Lp Craniotomi

download Lp Craniotomi

of 31

Transcript of Lp Craniotomi

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    1/31

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 DEFINISI

    o Kraniotomi adalah setiap operasi terhadap cranium. (Dorland,1998 )

    o Kraniotomi adalah operasi membuka tulang tengkorak untuk

    mengangkat tumor, mengurangi TIK, mengeluarkan bekuan darah atau

    menghentikan perdarahan. (Hinchli, !ue. 1999).

    o Kraniotomi mencakup pembukaan tengkorak melalui pembedahan

    untuk meningkatkan akses pada struktur intrakranial. ("runner #

    !uddarth. $%%$)

    o &adi post kraniotomi adalah setelah dilakukann'a operasi pembukaan

    tulang tengkorak untuk, untuk mengangkat tumor, mengurangi TIK,

    mengeluarkan bekuan darah atau menghentikan perdarahan.

    2.2 INDIKASI

    Indikasi tindakan kraniotomi atau pembedahan intrakranial adalah sebagai

    berikut

    o engangkatan *aringan abnormal baik tumor maupun kanker.

    o +engurangi tekanan intrakranial.

    o +engeakuasi bekuan darah .

    o +engontrol bekuan darah, dan

    o embenahan organ-organ intrakranial.

    o Tumor otak

    o erdarahan (hemorrage)

    o Kelemahan dalam pembuluh darah (cerebral aneurysms)

    o eradangan dalam otak

    o Trauma pada tengkorak.

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    2/31

    2.3 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

    rosedur diagnostik praoperasi dapat meliputi

    Tomograi komputer (pemindaian T)

    /ntuk menun*ukkan lesi dan memperlihatkan dera*at edema otak

    sekitarn'a, ukuran entrikel, dan perubahan posisin'a0pergeseran

    *aringan otak, hemoragik.

    atatan pemeriksaan berulang mungkin diperlukan karena pada

    iskemia0inark mungkin tidak terdeteksi dalam $-2$ *am pasca

    trauma.

    encitraan resonans magnetik (+3I)

    !ama dengan skan T, dengan tambahan keuntungan pemeriksaan lesi

    di potongan lain.

    4lectroencephalogram (445)

    /ntuk memperlihatkan keberadaan atau berkembangn'a gelombang

    patologis

    6ngiogra' !erebral

    +enun*ukkan kelainan sirkulasi serebral, seperti pergeseran *aringan

    otak akibat edema, perdarahan trauma

    !inar-7

    +endeteksi adan'a perubahan struktur tulang (raktur), pergeseran

    struktur dari garis tengah (karena perdarahan,edema), adan'a ragmen

    tulang

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    3/31

    "rain 6uditor' 4oked 3espon ("643) menentukan ungsi korteks

    dan batang otak

    ositron 4mission Tomograph' (4T) menun*ukkan perubahan

    aktiitas metabolisme pada otak

    ungsi lumbal, !! dapat menduga kemungkinan adan'a perdarahan

    subarakhnoid

    5as Darah 6rter' (5D6) mengetahui adan'a masalah entilasi atau

    oksigenasi 'ang akan dapat meningkatkan TIK

    Kimia0elektrolit darah mengetahui ketidakseimbangan 'ang berperan

    dalam meningkatkan TIK0perubahan mental

    emeriksaan toksikologi mendeteksi obat 'ang mungkin bertanggung

    *aab terhadap penurunan kesadaran

    Kadar antikonulsan darah dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat

    terapi 'ang cukup eekti untuk mengatasi ke*ang.

    (Doenges, +aril'nn.4, 1999)

    2.4 PENATALAKSANAAN MEDIS

    2.4.1 PRAOPERASI

    ada penatalaksaan bedah intrakranial praoperasi pasien diterapi

    dengan medikasi antikonulsan (enitoin) untuk mengurangi resiko

    ke*ang pascaoperasi. !ebelum pembedahan, steroid (deksametason)

    dapat diberikan untuk mengurangai edema serebral. airan dapat

    dibatasi. 6gens hiperosmotik (manitol) dan diuretik (urosemid) dapat

    diberikan secara intraena segera sebelum dan kadang selama

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    4/31

    pembedahan bila pasien cenderung menahan air, 'ang ter*adi pada

    indiidu 'ang mengalami disungsi intrakranial. Kateter urinarius

    menetap di pasang sebelum pasien dibaa ke ruang operasi untuk

    mengalirkan kandung kemih selama pemberian diuretik dan untuk

    memungkinkan haluaran urinarius dipantau. asien dapat diberikan

    antibiotik bila serebral sempat terkontaminasi atau dea:epam pada

    praoperasi untuk menghilangkan ansietas.

    Kulit kepala di cukur segera sebelum pembedahan (biasan'a di

    ruang operasi) sehingga adan'a abrasi superisial tidak semua

    mengalami ineksi.

    2.4.2 PASCAOPERASI

    &alur arteri dan *alur tekanan ena sentral (;) dapat dipasang

    untuk memantau tekanan darah dan mengukur ;. asien mungkin

    atau tidak diintubasi dan mendapat terapi oksigen tambahan.

    Mengurangi Edema Serebral : Terapi medikasi untuk mengurangi

    edema serebral meliputi pemberian manitol, 'ang meningkatkan

    osmolalitas serum dan menarik air bebas dari area otak (dengan saar

    darah-otak utuh). airan ini kemudian dieksresikan malalui diuresis

    osmotik. Deksametason dapat diberikan melalui intraena setiap < *am

    selama $ sampai 2$ *am = selan*utn'a dosisn'a dikurangi secara

    bertahap.

    Meredakan Nyeri dan Mencegah Kejang :Asetaminofenbiasan'a

    diberikan selama suhu di atas >2,?% dan untuk n'eri. !ering kali pasien

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    5/31

    akan mengalami sakit kepala setelah kraniotomi, biasan'a sebagai akibat

    s'ara kulit kepala diregangkan dan diiritasi selama pembedahan.

    Kodein, diberikan leat parenteral, biasan'a cukup untuk

    menghilangkan sakit kepala. Medikasi antikonvulsan (enitoin,

    dea:epam) diresepkan untuk pasien 'ang telah men*alani kraniotomi

    supratentorial, karena resiko tinggi epilepsi setelah prosedur bedah neuro

    supratentorial. Kadar serum dipantau untuk mempertahankan medikasi

    dalam rentang terapeutik.

    Memantau Tekanan Intrakranial : Kateter ventrikel, atau

    beberapa tipe drainase, sering dipasang pada pasien 'ang men*alani

    pembedahan untuk tumor ossa posterior. Kateter disambungkan ke

    sistem drainase eksternal. Kepatenan kateter diperhatikan melalui pulsasi

    cairan dalam selang. TIK dapat di ka*i dengan men'usun sistem dengan

    sambungan stopkok ke selang bertekanan dan tranduser. TIK dalam

    dipantau dengan memutar stopkok. eraatan diperlukan untuk

    men*amin baha sistem tersebut kencang pada semua sambungan dan

    baha stopkok ada pada posisi 'ang tepat untuk menghindari drainase

    cairan serebrospinal, 'ang dapat mengakibatkan kolaps entrikel bila

    cairan terlalu ban'ak dikeluarkan. Kateter diangkat ketika tekanan

    entrikel normal dan stabil. 6hli bedah neuro diberi tahu kapanpun

    kateter tanpak tersumbat.

    irau entrikel kadang dilakuakan sebelum prosedur bedah tertentu

    untuk mengontrol hipertensi intrakranial, terutama pada pasien tumor

    ossa posterior

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    6/31

    2.5 KOMPLIKASI PASCABEDAH

    "eberapa komplikasi 'ang dapat ter*adi pada pasien pascabedah

    intrakranial atau kraniotomi adalah sebagai berikut

    1. eningkatan tekanan intrakranial

    $. erdarahan dan s'ok hipoolemik

    >. Ketidakseimbangan cairan dan elekrolit

    . Ineksi

    ?. Ke*ang

    ("runner # !uddarth. $%%$).

    2.6 PENGKAJIAN

    a) rimer' sure' (6"D4) meliputi

    1. 6ira'. Tanda-tanda ob*ekti-sumbatan 6ira'

    Look (l!"#$ apakah penderita mengalami agitasi atau kesadarann'a

    menurun. 6gitasi memberi kesan adan'a hipoksia, dan penurunan

    kesadaran memberi kesan adan'a hiperkarbia. !ianosis menun*ukkan

    hipoksemia 'ang disebabkan oleh kurangn'a oksigenasi dan dapat

    dilihat dengan melihat pada kuku-kuku dan kulit sekitar mulut. @ihat

    adan'a retraksi dan penggunaan otot-otot napas tambahan 'ang apabila

    ada, merupakan bukti tambahan adan'a gangguan aira'. 6ira'

    (*alan napas) 'aitu membersihkan *alan napas dengan memperhatikan

    kontrol serikal, pasang serikal kollar untuk immobilisasi serikal

    sampai terbukti tidak ada cedera serikal, bersihkan *alan napas dari

    segala sumbatan, benda asing, darah dari raktur maksiloasial, gigi

    'ang patah dan lain-lain. @akukan intubasi (orotrakeal tube) *ika

    apnea, 5! (5lasgo oma !cale) A 8, pertimbangan *uga untuk 5!

    9 dan 1% *ika saturasi oksigen tidak mencapai 9%B.

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    7/31

    L%#&' (&')"*$ adan'a suara-suara abnormal. ernapasan 'ang

    berbun'i (suara napas tambahan) adalah pernapasan 'ang tersumbat.

    F&&l (*"+"$

    $. "reathing. Tanda-tanda ob*ekti-entilasi 'ang tidak adekuat

    Look (l!"#$naik turunn'a dada 'ang simetris dan pergerakan dinding

    dada 'ang adekuat. 6simetris menun*ukkan pembelatan (splinting)

    atau flail chest dan tiap pernapasan 'ang dilakukan dengan susah

    (labored breathing) sebaikn'a harus dianggap sebagai ancaman

    terhadap oksigenasi penderita dan harus segera di ealuasi. 4aluasi

    tersebut meliputi inspeksi terhadap bentuk dan pergerakan dada,

    palpasi terhadap kelainan dinding dada 'ang mungkin mengganggu

    entilasi, perkusi untuk menentukan adan'a darah atau udara ke dalam

    paru.

    L%#&' (&')"*$ adan'a pergerakan udara pada kedua sisi dada.

    enurunan atau tidak terdengarn'a suara napas pada satu atau

    hemitoraks merupakan tanda akan adan'a cedera dada. Hati-hati

    terhadap adan'a la*u pernapasan 'ang cepat-takipneu mungkin

    menun*ukkan kekurangan oksigen

    G,'"k"' pulse oxymeter. 6lat ini mampu memberikan inormasi

    tentang saturasi oksigen dan perusi perier penderita, tetapi tidak

    memastikan adan'a entilasi 'ang adekuat.

    >. irculation dengan kontrol perdarahan

    a. 3espon aal tubuh terhadap perdarahan adalah takikardi untuk

    mempertahankan cardiac output alaupun stroke olum menurun

    b. !elan*utn'a akan diikuti oleh penurunan tekanan nadi (tekanansistolik-tekanan diastolik)

    c. &ika aliran darah ke organ ital sudah dapat dipertahankan lagi,

    maka timbullah hipotensi

    d. erdarahan 'ang tampak dari luar harus segera dihentikan dengan

    balut tekan pada daerah tersebut

    e. Ingat, khusus untuk otorrhagia 'ang tidak membeku, *angan

    sumpal +64 (+eatus 6kustikus 4ksternus) dengan kapas atau

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    8/31

    kain kasa, biarkan cairan atau darah mengalir keluar, karena hal ini

    membantu mengurangi TTIK (Tekanan Tinggi Intra Kranial)

    . !emua cairan 'ang diberikan harus dihangatkan untuk menghindari

    ter*adin'a koagulopati dan gangguan irama *antung.

    . Disabilit'.

    a. 5! setelah resusitasi

    b. "entuk ukuran dan relek caha'a pupil

    c. Cilai kuat motorik kiri dan kanan apakah ada parese atau tidak

    ?. 4possure dengan menghindari hipotermia. !emua pakaian 'ang

    menutupi tubuh penderita harus dilepas agar tidak ada cedera

    terleatkan selama pemeriksaan. emeriksaan bagian punggung harus

    dilakukan secara log-rolling dengan harus menghindari ter*adin'a

    hipotermi (6merica ollege o !urgeons = 6T@!)

    b) !econdar' sure'

    1. Kepala dan leher

    K&-"l". Inspeksi (kesimetrisan muka dan tengkorak, arna dan

    distribusi rambut kulit kepala), palpasi (keadaan rambut, tengkorak,

    kulit kepala, massa, pembengkakan, n'eri tekan, ontanela (pada

    ba'i)).

    L&!&*. Inspeksi (bentuk kulit (arna, pembengkakan, *aringan parut,

    massa), tiroid), palpasi (kelen*ar limpe, kelen*ar tiroid, trakea),

    mobilitas leher.

    $. Dada dan paru

    I'%-&k%. Dada diinspeksi terutama mengenai postur, bentuk dankesimetrisan ekspansi serta keadaan kulit. Inspeksi dada diker*akan

    baik pada saat dada bergerak atau pada saat diem, terutama seaktu

    dilakukan pengamatan pergerakan pernapasan. engamatan dada saat

    bergerak dilakukan dengan tu*uan untuk mengetahui rekuensi, siat

    dan ritme0irama pernapasan.

    P"l-"%.Dilakukan dengan tu*uan untuk mengka*i keadaan kulit pada

    dinding dada, n'eri tekan, massa, peradangan, kesimetrisan ekspansi,

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    9/31

    dan tactil remitus (ibrasi 'ang dapat teraba 'ang dihantarkan melalui

    sistem bronkopulmonal selama seseorang berbicara)

    P&*k,%.erhatikan adan'a hipersonor atau EdullE 'ang menun*ukkan

    udara (pneumotorak) atau cairan (hemotorak) 'ang terdapatb pada

    rongga pleura.

    A,%k,l#"%. "erguna untuk mengka*i aliran udara melalui batang

    trakeobronkeal dan untuk mengetahui adan'a sumbatan aliran udara.

    6uskultasi *uga berguna untuk mengka*i kondisi paru-paru dan rongga

    pleura.

    >. Kardioaskuler

    I'%-&k% "' -"l-"%. 6rea *antung diinspeksi dan palpasi secara

    stimultan untuk mengetahui adan'a ketidaknormalan den'utan atau

    dorongan (heaes). alpasi dilakukan secara sistematis mengikuti

    struktur anatomi *antung mulai area aorta, area pulmonal, area

    trikuspidalis, area apikal dan area epigastrik

    P&*k,%. Dilakukan untuk mengetahui ukuran dan bentuk *antung.

    6kan tetapi dengan adan'a oto rontgen, maka perkusi pada area

    *antung *arang dilakukan karena gambaran *antung dapat dilihat pada

    hasil oto torak anteroposterior. (rihar*o, 199

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    10/31

    d. Hilangn'a ungsi sensorik dan motorik

    e. Kadang-kadang disertai hematoma, Ebruit dan thrillE

    iksasi raktur khususn'a pada penderita dengan cedera kepala

    sedapat mungkin dilaksanakan secepatn'a. !ebab iksasi 'ang tertunda

    dapat meningkatkan resiko 63D! (6dult 3espirator' Disstress

    !'ndrom) sampai ? kali lipat. iksasi dini pada raktur tulang pan*ang

    'ang men'ertai cedera kepala dapat menurunkan insidensi 63D!.

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    11/31

    2. FOK/S INTER0ENSI

    CF Diagnosa

    KeperaatanTu*uan 0 Kriteria hasil 3encana Interensi 3asional

    1. 5angguan perusi

    *aringan perier

    +eningkatkan

    tingkat kesadaran biasa 0perbaikan, ognisi dan

    ungsi motorik-sensori.

    +endemonstrasika

    n tanda ital stabil dan

    tanda-tanda peningkatan

    TIK

    M"'*

    1. Tentukan aktor-aktor 'ang

    berhubungan dengan keadaan

    tertentu atau 'ang men'ebabkan

    koma0penurunana perusi

    *aringan otak dan potensial

    peningkatan TIK.

    $. antau0catat status neurologis

    secara teratur dan bandingkan

    dengan nilai standar (misaln'askala koma 5lasco).

    >. 4aluasi kemampuan membuka

    mata, seperti spontan (sadar

    o

    +enentukan pilihaninterensi. enurunan tanda dan ge*ala

    neurologis atau kegagalan dalam

    pemulihann'a setelah serangan aal

    mungkin menun*ukkan baha pasien

    itu perlu dipindahkan ke peraatan

    intensi untuk memantau tekanan TIK

    dan atau pembedahan

    o +engka*i adan'a

    kecenderungan pada tingkat kesadaran

    dan potensial peninkatan TIK danbermanaat dalam menentukan lokasi,

    perluasan dan perkembangan kerusakan

    !!.

    o +enentukan tingkat

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    12/31

    penuh) membuka han'a *ika

    diberi rangsangan n'eri, atau

    tetap tertutup (koma).

    . Ka*i respon erbal = catat apakah

    pasien sadar, orientasi terhadaporang, tempat dan aktu baik

    atau malah bingung=

    menggunakan kata-kata0 rase

    'ang tidak sesuai.

    kesadaran.

    o +engukur kesesuaian dalam

    berbicara dan menun*ukkan tingkat

    kesadaran. &ika kerusakan (dari

    pembedahan0insisi) 'ang ter*adi sangat

    kecil pada korteks serebral, pasien

    mungkin akan bereaksi dengan baik

    terhadap rangsangan erbal 'ang

    diberikan tetapi mungkin *uga

    memperlihatkan seperti ngantuk berat

    atau tidak kooperati. Kerusakan 'ang

    lebih luas pada korteks serebral

    mungkin akan berespon lambat pada

    perintah atau tetap tertidur ketika tidak

    ada perintah, mengalami disorientasi

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    13/31

    ?. Ka*i respon motorik terhadap

    perintah 'ang sederhana, gerakan

    'ang bertu*uan (patuh terhadap

    perintah, berusaha untukmenghilangkan rangsang n'eri

    'ang diberikan) dan gerakan

    'ang tidak bertu*uan (kelainan

    postur tubuh). atat gerakan

    anggota tubuh dan catat sisi kiri

    dan kanan secara terpisah.

    dan stupor. Kerusakan pada batang

    otak, pons dan medulla ditandai dengan

    adan'a respon 'ang tidak sesuai

    terhadap rangsang.

    o

    +engukur kesadaran secarakeseluruhan dan kemampuan untuk

    berespon pada rangsangan eksternal

    dan merupakan petun*uk keadaan

    kesadaran terbaik pada pasien 'ang

    metan'a tertutup sebagai akibat dari

    trauma atau pasien 'ang aasia. asien

    dikatakan sadar apabila paien dapat

    meremas atau melepaskan tangan

    pemeriksa ata dapat menggerakkan

    tangan sesuai dengan perintah. 5erakan

    'ang bertu*uan dapat meliputi mimik

    kesakitan atau gerakan

    menarik0men*auhi rangsangan n'eri

    atau gerakan 'ang disadari paien

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    14/31

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    15/31

    dan iraman'a, seperti adan'a

    periode apnea setelah

    hiperentilasi 'ang disebut

    pernaasan he'ne !roke.

    9. Ka*i perubahan pada penglihatan,

    seperti adan'a penglihatan 'ang

    kabur, ganda, lapang pandang

    men'empit dan kedalaman

    persepsi.

    1%. atat ada0tidakn'a releks-releks

    tertentu seperti menelan, batuk

    dan babinskidan sebagain'a.

    11. antau suhudan atur lingkungan

    sesuai indikasi. "atasi

    penggunaan selimut, berikan

    kompres hangat saat demam

    pasien (berhubungan dengan luasn'a

    insisi) 'ang tidak mempun'ai kelainan

    *antung sebelumn'a.

    o Caas 'ang tidak teratur

    dapat menun*ukkan lokasi adan'agangguan serebral0peningkatan TIK dan

    memerlukan interensi 'ang lebih

    lan*ut termasuk kemungkinan dukungan

    naas buatan.

    o 5angguan penglihatan 'ang

    dapat diakibatkan oleh kerusakan

    mikroskopik pada otak, mempun'ai

    konsekuensi terhadap keamanan dan

    *uga akam mempengaruhi pilihan

    interensi.o enurunan releks

    menandakan adan'a kerusakan pada

    tingkat otak tengah atau batang otak

    dan sangat berpengaruh langsung

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    16/31

    timbul. Tutup ekstremitas dengan

    selimut *ika menggunakan

    selimut hipotermia (selimut

    dingin).

    1$. antau pemasukan danpengeluaran. /kur berat badan

    sesuai indikasi. atat turgor kulit

    dan keadaan membran mukosa.

    1>. ertahankan kepala0leher pada

    posisi 'ang benar, sokong dengan

    gulungan handuk kecil atau

    bantal pada kepala.

    terhadap keamanan pasien.

    o Demam dapat mencerminkan

    kerusakan hipothalamus. eningkatan

    kebutuhan metabolisme dan konsumsi

    oksigen ter*adi (terutama saat demamdan menggigil) 'ang selan*utn'a dapat

    men'ebabkan peningkatan TIK.

    o "ermanaat sebagai indikator

    dari cairan total tubuh terintegrasi

    dengan peusi *aringan.

    o Kepala 'ang miring pada

    salah satu sisi akan menekan daerah

    insisi dan menekan ena *ugularis danmenghambat aliran darah ena, 'ang

    selan*utn'a akan meningkatkan TIK.

    $. 3esiko tinggi

    terhadap ineksi

    o +empertahankan

    nonmotermia, bebas

    M"'*

    1. "erikan peraatan o ara pertama untuk

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    17/31

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    18/31

    mengalami ineksi saluran napas

    bagian atas.

    Kol"+o*"%

    1. "erikan antibiotik sesuai

    indikasi.

    $. 6mbil bahan pemeriksaan

    (spesimen) sesuai indikasi.

    o

    Terapi proilaktik dapatdigunakan pada pasien 'ang mengalami

    trauma (luka, kebocoran !! atau

    setelah dilakukan pembedahan untuk

    menurunkan risiko ter*asdin'a ineksi

    nasokomial).

    o Kultur0sensiitas. earnaan

    5ram dapat dilakukan untuk

    memastikan adan'a ineksi dan

    mengidentiikasi organisme pen'ebab

    dan untuk menentukan obat pilihan'ang sesuai.

    >. 5angguan rasa

    n'aman C'eri

    o +elaporkan n'eri

    hilang0terkontrol.

    o +engungkapkan

    M"'*

    1. Ka*i intensitas,

    gambaran dan lokasi0pen'ebaran

    o +ungkin sedang sampai

    berat dengan pen'ebaran ke daerah

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    19/31

    metode 'ang

    memberikan

    penghilangan.

    o +endemontrasika

    n penggunaanketerampilan relaksasi

    dan aktiias hiburan.

    n'eri, atau adan'a perubahan

    sensasi.

    $. Ka*i kembali

    maniestasi 'ang

    timbul0perubahan dalam intensitas

    n'eri.

    >. I:inkan pasien

    untuk mendapatkan posis 'ang

    seluruh kepala atau intrakranial, daerah

    oksipital. Kesemutan 'ang tidak

    n'aman mungkin merupakan cerminan

    kembalin'a sensasi setelah dekompresi

    sara atau sebagai akibat dariperkembangan edema dari penekanan

    sara0daerah operasi.

    o erkembangan0resolusi

    edema dan inlamasi pada ase aal

    pascaoperasi dapat mempengaruhi

    penekanan pada berbagai sara dan

    men'ebabkan perubahan pada dera*at

    n'eri (terutama > hari setelah operasi),

    ketika spasme otot0perbaikan sensasi

    sara mengintesikan n'eri.

    o osisi disesuaikan dengan

    kebutuhan isiologis tipe operasin'a.

    osisi 'ang sesuai membantu dalam

    menghilangkan menurunkan kelemahan

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    20/31

    n'aman *ika diperlukan. 5unakan

    rogroll selama melakukan

    perubahan posisi.

    . Demonstrasikan

    penggunaan keterampilanrelaksasi, seperti bernapas dalam

    atau isualisasi.

    ?. "erikan diet

    makanan lunak, pelembab

    ruangan, an*urkan untuk tdak

    berbicara setelah dilakukan bedah.

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    21/31

    kebutuhan.

    Carkotik, seperti morin, kodein,

    meperidin (demerol) oksikodom

    (T'lo hidrokondon (ieodine)

    asetamenoen (t'lenol) dengankodein.

    3elaksan otot, seperti

    sikloben:aprin (leeril)

    dia:epam (alium).

    $. "antu dengan 6D.

    >. asang unit T4C! sesuai

    kebutuhan.

    diberikan obat bukan dari *enis narkotik

    sesuai dengan penurunan intensitas

    n'eri.

    Dapat digunakan untuk menghilangkanspasme otot sebagai akibat iritasi sara

    intraoperasi.

    o +emberikan kontrol

    terhadap pengobatan (biasan'a

    narkotik) untuk mendapatkan tingkat

    ken'amana 'ang lebih konstan 'ang

    selan*utn'a dapat meningkatkan proses

    pen'embuhan.

    o Dapat digunakan untuk n'eri

    insisi atau ketika sara tetap terkenasetelah pen'embuhan.

    . !'ok hiopolemik

    berhubungan

    !etelah dilakukan

    tindakan asuhan

    1. 6uskultasi nadi apical. 6asi

    kecepatan *antung atau irama bila

    o erubahan disritmia dan

    iskemia dapat ter*adi sbagai akibat

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    22/31

    dengan resiko

    perdarahan

    keperaatan selama 1 7

    $ *am diharapkan tidak

    ter*adi s'ok

    4K5 kontinue ada.

    $. Ka*i kulit terhadap dingin, pucat,berkeringat, pengisian kapiler

    lambat dan nadi perier lemah.

    >. atat keluaran urin dan berat

    *enis.

    . atat laporan n'eri abdomen

    khususn'a tiba-tiba, n'eri hebat

    men'ebar ke bahu.

    hipotensi, hipoksia, asidosis,

    ketidakseimbangan elektrolit atau

    pendinginan dekat area *antung bila

    laase air dingin digunakan untuk

    mengontrol perdarahan.o 6sokonstriksi adalah respon

    simpatis terhadap penurunan olume

    sirkulasi dan atau dapat ter*adi sebagai

    eek asopressin.

    o enurunan perusi sistemik

    dapat men'ebabkan iskemia atau gagal

    gin*al dimaniestasikan dengan

    penurunan keluaran urin, 6TC dapat

    ter*adi *ika hipoolemik meman*ang.

    o

    C'eri disebabkan ulkusgaster sering hilang setelah perdarahan

    akut karena eek buer darah. C'eri

    berat berlan*ut atau tiba-tiba dapat

    menun*ukkan iskemia sehubungan

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    23/31

    ?. Fbserasi kulit untuk pucat,

    kemerahan. i*at dengan min'ak,

    ubah posisi dengan sering..

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    24/31

    normal dan bebas ge*ala

    distres pernaasan.

    $. atat kompetensi releksgangguan menelan dan

    kemampuan pasien untuk

    melindungi *alan napas sendiri.

    asang *alan napas sesuai

    indikasi.

    >. 6ngkat kepala tempat

    tidur sesuai aturann'a, posisi

    miring sesuai indikasi.

    . 6n*urkan pasien untuk

    melakuakan napas dalam 'ang

    eekti *ika pasien sadar.

    ?. @akukan perhisapan

    otak postoperasi) atau menandakan

    lokasi0luasna keterlibatan otak.

    ernapasan lambat, periode apnea dapat

    menandakan perlun'a entilasi

    mekanis.o Kemampuan memobilisasi

    atau membersihkan sekresi penting

    untuk pemeliharaan *alan naas.

    Kehilangan releks menelan atau batuk

    menandakan perlun'a *alan napas

    buatan atau intubasi.

    o /ntuk memudahkan ekspansi

    paru0entilasi paru dan menurunkan

    adan'a kemungkinan lidah *atuh 'ang

    men'umbat *alan napas.o +encegah dan menurunkan

    atelektasis.

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    25/31

    dengan ekstra hati-hati, *angan

    lebih dari 1%-1? detik. atat

    karakter, arna dan kekeruhan

    dari sekret.

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    26/31

    2. antau penggunaan obat-

    obat depresan pernapasn, seperti

    sedati.

    Kol"+o*"%

    1. antau atau gambarkan

    analisan gas darah, tekanan

    oksimetri.

    $. @akukan rotgen toraks

    ulang.

    >. "erikan oksigen.

    . @akukan isioterapi dada

    *ika ada indikasi.

    o Dapat meningkatkan

    gangguan0 komplikasi pernapasan.

    o

    +enentukan kecukupanpernapasan, keseimbangan asam-basa

    dan kebutuhan akan terapi.

    o +elihat kembali keadaan

    entilasi dan tanda-tanda komplikasi

    'ang berkembang (seperti atelektasis

    atau bronkopneumonia)

    o +emaksimalkan oksigen

    pada darah arteri dan membantu dalam

    pencegahan hipoksia. &ika pusat

    pernapasan tertekan mungkindiperlukan entilasi mekanik.

    o alaupun merupakan

    kontraindikasi pada pasien dengan

    peningkatan TIK ase akut namun

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    27/31

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    28/31

    >. +engungkapkan

    pemahaman tentang

    kebutuhan tindakan.

    . "erpartisipasi pada

    tingkat kemampuanuntuk mencegah

    kerusakan kulit

    ?. +enun*ukkan

    perilaku peningkatan

    pen'embuhan.

    ?. isahkan permukaan kulit dengan

    kapas halus

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    29/31

    BAB III

    PEN/T/P

    K&%-,l"'

    Kraniotomi adalah setiap operasi terhadap kranium. Kraniotomi

    mencakup operasi atau pembukaan tulang tengkorak untuk mengangkat

    tumor, mengurangi TIK, mengeluarkan bekuan darah atau menghentikan

    perdarahan dan serta untuk meningkatkan akses pada struktur intrakranial.

    roses keperaatan sebagai kerangka ker*a pada pasien kraniotomi

    meliputi pengka*ian, diagnosa, perencanaan, implementasi, ealuasi. 6dapun

    Indikasi penggunaan kraniotomi 'aitu engangkatan *aringan abnormal baik

    tumor maupun kanker, mengurangi tekanan intrakranial, mengeakuasi

    bekuan darah, mengontrol bekuan darah, dan pembenahan organ-organ

    intrakranial.

    "eberapa tu*uan peraatan postoperasi pasien kraniotomi, 'aitu

    diantaran'a menghindari komplikasi insisi kranial, menghilangkan n'eri

    akibat proses pembedahan, mempertahankan ungsi isiologis dan neorologik.

    Kraniotomi atau sering lebih disebut sebagai bedah kranial

    merupakan salah satu tindakan operasi untuk penanganan pengambilan

    *aringan abnormal (kanker, tumor dan lain se*enisn'a), memperbarui struktur

    anatomi atau isiologis pada intrakranial. embedahan dilakukan untuk

    menghilangkan ge*ala atau maniestasi tersebut 'ang tidak mungkin diatasi

    dengan obat-obatan biasa. !elain itu hal 'ang perlu dilakukan sebelum

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    30/31

    dilakukann'a bedah kranial ini tentun'a pelaksanaan pemeriksaan penun*ang

    'aitu oto roentgen, angiograi serebral, brain auditor' eoked respons

    ("643) T-scan serta gas darah arteri, untuk mengetahui masalah

    intrakranial perlu dilakukan pembedahan atau tidak.

  • 8/12/2019 Lp Craniotomi

    31/31

    DAFTAR P/STAKA

    "runner and !uddarth. $%%1.Keperawatan Medikal edah Edisi !" #ol$ %$45

    &akarta.

    Doenges, +aril'n 4., +ar' rances +oorhouse, 6lice . 5eissler. 1999.&encana

    'suhan Keperawatan. 45 &akarta.

    opp' Kumala dkk. 199