan untuk mengukur banyaknya cairan aquos yang dikeluarkan

melalui trabekula dalam satu satuan waktu

g. Tes Provokasi

Tes ini dilakukan pada keadaan dimana seseorang dicurigai menderita

glaukoma. Untuk glaukoma sudut terbuka, dilakukan tes minum air, pressure

congestion test, dan tes steroid. Sedangkan untuk glaukoma sudut tertutup, dapat

dilakukan tes kamar gelap, tes membaca dan tes midriasis.

I. PENATALAKSANAAN

Pemberian obat tetes mata

Obat tetes mata glaukoma adalah bentuk penanganan yang paling umum dan

paling awal diberikan oleh dokter mata

Laser Trabeculoplasty

Laser Trabeculoplasty (LTP) adalah prosedur laser yang biasanya digunakan

untuk menangani glaukoma sudut-terbuka. Ada kalanya tetap perlu melanjutkan

penggunaan obat tetes mata glaukoma sesudah Laser Trabeculoplasty.

Operasi Filtrasi Mata (Trabeculectomy)

Bila obat-obatan atau prosedur laser tidak dapat mengendalikan tekanan pada

mata, maka akan dilakukan tindakan operasi untuk membuat saluran baru yang

akan memudahkan cairan mata keluar dari mata.

II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Aktivitas / Istirahat :

Perubahan aktivitas biasanya / hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan.

2. Makanan / Cairan :

Mual, muntah (glaukoma akut)

3. Neurosensori :

Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang menyebabkan silau

dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja

dengan dekat/merasa di ruang gelap (katarak).

4. Nyeri / Kenyamanan :

Ketidaknyamanan ringan/mata berair (glaukoma kronis) dan Nyeri

tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala

(glaukoma akut).

5. Penyuluhan / Pembelajaran

Riwayat keluarga glaukoma, DM, gangguan sistem vaskuler.

Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh: peningkatan tekanan vena),

ketidakseimbangan endokrin.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Nyeri berhubungan dengan agen cidera ditandai dengan

melaporkan secara verbal

2. Gangguan persepsi sensori : penglihatan berhubungan

dengan perubahan penerimaan sensori

3. Mual berhubungan dengan nyeri

4. Resiko cidera

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GLAUKOMA

OLEH :

Ni Nyoman Adi Pala Dewi

1102105071

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2013